Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Saintifik terhadap...
Transcript of Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Saintifik terhadap...
46
LAMPIRAN
47
Lampiran I
Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran
48
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Sebelum Perlakuan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Bringin 01
Kelas / Semester : 4A / II
Mata Pelajaran : IPS
Alokasi Waktu : 2×35 menit
A. Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
B. Kompetensi Dasar
2.3. Mengenal perkembangan teknologi produksi, komunikasi, dan
transportasi serta pengalaman menggunakannya.
C. Indikator
Membandingkan/membedakan jenis teknologi transportasi.
Menunjukkan peralatan teknologi transportasi masa lalu dan
sekarang.
Menyebutkan macam-macam alat transportasi masa lalu dan masa
kini.
Menceritakan pengalaman menggunakan alat transportasi lalu dan
sekarang.
Menjelaskan cara menggunakan secara sederhana teknologi
transportasi masa lalu dan masa kini.
D. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengenal perkembangan teknologi transportasi dasri
masa lalu hingga sekarang.
49
Siswa dapat membandingkan/membedakan jenis teknologi
transportasi.
Siswa dapat menyebutkan peralatan teknologi transportasi masa lalu
dan sekarang.
Siswa dapat menceritakan pengalaman menggunakan teknologi
transportasi.
Siswa dapat menjelaskan cara menggunakan teknologi transportasi.
E. Materi Pokok
Perkembangan teknologi transportasi (terlampir).
F. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah, tanya jawab, diskusi, penugasan.
G. Sumber Belajar
Hisnu. P, Tantya. 2008. Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI
kelas 4. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sutoyo; Leo Agung. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Waktu
Kegiatan Awal.
Membuka pembelajaran dengan salam.
Absensi.
Apersepsi : bertanya bagaimana cara siswa menuju ke
sekolah (jalan kaki atau memanfaatkan kendaraan).
10 menit
Kegiatan Inti
Mengelompokkan teknologi transportasi berdasar
55 menit
50
jenisnya.
Membandingkan/membedakan jenis-jenis
teknologi transportasi.
Menyebutkan macam-macam teknologi
transportasi.
Menceritakan di depan kelas.
Guru bertanyajawab tentang hal-hal yang belum
diketahui siswa.
Guru meluruskan kesalahan pemahaman,
memberikan penguatan, dan penyimpulan.
Kegiatan Akhir.
Membuat simpulan tentang teknologi transportasi dan
jenisnya.
Menutup pembelajaran dengan salam.
5 menit
51
I. Penilaian
Penilaian pengetahuan siswa.
Indikator Teknik
Penilaian
Bentuk
Instrumen Soal
Membandingkan/membedakan jenis teknologi
transportasi.
Menunjukkan peralatan teknologi transportasi masa
lalu dan sekarang.
Menyebutkan macam-macam alat transportasi masa
lalu dan masa kini.
Menceritakan pengalaman menggunakan alat
transportasi lalu dan sekarang.
Menjelaskan cara menggunakan secara sederhana
teknologi transportasi masa lalu dan masa kini.
Tertulis
uraian
Jawaban
singkat
Jelaskan perbedaan teknologi
transportasi masa lalu dan masa
kini.
Bandingkanperbedaan dari cara
penggunaan teknologi transportasi
masa lalu dan masa kini.
Dalam mencapai kota Yogyakarta
dari Jakarta, lebih efektif waktu
menggunakan alat transportasi ...
52
53
LAMPIRAN
Materi
PERKEMBANGAN TEKNOLOGI TRANSPORTASI
Sarana pengangkutan sangat penting bagi hidup manusia. Sarana
pengangkutan disebut juga alat transportasi. Tahukah kamu bahwa alat-alat
transportasi yang ada sekarang ini mengalami proses perkembangan? Dahulu
orang menggunakan alat transportasi yang masih sangat sederhana. Alat
transportasi yang digunakan sekarang terdiri dari transportasi darat, transportasi
air, dan transportasi udara.
1. Transportasi Darat
Alat transportasi darat berkembang dari yang sederhana sampai ke yang
modern. Pada zaman dahulu orang berjalan kaki untuk pergi ke suatu tempat.
Selanjutnya manusia memanfaatkan beberapa jenis binatang seperti unta,
keledai, kuda, gerobak yang ditarik lembu, dan kereta kuda sebagai alat
transportasi. Sekarang ada bermacam-macam alat transportasi, misalnya
sepeda, sepeda motor, bajaj, mobil, bus, truk, kereta api, dan sebagainya.
Semua alat transportasi ini berkembang dari bentuk yang sederhana.
Kita ambil contoh sepeda
pertama tidak mempunyai
pedal atau kayuh. Pedal itu
dipasang di roda belakang.
Kemudian, sepeda Prancis
dibuat dengan memakai pedal
atau kayuh di depan.
Sepeda kuda velocipede
tahun 1817
Sepeda Kirkpatrick tahun
1839
Sepeda Penny-farthing
tahun 1860-an
Sepeda “aman” tahun
1885
Roda depannya dibuat
lebih besar. Sepeda pertama
Gambar 1. Beberapa bentuk sepeda
dalam sejarah perkembangannya.
54
memakai roda besi. Setelah itu, roda besi diberi karet keras. Tahun 1885,
sepeda sudah seperti sepeda sekarang. Sesudah tahun 1888, ban keras
diganti dengan ban yang diisi angin.
Lalu muncul pemikiran
untuk menciptakan sepeda
yang tidak perlu dikayuh. Lalu
sepeda itu ditambah mesin.
Jadilah sepeda motor. Sepeda
pertama adalah sepeda biasa
yang dijalankan dengan mesin
uap. Sepeda motor itu dibuat
oleh Ernest dan Pierre
Michaux tahun 1805. Sepeda
Sepeda motor Daimler,
1885
Sepeda motor Triumph,
1903
Sepeda motor
Bohmerland, 1923
Sepeda motor trail
buatan Jepang
motor yang ada sekarang
jauh lebih cepat dan modern.
Gambar 2. Beberapa bentu sepeda
motor dalam perkembangannya.
Sekarang, kita dapat menemukan berbagai merek sepeda motor yang
beraneka.
Yang lebih maju lagi adalah mobil. Teknologi yang digunakan untuk
membuat mobil juga berkembang. Mobil pertama dibuat di Jerman pada
tahun 1880. Orang-orang yang terkenal sebagai pembuat mobil adalah Carl
Benz, Henry Ford, dan Suzuki.
Angkutan darat yang lain ialah kereta api. Kereta api mampu
mengangkut lebih banyak orang dibandingkan mobil atau bus. Kereta api
juga lebih cepat. Rangkaian kereta api ditarik oleh sebuah lokomotif.
