PENGARUH PENDAPATAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL …eprints.unm.ac.id/12537/1/JURNAL EVIANTY LAPU...
Transcript of PENGARUH PENDAPATAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL …eprints.unm.ac.id/12537/1/JURNAL EVIANTY LAPU...
PENGARUH PENDAPATAN MASYARAKAT MULTIKULTURAL
TERHADAP GAYA HIDUP DI KELURAHAN TOMARUNDUNG
KECAMATAN WARA BARAT KOTA PALOPO
EVIANTY LAPU
FAKULTAS ILMU SOSIAL
Email: [email protected]
ABSTRAK
Evianty Lapu. 2019. Pengaruh Pendapatan Masyarakat Multikultural Terhadap
Gaya Hidup di Kelurahan Tomarundung Kecamatan Wara Barat Kota Palopo.
Skripsi Prodi Pendidikan IPS, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri
Makassar. Dibimbing oleh Ibu Hasni, S.Pd., M.Pd dan Bapak Dr. Herman, S.Pd.,
M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1) Tingkat pendapatan
masyarakat multikultural di Kelurahan Tomarundung Kecamatan Wara Barat
Kota Palopo 2) Gambaran gaya hidup masyarakat multikultural di Kelurahan
Tomarundung Kecamatan Wara Barat Kota Palopo 3) Pengaruh pendapatan
masyarakat multikultural terhadap gaya hidup di Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota Palopo. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan
kuantitatif. Variabel penelitian terdiri dari Pendapatan (Variabel X) dan Gaya
Hidup (Variabel Y). Populasi penelitian ini adalah seluruh masyarakat
multikultural di Kelurahan Tomarundung Kecamatan Wara Barat Kota Palopo
berjumlah 3285 jiwa dan ditarik sampel sebanyak 97 jiwa. Teknik analisis data
dilakukan dengan analisis statistik deskriptif dan analisis statistik inferensial.
Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa 1) Tingkat
pendapatan masyarakat multikultural di Kelurahan Tomarundung Kecamatan
Wara Barat Kota Palopo berada dalam kategori “baik” berdasarkan indikator
pendapatan berupa uang, dan pendapatan berupa barang. 2) Gambaran gaya
hidup masyarakat multikultural di Kelurahan Tomarundung Kecamatan Wara
Barat Kota Palopo berada pada kategori “baik” berdasarkan indikator aktivitas,
minat dan opini. 3) Pengaruh pendapatan masyarakat multikultural terhadap
gaya hidup di Kelurahan Tomarundung Kecamatan Wara Barat Kota Palopo
tergolong dalam kategori “sedang”.
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan salah
satu negara yang memiliki struktur
masyarakat majemuk dan
multikultural terbesar di dunia.
Keberagaman budaya tersebut
memperlihatkan bahwa semua
warganya mampu hidup
berdampingan satu sama lain tanpa
memandang perbedaan. Keberadaan
Pancasila sebagai pandangan hidup
bangsa cukup efektif sebagai alat
untuk mewadahi perbedaan
masyarakat dalam kehidupan sehari-
hari. Indonesia tergolong masyarakat
multikultural, karena indonesia
merupakan masyarakat yang
memiliki beragam jenis suku dan
kebudayaan yang berbeda-beda.
Dalam Pasal 28 C ayat 1
UUD 1945 tentang Aturan-aturan
Hukum Pluralisme dan
Multikulturalisme di jelaskan bahwa:
Setiap orang berhak
mengembangkan diri melalui
pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat
pendidikan dan memperoleh
manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi,
seni dan budaya, demi
meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi
kesejahteraan umat manusia1
Kota Palopo adalah sebuah
kota di Provinsi Sulawesi Selatan,
Indonesia. Terkhusus di Kecamatan
Wara Barat Kelurahan Tomarundung
terdapat beberapa masyarakat yang
berasal dari suku Toraja, Bugis,
Makassar, Luwu, Jawa dan Lombok.
Bila di lihat dari pendapatan
masyarakat multikultural di Kota
Palopo yang mana pendapatan
sendiri merupakan jumlah
1Nadhir, bukan. Pluralisme dan Multikultura
lisme. 22 April 2015. Http://nadhirbukan.wo
rdpress.com/2015/04/22/pluralisme-dan-
multikulturalisme/diakses pada tanggal 29
juli 2018.
penghasilan yang diterima oleh
masyarakat atas prestasi kerjanya
selama satu periode tertentu, baik
harian, mingguan, bulanan ataupun
tahunan. Pendapatan masyarakat di
Kota Palopo khususnya pada
masyarakat Kelurahan Tomarundung
berbeda-beda, ada yang bekerja
sebagai petani, buruh, wiraswasta,
dan PNS. Masyarakat multikultural
dalam mengalokasikan pendapatan
yang di milikinya untuk memenuhi
kebutuhan cenderung mengutamakan
kebutuhan non pokok. Pendapatan
mereka juga tergolong dari suku
mereka misalnya yang berasal dari
Jawa dan Luwu rata-rata atau
semuanya mendapatkan penghasilan
dari berwirausaha dan gaya hidup
mereka berbeda yang mana
masyarakat Luwu lebih cenderung
kemewahan sedangkan masyarakat
jawa gaya hidup lebih sederhana
kemudian yang berasal dari toraja
kebanyakan mereka bekerja sebagai
petani dan PNS. Secara keseluruhan
dari beberapa suku kebanyakan yang
bekerja sebagai wirausaha. Dari hal
tersebut sangat mempengaruhi gaya
hidup mereka di lingkungan sosial
masyarakat sekitar. Yang mana
masyarakat yang memiliki
pendapatan yang tinggi lebih jarang
bersosialisasi dan berinteraksi
dengan masyarakat yang pendapatan
rendah. Masyarakat yang memiliki
pendapatan tinggi lebih bersifat
individual atau rumahan dan jarang
sekali bergabung atau berkumpul
dengan masyarakat yang
pendapatannya rendah walaupun
mereka dalam satu lingkungan sosial,
mereka hanya bergabung dengan
masyarakat yang tingkat
pendapatannya tinggi atau kelas
sosial mereka sama, sedangkan
masyarakat yang pendapatannya
rendah lebih sering bersosialisasi
dengan masyarakat lainnya tapi
kepada masyarakat yang sama seperti
mereka. Jadi mereka tergolongkan
atas tingkat pendapatan dan kelas
sosial masyarakat.
