PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN · PDF filehalaman persetujuan pengembangan program vcd...
Transcript of PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN · PDF filehalaman persetujuan pengembangan program vcd...
i
PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR
MENGGIRING BOLA SEPAKBOLA BERBASIS PLAY UNTUK MURID
SEKOLAH DASAR
(Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri)
TESIS
Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat
Magister Program Studi Ilmu Keolahragaan
Oleh :Arif Dwi Prastyanto
A.121308053
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN PERSETUJUAN
PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN
TEKNIK DASAR MENGGIRING BOLA SEPAKBOLA
BERBASIS PLAY UNTUK MURID SEKOLAH DASAR
(Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri)
Oleh :
ARIF DWI PRASTYANTO
A 121308053
Telah disetujui oleh Tim Pembimbing
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Pembimbing
I
Prof. Dr. Sugiyanto
NIP. 194911081976091001
.....................
................
Pembimbing
II
Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd.
NIP. 196503231993031012
.....................
................
Telah Dinyatakan memenuhi syarat
Pada tanggal ............................
Ketua Program Studi Ilmu Keolahragaan
Program Pascasarjana UNS
Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd.
NIP. 196511281990031001
PENGESAHAN PENGUJI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN TEKNIK DASAR
MENGGIRING BOLA SEPAKBOLA BERBASIS PLAY
UNTUK MURID SEKOLAH DASAR
(Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri)
TESIS
Disusun oleh :
Arif Dwi Prastyanto
A 121308053
Telah dipertahankan di depan penguji
dan dinyatakan telah memenuhi syarat
pada tanggal 2015
Tim Penguji :
Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal
Ketua
Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd.
NIP 196511281990031001
..........………...
.............................
Sekretaris
Prof.Dr. Kiyatno, dr.,PFK.,M.Or.,AIFO.
NIP 194801181976031002
..........................
............................
Anggota
Penguji
1. Prof. Dr. Sugiyanto
NIP 194911081976091001
2. Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd.
NIP 196503231993031012
....……………
......……………
............................
............................
Mengetahui:
Direktur
Program Pascasarjana
Ketua Program Studi
Ilmu Keolahragaan
Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S.
NIP. 196107171986011001
Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd.
NIP. 196511281990031001
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI
Saya menyatakan dengan sebenarnya bahwa:
1. Tesis yang berjudul, “PENGEMBANGAN PROGRAM VCD PEMBELAJARAN
TEKNIK DASAR MENGGIRING BOLA SEPAKBOLA BERBASIS PLAY
UNTUK MURID SEKOLAH DASAR (Studi pada Murid Sekolah Dasar
Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri)” ini adalah karya penelitian saya
sendiri dan tidak terdapat karya ilmiah yang pernah diajukan oleh orang lain untuk
memperoleh gelar akademik serta tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah
ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang tertulis dengan acuan yang
disebutkan sumbernya, baik dalam naskah karangan dan daftar pustaka. Apabila
ternyata di dalam naskah tesis ini dapat dibuktikan terdapat unsur plagiasi, maka saya
bersedia menerima sangsi, baik Tesis beserta gelar magister saya dibatalkan serta
diproses sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2. Publikasi sebagian atau keseluruhan isi Tesis pada jurnal atau forum ilmiah harus
menyertakan tim promotor sebagai author dan PPs UNS sebagai institusinya. Apabila
saya melakukan pelanggaran dari ketentuan publikasi ini, maka saya bersedia
mendapatkan sanksi akademik yang berlaku.
Surakarta,
Yang membuat pernyataan
ARIF DWI PRASTYANTO
NIM A121308053
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
MOTTO
“ Jangan Tunda Sampai Besok Apa Yang Bisa Engkau Kerjakan Hari Ini “
(Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PERSEMBAHAN
Dengan segala ketulusan dan kerendahan hati Tesis ini kupersembahkan kepada:
1. Bapak dan ibu yang telah merawat dan membesarkanku dengan penuh
pengorbanan dan kasih sayang.
2. Istriku tersayang Pramuda Oktanianti yang selalu memberikan doa, motivasi
dan penuh kesabaran hingga selesainya karya ini.
3. Bidadari kecilku Vania Callista Putri Prastyanto yang menjadi inspirasi
semangat dalam menjalani hidup ini.
4. Bapak Kepala Sekolah, Guru beserta Karyawan SD N IV Gunungan yang selalu
memberikan dukungan.
5. Almamaterku tercinta Universitas Sebelas Maret Surakarta
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmaanirrahiim,
Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, yang
telah melimpahkan berkah rahmat dan ridho-NYA, sehingga tesis dengan judul.”
Pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola
berbasis play (Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten
Wonogiri) dapat diselesaikan. Tanpa bantuan dari berbagai pihak penyusunan tesis ini
tidak mungkin dapat diselesaikan, maka selayaknya penulis mengucapkan terimakasih
yang setinggi-tingginya kepada :
1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta,
yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan di
Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Prof. Dr. Ir. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk
mengikuti pendidikan di Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Prof. Dr. Agus Kristiyanto, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Ilmu Keolahragan
yang telah memberikan arahan dan kesempatan kepada peneliti untuk mengikuti
pendidikan di Program Studi Ilmu Keolahragaan Program Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
4. Prof. Dr. Sugiyanto, Selaku pembimbing I yang telah secara seksama dan dengan
penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu, serta tenaga untuk
memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selesai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5. Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd. Selaku pembimbing II yang telah secara seksama
dan dengan penuh kesabaran dalam mencurahkan pikiran, waktu, serta tenaga untuk
memberikan bimbingan sampai tesis ini dapat selesai.
6. Drs. Teddy Agoeng Soelistyo M.Pd. selaku ahli akademisi yang telah memberikan
masukan dan arahan demi kesempurnaan produk hasil penelitian.
7. Bapak Guntoro Tri Prasetyo dan Bapak Sumarjo HW selaku ahli praktisi sepakbola
yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian ini dilapangan.
8. Sutarto S.Pd.,M.Pd. selaku Kepala Sekolah SD N IV Gunungan, Guru beserta
karyawan yang telah memberikan ijin penelitian dan membantu hingga tesis ini
selesai.
9. Keksi Sri Rahayu, S.Pd.,M.Pd. Kepala Sekolah SDN II Manyaran yang telah
memberikan ijin untuk melakukan penelitian.
10. Siswa SDN IV Gunungan dan SDN II Manyaran yang telah bersedia menjadi subjek
penelitian.
11. Seluruh Staf Pengajar pada Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana Sebelah
Maret, yang telah memberikan fasilitas untuk kelancaran studi.
12. Istri dan anak-anak yang telah memberikan perhatian dan dukungan moral yang
sangat tinggi dan penuh kesabaran dalam mendukung penyelesaian tesis ini.
13. Seluruh rekan mahasiswa Program Studi Ilmu Keolahragaan Pascasarjana
Universitas Sebelas Maret yang telah banyak membantu kelancaran studi.
14. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas bantuan baik moril atau
materiil sehingga dapat terselesaikan penulisan tesis ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Semoga Allah SWT memberikan balasan atas semua kebaikan yang diberikan
dengan tulus dan ikhlas. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna,
oleh sebab itu dengan segala kerendahan hati, penulis mengharap saran dan kritik yang
bersifat membangun sebagai bekal demi kesempurnaan tesis ini, kiranya Tesis ini
membawa manfaat dan kontribusi yang berarti dalam perkembangan ilmuan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Surakarta, Maret 2015
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ABSTRAK
Arif Dwi Prastyanto. A121308053.2015. Pengembangan Program VCD
Pembelajaran Teknik Dasar Menggiring Bola Sepakbola Berbasis Play untuk
Murid Sekolah Dasar (Studi pada Murid Sekolah Dasar Kecamatan Manyaran
Kabupaten Wonogiri). Tesis, Program Studi Ilmu Keolahragaan, Program Pasca
Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. Pembimbing (1) Prof. Dr. Sugiyanto
(2) Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd.
Latar belakang penelitian adalah penguasaan teknik dasar menggiring bola
sepakbola siswa sekolah dasar yang belum baik dan belum adanya model program vcd
pembelajaran menggiring bola sepakbola secara khusus yang diberikan untuk siswa
sekolah dasar di Kecamatan Manyaran. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan dan
mengetahui hasil analisis kebutuhan dan mengembangkan produk awal, melaksanakan
dan mengetahui uji ahli dan uji lapangan, dan melaksanakan uji efektifitas produk untuk
mengetahui hasil uji keefektifan program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring
bola sepakbola berbasis play pada siswa sekolah dasar di Kecamatan Manyaran.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah “metode
penelitian pengembangan, (Research and Development)” yang dikemukakan oleh Borg
dan Gall, peneliti mengadaptasi prosedur penelitian menjadi tiga tahap yaitu: tahap 1
pendahuluan, tahap 2 uji coba produk, dan tahap 3 uji efektifitas produk.
Hasil yang pertama pendahuluan adalah analisis kebutuhan dengan
menggunakan metode wawancara dan observasi, pembelajaran teknik menggiring bola
sepakbola yang kurang bervariasi dan masih rendahnya tingkat penguasaan teknik
menggiring pada siswa sekolah dasar di kecamatan manyaran. Pembelajaran menggiring
sudah diberikan namun masih banyak siswa belum bias melakukan teknik menggiring
dengan baik, selain itu kurangnya motivasi siswa ketika pembelajaran menggiring bola
sepakbola karena kurangnya variasi model pembelajaran menggiring bola yang
menyenangkan. Pengembangan produk penyajiannya yaitu bab I latihan pendahuluan,
bab II Latihan Inti (teknik dasar menggiring bola sepakbola, variasi teknik dasar
menggiring bola sepakbola), bab III Penutup dan program latihan. Tahap kedua adalah
uji coba produk. Ujicoba yang pertama adalah uji coba ahli dengan menggunakan tiga
ahli sepakbola dengan 50 butir pertanyaan dan 1 ahli media vcd dengan 15 butir
pertanyaan dengan hasil 83,15% dan dapat di interpretasikan bahwa rancangan produk
bias diuji cobakan pada tahap selanjutnya. Uji coba kelompok kecil dengan jumlah
subjek 10 menggunakan instrument angket dengan jumlah pertanyaan 15. Hasil uji
kelompok kecil adalah 81,3%, uji coba kelompok besar dengan 20 subjek dengan hasil
86,07%. Tahap ketiga adalah uji efektivitas produk dengan membandingkan dua
kelompok, satu kelompok diberi perlakuan produk pengembangan dan kelompok lain
diberi perlakuan secara konvensional dengan menggunakan pre test dan post test desain.
Nilai beda untuk masing-masing kelompok berdasarkan tes adalah: jumlah nilai beda tes
kelompok eksperimen adalah 57,49 Kelompok control 14,78.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Sebagai simpulan akhir dinyatakan bahwa produk terbukti efektif meningkatkan
kemampuan menggiring bola sepakbola siswa sekolah dasar di Kecamatan Manyaran,
Kabupaten Wonogiri.
Kata kunci: Menggiring, Program VCD Pembelajaran, Penelitian Pengembangan.
ABSTRACT
Arif Dwi Prastyanto. A1213080.2015. VCD Program Development Learning Basic
Technique Based Soccer Ball Play On Elementary School Students (Studies in
Primary Scholl Pupils Manyaran District of Wonogiri). Thesis, Department of
Sport Science, Graduate Program Sebelas Maret University. Supervisor (1) Prof.
Dr. Sugiyanto (2) Dr. Sapta Kunta Purnama, M.Pd.
Background research is mastering the basic techniques of soccer dribblling
elementary school students who have not been good and the lack of a model program of
learning to dribble a football vcd specifically given to elementary school students in the
District Manyaran. The purpose of this study is to carry out and know the results of the
analysis of needs and develop initial product, implement and test knowing expert and
field testing, and implementing test the effectiveness of the product to determine the
effectiveness of the results vcd program learning the basic techniques of dribbling
soccer play based on elementary school students in the District Manyaran.
The method used in this study is “the development of research methods,
(Research and Development)” proposed by Borg and Gall, researchers adapted the
research procedures in to three phases: phase 1 preliminary, phase 2 trial products, and
phase 3 trials effectiveness product.
The first preliminary results are analytical requirements using interviews and
observation, learning football dribbling technique which is less varied and the low level
of mastery of the technique leads to an elementary school student in the District
Manyaran. Learning herd has been given but there are still many students are not able to
perform the technique leads to good, besides the lack of student motivation when
learning to dribble a football because of the lack of variety of learning models dribble
fun. Product development presentation that I exercise introductory chapter, chapter II
exercise core(basic techniques of soccer dribble, dribble variations of the basic
techniques of football), chapter III cover and exercise program. The second stage is a
test product. The first trial is testing experts using three football expert with 50 grains of
questions and 1 vcd media axpert with 15 grains of quetions with 83,15% and the results
can be interpreted that the design of the productcan be tested at a later stage. Small
group trial with 20 subjects with results of 86,07%. The third stageis to the test the
effectiveness of a product by comparing two groups, one group was treated product
development other groups were treated with the convetional manner using the pre-test
and post-test design. Different value for each group based on the test are : the number of
different values test the experimental group 57,49 was the control group 14,78.
As a final conclusion stated that the product proved to effectively improve the
ability to dribble soccer elementary school students in the District Manyaran, Wonogiri.
Keywords : Dribbling, VCD learning program, research development
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN .......................................................................... iii
MOTTO ............................................................................................................ iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
ABSTRAK ......................................................................................................... ix
ABSTRACT .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI . .................................................................................................. xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... . xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................. 5
C. Rumusan Masalah .................................................................... 6
D. Tujuan Penelitian ...................................................................... 7
E. Manfaat Penelitian .................................................................... 8
F. Asumsi ...................................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
A. Kajian Teori............................................................................ 10
1. Olahraga Sepakbola............................................................. 10
a. Teknik Dasar Bermain Sepakbola ……………………... 12
b. Teknik Dasar Menggiring Bola ………………………... 13
2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar...................................... 17
a. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar………………………. 17
b. Perkembangan Usia dan Kelas…………………………. 18
3. Pembelajaran......................................................................... 23
a. Pembelajaran Sepakbola di Sekolah Dasar……………… 24
b. Pembelajaran Menggiring Bola di Sekolah Dasar ……… 28
4. Play (Bermain)......................................................................... 30
a. Hakikat Play (Bermain) ....................................................... 30
b. Manfaat Bermain ................................................................. 33
5. Program VCD Pembelajaran .................................................. 42
a. Program VCD Pembelajaran Berbasis Play …………....... 44
b. Teknik Pembuatan Program VCD Pembelajaran ………... 48
B. Penelitian yang Relevan............................................................... 53
C. Kerangka Berfikir ..................................................................... .... 54
D. Spesifikasi Produk dan Hipotesis ............................................. .... 56
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................. .. 58
B. Metode Penelitian ..................................................................... .. 59
C. Sumber Data ............................................................................. .. 68
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
D. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... .. 71
E. Teknik Analisis Data ................................................................ ... 77
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Ringkasan Hasil Penelitian ........................................................ 86
B. Hasil Tahap 1 Pendahuluan ...................................................... 87
C. Hasil Tahap 2 Uji Coba Produk ............................................... 90
D. Hasil Tahap 3 Uji Efektivitas Produk ..................................... 110
E. Pembahasan Hasil Penelitian ................................................. 116
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan .............................................................................. 126
B. Implikasi.................................................................................... 128
C. Saran.......................................................................................... 129
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 130
LAMPIRAN – LAMPIRAN ........................................................................... 131
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Periodesasi Perkembangan Berdasarkan Usia
...........................................
18
Tabel 2.2 Teori Modern Bermain
...............................................................................
41
Tabel 2.3 Hubungan antara Media dengan Isi / Tujuan Pembelajaran
.....................
45
Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
.................................................................. .
58
Tabel 3.2 Desain Uji Efektivitas Produk
...................................................................
67
Tabel 3.3 Persentase Hasil Evaluasi Subyek Uji Coba
..............................................
85
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Penelitian
......................................................................
86
Tabel 4.2 Hasil Wawancara dengan Guru Penjaskes di Kec. Manyaran
..................
87
Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Siswa SD di Kec. Manyaran
..........................
88
Tabel 4.4 Hasil Evaluasi Ahli Akademisi
.................................................................
91
Tabel 4.5 Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Praktisi Sepakbola 1 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
...................
Tabel 4.6 Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Praktisi Sepakbola 2
..................
98
Tabel 4.7 Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Media
..............................................
103
Tabel 4.8 Kesimpulan Data Kuantitatif Evaluasi Ahli
...............................................
104
Tabel 4.9 Persentase Hasil Evaluasi
...........................................................................
105
Tabel 4.10 Data Kuantitatif Hasil Uji Coba Kelompok Kecil
.....................................
106
Tabel 4.11 Persentase Hasil Evaluasi
...........................................................................
107
Tabel 4.12 Data Kuantitatif Hasil Uji Coba Lapangan
................................................
108
Tabel 4.13 Persentase Hasil Evaluasi
...........................................................................
110
Tabel 4.14 Rekapitulasi Data Hasil pre-test dan post-test Kelompok
Eksperimen dan Kelompok Kontrol
............................................................................
111
Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi
..............................
112
Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi 113
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
...............................
Tabel 4.17 Data Hasil pre-test dan post-test
................................................................
114
Tabel 5.1 Peningkatan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Tanpa Video
...............
128
Tabel 5.2 Peningkatan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Menggunakan
Video ...
128
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian
Dalam.................................
16
Gambar 2.2 Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian Luar
...................................
16
Gambar 2.3 Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki
..............................................
17
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan
.............................................................
62
Gambar 3.2 Bagan Instrumen Pengumpulan Data
.....................................................
72
Gambar 3.3 Bagan Pemeriksaan Keabsahan
Data.......................................................
81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR LAMPIRAN
Lampira
n
1 Hasil Wawancara Guru Penjaskes dan Murid SD di Kec. Manyaran
.......
13
3
Lampira
n
2 Kisi-kisi Angket Ahli Akademisi, Praktisi Sepakbola dan Ahli
Media ....
13
5
Lampira
n
3 Kuesionair Evaluasi Ahli Akademisi, Praktisi Sepakbola dan Ahli
Media...................................................................................................
.......
13
6
Lampira
n
4 Data Hasil Evaluasi Ahli Akademisi, Praktisi Sepakbola dan Ahli
Media...................................................................................................
.......
15
2
Lampira
n
5 Kisi – kisi Kuesioner Uji Coba Produk
.....................................................
16
3
Lampira
n
6 Kuesionair Uji Coba Kelompok Kecil dan Uji Coba Lapangan
...............
16
4
Lampira
n
7 Data Uji Coba Kelompok Kecil
................................................................
16
8
Lampira
n
8 Data Uji Coba Kelompok
Besar.................................................................
17
0
Lampira
n
9 Prosedur Pelaksanaan Penelitian Menggiring Bola
.................................
17
3
Lampira
n
1 Penyajian Data Hasil Tes Awal dan Tes Akhir 17
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0 ......................................... 5
Lampira
n
1
1
Uji Prasyarat Analisis
...............................................................................
17
9
Lampira
n
1
2
Analisis Data Uji Efektivitas Produk
.......................................................
18
8
Lampira
n
1
3
Produk Pengembangan Sepakbola Berbasis
Play......................................
19
6
Lampira
n
1
4
Program Pembelajaran Harian
..................................................................
21
8
Lampira
n
1
5
Naskah Video Pembelajaran
...................................................................
22
4
Lampira
n
1
6
Catatan Lapangan Penelitian
.....................................................................
23
2
Lampira
n
1
7
Dokumentasi Penelitian
...........................................................................
23
9
Lampira
n
1
8
Surat Permohonan Ijin Penelitian
............................................................
25
1
Lampira
n
1
9
Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian
............................................
25
2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan jasmani sebagai salah satu mata pelajaran yang diberikan disekolah
sama pentingnya bila dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya yang diajarkan
disetiap jenjang pendidikan. Pendidikan jasmani diselenggarakan di sekolah sebagai
salah satu upaya untuk meningkatkan kesegaran jasmani siswa yang merupakan bagian
integral dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia. Pelaksanaan
pendidikan jasmani di sekolah dilakukan dengan cara memahami konsep aktivitas
jasmani olahraga dan kesehatan dilingkungan yang bersih sebagai informasi untuk
mencapai pertumbuhan fisik yang baik, pola hidup sehat dan kebugaran, terampil serta
memiliki sikap yang positif.
Untuk mencapai tujuan tersebut di atas seorang pendidik harus membuat
pelaksanaan program kegiatan pembelajaran agar dapat menggambarkan kegiatan yang
akan dilaksanakan dilapangan atau di kelas. Pada hakikatnya, suatu pembelajaran yang
direncanakan terlebih dahulu akan lebih terarah dan lebih mudah tercapai. Namun sering
kali guru beranggapan bahwa mengajar sudah dianggap pekerjaan rutin sehari-hari jadi
tidak perlu membuat program pembelajaran atau persiapan sehingga mengajar seadanya
tanpa memperhatikan situasi dan kondisi serta kebutuhan siswa. Sebagai seorang guru
yang baik di samping menyiapkan seperangkat program pembelajaran diharapkan juga
mau dan mampu membuat suatu media pembelajaran sebagai persiapan sebelum
melaksanakan kegiatan pembelajaran.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Tujuan pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan dalam ranah
psikomotor adalah membentuk dan meningkatkan persepsi motorik, gerak dasar, dan
keterampilan gerak, sedangkan prinsip-prinsip dalam pembelajaran ranah psikomotor
adalah : a) siswa diberi kesempatan untuk berkembang sesuai dengan kemampuannya,
b) harus ada kesempatan bagi siswa untuk memperluas dan memperdalam
pembelajaran, c) semaksimal mungkin memanfaatkan sumber-sumber pembelajaran, d)
setiap siswa harus terlibat dan aktif terus-menerus, dan lain sebagainya.
Dalam dunia pendidikan, sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga
permainan yang diajarkan disekolah yang terangkum dalam kurikulum pendidikan
jasmani. Sepakbola adalah cabang permainan beregu yang dimainkan masing-masing
oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Berbeda dengan permainan bola
voli atau basket dimana pemain selalu menggunakan kedua tangan pada waktu
permainan, maka sepakbola hampir seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali
penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota badan manapun.
Dalam upaya meningkatkan keterampilan bermain sepakbola para siswa sekolah
harus menguasai macam-macam teknik dasar bermain sepakbola. Kemampuan siswa
menguasai teknik dasar bermain sepakbola dapat mendukung penampilan dalam
bermain sepakbola baik secara individu maupun secara tim. Melihat betapa pentingnya
penguasaan teknik dasar bermain sepakbola, maka bagi para pemain pemula (siswa
sekolah) harus dilatih secara baik dan benar. Dalam pembelajaran pendidikan jasmani
sepakbola merupakan pembelajaran yang sangat digemari oleh siswa khususnya siswa
laki-laki. Tetapi permasalahannya adalah didalam proses pembelajaran sepakbola, siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
hanya sekedar bermain tanpa memperhatikan penguasaan dalam teknik dasar bermain
sepakbola seperti menggiring bola, mengoper bola dan menghentikan bola.
Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia adalah
dengan cara melalui perbaikan proses belajar mengajar secara efektif, misalnya dengan
jalan memilih metode mengajar yang baik dan benar. Metode yang dipilih dan
diperkirakan cocok digunakan dalam proses pembelajaran teori dan praktik
keterampilan. Gaya mengajar, metode, media dan strategi guru dalam menyajikan
pembelajaran sangat berpengaruh terhadap perhatian dan konsentrasi serta motivasi
anak.
Dalam pembelajaran pendidikan jasmani bermain adalah salah satu strategi
yang dapat dilakukan oleh guru pendidikan jasmani terutama guru sekolah dasar,
karena melalui bermain dapat memberi kesempatan pada anak untuk melatih
kemampuan gerak dasar seperti gerak lokomotor (jalan, lari), non lokomotor
(membungkuk, menekuk tangan) dan manipulatif (menggiring bola, melempar bola).
Kemampuan gerak dasar ini semakin baik dan berkualitas. Melalui aktivitas bermain
maka kemampuan fisik anak akan berkembang secara optimal.
Selain strategi mengajar dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani media
pengajaran merupakan suatu alat komunikasi. Dikatakan demikian karena didalam
media pengajaran terdapat proses penyampaian pesan dari pendidik kepada anak didik,
sedangkan pesan yang dikirimkan, biasanya berupa informasi atau keterangan dari
pengirim pesan. Pesan tersebut adakalanya disampaikan dalam bentuk sandi-sandi atau
lambang-lambang, seperti kata-kata, bunyi, gambar, dan lain sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
Menurut Nanang Hanafiah & Cucu Suhana (2009 : 8) keberhasilan dalam belajar
dipengaruhi oleh berfungsinya secara integratif dari setiap faktor pendukungnya.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, antara lain : 1) peserta
didik dengan sejumlah latar belakangnya yang mencakup tingkat kecerdasan, bakat,
sikap, minat, motivasi, keyakinan, kesadaran, kedisiplinan dan tanggung jawab, 2)
pengajar yang profesional yang memiliki kompetensi pedagogik, kompetensi sosial,
kompetensi personal, kompetensi profesional, pendidikan yang memadai dan
kesejahteraan yang memadai, 3) atmosfir pembelajaran partisipatif dan interaktif yang
dimanifestasikan dengan adanya timbal balik dan multi arah secara aktif, kreatif,
inovatif dan menyenangkan, 4) sarana dan prasarana yang menunjang proses
pembelajaran antara lain lahan tanah, bangunan dan perlengkapan (media
pembelajaran), 5) kurikulum sebagai kerangka dasar atau arahan, 6) lingkungan agama,
sosial, budaya, politik, ekonomi, ilmu dan teknologi serta lingkungan alam sekitar, 7)
atmosfir kepemimpinan pembelajaran yang sehat, 8) pembiayaan yang memadai.
Menurut Dina Indriana (2011 : 16) media pengajaran mencakup bahan-bahan
tradisional seperti papan tulis, buku pegangan, bagan slide, OHP, objek-objek nyata dan
rekaman video atau film. Selain itu bisa juga bahan-bahan dan beberapa metode
mutakhir seperti komputer, DVD, CD-Room, internet dan penggunaan fasilitas
konferensi video secara interaktif. VCD adalah salah satu bentuk media pembelajaran
audio visual. Alat ini mampu menampung muatan audio visual sepanjang 74 menit yang
kualitasnya setara dengan VHS Video dan suaranya setara dengan kualitas CD audio.
VCD bisa digunakan sebagai media pembelajaran yang mengasyikkan, karena dengan
media ini seorang guru bisa memperlihatkan bentuk asli materi pembelajaran dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
gamblang dan jelas. Siswa akan semakin mudah memahami semua materi yang
disampaikan oleh guru karena langsung melihat bagaimana bentuk aslinya.
Seperti telah disampaikan diatas bahwa salah satu tujuan Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan salah satunya adalah mengembangkan keterampilan gerak
siswa, hal ini rasanya sulit dicapai karena dalam Kurikulum 2013 jumlah tatap muka
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan hanya tiga jam pelajaran per minggu
(kelas besar). Belum lagi sarana dan prasarana yang masih kurang. Salah satu cara untuk
memecahkan permasalahan tersebut adalah mengembangkan sebuah media
pembelajaran yang efektif.
Setiap pengajar mempunyai kesenangan atau keahlian di dalam memilih media
pengajaran, media pengajaran atau intruksional design yang dipakai sebaiknya sesuai
dengan bahan ajar atau materi yang diberikan. Karena perkembangan media pengajaran
yang semakin maju, pengajar perlu memanfaatkannya dalam proses belajar mengajar.
Penggunaan media pengajaran mendorong siswa lebih cepat dalam menyerap informasi
yang disampaikan, karena siswa akan termotivasi untuk belajar.
Melihat kenyataan tersebut, peneliti sangat tertarik untuk menciptakan model
atau media pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola yang menarik untuk
dipelajari oleh siswa secara mandiri. Untuk itu peneliti akan mengangkat judul :
“ Pengembangan Program VCD Pembelajaran Teknik Dasar Menggiring Bola
Sepakbola Berbasis Play Untuk Murid Sekolah Dasar” (Studi pada Murid Sekolah
Dasar Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang yang sudah dikemukakan diatas, maka dapat
diidentifikasi beberapa permasalahan, yaitu :
1. Kurangnya kemampuan guru pendidikan jasmani dalam menggunakan metode
yang bervariasi dalam pengajaran materi sepakbola serta belum pernah
mendapatkan sebuah model pembelajaran teknik dasar menggiring bola
sepakbola dalam bentuk VCD.
2. Belum adanya model latihan atau penguasaan pembelajaran gerak dalam teknik
menggiring bola sepakbola.
