Pneumonia

101
PNEUMONIA PNEUMONIA Dr. NILAS Dr. NILAS WARLEM,SpP WARLEM,SpP

description

modul paru

Transcript of Pneumonia

Page 1: Pneumonia

PNEUMONIAPNEUMONIA

Dr. NILAS Dr. NILAS WARLEM,SpPWARLEM,SpP

Page 2: Pneumonia

DEFINISIDEFINISI

Pneumonia adalah infeksi parenkim paru. Pneumonia adalah infeksi parenkim paru. Dulu disebut juga “pneumonitis”. Akan Dulu disebut juga “pneumonitis”. Akan tetapi dewasa ini istilah pneumonitis tetapi dewasa ini istilah pneumonitis dipakai untuk peradangan paru yang dipakai untuk peradangan paru yang disebabkan oleh non mikroorganisme. disebabkan oleh non mikroorganisme. Misalnya disebabkan oleh bahan kimia, Misalnya disebabkan oleh bahan kimia, radiasi, bahan toksik dll.radiasi, bahan toksik dll.

Page 3: Pneumonia

ETIOLOGIETIOLOGIPneumonia dapat disebabkan oleh Pneumonia dapat disebabkan oleh berbagai macam mikroorganisme yaitu :berbagai macam mikroorganisme yaitu :Bakteri, Virus, Jamur dan ProtozoaBakteri, Virus, Jamur dan Protozoa..Akan tetapi tidak selalu penyebab dari Akan tetapi tidak selalu penyebab dari pneumonia dapat diidentifikasi.pneumonia dapat diidentifikasi.Tiga puluh sampai 65% dari pneumonia Tiga puluh sampai 65% dari pneumonia tidak bisa dipastikan penyebabnya tidak bisa dipastikan penyebabnya walaupun telah dilakukan kultur sputum walaupun telah dilakukan kultur sputum dan darah. dan darah.

Page 4: Pneumonia

WHO 1999, penyebab kematian tertinggi WHO 1999, penyebab kematian tertinggi akibat penyakit infeksi di dunia adalah akibat penyakit infeksi di dunia adalah infeksi saluran pernapasan akut, termasuk infeksi saluran pernapasan akut, termasuk pneumonia dan influenza. Pneumonia pneumonia dan influenza. Pneumonia komuniti merupakan penyebab kematian komuniti merupakan penyebab kematian utama akibat infeksi pada orang dewasa di utama akibat infeksi pada orang dewasa di Amerika Serikat, angka kematian 15%Amerika Serikat, angka kematian 15%

Page 5: Pneumonia
Page 6: Pneumonia
Page 7: Pneumonia

Percabangan bronchus dan Percabangan bronchus dan alveolusalveolus

Page 8: Pneumonia

1.1. BakteriBakteri Streptokokkus pneumoniaeStreptokokkus pneumoniae Stafilokokus aureusStafilokokus aureus Stafilokokus piogenesStafilokokus piogenes Klebsiella pneumonia (Friedlander bacillus)Klebsiella pneumonia (Friedlander bacillus) Escherichia ColiEscherichia Coli Pseudomonas aeruginosaPseudomonas aeruginosa

Page 9: Pneumonia

2. Virus 2. Virus InfluenzaInfluenza Para influenzaPara influenza RSV (respiratory syncytial virus)RSV (respiratory syncytial virus) AdenovirusAdenovirus

Page 10: Pneumonia

3. Jamur 3. Jamur Actinomyces israeliActinomyces israeli Aspergillus fumigatusAspergillus fumigatus Histoplasma capsulatumHistoplasma capsulatum

Page 11: Pneumonia

4. Protozoa 4. Protozoa Pneumocystis cariniiPneumocystis carinii

(sering pada penderita AIDS)(sering pada penderita AIDS) Toxoplasma gondiiToxoplasma gondii

Page 12: Pneumonia

FAKTOR RESIKO FAKTOR RESIKO PNEUMONIAPNEUMONIA

1.1. Umur > 65 tahunUmur > 65 tahun2.2. Tinggal di rumah perawatan tertentu Tinggal di rumah perawatan tertentu

(panti jompo)(panti jompo)3.3. Alkoholismus : meningkatkan resiko Alkoholismus : meningkatkan resiko

kolonisasi kuman, mengganggu refleks kolonisasi kuman, mengganggu refleks batuk, mengganggu transport mukosiliar batuk, mengganggu transport mukosiliar dan gangguan terhadap pertahanan dan gangguan terhadap pertahanan sistem selulersistem seluler

Page 13: Pneumonia

4.4. Malnutrisi : menurunkan immunoglobulin A Malnutrisi : menurunkan immunoglobulin A dan gangguan terhadap fungsi makrofag.dan gangguan terhadap fungsi makrofag.

5.5. Kebiasaan merokok juga mengganggu Kebiasaan merokok juga mengganggu transport mukosiliar dan sistem pertahanan transport mukosiliar dan sistem pertahanan selular dan humoral.selular dan humoral.

6.6. Keadaan kemungkinan terjadinya aspirasi Keadaan kemungkinan terjadinya aspirasi misalnya gangguan kesadaran, penderita misalnya gangguan kesadaran, penderita yang sedang diintubasiyang sedang diintubasi

Page 14: Pneumonia

7.7. Adanya penyakit – penyakit penyerta : Adanya penyakit – penyakit penyerta : PPOK, kardiovaskuler, DM, gangguan PPOK, kardiovaskuler, DM, gangguan neurologis.neurologis.

8.8. Infeksi saluran nafas bagian atas : Infeksi saluran nafas bagian atas : ++ 1/3 – ½ pneumonia didahului oleh 1/3 – ½ pneumonia didahului oleh infeksi saluran nafas bagian atas / infeksi infeksi saluran nafas bagian atas / infeksi virusvirus

Page 15: Pneumonia

PATOGENESAPATOGENESAPneumonia terjadi bila kuman masuk Pneumonia terjadi bila kuman masuk parenkim paru, berkembang biak dan parenkim paru, berkembang biak dan menimbulkan peradangan. menimbulkan peradangan.

Masuknya kuman ke jaringan Masuknya kuman ke jaringan paruparu : :

1.1. Aspirasi sekret orofaring yang Aspirasi sekret orofaring yang mengandung kumanmengandung kuman

2.2. Inhalasi dari aerosol yang mengandung Inhalasi dari aerosol yang mengandung kumankuman

Page 16: Pneumonia

3.3. Penyebaran melalui aliran darah dari Penyebaran melalui aliran darah dari tempat lain di luar paru misalnya tempat lain di luar paru misalnya endokarditisendokarditis

4.4. Penyebaran langsung ke dalam paru :Penyebaran langsung ke dalam paru :a.a. Intubasi trakheaIntubasi trakheab.b. Luka tembus yang mengenai paruLuka tembus yang mengenai paru

Page 17: Pneumonia

Dalam keadaan normal saluran nafas bagian Dalam keadaan normal saluran nafas bagian bawah steril. Hal ini disebabkan sistem bawah steril. Hal ini disebabkan sistem pertahanan tubuh :pertahanan tubuh : Anatomi dari saluran nafas.Anatomi dari saluran nafas. Cairan yang melapisi mukosa hidung, faring Cairan yang melapisi mukosa hidung, faring

dan saluran nafas bagian bawah.dan saluran nafas bagian bawah. Adanya refleks bersin dan batukAdanya refleks bersin dan batuk Sistem transportasi mukosilier dari epitel Sistem transportasi mukosilier dari epitel

bronkusbronkus Sistem pertahanan saluran nafas secara Sistem pertahanan saluran nafas secara

seluler dan humoralseluler dan humoral

Page 18: Pneumonia

Paru selalu terpapar oleh kuman – kuman Paru selalu terpapar oleh kuman – kuman

saluran nafas bagian atas (aspirasi) dan saluran nafas bagian atas (aspirasi) dan

juga secara aerosol dari luar. Akan tetapi juga secara aerosol dari luar. Akan tetapi

kenyataannya pneumonia jarang terjadi.kenyataannya pneumonia jarang terjadi.