Berdasarkan latar belakang
diatas, maka penulis ingin
melakukan penelitian dengan
mengangkat judul: “Pengaruh
Pendapatan Masyarakat Multikutural
Terhadap Gaya Hidup Di Kelurahan
Tomarundung Kecamatan Wara
Barat Kota Palopo”.
Berdasarkan latar belakang di
atas, maka penulis merumuskan
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana tingkat pendapatan
masyarakat multikultural di
Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota
Palopo ?
2. Bagaimana gambaran gaya hidup
masyarakat multikultural di
Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota
Palopo ?
3. Seberapa besar pengaruh
pendapatan masyarakat
multikultural terhadap gaya hidup
masyarakat Kelurahan
Tomarundung Kecamatan Wara
Barat Kota Palopo ?
Berdasarkan rumusan
masalah di atas maka tujuan yang
ingin di capai dalam pelaksanaan
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat
pendapatan masyarakat
multikultural di Kelurahan
Tomarundung Kecamatan Wara
Barat Kota Palopo.
2. Untuk mengetahui gambaran gaya
hidup masyarakat multikultural di
Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota
Palopo.
3. Untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh pendapatan masyarakat
multikultural terhadap gaya hidup
masyarakat Kelurahan
Tomarundung Kecamatan Wara
Barat Kota Palopo.
Penelitian ini diharapkan
mampu memberikan manfaat baik
secara teoritis maupun praktis
1. Manfaat Teoritis
Dari penelitian ini diharapkan
dapat memberikan informasi dan
pengembangan ilmu sosial
khususnya ilmu pengetahuan sosial
dalam memahami secara mendalam
pendapatan masyarakat yang
memiliki keanekaragaman suku dan
gaya hidupnya di lingkungan sosial
masyarakat, kemudian dapat
dijadikan sebagai bahan referensi
bagi peneliti lain yang ingin
mengetahui atau mengkaji objek
yang berkaitan dengan penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Penulis
Sebagai acuan bagi peneliti
sendiri, utamanya dalam
mengembangkan pengetahuan di
bidang ilmu pengetahuan sosial
dalam aspek geografi, sosiologi,
sejarah, dan ekonomi yang
menyangkut masalah pengaruh
pendapatan masyarakat
multikultural terhadap gaya
hidupnya di lingkungan sosial
masyarakat di Kota Palopo.
b. Bagi Masyarakat
Melalui hasil penelitian ini agar
dapat memperkaya khasanah
kepustakaan daerah Sulawesi
Selatan pada umunmnya dan Kota
Palopo pada khususnya.
c. Bagi Akademik
Penelitian ini sebagai bahan
dalam memperluas wawasan
khususnya tentang Pendapatan
dan Gaya Hidup.
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Pustaka
1. Pendapatan
a. Pengertian Pendapatan
Dalam Kamus besar bahasa
Indonesia (KBBI) “Pendapatan
adalah hasil kerja (usaha atau
sebagainya)”.2 Tingkat pendapatan
digunakan sebagai indikator yang
banyak di pakai untuk melihat
pembangunan secara umum. Tinggi
rendahnya tingkat pendapatan akan
mempengaruhi sikap masyarakat
dalam mengatur perilaku ekonomi
masyarakat itu sendiri. Tingkat
pendapatan dapat menyebabkan
terjadinya dinamika kehidupan sosial
dalam masyarakat suatu wilayah,
juga merupakan salah indikator
untuk melihat kondisi sosial ekonomi
masyarakat.
b. Bentuk Pendapatan
Menurut Biro Pusat Statistik
dalam Rusmianti Rusli, pendapatan
dapat di bedakan menjadi dua bentuk
sebagai berikut:
1) Pendapatan berupa uang adalah
segala penghasilan berupa uang
yang sifatnya reguler dan diterima
biasanya sebagai balas atau kontra
prestasi sumbernya berasal dari:
a) Gaji upah yang di terima dari
gaji pokok, kerja sampingan,
kerja lembur, dan kerja
kadang-kadang.
b) Usaha sendiri yang meliputi
hasil bersih dari usaha sendiri,
komisi, penjualan, dan
kerajinan rumah.
2Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka,
1998)http://kbbi.web.id/anggar/diakses pada
tanggal 09 juli 2018
c) Hasil investasi yakni
pendapatan yang diperoleh dari
hak milik tanah.
2) Pendapatan yang berupa barang
adalah segala penghasilan yang
sifatnyaa reguler dan biasanya
tidak berbentuk balas jasa dan
diterima dalam bentuk barang
seperti: pembayaran upah dan gaji
yang di tentukan dalam beras,
pengobatan, transportasi,
perumahan dan kreasi.
2. Masyarakat Multikultural
a. Konsep Masyarakat
Multikultural
Pada dasarnya, akar kata
multikultural adalah beraneka ragam
kebudayaan. Keragaman berasal dari
kata ragam. “Berdasarkan Kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
ragam berarti: (1) sikap, tingkah
laku, cara; (2) macam, jenis; (3)
musik, lagu, langgam; (4) warna,
corak; (5) laras (tata bahasa).
Keragaman menunjukkan adanya
banyak macam, banyak jenis.”3
Pierre L. Van den Berghe
dalam Nasikun menyebutkan
beberapa karakteristik berikut
sebagai sifat-sifat dasar dari suatu
masyarakat majemuk, yaitu sebagai
berikut:
1) Terjadinya segmentasi ke dalam
bentuk kelompok-kelompok yang
seringkali memiliki sub
kebudayaan yang berbeda satu
sama lain.