Teknologi yang digunakan kereta api pun berkembang. Zaman dahulu,
lokomotif digerakkan dengan mesin uap. Uap itu diperoleh dengan
memanaskan air yang ada dalam katel besar. Bahan bakar yang digunakan
untuk lokomotif bermesin uap adalah batu bara atau kayu bakar. Kereta api
zaman sekarang digerakkan oleh tenaga mesin diesel atau tenaga listrik.
55
2. Transportasi Air
Lihatlah peta negara kita Indonesia! Di dalam peta itu, kita melihat
bahwa negara kita terdiri dari banyak pulau. Pulau-pulau itu terbentang dari
Sabang sampai Merauke. Pulau-pulau itu dipisahkan oleh selat, laut, dan
lautan yang luas. Tentu saja untuk bepergian dari suatu pulau ke pulau lain
tidak dapat menggunakan angkutan darat.
Negara kita memerlukan alat transportasi air. Yang dimaksud
transportasi air adalah alat transportasi yang digunakan di sungai, danau, dan
laut. Jenis angkutan air dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu transportasi
air bermesin dan alat transportasi air tak bermesin.
Kendaraan laut
digerakkan dengan baling-
baling di dalam air. Sebelum
mesin uap ditemukan, kapal
digerakkan dengan layar dan
dayung. Jadi, dahulu orang
berlayar bergantung pada
angin, sehingga ketika berlayar
bisa sangat lama. Ingatlah
pedagang rempah-rempah pada
Gambar 3. Kapal layar mengandalkan
hembusan angin.
zaman dahulu perlu waktu berbulan-bulan untuk mencapai Maluku dari
Spanyol. Zaman sekarang berbeda. Kapal sudah digerakkan dengan mesin
diesel. Ada juga kapal yang digerakkan dengan tenaga nuklir. Menurut
fungsinya, kapal dibagi menjadi seperti berikut:
a. Kapal barang
Jenis kapal khusus untuk mengangkut barang. Biasanya dipakai untuk
mengangkut mobil, beras, kontainer, dan sebagainya.
b. Kapal penumpang
Kapal yang khusus mengangkut orang. Yang termasuk kapal
penumpang adalah kapal ferry.
56
Gambar 4. Kapal penumpang. Salah satu kapal yang digerakkan
mesin.
c. Kapal tanker
Kapal tanker adalah kapal yang khusus digunakan untuk mengangkut
minyak, gas, pelumas, solar, dan bensin.
d. Kapal perang
Kapal perang adalah kapal yang khusus digunakan oleh angkatan laut
untuk berperang. Kapal jenis ini dilengkapi dengan senjata dan
meriam. Bahkan ada kapal yang dapat dipakai untuk mengangkut
pesawat, yaitu kapal induk.
e. Kapal tunda
Kapal tunda adalah kapal yang digunakan untuk memandu kapal-
kapal besar waktu masuk ke pelabuhan atau keluar pelabuhan.
f. Kapal ikan
Kapal ikan adalah kapal yang digunakan para nelayan khusus untuk
menangkap ikan.
g. Kapal riset
Kapal riset adalah kapal yang digunakan para ahli atau peneliti untuk
meneliti kehidupan laut.
3. Transportasi Udara
Bagaimana kita bepergian lewat udara? Kita bisa naik pesawat terbang.
Sejak pesawat ditemukan, orang dapat dengan cepat berpindah dari satu
57
tempat ke tempat lain. Kita hanya memerlukan waktu kurang dari 1 jam dari
Jakarta menuju Yogyakarta. Coba bandingkan dengan lamanya perjalanan
menggunakan angkutan darat!
Ada macam-macam alat
transportasi udara. Selain pesawat
udara, ada balon udara, dan
helikopter. Balon udara pertama
kali dibuat pada tahun 1783. Nama
pembuatnya adalah Montgolfier.
Balon udara dapat terbang karena
diberi udara panas dari helium yang
dibakar.
Gambar 5. Balon udara merupakan
salah satu alat transportasi udara.
Alat transpotasi udara yang lain adalah pesawat udara. Pesawat udara
digunakan untuk mengangkut penumpang. Pesawat udara pertama kali
digerakkan dengan baling-baling. Sekarang, pesawat udara sudah
menggunakan mesin jet. Pesawat udara sekarang dapat digunakan untuk
mengangkut ratusan orang. Selain itu juga terdapat helikopter yang
digerakkan oleh mesin dan baling-baling.
Pesawat udara
Helikopter
Gambar 6. Pesawat udara dan helikopter merupakan alat transportasi
udara.
Transportasi udara memerlukan pelabuhan udara atau bandar udara.
Bandar udara adalah terminal untuk pesawat. Bandar udara sering disingkat
dengan bandara. Di setiap ibukota propinsi di Indonesia pasti memiliki
bandara untuk mempermudah akses menuju suatu wilayah.
58
Kisi-kisi dan penskoran ketrampilan belajar IPS.
No Kegiatan Pembelajaran Indikator Keterampilan Nomor Item Jumlah Item
1. Guru menyampaikan materi
dengan ceramah.
Guru bertanyajawab dengan
siswa.
Terampil melihat gambar (P1).
Terampil mendengar penjelasan guru
(P1).
Terampil bertanya masalah (P2).
Terampil menyimak teks (P1).
Terampil mengumpulkan informasi
jenis teknologi transportasi (P4).
Terampil mengklasifikasikan teknologi
transportasi (P4).
Terampil menganalisis perbedaan jenis
teknologi transportasi (P3).
Terampil menyimpulkan pembelajaran
(P3).
Terampil menjelaskan cara penggunaan
teknologi transportasi (P5).
Rubrik
Keterampilan
9
59
Rubrik Penilaian Keterampilan Belajar
Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai keadaan yang sebenarnya!
No Nama R.K.1 R.K.2 R.K.3 R.K.4 R.K.5 R.K.6 R.K.7 R.K.8 R.K.9 Jumlah
skor T Td T Td T Td T Td T Td T Td T Td T Td T Td
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
60
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Keterangan:
T
=
Terampil
61
Td
R.K.1
=
=
Tidak Terampil
Terampil melihat gambar.
R.K.2 = Terampil mendengar penjelasan guru.
R.K.3 = Terampil bertanya masalah.
R.K.4 = Terampil menyimak teks.
R.K.5 = Terampil mengumpulkan informasi jenis teknologi transportasi.
R.K.6 = Terampil mengklasifikasikan teknologi transportasi.
R.K.7 = Terampil menganalisis perbedaan jenis teknologi transportasi.
R.K.8
R.K.9
=
=
Terampil menyimpulkan pembelajaran.
Terampil menjelaskan cara penggunaan teknologi transportasi.
