PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP...
Transcript of PENGARUH METODE ROLE PLAYING TERHADAP...
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK
THINK-PAIR-SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA PADA KONSEP
SISTEM PEREDARAN DARAH
(Kuasi Eksperimen di SMP PGRI 2 CIPUTAT)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH
LINA MARLINA
NIM : 105016100508
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2011
LEMBAR PENGESAHAN
PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TEKNIK
THINK-PAIR-SHARE TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI
SISWA PADA KONSEP
SISTEM PEREDARAN DARAH
(Kuasi Eksperimen di SMP PGRI 2 CIPUTAT)
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai
Gelar Sarjana Pendidkan (S.Pd)
Oleh
LINA MARLINA
NIM. 105016100508
Di bawah Bimbingan
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd Meiry Fadilah Noor, S.Si
NIP. 19681228 200003 1 004 NIP.150 411 174
Lembar Pengesahan Penguji
Skripsi berjudul : “Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Think-Pair-
Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”, diajukan kepada Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, Oleh Lina Marlina, NIM 105016100508 dan telah dinyatakan lulus dalam
ujian munaqasah pada 27 Mei 2011 di hadapan dewan penguji. Karena itu, penulis
berhak memperoleh gelar Sarjana Strata I (S.Pd) dalam bidang Pendidikan
Biologi.
Jakarta, 27 Mei 2011
Panitia Ujian Munaqasah
Tanggal Tanda Tangan
Ketua Panitia
(Ketua Jurusan IPA) .................... ........................
Baiq Hana Susanti, M.Sc
19700209 200003 001
(Sekretaris Jurusan Pendidikan IPA)
Nengsih Juanengsih, M.Pd .................... ........................
NIP. 19790510 200640 2 001
Penguji I
Nengsih Juanengsih, M.Pd .................... ........................
NIP. 19790510 200640 2 001
Penguji II
Eny S Rosyidatun, S.Si, MA ................... ........................
NIP. 19750924 200604 2 001
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Prof. Dr. Dede Rosyada, MA
NIP. 19571005 198703 1 003
i
ABSTRAK
Lina Marlina, “Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Think-
Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep Sistem Peredaran
Darah.” Skripsi, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Model Cooperative
Learning teknik Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Pada Konsep
Sistem Peredaran Darah. Penelitian ini dilaksanakan di SMP PGRI 2 Ciputat,
Tangerang. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan
Nonrandomized Control Group Pretest-Postest Design. Pengambilan sampel
dilakukan dengan teknik purposive sampling. Sampel penelitian berjumlah 38
orang untuk kelas eksperimen dan 38 orang untuk kelas kontrol. Pengambilan data
menggunakan instrumen tes hasil belajar berbentuk pilihan ganda yang telah diuji
validitas dan reliabilitasnya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah
terdapat Pengaruh Model Cooperative Learning teknik Think-Pair-Share
Terhadap Hasil Belajar Biologi pada konsep Sistem Peredaran Darah Manusia.
Analisis data menggunakan uji t, data hasil perhitungan perbedaan rata-rata
postest kedua kelompok diperoleh nilai t hitung sebesar 3,326, sedangkan t tabel
dengan taraf signifikansi 5% dengan derajat kebebasan (dk 70) = 2,00, maka dapat
dikatakan bahwa t hitung > t tabel berarti hipotesis alternatif (Ha) diterima dan
hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat Pengaruh Model
Cooperative Learning Teknik Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi
pada konsep Sistem Peredaran Darah Manusia .
Kata kunci: Model Cooperative Learning, teknik think-pair-share.
ABSTRACT
Lina Marlina, “The Influence of Cooperative Learning Technique Think-
Pair Share Model through the Result of Biology Learning at Blood Circulation
System”. Undergraduate Thesis, Biology Education Program, Science Education
Department, Faculty of Tarbiya and Teachers Training of Syarif Hidayatullah
State Islamic University, Jakarta.
The research purpose was to know the influence of cooperative learning
technique think-pair share model through the result of biology learning at blood
circulation system. The research was done at SMP PGRI 2 Ciputat Tangerang
Selatan. It used Nonrandomized Control Group Pretest-Postest Design of quasi
experiment method. The purposive sampling technique was held at sample
withdrawal which consisted of thirty eight for experiment class and thirty eight for
control class. The data collecting used instrument of learning result test in
multiple choice forms which were tested its validity and reliability. The
hypothesis that was purposed in the research was found the influence of
cooperative learning technique think-pair share model through the result of
biology learning at human blood circulation system. The data analysis used t-test.
The result of calculating differentiation mean data between the two group,
obtained the value of t-count was equal to 3,326, while t-table at the level of
significant 5% with degree of freedom (df) = 70 that is equal to 2,00. So, it can be
said that t-count > t-table that meant the alternative hypothesis (Ha) was accepted
and zero hypothesis (Ho) was refused. It pointed that was found the influence of
cooperative learning technique think-pair share model through the result of
biology learning at human blood circulation system.
Key word: cooperative learning model, think pair-share technique.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis berhasil menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Model Cooperative Learning teknik Think-Pair-Share
terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah
(Kuasi Eksperimen di SMP PGRI 2 CIPUTAT)”. Skripsi ini disusun guna
memenuhi persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan dan
kelemahan, sehingga masih jauh dari sempurna. Hal ini disebabkan dengan
keterbatasan penulis, baik itu dalam kemampuan maupun pengetahuan serta
pengalaman yang penulis miliki. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu,
penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. H. Dede Rosyada, M.A., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M.Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan.
3. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Biologi dan staf jajarannya.
4. Bapak Dr. Sujiyo Miranto, M.Pd, selaku dosen pembimbing I dan Ibu Meiry
Fadilah Noor, S.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah membimbing dan
memberikan pengarahan, serta waktunya kepada penulis dalam penulisan
skripsi ini.
5. Bapak Syamsuddin,S.Pd, selaku Kepala Sekolah SMP PGRI 2 CIPUTAT dan
Bapak Edi kurniawan S.Pd., selaku guru IPA SMP PGRI 2 CIPUTAT yang
telah memberikan izin, bantuan, dan kemudahan kepada penulis dalam
melakukan penelitian di sekolah.
6. Ayahanda Suwirta dan Ibunda Warsih yang telah memberikan bantuan moril,
materil, yang dengan sabar mendidik, membina, dan mendo’akan penulis.
Kakak, adik, dan ponakanku, Iif Hanifah, Dede Firman, Nida Sri Widiyanti,
iv
Defriza Al-Wildani Multajam, dan Abizar Ibnu Salam Firman. Yang selalu
memberikan do’a dan motivasi kepada penulis dalam meyelesaikan skripsi ini.
7. Kamal Mutamam, yang selalu memberikan semangat, bantuan, motivasi, dan
waktunya kepada penulis.
8. Icha, Ade, Wilda, Eka, Wido, Maya, Eka Faukiyah, Vitri, Amsih, dan seluruh
teman Biologi angkatan 2005. Semoga tali silaturrahmi kita tetap terjalin.
9. Seluruh siswa SMP PGRI 2 Ciputat khususnya kelas VIII dan IX.
10. Kepada semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah
membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
Ciputat, November 2010
Penulis
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK ........................................................................................................... i
ABSTRACT ......................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ............................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................ 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah ..................................................................... 5
D. Perumusan Masalah ...................................................................... 6
E. Manfaat Penelitian ........................................................................ 6
F. Tujuan Penelitian .......................................................................... 6
BAB II DESKRIPSI TEORETIS, KERANGKA PIKIR DAN
PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretis ......................................................................... 7
1. Hakikat Model Cooperative Learning ................................... 7
a. Pengertian Model Cooperative Learning .......................... 7
b. Unsur-Unsur Model Cooperative Learning ..................... 7
c. Peranan Guru dalam Model Cooperative Learning ......... 9
d. Tujuan Model Cooperative Learning............................... 9
e. Ciri-Ciri Model Cooperative Learning ............................. 10
f. Kelebihan dan Kelemahan Model
Cooperative Learning ....................................................... 10
2. Hakikat Model Cooperative Learning teknik
Think-Pair-Share ................................................................... 11
a. Pengertian teknik Think-Pair-Share ................................. 11
vi
b. Ciri-Ciri Teknik Think-Pair-Share .................................. 12
c. Tujuan teknik Think-Pair-Share ...................................... 12
d. Langkah-langkah teknik Think-Pair-Share .................... 13
e. Kelebihan teknik Think-Pair-Share .................................. 13
f. Manfaat teknik Think-Pair-Share .................................... 14
3. Hakikat Hasil Belajar .............................................................. 14
a. Pengertian Hasil Belajar ................................................... 14
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar .............. 19
1) Faktor Internal ............................................................ 20
2) Faktor Eksternal ......................................................... 21
3) Faktor pendekatan belajar ........................................... 22
4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam ............................................ 22
5. Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia .............................. 25
B. Hasil Penelitian yang Relevan ...................................................... 30
C. Kerangka Pikir .............................................................................. 32
D. Pengajuan Hipotesis Penelitian ..................................................... 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 34
B. Metode dan Desain Penelitian ....................................................... 34
C. Populasi dan Sampel ..................................................................... 35
D. Variabel Penelitian ........................................................................ 35
E. Teknik Pengumpulan Data ............................................................ 35
F. Instrumen Penelitian...................................................................... 36
G. Uji Validitas Instrumen ................................................................ 37
1. Validitas ................................................................................. 37
2. Reliabilitas .............................................................................. 38
3. Tingkat Kesukaran .................................................................. 39
4. Daya Pembeda ......................................................................... 40
H. Teknik Analisis Data ..................................................................... 41
1. Uji N-gain ............................................................................... 41
vii
2. Uji Normalitas ........................................................................ 41
3. Uji Homogenitas ..................................................................... 42
4. Uji Hipotesis ........................................................................... 42
5. Hipotesis Statistik ................................................................... 43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................................. 44
1. Data Hasil Belajar ................................................................... 44
a. Deskripsi Data Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol ..... 44
b. Deskripsi Data Postest kelas Eksperimen dan Kontrol ..... 45
c. Deskripsi Data N-gain kelas Eksperimen dan kontrol ..... 45
d. Deskripsi Data Hasil Observasi ........................................ 47
e. Deskripsi Data LKS model cooperative learning teknik
think-pair-share ................................................................. 48
B. Analisis Data ................................................................................. 49
1. Uji Normalitas ........................................................................ 49
a. Hasil Uji Normalitas Pretest ............................................. 49
b. Hasil Uji Normalitas postest ............................................. 50
2. Uji Homogenitas ..................................................................... 51
a. Hasil Uji Homogenitas Pretest.......................................... 51
b. Hasil Uji Homogenitas postest .......................................... 52
3. Pengujian Hipotesis ................................................................. 53
a. Hasil Pengujian Hipotesis Pretest ..................................... 53
b. Hasil Pengujian Hipotesis Postest ..................................... 54
C. Pembahasan ................................................................................... 55
D. Keterbatasan Penelitian ................................................................. 61
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ................................................................................... 62
B. Saran .............................................................................................. 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
LAMPIRAN
viii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 2.1 Golongan Darah ............................................................................... 27
Tabel 2.2 Perbedaan Arteri dan Vena .............................................................. 28
Tabel 3.1 Desain Penelitian .............................................................................. 34
Tabel 3.2 Teknik pengumpulan data ................................................................ 36
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen penelitian .......................................................... 37
Tabel 4.1 Distribusi pretest ........................................................................... 44
Tabel 4.2 Distribusi posttest ............................................................................ 45
Tabel 4.3 Kategorisasi N-Gain ......................................................................... 46
Tabel 4.4 Data LKS individu ........................................................................... 48
Tabel 4.5 Data LKS berpasangan ..................................................................... 49
Tabel 4.6 Hasil uji normalitas skor pretest kelas eksperimen dan kontrol ..... 51
Tabel 4.7 Hasil uji normalitas posttest kelas eksperimen dan kontrol ............ 51
Tabel 4.8 Hasil uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan kontrol ........... 52
Tabel 4.9 Hasil uji homogenitas posttest kelas eksperimen dan kontrol ......... 53
ix
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
Lampiran 1. RPP Kelas Kontrol ................................................................... 66
Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen ............................................................ 75
Lampiran 3. LKS Teknik Teknik-Pair-Share ............................................... 89
Lampiran 4. Nilai LKS..................................................................................... 104
Lampiran 5. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................ 106
Lampiran 6. Instrumen uji Coba Soal ........................................................... 114
Lampiran 7. Kunci Jawaban Instrumen Tes Hasil Uji Soal.......................... 121
Lampiran 8. Rekapitulasi Analisis Butir Instrumen ..................................... 122
Lampiran 9. Soal Pretest-Postest ................................................................. 134
Lampiran 10. Kunci Jawaban Pretest dan Postest.......................................... 138
Lampiran 11. Nilai Pretest-Postest Kelas Kontrol dan Eksperimen ............. 139
Lampiran 12. Lembar Observasi .................................................................... 141
Lampiran 13. N-Gain Kontrol ........................................................................ 143
Lampiran 14. N-Gain Eksperimen .................................................................. 145
Lampiran 15. Distribusi Frekuensi Pretest Kelas Eksperimen dan Kontrol .. 147
Lampiran 16. Distribusi Frekuensi Postest Kelas Ekperimen dan Kontrol .... 155
Lampiran 17. Uji Normalitas Pretest ............................................................. 163
Lampiran 18. Uji Normalitas Postest ............................................................ 167
Lampiran 19. Uji Homogenitas Pretest .......................................................... 171
Lampiran 20. Uji Homogenitas Postest .......................................................... 174
Lampiran 21. Uji Hipotesis Pretest ................................................................ 177
Lampiran 22. Uji Hipotesis postest ................................................................ 179
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal penting dalam proses pembentukan sumber
daya manusia. Melalui pendidikan, manusia memperoleh ilmu pengetahuan dan
pengalaman empirik yang sangat berguna bagi kehidupannya, serta dapat
mengembangkan diri manusia sesuai dengan potensinya masing-masing. Hal ini
sebagaimana tertuang dalam fungsi dan tujuan pendidikan nasional yang
tercantum dalam UU RI tentang sistem pendidikan nasional pasal 3 No.20 tahun
2003.
“Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”.1
Berdasarkan uraian di atas bahwa dunia pendidikan bertanggung jawab
terhadap kemajuan peradaban dan kecerdasan bangsa. Menurut Muhibin Syah
pendidikan sebagai usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi atau
kemampuan sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan belajar mengajar.
Kegiatan belajar mengajar tersebut diselenggarakan pada semua satuan dan
jenjang pendidikan yang meliputi wajib belajar pendidikan dasar 9 tahun (SD dan
SMP), pendidikan menengah (SMA), dan pendidikan tinggi (perguruan tinggi).2
Kegiatan pengajaran tersebut sangat dibutuhkan oleh guru yang berpengetahuan
luas dan mempunyai keterampilan dalam mengajar. Keterampilan ini dapat berupa
keterampilan dasar bertanya, keterampilan dasar memberikan penguatan
(reinforcement), keterampilan variasi stimulus, keterampilan mengelola kelas,
1 Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, Tentang Sistem Pendidikan Nasional,
(Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Agama RI, 2006), h.6 2 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung:PT Remaja
Rosdakarya, 2002), h.1
2
keterampilan membuka dan menutup pelajaran.3 Keterampilan dasar tersebut
diperlukan agar guru dapat melaksanakan peranannya dalam proses belajar
mengajar.
Peranan guru dalam kegiatan belajar mengajar sangat penting. Guru harus
mampu melaksanakan prosedur pembelajaran dengan baik agar tujuan belajar
dapat tercapai. Oleh karena itu, peranan guru sangat dibutuhkan sebagai
fasilitator, motivator dan evaluator agar hasil belajar dapat dicapai dengan
maksimal.
Peranan guru sebagai fasilitator, dalam hal ini akan memberikan fasilitas
atau kemudahan dalam proses belajar mengajar. Selain sebagai fasilitator, guru
juga berperan sebagai motivator dan evaluator dalam rangka meningkatkan
kegairahan dan pengembangan kegiatan belajar siswa. Guru harus merangsang
dan memberikan dorongan serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi
siswa, menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas), sehingga
akan terjadi dinamika dalam proses belajar mengajar. Peranan guru sebagai
evaluator mempunyai otoritas untuk menilai prestasi anak didik dalam bidang
akademis maupun tingkah laku sosialnya. Tetapi kalau diamati secara mendalam
evaluasi-evaluasi yang dilakukan guru itu hanya evaluasi ekstrinsik dan sama
sekali belum menyentuh evaluasi yang intrinsik. Hal ini guru harus hati-hati
dalam menjatuhkan nilai atau kriteria keberhasilan.4
Guru dalam melaksanakan peranannya menggunakan berbagai macam
metode mengajar. Saat ini strategi mengajar yang telah digunakan oleh guru
adalah pembelajaran aktif (active learning) seperti contextual teaching and
learning (CTL) dan cooperative learning (CL). Di mana guru hanya berperan
sebagai pengarah dalam membangun potensi siswa sedangkan siswa sebagai pusat
pembelajaran. Namun tidak bisa dipungkiri masih banyak juga guru yang belum
menerapkan metode ini, mereka masih mengunakan metode belajar klasik, yaitu
metode pembelajaran di mana hanya guru yang menjadi sumber pembelajaran.
3 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta:
Kencana Prenada Media, 2006), h.32-43 4 Sardiman, A.M, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rajawali Pers, 2003)
h.144-146
3
Berdasarkan wawancara siswa dan pengamatan di sekolah swasta
pembelajaran biologi banyak dilakukan dengan hanya memberi konsep-konsep
materi biologi semata dengan mengacu pada buku paket saja, tanpa pada
pengelolaan materi pelajaran yang melibatkan potensi siswa dan lingkungan yang
ada disekitarnya atau dengan kata lain siswa belajar menghafal konsep, bukan
memahami konsep sehingga belajar biologi menjadi kurang bermakna. Hal ini
sesuai dengan pernyataan beberapa siswa mengenai pembelajaran biologi yang
umumnya mengaku bahwa, karena banyak materi yang harus dihafalkan, terlalu
banyak menggunakan bahasa latin dan belajarnya membosankankan.
Oleh karena itu perlu adanya pembaharuan paradigma menelaah proses
belajar siswa, interaksi antara siswa dan guru. Sistem pembelajaran selayaknya
memberikan kesempatan bagi anak didik untuk bekerja sama dengan sesama
siswa dalam tugas terstruktur di mana siswa belajar, bekerja dan berinteraksi di
dalam kelompok-kelompok kecil.5 Sehingga siswa dapat bekerja sama, saling
membantu dan berdiskusi dalam memahami suatu pelajaran atau dalam
mengerjakan tugas kelompok.
Model cooperative learning dikembangkan dalam usaha untuk
meningkatkan aktivitas bersama sejumlah siswa dalam satu kelompok selama
proses belajar mengajar. Aktifitas dalam model cooperative learning menekankan
pada kesadaran bahwa siswa perlu belajar berpikir, memecahkan masalah dan
belajar untuk mengaplikasikan pengetahuan serta keterampilan tersebut kepada
siswa yang membutuhkan. Setiap siswa merasa senang menyumbangkan
pengetahuannya kepada anggota lain dalam kelompoknya.
Menurut Eggen dalam Yusuf dan Natalina, bahwa model cooperative
learning bertujuan meningkatkan prestasi belajar siswa, mempersiapkan siswa
agar memiliki sifat kepemimpinan dan pengalamannya dalam membuat
5 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif dan Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h.189
4
keputusan, juga memberikan kesempatan bekerja dan belajar bersama dengan
siswa yang berbeda adat istiadat dan kemampuan.6
Ada beberapa model cooperative learning yang dapat diterapkan dalam
proses pembelajaran di kelas. Salah satu model cooperative learning yang dapat
diterapkan di kelas adalah teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi).
Penerapan model cooperative learning ini erat kaitannya dengan usaha untuk
memotivasi siswa untuk berpikir, meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.
Teknik think-pair-share merupakan pembelajaran yang dirancang untuk
mempengaruhi pola interaksi siswa. Struktur yang dimasukan sebagai alternatif
pengganti terhadap struktur kelas tradisional. Struktur ini menghendaki siswa
bekerja saling membantu di dalam kelompok kecil (2-6 anggota) dan lebih
dicirikan oleh penghargaan cooperative (kooperatif) dari pada penghargaan
individual. Menurut Ibrahim dalam Fitria Harini, teknik think-pair-share memiliki
prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih
banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.7
Pada prinsipnya model cooperative learning teknik think-pair-share ini
menitikberatkan pada pelibatan siswa dalam mengemukakan pendapat terhadap
masalah yang diajukan guru. Siswa diberi kesempatan untuk berpikir
menyelesaikan lembar kerja siswa yang diberikan guru dengan tujuan untuk
melatih kemampuan individu sebelum berbagi dengan pasangannya. Pada proses
berpasangan dan berbagi dengan pasangannya inilah siswa diberikan kesempatan
untuk mengemukakan pendapatnya dan memberikan kebebasan untuk berdiskusi
terhadap permasalahan yang belum dimengerti.
Pelajaran biologi terdapat konsep Sistem Peredaran Darah memuat materi
tentang jantung, pembuluh darah, darah, peredaran darah dan penyakit pada
sistem peredaran darah. Dalam bab ini siswa mengalami kesulitan
6 Yustini Yusuf dan Mariani Natalina, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi Melalui
Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di kelas 1.7 SLTP Negeri 20 Pekan Baru ,
Jurnal Biogenesis Vol.2 (1):8-12(April 2005), h.10 7 Ibid, h. 9
5
mengidentifikasi penggolongan darah dan mekanisme transfusi darah selain itu
pada umumnya bahasa latin yang masih asing terdengar oleh siswa. Kompetensi
dasar dari konsep ini adalah mendeskripsikan sistem peredaran darah pada
manusia dan hubungannya dengan kesehatan. Agar kompetensi tersebut dapat
tercapai siswa dengan baik, siswa diharapkan memahami dan mengingat materi
pelajaran dengan baik serta dengan cara yang menyenangkan. Sehingga
diharapkan hasil belajar siswa pada konsep sistem peredaran darah meningkat.
Berdasarkan permasalahan tersebut penulis tertarik untuk membahas
skripsi yang berjudul ”Pengaruh Model Cooperative Learning Teknik Think-Pair-
Share Terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Sistem Peredaran Darah”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, beberapa
masalah dapat diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Proses pembelajaran IPA bukanlah sekedar menyampaikan informasi pada
siswa tetapi membutuhkan keterlibatan siswa mental maupun fisik.
2. Kemunculan rasa bosan akibat metode belajar yang monoton.
3. Siswa hanya menggunakan buku paket saja sebagai acuan belajar.
4. Konsep Sistem Peredaran Darah merupakan konsep yang cukup sulit menurut
siswa.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah disebutkan, maka penelitian
dibatasi pada:
1. Hasil belajar siswa dilihat dari aspek kognitif pada jenjang hafalan C1,
pemahaman C2, penerapan C3 dan analisis C4.
2. Materi yang diujicobakan adalah konsep Sistem Peredaran Darah meliputi sub
konsep yaitu jantung, pembuluh darah, darah, peredaran darah dan penyakit
pada sistem peredaran darah.
6
D. Perumusan Masalah
Penulis merumuskan masalah yang akan diteliti dari masalah yang
diidentifikasi dan pembatasan yaitu sebagai berikut: Bagaimanakah pengaruh
model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi
siswa?
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model cooperative
learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar siswa pada konsep sistem
peredaran darah pada manusia.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat antara lain:
1. Sebagai khasanah pengetahuan dalam mengembangkan pemanfaatan model
cooperative learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar siswa.
2. Menjadi bahan rujukan guru dalam memilih model pembelajaran yang tepat
dengan menggunakan strategi belajar mengajar yang baik agar proses belajar
mengajar menjadi efektif dan mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
7
BAB II
DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR,
DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoretik
1. Hakikat Model Cooperative Learning
a. Pengertian Model Cooperative Learning
Cooperative learning adalah suatu strategi belajar mengajar dengan
kelompok-kelompok kecil sehingga siswa dapat memaksimalkan proses belajar
pada dirinya sendiri dan siswa lainnya.1 Model cooperative learning adalah salah
satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis.2 Model
cooperative learning merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling
bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Dalam
pembelajaran cooperative, belajar dikatakan belum selesai jika salah satu teman
dalam kelompok belum menguasai bahan pelajaran.
Pada belajar cooperative ini siswa berada dalam kelompok kecil dengan
anggota sebanyak ± 2-4 orang. Pembelajaran secara cooperative ini terjadi
interaksi antar anggota kelompok. Semua anggota harus terlibat karena
keberhasilan kelompok ditunjang oleh aktivitas anggotanya, sehingga anggota
kelompok saling membantu.
b. Unsur-Unsur Model Cooperative Learning
Pembelajaran Cooperatif (Cooperative Learning) adalah suatu sistem yang
di dalamnya terdapat elemen-elemen yang terkait. Menurut Nurhadi, Senduk dan
1 Roger T. Jhonson dan David W. Jonson, Cooperative Learning, http//.www.co-
operation.org/pages/cl.html 2 http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf.
8
Lie dalam Made Wena, ada berbagai elemen yang merupakan ketentuan pokok
dalam pembelajaran cooperative yaitu:3
1) Saling ketergantungan positif
Sistem pembelajaran cooperative menuntut guru untuk mampu
menciptakan suasana belajar yang mendorong siswa agar merasa saling
membutuhkan. Siswa yang satu mebutuhkan siswa yang lain, demikian pula
sebaliknya dalam hal ini kebutuhan siswa tentu terkait dengan pembelajaran
(bukan kebutuhan yang berada diluar pembelajaran). Hubungan yang saling
membutuhkan antara siswa satu dengan siswa yang lain inilah yang disebut
dengan saling ketergantungan positif.
2) Interaksi tatap muka
Interaksi tatap muka menuntut para siswa dalam kelompok untuk
saling bertatap muka, sehingga mereka dapat melakukan dialog, tidak hanya
dengan guru tetapi juga dengan sesama siswa. Jadi dalam hal ini, semua
kelompok interaksi saling berhadapan dengan menerapkan keterampilan,
bekerja sama untuk menjalin hubungan sesama anggota kelompok. Hal ini
menuntut antar anggota kelompok untuk melaksanakan aktivitas dasar seperti
bertanya, menjawab pertanyaan, menunggu dengan sabar teman yang sedang
memberi penjelasan, berkata sopan, meminta bantuan dan sebagainya. Pada
proses pembelajaran yang demikian para siswa dapat saling menjadi sumber
belajar sehingga sumber belajar lebih bervariasi.
3) Akuntabilitas individual
Untuk mencapai tujuan kelompok (hasil belajar kelompok), setiap
siswa (individu) harus bertanggung jawab terhadap penguasaan materi
pembelajaran secara maksimal, karena hasil belajar kelompok didasari atas
rata-rata nilai anggota kelompok. Kondisi belajar yang demikian akan mampu
menumbuhkan tanggung jawab (akuntabilitas) pada masing-masing individu
siswa tanpa adanya tanggung jawab individu keberhasilan kelompok akan
sulit tercapai.
3 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif dan Kontemporer, (Jakarta: Bumi Aksara,
2009), h.190-192.
9
4) Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi
Dalam pembelajaran cooperaive dituntut untuk membimbing siswa
agar dapat berkolaborasi, bekerja sama dan bersosialisasi antar anggota
kelompok. Dengan demikian, dalam pembelajaran cooperative keterampilan
sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan
bukan mengkritik temen, berani mempertahankan pikiran logis, tidak
mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat
dalam menjalin hubungan antar pribadi tidak hanya diasumsikan, tetapi secara
sengaja diajarkan oleh guru. Dalam hal ini siswa yang tidak dapat menjalin
hubungan antar pribadi tidak hanya memperoleh teguran dari guru tetapi juga
teguran dari sesama siswa. Dalam adanya teguran tersebut siswa secara
perlahan dan pasti akan berusaha menjaga hubungan antar pribadi.
c. Peranan Guru dalam Model Cooperative Learning
Peranan guru dalam pembelajaran cooperative learning menjadi sangat
kompleks. Di samping sebagai fasilitator, guru juga berperan sebagai menejer dan
konsultan dalam memberdayakan kerja kelompok siswa.4 Peranan utama guru
dalam pembelajaran cooperative, meliputi:
1) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan sejelas-jelasnya.
2) Menyampaikan tugas-tugas yang harus dikerjakan siswa dengan sejelas-
jelasnya.
3) Membantu efektifitas kerja kelompok dan menyediakan bantuan kepada siswa
untuk memaksimalkan kerja kelompok.
4) Mengevaluasi hasil kerja siswa.
5) Membantu siswa berdiskusi tentang manfaat kerja kelompok.
d. Tujuan Model Cooperative Learning
Pembelajaran Cooperative merupakan sebuah kelompok strategi
pengajaran yang melibatkan siswa dalam bekerja dan berkolaborasi untuk
mencapai tujuan bersama. Hal ini bermanfaat untuk melatih siswa menerima
4 Khoirul Anam, Implementasi Cooperative Learning Dalam Pembelajaran Geogerafi
Adaptasi Model Jigsaw dan Field Study, (Buletin Pelangi Pendidikan Vol.1 No.1,1999), h. 3
10
perbedaan pendapat dan bekerja dengan teman yang berbeda dengan latar
belakangnya. Dengan demikian model cooperative learning dapat membuat siswa
memverbalisasi gagasan dan pendapat mendorong munculnya refleksi yang
mengarah pada konsep-konsep secara aktif. Tujuan dari pembelajaran cooperative
adalah: 5
1) Untuk meningkatkan partisipasi siswa.
2) Memfasilitasi siswa dengan pengalaman sikap kepeminpinan dan membuat
keputusan dalam kelompok.
3) Memberikan kesempatan pada siswa untuk berinteraksi dan belajar bersama-
sama siswa lain yang berbeda latar belakang.
e. Ciri-Ciri Model Cooperative Learning
Arends dalam Trianto, menyatakan bahwa pelajaran yang menggunakan
model cooperative learning memiliki ciri-ciri sebagai berikut:6
1) Siswa bekerja dalam kelompok secara bersama untuk menuntaskan materi
belajar.
2) Kelompok dibentuk dari siswa yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang,
dan rendah.
3) Bila memungkinkan, anggota kelompok berasal dari ras, budaya, suku dan
jenis kelamin yang beragam.
4) Penghargaan lebih berorientasi kepada kelompok dari pada individu.
f. Kelebihan dan Kelemahan Model Cooperative Learning
Menurut Parker dalam Rusli Zainal Sang Visioner, keuntungan dari
penggunaan model cooperative learning diantaranya:7
1) Saling ketergantungan yang positif.
2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu.
3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas.
4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan.
5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru.
5 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik, (Jakarta:
Prestasi Pustaka,2007),h.42 6 Ibid, h. 47
7 Rusli Zainal Sang Visioner http://nayya-
obangeblogah.blogspot.com/2010_07_01_archive.html.
11
6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang
menyenangkan.
Selain memiliki kelebihan, model cooperative learning juga mempunyai
beberapa kelemahan diantaranya:8
1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu
memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu.
2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar maka dibutuhkan dukungan
fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai.
3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik
permasalahan yang sedang dibahas. Sehingga banyak yang tidak sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan.
4) Pada saat diskusi berlangsung, seringkali diskusi didominasi oleh seorang atau
dua orang saja, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif.
2. Hakikat Teknik Think-Pair-Share
a. Pengertian Teknik Think-Pair-Share
Teknik think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi) adalah jenis
pembelajaran cooperative yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi
siswa. Strategi ini dikembangkan oleh Frank Lyman di Universitas Maryland
seperti yang dikutip Arends dalam Trianto. Menyatakan bahwa think-pair-share
merupakan suatu cara yang efektif untuk membuat variasi suasana pola diskusi
kelas. Dengan asumsi bahwa semua diskusi membutuhkan pengaturan untuk
mengendalikan kelas secara keseluruhan, dan prosedur yang digunakan dalam
think-pair-share dapat memberi siswa lebih banyak waktu berpikir, untuk
merespon dan saling membantu.9
Teknik think-pair-share memiliki prosedur yang ditetapkan secara ekplisit
untuk memberi siswa waktu lebih banyak berpikir yaitu menjawab soal sendiri
atau permasalahan yang telah diberikan oleh guru sebelum bekerja sama dan
berbagi ide dengan teman kelompoknya. Jika seorang telah memikirkan
penyelesaian dari masalah tersebut, maka siswa itu harus berbagi idenya kepada
8 Ibid
9 Trianto, op.cit h. 61
12
teman atau pasangannya dan mendiskusikannya hingga mendapatkan
kesepakatan. Jika kesepakatan itu telah diperoleh, mereka dapat membagi idenya
dengan pasangan lain ataupun dengan teman sekelas.
b. Ciri-Ciri Teknik Think-Pair-Share
Menurut Frank Lyman, Teknik think-pair-share memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:10
1) Keadaan saling tergantung positif.
