Perancanan Tapak

download Perancanan Tapak

of 28

Transcript of Perancanan Tapak

  • P E R E N C A N A A N W I L A Y A H D A N K O T A I N S T I T U T T E K N O L O G I S E P U L U H N O P E M P E R

    2012

    PENGEMBANGAN KAWASAN INDUSTRI

    PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN JAMBU

    MENTE Kecamatan Tambolaka

    Perencanaan Tapak

    OLEH :

    AKMAD RADITYA MAULANA F. 3611100002

    DWI AGUSTINA WANTIKA SARI 3611100011

    DINI FAZA ILLIYIN 3611100018

    ANDRIAN HADI SUSANTO 3611100023

    SARITA NOVIE DAMAYANTI 3611100049

    GEDE YOGA ARYA 3611100060

    DELIA NOER ADZANNI 3611100069

    RENY CAHYANI 3611100077

    DIAZ FIRMANSYAH 3611100078

    GINANJAR PRAYUGO 3611100080

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan

    hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kelompok mata kuliah Perencanaan

    Tapak dengan tema: Pengembangan Kawasan Industri Pengolahan Bahan Makanan

    dengan baik dan tepat pada waktunya.

    Adapun penyusunan makalah ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman kepada

    mahasiswa dalam melakukan analisa lahan atau tapak sesuai dengan daya dukung

    lingkungan (kelayakan lahan) serta ketentuan lainnya sebagai suatu kawasan,

    merencanakan dan menunjukkan hasil analisa program kegiatan secara sistematis pada

    kawasan tapak, merencanakan blok plan kawasan berdasarkan kawasan yang berkontur,

    menginterpretasikan hasil analisa dalam bentuk grafis, serta menyusun konsep rancangan

    kawasan dan zonasi.

    Banyak kendala dan kesulitan dalam menyusun makalah ini, sehingga makalah ini

    masih memerlukan penyempurnaan. Oleh karena itu, kami sangat menghargai kritik dan

    saran dari pembaca dalam rangka menambah pengetahuan bagi kita semua.

    Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kelancaran dalam menyelesaikan

    tugas ini.

    2. Dr.Ir. Rimadewi Supriharjo, MIP. Selaku dosen pembimbing yang telah

    membantu dan memberikan masukan serta nasehat dalam menyelesaikan

    makalah Perencanaan Tapak ini.

    3. Seluruh dosen mata kuliah Perencanaan Tapak yang telah ikut andil dalam

    memberikan materi materi pendukung yang sangat berguna dalam

    menyelesaikan makalah Perencanaan Tapak ini.

    4. Semua pihak yang telah membantu dalam kelancaran penyelesaian makalah ini.

    Akhir kata, kami sajikan makalah ini dengan harapan semoga bermanfaat bagi

    perkembangan pengetahuan Program Studi Perencanaan Wilayah dan Kota khususnya

    dalam mata kuliah Perencanaan Tapak.

    Surabaya, Oktober 2012

    Penyusun

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL

    KATA PENGANTAR

    DAFTAR ISI

    DAFTAR PETA

    DAFTAR GAMBAR

    DAFTAR TABEL

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    1.2 Tema Pengembangan

    1.3 Tujuan dan Sasaran

    1.4 Ruang Lingkup Wilayah

    1.5 Sistematika Penulisan

    BAB 2 GAMBARAN UMUM

    2.1 Identifikasi Kondisi Fisik Tambolaka

    2.2 Identifikasi Kondisi Sosial Masyarakat

    2.3 Identifikasi Kondisi Fisik Tapak

    BAB 3 RENCANA INDUSTRI PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN JAMBU MENTE

    3.1 Industri Pengolahan Bahan Makanan Jambu Mente

    3.2 Tujuan Industri Pengolahan Bahan Makanan Jambu Mente

    3.3 Jenis Kegiatan

    3.4 Pola Kegiatan

    BAB 4 ANALISA

    4.1 Langkah-langkah Analisa Tapak

    4.2 Analisis Syarat Fisik dan Syarat Lingkungan

    BAB 5 RENCANA DAN DESAIN

    4.1 Zonasi

    4.2 Blok Plan

    BAB 6 KESIMPULAN

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Bahan makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang harus terpenuhi.

    Terdapat banyak bahan makanan yang memerlukan pengolahan sebelum tersebar di

    masyarakat. Sehingga industri pengolahan makanan dibutuhkan untuk mengolah bahan-

    bahan makanan agar dapat dikonsumsi. Di samping itu, industri pengolahan bahan

    makanan merupakan industri yang mampu memacu pertumbuhan ekonomi yang cukup

    cepat dalam kesempatan kerja, pendapatan, taraf hidup dan pertumbuhan sektor lain.

    Di Indonesia sendiri banyak bahan makanan yang dihasilkan dari pertanian dan

    perkebunan. Namun, banyak hasil pertanian tersebut diekspor ke luar negeri untuk diolah

    dan diimpor kembali ke Indonesia dengan harga yang lebih tinggi. Disini seharusnya

    Indonesia lebih memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mengolah bahan makanannya

    sendiri sehiggga tidak perlu diekspor keluar negeri untuk pengolahannya. Banyak daerah

    yang berpotensi untuk dijadikan lokasi atau dilakukan pengemabangan industri khususnya

    dalam pengolahan bahan makanan.

    Kegiatan industri pengolahan bahan makanan khususnya di Tambolaka dapat

    dikatakan kurang sehingga berpotensi apabila dilakukan pengembangan industri

    pengolahan bahan makanan di wilayah ini. Disamping itu lokasi kawasan perencanaan yang

    dekat dengan bandara udara mempermuda nantinya dalam pemasokan bahan baku atau

    pengiriman hasil olahan.

