PENGERTIAN QASAM

10
BAB I PENDAHULUAN Kesiapan jiwa setiap individu dalam menerima kebenaran dan tunduk terhadap cahanya itu berbeda-beda. Jiwa yang jernih yang fitrahnya tiudak ternoda kejahatan akan segera menyambut petunjuk dan membukakan pintu hati bagi sinarnya serta berusaha mengikutinya sekalipun petunjuk itu sampai kepadanya hany sepintas kilas. Sedangkan jiwa yang tertutup awan kejahilan dan diliputi gfelapnya kebatilan tidak tergoncang hatinya kecuali dengan pukulan peringatan dan bentuk kalimat yang kuat lagi kokoh, sehingga dengan demikian barulah tergoncang keingkarannya itu. Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang memberi penegasan akan sebuah penyataan. Penegasan itu berbentuk pernyataan”sumpah” yang langsung difirmankan oleh Allah SWT. Sumpah dalam konotasi bahasa al-Qur’an disebut qasam. Qasam (sumpah) dalam pembicaraan termasuk salah satu uslub pengukuhan kalimat yang diselingi dengan bukti yang konkrit dan dapat menyeret lawan untuk mengakui apa yang diingkarinya. 1

Transcript of PENGERTIAN QASAM

BAB I

PENDAHULUAN

Kesiapan jiwa setiap individu dalam menerima kebenaran dan tunduk

terhadap cahanya itu berbeda-beda. Jiwa yang jernih yang fitrahnya tiudak ternoda

kejahatan akan segera menyambut petunjuk dan membukakan pintu hati bagi

sinarnya serta berusaha mengikutinya sekalipun petunjuk itu sampai kepadanya hany

sepintas kilas. Sedangkan jiwa yang tertutup awan kejahilan dan diliputi gfelapnya

kebatilan tidak tergoncang hatinya kecuali dengan pukulan peringatan dan bentuk

kalimat yang kuat lagi kokoh, sehingga dengan demikian barulah tergoncang

keingkarannya itu.

        Di dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang memberi penegasan akan

sebuah penyataan. Penegasan itu berbentuk pernyataan”sumpah” yang langsung

difirmankan oleh Allah SWT. Sumpah dalam konotasi bahasa al-Qur’an disebut

qasam. Qasam (sumpah) dalam pembicaraan termasuk salah satu uslub pengukuhan

kalimat yang diselingi dengan bukti yang konkrit dan dapat menyeret lawan untuk

mengakui apa yang diingkarinya.

1

BAB II

AQSAMUL QUR’AN

A.    Pengertian Aqsamul Qur’an

       Menurut bahasa, aqsam merupakan bentuk jamak dari kata qasam yang berarti

sumpah. Sedangkan secara menurut istilah aqsam dapat diartikan sebagai

ungkapan yang dipakai guna memberikan penegasan atau pengukuhan suatu

pesan dengan menggunakan kata-kata qasam. Namun dengan pemakaiannya para

ahli ada yang hanya yang menggunakan istilah al-Qasam saja seperti dalam kitab al-

Burhan fi Ulumil Qur’an karangan imam Badruddin Muhammad bin Abdullah az-

Zarkasyi. Ada juga yang mengidofatkanny dengan al-Qur’an, sehingga menjadi

Aqsamul Qur’an seperti yang dipakai dalam kitab al-Itqan fi Ulumil Qur’an karangan

Imam Jalaluddin as-Suyuthi. Kedua istilah tersebut hanya berbeda pada konteks

pemakaian katanya saja, sedangkan maksudnya tidak jauh berbeda.

       Kalau demikian maka yang dimaksud dengan aqsamul Qur’an adalah salah

satu dari ilmu-ilmu tentang al-Qur’an yang mengkaji tentang arti, maksud,

hikmah, dan rahasia sumapah-sumpah Allah yang terdapat dalam al-Qur’an.

