PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH...

19
PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH DEPOSAN BANK BNI DEPOK TAHUN 2006 - 2015 Oleh : Tri Damayanti ( [email protected] ) Dunia perbankan sebagai lembaga keuangan akan selalu bersaing untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan pemilik modal untuk meyalurkan dananya kepada pihak yang memerlukan. Oleh karena itu pemerintah selalu berusaha untuk menghidupkan dan memperbaiki dunia perbankan melalui berbagai kebijaksanaan yang berupa deregulasi, khususnya yang berkenaan dengan sektor perbankan. Jumlah uang beredar dan inflasi merupakan indikator penting bagi perekonomian didalam suatu negara. Bagi bank umum baik milik pemerintah maupun milik swasta, kedua indikator tersebut juga menjadi penentu hasil pendapatan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ekonomiini. Oleh karena itu, pemerintah harus memilih kebijakan yang tepat dalam menangani jumlah uang beredar dan inflasi. Hal ini diperlukan mengingat bank memberikan kontribusi yang besar dalam bidang perekonomian. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh jumlah uang beredar dan tangkatan inflasi terhadap jumlah deposan PT. BNI cabang Depok. Data dalam penelitian ini diambil dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2015. Metode analisi yang digunakana dalah UjiA sumsi Klasik, UjiRegresi Linear Berganda, dan Uji Hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji secara parsial dan F- statistik untuk menguji secara simultan dengan tingkat keyakinan 95% atau taraf nyata 5% danuji koefisien kolerasi serta koefesien determinasi ( ). Data dianalisis secara deskriftif dan secara statistic dengan menggunakan SPSS 22. Kata Kunci : JumlahUangBeredar, Inflasi, Deposan

Transcript of PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH...

Page 1: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI

TERHADAP JUMLAH DEPOSAN BANK BNI DEPOK

TAHUN 2006 - 2015

Oleh :

Tri Damayanti ( [email protected] )

Dunia perbankan sebagai lembaga keuangan akan selalu bersaing untuk mendapatkan

kepercayaan dari masyarakat dan pemilik modal untuk meyalurkan dananya kepada pihak

yang memerlukan. Oleh karena itu pemerintah selalu berusaha untuk menghidupkan dan

memperbaiki dunia perbankan melalui berbagai kebijaksanaan yang berupa deregulasi,

khususnya yang berkenaan dengan sektor perbankan. Jumlah uang beredar dan inflasi

merupakan indikator penting bagi perekonomian didalam suatu negara. Bagi bank umum

baik milik pemerintah maupun milik swasta, kedua indikator tersebut juga menjadi penentu

hasil pendapatan sebuah perusahaan yang bergerak di bidang ekonomiini. Oleh karena itu,

pemerintah harus memilih kebijakan yang tepat dalam menangani jumlah uang beredar dan

inflasi. Hal ini diperlukan mengingat bank memberikan kontribusi yang besar dalam bidang

perekonomian.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh jumlah uang beredar dan tangkatan

inflasi terhadap jumlah deposan PT. BNI cabang Depok. Data dalam penelitian ini diambil

dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2015.

Metode analisi yang digunakana dalah UjiA sumsi Klasik, UjiRegresi Linear

Berganda, dan Uji Hipotesis menggunakan t-statistik untuk menguji secara parsial dan F-

statistik untuk menguji secara simultan dengan tingkat keyakinan 95% atau taraf nyata 5%

danuji koefisien kolerasi serta koefesien determinasi ( ). Data dianalisis secara deskriftif

dan secara statistic dengan menggunakan SPSS 22.

Kata Kunci : JumlahUangBeredar, Inflasi, Deposan

Page 2: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jumlah uang beredar dan inflasi merupakan indikator penting bagi perekonomian

didalam suatu negara. Bagi bank umum baik milik pemerintah maupun milik swasta,

kedua indikator tersebut juga menjadi penentu hasil pendapatan sebuah perusahaan

yang bergerak di bidang ekonomi ini. Oleh karena itu, pemerintah dan pihak

perusahaan harus memilih kebijakan yang tepat dalam menangani jumlah uang beredar

dan inflasi. Hal ini diperlukan mengingat bank memberikan kontribusi yang besar

dalam bidang perekonomian. Dunia perbankan sebagai lembaga keuangan akan selalu

bersaing untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat dan pemilik modal untuk

meyalurkan dananya kepada pihak yang memerlukan. Oleh karena itu pemerintah

selalu berusaha untuk menghidupkan dan memperbaiki dunia perbankan melalui

berbagai kebijaksanaan yang berupa deregulasi, khususnya yang berkenaan dengan

sector perbankan. Pada dasarnya inti dari semua kebijakan yang ada adalah untuk

memberikan kebebasan kepada dunia perbankan dalam usahanya menghimpun dana

dari masayarakat yang kemudian disalurkan kembali kepada masyarakat.