    1.2 Tema Pengembangan

    Tema pengembangan kawasan perencanaan tapak ini adalah

    pengembanganindustri pengolahan bahan makanan yang dikhususkan bagi masyarakat

    di Tambolaka. Rencana pengembangan industri pengolahan bahan makanan ini

    diharapkan mampu meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar. Selain itu, juga

    dapat mengembangkan kawasan kota, khususnya Tambolaka menjadi kawasan yang

    lebih maju.

    1.3 Tujuan dan Sasaran

    Adapun tujuan dari tugas Perencanaan Tapak dengan tema Industri Pengolahan Bahan

    Makanan di Kecamatan Tambolaka antara lain:

    1. Menganalisa lahan berdasarkan kelayakan lahan serta ketentuan lainnya sebagai

    sebuah kawasan yang sesuai denganIndustri Pengolahan Bahan Makanan.

  • 2. Membuat analisa program kegiatan yang diletakkan pada kawasan yang ditetapkan

    secara baik dan sistematis.

    3. Merencanakan blok plan kawasan tapak berdasarkan kondisi kawasan, untuk

    kegiatan Industri Pengolahan Bahan Makanan dan menginterpretasikan seluruh hasil

    analisa dalam bentuk grafis / peta.

    4. Menyusun konsep rancangan kawasan tapak dan zonasi kawasan dengan tema

    Industri Pengolahan Bahan Makanan.

    Sementara sasaran yang ditetapkan merupakan tahapan yang dilakukan dalam

    merencanakan kawasan tapak dengan tema Industri Pengolahan Bahan Makanan

    Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut:

    Tahap Pertama: menyiapkan peta dasar dengan mendapatkan peta lokasi kawasan

    studi yang telah ditentukan.

    Tahap Kedua: mengidentifikasi kondisi eksisting lahan melalui survey sekunder.

    Tahap Ketiga: menguraikan program kegiatan untuk masing masing kegiatan

    dengan menganalisa rencana kegiatan, analisa pola kegiatan dan menyusun

    organisasi keruangan.

    Tahap Keempat: menentukan kriteria yang diperlukan bagi masing- masing kegiatan.

    Dengan menyusun kriteria penentu guna menganalisa seluruh peta tersebut

    berkaitan dengan fungsi kawasan.

    Tahap Kelima: analisa kesesuaian lahan dan transformasi kegiatan ke dalam lahan

    yang telah dianalisa dengan memperhatikan pengolahan hasil organisasai

    keruangan, analisa enterance, sirkulasi didalam dan diluar kawasan, plotting

    gubahan massa dan keruangan, plotting sistem distribusi fasilitas dan utilitas.

    Tahap Keenam: menghasilkan zonasi sebuha kawasan yang telah ditetapkan

    dengan langkah menyusun master plan, menyusun zonasi, dan menyusun laporan

    akhir.

    1.4 Ruang Lingkup Wilayah

    Wilayah yang digunakan untuk konsep pengembangan tapak ini terletak di

    Kabupaten Sumba Barat Daya, Kecamatan Tambolaka, Desa Radamata dengan luas tapak

    4,8 ha, dan memiliki batas- batas administrasi sebagai berikut:

    Sebelah Utara :

    Sebelah Barat : Jalan Lingkungan

    Sebelah Timur : Jalan Lingkungan

    Sebelah Selatan : Jalan Tambolaka

    1.5 Sistematika Penulisan

  • Penulisan makalah Perencanaan Tapakn dengan judul: Perencanaan Kawasan

    Industri Pengolahan Bahan Makanan memiliki sistematika penulisan sebagai berikut:

    Bab Pertama: Merupakan bab pendahuluan yang berisi latar belakang mengenai

    perencanaan industri pengolahan bahan makanan di kawasan tapak, tema

    pengembangan mengenai fokus pengembangan untuk industri pengolahan bahan

    makanan serta yang terakhir mengidentifikasikan tujuan dan sasaran yang ingin

    dicapai dalam penyusunan makalah perencanaan tapak ini.

    Bab Kedua: Membahas gambaran umum wilayah yang menjadi lokasi perencanaan

    tapak yang meliputi identifikasi kondisi fisik umum, kondisi sosial masyarakat, dan

    identifikasi kondisi fisik tapak.

    Bab Ketiga: Menjelaskan tahapan analisa, analisa karakter lokasi dan analisa

    karakter kegiatan terhadap wilayah tapak dengan tema industri pengolahan bahan

    makanan.

    Bab Keempat: Membahas analisa hasil rencana dan desain perencanaan tapak

    untuk pengembangan kawasan sebagai industri pengolahan bahan makanan yang

    meliputi blok plan dan zonasi.

    Bab Kelima: Merupakan bab terakhir yang berisi kesimpulan dari seluruh hasil

    pembahasan pada makalah perencanaan tapak ini.

  • BAB 2

    GAMBARAN UMUM

    2.1 Identifikasi Kondisi Fisik Umum (kondisi fisik secara umum tambolaka)

    a) Topografi

    Kondisi topografi wilayah Tambolaka sebagaian besar dapat diklasifikasikan

    Datar (0-8%). Hampir keseluruhan wilayah perkotaan Tambolaka bertopografi datar

    kecuali pada bagian timur di BWK D serta bagian timur dan bagian barat wilayah ini

    yang dibatasi oleh 1 buah sungai induk yaitu sungai Loko Paradewa. Pada bagian

    sungai inilah kondisi topografinya cenderung bergelombang

    b) Hidrologi

    Kota Tambolaka dilalui beberapa aliran sungai yang sekaligus menjadi batas

    wilayah perencanaan yaitu sungai Lokokalada, Loko Tuba, Loko Mata, Loko Kaki,

    Loko Mara dan Loko Paradewa. Sungai-sungai ini berfungsi sebagai media

    pengairan di musim penghujan. Dari beberapa sungai di atas hanya Sungai Loko

    Paradewa yang terus mengalir, sedangkan beberapa sungai lainnya merupakan

    sungai yang mengalir pada musim hujan dan mengering pada musim kemarau.