2) Siswa dapat belajar dari temannya.
3) Siswa bertanggung jawab secara individu.
4) Siswa dapat bertanggung jawab terhadap temannya dan berbagi ide. Siswa
juga wajib membagi idenya kepada pasangan atau kelompok lain.
5) Adanya partisipasi yang lama.
6) Tiap siswa dalam kelompok memiliki kesempatan yang sama untuk berbagi.
Guru harus mengontrol agar tidak terjadi dominasi dari salah satu siswa saja.
7) Intraksi bersama.
8) Derajat intraksi yang tinggi.
c. Tujuan Teknik Think-Pair-Share
Hal ini terlihat pada saat seluruh siswa aktif dalam berbicara dan
mendengarkan. Ada beberapa tujuan dari teknik think-pair-share, yaitu:11
1) Memberikan waktu untuk berpikir lebih banyak kepada siswa untuk
meningkatkan kualitas respon siswa.
2) Menjadikan siswa lebih aktif berpikir memecahkan kesulitan dalam
memahami konsep yang sulit dalam pelajaran.
3) Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kita membutuhkan waktu dan mental
yang lebih dalam mengeluarkan ide atau gagasan baru yang tersimpan dalam
memori.
10
Frank Lyman, Instructional Strategies Online: What is Think-Pair-Share.
http://olc.spsd.sk.ca/DE/PD/instr/strats/think/ ,15 Desember 2009. 11
Ibid
13
4) Ketika siswa mengeluarkan pendapat, mereka dituntut untuk mengerti dengan
topik yang mereka perbincangkan.
5) Siswa lebih termotivasi untuk berpartisipasi karena merasa tidak ada tekanan
dari teman pasangannya dalam mengungkapkan responnya terhadap pelajaran
di depan kelas.
d. Langkah-Langkah Teknik Think-Pair-Share.
Langkah-langkah dalam teknik think-pair-share menurut Lyman
meliputi:12
Langkah. I
1. Pembagian kelompok secara heterogen.
2. Siswa duduk secara bersama dengan kelompoknya.
3. Guru menyajikan materi dan soal-soal yang berkaitan dengan materi yang
disampaikan.
Langkah. II
1. Setiap siswa diminta untuk berpikir dan mengerjakan soal-soal tersebut secara
mandiri untuk beberapa saat.
2. Guru meminta siswa untuk berpasangan dengan kelompoknya untuk
mendiskusikan dan berbagi ide-ide yang dipikirkan berkaitan dengan jawaban
soal.
Langkah. III
1. Pembahasan soal dilakukan secara berkelompok.
2. Beberapa kelompok dipilih secara acak untuk berbagi dengan seluruh kelas
tentang penyelesaian soal yang telah mereka sepakati, sedangkan kelompok
lain diberi kesempatan untuk menanggapi dan mengeluarkan idenya.
e. Kelebihan Teknik Think-Pair-Share
Menurut Jones dalam Masluhatun Ni’mah, kegiatan pembelajaran teknik
think-pair-share memberikan keuntungan diantaranya.13
12
Lyman Reading Quest.org:Think-Pair-Share
http://www.readingquest.org/strat/tps.html.21 desember 2009. 13
Evi Masluhatun Ni’mah, Efektivitas Model Pembelajaran Think-Pair-Share Dalam
Mata Pelajaran Sejarah Pada Siswa Kelas x SMA Negeri 3 Semarang, Laporan Penelitian
Universitas Negeri Semarang, (Semarang: Skripsi UNS,2007).h.37
14
1) Siswa secara individu dapat mengembangkan pemikirannya masing-masing
karena adanya waktu berpikir, sehingga kualitas jawaban juga dapat
meningkat.
2) Akuntabilitas berkembang, karena siswa harus saling melaporkan hasil
pemikiran masing-masing dan berbagi (berdiskusi) dengan pasangannya,
kemudian pasangan-pasangan tersebut harus berbagi dengan seluruh kelas.
3) Jumlah anggota kelompok yang kecil mendorong setiap anggota untuk terlibat
secara aktif, sehingga siswa jarang atau bahkan tidak pernah berbicara di
depan kelas paling memberikan ide atau jawaban karena pasangannya.
f. Manfaat Teknik Think-Pair-Share.
Menurut Spencer Kagan manfaat dari model cooperative learning teknik
think-pair-share adalah: 14
1) Siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya
dan siswa mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan
teknik think-pair-share.
2) Banyak siswa yang mengangkat tangan untuk menjawab setelah berlatih
dalam pasangannya.
3) Siswa mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas
jawaban menjadi lebih baik.
4) Guru mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika
menggunakan teknik Think-Pair-Share dan dapat berkonsentrasi
mendengarkan jawaban siswa serta mengamati reaksi siswa.
3. Hakikat Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Belajar merupakan suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan
pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukan
dalam berbagai bentuk, seperti berubah ilmu pengetahuan, pemahaman, sikap dan
14
Ibid.h.38
15
tingkah laku, keterampilan, kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek-aspek
lain yang ada pada individu saat belajar.15
Belajar (learning), adalah perubahan yang secara relatif berlangsung lama
pada perilaku yang diperoleh dari pengalaman-pengalaman. Belajar merupakan
salah satu bentuk perilaku yang amat penting bagi kelangsungan hidup manusia.16
Belajar juga merupakan proses perubahan dari yang belum mampu menjadi
mampu, sehingga terjadi dalam jangka waktu tertentu. Perubahan yang terjadi
harus secara relatif bersifat menetap (permanen) dan tidak hanya terjadi pada
perilaku yang saat ini nampak (immediate behavior), tetapi perilaku yang
mungkin terjadi di masa mendatang (potential behavior). Oleh karena itu,
perubahan-perubahan terjadi karena pengalaman.17
Menurut Skiner dalam Ibrahim hasil belajar merupakan respon (tingkah
laku) yang baru. Pada dasarnya respon yang baru itu pengertiannya sama dengan
tingkah laku (pengetahuan, sikap, keterampilan) yang baru. Gagne dalam Ibrahim
berpendapat belajar ialah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat
stimulasi dari lingkungan menjadi beberapa tahapan pengolahan informasi yang
diperlukan untuk memperoleh kapabilitas yang baru. Kapabilitas inilah yang di
sebut hasil belajar. Berarti belajar itu menghasilkan berbagai macam tingkah laku
yang berlain-lainan seperti, pengetahuan, sikap, keterampilan, kemampuan,
informasi, dan nilai. Berbagai macam tingkah laku yang berlain-lainan inilah yang
di sebut kapabilitas sebagai hasil belajar.18
Keseluruhan tujuan pendidikan dibagi atas hirarki atau taksonomi menurut
Benjamin bloom menjadi 3 ranah, yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor.
1. Ranah Kognitif
a) Hafalan (C1), mencakup ingatan akan hal-hal yang pernah dipelajari dan
disimpan dalam ingatan. Hal-hal itu dapat meliputi fakta, kaidah dan
15
Kasnun, Jurnal Pendidikan dan Kemasyarakatan. Jurnal Tarbiah STAIN Ponogoro
(Purwokerto: Cendekia, 2007 )vol.5, h.254 16
Zikri Neni Iska, Psikologi (Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan), (Jakarta:
Kizi Brother’s, 2006), h.76. 17
Ibid 18
Nurdin Ibrahim, Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif Untuk Perataan Kualitas Hasil
Belajar Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan no. 44, Th.
2003, h. 735
16
prinsip, serta metode yang diketahui. Pengetahuan yang disimpan dalam
ingatan, digali pada saat dibutuhkan melalui bentuk ingatan mengingat
(recall) atau mengenal kembali (recognition).
b) Pemahaman (C2), mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan
arti dari bahan yang dipelajari. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam
menguraikan isi pokok suatu bacaan; mengubah data yang disajikan dalam
bentuk tertentu ke bentuk lain, seperti rumus fisika ke dalam bentuk kata-
kata; membuat perkiraan tentang kecenderungan yang nampak dalam data
tertentu, seperti dalam grafik.
c) Penerapan (C3), mencakup kemampuan untuk menerapkan suatu kaidah
atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang konkret dan baru.
Adanya kemampuan dinyatakan dalam aplikasi suatu rumus pada
persoalan yang belum dihadapi atau aplikasi suatu metode kerja pada
pemecahan problem baru.
d) Analisis (C4), mencakup kemampuan untuk merinci suatu kesatuan ke
dalam bagian-bagian, sehingga struktur keseluruhan atau organisasinya
dapat difahami dengan baik. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam
penganalisaan bagian-bagian pokok atau komponen-komponen dasar,
bersama dengan hubungan atau relasi antara bagian-bagian itu.
e) Sintesis (C5), mencakup kemampuan untuk membentuk suatu kesatuan
atau pola baru. Bagian-bagian dihubungkan satu sama lain, sehingga
terciptakan suatu bentuk baru. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam
membuat sebuah rencana, seperti penyusunan satuan pelajaran atau
proposal penelitian ilmiah, dalam mengembangkan suatu skema dasar
sebagai pedoman dalam memberikan ceramah dan lain sebagainya.
f) Evaluasi (C6), mencakup kemampuan untuk membentuk suatu pendapat
mengenai sesuatu atau beberapa hal, bersama dengan pertanggungjawaban
pendapat itu, yang berdasarkan kriteria tertentu.
2. Ranah Afektif
Mencakup kemampuan-kemampuan emosional dalam mengalami dan
menghayati sesuatu hal, yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Ada beberapa
17
jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari
tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.
a) Penerimaan, mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan
kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu, seperti buku pelajaran
atau penjelasan yang diberikan oleh guru. Kesediaan itu dinyatakan dalam
memperhatikan sesuatu, seperti memandangi gambar yang dibuat di papan
tulis atau mendengarkan jawaban teman atas pertanyaan guru.
b) Partisipasi, mencakup kerelaan untuk memperhatikan secara aktif dan
berpartisipasi dalam suatu kegiatan. Kesediaan itu dinyatakan dalam
memberikan suatu reaksi terhadap rangsangan yang disajikan, seperti
membacakan dengan suara nyaring bacaan yang ditunjuk atau
menunjukkan minat dengan membawa pulang buku bacaan yang
ditawarkan.
c) Penilaian/penentuan sikap, mencakup kemampuan untuk memberikan
penilaian terhadap sesuatu dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu.
Mulai dibentuk suatu sikap; menerima, menolak atau mengabaikan; sikap
itu dinyatakan dalam tingkah laku yang sesuai dan konsisten dengan sikap
batin. Kemampuan itu dinyatakan dalam suatu perkataan atau tindakan,
seperti mengungkapkan pendapat positif tentang pameran lukisan modern
(apresiasi seni) atau mendatangi ceramah di sekolah, yang diberikan oleh
astronot indonesia yang pertama. Perkataan atau tindakan itu tidak hanya
sekali saja, tetapi diulang kembali bila kesempatannya timbul; dengan
demikian, nampaklah adanya suatu sikap tertentu.
d) Organisasi, Mencakup kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai
sebagai pedoman dan pegangan dalam kehidupan. Nilai-nilai yang diakui
dan diterima ditempatkan pada suatu sekala nilai, mana yang pokok dan
suatu harus diperjuangkan dan mana yang tidak begitu penting.
Kemampuan itu dinyatakan dalam mengembangkan suatu perangkat nilai,
seperti menguraikan bentuk keseimbangan yang wajar antara kebebasan
dan tanggung jawab dalam suatu negara demokrasi atau menyusun
18
rencana masa depan atas dasar kemampuan belajar, minat dan cita-cita
hidup.
e) Pembentukan pola hidup, mencakup kemampuan untuk menghayati nilai-
nilai kehidupan sedemikian rupa, sehingga menjadi milik pribadi dan
menjadi pegangan nyata dan jelas dalam mengatur kehidupannya sendiri.
Orang telah memiliki suatu perangkat nilai yang jelas hubungannya satu
sama lain, yang menjadi pedoman dalam bertindak dan konsisten selama
kurun waktu cukup lama. Kemampuan itu dinyatakan dalam pengaturan
hidup di berbagai bidang, seperti mencurahkan waktu secukupnya pada
tugas belajar/ bekerja, tugas membina kerukunan keluarga, tugas
beribadat, tugas menjaga kesehatan dirinya sendiri dan lain sebagainya.
3. Ranah Psikomotor
Yaitu kemampuan motorik menggiatkan dan mengkoordinasikan
gerakan. Hasil belajar pada ranah psikomotor dalam bentuk keterampilan
(skill), dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan
yaitu:
a) Gerakan refleks, mencakup kemampuan untuk mengadakan diskriminasi
yang tepat antara dua perangsang atau lebih, berdasarkan pembedaan
antara ciri-ciri pisik yang khas pada masing-masing rangsangan. Adanya
kemampuan ini dinyatakan dalam suatu reaksi yang menunjukkan
kesadaran akan hadirnya rangsangan (stimulasi) dan perbedaan antara
rangsangan-rangsangan yang ada, seperti dalam menyisihkan benda yang
berwarna merah dari yang berwarna hijau.
b) Kesiapan, mencakup kemampuan untuk menempatkan dirinya dalam
keadaan akan memulai suatu gerakan atau rangkaian gerakan. Kemampuan
ini dinyatakan dalam bentuk kesiapan jasmani dan mental, seperti dalam
mempersiapkan diri untuk menggerakan kendaraan yang ditumpangi,
setelah menunggu beberapa lama di depan lampu lalu lintas yang berwarna
merah.
c) Gerakan terbimbing, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu
rangkaian gerak-gerik sesuai dengan contoh yang diberikan (imitasi).
19
Kemampuan ini dinyatakan dalam menggerakan anggota tubuh, menurut
contoh yang diperlihatkan atau suara.
d) Gerakan yang terbiasa, mencakup kemampuan untuk melakukan suatu
rangkaian gerak-gerik dengan lancar, karena sudah dilatih secukupnya,
tanpa memperlihatkan lagi contoh yang memberikan. Kemampuan ini
dinyatakan dalam menggerakan anggota-anggota tubuh, sesuai dengan
prosedur yang tepat, seperti dalam menggerakan kaki, lengan dan tangan
secara terkoordinasi.
e) Gerakan kompleks, mencakup kemampuan untuk melaksanakan suatu
keterampilan, yang terdiri atas beberapa komponen, dengan lancar, tepat
dan efisien. Adanya kemampuan ini dinyatakan dalam suatu rangkaian
perbuatan yang berurutan dan menggabungkan beberapa keterampilan
menjadi suatu keseluruhan gerak-gerik yang teratur, seperti dalam
membongkar mesin mobil dalam bagian-bagiannya dan memasangkan
kembali.
f) Penyesuaian pola gerakan, mencakup kemampuan untuk mengadakan
perubahan dan menyesuaikan pola gerak-gerik dengan kondisi setempat
atau dengan menunjukkan suatu taraf keterampilan yang telah mencapai
kemahiran, misalnya seorang pemain tenis yang menyesuaikan pola
permainannya dengan gaya bermain dari lawannya atau dengan kondisi
lapangan.
g) Kreativitas, mencakup kemampuan untuk melahirkan pola-pola gerak-
gerik yang baru, seluruhnya atas dasar prakarsa dan inisiatif sendiri. Hanya
orang-orang yang berketerampilan tinggi dan berani berpikir kreatif, akan
mampu mencapai tingkat kesempurnaan ini, seperti kadang-kadang dapat
di saksikan dalam pertunjukan tarian di lapisan es dengan diiringi musik
instrumental.19
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Secara global faktor-faktor yang mempengaruhi belajar siswa dapat kita
bedakan menjadi 3 bagian:
19
W.S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: Grasindo, 1996), h. 245-251.
20
1. Faktor internal siswa.
Yaitu faktor yang berasal dalam diri siswa sendiri meliputi dua aspek
yakni. Faktor internal siswa terbagi menjadi 2 aspek, yaitu:
a. Aspek Fisiologis
Kondisi umum jasmani dan tonus (tegangan otot) yang menandai tingkat
kebugaran organ tubuh dan sendi-sendinya, yang dapat mempengaruhi
semangat dan intensitas siswa dalam mengikuti pelajaran.
b. Aspek Psikologis
Banyak faktor yang termasuk aspek psikologis (bersifat rohaniah) yang
dapat mempengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa,
yaitu:
1) Intelegensi siswa.
Inteligensi dapat diartikan sebagai kemampuan psiko-fisik
untuk mereaksi rangsangan/menyesuaikan diri dengan lingkungan
dengan cara yang tepat. Semakin tinggi kemampuan intelegensi siswa
maka semakin besar peluangnya dalam meraih sukses.
2) Sikap siswa
Sikap adalah gejala internal yang terdimensi apektif berupa
kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan cara yang relatif
tetap terhadap objek, orang, barang, baik secara positif maupun
negatif. Sikap siswa yang positif terhadap mata pelajaran merupakan
pertanda awal yang baik bagi proses belajar siswa tersebut.
3) Bakat siswa
Bakat (attitude) adalah kemampuan potensial yang dimiliki
seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang.
Dalam perkembangannya, bakat diartikan kemampuan individu untuk
melakukan tugas tertentu tanpa banyak tergantung pada upaya
pendidikan dan latihan. Siswa yang berbakat pada bidang tertentu
tampa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan latihan. Siswa
yang berbakat pada bidang tertentu dapat memiliki prestasi belajar
yang tinggi.
21
4) Minat siswa
Minat (interest) berarti kecenderungan dan kegairahan yang
tinggi/keinginan yang besar terhadap sesuatu. Minat dapat
mempengaruhi kualitas pencapaian hasil belajar siswa dalam bidang
studi tertentu. Siswa yang berminat besar terhadap mata pelajaran
tertentu maka akan memusatkan perhatiannya lebih banyak. Sehingga
siswa tersebut belajar lebih giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang
diinginkan.
5) Motivasi siswa
Motivasi adalah keadaan internal organisme yang
mendorongnya untuk berbuat sesuatu. Motivasi dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu motivasi instrinsik dan motivasi ekstrinsik.
Motivasi instrinsik adalah hal dan keadaan yang berasal dari dalam diri
siswa sendiri yang dapat mendorongnya melakukan tindakan belajar.
Contohnya berupa perasaan menyenangi dan kebutuhannya terhadap
materi tersebut. Adapun motivasi ekstrinsik adalah hal dan keadaan
yang datang dari luar diri individu siswa yang mendoronggnya
melakukan tindakan belajar. Contohnya berupa pujian dan hadiah,
peraturan atau tata tertib sekolah, suri teladan orang tua dan guru.
Siswa yang memiliki motivasi akan bersemangat dalam melakukan
proses pembelajaran.
2. Faktor Eksternal Siswa
Faktor eksternal siswa (Faktor dari luar siswa), yakni kondisi
lingkungan siswa. Faktor eksternal siswa terdiri dari dua macam, yaitu:
a. Lingkungan sosial
Lingkungan sosial sekolah seperti para guru, staf, administrasi dan
teman-teman sekelas yang dapat mempengerahui semangat belajar seorang
siswa. Guru yang selalu bersikap simpatik dan rajin menjadi daya dorong
positif bagi kegiatan belajar siswa. Yang termasuk lingkungan sosial siswa
22
adalah masyarakat, tetangga, dan teman sepermainan. Kondisi masyarakat
akan sangat mempengaruhi aktivitas belajar siswa.
Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan
belajar adalah orang tua dan keluarga siswa sendiri. Sifat orang tua,
praktik pengelolaan keluarga, ketegangan keluarga, dan demografi
keluarga semuanya dapat memberikan dampak baik ataupun buruk
terhadap kegiatan belajar dan hasil yang dicapai oleh siswa.
b. Lingkungan non sosial
Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah gedung
sekolah dan letaknya, rumah tempat tinggal keluarga siswa dan letaknya,
alat-alat belajar, keadaan cuaca dan waktu belajar yang digunakan siswa.
Faktor-faktor ini dapat di pandang turut menentukan tingkat keberhasilan
belajar siswa.
3. Faktor pendekatan belajar
Faktor pendekatan belajar yakni upaya belajar siswa yang meliputi
strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan
pembelajaran materi-materi pembelajaran. Pendekatan belajar adalah segala
cara/strategi yang digunakan siswa dalam menunjang efektivitas dan efisiensi
proses pembelajaran materi tertentu.20
Sehingga dapat disimpulkan hasil belajar siswa merupakan proses
perubahan tingkah laku/pemahaman siswa setelah mengalami pembelajaran.
Proses pembelajaran berupa kegiatan interaksi antara guru dan siswa yang
berlangsung dalam lingkungan edukatif untuk mencapai tujuan belajar. Penerapan
pembelajaran pada lingkungan belajar yang kondusif memungkinkan siswa untuk
mengembangkan pemahaman dan kreatifitas dengan bantuan guru.
4. Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu tentang
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan
20
Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya , 2007), h.139.
23
pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan suatu proses penemuan.21
Biologi adalah ilmu mengenai kehidupan. Istilah ini diambil dari bahasa
belanda ”biologie”, yang juga diturunkan dari gabungan kata bahasa yunani, bios
(hidup) dan logos (lambang ilmu). Tahun 1970-an digunakan istilah ilmu hayat
(yang berarti ilmu kehidupan), yang diambil dari bahasa arab. Objek kajian
biologi sangat luas dan mencakup semua mahkluk hidup dan karenanya dikenal
berbagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap kelompok
organisme, contohnya Botani, Zoologi dan Mikrobiologi. Berbagai kehidupan
dikaji. Ciri-ciri fisik dipelajari dalam anatomi dan fungsinya dalam Fisiologi,
perilaku dipelajari dalam etologi, baik pada masa sekarang dan masa lalu
(dipelajari dalam biologi evolusioner), bagaimana mereka tercipta dipelajari
dalam evolusi dan interaksi antar sesama mereka dengan alam sekitarnya
dipelajari dalam ekologi. Dalam usaha untuk menjaga kelangsungan hidup suatu
jenis mahluk hidup diperlukan mekanisme pewarisan sifat, yang dipelajari dalam
genetika. Saat ini bahkan berkembang aspek biologi yang mengkaji kemungkinan
berevolusinya mahkluk hidup pada masa yang akan datang dan kemungkinan
adanya mahkluk hidup di pelanet-pelanet yang lain (Astropologi). Perkembangan
teknologi memungkinkan pengkajian pada tingkat molekul penyusun organisme
melalui biologi molekular serta biokimia yang banyak didukung oleh
perkembangan teknik komputerisasi melalui bidang Bioinformatika.22
Biologi sebagai salah satu cabang ilmu pengetahuan alam memfokuskan
pembahasan pada masalah-masalah biologi di alam sekitar melalui proses dan
sikap ilmiah.23
Mata pelajaran Biologi dikembangkan melalui kemampuan
berpikir analitis, induktif, dan dedukatif untuk menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan peristiwa alam sekitar. Mata pelajaran biologi bertujuan untuk
agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:24
21
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar
dan Menengah, (Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan, 2006)h. 377 22
http://www.id.wikipedia.org/wiki/biologi. 23
Op,cit Damandiri 24
Op,cit Badan Standar Nasional Pendidikan, h. 377
24
1) Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaannya.
2) Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,
konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran terhadap
adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA lingkungan,
teknologi, dan masyarakat.
4) Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara,
menjaga, dan melestarikan lingkungan sumber daya alam.
5) Meningkat kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
6) Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan ke jenjang selanjutnya.
25
5. Konsep Sistem Peredaran Darah Manusia
Sistem
Peredaran
Darah
Komposisi
darah
Bagian cair
Bagian padat
Serum
Sel darah putih
Fibrinogen
Sel darah merah
Keping darah
Golongan
darah
Golongan darah ABO
Transfusi Darah
Alat-alat
peredaran
darah
Jantung
Pembuluh darah
Nadi (arteri)
Vena (balik)
Kapiler
Peredaran
darah
Pembuluh
getah
bening
(limfa)
Kelainan
dan
penyakit
Peredaran
darah ganda
Peredaran
darah tertutup
Peredaran darah
kecil
Peredaran darah
besar
Anemia
Talasemia
Leukimia
Haemofilia
Atherosklorosis
Varises
Agina
Wasir
26
Sistem peredaran darah pada manusia terdiri dari atas darah, jantung dan
pembuluh darah.25
1. Fungsi Darah
a. Fungsi pengangkutan
b. Fungsi imunitas (kekebalan)
c. Fungsi pengaturan
d. Fungsi penutupan luka
2. Komposisi darah
Darah tersusun dari plasma darah, sel darah dan keping darah. Adapun
sel darah terdiri dari sel darah merah, sel darah putih dan keping darah. Ciri-
ciri dan peranan masing-masing komponen darah sebagai berikut:
a. Plasma Darah
Plasma Darah merupakan cairan darah berwarna kuning yang
terdiri atas 90% air, mineral hormon, enzim, garam, sari-sari makanan dan
protein. Plasma Darah berperan mengangkut sari-sari makanan dari usus
ke seluruh tubuh, mengangkut sisa metabolisme ke tempat pengeluaran,
mengangkut hormon dan enzim.
b. Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel Darah Merah tersusun dari zat besi dan hemoglobin. Sel ini
berbentuk bulat, pipih, cekung bagian tengah dan tak berinti. Jumlah
normal dewasa setiap 1cc pada laki-laki 5 juta sedangkan pada perempuan
sekitar 4,5 juta. Sel Darah Merah ini berfungsi untuk mengangkut oksigen
dan karbondioksida.
c. Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel Darah Putih tak berwarna, berinti, bentuk amuboid. Pada orang
dewasa jumlah normal 1cc berisi 6 ribu sampai 9 ribu buah. Macam sel
darah putih meliputi basofil, eosinofil, neutrofil, monosit dan limfosit. Sel
darah putih ini berperan mempertahankan tubuh dari bibit penyakit.
25
Sumarwan DKK, Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP Kelas VIII, Semester 1, (Jakarta:
Erlangga, 2006).h, 84
27
d. Keping darah (Trombosit)
Bentuk keping darah tak teratur, tak berinti, setiap 1 cc
mengandung 200 ribu-300 ribu keping. Keping darah ini berperan dalam
proses pembekuan darah.
3. Golongan darah
Landsteiner menggolongkan darah menjadi 4 kelompok yaitu golongan
darah A, B, AB, dan O, berdasarkan pada jenis zat yang digumpalkan
(aglutinogen) dan zat yang menggunakan (aglutinin).
Tabel. 2.1
Golongan Darah
Golongan darah Aglutinogen (antigen) Aglutinin (antibodi)
A A β
B B α
AB A , B -
O - β , α
Penggunaan golongan darah sistem A, B, O adalah untuk dasar transfusi
darah.
Skema Transfusi Darah.26
4. Alat-alat Peredaran Darah
a. Jantung
Jantung berfungsi sebagai alat pompa darah. Dindingnya berotot kuat
dan bekerja di luar kesadaran disebut otot jantung atau miokardium. Sebelah
26 http://prestasiherfen.blogspot.com/2008/11/catatan-lanjutan-sistem-peredaran-
darah.html.
28
dilapisi epitel jantung dalam (endokardium) dan sebelah luar jaringan ikat
pembungkus jantung (eskokardium).
Gambar 2.1
bagian-bagian jantung:
Gambar: Darah manusia setiap beredar dalam satu peredaran lengkap akan
melalui jantung sebanyak dua kali. Arah panah pada gambar di atas
menunjukkan keserentetan aliran darah di jantung.
b. Pembuluh Darah
Peredaran darah manusia termasuk sistem peredaran darah tertutup,
artinya darah tidak pernah keluar dari pembuluh darah.
Macam-macam pembuluh darah
1) Nadi (arteri)
2) Pembuluh balik (vena)
3) Pembuluh kapiler
Tabel 2.2
Perbedaan Arteri dan Vena
Pe
mb
eda
Art
eri
Ve
na
Ara
h
alir
an
Dar
i
jant
ung
Me
nuj
u
jant
ung
Din Te Tip
29
din
g
pe
mb
ulu
h
bal
dan
ela
stis
is
dan
tida
k
ela
stis
De
nyu
t
Ter
asa
Tid
ak
tera
sa
Kat
up
Sat
u
di
dek
at
jant
ung
Di
sep
anj
ang
pe
mb
ulu
h
5. Peredaran darah
Gambar 2.2
Skema Arah Aliran Darah Pada Sistem Peredaran Darah Manusia.
Ada dua macam peredaran darah pada manusia sehingga di sebut
peredaran darah rangkap (ganda) yaitu:
30
a. Peredaran darah kecil (pulmonal)
b. Peredaran darah besar
6. Kelainan dan Penyakit Pada Sistem Peredaran Darah
a Anemia: keadaan di mana darah tidak mampu membawa oksigen yang cukup
bagi tubuh.
b Talasemia: penyakit kelainan darah turunan yang ditandai dengan adanya sel
darah merah yang abnormal
c Leukopenia: keadaan dimana jumlah sel darah putih kurang dari normal (di
bawah 5000 sel/mm3
darah).
d Leukositosis: keadaan jumlah sel darah putih yang terlalu banyak
e Leukimia (kanker darah): sel darah putih membelah tidak terkendali sehingga
jumlahnya meningkat pesat dan kemudian memakan sel darah merah, sel
darah putih lainnya dan keping darah.
f Hemofilia: penyakit darah sukar membeku
g Atherosklerosis: pengerasan pembuluh darah karena timbul lemak
h Varises: pelebaran pembuluh darah balik di kaki
i Agina: kondisi dimana timbul rasa sakit pada dada sebelah kiri akibat
gangguan pada jantung.
j Wasir atau Ambeien: pembengkakan pada pembuluh balik yang terletak di
sekitar lubang anus.27
27
Purwoko,DKK, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)h, 66
Jantung (serambi kanan)
Bilik kanan Pembuluh nadi paru-paru
Paru-paru Jantung (serambi kiri)
Jantung serambi kiri Bilik kiri Pembuluh nadi
Seluruh tubuh Pembuluh Balik
Jantung
(serambi kanan)
31
B. Hasil Penelitian Relevan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa model cooperative learning teknik
think-pair-share memberikan pengaruh yang baik terhadap hasil belajar biologi
siswa, diantaranya hasil penelitian Muslimin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
dalam judul skripsi ”Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik Think-Pair-Share
Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa”. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif teknik think-pair-share pada hasil
belajar biologi siswa.28
Hasil penelitian Rosmaini dkk yang berjudul Penerapan Pendekatan
Struktural Think-Pair-Share (TPS). Menunjukkan penerapan pendekatan
struktural teknik think-pair-share dapat meningkatkan rata-rata hasil belajar
siswa, daya serap siswa dan aktivitas siswa.29
Hasil penelitian Yusuf dan Natalina yang berjudul ”Upaya Peningkatan
Hasil Belajar Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan
Struktur”, menunjukkan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif teknik think-
pair-share meningkatkan hasil belajar siswa, meningkatkan ketuntasan belajar
siswa serta meningkatkan aktivitas siswa dan guru ke arah yang lebih baik.30
Hasil penelitian Usman, yang berjudul Penerapan Perangkat Pembelajaran
Melalui Model Think-Pair-Share dalam Peningkatan Penguasaan Konsep Listrik
Statik. Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa, hasil respon
siswa pada topik fisika yang dipelajari siswa 100%, siswa menyatakan senang.
LKS 100%. Bahasa buku mudah dimengerti 95% menyatan ya dan 4%
menyatakan tidak dan 100% siswa menyatakan isi buku menarik. Kemampuan
guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar secara keseluruhan telah
28
Muslimin, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik Think-Pair-Share terhadap
Hasil Belajar Bisologi Siswa, (Jakarta:skripsi UIN, 2008). 29
Rosmaini dkk 2004, Penerapan Pendekatan Struktural Think-Pair-Share (TPS) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa di Kelas 1.7 Jurnal Biogenesis Vol. I.7 SLTPN
20 Pekanbaru, Jurnal Biogenesis Vol 1(1), h. 13 30
Yustini Yusuf dan Mariani Natalina, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di kelas 1.7 SLTP Negeri 20
Pekan Baru, Jurnal Biogenesis Vol.2 (1):8-12 (April 2005), h. 11
32
dilakukan sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran model think-pair-share
dengan baik dengan koefisien rata-rata aktivitas guru 97,22%.31
Hasil penelitian Chotimah, yang berjudul ”Peningkatan Proses dan Hasil
Belajar Biologi dalam Pendekatan Kontekstual melalui Model Pembelajaran
think-pair-share”. Kesimpulan dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa,
proses dan hasil belajar biologi dapat meningkat dan respon peserta didik terhadap
penggunaan teknik think-pair-share dalam pendekatan kontekstual menunjukkan
respon positif.32
C. Kerangka Pikir
Ilmu biologi adalah salah satu cabang sains yang menarik untuk dipelajari.
