Perancanan Tapak
-
Upload
diaz-firmansyah -
Category
Documents
-
view
66 -
download
0
Transcript of Perancanan Tapak
-
P E R E N C A N A A N W I L A Y A H D A N K O T A I N S T I T U T T E K N O L O G I S E P U L U H N O P E M P E R
2012
PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI
PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN JAMBU
MENTE Kecamatan Tambolaka
Perencanaan Tapak
OLEH :
AKMAD RADITYA MAULANA F. 3611100002
DWI AGUSTINA WANTIKA SARI 3611100011
DINI FAZA ILLIYIN 3611100018
ANDRIAN HADI SUSANTO 3611100023
SARITA NOVIE DAMAYANTI 3611100049
GEDE YOGA ARYA 3611100060
DELIA NOER ADZANNI 3611100069
RENY CAHYANI 3611100077
DIAZ FIRMANSYAH 3611100078
GINANJAR PRAYUGO 3611100080
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Perencanaan
Tapak dengan tema: Pengembangan Kawasan Industri Pengolahan Bahan Makanan
dengan baik dan tepat pada waktunya.
Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kepada
mahasiswa dalam melakukan analisa lahan atau tapak sesuai dengan daya dukung
lingkungan (kelayakan lahan) serta ketentuan lainnya sebagai suatu kawasan,
merencanakan dan menunjukkan hasil analisa program kegiatan secara sistematis pada
kawasan tapak, merencanakan blok plan kawasan berdasarkan kawasan yang berkontur,
menginterpretasikan hasil analisa dalam bentuk grafis, serta menyusun konsep rancangan
kawasan dan zonasi.
Banyak kendala dan kesulitan dalam menyusun makalah ini, sehingga makalah ini
masih memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat menghargai kritik dan
saran dari pembaca dalam rangka menambah pengetahuan bagi kita semua.
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kelancaran dalam menyelesaikan
tugas ini.
2. Dr.Ir. Rimadewi Supriharjo, MIP. Selaku dosen pembimbing yang telah
membantu dan memberikan masukan serta nasehat dalam menyelesaikan
makalah Perencanaan Tapak ini.
3. Seluruh dosen mata kuliah Perencanaan Tapak yang telah ikut andil dalam
memberikan materi materi pendukung yang sangat berguna dalam
menyelesaikan makalah Perencanaan Tapak ini.
4. Semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian makalah ini.
Akhir kata, kami sajikan makalah ini dengan harapan semoga bermanfaat bagi
perkembangan pengetahuan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota khususnya
dalam mata kuliah Perencanaan Tapak.
Surabaya, Oktober 2012
Penyusun
-
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR PETA
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tema Pengembangan
1.3 Tujuan dan Sasaran
1.4 Ruang Lingkup Wilayah
1.5 Sistematika Penulisan
BAB 2 GAMBARAN UMUM
2.1 Identifikasi Kondisi Fisik Tambolaka
2.2 Identifikasi Kondisi Sosial Masyarakat
2.3 Identifikasi Kondisi Fisik Tapak
BAB 3 RENCANA INDUSTRI PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN JAMBU MENTE
3.1 Industri Pengolahan Bahan Makanan Jambu Mente
3.2 Tujuan Industri Pengolahan Bahan Makanan Jambu Mente
3.3 Jenis Kegiatan
3.4 Pola Kegiatan
BAB 4 ANALISA
4.1 Langkah-langkah Analisa Tapak
4.2 Analisis Syarat Fisik dan Syarat Lingkungan
BAB 5 RENCANA DAN DESAIN
4.1 Zonasi
4.2 Blok Plan
BAB 6 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus terpenuhi.
Terdapat banyak bahan makanan yang memerlukan pengolahan sebelum tersebar di
masyarakat. Sehingga industri pengolahan makanan dibutuhkan untuk mengolah bahan-
bahan makanan agar dapat dikonsumsi. Di samping itu, industri pengolahan bahan
makanan merupakan industri yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi yang cukup
cepat dalam kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan pertumbuhan sektor lain.
Di Indonesia sendiri banyak bahan makanan yang dihasilkan dari pertanian dan
perkebunan. Namun, banyak hasil pertanian tersebut diekspor ke luar negeri untuk diolah
dan diimpor kembali ke Indonesia dengan harga yang lebih tinggi. Disini seharusnya
Indonesia lebih memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mengolah bahan makanannya
sendiri sehiggga tidak perlu diekspor keluar negeri untuk pengolahannya. Banyak daerah
yang berpotensi untuk dijadikan lokasi atau dilakukan pengemabangan industri khususnya
dalam pengolahan bahan makanan.
Kegiatan industri pengolahan bahan makanan khususnya di Tambolaka dapat
dikatakan kurang sehingga berpotensi apabila dilakukan pengembangan industri
pengolahan bahan makanan di wilayah ini. Disamping itu lokasi kawasan perencanaan yang
dekat dengan bandara udara mempermuda nantinya dalam pemasokan bahan baku atau
pengiriman hasil olahan.
1.2 Tema Pengembangan
Tema pengembangan kawasan perencanaan tapak ini adalah
pengembanganindustri pengolahan bahan makanan yang dikhususkan bagi masyarakat
di Tambolaka. Rencana pengembangan industri pengolahan bahan makanan ini
diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Selain itu, juga
dapat mengembangkan kawasan kota, khususnya Tambolaka menjadi kawasan yang
lebih maju.
