PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal...

121
PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN CAIRAN DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEPATUHAN PEMBATASAN CAIRAN PADA PASIEN HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RSUD DR. SOEHADI PRIJONEGOROSRAGEN SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan Oleh: Sri Hartati NIM. ST14056 PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2016

Transcript of PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal...

Page 1: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN CAIRAN

DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEPATUHAN

PEMBATASAN CAIRAN PADA PASIEN HEMODIALISA

DI RUANG HEMODIALISA RSUD DR. SOEHADI

PRIJONEGOROSRAGEN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh:

Sri Hartati

NIM. ST14056

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 2: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

i

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN CAIRAN

DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEPATUHAN

PEMBATASAN CAIRAN PADA PASIEN HEMODIALISA

DI RUANG HEMODIALISA RSUD DR. SOEHADI

PRIJONEGORO SRAGEN

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Sarjana Keperawatan

Oleh:

Sri Hartati

NIM. ST14056

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 3: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

ii

Page 4: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Sri Hartati

NIM : ST14056

Dengan ini menyatakan bahwa :

1) Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di Stikes Kusuma Husada

Surakarta maupun di perguruan tinggi lain.

2) Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri

tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan

Tim Penguji.

3) Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis

atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari

terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka

saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang

telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma

yang berlaku di perguruan tinggi ini.

Surakarta, Januari 2016

Yang membuat pernyataan,

(Sri Hartati)

NIK. ST14056

Page 5: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji hanya bagi Allah SWT yang telah menciptakan langit dan bumi

beserta semua pengetahuan di dalamnya, atas rahmat dan karunia-Nya peneliti

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Asupan Cairan Dengan Media Audiovisual Terhadap KepatuhanPembatasan

Cairan Pada Pasien HemodialisaDi Ruang Hemodialisa RSUDdr. Soehadi

Prijonegoro Sragen”. Peneliti banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari

berbagai pihak dalam penyusunan skripsi ini,, untuk itu peneliti mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Ns. Wahyu Rima Agustin, M.Kep., selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta dan juga selaku penguji, yang telah memberikan kesempatan untuk

studi di STIKes Kusuma Husada Surakarta dan memberikan masukan dan

arahan serta bimbingan selama penyusunan skripsi ini.

2. Ns. Atiek Murharyati, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Keperawatan

STIKes Kusuma Husada Surakarta, yang telah memberikan ijin dan

kesempatan untuk mengikuti perkuliahan di STIKes Kusuma Husada

Surakarta..

3. Ns. Anita Istiningtyas, M.Kep., selaku pembimbing utama yang telah

memberikan masukan dan arahan serta bimbingan selama penyusunan skripsi

ini.

4. Ns. Ika Subekti Wulandari, M.Kep., selaku pembimbing pendamping yang

telah memberikan masukan dan arahan serta bimbingan selama penyusunan

skripsi ini.

5. dr. Djoko Sugeng P, M.Kes., selaku direktur RSUD dr. Soehadi Prijonegoro

Sragen yang memberikan kesempatan kepada peneliti untuk melakukan

penelitian di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

6. Direktur RSUD Sukoharjo beserta Kabid Diklat yang memberikan

kesempatan kepada peneliti untuk melakukan uji instrumen penenlitian di

RSUDSukoharjo.

Page 6: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

v

7. Dhiding Supariti, S.Kep.,Ns, selaku Kasie keperawatan RSUD dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen yang telah mendukung dan bekerja sama selama proses

penelitian dilakukan.

8. Kepala Bidang Diklat RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (dr. Aminan,

Sp.JP) beserta staf-stafnya yang senantiasa memberikan dukungan dan

kemudahan dalam proses administratif dan teknik dalam pengumpulan data

penelitian.

9. Staf non akademik Program Studi Keperawatan STIKes Kusuma Husada

Surakarta yang telah membantu menyediakan fasilitas yang dibutuhkan

peneliti.

10. Orang tua, suami dan anak-anakku tersayang yang tiada henti dan jemu

mendoakan dan memberikan dukungan.

11. Rekan-rekan Program Studi Ilmu keperawatan angkatan 2014 yang saling

mendukung.

Harapan peneliti semoga skripsi ini membawa manfaat bagi kita sebagai

profesi dalam peningkatan mutu pendidikan dan pelayanan keperawatan.

Surakarta, Januari 2016

Peneliti

Page 7: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL……………………………………………………….. i

LEMBAR PENGESAHAN...…………………………………………….... ii

SURAT PERNYATAAN............................................................................... iii

KATA PENGANTAR.................................................................................... iv

DAFTAR ISI................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... x

ABSTRAK...................................................................................................... xi

ABSTRACT.................................................................................................... xii

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang............................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah........................................................................ 6

1.3. Tujuan Penelitian......................................................................... 7

1.4. Manfaat Penelitian....................................................................... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1. Tinjauan Teori.............................................................................. 10

2.1.1. Konsep CKD.................................................................... 10

2.1.2. Hemodialisa...................................................................... 26

2.1.3. Kepatuhan......................................................................... 42

2.1.4. Pembatasan Asupan Cairan.............................................. 47

Page 8: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

vii

2.1.5. Pendidikan Kesehatan...................................................... 49

2.2. Keaslian Penelitian....................................................................... 52

2.3. Kerangka Teori............................................................................ 53

2.4. Kerangka Konsep ........................................................................ 54

2.5. Hipotesis....................................................................................... 54

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 55

3.1. Jenis dan Rancangan Penelitian..................................................... 55

3.2. Populasi dan Sampel...................................................................... 57

3.3. Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 58

3.4. Variabel, Definisi operasional dan Skala Pengukuran................... 59

3.5. Alat Penelitian dan Cara Pengumpulan Data................................. 60

3.6. Teknik Pengolahan dan Analisis Data........................................... 65

3.7. Etika Penelitian............................................................................ 68

BAB IV HASIL PENELITIAN 70

4.1. Analisa Univariat......................................................................... 70

4.2. Analisa Bivariat........................................................................... 74

BAB V PEMBAHASAN 76

5.1. Uji Univariat................................................................................. 76

5.2. Uji Bivarat.................................................................................... 87

BAB VI PENUTUP 94

6.1. Simpulan...................................................................................... 94

6.2. Saran............................................................................................ 95

DAFTAR PUSTAKA 96

LAMPIRAN

Page 9: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

viii

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Judul Tabel Halaman

2.1. Klasifikasi CKD 12

3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian 59

4.1. Karakteristik Usia Responden 70

4.2. Karakteristik Jenis Kelamin Responden 70

4.3. Karakteristik Tingkat Pendidikan Responden 71

4.4. Karakteristik Status Pernikahan Responden 71

4.5. Karakteristik Lama HD Responden 72

4.6. Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Kelompok

Kontrol dan Eksperimen Sebelum Pendidikan

Kesehatan

72

4.7. Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Kelompok

Kontrol dan Eksperimen Sebelum Pendidikan

Kesehatan pada Observasi 1, Observasi 2 dan

Observasi 3

73

4.8. Perbedaan Tingkat Kepatuhan Pembatasan Cairan

pada Kelompok Eksperimen

74

4.9. Perbedaan Tingkat Kepatuhan Pembatasan Cairan

pada Kelompok Kontrol

74

4.10. Pengaruh Pendidikan Kesehatan terhadap

Kepatuhan

75

Page 10: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

ix

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Judul Gambar Halaman

2.1 Kerangka Teori Penelitian 53

2.2 Kerangka Konsep Penelitian 54

3.1 Desain Penelitian 56

Page 11: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

x

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Keterangan

1 Surat Permohonan Ijin Studi Pendahuluan Penelitian

2 Surat Jawaban Permohonan Ijin Studi Pendahuluan

Penelitian

3 Time Schedule Penelitian

4 Kuesioner Penelitian

5 SAP & Materi

6 Surat Permohonan Ijin Uji Validitas Reliabilitas

7 Surat Jawaban Permohonan Uji Validitas Reliabilitas

8 Surat Keterangan Telah Melakukan Uji Validitas Reliabilitas

9 Surat Permohonan Ijin Penelitian

10 Surat Jawaban Permohonan Ijin Penelitian

11 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

12 Data Penelitian

13 SPSS Penelitian

Page 12: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

xi

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2016

Sri Hartati

Pengaruh Pendidikan Kesehatan Asupan Cairan Dengan Media Audiovisual

Terhadap Kepatuhan Pembatasan Cairan Pada Pasien Hemodialisa

Di Ruang Hemodialisa RSUDdr. Soehadi Prijonegoro Sragen

ABSTRAK

Pasien Chronic Kidney Disease (CKD) yang secara rutin menjalani

hemodialisa biasanya mengalami kelebihan volume cairan karena penurunan

fungsi ginjal dalam mengeluarkan cairan. Ketidakpatuhan pasien dalam

pembatasan cairan merupakan diagnosa keperawatan utama yang memerlukan

asuhan keperawatan terbaik dari perawat hemodialisa. Tujuan penelitian adalah

mengetahui adanya pengaruh antara pengaruh pendidikan kesehatan dengan

menggunakan meode audio visual terhadap kepatuhan pembatasan cairan.

Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan metode quasi

experiment non randomized pretest-posttest with control group design. Sampel

penelitian berjumlah 40 pasien hemodialisa. Penelitian ini menggunakan uji

wilcoxon dan mann whitney.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan

dengan menggunakan metode audio visual terhadap kepatuhan pembatasan cairan

dengan p value 0,000.

Pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode audiovisual dapat

meningkatkan kepatuhan karena menampilkan gerak, gambar dan suara sehingga

lebih menarik dan tidak monoton.

Kata Kunci: pendidikan kesehatan, audio visual, kepatuhan, Chronic Kidney

Disease, hemodialisa

Daftar Pustaka : 68 (2000-2015)

Page 13: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

xii

BACHELOR OF NURSING PROGRAM

SCHOOL OF HEALTH SCIENCES OF KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Sri Hartati

The Contribution of Healthcare Education with Audiovisual Media on Fluid

Intake to the Adherence to Fluid Restrictions in Hemodialysis Patients in

Hemodialysis Room at Dr. Soehadi Prijonegoro Regional Public Hospital of

Sragen

Abstract

Patients with Chronic Kidney Disease (CKD) regularly undergoing

hemodialysis tend to have excess fluid volume as a result of decreased kidney

function to remove extra fluids. Patients’ poor adherenceto fluid intake restrictions

is a major nursing diagnosis which requires good nursing service. This study aims

at investigating the relationship between the contributions of healthcare education

on the use of audiovisual media to the adherence on fluid restrictions.

This is a quantitative research using quasi-experimentaldesign with

nonrandomized control group pretest and post-test. A total of 40 patients with

hemodialysis were used as samples. This research applied Wilcoxon and Mann-

Whitney tests.

The results demontrate the contribution of health education on the use of

audiovisual media method to adherence on fluid restrictions with p-value of 0.000.

It is concluded that using audiovisual method can improve adherence on

fluid restrictions since the media present motion, picture and voice to makemore

interesting and engaging education.

Keywords : health education, audiovisual, adherence, Chronic Kidney

Disease, hemodialysis.

Bibliography : 68 (2000-2015)

Page 14: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Chronic Kidney Disease (CKD) kini telah menjadi masalah kesehatan

serius di dunia. Penyakit ginjal dan saluran kemih telah menyebabkan

kematian sebesar 850.000 orang setiap tahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa

penyakit ini menduduki peringkat ke-12 tertinggi angka kematian (WHO,

2002).

CKD merupakan proses patofisiologi dengan etiologi yang multipel,

menyebabkan pengurangan sejumlah nefron dan fungsinya secara progresif

yang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar, 2006). CKD

mulai secara perlahan-lahan, menjadi penyakit kronik dan akhirnya menjadi

masalah yang serius dalam fungsi ginjal. Terapi pengobatan yang dilakukan

harus sesuai dengan kondisi fungsi ginjal tersebut (Leather Land, 2007).

CKD adalah satu dari penyakit kronik terbanyak yang dialami masyarakat

dunia, dimana hampir mengenai dua sampai tiga persen (Tavangar &

Sadeghian, 2003). Prevalensi CKD meningkat setiap tahunnya. Prevalensi

CKD meningkat sebanyak delapan persen dari tahun 2004 sampai dengan

2009. Terdapat 16,8 % dari populasi penduduk usia di atas 20 tahun

mengalami CKD dari kurun waktu 1999 sampai dengan 2004. Persentase ini

meningkat bila dibandingkan data enam tahun sebelumnya, yaitu 14,5%

(CDC, 2007).

Page 15: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

2

Penatalaksanaan pasien CKD salah satunya adalah dengan hemodialiasa

(HD). HD masih menjadi alternatif yang baik bagi para penderita CKD.

Kualitas hidup pasien CKD yang menjalani hemodialisa cukup baik dan

panjang usia hidup sampai sekarang adalah 14 tahun (Rahardjo, 2006).

Pasien yang menjalani HD tiga kali dalam seminggu sejumlah 15.000

pasien di Iran. Kementerian Kesehatan Iran mengeluarkan data statistik

bahwa jumlah tersebut 20% dari seluruh pasien HD (Ghasemi, 2006).

Amerika sejumlah 280.000 pasien menjalani hemodialisa, lebih dari 120.000

(28%) menjalani transplantasi ginjal dan lebih dari 24.000 (7%) menjalani

Countinous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD) (Brunner & Suddarth,

2008).

HD di Indonesia dimulai pada tahun 1970 dan sampai sekarang telah

dilaksanakan di rumah sakit-rumah sakit rujukan maupun pelayanan

kesehatan lain. Jumlah Unit Renal yang melayani pelayanan HD berjumlah

244, dengan jumlah mesin HD 2242 dari berbagai merk. Jumlah pasien yang

menjalani HD di Indonesia sampai tahun 2012 berjumlah 15980 pasien

dengan jumlah perawat HD yang tersertifikasi sejumlah 1319 (IRR, 2012).

HD dapat memperpanjang usia hidup pasien, tetapi tidak bisa memperbaiki

fungsi ginjal yang telah rusak karena proses penyakit dan HD tidak secara

total menggantikan fungsi ginjal. Pasien HD menghadapi beberapa masalah

dan efek samping yang merugikan (Brunner & Suddarth, 2008).

HD adalah terapi jangka panjang, oleh karena itu pasien membutuhkan

adanya panduan untuk berkompromi dengan penyakitnya agar tidak menjadi

Page 16: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

3

parah dan dapat menjaga kualitas hidup (Sajjadi, et al, 2008). Beberapa hal

yang harus diperhatikan untuk menjaga kualitas hidup pasien CKD adalah

konsumsi obat setiap hari, perubahan gaya hidup serta pembatasan asupan

makanan dan cairan. Pembatasan asupan cairan adalah hal yang penting

dilakukan pasien HD. Batas asupan cairan yang bisa dikonsumsi pasien

perhari adalah 500-750 ml ditambah jumlah urine/24 jam sehingga kenaikan

berat badan pasien tidak lebih dari 0,45 kg/hari (Almatsier, 2005).

Ketidakpatuhan terhadap pembatasan cairan adalah hal yang banyak

ditemui pada pasien HD. Diperkirakan 50% pasien tidak mengikuti secara

benar diet makanan maupun asupan cairan (Kutner, 2001). Selaras dengan

penelitian yang dilakukan oleh Kugler, dkk (2011) yang menemukan hasil

bahwa ketidakpatuhan pasien HD di Amerika dan Jerman terhadap

pembatasan asupan makanan adalah 80,4%, sedangkan ketidakpatuhan

pembatasan cairan adalah 75,3%. Penelitian yang dilakukan oleh Ramelan,

Ismonah, Hendrajaya (2013) menemukan bahwa ketidakpatuhan asupan

cairan pasien HD di RS Telogorejo Semarang adalah 35,4%.

Ketidakpatuhan terhadap pembatasan cairan membahayakan karena

mortalitas akan meningkat pada pasien hemodialisa apabila terjadi

peningkatan cairan tubuh 5,7% dari berat badan kering klien selama sesi

hemodialisa (Fisher, 2006). Peningkatan berat badan akibat asupan cairan

pasien yang tidak terkontrol tersebut yang menyebabkan terjadinya hipertensi

dan edema paru. Pasien juga akan merasa tidak nyaman karena sesak nafas,

lelah dan lemas (Fisher, 2004 cit. Fisher 2006). Kelebihan volume cairan

Page 17: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

4

tubuh yang menyebabkan hipertensi dan odema pulmonum, akan

meningkatkan kemungkinan terjadinya kegawatdaruratan hemodialisis dan

meningkatkan risiko dilatasi dan hipertropi jantung. Sirkulasi volume darah

yang efektif dan optimal sangat diperlukan untuk menghindari komplikasi

sirkulasi (Lubis, 2008).

Pasien penyakit ginjal tahap akhir baik sebelum dan sesudah dilakukan

terapi hemodialisis cenderung mengalami fluktuasi volume cairan tubuh

(Lubis, 2008). Fluktuasi atau kelebihan cairan tersebut disebabkan oleh

penurunan fungsi ginjal dalam mengekresikan cairan dan kurangnya

kepatuhan pasien dalam membatasi asupan cairan pada pasien hemodialisa

rutin,.

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan, alasan ketidakpatuhan

tersebut adalah keterbatasan informasi yang didapatkan pasien (Barnett, Li

Yoong & Pinikahana, 2008). Intervensi yang tepat untuk meningkatkan

kepatuhan pasien terhadap pembatasan asupan cairan adalah pendidikan

kesehatan. Pasien yang mendapatkan informasi yang tepat tentang

penyakitnya lebih efektif berpartisipasi dalam proses terapi adalah pendidikan

kesehatan (Brunner & Suddart, 2008).

Peran perawat adalah memberikan pendidikan kesehatan yang dibutuhkan

kepada pasien dan keluarga (Kallenbach, et, al., 2003). Perawat sebagai

edukator dapat menggunakan berbagai metode dan media yang dibutuhkan

agar pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien menimbulkan hasil

yang baik yaitu perubahan perilaku hidup sehat. Berbagai media dapat

Page 18: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

5

dipakai untuk memberikan pendidikan kesehatan seperti metode diskusi,

ceramah, audio visual maupun dengan media pamlet. Informasi akan

disimpan dalam memory 20% jika disampaikan dengan menggunakan media

visual, 50% jika menggunakan media audiovisual dan 70% jika dilakukan

dalam praktek nyata. Pertimbangan pengaruh budaya dalam proses belajar

diketahui bahwa intruksi akan lebih efektif apabila disampaikan dalam

bentuk video yang menampilkan pesan menyerupai benda asli (Notoatmodjo,

2007).

Penelitian Hare, Carter, & Forshaw (2013) membuktikan bahwa metode

terapi kognitif dapat menurunkan adanya oedema setelah 6 minggu intervensi

sebagai indikasi peningkatan terhadap kepatuhan pembatasan asupan cairan.

Penelitian Parvan et, al (2015) menemukan hasil bahwa penggunaan metode

pamflet dan tatap muka dalam memberikan pendidikan kesehatan

meningkatkan nilai pengetahuan dan juga kepatuhan terhadap terapi dan diet.

Fernandez, et al (2014) menggunakan berbagai metode untuk meningkatkan

kepatuhan pasien yaitu dengan audio visual, dose reminder, pelatihan tehnis

dan juga pemberian motivasi.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 1 Juni 2015 di RSUD

dr. Soehadi Prijonegoro, CKD merupakan penyakit nomor satu terbanyak

pada tahun 2014 yaitu berjumlah 683 kasus. Sebanyak 549 pasien harus

menjalani hemodialisa karena sudah merupakan CKD grade V, akan tetapi

yang melaksanakan HD 336 pasien. Data lain yang didapatkan adalah

sembilan pasien dari 20 pasien yang menjalani HD dua kali dalam seminggu

Page 19: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

6

dengan lama HD lima jam mengalami ascites, oedema ekstremitas dan susah

buang air kecil sedangkan kadar albumin dalam rentang normal. Hasil

wawancara dengan pasien didapatkan hasil bahwa karena merasa haus maka

pasien cenderung tidak membatasi asupan cairan. Pasien mengetahui bahwa

harus membatasai asupan cairan tetapi tidak tahu secara pasti jumlah asupan

cairan yang diperbolehkan. Pendidikan kesehatan oleh perawat dan dokter

HD telah dilakukan pada saat pertama akan mulai HD, pendidikan kesehatan

yang dilakukan dengan metode ceramah dan diskusi dan belum menggunakan

media.