Masyarakat atau perusahaan pemilik dana memiliki satu keinginan, yaitu agar

dananya cepat berkembang. Bertambahnya nilai suatu dana merupakan suatu

perkembangan yang diinginkan oleh para pemilik dana baik dalam jangka pendek

maupun untuk jangka yang panjang. Kegiatan umum bank sebagai intermediary

financial pada dasarnya adalah memobilisasi dana dari masyarakat untuk selanjutnya

disalurkan kepada perorangan atau lembaga yang membutuhkan dana dalam bentuk

pinjaman atau kredit investasi. Individu atau lembaga yang memiliki kelebihan dana

memerlukan intuisi yang dapat mengelola kelebihan dana tersebut secara efektif.

Mereka dapat mempercayakan pengelolaan dana tersebut kepada bank dalam bentuk

tabungan, deposito maupun giro.

Dalam memasarkan deposito, PT. Bank BNI Cabang Depok memberi banyak

kemudahan dalam bentuk bunga yang bersaing, rasa aman dalam menginvestasikan

uangnya, serta kualitas pelayanan yang baik. Oleh karena itu PT. Bank BNI Cabang

Depok memaksimalkan kebijakan yang bersaing sehingga nasabah ingin

menginvestasikan uangnya.

Page 3: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan mengadakan penelitian dengan

judul “PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP

JUMLAH DEPOSAN BANK BNI CABANG DEPOK TAHUN 2006 - 2015

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh jumlah uang beredar dan tingkat inflasi terhadap jumlah

deposan PT. Bank BNI Cabang Depok?

Bagaimana pengaruh jumlah uang beredar dan tingkat inflasi terhadap jumlah

deposan PT. Bank BNI Cabang Depok?

1.3 Batasan Masalah

Untuk mempermudah didalam memahami penulisan ilmiah ini, penulis

membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar dan inflasi terhadap jumlah

deposan PT. Bank BNI Cabang Depok.

1.4 PEMBAHASAN

1.4.1 Lembaga Keuangan

Pengertian Lembaga Keuangan menurut Undang - Undang No. 14 Tahun 1967

adalah semua badan yang melalui kegiatan - kegiatannya dibidang keuangan menarik

uang dari dan menyalurkannya ke dalam masyarakat. Secara umum, lembaga

keuangan dibagi menjadi:

Lembaga keuangan bank: misalnya bank umum, bank koperasi, dan BPR.

Lembaga keuangan bukan bank: seperti dana pensiun, leasing, dan asuransi.

1.4.1 Bank

Pengertian Bank menurut Undang-Undang No. 14 Tahun 1967 pasal 1a adalah

lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah memberikan kredit dan jasa - jasa

dalam bentuk lalu - lintas pembayaran dan peredaran uang.

Bank adalah suatu badan atau organisasi, biasanya dalam bentuk perusahaan

dan bekerjasama atau disewa dengan pemerintah, untuk melakukan penerimaan

deposito dan giro yang berjangka, membayar bunga yang ada pada mereka

sebagaimana yang telah diizinkan oleh hukum yang berlaku, membuat catatan diskon,

memberikan sebuah pinjaman, berinvestasi didalam pemerintahan atau pada surat

berharga lainnya. Rosenberg, Jerry M. (1982:44).

Berdasarkan ketentuan Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998, bank

adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan

Page 4: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk

lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

perantara keuangan yang menyalurkan dana dari pihak yang berkelebihan dana

kepada pihak yang membutuhkan atau kekurangan dana pada waktu yang ditentukan.

Dendawijaya (2001:25).

4.2 Jumlah Uang Beredar

Jumlah uang beredar yang digunakan dalam penelitian ini adalah perubahan

jumlah uang beredar dalam arti luas (M2).Penggunaan jumlah uang beredar dalam arti

luas ini didasarkan atas penelitian terdahulu oleh Nugroho (2008), dan Perdana (2009).

Dalam pengertian M1 yang dicerminkan hanyalah jumlah uang yang dapat digunakan

untuk melancarkan jalannya transaksi-transaksi perdagangan. Dan belum sepenuhnya

menggambarkan jumlah uang yang dapat digunakan untuk membeli barang dan jasa

yang tersedia dalam masyarakat. Kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan

jasa adalah lebih dicerminkan oleh M2 (Sukirno, 2006:283).

Selain itu, perkembangan M2 mencerminkan atau seiring dengan perkembangan

ekonomi suatu negara. Apabila perekonomian semakin maju, komposisi M1 dalam

peredaran uang semakin kecil, sebab penggunaan uang kuasi semakin besar. Bahkan

pada perekonomian yang semakin maju banyak transaksi yang dilakukan melalui bank.