Page 19: Pneumonia

1. ASPIRASI1. ASPIRASI

Dalam keadaan normal 50% orang – Dalam keadaan normal 50% orang – orang mengalami aspirasi sekret orofaring orang mengalami aspirasi sekret orofaring pada waktu tidur, terutama pada waktu pada waktu tidur, terutama pada waktu tidur yang dalam. tidur yang dalam. Angka ini meningkat sampai 70% pada Angka ini meningkat sampai 70% pada orang – orang yang mengalami gangguan orang – orang yang mengalami gangguan kesadaran :kesadaran : Alkoholismus, pecandu narkoba, kejang – Alkoholismus, pecandu narkoba, kejang –

kejang, stroke dan anestesi umumkejang, stroke dan anestesi umum

Page 20: Pneumonia

Teori yang banyak dianut sekarang Teori yang banyak dianut sekarang menyatakan bahwa pneumonia terjadi bila menyatakan bahwa pneumonia terjadi bila kuman yang telah membentuk koloni di kuman yang telah membentuk koloni di daerah naso orofaring teraspirasi ke daerah naso orofaring teraspirasi ke dalam paru berkembang biak dan dalam paru berkembang biak dan menimbulkan pneumonia.menimbulkan pneumonia.

Terjadi aspirasi kuman Terjadi aspirasi kuman dalam dalam

jumlah yang banyakjumlah yang banyak

Page 21: Pneumonia

2. KOLONISASI2. KOLONISASI

Untuk terjadinya kolonisasi kuman di Untuk terjadinya kolonisasi kuman di

daerah naso orofaring, kuman yang ada daerah naso orofaring, kuman yang ada

disana harus melekat ke sel – sel mukosa disana harus melekat ke sel – sel mukosa

dan dalam keadaan normal hal ini tidak dan dalam keadaan normal hal ini tidak

mudah terjadi.mudah terjadi.

Page 22: Pneumonia

Dalam suatu penelitian kuman – kuman Dalam suatu penelitian kuman – kuman Gram negatif jadi mudah melekat pada sel Gram negatif jadi mudah melekat pada sel – sel mukosa bila terjadi : – sel mukosa bila terjadi : penurunan penurunan fibronectinefibronectine (sejenis glycoprotein) (sejenis glycoprotein)

pada permukaan sel mukosa yang berfungsi pada permukaan sel mukosa yang berfungsi menghalangi melengketnya kuman pada menghalangi melengketnya kuman pada permukaan sel mukasa permukaan sel mukasa

meningkatnya meningkatnya proteaseprotease (enzim yang merusak (enzim yang merusak fibronectine dalam saliva)fibronectine dalam saliva)

Page 23: Pneumonia

BACTERIAL CLEARANCEBACTERIAL CLEARANCE

Proses yang mampu mengeliminasi Proses yang mampu mengeliminasi

kuman yang telah masuk ke dalam kuman yang telah masuk ke dalam

saluran nafas bagian bawah sebelum saluran nafas bagian bawah sebelum

berkembang biak dan menimbulkan berkembang biak dan menimbulkan

penyakit disebut “bacterial clearance” penyakit disebut “bacterial clearance”

Page 24: Pneumonia

Proses bacterial clearance meliputi :Proses bacterial clearance meliputi :

1.1. Kemampuan mengeluarkan kuman dari paruKemampuan mengeluarkan kuman dari paru

2.2. Kemampuan memfagositosis dan membunuh Kemampuan memfagositosis dan membunuh

kumankuman

3.3. Kecepatan kuman berkembang biakKecepatan kuman berkembang biak

Page 25: Pneumonia

Faktor – faktor yang menentukan bacterial Faktor – faktor yang menentukan bacterial clearance adalah :clearance adalah : Besarnya inokolum dari kumanBesarnya inokolum dari kuman Virulensi dari kumanVirulensi dari kuman Status pertahanan host (tuan rumah)Status pertahanan host (tuan rumah)

Dapat disimpulkan : terjadi atau tidaknya Dapat disimpulkan : terjadi atau tidaknya pneumonia tergantung kepada berhasil atau pneumonia tergantung kepada berhasil atau gagalnya bacterial clearance inigagalnya bacterial clearance ini

Page 26: Pneumonia

3. INOKULUM KUMAN3. INOKULUM KUMAN

Besarnya inokulum kuman yang bisa Besarnya inokulum kuman yang bisa menimbulkan penyakit pada manusia menimbulkan penyakit pada manusia belum diketahui.belum diketahui.

Percobaan binatang : Percobaan binatang : S. aureus 10S. aureus 105 5 akan dibersihkan dalam 4 jam. akan dibersihkan dalam 4 jam. S. aureus 10S. aureus 1066 akan dibersihkan dalam 8 jam. akan dibersihkan dalam 8 jam. S. aureus 10S. aureus 1088 tidak bisa dibersihkan, kuman tidak bisa dibersihkan, kuman

akan berkembang biak dan akan membunuh akan berkembang biak dan akan membunuh binatang percobaan.binatang percobaan.

Page 27: Pneumonia

4. VIRULENSI KUMAN4. VIRULENSI KUMAN

Kuman – kuman berbeda kemampuannya Kuman – kuman berbeda kemampuannya dalam berkembang biak dan merusak dalam berkembang biak dan merusak jaringan paru, hal ini berhubungan dengan jaringan paru, hal ini berhubungan dengan ada atau tidaknya faktor virulensi.ada atau tidaknya faktor virulensi.

Faktor virulensi yang paling penting Faktor virulensi yang paling penting adalah kapsul mukopolisakarida dari adalah kapsul mukopolisakarida dari kuman; kapsul ini mencegah fagositosis kuman; kapsul ini mencegah fagositosis oleh makrofag dan netrofil.oleh makrofag dan netrofil.

Page 28: Pneumonia

STATUS PERTAHANAN TUAN RUMAHSTATUS PERTAHANAN TUAN RUMAH

Bila kuman sudah masuk ke dalam saluran Bila kuman sudah masuk ke dalam saluran nafas bagian bawah maka yang berperanan nafas bagian bawah maka yang berperanan adalah sistem transport mukosilier, makrofag, adalah sistem transport mukosilier, makrofag, faktor humoral immunoglobulin dan surfaktan.faktor humoral immunoglobulin dan surfaktan.

