Backpacker Borneo Book

download Backpacker Borneo Book

of 17

Transcript of Backpacker Borneo Book

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    1/17

    r

    Wakatobi

    Foto and Text by Indra Setiawan

    EDITION

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    2/17

    SALAM RANSEL..Akhirnya memberanikan diri untuk menerbitkan buku tentang

    perjalanan ke WAKATOBI, walau hanya dalam bentuk ebook karena belum

    bisa menerbitkan dalam bentuk Buku cetak, ditambah lagi dengan tulisan

    yang tidak tidak berkarakter sehingga mungkin tak ada penerbit yang mau

    menerbitkannya. Selain itu juga mendukung gerakan Go Green dalampenggunaan tekhnologi dan tidak lagi menggunakan kertas.

    Tujuan menerbitkan dalam bentuk ebook supaya memudahkan

    teman-teman yang butuh petunjuk untuk menuju Wakatobi daripada bolak-

    balik harus membuka blog. Semoga kedepannya tetap konsisten dalam

    menerbitkan jurnal perjalanan dalam bentuk ebook seperti ini.

    Foto serta Tulisan di dalam buku ini merupakan hasil karya saya

    sendiri, namun mohon dimaafkan karena dokumentasi underwater yang

    sangat kurang karena hanya bermodalkan camera pocket yang dibungkus

    plastic. Dukungan serta saran dan kritik teman-teman pembaca sangat

    diperlukan untuk kelanjutan project ebook Backpacker Borneo ini.

    Salam,

    Indra Setiawan

    [email protected]

    PrakataPrakata

    ontact :ontact :ebook:

    packer Borneo

    aituh

    :

    .backpackerborneo.com

    l:

    behai@

    gmail.com

    Saya mengucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada sem

    pihan yang telah membatu perjalanan saya ke Wakatobi hingga pu

    kerumah dengan selamat.

    Khususnya kepada Allah SWT., Kedua orang Tua saya, Adik-adikku

    dan Indah, Lilik, Adit, Teman-teman Banjarmasin Traveler, Willy, Pa

    supir Pick Up, Teman-teman Makassar Backpacker khususnya Bang

    Ridho, Awi, Fatih dll, Yusuf Solo, Anggota MAPATEK UNIDAYAN ; M

    Anton, Talud, dan Delon, La Anton di Wanci, Keluarga Pak Bakhtiar

    dan Kawan-kawan, Wallace Operation crew; Pak Jufri, Maliani, dan

    Raya, dan travelmate satu malam Delila.

    Thanks To:

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    3/17

    Taman Nasional Wakatobi memiliki luas area sekitar 1.39 juta ha.

    Taman tersebut terdiri dari empat pulau besar, yaitu: Wangi-wangi,

    Kaledupa, Tomia, dan Binongko yang berada di Kabupaten Wakatobi,

    Sulawesi Tenggara.

    Pada tahun 1994, beberapa orang yang tergabung dalam tim IPB

    melakukan survei di Wakatobi. Dari hasil survei yang mereka lakukan

    tersebut terungkap, bahwa di Wakatobi terdapat beranekaragam kekayaan

    alam bawah laut, seperti terumbu karang dan aneka binatang laut. Karena

    memiliki kekayaan alam bawah laut, kawasan tersebut menyajikan

    panorama bawah laut yang begitu menawan dan sangat bagus sebagai

    tempat kegiatan menyelam.

    Setelah mempelajari dengan seksama hasil temuan tim IPB,

    Menteri Kehutanan pada tahun 1996 mengeluarkan surat keputusan

    No.393/Kpts-V/1996 yang menetapkan Wakatobi sebagai taman nasional.

    Taman Nasional Wakatobi begitu istimewa untuk dikunjungi. Di

    taman ini terdapat panorama keindahan alam bawah laut. Gugusan

    terumbu karang dapat dijumpai sekitar 112 jenis dari 13 famili yang

    terletak pada 25 titik di sepanjang 600 km garis pantai. Adapun jenis

    karang tersebut adalah Acropora formosa, A. hyacinthus, Psammocora

    profundasafla, Pavona cactus, Leptoseris yabei, Fungia molucensis,

    Lobophyllia robusta, Merulina ampliata, Platygyra versifora, Euphyllia

    glabrescens, Tubastraea frondes, Stylophora pistillata, Sarcophyton

    throchelliophorum, dan Sinularia spp. Di beberapa tempat di sepanjang

    karang, terdapat beberapa gua bawah laut yang menambah pesona Taman

    Nasional Wakatobi.

    Di samping keindahan tempayan (Caretta), dan peny

    yang disajikan oleh beraneka lekang (Lepidochelys olivacea

    ragam terumbu karang, taman Berbagai jenis burung la

    tersebut juga memiliki 93 melengkapi keindahan Taman

    spesies ikan yang berwarna Nasional Wakatobi, seperti:

    warni. Adapun jenis ikan angsa-batu coklat (Sula

    tersebut di antaranya adalah: leucogaster plotus) dan cerek

    argus bintik (Cephalopholus melayu (Charadrius peronii).

    argus), takhasang (Naso Beraneka jenis burung tersebu

    unicornis), pogo-pogo dapat dilihat dari dekat ketika

    (Balistoides viridescens), berkumpul di pulau maupun

    napoleon (Cheilinus undulatus), tatkala terbang meliuk-liuk

    ikan merah (Lutjanus mengikuti nyanyian irama alam

    biguttatus), baronang (Siganus dan sesekali menukik ke laut

    guttatus), Amphiprion untuk berburu ikan.

    melanopus, Chaetodon Bagi para wisatawan yan

    specullum, Chelmon rostratus, menyukai keindahan alam

    Heniochus acuminatus, Lutjanus bawah laut dapat melakukan

    monostigma, Caesio caerularea beberapa kegiatan di Taman

    Selain itu, dapat juga Nasional Wakatobi, seperti

    dijumpai raja udang erasia menyelam, snorkeling dan

    (Alcedo atthis) dan tiga jenis berenang untuk melihat

    penyu yang sering bertelur di gugusan terumbu karang yang

    Taman Nasional Wakatobi, indah dan warna warni ikan

    seperti: penyu sisik yang sedang menari.

