PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER...

161
PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER JAKARTA Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP) Oleh: SUCI AMELIA NIM. 11150251000041 PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H / 2019 M

Transcript of PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER...

Page 1: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS

BACKPACKER JAKARTA

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:

SUCI AMELIA

NIM. 11150251000041

PROGRAM STUDI ILMU PERPUSTAKAAN

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1441 H / 2019 M

Page 2: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai
Page 3: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai
Page 4: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai
Page 5: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

ABSTRAK

SUCI AMELIA (NIM: 11150251000041). Perilaku Pencarian Informasi

Komunitas Backpacker Jakarta.

Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perilaku pencarian

informasi traveler dalam berwisata pada komunitas Backpacker Jakarta. Metode

penelitian yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif. Data yang dianalisis adalah

hasil observasi lapangan, hasil wawancara dengan informan serta telaah literatur.

Dalam penelitian ini, pertanyaan mengacu pada model perilaku pencarian

informasi wisatawan oleh Gursoy. Pertanyaan diajukan kepada tiga traveler

berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan untuk mewakili traveler yang ada pada

komunitas Backpacker Jakarta. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa

pengalaman dan karakteristik individu sangat berkontribusi terhadap perilaku

pencarian informasi traveler dalam membuat keputusan perjalanan. Jadi, perilaku

pencarian informasi komunitas Backpacker Jakarta telah memenuhi model

Gursoy, yang meliputi: kunjungan sebelumnya, keterlibatan, pembelajaran,

pengetahuan sebelumnya, biaya pencarian informasi dan pencarian informasi.

Dalam penelitian ini terdapat temuan yang menarik dalam konteks Indonesia

terkait perilaku pencarian informasi seorang traveler yaitu adanya karakteristik

traveler yang phobia terhadap hujan sehingga dalam setiap perjalanan wisatanya

ia sesuaikan dengan informasi musim dan cuaca. Selain itu promosi tiket murah

dapat menjadi faktor utama munculnya motivasi untuk melakukan perjalanan

wisata. Kemudian yang terakhir yaitu pencarian informasi yang dinamis dan

berkelanjutan. Dalam hal ini terjadi ketika perjalanan sedang berlangsung maupun

sudah selesai, traveler masih memungkinkan untuk melakukan pencarian

informasi. Sehingga perilaku pencarian informasi dalam berwisata pada traveler

di komunitas Backpacker Jakarta mencakup tiga pendekatan yaitu, pendekatan

psikologis, ekonomi dan karakeristik perjalanan wisata.

Kata Kunci: Perilaku Pencarian Informasi, Traveler, Backpacker Jakarta

Page 6: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

ABSTRACT

SUCI AMELIA (NIM: 11150251000041). Information Seeking Behavior of

Backpacker Jakarta Community

The main purpose of this research is to find out the information seeking behavior

of travelers to traveling in the Backpacker Jakarta community. The research

method used is descriptive qualitative. Data analyzed were the result of field

observations, interviews with informants and literature review. In this research,

the question refers to the Gursoy tourist information seeking behavior model.

Questions were asked to three travelers in the Backpacker Jakarta community.

The result of this research are: the experiences and charachteristics of individuals

greatly contributed to the traveler‘s information search behavior in making travel

decisions. So, the information seeking behavior of Backpacker Jakarta community

has fulfilled the Gursoy model, which includes: previous visits, involvement,

learning, prior knowledge, cost of information search, and information search. In

this research, there are interesting findings in the Indonesian context related to the

information seeking behavior of travelers, namely the caharacteristics of a traveler

with a rain phobia so that in each trip he adjusts to the season and weather.

Besides, cheap ticket promotions can be a major factor in the emergence of

traveling motivation. Then the last is the search for information that is dynamic

and ongoing. In this case when during the trip or has finished, the traveler is still

possible to find information. So information seeking behavior to traveling on a

traveler in the Backpacker Jakarta community includes three approaches:

psychological, economic, and characteristics of travel.

Keyword: Information Seeking Behavior, Travelers, Backpacker Jakarta

Page 7: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

i

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji serta syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah

Ta‘ala atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga peneliti dapat

menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa

tercurahkan kepada Baginda Nabi Besar Muhammad Sholallahu ‗Alaihi wa

Sallam beserta keluarga, sahabat, pengikut dan siapapun yang senantiasa merujuk

sikap maupun keilmuan kepada beliau. Adapun judul skripsi ini adalah ―Perilaku

Pencarian Informasi Komunitas Backpacker Jakarta‖. Penyusunan skripsi ini

dilakukan untuk memenuhi syarat memperoleh gelar Strata Satu (S1) pada

Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif

Hidayatullah.

Tersusunnya skripsi ini tidak terlepas dari doa, dukungan, bimbingan dan

motivasi dari berbagai pihak yang telah meluangkan waktu dan ilmunya. Oleh

karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan rasa terima kasih

kepada:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Lubis, Lc., MA, selaku Rektor UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Saiful Umam, Ph.D, selaku Dekan Fakultas Adab dan Humaniora

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Siti Maryam, S.Ag., S.S., M.Hum, selaku Ketua Program Studi Ilmu

Perpustakan.

4. Bapak Amir Fadhilah, M.Si, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Perpustakaan.

5. Bapak Nuryudi, MLIS, selaku dosen pembimbing akademik yang telah

memberikan waktu, tenaga, serta pemikirannya untuk membimbing peneliti

sejak awal perkuliahan.

6. Ibu Dr. Ida Farida, MLIS, selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

meluangkan waktu, tenaga serta pemikirannya dalam membimbing dan

menuntun peneliti untuk dapat menyelesaikan penelitian ini.

Page 8: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

ii

7. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah

mencurahkan ilmunya begitu banyak untuk masa depan peneliti.

8. Keluarga tercinta Mama Lasmini, Papa Anton, Bapak Mulyono yang telah

memberikan dukungan moril dan materil. Kepada Kak Shinta, Abang Ari

dan Adik Putra serta keponakan tersayang Wilona. Untaian do‘a, nasehat,

perhatian dan semangat yang selalu diberikan sebagai dorongan untuk

peneliti menyelesaikan skripsi ini.

9. Kawan-kawan JIPERS khususnya JIP B 2015 yang telah banyak

memberikan warna pada proses pembelajaran selama kurang lebih empat

tahun ini.

10. Sahabat ABUBA tersayang, terima kasih atas kebersamaan, kenyamanan,

kekeluargaan, motivasi, perhatian, dukungan dan doa yang luar biasa demi

terselesainya skripsi ini.

11. Sahabat Bhinneka Tunggal Baca tersayang, terima kasih atas kebersamaan,

hiburan, ilmu dan project-nya selama ini serta dukungan dan doa baik untuk

terselesainya skripsi ini.

12. Sahabat tersayang Nabilah Sumayyah dan Rahmat Fakih Yogatama yang

selalu setia menemani dalam proses pengerjaan, selalu menghibur,

memberikan perhatian, motivasi serta doa yang tulus. Kepada M. Gradhi

Pamungkas dan Slamet Nungkiarta atas bantuan, perhatian, dukungan dan

doa untuk terselesainya skripsi ini.

13. Sahabat Saudara Kesatuan, terima kasih atas kebersamaannya sejak awal

masuk kuliah hingga masa-masa akhir perkuliahan peneliti. Terima kasih

atas dukungan dan doa baik sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

14. Sahabat HARMONI 42 khususnya Alfinda Rahmadanty dan Wandhira Ayu

yang telah menemani kebosanan peneliti atas kejenuhan skripsi. Terima

kasih atas dukungan dan doanya sehingga skripsi ini selesai.

15. Sahabat sejak lama Medelia Syafila, Fitri Rohmayanti, Husnul Chotimah,

M. Irham Fauzan, Laras Arianti atas bantuan, nasehat, motivasi, dukungan

dan doa baik untuk peneliti sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Page 9: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

iii

16. Kawan-kawan Backpacker Jakarta yang telah menghiasi kejenuhan peneliti

dengan beragam trip yang luar biasa. Dan khususnya Edi M. Yamin, Yusuf,

M. Idris Rodja, Dodi Susanto dan Shinta Natalia yang telah berkenan

membantu peneliti dalam mengumpulkan data dan informasi di lapangan.

Atas semua bantuan yang telah diberikan, peneliti hanya bisa memanjatkan

doa kepada Allah SWT semoga kebaikan yang telah diberikan kepada peneliti

dapat dijadikan ladang ibadah dan dibalas belipat ganda oleh Allah SWT. Akhir

kata peneliti berharap semoga tulisan ini sedikit banyak dapat bermanfaat untuk

penelitian selanjutnya, menambah wawasan bagi para pembacanya, serta

memberikan manfaat khususnya untuk perkembangan keilmuan dalam bidang

ilmu perpustakaan dan informasi di masa sekarang hingga yang akan datang.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Jakarta, 28 November 2019

Suci Amelia

Page 10: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

iv

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

DAFTAR ISI .......................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii

DAFTAR BAGAN ................................................................................................. viii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... ix

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah .................................................................. 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ....................................................... 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................................ 4

D. Definisi Istilah ................................................................................. 5

E. Sistematika Penulisan ...................................................................... 7

BAB II TINJAUAN LITERATUR ................................................................... 8

A. Informasi.......................................................................................... 8

1. Definisi Informasi ..................................................................... 8

2. Tipe dan Jenis informasi ........................................................... 9

3. Sumber Informasi ..................................................................... 10

4. Kegunaan Informasi ................................................................. 12

B. Informasi Pariwisata ........................................................................ 12

1. Definisi Pariwisata ................................................................... 12

2. Jenis dan Macam Pariwisata ..................................................... 13

3. Jenis dan Macam Wisatawan ................................................... 14

C. Perilaku Pencarian Informasi .......................................................... 17

1. Definisi Perilaku Pencarian Informasi ..................................... 16

2. Perilaku Pencarian Informasi Wisatawan ................................. 19

3. Model Perilaku Pencarian Informasi ........................................ 20

4. Model Perilaku Pencarian Informasi Wisatawan ..................... 22

a. Previous Visits ..................................................................... 22

b. Involvement .......................................................................... 23

c. Learning ............................................................................... 24

d. Prior Knowledge .................................................................. 24

e. Cost of Information Search .................................................. 26

f. Information Search .............................................................. 26

5. Faktor-faktor yang memengaruhi perilaku pencarian informasi

................................................................................................... 27

D. Peta Literatur ................................................................................... 29

E. Penelitian Terdahulu ........................................................................ 30

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 33

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ...................................................... 33

B. Sumber Data .................................................................................... 34

C. Subjek dan Objek Penelitian ........................................................... 34

Page 11: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

v

D. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 35

E. Teknik Analisis Data ....................................................................... 36

F. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 37

G. Keterbatasan Penelitian ................................................................... 38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 39

A. Backpacker Jakarta .......................................................................... 39

B. Hasil Penelitian ................................................................................ 39

C. Pembahasan ..................................................................................... 75

D. Implikasi .......................................................................................... 83

E. Kekhasan Penelitian ........................................................................ 85

BAB V PENUTUP ............................................................................................. 88

A. Kesimpulan ...................................................................................... 88

B. Saran ................................................................................................ 89

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 12: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

vi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Model Perilaku Pencarian Informasi .................................................. 28

Page 13: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1. Perilaku Pencarian Informasi Komunitas Backpacker Jakarta .............. 69

Tabel 4.2. Sumber Informasi ................................................................................... 73

Tabel 4.3. Penggunaan Informasi untuk Membuat Keputusan ............................... 73

Page 14: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

viii

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1. Peta Literatur ......................................................................................... 29

Bagan 4.1. Proses Pencarian Informasi Komunitas Backpacker Jakarta ................ 72

Bagan 4.2. Perilaku Pencarian Informasi Komunitas Backpacker Jakarta ............. 76

Page 15: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Observasi ............................................................................... 95

Lampiran 2. Pedoman Wawancara ......................................................................... 99

Lampiran 3. Transkrip Wawancara ......................................................................... 101

Lampiran 4. Reduksi Data....................................................................................... 119

Lampiran 5. Surat Tugas Pembimbing.................................................................... 128

Lampiran 6. Berita Acara Proposal ......................................................................... 129

Lampiran 7. Surat Penguji Skripsi .......................................................................... 130

Page 16: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap orang memiliki peran dan fungsinya masing-masing dalam

hidup. Dalam memainkan peran tersebut tentu seseorang akan menghadapi

masalah yang harus diselesaikan. Untuk menyelesaikan masalah-masalah

yang ada diperlukan suatu upaya untuk membuat hidupnya berhasil

sebagaimana peran dan fungsinya. Sehingga keefektifan seseorang dalam

melaksanakan peran dan fungsinya tergantung dari upayanya dalam

menghadapi dan menyelesaikan masalah untuk membentuk keputusan

yang diperlukan dalam hidupnya. Salah satu upaya yang dilakukan dalam

rangka menyelesaikan masalah dan membuat keputusan adalah pencarian

informasi.

Pada kegiatan pencarian informasi sebagian besar upaya seseorang

semakin berkembang ketika mencari informasi. Informasi tidak lagi dicari

hanya ketika berhubungan dengan tujuan pekerjaan, penelitian, sekolah

ataupun hal-hal formal lainnya. Sebagaimana yang dikatakan Savolainen,

pencarian informasi memiliki definisi yang luas yang mengacu pada

konsep perolehan berbagai elemen informasi (baik kognitif maupun

ekspresif) yang digunakan seseorang untuk mengarahkan diri mereka

dalam kehidupan sehari-hari atau untuk memecahkan masalah yang tidak

berterkaitan atas tugas pekerjaan.1

Pencarian informasi mengenai kehidupan sehari-hari dalam dunia ilmu

perpustakaan dan informasi terus berkembang. Sebagaimana yang

dikatakan Carey, bahwa peneliti dalam bidang ilmu perpustakaan dan

1 Reijo Savolainen, ―Everyday Life Information Seeking: Approaching Information

Seeking in the Context of ‗Way of Life,‘‖ Library & Information Science Research 17, no. 3

(June 1995): h. 266-267, https://doi.org/10.1016/0740-8188(95)90048-9.

Page 17: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

2

informasi telah mengembangkan pembelajaran dan pembahasan mengenai

pencarian informasi dalam kehidupan sehari-hari sejak 20 tahun terakhir.2

Hal ini diperkuat dengan beberapa contoh penelitian dalam dunia ilmu

perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai perilaku pencarian

informasi kehidupan sehari-hari yang tak sepenuhnya terkait atas

pekerjaan, seperti contoh penelitian perilaku pencarian informasi

kesehatan bagi lansia oleh Dan Wu3, kemudian perilaku pencarian

informasi terkait fase respon pasca peringatan bencana oleh Ryan4, dan

perilaku pencarian informasi pada wanita pedesaan oleh Mooko5.

Kemunculan-kemunculan penelitian semacam itu dalam jumlah yang

signifikan menunjukkan bahwa pencarian informasi yang tidak berkaitan

dengan pendidikan atau pekerjaan secara langsung merupakan kegiatan

yang banyak dilakukan seseorang dalam kehidupannya.

Maka dalam hal ini peneliti tertarik untuk meneliti mengenai perilaku

pencarian informasi seorang traveler (pelancong) dalam berwisata. Sebab

terlepas dari apa itu pekerjaan mereka (jika bekerja), pelajaran (jika

bersekolah) maupun urusan penelitian (jika ilmuan atau peneliti),

seseorang dapat menjalani peran sebagai seorang traveler diwaktu tertentu.

Untuk memenuhi hasratnya dalam berwisata tentu traveler akan

mengumpulkan informasi terkait rencana perjalanan wisatanya dengan

upaya melakukan pencarian informasi. Pencarian informasi tersebut akan

dilakukan dengan berbagai macam cara untuk mendapatkan informasi

yang sesuai dengan kebutuhan, sehingga menghasilkan suatu pola perilaku

pencarian informasi. Perilaku pencarian informasi ini lah yang akan

2 R Carey, ―Gaining Access to Everyday Life Information Seeking,‖ Library &

Information Science Research 23, no. 4 (2001): 319, https://doi.org/10.1016/S0740-

8188(01)00092-5. 3 Dan Wu and Yizhe Li, ―Online Health Information Seeking Behaviors among

Chinese Elderly,‖ Library & Information Science Research 38, no. 3 (July 2016): 272–79,

https://doi.org/10.1016/j.lisr.2016.08.011. 4 Barbara Ryan, ―A Model to Explain Information Seeking Behaviour by

Individuals in the Response Phase of a Disaster,‖ Library & Information Science Research

40, no. 2 (April 2018): 73–85, https://doi.org/10.1016/j.lisr.2018.05.001. 5 Neo Patricia Mooko, ―The Information Behaviors of Rural Women in Botswana,‖

Library & Information Science Research 27, no. 1 (December 2005): 115–27,

https://doi.org/10.1016/j.lisr.2004.09.012.

Page 18: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

3

menjadi topik penelitian disini menggunakan subjek penelitian yaitu

traveler pada komunitas Bacpacker Jakarta.

Komunitas Backpacker Jakarta merupakan salah satu komunitas

traveler yang cukup besar di Jakarta dengan jumlah anggota tercatat pada

tahun 2019 sebanyak ± 4.000 anggota. Komunitas yang sudah berdiri sejak

6 tahun ini memiliki kegiatan utama yaitu traveling. Mereka melakukan

perjalanan ke berbagai tujuan wisata di Indonesia maupun luar negeri, baik

wisata alam, budaya maupun city tour. Berdasarkan pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti terhadap komunitas Backpacker Jakarta, komunitas

ini memiliki gaya perjalanan backpacker dengan pembiayaan perjalanan

secara sharecost sehingga sangat low budget. Selain itu adanya keunikan

tersendiri dari komunitas Backpacker Jakarta yaitu anggota juga dapat

mengajukan rencana perjalanan yang mana perjalanan wisata tidak hanya

ditentukan oleh founder saja seperti sebagian besar komunitas traveling

lainnya di Jakarta. Kemudian komunitas ini memiliki kontribusi nyata

dalam perkembangan Tourism 4.0, hal ini terlihat dari perilaku traveler

selaku konsumen ketika search and share secara digital.6 Sebab salah satu

faktor pendukung transformasi pariwisata menuju Tourism 4.0 dipengaruhi

oleh faktor perubahan perilaku wisatawan dalam personalisasi

pengalaman perjalanan wisata dengan search and share secara digital yang

mana wisatawan juga sebagai salah satu Sumber Daya Manusia yang

menjadi bagian dari soft acpect dari terwujudnya Tourism 4.0.7

Hal ini lah yang membuat peneliti ingin mengetahui lebih jauh

komunitas tersebut mengenai perilaku pencarian informasi traveler di

kalangan komunitas Backpacker Jakarta. Oleh karenannya peneliti tertarik

mengkajinya dengan melakukan sebuah penelitian dengan judul “Perilaku

Pencarian Informasi Komunitas Backpacker Jakarta”.

6 Suci Amelia, ―Catatan Observasi Lapangan,‖ Pengamatan Lapangan (Sekretariat

Backpacker Jakarta, April 8, 2019). 7 Arief Yahya, ―CEO Message #62 Tourism 4.0 adalah Millennial Tourism,‖

Website Government, Berita (blog), February 27, 2019,

http://www.kemenpar.go.id/post/ceo-message-62-tourism-40-adalah-millennial-tourism.

Page 19: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

4

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Untuk menghindari penafsiran yang meluas dan agar penulisan ini lebih

fokus dan terarah maka peneliti membatasi masalah penulisan ini pada

perilaku pencarian informasi untuk berwisata pada komunitas Backpacker

Jakarta.

Adapun masalah yang dapat dikaji dalam penulisan ini yaitu bagaimana

perilaku pencarian informasi untuk berwisata pada komunitas Backpacker

Jakarta?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian mengenai perilaku pencarian informasi ini bertujuan

untuk mengetahui bagaimana perilaku pencarian informasi untuk

berwisata pada komunitas Backpacker Jakarta.

2. Manfaat Penelitian

Adapun penelitian ini memberikan kontribusi antara lain:

a. Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khazanah ilmu

perpustakaan dan informasi khususnya dalam bidang perilaku

pencarian informasi.

b. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan terhadap

dunia praktisi khususnya pariwisata mengenai perilaku pencarian

informasi untuk berwisata.

c. Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan pengatahuan

pembaca dan memberikan gambaran menganai perilaku pencarian

informasi komunitas Backpacker Jakarta.

d. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi inspirasi atau rujukan

untuk melakukan penelitian yang serupa atau sejenis.

Page 20: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

5

D. Definisi Istilah

1. Informasi adalah catatan sebuah peristiwa yang terjadi, baik berupa

fakta, data, pengetahuan, maupun segala gejala yang terjadi dalam

masyarakat yang tercatat dan telah diolah maupun dianalisis sehingga

dapat bermanfaat untuk beragam perubahan dalam kehidupan melalui

penyebarannya.

2. Pencarian informasi merupakan kegiatan pengumpulan informasi yang

dimulai dengan mencari, memilih, menyeleksi, menetapkan informasi

dan sampai informasi digunakan untuk kebutuhannya.

3. Perilaku pencarian informasi adalah sikap seseorang dalam mencari

informasi yang dibutuhkan, dimulai dengan mencari, memilih,

menyeleksi, menetapkan informasi dan sampai informasi digunakan

untuk kebutuhannya bahkan hingga dibagikan kepada orang lain.

4. Backpacker adalah seseorang yang melakukan perjalanan secara

mandiri tanpa agen travel dengan biaya yang sangat murah.

5. Backpacking adalah perjalanan ke suatu tempat tanpa membawa

barang-barang yang memberatkan (hanya perlengkapan yang dianggap

perlu)

6. Traveler adalah seseorang yang melakukan aktivitas melancong.

dengan biaya seminim mungkin dengan gaya perjalanan backpacking.

7. Traveling merupakan aktivitas melancong; berpindah dalam satu

tempat ketempat lainnya dengan berbagai alasan, seperti liburan,

pekerjaan dan sebagainya dengan biaya seminim mungkin dengan gaya

perjalanan backpacker.

8. Kunjungan sebelumnya merupakan kegiatan kunjungan wisata

sebelumnya yang memberikan representasi kognitif internal sehingga

memengaruhi pengetahuan traveler tentang tujuan wisata

9. Keterlibatan merupakan partisipasi yang berkelanjutan, terus menerus

berubah karena dipengaruhi oleh keadaan motivasi, gairah, minat atau

kesenangan yang ditimbulkan oleh stimulus individu.

Page 21: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

6

10. Pembelajaran merupakan proses dimana pengalaman berwisata

menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan perilaku

traveler dalam menentukan tujuan dan daya tarik wisatanya.

11. Pengetahuan sebelumnya merupakan latar belakang yang dimiliki

traveler untuk melihat keakraban traveler terhadap tujuan wisatanya

dan mengukur keahliannya dalam pencarian informasi, interaksi

dengan produk wisata, pilihan dan pengambilan keputusan.

12. Keakraban merupakan hubungan traveler terhadap tujuan wisata yang

mana memiliki dampak yang signifikan pada niat perjalanan di masa

depan dan dalam proses keputusan pemilihan perjalanan wisata.

13. Keahlian adalah kemampuan mencari informasi, interaksi dengan

produk wisata, pengambilan keputusan baik terdiri dari struktur

kognitif (percaya pada produk wisata tertentu) maupun proses kognitif

(keputusan bertindak berdasarkan keyakinan) yang diperlukan untuk

berhasil menjalankan perjalanan wisata sesuai keinginan.

14. Biaya pencarian informasi adalah total biaya yang terkait dengan

pemanfaatan suatu strategi pencarian informasi berdasarkan waktu

yang dihabiskan, biaya yang dikeluarkan dan upaya yang diperlukan.

15. Itinerary adalah dokumen rencana dan rute perjalanan.

16. Basepart merupakan daerah utama traveler yang memuat beberapa

lokasi atau destinasi wisata yang akan dikunjungi.

17. Destinasi wisata adalah tempat atau lokasi wisata yang dijadikan

sebagai tujuan untuk melakukan perjalaan wisata (yang akan

dikunjungi).

18. Ombrophobia merupakan sebuah phobia atau perasaan takut yang

berlebihan terhadap hujan, petir atau karena kehujanan.

Page 22: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

7

E. Sistematika Penulisan

Sebagai gambaran dalam penyusunan laporan ini agar sesuai dengan

tema yang diambil, maka penyusunannya didasarkan pada bab demi bab

dimana setiap bab saling berhubungan sesuai dengan pokok permasalahan

yang dibahas. Sistematika penulisan ini dibagi ke dalam lima bab, yaitu:

BAB I Pendahuluan

Pada bab ini memuat tentang penguraian latar belakang masalah,

rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, waktu dan

tempat pelaksanaan serta sistematika penulisan penelitian ini.

BAB II Tinjauan Literatur

Pada bab ini diuraikan mengenai penjelasan teori-teori yang

berkaitan dengan masalah yang hendak dijabarkan yang mana menjadi

sebuah pondasi dalam penelitian ini. Yaitu dari segi definisi informasi,

perilaku pencarian informasi serta sejumlah teori yang terkait dengan

perilaku pencarian informasi traveler serta penelitian terdahulu yang

relevan.

BAB III Metode Penelitian

Pada bab ini peneliti membahas mengenai metode penelitian yang

digunakan, pendekatan penelitian, informan penelitian, teknik

pengumpulan data dan analisis data serta waktu dan tempat penelitian.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

Pada bab ini peneliti menguraikan pembahasan topik masalah

sesuai dengan aspek yang peneliti bahas yaitu mengenai bagaimana

perilaku pencarian informasi traveler di kalangan komunitas

Backpacker Jakarta.

BAB V Penutup

Pada bab ini peneliti memberikan kesimpulan dari penyajian hasil

penelitian yang merupakan intisari dari hasil kegiatan penelitian yang

telah dilaksanakan, dan dari kesimpulan tersebut peneliti akan

memberikan saran-saran yang membangun bagi pihak-pihak yang

terkait dalam penelitian ini.

Page 23: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

8

BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Informasi

1. Definisi Informasi

Kata informasi muncul antara tahun 1372 dan 1386.8 Fenomena

sebutan informasi memiliki makna kata yang terus berkembang dan

berbeda-beda dari berbagai sudut pandang. Sebelumnya manusia

sebenarnya telah mengenal informasi melalui penyebaran pesan

kepada orang lain dengan berbagai media. Informasi pun mulai

disebarkan dengan burung merpati pada tahun 1851 oleh Paul Julius

Reuter.9 Hingga pada masa modern seperti ini informasi menjadi

berkembang penyebarannya melalui berbagai kecanggihan teknologi

sepeti televisi, radio, maupun internet.

Konsep informasi digunakan sedemikian rupa sehingga

menghasilkan banyak definisi. Informasi dapat diartikan secara sempit

dan luas. Dalam pengertian sempit, informasi dapat diartikan:

penerangan, pemberitahuan, keterangan, kabar, berita dan pesan.

Dalam pengertian luas, informasi dapat diartikan sebagai ilmu

pengetahuan.10

Berikut beberapa istilah dari para pakar mengenai informasi:

Menurut McFadden, dkk dalam Abdul Kadir, mendefinisikan

informasi sebagai data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga

meningkatkan pengetahuan seseorang yang menggunakan data

tersebut.11

8 Jorge Reina Schement, ed., Between Communication and Information, Information

and Behavior 4 (New Brunswick: Transaction Publ, 1993). h. 177 9 Steven Waldman, The Information Needs of Communities: The Changing Media

Landscape in a Broadband Age (Durham, NC: Carolina Academic Press, 2011). h. 8 10

Sutarno N. S, Tanggung Jawab Perpustakaan Dalam Mengembangkan

Masyarakat Informasi, Cet. 2 (Jakarta: Panta Rei, 2005). h. 65 11

Abdul Kadir, Pengenalan Sistem Informasi (Yogyakarta: Andi, 2003). h. 31

Page 24: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

9

Menurut Marshall B. Romney dan Paul John Steinbart, informasi

adalah data yang telah dikelola dan diproses untuk memberikan arti

dan memperbaiki proses pengambilan keputusan.12

Menurut Ching-chih dan Peter Hernon dalam Laloo, informasi

adalah sebuah pengetahuan, ide-ide, fakta data dan imajinasi kerja

seseorang yang dikomunikasikan secara formal maupun informal dan

dalam berbagai bentuk.13

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa informasi

merupakan catatan sebuah peristiwa yang terjadi, baik berupa fakta,

data, pengetahuan, maupun segala gejala yang terjadi dalam

masyarakat yang tercatat dan telah diolah maupun dianalisis sehingga

dapat bermanfaat untuk beragam perubahan dalam kehidupan

melalui penyebarannya.

2. Tipe dan Jenis informasi

Menurut Brenda Dervin dalam O. Case, terdapat tiga tipe informasi

berdasarkan filsafat Karl Popper yaitu:14

a. Objektif, merupakan informasi eksternal yang digambarkan

berdasarkan realita yang ada. Berarti informasi itu harus sesuai fakta,

tidak dibuat-buat dan apa adanya.

b. Subjektif, merupakan informasi internal yang dapat mewakili gambar

atau peta kognitif secara nyata dan terstruktur sehingga orang dapat

memahami peristiwa tersebut dan dapat disebarluaskan. Disini

informasi harus dapat mewakili seluruh kejadian.

c. Sense-making, yaitu informasi yang masuk akal yang mencerminkan

prosedur dan perilaku yang memungkinkan kita untuk ―bergerak‖

antara informasi internal dan eksternal untuk memahami dunia, dan

sumber informasi biasanya bertindak berdasarkan pemahaman yang

12

Romney Marshall B. and Steinbart Paul John, Sistem Informasi Akuntansi:

Accounting Information Systems, 13 (Prentice-Hall, 2014). h. 13 13

Bikika Tariang Laloo, Information Needs, Information Seeking Behaviour and

Users (New Delhi: Ess Ess Publications, 2002). h. 2 14

Donald Owen Case and Lisa M. Given, Looking for Information: A Survey of

Research on Information Seeking, Needs, and Behavior, Fourth edition, Studies in

Information (Bingley, UK: Emerald, 2016). h. 59

Page 25: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

10

benar akan kejadian tersebut. Sedangkan berdasarkan jenisnya,

informasi dikelompokkan menjadi dua jenis, yakni informasi lisan dan

terekam. Informasi lisan merupakan informasi yang belum ditransfer

dalam bentuk rekaman dan masih berupa informasi tacit. Sedangkan

informasi terekam adalah informasi yang sudah direkam atau sudah

berupa explicit.

Terdapat pembagian lagi dalam informasi terekam, yaitu ilmiah

dan tidak ilmiah. Informasi ilmiah adalah rekaman informasi yang

dirancang secara khusus atau yang bisa dimanfaatkan untuk

kepentingan ilmiah dan penelitian untuk pengambangan dunia ilmu

pengetahuan dan teknologi.

Informasi tidak ilmiah adalah informasi yang biasa banyak tersedia

dimana-mana seperti informasi yang termuat dalam surat kabar, dari

seseorang, maupun media yang mana dapat diakses dengan mudah

oleh semua kalangan.

3. Sumber Informasi

Informasi tidak dapat lepas dari sumber-sumbernya. Sumber

informasi adalah masukan yang diperoleh dari berbagai sumber

seperti kegiatan-kegiatan operasional, gagasan atau pendapat

masyarakat, data yang diperoleh dari kegiatan-kegiatan penelitian,

data ilmiah berupa teori, dalil, hipotesa ilmu pengetahuan,

pengalaman, dan penemuan baru.15

Sumber informasi yang beranekaragam bentuk atau wadahnya,

perlu diatur dan ditata dengan baik agar mudah dan cepat ditemukan

ketika sewaktu-waktu dibutuhkan.

15

Soeatminah, Perpustakaan, kepustakawanan dan pustakawan. (Yogyakarta:

Kanisius, 1992). h. 45

Page 26: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

11

Sumber informasi terbagi menjadi tiga jenis, sumber informasi

primer, sekunder dan tersier:16

a. Sumber primer

Sumber primer merupakan karangan asli yang ditulis secara

lengkap, meliputi:

a) Monograf, merupakan buku teks yang dapat merupakan karya

pengarang tunggal, ganda, editor, terjemahan, saduran dan karya

bersama antara seniman dan penulis naskah. Monograf dapat berseri,

berjilid, dengan objek bahasan yang sama.

b) Artikel majalah, dapat berupa hasil penelitian yang terkadang

dilengkapi dengan abstrak/intisari yang dibuat oleh pengarangnya.

c) Hasil penlitian, merupakan hasil penemuan baru yang didasarkan

pada suatu hipotesis yang dikaji kebenarannya. Suatu hasil

penelitian dapat merupakan kelanjutan dari penelitian sebelumnya.

d) Laporan langsung atau reportase

e) Skripsi, tesis, disertasi, merupakan karya tulis yang dibuat untuk

mempertanggung jawabkan penyelesaian studi.

b. Sumber sekunder

Sumber sekunder merupakan segala jenis ringkasan sumber

primer, dan merupakan alat bantu untuk menemukan sumber primer.

Contoh sumber sekunder sebagai berikut: Ensiklopedia, kamus,

bibliografi, kumpulan indeks, kumpulan abstrak, sumber biografi,

katalog perpustakaan, dan lain-lain.

c. Sumber tersier

Sumber tersier adalah ringkasan dari sumber sekunder, yaitu:

a). Indeks abstrak

Kumpulan abstrak yang diterbitkan dalam bentuk apapun yang

biasanya dilengkapi dengan indeks pengarang dan indeks subjek.

b). Bibliografi dari bibliografi.

16

Soeatminah. Perpustakaan, kepustakawanan dan pustakawan. (Yogyakarta:

Kanisius, 1992). h. 45

Page 27: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

12

4. Kegunaan Informasi

Informasi tentunya sangat berguna untuk kehidupan manusia

dengan banyaknya manfaat yang akan berdampak dalam kehidupan

sosial masyarakat. Pada umumnya manusia akan memerlukan banyak

informasi untuk digunakan dalam setiap aktifitasnya. Adapun

kegunaan informasi yaitu:17

1. Informasi sebagai sebuah proses: ketika seseorang memperolah

informasi maka apa yang dia ketahui akan mengalami perubahan.

2. Informasi sebagai pengetahuan: informasi berguna sebagai

komunikasi pengetahuan dari beberapa fakta, subjek dan kejadian

yang diinformasikan dalam sebuah berita.

3. Informasi sebagai benda: informasi dapat berubah menjadi benda

apabila informasi tersebut diubah kedalam bentuk data dan dokumen.