1.3 Tujuan dan Sasaran
Adapun tujuan dari tugas Perencanaan Tapak dengan tema Industri Pengolahan Bahan
Makanan di Kecamatan Tambolaka antara lain:
1. Menganalisa lahan berdasarkan kelayakan lahan serta ketentuan lainnya sebagai
sebuah kawasan yang sesuai denganIndustri Pengolahan Bahan Makanan.
-
2. Membuat analisa program kegiatan yang diletakkan pada kawasan yang ditetapkan
secara baik dan sistematis.
3. Merencanakan blok plan kawasan tapak berdasarkan kondisi kawasan, untuk
kegiatan Industri Pengolahan Bahan Makanan dan menginterpretasikan seluruh hasil
analisa dalam bentuk grafis / peta.
4. Menyusun konsep rancangan kawasan tapak dan zonasi kawasan dengan tema
Industri Pengolahan Bahan Makanan.
Sementara sasaran yang ditetapkan merupakan tahapan yang dilakukan dalam
merencanakan kawasan tapak dengan tema Industri Pengolahan Bahan Makanan
Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:
Tahap Pertama: menyiapkan peta dasar dengan mendapatkan peta lokasi kawasan
studi yang telah ditentukan.
Tahap Kedua: mengidentifikasi kondisi eksisting lahan melalui survey sekunder.
Tahap Ketiga: menguraikan program kegiatan untuk masing masing kegiatan
dengan menganalisa rencana kegiatan, analisa pola kegiatan dan menyusun
organisasi keruangan.
Tahap Keempat: menentukan kriteria yang diperlukan bagi masing- masing kegiatan.
Dengan menyusun kriteria penentu guna menganalisa seluruh peta tersebut
berkaitan dengan fungsi kawasan.
Tahap Kelima: analisa kesesuaian lahan dan transformasi kegiatan ke dalam lahan
yang telah dianalisa dengan memperhatikan pengolahan hasil organisasai
keruangan, analisa enterance, sirkulasi didalam dan diluar kawasan, plotting
gubahan massa dan keruangan, plotting sistem distribusi fasilitas dan utilitas.
Tahap Keenam: menghasilkan zonasi sebuha kawasan yang telah ditetapkan
dengan langkah menyusun master plan, menyusun zonasi, dan menyusun laporan
akhir.
1.4 Ruang Lingkup Wilayah
Wilayah yang digunakan untuk konsep pengembangan tapak ini terletak di
Kabupaten Sumba Barat Daya, Kecamatan Tambolaka, Desa Radamata dengan luas tapak
4,8 ha, dan memiliki batas- batas administrasi sebagai berikut:
Sebelah Utara :
Sebelah Barat : Jalan Lingkungan
Sebelah Timur : Jalan Lingkungan
Sebelah Selatan : Jalan Tambolaka
1.5 Sistematika Penulisan
-
Penulisan makalah Perencanaan Tapakn dengan judul: Perencanaan Kawasan
Industri Pengolahan Bahan Makanan memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:
Bab Pertama: Merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang mengenai
perencanaan industri pengolahan bahan makanan di kawasan tapak, tema
pengembangan mengenai fokus pengembangan untuk industri pengolahan bahan
makanan serta yang terakhir mengidentifikasikan tujuan dan sasaran yang ingin
dicapai dalam penyusunan makalah perencanaan tapak ini.
Bab Kedua: Membahas gambaran umum wilayah yang menjadi lokasi perencanaan
tapak yang meliputi identifikasi kondisi fisik umum, kondisi sosial masyarakat, dan
identifikasi kondisi fisik tapak.
Bab Ketiga: Menjelaskan tahapan analisa, analisa karakter lokasi dan analisa
karakter kegiatan terhadap wilayah tapak dengan tema industri pengolahan bahan
makanan.
Bab Keempat: Membahas analisa hasil rencana dan desain perencanaan tapak
untuk pengembangan kawasan sebagai industri pengolahan bahan makanan yang
meliputi blok plan dan zonasi.
Bab Kelima: Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari seluruh hasil
pembahasan pada makalah perencanaan tapak ini.
-
BAB 2
GAMBARAN UMUM
2.1 Identifikasi Kondisi Fisik Umum (kondisi fisik secara umum tambolaka)
a) Topografi
Kondisi topografi wilayah Tambolaka sebagaian besar dapat diklasifikasikan
Datar (0-8%). Hampir keseluruhan wilayah perkotaan Tambolaka bertopografi datar
kecuali pada bagian timur di BWK D serta bagian timur dan bagian barat wilayah ini
yang dibatasi oleh 1 buah sungai induk yaitu sungai Loko Paradewa. Pada bagian
sungai inilah kondisi topografinya cenderung bergelombang
b) Hidrologi
Kota Tambolaka dilalui beberapa aliran sungai yang sekaligus menjadi batas
wilayah perencanaan yaitu sungai Lokokalada, Loko Tuba, Loko Mata, Loko Kaki,
Loko Mara dan Loko Paradewa. Sungai-sungai ini berfungsi sebagai media
pengairan di musim penghujan. Dari beberapa sungai di atas hanya Sungai Loko
Paradewa yang terus mengalir, sedangkan beberapa sungai lainnya merupakan
sungai yang mengalir pada musim hujan dan mengering pada musim kemarau.
Selain itu, disekitar wilayah perencanaan terdapat mata air yang terletak Di sebelah
timur.
