pengaruh aktivitas fisik, merokok dan riwayat penyakit dasar ...
Transcript of pengaruh aktivitas fisik, merokok dan riwayat penyakit dasar ...
i
TESIS
PENGARUH AKTIVITAS FISIK, MEROKOK DAN
RIWAYAT PENYAKIT DASAR TERHADAP TERJADINYA
HIPERTENSI DI PUSKESMAS SEMPU
KABUPATEN BANYUWANGI
TAHUN 2015
ARIPIN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
ii
TESIS
PENGARUH AKTIVITAS FISIK, MEROKOK DAN
RIWAYAT PENYAKIT DASAR TERHADAP TERJADINYA
HIPERTENSI DI PUSKESMAS SEMPU
KABUPATEN BANYUWANGI
TAHUN 2015
ARIPIN
NIM 1392161028
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
iii
PENGARUH AKTIVITAS FISIK, MEROKOK DAN
RIWAYAT PENYAKIT DASAR TERHADAP TERJADINYA
HIPERTENSI DI PUSKESMAS SEMPU
KABUPATEN BANYUWANGI
TAHUN 2015
Tesis ini untuk Memperoleh Gelar Magister
Pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,
Program Pascasarjana Universitas Udayana
ARIPIN
NIM 1392161028
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2015
iv
Lembar Persetujuan Pembimbing
TESIS INI TELAH DISETUJUI
PADA TANGGAL 30 JUNI 2015
Pembimbing I,
Prof. Dr. dr. N. Adiputra, MOH
NIP. 194712111976021001
Pembimbing II,
dr. A.A. Sagung Sawitri, MPH
NIP. 196809141999032001
Mengetahui
Ketua Program Studi
Ilmu Kesehatan Masyarakat
Pasca Sarjana
Universitas Udayana
Prof. dr. D. N. Wirawan, MPH
NIP. 19481010 197702 1 001
Direktur
Program Pasca Sarjana
Universitas Udayana
Prof. Dr. dr. A. A. Raka Sudewi, Sp.S(K)
NIP. 195902151985102001
v
Tesis Ini Telah Diuji dan Dinilai
Oleh Panitia Penguji Pada
Program Pascasarjana Universitas Udayana
Pada Tanggal 23 Juni 2015
Berdasarkan SK Rektor Universitas Udayana
No : 1798/UN14.4/HK/2015
Tanggal : 23 Juni 201528
Panitia Penguji Penelitian Tesis adalah:
Ketua : Prof. Dr. dr. N. Adiputra, MOH
Anggota :
1. dr. A. A. Sagung Sawitri, MPH
2. Prof. dr. D.N. Wirawan, MPH
3. Dr. dr. Gde Ngurah Indraguna Pinatih, MSc., Akp., SpGK
4. Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si
vi
SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME
Nama : Aripin
NIM : 1392161028
Program Studi : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Judul Tesis : Pengaruh Aktivitas Fisik, Merokok dan Riwayat
Penyakit Dasar Terhadap Terjadinya Hipertensi di
Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi tahun 2015
Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah tesis ini bebas plagiat. Apabila di
kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai peraturan di Universitas Udayana dan peraturan
perundang-undangan lain yang berlaku.
Denpasar, Juni 2015
Aripin
vii
UCAPAN TERIMA KASIH
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME atas segala
rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul “Pengaruh
Aktivitas Fisik, Merokok dan Riwayat penyakit dasar Terhadap Terjadinya
Hipertensi di Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi tahun 2015” dengan
tepat waktu. Tesis ini disusun sebagai salah satu persyaratan dalam menempuh
Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat di Universitas Udayana.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada Prof. dr. D. N. Wirawan, MPH sebagai Ketua Program Studi
Magister Imu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana atas dorongan,
bimbingan, dan dukungan selama proses pembelajaran khususnya dalam
penyelesaian tesis ini. Ucapan terima kasih yang mendalam juga penulis
sampaikan kepada Prof. Dr. dr. N. Adiputra, MOH dan dr. A. A. Sagung Sawitri,
MPH sebagai pembimbing tesis atas segala perhatian dan kesabarannya
memberikan bimbingan dan saran kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga ditujukan kepada Rektor Universitas Udayana, Prof.
Dr. dr. Ketut Suastika, Sp.PD. (KEMD) atas kesempatan dan fasilitas yang
diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program Pascasarjana di Universitas Udayana. Ucapan yang sama juga
disampaikan kepada Direktur Program Pascasarjana Universitas Udayana, Prof.
Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S(K) yang telah memberikan kesempatan kepada
penulis sebagai mahasiswa Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
viii
di Universitas Udayana. Penulis juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh
dosen dan staf karyawan Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
atas bimbingan dan dukungannya selama menempuh pendidikan.
Terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada para
penguji tesis ini, yaitu Prof. dr. D.N. Wirawan, MPH, Dr. dr. Gde Ngurah
Indraguna Pinatih, MSc., Akp., SpGK dan Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa,
M.Si yang telah memberikan saran dan kritiknya terhadap tesis ini. Penulis juga
sampaikan banyak terima kasih kepada Bakesbangpol Kabupaten Banyuwangi,
Kepala Dinas Kesehatan Banyuwangi serta Kepala Puskesmas Sempu
Banyuwnagi yang telah memberi ijin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
Pada kesempatan ini pula penulis menyampaikan terima kasih sedalam-
dalamnya kepada responden dan surveyor yang telah berpartisipasi dan membantu
terlaksananya penelitian ini. Ucapan terimakasih juga penulis sampaikan untuk
istri dan anak-anak tercinta dan semua fihak yang telah memberikan doa dan
dukungan selama ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan dan tesis
ini dengan baik.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rahmat dan hidayahNya
kepada kita semua.
Penulis
ix
ABSTRAK
PENGARUH AKTIVITAS FISIK, MEROKOK DAN RIWAYAT
PENYAKIT DASAR TERHADAP TERJADINYA HIPERTENSI
DI PUSKESMAS SEMPU, BANYUWANGI
Prevalensi hipertensi yang tinggi dan cenderung meningkat menjadi
penyebab utama penyakit jantung, stroke dan ginjal. Banyak hasil penelitian
tentang faktor risiko terjadinya hipertensi yang hasilnya tidak konsisten.
Penelitian ini membuktikan faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya
hipertensi di Puskesmas Sempu Banyuwangi.
Desain penelitian case control study dengan menggunakan 158 sampel (79
kasus:79 kontrol). Pengumpulan data melalui wawancara dengan kuesioner
terstruktur, kuesioner dari IPAQ dan sekunder catatan medis pasien. Teknik
sampling menggunakan consecutive sampling. Analisis data bivariat (chi-squered
test), multivariat (regresi logistik test).
Hasil analisis multivariat menunjukkan adjusted odd ratio sebagai berikut:
aktivitas fisik ringan (OR: 24,89; 95% CI: 4,15-149,31), stres sedang (OR: 19.72;
95% CI: 4,43-87,62), stres berat (OR: 32,55; 95% CI: 3,92-270,07) serta tingkat
pendidikan tinggi (≥ SMA-PT) yang protektif terhadap kejadian hipertensi (OR:
0,16; 95% CI: 0,04-0,57). Hasil analisis bivariat, faktor risiko yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi adalah riwayat penyakit dasar, obesitas,
konsumsi garam berlebih, konsumsi lemak jenuh, riwayat keturunan hipertensi.
Sedang variabel independen yang tidak terbukti sebagai faktor risiko terjadinya
hipertensi adalah kebiasaan merokok (OR: 0,58; 95% CI: 0,18-1,86).
Kebiasaan merokok tidak terbukti sebagai faktor risiko terjadinya
hipertensi di Puskesmas Sempu, namun bukan berarti merokok tidak dapat
menyebabkan terjadinya hipertensi. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi
masukan bagi Dinas Kesehatan Banyuwangi, Puskesmas Sempu, Posbindu untuk
program promotif dan preventif penyakit hipertensi sehingga dapat menekan
terjadinya hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Sempu.
Kata kunci: Aktivitas fisik, merokok, riwayat penyakit dasar, faktor risiko,
hipertensi.
x
ABSTRACT
THE EFFECT OF PHYSICAL ACTIVITY, SMOKING AND HISTORY OF
PRIMARY DISEASE TO HYPERTENSION AT SEMPU PUPLIC HEALTH
CENTER, BANYUWANGI
Prevalence of highly hypertension and trends to increase become the main
causes of heart disease, stroke and kidney. A lot of research results about risk
factors of hypertension which has unconsistent result. This research proves that
the risk factors that may affect the occurrence of hypertension at Sempu Public
health center, Banyuwangi.
Case control study is used as research design by using 158 samples (79
cases : 79 control). Data are collected through interviews with a structured
questionnaire, a questionnaire of IPAQ and patient secondary medical records.
Sampling technique is using consecutive sampling. Bivariate data analysis (chi-
squered test), multivariate (regresi logistic test). Multivariate analysis indicated an
adjusted odds ratio as follows: light physical activity (OR: 24.89; 95% CI: 4.15-
149.31), moderate stress (OR: 19.72; 95% CI: 4.43-87, 62), heavy stress (OR =
32.55; 95% CI: 3.92-270.07) and high education levels (≥Senior High School-
University) were protective towards hypertension (OR: 0.16; 95% CI: 0.04-0.57).
The results of the bivariate analysis showed that risk factors that influence the
occurrence for hypertension are history of primary disease, obesity, excessive salt
intake, saturated fat intake, history of hypertension heredity. An independent
variable which is not proven as a risk factor of hypertension is smoking (OR:
0.58; 95% CI: 0.18-1.86).
Smoking habit is not proven as a risk factor for hypertension at Sempu
Public Health Center, but it does not mean that smoking can not lead to
hypertension. This research findings are expected as an input for Banyuwangi
Health Department, Sempu Public Health Center and Posbindu for promotion and
prevention program of hypertension thus reducing hypertension at Sempu Public
Helath Center.
Key Words: Physical activity, smoking, history of primary disease, risk factors,
hypertension
xi
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM ..................................................................................... ii
PRASYARAT GELAR ............................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................ iv
LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ......................................... v
PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ................................................ vi
UCAPAN TERIMA KASIH ....................................................................... vii
ABSTRAK .................................................................................................. ix
ABSTRACT .................................................................................................. x
DAFTAR ISI .............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xv
DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG.............................................. xv
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xvii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 5
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus .............................................................. 5
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 5
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................ 5
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Kejadian Hipertensi. ................................................ 7
2.1.1 Gambaran Hipertensi .................................................... 7
2.1.2 Manifestasi Klinis Hipertensi ........................................ 7
xii
2.1.3 Klasifikasi Hipertensi.................................................. 7
2.1.4 Faktor-Faktor yang mempengaruhi terjadinya
Hipertensi ...................................................................... 8
2.2 Konsep Aktivitas Fisik ............................................................ 14
2.2.1 Gambaran Aktivitas Fisik ............................................. 14
2.2.2 Manfaat Aktivitas Fisik ................................................. 15
2.2.3 Pengaruh Aktivitas Fisik terhadap kejadian Hipertensi . 15
2.2.4 Cara Pengukuran Aktivitas Fisik ................................. 16
2.3 Konsep Rokok dan Merokok ................................................... 18
2.3.1 Gambaran Rokok dan Merokok .................................... 18
2.3.2 Kategori perokok................. .......................................... 18
2.3.3 Klasifikasi perokok berdasarkan jumlah rokok yang
dihisap ........................................................................... 18
2.3.4 Kandungan dalam Rokok ............................................... 19
2.3.5 Pengaruh Rokok terhadap terjadinya Hipertensi........... 20
2.4 Penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya Hipertensi ......... 21
BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir ..................................................................... 23
3.2 Konsep Penelitian...................................................................... 25
3.3 Hipotesis Penelitian ................................................................... 25
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................ 26
4.2 Definisi Kasus dan Definisi Kontrol ......................................... 27
4.3 Sumber Data Kasus dan Kontrol ............................................... 27
3.4 Cara Matching ............................................................................ 27
4.5 Besar Sampel ............................................................................. 28
4.6 Tehnik Pengambilan Sampel...................................................... 28
4.7 Cara Pengumpulan Data .... ........................................................ 29
4.8 Pengolahan Data......................................................................... 29
xiii
4.9 Variabel Penelitian ..................................................................... 30
4.10 Definisi Operasional ................................................................ 32
4.11 Instrumen Penelitian .................................................................. 39
4.12 Analisis Data ............................................................................. 39
4.12.1 Analisis bivariat ............................................................ 39
4.12.2 Analisis multivariat ........................................................ 40
BAB V HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................... 41
5.2 Karakteristik Subjek Kelompok Kasus dan Kontrol .................... 42
5.3 Analisis Bivariat Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Hipertensi 43
5.4 Analisis Multivariat Faktor Risiko terhadap kejadian Hipertensi 47
BAB VI PEMBAHASAN
6.1 Aktivitas Fisik, Tingkat Stres dan Pendidikan Sebagai Faktor
Risiko Terjadinya Hipertensi ..................................................... 50
6.2 Variabel yang Secara Independen Tidak Terbukti Sebagai
Faktor Risiko Terjadinya Hipertensi .......................................... 53
6.3 Variabel Merokok Tidak Terbukti Sebagai Faktor Risiko
Terjadinya Hipertensi ................................................................. 54
6.4 Keterbatasan Penelitian .............................................................. 55
BAB VII SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan ..................................................................................... 57
7.2 Saran ........................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
xiv
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 3.1 Konsep penelitian……………………………………...... 25
Gambar 4.1 Desain case cantrol study……………………………….. 26
xv
DAFTAR TABEL
Hal.
Tabel 2.1 Klasifikas tekanan darah………………………………… 8
Tabel 4.1 Definisi operasional……………………………………... 32
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Subjek Kelompok Kasus dan
Kontrol............................................................................
42
Tabel 5.2 Crude odd ratio Beberapa Faktor Risiko pada Kasus dan
Konrol.........................................................................
44
Tabel 5.3 Adjusted odd ratio Beberapa Variabel Terhadap Kejadian
Hipertensi .......................................................................................
48
xvi
DAFTAR SINGKATAN
TD Tekanan Darah
SBP Sistolic Blood Pressure
DBP Diastolic Blood Pressure
BB Berat Badan
TB Tinggi Badan
JNC Joint National Committee
CO Carbon Monoksida
CO2 Carbon Dioksida
NO Nitrit Oksida
Hb Hemoglobine
Riskesdas Riset Kesehatan Dasar
IPAQ International Physical Activity Questionnaire
METs Metabolic Equivalent Task
EDRF Endothelial Derive Relaxing Factor
WHO World Health Organization
PHBS Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
IMT Indeks Masa Tubuh
Dinkes Dinas Kesehatan
Kemenkes Kementrian Kesehatan
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Naskah Penjelasan Kepada Calon Responden Tentang Penelitian
yang akan Dilakukan
Lampiran 2. Formulir informed consent
Lampiran 3. Kuesioner
Lampiran 4. Hasil Analisis dengan STATA
Lampiran 5. Surat Rekomendasi Persetujuan Etik dari RSUP Sanglah
Lampiran 6. Surat Ijin Penelitan dari Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Banyuwangi
Lampiran 7. Surat Rekomendasi dari Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia dewasa ini sedang dihadapkan pada terjadinya transisi
epidemiologi, transisi demografi dan transisi teknologi, yang mengakibatkan
terjadinya perubahan pola penyakit dari penyakit infeksi menjadi penyakit tidak
menular (noncommunicable diseases). Terjadinya transisi epidemiologi
disebabkan oleh adanya perubahan-perubahan dalam hal: sosial ekonomi,
lingkungan dan perubahan struktur penduduk, yang mengakibatkan masyarakat
mengadopsi perilaku hidup yang tidak sehat, misalnya: kurang aktivitas fisik,
kebiasaan merokok, makan makanan berlemak dan kalori yang tinggi, serta
kebiasaan minum alkohol, yang diduga sebagai faktor risiko terjadinya penyakit
tidak menular (Rahajeng & Sulistyowati, 2011). Penyakit hipertensi sebagai salah
satu penyakit tidak menular dewasa ini menjadi masalah yang besar dan serius,
karena prevalensi penyakit hipertensi yang tinggi dan cenderung meningkat.
Hipertensi sering kali tidak menunjukkan gejala sehingga menjadi pembunuh
diam-diam (the silent killer of death) dan menjadi penyebab utama timbulnya
penyakit jantung, stroke dan ginjal (Sutanto, 2010; Suiraoka, 2012).
World Health Organization (WHO, 2013) memperkirakan 1 milyar
penduduk di dunia menderita penyakit hipertensi dan diprediksi pada tahun 2025
ada sekitar 29% jiwa di dunia yang akan menderita penyakit hipertensi.
2
Prevalensi penyakit hipertensi rata-rata pada penduduk usia 18 tahun ke
atas sebesar 25,8%, namun cakupan kasus oleh tenaga kesehatan hanya sebesar
36,8% dari total penderita yang diperkirakan dan sisanya tidak terdiagnosis
dengan baik di masyarakat (Kemenkes RI., 2013). Sedangkan prevalensi penyakit
ini di Propinsi Jawa Timur sebesar 26,2% masih melebihi prevalensi nasional
(Kemenkes RI., 2013). Berdasarkan data 5 besar penyakit tidak menular di
Banyuwangi tahun 2013, penyakit hipertensi menduduki rangking pertama
sebesar 19.878 (41,39%) kasus, disusul diabetes, asma, penyakit jantung koroner,
penyakit stroke dan ginjal. Penyakit hipertensi di Puskesmas Sempu jumlahnya
paling banyak dibandingkan dengan puskesmas lainnya di Banyuwangi pada
tahun yang sama (Dinas Kesehatan Banyuwangi, 2013). Kasus hipertensi di
Puskesmas Sempu, menduduki rangking 2 dari 15 besar penyakit, yaitu sebesar
4.094 (16,09%) kasus. Jumlah ini cenderung mengalami peningkatan jika
dibandingkan tahun 2012 sebesar 3.780 (12,78%) kasus (Puskesmas Sempu,
2013).
Data Riskesdas tahun 2013, menunjukkan proporsi aktivitas fisik
penduduk yang tergolong kurang aktif di Indonesia sebesar 26,1%. Dari seluruh
propinsi di Indonesia terdapat 22 propinsi yang aktivitas fisik penduduknya
tergolong kurang aktif dengan proporsi di atas rerata nasional, termasuk di
Propinsi Jawa Timur yaitu sebesar 33,9% (Kemenkes, RI., 2013). Aktivitas fisik
penduduk di Kabupaten Banyuwangi diukur dari survei PHBS dan dijumpai
aktivitas fisik rumah tangga sehat sebesar 33%, artinya masih ada 67% rumah
3
tangga yang kurang aktivitas fisik, sedangkan target PHBS di Kabupaten
Banyuwangi sebesar 75% (Dinas Kesehatan Banyuwangi, 2013).
Proporsi penduduk Indonesia usia 15 tahun ke atas yang mempunyai
kebiasaan merokok dan mengunyah tembakau cenderung meningkat menurut
survei Riskesdas tahun 2007, 2010 dan 2013, berturut-turut sebesar 34,2%, 34,7%
dan 36,3%. Angka yang sama di Propinsi Jawa Timur sebesar 33%, masih di
bawah rerata nasional (Kemenkes RI, 2013). Data kebiasaan merokok di
Kabupaten Banyuwangi hanya tersedia dari PHBS. Kebiasaan tidak merokok di
dalam rumah menurut survei PHBS hanya sebesar 28% sedangkan target
kebiasaan tidak merokok di dalam rumah pada PHBS Kabupaten Banyuwangi
sebesar 75% (Dinas Kesehatan Banyuwangi, 2013).