Selain pengertian diatas, qasam dapat puladiartikan dengan gaya bahasa Al-Qur’an

menegaskan atau mengukuhkan suatu pesan atau pernyataan menyebut nama Allah

atau ciptaan-Nya sebagai muqsam bih. Dalam Al-Qur’an, ungkapan untuk

memaparkan qasam adakalanya dengan memakai kata aqsama, dan kadang-kadang

dengan menggunakan kata halafa.

B.    Macam-macam Qasam

Qasam itu adakalanya zhahir dan adakalanya mudmar.

a. Zhahir, ialah sumpah di dlamnya disebutkan fi’il qasam dan muqsam bih.

Dan diantaranya ada yang dihilangkan fi’il qasamnya, sebagaimana pada

umumnya, karena dicukupkan dengan huruf jar berupa ba, wawu, dan ta.

Seperti dalam firman Allah SWT:

Artinya: “Aku bersumpah demi hari kiamat, dan aku bersumpah dengan

jiwa yang Amat menyesali (dirinya sendiri).” (QS. Al-Qiyamah: 1-2).

2

b. Mudhmar ialah yang di dalamnya tidak dijelaskan fi’il qasam dan tidak pula

muqsam bih, tetapi ia ditunjukkan oleh “lam taukid” yang masuk ke dalam

jawab qasam, seperti firman Allah:

Artinya: “Kamu sungguh-sungguh akan diuji terhadap hartamu dan dirimu.

dan (juga) kamu sungguh-sungguh.”

C.    Unsur-unsur Qasam

        Qasam terbagi menjadi tiga unsur yaitu adat qasam, muqsam bih dan

muqsam ‘alaih.

1. Adat qasam adalah sghat yang digunkan untuk menunjukkan qasam, baik

dalam bentuk fi’il maupun huruf seperti ba, ta, dan wawu sebgaai pengganti

fi’il qasam. Contoh qasam dengan memakai kata kerja, misalnya firman

Allah SWT:

Artinya : “Mereka bersumpah dengan nama Allah dengan sumpahnya yang

sungguh-sungguh: “Allah tidak akan akan membangkitkan orang yang

mati”. (tidak demikian), bahkan (pasti Allah akan membangkitnya),

sebagai suatu janji yang benar dari Allah, akan tetapi kebanyakan

manusia tiada mengetahui. “(QS. An-Nahl ayat 38)

 Adat qasam yang banyak dipakai dalah wawu, sebagaimana firman Allah

SWT: Artinya: “Demi (buah) Tin dan (buah) Zaitun dan demi bukit Sinai.”

(QS. At-Tin: 1-2)

   Sedangkan khusus lafadz al-jalalah yang digunakan untuk pengganti fi’il

qasam adalah huruf ta seperti dalam firman Allah SWT:

Artinya: “ Demi Allah, Sesungguhnya aku akan melakukan tipu daya

terhadap berhala-berhalamu sesudah kamu pergi meninggalkannya.

2. Al-Muqsam bih yaitu sesuatu yang dijadikan sumpah oleh Allah. Sumpah

dalam al-Qur’an ada kalanya dengan memakai nama yang Agung (Allah),

dan ada kalanya dengan menggunakan nam-nama ciptaanNya. Qasam

dengan menggunakan nama Allah dalam al-Qur’an hanya terdapat dalam

tujuh tempat yaitu:

3

a. QS. Adz-dzariyat ayat 43 d. QS. Maryam ayat 68

b. QS. Yunus ayat 53 e. QS. Al-Hijr ayat 92

c. QS. At-Taghabun ayat 17 f. QS. An-Nisa ayat 65

g. QS. Al-Ma’arij ayat 40

Misalnya firman Allah SWT:

Artinya : “Dan mereka menanyakan kepadamu: “Benarkah (azab yang dijanjikan)

itu? Katakanlah: “Ya, demi Tuhanku, Sesungguhnya azab itu adalah

benar dan kamu sekali-kali tidak bisa luput (daripadanya)”.(QSYunus

ayat 53)

Selain pada tujuh tempat dia tas, Allah memakai qasam dengan nama-nama

ciptannya seperti dalam firman Allah SWT:

Artinya : “Maka aku bersumpah dengantempat beredarnya bintang-bintang”. (QS.