62
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan Perlakuan
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan : SD Negeri Bringin 01
Kelas / Semester : 4A / II
Mata Pelajaran : IPS
Alokasi Waktu : 2×35 menit
A. Standar Kompetensi
2. Mengenal sumber daya alam, kegiatan ekonomi dan kemajuan
teknologi di lingkungan kabupaten/kota dan provinsi.
B. Kompetensi Dasar
2.4. mengenal permasalahan sosial di daerahnya.
C. Indikator
Terampil melihat gambar kepadatan penduduk.
Terampil mendengar penjelasan guru tentang kepadatan penduduk
dan masalah sosial di lingkungan.
Terampil bertanya masalah kepadatan penduduk.
Terampil menyimak teks pembagian jenis masalah-masalah sosial.
Terampil mengumpulkan informasi jenis masalah-masalah sosial.
Terampil mengklasifikasikan jenis masalah sosial.
Terampil menganalisis solusi mengatasi masalah sosial.
Terampil menyimpulkan pembelajaran.
Terampil menjelaskan cara mengatasi masalah sosial.
63
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan mengamati gambar pemukiman padat penduduk,
siswa dapat terampil melihat permasalahan yang muncul dari
pemukiman padat penduduk sebagai akibat dari kepadatan
penduduk.
2. Melalui penjelasan guru tentang gambar pemukiman padat
penduduk, siswa dapat terampil mendengarkan penjelasan guru
mengenai permasalahan yang muncul dari pemukiman padat
penduduk sebagai akibat dari kepadatan penduduk.
3. Melalui kegiatan menanya permasalahan yang muncul dari
pemukiman yang padat penduduk, siswa mampu terampil bertanya
masalah-masalah yang muncul dari pemukiman padat penduduk
sebagai akibat kepadatan penduduk.
4. Melalui kegiatan menyimak teks “sempitnya ruang gerakku”, siswa
dapat menyimak teks guna memahami bahwa pemukiman padat
penduduk merupakan masalah sosial.
5. Melalui kegiatan menyimak teks “masalah-masalah di sekitar kita”,
siswa dapat menyimak teks guna memahami bentuk-bentuk
masalah sosial dan pembagian sesuai jenisnya.
6. Melalui kegiatan mengumpulkan informasi masalah sosial di
sekitarnya, siswa dapat terampil mengumpulkan informasi guna
mengetahui masalah-masalah sosial yang ada di lingkungannya.
7. Melalui kegiatan mengklasifikasikan jenis masalah sosial, siswa
mampu terampil mengklasifikasikan masalah sosial sesuai jenisnya
dengan menyebutkan masing-masing 2 masalah sosial setiap
jenisnya dengan tepat.
8. Melalui kegiatan menganalisis solusi mengatasi masalah sosial.,
siswa mampu terampil menganalisis solusi mengatasi masalah
sosial dengan menyebutkan contoh mengatasi bentuk masalah
sosial dengan tepat.
64
9. Melalui kegiatan menarik kesimpulan, siswa mampu terampil
menyimpulkan kegiatan pembelajaran.
10. Melalui kegiatan mempresentasikan cara mengatasi masalah sosial
dalam gambar yang didapatkan, siswa mampu terampil
menjelaskan cara mengatasi bentuk masalah sosial dengan bahasa
yang baik.
E. Materi Pokok
Masalah-masalah sosial di lingkungan (terlampir).
F. Pendekatan/Metode Pembelajaran
Pendekatan : Saintifik.
Metode : Ceramah, tanya jawab, pengamatan, diskusi,
dan penugasan.
G. Media, Alat, dan Sumber Belajar
Media / Alat
Gambar tentang masalah-masalah sosial (pemukiman padat
penduduk, sampah, pencurian).
Teks bacaan “Keamanan lingkungan”.
Lembar pengamatan.
Sumber Belajar
Hisnu. P, Tantya. - . Ilmu Pengetahuan Sosial untuk SD/MI kelas 4.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Sutoyo; Leo Agung. 2009. Ilmu Pengetahuan Sosial 4. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional.
65
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Alokasi
Waktu
Pendahuluan
1. Guru mengawali pembelajaran dengan salam
pembuka.
2. Guru bertanya kabar dan melakukan absensi
kehadiran siswa.
3. Guru memberikan motivasi melalui penyampaian
bahwa dalam pembelajaran siswa akan
memperoleh keterampilan belajar melakukan
pengamatan dalam pembelajaran.
4. Apersepsi: guru bertanya jawab dengan siswa :
a. Anak-anak pernah melihat pinggiran sungai
yang dipenuhi rumah?
b. Mengapa pinggiran sungai digunakan sebagai
tempat tinggal?
c. Pinggiran sungai yang dijadikan pemukiman
menjadikan masalah atau tidak?
10 menit
Kegiatan Inti
1. Siswa mengamati gambar pemukiman padat
penduduk. (mengamati)
2. Siswa merumuskan permasalahan yang muncul
dari pemukiman yang padat penduduk. (menanya)
3. Siswa menyimak teks tentang pemukiman padat
penduduk yang berjudul “sempitnya ruang
gerakku”. (mengumpulkan informasi)
4. Siswa menyimak teks jenis-jenis masalah sosial
dengan judul “masalah-masalah di sekitar kita”.
(mengumpulkan informasi)
50 menit
66
5. Siswa mengumpulkan bentuk masalah sosial di
lingkungan. (mengumpulkan informasi)
6. Siswa mengklasifikasikan bentuk masalah sosial
sesuai jenisnya. (mengasosiasi)
7. Siswa menganalisis cara mengatasi masalah sosial
sesuai jenisnya. (mengasosiasi)
8. Siswa menarik kesimpulan. (menyimpulkan)
9. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok.
10. Siswa mempresentasikan cara mengatasi masalah
sosial berdasar gambar yang didapatkan.
(mengkomunikasikan)
Penutup
1. Guru bertanya sekitar pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
2. Guru menutup kegiatan belajar dengan salam
penutup.
10 menit
I. Penilaian
Penilaian keterampilan belajar melihat gambar pemukiman padat
penduduk, keterampilan belajar mendengarkan penjelasan guru,
keterampilan belajar bertanya masalah dalam pemukiman padat penduduk,
keterampilan belajar menyimak teks, keterampilan belajar mengumpulkan
informasi, keterampilan belajar mengklasifikasikan masalah sosial,
keterampilan belajar menganalisis cara mengatasi masalah sosial,
keterampilan belajar menyimpulkan pembelajaran, dan keterampilan
belajar menjelaskan cara mengatasi masalah sosial dilaksanakan selama
proses pembelajaran (terlampir).