Berdasarkan data di atas, peneliti mencoba untuk meneliti pengaruh

pendidikan kesehatan asupan cairan dengan media audiovisual terhadap

kepatuhan pembatasan cairan pada pasien hemodialisa di Ruang Hemodialisa

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

1.2. Rumusan Masalah

Ketidakpatuhan terhadap pembatasan cairan adalah hal yang banyak

ditemui pada pasien HD. Peran perawat adalah memberikan pendidikan

kesehatan yang dibutuhkan kepada pasien dan keluarga. Perawat sebagai

edukator dapat menggunakan berbagai metode dan media yang dibutuhkan

agar pendidikan kesehatan yang diberikan kepada pasien menimbulkan hasil

yang baik yaitu perubahan perilaku hidup sehat dan salah satu metode yang

dianggap efektif adalah media audiovisual.

Page 20: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

7

Berdasarkan fenomena yang terjadi di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro

Sragen maka rumusan masalah penelitian ini adalah “adakah pengaruh

pendidikan kesehatan asupan cairan dengan media audiovisual terhadap

kepatuhan pembatasan cairan pada pasien hemodialisa di Ruang Hemodialisa

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh

pendidikan kesehatan dengan media audiovisual terhadap kepatuhan

pembatasan cairan pada pasien hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD

dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

1.3.2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus penelitian ini untuk:

1. Mengidentifikasi karakteristik pasien HD di Ruang Hemodialisa RSUD dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen.

2. Mengidentifikasi tingkat kepatuhan pada kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol pasien HD di Ruang Hemodialisa RSUD dr. Soehadi

Prijonegoro Sragen.

3. Mengidentifikasi perbedaan kepatuhan pada kelompok eksperimen di

Ruang Hemodialisa RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

4. Mengidentifikasi perbedaan kepatuhan pada kelompok kontrol di Ruang

Hemodialisa RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Page 21: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

8

5. Menganalisis perbedaan tingkat kepatuhan setelah dilakukan pendidikan

kesehatan media audio visual pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol HD di Ruang Hemodialisa RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Bagi Pasien

Pasien HD mendapatkan intervensi pendidikan kesehatan dengan

menggunakan media audio visual yang efektif untuk meningkatkan

kepatuhan pasien.

1.4.2. Manfaat Bagi Perawat Ruang HD

1. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi managemen rumah sakit

bahwa dengan teridentifikasinya efektifitas pendidikan kesehatan dengan

menggunakan media audiovisual dalam meningkatkan kepatuhan pasien

maka perawat ruang HD dapat menyusun pedoman baku tentang

pendidikan kesehatan bagi pasien CKD yang menjalani hemodialisa.

2. Masukan bagi perawat ruang HD untuk membuat rencana intervensi

terhadap upaya peningkatan kepatuhan pasien terhadap program terapi

yang diberikan.

1.4.2. Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi khasanah keilmuan keperawatan dan

pendidikan keperawatan, bahwa dengan teridentifikasinya efektifitas

pendidikan kesehatan dalam meningkatkan kepatuhan pasien maka

institusi pendidikan dapat melakukan upaya untuk meningkatkan

Page 22: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

9

kemampuan peserta didik perawat dalam memberikan pendidikan

kesehatan.

1.4.3. Manfaat Bagi Peneliti Lain

Hasil penelitian ini bermanfaat bagi peneliti lain yang mempunyai minat

dan fokus mengenai pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kepatuhan

pembatasan asupan cairan pada pasien CKD, peneliti lain dapat

mengembangkan penelitian sejenis dengan perbaikan yang menjadi

keterbatasan dalam penelitian ini dan meneliti pendidikan kesehatan

dengan menggunaan metode lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian

ini, misal dengan metode pamlet, tatap muka, terapi kognitif dan yang

lainnya.

1.4.4. Manfaat Bagi Peneliti

Merupakan media pembelajaran dalam menerapkan ilmu dan pengetahuan

yang didapatkan selama menempuh perkuliahan akademik pada suatu

tatanan praktek pelayanan keperawatan yang nyata di rumah sakit dan

merupakan pengalaman berharga dalam melakukan penelitian.

Page 23: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori

2.1.1.Konsep CKD

2.1.1.1. Definisi

National Kidney Foundation (NKF) Kidney Disease Outcome

Quality Initiative (K/DOQI) telah menyusun pedoman praktis

penatalaksanaan klinik tentang evaluasi, klasifikasi, dan stratifikasi

penyakit ginjal kronik. Chronic Kidney Disease (CKD) atau Penyakit

Ginjal Kronik (PGK) adalah kerusakan ginjal yang terjadi selama lebih

dari tiga bulan, berdasarkan kelainan patologis pada tahun 2002. Diagnosis

penyakit ginjal kronik ditegakkan jika nilai laju filtrasi glomerolus kurang

dari 60 ml/menit/1,73 m² jika tidak ada tanda kerusakan ginjal. Kriteria

bukan CKD adalah pada keadaan tidak terdapat kerusakan ginjal lebih dari

tiga bulan, dan LFG sama atau lebih dari 60 ml/menit/1,73 m² (Konsensus

Hemodialisa Pernefri, 2013).

CKD merupakan suatu penurunan fungsi jaringan ginjal secara

progresif sehingga massa ginjal yang masih ada tidak mampu lagi

mempertahankan lingkungan internal tubuh (Black & Hawks, 2005).

Adapun batasan penyakit ginjal kronik menurut Suwitra (2006) bahwa

penyakit ginjal kronik adalah suatu proses patofisiologi dengan etiologi

yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang progresif, dan

Page 24: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

11

pada umumnya berakhir dengan gagal ginjal. Gagal ginjal adalah suatu

keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang

irreversibel, pada suatu derajat yang memerlukan terapi pengganti ginjal

yang tetap, berupa dialysis atau transplantasi ginjal. Uremia adalah suatu

sindrom klinik dan laboratorik yang terjadi pada semua organ, akibat

penurunan fungsi ginjal pada penyakit ginjal kronik.

Chronic Kidney Disease( CKD ) atau End Stage Renal Disease

(ESRD) adalah kerusakan fungsi ginjal yang progresif dan tidak dapat

pulih kembali, dimana tubuh tidak mampu memelihara metabolisme dan

gagal memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit berakibat

peningkatan ureum (azotemia) (Smeltzer, et al. 2008).

2.1.1.2. Klasifikasi CKD

CKD dapat diklasifikasikan berdasarkan derajat penurunan fungsi

ginjal. Fungsi ginjal dapat dilihat berdasarkan nilai Laju Filtrasi

Glomerolus (LFG)/ Glomerular Filtration Rate (GFR), yang dihitung

dengan menggunakan rumus Kockcroft-Gault. Derajat glomurular

filtration rate (GFR) normal adalah : 125 mL/min/1,73 m²

(Smeltzer,et.al., 2008). Klasifikasi CKD dapat dilihat pada tabel 2.1.

Page 25: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

12

Tabel 2.1. Klasifikasi Chronic Kidney Disease

Derajat Penjelasan LFG (ml/mnt/1,73m²)

1 Kerusakan ginjal dengan LFG normal atau ↑

≥ 90

2 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓

ringan

60 – 89

3 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓

sedang

30 – 59

4 Kerusakan ginjal dengan LFG ↓

berat

15 – 29

5 Gagal ginjal < 15 atau dialisis

(Konsensus Hemodialisa, Pernfri, 2013)

2.1.1.3. Etiologi CKD

Penyebab CKD di Indonesia menurut Indonesian Renal Registry (IRR)

tahun 2012, adalah:

1. Penyakit ginjal hipertensi 35%

2. Nefropati diabetika 26%

3. Glumerulopati primer 12%

4. Nefropati obstruksi 8%

5. Pielonefritik kronik 7%

6. Lain-lain 6%

7. Tidak diketahui 2%

8. Nefropati asam urat 2%

9. Ginjal polikistik 1%

Page 26: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

13

2.1.1.4. Patofisiologi

Patofisiologi awalnya tergantung dari penyakit yang mendasari dan

pada perkembangan lebih lanjut proses yang terjadi hampir sama (Black &

Hawks, 2005). Adanya pengurangan massa ginjal mengakibatkan

hipertrofi struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa sebagai

upaya kompensasi, yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti

sitokin dan growth factor sehingga menyebabkan terjadinya hiperfiltrasi

yang diikuti oleh peningkatan tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus.

Proses adaptasi ini berlangsung singkat, yang diikuti proses maladaptasi

berupa sklerosis nefron yang masih tersisa dan pada akhirnya akan terjadi

penurunan fungsi nefron secara progresif.

Adanya peningkatan aktivitas aksis renin-angiotensin-aldosteron

intrarenal yang dipengaruhi oleh growth factor Transforming Growth

Factor β (TGF-β) menyebabkan hiperfiltrasi, sklerosis dan progresifitas.

Progresifitas penyakit ginjal kronik juga dipengaruhi oleh albuminuria,

hipertensi, hiperglikemia, dislipidemia (Price & Wilson, 2005). Stadium

awal penyakit ginjal kronik mengalami kehilangan daya cadangan ginjal

(renal reverse) dimana basal laju filtrasi glomerulus (LFG) masih normal

atau malah meningkat dan dengan perlahan akan terjadi penurunan fungsi

nefron yang progresif ditandai adanya peningkatan kadar urea dan

kreatinin serum (Suwitra, 2006).

Laju Filtrasi Glomerulus sebesar 60%, masih belum ada keluhan

atau asimptomatik tetapi sudah terjadi peningkatan kadar urea dan

Page 27: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

14

kreatinin serum. LFG sebesar 30% mulai timbul keluhan seperti nokturia,

lemah, mual, nafsu makan kurang dan penurunan berat badan dan setelah

terjadi penurunan LFG dibawah 30% terjadi gejala dan tanda uremia yang

nyata seperti anemia, peningkatan tekanan darah, gangguan metabolisme

fosfor dan kalsium, pruritus, mual, muntah dan juga mudah terjadi infeksi

pada saluran perkemihan, pencernaan dan pernafasan, terjadi gangguan

keseimbangan cairan dan elektrolit yaitu hipovolemia, hipervolemia,

natrium dan kalium. LFG kurang dari 15% merupakan stadium gagal

ginjal yang sudah terjadi gejala dan komplikasi yang lebih berat dan

memerlukan terapi pengganti ginjal (renal replacement therapy) antara

lain dialisis atau transplantasi ginjal (Price & Wilson, 2005).

Perubahan fisiologis yang dapat terjadi sebagai dampak CKD adalah:

1. Ketidakseimbangan Cairan

Mula-mula ginjal kehilangan fungsinya sehingga tidak mampu

memekatkan urine (hipothenuria) dan kehilangan cairan yang

berlebihan (poliuria). Hipothenuria tidak disebabkan atau

berhubungan dengan penurunan jumlah nefron, tetapi oleh

peningkatan beban zat tiap nefron. Hal ini terjadi karena keutuhan

nefron yang membawa zat tersebut dan kelebihan air untuk nefron-

nefron tersebut tidak dapat berfungsi lama. Terjadi osmotik diuretik,

menyebabkan seseorang menjadi dehidrasi (Brunner & Sudarth,

2012).

Page 28: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

15

Ginjal tidak mampu menyaring urine (isothenuria), jika jumlah

nefron yang tidak berfungsi meningkat. Tahap ini, glomerulus menjadi

kaku dan plasma tidak dapat difilter dengan mudah melalui tubulus,

maka akan terjadi kelebihan cairan dengan retensi air dan natrium

(Brunner & Sudarth, 2012).

2. Ketidak seimbangan natrium

Ketidakseimbangan natrium merupakan masalah yang serius

dimana ginjal dapat mengeluarkan sedikitnya 20-30 mEq natrium

setiap hari atau dapat meningkat sampai 200 mEq perhari. Variasi

kehilangan natrium berhubungan dengan “intact nephron theory”.

Nefron menerima kelebihan natrium sehingga menyebabkan GFR

menurun dan dehidrasi. Kehilangan natrium lebih meningkat pada

gangguan gastrointestinal, terutama muntah dan diare. Keadaan ini

memperburuk hiponatremia dan dehidrasi (Brunner & Sudarth, 2012).

CKD yang berat keseimbangan natrium dapat dipertahankan

meskipun terjadi kehilangan yang fleksibel nilai natrium. Orang sehat

dapat pula meningkat di atas 500 mEq/hari. GFR menurun di bawah

25-30 ml/menit, maka ekskresi natrium kurang lebih 25 mEq/hari,

maksimal ekskresinya 150-200 mEq/hari. Natrium dalam diet dibatasi

1-1,5 gram/hari pada kondisi ini (Suwitra, 2006).

3. Ketidakseimbangan Kalium

Hiperkalemia jarang terjadi sebelum stadium 4, jika

keseimbangan cairan dan asidosis metabolik terkontrol.

Page 29: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

16

Keseimbangan kalium berhubungan dengan sekresi aldosteron.

Selama output urine dipertahankan kadar kalium biasanya terpelihara.

Hiperkalemia terjadi karena pemasukan kalium yang berlebihan,

dampak pengobatan, hiperkatabolik (infeksi), atau hiponatremia.

Hiperkalemia juga merupakan karakteristik dari tahap uremia.

Hipokalemia terjadi pada keadaan muntah atau diare berat. Pada

penyakit tubuler ginjal, nefron ginjal meresorbsi kalium sehingga

ekskresi kalium meningkat. GFR menurun dan produksi NH3

meningkat jika hipokalemia persisten. HCO3 menurun dan natrium

bertahan (Brunner & Sudarth, 2012).

4. Ketidakseimbangan Asam Basa

Asidosis metabolik terjadi karena ginjal tidak mampu

mengekskresikan ion Hidrogen untuk menjaga pH darah normal.

Disfungsi renal tubuler mengakibatkan ketidakmampuan pengeluaran

ioh H. Pada umumnya penurunan ekskresi H sebanding dengan

penurunan GFR. Asam yang secara terus-menerus dibentuk oleh

metabolisme dalam tubuh tidak difiltrasi secara efektif melewati

glomerolus, NH3 menurun dan sel tubuler tidak berfungsi. Kegagalan

pembentukan bikarbonat memperberat ketidakseimbangan. Sebagian

kelebihan hidrogen dibuffer oleh mineral tulang. Akibatnya asidosis

metabolik memungkinkan terjadinya osteodistrophy (Brunner &

Sudarth, 2012).

Page 30: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

17

5. Ketidakseimbangan magnesium

Magnesium pada tahap awal CKD adalah normal, tetapi

menurun secara progresif dalam ekskresi urine menyebabkan

akumulasi. Kombinasi penurunan ekskresi dan intake yang berlebihan

mengakibatkan henti napas dan jantung (Brunner & Sudarth, 2012).

6. Ketidakseimbangan Calsium dan Fosfor

Secara normal calsium dan pospor dipertahankan oleh

parathyroid hormon yang menyebabkan ginjal mereabsorbsi kalsium,

mobilisasi calsium dari tulang dan depresi resorbsi tubuler dari

pospor. Hiperpospatemia dan hipocalsemia terjadi sehingga timbul

hiperparathyroidisme sekunder bila fungsi ginjal menurun 20-25 %

dari normal. Metabolisme vitamin D terganggu. Osteorenaldystrophy

dapat terjadi bila hiperparathyroidisme berlangsung dalam waktu lama

(Brunner & Sudarth, 2012).

7. Gangguan Fungsi Hematologi

Ginjal merupakan tempat produksi hormon eritropoetin yang

mengontrol produksi sel darah merah. Produksi eritropoetin

mengalami gangguan sehingga merangsang pembentukan sel darah

merah oleh bone marrow pada gagal ginjal. Akumulasi racun uremia

akan menekan produksi sel darah merah dalam bone marrow dan

menyebabkan masa hidup sel darah merah menjadi lebih pendek.

Manifestasi klinis anemia diantaranya adalah pucat, takikardia,

penurunan toleransi terhadap aktivitas, gangguan perdarahan dapat

Page 31: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

18

terjadi epistaksis, perdarahan gastrointestinal, kemerahan pada kulit

dan jaringan subkutan. Meskipun produksi trombosit masih normal

akan tetapi mengalami penurunan dalam fungsinya sehingga

menyebabkan terjadinya perdarahan. Peningkatan kehilangan sel

darah merah dapat terjadi akibat pengambilan sampel darah untuk

pemeriksaan laboratorium dan selama dialisis. Gagal ginjal juga dapat

menurunkan hematokrit (Brunner & Sudarth, 2012).

8. Retensi Ureum Kreatinin

Urea yang merupakan hasil metabolik protein meningkat

(terakumulasi). Kadar BUN bukan indikator yang tepat dari penyakit

ginjal sebab peningkatan BUN dapat terjadi pada penurunan GFR dan

peningkatan intake protein. Kreatinin serum adalah indikator yang

lebih baik pada gagal ginjal sebab kreatinin diekskresikan sama

dengan jumlah yang diproduksi tubuh secara konstan (Suwitra, 2006).

2.1.1.5. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinik yang dapat muncul pada klien dengan CKD dapat mengenai

semua sistem diantaranya yaitu (Kallenbach, et.al., 2005) :

1. Gangguan pada sistem gastrointestinal

a. Anoreksia, nausea dan vomitus, berhubungan dengan gangguan

metabolisme protein didalam usus, terbentuknya zat –zat toksik

akibat metabolisme bakteri usus seperti amonia dan metal

guanidine, serta sembabnya mukosa usus.

Page 32: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

19

b. Foetor uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air

liur diubah oleh bakteri di mulut menjadi amonia sehingga napas

berbau amonia. Akibat yang lain adalah timbulnya stomatitis dan

parotitis.

c. Cegukan (hiccup) sebabnya yang pasti belum diketahui.

d. Gastritis erosif, ulkus peptik, dan kolitis uremik.

2. Kulit

a. Kulit berwarna pucat akibat anemia dan kekuning-kuningan akibat

penimbunan urokrom, gatal-gatal dengan ekskoriasi akibat toksin

uremik dan pengendapan kalsium di pori-pori kulit.

b. Ekimosis akibat gangguan hematologis.

c. Urea fros, akibat kristalisasi urea yang ada pada keringat, (jarang

dijumpai)

d. Bekas-bekas garukan karena gatal.

3. Sistem Hematologi

a. Anemia dapat disebabkan berbagai faktor antara lain:

1) Berkurangnya produksi eritropoetin, sehingga rangsangan

eritropoesis pada sumsum tulang menurun.

2) Hemolisis, akibat berkurangnya masa hidup eritrosit dalam

suasana uremia toksik.

3) Defisisensi besi, asam folat, dan lain-lain, akibat nafsu makan

yang berkurang.

4) Perdarahan, paling sering pada saluran cerna dan kulit.

Page 33: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

20

5) Fibrosis sumsum tulang akibat hiperparatirodisme sekunder.

b. Gangguan fungsi trombosit dan trombositopenia

Mengakibatkan perdarahan akibat agregasi dan adhesi trombosit

yang berkurang serta menurunnya faktor trombosit III dan ADP

(adenosin difosfat)

c. Gangguan Fungsi Leukosit

Fagositosis dan kemotaksis berkurang, fungsi limfosit menurun

sehingga imunitas juga menurun.

4. Sistem Saraf dan Otot

a. Restless leg syndrome

Pasien merasa pegal pada kakinya sehingga selalu digerakkan.

b. Burning feat syndrome

Rasa semutan dan seperti terbakar, terutama di telapak kaki.

c. Ensefalopati metabolik

Lemah , tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor, asteriksis,

mioklonus, kejang.

d. Miopati

Kelemahan dan hipotrofi otot-otot terutama otot-otot ekstermitas

proksimal.

5. Sistem Kardiovaskuler

a. Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam atau peningkatan

aktivitas sistem renin-angiotensin-aldosteron.

Page 34: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

21

b. Nyeri dada dan sesak napas akibat perikarditis, efusi perikardial,

penyakit jantung koroner akibat aterosklerosis yang timbul dini,

dan gagal jantung akibat penimbunan cairan hipertensi.

c. Gangguan irama jantung akibat elektrolit dan klasifikasi metafisik.

d. Edema akibat penimbunan cairan.

6. Sistem Endokrin

a. Gangguan seksual: libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-

laki akibat produksi testoteron dan spermatogenesis yang menurun.