2) Memiliki struktur sosial yang
berbagi-bagi ke dalam lembaga
lembaga yang bersifat non
komplementer.
3) Kurang mengembangkan
konsensus di antara para
3Herimanto. 2008. Ilmu Sosial & Budaya
Dasar. Jakarta Timur: PT Bumi Aksara.
Hal.97
anggotanya terhadap nilai-nilai
yang bersifat dasar.
4) Secara relatif seringkali
mengalami konflik-konflik di
antara kelompok yang satu
dengan kelompok yang lain
5) Secara relatif integrasi sosial
tumbuh di atas paksaan
(coercion) dan saling
ketergantungan di dalam bidang
ekonomi, serta
6) Adanya dominasi politik oleh
suatu kelompok atas kelompok-
kelompok yang lain.4
3. Gaya Hidup
a. Pengertian Gaya Hidup
David Chaney menjelaskan
bahwa: Gaya hidup adalah pola-pola
tindakan membedakan antara satu
orang dengan orang lain. Gaya hidup
tergantung pada kultural yang
masing-masing merupakan gaya, tata
krama, cara menggunakan barang
dan waktu tertentu yang merupakan
karakteristik suatu individu dan
kelompok, namun bukanlah suatu
pengalaman sosial, akan tetapi lebih
cenderung kepada seperangkat
praktik dan sikap-sikap yang masuk
akal dalam konteks tertentu.5
b. Faktor Yang Mempengaruhi
Gaya Hidup
Menurut Amstrong
menyatakan bahwa “Faktor-faktor
yang mempengaruhi gaya hidup, ada
2 faktor” yaitu
1) Faktor Internal
a) Sikap berarti suatu keadaan
jiwa dan keadaan pikir yang
dipersiapkan untuk
memberikan tanggapan
4Nasikun. Op. cit. p.40-41
5David Chaney.1996. Life Style Sebuah
Pengantar Komprehensif. Yogyakarta:
Jalasutra, hal. 40-41
terhadap suatu objek yang
diorganisasi melalui
pengalaman dan
mempengaruhi secara
langsung pada perilaku.
b) Pengalaman dan pengamatan
dapat mempengaruhi
pengamatan sosial dalam
tingkah laku, pengalaman
dapat diperoleh dari semua
tindakannya dimasa lalu dan
dapat dipelajari, melalui
belajar orang akan dapat
memperoleh pengalaman.
c) Kepribadian adalah
konfigurasi karakteristik
individu dan cara berperilaku
yang menentukan perbedaan
perilaku dari setiap individu.
d) Konsep diri sebagai inti dari
pola kepribadian akan
menentukan perilaku
individu dalam menghadapi
permasalahan hidupnya,
karena konsep diri merupakan
frame of reference yang
menjadi awal perilaku.
e) Motif
Perilaku individu muncul
karena adanya motif kebutuhan
untuk merasa aman dan
kebutuhan terhadap prestise
merupakan beberapa contoh
tentang motif.
f) Kelas sosial adalah sebuah
kelompok yang relatif
homogen dan bertahan lama
dalam sebuah masyarakat,
yang tersusun dalam sebuah
urutan jenjang, dan para
anggota dalam setiap
jenjang itu memiliki nilai,
minat, dan tingkah laku
yang sama.
g) Kebudayaan yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan,
kesenian, moral, hukum, adat
istiadat, dan kebiasaan-
kebiasaan yang diperoleh
individu sebagai anggota
masyarakat.6
c. Bentuk-bentuk Pergeseran
Gaya Hidup
Chaney mengemukakan
beberapa bentuk gaya hidup, antara:
1) Industri Gaya Hidup
Bentuk-bentuk gaya hidup dari
industri gaya hidup terdiri dari
pakaian dan kendaraan.
2) Iklan Gaya Hidup
Iklan merepresentasikan gaya
hidup dengan menanamkan secara
halus (subtle) arti pentingnya citra
diri untuk tampil di muka publik
seperi media sosial.
3) Public Relations dan Jurnalisme
Gaya Hidup
Pemikiran mutakhir dalam dunia
promosi sampai pada kesimpulan
bahwa dalam budaya berbasis
selebriti, para selebriti membantu
dalam pembentukan identitas dari
para konsumen, identitas menjadi
suatu sandaran “aksesori fashion”.
4) Gaya Hidup Mandiri
Kemandirian adalah mampu hidup
tanpa bergantung mutlak kepada
sesuatu yang lain.
5) Gaya Hidup Hedonis
Suatu pola hidup yang
aktivitasnya untuk mencari
kesenangan, seperti lebih banyak
menghabiskan waktu di luar
rumah, lebih banyak bermain,
senang pada keramaian kota,
senang membeli barang mahal
yang disenangi, serta selalu ingin
menjadi pusat perhatian.
d. Indikator Gaya Hidup
6Mirjayanti. Op.cit. p.10
Menurut Wells dan Tigert
(dalam Engel dkk, 2005) terdapat
tiga indikator atau aspek-aspek gaya
hidup hedonis yaitu:
1) Aktivitas (Activity) adalah suatu
cara individu dalam
mempergunakan waktunya yang
diwujudkan dalam bentuk
tindakan nyata yang dapat dilihat
seperti lebih banyak
menghabiskan waktu diluar rumah
untuk bermain, hura-hura, pergi
ke pusat perbelanjaan maupun
kafe, serta senang memberi
barang-barang mahal yang
sifatnya kurang diperlukan
(konsumtif).
2) Minat (Interest) diartikan sebagai
suatu ketertarikan yang muncul
dari dalam diri individu terhadap
lingkungan, sehingga individu
tersebut merasa senang untuk
memperhatikannya. Minat dapat
muncul terhadap suatu objek,
peristiwa, atau topik yang
menekankan pada unsur
kesenangan hidup.