Hasil penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa keterkaitan aktivitas
fisik dengan hipertensi masih inkonsisten. Aktivitas fisik kurang berpengaruh
terhadap terjadinya hipertensi dan demikian juga dengan merokok (Hashani, dkk.,
2014, Wahiduddin, dkk., 2013). Hasil sebaliknya menunjukkan bahwa aktivitas
fisik berat berhubungan dengan hipertensi (OR = 2,367) (Sundari, dkk., 2013).
Demikian juga dengan merokok, hasil berbeda juga ditunjukkan bahwa merokok
tidak terbukti atau tidak berhubungan dengan kejadian hipertensi dengan p > 0,05
(Sugiarto, 2007, Umiyati, 2011).
Keterkaitan penyakit hipertensi dengan penyakit tidak menular lainnya di
Banyuwangi khususnya di Puskesmas Sempu, belum pernah diteliti sebelumnya,
padahal hipertensi sekunder dapat disebabkan oleh penyakit lain seperti: penyakit
diabetes, jantung, ginjal dan hipertiroid. Data Riskesdas tahun 2013, menunjukkan
4
prevalensi diabetes di Indonesia mengalami peningkatan dibandingkan Riskesdas
2007, dari sebesar 1,1% meningkat menjadi sebesar 2,1%. Sedangkan prevalensi
diabetes di Propinsi Jawa Timur sebesar 2,5% di atas rerata nasional. Demikian
juga dengan prevalensi jantung, ginjal dan hipertiroid di Indonesia juga
mengalami peningkatan dan di Propinsi Jawa Timur di atas rerata nasional
(Kemenkes, RI., 2013).
Upaya yang telah dilakukan Puskesmas Sempu untuk mengatasi penyakit
hipertensi selama ini masih lebih banyak bersifat pengobatan (kuratif) di
puskesmas. Upaya untuk mendeteksi secara dini penyakit tidak menular, mulai
dirintis Puskesmas Sempu sejak 1 tahun yang lalu dengan program posbindu (pos
pembinaan terpadu) penyakit tidak menular usia 18 sampai dengan 60 tahun, yang
kegiatannya antara lain: pengukuran tinggi badan, berat badan, IMT, lingkar
perut, analisa lemak tubuh, pengukuran tekanan darah, kadar gula darah,
pemeriksaan kadar alkohol, kadar amfetamin, pemeriksaan klinis payudara, uji
paru sederhana dan konseling edukasi serta tindak lanjut lainnya (Puskesmas
Sempu, 2013). Hasil penelitian ini diharapkan dapat bersinergis dengan program
posbindu penyakit tidak menular yang telah berjalan, khususnya pencegahan
penyakit hipertensi.
Sehubungan dengan itu peneliti meneliti dengan judul: “Pengaruh aktivitas
fisik, merokok dan riwayat penyakit dasar terhadap terjadinya hipertensi di
Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi tahun 2015”.
5
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah aktivitas fisik mempengaruhi terjadinya hipertensi ?
1.2.2 Apakah merokok mempengaruhi terjadinya hipertensi ?
1.2.3 Apakah riwayat penyakit mempengaruhi terjadinya hipertensi ?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi.
1.3.2 Tujuan Khusus
Membuktikan :
1. Aktivitas fisik mempengaruhi terjadinya hipertensi.
2. Merokok mempengaruhi terjadinya hipertensi.
3. Riwayat penyakit dasar mempengaruhi terjadinya hipertensi.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Dapat menambah wawasan serta konsistensi antara teori dengan hasil
penelitian bahwa aktivitas fisik, merokok dan riwayat penyakit dasar
berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi.
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bahan masukkan untuk Puskesmas Sempu guna meningkatkan promosi
kesehatan kepada masyarakat terkait pencegahan hipertensi.
2. Bahan masukan untuk Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi dalam
menyusun program kesehatan khususnya yang berkaitan dengan
pencegahan hipertensi.
6
3. Bagi kalangan akademik, penelitian ini bermanfaat sebagai kontribusi
untuk memperkaya khasanah keilmuan dan pengembangan penelitian
terkait hipertensi di masa mendatang.
1.4.3 Manfaat bagi masyarakat
Menambah pengetahuan bagi masyarakat tentang faktor-faktor risiko yang
dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi.
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Gambaran Kejadian Hipertensi
2.1.1 Gambaran Hipertensi
Hipertensi adalah kondisi dimana seseorang mempunyai tekanan darah
sistole (Sistolic Blood Pressure) lebih atau sama dengan 140 mmHg atau tekanan
darah diastole (Diastolic Blood Pressure) lebih atau sama dengan 90 mmHg
sesuai kriteria WHO atau memiliki riwayat penyakit hipertensi sebelumnya
(Bhadoria, dkk., 2014; Hamano, dkk., 2014).
2.1.2 Manifestasi Klinis Hipertensi
Julukan “the silent disease” diberikan kepada penyakit hipertensi ini. Hal
ini sesuai dengan kedatangannya yang tidak terduga dan tanpa menunjukkan
adanya gejala tertentu. Seringkali penderita hipertensi baru mengetahui setelah
penyakit hipertensi yang dideritanya menyebabkan berbagai komplikasi
(Suiraoka, 2012). Gejala hipertensi yang sering muncul adalah sakit kepala,
penglihatan kabur, pusing atau migrain, epitaksis, rasa berat di tengkuk, sukar
tidur, suka marah, telinga berdengung (Sudoyo, 2010; Sutanto, 2010).
2.1.3 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi berdasarkan peningkatan tekanan darah sistole dan
diastole. Klasifikasi hipertensi menurut The Sevent Report of The Joint National
(JNC 7) sebagai berikut.
8
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7
SBP (mmHg) DBP (mmHg) Klasifikasi JNC 7
< 120 < 80 Normal
120-139 80-89 Pre Hipertensi
140-159 90-99 Hipertensi derajat I
> 160 >100 Hipertensi derajat II
(JNC 7, 2005)
2.1.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya Hipertensi
Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi dibedakan menjadi
faktor yang dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol (Suiaroka,
2012).
2.1.4.1 Faktor yang dapat dikontrol
Faktor yang dapat dikontrol yang mempengaruhi terjadinya hipertensi,
antara lain:
1) Obesitas
Obesitas dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan kolesterol dalam
tubuh, yang memicu terjadinya aterosklerosis. Aterosklerosis dapat
menyebabkan pembuluh darah menyempit sehingga meningkatkan
tahanan perifer pembuluh darah. Selain itu pasien hipertensi dengan
obesitas akan memiliki curah jantung dan sirkulasi volume darah lebih
tinggi dari pada hipertensi yang tidak obesitas. Dengan demikian beban
jantung dan sirkulasi volume darah orang hipertensi dengan obesitas lebih
tinggi jika dibandingkan dengan penderita hipertensi dengan berat badan
normal (Sutanto, 2010; Nguyen & Lau, 2012).
Menurut hasil penelitian cross sectional deskriptif di Port Harcourt,
Nigeria Selatan, dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 75 dosen,
9
diperoleh hasil bahwa prevalensi hipertensi ditemukan sebesar 21,33%.
Hipertensi yang memiliki overweight sebesar 60%, yang mengalami
obesitas sebesar 22,67% dan yang normal hanya sebesar 17,33%
(Ordinioha, 2013). Hal ini juga didukung hasil penelitian cross sectional di
India Tengah dengan jumlah sampel sebesar 939 orang,
mengidentifikasikan bahwa IMT ≥ 27,5 kg/m² merupakan prediktor untuk
hipertensi pada populasi perkotaan, sementara obesitas sentral merupakan
prediktor hipertensi di populasi pedesaan (Bhadoria, dkk., 2014). Hasil
penelitian cross-sectional di Rio de Janerio dengan jumlah sampel 854,
diperoleh hasil bahwa kegemukkan dan obesitas berhubungan positif
dengan kejadian hipertensi, nilai p < 0,05 (Corrêa-Neto, dkk., 2014).
2) Aktivitas Fisik
Orang yang kurang aktivitas fisik cenderung memiliki curah jantung yang
lebih tinggi. Semakin tinggi curah jantung maka semakin keras kerja
setiap kontraksi sehingga semakin besar oksigen yang dibutuhkan oleh sel-
sel tubuh. Kurang aktivitas fisik juga risiko meningkatkan kelebihan berat
badan (Suiraoka, 2012; Wahiduddin, dkk., 2013).
Menurut hasil penelitian cross sectional di RSUP Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makasar dengan jumlah sampel sebanyak 139 orang,
diperoleh hasil sebanyak 64,4% responden dengan aktivitas ringan
menderita hipertensi, dan sebanyak 100% responden yang beraktivitas
sedang tidak menderita hipertensi (Muliyati, 2011). Hasil penelitian yang
lain case control Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan dengan jumlah
10
sampel 164 responden, menunjukkan hasil bahwa aktivitas fisik kurang
merupakan faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, dengan
OR = 2,67; 95% CI: 1,20-5,90 (Wahiduddin, dkk., 2013). Hasil penelitian
cross sectional di Kosovo dengan besar sampel 1793 didapatkan hasil
bahwa aktivitas fisik kurang berhubungan dengan terjadinya hipertensi
dengan OR = 1,98; 95% CI : 1,46-2,74 (Hashani, dkk., 2014).
3) Merokok
Merokok atau mengunyah tembakau mempengaruhi terjadinya kenaikkan
tekanan darah dan bahan kimia yang terkandung dalam tembakau dapat
merusak lapisan dinding arteri yaitu menyebabkan terjadinya
penyempitan pembuluh darah arteri serta memudahkan terjadinya
aterosklerosis (Wahiduddin, dkk., 2013; Ansari, dkk., 2012).
Menurut hasil penelitian case control study di Virginia Barat dengan
jumlah sampel 2.889 peserta, diperoleh hasil bahwa kadar cotinine serum
lebih tinggi pada perokok berhubungan positif dengan tekanan darah
sistolik, dengan OR = 3,24, 95% CI : 1,86-5,63, p = 0,006 (Alshaarawy,
dkk., 2013). Hasil penelitian yang lain case control study di Puskesmas
Bangkala Kabupaten Jeneponto dengan jumlah sampel 164 responden,
diperoleh hasil bahwa perilaku merokok merupakan faktor risiko terhadap
kejadian hipertensi, dengan OR = 2,32; 95% CI : 1,24-4,35 (Wahiduddin,
dkk., 2013). Penelitian cross sectional di Semarang dengan sampel 115
responden menunjukkan hasil bahwa kebiasaan merokok berhubungan
dengan terjadinya hipertensi p =0,005, jumlah rokok berhubungan dengan
11
hipertensi p= 0,001, cara menghisap rokok dengan hipertensi p=0.003
(Tisa & Angela Novalia, 2012). Penelitan case control di Makasar dengan
sampel 144 responden menunjukkan hasil pengaruh rokok dengan
hipertensi OR= 1,42; 95%CI: 0,73-2,76) ( Anggraeni Rini, 2013).
4) Konsumsi Lemak Jenuh.
Asupan lemak jenuh dapat mengakibatkan dislipidemia yang merupakan
salah satu faktor utama risiko arterosklerosis, yang pada gilirannya
berpengaruh pada penyakit kardiovaskuler (Suiraoka, 2012).
Menurut hasil penelitian case control di Kabupaten Karanganyar Jawa
Tengah dengan jumlah sampel sebesar 310 responden, menunjukkan hasil
bahwa konsumsi lemak jenuh menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi,
nilai p = 0,001; OR = 7,72; 95% CI: 2,45-24,38 (Sugiharto, 2007). Hasil
penelitian case control yang lainnya di Semarang dengan sampel 40
responden, menghasilkan asupan tinggi lemak menjadi faktor risiko
kejadian hipertensi obesitik, nilai p = 0,002; OR = 4,3; 95% CI: 1,696-
11,069 (Kapriana & Muhammad Sulchan, 2012).
5) Konsumsi Garam Berlebihan
Natrium dan klorida adalah ion utama pada cairan ekstraselular. Konsumsi
garam dapur berlebihan dapat menyebabkan peningkatan konsentrasi
natrium di dalam cairan ekstraseluler. Meningkatnya volume cairan pada
ekstraseluler dapat meningkatkan volume darah sehingga berdampak pada
kenaikan tekanan darah (Sutanto, 2010; Muliyati, 2011).
12
Menurut hasil penelitian cross sectional di RSUD Dr. Wahidin
Sudirohusodo Makasar dengan jumlah sampel sebanyak 139 responden,
diperoleh hasil bahwa sebanyak 93,7% responden yang mengkonsumsi
garam natrium lebih menderita hipertensi dan 63,2% yang mengkonsumsi
natrium kurang tidak menderita hipertensi, nilai p = 0,001 (Muliyati,
2011). Penelitian cross sectional di Propinsi Jiangsu Cina juga
menunjukkan bahwa konsumsi garam yang tinggi berhubungan dengan
hipertensi dengan nilai p = 0.001 (Qin Yu, dkk., 2014).
6) Konsumsi Alkohol
Mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan sintesis katekolamin, yang
dapat memicu kenaikan tekanan darah (Suiraoka, 2012).
Menurut hasil penelitian cross sectional di Kabupaten Minahasa dengan
jumlah sampel 107 orang, menunjukkan bahwa konsumsi alkohol
berhubungan positif dengan kejadian hipertensi, nilai p = 0.001; OR = 4,3;
95% CI: 1.86-10.28 (Diyan, 2013).
7) Stres
Faktor risiko stres berpengaruh dengan terjadinya hipertensi dikaitkan
dengan peran saraf simpatis yang mempengaruhi hormon epinefrin
(adrenalin). Hormon epinefrin (adrenalin) dapat mempengaruhi
peningkatkan tekanan darah (Sutanto, 2010; Hamano, dkk., 2012).
Menurut hasil penelitian observasional di Jakarta dengan jumlah sampel 58
responden didapatkan hasil stres (tegang) berpengaruh terhadap hipertensi
p=0,01; OR= 6,2; 95% CI: 1,4-26,2) (Korneliani, 2012) dan penelitan case
13
control di Kabupaten Bantul Yogyakarta dengan 216 sampel menunjukkan
bahwa faktor psikologis stres mempengaruhi terjadinya hipertensi dengan
OR= 3,28; 95% CI: 1,05-10,263 (Elvyrah Faisal, dkk., 2011) dan
penelitian cross sectional di Kosovo dengan jumlah sampel 1793
responden, menunjukkan hasil bahwa faktor psikososial (permusuhan)
berhubungan dengan hipertensi dengan OR = 1,42, 95% CI: 1,17-2,08
(Hashani, dkk., 2014).
2.1.4.2 Faktor yang tidak dapat di kontrol
1) Riwayat keluarga (Keturunan)
Faktor keturunan memang memilki peran yang besar terhadap munculnya
hipertensi. Hasil penelitian telah membuktikan bahwa kejadian hipertensi
lebih banyak terjadi pada kembar homozigot jika dibandingkan dengan
heterozigot (Sutanto, 2010; Sundari, dkk., 2013).
Menurut hasil penelitian case control di Banyuwangi didapatkan hasil
bahwa pada individu dengan genotip homozigot TT 3 kali lebih banyak
mengalami hipertensi dari pada genotip heterozigot TC pada wilayah
pantai maupun pegunungan (Sundari, dkk., 2013). Penelitian lain dengan
case control di Karanganyar Jawa Tengah, menunjukkan bahwa riwayat
keluarga dengan hipertensi mempengaruhi terjadinya hipertensi, dengan p
= 0,001; OR = 4,04; 95% CI : 1,92-8,47 (Sugiharto, 2007).
2) Jenis Kelamin
Pada umumnya pria lebih terserang hipertensi dibandingkan dengan
wanita. Hal ini dikarenakan pria banyak mempunyai faktor risiko yang
14
mempengaruhi terjadinya hipertensi seperti merokok, kurang nyaman
terhadap pekerjaan dan makan tidak terkontrol. Biasanya wanita akan
mengalami peningkatan hipertensi setelah masa menopause (Suiraoka,
2012). Menurut hasil penelitian cross sectional di Kosovo, menunjukkan
bahwa pria lebih berisiko menderita hipertensi dengan OR = 1,41; 95% CI:
1,19-1,58 (Hashani, dkk., 2014).
3) Umur
Hilangnya elastisitas pembuluh darah dan aterosklerosis merupakan
faktor penyebab hipertensi usia tua (Sutanto, 2010).
Menurut hasil penelitian case control di Karanganyar Jawa Tengah,
meunjukkan bahwa umur menjadi faktor risiko penyakit hipertensi. Umur
56-65 tahun menjadi faktor risiko hipertensi, p = 0,001; OR = 4,76; 95%
CI: 2,0-11,50 (Sugiharto, 2007). Menurut hasil penelitian cross sectional
di Kosovo, menunjukkan bahwa usia yang lebih tua berkorelasi positif
dan signifikan terhadap hipertensi dengan OR = 1,03; 95% CI: 1,1,02-1,05
(Hashani, dkk., 2014).
2.2 Konsep Aktivitas Fisik
2.2.1 Gambaran Aktivitas Fisik
Aktivitas fisik dan olah raga sebenarnya sangat berhubungan tetapi pada
dasarnya berbeda. Olah raga termasuk aktivitas fisik, namun tidak semua jenis
aktivitas fisik adalah olah raga. Aktivitas fisik merupakan setiap gerakan tubuh
yang dihasilkan oleh otot rangka yang mengeluarkan energi (Suiraoka, 2012).
15
Aktivitas fisik yang kurang merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit
kronis, termasuk salah satunya adalah hipertensi (Sutanto, 2010; Sudoyo, 2010).
2.2.2 Manfaat aktivitas fisik
Aktivitas fisik secara teratur dapat bermanfaat positif terhadap kesehatan
antara lain: dapat mencegah penyakit jantung, stroke, hipertensi, diabetes,
osteoporosis dan lain-lain. Aktivitas fisik teratur juga bermanfaat dalam
mengendalikan berat badan, otot menjadi lebih lentur dan tulang menjadi kuat,
bentuk tubuh lebih ideal dan proporsional, lebih percaya diri, lebih bertenaga
serta lebih bugar sehingga secara keseluruhan kesehatan kita menjadi lebih baik
(Wahiduddin, dkk., 2013; Mellisa, 2013).
2..2.3 Pengaruh aktivitas fisik terhadap kejadian hipertensi
Beberapa faktor yang berperan dalam pengendalian tekanan darah dapat
dirumuskan sebagai berikut: Tekanan darah = curah jantung x tahanan perifer
(Sudoyo, 2010). Pada awal permulaan aktivitas fisik dan selama aktivitas fisik
terjadi peningkatan denyut jantung hal ini dapat menyebabkan peningkatan curah
jantung sehingga dapat mengakibatkan meningkatnya tekanan darah. Peningkatan
curah jantung dapat terjadi karena disebabkan oleh meningkatnya kebutuhan
suplai oksigen dari otot-otot yang bekerja (Kapriana & Muhammad Sulchan 2012;
Mellisa, 2013). Sementara itu aliran darah yang meningkat saat aktivitas fisik
dapat menjaga endotel (lapisan dinding) pembuluh darah arteri dengan
diproduksinya nitrit oksida (NO). NO akan merangsang pembentukan endothelial
derive relaxing factor (EDRF) yang berfungsi vasodilatasi atau melebarkan arteri.
Dalam keadaan kondisi istirahat aliran darah pada arteri koronaria berkisar 200
16
ml/menit (4% dari total curah jantung). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
peningkatan 4 ml/menit sudah dapat menghasilkan nitrit oksida (NO) untuk
memperbaiki endotel arteri. Aktivitas fisik sedang (senam atau jalan kaki) dapat
menyebabkan meningkatnya aliran darah sampai 350 ml/menit (naik 150
ml/menit) hal ini sudah cukup untuk mencegah endotel dari proses aterosklerosis.
Namun semua itu baru bisa efektif jika aktivitas fisik yang teratur dan
membutuhkan waktu minimal 30 menit (Sutanto, 2010; Sharman, dkk., 2014).