B. Informasi Pariwisata

1. Definisi Pariwisata

Secara etimologi, kata pariwisata berasal dari bahasa Sansekerta yang

terdiri atas dua kata yaitu pari dan wisata. Pari memiliki artian ―banyak‖

atau ―berkeliling‖, sedangkan wisata memiliki artian ―pergi‖ atau

―bepergian‖. Sehingga, kata pariwisata diartikan sebagai perjalanan yang

dilakukan berkali-kali, ke berbagai tempat, yang dalam bahasa Inggris

disebut dengan kata ―tour‖, sedangkan untuk pengertian jamak, kata

―Kepariwisataan‖ dapat digunakan kata ―tourism‖.18

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dikemukakan bahwa

pariwisata adalah suatu kegiatan yang berhubungan dengan perjalanan

rekreasi; pelancongan; turisme.19

Sedangkan berdasarkan UU No.10/2009

tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai

macam kegiatan wisata dan didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan

17

Bikika Tariang Laloo, Information Needs, Information Seeking Behaviour and

Users (New Delhi: Ess Ess Publications, 2002). h. 6-7 18

Oka A Yoeti, Pengantar Ilmu Pariwiwsata (Bandung: Angkasa, 1996). h. 112 19

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, ―Pariwisata,‖ in Kamus Besar

Bahasa Indonesia, V (Jakarta: Kemendikbud, 2016),

https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/Pariwisata.

Page 28: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

13

yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah

daerah.20

Dalam kesimpulannya pariwisata adalah fenomena (gejala) yang

ditimbulkan oleh perjalanan dan perpindahan manusia di luar dari tempat

tinggal aslinya.21

Jadi, kegiatan pariwisata memiliki motif untuk mengisi

waktu luang, bersenang-senang, bersantai, studi, kegiatan Agama, dan

mungkin untuk kegiatan olahraga yang mana dapat memberi keuntungan

bagi pelakunya baik secara fisik maupun psikis baik sementara maupun

dalam jangka waktu lama.

2. Jenis dan Macam Pariwisata

Ada empat dimensi pariwisata, yaitu : There are four major dimension

to tourism – attraction, facilities, transportation and hospitality. Terlihat

ada empat dimensi pariwisata yang terdiri dari: Pertama, atraksi yang

menjadi faktor pendorong wisatawan untuk pergi mengunjungi suatu

destinasi. Kedua, fasilitas yang merupakan jasa pelayanan terhadap para

wisatawan, ketiga transportasi dan keempat, infrastruktur yang memadai

yang menjadi pendukung penyelenggaraan pariwisata.22

Menurut jenisnya, pariwisata antara lain :23

a. Wisata bahari/ maritim, merupakan kegiatan wisata yang ditunjang oleh

sarana dan prasarana maritim untuk berenang, memancing, menyelam,

dan olahraga air lainnya.

b. Wisata etnik, merupakan perjalanan untuk mengamati perwujudan

kebudayaan dan gaya hidup masyarakat yang dianggap menarik.

c. Wisata cagar alam, merupakan wisata dengan kegemaraan alam tujuan

menikmati keindahan alam, kesegaran hawa di pegunungan, keajaiban

20

Kementerian Pariwisata, ―Undang-Undang Republik Indonesia,‖ Pub. L. No. 10,

Kepariwisataan (2009). 21

Soebagyo, ―Strategi Pengembangan Pariwisata Di Indonesia,‖ Jurnal Liquidity 1,

no. 2 (2012): h. 154. 22

Robert Christie Mill, Tourism: The International Business, Prentice-Hall

International Editions (London: Prentice-Hall Internat, 1990). h. 22 23

Syah Ali Baginda, ―Strategi Pengembangan Fasilitas Guna Meningkatkan Daya

Tarik Minat Wisatawan Di Darajat Pass (Waterpark) Kecamatan Pasirwangi Kabupaten

Garut‖ (Universitas Pendidikan Indonesia, 2016), 11,

http://repository.upi.edu/id/eprint/21523.

Page 29: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

14

hidup binatang (margasatwa) yang langka, serta tumbuh-tumbuhan

yang jarang terdapat ditempat-tempat pada umumnya.

d. Wisata buru, merupakan wisata yang dilakukan di negeri-negeri yang

memang memiliki daerah atau hutan tempat berburu yang dilegalkan

oleh pemerintah dan digalakkan oleh berbagai agen atau biro

perjalanan.

e. Wisata argo, merupakan jenis wisata yang mengorganisasikan

perjalanan ke proyek-proyek pertanian, perkebunan, dan ladang

pembibitan dimana wisata rombongan dapat mengadakan kunjungan

peninjauan untuk tujuan studi maupun menikmati segarnya tanaman di

sekitarnya.

f. Wisata sosial-budaya yang tediri dari peninggalan sejarah purbakala,

monumen, dan tempat-tempat bersejarah dan museum serta fasilitas

budaya lainnya.

3. Jenis dan Macam Wisatawan

Tipologi wisatawan dapat terbagi berdasarkan pendekatan interaksi.

Cohen mengklasifikasikan wisatawan atas dasar tingkat familiar

wisatawan terhadap daerah yang akan dikunjungi serta tingkat

pengorganisasian dari perjalanan wisatanya menjadi empat yaitu seperti:24

a. Drifter, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama

sekali belum diketahuinya, dan bepergian dalam jumlah kecil.

b. Explorer, yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan dengan

mengatur perjalanannya sendiri, dan tidak mau mengikuti jalan-jalan

wisata yang sudah umum melainkan mencari hal yang tidak umum.

Wisatawan seperti ini bersedia memanfaatkan fasilitas dengan standar

lokal dan tingkat interaksi dengan masyarakat lokal yang tinggi.

c. Individual mass tourists, yaitu wisatawan yang menyerahkan

pengetahuan perjalanannya kepada agen perjalanan, dan

mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah terkenal.

24

I Ketut Suwena, I Gst Ngr Widyatmaja, and Made Jiwa Atmaja, Pengetahuan

dasar ilmu pariwisata (Denpasar: Udayana University Press, 2010). h. 40

Page 30: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

15

d. Organized mass tourists, yaitu wisatawan yang hanya mau

mengunjungi daerah tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan

fasilitas seperti yang dapat ditemuinya ditempat tinggalnya, dengan

perjalanannya selalu dipandu oleh pemandu wisata.

Di samping jenis wisatawan yang disebutkan di atas, ada juga

beberapa jenis wisatawan berdasarkan permintaan, yaitu:25

a. Wisatawan keluarga merupakan wisatawan yang melakukan

perjalanan pada waktu liburan sehingga mereka benar-benar ingin

menikmati liburannya itu di suatu tempat yang mereka inginkan.

b. Hedonistic yaitu wisatawan yang menginginkan kebebasan.

c. Backpacker adalah wisatawan yang melakukan perjalanan dengan

membawa barang dan anggaran terbatas. Perjalanan mereka

bertujuan untuk melakukan petualangan dan merasakan kegembiraan,

dan memiliki jadwal perjalanan yang fleksibel.

d. Visiting friendsand relatives adalah jenis wisatawan yang

mempunyai tujuan tertentu, yaitu mengunjungi teman dan

kerabatnya.

e. Excursionist adalah wisatawan yang mengunjungi suatu tempat

dalam waktu yang kurang dari 24 jam.

f. Wisatawan edukasional adalah wisatawan yang melakukan

perjalanan dengan tujuan pendidikan, misalnya untuk belajar maupun

studi banding di suatu sekolah atau universitas.

g. Wisatawan religius adalah wisatawan yang melakukan perjalanan

suci ke tempat-tempat yang berhubungan dengan agama, misalnya

kegiatan naik haji, tirta yatra, dan lain sebagainya.

h. Snowbird adalah wisatawan dari negara yang bermusim dingin yang

melakukan perjalanan ke daerah-daerah tropis.

i. Ethnic Minority adalah wisatawan yang melakukan perjalanan ke

suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan kebiasaan sehari-hari

yang unik.

25

I Ketut Suwena, I Gst Ngr Widyatmaja, and Made Jiwa Atmaja, Pengetahuan

dasar ilmu pariwisata (Denpasar: Udayana University Press, 2010). h. 42

Page 31: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

16

j. Wisatawan disabilitas adalah wisatawan yang mempunyai

ketidaksempurnaan fisik. Wisatawan jenis ini memerlukan

pengelolaan yang baik dari travel agent untuk tetap dapat menikmati

wisatanya di daerah yang dituju.

k. Social tourist adalah jenis wisatawan yang melakukan perjalanan

bukan untuk berlibur, melainkan mencari sponsor (aksi sosial) di suatu

tempat.

l. Wisatawan atraksi adalah wisatawan jenis ini biasanya berkunjung ke

tempat-tempat atraksi wisata yang sudah terkenal. Wisatawan ini

juga senang berwisata kuliner di daerah yang dikunjunginya dan

membeli beberapa cenderamata khas daerah.

C. Perilaku Pencarian Informasi

1. Definisi Perilaku Pencarian Informasi

Perilaku adalah setiap tindakan yang digunakan sebagai alat atau

cara agar dapat mencapai suatu tujuan, sehingga kebutuhan terpenuhi

atau suatu kehendak terpuaskan.26

Komponen perilaku terdiri dari kecenderungan orang untuk

berperilaku dalam sebuah cara yang khusus terhadap sebuah objek.

Komponen perilaku terdiri dari motivasi, cara berpikir, cara

bertindak, dan cara berinteraksi. Sebagaimana yang dijelaskan oleh

UNESCO,

“Behaviour can be defined as the way in which an individual

behaves or acts. Behaviour should be viewed in reference to

a phenomenon, an object or person. Behaviour, therefore, is

the way an individual acts towards people, society or objects.

It can be either bad or good.”27

26

Ahmad Syawqi, ―Perilaku Pencarian Informasi Guru Besar UIN Antasari

Banjarmasin,‖ TIK ILMEU : Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi 1, no. 1 (June 21,

2017): 23, https://doi.org/10.29240/tik.v1i1.207. 27

Wilma Guez and John Allen, ―Guidance and Counselling for School-Age Girls in

Africa,‖ Module 4. Behaviour Modification (Regional Training Seminar on Guidance and

Conselling Models, France: UNESCO, 2002), 9,

www.unesco.org/education/mebam/module_4.pdf.

Page 32: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

17

Hal tersebut menjelaskan bagaimana perilaku manusia

dipengaruhi oleh motif dan sikapnya atas suatu fenomena atau gejala

sosial. Sehingga perilaku seseorang akan berbeda satu sama lainnya

ketika berhadapan dengan objek atau peristiwa tertentu.

Sedangkan pencarian informasi terkait erat dengan konsep

kebutuhan. Dimana seseorang melakukan upaya konstruktif untuk

mengatasi kesenjangan antara pengetahuan yang dimiliki dengan

informasi yang dibutuhkan untuk permasalahan yang dihadapinya.

Sebagaimana yang dikatakan Case ―…conscious effort to acquire

information in response to a need or gap in your knowledge.”28

Sehingga pencarian informasi dapat menjadi sebuah proses

pemecahan masalah yang dilakukan dengan beberapa tahapan. Seperti

yang dikatakan oleh Marchionini dalan Salampure29

,

“Information seeking includes recognizing and interpreting

of problem; establishing plan of search and evaluating

research.”

Hal ini juga dapat terjadi ketika seseorang mengenali celah dalam

pengetahuannya yang dapat memotivasi orang tersebut untuk

mendapatkan informasi baru.

Dengan begitu muncul istilah perilaku pencarian informasi.

Studi perilaku pencarian informasi melibatkan bertanya apa yang dia

lakukan tentang kebutuhannya? bagaimana dia memilih sumber

informasi? Bagaimana dia melakukan pencarian informasi? faktor

apa yang kemungkinan memengaruhi perilakunya?

Sebagaimana yang dijelaskan dalam Salampure,

“…While information seeking behaviour involves asking

what does he do about his need? How does he select

information sources? How does he carry out a search for

information? what factors are likely affect his behaviour?

28

Donald Owen Case, Looking for Information: A Survey of Research on

Information Seeking, Needs, and Behavior, Library and Information Science (San Diego,

Calif: Academic Press, 2002), h. 5. 29

Veena Kamble Salampure, Information Seeking Behaviour: Research in Library

and Information Science (Jaipur: Raj Pub. House, 2011), 18. h. 18

Page 33: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

18

Information seeking behaviour is a broad concept, it involves

attitudes and character traits of individual as well as

environmental determinants, it includes all activities

comprising, finding, accessing.”30

Sehingga perilaku mencari informasi adalah konsep yang luas,

melibatkan sikap dan sifat-sifat individu serta faktor-faktor penentu

lingkungan, termasuk semua kegiatan yang terdiri dari, mencari,

memahami, menemukan, mengakses maupun menggunakan

informasi. Studi ini menggambarkan perilaku manusia yang umum

dan esensial dalam memahami, mencari, dan menggunakan

informasi.

Perilaku pencarian informasi juga dapat dikatakan sebagai

sebuah kegiatan seseorang yang dilakukan untuk mendapatkan

informasi, seseorang akan selalu berperilaku mencari informasi untuk

memenuhi kebutuhannya.31

Sedangkan menurut Kumar dalam Salampure, perilaku pencarian

informasi adalah pola kompleks dari tindakan dan interaksi yang

dilakukan orang, ketika mencari informasi dalam bentuk apa pun

dan tujuan apa pun.32

Berbeda lagi menurut Wilson, perilaku pencarian informasi

merupakan perilaku di tingkat mikro, yaitu berupa perilaku mencari

yang ditunjukkan seseorang ketika berinteraksi dengan sistem

informasi. Perilaku ini terdiri dari berbagai bentuk interaksi dengan

sistem, baik di tingkat interaksi dengan komputer maupun di tingkat

intelektual dan mental.33

Berdasarkan definisi diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku

pencarian informasi merupakan sikap atau tindakan seseorang

30

Veena Kamble Salampure, Information Seeking Behaviour: Research in Library

and Information Science (Jaipur: Raj Pub. House, 2011). h. 20 31

Herlina, Sri Suriana, and Misroni, ―Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa

Program Doktoral Universitas Islam Negeri Raden Fatah Dalam Menyusun Disertasi,‖

Fakultas Adab Dan Humaniora UIN Raden Fatah XIV, no. 2 (2015): 187,

http://jurnal.radenfatah.ac.id/index.php/tamaddun/article/view/455/. 32

Salampure, Information Seeking Behaviour. h. 20 33

T. D. Wilson, ―Human Information Behavior,‖ Informing Science: The

International Journal of an Emerging Transdiscipline 3 (2000): 49,

https://doi.org/10.28945/576.

Page 34: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

19

ketika berinteraksi dengan sistem informasi yang dapat berupa

interaksi dengan komputer maupun dengan tingkat intelektual dan

mental dalam mencari informasi yang dibutuhkannya, dimulai

dengan mencari, memilih, menyeleksi, menetapkan informasi dan

kemudian sampai informasi digunakan untuk kebutuhannya serta

bahkan hingga dibagikan kepada orang lain.

2. Perilaku Pencarian Informasi Wisatawan

Menurut Moutinho dalam Charles, pencarian informasi sebagai

kebutuhan yang diungkapkan untuk berkonsultasi dengan berbagai

sumber sebelum membuat keputusan. Definisi tersebut

mengidentifikasi tiga faktor utama yang ditekankan dalam literatur

pencarian informasi pariwisata: motif, determinan dan sumber. Motif

utama individu untuk melakukan pencarian informasi dalam

perencanaan perjalananya adalah untuk meningkatkan kualitas trip.34

Secara potensial, wisatawan memiliki kebutuhan akan informasi

tentang peluang apa yang tersedia, dimana mereka dapat ditemukan,

dan berapa biayanya.35

Informasi baik dari sumber internal maupun

eksternal diperlukan untuk memilih tujuan dan untuk membuat

keputusan di tempat seperti mode perjalanan, atraksi, aktivitas lokasi

dan penginapan.

Setiap kali wisatawan menyadari bahwa mereka perlu mengambil

keputusan, pencarian informasi kemungkinan akan terjadi, dan hampir

selalu pada awalnya terjadi secara internal seperti ketika pengalaman

dan pengetahuan sebelumnya digunakan sebagai dasar untuk

merencanakan kunjungan berulang.36

Sumber informasi yang dapat digunakan yaitu sumber informasi

internal maupun eksternal. Sumber-sumber internal mencakup

34

Charles R. Goeldner and J. R. Brent Ritchie, Tourism: Principles, Practices,

Philosophies, Eleventh ed (Hoboken, N.J: John Wiley, 2009). h. 248 35

Karl Raitz and Meftah Dakhil, ―A Note About Information Sources for Preferred

Recreational Environments,‖ Journal of Travel Research 27, no. 4 (April 1989): 45,

https://doi.org/10.1177/004728758902700409. 36

Dogan Gursoy and Ken W. McCleary, ―An Integrative Model Of Tourists‘

Information Search Behavior,‖ Annals of Tourism Research 31, no. 2 (April 2004): 355,

https://doi.org/10.1016/j.annals.2003.12.004.

Page 35: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

20

pengalaman pribadi, baik dengan tujuan spesifik atau dengan tujuan

yang serupa, dan pengetahuan yang dikumpulkan melalui pencarian

yang berkelanjutan. Ketika pencarian internal menyediakan informasi

yang cukup untuk membuat keputusan perjalanan, pencarian eksternal

jelas tidak diperlukan. Namun, jika pencarian internal terbukti tidak

mencukupi, wisatawan cenderung juga menggunakan sumber

eksternal.37

Adapun variabel faktor perilaku pencarian informasi perjalanan

yang disarankan adalah tipe akomodasi yang digunakan, partisipasi

aktivitas, tujuan ganda atau tunggal, lama tinggal, pola pengeluaran,

tujuan perjalanan, moda transportasi, pengaturan perjalanan, jarak

perjalanan, pesta perjalanan dan musim perjalanan. Hal ini menjadi

penting dan banyak digunakan dalam studi perilaku wisatawan.38

3. Model Perilaku Pencarian Informasi

Menurut Johnson dalam Case, model teoritis pencarian informasi

harus mengatasi tiga masalah utama. Pertama, model harus

memberikan dasar teoritis yang kuat untuk memprediksi perubahan

perilaku pencarian informasi. Kedua, model harus memberikan

panduan untuk merancang strategi yang efektif untuk meningkatkan

pencarian informasi. Ketiga, model harus secara eksplisit

mengkonseptualisasikan perilaku pencarian informasi,

mengembangkan deskripsi yang kaya tentang itu. Akhirnya, model

harus menjawab pertanyaan "mengapa", mereka harus secara eksplisit

mengatasi kekuatan yang mendorong jenis pencarian informasi

tertentu.39

37

Dogan Gursoy and Ken W. McCleary, ―An Integrative Model Of Tourists‘

Information Search Behavior,‖ Annals of Tourism Research 31, no. 2 (April 2004): 358,

https://doi.org/10.1016/j.annals.2003.12.004. 38

Philip L. Pearce, Mao-Ying Wu, and Tingzhen Chen, ―The Spectacular and the

Mundane: Chinese Tourists‘ Online Representations of an Iconic Landscape Journey,‖

Journal of Destination Marketing & Management 4, no. 1 (March 2015): 28,

https://doi.org/10.1016/j.jdmm.2014.11.001. 39

Donald Owen Case, ed., Looking for Information: A Survey of Research on

Information Seeking, Needs and Behavior, 3 ed, Library and Information Science (Bingley:

Emerald, 2012). h. 154

Page 36: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

21

Tujuan dari penelitian perilaku pencarian informasi adalah untuk

membangun model perilaku informasi yang menunjukkan

bagaimana berbagai faktor atau variabel mempengaruhi pencarian

informasi.40

Mereka semua bertujuan untuk menggambarkan dan

menjelaskan keadaan yang memprediksi tindakan oleh individu untuk

menemukan informasi dari beberapa jenis.

Untuk mempelajari perilaku pencarian informasi, beberapa model

telah dikembangkan, seperti:

1. Model Kuhithau yang mencakup 6 tahapan yang mana lebih

memfokuskan pada proses.

2. Model Ellis dengan 8 tahapan yang fokus menggambarkan pada

proses kegiatan.

3. Model Wilson yang mana model ini dikembangkan dari waktu ke

waktu dengan usulannya bahwa perilaku informasi mencakup

semua aspek perilaku informasi manusia. Yang mana model

Wilson pertama yaitu Wilson 1981 yang memfokuskan pada

kebutuhan informasi pengguna dan jenis hambatan yang mungkin

dihadapi dalam mencari informasi, tetapi kurang spesifik pada

cara pengguna dalam mencari informasi. Kemudian ada Wilson

1996 yang memiliki 12 komponen yang mana dalam model ini

individu berinteraksi dengan sistem informasi.

4. Model Dervin yang berfokus pada menggambarkan bagaimana

pencari informasi menginterpretasikan penggunaan informasi

untuk keputusan terkait informasi. Model ini mengemukakan

situasi kesenjangan dan hasil berada pada suatu tempat/waktu

dalam bentuk segitiga.

5. Model Big Six Skills Model yang mana menggambarkan tahapan

pencarian informasi yang diawali dengan identifikasi kebutuhan,

40

Sanna Talja, Heidi Keso, and Tarja Pietiläinen, ―The Production of ‗Context‘ in

Information Seeking Research: A Metatheoretical View,‖ Information Processing &

Management 35, no. 6 (November 1999): 753, https://doi.org/10.1016/S0306-

4573(99)00024-2.

Page 37: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

22

strategi pencarian informasi, sumber yang digunakan hingga pada

sintesis dan evaluasi.

Masing-masing dari model tersebut memiliki keunikan dan

spesifikasi yang berbeda-beda sehingga untuk melakukan studi

perilaku pencarian informasi tentunya diperlukan identifikasi

penyesuaian model yang akan digunakan.

4. Model Perilaku Pencarian Informasi Wisatawan

Perilaku pencarian informasi pada wisatawan memilliki model

tersendiri yaitu Model Gursoy. Model ini memfokuskan pada

identifikasi latar belakang hal-hal yang memicu seseorang untuk

berperilaku hingga akhirnya bertindak menjadi sebuah perilaku

dalam mencari informasi. Hal ini diyakini bahwa kebutuan akan

informasi tidak dapat langsung membentuk perilaku pencarian

informasi tanpa adanya pemicu terlebih dahulu dari pemahaman

personal atas persoalan apa yang diperlukan.

Wisatawan sebagai kelompok yang membutuhkan informasi,

mereka memiliki perilaku pencarian informasi yang unik. Seperti yang

dikatakan oleh Gursoy, wisatawan menggunakan pencarian internal

dan eksternal. Pencarian internal yaitu menggunakan pengalaman

dan pengetahuan diri sendiri. Sedangkan pencarian eksternal yaitu

menggunakan keahliannya dalam pencarian berbagai sumber

informasi di luar dirinya. Gursoy membagi model perilaku pencarian

informasi wisatawan ke dalam beberapa kategori:41

a. Kunjungan Sebelumnya

Dalam perkembangan teori kognitif dijelaskan bagaimana

kunjungan sebelumnya ke suatu tujuan dapat memengaruhi perilaku

pencarian informasi, preferensi, dan perilaku pada pilihan wisata.

Kunjungan sebelumnya cenderung memengaruhi keterlibatan dengan

destinasi wisata dan aktivitasnya untuk memengaruhi pengetahuan

41

Haemoon Oh, Handbook of Hospitality Marketing Management, 1. ed, Elsevier

Handbooks of Hospitality Management Series (Amsterdam: Butterworth-Heinemann, 2008).

h. 269

Page 38: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

23

awal tujuan traveler, perilaku pencarian informasi, dan proses

pengambilan keputusan. Seorang traveler pun lebih mungkin terlibat

dengan destinasi tersebut dibandingkan dengan seorang musafir yang

lebih sedikit pengalaman dan lebih sedikit atau bahkan tidak memiliki

kunjungan wisata sebelumnya.

Kunjungan sebelumnya juga berkorelasi erat dengan pengetahuan

sebelumnya yaitu keakraban dan keahlian. Kunjungan sebelumnya

hanya merupakan salah satu faktor yang menentukan tingkat

pengetahuan tentang suatu tujuan. Kunjungan sebelumnya juga akan

memengaruhi pemanfaatan memori karena, pada tingkat tertentu,

mereka cenderung untuk menentukan informasi internal yang tersedia

untuk individu ketika membuat pilihan tujuan.

b. Keterlibatan

Keterlibatan disini mengacu pada keterlibatan seseorang pada

suatu aktivitas atau produk wisata yang berkelanjutan, terus menerus

berubah karena dipengaruhi oleh keadaan , motivasi, gairah, minat atau

kesenangan yang ditimbulkan oleh stimulus. Hal ini adalah komitmen

berkelanjutan dari pihak seorang individu sehubungan dengan pikiran,

perasaan, dan perilaku tanggapan untuk berpergian. Keterlibatan yang

bertahan lama adalah keterlibatan dasar yang merupakan keadaan

standar yang mencerminkan jumlah minat, gairah atau keterikatan

emosional yang dimiliki seseorang dengan perjalanan wisata.

Skala keterlibatan terbagi dalam empat dimensi, yaitu minat

pribadi, yang mengacu pada minat pribadi seseorang dalam kriteria

destinasi dan makna atau kepentingan pribadi bagi individu; nilai

kesenangan, mengacu pada kemampuan destiasi untuk memberikan

kesenangan atau kenikmatan; nilai pertanda, mengacu pada sejauh

mana destinasi dapat mengekspresikan diri orang tersebut; dan risiko,

mengacu pada persepsi pentignnya konsekuensi pada kemungkinan

potensi negatif terkait dengan pilihan destinasi yang buruk.

Berdasarkan empat dimensi tersebut, keterlibatan terbagi menjadi

keterlibatan situasional dan respon. Keterlibatan situasional merupakan

Page 39: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

24

keterlibatan yang dipengaruhi oleh situasi yaitu risiko. Sedangkan

keterlibatan respon merupakan keterlibatan seseorang terhadap

pengalaman sebelumnya yang menghasilkan sebuah respon seperti

minat, kesenangan dan ekspresi diri.

c. Pembelajaran

Belajar disini dapat didefinisikan sebagai proses dimana

pengalaman menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, atau

perilaku. Studi menunjukkan bahwa pembelajaran traveler memiliki

dua dimensi: pembelajaran disengaja dan pembelajaran insidental.

Pembelajaran yang disengaja cenderung meningkatkan keahlian dan

keakraban traveler, sementara pembelajaran yang tidak disengaja

cenderung meningkatkan keakraban traveler saja.

Jika seorang traveler memperoleh informasi melalui pembelajaran

yang disengaja, ia cenderung lebih memperhatikan informasi yang

masuk dan memproses informasi secara menyeluruh, oleh karena itu,

menambah pengetahuan dan keahlian objektifnya. Di sisi lain, seorang

traveler yang belajar melalui pembelajaran insidental tidak mungkin

memproses informasi secara menyeluruh. Namun, karena traveler

berpikir bahwa ia memiliki beberapa informasi tentang tujuan dan daya

tariknya, pembelajaran insidental cenderung meningkatkan

pengetahuan subjektif dan keakrabannya dengan tujuan dan daya

tariknya.

d. Pengetahuan Sebelumnya

Dalam hal ini pengetahuan sebelumnya menjadi faktor penting

dalam pengambilan keputusan. Pengetahuan traveler terhadap produk

wisata diukur sebagai variabel kontinu yang mencerminkan

pengetahuan langsung dan tidak langsung mereka terhadap produk

wisata. Para peneliti menyarankan bahwa keakraban mewakili tahap

awal pengetahuan sebelumnya sementara keahlian mewakili tahap

selanjutnya.

Page 40: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

25

a) Keakraban merupakan keakraban traveler terhadap suatu

tujuan wisata yang mana memiliki dampak yang signifikan

pada niat perjalanan di masa depan dan dalam proses

keputusan pembelian produk wisata. Studi menunjukkan

bahwa keakraban pada produk wisata dan keakrabakn pada

informasinya memiliki dampak langsung pada perilaku

pencarian informasi traveler.

Dalam produk wisata baik yang akrab ataupun tidak

dikenal, pertama-tama traveler akan cenderung mencari

informasi dari ingatan mereka untuk membantu membimbing

mereka dalam mengambil keputusan. Ketika adanya

peningkatan keakraban terhadap tujuan, traveler cenderung

menganggap bahwa mereka memiliki informasi yang cukup

dalam memorinya sehingga mereka dapat meminimalkan

upaya pencarian eksternal dan memaksimalkan ketergantungan

mereka pada pencarian internal.

Sehingga para peneliti sepakat bahwa jika para traveler

sangat memahami tujuan, mereka mungkin tidak perlu

mengumpulkan informasi tambahan dari sumber eksternal

karena mereka cenderung membuat keputusan berdasarkan

keakraban dengan tujuan dan informasi.

b) Keahlian merupakan keahlian dalam pencarian informasi

interaksi dengan produk wisata, pilihan dan pengambilan

keputusan dengan memasukkan struktur kognitif (percaya pada

produk wisata tertentu) dan proses kognitif (keputusan

bertindak berdasarkan keyakinan) yang diperlukan untuk

berhasil menjalankan perjalanan wisata sesuai keinginan.

Setidaknya ada lima aspek keahlian yang berbeda yang

dapat ditingkatkan seiring dengan meningkatnya keragaman

produk wisata. Aspek-aspek ini yaitu otomatisitas, keahlian

dalam memanfaatkan ingatan, keahlian dalam membangun

Page 41: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

26

struktur kognitif, keahlian dalam analisis, dan keahlian dalam

elaborasi.

e. Biaya pencarian informasi

Dalam teori, pencarian informasi terbagi menjadi tiga dimensi,

yaitu uang, waktu, dan upaya. Masing-masing dimensi mewakili

perspektif biaya yang berbeda, biaya keuangan mewakili jumlah uang

yang dihabiskan untuk memperoleh informasi yang diperlukan; waktu

yang dihabiskan mengacu pada jumlah waktu yang dihabiskan

(investasikan) dalam pencarian infromasi; dan upaya mengacu pada

jumlah upaya kognitif yang diperlukan untuk memproses informasi

agar dapat hasil yang diharapkan. Upaya termasuk proses kognitif

seperti evaluasi, integrasi, dan upaya yang ditujukan untuk

pengambilan informasi yang tersedia.

f. Pencarian Informasi

Pencarian informasi merupakan kegiatan pengumpulan informasi

yang dimulai dengan mencari, memilih, menyeleksi, menetapkan

informasi dan sampai informasi digunakan untuk kebutuhannya.

Dalam pencarian informasi ini terbagi menjadi dua, yaitu pencarian

informasi internal dan eksternal.

Konstruk pencarian informasi internal mewakili pengambilan

pengetahuan dari ingatan. Dengah kata lain, mereka melakukan

pencarian dengan mencoba mengambil informasi dari ingatan mereka

mengenai destinasi dan keputusan perjalanan. Biasanya kepercayaan

diri merasa cukup tahu tentang suatu destinasi dapat memengaruhi

pemanfaatan sumber informasi internal.

Konstruksi pencarian informasi eksternal terlihat dari motivasi

memperoleh informasi dari lingkungan. Ketika pencarian informai

internal kurang memadai, para traveler cenderung untuk memutuskan

mengumpulkan informasi tambahan dari sumber eksternal.

Page 42: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

27

5. Faktor-faktor yang memengaruhi Perilaku Pencarian Informasi

Terdapat beberapa faktor yang memengaruhi seseorang dalam

melakukan pencarian informasi. Menurut Wilson ada beberapa faktor

yang sangat memengaruhi terwujudnya perilaku pencarian informasi

seseorang, yaitu:42

a. Kondisi psikologi seseorang, kondisi ini berkaitan dengan perasaan

atau suasana hati seseorang, dari perasaan atau suasana hati tersebut

akan mencerminkan perilaku pencarian informasi yang berbeda.

b. Demografis, kondisi ini berkaitan dengan sosial-budaya dari seseorang

sebagai bagian dari masyarakat. Status sosial pun dapat

mempengaruhi perilaku pencarian informasi seseorang.

c. Peran seseorang di masyarakat, peran ini berhubungan dengan

interpersonal seseorang di lingkungannya. Peran mereka akan

mempengaruhi sikap dan perilaku dalam mencari informasi.

d. Lingkungan, lingkungan terdekat maupun lingkup yang lebih luas

dapat mempengaruhi perilaku pencarian informasi seseorang.

e. Karakteristik sumber informasi, karakter media atau sumber informasi

yang akan digunakan dalam mencari dan menemukan informasi dapat

mempengaruhi perilaku pencarian informasi.

Kelima faktor diatas, menurut Wilson akan sangat memengaruhi

bagaimana akhirnya seseorang menunjukkan kebutuhan informasi dalam bentuk

perilaku pencarian informasi.

42

Donald Owen Case, Looking for Information: A Survey of Research on

Information Seeking, Needs, and Behavior, Library and Information Science (San Diego,

Calif: Academic Press, 2002). h. 113

Page 43: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

28

Gambar 2. 1 Model Perilaku Pencarian Informasi

Page 44: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

29

E. Peta Literatur

Informasi

(Schement, 1993; Waldman,

2011; Sutarno, 2005; Abdul

Kadir, 2003; Marshall dan

Steinbart, 2014; Laloo, 2002;

Donald Owen dan Lisa M.

Given, 2016; Soeatminah, 1992)

Perilaku Pencarian Informasi

(Owen Case, 2012; Veena

Kamble, 2011; Herlina, Sri

Suriana, dan Misroni, 2015;

Wilson, T, 2000; Dogan Gursoy,

2004; Philip, 2015; Owen Case,

2002; Tajla, Sanna, Heidi Keso,

Tarja, 1999; )

Informasi Wisatawan

(Oka A Yoeti, 1996;

Kementerian Pariwisata, 2009;

Soebagyo, 2012; Christie Mill,

1990; Suwena, I Ketut, I Gst

dan Made, 2010.)

Perilaku Pencarian

Informasi Wisatawan (Gursoy, 2001; Haemoon Oh,

2008)

Fokus Penelitian

Perilaku Pencarian

Informasi Komunitas

Backpakcer Jakarta

Bagan 2. 1 Peta Literatur

Page 45: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

30

F. Penelitian Terdahulu

Dalam penelusuran, peneliti menemukan beberapa penulisan

terdahulu yang terkait dengan tema penelitian yang akan peneliti lakukan.

Penelitian tersebut adalah:

Penelitian terdahulu yang pertama yaitu penelitian oleh Nur Aisyah

Rahayu Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sebelas Maret, tahun 2014 dengan judul ―Perilaku

Konsumen dalam New Media (Studi Kasus Perilaku Traveler dalam

Pencarian Informasi untuk Berwisata Melalui Internet di Kalangan

Komunitas Backpacker Solo)‖. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kebiasaan yang dilakukan traveler komunitas Backpacker

Solo dalam mencari informasi perjalanan wisata (traveling) melalui

internet. Hasil dari penelitian ini menjelaskan bahwa bahwa new media

memiliki peran sebagai media pendukung, media persuasif, media

informasi, media pembanding dan media penggerak bagi traveler dalam

mencari informasi. Skripsi ini memiliki kesamaan tema dan metode

peneitian yang dilakukan peneliti, yaitu perilaku pencarian informasi dan

metode penulisan yang digunakan adalah kualitatif. Untuk perbedaannya

yang terdapat pada skripsi Nur Aisyah Rahayu yaitu lebih memfokuskan

pada perilaku pencarian informasi melalui internet dan penelitian

dilakukan pada traveler di kalangan komunitas Backpacker Solo.