Dengan meningkatnya M2 secara langsung maupun tidak langsung telah mencerminkan

perekonomian yang semakin makmur. Hal ini disebabkan karena masyarakat hanya

dapat menyimpan uangnya dalam bentuk tabungan deposito berjangka di saat

pendapatannya lebih besar dari tingkat konsumsinya.

4.3 Inflasi

Inflasi merupakan salah satu kejadian yang menggambarkan situasi dan kondisi

dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami pelemahan,

dan jika terjadi secara terus menerus, maka akan mengakibatkan pada memburuknya

kondisi ekonomi secara menyeluruh serta mampu mengguncang tatanan stabilitas

politik suatu Negara (Fahmi, 2011). Inflasi sendiri merupakan hal yang berpengaruh

terhadap perekonomian mampu menimbulkan efek yang sangat sulit untuk diatasi yang

terakhir pada keadaan bisa menimbulkan pemerintahan yang berkuasa. Inflasi adalah

jumlah uang yang berlebihan dan akan menimbulkan kenaikan harga – harga yang

menyeluruh. Dalam perekonomian global sekarang ini, masalah dan penyebab inflasi

adalah sangat kompleks. Dampak buruk inflasi diantaranya yang paling nyata adalah

Page 5: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

menurunnya pendapatan riil yang diterima masyarakat. Inflasi seringkali berfluktuasi

namun pendapatan masyarakat tidak selalu berubah untuk menyesuaikan dengan

tingkat inflasi, sehingga dapat menyebabkan penurunan pendapatan riil masyarakat. Ini

merupakan salah satu alasan pentingnya mengendalikan inflasi suatu negara. (Sukirno,

2005).

Inflasi terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan

saling mempengaruhi. Inflasi juga dikatakan sebagai ukuran terbaik bagi perekonomian

dalam suatu negara, tetapi bukan berarti jika suatu negara berada dalam kondisi inflasi

yang tinggi maka negara tersebut sangat baik perekonomiannya dan masyaraktnya

sejahtera secara keseluruhan. Pemahaman awal tentang inflasi lebih menekankan pada

nilai uang. Keseluruhan tingkat harga dalam perekonomian dapat dipandang dari dua

sisi, yaitu tingkat harga sebagai harga sejumlah barang dan jasa. Ketika tingkat harga

naik maka orang harus membayar lebih untuk membeli barang dan jasa. Sebagai

alternatif, kita memandang tingkat harga sebagai ukuran nilai uang, kenaikan tingkat

harga berarti nilai uang menjadi lebih rendah.

4.3.1 Indikator Inflasi

Ada beberapa indikator ekonomi makro yang digunakan untuk mengetahui laju

inflasi selama satu periode tertentu (Prathama, 2008:367). Diantaranya yaitu:

a. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index atau CPI).

Indeks harga konsumen atau disingkat IHK adalah angka indeks yang

menunjukan tingkat harga barang dan jasa yang harus dibeli konsumen, setiap jenis

barang ditentukan suatu timbangan atau bobot tetap yang proposional terhadap

kepentingan relatif dalam anggaran pengeluaran konsumen.

b. Indeks Harga Perdagangan Besar (Wholesale Price Index).

Jika IHK melihat inflasi dari sisi konsumen, maka Indeks Harga Perdagangan

Besar (IHPB) melihat inflasi dari sisi produsen. Oleh karena itu IHPB sering juga

disebut sebagai indeks harga produsen (producer price index). IHPB menunjukan

tingkat harga yang diterima produsen pada berbagai tingkat produksi.

c. Indeks Harga Implicit (Gnp Deflator).

Indeks harga implicit (gnp Deflator) adalah suatu indeks yang merupakan

perbandingan atau rasio antara GNP nominal dan GNP riil dikalikan dengan 100.

GNP Riil adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan di dalam

perekonomian, yang diperoleh ketika output dinilai dengan menggunakan harga tahun

dasar (base year).

Page 6: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

d. Alternatif dari indeks harga Impicit

Mungkin saja terjadi, pada saat ingin menghitung inflasi dengan menggunakan

IHI tidak dapat dilakukan karena tidak memiliki data IHI. Hal ini bisa diatasi. Seab

prinsip dasar perhitungan inflasi berdsarkan deflator PDB (GDP Deflator) adalah

membandingkan tingkat pertumbuhan ekonomi nominal dengan pertumbuhan riil.

Selisih keduanya merupaka tingkat inflasi.