3) Opini (Opinion) adalah pendapat
atau tanggapan baik secara lisan
maupun secara tulisan yang
diberikan individu dalam
merespon situasi ketika muncul
pernyataan-pernyataan atau
tentang isu-isu sosial tentang
dirinya sendiri, dan produk-
produk yang berkaitan dengan
kesenangan hidup.7
B. Kerangka Pikir
Gaya hidup adalah pola hidup
seseorang di dunia yang
diekspresikan dalam aktivitas, minat,
dan opininya. Gaya hidup
menggambarkan keseluruhan diri
seseorang yang berinteraksi dengan
7Alfathri. Op. cit. p. 93
lingkungannya. Yang mana
masyarakat yang memiliki
pendapatan yang tinggi lebih jarang
bersosialisasi dan berinteraksi
dengan masyarakat yang pendapatan
rendah. Masyarakat yang memiliki
pendapatan tinggi lebih bersifat
individual atau rumahan dan jarang
sekali bergabung atau berkumpul
dengan masyarakat yang
pendapatannya rendah walaupun
mereka dalam satu lingkungan sosial,
mereka hanya bergabung dengan
masyarakat yang tingkat
pendapatannya tinggi atau kelas
sosial mereka sama, sedangkan
masyarakat yang pendapatannya
rendah lebih sering bersosialisasi
dengan masyarakat lainnya tapi
kepada masyarakat yang sama seperti
mereka.
C. Hipotesis
Adapun hipotesis antara
variabel-variabel yang di teliti dapat
di gambarkan sebagai berikut :
H0 :Tidak terdapat pengaruh yang
signifikan antara tingkat
pendapatan masyarakat
multiikultural dengan gaya
hidup masyarakat Kelurahan
Tomarundung Kecamatan Wara
Barat Kota Palopo.
H1 :Terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara tingkat
pendapatan masyarakat
multikultural dengan gaya hidup
masyarakat Kelurahan
Tomarundung Kecamatan Wara
Barat Kota Palopo.
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti
menggunakan pendekatan penelitian
yang bersifat kuantitatif, karena hasil
data dari angket yang diperlukan
untuk mengungkap masalah dalam
bentuk skor angka data kuantitatif
yang selanjutnya diolah dan diuji
dengan teknik analisis statistika.
B. Variabel dan Desain Penelitian 1. Variabel Penelitian
a) Variabel bebas (independent
variable) adalah merupakan
variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya
atau timbulnya variabel dependen
(terikat). Jadi variabel bebas disini
adalah pendapatan masyarakat
multikultural (X).
b) Variabel terikat (dependent
variable) meruapakan variabel
yang yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas. Variabel terikat
disini adalah Gaya Hidup (Y)
2. Desain Penelitian
Suatu penelitian
membutuhkan suatu desain
penelitian atau strategi penelitian
untuk membantu penulis dalam
melaksanakan penelitian.
C. Defenisi Operasional dan
Pengukuran Variabel
1. Defenisi Operasional Variabel
a. Pendapatan masyarakat
multikultural yang dimaksudkan
dalam penelitian ini adalah
penerimaan dari gaji atau balas
jasa dari hasil usaha yang di
peroleh individu atau kelompok
rumah tangga dalam satu bulan
dan di gunakan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari.
b. Gaya hidup dimaksud dalam
penelitian ini adalah pola hidup
seseorang di dunia yang di
ekspresikan dalam aktivitas, minat
dan opininya.
2. Pengukuran Variabel
Dalam pengukuran variabel
penelitian ini, maka digunakan
instrument berupa angket yang
diajukan kepada responden dengan
menggunakan skala likert. Data yang
dihimpun adalah data dari jawaban
daftar pertanyaan.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi atau jumlah
penduduk Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota Palopo
adalah 3.318 dimana penduduk laki-
laki 1.580 orang dan penduduk
perempuan 1.738. Adapun yang
menjadi populasi dalam penelitian ini
adalah Masyarakat Multikultural
(masyarakat yang bersuku Toraja,
Makassar, Bugis Luwu, Jawa, dan
Lombok) yang berada di Kelurahan
Tomarundung Kecamatan Wara
Barat Kota Palopo.
2. Sampel
Menurut Sugiyono, sampel
adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut.8
E. Teknik dan Prosedur
Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi atau pengamatan
langsung yaitu teknik pengumpulan
data dengan cara peneliti melakukan
observasi atau pengamatan langsung
mengenai keadaan masyarakat
multikultural yang berada di
Kelurahan Tomarundung Kecamatan
Wara Barat Kota Palopo.
2. Kuesioner (Angket),
Angket adalah suatu daftar
pertanyaan yang disusun sedemikian
rupa sehingga memudahkan
responden dalam memberikan
gambaran yang sesuai dengan
keadaan yang sebenarnya.
8Ibid. p.118
3. Dokumentasi
Dokumentasi yaitu suatu cara
mengumpulkan data dengan mencari
bukti-bukti tertulis. Data yang di
perlukan dengan menggunakan
teknik ini adalah mengenai jumlah
obyek yang di teliti, yaitu jumlah
masyarakat multikutural sebagai
populasi dan sampel.
F. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono dalam
penelitian kuantitatif, analisis data
merupakan kegiatan setelah data dari
seluruh responden atau sumber data
lain terkumpul.9
1. Analisis Statistik Deskriptif
Teknik analisis statistik
deskriptif merupakan teknik analisis
data yang bertujuan untuk
mendeskripsikan kedua variabel
dengan menggunakanan analisis rata-
rata (mean) serta standar deviasi.
a. Persentase
P = 𝑓
𝑁x100%
dimana:
P: angka persentase
f: frekuensi jawaban responden
N: jumlah responden/sampel
b. Rata-rata (mean)
M = xi
n
dimana :
xi = jumlah tiap data
n = banyaknya data
M = rata-rata
c. Standar deviasi
SD = ∑ 2𝑥
𝑁
Dimana:
SD : Standar Deviasi
X: Nilai Harga
N: Jumlah data10
9Sugiyono. Op. cit. p. 207
10
Ibid. p.189
2. Analisis Statistik Inferensial
a. Uji Normalitas Data
Uji normalitas yang
digunakan adalah rumus Chi Kuadrat
yang di kemukakan oleh Sugiyono
dengan rumus:
(fo - fh)2
X2 =
Fh
Di mana :
X2
= Chi Kuadrat
Fo = frekuensi yang diobservasi
Fh = frekuensi yang diharapkan
Kriteria pengujian ini
dilakukan dengan membandingkan
harga Chi Kuadrat hitung dengan Chi
Kuadrat Tabel. Bila harga Chi
Kuadrat hitung lebih kecil atau sama
dengan harga Chi Kuadrat tabel (Xh2
≤ Xt2), maka distribusi dinyatakan
normal, dan apabila lebih besar (>)
dinyatakan tidak normal.
b. Analisis Regresi Linear Sederhana
Analisis regresi sederhana
digunakan untuk mengetahui
pengaruh pendapatan masyarakat
multikultural terhadap gaya hidup
dilingkungan sosial. Adapun rumus
analisis regresi sederhana yang
dikemukakan Sugiyono, yaitu:
Y' = a = b X
Di mana:
Y' = nilai yang diprediksi
a = konstanta atau bila X = 0
b = koefisien regresi
X = nilai variabel independen
Untuk keperluan regresi
linear sederhana digunakan Uji-F
melalui tabel Anava. Hipotesis yang
diterima adalah:
Ho : ɑ : ß = 0, melawan
H1 : ɑ ≠ 0 atau ß ≠ 0
Kriteria pengujian adalah
bilamana Fhitung lebih besar dari Ftabel
pada taraf signifikan ɑ = 0,05, maka
Ho ditolak atau Hi diterima yang
menyatakan bahwa pendapatan
masyarakat multikultural
berpengaruh terhadap gaya hidup di
lingkungan sosial, maka perlu
pengujian lanjutan, begitupula
sebaliknya apabila Fhitung lebih
kecildari Ftabel pada taragf signifikan
ɑ = 0,05, maka Ho diterima atau Hi
ditolak yang menyatakan bahwa
pendapatan masyarakat multikultural
berpengaruh terhadap gaya hidup.
c. Analisis Korelasi Product
Moment
Digunakan mengetahui ada
tidaknya hubungan yang signifikan
antara variabel X dan variabel Y,
rumus korelasi yang digunakan:11
r xy = nΣxy– (Σx) (Σy)
√{nΣx²– (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}
Dimana :
rxy :koefisen korelasi
x: nilai variabel X
y: nilai variabel Y
Selanjutnya pengujian
koefisien korelasi dengan menguji
hipotesis, yaitu Ho : p = 0 lawan Hi :
p ≠ 0. Kriteria pengujian adalah ada
pengaruh yang signifikan jika nilai r
hirung lebih besar nilai r tabel pada
sampel (N) tertentu pada taraf
signifikan 5% demikian pula
sebaliknya.
HASIL PENELITIAN
A. Hasil Penelitian
1. Gambaran Umum Lokasi
Penelitian
a. Sejarah Singkat Kelurahan
Tomarundung
Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota Palopo
yang dahulunya merupakan bagian
dari wilayah Kelurahan Boting
11
Sugiyono, 2013.Metode
PenelitianPendidikan.Bandung.Alfabeta.Hal
.255
Kecamatan Wara yang memiliki
cakupan wilayah yang cukup luas,
jumlah penduduk serta syarat-syarat
administrasi yang sudah memenuhi
kriteria, sehingga Pemerintah Kota
Palopo pada tahun 2003 memekarkan
Kelurahan Boting menjadi 2
kelurahan dengan berdasarkan
peraturan daerah Kota Palopo, maka
terbentuklah Kelurahan
Tomarundung yang diresmikan oleh
Bapak Walikota Palopo yang
pertama Drs. H.P.A Tenriadjeng,
M.Si pada tanggal 23 april 2005.
b. Letak Geografis Kelurahan
Tomarundung
Kelurahan Tomarundung
merupakan salah satu kelurahan di
wilayah Kota Palopo, Provinsi
Sulawesi Selatan. Secara geografis
Kelurahan Tomarundung terletak
pada posisi 3° 0’ 20” LS - 3° 0’ 40”
LS dan 120° 10’ 40” - 120° 11’ 20”
BT. Kelurahan Tomarundung
memiliki luas 2,60 KM² yang terbagi
atas 06 RW dan 14 RT
c. Visi dan Misi Kelurahan
Tomarundung
Berdasarkan hal tersebut,
maka visi Kelurahan Tomarundung
yaitu “Terwujudnya pelayanan prima
yang bersih dan akuntabel pada
kantor Kelurahan Tomarundung
melalui penyelenggaraan pemerintah
yang inspiratif dan transparan”.
Visi Kelurahan Tomarundung
diwujudkan melalui Misi Kelurahan
Tomarundung yang meliputi:
1. Meningkatkan pelayanan
administrasi perkantoran dengan
mengembangkan kualitas Sumber
Daya Manusia aparatur dalam
upaya memberikan pelayanan
yang memuaskan masyarakat.
2. Meningkatkan kualitas
penyelenggaraan Pemerintah
umum dan pemerintahan
Kelurahan dengan
mengedepankan Norma dan
Budaya Lokal.
3. Meningkatkan perekonomian dan
pembangunan melalui
optimalisasi partisipasi
masyarakat.