Sebab yang lain juga dihubungkan dengan metabolik tertentu

(seng, hormon paratiroid). Pada wanita timbul gangguan

menstruasi, gangguan ovulasi sampai amenorea.

b. Gangguan metabolisme glukosa, resistensi insulin dan gangguan

sekresi insulin. Pada gagal ginjal yang lanjut (klirens keratinin < 15

mL/ menit), terjadi penurunan klirens metabolik insulin

menyebabkan waktu paruh hormon aktif memanjang. Keadaan ini

dapat menyebabkan kebutuhan obat penurun glukosa darah akan

berkurang.

c. Gangguan metabolisme lemak.

d. Gangguan metabolisme vitamin D

7. Gangguan Sistem Lain

a. Tulang: osteodistrofi renal,yaitu osteomalasia, osteitis fibrosa,

osteoklerosis, dan klasifikasi metastatik.

Page 35: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

22

b. Asidosis metabolik akibat penimbunan asam organik sebagai hasil

metabolisme.

c. Elektrolit: hiperfosfatemia, hiperkalemia, hipokalsemia.

2.1.1.6. Penatalaksanaan CKD

1. Terapi konservatif

Tujuan dari terapi konservatif adalah mencegah memburuknya faal

ginjal secara progresif, meringankan keluhan-keluhan akibat

akumulasi toksin azotemia, memperbaiki metabolisme secara optimal

dan memelihara keseimbangan cairan dan elektrolit (Sukandar, 2006).

a. Peranan diet

Terapi diet rendah protein (DRP) menguntungkan untuk mencegah

atau mengurangi toksin azotemia, tetapi untuk jangka lama dapat

merugikan terutama gangguan keseimbangan negatif nitrogen.

b. Kebutuhan jumlah kalori

Kebutuhan jumlah kalori (sumber energi) untuk GGK harus

adekuat dengan tujuan utama, yaitu mempertahankan

keseimbangan positif nitrogen, memelihara status nutrisi dan

memelihara status gizi.

c. Kebutuhan cairan

Kebutuhan cairan harus adekuat supaya jumlah diuresis mencapai 2

L per hari bila ureum serum > 150 mg%.

Page 36: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

23

d. Kebutuhan elektrolit dan mineral

Kebutuhan jumlah mineral dan elektrolit bersifat individual

tergantung dari LFG dan penyakit ginjal dasar (underlying renal

disease).

2. Terapi simptomatis

a. Asidosis metabolik

Asidosis metabolik harus dikoreksi karena meningkatkan serum

kalium (hiperkalemia). Suplemen alkali dapat diberikan untuk

mencegah dan mengobati asidosis metabolik. Terapi alkali (sodium

bicarbonat) harus segera diberikan intravena bila pH ≤ 7,35 atau

serum bikarbonat ≤ 20 mEq/L.

b. Anemia

Transfusi darah misalnya Paked Red Cell (PRC) merupakan salah

satu pilihan terapi alternatif, murah, dan efektif. Terapi pemberian

transfusi darah harus hati-hati karena dapat menyebabkan kematian

mendadak.

c. Keluhan gastrointestinal

Anoreksi, cegukan, mual dan muntah, merupakan keluhan yang

sering dijumpai pada GGK. Keluhan gastrointestinal ini merupakan

keluhan utama (chief complaint) dari GGK. Keluhan

gastrointestinal yang lain adalah ulserasi mukosa mulai dari mulut

sampai anus. Tindakan yang harus dilakukan yaitu program terapi

dialisis adekuat dan obat-obatan simtomatik.

Page 37: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

24

d. Kelainan kulit

Tindakan yang diberikan harus tergantung dengan jenis keluhan

kulit.

e. Kelainan neuromuskular

Beberapa terapi pilihan yang dapat dilakukan yaitu terapi

hemodialisis reguler yang adekuat, medikamentosa atau operasi

subtotal paratiroidektomi.

f. Hipertensi

Pemberian obat-obatan anti hipertensi.

g. Kelainan sistem kardiovaskular

Tindakan yang diberikan tergantung dari kelainan kardiovaskular

yang diderita.

3. Terapi pengganti ginjal

Terapi pengganti ginjal dilakukan pada penyakit ginjal kronik

stadium lima, yaitu pada LFG kurang dari 15 ml/menit. Terapi

tersebut dapat berupa hemodialisis, dialisis peritoneal, dan

transplantasi ginjal (Shagolian, et al, 2008).

a. Hemodialisis

Tindakan terapi dialisis tidak boleh terlambat untuk mencegah

gejala toksik azotemia, dan malnutrisi. Terapi dialisis tidak boleh

terlalu cepat pada pasien GGK yang belum tahap akhir akan

memperburuk faal ginjal (LFG) (Potter & Perry, 2005).

Page 38: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

25

Indikasi tindakan terapi dialisis, yaitu indikasi absolut dan indikasi

elektif. Beberapa yang termasuk dalam indikasi absolut, yaitu

perikarditis, ensefalopati/neuropati azotemik, bendungan paru dan

kelebihan cairan yang tidak responsif dengan diuretik, hipertensi

refrakter, muntah persisten, dan Blood Uremic Nitrogen (BUN) >

120 mg% dan kreatinin > 10 mg%. Indikasi elektif, yaitu LFG

antara 5 dan 8 mL/menit/1,73m², mual, anoreksia, muntah, dan

astenia berat (Sukandar, 2006).

Hemodialisis di Indonesia dimulai pada tahun 1970 dan sampai

sekarang telah dilaksanakan di banyak rumah sakit rujukan.

Umumnya dipergunakan ginjal buatan yang kompartemen

darahnya adalah kapiler-kapiler selaput semipermiabel (hollow

fibre kidney). Kualitas hidup yang diperoleh cukup baik dan

panjang umur yang tertinggi sampai sekarang 14 tahun. Kendala

yang ada adalah biaya yang mahal (Rahardjo, 2006).

b. Dialisis peritoneal (DP)

Akhir-akhir ini sudah populer Continuous Ambulatory Peritoneal

Dialysis (CAPD) di pusat ginjal di luar negeri dan di Indonesia.

Indikasi medik CAPD, yaitu pasien anak-anak dan orang tua (umur

lebih dari 65 tahun), pasien-pasien yang telah menderita penyakit

sistem kardiovaskular, pasien-pasien yang cenderung akan

mengalami perdarahan bila dilakukan hemodialisis, kesulitan

pembuatan AV shunting, pasien dengan stroke, pasien GGT (gagal

Page 39: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

26

ginjal terminal) dengan residual urin masih cukup, dan pasien

nefropati diabetik disertai co-morbidity dan co-mortality. Indikasi

non-medik, yaitu keinginan pasien sendiri, tingkat intelektual tinggi

untuk melakukan sendiri (mandiri), dan di daerah yang jauh dari

pusat ginjal (Sukandar, 2006).

c. Transplantasi ginjal

Transplantasi ginjal merupakan terapi pengganti ginjal (anatomi

dan faal). Pertimbangan program transplantasi ginjal, yaitu

(Wilson, et.al., 2005) :

1) Cangkok ginjal (kidney transplant) dapat mengambil alih

seluruh (100%) faal ginjal, sedangkan hemodialisis hanya

mengambil alih 70-80% faal ginjal alamiah

2) Kualitas hidup normal kembali

3) Masa hidup (survival rate) lebih lama

4) Komplikasi (biasanya dapat diantisipasi) terutama

berhubungan dengan obat imunosupresif untuk mencegah

reaksi penolakan

5) Biaya lebih murah dan dapat dibatasi

2.1.2. Konsep Hemodialisa

2.1.2.1.Definisi

Hemodialisis merupakan suatu cara untuk mengeluarkan produk

sisa metabolisme berupa larutan (ureum dan kreatinin) dan air yang ada

pada darah melalui membran semipermeabel atau yang disebut dengan

Page 40: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

27

dialyzer (Thomas, 2002). Prinsip kerja fisiologis dari hemodialisis adalah

difusi dan ultra filtrasi (Smeltzer, et al, 2008).

Difusi merupakan proses perpindahan molekul dari larutan dengan

konsentrasi tinggi ke daerah dengan larutan berkonsentrasi rendah sampai

tercapai kondisi seimbang (Smeltzer, et al, 2008). Proses terjadinya difusi

dipengaruhi oleh suhu, visikositas dan ukuran dari molekul (Price &

Wilson, 2005). Membran akan mengeluarkan tekanan positif saat darah

dipompa melalui dialyser, sehingga tekanan diruangan yang berlawanan

dengan membran menjadi rendah. Hal ini mengakibatkan cairan dan

larutan dengan ukuran kecil bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi

menuju daerah yang bertekanan rendah (tekanan hidrostatik). Cairan dapat

bergerak menuju membran semipermeabel karena adanya tekanan

hidrostatik tersebut. Proses ini disebut dengan ultrafiltrasi (Daugirdas &

Wilson, 2005).

2.1.2.2.Persiapan Pasien hemodialisa

Periode waktu dari mulai dialysis sampai memulai terapi pengganti

ginjal atau Renal Replacement Therapy (RRT), biasanya hanya dalam

waktu yang pendek, tetapi sering ada periode waktu dari beberapa bulan

sampai beberapa tahun ketika pasien harus diberikan waktu untuk

menyesuaikan gaya hidup mereka dan mempersiapkan apapun bentuk

dialysis yang sesuai. Keperluan penanganan pre-dialysis meliputi bantuan

psikologis, termasuk monitor klinis tentang kondisi gangguan ginjal

(Lemone & Burke, 2008).

Page 41: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

28

Semua pasien dengan kondisi CKD dengan creatinine plasma

diatas 150 mmol L- 1 dan /atau signifikansi proteinuria (<1 g 24 h-1)

sebaiknya dirujuk kepada ahli nephrologis. Pasien dengan kreatinin di atas

300 mmol L-1 sebaiknya dirujuk secepat mungkin. Struktur pendidikan

dan konseling bagi gangguan ginjal tahap akhir ini harus diberikan oleh

tim multi disiplin ilmu (Kidney Alliance, 2001).

Ada sejumlah pilihan yang perlu dipertimbangkan sehubungan

dengan lokasi treatmen haemodialysis untuk keperluan hemodialisa

jangka panjang.

1. Inserting Accses Hemodialysis

Keberhasilan suatu hemodialisis tergantung pada keadekuatan

aliran darah yang melalui dialyser. Bersihan yang optimal pada

produk sisa tergantung pada aliran dialisat, permeabilitas membran,

area permukaan membran, durasi dilaksanakannya dialisa, dan yang

paling penting yaitu kecepatan aliran darah (Roesli, 2006).

Dua kategori tempat inserting hemodialysis yaitu (Thomas, 2003):

a. Melalui perkutaneus, termasuk jugularis, subklavia dan femoralis.

Akses perkutaneus menggunakan kanula atau kateter yang

dimasukkan ke vena mayor atau vena besar. Kateter digunakan

sementara apabila anastomosis fistula belum matang. Pembuluh

darah vena yang dapat digunakan yaitu subclavia, femoralis dan

vena jugularis internal. Pemasangan kateter dapat berupa satu atau

dua lumen yang dimasukkan dengan menggunakan anastesi lokal

Page 42: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

29

atau general. Ketepatan posisi kateter dapat dicek melalui sinar X-

ray (Daugirdas, Blake & Ing, 2007).

Peran perawat disini yaitu perawat dapat memberikan

pendidikan kesehatan, memelihara kepatenan letak kateter,

mencegah infeksi dan memberikan perawatan bila terjadi infeksi.

Perawat harus ketat terhadap pencegahan infeksi, untuk itu selalu

dilakukan observasi ada tidaknya bengkak, kemerahan atau

eksudat pada luka tempat penusukan. Luka tempat penusukan

ditutup dengan kasa yang tidak terlalu basah atau terlalu kering

(Kallenbach, et.al., 2005).

b. Arteriovenous fistulae (AVF) dan Arteriovenous graft

Arteriovenous fistulae (AVF) dikerjakan melalui prosedur

operasi anastomosis antara arteri brakialis dan vena sefalika pada

tangan kiri pasien. Kecepatan aliran darah berkisar antara 800 –

1000 mL/menit. Arteriovenous fistulae (AVF) dapat dilakukan

tiga sampai empat bulan sebelum hemodialysis diberikan dengan

tujuan agar terjadi proses kematangan jaringan pada daerah

anastomosis saat hemodialysis dilakukan (Daugirdas, Blake & Ing,

2007).

Perawatan preoperatif pada AVF yaitu perawat memberikan

kesempatan kepada pasien untuk berpartisipasi selama pelaksanaan

dan memberikan penjelasan kepada pasien selengkap-lengkapnya

tentang prosedur pembedahan dan perawatan yang dilakukan

Page 43: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

30

setelah dilakukan tindakan anastomosis. Perawat memfasilitasi

pasien untuk dapat bertemu dengan pasien lain yang telah

berpengalaman dengan pemasangan AVF (Kallenbach, et.al.,

2005).

Perawatan pasien post operasi AVF menurut Konsensus

Hemodialisan Penferi (2013) yang harus diberikan perawat yaitu :

1) Tubuh dalam kondisi hangat agar dapat membantu sirkulasi

perifer.

2) Monitor tekanan darah dan pertahankan tekanan sistole minimal

100 mmHg, jika tekanan darah kurang dari 100 mmHg maka

akan beresiko terjadi trombosis fistula sehingga dilarang untuk

memberi obat antihipertensi.

3) Kaji daerah luka secara teratur, observasi adanya perdarahan

atau bengkak.

4) Observasi aliran darah yang melalui fistula dengan cara :

tempatkan stetoskop pada daerah insisi dan dengarkan suara

”bruits” disebut dengan bruit; Letakkan tangan pada daerah

insisi akan terasa seperti ada aliran, hal ini disebut dengan thrill.

5) Observasi bruit dan thrill secara teratur misalnya 15 menit sekali

pada jam pertama dan ajarkan pada pasien untuk merasakan

sensasi ini segera mungkin.

6) Sebelum pasien dipindahkan, perawat dapat memberikan

penjelasan kepada pasien agar pasien tidak menggunakan

Page 44: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

31

tangannya untuk mengangkat beban yang berat. Ajarkan latihan

tangan dengan menggunakan bola sehingga mempercepat

kematangan fistula. Informasikan pada pasien agar memberitahu

kepada perawat atau dokter agar tidak menggunakan tangan

dengan fistula untuk melakukan plebotomi, pengukuran tekanan

darah atau kanulasi karena dapat menyebabkan kerusakan

permanen pada fistula.

7) Sarankan pada pasien jika terjadi perdarahan, bengkak dan tidak

adanya bruit atau thrill untuk segera datang ke rumah sakit

terdekat.

2. Dosis, Adekuasi dan Durasi Hemodialisa

a. Dosis

Dosis HD yang diresepkan menurut K/DOQI (2006) yaitu :

1) Tentukan tinggi badan dan berat badan pasien untuk mengukur

volume

2) Tentukan volume yang mengacu pada normogram

3) Tentukan klirens urea dari dializer yang dipakai sesuai dengan

laju aliran darah (Qb). Lihat petunjuk pada kemasan dializer.

4) Lama dialisis yang diinginkan dalam jam (T) : KT/V = 1,2

(untuk HD 3X seminggu).

Dosis HD yang sebenarnya dapat ditentukan setelah

hemodialisis, dengan rumus Daugirdas, Blake & Ing (2007) :

Kt/V=-ln(R–0,008t) + (4 – 3,5R)X(�� ����������� ���� �����)

�� ���� �����

Page 45: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

32

Ket :

ln = logaritma natural

R = Ureum pasca dialisis/ureum pra dialisis

t = Lama dialisis (jam)

b. Adekuasi

Kecukupan dosis hemodialysis yang diberikan diukur dengan

istilah adekuasi dialisis. Terdapat korelasi yang kuat antara

adekuasi dialisis dengan angka morbiditas dan mortalitas (Septiwi,

2011). Adekuasi dialisis diukur dengan menghitung Urea

reduction Ratio (URR) dan KT/V. URR dihitung dengan rumus

yaitu :

URR = 100 X (1 – Ct/Co)

Ket:

Ct : ureum post dialisis, Co : ureum predialisis

Rumus lain berdasarkan Jindal (2006) dalam menghitung dosis

dialisis yaitu : KT/V

Ket :

K : bersihan ureum dialyser T : waktu pemberian dialysis

V : jumlah ureum yang terdistribusi dalam cairan tubuh

Target KT/V yang ideal adalah 1,2 (URR 65%) untuk HD 3X

perminggu selama 4 jam perkali HD dan 1,8 untuk HD 2X

perminggu selama 4 – 5 jam perkali HD. Frekuensi pengukuran

adekuasi HD sebaiknya dilakukan secara berkala (idealnya 1 kali

Page 46: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

33

tiap bulan) minimal tiap 6 bulan. (Konsensus Hemodialisis

Pernefri, 2013).

c. Durasi

Berdasarkan pengalaman selama ini tentang durasi HD,

frekuensi 2X perminggu telah menghasilkan nilai KT/V yang

mencukupi (> 1,2) dan juga pasien merasa lebih nyaman. Dana

asuransi kesehatan yang tersedia juga terbatas dan hanya dapat

menanggung HD dengan frekuensi rata-rata 2X perminggu.

Hemodialisa di Indonesia biasa dilakukan HD 2X/minggu selama 4

– 5 jam dengan memperhatikan kebutuhan individual (Konsensus

Hemodialisa Pernefri, 2013).

d. Komplikasi HD

Komplikasi HD kepada pasien antara lain sebagai berikut

(Konsensus Hemodialisa Pernefri, 2013):

1) Komplikasi intradialitik

a) Gangguan hemodinamik

Komplikasi yang sering terjadi pada HD adalah gangguan

hemodinamik (Chou, et.al, 2006). Hipotensi intradialitik

terjadi pada 20-30% pasien yang menjalani HD secara

reguler (Tatsuya, et al, 2004).

Page 47: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

34

Penyebab hipotensi menurut Daugirdas, Blake & Ing (2007):

(1) Gangguan kecepatan pengisian plasma karena kecepatan

ultrafiltrasi yang tinggi, hematokrit predialisis yang rendah,

dialisat rendah natrium, dialisat asetat.

(2) Peningkatan kapasitas vena yang tidak tepat akibat makan saat

dialisis berlangsung, demam, dialisat rendah natrium,

(3) Penurunan resistensi pembuluh darah akibat anemia, demam,

makan, dialisat asetat

(4) Disfungsi kardiak

(5) Penyebab yang jarang seperti tamponade perikard, aritmia,

reaksi terhadap dialiser, hemolisis, emboli udara, infark

miokard, perdarahan samar, sepsis.

Strategi pencegahan hipotensi:

(1) Penilaian ulang berat badan kering

(2) Hindari ultrafiltrasi yang terlalu cepat dan agresif

(3) Hindari penambahan berat badan interdialitik yang besar,

pertahankan <3% berat badan kering

(4) Pertimbangkan pemakaian dialisat dengan kadar natrium yang

lebih tinggi atau profiling natrium/UF

(5) Pertimbangkan pemakaian suhu dialisat yang lebih rendah (34-

360C)

(6) Hindari pemakaian dialisat asetat

(7) Hentikan pemakaian obat antihipertensi pre-dialisis

Page 48: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

35

(8) Ultrafiltrasi sekuensial

(9) Pertahankan hemoglobin 10-12 g/dl

(Konsensus Hemodialisa Pernefri, 2013)

b) Sindrom disekuilibrium

Sindrom disekuilibrium adalah serangkaian gejala sistemik

dan neurologis yang dapat terjadi selama atau setelah dialisis

(Brunner & Sudarth, 2012). Pasien dengan gangguan neurologis

sebelumnya (misalnya stroke, trauma kepala, hematom subdural

atau hipertensi maligna) memeliki resiko yang lebih tinggi untuk

mengalami. Tanda dan gejala yaitu mual, muntah, sakit kepala,

pandangan kabur, gelisah, kejang dan koma (Daugirdas, Blake &

Ing, 2007).