    Selain itu, disekitar wilayah perencanaan terdapat mata air yang terletak Di sebelah

    timur.

    Gambar 2.1. Sungai di Tambolaka

    Sumber: RDTRK Tambolaka 2008

    c) Geologi

    Sebagian besar wilayah Tambolaka mempunyai struktur batuan berupa formasi

    Kaliangga (kondisi topografi datar berombak) yang berupa Batu Gamping Berlapis

    (Qpk) yang mempunyai sifat berlapis baik, bersisipan batu gamping tufaan, berpasir

    kwarsa, tufa, batu pasir gampingan dan rombakan. Pada bagian bawah terdapat

    konglomerat yang berkomponen andesit terprofilitkan dan rijang merah. Batuan ini

    mengandung foraminifera, moluska dan koral. Satuan ini ditutupi selaras oleh Tmpl

  • dan menumpang tidak delaras diatas batuan Tlmv, kearah mendatar beralih

    berangsur ke peroklasia kasar (Tmv) dan piriklasika halus (Tmdt).

    d) Klimatologi / pencahayaan

    Secara umum Perkotaan Tambolaka mepunyai kondisi iklim kering.

    Perkotaan Tambolaka merupakan daerah tropis dan mempunyai dua musim yang

    berbeda yaitu musim hujan dan kemarau. Dimana musim kemaraunya lebih panjang

    dari musim hujan. Curah hujan tahunan di wilayah perencanaan berkisar antara

  • c) Sistem Transportasi

    o Pola Jaringan Jalan

    Pada kawasan perencanaan dilalui oleh fungsi jaringan jalan kolektor primer

    yaitu yang menghubungkan wilayah sekitar perencanaan dengan wilayah lain.

    Selain itu kawasan perencanaan juga diapit oleh jalan lingkungan dan tidak jauh

    dari jalan kolektor primer terdapat jalan arteri primer yang berfungsi sebagai

    jalan utama akses ke luar dan menuju wilayah perencanaan dari arah Utara dan

    Selatan yaitu jalan Eltari merupakan.

    Gambar 2.3. Jalan kolektor primer dan jalan lingkungan

    (a) Jalan Primer (b) Jalan Lingkungan

    Sumber: Domumentasi Pribadi

    o Arah Sirkulasi Lalu Lintas

    Berdasarkan RDTRK Sumba Barat Daya arah sirkulasi lalu lintas pada

    kawasan perencanaan seluruhnya didominasi oleh sirkulasi dua arah, baik di

    jalan kolektor, lokal maupun jalan desa atau jalan lingkungan. Ini juga

    dipengaruhi oleh arus lalu lintas yang cukup padat dimana sirkulasi lalu lintas di

    daerah Perkotaan Tambolaka di lalui dengan kendaraan truk hingga sepeda

    motor yang dapat menggunakan sistem sirkulasi dua arah tetapi tidak terdapat

    pembatas jalan.

    o Sarana Transportasi

    Angkutan umum yang beroperasi di wilayah sekitar perencanaan adalah

    kendaraan roda dua yang disebut dengan ojek, tetapi ojek disini tidak

    terorganisir dengan baik. Pola pelayanannya masih bersifat reguler, dalam arti

    tidak mempunyai trayek khusus dan tertentu. Sedangkan dari jenis kendaraan

    yang melawati kawasan ini sebagian besar adalah kendaraan bermotor berupa

    sepeda motor.

  • o Kondisi Jalan

    Kondisi jalan di sekitar wilayah perencanaan sudah cukup baik dengan jalan

    yang beraspal . Tidak terdapat pembatas jalan pada jalan kolektor primer

    dengan dua arah namun pada jalan lingkungannya terdapat pembatas jalan.

    Gambar 2.4. Kondisi jalan kolektor primer dan jalan lingkungan

    Sumber : Dokumentasi Pribadi

    d) Utilitas di Sekitar Kawasan Tapak

    o Jaringan Air Bersih

    Pengadaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan penduduk di wilayah

    perencanaan Pelayanan air bersih khusus untuk air minum dan mandi bagi

    penduduk dilayani dengan air yang diambil dari sumber mata air terdekat

    (sistem sumur). Jaringan air bersih dari PDAM sudah terdapat di wilayah

    perencanaan tapi belum dapat difungsikan.

    o Jaringan Listrik

    Pada kawasan perencanaan dapat dikatakan bahwa jaringan listrik sudah

    merata, hal ini terlihat bahwa sudah terdapat penerangan jalan disekitar

    kawasan. Selain itu, didepan jalan lapangan Galatama sendiri telah dilalui oleh

    jaringan SUTM dan SUTR.

    Gambar 2.5. Jaringan SUTM dan Lampu Penerang

    Sumber : Dokumentasi Pribadi

    o Jaringan Drainase

  • Jaringan drainase sekunder tersebar di seluruh jalan arteri di tambolaka.

    Di sekitar kawasan tapak terdapat jalan arteri yaitu yang berarti di sekitar

    kawasan tapak terdapat jaringan drainase sekunder.

    o Pembuangan Sampah

    Sistem pembuangan sampah di sekitar kawasan tapak masih dilakukan

    secara individual di setiap rumah tangga. Masih belum ada sistem

    pengumpulan sampah secara komunal di dalam bak sampah atau TPS,

    bahkan tidak ada tempat pembuangan akhir (TPA) di seluruh Tambolaka.

    o Jaringan Telepon

    Pada kawasan perencanaan penyebaran jaringan telpon cukup merata.

    Hal ini terlhat bahwa di depan Lapangan Galatama sudah terdapat tiang-tiang

    telpon.

