Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Endokrin

22
Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Endokrin Selama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin. Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut, antara lain: 1. Hormon plasenta. 2. Hormon pituitary. 3. Hipotalamik pituitary ovarium. 4. Hormon oksitosin. 5. Hormon estrogen dan progesteron. Hormon plasenta. Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum. Hormon pituitary. Hormon pituitary antara lain: hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi. Hipotalamik pituitary ovarium. Hipotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui. Pada wanita manyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu. Hormon oksitosin. Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang,

description

penting

Transcript of Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem Endokrin

Perubahan Fisiologis Masa Nifas Pada Sistem EndokrinSelama proses kehamilan dan persalinan terdapat perubahan pada sistem endokrin. Hormon-hormon yang berperan pada proses tersebut, antara lain:1. Hormon plasenta.2. Hormon pituitary.3. Hipotalamik pituitary ovarium.4. Hormon oksitosin.5. Hormon estrogen dan progesteron.

Hormon plasenta.Pengeluaran plasenta menyebabkan penurunan hormon yang diproduksi oleh plasenta. Hormon plasenta menurun dengan cepat pasca persalinan. Penurunan hormon plasenta (human placental lactogen) menyebabkan kadar gula darah menurun pada masa nifas. Human Chorionic Gonadotropin (HCG) menurun dengan cepat dan menetap sampai 10% dalam 3 jam hingga hari ke-7 post partum dan sebagai onset pemenuhan mamae pada hari ke-3 post partum.Hormon pituitary.Hormon pituitary antara lain: hormon prolaktin, FSH dan LH. Hormon prolaktin darah meningkat dengan cepat, pada wanita tidak menyusui menurun dalam waktu 2 minggu. Hormon prolaktin berperan dalam pembesaran payudara untuk merangsang produksi susu. FSH dan LH meningkat pada fase konsentrasi folikuler pada minggu ke-3, dan LH tetap rendah hingga ovulasi terjadi.Hipotalamik pituitary ovarium.Hipotalamik pituitary ovarium akan mempengaruhi lamanya mendapatkan menstruasi pada wanita yang menyusui maupun yang tidak menyusui. Pada wanita manyusui mendapatkan menstruasi pada 6 minggu pasca melahirkan berkisar 16% dan 45% setelah 12 minggu pasca melahirkan. Sedangkan pada wanita yang tidak menyusui, akan mendapatkan menstruasi berkisar 40% setelah 6 minggu pasca melahirkan dan 90% setelah 24 minggu.Hormon oksitosin.Hormon oksitosin disekresikan dari kelenjar otak bagian belakang, bekerja terhadap otot uterus dan jaringan payudara. Selama tahap ketiga persalinan, hormon oksitosin berperan dalam pelepasan plasenta dan mempertahankan kontraksi, sehingga mencegah perdarahan. Isapan bayi dapat merangsang produksi ASI dan sekresi oksitosin, sehingga dapat membantu involusi uteri.Hormon estrogen dan progesteron.Volume darah normal selama kehamilan, akan meningkat. Hormon estrogen yang tinggi memperbesar hormon anti diuretik yang dapat meningkatkan volume darah. Sedangkan hormon progesteron mempengaruhi otot halus yang mengurangi perangsangan dan peningkatan pembuluh darah. Hal ini mempengaruhi saluran kemih, ginjal, usus, dinding vena, dasar panggul perineum dan vulva serta vagina.Pada akhir kehamilan, kepala janin mulai turun ke PAP, keluhan sering kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah diginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69 %. Rearbsorpsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk ekresi seperti urea, uric acid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan.Ureter membesar, tonus otot-otot saluran kemih menurun akibat pengaruh estrogen dan progesterone. Kencing lebih sering (poliuria), laju filtrasi meningkat sampai 60 %-150 %. Dinding saluran kemih dapat tertekan oleh perbesaran uterus, menyebabkan hidroureter dan mungkin hidronefrosis sementara. Kadar kreatinin, urea dan asam urat dalam darah mungkin menurun namun hal ini dianggap normal.1. a) Perubahan sistem renalKeluhan sering buang air kecil merupakan keluhan yang sering terjadi pada awal kehamilan dan berulang lagi pada akhir kehamilan. Hal ini disebabkan oleh perubahan anatomi dan merupakan hal yang wajar selama kehamilan.Keluhan sering buang air kecil merupakan keluhan yang sering terjadi pada awal kehamilan dan berulang lagi pada akhir kehamilan. Hal ini disebabkan oleh perubahan anatomi dan merupakan hal yang wajar selama kehamilan.Pada kehamilan