3. Program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola yang
efektif seperti apa yang akan dikembangkan pada murid Sekolah Dasar
Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri?
C. Rumusan Masalah
1. Produk Program VCD pembelajaran seperti apa yang baik untuk meningkatkan
penguasaan teknik dasar menggiring bola sepakbola secara efektif dan efisien
a. Model pembelajaran teknik menggiring bola pada sepakbola berbasis play
seperti apa yang diduga dapat meningkatkan penguasaan teknik menggiring
bola sepakbola murid sekolah dasar?
b. Bagaimanakah hasil pelaksanaan uji coba terbatas dari penerapan produk
pengembangan model pembelajaran teknik menggiring bola sepakbola murid
sekolah dasar?
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
c. Bagaimanakah hasil pelaksanaan uji coba lebih luas dari penerapan produk
pengembangan model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola
siswa?
2. Seberapa besar efektivitas program VCD pembelajaran yang dihasilkan dalam
meningkatkan keterampilan penguasaan dan kemampuan menggiring bola
sepakbola murid Sekolah Dasar?
a. Bagaimanakah signifikansi perbedaan keterampilan menggiring bola
sepakbola Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Manyaran Kabupaten
Wonogiri yang menggunakan VCD Pembelajaran dengan siswa yang
mengikuti secara konvensional?
b. Bagaimanakah perbandingan keterampilan menggiring bola sepakbola
berdasarkan perbedaan skor post-test dan pre-test kelompok sampel dan
kelompok konvensional?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
untuk:
1. Membuat bentuk drill menggiring bola sepakbola yang baik dan pelaksanaan uji
coba untuk meningkatkan penguasaan dan kemampuan teknik menggiring bola
sepakbola Murid Sekolah Dasar di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri
secara efektif dan efisien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
a. Menyusun pembuatan produk program VCD pembelajaran teknik dasar
menggiring bola berbasis play yang baik untuk meningkatkan penguasaan
teknik menggiring bola sepakbola.
b. Menyusun pelaksanaan uji coba terbatas terhadap produk pengembangan
program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola.
c. Menyusun pelaksanaan uji coba lebih luas terhadap produk pengembangan
program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola.
2. Mengetahui hasil uji keefektifan program VCD pembelajaran teknik dasar
menggiring bola sepakbola murid Sekolah Dasar di Kecamatan Manyaran
Kabupaten Wonogiri.
a. Mengetahui signifikansi perbedaan kemampuan teknik dasar menggiring
bola sepakbola yang menggunakan VCD pembelajaran dengan keterampilan
teknik menggiring bola sepakbola yang menggunakan model secara
konvensioanal.
b. Mengetahui perbandingan kemampuan teknik dasar menggiring bola
sepakbola berdasarkan perbedaan skor posttest – pretest kelompok sampel
dan kelompok konvensional.
E. Manfaat Penelitian
Penelitian pengembangan ini dilakukan oleh peneliti setelah melakukan
pengamatan, serta studi pendahuluan dan peneliti mengetahui adanya model-model
pembelajaran yang efektif dalam permainan sepakbola. Adapun manfaat yang dapat
diperoleh dalam penelitian ini dijelaskan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
1. Manfaat teoritis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat referensi baru tentang
pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola agar dapat digunakan
secara maksimal.
2. Manfaat praktis
a. Bagi peneliti
Penerapan teori dan praktik yang didapat selama menempuh kuliah, dan juga
dapat memberikan tambahan wawasan tentang olahraga sepakbola secara
menyeluruh sehingga dapat melakukan penerapan ilmu yang telah diperoleh
dengan baik.
b. Bagi Sekolah Dasar di Kecamatan Manyaran
Sebagai bahan pustaka dan tambahan model pembelajaran yang bisa
diterapkan dan tambahan referensi belajar untuk peningkatan prestasi
sepakbola.
c. Bagi guru pendidikan jasmani
Sebagai bahan pustaka dan referensi tentang penerapan model-model
pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola.
d. Bagi Program Studi Ilmu Keolahragaan Universitas Sebelas Maret
Sebagai bahan pustaka dan tambahan referensi tentang model-model
pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola serta dapat digunakan
sebagai tambahan referensi metodologi penelitian agar lebih bervariatif
dalam pembuatan penelitian dimasa mendatang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
F. Asumsi
1. Dengan menggunakan VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola
sepakbola sangat efisien membantu siswa dalam memahami dan melakukan
gerakan teknik dasar menggiring bola dengan benar.
2. Dengan menggunakan VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sangat
efektif untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola siswa.
3. Dengan menggunakan VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sangat
menambah kreativitas guru pendidikan jasmani dalam mengembangkan anak
didik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Olahraga Sepakbola
Sepakbola adalah cabang permainan beregu yang dimainkan masing-masing
oleh sebelas orang pemain termasuk penjaga gawang. Berbeda dengan permainan bola
voli atau bola basket dimana pemain selalu menggunakan kedua tangan pada waktu
permainan, maka sepakbola hampir seluruhnya menggunakan kemahiran kaki, kecuali
penjaga gawang yang bebas menggunakan anggota badan manapun.
Permainan sepakbola dimainkan dilapangan rumput berbentuk persegi
panjang dengan lebar 65-74 meter dan panjang 100-110 meter. Sebuah bola dari kulit
dibutuhkan pula oleh kedua regu untuk main bersama. Dipimpin oleh seorang wasit
dan dua asisten wasit. Tujuan dari masing-masing regu adalah memasukkan bola
kegawang lawan sebanyak mungkin dan berusaha agar gawangnya terhindar dari
kemasukan bola
Tujuan daripada masing masing regu adalah hendak memasukkan bola kegawang
sebanyak mungkin dengan pengertian pula berusaha dengan tenaga agar gawangnya
terhindar dari kebobolan penyerang lawan. Permainan dilakukan dalam dua babak,
sedang diantara dua babak itu diberi waktu istirahat. Disamping itu pada babak kedua
diadakan pertukaran tempat. Mengenai kelengkapan pemain dengan menggunakan
sepatu bola serta kostum yang berbeda warna antara kedua regu, demikian pula untuk
masing-masing penjaga gawang menggunakan kostum yang khusus dengan para
pemain. Sepak bola merupakan permainan beregu, masing-masing regu terdiri dari 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
pemain dan salah satunya penjaga gawang. Permainan ini hampir seluruhnya dimainkan
dengan menggunakan tungkai, kecuali penjaga gawang yang dibolehkan
menggunakan lengannya di daerah tendangan hukumannya. Dalam perkembangannya
permainan ini dapat dimainkan di luar lapangan (outdoor) dan di dalam ruangan tertutup
(in door).“
Laws of the game (2008: 27) mengatakan bahwa Pertandingan berlangsung dua babak
yang waktunya sama yaitu 45 menit, kecuali ada kesepakatan lain antara wasit dan
kedua tim yang akan bertanding. Setiap persetujuaan untuk mengubah waktu permainan
(misalnya untuk mengurangi waktu suatu babak permainan menjadi 40 menit karena
cahaya tidak cukup) harus dilakukan sebelum memulai dan harus sesuai aturan
kompetisi. Pemain berhak mendapat waktu istrahat antara kedua babak. Waktu istrahat
harus tidak lebih dari 15 menit. Peraturan kompetisi harus menyatakan jangka waktu
istrahat babak pertama. Lamanya waktu istrahat dapat diubah hanya dengan persetujuan
wasit.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sepakbola adalah
permainan beregu yang dimainkan dengan menggunakan teknik, taktik dan strategi dari
seorang pelatih yang membutuhkan kekuatan fisik dan mental selama dua kali empat
puluh lima menit yang tujuannya adalah memasukkan bola ke gawang lawan sebanyak-
banyaknya dan berusaha menjaga gawangnya agar tidak kemasukan bola oleh tim lawan.
Dan juga sepakbola merupakan permainan yang memiliki suatu peraturan bermain
tentang sepakbola.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
a. Teknik Dasar Bermain Sepakbola
Salah satu faktor agar dapat mencapai kemenangan adalah menguasai teknik-teknik
bermain sepakbola. Sukatamsi (2001: 24) merinci teknik dasar sepakbola adalah semua
gerakan tanpa bola maupun dengan bola yang diperlukan dalam bermain sepakbola. Jadi
teknik dasar bermain sepakbola kemampuan untuk melakukan gerakan-gerakan atau
mengerjakan sesuatu yang terlepas sama sekali dari permainan sepakbola.
Adapun teknik dasar bermain sepakbola yang harus dimiliki oleh seorang
pemain sepakbola yang baik adalah menendang bola (shooting), menerima bola
(controling), menggiring bola (dribbling), menyundul bola (heading), melempar bola,
gerak tipu dengan bola, merampas dan merebut bola, teknik khusus penjaga gawang
(Sukatamsi, 2001: 28).
1) Menendang bola (shooting)
Karakteristik utama dalam permainan sepakbola adalah menendang bola
atau shooting. Adapun tujuan penting untuk menendang bola adalah untuk mengumpan,
dan menembak bola kearah gawang. Menendang bola dapat dilakukan dengan berbagai
bagian kaki, yaitu menendang bola dengan kaki sebelah dalam, menendang bola dengan
kaki sebelah luar, dan menendang bola dengan punggung kaki.
2) Menerima bola (controling)
Menghentikan bola merupakan salah satu teknik dasar dalam permanan sepakbola yang
penggunaanya bersamaan dengan teknik menendang bola. Tujuan menghentikan bola
adalah untuk mengontrol bola, yang termasuk didalamnya adalah untuk mengatur tempo
permainan, mengalihkan laju permainan dan memudahkan untuk passing.
3) Menggiring bola (dribbling)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
Pada dasarnya menggiring bola adalah menendang bola terputus-putus atau pelan, oleh
karena itu bagian kaki yang dipergunakan dalam menggiring bola sama dengan bagian
kaki yang dipergunakan untuk menendang bola. Menggiring bola bertujuan antara lain
untuk mendekati jarak sasaran, melewati lawan, dan menghambat permainan.
4) Menyundul bola (heading)
Cara lain mengumpan dan mencetak gol adalah dengan menyundul bola (heading).
Dalam menyundul bola harus menggunakan dahi dan mata harus tetap terbuka.
Luxbacher (2001: 87) mengelompokkan teknik dasar heading menjadi dua macam,
yaitu: 1) jump header (meloncat ke atas untuk menanduk bola) dan 2) dive header
(terjun kebawah untuk menyundul bola).
b. Teknik Dasar Menggiring Bola (dribbling)
Menggiring (dribbling) adalah salah satu kemampuan untuk membawa bola pada arah
sasaran yang diinginkan. Dalam menggiring bola, seorang pemain harus dapat
menguasai bola dengan baik. Ini dikarenakan pada saat kita menggiring bola, kita tidak
dapat secara mudah untuk menggiring bola, karena kita mendapat halangan dan
hadangan oleh pemain lawan. Bola harus dikuasai dengan baik di daerah yang sempit
dengan demikian berarti bola harus dapat disentuh pada setiap langkah sebagai
keperluan untuk melindungi bola dari serangan lawan.
Menggiring bola juga dimaksudkan untuk menyelamatkan bola apabila tidak ada
kemungkinan untuk mengoper teman. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
kecepatan membebaskan bola merupakan salah satu keterampilan yang harus dimiliki
agar dapat bermain sepakbola dengan baik. Menggiring bola adalah metode
menggerakkan bola dari satu titik ke titik yang lain di lapangan dengan menggunakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
kaki, bola harus dekat dengan kaki agar mudah dikontrol. Pemain tidak boleh harus terus
menerus melihat bola, mereka juga harus melihat sekeliling dengan kepala tegak agar
dapat mengamati situasi di lapangan dan mengawasi gerak-gerik pemain lainnya”.
Dari penjelasan diatas dapat ditegaskan bahwa menggiring bola mempunyai tujuan
untuk memindahkan bola ke daerah lain untuk menjauhi lawan pada saat berada
dilapangan saat permainan berlangsung. Menggiring bola juga harus tetap menguasai
bola tetap berada di depan kita dan tetap dalam penguasaan kita, dan tidak hanya
terpaku terhadap bola saja tetapi berusaha agar kepala tegak untuk melihat situasi
lapangan. Posisi ini harus tetap dipertahankan agar terbiasa dan tetap fokus pada saat
permainan berlangsung.
Prinsip menggiring bola (dribbling) sepakbola tak lain ialah melakukan
sentuhan - sentuhan atau mendorong-dorong bola itu ke depan sambil berlari, dengan
bagian kaki tertentu. Hal ini dapat dilakukan dengan kaki bagian dalam (inside-foot
dribbling), dengan kaki bagian luar (outside-foot dribbling), atau juga dengan instep.
Hal yang penting diperhatikan dalam menggiring adalah bahwa bola tersebut dijaga
agar tidak lari jauh dari kaki, karenanya perlu feeling (perasaan) saat menyentuh bola
tersebut agar bola tidak terdorong terlalu jauh. Semakin mahir pemain menggiring bola
itu, semakin cepat ia dapat menggiring bola.”
Dengan memperhatikan prinsip-prinsip menggiring bola tersebut, jelas bahwa dalam
menggiring bola, bola harus tetap dalam penguasaan sehingga bola tidak mudah lepas
dari jangkauan. Bola dapat digiring dengan kaki bagian luar atau dalam dengan
mengatur kecepatan bola tetap dalam control dan penguasaan bola, hal ini akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
berpengaruh saat berlangsungnya permainan atau pertandingan.
Ina Hasanah menambahkan (2009: 47) menambahkan secara umum prinsip-prinsip
menggiring bola adalah:
1) Mata melihat kearah bola (pemula), mata dan kepala agak ditegakkan untuk melihat
posisi lawan dan kawan (mahir).
2) Bola didorong dengan kaki (dalam, luar, kura-kura) dengan tekanan yang terukur,
sehingga bola selalu dalam penguasaan sipenggiring.
3) Langkah kaki pendek-pendek dan cepat, hal ini bertujuan untuk cepat menyentuh
bola kembali.
4) Mengatur kecepatan, kapan saat cepat dan kapan pula harus lambat.
Sarumpaet (1992: 24) menambahkan tujuan dari menggiring bola adalah:
1) Untuk menguasai situasi permainan pada waktu menggiring bola.
2) Untuk melewati lawan.
3) Memancing lawan mendekati bola hingga ke daerah penyerangan terbuka.
4) Untuk memperlambat tempo permainan.
Danny Mielke (2007: 2) menyatakan bahwa:
a) Dribbling menggunakan kaki bagian dalam memungkinkan seorang
pemain untuk menggunakan sebagian besar permukaan kaki sehingga
kontrol terhadap bola semakin besar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Gambar 2.1 Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian Dalam
(Danny Mielke 2007: 2)
Dribbling menggunakan kaki bagian luar adalah salah satu cara untuk mengontrol bola ,
keterampilan mengontrol bola ini digunakan ketika pemain
b) mencoba mengubah arah atau bersiap untuk mengoper bola ke teman
satu timnya.
Gambar 2.2 Menggiring Bola dengan Sisi Kaki Bagian Luar
(Danny Mielke 2007: 4)
c) Dribbling menggunakan kura-kura kaki dapat memberikan permukaan yang datar
pada bola dan juga dapat membuat bola bergerak membelok dan menukik, biasa
digunakan untuk melakukan dribbling bila ingin bergerak cepat dilapangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Gambar 2.3 Menggiring Bola dengan Kura-kura Kaki
(Danny Mielke 2007: 4)
2. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
a. Karakteristik Siswa Sekolah Dasar
Anak sekolah dasar termasuk dalam masa anak besar. Anak besar adalah anak yang
berusia antara 6 sampai dengan 10 atau 12 tahun, Sugiyanto (1991: 101). Perkembangan
fisik yang terjadi pada masa ini menunjukkan adanya kecenderungan yang berbeda
dibanding pada masa sebelumnya dan juga pada masa sesudahnya. Kecenderungan
perbedaan ini dalam hal kepesatan dan pola pertumbuhan yang berkaitan dengan
proporsi ukuran bagian-bagian tubuh.
Pada umumnya siswa-siswa di Sekolah Dasar, khususnya kelas IV dan V usianya adalah
antara 9 sampai 12 tahun. Dalam tahapan perkembangan usia 9 sampai 12 tersebut dapat
diklasifikasikan pada taraf perkembangan pada fase anak-anak yaitu anak besar. Hal ini
seperti yang dikemukakan Sugiyanto (1998:9) bahwa, fase anak besar yaitu “usia 6
sampai 10 atau 12 tahun”.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Kemampuan koordinasi berkembang sejalan dengan pertumbuhan dan kematangan
anak. Menurut Sugiyanto ( 1998: 166) bahwa, “pada masa anak besar, berbagai gerak
dasar dan variasinya yang telah bisa dilakukan sebelumnya akan mengalami
peningkatan kualitas atau mengalami penyempurnaan”. Peningkatan kualitas
penguasaan sangat dipengaruhi oleh kesempatan untuk melakukannya. Anak besar
memerlukan aktivitas gerak yang beragam yang bisa meningkatkan kemampuan fisik,
keterampilan, kreativitas, serta sifat sosialnya.
b. Perkembangan Usia dan Kelas
Anak-anak adalah anak yang berusia 2-6 tahun dan anak yang berusia 6 sampai dengan
12 tahun. (Gallahue dan Ozmun 1998:189) Selain itu menurut (Sugiyanto, 1993:8)
anak-anak dapat dibagi menjadi dua bagian yakni masa anak kecil dan masa anak besar.
Masa anak kecil adalah anak yang ber usia 1 atau 2 tahun sampai dengan 6 tahun.
Sedangkan masa anak besar adalah anak yang berusia 6-10 tahun untuk anak
perempuan dan antara 6 sampai dengan 12 tahun untuk anak laki-laki. Sugiyanto (1993:
8) memperjelas batasan periodisasi perkembangan berdasarkan usia, maka dapat kita
lihat dari tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1 Periodisasi Perkembangan Berdasarkan Usia
Fase Perkembangan Batasan Usia
Fase Sebelum Lahir
1. Awal
2. Embrio
3. Janin
Selama 9 bulan 10 hari
Saat pembuahan sampai dua minggu.
2 sampai 8 minggu
8 minggu sampai saat lahir
Bayi Saat lahir 1-2 tahun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Neonatal Saat lahir sampai 4 minggu
Anak-anak
1. Anak Kecil
2. Anak Besar Perempuan
3. Anak besar Laki-laki
1 atau 2 sampai 10 atau 12 tahun
1 atau 2 sampai 6 tahun
6 sampai 10 tahun.
6 sampai 12 tahun
Adolesensi
1. Perempuan
2. Laki-laki
10 sampai 18 tahun
12 sampai 20 tahun
Dewasa
1. Dewasa Muda
2. Dewasa Madya
3. Dewasa Tua
18 atau 20 sampai 40 tahun
40 sampai 60 tahun
60 tahun keatas
Pada anak-anak sudah terjadi perkembangan, perkembangan dapat diartikan sebagai
peningkatan kapasitas fungsi atau kemampuan kerja organ-organ tubuh, peningkatan
bisa berbentuk daya fisik, koordinasi dan kontrol tubuh. Misalnya peningkatan fungsi-
fungsi otot, otak syaraf, jantung, paru-paru dan lain sebagainya (Sugiyanto, 1993: 2).
Dari segi perkembangan fisik, pada masa ini sudah terjadi perkembangan komponen
biomotorik diantaranya: kekuatan, fleksibilitas, daya tahan, power dan kemampuan
biomotorik lainnya (Gallahue dan Ozmun 1998: 267-292).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
21
Masa anak-anak ditandai oleh keteraturan pertumbuhan pada tinggi badan, berat, dan berat
otot. Masa anak-anak disini dibagi menjadi masa anak-anak awal dengan usia 2 sampai 6
tahun, dan masa anak-anak akhir dari usia 6 sampai dengan 10 tahun. Pada anak-anak masa
pertumbuhan dan perkembangan anak dibagi menjadi dua tahapan yaitu : 1). Pertumbuhan
dan perkembangan pada anak-anak awal pada usia (2-6 tahun) dan 2). Pertumbuhan dan
perkembangan pada anak-anak akhir pada usia (6-10 tahun) (Gallahue dan Ozmun 1998:267-
292). Sedangkan menurut Sugiyanto (1993:8) anak-anak dibagi menjadi : 1) Masa anak kecil
(usia 1 atau 2 tahun sampai 6 tahun) dan 2) Masa anak besar (usia 6 sampai dengan 12
tahun).
Selama masa kanak-kanak awal, pertumbuhan tinggi dan berat tidak secepat pada masa kecil.
Tingkat pertumbuhan melambat secara perlahan. Pada usia 4 tahun, anak-anak memiliki
ukuran panjang tubuh 2 kali panjang tubuh sewaktu kelahirannya. Peningkatan jumlah total
berat tubuh pada usia 2 sampai 5 tahun lebih rendah dari peningkatan pada tahun pertama.
Proses pertumbuhan melambat setelah 2 tahun pertama, tapi tetap konstan sampai usia
remaja. Peningkatan tinggi tahunan dari periode masa kanak-kanak awal sampai usia remaja
adalah sekitar 2 inchi (5,1 cm) per tahun. Peningkatan berat rata-rata 5 pound (2,3 kg) per
tahun. Masa kanak-kanak awal, oleh karena itu, menggambarkan masa ideal anak-anak untuk
mengembangkan dan memperbaiki berbagai macam gerakan mulai dari gerakan dasar pada
masa kanak-kanak awal sampai pada kemampuan olahraga pada pertengahan masa kanak-
kanak.
Karakteristik perkembangan berikut menggambarkan sebuah pembentukan penemuan dari
berbagai macam sumber dan dihadirkan disini untuk memberikan pandangan yang lebih
lengkap dari seluruh anak selama tahun-tahun masa kanak-kanak awal.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
1) Karakteristik Perkembangan Fisik dan Motorik.
a) Anak laki-laki dan perempuan dengan range dari sekitar 33 sampai 47 inchi (83,8-
119,4 cm) dalam tinggi dan dari 25 sampai 53 pound (11,3-24,0 kg) dalam berat.
b) Kemampuan perseptual motorik berkembang secara cepat, tetapi kebingungan sering
terdapat pada tubuh, arah, waktu dan kesadaran akan tempat.
c) Pengendalian buang air kecil dan buang air besar yang baik pada umumnya terbangun
pada berakhirnya periode ini, tetapi hal-hal yang tak terduga tetap terjadi.
d) Anak kecil selama periode ini secara cepat mengembangkan kemampuan gerakan
mendasar dalam berbagai kemampuan motorik. Gerakan bilateral seperti loncat-
loncatan, bagaimanapun, seringkali menunjukkan kesulitan yang lebih daripada
gerakan unilateral.
e) Anak kecil aktif dan energetik dan biasanya lebih memilih berlari daripada berjalan,
tetapi mereka tetap memerlukan sedikit waktu untuk beristirahat.
f) Kemampuan motorik dikembangkan dengan tujuan agar anak-anak mulai belajar
bagaimana mereka berpakaian, walaupun mereka mungkin memerlukan bantuan
meluruskan dan mengencangkan bagian-bagian dari pakaian.
g) Fungsi tubuh dan proses menjadi lebih teratur. Sebuah tingkat keseimbangan
(physiological homeostatis) terbangun dengan baik.
h) Perkembangan tubuh anak laki-laki dan perempuan dapat dikatakan sama.
i) Kontrol motorik yang baik tidak dibangun secara penuh, walaupun kontrol motorik
yang kurang baik (gross) dibangun dengan cepat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
j) Mata pada umumnya tidak siap untuk menutup dalam waktu lama karena penglihatan
jauhnya.
2) Karakteristik Perkembangan Kognitif
a) Selama fase ini anak-anak bersifat egosentrik dan beranggapan bahwa semua orang
berpikir seperti mereka. Hasilnya, mereka kelihatannya sering bertengkar dan
enggan untuk berbagi dengan yang lain.
b) Mereka seringkali sangat ketakutan akan situasi yang baru, malu, sadar diri, dan tidak
mempunyai keinginan untuk meninggalkan pengamanan yang kelihatannya telah
biasa dikenal.
c) Mereka belajar untuk membedakan benar dan salah dan mulai menuruti kata hati
nurani.
d) Anak usia 2 dan 4 tahun seringkali terlihat aneh dan tidak seperti biasanya dalam
perilaku mereka, dimana anak dengan usia 3 dan 5 seringkali digambarkan sebagai
anak yang stabil dan sesuai dengan perilaku anak seusianya.
e) Konsep diri secara cepat berkembang. Bimbingan yang bijaksana, pengalaman yang
berorientasi pada keberhasilan, dan bantuan yang positif adalah hal-hal penting
selama tahun-tahun ini.
3) Karakteristik Perkembangan Afektif
a) Kesukaan anak laki-laki dan perempuan dapat dikatakan sama.
b) Anak-anak cenderung egosentris, ingin selalu aktif bergerak dan umumnya
menyenangi gerak berirama.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
c) Selalu ingin tahu, imajinatif / meniru-niru gerakan serta bersifat individualistik dan
egosentrik dalam beraktifitas.
d) Suka menjelajah dan mencoba-coba dalam beraktifitas serta suka gaduh dalam
bermain.
3. Pembelajaran
Istilah pembelajaran mempunyai banyak makna. Pengertian pembelajaran dalam kebanyakan
teori bermaksud sebagai suatu proses, cara, perbuatan menjadikan seseorang atau makhluk
hidup belajar. Pembelajaran berasal dari kata belajar, yang memiliki arti yaitu aktivitas
perubahan tingkah laku tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak mengerti menjadi mengerti.
Dari uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan yaitu pembelajaran merupakan kegiatan
perubahan tingkah laku secara kognitif, afektif dan psikomotorik. Menurut Dwiyogo
(2007:74), pembelajaran adalah suatu disiplin yang menaruh perhatian pada upaya untuk
meningkatkan dan memperbaiki proses belajar.
Belajar merupakan peristiwa atau kejadian yang memberikan pengalaman belajar bagi siswa
atau pembelajar. Yang dimaksud dengan pengalaman belajar, menurut Rusli Lutan & Adang
Suherman (2000:29) adalah, “ seperangkat kejadian yang berisikan aktifitas dan kondisi
belajar untuk memberi struktur terhadap pengalaman siswa dan kejadian tersebut terkait
untuk pencapaian tujuan”.
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada
suatu lingkungan belajar. Pembelajaran berdasarkan teori kondisioning (Dimyati dan
Mudjiono 2013:9) langkah - langkah pembelajaran sebagai berikut :
(1) Kesatu, mempelajari keadaan kelas. Guru mencari dan menemukan perilaku siswa
yang positif atau negatif. Perilaku positif akan diperkuat dan perilaku negatif diperlemah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
atau dikurangi, (2) Kedua, membuat daftar penguat positif. Guru mencari perilaku yang
lebih disukai oleh siswa, perilaku yang kena hukuman, dan kegiatan luar sekolah yang
dapat dijadikan penguat, (3) Ketiga, memilih dan menentukan urutan tingkah laku yang
dipelajari serta jenis penguatnya, (4) Keempat, membuat program pembelajaran. Program
pembelajaran ini berisi urutan perilaku yang dikehendaki, penguatan, waktu mempelajari
perilaku, dan evaluasi. Dalam melaksanakan program pembelajaran, guru mencatat
perilaku dan penguat yang berhasil dan tidak berhasil. Ketidakberhasilan tersebut
menjadi catatan penting bagi modifikasi perilaku selanjutnya.
a. Pembelajaran Sepakbola di Sekolah Dasar
Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan termasuk salah satu upaya untuk mewujudkan
manusia seutuhnya yang diselenggarakan disekolah, baik jenjang pendidikan dasar sampai
menengah. Pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan merupakan bagian integral dari
pendidikan secara keseluruhan, yang bertujuan untuk mengembangkan aspek kebugaran
jasmani, keterampilan gerak, keterampilan berpikir kritis, keterampilan sosial, penalaran,
stabilitas emosional, tindakan moral, aspek pola hidup sehat dan pengenalan lingkungan
bersih melalui aktivitas jasmani, olahraga dan kesehatan terpilih yang direncanakan secara
sistematis dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.