    Gambar 2.6. Jaringan Telepon

    e) Identifikasi Kondisi Sosio Kultur (Sosial-Masyarakat)

    Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya sebagai lokasi

    perancangan tapak ini memiliki keragaman kondisi sosio kultur, dimulai

    dari beragam suku serta kebiasaan masyarakat setempat sampai ritual

    keagamaan seperti upacara adat. Berdasarkan hal tersebut maka

    dibutuhkan analisa kegiatan agar perancangan kawasan tapak dapat

    membawa efek positif terhadap pembangunan kawasan Tambolaka dan

    tidak menyebabkan dampak negatif yang dapat mengganggu kegiatan

    dan kondisi sosio kultur masyarakatnya.

    Penduduk di sekitar lokasi perancangan tapak mayoritas berprofesi

    sebagai petani dan pedagang dengan tingkat perekonomian menengah

    ke bawah. Penggunaan lahan di dalam lokasi perancangan tapak

    didominasi oleh lahan kosong yang difungsikan sebagai pusat aktivitas

    olahraga oleh masyarakat sekitar, contohnya adalah lapangan sepak

    bola dan lapangan voli yang sering digunakan oleh anak-anak untuk

    Sumber : Dokumentasi Pribadi

  • bermain. Jenis kegiatan dalam lokasi perancangan tapak juga diselingi

    oleh beberapa lahan usaha masyarakat sekitar kawasan dan tempat

    hiburan masyarakat seperti pada Gambar 2.1 yaitu panggung hiburan

    musik yang digunakan masyarakat sekitar.

    Gambar 2.1 Tempat Hiburan yang Terdapat

    pada Lokasi Perancangan Tapak

    Sedangkan jenis kegiatan disekitar lokasi perancangan tapak

    didominasi oleh pemukiman dengan skala menengah ke bawah dan

    termasuk dalam jenis permukiman non formal yang cenderung mengikuti

    perkembangan jalan. Aktivitas perdagangan pun terdapat disekitar

    lokasi, contohnya warung kecil untuk berjualan sembako maupun

    makanan. Apabila dilihat lebih jauh dari lokasi perancangan tapak, lokasi

    ini dekat dengan Bandar Udara Tambolaka dan kegiatan perhubungan

    di Dermaga Waikelo sehingga mempunyai fungsi utama sebagai

    pelayanan transportasi.

    Dalam hal jaringan jalan disekitar lokasi perancangan tapak, pada

    bagian selatan lokasi terdapat jalan arteri primer dengan jenis aspal

    lapisan penetrasi yang menghubungkan lokasi perancangan dengan

    Waitabula ataupun Desa Ramadana. Di bagian barat dan utara lokasi

    perancangan tapak dilewati jalan lingkungan dengan jenis makadam

    (batu). Pada bagian timurnya yang menghubungkan lokasi perancangan

    tapak dengan Bandar Udara Tambolaka, terdapat jalan lingkungan

    Sumber : Dokumentasi Pribadi

  • dengan jenis aspal hotmix. Pada jalan ini, kondisi perkerasan jalan

    dinilai baik, sedangkan pada bagian lainnya kondisi perkerasan jalan

    dinilai sedang. Arah sirkulasi lalu lintas di sekitar lokasi perancangan

    tapak didominasi oleh alur dua arah namun tidak terdapat pembatas

    jalan. Namun, tidak terdapatnya pembatas jalan di jalan sekitar lokasi

    masih dinilai tidak membahayakan karena dominasi kendaraan hanya

    angkutan pedesaan atau ojek.

    Identifikasi jaringan utilitas di lokasi perancangan tapak meliputi

    keadaan jaringan air bersih, listrik, pembuangan sampah, jaringan

    drainase, dan jaringan pedestrian. Jaringan air bersih diambil dari

    saluran air (sumur) terdekat; untuk jaringan listrik pelayanannya pada

    lokasi sekitar sudah maksimal karena sebagian besar penduduk sekitar

    sudah menggunakan penerangan; dalam sistem pembuangan sampah

    pada sekitar lokasi dilakukan oleh individu dengan menggali atau

    membakar; pada bagian selatan lokasi perancangan tapak, terdapat

    saluran drainase dan juga penyebaran jaringan telepon; namun pada

    sekitar lokasi perancangan tidak terdapat kawasan pedestrian sehingga

    membuat para pejalan kaki tidak merasa aman.

    Gambar 2.2 Jaringan Listrik di Sekitar

    Lokasi Perancangan Tapak

    2.3 Identifikasi Kondisi Fisik Tapak (kondisi fisik lahan secara spesifik)

    Topografi kawasan tapak

    Lokasi perencanaan tapak termasuk dalam wilayah Tambolaka, sebagaian

    besar keseluruhan kondisi topografi di wilayah Tambolaka sendiri dapat

    diklasifikasikan Datar (0-8%). Sedangkan di lokasi perencanaan terlihat bahwa

    Sumber :Dokumentasi Pribadi

  • terdapat tanah yang sedikit bergelombang dan terdapat cekungan di salah satu sisi

    tetapi secara keseluruhan kontur tanah dilokasi tersebut datar.

    Gambar 2.7. Keadaan Tanah di Kawasan Perencanaan

    (a) Tanah Datar (b) Sedikit Bergelombang

    Sumber : Dokumentasi Pribadi

    Jaringan Jalan

    Jaringan jalan di kawasan perencanaan dilalui oleh jaringan jalan kolektor

    primer. Selain itu, juga di area sebelah barat dan timur dari lapangan Galatama

    dilalui oleh jalan lingkungan yang telah dibuat aspal.

    Penggunaan Lahan

    Berdasarkan RDTRK kecamatan Tambolaka kawasan perencanaan termasuk

    kedalam area yang dimanfaatkan sebagai fasilitas olahraga. Hal itu, dapat dilihat

    bahwa terdapat lapangan bola dan lapangan voli di kawasan perencanaan.Selain itu,

    terdapt pula fasilitas kesehatan berupa puskesmas tetapi sudah tidak difungsikan

    lagi.