dini :Uterus membesar meski masih dalam panggul sehingga menimbulkan tekanan pada kandung kemih dan akibatnya adalah pasien sering buang air kecil.Pada pertengahan kehamilan:Uterus sudah keluar dari panggul sehingga proses miksi berlangsung normal.Pada akhir kehamilan :Terjadi desensus kepala kedalam panggul sehingga keluh sering buang Air kecil terulang kembali.2.4 Perubahan anatomis pada ginjal dan ureterTerjadi hidronefrosis dan hidroureter ringan. Keadaan ini disebabkan oleh penurunan tonus otot polos akibat hormon progesterone yang diperberat oleh tekanan mekanis dari uterus pada pintu panggul.Terjadi pula refluk vesico ureteric.Perubahan perubahan diatas merupakan predisposisi terjadinya infeksi saluran airkemih. Gambaran ini menjadi lebih baik pada kehamilan lanjut oleh karenapertumbuhan uterus diatas pintu panggul dan peningkatan kadar estrogen yangmenyebabkan hipertrofi otot ureter.Perubahan anatomis pada ginjal dan ureter terlihat nyata.Terjadi hidronefrosis dan hidroureter ringan. Keadaan ini disebabkan oleh penurunan tonus otot polos akibat hormon progesteron yang diperberat oleh tekanan mekanis dari uterus pada pintu panggulTerjadi pula refluk vesico ureteriPerubahan perubahan diatas merupakan predisposisi terjadinya infeksi saluran ar kemih. Gambaran ini menjadi lebih baik pada kehamilan lanjut oleh karena pertumbuhan uterus diatas pintu panggul dan peningkatan kadar estrogen yang menyebabkan hipertrofi otot ureter.2.4.1 Sistem renalOutput urine dengan asupan cairan normal cenderung semakin terbatas. Keadaan ini bertentangan dengan meningkatnya aliran darah ginjal. Namun harus diingat bahwa terjadi peningkatan reabsorbsi air dan elektrolit tubuler .Glikosuria yang sering terjadi akibat peningkatan GFR glomerular filtration rate berada di tubulus dengan gula yang tak dapat diabsorbsi secara sempurna.Sebagai akibatnya, jumlah cairan yang di filtrasi dari plasma melalui glomerulus juga meningkat dan beratus ratus liter cairan melintasi tubulus renalis setiap harinya. Meski demikian output urine tidak bertambah dan hal ini jelas oleh karena adanya reabsorbsi oleh tubulus renalis. Diperkirakan terjadi peningkatan cairan ekstraselusebanyak 6 7 liter selama kehamilan.Bersama dengan air, natrium dan elektrolit lain mengalami reabsorbsi oleh tubulus untuk mempertahankan osmolaritas . Pasien hamil meng eksresikan 80% dari bahan- bahan yang dijumpai dalam urine ibu yang tidak hamil.Glikosuria derajat rendah terjadi pada 35 50% ibu hamil. Kenaikan GFR menyebabkan meningkatnya gula yang sampai di tubulus dan kemudian direabsorbsi kembali.Dengan demikian maka glikosuria terjadi pada kadar gula yang rendah dibandingkan dengan yang dijumpai pada wanita tidak hamil. Terjadi penurunan ambang batas renal.Infeksi Traktus Urinariusadalah bila ada pemeriksaan urine ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml. Urine yang diperiksa harus bersih, segar dan diambil dari aliran tengah (midstream) atau diambil dengan fungsi suprasimpisis.Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml ini disebut dengan istilahbakteriuria. Bakteriuria ini mungkin tidak disertai gejala, disebut bakteriuria asimptomatik dan mungkin disertai dengan gejala-gejala yang disebut bakteriuria simptomatikInfeksi saluran kencing merupakan komplikasi medik utama pada wanita hamil. Sekitar 15% wanita, mengalami satu kali serangan akut infeksi saluran kencing selama hidupnya. Infeksi saluran kencing dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin, dampak yang ditimbulkan antara lain anemia, hipertensi, kelahiran prematur dan bayi berat lahir rendah (BBLR).2.5 Faktor Infeksi Perkemihan Pengaruh P yang mana peristaltic pada ureter menjadi terhambat bertambah panjang sehingga akan berkelok-kelok residu akan menyebabkan sumbatan pada lekukan ureter yg mana di dalam residu tersebut terkumpul mikroorganisme terjadi infeksi. Ureter Ka & Ki membesar pengaruh P Ureter Ka > Ureter Ki karena mengalami > tekanan di bandingkan ureter Ki. Hal ini di sebabkan karena uterus lebih sering tangan kanannya atau oleh letak kolon dan sigmoid yang berada di belakang kiri uterus Akibat tekanan pada ureter Ka tersebut lebih sering di jumpai hidroureter dekstra dan pielitis ekstra. Tekanan rahim pada ureter Ka dapat menyebabkan Infeksi pielonefritis ginjal kanan. Terjadi juga Poliuria oleh adanya penaikan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan, sehingga filtrasi di glomerulus menjadi naik sampai 69%. Reabsorpsi di tubulus tidak berubah