Sedangkan peneliti melakukan penelitian tidak menitik beratkan pada

pencarian informasi melalui internet dan penelitian dilakukan pada

traveler di kalangan komunitas Backpacker Jakarta.

Page 46: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

31

Penelitian terdahulu kedua yaitu penelitian oleh Fadia Sunaki,

Rukiyah, Lydia Christiani, Jurusan Ilmu Perpustakaan, Fakultas Ilmu

Budaya, Universitas Diponegoro, jurnal Ilmu Perpustakaan vol. 4 no. 2

tahun 2015 dengan judul ―Kebutuhan dan Perilaku Pencarian

Informasi Wisatawan di Tourist Information Center Pemuda

Semarang‖. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bentuk dan jenis

informasi yang dibutuhkan wisatawan dan perilaku pencarian informasi

wisatawan di Tourist Information Center Pemuda Semarang. Hasil

penelitian ini menjelaskan bahwa wisatawan pada Tourist Information

Center Pemuda Semarang memiliki kesamaan dengan model Gursoy.

Penelitian ini memiliki kesamaan tema dan metode peneitian yang

dilakukan peneliti, yaitu perilaku pencarian informasi dan metode

penulisan yang digunakan adalah kualitatif. Untuk perbedaannya yang

terdapat pada penelitian ini yaitu penelitian ini dilakukan pada wisatawan

di Tourist Information Center Pemuda Semarang. Sedangkan peneliti

melakukan penelitian pada komunitas Backpacker Jakarta.

Penelitian terdahulu ketiga yaitu penelitian oleh Zephaniah Kambele,

Guoxin Li & Zongqing Zhou dalam Journal of Travel & Tourism

Marketing, vol. 32 no. 1-2, tahun 2015 dengan judul ―Travelers’

Information-Seeking Behaviors‖. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui perbedaan perilaku pencarian informasi wisatawan antara

wisatawan Amerika dan Cina. Penelitian ini menghasilkan perbedaan yang

signifikan dalam hal bagaimana kedua kelompok mencari informasi

perjalanan serta perilaku perjalanan masing-masing. Wisatawan Amerika

sangat bergantung pada internet sementara orang Cina lebih suka

rekomendasi dari mulut ke mulut. Penelitian ini memiliki kesamaan tema

dan metode peneitian yang dilakukan peneliti, yaitu perilaku pencarian

informasi dan metode penulisan yang digunakan adalah kualitatif. Untuk

perbedaannya yang terdapat pada penelitian ini yaitu penelitian ini

dilakukan pada wisatawan Amerika dan Cina secara komparasi.

Page 47: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

32

Penelitian terdahulu keempat yaitu penelitian oleh Dale Fodness &

Brian Murray dalam Journal of Travel Research, Vol. 37tahun 1999 yang

berjudul ―A Model of Tourist Information Search Behavior‖. Penelitian

ini bertujuan untuk memahami strategi perilaku pencarian informasi

wisatawan melalui data survei dengan sampel besar para pelancong.

Penelitian ini menghasilkan penemuan bahwa pelancong menggunakan

berbagai jenis dan jumlah informasi sumber untuk menanggapi

kontingensi internal dan eksternal diperencanaan liburan. Penelitian ini

memiliki kesamaan tema yaitu perilaku pencarian informasi. Untuk

perbedaannya yang terdapat pada penelitian ini yaitu penelitian ini

dilakukan pada wisatawan dengan sampel besar para pelancong. Dan

metode yang dilakukan pun kuantitatif.

Page 48: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan jenis penelitian deskriptif

dengan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif ini ditujukan untuk

memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut pandang partisipan.

Penelitian ini akan mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi

yang bersifat interaktif dan fleksibel dengan tujuan memahami makna

―(meaning)‖ yang berada di balik fakta-fakta.43

Nantinya pendekatan ini akan

menghasilkan data berupa ucapan atau tulisan dari perilaku seseorang yang

diamati dengan analisis mendalam mengenai objek yang diteliti.

B. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data Primer

Data primer ialah semua data informasi yang secara langsung

didapatkan dari sumbernya atau orang yang terkait langsung dengan suatu

gejala atau peristiwa tertentu tanpa perantara. Dalam penelitian ini, peneliti

mengambil tiga orang informan yang dijadikan sebagai data primer

melalui wawancara. Ketiga orang informan tersebut merupakan para

traveler di komunitas Backpacker Jakarta yang dianggap peneliti dapat

mewakili traveler di komunitas ini dengan pemilihan berdasarkan kriteria

tertentu. Penelitipun melakukan observasi sebagai bentuk pengamatan

langsung di lapangan untuk memperoleh data yang diperlukan terkait topik

penelitian.

43

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2005). h. 59

Page 49: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

34

2. Data Skunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur yang

berhubungan dengan penelitian. Data sekunder merupakan data yang

diambil secara tidak langsung dari sumbernya atau diperoleh dari sumber

yang sudah ada. Dalam penelitian ini sumber sekunder berasal dari buku-

buku, literatur, karya tulis, dokumentasi dan lain sebagainya yang dapat

mendukung dan memperkuat penelitian ini.

C. Subjek dan Objek Penelitian

1. Indikator Penelitian

Adapun indikator penelitian ini adalah:

a. Kunjungan sebelumnya

b. Keterlibatan

c. Pembelajaran

d. Biaya pencarian informasi

e. Keakraban

f. Keahlian

g. Pencarian informasi

2. Informan Penelitian

Informan adalah orang yang memberikan informasi yang terkait

dengan pembahasan penelitian kepada peneliti. Pemilihan informan dalam

penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yang mana

informan ditentukan secara sengaja atas dasar kriteria atau pertimbangan

tertentu. Dalam penelitian ini, pemilihan informan berdasarkan kriteria

berikut:

a. Traveler yang telah aktif bergabung minimal satu tahun.

b. Traveler yang memiliki pengalaman perjalanan wisata lebih dari dua

puluh kali sejak bergabung.

c. Traveler yang pernah menjadi ketua pelaksana perjalanan wisata

dalam komunitas ini minimal tiga kali.

Page 50: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

35

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Observasi

Dalam hal ini peneliti melihat perilaku pencarian informasi dan

aktivitas dari traveler dalam mencari informasi terkait perjalanan

wisatanya. Sebelum melakukan penelitian maupun saat melakukan

penelitian, peneliti melakukan observasi langsung ke lokasi penelitian dan

pada subjek penelitian. Peneliti akan berpartisipasi langsung dalam

perencanaan perjalanan dan beberapa perjalanan wisata untuk melihat

langsung bagaimana kejadian di lapangan. Observasi ini menjadi salah

satu cara mendapatkan data-data yang sesuai dan akurat dengan topik yang

diteliti.

2. Wawancara

Peneliti melakukan wawancara secara mendalam dengan tiga informan

yang peneliti anggap dapat memenuhi informasi yang dibutuhkan peneliti

dalam menyelesaikan topik penelitian ini. Alat yang digunakan ketika

wawancara yaitu voice recorder dan alat tulis. Data hasil wawancara yang

berbentuk rekaman akan diubah dalam bentuk tulisan. Wawancara ini

dilakukan untuk mengetahui perilaku pencarian informasi traveler di

kalangan komunitas Backpacker Jakarta.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan yaitu catatan tertulis tentang apa yang didengar,

dilihat, dialami, dan difikirkan dalam rangka pengumpulan data dalam

penelitian kualitatif.44

Dalam hal ini peneliti membuat catatan lapangan

atas apa yang dilihat dan dialami di lokasi saat melakukan observasi.

4. Dokumentasi

Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data melalui dokumen-

dokumen yang berasal langsung dari hasil pencarian ketika membuat

rencana perjalanan serta foto-foto terkait kegiatan dari komunitas ini

yang peneliti ambil ketika terjun langsung menjadi partisipan dalam

beberapa perjalanan wisata komunitas ini.

44

Lexy J Meleong, Metologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,

2004). h. 209

Page 51: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

36

5. Kajian Pustaka

Kajian pustaka ini merupakan sumber informasi yang bersumber dari

buku, kamus, jurnal, majalah, artikel, thesis, skripsi baik dalam bentuk

tercetak maupun elektronik. Informasi yang digunakan yaitu kajian

kepustakaan yang terkait dengan tema penelitian.

E. Teknik Analisis Data

Dengan berbagai pertimbangan akhirnya peneliti melakukan analisa data

menggunakan reduksi data, penyajian data yang berakhir dengan penarikan

kesimpulan. Berikut ini penjelasannya:

1. Reduksi data

Setelah wawancara selesai, peneliti akan membuat transkrip wawancara

apa adanya berdasarkan dari jawaban informan. Proses analisis data

dimulai dengan menelaah seluruh data yang diperoleh dari hasil

wawancara. Pada tahap ini peneliti melakukan pemilihan mengenai

relevansi antara data yang didapat dengan tujuan penelitian. Data-data

yang peneliti peroleh dari hasil wawancara, observasi, dan studi pustaka

tidak semuanya akan digunakan. Akan tetapi data tersebut difilter yang

relevan dengan tema penelitian. Kemudian peneliti akan membuat

rangkuman inti dari jawaban informan dengan bentuk pengkodean data.

2. Penyajian data

Setelah data direduksi, peneliti akan melakukan penyajian data. Data ini

akan disajikan dalam bentuk teks bersifat deskriptif. Peneliti akan

menerangkan atau menceritakan hasil penelitian dengan bentuk penjabaran

kata-kata. Penyajian data dilakukan secara sistematis dengan

mengembangkan hasil yang telah diperoleh. Sehingga dapat terlihat

gambaran keseluruhan data untuk diambil kesimpulan.

3. Penarikan Kesimpulan

Data yang telah terkumpul dan terangkum yang disajikan dalam bentuk

narasi nantinya akan ditarik kesimpulan dari hasil penelitian yang telah

dirumuskan dan memberikan beberapa saran kepada pihak-pihak terkait.

Page 52: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

37

F. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di komunitas Backpacker Jakarta. Waktu

penelitian sendiri adalah sebagai berikut:

No.No. Kegiatan Bulan

4 5 6 7 8 9 10

1. Identifikasi Masalah dan Tujuan

Penelitian

2. Studi Literatur

3. Studi Lapangan

4. Pengumpulan Data

5. Pengolahan Data

6. Analisis dan Kesimpulan

7. Penulisan Laporan Akhir

Page 53: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

38

G. Keterbatasan Penelitian

Batasan penelitian ini berasal dari: 1) batasan yang ditetapkan pada

analisis objek, 2) informan yang dipilih, dan 3) menjelaskan hanya

berdasarkan model perilaku pencarian informasi yang dikhususkan untuk

traveler. Hal tersebut akan dibahas sebagai berikut:

1. Batasan analisis objek

Salah satu batasan dari penelitian ini adalah fokusnya hanya ditujukan

pada perilaku pencarian informasi untuk berwisata saja. Ini berarti bahwa

hanya perilaku pencarian informasi untuk berwisata yang dibahas. Jika

penelitian diperluas untuk mencakup traveler yang mencari informasi

untuk tujuan lain selain berwisata mungkin akan ada berbagai tingkat

pengaruh keakraban dan keahlian dalam pemanfaatan strategi pencarian

informasi.

2. Informan yang dipilih

Penelitian ini hanya menggunakan traveler dengan kriteria tertentu

seperti: Traveler yang telah aktif bergabung minimal satu tahun, Traveler

yang memiliki pengalaman perjalanan wisata lebih dari dua puluh kali

sejak bergabung, dan Traveler yang pernah menjadi ketua pelaksana

perjalanan wisata pada komunitas ini minimal tiga kali. Kemudian

penelitian ini hanya menggunakan tiga informan. Jika penelitian dilakukan

pada informan lain tanpa memperhatiakan kriteria tersebut dan dengan

jumlah yang lebih banyak, akan ada kemungkinan pola perilaku pencarian

informasinya akan berbeda.

3. Penggunaan model perilaku pencarian informasi

Penelitian ini menggunakan teori perilaku pencarian informasi dunia

pariwisata yang memang dikhususkan untuk traveler. Jika penelitian ini

menggunakan teori perilaku pencarian informasi pada umumnya dalam

dunia ilmu perpustakaan dan informasi, akan ada kemungkinan

menghasilkan penjabaran pola perilaku pencarian informasi yang berbeda.

Page 54: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

39

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Backpacker Jakarta

Komunitas Backpacker Jakarta adalah sebuah komunitas traveling yang

didirikan pada 5 April 2013 dan berpusat di Jakarta. Sekretariat komunitas ini

berada di Cawang, Jakarta Timur. Komunitas Backpacker Jakarta atau biasa

disingkat dengan BPJ merupakan salah satu komunitas traveler yang cukup

besar di Jakarta dengan jumlah anggota tercatat pada tahun 2019 sebanyak ±

4.000 anggota. Anggota dalam komunitas ini terbagi menjadi anggota RT

(himpunan anggota yang terbagi-bagi berdasarkan grup whatsapp) dan

anggota Klub (himpunan kegiatan sesuai dengan kesukaan tertentu) ataupun

anggota dapat masuk ke dalam keduanya. Komunitas ini memiliki kegiatan

utama yaitu traveling dengan melakukan perjalanan ke berbagai tujuan wisata

di Indonesia maupun luar negeri, baik wisata alam, budaya maupun city tour.

Komunitas ini melakukan traveling dengan menggunakan sistem

pembiayaan sharecost. Artinya semua biaya akan ditanggung oleh peserta

yang ikut sehingga sangat low budget. Komunitas ini selalu mengutamakan

transparansi disetiap kegiatan, jadi setiap perjalanan wisata selalu ada rincian

laporan pemasukan dan pengeluaran serta dana yang tersisa untuk diinfokan

disemua grup BPJ. Kegiatan yang diadakan dalam komunitas ini selain

perjalanan wisata adapula kegiatan klub olahraga, bakti sosial, atau hanya

sekadar jumpa muka.

B. Hasil Penelitian

Pada bagian ini peneliti menguraikan interpretasi dari hasil temuan

penelitian. Interpretasi didasarkan pada tinjauan literatur. Selain dari

wawancara dengan informan, hasil penelitian ini juga didukung oleh data

primer dan sekunder lain yang terkumpul ketika penelitian dilaksanakan.

Bagian-bagian dari sub bab ini merupakan jawaban dari anak pertanyaan

penelitian yang menjadikan sebuah jawaban pertanyaan penelitian.

Page 55: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

40

1. Kunjungan Sebelumnya

Kunjungan wisata sebelumnya seorang traveler dapat memberikan

representasi kognitif internal sehingga memengaruhi pengetahuan traveler

tentang tujuan wisata. Kunjungan sebelumnya ke suatu tujuan dapat

memengaruhi perilaku pencarian informasi berdasarkan preferensi dan

perilaku pada pilihan wisata. Berdasarkan hasil penelitian terdapat lima aspek

yang menjadi preferensi traveler dalam membuat keputusan perjalanan

berikutnya (mendatang) yaitu: Target/prioritas, ikatan emosional,

rekomendasi teman, karakter destinasi wisata dan tiket promo.

a. Target/Prioritas

Bagi seorang traveler, kegiatan traveling kini tidak lagi menjadi sebuah

pelarian akan kepenatan rutinitas, namun kini menjadi sesuatu yang bisa jadi

sebuah pekerjaan, kebutuhan ataupun impian seseorang. Seorang traveler

sendiri memiliki target untuk menjajaki tempat-tempat baru yang belum

pernah dikunjungi. Sebagaimana yang dikatakan salah satu informan,

“Jadi aku pribadi punya target-target yang mau aku capai

untuk kunjungi dan ketika kita sudah bisa dapetin itu ada

kepuasan tersendiri sih.”45

Dengan begitu dalam memutuskan destinasi wisata yang akan dikunjungi

mereka akan memilih destinasi-destinasi yang sesuai dengan target yang ingin

mereka capai terlebih dahulu. Sebab, ketika kunjungan destinasi impiannya

terpenuhi maka mereka akan memiliki kepuasan tersendiri dalam dirinya.

b. Ikatan Emosional

Emosional dalam hal ini merupakan sebuah luapan perasaan seorang

traveler ketika berada dalam situasi tertentu. Ketika traveler ingin mengulang

destinasi wisata, itu disebabkan oleh keterikatan emosional traveler dengan

destinasi tersebut, sehingga muncul keinginan untuk berkunjung lagi atas

sebab rindu. Sebagaimana yang dikatakan salah satu informan,

45

SN, Hasil Wawancara Pribadi, m4a (Taman Fatahillah Kota Tua, Jakarta, 2019).

Page 56: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

41

“Kalau rindu sih sebenernya, apalagi gunung, ya mungkin

karena itu tempat memiliki kesan yang baik yang membuat

saya ingin kesana lagi.”46

Dalam mempertimbangkan keputusan memilih destinasi wisata dapat

dipengaruhi oleh pengalaman dalam memori internal seseorang. Memori

disini lebih menjelaskan mengenai kesan dari pengalaman yang membekas

pada traveler. Kesan tersebut dapat berupa pengalaman yang baik atau buruk.

Ketika pengalaman baik membekas tentu akan memengaruhi keinginan

seorang traveler untuk berkunjung ke destinasi itu lagi. Tetapi ketika

pengalaman buruklah yang melekat maka akan memungkinkan seorang

traveler untuk mengurungkan niatnya berkunjung ke destinasi yang sama

seperti sebelumnya. Jadi, dapat dikatakan bahwa ikatan emosional seseorang

memengaruhi perubahan keputusan dalam menentukan destinasi wisata

selanjutnya.

Selain itu, destinasi wisata yang bermakna unikpun dapat membuat

penikmatnya memiliki perasaan unik sebagai bentuk luapan emosinya.

Sebagaimana yang dikatakan salah satu informan,

―Tempat yang bikin speechless, tempat yang bikin aku gak

mau melakukan apa-apa kecuali nikmatin.”47

Jadi dapat dikatakan bahwa keterikatan emosional dapat dibangun

sebagaimana kesan yang tertinggal dari destinasi tersebut.

c. Kesadaran Spiritual

Dalam waktu tertentu traveler merasa bahwa berwisata ke alam

dikarenakan ingin menyatu dengan alam. Sebagaimana yang dikatakan oleh

salah satu informan,

“…karena itu sebuah keindahan ya jadi ngerasa kayak jadi

lebih deket sama penciptanya.”48

46

MIR, Hasil Wawancara Pribadi, m4a (Coffee Nap Slipi, 2019). 47

SN, Wawancara Informan SN. 48

SN.

Page 57: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

42

Dari kedekatan dengan alam membuat mereka merasa lebih bersyukur dan

dekat kepada sang Pencipta melalui keindahan-keindahan yang tak

tertandingi yang mereka nikmati.

2. Keterlibatan

Keterlibatan disini mengacu pada keterlibatan seorang traveler pada suatu

aktivitas atau produk wisata yang berkelanjutan, terus menerus berubah

karena dipengaruhi oleh keadaan motivasi, gairah, minat atau kesenangan

yang ditimbulkan oleh stimulus.

Keterlibatan terbagi menjadi dua yaitu keterlibatan situsional dan

keterlibtan respons. Keterlibatan situasional adalah tingkat keterlibatan yang

dibangkitkan oleh situasi tertentu yang dipengaruhi oleh atribut produk

wisata, seperti biaya ongkos, kesamaan antara alternatif tujuan, serta

situasional seperti teman seperjalanan atau lama perjalanan.

Sedangkan keterlibatan respon adalah konsekuensi dari kondisi batin

yang terlibat sehingga merujuk pada perilaku karena keterlibatan mereka

terhadap tujuan sebelumnya. Sehingga keterlibatan perjalanan mencerminkan

relevansi yang dirasakan dari perjalanan individu sebelumnya.

Berdasarkan hasil penelitian, keterlibatan traveler disini terbagi menjadi

empat aspek, yaitu tiga aspek menunjukkan bentuk keterlibatan respon, dan

satu aspek menunjukkan keterlibatan situasional. Tiga aspek keterlibatan

respon yaitu, minat perjalanan, ekspresi personal dan nilai kesenangan. Hal

ini dijelaskan sebagai berikut:

a. Minat Perjalanan

Berdasarkan hasil penelitian, yang menjadi minat perjalanan dalam

berwisata pada komunitas Backpacker Jakarta terbagi menjadi empat yaitu:

Wisata alam, kenyamanan lingkungan, destinasi baru dan kesadaran spiritual.

1) Wisata Alam

Ada beberapa prinsip yang mendasari minat berwisata, salah satunya yaitu

berinteraksi dengan alam. Alam menjadi elemen penting pada banyak

traveler yang lebih memilih untuk melakukan perjalanan wisata ke tempat-

Page 58: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

43

tempat dengan nuansa alami dibandingkan dengan tipe perjalanan city tour.

Sebagaimana yang dikatakan oleh informan,

“Kalau untuk nge-trip saya lebih ke penikmat alam. Suatu

destinasi yang memiliki daya tarik alam yang menawan.”49

“Yang pasti yang belum pernah saya kunjungi, menarik,

alamnya bagus…”50

Hal ini bisa didasari atas penekanan aspek penghayatan terhadap asrinya

alam, lingkungan dan budaya. Pesona keindahan lanskap alam mampu

menjadi faktor yang sangat memengaruhi traveler untuk berkunjung.

2) Kenyamanan Lingkungan

Selain keindahan alam yang masih asri, lingkungan yang nyaman juga

menjadi daya tarik tersendiri bagi para traveler. Sebab kenyamanan

merupakan penilaian responsif seseorang terhadap lingkungan sekitarnya.

Kenyamanan disini berkenaan dengan kondisi lingkungan dan pengaruh dari

luar seperti keamanan, kebersihan, kebisingan dan juga keramaian.

Sebagaimana yang dikatakan salah satu informan,

“saya suka dan kalau bisa yang gak terlalu ramai. Lebih

suka ke alam, kalau ke lokasi-lokasi yang ke daerah kota-

kota itu pasti rame banget, saya kurang suka.”51

3) Destinasi Baru

Destinasi baru disini dimaksudkan pada tujuan wisata yang belum pernah

dikunjungi. Sebagian besar traveler akan tertarik dengan destinasi baru.

Sebagaimana yang dikatakan salah satu informan, “Yang pasti yang belum

pernah saya kunjungi, menarik…”52

Selain untuk memenuhi rasa penasarannya akan destinasi yang belum

pernah didatangi, destinasi yang baru akan membuat traveler memiliki

kesempatan untuk mencoba pengalaman baru.

49

MIR, Wawancara Informan MIR. 50

DS, Hasil Wawancara Pribadi, m4a (Café C&C Food and Coffee, 2019). 51

DS. Wawancara Informan DS. 52

DS.

Page 59: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

44

4) Rekomendasi Teman atau Kerabat

Pada umumnya lingkungan sangat berpengaruh dalam pertimbangan

keputusan destinasi wisata. Sebab, lingkungan secara signifikan memiliki

peran dalam membentuk kepribadian seseorang. Dalam lingkungan sosial

para traveler akan saling berinteraksi, saling mengenal, dan bisa melakukan

sesuatu bersama. Sebagaimana yang dikatakan salah satu informan, “…kalau

ada temen yang ajak, dan yang pasti dengan orang berbeda…”53

Pada poin ini lingkungan yang dimaksud ialah pada teman atau kerabat,

dimana mereka dapat merekomendasikan suatu tempat atau berkompromi

untuk melakukan perjalanan bersama. Hal tersebut terlihat ketika banyak

seorang teman yang menganjurkan suatu destinasi wisata karena dinilai

destinasi tersebut layak untuk dicoba. Selain itu terjadi ketika mereka akan

melakukan perjalanan bersama, sehingga perlu adanya kesepakatan dalam

pemilihan destinasi wisata.

5) Promo Tiket

Tiket promo menjadi keunikan tersendiri bagi traveler, dimana motivasi

atau keinginan muncul secara spontan ketika adanya informasi mengenai tiket

promo (murah). Sebagaimana yang dikatakan salah satu informan,

“Pertimbangan lain juga karena misal ada tiket murah di

aplikasi atau tiket promo-promo gitu, nah jadi timbul deh

pengen kesana lah meski dadakan dan gak kepikiran mau

kesana sebelumnya.”54

Sehingga hal ini menjadi faktor bahwa dalam memilih tujuan wisata

tidak harus sepenuhnya berdasarkan karakteristik destinasi wisatanya, tetapi

faktor situasi lingkungan seperti adanya promosi tiket juga memiliki pengaruh

dalam menentukan destinasi wisata.

53

DS. Wawancara Informan DS. 54

DS.

Page 60: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

45

b. Ekspresi Personal

Berdasarkan hasil penelitian ini, terdapat tiga poin yang mengekspresikan

traveler pada komunitas Backpacker Jakarta, yaitu: Penikmat alam,

petualangan dan Ombrophobia.

1) Penikmat Alam

Dalam mengekspresikan dirinya melalui traveling, traveler lebih

menyukai menjadi penikmat alam. Berada di alam membuat mereka menjadi

lebih tenang dan tentram. Alam diyakini dapat menjadi tempat terbaik untuk

refreshing karena faktor asri dengan udaranya yang segar dan keindahannya

yang menawan. Sebagaimana yang dikatakan informan,

“Nah itu tadi lebih ke destinasi yang alamnya bisa nikmati”55

“Ya itu tadi, seperti ke alam-alam gitu ke tempat yang bisa

buat menenangkan diri sekaligus refreshing.”56

2) Petualang

Traveling juga menjadi salah satu tujuan untuk memenuhi minat

bertualang yang tinggi. Tak dipungkiri dari petualangan membuat mereka

mempelajari banyak hal-hal baru. Dengan beragam kegiatan outdoor,

perjalanan menantang, berisiko, diluar dugaan,semua itu akan mewarnai hari-

hari dalam kehidupan. Sehingga secara tidak langsung hal tersebut akan

membentuk jati diri seseorang melalui cara mereka bersikap dan mengambil

keputusan. Sebagaimana yang dikatakan oleh informan,

“Selain itu juga saya suka aktivitas outdoor dan hal-hal yang

menantang gitu seperti outbound, rafting, pointball, nge-

camp.”57

“Yang lebih ke adventure gitu kali ya, tentang hal-hal baru,

yang menantang dan gak monoton.”58

55

MIR, Wawancara Informan MIR. 56

DS, Wawancara Informan DS. 57

MIR. 58

SN, Wawancara Informan SN.

Page 61: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

46

3) Ombrophobia

Dalam melakukan perjalana wisata setiap orang memiliki sesuatu yang

menandai identitasnya dalam mengekspresikan dirinya, baik identitas fisik,

kesukaan, kelebihan maupun kekurangannya. Sehingga dari identitas tersebut

mereka akan menyesuaikan keadaan pribadi dengan situasi ketika akan

melakukan perjalanan wisata. Terdapat hal unik pada traveler yang memiliki

phobia terhadap hujan. Sehingga dalam berwisata, ia akan menyesuaikan

siklus musim dengan keadaan pribadi. Hal ini sebagaimana yang dikatakan

oleh salah satu informan,

“Dan yang jelas ke berbagai destinasi tidak disaat musim

hujan. Karena saya gak kuat air hujan, semacam phobia.”59

Ketika mulai musim penghujan, maka ia tidak akan melakukan perjalanan

dan lebih memilih banyak menghabiskan waktu dirumah. Hal ini menjadi tanda

bahwa ia akan melakukan perjalanan hanya ketika musim kemarau. Meski di

musim kemarau hujanpun tak bisa diprediksi, maka disetiap perjalanannya ia tetap

memperhatikan persiapan matang apabila hujan turun disaat perjalanannya sedang

berlangsung dimusim kemarau.

c. Nilai Kesenangan

Traveler yang memiliki keinginan atau target mengunjungi tempat tertentu

atau mencapai sesuatu, akan merasa puas ketika mereka telah

mendapatkannya. Hal ini dibutktikan ketika traveler melakukan suatu

perjalanan berdasarkan passion, hobi, maupun style pribadi.

Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kesenangan yang

dirasakan dalam perjalanan wisata komunitas Backpacker Jakarta terbagi

menjadi lima aspek, yaitu: keindahan alam, tradisi dan budaya, tema satu visi,

eksistensi, dan pengembangan karakter diri.

59

DS. Wawancara Informan DS.

Page 62: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

47

1) Keindahan Alam

Keindahan alam memiliki makna tersendiri bagi traveler penikmat alam.

Keindahan alam dapat memberikan kesenangan dan kepuasan pada seseorang

yang menikmatinya. Bagi traveler yang senang dengan kegiatan outdoor, ini

menjadi hal baik untuk menyalurkan hobinya. Selain mengekspresikan hobi

di alam, mereka dapat menuangkan hobi sekaligus pekerjaan dalam satu

waktu, yaitu menikmati alam sekaligus mendapatkan objek fotografi yang

indah. Sebagaimana yang dikatakan oleh informan,

“Mungkin memang kalau soal keindahan alamnya tentu

punya makna. Jadi kesenangannya kalo alam lebih ke hobby

sih ya, jadi pribadi saya karena hobby dan diawali dengan

hobby jadi ya memang suka menikmati alam”60

“Keindahan-keindahan alam yang menakjubkan yang selalu

saya harapkan karena itu membuat saya merasa puas

apalagi dapet bonus objek foto yang bagus.”61

2) Tradisi dan Budaya

Dalam perjalanan wisata, mempelajari berbagai budaya dan kearifan lokal

menjadi daya tarik mengesankan yang memberikan efek kesenangan pada

para traveler. Dengan budaya setempat yang kental, serta kearifan lokalnya

yang unik menjadi hal yang menarik untuk dipelajari ketika berkunjung ke

tempat-tempat tertentu. Selain memperkaya pengetahuan mengenai tradisi

dan budaya, traveler akan mendapat pelajaran berharga mengenai pesan

moral dari suatu kebudayaan. Hal ini sebagaimana yang dikatakan oleh salah

satu informan,

“…budayanya kental sekali, saya biasanya lebih banyak

dapet makna kehidupan disetiap destinasi wisata, entah itu

local wisdom-nya, kehidupan sehari-harinya,

perekonomiannya bagaimana, dan segala hal yang memang

masyarakat sana alami.”62

60

MIR, Wawancara Informan MIR. 61

DS, Wawancara Informan DS. 62

DS.

Page 63: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

48

3) Teman Satu Visi

Perjalanan menjadi menyenangkan dan lebih bermakna ketika bersama

teman-teman yang satu visi. Sebagaimana yang dikatakan salah satu

informan,

“Ketika temen-temen trip barengnya itu satu tujuan, satu

kesukaan, satu visi. Kalau satu kesukaan dari awal kita udah

sama-sama suka dan kita tahu priporitas perjalanan itu

apa...”63

Ketika perjalanan dibangun bersama kawan yang satu visi tentu akan

menciptakan keharmonisan dalam perjalanan. Masing-masing individu yang

tergabung didalamnya tentu tahu akan prioritas perjalanannya, sehingga

dalam mengambil keputusan dalam perjalanan akan menghasilkan satu

pandangan yang sejalan. Hal ini sangat memudahkan ketika berwisata dan

akan membangun suasana hati yang baik satu sama lain.

4) Eksistensi

Kegiatan traveling kini sudah semakin eksis dengan adanya kemajuan

teknologi seperti media sosial. Dengan berkembangnya teknologi khususnya

media sosial membuat traveler cenderung ingin dikenal dan dilihat banyak

orang. Hal ini ditandai dengan banyaknya foto-foto traveling di linimasa

media sosial, contohnya instagram. Hal ini memengaruhi ketertarikan pada

perjalanan wisata yang memiliki karakteristik instagramable yang dalam hal

ini merupakan lokasi wisata yang akan akan menghasilkan gambar yang

layak untuk dikirim di akun instagram pribadi seseorang guna memenuhi

konten media sosial pribadi. Sebagaimana yang dikatakan salah satu

informan,

“kesenangan yang diharapkan adalah suatu destinasi yang

instagramable, karena jujur saja sekarang ini kalau trip

kemana-kemana juga pasti cari yang instagramable dan

nanti buat mengisi story atau nambah-nambah feed di

isntagram.”64

63

SN, Wawancara Informan SN. 64

MIR, Wawancara Informan MIR.

Page 64: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

49

5) Pengembangan Karakter diri

Dalam memanfaatkan hobi traveling, seorang traveler mampu

membangun koneksi dengan siapapun orang yang ditemui di berbagai tempat.

Dengan terjalinnya hubungan tersebut akan menciptakan sosialisasi yang baik

antar individu dan menciptakan pengalaman pribadi yang lebih luas.

Pengalaman itu akan sangat bermakna dan menjadi kesan tersendiri ketika itu

dijadikan pelajaran hidup yang mana akan membentuk karakter pribadi

seseorang. Sebagaimana yang dikatakan oleh informan,

“Selain itu setiap perjalanan juga akan banyak mengajarkan

kita baik itu melatih kepribadian, teamwork, peduli teman.

Karena disitu kita juga bakal ditempa ego kita, dan disitu

akan kelihatan bagaimana kepribadian kita. Pokoknya

banyak makna, banyak kesan dan pelajaran.”65

“Yang pasti punya cerita sendiri, pengalaman yang bisa

dibawa pulang, dan dapet temen baru. Dan jadi lebih

merasa banyak-banyak bersyukur, menghargai hidup dan

pinter-pinter bersosialisasi dengan orang baru.”66

Setiap perjalanan memiliki makna kehidupan yang akan membangun

karakter diri seseorang dalam menjalani kehidupan. Dari terbiasa melakukan

perjalanan, menemui rintangan, bersama orang-orang dengan watak berbeda,

traveler dituntut untuk mampu bekerjasama dalam tim. Dengan begitu akan

membangun karakter peribadi seseorang menjadi lebih peduli terhadap

sekitar. Hal ini dapat mengembangkan karakter diri seseorang ketika berada

dalam lingkungan kehidupan sehari-hari.

d. Risiko

Risiko bukanlah sebab atau akibat dari keterlibatan melainkan bagian dari

aspek keterlibatan. Perilaku traveler melibatkan risiko dalam artian bahwa

tindakan apa pun dari seorang traveler dalam memilih tentu akan

menghasilkan konsekuensi yang tidak pasti. Dengan demikian, traveler

65

MIR. Wawancara Informan MIR. 66

DS, Wawancara Informan DS.