    Gambar 2.8. (a) Lapangan Voli dan (b) Lapangan Bola

    (a) (b)

    Sumber : Dokumentasi Pribadi

  • BAB III

    RENCANA INDUSTRI PENGOLAHAN BAHAN MAKANAN JAMBU MENTE

    3.1. Industri Pengolahan Bahan Makanan Jambu Mente

    Pengolahan bahan makan merupakan suatu kegiatan merubah bahan mentah menjadi

    bahan siap saji ataupun bahan setengah siap saji. Tidak semua makanan di konsumsi

    dalam bentuk segar. Sebagian besar makanan di konsumsi setelah terlebih dahulu diolah

    menjadi berbagai makanan siap saji/setengah siap saji dalam berbagai jenis. Bahan mentah

    hasil panen kalau dibiarkan begitu saja lama-kelamaan akan mengalami kerusakan akibat

    pengaruh-pengaruh fisiologik, mekanik, fisik, kimiawi, parasitik atau mikrobiologik.

    Perubahan-perubahan tersebut ada yang menguntungkan, ada pula yang merugikan.

    Karena itu diperlukan suatu kegiatan pengolahan bahan pangan yang bisa memastikan agar

    bahan pangan tersebut tidak terbuang percuma dan bisa di konsumsi bila-bila masa.

    Jambu mente merupakan tanaman yang mempunyai nilai ekonomi yang cukup tinggi,

    harganya cukup stabil dan prospek pasarnya baik di dalam maupun luar negeri cukup baik.

    Berdasarkan Sumba Barat Daya dalam angka jumlah produksi jambu mente sebesar

    6.468,84 ton sedangkan luas area yang sudah menghasilkan jambu mente seluas 6.199,98

    ha.

    3.2. Tujuan Industri Pengolahan Bahan Makanan Jambu Mente

    Tujuan dari pengembangan kawasan industri pengolahan makanan jambu mente di

    wilayah perencanaan yaitu:

    a. Sebagai media untuk meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar wilayah

    Tambolaka melalui kegiatan jual beli hasil produksi kegiatan industri mente.

    b. Meningkatkan pengembangan daerah wilayah perencanaan.

    c. Memanfaatkan sumber daya alam di sekitar wilayah perencanaan.

    d. Sebagai media penyedia lapangan pekerjaan bagi masyarakat Tambolaka

    sehingga dapat memperoleh penghasilan dan penghidupan yang lebih baik.

    3.3. Jenis Kegiatan

    Pada dasarnya kegiatan pada kawasan tapak dibagi menjadi 3 yaitu:

    a. Aktivitas Utama

    Aktivitas utama merupakan aktivitas inti yang dapat menunjukkan atau mencerminkan

    identitas image dan karakter. Aktivitas utama dari kegiatan industri pengolahan jambu mente

    yaitu:

    Sentra Pabrik Mente

    Pabrik mente ini merupakan tempat pembuatan dan pengolahan jambu mente

    untuk dijadikan sebagai bahan makanan dan minuman. Dalam hal ini semua

  • bagian pada jambu mente akan diolah, mulai dari daging jambu mente dan biji

    mente sendiri. Berikut hasil olahan dari jambu mente yaitu:

    1. Buah semu jambu mente dapat dimanfaatkan menjadi produk makanan dan

    minuman seperti sari buah, selai, jelly, sirop,cuka , manisan dan dapat dibuat

    sebagai lauk pauk abon.

    2. Rasa manis dari buah jambu monyet ini memungkinkan untuk dikembangkan

    sebagai sirup atau difermentasi untuk mendapatkan jenis minuman

    beralkohol. Anggur (sari buah yang agak terfermentasi) dari jambu mede

    dinikmati pada masa panen, dan dapat didistilasi untuk dijadikan minuman

    berkandungan alkohol tinggi.

    3. Biji jambu mente dapat diolah untuk menjadi kacang mente.

    b. Aktivitas Pendukung

    Aktivitas pendukung merupakan aktivitas yang diperlukan untuk mendukung

    berlangsungnya kegiatan utama. Dalam industri pengolahan jambu mente ini

    kegiatan pendukung yang dibutuhkan yaitu:

    Gudang Mente

    Pembangunan gudang mente ini difungsikan untuk menyimpan buah mente

    sebelum diolah menjadi makanan.

    Kantor Pengelola

    Kantor pengelola difungsikan sebagai pusat administrasi dan pemasaran hasil

    produksi jambu mente. Selain itu, pembangunan ini digunakan untuk mengontrol

    kegiatan produksi.

    Tempat Parkir

    Lahan parkir digunakan sebagi tempat parkir kendaraan yang membawa

    bahan baku, kendaraan para karyawan dan juga kendaraan tamu.

    Gudang Penyimpanan

    Gudang penyimpanan difungsikan sebagai tempat penyimpanan mente yang

    sudah diolah dan siap untuk dipasarkan.

    Tempat Ibadah

    Tempat ibadah sebagai fasilitas yang disediakan untuk beribadah bagi

    pengunjung maupun karyawan. Disini tempat ibadah yang disediakan berupa

    mushola kecil.

    Toilet

    Toilet sebagai fasilitas yang disediakan bagi karyawan dan tamu yang

    mengunjungi pabrik.

    Pos Keamanan

  • Pembangunan pos keamanan berfungsi untuk mengontrol keamanan di

    sentra industri.