Cabang olahraga permainan merupakan salah satu isi kurikulum yang cukup
mendominasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah
dasar. Olahraga permainan tersebut diantaranya permainan bola kecil dan permainan bola
besar. Permainan bola kecil yang diajarkan disekolah dasar diantaranya : kasti, kippers,
rounders, softball, dan baseball, sedangkan untuk permainan bola besar yang diajarkan di
sekolah dasar diantaranya sepakbola, bola voli, dan bola basket.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
Salah satu cabang olahraga permainan adalah sepakbola, di dalam pembelajaran
permainan sepakbola dibutuhkan sarana dan prasarana yang memadai untuk menunjang
kelancaran pembelajaran itu sendiri. Bola, tanah lapang, sepatu bola adalah beberapa contoh
sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam pembelajaran sepakbola. Keterbatasan yang
dimiliki sekolah sering kita jumpai akhir-akhir ini, terutama dikota besar yang lahan untuk
berolahraga, dalam hal ini lapangan sepakbola sangat minim sekali karena terdesaknya
pembangunan yang mengorbankan tanah lapang itu sendiri. Keterbatasan sekolah di
lingkungan pedesaan berbeda lagi dengan sekolah yang ada di perkotaan, dipedesaan tanah
lapang masih banyak kita jumpai, namun teknologi yang mendukung pembelajaran yang sulit
kita temui, misalnya LED TV atau proyektor. Semua kekurangan-kekurangan itu menuntut
Guru Penjas untuk lebih kreatif lagi dalam menyampaikan materi pembelajaran sepakbola
agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
Pada dasarnya setiap aktivitas olahraga terdiri dari pemanasan, kegiatan inti dan
pendinginan. Ketiga tahap ini hendaknya menjadi pedoman bagi siswa dan pelaku olahraga
lain ketika melakukan kegiatan olahraga apapun begitu pula olahraga sepakbola. Pemanasan
(warming-up) adalah aktivitas yang berisi gerakan-gerakan yang mendukung aktivitas inti
dari olahraga yang akan dilakukan berikutnya. Pemanasan ini dilakukan untuk
mempersiapkan tubuh dalam menerima beban fisik dan mengurangi resiko cedera yang
mungkin terjadi saat melakukan aktivitas olahraga. Menurut Luxbacher (2001: 8)
menyatakan bahwa pemanasan berguna untuk menghangatkan suhu otot, melancarkan aliran
darah dan memperbanyak masuknya oksigen kedalam tubuh, memperbaiki kontraksi otot dan
kecepatan gerak refleks, juga menjaga kejang otot dan pegal-pegal keesokan harinya.
Pendinginan setelah berolahraga juga tidak kalah pentingnya dengan kegiatan pemanasan,
pendinginan setelah berolahraga artinya memperlambat tingkat aktivitas secara bertahap.
Pendinginan setelah berolahraga berguna untuk mencegah terjadinya penimbunan zat-zat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
racun yang dikeluarkan sewaktu berolahraga atau pusing-pusing karena darah masih
terkumpul di otot yang masih aktif. Penimbunan asam laktat dapat menimbulkan rasa nyeri
pada otot sesudah berolahraga, untuk pendinginan yang efektif melakukan intensitas rendah
selama setidaknya 5-10 menit dan di akhiri melakukan peregangan selama 10 menit, dengan
lama setiap gerakan selama 15-30 detik.
Materi inti dalam pembelajaran olahraga sepakbola terdiri dari beberapa macam teknik
dasar, teknik dasar dalam permainan sepakbola, seperti : stop ball (menghentikan bola),
shooting (menendang bola), passing (mengoper), heading (menyundul bola ) dan dribbling
(menggiring bola) sangat berpengaruh terhadap permainan para pemain sepakbola,
(Sudjarwo, dkk. 2005 :25). Untuk mencapai tujuan diatas, maka pembelajaran sepakbola
harus dilaksanakan dengan langkah - langkah yang benar, dan tentunya diperlukan program
perencanaan dan strategi yang benar pula, sehingga tujuan pembelajaran harus dapat
tercapai dengan optimal. Namun demikian, sebelum menentukan strategi pembelajaran harus
diketahui terlebih dahulu karakteristik siswa atau kompetensi yang sudah dimiliki siswa
sehingga pembelajaran akan lebih tepat mengenai sasaran.
Materi pembelajaran kelas V siswa diharapkan dapat melakukan gerakan menendang,
menggiring, mengoper dan menerima bola dengan berbagai variasi kontrol. Standar
kompetensinya adalah mempraktikkan berbagai variasi gerak dasar kedalam permainan dan
olahraga dengan peraturan yang dimodifikasi serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya.
Sedangkan kompetensi dasarnya mempraktikkan variasi gerak dasar kedalam modifikasi bola
besar, serta nilai kerjasama, sportivitas, dan kejujuran. Materi pembelajaran kelas IV siswa
diharapkan dapat melakukan gerakan menendang, mengontrol, menyundul, dan menggiring
bola, dalam permainan sepakbola. Standar kompetensinya mempraktikkan gerak dasar
kedalam permainan sederhana dan olahraga serta nilai-nilai yang terkandung di dalamnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
Dengan kompetensi dasar mempraktikkan gerak dasar permainan bola besar sederhana
dengan peraturan yang dimodifikasi, serta nilai kerjasama, sportivitas dan kejujuran.
Dalam kurikulum 2013 sekolah dasar, materi pembelajaran sepakbola kompetensi dasar
untuk kelas atas adalah mempraktikkan variasi dan kombinasi pola gerak dasar yang
dilandasi konsep gerak dalam berbagai permainan bola besar dan atau olahraga tradisional,
sedangkan indikatornya adalah mampu menendang bola dengan berbagai variasi, mampu
menggiring bola, mampu menyundul bola, mampu menghentikan bola, mampu mengoper
bola, dan mampu melemparkan bola.
b. Pembelajaran Menggiring Bola Sepakbola pada Sekolah Dasar
Sepakbola merupakan salah satu cabang olahraga yang sangat digemari oleh
semua lapisan masyarakat di Indonesia. Permainan sepakbola merupakan salah satu cabang
olahraga yang harus dibina, dengan permainan yang dimulai semenjak usia muda/dini (atau
dari sekolah dasar). Pendidikan sepakbola diberikan mulai awal dengan benar dan metodis,
artinya bermain sepakbola bagi anak-anak merupakan kegiatan yang dilakukan dengan penuh
kesadaran secara teratur dan terarah.
Permainan sepakbola di sekolah dapat dijadikan sarana untuk meningkatkan
kesegaran jasmani dan kesehatan siswa. Selain itu permainan sepakbola juga dapat digunakan
sebagai alat untuk melatih kemampuan jasmani. Untuk mencapai tujuan, maka pembelajaran
sepakbola harus dilaksanakan dengan cara yang benar, diperlukan program, perencanaan dan
metode yang tepat pula, sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai sebaik mungkin.
Agar siswa gemar bermain sepakbola, lebih dulu diajarkan dari pelajaran teknik-
teknik dasar yang paling mudah dan yang paling banyak digunakan dalam teknik bermain,
baru kemudian menuju pada teknik dasar yang komplek. Selain memperhatikan tingkat
kesulitan dalam menyampaikan materi guru atau pelatih juga harus memperhatikan metode
pembelajaran yang digunakan untuk menyampaikan materi tersebut. Murid-murid akan lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
antusias apabila metode pembelajaran tersebut dikemas dalam metode yang menarik atau
dapat memotivasi siswa untuk melakukan pembelajaran dengan penuh semangat. Masa
sekolah dasar adalah dimana masa-masa murid untuk bermain dengan teman sebayanya,
Guru Penjaskes harus bisa memahami hal-hal yang berkaitan dengan pertumbuhan fisik dan
psikologi murid. Murid akan lebih termotivasi lagi apabila pembelajaran sepakbola terutama
menggiring bola dikemas dalam bentuk bermain, sehingga murid akan merasa mereka sedang
bermain dengan teman-temannya.
Menggiring bola adalah salah satu teknik dasar bermain sepakbola yang memiliki
unsur seni dan daya tarik sendiri, jika dibandingkan dengan teknik dasar lainnya. Pada
prinsipnya menggiring bola merupakan cara menggulirkan bola kedepan secara terus menerus
diatas tanah. Menurut Sarumpaet, A. dkk. (1992:24) berpendapat, “menggiring bola
merupakan teknik dalam usaha memindahkan bola dari satu daerah ke daerah lain pada saat
permainan sedang berlangsung”.
Menggiring bola pada dasarnya bertujuan untuk melewati lawan, menahan bola
dan memberikan operan kepada teman seregunya. Soekatamsi (1988:158) menyatakan bahwa
kegunaan menggiring bola yaitu : “(1) untuk melewati lawan, (2) untuk mencari kesempatan
memberikan bola umpan kepada teman dengan tepat, (3) untuk menahan bola tetap dalam
penguasaan, dan (4) menyelamatkan bola apabila tidak terdapat kemungkinan atau
kesempatan untuk segera memberikan operan kepada teman.
Dalam pembelajaran menggiring bola ada beberapa cara yang dapat dilakukan
yaitu menggiring bola dengan menggunakan kaki bagian dalam, kaki bagian luar ataupun
punggung kaki. Menurut Soekatamsi (1988:159-160) pada prinsipnya menggiring bola dapat
dilakukan dengan tiga bagian kaki yaitu, “(1) menggiring bola dengan kura-kura bagian
dalam, (2) menggiring bola dengan kura-kura kaki bagian luar, (3) menggiring bola dengan
kura-kura kaki penuh. Materi permainan sepakbola khususnya menggiring bola yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
diajarkan bagi siswa sekolah dasar, harus diberikan dalam bentuk yang berbeda dengan
materi yang diberikan untuk orang dewasa. Menurut Agus Mahendra (2003) menyatakan
bahwa ruang lingkup pendidikan jasmani yang ditawarkan di sekolah dasar semestinya
dikembangkan berdasarkan kebutuhan siswa, serta memperhatikan beberapa pertimbangan
diantaranya: 1) dasar-dasar pengembangan program, 2) pola pertumbuhan dan perkembangan
anak, 3) dorongan dasar anak-anak, 4) karakteristik serta minat anak. Permainan sepakbola
yang diberikan bagi anak-anak atau siswa sekolah dasar seharusnya diberikan dalam bentuk
permainan yang dimodifikasi.
4. Play (Bermain)
a. Hakikat Play (Bermain)
Play atau dalam bahasa Indonesia berarti bermain merupakan aktivitas yang menggembirakan
mempunyai arti dalam kehidupan anak yaitu mampu membawa anak ke perubahan yang baik
dalam berbagai aspek kehidupannya. Seperti dikemukakan oleh Plato dalam Tedjasaputra
(2001) bahwa bermain mempunyai nilai praktis dalam kehidupan anak. Anak-anak akan lebih
mudah mempelajari aritmatika dengan cara membagi apel kepada teman-temannya. Bermain
bagi anak mempunyai arti penting terhadap perkembangan fisik, psikis, maupun sosial anak.
Secara psikis aktivitas bermain juga mampu membantu perkembangan jiwa anak secara wajar
dalam hal tingkah laku, emosi, kecerdasan, keberanian, rasa percaya diri. Melalui bermain
anak akan semakin matang dalam perkembangan emosinya dan mampu mengendalikan
emosinya secara nyata. Melalui bermain keberanian anak akan terpupuk dengan baik karena
akan terbiasa dengan berbagai situasi dan kondisi yang selalu mereka hadapi. Rasa percaya
diri dalam diri anak akan selalu berkembang dengan baik melalui bermain karena anak selalu
berhadapan dengan persoalan dan situasi yang selalu berubah dan harus dilaluinya.
Melalui bermain secara fisik anak akan mengalami perubahan dalam hal pertumbuhan dan
perkembangan fisik anak seperti bertambahnya berat dan tinggi badan serta kemampuan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
ototnya semakin berkualitas walaupun jumlah serabut dan bentuk otot relatif tetap, melalui
bermain juga dapat meningkatkan dan mempertahankan kebugaran jasmani anak, anak tidak
mudah lelah dan tetap bugar walaupun selalu beraktifitas secara terus menerus dalam
kesehariannya. Melalui bermain juga dapat membantu penguasaan kemampuan gerak dasar
anak, seperti gerak lokomotor, non lokomotor maupun manipulasi. Aktivitas bermain juga
mampu meningkatkan unsur-unsur kondisi fisik siswa semakin baik seperti kecepatan,
kekuatan, daya ledak, kelentukan, keseimbangan, dan lain-lain.
Fungsi bermain bagi perkembangan fisik, psikis, maupun sosial anak tidak dapat dipungkiri
oleh karena itu tepatlah aktivitas bermain ini sebagai sarana pembelajaran pendidikan jasmani
di sekolah, selain itu melalui bermain anak merasa senang gembira dalam melakukan
aktivitasnya sehingga situasi ini merupakan situasi yang kondusif untuk kegiatan
pembelajaran. Sebab suatu kegiatan pembelajaran pendidikan jasmani dengan situasi yang
kondusif (menarik, menyenangkan, menggembirakan) akan mempermudah/mempercepat
pencapaian suatu tujuan pembelajaran tersebut.
James Sully dalam Tedjasaputra (2001) menyatakan bahwa tertawa adalah tanda dari
kegiatan bermain dan tertawa ada di dalam aktivitas sosial yang dilakukan bersama
sekelompok teman, yang penting dan perlu ada di dalam kegiatan bermain adalah rasa
senang yang ditandai oleh tertawa. Ada juga yang mengartikan bermain adalah kegiatan
yang dilakukan berulang-ulang demi kesenangan. Soemitro (1991) menyatakan bahwa
bermain adalah belajar menyesuaikan diri dengan keadaan. Melalui bermain anak akan
berusaha beradaptasi dengan situasi dan kondisi lingkungan tertentu dalam hal bentuk,
berat, isi, sifat, jarak, waktu, bahasa, dan sebagainya. Sedang Smith ( Soemitro,1991)
menyatakan bahwa bermain adalah dorongan langsung dari dalam setiap individu, yang bagi
anak-anak merupakan pekerjaan, sedang bagi orang dewasa dipandang sebagai kegemaran.
Huizinga dalam Sukintaka (1998) menyatakan bahwa dengan aktivitas bermain akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
terjadi sebab-akibat, dan beliau membandingkan arti bermain dari berbagai bahasa di
dunia menemukan unsur-unsur bermain yaitu gerak, sukarela, senang, dan sungguh-sungguh.
Sehingga Sukintaka (1998) menyatakan bermain adalah aktivitas jasmani yang dilakukan
dengan sukarela dan bersungguh-sungguh untuk memperoleh rasa senang dari melakukan
aktivitas tersebut. Aktivitas jasmani adalah gerak manusia itu sendiri yang berarti salah satu
tanda adanya bermain adalah adanya gerak/aktivitas jasmani seperti: jalan, lari, lempar,
lompat, berguling, memanjat, merangkak, menendang, memukul, dan lainnya.
Anak dapat berkativitas jasmani dipastikan sudah melalui aktivitas rohani. Sukarela
mempunyai arti bahwa dalam bermain anak melakukan aktivitasnya dengan menaati
peraturan tanpa adanya paksaan dari siapapun, karena aturan yang mereka gunakan dalam
bermain adalah merupakan kesepakatan mereka bersama. Sedang sungguh-sungguh berarti
dalam melakukan aktivitas bermain tersebut anak menggunakan segala kemampuannya
(fisik, teknik, taktik, psikis) untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam situasi
bermain tersebut. Senang merupakan tujuan utama dari suatu aktivitas bermain.
Siedentop, Herkowitz, dan Rink dalam Sukintaka (1998) menyimpulkan bahwa bermain
adalah aktivitas jasmani yang dilakukan dengan sukarela, terpisah antara lingkup dan
keleluasannya, secara ekonomi tidak produktif, peraturan dapat ditentukan oleh para
peserta/pemain, dan bersifat fiktif.
Senada dengan pendapat ahli tersebut di atas Montolulu,dkk (2007)
menyebutkan karakteristik bermain adalah sebagai berikut:
1. Bermain relatif bebas dari aturan-aturan, kecuali anak-anak membuat aturan
mereka sendiri.
2. Bermain dilakukan seakan-akan dalam kehidupan/kegiatan yang nyata
(bermain drama, peran).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
3. Bermain lebih menitikberatkan pada proses dari pada hasil akhir atau produknya.
4. Bermain memerlukan interaksi, komunikasi, dan keterlibatan anak- anak secara aktif
dari kegiatan tersebut.
b. Manfaat Bermain
Bermain merupakan kebutuhan anak dalam kehidupan sehari-hari, bahkan PBB
mengakui bahwa bermain merupakan hak anak yang harus di hormati. Anak bermain mulai
dari pagi hari sampai dengan siang hari bahkan kadang lupa akan waktu dan tempat
dalam bermain karena asiknya bermain. Huizinga dalam Sukintaka (1998) mengatakan
bahwa bermain lebih tua dari pada kebudayaan, sebab kebudayaan itu selalu didasari oleh
pemikiran dan segala peristiwa serawung antara manusia.
Kebudayaan timbul karena adanya akal budi manusia untuk mewujudkan suatu
pemikiran/penalaran dalam kehidupan ini. Sebelum berfikir manusia telah melakukan
aktivitas bermain karena adanya dorongan yang lain seperti insting ataupun motif lain.
(Sukintaka:1998) mengemukakan bahwa bermain telah ada seusia dengan umur manusia.
Bermain merupakan salah satu gejala kehidupan manusia yang berarti dimana ada kehidupan
disitu pula terjadi aktivitas bermain, yang berarti pula bermain seiring dengan kehidupan
manusia.
Selanjutnya mengenai sebab-sebab anak bermain dapat dijelaskan melalui teori klasik dan
teori modern. Sejalan dengan itu Tedjasaputra (2001) menyatakan bahwa anak bermain dapat
dijelaskan melalui teori klasik yang terdiri dari dua kelompok yaitu teori surplus energi dan
rekreasi serta kelompok teori rekapitulasi dan praktis.
Teori surplus energi dikemukakan oleh Herbert Spencer bahwa bermain terjadi akibat energi
yang berlebihan dan ini hanya berlaku pada manusia dan binatang dengan tingkat
evolusi tinggi. Energi berlebih ini dapat dibaratkan sebagai system kerja air atau gas yang
mempunyai tekanan ke segala arah untuk menyalurkan kekuatannya. Tekanan akan lebih
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
kuat dan butuh penyaluran yang lebih besar apabila volume atau isi air/gas sudah melebihi
daya tampungnya. Hal ini tampak pada diri anak yang selalu siap sedia untuk bermain
walaupun dalam keadaan apapun, misal anak sehabis pulang sekolah tetap bermain dengan
teman-temannya walaupun di sekolah telah belajar dan bermain dalam waktu yang relatif
lama. Dalam dunia binatang hanya binatang yang mempunyai tingkat evolusi tinggi saja
yang bermain karena surplus energi, sedang binatang yang tingkat evolusi rendah energinya
hanya untuk mempertahankan hidupnya.
Sejalan dengan teori surplus energi selanjutnya Elkind dalam Montolalu,dkk (2007:1.14)
menyatakan bahwa bermain sebagai suatu pelepasan atau pembebasan dari tekanan-tekanan
yang dihadapi anak. Teori rekreasi mengajukan alasan bahwa tujuan bermain adalah untuk
memulihkan tenaga yang sudah terkuras saat bekerja seperti yang dikemukakan oleh
Moritz Lazarus bangsa Jerman. Aktivitas pekerjaan akan menguras tenaga yang segera
perlu dipulihkan. Pemulihan tenaga ini dapat dilakukan melalui istirahat atau tidur dan dapat
pula dengan cara lain yaitu kegiatan rekreatif. Bermain adalah perimbangan antara kerja dan
istirahat yang merupakan cara ideal untuk memulihkan tenaga.
Teori rekapitulasi dikemukakan oleh G. Stanley Hall dalam Tedjasaputra (2001)
dengan gagasannya sebagai berikut: anak merupakan mata rantai evolusi dari binatang
sampai menjadi manusia artinya anak menjalani semua tahapan perkembangan kehidupan
dari yang sederhana sampai komplek dalam hidupnya. Dengan demikian perkembangan
manusia akan mengulangi perkembangan manusia terdahulu sehingga pengalaman-
pengalaman nenek moyangnya akan ditampilkan kembali dalam dunia anak termasuk
kegiatan bermain. Teori rekapitulasi berhasil memberikan penjelasan secara rinci mengenai
tahapan kegiatan bermain yang mengikuti tata urutan yang sama dengan evolusi makluk
hidup. Sekedar contoh bermain air, memanjat pohon, berburu, memanah, menombak,
bergulat dan lain sebagainya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Teori praktis dikemukakan oleh Karl Groos yang meyakini bahwa bermain berfungsi untuk
memperkuat instink yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup di masa mendatang. Jadi
bermain berfungsi sebagai sarana latihan untuk kesiapan hidup dan mempertahankan hidup
di masa datang. Sedang Groos dalam Sukintaka (1998) mengutarakan bahwa bermain
mempunyai tugas biologik dan mereka yang bermain itu mempelajari fungsi hidup untuk
keperluan hidup di kemudian hari. Anak bermain berlarian atau kejar-kejaran dapat
dipandang sebagai sarana latihan untuk mempertahankan hidup dan menyiapkan diri pada
kehidupan yang akan datang. Anak berlari berarti semua komponen organ tubuh seperti:
sistem otot, sistem syaraf, sistem pernafasan, sistem peredaran darah, sistem pencernaan
akan terstimulus dengan baik.
Sedang Bigot, Kohnstamm, dan Palland dalam Sukintaka (1998)
mengemukakan alasan anak bermain melalui teori-teori sebagai berikut:
1. Teori teleologik dari Karl Gross,
2. Teori kelebihan tenaga dari Herbert Spencer,
3. Teori rekreasi atau pelepasan dari Lazarus dan Schaller,
4. Teori sublimasi oleh Ed Claparede dari Swiss,
5. Teori lingkup pelatihan dari Roels bangsa Belanda
6. Teori Buhler dari Jerman. Teori sublimasi merumuskan bahwa bermain itu tidak hanya mempelajari fungsi hidup tetapi
juga merupakan proses sublimasi atau proses pelarian yang positif dari tekanan perasaan
yang berlebihan. Dengan bersublimasi seseorang akan berusaha lebih baik, lebih mulia, lebih
tinggi, dan lebih indah dari semula.
Teori lingkup pelatihan mengandung arti bahwa bermain mengandung makna latihan awal
atau latihan pendahuluan. Melalui bermain akan membentuk kesiapan hidup di kemudian
hari dan membentuk kepribadian yang positif hal ini penting untuk kelangsungan hidupnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Selaras dengan pendapat Athey dan Hendrick dalam Montolalu (2007:1.14) menyatakan
bahwa bermain memberikan kesempatan pada anak-anak untk menguji tubuhnya, melihat
seberapa baik anggota tubuhnya berfungsi. Bermain membantu mereka rasa percaya diri
secara fisik, merasa aman, dan mempunyai keyakinan diri.
Teori Buhler sepaham dengan pendapat Groos tetapi perlu ditambah keinginan untuk
berfungsi dan dorongan untuk aktif, yang berarti bermain merupakan tugas biologik
untuk menyiapkan diri pada kehidupan yang akan datang dengan penuh kesadaran melalui
dorongan dan keinginan yang kuat dari dalam diri anak untuk melalukan aktivitas
bermain. Teori lain menyatakan bahwa anak bermain karena mengulangi permainan yang
pernah dilakukan oleh nenek moyangnya (teori reinkarnasi). Secara lengkap mengenai teori
beserta penggagasnya dan alasan atau tujuan anak bermain menurut teori klasik adalah : 1)
Teori Surplus Energi penggagasnya adalah Schiller / Spencer tujuan bermain adalah
mengeluarkan energi berlebih, 2) Teori Rekreasi penggagasnya adalah Lazarus tujuan
bermain adalah memulihkan tenaga, 3) Teori Rekapitulasi penggagasnya adalah Hall tujuan
bermain adalah memunculkan insting nenek moyang, 4) Teori Praktis penggagasnya adalah
Groos tujuan bermain dalam teori ini adalah menyempurnakan insting.
Sedang teori-teori modern tentang bermain menurut Tedjasaputra (2001:6) meliputi teori
psikoanalitik, dan kognitif. Teori Psikoanalitik dari Sigmund Freud memandang bermain
seperti halnya berfantasi atau melamun/berangan-angan. Melalui bermain atau berangan-
angan anak dapat memproyeksikan harapan-harapannya maupun konflik-konflik pribadinya.
Melalui bermain anak dapat mengeluarkan segala perasaan negatif seperti pengalaman
yang tidak menyenangkan/menyakitkan, atau pengalaman traumatik, dan harapan-harapan
yang tidak dapat diwujudkan dalam kenyataan melalui aktivitas bermain.
Melalui bermain anak dapat memerankan atau memindah perankan perasaan negatif ke
obyek pengganti, dan hal tersebut dilakukan berulang-ulang menyebabkan anak dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
mengatasi situasi yang tidak menyenangkan, sehingga menimbulkan perasaan lega. Oleh
sebab itu menurut Freud bermain dapat mengatasi masalah psikis anak terutama kejadian
yang menyedihkan atau traumatik. Sehingga memberi peluang bermain berfungsi untuk
sarana terapi bagi anak. Contoh setelah terjadi bencana alam gempa bumi yang dahsyat atau
erupsi gunung api yang hebat, begitu mendengar suaru gemuruh anak-anak sudah merasa
ketakutan luar biasa, maka salah satu terapi ini adalah dengan mengadakan aktivitas bermain
yang sering dijumpai pada barak-barak pengungsian.
Teori kognitif didukung oleh Jean Piaget, Lev Vygotski, Bruner, Sutton Smith, dan Singer.
Menurut Piaget anak mengalami tahapan perkembangan kognisi sampai dengan proses
berfikirnya menyamai orang dewasa. Sejalan dengan hal itu kegiatan bermainpun
mengalami tahapan perkembangan dari tahap sensori motor sampai dengan tahap
bermain dengan peraturan yang baku. Menurut Piaget bermain tidak saja
menggambarkan tahap perkembangan kognisi anak tetapi bermain juga memberikan
sumbangan yang nyata pada perkembangan kognisi anak itu sendiri. Piaget berpendapat
bahwa dalam proses belajar perlu adaptasi, dan adaptasi memerlukan kesimbangan antara
dua proses yang saling mendukung yaitu asimilasi dan akomodasi.
Asimilasi adalah proses penggabungan informasi baru dengan struktur kognisi anak.
Dalam proses asimilasi ini dapat terjadi distorsi, modifikasi atau pembelokan fakta untuk
disesuikan dengan kognisi yang dimiliki anak. Sedang akomodasi adalah mengubah
struktur kognisi seseorang untuk disesuikan, diselaraskan, dengan atau meniru apa yang
diamati dalam kenyataan. Bermain adalah keadaan tidak seimbang dimana asimilasi lebih
dominant dari pada akomodasi. Peniruan juga merupakan suatu keadan yang tidak seimbang
antara akomodasi dan asimilasi, akomodasi mendoninasi asimilasi.
Keadaan yang tidak seimbang ini dengan sendirinya kurang menguntungkan terhadap
proses belajar. Piaget mengemukakan bahwa pada saat bermain anak sebenarnya tidak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
belajar hal yang baru tetapi anak belajar mempraktikkan dan mengkonsolidasi keterampilan
yang baru diperoleh. Hal ini sangat penting karena dngan praktik dan konsolidasi ini
suatu keterampilan baru akan hilang jika tidak dipraktikkan dan dikonsolidasikan. Kegiatan
bermain juga dipengaruhi oleh tingkat perkembangan kecerdasan anak. Ana-anak yang
mempunyai kecedasan di bawah rata-rata dalam kegiatan bermain akan mengalami banyak
hambatan
Vygotski menyatakan bahwa bermain mempunyai peran langsung terhadap perkembangan
kognisi (kecerdasan) anak. Anak kecil belum mampu berfikir abstrak seperti orang dewasa,
karena antara obyek dan makna berbaur menjadi satu. Melalui bermain anak pada akhirnya
mampu membedakan obyek dan makna. Seperti dalam bermain kuda yang terbuat dari kayu
atau anyaman bambu. Vygotski membedakan tahap perkembangan yaitu yang actual
(independent performance) dan potensial (assisted performance) dengan zone of proximal
development (ZPD). ZPD adalah jarak antara tahap aktual dan potensial. Menurut Vygotski
bermain adalah self help tool. Keterlibatan anak dalam bermain dengan sendirinya
mengalami kemajuan dalam perkembangannya. Melalui bermain dapat semakin
mendekatkan jarak antara aktual dan potensial. Dalam bermain anak mempunyai perhatian,
daya ingat, bahasa, dan kerja sama yang lebih baik. Vygotski memandang bermain sebagai
kaca pembesar yang dapat menelaah kemampuan baru dari anak yang bersifat potensial
sebelum diaktualisasikan dalam situasi lain. Menurut beliau bermain mampu
mengembangkan kognisi, sosial, dan emosi.