sehingga lebih banyak dikeluarkan urea, asamurik, glukosa, asam amino, asam folik dalam kehamilan. Mendekati akhir kehamilan, khususnya nullipara, dimana bagian presentasinya sering engage sebelum terjadi persalinan, seluruh basis VU terdorong ke depan dan ke atas sehingga mengubah permukaan yang cembung menjadi cekung. Tekanan bagian Paresentasi tersebut mengganggu drainase darah dalam limfe dari basis VU, sering membentuk area edematus, mudah cedera dan lebih peka terhadap infeksi. Baik tekanan maupun panjang uretra telah diperlihatkan berkurang pada bumil atau ibu terebut setelah kelahiran vaginal tetapi tidak pada kehamilan abdominal. Kelemahan mekanisme sfingter uretra yang di sebabkan oleh kehamilan dan persalinan mungkin memainkan peranan dalam fotogenesis, inkontinesa, stressberkemih. Normalnya hanya terdapat sedikit urin residual pd nullipara tetapi kadang timbul pada multipara dgn dinding vagina yang rileks dan sistokel. Inkompetensi katub uterofesikal d tumpang tindih dgn konsekuensikemungkinan refluk urin VUdapat terjadi sering kencing dan timbul lagi karena kandung kencing mulai tertekan kembali. Disamping itu, terdapat pula poliuri. Poliuri disebabkan oleh adanya peningkatan sirkulasi darah di ginjal pada kehamilan sehingga laju filtrasi glomerulus juga meningkat sampai 69%. Reabsorbsi tubulus tidak berubah, sehingga produk-produk eksresi seperti urea, uricacid, glukosa, asam amino, asam folik lebih banyak yang dikeluarkan2.6 Sistem Renal OutputUrine dengan asupan cairan normal cenderung semakin terbatas. Keadaan ini bertentangan dengan meningkatnya aliran darah ginjal. Namun harus diingat bahwa terjadi peningkatan reabsorbsi air dan elektrolit tubuler .Glikosuria yang sering terjadi akibat peningkatan GFR glomerular filtration rateberada di tubulus dengan gula yang tak dapat diabsorbsi secara sempurna.Yang pernah menderita infeksi saluran kemih, diabetes dan wanita dengan gejalasel sabit. Bakteriuria asimptomatik diasosiasikan dengan phielonefritis, melahirkan dini dan BBLR. Beberapa peneliti mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria ini dengan peningkatan kejadian anemia dalam kehamilan, persalinan prematur, gangguan pertumbuhan janin dan pre eklampsia. Oleh karena itu pada wanita hamil dengan bakteriuria harus diobati dengan seksama sampai air kemih bebas dari bakteri yang dibuktikan dengan pemeriksaan beberapa kali.2.7 Pemeriksaan LaboratoriumSemua wanita hamil sebaiknya dilakukan pemeriksaan Laboratorium urin secara mikroskopik, tampak peningkatan jumlah leukosit, sejumlah eritrosit, Bakteri dan spesimen urine. Untuk menghindari kontaminasi, spesimen urine diambil dari aliran tengah (mid-stream) setelah daerah genitalia eksterna dicuci terlebih dahulu. Kultur bakteri dan tes kepekaan antibiotika bila dimungkinkan sebaiknya diperiksa.2.8 Pencegahan Infeksi Kandung Kemih Para ahli menganjurkan untuk memberikan terapi antibiotika. Beberapa kajian terapi antibiotika untuk bakteriuria asimptomatik. Nama obat Dosis Angka keberhasilanya adalah Amoksilain + asam klavulanat 3500 mg/hari 92% Amoksilin 4250 mg/hari 80% Nitrofurantoin 450-100 mg/hari 72% Terapi Antibiotika untuk pengobatan bakteriuria asimptomatik, biasanya diberikan untuk jangka 5-7 hari secara oral. Sebagai kontrol hasil pengobatan, dapat dilakukan pemeriksaan ulangan biakan bakteriologik air kemihBakteriuria Simptomatika. SystitisSistitismerupakan peradangan kandung kemih tanpa disertai radang pada bagian saluran kemih, biasanya inflamasi akibat bakteri. Sistem ini sukup sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas. Kuman penyebab utamanya adalah E.coli, disampingdapat oleh kuman-kuman lain. Predisposisi lain adalah karena uretra wanita yang pendek, sistokel, adanya sisa air kemih yang tertinggal, disamping penggunaan kateter untuk usaha pengeluaran urin pada pemeriksaan ginekologik atau Dalam asuhan antenatal yang terjadwal, sebaiknya dilakukan pemeriksaan airkemih, sebagai langkah antisipatif terhadap infeksi ulang.2.9 Gejala dan tanda yang penting untuk diperhatikan1. Pielonefritis akuta ditandai dengan gejala demam, menggigil, mual dan muntah, nyeri pada daerah kostovertebra atau pnggang. Sekitar 85% kasus, suhu tubuh melebihi 38C dan sekitar 12%, suhu tubuhnya mencapai 40C.2. Sering disertai mual, muntah dan anoreksia.3. Kadang-kadang diare. Dapat juga jumlah urine berkurang. Pemeriksaan air kemih menunjukan banyak sel-sel leukosit dan bakteri. Hasil biakan menunjukan banyak koloni mikroorganisme patogen.