Gambar 2.1. Sungai di Tambolaka
Sumber: RDTRK Tambolaka 2008
c) Geologi
Sebagian besar wilayah Tambolaka mempunyai struktur batuan berupa formasi
Kaliangga (kondisi topografi datar berombak) yang berupa Batu Gamping Berlapis
(Qpk) yang mempunyai sifat berlapis baik, bersisipan batu gamping tufaan, berpasir
kwarsa, tufa, batu pasir gampingan dan rombakan. Pada bagian bawah terdapat
konglomerat yang berkomponen andesit terprofilitkan dan rijang merah. Batuan ini
mengandung foraminifera, moluska dan koral. Satuan ini ditutupi selaras oleh Tmpl
-
dan menumpang tidak delaras diatas batuan Tlmv, kearah mendatar beralih
berangsur ke peroklasia kasar (Tmv) dan piriklasika halus (Tmdt).
d) Klimatologi / pencahayaan
Secara umum Perkotaan Tambolaka mepunyai kondisi iklim kering.
Perkotaan Tambolaka merupakan daerah tropis dan mempunyai dua musim yang
berbeda yaitu musim hujan dan kemarau. Dimana musim kemaraunya lebih panjang
dari musim hujan. Curah hujan tahunan di wilayah perencanaan berkisar antara
-
c) Sistem Transportasi
o Pola Jaringan Jalan
Pada kawasan perencanaan dilalui oleh fungsi jaringan jalan kolektor primer
yaitu yang menghubungkan wilayah sekitar perencanaan dengan wilayah lain.
Selain itu kawasan perencanaan juga diapit oleh jalan lingkungan dan tidak jauh
dari jalan kolektor primer terdapat jalan arteri primer yang berfungsi sebagai
jalan utama akses ke luar dan menuju wilayah perencanaan dari arah Utara dan
Selatan yaitu jalan Eltari merupakan.
Gambar 2.3. Jalan kolektor primer dan jalan lingkungan
(a) Jalan Primer (b) Jalan Lingkungan
Sumber: Domumentasi Pribadi
o Arah Sirkulasi Lalu Lintas
Berdasarkan RDTRK Sumba Barat Daya arah sirkulasi lalu lintas pada
kawasan perencanaan seluruhnya didominasi oleh sirkulasi dua arah, baik di
jalan kolektor, lokal maupun jalan desa atau jalan lingkungan. Ini juga
dipengaruhi oleh arus lalu lintas yang cukup padat dimana sirkulasi lalu lintas di
daerah Perkotaan Tambolaka di lalui dengan kendaraan truk hingga sepeda
motor yang dapat menggunakan sistem sirkulasi dua arah tetapi tidak terdapat
pembatas jalan.
o Sarana Transportasi
Angkutan umum yang beroperasi di wilayah sekitar perencanaan adalah
kendaraan roda dua yang disebut dengan ojek, tetapi ojek disini tidak
terorganisir dengan baik. Pola pelayanannya masih bersifat reguler, dalam arti
tidak mempunyai trayek khusus dan tertentu. Sedangkan dari jenis kendaraan
yang melawati kawasan ini sebagian besar adalah kendaraan bermotor berupa
sepeda motor.
-
o Kondisi Jalan
Kondisi jalan di sekitar wilayah perencanaan sudah cukup baik dengan jalan
yang beraspal . Tidak terdapat pembatas jalan pada jalan kolektor primer
dengan dua arah namun pada jalan lingkungannya terdapat pembatas jalan.
Gambar 2.4. Kondisi jalan kolektor primer dan jalan lingkungan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
d) Utilitas di Sekitar Kawasan Tapak
o Jaringan Air Bersih
Pengadaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan penduduk di wilayah
perencanaan Pelayanan air bersih khusus untuk air minum dan mandi bagi
penduduk dilayani dengan air yang diambil dari sumber mata air terdekat
(sistem sumur). Jaringan air bersih dari PDAM sudah terdapat di wilayah
perencanaan tapi belum dapat difungsikan.
o Jaringan Listrik
Pada kawasan perencanaan dapat dikatakan bahwa jaringan listrik sudah
merata, hal ini terlihat bahwa sudah terdapat penerangan jalan disekitar
kawasan. Selain itu, didepan jalan lapangan Galatama sendiri telah dilalui oleh
jaringan SUTM dan SUTR.
Gambar 2.5. Jaringan SUTM dan Lampu Penerang
Sumber : Dokumentasi Pribadi
o Jaringan Drainase
-
Jaringan drainase sekunder tersebar di seluruh jalan arteri di tambolaka.
Di sekitar kawasan tapak terdapat jalan arteri yaitu yang berarti di sekitar
kawasan tapak terdapat jaringan drainase sekunder.
o Pembuangan Sampah
Sistem pembuangan sampah di sekitar kawasan tapak masih dilakukan
secara individual di setiap rumah tangga. Masih belum ada sistem
pengumpulan sampah secara komunal di dalam bak sampah atau TPS,
bahkan tidak ada tempat pembuangan akhir (TPA) di seluruh Tambolaka.
o Jaringan Telepon
Pada kawasan perencanaan penyebaran jaringan telpon cukup merata.
Hal ini terlhat bahwa di depan Lapangan Galatama sudah terdapat tiang-tiang
telpon.