1.5 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan variabel - variabel yang dibahas dalam penelitian ini mengenai

pengaruh jumlah uang beredar dan tingkat inflasi terhadap jumlah deposan, maka dapat

ditampilkan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Secara Simultan dan Parsial

1.6 Metode Analisis

1.6.1 Regresi Linier Berganda

Analisis regresi digunakan untuk memprediksi seberapa jauh perubahan nial

variabel independen dinaik turunkan. (Sugiyono, 2010). Dalam upaya menjawab

permasalahan dalam penelitian ini maka digunakan analisis regresi linier berganda.

Analisis regresi linier berganda digunakan untuk menganalisis pengaruh antara

variabel independen (tingkat suku bunga deposito dan tingkat inflasi) terhadap

variabel dependen (jumlah deposan). Rumus matematis dari regresi linier berganda

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Keterangan

Y = Jumlah Deposan

X1 = Jumlah Uang Beredar

X2 = Tingkat Inflasi

a = Konstanta

JumlahUangB

eredar(X1)

Tingkat Inflasi

(X2)

JumlahDepo

SASSAsan

(Y)

Y = a + β1.X1 + β2.X2 + 𝑒

Page 7: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

𝑒 = Standard Error

β1& β2 = Koefisien Regresi

1.6.2 Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

terikat, variabel bebas, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati

normal. Uji normalitas data dapat juga menggunakan uji Kolmogorov-Smirov

untuk mengetahui signifikansi data yang terdistribusi normal.

Uji Heteroskedotisitas

Cara menguji ada tidaknya heteroskedastisitas, yaitu dengan menggunakan

analisis grafik. Pengujian Scatterplot, model regresi yang tidak terjadi

heteroskedastisitas harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Autokorelasi

Untuk menguji ada tidaknya autokorelasi, dari data residual terlebih dahulu

dihitung nilai statistic Durbin-Watson (D-W) :

Metode pengujian yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Durbin-

Watson. Panduan mengenai angka D-W (Durbin-Watson) untuk mendeteksi

autokorelasi bisa dilihat pada tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku statistik yang

relevan. Dasar pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

1. Jika D-W < dL atau D-W > 4 – dL, berarti ada autokorelasi positif

2. Jika DU < D-W < 4 – dU, berarti tidak ada autokorelasi

3. Jika dL ≤ D-W ≤ dU atau dU ≤ D-W ≤ 4 – dL berarti ada autokorelasi negatif.

Uji Multikolinearitas

Page 8: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

Cara yang digunakan untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas adalah

dengan menggunakan nilai tollerance dan nilai Variance Inflaction Factors (VIF).

a. Nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10, maka menunjukkan

terjadinya multikolinearitas pada persamaan multi regresi.

b. Nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10, maka menunjukkan

tidak terjadinya multikolinearitas pada persamaan multi regresi.

1.7 Uji Hipotesis

Koefisien Korelasi

Menurut Umi Narimawati (2010:49), pengujian korelasi digunakan untuk

mengetahui kuat tidaknya hubungan antara variabel X dan Y, dapat menggunakan

pendekatan korelasi Pearson dengan rumus dengan rumus sebagai berikut :

Koefisien Determinasi ( )

Menurut (Sugiyono, 2002) Koefisien ini dinyatakan dalam %, yang

menyatakan kontribusi regresi, secara fisik adalah akibat prediktor, terhadap variasi

total variabel respon, yaitu Y. Makin besar nilai R2, makin besar pula kontribusi

atau peranan prediktor terhadap variasi respon.

Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Uji t digunakan untuk menguji secara parsial masing-masing variabel. Hasil

uji t dapat dilihat pada tabel coefficients pada kolom sig (significance).

Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas secara bersama-

sama (simultan) terhadap variabel terikat. Hasil uji F dilihat dalam tabel ANOVA

dalam kolom sig.

1.8 Hasil Penelitian dan Analisis

Page 9: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

Data JUB, Inflasi dan Jumlah Deposan

Berikut ini adalah data JUB, Inflasi Dan Jumlah Deposan tahun 2006 – 2015.

Tabel 4.2.1

Tahun JUB (Miliyar) Tingkat

Inflasi

Jumlah

Deposan

2006 Rp 347.013 6,60% 889

2007 Rp 450.055 6,59% 893

2008 Rp 456.787 11,06% 1107

2009 Rp 515.824 2,78% 914

2010 Rp 534.390 6,96% 910

2011 Rp 634.788 3,79% 918

2012 Rp 758.456 4,30% 943

2013 Rp 842.939 4,30% 935

2014 Rp 905.434 8,36% 899

2015 Rp 980.193 3,35% 938

Total Rp 642.588 58% 9346

Rata" Rp 347.013 6% 934,6

Sumber: www.bps.go.id

Pada tabel 4.2.1 data JUB (Jumlah Uang Beredar) dan tingkat inflasi diambil

melalui situs internet www.bps.go.id, sedangkan data jumlah deposan diambil dari

laporan tahunan perusahaan PT. BNI Depok. Data yang diambil sesuai dengan kurun

waktu periode penelitian yakni dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2015.