Strategi pencegahan :

(1) Hindari dilisat yang agresif. Pada beberapa sesi HD awal harus

perlahan, memakai Qb yang rendah (150 ml/menit) dan durasi

yang lebih pendek

(2) Pemakaian dialisat tinggi natrium minimal 140 meg/L

(3) Pemakaian natrium profilling

(Konsensus Hemodialisa Pernefri, 2013)

Page 49: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

36

c) Perdarahan

Pasien dialisis mempunyai angka insiden perdarahan yang

tinggi. Penyebabnya meliputi disfungsi platelet atau gangguan

interaksi platelet-endotelium, pemakaian antikoagulan selama HD,

interaksi platelet-membran dialiser yang mengakibatkan

trombositonia.

d) Emboli udara

Sumber udara yang memasuki sirkuit dialisis antara lain

tubing bagian pre-pompa, set infus intravena, bagian lain dari

tubing dialisis, udara dari dialisat dan dari ujung kateter vena

sentra yang tidak sengaja terbuka (Kallenbach, et.al., 2005).

Tanda dan gejala yang muncul tergantung dari volume udara

yang masuk ke dalam sistem pembuluh darah dan posisi pasien.

Udara akan masuk ke dalam sistem saraf pusat dan menyebabkan

kejang jika posisi pasien duduk. Udara akan memasuki jantung dan

menyebabkan penurunan curah jantung, sesak napas mendadak,

batuk serta sianosis sentral jika posisi pasien tidur (Daugirdas,

Blake & Ing, 2007).

Strategi pencegahan:

(1) Dialisis tidak boleh dilakukan apabila sistem alarm udara tidak

aktif

(2) Cairan intravena sebaiknya dalam kantong yang collapsible.

Page 50: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

37

(3) Lakukan aspirasi kateter untuk darah yang kembali ke pasien

dan berikan bolus salin sebelum disambungkan ke sirkuit

dilaisis.

(4) Bilas dialiser dengan salin secara menyeluruh untuk

mengeluarkan gelembung udara.

(Konsensus Hemodialisa Pernefri, 2013)

e) Hemolisis

Hemolisis adalah kerusakan atau pecahnya sel darah merah

akibat pelepasan kalium intraseluler (Thomas, 2003). Hemolisis

akut menurut Kallenbach, et.al. (2005) biasanya disebabkan oleh:

(1) Kontaminasi dialiser/dialisat dengan formaldehid, pemutih,

tembaga, nitrat atau kloramin

(2) Perlengkapan dialisis yang rusak atau kesalahan prosedur

(3) Kateter/tube kinking

(4) Dialisat yang hiperosmolar

(5) Faktor terkait pasien

Gambaran klinis yang tampak adalah perubahan warna darah yang

kembali ke pasien dari gelap menjadi merah terang. Gejala

hemolisisis akut adalah nyeri pinggang, nyeri dada dan sesak napas

(Kallenbach, et.al., 2005).

Strategi pencegahan:

(1) Kualitas air harus mengikuti rekomendasi

(2) Proses pembilasan dialiser proses ulang dengan menyeluruh

Page 51: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

38

(3) Persiapan dialisat yang baik untuk menghindari

hipoosmolaritas

(4) Monitor temperatur dialisat

(Konsensus Hemodialisa Pernefri, 2013)

f) Reaksi terhadap dialiser

(1) Tipe A (tipe anafilaksis)

Pasien dengan riwayat atopi memiliki resiko tinggi. Biasanya

terjadi pada beberapa menit pertama dialisis. Tanda dan gejala

yang muncul meliputi reaksi ringan (urtikaria, gatal, batuk,

bersin, mata berair, nyeri perut diare) sampai berat (reaksi

anafilaksis).

Strategi pencegahan:

(a) Pembilasan dialiser yang baik sebelum digunakan

(b) Hindari strerilisasi dialiser dengan ETO pada pasien dengan

riawayat alergi terhadap dialiser tipe A

(c) Antihistamin predialisis pada pasien dengan reaksi ringan

dan persisten.

(2) Tipe B (tipe reaksi dialiser non spesifik)

Manifestasinya adalah muncul rasa nyeri dada dengan atau

tanpa keluhan nyeri pinggang. Kondisi ringan maka dialisis

dapat dilanjutkan. Onset dapat terjadi dalam beberapa menit

setelah HD dimulai. Pencegahan dengan menggunakan tipe

membran dialiser yang berbeda.

Page 52: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

39

g) Kram otot

Penyebab kram otot adalah perfusi ke otot yang menurun

serta kontraksi volume intravaskuler yang muncul sebagai akibat

dari proses ultrafiltrasi yang berlebihan (Brenner, 2004). Kram otot

dalam penelitian yang dilakukan oleh Armiyati (2009) terjadi pada

18% responden.

Strategi pencegahan :

(1) Kurangi penambahan berat badan intradialitik

(2) Turunkan kecepatan ultrafiltrasi

(3) Kaji ulang berat badan kering

(4) Pakai dialisat bikarbonat

(5) Naikkan natrium bikarbonat

(6) Pemakaian obat quinine sulphate 300 mg, benzodiazepine kerja

pendek atau menengah.

(7) Latihan peregangan otot (Konsensus Hemodialisa Penferi,

2013)

h) Komplikasi akibat kesalahan teknik

Biasanya disebabkan oleh proporsi air dan dialisat yang tidak

tepat sehingga kadar natrium, kalium, kalsium dan pH dialisat

salah. Hal ini diakibatkan oleh wadah dialisat yang kosong,

sambungan konsentrat dialisat salah, mesin rusak, alarm

konduktivitas rusaka atu tidak aktif dan gangguan suplai air.

Gambaran klinis meliputi hipo/hipernatremia, asidosis/alkalosis,

Page 53: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

40

hiperkalsemia, asidosis hiperkloremik. Tatalaksana sesuai dengan

penyebab dasar (Konsensus Hemodialisa Pernefri, 2013).

i) Kontaminasi mikroba/endotoksin

Gambaran klinis meliputi demam dan hipotensi. Kontaminasi dapat

disebabkan oleh proses pakai ulang dialiser yang tidak benar atau

dialist yang terkontaminasi. Resiko meningkat pada pemakaian

dialisat bikarbonat dan dialisis high-flux (Konsensus Hemodialisa

Pernefri, 2013).

j) Reaksi pirogenik

2) Komplikasi jangka panjang

Komplikasi jangka panjang yang dapat terjadi yaitu anemia renal,

gangguan mineral dan tulang, toksisitas alumunium serta amiloidosis

terkait dialisis (Konsensus Hemodialisa Pernefri, 2013)

e. Peran Perawat Hemodialisa

Perawat hemodialisa adalah perawat profesional bersertifikat

pelatihan dialisis yang bertanggungjawab melaksanakan perawatan dan

bekerja secara tim di unit dialisis (Dirjend Yanmed, 2008) . Perawat

hemodialisa mempunyai peran penting sebagai pemberi asuhan, advokasi,

konsultan, pemberi edukasi untuk membantu pasien CKD mencapai

adekuasi hemodialisa (Smeltzer, et al, 2008). Perawat juga mempunyai

peran sebagai peneliti dalam rangka meningkatkan kualitas asuhan dalam

mencapai adekuasi berdasarkan fenomena atau masalah yang ada di ruang

hemodialisa (Kallenbach, et.al., 2005). Perawat hemodialisa harus

Page 54: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

41

mempunyai kemampuan profesional dalam mempersiapkan pasien

sebelum proses hemodialisa berlangsung, memantau kondisi pasien selama

hemodialisa dan berkolaborasi dalam melakukan evaluasi pencapaian

adekuasi sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup pasien hemodialisa

(Braun, 2008).

Perawat harus menyiapkan latihan pre dialysis yang lengkap.

Termasuk mendiskusikan hal yang menjadi perhatian pasien atau tentang

sesi terakhir dialysis, membaca semua catatan tentang sesi dialysis terakhir

dan menanyakan permasalahan intra dialysis. Pengukuran tekanan darah,

pemberian cairan dan latihan klinis, semuanya memberikan kontribusi

terhadap latihan dry-weight yang benar (Lewis, Stabler & Welch, 200).

Latihan reguler tentang dry weight sangat penting untuk

memungkinkan perawat dan pasien menentukan jumlah cairan yang

dibuang yang dibutuhkan selama dialysis. Satu Kg sama dengan 1 L

cairan, artinya berat pasien merupakan metode yang sederhana dan akurat

untuk menentukan penambahan dan pengurangan cairan selama dialysis.

Istilah ”dry weight” merujuk pada berat dimana tidak ada bukti klinis

oedema, nafas yang pendek, peningkatan tekanan nadi leher atau

hipertensi (Reams & Elder, 2003). Penentuan dry weight harus

berdasarkan hasil pemeriksaan perawat, dokter dan ahli diet.

Bagaimanapun juga, dari hari ke hari menjadi tanggung jawab perawat dan

sudah banyak perawat yang dilatih dalam hal skill klinis rutin tentang

latihan cairan

Page 55: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

42

Perawat menjelaskan kepada pasien tentang tujuan, persiapan,

pelaksanaan dan evaluasi pasca hemodialysis. Perawat memberikan

dukungan psikologis agar pasien dapat bekerjasama dengan tim

hemodialysis selama pasien membutuhkan terapi dialysis ini (Thomas,

2003).

2.1.3. Konsep Kepatuhan

2.1.3.1.Definisi Kepatuhan

Kepatuhan (adherence) secara umum didefinisikan sebagai tingkatan

perilaku seseorang yang mendapatkan pengobatan, mengikuti diet, dan

atau melaksanakan gaya hidup sesuai dengan rekomendasi pemberi

pelayanan kesehatan (WHO, 2003). Kepatuhan didefinisikan sebagai

keterlibatan pasien yang bersifat aktif, sukarela dan kolaboratif dalam

menerima perilaku untuk mencapai hasil yang terapeutik (Thorm, 2006).

Kepatuhan merupakan suatu perilaku dalam bentuk respon atau

reaksi terhadap stimulus atau rangsangan dari luar organisme. Respon

sangat bergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain. Green (1980,

dalam Notoatmodjo, 2007) menjabarkan bahwa perilaku seseorang

dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi, faktor pemungkin

dan faktor penguat.

Penelitian menunjukkan kepatuhan lebih besar terhadap obat daripada

pada perubahan gaya hidup (Anderson, 1993, cit. Delamater, 2006).

Ketidakpatuhan terhadap pembatasan cairan adalah hal yang banyak

ditemui pada pasien HD. Diperkirakan 50% pasien tidak mengikuti secara

Page 56: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

43

benar diet makanan maupun asupan cairan (Kuthner, 2001). Selaras

dengan penelitian yang dilakukan oleh Kugler, dkk (2011) yang

menemukan hasil bahwa ketidakpatuhan pasien HD di Amerika dan

Jerman terhadap pembatasan asupan makanan adalah 80,4%, sedangkan

ketidakpatuhan pembatasan cairan adalah 75,3%. Penelitian yang

dilakukan oleh Ramelan, Ismonah, Hendrajaya (2013) menemukan bahwa

ketidakpatuhan asupan cairan pasien HD di RS Telogorejo Semarang

adalah 35,4%. Penelitian Sitanggang (2010) menemukan hasil bahwa

100% dari kelompok kontrol yang ditelitinya mempunyai tingkat

kepatuhan pembatasan cairan yang buruk.

2.1.3.2.Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Pasien Hemodialisa

Faktor- faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien hemodialisis

adalah :

1. Faktor pasien

Faktor-faktor yang berhubungan dengan pasien meliputi sumber

daya, pengetahuan, sikap, keyakinan, persepsi dan harapan pasien.

Faktor-faktor ini analog dengan Faktor Predisposisi (Predisposing

factors) dari Green.

Pengetahuan pasien dan keyakinan tentang penyakit, motivasi

untuk mengelolanya, kepercayaan (self efficacy) tentang kemampuan

untuk terlibat dalam perilaku manajemen penyakit, dan harapan

mengenai hasil pengobatan serta konsekuensinya dari ketidakpatuhan

Page 57: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

44

berinteraksi untuk mempengaruhi kepatuhan dengan cara yang belum

sepenuhnya dipahami (Sabate, 2001)

Penelitian tidak menunjukkan hubungan yang jelas antara

demografi pasien dan kepatuhan, tetapi beberapa hasil riset mencoba

menghubungkannya dengan kepatuhan terapi dialisis. Saran et al,

2003 menunjukkan hasil studi DOPPS (the Dialysis Outcomes and

Practice Patterns Study), bahwa prediktor peluang ketidakpatuhan

lebih tinggi mengenai usia yang lebih muda (untuk melewatkan dan

memperpendek dialisis, IDWG berlebihan, dan hiperfosfatemia), ras

Afrika Amerika (untuk melewatkan dan memperpendek dialysis),

jenis kelamin perempuan (untuk IDWG berlebihan), status bekerja

(untuk hiperposfatemia), merokok (untuk melewatkan dialisis dan

IDWG berlebihan), depresi (untuk melewatkan dan memperpendek

dialysis), status perkawinan (untuk hiperfosfatemia), dan waktu pada

dialysis (untuk memperpendek dialysis, IDWG berlebihan, dan

hiperkalemia).

Beberapa bukti menunjukkan bahwa tingkat pendidikan pasien

berperan dalam kepatuhan, tetapi memahami intruksi pengobatan dan

pentingnya perawatan mungkin lebih penting daripada tingkat

pendidikan pasien. Penelitian telah menunjukkan bahwa peningkatan

pengetahuan tidak berarti meningkatkan kepatuhan pasien terhadap

pengobatan yang diresepkan. Yang paling penting, seorang pasien

Page 58: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

45

harus memiliki sumber daya dan motivasi untuk mematuhi protokol

pengobatan (Krueger et al, 2005).

2. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Fasilitas pelayanan Hemodialisis dapat dikaitkan dengan

ketidakpatuhan. Fasilitas ukuran besar (10 atau lebih pasien di HD)

dihubungkan dengan reaksi melewatkan dan memperpendek waktu

pengobatan dialysis, serta kelebihan IDWG. Fasilitas dengan lebih

dari 60 pasien, resiko pasien melewatkan dialysis meningkat 77 %

(P=0,0001). Pada fasilitas dengan lebih dari 75 pasien, kemungkinan

memperpendek waktu dialysis meningkat 57 % (P=0,0006). Fasilitas

lebih besar dari 125 pasien dihubungkan dengan peluang yang lebih

besar untuk IDWG berlebihan (P=0,03) (Saran et al, 2003).

Tekanan waktu dalam pengaturan klinis merupakan hambatan

utama untuk memahami atau memperbaiki ketidakpatuhan.

Komunikasi dengan pasien adalah komponen penting dari perawatan,

sehingga pemberi pelayanan kesehatan harus mempunyai waktu yang

cukup untuk berbagi dengan pasien dalam diskusi tentang perilaku

mereka dan motivasi untuk perawatan diri. Perilaku dan penelitian

pendidikan menunjukkan kepatuhan terbaik mengenai pasien yang

menerima perhatian individu. Fasilitas hemodialisis yang besar

dengan beberapa perubahan dan pergantian cepat pasien dapat

membuat situasi yang lebih sulit untuk memberikan perawatan

pribadi. Tampaknya sistem pelayanan kesehatan sendiri menjadi

Page 59: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

46

tantangan yang paling berat untuk kemampuan pasien berpartisipasi

secara efektif dalam perawatan mereka sendiri dan pengobatan.

Banyak penyedia layanan kesehatan cenderung untuk menekankan

kepatuhan yang ketat dan mungkin mempercayai bahwa pasien

hemodialisis mampu mengelola dirinya sendiri. Pada model perilaku

Green, faktor-faktor ini analog dengan faktor-faktor pemungkin

(enabling factors).

3. Petugas Hemodialisa

Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kepatuhan adalah

hubungan yang dijalin oleh anggota staf hemodialisis dengan pasien

(Krueger dkk, 2005). DOPPS menunjukkan hubungan antara

kehadiran seorang ahli diet di fasilitas tersebut dan kemungkinan lebih

rendah dalam hal ketidakpatuhan kelebihan IDWG (Odds ratio [OR] =

0,75, P=0,08). Keberadaan staf terlatih juga berhubungan dengan

kepatuhan pasien. Hasil penelitian menunjukkan kemungkinan

melewatkan waktu hemodialisis adalah 11 % lebih rendah untuk

setiap kenaikan 10 % staf yang sangat terlatih dalam unit (staf dengan

pelatihan keperawatan formal 2 tahun atau lebih) (OR = 0,89, P =

0,06) (Saran et al, 2003 dalam Kamerrer, 2007).

Persentase jam staf yang sangat terlatih maupun jumlah staf

yang sangat terlatih dalam fasilitas tampaknya memiliki efek pada

kepatuhan pasien. Waktu yang didedikasikan perawat untuk konseling

pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien. Kehadiran ahli diet

Page 60: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

47

terlatih (teregistrasi) tampaknya juga menurunkan kemungkinan

kelebihan IDWG. Pada model perilaku Green, faktor-faktor tersebut

analog dengan faktor-faktor penguat (reinforcing factors) (Kamerrer,

2007)

2.1.4. Konsep Pembatasan Asupan Cairan

Kondisi yang menggambarkan asupan cairan yang sesuai adalah :

tekanan darah normal, tidak adanya edema atau pembengkakan, tidak

adanya indikasi kelebihan cairan saat pemeriksaan paru – paru, tidak ada

indikasi sesak nafas (Hare, Carter & Forshaw, 2013). Pembatasan cairan

juga merupakan bagian dari resep diet untuk pasien ini. Cairan dibatasi,

yaitu dengan menjumlahkan urin/24jam ditambah 500-750 ml (Almatsier,

2004).

Pembatasan asupan cairan sampai 1 liter perhari sangat penting

karena meminimalkan resiko kelebihan cairan antar sesi hemodialisa

(Patrocinio & Rafael, 2003). Jumlah cairan yang tidak seimbang dapat

menyebabkan terjadinya edema paru ataupun hipertensi pada 2-3 orang

pasien hemodialisa. Ketidakseimbangan cairan juga dapat menyebabkan

terjadinya hipertropi pada ventrikel kiri (Villaverde, 2005).

Beberapa laporan menyatakan bahwa pembatasan cairan pada pasien

hemodialisa sangat dipengaruhi oleh perubahan musim dan masa-masa

tertentu dalam hidupnya. Penelitian Argiles (2004) menyatakan bahwa

asupan cairan pasien akan sangat tidak terkontrol pada musim panas dan

pada masa liburan Natal dan Tahun Baru karena pada musim panas

Page 61: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

48

merangsang rasa haus dan pada masa liburan natal dan tahun baru banyak

mengonsumsi makanan ringan yang kering dan mengandung garam

sehingga memacu keinginan untuk minum (Welch, 2006).

Jumlah asupan cairan pasien baik cairan yang diminum langsung

ataupun yang dikandung oleh makanan dapat dikaji secara langsung

dengan mengukur kenaikan berat badan antar sesi hemodialisa

(Interdialytic weight gain/IDWG) (Welch, 2006). IDWG adalah

peningkatan berat badan antar hemodialisa yang paling utama dihasilkan

oleh asupan garam dan cairan (Geddes, 2003). Teorinya adalah asupan air

dan salin dapat bekerja sama dengan kalori dan protein dalam makanan,

yang akan disatukan untuk memperoleh status nutrisi yang lebih baik.

Asupan air dan garam dapat menimbulkan peningkatan cairan tubuh yang

menjadi kunci untuk kejadian hipertensi dan hipertropi ventrikel kiri

(Villaverde, 2005). IDWG yang dapat ditoleransi oleh tubuh adalah tidak

lebih dari 1,0-1,5 kg (Lewis et al., 1998) atau tidak lebih dari 3 % dari

berat kering (Fisher, 2006).

Berat kering adalah berat tubuh tanpa adanya kelebihan cairan yang

menumpuk diantara dua terapi hemodialisa (Mitchel, 2002). Berat kering

ini dapat disamakan dengan berat badan orang dengan ginjal sehat setelah

buang air kecil. Berat kering adalah berat terendah yang dapat ditoleransi

oleh pasien sesaat setelah terapi dialisis tanpa menyebabkan timbulnya

gejala turunnya tekanan darah, kram atau gejala lainnya yang merupakan

indikasi terlalu banyak cairan dibuang. (Reams & Elder, 2003).

Page 62: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

49

2.1.5. Pendidikan Kesehatan

2.1.5.1.Definisi Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan diartikan sebagai suatu proses yang terdiri

dari pengkajian, intervensi dan evaluasi (Edelman & Mandle, 2010).

Pengkajian berguna menentukan kebutuhan, motivasi dan tujuan

pembelajaran yang dibuat bersama klien. Intervensi dilakukan untuk

menyediakan sumber pelajaran sesuai kebutuhan klien dan evaluasi

dilakukan selama proses pembelajaran maupun setiap tahap belajar untuk

mengetahui pencapaian kemampuan. Pembelajaran ulang dan follow up

kemampuan yang dimiliki dapat dilakukan jika perlu (Redman, 2007).