Bruner menekankan pada fungsi bermain sebagai sarana mengembangkan kreativitas dan
fleksibilitas. Dalam bermain bagi anak adalah makna bermain itu sendiri bukan pada
hasil akhir, sehingga anak bebas berekspresi dan bereksperimen untuk mencoba berbagai
cara dalam mengatasi permasalahan dalam bermain. Perilaku ini dilakukan berulang-ulang
sehingga mampu terintegrasi dengan kehidupan sehari- hari yang akhirnya menjadi salah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
atau pola kehidupannya.
Sutton - Smith mengemukakan bahwa bermain sebagai adaptive potentiation yaitu bermain
memberikan berbagai kemungkinan anak dapat menentukan pilihan yang variatif dan
mengatur fleksibilitas secara baik. Selain itu bermain merupakan adaptive variability, yang
menyatakan bermain memegang faktor kunci dalam perkembangan manusia. Fungsi
bermain dapat membantu aktualisasi potensi otak anak karena menyimpan lebih banyak
variabilitas yang secara potensial ada di dalam otak manusia. Selanjutnya Sutton-Smith
dalam Hurlock (1978: 322) menyatakan bahwa bermain bagi anak terdiri atas empat
mode dasar yang membuat kita mengetahui tentang dunia- meniru, eksplorasi, menguji
dan membangun.
Singer berpendapat bahwa bermain mempunyai kekuatan positif untuk membantu
perkembangan manusia terutama bermain imajinatif.bagi Singer bermain juga memberikan
masukan bagi anak mengenai mamjukan kecepatan masuknya stimulus baik dari dalam
maupun dari dunia luar yaitu aktivitas otak yang secara konstan memainkan kembali dan
merekam pengalaman-pengalaman. Melalui bermain anak dapat mengoptimalkan laju
kecepatan stimulus karena mengalami emosi atau perasaan yang menyenangkan.
Arrousal Modulation Theory yang dikembangkan oleh Berlyne dan dimodifikasi oleh Ellis
dalam Tedjasaputra (2001), menurut teori ini bermain disebabkan adanya kebutuhan atau
dorongan agar system syaraf pusat agar selalu dalam keadaan terjaga/siap siaga. Menurut
Ellis bermain adalah stimulation producing activity yang disebabkan tingkat arousal rendah.
Teori ini banyak diterapkan dalam perancangan dan penggunaan alat permainan serta arena
bermain anak. Selanjutnya dapat dilihat pada tabel 2.2 mengenai teori-teori modern dalam
mengungkapkan makna bermain beserta perannya dalam perkembangan anak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Tabel 2.2 Teori Modern Bermain
Teori Peran Bermain Dalam Perkembangan Anak
Psikoanalitik Kognitif-Piaget Kognitif-Vygotsky Kognitif-Bruner/
Sutton-Smith
Singer Teori-teori lain:
Arousal Modulation Bateson
mengatasi pengalaman traumatik, coping terhadap
frustasi
mempraktikkan dan melakukan konsilidasi
konsep-konsep serta keterampilan yang telah
dipelajari sebelumnya
memajukan berfikir abstrak,belajar dalam kaitan
ZPD; pengaturan diri
memunculkan fleksibilitas perilaku dan berfikir,
imajinasi dan narasi,
mengatur kecepatan stimulasi dari dalam dan luar tetap membuat anak terjaga pada tingkat optimal
dengan menambah stimulasi
memajukan kemampuan untuk memahami berbagai
tingkat makna.
Freeman dalam Sukintaka (1998) menyatakan bahwa pengelompokan bermain dan
bukan bermain melalui tiga teori yang berlandaskan dari ilmu-ilmu sosial yaitu teori
kontras, teori titik berat, teori kegunaan. Teori kontras menyatakan bahwa bermain
berlawanan langsung dengan kerja. Teori titik berat menyatakan bahwa aktivitas yang
menitikberatkan pada proses termasuk kelompok bermain, sedang yang menitikberatkan pada
hasil termasuk dalam kelompok kerja. Sedang teori kegunaan menyatakan bahwa bermain
termasuk dalam kategori nirkegunaan dan yang berguna non bermain.
5. Program VCD Pembelajaran
a. Program VCD Pembelajaran Berbasis Play
Salah satu kurang berkembangnya proses pembelajaran penjasorkes di sekolah
dikarenakan kurang kreatifitas dan inovatif para guru penjasorkes dalam menggunakan model
pembelajaran. Guru penjasorkes selalu menggunakan sarana dan prasarana yang seadanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
secara terus menerus tanpa berfikir untuk mengembangkan model pembelajaran yang lebih
menyenangkan dan inovatif, sehingga banyak siswa merasa jemu dan bosan. Banyak guru
penjasorkes yang masih menggunakan proses pembelajaran konvensional sehingga proses
pembelajaran menjadi monoton dan tidak menarik.
Dampak dari kurangnya pengembangan model pembelajaran penjasorkes
tentunya juga berdampak pada metode dan strategi pembelajaran di lapangan. Proses
pembelajaran penjasorkes harus didukung oleh sarana dan prasarana pembelajaran yang
memadai, seperti alat-alat olahraga dan lapangan sebagai sumber belajar pembelajaran
penjasorkes. Jika salah satu diantaranya kurang memadai baik terbatas secara kuantitas
maupun kualitasnya maka sangat berpengaruh pada proses pembelajaran.
Kemajuan dan perkembangan teknologi sudah sedemikian menonjol, sehingga penggunaan
alat - alat bantu mengajar seperti alat-alat audio visual serta perlengkapan sekolah
disesuaikan dengan perkembangan zaman tersebut. Di zaman yang serba canggih seperti ini,
sudah banyak sekali media yang dapat kita gunakan untuk mendukung dalam suatu proses
pembelajaran. Arsyad, (2011) menyatakan sejalan dengan kemajuan IPTEK penggunaan
media, baik yang bersifat visual, audial, projected still media maupun projected motion
media bisa dilakukan secara bersama dan serempak melalui satu alat saja yang disebut
multimedia.
Pembelajaran yang efektif memerlukan perencanaan yang baik. Media yang akan digunakan
dalam proses pembelajaran itu juga memerlukan perencanaan yang baik. Meskipun demikian,
kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa seorang guru memilih salah satu media dalam
kegiatannya di kelas atas dasar pertimbangan antara lain guru sudah merasa akrab dengan
media itu (papan tulis, proyektor), guru merasa bahwa media yang dipilihnya dapat
menggambarkan dengan lebih baik dari pada dirinya (diagram pada flip chart), media yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
dipilihnya dapat menarik minat dan perhatian siswa, serta menuntunnya pada penyajian yang
lebih terstruktur dan terorganisasi.
AECT Task Force (Latuheru 1988:11) mengatakan bahwa media adalah segala
bentuk dan saluran yang dapat digunakan dalam suatu proses penyajian informasi. Media
atau bahan sebagai sumber dalam pengertian teknologi pendidikan merupakan komponen dari
sistem intruksional disamping pesan, orang, teknik latar dan peralatan (Sadiman 2003:19).
Maka sumber belajar dapat diperoleh dari berbagai macam media salah satunya adalah media
audio visual, media bermacam-macam yang berbeda makna. Perbedaan makna ini disebabkan
karena tujuan dan jenis media yang digunakan berbeda-beda pula.
Menurut Sudjana dan Rivai (2003:58) media audio visual adalah sejumlah
peralatan yang dipakai oleh para guru dalam menyampaikan konsep, gagasan dan
pengalaman yang ditangkap oleh indera pandang dan pendengaran. Media audio visual dapat
digunakan sebagai alat multimedia, fungsi audio visual sebagai alat multimedia adalah dapat
menampilkan materi dalam bentuk visual, audio dan audio visual secara bersamaan pada
pembelajaran.
Namun menurut Ibrahim, (1982:2) dilihat dari asal kata jamak medium, yang berarti
perantara, maksudnya sebagai perantara atau alat untuk menyampaikan sesuatu. Menurut
Asosiasi Pendidikan Nasional (NEA/National Education Association) (dalam sadiman,
2002:6) media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik secara tercetak maupun audio visual
serta peralatannya. Selain itu Gagne (dalam sadiman, 2002:6) menyatakan media adalah
berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar.
Sedangkan menurut Sadiman, (2002:19) media atau bahan sebagai sumber belajar merupakan
suatu komponen dari suatu sistem intruksional disamping pesan, orang, teknik latar dan
peralatan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
Media intruksional menurut Gerlach dan Ely (dalam Ibrahim, 1982:3) mengartikan media
intruksional dalam arti luas dan sempit. Media dalam arti luas yaitu orang, material, atau
kejadian yang dapat menciptakan kondisi sehingga memungkinkan pelajar dapat memperoleh
pengetahuan, keterampilan atau sikap yang baru. Dalam arti sempit yang dimaksud media
adalah grafik, potret, gambar, alat-alat mekanik dan elektronik yang dipergunakan untuk
menangkap, memproses serta menyampaikan informasi visual atau verbal, setiap medium
adalah untuk mencapai tujuan.
Sedangkan menurut Gagne (dalam Ibrahim, 1982:4) menggunakan istilah media instruksional
untuk menunjukkan berbagai macam komponen lingkungan belajar yang dapat menimbulkan
perangsang untuk si belajar (pelajar), dengan kata lain yang menyebabkan terjadinya
komunikasi dengan pelajar, menurut Ibrahim, (1982:4) yang termasuk dalam pengertian ini
guru, objek (benda), berbagai macam alat mulai dari buku sampai pada televisi, yang secara
umum mempunyai fungsi memberikan input kepada murid.
Ibrahim, (1982:4) menyimpulkan media instruksional adalah segala sesuatu yang
dapat dipakai untuk menimbulkan rangsangan terjadinya prose belajar mulai paling sederhana
dan mudah digunakan yaitu suara guru, sampai yang merupakan peralatan yang kompleks
seperti video, tape recorder. Dengan pengertian semua alat atau media yang dipilih itu
dipersiapkan untuk mencapai tujuan instruksional yang telah ditentukan. Berdasarkan uraian
pendapat diatas dapat ditarik kesimpulan media instruksional adalah sesuatu yang disusun
dengan rumusan dan tujuan yang jelas sehingga dapat menimbulkan rangsangan terjadinya
proses belajar.
Arsyad (2011:79) mengemukakan tentang hubungan antara media dengan isi / tujuan
pembelajaran, sebagaimana terlihat dalam tabel 2.3 di bawah ini :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel 2.3 Hubungan antara Media dengan Isi / Tujuan Pembelajaran
Jenis Media 1 2 3 4 5 6
Guru Instruktur S S S S S T
Cetak S R S S R S
Transparansi S T S S S S
Slide S T S S S S
Gambar Ilustrasi S T S S S S
Audio Tape S R R R R R
Video Kaset T T T T S S
Radio S R R R R S
Film T T T T S S
Komputer R T T T S S
Simulasi T S S T T S
Video Disc S T T S S S
Permainan S R R S S S
Televisi S S S T S S
Keterangan :
R : Rendah
S : Sedang
T : Tinggi
1 : Belajar Informasi faktual
2 : Belajar pengenalan visual
3 : Belajar prinsip, konsep, dan aturan
4 : Prosedur belajar
5 : Penyampaian keterampilan persepsi motorik
6 : Mengembangkan sikap, opini dan motivasi
Arsyad (2011:75) menyimpulkan bahwa dalam pemilihan media harus
bersumber dari konsep bahwa media merupakan bagian dari sistem intruksional secara
keseluruhan, bila tujuan kompetensi peserta didik bersifat menghafalkan tentunya media
audio yang digunakan. Jika tujuan atau kompetensi bersifat memahami isi bacaan maka
media cetak yang lebih tepat digunakan. Kalau tujuan pembelajaran bersifat motorik ( gerak
dan aktifitas ), maka media video bisa digunakan.
VCD sebagai media audio visual dapat memperlihatkan secara lebih nyata tentang fenomena
yang ada dalam pembelajaran teknik dasar menggiring bola (dribbling) sepakbola. Menurut
(Sadiman : 2008) penyajian materi pelajaran dalam pendidikan jasmani di sekolah dengan
menggunakan VCD pendidikan diharapkan menarik minat siswa, membangkitkan semangat
siswa untuk mempelajari kembali materi yang disajikan melalui multimedia (teks,citra, audio,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
video) materi yang disajikan dengan berbagai warna dan gambar yang sangat menarik dan
sebagainya.
Dalam pengembangan media pembelajaran dalam bentuk keping VCD bertujuan
agar siswa dapat belajar teknik dasar menggiring (dribbling) dengan baik, secara mandiri
maupun dengan guru ketika praktik dilapangan. Selain itu, juga sebagai variasi pembelajaran
yang dapat dipakai oleh guru dalam penyampaian materi dalam proses pembelajaran, dengan
visualisasi yang lebih nyata sangat mendukung pemahaman siswa dalam proses
pembelajaran. Penggunaan VCD pada lembaga pendidikan bertujuan supaya pembelajaran
lebih menarik dan peserta didik dapat mengingat lebih lama terhadap apa yang dipelajari
Beberapa faktor yang telah disebutkan tentang pertimbangan pemilihan media
merupakan pedoman atau acuan dalam pemilihan media belajar dalam penelitian ini. Hal
yang ditekankan dalam pemilihan adalah media yang berupa media tertulis yang berbentuk
model-model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play dengan
berupa video sebagai jenis medianya yang bersifat belajar prinsip, konsep, aturan dan
prosedur belajar menggiring bola berbasis play yang menyenangkan. Pembelajaran
menggiring bola sepabola berbasis play disini dimaksudkan adalah kegiatan pembelajaran
sambil bermain siswa secara bersama-sama sehingga siswa merasa senang, riang dan
gembira, dengan perasaan tersebut diharapkan tujuan pembelajaran akan tercapai dan siswa
juga tidak akan bosan.
Dalam penelitian pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola
berbasis play yang disusun secara tertulis. Metode penulisan model-model latihan
pembelajaran teknik dasar menggiring bola tersebut akan disusun sebagai program latihan,
dengan kaidah penulisan program latihan yang disesuaikan. Penyusunan program latihannya
akan disusun dengan gambar sebagai penjelas dari metode latihan yang diterapkan.
Pembagian aktifitas yang akan dilakukan juga akan dituliskan secara jelas yang nantinya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
diharapkan sebagai alur pelaksanaan program latihan ini tentunya akan melalui tahap-tahap
perbaikan untuk memaksimalkan hasil dari produk yang dibuat. Sehingga model latihan yang
dalam hal ini adalah sebagai produk dari penelitian akan tersusun secara rapi dan mudah
untuk dipahami.
b. Teknik Pembuatan Program VCD Pembelajaran
Media audio visual adalah media yang penyampaian pesannya ditangkap dengan
indera pendengaran dan penglihatan. Karena media ini menyampaikan pesan dengan suara
dan gambar. Yang termasuk media audio visual adalah televisi, film bersuara dan video. Dari
segi bentuk, Leshin, Pollock, Reigeluth (1992) dalam Arsyad (2003:30) mengklarifikasi
media dalam lima kategori, yaitu :
a. Media berbasis sumber (pendidik, instruktur, tutor, pemain peran,kegiatan
kelompok)
b. Media bebasis cetak ( buku penuntun,buku latihan, dan lembaran kerja)
c. Media bebasis visual ( alat bantu kerja, chart, slide show, grafik, peta, dan gambar
transparansi)
d. Media berbasis audio (program tape, kaset, dan CD‟ Compact Disc,’DVD ’Digital Video
Disc,’ televisi, gambar dan suara.)
Tidak diragukan lagi bahwa semua media itu diperlukan dalam pembelajaran.
Dalam memilih media pembelajaran, perlu disesuaikan dengan kebutuhan, situasi dan kondisi
masing-masing. Dengan kata lain, media yang terbaik adalah media yang ada. Salah satu
media yang tidak asing lagi disekitar kita adalah VCD. Pengembangan VCD adalah salah
satu pemanfaatan teknologi multimedia. Media VCD ini bisa digunakan di rumah dengan
bantuan VCD player dan penyajiannya menggunakan televisi apabila di rumah tidak
mempunyai komputer.
Berikut ini adalah langkah-langkah pengembangan media pembelajaran dalam bentuk keping
VCD :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
1) Analisis Kebutuhan
Tahap awal dari pembuatan media adalah mengidentifikasi kebutuhan dari media yang
digunakan. Seberapa besar dalam hal ini siswa dapat memanfaatkan media dalam belajar
merupakan acuan dari pengembangan media yang dilakukan.
2) Rancangan Pembuatan Media
Dalam rancangan pembuatan media terdiri dari pengkajian materi, perangkat media dan
pengkajian penggunaan media. Pada tahap ini peneliti menentukan topik materi dan pokok-
pokok sub bahasan yang akan disampaikan pada siswa. Isi dari materi maupun isi yang akan
disampaikan dalam media pembelajaran harus relevan dan sesuai dengan tuntutan kompetensi
yang harus dikuasai oleh siswa. Dalam tahap ini juga ditentukan perangkat pembuat dan
penggunaan media. Hal ini untuk menentukan desai media yang akan dikembangkan.
3) Pengumpulan Objek Rancangan
Tahapan pengumpulan objek terdiri dari pembuatan teks, pengumpulan/koleksi teks materi
yang akan disampaikan, pembuatan grafis, pengambilan gambar, pengumpulan suara,
pengumpulan video, penganimasian dilakukan dengan mengambil buku materi sepakbola
yang relevan dan juga dengan sistem unduhan dari internet.
4) Pembuatan Desain Media
Maksud dari tahap desain adalah membuat spesifikasi secara rinci media yang akan dibuat.
Desain media yang disusun oleh peneliti, yang berisi judul materi ajar dan sub-sub materi
latihan serta video pembelajaran. Semua komponen ini di desain dalam bentuk naskah yang
didiskusikan dengan tim ahli yang menguasai pengembangan bahan ajar yaitu ahli materi dan
ahli media. Hasil revisi / masukan digunakan srebagai acuan dalam tahap pengembangan
media.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
5) Pembuatan Media
Pembuatan objek multimedia dirancang terlebih dahulu objek-objek yang akan digunakan
dalam media pembelajaran seperti text, animasi, suara, grafis atau gambar, dan narasi.
Tahapan perakitan objek yang telah dibuat dengan melakukan penggabungan animasi, text,
suara, dan grafis menjadi suatu keselarasan dalam tampilan maupun suara yang disesuaikan
dengan naskah menggunakan bantuan perangkat keras (hardware) seperangkat komputer
dengan kemampuan olah grafis yang baik. Perangkat lunak (software) pendukung yang
digunakan adalah Adobe Premiere cs3, perangkat video converter seperti Format Factory,
perangkat pembuat teks tambahan seperti Microsoft office Power Point 2007, Paint dan juga
perangkat burning yaitu Nero.
6) Teknik Mengoperasikan Kamera
Untuk memahami dan mengoperasikan kamera kita harus membaca buku petunjuk dari
setiap kamera yang akan kita gunakan karena setiap industri kamera mempunyai
teknologinya sendiri-sendiri. Pada prinsipnya semua kamera sama dan hanyalah alat bantu
kita mewujudkan ganbar yang sesuai dengan yang diinginkan, akan tetapi alangkah baiknya
jika pengguna sudah memahami kamera tersebut secara teknis dalam petunjuk di bukunya
(manual book).
Pada prinsipnya kamera dibagi menjadi tiga bagian: 1) Lensa, 2) Camera Body, 3)
Magazine / tape compartments.
1) Lensa : pada prinsipnya lensa seperti mata kita atau mata kamera, untuk itu
kejernihan harus di jaga, karena lewat lensalah gambar / cahaya akan di transmisikan
ke film atau pita atau digital. Dalam sinematografi mengenal tiga jenis lensa yaitu
Lensa Wide : adalah lensa dengan sudut pengambilan yang luas, Lensa Normal :
adalah lensa yang secara perspektif dianggap mewakili mata manusia dalam melihat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
dunia dan sekitarnya. Pada pembuatan film, lensa normal ini adalah lensa 50 mm.
Lensa Tele : adalah lensa dengan sudut pengambilan sempit.
Pada setiap lensa yang profesional maupun yang semi profesional ada tiga buah ring yaitu
yang pertama adalah Focussing Ringyang berfungsi untuk mengatur fokus dalam sebuah
shoot. Kemudian ada Focal Length Ring(pada lensa zoom atau variable focal lenght). Focal
lenght adalah panjang pendeknya sebuah lensa atau secara teknis dikenal sebagai jarak dari
titik api lensa kebidang datar atau film plane. Yang terakhir adalah F.Stop atau diafragma ring
yang berfungsi untuk mengatur exposure sebuah shoot.
Setiap lensa mempunyai daerah ketajamannya masing-masing, daerah ketajaman
ini disebut dengan Dept of field disingkat dengan Dof. Jadi Dept of field adalah daerah
ketajaman dimana subjek/objek terlihat jelas atau tidak blur dikamera. Dept of field sendiri di
pengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya: jarak dari kamera ke objek atau subjek, besar
kecilnya bukaan diafragma (diafragma adalah diameter lingkaran aperture yang juga
berfungsi untuk mengatur gelap atau terangnya sebuah gambar), penjang pendeknya Focal
Lenght sebuah lensa, exposure (exposure adalah waktu yang diperlukan dalam perekaman
gambar) dan scene brightness.
2) Camera Body : pada bagian inilah gambar direkam atau di tangkap baik secara
organik dengan seluloid 35 mm seperti pada kamera film maupun perubahan dari
cahaya ke gelombang elektromagnetic pada video atau digital. Pada kamera film
bagian ini yang paling penting dijaga dari kontaminasi debu, cairan maupun radiasi
karena akan mempengaruhi hasil shooting. Pada kamera video atau digital pada
bagian ini akan banyak sekali tombolpengaturan imajinasi.
3) Magazine : magazine adalah tempat kita memasang film baik sebelum maupun
setelah di ekspose. Pada kemera video atau digital bagian ini adalah tape atau card
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
compartments yaitu bagian dimana kita memasang kartu seperti SD atau CF atau
kaset video.
Selain bagian-bagian kamera yang telah kita bahas tadi, masih banyak lagi hal-hal penting
yang harus kita lakukan atau perhatikan ketika kita mengoperasikan kamera, agar gambar
yang dihasilkan baik dan sesuai dengan keinginan kita, diantaranya :
a) Sudut kamera : camera angle atau sudut penempatan kamera juga memegang peranan
yang sangat penting pada sinematografi. Bagaimanapun juga sebuah video/ film
dibentuk oleh beberapa banyak shot yang membutuhkan penempatan kamera di
tempat yang terbaik.
b) Pencahayaan : cahaya adalah salah satu elemen terpenting dalam sinematografi,
karena untuk mengexpose sebuah gambar kita memerlukan cahaya dan bahkan untuk
melihat sebuah benda di alam ini kita memerlukan pantulan cahaya. Seni menata
cahaya dalam membuat film/video menjadi bagian yang terpenting karena juga bisa
mempengaruhi juga perhatian penonton.
c) Pergerakan kamera : pergerakan kamera adalah sebuah usaha menggerakkan atau
subjek untuk lebih mengenalkan ruang atau memberi kesan tiga dimensi sebuah
ruangan, dimana penonton bergerak masuk atau keluar atau bergerak ke kanan / kiri
mengikuti atau meninggalkan subjek.
d) Jenis rekaman : sering didefinisikan sebagai sebuah aktifitas perekaman dimulai dari
menekan tombol rekam pada kamera hingga diakhiri dengan stop.
B. Penelitian yang Relevan
Secara umum pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola
sepakbola berbasis play untuk murid sekolah dasar belum banyak dilakukan sehingga peneliti
belum menemukan penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan sekarang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
C. Kerangka Berpikir
Kerangka berfikir merupakan argumentasi teoritik terhadap hipotesis yang diajukan, dalam
penelitian pengembangan kerangka berfikir memberikan arahan tentang langkah-langkah
metodologis yang akan diambil, penelitian ini menggunakan metode pengembangan research
and development Borg & Gall (1983). Pengembangan atau yang sering disebut sebagai
penelitian pengembangan dilakukan dengan maksud menjembatani jurang yang terbentang
cukup lebar antara penelitian dan praktik pendidikan.
Degeng (2001:1) menyimpulkan arti dari penelitian pengembangan yaitu “Penelitian ilmiah
yang menelaah suatu teori, model, konsep, atau prinsip, dan menggunakan hasil telaah untuk
mengembangkan suatu produk. Dapat disebutkan lagi bahwa teori-teori, model, serta konsep
ilmiah yang telah ditemukan atau dikemukakan sebelumnya dapat dikaji kembali untuk
kemudian dilakukan suatu pengembangan yang menghasilkan sesuatu yang baru dari hal
tersebut sehingga akan menjadi sempurna baik substansi maupun tujuan yang dihadirkan.
Menurut Ardhana (2002:7), “Pengembangan adalah pemakaian secara sistematik
pengetahuan ilmiah yang di arahkan pada produksi bahan, system, atau metode termasuk
perancangan prototipe-prototipe‟. Adapun menurut Asim (2002:1), “Penelitian
pengembangan (research and development) dalam pembelajaran adalah suatu proses yang
digunakan untuk mengembangkan dan memvalidasi produk-produk yang digunakan dalam
proses pembelajaran”. Penelitian pengembangan akan mengacu pada pembuatan suatu
produk baru yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah yang ditemukan dengan cara
yang berbeda dari sebelumnya. Penelitian pengembangan bisa dilakukan di berbagai bidang
yang tentunya tidak hanya pada bidang-bidang umum saja.
Dengan demikian penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menelaah suatu teori,
konsep atau model untuk membuat suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang
sudah ada. Kegiatan penelitian ini dimulai dari adanya suatu kebutuhan yang kemudian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
dipecahkan dengan pembuatan produk akhir penelitian. Penelitian-penelitian di bidang
pendidikan umumnya tidak diarahkan pada pengembangan suatu produk, tetapi ditujukan
untuk menemukan pengetahuan baru berkenaan dengan fenomena-fenomena fundamental,
serta praktik-praktik pendidikan.
Pemilihan metode pengembangan ini karena dianggap sesuai dengan permasalahan yang akan
diangkat menjadi topik penelitian dan dapat menjadi solusi dari permasalahan yang ada.
Secara garis besar metode pengembangan ada tiga tahap, yang pertama pendahuluan, kedua
tahap uji produk dan tahap uji efektifitas produk.
Tahap 1, pendahuluan terdiri analisis kebutuhan, kajian teoritik dan pengembangan produk
awal. Analisi kebutuhan dilakukan untuk mengetahui proses latihan dan kesenjangan antara
harapan dan kenyataan di sekolah dasar yang ada di Kec. Manyaran, setelah menemukan
masalah yang akan diangkat menjadi masalah penelitian, kemudian dilanjutkan kajian teoritik
yang relevan dengan topik penelitian yang diangkat. Langkah selanjutnya pengembangan
produk awal yaitu mengembangkan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring
bola sepakbola berbasis play. Model pembelajaran dikembangkan berdasarkan karakteristik
siswa usia 10-12 tahun dan disesuaikan dengan kajian teori tentang sepakbola, analisis
kondisi fisik, prinsip latihan dan tentang belajar gerak.
Tahap 2, uji coba produk ada dua yaitu uji coba ahli dan uji coba lapangan bertujuan untuk
mendapatkan penilaian dari ahli sepakbola, ahli media VCD dan siswa sekolah dasar di Kec.
Manyaran usia 10-12 tahun. Hasil evaluasi dijadikan acuan dan masukan untuk perbaikan
program VCD pembelajaran menggiring bola yang akan dikembangkan oleh peneliti. Hasil
penelitian juga sebagai acuan, apakah produk bisa dilanjutkan atau tidak.
Tahap 3, uji efektivitas produk menggunakan rancangan eksperimen semu, eksperimen semu
membandingkan dua kelompok antara kelompok yang menggunakan program VCD
pembelajaran dengan kelompok kontrol yang menggunakan pembelajaran secara
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
konvensional. Uji efektivitas ada tiga tahapan yaitu : tes awal, perlakuan dan tes akhir.
Perlakuan kelompok coba dan kelompok kontrol selama 24 kali pertemuan, tiga kali
seminggu.
D. Spesifikasi Produk yang Diharapkan dan Hipotesis Penelitian
1. Spesifikasi produk yang diharapkan
Peneliti akan mengembangkan sebuah media pembelajaran berupa VCD
pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola dengan memperhatikan tahapan
pembelajaran, yang dilakukan dari yang mudah ke yang sukar, dari yang sederhana ke yang
kompleks dan dari tingkat kesulitan yang rendah ke yang tinggi.
Penyusunan media pembelajaran teknik dasar menggiring bola ini, subjek penelitiannya
adalah siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri dimana penekanan utamanya
diarahkan pada pengembangan yang diarahkan pada tujuan. Kegiatan – kegiatan
pembelajarannya mengarah pada pengkondisian terhadap penguasaan keterampilan.