Gambar 2.6. Jaringan Telepon
e) Identifikasi Kondisi Sosio Kultur (Sosial-Masyarakat)
Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya sebagai lokasi
perancangan tapak ini memiliki keragaman kondisi sosio kultur, dimulai
dari beragam suku serta kebiasaan masyarakat setempat sampai ritual
keagamaan seperti upacara adat. Berdasarkan hal tersebut maka
dibutuhkan analisa kegiatan agar perancangan kawasan tapak dapat
membawa efek positif terhadap pembangunan kawasan Tambolaka dan
tidak menyebabkan dampak negatif yang dapat mengganggu kegiatan
dan kondisi sosio kultur masyarakatnya.
Penduduk di sekitar lokasi perancangan tapak mayoritas berprofesi
sebagai petani dan pedagang dengan tingkat perekonomian menengah
ke bawah. Penggunaan lahan di dalam lokasi perancangan tapak
didominasi oleh lahan kosong yang difungsikan sebagai pusat aktivitas
olahraga oleh masyarakat sekitar, contohnya adalah lapangan sepak
bola dan lapangan voli yang sering digunakan oleh anak-anak untuk
Sumber : Dokumentasi Pribadi
-
bermain. Jenis kegiatan dalam lokasi perancangan tapak juga diselingi
oleh beberapa lahan usaha masyarakat sekitar kawasan dan tempat
hiburan masyarakat seperti pada Gambar 2.1 yaitu panggung hiburan
musik yang digunakan masyarakat sekitar.
Gambar 2.1 Tempat Hiburan yang Terdapat
pada Lokasi Perancangan Tapak
Sedangkan jenis kegiatan disekitar lokasi perancangan tapak
didominasi oleh pemukiman dengan skala menengah ke bawah dan
termasuk dalam jenis permukiman non formal yang cenderung mengikuti
perkembangan jalan. Aktivitas perdagangan pun terdapat disekitar
lokasi, contohnya warung kecil untuk berjualan sembako maupun
makanan. Apabila dilihat lebih jauh dari lokasi perancangan tapak, lokasi
ini dekat dengan Bandar Udara Tambolaka dan kegiatan perhubungan
di Dermaga Waikelo sehingga mempunyai fungsi utama sebagai
pelayanan transportasi.
Dalam hal jaringan jalan disekitar lokasi perancangan tapak, pada
bagian selatan lokasi terdapat jalan arteri primer dengan jenis aspal
lapisan penetrasi yang menghubungkan lokasi perancangan dengan
Waitabula ataupun Desa Ramadana. Di bagian barat dan utara lokasi
perancangan tapak dilewati jalan lingkungan dengan jenis makadam
(batu). Pada bagian timurnya yang menghubungkan lokasi perancangan
tapak dengan Bandar Udara Tambolaka, terdapat jalan lingkungan
Sumber : Dokumentasi Pribadi
-
dengan jenis aspal hotmix. Pada jalan ini, kondisi perkerasan jalan
dinilai baik, sedangkan pada bagian lainnya kondisi perkerasan jalan
dinilai sedang. Arah sirkulasi lalu lintas di sekitar lokasi perancangan
tapak didominasi oleh alur dua arah namun tidak terdapat pembatas
jalan. Namun, tidak terdapatnya pembatas jalan di jalan sekitar lokasi
masih dinilai tidak membahayakan karena dominasi kendaraan hanya
angkutan pedesaan atau ojek.
Identifikasi jaringan utilitas di lokasi perancangan tapak meliputi
keadaan jaringan air bersih, listrik, pembuangan sampah, jaringan
drainase, dan jaringan pedestrian. Jaringan air bersih diambil dari
saluran air (sumur) terdekat; untuk jaringan listrik pelayanannya pada
lokasi sekitar sudah maksimal karena sebagian besar penduduk sekitar
sudah menggunakan penerangan; dalam sistem pembuangan sampah
pada sekitar lokasi dilakukan oleh individu dengan menggali atau
membakar; pada bagian selatan lokasi perancangan tapak, terdapat
saluran drainase dan juga penyebaran jaringan telepon; namun pada
sekitar lokasi perancangan tidak terdapat kawasan pedestrian sehingga
membuat para pejalan kaki tidak merasa aman.
Gambar 2.2 Jaringan Listrik di Sekitar
Lokasi Perancangan Tapak
2.3 Identifikasi Kondisi Fisik Tapak (kondisi fisik lahan secara spesifik)
Topografi kawasan tapak
Lokasi perencanaan tapak termasuk dalam wilayah Tambolaka, sebagaian
besar keseluruhan kondisi topografi di wilayah Tambolaka sendiri dapat
diklasifikasikan Datar (0-8%). Sedangkan di lokasi perencanaan terlihat bahwa
Sumber :Dokumentasi Pribadi
-
terdapat tanah yang sedikit bergelombang dan terdapat cekungan di salah satu sisi
tetapi secara keseluruhan kontur tanah dilokasi tersebut datar.
Gambar 2.7. Keadaan Tanah di Kawasan Perencanaan
(a) Tanah Datar (b) Sedikit Bergelombang
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Jaringan Jalan
Jaringan jalan di kawasan perencanaan dilalui oleh jaringan jalan kolektor
primer. Selain itu, juga di area sebelah barat dan timur dari lapangan Galatama
dilalui oleh jalan lingkungan yang telah dibuat aspal.
Penggunaan Lahan
Berdasarkan RDTRK kecamatan Tambolaka kawasan perencanaan termasuk
kedalam area yang dimanfaatkan sebagai fasilitas olahraga. Hal itu, dapat dilihat
bahwa terdapat lapangan bola dan lapangan voli di kawasan perencanaan.Selain itu,
terdapt pula fasilitas kesehatan berupa puskesmas tetapi sudah tidak difungsikan
lagi.