    (Eretmochelys imbricata), penyu

    Taman Nasional

    WAKATOBIWakatobi adalah nama Kabupaten di Provinsi Sulawesi Tenggara, Wakatobi sendiri

    singkatan dari nama empat pulau utama yaitu Wa dari Wangi-wangi, Ka dariKaledupa, To dari Tomia, dan Bi dari Binongko.

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    4/17

    Angkot jurusan Hulu Sungai serbaguna itu, anggap saja seb

    namun mereka tidak ikut karena terlalu kenang-kenangan kepada petugas tad

    dekat ke bandara sedangkan mereka ingin Mendarat di salah satu Ban

    me mu at pa nu mp an g ja uh ya ng termodern di Indonesia untuk per

    membayar lebih mahal. kalinya saya disambut oleh kerum

    Di depan kami saya melihat ojek dan supir taksi, namun de

    seorang bapak yang sedang menutup tampang sok tau dan cuek saya men

    barang-barang di bak terbukanya dengan mereka semua walaupun baru pertam

    terpal,insting backpacker jalan, sayapun Makassar dan berjalan dengan in

    mendekat dan bertanya, ternyata kami menuju Bus Damri tujuan pusat

    sea rah dan unt ung nya bap ak ini sesuai petujuk teman saya Awi yang

    mengijinkan saya untuk ikut bersamanya menjemput saya di Maksassar.

    b ah ka n d en ga n se n an g h at i Turun di pemberhentianmen gant ark an saya sam pai dep an Damri yang terakhir di depan RRI ter

    bandara. Awi sudah menuggu dan kita lang

    Tiba di pintu masuk bandara jam meluncur ke Mabes Makassar Backpa

    saya sudah menujukan pukul 13.30, Di sana ternyata banyak anggota MB

    sedangkan di tiket pesawat dijadwalkan sedang ngumpul, walau habis ken

    berangkat pukul 13.40. Sayapun lari-lari saya langsung lupa namanyahe, ma

    menuju counter check in yang sudah ada saya punya sejenis sindrom susah u

    tulisan Close di atas mejanya.Dan mengingat nama ketika langsung ken

    untungnya saya tetap dilayani sebagai dengan banyak orang, kecuali nam

    p e n u m p a n g t e r a k h i r y a n g agak beda daripada yang lain.

    ditunggu.(mungkin karena kegantengan Dan untungnya empunya ru

    saya..Hweek) Bang Ridho mengij inkan saya u

    Ketika mengantri di pintu masuk beristirahat di sana.

    waiting room terdengar di pengeras suara

    bahwa pesawat Merpati dari Makassar

    baru mendarat, itu artinya saya masih

    punya waktu luang untuk sekedar

    bernafas lega. Namun ketika melewati pos

    penjagaan ransel saya yang telah

    melewati pemeriksaan X-ray diambil oleh

    petugasnya dan saya disuruh untuk

    mengeluarkan pisau serba guna yang ada

    di dalam ransel.

    Setelah dikeluarkan akhirnya

    b a p a k n y a m e n g i j i n k a n u n t u k

    membawanya namun harus dimasukan ke

    dalam bagasi dan di segel. Karena malas

    turun akhirnya saya tinggalkan saja pisau

    Let it Flow..akhirnya kalimat itu setelah menempuh perjalanan 15 jam

    menja di kalim at pamun gkas untu k dari Kalimantan tengah sayapun langsung

    perjalanan ini, karena walaupun berburu tiket termurah menujubeberapa bulan sebelumnya saya sudah Makassar, wa laupun dapat nya agak

    mencari-cari info tentan g Wakatobi mahal juga, sedangkan tiket menuju Bau-

    namun akhirnya sampai menjelang hari H bau masih sangat mahal sehingga saya

    itenerary tidak tersusun dengan baik dan putuskan untuk membelinya di Makassar.

    akhirnya saya biarkan mengalir apa Pukul satu siang saya menuju

    adanya, membiarkan langkah membawa Bandara dengan diantarkan oleh

    saya ke wakatobi. sahabat saya Willy, namun ternyata di

    Sehari sebelum keberangkatan t e n g a h j a l a n h u j a n d e r a s

    hanya tiket dari Bus dari Puruk Cahu ke menghadang sedangkan kita tidak

    Banjarmasin yang ada di tangan, m e m bawa Jas H ujan, ne kad

    selebihnya belum dibeli karena ada menerobos hujan artinya basah

    masalah dengan KeyBCA saya dan mau kuyup.

    beli di agen perjalananpun terlalu mahal. Akhirnya kita berhenti di tepi jalan

    Begitu sampai di Banjarmasin dan saya coba untuk menghentikan-

    www.backpackerbornewww.backpackerborneo.com

    CATPERCatatan Perjalanan

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    5/17

    Sambil manikmati Coto Makassar sekitar 10 menit untuk berfikir se

    saya kembali merumuskan plan C, dan pukul 8, pilih ke terminal dan langsu

    akhirnya Kepulauan Selayar menjadi tujuan Bus ke Benteng atau beli tiket ke Bau

    saya, kali aja rezeki bisa langsung ke taman Deal, itu kata-kata yang t

    Laut TAKABONERATE yang susah di jangkau sambil menjabat tangan Yusuf da

    karena tidak adanya transfortasi umum ke menuntunya untuk bertanggung

    sana. dengan membelikan tiket lewat in

    Langsung browsing-browsing di hee..baru uangnya saya ganti

    HP untuk cari-cari info apa yang bisa transfer ke rekeningnya.Namun say

    dilakukan di sana, untungnya ketika harus menginap semalam lagi di M

    kembali ke Mabes ketemu dengan Yusuf Karen penerbangan saya di besok h

    dari Solo yang baru datang dari Wakatobi Lumayan ada waktu untuk beristihat

    dan punya banyak info tentang Selayar, menikmati kota Makassar.