2.1.5.2.Tujuan

Tujuan pendidikan kesehatan secara umum adalah mengubah

perilaku individu atau masyarakat di bidang kesehatan (WHO, 1954 cit.

Bastable, 2002). Rincian tujuan pendidikan kesehatan sebagai berikut:

1. Menjadikan kesehatan sebagai sesuatu yang bernilai di masyarakat.

Pendidik kesehatan bertanggung jawab mengarahkan cara-cara hidup

sehat menjadi kebiasaan hidup.

2. Menolong individu agar mampu mandiri dan berkelompok

mengadakan kegiatan untuk mencapai tujuan hidup.

3. Mendorong pengembangan dan penggunaan secara tepat sarana

pelayanan kesehatan.

Page 63: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

50

2.1.5.3.Media

Media pembelajaran merupakan alat yang digunakan dalam

pemberian informasi kesehatan. Notoatmodjo (2009) menyatakan media

pendidikan adalah alat yang digunakan untuk membantu dalam

menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran. Media pendidikan

disusun berdasarkan prinsip bahwa semakin banyak indra yang terlibat

dalam menerima stimulus, maka semakin banyak informasi yang diserap.

Informasi yang diberikan kepada seseorang pada awalnya akan

tersimpan dalam memori jangka pendek. Informasi akan bertahan selama

20 detik sebelum akhirnya dilupakan atau diproses untuk masuk ke dalam

memori jangka panjang. Informasi akan disimpan di memori jangka

panjang bila pembelajaran diterapkan ke situasi yang nyata sehingga tidak

mudah dilupakan (Edelman & Mandle, 2010).

Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa informasi akan disimpan

dalam memory 20% jika disampaikan dengan menggunakan media

visual, 50% jika menggunakan media audiovisual dan 70% jika

dilakukan dalam praktek nyata. Pertimbangan pengaruh budaya dalam

proses belajar diketahui bahwa intruksi akan lebih efektif apabila

disampaikan dalam bentuk video yang menampilkan pesan menyerupai

benda asli.

Media pendidikan kesehatan sebaiknya menggunakan film atau

permainan untuk memberikan gambaran yang hidup atau nyata yang

dapat diingat. Empat metode untuk memudahkan mengingat pelajaran,

Page 64: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

51

yaitu gunakan kata dan kalimat yang pendek; pertegas kategorisasi;

pengulangan dan gunakan pernyataan yang konkrit dan spesifik; hindari

pernyataan yang umum dan abstrak (Ley, 1979, cit. Redman, 2007).

Media pembelajaran dapat diklasifikasikan berdasarkan sifatnya :

1. Media Auditif, yaitu media yang hanya dapat didengar saja, atau

media yang hanya memiliki unsur suara, seperti radio dan rekaman

suara.

2. Media Visual, yaitu media yang hanya dapat dilihat saja, tidak

mengandung unsur suara. Contoh yang termasuk ke dalam media ini

adalah film slide, foto, tranparansi, lukisan, gambar, dan berbagai

bentuk bahan yang dicetak seperti media grafis dan lain sebagainya.

3. Media Audiovisual, yaitu jenis media yang selain mengandung unsur

suara juga mengandung unsur gambar yang bisa dilihat, misalnya

rekaman video, berbagai ukuran film, slide suara, dan lain sebagainya.

Kemampuan media ini dianggap lebih baik dan lebih menarik, sebab

mengandung kedua unsur jenis media yang pertama dan kedua

(Sanjaya, 2010).

2.1.5.4.Peran Media Pendidikan Kesehatan terhadap Perubahan Perilaku

Individu

Penelitian yang dilakukan Kapti (2010) di dua RS di Kota Malang

membuktikan bahwa penggunaan media audio visual dalam pendidikan

mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dalam tata laksana

diare pada anak. Hasil yang sama juga didapatkan dari penelitian yang

Page 65: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

52

dilakukan oleh Davis (2011), di mana media audio visual efektif untuk

meningkatkan pengetahuan dan keinginan mengkonsumsi buah dan

sayuran bagi penderita diabetes. Dewi (2012) melakukan penelitian yang

hasilnya adalah pendidikan kesehatan dengan media audio visual efektif

meningkatkan pengetahuan, sikap terhadap nutrisi dan perawatan luka

serta penyembuhan luka caesar.

2.2. Keaslian Penelitian

No Nama Judul Metode Hasil

1. Ridlwan

Kamaludin,

Eva Rahayu

(2009)

Analisis Faktor-

Faktor yang

Mempengaruhi

Kepatuhan Asupan

Cairan pada Pasien

Gagal Ginjal

Kronik dengan Hemodialisis di

RSUD Prof. Dr.

Margono Soekarjo Purwokerto

Metode penelitian

menggunakan

deskriptif analitikf.

Pendekatan cross

sectional. Jumlah

responden 51

pasien.

Faktor yang

mempengaruhi

kepatuhan

pembatasan intake

cairan adalah peran

perawat, tingkat

pengetahuan, pendidikan, peran

keluarga, konsep diri

2. Kartika Sitanggang

(2010)

Pengaruh Terapi Perilaku Kognitif

terhadap

Pembatasan Asupan Cairan

Pasien Hemodialisa

di RSUP Haji

Adam Malik

Medan

Desain quasi eksperimen.

Pengambilan

sampel dengan purposive

sampling, jumlah

sampel 26 pasien

Tidak ada pengaruh

terapi perilaku

kognitif terhadap

pembatasan asupan

cairan pasien

hemodialisa di

RSUP Haji Adam

Malik Medan.

3. Mia Intania Ramelan,

Ismonah,

Hendrajaya (2013)

Analisis Faktor-Faktor Yang

Mempengaruhi

Kepatuhan Pembatasan

Asupan Cairan

Pada Klien Dengan

Chronic Kidney

Disease Yang

Menjalani

Hemodialisa

Pendekatan Cross sectional.

Pengambilan

sampel dengan purposive

sampling, jumlah

48 responden.

Faktor yang

mempengaruhi

adalah pengetahuan,

dukungan keluarga

dan IDGW.

Page 66: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

53

2.3. Kerangka Teori

CKD

(Chronic Kidney Disease)

Terapi Ginjal Pengganti

Etiologi

1. Penyakit ginjal hipertensi

2. Nefrotika diabetika 3. Glomerulopati primer

4. Nefropati obstruksi

5. Pielonefrotik kronik 6. Lain-lain

7. Tidak diketahui

8. Nefropati asam urat

9. Ginjal polikistik

Penatalaksanaan

Komplikasi HD

1. Komplikasi intradialitik

2. Komplikasi Jangka Panjang Kepatuhan

Pembatasan Cairan

Sumber: Kamerrer (2007); Suwitra (2006); Notoadmodjo ( 2007)

Gambar 2.1. Kerangka Teori Penelitian

Terapi Konservatif Terapi Simptomatis

Pencegahan

Pendidikan

Kesehatan

Kepatuhan Pembatasan

Makanan

Auditif Visual Audiovisual

Stadium 2

Stadium 3

Stadium 4

Stadium 5

Stadium 1

Peritoneal

dialisis Transplantasi

ginjal Hemodialisis

: Diteliti

: Tidak diteliti

Page 67: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

54

2.4. Kerangka Konsep

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Penelitian

2.4. Hipotesis

Hipotesis penelitian yaitu jawaban sementara atau kesimpulan yang diambil

untuk menjawab permasalahan yang diajukan dalam penelitian (Arikunto,

2009).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ha: Ada pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media

audiovisual terhadap kepatuhan pembatasan cairan pada pasien

hemodialisa

Ho: Tidak ada pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media

audiovisual terhadap kepatuhan pembatasan cairan pada pasien

hemodialisa

Pendidikan Kesehatan

tentang Pembatasan

cairan dengan media

audio visual

Kepatuhan pembatasan

cairan

Variabel Independen Variabel Dependen

Page 68: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

55

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis dan rancangan penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain Quasi

Experiment dengan pendekatan pretest-posttest with control group design

untuk mengukur pengaruh pendidikan kesehatan yang diberikan pada pasien

HD terhadap kepatuhan pembatasan cairan. Pendekatan pretest-posttest with

control group design digunakan untuk melihat efektifitas perlakuan melalui

perbedaan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Arikunto,

2009). Pendekatan pretest-posttest control group design atau desain

eksperimen semu berupa non equivalent control group pada dasarnya

merupakan desain penelitian yang diterapkan pada kondisi yang lebih

memungkinkan untuk membandingkan dengan kelompok kontrol serupa

tetapi tidak perlu dengan kelompok yang benar-benar sama dan kelompok

yang diberi intervensi pada desain penelitian ini tidak mungkin sama betul

dengan kelompok kontrol (Notoatmodjo, 2010).

Kepatuhan pasien HD sebagai variabel dependen diukur sebelum dan

setelah pendidikan kesehatan dilakukan. Pengukuran mengenai kepatuhan

pasien diambil dari sumber primer yaitu pasien HD secara langsung dengan

menggunakan kuesioner yang disusun dan dikembangkan sendiri oleh

peneliti. Deskripsi dari penelitian ini sesuai dengan pendapat Arikunto (2009)

adalah sebagai berikut:

Page 69: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

56

Gambar 3.1 Desain Penelitian Menggunakan Pendekatan

Pretest-posttest Control Group Design

Keterangan:

O1 : Kepatuhan pasien HD pada kelompok eksperimen yang diukur

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan

O2 : Kepatuhan pasien HD pada kelompok eksperimen yang diukur

setelah dilakukan pendidikan kesehatan

O3 : Kepatuhan pasien HD pada kelompok kontrol yang diukur

sebelum dilakukan pendidikan kesehatan

O4 : Kepatuhan pasien HD pada kelompok kontrol yang diukur

setelah dilakukan pendidikan kesehatan

X1 : O2 – O1 = Perubahan atau deviasi kepatuhan pasien HD pada

kelompok eksperimen sebelum dan setelah pendidikan kesehatan

dilakukan

E :

P :

O1 O2 Intervensi

O3 O4

X1

X2

X3 X4

Page 70: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

57

X2 : O4 – O3 = Perubahan atau deviasi kepatuhan pasien HD pada

kelompok kontrol sebelum dan setelah pendidikan kesehatan

dilakukan pada kelompok eksperimen

X3 : O1 – O3 = Perbedaan kepatuhan pasien antara kelompok

eksperimen dan kelompok control

X4 : O2 – O4 = Perbedaan kepatuhan pasien HD antarakelompok

eksperimen dan kelompok kontrol setelah dilakukan

Pendidikan kesehatan

E : Kelompok eksperimen

P : Kelompok kontrol

3.3. Populasi dan sampel

3.3.1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas

objek/subjek yang memiliki kualitas dan karakteristik tertentu untuk

dipelajari dan ditarik kesimpulannya oleh peneliti. Populasi dalam

penelitian ini adalah seluruh pasien HD yang berjumlah 40 di Ruang

Hemodialisa RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen (Sugiyono, 2008).

3.3.2. Sampel

Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang

dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2008). Sampel adalah sebagian atau

wakil populasi yang akan diteliti (Arikunto, 2009).

Page 71: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

58

Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik non propability

sampling dengan menggunakan purposive sampling yaitu teknik

penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu, dengan demikian sampel

dalam penelitian ini adalah pasien hemodialisa yang memenuhi kriteria

inklusi. 20 sampel untuk kelompok eksperimen dan 20 sampel untuk

kelompok kontrol. Penentuan responden yang termasuk kelompok

eksperimen dan kelompok kontrol dilakukan secara acak.

Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Menjalani HD secara rutin dua kali seminggu

2. Dapat membaca dan menulis.

3. Mampu berbahasa indonesia.

Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:

1. Mengalami komplikasi

2. Mengalami penurunan kesadaran dan kondisi

3. Mengalami gangguan pendengaran dan penglihatan

4. Meninggal

3.3. Tempat dan waktu penelitian

3.3.1. Tempat penelitian

Penelitian ini mengambil tempat di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro

Sragen dengan menggunakan Instalasi Hemodialisa.

Page 72: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

59

3.3.2. Waktu penelitian

Penelitian ini sudah dilaksanakan pada tanggal 1 sampai dengan 16

Januari 2016. Secara lengkap tabel waktu dan tahapan penelitian dapat

dilihat pada lampiran 1.

3.4. Variabel, definisi operasional dan skala pengukuran

Tabel 3.1. Variabel penelitian, definisi operasional dan skala pengukuran

No Variabel

Penelitian

Definisi

Operasional

Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel independen

1. Pendidikan kesehatan asupan

cairan media

audiovisual

Media pendidikan

kesehatan yang

menyajikan informasi dalam

bentuk

audiovisual

1. Yang diberikan pendidikan

kesehatan

menggunakan media audiovisual

2. Yang tidak

diberikan

pendidikan

kesehatan

menggunakan

media audiovisual

Nominal

Variabel dependen

2. Kepatuhan

pembatasan cairan

Perilaku pasien

untuk mengikuti pembatasan

cairan

Kuesioner Pre Test

Eksperimen 1: Tidak patuh

(<7,10)

2: Patuh ≥ 7,10) Kontrol

1: Tidak patuh

(<6,7)

2: Patuh ≥6,7)

Observasi

Pertama

Eksperimen

1: Tidak patuh (<9,55)

2: Patuh ≥9,55)

Kontrol 1: Tidak patuh

(<7,75)

2: Patuh ≥7,75)

Ordinal

Page 73: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

60

No Variabel

Penelitian

Definisi

Operasional

Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Variabel independen

Observasi Kedua Eksperimen

1: Tidak patuh

(<11,75) 2: Patuh ≥11,75)

Kontrol

1: Tidak patuh

(<7,30)

2: Patuh ≥7,30)

Observasi Ketiga

Eksperimen

1: Tidak patuh

(<13,55) 2: Patuh ≥13,55)

Kontrol

1: Tidak patuh (<7,70)

2: Patuh ≥7,70)

3.5. Alat penelitian dan cara pengumpulan data

3.5.1. Alat penelitian

Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan

hasilnya lebih baik (cermat, lengkap dan sistematis) sehingga lebih mudah

diolah (Saryono, 2008).

Alat pengumpul data atau instrumen yang digunakan dalam penelitian

ini adalah kuesioner dalam bentuk pernyataan-pernyataan yang berkaitan

dengan data karakteristik pasien HD, dan kepatuhan pembatasan cairan

pasien HD (lampiran 2) serta alat bantu audiovisual seperti laptop, speaker

aktif untuk kelompok eksperimen dan kuesioner untuk kelompok kontrol.

Kuesioner kepatuhan merupakan modifikasi dari kuesioner kepatuhan

Page 74: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

61

yang disusun oleh Hirmawati (2014) yang terdiri dari 19 pernyataan, enam

pernyataan negatif dan 13 pernyataan positif. Pernyataan positif dengan

nilai satu untuk jawaban “ya” dan nilai nol untuk jawaban “tidak”,

sedangkan untuk pernyataan negatif nilai nol untuk jawaban “ya” dan nilai

satu untuk jawaban “tidak”.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengetahui ketepatan alat ukur

(kuesioner) mengukur variabel-variabel yang diteliti. Pengukuran

validitas kuesioner dilakukan melalui uji korelasi dengan cara

membandingkan antara skor setiap pernyataan dengan skor totalnya

(Hastono, 2007). Teknik korelasi menggunakan Pearson product

moment (r). Masing-masing nilai signifikan dari item pertanyaan

dibandingkan nilai r tabel pada tingkat kemaknaan 5%, jika lebih

besar maka item pertanyaan tersebut valid (Notoatmodjo, 2005).

Rumus:

Keterangan:

rxy = korelasi antara x dan y

x = skor nilai x

y = skor nilai total

N = jumlah sampel

r = � (∑ ��) –(∑ � ∑ �)

��� ∑ ��� (∑ ��)�(� ∑ ��� (∑ �)�

Page 75: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

62

Uji coba instrumen untuk menilai validitas dan reliabilitas

kuesioner yang dimodifikasi peneliti dilakukan pada bulan Oktober

2015 sejumlah 30 pasien HD di RSUD Sukoharjo.

Variabel kuesioner telah diukur dengan menggunakan uji korelasi

Pearson Product Moment dan reliabilitas telah diukur dengan

menggunakan alpha cronbach.

Hasil uji coba intrumen menunjukkan bahwa kuesioner

kepatuhan dari 22 item pernyataan yang valid berjumlah 19 item

pernyataan, sedangkan item pernyataan yang tidak valid berjumlah 3

item pernyataan. Item pernyataan yang tidak valid selanjutnya 3 item

pernyataan dibuang. Item pernyataan yang valid merupakan item

pernyataan yang mempunyai nilai validitas yang lebih dari nilai r tabel

(r = 0, 361). Semua item pernyataan sudah mewakili variabel yang akan

diteliti.

2. Uji Reliabilitas

Pernyataan yang sudah valid kemudian diukur reliabilitasnya.

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauhmana hasil

perngukuran tetap konsisten bila dilakukan lebih dari satu kali

terhadap pernyataan yang sama dengan alat ukur yang sama. Metode

cronbach alpha test merupakan salah satu metode yang cukup handal

dan terpercaya untuk mengukur konsistensi internal reliabilitas. Burn

dan Grove (1997 dalam Hamid, 2008) menyatakan bahwa untuk

instrumen yang baru dikembangkan, tingkat koefisien reliabilitas 0,70

Page 76: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

63

masih dapat diterima akan tetapi untuk intrumen yang telah

dikembangkan dengan baik tingkat koefisien reliabilitas yang dapat

diterima lebih dari 0,80.

Rumus:

Keterangan:

R11 = reliabilitas instrument

K = banyaknya butir pertanyaan

∑ ���= jumlah varian butir

�� = varian total

Reliabilitas kuesioner pernyataan telah diukur dengan

menggunakan alpha cronbach. Hasil uji intrumen menunjukkan bahwa

kuesioner kepatuhan mempunyai nilai alpha cronbach 0,908 sehingga

kuesioner dinyatakan reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian untuk

mengukur variabel yang diteliti.

3.5.2. Cara pengumpulan data

Cara pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner dan pada

responden yang memenuhi kriteria inklusi sampel penelitian ini.

Pengambilan data dilakukan sebanyak dua kali, dengan selang waktu 1

minggu. Langkah-langkah penelitian yang dilakukan adalah sebagai

berikut:

1. Peneliti menjelaskan tujuan penelitian, manfaat penelitian dan proses

penelitian.

R11 = ( ����) (

∑ ����� )

Page 77: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

64

2. Peneliti menyerahkan kuesioner dan responden dipersilahkan untuk

memahami penelitian yang dilaksanakan dengan membaca petunjuk

penelitian (pre test).

3. Peneliti mempersilahkan responden untuk menandatangani lembar

persetujuan atas keikutsertaannya sebagai subjek penelitian dan

mengisi kuesioner tentang kepatuhan.

4. Waktu pengisian kuesioner adalah 10 – 15 menit.

5. Kuesioner yang telah selesai diisi diserahkan kembali kepada peneliti

dan peneliti melakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan

kejelasan isian kuesioner.

6. Peneliti mengumpulkan kuesioner-kuesioner yang telah diisi oleh

responden dalam satu dokumen.

7. Responden diberikan pendidikan kesehatan dengan menggunakan

media audiovisual pada kelompok eksperimen selama 15 menit.

8. Peneliti menyerahkan kuesioner dan responden dipersilahkan untuk

mengisi kuesioner tentang kepatuhan (Observasi 1).

9. Observasi 2 dilakukan 3 hari setelah observasi 1.

10. Observasi 3 (Post test) dilakukan 3 hari setelah observasi 2.

11. Waktu pengisian kuesioner adalah 10 – 15 menit.

12. Kuesioner yang telah selesai diisi diserahkan kembali kepada peneliti

dan peneliti melakukan pengecekan terhadap kelengkapan dan

kejelasan isian kuesioner.

Page 78: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

65

13. Peneliti mengumpulkan kuesioner-kuesioner yang telah diisi oleh

responden dalam satu dokumen.

3.6. Teknik pengolahan dan analisa data

3.6.1. Pengolahan data

Proses analisis data terhadap variabel penelitian didahului oleh

pengolahan data yang terdiri dari proses editing, coding, processing dan

cleaning (Hastono, 2007).