Silia dari epitel mukosa bronkus makin ke perifer Silia dari epitel mukosa bronkus makin ke perifer akan makin berkurang. Satu sel rata - rata akan makin berkurang. Satu sel rata - rata mempunyai 200 silia. Silia bergerak 1000 kali mempunyai 200 silia. Silia bergerak 1000 kali permenit ke atas cepat, ke bawah lambat.permenit ke atas cepat, ke bawah lambat.

Page 29: Pneumonia

KLASSIFIKASI PNEUMONIAKLASSIFIKASI PNEUMONIA Klassifikasi pneumonia secara garis besar Klassifikasi pneumonia secara garis besar

dapat dibagi :dapat dibagi :1.1. Berdasarkan klinis dan epidemiologisBerdasarkan klinis dan epidemiologis

a.a. Pneumonia komuniti (Community Acquired Pneumonia komuniti (Community Acquired Pneumonia = CAP)Pneumonia = CAP)

b.b. Pneumonia Nosokomial (Hospital Acquired Pneumonia Nosokomial (Hospital Acquired Pneumonia)Pneumonia)

c.c. Pneumonia AspirasiPneumonia Aspirasid.d. Pneumonia pada penderita Pneumonia pada penderita

ImmunocompromisedImmunocompromised

Page 30: Pneumonia

2.2. Berdasarkan bakteri penyebabBerdasarkan bakteri penyebab

a.a. Pneumonia tipikal : akut, demam tinggi, Pneumonia tipikal : akut, demam tinggi,

menggigil, batuk produktif, nyeri dada.menggigil, batuk produktif, nyeri dada.

Radiologis lobar atau segmental, leukositosis, Radiologis lobar atau segmental, leukositosis,

bakteri Gram positif. Biasanya disebabkan bakteri Gram positif. Biasanya disebabkan

bakteri ekstraseluler, S. pneumonia, S. piogenes bakteri ekstraseluler, S. pneumonia, S. piogenes

dan H. influenza. dan H. influenza.

Page 31: Pneumonia

b.b. Pneumonia Atipikal : tidak akut, demam tanpa Pneumonia Atipikal : tidak akut, demam tanpa

menggigil, batuk kering, sakit kepala, nyeri menggigil, batuk kering, sakit kepala, nyeri

otot, ronkhi basah yang difus, leukositosis otot, ronkhi basah yang difus, leukositosis

ringan. Penyebab biasanya; Mycoplasma ringan. Penyebab biasanya; Mycoplasma

pneumoniae, Legionella pneumophila, pneumoniae, Legionella pneumophila,

Chlamydia pneumoniae Chlamydia pneumoniae

c.c. Pneumonia Virus Pneumonia Virus

d.d. JamurJamur

Page 32: Pneumonia

3.3. Berdasarkan predileksi lokasi / luasnya Berdasarkan predileksi lokasi / luasnya infeksi :infeksi :a.a. Pneumonia LobarisPneumonia Lobarisb.b. BronkopneumoniaBronkopneumoniac.c. Pneumonia InterstitialisPneumonia Interstitialis

Pada umumnya klassifikasi yang Pada umumnya klassifikasi yang banyak/sering dipakai adalah : banyak/sering dipakai adalah :

• Pneumonia Komuniti (CAP) Pneumonia Komuniti (CAP) • Pneumonia Nosokomial (HAP)Pneumonia Nosokomial (HAP)

Page 33: Pneumonia

PATOLOGIPATOLOGI

Kuman yang telah masuk ke dalam parenkim Kuman yang telah masuk ke dalam parenkim paru akan berkembang biak dengan cepat paru akan berkembang biak dengan cepat masuk ke dalam alveoli dan menyebar ke alveoli masuk ke dalam alveoli dan menyebar ke alveoli - alveoli lain melalui pori interalveolaris dan - alveoli lain melalui pori interalveolaris dan percabangan bronkus.percabangan bronkus.

Selanjutnya pneumonia karena pneumokokkus Selanjutnya pneumonia karena pneumokokkus ini akan mengalami 4 stadium yang overlapping; ini akan mengalami 4 stadium yang overlapping; Stadium engorgment, Stadium hepatisasi Stadium engorgment, Stadium hepatisasi merah, Stadium hepatisasi kelabu dan Statium merah, Stadium hepatisasi kelabu dan Statium resolusi.resolusi.

Page 34: Pneumonia
Page 35: Pneumonia
Page 36: Pneumonia

1.1. Stadium EngorgmentStadium Engorgmentkapiler di dinding alveoli mengalami kapiler di dinding alveoli mengalami kongesti dan alveoli berisi cairan oedem. kongesti dan alveoli berisi cairan oedem. Bakteri berkembang biak tanpa Bakteri berkembang biak tanpa hambatanhambatan

2.2. Stadium Hepatisasi MerahStadium Hepatisasi Merahkapiler yang telah mengalami kongesti kapiler yang telah mengalami kongesti disertai dengan diapedesis dari sel - sel disertai dengan diapedesis dari sel - sel eritrositeritrosit

Page 37: Pneumonia

3.3. Stadium Hepatisasi KelabuStadium Hepatisasi Kelabualveoli dipenuhi oleh eksudat dan kapiler alveoli dipenuhi oleh eksudat dan kapiler menjadi terdesak dan jumlah leukosit menjadi terdesak dan jumlah leukosit meningkat. Dengan adanya eksudat meningkat. Dengan adanya eksudat yang mengandung leukosit ini maka yang mengandung leukosit ini maka perkembang biakan kuman menjadi perkembang biakan kuman menjadi terhalang bahkan kuman – kuman pada terhalang bahkan kuman – kuman pada stadium ini akan di fagositosis. Pada stadium ini akan di fagositosis. Pada stadium ini akan terbentuk antibodi.stadium ini akan terbentuk antibodi.

Page 38: Pneumonia

4.4. Stadium ResolusiStadium ResolusiDicapai bila tubuh berhasil Dicapai bila tubuh berhasil membinasakan kuman. Makrofag akan membinasakan kuman. Makrofag akan terlihat dalam alveoli beserta sisa – sisa terlihat dalam alveoli beserta sisa – sisa sel. Yang khas adalah tidak adanya sel. Yang khas adalah tidak adanya kerusakan dinding alveoli dan jaringan kerusakan dinding alveoli dan jaringan interstitial. Arsitektur paru kembali interstitial. Arsitektur paru kembali normal normal

Page 39: Pneumonia

Luasnya jaringan paru yang terkena selain Luasnya jaringan paru yang terkena selain tergantung kepada jumlah dan virulensi tergantung kepada jumlah dan virulensi kuman, daya tahan tubuh juga tergantung kuman, daya tahan tubuh juga tergantung kepada :kepada : Kemampuan / kecenderungan kuman untuk Kemampuan / kecenderungan kuman untuk

merangsang timbulnya cairan oedem yang merangsang timbulnya cairan oedem yang banyak.banyak.