    Instalasi Air Bersih

    Instalasi air bersih harus direncanakan dengan benar agar distribusi air dapat

    berjalan lancar dan efisien. Jika tidak direncanakan dengan baik, distribusi air

    bersih akan terganggu. Sistem air bersih atau plumbing merupakan sistem yang

    salah satu fungsinya untuk menyediakan kebutuhan air bersih. Namun kadang

    kadang, sistem ini tidak berjalan semestinya sehingga penyediaan air yang

    dibutuhkan menjadi terganggu. Oleh karenanya, sistem instalasi air bersih harus

    direncanakan sejak awal dengan zonasi agar kelancaran operasinya tetap

    terjaga.

    Instalasi Listrik

    Keberadaan listrik telah menjadi kebutuhan pokok masyarakat, karena hampir

    seluruh aspek pendukung kehidupan digerakkan dengan listrik. Penggunaan

    listrik pun digunakan dimana-mana. Keberadaan energi listrik sangatlah penting

    untuk mendukung keberlangsungan hidup yang sudah serba canggih dan instan.

    Namun yang perlu diperhatikan kembali adalah perawatan instalasi listrik

    sehingga nantinya tidak akan membahayakan penggunanya

    c. Aktivitas Penunjang

    Aktivitas penunjang merupakan aktivitas yang melengkapi agar lebih

    representatif meningkatkan nilai namun bila tidak ada, maka tidak akan

    berpengaruh. Dalam industri pengolahan mente ini aktivitas penunjang yang

    dibutuhkan yaitu:

    Outlet Pemasaran

    Pembangunan outlet dimanfaatkan untuk menjual hasil produksi jambu

    mente tersebut. Selain itu, alasan dibangunnya outlet pemasaran tersebut

    karena lokasi perencanaan dilalui jalan menuju bandara sehingga otlet ini dapat

    difungsikan sebgai tempat pembelian oleh-oleh bagi para wisatawan

    Kantin

    Perencanaan pembangunan kantin yang menyediakan makanan dan

    minuman sehingga dapat difungsikan bagi karyawan untuk menghabiskan waktu

    istirahat siang.

    Green Area

    Pembangunann Green Area difungsikan sebagai lahan terbuka hijau berupa

    taman yang berfungsi sebagai peneduh. Green Area rencananya berupa

    pemberian Green Belt disekeliling lokasi pabrik, penanaman pohon disepanjang

  • jalan-jalan setapak di dalam pabrik dan pembuatan taman di beberapa spot

    disekitar pabrik seperti di dekat kantin dan di bagian muka pabrik.

    Mess Karyawan

    Pemabangunan mess karyawan digunakan bagi karyawan yang tempat

    tinggal jauh dengan lokasi pabrik.

    ATM

    ATM yang disediakan untuk menunjang transaksi keuangan sehingga

    mempermudah pengunjung maupun karyawan.

    Aula

    Pembangunan aula difungsikan sebagai tempat untuk diadakan rapat atau

    acara-acara besar di perusahaan tersebut.

  • Diagram Jenis Kegiatan Industri Pengolahan Jambu Mente

    Aktivitas Penunjang Mess Karyawan

    ATM

    Aula

    Outlet Pemasaran

    Kantin

    Green Area

    Aktivitas Pendukung

    Gudang Mente

    Kantor Pengelola

    Tempat Parkir

    Gudang Penyimpanan

    Tempat Ibadah

    Toilet

    Industri Pengolahan

    Jambu Mente

    Aktivitas Utama Pabrik Mente

    Pos Keamanan

    Instalasi Air Bersih

    Instalasi Listrik

    Pusat Informasi

  • 3.4. Pola Kegiatan

    Pola hubungan aktivitas adalah rangkaian aktivitas yang memiliki masing-masing sifat

    kegiatan yang saling berhubungan. Adapun klasifikasi kegiatan utam, pendukung, ataupun

    penunjang dalam pola aktivitas terdiri dari:

    a. Publik

    Aktivitas publik merupakan tempat yang dapat dijangkau oleh semua orang tanpa

    batasan. Berdasarkan hal terbsebut maka kegiatan yang terdapat di kawasan tapak

    adalah tempat parkir, pintu gerbang.

    b. Semi Publik

    Aktivitas semi publik merupakan daerah antara setelah umum (barrier) sebagai area

    penyebaran sirkulasi menuju area yang lebih khusus. Berdasarkan hal tersebut maka

    kegiatan yang terdapat didalamnya adalah tempat ibadah, green area,outlet pemasaran,

    toilet, ATM, pos keamanan,sentra pabrik mente.

    c. Semi Privat

    Aktivitas semi privat merupakan daerah antara menuju area yang lebih khusus,

    dengan kegiatan yang lebih khusus. Berdasarkan hal tersebut maka kegiatan yang

    terdapat di dalamnya adalah kantin, instalasi air bersih, instalasi listrik, aula, gudang

    penyimpanan, gudang mente,

    d. Privat

    Aktivitas privat merupakan tempat-tempat atau daerah yang hanya boleh dikunjungi

    orang-orang tertentu yang berhubungan dengan keamanan ataupun halhal yang bersifat

    privasi. Kegiatan yang masuk dalam kategori privat yaitu kantor pengelola, mess

    karyawan.