1. Editing

Editing adalah kegiatan untuk mengecek kelengkapan, kejelasan,

relevan dan konsistensi data yang diberikan responden. Editing

dilakukan peneliti dengan cara langsung mengecek kuesioner pada saat

dikumpulkan responden, jika ada responden yang tidak lengkap dan

jelas dalam mengisi, peneliti meminta responden untuk melengkapi

dan juga meminta kejelasan langsung kepada responden.

2. Coding

Coding berarti merubah data yang berbentuk huruf menjadi data yang

berbentuk angka atau bilangan. Hal ini dilakukan dengan cara

membuat koding pada lembar kuesioner untuk memudahkan pada

waktu memasukkan data. Responden 1 sampai dengan 20 adalah

kelompok kontrol, responden 21 sampai dengan 40 adalah kelompok

eksperimen. Coding untuk pre tes adalah huruf A dan coding untuk

observasi 1, 2 dan 3 adalah huruh B 1, B2, B3. Coding jawaban benar

Page 79: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

66

adalah 1 dan jawaban salah adalah 0. Tingkat kepatuhan diberikan

kode 0 jika tidak patuh dan kode 1 jika patuh.

Kode untuk laki-laki dibuat 1 dan perempuan dibuat 2. Kode untuk

tingkat pendidikan SD/Tidak Sekolah = 1, SMP/SMU = 2 dan PT = 3.

Kode untuk status nikah responden 0 = tidak menikah dan 1 =

menikah.

3. Processing

Processing yaitu proses data dengan cara menganalisis data yang

dimulai dengan cara memasukkan data dalam lembar rekap yang

selanjutnya data yang telah terkumpul dimasukkan dalam program

analisis data menggunakan komputer.

4. Cleaning

Cleaning yaitu mengecek kembali kemungkinan kesalahan dalam

memasukkan data. Setelah dipastikan data dimasukkan dengan benar,

maka dapat dilanjutkan ke tahap analisis data menggunakan program

analisis data terkomputerisasi.

3.6.1. Analisa data

Analisis data dalam penelitian menjadi dua bagian yaitu analisis univariat,

analisis bivariat:

1. Analisis Univariat

Analisis univariat bertujuan untuk mendeskripsikan atau

menjelaskan karakteristik variabel-variabel yang diteliti. Karakteristik

responden yang terdiri dari jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, status

Page 80: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

67

marital, lama HD, serta kepatuhan pasien HD disajikan dalam bentuk

proporsi yang disajikan dalam distribusi frekuensi.

2. Analisis Bivariat

Berdasarkan variabel dalam penelitian ini yaitu pendidikan kesehatan

terhadap kepatuhan pasien pada kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol maka uji statistik bivariat yang akan dilakukan adalah dengan

metode mann whitney u-test. Uji ini digunakan untuk menguji hipotesis

komparatif dua sampel independen bila datanya berbentuk ordinal

(Sugiyono, 2010).

Rumus:

U1 = n1n2 + ��(�� �)

� – R1

U2 = n1n2 + ��(�� �)

� – R2 Keterangan:

n1 = Jumlah sampel 1

n2 = Jumlah sampel 2

U1 = Jumlah peringkat 1

U2 = Jumlah peringkat 2

R1 = Jumlah rangking pada sampel n1

R2 = Jumlah rangking pada sampel n2

Uji statistik bivariat yang akan dilakukan untuk mengidentifikasi

perbedaan kepatuhan pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol

Page 81: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

68

adalah dengan menggunakan wilcoxon match pairs test.. Uji ini

merupakan suatu uji yang menghitung tanda dan besarnya selisih dua buah

rerata populasi. Uji ini untuk menguji signifikasi hipotesis komparatif dua

sampel yang berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal (Sugiyono, 2010).

Rumus:

Z = !�"!

#!

µT = �(� �)

$

%T = �� (� �)(�� �)�$

3.7. Etika penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dengan mempertimbangkan etika penelitian

dengan memberikan perlindungan terhadap responden yang menjadi subjek

dalam penelitian ini. Hal ini dilakukan untuk mencegah timbulnya masalah

etik yang dapat terjadi selama proses penelitian berlangsung dengan

menerapkan prinsip etika riset penelitian yaitu beneficence, prinsip

menghargai martabat manusia dan prinsip mendapatkan keadilan (Hamid,

2007).

Page 82: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

69

Aplikasi Prinsip Etik Penelitian

3.7.1. Anomynity

Responden tidak perlu menuliskan nama pada kuesioner yang diisi.

Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan kode responden yang diisi

oleh peneliti (Hamid, 2007).

3.7.2. Confidentiality

Informasi yang didapatkan dalam penelitian hanya digunakan

untuk keperluan penelitian dan analisis data serta tidak dapat diketahui

secara luas untuk kepentingan publikasi (Hamid, 2007).

3.7.3. Informed Concent

Informed concent atau persetujuan menjadi responden dibuktikan

dengan penanda tanganan surat persetujuan seperti tercantum pada

lampiran 2 oleh responden menjadi subjek penelitian secara sukarela dan

tanpa paksaan dengan didahului dengan penjelasan oleh peneliti secara

lengkap dan adekuat dengan bahasa yang mudah dipahami oleh responden

tentang tujuan, prosedur penelitian, manfaat, dan jaminan kerahasiaan

informasi yang diberikan responden (Hamid, 2007).

Page 83: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

70

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Analisa Univariat

4.1.1. Karakteristik Responden

1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Karakteristik Usia pada Pasien HD di Ruang HD RSUD dr.

Soehadi Prijonegoro Sragen 2016 (n = 20)

Klasifikasi Umur Kelompok Kontrol Kelompok eksperimen

Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%)

17-25 Tahun 0 0 1 5

26-35 Tahun 1 5 1 5

36-45 Tahun 10 50 5 25

46-55 Tahun 4 20 7 35

56-65 Tahun 5 25 6 30

Total 20 100 20 100

Karakteristik responden berdasarkan umur yang paling banyak pada

kelompok kontrol adalah umur 36-45 tahun sebanyak 10 orang (50%)

dan kelompok eksperimen adalah umur 46-55 tahun sebanyak 7 orang

(35%).

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.2 Karakteristik Jenis Kelamin pada Pasien HD di Ruang HD

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen 2016 (n = 20)

Jenis

Kelamim

Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen

Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%)

Laki-laki 17 85 16 80

Perempuan 3 15 4 20

Total 20 100 20 100

Page 84: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

71

Karakteristik responden yang paling banyak pada kelompok kontrol

berdasarkan jenis kelamin adalah laki-laki sebanyak 17 orang (85%)

dan kelompok eksperimen adalah laki-laki sebanyak 16 orang (80%)

3. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3 Karakteristik Tingkat Pendidikan pada Pasien HD di

Ruang HD RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen 2016 (n = 20)

Tingkat

Pendidikan

Kelompok Kontrol Kelompok eksperimen

Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%)

SD/Tidak

Bersekolah

3 15 5 25

SMP/SMU 15 75 14 70

DIII/S1/S2 2 10 1 5

Total 20 100 20 100

Karakterisik responden berdasarkan tingkat pendidikan yang paling

banyak pada kelompok kontrol adalah SMP/SMU sebanyak 15 orang

(75%) dan kelompok eksperimen adalah SMP/SMU sebanyak 14 orang

(70%).

4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan

Tabel 4.4 Karakteristik Status Pernikahan pada Pasien HD di Ruang

HD RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen 2016 (n = 20)

Status Nikah Kelompok Kontrol Kelompok eksperimen

Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%)

Menikah 20 100 20 100 Belum Menikah 0 0 0 0

Total 20 100 20 100

Karakteristik responden berdasarkan status pernikahan menunjukkan

semua sudah menikah baik kelompok kontrol maupun perlakuan

Page 85: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

72

sebanyak 20 orang (100%) pada kelompok kontrol dan 20 orang

(100%) pada kelompok eksperimen.

5. Karakteristik Responden Berdasarkan Lama HD

Tabel 4.5 Karakteristik Lama HD pada Pasien HD di Ruang HD RSUD

dr. Soehadi Prijonegoro Sragen 2016 (n = 20)

Lama HD Kelompok Kontrol Kelompok eksperimen

Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%)

0 - 1 Tahun 2 10 7 35

>1 – 3 Tahun 16 80 12 60

>3 Tahun 2 10 1 5

Total 20 100 20 100

Karakteristik responden berdasarkan lama HD yang paling banyak pada

kelompok kontrol adalah >1 - 3 tahun sebanyak 16 orang (80%) dan

kelompok eksperimen adalah >1 - 3 tahun sebanyak 12 orang (60%).

4.1.2. Kepatuhan Pembatasan Cairan Responden pada Kelompok Kontrol dan

Eksperimen Sebelum Pendidikan Kesehatan

Tabel 4.6 Kepatuhan Pembatasan Cairan Responden pada Kelompok

Kontrol dan Eksperimen Sebelum Pendidikan Kesehatan

Tingkat

Kepatuhan

Kelompok Kontrol Kelompok eksperimen

Frekuensi Persen (%) Frekuensi Persen (%)

Patuh 13 65 9 45

Tidak Patuh 7 35 11 55

Total 20 100 20 100

Kepatuhan pada kelompok kontrol sebelum pendidikan kesehatan yang

paling banyak adalah patuh sebanyak 13 orang (65%) dan kelompok

eksperimen adalah tidak patuh sebanyak 11 orang (55 %).

Page 86: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

73

4.1.3. Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Kelompok Kontrol dan Eksperimen

Sesudah Pendidikan Kesehatan pada Observasi 1, Observasi 2 dan

Observasi 3

Tabel 4.7 Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Kelompok Kontrol dan

Eksperimen Sesudah Pendidikan Kesehatan pada Observasi 1, Observasi

2, Observasi 3

Tingkat

Kepatuhan

Observasi 1 Observasi 2 Observasi 3 Kelompok

Kontrol

Kelompok

Eksperimen

Kelompok

Kontrol

Kelompok

Eksperimen

Kelompok

Kontrol

Kelompok

Eksperimen

F % F % F % F % F % F %

Patuh 13 65 11 55 13 65 9 45 13 65 12 60

Tidak Patuh 7 35 9 45 7 35 11 55 7 35 8 40

Total 20 100 20 100 20 100 20 100 20 100 20 100

Kepatuhan pada kelompok kontrol setelah pendidikan kesehatan

pada observasi 1 yang paling banyak adalah patuh sebanyak 13 orang

(65%) dan kelompok eksperimen adalah patuh sebanyak 11 orang (55%).

Kepatuhan pada kelompok kontrol setelah pendidikan kesehatan

pada observasi 2 yang paling banyak adalah patuh sebanyak 13 orang

(65%) dan kelompok eksperimen adalah tidak patuh sebanyak 11 orang

(55%).

Kepatuhan pada kelompok kontrol setelah pendidikan kesehatan

pada observasi 3 yang paling banyak adalah patuh sebanyak 13 orang

(65%) dan kelompok eksperimen adalah patuh sebanyak 12 orang (60%).

Page 87: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

74

4.2. Analisa Bivariat

4.2.1. Perbedaan Tingkat Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Kelompok

Eksperimen

Tabel 4.8 Perbedaan Tingkat Kepatuhan pada Kelompok Eksperimen

Sebelum dan Sesudah Pendidikan Kesehatan

Tingkat

Kepatuhan Pre Post (Obs 3) p value

Patuh 9 12 0,000

Tidak Patuh 11 8

Hasil tingkat kepatuhan pada kelompok eksperimen sebelum dan

sesudah pendidikan kesehatan menggunakan uji wilcoxon didapatkan hasil

p value 0,000 sehingga p value< 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak

artinya ada perbedaan kepatuhan pembatasan cairan pada pasien

hemodialisa pada kelompok eksperimen.

4.2.2. Perbedaaan Tingkat Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Kelompok

Kontrol

Tabel 4.9 Perbedaan Tingkat Kepatuhan pada Kelompok Kontrol

Tingkat

Kepatuhan Pre Post (Obs 3) p value

Patuh 13 13 1,000

Tidak Patuh 7 7

Hasil kepatuhan pada kelompok kontrol menggunakan uji wilcoxon

didapatkan hasil p value 1,000 sehingga p value > 0,05 maka Ha ditolak

dan H0 diterima artinya tidak ada perbedaan kepatuhan pembatasan cairan

pada pasien hemodialisa pada kelompok kontrol.

Page 88: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

75

4.2.3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Kepatuhan

Tabel 4.10 Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Kepatuhan

Tingkat Kepatuhan Kontrol Perlakuan p value

Patuh 13 12 0,000

Tidak Patuh 7 8

Hasil tingkat kepatuhan pada kelompok kontrol dan eksperimen sesudah

pendidikan kesehatan menggunakan uji Mann Whitney didapatkan hasil p

value 0,000 sehingga p value< 0,05 maka Ha diterima dan H0 ditolak

artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan metode audio

visual terhadap tingkat kepatuhan.

Page 89: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

76

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Uji Univariat

5.1.1. Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur yang paling banyak pada

kelompok kontrol adalah umur 36-45 tahun sebanyak 10 orang (50%) dan

kelompok eksperimen adalah umur 46-55 tahun sebanyak 7 orang (35%).

Gambaran usia demikian menunjukkan bahwa mayoritas pasien

berada pada kelompok usia dewasa. Semakin tua individu maka akan

semakin tahan terhadap persuasi (Azwar, 2005). Seseorang akan lebih

rawan terhadap persuasi sewaktu muda dan kemudian dengan bertambah

usia, akan semakin kuat sehingga menjadi semakin stabil (Rohman, 2007).

Usia berkaitan erat dengan tingkat kedewasaan atau maturitas,

semakin meningkat usia maka semakin meningkat juga kedewasaan atau

kematangan baik secara teknik, maupun psikologis, serta akan semakin

mampu melaksanakan tugasnya (Siagian, 2001). Usia yang semakin

meningkat akan meningkatkan pula kemampuan seseorang dalam

mengambil keputusan, berfikir rasional, mengendalikan emosi, toleran dan

semakin terbuka terhadap pandangan orang lain (Rohman, 2007).

Seiring dengan bertambahnya usia, fungsi ginjal juga dapat

menurun. Yayasan Ginjal Diatrans Indonesia (YGDI, 2006) menyatakan

bahwa penderita CKD yang menjalani HD 49% berusia antara 35-55

Page 90: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

77

tahun. Kasus CKD cenderung meningkat pada usia dewasa karena proses

perjalanan penyakitnya yang bersifat progresif dan kronis (Smeltzer, et al,

2008). Usia dewasa pada umumnya merupakan seseorang yang aktif

dengan memiliki fungsi peran yang banyak, mulai perannnya sebagai

individu sendiri, keluarga, di tempat kerja, maupun di kelompok sosial.

Ketika seorang dewasa mengalami sakit kronik, maka akan terdapat

konflik dalam dirinya sehingga dapat mempengaruhi kepatuhan individu.

5.1.2. Jenis Kelamin

Mayoritas jenis kelamin responden pada kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen adalah laki-laki. Jumlah pasien pria lebih banyak

dari perempuan dapat disebabkan karena beberapa hal.

Perbesaran prostat pada laki-laki dapat menyebabkan terjadinya

obstruksi dan infeksi yang dapat berkembang menjadi gagal ginjal. Selain

itu, pembentukan batu renal lebih banyak diderita oleh laki-laki karena

saluran kemih pada laki-laki lebih panjang sehingga pengendapan zat

pembentuk batu lebih banyak pada laki-laki dari pada perempuan. Laki-

laki juga lebih banyak mempunyai kebiasaan yang dapat mempengaruhi

kesehatan seperti merokok, minum kopi, alkohol, dan minuman suplemen

yang dapat memicu terjadinya penyakit sitemik yang dapat menyebabkan

penurunan fungsi ginjal (Black & Hawks, 2005).

Berdasarkan literatur menyatakan tidak terdapat perbedaan kejadian

CKD pada usia dan jenis kelamin tertentu karena CKD dapat mengenai

segala macam usia dan jenis kelamin sesuai dengan etiologinya. Jenis

Page 91: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

78

kelamin laki-laki dan perempuan mempunyai resiko yang sama untuk

menderita CKD. Pengaruh pola hidup yang menyebabkan seseorang

menderita CKD dan harus menjalani HD.

Kemampuan memecahkan masalah, keterampilan analisis, dorongan

kompetitif, motivasi, sosiabilitas, dan kemampuan belajar adalah sama

antara laki-laki dan perempuan (Rohman, 2007).

5.1.3. Tingkat Pendidikan

Mayoritas rensponden pada kelompok kontrol maupun kelompok

eksperimen mempunyai tingkat pendidikan SMP/SMU. Tingkat

pendidikan merupakan indikator bahwa seseorang telah menempuh

jenjang pendidikan formal di bidang tertentu, namun bukan indikator

bahwa seseorang telah menguasai beberapa bidang ilmu.

Seseorang dengan pendidikan yang baik, lebih matang terhadap

proses perubahan pada dirinya, sehingga lebih mudah menerima pengaruh

luar yang positif, objektif dan terbuka terhadap berbagai informasi

termasuk informasi tentang kesehatan (Notoatmodjo, 2003). Azwar (2005)

mengemukakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka

ia akan cenderung berperilaku positif karena pendidikan yang diperoleh

dapat meletakkan dasar-dasar pengertian dalam diri seseorang.

5.1.4. Status Pernikahan

Seluruh responden mempunyai status menikah (100%). Semua

responden masih mempunyai pasangan hidup dan ini dapat merupakan

support system yang baik dalam meningkatkan kondisi kesehatan pasien.

Page 92: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

79

Status pernikahan merupakan prediktor terbaik dari kualitas hidup

secara keseluruhan. Ketegangan peran berupa perubahan peran sehat sakit

akibat kegagalan fungsi ginjal, perubahan bentuk dan penampilan fisik

akibat ascites, dapat diminimalkan dengan adanya dukungan dari

pasangan. Hal ini dapat meningkatkan rasa percaya diri, optimis dan

motivasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup pasien CKD. Sesuai

dengan kultur Jawa, dukungan dari keluarga besar juga ikut berperan

dalam memberikan dukungan bagi pasien HD (Septiwi, 2011).

Hal ini secara keseluruhan menunjukkan bahwa individu yang

menikah memiliki kualitas hidup yang lebih tinggi daripada individu yang

tidak menikah, bercerai, ataupun janda/duda akibat pasangan meninggal.

Keluarga memiliki fungsi untuk memberikan dukungan (baik material,

sosial, maupun emosional) (Brunner & Suddart, 2012).

Dukungan keluarga akan mempengaruhi kesehatan secara fisik dan

psikologis, di mana dukungan keluarga tersebut dapat diberikan melalui

dukungan emosional, informasi dan nasihat, dukungan dalam masalah

finasial, dukungan untuk mengurangi tingkat depresi dan ketakutan

terhadap kematian, serta pembatasan asupan cairan (Brunner & Suddart,

2012).

5.1.5. Lama Menjalani HD

Mayoritas responden pada kelompok kontrol dan kelompok

ekperimen menjalani HD > 1 – 3 tahun. Ketidakpatuhan seringkali muncul

pada saat kondisi kesehatan kronik, ketika penyebab timbulnya bervariasi,

Page 93: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

80

atau apabila gejala tidak nampak, program pengobatan komplek dan rumit,

dan ketika pengobatan membutuhkan perubahan gaya hidup (Delamater,

2006). Kebermaknaan durasi menderita penyakit ini disebabkan timbulnya

perasaan jenuh, bosan, dan depresi pada sebagian besar pasien CKD yang

menjalani terapi jangka panjang (Ciechhanowski, 2000).

5.1.6. Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Kelompok Kontrol di Ruang HD

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen

Kepatuhan pada kelompok kontrol sebelum pendidikan kesehatan yang

paling banyak adalah patuh sebanyak 13 orang (65%).

Kepatuhan dimaknai sebagai perilaku seseorang dalam meminum

obat, mengikuti anjuran diet dan atau melakukan perubahan gaya hidup

yang sesuai dengan rekomendasi dari tenaga kesehatan profesional (WHO,

2003). Kepatuhan berkenaan dengan kemampuan dan kemauan individu

untuk mengikuti cara sehat yang berkaitan dengan nasehat, aturan yang

ditetapkan, mengikuti jadwal. Kepatuhan adalah tingkat perilaku klien

dalam mengambil suatu tindakan untuk pengobatan seperti diet, kebiasaan

hidup sehat, dan ketepatan berobat (Niven, 2002).