Pada aktivitas fisik yang senantiasa aktif dan teratur akan menyebabkan
pembuluh darah cenderung lebih elastis sehingga akan mengurangi tahanan
perifer (Suiraoka, 2012). Aktivitas fisik yang teratur pada gilirannya juga akan
menyebabkan kerja jantung menjadi lebih efisien sehingga curah jantung akan
berkurang dan akan menyebabkan penurunan tekanan darah (Sutanto, 2010;
Wahiduddin. dkk., 2013). Menurut hasil penelitian case control di Makasar,
menunjukkan bahwa aktivitas fisik yang kurang merupakan faktor risiko
terjadinya hipertensi dengan OR = 2,67; 95% CI : 1,20-5,90 (Wahiduddin, dkk.,
2013).
2.2.4 Cara pengukuran aktivitas fisik
International Physical Activity Questionnaire (IPAQ) merupakan salah
satu jenis kuesioner yang dapat digunakan untuk mengukur aktivitas fisik
seseorang. IPAQ berisikan pertanyaan yang meliputi jenis, durasi dan frekuensi
seseorang melakukan aktivitas fisik dalam jangka waktu tertentu misalkan dalam
7 hari terakhir. Berbagai jenis aktivitas fisik tersebut dikelompokkan menjadi tiga
tingkatan yaitu aktivitas ringan, aktivitas sedang dan aktivitas berat. Pengukuran
17
aktivitas fisik dapat dilakukan dengan cara mengukur banyaknya energi yang
dikeluarkan untuk aktivitas setiap menitnya. Metode IPAQ memiliki kelebihan
yaitu memiliki ketelitian yang tinggi dan juga mudah di gunakan khususnya pada
responden dewasa. Sebagai standar yang dipakai adalah banyaknya energi yang
dikeluarkan tubuh dalam keadaan istirahat duduk yang dinyatakan dalam satuan
METs (Metabolic Equivalent Task). Satu METs diartikan sebagai energi yang
dikeluarkan per menit/kg BB orang dewasa (1 METs = 1.2 kkal/menit). IPAQ
menetapkan skor aktivitas fisik dengan rumus:
METs/minggu = METs Level (jenis aktivitas) X Jumlah menit aktivitas X Jumlah
hari/minggu.
Kategori aktivitas fisik menurut IPAQ adalah total energi yang dikeluarkan dalam
aktivitas fisik dalam satu minggu (7 hari) terakhir, dikatakan aktivitas ringan jika
kurang dari 600 METs/minggu, aktivitas sedang jika sebesar antara 600 – 1500
METs/minggu, sedangkan aktivitas berat jika lebih dari 1500 METs/minggu
(Craig, dkk., 2003; IPAQ group, 2002; Wolin, dkk., 2008; Harvard Publication
Health, 2009).
Metode lain dengan penghitungan skor IPAQ dengan mean std.dev telah
dilakukan di FIK UNY dengan skor IPAQ rata-rata : 7248,13 + 2420,58 METs
(Sudibjo, Arovah & Lakmi R., 2015) dan penelitian di Menado juga memakai
perhitungan skor IPAQ dengan mean std.dev dengan skor IPAQ rata-rata :
2137,01 + 1457,53) (Novitasary, Nelly & Shirley, 2014).
18
2.3 Konsep rokok dan merokok
2.3.1 Gambaran rokok dan merokok
Rokok adalah gulungan kertas berbentuk silinder yang panjangnya antara
70-120 mm dan diameternya sekitar 10 mm. Rokok berisi olahan daun tembakau,
cengkeh, kelembak dan filter. Merokok adalah membakar rokok dan kemudian
dihisap asapnya dapat menggunakan rokok batangan ataupun menggunakan alat
bantu pipa (WHO, 2010).
2.3.2 Kategori Perokok
Kategori perokok dilihat dari segi orang yang menghisap asap rokok dapat
dibedakan menjadi: perokok aktif dan perokok pasif. Hasil penelitian cross
sectional di Propinsi Isfahan dan Propinsi Markasi Iran Tengah, dengan jumlah
sampel 6.123 orang, menunjukkan bahwa sebanyak 893 laki-laki (14,6%)
penderita hipertensi yang masing-masing adalah perokok aktif (28,6%) perokok
pasif (28,8%), dan bukan perokok 42,5% (Ansari, dkk., 2012).
2.3.3 Klasifikasi perokok berdasarkan jumlah rokok yang dihisap
Klasifikasi perokok dilihat dari banyaknya batang rokok yang dihisap,
dapat dibedakan menjadi: perokok ringan jika menghisap rokok kurang dari 10
batang rokok/hari, perokok sedang jika menghisap rokok 10-20 batang/hari dan
perokok berat jika menghisap rokok lebih 20 batang/hari (Tisa & Angela Novalia,
2012). Menurut hasil penelitian cross sectional di Semarang, menunjukkan bahwa
kebiasaan merokok berhubungan dengan kejadian hipertensi dengan hasil analisis
sebagai berikut jumlah rokok yang dihisap dengan nilai p<0,001, cara menghisap
19
rokok dengan nilai p= 0,003; OR= 3,938 dan lama menghisap rokok dengan nilai
p<0,001; OR= 9,000 (Tisa & Angela Novalia, 2012).
2.3.4 Kandungan dalam rokok
Asap rokok yang dihisap mengandung bermacam-macam bahan kimia
yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Bahan kimia yang ada di rokok dibedakan
menjadi fase partikular dan fase gas. Fase partikular meliputi nikotin, nitrosamine,
nitrosonornikotin, polisiklik hidrokarbon, dan carsinogenic amine. Fase gas
meliputi carbon monoksida (CO), carbon dioksida (CO2) dan lain-lain. Rokok
diperkirakan mengandung sekitar 4000 zat toksik dan 60% diantaranya bersifat
carsinogenic (Diyan, 2013; Ansari, dkk., 2012).
1) Nikotin
Nikotin berpengaruh terhadap kenaikan tekanan darah, denyut jantung,
dan meningkatnya kontraksi otot jantung sehingga dipaksa untuk
menggunakan oksigen semakin besar. Nikotin juga berdampak
vasokontriksi pembuluh darah perifer. Saat seseorang menghisap rokok
beberapa detik kemudian nikotin sudah mencapai otak, kemudian otak
merangsang kelenjar adrenal untuk mengeluarkan hormon epinefrin
(adrenalin) yang mempengaruhi terjadinya hipertensi (Tisa & Angela
Novalia, 2012; Wahiduddin, dkk,. 2013).
2) Carbon Monoksida (CO)
Gas CO merupakan sejenis gas hasil dari pembakaran dari unsur zat
karbon (zat arang). CO bersifat toksik, transport dan penggunaannya
bersaing dengan oksigen dalam tubuh. Daya ikat CO dengan eritrosit lebih
20
kuat dibandingkan dengan oksigen dalam eritrosit, sehingga akan
membentuk carboxyhemoglobin (CoHb) yang berdampak tubuh akan
kekurangan oksigen. Seorang perokok mempunyai rata-rata 2,5%-13,5%
lebih banyak CoHb di dalam eritrosit jika dibandingkan dengan orang
yang tidak merokok. CO juga dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan
penyimpanan kolesterol di dalam pembuluh darah arteri sehingga
mempengaruhi terbentuknya aterosklerosis dalam pembuluh darah
(Sitepoe, 1997; Tisa & Angela Novalia, 2012).
3) Tar
Tar merupakan senyawa polisiklik hidrokarbon aromatika yang bersifat
carsinogenic. Tar dapat merusak sel paru-paru karena lengket serta
menempel pada saluran nafas dan paru-paru sehingga dapat
mengakibatkan kanker. Endapan tar berupa warna coklat dapat terjadi di
gigi, saluran pernafasan dan paru-paru. Masuknya tar ke dalam saluran
pernafasan dan paru-paru tergantung pada hisapan yang dalam, menghisap
berkali-kali, dan banyaknya rokok yang dihisap (Sitepoe, 1997; Tisa &
Angela Novalia, 2012).
2.3.5 Pengaruh merokok terhadap terjadinya hipertensi
Tekanan darah dapat dipengaruhi oleh curah jantung dan tahanan perifer.
Sedangkan curah jantung dan tahanan perifer dapat dipengaruhi oleh berbagai
faktor salah satunya adalah merokok. Kandungan nikotin dalam rokok dapat
menyebabkan meningkatkan denyut jantung, bertambahnya kontraksi otot
jantung, menyebabkan vasokontriksi pada pembuluh darah perifer dan pembuluh
21
darah di ginjal sehingga mempengaruhi peningkatan tekanan darah (Sitepoe,
1997). Nikotin juga mengganggu sistem saraf simpatis dengan perangsangan
hormon epinefrin (adrenalin) yang dapat mempengaruhi peningkatan tekanan
darah. Meningkatnya tekanan darah juga dipengaruhi oleh kandungan karbon
monoksida (CO) yang dihisap dari rokok oleh perokok aktif atau pasif. Di dalam
eritrosit, CO mempunyai daya ikat yang lebih kuat dengan hemoglobin
dibandingkan dengan oksigen, sehingga jika seseorang menghisap rokok kadar
oksigen dalam darah akan berkurang. Jika sel-sel tubuh kekurangan oksigen maka
tubuh akan melakukan kompensasi pembuluh darah dengan cara vasokontriksi.
Bila vasokontriksi berlangsung lama maka pembuluh darah akan mudah terjadi
aterosklerosis (Sitepoe, 1997; Tisa & Angela Novalia, 2012). Hasil penelitian
cross sectional di Kabupaten Minahasa, dengan jumlah sampel 107 orang,
menunjukkan hasil bahwa kebiasaan merokok mempengaruhi terjadinya
hipertensi p = 0.001; OR = 6.0; 95% CI: 2,53-14,22 (Diyan, 2013).
2.4 Penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya hipertensi
Penyebab hipertensi dibedakan menjadi 2 yaitu: hipertensi essensial
(hipertensi primer) yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi sekunder
yang disebabkan oleh penyakit lain. Sekitar 90% penderita hipertensi termasuk
hipertensi primer, sedangkan yang 10% termasuk disebabkan hipertensi sekunder
(Suiraoka, 2012). Penyebab hipertensi sekunder antara lain: penyakit ginjal yang
disebut hipertensi renal (renal hypertension) yaitu penyakit ginjal yang dapat
mempengaruhi kelenjar adrenal, termasuk di antaranya adalah glomerulonefritis,
22
pielonefritis, nekrosis tubular akut, tumor ginjal. Kelainan vasculer juga dapat
menyebabkan hipertensi sekunder seperti aterosklerosis, trombosis, emboli
kolesterol, aneurisma, hiperplasia. Kelainan endokrin seperti diabetes melitus,
hipertiroidisme, hipotiroidisme juga menjadi penyebab hipertensi sekunder.
Penyebab lain dari hipertensi sekunder yaitu hipertensi karena kehamilan
(gestational hypertension) yang biasanya terjadi pada trimester ke tiga kehamilan
(Sudoyo, 2010; Sutanto, 2010).
23
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Berpikir
Obesitas dapat memicu terjadinya peningkatan kolesterol dalam darah
yang memudahkan terjadinya aterosklerosis sehingga berdampak penyempitan
pembuluh darah. Hal ini mengakibatkan beban kerja jantung dan tahanan perifer
meningkat yang berpengaruh terjadinya hipertensi. Hipertensi juga dipengaruhi
oleh aktivitas fisik ringan, orang yang kurang aktivitas cenderung memiliki curah
jantung yang lebih tinggi. Kurang aktivitas fisik cenderung memicu terjadi
obesitas yang berisiko meningkatkan aterosklerosis yang dapat meningkatkan
tahanan perifer dan meningkatkan curah jantung yang akan mempengaruhi
terjadinya hipertensi.
Pengaruh rokok terhadap tekanan darah dikaitkan dengan kandungan
nikotin dan karbon monoksida (CO) dalam rokok. Nikotin dapat meningkatkan
curah jantung, meningkatnya kontraksi otot jantung, menyebabkan vasokontriksi
pembuluh darah perifer, vasokontriksi pembuluh darah ginjal serta mengganggu
saraf simpatis dengan cara merangsang hormon epinefrin (adrenalin) yang bersifat
memacu peningkatan curah jantung sehingga mempengaruh terjadinya hipertensi.
Sedangkan karbon monoksida (CO) mempunyai daya ikat dengan hemoglobin
(Hb) yang lebih kuat, jika dibandingkan daya ikat oksigen dengan hemoglobin,
hal ini mengakibatkan kadar oksigen dalam darah menurun. Untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dalam darah maka pembuluh darah akan mengkompensasi
24
dengan cara vasokontriksi sehingga menyebabkan meningkatnya tahanan perifer
yang berpengaruh teehadap hipertensi.
Asupan lemak jenuh dapat menimbulkan dislipidemia yang memicu
terjadinya aterosklerosis sehingga menyebabkan penyempitan pembuluh darah,
hal ini mengakibatkan peningkatan beban jantung dan tahanan perifer yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi. Konsumsi garam dapur berlebihan juga
mempengaruhi terjadinya hipertensi. Sifat natrium menyebabkan retensi cairan di
dalam ekstraseluler meningkat, yang dapat mempengaruhi terjadinya hipertensi.
Mengkonsumsi alkohol berlebihan juga dapat menyebabkan meningkatkan
sintesis katekolamin yang dapat memicu hipertensi. Sedangkan hubungan stres
dengan hipertensi dikaitkan dengan saraf simpatis yang dapat merangsang
meningkatnya hormon epinefrin (adrenalin) yang berpengaruh terhadap
hipertensi.
Riwayat keluarga dengan hipertensi dikaitkan dengan banyaknya kejadian
hipertensi terjadi pada kembar homozigot jika dibandingkan dengan heterozigot.
Sedangkan kejadian hipertensi berdasarkan jenis kelamin, laki-laki lebih banyak
terserang hipertensi daripada perempuan, hal ini karena laki-laki lebih banyak
mempunyai faktor risiko terjadinya hipertensi. Peningkatan kejadian hipertensi
juga dipengaruhi oleh umur, semakin bertambah umur seseorang lebih berisiko
hilangnya elastisitas pembuluh darah dan terjadinya aterosklerosis yang
merupakan faktor penyebab hipertensi di usia tua. Kejadian hipertensi juga dapat
disebabkan oleh penyakit lain, terutama terjadi pada hipertensi sekunder.
25
Penyebab hipertensi sekunder antara lain adalah penyakit ginjal, kardiovaskuler
serta penyakit endokrin seperti: diabetes, hipertiroid.
3.2 Konsep Penelitian
Keterangan: : Diteliti : Tidak diteliti
Gambar 3.1 Konsep penelitian pengaruh aktivitas fisik, merokok dan riwayat penyakit
dasar terhadap terjadinya hipertensi di Puskesmas Sempu Kabupaten
Banyuwangi tahun 2015.
3.3 Hipotesis Penelitian
3.3.1 Aktivitas fisik mempengaruhi terhadap terjadinya hipertensi.
3.3.2 Merokok mempengaruhi terhadap terjadinya hipertensi.
3.3.3 Riwayat penyakit dasar mempengaruhi terhadap terjadinya hipertensi.
Variabel dependen:
Hipertensi
Variabel independen :
Aktivitas fisik
Merokok
Riwayat penyakit dasar
Variabel confounding :
Obesitas
Konsumsi garam
Konsumsi lemak jenuh
Stress
Umur
Jenis kelamin
Riwayat keluarga
Konsumsi alkohol
26
BAB IV
METODE PENELITIAN
4.1 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan yaitu case control study, merupakan
rancangan penelitian epidemiologi analitik observasional yang menelaah
hubungan antara efek tertentu dengan faktor risiko tertentu. Rancangan case
control dapat digunakan untuk menilai seberapa besarkah peran faktor risiko
terhadap kejadian penyakit (Sastroasmoro, 2011; Schlesselman, 1982).
Rancangan penelitian case control study pada penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Penelitian dimulai di sini
Efek
Retrospektif
Efek
Retrospektif
Bagan 4.1 : Desain case control study (Notoatmodjo, 2010).
Kasus : Hipertensi
Kontrol : Bukan
Hipertensi
Faktor risiko +
Faktor risiko -
Faktor risiko +
Faktor risiko -
Populasi
27
4.2 Definisi kasus dan definisi kontrol
Kasus adalah penderita hipertensi usia 18-65 tahun, menanda tangani
informed consent, datang ke Puskesmas Sempu pada periode waktu Februari -
April 2015 dengan kriteria SBP ≥ 140 mmHg atau DBP ≥ 90 mmHg atau kedua-
duanya. Kontrol adalah bukan penderita hipertensi usia 18-65 tahun, menanda
tangani informed consent, datang ke Puskesmas Sempu pada periode waktu
Februari - April 2015.
4.3 Sumber Data Kasus dan Kontrol
Sumber data Kasus dan Kontrol berasal dari pasien di Poli Umum
Puskesmas Sempu berupa data primer yang diperoleh langsung dari hasil
wawancara dengan responden berpedoman pada kuesioner yang berisikan
pertanyaan berkaitan dengan variabel penelitian. Sedangkan data sekunder
diperoleh secara tidak langsung dari catatan medis pasien Poli Umum Puskesmas
Sempu misalnya: tekanan darah, berat badan.
4.4 Cara Matching
Matching individual yaitu dengan cara memilih sampel kontrol dengan
karakteristik yang sama dengan sampel kasus. Antara Kelompok Kasus dan
Kelompok Kontrol dilakukan matching atau dimiripkan dalam hal umur dan jenis
kelamin. Cara melakukan matching untuk umur dengan memilih umur sampel
kontrol yang masuk dalam interval 10 tahun dari umur sampel kasus (Riskesdas,
2013).
28
4.5 Besar Sampel
Besar sampel penelitian dapat ditentukan dengan memperhatikan Odds
Ratio (OR) hasil penelitian sebelumnya. Untuk menentukan besar sampel dalam
penelitian ini menggunakan rumus WHO, sebagai berikut.
n =
Hypothesis test for an odds ratio:
Level of significance (%) α = 5
Power of the test (%) = 80
The value of the Odds Ratio = 1.50
Anticipated probability of exposure given disease = 0.38
Anticipated probability of exposure given no disease = 0.20
Sample size n = 79
Setelah dilakukan penghitungan dengan rumus WHO dengan bantuan
komputer diperoleh besar sampel 79. Perbandingan jumlah sampel dalam
penelitian ini adalah 1 : 1 yaitu jumlah kasus 79 sampel : jumlah kontrol 79
sampel. Jadi total sampel dalam penelitian ini adalah 158 sampel.
4.6 Teknik Pengambilan Sampel
Teknik pengambilan Sampel Kasus dan Sampel Kontrol digunakan dengan
consecutive sampling, cara pengambilan sampel dilakukan di Puskesmas Sempu
29
dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu
tertentu sampai jumlah sampel terpenuhi.
4.7 Cara Pengumpulan Data
Cara mendapatkan data Sampel Kasus dan Sampel Kontrol dilakukan
dengan wawancara. Tehnik wawancara pada responden dilakukan dengan cara
selang-seling (bergantian), misalkan hari pertama untuk memilih sampel kasus
(penderita hipertensi) kemudian dilakukan wawancara. Pada hari ke dua memilih
sampel kontrol (bukan penderita hipertensi) yang kemudian dilakukan
wawancara. Demikian juga hari ke tiga dan ke empat dilakukan secara bergantian
untuk memilih sampel kasus dan sampel kontrol dan seterusnya sampai sampel
total terpenuhi. Wawancara sampel kasus dan sampel kontrol dilakukan di
Puskesmas Sempu setelah selesai pemeriksaan dan pengobatan sehingga tidak
menggangu proses kegiatan di poli umum Puskesmas Sempu.
4.8 Pengolahan Data
4.8.1 Cleaning
Data yang sudah terkumpul dilakukan cleaning data untuk mengecek agar
tidak ada data yang tidak perlu.