Gambar 2.8. (a) Lapangan Voli dan (b) Lapangan Bola
(a) (b)
Sumber : Dokumentasi Pribadi
-
BAB III
RENCANA INDUSTRI PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN JAMBU MENTE
3.1. Industri Pengolahan Bahan Makanan Jambu Mente
Pengolahan bahan makan merupakan suatu kegiatan merubah bahan mentah menjadi
bahan siap saji ataupun bahan setengah siap saji. Tidak semua makanan di konsumsi
dalam bentuk segar. Sebagian besar makanan di konsumsi setelah terlebih dahulu diolah
menjadi berbagai makanan siap saji/setengah siap saji dalam berbagai jenis. Bahan mentah
hasil panen kalau dibiarkan begitu saja lama-kelamaan akan mengalami kerusakan akibat
pengaruh-pengaruh fisiologik, mekanik, fisik, kimiawi, parasitik atau mikrobiologik.
Perubahan-perubahan tersebut ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan.
Karena itu diperlukan suatu kegiatan pengolahan bahan pangan yang bisa memastikan agar
bahan pangan tersebut tidak terbuang percuma dan bisa di konsumsi bila-bila masa.
Jambu mente merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi,
harganya cukup stabil dan prospek pasarnya baik di dalam maupun luar negeri cukup baik.
Berdasarkan Sumba Barat Daya dalam angka jumlah produksi jambu mente sebesar
6.468,84 ton sedangkan luas area yang sudah menghasilkan jambu mente seluas 6.199,98
ha.
3.2. Tujuan Industri Pengolahan Bahan Makanan Jambu Mente
Tujuan dari pengembangan kawasan industri pengolahan makanan jambu mente di
wilayah perencanaan yaitu:
a. Sebagai media untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar wilayah
Tambolaka melalui kegiatan jual beli hasil produksi kegiatan industri mente.
b. Meningkatkan pengembangan daerah wilayah perencanaan.
c. Memanfaatkan sumber daya alam di sekitar wilayah perencanaan.
d. Sebagai media penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat Tambolaka
sehingga dapat memperoleh penghasilan dan penghidupan yang lebih baik.
3.3. Jenis Kegiatan
Pada dasarnya kegiatan pada kawasan tapak dibagi menjadi 3 yaitu:
a. Aktivitas Utama
Aktivitas utama merupakan aktivitas inti yang dapat menunjukkan atau mencerminkan
identitas image dan karakter. Aktivitas utama dari kegiatan industri pengolahan jambu mente
yaitu:
Sentra Pabrik Mente
Pabrik mente ini merupakan tempat pembuatan dan pengolahan jambu mente
untuk dijadikan sebagai bahan makanan dan minuman. Dalam hal ini semua
-
bagian pada jambu mente akan diolah, mulai dari daging jambu mente dan biji
mente sendiri. Berikut hasil olahan dari jambu mente yaitu:
1. Buah semu jambu mente dapat dimanfaatkan menjadi produk makanan dan
minuman seperti sari buah, selai, jelly, sirop,cuka , manisan dan dapat dibuat
sebagai lauk pauk abon.
2. Rasa manis dari buah jambu monyet ini memungkinkan untuk dikembangkan
sebagai sirup atau difermentasi untuk mendapatkan jenis minuman
beralkohol. Anggur (sari buah yang agak terfermentasi) dari jambu mede
dinikmati pada masa panen, dan dapat didistilasi untuk dijadikan minuman
berkandungan alkohol tinggi.
3. Biji jambu mente dapat diolah untuk menjadi kacang mente.
b. Aktivitas Pendukung
Aktivitas pendukung merupakan aktivitas yang diperlukan untuk mendukung
berlangsungnya kegiatan utama. Dalam industri pengolahan jambu mente ini
kegiatan pendukung yang dibutuhkan yaitu:
Gudang Mente
Pembangunan gudang mente ini difungsikan untuk menyimpan buah mente
sebelum diolah menjadi makanan.
Kantor Pengelola
Kantor pengelola difungsikan sebagai pusat administrasi dan pemasaran hasil
produksi jambu mente. Selain itu, pembangunan ini digunakan untuk mengontrol
kegiatan produksi.
Tempat Parkir
Lahan parkir digunakan sebagi tempat parkir kendaraan yang membawa
bahan baku, kendaraan para karyawan dan juga kendaraan tamu.
Gudang Penyimpanan
Gudang penyimpanan difungsikan sebagai tempat penyimpanan mente yang
sudah diolah dan siap untuk dipasarkan.
Tempat Ibadah
Tempat ibadah sebagai fasilitas yang disediakan untuk beribadah bagi
pengunjung maupun karyawan. Disini tempat ibadah yang disediakan berupa
mushola kecil.
Toilet
Toilet sebagai fasilitas yang disediakan bagi karyawan dan tamu yang
mengunjungi pabrik.
Pos Keamanan
-
Pembangunan pos keamanan berfungsi untuk mengontrol keamanan di
sentra industri.
Instalasi Air Bersih
Instalasi air bersih harus direncanakan dengan benar agar distribusi air dapat
berjalan lancar dan efisien. Jika tidak direncanakan dengan baik, distribusi air
bersih akan terganggu. Sistem air bersih atau plumbing merupakan sistem yang
salah satu fungsinya untuk menyediakan kebutuhan air bersih. Namun kadang
kadang, sistem ini tidak berjalan semestinya sehingga penyediaan air yang
dibutuhkan menjadi terganggu. Oleh karenanya, sistem instalasi air bersih harus
direncanakan sejak awal dengan zonasi agar kelancaran operasinya tetap
terjaga.