2. Hipotesis
Berdasarkan uraian dari kerangka berfikir, hipotesis dalam penelitian pengembangan ini
adalah produk pengembangan program VCD pembelajaran menggiring bola sepakbola
berbasis play untuk siswa Sekolah Dasar yang disusun berdasarkan kajian teori, kaidah
penyusunan produk pengembangan, uji ahli dan uji coba kelompok dapat meningkatkan
penguasaan teknik dasar menggiring bola secara efektif dan efisien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Pelaksanaan penelitian pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring
bola sepakbola untuk murid Sekolah Dasar dimulai studi pendahuluan, pembuatan produk,
penilaian ahli, uji coba kelompok kecil, revisi, uji coba kelompok besar, revisi dan
eksperimen produk, berikut akan dijabarkan mengenai waktu dan tempat penelitian yang
akan dilakukan.
Tabel 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
No. Kegiatan Penelitian Tempat Waktu
1 Wawancara dengan Guru
Penjas SD di Kec. Manyaran
SD di Kec.
Manyaran
Juli 2014
2 Pembuatan produk awal
pengembangan model latihan
Wonogiri Agustus –
September 2014
3 Evaluasi ahli sepakbola dan
ahli media:
a. Drs. Teddy Agoeng
Sulistiyo, M.Or
b. Coach Guntoro Tri P
c. Coach Sumarjo HW
d. Wiku Aditya S.Kom,
M.Kom
Solo
Solo
Solo
Wonogiri
Oktober 2014
4 Uji kelompok kecil Lapangan SD N
4 Manyaran
Oktober 2014
5 Uji kelompok besar Lapangan SD N
2 Manyaran
November 2014
6 Eksperimen produk Lapangan SD N
4 Gunungan
November-
Desember 2015
7 Analisis dokumen penelitian Wonogiri Januari 2015
Berdasarkan tabel 3.1 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Tempat penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Pemilihan tempat dan pelaksanaan penelitian akan dipertimbangkan dengan beberapa aspek,
baik dari segi akses maupun lokasi, yang mendukung terlaksananya penelitian dengan baik.
Dengan memperhatikan hal tersebut maka penelitian ini akan dilaksanakan di Wonogiri dan
mengambil tempat di Sekolah Dasar Negeri IV Gunungan, Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri.
2. Waktu Penelitian
Penelitian akan berlangsung selama tiga tahap. Tahap yang pertama adalah analisis
kebutuhan dan pembuatan produk yang akan dilaksanakan pada bulan Juli-September 2014.
Tahap ke dua pelaksanaan uji coba produk yang akan berlangsung pada bulan Oktober.
Setelah pelaksanaan uji coba dan revisi produk selesai maka akan dilanjutkan dengan tahap
ketiga yaitu eksperimen hasil produk yang telah dibuat.
Tahap ketiga dan pelaksanaan penelitian ini adalah ekperimen produk yang telah dihasilkan.
Pelaksanaan eksperimen ini akan berlangsung selama dua bulan, mulai bulan November
sampai bulan Desember. Pelaksanaan perlakukan selama 8 minggu dengan frekuensi latihan
3 kali dalam seminggu. Hal ini didasarkan pada prinsip pemberian waktu latihan yang baik
sehingga akan mencapai tujuan yang diinginkan.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode penelitian pengembangan, karena sesuai dengan masalah
yang ditemukan dalam studi pendahuluan, sehingga untuk memecahkan kesenjangan antara
harapan dan kenyataan yang terjadi, penelitian pengembangan yang cocok untuk hal tersebut.
1. Model Pengembangan
Model pengembangan yang digunakan peneliti model pengembangan (research and
development) Borg and Gall (1983:775). Pemilihan model ini karena adanya kesesuaian
dengan pengembangan yang dilakukan peneliti dengan model pengembangan (research and
development) Borg and Gall. Adapun langkah-langkah model research and development
yaitu: (1) riset dan pengumpulan informasi termasuk kajian pustaka dan observasi lapangan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
(2) perencanaan termasuk definisi keahlian mulai menentukan objek-objek masalah dalam
satu lingkup masalah dan skala tes kecil yang mungkin terjadi, (3) mengembangkan produk
awal meliputi persiapan-persiapan materi pembelajaran, buku pedoman, dan alat evaluasi, (4)
persiapan area pengujian diadakan 1-3 sekolah dengan menggunakan 5-20 subyek yang
diteliti wawancara, observasi dan data kuisioner dikumpulkan dan dianalisis, (5) revisi
produk utama, revisi produk seperti yang telah dihasilkan oleh hasil tes persiapan lapangan,
(6) tes lapangan utama diadakan di 1-3 sekolah dengan 10-30 subyek sebelum dan sesudah
tes dikumpulkan, hasilnya dievaluasi dengan memperhatikan objek penelitian yang
dibandingkan dengan data kontrol kelompok yang tepat, (7) revisi produk operasional, revisi
produk yang telah disarankan oleh hasil tes lapangan utama, (8) tes lapangan operasional
diadakan 1-3 sekolah dengan melibatkan 20-40 subyek yang diteliti, wawancara, observasi
dan kuisioner dikumpulkan dan dianalisis, (9) revisi produk final seperti yang telah
disarankan oleh hasil tes lapangan operasional, dan (10) penyebaran dan pelaksanaan laporan
dalam jurnal bekerja dengan bertanggung jawab kepada distribusi untuk menyediakan
kualitas kontrol.
Model pengembangan (research and development) Borg and Gall (1983). Adapun langkah-
langkahnya yaitu:
a. Research and information collecting (Studi pendahuluan)
b. Planning (Perencanaan)
c. Develop preliminary form of product (Pengembangan rancangan produk
awal)
d. Preliminary field testing (uji lapangan awal)
e. Main product revision (Revisi produk awal)
f. Main field testing (uji lapangan utama)
g. Operational product revision (Revisi produk kedua)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
h. Operational field testing (Uji kelompok)
i. Final Product Revision (Revisi produk akhir)
j. Dissemination and implementation (Diseminasi dan implementasi)
Dari sepuluh langkah pengembangan yang dikemukakan Borg dan Gall ada beberapa tahap
yang sebagian dimodifikasi oleh peneliti, dengan pertimbangan waktu, tenaga, dan biaya
yang terbatas untuk menghasilkan produk pengembangan program VCD pembelajaran teknik
dasar menggiring bola sepakbola. Untuk mengetahui peningkatan dan hasil penerapan
pengembangan produk, maka peneliti melakukan eksperimen terhadap produk model
Pembelajaran untuk meningkatkan keterampilan teknik Menggiring Bola (Dribbling)
Sepakbola.
2. Prosedur Penelitian Pengembangan
Dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan dalam pelaksanannya. Tahapan-tahapan
dalam penelitian merupakan aspek-aspek terpenting dalam penelitian. Urutan tahapan
penelitian ini terbagi menjadi beberapa prosedur pelaksanaan yaitu dan mulai tahap awal,
pembuatan, pelaksanaan, hingga tahap akhir yang juga merupakan tahap penerapan dan
penyelesaian.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
Tahap pertama:
Analisis kebutuhan dengan rasionalisasi masalah berdasarkan
pengamatan yang dilakukan oleh peneliti dan wawancara
dengan Guru Penjas dan Siswa
Tahap kedua:
Pengembangan Produk
Kajian teori
teknik
menggiring
bola sepakbola
Rancangan
program
latihan teknik
menggiring
bola sepakbola
Program
latihan bulanan
Program
latihan
mingguan
Rancangan
program
latihan harian
Bentuk-bentuk
teknik dasar
menggiring
bola sepakbola
Tahap Ketiga
Uji Coba Produk
Evaluasi Ahli
Sepak Bola
Ahli praktisi
Sepak Bola
Revisi Produk
Angket
Campuran
Ahli akademisi
Sepak Bola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
Gambar 3.1 Bagan Prosedur Pengembangan
Uji coba
kelompok kecil
Revisi produk
Kuisioner
campuran
Catatan
lapangan
Uji coba
lapangan (luas)
Revisi produk
Kuisioner
campuran
Catatan
lapangan
Produk pengembangan Program VCD Pembelajaran
Teknik Dasar Menggiring Bola Sepakbola Berbasis Play
Untuk Murid Sekolah Dasar
Tahap keempat:
Uji efektifitas produk dengan eksperimen
Kelompok
Terikat
Kelompok
Kontrol
Catatan
Lapangan
Post Test kemampuan
menggiring bola sepakbola
Pre-test kemampuan menggiring
bola sepakbola
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Evaluasi dan tiap tahapan penelitian diperlukan untuk mengetahui sejauh mana mekanisme
pada setiap tahapan tersebut dilakukan dan mengetahui kesesuaian antara rancangan
penelitian dengan instrument yang digunakan dalam pelaksanaan pengukuran. “Evaluasi
dapat di definisikan sebagai proses yang sistematis untuk menentukan luas dan tujuan sasaran
hasil yang ingin dicapai, Verducci (1980:4). Dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai
tujuan dan sesuatu yang dapat diukur dengan sistematis maka dapat dilakukan dengan cara
evaluasi.
Adapun prosedur pengembangan yang digunakan oleh peneliti dapat dijelaskan sebagai
berikut:
1. Tahap Pertama (Analisis kebutuhan)
Analisis kebutuhan merupakan bagian dari langkah-langkah yang digunakan untuk
mengetahui produk yang dikembangkan, dalam memperoleh data dengan cara observasi dan
interview bebas terpimpin dengan siswa dan guru pendidikan jasmani di Kec. Manyaran,
Kab. Wonogiri dan rasionalisasi masalah oleh peneliti.
2. Tahap Kedua (pengembangan produk)
a. Kajian Teori
Mengkaji secara ilmiah materi yang kita gunakan dalam penelitian dan merupakan pijakan
teoritik untuk mengembangkan produk sebagai hasil penelitian. Teori-teori yang digunakan
merupakan teori yang mendukung terhadap penelitian yang dilakukan. Penelitian ini
membahas tentang Pengembangan program VCD pembelajaran teknik menggiring bola
sepakbola berbasis play untuk murid Sekolah Dasar .
b. Pembuatan Produk Awal
Berdasarkan analisis kebutuhan sampai pada kajian teoritik yang dipaparkan pada bab II.
Pemilihan teori-teori tersebut dilakukan peneliti dengan didasarkan pada logika berfikir
empiris. Dalam penyusunan kajian teori dapat digunakan bentuk-bentuk penalaran yang dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
menunjukkan alur pola berfikir yang logis. Penulisan kajian teori dalam penelitian ini
menggunakan penalaran deduktif. Winarno (2007) “Penalaran deduktif dimulai dari hal-hal
yang bersifat umum dan menuju ke hal-hal yang khusus.” Hal yang cukup luas atau cukup
besar cakupan bahasannya dikaji terlebih dahulu sehingga nanti akan mengerucut pada hal
yang lebih khusus. Peneliti menggunakan penalaran deduktif dalam penyusunan kajian teori
dengan mengungkap kajian terhadap olahraga hingga tinjauan yang mendukung terhadap
penelitian yang disusun. Hal ini relevan dengan prosedur serta teori yang menjadi landasan
dan dapat menunjukkan alur berfikir dan peneliti yang logis.
3. Tahap Ketiga (Uji Coba Produk)
a. Evaluasi Ahli
Tahap selanjutnya adalah evaluasi dari para ahli untuk kesempurnaan pembuatan produk
yang dalam hal ini adalah Tentang Model pembelajaran teknik dasar menggiring bola
Sepakbola. Adapun ahli yang digunakan adalah :
1. Drs. Teddy Agoeng Sulistiyo, M.Or (Dosen Sepakbola Fakultas Ilmu
Keolahragaan Universitas Tunas Pembangunan, sebagai ahli
akademisi I)
2. Guntoro Tri Prasetyo (Pelatih Klub Ster salah satu tim internal Persis
Solo dan Pelatih Persis Junior, sebagai ahli praktisi I)
3. Sumarjo HW (Pelatih Klub POP salah satu tim internal Persis Solo
dan mantan pelatih Persis U 23, sebagai ahli praktisi II)
4. Wiku Aditya, S.Kom.,M.Kom (Pengajar TIK di SMA N 3 Wonogiri,
sebagai ahli media)
b. Revisi Produk
Produk direvisi sesuai dengan masukan dari para ahli untuk selanjutnya diuji coba pada
kelompok kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
c. Uji Coba Tahap I (kelompok kecil)
Uji coba tahap I (kelompok kecil) dimaksudkan untuk mencari penilaian dari Siswa Sekolah
Dasar di Kec Manyaran, Kab. Wonogiri berkaitan dengan produk pengembangan.
d. Revisi Produk
Setelah uji coba kelompok kecil, maka dilakukan revisi dan akhir uji coba yang dilakukan
sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan.
e. Uji coba Tahap II (kelompok besar)
Uji coba tahap II (kelompok besar) dimaksudkan untuk mencari saran dan penilaian dari
Siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri berkaitan dengan isi model
Pembelajaran.
f. Revisi Produk
Setelah uji coba kelompok besar, maka dilakukan revisi dan akhir uji coba yang dilakukan
sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan.
4. Tahap Keempat (Uji Efektivitas Produk)
a. Eksperimen produk
Eksperimen dilakukan pada Siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran Kab. Wonogiri dengan
tujuan mengetahui tingkat efektifitas produk pengembangan untuk pemanfaatan lebih lanjut.
Rancangan eksperimen menggunakan rancangan pretest dan postest dengan pemilihan
kelompok yang di acak (two group pre test and post test design).
Tabel 3.2 Desain Uji Efektivitas Produk
Subjek Pre test Perlakuan Post test
R X 1 Pembelajaran Menggunakan Video X 2
R X 1 Pembelajaran Tidak Menggunakan Video X 2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Mekanisme pelaksanaan uji efektivitas hasil produk pengembangan ini dilakukan dengan
membandingkan dua kelompok untuk kemudian dilihat hasilnya dan hasil pre test dan post
tes.
b. Laporan Hasil Produk Pengembangan
Hasil akhir berupa produk yang telah dihasilkan dan analisis kebutuhan, evaluasi ahli, uji
coba kelompok kecil, uji coba kelompok besar, dan hasil eksperimen produk berupa program
VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola Sepakbola.
c. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel Penelitian Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel yaitu VCD
Pembelajaran Teknik Dasar Menggiring Bola Sepakbola.
C. Sumber Data
Sumber data adalah subjek dimana data diperoleh. Sumber data dalam penelitian
pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola ini
dikelompokkan menjadi dua sumber data, yaitu sumber data awal dan sumber data dalam uji
coba kelayakan produk pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring
bola sepakbola yang dikembangkan.
1. Pembagian sumber data
Sumber data dalam penelitian Pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar
menggiring bola sepakbola ini dikelompokkan menjadi dua sumber data, yaitu sumber data
awal dan sumber data dalam uji coba kelayakan produk Model Pembelajaran teknik dasar
menggiring bola sepakbola yang dikembangkan. Sumber data tersebut meliputi:
a. Ahli Akademisi Sepakbola
Sumber data ahli akademisi Sepakbola diambil dari unsur perguruan tinggi, dengan
kualifikasi pengampu mata kuliah Sepakbola. Sumber data ahli akademisi sepakbola masing-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
masing adalah Drs.Teddy Agoeng Sulistiyo,M.Pd dimana beliau merupakan pakar Sepakbola
dari Universitas Tunas Pembangunan Surakarta.
b. Ahli Praktisi Sepakbola
Sumber data ahli praktisi sepakbola diambil dari unsur pelatih, dengan kualifikasi melatih
dalam sebuah tim. Sumber data ahli praktisi sepakbola adalah Guntoro Tri Prasetyo, beliau
adalah pelatih Klub Ster salah satu klub internal Persis dan pelatih tim Persis Solo Junior.
Ahli sepakbola yang kedua adalah Sumarjo HW, Beliau adalah pelatih Klub PS POP salah
satu tim internal Persis solo dan mantan pelatih Persis U 23.
c. Ahli Media VCD
Sumber data ahli media VCD diambil dari unsur pengajar mata pelajaran TIK. Sumber data
ahli media VCD adalah Wiku Aditya, S.Kom.,M.Kom, beliau adalah guru pengampu mata
pelajaran TIK di SMA N 3 Wonogiri.
d. Siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri
1) Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah Siswa Sekolah Dasar, Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri.
2) Sampel
Untuk penentuan sampel penelitian dilakukan dengan purposive karena sudah diketahui ciri-
cirinya. Menurut Maksum (2009:44) “purposive sampling adalah sebuah teknik pengambilan
sampel yang ciri atau karateristiknya sudah diketahui lebih dulu berdasarkan ciri atau sifat
populasi.” Kemudian selanjutnya dengan cara random karena pengambilan dilakukan secara
acak. Maksum (2009:4 1) menyatakan “random sampling merupakan teknik sampling yang
memberikan peluang yang sama bagi individu yang menjadi anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel” Dalam penelitian ini pengambilan sampelnya adalah Siswa Sekolah
Dasar di Kec. Manyaran dan kemudian diambil secara acak tanpa memilih sesuai dengan
tingkatan-tingkatan baik kemampuan maupun usia. Jumlah sampel yang diambil dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
penelitian ini diambil 20 Siswa dengan jumlah keseluruhan 30 Siswa. Kemudian diambil
secara acak dalam kegiatan penelitian.
e. Peneliti
Peneliti juga merupakan sumber data karena berdasarkan pengamatan pribadi yang dilakukan
oleh peneliti dapat dituangkan sebagai hasil perolehan data lapangan yang dapat dijadikan
tambahan informasi yang diperlukan dalam penelitian. Menurut Moleong (2007:168)
“Kedudukuan peneliti dapat merupakan sebagal perencana, pelaksana pengumpulan data,
analisis, penafsir data, dan pada akhirnya sebagai pelapor hasil penelitian”. Dapat
disimpulkan bahwa peneliti selain sebagai pengumpul data bisa juga berfungsi sebagai
sumber data yang dapat mendukung hasil penelitian.
2. Jenis Data
Jenis data penelitian pengembangan program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola
sepakbola berbasis play adalah data kualitatif dan data kuantitatif penjabarannya sebagai
berikut :
1. Dalam penelitian ini data kualitatif berasal dari:
a. Hasil observasi dan peneliti.
b. Hasil wawancara dengan guru penjas pada studi pendahuluan.
c. Masukan dari ahli sepak bola dan ahli multimedia
d. Catatan lapangan pada saat eksperimen produk.
2. Data kuantitatif
Dalam penelitian ini data kuantitatif yang diperoleh adalah:
a. Data dan questioner evaluasi ahli adalah termasuk data ordinal.
b. Data dan questioner atlit pada saat uji kelompok kecil dan uji kelompok
besar termasuk data ordinal. .
c. Data dan hasil penilaian pre test dan post test termasuk data ordinal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
66
Teknik Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini meliputi data kondisi awal, data penilaian ahli
sepakbola, data uji coba kelompok, dan data hasil uji efektivitas produk pengembangan.
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah:
a. Teknik wawancara dipergunakan untuk mengumpulkan data studi pendahuluan
tentang Pembelajaan teknik dasar menggiring bola sepakbola dalam hal ini
dilakukan pada siswa dan guru penjas di Kec. Manyaran.
b. Teknik questionair digunakan untuk mengumpulkan data penilaian kelayakan
produk dari para ahli, serta pendapat dari siswa (testee).
c. Teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data tentang keterampilan teknik
menggiring bola sepakbola.
d. Teknik observasi digunakan untuk mengumpulkan data catatan lapangan tentang
keterlaksanaan latihan dan penerapan penelitian (model Pembelajaran).
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpul data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam
kegiatanya mengumpulkan agar kegiatanya tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya, (Arikunto, 2009:101). Dalam penelitian ini, instrument yang digunakan antara lain:
Gambar 3.2 Bagan Instrumen Pengumpulan Data
Intervieu Bebas
Kuisioner campuran
Checklist
Catatan lapangan
Instrumen
Wawancara
Kuisioner
Skala penilaian
Observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
67
1. Intervieu guide
Metode pertama yang digunakan adalah metode wawancara atau interviu. “Interviu adalah
sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi dan orang
yang diwawancarai (interviewer), Winamo (2007:64).” Metode wawancara dengan
menggunakan teknik interviu bebas digunakan untuk memperoleh informasi analisis
kebutuhan dari siswa dan Guru penjas Di Kec. Manyaran. Interviu bebas adalah interviu yang
dilakukan oleh pewawancara tanpa menggunakan pedoman wawancara, tetapi mengingat apa
saja yang dipertanyakan.
2. Questionair campuran
Instrument selanjutnya yang digunakan dalam penelitian ini adalah angket atau kuisioner.
“Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dan responden tentang sesuatu yang akan diteliti, Winarno (2007:62).” Metode angket
digunakan untuk memperoleh informasi dari Siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran saat uji
coba kelompok kecil, besar serta memperoleh informasi dari para ahli.
Berdasarkan cara menjawabnya kuisioner yang digunakan adalah kuisioner tertutup karena
jawaban dan pertanyaan sudah tersedia dan responden hanya tinggal memilih. Kemudian
berdasarkan jawaban yang diberikan maka kuisioner yang digunakan adalah kuisioner
langsung yaitu responden menjawab tentang dirinya dan kuisioner tidak langsung yaitu
responden menjawab tentang orang lain.
Untuk bentuk dan kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini ada beberapa bentuk.
Bentuk yang pertama adalah kuisioner pilihan ganda dengan disertai juga bentuk Skala likert.
Hal ini dikarenakan butir-butir jawaban yang tersedia merupakan pilihan ganda dan jawaban
yang tersedia menunjukkan tingkatan-tingkatan, mulai dari sangat setuju sampai sangat tidak
setuju atau sangat baik hingga kurang sekali.
Dalam penelitian ini ada 3 jenis kuesioner, yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
68
a. Kuesioner untuk ahli Sepakbola
Aspek kelayakan produk pengembangan latihan pengembangan teknik dasar menggiring bola
sepakbola untuk masing-masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Aspek Kesesuaian
2) Aspek Kemanfaatan
3) Aspek Keamanan
4) Aspek Keterlaksanaan
b. Kuesioner untuk Siswa
Aspek kelayakan produk pengembangan Pembelajaran teknik dasar menggiring bola
sepakbola masing-masing indikator dapat diuraikan sebagai berikut:
1) Aspek kemudahan untuk dipahami
2) Aspek kemudahan untuk dilakukan
3) Aspek kemenarikan
4) Aspek kemanfaatan
c. Ahli Media
1) Aspek Kesesuaian
2) Aspek Kemenarikan Gambar
3. Skala penilaian
Untuk pemilihan jenis skala penilaian yang digunakan, disesuaikan dengan metode
pengambilan data serta tujuan yang diinginkan. Dalam penelitian ini bentuk skala penilaian
yang digunakan adalah absolute rating scales (skala penilaian absolute). Pemilihan bentuk ini
didasarkan pada kriteria jenis skala penilaian yang sesuai dengan mekanisme pelaksanaan
penelitian serta subyek yang akan diperbandingkan. Menurut Verducci (1980:188) “skala
penilaian absolut memiliki keuntungan dimana satu grup dan siswa atau subyek dapat
diperbandingkan dengan grup subyek yang lain karena subyek tersebut sudah memiliki
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
69
kemampuan dengan antisipasi standar yang sama.”Jadi untuk membandingkan dua kelompok
dapat menggunakan bentuk skala penilaian absolut dengan antisipasi bahwa dua kelompok
tersebut memilki standar awal yang sama.
Untuk tipe skala penilaian absolut yang digunakan sendiri adalah checklist yaitu penandaan
terhadap kegiatan yang muncul. Dalam skala penilaian absolut sendiri terdiri dari 4 macam
tipe skala penilaian. Namun yang paling sesuai untuk pelaksanaan eksperimen hasil produk
pengembangan program VCD teknik dasar menggiring bola sepakbola adalah checklist. Hal
ini didasarkan pada penilaian indikator keterampilan yang dipilah-pilah menjadi beberapa sub
indikator yang nantinya menjadi bahan pengamatan. Checklist juga disebut dengan keputusan
“ya” atau “tidak”. Menurut Verducci (1980:191) “checklist dapat digunakan untuk mengukur
prosedur dan perilaku.” Jadi dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur proses pelaksanaan
akifitas motorik akan didapatkan relevansi yang cukup baik dan tepat.
Mekanisme evaluasi dengan menggunakan metode skala rating absolut tipe checklist ini
dilaksanakan dengan mengamati setiap indikator yang telah ditetapkan dan dibagi menjadi
beberapa sub indikator. Apabila sub indikator tersebut muncul maka diberikan tanda berupa
check (√) yang merupakan mekanisme pemberian checklist. Pengamatan dilaksanakan oleh
pengamat yang sudah ditunjuk sebelumnya. Setelah pelaksanaan pengamatan maka data yang
terkumpul dikumpulkan untuk hasil dan perbandingan.
Dalam penelitian ini, skala penilaian digunakan untuk mengukur tingkat keterampilan
menggunakan alat pada saat latihan teknik menggiring bola. Pengambilan data dan skala
penilaian ini pada saat uji coba produk kelompok kecil dan uji coba produk kelompok besar.
4. Catatan lapangan
Catatan lapangan dalam penelitian ini merupakan hasil dan observasi yang dilakukan sebagai
pengamatan keterlaksanaan penelitian. Catatan lapangan menurut Bogdandan Biklen dalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
70
Moleong (2007: 209) adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan
dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian.
Catatan Lapangan dalam penelitian ini digunakan pada saat uji coba terbatas uji coba lebih
luas serta uji efektivitas produk untuk memantau obyektifitas dan pelaksanaan uji coba
produk dan memantau keterlaksanaan latihan pada saat eksperimen produk. Catatan lapangan
ini berisi tentang gambaran pelaksanaan uji coba dan hasil pengamatan pelaksanaan program
latihan pengembangan teknik dasar menggiring bola (Dribbling) sepakbola pada saat tahap
perlakuan, sehingga seluruh kegiatan tersebut bisa terekam dengan baik.
5. Tes keterampilan teknik menggiring bola (dribbling) sepakbola
Dalam penelitian ini juga digunakan metode tes. Menurut Johnson dan Nelson (1969:1) “Tes
adalah suatu bentuk dan suatu pertanyaan dan atau pengukuran, yang digunakan untuk
memperkirakan ingatan dan suatu pengetahuan dan kemampuan, atau untuk mengukur
kemampuan gerak di dalam aktifitas jasmani.
Dalam penelitian ini tes yang digunakan adalah untuk mengetahui pencapaian dan
eksperimen produk pengembangan. Secara khusus tes yang digunakan adalah tes prestasi.
Winarno (2007:61) menyatakan “tes prestasi adalah tes yang digunakan untuk mengukur
pencapaian prestasi seseorang setelah mempelajari sesuatu.” Dalam penelitian ini tes prestasi
yang dimaksudkan tes penguasaan teknik menggiring bola (dribbling) sepakbola sehingga
instrument ini masuk kategori achievement test. Namun lebih jelas akan dijelaskan mengenai
tes yang digunakan sebagai berikut :
1. Tes Menggiring Bola
Tes menggiring yang digunakan adalah Dodging Run (lari menghindar). Pada aba-aba “siap”,
testee berdiri dibelakang garis start dengan bola dalam penguasaan kakinya dan bersiap
mendengar pluit tanda mulai untuk menggiring boa, setelah bunyi peluit, testee mulai
menggiring bola ke arah kiri melewati coen pertama dan ke arah kanan melewati bambu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
71
kedua dan seterusnya, sesuai sengan arah panah yang telah ditetapkan sampai melewati garis
finish.
D. Teknik Analisa Data
Dalam penelitian ini ada dua teknik pengumpulan data, hal ini dilihat dan jenis data yang
dikumpulkan, berikut masing-masing pendekatan pengolahan data dalam penelitian ini:
1. Pendekatan kualitatif
a. Analisa data
Analisis data kualitatif menurut Bodgan dan Bikien (dalam Moleong, 2005: 248) merupakan
upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, sehingga pada akhirnya akan
menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat
diceritakan kepada orang lain. Data yang dianalisis secara kualitatif berasal dan data yang
diperoleh dan berbagai sumber yaitu wawancara dan catatan lapangan.
Menurut Moleong (2005 :247) proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data
yang tersedia dan berbagai sumber, yaitu dan wawancara, pengamatan yang sudah dituliskan
dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.
Tahap analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini sebagaimana yang dilakukan yaitu:
(1) reduksi data, (2) penyajian data, dan (3) penarikan kesimpulan. Data yang diperoleh
melalui perangkat pengumpulan data akan dianalisis dan selanjutnya direduksi secara
sistematis berdasarkan kelompok data, data tereduksi ini akan disajikan secara terorganisir
untuk dilakukan penarikan kesimpulan.