S. pneumoniaeS. pneumoniae Cairan oedem banyakCairan oedem banyak

Pneumonia LobarisPneumonia Lobaris

Page 40: Pneumonia

Pada pneumonia karena :Pada pneumonia karena :

Stafilokokus piogenesStafilokokus piogenes

Klebsiella pneumoniae (Friedlander’s basillus)Klebsiella pneumoniae (Friedlander’s basillus)

cenderung terjadi kerusakan jaringan nekrosis cenderung terjadi kerusakan jaringan nekrosis

parenkim paru sehingga sering terjadi parenkim paru sehingga sering terjadi Abses Abses

paruparu dan dan empiemaempiema

Page 41: Pneumonia

Friedlander’s pneumonia :Friedlander’s pneumonia :

Sering mengenai lobus atas atau lebih dari Sering mengenai lobus atas atau lebih dari

satu lobussatu lobus

Bisa berbentuk fibrokavernosa sehingga Bisa berbentuk fibrokavernosa sehingga

menyerupai TB parumenyerupai TB paru

Page 42: Pneumonia

PNEUMONIA KOMUNITIPNEUMONIA KOMUNITI

Pneumonia yang didapat di masyarakat (di luar Pneumonia yang didapat di masyarakat (di luar rumah sakit) yang merupakan masalah rumah sakit) yang merupakan masalah kesehatan yang menimbulkan angka kesakitan kesehatan yang menimbulkan angka kesakitan dan angka kematian yang tinggi di dunia.dan angka kematian yang tinggi di dunia.

Penyebab terbanyak selama ini adalah Penyebab terbanyak selama ini adalah S. pneumonia. S. pneumonia.

Pneumokokkus terdapat 20 – 40% di daerah Pneumokokkus terdapat 20 – 40% di daerah nasofaring orang normal.nasofaring orang normal.

Page 43: Pneumonia

PNEUMONIA NASOKOMIALPNEUMONIA NASOKOMIAL

Pneumonia nasokomial hospital aquiret Pneumonia nasokomial hospital aquiret pneumoni (HAP) adalah pneumoni yang pneumoni (HAP) adalah pneumoni yang terjadi setelah pasien 48 jam dirawat di RS terjadi setelah pasien 48 jam dirawat di RS dansingkirkan infeksi sebelum masuk RSdansingkirkan infeksi sebelum masuk RS

Etiologi dapat disebabkan oleh kuman Etiologi dapat disebabkan oleh kuman multi drug resisten (MDR) seperti: multi drug resisten (MDR) seperti: pseudomonas aurogenosa, escherichia pseudomonas aurogenosa, escherichia coli, acinebacter spp, metichilin resistance coli, acinebacter spp, metichilin resistance stapilococus aureus (MRSA).stapilococus aureus (MRSA).

Page 44: Pneumonia

FAKTOR PREDISPOSISIFAKTOR PREDISPOSISI

Faktor yang berhubungan dengan daya Faktor yang berhubungan dengan daya tahan tubuh.tahan tubuh.

Faktor eksogen seperti ; pembedahan, Faktor eksogen seperti ; pembedahan, penggunaan antibiotik, peralatan terapi penggunaan antibiotik, peralatan terapi pernapasan,penggunaan slang pernapasan,penggunaan slang nasogastrik, lingkungan rumah sakitnasogastrik, lingkungan rumah sakit

Page 45: Pneumonia

DIAGNOSIS PNEUMONIA DIAGNOSIS PNEUMONIA NASOKOMIALNASOKOMIAL

Menurut kriteria Menurut kriteria the centers for diseses control the centers for diseses control (CDC):(CDC):

1.1. Terjadi setelah 48 jam dirawat di RS dan Terjadi setelah 48 jam dirawat di RS dan menyingkirkan semua infeksi yg inkubasinya menyingkirkan semua infeksi yg inkubasinya terjadi pada waktu masuk RSterjadi pada waktu masuk RS

2.2. Foto torak terdapat infiltrat baru atau progresifFoto torak terdapat infiltrat baru atau progresif3.3. Ditambah 2 dari kriteria berikut : suhu tubuh Ditambah 2 dari kriteria berikut : suhu tubuh

>38 0C, sekret purulen, leukositosis>38 0C, sekret purulen, leukositosis

Page 46: Pneumonia

GAMBARAN KLINIS GAMBARAN KLINIS pneumoniapneumonia

Diantara faktor – faktor resiko yang telah Diantara faktor – faktor resiko yang telah dikemukakan di atas, faktor resiko yang dikemukakan di atas, faktor resiko yang paling sering adalah infeksi saluran paling sering adalah infeksi saluran nafas bagian atas (50%).nafas bagian atas (50%).

Setelah Setelah ++ 1 minggu temperatur 1 minggu temperatur mendadak meningkat, kadang – kadang mendadak meningkat, kadang – kadang disertai menggigil disertai menggigil

Page 47: Pneumonia

Nyeri pleuritik pada daerah lobus yang Nyeri pleuritik pada daerah lobus yang terkenaterkena

Batuk – batuk yang disertai dahak seperti Batuk – batuk yang disertai dahak seperti karat besi (rusty sputum)karat besi (rusty sputum)

Sputum kadang – kadang purulen, kadang Sputum kadang – kadang purulen, kadang kadang berbercak / garis darah kadang berbercak / garis darah

MyalgiaMyalgia Herpes simplex pada daerah bibir pada Herpes simplex pada daerah bibir pada

hari – hari pertamahari – hari pertama

Page 48: Pneumonia

PEMERIKSAAN FISISPEMERIKSAAN FISIS Penderita sakit beratPenderita sakit berat Kadang-kadang cyanosisKadang-kadang cyanosis Nafas cepat dan dangkalNafas cepat dan dangkal Kadang-kadang ada nafas cuping hidungKadang-kadang ada nafas cuping hidung Adanya herpes simplex disekitar bibirAdanya herpes simplex disekitar bibir Demam dan nadi cepatDemam dan nadi cepat

Page 49: Pneumonia

TORAKSTORAKS Terdapat tanda – tanda konsolidasi jaringan Terdapat tanda – tanda konsolidasi jaringan

paru.paru. Kelainan yang ditemukan tergantung kepada Kelainan yang ditemukan tergantung kepada

luasnya jaringan paru yang terkena.luasnya jaringan paru yang terkena. Dari kasus – kasus yang dirawat di rumah sakit Dari kasus – kasus yang dirawat di rumah sakit

yang juga mempunyai kelainan radiologis hanya yang juga mempunyai kelainan radiologis hanya 1/3 yang memperlihatkan tanda – tanda 1/3 yang memperlihatkan tanda – tanda konsolidasi jaringan paru dari pemeriksaan fisis.konsolidasi jaringan paru dari pemeriksaan fisis.