Sistem Perkemihan Pada Ibu Hamil

vPERUBAHAN ANTOMI PSIKOLOGIS SISTEM PERKEMIHAN PADA IBU HAMIL TRIMESTER 1, 2 DAN 3vTRIMESTER 1Selama kehamilan,ginjal bekerja lebih berat.GIinjal menyaring darah yang volumenya meningkat (30%-50% atau lebih),yang puncaknya terjadi pada usia kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan (pada saat ini aliran darah keginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar).Dalam keadaan normal,aktivitas ginjal meningkat ketika berbaring dan menurun ketika berdiri.Keadaan ini semakin menguat pada saat kehamilan,Karena itu wanita hamil sering merasa berkemih ketika mereka mencoba untuk berbaring atau tidur.Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kencing tertekansehingga sering timbul kencing.Keadaan ini hilang dengan tuanya kehamilan bila uterus gravidarus keluar dari rongga panggul.Pada normal, fungsi ginjal cukup banyak berubah.Laju filtrasiglomerulus(glomerular filtrasiaon rate)dan aliran plasma ginjal meningkat pada kehamilan .Ginjal wanita harus mengakomodasi tuntutan metabolisme dan sirkulasi tubuh ibu yang meningkat dan jugamengekskresi priduk sampah janin.Fungsi ginjal berubah karena adanya hormone kehamilan,peningkatan volume darah,postur wanita,aktivitas fisik dan asupan makanan.Sejak minggu ke 10 gestasi,pelvic ginjal dan ureter berdilatasi.Ginjal pada saat kehamilan sedikit bertambah besar,panjangnya bertambah 1-1,5 cm,volume renal meningkat 60 ml dari 10 ml pada wanita yang tidak hamil.Ureter berdilatasi, perubahan fungsi ginjal selama kehamilan mungkin dipengaruhi oleh hormone maternal dan plasenta ternasuk adencortikotrofik hormonal (ACTH), ADH (anti diuretik hormone), aldostro, aldosteron, kortisol, HCS (Hormon Chorionic Somatotropin) dan hormone tiroid.Filtrasi glomerulus meningkat sekitar 50% selama kehamilan relatif yang tinggi sampai aterm dan akan kembali normal pada 20 minggu post partum. Glukosarium pada kehamilan tidak selamanya abnormal, hal ini mungkin berhubungan dengan peningkatan kortikosteroid. Bila sering terjadi harus diwaspadaiterjadi diabetes mellitus. Peningkatan glukosa ini juga mempermudah terjadi infeksi pada saluran perkemihan. Protein urine secara normal diekresikan 200-300 mg/hari, bila melebihi 300 mg/hari, maka harus diwaspadai terjadinya komplikasi.