Page 65: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

50

cenderung mengembangkan cara mengurangi risiko dengan mencari

informasi yang cukup mengenai tujuan wisata untuk bertindak dengan

yakin dalam situasi tak terduga. Pengalaman risiko dalam perjalanan wisata

sebelumnya juga dapat membantu meminimalisir risiko untuk perjalanan

mendatang. Sebagaimana yang telah dikatakan oleh informan,

“Tahu keperluan apa yang kiranya memang wajib untuk

digunakan disana agar tidak terjadi sesuatu yang tidak

diinginkan.”67

“Yang pasti sebelum traveling kita harus bener-bener nge-

cek dulu kayak semacam googling terkait destinasi yang

ingin dikungjungi baik itu biaya hidup, akomodasi, dan

segala hal itu wajib banget.”68

“Pastinya persiapan apapun itu. Informasi juga yang didapet

sebanyak mugkin dari berbagai sumber.”69

Dalam meminimalisir risiko, traveler disini cenderung menggunakan

informasi untuk membentuk tindakan mereka dalam situasi tak terduga.

Seperti halnya risiko finansial, untuk menghindari kemungkinan kekurangan

budget, atau estimasi yang terlampau jauh dari perkiraan, tentunya traveler

sangat membutuhkan informasi yang cukup untuk semua itu.Seperti halnya

kejadian transportasi tidak sampai sesuai tujuan, perlunya perbaikan atau

penggantian sesuatu di perjalanan atau kesalahan dalam memilih destinasi

wisata yang tidak sesuai dengan kemampuan keuangan pribadi. Hal tersebut

akan menyebabkan kerugian atas kesalahan dalam alokasi keuangan yang

telah dikeluarkan. Sehingga traveler kehilangan uangnya karena salah

memilih produk wisata dalam perjalanannya.

Selain itu adapula risiko fisik, risiko ini berkaitan dengan risiko kesehatan

dan keamanan yang mengacu pada kemungkinan kerusakan fisik. Tentu ada

kekhawatiran seseorang terhadap kondisi fisiknya akibat pemilihan destinasi

wisata yang salah atau tidak sesuai dengan kemampuan diri. Sehingga

biasanya traveler akan sangat mempersiapkan kebutuhan yang memang wajib

67

MIR, Wawancara Informan MIR. 68

DS, Wawancara Informan DS. 69

SN, Wawancara Informan SN.

Page 66: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

51

digunakan menyesuaikan dengan destinasi wisata yang akan dikunjungi. Tak

hanya itu, menghindari pemilihan destinasi wisata yang sekiranya dirasa tidak

mampu untuk dijangkaupun menjadi bahan pertimbangan. Hal tersebut

tentunya dibutuhkan informasi yang cukup mengenai karakteristik tujuan

yang akan dikunjungi guna meminimalisir terjadinya sesuatu yang tidak

diinginkan.

Selanjutnya ada risiko fungsional, risiko ini bisa terjadi ketika destinasi

yang dipilih mungkin tidak memberikan daya tarik sebagaimana yang

dipromosikan atau yang tersebar di berbagai sumber informasi. Ini terkait

dengan kualitas tujuan wisata yang dipilih oleh traveler. Risiko ini menjadi

kerugian ketika produk wisata tidak berkerja sebagaimana yang diharapkan.

Dan yang terakhir yaitu risiko psikologis, yang mana risiko ini berkaitan

dengan dampak risiko fungsional yang tidak bekerja sebagaimanayang

dharapkan, sehingga traveler akan mengalami ketidaknyamanan psikologis

dengan munculnya rasa kecewa. Sebagai contoh ketika traveler mengetahui

informasi mengenai tujuan wisata yang indah, namun ketika mereka

mengunjungi langsung ternyata tidak seindah sebagaimana yang diharapkan

dari informasi sebelum berkunjung.

3. Pembelajaran

Belajar disini dapat didefinisikan sebagai proses dimana pengalaman

menyebabkan perubahan dalam pengetahuan, sikap, dan perilaku. Studi

menunjukkan bahwa pembelajaran traveler memiliki dua dimensi:

pembelajaran disengaja dan pembelajaran insidental.

a. Pembelajaran Intentional (disengaja)

Pembelajaran yang disengaja terjadi ketika belajar adalah tujuan utama

selama pemrosesan informasi. Traveler dapat melakukan pembelajaran

disengaja ketika mereka benar-benar merasamemiliki tujuan atas informasi

yang di pelajarinya, yaitu untuk memenuhi kebutuhan informasi saat ingin

melakukan perjalanan. Pembelajaran disengaja disini traveler memiliki

maksud untuk membuat catatan dari diskusi bersama teman, kerabat maupun

Page 67: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

52

orang lain atau dari berbagai sumber untuk memprediksikan keputusan

pilihan rencana perjalanan wisata. Dengan pengalaman yang secara eksplisit

melibatkan pembelajaran yang disengaja, traveler cenderung memproses

informasi secara rinci dan lebih terstruktur. Oleh karena itu mereka akan

mengenal lebih dalam tujuan wisata yang menjadi pilihan. Sebagaimana yang

dikatakan oleh informan,

“Lebih ke informasi yang generalnya sih yang perlu

diketahui kayak destinasinya menariknya apa. Jarak dari

destinasi satu ke destinasi lainnya kejauhan ga untuk

mempermudah perpindahan lokasi dalam itinerary. Nanti

kalau udah kepikiran mau kemananya ya tinggal cari tahu

estimasi waktunya, akomodasi dan transportasi apa yang

harus digunakan, perkiraan budget untuk logistic. transport

dan akomodasi.” 70

“Biasanya cari tau lokasi yang mau dijadiin tempat wisata,

destinasinya apa, departure time, travel route-nya,

akomodasi, dan tranportasi.” 71

“Udah pasti rute, terus budget, dan keadaan atau

karakteristik dari lokasi wisata tersebut.” 72

Dalam hal ini informasi yang dibutuhkan dan sengaja untuk dipelajari

yaitu informasi mengenai karakteristik perjalanan yang meliputi, karakteristik

tujuan destinasi wisata, akomodasi, transportasi, rute perjalanan, estimasi

waktu hingga estimasi budget yang diperlukan.

Kunjungan sebelumnya dari perjalanan wisata dapat memberikan

pelajaran kepada traveler mengenai informasi mendetail terkait destinasi

wisata yang akan dikunjungi. Hal ini ditandai dengan adanya pengalaman

pribadi yang membentuk kecenderungan traveler untuk memanfaatkan

memori internal tatkala membuat rancangan perjalanan berikutnya. Dengan

demikian, secara tidak langsung akan memunculkan representasi kognitif

dalam wujud gambaran kegiatan pada destinasi wisata yang akan dikunjungi

selanjutnya. Misalnya, mereka yang pernah ke destinasi wisata tertentu

70

MIR, Wawancara Informan MIR. 71

DS, Wawancara Informan DS. 72

SN, Wawancara Informan SN.

Page 68: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

53

beberapa kali cenderung memiliki lebih banyak ingatan untuk

menggambarkan sebuah perjalanan lebih detail dibandingkan dengan mereka

yang belum pernah ke berbagai destinasi wisata.

Representasi kognitif tersebut dapat dipengaruhi oleh pengalaman

sebelumnya yang cukup menyenangkan ataupun yang kurang menyenangkan.

Ketika pengalaman sebelumnya cukup menyenangkan tentu akan menjadi

acuan untuk perjalanan berikutnya. Namun, apabila pengalaman sebelumnya

kurang menyenangkan maka akan terbentuk dorongan pribadi untuk lebih

detail lagi dalam membuat rencana perjalanan wisata mendatang. Sehingga,

traveler akan lebih memahami bagaimana spesifikasi yang dibutuhkan dalam

melakukan sebuah perjalanan. Dengan pembelajaran disengaja ini

memberikan efek positif pada rancangan itinerary yang lebih matang dan

meminimalisir risiko yang terjadi saat perjalanan wisata berlangsung.

Sebagaimana yang dipaparkan oleh informan,

“… gimana info sesungguhnya kita bisa kesana baik

transportasinya, biaya yang dihabiskan, akomodasinya.

Prediksi waktu untuk menuju destiasi dan perpindahan

destinasi satu ke destinasi lain, keuangan, transport juga

akan semakin matang dengan kita sering ke berbagai tempat

dan sering terbiasa kemana-mana.”73

“Jadi bisa memperkirakan untuk trip kita selanjutnya

mengenai biaya hidup disana, transportasinya bagaimana,

gambaran perjalananya akan seperti apa.”74

b. Pembelajaran Insidental (tidak disengaja)

Di sisi lain pembelajaran insidental merupakan pembelajaran yang terjadi

ketika pembelajaran tidak memiliki tujuan dalam pemrosesan. Misalnya

informasi diperoleh dan disimpan dalam memori saat kita melihat atau

mengalami suatu kejadian. Hal tersebut terjadi ketika traveler melakukan

perjalanan wisata, maka ia akan memiliki kesempatan berada dalam

lingkungan baru dan pengalaman baru. Dengan begitu akan berpotensi

memperkaya mereka dalam hubungan pertemanan dan pengalaman. Sehingga

73

MIR, Wawancara Informan MIR. 74

DS, Wawancara Informan DS.

Page 69: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

54

mereka menemui sisi positif dan kelebihan yang dapat diambil, seperti

memperoleh banyak pengetahuan baru melalui pembelajaran insidental.

Pembelajaran insidental disini bisa saja terjadi ketika traveler melihat

paparan informasi di media sosial atau sumber informasi lain, ataupun secara

tidak sadar sedang mengalami atau melihat langsung suatu kejadian. Dalam

hal ini traveler tidak mungkin memproses informasi yang masuk secara

terperinci melainkan hanya identifkasi objek secara spontan atas apa yang

dilihat maupun dialami.Pembelajaran insidental ini biasanya terjadi ketika

perjalanan sedang berlangsung atau ketika sudah selesai.

Dari pembelajaran insidental ini dapat memberikan efek positif bagi

individu pribadi, yaitu:

1) Memperkaya Pengetahuan Sosial Budaya mengenai Tempat yang

pernah Dikunjungi

Seorang traveler dalam menjelajah destinasi wisata tentunya akan

menemukan beragam keunikan dari segi sosial maupun budaya dari

daerah-daerah yang dikunjungi. Dari hal tersebut tanpa sadar mereka

akan membaur dengan kebiasaan lingkungan yang ada. Perpaduan antara

kunjungan wisata dengan lingkungan setempat akan melekat dan menjadi

sebuah pengetahuan bagi traveler itu sendiri terhadap tempat yang

dikunjungi. Sebagaimana yang dikatakan oleh informan,

“Banyak. Kayak adat dan budaya lokalnya, atau hal-hal

yang dilarang di daerah sana, bagaimana masyarakatnya,

kita jadi lebih tahu.”75

“Yang pasti jadi tahu daerah baru, budaya baru dan

kebiasaannya bagaimana.”76

Hal ini menjadikan para traveler yang sering berkunjung ke berbagai

destinasi wisata merasa kaya akan pengetahuan sosial dan budaya

tertentu berdasarkan tempat yang pernah mereka kunjungi. Bentuk

pengetahuan yang dirasakan oleh traveler dalam pengalaman perjalanan

75

MIR, Wawancara Informan MIR. 76

DS, Wawancara Informan DS.

Page 70: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

55

sebelumnya yaitu pengetahuan mengenai tradisi dan budaya tertentu,

maupun perihal larangan dalam suatu daerah, serta kearifan lokal daerah

setempat.

2) Menyesuaikan Diri dengan Baik

Penyesuaian diri menjadi hal yang unik bagi seorang traveler dalam

melakukan setiap perjalanan, sebab selama melakukan perjalanan mereka

akan membutuhkan informasi yang sangat kompleks. Informasi disini

tidak hanya mengenai seputar destinasi yang akan dikunjungi, melainkan

lebih mendalami lagi mengenai karakter masyarakat lokal yang harus

disesuaikan dengan kepribadian diri. Dengan demikian seseorang

traveler dituntut untuk mampu menyesuaikan diri secara seimbang, baik

terhadap diri sendiri maupun terhadap lingkungannya. Sebagaimana yang

dikatakan oleh informan,

“Dan karena sering, jadi terbiasa ketika ke tempat baru

bagaimana bersosialisasi dengan orang baru, terbiasa

dengan daerah baru, kebiasaan dan adat baru yang mau gak

mau kita harus ikutin ketika kita ada di tempat itu.”77

“Lebih mengenal tempat tujuannya dulu, karena kita ga bisa

sampain ya tepat yang satu dengan yang lainnya.”78

Oleh karena itu penyesuaian diri disini menjadi tahapan berbeda

karena traveler akan memiliki banyak kemungkinan berurusan dengan

lingkungan asing, bahasa asing, orang-orang asing, bahkan mungkin

akses sumber informasi yang terbatas. Kerena sudah terbiasa melakukan

perjalanan wisata,traveler menjadi terbiasa berupaya merespon situasi

baru sedemikian rupa sehingga mampu mencapai keharmonisan pada diri

sendiri dan lingkungannya.Sehingga pengalaman sebelumnya mampu

membuat para traveler mampu menyesuaikan diri baik kondisi fisik,

mental, dan emosional yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan agar

dapat survive dan membaur dengan situasi baru yang tidak mungkin

dihindari ketika perjalanan wisata berlangsung.

77

DS, Wawancara Informan DS. 78

SN, Wawancara Informan SN.

Page 71: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

56

3) Mengumpulkan Fakta untuk Dijadikan Bahan Rujukan dari

Informasi Internal

Berdasarkan pengalaman perjalanan sebelumnya, traveler cenderung

memiliki ingatan akan perjalanan yang telah mereka lalui ke tujuan-

tujuan sebelumnya. Hal tersebut menunjukkan bahwa mereka memiliki

pengetahuan yang mana hal tersebut dijadikan pengumpulan fakta-fakta

terkait suatu destinasi wisata yang pernah dikunjungi. Sehingga mereka

akan mengetahui keakuratan informasi yang sudah mereka cari di

perjalanan sebelumnya berdasarkan fakta yang pernah dialami.

Sebagaimana yang dikatakan oleh informan,

“Karena kan kita udah ngalamin dan merasakan pasti kita

udah tahu dong suatu tempat itu gimana.”79

“…setidaknya dengan pelajaran yang bisa diambil dari

suatu tempat yang pernah dikunjungi tuh ya jadi lebih real

aja ketahuan dan kebenarannya tentang informasi yang

sudah saya cari tahu sebelumnya.”80

Berdasarkan pengalaman tersebut, traveler akan melakukan

perjalanan berikutnya menggunakan gambaran perjalanan yang pernah

mereka lalui apabila memiliki karakteristik yang sama. Namun tidak

menutup kemungkinan pula dengan karakteristik berbeda, sebab dengan

adanya fakta-fakta sebelumnya akan terbentuk konsep baru untuk

membangun sebuah rencana perjalanan baru. Misalnya, traveler dapat

menggunakan fakta-fakta di perjalanan sebelumnya untuk menuju ke

base part yang sama tersebut meski tujuan destinasinya berbeda.

79

MIR, Wawancara Informan MIR. 80

DS, Wawancara Informan DS.

Page 72: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

57

4) Mengubah Pola Pikir

Pengalaman perjalanan juga memiliki pengaruh dalam perubahan

mindset (pola pikir) seseorang. Ketika seorang traveler sering melakukan

perjalanan wisata maka mereka tentu terbiasa dengan beragam situasi

yang sering kali tidak terduga diluar perencanaan. Sebagaimana yang

dikatakan oleh informan,

“Lebih ke mindset sih kalau menurut ku. Banyak hal yang

mindset awal kayak gini setelah disana mengalami banyak

hal, jadi mikiroh gini ya aku gak boleh gini. Yang diambil

pengalamannya ya lebih merubah mindset sih jadi lebih

terbuka, berpikir positif dalam segala hal, terima

konsekuensi.”81

Dari kebiasaan tersebut mewujudkan karakter traveler dalam

mengahadapi tantangan, dan lebih kepada pembelajaran diri untuk selalu

berpikir posistif dalam beragam situasi, berani mencoba dan siap terima

resiko, konsisten serta memiliki komitmen diri ketika mencoba

memutuskan untuk memulai suatu perjalanan wisata.

5) Mengevaluasi

Pengalaman sebuah perjalanan wisata dapat menjadi bahan evaluasi

untuk merencanakan keputusan pada perjalanan wisata berikutnya.

Dalam hal ini traveler akan cenderung belajar dari kesalahan pada

perjalanan wisata sebelumnya untuk membuat perencanaan yang lebih

baik lagi untuk perjalanan wisata mendatang. Hal ini ditandai dengan

sikap traveler yang tidak akan melakukan hal yang sama pada

pengalaman sebelumnya apabila dirasa kurang memuaskan. Selain itu

mereka akan membuat persiapan lebih matang lagi dengan

mengumpulkan informasi yang lebih detail. Sehingga, perjalanan

mendatang mampu menjadi lebih baik lagi dan menciptakan pencapaian

yang sesuai dengan keinginan. Sebagaimana yang dikatakan oleh

informan,

81

SN, Wawancara Informan SN.

Page 73: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

58

“Belajar lagi tentang informasi ketika akan pergi ternyata

informasinya ga bener-bener sesuai, dan itu dijadiin

pelajaran untuk trip-trip berikutnya. Ketika akan melakukan

trip lagi pasti belajar dari pengalaman trip-trip sebelumnya

untuk tidak melakukan hal yang sama.”82

“Biasanya sih yang persiapan-persiapan itu loh. Oh ternyata

Aku kurang nih dibagian ini. Berarti kalau mau jalan oh apa

nih yang harus Aku tambah lagi informasinya.”83

Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam pembelajaran yang disengaja

mengarah pada tingkat keakraban dan keahlian terhadap rencana

perjalanan wisata yang lebih tinggi melalui informasi yang lebih

terstruktur dan daya ingat yang baik. Sedangkan pembelajaran insidental

hanya memengaruhi keterlibatan traveler terhadap informasi ataupun

tujuan wisata.

4. Pengetahuan Sebelumnya

Pengetahuan sebelumnya yang dimiliki traveler untuk melihat keakraban

traveler terhadap tujuan wisatanya dan mengukur keahliannya dalam

pencarian informasi, interaksi dengan produk wisata, dan pengambilan

keputusan pada pilihan wisata. Maka pengetahuan sebelumnya memiliki dua

faktor pendukung yaitu keakraban dan keahlian.

a. Keakraban

Keakraban disini sebagai pengetahuan subjektif traveler atau persepsi

mereka tentang seberapa banyak mereka tahu mengenai karakteristik berbagai

pilihan tujuan wisata. Pada dasarnya itu mewakili pengetahuan subjektif dan

tahap awal pembelajaran.Traveler akan akrab dan cenderung mendapatkan

pengetahuan melalui kebiasaan daripengalaman sebelumnya.

Berdasarkan jawaban traveler, keakraban disini dapat terbagi menjadi dua

yaitu keakraban terhadap tujuan wisata dan keakraban terhadap informasi.

Keakraban terhadap tujuan wisata, keakraban ini cenderung dipengaruhi

oleh pengalaman perjalanan sebelumnya. Dari pengalaman sebelumnya akan

memunculkan persepsi terhadap kualitas layanan wisata, kepribadian, ataupun

82

MIR, Wawancara Informan MIR. 83

SN. Wawancara Informan SN.

Page 74: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

59

kepuasan, sehingga akan menentukan sikap dan niat traveler untuk

melakukan perjalanan ke tujuan itu. Dalam memilih tujuan wisata yang akrab

atau asing, pada tahap pertama mereka akan mencari kenangan dan

pengalaman sebelumnya terhadap informasi yang lazim untuk memandu

keputusan mereka. Sebab, keakraban traveler dengan tujuan perjalanannya

akan membawa mereka ke perolehan informasi langsung yang tersedia dari

ingatan mereka. Karena itu pengalaman dan kenangan traveler

dapatmembantu dalam proses seleksi tujuan wisata. Sebagaimana yang

dikatakan oleh salah satu informan,

“Sejauh saya pernah mengalami dan pernah kesana, saya

merasa sudah cukup. Karena saya sudah berpengalaman.”84

“Biasanya kalau saya sudah sering kesana paling ngga

minimal 2 kali, itu berarti saya sudah hapal bagaimana dan

tidak perlu lagi cari-cari informasi.”85

“kalau udah pernah kesana dan mau kesana lagi tapi dengan

ajakan teman yang memang hanya asal mau main aja jadi

merasa lebih fleksibel.”86

Selain itu, adapula keakraban terhadap informasi. Keakraban informasi

disini sangat berkaitan erat dengan keakraban tujuan wisata. Kekaraban

terhadap informasi menjadi penting ketika traveler berada pada tujuan wisata

yang asing. Ketika traveler merasa akrab dengan berbagai penggunaan

informasi maka akan dengan mudah membantu mereka dalam

mengidentifikasi tujuan wisata yang asing tersebut. Mereka akan secara

spontan akrab dengan informasi yang terkait dengan tujuan wisata.

Sebagaimana yang dikatakan oleh informan,

“Kalau dari temen tentu karena saya percaya ya karena

sudah ngalamin langsung apalagi temen kenal jadi bisa

dipercaya. Kemudian untuk internet karena sumbernya

banyak, tinggal pinter-pinter aja pilih yang berkualitas dan

menurut saya bener ketika kompare.”87

84

DS, Wawancara Informan DS. 85

MIR, Wawancara Informan MIR. 86

SN, Wawancara Informan SN. 87

MIR.

Page 75: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

60

“kenapa paling pertama komunitas atau temen ya karena

bisa lebih dipercaya karena tatap langsung, sering ketemu,

sering trip bareng, jadi ya percaya. Kemudian kenapa web

resmi yak arena pasti infornya lebih akurat. Dan blog travel

blogger juga bisa saja akurat karena merka pernah

mengalami.”88

Hal ini dikarenakan adanya dorongan dari pengalaman-pengalaman

sebelumnya yang membawa mereka kepada tahap keakraban dengan

informasi melalui proses pencarian yang sedang berlangsung seperti ingatan

pribadi, membaca blog, website,brosur, majalah, atau dari sosial media,

internet maupun berbicara dengan teman atau kerabat. Sebagaimana pula

dengan yang dikatakan oleh informan lainnya,

Jadi, keakraban terhadap tujuan wisata memiliki dampak langsung pada

pemanfaatan informasi. Traveler dengan berbagai tingkat keakraban akan

menunjukkan perbedaan yang signifikan pada kepercayaan diri dalam

memanfaatkan informasi yang didapat. Sehingga keakraban dengan tujuan

wisata maupun sumber informasi cenderung memengaruhi perilaku pencarian

informasi dan pengambilan keputusan.

b. Keahlian

Dalam keahlian, keakraban menjadi tahap pembelajaran awal dari

informasi. Keahlian dalam hal ini menyangkut pada proses kognitif traveler

dalam melakukan pencarian informasi. Dalam membuat keputusan perjalanan

wisata, traveler akan menggunakan kemampuan kognitifnya untuk

pengambilan keputusan.

Traveler yang tinggi tingkat keakrabannya lebih memungkinkan untuk

mengumpulkan informasi eksternal karena mereka tahu jenis apa yang

mereka butuhkan dan di mana mendapatkannya. Oleh karena itu,

meningkatkan keahlian membuat traveler lebih efektif dan efisien dalam

pencarian eksternal, dan sebagai hasilnya akan mengurangi biaya pencarian

eksternal dari segi waktu. Sebagaimana yang dikatakan oleh informan,

88

DS. Wawancara Informan DS.

Page 76: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

61

“Biasanya saya menggabungkannya dengan saran dan info-

info dari temen ambil yang akomodasi dan transportasi

paling murah dulu, terus liat juga update waktu terakir

mereka kesananya kapan atau ambil informasi yang memang

sesuai dengan keinginan kita ingin transit dimana atau ingin

naik transportasinya apa. Sudah lama sekali atau belum

terlalu lama. Terus denger-denger pengalaman mereka.”89

“Dimix terus ambil yang terbaik menurut saya, terus

makesure lagi dengan saya bisa searching lagi, nyari lagi

dang a akan satu sumber. Dan ambil yang paling logis dan

tepat menurut saya.”90

“biasaya aku selalu melebihkan dari apa yang aku baca,

atau misalkan dari berbagai informasi yang ada aku ambil

tengahnya, atau aku ambil yang paling lama. Kalau untuk

informasi harga aku pasti ambil tahun terakhir dan yang

paling update. Dan akalau untuk cerita aku paling hanya

ambil yang sesuai kebutuhan dan lebih lengkap.”91

Berdasarkan jawaban traveler, mereka memiliki keahlian dalam

memanfaatkan memori. Sebagaimana mungkin hal utama dalam pencarian

informasi mereka akan menggunakan informasi internal pada memorinya.

Kemudian mereka akan membangun struktur kognitif untuk

mengintegrasikan antara informasi internalnya dengan informasi eksternal

yang didapat. Setelah itu mereka akan memfilter dan menganalisis untuk

menentukan informasi mana yang akan digunakan untuk menentukan

keputusan rencana perjalanan wisata.

5. Biaya Pencarian Informasi

Biaya pencarian informasi disini terbagi menjadi tiga jenis, yaitu biaya

keuangan, waktu yang dihabiskan, dan upaya kognitif yang diperlukan.

Dari ketiga jenis ini memiliki perspektif biaya yang berbeda, biaya

keuangan mewakili jumlah uang yang dihabiskan untuk memperoleh

informasi yang diperlukan. Dalam hal pencarian infomasi, sebagian besar

traveler ini hanya menghabiskan uang mereka untuk membeli kuota

89

MIR, Wawancara Informan MIR. 90

DS, Wawancara Informan DS. 91

SN, Wawancara Informan SN.

Page 77: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

62

internet. Sebab sebagian besar informasi yang mereka gunakan yaitu

menggunakan internet. Sebagaimana yang dikatakan oleh informan,

“Kalau ditanya berapa sih ya susah juga, nggak nentu.

Nggak banyak-banyak banget sih kalau uang paling ya cuma

yang buat beli kuota kalau carinya diinternet, kalau sama

temen ya paling jajanin buat nongkrong.” 92

“jumlah pastinya gak fix ya. Kalau soal uang paling kuota

interet untuk googling dang a mahal-mahal banget karena

emang udah biasa bulanan paketan.”93

“gak pakai uang, semua pakai internet buat beli kuota doang

paling.”94

Selain itu keuangan yang mereka habiskan dalam pencarian informasi

yaitu ketika mencari informasi melalui teman, dari teman mereka hanya

mengeluarkan uang untuk biaya transportasi menuju lokasi pertemuan atau

untuk membayar makanan bersama teman. Dan hal inipun tidak selalu

mengeluarkan uang, karena terkadang adanya momen yang membuat

mereka memiliki waktu untukbertemu.

Kemudian waktu yang dihabiskan, ini mengacu pada jumlah waktu

yang dihabiskan (investasikan) dalam pencarian informasi. Secara umum

waktu yang mereka habiskan dalam melakukan pencarian informasi relatif

tidak memakan waktu lama. Sebab pengalaman mereka dalam mencari

informasi terkait perjalanan wisata dapat memengaruhi kecepatan

penemuan informasi. Sehingga penggunaan waktu dalam mencari

informasi tidak membutuhkan banyak waktu yang harus disisihkan.

Biasanya traveler cenderung mencari informasi tersebut hanya diwaktu

senggang. Terkecuali jika mendekati deadline perjalanan seperti

merencanakan perjalanan wisata yang mendadak. Ini akan memerlukan

waktu sesegera mungkin yang disediakan khusus untuk menyelesaikan

itinerary.

92

MIR, Wawancara Informan MIR. 93

DS, Wawancara Informan DS. 94

SN, Wawancara Informan SN.

Page 78: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

63

“Tergantung sumbernya, kalau temen sendiri sih ya bisa

cepet banget karena kan sambil nongkrong ngobrol-ngobrol

gitu jadi dapet. Kalau internet ya gak perlu lama-lama sih

saat itu juga kalau mau langsung cari langsung dapet karena

sekarang kan sudah terbantu dengan teknologi.”95

“Waktu ya biasanya malam hari di waktu senggang saya aja

kalau santai sambil main hape.” “fleksibel sih kalau soal itu

tergantung deadline perjalanan aja, kalau udah mau mepet

ya bisa cepet, tapi kalau plannya masih lama ya santai.”96

Dan yang terakhir yaitu upaya kognitif, ini mengacu pada kemampuan

traveler dalam mengembangakan kemampuan rasionalnya. Upaya kognitif

disini diperlukan untuk memproses informasi guna mendapatkan hasil

yang diharapkan. Upaya ini termasuk mencari informasi yang akan

membantu traveler untuk memenuhi kebutuhan dalam perencanaan

perjalanan wisatanya. Dalam upaya kognitif ini akan dijelaskan lebih detail

pada poin berikutnya.

6. Pencarian Informasi

Pencarian informasi merupakan kegiatan pengumpulan informasi yang

dimulai dengan mencari, memilih, menyeleksi, menetapkan informasi dan

sampai informasi digunakan untuk kebutuhannya. Dalam pencarian

informasi ini terbagi menjadi dua, yaitu pencarian informasi internal dan

eksternal.

a. Informasi Internal

Konstruksi dalam pencarian informasi internal mewakili pengambilan

pengetahuan dari ingatan. Dengah kata lain, traveler melakukan pencarian

dengan mencoba mengambil informasi dari ingatan mereka mengenai

tujuan wisata sebelumnya dan keputusan perjalanan. Dalam hal ini

kepercayaan diri traveler membuat mereka merasa cukup tahu tentang

suatu tujuan dan dapat memengaruhi pemanfaatan sumber informasi. Pada

pencarian informasi internal traveler cenderung akan menggunakan

pengetahuan dari ingatannya, catatan dan dokumentasi pribadi untuk

95

MIR. Wawancara Informan MIR. 96

DS, Wawancara Informan DS.

Page 79: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

64

mendukung memenuhi kebutuhan informasinya. Dan apabila informasi

internalnya dirasa sudah cukup maka mereka tidak memerlukan lagi

informasi eksternal.

“Biasanya kalau saya sudah sering kesana paling ngga

minimal 2 kali, itu berarti saya sudah hapal bagaimana dan

tidak perlu lagi cari-cari informasi.”97

“Sejauh saya pernah mengalami dan pernah kesana, saya

merasa sudah cukup. Karena saya sudah berpengalaman.

Selagi tempat-tempat yang pernah saya kunjungi saya hanya

butuh mengembalikan ingatan saya terkait perjalanan itu dan

melihat-lihat dokumentasi pribadi.”98

b. Informasi Eksternal

Konstruk pencarian informasi eksternal terlihat dari motivasi

memperoleh informasi dari lingkungan sekitar. Ketika pencarian informai

internal dirasa kurang memadai, maka traveler cenderung untuk

mengumpulkan informasi tambahan dari sumber eksternal. Sebagaimana

yang dikatakan oleh informan,

“Biasanya dengan berbincang dengan kawan dan nanya-

nanya buat mengingatkan kembali perjalanan itu. Lihat-lihat

dari internet atau website-website gitu. Sosial media juga sih

banyak banget.”99

“Yang pasti dari komunitas yang pertama, karena banyak

juga temen-temen yang memang traveler. Dan kedua lebih ke

googling coba-coba cari tahu sendiri entah liat web resmi

destinasi atau liat-liat punya web travel blogger, social

media dan youtube juga, lebih sering youtube.”100

“Kalau kurang cukup ya biasanya googling ya kalau

sekarang atau kalau tau nih temen-temen yang sudah pernah

kesana siapa ya Tanya-tanya aja sama mereka bagaimana

pengalamannya. Kalau sudah menentukan tujuannya ya coba

97

MIR, Wawancara Informan MIR. 98

DS, Wawancara Informan DS. 99

MIR. 100

DS.

Page 80: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

65

cari tahu kondisi transportasi disana, dan maps wisata yang

sudah ada denah-denah wisata.”101

Berdasarkan jawaban informan, sumber eksternal traveler biasanya

didapatkan dari teman atau kerabat yang mana telah lebih dulu memiliki

pengalaman ke suatu tujaun, kemudian ada penggunaan internet, sosial

media, buku foto ataupun sumber khusus destinasi (seperti brosur tujuan

seperti Taman Nasional, atau brosur lokasi wisata) yang dapat menunjang

kebutuhan traveler dari informasi eksternal.

Kemudian langkah dalam mencari informasi komunitas ini melalui

beberapa step, yang pertama yaitu menentukan tujuan wisata. Pada

tahapan ini dorongan para traveler untuk melakukan perjalanan dapat

terjadi atas dorongan pengalaman kunjungan sebelumnya, atau atas dasar

melihat timeline di sosial media sehingga tertarik. Sebagaimana yang

dikatakan oleh salah satu informan,

“Awalnya ada rencana dulu mau kemana biasanya karena

ajakan teman atau karena habis lihat-lihat sosmed terus

tertarik. Kalau destinasinya pernah dikunjungi ya inget

kembali pengalaman pribadi.”102

Kemudian pada pencarian awal mereka akan mencari tahu mengenai

tujuan wisata tersebut. Ketika mencari tahu mengenai tujuan wisata

tersebut dapat dengan mengingat kembali pengalaman sendiri apabila

tujuan wisata tersebut memang sudah pernah. Sebagaimana yang

dikatakan oleh informan,

“Pertama, tahu dulu mau ke daerah mana. Kemudian pake

pengetahuan sendiri kalo emang udah pernah.”103

“Tentuin tempat yang mau dituju itu pasti. Kalo udah pernah

kesana saya biasanya pure pakai pengalaman sendiri, jadi

tinggal prepare peralatan dan bisa langsung berangkat.”104

101

SN, Wawancara Informan SN. 102

SN. 103

MIR, Wawancara Informan MIR. 104

DS, Wawancara Informan DS.

Page 81: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

66

“Kalau destinasinya pernah dikunjungi ya inget kembali

pengalaman pribadi. Kalau udah tau semua gimana terus

sadar gimana seharusnya untuk perjalanan berikutnya.”105

Apabila informasi pribadi masih dirasa kurang atau ketika tujuan wisata

tersebut belum diketakui sebelumnya, mereka akan melakukan pencarian

informasi dari berbagai sumber lain seperti teman/kerabat, media sosial,

website dan lain sebagainya. Sebagaimana yang dikatakan oleh informan,

“Tapi kalau belum ya pakai informasi dari temen yang udah

pernah dan bisa juga tambahan dari internet.”106

“Tapi beda ceritanya kalau belum pernah, biasanya saya

cari tahu dulu sih di internet tempat itu gimana, ada apa aja,

terus baru konfirmasi ke temen yang pernah kesana sambil

nanya-nanya pengalaman dia gimana. Sumber utama

biasanya dari internet, tapi yang lebih berpengaruh si

pengalaman temen atau pengalaman sendiri. “107

“Kalau tujuan wisatanya belum pernah sama sekali ya

langsung aja mulai cari tahu informasi terupdate megenai

tujuan wisata itu, kalau bisa ya informasi selengkap-

lengkapnya dari bagaimana sampai kesana, disana apa aja

yang kita butuhin, sampai untuk pulangnya entah dari

internet, temen sendiri atau sosial media.”108

Ketika pencarian awal sudah, kemudian mereka akan melakukan

pencarian yang lebih mendalam lagi untuk persiapan membuat itinerary.