4.8.2 Editing
Data yang sudah terkumpul, sebaiknya dilakukan pengeditan data terlebih
dahulu dan diperbaiki jika ada data yang salah. Saat mengedit data perlu
dicek kode-kode yang tidak sesuai dengan katagori dalam daftar
30
pertanyaan kuesioner, apakah ada data yang hilang, data yang tidak masuk
akal dan data tidak konsisten sehingga diperoleh data yang benar-benar
konsisten.
4.8.3 Coding
Coding diperlukan karena data yang dikumpulkan banyak macamnya dan
untuk mempermudah analisa data yang dilakukan dengan komputer.
4.8.4 Entry Data
Memasukkan data yang telah diberi kode ke program software computer
yang selanjutnya untuk dilakukan analisis.
2.9 Variabel Penelitian
4.9.1 Variabel dependen
Variabel dependen penelitian adalah hipertensi.
4.9.2.Variabel independen
Variabel independen penelitian adalah:
1. Aktivitas fisik
2. Merokok
3. Riwayat penyakit dasar
31
4.9.3 Variabel confounding adalah:
1. Obesitas
2. Konsumsi garam
3. Konsumsi lemak jenuh
4. Stress
5. Riwayat keluarga hipertensi
6. Umur
7. Jenis Kelamin
32
4.10 Definisi Operasional
Tabel 4.1 Definisi Operasional
No Variabel Definisi Operasional Cara/alat ukur Hasil
Pengukuran
Rencana Analisis Skala
1
Dependen:
Hipertensi
Tekanan darah lebih dari
normal dengan
menggunakan kriteria
hipertensi dari JNC:
SBP ≥ 140 mmHg atau
DBP ≥ 90 mmHg, salah
satu atau kedua-duanya.
Data sekunder:
Melihat data rekam
medik tekanan darah
untuk sampel kasus.
Pengukuran :
Untuk tekanan darah
sampel kontrol
Mengukur tekanan darah
menggunakan tensimeter
dan stetoskop yang
dilakukan pada lengan
atas yang dilakukan oleh
perawat yang
sebelumnya dilatih.
Tekanan darah:
Sistole
Diastole
1. Normal : < 120/80 mmHg
2. Pre Hipertensi: 120-139/
80-89 mmHg
3. Hipertensi derajat I:
140-159/90-99 mmHg
4. Hipertensi derajat II:
> 160/>100 mmHg.
(JNC 7, 2005).
Ordinal
1
Independen:
Aktivitas
fisik
Intensitas kegiatan atau
gerakan otot yang
dilakukan sehari-hari
untuk membakar energi
dan dijumlahkan dalam
satuan METs, sesuai
Kuesioner.
Menggunakan IPAQ
(International Physical
Activity Questionnaire).
METs/minggu = METs
level (jenis kegiatan) x
METs/minggu Menggunakan skor IPAQ:
Mean, Std. dev. (Novitasary,
dkk., 2014; Sudibjo, dkk.,
2015).
Aktivitas ringan: <3494
METs
Ordinal
33
standar IPAQ.
jumlah menit aktivitas x
jumlah hari/minggu.
Dihitung dalam 7 hari
terakhir, penghitungan
dilakukan oleh peneliti.
Aktivitas sedang: 3494-6149
METs
Aktivitas Tinggi: >6149
METs
2
Merokok
Kebiasaan terkait
menghisap rokok atau
riwayat merokok,
jumlah batang rokok
yang dihisap dan lama
merokok sebelum
terdiagnosa menderitan
hipertensi oleh tenaga
kesehatan.
Kuesioner.
Menanyakan pada
responden saat
wawancara tentang
riwayat merokok, jumlah
merokok yang dihisap,
lama merokok, yang
ditekankan saat sebelum
didiagnosis menderita
hipertensi.
Riwayat
merokok
Jumlah rokok
yang dihisap
Lama merokok
0: Tidak merokok
1: Ya (Pernah merokok/masih
merokok)
Jumlah rokok yang dihisap:
1. Perokok ringan:
kurang dari 10 batang per
hari
2. Perokok sedang:
10 - 20 batang per hari
3. Perokok berat:
lebih dari 20 batang per
hari
Lama merokok:
1. Perokok ringan:
Merokok < 10 tahun
2. Perokok sedang:
Merokok 10-20 tahun
3. Perokok berat:
Merokok > 20 tahun
Nominal
Ordinal
Ordinal
34
Perokok pasif Orang yang tidak
merokok namun
terpapar asap rokok dari
orang yang sedang
merokok.
Kuesioner.
Menanyakan responden
terkait riwayat
menghirup asap rokok
dari orang yang sedang
merokok.
Perokok pasif
atau tidak
0: Tidak 1: Ya
Nominal
3 Riwayat
penyakit
dasar
Penyakit yang pernah
diderita responden yang
dapat menyebabkan
hipertensi, sebelum
didiagnosis hipertensi
oleh petugas kesehatan.
Kuesioner.
Menanyakan pada
responden pada saat
wawancara
Penyakit yang
menyebabkan
hipertensi
0 : Tidak 1 : Ya (Jika 1 atau
lebih pernah menderita):
Penyakit diabetes
Penyakit jantung
Penyakit ginjal
Penyakit hipertiroid
Nominal
1
Confunding :
Obesitas
IMT seseorang yang
diproleh dari hasil
perhitungan berat badan
dalam kg dibagi dengan
tinggi badan dalam
meter kuadrat.
Obesitas sentral
merupakan pengukuran
massa lemak yang
mereflesikan
kegemukan abdomenal
atau viseral.
Menimbang badan
dengan timbangan (kg),
dan tinggi badan diukur
dalam meter kemudian
dihitung dengan rumus:
IMT = BB (kg)/TB (m²).
Mengukur keliling
lingkar perut melalui titik
antara ujung lengkung
tulang pangkal
paha/panggul dengan
tulang iga terbawah
secara horizontal.
Berat badan,
Tinggi badan.
Lingkar
abdomenal
Klasifikasi IMT :
1. Kurus : < 18.5
2. Normal : 18.5-22.9
3. Overweight: 23.0-24.9
4. Obesitas I : 25.0-29.9
5. Obesitas II : > 30.0
Klasifikasi Obesitas sentral:
Laki-laki : :≥ 90 cm
0 : Tidak 1. Ya
Perempuan ≥ 80 cm
0 : Tidak 2. Ya
Ordinal
Nominal
Nominal
35
2 Konsumsi
garam
Kebiasaan makan asin
atau makanan
mengandung garam
dapur berlebihan yang
dilakukan sehari-hari
dalam periode waktu
tertentu, sebelum
didiagnosa hipertensi
oleh tenaga kesehatan.
Kuesioner.
Menanyakan pada
responden saat
wawancara tentang
kebiasaan konsumsi
makanan asin (ikan asin,
telor asin dan lain-lain)
ditekankan pada saat
sebelum didiagnosis
hipertensi.
Suka makan
asin atau tidak
Frekuensi
makan asin per
minggu
0: Tidak
1: Ya (Jika ya ≥ 3 item dari 5
item)
1. Jarang :
Jika seminggu sekali
makan asin atau
mengandung garam
berlebihan.
2. Sedang :
Jika 2x sampai 3x
seminggu mengkonsumsi
makan asin atau
mengandung garam
berlebihan.
3. Sering :
Jika ≥ 4x seminggu atau
setiap hari makan asin atau
mengandung garam
berlebihan.
Nominal
Ordinal
36
3
Konsumsi
lemak jenuh
Lemak yang
mengandung kolesterol,
Trigliserida yang
terdapat pada makanan
hewani seperti pada
daging sapi, daging
kambing, kulit unggas,
yang mengandung
lemak (fat, gajih) dan
berasal dari nabati
(minyak goreng dari
sawit atau kelapa dan
santan).
Kuesioner.
Wawancara terkait
konsumsi makanan yang
mengandung lemak jenuh
(fat, gajih) seperti
konsumsi daging, kulit
unggas, makanan yang
diolah dengan cara
digoreng dan bersantan,
yang ditekankan sebelum
didiagnosis hipertensi.
Konsumsi
lemak jenuh
Frekuensi
konsumsi
daging.
Frekuensi
kunsumsi
makanan yang
diolah dengan
cara digoreng
0 : Tidak
1 : Ya (Jika ya ≥ 2 item dari 3
item).
Frekuensi konsumsi daging:
1. Jarang : Jika seminggu
sekali makan daging
2. Sedang : Jika 2x sampai 3x
seminggu makan daging
3. Sering : Jika ≥ 4x
seminggu atau setiap hari
makan daging
Frekuensi konsumsi mkanan
yang digoreng:
1. Jarang : Jika seminggu
sekali konsumsi makanan
yang digoreng
2. Sedang : Jika 2x sampai 3x
seminggu konsumsi
makanan yang digoreng
3. Sering :
Jika ≥ 4x seminggu atau
setiap hari konsumsi
makanan yang digoreng.
Nominal
Ordinal
Ordinal
37
Frekuensi
konsumsi
makanan
bersantan.
Frekuensi konsumsi yang
bersantan:
1. Jarang : Jika seminggu
sekali konsumsi makanan
bersantan
2. Sedang : Jika 2x sampai 3x
seminggu konsumsi
makanan bersantan
3. Sering :
4. Jika ≥ 4x seminggu atau
setiap hari konsumsi
makanan bersantan.
Ordinal
38
4 Stres
Gangguan mental dan
emosional yang sering
disebabkan oleh faktor
luar dan menyebabkan
perasaan menjadi marah,
mudah kesal/jengkel,
mudah tersinggung,
kesulitan untuk tenang,
tidak sabaran, cenderung
bereaksi berlebihan,
sulit beristirahat dan
mudah gelisah.
Kuesioner (DASS):
Menanyakan pada
responden saat
wawancara tentang
perasaannya, dengan
menggunakan kuesiones
skala stress dari
Depression Anxiety
Stress Scales (DASS),
ditekankan saat sebelum
didiagnosis hipertensi.
Tingkat stress Tingkat stress:
Normal : 0-14
Ringan : 15-18
Sedang : 19-25
Berat : 26-33
Sangat berat : 34-42
Ordinal
5 Umur Usia responden saat ini
yang dihitung
berdasarkan ulang tahun
terakhir.
Kuesioner.
Menanyakan pada
responden saat
wawancara.
Usia responden 1. 18 - 25 tahun
2. 26 - 35 tahun
3. 36 - 45 tahun
4. 46 - 55 tahun
5. 56 - 65 tahun (Riskesdas)
Nominal
6 Jenis kelamin
Ciri biologis yang
dimiliki responden yang
terdiri dari laki-laki
atau perempuan.
Observasi saat
wawancara.
Jenis kelamin
laki-laki/
perempuan
1. Laki-laki
2. Perempuan
Nominal
7 Riwayat
keluarga
Riwayat hipertensi dari
keluarga langsung
(bapak, ibu) dan
keluarga tidak langsung
(kakek dan nenek).
Kuesioner.
Menanyakan pada
responden saat
wawancara.
Mempunyai
riwayat
hipertensi/ tidak
0: Tidak ada keturunan
hipertensi
1: Ada keturunan hipertensi
Nominal
39
4.11 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan untuk mengukur tekanan darah adalah tensi
meter, stetoskop, timbangan berat badan (dacin), meteran untuk mengukur tinggi
badan dan lingkar perut. Instrumen yang digunakan untuk mengukur masing-
masing variabel menggunakan alat bantu kuesioner atau pedoman wawancara
dengan pertanyaan terstruktur. Kuesioner berisikan pertanyaan karakteristik
sampel meliputi: data demografi, serta pertanyaan terkait variabel-variabel
penelitian yaitu aktivitas fisik, merokok, obesitas, konsumsi garam, konsumsi
lemak jenuh, stres, umur, riwayat keluarga, jenis kelamin, riwayat penyakit
responden dan hipertensi.
Untuk kuesioner aktivitas fisik menggunakan IPAQ yang sudah baku
(IPAQ group, 2002). Namun oleh peneliti dimodifikasi sesuai istilah aktivitas
fisik di daerah penelitian, misalnya: mencangkul, membajak sawah, mencari
rumput dan lain-lain.
4.12 Analisis Data
4.12.1 Analisis Bivariat
Analisis bivariat dapat untuk mengetahui komparibelitas berdasarkan
karakteristik demografi dan dapat untuk mengetahui hubungan antara variabel
independen (faktor risiko) dengan variabel dependen (hipertensi). Uji yang
digunakan menggunakan uji chi square, sedangkan dasar pengambilan keputusan
adalah sebagai berikut:
1) Untuk mengetahui komparibilitas, α = 0,05 jika p > 0,05 berarti komparibel,
jika p < 0,05 berarti tidak komparibel.
40
2) Untuk mengetahui pengaruh variabel independen (faktor resiko) dengan
variabel dependen (hipertensi), crude OR dan 95% Confidence Interval (CI).
Jika OR > 1 dan 95% CI angka 1 berada diluar rentang CI berarti ada
pengaruh.
4.12.2 Analisis Multivariat
Analisis multivariat digunakan untuk melihat pengaruh variabel
independen (faktor risiko) terhadap variabel dependen secara bersama-sama, dan
dapat digunakan mengetahui variabel independen mana yang paling besar
pengaruhnya (paling berisiko) terhadap variabel dependen. Analisis multivariat
yang digunakan adalah uji regresi logistik untuk dapat menggambarkan pengaruh
antara variabel independen dengan variabel dependen dimana efek variabel
lainnya dikendalikan. Pada analisis ini diperoleh ukuran asosiasi Ajusted Odds
Ratio (AOR), dengan interpretasi sebagai berikut.
1) Jika OR <1 : Variabel independen merupakan faktor protektif terhadap
hipertensi, jika nilai batas atas 95% CI tidak menyentuh angka 1.
2) Jika OR >1 : Variabel independen merupakan faktor risiko terhadap hipertensi,
jika nilai bawah 95% CI tidak mencakup angka 1.
3) Jika OR =1 : Variabel independen bukan merupakan faktor risiko terhadap
hipertensi.
41
BAB V
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Wilayah kerja Puskesmas Sempu meliputi tiga desa, yaitu Desa
Tegalarum, Desa Sempu dan Desa Jambewangi. Jumlah penduduk untuk Desa
Tegalarum 6.276 jiwa, Desa Sempu 1.660 jiwa dan Desa Jambewangi 4.849 jiwa,
jadi total jumlah penduduk wilayah kerja Puskesmas Sempu adalah 32.015 jiwa.
Sedangkan mayoritas pekerjaan masyarakatnya adalah ibu rumah tangga,
petani/buruh tani dan wiraswasta (Profil Puskesmas Sempu, 2014).
Kabupaten Banyuwangi pada umumnya terkenal sebagai sentral ikan
sehingga banyak produk olahan ikan yang diawetkan atau asin. Karakteristik
wilayah Puskesmas Sempu adalah jauh dari pantai. Berdasarkan wawancara
terutama dengan penduduk yang tinggal jauh dari pasar mereka mengaku suka
konsumsi ikan asin dengan alasan bisa tahan lama dan tidak perlu penyimpanan
dengan kulkas pendingin. Di Banyuwangi juga banyak warga yang menjadi
peternak bebek (itik) sehingga pengolahan telor menjadi telor asin juga banyak
ditemukan. Kebiasaan penduduk terkait minum alkohol sangat jarang ditemukan.
Fasilitas kesehatan pendukung di Puskesmas Sempu salah satunya adalah
Program Posbindu merupakan upaya untuk mendeteksi secara dini penyakit tidak
menular. Posbindu di Puskesmas Sempu mulai dirintis sejak 1 tahun yang lalu
dengan program posbindu (pos pembinaan terpadu) penyakit tidak menular usia
18 sampai dengan 60 tahun, yang kegiatannya antara lain: pengukuran tinggi
42
badan, berat badan, IMT, lingkar perut, analisis lemak tubuh, pengukuran tekanan
darah, kadar gula darah, pemeriksaan kadar alkohol, kadar amfetamin,
pemeriksaan klinis payudara, uji paru sederhana dan konseling edukasi serta
tindak lanjut lainnya. Pelaksanaan kegiatan Posbindu berjalan dengan konsisten
yang pelaksanaannya 1 kali dalam 1 bulan (Puskesmas Sempu, 2014).
5.2 Karakteristik Subjek Kelompok Kasus dan Kontrol
Penelitian ini menggunakan sampel sebesar 158 sampel, yang terdiri dari
79 sampel kasus hipertensi dan 79 sampel bukan hipertensi yang berobat di rawat
jalan di poli umum Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi. Tabel berikut ini
menyajikan karakteristik subjek berdasarkan Kelompok Kasus dan Kelompok
Kontrol yang meliputi : umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan pekerjaan.
Tabel 5.1
Distribusi Karakteristik Subjek Berdasarkan Kasus dan Kontrol
Karakteristik Kelompok
95% CI p Kontrol (n=79) % Kasus (n=79) %
Umur
15-24 tahun
25-34 tahun
35-44 tahun
45-54 tahun
55-64 tahun
65-74 tahun
Jenis Kelamin
Perempuan
Laki-laki
Pendidikan
<SMA
≥SMA-PT
Pekerjaan
Ibu Rumah Tangga
Tani/buruh tani
Wiraswasta
PNS/TNI/Polri
1 (1,27)
5 (6,33)
16 (20,25)
36 (45,57)
20 (25,32)
1 (1,27)
63 (79,75)
16 (20,25)
40 (50,63)
39 (49,37)
27 (34,18)
13 (16,46)
29 (36,71)
10 (12,66)
1 (1,27)
4 (5,06)
13 (16,46)
35 (44,30)
25 (31,65)
1 (1,27)
63 (79,75)
16 (20,25)
63 (79,75)
16 (20,25)
29 (36,71)
16 (20,25)
28 (35,44)
6 ( 7,59)
0,03-17,19 0.887
0,04-0,14 0,887
0,05-16,15 0,984
0,07-21,25 0,887
0,01-50,39 1,000
0,43-2,34 1,000
0,12-0,55 0,001
0,46-2,81 0,767
0,42-1,88 0,777
0,17-1,74 0,317
43
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat diketahui bahwa distribusi karakteristik
berdasarkan umur, jenis kelamin dan jenis pekerjaan subjek antara Kelompok
Kasus dan Kelompok Kontrol adalah komparabel atau sebanding, secara statistik
tidak bermakna dengan nilai p>0,05. Sedangkan distribusi karakteristik
pendidikan pada kasus pendidikannya cenderung lebih rendah dibanding kontrol.
dengan nilai p=0.001<0,05 artinya terdapat perbedaan signifikan karakteristik
pendidikan antara kasus dan kontrol, dimana proporsi kasus dengan pendidikan
rendah cenderung lebih banyak dibanding kontrol.
5.3 Analisis Bivariat Faktor Risiko Terhadap Terjadinya Hipertensi
Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui nilai crude odd ratio (OR)
yaitu besarnya risiko variabel independen terhadap variabel dependen, sedangkan
untuk mengetahui tingkat kemaknaannya dilakukan dengan uji chi-square dengan
melihat 95% CI dan nilai p<0,05. Hasil analisis bivariat untuk masing-masing
faktor risiko dapat dilihat pada tabel berikut.