vTRIMESTER IIPada minggu-minggu pertengahan kehamilan, frekuensi berkemih meningkat. Hal ini umumnya timbul antara minggu ke- 16 sampai minggu ke- 24 kehamilan.Kandung kencing tertekan oleh uterus yang membesar mulai berkurang,karena uterus sudah mulai keluar dari uterus pada trimester ke 2,kandung kemih tertarik ke atas dan keluar dari panggul sejati kearah abdomen.Uretra memanjang sampai 7,5cm karena kandung kemih bergeser kea rah atas. Kongesti panggul pada msa hamil ditunjukan oleh hyperemia kandung kemih dan uretra. Peningkatan vaskularisasi ini membuat glukosa kandung kemih menjadi mudah luka dan berdarah. Tonus kandung kemih dapat menurun. Hal ini memungkinkan distensi kandung kemih sampai sekitar 1500ml. pada saat yang sama,pembesaran uterus menekan kandung kemih,menimbulkan rasa ingin berkemih walaupun kandung kemih hanya berisi sedikit urine.vTRIMESTERIIIPadaakhirkehamilan kepala janin mulai turun ke pintu atas panggulkeluhan sering kencing akan timbul lagi karena kandung kencing akan mulai tertekan kembali. Selain itu juga terjadihemodilusi menyebabkan metabolisme air menjadi lancar6Pada kehamilan tahap lanjut,pelvis ginjal kanan dan ureter lebih berdilatasi daripada pelvis kiri akibat pergeseran uterus yang berat ke kanan akibat terdapat kolon rektosigmoid sebelah kiri. Perubahan perubahan ini membuat pelvis dan ureter mampu menampung urinen dan volume yang lebih besar dan juga memperlambat laju aliran urine.A.MACAM-MACAM INFEKSI SALURAN PERKEMIHAN PADA IBU HAMILSistem perkemihan merupakan suatu sistem dimana terjadi proses penyaringan darah sehingga darah bebas dari zat-zat yang tidak dipergunakan oleh tubuh dan menyerap zat-zat yang masih dipergunakan oleh tubuh. Zat-zat yang tidak dipergunakan lagi oleh tubuh larut dalam air dan dikeluarkan berupa urin (air kemih). Infeksi saluran kemih adalah bila pada pemeriksaan urin, ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml. Urin yang diperiksa harus bersih, segar dan dari aliran tengah atau diambil denagn fungsi suprasimpisis. Ditemukan bakteri yang jumlahnya lebih dari 10.000 per ml disebut dengan istilah bakteriuria.