Sehingga pada tahapan ini mereka akan merinci secara detail setiap

perjalanan ke berbagai destinasi. Sebagaimana yang dikatakan oleh salah

satu informan,

“Setelah itu kita melakukan pencarian lebih dalam lagi,

mulai dari jarak ke destinasi itu berapa lama, kira-kira

disana cukupnya berapa hari, butuh transportasi apa dan

bagaimana, cari-cari penginapan yang pas. Setelah itu baru

deh cari informasi soal perkiraan keuangan yang akan

dihabiskan disana untuk semuanya. Nah dari itu semua baru

105

SN. Wawancara Informan SN. 106

MIR, Wawancara Informan MIR. 107

DS, Wawancara Informan DS. 108

SN.

Page 82: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

67

deh saya mulai bikin catatan perjalanan sekaligus itinerary

secara lengkap.”109

“Baru deh tentuin fix nya mau kemana aja, dan langsung

cari info mengenai kendaraan yang mau dinaikin, budgetnya

berapa, mau tidur dimana, berapa lama disana sampai

rencana perjalanan jadi dan detail semua dan juga penting

untuk buat plan B.”110

Ketika informasi sudah terkumpul mereka akan memilah informasi

sesuai dengan apa yang mereka butuhkan terkait rencana perjalanan

tersebut. Kemudian melakukan konfirmasi atas informasi yang didapat dan

membuat rencana perjalanan fix. Sebagaimana yang dikatakan oleh

informan,

“Kemudain survey harga biasanya ke aplikasi transportasi

gitu, atau kalau bus datang langsung ke pul busnya. Setelah

udah tahu fix harga baru pesen.”111

“Kalau informasinya udah kumpul baru dipilih-pilih mana

yang relevan sama yang kita butuhin. Setelah itu baru deh

eksekusi buat planning fix, buat itinerary, budgeting, list

pilihan transport, akomodasi, logistik, dan mau berapa lama

disana.”112

Ketika seluruh informasi yang dibutuhkan dirasa sudah cukup,

selanjutnya mereka hanya menunggu waktu terlaksananya perjalanan

wisata tersebut. Namun disaat perjalanan wisata berlangsungpun mereka

masih memerlukan informasi. Hal ini dijelaskan sebagaimana yang

dikatakan oleh informan,

“Biasanya saat perjalanan kita juga masih suka cari-cari

informasi karena terkadang kan rencana bisa berubah

dikarenakan faktor situasi, misalnya kayak info cuaca kalau

langsung dengan alam, rute perjalanan, lihat maps kalau

lagi perlu, transportasi yang digunakan bisa berubah ketika

disana, hal-hal semacam itu bisa berubah dan kita cari tahu

lagi mungkin karena faktor kondisi kesehatan kita, kelalaian

109

MIR. Wawancara Informan MIR. 110

DS. Wawancara Informan DS. 111

MIR. 112

SN, Wawancara Informan SN.

Page 83: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

68

pribadi dalam komitmen waktu, atau mungkin faktor alam

dan yang lain sebagainya.”113

Namun ternyata pencarian informasi mereka tidak berhenti

hanya sampai disitu, mereka masih memungkinkan untuk

melakukan pencarian informasi ketika perjalanan wisata telah

selesai. Hal ini diperjelas sesuai bagaimana yang dikatakan

oleh informan,

“Dan yang terakhir kadang kalau trip udah selesai aja kita

masih butuh informasi sih, biarpun cuma sekedar cari tahu

apa yang tadi tidak kita temui ditempat itu padahal sebelum

berangkat kita udah cari tahu ada apa aja. Atau cuma

mencari ide untuk next trip.”114

Dan tahapan yang terakhir yaitu mereka membagikan pengalaman

perjalanan wisatanya melalui berbagai media. Hal ini bertujuan agar

informasi tersebut dapat bermanfaat dan digunakan kembali untuk

perjalanan berikutnya pada orang lain. Sebagaimana yang dikatakan oleh

informan,

“Setelah itu kalau saya biasanya suka sharing perjalanan di

blog atau sosmed biar siapa tahu ada yang butuh bisa lihat

juga. Atau kalau ngobrol-ngobrol sama temen ada yang

nanya”115

“Jadi kondisional kalau disana terjadi sesuatu bisa gunain

plan alternatif atau buat plan baru sesuai situasi dan kondisi

dan yang pasti kita perlu informasi lagi.”116

“Terus kalo trip udah selesai aku suka banget bagikan

experience trip aku di sosmed gitu biar lebih manfaat.”117

Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, perilaku pencarian

informasi traveler pada komunitas Backpacker Jakarta dapat terbentuk atas

dorongan dari faktor-faktor latar belakang individunya. Sehingga penelitian

113

MIR. Wawancara Informan MIR. 114

MIR. 115

MIR. 116

DS, Wawancara Informan DS. 117

SN, Wawancara Informan SN.

Page 84: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

69

ini dapat dikatakan telah memenuhi model perilaku pencarian informasi

Gursoy.

Berdasarkan hasil penelitian berikut perilaku pencarian informasi traveler

pada komunitas Backpacker Jakarta sebagai berikut:

Tabel 4. 1 Perilaku Pencarian Informasi Komunitas Backpacker Jakarta

Perilaku Pencarian Informasi traveler pada

Komunitas Backpacker Jakarta

1. Kunjungan

Sebelumnya

Target/Prioritas

Ikatan Emosional

Kesadaran Spiritual

2. Keterlibatan Minat Perjalanan

- Wisata Alam

- Kenyamanan Lingkungan

- Destinasi Baru

- Rekomendasi Teman

- Tiket Promo

Ekspresi Personal

- Penikmat Alam

- Petualang

- Ombrophobia

Nilai Kesenangan

- Keindahan Alam

- Tradisi dan Budaya

- Teman Satu Visi

- Eksistensi

- Pengembangan Karakter Diri

Risiko (risiko finansial, fisik, fungsional,

dan psikologis)

3. Pembelajaran Pembelajaran Intentional

Pembelajaran Insidental

- Memperkaya pengetahuan social

budaya mengenai tempat yang pernah

dikunjungi

- Menyesuaikan diri dengan baik

- Mengumpulkan fakta untuk dijadikan

bahan rujukan dari informasi internal

- Mengubah pola pikir

- Mengevaluasi

Page 85: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

70

4. Pengetahuan

Sebelumnya

Keakraban

Keahlian

5. Biaya

Pencarian

Informasi

Uang

Waktu

Upaya

6. Pencarian

Informasi

Sebelum Perjalanan

- Menentukan daerah tujuan wisata

- Identifikasi destinasi pada tujuan wisata

- Pencarian informasi mendalam terkait

perjalanan pada tujuan tersebut

- Konfirmasi Informasi

- Buat Itinerarty

Perjalanan Berlangsung

- Informasi planning alternatif

- Informasi cuaca

- Informasi rute ataupun navigasi darat

- Informasi transportasi

- Informasi jam operasional

Setelah Perjalanan

- Informasi destinasi yang baru saja

dikunjungi

- Informasi ide untuk perjalanan selanjutnya

7. Berbagi

Informasi

Media Sosial

Blog

Obrolan

Berdasarkan Tabel 4.1, dapat dilihat bahwa perilaku pencarian informasi

traveler pada komunitas Backpacker Jakarta menunjukkan bahwa traveler ini

telah memenuhi model perilaku pencarian informasi. namun terdapat hal

yang unik pada komunitas ini yaitu perilaku pencarian informasi yang

dinamis dan berkelanjutan. Hal ini ditunjukkan dari dilakukannya pencarian

informasi ketika sebelum perjalanan berlangsung, perjalanan berlangsung,

dan setelah perjalanan selesai. Kemudian dilanjutkan dengan adanya berbagi

informasi yang dilakukan melalui media sosial, blog pribadi maupun obrolan

dengan teman. Hal ini menunjukkan bahwa pencarian informasi pada

traveler di komunitas Backpacker Jakarta berkelanjutan sehingga informasi

yang sebelumnya telah diperoleh oleh mereka, kemudian mereka gunakan,

lalu dibagikan lagi kepada orang lain.

Page 86: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

71

Berdasarkan hasil tersebut dapat dijabarkan bahwa pola perilaku

pencarian informasi pada komunitas Backpacker Jakarta meghasilkan proses

pencarian informasi sebagaimana yang dapat terlihat pada Bagan 4.1. pada

bagan tersebut menjelaskan bagaimana proses pencarian informasi secara

rinci yang diawali dengan memahami dan mengidentifikasi ketertarikan pada

tujuan wisata yang akan dikunjungi, kemudian proses pencarian informasi

yang dilakukan hingga pada membagikan informasi.

Page 87: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

72

Bagan 4. 1 Proses Pencarian Informasi Komunitas Backpacker Jakarta

Interest Identification

(previous visits, involvement, etc)

Information Search

(internal, eksternal)

Selection

Collection

Verifying

Evaluation of alternatives

(consider alternative destinations)

Purchase decision

(take the trip)

Post purchase evaluation

(destination has been visited, ideas

for next trip, etc)

Information Sharing

Use of information

(purchase decision)

Post trip

During trip

Pretrip

Page 88: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

73

Tabel 4. 2 Sumber Informasi

Sumber Informasi yang Digunakan

Pengalaman (ingatan pribadi)

Dokumentasi Pribadi

Teman dan Kerabat

Informasi yang diberikan oleh traveler lain di internet

Informasi di media sosial

Situs web resmi

Travel guidebook (denah destinasi wisata, maps, rute

navigasi darat, dan sumber informasi khusus dari

destinasi)

Tabel 4.3 menjelaskan mengenai sumber informasi yang digunakan

oleh traveler pada komunitas Backpacker Jakarta, yaitu informasi pribadi,

teman atau kerabat, internet, social media, maupun sumber informasi khsusu

dari destinasi wisata.

Tabel 4. 3 Penggunaan Informasi untuk Membuat Keputusan

Before the trip – sebelum memilih destinasi

Diawal pencarian, untuk memiliki ide harus pergi kemana. (dipengruhi oleh list

priortitas pribadi, tertarik dengan postingan teman di sosial media, tiket promo,

ajakan atau rekomendasi teman)

Untuk mempersempit opsi tujuan wisata

Untuk mengkonfirmasi tujuan yang dipilih

Before the trip – setelah memilih destinasi

Mencari informasi mengenai ide dan opsi akomodasi

Mencari informasi mengenai ide dan opsi transportasi yang digunakan

Internal

Eksternal

Page 89: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

74

Mencari informasi mengenai ide dan opsi tentang tempat wisata dan kegiatan

yang dilakukan

Mencari informasi mengenai budget

During the trip

Mencari informasi untuk planning alternatif

Mencari informasi mengenai ide dan opsi tentang tempat wisata dan kegiatan

yang dilakukan

Mencari informasi mengenai jam operasional destinasi

Mencari informasi mengenai ide dan opsi tentang makanan

Menemukan informasi tentang rute, cuaca atau tempat-tempat khusus

After the trip

Mencari informasi destinasi yang baru saja dikunjungi

Mencari informasi ide untuk perjalanan selanjutnya

Membagikan pengalaman

Pada tebel 4.2 menjelaskan bagaimana ketika traveler telah

menemukan sumber informasi yang akan digunakan maka informasi yang

akan dicari apa saja untuk digunakan dalam membuat keputusan

perjalanan.

Page 90: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

75

C. Pembahasan

Bagan 4.1 menjelaskan bagaimana alur perilaku pencarian informasi pada

traveler komunitas Backpacker Jakarta. Hal itu menunjukkan bahwa model

perilaku pencarian informasi oleh Gursoy telah dipenuhi. Namun terdapat

temuan lain diluar dari model yang dipaparkan oleh Gursoy, ternyata

komunitas ini memiliki perilaku lain yaitu adanya penggunaan informasi,

kemudian evaluasi informasi yang mana menjadi pencarian berlanjut dari

pencarian sebelumnya, dan yang terakhir yaitu membagikan informasi atas

pengalamannya.

Selain itu jika dikaitkan dengan teori lain, model perilaku pada komunitas

ini juga dapat menggambarkan beberapa variabel yang terdapat pada model

Wilson 1996.118

Pada model tersebut terlihat adanya intervensi individu atau

dalam penelitian ini seorang traveler. Dalam hal ini terlihat bahwa latar

belakang pribadi traveler dapat membentuk pola perilaku pencarian

informasi. Kemudian ada perhatian pasif, yang mana dalam penelitian ini

dapat dilihat pada kunjungan sebelumnya dan keterlibatan. Dari tahapan

tersebut terlihat bahwa kunjungan sebelumnya dan keterlibatan individu

sebenarnya memiliki perhatian pasif pada pencarian informasi. Dan

selanjutnya ada pencarian pasif yang mana diambil dari pencarian informasi

secara pasif melalui pengetahuan awal traveler berdasarkan keakraban dan

keahlian mereka. Sehingga mendorong pencarian informasi atau dalam model

Wilson sebagai pencarian aktif. Lalu setelah itu ada tahapan pencarian

berlanjut yang mana dalam penelitian ini terlihat dari bagaimana traveler

mengevaluasi dan melakukan pencarian informasi lagi ketika perjalanan

wisata berlangsung maupun saat perjalanan wisata selesai hingga pada tahap

akhir informasi tersebut dibagikan kembali atas berdasarkan pengalaman

pribadi.

118

T.D. Wilson, ―Models in Information Behaviour Research,‖ Journal of Documentation 55,

no. 3 (August 1999): 249–70, https://doi.org/10.1108/EUM0000000007145.

Page 91: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

76

Bagan 4. 2 Perilaku Pencarian Informasi Komunitas Backpacker Jakarta

Money

Time

Cognitive Effort

Internal

External

Familiarity

Expertise

Prior Knowledge Information

Search

Use

Information

Cost of Information

Search

Previsious Visits

Involvement

Learning

Information

Sharing

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1st Qtr 2nd Qtr 3rd Qtr 4th Qtr

East

West

North

Pencarian Berlanjut

Evaluation of

alternatives

Perhatian Pasif Pencarian Pasif Pencarian Aktif

Intervensi

Traveler

Page 92: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

77

Hasil penelitian telah peneliti paparkan pada poin sebelumnya. Agar

hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebagai hasil temuan, maka pada

poin sebelumnya peneliti menguraikan dengan berpedoman pada teori-

teori yang relevan yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu.

Sesuai dengan fokus penelitian ―Perilaku Pencarian Informasi

Backpacker Jakarta‖, yang dijabarkan menjadi 6 subfokus berdasarkan

teori Gursoy yaitu: 1) Kunjungan Sebelumnya 2) Keterlibatan 3)

Pembelajaran 4) Pengetahuan Sebelumya 5) Biaya Pencarian Informasi 6)

Pencarian Informasi.

1. Kunjungan sebelumnya

Temuan peneliti pada kunjungan sebelumnya dalam perilaku

pencarian informasi membentuk preferensi traveler dalam membuat

keputusan perjalanan berikutnya. Preferensi tersebut menujukkan

kontribusi traveler yang mengarah pada pertimbangan membuat

keputusan perjalanan berdasarkan pada niat dan kepuasan perjalanan

sebelumnya. Hal ini didukung oleh Alegre dan Cladera119

dalam

penelitiannya yang berjudul Analysing The Effect Of Satisfaction And

Previous Visits On Tourist Intentions To Returnyang menjabarkan

bahwa kunjungan sebelumnya memiliki efek positif pada niat untuk

kembali berdasarkan kepuasan.

Dan ini didukung pula oleh Perera dan Vlosky120

dalam

penelitiannya yang berjudul How Previous Visits Shape Trip Quality,

Perceived Value, Satisfaction, and Future Behavioral Intentions: The

Case of Forest-Based Ecotourism in Sri Lanka yang menjabarkan

bahwa kualitas perjalanan pada kunjugan wisata sebelumnya menjadi

penentu paling penting dari niat traveler untuk perjalanan wisata

mendatang.

119

Joaquín Alegre and Magdalena Cladera, ―Analysing the Effect of Satisfaction and

Previous Visits on Tourist Intentions to Return,‖ European Journal of Marketing 43, no. 5/6 (May

29, 2009): 670–85, https://doi.org/10.1108/03090560910946990. 120

Department of Forestry and Environmental Science, University of Sri

Jayewardenepura, Sri Lanka et al., ―How Previous Visits Shape Trip Quality, Perceived Value,

Satisfaction, and Future Behavioral Intentions: The Case of Forest-Based Ecotourism in Sri

Lanka,‖ International Journal of Sport Management, Recreation & Tourism 11 (June 30, 2013):

1–24, https://doi.org/10.5199/ijsmart-1791-874X-11a.

Page 93: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

78

2. Keterlibatan

Temuan peneliti pada keterlibatan terbagi menjadi empat aspek

yaitu minat perjalanan, ekspresi personal, nilai kesenangan dan risiko.

Keempat aspek ini mendukung keterlibatan traveler dalam

menentukan keputusan perjalanannya. Berdasarkan penelitian ini,

minat perjalanan, ekspresi personal dan nilai kesenangan memiliki

kaitan yang cukup erat dalam menentukan pilihan tujuan wisata untuk

memenuhi nilai dan tujuan penting pribadi. Dalam hal ini ketiganya

menunjukkan adanya kontribusi pada nilai-nilai atau konsep diri yang

tertanam dan mendorong penilaian traveler dalam menentukan pilihan

perjalanan wisata.

Hal ini didukung oleh penelitian Huei Lee, Packer, dan Scott

yang berjudul Travel Lifestyle Preferences and Destination Activity

Choices of Slow Food Members and Non-members121

, yang

menunjukkan hasil penelitian bahwa terlepas dari motivasi untuk

melakukan sebuah perjalanan ke tujuan wisata, ternyata preferensi

gaya hidup memengaruhi pilihan tujuan perjalanan.

Hal ini juga didukung oleh penelitian Prebensen dkk122

yang

berjudul Motivation and Involvement as Atecedents of the Perceived

Value of the Destination Experience yang menunjukkan bahwa

motivasi dan keterlibatan berkaitan dengan nilai pengalaman

perjalanan dan motivasi traveler memengaruhi level keterlibatan

mereka dalam pengalaman destinasi wisata. Sehingga pengalaman

perjalanan sebelumnya berfungsi menjadi kekuatan nilai-nilai yang

relevan dengan kesenangan perjalanan individuyang membentuk

ekspresi diri.

121

Kuan-Huei Lee, Jan Packer, and Noel Scott, ―Travel Lifestyle Preferences and

Destination Activity Choices of Slow Food Members and Non-Members,‖ Tourism Management

46 (February 2015): 1–10, https://doi.org/10.1016/j.tourman.2014.05.008. 122

Nina K. Prebensen et al., ―Motivation and Involvement as Antecedents of the

Perceived Value of the Destination Experience,‖ Journal of Travel Research 52, no. 2 (March

2013): 253–64, https://doi.org/10.1177/0047287512461181.

Page 94: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

79

Pada poin risiko penelitian ini menghasilkan adanya risiko finansial,

fisik, fungsional, dan psikologis. Hal ini didukung oleh penelitian

Roehl dan Fesemaier123

yang berjudul Risk Perceptions and Pleasure

Travel: An Exploratory Analysis yang menunjukkan bahwa adanya

komponen risiko traveler yang terbagi kedalam 7 risiko yaitu risiko

peralatan, keuangan, fisik, psikologis, kepuasan, sosial dan waktu. Hal

ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini memiliki aspek risiko

yang lebih ringkas namun memiliki pemaknaan yang tidak jauh

berbeda.

3. Pembelajaran

Temuan peneliti dalam pembelajaran terbagi menjadi dua yaitu

pembelajaran insidental dan pembelajaran disengaja. Pembelajaran

insidental secara tidak sadar memberikan pengalaman sosial yang

mana dapat membentuk traveler untuk terbiasa menyesuaikan diri dan

merubah pola pikir dengan beragam situasi di lingkungan baru.

Dengan begitu akan membangun akses ke informasi sosial kepada

penduduk setempat sehingga dapat memengaruhi model pilihan

perjalanan. Hal ini didukung oleh Sunitiyoso dkk124

dalam

penelitiannya yang berjudul Dynamic Modelling of Travellers’ Social

Interactions and Social Learning yang menyatakan bahwa interaksi

sosial dan pembelajaran sosial dari pengalaman memengaruhi perilaku

traveler yang mana hal tersebut akan memengaruhi pilihan perjalanan.

Kemudian untuk temuan penelitian pada pembelajaran

disengaja yaitu terkait dengan segala atribut wisata yang berkaitan

dengan karakteristik perjalanan seperti karakteristik tujuan destinasi

wisata, akomodasi, transportasi, rute perjalanan, estimasi waktu

hingga estimasi budget yang diperlukan. Hal ini didukung oleh

123

Wesley S. Roehl and Daniel R. Fesenmaier, ―Risk Perceptions and Pleasure

Travel: An Exploratory Analysis,‖ Journal of Travel Research 30, no. 4 (April 1992): 17–26,

https://doi.org/10.1177/004728759203000403. 124

Yos Sunitiyoso, Erel Avineri, and Kiron Chatterjee, ―Dynamic Modelling of

Travellers‘ Social Interactions and Social Learning,‖ Journal of Transport Geography 31 (July

2013): 258–66, https://doi.org/10.1016/j.jtrangeo.2013.05.012.

Page 95: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

80

Avineri dan Prashker125

dalam penelitiannya yang berjudul Sensitivity

to Travel Time Variability: Travelers’ Learning Perspective yang

mengemukakan bahwa semakin banyak lokasi wisata yang sering

dikunjungi akan semakin tinggi pula varian pengetahuan mengenai

waktu perjalanan wisata sehingga akan meminimalisir kemungkinan

estimasi waktu berbeda.

4. Pengetahuan Sebelumnya

Temuan peneliti dalam pengetahuan sebelumnya memberikan

petunjuk bahwa pengetahuan sebelumnya memiliki dua poin penting

yaitu keakraban dan keahlian. Keakraban terbagi menjadi dua sub

yang mendukung keakraban yaitu keakraban terhadap tujuan wisata

dan keakraban terhadap informasi.

Tingkat keakraban terhadap tujuan wisata dan informasi

memengaruhi perilaku pencarian informasi traveler. Dalam hal ini

traveler dalam memilih tujuan wisata baik yang akrab maupun asing

mereka akan cenderung menggunakan pengetahuan dari pengalaman

sebelumnya (informasi internal) terlebih dahulu sebagai informasi

untuk memandu keputusan yang akan dibuat. Hal ini menunjukkan

bahwa apabila traveler tidak akrab (tidak memiliki pengetahuan

sebelumnya) dengan tujuan ataupun informasinya maka akan

cenderung untuk menggunakan informasi eksternal lebih banyak.

Penelitian ini didukung oleh Gursoy dalam penelitiannya yang

berjudul Prior Product Knowledge and Its Influence on the Traveler’s

Information Search Behavior126

dan judul Travelers’ Prior Knowledge

and its Impact on their Information Search Behavior127

yang

mengatakan bahwa traveler yang sudah terbiasa melakukan perjalanan

wisata atau familiar dengan tujuan wisata cenderung lebih banyak

125

Erel Avineri and Joseph N. Prashker, ―Sensitivity to Travel Time Variability:

Travelers‘ Learning Perspective,‖ Transportation Research Part C: Emerging Technologies 13,

no. 2 (April 2005): 157–83, https://doi.org/10.1016/j.trc.2005.04.006. 126

Dogan Gursoy, ―Prior Product Knowledge and Its Influence on the Traveler‘s

Information Search Behavior,‖ Journal of Hospitality & Leisure Marketing 10, no. 3–4 (January

28, 2003): 113–31, https://doi.org/10.1300/J150v10n03_07. 127

Dogan Gursoy and Ken W. McCleary, ―Travelers‘ Prior Knowledge and Its

Impact on Their Information Search Behavior,‖ Journal of Hospitality & Tourism Research 28,

no. 1 (February 2004): 66–94, https://doi.org/10.1177/1096348003261218.

Page 96: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

81

menggunakan informasi internalnya, sedangkan traveler yang jarang

melakukan perjalanan wisata lebih banyak menggunakan informasi

eksternal.

Penelitian ini didukung juga oleh Lee128

dalam penelitiannya

yang berjudul Exploring Familiarity and Destination Choice in

International Tourism yang menghasilkan bahwa adanya hubungan

antara keakraban pengalaman wisata dengan pilihan tujuan wisata

yang akan ditentukan.

Kemudian untuk tingkat keahlian, keakraban menjadi tahap

awal dari informasi. Hasil temuan disini traveler yang tingkat

keakrabannya tinggiakan lebih percaya diri dalam mengumpulkan

informasi karena mereka merasa sudah berpengalaman sehingga tahu

jenis apa yang mereka butuhkan dan dimana mendapatkannya.

Penelitian ini didukung oleh Hyde129

dalam penelitiannya

berjudul Expertise, Experience and Self-confidence in Consumers’

Travel Information Search yang menghasilkan bahwa pengalaman

sebelumnya dapat membentuk kepercayaan diri traveler sehingga

secara signifikan akan memengaruhi keahlian terhadap tujuan wisata

yang berhubungan dengan pencarian informasi perjalanan.

Hal ini menunjukkan bahwa adanya ketergantungan pada

pengetahuan sebelumnya cukup tinggi bagi traveler dalam

menentukan pilihan perjalanannya dengan pencarian informasi.

5. Biaya Pencarian Informasi

Penemuan pada biaya pencarian informasi disini terbagi

menjadi tiga jenis, yaitu biaya keuangan, waktu yang dihabiskan, dan

upaya kognitif yang diperlukan. Dari ketiga jenis ini memiliki

perspektif biaya yang berbeda, biaya keuangan mewakili jumlah uang

yang dihabiskan untuk memperoleh informasi, dalam hal ini biaya

128

Geunhee Lee and Iis P. Tussyadiah, ―Exploring Familiarity and Destination

Choice in International Tourism,‖ Asia Pacific Journal of Tourism Research 17, no. 2 (April

2012): 133–45, https://doi.org/10.1080/10941665.2011.616906. 129

Karin Teichmann, ―Expertise, Experience and Self‐confidence in Consumers‘

Travel Information Search,‖ ed. Kenneth Hyde, International Journal of Culture, Tourism and

Hospitality Research 5, no. 2 (June 7, 2011): 184–94,

https://doi.org/10.1108/17506181111139591.

Page 97: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

82

keuangan tidak telalu banyak dikeluarkan. Kemudian waktu yang

dihabiskan, ini mengacu pada jumlah waktu yang dihabiskan untuk

mencari infromasi yaitu hanya ketika diwaktu senggang, dan yang

terakhir yaitu upaya kognitif, ini mengacu pada kemampuan traveler

dalam mengembangkan kemampuan rasionalnya atas informasi yang

didapatkan.

Hal ini sesuai dengan penelitian Gursoy130

yang berjudul An

Integrative Model Of Tourists’ Information Search Behavior yang

menjabarkan bahwa terdapat 3 dimensi pada biaya pencarian

informasi yang mana masing-masing dimensi mewakili perspektif

biaya yang berbeda, biaya keuangan mewakili jumlah uang yang

dihabiskan untuk memperoleh informasi yang diperlukan; waktu yang

dihabiskan mengacu pada jumlah waktu yang dihabiskan

(investasikan) dalam pencarian infromasi; upaya kognitif mengacu

pada jumlah upaya kognitif yang diperlukan untuk memproses

informasi agar dapat hasil yang diharapkan.

6. Pencarian Informasi

Temuan dari penelitian ini yaitu pencarian informasi terbagi

menjadi dua yaitu informasi internal dan informasi eksternal.

Informasi internal berdasarkan informasi yang berasal dari ingatan

traveler. hal ini sesuai dengan penelitian yang berjudul Gursoy131

yang berjudul An Integrative Model Of Tourists’ Information Search

Behavior yang menjelaskan bahwa pencarian informasi internal

diambil dari ingatan traveler mengenai destinasi wisata yang pernah

dikunjungi sebelumnya.

Pencarian informasi eksternal yaitu informasi yang diperoleh dari

lingkungan sekitar seperti teman atau kerabat, sosial media, buku foto

ataupun sumber khusus destinasi. Hal ini didukung dengan penelitian

130

Dogan Gursoy and Ken W. McCleary, ―An Integrative Model Of Tourists‘

Information Search Behavior,‖ Annals of Tourism Research 31, no. 2 (April 2004): 353–73,

https://doi.org/10.1016/j.annals.2003.12.004. 131

Gursoy and McCleary.

Page 98: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

83

Zainal, Harun dan Lily132

yang berjudul Examining the mediating

effect of attitude towards electronic word of mouth (eWOM) on the

relation between the trust in eWOM source intention to follow eWOM

among Malaysian travelers yang menjabarkan bahwa pencarian

eksternal dapat berupa informasi dari mulut yang secara elektronik

baik itu melalui travel bloger, website dan semacamnya yang

menunjukkan adanya kepercayaan terhadap elecronic word of mouth

(eWOM).

D. Implikasi

Berdasarkan pemaparan diatas, penelitian ini memiliki implikasi

terhadap dunia ilmu perpustakaan dan informasi, yaitu:

Penelitian ini menjelaskan bagaimana pentingnya membahas

penelitian mengenai perilaku pencarian informasi, sehingga sebagai

seorang pustakawan kita dapat terbiasa mengenali bagaimana perilaku

seseorang ketika akan mencari informasi khususnya di perpustakaan yang

kita naungi. Sebab untuk dapat mengoptimalkan pelayanan terhadap

pemustaka dalam mencari informasi dan sebagai salah satu upaya promosi

perpustakaan, pustakawan dapat mencontoh bagaimana model perilaku

pencarian informasi model Gursoy. Yang mana perpustakaan sebagai

penyedia informasi harus mampu memberikan pelayanan prima sehingga

pemustaka memiliki pengalaman baik ketika mencari informasi. Salah satu

contoh yang dapat dilakukan dengan membantu pemustaka bagaimana

memperoleh informasi dari database online agar pemustaka dapat mandiri

dalam mencari informasi selanjutnya. Sehingga ketika pemustaka

membutuhkan informasi lagi, mereka tidak akan enggan untuk berkunjung

ke perpustakaan lagi. Dan pemustaka akan mengandalkan ingatannya

mengenai pembelajaran sederhana yang diberikan oleh pustakawan dalam

mencari informasi di database online, sehingga pemustaka akan lebih

132

Nur Thara Atikah Zainal, Amran Harun, and Jaratin Lily, ―Examining the Mediating

Effect of Attitude towards Electronic Words-of Mouth (EWOM) on the Relation between the Trust

in EWOM Source and Intention to Follow EWOM among Malaysian Travellers,‖ Asia Pacific

Management Review 22, no. 1 (March 2017): 35–44, https://doi.org/10.1016/j.apmrv.2016.10.004.

Page 99: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

84

familiar dengan sumber-sumber informasi yang ada di perpustakaan. Dan

berawal dari familiar dengan informasi yang ada, pemustaka akan

memiliki keahlian dalam mencari informasi secara mandiri. Sehingga

pencarian informasi pemustaka akan menjadi lebih efektif dan efisien.

Dengan begitu perpustakaan dapat dikatakan berhasil menjalankan salah

satu perannya sebagai media penghubung antara pemustaka dengan

sumber informasi.

Kemudian penelitian ini dapat memberikan implikasi pada

penelitian selanjutnya, agar penelitian perilaku pencarian informasi bidang

ilmu perpustakaan dan informasi dapat mencoba mengimplementasikan

model ini pada pembahasan perilaku pencarian informasi di perpustakaan

dengan model yang berbeda dari biasanya. Yang mana pada model ini

lebih tertuju pada perhatian komponen penting dalam sebuah perilaku,

yaitu sisi psikologis individu yang menjadi pendorong utama terbentuknya

pola perilaku.

Dan yang terakhir yaitu jika dilihat berdasarkan hasil penelitian ini

yang menunjukkan minimnya penggunaan informasi destinasi wisata di

perpustakaan yang disebabkan karena masih minimnya perpustakaan

umum di Indonesia yang menggarap perpustakaan dengan memerhatikan

segmentasi pemustaka untuk kebutuhan non-akademik khususnya untuk

wisatawan. Sehingga dengan begitu dapat memberikan kesadaran pada

perpustakaan-perpustakaan di Indonesia untuk memenuhi kebutuhan

pemustaka berbagai lapisan khususnya traveler. Sebab perpustakaan

memiliki potensi untuk menjadi tempat wisata dan bagian dari tujuan

budaya oleh wisatawan. Sehingga perpustakaan umum juga dapat

berpartisipasi dalam mewujudkan pengembangan pariwisata budaya baik

secara praktis maupun teoritis. Sehingga perpustakaan sebagai pelopor

yang mengatur dan menawarkan informasi setidaknya muncul sebagai

wadah yang membantu memenuhi kebutuhan mengenai informasi kegiatan

pariwisata juga.

Page 100: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

85

E. Kekhasan Penelitian

Penelitian ini memiliki kekhasan dimana penelitian perilaku

pencarian informasi ini menggunakan model Gursoy yang belum pernah

digunakan di lingkungan peneliti program studi ilmu perpustakaan

khususnya di UIN Syarif Hdayatullah. Sehingga semoga dengan adanya

sesuatu yang baru ini dapat meningkatkan perkembangan pada

pembelajaran dan pembahasan perilaku pencarian informasi.

Selain itu berdasarkan hasil penelitian, terdapat beberapa temuan

menarik dalam konteks Indonesia terkait perilaku pencarian informasi

seorang traveler, yaitu adanya karakteristik traveler yang phobia

terhadap hujan sehingga dalam setiap perjalanan wisatanya ia sesuaikan

dengan informasi musim dan cuaca. Hal ini menunjukkan bahwa pribadi

seseorang sangat berpengaruh untuk mendorong terbentuknya pola

perilaku seseorang dalam memilih, mencari hingga memutuskan rencana

perjalanan dalam berwisata.

Kemudian tiket promo menjadi keunikan tersendiri bagi traveler,

dimana motivasi atau keinginan muncul secara spontan ketika adanya

informasi mengenai tiket promo (murah). Sehingga hal ini dapat menjadi

faktor utama dalam memilih tujuan wisata. Sehingga dapat dikatakan

bahwa faktor ekonomi memiliki kontribusi dalam menentukan destinasi

wisata.

Dan yang terakhir yaitu pencarian informasinya yang dinamis dan

berkelanjutan. Dalam hal ini pencarian informasi tidak hanya dilakukan

ketika memiliki rencana perjalanan atau membuat rencana perjalanan,

tetapi ketika perjalanan berlangsung maupun sudah selesai traveler masih

memungkinkan untuk melakukan pencarian informasi.