44
Tabel 5.2
Crude Odd Ratio (OR) Beberapa Faktor Risiko pada Kasus dan Kontrol
Faktor Risiko Kontrol % Kasus % Crude OR 95% CI p
Aktivitas Fisik
Ringan
Sedang
Tinggi
5 (6,33)
44 (55,70)
30 (37,97)
34 (34,04)
36 (45,57)
9 (11,39)
22,66
2,72
6,83-75,13
1,14-6,47
0,001
0,023
Kebiasaan merokok Tidak merokok
Pernah merokok
Merokok
65 (82,28)
6 (7,59)
8 (10,13)
70 (88,61)
4 (5,06)
5 (6,33)
0,61
0,58
0,16-2.29
0,18-1.86
0,473
0,361
Perokok Pasif
Tidak
Ya
56 (70,89)
23 (29,11)
57 (72,15)
22 (27,85)
0,93
0,44-1,98
0,860
Riwayat penyakit dasar Tidak
Ada
76 (96,20)
3 (3,80)
67 (84,81)
12 (15,19)
4,53
1,14-25,88
0,015
Status gizi (IMT) Kurus
Normal
Overweight
Obesitas I
Obesitas II
4 (5,06)
38 (48,10)
16 (20,25)
18 (22,78)
3 (3,80)
4 (5,06)
20 (25,32)
12 (15,19)
28 (35,44)
15 (18,99)
1,9
1,43
2,96
9,5
0,42-8,41
0,56-3,58
1,32-6,59
2,45-36,74
0,398
0,452
0,008
0,001
Obesitas sentral
Tidak
Ya
43 (54,43)
36 (45,57)
16 (20,25)
63 (79,75)
4,70
2,20-10,19
0,001
Konsumsi asin
Tidak
Ya
19 (24,36)
59 (75,64)
6 (7,59)
73 (92,41)
3,91
1,37-12.66
0,004
Konsumsi fat/gajih
Tidak
Jarang
Sedang
Sering
46 (58,23)
16 (20,25)
11 (13,92)
6 (7,59)
23 (29,11)
18 (22,78)
29 (36,71)
9 (11,39)
2,25
5,27
3
0,97-5,20
2,24-12,40
0,95-9,45
0,058
0,001
0,061
Konsumsi gorengan
Tidak
Jarang
Sedang
Sering
6 (7,59)
2 (2,53)
7 (8,86)
64 (81,01)
1 (1,27)
1 (1,27)
4 (5,06)
73 (92,41)
3
3,42
6,84
0,12-73,64
0,29-39,63
0,80-58,36
0,501
0,324
0,079
Konsumsi santan
Tidak
Jarang
Sedang
Sering
7 (50,00)
2 (14,29)
4 (28,57)
1 (7,14)
18 (22,78)
27 (34,18)
26 (32,91)
8 (10,13)
5,25
2,52
3,11
0,97-28,19
0,64-9,92
0,32-29,6
0,053
0,184
0,324
Riwayat HT keluarga
Tidak
Ya
54 (68,35)
25 (31,65)
37 (46,84)
42 (53,16)
2,45
1,22-4,94
0,006
Tingkat stress
Normal
Ringan
Sedang
Berat
55 (69,62)
15 (18,99)
7 (8,86)
2 (2,53)
10 (12,66)
19 (24,05)
32 (40,51)
18 (22,78)
6,96
25,14
49,5
2,68-18,10
8,71-72,54
9,90-247,33
0,001
0,001
0,001
45
Berdasarkan Tabel 5.2 menunjukkan bahwa aktivitas fisik ringan
merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Semakin ringan aktivitas fisik
subjek maka semakin meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dibandingkan
aktivitas tinggi (OR: 2,72; 95% CI: 1,14-6,47) dan (OR: 22,66; 95% CI: 6,84-
75,13) untuk kategori aktivitas fisik sedang dan ringan. Subjek yang mempunyai
riwayat penyakit dasar juga merupakan faktor risiko terhadap kejadian hipertensi.
Riwayat penyakit dasar meningkatkan risiko 4,53 kali terjadinya hipertensi
dibanding dengan subjek yang tidak mempunyai riwayat penyakit dasar (OR:
4,53; 95% CI: 1,14-25,88). Hasil berbeda terdapat pada kebiasaan merokok,
sebagian besar Kelompok Kasus dan pada Kelompok Kontrol adalah tidak
merokok. Hanya sebagian kecil subjek pada Kelompok Kasus maupun pada
Kelompok Kontrol yang pernah merokok dan merokok (OR: 0,61; 95% CI: 0,16-
2,29) dan (OR: 0,58; 95% CI: 0,18-1,86), artinya bahwa kebiasaan merokok dan
riwayat pernah merokok bukan faktor risiko terjadinya hipertensi. Demikian juga
dengan perokok pasif bukan merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi (OR:
0,93; 95% CI: 0,44-1,98).
Hasil analisis status gizi (IMT), menunjukan bahwa dengan semakin
meningkatnya tingkat obesitas semakin meningkatkan risiko terjadinya hipertensi
(OR: 2,96; 95% CI: 1,32-6.59) dan (OR: 9,5; 95% CI: 2,45-36,74) untuk kategori
Obesitas I dan Obesitas II. Sedangkan subjek yang mengalami obesitas sentral
meningkatkan risiko 4,7 kali terjadinya hipertensi dibandingkan dengan subjek
yang normal (OR: 4,70; 95% CI: 2,20-10,19). Kebiasaan konsumsi garam
berlebih atau asin juga menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi. Konsumsi
46
garam berlebih meningkatkan risiko 3,9 kali terjadinya hipertensi dibandingkan
dengan subjek yang tidak konsumsi garam berlebih (OR: 3,91; 95% CI: 1,37-
12,66). Pada hasil analisis kebiasaan konsumsi lemak jenuh dalam bentuk fat atau
gajih merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Konsumsi fat atau gajih
sedang dapat meningkatkan risiko 5,27 kali terjadinya hipertensi dibandingkan
dengan tidak konsumsi fat atau gajih (OR: 5,27; 95% CI: 2,24-12,40). Namun
pada kebiasaan konsumsi gorengan dan konsumsi santan bukan merupakan faktor
risiko terjadinya hipertensi karena nilai bawah 95% CI lebih kecil dari 1 atau
mencakup angka 1.
Hasil analisis riwayat penyakit hipertensi pada keluarga, menunjukan
bahwa subjek yang mempunyai riwayat penyakit hipertensi pada keluarganya
lebih berisiko terjadinya hipertensi dibandingkan dengan subjek yang tidak
mempunyai riwayat penyakit hipertensi pada keluarganya (OR: 2,4; 95% CI:
1,22-4,94). Subjek yang mengalami stres cenderung berisiko terhadap terjadi
hipertensi, semakin tinggi tingkat stres subjek semakin meningkatkan risiko
terjadinya hipertensi dibandingkan dengan yang normal (OR: 6,9; 95% CI 2,86-
18,10); (OR: 25,14; 95% CI: 8,71-72,54) dan (OR: 49,5; 95% CI: 9,90-247,33)
untuk kategori stres ringan, sedang dan parah.
Berdasarkan Tabel 5.2 hasil analisis bivariat dapat diketahui bahwa
semakin kurang aktivitas fisik, ada riwayat penyakit dasar, status gizi (obesitas),
obesitas sentral, konsumsi garam berlebihan, konsumsi fat atau gajih, riwayat
penyakit hipertensi pada keluarga dan stres merupakan faktor risiko terjadinya
hipertensi. Nilai crude odd ratio (OR) yang didapat dari analisis bivariat tidaklah
47
murni sebagai faktor risiko terhadap hipertensi, namun masih ada pengaruh dari
variabel confounding. Variabel yang mempunyai nilai kemaknaan p<0,25 akan
diikutkan dalam analisis multivariat yaitu aktivitas fisik, riwayat penyakit dasar,
status gizi, obesitas sentral, konsumsi garam berlebihan, konsumsi fat atau gajih,
riwayat penyakit hipertensi pada keluarga serta stres.
5.4 Analisis Multivariat Faktor Risiko Terhadap Kejadian Hipertensi
Berdasarkan analisis bivariat ada 8 variabel faktor risiko yang mempunyai
nilai kemaknaan p<0,25 untuk dapat dilakukan analisis multivariat secara
bersama-sama. Ke 8 variabel tersebut adalah aktivitas fisik, riwayat penyakit
dasar, status gizi, obesitas sentral, konsumsi garam berlebihan, riwayat penyakit
hipertensi pada keluarga dan stres. Ditambahkan serta distribusi karakteristik
tingkat pendidikan yang mempunyai nilai p=0,001 diikutkan dalam analisis
multivariat.
Analisis multivariat dilakukan untuk mendapatkan nilai adjusted 0dd ratio
(AOR) yang bertujuan untuk mengetahui faktor risiko yang secara independen
mempengaruhi terjadinya hipertensi dengan menggunakan uji regresi logistic.
Hasil analisis multivariat faktor risiko yang mempengaruhi terjadinya
hipertensi di Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi, dapat dilihat pada tabel
berikut ini.
48
Tabel 5.3
Adjusted Odd Ratio Beberapa Variabel Terhadap Kejadian Hipertensi
Variabel OR 95% CI
P Lower Upper
Aktivitas fisik
Ringan
Sedang
Ada riwayat penyakit dasar
Status Gizi (IMT)
Kurus
Overweight
Obesitas I
Obesitas II
Mengalami Obesitas sentral
Mengkonsumsi garam berlebih
Konsumsi fat/gajih
Jarang
Sedang
Sering
Ada riwayat HT pada keluarga
Tingkat stres
Ringan
Sedang
Parah
Tingkat pendidikan ≥ SMA-PT
24,89
2,13
5,78
0,66
0,76
0,52
1,95
3,32
0,51
1,39
3,38
3,49
2,07
3,67
19,72
32,55
0,16
4,91
0,25
0,74
0,76
0,78
0,44
0,55
0,64
0,11
0,31
0,85
0,42
0,62
0,92
4,43
3,92
0,04
149,31
7,86
44,89
8,85
5,19
2,74
18,28
17,17
2,28
6,08
13,40
26,21
6,83
14,61
87,62
270,07
0,57
0,001
0,256
0,093
0,760
0,783
0,446
0,208
0,152
0,380
0,658
0,083
0,255
0,230
0,065
0,001
0,001
0,005
Berdasarkan Tabel 5.3 dapat diketahui diketahui bahwa variabel yang
terbukti sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi setelah dianalisis multivariat
yang variabel bebas lainnya dikendalikan yaitu aktivitas fisik ringan, stres sedang
dan stres berat. Subjek dengan aktivitas fisik ringan meningkatkan risiko 24,89
kali terjadinya hipertensi dibandingkan dengan aktivitas tinggi (OR: 24,89; 95%
CI: 4,91-149,31). Tingkat stres juga memiliki risiko terhadap kejadian hipertensi.
Subjek yang mengalami stres sedang dan berat meningkatkan risiko terhadap
terjadinya hipertensi. Semakin tinggi tingkat stres semakin tinggi risiko
meningkatkan terjadinya hipertensi (OR: 19,72; 95% CI: 4,43-87,62) dan (OR:
32,55; 95% CI: 3,92-270,07) untuk kategori stres sedang dan stres berat.
Sedangkan variabel yang terbukti sebagai faktor protektif terhadap kejadian
49
hipertensi adalah tingkat pendidikan ≥ SMA-PT (OR: 0,16; 95% CI: 0,04-0,57),
artinya semakin tinggi tingkat pendidikan dapat mencegah kejadian hipertensi,
secara statistik bermakna dengan p= 0,005.
50
BAB VI
PEMBAHASAN
6.1 Aktivitas Fisik, Tingkat Stres dan Pendidikan Sebagai Faktor Risiko
Terjadinya Hipertensi.
Berdasarkan analisis multivariat, faktor risiko yang secara independen
mempengaruhi terjadinya hipertensi adalah aktivitas ringan, stres sedang dan stres
parah. Sedangkan tingkat pendidikan tinggi (≥ SMA-PT) merupakan faktor
protektif terhadap terjadinya hipertensi.
Aktivitas fisik ringan secara independen mempengaruhi terjadinya
hipertensi. Semakin ringan aktivitas fisik semakin meningkatkan risiko terjadinya
hipertensi. Hasil analisis multivariat pada penelitian ini menunjukkan bahwa
aktivitas fisik ringan dapat meningkatkan risiko 24,89 kali terhadap terjadinya
hipertensi dibandingkan dengan aktivitas tinggi (OR: 24,89; 95% CI: 4,91-
149,31). Hasil penelitian sebelumnya yang telah dilakukan di Makasar
(Wahududdin, dkk., 2013) dan di Yogyakarta (Elvyrah Faisal, dkk., 2011) juga
menunjukkan bahwa aktivitas fisik ringan merupakan faktor risiko yang
mempengaruhi terjadinya hipertensi. Aktivitas fisik dapat menyebabkan aliran
darah meningkat sehingga dapat diproduksinya nitrit oksida (NO). Nitrit oksida
akan merangsang pembentukan endothelial derive relaxing factor (EDRF) yang
berfungsi vasodilatasi atau melebarkan arteri (Sutanto, 2010; Sharman, dkk.,
2014). Aktivitas fisik yang senantiasa aktif dan teratur akan menyebabkan
pembuluh darah cenderung lebih elastis sehingga akan mengurangi tahanan
51
perifer (Suiraoka, 2012). Aktivitas fisik yang teratur pada gilirannya juga akan
menyebabkan kerja jantung menjadi lebih efisien sehingga curah jantung akan
berkurang dan akan menyebabkan penurunan tekanan darah (Sutanto, 2010;
Wahiduddin. dkk., 2013). Implikasi dalam kesehatan masyarakat adalah perlunya
meningkatkan pendidikan kesehatan terkait pentingnya aktivitas fisik untuk
pencegahan hipertensi di Posbindu dan Usila di Puskesmas Sempu.
Subjek yang mengalami stres cenderung berisiko terhadap terjadinya
hipertensi. Berdasarkan analisis multivariat pada penelitian ini menunjukkan
bahwa semakin tinggi tingkat stres semakin meningkatkan risiko terjadinya
hipertensi dibandingkan dengan subjek yang normal (OR: 19,72; 95% CI: 4,43-
87,62) dan (OR: 32,55; 95% CI: 3,92-270,07) untuk kategori stres sedang dan
stres parah. Hasil ini sama dengan penelitian yang telah dilakukan di Jakarta
(Korneliani, 2012) dan di Kabupaten Bantul Yogyakarta (Elvyrah Faisal, dkk.,
2011). Faktor risiko stres berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi dikaitkan
dengan peran saraf simpatis yang mempengaruhi hormon epinefrin (adrenalin).
Hormon epinefrin (adrenalin) dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah
(Sutanto, 2010; Hamano, dkk., 2012). Variabel stres sebenarnya merupakan
variabel confounding namun dalam penelitian ini setelah dianalisis multivariat,
dengan variabel independen lainnya dikendalikan didapatkan hasil bahwa stres
secara independen merupakan faktor risiko terjadinya hipertensi. Munculnya stres
yang merupakan variabel confounding sebagai variabel yang secara independen
mempengaruhi terjadinya hipertensi, tidak diduga sebelumnya oleh peneliti.
Beberapa hal yang menyebabkan tingginya stres antara lain adalah sebagian besar
52
subjek kasus (79,75%) adalah berpendidikan rendah (<SMA). Pada hasil
penelitian ini ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan
stres yang secara statistik bermakna dengan p=0,005. Jika dilihat dari sampel
penelitian ini sebagian besar (79,75%) adalah perempuan, yang relatif cenderung
lebih mudah mengalami stres jika dibanding laki-laki. Sedangkan jika dilihat
umur subjek kasus, penderita hipertensi cenderung meningkat berdasarkan
meningkatnya kelompok umur sehingga cenderung lebih mudah mengalami stres.
Menurut Riskesdas 2013 gangguan mental emosiaonal (stres) cenderung lebih
tinggi pada orang dengan kelompok umur semakin tua, berpendidikan rendah dan
jenis kelamin perempuan jika dibandingkan laki-laki. Faktor yang mempengaruhi
stres dapat berasal dari kondisi individu seperti: jenis kelamin, umur, pendidikan,
intelegensi, tahap perkembangan, kondisi fisik (Smet Bart, 1994).
Besarnya stres pada subjek dalam penelitian ini dapat disebabkan karena
kelemahan di metodologi penelitian yaitu pengukuran stres yang dilakukan waktu
sekarang. Idealnya stres yang dialami subjek penelitian diasumsikan sama seperti
terjadi sebelum hipertensi, namun dalam penelitian ini stres diukur pada waktu
sekarang, hal ini dapat dipersepsikan bahwa stres yang terjadi pada subjek
penelitian kemungkinan juga bisa dikarenakan stres akibat menderita hipertensi
atau sebaliknya. Implikasi hasil penelitian ini adalah perlunya memasukan
program deteksi dini stres di Posbindu dan di Puskesmas Sempu serta bimbingan
konseling untuk mengatasi stres bagi masyarakat sehingga dapat mengendalikan
stres ke arah lebih baik sehingga pada akhirnya dapat mengurangi faktor risiko
hipertensi.
53
Hasil analisis multivariat pada penelitan ini menunjukkan bahwa
pendidikan tinggi (≥ SMA-PT) merupakan protektif terhadap kejadian hipertensi
(OR: 0,16; 95% CI: 0,04-0,57), artinya semakin tinggi tingkat pendidikan
semakin dapat mencegah terjadinya hipertensi, demikian sebaliknya semakin
rendah tingkat pendidikan semakin meningkatkan risiko terjadinya hipertensi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian case control sebelumnya di Yogyakarta
menunjukkan hasil bahwa pendidikan rendah mempengaruhi terjadinya hipertensi
(Elvyrah Faisal, dkk., 2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
antara lain: pendidikan, pengalaman, informasi, sosio-ekonomi serta kultur
budaya. Pendidikan dapat mempengaruhi proses belajar seseorang, semakin tinggi
pendidikan seseorang maka semakin mudah seseorang untuk menerima informasi
baik dari orang lain maupun dari media masa, sehingga seseorang yang
berpendidikan tinggi mudah untuk mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan
(Notoatmodjo, 2007). Untuk itu pendidikan kesehatan atau memberikan informasi
kesehatan kepada masyarakat perlu diintensifkan agar masyarakat mendapatkan
pengetahuan tentang faktor-faktor risiko yang dapat mempengaruhi terjadinya
hipertensi. Hal ini dapat dilakukan baik melalui organisasi kemasyarakatan,
kegiatan keagamaan, kelompok masyarakat, melalui poster dan lain-lain.
6.2 Variabel yang Secara Independen Tidak Terbukti Sebagai Faktor Risiko
Terjadinya Hipertensi.
Pada analisis bivariat penelitian ini menunjukkan bahwa variabel riwayat
penyakit dasar, satus gizi (IMT) obesitas, obesitas sentral, konsumsi garam
berlebih, konsumsi lemak jenuh (fat/gajih), riwayat keturunan hipertensi menjadi
54
faktor risiko terhadap terjadinya hipertensi. Nilai crude odds ratio pada analisis
bivariat tidaklah murni sebagai faktor risiko terhadap kejadian hipertensi, namun
masih ada pengaruh varibel confounding. Namun setelah dianalisis multivariat
setelah variabel independen lainnya dikendalikan variabel-variabel tersebut secara
independen tidak mempengaruhi terjadinya hipertensi. Hal ini karena pengaruh
variabel-variabel tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan variabel aktivitas
fisik ringan, stres sedang dan stres parah serta tingkat pendidikan tinggi, sehingga
saat dilakukan analisis multivariat variabel-variabel tersebut tidak tampak
pengaruhnya atau tidak berpengaruh secara independen terhadap hipertensi.
6.3 Variabel Merokok Tidak Terbukti Sebagai Faktor Risiko Terjadinya
Hipertensi.
Berdasarkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa kebiasaan merokok
tidak terbukti sebagai faktor risiko terhadap kejadian hipertensi (OR: 0,61; 95%
CI: 0,16-2,29) dan (OR: 0,58; 95% CI: 0,18-1,86) untuk kategori pernah merokok
dan merokok. Tidak terbuktinya merokok sebagai faktor risiko terjadinya
hipertensi juga ditunjukkan hasil penelitian sebebelumnya di Yogyakarta
(Sugiharto, 2007) dan penelitian di Pasuruan Jawa Timur (Umiyati, 2011). Pada
penelitian ini perokok pasif bukan merupakan faktor risiko terhadap kejadian
hipertensi (OR: 0,93; 95% CI: 0,44-1,98). Tidak terbuktinya perokok pasif
sebagai faktor risiko hipertensi juga ditunjukkan pada penelitian sebelumnya di
Lawang Malang (Atika, 2009). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian
sebelumnya di Kabupaten Minahasa (Diyan, 2013) dan di Semarang (Tisa &
Angela, 2012) bahwa merokok mempengaruhi kejadian hipertensi. Tidak
55
terbuktinya merokok sebagai faktor risiko terjadinya hipertensi disebabkan
karena beberapa hal yaitu: sampelnya pada penelitian ini sebagian besar
(79,75%) adalah perempuan. Sedangkan kebiasaan merokok pada umumnya
dilakukan oleh laki-laki. Sedangkan subjek penelitian ini yang berjenis kelamin
laki-laki hanya 20% dan yang merokok hanya sebesar 11%. Padahal menurut
Riskesdas 2013 proporsi perokok setiap hari pada laki-laki lebih banyak jika
dibandingkan perokok perempuan (47,5% : 1,1%). Pada penelitian ini jika dilihat
dari jumlah batang rokok yang dihisap dan lamanya merokok menunjukkan hasil
bahwa tidak terdapat hubungan secara bermakna dengan kejadian hipertensi
(p=0,329), dan (p=0,345) untuk jumlah batang rokok yang dihisap dan lamanya
merokok. Demikian juga jika dilihat dari perokok pasif sebagian besar subjek
penelitian (72,15%) adalah bukan perokok pasif. Hal ini bisa terjadi karena
kelemahan pada kuesioner untuk perokok pasif yang kurang mendalam.
Disamping itu juga bisa disebabkan subjek penelitian menganggap pasangannya
yang terbiasa merokok dianggap sesuatu hal yang sudah biasa sehingga
mengganggap dirinya bukan perokok pasif. Menurut teori pembiasaan klasik dari
Pavlov menyatakan pemberian stimulus yang dibiasakan maka akan menimbulkan
respon yang biasa (Chaer, 2009). Kemudian jika dilihat dari tempat penelitian
yaitu di Puskesmas Sempu yang menghasilkan data yang bersifat puskesmas
based atau tidak bersifat population based, hal ini dapat menyebabkan subjek
penelitian di Puskesmas Sempu tidak menggambarkan populasi di masyarakat
secara umum. Tidak terbuktinya dalam penelitian ini bukan berarti merokok tidak
56
dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi karena secara konsep teori
merokok meningkatkan risiko terjadinya hipertensi dan berbahaya bagi kesehatan.
6.4 Keterbatasan Penelitian
Penelitian ini adalah penelitian case control atau retrospective study, data
pajanan faktor risiko mengandalkan daya ingat sehingga daya ingat subjek
penelitian dapat menyebabkan recall bias. Kuesioner IPAQ dalam aplikasinya
menimbulkan persepsi yang berbeda sehingga terkadang subjek penelitian
mengalami kesulitan dalam menjawabnya dan informasi yang diberikan oleh
subjek penelitian terkadang validasinya sukar diperoleh. Pengambilan data dalam
penelitian ini dengan tehnik consecutive sampling yaitu memilih sampel yang
memenuhi kriteria penelitian sampai kurun waktu tertentu dan sampel yang dipilih
tidak berdasarkan random sehingga sampel yang diperoleh belum mewakili
populasi di masyarakat. Demikian juga dengan tempat penelitian yang mengambil
subjek penelitian di puskesmas sehingga sampel yang didapat hanya berdasarkan
hospital based atau puskesmas based dan tidak berdasarkan population based. Hal
ini menyebabkan generalisasi hasil penelitian ini terbatas untuk populasi umum.
57
BAB VII
SIMPULAN DAN SARAN
7.1 Simpulan
Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa berdasarkan hasil analisis
multivariat setelah variabel independen lainnya dikendalikan variabel yang secara
independen mempengaruhi terjadinya hipertensi adalah aktivitas fisik ringan, stres
sedang, stres parah dan tingkat pendidikan tinggi (≥ SMA-PT) yang merupakan
faktor protektif terhadap terjadinya hipertensi. Sedangkan kemungkinan faktor
lain yang mempengaruhi terjadinya hipertensi adalah riwayat penyakit dasar,
obesitas, konsumsi garam berlebih, konsumsi lemak jenuh, riwayat hipertensi
keluarga. Variabel merokok dalam penelitian ini tidak terbukti mempengaruhi
terjadinya hipertensi.
7.2 Saran
7.2.1 Bagi Dinas Kesehatan Banyuwangi
Program pencegahan penyakit hipertensi sebagai penyakit tidak menular
yang prevalensinya semakin tinggi perlu dilakukan lebih intensif.
7.2.2 Bagi Kepala Puskesmas Sempu
Penambahan jumlah Posbindu di wilayah kerja Puskesmas Sempu perlu
dilakukan secara bertahap sehingga jangkauan pelayanan Posbindu ke
masyarakat semakin luas. Program upaya pencegahan penyakit hipertensi
dengan promotif, preventif terkait faktor risiko yang dapat meningkatkan
terjadinya hipertensi perlu lebih ditingkatkan.
58
7.2.3 Bagi Posbindu
Deteksi dini penyakit hipertensi dan deteksi faktor risiko terhadap terjadinya
hipertensi perlu ditingkatkan lebih intensif. Upaya pemahaman kepada
masyarakat terkait faktor risiko yang dapat meningkatkan terjadinya
hipertensi perlu dilakukan melalui pendidikan kesehatan yang lebih intensif.
7.2.4 Bagi masyarakat
Mengurangi atau menghindari faktor risiko terhadap kejadian hipertensi
merupakan upaya yang baik. Tidak terbuktinya merokok pada penelitian ini
bukan berarti merokok tidak berbahaya dan tidak mempengaruhi kejadian
hipertensi. Dan tidak merokok dalam kehidupan sehari-hari merupakan
perilaku yang bijaksana untuk mencegah penyakit akibat dari rokok.
7.2.5 Bagi peneliti selanjutnya
Peneliti selanjutnya dapat dilakukan dengan metode penelitian yang
berbeda, teknik sampling yang berbeda serta penggunaan sampel yang lebih
besar serta berorientasi pada population based.
DAFTAR PUSTAKA
Alshaarawy, O., Xiao, J. & Shankar, A., 2013. Association of serum cotinine
levels and hypertension in never smokers. Hypertension, 61(2), pp.304–8.
Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/23184382 [Accessed
October 20, 2014].
Anggraeni Rini, 2013. Faktor risiko aktivitas fisik, merokok, dan konsumsi
alkohol terhadap kejadian hipertensi pada lansia di wilayah kerja Puskesmas
Pattingalloang Kota Makasar. http://respiratory.unhas.ac.id (Diakses: 2
Oktober 2014).
Ansari, R., Khosvari, A. & Bahonar, A., 2012. Risk factors of atherosclerosis in
male smokers, passive smokers, and hypertensive nonsmokers in central Iran.
ARYA atherosclerosis, 8(2), pp.90–5. Available at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3463995&tool=p
mcentrez&rendertype=abstract [Accessed October 12, 2014].
Atika, 2009. Hubungan perokok pasif dengan terjadinya hipertensi pada penduduk
wanita usia 30-65 tahun di Dusun Krajan Desa Sumberngepoh Kecamatan
Lawang Malang. http://Unair.ac.id/artikel dosen. (Diakses: 25 Juni 2015).
Bhadoria, A., Kasar, P. & Toppo, N., 2014. Prevalence of hypertension and
associated cardiovascular risk factors in Central India. Journal of family &
community medicine, 21(1), pp.29–38. Available at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3966094&tool=p
mcentrez&rendertype=abstract [Accessed September 22, 2014].
Corrêa-Neto, V., Sperandei, S. & Silva, L., 2014. [Arterial hypertension among
adolescents in Rio de Janeiro: prevalence and association with physical
activity and obesity]. Ciência & saúde coletiva, 19(6), pp.1699–708.
Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24897471 [Accessed
September 8, 2014].
Craig, C.L., Marshall, M. & Sjostrom, 2003. International physical activity
questionnaire: 12-country reliability and validity. Medicine and science in
sports and exercise, 35(8), pp.1381–95. Available at:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/12900694 [Accessed July 9, 2014].
Dinkes, B., 2013. Laporan Penyakit Tidak Menular Dinas Kesehatan Kabupaten
Banyuwangi Tahun 2013.
Diyan, 2013. Hubungan antara kebiasaan merokok dan konsumsi alkohol dengan
kejadian hipertensi pada pasien poliklinik umum di Puskesmas Tumaratas
Kecamatan Langowan Barat Kabupaten Minahasa. http://fkm.unsrat.ac.id
(Diakses: 2 Oktober 2014).
Elvyrah Faisal, Bambang D., & Berty M., 2011. Faktor risiko hipertensi pada
wanita pekerja dengan peran ganda di Kabupaten Bantul. http://portal
garuda.org/article/php?. Diakses 2 Oktober 2014.
Hamano, T., Kimura, Y. & Takeda, 2012. Effect of environmental and lifestyle
factors on hypertension: Shimane COHRE study. PloS one, 7(11), p.e49122.
Available at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=3494668&tool=p
mcentrez&rendertype=abstract [Accessed September 14, 2014].
Hashani, V., Roshi, E. & Burazeri, G., 2014. Correlates of hypertension among
adult men and women in kosovo. Materia socio-medica, 26(3), pp.213–5.
Available at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=4130693&tool=p
mcentrez&rendertype=abstract [Accessed September 12, 2014].
Harvard Publication Health, 2009. MET-hour equivalents of various physical
activities. Available at:
http://www.health.harvard.edu/newsletters/Harvard_Womens_Health_Watch
/2009/December/met-hour-equivalents-of-various-physical-activities
[Accessed November 1, 2014].
IPAQ group, 2002. International Physical Activity Questionnaires.
http://www.ipaq.ki.se/questionnaires/IPAQ [Accessed Nopember 10, 2014].
JNC-7, 2005. The Seventh Report of the Joint National Committee on Prevention
Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Pressure.
http://www.nhlbi.nih.gov/guidelines hypertension/jnc7full.pdf (Diakses 5
oktober 2014).
Kapriana, M., & Muhammad Sulchan, 2012. Asupan tinggi lemak dan aktivitas
olahraga sebagai faktor risiko terjadinya Hipertensi Obesitik. http://www:
jurnal HT/Aktivitas Olah Raga terhadap Hipertensi.htm (Diakses : 5 Oktober
2014).
Kemenkes, RI., 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2013,
http://www.depkes.go.id/profil kesehatan indonesia 2013. (Diakses : 1
Oktober 2014).
Kemenkes, RI., 2013. Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013.
http://www.litbang.depkes.go.id/sites/Riskesdas 2013. (Diakses : 1 Oktober
2014).
Korneliani, 2012. Hubungan obesitas dan Stres dengan Kejadian Hipertensi Guru
SD Wanita. http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kemas/article/view/1769.
Diakses tanggal 6 Juni 2015.
Mellisa Kiki, 2013. Hubungan antara Perilaku Olah Raga, Stress dan Pola Makan
dengan Tingkat Hipertensi Pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia Kelurahan
Gebang Putih Kecamatan Sukolilo Kota Surabaya. http://journal.unair.ac.id
(Diakses : 5 Oktober 2014).
Muliyati Hepti, 2011. Hubungan Pola Konsumsi Natrium dan Kalium serta
Aktivitas Fisik dengan Kejadian Hipertensi pada pasien Rawat jalan di RSUP
DR. Wahidin Sudirohusodo Makasar. http://journal.unhas.ac.id (Diakses : 1
Oktober 2014)
Nguyen, T. & Lau, D.C.W., 2012. The obesity epidemic and its impact on
hypertension. The Canadian journal of cardiology, 28(3), pp.326–33.
Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/22595448 [Accessed
September 14, 2014].
Notoatmodjo S., 2007. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Notoatmodjo S., 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta.
Novitasary, Nelly & Shirley, 2014. Hubungan antara aktivitas fisik dengan
obesitas pada wanita usia subur peserta jamkesmas di Puskesmas Wawonasa
Kecamatan Singkil Menado. http://journal.unrat.ac.id. Diakses 5 Mei 2015.
Ordinioha, B., 2013. The prevalence of hypertension and its modifiable risk
factors among lecturers of a medical school in Port Harcourt, south-south
Nigeria: implications for control effort. Nigerian journal of clinical practice,
16(1), pp.1–4. Available at:
http://www.njcponline.com/article.asp?issn=1119-
3077;year=2013;volume=16;issue=1;spage=1;epage=4;aulast=Ordinioha
[Accessed October 12, 2014].
Puskesmas Sempu, 2013. Laporan 15 Besar Penyakit di Puskesmas Sempu
Kabupaten Banyuwangi tahun 2013.
Puskesmas Sempu, 2014. Profil Puskesmas Sempu 2014
Qin Yu, Melse-Boonstra & Pan, X., 2014. Association of dietary pattern and body
weight with blood pressure in Jiangsu Province, China. BMC public health,
14, p.948. Available at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=4176575&tool=p
mcentrez&rendertype=abstract [Accessed October 30, 2014].
Rahajeng, E. & Sulistyowati, T., 2011. Prevalensi Hipertensi dan Determinannya
di Indonesia. http://indonesia.digitaljournal.org (Diakses : 20 September
2014).
Sastroasmoro Sudigdo, 2011. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis,
Jakarta: CV. Sagung Seto.
Schlesselman James, 1982. Case Control Studies Design, Conduct, Analysis, New
York Oxford: Oxford University Press. Available at: 201918171615.
Sharman, J.E., La Gerche, A. & Coombes, J.S., 2014. Exercise and
Cardiovascular Risk in Patients With Hypertension. American journal of
hypertension. Available at: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/25305061
[Accessed October 19, 2014].
Sitepoe, M., 1997. Usaha Mencegah Bahaya Merokok, Jakarta: Gramedia.
Smet, Bart (1994) Psikologi Kesehatan, Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana
Indonesia.
Sudibjo, Arovah & Lakmi, R., 2015 Tingkat pemahaman dan survei level
aktivitas fisik, status kecukupan energi dan status antropometrik mahasiswa
program studi pendidikan kepelatihan olah raga FIK UNY.
http://jurnal.uny.ac.id. Diakses 5 Mei 2015.
Sudoyo, 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid I. Edisi IV. Jakarta : Pusat
Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam FK UI.
Sugiharto Aris, 2007. Faktor-Faktor Risiko Hipertensi Grade II pada Masyarakat
(Studi Kasus di Kabupaten Karanganar Jawa Tengah).
http://eprints.undip.ac.id (Diakses : 20 September 2014).
Suiraoka, 2012. Penyakit Degeneratif, Mengenal, Mencegah dan Mengurangi
Faktor Risiko 9 Penyakit Degeneratif, Yogyakarta: Nuha Medika.
Sundari, S., Aulani'am, A. & Wahono, S., 2013. Faktor Risiko Non Genetik dan
Polimorfisme Promoter RegionGen CYP11B2Varian T(-344)C Aldosterone
Synthasepada Pasien Hipertensi Esensial di Wilayah Pantai dan Pegunungan.
Jurnal Kedokteran Brawijaya, 27(3), pp.pp.169–177. Available at:
http://jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/view/345 [Accessed September 15,
2014].
Sutanto, 2010. Cekal (Cegah dan Tangkal) Penyakit Modern : Hipertensi, Stroke,
Jantung, Kolesterol, dan Diabetes (gejala-gejala, Pencegahan dan
Pengendalian), Yogyakarta: ANDI Yogyakarta.
Tisa K., & Angela Novalia, 2012. Hubungan antara kebiasaan merokok dengan
tekanan darah meningkat karyawan laki-laki di Nasmoco Semarang.
http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm (Diakses : 1 Oktober 2014).
Umiyati, S., 2011. Pengaruh kebiasaan merokok terhadap kejadian hipertensi pada
laki-laki usia di atas 40 tahun di Dusun Kampung Baru Desa Sentul
Kecamatan Purwodadi Kabupaten Pasuruan tahun 2011.
http://fkm.unair.ac.id/detail (Diakses : 2 Oktober 2014).
Wahiduddin, Hasrin Mannan & Rismayanti, 2013. Faktor Risiko Kejadian
Hipertensi di Kecamatan Bangkala Kabupaten Jeneponto Sulawesi Selatan.
http://respiratory.unhas.ac.id (Diakses : 2 Oktober 2014).
WHO, 2010. Smoking (control of advertisements and of tobacco).
http://www.who.int/fctc/implementation/database (Diakses 2 Oktober 2014).
WHO, 2013. A Global Brief on Hypertension : Silent Killer, global Public Health
Crisis. http://www.who.int/reasearch/en/ (Diakses 2 Oktober 2014).
Wolin, K.Y., Heil, D. & Askew, S., 2008. Validation of the International Physical
Activity Questionnaire-Short among Blacks. Journal of physical activity &
health, 5(5), pp.746–60. Available at:
http://www.pubmedcentral.nih.gov/articlerender.fcgi?artid=2744347&tool=p
mcentrez&rendertype=abstract [Accessed December 9, 2014].
Lampiran 1
FORMULIR NASKAH PENJELASAN
PARTISIPASI DALAM PENELITIAN
NASKAH PENJELASAN
Saya adalah mahasiswa Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat jurusan
epidemiologi lapangan Universitas Udayana Denpasar Bali yang sedang
menyelesaikan tugas akhir (Tesis) dengan judul “Pengaruh aktivitas fisik,
kebiasaan merokok dan riwayat penyakit dasar terhadap terjadinya hipertensi di
Puskesmas Sempu Kabupaten Banyuwangi tahun 2015”. Tujuan penelitian ini
adalah membuktikan faktor risiko yang dapat meningkatkan risiko terjadinya
hipertensi. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi Puskesmas
Sempu dan Dinas Kesehatan Banyuwangi untuk pencegahan penyakit hipertensi.
Saya mengharapkan partisipasi Anda untuk diperiksa tekanan darah, berat
badan, tinggi badan, lingkar perut dan bersedia diwawancarai serta mengisi
seluruh pertanyaan kuesioner yang diberikan secara jujur yang membutuhkan
waktu sekitar 20 – 30 menit. Jika Anda bersedia menjadi peserta penelitian,
silahkan mengisi menandatangani kolom di bawah ini tanpa adanya paksaan,
mengisi biodata diri serta mengisi kuesioner yang tersedia. Jika dari pengisian
kuesioner ada yang tidak dimengerti, Anda dapat menghubungi saya ke no HP.
081334714177 atau melalui email : [email protected]. Atas perhatian dan
kesediaan untuk berpatisipasi dalam penelitian ini saya ucapkan terima kasih.
Banyuwangi, ............... 2015
(........................................)
Lampiran 2
FORMULIR INFORMED CONSENT
(KESEDIAAN MENGIKUTI PENELITIAN)
Dengan ini saya :
Nama : ..........................................................................................
Umur : ..........................................................................................
Alamat : .........................................................................................
No Telpon/Hp : .........................................................................................
Menyatakan bersedia mengikuti kegiatan penelitian dengan ketentuan apabila ada
hal-hal yang tidak berkenan pada saya, maka saya berhak mengajukan
pengunduran diri dari kegiatan penelitian ini.
Banyuwangi, ........................ 2015.
Peneliti, Responden,
(...........................................) (..............................................)
Lampiran 3
Nomor Kuesioner Kode Pewawancara
LEMBAR KUESIONER
AKTIVITAS FISIK, KEBIASAAN MEROKOK DAN
RIWAYAT PENYAKIT YANG MEMPENGARUHI
TERJADINYA HIPERTENSI DI PUSKESMAS SEMPU
KABUPATEN BANYUWANGI
TAHUN 2015
Identitas Responden :
Nama : ..........................................................................
Umur (bulan dan tahun lahir) : .................................................