Macam-macam infeksi saluran kemih1)Bakteriuria tanpa gejala (asimptomatik)Frekuensi bakteriuria tanpa gejala kira-kira 2-10 %, dan dipengaruhi oleh paritas, ras, sosioekonomi wanita hamil tersebut. Beberapa peneliti mendapatkan adanya hubungan kejadian bakteriuria ini dengan peningkatan kejadian anemia dalam kehamilan, persalinan premature, gangguan pertumbuhan janin, dan preeclampsia.Oleh karena itu pada wanita hamil dengan bakteriuria harus diobati dengan seksama sampai air kemih bebas dari bakteri yang dibuktikan dengan pemeriksaan beberapa kali. Pengobatan dapat dilakukan dengan pemberian sulfonamide, ampisilin, atau nitrofurantoin.2)Bakteriuria dengan gejala ( simptomatik)SistitisSistitis adalah peradangan kandung kemih tanpa disertai radang bagian atas saluran kemih. SIstitis ini sering dijumpai dalam kehamilan dan nifas, penyebab utama adalah E. coli,dapat pula oleh kuman-kuman yang lain.Gejala-gejala:Kencing sakit terutama pada akhir berkemihMeningkatnya frekuensi berkemih dan kadang-kadang disertai nyeri di bagian atas simfisisPerasaan ingin berkemih yang tidak dapat ditahanAir kemih kadang-kadang tersa panasSuhu badan mungkin normal atu meningkatNyeri di daerahsuprasimfisisPengobatanDapat diobati dengan sulfonamide, ampisilin, eritromisin.Pielonefritis akutaPielonefritis akuta merupakan salah satu komplikasi yang sering dijumpai dalam kehamilan, dan frekuensinya kira-kira 2%, terutama pada kehamilan terakhir dan permulaan masa nifas.Penyebab utam adalah E.coli, dan dapat pula oleh kuman-kuman lain seperti stafilokokkus aureus, baasillis proteus, dan pseudomonas aeruginosa.Gejala-gejala:Penyakit biasa timbul mendadakWanita yang sebelumnya merasa sakit sedikit pada kandung kemihTiba-tiba menggigilBadan panasRasa nyeri dipunggung terutama sebealh kananNafsu makan berkurang, mual, muntah-muntah, dan kadang-kadang diarePengobatanPenderita harus dirawat, istirahat berbaring, dan diberikan cukup cairan dan antibiotika seperti ampisilin atau sulfonamide, sampai tes kepekaan kuman ada, kamudian antibiotika disesuaikan dengan hasiltes kepekaan tersebutGlomerulonefritis akutaGlomerulonefritis akuta jarang dijumpai pada wanita hamil. Penyakit ini dapat timbul setiap saat dalam kehamilan, dan pnderita nefritis dapat menjadi hamil.biasanya disebakan oleh streptococcus beta -haemolyticus jenis A.glomerulonefritis akuta mmpunyai pngaruh tidak baik terhadap hasil konsepsi,terutama yang d sertai tkanan darah yang sangat tinggi dan insufisiensi ginjal ,dapat menyebabkan abortus.partus prematururus dan kematian janin.PengobatanIstirahat baring sama dengan diluar kehamilanDiet yang sempurna dan rendah garamPengendalian hepertensi srta kesimbangan cairan dan elktrolitGlomeruloneferitis kronikaIalah pnyakit yang sudah di derita oleh ibu hamil beberapa tahun sebelumnya karena itu pada pemeriksaan khamilan pertama dapat dijumpai proteinuria,sedimen yang tidak normal dan hepertensi.Gejala-gejala:Terdapat proteinuriaKelainan sedimen dan hipertensiEdema di mukaAnemiaSindroma nefrotikSinroma nefrotik dahulu di kenal dengan nama nefrosis ialah suatu kumpulan gejala yang terdiri atas udem ,proteinuria (> dari 5 gram sehari),hipoalbuminemia dan hiperkolestrolmia.penyakit-penyakit yang dapat menyertai sindroma nefrotik ialah glomerulo-nefritis kronika (paling sering),lupus eritematosus, diabetes militus, amiloidosis, sifilis dan thrombosis vena renalis.Gagal ginjal mendadakGagal ginjal mendadak dalam kehamilan adalah komplikasi yang sangat gawat dalam kehamilan dan nifas,karena dapat menimbulkan kematian,atau kerusakan fungsi ginjal yang tidak bisa sembuh lagi.pnderita yang mengalami gagal ginjal mendadak ini sring di jumpai pada kehamilan muda 12-18 minggu,dan kehamilan yang telah cukup bulan.Gejala-gejala:SepsisAdanya tanda-tanda oliguri mendadak dan asothemiaPembekuan darah intra paskulerPengobatanPenderita di beri infus atau trnfusi darahDi perhatikan kesembangan elektrolit dan cairanLakukan hemodialisis bila ada tanda-tanda.Ginjal polikistikPolikistik merupakan kelainan bawaan (herditer).kehamilan umumnya tidak mmpengaruhi perkembangan pembentukan Ginjal kista pada ginjal,begitu pula sebaliknya.akan tetapi bila fungsi ginjal kurang baik ,maka kehamilan akan memperberat atau merusak fungsinyasebaliknya wanita yang telah mempunyai klainan sebaiknya tidak hamil karena kemungkinan timbul komplikasi akibat kehamilan yang sangat tinggiTuberklosis ginjalJarang di jumpai wanita hamil dengan tubrklosis ginjal ,walaupun dalam literatur di sbutkan ada.kehamilan akan mmpengaruhi TBC ginjal trsebut bila tidak di obati.TBC pada ginjal dapat hamil terus ,asal fungsi ginjalnya baik. Terapi TBC ginjal sama dengan trapi TBC organ-organ lain. Untuk mmbuat diagnose TBC ginjal diperlukan pmriksaan laboratorium khusus.Kehamilan Pasca NefrektomiPada pndrita yang mempunyai satu ginjal karna kelainan congenital atau pasca nefrktomi, dapat atau boleh hamil sampai aterm asal fungsi ginjalnya normal. Perlu pemeriksaan fungsi ginjal sebelum hamil dan selama kehamilan serta diawasi dengan baik, karena kemungkinan timbulnya infeksi saluran kemih. Persalinan dapat berlangsung pervaginam kecuali dalam keadaan-keadaan tertentu.Kehamilan Pasca Transplantasi GinjalSampai akhir ini masih terdapat laporan tentang kehamilan sampai cukup bulan, setelah wanita yang mengalami transplantasi ginjal. Proknosisnya cukup baik, bila ginjal yang diimplantasikan tersebut berasal dari donor yang hidup. Namun bila ginjal yang ditransplantasikan tersbut berasal dari ginjal donor yang telah meninggal (kadaver), maka kemungkinan akan terjadi kerusakan atau fungsi ginjal akan memburuk setelah 1 tahun, sehingga pada wanita tersebut harus dilakukan dialisis terus menerus untuk mempertahankan kehidupannya.Wanita yang menginginkan hamil setelah dapat transplantasi ginjal, haruslah diawasi ketat oleh Spesialis Obstetri dan Spesialis Penyakit Ginjal.Adapun kriteria yang harus dipenuhi oleh seorang wanita yang telah mendapat transplantasi ginjal, untuk diperbolehkan hamil antara lain sbb:Kesehatan penderita dalam keadaan baik dalam waktu 1-2 tahun setelah mendapat transplantasi ginjal.Tidak ada kontra indikasi obstetri untuk hamilTidak ada proteinuriaTidak ada tanda-tanda penolakan graftFungsi ginjal harus baik ,dngan hasil pmeriksaan laboratorium didapat kadar kreattinin darah antara0,8-2 mg/mlTidak ada tanda-tanda bendungan,yabg di buktikan dengan pemeriksaan urogramTidak ada tanda-tanda hipertensiMendapat terapi

PERUBAHAN SISTEM ENDOKRINBerikut adalah ringkasan perubahan homon plasenta dan maternal dalam kehamilan dan akibat yang ditimbulkannya .