Page 101: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

86

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari uraian yang telah dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa

pengalaman dan karakteristik individu sangat berkontribusi terhadap perilaku

pencarian informasi traveler. Hal ini dapat terlihat dari adanya

kecenderungan pengalaman kunjungan sebelumnya yang secara signifikan

membentuk preferensi traveler ketika akan membuat keputusan akan

perjalanan wisatanya. Dari preferensi itu akan terlihat karakteristik traveler

dalam berwisata. Dengan begitu kunjungan sebelumnya membentuk

keterlibatan dan pembelajaran traveler terhadap tujuan wisata. Sehingga dua

hal itu secara spontan membentuk keakraban dan keahlian traveler untuk

membangun keprcayaan diri mereka dalam memutuskan pemanfaatan sumber

informasi untuk keputusan rencana perjalanan wisata. Jadi perilaku pencarian

informasi pada komunitas Backpacker Jakarta telah memenuhi model Gursoy

yang meliputi: kunjungan sebelumnya, keterlibatan, pembelajaran,

pengetahuan sebelumnya, biaya pencarian informasi dan pencarian

informasi.

Kemudian dalam penelitian ini terdapat temuan berbeda dalam konteks

Indonesia terkait perilaku pencarian informasi seorang traveler yaitu adanya

karakteristik traveler yang phobia terhadap hujan sehingga dalam setiap

perjalanan wisatanya ia sesuaikan dengan musim. Selain itu promosi tiket

murah dapat menjadi faktor utama munculnya motivasi untuk melakukan

perjalanan wisata. Kemudian yang terakhir yaitu pencarian informasi traveler

yang dinamis dan berkelanjutan. Dalam hal ini terjadi ketika pencarian

informasi tidak hanya dilakukan saat membuat rencana perjalanan, tetapi

ketika perjalanan berlangsung maupun sudah selesai traveler masih

memungkinkan untuk melakukan pencarian informasi. Sehingga perilaku

pencarian informasi dalam berwisata pada traveler di komunitas Backpacker

Jakarta mencakup tiga pendekatan yaitu, pendekatan psikologis, ekonomi dan

karakeristik perjalanan wisata.

Page 102: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

87

Selain itu pola perilaku pencarian informasi komunitas Backpacket

Jakarta tidak hanya berhenti setelah digunakan, tetapi berlanjut dengan

penyebaran informasi yang mana informasi atas dasar pengalaman tersebut

dibagikan kepada orang lain. Hal ini menjawab latar belakang masalah yang

diamati sebelumnya mengenai kontribusi komunitas ini pada Tourism 4.0,

bahwa benar komunitas Backpacker Jakarta memiliki kontribusi terhadap

Tourism 4.0.

B. Saran

Berikut beberapa hal yang menjadi masukan peneliti terkait penelitian ini:

1. Dalam memanfaatkan sumber informasi, traveler sebaiknya tidak

sepenuhnya mengandalkan kepercayaan diri dan pengetahuan internal,

sebab tidak ada salahnya menambah informasi dari eksternal. Selain untuk

memperbanyak informasi, hal ini dapat mengkonfirmasi informasi internal

traveler menyangkut kemutakhiran informasi. Sehingga berguna untuk

meminimalisir kesalahan atau perubahan informasi yang disebabkan oleh

rentang waktu yang berbeda.

2. Untuk penelitian perilaku pencarian informasi selanjutnya dalam bidang

ilmu perpustakaan dapat menggunakan model perilaku pencarian informasi

Gursoy. Sebab selama ini bidang ilmu perpustakaan dalam membahas

perilaku pencarian informasi sebagian besar menggunakan teori umum

dengan model perilaku pencarian informasi yang memfokuskan pada

proses pencarian informasi. Sehingga tidak ada salahnya apabila penelitian-

penelitian berikutnya menggunakan model perilaku pencarian informasi

yang baru dengan model perilaku pencarian informasi yang memiliki

perhatian pada komponen penting dalam sebuah perilaku, yaitu sisi

psikologis individu yang mendorong seseorang berperilaku.

3. Perpustakaan sebagai penyedia informasi alangkah baiknya mampu

menjangkau pemustaka dari berbagai elemen kebutuhan, termasuk

kebutuhan non-akademik mengenai destinasi wisata untuk seorang

wisatawan. Hal ini dapat dilakukan dengan menyediakan travel literature

untuk memenuhi kebutuhan informasi traveler terkait perjalanan wisatanya

Page 103: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

88

yang bertujuan untuk mempermudah perjalanan para traveler ketika berada

di daerah tertentu, memperkenalkan destinasi wisata di suatu daerah dengan

adanya direktori objek wisata daerah tersebut atau menjadi wadah

informasi budaya secara teoritis untuk diperkenalkan kepada wisatawan

yang datang.

4. Perpustakaan dapat menyediakan informasi secara digital yang bekerja

sama dengan para travel bloggers ataupun pengelola website resmi objek

wisata untuk menghasilkan sebuah konten digital yang didalamnya terdapat

informasi rinci mengenai suatu perjalanan wisata yang pernah atau belum

dikenal. Mengingat konten internet lebih mudah dicari karena bersifat

online sehingga tidak terbatas ruang dan waktu, maka wisatawan dapat

berkesempatan mengeksplorasi lebih banyak informasi dari perpustakaan.

Page 104: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

89

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir. Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi, 2003.

Alegre, Joaquín, and Magdalena Cladera. ―Analysing the Effect of Satisfaction

and Previous Visits on Tourist Intentions to Return.‖ European Journal of

Marketing 43, no. 5/6 (May 29, 2009): 670–85.

https://doi.org/10.1108/03090560910946990.

Arief Yahya. ―CEO Message #62 Tourism 4.0 adalah Millennial Tourism.‖

Website Government. Berita (blog), February 27, 2019.

http://www.kemenpar.go.id/post/ceo-message-62-tourism-40-adalah-

millennial-tourism.

Avineri, Erel, and Joseph N. Prashker. ―Sensitivity to Travel Time Variability:

Travelers‘ Learning Perspective.‖ Transportation Research Part C:

Emerging Technologies 13, no. 2 (April 2005): 157–83.

https://doi.org/10.1016/j.trc.2005.04.006.

Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. ―Pariwisata.‖ In Kamus Besar

Bahasa Indonesia. V. Jakarta: Kemendikbud, 2016.

https://kbbi.kemendikbud.go.id/entri/Pariwisata.

Baginda, Syah Ali. ―Strategi Pengembangan Fasilitas Guna Meningkatkan Daya

Tarik Minat Wisatawan Di Darajat Pass (Waterpark) Kecamatan

Pasirwangi Kabupaten Garut.‖ Universitas Pendidikan Indonesia, 2016.

http://repository.upi.edu/id/eprint/21523.

Carey, R. ―Gaining Access to Everyday Life Information Seeking.‖ Library &

Information Science Research 23, no. 4 (2001): 319–34.

https://doi.org/10.1016/S0740-8188(01)00092-5.

Case, Donald Owen. Looking for Information: A Survey of Research on

Information Seeking, Needs, and Behavior. Library and Information

Science. San Diego, Calif: Academic Press, 2002.

———, ed. Looking for Information: A Survey of Research on Information

Seeking, Needs and Behavior. 3 ed. Library and Information Science.

Bingley: Emerald, 2012.

Case, Donald Owen, and Lisa M. Given. Looking for Information: A Survey of

Research on Information Seeking, Needs, and Behavior. Fourth edition.

Studies in Information. Bingley, UK: Emerald, 2016.

Page 105: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

90

D. Wilson, T. ―Human Information Behavior.‖ Informing Science: The

International Journal of an Emerging Transdiscipline 3 (2000): 049–056.

https://doi.org/10.28945/576.

Department of Forestry and Environmental Science, University of Sri

Jayewardenepura, Sri Lanka, Priyan Perera, Richard Vlosky, and Forest

Products Development Center, School of Renewable Natural Resources,

Louisiana State University Agricultural Center, Baton Rouge, LA, USA.

―How Previous Visits Shape Trip Quality, Perceived Value, Satisfaction,

and Future Behavioral Intentions: The Case of Forest-Based Ecotourism in

Sri Lanka.‖ International Journal of Sport Management, Recreation &

Tourism 11 (June 30, 2013): 1–24. https://doi.org/10.5199/ijsmart-1791-

874X-11a.

DS. Hasil Wawancara Pribadi. M4a. Café C&C Food and Coffee, 2019.

Goeldner, Charles R., and J. R. Brent Ritchie. Tourism: Principles, Practices,

Philosophies. Eleventh ed. Hoboken, N.J: John Wiley, 2009.

Gursoy, Dogan. ―Prior Product Knowledge and Its Influence on the Traveler‘s

Information Search Behavior.‖ Journal of Hospitality & Leisure

Marketing 10, no. 3–4 (January 28, 2003): 113–31.

https://doi.org/10.1300/J150v10n03_07.

Gursoy, Dogan, and Ken W. McCleary. ―An Integrative Model of Tourists‘

Information Search Behavior.‖ Annals of Tourism Research 31, no. 2

(April 2004): 353–73. https://doi.org/10.1016/j.annals.2003.12.004.

———. ―Travelers‘ Prior Knowledge and Its Impact on Their Information Search

Behavior.‖ Journal of Hospitality & Tourism Research 28, no. 1 (February

2004): 66–94. https://doi.org/10.1177/1096348003261218.

Herlina, Sri Suriana, and Misroni. ―Perilaku Pencarian Informasi Mahasiswa

Program Doktoral Universitas Islam Negeri Raden Fatah Dalam

Menyusun Disertasi.‖ Fakultas Adab Dan Humaniora UIN Raden Fatah

XIV, no. 2 (2015): 186–219.

Kementerian Pariwisata. Undang-undang Republik Indonesia, Pub. L. No. 10,

Kepariwisataan (2009).

Laloo, Bikika Tariang. Information Needs, Information Seeking Behaviour and

Users. New Delhi: Ess Ess Publications, 2002.

Lee, Geunhee, and Iis P. Tussyadiah. ―Exploring Familiarity and Destination

Choice in International Tourism.‖ Asia Pacific Journal of Tourism

Research 17, no. 2 (April 2012): 133–45.

https://doi.org/10.1080/10941665.2011.616906.

Page 106: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

91

Lee, Kuan-Huei, Jan Packer, and Noel Scott. ―Travel Lifestyle Preferences and

Destination Activity Choices of Slow Food Members and Non-Members.‖

Tourism Management 46 (February 2015): 1–10.

https://doi.org/10.1016/j.tourman.2014.05.008.

Marshall B., Romney, and Steinbart Paul John. Sistem Informasi Akuntansi:

Accounting Information Systems. 13. Prentice-Hall, 2014.

Meleong, Lexy J. Metologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2004.

Mill, Robert Christie. Tourism: The International Business. Prentice-Hall

International Editions. London: Prentice-Hall Internat, 1990.

MIR. Hasil Wawancara Pribadi. M4a. Coffee Nap Slipi, 2019.

Mooko, Neo Patricia. ―The Information Behaviors of Rural Women in Botswana.‖

Library & Information Science Research 27, no. 1 (December 2005): 115–

27. https://doi.org/10.1016/j.lisr.2004.09.012.

Oh, Haemoon. Handbook of Hospitality Marketing Management. 1. ed. Elsevier

Handbooks of Hospitality Management Series. Amsterdam: Butterworth-

Heinemann, 2008.

Pearce, Philip L., Mao-Ying Wu, and Tingzhen Chen. ―The Spectacular and the

Mundane: Chinese Tourists‘ Online Representations of an Iconic

Landscape Journey.‖ Journal of Destination Marketing & Management 4,

no. 1 (March 2015): 24–35. https://doi.org/10.1016/j.jdmm.2014.11.001.

Prebensen, Nina K., Eunju Woo, Joseph S. Chen, and Muzaffer Uysal.

―Motivation and Involvement as Antecedents of the Perceived Value of

the Destination Experience.‖ Journal of Travel Research 52, no. 2 (March

2013): 253–64. https://doi.org/10.1177/0047287512461181.

Raitz, Karl, and Meftah Dakhil. ―A Note About Information Sources for Preferred

Recreational Environments.‖ Journal of Travel Research 27, no. 4 (April

1989): 45–49. https://doi.org/10.1177/004728758902700409.

Roehl, Wesley S., and Daniel R. Fesenmaier. ―Risk Perceptions and Pleasure

Travel: An Exploratory Analysis.‖ Journal of Travel Research 30, no. 4

(April 1992): 17–26. https://doi.org/10.1177/004728759203000403.

Ryan, Barbara. ―A Model to Explain Information Seeking Behaviour by

Individuals in the Response Phase of a Disaster.‖ Library & Information

Science Research 40, no. 2 (April 2018): 73–85.

https://doi.org/10.1016/j.lisr.2018.05.001.

Page 107: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

92

Salampure, Veena Kamble. Information Seeking Behaviour: Research in Library

and Information Science. Jaipur: Raj Pub. House, 2011.

Savolainen, Reijo. ―Everyday Life Information Seeking: Approaching Information

Seeking in the Context of ‗Way of Life.‘‖ Library & Information Science

Research 17, no. 3 (June 1995): 259–94. https://doi.org/10.1016/0740-

8188(95)90048-9.

Schement, Jorge Reina, ed. Between Communication and Information.

Information and Behavior 4. New Brunswick: Transaction Publ, 1993.

SN. Hasil Wawancara Pribadi. M4a. Taman Fatahillah Kota Tua, Jakarta, 2019.

Soeatminah. Perpustakaan, kepustakawanan dan pustakawan. Yogyakarta:

Kanisius, 1992.

Soebagyo. ―Strategi Pengembangan Pariwisata Di Indonesia.‖ Jurnal Liquidity 1,

no. 2 (2012): 153–58. https://doi.org/DOI:1032546/1q-V1i2.145.

Suci Amelia. ―Catatan Observasi Lapangan.‖ Pengamatan Lapangan. Sekretariat

Backpacker Jakarta, April 8, 2019.

Sugiyono. Memahami Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2005.

Sunitiyoso, Yos, Erel Avineri, and Kiron Chatterjee. ―Dynamic Modelling of

Travellers‘ Social Interactions and Social Learning.‖ Journal of Transport

Geography 31 (July 2013): 258–66.

https://doi.org/10.1016/j.jtrangeo.2013.05.012.

Sutarno N. S. Tanggung Jawab Perpustakaan Dalam Mengembangkan

Masyarakat Informasi. Cet. 2. Jakarta: Panta Rei, 2005.

Suwena, I Ketut, I Gst Ngr Widyatmaja, and Made Jiwa Atmaja. Pengetahuan

dasar ilmu pariwisata. Denpasar: Udayana University Press, 2010.

Syawqi, Ahmad. ―Perilaku Pencarian Informasi Guru Besar UIN Antasari

Banjarmasin.‖ TIK ILMEU : Jurnal Ilmu Perpustakaan Dan Informasi 1,

no. 1 (June 21, 2017): 19. https://doi.org/10.29240/tik.v1i1.207.

Teichmann, Karin. ―Expertise, Experience and Self‐confidence in Consumers‘

Travel Information Search.‖ Edited by Kenneth Hyde. International

Journal of Culture, Tourism and Hospitality Research 5, no. 2 (June 7,

2011): 184–94. https://doi.org/10.1108/17506181111139591.

Waldman, Steven. The Information Needs of Communities: The Changing Media

Landscape in a Broadband Age. Durham, NC: Carolina Academic Press,

2011.

Page 108: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

93

Wilma Guez, and John Allen. ―Guidance and Counselling for School-Age Girls in

Africa,‖ 1–69. Module 4. Behaviour Modification. France: UNESCO,

2002. www.unesco.org/education/mebam/module_4.pdf.

Wilson, T.D. ―Models in Information Behaviour Research.‖ Journal of

Documentation 55, no. 3 (August 1999): 249–70.

https://doi.org/10.1108/EUM0000000007145.

Wu, Dan, and Yizhe Li. ―Online Health Information Seeking Behaviors among

Chinese Elderly.‖ Library & Information Science Research 38, no. 3 (July

2016): 272–79. https://doi.org/10.1016/j.lisr.2016.08.011.

Yoeti, Oka A. Pengantar Ilmu Pariwiwsata. Bandung: Angkasa, 1996.

Zainal, Nur Thara Atikah, Amran Harun, and Jaratin Lily. ―Examining the

Mediating Effect of Attitude towards Electronic Words-of Mouth

(EWOM) on the Relation between the Trust in EWOM Source and

Intention to Follow EWOM among Malaysian Travellers.‖ Asia Pacific

Management Review 22, no. 1 (March 2017): 35–44.

https://doi.org/10.1016/j.apmrv.2016.10.004.

Page 109: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

94

LAMPIRAN

Page 110: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

95

LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Observasi

Tanggal Lokasi

Pengamata

n

Hal yang diamati Hasil Pengamatan

8 April 2019 Dirumah

(Menggunakan

Media Sosial)

Pengamatan awal

terhadap traveler

BPJ

Dalam pengamatan ini,

peneliti ingin mengetahui

bagaimana perilaku para

traveler . pada pengamatan

ini menunjukkan bahwa

komunitas traveling ini

memiliki gaya backpacker

dengan pembiayaan

perjalanan kelompok secara

sharecost (patungan)

sehingga sangat low budget.

Selain itu adanya keunikan

tersendiri dari komunitas

Backpacker Jakarta yaitu

anggota dapat mengajukan

trip dengan sharecost yang

mana trip tidak hanya

ditentukan oleh founder saja

seperti sebagian besar

komunitas traveling lainnya

di Jakarta. Kemudian

komunitas ini memiliki

kontribusi nyata dalam

perkembangan Tourism 4.0,

hal ini terlihat dari perilaku

traveler selaku konsumen

ketika search and share

secara digital.

9 April

2019

Sekretariat

Backpacker

Jakarta

Perilaku anggota

BPJ

Peneliti memerhatikan

perilaku para traveler yang

sedang berbincang atau

berdiskusi terkait trip yang

akan berlangsung. Hal ini

menghasilkan catatan

bahwa informasi dari

teman memang sangat

akrab bagi mereka

dibandingkan harus

mencari informasi dari

sumber lain. Hal ini

terlihat dari bagaimana

mereka lebih sering

Page 111: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

96

berbincang persoalan

pengalaman dan informasi

perjalanan ketika waktu

mendatang ingin

melakukan perjalanan ke

suatu tempat.

21-23 Juni

2019

Trip BPJ

(Sekretariat BPJ -

Gn. Andong)

Perilaku

Pencarian

Informasi (before

and during tour)

Peneliti memerhatikan

persiapan mereka ketika

akan berangkat trip dan

saat trip berlangsung. Hal

ini menghasilkan catatan

bahwa sebelum berangkat

trip, mereka benar-benar

membuat persiapan

matang dari informasi

yang didapat melalui

teman-temannya yang

pernah kesana. Persiapan

disini selain persoalan

informasi bagaimana

karakteristik perjalanan

tujuan wisata tetapi juga

persiapan pada barang

bawaan yang sangat

diperlukan, maupun

kondisi fisik setiap

anggota untuk

meminimalisir risiko

dalam perjalanan.

Dan catatan ketika trip

sedang berlangsung yaitu

traveler tetap

menggunakan

pengetahuan mengenai

navigasi darat untuk

menyusuri gunung hingga

mencapai puncak.

27 Juli

2019

Kegiatan Kopdar

(Lapangan

banteng)

Perencanaan

perjalanan dan

pemaparan

konsep trip

Dalam pengamatan ini,

peneliti memerhatikan

sikap traveler dalam

membuat perencanaan trip

dimana dalam hal ini

terdapat pemaparan

konsep perjalanan dan

penjabaran informasi

mengenai trip-trip yang

akan dijalankan pada

waktu mendatang.

Page 112: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

97

Sehingga menghasilkan

sebuah catatan bahwa

pengamatan ketiga ini

mengkonfirmasi

pengamatan pertama (9

April 2019) mengenai

informasi yang lebih akrab

digunakan yaitu teman.

Dan dalam pemaparan

konsep perjalanan

direncanakan sangat

matang dengan informasi

yang mencukupi kemudian

mereka memulai untuk

membuat itinerary dan

rancangan budget.

28 Juli

2019

Persiapan Pra

Ultah

(Sekretariat BPJ)

Perilaku

Pencarian

Informasi (before

tour)

Dalam pengamatan ini

peneliti memerhatikan

persiapan untuk acara

besar komunitas ini yaitu

Anniversary yang ke -6.

Dari pengamatan ini

menghasilkan catatan

bahwa pengamatan ini

dapat mengkonfirmasi

pengamatan sebelumnya

(27 Juli 2019) mengenai

pemaparan konsep

perjalanan direncanakan

secara matang dengan

informasi yang mencukupi

, kemudian mereka

memulai untuk membuat

itinerary dan rancangan

budget. Selain itu terdapat

hal berbeda yang peneliti

amati yaitu untuk trip

besar ini perencanaan

perjalanan dilakukan dari

jauh-jauh hari. Hal ini

dilakukan untuk

kematangan acara dan

mendukung banyaknya

sponsor yang tergabung

dalam perayaan ini untuk

menekan budget.

7-8

September

Ultah BPJ

(Pulau Seribu)

Pencarian

informasi (during

Dalam pengamatan ini

peneliti memerhatikan

Page 113: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

98

2019 tour) traveler ketika berada

dalam situasi dalam

perjalanan. Dimana

pengamatan ini

menghasilkan catatan

bahwa dalam hal-hal kecil

di perjalanan mereka

memerlukan informasi

seperti jadwal

keberangkatan dan

keterlambatan berapa

lama. Selain itu mereka

memerhatikan prediksi

cuaca demi kelancaran

acara tersebut. Hal-hal

tersebut menunjukkan

bahwa ketika perjalanan

berlangsungpun traveler

masih membutuhkan

informasi.

10

September

2019

Pasca Ultah BPJ

(Sekretariat BPJ)

Evaluasi

perjalanan

wisatadan

pengamatan after

tour

Dalam pengamatan ini

peneliti ingin mencari tahu

apakah informasi masih

dibutuhkan ketika

perjalanan wisata telah

selesai. Berdasarkan hasil

pengamatan ini

menghasilkan catatan

bahwa informasi masih

ada kemungkinan

dibutuhkan ketika

perjalanan wisata seorang

traveler telah berlangsung.

Hal ini dibuktikan ketika

pengamatan peneliti dalam

memerhatikan seorang

traveleryang sibuk

bertanya-tanya kepada

temannya yang

menunjukkan foto di sudut

lokasi tujuan wisata yang

telah dilakukan. Yang

mana seorang teman yang

bertanya tidak mengetahui

bahwa ada sudut menarik

untuk background foto di

tempat tersebut.

Page 114: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

99

Lampiran 2. Pedoman Wawancara

PV (Previous Visits)

1. Hal apa yang Anda dapatkan dari pengalaman perjalanan wisata yang

pernah Anda kunjungi?

2. Bagaimana pengalaman perjalanan wisata akan memengaruhi pengetahuan

awal Anda untuk tujuan perjalanan berikutnya?

3. Bagaimana Anda memandang tujuan wisata mendatang ketika sudah

memiliki pengalaman perjalanan sebelumnya?

4. Bagaimana pengalaman wisata sebelumnya memengaruhi pencarian

informasi Anda terkait tujuan perjalanan?

I (Involvement)

1. Bagaimana karakteristik perjalanan wisata yang Anda minati?

2. Bagaimana karakteristik perjalanan wisata yang mengekspresikan diri

Anda?

3. Bagaimana suatu destinasi dirasa memiliki makna bagi Anda pribadi?

4. Nilai kesenangan yang seperti apa yang Anda harapkan dari sebuah

perjalanan wisata?

5. Bagaimana Anda meminimalisir risiko terburuk dalam suatu perjalanan?

L (Learning)

1. Pembelajaran yang seperti apa yang biasa Anda temukan secara tidak

disengaja ketika melakukan perjalanan?

2. Apa yang ingin Anda ketahui terkait perjalanan wisata yang akan

dilaksanakan?

PN (Prior Knowledge)

a. F (Familiarity)

1. Sumber informasi apa yang akrab Anda gunakan?

2. Dimana Anda biasa menemukan informasi untuk perjalanan wisata?

3. Mengapa menggunakan informasi tersebut?

4. Bagaimana pengalaman perjalanan sebelumnya membuat anda familiar

terhadap informasi wisata maupun tujuan wisata?

b. E (Expertise)

1. Bagaimana Anda melakukan pencarian informasi perjalanan wisata?

2. Bagaimana Anda mengendalikan kemungkinan berbagai situasi terjadi?

3. Apa strategi yang digunakan oleh Anda dalam memudahkan perjalanan

Page 115: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

100

wisata?

4. Apa yang menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan suatu destinasi?

5. Upaya apa yang Anda gunakan untuk memilah informasi?

6. Bagaimana Anda memanfaatkan informasi tersebut?

CIS (Cost of Information Search)

1. Sumber informasi yang seperti apa yang membutuhkan uang? Dan berapa?

2. Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk memperoleh informasi?

3. Bagaimana Anda merelasikan beberapa informasi yang Anda temukan dari

berbagai sumber?

4. Bagaimana jika terdapat informasi yang kontradiktif dari sumber yang

didapatkan?

IS (Information Search)

1. Bagaimana Anda memproses informasi dari ingatan atas pengalaman Anda?

2. Bagaimana informasi internal dirasa sudah cukup utnuk memenuhi

kebutuhan informasi Anda akan suatu perjalanan wisata?

3. Bagaimana jika perjalanan yang akan Anda lakukan belum pernah Anda

kunjungi sebelumnya?

4. Apa langkah yang digunakan dalam mencari informasi terkait perjalanan

Anda?

Page 116: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

101

Lampiran 3. Transkrip Wawancara

Informan 1

Inisial : M I R (Acceptor)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 23 Tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Tanggal : 11 September 2019

Waktu wawancara : 20.00 – 22.00

Tempat : Coffee Nap Slipi

Kode

P: Peneliti

I: Informan

Previous Visit

P : Hal apa yang Anda dapatkan dari pengalaman perjalanan wisata yang

pernah Anda kunjungi?

I : Banyak. Kayak adat dan budaya lokalnya, atau hal-hal yang dilarang

didaerah sana, bagaimana masyarakatnya, kita jadi lebih tahu. Terus juga

gimana akses sesungguhnya kita bisa kesana baik transportasinya, biaya

yang dihabiskan, akomodasinya. Prediksi waktu untuk menuju destiasi dan

perpindahan destinasi satu ke destinasi lain, keuangan, transport juga akan

semakin matang dengan kita sering ke berbagai tempat dan sering terbiasa

dengan kemana-mana. Belajar lagi tentang informasi ketika akan pergi

ternyata informasinya ga bener-bener sesuai, dan itu dijadiin pelajaran

untuk trip-trip berikutnya. Pokoknya informasi tuh sangat penting banget

kalau belum mulai jalan. Dan harus bener-bener akurat dan kalaupun

melenceng yang sedikit lah jangan sampai jauh banget dari prediksi awal.

Ketika akan melakukan trip lagi pasti belajar dari pengalaman trip-trip

sebelumnya untuk tidak melakukan hal yang sama.

P : Bagaimana pengalaman perjalanan wisata akan memengaruhi

pengetahuan awal Anda untuk tujuan perjalanan berikutnya?

I : Karena kan kita udah ngalamin dan merasakan pasti kita udah tahu dong

suatu tempat itu gimana. Ya meski sebenernya gak sepenuhnya setiap

tempat akan sama kalau kita melakukan perjalanan yang kedua kalinya

kesana, atau perjalanan yang lokasinya gak terlalu jauh dari yang pernah

kita datengin. mungkin aja ada yang beda kayak semacam soal keuangan

lah tergantung untuk transportasi bagaimana periode waktunya, selebihnya

sih ya gak akan beda jauh. Atau mungkin yang berbeda frekuensi orang

yang berkunjungnya mungkin jadi lebih bertambah.

P : Bagaimana Anda memandang tujuan wisata mendatang ketika sudah

memiliki pengalaman perjalanan sebelumnya?

I : Biasanya jadi inget tempat-tempat yang udah pernah didatangi. Dan mau

datang lagi kalau rindu sih sebenernya, apalagi gunung, atau bisa juga

karena rekomendasi temen. Karena saya yakin setiap perjalanan meskipun

tempatnya sama belum tentu punya cerita yang sama, pengalaman yang

Page 117: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

102

sama. Untuk pertimbangan lainnya ya mungkin karena itu tempat memiliki

kesan yang baik yang membuat saya ingin kesana lagi.

P : Bagaimana pengalaman perjalanan wisata akan mempengaruhi anda

dalam membuat keputusan untuk tujuan perjalanan berikutnya?

I : Biasanya berpengaruhnya gini, misalkan saya ke gunung ini dan yang

pernah saya kesana melalui jalur A dan itu dikatakan jalur yang terjal tapi

paling cepat, kemudian ketika saya akan ke gunung itu lagi tetapi karena

pengalaman sebelumnya jalur tersebut benar-benar sulit, maka

diperjalanan berikutnya saya memutuskan untuk mencoba jalur yang

landai saja meski waktunya akan lebih lama. Atau misalkan saya naik

transportasi ini untuk sampai ke suatu tujuan, dan itu memang mudah dan

lebih cepat dan karena tidak ribet harus transit lagi naik transport yang

berbeda, tetapi rupanya lebih mahal, nah besok-besok kalau saya kesana

lagi saya maunya pakai transport lain gapapa, bahkan sampai coba nebeng-

nebeng seperi teman saya, asalkan lebih murah.

Involvement

P : Bagaimana karakteristik perjalanan wisata yang Anda minati?

I : Kalau untuk nge-trip saya lebih ke penikmat alam. Suatu destinasi yang

memiliki daya tarik alam yang menawan. Jadi saya pribadi lebih suka ke

gunung.

P : Bagaimana karakteristik perjalanan wisata yang mengekspresikan diri

Anda?

I : Nah itu tadi lebih ke destinasi yang alamnya bisa nikmati. Selain itu juga

saya suka aktivitas outdoor dan hal-hal yang menantang gitu seperti

outbound, rafting, pointball, nge-camp. Dan city tour sih pernah, tapi

jarang banget.

P : Bagaimana suatu destinasi dirasa memiliki makna bagi Anda pribadi?

I : Soal makna suatu destinasi lebih pada bagaimana pengalaman dan cerita

dalam perjalanannya sih. Mungkin memang kalau soal keindahan alamnya

tentu punya makna. Tapi kembali lagi ke perjalanan, bahwasannya setiap

perjalanan memiliki cerita yang berbeda, dan sebenarnya itu yang saya cari

dan saya sukai. Selain itu setiap perjalanan juga akan banyak mengajarkan

kita baik itu melatih kepribadian, teamwork, peduli teman. Karena disitu

kita juga bakal ditempa ego kita, dan disitu akan kelihatan bagaimana

kepribadian kita. Pokoknya banyak makna, banyak kesan dan pelajaran.

P : Nilai kesenangan yang seperti apa yang Anda harapkan dari sebuah

perjalanan wisata?

I : Bicara soal kesenangan tentunya semua orang akan senang jika pergi

jalan-jalan. Jadi kesenangannya kalo alam lebih ke hobby sih ya, jadi

pribadi saya karena hobby dan diawali dengan hobby jadi ya memang suka

menikmati alam. Dan berbeda lagi kalau tripnya seperti city tour, tentu

kesenangan yang diharapkan adalah suatu destinasi yang instagramable,

karena jujur saja sekarang ini kalau trip kemana-kemana juga pasti cari

yang instagramable dan nanti buat mengisi story atau nambah-nambah

feed di isntagram. Jadi tergantung bagaimana kondisi dan pilihan destinasi

si kalo soal kesenangannya.

Page 118: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

103

P : Bagaimana Anda meminimalisir resiko buruk dalam suatu perjalanan

(trip)?

I : Nah ini, ketika kita akan melakukan trip pasti tidak hanya asal mau nge-

trip terus berangkat. Tapi kita juga harus tahu bagaimana tidak minim ilmu

, minim pengetahuan. Contohnya kalau ke alam, pastinya banyak banget

larangan, selain itu juga kita harus tahu keperluan apa yang kiranya

memang wajib untuk digunakan disana agar tidak terjadi sesuatu yang

tidak diinginkan. Kita juga kalau meu nge-trip harus tahu berangkat naik

apa, berapa lama perjanan, dan sebagainya. Untuk apa? Tentunya untuk

meminimalisir segala resiko entah kekurangan budget, transportasi tidak

sampai di tempat yang dituju atau estimasi waktu lewat jauh. Jadi hal

utama yang diperlukan untuk meminimalisir resiko tentunya ya

pengetahuan dulu. Setidaknya sebelum kesana juga sudah ada gambaran.

Learning

P : Pembelajaran yang seperti apa yang biasa Anda temukan secara tidak

disengaja ketika melakukan perjalanan?

I : Nah seperti sebelumnya, sebenernya pelajaran yang tidak disengaja itu ya

ketika kita udah disana terus dapet pengalaman-pengalaman yang belum

pernah kita ketahui sebelumnya. Kayak lokasi wisata yang sebelumnya

udah kita kunjungi dan kita jadi dapet pelajaran gak disengaja tentang

lokasi tersebut, kulturya gimana, larangan yang isu-isu yang tidak boleh

bener gak sih. Dan pokoknya segala hal yang sebenernya real disana

gimana, termasuk seperti transport, jarak dan lain sebagainya yang kita

lalui sendiri dan rasain sendiri langsung dan tidak lagi pakai prediksi dari

nyari-nyari informasi kesana-kemari. Apalagi di gunung, saya pernah tidak

sengaja lewat jalur beda dan ternayat itu jalan pintas dan lebih deket. Jadi

kayak tidak sengaja tau gitu, dan dapetnya tuh ketika saat trip berlangsung.

P : Apa yang ingin Anda ketahui terkait perjalanan wisata yang akan

dilaksanakan?

I : Lebih ke informasi yang generalnya sih yang perlu diketahui kayak

destinasi menariknya apa. Estimasi waktu , jarak dari destinasi satu ke

destinasi lainnya kejauhan ga untuk mempermudah perpindahan lokasi

dalam itinerary. Nanti kalau udah kepikiran mau kemananya ya tinggal

cari tahu estimasi waktunya, akomodasi dan transportasi apa yang harus

digunakan, perkiraan budget untuk logistic, transport dan akomodasi.

Cuaca apalagi kalau destinasinya yang ngena ke alam itu perlu banget kita

tahu dan punya perkiraan waktu yang tepat untuk nentuin tanggal jalan.

Familiarity

P : Informasi apa yang akrab Anda gunakan?

I : Dari kawan kawan, lihat-lihat dari internet atau website-website gitu.

Sosial media juga sih banyak banget.

P : Dimana biasanya anda menemukan informasi tersebut?

I : Biasanya dari temen ke temen . Kalo dari temen-temen gak ada atau

dirasa kurang ya Dari internet dan sosmed. Kalau dari internet biasanya

liat travel blogger tapi kalau destinasinya resmi dan punya web sendiri

yang biasanya liat web situs resminya sih kayak gunung kan biasanya

Page 119: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

104

situsnya resmi tu. Kalau tercetak untuk sebelum berangkat jarang banget

ya, Karena menurut saya kadang tercetak kurang update informasinya,

Kalau internet kan banyak bisa ketahuan travel bloggernya habis kesana

belum lama. Paling kalau tercetak ya kayak brosur gitu sih kalau sudah

disana. Atau kalau ke gunung nih ya biasanya dapat lembar peta untuk kita

menuju kesana buat baca navigasi darat gitu.