4. Meningkatkan kesejahteraan
sosial masyarakat dengan
mengoptimalkan pemberdayaan
masyarakat dengan
mempertahankan Budaya Gotong
Royong.
d. Keadaan Penduduk
Kelurahan Tomarundung
merupakan salah satu kelurahan yang
terintegrasi dalam wilayah
administratif Kecamatan Wara Barat
Kota Palopo. Adapun jumlah
penduduk di Kelurahan ini adalah
sebesar 3.285 jiwa tanpa
membedakan jenis kelamin dan usia.
e. Agama
Masyarakat Kelurahan
Tomarundung pada dasarnya
masyarakat yang religius dengan
sebagian besar penduduknya
beragama Kristen.
2. Penyajian Data Hasil Penelitian
a. Analisis Data Deskriptif
1) Tingkat Pendapatan
Masyarakat Multikultural di
Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota
Palopo (Variabel X)
Berdasarkan pada tabel 4.4,
menunjukkan frekuensi terbanyak
pada interval 47-57 dan frekuensi
terendah berada pada interval 25-35.
Diketahui dari olahan SPSS 20
bahwa nilai rata-rata (mean) dari
pendapatan masyarakat multikultural
(Variabel X) sebesar 47,00 dimana
nilai rata-rata dikonsultasikan pada
interval 47-57 yang berarti tergolong
38
dalam kategori “Baik” persentase
47% dengan standar deviasi 43,396.
2) Gambaran Gaya Hidup
Masyarakat Multikultural di
Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota
Palopo (Variabel X)
Berdasarkan pada tabel 4.6,
menunjukkan frekuensi terbanyak
pada interval 55-67 dan frekuensi
terendah berada pada interval 60-80.
Diketahui dari olahan SPSS 20
bahwa nilai rata-rata (mean) dari
gaya hidup masyarakat multikultural
(Variabel Y) sebesar 52,42 dimana
nilai rata-rata dikonsultasikan pada
interval 55-67 yang berarti tergolong
dalam kategori “Baik” persentase
49% dengan standar deviasi 70,955.
Hal ini menggambarkan bahwa gaya
hidup masyarakat multikultural di
Kelurahan Tomarundung Kecamatan
Wara Barat Kota Palopo sudah
“baik” ditinjau dari indikator
aktivitas, minat dan opini.
b. Analisis Statistik Inferensial
1) Uji Normalitas Data
pendapatan masyarakat
multikultural (X) ditemukan harga
Chi Kuadrat hitung = 0,077. Harga
tersebut selanjutnya dibandingkan
dengan harga Chi Kuadrat Tabel =
0,986 dengan df sebesar 97. Karena
harga Chi Kuadrat Hitung lebih kecil
dari harga Chi Kuadrat Tabel (0.077
< 0.986), maka distribusi pendapatan
masyarakat multikultural (X) normal.
Selanjutnya, untuk gaya
hidup (Y) ditemukan harga Chi
Kuadrat hitung = 0,078. Harga
tersebut selanjutnya dibandingkan
dengan harga Chi Kuadrat Tabel =
0,987 dengan df sebesar 97. Karena
harga Chi Kuadrat Hitung lebih kecil
dari harga Chi Kuadrat Tabel (0.078
< 0.987), maka distribusi gaya hidup
masyarakat multikultural (Y) normal.
2) Analisis Korelasi Product
Moment
Untuk mengetahui apakah
korelasi hasil perhitungan tersebut
signifikan atau tidak, maka perlu
diadakan pengujian koefisien
korelasi dengan ketentuan apabila
nilai r hitung ˃ r tabel pada sampel
(N) pada taraf signifikan 5% berarti
ada pengaruh yang signifikan
begitupula sebaliknya. Dengan
demikian sekarang dibandingkan
antara nilai r hitung sebesar 0,403
dengan nilai r tabel dengan sampel
berjumlah 97 orang pada taraf
signifikan 5% sebesar 0,202. Maka
disimpulkan bahwa r hitung ˃ r tabel
pada sampel (N) berjumlah 97 orang
atau 0,403 ˃ 0,202. Hal ini berarti
H1 diterima berbunyi “terdapat
pengaruh yang positif dan signifikan
antara pendapatan masyarakat
multikultural terhadap gaya hidup di
Kelurahan Tomarundung Kecamatan
Wara Barat Kota Palopo.
3. Analisis Regresi Linear
Sederhana
Adapun jika nilai signifikan
variabel pendapatan masyarakat
multikultural (variabel X) terhadap
gaya hidup (variabel Y) = 0,000 <
0,05, maka hal tersebut menunjukkan
bahwa variabel independen
pendapatan masyarakat multikultural
berpengaruh signifikan terhadap
gaya hidup.
Y = a + bX
Y = 28,178 + 0,516 X
Berdasarkan persamaan
tersebut, maka apabila pendapatan
masyarakat multikultural naik 1,
maka dapat diramalkan nilai atau
skor gaya hidup naik sebesar 0,05.
Hal ini berarti bahwa kenaikan 1 X
dapat memberikan kontribusi
terhadap gaya hidup. Dari hasil
perhitungan uji Fhitung sebesar 28,694
dan Ftabel (0,05 : 1 : 95) sebesar 3,94
sehingga 28,694 ˃ 3,94. Berarti
dapat dikatakan bahwa hipotesis
berbunyi “terdapat pengaruh antara
tingkat pendapatan masyarakat
multikultural terhadap gaya hidup”.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
1. Tingkat Pendapatan
Masyarakat Multikultural di
Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota
Palopo
a. Pendapatan Berupa Uang
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai Pendapatan Berupa Uang
di Kelurahan Tomarundung ialah
masyarakat yang memperoleh
pendapatan dari hasil kerja pokok,
kerja sampingan, dan dari usaha
sendiri yang ditunjang dari berbagai
jenis pekerjaan yang dimiliki seperti
berwirausaha, bertani, PNS, Honorer,
dan lain- lain sebagainya.