Berikut ini dalam tabel 4.2.2 adalah rekapitulasi data JUB (Jumlah Uang

Beredar) dan laju perkembangannya pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2015.

Tabel 4.2.2

Perkembangan Jumlah Uang Beredar Tahun 2006 s/d Tahun 2015

Tahun JUB

(Milyar)

Uang Kartal Uang Giral Laju Perkembangan

Rp %

2006 Rp 347.013 Rp 150.654 Rp 196.359 - -

2007 Rp 450.055 Rp 182.967 Rp 267.089 Rp 103.042,00 29,69%

2008 Rp 456.787 Rp 209.747 Rp 247.040 Rp 6.732,00 1,50%

2009 Rp 515.824 Rp 226.006 Rp 289.818 Rp 59.037,00 12,92%

2010 Rp 534.390 Rp 225.932 Rp 308.458 Rp 18.565,92 3,60%

2011 Rp 634.788 Rp 270.797 Rp 363.992 Rp 100.398,33 18,79%

2012 Rp 758.456 Rp 311.404 Rp 447.052 Rp 123.667,67 19,48%

2013 Rp 842.939 Rp 352.306 Rp 490.633 Rp 84.483,17 11,14%

2014 Rp 905.434 Rp 393.991 Rp 511.444 Rp 62.495,25 7,41%

2015 Rp 980.193 Rp 403.451 Rp 576.742 Rp 74.758,79 8,26%

Rata" Rp 642.588 Rp 272.725 Rp 369.863 Rp 70.353 12,53%

Sumber: www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1074

Page 10: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

Dari tabel 4.2.2 terlihat perkembangan JUB ( Jumlah Uang Beredar) rata-rata

mengalami peningkatan sebesar Rp. 70.353atau sebesar 12,53%, dimana dapat

dilihat bahwa dalam tahun 2007 meningkat sebesar Rp. 103.042,00 atau sebesar

29,69%tahun 2008 meningkat sebesar Rp. 6.732,00 atau sebesar 1,50%tahun 2009

meningkat sebesar Rp59.037,00 atau sebesar 12,92%, tahun 2010 meningkat sebesar

Rp. 18.565,92 atau sebesar 3,60%, tahun 2011 meningkat sebesar Rp. 100.398,33

atau sebesar 18,79%, tahun 2012 meningkat sebesar Rp. 123.667,67 atau sebesar

19,48%, tahun 2013 meningkat sebesar Rp. 84.483,17 atau sebesar 11,14%, tahun

2014 meningkat sebesar Rp. 62.495,25 atau sebesar 7,41%, tahun 2015 meningkat

sebesar Rp. 74.758,79 atau sebesar 8,26%.

Berikut ini dalam tabel 4.2.3 adalah rekapitulasi data tingkat inflasi dan laju

perkembangannya pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2015.

Tabel 4.2.3

Perkembangan Tingkat Inflasi Tahun 2006 s/d Tahun 2015

Tahun Tingkat

Inflasi

Laju

Perkembangan

2006 6,60% -

2007 6,59% -0,01%

2008 11,06% 4,47%

2009 2,78% -8,28%

2010 6,96% 4,18%

2011 3,79% -3,17%

2012 4,30% 0,51%

2013 4,30% 0,00%

2014 8,36% 4,06%

2015 3,35% -5,01%

Rata" 6% -0,36%

Sumber: www.bps.go.id/linkTableStatis/view/id/901

Dari tabel 4.2.3 terlihat tingkat inflasi rata-rata mengalami penurunan sebesar

0,36%,dimana dapat dilihat bahwa dalam tahun 2007 mengalami penurunan sebesar

0,01%, tahun 2008 mengalami kenaikan sebesar 4,47%, tahun 2009 mengalami

penurunan sebesar 8,28%, tahun 2010 mengalami kenaikan sebesar 4,18%, tahun

2011 mengalami penurunan sebesar 3,17%, tahun 2012 mengalami kenaikan sebesar

0,51%, tahun 2013 tidak terjadi perubahan, tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar

4,06%, tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 5,01%.

Berikut ini dalam tabel 4.2.4 adalah rekapitulasi data jumlah deposan PT. BNI

Depok dan laju perkembangannya pada tahun 2006 sampai dengan tahun 2015.