Instalasi Listrik
Keberadaan listrik telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, karena hampir
seluruh aspek pendukung kehidupan digerakkan dengan listrik. Penggunaan
listrik pun digunakan dimana-mana. Keberadaan energi listrik sangatlah penting
untuk mendukung keberlangsungan hidup yang sudah serba canggih dan instan.
Namun yang perlu diperhatikan kembali adalah perawatan instalasi listrik
sehingga nantinya tidak akan membahayakan penggunanya
c. Aktivitas Penunjang
Aktivitas penunjang merupakan aktivitas yang melengkapi agar lebih
representatif meningkatkan nilai namun bila tidak ada, maka tidak akan
berpengaruh. Dalam industri pengolahan mente ini aktivitas penunjang yang
dibutuhkan yaitu:
Outlet Pemasaran
Pembangunan outlet dimanfaatkan untuk menjual hasil produksi jambu
mente tersebut. Selain itu, alasan dibangunnya outlet pemasaran tersebut
karena lokasi perencanaan dilalui jalan menuju bandara sehingga otlet ini dapat
difungsikan sebgai tempat pembelian oleh-oleh bagi para wisatawan
Kantin
Perencanaan pembangunan kantin yang menyediakan makanan dan
minuman sehingga dapat difungsikan bagi karyawan untuk menghabiskan waktu
istirahat siang.
Green Area
Pembangunann Green Area difungsikan sebagai lahan terbuka hijau berupa
taman yang berfungsi sebagai peneduh. Green Area rencananya berupa
pemberian Green Belt disekeliling lokasi pabrik, penanaman pohon disepanjang
-
jalan-jalan setapak di dalam pabrik dan pembuatan taman di beberapa spot
disekitar pabrik seperti di dekat kantin dan di bagian muka pabrik.
Mess Karyawan
Pemabangunan mess karyawan digunakan bagi karyawan yang tempat
tinggal jauh dengan lokasi pabrik.
ATM
ATM yang disediakan untuk menunjang transaksi keuangan sehingga
mempermudah pengunjung maupun karyawan.
Aula
Pembangunan aula difungsikan sebagai tempat untuk diadakan rapat atau
acara-acara besar di perusahaan tersebut.
-
Diagram Jenis Kegiatan Industri Pengolahan Jambu Mente
Aktivitas Penunjang Mess Karyawan
ATM
Aula
Outlet Pemasaran
Kantin
Green Area
Aktivitas Pendukung
Gudang Mente
Kantor Pengelola
Tempat Parkir
Gudang Penyimpanan
Tempat Ibadah
Toilet
Industri Pengolahan
Jambu Mente
Aktivitas Utama Pabrik Mente
Pos Keamanan
Instalasi Air Bersih
Instalasi Listrik
Pusat Informasi
-
3.4. Pola Kegiatan
Pola hubungan aktivitas adalah rangkaian aktivitas yang memiliki masing-masing sifat
kegiatan yang saling berhubungan. Adapun klasifikasi kegiatan utam, pendukung, ataupun
penunjang dalam pola aktivitas terdiri dari:
a. Publik
Aktivitas publik merupakan tempat yang dapat dijangkau oleh semua orang tanpa
batasan. Berdasarkan hal terbsebut maka kegiatan yang terdapat di kawasan tapak
adalah tempat parkir, pintu gerbang.
b. Semi Publik
Aktivitas semi publik merupakan daerah antara setelah umum (barrier) sebagai area
penyebaran sirkulasi menuju area yang lebih khusus. Berdasarkan hal tersebut maka
kegiatan yang terdapat didalamnya adalah tempat ibadah, green area,outlet pemasaran,
toilet, ATM, pos keamanan,sentra pabrik mente.
c. Semi Privat
Aktivitas semi privat merupakan daerah antara menuju area yang lebih khusus,
dengan kegiatan yang lebih khusus. Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan yang
terdapat di dalamnya adalah kantin, instalasi air bersih, instalasi listrik, aula, gudang
penyimpanan, gudang mente,
d. Privat
Aktivitas privat merupakan tempat-tempat atau daerah yang hanya boleh dikunjungi
orang-orang tertentu yang berhubungan dengan keamanan ataupun halhal yang bersifat
privasi. Kegiatan yang masuk dalam kategori privat yaitu kantor pengelola, mess
karyawan.
-
Diagram Pola Aktivitas Industri Pengolahan Jambu Mente
Privat
Mess Karyawan
ATM
Aula
Outlet Pemasaran
Kantin
Green Area
Semi Privat
Gudang Mente
Kantor Pengelola
Tempat Parkir
Gudang Penyimpanan
Tempat Ibadah
Toilet
Industri Pengolahan
Jambu Mente
Publik Pintu Gerbang
Pos Keamanan
Instalasi Air Bersih
Instalasi Listrik
Semi Publik
Pabrik mente
Pusat Informasi
-
BAB IV
ANALISA
4.1. Langkah-langkah Analisa Tapak
Tahapan analisa dalam perencanaan tapak kawasan industri pengolahan jambu mente
merupakan rangkaian proses kompromi antara kegiatan dan karakter lokasi sehingga
menghasilkan zonasi dan blok plan sebagai hasil akhir proses perencanaan tapak industri
pengolahan jambu mente. Berikut Tahapan-tahapan analisa dalam perencanaan tapak
adalah sebagai berikut:
1. Persiapan peta dasar
Pada awal perencanaan tapak dilakukan identifikasi peta pada tapak yang akan
direncanakan. Peta yang digunakan merupakan peta eksisting kondisi lahan lokasi, untuk
semua faktor penentu. Identifikasi ini dilakukan dengan menginventarisasi data secara
fisik sebagai gambaran kondisi tapak yang akan direncanakan. Identifikasi ini meliputi
indentifikasi topografi, hidrologi, vegetasi, klimatologi, jaringan jalan dan utilitas.
