PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM ...eprints.ums.ac.id/32076/9/02. Naskah...

18
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, PENDAPATAN ASLI DAERAH, SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN, DAN LUAS WILAYAH TERHADAP BELANJA MODAL (Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah) NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: AINUN JARIYAH B 200 100 118 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2014

Transcript of PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM ...eprints.ums.ac.id/32076/9/02. Naskah...

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM,

PENDAPATAN ASLI DAERAH, SISA LEBIH PEMBIAYAAN

ANGGARAN, DAN LUAS WILAYAH TERHADAP BELANJA MODAL

(Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah)

NASKAH PUBLIKASI

Disusun oleh:

AINUN JARIYAH

B 200 100 118

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS PROGRAM STUDI AKUNTANSI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2014

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM,

PENDAPATAN ASLI DAERAH, SISA LEBIH PEMBIAYAAN

ANGGARAN, DAN LUAS WILAYAH TERHADAP BELANJA MODAL

(Studi Empiris Pada Kabupaten/Kota Se-Jawa Tengah).

AINUN JARIYAH

B 200 100 118

Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Muhammadiyah Surakarta

E-mail: [email protected]

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul “Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Dana Alokasi

Umum, Pendapatan Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran, dan Luas

Wilayah terhadap Belanja Modal (Studi empiris pada Kabupaten/Kota se-Jawa

Tengah)”. Adapun tujuannya untuk memperoleh pemahaman yang mendalam

mengenai pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum, pendapatan asli

daerah, sisa lebih pembiayaan anggaran, dan luas wilayah terhadap belanja modal

guna meningkatkan pelayanan publik dalam transparasi Pemerintah Daerah.

Penelitian ini meneliti pengaruh pertumbuhan ekonomi, dana alokasi umum,

pendapatan asli daerah, sisa lebih pembiayaan anggaran, dan luas wilayah

terhadap belanja modal.

Penelitian ini mengambil sampel 35 Kabupaten/Kota di Jawa Tengah. Data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Alat analisis yang

digunakan dalam penelitian ini adalah regresi berganda.

Berdasarkan analisis uji-t diketahui bahwa dana alokasi umum secara parsial

berpengaruh signifikan terhadap belanja modal pemerintah daerah

Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan Pertumbuhan ekonomi,

pendapatan asli daerah, SILPA, dan Luas Wilayah secara parsial tidak

berpengaruh signifikan terhadap belanja modal pemerintah Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah. Namun secara simultan (uji F) Pertumbuhan ekonomi,

dana alokasi umum, pendapatan asli daerah, SILPA, dan Luas Wilayah secara

berpengaruh signifikan terhadap belanja modal pemerintah Kabupaten/Kota di

Provinsi Jawa Tengah.

Kata Kunci : Belanja Modal, pelayanan publik, dan transparansi

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan pemerintah daerah, baik tingkat provinsi maupun tingkat

kabupaten dan kota memasuki era baru sejalan dengan dikeluarkannya

Undang-Undang (UU) No. 22 Tahun 1999 dan UU No. 25 Tahun 1999 yang

mengatur tentang otonomi daerah dan desentralisasi fiskal. Dalam

perkembangannya kebijakan ini diperbaharui dengan dikeluarkannya UU No.

32 Tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan UU No. 33 Tahun 2004 tentang

perimbangan keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Kebijakan ini merupakan tantangan dan peluang bagi pemerintah daerah

(pemda) dikarenakan pemda memiliki kewenangan lebih besar untuk

mengelola sumber daya yang dimiliki secara efisien dan efektif. Penerimaan

pemerintah hendaknya lebih banyak digunakan untuk program-program

pelayanan publik, hal ini menyiratkan pentingnya mengalokasikan belanja

pemerintah daerah untuk berbagai kepentingan publik. Peningkatan kualitas

pelayanan publik dapat diperbaiki melalui perbaikan manajemen kualitas jasa

(service quality management), yakni upaya meminimasi kesenjangan (gap)