1) Tahap reduksi data
Adalah proses penyederhanaan yang dilakukan melalui seleksi, pemfokusan dan
pengabstraksian data mentah menjadi informasi yang bermakna. Data yang diperoleh dan
hasil observasi, lembar penilaian, dan catatan lapangan dimungkinkan masih belum dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
72
memberikan informasi yang jelas. Oleh karena itu, perlu dilakukan reduksi data. Reduksi data
dilakukan dengan cara pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan
transformasi kasar yang diperoleh dan wawancara, observasi, lembar penilaian, dan catatan
lapangan. Hal ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang jelas dan data tersebut,
sehingga peneliti dapat membuat kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan.
2) Tahap penyajian data
Penyajian data dilakukan dalam bentuk uraian singkat atau paparan naratif. (Sugiyono,
2005:95). Hal ini dimaksudkan untuk memberikan kemudahan dalam memahami apa yang
terjadi atau penarikan kesimpulan sementara yang berupa temuan penelitian yaitu berupa
pencapaian indikator-indikator yang berkaitan dengan apa yang telah diberikan.
3) Tahap penarikan kesimpulan
Adalah proses pengambilan inti sari dan sajian data yang telah terorganisir dan hasil paparan
data dalam bentuk peryataan kalimat yang singkat dan padat tetapi mengandung pengertian
luas. Temuan penelitian dilakukan pengecekan keabsahan temuan, sehingga diperoleh hasil
penelitian. Selanjutnya hasil penelitian direfleksi atau diberi makna untuk mendapatkan
kesimpulan akhir. Hasil refleksi ini digunakan untuk menyusun rencana tindakan selanjutnya.
b. Pemeriksaan keabsahan data
Untuk menjaga keabsahan dan data yang telah diambil di lapangan maka dilakukan
pemeriksaan keabsahan dan data yang dikumpulkan. Dalam penelitian ini pemeriksaan
keabsahan data yang dilakukan adalah dengan menggunakan metode:
1) Pengecekan sejawat
Teknik ini dilakukan dengan cara memaparkan hasil sementara atau hasil akhir dengan rekan-
rekan sejawat. Menurut Moleong (2007:333), diskusi ini sebaiknya dilakukan dengan teman
sejawat yang memiliki pengetahuan dan pengalaman dalam bidang yang dipersolakan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
73
terutama tentang isi dan metodologinya. Teknik pemeriksaan sejawat ini menurut moleong
(2007:333) mengandung beberapa maksud:
a) Untuk membuat agar peneliti tetap mempertahankan sikap terbuka dan
kejujuran.
b) Memberikan suatu kesempatan awal yang baik untuk mulai menjajaki
dan menguji hipotesis kerja yang muncul dan pemikiran peneliti.
Tenik pemeriksaan keabsahan data ini jika dilakukan maka hasilnya adalah:
a) Menyediakan pandangan kritis.
b) Mengetes temuan kerja.
c) Membantu mengembangkan langkah selanjutnya.
d) Melayani sebagai pembanding. (Moleong, 2007:333)
2) Triangulasi
(Bogdan dan Taylor, 1993:189, Zuber, 1996:81) menyimpulkan, untuk melakukan
pemeriksaan terhadap data dan berbagai sumber akan lebih tepat dengan menggunakan
metode triangulasi. Dalam hal ini triangulasi dilakukan dengan mengumpulkan data yang
sejenis dengan menggunakan berbagai sumber data yang berbeda. Pada penelitian ini sumber
data yang dimaksud adalah para ahli yang memberikan masukan dan evaluasi terhadap
produk disusun oleh peneliti.
Gambar 3.3 Bagan Pemeriksaan Keabsahan Data
Pemeriksaan
keabsahan data
Teori teknik
menggiring bola
1. Wawancara
2. Catatan
langsung
3. Kuisioner
1. Ahli akademi
2. Ahli praktek
Triangulasi
teori
Triangulasi
metode
Uji ahli
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
74
Pemeriksaan keabsahan melalui teknik triangulasi ini dilakukan dengan melakukan diskusi
antara peneliti, pelatih serta siswa. Hal ini diharapkan akan mendapatkan adanya keabsahan
data dan sumber yang berbeda. Kebenaran dan data telah diuji dan berbagai sumber data yang
berbeda. Mekanisme pemeriksaan ini merupakan triangulasi metode dan teori karena
menggunakan lebih dari satu instrument pengumpul data.
Dalam penelitian ini pengambilan data tidak hanya menggunakan satu instrument sebagai
pengumpul data tetapi menggunakan dua instrument yaitu kuisioner dan wawancara tak
terstruktur. Triangulasi metode dilakukan dengan cara mencocokan hasil pengambilan data
dengan menggunakan kuisioner baik dari siswa maupun ahli dengan hasil wawancara.
Triangulasi teori dilakukan dengan cara mencocokan kesesuaian produk dengan teori yang
telah ada sebelumnya yaitu teori mengenai latihan teknik menggiring bola sepakbola.
3) Perpanjangan keikutsertaan
Dalam penelitian ini peneliti sebagai instrument itu sendiri, keikutsertaan peneliti sangat
menentukan dalam pengumpulan data. Perpanjangan keikutsertaan ini menurut moleong
(2007:327) akan membatasi:
a) Gangguan dan dampak peneliti pada konteks.
b) Membatasi kekeliruan (biases) peneliti.
c) Mengkonpensasi pengaruh dan kejadian-kejadian yang tidak biasa atau
pengaruh sesaat.
2. Pendekatan kuantitatif
Pengolahan data dengan pendekatan kuantitatif dalam penelitian ini melihat dan jenis data
yang dikumpulkan pada saat penelitian, mulai dan questioner ahli sepakbola, questioner atlet,
dan data pre tes - post test pada saat uji eksperimen produk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
75
a. Pengujian data
1) Uji Normalitas distribusi frekuensi
Uji normalitas distribusi frekuensi dalam penelitian ini menggunakan metode Lilliefors
(Sudjana, 2005 :466). Adapun prosedur pengujian normalitas adalah sebagai berikut:
a) Pengamatan x1, x2,...,xn dijadikan bilangan baku z1, z2,…zn,
denganmenggunakan rumus:
Keterangan:
xi= Nilai tiap kasus
x = Rata-rata
S = Simpangan baku
b) Untuk tiap bilangan baku ini dan menggunakan daftar distribusi normal
baku, kemudian dihitung peluang
F (Zi) = P (z <zi)
c) Selanjutnya dihitung proporsi zi, z2, …, zn yang lebih kecil atau sama
denganzi.
Jika proporsi dinyatakan oleh
S (zi) =
d) Hitung selisih F (zi) - S (zi) kemudian ditentukan harga mutlaknya
e) Ambil harga yang paling besar di antara harga-harga mutlak selisih
tersebut sebagai Lhitung.
2) Uji Homogenitas variansi populasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
76
Uji homogenitas variansi populasi dilakukan dengan uji F. Pengujian homogenitas lebih
sesuai menggunakan uji F dikarenakan hanya ada dua kelompok sampel yang diuji
homogenitas. Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut:
a) Menghitung varians gabungan dari tiap kelompok sampel
Sx2 = √
∑ (∑ )
( )
b) Varians dan setiap kelompok
c) Menghitung nilai F
F =
d) Membuat kesimpulan
Dan penghitungan diperoleh F hitung = …, dengan derajat kebebasan (dk) pembilang n-i, dan
derajat kebebasan (dk) penyebut n-i, dan pada taraf nyata = 0,05, Apabila F hitung
Lebihkecil dan pada F tabel, maka data pada kelompok X dan Y Homogen.
3) Analisis data
a) Analisis data questionair ahli sepakbola, ahli media dan questionair siswa.
Teknik analisis data yang digunakan dalam pengembangan model latihan teknik dribbling
adalah teknik analisis deskriptif persentase. Analisa data sesuai dengan pendekatan ini
dimaksudkan bahwa, setiap analisa disesuaikan dengan dengan pendekatan yang digunakan,
hanya sampai mengetahui persentase (%) (Sudjana, 1990:45)
Rumus untuk mengolah data kuantitatif subyek uji coba.
P=
x 100%
Keterangan:
P = Persentase hasil subyek uji coba
x = Jumlah jawaban skor oleh subyek uji coba
xi = Jumlah jawaban maksimal dalam aspek penilaian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
77
oleh subyek uji coba
100% = Konstanta
Untuk menentukan kesimpulan yang telah tercapai maka ditetapkan kriteria seperti pada tabel
berikut:
Tabel 3.3 Persentase Hasil Evaluasi Subyek Uji Coba
Persentase Keterangan
80% - 100 % Valid/digunakan
60% - 79% Cukup valid/digunakan
50% -59 % Kurang valid/diganti
<50% Tidak valid/diganti
(Sumber: Maksum 2009:57)
b) Analisis data uji eksperimen produk.
Proses penghitungan hasil eksperimen menggunakan uji t (uji signifikasi) dengan
menggunakan rumus;
t =
Kriteria prodak dinyatakan signifikan pengaruhnya dinyatakan jika –t1 – ½ < t < t1 – ½
dimana t1 – ½ didapat dari daftar distribusi t dengan dk = (n1+ 2 - 2) dan peluang (1–½)
untuk harga-harga lainnya ditolak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
78
BAB IV
HASIL PENELITIAN
Bab IV berikut ini akan diuraikan mengenai penyajian data yang telah diperoleh selama
penelitian yang telah dilakukan dari analisis kebutuhan (wawancara dengan Siswa SD dan
Guru pendidikan jasmani di Kecamatan Manyaran Wonogiri), Evaluasi ahli akademisi, ahli
praktisi sepakbola, ahli media, uji coba kelompok kecil sebanyak 10 siswa, uji coba
kelompok besar 20 siswa dan uji coba efektifitas produk dengan eksperimen yang akan
dijabarkan sebagai berikut.
A. Ringkasan Hasil Penelitian
Pada tabel 4.1 berikut akan disajikan data ringkasan dari penelitian pengembangan
program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play pada anak
sekolah dasar di Kec. Manyaran, Kab. Wonogiri.
Tabel 4.1 Rangkuman Hasil Penelitian
No Komponen Temuan
1 Tahap Pendahuluan
Wawancara dengan guru penjaskes
Sekolah Dasar di Kec. Manyaran
Kabupaten Wonogiri dengan jumlah
pertanyaan 10 butir soal
Penguasaan teknik dasar menggiring
bola sepakbola masih kurang baik
dan belum adanya pembelajaran
dengan menggunakan media sebagai
proses pembelajaran.
Wawancara dengan siswa Sekolah Dasar di
Kec. Manyaran Kabupaten Wonogiri
dengan jumlah pertanyaan 10 butir soal
Penguasaan teknik dasar menggiring
bola sepakbola masih kurang baik dan
belum adanya pembelajaran dengan
menggunakan media sebagai proses
pembelajaran.
2 Tahap Uji Coba
a. Hasil evaluasi ahli sepakbola dengan
jumlah instrumen sebanyak 50 butir
pertanyaan dan ahli media dengan 15
butir soal. (n=4)
a. Dari hasil evaluasi ketiga ahli
sepakbola diperoleh persentase 83, 15%,
sehingga model latihan bisa di uji
cobakan.
b. Dari masukan ahli sepakbola,
rancangan model pembelajaran harus
disesuaikan dengan kurikulum yang
digunakan dan materi harus
menyenangkan agar siswa tidak bosan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
79
b. Uji coba kelompok kecil (n=10) dengan
jumlah instrumen 15 butir pertanyaan
Dari hasil uji coba kelompok kecil
diperoleh persentase 81,3%, sehingga
program pembelajaran bisa dilanjutkan
ke tahap uji coba kelompok besar
c. Uji coba kelompok kecil (n=20) dengan
jumlah instrumen 15 butir pertanyaan
Dari hasil uji coba kelompok kecil
diperoleh persentase 86,07%, sehingga
program pembelajaran bisa dilanjutkan
ke tahap uji efektifitas produk
3 Uji efektifitas produk
Nilai beda Nilai beda hasil pre-test dan post-test uji
efektifitas produk menggiring bola
sepakbola sebesar :
1. Kelompok Eksperimen= 57,49
2. Skala Penilaian = 47
1. Kelompok kontrol = 14,78
2. Skala Penilaian = 15
B. Hasil Tahap 1 Pendahuluan
1. Data hasil analisis kebutuhan
Tahap pendahuluan dalam penelitian ini adalah analisis kebutuhan untuk mengidentifikasi
masalah, dalam penelitian ini analisis kebutuhan dilakukan dengan observasi dan wawancara
terhadap Guru penjaskes dan Siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran Kab. Wonogiri,
observasi dan wawancara dilakukan untuk mengetahui permasalahan tentang pembelajaran
menggiring bola sepakbola. Pada tabel 4.2 dan 4.3 ini akan disajikan kesimpulan hasil
wawancara dengan Guru Penjaskes dan Siswa SD di Kec. Manyaran.
Tabel 4.2 Hasil Wawancara dengan Guru Penjaskes di Kec. Manyaran
No Aspek
Hasil Wawancara
1 Banyaknya guru pendidikan jasmani
mengajarkan teknik dasar sepakbola
dalam satu semester
2 - 4 kali dalam 1 semester
2 Jumlah macam-macam teknik dasar
menggiring bola yang diketahui Kura-kura kaki bagian dalam
Kura-kura kaki penuh
Kura-kura kaki bagian luar
3 Cara melakukan teknik dasar menggiring
bola sepakbola yang benar Pandangan fokus bola
Tubuh agak membungkuk,
tangan disamping badan
Lutut agak diteku
Posisi bola tidak terlalu jauh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
80
dengan kaki
4 Pengetahuan tentang teknik dasar
sepakbola Dribbling
Passing
Heading
Controling
5 Sikap siswa saat menerima pembelajaran
yang bapak berikan
Ada sebagian siswa yang tidak
memperhatikan (bercanda)
6 Respon siswa saat menerima
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola sepakbola
Mayoritas siswa senang
7 Mekanisme pembelajaran teknik dasar
menggiring bola
Berbaris membanjar, bergantian
menggiring bola sesuai dengan tempat
yang telah ditentukan
8 Rata-rata siswa yang mampu melakukan
teknik dasar menggiring bola
Rata-rata tidak mampu apabila banyak
rintangan/coen untuk zig zag
9 Kendala saat memberikan materi teknik
dasar menggiring bola Teknik dasar masih salah /
tidak sesuai dengan yang
diajarkan
Sarana & prasarana kurang
10 Kebutuhan terhadap VCD pembelajaran
teknik dasar menggiring bola
Perlu pengembangan VCD
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola sepakbola
Berdasarkan tabel 4.2 dapat disimpulkan bahwa penguasaan teknik dasar menggiring bola
sepakbola masih kurang baik dan belum adanya pembelajaran dengan menggunakan
media sebagai proses pembelajaran.
Tabel 4.3 Hasil Wawancara dengan Siswa SD di Kec. Manyaran
No Aspek
Jawaban Subyek
1 Apakah kalian pernah melakukan
olahraga sepakbola?
Pernah tapi jarang
2 Apakah kalian senang melakukan
olahraga sepakbola?
Sangat senang sekali
3 Apakah kalian pernah mengikuti
Pembelajaran sepak bola disekolah ?
Pernah dan hanya bermain saja
4 Pernahkah guru penjas dalam
pembelajaran materi permainan sepak
bola mengajarkan teknik menggiring bola
(dribbling) ?
Pernah tapi kurang jelas
5 Apakah kalian pernah melakukan model
pembelajaran dengan video ?
Tidak pernah
6 Apakah kalian senang melakukan model
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola (dribbling) yang diajarkan guru
Senang tapi bolanya tidak mencukupi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
81
penjas disekolah kamu ?
7 Mekanisme pembelajaran teknik dasar
menggiring bola
Dua kali seminggu
8 Bentuk – bentuk teknik dasar menggiring
bola (dribbling) seperti apa yang pernah
kalian pelajari dalam pembelajaran
materi sepakbola ?
Menggiring bola dengan punggung
kaki bagian dalam
9 Apakah dengan model pembelajaran
teknik dasar menggiring bola (dribbling)
yang pernah kalian terima mudah untuk
dipahami dan dilakukan?
Agak sulit, karena contoh kurang jelas
10 Apakah setelah melakukan model
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola (dribbling) tersebut, kalian bisa
melakukan teknik menggiring bola
(dribbling) dengan baik ?
Bisa, tapi dengan pelan gerakannya
Dari Hasil Wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa penguasaan
teknik dasar menggiring bola sepakbola masih kurang baik dan belum adanya pembelajaran
dengan menggunakan media sebagai proses pembelajaran.
2. Pengkajian Teori
Tahap pengembangan produk terdiri dari pengkajian terhadap teori-teori pendukung
tentang sepakbola serta tahap penyusunan draft awal produk pengembangan. Pengkajian
teori diperlukan untuk mendasari penyusunan produk yang dalam hal ini adalah produk
pengembangan teknik dasar menggiring bola sepakbola. Teori-teori yang digunakan
adalah teori umum olahraga sepakbola serta teori umum latihan teknik dan aspek-aspek
pendukung dari teori latihan yang dapat melandasi penyusunan produk. Pengembangan
produk ini juga mengkaji tentang teori belajar gerak, analisis gerak dan perkembangan gerak
yang digunakan untuk menganalisis kebutuhan gerak pada sepakbola serta teori
tentang anatomi untuk identifikasi penggunaan otot pada saat melakukan gerakan sepakbola.
3. Perancangan Produk Awal Perancangan produk awal pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola
dengan berdasarkan kajian secara teoritis dirumuskan dalam susunan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
82
a) Teori umum sepakbola
b) Teori umum latihan teknik menggiring
c) Latihan menggiring sepakbola
d) Program latihan menggiring sepakbola
e) Evaluasi keterampilan teknik menggiring bola sepakbola
Berdasarkan rumusan di atas maka produk VCD Pembelajaran teknik dasar menggiring
bola sepakbola ini selanjutnya akan dilakukan validasi serta evaluasi oleh ahli untuk
mengetahui tingkat kelayakan produk untuk diuji cobakan.
C. Hasil Tahap 2 Uji Coba Produk
1. Evaluasi Ahli
Data evaluasi didapat dari 4 ahli dengan kualifikasi: 1 ahli Akademisi dan 2 ahli praktisi
sepakbola dan 1 ahli media. Tujuan dari evaluasi ahli ini adalah untuk mendapatkan saran
atau masukan demi perbaikan atau kesempurnaan rancangan produk yang akan
dikembangkan.
Pendapat dari 4 ahli tersebut dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang berbeda
tiap ahli, Pelaksanaan evaluasi ahli ini menggunakan instrumen sebagai alat evaluasi,
instrumen yang digunakan untuk evaluasi ahli adalah kuisioner campuran yang
terdiri dari pertanyaan dengan jawaban tertutup (Jawaban yang telah ditentukan
sebelumnya), dan jawaban terbuka (jawaban langsung dari nara sumber). Hasil revieu
dari evaluasi ahli terdiri dari data kuantitatif untuk hasil evaluasi dengan skala likert dan
data kualitatif yang berupa saran ataupun masukan.
a. Data Hasil Evaluasi Ahli Akademisi Sepakbola
Ahli Akademisi dalam produk pengembangan ini adalah Drs. Teddy Agoeng Sulistyo,
M.Or yang merupakan dosen Universitas Tunas Pembangunan Surakarta, evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
83
dilakukan pada hari senin tanggal 20 Oktober 2014 di Kampus UTP Surakarta.
Dengan pedoman sebagai berikut: (1) apabila jawaban a mendapat skor 5, (2) apabila
jawaban b mendapat skor 4, (3) apabila menjawab c mendapat skor 3, dan (4) apabila
menjawab d mendapat skor 2, (5) apabila menjawab e mendapat skor 1.
Tebel 4.4 Hasil Evaluasi Ahli Akademisi
No Aspek Skoring Nilai Validasi
X Xi P Kategori
1 Kesesuaian pemanasan permainan dan
streching untuk pembelajaran teknik
menggiring bola
5 5 100% Valid
2 Kemanfaatan pemanasan permainan dan
streching untuk pembelajaran teknik
menggiring bola
5 5 100% Valid
3 Keamanan pemanasan permainan dan
streching untuk pembelajaran teknik
menggiring bola
4 5 80% Valid
4 Kemudahan pemanasan permainan dan
streching untuk pembelajaran teknik
menggiring bola
4 5 80% Valid
5 Kesesuaian pengenalan teknik dasar
menggiring bola pada latihan inti dengan
pembelajaran teknik menggiring bola
4 5 80% Valid
6 Kemanfaatan pengenalan teknik dasar
menggiring bola pada latihan inti untuk
pembelajaran teknik menggiring bola
4 5 80% Valid
7 Kemudahan untuk dipahami pengenalan
teknik dasar menggiring bola pada latihan
inti dengan pembelajaran teknik menggiring
bola
5 5 100% Valid
8 Kesesuaian giring lempar bola untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
9 Kemanfaatan giring lempar bola untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
10 Keamanan giring lempar bola untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
11 Kemudahan giring lempar bola untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
12 Kesesuaian giring menghindar untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
13 Kemanfaatan giring menghindar untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
14 Keamanan giring menghindar untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
84
15 Kemudahan giring menghindar untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
16 Kesesuaian giring ikuti pemimpin untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
17 Kemanfaatan giring ikuti pemimpin untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
18 Keamanan giring ikuti pemimpin untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
19 Kemudahan giring ikuti pemimpin untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
20 Kesesuaian giring cerminku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
21 Kemanfaatan giring cerminku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
22 Keamanan giring cerminku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
23 Kemudahan giring cerminku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
24 Kesesuaian giring dengarkanku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
3 5 60% Cukup
Valid
25 Kemanfaatan giring dengarkanku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
26 Keamanan giring dengarkanku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
3 5 60% Cukup
Valid
27 Kemudahan giring dengarkanku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
3 5 60% Cukup
Valid
28 Kesesuaian giring buru aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
29 Kemanfaatan giring buru aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
30 Keamanan giring buru aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
31 Kemudahan giring buru aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
3 5 60% Cukup
Valid
32 Kesesuaian giring jauhi aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
33 Kemanfaatan giring jauhi aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
34 Keamanan giring jauhi aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
35 Kemudahan giring jauhi aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
36 Kesesuaian giring bersambung untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
37 Kemanfaatan giring bersambung untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
38 Keamanan giring bersambung untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
39 Kemudahan giring bersambung untuk 4 5 80% Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
85
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
40 Kesesuaian ragam kegiatan pendinginan
pada latihan penutup pembelajaran teknik
dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
41 Kemanfaatan ragam kegiatan pendinginan
pada latihan penutup pembelajaran teknik
dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
42 Keamanan ragam kegiatan pendinginan pada
latihan penutup pembelajaran teknik dasar
menggiring bola
4 5 80% Valid
43 Kemudahan ragam kegiatan pendinginan
pada latihan penutup pembelajaran teknik
Valid dasar menggiring bola
3 5 60% Valid
44 Kesesuaian program latihan harian selama
dua bulan untuk meningkatkan kemampuan
menggiring bola siswa
4 5 80% Valid
45 Kemanfaatan program latihan harian selama
dua bulan untuk meningkatkan kemampuan
menggiring bola siswa
4 5 80% Valid
46 Keamanan program latihan harian selama
dua bulan untuk meningkatkan kemampuan
menggiring bola siswa
4 5 80% Valid
47 Kemudahan program latihan harian selama
dua bulan untuk meningkatkan kemampuan
menggiring bola siswa
4 5 80% Valid
48 Kesesuaian penyajian produk pembelajaran
teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
49 Kemudahan untuk dipahami penyajian
produk pembelajaran teknik dasar
menggiring bola
5 5 100% Valid
50 Kemudahan untuk dilakukan produk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
Total
209 250 83,6% Valid
Keterangan: P : Persentase hasil evaluasi subyek uji coba X : Skor oleh subyek uji coba Xi : Jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba
Persentase =
∑ X x100% =
∑ X 1
209 x100% = 83,6%
250
Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.3, maka hasil evaluasi ahli pembelajaran pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
86
jasmani adalah 83,6%, berdasarkan kriteria yang ditentukan, dapat dikatakan bahwa
pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play dari pendahuluan, inti,
dan penutup ini telah memenuhi kriteria valid (80%-100%).
Dari hasil evaluasi ahli Akademisi Sepakbola terhadap rancangan pengembangan model
pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola terdapat saran-saran yaitu:
(1) Pembelajaran mengacu pada kurikulum 2013.
(2) Model menggiring berbasis play nya ditambah / perbanyak variasi
(3) Buat semenarik mungkin sehingga anak merasa senang ketika pembelajaran
Rekomendasi perbaikan produk ahli akademisi adalah layak untuk uji coba lapangan dengan
revisi sesuai saran.
b. Data Hasil Evaluasi Ahli Praktisi Sepakbola 1 Dalam tabel 4.5 berikut ini akan disajikan data hasil evaluasi ahli sepakbola. Dengan
pedoman sebagai berikut: (1) apabila Jawaban a mempunyai skor 5, (2) apabila jawaban b
mempunyai skor 4, (3) apabila jawaban c mendapat skor 3, dan (4) apabila jawaban d
mendapat skor 2, (5) apabila jawaban e mendapat skor 1.
Dalam penelitian ini, ahli praktisi sepakbola yang pertama adalah Guntoro Tri Prasetyo
yang merupakan pelatih Persis Solo Junior dan Pelatih PS Ster salah satu tim internal Persis
Solo, evaluasi rancangan produk awal ini dilaksanakan pada hari rabu 22 oktober 2014 di
Solo.
Tabel 4.5 berikut akan disajikan hasil evaluasi dari ahli praktisi sepakbola 1 yang berupa
data kuantitatif.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
87
Tabel 4.5 Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Praktisi Sepakbola 1
No Aspek Skoring Nilai Validasi
X Xi P Kategori
1 Kesesuaian pemanasan permainan dan
streching untuk pembelajaran teknik
menggiring bola
5 5 100% Valid
2 Kemanfaatan pemanasan permainan dan
streching untuk pembelajaran teknik
menggiring bola
5 5 100% Valid
3 Keamanan pemanasan permainan dan
streching untuk pembelajaran teknik
menggiring bola
4 5 80% Valid
4 Kemudahan pemanasan permainan dan
streching untuk pembelajaran teknik
menggiring bola
4 5 80% Valid
5 Kesesuaian pengenalan teknik dasar
menggiring bola pada latihan inti dengan
pembelajaran teknik menggiring bola
3 5 60% Cukup
Valid
6 Kemanfaatan pengenalan teknik dasar
menggiring bola pada latihan inti untuk
pembelajaran teknik menggiring bola
3 5 60% Cukup
Valid
7 Kemudahan untuk dipahami pengenalan
teknik dasar menggiring bola pada latihan
inti dengan pembelajaran teknik menggiring
bola
4 5 80% Valid
8 Kesesuaian giring lempar bola untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
9 Kemanfaatan giring lempar bola untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
10 Keamanan giring lempar bola untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
11 Kemudahan giring lempar bola untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
12 Kesesuaian giring menghindar untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
13 Kemanfaatan giring menghindar untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
14 Keamanan giring menghindar untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
15 Kemudahan giring menghindar untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
16 Kesesuaian giring ikuti pemimpin untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
17 Kemanfaatan giring ikuti pemimpin untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
18 Keamanan giring ikuti pemimpin untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
19 Kemudahan giring ikuti pemimpin untuk 5 5 100% Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
88
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
20 Kesesuaian giring cerminku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
21 Kemanfaatan giring cerminku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
22 Keamanan giring cerminku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
23 Kemudahan giring cerminku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
24 Kesesuaian giring dengarkanku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
3 5 60% Cukup
Valid
25 Kemanfaatan giring dengarkanku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
3 5 60% Cukup
Valid
26 Keamanan giring dengarkanku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
27 Kemudahan giring dengarkanku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
3 5 60% Cukup
Valid
28 Kesesuaian giring buru aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
29 Kemanfaatan giring buru aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
30 Keamanan giring buru aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
31 Kemudahan giring buru aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
3 5 60% Cukup
Valid
32 Kesesuaian giring jauhi aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
33 Kemanfaatan giring jauhi aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
34 Keamanan giring jauhi aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
35 Kemudahan giring jauhi aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
36 Kesesuaian giring bersambung untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
37 Kemanfaatan giring bersambung untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
38 Keamanan giring bersambung untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
39 Kemudahan giring bersambung untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
5 5 100% Valid
40 Kesesuaian ragam kegiatan pendinginan
pada latihan penutup pembelajaran teknik
dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
41 Kemanfaatan ragam kegiatan pendinginan
pada latihan penutup pembelajaran teknik
dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
42 Keamanan ragam kegiatan pendinginan pada
latihan penutup pembelajaran teknik dasar
4 5 80% Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
89
menggiring bola
43 Kemudahan ragam kegiatan pendinginan
pada latihan penutup pembelajaran teknik
dasar menggiring bola
3 5 60% Cukup
Valid
44 Kesesuaian program latihan harian selama
dua bulan untuk meningkatkan kemampuan
menggiring bola siswa
4 5 80% Valid
45 Kemanfaatan program latihan harian selama
dua bulan untuk meningkatkan kemampuan
menggiring bola siswa
4 5 80% Valid
46 Keamanan program latihan harian selama
dua bulan untuk meningkatkan kemampuan
menggiring bola siswa
5 5 100% Valid
47 Kemudahan program latihan harian selama
dua bulan untuk meningkatkan kemampuan
menggiring bola siswa
4 5 80% Valid
48 Kesesuaian penyajian produk pembelajaran
teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
49 Kemudahan untuk dipahami penyajian
produk pembelajaran teknik dasar
menggiring bola
5 5 100% Valid
50 Kemudahan untuk dilakukan produk
pembelajaran teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
Total
212
250
84,8% Valid
Keterangan: P : Persentase hasil evaluasi subyek uji coba X : Skor oleh subyek uji coba Xi : Jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba
Persentase =
∑ X x100% =
∑ X 1
212 x100% = 84,8%
250
Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.5, maka hasil evaluasi ahli praktisi sepakbola 1
adalah 84,8%, berdasarkan kriteria yang ditentukan, dapat dikatakan bahwa pembelajaran
teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play dari pendahuluan, inti, dan penutup
ini telah memenuhi kriteria valid (80%-100%).