Page 50: Pneumonia
Page 51: Pneumonia
Page 52: Pneumonia
Page 53: Pneumonia
Page 54: Pneumonia

Adapun kelainan fisis yang mungkin Adapun kelainan fisis yang mungkin ditemukan :ditemukan : Bagian yang sakit tertinggal dalam Bagian yang sakit tertinggal dalam

pernafasanpernafasan Fremitus meningkatFremitus meningkat Pada perkusi redup / pekakPada perkusi redup / pekak Adanya pleural friction rub Adanya pleural friction rub Nafas bronkialNafas bronkial Ronkhi basahRonkhi basah

Page 55: Pneumonia

LABORATORIUMLABORATORIUMSPUTUMSPUTUM Banyak leukosit PMNBanyak leukosit PMN Adanya diplokokus Gram (+)Adanya diplokokus Gram (+)

kalau disuntikkan kedalam rongga peritonium kalau disuntikkan kedalam rongga peritonium tikustikus

tikus mati dalam 8 jam dan ada diplokokustikus mati dalam 8 jam dan ada diplokokus

Baru diagnostikBaru diagnostik Kultur sputumKultur sputum

Page 56: Pneumonia

DARAHDARAH Leukosit 10.000 – 15.000 / mmLeukosit 10.000 – 15.000 / mm33

tidak > 30.000 / mmtidak > 30.000 / mm33

akan tetapi akan tetapi ++ 20% kasus leukosit bisa normal 20% kasus leukosit bisa normal Kalau leukosit < 3000 / mmKalau leukosit < 3000 / mm33 prognosa jelek prognosa jelek Hitung jenis (diff. Count) leukosit, neutrofil Hitung jenis (diff. Count) leukosit, neutrofil

batang banyakbatang banyak LED / ESR / BBS sangat tinggiLED / ESR / BBS sangat tinggi Bilirubin serum Bilirubin serum kultur darah (+) pada 20 – 30%kultur darah (+) pada 20 – 30%

LABORATORIUMLABORATORIUM

Page 57: Pneumonia

RADIOLOGISRADIOLOGIS

Setiap lobus bisa terkena sebagian atau Setiap lobus bisa terkena sebagian atau

seluruhnyaseluruhnya

Yang sering lobus bawahYang sering lobus bawah

Perselubungan yang relatif homogen pada Perselubungan yang relatif homogen pada

daerah yang terkenadaerah yang terkena

Page 58: Pneumonia

PneumoniaLobaris

PneumoniaLobularis

(Bronkopneumonia)

PneumoniaSegmentalis

Page 59: Pneumonia

PA PALat Lat

Yang terkena :LOBUS MEDIUS

Yang terkena :LOBUS BAWAH

Page 60: Pneumonia

DIAGNOSADIAGNOSA Apakah ada pneumonia / tidakApakah ada pneumonia / tidak Jenis pneumonianya :Jenis pneumonianya :

AnatomiAnatomi KausanyaKausanya

Untuk pneumonia lobaris bisa dengan Untuk pneumonia lobaris bisa dengan pemeriksaan fisis, tapi umumnya pemeriksaan fisis, tapi umumnya diperlukan peneriksaan radiologi toraks diperlukan peneriksaan radiologi toraks PA dan LateralPA dan Lateral

Page 61: Pneumonia

Untuk pneumonia segmentalis dan Untuk pneumonia segmentalis dan

lobularis (bronkopneumonia), diperlukan lobularis (bronkopneumonia), diperlukan

pemeriksaan radiologispemeriksaan radiologis

Pada pneumonia lobaris tidak perlu selalu Pada pneumonia lobaris tidak perlu selalu

mengenai keseluruhan satu lobusmengenai keseluruhan satu lobus

Page 62: Pneumonia

Untuk Menentukan Kausanya Untuk Menentukan Kausanya Diperlukan Pemeriksaan :Diperlukan Pemeriksaan :

SputumSputum LangsungLangsung KulturKultur

jika sputum susah didapat, dapat jika sputum susah didapat, dapat dilakukan:dilakukan: Apusan faringApusan faring Apusan laringApusan laring

Page 63: Pneumonia

Aspirasi trakhea (Pneumonia Nosokomial)Aspirasi trakhea (Pneumonia Nosokomial)

Kultur darahKultur darah

Cairan pleura (kalau ada)Cairan pleura (kalau ada)

Urine (Legionella)Urine (Legionella)

Page 64: Pneumonia

Pada keadaan – keadaan tertentu dimana Pada keadaan – keadaan tertentu dimana pemeriksaan – pemeriksaan di atas tidak pemeriksaan – pemeriksaan di atas tidak memberikan hasil diperlukan tindakan memberikan hasil diperlukan tindakan yang invasif :yang invasif : Aspirasi trakheaAspirasi trakhea Bronkoskopi Bronkoskopi Transtorakal biopsiTranstorakal biopsi Transbronkial biopsiTransbronkial biopsi Biopsi paru secara langsungBiopsi paru secara langsung

Page 65: Pneumonia

Pemeriksaan – pemeriksaan untuk Pemeriksaan – pemeriksaan untuk

menentukan kuman penyebab pneumonia menentukan kuman penyebab pneumonia

dalam kenyataannya tidak selalu dilakukan.dalam kenyataannya tidak selalu dilakukan.

Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada Pemeriksaan ini hanya dilakukan pada

Pneumonia Komuniti yang berat dan Pneumonia Komuniti yang berat dan

Pneumonia Nosokomial.Pneumonia Nosokomial.

Page 66: Pneumonia

DIAGNOSA BANDINGDIAGNOSA BANDING

1.1. INFARK PARUINFARK PARU

2.2. PLEURITIS EKSUDATIVA KARENA TBPLEURITIS EKSUDATIVA KARENA TB

3.3. CA PARUCA PARU

Page 67: Pneumonia

1.1. INFARK PARUINFARK PARU Immobilisasi lamaImmobilisasi lama FlebitisFlebitis Hemoptisis tanpa sputumHemoptisis tanpa sputum Nyeri pleuritis lebih dari satu tempatNyeri pleuritis lebih dari satu tempat Adanya kelainan radiologis baru, selama Adanya kelainan radiologis baru, selama

pengobatan pneumoniapengobatan pneumonia

Page 68: Pneumonia

3.3. CA PARU CA PARU Ca. paru yang menyumbat lumen bronkus Ca. paru yang menyumbat lumen bronkus

pneumoniapneumonia, sehingga bayangan Ca , sehingga bayangan Ca tidak terlihat.tidak terlihat.dengan antibiotika gambaran pneumonia dengan antibiotika gambaran pneumonia menghilangmenghilang akan terlihat bayangan akan terlihat bayangan hilus yang membesar hilus yang membesar Ca. paruCa. paru

(bisa dipastikan dengan bronkoskopi)(bisa dipastikan dengan bronkoskopi)

Page 69: Pneumonia

2.2. PLEURITIS EKSUDATIVA KARENA TBPLEURITIS EKSUDATIVA KARENA TB Terutama pada stadium permulaanTerutama pada stadium permulaan Jika pneumonia juga disertai efusi pleura Jika pneumonia juga disertai efusi pleura

(parapneumonic effusion)(parapneumonic effusion)jika riwayat infeksi saluran nafas atas (-)jika riwayat infeksi saluran nafas atas (-) Batuk batuk tanpa sputum, Leukosit normal, Batuk batuk tanpa sputum, Leukosit normal,

cairan pleura banyak, limfosit banyak dalam cairan pleura banyak, limfosit banyak dalam cairan pleura.cairan pleura.Besar kemungkinan Besar kemungkinan efusi pleura efusi pleura karena TBkarena TB