antara tingkat layanan dengan harapan konsumen (Bastian, 2006). Dengan

demikian, pemerintah daerah harus mampu mengalokasikan belanja modal

dengan baik karena belanja modal merupakan salah satu langkah bagi

pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kepada publik. Untuk dapat

meningkatkan pengalokasian belanja modal, maka perlu diketahui variabel-

variabel yang berpengaruh terhadap pengalokasian belanja modal, seperti

pertumbuhan ekonomi, pendapatan asli daerah, dana alokasi umum, sisa lebih

pembiayaan anggaran. Penelitian ini bermaksud untuk menganalisis sejauh

mana Pertumbuhan Ekonomi, DAU, PAD, SiLPA dan Luas Wilayah

berpengaruh pada alokasi belanja modal tahun berikutnya. Berdasarkan uraian

diatas, peneliti akan melakukan penelitian dengan judul “ PENGARUH

PERTUMBUHAN EKONOMI, DANA ALOKASI UMUM, PENDAPATAN

ASLI DAERAH, SISA LEBIH PEMBIAYAAN ANGGARAN DAN LUAS

WILAYAH TERHADAP BELANJA MODAL”.

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian masalah diatas,adapun beberapa tujuan yang

didapat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menguji secara empiris pengaruh pertumbuhan ekonomi terhadap belanja

modal.

2. Menguji secara empiris pengaruh dana alokasi terhadap belanja modal.

3. Menguji secara empiris pengaruh pendapatan asli daerah terhadap belanja

modal.

4. Menguji secara empiris pengaruh sisa lebih pembiayaan anggaran (SILPA)

terhadap belanja modal.

5. Menguji secara empiris pengaruh luas wilayah terhadap belanja modal.

TINJAUAN PUSTAKA

A. Otonomi Daerah

Menurut Undang-Undang No. 12 Tahun 2008 tentang Pemerintahan

Daerah pasal 1 ayat (5), pengertian otonomi daerah adalah hak, wewenang,

dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Masing-masing daerah diberi kewenangan membangun

daerahnya sendiri oleh pemerintah sesuai dengan kemampuan dan potensi

yang dimiliki sehingga diharapkan akan semakin meningkatkan

perkembangan daerah.

B. Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah

APBD merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah yang

dibahas dan disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD, dan

ditetapkan melalui Peraturan Daerah (Nurlan, 2007:143). Berdasarkan UU No.

32/2004 tentang pemerintahan daerah disebutkan bahwa “Anggaran

Pendapatan Dan Belanja Daerah, selanjutnya disebut APBD, adalah rencana

keuangan tahunan pemerintah daerah yang ditetapkan dengan peraturan

daerah”. Oleh karena itu, pengaturan penyusunan anggaran merupakan hal

penting agar dapat berfungsi sebagaimana diharapkan (Nurlan, 2007:142)

yaitu:

1. Dalam konteks kebijakan, anggaran memberikan arah kebijakan

perekonomian dan menggambarkan secara tegas penggunaan sumber daya

yang dimiliki masyarakat.

2. Fungsi utama anggaran adalah mencapai keseimbangan ekonomi makro

dalam perekonomian.

Anggaran menjadi sarana sekaligus pengendali untuk mengurangi

ketimpangan dan kesenjangan dalam berbagai hal di suatu negara.

C. Struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

“Pendapatan daerah sebagaimana dimaksut dalam pasal 22 ayat (1)

dikelompokkan atas Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan dan lain-

lain pendapatan daerah yang sah. Belanja menurut kelompok belanja terdiri

dari belanja tidak langung dan belanja langsung. Pembiayaan daerah terdiri

dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Penerimaan

pembiayaan mencakup sisa lebih perhitungan anggaran tahun anggaran

sebelumnya (SILPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan

daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan kembali

pemberian pinjaman, dan penerimaan piutang daerah. Pengeluaran

pembiayaan mencakup pembentukan dana cadangan, penyertaan modal

(investasi) pemerintah daerah, pembayaran pokok utang dan pemberian

pinjaman daerah”.

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian empiris dengan menggunakan

data sekunder sebagai sumber data yang ada. Penelitian ini menggunakan dua

variabel yaitu variabel independen /variabel yang mempengaruhi dan variabel

dependen/variabel yang dipengaruhi. Penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui dan membuktikan pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, DAU, PAD,

SILPA, dan Luas Wilayah yang merupakan variabel bebas (independen)

terhadap Belanja Modal (dependen).

B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pemilihan Sampel

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wilayah

Kabupaten dan Kota se-Jawa Tengah yang meliputi 6 daerah kota dan 29

daerah kabupaten sehingga daerah total populasi adalah 35 daerah. Sampel

adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Sugiyono, 2009). Dalam penelitian ini sampel yang digunakan adalah

laporan realisasi APBD Pemerintah kota dan kabupaten di Provinsi Jawa

Tengah tahun 2012.

C. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang

bersifat kuantitatif. Penelitian ini menggunakan data cross section berupa

laporan keuangan kabupaten/kota yang berupa Neraca, Laporan Realisasi

Anggaran, dan APBD, yang menggunakan data Realisasi Anggaran tahun

2012. Sedangkan sumber data didapatkan dari website resmi pemerintah jawa

tengah dan masing-masing kota/kabupaten.

D. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi.

Dokumentasi adalah salah satu metode pengambilan data penelitian yang

memuat informasi mengenai suatu subjek, objek atau kejadian masa lalu yang

dikumpulkan, dicatat dan disusun dalam arsip (Indiantoro dan Bambang,

2002:146). Data yang dianalisis bersumber dari dokumen Laporan Realisasi

APBD yang diperoleh dari situs resmi Badan Pemeriksaan Keuangan

Pemerintah Daerah (www.djpk.depkeu.go.id) melalui internet.

E. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

1. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang dirumuskan atau tergantung

oleh variabel lainnya. Dalam penelitian ini variabel dependen adalah

belanja modal. Belanja modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam

rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetap atau aset

lainnya yang memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi,

termasuk didalamnya adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang

sifatnya mempertahakan atau menambah masa manfaat, meningkatkan

kapasitas dan kualitas aset.

2. Variabel Independen

Variabel independen adalah variabel yang menjelaskan atau

mempengaruhi variabel yang lain (Husein, 2003:50). Variabel independen

dalam penelitian ini adalah:

a. Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan Ekonomi adalah kenaikan PDB/PNB tanpa

memandang apakah kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari

tingkat pertumbuhan penduduk, atau apakah perubahan struktur

ekonomi terjadi atau tidak (Arsyad, 2005:7).

Laju pertumbuhan ekonomi dapat diukur dengan menggunakan

laju pertumbuhan PDRB atas dasar harga konstan (ADHK). Berikut ini

rumus untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi (Sukirno,

2012):

G =

Keterangan :

G = laju pertumbuhan ekonomi

PDRB1 = PDRB ADHK pada satu tahun

PDRB0 = PDRB ADHK pada satu tahun sebelumnya

b. Dana Alokasi Umum (DAU)

Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari

pendapatan APBN yang dialokasikan dengan tujuan pemerataan

kemampuan keuangan antar daerah untuk mendanai kebutuhan daerah

dalam rangka pelaksanaan desentralisasi (UU Nomor. 33 Tahun 2004).

c. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah adalah pendapatan yang diperoleh daerah

untuk dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan

perundang-undangan (UU Nomor 32 Tahun 2004).

Sumber PAD terdiri dari: pajak daerah, retribusi daerah, hasil

pengelolaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan dan lain-lain PAD

yang sah (Halim, 2008:89).

d. SILPA

SILPA adalah Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun

sebelumnya. Variabel ini diukur dari jumlah SILPA yang ada di

Laporan Realisasi APBD per Kabupaten/Kota se-Jawa Tengah.

e. Luas Wilayah

Luas wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis

beserta segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya

ditentukan berdasarkan aspek administratif dan atau aspek fungsional.

Luas tidaknya suatu daerah yang akan mempengaruhi besarnya Belanja

Modal. Indikator pengukuran untuk luas wilayah yaitu menggunakan

satuan km2 .

F. Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier

berganda dengan bantuan Software SPSS for Window versi 17.0.

1. Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif terdiri dari perhitungan mean, median, standar

deviasi, maksimum dan minimum masing-masing data sampel (Ghazali,

2006).

2. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan apakah dalam model regresi, variabel

dependen dan variabel independen mempunyai distribusi normal.

Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi normal

(Ghozali, 2006).

b. Uji Multikolineritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen (Ghozali,

2006).

c. Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t

dengan kesalahan pengganggu pada periode (sebelumnya). Jika

terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi.

d. Uji heteroskedastisitas

Bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi

ketidaksamaan varience dari residual satu pengamatan ke pengamtan

lainnya. Jika varience yang residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda

disebut heteroskedastisitas.