67
68
LAMPIRAN
Lampiran 1. Materi
Masalah-masalah Sosial di Lingkungan
A. Pengertian Masalah Sosial
Setiap hari kita menghadapi masalah. Misalnya, lupa mengerjakan PR,
dijauhi teman-teman, baju seragam sobek, kesulitan mengerjakan tugas, dan
sebagainya. Apakah masalah sosial sama dengan masalah-masalah tersebut?
Masalah pribadi adalah masalah-masalah yang dialami dan dihadapi oleh
manusia sebagai individu. Ketika kamu tidak mengerjakan PR, dijauhi teman-
teman, dan sakit kamu sedang menghadapi masalah pribadi. Orang lain tidak
akan dirugikan dengan masalahmu ini.
Lalu apa masalah sosial? Apa bedanya dengan masalah pribadi? Kita
tahu bahwa manusia adalah mahluk sosial. Manusia tidak bisa hidup seorang
diri. Sejak bayi sampai tua manusia membutuhkan orang lain. Untuk bisa
makan, berbicara, berjalan, membaca, dan menulis kita diajari orang lain. Ini
artinya manusia selalu hidup bersama atau dalam masyarakat.
Suatu hal dikatakan masalah sosial jika masyarakat lain ikut merasakan
pengaruh masalah tersebut. Misalkan kasus pencurian. Peristiwa pencurian
merupakan masalah sosial karena masyarakat di sekitar tempat pencurian juga
merasakan pengaruhnya.
Masalah pribadi bisa dipecahkan sendiri oleh orang yang bersangkutan.
Tidak demikian halnya dengan masalah sosial. Masalah sosial harus
dipecahkan atau diatasi secara bersama-sama. Seorang warga tidak bisa
menyelesaikan seorang diri ketika di lingkungannya sering terjadi kasus
pencurian. Masalah ini hanya bisa diselesaikan bersama seluruh warga. Setiap
warga harus mendukung upaya penyelesaian tersebut. Turut ronda malam di
69
lingkungan merupakan contoh keterlibatan warga dalam mengatasi masalah
sosial.
B. Mengenal Masalah-masalah Sosial di Lingkungan Setempat
Kita tidak bisa bebas dari masalah-masalah sosial. Ada banyak sekali
masalah sosial seperti berikut:
1. Masalah-masalah kependudukan
Masyarakat yang tinggal atau mendiami suatu wilayah tertentu
disebut penduduk. Jumlah penduduk yang mendiami suatu wilayah
menentukan padat tidaknya suatu wilayah. Masalah-masalah
kependudukan yang terjadi di Indonesia antara lain persebaran penduduk
yang tidak merata, jumlah penduduk yang begitu besar, pertumbuhan
penduduk yang tinggi, rendahnya kualitas penduduk, rendahnya
pendapatan per kapita, tingginya tingkat ketergantungan, dan kepadatan
penduduk.
Beberapa kota besar di Indonesia
sangat padat. Tingginya kepadatan
penduduk menyebabkan masalah-masalah
sosial seperti pengangguran, kemiskinan,
rendahnya pelayanan kesehatan,
meningkatnya tindak kejahatan,
pemukiman kumuh, lingkungan tempat
tinggal yang tidak sehat, dan sebagainya.
Gambar 1. Pemukiman
padat penduduk.
Pemerintah terus berupaya mengatasi masalah-masalah
kependudukan. Upaya yang sudah dijalankan pemerintah antara lain
sebagai berikut.
a. Menekan laju pertumbuhan penduduk melalui program keluarga
berencana.
b. Melaksanakan program transmigrasi.
c. Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan kesehatan.
d. Membuka lapangan kerja sebanyak mungkin.
70
2. Tindak kejahatan
Contoh tindak kejahatan adalah pencurian, perampokan,
penjambretan, pemalakan, korupsi, pembunuhan, dan penculikan.
Banyaknya tindak kejahatan menciptakan rasa tidak aman. Tindak
kejahatan pencurian dan perampokan sering disebabkan oleh masalah
Gambar 2. Perampokan karena
faktor ekonomi.
kemiskinan dan pengangguran.
Karena itu pemerintah dan
masyarakat harus berusaha keras
untuk menciptakan lapangan kerja.
Selain itu, kualitas dan pemerataan
pendidikan harus ditingkatkan untuk
meningkatkan keterampilan warga.
3. Masalah sampah
Salah satu masalah sosial yang dihadapi masyarakat adalah
sampah. Masalah sampah sangat mengganggu, terutama kalau tidak
dikelola dengan baik. Bagi masyarakat pedesaan, sampah mungkin
belum menjadi masalah serius. Tapi, tidak demikian dengan masyarakat
yang tinggal di kota atau di
daerah padat penduduk.
Masyarakat kota dan daerah
padat penduduk menghasilkan
banyak sekali sampah. Sampah
segera menumpuk jika tidak
segera diangkut ke tempat
pembuangan akhir.
Gambar 3. Sampah menumpuk
Sampah yang menumpuk menimbulkan bau tidak sedap. Sampah
yang ditumpuk dapat menjadi sumber penyakit menular. Karena itu
semua warga harus berperan serta mengatasi masalah sampah.
Masalah lain berkaitan dengan sampah adalah kebiasaan buruk
membuang sampah sembarangan. Dibanyak tempat banyak warga yang
71
biasa membuang sampah ke sungai dan saluran air. Sungai dan aliran air
menjadi mampet. Akibatnya sering terjadi banjir jika hujan lebat.
Semua masyarakat harus ikut serta mengelola sampah. Warga bisa
mengurangi masalah sampah dengan tertib mengelola sampah. Kita
biasakan untuk memisahkan sampah plastik dari sampah basah. Kemudia
kita menaruh sampah di tempat semestinya.
4. Pencemaran lingkungan
Terdapat 2 macam pencemaran, yaitu pencemaran air dan udara.
Perairan bisa tercemar karena ulah manusia, antara lain membuang
sampah ke sungai dan menangkap ikan menggunakan pestisida. Perairan
juga tercemar jika pabrik-pabrik membuang limbah industri ke sungai.
Pencemaran menyebabkan matinya ikan dan mahluk lainnya yang hidup
di ari. Akhirnya, manusia juga menderita kerugian.
Gambar 4. Asap pabrik
menyebabkan pencemaran udara
Pencemaran udara
disebabkan asap kendaraan dan
asap pabrik-pabrik. Udara yang
kita hirup adalah udara yang
sangat kotor. Bayangkan apa
yang terjadi pada paru-paru kita
bila kita menghisapnya setiap
hari.