Page 70: Pneumonia

Kadang-kadang kelainan radiologis susah Kadang-kadang kelainan radiologis susah dibedakan antara Pneumonia dan TB Parudibedakan antara Pneumonia dan TB Paru

PNEUMONIA :PNEUMONIA : Batas kurang tegasBatas kurang tegas Kurang padatKurang padatDibanding TB ParuDibanding TB Paru

Kadang-kadang terpaksa diberi pengobatan Kadang-kadang terpaksa diberi pengobatan (TB dan non TB) dan disertai pemeriksaan (TB dan non TB) dan disertai pemeriksaan radiologis sekali semingguradiologis sekali seminggu

Page 71: Pneumonia

PNEUMONIAPNEUMONIA Perbaikan akan terlihat setelah 1 – 2 mingguPerbaikan akan terlihat setelah 1 – 2 minggu Bersih setelah 3 – 4 mingguBersih setelah 3 – 4 minggu

TB PARUTB PARU Tidak ada perbaikan sebelum 4 mingguTidak ada perbaikan sebelum 4 minggu Bersih / menghilang setelah 3 – 4 bulan atau Bersih / menghilang setelah 3 – 4 bulan atau

lebihlebih

Page 72: Pneumonia

Penilaian Derajat Keparahan Penilaian Derajat Keparahan PneumoniaPneumonia

Sistem skor pada pneumonia komuniti Sistem skor pada pneumonia komuniti berdasarkan berdasarkan Patient Outcome Research Patient Outcome Research TeamTeam (PORT). Penilaian skor PORT ini (PORT). Penilaian skor PORT ini meliputi,meliputi, faktor demografi seperti usia, faktor demografi seperti usia, jenis kelamin, penyakit penyerta, juga jenis kelamin, penyakit penyerta, juga hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan hasil pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium/radiologi. "Jika skor lebih laboratorium/radiologi. "Jika skor lebih dari 70 penderita harus dirawat inapdari 70 penderita harus dirawat inap

Page 73: Pneumonia

1.1. Faktor demografiFaktor demografi Laki-laki, nilainya = umur (tahun) – 10Laki-laki, nilainya = umur (tahun) – 10 Perempuan, nilainya = umur (tahun)Perempuan, nilainya = umur (tahun) Perawatan di rumah, nilainya 10Perawatan di rumah, nilainya 10

Page 74: Pneumonia

2. Adanya penyakit penyerta berupa2. Adanya penyakit penyerta berupa ::

Keganasan, nilainya 30Keganasan, nilainya 30 Penyakit hati, nilainya 20Penyakit hati, nilainya 20 Gagal jantung kongestif, nilainya 10Gagal jantung kongestif, nilainya 10 Penyakit CV, nilainya 10Penyakit CV, nilainya 10 Penyakit ginjal, nilainya 10Penyakit ginjal, nilainya 10

Page 75: Pneumonia

3. 3. Pemeriksaan fisisPemeriksaan fisis Perubahan status mental, nilainya 20Perubahan status mental, nilainya 20 Pernapasan lebih dari atau sama dengan Pernapasan lebih dari atau sama dengan

30 kali per menit, nilainya 2030 kali per menit, nilainya 20 Tekanan darah sistolik kurang dari atau Tekanan darah sistolik kurang dari atau

sama dengan 90 mmHg, nilainya 20sama dengan 90 mmHg, nilainya 20 Suhu tubuh kurang dari 35°C atau lebih Suhu tubuh kurang dari 35°C atau lebih

dari atau sama dengan 40°C, nilainya 15dari atau sama dengan 40°C, nilainya 15 Nadi lebih dari atau sama dengan 125 kali Nadi lebih dari atau sama dengan 125 kali

per menit, nilainya 10per menit, nilainya 10

Page 76: Pneumonia

4. 4. Hasil laboratorium / radiologiHasil laboratorium / radiologi AnalisisAnalisis gas darah arteri didapatkan pH gas darah arteri didapatkan pH

sebesar 7,35, nilainya 30sebesar 7,35, nilainya 30 Natrium kurang dari 130 mEq/liter, nilainya Natrium kurang dari 130 mEq/liter, nilainya

2020 Glukosa lebih dari 250 mg/dl, nilainya 10Glukosa lebih dari 250 mg/dl, nilainya 10 Hematokrit kurang dari 30 %, nilainya 10Hematokrit kurang dari 30 %, nilainya 10 PO2 kurang dari atau sama dengan 60 PO2 kurang dari atau sama dengan 60

mmHg, nilainya 10mmHg, nilainya 10 Efusi pleura, nilainya 10Efusi pleura, nilainya 10

Page 77: Pneumonia

Penatalaksanaan PneumoniaPenatalaksanaan Pneumonia

Indikasi rawat inap penderita pneumonia, Indikasi rawat inap penderita pneumonia, menurut skala port antara lain:menurut skala port antara lain:

Skor PORT lebih dari 70Skor PORT lebih dari 70 Bila skor PORT kurang dari 70, dengan Bila skor PORT kurang dari 70, dengan

kriteria seperti pada kriteria minor.kriteria seperti pada kriteria minor. Pneumonia pada pengguna NAPZAPneumonia pada pengguna NAPZA

Page 78: Pneumonia

Penilaian derajat keparahan Penilaian derajat keparahan penyakit berdasarkan ATS. penyakit berdasarkan ATS.

Kriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satuKriteria pneumonia berat bila dijumpai salah satuatau lebih dari kriteria di bawah ini.atau lebih dari kriteria di bawah ini.

Kriteria Minor PneumoniaKriteria Minor Pneumonia Frekuensi pernapasan lebih dari 30 kali per menitFrekuensi pernapasan lebih dari 30 kali per menit PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHgPaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHg Foto toraks paru menunjukkan adanya kelainan bilateralFoto toraks paru menunjukkan adanya kelainan bilateral Foto toraks paru melibatkan lebih dari 2 lobusFoto toraks paru melibatkan lebih dari 2 lobus Tekanan sistolik kurang dari 90 mmHgTekanan sistolik kurang dari 90 mmHg Tekanan diastolik kurang dari 60 mmHgTekanan diastolik kurang dari 60 mmHg

Page 79: Pneumonia

Kriteria Mayor PneumoniaKriteria Mayor Pneumonia Membutuhkan ventilasi mekanikMembutuhkan ventilasi mekanik Infiltrat bertambah lebih dari 50 %Infiltrat bertambah lebih dari 50 % Membutuhkan vasopressor lebih dari 4 Membutuhkan vasopressor lebih dari 4

jamjam Kreatinin serum lebih dari sama dengan 2 Kreatinin serum lebih dari sama dengan 2

mg/dl; atau, peningkatan lebih dari sama mg/dl; atau, peningkatan lebih dari sama dengan 2 mg/dl pada penderita riwayat dengan 2 mg/dl pada penderita riwayat penyakit ginjal atau gagal ginjal yang penyakit ginjal atau gagal ginjal yang membutuhkan dialisis.membutuhkan dialisis.