P : Mengapa anda lebih tertarik dengan informasi dari media tersebut?

I : Kalau dari temen tentu karena saya percaya ya karena sudah ngalamin

langsung apalagi temen kenal jadi bisa dipercaya. Kemudian untuk internet

karena sumbernya banyak, tinggal pinter-pinter aja pilih yang berkualitas

dan menurut saya bener ketika kompare.

P : Bagaimana pengalaman perjalanan sebelumnya membuat anda familiar

terhadap informasi wisata maupun tujuan wisata?

I : Karena kan sering ngalamin, sering jalan-jalan. Jadi sudah terbiasa aja

tahu harus cari informasi dimana atau ke siapa? Dan selebihnya juga

banyak temen-temen yang suka jalan-jalan juga, jadi lebih familiar aja

dengan cerita-cerita habis dari destinasi mana kapan dan cerita gimana

perjalanannya.

Expertise

P : Bagaimana anda melakukan pencarian informasi perjalanan wisata?

I : Pertama harus tahu dulu mau kemana, biasanya saya lihat-lihat dulu

destinasi yang unik dan membuat saya tertarik untuk kesana. Kemudian

setelah saya mempertimbangkan lokasi mana yang akan saya kunjungi

saya mulai cari tahu lebih dalam di kota tersebut ada wisata apa saja yang

menarik. Kalau udah tahu ya tinggal cari tahu karakteristik perjalananya

gimana, apa yang diperluin, bagaimana hal-hal dilarangnya, pelajari kultur

sana terlebih dahulu. Apabila gunung, biasanya saya cari tahu

ketinggiannya berapa, treknya bagaimana dan ada jalur via apa saja.

Setelah tahu semua tentang info destinasi yang mau dikungjungi, mulai

deh cari tahu transportasi apa yang bisa digunakan untuk sampai kesana,

akomodasinya bagaimana, akan memakan waktu berapa lama, jarak antara

destinasi satu ke yang lainnya kejauhan tidak, logistik dirancang kalau

untuk ke gunung, sampai harga tiket transport, HTM, simaksi.

P : Bagaimana anda mengendalikan kemungkinan berbagai situasi terjadi?

I : Ya biasanya sebelum jalan kita sudah pikirkan kemungkinan-

kemungkinan yang akan terjadi. Jadi dalam setiap perjalanan tidak hanya

buat satu perencanaan, tapi ada plan B dan plan C juga. Jadi tatkala kita

menemukan situasi yang ternyata tidak sesuai dengan harapan ya kita bisa

buat situasi itu menjadi lebih baik lagi dengan plan kita yang lain.

P : Apa strategi yang digunakan oleh Anda dalam memudahkan perjalanan

wisata?

I : Sebenernya yang paling penting si komitmen temen jalannya. Karena

dengan kita saling komitmen soal disiplin waktu, manajemen

perjalanannya, budget kebersamaan apabila ada sesuatu yang diluar

dugaan, pasti semua akan menjadi berjalan dengan mudah. Makanya saya

setiap kali mau melakukan perjalanan bareng temen pasti diawal selalu

bilang mohon kerjasamanya ya. Jadi biar sesuai dengan slogan kita, susah

Page 120: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

105

senang bersama. Selain itu yang paling penting pokoknya informasi,

informasi itu sangat penting sebelum kita mulai jalan. Minimal banget kita

tahu hal-hal wajib seperti akomodasi trasportasi dan budget yang dibutuhin

supaya disana juga tidak sengsara.

P : Apa yang menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan suatu

destinasi tujuan?

I : Rekomendasi temen, destinasinya menarik dan bagus pemandangannya

lihat info-info di medsos, atau mungkin kuliner disana enak-enak, murah.

Kalau gunung lihat ketingginnya dan treknya gimana, terus view yang

didapet gimana.

P : Upaya apa yang Anda gunakan untuk memilah informasi?

I : Kalau informasi yang didapet itu sesuai dengan yang kita butuhkan, dan

soal dapat dipercayanya ya kita verifikasi dulu tidak hanya dari satu

sumber, verifikasinya biasanya dari temen sih yang pernah kesana itu lebih

bikin yakin.

P : Bagaimana anda memanfaatkan informasi tersebut?

I : Pakai informasi yang sesuai dengan apa yang mau dicari. Kemudian

dipakai untuk jadi bahan pertimbangan keputusan dalam menentukan

lokasi destinasi wisata yang mau didatengin, dan jadi bahan untuk

merumuskan rencana perjalanan bikin itinerary sampai budgeting gitu.

Cost of Information Search

P : Sumber informasi yang seperti apa yang membutuhkan uang? Dan

berapa?

I : Biasanya hanya untuk kuota saja kalau intenet dan kalau untuk jajanin

temen sih ya gak harus juga. Kalau ditanya berapa sih ya susah juga,

nggan nentu. Nggak banyak-banyak banget sih kalau uang paling ya cuma

yang buat beli kuota kalau carinya diinternet, kalau sama temen ya paling

jajanin buat nongkrong.

P : Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk memperoleh informasi yang

diperlukan?

I : Kalau untuk memproses informasinya sih ya nggak lama-lama banget

selagi sudah dapet dari sumber-sumber ya ambil yang lebih percaya

kemana dan yang kalau bisa masih terbaru. Tergantung sumbernya, kalau

temen sendiri sih ya bisa cepet banget karena kan sambil nongkrong

ngobrol-ngobrol gitu jadi dapet. Kalau internet ya gak perlu lama-lama sih

saat itu juga kalau mau langsung cari langsung dapet karena sekarang kan

sudah terbantu dengan teknologi. Dan kalau sampai ke membuat rencana

perjalannnya lengkap sih ya tegantung mood. Kalau lagi mood ya

langsung kelarin tapi kalau nggak ya nanti-nanti aja.

P : Bagaimana anda merelasikan beberapa informasi yang anda temukan dari

berbagai sumber?

I : Biasanya saya menggabungkannya dengan saran dan info-info dari temen

ambil yang akomodasi dan transportasi paling murah dulu, terus liat juga

update waktu terakir mereka kesananya kapan atau ambil informasi yang

memang sesuai dengan keinginan kita ingin transit dimana atau ingin naik

tarnportasinya apa. Sudah lama sekali atau belum terlalu lama. Terus

denger-denger pengalaman mereka.

Page 121: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

106

P : Bagaimana jika terdapat informasi yang kontradiktif dari sumber yang

didapatkan?

I : Sejauh ini paling ya tidak jauh beda, pasti kebanyakan miripnya.

Kalaupun suatu saat ada sampai begitu ya paling saya coba melihat lagi

dan mempercayai sumber-sumber yang kebanyakan memiliki kesamaan,

jadi tidak memakai sumber yang terlihat berbeda sekali apalagi jika

waktunya perjalannya sudah terlalu lama soalnya bisa-bisa sudah tidak

relevan lagi.

Interal Search P : Bagaimana anda memproses informasi dari ingatan atas pengalaman

Anda?

I : Biasanya saya catat sih. Jadi biasanya ketika saya melakukan perjalanan

ke suatu tempat kan sebelum jalan saya cari tahu dulu tentang informasi

yang saya butuhkan kemudian dicatat sampai buat itinerary juga.

Kemudian setelah saya melakukan perjalanan disana itu juga dicatat. Dan

biasanya ketika belum berlangsung dengan ketika berlangsu gitu ada

sedikit perbedaan, dan biasanya paling sering sih soal budget karena setiap

waktu kan berbeda ya perekonomian semakian naik. selain dicatat

biasanya saya buat dokumentasi sederhana yang kadang menentukan

waktu atau cerita sedikit dimedsos. Jadi kalau sewaktu-waktu sedang

menggali ingatan atas perjalanan yang pernah saya alami ya liat catatan,

coba inget-inget dan liat-liat dokumentasi.

P : Bagaimana informasi internal dirasa sudah cukup memenuhi kebutuhan

informasi Anda akan suatu perjalanan wisata?

I :Biasanya kalau saya sudah sering kesana paling ngga minimal 2 kali, itu

berarti saya sudah hapal bagaimana dan tidak perlu lagi cari-cari informasi

langsung berangkat aja, pesan tiket, dan buat itinerary perjalanan aja dan

soal budget juga paling ditambah-tambah dikit dengan pengalaman yang

sebelumnya. Dan Apabila baru sekali biasanya kembali lagi ke saya coba

inget-inget dan liat catatan atau dokumentasi juga. Kalau dirasa semua

udah sreg dan cukup yaudah jalan.

P : Bagaimana jika perjalanan yang akan Anda lakukan belum pernah anda

kunjungi sebelumnya?

I : Nah kalau ini penting banget nih untuk cari tahu informasinya dulu.

Biasanya kalau sudah menentukan destinasi yang membuat saya penasaran

saya langsung mulai tanya-tanya kawan satu komunitas yang sudah pernah

kesana, kemudian untuk menambah pengetahuan saya cari di internet. Dari

sosial media juga. Kemudian disaring itu informasi dari berbagai sumber

yang saya dapet. Biasanya saya nyaringnya ya ambil lebih utama yang

saya percaya informasi dari kawan. Kemudian apabila yang di internet

biasanya saya pilih yang waktunya tidak terlalu lama dengan waktu yang

saya akan laksanakan, sehingga tidak terjadi gap yang cukup jauh dari

prediksi dengan realnya nanti. Biasanya gitu aja sih. Selebihnya kan kalau

soal estimasi waktu itu relatif tergantung bagaimana jalur yang dilewati

ataupun kendaraannya juga kan. Dan itu kembali pada pilihan. Dan untuk

info harga tiket biasanya survei langsung harga-harga tiket seperti kereta

atau bus.

Page 122: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

107

P : Apa langkah yang digunakan dalam mencari informasi terkait perjalanan

Anda?

I : Pertama, tahu dulu mau ke daerah mana. Kemudian pake pengetahuan

sendiri kalo emang udah pernah. Tapi kalau belum ya pakai informasi dari

temen yang udah pernah dan bisa juga tambahan dari internet. Dari

pencarian pertama kita bakalan tahu dan buat list di daerah itu tujuan

wisatanya mau kemana-kemana aja nih. Setelah itu kita melakukan

pencarian lebih dalam lagi, mulai dari jarak ke destinasi itu berapa lama,

kira-kira disana cukupnya berapa hari, butuh transportasi apa dan

bagaimana, cari-cari penginapan yang pas. Setelah itu baru deh cari

informasi soal perkiraan keuangan yang akan dihabiskan disana untuk

semuanya. Nah dari itu semua baru deh saya mulai bikin catatan

perjalanan sekaligus itinerary secara lengkap. Kemudain survey harga

biasanya ke aplikasi transportasi gitu, atau kalau bus datang langsung ke

pul busnya. Setelah udah tahu fix harga baru pesen. Terus logistik kalau

tripnya gunung ya mulai beli-beli. Terus siapin peralatan yang dibutuhkan.

Setelah itu ya tinggal eksekusi deh jalan. Biasanya saat perjalanan kita

juga masih suka cari-cari informasi karena terkadang kan rencana bisa

berubah dikarenakan faktor situasi, misalnya kayak info cuaca kalau

langsung dengan alam, rute perjalanan, lihat maps kalau lagi perlu,

transportasi yang digunakan bisa berubah ketika disana, hal-hal semacam

itu bisa berubah dan kita cari tahu lagi mungkin karena faktor kondisi

kesehatan kita, kelalaian pribadi dalam komitmen waktu, atau mungkin

faktor alam dan yang lain sebagainya. Dan yang terakhir kadang kalau trip

udah selesai aja kita masih butuh informasi sih, biarpun cuma sekedar cari

tahu apa yang tadi tidak kita temui ditempat itu padahal sebelum berangkat

kita udah cari tahu ada apa aja. Atau cuma mencari ide untuk next trip.

Setelah itu kalau saya biasanya suka sharing perjalanan di blog atau

sosmed biar siapa tahu ada yang butuh bisa lihat juga. Atau kalau ngobrol-

ngobrol sama temen ada yang nanya.

Page 123: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

108

Informan 2

Inisial : D S (Admin)

Jenis Kelamin : Laki-laki

Usia : 33 Tahun

Pekerjaan : Photografer

Tanggal : 12 September 2019

Waktu wawancara : 19.30 – 22.00

Tempat : Café C&C Food and Coffee

Kode

P: Peneliti

I: Informan

Previous Visit

P : Hal apa yang Anda dapatkan dari pengalaman perjalanan wisata yang

pernah Anda kunjungi?

I : Yang pasti jadi tahu daerah baru, budaya baru dan kebiasaannya

bagaimana. Dan karena sering, jadi terbiasa ketika ke tempat baru

bagaimana bersosialisasi dengan orang baru, terbiasa dengan daerah baru,

terbiasa dengan daerah baru, kebiasaan dan adat baru yang mau gak mau

kita harus ikutin ketika kita ada di tempat itu. Yang secara gak langsung

kita jadi lebih paham kehidupan mereka. Dan setidaknya dengan pelajaran

yang bisa diambil dari suatu tempat yang pernah dikunjungi tuh ya jadi

lebih real aja ketahuan dan kebenarannya tentang informasi yang sudah

saya cari tahu sebelumny. Biasanya jadi lebih tahu oh gini ternyata dan

pasti ada beberapa perbedaan dengan informasi yang telah kita cari dan

biasanya tidak jauh dari soal keuanagn sih.

P : Bagaimana pengalaman perjalanan wisata akan mempengaruhi

penngetahuan awal Anda untuk tujuan perjalanan berikutnya?

I : Biasanya jadi bisa perkiraan misalnya soal harga tiket kalau wilayah ke

jawa bus atau kereta berapa, kalau pesawat berapa. Dan transportasi disana

apa saja dan budget berapa untuk naik treansportasi disana atau booking

nya. Terus misalkan kalau makanan daerah-daerah jawa murah tapi

berbeda lagi kalau wisata daerah yang di Indonesia bagian timur. Jadi bisa

memperkirakan untuk trip kita selanjutnya mengenai biaya hidup disana,

transportnya bagaimana, gambaran perjalannya akan seperti apa.

P : Bagaimana Anda memandang tujuan wisata mendatang ketika sudah

memiliki pengalaman perjalanan sebelumnya?

I : Biasanya suka nilai sama gak nih tipe tripnya sama yang pernah saya

kunjungi. Kalau sama, ya bisa inget-inget pengalaman. Apalagi kalau tiba-

tiba pengen ketempat itu lagi sih atau kalau ada temen yang ajak, dan yang

pasti dengan orang berbeda, karena saya ingin mendapat pengalaman

berbeda dengan orang berbeda meski tempatnya sama.

P : Bagaimana pengalaman wisata sebelumnya memengaruhi pencarian

informasi Anda terkait tujuan perjalanan?

I : Tergantung pengalaman wilayah lokasinya kalau kiranya sama ya bisa

jadi bahan referensi sedikit-sedikit, tapi kalau beda ya gak ngaruh apa-apa

si. Atau tipe perjalanan diliat juga, kalau digunung misalnya kan kita bisa

Page 124: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

109

tahu capeknya gimana, peralatan apa aja, track dan kondisi medannya utk

trip gunung gimana, tapi kita suka nah bisa jd bahan rferensi kalau mau ke

gunung lagi.

Involvement

P : Bagaimana karakteristik perjalanan wisata yang Anda minati?

I : Yang pasti yang belum pernah saya kunjungi, menarik, alamnya bagus,

saya suka dan kalau bisa yang gak terlalu ramai. Lebih suka ke alam, kalau

ke lokasi-lokasi yang ke daerah kota-kota itu pasti rame banget, saya

kurang suka.

P : Karakteristik perjalanan wisata seperti apa yang mengekspresikan diri

Anda?

I : Masih sama, seperti ke alam-alam gitu ke tempat yang bisa buat

menenangkan diri sekaligus refreshing. Lokasi-lokasi wisata yang indah

alamnya yang saya suka. Dan yang jelas ke berbagai destinasi tidak disaat

musim hujan. Karena saya gak kuat air hujan. Jujur setiap musim hujan

lebih baik saya tidak ngetrip, dirumah saja. Saya bener tidak kuat dengan

air hujan, phobia, tapi saya kuat dengan dinginnya gunung, asalkan tidak

hujan.

P : Bagaimana suatu destinasi dirasa memiliki mankna bagi Anda pribadi?

I : Yang pasti setiap perjalanan punya makna dan kesan tersendiri dan selalu

berbeda-beda. Kalau saya karena lebih sering ke alam atau pelosok-

pelosok negeri yang memang masih asri dan budayanya kental sekali, saya

biasanya lebih banyak dapet makna kehidupan disetiap destinasi wisata,

entah itu local wisdom-nya, kehidupan sehari-harinya, perekonomiannya

bagaimana, dan segala hal yang memang masyarakat sana alami. Dan jadi

lebih merasa banyak-banyak bersyukur, menghargai hidup dan pandai

bersosialisasi dengan orang baru.

P : Nilai kesenangan yang seperti apa yang Anda harapkan dari sebuah

perjalanan wisata?

I : Yang pasti punya cerita sendiri, pengalaman yang bisa dibawa pulang,

dan dapet temen baru. Keindahan-keindahan alam yang menakjubkan

yang selalu saya harapkan karena itu membuat saya merasa puas apalagi

dapet bonus objek foto yang bagus. Apalagi timur Indonesia, itu luar biasa

sekali indahnya. Karena biasanya dengan travelling kemana-mana, saya

pribadi selain senang-senang dan refreshing, tapi saya motret juga.

P : Bagaimana Anda meminimalisir resiko buruk dalam suatu perjalanan

(trip)?

I : Yang pasti sebelum travelling kita harus bener-bener ngecek dulu kayak

semacam googling terkait destinasi yang ingin dikungjungi baik itu biaya

hidup, akomodasi, dan segala hal itu wajib banget. Kalau itu dulu ngga

ada, ya kita gak akan bisa kemana-kemana.

Learning

P : Pembelajaran yang seperti apa yang biasa Anda temukan secara tidak

disengaja ketika melakukan perjalanan?

I : Kalau yang secara tidak disengaja biasanya kayak kalo lagi mencari

informasi mengenai trakingnya eh ternyata saya bisa dapet lebih dari itu.

Page 125: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

110

Bisa dapet banyak info tidak hanya track aja tapi sampai satu paket

semuanya selama perjlanan. Atau ketika lagi cari destinasi yang saya mau

kunjungi ternyata saya dapat rekomendasi tempat yang bagus lainnya dari

website. Dan bisa juga informasinya tuh ga sengaja didapet kalau saya

udah samapai disana, sharing dan ngobrol-ngobrol gitu dengan masyarakat

local, dan secara ga sengaja dapet informasi destinasi baru unik yang gak

saya dapetin ketika sebelum berangkat bahkan tidak ada rencana di master

plan gue dan ketika masih cukup waktu dan uang ya biasanya memutuskan

untuk kesana karena tertarik dengan cerita dari penduduk sekitar. Gitu sih

biasanya

P : Apa yang ingin Anda ketahui terkait perjalanan wisata yang akan

dilaksanakan?

I : Biasanya sih cari tau lokasi yang mau dijadiin tempat wisata,

destinasinya apa, cerita adat disana bagaimana atau mitos-mitos yang bikin

penasarannya, cari-cari tiket transportasi untuk sampai kesana, dan

transportasinya bisa dijangkau nggak pakai transportasi umum, departure

time, travel route-nya, akan stay dimana cari tahu temen ada rumah

singgah gak biasanya kan dari temen-temen buat neken cost, bagaaimana

hidup disana dan seberapa besar biaya hidupnya, estimasi mau berapa

lama disana. Pokoknya biasanya setiap perjalanan saya biasanya berusaha

cari yang murah dan neken cost, tapi dapet nikmatnya juga.

Familiarity

P : Sumber informasi apa yang akrab Anda gunakan?

I : yang pasti dari koomunitas yang pertama, karena banyak juga temen-

temen yang memang traveler. Dan kedua lebih ke googling coba-voba cari

tahu sendiri entah liat web resmi destinasi atau liat-liat punya web travel

blogger, social media dan youtube juga, lebih sering youtube sih karena

selain ngasih informasi terkait perjalananya bagaimana, trackingnya

gimana, waktu tempuhnya, budgetnya, dan segala hal yang diperlukan

ketika kesana, dari youtube kita juga sudah bisa lihat dan tahu bagaimana

destinasinya real secara visual.

P : Dimana biasanya anda menemukan informasi untuk perjalanan wisata?

I : seperti yang tadi saya bilang semuanya kebanyakan melalui internet,

social media, atau ketemu sama temen langsung. Kalau penggunaan buku

atau majalah gitu saya gak pernah. Kalaupun pakai yan tercetak itu paling

kalau sudah sampai sana lokasi wisatanya kadang ka nada yang

membagikan traverl guide and brochure atau majalahnya tentang destinasi

itu, resortnya atau segala macam bahkan sampai denah lokasi wisata gitu.

P : Mengapa menggunakan informasi tersebut?

I : kenapa paling pertama komunitas atau temen ya karena bisa lebih

dipercaya karena tatap langsung, sering ketemu, sering trip bareng, jadi ya

percaya. Kemudian kenapa web resmi yak arena pasti infornya lebih

akurat. Dan blog travel blogger juga bisa saja kurat karena merka pernah

mengalami meski mungkin nanti ada yang beda sedikit. Tapi pengguaan

web lebih jarang dibanidng lihat video dokumentasi di youtub karena di

youtube destinasinya lebih real kelihatannya. Karena saya pernah ketipu

dengan potingan travel blogger di instagram dan itu bagus sekali tapi

Page 126: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

111

ternyata ketika saya kesana itu sama sekali jauh dari ekspektasi. Jadi

sekarang leih sering liat yang youtube sih lebih real daripada baca dan liat-

liat foto aja enath di sosmed atau website selain itu juga kalu youtube itu

lebih asik bagi orang-orang yang kurang tertarik membaca.

P : Bagaimana pengalaman perjalanan sebelumnya membuat anda familiar

terhadap informasi wisata maupun tujuan wisata?

I : Kalau yang udah pernah kesana ya udah pasti familiar karena pernah

ngalamin sendiri. Kalaupun tujuan berikutnya belum pernah ya setidaknya

udah biasa buat cari-cari infonya kayak gimana, bikin rencana

perjalanannya gimana.

Expertise

P : Bagaimana anda melakukan pencarian informasi perjalanan wisata?

I : Pertama saya planning dulu mau kemana, terus tentuin dulu destinasi

yang berdekatan apa aja terus susun waktunya dekatnya kemana-kemana

kayak buat itinerary kasar berdasarkan pencarian sendiri maupun dari

internet. Lalu Tanya temen-temen di grup komunitas yang sudah pernah,

sharing mengenai informasi itu. Baru seleksi tu informasi dari mana aja,

baru bikin rencana perjalanan yang beneran. kapan, penentuan tanggal

yang pas. Dan biasanya saya kalau googling, waktu perjalanan orang yang

kita temuin tuh gak jauh dengan waktu kita mau jalan, biar update.

P : Bagaimana anda mengendalikan kemungkinan berbagai situasi terjadi?

I : Biasanya kan setiap perencanaan punya plan kalau situasinya

kemungkinan buruk atau tidak sesuai ya ambil alternative perencanaan

yang lainnya. Tapi sebenernya sih kalau kemungkinan-kemungkinan

situasi gitu seringnya gak jauh dari persoalan uang. Atau kayak kondisi

fisik yang tiba-tiba, atau ada kecelakaan yang bagaimana. Ya

mengendalikannya ya kembali ke perencanaan yang sudah kita buat

dengan berbagai kemungkinan-kemungkinan yang tak terduga. Harus siap

plan lain juga. Biasanya pengendalian kembali ke situasi yang bagaimana

dulu yang dialami, baru saat itu kita bertindak.

P : Apa strategi yang digunakan oleh Anda dalam memudahkan perjalanan

wisata?

I : informasi lah. Udah pasti karena kita punya pengetahuan dan informasi

sebelumnya pasti akan emmudahkan dalam perjalanannya.

P : Apa yang menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan suatu

destinasi?

I : Salah satu pertimbangannya ya karena belum pernah kesana. Selain itu

ada cerita yang seru-seru dan menarik yang bikin penasaran maknaya

pengen kesana jadi lebih alasannya karena penasaran dan pengen coba sih.

Penasaran juga karena ada katanya indah atau ngeliat di foto social media

indah. Meski pernah juga rasa penasaran akan keindahan belum tentu

bener ternyata. Pertimbnagan lain juga karena missal ada tiket murah di

aplikasi tiket ada promo-promo gitu, nah jadi timbul deh pengen kesana

lah meski dadakan dang a kepoikiran mau kesana sebelumnya. Atau kalu

emang sebelumnya udah ada niat mau jalan tapi udah tau mau kemana

Page 127: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

112

tiba-tiba ada tiket promo ke derah lain ya bisa juga langsung ganti plan

destinasi.

P : Upaya apa yang Anda gunakan untuk memilah informasi?

I : Ambil informasi dari web-web resmi. Kalaupun blog traveler gitu, gw

biasanya ambil yang terbaru sih yang gak jomplang jauh banget waktunya

sama peberangkatan gue. Dan ambil perjalanan yang terbaikdari

infromasi-informasi yang didapet.

P : Bagaimana Anda memanfaatkan informasi tersebut?

I : catet lah garis besar informasinya buat jadi bahan pertimbangan saya

dalam memilih suatu destinasi, tarnsportasi yang dinaikin apa, mau bawa

uang minimal berapa, makan apa disana, disana mau ke berapa destinasi

yang dikunjungi, mau tidur dimana, jadi intinya untu jadi bahan pembuat

keputusan itu.

Cost of Information Search P : Sumber informasi yang seperti apa yang membutuhkan uang? Dan

berapa?

I : Kalau yang pakai internet aja sih biasanya untuk beli kuota. Karena

sejauh ini pakai informasi yang elektronik jadi untuk uang tidak terlalu

butuh banyak. Jumlah pastinya gak fix ya, uang paling kuota internet

untuk googling dan nggaa mahal-mahal banget karena emang udah biasa

bulanan paketan.

P : Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk memperoleh informasi yang

diperlukan?

I : Waktu ya biasanya malam hari di waktu senggang saya aja kalau santai

sambil main hape. Atau chat temen-temen di grup-grup traveling.

Fleksibel sih kalau soal itu tergantung deadline perjalanan aja, kalau udah

mau mepet ya bisa cepet, tapi kalau plannya masih lama ya santai. Tapi

biasanya kalau ada tiket promo tiba-tiba ya harus segera bikin plan juga.

P : bagaimana anda merelasikan beberapa informasi yang anda temukan dari

berbagai sumber?

I : Di mix terus ambil yang terbaik menurut saya, terus makesure lagi

dengan saya bisa searching lagi, nyari lagi dang a akan satu sumber. Dan

ambil yang paling logis dan tepat menurut saya.

P : Bagaimana jika terdapat informasi yang kontradiktif dari sumber yang

didapatkan?

I : hampir gak ada lah yang terlalu jauh tuh ga ada, biasanya hamoir sama

sih makesurenya ga pernah jauh beda

Internal Search

P : Bagaimana Anda memproses informasi dari ingatan atas pengalaman

anda?

I : Biasanya saya mencoba ingat-ingat kemudian saya buat catatan kecil dan

gambaran bagaimana perjalanan saya sebulmya. Da saya juga lihat ke

galeri saya biasanya, itu lebih mudah karena kebanyakan setiap perjalanan

saya di dokumentasikan. Dan itu akan mempermudah saya menmproses

informasi dari pengalaman.

Page 128: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

113

P : Bagaimana informasi internal dirasa sudah cukup utnuk memenuhi

kebutuhan informasi Anda akan suatu perjalanan wisata?

I : Sejauh saya pernah mengalami dan pernah kesana, saya merasa sudah

cukup. Karena saya sudah berpengalaman.

P : Bagaimana jika perjalanan yang akan Anda lakukan belum pernah anda

kunjungi sebelumnya?

I : Cari informasinya dulu sebleum kesana. pastinya saya akan Tanya

teman-teman yang pernah kesana. Selain itu saya cari tahu dari internet

dan sosial media. Dan pokonya saya akan perbanyak informasi terlebih

dahulu sebelum mulai kesana.

P : Apa langkah yang digunakan dalam mencari informasi terkait perjalanan

Anda?

I : Tentuin tempat yang mau dituju itu pasti. Kalo udah pernah kesana saya

biasanya pure pakai pengalaman sendiri, jadi tinggal prepare peralatan dan

bisa langsung berangkat. Tapi beda ceritanya kalau belum pernah,

biasanya saya cari tahu dulu sih di internet tempat itu gimana, ada apa aja,

terus baru konfirmasi ke temen yang pernah kesana sambil nanya-nanya

pengalaman dia gimana. Sumber utama biasanya dari internet, tapi yang

lebih berpengaruh si pengalaman temen atau pengalaman sendiri. Baru deh

tentuin fix nya mau kemana aja, dan langsung cari info mengenai

kendaraan yang mau dinaikin, budgetnya berapa, mau tidur dimana, berapa

lama disana sampai rencana perjalanan jadi dan detail semua dan juga

penting untuk buat plan B. Jadi kondisional kalau disana terjadi sesuatu

bisa gunain plan alternatif atau buat plan baru sesuai situasi dan kondisi

dan yang pasti kita perlu informasi lagi.

Page 129: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

114

Informan 3

Nama : S N (Sekretaris/Admin)

Jenis Kelamin : Perempuan

Usia : 26 Tahun

Pekerjaan : Counselor IT

Tanggal : 19 September 2019

Waktu wawancara : 20.20 – 22.00

Tempat : Taman Fatahillah Kota Tua, Jakarta

Kode

P: Peneliti

I: Informan

Previous Visit

P : Hal apa yang Anda pelajari dari pengalaman perjalanan wisata yang

pernah Anda kunjungi?

I : Lebih ke mindset sih kalau menurut ku. Banyak hal yang mindset awal

kayak gini setelah disana mengalami banyak hal, jadi mikir oh gini ya aku

gak boleh gini. Yang diambil pengalamannya ya lebih merubah mindset

sih jadi lebih terbuka, berpikir positif dalam segala hal, terima

konsekuensi.

P : Bagaimana pengalaman perjalanan wisata akan mempengaruhi

penngetahuan awal Anda untuk tujuan perjalanan berikutnya?

I : Biasanya sih yang persiapan-persiapan itu loh. Oh ternyata Aku kurang

nih dibagian ini. Berarti kalau mau jalan oh apa nih yang harus Aku

tambah lagi informasinya. Lebih banyak mengenal tempat tersebut dulu

gitu, dan pelajarannya gitu sih pengalamannya. Pengalaman dari yangs

ebelumnya berati kedepannya adalah gue harus lebih menegnal lagi nih

tempat tersebut bagaimana.

P : Bagaimana Anda memandang tujuan wisata mendatang ketika sudah

memiliki pengalaman perjalanan sebelumnya?

I : Coba tujuan wisata berikutnya yang sekiranya bisa ngerasain hal yang

sama seperti feel yang didapet lebih berasa dan ketika kesana tuh kita

bener-bener merasa speechless. Tempat yang bikin speechless, tempat

yang bikin aku gak mau melakukan apa-apa kecuali nikmatin.

P : Bagaimana pengalaman wisata sebelumnya memengaruhi pencarian

informasi Anda terkait tujuan perjalanan?

I : Biasanya yang mempengaruhi ya belajar kesalahan-kesalahan yang

terjadi di trip sebelumnya. Dan bisa juga karena ada prioritas atau target-

target tempat yang akan atau ingin dikunjungi, dan bagaimana karakter

daerah wisata yang ingin dikunjungi itu yang kita suka.

Involvement

P : Bagaimana karakteristik perjalanan wisata yang Anda minati?

I : Nature. Apapun yang berhubungan sama alam, karena itu sebuah

keindahan ya jadi ngerasa kayak jadi lebih deket sama penciptanya.

Page 130: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

115

P : Karakteristik perjalanan wisata seperti apa yang mengekspresikan diri

Anda?

I : Yang lebih ke adventure gitu kali ya, tentang hal-hal baru, yang

menantang dan gak monoton. Suka dengan sebuah perjalanan yang gak

sesuai rencana dan gak disangka-sangka.

P : Bagaimana suatu destinasi dirasa memiliki mankna bagi Anda pribadi?

I : Ketika temen-temen trip barengnya itu satu tujuan, satu kesukaan, satu

visi. Kalau satu kesukaan dari awal kita udah sama-sama suka dan kita

tahu priporitas perjalanan itu apa yang sama-sama mau didapet pasti

ngejalaninnya sama-sama enak, dan apabila mengambil keputusan ketika

terjadi sesuatu juga pasti akan sama-sama dewasa. Jadi lebih ke teman-

temen trip yang satu visi.

P : Nilai kesenangan yang seperti apa yang Anda harapkan dari sebuah

perjalanan wisata?

I : Nilai kesenangannya yak karena kepuasan sih bisa menacapai target yang

aku mau kunjungi. Jadi aku pribadi punya target-target yang mau aku

capai untuk kunjungi dan ketika kita sudah bisa dapetin itu ada kepuasan

tersendiri sih. Karena sekarang traveling itu bukan lagi menjadi sesuatu

yang kalau orang mumet dengan suatu pekerjaan itu larinya ke traveling,

tapi kalau sekarang traveling itu bisa jadi sebuah rutinitas, impian ataupun

pekerjaan juga, jadi kalau aku punya impian kemana-kemana dan tercapai

ya jadi merasa puas.

P : Bagaimana Anda meminimalisir resiko buruk dalam suatu perjalanan

(trip)?

I : Pastinya persiapan apapun itu. Informasi juga yang didapet sebanyak

mugkin dari berbagai sumber, apalagi sekarang akses informasi udah

gampang banget, jadi lebih ke persiapan dan kalau bisa punya kenalan

channel sama penduduk sananya dulu jadi setidaknya gak zonk ya. Kalau

gak bisa ya ketika disana membaur dengan penduduk sana yang lebih tahu

tentang kondisi disana, jadi bisa tahu harus seperti apa disana setidaknya

untuk memeinimalisir resiko kesalahan.

Learning

P : Pembelajaran yang seperti apa yang biasa Anda temukan secara tidak

disengaja ketika melakukan perjalanan?

I : Biasanya kalau kayak begitu ketika sudah disana ketika trip sedang

berlangsung atau ketika sudah pulang. Karena pengalaman saya ketika

pulang dari trip saya pernah malah baru tahu informasi sesuatu yang

bahaya, mistis atau rawan atau daerah yang ternyata semenyeramkan itu ya

baru saja habis saya kunjungi. Keunikannya kalau yang tidak disengaja sih

lebih ya justru malah bikin nambah seru perjalann aja, ya meskipun itu

buruk atau baik ya merasa amaze aja jadi puya cerita tersendiri. Sedangkan

untuk informasi yang disengaja sih uniknya lebih ke ini yakin nih akan ke

tempat yang kayak gini, jadi lebih ke take it or left it.