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
Pendidikan :
1. SD tidak tamat
2. SD tamat
3. SMP tidak tamat
4. SMP tamat
5. SMA tidak tamat
6. SMA tamat
7. Diploma/Universitas tidak tamat
8. Diploma/Universitas tamat.
Pekerjaan : .......................................................................... (pekerjaan pokok)
Alamat :...........................................................................
No Telepon : ..........................................................................
No Hp : ..........................................................................
A. Tekanan darah (Data sekunder)
Sistole : ........ mmHg
Diastole : ........ mmHg
B. Apakah Anda didiagnosa hipertensi oleh tenaga kesehatan:
0 : Tidak 1. Ya
C. Pemeriksaan berat badan dan tinggi badan
Berat Badan : ........ kg
Tinggi Badan : ........ cm
D. Pertanyaan untuk aktivitas fisik
BAGIAN 1: Aktivitas fisik berkaitan dengan pekerjaan di luar rumah
Bagian pertama adalah tentang pekerjaan anda seperti pekerjaan utama,
pertanian, kerja dilapangan, dan kerja sukarela tanpa dibayar yang anda
lakukan di luar rumah
1. Apakah anda memiliki pekerjaan di luar
rumah (utama /kerja sukarela) ? Ya
Tidak (loncat ke
BAGIAN 2)
Pertanyaan 2, 3, 4, 5, dan 6 berhubungan dengan pekerjaan Anda dalam
periode waktu 7 hari terakhir, setidaknya selama 10 menit dan sebagai
bagian dari pekerjaan Anda
2. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda
melakukan aktivitas fisik berat seperti
mengangkat barang berat ≥ 10 kg (setara
1/2 zak beras kecil), mencangkul, tukang
bangunan, mencari rumput, dan lain
sebagainya ?
Catatan : jika melakukan < 10 menit
dihitung 0
........ Hari/minggu
Tidak melakukan
aktivitas fisik
berat (loncat ke
pertanyaan 4)
3. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit)
Anda biasa melakukan aktivitas fisik berat ? ........ Jam/hari
........ Menit/hari
4. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda
melakukan aktivitas fisik ringan seperti
mengangkat barang ringan (< 10 kg) ?
........ Hari/minggu
Tidak melakukan aktivitas
ringan (loncat ke
pertanyaan 6)
5. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit)
dalam sehari Anda biasa melakukan
aktivitas fisik ringan ?
........ Jam/hari
....... Menit/hari
6. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda
berjalan termasuk berjalan untuk pergi dan
pulang dari tempat kerja kerja ?
....... Hari/minggu
Tidak melakukan aktivitas
berjalan (loncat ke
BAGIAN 2)
7. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit)
Anda biasa berjalan ? ....... Jam/hari
....... Menit/hari
BAGIAN 2: Aktivitas fisik berkaitan dengan transportasi
Pertanyaan berikut adalah tentang bagaimana cara anda berpergian dari
suatu tempat ke tempat yang lain, termasuk ke tempat-tempat seperti
pekerjaan, toko, ke pasar, dan sebagainya dengan menggunakan jenis
kendaraan bermotor : roda dua, roda empat selama 7 hari terakhir.
8. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda
menaiki kenderaan bermotor roda dua, roda
empat ?
....... Hari/minggu
Tidak menaiki kendaraan
(loncat ke pertanyaan 10)
9. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit)
Anda menaiki kendaraan bermotor roda dua,
roda empat ?
....... Jam/hari
....... Menit/hari
Pertanyaan selanjutnya fokus pada aktivitas fisik bersepeda dan berjalan
untuk pergi dan pulang dari tempat kerja dalam periode waktu 7 hari
terakhir, setidaknya selama 10 menit.
10. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda
bersepeda untuk pergi dan pulang kerja ?
....... Hari/minggu
Tidak bersepeda (loncat
ke pertanyaan 12)
11. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit)
Anda bersepeda untuk pergi dan pulang
kerja ?
....... Jam/hari
....... Menit/hari
12. Dalam seminggu terakhir, berapa hari
Anda berjalan untuk pergi dan pulang
kerja ?
....... Hari/minggu
Tidak berjalan (lonat ke
BAGIAN 3)
13. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit)
Anda berjalan untuk pergi dan pulang
kerja ?
...... Jam/minggu
...... Menit/hari
BAGIAN 3 : Pekerjaan rumah tangga, perawatan rumah dan perawatan
untuk keluarga
Pertanyaan berikut mengenai aktivitas fisik yang Anda lakukan dalam 7
hari terakhir di dalam dan sekitar rumah seperti pekerjaan rumah tangga,
berkebun, dan pekerjaan sekitar halaman, pekerjaan umum pemeliharaan
rumah serta merawat keluarga Anda.
Pertanyaan 14, 16, dan 18 berkaitan dengan aktivitas fisik disekitar rumah
dan di dalam rumah dalam periode waktu 7 hari terakhir, yang Anda
lakukan setidaknya selama 10 menit pada suatu waktu.
Di sekitar rumah
14. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda
melakukan aktivitas fisik berat seperti
mengangkat barang berat ≥ 10 kg, (setara
dengan ½ zak beras kecil) memindah
perabot rumah tangga, memotong kayu,
mencangkul di sekitar rumah ?
....... Hari/minggu
Tidak melakukan aktivitas
fisik berat (loncat ke
pertanyaan 16)
15. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit)
Anda biasa melakukan aktivitas fisik berat
di sekitar rumah ?
....... Jam/hari
....... Menit/hari
16. Berapa hari dalam seminggu terakhr Anda
melakukan aktivitas fisik ringan seperti
mengangkat benda ringan < 10 kg,
menyapu halaman atau taman, mencuci
mobil, mencuci daun pintu
....... Hari/minggu
Tidak melakukan aktivitas
fisik (loncat ke
pertanyaan 18)
17. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit)
Anda biasa melakukan aktivitas fisik
ringan ?
....... Jam/menit
....... Menit/hari
Di dalam rumah
18. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda
melakukan aktivitas fisik ringan seperti
mengangkat benda ringan < 10 kg,
memasak, mencuci, menyapu, mengepel
lantai ?
....... Hari/minggu
Tidak melakukan aktivitas
fisik ringan (loncat ke
BAGIAN 4)
19. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit)
Aanda biasa melakukan aktivitas fisik
ringan ?
....... Jam/hari
....... Menit/hari
BAGIAN 4 : Aktivitas rekreasi, olah raga dan aktivitas fisik di waktu luang
Pertanyaan berikut mengenai aktivitas fisik yang Anda lakukan di waktu
luang setidaknya selama 10 menit dalam 7 hari terakhir untuk aktivitas
rekreasi, berjalan, olah raga dan kegiatan lainnya.
20. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda
lakukan di waktu luang untuk aktivitas
rekreasi, aktivitas berjalan, olah raga dan
kegiatan lain ?
........ Hari/minggu
Tidak melakukan aktivitas
berjalan (loncat ke
pertanyaan 22)
21. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit)
Anda melakukan aktivitas di waktu luang
untuk rekreasi, aktivitas berjalan, olah raga
dan kegiatan lain ?
........ Jam/hari
........ Menit/hari
22. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda
melakukan aktivitas fisik berat seperti
aerobik, berlari, bersepeda/ berenang cepat,
tenis/bulu tangkis single ?
........ Hari/minggu
Tidak melakukan aktivitas
berat (loncat ke
pertanyaan 24)
23. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit)
Anda biasa melakukan aktivitas fisik berat
seperti aerobik, berlari, bersepeda/
berenang cepat, tenis/bulu tangkis single ?
........ Jam/hari
........ Menit/hari
24. Berapa hari dalam seminggu terakhir Anda
melakukan aktivitas fisik ringan seperti
bersepeda / berenang dengan kecepatan
biasa, bermain tenis/bulu tangkis ganda ?
........ Hari/minggu
Tidak melakukan aktivitas
ringan (loncat ke
BAGIAN 5)
25. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit)
Anda biasa melakukan aktivitas fisik
ringan seperti bersepeda / berenang dengan
kecepatan biasa, bermain tenis/bulu
tangkis ganda ?
....... Jam/hari
....... Menit/hari
BAGIAN 5 : Waktu yang digunakan untuk duduk
Pertanyaan berikut adalah tentang waktu Anda yang biasa lakukan untuk
duduk di rumah, di tempat kerja, mengunjungi teman, membaca atau
berbaring melihat TV.
26. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit)
Anda biasa duduk di hari kerja ?
....... Jam/hari
....... Menit/hari
27. Dalam sehari, berapa lama (jam, menit)
Anda biasa duduk pada hari akhir pekan/
tidak bekerja ?
....... Jam/hari
....... Menit/hari
E. Pertanyaan kebiasaan merokok
1. Apakah Anda merokok atau pernah merokok ?
0 : Tidak pernah merokok
1 : Pernah merokok
2 : Merokok
2. Berapa batang per hari Anda merokok atau pernah merokok ?
........ batang/hari
3. Berapa lama Anda merokok atau pernah merokok ?
....... tahun.
4. Jika anda tidak merokok, apakah Anda termasuk perokok pasif yaitu
sering menghirup asap rokok dari orang yang merokok di dalam ruangan
tertutup (tempat kerja/rumah) ?
0 : Tidak 1 : Ya
F. Pertanyaan untuk konsumsi garam dapur berlebihan/asin
1. Apakah Anda pernah mengkonsumsi makanan asin/yang mengandung
garam dapur berlebihan dalam seminggu terakhir:
0 : Tidak 1 : Ya, Sebutkan ?
1) Ikan asin Ya Tidak Berapa : ....... x/minggu
2) Telor asin Ya Tidak Berapa : ....... x/minggu
3) Sarden Ya Tidak Berapa : ....... x/minggu
4) Sayur mengandung garam
Ya Tidak Berapa : .......x/minggu
5) Sambal mengandung garam
Ya Tidak Berapa : ...... x/minggu
G. Pertanyaan mengkonsumsi lemak jenuh
1. Berapa kali dalam seminggu terakhir Anda makan daging (daging sapi,
daging kambing, kulit unggas, dan lain-lain) yang mengandung lemak atau
gajih ?
............x/minggu.
2. Berapa kali dalam seminggu terakhir Anda konsumsi makanan yang diolah
dengan cara digoreng ?
...........x/minggu.
3. Berapa kali dalam seminggu terakhir Anda konsumsi makanan bersantan ?
............x/minggu
H. Pertanyaan untuk riwayat hipertensi pada keluarga
1. Apakah keluarga Anda (bapak, ibu, kakek, nenek) ada yang pernah
menderita hipertensi ?
0 : Tidak
1 : Ada, sebutkan siapa yang menderita hipertensi ? .............
I. Pertanyaan riwayat penyakit responden :
1. Apakah Anda pernah menderita penyakit di bawah ini:
1) Penyakit ginjal Ya Tidak
2) Penyakit jantung Ya Tidak
3) Penyakit diabetes Ya Tidak
4) Penyakit hipertiroid Ya Tidak
(Catatan : Jika responden sampel kasus (hipertensi) ditekankan sebelum
terdiagnosis hipertensi).
J. Kuesioner untuk tingkat stress :
Jawab pernyataan di bawah ini yang sesuai dengan yang Anda alami, dengan cara
mencontreng ( √ ) pada kotak di sebelah kanan sesuai dengan angkanya.
Keterangan :
0 : Tidak ada atau tidak pernah
1 : Kadang-kadang
2 : Sering
3 : Hampir setiap saat
No ASPEK PENILAIAN 0 1 2 3
1 Menjadi marah karena hal-hal kecil/sepele
2 Cenderung bereaksi berlebihan pada situasi
3 Kesulitan untuk relaksasi/bersantai
4 Mudah merasa kesal/jengkel
5 Merasa banyak menghabiskan energi (tenaga dan
waktu) karena cemas
6 Tidak sabaran
7 Mudah tersinggung
8 Sulit untuk beristirahat tidur
9 Mudah marah
10 Kesulitan untuk menenangkan diri setelah sesuatu
yang mengganggu
11 Sulit mentoleransi gangguan-gangguan terhadap
hal yang sedang dilakukan
12 Berada pada keadaan tegang
13 Tidak dapat memaklumi hal apapun yang
menghalangi Anda untuk menyelesapikan hal yang
Anda hadapi
14 Mudah gelisah
Klasifikasi tingkat stress:
Tingkat stress Skore
Normal 0 - 14
Ringan 15 - 18
Sedang 19 - 25
Berat 26 - 33
Sangat berat 34 – 42
Lampiran : Jenis aktivitas fisik dalam METs
JENIS AKTIVITAS FISIK DALAM METs
Jenis aktivitas METs
Berdiri
Membaca, berbicara di telepon
Duduk : di kelas, belajar, mencatat, di kantor, di tempat
kerja, menaiki kendaraan
1,3
1,5
1,8
Berjalan perlahan-lahan (< 2 mph), pekerjaan kantor,
petugas toko, bermain alat musik. bekerja sambil berdiri
(perakitan).
2,0
Memasak, belanja, mendorong kereta dorong anak,
berjalan dengan rata-rata kecepatan 2 – 2,5 mph, menari
lambat, bekerja di perikanan.
2,5
Mengepel lantai, mencuci mobil, mencuci pintu rumah,
menyapu di rumah, memetik buah dan sayuran di kebun,
merawat pasien, mengemudikan mobil (kendaraan
bermotor), melakukan pekerjaan ringan sambil berdiri
(merakit, mengelas), mengangkat barang ringan < 10 kg.
3
Berjalan cepat (3 mph), menari cukup cepat. 3,5
Pekerjaan berat di halaman atau berkebun, bersepeda
santai (< 10 mph), menyapu rumput, penyiangan taman
di halaman. Menyiang tanaman padi, menanam padi di
sawah, mengangkat barang cukup berat (10 – 25 kg),
menaiki tangga atau memanjat pohon.
4
Berenang lambat, menari cepat. 4,5
Tenis ganda, bulu tangkis ganda, sepak bola, membawa
benda sangat berat > 25 kg, menggali, pertukangan
bangunan, memotong rumput dengan tangan (mencari
rumput). memotong kayu.
5
Jogging lambat, menyekop tanah/pasir, mencangkul,
membajak sawah, mendayung atau kayak, beberapa
latihan aparatur (TNI, Polri), hiking.
6-8
Bersepeda 10 – 16 mph, berenang cukup cepat, senam
aerobik, tenis single, bulu tangkis single.