Berbagai cara telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi
pencemaran udara. Misalnya, membuat taman kota dan menanam pohon
sebanyak-banyaknya. Kita sebagai warga negara sebaiknya ikut serta
dalam program ini. Selain itu, kalau kita memiliki kendaraan bermotor,
usahakan supaya kendaraan tersebut layak pakai. Jangan sampai
kendaraan kita mengeluarkan banyak asap.
72
5. Kebakaran
Masalah sosial lainnya yang juga sering dihadapi warga masyarakat
di lingkunganmu adalah kebakaran.Kebakaran apa yang pernah kamu
saksikan? Apakah rumah atau hutan? Apa yang terjadi ketika kebakaran?
Api melahap segala sesuatu dengan cepat bukan?
Kebakaran yang terjadi di
masyarakat umumnya merupakan
kebakaran pemukiman. Sebuah
rumah terbakar dan menjalar ke
rumah-rumah di sekitarnya.
Penyebabnya antara lain kompor
meledak dan sambungan arus
pendek (korsleting) listrik. Karena
Gambar 5. Kebakaran di rumah
padat penduduk
itu, masyarakat harus hati-hati dengan dua hal itu.
Kebakaran pemukiman kumuh dan padat penduduk umumnya
merusak sebagian bahkan seluruh rumah yang ada di sana. Ini disebabkan
karena bahan-bahan yang dipakai untuk membangun rumah memang
mudah terbakar. Selain itu, jalan masuknya sempit sehingga sulit
dijangkau oleh mobil pemadam kebakaran. Kebakaran pemukiman
sangat menyusahkan warga. Kita harus berusaha mencegah terjadinya
kebakaran di lingkungan kita. Caranya antara lain sebagai berikut.
1. Merawat kompor supaya layak pakai dan tidak bermasalah.
2. Merawat jaringan listrik. Kabel yang mulai mengelupas diganti.
3. Mematikan kompor setelah memasak.
4. Berhati-hati menggunakan lilin dan korek api.
Kebakaran hutan sering terjadi pada musim kemarau. Asap
kebakaran hutan banyak sekali. Asap kebakaran hutan mengganggu
kesehatan dan lalu lintas. Selain iu, kawasan hutan akan semakin
berkurang.
73
6. Rusaknya atau buruknya fasilitas umum
Coba perhatikan apa saja fasilitas umum di lingkunganmu?
Beberapa fasilitas umum yang mudah dijumpai adalah sarana
transportasi, sarana pendidikan, sarana kesehatan, dan sarana hiburan.
Namun, dilingkungan kita fasilitas umum yang ada masih murang
kualitasnya.
Gambar 6. Jalan berlubang. Salah
satu penyebab kecelakaan.
Mengapa buruknya
fasilitas umum menjadi
masalah sosial? Fasilitas umum
digunakan secara bersama oleh
masyarakat. Kalau fasilitas
umum itu rusak, maka
masyarakat tidak bisa
menggunakannya. Apa yang
terjadi jika kendaraan melintasi
jalan berlubang? Tentu resiko kecelakaan akan lebih besar? Bagaimana
jika truk terjebak dalam lubang tersebut? Tentunya akan menyebabkan
tersendatnya arus lalu lintas pada jalan tersebut.
Coba kamu perhatikan keadaan fasilitas umum di lingkunganmu!
Banyak fasilitas umum dalam keadaan rusak atau tidak terpelihara.
Banyak sarana transportasi seperti bus, kereta api, dan kapal sudah tua
dan kotor. Demikian juga fasilitas-fasilitas sosial lainnya seperti telepon
umum, WC umum, tempat hiburan dan rekreasi, dan sebagainya.
Fasilitas umum memang dipelihara dan dijaga oleh pemerintah.
Meskipun demikian, masyarakat harus membantu merawat dan menjaga
supaya tidak cepat rusak, supaya dapat digunakan untuk kepentingan
masyarakat juga.
7. Perilaku tidak disiplin
Dalam kehidupan sehari-hari kita menjumpai banyak sekali perilaku
tidak disiplin. Kita ambil contoh keadaan di jalan raya. Salah satu
74
penyebab terjadinya kecelakaan lalu lintas adalah perilaku tidak disiplin.
Contoh perilaku tidak disiplin antara lain sebagai berikut:
Gambar 7. Perilaku tidak
disiplin pengendara yang
melintas di atas trotoar.
a. Menjalankan kendaraan melawan
arus, biasanya dilakukan pengendara
sepeda motor.
b. Mengendarai sepeda motor di jalan
yang bukan semestinya, misalnya
trotoar.
c. Parkir sembarangan.
d. Angkot dan bus yang sering berhenti
sembarangan.
Masih banyak lagi contoh perilaku tidak disiplin dalam masyarakat.
Misalnya perilaku membuang sampah sembarangan, tidak membayar
pajak, dan tidak tertib antri.
8. Pemborosan energi
Gambar 8. TV menyala tanpa
ditonton.
Sumber energi berupa bahan
bakar (minyak bumi, gas alam, dan
batu bara) suatu ketika akan habis.
Sumber energi ini tidak dapat
diperbarui. Karena itu, kita harus
hemat memakainya supaya sumber-
sumber energi ini tidak cepat habis.
Coba perhatikan keadaan di
rumahmu? Apakah keluargamu
Termasuk orang yang menghemat energi? Kita bisa belajar hemat dalam
menggunakan energi. Contohnya cara menghemat energi antara lain
sebagai berikut:
a. Mematikan lampu-lampu yang tidak diperlukan.
b. Bepergian naik kendaraan umum atau sepeda.
75
c. Memanfaatkan sumber energi alternatif.
9. Kelangkaan barang-barang kebutuhan
Dalam masyarakat kita beberapa
kali terjadi kelangkaan barang
kebutuhan tertentu. Beberapa waktu
lalu masyarakat kesulitan
mendapatkan air bersih. Akibatnya
kebutuhan akan mandi, cuci, dan
minum juga terganggu. Kelangkaan
barang-barang kebutuhan sehari-hari
meresahkan masyarakat. Oleh karena
itu, kelangkaan barang-barang
termasuk masalah sosial. Pemerintah
mempunyai tugas memastikan bahwa
Gambar 9. Kelangkaan air
bersih membuat warga antri
untuk mendapatkan air
bersih.
Kebutuhan sehari-hari masyarakat harus tercukupi. Dalam gambar 9.
dapat kita lihat usaha pemerintah untuk mencukupi kebutuhan
masyarakat akan air bersih dengan cara mendatangi dan memberikan air
bersih pada warga yang mengalami kesulitan atau kelangkaan air bersih.