Page 80: Pneumonia

Kriteria perawatan intensif antara lain:Kriteria perawatan intensif antara lain: Paling sedikit 1 dari 2 gejala minor Paling sedikit 1 dari 2 gejala minor

tertentu, yaitu membutuh ventilasi tertentu, yaitu membutuh ventilasi mekanik; atau, membutuhkan vasopresor mekanik; atau, membutuhkan vasopresor lebih dari 4 jam.lebih dari 4 jam.

Atau 2 dari 3 gejala minor tertentu, yaitu Atau 2 dari 3 gejala minor tertentu, yaitu nilai PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHg; nilai PaO2/FiO2 kurang dari 250 mmHg; foto toraks menunjukkan adanya kelainan foto toraks menunjukkan adanya kelainan bilateral; dan, tekanan sistolik kurang dari bilateral; dan, tekanan sistolik kurang dari 90 mmHg.90 mmHg.

Page 81: Pneumonia

Pengobatan PneumoniaPengobatan Pneumonia

Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan Pengobatan terdiri atas antibiotik dan pengobatan suportif. Pemberian antibiotik sebaiknya suportif. Pemberian antibiotik sebaiknya berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji berdasarkan data mikroorganisme dan hasil uji kepekaannya.kepekaannya.

Pemberian antibiotik diberikan secara empiris, Pemberian antibiotik diberikan secara empiris, karena beberapa alasan, yaitu:karena beberapa alasan, yaitu:

Penyakit yang berat dapat mengancam jiwaPenyakit yang berat dapat mengancam jiwa Bakteri patogen yang berhasil di isolasi belum tentu Bakteri patogen yang berhasil di isolasi belum tentu

sebagai penyebab pneumoniasebagai penyebab pneumonia Hasil pembiakan bakteri memerlukan waktuHasil pembiakan bakteri memerlukan waktu

Page 82: Pneumonia

PNEUMONIAPNEUMONIA:: TERAPI BERDASARKAN BAKTERI PENYEBABTERAPI BERDASARKAN BAKTERI PENYEBAB BAKTERIBAKTERI TERAPI PILIHANTERAPI PILIHAN TERAPI ALTERNATIFTERAPI ALTERNATIFPneumococcus,Pneumococcus,Streptococcus,Staphyloco-Streptococcus,Staphyloco-Ccus (Penisilinase - )Ccus (Penisilinase - )MeningococcusMeningococcus

Penecilin GPenecilin G Cefazolin, cefotiam, ceftriaxonCefazolin, cefotiam, ceftriaxon

Staphylococcus (Penisilinase Staphylococcus (Penisilinase +)+)

CefazolinCefazolin Flucloxacilin, Clindamysin, Vancomisin, Flucloxacilin, Clindamysin, Vancomisin, TeicoplaninTeicoplanin

Klebsiella PneumoniaKlebsiella Pneumonia CefotaximCefotaxim+ Gentamicin+ Gentamicin

Imipenem, CiprofloxacinImipenem, Ciprofloxacin

Pseudomonas aeruginosaPseudomonas aeruginosa Azlocilin +Azlocilin ++ Tobramysin+ Tobramysin

Ceftazidim, Cefsulodin, piperacilin, impipenem, Ceftazidim, Cefsulodin, piperacilin, impipenem, aztreonam, ciprofloxacin, amikacinaztreonam, ciprofloxacin, amikacin

Haemophilus influenzaeHaemophilus influenzae ceftriaxonceftriaxon Mezlocilin, piperacilin, amoxicilin, cefotiamMezlocilin, piperacilin, amoxicilin, cefotiam

Jenis BacteroidesJenis Bacteroides imipenemimipenem Clindamycin, metronidazol, cefoxitinClindamycin, metronidazol, cefoxitin

Mycoplasma pneumoniae, Mycoplasma pneumoniae, chlamydia pneumoniae, chlamydia pneumoniae, chlamydia psittaci, coxiella chlamydia psittaci, coxiella burnetiiburnetii

doxycyclindoxycyclin Erythromycin (hanya mykoplasma),pada orang Erythromycin (hanya mykoplasma),pada orang dewasa ciprofloxacindewasa ciprofloxacin

Legionella pneumophilaLegionella pneumophila ClarithromycinClarithromycin Erythromycin + rimfampicinErythromycin + rimfampicin

Chlamydia trachomatisChlamydia trachomatis ClarithromycinClarithromycin roxithromycinroxithromycin

Pneumocystis cariniiPneumocystis carinii Co-TrimoxazolCo-Trimoxazol Dapson + Folicacid atau TrimetrexatDapson + Folicacid atau Trimetrexat

Page 83: Pneumonia

KRITERIA MASUK RUMAH KRITERIA MASUK RUMAH SAKIT secara umumSAKIT secara umum

1.1. Umur diatas 65 tahunUmur diatas 65 tahun

2.2. Ada penyakit penyerta; misalnya jantung, Ada penyakit penyerta; misalnya jantung, ginjal, paru yang lain, DM, neoplasma ginjal, paru yang lain, DM, neoplasma dan immunosupressiondan immunosupression

3.3. Leukopenia ( < 3000 / mmLeukopenia ( < 3000 / mm33 ) )

Page 84: Pneumonia

4.4. Diduga disebabkan oleh :Diduga disebabkan oleh :Stafilokokkus aureusStafilokokkus aureusKuman Gram negatifKuman Gram negatifKuman anaerobKuman anaerob

5.5. Komplikasi supuratif :Komplikasi supuratif : EmpiemaEmpiema ArthritisArthritis MeningitisMeningitis

6.6. Gagal dengan terapi obat jalanGagal dengan terapi obat jalan

Page 85: Pneumonia

7.7. Tidak bisa menelan obat (oral)Tidak bisa menelan obat (oral)

8.8. Frekwensi nafas Frekwensi nafas >> 30 kali / menit 30 kali / menit

9.9. Frekwensi nadi Frekwensi nadi >> 140 kali / menit 140 kali / menit

10.10. Hipotensi ( < 90 mmHg )Hipotensi ( < 90 mmHg )

11.11. PaOPaO22 kurang dari 60 mmHg kurang dari 60 mmHg

12.12. Perubahan status mentalPerubahan status mental

Page 86: Pneumonia

TINDAKAN UMUMTINDAKAN UMUMKalau sianosis beri O2 (Hati-hati pada Kalau sianosis beri O2 (Hati-hati pada bronkitis kronis)bronkitis kronis)Posisi yang paling menyenangkan Posisi yang paling menyenangkan penderita. Biasanya setengah dudukpenderita. Biasanya setengah dudukMinum harus banyak karena cairan Minum harus banyak karena cairan banyak keluar :banyak keluar : Pernafasan Pernafasan Keringat banyakKeringat banyak

Page 87: Pneumonia

Menggerakkan kaki secara aktif beberapa Menggerakkan kaki secara aktif beberapa kali sehari untuk mencegah trombosiskali sehari untuk mencegah trombosis

AnalgesikAnalgesik ParasetamolParasetamol Morfin kalau nyeri hebat sekaliMorfin kalau nyeri hebat sekali

jangan diberikan pada:jangan diberikan pada:• Yang ada bronkitis kronisYang ada bronkitis kronis• Sputum banyakSputum banyak

Page 88: Pneumonia

PENGOBATAN PNEUMONIA PENGOBATAN PNEUMONIA

Pengobatan pneumonia idealnya tentu Pengobatan pneumonia idealnya tentu berdasarkan kepada kuman penyebabnya. berdasarkan kepada kuman penyebabnya. untuk maksud tersebut bisa dilakukan untuk maksud tersebut bisa dilakukan pemeriksaan sputum langsung dengan pemeriksaan sputum langsung dengan pewarnaan Gram atau kultur. Juga bisa pewarnaan Gram atau kultur. Juga bisa dengan pemeriksaan kultur darah, dengan pemeriksaan kultur darah, pemeriksaan serologis dll.pemeriksaan serologis dll.