    bahkan memberikan kontak Bang Acca di Kota yang sempat membu

    Selayar. bingung antara Ujung Pandang

    Unt uk men uj u Sel aya r dar i Makassar yang ternyata adalah ko

    Makassar bisa dengan Bus langsung ke sama, sempat berganti penyeb

    Pulau Selayar (Benteng), berangkat pukul 8 berubah menjadi Ujung Pandang

    pagi dari terminal. Namun ketika minum- kembali ke nama asalnya yaitu Ma

    minum di depan rumah cerita-ceri ta Yang pastinya setelah saya liat di

    denganyusuf dan dia melihat harga tiket di dinding rumahnya Bang Ridho nam

    internet yang ternyata cukup murah, Pandang dan Makassar adalah nam

    apalagi pulangnya malahan lebih murah. kecamatan yang ada di Kota Ma

    Hasilnya sayapun kembali memikirkan plan

    A yang pertama dan hanya punya waktu

    Selanjutnya kita langsung mencari tiket untuk ke Bau-bau, namun ternyat

    besok harinya sudah dari Lion, Merpati sampai Express Airsudah luder karena keb

    berbarengan dengan long weekand. Untuk besuk lusa masih ada beberapa seat

    mahalnya bukan main, saya coba mencari alternative lain yaitu dengan kapal laut te

    jadwalnya masih 2 hari baru berangkat, kalau di dihitung-hitung kalau naik kapa

    ada dua hari di Wakatobi, plan B di skip..

    www.backpackerbounset di Pantai Losari

    Touchdown Pulau sulawesi

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    6/17

    Stigma negative yang selalu saya Sands Bay di Singapura . Namun yang

    di televisi yang selalu rusuh dan tawuran membuat saya heran pilkada masih tahun

    k saya temui, yang saya temui di sana depan namun atribut kampanye sudah

    yalah wajah-wajah ramah dan b aik bertebaran di mana-mana.

    tangan saya di Kota ini. Katan ya bel um afdol ke Kota

    Sebagai salah satu kota Besar yang Makassar kalau belum ke Pantai Losari, pantai

    di bagian timur Indonesia yang tak yang tidak ada pantainya itu tidak pernah

    ndarkan adalah kemacetan walaupun sepi.Dengan ciri khas tulisan Pantai Losari

    separah kota Jakarta, dari Bandara yang sering dijadikan lokasi foto ini paling

    uju pusat kota ditempuh hampir dua jam tepa t diku njun gi di sore hari samb il

    na kedatangan di sore hari bertepatan men ikm ati mat aha ri ter ben am. Saya

    gan jam pulang kerja. bersama Yusuf menghabiskan waktu di Pantai

    Kemajuan kota ini bisa dilihat dari Losari sambil menikmati Pisang Epe, pisang

    ung-gedungnya yang menjulang tinggi, yang dibuat gepeng kemudian dibakar danh satunya gedung yang menurut saya dicampur perti, susu, keju, coklat dan original

    n adalah Wisma Kalla, mirip Marina tanpa apa-apa.

    Perjalanan menuju Bandara lebih

    at dari pertama kali datang karena

    sung lewat jalan tol, tidak melewati titik

    acetan seperti sebelumnya.Pesawat

    g saya naiki menuju kota Bau-bau di Pulau

    on, Sulawesi Tenggara adalah pesawat

    s PK-MZP MA 60 dengan kapasitas 54

    umpang.

    ini pengalaman pertama kalinya saya

    aiki pesawat baling baling sehingga saya

    k excited tentang penerbangan kali ini dan

    gaja memesan kursi di samping jendela,

    un saya kurang beruntung karena

    alang oleh baling-baling yang berputar

    gan kencang, agak ngeri juga nelihatnya

    au sambil mengingat Fi lm Final

    tination.

    Begitu meninggalkan Bandara Sultan Hasanuddin pemandangan perbuki

    cantik terhampar di bawah, saya kira itulah perbukitan Karst di Maros katanya le

    ukurannya terbesar nomor dua di Dunia.Pemandangan selanjutnya hanyalah

    gunung yang tak lama kemudian berganti dengan birunya laut dan pulau-pulau kecil.

    Ketika landing adalah saat-saat yang paling mendebarkan apalagi ketika

    roda yang di bawah sayap untuk pertama kalinya menyentuh tanah, goncan

    getarannya sangat terasa, saya tidak dapat bayangkan bagaimana kalau suspensi

    keras atau tidak berfungsi.

    Kota Bau-Bau yang berada di Pulau Buton berada di tepi laut, dengan kont

    ur kota yang berbukit-bukit, bahkan saya lihat tanahnya banyak yang be

    dan kemungkinan dulunya tempat ini berada di bawah laut, di Bau-bau saya dijem

    teman yang diperkenalkan oleh Fatih dari Makassar, namanya Minus, anggota Mapa

    Universitas Dayanu Ikhsanuddin dan sayapun dibawa ke secretariat Mapala mereka.Di Bau-bau saya tidak menginap karena Kapal menuju Wakatobi be

    malam hari, sebelum berangkat sore harinya kita bersantai di Pantai Nirwana, sa

    pantai yang menjadi objek wisata di kota Bau-bau yang sebenarnya tidak memiliki

    laut. Menjelang malam kita langsung menuju pelabuhan dan ternyata malam itu t

    Kapal yang langsung ke Tomia sehingga saya harus neik Kapal yang menuju Wanci ke

    di wanci barulah naik kapal lagi menuju Tomia. Karena waktu keberangkatan masih

    jadi kita sempatkan untuk mencari makan dan bersantai sejenak di alun-alun kota y

    patung kepala naga sedangkan ekornya berada di atas bukit di depan kantor Walikota

    Di dalam kapal kita mendapat nomor kasur kecil untuk kita merebah

    kalau lambat bisa saja kehabisan kasur dan harus ngesot di lantai selama terombang

    di lautan.Pukul 9 lebih sedikit Kapal akhirnya melepaskan tambatan dari derma

    perjalanan panjang selama satu malam menuju Wakatobipun dimulai.Dan saya

    untuk memejamkan mata dan beristirahat karena memang tidak ada yang bisa d

    malam hari di atas kapal di laut.