76
Lampiran 2. Media belajar
Gambar Masalah Sosial
Rusaknya fasilitas umum
Pencemaran lingkungan
Pemborosan energi
77
Teks bacaan
Sempitnya Ruang Gerakku
Pada suatu saat, Priska dan ibu Ani, ibunya, sedang bercakap-cakap. Mereka
mereka merasa prihatin dengan
berbagai masalah yang terjadi. Berbagai
keluhan muncul dari masalah tersebut.
Priska yang merasa prihatin merasa
penasaran mendengar penjelasan
ibunya. Ibu Ani pun bersedia
memberikan penjelasan mengenai
permasalahan-permasalahan yang
terjadi. “Ibu, mengapa di sekitar tempat
tinggal kita teman-teman Priska suka bermain sepak bola di jalanan?”, tanya
Priska. “Sebenarnya mereka tidak senang nak bermain di jalanan, mereka lebih
senang bermain di tanah lapang”, jawab ibu Ani. “Lalu mengapa mereka bermain
di jalanan bu?”, Priska kembali bertanya. “Nak, cobalah lihat sekitar kita! Apakah
terdapat tanah lapang di sekitar tempat tinggal kita?”, sahut ibu Ani. “Tidak bu,
hanya ada rumah tempat tinggal yang sangat banyak”, jawab Priska. “Selain itu,
coba Priska lihat! Apakah rumah-rumah tersebut terlihat teratur? Terlihat sangat
rapat sekali bukan?, ibu Ani menanggapi. “Benar sekali bu, Priska pun sewaktu
berangkat sekolah sangat tidak
nyaman bu ketika berpapasan
dengan pengendara sepeda motor bu.
Mengapa rumah-rumah tersebut bisa
sangat rapat dan tidak teratur seperti
itu bu?” Priska kembali bertanya.
“Itu karena penduduk di tempat
tinggal kita sangat banyak dan tak sebanding dengan lahan yang tersedia. Setiap
orang mempunyai keluarga yang membutuhkan rumah sebagai tempat tinggal,
78
sehingga mereka memaksakan ruang yang belum terpakai”, jawab ibu Ani.
Pertumbuhan penduduk yang cepat serta tidak merata persebarannya sangat
mungkin memunculkan pemukiman padat penduduk. Pemukiman padat seperti ini
akan membuat masyarakat tidak nyaman. Pemakaman padat penduduk seperti ini
juga akan sangat mudah menimbulkan kebakaran yang disebabkan tidak
teraturnya kabel listrik pada pemukiman tersebut. Apabila kebakaran terjadi akan
sangat mungkin api menyambar rumah-rumah di sekitarnya. Masalah
penumpukan sampah juga akan sangat mudah terjadi penumpukan sembarangan.
79
Masalah-masalah di Sekitar Kita
Beni adalah seorang pemuda yang tinggal di sebuah kota besar. Ia
adalah seorang yang begitu peduli terhadap lingkungannya. Dua tahun
dia hidup di kota besar tersebut dan hidupnya tak pernah jauh dari
berbagai masalah di sekitarnya yang tidak jarang juga mengganggu
kenyamanannya.
Tempat tinggal Beni adalah pemukiman yang tergolong pemukiman
padat penduduk. Orang-orang yang terlalu banyak mendiami suatu
wilayah juga berdampak pada jarak antar tempat tinggal yang semakin
sempit. Beni tidak nyaman ketika dia harus berangkat beraktivitas. Dia
harus berbagi jalan di sela-sela tembok rumah dengan orang lain dan
tak jarang juga pengendara motor. Dia juga sangat jarang sekali
merasakan pancaran langsung sinar matahari yang terhalang tembok
dan atap rumah. Beni juga sangat sulit sekali mendapatkan ruang
terbuka baginya untuk sejenak bersantai karena banyak ruang terbuka
sudah berubah menjadi pemukiman. Terlalu padatnya penduduk pada
tempat tinggal Beni juga tak jarang menimbulkan kelangkaan barang-
barang kebutuhan di tempat tinggalnya, di antaranya kebutuhan akan
air bersih. Kebutuhan penduduk akan air untuk minum, mandi, dan cuci
tak diimbangi dengan jumlah debit air bersih yang terbatas. Tidak
jarang pemerintah daerah tempat tinggal Beni harus memasok air
bersih bagi penduduk di tempat tinggal Beni. Beni bisa sedikit merasa
lega ketika pemerintah melakukan program transmigrasi kepada
kelurahan di sebelahnya untuk mengurangi kepadatan di dekat tempat
tinggalnya. Setidaknya kini terdapat ruang terbuka untuk ia sejenak
beristirahat. Selain itu, kelangkaan akan kebutuhan air bersih juga
jarang terjadi lagi.
Namun, berbagai ketidaknyamanan Beni tidak hanya itu. Dalam
perjalanannya menuju sebuah perusahaan tempat dia bekerja banyak
hal yang sangat mengganggu kenyamanannya. Banyak sampah yang
80
berserakan di pinggir jalan yang menimbulkan bau tidak sedap. Selain
itu, tumpukan sampah tersebut juga dapat menimbulkan suatu penyakit.
Beni menyadari bahwa usaha pemerintah dengan mengangkut tumpukan
sampah tersebut menuju tempat pembuangan akhir dan mendaur ulang
sampah tak akan bisa berhasil menghilangkan tumpukan sampah tanpa
diimbangi dengan kesadaran masyarakat. Beni tetap mengapresiasi
usaha pemerintah. Setidaknya tumpukan sampah tidak sampai menjadi
gunung sampah yang tinggi.
Tidak hanya sampah yang mencemari lingkungan tempat tinggal
Beni, namun limbah-limbah industri juga. Asap-asap hasil kegiatan
industri sangat mencemari kandungan udara di kota Beni tinggal.
Kandungan udara menjadi sangat kotor hingga tak jarang ia harus
memakai masker sewaktu berjalan menuju tempatnya bekerja. Beni
tidak jarang juga berpartisipasi dalam program pemerintah yang
bernama “Car Free Day” yang mengharuskan suatu ruas jalan bebas
dari asap kendaraan bermotor yang disertai penanaman pohon untuk
mengurangi pencemaran udara.
Keadaan di jalanan tidak kalah mengganggu kenyamanan Beni.
Banyak ditemui perilaku tidak disiplin masyarakat. Haknya sebagai
pejalan kaki untuk menggunakan trotoar sebagai jalurnya berjalan
sangat terganggu oleh pengendara sepeda motor yang menggunakan
trotoar sebagai jalur untuk menembus kemacetan. Peraturan
pemerintah sudah jelas sanksinya, namun sekali lagi kesadaran
masyarakat untuk menghargai hak orang lain masih sangat kurang.
Tidak jarang polisi harus melakukan tilang kepada pengendara yang
tidak disiplin untuk menciptakan suasana yang nyaman bagi seluruh
masyarakat.