Setelah persiapan peta dasar telah selesai, maka mulai dilakukan dan dihasilkan peta
yang menunjukkan nilai kemapuan lahan untuk dibangun rencana tersebut. Kemudian
dilakukan penetuan aktivitas kegiatan dan kriteria syarat fisik dan lingkungan.
2. Pembagian kegiatan pada kawasan tapak.
Pada dasarnya pembangian aktivitas kegiatan dibagi menjadi 3 yaitu:
o Aktivitas utama merupakan aktivitas inti yang dapat menunjukkan atau mencerminkan
indentitas image dan karakter.
o Aktivitas pendukung merupakan aktivitas yang diperlukan untuk mendukung
berlangsungnya kegiatan utama.
o Aktivitas penunjang merupakan aktivitas yang melengkapi agar lebih representatif
meningkatkan nilai namun bila tidak ada, tidak akan berpengaruh.
Selain pembagian aktivitas kegiatan terdapt pula pola hubungan aktifitas tersebut.
Pola hubungan aktivitas merupakan rangkaian aktivitas yang memiliki masing-masing
sifat kegiatan yang saling berhubungan. Adapun klasifikasi dari kegiatan utama,
pendukung ataupun penunjang dalam pola aktivitas terdiri dari publik, semi publik, semi
privat dan privat. Pada tahap ini mulai ditentukan tema utama perencanaan yang akan
dilakukan di kawasan tapak beserta jenis aktivitas dan pola hubungan aktivitas yan ada
didalamnya.
3. Identifikasi kondisi fisik dan analisa fisik (analisa I)
o Topografi
-
Pada topografi yang dianalisa yaitu:
- Pola kontur atau ketinggian tanah.
- Potongan melintang site / lahan.
- Penetuan kelas dari kemiringan tanah (slope)
Berdasarkan hasil analisa tersebut didapatkan hasil pemetaan yaitu daerah
kemiringan yang nantinya dapat dibangun untuk rencana tersebut.
o Hidrologi
Pada hidrologi yang dianalisa yaitu:
- Pola aliran air permukaan
- Pola resapan atau kapasitas resapan air kedalam tanah.
Berdasarkan hasi analisa tersebut didapatkan hasil pemetaan yaitu daerah yang
kering atau tidak tergenang dan layak untuk dibangun.
o Geologi/ Kondisi Tanah
Pada geologi atau kondisi tanag yang dianalisa yaitu:
- Karakter atau jenis tanah
- Daya dukung tanah (sigma tanah)
Berdasarkan hasil analisa tersebut didapatkan hasil pemetaan yaitu daerah yang
mempunyai daya dukung yang cukup kuat untuk didirikan bangunan.
o Vegetasi
Pada vegetasi yang dianalisa yaitu:
- Jenis ground cover (tumbuhan penutup)
- Potensi tumbuhan tersebut untuk rencana ini.
Berdasarkan hasil analisa tersebut didapatkan hasil pemetaan yaitu ploting lahan
dengan jenis vegetasi yang akan dipertahankan atau yang akan dihilangkan.
o Klimatologi
Pada klimatologi yang dianalisa yaitu:
- Melihat pengaruh angin pada lahan tersebut dari sudut arah dan kecepatan
- Melihat pengaruh pancaran sinar matahari terhadap lahan tersebut.
Berdasarkan hasil analisa tersebut didapatkan hasil pemetaan yaitu daerah yang tepat
untuk meletakkan massa bangunan (orientasinya) yang memenuhi syarat proyek
tersebut.
4. Identifikasi kondisi eksternal dan analisa eksternal (analisa I)
o Guna lahan
Mengidentifikasi guna lahan eksisting yang ada di area sekitar tapak yang akan
direncanakan. Maka didapatkan hasil pemetaan yaitu melihat kecenderungan guna
lahan serta karakteristik massa bangunan dan orientasinya yang memenuhi syarat
bagi perencanaan tapak.
-
o Jaringan Jalan
Pada jaringan aspek yang dianalisa yaitu:
- Jenis jalan atau dimensi atau kelas jalan
- Jarak jauh penghubung ke jalur utama
- Penetapan jalur yang mempunyai potensi untuk dikembangkan
Berdasrkan hasil analisa tersebut didapatkan hasil pemetaan yaitu berupa ploting area
yang mempunyai tingkat aksesbilitas tertentu yang diperlukan berdasarkan
kegiatannya.
o Utilitas
Pada utilitas aspek yang dianalisa yaitu:
- Distribusi saluran air hujan, air limbah
- Distribusi saluran air minum
- Jaringan listrik atau telepon
Berdasarkan hasil analisa tersebut didapatkan hasil pemetaan yaitu berupa ploting
area yang mempunyai kemudahan dalam pemenuhan sarana dan prasarana
lingkungan.