PROGESTERONpada awal kehamilandihasilkan oleh corpus luteum dan setelah itu secara bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormon ini meningkat selama kehamilan dan menjelang persalinan mengalami penurunan. Produksi maksimum diperkirakan 250 mg / hari.Aktivitas progesteron yang diperkirakan :

1.Menurunkan tonus otot polos: motilitas lambung terhambat sehingga terjadi mual aktivitas kolon menurun pengosongan berjalan lambat reabsorbsi air meningkat konstipasi tonus uterus menurun aktivitas uterus menurun tonus vesica urinaria dan ureter menurun stasis urine2.Menurunkan tonus vaskular: tekanan diastolik menurun sehingga terjadi dilatasi vena3.Meningkatkan suhu tubuh4.Meningkatkan cadangan lemak5.Memicu over breathing tekanan CO2 (Pa CO2) arterial dan alveolar menurun6.Memicu perkembangan payudara

OESTROGENpada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah ovarium. Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya meningkat beratus kali lipat. Output estrogen maksimum adalah 30 40 mg / hari dan diantaranya 85% terdiri dari estriol. Kadar terus meningkat menjelang aterm

Aktivitas estrogen yang diperkirakan :1. Memicu pertumbuhan dan pengendalian fungsi uterus2. Bersama dengan progesteron memicu pertumbuhan payudara3. Merubah konsitusi kimiawi jaringan ikat sehingga lebih lentur dan menyebabkan servik yang elastis, kapsul persendian melunak, mobilitas persendian meningkat4. Retensi air5. Menurunkan sekresi natrium

CORTISOLPada awal kehamilan sumber utama adalah adrenal maternal dan pada kehamilan lanjut sumber utamanya adalah plasenta. Produksi harian25 mg / hari. Sebagian besar diantaranya berikatan dengan protein sehingga tidak bersifat aktif.Aktivitas cortisol yang diperkirakan :1. Meningkatkan gula darah2. Modifikasi aktivitas antibodiALDOSTERONhampir semuanya dihasilkan oleh kelenjar adrenal ibu. Terjadi peningkatan jumlah yang dihasilkan selama kehamilan. Berperan dalam mendukung retensi natrium dan airRENINaktivitas plasma renin 4 5 kali keadaan tidak hamil. Kadar angiostensin pada kehamilan normal meningkat. Pada kehamilan normal , terjadi penurunan sensitivitas terhadap efek hipertensi dari angiostensin.HUMAN CHORIONIC GONADOTROPINdihasilkan oleh trofoblas dan puncaknya dicapai sebelum minggu ke 16. Dari usia kehamilan 18 minggu, kadar hCG relatif konstan. Peranan fisiologis hCG tidak jelas, diduga mempunyai sifat tirotropik dan mengawali sekresi testosteron oleh sel LeydigHUMAN PLACENTAL LACTOGENkadar hPL atau chorionic somatotropin ini terus meningkat seiring dengan pertumbuhan plasenta selama kehamilan. Hormon ini mempunyai efek laktogenik dan antagonis insulinRELAXINdihasilkan oleh corpus luteum . Dapat terdeteksi selama kehamilan namun kadar tertinggi dicapai pada trimester pertama. Peran fisiologi tidak jelas namun diduga berperan penting dalam maturasi servikHORMON HIPOFISISterjadi penekanankadar FSH dan LH maternal selama kehamilan ; namun kadar prolaktin meningkat. Laktasi belum dimulai sampai persalinan berakhir dimana kadar prolaktin yang tinggi terus terjadi pada saat estrogen menuru

Perubahan pada sistem endokrin :1. Hormon Plasenta

Sekresi hormone plasenta dan HCG dari plasenta janin mengubah organ endokrin secara langsung. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan produksi globulin meningkat dan menekan produksi tiroksin, kortikosteroid dan steroid, dan akibatnya plasma yang mengandung hormone-hormon ini akan meningkat jumlahnya, tetapi kadar hormone bebas tidak mengalami peningkatan yang besar.