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    7/17

    Pulang Melaut, Pantai Nirwana (Bau-ba

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    8/17

    Tak ada sunrise di kapal karena pasti banyak nyamuk. Hal menakjubkan Perkampungan suku Bajo di Dan tujuan saya selanjutnya

    angit tertutup oleh mendung tebal, ketika pertama yang saya temui di Wakatobi. Wanci sudah menyatu dengan daratan, adalah Pulau Tomia, setelah bertanya

    merapat di dermaga wanci saya pun Setelah mandi kita pun menikmati teh dan termasuk yang terbesar juga. yang mana kapal yang berangkat kes

    angsung menghubungi Anton, teman di panas di dermaga di depannya rumah Mendekati pukul 8 saya diantar sayapun langsung naik untuk meleta

    wanci yang dikenalkan oleh teman-teman Anton sambil mendengarkan cerita wanci menuju Pelabuhan Mola bersama adik tempat dan keluar lagi, ternyata saya

    di Bau-bau. Tak lamapun dia datang dan dari teman baru saya ini. perempuan dan tunangannya, diberikan Nasi bambu yang banyak d

    ita langsung menuju rumahnya yang juga Tak jauh terlihat perkampungan sebelumnya kita mampir di pasar yang di sini, katanya sebagai bekal untuk

    berada di tepi laut. suku Bajo berada di atas laut dan sesekali saya manfaatkan untuk membeli handuk dikapal atau oleh-oleh untuk orang T

    Desain rumah yang dibangun di mereka lewat dengan perahu atapun yang ketinggalan. Pelabuhan sudah di padahal saya sendiri tidak tau siapa y

    tas laut dan dengan lantai bambu yang ketinting mereka, bahkan ketiga 17 sibukan dengan berbagai aktifitas, bnyak akan di temui di sana.

    arang-jarang sehingga kita bisa mancing agustusan ada lomba balap perahu kapal kayu yang bersandar, ada yang

    dari dalam kamar, entah bagaimana kalau ketinting, tak terbayangkan bagaimana menuju Keledupa, Tomia maupun

    umah seperti ini dibangun di Kalimantan, keseruannya. Binongko.

    erjalanan dari Bau-bau ke

    Pulau Wangi-wangi di

    Ptempuh sekitar 10 jam,

    makanya kapal yang menuju

    Wakatobi rata-rata berangkat dari

    Pulau Buton di malam hari sehingga

    sampai di tujuan di pagi hari. Di

    kapal kita dapat tempat tidur

    matras) sesuai dengan no di tiket

    kita, dan sialnya saya dapat di

    tengah-tengan diantara dua

    perempuan sehingga jadi kuarang

    bebas bergerak dan memilih

    membenamkan diri didalam

    sleeping bag karena tak ada yang

    bisa dilihat di malam hari di tengan

    autan.

    enyususuriIndahnya

    Tomia

    www.backpackerborne1 www.backpackerborneo.com

    Desain rumah yang dibangu

    atas laut dan dengan lantai ba

    yang jarang-ja

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    9/17

    Perjalanan menuju Tomia sini mereka juga menggunakan

    sekitar 4 jam dengan Kapal kayu, helm ketika berkendara namun

    namun ternyata kali ini gelombang helmnya masih helm Kerupuk yang

    cukup besar sehingga goncangan sudah dilarang karena tidak sesuai

    kapal sangat terasa, bahkan air laut dengan SNI.

    seting memercik ke dalam kapal, Melewati kampung-

    namun saya pernah merasakan kampung kecil di Tomia mengarah

    yang lebih besar di Pulau Komodo. ke bagian sebelah pulau dengan

    Di kapal ini saya tidak melewati bagian tengahnya tampak

    kebagian tempat tidur dan rumah-rumah khas penduduk desa

    kapalnya jauh lebih kecil daripada yang berbentuk rumah panggung

    kapal dari Bau-bau yang saya naiki dan dibagian bawah tiang utama

    kemaren, saya memilih duduk di rumahnya diganjal dengan batu.

    bagian depan kapal sambil melihat- Ada juga benteng di bagian

    lihat pemandangan. atas bukit kemudian tak lama kita

    Di kapal saya berbincang- sampai di tujuan kita yaitu Puncak

    bincang dengan para penumpang Kahiangan, salah satu tempat

    lainya bahkan saya ditawari untuk syuting film Mirror Never Lies.

    menginap di rumah seorang bapak Tempat ini berbentuk

    Kepala Sekolah. seperti padang savanna namun

    Akhirnya penderitaan pun dengan dasar yang tampaknya

    berakhir, kapal kitapun merapat di seperti karang, bahkan di dekat

    Pulau Tomia tepatnya di pelabuhan sebuah tambang kapur saya

    Waha, ada dua pelabuhan di Tomia menemukan batu yang seperti

    yang yaitu pelabuhan Usukuu dan bekas kerang besar.

    Waha tempat kita merapat Di kejauhan kita bisa

    sekarang. melihat pulau Tolandona dan

    Dengan dijemput anaknya pulau-pulau kecil lainnya.

    Pak Bakhtiar kita menuju rumahnya Sebenarnya tempat ini adalah

    yang ternyata tidak begitu jauh dari tempat yang puas untuk menanti

    pelabuhan. sunset, namun karena di barat saya

    Setelah makan sayapun lihat tetutup oleh awan tebal dan

    segera beristirahat, ketika matahari tidak tampak sehingga

    berbaring di atas serasa masih saya memutuskan untuk

    bergoyang-goyang di atas kapal. melanjutkan perjalanan, di tambah

    Sore harinya saya ditemani lagi ada orang gila yang lagi

    Maman, anaknya Pak Bakhtiar nongkrong di situ dan katanya dia

    berkeliling Pulau Tomia, uniknya di sering mengganggu orang.

    Turun dari puncak Kahiangan ternyata kita langsung sampai di desa Us

    kota kecamatan Tomia Timur. Desa Usuuku juga lumayan ramai dan rumah-ruma

    tersusun dengan rapi, hanya sayang jalannya saja yang agak rusak.

    Ketika mendekati Waha di dekat sebuah tugu entah tugu apa saya juga

    faham saya mengajak Maman untuk berhenti karena keliatannya dari sini pemankea rah laut terlihat luas dan pas kea rah matahari terbenam. Ketika sedang foto-

    dua orang gadis yang lewat dan langsung meyapa Ka Indra ya??.

    Ternyata sangkaan saya tidak salah dia adalah Ningsing yang pernah sa

    ketika bertanya-tanya tentang Tomia, saya kenal dia dari teman-teman yang sebe

    ke Tomia.Karena sudah sore sayapun hanya mampir di depan rumahnya dan ngo

    sebentar dengan ibunya.

    Di pagi hari pertaman di Tomia saya agak terlambat, namun tetetap sa

    menuju pantai yang berjarak sekitar 200 meter dari rumah, matahari sudah mula

    meninggi sehingga moment sunrise hari terlewatkan, namun kesibukan nelayan y

    baru datang melaut membuat saya penasaran untuk mendekat.