Melalui pembelajaranya, diharapkan dapat memancing rasa ingin keingintahuan
pembelajaran yang berlangsung satu arah membuat biologi identik dengan hafalan
saja. Siswa tidak mampu menerapkan konsep yang didapatnya pada kehidupan
sehari-hari. Apabila terus dibiarkan lama-kelamaan akan terbentuk suatu pola
pikir yang salah pada siswa. Untuk itu diperlukan teknik penyampaian yang
menarik siswa untuk belajar agar bahan pelajaran mudah diserap dan dimengerti
oleh siswa. Berhasil atau tidaknya proses pembelajaran, salah satunya bergantung
pada strategi belajar mengajar yang dilakukan oleh guru. Cara guru menciptakan
suasana kelas akan berpengaruh pada reaksi yang ditampilkan siswa dalam
kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu guru harus mampu memilih metode dan
pendekatan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar biologi
siswa.
Salah satu model pembelajaran yang membuat siswa aktif adalah model
cooperative learning. Model cooperative learning merupakan suatu metode
pembelajaran yang berorientasi pada kerja kelompok. Namun pembelajaran bukan
31
Usman, Penerapan Perangkat Pembelajaran Melalui Model Think-Pair-Share dalam
Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu,Volume 2. No.1
(September 2004), hal. 57 32
Husnul Chotimah, Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan
Kontektual Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share pada Peserta Didik, Jurnal Penelitian
Kependidikan no 1 (Juni 2007), h. 106
33
sekedar kerja kelompok tapi peran dan keaktifan siswa diutamakan yakni siswa
diberi kesempatan untuk mengemukakan dan mengembangkan pemikirannya
serta memberikan pengalaman sosial dengan teman-temannya.
Pembelajaran cooperative bagi guru merupakan pengembangan
kurikulum, dalam hal akademik, individu maupun sosial. Kepekaan guru terhadap
masalah yang dihadapi dikelas, misalnya hasil belajar siswa di atasi agar proses
pembelajaran lebih efektif dan inovatif, yang merupakan cermin guru yang baik
dan propesional.
Model coopertive learning mempunyai banyak teknik salah satunya adalah
think-pair-share (berpikir-berpasangan-berbagi). Dengan teknik ini dapat melatih
berpikir memecahkan masalah sebelum berbagi dengan temannya, melatih
kognitif siswa dalam menyampaikan informasi, mengkaji ketergantungan positif
baik dalam menyampaikan dan menerima informasi diantara anggota kelompok
sehingga mendorong kedewasaan berpikir siswa. Selain itu teknik ini memberikan
kesempatan siswa untuk melatih bicara aktif, berpartisifasi dan bersosialisasi antar
sesama siswa sehingga pada proses belajar siswa dapat belajar dan diajar sesama
siswa karena, ketika belajar di kelas siswa biasanya lebih suka bertanya pada
temannya dengan bahasa mereka sendiri dan egan bertanya pada guru. Hal inilah
yang merupakan keunggulan teknik think-pair-share.
Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa, jika model cooperative
learning teknik think-pair-share digunakan dalam kegiatan belajar mengajar
dengan baik maka diharapkan dapat meningkatkan kualitas hasil belajar biologi
siswa pada konsep sistem peredaran darah.
D. Perumusan Hipotesis
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir, maka hipotesis penelitian ini
adalah ”Terdapat pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share
terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah”.
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Ajaran 2010-2011
Tepatnya penelitian ini dimulai pada tanggal 2 Agustus sampai dengan 1
September 2010. Adapun tempat penelitiannya adalah di SMP PGRI 2 CIPUTAT,
Jl. Cendrawasih KM. 4 Jurang Mangu Ciputat 15413.
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian skripsi ini adalah metode quasi
eksperimen, dimana tidak memungkinkan peneliti untuk mengontrol semua
variabel yang relevan kecuali beberapa dari variabel tersebut. Peneliti akan
membagi kelompok yang diteliti menjadi dua kelompok yaitu kelompok
eksperimen (dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-
share) dan kelompok kontrol (dengan menggunakan metode ceramah). Desain
penelitian menggunakan Nonrandomized Control Group Pretest-Postest Design.
Desain ini subjek kelompok tidak dilakukan secara acak. Peneliti tidak mengubah
kelas siswa dalam menentukan subjek untuk kelompok-kelompok eksperimen.
Adapun desain penelitian tersebut dinyatakan sebagai berikut:1
Table 3.1
Nonrandomized Control Group Pretest-Posttest Design.
Kelompok Pre-test Perlakuan Post-test
E Y1 X Y2
C Y1 - Y2
Keterangan:
E : Kelas eksperimen
C : Kelas kontrol
1 Sukardi Metodologi Penelitian Pendidikan Komptensi dan Praktiknya. (Jakarta: Bumi
Aksara, 2005), h. 186.
35
Xe : Perlakuan yang diberikan kepada kelas eksperimen menggunakan model cooperative
learning teknik think-pair-share
Xc : Tidak diberikan Perlakuan kepada kelas kontrol
T1 : Tes awal yang sama pada kedua kelas
T2 : Tes akhir yang sama pada kedua kelas
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang
merupakan perhatian penelitian. Populasi target yang menjadi perhatian peneliti
yaitu siswa sekolah SMP 2 PGRI dan populasi terjangkau adalah siswa kelas VIII.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive
sampling, yaitu ditentukan oleh guru dengan alasan tujuan pendidikan, karena
populasi dianggap mempunyai karakteristik dan kesempatan yang sama untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Kelas VIII-2 sebagai kelas eksperimen, dan kelas
VIII-1 sebagai kelas kontrol
D. Variabel Penelitian
Penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu:
1. Variabel independen (bebas) yaitu Model Cooperative Learning teknik Think-
Pair-Share yang disimbolkan dengan (x).
2. Variabel dependen (terikat) yaitu hasil belajar biologi siswa yang disimbolkan
dengan (y).
E. Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan dua macam cara pengumpulan data yaitu
melalui tes hasil belajar biologi dan observasi. Pengumpulan data ini terlebih
dahulu ditentukan sumber data kemudian jenis data, teknik pengumpulan, dan
instrumen yang digunakan secara lengkap dapat dilihat pada tabel 3.2.
36
Tabel 3.2
Teknik pengumpulan data.
Sumber
data Jenis data
Teknik
pengumpulan
data
Instrumen
Siswa
Hasil belajar siswa sebelum
diperlakukan dengan model
cooperative learning teknik think-
pair-share pada konsep sistem
peredaran darah pada manusia.
Melaksanakan
tes awal
Butir soal
pilihan
ganda
Hasil belajar setelah diperlakukan
dengan model cooperative
learning teknik think-pair-share
pada konsep peredaran darah pada
manusia.
Melaksanakan
tes akhir
Aktifitas siswa selama proses
belajar mengajar (PBM)
Observasi Lembar
observasi
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi
dan test hasil belajar biologi. Observasi dilakukan untuk mengetahui proses
pembelajaran model cooperative learning teknik think-pair-share yang di
laksanakan. Dalam penelitian kuantitatif instrumen observasi lebih sering
digunakan sebagai alat pelengkap instrumen lain. Lembar observasi ini berkaitan
dengan aktivitas atau kegiatan selama pembelajaran konsep sistem peredaran
darah pada manusia melalui model cooperative learning teknik think-pair-share
yang sedang berlangsung. Observasi yang di lakukan sebanyak 3 kali pertemuan
dan observasi di lakukan berdasarkan lembar observasi model cooperative
learning teknik think-pair-share berdasarkan RPP yang telah dibuat.
Kisi-kisi instrumen kognitif yang telah diujicobakan telah disesuaikan
dengan penilaian mata pelajaran Biologi dapat dilihat pada tabel 3.3.
37
Tabel 3.3
Kisi-kisi Instrumen Penelitian
Pada Konsep Sistem Peredaran Darah pada Manusia
Kompetesi dasar Materi pokok Indikator Ranah kognitif ∑
Soal C1 C2 C3 C4
Mendeskripsikan
sistem peredaran
darah pada
manusia dan
hubungannya
dengan kesehatan
1. Jantung dan
pembuluh darah
1. Menunjukan
bagian-bagian
jantung dan
pembuluh darah
melalui gambar.
4
6,7 10 4
2. Menerangkan alur
sistem peredaran
darah pada
manusia.
20
17,19,22
,23
13,
16
15 8
2. Darah dan
peredaran darah
3. Mengidentifikasi
penggolongan
darah
29,
31,
33
25,
26
27,
30,
34
28,
35
10
4. Membedakan ciri-
ciri sel darah
41 48 46,
42,
44
5
3. Penyakit pada
sistem peredaran
darah
5. Menyebutkan
contoh penyakit
yang berhubungan
dengan sistem
peredaran darah
yang biasa dijumpai
dalam kehidupan
sehari-hari.
49,59
56 50,52
51
6
∑ Soal 8 10 8 7 33
G. Uji Validitas Instrumen
1. Validitas instrumen
Validitas tes merupakan ukuran yang menyatakan kesahihan suatu
instrumen sehingga mampu mengukur apa yang hendak diukur.2 Artinya bahwa
valid tidaknya suatu alat ukur tergantung kepada mampu tidaknya alat tersebut
mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan tepat.3 Perhitungan
validitas pada penelitian ini menggunakan rumus korelasi point biseral sebagai
berikut: 4
2 Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002),
h. 65. 3 Ahmad Sofyan, dkk., Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press, 2006), hal.105 4 0p,cit, h.79.
38
Keterangan :
Mt : Rerata skor total
St : Standar deviasi dari skor total
rpbi : Koefisien korelasi biseral
p : Proporsi siswa yang menjawab benar
q : Proporsi siswa yang menjawab salah
Mp : Mean responden yang menjawab benar
Untuk mengetahui valid atau tidaknya butir soal, rpbi dibandingkan dengan
rtabel pada taraf signifikan 5 % (α = 0,05) dengan terlebih dahulu mencari db.
Kriteria pengujian :
Jika rpbi > rtabel, maka soal tersebut valid
Jika rpbi < rtabel, maka soal dianggap tidak valid.
Berdasarkan hasil perhitungan uji coba validitas instrumen tes hasil
belajar biologi dengan menggunakan Anates diperoleh informasi bahwa harga r-
hit yang dikorelasikan dengan r-tab untuk n = 39 didapat r-tab = 0,304 yaitu
sebanyak 33 butir soal valid, diantaranya: no. 4, 6, 7, 10, 13, 15, 16, 17, 19, 20,
22, 23, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 33, 34, 35, 41, 42, 44, 46, 48, 49, 50, 51, 52, 56,
59.5
2. Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas (keandalan) adalah ketepatan atau ketelitian suatu alat
evaluasi. Suatu tes dikatakan andal jika ia dapat dipercaya, konsisten, atau stabil
dan produktif. Reliabilitas tes berhubungan dengan konsistensi hasil tes. Suatu
instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data jika telah
diuji reabilitasnya. Reliabilitas alat ukur terkait dengan masalah kesalahan
pengukuran (error measurement), sedangkan reliabilitas hasil ukur terkait dengan
masalah kesalahan pengambilan sampel (sampling error).6 Untuk mencari
reliabilitas soal secara keseluruhan perlu juga dilakukan analisis butir soal. Rumus
yang digunakan adalah rumus Kuder–Richardson 20 (KR20) sebagai berikut: 7
5 Lampiran 8, h 135-136
6 Ahmad Sofyan, dkk. Op.cit.,h.105
7 Suharsimi Arikunto, Op.cit.,h. 100
q
p
S
MMr
t
tp
pbi
39
2
2
111 s
pqs
n
nr
Keterangan:
11r = Koefisien reliabilitas internal seluruh item
p = Proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
q = Proporsi subjek yang menjawab item salah pq 1
Σ pq = Jumlah hasil perkalian p dan q
n = Banyaknya item
S2 = Standar deviasi dari tes
Dengan kriteria sebagai berikut :
0,00 – 0,20 = Reliabilitas kecil
0,20 – 0,40 = Reliabilitas rendah
0,40 – 0,70 = Reliabilitas sedang
0,70 – 0,90 = Reliabilitas tinggi
0,90 – 1,00 = Reliabilitas sangat tinggi
Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas instrumen tes hasil belajar
biologi dengan menggunakan anates diperoleh informasi bahwa untuk n = 39
reliabilitas dari 33 soal valid tergolong reliabilitas tinggi (0,73).8
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran tes adalah kemampuan tes tersebut dalam menjaring
banyaknya subjek peserta tes yang dapat mengerjakan dengan betul. Hasil
hitungnya merupakan proporsi atau perbandingan antara siswa yang menjawab
benar dengan keseluruhan siswa yang mengikuti tes. Semakin besar indeks
menunjukan semakin mudah butir soal. Tingkat kesukaran yang baik adalah P =
0,5. Rumusnya adalah sebagai berikut:9
N
BP
Keterangan:
P = Proporsi (indeks kesukaran)
B = Banyak siswa yang menjawab benar
N = Jumlah peserta tes
8 Lampiran 8, h. 135
9Ahmad Sofyan, dkk. Op.cit., h.103
40
Dalam penelitian ini, taraf kesukaran tiap butir soal dihitung dengan
menggunakan model Anates. Berdasarkan perhitungan diperoleh soal kategori
sangat sukar berjumlah 4 yaitu nomor 18, 21, 37 dan 45. Soal kategori sukar
berjumlah 21 yaitu nomor 6, 7, 8, 10, 13, 23, 24, 26, 27, 28, 39, 42, 43, 44, 46,
48, 49, 50, 54, 56, dan 59. Soal kategori sedang berjumlah 24 yaitu 2, 3, 4, 5, 11,
14, 15, 16, 17, 19, 22, 25, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 40, 51, 52, 53, 55, dan 60. Soal
kategori mudah berjumlah 3 yaitu nomor 12, 20,dan 31. Soal kategori sangat
mudah berjumlah 8 yaitu nomor 1, 9, 36, 38, 41, 47, 57, dan 58.10
4. Daya Pembeda
Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir soal untuk membedakan
siswa yang mempunyai kemampuan tinggi dengan siswa yang kemampuannya
rendah. Rumus yang digunakan untuk menentukan daya pembeda soal uraian
sama dengan soal pilihan ganda yaitu:11
B
B
A
A
J
B
J
BDP
Keterangan:
DP = Indeks daya pembeda satu butir soal tertentu
E A = Banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
B B = Banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
J A = Banyaknya peserta kelas atas
J B = Banyaknya peserta kelompok bawah
Setelah indeks daya pembeda diketahui, maka diinterpretasikan pada
kriteria daya pembeda sebagai berikut:12
0,00 – 0,20 = Jelek (poor)
0,20 – 0,40 = Cukup (satisfactory)
0,40 – 0,70 = Baik (good)
0,70 – 1,00 = Baik sekali (excellent)
Dalam penelitian ini, daya pembeda masing-masing butir soal dihitung
dengan Anates. Dari perhitungan tersebut diperoleh hasil daya pembeda terendah
10
Lampiran 8, h. 135-136 11
Suharsimi Arikunto. Op.cit. h. 213. 12
Suharsimi Arikunto op.cit h. 218.
41
sebesar -0.00 dalam kategori jelek dan tertinggi sebesar 72.73 termasuk dalam
kategori baik sekali.13
H. Teknik Analisis Data
Setelah melakukan uji coba instrumen, selanjutnya dilakukan penelitian.
Data yang diperoleh melalui instrumen penelitian selanjutnya diolah dan dianalisis
dengan maksud agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji
hipotesis. Dalam pengolahan dan penganalisisan data tersebut digunakan statistik.
Langkah-langkah yang ditempuh dalam penggunaan statistik untuk pengolahan
data tersebut adalah:
1. N-gain
Gain adalah selisih antara nilai postest dan pretest. Gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau penguasaan konsep siswa setelah pembelajaran
dilakukan oleh guru.
pretestidealskor
pretestposttestgainN
.
Dengan kategorisasi perolehan sebagai berikut: g-tinggi : nilai > 0,70
g-sedang : nilai 0,30-0,70
g-rendah : nilai < 0,3014
2. Uji Normalitas
Uji normalitas seperti yang disyaratkan oleh uji t yang digunakan dalam
penelitian ini menggunakan rumus chi square (uji kai kuadrat), yaitu:15
i
i
E
EOX
2
12
13
Lampiran 8, h. 131-132 14
David E. Meltzer, The Relationship between Mathematic Preparation and Conceptual
Learning Gains in Phisics: a Possible “Hidden Variable” in Diagnostic Pretest Scores, dari
www.physyceducation.net/docs/addenum-on-normalized. (diakses pada 19/02/2009), h.3 15
Harinaldi, M.Eng, Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains, (Jakarta:Erlangga,
2005), h. 198
42
Simbol Oi pada persamaan tersebut menunjukkan frekuensi observasi
sedangkan simbol Ei menunjukkan frekuensi ekspektasi (harapan). Kriteria
pengujian nilai kai kuadrat adalah sebagai berikut.
a. Jika X2hitung ≤ X
2tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data terdistribusi
normal).
b. Jika X2hitung > X
2tabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data tidak terdistribusi
normal).
3. Uji Homogenitas
Uji homogenitas berfungsi untuk mengetahui apakah kedua kelompok
populasi itu homogen atau heterogen. Uji homogenitas dalam penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan uji Fisher.16
2
2
2
1
S
SF
Maksud dari setiap simbol pada persamaan uji F tersebut dijelaskan sebagai
berikut.
S1 = Deviasi standar data varians besar
S2 = Deviasi standar data varians kecil
Kriteria pengujian uji F adalah sebagai berikut.
a. Jika Fhitung < Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians
homogen).
b. Jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data tidak memiliki
vaians homogen)
4. Uji Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat dan bila data homogen serta berdistribusi
normal, kemudian dilakukan pengujian hipotesis, data akan dianalisis dengan
menggunakan uji ”t”, dengan rumus sebagai berikut :
16
Het Ruseffendi, Statistika Dasar, (Bandung: CV Andira, 1998), h. 295
43
a. Tentukan uji statistik
21
21
11
nndsg
XXt
dimana:
1X = Rata-rata data kelompok
2X = Rata-rata data kelompok
dsg = Nilai deviasi standar gabungan
n1 = Jumlah data kelompok
n2 = Jumlah data kelompok
b. Tentukan kriteria pengujian
Untuk menentukan kriteria pengujian pada pengolahan data dilakukan dengan
operasi perhitungan, pengujiannya dengan melihat perbandingan anatara t hitung dengan t
tabel.
c. Melakukan pengambilan kesimpulan
Jika operasi perhitungan pada langkah sebelumnya ternyata:
1) t hitung < t tabel, maka Ho diterima
2) t hitung > t tabel, maka Ho ditolak
5. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Ho : μ1 = μ2
2. H1 : μ1 > μ2
Keterangan :
Ho : Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar antara kelompok eksperimen
dan kontrol.
H1 : Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar kelompok eksperimen dan kontrol,
diantara rata-rata kelompok eksperimen lebih besar dibanding kelompok
kontrol.
44
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Berikut disajikan data dari dua kelompok subjek penelitian, yaitu
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol yang diambil dari Pretest dan
postest.
1. Data Hasil Belajar
a. Deskripsi Data Pretest kelas Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan, data skor Pretest dan distribusi frekuensi
siswa kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.1 berikut.1
Tabel 4.1
Data Nilai Pretest
Data Pretest
Kontrol Eksperimen
Nilai tertinggi 63 63
Nilai terendah 24 24
Mean 46,34 43,39
Median 51,78 49,82
Modus 48,92 47,51
Standar Deviasi 10,48 10,19
Berdasarkan Tabel 4.1 diperoleh data nilai pretest pada kelas kontrol
secara keseluruhan yaitu nilai tertinggi sebesar 63 dan nilai terendah sebesar 24.
Rata-rata nilai kelas kontrol sebesar 46,34, median sebesar 51,78, modus 48,92,
dan standar deviasi sebesar 10,48. Sedangkan pada kelas eksperimen diperoleh
nilai tertinggi sebesar 63 dan nilai terendah sebesar 24. Rata-rata nilai kelas
1 Lampiran 15, h.150
45
eksperimen sebesar 43,39 median sebesar 49,82, modus sebesar 47,51, dan
standar deviasi sebesar 10,19.
b. Deskripsi Data Postest Kelas Eksperimen dan Kontrol
Berdasarkan hasil perhitungan, data skor postest dan distribusi frekuensi
siswa kelompok eksperimen dan kontrol dapat dilihat dalam tabel 4.2 berikut.2
Tabel 4.2
Data Nilai Postest
Data Postest
Kontrol Eksperimen
Nilai tertinggi 96 93
Nilai terendah 51 60
Mean 70,28 77,66
Median 79,42 84,28
Modus 77,3 79,9
Standar Deviasi 10,43 8,903
Berdasarkan Tabel 4.2 diperoleh data nilai postest pada kelas kontrol dan
eksperimen sangat berbeda. Pada kelas kontrol didapat nilai postest dari metode
ceramah yaitu nilai tertinggi sebesar 96 dan nilai terendah sebesar 51 rata-rata
nilai kelas kontrol sebesar 70,28, median sebesar 79,42, modus 77,3, dan standar
deviasi sebesar 10,43. Sedangkan Pada kelas eksperimen setelah diberikan
perlakuan dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-
share secara keseluruhan diperoleh nilai tertinggi sebesar 93 dan nilai terendah
sebesar 60 rata-rata nilai kelas eksperimen yaitu 77,66, median sebesar 84,28
modus 79,9, dan standar deviasi sebesar 8,903.
c. Deskripsi Hasil Data Nilai N-Gain Kelas Eksperimen dan Kontrol
Hasil gambaran subjek yang ada maka ditentukan nilai N-gain pada kelas
eksperimen berdasarkan rata-rata skor Pretest dan postest pemahaman konsep,
tingkat pemahaman konsep awal siswa adalah 44,05 sedangkan tingkat
2 Ibid, h.150
46
pemahaman konsep akhir siswa adalah 76,89. Hal ini menunjukkan peningkatan
pemahaman konsep siswa secara langsung tampak dari skor rata-rata nilai N-gain
sebesar 0,59 yang termasuk kategori sedang.3 Sedangkan nilai N-gain kelas
kontrol berdasarkan rata-rata skor Pretest dan postest pemahaman konsep, tingkat
pemahaman konsep awal siswa adalah 45,95 sedangkan tingkat pemahaman
konsep akhir siswa adalah 69,55. Hal ini menunjukkan peningkatan pemahaman
konsep siswa secara langsung tampak dari skor rata-rata nilai N-gain sebesar 0,44
yang termasuk kategori sedang.4
Masing-masing nilai N-Gain dikelompokkan ke dalam tiga kategori, yaitu
rendah (G < 0,30), sedang (0,30 ≤ G < 0,70), dan tinggi (G ≥ 0,70). Berikut ini
adalah tabel yang menunjukkan frekuensi dari ketiga kategori nilai N-Gain
tersebut.
Tabel 4.3
Kategori N-Gain Kelas eksperimen dan kontrol
Kategori Kelas eksperimen Kelas control
Frekuensi N-Gain Frekuensi N-Gain
Tinggi 10 12
Sedang 27 22
Rendah 1 4
Kategori rata-rata 0,59 0,44
Jumlah siswa 38 38
Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat hasil kategori N-gain pada kelas
eksperimen yang merupakan kategori siswa yang mempunyai nilai rendah
sebanyak 1 siswa, nilai kategori sedang 27 siswa dan nilai kategori tinggi 10
siswa. Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa pada kelas eksperimen
mempunyai hasil kategori rata-rata N-gain sedang. Sedangkan hasil kategori N-
gain pada kelas kontrol yang merupakan kategori siswa yang mempunyai nilai
rendah sebanyak 12 siswa, nilai kategori sedang 22 siswa dan nilai kategori tinggi
3 Lampiran 14, h. 148-149
4 Lampiran 13, h. 146-147
47
4 siswa. Dengan demikian dapat diketahui bahwa siswa pada kelas kontrol
mempunyai hasil kategori N-gain sedang. Walaupun kategori rata-rata nilai N-
gain untuk kedua kelas sama-sama termasuk kategori sedang, namun rata-rata
peningkatan hasil belajar kelas eksperimen menunjukkan lebih tinggi
dibandingkan dengan kelas kontrol.
d. Deskripsi data hasil observasi
Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar
mengajar selama pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning
teknik think-pair-share. Guru bidang studi biologi yang berperan sebagai
observer/pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang
dilakukan mengacu pada lembar observasi yang telah dibuat sesuai dengan
skenario pembelajaran. Sebelum menggunakan model cooperative learning teknik
think-pair-share, guru dan peneliti bersama-sama mendiskusikan perencanaan
pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-
share diantaranya tahapan-tahapan yang mencakup komponen-komponen yang
harus dilakukan guru dan siswa, alokasi waktu, konsep yang sesuai dengan model
cooperative learning teknik think pair share, tujuan pembelajaran, dan lain-lain.
Sehingga selama proses pembelajaran berlangsung, peneliti, para siswa, dan guru
melaksanakan pembelajaran dengan baik. Hasil observasi dapat dilihat pada
lampiran.5
Berdasarkan hasil pengamatan dari tiga kali pertemuan oleh observer
seperti tercantum pada lampiran, dapat diinterpretasikan sebagai berikut:
Hasil observasi pada pertemuan pertama dimana, minat serta motivasi
siswa dalam proses pembelajaran masih dinilai rendah karena ada dua poin yang
tidak dilaksanakan yaitu beberapa siswa yang tidak menyiapkan alat tulis dan
buku paket serta sebagian siswa tidak bekerja sama memecahkan tugas dengan
teman pasangan belajarnya dengan baik. Pada minat dan motivasi ini didapat hasil
observasi 60%. Namun pada aspek keterlaksanaan pembelajaran skenario
5 Lampiran 12, h. 144-145
48
pembelajaran dan kemampuan keterampilan guru didapat hasil observasi 100%
dengan peresentase total didapat 86%.6
Hasil observasi pertemuan kedua dan ketiga. Pada aspek keterlaksanaan
pembelajaran skenario pembelajaran, aspek minat dan motivasi siswa, aspek
kemampuan dan keterampilan guru didapat hasil observasi 100%. pada pertmuan
kedua dan ketiga ini, dinilai sangat baik karena kekurangan pada pertemuan
sebelumnya telah dievaluasi sehingga proses pembelajaran dengan menggunakan
model cooperative learning teknik think-pair-share dapat dilaksanakan dengan
baik dan sesuai dengan aspek yang diamati. Dengan demikian dapat terlihat
proses pembelajaran model cooperative learning teknik think-pair-share
dilaksanakan dengan baik dari tiap pertemuan dengan hasil presentase total
didapat 100%.7
Apek yang diamati meliputi keterlaksanaan pembelajaran dan skenario
pembelajaran, minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran, serta
kemampuan dan keterampilan guru. Ketiga poin tersebut menunjukkan perubahan
yang lebih baik, jika dilihat dari pertemuan pertama hingga terakhir. Dapat
disimpulkan implementasi model cooperative learning teknik think-pair-share
terlaksana dengan baik sesuai dengan rencana pembelajaran.
e. Deskripsi data nilai lembar kerja siswa model cooperative learning teknik
think-pair-share
1) Data Nilai lembar kerja siswa individu (think)
Tabel 4.4
Data Rata-rata nilai lembar kerja individu
Pertemuan Mean
1 70
2 70
3 70
6 Lampiran 12, h. 144-145
7 Ibid, h. 144-145
49
Berdasarkan Tabel 4.4 diperoleh data rata-rata nilai LKS individu. Pada
pertemuan pertama rata-rata nilai yang diperoleh yaitu sebesar 70, Pertemuan
kedua sebesar 70 dan pertemuan ketiga mencapai 70. Pada tahap individu (think)
pertemuan pertama sampai pertemuan ketiga termasuk kategori baik karena siswa
sudah terbiasa mengisi LKS sendiri.
2) Data Nilai lembar kerja siswa berpasangan (pair)
Tabel 4.5
Data Rata-rata nilai lembar kerja individu
Pertemuan Mean
1 60
2 80
3 80
Berdasarkan Tabel 4.5 diperoleh data rata-rata nilai LKS berpasangan
(pair). Pada pertemuan pertama rata-rata nilai yang diperoleh yaitu sebesar 60
karena siswa belum terbiasa belajar kelompok yang dilakukan. Pertemuan kedua
dan ketiga mencapai nilai sebesar 80 karena siswa sudah mulai menyesuaikan diri
dengan kelompoknya dan sudah mulai memikirkan jawaban dari pertanyaan yang
ada di LKS. Hal ini membuktikan adanya peningkatan rata-rata nilai lembar kerja
siswa.
B. Analisis Data
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji-t, maka
terlebih dahulu dilaksanakan pengujian prasyarat analisis data berupa uji
normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
a. Hasil Uji Normalitas Pretest
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai
pretest Kelas VIII.2 sebagai kelompok eksperimen dan data nilai Pretest Kelas
VIII.I sebagai kelompok kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan
50
rumus Uji Kai Kuadrat (chi square test). Perhitungan uji normalitas ini disajikan
pada Lampiran.8 Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut.
Tabel 4.6
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Pretest Kai Kuadrat
Data Nilai
X2
hitung
Nilai
X2
tabel
Keputusan
Nilai Pretest Kelas
eksperimen
5,2693 7,815 Data berdistribusi
normal
Nilai Pretest Kelas
kontrol
4,6985 7,815 Data berdistribusi
normal
Nilai X2
tabel diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi kai kuadrat
pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat didasarkan pada ketentuan
pengujian hipotesis normalitas yaitu jika X2hitung ≤ X
2tabel maka dinyatakan data
berdistribusi normal. Sebaliknya jika X2
hitung > X2
tabel maka data dinyatakan tidak
berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai X2
hitung kedua
data lebih kecil dari nilai X2tabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data
berdistribusi normal.
b. Hasil Uji Normalitas postest
Pengujian uji normalitas dilakukan terhadap dua buah data yaitu data nilai
postest Kelas VIII.2 sebagai kelompok eksperimen dan data nilai postest Kelas
VIII.I sebagai kelompok kontrol. Untuk menguji normalitas kedua data digunakan
rumus Uji Kai Kuadrat (chi square test). Perhitungan uji normalitas ini disajikan
pada Lampiran.9 Berikut ini adalah hasil yang diperoleh dari perhitungan tersebut.
8 Lampiran 17, h. 166-169
9 Lampiran 18, h. 170-173
51
Tabel 4.7
Hasil Perhitungan Uji Normalitas Postest Kai Kuadrat
Data Nilai
X2
hitung
Nilai
X2
tabel
Keputusan
Nilai Postest Kelas
eksperimen
1,792 7,815 Data berdistribusi
normal
Nilai Postest Kelas
kontrol
5,9829 7,815 Data berdistribusi
normal
Nilai X2
tabel diambil berdasarkan nilai pada tabel konsultasi kai kuadrat
pada taraf signifikansi 5%. Kolom keputusan dibuat didasarkan pada ketentuan
pengujian hipotesis normalitas yaitu jika X2hitung ≤ X
2tabel maka dinyatakan data
berdistribusi normal. Sebaliknya jika X2
hitung > X2
tabel maka data dinyatakan tidak
berdistribusi normal. Pada tabel tersebut terlihat bahwa pada nilai X2
hitung kedua
data lebih kecil dari nilai X2tabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data
berdistribusi normal.
2. Uji Homogenitas
a. Hasil Uji Homogenitas Pretest
Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga
diperlukan sebagai uji prasarat analisis statistik terhadap kedua data nilai Pretest.
Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji F yang disajikan
pada Lampiran10
. Berikut ini adalah hasilnya.
10
Lampiran 19, h. 174-176
52
Tabel 4.8
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Pretest
Data Nilai
Varians
Nilai
Fhitung
Nilai
Ftabel
Keputusan
Nilai Pretest
Kelas
eksperimen
104,03
1,054 1,71 Kedua data
homogen Nilai Pretest
Kelas kontrol 109,74
Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji
homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas
yaitu jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians
yang homogen, sebaliknya jika nilai Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua
data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan
tersebut nilai Fhitung ≤ Ftabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki
varians yang homogen.
b. Hasil Uji Homogenitas Postest
Sama halnya yang dilakukan pada uji normalitas, uji homogenitas juga
diperlukan sebagai uji prasarat analisis statistik terhadap kedua data nilai postest.
Pengujian homogenitas terhadap kedua data menggunakan Uji F yang disajikan
pada Lampiran11
. Berikut ini adalah hasilnya.