7-12
Jogging cepat (12 menit/mil), 8
Berjalan 6 mph (10 menit/mil) 10
Berjalan 8 mph (7,5 menit/mil) 13,5
Berjalan 10 mph (6 menit/mil) 16
___ ____ ____ ____ ____ (R)
/__ / ____/ / ____/
___/ / /___/ / /___/ 12.0 Copyright 1985-2011 StataCorp LP
Statistics/Data Analysis StataCorp
4905 Lakeway Drive
Special Edition College Station, Texas 77845 USA
800-STATA-PC http://www.stata.com
979-696-4600 [email protected]
979-696-4601 (fax)
Single-user Stata network perpetual license:
Serial number: 93611859953
Licensed to: Made Kertaduana, SKM., MPH
PS IKM Udayana
Notes:
1. (/v# option or -set maxvar-) 5000 maximum variables
. tab kat_umur kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| kelompok
kat_umur | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
15-24 th | 1 1 | 2
| 1.27 1.27 | 1.27
-----------+----------------------+----------
25-34 th | 5 4 | 9
| 6.33 5.06 | 5.70
-----------+----------------------+----------
35-44 th | 16 13 | 29
| 20.25 16.46 | 18.35
-----------+----------------------+----------
45-54 th | 36 35 | 71
| 45.57 44.30 | 44.94
-----------+----------------------+----------
55-64 th | 20 25 | 45
| 25.32 31.65 | 28.48
-----------+----------------------+----------
65-74 th | 1 1 | 2
| 1.27 1.27 | 1.27
-----------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(5) = 0.9911 Pr = 0.963
. logistic kelompok i.kat_umur
Logistic regression Number of obs = 158
LR chi2(5) = 0.99
Prob > chi2 = 0.9631
Log likelihood = -109.02074 Pseudo R2 = 0.0045
------------------------------------------------------------------------------
kelompok | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
-------------+----------------------------------------------------------------
kat_umur |
2 | .8 1.252198 -0.14 0.887 .0372176 17.19615
3 | .8125 1.188425 -0.14 0.887 .0462158 14.2842
4 | .9722222 1.394164 -0.02 0.984 .0584985 16.15796
5 | 1.25 1.807104 0.15 0.877 .0735093 21.25582
6 | 1 2 0.00 1.000 .0198425 50.39681
|
_cons | 1 1.414214 -0.00 1.000 .0625488 15.98751
------------------------------------------------------------------------------
. lab def jk 1 "Laki-laki" 0 "Perempuan", replace
. recode jeniskel 2=0
(jeniskel: 126 changes made)
. tab jeniskel kelompok
| kelompok
Jenis Kel | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
Perempuan | 63 63 | 126
Laki-laki | 16 16 | 32
-----------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
. tab jeniskel kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| kelompok
Jenis Kel | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
Perempuan | 63 63 | 126
| 79.75 79.75 | 79.75
-----------+----------------------+----------
Laki-laki | 16 16 | 32
| 20.25 20.25 | 20.25
-----------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 0.0000 Pr = 1.000
. cc kelompok jeniskel
Proportion
| Exposed Unexposed | Total Exposed
-----------------+------------------------+------------------------
Cases | 16 63 | 79 0.2025
Controls | 16 63 | 79 0.2025
-----------------+------------------------+------------------------
Total | 32 126 | 158 0.2025
| |
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+------------------------
Odds ratio | 1 | .4266663 2.34371 (exact)
Attr. frac. ex. | 0 | -1.343752 .573326 (exact)
Attr. frac. pop | 0 |
+-------------------------------------------------
chi2(1) = 0.00 Pr>chi2 = 1.0000
. tab kat_pddkn kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| kelompok
kat_pddkn | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
<SMA | 40 63 | 103
| 50.63 79.75 | 65.19
-----------+----------------------+----------
SMA-PT | 39 16 | 55
| 49.37 20.25 | 34.81
-----------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 14.7541 Pr = 0.000
. cc kelompok kat_pddkn
Proportion
| Exposed Unexposed | Total Exposed
-----------------+------------------------+------------------------
Cases | 16 63 | 79 0.2025
Controls | 39 40 | 79 0.4937
-----------------+------------------------+------------------------
Total | 55 103 | 158 0.3481
| |
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+------------------------
Odds ratio | .2604803 | .12014 .5546794 (exact)
Prev. frac. ex. | .7395197 | .4453206 .87986 (exact)
Prev. frac. pop | .3650794 |
+-------------------------------------------------
chi2(1) = 14.75 Pr>chi2 = 0.0001
. tab pekerjaan kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| kelompok
Pekerjaan | Kontrol Kasus | Total
--------------+----------------------+----------
IRT | 27 29 | 56
| 34.18 36.71 | 35.44
--------------+----------------------+----------
Tani/buruhtani| 13 16 | 29
| 16.46 20.25 | 18.35
--------------+----------------------+----------
Wiraswasta | 29 28 | 57
| 36.71 35.44 | 36.08
--------------+----------------------+----------
PNS/TNI/Polri | 10 6 | 16
| 12.66 7.59 | 10.13
--------------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(3) = 1.3993 Pr = 0.706
. logistic kelompok i.pekerjaan
Logistic regression Number of obs = 158
LR chi2(3) = 1.41
Prob > chi2 = 0.7031
Log likelihood = -108.81197 Pseudo R2 = 0.0064
------------------------------------------------------------------------------
kelompok | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
-------------+----------------------------------------------------------------
pekerjaan |
2 | 1.145889 .5262896 0.30 0.767 .4657986 2.818945
3 | .8989298 .3384048 -0.28 0.777 .4298218 1.880023
4 | .5586207 .3248592 -1.00 0.317 .1786944 1.746317
|
_cons | 1.074074 .2872416 0.27 0.789 .6359103 1.814148
------------------------------------------------------------------------------
AF(METs)
-------------------------------------------------------------
Percentiles Smallest
1% 1326 1324
5% 2719 1326
10% 3474 1920 Obs 158
25% 4278 2066 Sum of Wgt. 158
50% 5531.5 Mean 6149.718
Largest Std. Dev. 3494.136
75% 6618 16221
90% 8793 21027 Variance 1.22e+07
95% 13167 23604 Skewness 3.10258
99% 23604 27094 Kurtosis 15.90538
. gen kat_af_med= afmets
. recode kat_af_med min/4277=1 4278/6618=2 6619/max=3
(kat_af_med: 158 changes made)
. lab val kat_af_med af
. tab kat_af_med
kat_af_med | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
ringan | 39 24.68 24.68
sedang | 80 50.63 75.32
tinggi | 39 24.68 100.00
------------+-----------------------------------
Total | 158 100.00
. tab kat_af_med kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| kelompok
kat_af_med | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
ringan | 5 34 | 39
| 6.33 43.04 | 24.68
-----------+----------------------+----------
sedang | 44 36 | 80
| 55.70 45.57 | 50.63
-----------+----------------------+----------
tinggi | 30 9 | 39
| 37.97 11.39 | 24.68
-----------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(2) = 33.6718 Pr = 0.000
. logistic kelompok ib3.kat_af_med
Logistic regression Number of obs = 158
LR chi2(2) = 36.93
Prob > chi2 = 0.0000
Log likelihood = -91.054523 Pseudo R2 = 0.1686
------------------------------------------------------------------------------
kelompok | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
-------------+----------------------------------------------------------------
kat_af_med |
1 | 22.66667 13.85926 5.10 0.000 6.838027 75.13538
2 | 2.727273 1.204175 2.27 0.023 1.147881 6.479781
|
_cons | .3 .1140175 -3.17 0.002 .1424344 .6318698
------------------------------------------------------------------------------
. tab kat_merokokbt
kat_merokok |
(bt) | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
0 | 135 85.44 85.44
1 | 6 3.80 89.24
2 | 14 8.86 98.10
3 | 3 1.90 100.00
------------+-----------------------------------
Total | 158 100.00
. tab merokok
merokok | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
0 | 135 85.44 85.44
1 | 10 6.33 91.77
2 | 13 8.23 100.00
------------+-----------------------------------
Total | 158 100.00
. tab merokok kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| kelompok
merokok | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
0 | 65 70 | 135
| 82.28 88.61 | 85.44
-----------+----------------------+----------
1 | 6 4 | 10
| 7.59 5.06 | 6.33
-----------+----------------------+----------
2 | 8 5 | 13
| 10.13 6.33 | 8.23
-----------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(2) = 1.2775 Pr = 0.528
. logistic kelompok i.merokok
Logistic regression Number of obs = 158
LR chi2(2) = 1.29
Prob > chi2 = 0.5256
Log likelihood = -108.87399 Pseudo R2 = 0.0059
------------------------------------------------------------------------------
kelompok | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
-------------+----------------------------------------------------------------
merokok |
1 | .6190476 .4135762 -0.72 0.473 .1671281 2.292972
2 | .5803571 .3456271 -0.91 0.361 .1806213 1.864754
|
_cons | 1.076923 .1855008 0.43 0.667 .7683597 1.509402
------------------------------------------------------------------------------
. tab perokokpasif
Perokok |
Pasif | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
0 | 113 71.52 71.52
1 | 45 28.48 100.00
------------+-----------------------------------
Total | 158 100.00
. tab perokokpasif kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
Perokok | kelompok
Pasif | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
0 | 56 57 | 113
| 70.89 72.15 | 71.52
-----------+----------------------+----------
1 | 23 22 | 45
| 29.11 27.85 | 28.48
-----------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 0.0311 Pr = 0.860
. cc kelompok perokokpasif
Proportion
| Exposed Unexposed | Total Exposed
-----------------+------------------------+------------------------
Cases | 22 57 | 79 0.2785
Controls | 23 56 | 79 0.2911
-----------------+------------------------+------------------------
Total | 45 113 | 158 0.2848
| |
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+------------------------
Odds ratio | .9397407 | .443823 1.9875 (exact)
Prev. frac. ex. | .0602593 | -.9874998 .556177 (exact)
Prev. frac. pop | .0175439 |
+-------------------------------------------------
chi2(1) = 0.03 Pr>chi2 = 0.8601
. tab rwyt_penyakit_dasar
rwyt_penyak |
it_dasar | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
0 | 143 90.51 90.51
1 | 15 9.49 100.00
------------+-----------------------------------
Total | 158 100.00
. tab rwyt_penyakit_dasar kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
rwyt_penya | kelompok
kit_dasar | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
0 | 76 67 | 143
| 96.20 84.81 | 90.51
-----------+----------------------+----------
1 | 3 12 | 15
| 3.80 15.19 | 9.49
-----------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 5.9664 Pr = 0.015
. cc kelompok rwyt_penyakit_dasar
Proportion
| Exposed Unexposed | Total Exposed
-----------------+------------------------+------------------------
Cases | 12 67 | 79 0.1519
Controls | 3 76 | 79 0.0380
-----------------+------------------------+------------------------
Total | 15 143 | 158 0.0949
| |
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+------------------------
Odds ratio | 4.537313 | 1.147154 25.88296 (exact)
Attr. frac. ex. | .7796053 | .1282773 .9613645 (exact)
Attr. frac. pop | .1184211 |
+-------------------------------------------------
chi2(1) = 5.97 Pr>chi2 = 0.0146
. tab st_gizi
st_gizi | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
1 | 8 5.06 5.06
2 | 58 36.71 41.77
3 | 28 17.72 59.49
4 | 46 29.11 88.61
5 | 18 11.39 100.00
------------+-----------------------------------
Total | 158 100.00
. lab def st_gizi 1"Kurus" 2 "Normal" 3 "OW" 4"Obese1" 5"Obase2"
. lab val st_gizi
. lab val st_gizi st_gizi
. tab st_gizi kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| kelompok
st_gizi | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
Kurus | 4 4 | 8
| 5.06 5.06 | 5.06
-----------+----------------------+----------
Normal | 38 20 | 58
| 48.10 25.32 | 36.71
-----------+----------------------+----------
OW | 16 12 | 28
| 20.25 15.19 | 17.72
-----------+----------------------+----------
Obese1 | 18 28 | 46
| 22.78 35.44 | 29.11
-----------+----------------------+----------
Obase2 | 3 15 | 18
| 3.80 18.99 | 11.39
-----------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(4) = 16.3315 Pr = 0.003
. logistic kelompok ib2.st_gizi
Logistic regression Number of obs = 158
LR chi2(4) = 17.18
Prob > chi2 = 0.0018
Log likelihood = -100.92857 Pseudo R2 = 0.0784
------------------------------------------------------------------------------
kelompok | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
-------------+----------------------------------------------------------------
st_gizi |
1 | 1.9 1.442394 0.85 0.398 .4291015 8.412929
3 | 1.425 .6716409 0.75 0.452 .5657449 3.589295
4 | 2.955556 1.209922 2.65 0.008 1.324893 6.593218
5 | 9.5 6.556485 3.26 0.001 2.456187 36.74394
|
_cons | .5263158 .1453964 -2.32 0.020 .3062664 .9044686
------------------------------------------------------------------------------
. tab obes_sentral
obes_sentra |
l | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
0 | 59 37.34 37.34
1 | 99 62.66 100.00
------------+-----------------------------------
Total | 158 100.00
. tab obes_sentral kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
obes_sentr | kelompok
al | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
0 | 43 16 | 59
| 54.43 20.25 | 37.34
-----------+----------------------+----------
1 | 36 63 | 99
| 45.57 79.75 | 62.66
-----------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 19.7196 Pr = 0.000
. cc kelompok obes_sentral
Proportion
| Exposed Unexposed | Total Exposed
-----------------+------------------------+------------------------
Cases | 63 16 | 79 0.7975
Controls | 36 43 | 79 0.4557
-----------------+------------------------+------------------------
Total | 99 59 | 158 0.6266
| |
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+------------------------
Odds ratio | 4.703125 | 2.206155 10.19267 (exact)
Attr. frac. ex. | .7873754 | .5467227 .9018903 (exact)
Attr. frac. pop | .627907 |
+-------------------------------------------------
chi2(1) = 19.72 Pr>chi2 = 0.0000
. tab tk_konsgaram
tk_konsgara |
m | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
0 | 26 16.46 16.46
1 | 5 3.16 19.62
2 | 21 13.29 32.91
3 | 105 66.46 99.37
5 | 1 0.63 100.00
------------+-----------------------------------
Total | 158 100.00
. tab kons_garam
kons_garam | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
0 | 25 15.92 15.92
1 | 132 84.08 100.00
------------+-----------------------------------
Total | 157 100.00
. tab kons_garam kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| kelompok
kons_garam | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
0 | 19 6 | 25
| 24.36 7.59 | 15.92
-----------+----------------------+----------
1 | 59 73 | 132
| 75.64 92.41 | 84.08
-----------+----------------------+----------
Total | 78 79 | 157
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 8.2388 Pr = 0.004
. cc kelompok kons_garam
Proportion
| Exposed Unexposed | Total Exposed
-----------------+------------------------+------------------------
Cases | 73 6 | 79 0.9241
Controls | 59 19 | 78 0.7564
-----------------+------------------------+------------------------
Total | 132 25 | 157 0.8408
| |
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+------------------------
Odds ratio | 3.918079 | 1.379901 12.66755 (exact)
Attr. frac. ex. | .7447729 | .2753103 .9210582 (exact)
Attr. frac. pop | .6882079 |
+-------------------------------------------------
chi2(1) = 8.24 Pr>chi2 = 0.0041
. tab kons_lemakjnh
kons_lemakj |
nh | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
0 | 1 0.63 0.63
1 | 157 99.37 100.00
------------+-----------------------------------
Total | 158 100.00
. gen tkstres= skor_stres
. lab def stres 1 "Normal" 2 "Ringan" 3 "Sedang" 4 "Berat" 5 "Sangat berat"
. lab val tkstres stres
. tab tkstres
tkstres | Freq. Percent Cum.
-------------+-----------------------------------
Normal | 65 41.14 41.14
Ringan | 34 21.52 62.66
Sedang | 39 24.68 87.34
Berat | 20 12.66 100.00
-------------+-----------------------------------
Total | 158 100.00
. tab tkstres kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| kelompok
tkstres | Kontrol Kasus | Total
-------------+----------------------+----------
Normal | 55 10 | 65
| 69.62 12.66 | 41.14
-------------+----------------------+----------
Ringan | 15 19 | 34
| 18.99 24.05 | 21.52
-------------+----------------------+----------
Sedang | 7 32 | 39
| 8.86 40.51 | 24.68
-------------+----------------------+----------
Berat | 2 18 | 20
| 2.53 22.78 | 12.66
-------------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(3) = 60.4501 Pr = 0.000
. logistic kelompok i.tkstres
Logistic regression Number of obs = 158
LR chi2(3) = 66.85
Prob > chi2 = 0.0000
Log likelihood = -76.092804 Pseudo R2 = 0.3052
------------------------------------------------------------------------------
kelompok | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
-------------+----------------------------------------------------------------
tkstres |
2 | 6.966667 3.394991 3.98 0.000 2.680514 18.10639
3 | 25.14286 13.59317 5.96 0.000 8.714111 72.54478
4 | 49.5 40.63035 4.75 0.000 9.906635 247.3342
|
_cons | .1818182 .0625047 -4.96 0.000 .0926861 .3566645
------------------------------------------------------------------------------
. tab gajih
Gajih | Freq. Percent Cum.
------------+-----------------------------------
1 | 32 36.36 36.36
2 | 24 27.27 63.64
3 | 17 19.32 82.95
4 | 9 10.23 93.18
5 | 1 1.14 94.32
6 | 1 1.14 95.45
7 | 4 4.55 100.00
------------+-----------------------------------
Total | 88 100.00
. tab rwyt_ht kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
| kelompok
rwyt_HT | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
0 | 54 37 | 91
| 68.35 46.84 | 57.59
-----------+----------------------+----------
1 | 25 42 | 67
| 31.65 53.16 | 42.41
-----------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 7.4893 Pr = 0.006
. cc kelompok rwyt_ht
Proportion
| Exposed Unexposed | Total Exposed
-----------------+------------------------+------------------------
Cases | 42 37 | 79 0.5316
Controls | 25 54 | 79 0.3165
-----------------+------------------------+------------------------
Total | 67 91 | 158 0.4241
| |
| Point estimate | [95% Conf. Interval]
|------------------------+------------------------
Odds ratio | 2.451892 | 1.22166 4.943825 (exact)
Attr. frac. ex. | .5921517 | .1814414 .7977275 (exact)
Attr. frac. pop | .3148148 |
+-------------------------------------------------
chi2(1) = 7.49 Pr>chi2 = 0.0062
. tab kons_lemakjnh_01 kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
kons_lemak | kelompok
jnh_01 | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
0 | 1 0 | 1
| 1.27 0.00 | 0.63
-----------+----------------------+----------
1 | 78 79 | 157
| 98.73 100.00 | 99.37
-----------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(1) = 1.0064 Pr = 0.316
. tab tk_konsgajih_01 kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
tk_konsgaj | kelompok
ih_01 | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
0 | 46 23 | 69
| 58.23 29.11 | 43.67
-----------+----------------------+----------
1 | 16 18 | 34
| 20.25 22.78 | 21.52
-----------+----------------------+----------
2 | 11 29 | 40
| 13.92 36.71 | 25.32
-----------+----------------------+----------
3 | 6 9 | 15
| 7.59 11.39 | 9.49
-----------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(3) = 16.4843 Pr = 0.001
. logistic kelompok i. tk_konsgajih_01
Logistic regression Number of obs = 158
LR chi2(3) = 16.94
Prob > chi2 = 0.0007
Log likelihood = -101.04955 Pseudo R2 = 0.0773
---------------------------------------------------------------------------------
kelompok | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
----------------+----------------------------------------------------------------
tk_konsgajih_01 |
1 | 2.25 .9632338 1.89 0.058 .9722542 5.206972
2 | 5.272726 2.30201 3.81 0.000 2.240839 12.4068
3 | 3 1.756974 1.88 0.061 .9519373 9.454404
|
_cons | .5 .1276885 -2.71 0.007 .3031048 .8247974
---------------------------------------------------------------------------------
. tab tk_konsgorengan_01 kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
tk_konsgor | kelompok
engan_01 | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
0 | 6 1 | 7
| 7.59 1.27 | 4.43
-----------+----------------------+----------
1 | 2 1 | 3
| 2.53 1.27 | 1.90
-----------+----------------------+----------
2 | 7 4 | 11
| 8.86 5.06 | 6.96
-----------+----------------------+----------
3 | 64 73 | 137
| 81.01 92.41 | 86.71
-----------+----------------------+----------
Total | 79 79 | 158
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(3) = 5.3142 Pr = 0.150
. logistic kelompok i.tk_konsgorengan_01
Logistic regression Number of obs = 158
LR chi2(3) = 5.72
Prob > chi2 = 0.1259
Log likelihood = -106.65599 Pseudo R2 = 0.0261
------------------------------------------------------------------------------------
kelompok | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
-------------------+----------------------------------------------------------------
tk_konsgorengan_01 |
1 | 3 4.898979 0.67 0.501 .1222123 73.64234
2 | 3.428571 4.281631 0.99 0.324 .2965685 39.63705
3 | 6.84375 7.484417 1.76 0.079 .8024329 58.36864
|
_cons | .1666667 .1800206 -1.66 0.097 .0200653 1.384368
------------------------------------------------------------------------------------
. tab tk_konssantan_01 kelompok, col chi
+-------------------+
| Key |
|-------------------|
| frequency |
| column percentage |
+-------------------+
tk_konssan | kelompok
tan_01 | Kontrol Kasus | Total
-----------+----------------------+----------
0 | 7 18 | 25
| 50.00 22.78 | 26.88
-----------+----------------------+----------
1 | 2 27 | 29
| 14.29 34.18 | 31.18
-----------+----------------------+----------
2 | 4 26 | 30
| 28.57 32.91 | 32.26
-----------+----------------------+----------
3 | 1 8 | 9
| 7.14 10.13 | 9.68
-----------+----------------------+----------
Total | 14 79 | 93
| 100.00 100.00 | 100.00
Pearson chi2(3) = 4.9646 Pr = 0.174
. logistic kelompok i. tk_konssantan_01
Logistic regression Number of obs = 93
LR chi2(3) = 4.75
Prob > chi2 = 0.1907
Log likelihood = -37.021245 Pseudo R2 = 0.0603
----------------------------------------------------------------------------------
kelompok | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
-----------------+----------------------------------------------------------------
tk_konssantan_01 |
1 | 5.25 4.502314 1.93 0.053 .9776486 28.19265
2 | 2.527778 1.763792 1.33 0.184 .6438746 9.923765
3 | 3.111111 3.579012 0.99 0.324 .3263593 29.65753
|
_cons | 2.571429 1.145405 2.12 0.034 1.074037 6.156442
----------------------------------------------------------------------------------
. logistic kelompok ib3.kat_af_med rwyt_penyakit_dasar ib2.st_gizi obes_sentral
kons_garam i.tkstres rwyt_ht i.tk_konsgajih
> _01 i.tk_konsgorengan_01 kat_pddkn
Logistic regression Number of obs = 157
LR chi2(20) = 117.91
Prob > chi2 = 0.0000
Log likelihood = -49.863822 Pseudo R2 = 0.5418
-------------------------------------------------------------------------------------
kelompok | Odds Ratio Std. Err. z P>|z| [95% Conf. Interval]
--------------------+----------------------------------------------------------------
kat_af_med |
1 | 24.89764 22.75504 3.52 0.000 4.151527 149.3167
2 | 2.130846 1.419636 1.14 0.256 .577371 7.864099
|
rwyt_penyakit_dasar | 5.783714 6.047332 1.68 0.093 .745089 44.89578
|
st_gizi |
1 | .66846 .881039 -0.31 0.760 .0504871 8.850548
3 | .7639167 .7473682 -0.28 0.783 .1122752 5.197664
4 | .5253802 .4434637 -0.76 0.446 .1004593 2.747623
5 | 1.952764 2.22858 0.59 0.558 .2085551 18.2843
|
obes_sentral | 3.323624 2.784964 1.43 0.152 .6432279 17.17351
kons_garam | .5114154 .3909611 -0.88 0.380 .1143028 2.288183
|
tkstres |
2 | 3.671262 2.588352 1.84 0.065 .9219181 14.6197
3 | 19.72306 15.00615 3.92 0.000 4.439596 87.62037
4 | 32.55706 35.14382 3.23 0.001 3.924759 270.0706
|
rwyt_ht | 2.074542 1.262165 1.20 0.230 .6295723 6.835948
|
tk_konsgajih_01 |
1 | 1.395118 1.048789 0.44 0.658 .3196794 6.088458
2 | 3.383609 2.376789 1.74 0.083 .8540054 13.40602
3 | 3.318077 3.499015 1.14 0.255 .420018 26.21228
|
tk_konsgorengan_01 |
1 | 3.307404 10.61078 0.37 0.709 .0061471 1779.521
2 | 8.699673 16.39764 1.15 0.251 .2163264 349.8618
3 | 7.443248 10.80803 1.38 0.167 .4322831 128.1612
|
kat_pddkn | .1613637 .1048281 -2.81 0.005 .0451682 .5764736
_cons | .0083469 .0139486 -2.86 0.004 .0003155 .220794
-------------------------------------------------------------------------------------
. log close
name: <unnamed>
log: /Users/artawan/Documents/Documents/Bimbingan/Pak Aripin/hasil
analisis tambahan 12 mei.log
log type: text
closed on: 12 May 2015, 12:01:29
-----------------------------------------------------------------------------------------------------
----------------------