    Tampak ikan-ikan masih melekat di jaring mereka dan satu persatu dil

    ternyata mereka baru berangkat melaut pukul 4 subuh, hanya sekitar 2 jam mela

    sebanyak itu tangkapan mereka, apalagi kalau selama satu malam penuh,. Ini

    menunjukan betapa kayanya lautan Wakatobi.

    www.backpackerborneo

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    10/17

    Ketika pulang saya singgah di snorkeling apalagi kalau dinikmati

    tetangga rumah ngobrol dengan ibu-ibu dengan Diving katanya lebih indah lyang sedang santai, tak lama salah satu Tak jauh dari Marimabuk juga ada smengambilkan Kelapa muda yang ada

    snorkeling lain yang yang tak kalahdepan rumah dan langsung dibelahkan

    indah, karang di sini rata-rata berjenuntuk saya, ketika saya coba untuk

    karang lunak yang berwarna-warnimembelah sendiri ternyata taksehingga membuat waktu di dalam semudah ibu tadi, berkali-kali barumenjadi tidak terasa dan ikanyapuntembus, tak seperti ibu tadi Cuma

    sekali tebas langsung tembus, saya jadi sangat banyak ragamnya.

    malu sendiri. Kemudian kita melanjutkan

    tempat selanjurnya yaitu Pulau

    Onemobaa, di sinilah ada Wakatobi

    Dive Resort milik bule dari Swiss yan

    dibayarnya dengan dollar, bahkan d

    tripnya selamay 3 hari saya dengan

    sampai 40 juta per orang.

    Tak sembarangan orang loc

    yang boleh masuk ke sini, sungguh i

    di negeri sendiri sampai sekarang m

    ada penjajahan dalam bentuk lain.

    Tak jauh dari resort ini ada

    sebuah bangunan yang takpak sepe

    villa namun tidak terurus, katanya

    punya pemda.

    Bahkan sampai pantai dan l

    di depannya beri pembatas dengan

    pelampung, katanya kalau ada yangmasuk atau mendekat akan diteriak

    sama securitinya.

    Namun kita tak kalah akal, k

    mulai snorkeling dari agak jauh

    kemudian mengikuti arus laut samp

    Waktunya untuk nyebur ke dekar resort. Sebelumnya terlihat

    Laut, dengan kentintingnya Pak beberapa bule yang sedang masuk

    Bakhtiar kita menuju spot snorkeling keluat untuk diving dan langsung

    yang pertama yaitu yang bernama ditinggalkan oleh speedboatnya

    Marimabuk, mungkin dinamakan kembali.

    Marimabuk karena tempat ini memang .

    bikin mabuk dengan keindahan

    terumbu karangnya, itu Cuma dengan

    Ketika saya melanjutkan Pak Ade ini juga yang menemani

    perjalanan mnyusuri pantai ternyata rombongannya Yusuf di Wakatobi. Saya

    ada Pak Bakhtiar yang sedang juga ditawarai untuk diving dengan

    membersihkan body ketintingnya, harga Rp. 350.000, sebenarnya saya

    ternyata persiapan nanti siang untuk ingin sekali namun karena sudah siang

    mengantar saya keliling dan snorkeling, dan sudah ada janji dengan Pak

    asyeeeek. Bakhtiar terpaksa saya tolak.

    Sayapun langsung membantu, Beliau juga menyewakan kapal

    ternyata untuk menghilangkan lumut untuk explore pulau-pulau kecil di

    yang menempel dibagian bawah cukup sekitar Pulau Tomia, seperti Pulau Ndaa

    dilumuri dengan iar aki kemudian yang sangat cantik dengan pasir

    cukup diusap dengan kain maka lumut- putihnya.

    lumut tersebut langsung lepas dengan

    mudahnya.

    Selesai membersihkan Body

    kitapun balik ke rumah untuk sarapan.

    Oh ya di Wakatobi orang-orang

    menyebut kapal kecil baik yang

    bermesin ataupun tidak dengan

    sebutan Body, ada juga yang yang

    bermesin disebut dengan ketinting.

    Karena kita berangkat setelah

    Pak Bakhtiar pulang dari sekolah

    sayapun memanfaatkan waktu untuk

    berjalan-jalan di sekitar kampung.

    Penduduk Tomia ramah-ramah, ketika

    saya lewat senyuman mereka selalutersungging, walau di pagi hari yang

    banyak terlihat para ibu-ibu.

    Sampai di pelabuhan ternyata

    pelabuhan lagi ramai-ramainya, ada

    dua kapal yang akan merapat yaitu dari

    Bau-bau dan Keledupa.

    Dari pelabuhan saya menyusuri

    bagian pinggir laut, ketika di sebuah

    pondok di pinggir pantai saya berhenti Dari beliau juga saya tau spot-

    dan ngobrol dengan seorang bapak spot terumbu karang di sekitar Pulau

    yang ternyata punya dive centre yang tomia yang hampir 50 Dive Spot, yang

    beru dibangun dan masih belum punya tak akan cukup dijelajahi selama satu

    nama, semakin lama ngobrol ternyata minggu, katika mau balik saya dipinjami

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    11/17

    Rasanya belum puas berada di Malam terakhir di Tomia saya menuju Pulau Keledupa. Setelah berpamitan

    awah air namun kita sudah dekat dengan duduk di depan rumah sambil ngobril dengan dengan keluarga Pak Bakhtiar saya berjalan

    ermaga Wakatobi dive Resort, kitapun segera Pak Bakhtiar dan banyak belajar dari beliau, kaki menuju pelabuhan.

    aik ke perahu dan kembali karena tak terasa tak lupa juga saya memotocopy Peta Dive Spot Sambil menunggu kapal berangkat

    matahari sudah hampir pulang ke yang diberikan Pak Ade tadi, ketika di tempat saya bermain-main dengan anak-anak yag

    eraduannya. fotocopy yang punya menegur saya sedang mandi di Pelabuhan Wakatobi, mereka

    Di perjalanan pulang saya mencoba Backpacker dari mana?, mungkin melihat sangat senang ketika saya foto sambil loncat

    ntuk menyetir Ketinting yang kita naiki, kaos BPI yang saya pakai. ke laut, cara mereka memperkenalkan diripun

    arena dulu waktu masih SMP kita juga punya Ternyata dia juga punya keinginan mirip seperti cara perkenalan Si Bolang,

    ang sejenis ini disaat akses jalan di Kalteng untuk jalan-jalan ala backpacker namun bahkan ketika kapal saya berangkat mereka

    masih belum bagus, dan sungai barito karena sudah berkeluarga jadi tidak bisa tak henti-hentinya melambaikan tangan

    merupakan jalan raya bagi kapal-kapal. melaksanakan keinginannya itu. kepada saya.