11
Lampiran 20, h. 177-179
53
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Uji Homogenitas Postest
Data Nilai
Varians
Nilai
Fhitung
Nilai
Ftabel
Keputusan
Nilai Postest
Kelas
eksperimen
79,27
1,372 1,71 Kedua data
homogen Nilai Postest
Kelas kontrol 108,92
Sama halnya dengan penentuan keputusan pada uji normalitas, pada uji
homogenitas juga didasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis homogenitas
yaitu jika nilai Fhitung ≤ Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua data memiliki varians
yang homogen, sebaliknya jika nilai Fhitung > Ftabel maka dinyatakan bahwa kedua
data tidak memiliki varians yang homogen. Tampak bahwa hasil perhitungan
tersebut nilai Fhitung ≤ Ftabel sehingga dinyatakan bahwa kedua data memiliki
varians yang homogen.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis ini dilakukan untuk mengetahui adanya perbedaan
antara pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap
hasil belajar biologi siswa dengan menggunakan uji “t”.
1. Hasil Pengujian Hipotesis Pretest
Untuk memperoleh thitung berdasarkan hasil rata-rata Pretest dari kedua
kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Rata-rata Pretest kelas eksperimen
sebesar 43,39 dengan standar deviasi 10,19 sedangkan kelas kontrol sebesar 46,34
dengan standar deviasi 10,48. Nilai dari standar deviasi masing-masing kelas
digabungkan dengan mencari standar deviasi gabungan dengan hasil yaitu 10,33.
Untuk memperoleh nilai thitung dilakukan perhitungan dengan
menggunakan uji t”. Dari hasil perhitungan antara Pretest kelas eksperimen dan
kontrol diperoleh thitung = 1,247.
54
Untuk keberartian hipotesis yang telah diajukan dengan
mengkonsultasikan thitung dengan ttabel, terlebih dahulu menentukan derajat
kebebasan (dk) = n–2 maka diperoleh dk =38+38-2=74. dk sebesar 74 dengan
taraf signifikansi 0,05 tidak ada dalam tabel maka digunakan dk yang mendekati
yaitu 70 sebesar 2,00.
Karena didapat perhitungan Pretest kelompok eksperimen dan kontrol
thitung < ttabel ( 1,247 < 2,00) maka Ho di terima dan Ha di tolak. Dengan demikian
dapat disimpulkan pengujian hipotesis uji-t nilai pretest pada kelas kontrol dan
eksperimen menyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
pretest kelas kontrol dengan pretest kelas eksperimen karena belum ada perlakuan
dari kedua kelas tersebut. 12
2. Hasil Pengujian Hipotesis Postest
Untuk memperoleh thitung berdasarkan hasil rata-rata postest dari kedua
kelompok yaitu eksperimen dan kontrol. Rata-rata postest kelas eksperimen
sebesar 77.66 dengan standar deviasi 8,903 sedangkan kelas kontrol sebesar 70,28
dengan standar deviasi 10,43. Nilai dari standar deviasi masing-masing kelas
digabungkan dengan mencari standar deviasi gabungan dengan hasil yaitu 9,69.
Untuk memperoleh nilai thitung dilakukan perhitungan dengan
menggunakan uji “t”. Dari hasil perhitungan antara postest kelas eksperimen dan
kontrol diperoleh thitung = 3,326.
Untuk keberartian hipotesis yang telah diajukan dengan
mengkonsultasikan thitung dengan ttabel, terlebih dahulu menentukan derajat
kebebasan (dk) = n – 2 maka diperoleh dk =38+38-2=74. dk sebesar 74 dengan
taraf signifikansi 0,05 tidak ada dalam tabel maka digunakan dk yang mendekati
yaitu 70 sebesar 2,00.
Karena didapat perhitungan postest kelompok eksperimen dan kontrol t
hitung > t tabel ( 3,326 > 2,00) maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya terdapat
pengaruh penggunaan model cooperative learning teknik think-pair-share
12
Lampiran 21, h. 180-181
55
terhadap hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah
lampiran.13
D. Pembahasan
Penelitian yang dilakukan dapat membuktikan bahwa penggunaan model
cooperative learning teknik think-pair-share berpengaruh terhadap hasil belajar
siswa. Hal tersebut dikarenakan kesesuaian prosedur pelaksanaan mulai dari
observasi, pelaksasnaan, dan pengolahan data.
Observasi yang dilakukan adalah untuk mengetahui kegiatan belajar
mengajar selama pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning
teknik think-pair-share. Guru bidang studi biologi yang berperan sebagai
observer/pengamat selama proses pembelajaran berlangsung. Observasi yang
dilakukan mengacu pada lembar observasi yang telah dibuat sesuai dengan
skenario pembelajaran. Sebelum menggunakan model cooperative learning teknik
think-pair-share, guru dan peneliti bersama-sama mendiskusikan perencanaan
pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-
share diantaranya tahapan-tahapan yang mencakup komponen-komponen yang
harus dilakukan guru dan siswa, alokasi waktu, konsep yang sesuai dengan model
cooperative learning teknik think pair share, tujuan pembelajaran, dan lain-lain.
Hasil observasi dapat dilihat pada lampiran.14
Pada penelitian ini penulis bertindak sebagai guru dalam pengajaran model
cooperative learning teknik think-pair-share di SMP PGRI 2 Ciputat Tangerang.
Diawal pertemuan pertama guru memberikan penjelasan kepada siswa tentang
prosedur model cooperative learning teknik think-pair-share yang akan
digunakan hal ini dimaksudkan supaya siswa memperoleh pemahaman mengenai
teknik tersebut sehingga dalam pelaksanaannya tidak menyimpang dari tujuan
yang hendak dicapai. Adapun posisi peneliti adalah sebagai motivator dan
fasilitator bagi seluruh kelompok pasangan apabila terdapat hal-hal dari proses
kegiatan belajar mengajar yang belum dimengerti oleh siswa, sehingga setiap
13
Lampiran 22, h. 182-183 14
Lampiran 12, h. 144-145
56
kelompok dapat memecahkan solusi dari permasalahan, secara bersama dan bukan
sebagai pemberi materi total dari awal sampai akhir seperti yang dilakukan oleh
sebagian guru dalam menerangkan ke siswa. Hal ini senada dikemukakan
Roestiah dalam Rosmaini dkk, bahwa peranan guru dalam pengajaran antara lain
fasilitator, pembimbing dan organisator. Guru harus mampu memberi dorongan
agar siswa aktif. Salah satu usaha guru untuk mendorong siswa agar aktif dan
meningkatkan hasil belajarnya yaitu pembelajaran cooperative.15
Prosedur yang dijalankan dalam model cooperative learning teknik think-
pair-share terlebih dahulu diawali dengan pemberian pertanyaan oleh guru kepada
seluruh siswa yang ada pada lembar kerja siswa, diinstruksikan supaya berpikir
(think) dalam mencari jawaban atas pertanyaan tersebut. Hal ini penting untuk
merangsang daya pikir masing-masing siswa sebelum pada tahapan yang
berpasangan pair. Tahapan pair yaitu proses bertukar jawaban/opini sesama
pasangan sebagai output dari proses berpikir pada tahapan sebelumnya. Selama
berdiskusi untuk menyamakan jawaban mereka, secara bersama-sama dari setiap
pasangan di anjurkan untuk mengisi jawaban di lembar kerja siswa yang telah
disediakan sesuai kelompoknya masing-masing. Sedangkan tahapan terakhir yaitu
share dimana pasangan yang dipilih secara acak bertugas untuk mengemukakan
hasil diskusinya kepada teman-teman kelasnya sebagai kesempurnaan dari
keseluruhan prosedur pembelajaran yang telah dilaksanakan. Senada dengan
pernyataan Ibrahim dalam Yusuf dan Natalina, teknik think-pair-share memiliki
prosedur yang ditetapkan secara eksplisit untuk memberi siswa waktu lebih
banyak untuk berpikir, menjawab, dan saling membantu satu sama lain.16
Model cooperative learning teknik think-pair-share di kelas dilakukan
dengan cara membentuk kelas ke dalam kelompok-kelompok kecil (dua pasang
dalam kelompoknya) yang masing-masing pasangan saling bertanggung jawab
dalam rangka bertukar pikiran atau diskusi mencari solusi atas pertanyaan yang
15
Rosmaini dkk, 2004, Penerapan Pendekatan Struktural Think-Pair-Share (TPS) Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa di Kelas 1.7 Jurnal Biogenesis Vol. I.7 SLTPN
20 Pekanbaru, Jurnal Biogenesis Vol 1(1), h. 12 16
Yustini Yusuf dan Mariani Natalina, Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Biologi
Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di kelas 1.7 SLTP Negeri 20
Pekan Baru , Jurnal Biogenesis Vol.2 (1):8-12(April 2005), h. 9
57
diberikan oleh guru kemudian siswa mempresentasikan hasil diskusi tersebut
kepada seluruh teman sekelasnya. Dengan model cooperative learning teknik
think-pair-share siswa diberi kesempatan bukan hanya sekedar belajar, tetapi juga
saling bekerja sama lain sehingga terjadi proses transper pengetahuan serta siswa
yang merasa kesulitan dapat melakukan sharing dengan pihak selain guru,
sehingga selama proses pembelajaran tidak terjadi komunikasi antara siswa
dengan guru, tetapi juga antara siswa dengan siswa, untuk berbagai gagasan,
siswa mampu bekerja sama dan berbagi pengalaman.
Pertemuan pertama, aktivitas siswa mengerjakan LKS secara individu
think didapatkan nilai rata-rata 70.17
Pada tahap think ini termasuk kategori baik
karena siswa sudah terbiasa mengisi LKS sendiri. Aktivitas siswa mengerjakan
LKS berkelompok pair didapatkan nilai rata-rata 60.18
Pada tahap ini termasuk
kategori cukup karena siswa belum terbiasa belajar kelompok yang dilakukan.
Sedangkan aktivitas siswa memperesentasikan share siswa masih ragu-ragu saat
mempresentasikan hasil diskusi berpasangan. Pada pertemuan pertama ini siswa
presentasi yang ditampilkan 2 kelompok, karena siswa masih transisi. Hal ini
sesuai dengan data hasil observasi pada pertemuan pertama dimana, hasil
observasi dengan peresentase total didapat 86%. Hasil observasi dapat dilihat
pada lampiran.19
Pertemuan kedua dan ketiga, aktivitas siswa mengerjakan LKS secara
individu think didapatkan nilai rata-rata 70.20
Pada tahap think ini termasuk
kategori baik karena siswa sudah terbiasa mengisi LKS sendiri aktivitas siswa
mengerjakan LKS berpasangan “pair” didapatkan nilai rata-rata 70.21
Siswa sudah
mulai menyesuaikan diri dengan kelompoknya dan sudah mulai memikirkan
jawaban dari pertanyaan yang ada di LKS. Sedangkan siswa mempresentasikan
hasil diskusi berpasangan dengan baik. Pada pertemuan kedua dan ketiga ini,
siswa presentasi yang ditampilkan 4 kelompok. Sesuai dengan hasil observasi
17
Lampiran 4, h. 107 18
Ibid h. 108 19
Lampiran 12, h. 144-145 20
Lampiran 4, h. 107 21
Ibid, h. 108
58
pertemuan kedua dan ketiga dilaksanakan dengan baik dari tiap pertemuan dengan
hasil presentase total didapat 100%.22
Pada kelas eksperimen siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran,
terutama dalam mengerjakan LKS siswa terlihat tertarik mengerjakannya. Selama
proses berlangsung siswa memahami sendiri konsep materi pelajaran dengan
gambar pada LKS. LKS yang berisikan gambar dalam model cooperative learning
teknik think-pair-share di kelas mampu menarik perhatian siswa untuk
mengetahui dan belajar mengenai ciri-ciri sel darah beserta fungsinya serta
penyakit akibat kelainan pembuluh darah. Aktifitas belajar siswa tersebut,
menunjukan antusias yang cukup besar. Selain itu LKS yang berisikan gambar
tersebut dapat memberikan motivasi dan informasi kepada siswa dalam kegiatan
belajar sehingga mereka dengan mudah memahami materi. Sesuai dengan hasil
penelitian Chotimah yang menyatakan bahwa pendekatan kontekstual teknik
think-pair-share menunjukan proses dan hasil belajar biologi dapat meningkat
serta respon siswa yang positif.23
Begitu pula dengan pernyataan Yusuf dan
Natalina, bahwa teknik think-pair-share dapat meningkatkan aktivitas siswa dan
guru kearah yang lebih baik.24
Dengan demikian teknik think-pair-share dapat
meningkatkan hasil belajar dan aktivitas siswa.
Selain itu guru menyajikan materi yang berkenaan dengan kehidupan
sehari-hari misalnya penyakit yang mungkin salah seorang keluarga siswa
mengalami. Hal ini menyajikan materi yang membuat siswa tertarik dengan
konsep yang diberikan guru, sehingga siswa mampu mengolah dan
menggabungkan apa yang dipelajari dengan apa yang mereka alami di kehidupan
sehari-hari. Begitu sebaliknya siswa akan mudah lupa bila konsep yang
disampaikan masih bersifat abstrak. Dengan demikian siswa belajar dengan
bermakna tidak mudah melupakan materi, sehingga dapat meningkatkan hasil
22
Lampiran 12, h. 144-145 23
Husnul Chotimah, Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam Pendekatan
Kontektual Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share pada Peserta Didik, Jurnal Penelitian
Kependidikan no 1 (Juni 2007), h. 106 24
Op,cit Yustini Yusuf dan Mariani Natalina, h.11
59
belajar siswa. Sesuai dengan pernyataan Rosmiani dkk, bahwa dengan teknik
think-pair-share dapat meningkatkan daya serap siswa. 25
Berbeda dengan proses pembelajaran pada kelas kontrol, siswa tidak
diberikan perlakuan dalam mengerjakan LKS, tidak berdiskusi kelompok dan
hanya guru yang menjadi sumber pembelajaran. Dimana guru hanya berperan
sebagai pengarah dalam membangun potensi siswa sedangkan siswa sebagai pusat
pembelajaran.
Model cooperative learning teknik think-pair-share lebih efektif secara
signifikan terhadap kemampuan berpikir siswa. Sebaliknya pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah ada kecenderungan siswa dituntut mengingat
konsep bukan diajak melakukan kegiatan untuk mendapatkan darimana konsep itu
diperoleh, sehingga pada akhirnya akan berpengaruh pada lama tidaknya
penyimpanan pengetahuan di dalam memori siswa.
Berdasarkan hasil belajar biologi menyatakan bahwa perolehan frekuensi
pada tiap kelas interval tinggi lebih banyak ditempati oleh siswa pada kelas
eksperimen di bandingkan dengan siswa kelas kontrol. Hal ini menunjukkan
bahwa pada kelas eksperimen siswa cenderung mendapat nilai yang lebih baik
dari pada kelas kontrol (Tabel 4.2 dan 4.5).
Berdasarkan perolehan nilai N-gain pada kelompok kontrol rata-rata
Pretest 45,95; rata-rata postest 69,55 dan N-gain 0,42. Sedangkan pada
eksperimen rata-rata Pretest 44,05; rata-rata postest 76,89 dan N-gain 0,57. Jadi
hasil nilai akhir yang diperoleh setelah diberikan proses pembelajaran, kelompok
eksperimen yang menggunakan model cooperative learning teknik think-pair-
share memiliki rata-rata jauh lebih baik dibandingkan dengan menggunakan
metode ceramah pada kelompok kontrol.
Berdasarkan perolehan kategori N-gain pada kelas kontrol yang
merupakan kategori rendah 12, kategori sedang 22 dan tinggi 4. Sedangkan
perolehan kategori N-gain pada kelompok eksperimen merupakan kategori rendah
1, kategori sedang 27 dan tinggi 10. Hal ini menunjukan adanya keefektifan
belajar siswa, karena pada kelompok eksperimen adanya perlakuan yaitu berpikir
25
Op,cit Rosmaini dkk, h. 13
60
secara mandiri, berkelompok pasangan dan berbagi pada teman sekelas. Hal
senada dikemukakan oleh Aren dalam Asri (dalam Usman) menyatakan bahwa
teknik think-pair-share merupakan suatu cara yang efektif untuk mengganti
suasana pola diskusi kelas.26
Berdasarkan perhitungan pengujian hipotesis menunjukan uji t untuk
Pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol di proleh harga thitung = 1,247 dari ttabel
distribusi t” untuk taraf signifikasi =0,05 dan derajat kebebasan (dk=38+38-2=74),
di peroleh ttabel =2.00 maka thitung < ttabel ( 1,247 < 2,00) maka Ho di terima dan
Ha ditolak. Dengan demikian hasil Pretest yang belum mendapatkan perlakuan
pembelajaran biologi model cooperative learning teknik think-pair-share tidak
terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dengan demikian
kedua kelas sama.
Sedangkan pengujian hipotesis postest ternyata diperoleh nilai
perbandingan antara variabel pembelajaran dengan menggunakan model
cooperative learning teknik think-pair-share (X) dan hasil belajar biologi siswa
(Y), thitung = 3,326. Selanjutnya untuk mengetahui nilai ttabel maka dikonsultasikan
pada ttabel untuk taraf signifikasi 0,05 dengan derajat kebebasan (dk = 38+38-
2=74) diproleh harga ttabel = 2,00 jika dibandingkan thitung dengan ttabel maka thitung
lebih besar dari ttabel (thitung> ttabel).
Dengan demikian hipotesis alternatif (Ha) yang menyatakan terdapat
pengaruh yang signifikan pembelajaran dengan menggunakan model cooperative
learning teknik think-pair-share terhadap hasil belajar biologi siswa. Hal ini
senada dengan hasil penelitian Muslimin, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. Judul skripsinya Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik
Think-Pair-Share Terhadap Hasil Belajar Biologi Siswa. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran kooperatif teknik think-pair-
share pada hasil belajar biologi siswa.27
26
Usman, Penerapan Perangkat Pembelajaran Melalui Model Think-Pair-Share dalam
Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik, Jurnal Pendidikan Serambi Ilmu,Volume 2. No.1
(September 2004) .hal 51 27
Muslimin, Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik Think-Pair-Share terhadap Hasil
Belajar Bisologi Siswa, (Jakarta:skripsi UIN, 2008).
61
E. Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan penelitian yang dihadapi peneliti, yaitu :
1. Penggunaan referensi buku selama penelitian yang sedikit mengakibatkan
perolehan informasi siswa belum terkonstruk secara lengkap.
2. Waktu yang singkat untuk melakukan penelitian, yang disebabkan akan
dilaksanakannya pengurangan waktu pada bulan ramadhan, sehingga peneliti
merasa masih belum maksimal untuk menerapkan model cooperative learning
teknik think-pair-share secara menyeluruh.
62
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis dapat disimpulkan bahwa
terdapat pengaruh model cooperative learning teknik think-pair-share terhadap
hasil belajar biologi siswa pada konsep sistem peredaran darah. Hal ini terlihat
pada perhitungan uji “t”, diperoleh harga t hitung > t tabel (3,326 > 2,00) pada
derajat kebebasan (dk) = 70 dengan taraf signifikansi 5 %.
B. Saran
Saran-saran agar proses pembelajaran dengan model cooperative
learning teknik think-pair-share dapat berhasil dengan baik, yakni :
1. Perlu adanya apersepsi pada konsep sebelumnya jika seorang guru hendak
menerapkan model cooperative learning teknik think-pair-share sehingga
siswa sudah terbiasa dan efisiensi waktu dapat diterapkan.
2. Manajemen waktu yang baik dalam penerapan setiap metode, khususnya
model cooperative learning teknik think-pair-share akan memberikan
dampak yang positif pula terhadap hasil belajar yang ingin dicapai.
3. Guru biologi khususnya berupaya untuk selalu meningkatkan kualitas
pembelajarannya, dengan menerapkan pendekatan dan model yang
bervariasi dalam proses belajar mengajar sehingga siswa pun menjadi
senang untuk mengikuti pelajaran.
4. Penelitian dengan model cooperative learning teknik think-pair-share
masih perlu ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih komprehensif,
baik dari segi variabel penelaahannya maupun pilihan setting
persekolahannya.
63
DAFTAR PUSTAKA
A.M, Sardiman. 2003. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rajawali Pers
Anam, Khoirul. 1999. Implementasi Cooperative Learning Dalam Pembelajaran
Geogerafi Adaptasi Model Jigsaw dan Field Study, Buletin Pelangi
Pendidikan Vol.1 No.1
Arikunto, Suharsimi. 2002. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi
Aksara
Chotimah, Husnul. 2007. Peningkatan Proses dan Hasil Belajar Biologi dalam
Pendekatan Kontektual Melalui Model Pembelajaran Think-Pair-Share
pada Peserta Didik, Jurnal Penelitian Kependidikan no 1
Harinaldi, M.Eng. 2005. Prinsip-Prinsip Statistik Untuk Teknik dan Sains,
Jakarta:Erlangga
Http://prestasiherfen.blogspot.com/2008/11/catatan-lanjutan-sistem-peredaran-
darah.html
Http://www.damandiri.or.id/file/yusufunsbab2.pdf
Http://www.id.wikipedia.org/wiki/biologi
Ibrahim, Nurdin. 2003. Pemanfaatan Tutorial Audio Interaktif Untuk Perataan
Kualitas Hasil Belajar Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, no. 44
Iska, Zikri Neni. 2006. Psikologi Pengantar Pemahaman Diri dan Lingkungan,
Jakarta: Kizi Brother’s
Kasnun. 2007. Peran Media Massa dalam Proses Pendidikan di Masyarakat,
Jurnal Pendidikan dan Kemasyarakatan. Jurnal Tarbiah STAIN Ponogoro
Purwokerto: Cendekia
Lyman Reading Quest.org:Think-Pair-Share
http://www.readingquest.org/strat/tps.html
Lyman, Frank. Instructional Strategies Online: What is Think-Pair-Share.
http://olc.spsd.sk.ca/DE/PD/instr/strats/think/
Masluhatun, Ni’mah Evi. 2007. Efektivitas Model Pembelajaran Think-Pair-
Share Dalam Mata Pelajaran Sejarah Pada Siswa Kelas x SMA Negeri 3
64
Semarang, Laporan Penelitian Universitas Negeri Semarang, Semarang:
Skripsi UNS
Meltzer David E, The Relationship between Mathematic Preparation and
Conceptual Learning Gains in Phisics: a Possible “Hidden Variable” in
Diagnostic Pretest Scores, dari www.physyceducation.net/docs/addenum-
on-normalized
Muslimin, 2008. Pengaruh Pembelajaran Kooperatif teknik Think-Pair-Share
terhadap Hasil Belajar Bisologi Siswa, Jakarta:skripsi UIN
Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan
Dasar dan Menengah, 2006. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan
Purwoko, dkk. 2009. IPA Terpadu SMP Kelas VIII, Jakarta: Yudistira
Rosmaini S. 2004, Penerapan Pendekatan Struktural Think-Pair-Share (TPS)
Untuk Meningkatkan Hasil Belajar dan Aktivitas Siswa di Kelas 1.7
Jurnal Biogenesis Vol. I.7 SLTPN 20 Pekanbaru, Jurnal Biogenesis Vol
1(1)
Ruseffendi, Het. 1998. Statistika Dasar, Bandung: CV Andira
Rusli Zainal Sang Visioner. http://nayyaobangeblogah.blogspot.