  • Diagram Pola Aktivitas Industri Pengolahan Jambu Mente

    Privat

    Mess Karyawan

    ATM

    Aula

    Outlet Pemasaran

    Kantin

    Green Area

    Semi Privat

    Gudang Mente

    Kantor Pengelola

    Tempat Parkir

    Gudang Penyimpanan

    Tempat Ibadah

    Toilet

    Industri Pengolahan

    Jambu Mente

    Publik Pintu Gerbang

    Pos Keamanan

    Instalasi Air Bersih

    Instalasi Listrik

    Semi Publik

    Pabrik mente

    Pusat Informasi

  • BAB IV

    ANALISA

    4.1. Langkah-langkah Analisa Tapak

    Tahapan analisa dalam perencanaan tapak kawasan industri pengolahan jambu mente

    merupakan rangkaian proses kompromi antara kegiatan dan karakter lokasi sehingga

    menghasilkan zonasi dan blok plan sebagai hasil akhir proses perencanaan tapak industri

    pengolahan jambu mente. Berikut Tahapan-tahapan analisa dalam perencanaan tapak

    adalah sebagai berikut:

    1. Persiapan peta dasar

    Pada awal perencanaan tapak dilakukan identifikasi peta pada tapak yang akan

    direncanakan. Peta yang digunakan merupakan peta eksisting kondisi lahan lokasi, untuk

    semua faktor penentu. Identifikasi ini dilakukan dengan menginventarisasi data secara

    fisik sebagai gambaran kondisi tapak yang akan direncanakan. Identifikasi ini meliputi

    indentifikasi topografi, hidrologi, vegetasi, klimatologi, jaringan jalan dan utilitas.

    Setelah persiapan peta dasar telah selesai, maka mulai dilakukan dan dihasilkan peta

    yang menunjukkan nilai kemapuan lahan untuk dibangun rencana tersebut. Kemudian

    dilakukan penetuan aktivitas kegiatan dan kriteria syarat fisik dan lingkungan.

    2. Pembagian kegiatan pada kawasan tapak.

    Pada dasarnya pembangian aktivitas kegiatan dibagi menjadi 3 yaitu:

    o Aktivitas utama merupakan aktivitas inti yang dapat menunjukkan atau mencerminkan

    indentitas image dan karakter.

    o Aktivitas pendukung merupakan aktivitas yang diperlukan untuk mendukung

    berlangsungnya kegiatan utama.

    o Aktivitas penunjang merupakan aktivitas yang melengkapi agar lebih representatif

    meningkatkan nilai namun bila tidak ada, tidak akan berpengaruh.

    Selain pembagian aktivitas kegiatan terdapt pula pola hubungan aktifitas tersebut.

    Pola hubungan aktivitas merupakan rangkaian aktivitas yang memiliki masing-masing

    sifat kegiatan yang saling berhubungan. Adapun klasifikasi dari kegiatan utama,

    pendukung ataupun penunjang dalam pola aktivitas terdiri dari publik, semi publik, semi

    privat dan privat. Pada tahap ini mulai ditentukan tema utama perencanaan yang akan

    dilakukan di kawasan tapak beserta jenis aktivitas dan pola hubungan aktivitas yan ada

    didalamnya.

    3. Identifikasi kondisi fisik dan analisa fisik (analisa I)

    o Topografi

  • Pada topografi yang dianalisa yaitu:

    - Pola kontur atau ketinggian tanah.

    - Potongan melintang site / lahan.

    - Penetuan kelas dari kemiringan tanah (slope)

    Berdasarkan hasil analisa tersebut didapatkan hasil pemetaan yaitu daerah

    kemiringan yang nantinya dapat dibangun untuk rencana tersebut.

    o Hidrologi

    Pada hidrologi yang dianalisa yaitu:

    - Pola aliran air permukaan

    - Pola resapan atau kapasitas resapan air kedalam tanah.

    Berdasarkan hasi analisa tersebut didapatkan hasil pemetaan yaitu daerah yang

    kering atau tidak tergenang dan layak untuk dibangun.

    o Geologi/ Kondisi Tanah

    Pada geologi atau kondisi tanag yang dianalisa yaitu:

    - Karakter atau jenis tanah

    - Daya dukung tanah (sigma tanah)

    Berdasarkan hasil analisa tersebut didapatkan hasil pemetaan yaitu daerah yang

    mempunyai daya dukung yang cukup kuat untuk didirikan bangunan.

    o Vegetasi

    Pada vegetasi yang dianalisa yaitu:

    - Jenis ground cover (tumbuhan penutup)

    - Potensi tumbuhan tersebut untuk rencana ini.

    Berdasarkan hasil analisa tersebut didapatkan hasil pemetaan yaitu ploting lahan

    dengan jenis vegetasi yang akan dipertahankan atau yang akan dihilangkan.

    o Klimatologi

    Pada klimatologi yang dianalisa yaitu:

    - Melihat pengaruh angin pada lahan tersebut dari sudut arah dan kecepatan

    - Melihat pengaruh pancaran sinar matahari terhadap lahan tersebut.

    Berdasarkan hasil analisa tersebut didapatkan hasil pemetaan yaitu daerah yang tepat

    untuk meletakkan massa bangunan (orientasinya) yang memenuhi syarat proyek

    tersebut.

    4. Identifikasi kondisi eksternal dan analisa eksternal (analisa I)

    o Guna lahan

    Mengidentifikasi guna lahan eksisting yang ada di area sekitar tapak yang akan

    direncanakan. Maka didapatkan hasil pemetaan yaitu melihat kecenderungan guna

    lahan serta karakteristik massa bangunan dan orientasinya yang memenuhi syarat

    bagi perencanaan tapak.

  • o Jaringan Jalan

    Pada jaringan aspek yang dianalisa yaitu:

    - Jenis jalan atau dimensi atau kelas jalan

    - Jarak jauh penghubung ke jalur utama

    - Penetapan jalur yang mempunyai potensi untuk dikembangkan

    Berdasrkan hasil analisa tersebut didapatkan hasil pemetaan yaitu berupa ploting area

    yang mempunyai tingkat aksesbilitas tertentu yang diperlukan berdasarkan

    kegiatannya.

    o Utilitas

    Pada utilitas aspek yang dianalisa yaitu:

    - Distribusi saluran air hujan, air limbah

    - Distribusi saluran air minum

    - Jaringan listrik atau telepon

    Berdasarkan hasil analisa tersebut didapatkan hasil pemetaan yaitu berupa ploting

    area yang mempunyai kemudahan dalam pemenuhan sarana dan prasarana

    lingkungan.