Pendapatan yang mereka
terima tergantung dari jenis
pekerjaan mereka misalkan
berwirausaha mendapatkan uang
perhari atau perminggu, PNS dan
Honorer mendapatkan uang
perbulan, dan petani yang terkadang
mendapatkan uang pertahun dari
hasil penjualan hasil panennya.
Dengan cara itulah masyarakat yang
ada di Kelurahan Tomarundung
mampu memenuhi berbagai
kehidupan hidup sehari-hari sehingga
masyarakat memperoleh tingkat
pendapatan dari hasil kerja kerasnya
tergolong tinggi.
b. Pendapatan Berupa Barang
Berdasarkan hasil penelitian
yang ditemukan di lokasi penelitian
mengenai Pendapatan Berupa Barang
di Kelurahan Tomarundung ialah
pendapatan yang diwujudkan dalam
bentuk barang misalkan beras atau
pengobatan adalah sesuatu yang
didapatkan oleh masyarakat secara
cuma-cuma yang diterima dari
pemerintah yang diberikan untuk
masyarakat yang memiliki ekonomi
kelas bawah dikarenakan kurang
mampu dalam memenuhi berbagai
kebutuhannya. Sedangkan
pendapatan yang diwujudkan dalam
bentuk transportasi biasanya
didapatkan oleh masyarakat yang
memiliki pekerjaan tetap seperti
PNS, yang diberikan fasilitas
transportasi baik itu berupa sepeda
motor ataupun mobil agar dapat
digunakan ketika bekerja. Sehingga
pada hasil penelitian yang didapatkan
penulis dilapangan bahwa
masyarakat multikultural
mendapatkan pendapatan berupa
barang ditunjang dari berbagai hal
tertentu.
2. Gambaran Gaya Hidup
Masyarakat Multikultural di
Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota
Palopo
a. Aktivitas
Berdasarkan hasil penelitian
yang ditemukan di lokasi penelitian
berdasarkan pengamatan mengenai
aktivitas masyarakat multikultural di
Kelurahan Tomarundung ialah
kehidupan sehari-hari aktivitas
masyarakat yang ditampilkan
memang berbeda-beda namun rata-
rata masyarakat mempergunakan
waktunya yang diwujudkan dalam
bentuk tindakan nyata yang dapat
dilihat seperti kebanyakan
masyarakat lebih banyak
menghabiskan waktu diluar rumah
untuk bermain, hura-hura, pergi ke
pusat perbelanjaan maupun cafe
sehingga sangat jarang ataupun
kurangnya rinteraksi dengan
masyarakat disekeliling tempat
tinggalnya dan terkadang ada juga
masyarakat yang lebih bersifat
invidual, serta ada yang sangat
senang membeli barang-barang
mahal yang sifatnya kurang
diperlukana (konsumtif), suka
dengan kegiatan bersenang-senang
yang serba praktis.
Aktivitas dari gaya hidup
mereka yang serba instan dan
mencari kesenangan semata
membuat mereka lupa bahwa tidak
ada yang lebih penting selain hidup
apa adanya, berinteraksi di
masyarakat itu jauh lebih baik dan
bermanfaat baik dari sifat psikologis
yang di dapatkan oleh masyarakat
tersebut. Namun pada penelitian ini
masyarakat yang terbilang lebih
bergaya hidup hedonis yaitu
masyarakat Toraja berdasarkan
kesimpulan jawaban dari pernyataan
yang diajukan dan rata-rata memilih
setuju.
b. Minat
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai minat masyarakat
multikultural di Kelurahan
Tomarundung ialah masyarakat
kebanyakan memandang bahwa
hidup sebagai sesuatu yang instan,
dan melakukan kehidupan yang serba
enak dan gampang. Kesukaan
masyarakat tersebut menjadikan
prioritas dalam hidup mereka
contohnya pada masyarakat yang
memiliki minat yang tinggi untuk
membeli barang-barang yang sedang
populer, memiliki keinginan yang
tinggi membeli barang-barang yang
ada di mall dibanding yang ada di
pasar. Perubahan pada cara mereka
menggunakan pakaian juga
dipengaruh oleh zaman saat ini, tidak
tampil percaya diri menggunakan
pakaian yang biasa saja seakan
mereka ingin memperlihatkan
kepada masyarakat lain bahwa
mereka menggunakan barang-barang
yang populer dan mewah. Begitupun
pada malam hari biasanya
masyarakat di Kelurahan
Tomarundung meluangkan waktunya
untuk pergi bersantai-santai dengan
keluarga, teman ataupun kerabat
lainnya ke pusat keramaian kota.
c. Opini
Berdasarkan hasil penelitian
mengenai opini masyarakat
multikultural di Kelurahan
Tomarundung ialah masyarakat
multikultural memiliki anggapan
bahwa dunia adalah segalanya dan
selalu memandang hidup secara
instan yang memilki relativitas
kenikmatan diatas rata-rata yang
tinggi. Sehingga dapat dikatakan
bahwa masyarakat cenderung
memiliki opini yang sangat tinggi
dengan hal-hal yang bersifat
hedonisme. Hal tersebut dibuktikan
dengan adanya pernyataan diangket,
yang rata-rata masyarakat memilih
setuju.
3. Gambaran Pengaruh Pendapatan
Masyarakat Multikultural
Terhadap Gaya Hidup di
Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota
Palopo
Berdasarkan hasil penelitian
dan olahan data menggunakan SPSS
20 dengan analisis statistik deskriptif
dan analisis statistik inferensial
diketahui bahwa terdapat pengaruh
yang positif dan signifikan yang
dibuktikan dengan penelitian dan di
dapatkan hasil korelasi sebesar 0,403
yang berada pada kategori “sedang”.
Dengan demikian H0 ditolak dan H1
diterima yaitu terdapat pengaruh
antara Pendapatan Masyarakat
Multikultural Terhadap Gaya Hidup
di Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota Palopo.