com/2010_07_01_archive.html
Sanjaya, Wina. 2006. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses
Pendidikan, Jakarta: Kencana Prenada Media
Sofyan, Ahmad dkk. 2006. Evaluasi Pembelajaran IPA Berbasis Kompetensi,
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Jakarta & UIN Jakarta Press
Sukardi. 2005. Metodologi Penelitian Pendidikan Komptensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara
Sumarwan, dkk. 2007. Ilmu Pengetahuan Alam untuk SMP Kelas VIII, Semester
1, Jakarta: Erlangga
Syah, Muhibbin. 2007. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
Syah, Muhibin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
65
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik,
Jakarta: Prestasi Pustaka
T Roger dan David W.. Cooperative Learning, http//.www.co-
operation.org/pages/cl.html
Undang-undang dan Peraturan Pemerintah RI, 2006. Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen
Agama RI
Usman. 2004. Penerapan Perangkat Pembelajaran Melalui Model Think-Pair-
Share dalam Meningkatkan Penguasaan Konsep Listrik. Jurnal Pendidikan
Serambi Ilmu,Volume 2. No.1
Wena, Made. 2009. Strategi Pembelajaran Inovatif dan Kontemporer, Jakarta:
Bumi Aksara
Winkel, W.S. 1996. Psikologi Pengajaran, Jakarta: Grasindo
Yusuf Yustini dan Mariani Natalina. 2005. Upaya Meningkatkan Hasil Belajar
Biologi Melalui Pembelajaran Kooperatif dengan Pendekatan Struktur di
kelas 1.7 SLTP Negeri 20 Pekan Baru , Jurnal Biogenesis Vol.2 (1):8-12
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
LAMPIRAN.8SKOR DATA DIBOBOT=================
Jumlah Subyek = 39Butir soal = 60Bobot utk jwban benar = 1Bobot utk jwban salah = 0Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
No Urt No Subyek Kode/Nama Benar Salah Kosong Skr Asli Skr Bobot 1 1 A 23 37 0 23 23 2 2 B 22 38 0 22 22 3 3 C 24 36 0 24 24 4 4 D 28 32 0 28 28 5 5 E 16 44 0 16 16 6 6 F 22 38 0 22 22 7 7 G 22 38 0 22 22 8 8 H 16 44 0 16 16 9 9 I 38 22 0 38 38 10 10 J 25 35 0 25 25 11 11 K 38 22 0 38 38 12 12 L 26 34 0 26 26 13 13 M 25 35 0 25 25 14 14 N 13 47 0 13 13 15 15 O 19 41 0 19 19 16 16 P 40 20 0 40 40 17 17 Q 11 49 0 11 11 18 18 R 42 18 0 42 42 19 19 S 24 36 0 24 24 20 20 T 18 42 0 18 18 21 21 U 17 43 0 17 17 22 22 V 18 42 0 18 18 23 23 W 18 42 0 18 18 24 24 X 11 49 0 11 11 25 25 Y 20 40 0 20 20 26 26 Z 17 43 0 17 17 27 27 AA 21 39 0 21 21 28 28 BB 26 34 0 26 26 29 29 CC 22 38 0 22 22 30 30 DD 22 38 0 22 22 31 31 EE 16 44 0 16 16
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (1 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
32 32 FF 20 40 0 20 20 33 33 GG 21 39 0 21 21 34 34 HH 19 41 0 19 19 35 35 II 15 45 0 15 15 36 36 JJ 16 44 0 16 16 37 37 KK 14 46 0 14 14 38 38 LL 13 47 0 13 13 39 39 MM 27 33 0 27 27
RELIABILITAS TES================
Rata2= 21.67Simpang Baku= 7.50KorelasiXY= 0.57Reliabilitas Tes= 0.73Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 A 15 8 23 2 2 B 15 7 22 3 3 C 15 9 24 4 4 D 15 13 28 5 5 E 6 10 16 6 6 F 11 11 22 7 7 G 13 9 22 8 8 H 5 11 16 9 9 I 18 20 38 10 10 J 12 13 25 11 11 K 16 22 38 12 12 L 16 10 26 13 13 M 11 14 25 14 14 N 7 6 13 15 15 O 12 7 19 16 16 P 19 21 40 17 17 Q 5 6 11 18 18 R 21 21 42 19 19 S 14 10 24 20 20 T 10 8 18 21 21 U 10 7 17 22 22 V 9 9 18
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (2 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
23 23 W 9 9 18 24 24 X 6 5 11 25 25 Y 9 11 20 26 26 Z 8 9 17 27 27 AA 10 11 21 28 28 BB 13 13 26 29 29 CC 13 9 22 30 30 DD 14 8 22 31 31 EE 8 8 16 32 32 FF 14 6 20 33 33 GG 14 7 21 34 34 HH 10 9 19 35 35 II 6 9 15 36 36 JJ 5 11 16 37 37 KK 8 6 14 38 38 LL 5 8 13 39 39 MM 12 15 27
KELOMPOK UNGGUL & ASOR======================
Kelompok UnggulNama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 18 R 42 1 1 1 1 - 1 1 2 16 P 40 1 - - 1 - 1 1 3 9 I 38 1 1 1 1 1 - - 4 11 K 38 1 - - 1 - 1 1 5 4 D 28 1 1 - 1 1 - - 6 39 MM 27 1 - - 1 - - - 7 12 L 26 1 1 1 1 1 - - 8 28 BB 26 1 1 - - - - 1 9 10 J 25 1 - 1 - 1 1 - 10 13 M 25 1 - - 1 1 - - 11 3 C 24 1 1 1 1 - - - Jml Jwb Benar 11 6 5 9 5 4 4
8 9 10 11 12 13 14
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (3 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 18 R 42 1 - - 1 1 1 1 2 16 P 40 - - 1 1 1 1 1 3 9 I 38 1 - 1 - - - - 4 11 K 38 - - 1 1 1 1 - 5 4 D 28 - - 1 - 1 - - 6 39 MM 27 1 1 1 - 1 1 1 7 12 L 26 - 1 - 1 1 - - 8 28 BB 26 - 1 1 1 1 - - 9 10 J 25 - 1 - 1 1 - - 10 13 M 25 1 - 1 - - - - 11 3 C 24 - - 1 1 1 - - Jml Jwb Benar 4 4 8 7 9 4 3
15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 18 R 42 1 1 1 - 1 1 - 2 16 P 40 1 1 1 - 1 1 - 3 9 I 38 - - 1 - 1 1 - 4 11 K 38 1 1 1 - - 1 - 5 4 D 28 1 - 1 - 1 1 - 6 39 MM 27 1 1 1 - 1 1 - 7 12 L 26 1 - 1 - - 1 - 8 28 BB 26 - 1 1 - 1 1 - 9 10 J 25 - - 1 - - 1 - 10 13 M 25 - - - - - - - 11 3 C 24 - - 1 - - 1 - Jml Jwb Benar 6 5 10 0 6 10 0
22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 18 R 42 1 1 - 1 1 1 1 2 16 P 40 1 1 - 1 1 1 - 3 9 I 38 - 1 1 1 1 - 1 4 11 K 38 1 1 - 1 1 1 1 5 4 D 28 1 - - - 1 - - 6 39 MM 27 1 1 - - - 1 - 7 12 L 26 - - - 1 1 - - 8 28 BB 26 1 - 1 1 - 1 1 9 10 J 25 - - - - - - 1 10 13 M 25 1 - 1 1 1 1 -
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (4 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
11 3 C 24 - - - - 1 1 - Jml Jwb Benar 7 5 3 7 8 7 5
29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 18 R 42 1 1 1 1 - 1 1 2 16 P 40 1 1 1 1 1 1 1 3 9 I 38 1 1 1 - 1 1 1 4 11 K 38 1 1 1 1 1 1 1 5 4 D 28 1 1 1 1 1 1 1 6 39 MM 27 1 - 1 - - - 1 7 12 L 26 1 - 1 - 1 1 1 8 28 BB 26 - - 1 - 1 - 1 9 10 J 25 1 1 1 - 1 - - 10 13 M 25 1 - 1 1 - 1 1 11 3 C 24 - 1 1 - 1 1 1 Jml Jwb Benar 9 7 11 5 8 8 10
36 37 38 39 40 41 42 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42 1 18 R 42 1 - - - - 1 - 2 16 P 40 1 - 1 - - - - 3 9 I 38 - - 1 1 1 1 1 4 11 K 38 1 - 1 - - 1 1 5 4 D 28 - - - - 1 1 1 6 39 MM 27 1 - - - 1 1 1 7 12 L 26 - - 1 - 1 1 1 8 28 BB 26 1 - - - 1 - 1 9 10 J 25 - - 1 1 1 1 1 10 13 M 25 - - - - - - 1 11 3 C 24 - - - - - 1 1 Jml Jwb Benar 5 0 5 2 6 8 9
43 44 45 46 47 48 49 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49 1 18 R 42 - 1 1 1 - 1 1 2 16 P 40 - 1 - - 1 1 1 3 9 I 38 1 1 - 1 1 1 1 4 11 K 38 - 1 - 1 - 1 1 5 4 D 28 1 - - - - - -
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (5 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
6 39 MM 27 - 1 - - - - - 7 12 L 26 1 - - - - - 1 8 28 BB 26 - - - - - 1 - 9 10 J 25 - 1 - - - - - 10 13 M 25 - - 1 1 1 1 - 11 3 C 24 1 - - - - - 1 Jml Jwb Benar 4 6 2 4 3 6 6
50 51 52 53 54 55 56 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 51 52 53 54 55 56 1 18 R 42 1 1 1 1 - - - 2 16 P 40 1 1 1 1 1 - 1 3 9 I 38 - - 1 - 1 1 1 4 11 K 38 - 1 1 - - - 1 5 4 D 28 1 1 - 1 - 1 - 6 39 MM 27 - - - - 1 - 1 7 12 L 26 1 - - - - - - 8 28 BB 26 - 1 - - - 1 - 9 10 J 25 1 - 1 - - - - 10 13 M 25 1 - 1 - - 1 - 11 3 C 24 - 1 - - - 1 - Jml Jwb Benar 6 6 6 3 3 5 4
57 58 59 60 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 57 58 59 60 1 18 R 42 1 - 1 1 2 16 P 40 - - 1 1 3 9 I 38 - 1 1 - 4 11 K 38 - 1 - 1 5 4 D 28 1 - - - 6 39 MM 27 - - - 1 7 12 L 26 1 - - - 8 28 BB 26 - 1 - - 9 10 J 25 1 1 - 1 10 13 M 25 1 - - 1 11 3 C 24 1 - 1 - Jml Jwb Benar 6 4 4 6
Kelompok Asor
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (6 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
1 2 3 4 5 6 7 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 6 7 1 26 Z 17 1 1 - 1 - - - 2 5 E 16 - - - - - - - 3 8 H 16 1 - - - 1 1 - 4 31 EE 16 1 1 - - - 1 - 5 36 JJ 16 1 - - 1 1 - - 6 35 II 15 1 1 - - - - - 7 37 KK 14 1 - - - - - - 8 14 N 13 1 - - - - - - 9 38 LL 13 1 - - 1 - - 1 10 17 Q 11 1 - 1 - - - - 11 24 X 11 1 1 1 1 - - - Jml Jwb Benar 10 4 2 4 2 2 1
8 9 10 11 12 13 14 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 8 9 10 11 12 13 14 1 26 Z 17 - - 1 - - - - 2 5 E 16 1 - 1 - 1 - - 3 8 H 16 1 - - - - - - 4 31 EE 16 - - - - 1 - 1 5 36 JJ 16 - - - 1 1 - - 6 35 II 15 - - - 1 1 - 1 7 37 KK 14 - - - 1 1 1 1 8 14 N 13 1 - - - 1 - - 9 38 LL 13 1 - - 1 - - - 10 17 Q 11 - 1 - - 1 - - 11 24 X 11 - - - 1 1 - - Jml Jwb Benar 4 1 2 5 8 1 3
15 16 17 18 19 20 21 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 15 16 17 18 19 20 21 1 26 Z 17 - 1 - - 1 1 1 2 5 E 16 1 1 - - - - - 3 8 H 16 - - - 1 - - - 4 31 EE 16 1 - 1 - 1 1 1 5 36 JJ 16 - 1 - - - 1 - 6 35 II 15 1 - - - - 1 - 7 37 KK 14 - - 1 1 - - -
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (7 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
8 14 N 13 - - - - - - - 9 38 LL 13 - - - - - 1 - 10 17 Q 11 - - 1 - - 1 - 11 24 X 11 - - - - - - - Jml Jwb Benar 3 3 3 2 2 6 2
22 23 24 25 26 27 28 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 22 23 24 25 26 27 28 1 26 Z 17 - - 1 - - - - 2 5 E 16 - - - - - - - 3 8 H 16 - - - - - - - 4 31 EE 16 1 - - - - - - 5 36 JJ 16 1 - - - - - - 6 35 II 15 - - - - - - - 7 37 KK 14 - - - 1 - - - 8 14 N 13 1 - 1 - - - 1 9 38 LL 13 - - - - - - - 10 17 Q 11 - - - - - - - 11 24 X 11 - - 1 - - - - Jml Jwb Benar 3 0 3 1 0 0 1
29 30 31 32 33 34 35 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 29 30 31 32 33 34 35 1 26 Z 17 1 - - 1 - - 1 2 5 E 16 1 1 1 - - - - 3 8 H 16 - - - 1 1 - - 4 31 EE 16 1 - 1 - - - - 5 36 JJ 16 - - - - - 1 - 6 35 II 15 1 - - - - - - 7 37 KK 14 1 1 1 - - - - 8 14 N 13 - - - - 1 - 1 9 38 LL 13 - - - 1 - - 1 10 17 Q 11 - - - 1 - - - 11 24 X 11 - - - 1 - - 1 Jml Jwb Benar 5 2 3 5 2 1 4
36 37 38 39 40 41 42 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 36 37 38 39 40 41 42 1 26 Z 17 1 - - - - 1 - 2 5 E 16 - - - 1 1 - -
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (8 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
3 8 H 16 - - 1 - 1 - - 4 31 EE 16 1 - 1 - - - - 5 36 JJ 16 1 - - - 1 - 1 6 35 II 15 1 - 1 - 1 - - 7 37 KK 14 - - - - 1 - - 8 14 N 13 - - - - - - - 9 38 LL 13 1 - - - - 1 - 10 17 Q 11 - - - - 1 - - 11 24 X 11 - - - - - - - Jml Jwb Benar 5 0 3 1 6 2 1
43 44 45 46 47 48 49 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 43 44 45 46 47 48 49 1 26 Z 17 1 - - - 1 - - 2 5 E 16 - 1 - - - 1 - 3 8 H 16 - 1 - 1 - 1 - 4 31 EE 16 - - - - - - - 5 36 JJ 16 - - - 1 - - - 6 35 II 15 - - - - - - - 7 37 KK 14 - - - - - - - 8 14 N 13 1 - 1 - 1 - - 9 38 LL 13 - - - - - 1 - 10 17 Q 11 - - - - - - - 11 24 X 11 - - - - - - - Jml Jwb Benar 2 2 1 2 2 3 0
50 51 52 53 54 55 56 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 50 51 52 53 54 55 56 1 26 Z 17 - - 1 - - - - 2 5 E 16 - - - 1 1 1 1 3 8 H 16 1 1 1 1 - - - 4 31 EE 16 - - - 1 - - - 5 36 JJ 16 - 1 - 1 - - - 6 35 II 15 - - 1 1 1 1 - 7 37 KK 14 - - - - - 1 - 8 14 N 13 - - - 1 - - - 9 38 LL 13 - - - - - - 1 10 17 Q 11 - - - - - - - 11 24 X 11 - - - - - 1 - Jml Jwb Benar 1 2 3 6 2 4 2
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (9 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
57 58 59 60 No.Urut No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 57 58 59 60 1 26 Z 17 - - - - 2 5 E 16 - - - - 3 8 H 16 - - - - 4 31 EE 16 - - - - 5 36 JJ 16 - - - 1 6 35 II 15 - - - - 7 37 KK 14 - - - 1 8 14 N 13 - - - 1 9 38 LL 13 - 1 - - 10 17 Q 11 1 1 - 1 11 24 X 11 1 - - - Jml Jwb Benar 2 2 0 4
DAYA PEMBEDA============
Jumlah Subyek= 39Klp atas/bawah(n)= 11Butir Soal= 60Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Kel. Atas Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 1 1 11 10 1 9.09 2 2 6 4 2 18.18 3 3 5 2 3 27.27 4 4 9 4 5 45.45 5 5 5 2 3 27.27 6 6 4 2 2 18.18 7 7 4 1 3 27.27 8 8 4 4 0 0.00 9 9 4 1 3 27.27 10 10 8 2 6 54.55 11 11 7 5 2 18.18 12 12 9 8 1 9.09 13 13 4 1 3 27.27 14 14 3 3 0 0.00 15 15 6 3 3 27.27 16 16 5 3 2 18.18
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (10 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
17 17 10 3 7 63.64 18 18 0 2 -2 -18.18 19 19 6 2 4 36.36 20 20 10 6 4 36.36 21 21 0 2 -2 -18.18 22 22 7 3 4 36.36 23 23 5 0 5 45.45 24 24 3 3 0 0.00 25 25 7 1 6 54.55 26 26 8 0 8 72.73 27 27 7 0 7 63.64 28 28 5 1 4 36.36 29 29 9 5 4 36.36 30 30 7 2 5 45.45 31 31 11 3 8 72.73 32 32 5 5 0 0.00 33 33 8 2 6 54.55 34 34 8 1 7 63.64 35 35 10 4 6 54.55 36 36 5 5 0 0.00 37 37 0 0 0 0.00 38 38 5 3 2 18.18 39 39 2 1 1 9.09 40 40 6 6 0 0.00 41 41 8 2 6 54.55 42 42 9 1 8 72.73 43 43 4 2 2 18.18 44 44 6 2 4 36.36 45 45 2 1 1 9.09 46 46 4 2 2 18.18 47 47 3 2 1 9.09 48 48 6 3 3 27.27 49 49 6 0 6 54.55 50 50 6 1 5 45.45 51 51 6 2 4 36.36 52 52 6 3 3 27.27 53 53 3 6 -3 -27.27 54 54 3 2 1 9.09 55 55 5 4 1 9.09 56 56 4 2 2 18.18 57 57 6 2 4 36.36 58 58 4 2 2 18.18 59 59 4 0 4 36.36
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (11 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
60 60 6 4 2 18.18
TINGKAT KESUKARAN=================
Jumlah Subyek= 39Butir Soal= 60Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Jml Betul Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 38 97.44 Sangat Mudah 2 2 20 51.28 Sedang 3 3 15 38.46 Sedang 4 4 22 56.41 Sedang 5 5 15 38.46 Sedang 6 6 8 20.51 Sukar 7 7 7 17.95 Sukar 8 8 11 28.21 Sukar 9 9 12 30.77 Sangat Mudah 10 10 11 28.21 Sukar 11 11 22 56.41 Sedang 12 12 31 79.49 Mudah 13 13 9 23.08 Sukar 14 14 14 35.90 Sedang 15 15 18 46.15 Sedang 16 16 13 33.33 Sedang 17 17 24 61.54 Sedang 18 18 3 7.69 Sangat Sukar 19 19 14 35.90 Sedang 20 20 30 76.92 Mudah 21 21 5 12.82 Sangat Sukar 22 22 17 43.59 Sedang 23 23 6 15.38 Sukar 24 24 9 23.08 Sukar 25 25 22 56.41 Sedang 26 26 10 25.64 Sukar 27 27 9 23.08 Sukar 28 28 8 20.51 Sukar 29 29 23 58.97 Sedang 30 30 18 46.15 Sedang 31 31 30 76.92 Mudah
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (12 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
32 32 14 35.90 Sedang 33 33 22 56.41 Sedang 34 34 14 35.90 Sedang 35 35 27 69.23 Sedang 36 36 12 30.77 Sangat Mudah 37 37 1 2.56 Sangat Sukar 38 38 12 30.77 Sangat Mudah 39 39 8 20.51 Sukar 40 40 20 51.28 Sedang 41 41 12 30.77 Sangat Mudah 42 42 11 28.21 Sukar 43 43 7 17.95 Sukar 44 44 9 23.08 Sukar 45 45 5 12.82 Sangat Sukar 46 46 8 20.51 Sukar 47 47 12 30.77 Sangat Mudah 48 48 10 25.64 Sukar 49 49 7 17.95 Sukar 50 50 10 25.64 Sukar 51 51 14 35.90 Sedang 52 52 13 33.33 Sedang 53 53 16 41.03 Sedang 54 54 9 23.08 Sukar 55 55 18 46.15 Sedang 56 56 9 23.08 Sukar 57 57 12 30.77 Sangat Mudah 58 58 12 30.77 Sangat Mudah 59 59 9 23.08 Sukar 60 60 18 46.15 Sedang
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL=================================
Jumlah Subyek= 39Butir Soal= 60Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0.124 - 2 2 0.157 - 3 3 0.135 -
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (13 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
4 4 0.296 Signifikan 5 5 0.071 - 6 6 0.366 Sangat Signifikan 7 7 0.463 Sangat Signifikan 8 8 0.097 - 9 9 0.023 - 10 10 0.474 Sangat Signifikan 11 11 0.163 - 12 12 -0.006 - 13 13 0.386 Sangat Signifikan 14 14 0.120 - 15 15 0.340 Sangat Signifikan 16 16 0.311 Signifikan 17 17 0.441 Sangat Signifikan 18 18 -0.195 - 19 19 0.395 Sangat Signifikan 20 20 0.321 Signifikan 21 21 -0.148 - 22 22 0.298 Signifikan 23 23 0.710 Sangat Signifikan 24 24 -0.049 - 25 25 0.400 Sangat Signifikan 26 26 0.693 Sangat Signifikan 27 27 0.583 Sangat Signifikan 28 28 0.443 Sangat Signifikan 29 29 0.371 Sangat Signifikan 30 30 0.438 Sangat Signifikan 31 31 0.542 Sangat Signifikan 32 32 0.149 - 33 33 0.365 Sangat Signifikan 34 34 0.517 Sangat Signifikan 35 35 0.390 Sangat Signifikan 36 36 0.210 - 37 37 0.007 - 38 38 0.225 - 39 39 0.074 - 40 40 -0.023 - 41 41 0.450 Sangat Signifikan 42 42 0.405 Sangat Signifikan 43 43 0.120 - 44 44 0.567 Sangat Signifikan 45 45 0.131 - 46 46 0.357 Sangat Signifikan
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (14 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
47 47 0.165 - 48 48 0.471 Sangat Signifikan 49 49 0.671 Sangat Signifikan 50 50 0.383 Sangat Signifikan 51 51 0.387 Sangat Signifikan 52 52 0.473 Sangat Signifikan 53 53 0.009 - 54 54 0.238 - 55 55 -0.035 - 56 56 0.296 Signifikan 57 57 0.113 - 58 58 0.173 - 59 59 0.419 Sangat Signifikan 60 60 0.153 -
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
KUALITAS PENGECOH=================
Jumlah Subyek= 39Butir Soal= 60Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
No Butir Baru No Butir Asli a b c d * 1 1 0-- 0-- 38** 1--- 0 2 2 2- 10- 7++ 20** 0 3 3 6+ 5+ 15** 13- 0 4 4 8+ 3+ 6++ 22** 0
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (15 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
5 5 1-- 10++ 13- 15** 0 6 6 9++ 21--- 1-- 8** 0 7 7 15+ 9++ 8+ 7** 0 8 8 6+ 9++ 13+ 11** 0 9 9 4- 13+ 12** 10++ 0 10 10 15- 11** 8++ 5+ 0 11 11 11-- 22** 4+ 2- 0 12 12 31** 4+ 1- 3++ 0 13 13 16- 9** 9++ 5- 0 14 14 14** 7++ 6+ 12+ 0 15 15 6++ 10+ 5+ 18** 0 16 16 11+ 8++ 13** 7++ 0 17 17 2- 6++ 24** 7+ 0 18 18 6- 15++ 3** 15++ 0 19 19 5+ 14** 5+ 15-- 0 20 20 3++ 30** 1- 5- 0 21 21 13++ 17+ 4- 5** 0 22 22 6++ 8++ 8++ 17** 0 23 23 15+ 11++ 7+ 6** 0 24 24 9** 15+ 9++ 6+ 0 25 25 10-- 3+ 22** 4+ 0 26 26 10** 13+ 7+ 9++ 0 27 27 3- 19-- 8++ 9** 0 28 28 6+ 11++ 14+ 8** 0 29 29 11--- 23** 0-- 5++ 0 30 30 13-- 18** 4+ 4+ 0 31 31 30** 3++ 4+ 2+ 0 32 32 14** 7++ 14- 4- 0 33 33 3+ 22** 11-- 3+ 0 34 34 14** 5+ 12+ 8++ 0 35 35 2- 1-- 9--- 27** 0 36 36 12** 3- 15- 9++ 0 37 37 11++ 1** 16+ 11++ 0 38 38 12** 5+ 14- 8++ 0 39 39 16- 8** 7+ 8++ 0 40 40 20** 3- 11- 5++ 0 41 41 12+ 3- 12+ 12** 0 42 42 17-- 5+ 6+ 11** 0 43 43 13++ 7** 12++ 7+ 0 44 44 5- 18-- 9** 7+ 0 45 45 11++ 16+ 5** 7+ 0 46 46 8** 10++ 15+ 6+ 0 47 47 7++ 13+ 12** 7++ 0
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (16 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
48 48 10** 9++ 15- 5+ 0 49 49 7+ 16+ 9++ 7** 0 50 50 16- 1-- 12++ 10** 0 51 51 7++ 14** 9++ 9++ 0 52 52 14- 3- 13** 9++ 0 53 53 11+ 9++ 3- 16** 0 54 54 8++ 14+ 8++ 9** 0 55 55 9+ 18** 8++ 4+ 0 56 56 16- 7+ 9** 7+ 0 57 57 6+ 15- 12** 6+ 0 58 58 8++ 12** 9++ 10++ 0 59 59 8++ 9** 9++ 13+ 0 60 60 18** 4+ 14-- 3- 0
Keterangan: ** : Kunci Jawaban++ : Sangat Baik+ : Baik- : Kurang Baik-- : Buruk---: Sangat Buruk
REKAP ANALISIS BUTIR=====================
Rata2= 21.67Simpang Baku= 7.50KorelasiXY= 0.57Reliabilitas Tes= 0.73Butir Soal= 60Jumlah Subyek= 39Nama berkas: C:\USERS\USER\DOCUMENTS\DATA ANA INA.ANA
Btr Baru Btr Asli D.Pembeda(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 9.09 Sangat Mudah 0.124 - 2 2 18.18 Sedang 0.157 - 3 3 27.27 Sedang 0.135 - 4 4 45.45 Sedang 0.296 Signifikan 5 5 27.27 Sedang 0.071 - 6 6 18.18 Sukar 0.366 Sangat Signifikan 7 7 27.27 Sukar 0.463 Sangat Signifikan
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (17 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
8 8 0.00 Sukar 0.097 - 9 9 27.27 Sangat Mudah 0.023 - 10 10 54.55 Sukar 0.474 Sangat Signifikan 11 11 18.18 Sedang 0.163 - 12 12 9.09 Mudah -0.006 - 13 13 27.27 Sukar 0.386 Sangat Signifikan 14 14 0.00 Sedang 0.120 - 15 15 27.27 Sedang 0.340 Sangat Signifikan 16 16 18.18 Sedang 0.311 Signifikan 17 17 63.64 Sedang 0.441 Sangat Signifikan 18 18 -18.18 Sangat Sukar -0.195 - 19 19 36.36 Sedang 0.395 Sangat Signifikan 20 20 36.36 Mudah 0.321 Signifikan 21 21 -18.18 Sangat Sukar -0.148 - 22 22 36.36 Sedang 0.298 Signifikan 23 23 45.45 Sukar 0.710 Sangat Signifikan 24 24 0.00 Sukar -0.049 - 25 25 54.55 Sedang 0.400 Sangat Signifikan 26 26 72.73 Sukar 0.693 Sangat Signifikan 27 27 63.64 Sukar 0.583 Sangat Signifikan 28 28 36.36 Sukar 0.443 Sangat Signifikan 29 29 36.36 Sedang 0.371 Sangat Signifikan 30 30 45.45 Sedang 0.438 Sangat Signifikan 31 31 72.73 Mudah 0.542 Sangat Signifikan 32 32 0.00 Sedang 0.149 - 33 33 54.55 Sedang 0.365 Sangat Signifikan 34 34 63.64 Sedang 0.517 Sangat Signifikan 35 35 54.55 Sedang 0.390 Sangat Signifikan 36 36 0.00 Sangat Mudah 0.210 - 37 37 0.00 Sangat Sukar 0.007 - 38 38 18.18 Sangat Mudah 0.225 - 39 39 9.09 Sukar 0.074 - 40 40 0.00 Sedang -0.023 - 41 41 54.55 Sangat Mudah 0.450 Sangat Signifikan 42 42 72.73 Sukar 0.405 Sangat Signifikan 43 43 18.18 Sukar 0.120 - 44 44 36.36 Sukar 0.567 Sangat Signifikan 45 45 9.09 Sangat Sukar 0.131 - 46 46 18.18 Sukar 0.357 Sangat Signifikan 47 47 9.09 Sangat Mudah 0.165 - 48 48 27.27 Sukar 0.471 Sangat Signifikan 49 49 54.55 Sukar 0.671 Sangat Signifikan 50 50 45.45 Sukar 0.383 Sangat Signifikan
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (18 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt
51 51 36.36 Sedang 0.387 Sangat Signifikan 52 52 27.27 Sedang 0.473 Sangat Signifikan 53 53 -27.27 Sedang 0.009 - 54 54 9.09 Sukar 0.238 - 55 55 9.09 Sedang -0.035 - 56 56 18.18 Sukar 0.296 Signifikan 57 57 36.36 Sangat Mudah 0.113 - 58 58 18.18 Sangat Mudah 0.173 - 59 59 36.36 Sukar 0.419 Sangat Signifikan 60 60 18.18 Sedang 0.153 -
file:///E|/2.%20Lampiran/lampiran%205-12/Lampiran%20%208%20analisis%20instrumen.txt (19 of 19) [9/26/2011 9:20:19 AM]
138
LAMPIRAN. 10
JAWABAN HASIL PRETEST DAN POSTEST
1. D 11. D 21. A 31.C
2. D 12. D 22. D 32. C
3. D 13. C 23. D 33. B
4. B 14. A 24. D
5. B 15. D 25. C
6. D 16. D 26. A
7. C 17. B 27. A
8. C 18. B 28. D
9. B 19. A 29. D
10. B 20. B 30. B
139
139
LAMPIRAN. 11
HASIL NILAI PRETEST-POSTEST KELAS EKSPERIMEN DAN
KONTROL
Kelas eksperimen Kelas control
Responden Nilai Responden Nilai
pretest Postest pretest Postest
1 39 72 1 54 60
2 51 66 2 60 78
3 45 60 3 54 54
4 54 75 4 46 96
5 57 75 5 36 51
6 30 81 6 36 78
7 57 90 7 33 60
8 36 69 8 54 75
9 42 81 9 45 69
10 51 75 10 39 81
11 36 63 11 48 54
12 42 93 12 24 60
13 36 87 13 30 69
14 54 78 14 48 81
15 51 75 15 60 69
16 63 81 16 44 51
17 30 66 17 39 78
18 51 72 18 33 60
19 42 81 19 54 81
20 39 81 20 63 63
21 42 93 21 33 57
22 33 60 22 45 81
23 60 90 23 45 63
24 63 93 24 45 69
25 48 81 25 60 63
26 24 69 26 54 75
27 36 66 27 54 60
28 45 81 28 36 81
29 30 72 29 36 69
30 30 66 30 36 84
140
140
31 48 84 31 63 69
32 48 69 32 4 54
33 33 84 33 51 75
34 33 75 34 48 81
35 48 87 35 42 69
36 51 72 36 42 75
37 51 87 37 45 87
38 45 72 38 63 63
141
141
LAMPIRAN 12
LEMBAR OBSERVASI
Pertemuan ke 1-3
Keterangan:
Iya : √
Tidak : -
No Aspek yang diamati Pertemuan
1 2 3
Keterlaksanaan pembelajaran skenario pembelajaran
Guru hadir dan memulai pelajaran tepat pada
waktunya
Guru mampu mengkondisikan siswa pada saat
kegiatan belajar mengajar
Teknik Think-Pair-Share yang digunakan sesuai
dengan prosedur
Guru membagi kelompok pasangan belajar dengan
tertib.
Guru membimbing dan memonitoring siswa saat
kegiatan diskusi kelompok dan melaksanakan
tanya jawab kepada siswa saat proses
pembelajaran.
Jumlah
Persentase total
Minat dan motivasi siswa dalam proses pembelajaran
6 Siswa menyiapkan alat tulis dan buku paket
7 Siswa memperhatikan dan mendengarkan
penjelasan materi yang diberikan oleh guru
8 Siswa mengerjakan tugas individu dengan mandiri.
9 Siswa bekerja sama memecahkan tugas dengan
teman pasangan belajarnya dengan baik
10 Siswa mempresentasikan hasil diskusi kelompok
dengan baik
142
142
Jumlah
Persentase
Kemampuan dan keterampilan guru
11 Guru mengawali dengan memberikan motivasi
kepada siswa
12 Guru menggunakan bahasa yang komunikatif
13 Guru menganjuakan pertanyaan secara jelas terkait
materi yang diberikan kepada siswa saat proses
pembelajaran
14 Guru menyampaikan materi secara jelas sistematis,
efektif dan mudah dipahami oleh siswa
15 Guru menjelaskan jawaban pertanyaan dari siswa
dengan jelas dan mudah dipahami
Jumlah
Persentase
Jumlah total
Persentase total
Jakarta, 20 Agustus 2010
Observer,
………………………
143
LAMPIRAN 13
Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Kontrol
Perhitungan nilai N-gain berdasarkan rumus berikut ini.
pretest nilai - maksimum nilai
pretest nilai-posttest nilaigain-N
Sedangkan kategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut.
a. g-tinggi : nilai G ≥ 0,70
b. g-sedang : nilai 0,30 ≤ G > 0,70
c. g-rendah : nilai G < 0,30
Nilai Normal Gain hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol sebagai
kelompok A disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel Nilai N-Gain Kelas Kontrol
No Nama Siswa Nilai
Gain (G) Kategori Pretest Posttest
1 Amelia Sri Wahyu.N 54.00 60.00 0.13 Rendah
2 Muhammad Yossa Al-
imrone 60.00 78.00 0.45 Sedang
3 Dhevi Yana Kristina 54.00 54.00 0.00 Rendah
4 Cindy Wulandari 46.00 96.00 0.93 Tinggi
5 Aji Saprizal 36.00 51.00 0.23 Rendah
6 Ewa Stiawan 36.00 78.00 0.66 Sedang
7 Rizza Zaenudin P 33.00 60.00 0.40 Sedang
8 Robian 54.00 75.00 0.46 Sedang
9 Kendel Sakinah 45.00 69.00 0.44 Sedang
10 Adrian Kurnia 39.00 81.00 0.69 Sedang
11 Devi Arpiani Sapitri 48.00 54.00 0.12 Rendah
12 Muhammad risqi setiawan 24.00 60.00 0.47 Sedang
13 Riki Ramdani 30.00 69.00 0.56 Sedang
14 Supriadi 48.00 81.00 0.63 Sedang
15 Muhammad Riski Ashari 60.00 69.00 0.23 Rendah
16 Danang Stiawan 44.00 51.00 0.13 Rendah
17 Ayu Dayana 39.00 78.00 0.64 Sedang
18 Muhamad Adrian 33.00 60.00 0.40 Sedang
19 Iin Sabrina 54.00 81.00 0.59 Sedang
20 Susi Yanti 63.00 63.00 0.00 Rendah
21 Muhammad lutfi 33.00 57.00 0.36 Sedang
22 Ivan Maulana 45.00 81.00 0.65 Sedang
23 Robi Ajiansyah 45.00 63.00 0.33 Sedang
144
24 Windi Azdagewa 45.00 69.00 0.44 Sedang
25 Muhammad jihad 60.00 63.00 0.08 Rendah
26 Firhan Darajat 54.00 75.00 0.46 Sedang
27 Febi Febriansah 54.00 60.00 0.13 Rendah
28 Muhammad Arif Arrahman 36.00 81.00 0.70 Tinggi
29 Mario Ramadhan 36.00 69.00 0.52 Sedang
30 Rudi Irawan 36.00 84.00 0.75 Tinggi
31 Vera Miryam Joseph 63.00 69.00 0.16 Rendah
32 Agus M aulana 48.00 54.00 0.12 Rendah
33 Anita Yunita 51.00 75.00 0.49 Sedang
34 Regita Septi Ananda 48.00 81.00 0.63 Sedang
35 Riki Ramdani 42.00 69.00 0.47 Sedang
35 Bagus Pribadi 42.00 75.00 0.57 Sedang
37 Windi Firania 45.00 87.00 0.76 Tinggi
38 Syifa Fauziah 63.00 63.00 0.00 Rendah
45.95 69.55 0.44 Sedang
145
LAMPIRAN 14
Nilai Normal Gain (N-Gain) Kelas Eksperimen
Perhitungan nilai N-gain berdasarkan rumus berikut ini.
pretest nilai - maksimum nilai
pretest nilai-posttest nilaigain-N
sedangkan kategorisasi ditentukan dengan nilai N-Gain sebagai berikut.
a. g-tinggi : nilai G ≥ 0,70
b. g-sedang : nilai 0,30 ≤ G > 0,70
c. g-rendah : nilai G < 0,30
Nilai Normal Gain hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen
sebagai kelompok A disajikan dalam tabel berikut ini.
Tabel Nilai N-Gain Kelas Eksperimen
No Nama Siswa Nilai Gain
(G) Kategori
Pretest Posttest
1 Yohanes Lapono 39.00 72.00 0.54 Sedang
2 Bela Ariska 51.00 66.00 0.31 Sedang
3 Kiki Oktaviani 45.00 60.00 0.27 Rendah
4 Ilham 54.00 75.00 0.46 Sedang
5 Rizal 57.00 75.00 0.42 Sedang
6 Sandika Ayu 30.00 81.00 0.73 Tinggi
7 Miftahul Janah 57.00 90.00 0.77 Tinggi
8 Indah Silviani 36.00 69.00 0.52 Sedang
9 Henggar 42.00 81.00 0.67 Sedang
10 Rizal 51.00 75.00 0.49 Sedang
11 Suprianto 36.00 63.00 0.42 Sedang
12 Ramanda Salsabila 42.00 93.00 0.88 Tinggi
13 Ambros 36.00 87.00 0.80 Tinggi
14 Tri utami 54.00 78.00 0.52 Sedang
15 Meisi 51.00 75.00 0.49 Sedang
16 Nurkholilah 63.00 81.00 0.49 Sedang
17 Corlenius 30.00 66.00 0.51 Sedang
18 Ajeng 51.00 72.00 0.43 Sedang
19 Angga Ari
Muhammad 42.00 81.00 0.67 Sedang
20 Andre Gunawan 39.00 81.00 0.69 Sedang
21 Marlaf 42.00 93.00 0.88 Tinggi
22 Nurarifin 33.00 60.00 0.40 Sedang
23 Eka Aryani 60.00 90.00 0.75 Tinggi
146
24 Anis Wijayanti 63.00 93.00 0.81 Tinggi
25 Muhammad Abdullah 48.00 81.00 0.63 Sedang
26 Muhammad Futra 24.00 69.00 0.59 Sedang
27 Julian 36.00 66.00 0.47 Sedang
28 Sandi Raisman 45.00 81.00 0.65 Sedang
29 Andre rian 30.00 72.00 0.60 Sedang
30 Erik Ajeng Susilo 30.00 66.00 0.51 Sedang
31 Mega Lestari 48.00 84.00 0.69 Sedang
32 Azis Sabana 48.00 69.00 0.40 Sedang
33 Suryadi 33.00 84.00 0.76 Tinggi
34 Deni Indra Saputra 33.00 75.00 0.63 Sedang
35 Molhamok 48.00 87.00 0.75 Tinggi
36 Dita Anjani 51.00 72.00 0.43 Sedang
37 Iftahul Ilhami
Awalagri 51.00 87.00 0.73 Tinggi
38 Ketrin Bahana 45.00 72.00 0.49 Sedang
Rata-rata 44.05 76.89 0.59 Sedang
147
LAMPIRAN 15
Hasil Pretest Kelas Eksperimen
Hasil pretest dari kelas VIII.2 (eksperimen )adalah sebagai berikut.
24 30 30 30 30 33 33
33 36 36 36 36 39 39
42 42 42 42 45 45 45
48 48 48 48 51 51 51
51 51 51 54 54 57 57
60 63 63
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 63 dan
nilai minimum (Xmin) adalah 24. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel
distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R),
banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh
berdasarkan perhitungan berikut ini.
a. Rentang (R)
39
2463
minmax
XXR
b. Banyaknya Kelas (K)
6
21,6
21,51
58,13,31
38log3,31
log3,31
nK
Sehingga banyaknya kelas
adalah 6
c. Panjang Kelas (P)
7
5,6
6
39
K
RP
Sehingga panjang kelasnya
adalah 7
148
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut
Kelas Batas Kelas Nilai Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi) fi . xi fi . xi
2
24 - 30 23,5 27 5 135 3645
31 - 37 30,5 34 7 238 8092
38 - 44 37,5 41 6 246 10086
45 - 51 44,5 48 13 624 29952
52 - 58 51,5 55 4 220 12100
59 - 65 58,5 62 3 186 11532
Jumlah (∑) 38 1649 75407
Basarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat ditentukan
nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi standar (S) nilai
pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk menentukan nilai-nilai
tersebut.
a. Rata-rata ( X )
39,43
38
1649
i
ii
f
xfX
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
f
Fn
PbMe 2
1
149
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 44,5
P = panjang kelas = 7
n = banyaknya data = 38
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 5 + 7+ 6 = 18
f = nilai frekuensi kelas median = 13
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median
dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
82,49
32,55,44
76,075,44
13
1838.2
1
75,44
Me
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik
berikut ini.