Page 11: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

Tabel 4.2.4

Perkembangan Jumlah Deposan Tahun 2006 s/d Tahun 2015

Tahun Jumlah Deposan Laju

Perkembangan

2006 889 -

2007 893 4

2008 1107 214

2009 914 -193

2010 910 -4

2011 918 8

2012 943 25

2013 935 -8

2014 899 -36

2015 938 39

Rata" 934,6 5,444444444

Sumber: PT. BNI DEPOK

Dari tabel 4.2.4 terlihat tingkat inflasi rata-rata mengalami kenaikan sebanyak

5 orang per tahun,dimana dapat dilihat bahwa dalam tahun 2007 mengalami

kenaikan sebanyak 4 orang, tahun 2008 mengalami kenaikan sebanyak 214 orang,

tahun 2009 mengalami penurunan sebanyak 193 orang, tahun 2010 mengalami

penurunan sebanyak 4 orang, tahun 2011 mengalami kenaikan sebanyak 8 orang,

tahun 2012 mengalami kenaikan sebanyak 25 orang, tahun 2013 mrngalami

penurunan sebanyak 8 orang, tahun 2014 mengalami penurunan sebanyak 36 orang,

tahun 2015 mengalami kenaikan sebanyak 39 orang.

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel

terikat dan variabel bebas, atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak.

Dasar pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan probabilitas (Asymtotic

Significance), yaitu:

a. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas < 0.05, distribusi tidak normal.

b. Nilai signifikansi atau nilai probabilitas ≥ 0.05, distribusi normal.

Tabel 4.3.1

Hasil Uji Normalitas

Page 12: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized

Residual

N 10

Normal Parametersa,b

Mean ,0000000

Std. Deviation ,04645669

Most Extreme Differences Absolute ,110

Positive ,110

Negative -,094

Test Statistic ,110

Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d

Berdasarkan tabel 4.3.1 diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,200 yang

artinya 0,200 > 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa data yang diuji berdistribusi

normal.

Uji Heteroskedotisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan variansdari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain.

Grafik 4.3.1

Hasil Uji Heteroskedotisitas

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 2.2

Page 13: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

Pada grafik scatterplot diatas tampak bahwa pola hubungan regresion

studentized deleted residual dan regresion standardized predicted value tidak

membentuk pola yang jelas, hal ini berarti tidak terjadi heterokedastisitas.

Uji Autokorelasi

Pengujian autokolerasi dimaksudkan untuk mendeteksi autokorelasi bisa

dilihat pada tabel D-W, yang bisa dilihat pada buku statistik yang relevan. Dasar

pengambilan keputusannya adalah sebagai berikut:

1. Jika D-W < dL atau D-W > 4 – dL, berarti ada autokorelasi positif.

2. Jika DU < D-W < 4 – dU, berarti tidak ada autokorelasi.

3. Jika dL ≤ D-W ≤ dU atau dU ≤ D-W ≤ 4 – dL berarti ada autokorelasi negatif.

Tabel 4.3.2

Hasil Uji Autokolerasi

Model Summaryb

Model R R

Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

Durbin -

Watson

1 ,845a ,715 ,633 ,05268 1,689

a. Predictors: (Constant), Tingkat Inflasi, Jumlah Uang Beredar

b. Dependent Variable: Jumlah Deposan

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 2.2

Berdasarkan tabel 4.3.1 diperoleh nilai DW sebesar 1,718 sedangkan nilai

tabel D-W dengan nilai signifikansi 0,05 dimana jumlah data (n) = 10 dan k = 2

maka diperoleh nilai dL sebesar 0,6972 dan dU sebesar 1,6413, dengan ini maka 4-

dU = 2,3587 dan 4-dL= 3,3028 . Sesuai dengan kriteria hasil yang diperoleh nilai

Durbin-Watson yaitu dU ≤ D-W ≤ 4 – dLatau 1,6413 ≤ 1,689 ≤ 3,3028 artinya

autokorelasinya negatif.

Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menguji hubungan kolerasi yang

antara variabel bebas. Cara yang digunakan untuk mendeteksi multikolinearitas

adalah dengan menggunakan nilai tolerance dan nilai Variance Inflaction Factors

(VIF). Pengambilan keputusan bisa dilakukan berdasarkan nilai tollerance dan VIF,

antara lain:

a. Nilai tolerance ≤ 0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10, maka menunjukkan

terjadinya multikolinearitas pada persamaan multi regresi.

Page 14: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

b. Nilai tolerance > 0,10 atau sama dengan nilai VIF < 10, maka menunjukkan

tidak terjadinya multikolinearitas pada persamaan multi regresi.