Dari hasil evaluasi ahli praktisi sepakbola 1 terhadap rancangan pengembangan model
pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola terdapat saran-saran yaitu:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
90
1. Penekanan fisik pada pembelajaran jangan terlalu banyak
2. Variasi menggiring ditambah yang lebih menyenangkan agar siswa tidak bosan
3. Pada pemanasan permainan bersifat fun game
4. Variasi gerakan pada pendinginan perlu ditambah / bisa juga dalam bentuk fun game
Rekomendasi perbaikan produk ahli akademisi adalah layak untuk uji coba lapangan dengan
revisi sesuai saran.
c. Evaluasi Ahli Praktisi sepakbola 2
Dalam penelitian ini, ahli praktisi sepakbola 2 adalah Sumarjo HW yang merupakan
mantan pelatih Persis Solo U 23 dan saat ini melatih PS POP salah satu tim internal Persis
Solo, evaluasi rancangan produk awal ini dilaksanakan pada hari Rabu 22 Oktober 2014 di
Stadion Mini Banaran Sukoharjo.
Tabel 4.6 berikut akan disajikan hasil evaluasi dari ahli praktisi sepakbola 2 yang berupa
data kuantitatif.
Tabel 4.6 Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Praktisi Sepakbola 2
No Aspek Skoring Nilai Validasi
X Xi P Kategori
1 Kesesuaian pemanasan permainan dan
streching untuk pembelajaran teknik
menggiring bola
4 5 80% Valid
2 Kemanfaatan pemanasan permainan dan
streching untuk pembelajaran teknik
menggiring bola
5 5 100% Valid
3 Keamanan pemanasan permainan dan
streching untuk pembelajaran teknik
menggiring bola
5 5 100% Valid
4 Kemudahan pemanasan permainan dan
streching untuk pembelajaran teknik
menggiring bola
5 5 100% Valid
5 Kesesuaian pengenalan teknik dasar
menggiring bola pada latihan inti
dengan pembelajaran teknik
menggiring bola
4 5 80% Valid
6 Kemanfaatan pengenalan teknik dasar 4 5 80% Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
91
menggiring bola pada latihan inti untuk
pembelajaran teknik menggiring bola
7 Kemudahan untuk dipahami
pengenalan teknik dasar menggiring
bola pada latihan inti dengan
pembelajaran teknik menggiring bola
4 5 80% Valid
8 Kesesuaian giring lempar bola untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
5 5 100% Valid
9 Kemanfaatan giring lempar bola untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
10 Keamanan giring lempar bola untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
5 5 100% Valid
11 Kemudahan giring lempar bola untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
12 Kesesuaian giring menghindar untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
5 5 100% Valid
13 Kemanfaatan giring menghindar untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
14 Keamanan giring menghindar untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
15 Kemudahan giring menghindar untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
16 Kesesuaian giring ikuti pemimpin
untuk pembelajaran teknik dasar
menggiring bola
4 5 80% Valid
17 Kemanfaatan giring ikuti pemimpin
untuk pembelajaran teknik dasar
menggiring bola
4 5 80% Valid
18 Keamanan giring ikuti pemimpin untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
4bola
5 5 100% Valid
19 Kemudahan giring ikuti pemimpin
untuk pembelajaran teknik dasar
menggiring bola
4 5 80% Valid
20 Kesesuaian giring cerminku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
5 5 100% Valid
21 Kemanfaatan giring cerminku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
5 5 100% Valid
22 Keamanan giring cerminku untuk 5 5 100% Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
92
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
23 Kemudahan giring cerminku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
5 5 100% Valid
24 Kesesuaian giring dengarkanku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
3 5 60% Cukup
Valid
25 Kemanfaatan giring dengarkanku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
3 5 60% Cukup
Valid
26 Keamanan giring dengarkanku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
3 5 60% Cukup
Valid
27 Kemudahan giring dengarkanku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
3 5 60% Cukup
Valid
28 Kesesuaian giring buru aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
29 Kemanfaatan giring buru aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
30 Keamanan giring buru aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
31 Kemudahan giring buru aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
3 5 60% Cukup
Valid
32 Kesesuaian giring jauhi aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
33 Kemanfaatan giring jauhi aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
34 Keamanan giring jauhi aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
5 5 100% Valid
35 Kemudahan giring jauhi aku untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
36 Kesesuaian giring bersambung untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
37 Kemanfaatan giring bersambung untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
38 Keamanan giring bersambung untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
5 5 100% Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
93
bola
39 Kemudahan giring bersambung untuk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
40 Kesesuaian ragam kegiatan
pendinginan pada latihan penutup
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
41 Kemanfaatan ragam kegiatan
pendinginan pada latihan penutup
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
42 Keamanan ragam kegiatan pendinginan
pada latihan penutup pembelajaran
teknik dasar menggiring bola
4 5 80% Valid
43 Kemudahan ragam kegiatan
pendinginan pada latihan penutup
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
44 Kesesuaian program latihan harian
selama dua bulan untuk meningkatkan
kemampuan menggiring bola siswa
4 5 80% Valid
45 Kemanfaatan program latihan harian
selama dua bulan untuk meningkatkan
kemampuan menggiring bola siswa
4 5 80% Valid
46 Keamanan program latihan harian
selama dua bulan untuk meningkatkan
kemampuan menggiring bola siswa
4 5 80% Valid
47 Kemudahan program latihan harian
selama dua bulan untuk meningkatkan
kemampuan menggiring bola siswa
4 5 80% Valid
48 Kesesuaian penyajian produk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
49 Kemudahan untuk dipahami penyajian
produk pembelajaran teknik dasar
menggiring bola
4 5 80% Valid
50 Kemudahan untuk dilakukan produk
pembelajaran teknik dasar menggiring
bola
4 5 80% Valid
Total
208 250 83,2% Valid
Keterangan:
P : Persentase hasil evaluasi subyek uji coba
X : Skor oleh subyek uji coba
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
94
Xi : Jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba
Persentase =
∑ X x100%
=
∑ X 1
208 x100% = 83,2%
250
Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.6, maka hasil evaluasi ahli praktisi sepakbola 2
adalah 83,2%, berdasarkan kriteria yang ditentukan, dapat dikatakan bahwa pembelajaran
teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play dari pendahuluan, inti, dan penutup
ini telah memenuhi kriteria valid (80%-100%).
Dari hasil evaluasi ahli Praktisi Sepakbola 2 terhadap rancangan pengembangan model
pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola terdapat saran-saran yaitu:
1. Setiap gambar diberi penjelasan maksud dan tujuan agar jelas yang melihat.
2. Pemanasan permainan perlu variasi setiap pertemuan
3. Streching yang urut
4. Pendinginan, gerakan lebih divariasikan
Rekomendasi perbaikan produk ahli akademisi adalah layak untuk uji coba lapangan dengan
revisi sesuai saran
d. Data Hasil Evaluasi Ahli Media
Pada evaluasi ahli media di evaluasi oleh Wiku Aditya S.Kom,.M.Kom. yang mana beliau
adalah pengajar di SMA N 3 Wonogiri, evaluasi ini dilakukan pada hari kamis 23 oktober
2014 di Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
95
Tabel 4.7 Data Kuantitatif Hasil Evaluasi Ahli Media
No. Aspek Skoring Nilai Validasi
X Xi P Kategori
1 Kesesuaian anatara naskah dan isi program 4 5 80% Valid
2 Kemenarikan Opening design dalam video 4 5 80% Valid
3 Kemenarikan Closing design dalam video 4 5 80% Valid
4 Pemilihan musik pada opening dan closing
design
3 5 60% Cukup
Valid
5 Urutan materi dalam VCD pembelajaran 4 5 80% Valid
6 Penggunaan bahasa Indonesia yang baku 4 5 80% Valid
7 Kejelasan penyaji/presenter 4 5 80% Valid
8 Kualitas suara dalam VCD pembelajaran 4 5 80% Valid
9 Kualitas gambar dalam VCD pembelajaran 3 5 60% Cukup
Valid
10 Pemilihan musik pada saat pembelajaran 3 5 60% Cukup
Valid
11 Kesesuaianantara musik,visualisasi dan
narasi
3 5 60% Cukup
Valid
12 Kesesuaian antara visualisasi dan narasi 4 5 80% Valid
13 Durasi dalam video pembelajaran 5 5 100% Valid
14 Pencapaian tujuan yang diharapkan 4 5 80% Valid
15 Pembelajaran yang mudah dipahami audiens 4 5 80% Valid
TOTAL
57 75 76% Cukup
Valid
Keterangan:
P : Persentase hasil evaluasi subyek uji coba
X : Skor oleh subyek uji coba
Xi : Jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba
Persentase =
∑ X x100%
=
∑ X 1
57 x100% = 76%
75
Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.7 maka hasil evaluasi tanggapan/penilaian dari ahli
media adalah 76 %, berdasarkan kriteria yang ditentukan, dapat dikatakan bahwa VCD
pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola ini memenuhi kriteria cukup valid (60-
79%).
Dari hasil evaluasi ahli media tentang VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola
sepakbola didapat saran-saran sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
96
1. Pengaturan pencahayaan diperhatikan
2. Sudut pengambilan gambar/angel ditambah
3. Pemilihan aliran musik jangan terlalu keras
4. Suara musik ketika ada penjelasan agak dikurangi
5. Waktu di efektifkan (gerakan sama tidak usah diulang-ulang/terlalu panjang)
Rekomendasi perbaikan produk ahli akademisi adalah layak untuk uji coba lapangan dengan
revisi sesuai saran
Pada tabel 4.8 berikut akan disajikan data kuantitatif dari hasil evaluasi keempat ahli diatas,
sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut :
Tabel 4.8 Kesimpulan Data Kuantitatif Evaluasi Ahli
No Ahli Skor Hasil Skor Maks. Persentase
1 Ahli Akademisi 209 250 83,6
2 Ahli Praktisi 1 212 250 84,8
3 Ahli Praktisi 2 208 250 83,2
4 Ahli Media 57 75 76
Jumlah 686 825 83,15%
Dari tabel 4.8 diatas dapat di interpretasikan bahwa rancangan produk pengembangan
program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play untuk anak
sekolah dasar bisa diuji cobakan pada tahap selanjutnya, mengacu pada klasifikasi dari
Maksum (2009).
Tabel 4.9 Persentase Hasil Evaluasi
Persentase Keterangan
80% - 100% Valid/digunakan
60% - 79% Cukup Valid/digunakan
50% - 59% Kurang Valid/diganti
<50% Tidak Valid/diganti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
97
2. Data Hasil Uji Coba Lapangan
Uji coba produk dalam penelitian pengembangan ini bertujuan untuk mencari
penilaian dari siswa Sekolah Dasar di Kecamatan Manyaran yang berkaitan dengan isi model
pembelajaran. Uji coba produk dilaksanakan di SD N 4 Manyaran, berikut ini akan disajikan
hasil uji coba produk pengembangan program pembelajaran menggiring bola sepakbola
berbasis play uji coba kelompok kecil dan uji coba kelompok besar. Hasil uji coba kelompok
berupa data kuantitatif dan termasuk jenis data ordinal.
a. Uji Coba Kelompok Kecil
Uji coba kelompok kecil produk pengembangan program vcd pembelajaran
menggiring bola sepakbola berbasis play untuk anak sekolah dasar dilaksanakan pada 29
Oktober 2014 dengan jumlah subjek 10 siswa SD Negeri 4 Manyaran, Kec. Manyaran. Uji
coba kelompok kecil dilakukan di lapangan SD N 4 Manyaran dimulai pukul 07.00 s/d 09.00
WIB. Pada tabel 4.10 berikut akan disajikan data hasil penilaian atlet pada uji coba kelompok
kecil.
Tabel 4.10 Data Kuantitatif Hasil Uji Coba Kelompok Kecil
No Aspek
Skoring Nilai
X
Xi
Validasi
X
1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
X
8
X
9
X
10
P Kate
gori
1 Kejelasan penyaji
dalam menyampaikan
materi
5 5 4 5 4 3 5 4 4 4 43 50 86% Valid
2 Kemudahan dalam
melakukan pemanasan
4 5 5 3 4 5 4 3 4 4 42 50 84% Valid
3 Kemenarikan
pemanasan dalam
pembelajaran
4 4 5 4 4 4 3 4 3 4 39 50 78% Valid
4 Kemanfaatan dalam
melakukan pemanasan
4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 38 50 76% Cuku
p
Valid
5 Keamanan dalam
melakukan pemanasan
5 4 4 4 3 3 5 4 4 5 41 50 82% Valid
6 Kemenarikan variasi 5 4 4 4 3 5 4 4 3 3 39 50 78% Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
98
model latihan 1-8
7 Kemudahan
melakukan variasi
model 1-8
4 3 5 3 3 5 4 5 3 3 38 50 76% Cuku
p
Valid
8 Kemanfaatan
melakukan variasi
model 1-8
4 4 4 5 3 5 4 5 4 4 42 50 84% Valid
9 Keamanan melakukan
variasi model 1-8
5 4 4 5 4 4 5 4 4 4 43 50 86% Valid
10 Keamanan dalam
melakukan
pendinginan
4 5 5 4 4 4 5 4 4 3 42 50 84% Valid
11 Kemudahan dalam
melakukan
pendinginan
3 5 4 4 4 4 4 4 3 4 40 50 80% Valid
12 Kemenarikan materi
pendinginan
4 4 4 4 5 5 3 4 4 3 40 50 80% Valid
13 Kemanfaatan materi
pendinginan
4 3 4 4 4 4 5 4 3 4 39 50 78% Cuku
p
Valid
14 Kemudahan
keseluruhan materi
untuk dipahami
4 3 5 4 5 3 5 5 4 4 42 50 84% Valid
15 Kemenarikan
keseluruhan meteri
dalam VCD
5 4 4 3 3 5 5 5 3 4 42 50 84% Valid
Total
610 750 81,3
%
Valid
Keterangan :
P : Persentase hasil evaluasi subyek uji coba
X1-X10 : Jumlah jawaban skor oleh subyek uji coba
X : Jumlah jawaban
Xi : Jumlah jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba
Persentase =
∑ X x100%
=
∑ X 1
610 x100% = 81,3%
750
Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.10, maka hasil tanggapan/penilaian dari uji
coba (kelompok kecil) didapat persentase yaitu 81,3% berdasarkan kriteria yang ditentukan,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
99
bahwa model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play ini
memenuhi kriteria Valid. Maka sesuai dengan tabel diatas dapat diinterpretasikan bahwa
rancangan produk pengembangan program vcd pembelajaran menggiring bola sepakbola
berbasis play dapat diuji cobakan pada tahap uji coba kelompok besar, mengacu pada
klasifikasi dari Maksum (2009).
Tabel 4.11 Persentase Hasil Evaluasi
Persentase Keterangan
80% - 100% Valid/digunakan
60% - 79% Cukup Valid/digunakan
50% - 59% Kurang Valid/diganti
<50% Tidak Valid/diganti
b. Uji Coba Kelompok Besar
Uji coba kelompok besar produk pengembangan program vcd pembelajaran menggiring bola
sepakbola berbasis play untuk anak sekolah dasar dilaksanakan pada 2 November 2014
dengan jumlah subjek 20 siswa yang terdiri dari 10 siswa SD Negeri 4 Manyaran, Kec.
Manyaran dan 10 siswa SD Negeri 4 Gunungan, Kecamatan Manyaran. Uji coba kelompok
kecil dilakukan di lapangan SD N 4 Gunungan, Kecamatan Manyaran dimulai pukul 07.00
s/d 09.00 WIB.
Pada tabel 4.12 berikut akan disajikan data hasil penilaian atlet pada uji coba
kelompok kecil.
Tabel 4.12 Data Kuantitatif Hasil Uji Coba Lapangan
No Aspek
Skoring Nilai
X
1
X
2
X
3
X
4
X
5
X
6
X
7
X
8
X
9
X
10
X
11
X
12
X
13
1 Kejelasan penyaji
dalam menyampaikan
materi
4 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 3 4
2 Kemudahan dalam 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 4 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
100
melakukan pemanasan
3 Kemenarikan
pemanasan dalam
pembelajaran
4 5 4 5 4 4 5 4 5 5 3 3 4
4 Kemanfaatan dalam
melakukan pemanasan
4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 5 3 3
5 Keamanan dalam
melakukan pemanasan
4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 4
6 Kemenarikan variasi
model latihan 1-8
4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4
7 Kemudahan melakukan
variasi model 1-8
5 4 4 5 4 4 5 4 5 5 5 4 5
8 Kemanfaatan
melakukan variasi
model 1-8
5 5 4 5 4 4 5 4 5 4 5 5 4
9 Keamanan melakukan
variasi model 1-8
4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 4
10 Keamanan dalam
melakukan pendinginan
4 4 4 4 5 5 4 5 4 4 4 4 5
11 Kemudahan dalam
melakukan pendinginan
4 5 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 5
12 Kemenarikan materi
pendinginan
4 5 4 3 5 4 3 4 3 4 4 5 3
13 Kemanfaatan materi
pendinginan
4 4 4 4 4 4 3 4 3 5 3 3 4
14 Kemudahan
keseluruhan materi
untuk dipahami
5 5 4 5 5 4 5 5 4 5 5 4 4
15 Kemenarikan
keseluruhan meteri
dalam VCD
5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4
No Aspek Skoring Nilai
X
Xi
Validasi X
14
X
15
X
16
X
17
X
18
X
19
X
20 P Kategori
1 Kejelasan penyaji dalam
menyampaikan materi
5 4 3 4 4 5 4 87 100 87% Valid
2 Kemudahan dalam
melakukan pemanasan
4 4 4 4 4 5 4 90 100 90% Valid
3 Kemenarikan
pemanasan dalam
pembelajaran
4 4 4 4 4 3 4 82 100 82% Valid
4 Kemanfaatan dalam
melakukan pemanasan
4 3 4 4 4 3 4 79 100 79% Cukup
Valid
5 Keamanan dalam
melakukan pemanasan
5 3 3 4 4 3 5 81 100 81% Valid
6 Kemenarikan variasi
model latihan 1-8
5 4 4 4 5 5 5 91 100 91% Valid
7 Kemudahan melakukan 5 5 5 5 5 5 5 94 100 94% Valid
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
101
variasi model 1-8
8 Kemanfaatan
melakukan variasi
model 1-8
4 4 3 5 5 4 5 89 100 89% Valid
9 Keamanan melakukan
variasi model 1-8
5 4 3 4 5 5 5 91 100 91% Valid
10 Keamanan dalam
melakukan pendinginan
4 5 4 5 5 5 3 87 100 87% Valid
11 Kemudahan dalam
melakukan pendinginan
4 4 4 3 4 4 4 81 100 81% Valid
12 Kemenarikan materi
pendinginan
3 3 4 4 3 4 4 76 100 76% Cukup
Valid
13 Kemanfaatan materi
pendinginan
5 3 4 4 3 5 4 77 100 77% Cukup
Valid
14 Kemudahan
keseluruhan materi
untuk dipahami
5 3 4 5 4 5 4 90 100 90% Valid
15 Kemenarikan
keseluruhan meteri
dalam VCD
5 5 5 5 5 5 4 96 100 96% Valid
Total
1291 1500 86,07 Valid
Keterangan :
P : Persentase hasil evaluasi subyek uji coba
X1-X20 : Jumlah jawaban skor oleh subyek uji coba
X : Jumlah jawaban
Xi : Jumlah jawaban maksimal dalam aspek penilaian oleh subyek uji coba
Persentase =
∑ X x100%
=
∑ X 1
1291 x100% = 86,07%
1500
Berdasarkan hasil analisis dari tabel 4.12, maka hasil tanggapan/penilaian dari uji
coba lapangan (kelompok besar) didapat persentase yaitu 86,07% berdasarkan kriteria yang
ditentukan, bahwa model pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play
ini memenuhi kriteria Valid, sehingga produk ini dapat diuji cobakan pada tahap uji
efektifitas produk (uji eksperimen produk), mengacu pada klasifikasi dari maksum (2009).
Tabel 4.13 Persentase Hasil Evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
102
Persentase Keterangan
80% - 100% Valid/digunakan
60% - 79% Cukup Valid/digunakan
50% - 59% Kurang Valid/diganti
<50% Tidak Valid/diganti
D. Hasil Tahap 3 Uji Efektivitas Produk
Uji efektifitas produk dalam penelitian pengembangan program VCD pembelajaran teknik
dasar menggiring sepakbola berbasis play ini bertujuan untuk melihat perbedaan pengaruh
kemempuan menggiring bola sepakbola dari hasil pengembangan dan kelompok yang
diberikan pembelajaran secara konvensional. Uji efektivitas produk ini menggunakan
rancangan eksperimen semu. Uji efektivitas terhadap kelompok perlakuan dilakukan di
lapangan SDN IV Gunungan, tes awal dilakukan pada tanggal 9 November 2014 dan tes
akhir 2 Januari 2014, pelaksanaan program latihan dilaksanakan pada sore hari pukul 15.30
dan pukul 07.30 pada hari minggu.
Tes awal dan akhir kemampuan menggiring bola untuk mengetahui peningkatan kemampuan
menggiring bola siswa Sekolah Dasar di Kec. Manyaran, berikut ini akan dijabarkan data
kuantitatif hasil Tes awal dan akhir kemampuan menggiring bola siswa Sekolah Dasar di
Kec. Manyaran Kabupaten Wonogiri.
1. Deskripsi Data Pre-test dan Post test
Pada tabel 4.14 berikut akan disajikan kesimpulan data dari pre-test dan post-test
kemampuan menggiring bola sepakbola kelompok eksperimen dan kontrol siswa Sekolah
Dasar usia di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
103
Tabel 4.14. Rekapitulasi data Hasil pre-test dan post-test Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol
Deskripsi Data
Kemampuan Menggiring
Eksperimen Kontrol
Pre Test Post Test Pre Test Post Test
Rentang 19,32 – 15,21 16,2 – 13,18 19,98 – 14,52 18,08 – 13,26
Jumlah Beda 57,49 14,78
Beda rata-rata 2,87 0,73
S.Baku beda 0,45 0,88
t-hitung 28,75 3,75
t-tabel 2,09 2,09
Dari hasil pre-test dan post-test kemampuan menggiring pada kelompok eksperimen
pre test diperoleh rentang 19,32 – 15,21 dan post-test 16,2-13,18. Jumlah beda 57,49 dengan
beda rata-rata 2,87 dan simpangan baku beda 0,45 sehingga didapat t hitung 28,75.
Dari hasil pre-test dan post-test kemampuan menggiring pada kelompok kontrol pre
test diperoleh rentang 19,98 – 14,52 dan post-test 18,08-13,26. Jumlah beda 14,78 dengan
beda rata-rata 0,73 dan simpangan baku beda 0,88 sehingga didapat t hitung 3,75.
2. Analisis data uji efektivitas produk (eksperimen produk)
a. Pengujian Prasyarat Analisis
1) Uji Normalitas Distribusi Frekuensi Populasi
Sebelum dilakukan analisis data perlu diuji distribusi kenormalannya. Uji normalitas
data dalam penelitian ini menggunakan metode liliefors. Hasil uji normalitas data yang
dilakukan pada tiap kelompok adalah sebagai berikut :
Tabel 4.15 Ringkasan Hasil Uji Normalitas Distribusi Frekuensi
POP N M SB Lo Ltabel Ά Ket
Kel Eksperimen 20 16,95 1,17 0,0986 0,190 0,05 Normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
104
Kel Kontrol 20 16,74 1,55 0,1156 0,190 0,05 Normal
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok eksperimen diperoleh nilai :
Lo = 0,0986 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf
signifikansi 5% yaitu : 0,190. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada tes
kelompok eksperimen termasuk berdistribusi normal.
Dari hasil uji normalitas yang dilakukan pada kelompok kontrol diperoleh nilai :
Lo = 0,1156 dimana nilai tersebut lebih kecil dari angka batas penolakan pada taraf
signifikansi 5% yaitu : 0,190. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data pada tes
kelompok kontrol termasuk berdistribusi normal.
2) Uji Homogenitas Variansi Populasi
Uji homogenitas variansi populasi dimaksudkan untuk menguji kesamaan varians
pada populasi. Uji homogenitas variansi populasi pada penelitian ini dilakukan dengan Uji F.
Hasil uji homogenitas variansi populasi dalam penelitian pengembangan adalah sebagai
berikut :
Tabel 4.16 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Variansi Populasi
Kelompok N Ʃ X :
ƩY
M ơ data Fo Ft Ket
Eksperimen 20 338,92 16,95 1,17 1,32 2,21 Homogen
Kontrol 20 334,71 16,74 1,55 1,32 2,21 Homogen
Dari perhitungan data tes pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan derajat
(dk) pembilang=19, dan derajat kebebasan (dk) = 19, dan taraf nyata ά=0,05, diperoleh F
tabel = 2,21. Tampak bahwa F hitung Lebih Kecil dari tabel, maka data kelompok X dan Y
Homogen.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
105
b. Uji Signifikansi
Proses penghitungan hasil eksperimen menggunakan uji t (uji signifikansi) dengan
menggunakan rumus :
Kriteria produk dinyatakan signifikan pengaruhnya apabila daftar distribusi t dengan
menggunakan peluang 1 - ½ά = 0,975 dengan dk n-1 = 23 diperoleh harga t (0,975) = 2,09.
Dalam kriteria pada t Hitung > t Tabel dengan ά = 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam
tabel 4.20 berikut akan disajikan data hasil pre-test dan post test dalam penelitian
pengembangan program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola adalah
sebagai berikut :
Tabel 4.17 Data Hasil pre-test dan post-test
POP N Ʃpre-test Ʃpost-test Ʃbeda Thitung Ttabel Ket
Eksperimen 20 338,92 281,43 57,49 28,75 2,09 Signifikan
Kontrol 20 334,71 319,93 14,78 3,751 2,09 Signifikan
Dari hasil uji t signifikansi tes kelompok eksperimen, derajat kebebasan
menggunakan rumus (n-1) sehingga diperoleh d.b=20-1=19. Dari hasil t hitung, maka
diperlukan tabel t tabel untuk target empirik 0,5%, dengan t tabel = 2,09. Dan dari hasil
perbandingan t hitung lebih besar dari t tabel maka dapat disimpulkan data signifikan untuk
taraf signifikansi 0,5%.
Dari hasil uji t signifikansi tes kelompok kontrol, derajat kebebasan menggunakan
rumus (n-1) sehingga diperoleh d.b=20-1=19. Dari hasil t hitung, maka diperlukan tabel t
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
106
tabel untuk target empirik 0,5%, dengan t tabel = 2,09. Dan dari hasil perbandingan t hitung
lebih besar dari t tabel maka dapat disimpulkan tidak ada beda rata-rata yang signifikan untuk
taraf signifikansi 0,5%.