21
1
bb
bPbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 44,5
P = panjang kelas = 7
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 13 – 6 = 7
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 13– 4 = 9
150
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
51,47
01,35,44
43,075,44
97
775,44
Mo
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
19,10
02,104
37
08,3849
37
92,7155775407
37
38
271920175407
138
38
164975407
1
..
2
2
2
i
i
ii
ii
f
f
xfxf
S
i
151
Hasil Pretest Kelas Kontrol
Hasil pretest dari kelas VIII.I (Kontrol) adalah sebagai berikut.
24 30 33 33 33 36 36
36 36 36 39 39 42 42
44 45 45 45 45 45 48
48 48 48 48 51 54 54
54 54 54 54 60 60 60
63 63 63
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 63 dan
nilai minimum (Xmin) adalah 24. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel
distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R),
banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh
berdasarkan perhitungan berikut ini.
a. Rentang (R)
39
2463
minmax
XXR
b. Banyaknya Kelas (K)
6
21,6
21,51
58,13,31
38log3,31
log3,31
nK
Sehingga banyaknya kelas
adalah 6
c. Panjang Kelas (P)
7
5,6
6
39
K
RP
Sehingga panjang kelasnya
adalah 7.
152
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.
Kelas Batas
Kelas
Nilai Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi) fi . xi fi . xi
2
24 - 30 23,5 27 2 54 1458
31 - 37 30,5 34 8 272 9248
38 - 44 37,5 41 5 205 8405
45 - 51 44,5 48 11 528 25344
52 - 58 51,5 55 6 330 18150
59 - 65 58,5 62 6 372 23064
Jumlah (∑) 38 1761 85669
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat
ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi
standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk
menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X )
34,46
38
1761
i
ii
f
xfX
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
f
Fn
PbMe 2
1
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 44,5
P = panjang kelas = 7
n = banyaknya data = 38
153
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 2 + 8 + 5 = 15
f = nilai frekuensi kelas median = 11
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median
dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
78,51
28,75,44
04,175,44
11
1538.2
1
75,44
Me
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik
berikut ini.
21
1
bb
bPbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 44,5
P = panjang kelas = 7
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 11 – 5 = 6
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 11 – 6 = 5
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
92,48
42,45,44
54,075,44
56
675,44
Mo
154
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut
ini.
48,10
74,109
37
55,4060
37
45,8160885669
37
38
310112185669
138
38
176185669
1
..
2
2
2
i
i
ii
ii
f
f
xfxf
S
i
155
LAMPIRAN 16
Hasil Postest Kelas Eksperimen
Hasil posttest dari kelas VIII.2 (Ek sperimen) adalah sebagai berikut.
60 60 63 66 66 66 66
69 69 69 72 72 72 72
72 75 75 75 75 75 78
81 81 81 81 81 81 81
84 84 87 87 87 90 90
93 93 93
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 93 dan
nilai minimum (Xmin) adalah 60. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel
distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R),
banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh
berdasarkan perhitungan berikut ini.
a. Rentang (R)
33
6093
minmax
XXR
b. Banyaknya Kelas (K)
6
21,6
21,51
58,13,31
38log3,31
log3,31
nK
Sehingga banyaknya kelas
adalah 6
c. Panjang Kelas (P)
6
5,5
6
33
K
RP
Sehingga panjang kelasnya
adalah 6.
156
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.
Kelas Batas
Kelas
Nilai Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi) fi . xi fi . xi
2
60 - 65 59,5 62,5 3 187,5 11718,75
66 - 71 65,5 68,5 7 479,5 32845,75
72 - 77 71,5 74,5 10 745 55502,5
78 - 83 77,5 80,5 8 644 51842
84 - 89 83,5 86,5 5 432,5 37411,25
90 - 95 89,5 92,5 5 462,5 42781,25
Jumlah (∑) 38 2951 232101,5
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat
ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi
standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk
menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X )
66,77
38
2951
i
ii
f
xfX
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
f
Fn
PbMe 2
1
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 77,5
157
P = panjang kelas = 6
n = banyaknya data = 38
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 3 +7+10 = 20
f = nilai frekuensi kelas median = 8
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median
dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
28,84
78,65,77
13,165,77
8
2038.2
1
65,77
Me
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik
berikut ini.
21
1
bb
bPbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 77,5
P = panjang kelas = 6
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 8 – 10 = 2
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 8 – 5 = 3
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
158
9,79
4,25,77
4,065,77
32
265,77
Mo
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
903,8̀
27,79
37
05,2933
37
45,2291685,232101
37
38
87084015,232101
138
38
29515,232101
1
..
2
2
2
i
i
ii
ii
f
f
xfxf
S
i
159
Hasil Posttest Kelas Kontrol
Hasil posttest dari kelas VIII.1 (Kontrol) adalah sebagai berikut.
51 51 54 54 54 57 60
60 60 60 60 63 63 63
63 69 69 69 69 69 69
69 75 75 75 75 75 78
78 78 81 81 81 81 81
81 84 87 96
Dari sana diperoleh bahwa nilai maksimum (Xmax) adalah 96 dan
nilai minimum (Xmin) adalah 51. Sehingga dapat dibuat sebuah tabel
distribusi frekuensi setelah terlebih dahulu menentukan nilai rentang (R),
banyaknya kelas (K), dan panjang kelas (P). Nilai ketiganya diperoleh
berdasarkan perhitungan berikut ini.
a. Rentang (R)
45
5196
minmax
XXR
b. Banyaknya Kelas (K)
6
21,6
21,51
58,13,31
38log3,31
log3,31
nK
Sehingga banyaknya kelas
adalah 6
c. Panjang Kelas (P)
8
5,7
6
45
K
RP
Sehingga panjang kelasnya
adalah 8.
160
Tabel distribusinya adalah sebagai berikut.
Kelas Batas
Kelas
Nilai Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi) fi . xi fi . xi
2
51 - 58 50,5 54,5 6 327,00 17821,50
59 - 66 58,5 62,5 9 562,50 35156,25
67 - 74 66,5 70,5 7 493,50 34791,75
75 - 82 74,5 78,5 13 1020,50 80109,25
83 - 90 82,5 86,5 2 173,00 14964,50
91 - 98 90,5 94,5 1 94,50 8930,25
Jumlah (∑) 38 2671,00 191773,50
Berdasarkan tabel distribusi frekuensi tersebut maka dapat
ditentukan nilai rata-rata ( X ), median (Me), modus (Mo), dan deviasi
standar (S) nilai pretest ini. Berikut ini adalah perhitungan untuk
menentukan nilai-nilai tersebut.
a. Rata-rata ( X )
28,70
38
2671
i
ii
f
xfX
b. Median (Me)
Nilai median ditentukan dengan rumus statistik berikut ini.
f
Fn
PbMe 2
1
161
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 74.5
P = panjang kelas = 8
n = banyaknya data = 38
F = nilai frekuensi kumulatif sebelum kelas median = 6 + 9 + 7 = 22
f = nilai frekuensi kelas median = 13
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai Median
dari hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
42,79
92,45,74
615,085,74
13
2238.2
1
85,74
Me
c. Modus (Mo)
Nilai modus ditentukan dengan menggunakan rumus statistik
berikut ini.
21
1
bb
bPbMo
Dimana:
b = batas bawah kelas median = 74,5
P = panjang kelas = 8
b1 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sebelumnya = 13 – 7 = 6
b2 = frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi
kelas sesudahnya = 13 – 2 = 11
Berdasarkan data tersebut, maka dapat ditentukan nilai modus dari
hasil pretest ini adalah sebagai berikut.
162
3,77
8,25,74
35,085,74
116
685,74
Mo
d. Deviasi Standar (S)
Nilai deviasi standar ditentukan dengan rumus statistika berikut ini.
43,10`
92,108
37
32,4030
37
18,1877435,191773
37
38
71342415,191773
138
38
26715,191773
1
..
2
2
2
i
i
ii
ii
f
f
xfxf
S
i
163
LAMPIRAN 17
Uji Normalitas Hasil Belajar (Pretest)
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu:
i
i
E
EOX
2
12
Dimana: Oi : frekuensi observasi
Ei : frekuensi ekspektasi (harapan)
Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut
ini.
a. jika X2
hitung ≤ X2
tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (Data berdistribusi
normal)
b. jika X2
hitung > X2
tabel,, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak berdistribusi
normal)
A. Kelas VIII.2 (Eksperimen)
Perolehan Nilai Pretest Kelas Eksperimen
24 30 30 30 30 33 33
33 36 36 36 36 39 39
42 42 42 42 45 45 45
48 48 48 48 51 51 51
51 51 51 54 54 57 57
60 63 63
Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas Eksperimen
Kelas fi.xi xi fi.
Xi2
batas
kelas
Z batas
kelas
luas Z
tabel Ei Oi
(Oi -
Ei)^2/Ei
23.5 -1.95
24 - 30 135 27 3645 0.0782 2.9716 5 1.3846
30.5 -1.26
31 - 37 238 34 8092 0.1772 6.7336 7 0.0105
37.5 -0.58
38 - 44 246 41 10086 0.2628 9.9864 6 1.5913
44.5 0.11
45 - 51 624 48 29952 0.2414 9.1732 13 1.5964
51.5 0.79
52 - 58 220 55 12100 0.1454 5.5252 4 0.4210
58.5 1.48
59 - 65 186 62 11532 0.0587 2.2306 3 0.2654
67.5 2.36
Jumlah 1649 267 75407 X2 5.2693
164
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 15 dan 16.
2. Menentukan z batas kelas dengan rumus:
S
Xz
- Kelas Batas
Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.
3. Menentukan luas z tabel.
z batas kelas 1,95 1,26 0,58 0,11 0,79 1,48 2,36
Luas z tabel 0,4744 0,3962 0,2190 0,0438 0,2852 0,4306 0,4893
Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut.
a. Kelas 60 – 65
0782,03962,04744,0 z
b. Kelas 66 – 71
z = 0,3962 – 0,2190 = 0,1772
c. Kelas 72 – 77
z = 0,2190 + 0,0438 = 0,2628
d. Kelas 78 – 83
z = 0,2852 - 0,0438 = 0,2414
e. Kelas 84 – 89
z = 0,4306 – 0,2852 = 0,1454
f. Kelas 90 – 95
z = 0,4893 – 0,4306 = 0,0587
4. Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
tabel luas zfE ii
5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini.
i
ii
E
EOX
2
2
6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2
hitung) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas.
7. Menguji hipotesis normalitas.
Nilai X2
tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 7,815. Untuk menguji
normalitas data dibandingkan X2
hitung dengan X2
tabel . Didapat bahwa X2
hitung <
X2
tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal)
165
B. Kelas VIII.I (Kontrol)
Perolehan Nilai Pretest Kelas Kontrol
24 30 33 33 33 36 36
36 36 36 39 39 42 42
44 45 45 45 45 45 48
48 48 48 48 51 54 54
54 54 54 54 60 60 60
63 63 63
Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas Kontrol
Kelas fi.xi xi fi. Xi2 batas
kelas
Z
batas
kelas
luas Z
tabel Ei Oi
(Oi -
Ei)^2/Ei
23.5 -2.18
24 - 30 54 27 1458 0.0509 1.9342 2 0.0022
30.5 -1.51
31 - 37 272 34 9248 0.1349 5.1262 8 1.6111
37.5 -0.84
38 - 44 205 41 8405 0.2282 8.6716 5 1.5546
44.5 -0.18
45 - 51 528 48 25344 0.2593 9.8534 11 0.1334
51.5 0.49
52 - 58 330 55 18150 0.1891 7.1858 6 0.1957
58.5 1.16
59 - 65 372 62 23064 0.1013 3.8494 6 1.2015
67.5 2.02
68 - 74
Jumlah 1761 267 85669 X2 4.6985
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 15 dan 16.
2. Menentukan z batas kelas dengan rumus:
S
Xz
- Kelas Batas
Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.
3. Menentukan luas z tabel.
Z batas kelas 2,18 1,51 0,84 0,18 0,49 1,16 2,02
Luas z tabel 0,4854 0,4345 0,2996 0,0714 0,1879 0,3770 0,4783
166
Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut.
a. Kelas 51 – 58
z = 0,4854 – 0,4345 = 0,0509
b. Kelas 59 – 66
z = 0,4345 – 0,2996 = 0,1349
c. Kelas 67 – 74
z = 0,2996 – 0,0714 = 0,2282
d. Kelas 75 – 82
z = 0,0714 + 0,1879 = 0,2593
e. Kelas 83 – 90
z = 0,3770 – 0,1879 = 0,1891
f. Kelas 91 – 98
z = 0,4783 – 0,3770 = 0,1013
4. Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
tabel luas zfE ii
5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus:
i
ii
E
EOX
2
2
6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2
hitung) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas.
7. Menguji hipotesis normalitas.
Nilai X2
tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 7,815. Untuk menguji
normalitas data dibandingkan X2
hitung dengan X2
tabel . Didapat bahwa X2
hitung ≤
X2
tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal).
167
LAMPIRAN 18
Uji Normalitas Hasil Belajar (Posttest)
Uji normalitas menggunakan rumus kai kuadrat (chi square), yaitu:
i
i
E
EOX
2
12
Dimana: Oi : frekuensi observasi
Ei : frekuensi ekspektasi (harapan)
Kriteria pengujian nilai kai kuadrat didasarkan pada ketentuan berikut ini.
a. jika X2
hitung ≤ X2
tabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (Data berdistribusi
normal)
b. jika X2
hitung > X2
tabel,, maka Ho diterima dan Ha ditolak (data tidak berdistribusi
normal)
A. Kelas VIII.2 (Eksperimen)
Perolehan Nilai Posttest Kelas Eksperimen
60 60 63 66 66 66 66
69 69 69 72 72 72 72
72 75 75 75 75 75 78
81 81 81 81 81 81 81
84 84 87 87 87 90 90
93 93 93
Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas Eksperimen
Kelas fi.xi xi fi. Xi2 batas
kelas
Z batas
kelas
luas Z
tabel Ei Oi
(Oi -
Ei)^2/Ei
59.5 -2.04
60 - 65 187.5 62.5 11718.8 0.0646 2.4548 3 0.1211
65.5 -1.37
66 - 71 479.5 68.5 32845.8 0.1598 6.0724 7 0.1417
71.5 -0.69
72 - 77 745 74.5 55502.5 0.2469 9.3822 10 0.0407
77.5 -0.02
78 - 83 644 80.5 51842 0.2534 9.6292 8 0.2757
83.5 0.66
84 - 89 432.5 86.5 37411.3 0.1628 6.1864 5 0.2275
89.5 1.33
90 - 95 462.5 92.5 42781.3 0.0847 3.2186 5 0.9860
99.5 2.45
Jumlah 2951 465 232102 X2 1,792
168
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 4, 5, 6, dan 7.
2. Menentukan z batas kelas dengan rumus:
S
Xz
- Kelas Batas
Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.
3. Menentukan luas z tabel.
z batas kelas 2,04 1,37 0,69 0,02 0,66 1,33 1,45
Luas z tabel 0,4793 0,4147 0,2549 0,0080 0,2454 0,4082 0,4929
Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut.
a. Kelas 60 – 65
0646,04147,04793,0 z
b. Kelas 66 – 71
z = 0,4147 – 0,2549 = 0,1598
c. Kelas 72 – 77
z = 0,2549 – 0,0080 = 0,2469
d. Kelas 78 – 83
z = 0,0080 + 0,2454 = 0,2534
e. Kelas 84 – 89
z = 0,4082 – 0,2454 = 0,1628
f. Kelas 90 – 95
z = 0,4082 – 0,4929 = 0,0847
4. Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
tabel luas zfE ii
5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus berikut ini.
i
ii
E
EOX
2
2
6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2
hitung) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas.
7. Menguji hipotesis normalitas.
Nilai X2
tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 7,815. Untuk menguji
normalitas data dibandingkan X2
hitung dengan X2
tabel . Didapat bahwa X2
hitung <
X2
tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal).
169
B. Kelas VIII.I (Kontrol)
Perolehan Nilai Posttest Kelas Kontrol
51 51 54 54 54 57 60
60 60 60 60 63 63 63
63 69 69 69 69 69 69
69 75 75 75 75 75 78
78 78 81 81 81 81 81
81 84 87 96
Tabel Bantu Kai Kuadrat Kelas Kontrol
Kelas fi.xi xi fi. Xi2 batas
kelas
Z batas
kelas
luas Z
tabel Ei Oi
(Oi -
Ei)^2/Ei
50.5 -1.90
51 - 58 327 54.5 17821.5 0.1005 3.8190 6 1.2456
58.5 -1.13
59 - 66 562.5 62.5 35156.3 0.2302 8.7476 9 0.0073
66.5 -0.36
67 - 74 493.5 70.5 34791.8 0.296 11.2480 7 1.6043
74.5 0.40
75 - 82 1020.5 78.5 80109.3 0.2236 8.4968 13 2.3866
82.5 1.17
83 - 90 173 86.5 14964.5 0.0948 3.6024 2 0.7128
90.5 1.94
91 - 98 94.5 94.5 8930.25 0.0243 0.8505 1 0.0263
100.5 2.89
Jumlah 2671 447 191774 X2 5.9829
Langkah-langkah penentuan nilai-nilai pada kolom tabel bantu tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Membuat tabel distribusi frekuensi seperti pada Lampiran 4, 5, 6, dan 7.
2. Menentukan z batas kelas dengan rumus:
S
Xz
- Kelas Batas
Dimana X adalah nilai rata-rata dan S adalah nilai deviasi standar.
3. Menentukan luas z tabel.
Z batas kelas 1,90 1,13 0,36 0,40 1,17 1,94 2,89
Luas z tabel 0,4713 0,3708 0,1406 0,1554 0,3790 0,4738 0,4981
170
Luas z tabel masing-masing kelas adalah sebagai berikut.
a. Kelas 51 – 58
z = 0,4713 – 0,3708 = 0,1005
b. Kelas 59 – 66
z = 0,3708 –0,1406 = 0,2302
c. Kelas 67 – 74
z = 0,1406+0,1554 = 0,296
d. Kelas 75 – 82
z = 0,1554 -0,3790= 0,2236
e. Kelas 83 – 90
z =0,3790– 0,4738 = 0,0948
f. Kelas 91 – 98
z = 0,4738– 0,4981=0,0243
4. Menghitung nilai Ei (frekuensi ekspektasi) dengan menggunakan rumus:
tabel luas zfE ii
5. Menentukan nilai kai kuadrat tiap-tiap kelas berdasarkan rumus:
i
ii
E
EOX
2
2
6. Menentukan jumlah kai kuadrat hitung (X2
hitung) dengan menjumlahkan nilai
kai kuadrat tiap-tiap kelas.
7. Menguji hipotesis normalitas.
Nilai X2
tabel dengan derajat kebebasan (dk) = 3 adalah 7,815. Untuk menguji
normalitas data dibandingkan X2
hitung dengan X2
tabel . Didapat bahwa X2
hitung ≤
X2
tabel . Sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (data berdistribusi normal).
171
LAMPIRAN 19
Uji Homogenitas Hasil Belajar (Pretest)
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil pretest digunakan
uji F berdasarkan rumus berikut ini.
2
1
V
VF
dimana:
V1 : varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempunyai deviasi standar terbesar.
V2 : varians kecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempuyai deviasi standar terkecil.
Kriteria pengujian uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini.
a. jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians
yang homogen)
b. jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data memiliki varians
yang tidak homogen).
A. Tabel Bantu Uji F
Tabel Bantu Uji F Kelas VIII.2 (Eksperimen).
Kelas Batas
Kelas
Nilai
Tengah (xi)
Frekuensi
(fi) fi . xi fi . xi
2
24 - 30 23.5 27 5 135 3645
31 - 37 30.5 34 7 238 8092
38 - 44 37.5 41 6 246 10086
45 - 51 44.5 48 13 624 29952
52 - 58 51.5 55 4 220 12100
59 - 65 58.5 62 3 186 11532
Jumlah (∑) 246 267 38 1649 75407
Tabel Bantu Uji F Kelas VIII.1 (Kontrol)
Kelas Batas
Kelas
Nilai Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi) fi . xi fi . xi
2
24 - 30 23.5 27 2 54 1458
31 - 37 30.5 34 8 272 9248
38 - 44 37.5 41 5 205 8405
45 - 51 44.5 48 11 528 25344
52 - 58 51.5 55 6 330 18150
59 - 65 58.5 62 6 372 23064
Jumlah (∑) 246 267 38 1761 85669
172
B. Perhitungan Nilai Deviasi Standar
1. Kelas VIII.2 (Eksperimen)
19,10
03,104
37
08,3849
37
92,7155775407
37
38
271920175407
138
38
164975407
1
..
2
2
2
i
i
ii
ii
f
f
xfxf
S
i
2. Kelas VIII.1 (Kontrol)
47,10
74,109
37
56,4060
37
44,8160885669
37
38
310112185669
138
38
176185669
1
..
2
2
2
i
i
ii
ii
f
f
xfxf
S
i
173
C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai deviasi standar kedua data, maka nilai Fhitung-nya
adalah:
054,1
03,104
74,109
19,10
47,102
2
2
2
2
1
2
1
S
S
V
VFhitung
Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan Fhitung dengan
Ftabel. Didapat bahwa derajat kebebasannya adalah (37;37), sehingga nilai Ftabel =
1,71 Terlihat bahwa Fhitung < Ftabel, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (kedua
data memiliki varians yang homogen).
174
LAMPIRAN 20
Uji Homogenitas Hasil Belajar (Posttest)
Untuk menguji homogenitas varians kedua data hasil posttest digunakan
uji F berdasarkan rumus berikut ini.
2
1
V
VF
dimana:
V1 : varians besar atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempunyai deviasi standar terbesar.
V2 : varians kecil atau nilai kuadrat deviasi standar data kelompok yang
mempuyai deviasi standar terkecil.
Kriteria pengujian uji F didasarkan pada ketentuan berikut ini.
a. jika Fhitung ≤ Ftabel, maka Ha diterima dan Ho ditolak (data memiliki varians
yang homogen)
b. jika Fhitung > Ftabel,, maka Hoditerima dan Ha ditolak (data memiliki varians
yang tidak homogen).
A. Tabel Bantu Uji F
Tabel Bantu Uji F Kelas VIII.2 (Eksperimen).
Kelas Batas
Kelas
Nilai Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi) fi . xi fi . xi
2
60 - 65 59,5 62,5 3 187,5 11718,75
66 - 71 65,5 68,5 7 479,5 32845,75
72 - 77 71,5 74,5 10 745 55502,5
78 - 83 77,5 80,5 8 644 51842
84 - 89 83,5 86,5 5 432,5 37411,25
90 - 95 89,5 92,5 5 462,5 42781,25
Jumlah (∑) 447 465 38 2951 232101,5
Tabel Bantu Uji F Kelas VIII.1 (Kontrol)
Kelas Batas
Kelas
Nilai Tengah
(xi)
Frekuensi
(fi) fi . xi fi . xi
2
51 - 58 50,5 54,5 6 327,00 17821,50
59 - 66 58,5 62,5 9 562,50 35156,25
67 - 74 66,5 70,5 7 493,50 34791,75
75 - 82 74,5 78,5 13 1020,50 80109,25
83 - 90 82,5 86,5 2 173,00 14964,50
91 - 98 90,5 94,5 1 94,50 8930,25
Jumlah (∑) 423 447 38 2671,00 191773,50
175
B. Perhitungan Nilai Deviasi Standar
1. Kelas VIII.2 (Eksperimen)
903,8̀
27,79
37
05,2933
37
45,2291685,232101
37
38
87084015,232101
138
38
29515,232101
1
..
2
2
2
i
i
ii
ii
f
f
xfxf
S
i
2. Kelas VIII.1 (Kontrol)
43,10`
92,108
37
32,4030
37
18,1877435,191773
37
38
71342415,191773
138
38
26715,191773
1
..
2
2
2
i
i
ii
ii
f
f
xfxf
S
i
176
C. Menentukan Nilai Fhitung dan Menguji Hipotesis Homogenitas
Berdasarkan nilai deviasi standar kedua data, maka nilai Fhitung-nya
adalah:
372,1
263,79
784,108
903,8
43,102
2
2
2
2
1
2
1
S
S
V
VFhitung
Untuk menguji homogenitas, maka harus membandingkan Fhitung dengan
Ftabel. Didapat bahwa derajat kebebasannya adalah (37;37), sehingga nilai Ftabel =
1,71 Terlihat bahwa Fhitung < Ftabel, sehingga Ha diterima dan Ho ditolak (kedua
data memiliki varians yang homogen).
177
LAMPIRAN 21
Uji Hipotesis Pretest
Karena kedua data yang akan diuji perbedaannya bersifat normal dan
homogen (Lampiran 19 dan 20), maka rumus uji t yang digunakan adalah:
21
21
11
nndsg
XXt
dimana:
1X = rata-rata data kelompok kontrol
2X = rata-rata data kelompok eksperimen
dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok control dan kelompok
eksperimen
n1 = jumlah data kelompok kontrol
n2 = jumlah data kelompok eksperimen
Kriteria penentuan keputusan uji t adalah:
a. jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak
b. jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut.
1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui.
Dari nilai pretest diperoleh:
1X = 46,34
2X = 43,39
V1 = S12 = (10,48)
2 = 109,74
V2 = S22 = (10,19)
2 = 103,83
2. Menentukan nilai deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus berikut ini.
33,10
785,106
74
09,7902
74
71,384138,4060
23838
83,10313874,109138
2
11
21
2211
nn
VnVndsg
178
3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data-data yang telah diperoleh.
247,1
36557,2
95,2
229,033,10
95,2
0263,00263,033,10
95,2
38
1
38
133,10
39,4334,46
11
21
21
nndsg
XXt hitung
4. Menentukan nilai ttabel
Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah:
dk = n1 + n2 – 2 = 38 + 38 – 2 = 74
pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel diperoleh dengan interpolasi.
t(0,95)(70) = 2,00
t(0,95)(80) = 1,99
dengan interpolasi diperoleh nilai ttabel untuk dk=74 sebagai berikut.
996,1
004,000,2
)99,100,2(10
400,27495,0
t
Dengan cara interpolasi yang sama, maka nilai ttabel pada taraf signifikansi 1%
adalah:
t(0,99)(60) = 2,65
t(0,95)(120) = 2,64
jadi nilai ttabel dengan dk = 67 diperoleh
646,2
004,065,2
)64,265,2(10
465,27495,0
t
5. Menguji Hipotesis
Karena baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5% nilai thitung < ttabel, maka
H0 diterima dan Ha ditolak.
6. Memberikan interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf kepercayaan 95% dan 99%,
dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
179
LAMPIRAN 22
Uji Hipotesis Postest
Karena kedua data yang akan diuji perbedaannya bersifat normal dan
homogen (Lampiran 19 dan 20), maka rumus uji t yang digunakan adalah:
21
21
11
nndsg
XXt
dimana:
1X = rata-rata data kelompok kontrol
2X = rata-rata data kelompok eksperimen
dsg = nilai deviasi standar gabungan data kelompok control dan kelompok
eksperimen
n1 = jumlah data kelompok kontrol
n2 = jumlah data kelompok eksperimen
Kriteria penentuan keputusan uji t adalah:
a. jika thitung > ttabel maka Ha diterima dan Ho ditolak
b. jika thitung < ttabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Langkah-langkah menentukan nilai thitung adalah sebagai berikut.
1. Menentukan nilai-nilai yang telah diketahui.
Dari nilai posttest diperoleh:
1X = 70,28
2X = 77,66
V1 = S12 = (10,43)
2 = 108,78
V2 = S22 = (8,903)
2 = 79,26
2. Menentukan nilai deviasi standar gabungan (dsg) dengan rumus berikut ini.
69,9
02,94
74
48,6957
74
64,293286,4024
23838
26,7913878,108138
2
11
21
2211
nn
VnVndsg
180
3. Menentukan nilai thitung berdasarkan rumus data-data yang telah diperoleh.
326,3
219,2
38,7
229,069,9
38,7
0263,00263,069,9
38,7
38
1
38
169,9
28,7066,77
11
21
21
nndsg
XXthitung
4. Menentukan nilai ttabel
Derajat kebebasan untuk mencari nilai ttabel adalah:
dk = n1 + n2 – 2 = 38 + 38 – 2 = 74
pada taraf signifikansi 5% nilai ttabel diperoleh dengan interpolasi.
t(0,95)(70) = 2,00
t(0,95)(80) = 1,99
dengan interpolasi diperoleh nilai ttabel untuk dk=74 sebagai berikut.
996,1
004,000,2
)99,100,2(10
400,27495,0
t
Dengan cara interpolasi yang sama, maka nilai ttabel pada taraf signifikansi 1%
adalah:
t(0,99)(60) = 2,65
t(0,95)(120) = 2,64
jadi nilai ttabel dengan dk = 67 diperoleh
646,2
004,065,2
)64,265,2(10
465,27495,0
t
5. Menguji Hipotesis
Karena baik pada taraf signifikansi 1% maupun 5% nilai thitung > ttabel, maka Ha
diterima dan H0 ditolak.
6. Memberikan interpretasi
Berdasarkan hasil uji hipotesis di atas, pada taraf kepercayaan 95% dan 99%,
dapat disimpulkan terdapat pengaruh yang signifikan penerapan pembelajaran
cooperative learning teknik Think-Pair-Share terhadap hasil belajar.
104
LAMPIRAN 4
NILAI LKS INDIVIDU
No Nama Pertemuan ke-1 Pertemuan ke-2 Pertemuan ke-3
1 Yohanes Lapono 70 70 80
2 Bela Ariska 50 60 60
3 Kiki Oktaviani 70 60 70
4 Ilham 70 70 80
5 Rizal 70 70 70
6 Sandika Ayu 60 80 70
7 Miftahul Janah 70 90. 80
8 Indah Silviani 60 70 70
9 Henggar 70 80 60
10 Rizal 70 70 80
11 Suprianto 60 70 70
12 Ramanda Salsabila 60 60 80
13 Ambros 60 80 80
14 Tri utami 70 70 70
15 Meisi 70 70 80
16 Nurkholilah 80 80 70
17 Corlenius 60 60 70
18 Ajeng 70 70 70
19 Angga Ari Muhammad 70 80 80
20 Andre Gunawan 70 80 60
21 Marlaf 70 55 60
22 Nurarifin 80 70 60
23 Eka Aryani 80 90 80
24 Anis Wijayanti 80 90 90
25 Muhammad Abdullah 70 80 63
26 Muhammad Futra 70 60 55
27 Julian 80 60 70
28 Sandi Raisman 80 80 65
29 Andre rian 70 70 60
30 Erik Ajeng Susilo 90 60 80
31 Mega Lestari 70 70 70
32 Azis Sabana 70 60 70
33 Suryadi 80 80 90
34 Deni Indra Saputra 80 70 70
35 Molhamok 70 70 80
36 Dita Anjani 70 70 70
37 Iftahul Ilhami Awalagri 90 70 80
38 Ketrin Bahana 60 70 70
Rata-rata 70 70 70
105
NILAI LKS KELOMPOK (BERPASANGAN)
Kelompok Nama Pertemuan ke
1
Pertemuan ke
2
Pertemuan ke
3
Pisang Yohanes Lapono
Bela Ariska
50 70 80
Jeruk Kiki Oktaviani
Ilham
55 70 70
Apel Rizal
Sandika Ayu
50 70 60
Mangga Miftahul Janah
Indah Silviani
50 80 80
Jambu Henggar
Rizal
50 80 60
Anggur Suprianto
Ramanda Salsabila
55 70 80
Duren Ambros
Tri utami
70 70 70
Salak Meisi
Nurkholilah
60 70 75
Markisa Corlenius
Ajeng
50 70 80
Stroberi Angga Ari Muhammad
Andre Gunawan
60 70 80
Bengkuang Marlaf
Nurarifin
60 80 80
Cerme Eka Aryani
Anis Wijayanti
80 90 100
Manggis Muhammad Abdullah
Muhammad Futra
60 80 75
Jambu biji Julian
Sandi Raisman
60 70 80
Nangka Andre rian
Erik Ajeng Susilo
80 90 90
Sirsak Mega Lestari
Azis Sabana
60 80 80
Nangka Suryadi
Deni Indra Saputra
60 90 80
Rambutan Molhamok
Dita Anjani
60 80 80
Lengkeng Iftahul Ilhami Awalagri
Ketrin Bahana
80 80 90
Rata-rata 60 80 80
106
LAMPIRAN 5
Kisi-kisi Instrumen Kognitif
Indikator I : Menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui
gambar.