    Matahari terbenam menjadi Tak terasa ini hari terakhir saya di

    ackground perjalanan pulang kita, namun Tomia, pagi-pagi saya ke pelabuhan untuk

    ita harus mencari jalan yang lebih dalam bertanya jam berapa Kapal berangkat dan

    arena laut sudah mulai surut. Di pantai ternyata kapal yang berangkat adalah kapal

    itapun tidak bisa sandar di tempat kita yang saya tumpangi ketika berangkat

    ebelumnya dan hanya sampai pantai yang kemaren.

    gak jauh yang penuh lanun dan menyeret Tujuan saya Selanjutnya adalah

    ody sambil berjalan terlebih dahulu. Pulau Hoga, namun saya harus terlebih dahulu

    7 www.backpackerborneo.com

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    12/17

    Pulau HogaTempatnya Pencari Ketenanga

    ari Tomia menuju Pulau Keledupa dit

    sekitar 2 jam, dan kapal ini tidak singDpelabuhan hanya melambat dan bagyang ingin turun terlebih dahulu naik Body (Ka

    ke dermaga dengan bayar Rp. 10.000, ada tiga

    yang turun dari kapal ini,saya sorang bapak da

    Pelabuhan tempat kita turun ini berb

    dengan tempat pelabuhan penyebrangan ke P

    Hoga, saya terlebih dahulu naik ojek ke sana d

    untungnya ketika sampai di pelabuhan ada ya

    mengantar orang dan sayapun ikut dia.

    Namanya Ulan, kita mengobrol bany

    perjalanan dan saya dibawa berkelling-kelilingKeledupa, bahkan ketika tau saya ingin ke Pula

    saya dibawa ke kampungnya dan mencarikan

    dengan teman-temannya.

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    13/17

    dengan layar kecilnya,bahkan ada juga

    yang kapalnya terbalik di tengah laut

    namun cepat mereka berbalik lagi naik

    dan membuang airnya, sungguh hebat

    suku penjelajah samudra ini, kalau ada

    waktu saya ingin lebih dekat menjelajah

    di kampung mereka.

    Kampung Lefuto namanya, Dermaga dan pasir putih Pulau

    sambil menunggu temannya yang Hoga menyambut kedatangan kami,

    punya kapal saya bersantai dengan karena ujung dermaga masih terlalu

    teman-temannya di desa ini, banyak tinggi akhirnya kamipun langsung

    daging kelapa yang dijemur di jalan mendaratkan kapal kita di pasir, Pantai

    yang nantinya akan diolah menjadi di Hoga berpasir putih yang tidak

    Kopra. Selain itu ada juga kolam terlalu luas namun memanjang utara.

    kepiting di depan rumah kepala desa Di tepi pantai berjejer gazebo

    yang besar-besar. yang dibuat berderet di sepanjang

    Ternyata ketika akan pantai yang memang sengaja dibuat

    menyebrang teman-temannya juga ikut untuk bersantai di tepi pantai

    mengantar saya ke seberang, bahkan menikmati laut dan sunset di sore hari.

    mereka membeli Kasuami dan ikan Setelah meletakan barang-

    mentah untuk dibakar di Hoga, Asyeek. barang kita di salah satu gazebo kitapun

    Menuju Pulau Hoga ditempuh langsung mencari bahan untuk

    dengan tidak lebih dari 30 Menit, membakar ikan, untungnya disekitar

    sebelumnya kita melewati banyak ranting-ranting dan sabut

    perkampungan Suku Bajo yang berada kelapa yang bisa kita pakai.

    di tengah laut. Sangat simpel cara mereka

    Saya melihat kapal suku bajo membakarnya yaitu setelah dicuci di air

    yang tidak bermesin, untuk maju laut ikan tadi diletakan begitu saja

    mereka menggunakan tenaga angin diatas api.

    Sambil menunggu ikan masak saya ketika dilautan.

    berjalan-jalan mengikuti jalan setapak, Selain Ikan bakar tadi ada juga l

    ternyata teman kami tadi sudah ada yang tambahan dari rombongan tadi yang

    di bagian dalam pulau sedang duduk kebetulan juga makan di samping kita

    dengan beberapa orang yang ternyata dan membuat sesi Piknik hari ini

    adalah petugas sensus dari Bau-bau, semakin rame denga ocehan ibu-ibu

    setelah mendata Perkampungan Bajo itu.Tiga buah Kasuami ternyata masih

    mereka mampir untuk piknik ke Pulau tidak bisa kita habiskan karena mema

    Hoga. efek kenyangnya yang lebih besar

    Akhirnya ikan yang dibakar tadi daripada nasi.

    sudah matang, setelah diangkat dari api Ada juga bergabung bersama ka

    kemudian dibersihkan ke air laut, dan Traveler dari Flores yang bekerja dika

    siap untul disantap. Ternyata dengan dan cewek ini akhirnya menjadi tema

    dicuci ke air laut tadi sudah membuat saya satu-satunya di pulai ini setelah

    rasa untuk ikan bakar tadi harus mereka pulang, selain bule yang juga

    ditambah dengan rempah-rempah lainya, berjumlah 4 orang.Selain itu Cuma st

    selain itu ikan segar ini terasa manis staf pengelola tempat ini yang berad

    karena memang fresh baru ditangkap bersama kita di Tempat ini.

    dari lautan. Dan kasuami merupakan Setelah teman-teman baru saya

    teman yang pas bagi ikan bakar tadi pulang sayapun segera menuju kanto

    untuk menghilangkan lapar di siang ini. Operation Wallacea untuk mengurus

    Kasuami adalah makanan Khas dari tempat tingal saya di Pulau ini, Tak ad

    Sulawesi Tenggara, saya temui ini penginapan ataupun hotel di pulau H

    sebelumnya di Bau-bau dan kemudian di yang ada hanyalah bangunan-bangun

    wakatobi juga termasuk makanan pokok milik penduduk yang dijadikan Home

    nelayan ketika mereka melaut, terbuat bagi pengunjung pulau Hoga, satu

    dari singkong yang dihaluskan Kasuami bangunan ini bisa ditinggali oleh dua

    ternyata memberikan efek kenyang yang orang dengan denga tarfi Rp. 50.000

    lebih sehingga pas untuk menemani untuk per orangnya.