3. Pengujian Hipotesis

a. Analisis Regresi Linier Berganda

Adapun dari analisis linier berganda dapat disusun persamaan regresi

sebagai berikut:

BM+1 =α + PE + DAU + PAD + SILPAt-1 + Luas + e

Dimana :

α = konstanta

βt = Intersep/slope/koefisien regresi

BM = Belanja Modal

PE = Pertumbuhan Ekonomi

DAU = Dana Alokasi Umum

PAD = Pendapatan Asli Daerah

SILPA = Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran

LUAS = Luas Wilayah

t = periode

e = error

b. Pengujian Hipotesis

1.) Uji Koefisien Determinasi (R²)

Pengujian ini untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan

model dalam menerangkan variasi variabel independen. Tingkat ketepatan

regresi dinyatakan dalam koefisien determinasi majemuk (R²) yang

nilainya antara 0 sampai 1.

2.) Uji Signifikan-F (Uji F)

Pengujian ini untuk mengetahui apakah model regresi yang

digunakan layak (fit) untuk melakukan pengujian hipotesis dalam

penelitian ini. Penelitian ini dilakukan dengan alat bantu program SPSS

versi 17.0.

3.) Uji Koefisien Regresi (Uji t)

Uji signifikansi-t dimaksudkan untuk pengujian pengaruh

variabel independen terhadap variabel dependen.

HASIL PENELITIAN

A. Statistik Deskriptif

a. Data Variabel Belanja Modal

Hasil Analisis Statistik Deskriptif Belanja Modal

Deskriptif statistik BM

N Valid (sah) 35

Missing (hilang) 0

Rata-rata (Mean) 189558,9143

Nilai tengah (Median) 185814,0000

Modus (Mode) 73304,00a

Simpangan Baku (Std. Deviation) 73400,10233

Terendah (Minimum) 73304,00

Tertinggi (Maximum) 351854,00

Sumber: Data diolah by SPSS, 2014

b. Data Variabel Pertumbuhan Ekonomi

Hasil Analisis Statistik Deskriptif Pertumbuhan Ekonomi

Deskriptif statistik BM

N Valid (sah) 35

Missing (hilang) 0

Rata-rata (Mean) 5,5384

Nilai tengah (Median) 5,5430

Modus (Mode) 4,33a

Simpangan Baku (Std. Deviation) 0,53730

Terendah (Minimum) 4,33

Tertinggi (Maximum) 6,60

Sumber: Data diolah by SPSS, 2014

c. Data Variabel Dana Alokasi Umum

Hasil Analisis Statistik Deskriptif Dana Alokasi Umum

Deskriptif statistik DAU

N Valid (sah) 35

Missing (hilang) 0

Rata-rata (Mean) 710501,9143

Nilai tengah (Median) 702708,0000

Modus (Mode) 325710,00a

Simpangan Baku (Std. Deviation) 186173,68222

Terendah (Minimum) 325710,00

Tertinggi (Maximum) 1057810,00

Sumber: Data diolah by SPSS, 2014

d. Data Variabel Pendapatan Asli Daerah

Hasil Analisis Statistik Deskriptif Pendapatan Asli Daerah

Deskriptif statistik PAD

N Valid (sah) 35

Missing (hilang) 0

Rata-rata (Mean) 139325,3714

Nilai tengah (Median) 105463,0000

Modus (Mode) 77799,00a

Simpangan Baku (Std. Deviation) 118353,02729

Terendah (Minimum) 77799,00

Tertinggi (Maximum) 779617,00

Sumber: Data diolah by SPSS, 2014

e. Data Variabel SILPA

Hasil Analisis Statistik Deskriptif SILPA

Deskriptif statistik SILPA

N Valid (sah) 35

Missing (hilang) 0

Rata-rata (Mean) 109210,5714

Nilai tengah (Median) 103934,0000

Modus (Mode) 33463,00a

Simpangan Baku (Std. Deviation) 56177,74616

Terendah (Minimum) 33463,00

Tertinggi (Maximum) 283718,00

Sumber: Data diolah by SPSS, 2014

f. Data Variabel Luas

Hasil Analisis Statistik Deskriptif Luas Wilayah

Deskriptif statistik LUAS

N Valid (sah) 35

Missing (hilang) 0

Rata-rata (Mean) 43739482,46

Nilai tengah (Median) 101408,00

Modus (Mode) 83613

Simpangan Baku (Std. Deviation) 173607103,606

Terendah (Minimum) 3737

Tertinggi (Maximum) 1015101955

Sumber: Data diolah by SPSS, 2014

B. Uji Asumsi Klasik

a. Uji Normalitas data

Hasil Uji Normalitas Dengan Kolomogrov - Smirnov Z pada

Program SPSS Versi 20.