No Soal Kunci
Jawaban
Jenjang
1 Jantung manusia terdiri dari ....ruang
a. 2 b. 3 c. 4 d. 5
C CI
2 Untuk soal nomor 2 sampai 5 perhatikanlah skema sistem
peredaran darah di bawah ini!
Yang dimaksud pembuluh balik menunjukkan pada nomor….
a. 5 b. 7 c.8 d. 9
D C1
3 Yang dimaksud pembuluh kapiler menunjukkan pada nomor….
a. 5 b. 7 c.8 d. 9
C CI
4 Bilik kiri ditunjukan oleh nomor....
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
D CI
5 Nomor 2 pada gambar tersebut adalah....
a. aorta b. serambi kiri c. bilik kanan d. serambi kanan
D C2
6 Pernyataan manakah yang benar mengenai kerja jantung berikut
ini....
a. jika serambi menguncup, darah keluar dari jantung
b. jika bilik mengembang, darah keluar masuk dari jantung
c. jika serambi mengembang, darah masuk kedalam bilik
d. jika bilik menguncup, darah keluar dari jantung
D C2
7 Jantung berfungsi sebagai organ pemompa darah. Untuk memenuhi D C2
107
tugas tersebut maka.....
a.otot jantung serambi kiri lebih tebal dari otot serambi kanan
b.otot jantung bagian serambi lebih tebal dari bagian bilik
c.otot jantung bagian bilik kiri lebih tebal dari pada bilik kanan
d.otot jantung bagian bilik lebih tebal dari bagian serambi
8 Berikut merupakan ciri pembuluh darah vena (balik), kecuali.....
a. memiliki banyak katup di sepanjang pembuluh
b. terletak di dekat permukaan tubuh (kulit)
c. denyut tidak terasa ketika diraba
d. mengandung kadar O2 tinggi
D C3
9 Untuk menjawab soal nomor 9 dan 10 perhatikan tabel berikut!
No Dinding
pembuluh
Aliran
darah
Letak Denyut
1. Tipis,
elastis
Menuju
jantung
Tersembunyi
agak ke dalam
Tidak
terasa
2. Tipis,
kurang
elastis
Menuju
jantung
Dekat
permukaan
tubuh
Tidak
terasa
3. Tebal,
elastis
Dari
jantung
Tersembunyi
agak ke dalam
terasa
4. Tebal,
kurang
elastis
Dari
jantung
Dekat
permukaan
terasa
Sifat-sifat yang terdapat pada pembuluh nadi (arteri) adalah
nomor....
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
C C4
10 Sifat yang terdapat pada pembuluh balik (vena) adalah nomor....
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
B C4
11 Perbedaan antara pembuluh arteri dan vena adalah....
a. arteri mengalirkan darah keluar atrium kiri sedangkan vena
mengalirkan masuk atrium kanan
b. arteri mengalirkan darah keluar dari jantung sedangkan vena
mengalirkan darah masuk jantung
c. arteri berpangkal pada bilik kanan sedangkan vena bermuara pada
serambi kanan
d. arteri mengalirkan darah bersih dan vena mengalirkan darah kotor
B C2
12 Fungsi jantung adalah.....
a. memompa darah ke seluruh tubuh
b. menghasilkan eritrosit
c. menghasilkan leukosit
d. menyaring sisa matabolisme dari darah
A CI
108
Indikator 2 : Menerangkan alur peredaran darah pada manusia.
No Soal Kunci
Jawaban
Jenjang
13 Untuk soal nomor 13 sampai 16, perhatikanlah skema sistem
predaran darah di bawah ini!
Pembuluh darah yang banyak mengandung karbondioksida (CO2)
adalah.....
a. 6 dan 7 b. 9 dan 10 c. 6 dan 10 d. 9 dan 7
B C3
14 Urutan nomor untuk peredaran darah besar adalah.....
a. 4-5-7-8-9-2 c. 2-9-8-7-5-4
b. 3-10-11-6-1 d. 4-1-6-11-10
A C4
15 Urutan nomor untuk peredaran darah kecil......
a. 2-8-7-6-5-4 c. 3-5-6-7-9-4
b. 2-9-8-7-5-4 d. 3-10-11-6-1
D C4
16 Bagian jantung yang banyak mengandung oksigen (O2) adalah.....
a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 1 dan 4 d. 3 dan 4
C C3
17 Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem peredaran
darah tertutup karena darah mengalir di dalam....
a. kulit b. jantung c. pembuluh darah d. Rongga dada
C C2
18 Pembuluh balik (vena) paru-paru dilalui darah yang mengangkut.... a. O2 dari jantung c. O2 ke jantung b. CO2 dari jantung d. CO2 ke jantung
C C3
19 Vena yang membawa darah yang mengandung CO2 dari bagian bawah tubuh ke serambi kanan jantung adalah..... a. vena kava superior c. aorta b. vena kava inferior d. Arteri
B C2
20 Dalam sistem peredaran darah manusia darah melewati jantung sebanyak..... a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali
B CI
109
21 Peredaran darah dari jantung keseluruh jaringan tubuh dan kembali
ke jantung di sebut.....
a. peredaran darah terbuka c. peredaran darah kecil
b. peredaran darah besar d. peredaran darah tertrutup
B C2
22 Sistem peredaran darah manusia disebut peredaran darah ganda,
karena....
a. darah selalu beredar di dalam pembuluh darah
b. darah beredar di luar pembuluh darah
c. darah melewati jantung dua kali peredaran
d. darah melewati jantung dua kali setiap satu kali peredaran
D C2
23 Ruang jantung yang berisi darah kaya oksigen adalah....
a. serambi kanan dan srambi kiri
b. serambi kanan dan bilik kanan
c. serambi kanan dan bilik kiri
d. serambi kiri dan bilik kiri
D C2
24 Sebelum diedarkan, darah yang kaya....dari paru-paru, masuk ke
dalam jantung, yaitu pada ruang serambi kiri lali ke...untuk
dipompa ke seluruh tubuh.
a. O2-bilik kiri c. O2-bilik kanan
b. CO2-bilik kiri d. CO2-bilik kanan
A C3
Indikator 3: Mengidentifikasi penggolongan darah dan transfusi darah
No Soal Kunci
Jawaban
Jenjang
25 Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah B
memerlukan tambahan darah dari orang bergolongan darah....
a. A atau B b. AB atau O c. B atau O d. A atau O
C C2
26 Apabila dalam sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen tetapi
dalam plasmanya darahnya mengandung aglutinin a dan b maka
golongan darah orang tersebut adalah...
a. O b. AB c. A d. B
A C2
27 Pada sistem golongan darah A.B.O jika seseorang mempunyai
golongan darah AB berarti darahnya memiliki kandungan....
a. aglutinogen B dan aglutinin A
b. aglutinogen A dan aglutinin B
c. aglutinin A dan B
d. aglutinogen A dan B
D C3
28 Apabila sampel darah diberikan zat anti A tidak menggumpal,
maka kemungkinan di dalam eritrosit dan pelasma darahnya
tedapat.....
a. aglutinin A dan aglutinogen a
D C4
110
b. aglutinin a dan aglutinogen A
c. aglutinogen A dan aglutinin a
d. aglutinogen A dan aglutinin b
29 Aglutinasi adalah....
a. orang yang menerima darah
b. proses penggumpalan darah
c. orang yang memberikan darah
d. proses tranfusi darah
B CI
30 Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah A
memerlukan tambahan darah dari orang bergolongan darah....
a. B atau AB b. A atau O c. A atau B d. AB atau O
B C3
31 Orang yang memberikan darahnya disebut.....
a. donor b. Resepien c. Aglutinogen d. aglutinin
A CI
32 Transfusi darah donor yang bergolongan B ke resipien yang
bergolongan A menyebabkan penggumpalan darah, karena....
a. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin b
b. bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin a
c. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin a
d. bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin b
A C4
33 Orang yang menerima darah disebut....
a. donor b. resepien c. aglutinogen d. aglutinin
B CI
34 Orang yang tidak memiliki aglutinogen A maupun aglutinogen B,
tetapi memimiliki antiaglutinogen A (anti A) dan antiaglutinogen B
(anti B) didalam plasma darah termasuk golongan darah ...
a. O b. B c. AB d. A
A C3
35 Di jalan Rumah sakit Fatmawati terjadi kecelakaan antara
pengemudi mobil dan pengendara motor, kedua pengemudi
tersebut mengalami luka-luka yang cukup parah.Kedua orang
tersebut bergolongan darah O sehingga memerlukan tambahan
darah dari orang yang bergolongan .....
a. A b. B c. AB d. O
D C4
36 Dalam kegiatan tranfusi darah, sebagai resefien yang harus
diperhatikan adalah....
a. antiaglutinogen c. golongan darah
b. aglutinogen d. Pendonor
B C2
111
Indikator 4: Membedakan ciri-ciri sel darah beserta fungsinya
No Soal Kunci
Jawaban
Jenjang
37 Di bawah ini yang bukan merupakan fungsi darah adalah....
a. membunuh kuman penyakit
b. menghantarkan rangsang
c. membekukan darah
d. menjaga suhu tubuh
B CI
38 Sel darah yang berperan mengangkut O2 adalah.....
a. eritrosit b. leukosi c. trombosit d. monosit
A C2
39 Pada saat terjadi luka, yang melakukan pembekuan darah adalah....
a. plasma darah b.trombosit c. eritrosit d.leukosit
B C2
40 Pernyataan yang benar mengenai sel darah putih di bawah ini
adalah....
a. membunuh kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh
b. mengangkut O2 keseluruh tubuh
c. melakukan pembekuan darah jika terjadi luka
d. mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh
A C2
41 Fungsi hemoglobin adalah.....
a. membawa CO2 ke jaringan
b. membunuh kuman penyakit
c. membantu dalam proses pembekuan darah
d. mengikat O2 untuk diedarkan keseluruh tubuh
D C1
42 Yang menunjukan perbedaan sel darah merah dan sel darah
putih….
Sel darah merah Sel darah putih
A Mengandung O2 dan CO2 Tidak mengikat oksigen
B Bentuk berubah-rubah,
tidak berinti
Bentuk tetap
C Berperan dalam peroses
pembekuan darah
Membunuh kuman
penyakit
D Tidak berinti, bulat pipih,
mengandung hemoglobin
Berinti, bentuk tidak
tetap, membunuh
/melawan benda asing
D C4
43 Seorang anak dengan ciri-ciri sering kejang, pertumbuhan tulang
tidak normal dan pembekuan darahnya lambat kemungkinan
kekurangan...
a. Vitamin K b. Unsur Ca c. Vitamin D d. Unsur P
B C3
44 Dibawah ini merupakan ciri pembuluh getah bening (limfa),
kecuali.....
C C4
112
a. termasuk peredaran darah terbuka
b. hanya terdiri dari pembuluh vena (balik)
c. pembuluh limfa memiliki satu katup
d. kelenjar limfa menghasilkan sel darah putih
45 Yang bukan merupakan fungsi sistem peredaran limpa adalah....
a.mengangkut hasil pencernaan lemak
b.melawan kuman
c.menjaga kesetabilan tubuh
d.mengembalikan cairan darah jaringan tubuh kepembuluh balik
C C4
46
Gambar di atas merupakan sel darah.....
a. eritrosit b. plasma darah c. trombosit d. Leukosit
A C3
47 Bagian darah yang berperan dalam pembekuan darah adalah.....
a. antibodi dan fibrinogen c. trombosit dan fibrinogen
b. trombosit dan antibodi d. leukosit dan trombosit
C C2
48 Terbentuknya benang-benang fibrin yang menyebabkan darah
menjadi beku dikarenakan.....
a. trombokinase mengubah protombin
b. fibrinogen mengubah trombin
c. trombin mengubah protombin
d. trombokinase mengubah fibrinogen
A C2
Indikator 5: Menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem
peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
No Soal Kunci
Jawaban
Jenjang
49 Kelainan karena darah tidak dapat membeku disebut...
a. anemia b. leukimia c. talasemia d. hemophilia
D CI
50 Jika pada seseorang diketahui jumlah sel darah putihnya kurang
dari normal di bawah 5.000 sel/mm3
, dapat dipastikan orang itu
menderita...
a. tekanan rendah c. tekanan darah tinggi
b. infeksi d. leukopenia
D C3
51 Bila dalam sirkulasi darah seseorang terdapat leukosit dalam
jumlah besar maka orang ini menderita penyakit...
a. Leukopenia c. sianosis
b. leukemia d. serangan jantung
B C4
52 Penderita anemia (kurang darah) dapat disebabkan oleh.... C C3
113
a. berkurangnya tekanan darah
b. volume darah darah bertambah
c. berkurang Hb dalam sel darah merah
d. darah kekurangan pelasma
53 Penyakit yang berhubungan dengan gangguan/kelainan pada sistem
peredaran darah manusia, kecuali.....
a. hipertensi b. hemofilia c. anemia d. Sembelit
D CI
54 Leukimia adalah suatu kondisi dimana terdapat suatu penambahan
sel darah yang besar pada….
a. eritrosit b. fibrinogen c. trombosit d. leukosit
D C2
55 Seorang penderita diabetes sebaiknya menggunakan pemanis
buatan karena….
a. kalorinya tinggi c. lebih manis
b. kalorinya rendah d. lebih murah
B C2
56 Bagian darah yang berfungsi memberantas kuman-kuman penyakit
adalah….
a. antibiotik b. eritrosit c. leukosit d. trombosit
C C2
57 Hal-hal berikut dapat meningkatkan jumlah leukosit kecuali……..
a. terinfeksi cacing c. terinfeksi kuman tifus
b. b. menderita stres d. menderita radang paru-paru
C C3
58 Penyakit dimana keadaan darah tak mampu membawa oksigen
yang cukup disebut….
a. talasemia b.anemia c. leukemia d. hemofilia
B C1
59 Penyakit kondisi di mana timbul rasa sakit pada dada sebelah kiri
akibat gangguan pada jantung disebut….
a. talasemia b. agina c. leukemia d. hemofilia
B CI
60 Penyakit atherosklerosis terjadi akibat penumpukan lemak,
kolesterol dan berbagai bahan lainnya pada dinding pembuluh
balik. Penumpukan ini dapat menyebabkan .....
a. penyempitan dinding arteri
b. berkurangnya pasokan darah keotot jantung
c. tidak lancarnya aliran darah menuju jantung
d. kurangnya jumlah sel darah merah
A C4
114
LAMPIRAN 6
UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN
Nama :
Hari/Tanggal :
Mata pelajaran :
Petunjuk : Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan
memberikan tanda silang (X)
1. Jantung manusia terdiri dari ....ruang
a. 2 b. 3 c. 4 d. 5
Untuk soal nomor 2 sampai 5 perhatikanlah skema sistem peredaran darah di
bawah ini!
2. Yang dimaksud pembuluh balik menunjukkan pada nomor….
a. 5 b. 7 c.8 d. 9
3. Yang dimaksud pembuluh kapiler menunjukkan pada nomor….
a. 5 b. 7 c.8 d. 9
4. Bilik kiri ditunjukan oleh nomor....
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
5. Nomor 2 pada gambar tersebut adalah....
a. aorta b. serambi kiri c. bilik kanan d. serambi kanan
6. Pernyataan manakah yang benar mengenai kerja jantung berikut ini....
a. jika serambi menguncup, darah keluar dari jantung
b. jika bilik mengembang, darah keluar masuk dari jantung
c. jika serambi mengembang, darah masuk ke dalam bilik
d. jika bilik menguncup, darah keluar dari jantung
7. Jantung berfungsi sebagai organ pemompa darah. Untuk memenuhi tugas tersebut
maka.....
a. otot jantung serambi kiri lebih tebal dari otot serambi kanan
b. otot jantung bagian serambi lebih tebal dari bagian bilik
c. otot jantung bagian bilik kiri lebih tebal dari pada bilik kanan
d. otot jantung bagian bilik lebih tebal dari bagian serambi
115
8. Berikut merupakan ciri pembuluh darah vena (balik), kecuali.....
a. memiliki banyak katup di sepanjang pembuluh
b. terletak di dekat permukaan tubuh (kulit)
c. denyut tidak terasa ketika diraba
d. mengandung kadar O2 tinggi
Untuk menjawab soal nomor 9 dan 10 perhatikan tabel berikut!
No Dinding
pembuluh
Aliran
darah
Letak Denyut
1. Tipis, elastis Menuju
jantung
Tersembunyi
agak ke dalam
Tidak terasa
2. Tipis,
kurang
elastis
Menuju
jantung
Dekat
permukaan
tubuh
Tidak terasa
3. Tebal,
elastis
Dari
jantung
Tersembunyi
agak ke dalam
terasa
4. Tebal,
kurang
elastis
Dari
jantung
Dekat
permukaan
terasa
9. Sifat-sifat yang terdapat pada pembuluh nadi (arteri) adalah nomor....
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
10. Sifat yang terdapat pada pembuluh balik (vena) adalah nomor....
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
11. Perbedaan antara pembuluh arteri dan vena adalah....
a. arteri mengalirkan darah keluar atrium kiri sedangkan vena mengalirkan masuk
atrium kanan
b. arteri mengalirkan darah keluar dari jantung sedangkan vena mengalirkan darah
masuk jantung
c. arteri berpangkal pada bilik kanan sedangkan vena bermuara pada serambi
kanan
d. arteri mengalirkan darah bersih dan vena mengalirkan darah kotor
12. Fungsi jantung adalah.....
a. memompa darah ke seluruh tubuh
b. menghasilkan eritrosit
c. menghasilkan leukosit
d. menyaring sisa matabolisme dari darah
116
Untuk soal nomor 13 sampai 16, perhatikanlah skema sistem predaran darah di
bawah ini!
13. Pembuluh darah yang banyak mengandung karbon dioksida adalah.....
a. 6 dan 7 b. 9 dan 10 c. 6 dan 10 d. 9 dan 7
14. Urutan nomor untuk peredaran darah besar adalah.....
a. 4-5-7-8-9-2 b. 3-10-11-6-1 c. 2-9-8-7-5-4 d. 4-1-6-11-10
15. Urutan nomor untuk peredaran darah kecil......
a. 2-8-7-6-5-4 b. 2-9-8-7-5-4 c. 3-5-6-7-9-4 d. 3-10-11-6-1-4
16. Bagian jantung yang banyak mengandung oksigen adalah.....
a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 1 dan 4 d. 3 dan 4
17. Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem peredaran darah tertutup
karena darah mengalir di dalam....
a. kulit b. jantung c. pembuluh darah d. rongga dada
18. Pembuluh balik (vena) paru-paru dilalui darah yang mengangkut....
a. O2 dari jantung b. CO2 dari jantung c. O2 ke jantung d. CO2 ke jantung
19. Vena yang membawa darah, yang mengandung CO2 dari bagian bawah tubuh ke
serambi kanan jantung adalah.....
a. vena kava superior b. vena kava inferior c. aorta d. arteri
20. Dalam sistem peredaran darah manusia darah melewati jantung sebanyak.....
a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali
21. Peredaran darah dari jantung keseluruh jaringan tubuh dan kembali ke jantung di
sebut.....
a. peredaran darah terbuka c. peredaran darah kecil
b. peredaran darah besar d. peredaran darah tertrutup
22. Sistem peredaran darah manusia disebut peredaran darah ganda, karena....
a. darah selalu beredar di dalam pembuluh darah
b. darah beredar di luar pembuluh darah
c. darah melewati jantung dua kali peredaran
d. darah melewati jantung dua kali setiap satu kali peredaran
117
23. Ruang jantung yang berisi darah kaya oksigen adalah....
a. serambi kanan dan srambi kiri c. serambi kanan dan bilik kiri
b. serambi kanan dan bilik kanan d. serambi kiri dan bilik kiri
24. Sebelum diedarkan, darah yang kaya....dari paru-paru, masuk kedalam jantung,
yaitu pada ruang serambi kiri lalu ke...untuk dipompa ke seluruh tubuh.
a. O2-bilik kiri b. CO2-bilik kiri c. O2-bilik kanan d. CO2-bilik kanan
25. Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah B memerlukan tambahan
darah dari orang bergolongan darah....
a. A atau B b. AB atau O c. B atau O d. A atau O
26. Apabila dalam sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen tetapi dalam plasma
darahnya mengandung aglutinin a dan b maka golongan darah orang tersebut
adalah...
a. O b. AB c. A d. B
27. Pada sistem golongan darah A.B.O jika seseorang mempunyai golongan darah
AB berarti darahnya memiliki kandungan....
a. aglutinogen B dan aglutinin A c. aglutinin A dan B
b. aglutinogen A dan aglutinin B d. aglutinogen A dan B
28. Apabila sampel darah diberikan zat anti A tidak menggumpal, maka kemungkinan
di dalam eritrosit dan pelasma darahnya tedapat.....
a. aglutinin A dan aglutinogen a
b. aglutinin a dan aglutinogen A
c. aglutinogen A dan aglutinin a
d. aglutinogen A dan aglutinin b
29. Aglutinasi adalah....
a. orang yang menerima darah
b. proses penggumpalan darah
c. orang yang memberikan darah
d. proses tranfusi darah
30. Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah A memerlukan tambahan darah dari orang bergolongan darah.... a. B dan AB b. A dan O c. A dan B d. AB dan O
31. Orang yang memberikan darahnya disebut..... a. donor b. Resepien c. Aglutinogen d. Aglutinin
32. Transfusi darah donor yang bergolongan B ke resipien yang bergolongan A menyebabkan penggumpalan darah, karena.... a. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin b b. bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin a c. bertemunya aglutinogen B dengan aglutinin a d. bertemunya aglutinogen A dengan aglutinin b
33. Orang yang menerima darah disebut.... a. donor b. resepien c. aglutinogen d. aglutinin
118
34. Orang yang tidak memiliki aglutinogen A maupun aglutinogen B, tetapi
memimiliki antiaglutinogen A (anti A) dan antiaglutinogen B (anti B) didalam
plasma darah termasuk golongan darah ...
a. O b. B c. AB d. A
35. Di jalan Rumah sakit Fatmawati terjadi kecelakaan antara pengemudi mobil dan
pengendara motor, kedua pengemudi tersebut mengalami luka-luka yang cukup
parah.Kedua orang tersebut bergolongan darah O sehingga memerlukan tambahan
darah dari orang yang bergolongan .....
a. A b. B c. AB d. O
36. Dalam kegiatan tranfusi darah, sebagai resefien yang harus diperhatikan adalah....
a. antiaglutinogen b. aglutinogen c. golongan darah d. Pendonor
37. Di bawah ini yang bukan merupakan fungsi darah adalah....
a. membunuh kuman penyakit
b. menghantarkan rangsang
c. membekukan darah
d. menjaga suhu tubuh
38. Sel darah yang berperan mengangkut O2 adalah.....
a. eritrosit b. leukosi c. trombosit d. Monosit
39. Pada saat terjadi luka, yang melakukan pembekuan darah adalah....
a. plasma darah b.trombosit c. eritrosit d.leukosit
40. Pernyataan yang benar mengenai sel darah putih di bawah ini adalah....
a. membunuh kuman-kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh
b. mengangkut O2 keseluruh tubuh
c. melakukan pembekuan darah jika terjadi luka
d. mengangkut sari-sari makanan ke seluruh tubuh
41. Fungsi hemoglobin adalah.....
a. membawa CO2 ke jaringan
b. membunuh kuman penyakit
c. membantu dalam proses pembekuan darah
d. mengikat O2 untuk diedarkan keseluruh tubuh
42. Yang menunjukan perbedaan sel darah merah dan sel darah putih….
Sel darah merah Sel darah putih
A Mengandung O2 dan CO2 Tidak mengikat oksigen
B Bentuk berubah-rubah,
tidak berinti
Bentuk tetap
C Berperan dalam peroses
pembekuan darah
Membunuh kuman
penyakit
D Tidak berinti, bulat pipih,
mengandung hemoglobin
Berinti, bentuk tidak
tetap, membunuh
/melawan benda asing
119
43. Seorang anak dengan ciri-ciri sering kejang, pertumbuhan tulang tidak normal dan
pembekuan darahnya lambat kemungkinan kekurangan...
a. Vitamin K b. Unsur Ca c. Vitamin D d. Unsur P
44. Dibawah ini merupakan ciri pembuluh getah bening (limfa), kecuali.....
a. termasuk peredaran darah terbuka
b. hanya terdiri dari pembuluh vena (balik)
c. pembuluh limfa memiliki satu katup
d. kelenjar limfa menghasilkan sel darah putih
45. Yang bukan merupakan fungsi sistem peredaran limpa adalah....
a. mengangkut hasil pencernaan lemak
b. melawan kuman
c. menjaga kesetabilan tubuh
d. mengembalikan cairan darah jaringan tubuh kepembuluh balik
46. Gambar di atas merupakan sel darah.....
a. eritrosit b. plasma darah c. trombosit d. Leukosit
47. Bagian darah yang berperan dalam pembekuan darah adalah.....
a. antibodi dan fibrinogen c. trombosit dan fibrinogen
b. trombosit dan antibodi d. leukosit dan trombosit
48. Terbentuknya benang-benang fibrin yang menyebabkan darah menjadi beku
dikarenakan.....
a. trombokinase mengubah protombin
b. fibrinogen mengubah trombin
c. trombin mengubah protombin
d. trombokinase mengubah fibrinogen
49. Kelainan karena darah sukar dapat membeku disebut...
a. anemia b. leukemia c. talasemia d. hemofilia
50. Jika pada seseorang diketahui jumlah sel darah putihnya kurang dari normal di
bawah 5.000 sel/mm3
, dapat dipastikan orang itu menderita...
a. tekanan rendah c. tekanan darah tinggi
b. infeksi d. leukopenia
51. Bila dalam sirkulasi darah seseorang terdapat leukosit dalam jumlah besar maka
orang ini menderita penyakit...
a. leukopenia b. leukimia c. sianosis d. serangan jantung
52. Penderita anemia (kurang darah) dapat disebabkan oleh....
a. berkurangnya tekanan darah c. berkurang Hb dalam sel darah nerah
b. volume darah darah bertambah d. darah kekurangan pelasma
53. Penyakit yang berhubungan dengan gangguan/kelainan pada sistem peredaran
darah manusia, kecuali.....
120
a. hipertensi b. hemofilia c. anemia d. Sembelit
54. Leukimia adalah suatu kondisi dimana terdapat suatu penambahan yang besar
pada….
a. eritrosit b. fibrinogen c. trombosit d. leukosit
55. Seorang penderita diabetes sebaiknya menggunakan pemanis buatan karena….
a. kalorinya tinggi b. kalorinya rendah c. lebih manis d. lebih murah
56. Bagian darah yang berfungsi memberantas kuman-kuman penyakit adalah….
a. antibiotik b. eritrosit c. leukosit d. trombosit
57. Hal berikut dapat meningkatkan jumlah leukosit kecuali……..
a. terinfeksi cacing c. terinfeksi kuman tifus
b. menderita stres d. menderita radang paru-paru
58. Penyakit dimana keadaan darah tak mampu membawa oksigen yang cukup
disebut….
a. talasemia b. anemia c. leukemia d. hemfilia
59. Penyakit kondisi di mana timbul rasa sakit pada dada sebelah kiri akibat
gangguan pada jantung disebut….
a. talasemia b. agina c. leukimia d. hemofilia
60. Penyakit atherosklerosis terjadi akibat penumpukan lemak, kolesterol dan
berbagai bahan lainnya pada dinding pembuluh balik. Penumpukan ini dapat
menyebabkan .....
a. penyempitan dinding arteri
b. berkurangnya pasokan darah keotot jantung
c. tidak lancarnya aliran darah menuju jantung
d. kurangnya jumlah sel darah merah
121
LAMPIRAN 7.
Jawaban
1. C 21. B 41. D
2. D 22. D 42. D
3. C 23. D 43. B
4. D 24. A 44. C
5. D 25. C 45. C
6. D 26. A 46. A
7. D 27. D 47. C
8. D 28. D 48. A
9. C 29. B 49. D
10. B 30. B 50. D
11. B 31. A 51. B
12. A 32. A 52. C
13. B 33. B 53. D
14. A 34. A 54. D
15. D 35. D 55. B
16. C 36. B 56. C
17. C 37. B 57. C
18. C 38. A 58. B
19. B 39. B 59. B
20. B 40 A 60. A
134
LAMPIRAN 9
UJI COBA PRETEST DAN POSTEST
Nama :
Hari/Tanggal :
Mata pelajaran :
Petunjuk : Pilihlah jawaban yang dianggap paling benar dengan
memberikan tanda silang (X)
Untuk soal nomor 1 perhatikanlah skema sistem peredaran darah di bawah
ini!
1. Bilik kiri ditunjukan oleh nomor....
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
2. Pernyataan manakah yang benar mengenai kerja jantung berikut ini....
a. jika serambi menguncup, darah keluar dari jantung
b. jika bilik mengembang, darah keluar masuk dari jantung
c. jika serambi mengembang, darah masuk ke dalam bilik
d. jika bilik menguncup, darah keluar dari jantung
3. Jantung berfungsi sebagai organ pemompa darah. Untuk memenuhi tugas
tersebut maka.....
a. otot jantung serambi kiri lebih tebal dari otot serambi kanan
b. otot jantung bagian serambi lebih tebal dari bagian bilik
c. otot jantung bagian bilik kiri lebih tebal dari pada bilik kanan
d. otot jantung bagian bilik lebih tebal dari bagian serambi
Untuk menjawab soal nomor 4 perhatikan tabel berikut!
No Dinding
pembuluh
Aliran darah Letak Denyut
1. Tipis, elastis Menuju
jantung
Tersembunyi
agak ke dalam
Tidak terasa
2. Tipis, kurang
elastis
Menuju
jantung
Dekat
permukaan
tubuh
Tidak terasa
3. Tebal, elastis Dari jantung Tersembunyi
agak ke dalam
terasa
4. Tebal, kurang
elastis
Dari jantung Dekat
permukaan
terasa
135
4. Sifat-sifat yang terdapat pada pembuluh balik (vena) adalah nomor....
a. 1 b. 2 c. 3 d. 4
Untuk soal nomor 5-7 perhatikanlah skema sistem predaran darah di bawah
ini!