Dari uji signifikansi dapat diketahui bahwa kelompok eksperimen atau kelompok
yang menggunakan video pembelajaran menunjukkan adanya peningkatan hasil yang jauh
lebih signifikan dibandingkan kelompok kontrol atau kelompok yang tanpa menggunakan
video, hal ini didasarkan pada hasil penghitungan selisih antara tes akhir dan tes awal.
3. Pemeriksaan Keabsahan Data Kualitatif
a. Pemeriksaan teman sejawaat
Langkah pemeriksaan sejawat dalam penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan
diskusi terhadap metode serta hasil dari penelitian yang dilakukan. Pemeriksaan teman
sejawat merupakan salah satu langkah pemeriksaan keabsahan data. Langkah ini untuk
data yang berbasis paparan naratif. Hal ini dilakukan untuk memperoleh keterbukaan dan
kejujuran serta menghasilkan suatu klarifikasi terhadap penafsiran dari hasil-hasil temuan
dalam penelitian.
Temuan-temuan yang didapat dalam penelitian perlu adanya suatu klarifikasi untuk
didapatkan suatu simpulan dari temuan tersebut. Dalam penelitian ini klarifikasi dilakukan
terhadap materi yang diangkat yaitu meningkatkan penguasaan teknik dasar menggiring bola
sepakbola siswa sekolah dasar di Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri dan kesesuaian
metodologi penelitian yang digunakan yaitu metode penelitian pengembangan.
Berdasarkan diskusi yang dilakukan didapatkan bahwa materi yang diangkat sangat penting
untuk diteliti dan diberikan sesuatu yang baru sehingga dapat digunakan di masa mendatang.
Dari sisi metodologis didapatkan simpulan bahwa metode penelitian pengembangan
merupakan cara yang tepat menghasilkan suatu hal baru yang dapat digunakan sebagai
referensi pemberian solusi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
107
b. Perpanjangan keikutsertaan
Perpanjangan keikutsertaan ini terkait dengan peneliti sebagai salah satu instrument
penelitian. Sumber data yang diperoleh berasal dari pengamatan peneliti sendiri.
Keikutsertaan peneliti ini dilakukan dalam jangka waktu yang panjang karena peneliti
terlibat dalam proses penelitian dengan menjadi salah seorang pengamat.
Peneliti secara keseluruhan mengamati segala bentuk-bentuk kejadian yang terjadi dalam
penelitian untuk memperoleh keakuratan informasi dan meminimalisir terjadinya bias
dalam penelitian. Dalam hal ini perpanjangan keikutsertaan yang dilakukan oleh peneliti
adalah pengamatan terhadap keterlaksanaan penelitian yang kemudian dituliskan dalam
bentuk catatan lapangan. Dari hasil catatan lapangan dapat diinterpretasikan hasil yang di
dapat sudah cukup valid dan layak untuk dipertanggung jawabkan.
c. Triangulasi
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh peneliti untuk pemeriksaan keabsahan data
adalah dengan triangulasi. Adapun langkah yang dilakukan oleh peneliti untuk
triangulasi ini adalah sebagai berikut:
1. Triangulasi teori dimana peneliti membandingkan temuan penelitian dengan hasil
teori yang didapat dilapangan dan dilakukan pembahasan.
2. Triangulasi metode dimana melakukan pengecekan terhadap subyek menggunakan
pengamat yang lain. Dalam hal ini peneliti melibatkan pelatih tim sebagai pengamat
untuk memperoleh derajat kepercayaan terhadap hasil temuan penelitian. Hasil-hasil
temuan lapangan dirangkum dan kemudian disajikan dalam satu hasil yang merupakan
simpulan dari dua pengamatan.
3. Triangulasi sumber (experts judgements) yaitu peneliti melakukan wawancara
untuk memperoleh temuan awal permasalahan penelitian kepada salah satu ahli
yang merupakan pelatih tim yang diteliti dan membandingkan hasil temuan teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
108
yang dirancang dalam produk awal untuk diberikan masukan dari para ahli atau narasumber.
Dilakukanya pemeriksaan terhadap keabsahan data yang didapat dalam penelitian maka
diharapkan hasil dari penelitian dapat dipertanggungjwabkan dan diperoleh hasil yang
sesuai dengan tujuan peneilitian.
E. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembahasan hasil penelitian ini memberikan penafsiran yang lebih lanjut mengenai hasil-
hasil analisis data yang telah dikemukakan dikaitkan dengan teori-teori yang relevan serta
penelitian yang terdahulu. Berdasarkan prosedur penelitian pengembangan manghasilkan
tiga kelompok pembahasan yaitu:
1. Studi Pendahuluan
Tujuan dari penelitian pengembangan dilakukan yaitu sebagai jalan penghubung antara dua
tempat yang terbentang cukup lebar antara penelitian dan praktek pendidikan. Menurut
Degeng (2002:1) penelitian pengembangan adalah “penelitian ilmiah yang menelaah suatu
teori, model, konsep, atau prinsip, dan menggunakan hasil telaah untuk
mengembangkan suatu produk”. Penelitian pengembangan tidak selalu mengembangkan
produk baru, bisa dengan menyempurnakan produk yang telah ada yang dapat
dipertanggung jawabkan.
Penelitian dan pengembangan selalu diawali dengan adanya kebutuhan, permasalahan yang
membutuhkan pemecahan dengan menggunakan suatu produk tertentu. Dengan demikian
penelitian pengembangan merupakan penelitian yang menelaah suatu teori, konsep atau
model untuk membuat suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang sudah ada
yang dimulai dari adanya suatu kebutuhan dari suatu masalah yang dapat dipecahkan dengan
produk tersebut. Penelitian dan pengembangan dalam dunia olahraga Tahap pelaksanaannya
dimulai studi pendahuluan yang merupakan proses awal dari penelitian yang memiliki sifat
berbasis masalah, hal ini sama juga dengan penelitian penelitian dalam bidang pendidikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
109
yaitu penelitian berbasis masalah yang kemudian diselesaikan dengan adanya pemecahan
masalah.
Menurut Arikunto (2009) “Studi pendahuluan adalah kegiatan yang dilakukan oleh
calon peneliti untuk mengadakan pengumpulan data sementara demi pastinya langkah
yang akan dilalui.” Studi pendahuluan merupakan identifikasi awal terhadap masalah yang
ingin diungkap dan dibahas dalam penelitian. Masalah penelitian yang akan diangkat dalam
penelitian akan dijabarkan dan dijadikan ruang lingkup untuk membatasi masalah dalam
penelitian. Dari ruang lingkup yang telah disusun tersebut akan dirumuskan langkah-
langkah yang akan dilakukan dalam proses penelitian yang berlandaskan teori yang telah
ada.
Pencapaian prestasi olahraga sepakbola ditentukan dari beberapa aspek, mulai dari aspek
fisik, teknik, taktik, mental dan keberuntungan. Prestasi sepakbola juga ditentukan dari
faktor penguasaan teknik dasar yang baik, karena dengan penguasaan teknik dasar yang baik
akan dapat menghasilkan gerakan yang efektif dan efisien para atlitnya. Penguasan teknik
dasar sepakbola harus benar-benar diperhatikan untuk mendukung performa gerak dan
kemampuan melakukan olahraga sepakbola.
Borg dan Gall (1983) “ menyimpulkan bahwa analisis kebutuhan merupakan pengumpulan
informasi awal terhadap perbedaan kondisi yang ada dilapangan dan kondisi yang
diinginkan, untuk kebutuhan pemecahan masalah yang ada.” Informasi awal yang
dibutuhkan merupakan hal yang sangat penting sebagai awal penemuan terhadap
masalah yang akan dijadikan sebagai perhatian utama dalam penelitian. Analisis kebutuhan
sebagai suatu cara pengumpulan informasi awal dapat dilakukan dengan berbagai cara.
Analisis kebutuhan juga merupakan cara untuk mengetahui tentang segala materi yang
dibutuhkan dalam penelitian.
Informasi awal dilapangan sangat diperlukan dalam penelitian pengembangan karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
110
merupakan gambaran nyata kondisi yang ada dan sebagai suatu bahan kajian untuk
ditemukan suatu kekurangan atau kelebihan dari suatu hal. Informasi ini akan bisa
memunculkan suatu keadaan dimana terungkap keunggulan dari poin utama yang diamati,
namun bisa juga muncul suatu permasalahan yang membutuhkan suatu solusi pemecahan
sehingga menjadi lebih baik. Ketika muncul suatu keunggulan dari fokus utama yang
menjadi bahan pengamatan, maka secara tidak langsung sejalan dengan harapan yang
dimiliki, namun ketika muncul ketidaksesuaian dengan harapan yang dimilki maka akan
timbul suatu masalah yang menjadi pemisah antara harapan dan kenyataan yang ada.
Menurut Winarno (2007) “masalah merupakan kesenjangan antara harapan dengan
kenyataan, kesenjangan antara teori dan praktik yang memerlukan jawaban, penjelasan
atau pemecahan.”Kemunculan suatu masalah di lapangan jelas membutuhkan suau
solusi untuk pemecahan masalah tersebut, sehingga tidak ada suatu kesenjangan antara
harapan dan kenyataan yang ada dilapangan. Studi pustaka merupakan salah satu sarana
yang dimaksudkan untuk mempersiapkan pengumpulan data lapangan sebagai awal
penentuan masalah penelitian. Studi pustaka juga dilakukan untuk mempelajari lebih
lanjut tentang masalah penelitian yang yang akan diangkat serta pemahaman terhadap
metodologi penelitian yang digunakan. Studi pustaka bertujuan untuk memudahkan langkah-
langkah pelaksanaan penelitian serta menyusun pola pikir yang lebih terstruktur dan
efisien.
Studi pustaka juga mempunyai tujuan untuk mempelajari teori-teori serta konsep-konsep
yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam
analisis kebutuhan ada beberapa tahap yang dilakukan sehingga dapat menjelaskan dan
menemukan suatu masalah yang pada akhirnya akan diangkat ke dalam penelitian. Adapun
cara pengumpulan informasi awal untuk analisis kebutuhan adalah dengan beberpa instrumen
yang dapat digunakan antara lain wawancara, kuisioner, tes dan observasi yang diberikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
111
peneliti dalam hal ini kepada para guru penjas dan siswa sekolah dasar di Kecamatan
Manyaran Kabupaten Wonogiri.
Penelitian ini diawali dengan peneliti menentukan bidang garapan yang akan menjadi
bahan yang akan diteliti. Bidang garapan yang ingin diteliti ditentukan adalah bidang
olahraga. Dalam hal ini peneliti memilih olahraga sepakbola sebagai bidang utama yang
akan diteliti. Alasan peneliti memilih olahraga sepakbola dikarenakan disesuaikan
dengan bidang yang ditekuni oleh peneliti. Diharapkan dengan hal tersebut dapat
memudahkan peneliti melakukan pekerjaan penelitian dengan baik. Menindaklanjuti
pemilihan materi penelitian yang dilakukan sebelumnya, peneliti melanjutkan langkah-
langkah penelitian dengan melakukan analisis kebutuhan terhadap masalah dan materi
penelitian. Analisis kebutuhan dimulai dari peneliti mulai menentukan masalah yang
akan diteliti. Penentuan masalah ini dimulai dari menentukan materi yang akan
dijadikan bahan penelitian yang dalam hal ini adalah olahraga sepakbola.
Olahraga sepakbola terdiri dari berbagai komponen yang diantaranya terdiri dari komponen
fisik, teknik, taktik dan mental. Dari beberapa komponen tersebut peneliti
menentukan salah satu untuk dijadikan fokus utama penelitian. Peneliti memilih materi
teknik dasar Menembak menggiring bola sepakbola sebagai fokus utama yang akan di
angkat sebagai masalah penelitian. Peneliti kemudian mengarah lebih lanjut kepada
penentuan subyek penelitian, berdasarkan masalah penelitian yang akan diangkat maka
peneliti memilih serta menyesuaikan karakteristik subyek yang akan diteliti.
Peneliti memilih siswa kelas besar usia 10-12 tahun sebagai subyek penelitian dengan
asumsi bahwa latihan teknik yang dilakukan oleh Siswa kelas besar usia 10-12 tahun yang
jika dilihat dari usia kronologis masuk pada usia anak besar yang masih mudah untuk
diberikan pembelajaran tentang teknik dasar menggiring bola sepakbola. Dalam olahraga
sepakbola banyak aspek yang mempengaruhi di dalamnya. Ditinjau dari profil olahraga
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
112
sepakbola maka tidak akan terlepas dari aspek fisik, teknik, taktik dan mental ketika pada
saat situasi petandingan. Aspek tersebut merupakan bagian terpenting dalam suatu olahraga
termasuk olahraga sepakbola. Salah satu yang menjadi aspek terpenting dalam olahraga
adalah penguasaan teknik dasar. Olahraga sepakbola di wonogiri sangat berkembang
dengan pesat, tetapi penekanan pada latihan teknik belum maksimal dilakukan, hal ini dapat
diketahui dari studi pendahuluan yang dilakukan peneliti dengan wawancara kepada Guru
penjas dan siswa di Kecamatan Manyaran.
Peneliti memilih Kecamatan Manyaran Kabupaten Wonogiri sebagai tempat pelaksanaan
penelitian dimana selain peneliti bertempat tinggal didaerah ini juga terdapat banyak sekolah
yang mempunyai lapangan sepakbola sendiri. Didalam prosedur penelitian pengembangan
harus didahului dengan studi pendahuluan sebagai langkah awal pengumpulan informasi
mengenai kejadian yang terjadi dilapangan yang pada akhirnya mengungkap suatu masalah.
Langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti juga relevan dengan kebutuhan dari
penelitian sehingga dapat memunculkan data-data pendukung mengenai masalah yang
ditemukan beserta memberikan solusi.
2. Pengembangan Produk
Tahap pengembangan produk ini dilakukan dengan tujuan memperoleh desain model
pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola yang sesuai dengan teori dan subjek
uji coba.
a. Pengkajian Teori
Tahap pertama dalam pengembangan produk ini adalah melakukan kajian terhadap teori
yang digunakan untuk mendukung penelitian. Borg dan gall (1983) menyimpulkan, “kajian
teori
adalah pengumpulan informasi pendukung penelitian yang berhubungan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
113
perencanaan pengembangan.” Kajian teori merupakan tahapan untuk mengkaji dan
menelaah secara ilmiah materi yang akan digunakan dengan berlandaskan pada teori-
teori empiris yang ada.
Materi dalam penelitian ini adalah temuan masalah di lapangan, dimana akan dikembangkan
produk untuk memberikan solusi terhadap masalah yang ditemukan sebelumnya pada studi
pendahuluan. Teori-teori yang digunakan merupakan teori yang mendukung terhadap
penelitian yang dilakukan. Peneliti mengungkap teori-teori yang relevan dan mendukung
terhadap produk penelitian yang dikembangkan. Teori-teori yang mendasari adalah:
1. Olahraga Sepakbola
2. Teknik dasar Sepakbola
3. P e m b e l a j a r a n
4. Model Menggiring bola
Pemilihan teori-teori tersebut dilakukan peneliti dengan didasarkan pada logika berfikir
empiris. Dalam penyusunan kajian teori dapat digunakan bentuk-bentuk penalaran yang
dapat menunjukkan alur pola berfikir yang logis. Salah satu contoh untuk menjabarkan
penyusunan dalam penulisan kajian teori menggunakan penalaran deduktif. Winarno (2007)
“penalaran deduktif dimulai dari hal-hal yang bersifat umum dan menuju ke hal-hal yang
khusus.” Hal yang cukup luas atau cukup besar cakupan bahasannya dikaji terlebih dahulu
sehingga nanti akan mengerucut pada hal yang lebih khusus. Peneliti menggunakan
penalaran deduktif dalam penyusunan kajian teori dengan mengungkap kajian terhadap
olahraga hingga tinjauan yang mendukung terhadap penelitian yang disusun. Penyusunan
ini relevan dengan prosedur serta teori yang menjadi landasan dan dapat menunjukkan alur
berpikir dari peneliti yang logis.
b. Penyusunan Draft Produk Pengembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
114
Produk dalam penelitian pengembangan ini berupa pembelajaran teknik dasar menggiring
bola sepakbola untuk siswa sekolah dasar. Model sebagai noun dapat diartikan sebagai
representasi atas struktur yang dicoba untuk diproyeksikan. Sebagai adjective model
mengandung pemahaman sebagai kesempurnaan atau idealisasi atas suatu gagasan,
sementara sebagai adverb model mengacu pada pengertian „memperagakan‟ atau
menunjukkan serta menampilkan apa yang dipresentasikan Bell (dalam Basuki 2011).
Berdasarkan hal tersebut model dalam konteks ilmiah mengacu pada konotasi sebuah
acuan atau pola/tiruan dari suatu yang akan dibuat, dan merupakan kesempurnaan
atau idealisasi atas suatu gagasan, yang dimaksudkan untuk „memperagakan‟ atau
menunjukan serta menampilkan apa yang dipresentasikan. Tipe model yang dikembangkan
dalam penelitian ini adalah tipe procedural. Hal ini sesuai dengan pendapat Bompa bahwa
model adalah suatu tiruan, suatu tiruan dari yang aslinya, mengatur bagian khusus suatu
fenomena yang diamati atau diselidiki. Tujuan suatu model adalah untuk memperoleh suatu
yang ideal, dan meskipun keadaan abstrak ideal diatas adalah kenyataan yang kongkrit, hal
itu juga menggambarkan sesuatu yang diusahakan untuk dicapai, suatu peristiwa yang akan
dapat diperoleh.
Model pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa item, yaitu:
1. Kajian teoritis sebagai dasar penyusunan bentuk-bentuk latihan dan penyusunan
program pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola.
2. Bentuk-bentuk pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola yang sesuai
dengan karakteristik kebutuhan fisik dalam sepakbola.
3. Program pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola, program bulanan, dan
program harian.
4. Evaluasi terhadap produk pengembangan, yaitu evaluasi kemampuan fisik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
115
3. Tahap Uji Coba
a. Evaluasi Ahli Sepakbola
Evaluasi ahli dalam penelitian pengembangan ini dimaksudkan untuk memperoleh masukan
dan saran terkait dengan pengembangan produk. Ahli sepakbola dalam penelitian
pengembangan ini ada dua kriteria, yaitu ahli akademisi sepakbola dan ahli praktisi
sepakbola. Hasil dari evaluasi ahli sepakbola dalam penelitian ini berupa data kualitatif dan
data kuantitatif, hal ini karena dalam evaluasi ahli digunakan angket campuran.
Hasil evaluasi ahli sepakbola untuk data kuantitatif berupa hasil persentase yaitu 83,6%
dan 84%, dari hasil tersebut bisa diinterpretasikan bahwa produk pengembangan
pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola bisa dilanjutkan ke tahap selanjutnya
dengan memperhatikan saran dari ahli.
b. Uji Coba Kelompok Kecil
Tahap uji coba kelompok kecil merupakan tahap untuk mengetahui pendapat siswa terkait
dengan produk pembelajaran teknik dasar menggiring bolas sepakbola yang dikembangkan.
Uji coba kelompok kecil dalam penelitian ini menggunakan 10 subjek uji coba yang
berasal dari Siswa kelas IV-VI SD N 4 Manyaran usia 10-12 tahun.
Informasi yang berupa pendapat siswa dalam uji kelompok kecil ini diperoleh dengan
menggunakan instrumen angket tertutup, sehingga data yang dikumpulkan berupa
data kuantitatif. Hasil persentase dari uji kelompok kecil sebesar 81,3%, sehingga bisa
diinterpretasikan bahwa produk pengembangan pembelajaran teknik dasar menembak
diterima oleh atlet sepakbola dan siap diuji coba pada kelompok yang lebih luas.
c. Uji Coba Kelompok Besar
Tahap uji coba kelompok besar merupakan tahap untuk mengetahui pendapat Siswa
terkait dengan produk pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola yang
dikembangkan dengan subjek lebih banyak dari uji coba kelompok kecil. Uji coba kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
116
besar dalam penelitian ini menggunakan 20 subjek uji coba yang berasal dari siswa kelas IV-
VI SD N 4 Gunungan dan SDN 4 Manyaran usia 10-12 tahun.
Informasi yang berupa pendapat siswa dalam uji kelompok besar ini diperoleh dengan
menggunakan instrumen angket tertutup, sehingga data yang dikumpulkan berupa data
kuantitatif. Hasil persentase dari uji kelompok besar sebesar 86,07%, sehingga bisa
diinterpretasikan bahwa produk pengembangan pembelajaran teknik dasar menggiring bola
sepakbola diterima oleh siswa dan siap untuk dilakukan uji efektivitas.
d. Revisi Produk Akhir Setelah pelaksanaan uji coba lapangan, maka dilakukan revisi dari hasil uji coba yang
dilakukan sebagai perbaikan produk yang telah diuji cobakan berdasarkan tanggapan dan
masukan dari para subyek. Hasil revisi menunjukkan bahwa produk pengembangan program
VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play dapat diuji tingkat
efektivitasnya.
4. Uji Coba Produk Pengembangan Program VCD Pembelajaran Teknik Dasar
Menggiring Bola Sepakbola Berbasis Play.
Uji efektivitas produk ini dilakukan pada 20 Siswa Kelas IV-VI SDN 4 Gunungan dan 20
Siswa Kelas IV-VI SDN 2 Manyaran, dengan tujuan mengetahui tingkat efektivitas produk
pengembangan untuk dirumuskan menjadi hasil produk akhir serta pemanfaatan lebih
lanjut untuk penerapan pembelajaran di masa mendatang. Untuk rancangan desain
eksperimen menggunakan rancangan desain pre test dan post test dengan pemilihan
kelompok secara acak (Two Group Randomize Pre test and Post Test), atau dengan kata lain
rancangan desain eksperimen ini menggunakan rancangan eksperimen dengan satu macam
perlakuan. Arikunto (2009) menyimpulkan, “rancangan ekperimen dengan satu macam
perlakuan (pretest-posttest control group design) dilakukan dengan cara kedua kelompok
diberi tes awal untuk mengukur kondisi awal, kemudian pada kelompok eksperimen
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
117
diberikan perlakuan sedangkan pada kelompok pembanding tidak diberi.” Dapat diartikan
juga bahwa kelompok pembanding menggunakan tipe konvensional yang telah diterapkan
sebelumnya. Berdasarkan perbandingan persentase tersebut peningkatan hasil tes untuk
kelompok eksperimen menunjukkan jauh lebih efektif peningkatannya dibandingkan
dengan kelompok kontrol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
118
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian serta hasil analisis data yang telah dilakukan, didapatkan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Studi Pendahuluan
Studi pendahuluan ini dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap guru
pendidikan jasmani dan siswa sekolah dasar di Kecamatan Manyaran, Kabupaten Wonogiri.
Berdasarkan hasil wawancara tersebut disimpulkan bahwa belum adanya pembelajaran
dengan menggunakan media dan belum adanya contoh program VCD pembelajaran teknik
dasar menggiring bola sepakbola berbasis play di Kecamatan Manyaran Kabupaten
Wonogiri.
2. Pengembangan Produk
Penelitian pengembangan ini menghasilkan produk secara teoritis, konseptual,
prosedural, metodologis dan praktik empirik. Produk dalam penelitian pengembangan ini
berupa VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play untuk murid
sekolah dasar. Model pengembangan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa item, yaitu :
1. Kajian teori teknik dasar menggiring bola sepakbola.
2. Bentuk-bentuk teknik dalam menggiring bola sepakbola
3. Variasi drill untuk pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola
3. Tahap Uji Coba Produk
a. Evaluasi Ahli Sepakbola
Evaluasi ahli yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan 1 orang ahli
akademisi, 2 orang ahli praktisi sepakbola dan 1 orang ahli media, kemudian didapat hasil
data kualitatif dan data kuantitatif dikarenakan dalam evaluasi ahli menggunakan angket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
119
campuran. Hasil evaluasi ahli akademisi untuk data kuantitatif didapatkan hasil akhir
persentase evaluasi adalah 83,6% dan 2 ahli praktisi sepakbola dengan hasil akhir persentase
evaluasi adalah 84% serta hasil akhir evaluasi ahli media adalah 76% sehingga dapat
diinterpretasikan bahwa rancangan produk awal pengembangan program VCD pembelajaran
teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play bisa di uji cobakan pada tahap
selanjutnya.
b. Uji Coba Terbatas
Dari hasil informasi yang berupa pendapat Siswa dalam uji coba kelompok terbatas
ini diperoleh dengan menggunakan instrumen angket tertutup berupa data kuantitatif. Hasil
persentase didapat 84,8% dan dapat di interpretasikan bahwa rancangan produk
pengembangan program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis
play ini bisa diuji cobakan pada tahap uji coba luas.
c. Uji Coba Luas
Dari hasil informasi berupa data kuantitatif dengan angket tertutup. Hasil persentase
dari uji coba luas didapatkan hasil persentase 86,07% dan diinterpretasikan bahwa rancangan
produk pengembangan program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola
berbasis play ini bisa diuji cobakan pada tahap uji efektifitas produk (uji eksperimen produk)
d. Uji Efektifitas Produk
a. Ada perbedaan pengaruh yang lebih baik antara hasil tes Kelompok yang
menggunakan video dan kelompok tidak menggunakan video yaitu :
1. Kelompok Tanpa Video
Tabel 5.1 Peningkatan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Tanpa Video
POP N Ʃpre-test Ʃpost-test ƩBeda Thitung Ttabel Ket
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
120
Kontrol 20 334,71 319,93 14,78 3,751 2,09 Signifikan
2. Kelompok Dengan Video
Tabel 5.2 Peningkatan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok Video
POP N Ʃpre-test Ʃpost-test ƩBeda Thitung Ttabel Ket
Eksperimen 20 338,92 281,43 57,49 28,75 2,09 Signifikan
Berdasarkan hasil diatas dapat disimpulkan bahwa produk pengembangan program
vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play yang dikembangkan
oleh peneliti dapat meningkatkan penguasaan keterampilan teknik menggiring bola sepakbola
Siswa SD di Kecamatan Manyaran secara efektif dan efisien.
B. Implikasi
1. Produk pengembangan program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola
sepakbola berbasis play di SD Kecamatan Manyaran dapat menambah bahan rujukan
guru pendidikan jasmani dalam mengajarkan teknik dasar menggiring bola sepakbola.
2. Keterampilan teknik dasar menggiring bola sepakbola dapat ditingkatkan secara optimal
bila guru penjaskes atau pelatih dapat memilih media dan metode yang tepat dan menarik
untuk murid dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
3. Temuan dalam penelitian ini bahwa dengan menggunakan program VCD pembelajaran
ini sangat berdampak bagi kemampuan siswa dan mempermudah siswa dalam
memahami materi dalam proses belajar.
4. Penelitian ini telah menghasilkan sebuah produk yang mempunyai dampak bukan hanya
untuk guru pendidikan jasmani dan siswa sekolah dasar, tetapi produk ini juga sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
121
berguna bagi para pelatih sepakbola dan atlit-atlit sepakbola untuk meningkatkan kualitas
skills dribbling.
C. SARAN
Berdasarkan kajian teori, pembahasan hipotesis, hasil penelitian dan kesimpulan yang
didapat dari hasil analisis data diatas, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Kepada Kepala Sekolah hendaknya lebih memperhatikan proses pembelajaran Penjaskes
untuk menunjang peningkatan hasil pembelajaran secara umum terutama dari segi sarana
dan prasarana (tanah lapang yang memadai, bola sepakbola) dan media pendukung
pembelajaran yang ada di sekolah.
2. Kepada Kepala Sekolah dan Guru penjaskes hendaknya menambah kegiatan jam belajar
dengan kegiatan ektrakurikuler untuk meningkatkan hasil pembelajaran yang lebih
optimal, karena tanpa adanya jam tambahan dan hanya mengandalkan jam mata
pelajaran kemampuan siswa tidak akan meningkat secara maksimal.
3. Guru atau pelatih sepakbola di sekolah diharapkan selalu kreatif dan berusaha memilih
media dan metode pembelajaran yang tepat dalam membina dan melatih murid agar
memperoleh hasil yang optimal.
4. Program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola berbasis play ini
terbukti efektif untuk meningkatkan kemampuan menggiring bola sepakbola siswa dan
sangat mempermudah siswa memahami dan melakukan gerakan dengan benar. Produk
Pengembangan Program VCD pembelajaran teknik dasar menggiring bola sepakbola
berbasis play di SD Kecamatan Manyaran dapat menambah bahan rujukan dan kreatifitas
guru pendidikan jasmani dalam mengajarkan teknik dasar menggiring bola.
5. Bagi peneliti lanjutan, produk program vcd pembelajaran teknik dasar menggiring bola
sepakbola berbasis play ini telah memadai untuk dikatakan sebuah model pembelajaran.
karena telah melakukan pengujian atau validasi baik secara teoritik dan empirik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user