Kepatuhan dalam menjalani HD dan pembatasan cairan penting agar

pasien merasa nyaman pada saat sebelum, selama dan sesudah terapi HD

(Imelda, 2012). Kepatuhan pembatasan cairan bagi pasien HD merupakan

hal penting untuk dilakukan, jika pasien tidak patuh akan terjadi

penumpukan zat-zat berbahaya dalam tubuh hasil metabolisme dalam

darah.

Page 94: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

81

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien CKD dalam

pembatasan asupan cairan adalah faktor pendidikan, konsep diri,

pengetahuan pasien, keterlibatan tenaga kesehatan dan keterlibatan

keluarga (Kamaluddin & Rahayu, 2009).

Peneliti berpendapat pendidikan pasien CKD di RSUD dr. soehadi

Prijonegoro yang sebagian besar SMP/SMU yang dapat mempengaruhi

kepatuhan. Pendidikan merupakan faktor yang penting pada pasien untuk

dapat memahami dan mengatur dirinya sendiri dalam makan maupun

minum (Liu, 2010). Beberapa bukti menunjukkan bahwa tingkat

pendidikan pasien berperan dalam kepatuhan, tetapi memahami instruksi

pengobatan dan pentingnya perawatan mungkin lebih penting daripada

tingkat pendidikan pasien. Penelitian telah menunjukkan bahwa

peningkatan pengetahuan tidak berarti meningkatkan kepatuhan pasien

terhadap pengobatan yang diresepkan. Yang paling penting, seorang

pasien harus memiliki sumber daya dan motivasi untuk mematuhi protokol

pengobatan (Krueger et al, 2005).

Status pernikahan responden dalam penelitian ini 100% menikah.

Dukungan sosial khususnya dari keluarga mempunyai pengaruh yang

besar untuk mengurangi dampak stres yang diakibatkan penyakit CKD dan

terapi HD. Hal ini disebabkan karena mereka dapat berpikir lebih realistik

dan mendapatkan perspektif lain yang lebih positif dari keluarga sehingga

dapat mengembangkan mekanisme koping yang adaptif sehingga pada

Page 95: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

82

akhirnya mematuhi rekomendasi terapi CKD yang dianjurkan petugas

kesehatan, khususnya perawat.

5.1.7. Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Kelompok Eksperimen di Ruang HD

RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen Sebelum Diberikan Pendidikan

Kesehatan

Kepatuhan pada kelompok eksperimen adalah tidak patuh sebanyak 11

orang (55 %).

Kepatuhan pasien dalam mengurangi asupan cairan dirasakan masih

kurang oleh kebanyakan perawat ruangan hemodialisa, dan merupakan

salah satu prioritas utama diagnosa keperawatan yang ditegakkan dalam

memberikan pelayanan keperawatan, pasien CKD yang menjalani HD

rutin di rumah sakit Prof dr. Margono Soekarjo Purwokerto 32,7 %

penderita CKD tidak patuh dalam mengurangi asupan cairan (Kamaluddin

& Rahayu, 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan pasien HD

secara garis besar adalah faktor pasien, fasilitas pelayanan kesehatan dan

petugas hemodialisis (Kamerrer, 2007).

Pendapat peneliti terkait kepatuhan kelompok eksperimen yang tidak

patuh adalah pada kelompok eksperimen hanya dua pasien dari 20 pasien

yang menjalani HD dua kali dalam seminggu dengan lama HD lima jam

mengalami ascites, oedema ekstremitas dan susah buang air kecil. Pasien

belum merasakan ketidaknyaman akibat kelebihan cairan sehingga

cenderung tidak patuh.

Page 96: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

83

Lama seseorang untuk menderita penyakit tidak dapat dicegah atau

diprediksi, namun perawat harus mengoptimalkan peran dan fungsinya

sebagai caregiver yang bermakna perawat mengintegrasikan perannnya

sebagai communicator, teacher, conselor, advocate dan leader untuk

mencegah, meminimalisir, dan mengatasi masalah kepatuhan melalui

pemberian asuhan keperawatan yang holistik dan spesifik sesuai dengan

karakteristik pasien (Bangun, 2009).

5.1.8. Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Kelompok Kontrol (Post Tes)

Kepatuhan pada kelompok kontrol setelah pendidikan kesehatan

pada observasi 1 yang paling banyak adalah patuh sebanyak 13 orang

(65%), pada observasi 2 yang paling banyak adalah patuh sebanyak 13

orang (65%) dan pada observasi 3 yang paling banyak adalah patuh

sebanyak 13 orang (65%).

Fernandez (2014) dalam penelitiannya menemukan hasil bahwa pada

observasi 2 responden pada kelompok kontrol lebih patuh dari pada

kelompok intervensi, meskipun pada observasi 3 kelompok intervensi

lebih patuh.

Faktor yang dapat mempengaruhi perilaku adalah pengalaman

pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh

kebudayaan, media massa, agama, dan faktor emosional dan pendidikan

formal dan informal (Azwar, 2011).

Pendapat peneliti terkait kepatuhan kelompok kontrol yang

cenderung tetap tingkat kepatuhan adalah pada kelompok kontrol sebagian

Page 97: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

84

responden telah mengalami tanda-tanda kelebihan cairan. Sembilan pasien

dari 20 pasien kelompok kontrol yang menjalani HD dua kali dalam

seminggu dengan lama HD lima jam mengalami ascites, oedema

ekstremitas dan susah buang air kecil sedangkan kadar albumin dalam

rentang normal.

Pasien yang mengalami kelebihan cairan merasa tidak nyaman

karena sesak nafas, lelah dan lemas (Fisher, 2004 cit. Fisher 2006).

Pengalaman itu yang mendorong pasien untuk mematuhi pembatasan

asupan cairan. Pasien yang telah mengalami komplikasi akibat penyakit

membutuhkan komitmen yang positif dari pasien CKD untuk melakukan

serangkaian perubahan gaya hidup untuk meminimalkan dampak

komplikasi terhadap organ atau sistem tubuh yang lain (Bangun, 2009).

5.1.9. Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Kelompok Eksperimen Sesudah

Pendidikan Kesehatan

Kepatuhan pada kelompok eksperimen setelah pendidikan kesehatan

pada observasi 1 yang paling banyak adalah patuh sebanyak 11 orang

(55%), pada observasi 2 yang paling banyak adalah tidak patuh sebanyak

11 orang (55%) dan pada observasi 3 yang paling banyak adalah patuh

sebanyak 12 orang (60%).

Pendidikan kesehatan diartikan sebagai suatu proses yang terdiri dari

pengkajian, intervensi dan evaluasi (Edelman & Mandle, 2010).

Pengkajian berguna menentukan kebutuhan, motivasi dan tujuan

pembelajaran yang dibuat bersama klien. Intervensi dilakukan untuk

Page 98: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

85

menyediakan sumber pelajaran sesuai kebutuhan klien dan evaluasi

dilakukan selama proses pembelajaran maupun setiap tahap belajar untuk

mengetahui pencapaian kemampuan. Pembelajaran ulang dan follow up

kemampuan yang dimiliki dapat dilakukan jika perlu (Redman, 2007).

Tujuan pendidikan kesehatan secara umum adalah mengubah

perilaku individu atau masyarakat di bidang kesehatan (WHO, 1954 cit.

Bastable, 2002).Notoatmodjo (2009) menyatakan media pendidikan adalah

alat yang digunakan untuk membantu dalam menyampaikan bahan

pendidikan atau pengajaran.

Faktor lain yang mendukung adalah adalah sebagian besar responden

berada pada rentang usia dewasa. Usia reponden yang lebih matang

menyebabkan pengajaran dewasa dapat terjadi dengan baik. Sesuai dengan

pendapat Potter & Perry (2005) yang menyatakan bahwa pertambahan usia

meningkatkan kemampuan untuk membimbing dan menilai diri secara

mandiri.

Pengetahuan yang dimiliki responden sebelumnya ditambah dengan

informasi yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan menjadi lebih

baik. Faktor lain yang dapat meningkatkan pengetahuan responden adalah

media yang digunakan berupa gambar, tulisan dan suara. Penelitian ini

selain pemberian pendidikan kesehatan 1 x, kemudian adaya reinforcement

sebanyak 3x semakin menguatkan responden untuk meningkatkan

kepatuhan. Materi informasi juga merupakan hal yang menarik bagi

Page 99: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

86

responden karena berkaitan dengan upaya yang harus dilakukan pasien HD

agar dapat merasa nyaman sebelum, selama dan sesudah HD.

Keberhasilan dapat dicapai seseorang dengan melewati 3 (tiga)

tahapan kepatuhan, yaitu pertama adalah percaya pada akurasi dari

diagnosa, kesesuaian terapi, kemampuan untuk melaksanakan terapi dan

validasi serta kecenderungan terapi untuk mencapai keberhasilan. Ketika

pasien CKD memiliki dasar kepercayaan, maka pasien CKD akan

beradaptasi terhadap kondisi sakitnya serta terapi yang harus dijalani

akibat menderita penyakit tersebut. Tahap kedua adalah pengetahuan.

Seseorang perlu mengetahui apa yang harus dilakukan agar dapat

mengerjakan tindakan tersebut dengan tepat dan benar. Instruksi yang jelas

dan model mental yang dikembangkan dengan baik membantu individu

dalam melakukan tindakan dengan efektif. Pengetahuan yang baik tentang

kapan dan bagaimana melaksanakan suatu terapi akan membantu pasien

CKD untuk mengembangkan petunjuk-petunjuk kritis dan mengingatkan

untuk selalu patuh terhadap rekomendasi terapi. Tahap yang terakhir

adalah tindakan. Pasien CKD akan patuh melaksanakan rekomendasi

terapi jika percaya pada tujuan dan efektifitas dari terapi, tahu bagaimana

melaksanakan dengan sesuai dan mampu melaksanakan terapi yang

dianjurkan karena setiap kali dilaksanakan (atau tidak) adalah penegasan

ulang dari kepercayaan, pengetahuan dan kemampuan bertindak (Klein,

2006).

Page 100: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

87

5.2. Uji Bivariat

5.2.1. Perbedaan Tingkat Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Kelompok

Eksperimen

Hasil tingkat kepatuhan pada kelompok eksperimen sebelum dan

sesudah pendidikan kesehatan menggunakan uji wilcoxon didapatkan

hasil p value 0,000 sehingga p value< 0,05 maka Ha diterima dan H0

ditolak artinya ada perbedaan kepatuhan pembatasan cairan pada pasien

hemodialisa pada kelompok eksperimen.

Tidak ada intervensi standar yang dapat meningkatkan kepatuhan,

karena ada banyak aspek yang berperan mempengaruhi kepatuhan.

Penelitian Hare, Carter, & Forshaw (2013) membuktikan bahwa metode

terapi kognitif dapat menurunkan adanya oedema setelah 6 minggu

intervensi sebagai indikasi peningkatan terhadap kepatuhan pembatasan

asupan cairan. Penelitian Parvan et, al (2015) menemukan hasil bahwa

penggunaan metode pamflet dan tatap muka dalam memberikan

pendidikan kesehatan meningkatkan nilai pengetahuan dan juga

kepatuhan terhadap terapi dan diet.

Ketidakpatuhan adalah individu tidak melaksanakan sebuah

program pengobatan yang disarankan dari pihak luar, yakni otoritas

individu yang kuat yang menyebabkan individu enggan untuk

melaksanakan kepatuhan yang disarankan. Dalam hal ini sosial preasure

atau tekanan sosial baik dari petugas kesehatan atau keluarga tidak

memberikan efek pada perubahan individu dalam melaksanakan

Page 101: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

88

pengobatan atau terapi. Ketidakpatuhan dapat mendatangkan beberapa

konsekuensi yang harus ditanggung individu. Beberapa konsekuensi

yang harus ditanggung individu mungkin tidak dirasakan secara

langsung, namun dampak serius akibat sikap tidak patuh mampu

memberikan efek dikemudian waktu (Saifunurmazah, 2013).

Pendapat peneliti terkait pengaruh intervensi terhadap kepatuhan

responden terjadi karena informasi yang diberikan merupakan informasi

yang secara umum sudah diketahui kebenarannya. Pasien CKD

mengetahui bahwa pembatasan cairan diperlukan agar tidak mengalami

komplikasi yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan bahkan kematian.

Kebenaran informasi menimbulkan keinginan untuk merubah nilai-nilai

yang dianut selama ini dan menerima informasi yang diberikan.

5.2.2. Perbedaaan Tingkat Kepatuhan Pembatasan Cairan pada Kelompok Kontrol

Hasil kepatuhan pada kelompok kontrol sebelum dan sesudah

dilakukan pendidikan kesehatan menggunakan uji wilcoxon didapatkan

hasil p value 1,000 sehingga p value > 0,05 maka Ha ditolak dan H0

diterima artinya tidak ada perbedaan kepatuhan pembatasan cairan pada

pasien hemodialisa pada kelompok kontrol.

Perilaku tidak mudah untuk diubah. Kepatuhan pembatasan asupan

cairan tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan dan sikap. Terdapat

faktor lain yang mempengaruhi, baik internal maupun eksternal. Faktor

ekternal yang turut berperan pada kepatuhan pembatasan cairan. Beberapa

laporan menyatakan bahwa pembatasan cairan pada pasien hemodialisa

Page 102: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

89

sangat dipengaruhi oleh perubahan musim dan masa-masa tertentu dalam

hidupnya. Penelitian Argiles (2004) menyatakan bahwa asupan cairan

pasien akan sangat tidak terkontrol pada musim panas dan pada masa

liburan Natal dan Tahun Baru karena pada musim panas merangsang rasa

haus dan pada masa liburan natal dan tahun baru banyak mengonsumsi

makanan ringan yang kering dan mengandung garam sehingga memacu

keinginan untuk minum (Welch, 2006).

Penelitian dilakukan pada bulan Januari tahun 2016, cuaca pada saat

penelitian panas pada siang maupun malam hari. Musim hujan seharusnya,

akan tetapi di daerah Sragen, hujan masih jarang turun. Pasien HD lebih

sulit melakukan pembatasan cairan karena rasa haus yang dirasakan.

Peneliti berpendapat kelompok kontrol tidak mengalami perubahan

tingkat kepatuhan yang bermakna karena tidak mendapat pendidikan

kesehatan dengan menggunakan audio visual. Pengetahuan kelompok

kontrol tentang pembatasan asupan cairan hanya didapatkan dari informasi

petugas kesehatan pada awal pasien akan menjalani HD.

Pemberian informasi yang minimal menyebabkan pemahaman pasien

CKD tentang penyakit, terapi, pembatasan asupan cairan, perawatan di

rumah dan komplikasi yang tidak optimal. Ketidakpahaman ini

diakibatkan tidak adekuatnya implementasi peran dan fungsi perawat

sebagai caregiver di ruang HD RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen.

Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti saat studi pendahuluan

maupun selama proses pengumpulan data penelitian, perawat cenderung

Page 103: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

90

hanya berfokus untuk menyelesaikan tugas dan memenuhi kebutuhan

biologis dan fisik pasien. Hal ini menyebabkan perawat mengabaikan

kebutuhan pasien akan informasi mengenai terapi dan perawatan diri

selama di rumah. Hal ini menjelaskan sebab meskipun hampir sebagian

besar tingkat pendidikan pasien CKD di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro

berpendidikan menengah (SMP/SMU) namun pengetahuannya terkait

perawatan diri di rumah masih kurang sehingga cenderung tidak

memperdulikan dan tidak mematuhi rekomendasi terapi yang diberikan.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kepatuhan pasien adalah

keterlibatan petugas kesehatan. Persentase jam staf yang sangat terlatih

maupun jumlah staf yang sangat terlatih dalam fasilitas tampaknya

memiliki efek pada kepatuhan pasien. Waktu yang didedikasikan perawat

untuk konseling pasien dapat meningkatkan kepatuhan pasien. Kehadiran

ahli diet terlatih (teregistrasi) tampaknya juga menurunkan kemungkinan

kelebihan IDWG. Pada model perilaku Green, faktor-faktor tersebut

analog dengan faktor-faktor penguat (reinforcing factors) (Kamerrer,

2007).

Informasi tertentu dapat mempengaruhi perilaku. Informasi yang

dapat mempengaruhi perilaku sangat tergantung dari isi, sumber dan media

informasi, yang bersangkutan. Dilihat dari segi isi informasi, bahwa

informasi yang menumbuhkan perilaku adalah yang menimbulkan pesan

persuasif. Pesan yang disampaikan dalam proses komunikasi haruslah

Page 104: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

91

memiliki kemmapuan untuk mempengaruhi keyakinan sasaran didik

(Simamora, 2009).

5.2.3. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Terhadap Kepatuhan

Pendidikan kesehatan tentang pembatasan asupan cairan merupakan

suatu upaya memberikan informasi kepada pasien CKD yang menjalani

HD di RSUD dr. Soehadi Prijonegoro Sragen. Materi yang disampaikan

berkaitan dengan komposisi cairan tubuh, masalah kelebihan cairan,

batasan asupan cairan, cara menghitung kebutuhan cairan dan tips cara

membatasai asupan cairan pada pasien HD.

Hasil tingkat kepatuhan pada kelompok kontrol dan eksperimen

sesudah pendidikan kesehatan menggunakan uji Mann Whitney didapatkan

hasil p value 0,004 sehingga p value< 0,05 maka Ha diterima dan H0

ditolak artinya ada pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan metode

audio visual terhadap tingkat kepatuhan.

Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh

Fernandez, et al (2014) bahwa pendidikan kesehatan dengan menggunakan

multimedia mempengaruhi tingkat kepatuhan pasien PPOK terhadap

terapi. Penelitian yang dilakukan Kapti (2010) di dua RS di Kota Malang

membuktikan bahwa penggunaan media audio visual dalam pendidikan

mampu meningkatkan pengetahuan dan sikap ibu dalam tata laksana diare

pada anak.

Hasil yang sama juga didapatkan dari penelitian yang dilakukan oleh

Davis (2011), di mana media audio visual efektif untuk meningkatkan

Page 105: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

92

pengetahuan dan keinginan mengkonsumsi buah dan sayuran bagi

penderita diabetes. Dewi (2012) melakukan penelitian yang hasilnya

adalah pendidikan kesehatan dengan media audio visual efektif

meningkatkan pengetahuan, sikap terhadap nutrisi dan perawatan luka

serta penyembuhan luka caesar.

Pendapat peneliti terkait bermaknanya intervensi pendidikan

kesehatan dengan media audio visual terhadap kepatuhan dapat terjadi

karena kesiapan responden untuk belajar. Hal ini dapat dilihat dari jumlah

responden pada kelompok eksperimen yang sebagian besar berpendidikan

SMP/SMU sejumlah 14 pasien (70%). Selain itu, kesadaran responden

terhadap manfaat tindakan secara langsung juga memotivasi responden

untuk memperhatikan informasi yang diberikan. Pemahaman responden

terhadap informasi yang disampaikan berdampak terhadap tingkat

pengetahuan responden sehingga responden memilih perilaku yang lebih

baik.

Selama pendidikan kesehatan berlangsung responden menyimak

dengan seksama video yang ditayangkan. Antusias responden juga terlihat

ketika video selesai ditayangkan, hal-hal yang kurang dipahami ditanyakan

secara langsung kepada peneliti.

Faktor lain yang mendukung adalah sebagian besar responden

berada pada rentang usia dewasa (36 – 65 tahun). Usia responden yang

telah matang menyebabkan pengajaran dewasa dapat terjadi dengan baik.

Sesuai dengan teori yang mengungkapkan bahwa pertambahan usia

Page 106: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

93

meningkatkan kemampuan untuk membimbing diri secara mandiri (Potter

& Perry, 2006).

Pengetahuan yang dimiliki responden sebelumnya ditambah dengan

informasi yang diberikan saat ini dapat meningkatkan pengetahuan dan

kepatuhan menjadi lebih baik. Faktor lain yang dapat meningkatkan

kepatuhan responden adalah media yang digunakan yang berupa gambar,

tulisan dan suara.

Notoatmodjo (2007) menyatakan bahwa informasi akan disimpan

dalam memory 20% jika disampaikan dengan menggunakan media visual,

50% jika menggunakan media audiovisual dan 70% jika dilakukan dalam

praktek nyata. Pertimbangan pengaruh budaya dalam proses belajar

diketahui bahwa intruksi akan lebih efektif apabila disampaikan dalam

bentuk video yang menampilkan pesan menyerupai benda asli.Pemilihan

audiovisual sebagai media pendidikan kesehatan dapat diterima dengan

baik oleh respnden, media ini menampilkan gerak, gambar, dan suara lebih

menarik dan tidak monoton.