5. Pembuluh darah yang banyak mengandung karbon dioksida adalah.....
a. 6 dan 7 b. 9 dan 10 c. 6 dan 10 d. 9 dan 7
6. Urutan nomor untuk peredaran darah kecil......
a. 2-8-7-6-5-4 b. 2-9-8-7-5-4 c. 3-5-6-7-9-4 d. 3-10-11-6-1-4
7. Bagian jantung yang banyak mengandung oksigen adalah.....
a. 1 dan 2 b. 2 dan 3 c. 1 dan 4 d. 3 dan 4
8. Sistem peredaran darah pada manusia merupakan sistem peredaran darah
tertutup karena darah mengalir di dalam....
a. kulit b. jantung c. pembuluh darah d. rongga dada
9. Vena yang membawa darah, yang mengandung CO2 dari bagian bawah tubuh
ke serambi kanan jantung adalah.....
a. vena kava superior b. vena kava inferior c. aorta d. arteri
10. Dalam sistem peredaran darah manusia darah melewati jantung sebanyak.....
a. 1 kali b. 2 kali c. 3 kali d. 4 kali
11. Sistem peredaran darah manusia disebut peredaran darah ganda, karena....
a. darah selalu beredar di dalam pembuluh darah
b. darah beredar di luar pembuluh darah
c. darah melewati jantung dua kali peredaran
d. darah melewati jantung dua kali setiap satu kali peredaran
12. Ruang jantung yang berisi darah kaya oksigen adalah....
a. serambi kanan dan srambi kiri c. serambi kanan dan bilik kiri
b. serambi kanan dan bilik kanan d. serambi kiri dan bilik kiri
13. Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah B memerlukan
tambahan darah dari orang bergolongan darah....
a. A atau B b. AB atau O c. B atau O d. A atau O
14. Apabila dalam sel darah merahnya tidak terdapat aglutinogen tetapi dalam
plasma darahnya mengandung aglutinin a dan b maka golongan darah orang
tersebut adalah...
a. O b. AB c. A d. B
136
15. Pada sistem golongan darah A.B.O jika seseorang mempunyai golongan darah
AB berarti darahnya memiliki kandungan....
a. aglutinogen B dan aglutinin A c. aglutinin A dan B
b. aglutinogen A dan aglutinin B d. aglutinogen A dan B
16. Apabila sampel darah diberikan zat anti A tidak menggumpal, maka
kemungkinan di dalam eritrosit dan pelasma darahnya tedapat.....
a. aglutinin A dan aglutinogen a c. aglutinogen A dan aglutinin a
b. aglutinin a dan aglutinogen A d. aglutinogen A dan aglutinin b
17. Aglutinasi adalah....
a. orang yang menerima darah c. orang yang memberikan darah
b. proses penggumpalan darah d. proses tranfusi darah
18. Jika terjadi kecelakaan, seorang anak bergolongan darah A memerlukan
tambahan darah dari orang bergolongan darah....
a. B atau AB b. A atau O c. A atau B d. AB atau O
19. Orang yang memberikan darahnya disebut.....
a. donor b. Resepien c. Aglutinogen d. Aglutinin
20. Orang yang menerima darah disebut....
a. donor b. resepien c. aglutinogen d. aglutinin
21. Orang yang tidak memiliki aglutinogen A maupun aglutinogen B, tetapi
memimiliki antiaglutinogen A (anti A) dan antiaglutinogen B (anti B) didalam
plasma darah termasuk golongan darah ...
a. O b. B c. AB d. A
22. Di jalan Rumah sakit Fatmawati terjadi kecelakaan antara pengemudi mobil
dan pengendara motor, kedua pengemudi tersebut mengalami luka-luka yang
cukup parah.Kedua orang tersebut bergolongan darah O sehingga memerlukan
tambahan darah dari orang yang bergolongan .....
a. A b. B c. AB d. O
23. Fungsi hemoglobin adalah.....
a. membawa CO2 ke jaringan
b. membunuh kuman penyakit
c. membantu dalam proses pembekuan darah
d. mengikat O2 untuk diedarkan keseluruh tubuh
24. Yang menunjukan perbedaan sel darah merah dan sel darah putih….
Sel darah merah Sel darah putih
A Mengandung O2 dan CO2 Tidak mengikat oksigen
B Bentuk berubah-rubah,
tidak berinti
Bentuk tetap
C Berperan dalam peroses
pembekuan darah
Membunuh kuman
penyakit
D Tidak berinti, bulat pipih,
mengandung hemoglobin
Berinti, bentuk tidak
tetap, membunuh
/melawan benda asing
25. Dibawah ini merupakan ciri pembuluh getah bening (limfa), kecuali.....
a. termasuk peredaran darah terbuka
b. hanya terdiri dari pembuluh vena (balik)
137
c. pembuluh limfa memiliki satu katup
d. kelenjar limfa menghasilkan sel darah putih
26. Gambar di atas merupakan sel darah.....
a. eritrosit b. plasma darah c. trombosit d. Leukosit
27. Terbentuknya benang-benang fibrin yang menyebabkan darah menjadi beku
dikarenakan.....
a. trombokinase mengubah protombin
b. fibrinogen mengubah trombin
c. trombin mengubah protombin
d. trombokinase mengubah fibrinogen
28. Kelainan karena darah sukar dapat membeku disebut...
a. anemia b. leukemia c. talasemia d. hemofilia
29. Jika pada seseorang diketahui jumlah sel darah putihnya kurang dari normal di
bawah 5.000 sel/mm3
, dapat dipastikan orang itu menderita...
a. tekanan rendah c. tekanan darah tinggi
b. infeksi d. leukopenia
30. Bila dalam sirkulasi darah seseorang terdapat leukosit dalam jumlah besar
maka orang ini menderita penyakit...
a. leukopenia b. leukositosis c. sianosis d. serangan jantung
31. Penderita anemia (kurang darah) dapat disebabkan oleh....
a. berkurangnya tekanan darah c. berkurang Hb dalam sel darah merah
b. volume darah darah bertambah d. darah kekurangan pelasma
32. Bagian darah yang berfungsi memberantas kuman-kuman penyakit adalah….
a. antibiotik b. eritrosit c. leukosit d. trombosit
33. Penyakit kondisi di mana timbul rasa sakit pada dada sebelah kiri akibat
gangguan pada jantung disebut….
a. talasemia b. agina c. leukimia d. hemofilia
89
LAMPIRAN 3
LEMBAR KERJA SISWA.1
Materi : Sistem Peredaran Darah
NAMA INDIVIDU: TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan kali ini siswa diharapkan dapat:
1. Menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui
gambar.
2. Menerangkan alur peredaran darah pada manusia.
3. Membedakan antara pembuluh arteri dan vena.
Think :Berpikirlah sejenak secara mandiri dan gunakan buku
referensi yang kalian miliki dalam memperoleh jawaban atas
pertanyaan tersebut.
PERTANYAAN.
1. Isilah tanda panah pada gambar dibawah ini sesuai dengan nomor
yang telah diberikan keterangan
90
Keterangan:
Pembuluh darah arteri (nadi) Bilik kanan
Pembuluh darah vena (vena) Serambi kanan
Pembuluh darah arteri paru-paru Serambi kiri
Pembuluh darah vena paru-paru Paru-paru
Bilik kanan Pembuluh kapiler
Jawaban No. 1
2 a. Urutkanlah alur peredaran darah pada manusia jika dimulai dari
bilik kiri (perhatikan gambar)
b. Menurut kalian, peredaran darah besar di mulai dari ruang
jantung yang disebut……dan kembali ke……
c. Urutkanlah peredaran darah kecil sesuai gambar
Jawaban No. 2
91
NAMA KELOMPOK :
1.
2.
PAIR: Diskusikanlah jawabanmu secara berpasangan yang diikuti
dengan menuliskan jawaban hasil diskusi pada lembar jawaban
(dikolom) yang telah disediakan.
1. Isilah tanda panah pada gambar dibawah ini sesuai dengan nomor
yang telah diberikan keterangan
Keterangan:
Pembuluh darah arteri (nadi) Bilik kanan
Pembuluh darah vena (vena) Serambi kanan
Pembuluh darah arteri paru-paru Serambi kiri
Pembuluh darah vena paru-paru Paru-paru
Bilik kanan Pembuluh kapiler
92
Jawaban No. 1
3 a. Urutkanlah alur peredaran darah pada manusia jika dimulai dari
bilik kiri (perhatikan gambar)
b. Menurut kalian, peredaran darah besar di mulai dari ruang
jantung yang disebut……dan kembali ke……
c. Urutkanlah peredaran darah kecil sesuai gambar
Jawaban No. 2
3. Lengkapilah tabel perbedaan pembuluh arteri dan vena berikut ini.
No Faktor pembeda Arteri Vena
1 Dinding
pembuluh
2 Letak
93
3 Tekanan
4 Katup
5 Arah aliran
4. a. Ada berapa tahap cara kerja jantung jelaskan?
b. Jelaskan perbedaan sistem peredaran darah besar dengan
peredarah darah kecil?
Jawaban No. 4
SHARE: Setiap pasangan yang terpilih mempresentasikan hasil
diskusinya didepan kelas.
94
LEMBAR KERJA SISWA 2
Materi : Sistem Peredaran Darah
NAMA INDIVIDU :
TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah diskusi pada pertemuan kali ini siswa diharapkan dapat:
1. Mengidentifikasi penggolongan darah
2. Membedakan ciri-ciri sel darah
Think: Berpikirlah sejenak secara mandiri dan gunakan buku referensi
yang kalian miliki dalam memperoleh jawaban atas pertanyaan
tersebut
Pertanyaan.
1. a. Mengapa setiap orang perlu mengetahui golongan darahnya?
b. Apa yang dimaksud dengan aglutinasi?
c. Mengapa darah jika ditetesi serum anti A dan serum anti B
mengalami penggumpalan?
Jawaban no. 1
Jawaban no 2
Resepien Donor
2. Pernahkah kalian mendengar seseorang karena sakit dan menjalani
operasi, ia membutuhkan transfusi darah? Apakah semua golongan
darah dapat diberikan atau diterima oleh orang lain?
Lengkapilah tabel 1.1!
95
Tabel 1.1
Resepien Donor
A B AB O
A
B
AB
O
Keterangan:
+ = cocok, tidak terjadi aglutinasi
- = tidak cocok, terjadi aglutinasi
3. A. Golongan darah apa saja yang dapat memberikan darahnya pada
golongan darah berikut?
a. Golongan darah A :…
b. Golongan darah AB :…
c. Golongan darah B :…
d. Golongan darah O :…
B. Golongan darah apa saja yang dapat menerima dari golongan darah
berikut ini:
a. Golongan darah A :……
b. Golongan darah AB :……
c. Golongan darah B :……
d. Golongan darah O :.....
Jawaban no. 3
96
NAMA KELOMPOK :
1.
2.
PAIR: Diskusikanlah jawabanmu secara berpasangan yang diikuti dengan
menuliskan jawaban hasil diskusi pada lembar jawaban (dikolom) yang
telah disediakan
1. a. Mengapa setiap orang perlu mengetahui golongan darahnya?
b. Apa yang dimaksud dengan aglutinasi?
c. Mengapa darah jika ditetesi serum anti A dan serum anti B
mengalami penggumpalan?
Jawaban no. 1
Jawaban no 2
Resepien Donor
2. Pernahkah kalian mendengar seseorang karena sakit dan menjalani
operasi, ia membutuhkan transfusi darah? Apakah semua golongan
darah dapat diberikan atau diterima oleh orang lain?
Lengkapilah tabel 1.1!
Tabel 1.1!
Resepien Donor
A B AB O
A
B
AB
O
Keterangan:
+ = cocok, tidak terjadi aglutinasi
- = tidak cocok, terjadi aglutinasi
97
3. A. Golongan darah apa saja yang dapat memberikan darahnya pada
golongan darah berikut?
a. Golongan darah A :…
b. Golongan darah AB :…
c. Golongan darah B :…
d. Golongan darah O :…
B. Golongan darah apa saja yang dapat menerima dari golongan darah
berikut ini:
a. Golongan darah A :……
b. Golongan darah AB :……
c. Golongan darah B :……
d. Golongan darah O :.....
Jawaban no. 3
A
B
C
98
Gambar 1.1
4. Perhatikan gambar 1.1! kemudian identifikasikan gambar yang ditunjukan
oleh anak panah berdasarkan pada tabel di bawah ini!
NO Nama sel
darah
bentuk ukuran Warna fungsinya
A
B
C
SHARE: Setiap pasangan yang terpilih mempresentasikan hasil diskusinya
didepan kelas.
99
LEMBAR KERJA SISWA 3
Materi : Sistem Peredaran Darah
NAMA INDIVIDU :
TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada pertemuan kali ini siswa diharapkan dapat:
1) Siswa dapat menyebutkan contoh kelainan darah yang biasa
dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
2) Siswa dapat menyebutkan contoh kelainan pembuluh darah dan
jantung yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Think:Berpikirlah sejenak secara mandiri dan gunakan buku referensi
yang kalian miliki dalam memperoleh jawaban atas pertanyaan
tersebut.
Pertanyaan.
Kegiatan I.Penyakit kelainan darah
1. a. Dibawah ini adalah gambar pembuluh darah manusia yang sedang
mengalami proses pembekuan darah. Gambar manakah yang
menunjukan pembekuan darah pada manusia normal dan pada
penderita hemofilia (darah sukar membeku)?
Gambar 1................... gambar 2..................
100
2. Amatilah gambar a dan b di bawah ini, kemudian jawablah pertanyaan
berikut dengan gambar.
Gambar a Gambar b
a. Gambar sel apakah di atas?
b. Apa perbedaan antara gambar a dan gambar b?
c. Apa yang terjadi jika di tubuh kita mengalami seperti gambar b?
d. Apakah nama penyakit dari kelaianan sel darah di atas?
Jawaban no.I & 2
101
NAMA KELOMPOK :
1.
2.
PAIR : Diskusikanlah jawabanmu secara berpasangan yang diikuti
dengan menuliskan jawaban hasil diskusi pada lembar jawaban
yang telah disediakan.
Pertanyaan.
Kegiatan I.Penyakit kelainan darah
1. Dibawah ini adalah gambar pembuluh darah manusia yang sedang
mengalami proses pembekuan darah. Gambar manakah yang
menunjukan pembekuan darah pada manusia normal dan pada
penderita hemofilia (darah sukar membeku)?
Gambar 1................... gambar 2..................
2. Amatilah gambar a dan b di bawah ini, kemudian jawablah
pertanyaan berikut dengan gambar.
Gambar a Gambar b
102
a. Gambar sel apakah di atas?
b. Apa perbedaan antara gambar a dan gambar b?
c. Apa yang terjadi jika di tubuh kita mengalami seperti gambar b?
d. Apakah nama penyakit dari kelaianan sel darah di atas?
Jawaban no.I
Kegiatan 2: Penyakit kelainan pembuluh darah
Bacalah wacana dibawah ini!
pernahkah kalian mendengar tentang penyakit jantung atau
stroke?kedua penyakit tersebut diakibatkan karena terdapatnya
penumpukan lemak atau kolesterol pada dinding pembuluh darah.
Apabila penyempitan ini terus bertambah menyebabkan penyempitan
dinding pembuluh darah arteri. Akibatnya terdapat gangguan aliran
nutrisi dan oksigen pada jaringan atau orang yang dituju. Bila
penyempitan ini terjadi pada pembuluh darah arteri yang menuju
jantung dapat menyebabkan serangan jantung, apabila terjadi pada
pembuluh darah arteri yang menuju ke otak, dapat menyebabkan
stroke.
Penimbunan lemak pada
dinding pembuluh darah arteri
1
Pembuluh tersumbat oleh
suatu bekuan darah
2
103
3. a. Gambar di atas adalah penampang
melintang pembuluh darah arteri (nadi). Gambar tersebut
menjelaskan terjadinya proses penyempitan pembuluh arteri
oleh lemak. Tugas kalian adalah memasangkan pernyataan gambar
diatas sesuai dengan gambar yang kalian anggap cocok dengan
memberi tanda panah.
b. Urutkan yang benar terjadinya penyempitan pembuluh darah
dimulai digambar no......lalu......lalu.......dan........
c. Apakah nama penyakit yang terjadi akibat terdapatnya
penumpukan lemak pada pembuluh darah arteri?
Jawaban no. 3
SHARE :Setiap pasangan yang terpilih mempresentasikan hasil
diskusinya didepan kelas
Terjadi robekan pada dinding
pembuluh arteri
3
Potongan melintang pembuluh
arteri normal 4
66
LAMPIRAN 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : SMP 2 PGRI Ciputat
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VIII/I
Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Manusia
Alokasi Waktu : 2 x 40’
Pertemuan Ke : I
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Komptensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator :
1. Menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui gambar.
2. Menerangkan alur peredaran darah pada manusia.
A. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah
melalui gambar.
2. Siswa dapat menerangkan alur peredaran darah pada manusia.
3. Siswa dapat membedakan antara pembuluh arteri dan vena.
B. Materi Pembelajaran.
a. Jantung.
b. Pembuluh darah.
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan Ekspositori.
67
Metode Ceramah.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran.
Pertemuan ke-1
Tahapan
kegiatan
Kegiatan Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan
a. Guru mengabsen kehadiran
siswa.
b. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan konsep
akan dipelajari yaitu
Jantung dan Pembuluh
Jantung.
c. Apersepsi dan motivasi:
“Mengapa kerja jantung
sangat mempengaruhi
kesehatan manusia?”
“bagaimanakah darah bisa
mengalir ke seluruh tubuh?
dan apakah hanya jantung
yang berperan dalam
peredaran darah?
a. Siswa merespon
panggilan guru.
b. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru
c. .Siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
10’
Inti a. Guru menjelaskan tema-tema
di papan tulis yang akan
dibahas pada jantung dan
pembuluh darah.
b. Guru memperlihatkan
gambar dan menjelaskan
bagian-bagian jantung dan
pembuluh darah.
c. Guru mengajak siswa untuk
memberikan pendapat
mengenai materi ini.
a. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
b. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
c. Siswa merespon
dengan menjawab
pertanyaan guru.
40’
68
d. Guru memberikan
penjelasan atas pertanyaan
dan pendapat siswa.
d. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
20’
Penutup a. Guru memberi kesimpulan
dari materi yang disajikan.
b. Guru memberi salam.
a. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
b. Siswa menjawabnya.
10’
E. Alat, Bahan dan Media.
Papan tulis dan Spidol.
Gambar
F. Sumber Belajar
Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)
Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006)
G. Penilaian Hasil Belajar.
1) Teknik Penilaian:
Tes Tertulis.
2) Instrumen
Tes PG.
Tes Isian.
Jakarta, 9 Agustus 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat. Guru mata pelajaran
NIP NIP.
75
LAMPIRAN 2
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP 2 PGRI Ciputat
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VIII/I
Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Manusia
Alokasi Waktu : 2 x 40’
Pertemuan Ke : I
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Komptensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator :
1. Menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah melalui gambar.
2. Menerangkan alur peredaran darah pada manusia.
A. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menunjukkan bagian-bagian jantung dan pembuluh darah
melalui gambar.
2. Siswa dapat menerangkan alur peredaran darah pada manusia.
3. Siswa dapat membedakan antara pembuluh arteri dan vena.
B. Materi Pembelajaran
a. Jantung.
b. Pembuluh darah.
76
C. Model dan teknik Pembelajaran
Model : Cooperative Learning.
Teknik : Think-Pair-Share.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran.
Pertemuan ke-1
Tahapan
kegiatan
Kegiatan Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan
a. Guru mengabsen
kehadiran siswa.
b. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan
konsep yang akan
dipelajari yaitu jantung
dan pembuluh darah.
c. Apersepsi:
“ Mengapa sistem
peredaran darah seperti
halnya sistem
transportasi?
“Bagaimanakah darah
bisa mengalir ke seluruh
tubuh?
a. Siswa merespon
panggilan guru.
b. Siswa
memperhatikan
penjelasan dari guru.
c. Siswa menjawab
pertanyaan dari
guru.
5’
INTI
Kegiatan
individu.
a. Guru menjelaskan
bagian-bagian jantung
dan peredaran darah pada
manusia.
b. Guru meminta siswa
untuk menunjukkan
a. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
b. Siswa yang ditunjuk
oleh guru maju untuk
15’
15’
77
(Think)
bagian jantung dan
fungsi komponen darah
manusia pada media
gambar yang telah
disediakan oleh guru
c. Guru mengkondisikan
siswa dan menentukan
kelompok pasangan.
Kemudian memberikan
pertanyaan konsep
permasalahan yang di
sampaikan guru kepada
siswa untuk dijawab
secara individu dalam
bentuk LKS.
mengisi bagian-bagian
jantung dan fungsi
komponen darah pada
manusia melalui
media gambar.
c. Siswa mengetahui
pasangan masing-
masing. Siswa berpikir
(Think) secara
mandiri, siswa
mencari jawaban dari
buku sumber yang
ada.
Diskusi
Kelompok
(Pairing)
d. Guru mengarahkan
kepada siswa untuk
mendiskusikan hasil
jawaban kepada masing-
masing pasangan yang
telah ditentukan.
e. Guru memberikan
arahan kepada siswa
untuk menggabungkan
ide atau jawaban mereka.
d. Siswa saling
berpasangan dengan
teman yang sudah
ditentukan oleh guru
untuk mendiskusikan
masing-masing
jawaban yang telah
diproleh pairing.
e. Setiap pasangan
bekerja sama dan
berdiskusi dengan
pasangannya untuk
menggabungkan
jawaban serta
membandingkan
pengetahuannya.
15’
78
Laporan
diskusi.
(Share)
.
f. Guru memilih beberapa
kelompok secara acak
untuk berbagi dengan
seluruh kelas.
g. kesempatan kepada siswa
lain untuk menanggapi
dan mengeluarkan
idenya.
h. Guru menggali perbedaan
konsep masing-masing
kelompok siswa dari hasil
presentasi kelas .
f. Siswa melaksanakan
tahap (Share)
kelompok . Masing-
masing pasangan
terpilih
mempresentasikan
hasil diskusinya
kepada teman
sekelasnya.
g. Siswa menanggapi dan
merespon presentasi
temannya.
h. Siswa melengkapi
informasi dari hasil
diskusi berpasangan.
25’
Penutup
a. Guru mengintruksikan
kepada seluruh siswa
mencari sumber diskusi
untuk pertemuan
selanjutnya.
b. Guru memberi salam.
a. Siswa memperhatikan
tugas dari guru.
b. Siswa menjawabnya.
5’
E. Alat, Bahan dan Media.
Papan tulis dan Spidol
Gambar
79
F. Sumber Belajar
Lembar Kerja Siswa ( LKS)
Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)
Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006)
G. Penilaian Hasil Belajar.
1) Teknik Penilaian:
Tes Tertulis
2) Instrumen
Tes PG
Tes Isian
Jakarta, 9 Agustus 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat. Guru mata pelajaran
NIP NIP.
83
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP 2 PGRI Ciputat
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VIII/I
Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Manusia
Alokasi Waktu : 2 x 40’
Pertemuan Ke : 2
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Komptensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.
Indikator :
1. Mengidentifikasi penggolongan darah
2. Membedakan ciri-ciri sel darah
A. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi penggolongan darah
2. Siswa dapat membedakan ciri-ciri sel darah
B. Materi Pembelajaran
Darah dan Peredaran Darah
C. Model dan teknik Pembelajaran
Model : Cooperative Learning.
Teknik : Think-Pair-Share.
84
D. Langkah-Langkah Pembelajaran.
Pertemuan ke-2
Tahapan
kegiatan
Kegiatan Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan
a. Guru mengabsen
kehadiran siswa.
b. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan
konsep yang akan
dipelajari yaitu jantung
dan pembuluh darah.
c. Apersepsi
‘‘Mengapa setiap orang
perlu mengetahui
golongan darahnya?
‘‘Mengapa darah yang
keluar dari tubuh saat
kalian terluka
akan cepat mengering?”
a. Siswa merespon
panggilan guru.
b. Siswa
memperhatikan
penjelasan dari guru.
c. Siswa menjawab
pertanyaan dari
guru.
5’
INTI
a. Guru menjelaskan
penggolongan darah dan
menjelaskan perbedaan
leukosit, trombosit dan
eritrosit melaui media
gambar pada karton
besar yang telah
disediakan oleh guru..
a. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
15’
85
Kegiatan
individu.
(Think)
b. Guru mengkondisikan
siswa dan menentukan
kelompok pasangan.
Kemudian memberikan
pertanyaan konsep
permasalahan yang di
sampaikan guru kepada
siswa untuk dijawab
secara individu dalam
bentuk LKS.
b. Siswa mengetahui
pasangan masing-
masing. Siswa berpikir
(Think) secara
mandiri, siswa
mencari jawaban dari
buku sumber yang
ada.
15’
Diskusi
Kelompok
(Pairing)
c. Guru mengarahkan
kepada siswa untuk
mendiskusikan hasil
jawaban kepada masing-
masing pasangan yang
telah ditentukan.
d. Guru memberikan
arahan kepada siswa
untuk menggabungkan
ide atau jawaban mereka.
c. Siswa saling
berpasangan dengan
teman yang sudah
ditentukan oleh guru
untuk mendiskusikan
masing-masing
jawaban yang telah
diproleh pairing.
d. Setiap pasangan
bekerja sama dan
berdiskusi dengan
pasangannya untuk
menggabungkan
jawaban serta
membandingkan
pengetahuannya.
15’
86
Laporan
diskusi.
(Share)
e. Guru memilih beberapa
kelompok secara acak
untuk berbagi dengan
seluruh kelas.
f. Guru memberi
kesempatan kepada siswa
lain untuk menanggapi
dan mengeluarkan
idenya.
g. Guru menggali perbedaan
konsep masing-masing
kelompok siswa dari hasil
presentasi kelas .
e. Siswa melaksanakan
tahap (Share)
kelompok . Masing-
masing pasangan
terpilih
mempresentasikan
hasil diskusinya
kepada teman
sekelasnya.
f. Siswa menanggapi dan
merespon presentasi
temannya.
g. Siswa melengkapi
informasi dari hasil
diskusi berpasangan.
25’
Penutup
a. Guru mengintruksikan
kepada seluruh siswa
mencari sumber diskusi
untuk pertemuan
selanjutnya.
b. Guru memberi salam.
a. Siswa memperhatikan
tugas dari guru.
b. Siswa menjawabnya.
5’
87
E. Alat, Bahan dan Media.
Papan tulis dan Spidol
gambar
F. Sumber Belajar
Lembar Kerja Siswa ( LKS)
Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)
Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006)
G. Penilaian Hasil Belajar.
1) Teknik Penilaian:
Tes Tertulis
2) Instrumen
Tes PG
Tes Isian
Jakarta, 19 Mei 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat. Guru mata pelajaran
NIP. NIP.
69
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : SMP 2 PGRI Ciputat
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VIII/I
Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Manusia
Alokasi Waktu : 2 x 40’
Pertemuan Ke : 2
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Komptensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator :
1. Mengidentifikasi penggolongan darah.
2. Membedakan ciri-ciri sel darah.
A. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat mengidentifikasi penggolongan darah.
2. Siswa dapat membedakan ciri-ciri sel darah.
3. Siswa dapat menjelaskan penentuan tranfusi darah.
B. Materi Pembelajaran
Darah dan Peredaran Darah.
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan Ekspositori.
Metode Ceramah.
D. Langkah-Langkah Pembelajaran.
Pertemuan ke-2
70
Tahapan
kegiatan
Kegiatan Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan
a. Guru mengabsen
kehadiran siswa.
b. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan
konsep akan dipelajari
yaitu Peredaran darah
dan darah.
c. Apersepsi dan motivasi
“Mengapa setiap orang
perlu mengetahui
golongan darahnya?
“Mengapa darah yang
keluar dari tubuh saat
kalian terluka akan cepat
mengering?”
a. Siswa merespon
panggilan guru.
b. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
c. Siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
10’
Inti a. Guru menjelaskan tema-
tema di papan tulis yang
akan dibahas pada
peredaran darah dan
darah.
b. Guru menjelaskan
penggolongan darah dan
tranfusi darah.
c. Guru mengajak siswa
untuk memberikan
pendapat mengenai materi
ini.
a. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
b. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
c. Siswa merespon dengan
menjawab pertanyaan
guru.
40’
d. Guru memberikan
penjelasan atas
pertanyaan dan pendapat
siswa.
d. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
20’
71
Penutup a. Guru memberi
kesimpulan dari materi
yang disajikan.
b. Guru memberi salam.
a. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
b. Siswa menjawabnya.
10’
E. Alat, Bahan dan Media.
Papan tulis dan Spidol
Gambar
F. Sumber Belajar
Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)
Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006)
G. Penilaian Hasil Belajar.
1) Teknik Penilaian:
Tes Tertulis
2) Instrumen
Tes PG
Tes Isian
Jakarta, 11 Agustus 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat. Guru mata pelajaran
NIP. NIP.
72
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS KONTROL
Sekolah : SMP 2 PGRI Ciputat
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VIII/I
Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Manusia
Alokasi Waktu : 2 x 40’
Pertemuan Ke : 3
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Komptensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia
dan hubungannya dengan kesehatan.
Indikator :
1. Siswa dapat menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan
sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
A. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan
sistem peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa dapat menjelaskan kelainan peredaran darah akibat faktor genetik
dan non genetik.
B. Materi Pembelajaran.
Kelainan Penyakit Sistem Peredaran Darah
C. Metode Pembelajaran
Pendekatan Ekspositori
Metode Ceramah
73
D. Langkah-Langkah Pembelajaran.
Pertemuan ke-3
Tahapan
kegiatan
Kegiatan Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan
a. Guru mengabsen kehadiran
siswa.
b. Guru menyampaikan tujuan
pembelajaran dan konsep
akan dipelajari yaitu Jantung
dan Pembuluh Jantung.
c. Apersepsi dan motivasi:
“Apakah yang dimaksud
dengan penyakit jantung
koroner?”
a. Siswa merespon
panggilan guru.
b. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
c. Siswa menjawab
pertanyaan dari guru.
10’
Inti a. Guru menjelaskan tema-tema
di papan tulis yang akan
dibahas pada Kelainan
Penyakit Sistem Peredaran
Darah.
b. Guru mengajak siswa untuk
memberikan pendapat
mengenai materi ini.
a. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
b. Siswa merespon
dengan menjawab
pertanyaan guru
40’
c. Guru memberikan
penjelasan atas pertanyaan
dan pendapat siswa.
c. Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
20’
Penutup a. Guru memberi kesimpulan
dari materi yang disajikan.
b. Guru memberi salam
a. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
b. Siswa menjawabnya.
10’
E. Alat, Bahan dan Media.
Papan tulis dan Spidol
74
Gambar
F. Sumber Belajar
Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)
Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006)
G. Penilaian Hasil Belajar.
1) Teknik Penilaian:
Tes Tertulis
2) Instrumen
Tes PG
Tes Isian
Jakarta, 19 Mei 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat. Guru mata pelajaran
NIP. NIP.
85
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMP 2 PGRI Ciputat
Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester : VIII/I
Pokok Bahasan : Sistem Peredaran Darah Manusia
Alokasi Waktu : 2 x 40’
Pertemuan Ke : 3
Standar Kompetensi : Memahami berbagai sistem dalam kehidupan manusia.
Komptensi Dasar : Mendeskripsikan sistem peredaran darah pada manusia dan
hubungannya dengan kesehatan.
Indikator :
1. Siswa dapat menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem
peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
A. Tujuan pembelajaran
1. Siswa dapat menyebutkan contoh penyakit yang berhubungan dengan sistem
peredaran darah yang biasa dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.
2. Siswa dapat menjelaskan kelainan peredaran darah akibat faktor genetik dan
non genetik.
B. Materi Pembelajaran
Kelainan Penyakit Sistem Peredaran Darah
C. Model dan teknik Pembelajaran
Model : Cooperative Learning.
Teknik : Think-Pair-Share.
86
D. Langkah-Langkah Pembelajaran.
Pertemuan ke-3
Tahapan
kegiatan
Kegiatan Alokasi
waktu Guru Siswa
Pendahuluan
a. Guru mengabsen
kehadiran siswa.
b. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran dan
konsep yang akan
dipelajari yaitu jantung
dan pembuluh darah.
c. Apersepsi
Apakah yang dimaksud
dengan penyakit
leukimia.
a. Siswa merespon
panggilan guru.
b. Siswa
memperhatikan
penjelasan dari guru.
c. Siswa menjawab
pertanyaan dari
guru.
5’
INTI
Kegiatan
individu.
(Think)
a. Guru penggolongan
darah.
b. Guru mengkondisikan
siswa dan menentukan
kelompok pasangan.
Kemudian memberikan
pertanyaan konsep
permasalahan yang di
sampaikan guru kepada
siswa untuk dijawab
secara individu dalam
bentuk LKS.
a. Siswa memperhatikan
penjelasan dari guru.
b. Siswa mengetahui
pasangan masing-
masing. Siswa berpikir
(Think) secara
mandiri, siswa
mencari jawaban dari
buku sumber yang
ada.
15’
15’
87
Diskusi
Kelompok
(Pairing)
c. Guru mengarahkan
kepada siswa untuk
mendiskusikan hasil
jawaban kepada masing-
masing pasangan yang
telah ditentukan.
d. Guru memberikan
arahan kepada siswa
untuk menggabungkan
ide atau jawaban mereka.
c. Siswa saling
berpasangan dengan
teman yang sudah
ditentukan oleh guru
untuk mendiskusikan
masing-masing
jawaban yang telah
diproleh pairing.
d. Setiap pasangan
bekerja sama dan
berdiskusi dengan
pasangannya untuk
menggabungkan
jawaban serta
membandingkan
pengetahuannya.
15’
Laporan
diskusi.
(Share)
e. Guru memilih beberapa
kelompok secara acak
untuk berbagi dengan
seluruh kelas.
f. Guru memberi
kesempatan kepada siswa
lain untuk menanggapi
dan mengeluarkan
idenya.
g. Guru menggali perbedaan
konsep masing-masing
kelompok siswa dari hasil
e. Siswa melaksanakan
tahap (Share)
kelompok . Masing-
masing pasangan
terpilih
mempresentasikan
hasil diskusinya
kepada teman
sekelasnya.
f. Siswa menanggapi dan
merespon presentasi
temannya.
g. Siswa melengkapi
informasi dari hasil
diskusi berpasangan.
25’
88
presentasi kelas .
Penutup
a. Guru mengintruksikan
kepada seluruh siswa
mencari sumber diskusi
untuk pertemuan
selanjutnya.
b. Guru memberi salam.
a. Siswa memperhatikan
tugas dari guru.
b. Siswa menjawabnya.
5’
E. Alat, Bahan dan Media.
Papan tulis dan Spidol
Gambar
F. Sumber Belajar
Lembar Kerja Siswa ( LKS)
Buku Paket, IPA Terpadu SMP Kelas VIII, (Jakarta: Yudistira, 2009)
Buku Paket, IPA SMP Kelas VIII, Semester 1,(Jakarta: Erlangga, 2006)
G. Penilaian Hasil Belajar.
1) Teknik Penilaian:
Tes Tertulis
2) Instrumen
Tes PG
Tes Isian
Jakarta, 20 Agustus 2010
Mengetahui,
Kepala Sekolah SMP 2 PGRI Ciputat. Guru mata pelajaran
NIP. NIP.