Indikator uji normalitas Value Value

asymp.sig Keterangan

Kolmogorov-Smirnov Z 0,636

Asymp. Sig. (2-tailed) 0,813 >0,05 Data berdistribusi normal

Sumber: Data sekunder diolah by SPSS, 2014

b. Uji Multikolinieritas

Hasil Uji Multikolinieritas

Variabel independent Tolerance VIF

LUAS 0,975 1,026

DAU 0,617 1,620

PE 0,871 1,148

PAD 0,711 1,406

SILPA 0,536 1,866

Sumber : Data diolah by SPSS, 2014

c. Uji Autokolerasi

Hasil Uji Durbin Watson

Model R R square Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin-

Watson

1 0,633a 0,401 0,298 61513,96745 1,884

Sumber: Data diolah by SPSS, 2014

d. Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 LUAS -3,231E-005 0,000 -0,159 -0,894 0,379

DAU 0,029 0,042 0,155 0,692 0,494

PE 343,770 12353,539 0,005 0,028 0,978

PAD -0,086 0,062 -0,290 -1,390 0,175

SILPA 0,056 0,151 0,090 0,374 0,711

Sumber: Data diolah by SPSS, 2014

C. Analisis Regresi

a. Uji Koefisien Determinasi (R²)

Uji Koefisien Determinasi

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the

Estimate

1 0,633a 0,401 0,298 61513,96745

Sumber: Data diolah by SPSS, 2014.

b. Uji Signifikan-F (Uji F)

Uji Signifikan-F

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 73442473194.992 5 14688494638.998 3.882 .008b

Residual 109735077557.751 29 3783968191.647

Total 183177550752.743 34 .

Sumber: Data diolah by SPSS, 2014

c. Uji Koefisien Regresi (Uji-t)

Uji Koefisien Regresi (Uji-t)

Model Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients T Sig.

B Std. Error Beta

1 PE 15743,823 21035,986 0,115 0,748 0,460

DAU 0,163 0,072 0,414 2,264 0,031

PAD 0,155 0,106 0,250 1,468 0,153

SILPA 0,150 0,257 0,114 0,583 0,564

LUAS 2,716E-005 0,000 0,064 0,441 0,662

Sumber: Data diolah by SPSS, 2014

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

1. Variabel pertumbuhan ekonomi secara parsial tidak berpengaruh terhadap

belanja modal pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah pada tingkat signifikansi 0,05, dikarenakan nilai sig.

pertumbuhan ekonomi 0,460>0,05, maka hipotesis ditolak.

2. Variabel dana alokasi umum secara individual berpengaruh terhadap

belanja modal pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah pada tingkat signifikansi 0,05, dikarenakan nilai sig. dana

alokasi umum 0,031 <0,05, maka hipotesis diterima.

3. Variabel pendapatan asli daerah secara individual tidak berpengaruh

terhadap belanja modal pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Provinsi

Jawa Tengah pada tingkat signifikansi 0,05, dikarenakan nilai sig.

pendapatan asli daerah 0,153>0,05, maka hipotesis ditolak.

4. Variabel SILPA secara individual tidak berpengaruh terhadap belanja

modal pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah

pada tingkat signifikansi 0,05, dikarenakan nilai sig. SILPA

0,564>0,05, maka hipotesis ditolak.

5. Variabel luas wilayah secara individual tidak berpengaruh terhadap

belanja modal pemerintah daerah Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa

Tengah pada tingkat signifikansi 0,05, dikarenakan nilai sig. luas

wilayah 0,662>0,05, maka hipotesis ditolak.

B. Saran

1. Bagi pengembangan teori, sebaiknya agar melakukan perubahan pada

model penelitian serta menambahkan variabel baru yang berkitan

dengan belanja modal selain variabel Pertumbuhan Ekonomi, Dana

Alokasi Umum (DAU), Pendapatan Asli Daerah (PAD), Sisa Lebih

Pembiayaan Anggaran (SILPA), dan Luas Wilayah seperti variabel Dana

Alokasi Khusus, Belanja Pemeliharaan, dll.