Al-Waqi’ah: 75).

3. Al-muqsam ‘alaih kadang juga disebut jawab qasam. Muqsam ‘alaih merupakan

suatu pernyataan yang datang mengiringi qasam, berfungsi sebagai jawaban dari

qasam. Di dalam Qur’an terdapat dua muqsam ‘alaih, yaitu yang disebutkan

secara tegas atau dibunag. Jenis yang pertama terdapat dalam ayat-ayat sebagai

berikut:

       Artinya: “Demi (angin) yang menerbangkan debu dengan kuat.dan awan yang mengandung hujan, dan kapal-kapal yang berlayar dengan mudah, dan (malaikat-malaikat) yang membagi-bagi urusan, Sesungguhnya apa yang dijanjikan kepadamu pasti benar, dan Sesungguhnya (hari) pembalasan pasti terjadi.” (QS. Adz-Dzariyat: 1-6)

Jenis kedua muqsam ‘alaih atau jawab qasam dihilangkan/dibuang karena

alasan sebagai berikut:

Pertama, di dalam muqsam bih nya sudah terkandung makna muqsam ‘alaih.

Kedua, qasam tidak memerlukan jawaban karena sudah dapat dipahami dari

redaksi ayat dalam surat yang terdapat dalam al-Qur’an. Contoh jenis ini dapat dilihat

mislanya dalam ayat yang berbunyi:

4

Artinya : “Demi waktu matahari sepenggalahan naik, dan demi malam apabila telah

sunyi (gelap).” (QS. Ad-Dhuha: 1-2).

D.     Faedah Aqsam dalam Al-Qur’an

      Qasam merupakan salah satu penguat perkataan yang masyhur untuk

memantapkan dan memperkuat kebenaran sesuatu di dalam jiwa. Qur’an al-Karim

diturunkan untuk seluruh manusia, dan manusia mempunyai sikap yang bermacam-

macam terhadapnya. Di antaranya ada yang meragukan, ada yang mengingkari dan

ada pula yang amat memusuhi. Karena itu dipakailah qasam dalam Kalamullah, guna

menghilangkan keraguan, melenyapkan, kesalahpahaman, menegakkan hujjah,

menguatkan khabar dan menerapkan hukum dengan cara paling sempurna.

5

BAB III

KESIMPULAN

       Dari uraian yang telah dibahas, kita dapat menyimpulkan Aqsamul Qur’an

adalah salah satu kajian dalam Ulumul Qur’an yang membahas tentang pengertian,

unsur-unsur, bentuk-bentuk, tujuan, serta manfaat (faedah) sumpah-sumpah Allah,

dalam menegaskan suatu pernyataan tertentu, yang terdapat di dalam Al-Qur’an,

dimana sumpah-sumpah dalam Al-Qur’an itu menyebut nama Allah atau ciptaan-Nya

sebagai Muqsam bih.

Aqsamul Qur’an mempunyai tujuan untuk memberikan penegasan atas

suatu informasi yang disampaikan dalam Al-Qur’an atau untunuk memperkuat

informasi kepada orang lain yang mungkin sdang mengingkari suatu kebenarannya,

sehingga informasi itu dapat diterimanya dengan penuh keyakinan

6

DAFTAR KEPUSTAKAAN

Buchori, Didin Saefuddin. 2005. Pedoman Memahami Al-Qur’an, Bogor: Granada Sarana Pustaka.

Chirzin, Muhammad.1998. Al-Qur’am dan Ulumul Qur’an, Yogyakarta: PT. Dana Bhakti Prima Yasa.

Manna’ Khalil Al-Qattan. 2009. (Mabahitsu fi Ulumil Qur’an) Studi Ilmu-ilmu Qur’an. Jakarta: PT Halim Jaya.

 

7