Page 89: Pneumonia

Akan tetapi pemeriksaan bakteriologis ini Akan tetapi pemeriksaan bakteriologis ini tidak rutin dilakukan dengan alasan – tidak rutin dilakukan dengan alasan – alasan sebagai berikut ;alasan sebagai berikut ;

1.1. Pemeriksaan ini sukar untuk dilakukan pada Pemeriksaan ini sukar untuk dilakukan pada penderita berobat jalanpenderita berobat jalan

2.2. Hasilnya tidak spesifik dan sensitivitinya Hasilnya tidak spesifik dan sensitivitinya masih dipertanyakan.masih dipertanyakan.

3.3. Pengobatan harus segera diberikan Pengobatan harus segera diberikan sebelum hasil pemeriksaan bakteriologis sebelum hasil pemeriksaan bakteriologis didapat, berdasarkan kemungkinan kuman didapat, berdasarkan kemungkinan kuman penyebab pneumonia komunitipenyebab pneumonia komuniti

Page 90: Pneumonia

Dari salah satu penelitian terhadap CAP :Dari salah satu penelitian terhadap CAP : 50% tidak ditemukan kuman penyebabnya.50% tidak ditemukan kuman penyebabnya. 25% S. pneumoniae 25% S. pneumoniae 10% virus10% virus 10% mycoplasma, Legionella dan Chlamidia.10% mycoplasma, Legionella dan Chlamidia. 7% H. influenza. 7% H. influenza. Hanya 1% kuman Gram (-) dan dan S. aureusHanya 1% kuman Gram (-) dan dan S. aureus

Page 91: Pneumonia

UNTUK PENGOBATAN PNEUMONIA UNTUK PENGOBATAN PNEUMONIA KOMUNITI ( CAP )KOMUNITI ( CAP )

PILIHAN PERTAMAPILIHAN PERTAMA SECARA SECARA EMPIRISEMPIRIS (tergantung kepada resistensi (tergantung kepada resistensi lokal dari kuman, alergi penderita, harga lokal dari kuman, alergi penderita, harga dan efek samping obat) adalah golongan dan efek samping obat) adalah golongan aminopenicillin :aminopenicillin : AmpisillinAmpisillin Amoxicillin Amoxicillin

Page 92: Pneumonia

SEBAGAI ALTERNATIFSEBAGAI ALTERNATIF : :

TetrasiklinTetrasiklin

Sefalosforin oralSefalosforin oral

Quinolon (generasi ketiga)Quinolon (generasi ketiga)

Makrolide (Erithromicin)Makrolide (Erithromicin)

Page 93: Pneumonia

PADA KEADAAN TERTENTUPADA KEADAAN TERTENTU : :Pada penyakit yang ringan, mengenai orang Pada penyakit yang ringan, mengenai orang muda terutama pada epidemi Mycoplasma muda terutama pada epidemi Mycoplasma pneumoniae pneumoniae MakrolideMakrolide

Pada daerah dimana ditemukan banyak H. Pada daerah dimana ditemukan banyak H. influenza yang menghasilkan Beta laktamase, influenza yang menghasilkan Beta laktamase, adanya penyakit paru kronik, baru mendapat adanya penyakit paru kronik, baru mendapat atau gagal dengan aminopenicillinatau gagal dengan aminopenicillin

Aminopenicillin + Asam klavulanacAminopenicillin + Asam klavulanac

Page 94: Pneumonia

Lama pengobatan 7 – 10 hari.Lama pengobatan 7 – 10 hari.

Kalau demam tidak turun dalam 2 hari, Kalau demam tidak turun dalam 2 hari,

penderita harus datang kembali.penderita harus datang kembali.

Keluhan mungkin akan berlangsung lebih Keluhan mungkin akan berlangsung lebih

lama dari masa pemberian antibiotika.lama dari masa pemberian antibiotika.

Page 95: Pneumonia

KOMPLIKASIKOMPLIKASI

Efusi pleura (Parapneumonic effusion)Efusi pleura (Parapneumonic effusion) EmpiemaEmpiema Abses paruAbses paru BronkiektasisBronkiektasis PericarditisPericarditis Meningitis Meningitis

Page 96: Pneumonia

PneumothoraksPneumothoraks Gagal napasGagal napas SepsisSepsis

Page 97: Pneumonia

PROGNOSAPROGNOSA Tahun 1929 – 1935 sebelum adanya Tahun 1929 – 1935 sebelum adanya

antibiotika Boston City Hospital angka antibiotika Boston City Hospital angka survival setelah terkena pneumonia 17%survival setelah terkena pneumonia 17%

Setelah adanya pemberian obat (antisera), Setelah adanya pemberian obat (antisera), serum dari orang / binatang yang telah serum dari orang / binatang yang telah penderita pneumonia angka survival 53%penderita pneumonia angka survival 53%

Tahun 1952 – 1962 setelah ada antibiotika Tahun 1952 – 1962 setelah ada antibiotika antara lain penicillin angka survival 85%antara lain penicillin angka survival 85%

Page 98: Pneumonia

JUGA TERGANTUNG KEPADAJUGA TERGANTUNG KEPADA Berat ringannya penyakit :Berat ringannya penyakit :

1 lobus, dengan AB1 lobus, dengan AB 1%1% 2 atau 3 lobus2 atau 3 lobus

leukopenileukopeni 10%10%bakterimia bakterimia

4 dari 5 lobus4 dari 5 lobus 50%50%

Page 99: Pneumonia

Kuman penyebabKuman penyebab StafilokokusStafilokokus

pada epidemi influenzapada epidemi influenzaJELEKJELEK Klebsiella pneumoniaKlebsiella pneumonia

Adanya penyakit lain / faktor lainAdanya penyakit lain / faktor lain Bronkitis kronisBronkitis kronis BayiBayi Orang tuaOrang tua

Page 100: Pneumonia

Penderita dirawatPenderita dirawat Penyakit beratPenyakit berat 10%10% Orang tuaOrang tua

akan tetapi dibanding dengan zaman akan tetapi dibanding dengan zaman sebelum Antibiotikasebelum Antibiotika

Lebih baikLebih baik

Page 101: Pneumonia