Rusak atau buruknya fasilitas umum juga menjadi masalah yang
mengganggu kenyamanan masyarakat. Tidak jarang terjadi kecelakaan
karena pengendara melintasi jalan berlubang atau mengenai tumpukan
material sisa pembangunan fasilitas umum. Pemerintah selalu melakukan
penutupan lubang-lubang di jalan dan pembersihan material tersebut
81
untuk mengurangi resiko kecelakaan, sehingga masyarakat juga merasa
lebih nyaman.
Berbagai tindak kejahatan juga sangat mengganggu kenyamanan
masyarakat. Aturan dan sanksi sudah sangat jelas, namun masih saja
terdapat tindak kejahatan yang didasarkan pada tujuan pribadi. Pada
akhirnya pemerintah harus melakukan pengamanan yang lebih di tempat
umum untuk mencegah terjadinya tindak kejahatan dan juga untuk
menciptakan keamanan dan kenyamanan bagi masyarakat. Masalah lain
yang sangat menjadi perhatian Beni adalah perilaku masyarakat yang
boros energi, dalam hal ini energi listrik. Namun, Beni juga salut
terhadap usaha pemerintah yang mengajak masyarakat menghemat
energi listrik dengan ajakan mematikan listrik yang tidak terpakai pada
pukul 17.00-22.00. Beni sangat mendambakan lingkungan yang aman dan
nyaman, namun usaha pemerintah tak akan berhasil tanpa kesadaran
masyarakat.
82
Nama :
Tabel Pengamatan Masalah Sosial di Lingkungan Kita
No Masalah Sosial Jenis Cara Mengatasi
Lembar Pengamatan
83
Lampiran 3. Kisi-kisi dan penskoran keterampilan belajar IPS.
No Kegiatan Pembelajaran Indikator
Keterampilan
Nomor
Item
Jumlah
Item
1. Mengamati gambar
pemukiman padat
penduduk.
Terampil melihat
gambar pemukiman
padat penduduk (P1).
R.K.1 1
Terampil
mendengarkan
penjelasan guru (P1).
R.K.2 1
2. Menanya permasalahan
yang muncul dari
pemukiman yang padat
penduduk.
Terampil bertanya
masalah dalam
pemukiman padat
penduduk (P2).
R.K.3 1
3. Menyimak teks tentang
pemukiman padat
penduduk yang berjudul
“sempitnya ruang
gerakku”. Terampil menyimak
teks (P1). R.K.4 1
4. Menyimak teks jenis-jenis
masalah sosial dengan
judul “masalah-masalah di
sekitar kita”.
5. Mengumpulkan bentuk
masalah sosial di
lingkungan.
Terampil
mengumpulkan
informasi (P3).
R.K.5 1
6. Mengklasifikasikan bentuk
masalah sosial sesuai
jenisnya.
Terampilkan
mengklasifikasikan
masalah sosial (P4).
R.K.6 1
7. Menganalisis cara
mengatasi masalah sosial
sesuai jenisnya.
Terampil
menganalisis cara
mengatasi masalah
sosial (P3).
R.K.7 1
8. Menarik kesimpulan. Terampil
menyimpulkan
pembelajaran (P3).
R.K.8 1
9. Mempresentasikan hasil
diskusi tentang cara
mengatasi masalah sosial.
Terampil
menjelaskan cara
mengatasi masalah
sosial. (P5).
R.K.9 1
84
Rubrik Penilaian Keterampilan Belajar IPS
Berilah tanda (√) pada kolom yang sesuai keadaan yang sebenarnya!
No Nama R.K.1 R.K.2 R.K.3 R.K.4 R.K.5 R.K.6 R.K.7 R.K.8 R.K.9 Jumlah
skor T Td T Td T Td T Td T Td T Td T Td T Td T Td
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
85
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
Keterangan:
T
=
Terampil
86
Td
R.K.1
=
=
Tidak Terampil
Terampil melihat gambar pemukiman padat penduduk.
R.K.2 = Terampil mendengar penjelasan guru.
R.K.3 = Terampil bertanya masalah dalam pemukiman padat penduduk.
R.K.4 = Terampil menyimak teks.
R.K.5 = Terampil mengumpulkan informasi.
R.K.6 = Terampil mengklasifikasikan masalah sosial.
R.K.7 = Terampil menganalisis cara mengatasi masalah sosial.
R.K.8
R.K.9
=
=
Terampil menyimpulkan pembelajaran.
Terampil menjelaskan cara mengatasi masalah sosial.
87
Lampiran II
Lembar Validasi
Instrumen
88
89
90
91
Lampiran III
Instrumen Setelah
Validasi
92
Rubrik Penilaian Ketrampilan Belajar IPS Siswa
No Indikator Keterampilan
Skor
Kriteria
Terampil Tidak
R.K.1. Terampil melihat gambar pemukiman
padat penduduk (P1). 1 0
R.K.2. Terampil mendengarkan penjelasan
guru (P1). 1 0
R.K.3. Terampil bertanya masalah dalam
pemukiman padat penduduk (P2). 1 0
R.K.4. Terampil menyimak teks (P1). 1 0
R.K.5. Terampil mengumpulkan informasi
(P3). 1 0
R.K.6. Terampilkan mengklasifikasikan
masalah sosial (P4). 1 0
R.K.7. Terampil menganalisis cara
mengatasi masalah sosial (P3). 1 0
R.K.8. Terampil menyimpulkan
pembelajaran (P3). 1 0
R.K.9. Terampil menjelaskan cara mengatasi
masalah sosial. (P5). 1 0
93
Lampiran IV
Lembar Observasi
Aktivitas Guru
94
LEMBAR AKTIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN
PENDEKATAN SAINTIFIK
Pengampu : Kristin Sumaryani, S.Pd.SD.
Kelas/Semester : 4A/II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Petunjuk : Berilah tanda check (√) pada kolom yang sesuai dengan
indikator pengamatan!
ASPEK NO INDIKATOR DILAKSANAKAN
YA TIDAK
Kegiatan
Awal
Pembelajaran
.
1 Membuka pembelajaran
dengan salam. √
2 Melakukan absensi kehadiran
siswa. √
3 Memberikan motivasi. √
4 Menginformasikan tujuan
pembelajaran. √
5 Melakukan apersepsi melalui
tanya jawab dengan siswa. √
Kegiatan Inti
Pembelajaran
.
1
Menampilkan gambar
pemukiman padat penduduk
yang menimbulkan masalah
sosial.
√
2
Memberikan penjelasan kepada
siswa tentang gambar
pemukiman penduduk yang
menimbulkan masalah sosial.