Media pendidikan kesehatan menggunakan film atau permainan

dapat memberikan gambaran yang hidup atau nyata yang dapat diingat.

Empat metode untuk memudahkan mengingat pelajaran, yaitu gunakan

kata dan kalimat yang pendek; pertegas kategorisasi; pengulangan dan

gunakan pernyataan yang konkrit dan spesifik; hindari pernyataan yang

umum dan abstrak (Ley, 1979, cit. Redman, 2007).

Page 107: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

94

BAB VI

PENUTUP

6.1. Simpulan

1. Karakteristik usia pasien CKD yang menjalani HD adalah 36-55 tahun,

lama menjalani HD >1 – 3 tahun, sebagian besar berjenis kelamin laki-laki

dan berpendidikan SMP/SMU, serta seluruh responden menikah.

2. Kepatuhan pada kelompok eksperimen sebelum pendidikan kesehatan

yang paling banyak adalah tidak patuh, observasi 1 adalah patuh, observasi

2 adalah tidak patuh dan observasi 3 adalah patuh. Kepatuhan pada

kelompok kontrol yang paling banyak pada pre test adalah patuh,

observasi 1 adalah patuh, observasi 2 adalah patuh dan observasi 3 adalah

patuh.

3. Ada perbedaan kepatuhan pembatasan cairan pada pasien hemodialisa

pada kelompok eksperimen.

4. Tidak ada perbedaan kepatuhan pembatasan cairan pada pasien

hemodialisa pada kelompok kontrol.

5. Ada pengaruh pendidikan kesehatan menggunakan media audiovisual

terhadap kepatuhan pembatasan cairan pada pasien hemodialisa pada

kelompok eksperimen.

Page 108: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

95

6.2. Saran

1. Bagi Pasien HD

Pasien mendapatkan pengetahuan tentang pembatasan cairan yang benar

bagi pasien HD sehingga dapat meningkatkan kepatuhan.

2. Bagi Perawat HD

Perawat HD dapat menggunakan media pendidikan kesehatan dengan

mendia audio visual dalam kegiatan pendidikan kesehatan bagi pasien

dalam upaya meningkatkan kepatuhan pembatasan cairan bagi pasien HD

serta dapat meningkatkan kualitas hidup pasien HD

3. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini dapat dimasukkan dalam materi tentang media

pendidikan kesehatan sehingga meningkatkan praktikum tentang

pendidikan kesehatan dengan berbagai jenis media dan pembuatan media

yang sesuai dengan sasaran penyuluhan.

4. Bagi Peneliti Lain

Penelitian ini dapat dikembangkan oleh peneliti lain dengan mengubah

metode penelitian, misal membandingkan efektifitas pendidikan kesehatan

dengan menggunakan audio visual dan pendidikan kesehatan dengan

demontrasi, sehingga pasien HD tidak hanya melihat dan mendengarkan

tetapi juga dapat mempraktekkan sendiri.

Page 109: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

DAFTAR PUSTAKA

Almatseir, S. (2005). Pemilihan Diet. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Arikunto, S. (2009). Manajemen penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (2005). Sikap manusia: teori dan pengukurannya. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Bangun, A.V. (2009). Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kepatuhan

pasien tipe 2 dalam konteks asuhan keperawatan di poliklinik endokrin rshs

bandung. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Jakarta.

Barnett, T., Li Yoong, T., Pinikahana, J., Si-Yen, T. (2008). Fluid compliance

among patients having hemodialysis: can an educational programme make a

difference?. J Adv Nurs. 61 (3), 300-306.

Bastable, S.B. (2002). Perawat sebagai pendidik: prinsip-prinsip pengajaran dan

pembelajaran. Jakarta: EGC.

Black, J.M. & Hawks, J.H. (2009). Medical surgical nursing : Clinical

management for positive outcome. 8th Edition. St. Louis Missouri: Elsevier

Saunders.

Braun, C.A. (2008). The nurse practitioner’s role: vital in nephrology. Diakses

tanggal 20 Mei 2015, dari http://www.medscape.com/viewarticle/570414.

Brunnert & Suddarth’s. (2012). Texbook of medical surgical nursing. Lippincot:

Williams & Wilkins.

Cavanaugh, K.L., Wingard, R.L., Hakim, R.M., Elasy, T.A., Ikizler, T.A. (2009).

Patient dialysis knowledge is associated with permanent arteriovenous access

use in chronic hemodialysis. Clin J Am SocNephrol. 4 (5), 950-956.

Centers for Disease Control and Prevention. (2007). CKD in the United States:

An Overview of the USRDS Annual Data Report, Volume 1.

Chou, K.J., Lee, T., Chen, C.L., Hsu, C.Y., Chung, H.M., Liu, C.P., & Fang, H.C.

(2006). Physiological changes during hemodyalisis in patient with

intradialysis hypertension. Kidney Int. 69 (10):1833-8. Diakses tanggal 20

Mei 2015, dari http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/16691262.

Davis, R.L. (2011). Short nutritional videos and knowledge change in a

population of low income individual in a community outreach setting. Tesis.

Graduated program in Allied Medicine.

Page 110: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

Daugirdas, J.T., Blake, P.G., Ing, T.S. (2007). Handbook of dialysis. 4th Edition.

Philadelphia: Lippincott.

Delamater, A.M. (2006). Improving patient adherence. Diakses tnggal 25 Mei

2015, dari http://www.clinical. diabetesjournals.org/cgi/content/full/242/71.

Dewi, S. (2012). Efektivitas pendidikan kesehatan tentang nutrisi dan perawatan

luka dengan video terhadap penyembuhan luka cesar. Tesis. Fakultas Ilmu

Keperawatan Universitas Indonesia, Depok.

Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medis. (2008). Pedoman pelayanan

hemodialisis di saranan pelayanan kesehatan.

Edelman, C.L. & Mandle, C.L. (2010). Health promotion throught out the lifepan.

7th Edition. St. Louis Missouri: Elsevier Saunders.

Fernández, J.L., Fernández, F.L., Ruiz, A.G., Torres, D.P., & Fonseca, P.B.

(2014). Efficacy of a multifactorial intervention on therapeutic adherence in

patients with chronic obstructive pulmonary disease (COPD): a randomized

controlled trial. BMC Pulmonary Medicine. 14, 70.

http://www.biomedcentral.com/1471-2466/14/70.

Fisher, L. (2006). Physhicological intervention in fluid management. Diakses 17

Mei 2015, dari

http://proquest.umi.com/pqdweb?index=16&did=1456931461&SrchMode=1

&sid=7&Fmt=6&VInst=PROD&VType=PQD&RQT=309&VName=PQD&

TS=1240993656&clientId=63928.

Geddes, C.C. Houston, M., & Pediani, L. (2003). Excess interdialytic sodium

intake is not always dietery. Nephrol Dial Transflant. 18, 223-224.

Ghasemi H. The number of dialysis patients doubled. Resalat Newspaper

[Internet]. (2006). Diakses tanggal 14 Maei 2015, dari http://

magiran.com/n1262136.

Gunatillake, N. D., Jarvis, E.M., & Johnson, D.W. (2011). Hemodialysis Access

Infections, Epidemiology, Pathogenesis and Prevention. INTECH Open

Access Publisher. Diakses tanggal 20 Mei 2015, dari

http://www.intechopen.com/books/howtoreference/technical-problems-in-

patients-on-hemodialysis/hemodialysis-access-infections-epidemiology-

pathogenesis-and-prevention.

Hamid, A.Y.S. (Ed.). (2008). Riset keperawatan: Konsep, etika & instrumentasi.

(Vol 2). Jakarta: EGC.

Hare, J., Carter, D.C., & Forshaw, M. (2013). A randomized controlled trial to

evaluate the effectiveness of a cognitive behavioural group approach to

Page 111: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

improve patient adherence to peritoneal dialysis fluid restrictions: a pilot

study. Nephrol Dial Transplant. 0, 1–13. doi: 10.1093/ndt/gft477.

Hastono, S.P. (2007). Basic data analysis for health research training: Analisis

data kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia.

Hirmawaty, T. (2014). Pengaruh Metode Pendidikan Kesehtan Individual Terhadap

Kepatuhan Dalam Pembatasan Asupan Cairan Pada Pasien Gagal Ginjal

Kronik di RSUD Tarakan. Skripsi. Universitas Esa Unggulan, Jakarta.

Indonesian Renal Registry. (2012). Report 5th.

Kallenbach, et.al (2005). Review of hemodialysis for nursing and dialysis

personal. 7th Edition. St. Louis Missouri: Elsevier Saunders.

Kamalludin, R & Rahayu, E. (2009). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi

kepatuhan asupan cairan pada pasien gagal ginjal kronik dengan hemodialisis

di rsud prof.dr. margono soekarjo purwokerto. The Soedirman Journal of

Nursing. 4(1), 20-31.

Kammerer, J., Garry, G., Hartigan, M, Carter, B., Erlich, L. (2007). Adherence in

patients on dialysis: Strategy for succes. Nephrology Nursing Journal. 34 (5),

479-485.

Kapti, R.E. (2010). Efektivitas audiovisual sebagai media penyuluhan kesehatan

terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap ibu dalam tata laksana balita

dengan diare di dua rumah sakit kota malang. Tesis. Universitas Indonesia,

Depok.

Kidney Alliance. (2001). End stage renal failure – A framework for planning and

service delivery. London: Kidney Delivery.

Klein, et. al. (2006). Medication adherence: many condition, a common problem.

Diakses pada tanggal 27 Desember 2015, dari

http://www.proquest.umi.com/pqdweb.

Kugler, C., Maeding, I., & Russel, C.L. (2011). Non-adherence in patients on

chronic hemodialysis: an international comparation study. Jnephrol. 26(03),

366-375.

Kutner, N. G. (2001). Improving compliance in dialysis patients: does anything

work? Semin Dial. 14 (5), 324-327.

Le Mone, P. & Burke, K.M. (2008). Medical surgical nursing: critical nursing in

client care. 6th Edition. New Jersey: Prentice Hall Health.

Leather land S. (2007). Continuing care of the renal patient: a guide for nurses.

Dialysis & Transplantation. 36 (11), 572-83.

Page 112: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

Lewis, A. L., Stabler, K.A., & Welch, J.L. (2010). Perceived informational needs,

problem, or concern among patients with stage 4 chronic kidney disease.

Nephrology Nursing Journal. 37(2), 143-149.

Lubis, A.J. (2008). Dukungan keluarga pada pasien gagal ginjal kronik yang

menjalani hemodialisis. Diakses 12 Mei 2015, dari

http://library.usu.ac.id/download/fk/06010311.

Michell. (2002). Estimated dry weight (EDW): Aiming for accuracy. Nephrol

Nurs J. 29(5), 421-428.

National Kidney Foundation. (2000). K/DOQI Clinical practice guideline for

chronic kidney disease: Evaluations, classification and stratification. Diakses

12 Mei 2015, dari http://www.kidneyorg/profesional/kdoqi/guideline-

ckd/htm.

Notoatmodjo, S. (2009). Metodologi penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2009). Pengembangan sumber daya manusia. Jakarta: PT

Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2007). Perilaku kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka.

Parvan, K., Hasankhani, H., Seyyedrasoolli, A., Riahi, S.M., & Ghorbani, M.

(2015). The effect of tho educational methods on knowledge and adherence to

treatment in hemodialysis patients: Clinical trial. Journal of Caring Sciences.

4(1), 83-93.

Pernefri. 2013. Konsensus hemodialisis perhimpunan nefrologi indonesia. Jakarta.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Fundamental of nursing: concepts, procces

and practice. 6th Edition. Philadelphia: by Mosby Year Booc Inc.

Price, S.A. & Wilson, L.M. (2003). Pathophysiology: Clinical concepts of

dissease processes. Philadelphia: by Mosby Year Booc Inc.

Rahardjo P., Susalit, E., Suhardjon. (2006). Hemodialisis. Dalam Sudoyo, dkk.

Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen

Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Ramelan, M.I., Ismonah, & Hendrajaya. Analisis faktor-faktor yang

mempengaruhi kepatuhan pembatasan asupan cairan pada klien dengan

chronic kidney disease yang menjalani hemodialisis. Skripsi. STiKes

Telogorejo, Semarang.

Ream, Elder, V. (2003). Dry weight: To be set or not to be that is a good question.

Nephrology Nursing Journal. 30(2). 236.

Page 113: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

Redman, B.K. (2007). Practice of patient education: A case study approach. 3rd

Edition. St. Louis Missouri: Mosby Elsevier.

Roesli, R. (2006). Terapi pengganti ginjal berkesinambungan (CRRT). Dalam

Sudoyo, dkk. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan

Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Rohman. (2007). Faktor-faktor yang berhubungan dengan pemberian asuhan

spiritual oleh perawat di RS Islam Jakarta. Thesis. Jakarta: Universitas

Indonesia.

Sajjadi, M., Akbari, A, Kianmehr, M., Atarodi, A.R. (2008). The relationship

between self-care and depression in patients undergoing hemodialysis.

Quarterly of the Horizon of Medical Sciences. 14 (1), 13-7.

Sanjaya, W. (2010). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standart Proses

Pendidikan. Edisi I.Jakarta : Kencana Prenada Media.

Saryono. (2008). Metodologi penelitian kesehatan: penuntun praktis bagi pemula.

Mitra Cendikia: Jogjakarta

Septiwi, W. (2010). Hubungan antara edukasi hemodialisis dengan kualitas hidup

pasien hemodialisis di unit hemodialisis rs prof. dr. margono soekarjo

purwokerto. Tesis. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok.

Shahgholian, N., Ghafourifard, M., Rafieian, M., & Mortazavi, M. (2008). Impact

of two types of sodium and ultra filtration profile on intradialytic hypotension

in hemodialysis patients. IJNMR Autumn. 13(4). 135-136.

Sitanggang, K. (2009). Pengaruh terapi perilaku kognitif terhadap pembatasan

asupan cairan pasien hemodialisa di rsup haji adam malik medan. Skripsi.

Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara, Medan.

Smeltzer, S.C., Bare, B.G., Hinkle, J.L., Cheever, K.H. (2008). Texbook of

medical surgical nursing. 12th Edition. Philadelphia: Lipincott Williams &

Wilkins.

Sukandar, E. (2006). Gagal ginjal dan panduan terapi dialisis. Bandung: FK

UNPAD.

Suwitra, K. (2006). Penyakit ginjak kronik. Dalam Sudoyo, dkk. Buku ajar ilmu

penyakit dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam

Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Tavangar, H, & Sadeghian H.A. (2003). A study of the relation of coping methods

with psychological complications in hemodialysis patients. Journal of

Shaheed Sadoughi University of Yazd. 11 (3), 39-45.

Page 114: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

Thorm. (2006). Overview of patient adherence to medication. Diakses tanggal 20

Mei 2015, dari http://www.clinical.DMjournals.org/cgi/content/full/24/2/71.

Thomas, N. (2003). Renal nursing. 2nd Edition. St. Louis Missouri: Elsevier

Saunder.

WHO. (2003). Adherence long term therapy: Evidence for action. Diakses tanggal

20 Mei 2015, dari

http://www.emro.who.int/ncd/publicity/adherencereportindiabetespatient/.

WHO. (2003). World health organization : departement of measurement and

health information. Diakses 24 Mei 2015, dari http://who.int/evidence/bod.

Wilson, B., Harwood, L., Cusolito, H.L., Heidenheim, P., Craik, D & Clark, W.F.

(2006). Gender differences in the timing of initiation of chronic hemodialysis.

London, ontario: CANNT 2006 in partnership with RPN, London Convention

Centre.

Page 115: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

LAMPIRAN

Page 116: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi
Page 117: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi
Page 118: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

WAKTU PENELITIAN

No Kegiatan

Bulan

Juni Juli Agustus September

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1. Memilih Judul

2. Studi Pendahuluan

3. Menyusun Proposal

4. Seminar Proposal

5. Revisi Proposal

No Kegiatan

Bulan

Oktober November Desember Januari

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

6. Uji Coba Instrumen

7. Sosialisasi dan Perijinan

8. Pelaksanaan Penelitian

9. Analisis Data

No Kegiatan

Bulan

Februari Februari Maret April

1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4

10. Penyusunan Laporan

11. Seminar Skripsi

12. Revisi dan Penyerahan

Skripsi

Page 119: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

STIKES KUSUMA HUSADA

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN CAIRAN

DENGAN MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEPATUHAN

PEMBATASAN CAIRAN PADA PASIEN HEMODIALISA

DI RUANG HEMODIALISA RSUD DR. SOEHADI

PRIJONEGOROSRAGEN

KUESIONER A: Karakteristik Demografi

KUESIONER B: Kepatuhan

PENELITI:

Sri Hartati

NIM. ST14056

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2016

Page 120: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

SURAT PERMOHONAN

UNTUK BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Sri Hartati

Pekerjaan : Mahasiswa Program Sarjana STIKes Kusuma Husada

Surakarta

Nomor kontak : Ponsel 08122762304

Dengan ini mengajukan dengan hormat, kepada Bapak/Ibu/Saudara untuk

bersedia menjadi responden penelitian yang akan saya lakukan, dengan judul

“Pengaruh Pendidikan Kesehatan Asupan Cairan Dengan Media Audiovisual

Terhadap Kepatuhan Pembatasan Cairan Pada Pasien HemodialisaDi Ruang

Hemodialisa Rsud Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen”.

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi keefektifan pendidikan kesehatan

dengan media audio visual terhadap kepatuhan pasien HD di Ruang Hemodialisa

RSUD dr. Soehadi PrijonegoroSragen. Data yang diperoleh akan dipergunakan

untuk kepentingan akademik dan sebagai masukan untuk meningkatkan kualitas

pelayanan keperawatan di RSUD dr. Soehadi PrijonegoroSragen.

Bapak/Ibu/Saudara akan diminta mengisi kuesioner yang terdiri dari kuesioner

data demografi & Kejadian kejang demam, dan kuesioner pengetahuan orang tua

tentang penanganan demam selama kira-kira 10-15 menit.

Saya menjamin bahwa penelitian ini tidak akan menimbulkan dampak negatif dan

tidak akan mempengaruhi pelayanan kesehatan terhadap Bapak/Ibu/Saudara

sebagai responden. Saya menjamin kerahasian identitas dan data yang diperoleh,

baik dalam pengumpulan, pengolahan dan penyajian nanti.

Apabila ada pertanyaan lebih dalam tentang penelitian ini dapat menghubungi

peneliti pada alamat dan nomor kontak yang tercantum di atas. Demikian surat

permohonan ini saya buat, atas partisipasi dan kerja sama yang baik saya ucapkan

terima kasih.

Sragen, ………………… 2016

Hormat saya,

________________

Sri Hartati

Page 121: PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN ASUPAN · PDF fileyang mendasari terjadinya penyakit ginjal terminal (Sukandar ... oleh karena itu pasien membutuhkan adanya panduan untuk berkompromi

SURAT PERNYATAAN BERSEDIA

BERPARTISIPASI SEBAGAI RESPONDEN PENELITIAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : _______________________________________________

Umur : _______________________________________________

Alamat : _______________________________________________

_______________________________________________

Manyatakan bahwa:

1. Telah mendapatkan penjelasan tentang “Pengaruh Pendidikan Kesehatan

Asupan Cairan Dengan Media Audiovisual Terhadap Kepatuhan

Pembatasan Cairan Pada Pasien Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa Rsud

Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen”.

2. Telah diberikan kesempatan untuk bertanya dan mendapatkan jawaban

terbuka dari peneliti

3. Memahami prosedur penelitian yang akan dilakukan, tujuan, manfaat dan

kemungkinan dampak yang dapat timbul dari penelitian ini.

Dengan pertimbanagn di atas, maka dengan ini saya memutuskan tanpa paksaan

dari pihak manapun juga, bahwa saya bersedia/tidak bersedia* berpartisipasi

menjadi responden dalam penelitian ini.

Demikian pernyataan ini saya buat agar dapat dipergunakan seperlunya.

Sragen, ………………..2016

Peneliti

__________________

Sri Hartati

Yang membuat pernyataan

___________________

Nama dan tanda tangan

Catatan: * Coret yang tidak perlu