2. Untuk penelitian selanjutnya, dalam meneliti pengaruh faktor pertumbuhan

ekonomi, dana alokasi umum, pendapatan asli daerah, sisa lebih

pembiayaan, dan luas wilayah terhadap belanja modal agar

menggunakan data yang update yaitu data tahun realisasi anggaran lebih dari

1 tahun.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwiyana, Priya. 2011. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli

Daerah dan Dana Alokasi Umum terhadap Pengalokasian Anggaran

Belanja Modal. Skripsi. Universitas Diponegoro. Semarang.

Ardhini. 2011. Pengaruh Rasio Keuangan Daerah terhadap Belanja Modal untuk

Pelayanan Publik Dalam Prespektif Teori Keagenan (Studi pada

Kabupaten dan Kota di Jawa Tengah). Skripsi U niversitas. Semarang

Balitbang Provinsi NTT. 2008. Analisis Tentang Tingkat Efisiensi Dan Efektivitas

Pengeluaran Pemerintah Terhadap Pembangunan Daerah di Provinsi

Nusa Tenggara Timur. Jurnal Litbang NTT. IV-03

Ghazali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.

Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.

Halim, Abdul & Syukry Abdullah. 2004. Pengaruh Dana Alokasi Umum dan

Pendapatan Asli Daerah Terhadap Belanja Pemda: Studi Kasus

Kabupaten dan Kota di Jawa dan Bali. Jurnal Ekonomi STEI No.2/Tahun

XIII/25.

Ida, Mentayani Rusmanto. 2013. Pengaruh Pendapatan Asli Daerah, Dana

Alokasi Umum, dan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Terhadap Belanja

Modal Pada Kota Dan Kabupaten Di Pulau Kalimantan. Jurnal infestasi

Vol. 9 No. 2 Desember 2013

Kusnandar, Dodik Siswantoro. 2010. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan

Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah

terhadap Belanja Modal. Rosidi Simposium Nasional Akuntansi XIII.

Kusnandar, Dodik Siswantoro. 2012. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan

Asli Daerah, Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Luas Wilayah

terhadap Belanja Modal. Universitas Indonesia. Jakarta.

Maimunah, Mutiara & Akbar, Rusdi. 2008. Flypaper Effect pada Dana Alokasi

Umum (DAU) dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) terhadap Belanja

Daerah pada Kabupaten/Kota di Pulau Sumatera. Jurnal Riset Akuntansi

Indonesia, 11, 37-51.

Menez, Ulva N. 2013. Pengaruh Dana Alokasi Umum, Pendapatan Asli Daerah,

Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran dan Jumlah Penduduk Terhadap

Alokasi Belanja Modal untuk. Skripsi. Universitas Sebelas Maret.

Surakarta.

Peraturan Menteri Keuangan No. 91/PMK.06/2007 Tentang Bagan Akun Standar.

Peraturan Pemerintah No. 55 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan.

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Negara.

Permana, Deva Yoga. 2013. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli

Daerah dan Dana Alokasi Khusus Terhadap Pengalokasian Anggaran

Belanja Modal. Skripsi. Universitas Diponegoro, Semarang.

Putro, Nugroho S & Pamudji, Sugeng. 2011. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi,

Pendapatan Asli Daerah Dan Dana Alokasi Umum Terhadap

Pengalokasian Belanja Modal.

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan

Daerah.

Republik Indonesia, Undang-Undang No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

Republik Indonesia, Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 29 Tahun 2002

tentang Pedoman Pengurusan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan

Keuangan Daerah Serta Tata Cara Penyusunan Anggaran Pendapatan

dan Belanja Daerah, Pelaksanaan Tata Usaha Keuangan Daerah dan

Penyusunan Perhitungan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

Syaiful. 2006. Pengertian dan Perlakuan Akuntansi Belanja Barang dan Belanja

Modal dalam Kaidah Akuntansi Pemerintahan.

Saragih, Juli Panglima. 2003. Desentralisasi Fiskal dan Keuangan Daerah dalam

Otonomi. Penerbit Ghalia Indonesia.

Sidik, Machfud, 2004. Bunga Rampai Desentralisasi Fiskal, Direktorat Jenderal

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, Jakarta

Tarigan, Robinson, 2006. Ekonomi Regional: Teori dan Aplikasi. PT. Bumi

Aksara, Jakarta