Tabel 4.3.3

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1 Jumlah Uang Beredar 0,870 1,150

Tingkat Inflasi 0,870 1,150

a. Dependent Variable: Jumlah Deposan

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 2.2

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa nilai tolerance yaitu 0,870 yang

berarti 0,870> 0,1 dan nilai VIF sebesar 1,149 yang berarti 1,150< 10. Jadi dapat

disimpulkan bahwa data yang diuji tidak terjadi multikolinearitas pada persamaan

multi regresi.

Regresi Linier Berganda

Pengujian menggunakan regresi linier berganda dimaksudkan untuk mengetahui

pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Berikut adalah hasil tabel

pengujian analisis regresi linier berganda.

Tabel 4.4.1

Hasil Regresi Linier Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 4,037 ,755 5,348 ,001

Jumlah Uang

Beredar

,206 ,054 ,820 3,787 ,007

Tingkat Inflasi -,013 ,043 -,064 -,296 ,776

a. Dependent Variable: Jumlah Deposan

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 2.2

Persamaan regresi yang dapat dilihat pada coefficients, yaitu:

Y = 4,038 + 0,206X1 + (-0,013)X2

Dimana : Y = Jumlah deposan

X1 = Jumlah uang beredar

Page 15: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

X2 = Jingkat inflasi

a. Koefisien variabel jumlah uang beredar (X1) sebesar 0,206 menyatakan bahwa setiap

penambahan 4 ±, maka jumlah deposan akan bertambah sebanyak 1 orang.

b. Koefisien variabel tingkat inflasi (X2) sebesar -0,013 menyatakan bahwa setiap

bertambahnya0,7% tingkat inflasi, maka jumlah deposan akan berkurang sebanyak

1 orang.

Uji Hipotesis

Koefisien Korelasi

Pengujian koefisien korelasi digunakan untuk mengetahui kuat tidaknya

hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.5.1

Hasil Uji Koefisien Korelasi

Correlations

Model

Jumlah

Uang

Beredar

Tingkat

Inflasi

Jumlah Deposan

Jumlah

Uang

Beredar

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

1

10

-,361

,305

10

,843**

,002

10

Tingkat

Inflasi

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

-,361

,305

10

1

10

-,360

,306

10

Jumlah

Deposan

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

,843**

,002

10

-,360

,306

10

1

10

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 2.2

a. Besar hubungan antara jumlah uang beredar dengan jumlah deposan dan

tingkat inflasi dengan jumlah deposan yang dihitung dengan koefisien kolerasi

secara berturut - turut adalah 0,843 dan -0,360. jika dilihat dari hasil

perhitungan koefisien kolerasi nilai kolerasi jumlah uang beredar dengan

tingkat inflasi lebih besar, maka variabel jumlah uang beredar lebih

berpengaruh terhadap jumlah deposan dibandingkan dengan tingkat inflasi.

b. Tingkat signifikansi koefesien kolerasi (diukur dari probabilitas) antara jumlah

uang beredar dengan jumlah deposan dan tingkat inflasi dengan jumlah

deposan secara berturut-turut menghasilkan angka sebesar 0,002 dan 0,306,

karena probabilitas jumlah uang beredar dengan jumlah deposan menghasilkan

Page 16: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

angka dibawah 0,05 maka kolerasi diantara variabel jumlah uang beredar

dengan jumlah deposan berpengaruh positif, sedangkan dan tingkat inflasi

dengan jumlah deposan berpengaruh negatif.

Koefisien Determinasi ( )

Analisis koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui presentase

sumbangan pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.

Tabel 4.5.2

Hasil Uji Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

1 ,845a 0,715 0,633 ,05268

a. Predictors: (Constant), Tingkat Inflasi, Jumlah Uang Beredar

b. Dependent Variable: Jumlah Deposan

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 2.2

Hasil analisis dalam penelitian ini diperoleh angka R square sebesar 0,715, hal

ini berarti 71,5% hasil penjualan perusahaan bisa dijelaskan oleh variabel jumlah

uang beredar dan tingka tinflasi sedangkan sisanya (100% - 71,5% = 28,5%)

dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diteliti.

Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

Uji T digunakan untuk mengetahui apakah model regresi variabel indipenden

secara parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Tabel 4.5.3

Hasil Uji T

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 747,268 64,787 11,534 ,000

Jumlah Uang Beredar 5,463E-05 ,000 ,786 3,512 ,010

Tingkat Inflasi -3,195 6,355 -,112 -,503 ,631

a. Dependent Variable: Jumlah Deposan

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 2.2

Page 17: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

Berdasarkan hasil perhitungan yang diperoleh dari tabel 4.2.11 hasil uji T pada

output coeficiens didapat hasil untuk :

a. Untuk variabel jumlah uang beredar memiliki nilai sig 0,010 < 0,05,

artinya signifikan. Dengan nilai > yaitu 3,512 >2,364, maka

ditolak dan diterima, artinya jumlah uang beredar secara parsial

berpengaruh terhadap jumlah deposan.

b. Untuk variabel tingkat inflasi memiliki nilai sig 0,631 > 0,05, artinya

tidak signifikan. Dengan nilai > yaitu -0,503 >-2,364,

maka ditolak dan diterima, artinya tingkat inflasi secara parsial

berpengaruh terhadap jumlah deposan.

Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji F (uji koefisien regresi secara bersama–sama) digunakan untuk menguji

signifikansi pengaruh beberapa variabel independen secara bersama–sama terhadap

variabel dependen.

Tabel 4.5.1

Hasil Uji F

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression ,049 2 ,024 8,764 ,012b

Residual ,019 7 ,003

Total ,068 9

a. Dependent Variable: Jumlah Deposan

b. Predictors: (Constant), Tingkat Inflasi, Jumlah Uang Beredar

Sumber: Hasil pengolahan SPSS 2.2

Dari tabel 4.5.1 hasil uji F terlihat bahwa nilai sebesar 8,764 dengan

tingkat Pvalue = 0,012. Dengan menggunakan taraf nyata sebesar 0,05 serta derajat

bebas df1 = 2 dan df2 = 7 didapat nilai sebesar 4,74 Maka nilai >

= 8,764> 4,74 dengan demikian ditolak dan diterima. Sehingga dapat

dikatakan bahwa jumlah uang beredar dan tingkat inflasi secara bersama-sama

berpengaruh terhadap jumlah deposan terlihat dengan signifikan kurang dari 0,05

dengan demikian terbukti bahwa jumlah uang beredar dan tingkat inflasi

berpengaruh secara signifikan terhadap jumlah deposan PT. BNI Depok.

Page 18: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai jumlah uang beredar dan

tingkat inflasi terhadap jumlah deposan PT. BNI Depok, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Secara parsial jumlah uang beredar berpengaruh terhadap jumlah deposan pada

PT. BNI DEPOK, Sedangkan untuk tingkat inflasi tidak berpengaruh secara

parsial terhadap jumlah deposan.

2. Secara simultan jumlah uang beredar dan tingkat inflasi berpengaruh terhadap

jumlah deposan pada PT. BNI Depok.

Saran

1. Bagi pemerintah sebaiknya lebih bijak dalam pengambilan keputusan yang

berpengaruh terhadap jumlah uang beredar dan tingkat inflasi demi kelangsungan

perekonomian bank-bank umum saat ini.

2. Bagi Perusahaan sebaiknya cepat tanggap dalam mengambil tindakan terhadap

perubahan yang terjadi pada jumlah uang beredar dan tingkat inflasi yang terjadi,

agar jumlah nasabah terus bertambah.

Page 19: PENGARUH JUMLAH UANG BEREDAR DAN INFLASI TERHADAP JUMLAH …t_damayanti.staff.gunadarma.ac.id/Publications/files/4137/JURNAl+3… · membatasi masalah pada pengaruh jumlah uang beredar

DAFTAR PUSTAKA

Algifari. 2003. EkonomiMakro,TeoridanKasus, EdisiKesatu. Yogyakarta: STIE YKPN

Bakti, Diana dkk . 2010. PengantarEkonomiMakro. Medan: USU Press.

Kasmir, 2008. Bank danLembagaKeuanganLainnya. Jakarta: PT. Raja GrapindiPersada.

Koutsoyiannis, 2007. Theory of Econometrics, Second Edition. London: The McNillan Press

Ltd

Mceachera, William A. 2000. EkonomiMakro, Jakarta: SalembaEmpat

NopirinPh.D, PengantarIlmuEkonomiMakro Dan Mikro, EdisiPertama, BPFE-

YOGYAKARTA, Yogyakarta, 2000, hlm: 184-18186.

NopirinPh.D, 2013. EkonomiMoneter. yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Ragandhi, Arsad, Maret 2012, “PengaruhPendapatan Nasional, Inflasi, Dan Suku Bunga

Deposito Terhadap Konsumsi Masyarakat di Indonesia”. Jurnal Studi Ekonomi

Indonesia. Vol 5: 32 – 47.

Soleh, Muhammad. 2008. Perkembangan Moneter (Inflasi) Indonesia,

http://muhammadsoleh.blogspot.com/2008/02/perkembangan-moneter-inflasi-

indonesia.html, (diakses pada tanggal 26 Oktober 2016).

Sukirno, Sadono. MakroEkonomiTeoriPengantar. Penerbit PT. RajaGrafindoPersada. Jakarta:

2011.

www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1074,(diakses pada tanggal 23 Oktober 2016).

www.bps.go.id/linkTableStatis/view/id/901,(diakses pada tanggal 23 Oktober 2016).