    1 www.backpackerborneo.com

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    14/17

    Sebenarnya saya ingin sekali Setelah melihat kepermukaan Karena air di kamar mandi saya

    ving, namun karena waktu yang yang baru saya adar betapa jauhnya saya dari tersisa sedikit jadi aya deberikan kunci

    k memungkinkan akhirnya sayapun pantai, dan pelanpelah saya berenang untuk mandi bangunan yang satunya di

    gsung Snorkeling menuju pantai dan tidak mengikuti jalur belakang.

    .Karena yang bisa mengantarnya saya ketika pertama tadi. Agenda selanjutnya adalah santai,

    tempat menginap entah kemana Saya harus berhati-hati karena santai dan santai.Saya menuju tepi pantai

    hirnya transel saya titipkan di dapur diantara karang dan pasir banyak bulu untuk bersantai dan menanti matahari

    n langsung menu dermaga untuk babi yang berbahaya.Di bagian yang terbenam, teman saya delila juga terlebih

    emceburkan diri. sedikit terumbu karangnya banyak dahulu standby d pantai.

    Memulai penelusuran dari ujung bertebaran bintang laut yang berwana Namun rupanya langit tidak

    rmaga saya berenang agak ketengah biru hingga kecoklatan. terlalu mendukung sore ini, lagi-lagi

    enuju balon pelambung yang berada Begitu mendekata pantai serasa matahari tertutup oleh awan.

    ak ketengah karena menurut petunjuk berada di padang rumput yang tinggi Malam harinya kita bersantai di

    ereka tadi bahwa sopt yang agak bagus ketika saya berena diantara tumbuhan dapur dengan para staf di sini,

    sekitar balon yang berwarna orange. lanum yang banyak dibagian tapi pantai. mendengarkan cerita Istri Pak Jufri, Ibu

    Terumbu karang dangkal di Hoga Setalah selesai snorkeling barulah Maliani tentang bagaimana mereka orang Pada bulan-bulan Juli Juli-s

    nyata sudah banyak yang rusak dan saya kembali dan menuju penginapan, local Dipaksa untuk belajar diving oleh agustus tempat ini akan penuh ses

    ak sesuai dengan ekspektasi satu bangunan untuk saya sendiri serasa para perintis tempat ini dan bagaimana pelajar dai Inggris yang belajar ata

    ya,mungkin Karena sudah terlalu menyewa cottage, ada dua tempat tidur mereka bisa berkerja sama dengan mengadakan penelitian di sini, ban

    nyak orang yang kesini khususnya pada yang dilengkapi kelambu didalamnya masyarakat local, masyarakatlah yang yang berjumlah lebih dari 100 ini

    lan Juli-September. karena katanya ketika musimnya banyak punya tempat bangunan-bangunan yang semuanya terisi , bahkan di tepi pan

    Menyusuri tepian tebing ke laut nyamuk di pulau ini ada di sini yang kemudian sewanya hampir semuanya ada manusia. Tid

    am ternyata sedikit lebih bagus menjadi sumber pemasukan bagi seperti sekarang ini, pulau Hoga se

    umbu karangnya yang kebanyak msayarakat. milik kita pribadi.

    rkenis keras, dan yang membuat saya Menu makan malam ini ad

    kejut ada sejenis bale-bale di ikan segede kipas dengan diteman

    dalaman sekitar 10 meter dan sembel yang membuat air mata say

    bawahnya masih ada beberapa meleleh. Sekali makan disini memagkatan lagi, saya pikir apa ada yang cukup mahal yaitu Rp. 40.000, kare

    rsantai di bawah laut seperti ini memang taka da pilihan lain dan ta

    hinggga dibuatkan bale-bale. yang jual makanan ataupun warun

    Belakangan saya tau ternyata ini sini.

    alah tempat untuk latihan diving. Di sini Jadi disarankan bagi backp

    g diadakan pemecahan rekor gembel seperti saya untuk memba

    nyelam terbanyak ketika 17 Agustus. makanan dari luar untuk menghem

    Meyusuri lebih jauh akhirnya saya budget.Setelah makan kita menuju

    mpai ke karang meja yang dimaksut dermaga dan bersantai menikmati

    an memang cantik, selain diameternya bintang dilangit, seandainya bersam

    ng besar juga berlapis-lapis sehingga dia mungkin lebih romantis, hehe

    enambah keindahannya. .

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    15/17

    Karena tak menghadap timur

    di saya sengaja bangun agak siang,

    amun begitu bangun saya langsung ke

    apur untuk membuat teh hangat dan

    ngsung saya bawa ke tapi pantai sambil

    enikmati pagi terakhir di Pulau Hoga.

    arena jadwal kapal dari Keledupa

    enuju Bau-bau berangkat pagi ini

    khirnya saya harus meninggalkan pulau ini sebelum pukul delapan.

    Sebelum berangkat tiba-tiba saya dipanggil oleh pak Raya, dia masuk ke

    alam ruangannya kemudian keluar membawa sebuah bungkusan plastik dan dia

    erkata Ini kenang kenangan dari saya.Ternyata isinya adalah kaos seperti Bir

    ntang namun bertuliskan Hoga.

    Akhirnya saya harus meninggalkan orang-orang baik dan keindahan Pulau

    oga, dengan kapal kecil saya menyebrang langsung menuju pelabuhan Pulau

    eledupa.Masih belum puas rasanya dengan Pulau Hoga, saya bertekad suatu saat

    arus kesini lagi.