    5. Overlay I

    Pada tahap ini, hasil dari analisa I untuk karakteristik fisik tapak yang terdiri dari

    topografi, hidrologi, klimatologi dan vegetasi di overlay untuk menentukan zona-zona

    yang layak bangun dan yang tidak layak bangun.

    6. Overlay II

    Pada tahap ini, hasil analisa II untuk karakteristik eksternal tapak yang terdiri dari guna

    lahan, transportasi dan utilitas di overlay untuk menentukan zona-zona menurut pola

    aktivitasnya seperti privat, semi privat, semi publik dan publik.

    7. Overlay zonasi Tapak

    Pada tahap ini, hasil dari analisa I dan II untuk karakteristik eksternal tapak dan

    karakteristik fisik tapak di overlay lagi untuk menetukan zona-zona menurut pola

    aktivitasnya seperti privat, semi privat, semi publik dan publik sekaligus zona terbangun

    dan tidak layak bangun.

    8. Pencocokan dengan kriteria fisik dan lingkungan unuk blok plan

    Hasil analisa overlay pada tahap zonasi tapak selanjutnya dikomparasikan dengan

    syarat fisik dan syarat lingkungan yang telah dirumuskan sebelumnya untuk membuat

    blok plan tapak.

  • Diagram Tahap Analisa Tapak

    Identifikasi Kawasan Tapak

    Penentuan Aktivitas Kegiatan

    Kondisi Fisik

    Analisis Fisik

    Kondisi Eksternal

    Analisis Eksternal

    Penetuan Kriteria atau Syarat Fisik dan

    Syarat Lingkungan

    Zona Layak Terbangun

    Zona Tidak Layak

    Terbangun

    Zonasi Pola Aktivitas

    Zonasi Overlay Layak Bangun / Tidak dan Pola Aktivitasnya

    Blok Plan Tapak

  • Bagan Tahapan Proses Analisa

    Pintu Gerbang

    Pabrik Mente

    Gudang Mente

    Kantor Pengelola

    Tempat Parkir

    Tempat Penyimpanan

    Tempat Ibadah

    Toilet

    Pos Keamanan

    Instalasi Air Bersih Instalasi Listrik

    Mess Karyawan

    ATM

    Aula

    Outlet Pemasaran

    Kantin

    Green Area

    Pusat Informasi

    Aktivitas Pendukung

    Aktivitas Penunjang

    Aktivitas Utama

    Hubungan Langsung

    Hubungan tidak LAngsung

    Publik

    Semi Publik

    Semi Privat

    Privat

  • 4.2. Analisis Syarat Fisik dan Syarat Lingkungan

    No. Jenis Aktivitas Fungsi Utama

    Tingkat Penggunaan

    Syarat Fisik Syarat Lingkungan

    1 Sentra Pabrik Mente

    Aktivitas Utama

    Semi Publik a. Topografi: Datar dengan kemiringan 0-15 derajat.

    Zona bebas polusi

    Zona

    2 Gudang Mente Aktivitas Pendukung

    Semi Privat a. topografi dengan kemiringan 0-15

    derajat

    Zona bebas polusi

    3 Kantor Pengelola Aktivitas Pendukung

    Privat Topografi dengan kemringzn 0-15

    Zona bebas bising

    Zona bebas polusi

    4 Tempat Parkir Aktivitas Pendukung

    Publik a. Topografi: Datar dengan kemiringan

    kelerengan 5-9 %

    b. Pencahayaan :

    Terlindungi dari

    sinar matahari

    langsung

    c. Jarak dari

    kegiatan utama:

    Sedang

    a. Zona bising/tidak

    bising

    b. Memiliki luasan

    yang cukup untuk

    menampung off street

    parking

    c. Akses masuk dari

    kawasan luar menuju

    tempat parkir harus

    melewati gate/ loket

    karcis yang berfungsi

    sebagai pembatas

    antara kawasan luar

    dengan kawasan industry

    pengelolaan bahan

    makanan jambu mente

    5 Gudang Penyimpanan

    Aktivitas Pendukung

    Semi Privat topografi dengan kemiringan 0-15

    derajat

    a. zona bisin/tidak bising

    b. zona bebas polusi

    c. kebersihan kawasan harus terjaga dengan baik

    6 Tempat Ibadah Aktivitas Pendukung

    Semi Publik Datar dengan kemiringan

    kelerengan 5-9 %

    a. zona bebas bising

    b. zona bebas polusi

    c. kebersihan kawasan harus terjaga dengan baik

    7 Toilet Aktivitas Pendukung

    Semi Publik a. Topografi : Datar dengan

    kelerengan 4-5 %

    b. Pencahayaan :

    Terlindungi dari

    sinar matahari

    langsung

    a. Zona bising/tidak

    bising

    b. Zona sedang polusi

    c. Kebersihan kawasan

    harus terjaga dengan baik

    8 Pos Keamanan Aktivitas Pendukung

    Semi Publik Zona bising/tidak bising

    Zona sedang polusi

    9 Instalasi Listrik Aktivitas Pendukung

    Semi Privat

  • 10 Instalasi Air Bersih

    Aktivitas Pendukung

    Semi Privat a. Topografi:Datar dengan kelerengan

    4-6 %

    b. Pencahayaan

    :Terlindungi dari

    sinar matahari

    langsung

    c. Jarak dari

    kegiatan

    utama:Jauh

    a. zona bising

    b.zona polusi

    11 Aula Aktivitas Pendukung

    Semi Privat

    12 Outlet Pemasaran Aktivitas Penunjang

    Semi Publik

    13 Kantin Aktivitas Penunjang

    Semi Privat

    14 Green Area Aktivitas Penunjang

    Semi Publik

    15 Mess Karyawan Aktivitas Penunjang

    Privat

    16 ATM Aktivitas Penunjang

    Semi Publik