P : Apa yang ingin Anda ketahui terkait perjalanan wisata yang akan

dilaksanakan?

I : Udah pasti rute, terus budget,dan keadaan atau karakteristik dari lokasi

wisata tersebut.

Page 131: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

116

Familiarity

P : Sumber informasi apa yang akrab Anda gunakan?

I : Informasi dari internet, instagram atau temen-temen aja sih biasnaya.

P : Dimana Anda biasa menemukan informasi untuk perjalanan wisata?

I : intenet itu jelas, kemudian instagram, lalu googling biasanya kalau

googling dari travel blogger atau website resmi pariwisata tersebut. Tapi

aku brosur juga pernah kayak dari taman nasional gitu kan baisanya suka

dapet brosurnya untuk dibaca-baca juga. Atau baca-baca di majalah atau

buku- pariwisata di pesawat gitu sih paling. Dan kebetulan aku suka

dengan fotografi jadi untuk nambah informasi kadang suka lihat-lihat hasil

fotografer yang emang dari buku kan terkadang ada informasinya juga

lokasinya dimana.

P : Mengapa menggunakan informasi tersebut?

I : karena kalau instagram itu kan ya ketika kita atau kayak video itu lebih

terlihat real. Kalau instagram tuh ya karena kan kita follow orang dan

ketika orang tersebut habis dari suatu lokasi wisata dan kita suka dan

karakteristik wisatanya juga kita seneng kan kita bisa menggunakan fitur

saved di indtagram untuk waktu kedepannya ketika kita akan berkunujung

kesana. Lebih ke sering saved-saved in lokasi wisata yang bikin tertarik

untuk dijadikan target kesana sih. Dan juga dari isntagram kan banyak hal-

hal baru nih lebih update soal informasi wisaatanya bisa dari feed atau

story yang bisa live pun saat itu ketahuan. Dan itu lebih enak sih

kelihaatan. Semakin banyak orang yang kita follow memposting hal-hal

yang kita suka, makan akan semakin memacu keinginan kita. Sedangkan

youtube blog pun kita harus cari dulu mau apa, tetapi berbeda ketika

seperti di indtagram atau facebook, kita follow orang yang kita sukai maka

di beranda setiap harinya akan muncul hal-hal baru yangkita sukai dan kita

jadi tahu juga menegnai destinasi yang dishare.

P : Bagaimana pengalaman perjalanan sebelumnya membuat anda familiar

terhadap informasi wisata maupun tujuan wisata?

I : Tentu karena pengalaman itu. Kita punya pengalaman yang buat kita jadi

lebih familiar dengan hal-hal itu yang terkait dengan wisata, jadi mungkin

akan lebih mudah untuk cari tahunya berdasarkan pengalaman.

Expertise

P : Bagaimana anda melakuka pencarian informasi perjalanan wisata?

I : yang pertama aku akan tentukan base part dari daerah tersebut atau

semacam buat list destinasinya biasanya kalau lokasi bagaimana prioritas

tujuan aku, kemdian aku buat rute dari maps, seperti menentukan lokasi

terdekat dari masing-masing tempat dan bagaimana agar efisien jadi dihari

itu jalan dari sedtinasi satu ke yang satunya tidak menyilang jauh, setelah

maps selesai au akan bikini tin, lalu menghitung budget. Jadi intinya

tentuin dulu prioritas tujuan, kemudian mapping, baru penentuan budget.

Dari mapping itulah kita gali informasi setelah kita sdh bisa buat itin baru

lah buat budget. Dan informasi cuaca juga penting atau musim tertentu,

kita harus tahu base nya di bulan apa nih yang sesuai dengan kebutuhan

dan tujuan kita mau kesana yang dicari apa.

Page 132: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

117

P : Bagaimana anda mengendalikan kemungkinan berbagai situasi terjadi?

I : Mengendalikannya biasanya let it flow aja sih ketika itu tidak bisa

dipaksakan yasudah. Jadi lebih ke nikmatin aja sh setiap momen yang kita

dapet ketika melakukan perjalanan. Harus bisa komit dalam diri apapun

situasi harus bisa nikmatin dan gak negeluh.

P : Apa strategi yang digunakan oleh Anda dalam memudahkan perjaanan

wisata?

I : Memudahkan ya bisa punya kenalan orang sana atau channel orang sana

tau info-info disana agar segalanya dipermudah. Selain tiu sebenrnya yang

paling berpengaruh teman perjalanan sih, ketika teman perjalannya satu

visi , cocok, maka segalanya aka nmenjadi mudah dan tidak cakep hati

maupun batin.

P : Apa yang menjadi bahan pertimbangan dalam menentukan suatu

destinasi tujuan?

I : simpelnya kalau ada ajakan temen dan siapa yang ngajak dan mau quality

time, padahal aku udh males ke sana karena keseringan lebih ke

membangun silaturahim . kalau dari aku pribadi lebih ke mnyesuaikan

dengan prioritas, keadaan pribadi dan budget. Dan dalam memilih tempat

juga karakter tempat atau perjalnannyaa sesuai dengan kesukaan aku.

Selain itu pernah juga karena postingan influencer di instagram, dan pas

banget karakter perjalannya memang kesukaan aku maka aku tertarik

untuk kesana dan itu dijadikan destinasi perjalanan berikutnya biasanya di

saved dulu pake fitu di istagram.

P : Upaya apa yang Anda gunakan untuk memilah informasi?

I : ya seperti tadi setelah informasi terkumpul ya mulai deh cari informasi

yang paling banyak persamaannya. Dan setelah itu biasanya juga kroscek

lagi. Tanya temen atau cari-cari sendiri lagi.

P : Bagaimana anda memanfaatkan informasi tersebut?

I : Memanfaatkannya ya balik lagi sih harus tau duulu prioritasnya yang

mana, yang mana yang mau divapaui, kalau sudah ketemu baru deh

dimanfaatkan. Kemudain utnuk memfilternya ya tambil gambara garis

besar.dan kembali lagii pada prioritas dan kebutuhan kita. Misalkan ketika

baca blog influencer lokasi penginapannya bagus sekali tetapi kita merasa

tidak buthb itu hanya untuk asal tidur saa ya informasi itu tentu tidak akan

saya ambil. Jadi saya akan memanfaatkan informasi yang memang hampir

sama dengan prioritas dan kebutuhan saya.

Cost of Information Search

P : Sumber informasi yang seperti apa yang membutuhkan uang? Dan

berapa?

I : Semua pakai internet buat beli kuota doang paling uangnya.

P : Berapa lama waktu yang dihabiskan untuk memperoleh informasi?

I : bisa seharian. Dan itu emmang sudah diwaktuin untuk meluangkan waktu

khusus untuk itu aja seharian.

P : bagaimana anda merelasikan beberapa informasi yang anda temukan dari

berbagai sumber?

I : biasaya aku selalu melebihkan dari apa yang aku baca, atau misalkan dari

berbagai informasi yang ada aku ambil tengahnya, atau aku ambil yang

Page 133: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

118

paling lama. Kalauuntuk informasi harga aku pasti ambil tahun terakhir

dan yang paling update. Dan akalau untuk cerita aku paling hanya ambil

yang sesuai kebutuhan dan lebih lengkap.

P : Bagaimana jika terdapat informasi yang kontradiktif dari sumber yang

didapatkan?

I : ya seperti proses filter tadi, karena kalau beda banget aku gak akan

mungkin hanya ambil 2 informasi. Pasti aku cari lagi yang banyak setelah

itu aku ambil informasi yang paing banyak persamaannya.

Internal Search

P : Bagaimana anda memproses informasi dari ingatan atas pengalaman

anda?

I : Kalau aku pribadi ingetin mulai dari intin dari awal tuh ngapain sampai

pulang ngapain, dibuat catatannya. Jadi mulai mendetailkan perjalanan

dari itinnya untuk diinget. Kemudian dicatat lagi dalam bentuk itin baru.

P : Bagaimana informasi internal dirasa sudah cukup utnuk memenuhi

kebutuhan informasi Anda akan suatu perjalanan wisata?

I : Kalau merasa cukup sih biasanya kalau udah pernah kesana dan mau

kesana lagi tapi dengan ajakan teman yang memang hanya asal mau main

aja jadi merasa lebih fleksibel. Tapi bebreda ketika aku bawa orang, aku

akan menggali informasi lebih, udah pasti aku cari informasi lagi dan

persiapin dengan baik. cukup menurut aku ketika sudah tau rute, itu yang

paling penting sih. Karena ketika kita sudah tahu rute, bisa baca maps

wisata itu sudah cukup. Sedangkan soal budget kan karena udah pernah

jadi kita sudah bisa perkiraan, seengganya dilebihkan.

P : Bagaimana jika perjalanan yang akan Anda lakukan belum pernah Anda

kunjungi sebelumnya?

I : kalau kurang cukup ya biasanya googling ya kalau sekarang atau kalau

tau nih temen-temen yang sudah pernah kesana siapa ya Tanya-tanya aja

sama mereka bagaimana pengalamannya, ya coba cari tahu kondisi

transportasi disana, dan maps wisata yang sudah ada denah-denah wisata.

P : Apa langkah yang digunakan dalam mencari informasi terkait perjalanan

Anda?

I : Awalnya ada rencana dulu mau kemana biasanya karena ajakan teman

atau karena habis lihat-lihat sosmed terus tertarik. Kalau destinasinya

pernah dikunjungi ya inget kembali pengalaman pribadi. Kalau udah tau

semua gimana terus sadar gimana seharusnya untuk perjalanan berikutnya.

Kalau tujuan wisatanya belum pernah sama sekali ya langsung aja mulai

cari tahu informasi terupdate megenai tujuan wisata itu, kalau bisa ya

informasi selengkap-lengkapnya dari bagaimana sampai kesana, disana

apa aja yang kita butuhin, sampai untuk pulangnya entah dari internet,

temen sendiri atau sosial media. Kalau informasinya udah kumpul baru

dipilih-pilih mana yang relevan sama yang kita butuhin. Setelah itu baru

deh eksekusi buat planning fix, buat itinerary, budgeting, list pilihan

transport, akomodasi, logistik, dan mau berapa lama disana. Terus kalo trip

udah selesai aku suka banget bagikan experience trip aku di sosmed gitu

biar lebih manfaat.

Page 134: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

119

Lampiran 4. Reduksi Data

No. Kategori Sub Kategori Pemadatan Fakta Kutipan Informan

1. Kunjungan

Sebelumnya

(Previous

Visits)

Preferensi dalam

membuat keputusan

perjalanan

berikutnya

a) Target/Prioritas ―Karena sekarang traveling itu bukan lagi

menjadi sesuatu yang kalau orang mumet

dengan suatu pekerjaan itu larinya ke traveling,

tapi kalau sekarang traveling itu bisa jadi

sebuah rutinitas, impian ataupun pekerjaan

juga, jadi kalau aku punya impian kemana-

kemana dan tercapai ya jadi merasa puas.‖

(SN)

―Jadi aku pribadi punya target-target yang mau

aku capai untuk kunjungi dan ketika kita sudah

bisa dapetin itu ada kepuasan tersendiri sih.‖

(SN)

―Nilai kesenangannya yak karena kepuasan sih

bisa menacapai target yang aku mau kunjungi.‖

(SN)

b) Ikatan Emosional ―Kalau rindu sih sebenernya, apalagi gunung,

atau bisa juga karena rekomendasi temen.‖

(MIR)

―…ya mungkin karena itu tempat memiliki

kesan yang baik yang membuat saya ingin

kesana lagi.‖ (MIR)

―Tempat yang bikin speechless, tempat yang

bikin aku gak mau melakukan apa-apa kecuali

nikmatin.‖ (SN)

c) Kesadaran Spiritual ―…karena itu sebuah keindahan ya jadi ngerasa

kayak jadi lebih deket sama penciptanya.‖ (SN)

1. Keterlibatan

(Involvement)

A. Minat

Perjalanan

(Travel

Interest)

d) Wisata Alam ―Kalau untuk nge-trip saya lebih ke penikmat

alam. Suatu destinasi yang memiliki daya tarik

alam yang menawan. Jadi saya pribadi lebih

suka ke gunung.‖ (MIR)

―Yang pasti yang belum pernah saya kunjungi,

menarik, alamnya bagus…‖ (DS)

―Nature. Apapun yang berhubungan sama

alam…‖ (SN)

e) Kenyamanan

Lingkungan

―saya suka dan kalau bisa yang gak terlalu

ramai. Lebih suka ke alam, kalau ke lokasi-

lokasi yang ke daerah kota-kota itu pasti rame

banget, saya kurang suka.‖ (DS)

f) Destinasi Baru ―Yang pasti yang belum pernah saya kunjungi,

menarik…‖ (DS)

g) Rekomendasi Teman ―…kalau ada temen yang ajak, dan yang pasti

dengan orang berbeda…‖ (DS)

h) Promo Tiket ―Pertimbangan lain juga karena misal ada tiket

Page 135: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

120

murah di aplikasi atau tiket promo-promo gitu,

nah jadi timbul deh pengen kesana lah meski

dadakan dan gak kepikiran mau kesana

sebelumnya.‖(DS)

B. Ekspresi

Personal

a) Penikmat Alam ―Nah itu tadi lebih ke destinasi yang alamnya

bisa nikmati‖ (MIR)

―Ya itu tadi, seperti ke alam-alam gitu ke

tempat yang bisa buat menenangkan diri

sekaligus refreshing.” (DS)

b) Petualangan ―Selain itu juga saya suka aktivitas outdoor dan

hal-hal yang menantang gitu seperti outbound,

rafting, pointball, nge-camp.‖ (MIR)

―Yang lebih ke adventure gitu kali ya, tentang

hal-hal baru, yang menantang dan gak

monoton.‖ (SN)

c) Ombrophobia ―Dan yang jelas ke berbagai destinasi tidak

disaat musim hujan. Karena saya gak kuat air

hujan, semacam phobia.‖ (DS)

C. Nilai

Kesenangan

a) Keindahan Alam ―Mungkin memang kalau soal keindahan

alamnya tentu punya makna. Jadi

kesenangannya kalo alam lebih ke hobby sih

ya, jadi pribadi saya karena hobby dan diawali

dengan hobby jadi ya memang suka menikmati

alam‖ (MIR)

―Keindahan-keindahan alam yang

menakjubkan yang selalu saya harapkan karena

itu membuat saya merasa puas apalagi dapet

bonus objek foto yang bagus. (DS)

b) Tradisi dan Budaya ―…budayanya kental sekali, saya biasanya

lebih banyak dapet makna kehidupan disetiap

destinasi wisata, entah itu local wisdom-nya,

kehidupan sehari-harinya, perekonomiannya

bagaimana, dan segala hal yang memang

masyarakat sana alami.‖ (DS)

c) Teman Satu Visi ―Ketika temen-temen trip barengnya itu satu

tujuan, satu kesukaan, satu visi. Kalau satu

kesukaan dari awal kita udah sama-sama suka

dan kita tahu priporitas perjalanan itu apa...‖

(SN)

d) Eksistensi ―kesenangan yang diharapkan adalah suatu

destinasi yang instagramable, karena jujur saja

sekarang ini kalau trip kemana-kemana juga

pasti cari yang instagramable dan nanti buat

mengisi story atau nambah-nambah feed di

isntagram.‖ (MIR)

Page 136: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

121

e) Pengembangan

Karakter Diri

―Selain itu setiap perjalanan juga akan banyak

mengajarkan kita baik itu melatih kepribadian,

teamwork, peduli teman. Karena disitu kita

juga bakal ditempa ego kita, dan disitu akan

kelihatan bagaimana kepribadian kita.

Pokoknya banyak makna, banyak kesan dan

pelajaran.‖

(MIR)

―Yang pasti punya cerita sendiri, pengalaman

yang bisa dibawa pulang, dan dapet temen

baru.‖ (DS)

―Dan jadi lebih merasa banyak-banyak

bersyukur, menghargai hidup dan pinter-pinter

bersosialisasi dengan orang baru.‖ (DS)

D. Risiko a) Finansial

b) Fisik

c) Fungsional

d) Psikologis

―Jadi hal utama yang diperlukan untuk

meminimalisir risiko tentunya ya pengetahuan

dulu. Setidaknya sebelum kesana juga sudah

ada gambaran perjalanan.‖

―tahu keperluan apa yang kiranya memang

wajib untuk digunakan disana agar tidak terjadi

sesuatu yang tidak diinginkan.‖ (MIR)

―Yang pasti sebelum traveling kita harus

bener-bener nge-cek dulu kayak semacam

googling terkait destinasi yang ingin

dikungjungi baik itu biaya hidup, akomodasi,

dan segala hal itu wajib banget.‖ (DS)

“Pastinya persiapan apapun itu. Informasi juga

yang didapet sebanyak mugkin dari berbagai

sumber.‖ (SN)

―Nilai kesenangannya yak karena kepuasan sih

bisa menacapai target yang aku mau kunjungi.‖

(SN)

2. Pembelajaran

(Learning)

A. Pembelajar

an

Insidental

―Apalagi di gunung, saya pernah tidak sengaja

lewat jalur beda dan ternayat itu jalan pintas

dan lebih deket. Jadi kayak tidak sengaja tau

gitu, dan dapetnya tuh ketika saat trip

berlangsung.‖ (MIR)

―Dan bisa juga informasinya tuh ga sengaja

didapet kalau saya udah samapai disana,

sharing dan ngobrol-ngobrol gitu dengan

masyarakat local, dan secara ga sengaja dapet

informasi destinasi baru unik yang gak saya

dapetin ketika sebelum berangkat bahkan tidak

ada rencana di master plan saya.‖ (DS)

―Biasanya kalau kayak begitu ketika sudah

disana ketika trip sedang berlangsung atau

Page 137: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

122

ketika sudah pulang. Karena pengalaman saya

ketika pulang dari trip saya pernah malah baru

tahu informasi sesuatu yang bahaya, mistis atau

rawan atau daerah yang ternyata

semenyeramkan itu ya baru saja habis saya

kunjungi.‖ (SN)

Memperkaya

Pengetahuan Sosial

Budaya Mengenai Tempat

yang Dikunjungi

―Banyak. Kayak adat dan budaya lokalnya,

atau hal-hal yang dilarang di daerah sana,

bagaimana masyarakatnya, kita jadi lebih

tahu.‖ (MIR)

―Yang pasti jadi tahu daerah baru, budaya baru

dan kebiasaannya bagaimana.‖ (DS)

Menyesuaikan diri dengan

baik

―Dan karena sering, jadi terbiasa ketika ke

tempat baru bagaimana bersosialisasi dengan

orang baru, terbiasa dengan daerah baru,

kebiasaan dan adat baru yang mau gak mau

kita harus ikutin ketika kita ada di tempat itu.‖

(DS)

―Lebih mengenal tempat tujuannya dulu,

karena kita ga bisa sampain ya tepat yang satu

dengan yang lainnya.‖ (SN)

Mengumpulkan Fakta

untuk dijadikan bahan

rujukan informasi inernal

―Karena kan kita udah ngalamin dan

merasakan pasti kita udah tahu dong suatu

tempat itu gimana.‖ (MIR)

―…setidaknya dengan pelajaran yang bisa

diambil dari suatu tempat yang pernah

dikunjungi tuh ya jadi lebih realaja ketahuan

dan kebenarannya tentang informasi yang

sudah saya cari tahu sebelumnya.‖ (DS)

Mengubah pola pikir ―Lebih ke mindset sih kalau menurut ku.

Banyak hal yang mindset awal kayak gini

setelah disana mengalami banyak hal, jadi

mikiroh gini ya aku gak boleh gini. Yang

diambil pengalamannya ya lebih merubah

mindset sih jadi lebih terbuka, berpikir positif

dalam segala hal, terima konsekuensi.‖ (SN)

Mengevaluasi ―Belajar lagi tentang informasi ketika akan

pergi ternyata informasinya ga bener-bener

sesuai, dan itu dijadiin pelajaran untuk trip-trip

berikutnya. Ketika akan melakukan trip lagi

pasti belajar dari pengalaman trip-trip

sebelumnya untuk tidak melakukan hal yang

sama.‖ (MIR)

―Biasanya sih yang persiapan-persiapan itu loh.

Oh ternyata Aku kurang nih dibagian ini.

Page 138: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

123

Berarti kalau mau jalan oh apa nih yang harus

Aku tambah lagi informasinya.‖ (SN)

B. Pembelajar

an

Disengaja

a) Karakteristik Tujuan

b) Karakteristik

Perjalanan

―Lebih ke informasi yang generalnya sih yang

perlu diketahui kayak destinasinya menariknya

apa. Jarak dari destinasi satu ke destinasi

lainnya kejauhan ga untuk mempermudah

perpindahan lokasi dalam itinerary. Nanti kalau

udah kepikiran mau kemananya ya tinggal cari

tahu estimasi waktunya, akomodasi dan

transportasi apa yang harus digunakan,

perkiraan budget untuk logistic. transport dan

akomodasi.‖ (MIR)

―Biasanya cari tau lokasi yang mau dijadiin

tempat wisata, destinasinya apa, departure

time, travel route-nya, akomodasi, dan

tranportasi.‖ (DS)

―Udah pasti rute, terus budget, dan keadaan

atau karakteristik dari lokasi wisata tersebut.‖

(SN)

c) Merancang Itinerary

Lebih Matang

―… gimana info sesungguhnya kita bisa kesana

baik transportasinya, biaya yang dihabiskan,

akomodasinya. Prediksi waktu untuk menuju

destiasi dan perpindahan destinasi satu ke

destinasi lain, keuangan, transport juga akan

semakin matang dengan kita sering ke berbagai

tempat dan sering terbiasa kemana-mana.‖

(MIR)

―Jadi bisa memperkirakan untuk trip kita

selanjutnya mengenai biaya hidup disana,

transportasinya bagaimana, gambaran

perjalananya akan seperti apa.‖ (DS)

3. Pengetahuan

Sebelumnya

(Prior

Knowledge)

A. Familiarity a) Keakraban terhadap

Tujuan Wisata

―Biasanya kalau saya sudah sering kesana

paling ngga minimal 2 kali, itu berarti saya

sudah hapal bagaimana dan tidak perlu lagi

cari-cari informasi.‖ (MIR)

―Sejauh saya pernah mengalami dan pernah

kesana, saya merasa sudah cukup. Karena saya

sudah berpengalaman.‖ (DS)

―kalau udah pernah kesana dan mau kesana lagi

tapi dengan ajakan teman yang memang hanya

asal mau main aja jadi merasa lebih fleksibel.‖

(SN)

b) Keakraban terhadap

Informasi

―Kalau dari temen tentu karena saya percaya ya

karena sudah ngalamin langsung apalagi temen

kenal jadi bisa dipercaya. Kemudian untuk

Page 139: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

124

internet karena sumbernya banyak, tinggal

pinter-pinter aja pilih yang berkualitas dan

menurut saya bener ketika kompare.‖ (MIR)

―kenapa paling pertama komunitas atau temen

ya karena bisa lebih dipercaya karena tatap

langsung, sering ketemu, sering trip bareng,

jadi ya percaya. Kemudian kenapa web resmi

yak arena pasti infornya lebih akurat. Dan blog

travel blogger juga bisa saja akurat karena

merka pernah mengalami.‖ (DS)

B. Expertise a) Struktur Kognitif

b) Proses Kognitif

c) Pengambilan

Keputusan

―Biasanya saya menggabungkannya dengan

saran dan info-info dari temen ambil yang

akomodasi dan transportasi paling murah dulu,

terus liat juga update waktu terakir mereka

kesananya kapan atau ambil informasi yang

memang sesuai dengan keinginan kita ingin

transit dimana atau ingin naik transportasinya

apa. Sudah lama sekali atau belum terlalu lama.

Terus denger-denger pengalaman mereka.‖

(MIR)

―Dimix terus ambil yang terbaik menurut saya,

terus makesure lagi dengan saya bisa searching

lagi, nyari lagi dang a akan satu sumber. Dan

ambil yang paling logis dan tepat menurut

saya.‖ (DS)

―biasaya aku selalu melebihkan dari apa yang

aku baca, atau misalkan dari berbagai informasi

yang ada aku ambil tengahnya, atau aku ambil

yang paling lama. Kalau untuk informasi harga

aku pasti ambil tahun terakhir dan yang paling

update. Dan akalau untuk cerita aku paling

hanya ambil yang sesuai kebutuhan dan lebih

lengkap.‖ (SN)

4. Biaya

Pencarian

Informasi

(Cost of

Information

Search)

a) Biaya

b) Waktu

c) Upaya Kognitif

―Kalau ditanya berapa sih ya susah juga, nggak

nentu. Nggak banyak-banyak banget sih kalau

uang paling ya cuma yang buat beli kuota kalau

carinya diinternet, kalau sama temen ya paling

jajanin buat nongkrong.‖

―Tergantung sumbernya, kalau temen sendiri

sih ya bisa cepet banget karena kan sambil

nongkrong ngobrol-ngobrol gitu jadi dapet.

Kalau internet ya gak perlu lama-lama sih saat

itu juga kalau mau langsung cari langsung

dapet karena sekarang kan sudah terbantu

dengan teknologi.‖ (MIR)

―jumlah pastinya gak fix ya. Kalau soal uang

Page 140: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

125

paling kuota interet untuk googling dang a

mahal-mahal banget karena emang udah biasa

bulanan paketan.‖

―Waktu ya biasanya malam hari di waktu

senggang saya aja kalau santai sambil main

hape.‖

―fleksibel sih kalau soal itu tergantung deadline

perjalanan aja, kalau udah mau mepet ya bisa

cepet, tapi kalau plannya masih lama ya

santai.‖ (DS)

―gak pakai uang, semua pakai internet buat beli

kuota doang paling.‖ (SN)

5. Pencarian

Informasi

(Information

Search)

A. Informasi

Internal

a) Pengetahuan dari

Ingatan

b) Dokumentasi Pribadi

c) Catatan Pribadi

―Biasanya kalau saya sudah sering kesana

paling ngga minimal 2 kali, itu berarti saya

sudah hapal bagaimana dan tidak perlu lagi

cari-cari informasi.‖ (MIR)

―Sejauh saya pernah mengalami dan pernah

kesana, saya merasa sudah cukup. Karena saya

sudah berpengalaman.‖

―Selagi tempat-tempat yang pernah saya

kunjungi saya hanya butuh mengembalikan

ingatan saya terkait perjalanan itu dan melihat-

lihat dokumentasi pribadi.‖ (DS)

B. Informasi

Eksternal

a) Teman atau Kerabat

b) Internet

c) Sosial Media

d) Sumber Khusus

Destinasi

e) Buku Foto

―Biasanya dengan berbincang dengan kawan

dan nanya-nanya buat mengingatkan kembali

perjalanan itu.‖

―Dari kawan kawan, lihat-lihat dari internet

atau website-website gitu. Sosial media juga

sih banyak banget.‖ (MIR)

―Akan tanya teman-teman yang pernah kesana.

Selain itu saya cari tahu dari internet dan sosial

media.‖

―Yang pasti dari komunitas yang pertama,

karena banyak juga temen-temen yang memang

traveler. Dan kedua lebih ke googling coba-

coba cari tahu sendiri entah liat web resmi

destinasi atau liat-liat punya web travel

blogger, social media dan youtube juga, lebih

sering youtube.‖(DS)

―Kalau kurang cukup ya biasanya googling ya

kalau sekarang atau kalau tau nih temen-temen

yang sudah pernah kesana siapa ya Tanya-

tanya aja sama mereka bagaimana

pengalamannya.‖

―Kalau sudah menentukan tujuannya ya coba

cari tahu kondisi transportasi disana, dan

Page 141: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

126

maps wisata yang sudah ada denah-denah

wisata.‖ (SN)

C. Langkah

Mencari

Informasi

―Pertama, tahu dulu mau ke daerah mana.

Kemudian pake pengetahuan sendiri kalo

emang udah pernah. Tapi kalau belum ya pakai

informasi dari temen yang udah pernah dan

bisa juga tambahan dari internet. Dari

pencarian pertama kita bakalan tahu dan buat

list di daerah itu tujuan wisatanya mau

kemana-kemana aja nih. Setelah itu kita

melakukan pencarian lebih dalam lagi, mulai

dari jarak ke destinasi itu berapa lama, kira-kira

disana cukupnya berapa hari, butuh transportasi

apa dan bagaimana, cari-cari penginapan yang

pas. Setelah itu baru deh cari informasi soal

perkiraan keuangan yang akan dihabiskan

disana untuk semuanya. Nah dari itu semua

baru deh saya mulai bikin catatan perjalanan

sekaligus itinerary secara lengkap. Kemudain

survey harga biasanya ke aplikasi transportasi

gitu, atau kalau bus datang langsung ke pul

busnya. Setelah udah tahu fix harga baru pesen.

Terus logistik kalau tripnya gunung ya mulai

beli-beli. Terus siapin peralatan yang

dibutuhkan. Setelah itu ya tinggal eksekusi deh

jalan. Biasanya saat perjalanan kita juga masih

suka cari-cari informasi karena terkadang kan

rencana bisa berubah dikarenakan faktor

situasi, misalnya kayak info cuaca kalau

langsung dengan alam, rute perjalanan, lihat

maps kalau lagi perlu, transportasi yang

digunakan bisa berubah ketika disana, hal-hal

semacam itu bisa berubah dan kita cari tahu

lagi mungkin karena faktor kondisi kesehatan

kita, kelalaian pribadi dalam komitmen waktu,

atau mungkin faktor alam dan yang lain

sebagainya. Dan yang terakhir kadang kalau

trip udah selesai aja kita masih butuh informasi

sih, biarpun cuma sekedar cari tahu apa yang

tadi tidak kita temui ditempat itu padahal

sebelum berangkat kita udah cari tahu ada apa

aja. Atau cuma mencari ide untuk next trip.

Setelah itu kalau saya biasanya suka sharing

perjalanan di blog atau sosmed biar siapa tahu

ada yang butuh bisa lihat juga. Atau kalau

ngobrol-ngobrol sama temen ada yang nanya.‖

Page 142: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

127

(MIR)

―Tentuin tempat yang mau dituju itu pasti.

Kalo udah pernah kesana saya biasanya pure

pakai pengalaman sendiri, jadi tinggal prepare

peralatan dan bisa langsung berangkat. Tapi

beda ceritanya kalau belum pernah, biasanya

saya cari tahu dulu sih di internet tempat itu

gimana, ada apa aja, terus baru konfirmasi ke

temen yang pernah kesana sambil nanya-nanya

pengalaman dia gimana. Sumber utama

biasanya dari internet, tapi yang lebih

berpengaruh si pengalaman temen atau

pengalaman sendiri. Baru deh tentuin fix nya

mau kemana aja, dan langsung cari info

mengenai kendaraan yang mau dinaikin,

budgetnya berapa, mau tidur dimana, berapa

lama disana sampai rencana perjalanan jadi dan

detail semua dan juga penting untuk buat plan

B. Jadi kondisional kalau disana terjadi sesuatu

bisa gunain plan alternatif atau buat plan baru

sesuai situasi dan kondisi dan yang pasti kita

perlu informasi lagi.‖ (DS)

―Awalnya ada rencana dulu mau kemana

biasanya karena ajakan teman atau karena

habis lihat-lihat sosmed terus tertarik. Kalau

destinasinya pernah dikunjungi ya inget

kembali pengalaman pribadi. Kalau udah tau

semua gimana terus sadar gimana seharusnya

untuk perjalanan berikutnya. Kalau tujuan

wisatanya belum pernah sama sekali ya

langsung aja mulai cari tahu informasi

terupdate megenai tujuan wisata itu, kalau bisa

ya informasi selengkap-lengkapnya dari

bagaimana sampai kesana, disana apa aja yang

kita butuhin, sampai untuk pulangnya entah

dari internet, temen sendiri atau sosial media.

Kalau informasinya udah kumpul baru dipilih-

pilih mana yang relevan sama yang kita

butuhin. Setelah itu baru deh eksekusi buat

planning fix, buat itinerary, budgeting, list

pilihan transport, akomodasi, logistik, dan mau

berapa lama disana. Terus kalo trip udah

selesai aku suka banget bagikan experience trip

aku di sosmed gitu biar lebih manfaat.‖ (SN)

Page 143: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

128

Lampiran 5. Surat Tugas Pembimbing

Page 144: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

129

Lampiran 6. Berita Acara Proposal

Page 145: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

130

Lampiran 7. Surat Penguji Skripsi

Page 146: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

131

BIODATA PENULIS

SUCI AMELIA. Lahir di Bandung, 9 Januari

1998, anak kedua dari empat bersaudara.

Ayahanda Aprianton dan Ibunda Lasmini

bertempat tinggal di Duren Sawit, Jakarta Timur,

DKI Jakarta. Pendidikan yang pernah ditempuh

penulis antara lain: SDN Duren Sawit 03 Pagi

hingga kelas 5 (2003-2008) dan pindah sekolah

di SD Karang Kemiri 02 (2008-2009). Kemudian

melanjutkan sekolah menengah pertama di SMP Budaya (2009-2012). Dan

melanjutkan sekolah menengah atas di MA Al-Wathoniyah 1 (2012-2015).

Pada tahun 2015 penulis melanjutkan SI di Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, Fakultas Adab dan Humaniora, Program Studi Ilmu

Perpustakaan. Kemudian penulis menyelesaikan kuliahnya dengan menulis

skripsi berjudul ―Perilaku Pencarian Informasi Komunitas Backpacker

Jakarta‖. Penulis pernah menjalani Praktek Kerja Lapangan di Pusat

Dokumentasi dan Informasi Ilmiah – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia

(PDII-LIPI) dan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Kalibaru Kec. Pakuhaji,

Tangerang, Banten. Selain itu penulis pernah menjalani magang di

Perpustakaan Fakultas Dirasat Islamiyah UIN Syarif Hidayatullah (2016),

Perpustakaan Pascasarjana UIN Syarif Hidayatullah (2017), Perpustakaan

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah (2017-2018). Dan

penulis pernah melakukan projek perpustakaan di Perpustakaan Koleksi

Nurcholis Madjid (2017), dan melakukan projek arsip di Record Centre

Fakultas Adab dan Humaniora (2019).

Page 147: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

132

Page 148: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

133

Page 149: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

134

Page 150: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

135

Page 151: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

136

Page 152: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

137

Page 153: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

138

Page 154: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

139

Page 155: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

140

Page 156: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

141

Page 157: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

142

Page 158: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

143

Page 159: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

144

Page 160: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

145

Page 161: PERILAKU PENCARIAN INFORMASI KOMUNITAS BACKPACKER …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/50406/... · 2020. 3. 3. · perpustakaan dan informasi yang membahas mengenai

146