2. Kelenjar HipofisisBerat kelenjar hipofisis anterior meningkat sampai 30-50% yang menyebabkan wanita hamil menderita pusing. Sekresi prolaktin, hormone adrenokortikotropik, hormone tirotropik, dan melanocyt stimulating hormone meningkat. Produksi hormone perangsang folikel dan luteinizing hormone dihambat oleh estrogen dan progesterone plasenta.

Efek meningkatnya sekresi prolaktin adalah ditekannya produksi estrogen dan progesterone pada masa kehamilan. Setelah plasenta dilahirkan, konsentrasi prolaktin plasma akan menurun, penurunan ini masih terus berlangsung sampai saat ibu menyusui. Tetapi prolaktin masih tetap disekresi karena adanya rangsangan dari isapan bayi yang juga menstimulasi produksi air susu.

Penelitian terbaru mengatakan bahwa tidak ada bukti akurat yang dapat membuktikan kontraksi yang disebabkan oleh penurunan kadar progesterone.

3. Kelenjar TiroidDalam kehamilan, normalnya ukuran kelenjar tiroid akan mengalami pembesaran kira-kira 13% karena adanya hyperplasia dari jaringan glandula dan peningkatkan vaskularitas. Secara fisiologis akan terjadi peningkatan ambilan iodine sebagai kompensasi kebutuhan ginjal terhadap iodine yang meningkatkan laju menjelaskan penyakit gondok disebabkan oleh defisiensi iodine.

Walaupun kadang-kadang kehamilan dapat menunjukkan hipertiroid, fungsi tiroid biasanya normal. Namun, peningkatan konsentrasi T4 (tiroksin) dan T3 (triodotironin) juga dapat merangsang peningkatan laju metabolism basal. Hal ini disebabkan oleh produksi estrogen stimulated hepatic dari tiroksin yang menekan globulin.

4. Kelenjar AdrenalKarena dirangsang oleh hormone estrogen, kelenjar adrenal memproduksi lebih banyak kortisol plasma bebas dan juga kortikosteroid, termasuk ACTH dan hal ini terjadi dari umur 12 minggu sampai masa aterm. Karena kortisol bebas menekan produksi ACTH, maka disimpulkan adanya gangguan mekanisme feed-back.

Diperkirakan kortisol bebas yang meningkat mempunyai efek yang berlawanan terhadap insulin. Dengan meningkatnya kadar glukosa dalam darah, adanya asam lemak dan produksi glikogen, dan menurunnya tingkat penyebaran glukosa oleh otot dan lemak, dapat membuat kebutuhan fetus akan glukosa terpenuhi. Peningkatkan konsentrasi kortisol bebas pada saat masa kehamilan juga menyebabkan hiperglikemia pada saat setelah makan.

Peningkatan plasma kortikol bebas juga dapat menyebabkan ibu hamil mengalami kegemukan di bagian-bagian tertentu karena adanya penyimpanan lemak dan juga dapat merangsang adanya strine gravidarum. Karena adanya stimuli dari estrogen dan progesterone, maka terjadilan peningkatan konsentrasi renin yang besar yang berfungsi sebagai tambahan, selain renin yang diproduksi di uterus dan korion. Peningkatan kortisol dan tekanan darah merangsang sistem renin-angiotensin dapat juga menjaga keseimbangan efek hilangnya garam yang disebabkan oleh korteks adrenal. Kadar aldosteron meningkat sampai 200-700 ng/l sampai pada akhir kehamilan, sedangkan kadar aldosteron pada wanita tidak hamil adalah 100-200 ng/l.

Efek dari aldosteron adalah meningkatnya penyerapan natrium, yang dapat member keseimbangan bagi tubuh karena garam yang hilang dan sekresi air meningkat. Ketidakseimbangan zat-zat ini, dapat menyebabkan wanita hamil tersebut mengabsorpsi kembali natrium dari ginjal sehingga memengaruhi keadaan cairan tubuh yang dapat menyebabkan hipertensi. Peningkatan angiotensin H juga akan menyebabkan terjadinya peningkatan tekanan darah dengan cepat jika tidak ada vasodilator oleh prostaglandin dan prostasiklin.

HCG mengurangi respons imunitas dalam kehamilan. Kadar immunoglobulin IgC dan IgM menurun dari kehamilan 10 sampai 30 minggu dan tetap pada kadar ini sampai aterm. Titer antibody terhadap cacar, influenza A, dan herpes simpleks mengalami p engurangan sebagai efek dari hemodilusi, karena itu resistensi terhadap virus dapat berubah.