    Di pelabuhan Kaledupa kapal kecil kami langsung merapat di kapal tujuan

    au-Bau, di Kapal mencari lapak tempat istirahat yang banyak tersedia banyak di

    apal yang kosong karena tidak begitu banyak yang berangkat menuju Bau-bau. Tak

    pa saya menikmati bungkusan bekal nasi yang diberikan Ibu Maliani ketika akan

    erangkat tadi. Dan akhirnya hari ini harus mengucapkan selamat tinggal kepada

    epulauan Tukang Besi yang mempesona ini.

    www.backpackerborneo.com

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    16/17

    ipsMenujuWakatobi

    anapun kita, pertama-tama harus menuju Kota Makassar terlebih dahulu

    dian ada beberapa pilihan menuju Wakatobi.

    tama, dari Makassar naik Pesawat menuju kota Kendari, lalu

    anjutkan naik pesawat kecil ke Wanci di Pulau Wangi-Wangi.

    ua, dari Makassar naik pesawat menuju Kota Bau-Bau, lalu dilanjutka dengan

    kapal penumpang menuju Wanci, Keledupa, Tomia atau Binongko. Untuk

    kapai yang melayani Rute Makassar-Kendari/Bau-Bau ada Merpati Air, Lion Air

    Express Air. Untuk Merpati dan Lion Air bisa dilihat dan dibeli via Internet

    angkan Express Air tidak ada jalur Onlinenya. Tarif sekali terbang dari Rp.

    000-700.000 tergantung rezeki waktu membeli..:-)

    ga, dari Makassar naik Kapal Laut menuju Bau-Bau baru dilanjutkan ke Pulau-

    u di Wakatobi, untuk jadwal kapal Pelni bisa dilihat di Web Resmi Pelni

    ww.pelni.co.id), jadwal disini lumayan bisa dipercaya, untuk memastikan jamnya

    ditelpon call centre yang ada. Sedangkan kapal penumpang menuju pulau

    ngi-wangi, Keledupa, Tomia dan Binongko setiap malam pukul 9 dari Bau-bau.

    inya bagi backpacker seperti kita lebih memilih opsi yang termurah, dan

    k transportasi antar pulau di WaKaToBi dilayani oleh kapal-kapal

    unmpang kecil yang lumayan berasa ketika laut sedang berombak. Sesuai

    galaman saya kemaren dari Bau-Bau ke Wanci tarif Kapalnya Rp. 103.000

    udian dari Wanci ke Tomia Rp. 80.000 karena saya langsung menuju yanguh. Sedangkan antar pulau seperti dari Wanci Keledupa- Tomia

    ngko antar pulau masing-masing Rp. 50.000.

    Tips Tambahan

    rgaullah dengan masyarakat, karena orang Wakatobi baik-baik siapa tau diajak nginap gratis di

    mahnya seperti saya kemaren bahkan diajak naik perahu untuk snorkeling dan pastinya Gratis

    ga cuy..

    wa Losion Anti Nyamuk karena di Pulau Hoga banyak nyamuk kalau musim Hujan. Atau pilih

    ndokan yang di tepi laut.

    lan 6-8 adalah bulan-bulan datangnya siswa dan mahasiswa dari luar negeri yang penelitian di

    lau Hoga, biasanya semua pondokan sejumlah 143 penuh semua. Jadi usahakan hindari bulan-

    lan tersebut atau bisa dihubungi orang di Pulau Hoga untuk memastikan.ngan lupa untuk memastikan jadwal kapal karena sering berubah-ubah biar tidak ketinggalan.

    IteneraryBerikut Rancangan Itenerary seperti yang kemaren yang sempat saya jalani ketika

    Wakatobi.

    Day 1

    Kota Asal Makassar = Ambil penerbangan pagi

    Makassar Bau-Bau = Naik Merpati Air/Lion Air/Express Air sekitar pukul 11 dari

    Sultan Hasanuddin Makassar.

    Ada waktu beberapa jam di Bau-bau bisa disempatkan jalan ke Air Terjun Tirta Rim

    Goa Lakasa Atau Pantai Nirwana / Benteng Keraton.

    Malam sekitar Pukul 8 menuju pelabuhan, kapal menuju Tomia ada 2 hari sekali, j

    ingin Langsung Menuju Tomia (Rp. 130.000) atau Keledupa kalau kebetulan tidak

    kapal bisa terlebih dahulu naik kapal ke Wanci (RP. 103.000).

    Day 2Tiba Di Pulau Tomia.

    Kapal Langsung Tomia tiba sekitar pukul 9-10. Kalau Naik kapal Wanci sampai pag

    7 baru dilanjutkan naik ojek ke pelabuhan Mona dan cari kapal ke Keledupa (Rp.5

    atau Tomia (Rp. 80.000).

    Bisa dilanjutkan istirahat dulu atau langsung explore daratan Tomia, ke Benteng at

    Puncak Kahiangan tempat syuting Film Mirror Never Lies.

    Day 2

    Diving atau Snorkling trip di Tomia. Bagi yang mau Diving bisa menghubungi Pak A

    (081234767854 / 085341300675). Untuk penginapan di Tomia ada Hotel Adijaya

    150.000-250.000), atau Homestay bisa minta bantu carikan dengan Pak Ade.

    Day 3

    Pukul 8 pagi kapal berangkat ke Pulau Keledupa (Rp.50.000) kurang lebih 3-4 jam,

    pelabuhan., Kapalnya tidak merapat di Pelabuhan tapi naik kapal kecil ke pelabu

    (Rp. 10.000). kemudian naik ojek ke Pelabuhan penyebrangan ke Pulau Hoga atau

    langsung menghubungi Pak Jufri (085395303993) dari Hoga untuk menjemput di

    pelabuhan, sekali berangkat Keledupa-Hoga (Rp. 50.000). Dan sore harinya bisa sn

    di sekitar dermaga Pulau Hoga.Day 4

    Diving / snorkeling di sekitar pulau Hoga atau sekedar leyeh-leyeh di pantai berpa

    Untuk diving bisa menghubungi dive master Pak Jufri di atas tadi. Sekali diving tar

    350.000 untuk yang sudah punya sertifikat. Sedangkan penginapan di Hoga tidak a

    hanya ada pondokan-pondokan masyarakat yang memang khusus disewakan sepe

    Bungalow per orang Rp. 50.000. untuk mahal lumayan mahal yaitu Rp. 40.000 sek

    makan, jadi biar hemar bisa bawa mie instan atau Roti dari Pulau Utama. Listrik ha

    menyala dari pukul 5 sore sampai pukul 11 malam.

    Day 5

    Kembali ke Keledupa dan bisa lanjut ke Pulau Wanci (Rp. 50.000) atau langsung ba

    Bau-Bau (Rp.100.000) sampai di Bau-bau pukul 8-9 malam.

    Day 6

    Explore Bau-bau lagi tergnatung penerbangan kembali ke Makassar yang biasanya

    hari dan kota Asal masing-masing.

  • 7/31/2019 Backpacker Borneo Book

    17/17