Pada umumnya masyarakat
multikultural masa kini bertujuan
untuk sekedar memberikan hiburan
dan menunjukkan bahwa identitas
dirinya berbeda dengan yang lainnya,
gaya hidup yang sering banyak
dicontohi atau ditiru adalah gaya
hidup hedonisme. Seseorang dapat
dikatakan menganut hedonisme
ketika mereka melakukan aktivitas
fisik berupa mengejar modernitas
dan menghabiskan banyak uang dan
waktu yang dimiliki (aktivitas),
memenuhi banyak keinginan dan
objek apa saja yang dianggap
menarik. Perilaku ini terlihat
misalnya pada objek yang
menekankan unsur kesenangan hidup
seperti fashion, makanan, barang
mewah, tempat nongkrong (minat),
serta memberi jawaban atau respon
positif terhadap kenikmatan hidup
(opini). Seiring dengan naiknya
pendapatan atau penghasilan yang
diterima biasanya akan diiringi
naiknya gaya hidup. Bahkan tidak
jarang akhirnya masyarakat lebih
memilih untuk berutang daripada
menurunkan gaya hidupnya yang
sudah hedonisme.
Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa semakin tinggi
pendapatan yang diterima oleh
masyarakat multikultural maka ada
kecenderungan semakin tinggi pula
gaya hidupnya, begitu pula
sebaliknya semakin rendah
pendapatan yang diterima maka ada
kecenderungan semakin rendah pula
gaya hidupnya.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian
dan pembahasanmaka peneliti dapat
menyimpulkan bahwa:
1. Tingkat Pendapatan Masyarakat
Multikultural di Kelurahan
Tomarundung Kecamatan Wara
Barat Kota Palopo. Pendapatan
berupa uang yaitu masyarakat
yang memperoleh pendapatan dari
hasil kerja kerasnya terbilang
cukup tinggi ditinjau dari jenis
pekerjaan yang dimiliki sehingga
ia mampu memenuhi berbagai
kebutuhan sehari-hari. Pendapatan
berupa barang yang ditemukan
dilokasi penelitian ialah
masyarakat memang rata-rata
kurang memperoleh pendapatan
yang sifatnya berbentuk barang
ditunjang dari berbagai hal
tertentu
2. Gambaran Gaya Hidup
Masyarakat Multikultural di
Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota
Palopo berada pada gaya hidup
hedonis.
3. Terdapat Pengaruh positif dan
signifikan antara Pendapatan
Masyarakat Multikultural
Terhadap Gaya Hidup di
Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota
Palopo.
Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian
yang dilakukan mengenai “Pengaruh
Pendapatan Masyarakat
Multikultural Terhadap Gaya Hidup
di Kelurahan Tomarundung
Kecamatan Wara Barat Kota Palopo”
adalah sebagai referensi, perluasan
wawasan, dan ilmu pengetahuan
tentang pendapatan masyarakat
multikultural dan gaya hidup.
Saran
1. Sebaiknya kepada masyarakat
multikultural yang tergolong
memiliki pendapatan berupa
barang yang kurang agar lebih
ditingkatkan lagi kualitas kerjanya
agar lebih maksimal sehingga
mendapatkan hasil yang
diharapkan.
2. Dalam aktivitas masyakat
multikultural seharusnya tidak
hanya untuk mencari kesenangan
semata seperti lebih
menghabiskan waktu di luar
rumah dengan hal-hal yang
kurang penting, melainkan
memanfaatkan waktu yang lebih
baik untuk hal-hal yang
seharusnya bermanfaat bagi
masyarakat itu sendiri.
3. Pendapatan masyarakat
multikultural bepengaruh terhadap
gaya hidup dalam kategori
sedang. Oleh karena itu,
disarankan kepada masyarakat
multikultural agar lebih
meningkatkan pendapatannya
sehingga gaya hidup yang baik
berada pada kategori sangat kuat.
REFERENSI
Adlin, Alfathri (ed), 2006. Resistensi
Gaya Hidup: Teori dan
realitas.Yogyakarta : Jalasutra
Buku Pedoman Bagi Mahasiswa
Pendidikan IPS FIS UNM.
Pedoman Penulisan Proposal
dan Skripsi. Makassar: Program
Studi Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Sosial Fakultas
Ilmu Sosial Universitas Negeri
Makassar
Bungin, Burhan. 2011. Metodologi
Penelitian Kuantitatif. Jakarta:
Prenada Media Group Chaney, David.1996. Life Style
Sebuah Pengantar
Komprehensif. Yogyakarta:
Jalasutra. Nadhir, bukan. Pluralisme dan Multikul
turalisme. 22 April 2015. Http://nad
hirbukan.wordpress.com/2015/04/2
2/pluralisme-dan-
multikulturalisme/diakses pada
tanggal 29 juli 2018. Herimanto. 2008. Ilmu Sosial &
Budaya Dasar. Jakarta Timur:
PT Bumi Aksara.
Narwako. Dwi dkk. 2011. Sosiologi
Teks Pengantar dan Terapan.
Jakarta: Prenada Media Group.
Nasikun. 2014. Sistem Sosial
Indonesia. Jakarta: Rajawali
Pers.
Rusli, Rusmianti. 2016. Pendapatan
Petani Rumput Laut dan
Dampak Positifnya Bagi
Kehidupan Sosial Keluarga di
Desa Burau Pantai Kab.Luwu
Timur. Skripsi. Fakultas Ilmu
Sosial.Universitas Negeri
Makassar
Setiadi, Elly & Usman Kolip. 2011.
Pengantar Sosiologi. Bandung:
Kencana Prenamedia Group.
Siregar. Syofian 2013. Metode
Penelitian Kuantitatif Dilengkapi
Dengan Perbandingan
Perhitungan Manual &
SPSS.Jakarta:Penerbit Prenada
Media Group
Sugiyono,
2013.MetodePenelitianPendidik
an.Bandung: Alfabeta
Sugiyono, 2016. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif Kualitatif dan R&D.,
Alfabeta. Bandung