5. Overlay I
Pada tahap ini, hasil dari analisa I untuk karakteristik fisik tapak yang terdiri dari
topografi, hidrologi, klimatologi dan vegetasi di overlay untuk menentukan zona-zona
yang layak bangun dan yang tidak layak bangun.
6. Overlay II
Pada tahap ini, hasil analisa II untuk karakteristik eksternal tapak yang terdiri dari guna
lahan, transportasi dan utilitas di overlay untuk menentukan zona-zona menurut pola
aktivitasnya seperti privat, semi privat, semi publik dan publik.
7. Overlay zonasi Tapak
Pada tahap ini, hasil dari analisa I dan II untuk karakteristik eksternal tapak dan
karakteristik fisik tapak di overlay lagi untuk menetukan zona-zona menurut pola
aktivitasnya seperti privat, semi privat, semi publik dan publik sekaligus zona terbangun
dan tidak layak bangun.
8. Pencocokan dengan kriteria fisik dan lingkungan unuk blok plan
Hasil analisa overlay pada tahap zonasi tapak selanjutnya dikomparasikan dengan
syarat fisik dan syarat lingkungan yang telah dirumuskan sebelumnya untuk membuat
blok plan tapak.
-
Diagram Tahap Analisa Tapak
Identifikasi Kawasan Tapak
Penentuan Aktivitas Kegiatan
Kondisi Fisik
Analisis Fisik
Kondisi Eksternal
Analisis Eksternal
Penetuan Kriteria atau Syarat Fisik dan
Syarat Lingkungan
Zona Layak Terbangun
Zona Tidak Layak
Terbangun
Zonasi Pola Aktivitas
Zonasi Overlay Layak Bangun / Tidak dan Pola Aktivitasnya
Blok Plan Tapak
-
Bagan Tahapan Proses Analisa
Pintu Gerbang
Pabrik Mente
Gudang Mente
Kantor Pengelola
Tempat Parkir
Tempat Penyimpanan
Tempat Ibadah
Toilet
Pos Keamanan
Instalasi Air Bersih Instalasi Listrik
Mess Karyawan
ATM
Aula
Outlet Pemasaran
Kantin
Green Area
Pusat Informasi
Aktivitas Pendukung
Aktivitas Penunjang
Aktivitas Utama
Hubungan Langsung
Hubungan tidak LAngsung
Publik
Semi Publik
Semi Privat
Privat
-
4.2. Analisis Syarat Fisik dan Syarat Lingkungan
No. Jenis Aktivitas Fungsi Utama
Tingkat Penggunaan
Syarat Fisik Syarat Lingkungan
1 Sentra Pabrik Mente
Aktivitas Utama
Semi Publik a. Topografi: Datar dengan kemiringan 0-15 derajat.
Zona bebas polusi
Zona
2 Gudang Mente Aktivitas Pendukung
Semi Privat a. topografi dengan kemiringan 0-15
derajat
Zona bebas polusi
3 Kantor Pengelola Aktivitas Pendukung
Privat Topografi dengan kemringzn 0-15
Zona bebas bising
Zona bebas polusi
4 Tempat Parkir Aktivitas Pendukung
Publik a. Topografi: Datar dengan kemiringan
kelerengan 5-9 %
b. Pencahayaan :
Terlindungi dari
sinar matahari
langsung
c. Jarak dari
kegiatan utama:
Sedang
a. Zona bising/tidak
bising
b. Memiliki luasan
yang cukup untuk
menampung off street
parking
c. Akses masuk dari
kawasan luar menuju
tempat parkir harus
melewati gate/ loket
karcis yang berfungsi
sebagai pembatas
antara kawasan luar
dengan kawasan industry
pengelolaan bahan
makanan jambu mente
5 Gudang Penyimpanan
Aktivitas Pendukung
Semi Privat topografi dengan kemiringan 0-15
derajat
a. zona bisin/tidak bising
b. zona bebas polusi
c. kebersihan kawasan harus terjaga dengan baik
6 Tempat Ibadah Aktivitas Pendukung
Semi Publik Datar dengan kemiringan
kelerengan 5-9 %
a. zona bebas bising
b. zona bebas polusi
c. kebersihan kawasan harus terjaga dengan baik
7 Toilet Aktivitas Pendukung
Semi Publik a. Topografi : Datar dengan
kelerengan 4-5 %
b. Pencahayaan :
Terlindungi dari
sinar matahari
langsung
a. Zona bising/tidak
bising
b. Zona sedang polusi
c. Kebersihan kawasan
harus terjaga dengan baik
8 Pos Keamanan Aktivitas Pendukung
Semi Publik Zona bising/tidak bising
Zona sedang polusi
9 Instalasi Listrik Aktivitas Pendukung
Semi Privat
-
10 Instalasi Air Bersih
Aktivitas Pendukung
Semi Privat a. Topografi:Datar dengan kelerengan
4-6 %
b. Pencahayaan
:Terlindungi dari
sinar matahari
langsung
c. Jarak dari
kegiatan
utama:Jauh
a. zona bising
b.zona polusi
11 Aula Aktivitas Pendukung
Semi Privat
12 Outlet Pemasaran Aktivitas Penunjang
Semi Publik
13 Kantin Aktivitas Penunjang
Semi Privat
14 Green Area Aktivitas Penunjang
Semi Publik
15 Mess Karyawan Aktivitas Penunjang
Privat
16 ATM Aktivitas Penunjang
Semi Publik