√
3 Memberikan kesempatan siswa
untuk bertanya terkait √
95
hal/masalah dalam gambar
pemukiman padat penduduk
yang menimbulkan masalah
sosial.
4 Membagikan teks bacaan. √
5
Memberikan kesempatan siswa
untuk menyimak isi teks
bacaan.
√
6
Memberikan kesempatan siswa
untuk mengumpulkan
informasi dari sumber belajar
lain.
√
7
Memberikan kesempatan siswa
untuk mengklasifikasikan
bentuk masalah sosial sesuai
jenisnya.
√
8
Memberikan kesempatan siswa
untuk menganalisis cara
mengatasi masalah sosial.
√
9
Membimbing siswa untuk
dapat menarik kesimpulan
dalam pembelajaran.
√
10 Membagi kelas ke dalam
beberapa kelompok. √
11
Memberikan kesempatan siswa
untuk mempresentasikan cara
mengatasi masalah sosial.
√
Kegiatan
Akhir
Pembelajaran
1
Bertanyajawab dengan siswa
terkait pembelajaran yang
belum dipahami.
√
96
. 2
Menutup pembelajaran dengan
salam penutup. √
Bringin, Mei 2015
Observer
Padmo Darwanto, S.Pd. SD
NIP. 19580820 197802 1 001
97
Lampiran V
Lembar Observasi
Aktivitas Siswa
98
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA DALAM
PEMBELAJARAN BERPENDEKATAN
PEMBELAJARAN SAINTIFIK
Pengampu : Kristin Sumaryani, S.Pd.SD.
Kelas/Semester : 4A/II
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial
Petunjuk : Isilah kolom hasil sesuai dengan jumlah yang
diperoleh!
ASPEK NO INDIKATOR HASIL
JUMLAH %
Kegiatan Awal
Pembelajaran.
1
Kesiapan dalam pembelajaran
(mempersiapkan buku dan alat
tulis).
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 100%
2
Memperhatikan penjelasan guru
terkait pembelajaran yang akan
dilakukan.
28 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 96%
3 Berinteraksi dengan menjawab
pertanyaan guru.
28 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 96%
Kegiatan Inti
Pembelajaran.
1
Melihat gambar pemukiman
padat penduduk yang
menimbulkan masalah sosial.
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 100%
2
Mendengarkan penjelasan guru
tentang gambar pemukiman
padat penduduk yang
menimbulkan masalah sosial.
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 100%
3
Bertanya terkait hal/masalah
dalam gambar pemukiman padat
penduduk.
16 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 55%
99
4 Menyimak isi teks bacaan. 29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 100%
5 Mengumpulkan informasi dari
sumber belajar lain.
20 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 69%
6 Mengklasifikasikan masalah
sosial berdasar jenisnya.
20 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 69%
7 Menganalisis cara mengatasi
masalah sosial.
22 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 76%
8 Menyimpulkan pembelajaran. 20 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 69%
9 Membentuk kelompok. 29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 100%
10 Mempresentasikan cara
mengatasi masalah sosial.
6 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 21%
Kegiatan
Akhir
Pembelajaran.
1
Aktif bertanya mengenai materi
yang belum dipahami. 5 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
29 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 17%
Bringin, Mei 2015
Observer
Padmo Darwanto, S.Pd. SD
NIP. 19580820 197802 1 001
100
Lampiran VI
Skor Hasil Penelitian
101
SKOR KETERAMPILAN BELAJAR IPS SISWA KELAS 4A SDN
BRINGIN 01 KABUPATEN SEMARANG SEMESTER II
TAHUN PELAJARAN 2014/2015
NO
JUMLAH AKTIVITAS KETERAMPILAN
BELAJAR IPS
TANPA PERLAKUAN DENGAN PERLAKUAN
1 3 5
2 5 4
3 2 7
4 5 6
5 1 7
6 2 8
7 4 9
8 2 5
9 3 7
10 4 9
11 3 8
12 1 9
13 2 8
14 4 7
15 5 6
16 3 9
17 1 5
18 2 7
19 5 8
20 3 9
21 4 8
22 3 8
23 1 7
24 3 5
25 1 6
26 3 5
27 4 7
28 2 6
29 1 9
RATA-RATA 2,8276 7,0345
MAKSIMAL 5 9
MINIMAL 1 4
102
Lampiran VII
Hasil Output Data
Statistik
103
Hasil Output Uji Normalitas
Case Processing Summary
Pembelajaran
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Jumlah Keterampilan belajar
tanpa perlakuan 29 100,0% 0 0,0% 29 100,0%
Descriptives
Pembelajaran Statistic Std. Error
Jumlah Keterampilan
belajar tanpa
perlakuan
Mean 2,8276 ,24849
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 2,3186
Upper Bound 3,3366
5% Trimmed Mean 2,8084
Median 3,0000
Variance 1,791
Std. Deviation 1,33815
Minimum 1,00
Maximum 5,00
Range 4,00
Interquartile Range 2,00
Skewness ,145 ,434
Kurtosis -1,027 ,845
Tests of Normality
Pembelajaran
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Jumlah Keterampilan
belajar tanpa
perlakuan
,146 29 ,119 ,906 29 ,013
a. Lilliefors Significance Correction
104
Uji T Paired Samples T-print out
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Keterampilan Belajar IPS
Dengan Perlakuan 7,0345 29 1,49959 ,27847
Keterampilan Belajar IPS
Tanpa Perlakuan 2,8276 29 1,33815 ,24849
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 Keterampilan Belajar IPS
Dengan Perlakuan &
Keterampilan Belajar IPS
Tanpa Perlakuan
29 -,068 ,725
Paired Samples Test
Paired Differences
t df
Sig.
(2-
tailed) Mean
Std.
Deviation
Std.
Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Keterampilan
Belajar IPS
Dengan
Perlakuan
Keterampilan
Belajar IPS
Tanpa
Perlakuan
4,20690 2,07673 ,38564 3,41695 4,99684 10,909 28 ,000
105
Lampiran VIII
Surat Izin Penelitian
106
Surat Ijin Observasi
107
Surat Ijin Penelitian
108
Lampiran IX
Surat Keterangan Telah
Melakukan Penelitian
109
110
Lampiran X
Dokumentasi
111
Pembelajaran Tanpa Perlakuan.
Guru memberikan penjelasan.
Guru bertanyajawab dengan siswa.
112
Siswa merangkum pembelajaran.
Siswa mengerjakan soal evaluasi pembelajaran.
113
Pembelajaran dengan perlakuan (pendekatan saintifik).
Siswa mengamati gambar.
Siswa menyimak teks bacaan.
114
Siswa mengklasifikasikan bentuk masalah sosial.
Siswa menganalisis cara mengatasi masalah sosial.
115
Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok.