Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

326
1

Transcript of Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

Page 1: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

1

Page 2: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

2 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 3: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

3

Amin ArjosoPemikiran dan Perjuangan

Menegakkan Kembali UUD ‘45

Penerbit:

YAYASAN

2010

Page 4: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

4 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Amin ArjosoPemikiran dan Perjuangan

Menegakkan Kembali UUD ‘45

Copyright@Yayasan Kepada Bangsaku, 2010

Tim PenyusunMoch. Achadi

Eddi ElisonRoso DarasAzis Arjoso

Giat Wahyudi

PengantarProf. Dr. Sri Soemantri

Desain SampulMaryanto

Desain IsiJunianto Bara

ISBN: 978-979-96254-5-8

PenerbitYayasan

Jl. Taman Amir Hamzah 28, MentengJakarta Pusat

Cetakan I: 2010

Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang memperbanyak sebagianatau seluruh buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit.

Page 5: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

5

Sketsa Bung Karno olehBasoeki Abdullah.Bung Karno adalahpeletak dasar-dasarnegara: Pancasila (idiil)dan UUD 1945(konstitusionil).

Page 6: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

1 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Daftar Isi

Prakata Penerbit ............................................................................................. 9Sambutan Soetardjo Soerjogoeritno ........................................................... 14Pengantar Prof Dr Sri Soemantri ................................................................ 21

BAB I PEMIKIRAN1. UUD 45 (Asli) Tolak Demokrasi Liberal ............................................... 652. UUD 1945 Hasil Amandemen I – IV

Bertentangan dengan Falsafah dan Jati diri Bangsa ........................... 713. Menolak Konstitusi Baru ......................................................................... 774. Seruan Kepada Bangsaku ....................................................................... 835. Demokrasi Model Eropa Barat & Amerika Serikat Apakah Cocok untuk Bangsa Indonesia ............................................... 876. Jangan Sampai MPR Keblinger .............................................................. 1017. Budiman Sudjatmiko: Restorasi UUD 1945 ......................................... 1098. Rekam Jejak Perubahan UUD 1945 ....................................................... 1219. Forum Perjuangan Pelurusan UUD 1945 ............................................. 131

BAB II PERJUANGAN1. M. T. Tarigan, SE : Sejarah Amin Arjoso, Dulu dan Sekarang ........ 1392. Abdul Madjid: Sempat Didamprat Megawati .................................... 1533. Sri Edi Swasono: Amin Arjoso dalam

Pusaran Perubahan Konstitusi .............................................................. 1694. Sulastomo: Amin Arjoso dan UUD 1945 ............................................. 1755. Moch. Achadi: Amin Arjoso dalam

Dialektika, dan Romantika PerjuanganMencapai Cita-cita Proklamasi ............................................................. 181

6. Saiful Sulun: Politisi tidak Boleh Obok-obok Konstitusi .................. 1917. Haryanto Taslam: Amin Arjoso, Orang Keras Kepala

Menolak Amandemen ............................................................................ 1958. Ridwan Saidi: Amin Arjoso Pejuang UUD 1945 ................................ 2059. Koesalah Soebagyo Toer: “Riungan” di Blok Q LP Salemba ........... 21310. Soemarjati Arjoso: Gigih, Konsisten, tetapi Lembut .......................... 221

BAB III PUBLIKASI MEDIA11. ASS Tambunan, SH: UUD 2002 Meniadakan Jati Diri Kita .............. 23312. R. Soeprapto: MPR 1999 = Malin Kundang ........................................ 239

Page 7: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45 2

13 Suradi: Perubahan UUD 1945,Dialektika Sebuah Konstitusi ................................................................ 245

14 Adnan Buyun Nasution: Tidak BolehAda Kekosongan Konstitusi .................................................................. 253

15 Bantahan kepada “Sinar Harapan” ...................................................... 25616 Moh. Isnaeni Ramdhan: Secara Hukum,

UUD ‘45 Masih Berlaku ......................................................................... 25917 Rikando Somba: Perjalanan Perubahan Konstitusi RI ...................... 26318 Orang Amerika Serikat di Balik Amandemen UUD 1945? .............. 26719 SBY Melaksanakan UUD tanpa Makna ............................................... 277

LAMPIRAN1. Memorandum tentang Perubahan UUD 1945

oleh MPR 1999-2002 ................................................................................. 2852. Pernyataan Sikap Kembali ke UUD 1945 ............................................. 2923. Pernyataan Komponen Bangsa

untuk Kembali ke UUD 1945 .................................................................. 2974. Pernyataan Sikap Anggota MPR RI ...................................................... 3035. Sikap Politik para Anggota MPR yang Menolak

Masuknya DPD (Dewan Perwakilan Daerah)dalam Sistem dan Struktur KetatanegaraanKesatuan Republik Indonesia ................................................................. 320

6. Bentuk-bentuk Putusan Majelis danPerubahan Peraturan Tata Tertib ........................................................... 322

7. Kronik Prosedur dan MekanismePengumuman Pemberlakuan danPembatalan Konstitusi Republik Indonesia ......................................... 325

ALBUM

BIODATA

Page 8: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

8 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Keluarga Soewardi Mintardjo. Amin Arjoso (di sini yang paling kecil)berfot bersama saudara-saudaranya. Masih ada dua adik Amin Arjosoyang tidak ikut berfoto karena masih terlalu kecil.

Page 9: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

9

PRAKATA PENERBIT

Atas desakan berbagai pihak, akhirnya H. AminArjoso, SH menyetujui penyusunan bukuPemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45. Semula buku ini

diusulkan untuk disusun sebagai sebuah memoar, tetapikemudian Drs. Moch. Achadi mengusulkan judul lain,seperti yang Anda baca.

Buku ini bukan semata mengupas tentang diri pribadimantan tokoh GMNI ini, melainkan lebih ditekankanpada unsur pemikiran dan perjuangan Amin Arjosodalam menegakkan kembali UUD 1945, yang telahdiamandemen secara semena-mena.

Dalam buku ini juga disajikan bukti-bukti adanyamanipulasi MPR RI 1999 - 2004 saat mengubah UUD 1945dengan dalih amandemen. Amandemen itu sejatinya taklain adalah sebuah upaya mengganti landasan konstitusiNKRI, yakni UUD 1945 menjadi konstitusi baru, yaituUUD 2002, melalui risalah dan bukan keputusan MPR.

PrakataPenerbit

MenggugatCengkeraman Asing

Page 10: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

10 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Risalah itu sendiri per tanggal 10 Agustus 2002.Penggantian konstitusi negara itu, pada dasarnya

adalah sebuah maha bencana. Sebab, implikasi daripenggantian konstitusi negara tadi adalah sebuahancaman keterpurukan, bahkan lebih tragis dapatmenghancurkan NKRI

Itu artinya, kita sebagai elemen bangsa, tanpa kecuali,harus menaruh concern yang tinggi atas persoalan ini.Segala daya dan upaya harus dikerahkan untuk kemba-linya konstitusi negara kita, yakni UUD 1945. Bukan sajakarena proses penggantian yang cacat hukum, lebih dariitu, dilakukan secara serampangan. Di atas itu semua,ternyata memuat kepentingan asing (baca: AmerikaSerikat).

Konsekuensi langsung maupun tak langsung yangsudah dan sedang kita rasakan saat ini adalah sebuahimperialisme dan kolonialisme dalam wujud baru.Sebuah kondisi yang sering disebutkan Bung Karnosebagai exploitation de l’homme par l’home dan menjadi tugasbersama untuk mengenyahkannya dari bumi RepublikIndonesia yang merdeka.

Ratusan tahun bangsa kita hidup dalam cengkeramanpenjajahan Belanda, serta beberapa tahun lamanya men-derita di bawah tekanan Jepang, adalah sebuah pelajaranberharga, bahkan teramat berharga untuk dilupakan.

Bahwa akhirnya bangsa kita dengan gagah beranimenyatakan kemerdekaan dan berjuang hingga tetesdarah terakhir untuk mempertahankan kemerdekaan itu,tak lepas dari Rakhmat Tuhan Yang Maha Esa disertaidorongan luhur untuk menggapai tatanan kehidupanberbangsa dan bernegara yang berdaulat, merdeka.

Mengapa bangsa Indonesia menyatakan kemerdeka-annya dan membela kemerdekaan itu? Jawabnya adalahkarena esensi merdeka adalah hidup dalam kemandirian.Karena hanya dengan kemerdekaanlah kita akan dapat

Page 11: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

11PrakataPenerbit

mewujudkan masyarakat adil dan makmur dalam wadahNegara Kesatuan Republik Indonesia.

Seperti dikatakan Bung Karno: “Indonesia-Merdekahanyalah jembatan - sekalipun suatu jembatan emas!-- yangharus dilalui dengan segala keawasan dan keprayitnaan, jangansampai di atas jembatan itu Kereta-Kemenangan dikusiri olehorang lain selainnya Marhaen!”

Bung Karno juga melanjutkan pesannya, “di seberangjembatan itu jalan pecah jadi dua: satu ke Dunia KeselamatanMarhaen, satu ke Dunia kesengsaraan Marhaen; satu ke DuniaSama-rata-sama-rasa, satu ke dunia sama-ratap-sama-tangis”.(Dibawah Bendera Revolusi 1:315).

Apa yang terjadi setelah bangsa kita memilah sejarahIndonesia dalam pembagian era, yakni era Orde Lama,Orde Baru, dan Orde Reformasi? Yang terjadi adalah,sekarang Indonesia tidak lagi berdaulat di bidang politik,tidak lagi berdikari di bidang ekonomi, dan tidak lagiberkepribadian di bidang budaya.

Orde Baru sejak 1967 telah membawa bangsa ini kem-bali ke cengkeraman asing. Orde Reformasi kemudianmengukuhkannya, antara lain melalui penggantiankonstitusi kita, UUD 1945 diganti menjadi UUD 2002.Inilah pengukuhan atas kembalinya bangsa kita dalampelukan cengkeraman asing.

Nah, Amin Arjoso, adalah satu di antara sekian banyakanak bangsa yang dikenal sangat gigih dan konsistendalam menentang penggantian UUD itu, dan tak kenallelah dalam memperjuangkan kembali tegakknya UUD1945 yang asli. Buku ini setidaknya, mencoba merekamdan menguraikan itu semua.

PenerbitYayasan

Page 12: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

12 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 13: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

13

Foto kenanganAmin Arjoso

bersama SoetardjoSoerjogoeritno, yang

sempat menuliskanKata Sambutanuntuk buku ini

sebelum wafat.

Page 14: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

14 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

SAMBUTANSoetardjo Soerjogoeritno

Sebagai sahabat seideologi, saya bersama-samaAmin Arjoso berjuang tanpa pamrih di sidang-sidang MPR 1999-2002, agar UUD 1945 tidakperlu diamandemen. Sebab ketika itu, karena

PAH I BP MPR telah secara sadar melanggar 5 butirrambu atau kesepakatan mengenai amandemen UUD1945 di antara 11 fraksi di dalam MPR, yaitu:

1. Tetap mempertahankan Pembukaan UUD 1945;2. Tetap mempertahankan Negara Kesatuan Republik

Indonesia;3. Tetap mempertahankan sistem Pemerintahan Pre-

sidensiil;4. Hal-hal yang normatif di dalam Penjelasan akan

dipindahkan ke dalam pasal-pasal UUD;5. Perubahan dilakukan dengan cara addendum. Namun kenyataannya, akibat intervensi pihak asing

Pintu GerbangPenjajahan Baru

Page 15: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

15

(baca: NDI-AS) dan umumnya ketidakmengertiannyasecara umum anggota-anggota MPR tentang permasalah-an konstitusi, selain sikap abstain dari 72 anggota Fraksi-ABRI, otomatis mempermudah PAH I BP MPR membuatUUD baru dengan menyatakan bahwa: “Dengan meng-hilangkan Penjelasan, PAH I selain telah mengubah sis-tem UUD 1945, juga telah melenyapkan originalitas UUD1945 dan menjadikannya sebagai UUD “saduran”.

Dapat disimpulkan, bahwa MPR dengan sengaja telahmerusak jiwa, semangat dan asas-asas dasar yang terkan-dung dalam Pembukaan UUD 1945. PAH I tampaknya(sengaja) tidak memahami fungsi dari Pembukaan. Tidakdiketahui, bahwa Pembukaan UUD 1945 mendasari sis-tem konstitusi kita, sehingga mengingkari sistem kenega-raan kita. Dari itu semua secara jelas menunjukkan, bah-wa PAH I sejak semula bermaksud membuat UUD baru,sehingga dengan demikian BP MPR telah mengingkariUUD 1945 sebagai UUD Proklamasi Kemerdekaan dansebagai lambang perjuangan bangsa Indonesia untukmerebut kemerdekaannya.”

Disebabkan kesalahan fatal yang dilakukan MPR ter-sebut telah mengantarkan konstitusi kita ke arah liberal.“UUD 2002” yang dikamuflase sedemikian rupa tanpapersetujuan rakyat, karena TAP MPR tentang Referen-dum lebih dulu dicabut, sementara pada saat terjadi“Peristiwa 1998” yang melengserkan Presiden Soeharto,rakyat sama sekali tidak menuntut dilakukannya per-ubahan konstitusi. Perubahan UUD 1945 sesuai strategipihak asing, untuk dapat menguasai kekayaan alam yangdianugerahkan Tuhan pada bangsa Indonesia.

Era reformasi kemudian menjadi pintu gerbang bagipenjajahan baru, ekonomi semakin mengarah pada prak-tek kapitalis. Pancasila sebagai dasar negara terpolusisedemikian rupa, hanya menjadi “permainan lidah”, ter-utama oleh para pejabat negara dan politisi. Budaya danjati diri bangsa luntur total, politisasi merambah ke semua

SambutanSoetardjo Soerjogoeritno

Page 16: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

16 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

sektor kehidupan bangsa, melahirkan pula politik kartelantara penguasa dan pengusaha, yang jelas mengancamkeutuhan bangsa, sehingga masyarakat semakin kehi-langan kepercayaan terhadap kaum politisi.

Pemilu dan pilkada hanya merupakan pintu masukbagi para koruptor, kaum avonturis dan komprador.Tidak heran, jika sampai saat ini Indonesia masih terdaf-tar sebagai negara terkorup di dunia oleh TransparansiInternasional dan PERC menetapkan pula Republik inisebagai negara yang birokrasinya terbobrok kedua, sete-lah India.

Sejarawan Prof Sartono Kartodirdjo menyusun rumus-an kesadaran kebangsaan terdiri dari 4 fase sebagaiberikut:

Tahun 1900-an adalah masa simbolisasi untuk mencariidentitas;Tahun 1920-an adalah masa konseptualisasi;Tahun 1940-an era revolusi adalah masa aktualisasi;Tahun 1960-an pasca revolusi adalah masa konsolidasi;Sebagai bangsa yang telah merdeka selama 65 tahun,

kita menyadari sepenuhnya, bahwa negara dan bangsasudah setengah abad lamanya masih saja berada dalammasa konsolidasi, artinya kita masih saja berada dalamkungkungan “obok-obokan” antara elit bangsa, sehinggagerak kemerdekaan mengalami stagnasi dalam melak-sanakan Cita-cita Proklamasi.

Keteladanan para pendiri negara dan bangsa ini, sejakdari Kebangkitan Nasional (1908), Sumpah Pemuda(1928) dan Proklamasi Kemerdekaan (1945) hampir takada bekasnya, kalau kita melihat tingkah polah para elitbangsa hari ini. Pengkhianatan demi pengkhianatanterhadap kepentingan nasional menjadi gaya hidup parapejabat tinggi negara dari yang paling rendah sampaiyang tertinggi, demikian juga komunitas politisi, bahkan

Page 17: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

17

juga tidak ketinggalan para cendekiawan di semuabidang.

Hal ini betapa pun tentu merisaukan kita. Setiap haridi semua mass-media (cetak atau elektronik) yang selalumenjadi berita utama adalah tentang korupsi yang terjadihampir di semua instansi pemerintah dari kelurahansampai Istana Negara. Belum lagi setiap hari terjadi de-monstrasi, hanya karena soal sepele. Paradigma tiada haritanpa demo menjalar ke seluruh pelosok Tanah Air. Takada instansi yang bisa mengelak dari aksi demo rakyat.

Instansi penegak hukum justru jadi lahan subur bagipara markus (makelar kasus). Kenapa semua itu terjadi?Penyebab utamanya adalah hilangnya kepercayaan rak-yat terjadap pemerintah, terutama para aparatnya, seba-gai akibat diamandemennya UUD 1945. Apakah semuaitu akan kita biarkan? Apakah rakyat yang selalu dieks-ploitasi demi kepentingan pribadi dan kelompok ataupartai dengan melakukan penyuapan, baik di pemilumaupun Pemilukada, akan terus diperas moral kebang-saannya?

Di sinilah peran Amin Arjoso tidak dapat dilihat de-ngan sebelah mata, karena sejak masih pemuda/anggotaGMNI ia sudah mengalami pahit getirnya penjara selama7 tahun oleh rezim Orba, selanjutnya setelah menjadianggota DPR/MPR periode 1999-2004, ia terus berjuangmenegakkan kembali UUD 1945. Perjuangan itu tidakpernah dihentikannya, meski ia tidak menjadi anggotaDPR, sampai berkali-kali jatuh sakit dan harus dirawatdi rumah sakit.

Puluhan judul buku melalui Yayasan Kepada Bangsa-ku diterbitkan dan diedarkannya secara cuma-cuma ke-pada masyarakat sebagai perjuangan menegakkan kem-bali UUD 1945. Sampai hari ini dalam kondisi kesehatanyang kurang mendukung, Amin terus berjuang tanpapamrih.

SambutanSoetardjo Soerjogoeritno

Page 18: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

18 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Oleh karena itu ketika saya diminta untuk memberi-kan Kata Sambutan, saya sempat trenyuh dan merenungdan bertanya; kapan Amin Arjoso berhenti memperjuang-kan tegaknya UUD 1945?

Jelas tidak ada yang dapat memberikan jawabannya,kecuali Amin Arjoso sendiri.

Saya yakin buku ini cukup komprehensif mengenaisegala hal terkait amandemen UUD 1945. Dengan men-dalami materi buku ini, saya sangat mengharapkan dapatdicari suatu solusi yang tepat, agar bangsa ini segera da-pat melaksanakan Cita-cita Proklamasi yakni mewujud-kan masyarakat sejahtera lahir dan batin berdasarPancasila.

Untuk itu marilah kita bangkitkan kembali kesadaranmenentang sistem penjajahan baru yang saat ini terusditanamkan oleh imperialis/kapitalis asing dan dikem-bang-luaskan oleh para anteknya yang bersembunyi dibalik baju nasional. Ingat kata Bung Karno: “Revolusibelum selesai”. “Rawe-rawe rantas, malang-malangputung!”

TETAP MERDEKA!Jakarta, 05 Juli 2010

Page 19: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

19

Amin Arjoso:“HIDUP ADALAHPERJUANGAN,PERJUANGANADALAHPENGABDIAN”

Page 20: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

20 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Amin Arjoso dan Kwik Kian Gie (kanan) saat Sidang Umum MPR 1999.

Amin Arjoso dan Theo Sambuaga (kanan) saat Sidang Umum MPR 1999.

Page 21: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

21

PENGANTARProf Dr Sri Soemantri

PengantarSri Soemantri

Tulisan ini dimaksudkan untuk mensosia-lisasikan amandemen-amandemen yang telahdibuat MPR terhadap UUD 1945 sejak tahun1999 hingga tahun 2002, agar rakyat dapat me-

ngetahui apa sebetulnya yang telah terjadi dan apa ke-mungkinan dampaknya terhadap kehidupan negara danbangsa Indonesia.

Disadari atau tidak, dengan amandemen-amandementersebut MPR telah mengadakan perubahan-perubahanyang sangat mendasar tehadap UUD 1945. Kalau diban-dingkan negara lain, perubahan yang begitu mendasarsifatnya tidak dapat dilakukan dengan prosedur biasatetapi harus melalui prosedur khusus. Masalah per-ubahan UUD bukanlah peristiwa biasa, sebab perubahanUUD menyangkut hari depan negara, bangsa dan seluruhrakyat yang bersangkutan.

Oleh karena itu tiap negara mengadakan pengamananagar tidak terjadi hal-hal yang didorong oleh kepenting-

MPR MelanggarPembukaan UUD ‘45,Membuat UUD Baru

Page 22: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

22 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

an-kepentingan sesaat atau hanya untuk memenuhi ke-inginan-keinginan satu golongan tertentu saja.

Selain itu ternyata bahwa amandemen-amandemen itumengandung begitu banyak kontradiksi dan keanehansehingga menimbulkan pertanyaan apa sebabnya hal itubisa terjadi. Inilah yang dicoba dibahas dalam tulisan ini.

Sebelum mengadakan amandemen-amandemen ter-hadap UUD 1945, pada awal sidang umum MPR tahun1999 telah terjadi kesepakatan di kalangan anggota MPRyang tidak tertuang dalam keputusan resmi MPR. Inilahkeanehan pertama, bagaimana bisa terjadi, kesepakatanyang begitu mendasar sifatnya tidak tertuang dalam ke-putusan resmi MPR, padahal kesepakatan itulah yangdimaksudkan hendak dijadikan landasan kerja MPR.

Kesepakatan itu adalah sebagai berikut :1. Mempertahankan Pembukaan UUD 19452. Mempertahankan Bentuk Negara Kesatuan Repu-

blik Indonesia3. Mempertahankan Sistem Pemerinahan Presidensiil4. Memindahkan ketentuan-ketentuan normatif dalam

Penjelasan ke dalam Pasal-Pasal UUD 19455. Perubahan dilakukan dengan cara addendum.Kesepakatan inilah yang oleh MPR akan dijadikan pe-

doman dalam mengamandemen UUD 1945.Ternyata semua kesepakatan itu dilanggar oleh MPRsendiri. Hal itu semua menjadi objek pembahasan dalamtulisan ini. Karena sempitnya waktu maka yang dikemu-kakan hanya yang pokok-pokok saja.

MPR memandang UUD hanya dari segiYuridis-Formal

MPR melihat UUD 1945 hanya sebagai produk yuridissemata-mata, sehingga meninjaunya hanya dari kaca

Page 23: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

23PengantarSri Soemantri

mata Yuridis-Formal. Dengan begitu MPR menganutpengertian konstitusionalisme gaya lama. Inti ajarankonstitusionalisme adalah bahwa kekuasaan dapat di-kuasai dan dibendung melalui hukum dan bahwa untukitu UUD merupakan satu-satunya alat untuk membatasidan mengontrol kekuasaan itu. Jadi fungsi UUD hanyabersifat yuridis-formal.

Akan tetapi sejak nasib tragis yang dialami oleh UUDRepublik Weimar yang oleh para ahli secara yuridis-for-mal dianggap sebagai UUD paling lengkap maka pan-dangan terhadap UUD berubah. Sebagaimana diketahuiUUD Republik Weimar pada tahun 1934 telah mengha-silkan pemerintahan diktator Hitler yang mengenai keke-jamannya tidak ada taranya dalam sejarah. Sejak itu ma-syarakat umum dan juga tidak sedikit kaum ilmuwantidak tertarik lagi pada masalah UUD. Terjadilah perkem-bangan di bidang teori konstitusi, pengaruh atau dayayuridis UUD semakin memudar karena makin menonjol-nya peranan politisnya. Jadi, terjadilah pergeseran fungsiUUD. Kini UUD menjadi titik tolak baru yaitu teorifungsional mangenai konstitusi.

UUD 1945 bukan hanya merupakan landasan yuridisbagi Negara RI, tetapi juga sebagai lambang hak bangsaIndonesia untuk menentukan nasibnya sendiri, sebagailambang perjuangan rakyat Indonesia untuk merebutkemerdekaannya dan sebagai faktor integrasi bangsa.Dengan demikian UUD 1945 sarat dengan muatan politis-psikologis.

Dapat dikatakan bahwa terutama di Asia Afrika, UUD1945 memelopori pemikiran mengenai konstitusi danUUD. Tekanan bukan lagi pada dimensi dan problematikyang normatif-yuridis melainkan pada fungsi–fungsi dandampak konstitusi kepada negara dan sistem politiknya.Teori integrasi yang terkandung dalam UUD 1945 meng-anut pengertian tentang negara dan konstitusi yang luasdan dinamis.

Page 24: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

24 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

MPR masih terbelenggu oleh pemikiran gaya lamamengenai konstitusi atau UUD. Akibatnya MPR tidakmemperdulikan dampak politis yang diakibatkan olehserentetan amandemen yang dilakukannya terhadapUUD 1945.

MPR melanggar Pembukaan UUD 1945 dantelah membuat UUD baru

Walaupun dikatakan bahwa Pembukaan UUD 1945akan dipertahankan, tetapi dalam kenyataannya pasal-pasal yang merupakan penjabaran dari pembukaandiubah juga. Perubahan-perubahan yang terjadi secaraterang-terangan bertabrakan atau menyimpang dari pem-bukaan. Berarti bahwa yang dimaksud mempertahankanadalah dalam arti harfiah. Dari situ dapat disimpulkanbahwa MPR tidak mengerti atau dengan sengaja tidakmau mengerti fungsi dari Pembukaan.

Tidak semua UUD mempunyai preambule atau pembu-kaan. UUD 1945 adalah salah satu UUD yang memuatpembukaan yaitu suatu bagian dari UUD yang tertinggitingkatannya, artinya bahwa preambule mendasari sistemkonstitusi dan mengikat sistem kenegaraan. Dengandemikian, tingkatan Pembukaan UUD 1945 adalah di atasBatang Tubuh dan Penjelasannya. Hal-hal yang terdapatdalam Batang Tubuh dan Penjelasan UUD 1945 tidakboleh terlepas dari Pembukaan. Sistem konstitusi danstruktur bangunan Negara RI dibangun di atas landasanPembukaan UUD 1945.

Menurut bahasa UUD 1945, dalam Pembukaan ter-kandung pokok-pokok pikiran yang menguasai hukumdasar baik yang tertulis maupun tidak tertulis. Menurutbahasa hukum, Pembukaan memuat asas-asas dasar,asas-asas, dan sendi-sendi pokok kehidupan Negara RI.Oleh karenanya perlu diketahui pokok-pokok pikiranapa saja yang terkandung dalam Pembukaan UUD 1945.

Page 25: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

25PengantarSri Soemantri

Pembukaan hanya terdiri dari empat Paragraf ataualinea saja. Keempat alinea itu merupakan suatu kesa-tuan dan tidak dapat dipisah-pisahkan.

Pokok pikiran yang terkandung dalam alinea pertamaadalah bahwa kemerdekaan itu adalah hak bangsa, yangmengandung arti bahwa negara adalah milik bangsa,milik seluruh rakyat Indonesia. Ini merupakan asas dasaryang membawa konsekuensi bahwa apabila timbul ma-salah mendasar yang menyangkut eksistensi dan kehi-dupan negara, maka rakyat wajib diberitahu dan rakyatberhak untuk bicara.

Alinea kedua mengandung pokok pikiran yang isinyaadalah bahwa Negara Indonesia merdeka adalah produksejarah dan merupakan hasil perjuangan seluruh rakyat.Alinea kedua ini mengandung pesan agar generasi-gene-rasi mendatang jangan sekali-kali melupakan sejarah per-juangan bangsa. Ini merupakan asas dasar pertama tadi.Konsekuensinya adalah bahwa sejarah perjuangan bang-sa merupakan mata pelajaran wajib untuk sekolah-seko-lah Indonesia.

Pokok pikiran yang terkandung dalam alinea ketigamerupakan asas dasar yang mengalir dari asas dasar per-tama dan kedua. Jadi, berhubungan erat dengan pokok-pokok pikiran dari alinea pertama, kedua dan keempat,khususnya pokok-pokok pikiran kedua dan keempatyang terdapat dalam alinea keempat seperti akan diurai-kan nanti.

Perjuangan bangsa dan kemerdekaan bangsa dapatdicapai hanya berkat rakhmat Allah Yang Maha Kuasa.Alinea ini membuktikan bahwa Proklamasi Kemerde-kaan 17 Agustus 1945 menyatu dengan UUD 1945 yangtelah berhasil menyatukan bangsa Indonesia dan untukmembela serta menegakkannya rakyat rela mengorban-kan segala-galanya. Selanjutnya alinea ini menggaris-bawahi tekad dan keinginan rakyat Indonesia akan

Page 26: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

26 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

berkehidupan kebangsaan yang bebas.Alinea keempat memuat pokok-pokok pikiran berupa

asas-asas dasar yang paling mendasar yaitu falsafahdasar negara dan fungsi-fungsi negara.

Dari asas-asas dasar yang termuat empat alinea dalamPembukaan kemudian mengalir aspek-aspek dari teoribernegara bangsa Indonesia dan asas-asas yang mengua-sai kehidupan dan perkembangan negara. Ternyata masa-lah yang sangat mendasar ini tidak dipahami atau sengajatidak mau dipahami oleh MPR.

Maka terjadilah perubahan-perubahan yang berten-tangan dengan Pembukaan UUD 1945 yang pada haki-katnya telah mengubah UUD 1945 menjadi UUD 2002 danperubahan ini dilakukan tanpa mandat khusus dari rakyatsebagai pemilik kedaulatan. Dengan demikian MPR se-cara terang-terangan telah melakukan peyelewengan.

Pengertian kedaulatan menurut PembukaanUUD 1945

Selain mengenai Pembukaan UUD 1945, MPR jugatelah memanipulasi pengertian kedaulatan yang dianutUUD 1945. Mengenai masalah kedaulatan terdapat ke-simpang-siuran dan salah pengertian di Indonesia. Dilembaga-lembaga pendidikan diajarkan bahwa kitamenganut ajaran kedaulatan rakyat dari Jean JacquesRousseau.

Kesimpangsiuran ini telah dimanfaatkan oleh MPRuntuk mencapai tujuannya yaitu melakukan amandementerhadap UUD 1945. Dikatakan bahwa menurut sistemUUD 1945, MPR adalah pelaksana sepenuhnya kedaulat-an rakyat dengan kekuasaan yang tidak terbatas. Dengandemikian MPR telah mengambil alih kedaulatan rakyatsepenuhnya, artinya rakyat telah kehilangan kedaulatan-nya.

Menurut MPR hal ini perlu diluruskan. Maka lahirlah

Page 27: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

27PengantarSri Soemantri

rumusan pasal 1 ayat (2) baru, seolah-olah dengan rumus-an baru itu rakyat tidak kehilangan kedaulatannya. Masa-lah ini perlu diluruskan.

Ajaran kedaulatan yang dianut UUD 1945 adalah unikkarena telah merenovasi ajaran kedaulatan yang untukpertama kali lahir di dunia Barat. Kalau kini di Barat or-ang sudah mulai menyangsikan kegunaannya sehinggamulai meninggalkannya, maka UUD 1945 sejak semulatelah merevolusinya.

Ajaran kedaulatan bermula di Gereja Roma Katolikyang mengatakan bahwa kekuasaan tertinggi adalah padaTuhan Yang Maha Esa dan semua kekuasaan di duniaini berasal dariNya. Terhadap ajaran ini kemudian timbulreaksi-reaksi.1. Reaksi pertama datang dari seorang pembantu Raja

Perancis bernama Jean Bodin mengatakan bahwa ke-kuasaan tertinggi ada pada raja. Dengan kekuasaandiartikannya sebagai kekuasaan tertinggi dalam ne-gara yang bersifat original, bulat, dan tidak dapat diba-gi. Jadi, Jean Bodin mengajarkan kedaulatan raja.

2. Kemudian timbul ajaran Jean Jacques Rousseau yangmenggeser kekuasaan itu dari raja kepada rakyat. La-hirlah ajaran kedaulatan rakyat. Dalam ajarannya initidak ada tempat bagi segala yang berbau Tuhan danRaja.

3. Menurut John Austin dari Inggris kedaulatan beradadi tangan the King/Queen in Parliament. Menurut doktrinInggris dalam parlemen mereka Raja/Ratu menyatudengan kaum ningrat dan perwakilan rakyat biasa.

4. Kemudian di Jerman timbul ajaran yang mengatakanbahwa kedaulatan berada di tangan negara.

5. Kemudian lagi timbul ajaran mengenai kedaulatan hu-kum. Jadi, kekuasaan tertinggi bukan pada orang ataubadan tertentu tetapi pada hukum.

Page 28: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

28 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Suasana Sidang Umum MPR 1999. Tampak Amin Arjoso melakukandiskusi, lobby, dan perdebatan dengan sesama anggota MPR terkaitamandemen UUD 1945.

Page 29: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

29PengantarSri Soemantri

Page 30: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

30 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

6. Selanjutnya James Madison dan Alexander Hamiltondari Amerika Serikat mengajarkan bahwa kedaulatandapat dibagi (teori kedaulatan Pluralistik), dalam halini kedaulatan Amerika Serikat dibagi antara pusat dannegara-negara bagian.

7. Herman Dooyeweerd dari Belanda dan Harold Laskidari Inggris mengemukakan suatu variasi dari ajarankedaulatan yang pluralistik. Dia mengatakan dalamnegara terdapat orang, golongan atau kelompok seper-ti kelompok keagamaan, dan sebagainya, yang berdau-lat dalam lingkungannya sendiri. Siapa pun, termasuknegara, tidak boleh campur tangan dalam urusan ling-kungan itu (tentu kecuali kalau melanggar ketertibandan keamanan umum).

8. Pada tahun 1958 di Perancis lahir ajaran bahwa kedau-latan adalah di tangan bangsa, dan dengan bangsa di-maksud selain rakyat yang ada sekarang, juga rakyatyang pernah hidup dan yang akan datang. Hal ini di-maksudkan supaya rakyat Perancis sekali-kali janganmelupakan sejarah bangsanya. Oleh karena itu kalauada niat mengubah UUD-nya, rakyat harus ditanyaterlebih dahulu.

9. Karena begitu banyak terdapat teori mengenai kedau-latan maka di Eropa pada tahun 1970-an timbul pen-dapat di antara para pakar, bahwa pengertian kedau-latan telah kedaluarsa atau setidaknya tidak terpakailagi di bidang hukum tata negara.Para Bapak Pendiri Negara kita pada tahun1945 seolah-

olah sudah mengantisipasi perkembangan tadi sehinggasejak semula mereka membuat rumusan yang sama se-kali berbeda. Pengertian kedaulatan yang dianut UUD1945 terdapat dalam Pembukaan :

Negara RI yang berkedaulatan rakyat dengan berdasarkankepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yangadil dan beradab, Persatuan Indonesia, dan Kerakyatan

Page 31: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

31

yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permu-syawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan ke-adilan bagi seluruh rakyat Indonesia.Pengertian itu mempunyai berbagai aspek yang dijabarkanlebih lanjut dalam Batang Tubuh dan Penjelasan sebagaiberikut :

- Kedaulatan adalah di tangan rakyat dan dilakukan se-penuhnya oleh MPR. (Pasal 1 ayat 2).

- Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa. (Pasal29 ayat 1).

- MPR memegang kedaulatan Negara. (Penjelasan Pasal3).

- Negara Indonesia ialah Negara yang berdasar atas ho-kum (rechtsstaat), tidak berdasarkan kekuasaan belaka(machtssaat). (Penjelasan mengenai sistem Pemerin-tahan Negara).

Kemudian dalam Pasal 28 dan Pasal 29 ayat (2) UUD1945 terdapat uraian mengenai kemerdekaan warga yangpada hakikatnya merupakan kedaulatan dalam ling-kungan sendiri :

- Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, menge-luarkan pendapat dengan lisan dan tertulis dan se-bagainya ditetapkan dengan Undang-Undang.

- Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap pendudukuntuk memeluk agamanya masing-masing dan ber-ibadat menurut agama dan kepercayaannya itu.

Selain itu dalam Pembukaan UUD 1945 digunakanistilah bangsa dan rakyat secara bergantian dalam artiyang sama, yang berarti bahwa :

- UUD 1945 juga menganut kedaulatan bangsa

Jadi, ajaran-ajaran yang timbul di Barat tentang kedau-latan sangat beragam karena suatu ajaran hanya menge-

PengantarSri Soemantri

Page 32: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

32 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

nai salah satu aspek saja dari kedaulatan dan semua ituoleh UUD 1945 dipadukan sehingga dengan begitu telahterkandung dalam pengertian kadaulatan yang dianutUUD 1945. Berbagai aspek dari kedaulatan yang di Baratberdiri sendiri-sendiri, oleh UUD 1945 diintegrasikan dandipadukan sehingga dikatakan bahwa UUD 1945 meng-anut ajaran kedaulatan yang terpadu.

Pendapat yang dikemukakan oleh MPR tersebut diatas diambil dari rumusan Pasal 1 ayat (2), dihubungkandengan Penjelasan Pasal 3. Jadi, ketentuan Pasal 1 ayat(2) dan Penjelasan Pasal 3 dilepaskan dari induknya yaiturumusan yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 ke-pada kedaulatan rakyat.

Dari rumusan mengenai kedaulatan ini sudah tampaksecara jelas teori integrasi yang dianut UUD 1945 menge-nai negara. Para Bapak Pendiri Negara kita tidak meng-hendaki negara demokrasi Indonesia didasarkan kedau-latan rakyat yang dilandasi individualisme.

Dipandang dari sudut ini maka rumusan Pasal 1 ayat(2) baru, selain tidak sesuai juga bertentangan denganPembukaan.

Ketuhanan Yang Maha EsaTelah dikatakan bahwa ajaran kedaulatan dari Rou-

sseau terbatas dari segala yang berbau Tuhan dan raja,Hanya saja MPR menafsirkan Ketuhanan yang Maha Esaitu dari sudut salah satu agama sehingga tidak meng-akui semua agama dan tidak ada tempat bagi keperca-yaan Tuhan Yang Maha Esa. Padahal kedaulatan rakyatberdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa mengandungpengertian freedom of worship atau kebebasan beribadatmenurut agama dan kepercayaannya masing-masing,dan dalam hal ini negara tidak boleh campur tangan. Ituyang dinamakan kedaulatan dalam lingkungan sendiri.

MPR mencampuradukan freedom of worship dan freedom

Page 33: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

33

of thought. Dalam pasal 28E baru freedom of worshipdipecah, dalam ayat (1) diuraikan kebebasan beragamadan dalam ayat (2) diuraikan kebebasan meyakini keper-cayaan. Digambarkan seolah-olah hanya agama yang ber-dasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa sedangkan keperca-yaan tidak demikian. Selain itu kebebasan beragamadisatukan dengan kebebasan memilih pendidikan danpengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganega-raan dan memilih tempat tinggal. Dengan begitu digam-barkan seolah-olah hanya menganut agama yang diberi-kan memilih pendidikan dan sebagainya. Sedangkan ke-bebasan meyakini kepercayaan disatukan dengan kebe-basan menyatakan pikiran dan sikap.

Selanjutnya dalam pasal 31 ayat (3) baru, dinyatakanbahwa pemerintah wajib menyelenggarakan sistem pen-dididkan nasional yang meningkatkan keimanan dan ke-takwaan yang berarti bahwa MPR menghendaki agar pe-merintah menyelenggarakan pendididikan agama, se-hingga dengan demikian pemerintah campur tangan da-lam kebebasan beragama. Dengan lain perkataan NegaraRI telah berubah menjadi negara agama. Hal ini secaraterang-terangan bertentangan dengan pembukaan UUD1945.

Persatuan IndonesiaDi atas telah diuraikan bahwa kedaulatan rakyat juga

berdasarkan persatuan Indonesia. Dalam hubungan inihendaknya perlu diingat bahwa bahasa yang digunakanUUD 1945 adalah bahasa Indonesia yang sedang dalamawal pertumbuhan. Persatuan berarti bersatu dalam satukesatuan dan bukan dalam arti federalisme. Hal ini me-ngandung arti bahwa kedaulatan adalah terpusat dantidak dapat dibagi seperti di Amerika Serikat.

Dengan adanya Bab VII baru, dengan pasal 22C dan22E baru, maka nampaknya kedaulatan telah terbagi anta-ra pusat dan daerah. Dari rumusan pasal 22Cdan 22D

PengantarSri Soemantri

Page 34: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

34 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

baru itu dapat diketahui bahwa pemerintah pusat tidakdapat melakukan tindakan atau pengaturan yang ber-kaitan dengan masalah daerah tanpa mengikutsertakandaerah, karena itu diadakan dewan perwakilan daerah.Hal ini merupakan federalisme secara terselubung. Jadiwalaupun dikatakan negara kesatuan secara formal di-pertahankan, tetapi dengan adanya pasal-pasal baru inimaka pada hakikatnya negara kesatuan Indonesia telahberubah menjadi Negara Serikat.

Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan

Kerakyatan menunjuk kepada demokrasi Indonesia.Menurut Prof. Robert A. Dahl teori mengenai demokrasibukan hanya satu tetapi banyak. Ada teori demokrasiyang pluralistis, ada yang dinamakan elitis, ada demo-krasi pasifikasi, ada teori demokrasi yang partisipatif.

Dalam hubungan ini Prof. J.R. Lucas menambahkanbahwa each country regards its self as a democracy,and is in-dignant at the pretensions of it is rivals,which also describe them-selves as democracies and maintain that every other country mustbe fraudulent in its claims.

Intinya, tidak ada negara yang sama karena masing-masing negara mempunyai akar sejarah dan budaya yangberbeda-beda. Jadi kesimpulannya, Indonesia tidak harusdan tidak perlu mencontoh demokrasi dari negara lainseperti dilakukan oleh MPR dengan amandemennya.

Demokrasi yang dianut dalam Pembukaan UUD 1945adalah kerakyatan atau demokrasi kekeluargaan. Menge-nai pengertian yang terkandung dalam istilah kerakyatantelah diuraikan di atas sehingga jelas bahwa demokrasikita adalah asli Indonesia.

Kalau membaca rumusan pasal-pasal dari Bab XAyaitu pasal 28A s/d pasal 28J baru, maka tidak pelak lagi

Page 35: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

35

bahwa pasal-pasal itu menganut paham individualismedan liberalisme seperti waktu UUDS 1950. Hal itu berartibahwa Bab XA beserta pasal-pasalnya itu bertentangandengan Pembukaan UUD 1945.

MPR merupakan penjelmaan dari seluruh rakyat In-donesia. Para bapak pendiri negara kita menyadari bah-wa masyarakat Indonesia akan mengalami modernisasitetapi masyarakat pada umumnya akan bersifat tradisio-nal. Mereka tidak menghendaki praktek jegal-menjegaldan lain-lain gejala seperti yang terjadi di Barat sebagaiakibat falsafah individualisme.

Mereka tidak mempertentangkan modernisasi dengantradisi. Mereka secara naluriah telah mengantisipasi hasilpenelitian para ahli pada tahun 1960-an yang berkesim-pulan bahwa dalam negara-negara sedang berkembangperanan pemimpinnya sangat menentukan. Dalam ma-syarakat yang demikian itu aspirasi dan pendapat rakyatIndonesia akan disuarakan oleh pemimpin-pemimpinatau tokoh-tokohnya, yaitu pemimpin-pemimpin atau to-koh–tokoh politik, pemimpin atau tokoh-tokoh daerah(tokoh-tokoh adat dan tokoh panutan dari daerah lainnyayang bukan tergabung dalam partai politik) dan pemim-pin-pemimpin atau tokoh-tokoh golongan fungsional.

Pemikiran para bapak pendiri negara kita yang diru-muskan pada tahun 1945 itu kemudian pada tahun 1950–an di dunia Barat golongan itu menjelma dalam golong-an fungsional. Salah satu penjelmaan dari golongan iniadalah kelompok-kelompok kepentingan kini yang didunia Barat mempunyai peranan penting dalam kehi-dupan negara. Di Perancis umpamanya di lingkungangolongan ini terdapat ratusan kelompok yang kepenting-annya ditampung dalam Conseil d’Etat yang mempunyaiempat seksi (section administrative) yaitu untuk urusanekonomi, urusan dalam negeri, urusan pekerjaan umum,dan urusan sosial. Keempat seksi ini bertugas memberi-kan nasehat kepada pemerintah Perancis mengenai pem-

PengantarSri Soemantri

Page 36: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

36 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

buatan RUU, RPP, dan rancangan keputusan lain. Kemu-dian menyusul Conseil Economie et Social (dewanekonomi).

Di Italia golongan-golongan itu ditampung dalamconsiglio nazionale dell’ economia e del lavor (dewan ekonomidan tenaga kerja). Di Belanda golongan–golongan itu ter-diri dari lebih kurang 386 badan yang memberikan nase-hat kepada Raad van State (DPA mereka).

Di Amerika Serikat golongan–golongan itu menjelmamenjadi pressure groups yang sering berhubungan lang-sung dengan kongres dan pemerintah. Melihat perkem-bangan–perkembangan di negara Barat maka golongan-golongan ini secara langsung atau tidak langsung berhu-bungan dengan pemerintah atau dewan perwakilanrakyat.

Di Indonesia golongan-golongan itu merupakan seba-gian dari rakyat yang tergabung dalam MPR dan yanglangsung ikut serta dalam penentuan arah dan perjalanandan perkembangan negara.

Jadi, kalau di Eropa golongan-golongan dari rakyatditampung dalam berbagai lembaga yang berbeda-bedamaka di Indonesia menurut UUD 1945 penjelmaan selu-ruh rakyat ditampung di MPR. Golongan-golongan itudiwujudkan oleh tokoh-tokoh politik dari yang ada diDPR, ditambah tokoh-tokoh dari daerah dan tokoh-tokohgolongan fungsional. Para tokoh ini berkumpul sekalidalam lima tahun untuk membahas perkembangan yangterjadi dan menentukan arah perjalanan negara dan bang-sa selanjutnya. Hasil konsultasi mereka dituangkan da-lam bentuk garis-garis besar daripada haluan negarayang berisikan rambu–rambu dan pedoman pelaksanaannya.

Selanjutnya pelaksanaannya dipercayakan kepadapresiden yang masa jabatannya adalah lima tahun, diser-tai syarat bahwa pelaksanaannya harus didasarkan un-

Page 37: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

37

dang-undang untuk mana presiden harus bekerjasamadengan DPR. Dan pelaksanaan itu presiden diawasi olehDPR, DPA, BPK, Mahkamah Agung dan oleh rakyat itusendiri.

Apabila terjadi penyimpangan maka DPR wajib mene-gur presiden dan apabila tidak digubris maka DPR me-manggil MPR bersidang untuk “mengadili“ Presiden.Itulah blue print system MPR menurut UUD 1945. Kalauitu dilaksanakan secara benar artinya semua pihak yangbersangkutan melaksanakan tugas kewajibannya akanterjadi pemerintahan yang stabil dan yang lebih pentinglagi demokratis gaya Indonesia.

Jadi rakyat sebagai pemilik negara mempercayakanpengelolaan kedaulatan rakyat kepada MPR sebagaimanajer kedaulatan rakyat. MPR diberikan wewenanguntuk apa saja yang diperlukan dengan catatan bahwakalau mengenai masalah-masalah yang sifatnya sangatmendasar maka MPR harus bertanya kepada rakyatsebagai pemilik kedaulatan.

Dengan amandemen yang dilakukan oleh MPR yaitumelalui pasal 1 ayat (2) baru, maka rakyat telah kehilang-an kedaulatannya. Dengan demikian pasal 1 ayat (2) baruini bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945.

Di dunia Barat pada abad XVIII lahir pemikiran perta-ma mengenai bagaimana supaya kedaulatan dapat men-jadi operasional yaitu melalui pemilihan umum. Kemu-dian lembaga referendum dan inisiatif rakyat (artinya rak-yat berhak mengajukan RUU ke parlemen mereka yangkemudian harus membahasnya) masuk UUD Perancistahun 1973.

Dalam amandemen terhadap UUD 1945 hanya disebutpemilihan umum saja yaitu dalam Bab VIIB dengan pasal22E baru. Hanya hak memilih saja diberikan kepada war-ga sedangkan hak pilih diberikan kepada partai politikuntuk DPR dan hak perorangan untuk DPD. Pada zaman

PengantarSri Soemantri

Page 38: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

38 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Atas:Amin Arjoso(belakangtengah) berfotobersama paraanggota MPR RIpeserta SidangParipurna MPR RItahun 1999.

Bawah:Amin Arjoso aktifberdiskusidengan anggotaMPR RI pesertasidang, 1999.

Page 39: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

39PengantarSri Soemantri

Amin Arjoso giat menggalang dukungan para anggota MPR RI untukmenolak amandemen UUD 1945 yang merupakan upaya menggantikonstitusi NKRI dengan intervensi Amerika Serikat melalui NDI dan Cetroyang bekerja sama dengan berbagai kalangan “pengkhianat” di dalamnegeri. Termasuk politisi, pers, LSM, dan akademisi. Dokumen tentang itutelah beredar luas.

Page 40: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

40 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

UUDS 1950 hak memilih dan hak dipilih diberikan ke-pada perorangan. Jadi, amandemen yang dibuat MPRadalah lebih mundur. Rakyat sebagai pemilik kedaulatanhanya diberikan hak memilih. Dengan demikian aman-demen kembali ke zaman abad XVIII sewaktu demokrasisedang di awal perkembangannya.

Hal ini adalah tidak sesuai dengan pengertian demo-krasi kekeluargaan yang dianut dalam pembukaan. Ke-simpulannya, amandemen ini tidak sesuai dengan Pem-bukaan UUD 1945. Selain itu dapat dikatakan, kedaulatanrakyat telah berubah menjadi kedaulatan partai politik.

MPR pasca amandemen bukan lagimerupakan penjelmaan seluruh rakyat

Dengan rakyat kehilangan kedaulatannya maka MPRpasca amandemen bukan lagi merupakan penjelmaanseluruh rakyat sehingga tidak merupakan pelaksana se-penuhnya kedaulatan rakyat dan oleh karena itu tidakberhak menyandang sebutan majelis permusyawaratanrakyat. Dengan begitu pasal 2 ayat (1) baru, bertentangandengan Pembukaan UUD 1945.

Begitu juga rumusan pasal 3 baru ini bertentangan dantidak sesuai dengan jiwa serta prinsip pembukaan yangmenjelma dalam sistem UUD 1945. Dalam hubungan iniperlu dicatat bahwa mengubah dan menetapkan UUDbaru, melantik presiden dan/atau wakil presiden, danmemberhentikan presiden dan/atau wakil presidendalam masa jabatannya bukan merupakan pekerjaan ru-tin yang dikerjakan pada tiap sidang. Selain itu melantikdan mengambil sumpah presiden/atau wakil presidentidak harus dilakukan oleh MPR-baru tetapi dapat dila-kukan oleh Ketua Mahkamah Agung.

Karenanya menjadi persoalan apa saja kerja MPR–baru dan para anggotanya selama masa jabatannya. Jadi,kalau hanya itu wewenang MPR pasca amandemen,

Page 41: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

41

maka MPR–baru itu tidak perlu ada.

Masalah golongan minoritasMasalah golongan minoritas merupakan masalah yang

penting dalam demokrasi. Biasanya persoalan ini dipe-cahkan dengan memberikan kepadanya jatah tertentu da-lam lembaga perwakilan seperti pernah terjadi di bawahnaungan UUDS 1950. Dalam sistem menurut amandemenbuatan MPR tidak ada tempat bagi golongan minoritas,dengan demikian golongan minoritas harus menerimasaja apa yang dikehendaki golongan mayoritas. Denganbegitu yang berlaku adalah tirani mayoritas yang tidaksesuai dengan demokrasi kekeluargaan.

Dalam sistem UUD 1945 hal itu tidak bisa terjadi. Selu-ruh rakyat mempunyai wakil di MPR dan mereka ikutserta dalam menentukan haluan negara.

Dengan demikian sistem yang dibangun berdasarkanpasal 1 ayat (2) dihubungkan dengan pasal 2, 3, dan 22Ebaru adalah bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945.

Sistem pemerintahan presidensiilTidak jelas apa yang dimaksud oleh MPR dengan sis-

tem presidensiil. Yang pasti adalah bahwa sistem inimengenai hubungan antara parlemen dan presiden.

Kalau ciri-ciri pokok dari sistem presidensiil ditentu-kan bahwa presiden dipilih untuk jangka waktu yangtetap dan antara parlemen dan presiden tidak ada garishubungan pertanggungjawaban, dan menteri-menteriadalah pembantu presiden dan hanya bertanggung jawabkepada presiden. Kalau ini dijadikan pegangan makaAmerika Serikat, Perancis, dan Indonesia di bawahnaungan UUD 1945 menganut sistem pemerintahanpresidensiil. Mungkin dapat juga dimasukkan Portugaldalam kategori ini.

Kalau mengikuti James Madison sebagaimana dike-

PengantarSri Soemantri

Page 42: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

42 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

mukakannya dalam The Federalist No. LI yaitu mengenaipengaturan pemerintahan by so contriving the interiorsctructure of the government as that its several constituent partmay, by their mutual relations,be the means of keeping each otherin their proper places. Karenanya di Amerika Serikat ke-kuasaan kongres adalah pembentukan undang-undangyang terpisah secara tajam dari kekuasaan presiden yangterletak di bidang eksekutif saja, sehingga presiden danpara pembantunya tidak campur-tangan dalam urusanpembentukan undang-undang.

Kalau itu yang dijadikan ukuran, maka sistem presi-densiil hanya terdapat di Amerika Serikat. Menurut Ma-dison pemisahan kekuasaan dan federalisme adalah demiterjaminnya kebebasan warga serta pemerintahan yangbaik dan untuk menegakkan check and balances, sehinggamencegah penyalahgunaan kekuasaan. Madison memu-satkan perhatiannya kepada kongres dan presiden, wa-laupun antaranya harus terjalin kerja sama tetapi kedualembaga itu adalah merdeka.

Anggota kongres merupakan pilihan langsung rakyatdan demikian juga presiden dengan mengikuti pendapatMontesquieu bahwa yang terpenting adalah legislatif danbahwa eksekutif menjalankan putusan legislatif, makapresiden harus menjalankan putusan kongres. Oleh kare-na itu kekuasaan membuat UU hanya pada kongres, pre-siden dan para menteri tidak ikut campur dalam pemba-hasan sesuatu RUU.

Akan tetapi kalau suatu RUU telah disetujui oleh kong-res maka sebelum dapat berlaku harus memperoleh tan-da tangan presiden. Apabila isi RUU tidak sesuai dengangagasan presiden dan partainya merupakan minoritasdalam kongres sehingga kalah suara, maka presiden da-pat mem-veto RUU tersebut artinya dia tidak mau menan-datangani dalam waktu dua hari yang diwajibkan. De-ngan begitu RUU dikembalikan dan kongres harusmengulangi proses pembahasannya. Untuk dapat diaju-

Page 43: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

43

kan kembali kepada presiden untuk ditanda-tangani,RUU itu harus memperoleh persetujuan dua pertiga darijumlah suara di kedua kamar dari kongres dan hal itutidak pernah terjadi.

Selain itu presiden adalah commander-in-chief angkatanbersenjata dan dia mempunyai wewenang mengangkatpejabat-pejabat federal yang penting. Juga kekuasaan di-plomatik berada di tangannya, tetapi untuk meratifikasiperjanjian-perjanjian dengan negara lain diperlukan ma-yoritas khusus yaitu dua-per-tiga jumlah suara di senat.Juga wewenang untuk menyatakan perang kepada nega-ra lain berada dalam tangan kedua kamar kongres secarabersama-sama tetapi pihak eksekutif dapat melakukantindakan-tindakan yang sedemikian rupa sehingga kong-res terpaksa mengumumkan perang.

Itulah inti dari sistem presidential dengan check and bal-ances yang diterapkan di Amerika Serikat. Sistem presi-densiil yang dianut Perancis sama sekali lain dari sistempresidensiil Amerika Serikat. Sama halnya dengan Ame-rika Serikat maka parlemen Perancis dan presidennya di-pilih langsung oleh rakyat. Hal ini menyebabkan presi-den selama masa jabataannya tidak dapat dijatuhkan olehparlemen. Dia mengangkat perdana menteri yang me-merlukan persetujuan parlemen.

Presiden juga mengangkat para menteri atas usul per-dana menteri setelah berkonsultasi tidak resmi denganparlemen terutama partai-partai oposisi. Perdana menteridan menteri-menteri tidak boleh merangkap keanggotaanparlemen. Kekuasaan legislatif dibagi dua. Kewenanganlegislatif parlemen terbatas hanya pada hal-hal tertentuyang disebut dalam pasal 34 UUD1958,mengenai hal-hallain termasuk pouvoir reglementair pemerintah. Dalammembahas RUU di parlemen menteri yang bersangkutanikut serta. Produk legislatif parlemen dinamakan loi (UU)dan produk pemerintah disebut dekrit. Resminya kepalapemerintahan adalah Perdana Menteri tetapi kebijaksa-

PengantarSri Soemantri

Page 44: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

44 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

naan pemerintah ditentukan oleh Presiden.Pemerintah di bawah Perdana Menteri harus menda-

pat kepercayaan dari Presiden dan parlemen. Dalamkeadaan biasa Perdana Menteri yang mengendalikan pe-merintahan dan dia bertanggung jawab kepada parlemen,tetapi dalam keadaan luar biasa kendali pemerintahanberada di tangan Presiden. Apabila lembaga-lembaga ne-gara, kemerdekaan bangsa dan pelaksanaan kewajiban-kewajiban Internasional tiba-tiba sangat terancam dan pe-laksanaan tugas–tugas pemerintahan menjadi terhentimaka Presiden diberikan wewenang penuh untuk meng-ambil semua tindakan yang diperlukan.

Presiden yang menentukan apakah terdapat keadaanluar biasa itu setelah berunding dengan kedua Ketua dariKamar Parlemen dan Mahkamah Konstitusi. NasehatMahkamah Konstitusi harus diumumkan dan Presidenharus memberitahukan kepada rakyat tentang keadaanluar biasa itu. Selama keadaan luar biasa itu, Presiden ti-dak diperkenankan membubarkan parlemen dan kekua-saan legislatif parlemen dibatasi hanya mengenai masa-lah–masalah yang tidak berhubungan dengan keadaanluar biasa itu. Presiden tidak bertanggung jawab kepadaparlemen, dia wajib pertanggungjawaban hanya kalauterjadi haute traison (pengkhianatan besar) dalam rangkapelaksanaan tugasnya, tetapi tidak jelas apa yang dimak-sud dengan pengkhianatan besar karena tidak adapresiden.

Dengan adanya rumusan pasal 5 ayat (1) baru dihu-bungkan dengan pasal 20 baru dari amandemen ke-1 danke-2, maka MPR menganut sistem presidensiil campuranantara sistem Perancis dan sistem Amerika Serikat.

Dengan demikian menjadi pertanyaan apa sebetulnyayang dimaksud dengan menegakkan prinsip check andbalances. Yang jelas bahwa rumusan baru itu tidak meng-ikuti sistem check and balances.

Page 45: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

45

Selain itu yang jelas juga bahwa rumusan pasal 5 ayat(1) baru dihubungkan dengan pasal 20 baru tidak sesuaidan bertentangan dengan jiwa dan prinsip–prinsip yangterkandung dalam Pembukaan UUU 1945.

Pemilihan presiden secara langsung olehrakyat

Hal ini diatur dalam pasal 6A baru. MPR kurang me-nyadari bahwa cara pemilihan ini mengandung permasa-lahan yang sangat mendasar. Hubungan–hubungan yangdominan dalam masyarakat Indonesia adalah hubunganprimer yang cenderung kepada “pemikiran hitam putih”kalau bukan kawan berarti lawan yang harus dihancur-kan. Sistem pemilihan presiden langsung oleh rakyat de-ngan demikian akan menimbulkan polarisasi di ling-kungan masyarakat sehingga akan menimbulkan perpe-cahan yang sulit untuk disembuhkan.

Polarisasi pendapat ini terjadi pada pemilihan lurahdi desa sehingga masyarakat desa terbelah yang walau-pun memakan waktu lama tetapi masih dapat dipulih-kan kembali karena terdapat hubungan tetangga dan ke-kerabatan yang terjalin di antara masyarakat pedesaan.

Perpecahan juga terjadi waktu pertandingan sepak-bola yang sering menimbulkan tawuran antara pendu-kung kesebelasan. Perpecahan ini sulit untuk disembuh-kan. Masalah ini bertambah parah kalau terjadi dalamskala nasional seperti pemilihan presiden secara lang-sung oleh rakyat. Belum lagi kalau diingat betapa banyakfaktor disintegrasi yang tertanam secara dalam sekali danpermanen dalam tubuh Nusa dan Bangsa.

Para bapak pendiri negara kita dan perumus UUD 1945mengetahui betul keadaan tersebut sehingga mereka me-rumuskan ketentuan yang tercantum dalam pasal 6 ayat(2) asli/lama. Para anggota MPR diharapkan sudah dapatmelepaskan diri dari kungkungan primordialisme. Menu-

PengantarSri Soemantri

Page 46: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

46 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

rut UUD 1945 (asli) program yang harus dikerjakan olehpresiden adalah program yang dibuat MPR sebagai pen-jelma seluruh rakyat Indonesia. Dan penilaian hasil kerjapresiden didasarkan pada program itu. Kalau menurutsistem baru ini, presiden bekerja menurut yang dibuatnyasendiri dan di akhir masa jabatannya tidak perlu mem-pertanggungjawabkan pelaksanaan programnya itu.

Dengan demikian rumusan pasal 6A baru ini berten-tangan dan tidak sesuai dengan jiwa serta prinsip yangterkandung dalam pembukaan yang menjelma dalamsistematika UUD 1945.

Amandemen menjadikan DPA sebagaibawahan presiden

Amandemen dalam pasal 16 baru menjadikan DPAsebagai bawahan presiden. Tidak jelas pemikiran yangdijadikan sebagai alasan perubahan ini.

Negara–negara di dunia mempunyai pola organisasiyang berbeda-beda, ada yang mencontoh Inggris sepertinegara-negara commonwealth. Ada yang meniru sistemAmerika Serikat seperti negara-negara Amerika Selatan.Ada negara–negara yang mencontoh pola organisasi ne-gara–negara Eropa Kontinental. Secara umum dapat di-katakan bahwa dalam hal DPA negara kita di bawah UUD1945 mengikuti pola Eropa Kontinental.

Memang tugas DPA adalah memberikan nasehatkepada presiden baik diminta maupun tidak diminta.Akan tetapi fungsi DPA yang sebenarnya adalah melaku-kan pengawasan tidak langsung terhadap presiden. Me-mang selama ini fungsi ini tidak jalan. Selama ini ke-anggotaan DPA dipilih berdasar tolok ukur politis se-hingga para anggota DPA adalah “orang“ pemerintahatau setidaknya pro-pemerintah. Jadi, mereka tidak ataukurang independen dan hasil karyanya pada umunyabersifat politis. Dapatlah dimengerti timbulnya anggap-

Page 47: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

47

an bahwa lembaga DPA tidak diperlukan. Seharusnyakeanggotaannya didasarkan kepakaran dan keahlian diberbagai bidang yang diperlukan agar DPA dapat melak-sanakan fungsinnya. Lihat saja umpamanya conseil d’etat(DPA-nya Perancis) yang banyak memberikan masukankepada pemerintah. Begitu juga consiglio di stato Italia danraad van state Belanda. Di Belanda umpanya semua per-janjian internasional yang memerlukan persetujuan par-lemen mereka terlebih dahulu dikaji oleh DPA–nyaBelanda. Juga dalam persiapan pembuatan RUU DPA-nya Belanda mempunyai peranan yang sangat penting.

Oleh karena bukan merupakan bawahan presidenmaka DPA bersifat independen sehingga DPA dapatmenegur presiden. Dengan demikian yang melakukanpengawasan terhadap presiden menurut UUD 1945adalah DPR, DPA, BPK dan Mahkamah Agung bersifatteknis. Selain itu rakyat berhak juga melakukan peng-awasan terhadap presiden. Dengan sistem pengawasanini kemungkinan presiden melakukan penyelewengandapat ditekan sampai tingkat yang seminimal mungkin.

Sayang sekali bahwa sistem penugasan ini belum per-nah berjalan karena perangkat undang-undangnya belumpernah ada. Oleh karena selama ini DPA dianggap tidakjelas tugasnya dan hasil karyannya maka DPA dianggaptidak perlu ada. Penghapusan DPA atau penurunan DPAmenjadi pembantu presiden belaka adalah tidak sesuaidan bertentangan dengan sistem demokrasi kekeluargaanyang terkandung dalam pembukaan.

Amandemen menciptakan tirani DPRRumusan pasal 20 baru menciptakan supremasi dari

DPR tanpa ada yang dapat menghalangnya. Hal ini me-nimbulkan tirani DPR sebab walaupun menurut peni-laian keadaan yang dilakukan presiden kuranglah tepatwaktunya untuk pemberlakuan suatu RUU, presidendipaksa untuk tetap memberlakukannya dengan segala

PengantarSri Soemantri

Page 48: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

48 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Kegiatan lobby yang dilakukan Amin Arjoso dalam SU MPR 1999.

Page 49: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

49PengantarSri Soemantri

Sebagai anggota DPR-MPR RI dari PDI Perjuangan, Amin Arjoso aktifmengikuti Sidang Umum MPR RI 1999.

Page 50: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

50 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

resiko yang mungkin terjadi. Dengan begitu tidak adasistem check and balances seperti yang disepakati olehMPR. Check hanya berlangsung satu pihak saja yaitu daripihak DPR dan tidak ada balance sebagai imbalannya.Dapat dikatakan bahwa dengan demikian DPR telahmelakukan intervensi ke bidang kekuasaan presiden.

Tirani dari DPR tampak lagi dalam rumusan pasal 23ayat (3). Presiden harus menerima apa kehendak DPR.

Pemaksaan kehendak DPR Nampak juga dalam pasal11 baru, pasal 13 baru, dan pasal 14 ayat (2) baru.

Kesimpulannya pasal-pasal baru tersebut bertentang-an dengan jiwa dan semangat demokrasi kekeluargaanyang terkandung dalam pembukaan. Demokrasi keke-luargaan menghendaki keseimbangan dan kerja samaantara presiden dan DPR dan bukan pemaksaan ke-hendak.

Peranan kepala negaraDari amandemen yang dilakaukan oleh MPR tidak

jelas kedudukan presiden sebagai kepala Negara. Di tiapNegara,kepala negaralah yang merupakan lambang dariNegara dan bukan parlemen atau MPR atau lembagaNegara lain. Kepala Negaralah yang mengangkat danmeresmikan pengangkatan pejabat-pejabat negara.

Yang memilih para anggota MPR dan DPR bisa sajarakyat tetapi yang mengangkat dan meresmikan keang-gotaanya adalah presiden selaku kepala negara. Begitujuga halnya dengan para anggota Mahkamah Agung danBPK, pengangkatan serta peresmiannya dilakukan olehpresiden selaku kepala negara. Apalagi kalau diingatbahwa pengangkatan itu mempunyai konskuensi ke-uangan negara.

Tidak ada ketentuan dalam seluruh amandemen yangmengatur masalah yang sangat mendasar ini.

Page 51: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

51

Mahkamah KonstitusiKalau melihat kewenangan Mahkamah Konstitusi

yang diuraikan dalam pasal 7B baru, maka semua kewe-nangan dari Mahkamah Konstitusi dapat dilakukan olehMahkamah Agung, untuk itu lingkungan MahkamahAgung dibentuk kamar baru dan undang-undang yangada mengenai peradilan perlu disempurnakan. Dengandemikian tidak perlu repot-repot membentuk suatu lem-baga baru.

Terdapat suatu keanehan mengenai MahkamahKonstitusi ini yaitu diuraikan dalam pasal 17A baru. Ke-tentuan ini menggambarkan seolah-olah hanya presidenyang dapat melakukan pelanggaran hukum berupapengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan,tindak pidana berat lainnya atau perbuatan tercela. Me-nurut hemat penulis hal-hal itu bisa juga dibuat oleh paranaggota DPR dan pejabat-pejabat negara lainnya.

Menurut penelitian penulis ketentuan mengenai per-adilan pengkhianatan terhadap negara dan tindak pidanaserupa terdapat di Perancis yaitu houte cour de justice (pe-ngadilan tertinggi di Perancis yang mengadili tindakan-tindakan politik tertentu). Yang dimaksud yurisdiksinyabukan hanya presiden Perancis saja tetapi juga pejabat-pejabat pemerintah dan para pesertanya (komplotannya)jadi, termasuk para anggota parlemen dan lain-lain. Agakmengherankan kalau hanya presiden yang dapat melaku-kan pengkhianatan terhadap negara. Rumusan yang ter-dapat dalam pasal tersebut berbau emosi dan mungkin“balas dendam“ dan bukan berdasar pemikiran rasional.

Tak jelas urgensi pembentukan suatu Mahkamah Kons-titusi yang berdiri sendiri. Ada kemungkinan bahwaMPR agak prihatin dengan keadaan dan kondisi sertaprestasi para hakim sekarang. Kalau itu yang menjadialasan maka tidak terjamin dan tidak tertutup kemung-kinan bahwa penyakit yang menimpa para hakim seka-

PengantarSri Soemantri

Page 52: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

52 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

rang ini juga akan menjangkiti para hakim MahkamahKonstitusi. Kalau itu yang menjadi alasannya maka yangharus dilakukan adalah pembenahan dan pembaruankebijakan pembentukan dan pembinaan para hakim.

MPR menghapus penjelasan UUD 1945MPR menganggap UUD 1945 sudah ketinggalan za-

man. UUD 1945 terlalu singkat sehingga tidak memuathal-hal yang menurut MPR harus ada dalam UUD. JugaMPR berpendapat bahwa penjelasan UUD tidak perlu.Karena itu MPR telah memutuskan menghapus penje-lasan UUD 1945 dan memasukkan materinya ke dalambatang tubuh UUD 1945.

Hal itu dimulai antara lain dengan rumusan pasal 1ayat (3) baru dalam amandemen III yang berbunyi negaraIndonesia adalah negara hukum. Rumusan ini dicuplikdari penjelasan tentang sistem pemerintahan negara danlengkapnya berbunyi bahwa Indonesia adalah negarayang berdasar atas hukum (rechsstaat) tidak berdasarkankekuasaan belaka (machtsstaat).

Negara hukum merupakan suatu asas dan bukan atur-an hukum sehingga tempatnya lebih tepat dalam penje-lasan. Ditempatkan dalam penjelasan karena memberi-kan penjelasan mengenai asas yang terkandung dalamUUD 1945. Menurut teori konstitusi pembukaan memuatasas-asas dasar dan asas-asas mana lahir aturan-aturanhukum yang dirumuskan dalam batang tubuh UUD.

Jadi, penjelasan UUD 1945 selain memuat uraian yangbersifat penjelasan mengenai hal-hal yang diatur dalampasal-pasal UUD 1945, juga memuat uraian penjelasanmengenai asas-asas dasar-dasar dan asas-asas hukumyang terkandung dalam pembukaan UUD 1945. Dengandemikian uraian–uaraian tersebut tidak mungkin untukdipindah ke dalam batang tubuh.

Sebagai contoh adalah mengenai cita hukum (rechtsdee)

Page 53: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

53

yang merupakan salah satu masalah mendasar dalamhukum konstitusi. Dalam penjelasan dikatakan bahwapokok-pokok pikiran yang terkandung dalam pembu-kaan menguasai hukum dasar tertulis dan tidak tertulis.Menurut teori cita hukum merupakan landasan berla-kunya suatu konstitusi atau UUD.

Contoh lain adalah cita UUD (grond wetside) yaitu suatumasalah mendasar lain dalam hukum konstitusi, yaitumengenai hubugan UUD dengan konstitusi artinya hal-hal apa saja dari konstitusi yang harus dimuat dalamUUD. Cita UUD merupakan masalah penting dalam ke-hidupan ketatanegaraan. Hal ini jarang dipelajari di In-donesia.

Dalam penjelasan UUD 1945 dapat dibaca kita harushidup dinamis sehingga oleh karenanya janganlah ter-gesa-gesa memberi bentuk kepada pikiran–pikiran yangmasih mudah berubah. Harus dijaga supaya sistem UUDjangan sampai ketinggalan zaman, supaya UUD janganlekas usang (verouderd). Berhubung dengan itu hanyaaturan-aturan pokok saja harus ditetapkan dalam UUD,sedangkan hal-hal yang perlu untuk menyelenggarakanaturan-aturan pokok itu harus diserahkan kepadaundang–undang.

Hal itu menggambarkan cita UUD kita yaitu hanyayang terpokok saja yang dimuat dalam UUD. Kemudiankalau kita mempelajari UUD 1945 maka akan ternyatabahwa yang dimaksud dengan yang terpokok itu adalahjiwa UUD, sendi–sendi atau asas-asas kehidupan negaradan bangsa yang menjelma dan sistematika UUD 1945.

Perlu dicatat bahwa pengertian cita UUD yang di bahasoleh para bapak pendiri negara kita pada tahun 1945 inikemudian pada tahun 1970-an dan 1980-an dibahas olehpara ahli konstitusi Barat. Umpamanya pakar dari InggrisProf. Dr. K.C. Wheare mengatakan bahwa isi dari UUDadalah the very minimum, and that minimum to be rules of

PengantarSri Soemantri

Page 54: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

54 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

law. Pakar dari Belanda Prof. Mr. M.C. Burkens menga-takan bahwa De grondwet moet berusten op gezonde beginselen(..) die moet blijken uit de in houd van de bidende regels voorstaat en maatschappij,die uit die beginselen voorvloeien (UUDharus didasarkan asas yang sehat (...) yang dibuktikanoleh aturan–aturan hukum yang mengikat negara danmasyarakat, aturan–aturan mana mengalir dari asas-asastersebut tadi).

Contoh lain lagi adalah pengertian budaya nasionaldan cita budaya yang terkandung penjelasan pasal 32 yai-tu bahwa kebudayaan bangsa adalah kebudayaan yangtimbul sebagai buah usaha budaya rakyat Indonesia selu-ruhnya dan bahwa kebudayaan lama dan asli yang ter-dapat sebagai puncak-puncak kebudayaan daerah-dae-rah di seluruh Indonesia terhitung sebagai kebudayaanbangsa. Selanjutnya bahwa usaha kebudayaan harus me-nuju ke arah kemajuan adab, budaya, persatuan, dengantidak menolak bahan–bahan baru dari kebudayaan asing.

Jadi, UUD 1945 menghendaki dialog yang positif antaramasa lalu dengan keadaan sekarang dan antara keadaansekarang dengan masa yang akan datang. Contoh lainadalah pasal 6 ayat (1) dan (2) baru rumusan yang terda-pat dalam ayat (1) dari pasal 6 baru ini pada hakekatnyahanya menjelaskan pengertian yang terkandung dalamayat (1) asli. Dengan demikian lebih tepat kalau ditem-patkan dalam penjelasan pasal 6 ayat (1). Demikian jugarumusan pasal 6 ayat (2) baru tidak perlu ditempatkandalam batang tubuh UUD tetapi lebih tepat di dalampenjelasan pasal 6.

Dengan menghilangkan penjelasan, MPR telah mele-nyapkan originalitas UUD 1945 dan menjadikannya UUDsaduran. Kita tidak perlu risau karena UUD Negara laintidak memakai penjelasan. Adanya penjelasan sama se-kali tidak mengganggu, malahan bermanfaat karena men-jelaskan hal-hal yang terkandung dalam pembukaan.Dapat disimpulkan bahwa MPR dengan sengaja telah

Page 55: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

55

merusak jiwa, semangat dan asas-asas yang terkandungdalam pembukaaan UUD 1945.

Dari itu semua secara jelas tampak bahwa MPR sejaksemula bermaksud membuat UUD yang baru sehinggadengan demikian MPR telah mengingkari UUD 1945sebagai UUD Proklamasi Kemerdekaan dan sebagai lam-bang perjuangan bangsa Indonesia untuk merebutkemerdekaannya.

Desa yang merupakan benteng dalamrevolusi kemerdekaan dilupakan oleh MPR

UUD 1945 secara khusus memberikan tempat bagi de-sa. Sejarah membuktikan bahwa desa dan masyarakat pe-desaan telah menyelamatkan perjuangan bangsa Indo-nesia untuk merebut kemerdekaannya. Tanpa desa tidakada Republik Indonesia. Negara berhutang budi kepadadesa. Seharusnya desa harus ditulis dengan tinta emas.

Pemerintah RI bersandar atau bertumpu kepada pe-merintahan desa. Seharusnya kemampuan pemerintahandesa dan keadaan masyarakat pedesaan menjadi barome-ter bagi keadaan Indonesia dan bukan kota, kabupatendan provinsi. Tidak demikian halnya dengan amandemenyang dilakukan oleh MPR. Perjuangan rakyat pedesaansama sekali tidak dihiraukan oleh MPR.

Desa dimasukkan sebagai onderdil dari kabupaten.Seharusnya desa masuk ke dalam UUD. Selama desa ma-sih dianak-tirikan maka selama itu tidak akan tercapaitujuan mendirikan negara Indonesia merdeka yaitu un-tuk mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat In-donesia. Bagian terbesar rakyat Indonesia hidup didaerah pedesaan.

Kepentingan daerahAlasan dibentuknya DPD adalah karena selama ini

kepentingan daerah terabaikan. Kalau demikian halnya

PengantarSri Soemantri

Page 56: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

56 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

maka kesalahan seharusnya ditimpakan kepada DPR danpara anggotanya. Yang mengetahui dan menyelamikepentingan daerah adalah orang–orang daerah sendiriyaitu pemimpin-pemimpin masyarakat daerah sendiridan mereka itu belum tentu anggota partai politik.

Sistem pemilihan umum juga ikut bersalah dalam halini. Kepentingan daerah tidak terjamin dengan sistemproporsional dan sistem daftar. Supaya kepentingan dae-rah terperhatikan maka pemilihan umum harus dilaku-kan sistem distrik dan para pesertanya bisa siapa sajadengan persyaratan para calon harus setidak-tidaknyaterakhir sekali tiga tahun berturut-turut secara nyata diamatau tinggal di distrik pemilihannya. Dengan begitu akanterpilih orang-orang yang oleh masyarakat daerah ber-sangkutan dipercayai mengerti serta mampu memper-juangkan kepentingan dan aspirasi masyarakat daerah.

Menurut ketentuan pasal 22E ayat (4) baru anggota-anggota DPD ditentukan melalui pemilihan umum danpara pesertanya adalah perseorangan, cuma belum jelasbagaimana pelaksanaannya. Kalau yang digunakan ma-sih tetap sistem yang lama maka belum ada jaminan ke-pentingan daerah akan diperhatikan. Akan tetapi berda-sar ketentuan pasal 22D ayat (1), (2), dan (3) baru pemerin-tah pusat dan DPR tidak berwenang mengatur dan me-ngurus hal-hal yang berkaitan dengan kepentingandaerah kalau tanpa DPD.

Disadari atau tidak, ketentuan ini mengandung penger-tian adanya kedaulatan daerah di samping kedaulatanpusat. Dengan demikian rumusan pasal 22E baru itusecara terselubung menginginkan negara federal. Dengansistem yang terkandung dalam amandemen dan denganadanya lembaga DPR maka sudah secara lebar terbukamenuju negara serikat.

Dengan demikian lembaga DPR mengandung bahayayang riil bagi kelangsungan Negara Kesatuan Republik

Page 57: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

57

Indonesia.

Masalah pertahanan negaraIsi dari Pasal 30 baru secara praktis adalah sama de-

ngan isi Ketetapan MPR No.VI dan No. VII/MPR/2000.Dalam UU No. 13 tahun 1961 tentang ketentuan-ke-

tentuan pokok Kepolisian ditetapkan dalam Pasal 3 bah-wa Polri adalah Angkatan Bersenjata. Hal ini kemudiandikukuhkan oleh UU no. 20 Tahun 1982 tentang Keten-tuan-ketentuan Pokok Pertahanan Keamanan Negara RIyang mengatakan ABRI terdiri dari TNI dan Polri. Padatahun 2000 melalui ketetapan MPR No.VI/MPR/2000Polri dipisahkan dari TNI.

Yang menarik perhatian dari ketetapan ini adalah bah-wa kedudukan TNI dan Polri ditentukan sama yaitu se-bagai alat negara. Dengan demikian ketetapan ini sebetul-nya telah mengubah UUD 1945 sebab menurut Pasal 10UUD 1945 hanya TNI merupakan alat negara. Dalam hu-bungan ini kiranya perlu dicatat bahwa di negara manapun Kepolisian adalah alat pembantu pemerintah baikPemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

Hal lain yang menarik adalah bahwa TNI ditetapkanhanya berperan dalam pertahanan negara dan Polriberperan memelihara keamanan. Dengan demikian masa-lah keamanan negara dipisah secara tajam dari masalahpertahanan negara. Keamanan negara ditujukan terhadapancaman yang datang dari dalam negara dan pertahananditujukan terhadap ancaman dari luar.

Perbedaan ancaman ini dianut negara-negara sebelumabad XX dan kini sudah lama ditinggalkan: ancamanterhadap eksistensi negara bisa datang dari luar dan juga bisadatang dari dalam negara. Sekarang ini cara lebih mudahyang digunakan oleh suatu negara untuk memaksakankehendaknya atau menaklukkan negara lain tanpa resikokehilangan nyawa prajuritnya adalah melalui subversi.

PengantarSri Soemantri

Page 58: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

58 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Kini yang digunakan sebagai pegangan adalah fungsi-fungsi negara yaitu (1) fungsi pemeliharaan keamanandan ketertiban umum, (2) fungsi pengurusan kesejah-teraaan masyarakat, dan (3) fungsi pemeliharaan kelang-sungan eksistensi negara. Khusus untuk Indonesiamengingat ekologi negara maka ditambah dengan fungsiintegrasi. Polri terutama berperan dalam rangka fungsinegara yang pertama dan TNI terutama berperan dalamfungsi ketiga dan juga fungsi pertama dan keempat.

Kekeliruan yang dibuat Ketetapan No.VI diteruskanoleh ketetapan No.VII/MPR/2000 dan amandemenUUD. TNI ditetapkan sebagai alat pertahanan negara sajasedangkan Polri berperan dalam memelihara keamanandan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, membe-rikan pengayoman, dan pelayanan kepada masyarakat.Rumusan peran Polri sebagaimana diuraikan agak me-nyesatkan, sebab pemeliharaan ketertiban dan keamananmasyarakat, memberikan pengayoman dan pelayanankepada masyarakat adalah tugas pemerintah, peran Polrihanya bersifat membantu pemerintah.

Karena Polri ditetapkan menjadi alat negara makapemerintah kehilangan alat untuk membantu melaksana-kan tugas tersebut. Untuk itu terpaksa pemerintah mem-bentuk alat tersendiri. Terjadilah doublures dan waste ofmoney and energy. Selain itu menurut ketetapan ini TNImemberikan bantuan militer kepada Polri dalam rangkatugas keamanan dan bukan memberikan bantuan kepadapemerintah. Di negara manapun bantuan militer diberi-kan kepada pemerintah atau alat pemerintah.

Keanehan yang terdapat dalam ketetapan ini adalahdengan meniru lembaga pertahanan nasional diadakan-nya lembaga kepolisian nasional. Tugas lembaga kepoli-sian nasional ini adalah membantu Presiden menetapkanarah kebijakan polri. Kalau ini diwujudkan maka Indo-nesia merupakan satu-satunya negara yang mempunyailembaga semacam ini.

Page 59: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

59

Kekeliruan lain yang terdapat dalam Ketetapan No.VIIini adalah ditetapkannya bahwa prajurit TNI tunduk ke-pada kekuasaan peradilan militer dalam hal pelanggaranhukum militer dan tunduk pada kekuasaan peradilanumum dalam hal pelanggaran hukum pidana umum.Mengenai ini ada beberapa catatan yang sifatnya menda-sar sekali.

Catatan pertama, perlu diketahui bahwa hukum mili-ter diwujudkan oleh norma-norma hukum dari hukumnasional (yaitu hukum perdata, hukum pidana, hukumtata negara, hukum tata usaha negara, dan hukum inter-nasional) yang mengenai kehidupan militer dan angkatanperang sehingga hukum militer terdiri dari hukum per-data militer, hukum pidana militer, hukum tata negaramiliter, hukum tata usaha negara militer, dan hukum pe-rang. Selain itu hukum militer mengenal hukum disiplinmiliter yang tidak ada ekuavalensinya atau mitranyadalam hukum nasional. Dengan demikian rumusan anakkalimat menjadi problematis.

Catatan kedua adalah bahwa dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Militer (KUHPM) terdapatketentuan dalam Pasal 1 dan 2 bahwa bagi militer berlakujuga hukum pidana umum selain hukum pidana militer.Malahan ajaran–ajaran umum mengenai hukum pidanayang diatur dalam KUHP dinyatakan berlaku juga bagihukum militer.

Catatan ketiga adalah bahwa dalam KUHPM terdapatbanyak sekali ketentuan yang berlaku bagi siapa sajatermasuk orang yang bukan militer. Jadi, orang sipil pundiadili oleh peradilan militer apabila melanggar keten-tuan-ketentuan itu. Apabila Negara dalam keadaan baha-ya peradilan militer dapat mengadili orang-orang sipil.

Jadi, ketetapan ini telah memporakporandakan hukumdan hukum militer yang berlaku. Rupa-rupanya paraanggota MPR tidak menguasai masalah hukum khu-

PengantarSri Soemantri

Page 60: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

60 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

susnya yang menyangkut hukum militer.Masalah lain yang menarik adalah bahwa anggota TNI

dan Polri tidak diberikan hak pilih, suatu masalah yangsangat mendasar dalam negara demokrasi.

Masalah pertahanan dan keamanan ini agak panjangdan lebar diuraikan di sini karena menyangkut eksistensinegara dan bangsa. Rupa-rupanya masalah yang sangatmendasar ini kurang dipahami atau dengan sengaja tidakmau dipahani oleh MPR.

Masih ada satu catatan lagi, yaitu rumusan yang terda-pat dalam Pasal 27 ayat (3) baru adalah salah tempat danseharusnya masuk Pasal 30.

Cita UUD yang dianut MPRSetelah mempelajari semua amandemen, bagi penulis

tidak jelas cita UUD (grondwetsidee) yang dianut oleh MPR.Kalau cita yang dianut oleh UUD 1945 sebagai mana telahdiutarakan sebelumnya adalah jenis: hanya pokok-po-koknya saja yang dimuat dalam UUD sedangkan hal-halyang lain yang diperlukan untuk melaksanakannya di-atur dalam undang-undang.

Umpamanya ketentuan dari Pasal 6 dan pasal 6A barupada hakekatnya merupakan materi yang lebih tepat di-tempatkan dalam penjelasan Pasal 7 dan lebih lanjut di-uraikan dalam UU tentang Kepresidenan yang hinggakini belum pernah ada. Itulah sebabnya presiden selamaini dapat berbuat sesuka hatinya. Secara umum dapatdikatakan di sini bahwa masalah-masalah yang berhu-bungan dengan persyaratan, pencalonan, pelantikan danpemberhentian presiden dan wakil presiden lebih tepatkalau diatur dalam UU tentang Kepresidenan. Begitupula rumusan Pasal 9 ayat (2) baru merupakan materidari UU tentang Kepresidenan.

Banyak rumusan–rumusan yang terdapat dalamamandemen merupakan materi dari undang-undang.

Page 61: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

61

Umpamanya, terlepas cocok-tidaknya rumusan daripasal 28A s/d Pasal 28J baru tetapi isinya adalah materidari Undang-undang.

MPR hendak menerapkan pemikiran JamesMadison di Indonesia?

Setelah mempelajari ulang Perubahan Pertama sampaidengan Perubahan Keempat UUD 1945 pada diri penulistimbul kesan seolah-olah MPR bermaksud hendakmenerapkan pemikiran James Madison tentang check andbalance di Indonesia.

Pemikiran James Madison bertumpu pada empat (ataulima) unsur yaitu (1) pemisahan kekuasan, (2) kedaulatanyang dibagi antara pusat dan negara-negara bagian, (3)human rights, dan (4) nggota kongres dan presiden dipilihlangsung oleh masyarakat. Unsur pertama terealisasi de-ngan Pasal 20 baru, unsur yang kedua tersirat dalam Pasal22C dan 22E baru, unsur ketiga terurai dalam Bab X barudengan Pasal 28 A sampai 28J baru, dan unsur keempat(dan kelima) menjelma dalam Pasal 6A baru.

PengantarSri Soemantri

Page 62: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

62 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Aktivitas Amin Arjoso, SH dalam Sidang Umum MPR RI, Oktober 1999.

Page 63: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

63PengantarSri Soemantri

Bawah: Memasuki ruang sidang bersama Soebagyo Anam (alm).

Page 64: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

64 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

BAB IPemikiran

Page 65: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

65

UUD ‘45 (Asli) TolakDemokrasi Liberal

Wacana ditegakkannya lagi UUD 1945 ki-ni bagai gayung bersambut, setelah bebe-rapa ormas memperingati HUT ke-47Dekrit Presiden Soekarno kembali ke

UUD 1945 di Pelataran Tugu Proklamasi dan di Perpus-takaan Nasional, 5 Juli 2006.

Setelah Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, WapresJusuf Kalla, Gubernur Lemhannas Muladi, Ketua DPRAgung Laksono, dan Wakil Ketua MPR Aksa Mahmudbereaksi dengan opininya, Adnan Buyung Nasution“nimbrung” dengan artikel Kembali ke UUD 45, Anti-demokrasi (Kompas, 7/7).

Meski tidak secara spesifik menuduh tokoh yang inginditegakkannya UUD 1945 sebagai “antidemokrasi”, judultulisan Buyung pada dasarnya menjurus ke sana.

Manipulasi hukumPertama, kami tidak menyatakan kembali ke UUD

UUD ‘45 (Asli) TolakDemokrasi Liberal

Page 66: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

66 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

1945. Keputusan MPR 1999-2004 secara prosedural tidakmembatalkan Dekrit 5 Juli 1959, dan menurut ketentuanhukum, UUD 1945 masih berlaku. Sedangkan UUD 1945yang diamandemen empat kali diberlakukan secarapolitis, padahal perubahannya menyimpang dari tatatertib yang ditetapkan MPR, apalagi tidak dicantumkandalam Lembaran Negara.

Kedua, UUD 1945 amandemen, oleh MPR dinamakanUUD Negara Republik Indonesia 1945. Istilah itu samasekali tidak dikenal karena namanya tidak sesuai DekritPresiden dan telah diberlakukan MPRS melalui TAPMPRS No X/MPRS/1966 dan No X/MPRS/1966. LaluMPR dalam Pasal 115 TAP MPR No I/ MPR/1978 menya-takan MPR tidak berkehendak dan tidak akan melaku-kan perubahan atas UUD 1945. Melalui TAP No III/MPR/2000 tentang Sumber Tertib Hukum dan Tata UrutanPeraturan Perundang-undangan, MPR menyatakan, UUD1945 merupakan hukum dasar tertulis negara RI.

Dengan nama itu, MPR melakukan manipulasi hukumyang merupakan hasil konspirasi asing bekerja samadengan eksponen tertentu di dalam negeri. SebenarnyaUUD 1945 amandemen lebih tepat disebut UUD 2002.

Ketiga, persoalan utama yang ingin dikemukakanbukan untuk mendekritkan kembali UUD 1945 (asli),tetapi menegakkan konstitusi karena dilakukan empatkali perubahan, dibuat melalui prosedur yang salah,karena itu batal demi hukum.

Dari segi substansi, “UUD 2002” bermuatan gagasanneoliberalisme yang terbukti menghancurkan tatanan so-sial politik dan sosial ekonomi sejumlah negara berkem-bang, terutama Indonesia. Selain itu dengan amandemen,Indonesia tidak memiliki lagi GBHN sehingga arah dankonsep pembangunan tidak jelas. Karena itu kami men-dukung pendapat Rektor UGM Prof Dr Sofian Effendiyang menyebut, andaikata Presiden SBY mau mendekrit,

Page 67: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

67

yang didekritkan bukan kembali ke UUD 1945 (asli),tetapi membatalkan “UUD 2002” atau melalui referen-dum, sebab MPR sekarang bukan lagi referensi rakyatkarena statusnya tidak Lembaga Tertinggi Negara.

Keempat, demokrasi Indonesia berdasar UUD 1945(asli) bertentangan dengan demokrasi liberal karena de-mokrasi Indonesia menganut sosio demokrasi, yaitudemokrasi politik dan demokrasi ekonomi sehingga parapenganut UUD 1945 (asli) tidak benar jika disebut anti-demokrasi. Para pendukung UUD 1945 (asli) jelas anti-demokrasi liberal.

Kelima, seperti dikatakan Prof Mr Soepomo, demo-krasi Indonesia berbeda dengan demokrasi Barat. Bagibangsa Indonesia, individu tak lepas dari masyarakat.Maka hak dan kewajiban yang dimiliki terkait fungsi dimasyarakat. Berarti bertentangan dengan individualismeDemokrasi Barat, yang tidak mengenal asas kekeluargaandan gotong-royong demi keadilan sosial.

Bukan lagi sementaraKeenam, lebih dari itu, empat perubahan UUD 1945

bertentangan dengan Pembukaan, Batang Tubuh UUD1945 (asli), selanjutnya dengan menghapuskan Penjelas-an sehingga benar-benar merupakan penerapan neo-liberalisme. Artinya, “UUD 2002” menghapus peran go-longan fungsional dan utusan daerah dalam MPR, pada-hal golongan fungsional merupakan 90 persen rakyat In-donesia (petani, buruh, nelayan, guru, pemuda, agama-wan, TNI/Polri, cendekiawan, wartawan, dan lainnya).

Apalagi dalam pengambilan keputusan, demokrasi In-donesia menekankan musyawarah dan mufakat untukmencapai keadilan sosial, sedangkan demokrasi Baratselalu berpegang pada voting, di mana pemilik modaldengan mudah mengalahkan rakyat kecil (the winners getall, the loosers get nothing). Hal seperti itu jelas

UUD ‘45 (Asli) TolakDemokrasi Liberal

Page 68: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

68 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

menimbulkan kemiskinan struktural.Ketujuh, UUD 1945 (asli) adalah UUD sementara dan

dapat diubah seperti dikatakan Bung Karno, 18 Agustus1945. Namun, Bung Karno menginginkan perubahanmelalui suara rakyat/pemilu. Bung Karno menginginkanpemilu bukan hanya untuk memilih anggota parlemen,tapi juga anggota konstituante yang bertugas menetap-kan UUD. Kenyataannya Konstituante gagal menetapkanUUD sehingga untuk mencegah kemungkinan perpecah-an antarbangsa, atas nama rakyat Indonesia, Presiden/Panglima Tertinggi Angkatan Perang mendekritkankembali ke UUD 1945, sekaligus dibuat Keppres No 150/1959 dan dicantumkan dalam Lembaran \Negara No 75/1959. Maka UUD 1945 tidak lagi berstatus sementara.

Jika Dekrit 5 Juli 1959 disebut “permainan” sisa-sisamiliter pendukung Soekarno, pantas juga ada pertanya-an, bagaimana dengan amandemen UUD 1945 (asli) yangtergambar demi kepentingan asing?

Kedelapan, hal itu membuktikan Bung Karno amatdemokratis dan tidak otoriter sebagaimana dituduhkanpihak asing dan pihak-pihak tertentu di dalam negeri.

Kesembilan, kembali ke UUD 1945 (asli) tentu tak dapatdikatakan setback karena sejarah UUD 1945 (asli) ditetap-kan 1945 (abad ke-20), sedangkan demokrasi Barat ber-sumber paham liberalisme. Artinya, dibanding dengankonstitusi negara mana pun di dunia, menurut ahlihukum tata negara Prof Dr ASS Tambunan SH, UUD 1945(asli) adalah paling modern.

Kesepuluh, khusus mengenai hak-hak asasi manusia(HAM) sudah dicantumkan dalam Pembukaan UUD 1945(asli), tercermin dengan kalimat, “Bahwa sesungguhnyakemerdekaan adalah hak segala bangsa dan oleh sebabitu, maka penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, ka-rena tidak sesuai dengan perikemanusiaan dan perike-adilan”, yang dijabarkan rinci Pasal 27 dan 33, diperkuat

Page 69: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

69

sila kedua Pancasila sebagai dasar negara. Sementara“UUD 2002” mengutip Deklarasi HAM PBB yang di-keluarkan tahun 1948, berarti UUD 1945 (asli) sudahmendahului menetapkan HAM pada tahun 1945.

Oleh H. Amin Arjoso, SH

Mantan Ketua Komisi II DPR 1999-2002 yang saatsidang MPR menentang amandemen

Aktivis Yayasan Kepada Bangsaku; Alumnus GMNI

UUD ‘45 (Asli) TolakDemokrasi Liberal

Page 70: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

70 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

H. Amin Arjoso, SH intens berdiskusi tentang amandemen. Ia peloporpenolak amandemen terhadap UUD 1945.

Page 71: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

71

UUD 1945 HasilAmandemen I – IVBertentangan denganFalsafah dan Jati diriBangsa

Ada sedikitnya 8 (delapan) alasan mengapaamandemen terhadap UUD 1945 adalahsebuah kekeliruan. Delapan alasan mendasaryang bisa dijadikan pegangan bahwa pada

hakikatnya, perubahan konstitusi negara kita sejatinyaadalah bertentangan dengan falsafah dan jati diri bangsa.

Itu pula yang —disadari maupun tidak disadari— telahmengantarkan bangsa Indonesia ke tepi jurang kehan-curan. Cita-cita kemerdekaan menuju terbentuknya ma-syarakat adil-makmur berdasar Pancasila, makin jauhpanggang dari api. Berikut butir-butir alasan dimaksud:

1. Lahirnya Negara-Bangsa (Nation-State) Indonesiaadalah hasil dari pergerakan kemerdekaan bangsa In-donesia. Perjuangan meraih kemerdekaan melaluiperjalanan waktu yang sangat panjang, pahit, dan me-lelahkan, dengan cucuran darah dan air mata, denganpengorbanan lahir-batin, harta dan jiwa.

UUD 1945 Hasil Amandemen I - IVBertentangan dengan Falsafah dan Jati Diri Bangsa

Page 72: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

72 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

2. Sebagai suatu negara merdeka dan berdaulat, yangdiproklamasikan pada 17 Agustus 1945 Indonesia me-miliki falsafah hidup berbangsa dan bernegara sertahukum dasar sebagai pedoman bagi perjalanan hidupdan penyelenggaraan negaranya. Falsafah hidup bang-sa Indonesia adalah Pancasila dan Hukum Dasar ituadalah UUD 1945 yang disepakati dan disahkan olehpara Pendiri Republik (Founding Fathers) pada 18Agustus 1945.

3. Pancasila (Pembukaan UUD 1945) berikut Batang Tu-buh serta Penjelasan UUD 1945 adalah bagian integral(yang tidak terpisahkan) dari perjuangan kemerdeka-an, karena dihasilkan dalam dan melalui perjuangankemerdekaan tersebut. Pancasila/UUD 1945 adalahkristalisasi dari hasil perenungan yang mendalam danmelalui proses panjang perjalanan perjuangan kemer-dekaan, mulai dari Kebangkitan Nasional tahun 1908melalui Sumpah Pemuda tahun 1928 dan mencapaipuncaknya pada Proklamasi Kemerdekaan tahun 1945.

4. Oleh karena itu Pancasila/UUD 1945 adalah nilai oten-tik yang diwariskan oleh perjuangan kemerdekaan,sekaligus Jatidiri Bangsa dan Negara Republik Indo-nesia. Nilai otentik dan jatidiri bangsa dan Negara Re-publik Indonesia ini harus senantiasa dipertahankan.Tidak boleh diubah atau diganti. Mengubah ataumenggantinya dapat dianggap menutup mata dantidak menghargai hasil perjuangan kemerdekaan,bahkan dapat dianggap meniadakan eksistensi bangsadan negara RI hasil proklamasi kemerdekaan.

5. Agar bangsa dan Negara Proklamasi RI dapat sinkrondengan perkembangan zaman, UUD 1945 yang aslidapat disempurnakan misalnya dengan menambah-kan melalui Addendum pada Batang Tubuh UUD 1945yang asli. Dengan demikian falsafah serta jatidiri dankarakter bangsa dan negara tetap dipertahankan. Halini juga sesuai pesan Bung Karno dan para Pendiri

Page 73: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

73

Republik lainnya pada saat penyusunan UUD 1945bahwa kelak di kemudian hari jika keadaan sudah me-mungkinkan UUD 1945 itu dapat disempurnakan.Tetapi bukan diubah atau diganti. Karena mengubahatau mengganti UUD 1945 yang asli berarti mengubahatau mengganti jatidiri bangsa, bahkan dapat berartimeniadakan eksistensi Negara Proklamasi RepublikIndonesia.

6. Karakter dan jatidiri bangsa dan negara Proklamasi RIitu seperti dikemukakan oleh Pokok-Pokok Pikirandalam Pembukaan UUD 1945 seperti tercantum dalamPenjelasan UUD 1945 (yang asli), yaitu:- Negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan

seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasaratas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosialbagi seluruh rakyat Indonesia;

- Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagiseluruh rakyat Indonesia;

- Negara yang berkedaulatan rakyat, berdasar atas ke-rakyatan dan permusyawaratan perwakilan. Olehkarena itu sistem negara yang terbentuk dalam UUDharus berdasar atas kedaulatan rakyat dan berdasarPermusyawaratan Perwakilan. Aliran ini sesuai de-ngan sifat masyarakat Indonesia.

- Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esamenurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.Oleh karena itu UUD harus mengandung isi yangmewajibkan pemerintah dan lain-lain penyeleng-gara negara untuk memelihara budi pekerti kemanu-siaan yang luhur dan memegang teguh cita-citamoral rakyat yang luhur.

7. Berdasarkan pokok-pokok pikiran tersebut di atas,maka dapat disimpulkan bahwa UUD 1945 hasilAmandemen I – IV bertentangan dengan Falsafah dan

UUD 1945 Hasil Amandemen I - IVBertentangan dengan Falsafah dan Jati Diri Bangsa

Page 74: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

74 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Jatidiri Bangsa.- Amandernen-amandernen tersebut bukan bersifat

menyempurnakan tetapi sudah mengubah UUD1945 yang asli. Perubahan tersebut telah mengubahkarakter dan jatidiri bangsa. Bahkan dapat diganti-kan dikatakan telah mengganti UUD 1945 yang aslimenjadi UUD baru yaitu UUD 2002.

- Falsafah yang melandasai UUD hasil amandementersebut bukan lagi Pancasila tetapi Liberalisrne,kendati Pembukaan UUD 1945 yang asli masih di-pertahankan, falsafah dan jatidiri bangsa berazaskankekeluargaan dan Gotong royong diganti denganliberalisme dan individualisme.

- Dengan falsafah liberalisme dan individualisme yangmelandasi UUD hasil amandemen tersebut (UUD2002), maka:

- Negara akan sulit melindungi segenap bangsadan seluruh tumpah darah Indonesia;

- Negara akan sulit mewujudkan keadilan sosialbagi seluruh rakyat;

- Kedaulatan rakyat berdasarkan Permusyawa-ratan Perwakilan yang sesuai dengan sifat ma-syarakat Indonesia ditiadakan, MPR tidak lagimenjadi lembaga tertinggi negara yang mewa-kili rakyat sebagai pemegang kekuasaan ter-tinggi ditiadakan.

- Dengan dihapuskannya seluruh penjelasan UUD1945 yang asli, maka nilai-nilai otentik perjuangankemerdekaan yang diwariskan oleh para PendiriRepublik terhapus dari sejarah bangsa.

8. Oleh karena itu kami mengajak seluruh masyarakatbersama-sama menyelamatkan Negara ProklamasiRepublik Indonesia. Caranya adalah kembali dulu ke

Page 75: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

75

Pancasila dan UUD 1945 yang asli.Sesudahnya, jika diperlukan adanya Penyempurnaan

atas UUD 1945 yang asli, dan saya berpendapat memangdiperlukan, maka hal tersebut dilakukan melalui renung-an dan pemikiran yang mendalam. Bentuk penyempur-naan melalaui ADDENDUM (Tambahan) pada UUD 1945yang asli. Penyempurnaan tersebut harus tetap berpe-gang pada Falsafah dan Jatidiri Bangsa, yaitu Pancasiladengan berazaskan kekeluargaan dan Gotong Royong.

Bukan Falsafah Liberalisme dan Individualisme ataufalsafah lainnya yang bertentangan dengan Pancasila danJatidiri Bangsa.

UUD 1945 Hasil Amandemen I - IVBertentangan dengan Falsafah dan Jati Diri Bangsa

Page 76: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

76 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Silaturahmi dengan GusDur sewaktu masihmenjabat Presiden RI.Setelah lengser, keduanyatetap intens berhubungan,termasuk memperjuangkankembalinya UUD 1945 (asli)

Silaturahmi dengan GusDur sewaktu masihmenjabat Presiden RI.Setelah lengser, keduanyatetap intens berhubungan,termasuk memperjuangkankembalinya UUD 1945 (asli)

Page 77: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

77

MENOLAK KONSTITUSI BARU

1. K.H. Abddurahman Wahid (Gus Dur) menanggapipernyataan Presiden Soesilo Bambang Yudhoyonosaat menghadiri penutupan peringatan Hari Bangkitke-5 Partai Bintang Reformasi (PBR) di Hotel Sahid(tgl 20/01/07), saat mana Presiden berkata “Sayamengajak sekali lagi, homatilah konstitusi, aturan maindan etika politik, ada regulasi dalam demokrasi dansistem politik yang berlaku untuk semua dan mestidipatuhi”. Gus Dur setuju dengan ajakan mentaatikonstitusi, tetapi dengan pertanyaan, Konstitusi yangmana?

2. Manipulasi MPR 1999 saat melakukan PerubahanUUD 1945:1) Rakyat tidak pernah memberi mandat khusus.2) Intervensi Asing (baca: NDI = National Democratic

Institutes), sebuah LSM dari Amerika Serikat.3) Format putusan perubahan MPR 1999 - 2004 ke I, II,

III, dan IV tidak sah.4) Kesepakatan 11 fraksi MPR tidak pernah dijadikan

TAP MPR, sehingga tidak memiliki kekuatanhukum.

3. Fakta: ada 2 konstitusi;a. Konstitusi UUD 1945 (asli).b. Konstitusi Baru = Perubahan I, II, III, dan IV Undang-

Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 =UUD 2002.

Menolak Konstitusi Baru

Page 78: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

78 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

4. Tidak punya dasar hukum;a. Konstitusi UUD 1945 (asli) mempunyai kekuatan

hukum yang pasti : Dekrit Presiden 5 Juli 1959 For-mat Keppres No: 150/1959 dan ditempatkan dalamLN No: 75/1959 Yo. Resolusi DPRGR tanggal 20 Juli1959 Yo. Tap MPRS No:XX/1966.

b.Perubahan Konstitusi Baru ( UUD 2002 );(Perubahan I, II, III, dan IV Undang Undang DasarNegara Republik Indonesia tahun 1945 = UUD 2002,tidak mencabut Dekrit Presiden Soekarno 5 Juli1959, Keppres No: 156/1959 Yo. LN No: 75/1959).

5. Konstitusi Baru hanya terdiri dari;a. Pembukaan.b. Batang Tubuh.

6. Konstitusi Baru = Perubahan I, II, III, dan IV Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945 = UUD2002.Batang Tubuh bertentangan dengan Pembukaan, dan

Penjelasan “non exsist” (Penjelasan UUD 1945 sudahdicabut), sehingga terbuka multi tafsir.

7. Batang Tubuh Konstitusi Baru bertentangan denganPembukaan :a. Falsafah asas kekeluargaan gotong royong dan

idealisme diganti dengan: materialisme, indivi-dualisme, dan pragmatisme.

b. Ideologi Pancasila yang sesuai dengan hati nuranirakyat Indonesia dan umat manusia dengan moralgotong royong untuk masyarakat adil makmur,

Page 79: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

79

diganti dengan faham liberalisme dengan sistimkapitalisme yang menguntungkan golonganekonomi kuat.

c. GBHN tidak lagi diperlukan oleh Konstitusi Baru,dengan demikian negara Indonesia itu kehilanganarah pembangunan (politik, ekonomi, sosial,budaya dan Hankamnas, tergantung siapa yangberkuasa).

d. Bentuk Negara Kesatuan RI (Unitaris) diganti de-ngan bentuk negara Federal (Bicameral denganadanya DPD).

8. Materi Penjelasan Konstitusi Baru “non exsist”(dihapus):a. Tidak ada penjelasan mengenai konsep falsafah

seperti cita-cita negara dan cita-cita hukum.b. Tidak ada penjelasan pada Konstitusi Baru jalan

pemikiran sekelompok elit politik MPR 1999 - 2004,yang ditentang 206 anggota MPR.

c. ”Non exsist” arus transformasi dari ideologiPancasila yang memproyeksikan khusus untukkehidupan kenegaraan.

d. “Non exsist” kebersamaan yang mendasari sistemkenegaraan Indonesia.

e. “Non exsist” sistem Undang-Undang Dasar yangtersusun oleh 3 (tiga) komponen, yaitu aturan po-kok yang diatur dalam UUD, aturan pelaksanaandiatur dalam UU dan moral penyelenggaraannegara.

Kesimpulan;PAH I/BP MPR ataupun MPR sebagai lembaga negara

Menolak Konstitusi Baru

Page 80: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

80 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

dalam melakukan amandemen terhadap UUD 1945, samasekali telah mengabaikan Pembukaan maupunPenjelasan UUD 1945.

9. Batang Tubuh Konstitusi Baru bertentangan dernganPembukaan, dan tidak ada Penjelasan, menimbulkansumber krisis ketatanegaraan baru, antara lain :- Terjadi benturan antara Mahkamah Konstitusi (MK)

dengan Presiden dan DPR mengenai Undang-Undang.

- Mahkamah Agung (MA) berlawanan dengan KomisiYudisial (KY).

- DPR dengan DPD.

10. Dewan Perwakilan Daerah (DPD) mewakili teritorial(daerah), bukan mewakili rakyat/warganegara, hal inimerupakan embrio bentuk negara Federasi dan bukanNegara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

11. Dosa-dosa MPR :a. MPR 1999 - 2004 tidak menyabut Dekrit Presiden 5

Juli 1959 Yo. Keppres No: 150/1959 (LN No: 75/1959), namun tetap melakukan amandemen terha-dap UUD 1945 menjadi Konstitusi Baru.

b. Niat dan tujuan pembuatan Konstitusi Baru di-ungkapkan oleh Wakil Ketua PAH I/BP MPR Sla-met Effendi Yusuf, pada acara talk show 10 Agustus2002 malam di Universitas Gajah Mada (UGM) Yog-yakarta yang diselenggarakan oleh TVRI, dalamrangka acara penutupan Seminar Uji Sahih Per-ubahan UUD 1945 yang diselenggarakan oleh KA-GAMA. Berikut ini pernyataannya: “ Saya buka

Page 81: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

81

rahasia, untuk membuat Undang-Undang Dasar Baru itubanyak tantangannya, karena itu di antara tanda kutip(sambil mengangkat kedua tangannya ke atas danmenggerak-gerakkan jari telunjuk dan jari tengahsecara bersamaan dari kedua tangannya sebagailambang dari tanda kutip), kita kesankan sebagai aman-demen“, jadi logis motivasi melakukan AmandemenPAH I/BP MPR maupun MPR menginginkan Pem-bukaan UUD 45 dan Batang Tubuh dan mengabai-kan Penjelasan UUD 45, karena bagi sebagian besardari anggota PAH I/BP MPR, Pembukaan UUD 45yang di dalamnya tercantum Pancasila, dasar nega-ra Republik Proklamasi 45, dan Penjelasan UUD 45yang muatannya adalah kesepakatan dan pema-haman pertama dari para pendiri negara RepublikProklamasi 45 merupakan masa lampau yang hen-dak mereka tinggalkan untuk selama-lamanya danmenggantikannya dengan Konstitusi Baru. Berartimendirikan Negara Baru, dalam sistem Pemerin-tahan Baru, tanpa izin khusus dari rakyat yangBerdaulat. MPR 1999 – 2004 tanpa hak khusus mela-kukan amandemen UUD 45 menjadi UUD 2002 =Konstitusi Baru. Lebih lanjut Konstitusi Barusinkron dengan konsep NDI (National DemocraticInstitutes): Constitutional Reform (ReformasiKonstitusi) (lihat: Raissa Tatad, program officer NDI,melalui email [email protected]).

KESIMPULAN AKHIR:Penolakan terhadap Konstitusi Baru = Perubahan I, II, III,

dan IV Undang-Undahg Dasar Negara Republik Indonesiatahun 1945 = UUD 2002. karena memiliki prosedur amandemenvang bertentangan dengan hukum ketatanegaraan.

Menolak Konstitusi Baru

Page 82: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

82 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

SOLUSI:Mendesak Presiden, agar membatalkan Konstitusi

Baru = UUD Negara RI Tahun 1945/PERUBAHAN I, II,III dan IV = UUD 2002, sesuai dengan Sumpahnya, keti-ka dilantik sebagai Presiden yakni akan menjalankanperaturan selurus-Iurusnya.

Jakarta, 7 Februari 2006

Eddi ElisonWakil Sekjen

KOMITE NASI0NALPENYELAMAT PANCASILA DAN UUD 1945

NOTE: Naskah ini merupakan hasil Rapat PresidiumKomnas PP-UUD 45 (K.H. Abdurrahman Wahid,Soetardjo Soerjogoerito, Amin Aryoso, Ridwan Saidiyang disampaikan pada pertemuan pers 24 Januari 2007).

Page 83: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

83

S E R U A NKEPADA BANGSAKU

PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA PADATANGGAL 17 AGUSTUS 1945, MENUJU INDONESIAYANG DICITA-CITAKAN SEBAGAIMANA TERMAK-TUB DALAM PEMBUKAAN UNDANG-UNDANGDASAR 1945, CITA-CITA PROKLAMASI KEMERDEKA-AN SEHARUSNYA DIWUJUDKAN DALAM BINGKAITRISAKTI, SEPERTI DIAMANATKAN OLEH PRESI-DEN SOEKARNO:

1. BERDAULAT DIBIDANG POLITIK2. BERDIKARI Dl BIDANG EKONOMI3. BERKEPRIBADIAN DIBIDANG KEBUDAYAAN

KINI PELAKSANAAN CITA-CITA PROKLAMASIKEMERDEKAAN INDONESIA MENJADI MUNDURSEBAGAI AKIBAT PERILAKU SEBAGIAN MANUSIAINDONESIA YANG TELAH MENYELEWENGKANAMANAT PROKLAMAS1 17 AGUSTUS 1945 DENGANMENGHAMBA KEPADA PIHAK ASING.

DIUBAHNYA UNDANG-UNDANG DASAR 1945MENJADI “UUD 2002” ADALAH BENTUK INTER-VENSI PIHAK ASING, YANG MENYEBABKAN KE-HIDUPAN KENEGARAAN MENGARAH PADAINDIVIDUALISME, MATERIALISME, LIBERALISME,SEHINGGA MENJAUH DARI MASYARAKAT YANGADIL DAN MAKMUR.

OLEH KARENA ITU KEPADA SELURUH RAKYATINDONESIA, MARI SELAMATKAN PANCASILA DANUNDANG-UNDANG DASAR 1945 UNTUK DIKUKUH-KAN KEMBALI SEBAGAI FONDASI DALAM

Seruan Kepada Bangsaku

Page 84: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

84 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

BERBANGSA DAN BERNEGARA, BERSAMA “KOMITENASIONAL PENYELAMAT PANCASILA DANUNDANG-UNDANG DASAR 1945”

.JAKARTA, 5 DESMBER 2006

PRESIDIUM :KOMITE NASIONAL PENYELAMAT

PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

Riwan Saidi, Gus Dur, Amin Arjoso

Page 85: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

85

KOMITE NASIONALPENYELAMAT PANCASILA DAN UNDANG-UNDANG DASAR 1945

PRESIDIUM : 1. K.H. Abdurrahman Wahid 2. Soetardjo Suryogoeritno 3. Amin Aryoso 4. Ridwan Saidi SEKJEN : H. Fachruddin

Sekretaris : 1. Tjahjadi Nugroho 2. Eddi Elison 3. Ridwan A.Dalimunte

BENDAHARA : Didiek Poernomo PLENO KOMITE NASIONAL : 1. R. Soeprapto (Penasehat) 2. Ali Sadikin (Penasehat) 3. Prof. Usep Ranawijaya (Penasehat) 4. Prof. A.S.S, Tambunan SH (Penasehat) 5. M. Achadi (Penasehat) 6. John Lumingkewas SH (Penasehat) 7. Harsudijono Hartas (Penasehat) 8. Drs, Kwik Kian Gie (Penasehat) 9. Prof. Sri Edi Swasono (Penasehat) 10. Abdul Madjid (Penasehat)

11. Djon Pakan (Penasehat) 12. M.Tahir (Anggota) 13. Nurhasanah AS (Anggota) 14. Suparwan G. Parikesil (Anggota) 15. Franky Sahilatua (Anggota) 16. Hardi (Anggota) 17. Subagio Anam (Anggota) 18. Masgarta Kartanegara ZH (Anggota) 19. Husni Ibrahim (Anggota) 20. Alexander Riung (Anggota)

Komite Nasional PenyelamatPancasila dan UUD 1945

Page 86: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

86 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Amin Arjoso danAM Fatwa

Page 87: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

87

Demokrasi ModelEropa Barat& Amerika SerikatApakah Cocok untukBangsa Indonesia

Demokrasi Model Eropa Barat & Amerika SerikatApakah Cocok untuk Bangsa Indonesia

Kita maklumi bersama bahwa kata demokrasimemberikan pengertian bahwa kekuasaanada di tangan rakyat, rakyatlah yang berkuasa.Demikianlah di bidang politik, kenegaraan

dan pemerintahan, istilah demokrasi mempunyai artibahwa pemerintahan harus dikuasai dan dipimpin de-ngan prinsip dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Prinsip tersebut tentulah sangat baik dan sangat me-narik, sehingga menggelora ke seluruh dunia. Menda-lami paham demokrasi serta praktek-praktek demokrasiyang nyata perlu sekali kita lakukan agar kita bisa me-maklumi, bahwa demokrasi sebagai prinsip kekuasaandi tangan rakyat/rakyatlah yang bekuasa dalam pelaksa-naannya mempunyai berbagai variasi, mempunyaiberbagai bentuk praktek-praktek dan implementasinyadi antara berbagai bangsa di Eropa Barat (sebgai sum-bemya demokrasi) termasuk Amerika Serikat.

Page 88: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

88 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

I. Sejarah Ringkas Demokrasi BaratRevolusi Perancis yang berkobar dalam akhir abad 18

adalah menjadi awal perjuangan untuk menjebol peme-rintahan yang berbentuk feodal untuk dirombak menjadipemerintahan rakyat. Dengan doktrin Liberty, Egalite danFratemite, Revolusi Perancis menggelora dan menggelora-kan seluruh dunia, merombak pemerintahan feodal diEropa Barat yang juga menjalar ke seluruh dunia. Peristi-wa politik yang begitu fundamental terjadi tentulah adasebab-sebab fundamental yang mendorong atau menjadilandasan bagi kejadian tersebut.

Perlu kita tandaskan bahwa feodalisme adalah sistimpolitik, kenegaraan dan pemerintahan di mana kekuasaanada di tangan raja atau sistem kerajaan. Di dalam sistemfeodal, negara dan isinya adalah milik raja khususnyatanah sebagai sumber kehidupan dan penghidupan nega-ra dan rakyat. Raja sebagai pusat penguasa dan kekuasa-an tersebut mendelegasikan kekuasaan kepada pengua-sa-penguasa wilayah-wilayah bawahannya dengan sank-si loyal kepada raja dan untuk itu harus menyetor upeti-upeti serta membela kekuasaan raja, apabila ada yangmenantang atau menentang raja dan kekuasaanya.

Prinsip feodal ini menetapkan juga bahwa pergantianraja selalu atas dasar keturunan, sedangkan pergantianpenguasa wilayah yang dilimpahkan oleh raja didasarkankepada loyalitas kepada raja dan keturunannya yang sah.Dengan demikian itu maka kita bisa simpulkan atau tan-daskan bahwa feodalisme adalah sistem di mana kekua-saan politik: negara dan pemerintah, adalah monopolidi tangan raja dan bawahan raja yang loyal, (yang terkaiterat dengan penguasaan wilayah yang menjadi sumberpenghidupan bangsa dan rakyat dalam negara tersebut).

Pergantian-pergantian penguasa tersebut didasarkanpada keturunannya yang sah. Sistem feodal tersebut ten-tulah mencakupi kekuasaan di bidang ekonomi, karena

Page 89: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

89

penguasaan wilayah tidak lepas dari pengelolaan-penge-lolaan kekayaan alam di dalam wilayah-wilayah yangbersangkutan, dengan demikian feodalisme juga meru-pakan monopoli kekuasaan atas penghidupan rakyat danmasyarakat yang mengelola dan menggarap tanah-tanahdan kekayaan-kekayaan alam di wilayah-wilayah terse-but. Jadi feodalisme juga merupakan monopoli kekuasa-an di bidang perekonomian oleh raja dan bawahan-ba-wahan raja (para penguasa wilayah), yang justru harussetor upeti dari kekayaan-kekayaan dan hasil perekono-mian wilayahnya kepada raja sebagai salah satu buktiloyalitas kepada raja.

Kita tentu juga memaklumi bahwa asal mulanya sese-orang bisa menjadi raja dan memperoleh tahta kekuasaantentulah karena mempunyai dukungan kekuatan ter-utama kekuatan fisik dan kekuatan bersenjata yangcukup untuk mengalahkan pesaing-pesaingnya, danmenjaga kelestarian kekuasaannya. Di samping itu jugaharus ada dukungan aparatur pemerintahan yang bisamengelola pemerintahan dengan baik. Untuk kesemua-nya itu tentulah sangat dibutuhkan dana dan harta yangcukup untuk pembiayaan-pembiayaannya. Demikianlahusaha-usaha pengerahan dana dan harta dalam berbagaiupeti, pungutan, pajak, dan sebagainya perlu dilaksana-kan. Kadang-kadang malah dilakukan peperangan de-ngan negara lain justru untuk memperebutkan sumberdana bagi kepentingan kerajaan.

Dalam abad XVII dan XVIII kompetisi antara negara-negara barat untuk merebut superioritasnya, masing-masing Negara berlomba untuk meraih keuntungan yangpaling besar dari perdagangan internasionalnya, yangterkenal dengan doktrin Merkantilisme. Dalam perlom-baan atau kompetisi dagang tersebut akhimya masing-masing ingin menemukan sumber-sumbemya dari ba-rang-barang dagangan yang paling menguntungkan,yaitu rempah-rempah dari Asia. Dengan armada-armada

Demokrasi Model Eropa Barat & Amerika SerikatApakah Cocok untuk Bangsa Indonesia

Page 90: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

90 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

dagang yang tangguh dan berpengalaman berlayar jarakjauh dengan dikawal kekuatan-kekuatan bersenjataakhirnya sampai di Asia Tenggara termasuk Indonesia.Pedagang-pedagang dari Spanyol, Portugis, Belanda,Inggris dan Perancis aktif berebut mendapatkan rempah-rempah anatara lain: pala, lada, cengkeh, kayu manis, se-reh dan sebagainya yang sangat menguntungkan itumembawa munculnya kekuatan masyarakat baru yangtak kalah pentingnya bagi kerajaan dibandingkan paraningrat dan bangsawan yang memegang monopolikekuasaan.

Justru dari golongan-golongan pedagang besar inilahdana dan harta yang cukup besar bagi kepentingan rajadan pemerintahannya diperoleh. Di dalam kalangan pe-dagang-pedagang besar ini tentulah ada kegiatan-kegiatan dagang intemasional tersebut, juga pengalamandalam kegiatan perdagangan internasional tersebut telahjuga menjalin kekuatan-kekuatan bersenjata yang dike-rahkan dan dibiayai untuk pengawalan armada-armadadagang, maupun untuk penguasaan wilayah di daerahuntuk menguasai barang-barang dagang yang sangatmenguntungkan. Pengusaha-pengusaha dagang Belandadengan nama V.O.C menduduki Jakarta tahun 1601 danmengganti nama Jakarta menjadi Batavia tahun 1609.

Kekuatan-kekuatan baru inilah yang mulai menantangdan menyaingi para bangsawan dan ningrat dalam meme-gang monopoli kekuasaan dalam negara (politik). Kenya-taannya memang bahwa kekuatan baru ini kaum borjuissangat berpengaruh bagi kemakmuran dan kebesaranNegara waktu itu ingatlah semboyan: The Flag Follows TheTrade.

Ekses-ekses pemerintahan feodal telah menyakiti danmenindas rakyat dan masyarakat di luar para ningrat danbangsawan puluhan tahun lamanya, karena otoriter dankesewenang-wenengannya, karena pajak dan pungutan-pungutan yang berat, hidup bermewah-mewah para

Page 91: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

91

bangsawan di atas penderitaan dan kesengsaraan rakyat,dan sebagainya maka iklim ini sangat subur bagi gerakanperjuangan melawan monopoli kekuatan raja dan paraningrat.

Demikianlah gerakan-gerakan dengan panji-panjiDemokrasi–Kekuasaan Rakyat–untuk menjebol mono-poli kekuasaan raja dan para bangsawan menjadi sangatmenggelora. Walaupun demikian perjuangan menegak-kan pemerintahan di tangan rakyat memakan waktu yanglama, walaupun Revolusi Perancis serta merta dapatmenggulingkan kekuasaan raja, namun pemerintahanrepublik yang demokratis yang berbentuk RepublikPerancis dengan sarana lembaga-lembaga yang demo-kratis tidak bisa dibangun langsung dengan munculnyaNapoleon Bonaparte yang memegang pemerintahanmiliter dan otoriter dikarenakan merajalelanya ekses-ekses daripada Revolusi Perancis yang menjadi anarki.

Di dalam menerapkan prinsip demokrasi, kekuatanrakyat dalam kehidupan politik: Negara dan pemerin-tahan di Eropa Barat, ternyata terdapat berbagai variasibentuk dan mekanismenya. Negara ada yang berbentukrepublik dan ada yang masih berbentuk kerajaan, di ma-na kepala negara yaitu raja, pergantiannya berdasarkanketurunan bukan pemilihan oleh rakyat. Sedangkan repu-blik, kepala negara dipilih oleh rakyat. Dalam bentukkerajaan tersebut memang ditetapkan bahwa raja tidakberkuasa, yang berkuasa adalah perdana menteri (kabi-net) yang dibentuk oleh perwakilan rakyat. Pada kerajaanInggris ada istilah, “The King/The Queen can do no wrong,the prime minister is responsible”. (Raja/Ratu tidak bisadisalahkan, yang bertanggung jawab adalah perdanamenteri/kabinet).

Perwakilan rakyat yang dipilih memalui pemilihanumum, yang akan membentuk pemerintahan yang ber-kuasa, ada yang berisikan wakil-wakil dari banyak partaipolitik (sistem multipartai) dan ada negara yang pewakil-

Demokrasi Model Eropa Barat & Amerika SerikatApakah Cocok untuk Bangsa Indonesia

Page 92: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

92 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

an rakyatnya hanya dibatasi oleh wakil-wakil dari duapartai. Berdasarkan demokrasi negara ada yang berben-tuk negara kesatuan dan negara federal, sehingga bentuklembaga-lembaga perwakilan rakyatnya juga berbeda:negara kesatuan punya satu lembaga perwakilan rakyat,sedangakan negara federal punya dua perwakilan rakyat,yaitu perwakilan dari partai hasil pemilu dan perwakilandari negara bagian. Dalam hal pemilihan wakil-wakilrakyatpun (PEMILU) ada yang memakai sistim distrik,dan ada yang pemilihan sistim proporsionil.

Dari pengamatan dan penghayatannya, demokrasiyang lahir dan berkembang di Eropa Barat, sebagaimanadiungkapkan di atas, maka jelaslah bahwa peranan ke-kuatan-kekuatan yang menguasai kehidupan dan peng-hidupan perekonomian di negara-negara tersebut sangat-lah kuat dalam pelaksanaan demokrasinya, yang menca-kupi pengorganisasian masyarakat dalam parati piltikuntuk bias aktif dalam menggalang suara dalam pemilih-an umum untuk membeentuk perwakilan rakyat danpemerintah.

Jadi, kekuatan-kekuatan ekonomi sangatlah besar pe-ranannya dalam kehidupan danpenghidupan demokrasidan pemerintahan demokratis. Tentulah ini sangat nayat,karena negara-negara di Eropa Barat yang melahirkan danmengembangkan pemerintahan demokrasi tidaklah lepasdari kepentingan-kepentingan pengembangan usaha dankepentingan-kepentingan ekonomi mereka. Coba re-nungkan, negara-negara Eropa Barat yang mendengung-kan demokrasi justru negara-negara yang melakukanpenjajahan atas bangsa lain, yang merupakan kelanjutandari merkantilisme, yaitu menguasai dan mengeruk keka-yaan alam negara atau bangsa lain bagi kepentingan dankemakmuran bangsa dan negara sendiri (kolonialisme)yang mana mereka adalah penguasa-penguasa pemerin-tahan yang menjajah tersebut.

Segi lain dari demokrasi yang dipraktekkan di Eropa

Page 93: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

93

Barat adalah individualisme, prinsip kepentinganperorangan, sehingga kepantingan orang peroranglahyang menetukan.

Dengan demikian, keputusan-keputusan rapat diam-bil berdasarkan suara terbanyak, yaitu 50% ditambah 1saja sudah menjadi penentu, mengalahkan yang 49%(suara yang 49% sama sekali tidak dihargai). Dari sinilahkita bisa simpulkan dengan tegas bahwa bukan kebersa-maan yang diutamakan tetapi kepentingan orang perorangnya. Memang roh demokrasi barat adalah indivi-dualisme sebagai rohnya kapitalisme, dilahirkan impe-rialisme, mengejar keuntungan maksimal bagi modalbukan keuntungan bagi kepentingan masyarakat.

Dari kesemua ungkapan tersebut, maka jelaslah prin-sip kekuasaan politik, kekuasaan rakyat di bidang kene-garaan dan pemerintah di Eropa Barat adalah dipeloporidan dikendalikan oleh penguasa-penguasa kekuatan-kekuatan ekonomi (Business Corporation). Dengan de-mikian tidak mengherankan bahwa negara-negara danpemerintahan-pemerintahan tersebut berambisi untukmenguasai bangsa dan negara lain bagi kepentingan-ke-pentingan ekonominya.

Jadi demokrasi di Eropa Barat adalah dilandasi olehbudaya dan peradaban untuk mengejar kepentingan daripenguasa-penguasa kekuatan ekonomi (kaum kapitalis)yang beroperasi global. Memang kebebasan berbicara,kebebasn berserikat, kebebasan berfikir, kebebasan pers,dan sebagainya dibiarkan karena kendali sudah dikuasaipenguasa kekuatan-kekuatan ekonomi tersebut. Kebe-basan-kebebasan tersebut dijadikan vebtilasi maupunpetunjuk iklim dan arah angina (opini publik).

II.Demokrasi di IndonesiaBagaimana dengan demokrasi yang cocok dengan

kepribadian Indonesia? Untuk menjawab ini perlulah

Demokrasi Model Eropa Barat & Amerika SerikatApakah Cocok untuk Bangsa Indonesia

Page 94: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

94 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

kita tandaskan bahwa budaya dan peradaban Indonesiaadalah gotong-royong sehigga kebersamaan menjadiprinsip serta cara-cara melaksanakan maupun menye-lesaikan persoalan.

Prinsip gotong-royong mengutamakan kebersamaanbukan orang perorang, tetapi mencakupi semua kepen-tingan orang. Di dalam kehidupan sehari-hari masyarakatkita, dikalangan rakyat, melakukan gotong-royong dalamberbagai bentuk untuk menghadapi duka maupun suka,musibah maupun hajat dan pesta. Segalanya dibicarakansecara musyawarah mufakat dan menjaga kerukunandan kekompakan masyarakat. Bahkan kalau ada makananataupun rezeki supaya dibagi dengan istilah jawa “SitikEdang”, artinya sedikit-dikit tetapi dibagi rata, hal manauntuk memelihara kerukuna dan kebersamaan.

Proklamasi kemerdekaan kita 17 Agustus 1945 me-negaskan dengan kata-kata: “Atas nama Bangsa Indone-sia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia…..”Kalimat terakhir berbunyi: “Atas nama Bangsa Indone-sia (tertanda) Soekamo-Hatta”. Dengan ini tegaslah bahwakepentingan bangsa yang diutamakan bukan orang perorang, demikian juga untuk mempertahankan dan meng-isi kemerdekaan yang kita proklamasikan tersebut.

Lebih jelas lagi ditandaskan dalam Mukadimah UUD1945 yang berbunyi: “Bahwa sesungghnya kemerdekaanitu ialah hak segala bangsa dan oleh sebab itu, maka pen-jajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak se-suai dengan perikemanusiaan dan perikeadilan. Danperjuangan kemerdekaan Indonesia telah sampailahkepada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa danmengantarkan rakyat Indonesia ke depan pintu kemerde-kaan negara Indonesia, yang merdeka, bersatu, berdau-lat, adil dan makmur. Atas berkat rahmat Allah YangMaha Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur,supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, makarakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdeka-

Page 95: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

95

annya”.“Kemudian daripada itu untuk membentuk suatu pe-

merintahan negara Indonesia yang melindungi segenapBangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesiadan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdas-kan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertibandunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian aba-di, dan keadilan sosial, maka disusunlah kemerdekaankebangsaan Indonesia itu dalam suatu Undang-undangNegara Republik Indonesia yang terbentuk dalam satususunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatanrakyat dengan berdasar kepada: Ketuhana Yang MahaEsa, Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab, PersatuanIndonesia, dan Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh HikmatKebijaksanaan Dalam Permusyawaratan/Perwakilan,serta dengan mewujudkan suatu Keadilan Sosial BagiSeluruh Rakyat Indonesia”.

Berdasarkan ketegasan-ketegasan tersebut di atas makademokrasi yang cocok dengan Indonesia adalah yang bi-sa melaksanakan cita-sita Proklamasi tersebut, demokrasiyang mengabdi pada kebersamaan bukan kepentinganperorangan dan golongan, memperjuangkan agar penja-jahan tidak kembali menimpa Indonesia walaupun ben-tuknya terselubung, demokrasi yang bisa menyatukanbangsa Indonesia sebagai satu enity termasuk membelanegara kesatuan Republik Indonesia, demokrasi yangjuga bisa meningkatkan kesejahteraan umum bukankesejahteraan perorangan dan golongan, mencerdaskankehidupan bangsa bukanorang perorangan atau go-lon-gan tertentu.

Mekanisme pengambilan keputusan yang membelakebersamaan hendaknya berbentuk musyawarah untukmufakat bukan pengambilan voting. Partisipasi dalampemerintahan hendaknya diikutkann golongan-golonganfungsional yang sehari-hari bergulat dengan bidang-bidang kekaryaannya, misalnya buruh tani, guru, cende-

Demokrasi Model Eropa Barat & Amerika SerikatApakah Cocok untuk Bangsa Indonesia

Page 96: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

96 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

kiawan, nelayan, veteran pejuang kemerdekaan, senimandan budayawan, tokoh-tokoh agama, dan lain sebagai-nya, agar kegotongroyongan bukan dibatasi oleh kalang-an parta-partai politik saja. Perhatikanlah bunyi sila ke-empat pada Pancasila “Kerakyatan Yang Dipimpin OlehHikmat Kebijaksanaan Dalam Permusyawaratan Per-wakilan”, serta ayat kelima “Dengan Mewujudkan Ke-adilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia.”

Janganlah demokrasi Indonesia mengambil contohdemokrasi di Barat karena latar belakang dan arahnyaberbeda dengan ideologi Bangsa Indonesia sebagaimanatertuang di atas. Jangan pula kita mengekor kehidupandan peradaban Barat yang berkembang atas dasar indi-vidualisme dan penjajahan-penjajahan yang telah merekalakukan berabad-abad walaupun dalam kemajuan ilmupengetahuan dan teknologi kita perlu mengehar keter-tinggalan kita sebagai bekas negara dan bangsa yangterjajah.

Mengingat kesemuanya itu kita bangsa Indonesia hen-daknya punya tolok ukur agar supaya demokrasi di In-donesia benar-benar cocok dengan kepribadian bangsaIndonesia sehingga beberapa tolok ukur kita ungkapkansebagai berikut :1. Mengutamakan kebersamaan, kepentingan bangsa dan

Cita-cita Proklamasi tercantum dalam MukadimmahUUD 1945, di atas kepentingan perorangan dan ke-lompok/golongan.

2. UUD 1945 sebagai dasar untuk pengaturan negara danpemerintahan untuk melaksanakan Cita-cita Pro-klamasi tidaklah bisa diubah dengan ketentuan-keten-tuan dalam Mukadimmah dan Pancasila. Amande-men-amandemen dilaksanakan demi kejelasan pasal-pasal yang diperlukan bagi pelaksanaannya sertaamandemen hanya bisa dilakukan dalam rangkamenerapkan pasal-pasal untuk disesuaikan dengan

Page 97: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

97

perkembangan bagi suksesnya pelaksanaan-pelaksa-naan dan pasal-pasal tersebut. Oleh karena itu aman-demen-amandemen yang kelewat batas-batas tersebutperlu dicabut karena akan membahayakan arah danCita-cita Proklamasi.

3. Demokrasi Indonesia harus bisa memperkuat ke-kuatan-kekuatan politik yang konsekuen melaksana-kan Cita-cita Proklamasi Berdaulat dalam Politik,Berdikari dalam Ejonomi dan Berkepribadian dalamBudaya dan menyisihkan kekuatan-kekuatan yangsecara terang-terangan maupun terselubung menen-tang dan akan menyelewengkan pelaksanaan Cita-citaProklamasi.

4. Demokrasi Indonesia harus bisa menimbuhkan pe-mimpin-pemimpin baru, kader-kader baru dari gene-rasi muda penerus yang konsekuen memper-juangkanuntuk mencapai Cita-cita Proklamasi.

5. Kerjasama negara, bangsa, maupun masyarakat Indo-nesia dengan pihak asing/negara, bangsa, ataupunmasyarakatnya adalah perlu untuk saling mengun-tungkan dan meningkatkan daya dan kemampuanperjuangan bagi kepentingan pelaksanaan Cita-citaProklamasi (“ikut melaksanakan ketertiban duniaberdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dankeadilan sosial”).

III. Perintisan Demokrasi IndonesiaPerlu kita sadar diri bahwa sejarah perkembangan

kehidupan politik yang tumbuh selama kebangkitan na-sional selagi dalam penjajahan Belanda (tahun 1908-1942)adalah pengorganisasin kekuatan dan kemampuan poli-tik demi Indonesia merdeka. Berbagai pengorganisasian-pengorganisasian di bidang politik, sosial ekonomi, pen-didikan, kebudayaan, dan sebagainya telah dilaksanakandengan arah serta perjuangan untuk Indonesia merdeka

Demokrasi Model Eropa Barat & Amerika SerikatApakah Cocok untuk Bangsa Indonesia

Page 98: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

98 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

bebas dari penjajahan.Sebagai contoh: Budi Utomo (pimpinan Dr. Sutomo,

Dr. Wahidin), Serikat Dagang Islam–Partai Serikat IslamIndonesia (HOS. Cokroaminoto), Partai Komunis Indo-nesia (Alimin, Semaun, Tan Malaka), Indische Partai (Dr.Cipto Mangunkusumodan dr. Setia Budi), Partai NasionalIndonesia dan Partai Indonesia (Bung Kamo), Partai Pen-didikan Nasional (Bung Hatta), Muhammadiyah (KyaiHaji Ahmad Dahlan dan Kyai Haji Mas Mansyur), TamanSiswa (Ki Hajar Dewantara), Sumpah Pemuda: Satu Bang-sa, Satu Tanah Air, Satu Bahasa, Permufakatan partai-partai Kebangsaan Indonesia, Kepanduan Bangsa Indo-nesia, dan sebagainya merupakan bukti nyata daripadajiwa arah dan idiologi perjuangan politik bangsa Indo-nesia menuju Indonesia merdeka, dan kesemuanya inijuga merupakan perintisan bagi Demokrasi Indonesia,dengan jiwa arah dan idiologi menuju Indonesiamerdeka.

Semua kekuatan-kekuatan perjuangan tesebut diatasadalah kekuatan-kekuatan yang melahirkan kekuatan-kekuatan untuk mampu melaksanakan Proklamasi 17Agustus 1945, dengan persiapan-persiapan seperti lahir-nya Pancasila, Mukadimmah dan UUD 1945, ke-kuatangenerasi penerus yang berhasil mempertahankan Pro-klamasi kemerdekaan melawan semua bentuk usaha-usaha bekas penjajah untuk menguasai Indonesia lagi.

Sebenarnya kita sudah memaklumi kesemuanya itudan bagi generasi muda perlu sekali hal ini untuk dire-sapi. Dalam membina dan mengembangkan demokrasiyang cocok dengan kepribadian Indonesia itu hendaknyaselalu berpegang teguh kepada jiwa dan budaya arahdan ideologi perjuangan bangsa Indonesia. Proses danbentuk-bentuk perjuangan hendaklah kita resapi karenasejarah adalah bekesinambungan, “History Is A Conti-nuity” dan kita “Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah”(JAS MERAH).

Page 99: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

99

Menyimpulkan kesemuanya yang saya ungkapkandalam seminar ini, maka demokrasi yang cocok di Indo-nesia ialah demokrasi yang mengemban misi perjuanganbangsa Indonesia yang ideologi perjuangan tersebuttercantum dalam Mukadimmah UUD 1945 dan Pancasilaserta melaksanakan UUD 1945 secara tepat. Bukanmenyelewengkan apalagi mengubah-ubah jiwa dan arahperjuangannya: jiwa gotong-royong dan kebersamaan,bukan individualisme.

Selain itu, membela kesatuan bangsa dan negara bukanmengarah federasi suku-suku bangsa. Juga membinakeserasian antara kepentingan nasional dan daerah,menuju keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesiamelaksanakan kerakyatan yang dipimpin oleh hikmatkebijaksanaan dalam permusyawaratan perwa-kilan,berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa dan Perike-manusiaan yang adil dan beradab.

Demokrasi Model Eropa Barat & Amerika SerikatApakah Cocok untuk Bangsa Indonesia

Page 100: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

100 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 101: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

101

Jangan SampaiMPR Keblinger

Setelah Konstituante gagal menyusun UUD ResPublica sesudah bersidang 2 tahun, 5 bulan 12hari, Presiden Soekamo atas nama Pemerintahmenganjurkan kepada Konstituante supaya

menetapkan saja UUD 1945, dengan menempuh prose-dur yang konstitusional dan legal berdasarkan pasal 134UUDS yang berlaku pada waktu itu.

Anjuran ini ditolak, yang berakibat gagal totalnyaKonstituante menghasilkan UUD karena sidang-sidangKonstituante sesudah itu terus menerus tidak mencapaiquorum, bahkan Konstituante tidak mungkin lagi bersi-dang, sehingga akhirnya Presiden mengambil tin-dakanekstra parlementer yaitu mendekritkan kembali berlaku-nya UUD 1945 pada tangga15 Juli 1959 dengan dukunganpara ahli hukum tata negara, angkatan bersenjata, partai-partai politik dan ormas-ormas, dan membubarkanKonstituante.

Dekrit 5 Juli 1959 diundangkan dan ditempatkan dalamJangan SampaiMPR Keblinger

Page 102: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

102 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Lembaran Negara Tahun 1959 No. 75 dan kemudianmendapat dukungan DPR hasil Pemilihan Umum Tahun1955 dan kemudian MPRS pada tahun 1966 melaluiKetetapannya No. XX/MPRS/1966 dijadikan sumberdari segala sumber hukum dalam Republik Indonesia.Dengan demikian UUD 1945 bukan saja UUD yang pal-ing modern seperti diakui oleh Bung Hatta, tetapidipandang dari sudut mana pun UUD 1945 sudahmenjadi UUD yang tetap.

Di sinilah esensi ke-keblinger-an pertama MPR hasilpemilu 1999 yang memaksakan perubahan UUD 1945dengan berlindung di balik “Amandemen”. Padahaldalam Pemilu 1999 rakyat pemilih sama sekali tidakmemberikan mandat kepada MPR untuk mengubah UUD1945 atau menyusun UUD baru.

Lebih menyedihkan lagi, karena perubahan yang dise-but Amandemen UUD 1945 dan oleh MPR dinyatakanmulai berlaku 10 Agustus 2002 sesudah diamandemen 4kali dilakukan atas intervensi LSM Asing yang ikutmenghadiri sidang-sidang PAH I dan ikut memberikanfasilitas dan konsep-konsep selama proses penyusunanamandemen, untuk memastikan amandemen tersebutpatut diduga keras sesuai dengan pemikiran “democraticvalues and American self-interest”.

Seorang diplomat dari Kedutaan Besar AmerikaSerikat, setelah mengetahui bahwa saya menolak kerasamandemen yang kebablasan menemui saya dan me-ngatakan bahwa pemikiran kelompok saya adalah kon-servatif. “Self-interest” adalah akar “individualisme” yangmungkin cocok untuk Barat termasuk Amerika Serikat,tetapi bertentangan dengan paham “kebersamaan” dan“asas kekeluargaan” (mutualisme/kolektivisme” dan“brotherhood”) yang dianut bangsa Indonesia!

Adanya utusan-utusan dari daerah-daerah dan go-lon-gan-golongan ditekankan oleh Bung Hatta sebagai ke-

Page 103: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

103

lengkapan/keutuhan sistem perwakilan dalam MPR,dan MPR merupakan lembaga tertinggi negara. BagiBung Hatta, tidak menggeser/meniadakan utusan-utusan dari daerah-daerah dan golongan-golongan, ka-rena prinsip “semua dipilih” melalui Pemilihan Umumtidak menjamin bahwa “semua diwakili”. Dengan demi-kian MPR sebagai pelaku sepenuhnya dari kedaulatanrakyat memperoleh tempatnya yang rasional.

Tapi setelah kemudian temyata amandemen banyakpenentangnya, diplomat yang lain datang lagi menemuisaya dan kali ini menyatakan keterkejutannya mengapabegitu banyak yang menentang amandemen. Sang diplo-mat akhimya mengakui bahwa UUD 1945 setelah meng-alami amandemen 4 kali dan dinyatakan berlaku mulai10 Agustus 2002, memang telah berubah (secara ideolo-gis, struktural dan substansial) menjadi UUD 2002, bukanlagi UUD 1945, karena yang terjadi memang bukansekedar amandemen, melainkan benar-benar perubahanUUD 1945.

Tindakan MPR mengubah UUD 1945 lewat Aman-demen untuk patut diduga keras disesuaikan denganpemikiran dan campur tangan LSM Asing. Sangat mele-cehkan sejarah perjuangan dan idealisme bangsa, tetapijuga mengabaikan peringatan Founding Fathers. ParaFounding Fathers telah berpesan supaya negara kita jangansekali-kali menjiplak atau meng-copy bangsa lain, karenaIndonesia mempunyai cita-cita, karakter dan pengalamansejarahnya sendiri. Dengan sikap meniru-niru hanya akanmembuat Indonesia bubrah.

Kekhususan Indonesia yang menolak paham indivi-dualisme juga ditegaskan oleh Bung Hatta melalui paham“kerakyatan” dan “kebangsaan” Indonesia yang berda-sarkan kebersamaan dan asas kekeluargaan (1932). Itulahsebabnya Bung Hatta adalah pembela dan penganjurPancasila yang sangat gigih karena Pancasila memangku

Jangan SampaiMPR Keblinger

Page 104: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

104 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

paham kerakyatan (demokrasi Indonesia) dan kebang-saan (nasionalisme Indonesia) serta secara tegas menolakindividualisme dan liberalisme. Menurut pendapat sayaamandemen yang dilakukan MPR hakekatnya hanyajiplakan dan copy pemikiran asing yang benar-benarmenjadikannya Amandemen yang kebablasan karenamerombak tata nilai yang menjadi jiwa UUD 1945, yangtidak lain adalah Hukum Dasar Negara yang tidakseharusnya dirombak-rombak, apalagi Hukum Dasar itumengemban Amanat Proklamasi Kemerdekaan yangpaling luhur, yaitu supaya menghantarkan rakyat Indo-nesia kepada perubahan menuju social justice.

Kita tidak anti Barat, termasuk Amerika Serikat, tetapisecara prinsip pemikiran UUD/Hukum Dasar, karenakekhasan paham ideologi, sejarah, cita-cita dan budayanya,maka kita tidak bisa menjiplak begitu saja sistem negara lain.

Akan menjadi fatal sekali jika amandemen yang meng-ubah jiwa Amanat Proklamasi Kemerdekaan untuk dise-suaikan dengan sistem individualisme ala Barat danmengkhianati sistem gotong royong (kebersamaan ber-dasarkan asas kekeluargaan) yang adalah kepribadianbangsa Indonesia yang telah berhasil mengantarkan kitakepada Kemerdekaan.

Bukankah amandemen yang seperti itu benar-benarsudah kebablasan, bahkan keliru sekali ?!

Amandemen yang tidak menjerumuskan bangsa, yaituamandemen demi untuk penyempumaan yang murni,atau mempertegas dan memperjelas tentu saja dapat dila-kukan dari waktu ke waktu, tapi tidak mengobrak-abriktata nilai yang sudah mapan. Seperti bangsa Amerikayang sudah 200 tahun lebih kemerdekaannya tidakpemah mengubah Declaration of Independence dan HukumDasar negaranya yang mengatakan bahwa “men are bornequal and has the same right for the pursuit of happiness”.

Amerika Serikat memang melakukan amandemen-

Page 105: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

105

amandemen atas UUD-nya, bahkan lebih 10 kali selama225 tahun merdeka, tetapi dengan persetujuan rakyatnyaberdasarkan prosedur yang berlaku, tapi tidak pemahmerubah Hukum Dasarnya. Itu pun kita tidak harusmeniru-niru Amerika Serikat. Untuk menjawab tantanganbaru bisa saja ditampung dalam UU biasa yang mudahdirubah sesuai tuntutan zaman, bukan mengubah tatanilai atau Hukum Dasar dalam UUD.

Maka menarik sekali dialog antara Bung Kamo denganPresiden Kennedy ketika berkunjung ke Amerika, dimana Bung Kamo mengatakan kepada Kennedy: “I needyour help - your money and technology, but regarding Indone-sia do not teach me about Politics”. Bung Kamo menolak kerasjika Amerika hendak mengajari kita tentang politik yangdisesuaikan dengan pemikiran Amerika.

Pembukaan UUD 1945 menekankan mutlaknya per-lindungan kepada segenap bangsa dan wilayah Indo-nesia, dengan meningkatkan kesejahteraan umum, men-cerdaskan kehidupan bangsa, ikut melaksanakan keter-tiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaianabadi, serta mewujudkan keadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia.

Ini sesuai dengan penjelasan pasal 33 UUD 1945, yaituperekonomian dikelola berdasarkan demokrasi ekonomi,produksi dikerjakan oleh semua pihak, untuk semua, dibawah kepemimpinan atau kepemilikan anggotamasyarakat. Bangun perusahaan yang sesuai dengan ituadalah koperasi. Kemakmuran masyarakat yang di-utamakan, bukan kemakmuran orang-seorang. Penjelasanini telah dihapus dalam amandemen. Dihapuskannya PenjelasanUUD 1945 ini adalah esensi keblingeran MPR.

Amandemen itu juga katanya menghendaki keseim-bangan kekuasaan antara Eksekutip dengan Legislatip.Tapi dalam kenyataannya justru yang terjadi ialahketidak-seimbangan, karena dengan amandemen maka

Jangan SampaiMPR Keblinger

Page 106: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

106 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Kabinet Presidentil direduksi kekuasaannya dan diambilalih oleh legislatif.

Ini adalah bentuk keblingeran MPR berikutnya.Pembukaan UUD 1945 juga menekankan prinsip ke-

gotong-royongan sebagai asas Kedaulatan Rakyat yangdipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawa-ratan perwakilan, dan untuk keadilan sosial bagi seluruhrakyat Indonesia.

MPR sebagai Lembaga Tertinggi Negara, dalam pen-jabarannya justru sekarang didegradasi oleh amandemen,sehingga kembali menunjukan betapa makin jauhnyabentuk keblingeran MPR.

Semua keblingeran MPR itu harus diteliti oleh KomisiKonstitusi agar UUD tetap sesuai dengan kehendakrakyat yaitu UUD 1945 yang asli.

Sesudah Bung Karno dan Bung Hatta tidak ada lagi,muncul orang-orang yang mau merevisi total pahamdemokrasi Indone sia yang secara utuh termaktub dalamUUD 1945 yang asli, dan bersedia masuk dalam GrandStrategy-nya kekuatan asing terhadap Indonesia.

Bung Karno memang mengatakan dalam sidang plenokontituante bahwa tidak perlu kita menutup pada duniasekeliling kita, sebaliknya kita perlu mempelajaripengalaman-pengalaman mereka. Tapi tidak bolehmendorong kita menghasilkan satu UUD yang hanyamerupakan copy belaka dari Konstitusi asing itu.

Diperingatkan, 3 amanat penderitaan rakyat harus jelastercermin dalam UUD kita, yaitu :1. Penciptakan satu masyarakat yang adil dan makmur.2. Bentuk satu negara kesatuan berdasarkan paham

unitarisme.3. Sistem musyawarah dalam satu badan atau sistem

mono-kameral.

Page 107: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

107

Atas dasar pertimbangan ini maka Forum KajianIlmiah Konstitusi (FKIK) merasa terpanggil menge-luarkan pernyataan yang diterbitkan oleh yayasanKepada Bangsaku ini, supaya bisa lebih luas dipahamirakyat termasuk input untuk Komisi Konstitusi (KK),sinkron dengan sikap politik 207 Anggota MPR, 7 No-vember 2001.

Jakarta, 10 Desember 2003

Jangan SampaiMPR Keblinger

Page 108: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

108 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 109: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

109

Semangat nasionalisme yang tinggi terbaca dalampemikiran dan perjuangan Amin Arjoso. Hal ituterlihat dalam perjuangannya mengembalikanspirit Proklamasi yang tercermin dalam keingin-

an kembali menegakkan UUD 1945 (asli). Amin Arjosomenilai bahwa amandemen UUD 1945 sudah hampirkebablasan. Sebenarnya Amin Arjoso tidak menolakAmandemen an sich, tetapi menolak proses amandemenyang kebablasan. Amandemen UUD 1945 yang kebablas-an cenderung malah akan menciptakan krisis konstitusi.

Seperti jamak diketahui, pada tanggal 18 Agustus 1945dalam sidang PPKI mengesahkan Undang-undang Dasaryang kini terkenal dengan UUD 1945. Rumusan DasarNegara Pancasila yang tercantum dalam pembukaanUUD 1945 adalah sah dan benar, karena disamping mem-punyai kedudukan konstitusional juga disahkan olehsuatu badan yang mewakili seluruh bangsa Indonesia(PPKI) yang berarti disepakati oleh seluruh rakyat Indo-

Budiman Sudjatmiko [1]

Restorasi UUD 1945

Restorasi UUD 1945

Page 110: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

110 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

nesia.Hal itu berarti pilihan ideologis bangsa Indonesia yang

tertuang dalam deklarasi kemerdekaan kita (PembukaanUUD 1945) untuk mengusung tipe ideologi komuni-tarianisme demokratik. Hal ini karena deklarasi kemer-dekaan kita menekankan pada upaya untuk “memajukankesejahteraan umum”. Ini membedakannya dengandeklarasi kemerdekaan Amerika Serikat yang lebihbersifat individualisme demokratik.[2]

Sejalan dengan itu, Amin Arjoso dalam buku ini me-miliki semangat yang sama bahwa segi lain dari demo-krasi yang dipraktekan di Eropa Barat adalah individual-isme, prinsip kepentingan perorangan, sehinggakepantingan orang peroranglah yang menetukan.Dengan demikian, menurutnya, keputusan-keputusanrapat diambil berdasarkan suara terbanyak, yaitu 50%ditambah 1 saja sudah menjadi penentu, mengalahkanyang 49% (suara yang 49% sama sekali tidak dihargai).Dari sinilah bisa disimpulkan dengan tegas bahwa bukankebersamaan yang diutamakan tetapi kepentingan orangperorangnya. Memang roh demokrasi barat adalahindividualisme sebagai rohnya kapitalisme, dilahirkanimperialisme, mengejar keuntungan maksimal bagi modalbukan keuntungan bagi kepentingan masyarakat.

Saat ini, banyak elite politik kita telah menggantisemangat demokrasi, patriotisme, dan sosialisme dengansemangat pragmatisme ala neoliberal, plutokrasi (kekua-saan politik berdasarkan uang), bahkan kleptokrasi(kekuasaan politik berdasarkan kemampuan mencuriuang). Kehendak mulia para pendiri bangsa untukmemajukan kesejahteraan umum, mencerdaskankehidupan bangsa, dan turut menciptakan ketertibandunia berdasarkan perdamaian abadi dan keadilan sosialkian digantikan oleh histeria spekulasi keuangan globalkapitalistik.

Page 111: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

111

Alhasil, kita justru semakin jauh dari jiwa PembukaanUUD 1945. Hak-hak ekonomi rakyat malah diingkari olehsebagian besar elite politik dan ekonomi kita. Di antaraindikasi dari pengingkaran itu adalah dikeluarkannyaundang-undang yang memberangus kedaulatan rakyatatas sumber daya ekonomi bangsa. Oleh karena itu, kitaperlu meletakan nasionalisme kembali kepada kerangkasejarahnya, sehingga selalu berkaitan dengan perubahanmasyarakat, tidak dipandang sebagai sesuatu yang statis.

Nasionalisme yang berurat-akar pada sejarah masya-rakat Indonesia yang juga sebagai ikhtiar untuk mencarikeberesan ekonomi dan keberesan politik. Ia sekaligusadalah negasi atas neoliberalisme yang mengakibatkankesenjangan ekonomi masyarakat dan merusak pilargotong-royong dalam perekonomian nasional. MenurutBung Karno, konsep sosio-nasionalisme didefinisikanolehnya sebagai upaya:”...memperbaiki keadaan-keadaan didalam masjarakat itu sehingga keadaan yang kini pintjang itumendjadi keadaan jang sempurna, tidak ada kaum jang tertindas,tidak ada kaum jang tjilaka, tidak ada kaum jang papa-sengsara.Oleh karenanja, maka sosio-nasionalisme adalah nasionalismeMarhaen, dan menolak tiap tindak bordjuisme jang mendjadisebabnja kepintjangan masjarakat itu.”[3]

Dasar berjuang mendirikan nationale staat untuk me-wujudkan apa yang kemudian oleh Pembukaan UUD1945 disebut sebagai untuk melindungi segenap bangsaIndonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untukmemajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehi-dupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban duniayang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dankeadilan sosial; di mana kesemuanya itu dicapai dalamkeadaaan merdeka. Yakni merdeka sebagai political inde-pendence yang merupakan Jembatan Emas menujumasyarakat adil dan makmur.

Berkaca dari cermin sejarah, maka tak ada keraguanbahwa tiap-tiap pemerintahan yang didirikan di atas

Restorasi UUD 1945

Page 112: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

112 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila ini, makatujuannya adalah untuk mewujudkan tujuan sebagai-mana diamanatkan oleh Pembukaan UUD 1945 tersebut.Kita harus menempatkan kembali UUD 1945 di dalamkonteks sejarahnya. Berarti, kita harus memperhatikanperkembangan masyarakat kita dan juga tuntutan diharidepan. Proses demokratisasi itu tidak bisa dihindari lagi,itu adalah bagian dari tuntutan konstitusi kita untukmencerdaskan bangsa. Dan dalam pelaksanaan kedau-latan rakyat. Kita harus berdialog dengan landasan, untukapa negara kita dirikan dan dengan melihat sistem danperbuatan politik kita sekarang ini, apakah sudah sesuaibelum dengan konstitusi kita.

Kaum Muda Menyoal UUD 1945Dalam lansekap global kini, Indonesia tengah dike-

pung oleh tiga jenis krisis sekaligus, yakni krisis pangan,krisis energi, dan krisis finansial global. Sampai hari inikapitalisme belum sampai pada tingkat zusammenbruchatau keruntuhan. Sekarang, harus dikembangkan olehkaum muda Indonesia adalah oposisi terhadap caraberpikir dan paradigma pembangunan yang mengandal-kan pada spekulasi dan transasksi finansial. Apapunrejim pemerintahannya, haruslah dikritik jika bersandarpada perekonomian judi yang tidak sesuai dengan visiideologi nasional. Visi kedaulatan Nasional yang tak bisadikangkangi oleh penjajah-penjajah dalam bentuk danrupa yang baru.

Kedaulatan inilah yang merupakan sebuah ungkapanhak kita menentukan nasib sendiri berdasarkan kepen-tingan-kepentingan Nasional kita yang tidak bertentang-an nilai-nilai kemanusiaan pada umumnya. Ini sudahsangat jelas diungkap dalam Mukadimah UUD 1945yang menyuruh kita untuk ikut melaksanakan ketertibandunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dankeadilan sosial, bukan berdasarkan Pax Britanica

Page 113: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

113

(ketertiban berdasarkan hegemoni Inggris) sebagaimanaera kolonialisme klasik, ataupun Pax Americana (keter-tiban berdasarkan hegemoni Amerika Serikat) sebagai-mana era akhir Abad ke 20 atau awal Abad ke 21 ini.

Saya mempercayai bahwa tenaga pendorong yangmemungkinkan kita pernah menjadi bangsa pelopor dimasa lampau adalah karena nasionalisme yang menjaditenaga penggeraknya adalah nasionalisme yang berbasiskerakyatan. Inilah nasionalisme yang akan menghantar-kan kita pada kedaulatan itu. Di lain pihak, saya jugapercaya bahwa kita akan merosot menjadi bangsa pariahdan berserakan dalam pentas dunia, jika kita men-gkhianati nasionalisme kerakyatan ini.

Menurut Taufik Abdullah, kalau kita memahami UUD1945 dalam sudut historis, bisa diumpamakan sepertirumput yang diletakan di mulut kuda, kuda akan selalumengejar rumput itu, tetapi rumput pun akan ikut laridengan kuda itu. Jadi apa pun yang akan kita lakukanakan selalu bersamaan dengan tujuan normatif kita itu.Kuda ingin memakan rumput, nah itulah cita-cita kitayang dulu dibuat oleh Bung Karno dulu bisa kita umpa-makan sebagai rumput, dan kita sekarang ini menjadikudanya, kita akan kejar terus rumput itu. Jadi, kita perlupemahaman baru terhadap tuntutan nasionalisme kita.Dan pemahaman baru itu masuk dalam wilayah perde-batan, karena setiap jaman memerlukan pemahamanterhadap nasionalisme. Sampai saat ini, ideologi nasional-isme yang ada dalam UUD 1945 sampai sekarang dansampai 10-20 tahun ke depan masih sangat relevan.[4]

Pada mulanya, dokumen UUD 1945 terdiri dari Pem-bukaan, Batang Tubuh dan Penjelasan. Amandemenmenghasilkan Pembukaan tetap, Batang Tubuh berubahdi sana-sini, dan Penjelasan ditiadakan. Proses Amande-men ini sendiri mencakup 4 (empat) tahap perubahan,pertama (1999); kedua (2000); ketiga (2001); dan keempat(2002). Dari sekian banyak materi ketentuan dirumuskan

Restorasi UUD 1945

Page 114: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

114 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

dalam naskah konsolidasi (consolidated text) UUD, adabeberapa materi masih asli, namun sebagian besar telahberubah secara mendasar jika dibandingkan naskahaslinya.

UUD1945 memang memuat banyak sekali semangatproklamasi yang harus dilaksanakan dengan taat. Akantetapi, UUD 1945 juga tidak luput dari kesalahan. Bebera-pa pasal yang mengatur pemerintahan justru membukapeluang cita-cita proklamasi itu tidak tercapai. Sepertimisalnya ada hal yang memungkinkan presiden untukdipilih lagi seumur hidup, karena Presiden tidak dipilihlangsung oleh rakyat, tapi oleh MPR.

Akan tetapi, apa yang terasa bila sesering apapun UUD1945 di amandemen namun amanah Pembukaan UUD1945 hingga sekarang saja belum terlaksana. Jika menatapVenezuela, terutama rakyat pekerja dan kaum miskin-nya, sangat mencintai UUD mereka yang baru. Sebabmerekalah yang membuat UUD itu. UUD itu dibuatbukan di dalam gedung-gedung parlemen yang mewahdan kantuk cepat datang tiba-tba, tapi melalui referen-dum, pemungutan pendapat rakyat secara Nasional.

Dengan demikian, menurut Nurani Soyomukti, konsti-tusi Venezuela sangatlah berpihak pada orang miskindan rakyat pekerja pada umumnya. 50% isi dari konstitusiditulis sendiri oleh rakyat-lewat surat-surat dan jajakpendapat mengenai apa yang dibutuhkan rakyat. Konsti-tusi ini memenangkan 70% suara dalam referendum,mencakup hak-hak dasar demokratik, sosial dan hak-hakazasi manusia lainnya yang sangat luas diatas batas-batasdemokrasi parlementer yang dangkal. KonstitusiRepublik Bolivarian Venezuela adalah konstitusi hasilperubahan Venezuela hingga sekarang. Konstitusi inidisusun pada tahun 1999 oleh majelis konstitusional yangdipilih melalui referendum rakyat. Konstitusi 1999 inidiadopsi pada bulan Desember 1999, menggantikanKonstitusi tahun 1961-yang telah menjadi, dari 26

Page 115: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

115

konstitusi yang digunakanVenezuela sejak merdeka pada tahun 1811, dokumen

yang dipaksakan dalam waktu yang paling lama.Konstitusi tersebut lahir dari demokrasi rakyat, danbukan dari diskusi elit atau tokoh. Konstitusi 1999 inimerupakan konstitusi pertama yang dibuat dan disetujuimelalui referendum rakyat (popular referendum) dalamsejarah Venezuela, dan secara ringkas menandai apayang dinamakan sebagai “Republik Kelima” Venezuelaagar perubahan sosial ekonomi digariskan dan ditekan-kan dalam tiap-tiap halamannya, sebagaimana perubahanresmi terjadi di Venezuela dari Republik Venezuela (Re-publica de Venezuela) menjadi Republik Bolivarian Ven-ezuela (Republica Bolivariana de Venezuela). [5]

Perubahan utama dibuat dalam struktur pemerintahandan pertanggungjawaban Venezuela, sedangkan banyakhak-hak asasi manusia diabadikan dalam dokumen yangdimaksudkan sebagai jaminan bagi rakyat Venezuela-yang mencakup pendidikan bebas hingga tingkat ketiga(tertiary level), pelayanan kesehatan gratis, aksesterhadap lingkungan bersih, hak-hak minoritas (terutamamasyarakat pribumi, indiginous people) untukmenegakkan budaya, agama, dan bahasa serta tradisimereka sendiri di antara kebudayaan lainnya.

Konstitusi Venezuela 1999 yang berjumlah 350 ayatadalah yang paling panjang, lengkap, dan komprehensif.Kebijakan yang berawal dari penentangan terhadappenindasan neoliberalisme tentu saja merupakan anti-tesis yang tepat darinya. Neoliberalisme bertahan dengansegelintir elit yang berusaha mengeruk kepentinganpribadi dengan menjalankan ekonomi yang dikendalikanoleh keputusan sedikit orang (oligarki) dan mengorban-kan rakyat mayoritas. Sumber-sumber ekonomi dikuasaioleh kaum modal, rakyat dianggap tidak memiliki danhanya bekerja untuk kepentingan pemilik modal yangmenjalankan kegiatan produksinya. Maka, upaya untuk

Restorasi UUD 1945

Page 116: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

116 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

merebut hak-hak segelintir elit dan mengembalikannyapada mayoritas rakyat membawa dampak yang luasdalam hal perasaan solidaritas untuk berproduksi secarabersama dan hasilnya dinikmati bersama.[6]

Memang, Indonesia bukan Venezuela, tetapi neolibe-ralisme bukan cuma memperparah kesenjangan berdasarkelas antara para pebisnis besar dengan kalangan buruh,tani, dan kalangan pengusaha kecil. Di sejumlah negeriAmerika Latin yang ditandai dengan banyaknya masya-rakat suku Indian, segregasi itu juga berkait denganpembagian masyarakat berdasar etnis. Kemakmuranpara imigran Spanyol yang tinggal di dataran rendahsangat kontras dengan kaum Indian dan mestizo(campuran) yang banyak tinggal di dataran tinggi (alti-plano). Maka, gerakan ekonomi kita harus dibarengidengan keberanian politik yang bertumpu pada kedau-latan nasional. Dengan menuju bangsa yang berdaulat,kuat dan mandiri.

Karenanya, kita harus mengacu kepada rumusan akhirdari nasionalisme kita. Karena nasionalisme Indonesia,memang sejak dulu selalu menjadi perdebatan, misalnyaada nasionalisme Jawa, Minangkabau, itu ada sejak dulu.Tetapi akhirnya kita menemukan suatu rumusan yangdipakai di dalam Pembukaan UUD 1945. Pada Pem-bukaan UUD 1945 dikatakan, bahwa kemerdekaan ada-lah hak segala bangsa, oleh karena itu kita berkeinginanuntuk merdeka. Yang kedua, dikatakan maka sampailahperjuangan Indonesia ke depan pintu gerbang kemer-dekaan atas berkat rahmat Illahi.

Dalam bagian lain konstitusi kita juga dikatakan, untukapa kita mendirikan negara. Untuk mempertahankanbangsa dan tanah Indonesia dan untuk meningkatkankesejahteraan rakyat, mencerdaskan kehidupan bangsa,dan untuk ikut serta dalam ketertiban dunia yangberdasarkan keadilan sosial. Ini adalah nasionalisme kita.Keempat-empatnya ini bersifat historis, setiap zaman

Page 117: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

117

akan mengalami perubahan.Di sinilah kaum muda ditantang untuk cerdas dalam

kerangka pertarungan pemikiran dan juga penguasaanatas teknologi dalam kerangka membangun peradaban.Konstribusi yang positif hanya akan memilikibobotketika visi ideologi nasional Pancasila, bia dielaborasilebih lanjut dalam dataran yang lebih operasional danmodern. Saat ini, Ada tiga hal yang justru berada dalambahaya. Bangsa adalah status yang hanya bisa ada setelah(dialektika) sejarah (masyarakat) dan mesti ada sebelumnegara politik berdiri. Dengan begitu, nasionalismeadalah ide yang telah menuntun agar bangsa melahirkannegara dan negara pada gilirannya hendak melindungiserta mensejahterakan segenap elemen bangsa.

Namun begitu, persoalan tidak bisa kita hentikanbegitu saja di sini. Pada gilirannya, konsep kebersamaanmanusia sebangsa dan kesatuan bangsa dengan negaradalam kawalan nasionalisme lantas juga menuntutberlakunya praktik-praktik demokratis dalam penye-lenggaraan ekonomi. Penyelenggaraan ekonomi ini me-rupakan organisasi bagi kegiatan produksi dan konsumsikebutuhan barang dan jasa sebagai alas materialkehidupan bersama (shared life). Dengan begitu, orang-orang ini hendak diyakinkan bahwa hidup bersamadalam satu negara-bangsa akan menggenapi janji bahagiamaterial dan spiritual. Pada urusan inilah yang BungKarno sebut dengan Indonesia Merdeka sebagai jembatanemas menuju keadilan sosial dan kemakmuran!

Semangat yang sama juga terdapat dalam percikanpemikiran Amin Arjoso dalam buku ini. Bahwa pilar-pilar sejarah penyangga republik ini harus ditegakkankembali. Hal itu harus menjadi pemahaman kolektif kitabersama bahwa perlu kembali membangun semangatrepubliken dan patriotik untuk mengawal cita-cita parafounding fathers. Tentunya dengan kembali melibatkanPancasila sebagai ideologi bangsa. Ini adalah urusan

Restorasi UUD 1945

Page 118: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

118 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

ideologis untuk sebuah kekuatan yang akan menjadientitas pembentuk pemerintah negara Indonesiasekaligus sebagai jawaban atas gagalnya para pemimpinmelakukan amanat Alinea ke IV Pembukaan UUD 1045yaitu: “Untuk membentuk suatu pemerintah Negara Indonesiayang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpahdarah Indonesia serta untuk memajukan kesejahteraan umum,mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakanketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaianabadi, dan keadilan sosial.”

[1] Anggota DPR RI dari PDI Perjuangan

[2] Budiman Sudjatmiko,”Sosialisme, Jiwa Konstitusi Kita,” Kompas,Kamis, 5 Maret 2009

[3] Ir. Sukarno, Demokrasi-Politik dan Demokrasi-Ekonomi , Di BawahBendera Revolusi (Djilid Pertama Tjetakan keempat, 1965) h. 175

[4] Wawancara, Majalah Tempo, Edisi 25/02 – 21 Agustus 1997

[5] Nurani Soyomukti, “Revolusi Bolivarian: Hugo Chavez danPolitik Radikal,” diunduh pada 8 Juni 2010 dalam http://amerikalatin.blogspot.com .

[6] Ibid, selain ini, mengenai Amerika Latin dapat juga di lihatdalam Budiman Sudjatmiko, “Jalan Keadilan di Amerika Latin,”Kompas, 18 Desember 2006

Page 119: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

119

Bahkan setelah tidak lagi duduk di DPR/MPR RI, H. Amin Arjoso, SH tetapsemangat menggalang dukungan bagi penolakan terhadap amandemenUUD 1945, serta menggalang gerakan kembali ke UUD 1945 (asli).

Page 120: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

120 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Aktif memperjuangkan kembalinya UUD 1945, baik melaluipenggalangan dukungan dari para anggota DPR-MPR RI periode 2004-2009, hingga berbicara di forum-forum diskusi.

Page 121: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

121

Perubahan UUD 1945 telah berlangsung. Praktikketatanegaraan sebagaimana diatur dalamperubahan konstitusi kita telah berjalan. DewanPertimbangan Agung (DPA) sudah dihapus.

MPR pun bukan lagi sebagai lembaga tertinggi negara.Garis-garis besar haluan negara tidak lagi menjadi pe-doman pembangunan nasional. Semua ini konsekuensidari perubahan UUD 1945 yang dilakukan oleh MPRtahun 1999-2002.

Di tengah masyarakat, baik dalam tata kehidupanberbangsa, bernegara dan berpemerintahan atas namademokrasi yang berhasil mengubah UUD 1945; tampakjelas tidak selaras dengan cita-cita proklamasi sebagai-mana diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945. Indi-kasinya, sejak perubahan UUD 1945 stabilitas prosedural(konsistensi menjalankan perundang-undangan) tidakberjalan, sebaliknya terjadi bongkar pasang undang-un-dang dalam waktu relatif singkat dan sangat membi-

Rekam JejakPerubahan UUD 1945

Rekam JejakPerubahan UUD 1945

Page 122: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

122 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

ngungkan masyarakat. Selain itu, konsolidasi demokrasi,yaitu terselenggaranya pemerintahan yang stabil untukmewujudkan keadilan dan kesdejahteraan rakyatsemakin jauh. Berbanding lurus dengan perkara tersebut,terjadi konflik kepentingan antara lembaga negara.

Niscaya, baik dari tataran substansi perubahan UUD1945, prosedur perubahan yang dijalankan, serta impli-kasinya dalam kehidupan kenegaraan dan kemasya-rakatan –sistem ketatanegaraan kita derwasa ini, meng-alami apa yang disebut krisis konstitusi ketatanegaraan.Lantaran itu, Amin Arjoso dan kawan-kawan seperjuang-an terus berjuang menegakan sistem konstitusiproklamasi.

Memang, dalam setiap langkah perjuangan untukmenegakan UUD 1945 banyak rintangan. Bahkan sejakAmin Arjoso berada dalam pusaran perubahan konstitusidi MPR 11 tahun lalu –dalam kapasitasnya sebagai wakilketua PAH III, ganjalan untuk menyelamatkan konstitusiproklamasi demikan kuat dan besar– bagaikan gelom-bang tsunami. Akan tetapi sebagai seorang aktivis danpejuang sosok Amin Arjoso tidak berhenti dan letih untukmenegakkan UUD 1945.

Bagiamana proses perubahan konstitusi proklamasiberjalan –yang semula dijadwalkan menggunakan pende-katan addendum (tambahan dalam satu lampiran), itusebabnya Amin Arjoso berkenan menjadi wakil ketuaPAH III dan menyetujui perubahan UUD 1945. Namun,begitu agenda perubahan berhasil dimasukan dalamsidang-sidang MPR –kesepakatan awal fraksi-fraksi MPRsegera diabaikan.

Peta politik pun segera berubah, MPR dikepung de-ngan pelbagai opini, tuntutan, demonstrasi yang semua-nya mengarah pada perubahan UUD 1945 secara menye-luruh, itu sebabnya MPR sampai empat kali melakukanperubahan. Padahal opini dan tuntutan yang berlangsung

Page 123: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

123

hanya aspirasi elit politik dan tokoh masyarakat tertentuyang kecil jumlahnya, namun menguasai akses komuni-kasi (media massa) dan dukungan logistik memadai daridonasi internasional yang berafiliasi dengan kekuatanneo-liberal.

Dalam kepungan arus informasi yang didukung ke-kuatan neo-liberal, Amin Arjoso dan kawan-kawan terusmenepis dan berjuang tak kenal lelah menjernihkan hal-ihwal menegani perubahan UUD 1945 yang bukan sajakebablasan, tapi juga melanggar pelbagai aturan. Untukitu, Amin Arjoso dituduh konservatif dan hendak me-mutar jarum sejarah, yaitu mengembalikan UUD 1945yang otoriter.

Demikian, cara-cara agen dan antek neo-liberal ber-argumentasi seraya memfitnah setiap potensi yang antiterhadap ideologi sekuler dan materialistik yang di-usungnya. Agen dan antek-antek neoliberal dengan sukacita menjual negeri dan bangsa ini untuk kepentinganasing dengan dalil “demokrasi dan HAM”.

Naifnya lagi, mereka sok tahu, sok pintar merasa pa-ling tahu mengenai konstitusi. Sementara membedakankonstitusi yang masuk dalam lingkup hukum tata negaradan praktik kekuaan yang masuk dalam lingkup hukumtata usaha negara –sama sekali tidak tahu dan dicampuraduk begitu saja.

Tak satu pun dari mereka, agen-agen neoliberal, baikyang bergerak di bidang partikelir (swasta), akademisidan ilmuan sungguh-sungguh menelaah UUD 1945 seca-ra saksama, cermat dan komprehensif –sehingga mene-mukan suatu formula teori tentang prosedur yang tepatdan memadai untuk mengubah UUD 1945 yang diperin-tah pasal 37 itu. Mereka hanya beropini gaya pokrol bam-bu, bahwa UUD 1945 sangat singkat, supel, multi tafsirdan otoriter.

Satu-satunya tokoh yang telah dan berhasil melakukan

Rekam JejakPerubahan UUD 1945

Page 124: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

124 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

studi mendalam dan menemukan formulasi teori me-ngenai prosedur perubahan UUD 1945 adalah Sri Soe-mantri –pendiri Gerakan Mahasiswa Nasional Inbdonesia(GMNI) yang tentunya tidak tergolong dalam agen neo-liberal. Dalam telaah yang dituangkan dalam desrtasinyatahun 1978, ia menemukan suatu teori yang disebut seba-gai sidang khusus untuk mengubah UUD 1945 sebagai-mana diamanatkan dalam pasal 37.

Artinya perubahan UUD 1945 yang diserahkan kepadaMPR dengan ketentuan kourum harus dilakukan dalamsidang yang hanya khusus membahas perubahanundang-undang dasar. Untuk sampai kearah sana, dalampengembangan teorinya lebih lanjut, pakar hukum tatanegara ini menyaratkan perlunya suatu grand desain,yaitu untuk apa kita melakukan perubahan dan pasalserta ayat apa saja yang akan diubah. Hal ini harus dila-kukan lebih awal dan cermat oleh suatu komisi negara—sebelum melangkah kearah perubahan yang kanditetapkan MPR.

Kerangka terori yang telah dituangkan Sri Soemantrioleh Amin Arjoso kemudian dijadikan landasan untukmenelaah kembali perubahan UUD 1945. Untuk itu, ber-sama-sama dengan kelompok alumni HMI dan potensikebangsaa lainnya, Amin Arjoso menyelengarakan dis-kusi-diskusi dan seminar yang intensif. Setelah itu telahdibentuk pula satu tim di bawah prakarsanya untuk me-nelusuri proses dan prosedur perubahan UUD 1945sebagaimana yang terekam dalam risalah perubahanUUD 1945.

Dalam studi pendahuluannya, tim bekerja menelitirisalah perubahan UUD 1945 yang dilakukan padaSidang Umum MPR tahun 1999. Ada pun materi yangditelusuri meliputi: Rapat ke-1 BP MPR RI (6 Oktober1999), Rapat ke-2 BP MPR RI (6 Oktober 1999), Rapat ke-3 BP MPR RI (14 Oktober 1999), Rapat Paripurna ke-7Sidang Umum MPR RI (14 Oktober 1999), Rapat Sidang

Page 125: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

125

Paripurna ke-12 Sidang Umum MPR RI (19 Oktober 1999),Rapat Paripurna ke-12 (lanjutyan) Sidamng Umum MPRRI (19 Oktober 1999).

Dari telaah itu ternyata perubahan UUD 1945 tidakdilakukan dalam sidang khusus, melainkan bersamaandengan materi sidang pembuatan Tap MPR. Perhatikanagenda Rapat ke-3 BP MPR RI (14 Oktober 1999):1. Rancangan Perubahan atas ketetapan MPR No. VII/

MPR/1973 tentang keadaan Presiden dan/atau WakilPresiden Republik Indonesia berhalangan

2. Rancangan perubahan atau pencabutan atas ketetapanMPR no. III/MPR/ 1978 tentang kedudukan danhubungan tata kerja lembaga tertinggi negara dengan/atau antar lembaga-lembaga tinggi negara.

3. Rancangan pencabutan atau perubahan atas ketetapanMPR no.III/MPR/1988 tentang pemilihan umum.

4. Rancangan Ketetapan Majelis PermusyawaratanRakyat tentang pencabutan TAP MPRS Nomor XX/MPRS/1966 tentang memorandum DPR GR mengenaisumber tertib hukum RI tata urutan peraturanperundangan RI.

5. Rancangan Ketetapan Majelis PermusyawaratanRakyat tentang Tata Cara Pertanggung JawabanPresiden.

6. Rancangan Ketetapan Majelis PermusyawaratanRakyat tentang Peran TNI dalam KehidupanKenegaraan

7. Rancangan Ketetapan Majelis PermusyawaratanRakyat tentang Pembaharuan Hukum Agraria.

8. Rancangan Ketetapan Majelis PermusyawaratanRakyat tentang Rekonsiliasi Nasional

9. Rancangan Ketetapan Majelis PermusyawaratanRakyat tentang KKN

Rekam JejakPerubahan UUD 1945

Page 126: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

126 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

10. Rancangan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rak-yat tentang Narkoba

11. Rancangan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rak-yat tentang Hutang Luar Negeri dan Peran IMFdihubungkan dengan prosedur pembuatan perjanjiandengan luar negeri.Ini berarti, perubahan undang-undang dasar yang

diletakan setara dengan undang-undang dasar prosesnyaberjalan sebagaimana mertumuskan dan menetapkanTap MPR yang kedudukannya di bawah undang-undangdasar. Dalam pada itu, merujuk terori Sri Sumantrimengenai sidang khusus untuk mengubah UUD 1945,maka proses perubahan yang demikian, tidak sah.

Menindak lanjuti temuan tersebut, diselenggarakanSeminasr Nasional “Tinjauan yuridis TerhadapPerubahan UUD 1845 (Kerarah Perumusan Addendum)pada 11 Nopember 2009 di Universitas 17 Agustus 1945Surabaya, adapun hasilnya sebagai berikut:

MemorandumKembali ke UUD 1945 Dengan Addendum

Bahwa sesungguhnya Perubahan UUD 1945 meru-pakan amanat konstitusional sebagaimana termaktubdalam Pasal 37. Perintah perubahan tersebut merupakankebijakan politik (ketatanegaraan) yang kewenangannyadiserahkan kepada Majelis Permusyawaratan RakyatRepublik Indonesia. (MPR RI).

Meski MPR RI diberi kewenangan mengubah danmenetapkan undang-undang dasar, bukan berarti dalampelaksanaan tugas konstitusional tersebut —dapatdilakukan dengan mengabaikan segala bentuk peraturan(tata hukum) nasional yang meliputi kegiatan(kewenangan) MPR RI, sebagaimana diatur dalamUndang-Undang Susunan dan Kedudukan MPR, DPR

Page 127: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

127

dan DPRD No. 4 Tahun 1999 dan Tata Tertib MPR RITahun 1998--2002. Selain itu, pasal-pasal dan ayat-ayatperubahan yang ditetapkan tidak boleh bertentangandengan Pembukaan UUD 1945. Untuk itu, mengubahundang-undang dasar memerlukan grand desainterpadu.

Nayatanya, dari hasil penelitian Panitia PengarahSeminar Nasional Mengkritisi Perubahan UUD 1945 danpembahasan ilmiah oleh beberapa narasumber yangdilaksanakan di Fakultas Hukum Universitas 17 Agustus1945 Surabaya pada 11 Nopember 2009, menunjukkan :1. Ada kesalahan prosedur, yaitu: dalam mengubah UUD

1945 MPR RI melanggar Undang-undang No. 4 Tahun1999 dan Tata Tertib MPR RI Tahun 1998-2002;

2. Materi perubahan UUD 1945 sebagaimana tertuangdalam Pasal-pasal dan ayat-ayat perubahanbertentangan dengan Pembukaan UUD 1945.Maka, wajar perubahan UUD 1945 masih mengundang

polemik.Seyogianya, UUD 1945 dengan perubahannya harus

diterima secara bulat oleh seluruh rakyat Indonesia dariSabang sampai Merauke. Namun, qua realitas perubahanUUD 1945 masih mengundang polemik sampai hari ini.Sementara, sasaran dari perubahan UUD 1945 antara lainmendorong proses demokratisasi dalam format asaskeseimbangan antar lembaga negara.

Akan tetapi, dalam pelaksanaannya tidak kurang dari11 (sebelas) lembaga negara dan alat kelengkapanlembaga negara sebagaimana diamanatkan UUD 1945hasil perubahan mengalami konflik kepentingan, seperti:Mahkamah Agung vs Komisi Yudisial; Komisi PemilihanUmum vs Mahkamah Konstitusi, Kepolisian NegaraRepublik Indonesia dan Kejaksaan Agung vs KomisiPemberantasan Korupsi, Badan Pemeriksa Keuangan vs

Page 128: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

128 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Bank Indonesia dan Menteri Keuangan, MahkamahAgung vs Departemen Pendidikan Nasional. Fenomenaini menunjukan asas keseimbangan sebagaimanadimaksud dalam perubahan UUD 1945 tidak tercapai.Demikian, konflik-konflik tersebut membahayakankelangsungan kehidupan kenegaraan kita.

Pada bagian lain, proses demokratisasi belakangan inisemakin menjauhkan kita dari sistem hukum, budaya,politik dan ekonomi yang berlandasarkan Pancasila.Tampak, terang benderang proses demokrastisasi yangmendapat legitimasi konstitusi sebagaimana diatur da-lam amandemen UUD 1945, merupakan usaha liberali-sasi-liberalisme dalam kehidupan kenegaraan kita. Halini jelas bertentangan dengan Pembukaan UUD 1945.

Ketika Pasal-pasal dan ayat-ayat perubahan UUD 1945bertentangan dengan Pembukaan dan pada pelaksanan-nya, antara lain: melahirkan konflik kepentingan antarlembaga negara dan alat kelengkapan lembaga negarayang ada; sementara kepastian hukum dan keadilan tidakberpihak kepada rakyat sebagaimana dijamin oleh kons-titusi —yang demikian menunjukan gejala krisis konsti-tusional sekaligus membahayakan Negara KesatuanRepublik Indonesia (NKRI).

Untuk mengakhiri hal tersebut, diperlukan upayaalternatif di lapangan ketatanegaraan, yaitu :1. Melakukan addendum terhadap UUD 1945

sebagaimana ditetapkan Panitia PersiapanKemerdekaan Indonesia. (PPKI), tanggal 18 Agustus1945 -yang diberlakukan kembali melalui DekritPresiden 5 Juli 1959 seperti tercantum dalam LembaranNegara No. 75 Tahun 1959;

2. Sebelum UUD 1945 dengan addendumnya ditetapkanMPR RI dan didaftarkan pada. Lembaran Negara,sistem ketatanegaraan yang berlaku masih mengikutiaturan sebagaimana termaktub dalam Perubahan

Page 129: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

129

Pertama, Kedua, Ketiga dan Keempat UUD 1945 yangdilakukan MPR RI pada tahun 1999-2002;

3. Setelah UUD 1945 dengan addendum ditetapkan MPRRI dan didaftarkan pada Lembaran Negara, makaPerubahan Pertama, Kedua, Ketiga. dan Keempat UUD1945 dicabut (dinyatakan) tidak berlaku lagi;

4. Melalui cara ini kita telah kembali ke UUD 1945 denganaddendum; dan berarti kita telah dan sedang mene-gakkan prinsip-prinsip ketatanegaraan berdasarkanPancasila dan UUD 1945 yang fundamental dengantidak mengabaikan perkembangan zaman.

5. Proses perumusan addendum tidak boleh melanggarprosedur (tata hukum) yang berlaku; sedangkan materi(pasal-pasal dan ayat-ayat) yang akan dilampirkan(tambahan) dalam UUD 1945 tidak boleh bertentangandengan Pembukaan, hal ini semata-mata dilakukanuntuk dan demi kepentingan nasional;

6. Addendum UUD 1945 merupakan spirit dan etoskonstitusionalisme sebagai koreksi-konstruktif ter-hadap Perubahan Pertama, Kedua, Ketiga dan Keem-pat UUD 1945 yang telah melahirkan krisis konstitusiketatanegaraan – lantaran menyalahi prosedur danbertentangan dengan Pembukaan UUD 1945.Demikian memorandum ini kami maklumkan ke

segenap penjuru tanah air sebagai pertanggung jawabanpolitik-kebangsaan kami di tengah krisis konstitusiketatanegaraan dewasa ini.

Rekam JejakPerubahan UUD 1945

Page 130: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

130 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Spanduk“menolakUUD 2002”,istilah lainuntuk hasilamandemenUUD 1945.

H. AminArjoso, SH

pencetusistilah “UUD

2002” untukmembedakandengan UUD

1945 yangasli.

Page 131: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

131

FORUM PERJUANGANPELURUSAN UUD 1945

SERUAN:I. MENGAPA KITA MENOLAK AMANDEMEN UUD

1945 YANG KEBABLASAN, KARENA BERTEN-TANGAN DENGAN CITA-CITA PROKLAMASI 17AGTUSTUS 1945 YANG MENUJU KE INDIVI-DUALISME, LIBERALISME, KAPITALISME, DANNEOIMPERIALISME. KARENA ITU:1. Kembali ke UUD 1945 untuk menegakkan kedaulat-

an negara dan keutuhan teritorial (suvernity integritydan teritorial integrity).

2. Amandemen kabablasan mengakibatkan penjajahanbaru dengan melumpuhkan ekonomi nasional.

3. Menimbulkan krisis konstitusi karena locus kedau-latan rakyat, siapa yang mewakili kedaulatan rakyattidak lagi jelas, karena MPR tidak lagi sepenuhnyamewakili rakyat.

4. Prinsip semua dipilih tidak sama dengan semuayang diwakili, sehingga Utusan Daerah dan UtusanGolongan semena-mena dihapus. Ini menyalahi de-mokrasi Indonesia yang berdasarkan sosio nasional-isme dan sosio demokrasi khas Indonesia, dengandemikian menghapus sejarah bangsa Indonesia.

II. PROSES AMANDEMEN UUD 1945 YANG KE-BABLASAN DENGAN DALIH REFORMASIDIDALANGI OLEH PIHAK ASINGTidaklah perlu diragukan lagi bahwa pihak asing be-

kerja sama dengan MPR pada tahun 1999-2004 melaluitokoh-tokoh dan kelompok-kelompok politik tertentu di

Forum PerjuanganPelurusan UUD 1945

Page 132: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

132 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Indonesia, secara nyata mengadakan amandemen UUD1945 yang menyeleweng dari cita-cita Proklamasi danmenuju: INDIVIDUALISME, LIBERALISME, KAPITAL-ISME, DAN NEOIMPERIALISME, yang menguntungkanpihak asing dan kaki tangannya yang berbangsa Indone-sia dan mengorbankan kepentingan Negara, Bangsa, danRakyat Indonesia sendiri.

Contoh-contoh dan bukti-bukti adalah sebagai berikut:1. Penjelasan UUD 1945 dihapus2. MPR tidak lagi berfungsi sebagai lembaga tertinggi

Negara kedaulatan rakyat dengan dihapuskannyaGBHN.

3. Dihapusnya perwakilan dari unsur-unsur golongandan utusan daerah, pemilihan presiden dan wakilpresiden oleh MPR, dan Presiden selaku mandatarisMPR dicabut.

4. Dihapusnya Penjelasan pasal 33 UUD 1945 danpenambahan ayat-ayat tambahan.

5. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden langsung,membuka peranan orang-orang dan kelompok-kelompok bermodal dalam pemilu.

III. SERUAN PERJUANGAN UNTUK BANGSA DANRAKYAT INDONESIA

Marilah kita camkan pesan Bapak Pendiri Bangsa ten-tang TRISAKTI yaitu: terwujudnya kehidupan bernegarayang berdaulat di bidang politik, berdikari di bidangekonomi, dan berkepribadian di bidang kebudayaan.

Untuk mencegah perkembangn situasi menjadi per-pecahan bangsa yang mengarah pada terjadinya perten-tangan di Indonesia, kami mendesak kepada seluruhBangsa dan Rakyat Indonesia serta para Wakil Rakyat diMPR untuk mengerahkan segala bentuk jiwa juang dan

Page 133: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

133

segenap tenaga kembali ke Pancasila dan UUD 1945.Jakarta, 5 Juli 2005

Forum Perjuangan Pelurusan UUD 19451. Ali Sadikin2. H. Amin Arjoso3. Sri-Edi Swasono4. M. Achadi

LAMPIRAN SERUAN FPP UUD 1945

Fakta Sejarah dan ProsesAmandemen UUD ‘45 yangKebablasan

PENGALAMAN SERTA FAKTA SEJARAHPERJUANGAN BANGSA INDONESIA

Khususnya semenjak Proklamasi 17-8-1945 denganUUD 1945 yang berdasarkan Pancasila bangsa Indonesiaselalu menghadapi tantangan-tantangan secara terbukadan terselubung dari pihak-pihak asing bekas penjajahuntuk merobohkan Indonesia Merdeka dengan UUD 1945dan Pancasila, karena ingin menguasai Indonesia kem-bali. Beberapa bukti sejarah antara lain:

1. Dikeluarkannya Maklumat X bulan November 1945,yang mengesahkan berdirinya sistem multi partai dansistem kabinet parlementer yang dipimpin PerdanaMenteri. Hal ini adalah cara untuk memotong kepe-mimpinan Presiden/Proklamator digantikan oleh

Forum PerjuanganPelurusan UUD 1945

5. Sutrisno6. Chris Siner Key Timu7. Sadjarwo Sukardiman8. Alfian Husin

Page 134: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

134 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Perdana Menteri sehingga memberikan kesempatanpihak asing tersebut untuk berperan di bidang Politik,Ekonomi, dan Sosial Budaya.

2. Operasi-operasi militer pihak asing/Belanda untukmenguasai NKRI proklamasi 17-8-1945 dengan mem-bentuk negara-negara boneka antara lain; NIT (NegaraIndonesia Timur), Negara Pasundan, Negara SumateraTimur, Negara Jawa Timur, Negara Madura, dan seba-gainya dengan membentuk pemerintahan federalB.F.O. (Bijeenkomst Federale Overleg).

3. Dengan menduduki Ibukota RI di Yogyakarta bulanDesember 1949, serta menangkap dan menahan Presi-den, Wakil-Presiden dan Menteri-Menteri NKRI sertadibawa dan ditahan di Prapat dan Bangka (Sumatera),mengharapkan NKRI proklamasi 17-8-1945 bisa bubardan digantikan dengan pemerintahan Indonesia bone-ka pemerintah asing Belanda. Rencana tersebut gagaltotal karena perang gerilya dari rakyat dengan TNI danlaskar-laskar perjuangan bersenjata terus-menerusbergerak, serta Perserikatan Banga Bangsa (PBB) lewatkomisi tiga negara menyalahkan Belanda dan diseleng-garakannya Konferensi Meja Bundar (KMB) untukmencari penyelesaian.

4. KMB menghasilkan pembentukan Republik Indone-sia Serikat (RIS bukan NKRI), terdiri atas Republik In-donesia 17-8-1945 beserta negara-negara boneka pihakasing antara lain: NIT (Negara Indonesia Timur), Nega-ra Pasundan, Negara Sumatera Timur, Negara JawaTimur, Negara Madura, dan sebagainya. Setelah peng-akuan Kemerdekaan Indonesia oleh PBB (hasil dariKMB), serta ditariknya semua pasukan Belanda dariIndonesia terjadilah pergolakan dan perjuangan rakyatmenolak Republik Indonesia Serikat/RIS untuk kem-bali ke Negara Kesatuan Republik Indonesia Prokla-masi 17 Agustus 1945 dengan UUDS 1950.

Page 135: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

135

5. Pihak-pihak asing terus merongrong pemerintahanNKRI dengan berbagai bentuk; baik secara terbukamaupun terselubung, antara lain; pemberontakanKNIL di Makasar, disusul di Ambon dengan mendiri-kan RMS (Republik Maluku Selatan), pemberontakanAPRA (Angkatan Perang Ratu Adil), yang kemudianbergabung dengan DI (Darul Islam) di Jawa Barat,usaha-usaha pembunuhan (assasination) kepada Pre-siden NKRI Sukarno: Peristiwa Cikini, peristiwa IdulAdha, peristiwa Cendrawasih di Makasar, peristiwapenembakan dengan pesawat terbang ke Istana Mer-deka dan peristiwa percobaan pembunuhan lainnya.Pemberontakan PRRI/PERMESTA (PerjuanganSemesta) di Sumatera Barat dan Sulawesi Utara yangdidukung oleh Amerika Serikat.Lahirnya Orde Baru yang didukung oleh IGGI, CGI,

World Bank, IMF, dll.Kesimpulan dari 1 - 5 di atas adalah pihak asing bekas

penjajah ingin merobohkan NKRI 17-8-1945 yang ber-dasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan menggantikanpemerintahan yang sesuai dengan keinginan dan ke-pentingan mereka (pihak asing).

PROSES AMANDEMEN UUD 1945 YANGKEBABLASAN DENGAN DALIHREFORMASI DIDALANGI OLEH PIHAKASING1. Pengakuan-pengakuan yang diungkapkan oleh NDI

(National Democratic Institute for International Affaris)dengan CETRO sebagai mitra beserta LSM-LSM di In-donesia memberi petunjuk-petunjuk yang nyata akanadanya skenario pihak asing untuk mengubah tatananpolitik, kepemimpinan politik dan kehidupan politikdan ekonomi yang mengikuti kepentingan pihak asingtersebut.

Forum PerjuanganPelurusan UUD 1945

Page 136: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

136 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

2. Berikut adalah: pengakuan tertulis dari pihak NDItentang rencana kegiatan-kegiatan serta pembiayaanatas maksud-maksud di atas: “Democratic Reform sincethe opening of political space ini 1998, three democratic re-form issues have come to forefront of Indonesia politics:constitutions reform, and decentraliszation or, as it isknown in Indonesia is regional autonomy. Over the pastthree years, NDI has assisted Indonesian political leadermove forward in these reform areas in a participatory man-ner.Since February 2000, NDI has been providing vitalcomperative materials and information on constitu-tional and electoral reforms to Indonesian lawmakersInvolved in these issues, including members of thePeople’s Consultative Assembly (MPR), the highestpolitical institution of the state and its mandated to de-termine the constitutions and to decree the guidelines of statepolicy. The materials provided by NDI have informed theMPR’s continuing issues. The Institute is also working closelywith universities in Indonesia and civil society partnersto encourage citizen in the reform process.

3. Tidaklah perlu diragukan lagi bahwa pihak asingbekerja sama dengan MPR pada tahun 1999-2004 me-lalui tokoh-tokoh dan kelompok-kelompok politik ter-tentu di Indonesia, secara nyata mengadakan amande-men UUD 1945 yang menyeleweng dari cita-cita Pro-klamasi dan menuju; INDIVIDUALISME, LIBERAL-ISME, KAPITALISME, DAN NEOIMPERIALISME,yang menguntungkan pihak asing dan kaki tangannyayang berbangsa Indonesia dan mengorbankan kepen-tingan Negara, Bangsa, dan Rakyat Indonesia sendiri.Contoh-contoh dan bukti-bukti adalah sebagai berikut:

1. Penjelasan UUD 1945 dihapus2. MPR tidak lagi berfungsi sebagai lembaga tertinggi

negara kedaulatan rakyat dengan dihapusnya GBHN;

Page 137: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

137

3. Dihapusnya perwakilan dari unsur-unsur golongandan utusan daerah, pemilihan presiden dan wakilpresiden oleh MPR, dan Presiden selaku mandatarisMPR dicabut;

4. Dihapusnya Penjelasan pasal 33 UUD 1945 danpenambahan ayat-ayat tambahan;

5. Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden langsung,membuka peranan orang-orang dan kelompokbermodal dalam Pemilu.

Forum PerjuanganPelurusan UUD 1945

Page 138: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

138 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

BAB IIPerjuangan

Page 139: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

139

Amin Arjoso akrab dengan wartawan. Pers adalah salah satu alatperjuangan Amin Arjoso dalam menegakkan kembali UUD 1945.

Page 140: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

140 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Dua tokoh nasionalis, H. AminArjoso, SH dan Abdul Madjidketika sama-sama dilantikmenjadi Anggota DPR/MPR RImasa bhakti 1999 - 2004.

Page 141: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

141

Abdul Madjid

Kalau ada warga Indonesia yang paling beranimenentang amandemen UUD 1945 dan palinggigih memperjuangkan kembalinya UUD 1945adalah Amin Arjoso. Saya masih punya doku-

men berisi pernyataan menolak amandemen lintas fraksi.Waktu itu, saya dan Amin Arjoso sama-sama masihduduk di Fraksi PDIP, DPR RI.

Suatu hari, Amin Arjoso dan Sri-Edi Swasono datangmembawa dokumen tersebut yang sudah ditandatanganikurang lebih 20 anggota DPR RI lintas fraksi. Sebagaianggota DPR yang sepaham, menolak aksi amandementerhadap UUD 1945, saya tentu saja dengan senang hatimenandatangani memorandum tersebut. Namun, ketikaia bersiap menuliskan nama dan menandatanganinyapada urutan terbawah, Amin Arjoso mencegah, “Bukandi situ… tapi di atas, nomor urut satu, sengaja di-kosongkan buat pak Madjid.”

SempatDidamprat Megawati

SempatDidamprat Megawati

Page 142: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

142 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Begitulah, Abdul Madjid pun menandatanganinya diurutan kesatu. Tapi bukan berarti saya pelopornya,karena pelopornya ya Amin Arjoso. Bahwa saya dimintatanda tangan di urutan pertama, mungkin karena merekamenilai saya yang paling tua.

Nah, tentang amandemen itu sendiri, PDIP sudahmenentukan sikap sejak Kongres di Semarang tahun 2000.Ketika itu kongres memutuskan, setuju amandemendengan beberapa catatan. Pertama, sesedikit mungkinpasal yang diamandemen. Kedua, tidak boleh mengubahhal-hal yang bersifat mendasar.

Sayangnya, orang-orang PDIP sendiri banyak yangtidak taat terhadap keputusan Kongres, termasuk Mega-wati Soekarnoputri. Bahkan, pelopor amandemen diantaranya orang PDIP sendiri, yaitu Jacob Tobing. Diayang menjadi ketua panita amandemen.

Padahal, kalau konsisten, PDIP harusnya menolakamandemen itu. Sebab kembali kepada komitmen, bahwa

Dua orang Sukarnois: H. Amin Arjoso, SH dan Abdul Madjid.

Page 143: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

143

amandemen harus sesedikit mungkin dan tidak meng-ubah hal-hal mendasar. Padahal, amandemen itu sendirisangat bertentangan dengan kesepakatan PDIP, sebabamandemen yang terjadi justru sangat mendasar, ter-masuk mengubah sistem pemerintahan. Dulu satukamar, sekarang menjadi dua kamar. Ini adalah per-ubahan besar.

Padahal yang namanya NKRI adalah final. Dengandua kamar, saya tidak bilang bahwa dengan begitu negaramenjadi federasi, tetapi bahwa sistem itu membukakemungkinan menjadi federasi.

Satu hal lagi yang menurut saya mendasar adalahPenjelasan UUD 1945 dibuang. Alasannya, di negara-negara lain Undang Undang Dasar tidak pakai Penjelasan.Mereka lupa, bahwa tidak ada satu pun ketentuan yangmengatur sebaliknya, bahwa UUD tidak boleh adaPenjelasan.

Padahal Bung Karno pernah menegaskan bahwa iniadalah Undang Undang Dasar untuk Indonesia, bukanuntuk negara lain. Bung Karno juga mengatakan, kepadapanitia penyusun UUD, untuk tidak menjiplak konstitusinegara mana pun.

Bukan UUD SementaraHal lain yang ketika itu sering dipakai pembenar oleh

para kelompok pro amandemen adalah, bahwa BungKarno pernah mengatakan, UUD yang dibuat waktu itubersifat UUD Sementara. Kemudian dibentuklah Kons-tituante yang antara lain diberi tugas menyusun UndangUndang Dasar yang tetap. Itulah latar belakang BungKarno mengatakan bahwa UUD itu bersifat sementara.

Akan tetapi pernyataan Bung Karno itu sudah mati,sudah tidak valid, sudah tidak berlaku. Mengapa? Karenabadan yang dibentuk menyusun Undang Undang Dasartelah gagal. Konstituante gagal menyusun UUD, hingga

SempatDidamprat Megawati

Page 144: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

144 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

lahirlah Dekrit Presiden 5 Juli 1959. Itu artinya, begituBung Karno selaku Presiden menyatakan dekrit kembalike UUD 1945, maka UUD 1945 bukan lagi bersifat semen-tara, melainkan UUD yang sudah bersifat tetap, tidak adalagi ada embel-embel sementara.

Ada latar belakang lain mengapa Bung Karno pernahmenyatakan bahwa UUD itu bersifat sementara. Hal itukarena konflik politik, tarik-menarik kepentinganantarkelompok begitu kuat. Jika tidak diambil langkahtegas, negara tidak akan memiliki landasan konstitusi.Karenanya Bung Karno menawarkan kepada semua faksiyang bersilang pendapat untuk menerima UUD 1945dengan embel-embel sementara. Langkah selanjutnyaadalah membentuk badan yang menyempurnakanUUDS tadi.

Sejarah kemudian mencatat, konflik di Konstituanteseperti tak berkesudahan. Tenggat waktu yang ditetap-kan gagal mereka manfaatkan. Kepada Konstituante punsudah ditawarkan untuk menerima dan mengesahkansaja UUDS menjadi UUD. Akan tetapi dalam peng-ambilan suara, tidak tercapai kesepakatan bulat. Negarapun terkatung-katung dalam konstitusi sementara.

Bung Karno selaku Presiden lantas mengumpulkanseluruh perwakilan politik, angkatan perang, ahli tata ne-gara untuk mengatasi deadlock konstitusi di Konstituante.Dengan kekuasaannya sebagai Kepala Negara demimenyelamatkan bangsa dan negara itulah Bung Karnokemudian mengeluarkan Dekrit 5 Juli 1945. Sekali lagisaya tegaskan, bahwa sejak itu pula pernyataan BungKarno yang menyebut UUD 1945 sebagai UUD Sementarasudah mati, sudah tidak berlaku. Sebab yang berlaku yaUUD 1945 itu, tanpa embel-embel Sementara.

Kembali ke pokok soal, amandemen UUD 1945 olehMPR 1999 – 2004. Ada skenario besar yang menunggangiproses perubahan konstitusi itu. Dalam suatu dokumen

Page 145: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

145

Panitia Ad Hoc ada keterangan yang menyebutkan bahwablessing in disguise perubahan terhadap UUD 1945 bolehdilakukan terhadap semua, meliputi pembukaan, batangtubuh, dan penjelasan.

Yang sangat disayangkan adalah, tidak ditulisnyakesepakatan Panitia Ad Hoc Amandemen UUD 1945sebelum melakukan amandemen. Ada lima kesepakatan,antara lain, tidak boleh mengubah pembukaan, tidakboleh mengubah bentuk negara (NKRI), sistem presiden-tial tetap, tetapi sayangnya tidak dituang dalam dokumentertulis. Jacob Tobing sebagai ketua panitia pun tidakberinisiatif mengamankan kesepakatan itu menjadidokumen tertulis, sebaliknya justru mendorong aman-demen menjadi bebas sebebas-bebasnya.

Fraksi PDIP sendiri suasananya cukup panas, meng-ingat hampir mayoritas anggota Fraksi berdiri di bela-kang Amin Arjoso menentang amandemen. Karenanya,keseluruhan proses amandemen nyaris tidak pernahdiputuskan di tingkat fraksi. Dalam setiap rapat fraksiselalu terjadi benturan keras. Oleh Jacob Tobing, dengankelicikannya ditengahi dengan kalimat, “Semua ditam-pung sebagai masukan”.

Paradoks Mega dan Bung KarnoJacob Tobing kemudian menghadap sendiri ke Mega-

wati Soekarnoputri, sebagai Ketua Umum PDIP maupunsebagai Presiden RI. Sebagai ketua panitia Ad Hocamandemen UUD tentu saja dia bisa menghadap presidenkapan saja. Nah, kepada Megawati dilaporkan bahwasemua dalam keadaan kondusif. Bukan hanya itu, bela-kangan diketahui juga bahwa Jacob Tobing pun menakut-nakuti Megawati dengan mengatakan, “Kalau aman-demen gagal, Presiden bisa jatuh.”

Sikap Mega pun menjadi lunak. Karenanya sejarahpun mencatat sebuah paradoks, konstitusi yang dilahir-

SempatDidamprat Megawati

Page 146: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

146 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

kan pada era kepemimpinan bapaknya, justru diobrak-abrik di era kepemimpinan anaknya. Sikap Megawatiyang mendukung amandemen bahkan pernah meng-akibatkan benturan langsung dengan saya. Dalam sebuahrapat kerja di Bogor, saya didamprat Megawati.

Megawati sebagai Ketua Umum PDIP menginstruksi-kan kepada anggota Fraksi agar tidak boleh mengaki-batkan rapat yang membahas amandemen di DPR RI itudeadlock, harus suara bulat. Seketika Abdul Madjid angkattangan dan bicara, bahwa deadlock bukan hal tabu dalamsistem politik. Saat itulah Megawati marah seraya mene-gaskan, bahwa pada dasarnya dia pun tidak setuju aman-demen, tetapi harus melihat situasi dan kondisi. Jikasituasi dan kondisi mengharuskan terjadi amandemen,maka dia setuju.

Belum selesai mendebat, Megawati sudah berpamitandari arena rapat karena hendak menghadiri acara lain.Kemudian kalimat Mega yang mengatakan pada dasar-nya tidak setuju amandemen, saya gunakan sebagai dasarmenentang amandemen di rapat PDIP itu. KemudianSekjen PDIP waktu itu, Sucipto menjawab, “Ya, tapi BuMega juga bilang, tergantung situasi dan kondisi.”

Jadi kesimpulan saya, Megawati memang menggan-tung sikapnya. Tidak tegas. Itu yang dimanfaatkan or-ang-orang pro amandemen seperti Sucipto dan lain-lainyang dikomandani Jacob Tobing. Yang “menggarap”Megawati juga Jacob Tobing.

Sedangkan yang “menggarap” Jacob Tobing tentu sajaNDI, seperti ditulis ASS Tambunan. NDI itu adalahkepanjangan tangan Amerika Serikat dengan maksudantara lain mengubah UUD 1945 sehingga Indonesiamenjadi berpahamkan liberal, baik politiknya, maupunekonominya. ASS Tambunan menguak itu semua dalambuku yang kemudian diedarkan secara luas.

Memang, ada yang pernah bertanya kepada saya ihwal

Page 147: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

147

isi buku ASS Tambunan itu. Jika saya ditanya apakahsaya percaya dengan isi buku yang ditulis ASS Tambunanyang menguak konspirasi Amerika Serikat melalui NDIdan elite-elite politik dalam negeri dalam mengobrak-abrik tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, sayatentu saja akan menjawab balik, bahwa faktanya tidakada satu pun pihak yang menyanggah dan membantahisi buku Tambunan. Sepanjang tidak ada bantahan, bisadiartikan apa yang ditulis Tambunan adalah benar.

Lepas dari apa yang berkembang sebagai wacana prodan kontra terhadap amandemen Undang Undang Dasar1945, yang terjadi sekarang ini adalah, kita sudah hidupdalam alam liberal, ya politiknya, ya ekonominya. Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila yang termaktubdalam Pembukaan UUD 1945 sudah diingkari, dinafikan.

Padahal, pembukaan UUD 1945 itu adalah sebuahrumusan atas pidato Bung Karno. Dalam pembukaan itupula tercantum cita-cita proklamasi. Apa itu cita-citaproklamasi? Dalam pembukaan UUD 1945 itu adadeklarasi mengenai cita-cita proklamasi. Ini yang selamaini tidak pernah diungkap.

Pada kalimat ketiga, bukan alinea. Sebab alinea itusatu ruang di halaman, isinya bisa satu, dua, atau tigakalimat bahkan lebih. Dalam pembukaan UUD 1945 tiapalinea isinya satu kalimat. Isinya berbunyi kalimat. Nah,kalimat ketiga itu berbunyi, “Atas berkat rahmat TuhanYang Maha Esa, dan didorong oleh keinginan luhursupaya berkehidupan kebangsaan yang bebas, rakyatIndonesia dengan ini menyatakan kemerdekaannya”.

Itulah cita-cita proklamasi. Rakyat didorong keinginanluhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas.Karena itulah Indonesia memproklamasikan kemerde-kaannya. Jadi intinya, kehidupan kebangsaan yang bebas.Memang tidak dijelaskan, tetapi dari isi UUD 1945 itubisa kita ketahui apa yang dimaksud dengan kehidupan

SempatDidamprat Megawati

Page 148: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

148 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

kebangsaan yang beas.Nah, dengan adanya amandemen, hal ini tidak dibahas.

Sekarang ini negara mau dibawa kemana, tidak jelas. Cita-cita luhur bangsa Indonesia ketika merdeka, menjadidiabaikan. Amanat pembukaan konstitusi kita juga sudahsangat jelas menyebutkan bahwa sesunggunya kemer-dekaan adalah hak segala bangsa, karena itu penjajahanharus hapus dari seluruh dunia, termasuk dari bumi In-donesia, dari bangsa Indonesia. Dus, bangsa Indonesiaharus bebas dari segala bentuk penjajahan.

Sedangkan nenek moyang penjajahan adalah kapital-isme, karenanya kita harus bebas dari kapitalisme. Ituadalah amanat konstitusi, tetapi tidak ada yang memper-hatikan. Ada beragam kebebasan, bebas dari ketakutan,bebas dari kekurangan, bebas dari kebodohan, bebasmenganut agama dan kepercayaan, bebas berbicara danberpikir. Tetapi dilengkapi oleh Bung Karno, freedom tobe free, bebas untuk merdeka. Itu bebas yang paling asasi.

Di Pembukaan UUD 1945 sejatinya ada lima amanat.Amanat pertama adalah alinea pertama tadi, mengama-natkan supaya bebas dari kapitalisme dan imperialisme.Kedua, melindungi segenap bangsa dan tumpah darah.Ketiga, memajukan kesejahteraan umum. Empat mencer-daskan kehidupan bangsa. Kelima, mengatur ketertibandunia. Inilah amanat pembukaan UUD 1945. Mengapaini tidak dijadikan pokok program pembangunankabinet?

Dengan demikian, program pembangunan ada relnya,tidak ke kana dan ke kiri, semua kabinet harus berpe-doman pada lima amanat tadi. Itu artinya, perjuanganAmin Arjoso dkk mengembalikan UUD 1945 sudah benar,karena hendak mengembalikan kehidupan berbangsadan bernegara sesuai amanat konstitusi, amanat kemer-dekaan, amanat cita-cita luhur bangsa ketika memerde-kakan dirinya dari penjajahan, bebas dari imperialisme.

Page 149: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

149

Tak Jelas ArahSebab, dengan adanya amandemen terhadap konstitusi

kita, bukan saja bangsa ini tidak jelas arahnya, tetapi yanglebih parah, terhadap landasan idiil Pancasila saja,pemahaman rakyat kita semakin hari semakin mengam-bang. Bayangkan apa yang terjadi ketika bangsa ini tidaklagi berpegang pada landasan konstitusi UUD 1945 danlandasan idiil Pancasila. Coba jawab, bangsa apa kita ini?

Cita-cita pendiri bangsa adalah menjadikan bangsa inibangsa yang Pancasilais yang berbangsa dengan landasankonstitusi UUD 1945. Seperti apakah warga negara yangPancasilais itu? Apakah dia seorang yang feodal, kapi-talis, dictator, federalis, atau apa? Mari kita baca pidatoBung Karno 1 Juni 1945, lahirnya Pancasila. Tentang sila,yang kalau diperas bisa menjadi tiga, yaitu ketuhananYang Maha Esa, sosio-nasionalisme, dan sosio-demo-krasi. Kalau diperas menjadi satu, Gotongroyong.

Jadi, seorang Pancasilais itu harus trisila, artinya diaharus berketuhanan yang Maha Esa, dia harus seorangsosio-nasionalis, dan seorang yang sosio-demokratis.Atau pendeknya, warga bangsa yang berjiwa gotongroyong. Kalau seseorang tidak bertuhan, dia tidak bisamenjadi seorang Pancasilais. Kalau seseorang tidakberjiwa sosio-nasionalis, maka tidak tidak bisa menjadiPancasilais. Kalau seseorang tidak berjiwa sosio-demo-kratis, dia tidak akan bisa menjadi seorang Pancasilais.Kalau seseorang tidak berjiwa gotong royong, maka diabukan seorang Pancasilais.

Bung Karno bahkan pernah bilang, nasionalisme tanpakeadilan sosial sama dengan nihilisme. Padahal yangmenciptakan keadilan sosial itu adalah demokrasi. BungKarno secara umum di luar negeri pernah bilang, rumus-an demokrasi Indonesia secara universal adalah from thepeople, by the people, and for the people. Implementasi di In-donesia adalah begini, memang from the people dan by the

SempatDidamprat Megawati

Page 150: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

150 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

people itu penting, tetapi yang terpenting adalah for thepeople.

Dalam konteks Pancasila, kalau kita bertanya, di manasila demokrasi itu? Adanya di sila keempat: Kerakyatanyang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permu-syawaratan/perwakilan. Itu benar, tetapi masih kurang.Meskipun, sila itu sendiri hebat, bahwa demokrasi itudipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusya-waratan, kalau di luar negeri demokrasi dipimpin olehcipoa, tak-tek… tak-tek hitung-menghitung, yang banyakyang menang.

Jadi, dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan itu tidak adadi luar, di seluruh dunia hanya ada di Indonesia, Cumakita yang ada, jadi sudah mulia banget. Akan tetapi kalaumenurut Bung Karno itu pun belum lengkap. Sila 4 dan5 itu harus dibaca satu nafas: Kerakyatan yang dipimpinoleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu keadilansosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Jadi artinya, meskipun sudah musyawarah dalamhikmat kebijaksanaan atau mufakat kalau tidak ber-barengan dengan upaya mewujudkan suatu keadilansosial bagi seluruh rakyat Indonesia, itu bukan demo-krasi Indonesia.

Lebih lengkap lagi, Ketuhanan Yang Maha Esa. Jadi,suatu keadilan sosial yang diridhoi oleh Tuhan YangMaha Esa bagi seluruh rakyat Indonesia. Itulah demokrasiIndonesia.

Jadi Bung Karno mengatakan bahwa demokrasi itubukan hanya alat. Alat memilih kepala desa, memilihbupati-walikota, memilih gubernur atau bahkan presi-den, tidak! Kalau istilah Bung Karno adalah, demokrasiharus menjadi “chelof”, atau penghayatan. Jadi demokrasiitu menjadi penghayatan. Maka Pancasila sebagai ideo-logi negara, demokrai Indonesia menjadi sub ideologi,

Page 151: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

151

jadi bukan cuma alat yang diatur dengan undang-un-dang, tetapi harus menjadi naluri dari bangsa Indonesia.

Sekali lagi, bukan demokrasi kalau muaranya bukankeadilan sosial bagi rakyat Indonesia. Di Eropa muarademokrasi apa? Liberalisme dan individualisme. DiAmerika muaranya kapitalisme dan imperialisme. Demi-kian pula di Jepang, Belanda, ada bau-bau feodalisme.Di Rusia, di Cina muaranya demokrasi sentralisme. DiIndonesia muaranya jelas, terwujudnya suatu keadilansosial yang diridhoi oleh Tuhan Yang Maha Esa bagiseluruh rakyat Indonesia.

Nah, itu semua hilang dengan adanya amandementerhadap UUD 1945. Padahal, seperti saya tegaskan diatas, amandemen itu tidak sah, karena Dekrit Presidentidak pernah dibatalkan.

Dalam hal ini yang kita pegang adalah Undang-Undang Dasar 1945 yang asli, yang tidak diamandemen,karena amandemen telah membuang PenjelasanUndang-Undang Dasar 1945. Padahal dalam PenjelasanUndang-Undang Dasar 1945 terkandung penjelasantentang Pokok-Pokok pikiran yang terkandung dalamPembukaan Undang-Undang 1945.

Dengan dihilangkannya Penjelasan oleh amandemenpenafsiran makna dan hakikat Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dapat dilakukan secara sewenang-wenang. Sedangkan pemahaman dan penghayatanamanat-amanat yang terkandung di dalamnya menjadidangkal.

Saya membaca bukunya pak A.S.S. Tambunan. Jelastertulis, bahwa NDI (National Democratic Institute)terlibat dalam proyek amandemen konstitusi kita. DanNDI itu arahnya adalah democratic reform dan constitutionalreform. Pak Tambunan menulis itu. Bahwa adaketerlibatan asing dalam proses amamdemen. Di panitiaad hoc selalu ada orang asingnya untuk mengamat-amati.

SempatDidamprat Megawati

Page 152: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

152 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Saya baca buku pak Tambunan, jelas dikatakan ini misiasing, misi Amerika Serikat.

Dia tulis di buku. Buku itu sendiri tersebar luas. NDIdalam hal ini tidak pernah menggugat atau memprotesdan menolak. Dan kalau Tambunan bersalah ataumenulis fakta yang tidak benar, kan dia bisa digugat dandituntut secara hukum. Akan tetapi faktanya tidak adagugatan dan tuntutan dari mana pun, termasuk NDI.Karena itu kesimpulan saya, pak Tambunan benar.

Last but not least, upaya Sdr. Amin Arjoso mengem-balikan UUD 1945 mutlak harus mendapat dukunganpenuh segenap rakyat Indonesia, tanpa kecuali. Berjuangterus hingga titik darah penghabisan, sampai jalannyanegara ini kembali ke rel konstitusi dan rel ideologi, yakniUUD 1945 (asli) dan Pancasila.

Akan tetapi, menegakkan atau mengembalikan UUD1945 yang asli memang bukan pekerjaan ringan, terlebihada kekuatan besar, kekuatan asing yang ikut bermaindi balik ini semua. Meski begitu, perjuangan harus terusdikobarkan. Perjuangan ini semata-mata bukan demiAmin Arjoso, bukan demi Abdul Madjid, ini semua demimasa depan bangsa dan negara sesuai cita-citaproklamasi kemerdekaan.

Page 153: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

153

Abdul Madjid (berbaju hitam) di antara Moch. Achadi dan SoetardjoSoerjogoeritno.

Abdul Madjid (paling kanan), bersama Moch Achadi, SoetardjoSoerjogoeritno dan segenap elemen nasionalis lain penentangamandemen UUD 1945.

Page 154: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

154 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 155: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

155

Page 156: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

156 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 157: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

157

“Ketika perubahan Undang-Undang Dasar 1945(UUD 1945) pada tahun 1999 -2002 berlangsung,saya aktif sebagai anggota MPR mewakili Utus-an Golongan. Sementara sahabat saya Amin Arjo-

so adalah wakil ketua PAH III yang membidangi per-ubahan UUD 1945. Keberadaan Amin Arjoso jelas mewa-kili partainya yaitu: PDI Perjuangan yang waktu itu me-rupakan partai pemenang Pemilu”. Demikian ungkapguru besar Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.

“Dalam kapasitas sebagai anggota MPR kami berduadan bersama-sama dengan anggota MPR lainnya —yangmewarisi spirit kebangsaan dan kerakyatan, dari parapendiri negara bangsa, bahu membahu memperjuang-kan perubahan UUD 1945 agar tidak keluar dari sistemkonstitusi proklamasi”. Kenang penggemar musik klasikdan kerongcong itu.

Tentang apa yang dimaksud dengan sistem konstitusi

Sri Edi Swasono

Amin Arjosodalam PusaranPerubahan Konstitusi

Amin Arjoso dalam PusaranPerubahan Konstitusi

Page 158: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

158 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

proklamasi, dia menjelaskan, bahwa: UUD 1945 meng-anut demokrasi sosial, yaitu jaminan atas demokarsi poli-tik dan demokrasi ekonomi; sedang sistem pemerin-tahannya adalah semi-presidensial (presiden merupakanmandataris dan harus bertanggungjawab pada MPR),sedang MPR sebagai penjelmaan kedaulatan rakyatanggotanya terdiri dari anggota DPR, Utusan Golongandan Utusan Daerah.

“Memasuki perubahan demi perubahan, satu persatujiwa dan karakter konstitusi proklamasi diamandemendalam arti dihapus, bukan ditambah. Padahal kesepakatfraksi-fraksi MPR menyatakan perubahan UUD 1945 dila-kukan dengan cara addendum (penambahan dalam satulampiran). Tak terkecuali pasal 33 yang menjadi jiwa darisistem perekonomian nasional dalam beberapa kesem-patan akan diubah. Namun, atas perjuangan yang gigihdari seantero anggota MPR dan dukungan masyarakatpasal 33 tidak berhasil diubah –melainkan ditambah.Akan tgetapi, tambahan dalam pasal 33 itu justru padaakhirnya mengacaukan spirit dari sistem demokrasisosial yang menjadi sendi perekonomian nasional,” ujarSri Edi.

“Tidak berehenti sampai di situ”, kenang guru besarfakultas ekonomi UI. “MPR sebagai lembaga tertingginegara dipreteli, begitu pun dengan keanggotaanya –Utusan Golongan dihapus. Mereka sungguh tidak me-ngerti dan gegabah sekali, menghapus utusan golongan,berarti menghilangkan hak konstitusi sebagian besar darijumlah potensi masyarakat yang harus diwakili dalamsuatu lembaga yang menjadi penjelmaan dari kedaulatanrakyat,” tandasnya.

Melihat gelagat yang sudah keluar dari konteks spiritdan karakter konstitusi proklamasi, menurut Sri Edi:Amin Arjoso, saya dan beberapa anggota MPR yang lainmengambil inisiatif membuat memorandum yang meno-lak dimasukannya Utusan Golongan dalam sistem

Page 159: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

159Amin Arjoso dalam PusaranPerubahan Konstitusi

ketatanegaraan Indoensia melalui lembaga tersendiri –yang kelak menjadi Dewan Perwaklian Daerah (DPD).Penolakan kami ini mendapat dukungan sekitar 206anggota. Seyogianya, gerakan ini dibaca sebagai langkahstrategis menyelamatkan UUD 1945 dari agenda per-ubahan yang menyalahi aturan dan kesepakatan awal.Sayangnya, gejala ini tidak dibaca demikian, bahkan frak-si TNI/Polri yang seharusnya menjadi benteng konstitusiabstain. Andai fraksi TNI/Polri tidak bersikap banci UUD1945 tidak amburadul seperti ini.

Sri Edi mengakui: Perjuangan untuk menyelamatkankonstitusi proklamasi dalam pusaran perubahan UUD1945, untuk sementara gagal, setidaknya kami kalahsuara. Dan yang menyedihkan, kami dituduh antek rezimSuharto lantaran mengambil langkah-langkah kritis danmendasar dalam menghadapi perubahan UUD 1945.Padahal, bagi kami perubahan UUD 1945 suatu kenis-cayaan, akan tetapi cara mengubah dan tujuan per-ubahannya harus dikerjakan secara saksama, cermat dandemi kepentingan nasional, tidak serampangan –apalagiterpengaruh oleh agenda politik dari negara-negara ter-tentu yang memiliki kekuatan ekonomi internasional”.

“Kami merasakan dan melihat langsung bagaimanakepentingan asing turut berpatisipasi melalui beberapaLSM dan beberapa staf ahli yang menyusup dalam kori-dor lembaga tertinggi negara –untuk memberikan ekstrafuding dan rancangan-racangan tertentu kepada anggota-anggota MPR seraya menjaring opini publik melaluimedia massa akan pentingnya perubahan –bahkan kalauperlu membuat konstitusi baru. Gelagat yang demikiankami tentang dan Amin Arjoso lagi-lagi dengan gigihmenghadapinya, bahkan tekanan demi tekanan dan ter-ror menghampirinya; akhirnya dia jatuh sakit.” DemikianSri Edi yang menantu Bung Hatta itu memberi kesaksian.

Apakah perjuangan menegakan konstitusi proklamasi

Page 160: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

160 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

berakhir? “Tidak,” kata Sri Edi penuh semangat. “Sampaihari ini, walau Amin Arjoso sakit nyatanya dia terusberjuang dan demikian pula dengan saya dan beberapapejuang konstitusi proklamasi lainnya, bahu-membahumemberi pendidikan polkitik dan pencerahan kepadamasyarakat –bahwa sistem ketatanegaraan kita denganperubahan UUD 1945 telah menyimpang dari jiwaproklamasi dan Pembukaan UUD 1945”.

“Diskusi, seminar, debat publik dan pengkajian me-ngenai perubahan UUD 1945 dan implikasinya terhadappraktik ketatanegaraa dewasa ini –terus kami lakukan.Kesimpulan kami adalah, kita harus kembali kepadaUUD 1945 dan jika diperlukan untuk mengubahnya –kitasepakat akan melalukannya dengan cara addendum.Dengan demikian, kita tetap menjaga orsinalistas UUD1945 seperti yang wasiatkan Bung Hatta”. Tandas Sri EdiSwasono menutup pendapatnya sebagai apresiasi untuksahabatnya, Amin Arjoso.

___________________

Catatan:Artikel di atas disarikan dari beberapa tulisan Sri Edi Swasonodan kutipan-kutipan pendapatnya yang sempat direkam dipelbagai kesempatan seperti antara lain pada saat SeminarNasional Perubahan UUD 1945 Dengan Addendum yangdiprakarsai Amin Arjoso dan kawan-kawan, diselenggarakandi Universitas 17 Agustus 1945 Surabaya.

Page 161: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

161

Dengan konsisten, H. Amin Arjoso, SH terus dan terus berjuangmengembalikkan UUD 1945, baik semasa menjadi anggota DPR-MPR RImaupun ketika tidak lagi menjadi anggota DPR-MPR RI.

Page 162: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

162 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

H. Amin Arjoso, SH dalam salah satu acara bersama Sulastomo (kanan).

Page 163: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

163

Amin Arjosodan UUD 1945

Sulastomo,Koordinator Gerakan Jalan Lurus

Amin Arjoso adalah salah satu tokoh yang amatgelisah dengan masa–depan bangsa ini,ketika UUD 1945 mengalami perubahan ditahun 2002. Ia berusaha untuk mencegah

bahkan menolak perubahan itu, namun gagal.Amin Arjoso menilai, bahwa perubahan itu sudah me-

nyimpang dari UUD 1945 (yang asli), sehingga tidak layakdisebut UUD 1945 lagi. Perubahan UUD 1945 telah mela-hirkan UUD baru, yang disebutnya sebagai UUD 2002.Karena itu, iapun berusaha untuk mengembalikan UUD1945 diberlakukan kembali. Dan tentu ia masih akan geli-sah, sebelum cita–citanya terwujud. Amin Arjoso adalahseorang idealis dan nasionalis sejati.

Tanpa lelahDengan memperhatikan usia dan kondisi kesehatan-

nya, Amin Arjoso telah mempertaruhkan dirinya sendiri

Amin Arjosodan UUD 1945

Page 164: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

164 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

bagi cita–citanya itu. Tidak saja dikala “sehat”, ketikaterbaring di Rumah–Sakit pun, ketika terserang “stroke”,ia berpikir bagaimana mewujudkan cita–citanya itu. Iabahkan menggelar “rapat” di rumah–sakit dengan te-man–teman yang mengunjunginya dan merencanakan ke-giatan yang diperlukan. Ia tidak mau sisa hidupnya diisidengan berpangku tangan tanpa mengingatkan kita se-mua, bahwa bangsa ini telah memilih jalan yang kelirudengan melakukan perubahan UUD 1945 ditahun 2002.Pertaruhannya adalah masa–depan bangsa, masa–depananak–anak dan cucu kita. Kepada istrinya yang seorangdokter dan sekarang angguta DPR, saya mengatakan,itulah obat bagi mas Amin. Amin Arjoso akan semakinsakit, kalau dilarang berbicara tentang cita–citanya, yaitukembalinya UUD 1945 menjadi konstitusi negara ini.

Namun, dalam pembicaraan lebih mendalam, AminArjoso sesungguhnya tidak semata–mata menolak per-ubahan UUD 1945. Ia menolak perubahan itu, disebabkansubstansi perubahan itu yang sudah dianggapnya me-nyimpang dari UUD 1945 yang asli. Dan dari substansipemikiran yang disampaikan kepada khalayak, alasan-nya (sebenarnya) sulit ditolak.

Dari aspek susunan lembaga kenegaraan , kita telahkehilangan peran Majlis Permusyawaratan Rakyat ( MPR)yang bertugas menyusun Garis–garis Besar Haluan Ne-gara (GBHN), yang mestinya menjadi arah penyelengga-raan negara jangka pendek, menengah dan panjang. Pe-ran MPR sebagai lembaga tertinggi negara, yang memilihPresiden/Wakil Presiden juga dihapus. Presiden tidaklagi sebagai “mandataris“ MPR. Penyelenggaraan negarasepenuhnya akan tergantung pada program–programyang dijanjikan ketika kampanye pemilihan Presiden/Wakil Presiden. Esensi “gotong–royong” melemah, dise-babkan prinsip demokrasi langsung, yang cukup diten-tukan oleh suara 50% plus satu. Demokrasi kita, secarasubstansi, tidak lagi merujuk pada demokrasi Pancasila,

Page 165: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

165Amin Arjosodan UUD 1945

sebagaimana termaktub dalam Sila Keempat Pancasila.Lebih jauh, perubahan UUD 1945 yang dinilai tidak

sesuai dengan UUD 1945 (asli) itu, tentunya juga akanmembuka peluang terbitnya berbagai perundangan dankebijakan yang juga menyimpang dari cita–cita UUD 1945yang asli, khususnya terkait upaya mewujudkan kesejah-teraan. Hal ini terlihat dari berbagai perundangan dankebijakan yang terkait dengan perekonomian rakyat, pe-ngelolaan sumber daya alam, BUMN, usaha swasta dankoperasi. Perekonomian kita, bahkan sudah dinilai se-bagai “neolib”, yang sangat membuka peluang peran“pasar–bebas”, sehingga ketergantungan Indonesia padamodal asing semakin tidak terelakkan. Cita–cita keadilansosial juga semakin jauh, dimana terjadi peluang yangkaya semakin kaya, di tengah pergulatan mengentaskankemiskinan yang justru disindir menambah kemiskinan.

Semua itu, menurut Amin Arjoso hanya dapat dilurus-kan dengan kembali ke UUD 1945 (asli) terlebih dahulu.Perubahan UUD 1945 yang akan dilakukan tidak bolehmenyimpang dari substansi UUD 1945, sehingga per-ubahan UUD 1945 itu lebih merupakan penyempurnaanUUD 1945 itu sendiri.

Begitulah pemahaman saya terhadap cita–cita masAmin Arjoso.

Titik temuDengan pemikiran seperti itu, saya merasakan ada titik

temu dengan Gerakan Jalan Lurus, yang menilai UUD1945 perlu “dipagari”, agar tidak ada peluang untukmenyimpang dari UUD 1945 itu sendiri. Misalnya, adapembatasan masa jabatan Presiden, yang selama ini bisamultitafsir. Demikian juga tentang perwakilan “UtusanGolongan” dan “Utusan Daerah” dalam Majelis Permu-syawaratan Rakyat harus lebih mencerminkan “demo-krasi perwakilan” sebagaimana Sila keempat Pancasila.

Page 166: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

166 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Apa yang harus dilakukan?UUD 1945 hasil amandemen 2002, setuju atau tidak

setuju, telah diberlakukan selama hampir 10 tahun.Perubahan itu berlangsung di MPR yang sah, sehingga(secara moral) selayaknya diakui sebagai keputusan ber-sama dan dengan demikian menjadi tanggung jawab ber-sama, meskipun kita tidak setuju. Demikian juga ber-bagai perundangan dan kebijakan penyelenggaraan ne-gara. Cita–cita untuk kembali ke UUD 1945, dengandemikian juga harus menempuh jalan demokrasi, jalankonstitusional yang sudah kita miliki. Di sinilah urgensi-nya kita meyakinkan seluruh rakyat, membangun opini,bahwa jalan yang kita tempuh selama era reformasi iniperlu diluruskan kembali. Untuk itu, diperlukan lang-kah–langkah sebagai berikut :

Melakukan kaji ulang jalannya reformasi, termasukkaji ulang UUD 1945 hasil amandemen 2002. Langkah–langkah seperti itu hanya akan bisa berjalan kalau mem-peroleh dukungan yang luas, termasuk dari partai–par-tai politik dan lembaga

Merumuskan “peta–jalan”, bagaimana mengoperasio-nalkan Pancasila/UUD 1945, sehingga “peta–jalan” itumengandung prinsip–prinsip dasar di dalam menyusunGaris Besar Haluan Negara, yang akan mampu mewujud-kan cita–cita buat apa negara ini didirikan dengan arahyang jelas, sehingga meyakinkan kita semua, bahwa Pan-casila/UUD 1945 masih relevan dan bahkan diperlukanbangsa ini memasuki era globalisasi.

Kedua langkah itu, harus bisa diselenggarakan secarasimultans, sehingga cita–cita untuk kembali ke UUD 1945(asli) tidak berarti kita berhenti dengan apa yang tertulisdalam naskah UUD 1945, tetapi juga membuka peluangperubahan kearah perbaikan UUD 1945 itu sendiri, agartertutup kemungkinan penyimpangan UUD 1945 dan se-baliknya menjamin terbitnya perundangan dan kebijakan

Page 167: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

167Amin Arjosodan UUD 1945

yang sesuai dengan UUD 1945 itu sendiri.Di sinilah titik temu saya dengan mas Amin Arjoso.

Meskipun kami berasal dari petarangan yang berbeda,yaitu HMI dan GMNI, tumbuhnya persahabatan danpertemanan terbuka lebar. Kalau ada perbedaan, hal itudapat diibaratkan sebagai kata–kata mutiara “banyakjalan ke Roma”. Bisa lewat Bangkok dan bisa lewat Jed-dah. Tujuannya sama, yaitu ke Roma. Tujuannya sama,yaitu kembali ke semangat UUD 1945.

Inilah catatan untuk mas Amin Arjoso. Semoga masAmin Arjoso dapat selalu dan senantiasa menjaga ke-sehatannya. Amien.

Jakarta, 1 Juni 2010

Page 168: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

168 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Moch. Achadi, Menteri Transmigrasi dan Koperasi pada Kabinet Dwikora,tampak hadir dalam kegiatan mengembalikan UUD 1945 (asli) bersamasejumlah tokoh: KH Abdurrahman Wahid, Guruh Soekarnoputra, danSoetardjo Soerjogoeritno.

Dari kiri ke kanan:Eddi Elison, Moch.Achadi, Amin Arjoso,Didik Poernomo

Page 169: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

169

Drs. Moch. Achadi

Amin Arjosodalam Dialektika,dan RomantikaPerjuangan MencapaiCita-cita Proklamasi

Bung Karno memberikan wasiat, : Jangan sekali-kali meninggalkan sejarah, kalau tidak, makaakan kebingungan seperti kera di malam hari,kehilangan arah.

Sejak proklamasi 17 agustus 1945 dengan dasar tujuanPancasila dan ketentuan ketatanegaraan tercantum dalamUndang-Undang Dasar 1945, merupakan ukuran pokok,apakah sikap, pendirian, pemikiran dan langkah-langkahperjuangan kita adalah konsekuen, tidak menyimpang,menyeleweng ataupun bertentangan dan berkhianatkepada dasar tujuan perjuangan.

Setelah dengan keuletan, keteguhan dan penyatuankekuatan nasional perjuangan bangsa Indonesia dibawahkepemimpinan Soekarno – Hatta berhasil mematahkansegala bentuk agresi, intervensi , subversi asing penjajah,maka tahun 1949 Kemerdekaan Bangsa Indonesia diakuioleh PBB, dan sekitar tahun 1962 setelah kembali ke

Amin Arjoso dalam Romantika, Dialektika,dan Romantika Perjuangan Mencapai Cita-cita Proklamasi

Page 170: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

170 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Undang-Undang Dasar 1945, semua bentuk gejolakpolitik bisa diatasi dan tahun 1963 Irian Barat bisa disa-tukan ke dalam NKRI.

Demikianlah kemerdekaan NKRI dari Sabang sampaiMerauke berhasil dipertahankan. Sedang fase perjuanganbangsa yang tak kenal menyerah sejak Agustus 1945 sam-pai Januari 1963.

Perjuangan yang penuh pengabidan dan penuh pe-ngorbanan jiwa, raga, harta dan lain sebagainya dan per-satuan serta kegotong-royongan nasional adalah carauntuk mencapai sukses-sukes tersebut.

Dalam fase perjuangan setelah 1963, maka bangsa In-donesia yang meredeka dari Sabang sampai Merauketersebut menghadapi medan perjuangan untuk cita-citaproklamasi sebagai berikut:1. Memperjuangkan berdiri diatas kaki sendiri di bidang

ekonomi ( berdiadri)2. Mengganyang proyek Nekolim Malyasia yang telah

menggagalkan kesepakatan Mafilindo (Malaya,Filipina dan Indonesia), sebagai penyatuan rumpunmelayu (Komando Dwikora: bubarkan proyek Neko-lim Inggris – Malaysia dan dukung Malaya merdeka,Kalimantan merdeka bebas dari penajahan Inggris)

3. Conference of the New Emerging Forces (CONEFO)untuk menghimpun kekuatan bangsa-bangsa yangsudah merdeka bebas dari penjajahan beserta NegaraSosialis, untuk mematahkan garis hidupnya imperial-isme di dunia (peningkatan dari Konferensi AsiaAfrika, Asia Afrika – Amerika Latin, dan Non Blok).Tanpa menyadari dan mencermati medan perjuangan

bangsa Indonesia tersebut (sekitar tahun 1964), maka kitasulit untuk bisa mengerti mengapa terjadi peristiwa G-30-S dan penyalahgunaan Surat Pemerintah Presiden Soe-karno tanggal 11 Maret 1966 kepada Jenderal Soeharto,

Page 171: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

171

kejadian-kejadian mana membawa perubahan mendasardan besar-besaran, diikuti korban dan penindasan sertapelanggaran HAM secara besar-besaran terhadap ratusanribu warga Indonesia, untuk bisa mengubah Pemerintah-an Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soehar-to, yang didukung modal-modal/perusahaan-perusa-haan raksasa asing (motor-motornya imperialisme didunia) dan lembaga-lembaga ekonomi serta keuanganantara lain (IGGI, IMF, World Bank, ADB dan lain-lain)sebagai kesepakatan antara delegasi Indonesia danmereka pada akhir tahun 1967 di Geneva- Swiss.

Bangsa Indonesia yang merdeka, maka sejak 1967sudah menjadi bangsa yang dikuasai oleh kekuatan-kekuatan ekonomi asing tersebut di atas. Perkembangandan perubahan mendasar ini merupakan kontra revolu-sioner (kebalikan dasar tujuan) dari perjuangan mem-bangun Indonesia yang berdaulat di bidang politik, ber-dikari di bidang ekonomi, dan berkepribadian di bidangkebudayaan. Perubahan kontra revolusioner ini ternyataformilnya tetap berpegang kepada Pancasila dan Un-dang-Undang Dasar 1945

Orde baru yang dibangun dengan dukungan asingseperti itu harus melaksanakan pemerintahan otoriterdan fasistis untuk menghancurkan dan melumpuhkankepemimpinan dan kekuatan-kekuatan perjuanganbangsa Indonesia yang anti imperialisme dengan tujuanmengamankan masuknya dan peran asing di bidangpolitik, ekonomi dan sebagainya.

Ternyata dukungan asing serupa itu tidaklah mem-bawa manfaat bagi kesejahteraan bangsa, tetapi justruhanya menguntungkan asing dan kelompok–kelompokyang berkuasa beserta pendukung-pendukungnya,Utang Luar negeri bangsa dan rakyat terus meningkat.

Krisis yang melanda tahun 1997-1998, dipicu oleh hal-hal tersebut di atas, maka berdirilah pemerintahan

Amin Arjoso dalam Romantika, Dialektika,dan Romantika Perjuangan Mencapai Cita-cita Proklamasi

Page 172: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

172 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

dengan program reformasi untuk mengubah pemerintah-an otoriter yang penuh dengan KKN dan pelanggaranHAM yang menyengsarakan rakyat dan bangsa Indone-sia,

Runtuhnya orde baru pada tahun 1998, yang merupa-kan hasil perjuangan rakyat Indonesia sebenarnya jugamenjadi kehendak asing yang sudah mencengkeram eko-nomi Indonesia. Mereka juga menginginkan mengubahtatanan politik dan kepemimpinan agar supaya lebihmenjamin perkembangan mereka lebih lanjut, yang ter-hambat karena pemerintahan otoriter Penuh KKN danPelanggaran HAM.

Dalam proses reformasi ternyata asing dengan kekuat-an-kekuatan ekonomi dan politiknya, lewat mitra-mitradan kaki tangannya dari bangsa Indonesia sendiri,bergerak terus sehingga bisa mengadakan perubahan-perubahan terhadap Undang-Undang Dasar 1945.Perubahan terhadap konstitusi negara itu menjadikankehidupan Politik Ekonomi Indonesia menjadi liberal,materialistis dan individualistis.

Kondisi di atas, semua bermuara pada terkorbankan-nya kepentingan rakyat dan bangsa Indonesia. Fakta yangbisa kita liat antara lain, utang-utang negara dan bangsaterus meningkat, angka kemiskinan meningkat, dankepercayaan diri dan kepribadian Indonesia merosot.

Tidak heran jika kondisi tersebut mendatangkan ge-lombang tidak puas masyarakat. Sebagai bentuknyaadalah unjuk rasa yang tidak pernah berhenti dari ka-langan buruh, mahasiswa, guru-guru dan pedagang-pedangan rakyat kecil. Sementara di sisi lain, penggusur-an-penggusuran, sengketa tanah dan lain sebagainyaterus berjalan sebagai tanda ketidakpuasan atas kehi-dupan mayoritas bangsa dan rakyat Indonesia.

Belum lagi persoalan-persoalan korupsi yang me-rajalela melibatkan pejabat-pejabat, petinggi-petinggi

Page 173: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

173

negeri di berbagai lapisan lembaga dan birokrasi yangbelum bisa diatasi dan ditindak sebagaimana mestinya.Kesemuanya menjadi kenyataan yang benar-benar nyata.

Bagaimana mengatasi hal ini? Jawabnya ialah bahwakita sebagai bangsa dan rakyat Indonesia beserta generasipenerusnya harus tahu dan sadar akan penyebabnya,yaitu penyelewengan atas dasar dan tujuan kemerdekaanbangsa Indonesia yang terjadi tahun 1967, dengan caramengadakan kerjasama dengan raksasa-raksasa ekonomiasing untuk pembangunan dan pengelolaan ekonomi diIndonesia.

Hal inilah yang merupakan awal pembelokan arahpenggunaan bangsa dari berdikari ke menggantungkankepada kekuatan-kekuatan politik ekonomi asing. Padasaat bersamaan, dikembangkan pemerintahan otoriteruntuk menghancurkan kepemimpinan dan kekuatan-kekuatan perjuangan bangsa yang konsekuen berjuanguntuk Indonesia merdeka yang benar-benar bebas darisegala bentuk penjajahan.

Oleh karena itu kekuatan-kekuatan politik ekonomidengan kepemimpinan yang handal harus dibangununtuk bisa membawa perubahan mendasar berdasarkanPancasila dan UUD 1945 yang asli melaksanakan per-juangan bagi kepentingan bangsa dan rakyat, mewujud-kan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia (ma-syarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila)perjuangan mendasar yang harus kita laksanakan denganjuga estafet kepada generasi penerus.

Dalam romantika, dialektika dan dinamika perjuanganbangsa Indonesia seperti diungkapkan di atas, makaAmin Arjoso, SH adalah salah satu dari Tokoh Nasionalisdan Pancasilais yang selalu konsekuen dengan dasar dantujuan perjuangan bangsa. Juga sebagai salah satu tokohGMNI sangat aktif dalam menghadapai gerakan-gerakanyang dimotori asing untuk penyelewengan perjuangan

Amin Arjoso dalam Romantika, Dialektika,dan Romantika Perjuangan Mencapai Cita-cita Proklamasi

Page 174: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

174 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

bangsa dan mendongkel kepemimpinan Presiden Soekar-no, sebagai akibatnya maka beliau juga mengalami dita-han oleh rezim Orde Baru selama sekitar 6 tahun, bersamatokoh-tokoh nasionalis, Soekarnois lainnya.

Setelah bebas dari tahanan, maka Amin Arjoso masihtetap aktif untuk menegakkan dasar tujuan perjuanganbangsa, dengan berbagai cara antara lain agar supaya pe-ristiwa-peristiwa G-30-S dan penyalahgunaan Surat Perin-tah 11 Maret 1966 yang diselewengkan bisa diungkapkankejadian yang sebenarnya. Dia juga concern untuk melu-ruskan ungkapan-ungkapan yang tidak benar. Oleh ka-rena itu beliau juga aktif dalam forum-forum pelurusansejarah, agar supaya bangsa dan raktyat tidak diracunioleh keterangan-keterangan yang tidak benar tentangperistiwa tersebut, yang bisa mengadu-domba bangsabeserta akibat-akibatnya, yang menguntungkan penjajah-an atas bangsa Indonesia.

Sebagai pengacara terkenal beliau juga menjadi TimPengacaranya R. Subandrio, mantan Wakil PerdanaMenteri I dan menteri luar negeri kabinet Dwikora jugamengambil inisiatif untuk menyusun buku tentangberhasilnya perjuangan menyatukan Irian Barat tahun1963. Buku itu berhasil diluncurkan pada November2000. Pada perisitiwa itu hadir dan ikut menyambut: Dr.Roeslan Abdulgani, Isnaeni dan Letjen TNI SoesiloBambang Yudhoyono (Menteri Polkam dalam KabinetPresiden Abudurrahman Wahid).

Dengan Pemilu tahun 1999 Amin Aryoso, SH terpilihmenjadi anggota DPR-RI dari fraksi PDI-P, dan pejabatsebagai ketua Komisi II (Bidang Hukum). Dalam posisitersebut beliau terus aktif dalam meluruskan sejarah sertaberperan dalam keluarnya Undang-Udang Keadilan,Kebenaran dan Rekonsiliasi Nasional, yang menyangkutdan menangani korban-korban G-30-S yang harus dise-lesaikan karena diskriminasi dan perlakukan yang tidak

Page 175: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

175

benar terhadap bekas tahanan dan keluarganya.Sebagai anggota DPR terus aktif menyelenggarakan

pertemuan-pertemuan untuk mendiskusikan berbagaimasalah kehidupan bangsa akibat pengaruh globalisasiyang negatif, untuk bisa mengatasi hal tersebut. Yangpaling gigih adalah perjuangan beliau menetang aman-demen-amandemen terhadap Undang-Undang Dasar1945 yang kebablasan sehingga menyimpang dari Pan-casila dan pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.

Amandemen-Amandemen tersebut yang berhasil padatahun 2002, oleh beliau dinyatakan dengan amandemen-amendemen seperti itu, maka sudah tidak lagi merupa-kan Undang-Undang Dasar 1945, tetapi sudah menjadiUndang-Undang Baru bagi Republik Indonesia, yaituUUD 2002. Istilah UUD 2002 ini adalah meluncur darikata-kata Amin Arjoso SH, sehingga menjadi istilah yangmenyebar luas untuk bukti bahwa pihak-pihak asing telahberperanan dalan perubahan dan pembentukan Undang-Undang Dasar 2002 yang kita pakai saat ini.

Institusi Amerika yang disebut Nasional DemocraticInstitute For International Affairs (NDI), dengan dukung-an United Agency For International Development(USAID) dengan dana-dananya, menggerakkan LSM-LSMasuhannya di Indonesia untuk mendorong terjadinyaamandemen tersebut dengan mengembangkan dirimelaksanakan program: Electroal Reform, ConstitutionalReform, Otonomi, dimana mengaku bekerjasama denganberbagai anggota dari DPR dan MPR untuk mensukses-kan program tersebut.

Hal-hal serupa itu oleh Amin Arjoso, SH diungkapkandan disebarkan secara luas dalam pertemuan-pertemuan,forum-forum diskusi, penerbitan buku dan tabloid, sertawawancara di berbagai televisi.

Karena gigihnya dalam menentang amandemen, sertadikecewakan oleh berhasilnya amandemen-amandemen

Amin Arjoso dalam Romantika, Dialektika,dan Romantika Perjuangan Mencapai Cita-cita Proklamasi

Page 176: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

176 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

itu, dikarenakan kalah voting di DPR ( karena fraksi ABRImenyatakan abstain), maka hal ini menjadi salah satusebab Amin Arjoso jatuh Sakit (stroke). Walaupundemikian, keluar dari rumah sakit beliau tetap berjuanguntuk menegakkan kembali UUD 1945 ( Undang-UndangProklamasi) dan mencabut atau menyatakan tidak berla-kunya amandemen-amandemen atas UUD 1945 tersebut.

Saya yang sering diajak mendampingi beliau di ber-bagai kesempatan, dengan menyaksikan sendiri sikap,pemikiran dan langkah perjuangannya, maka saya benar-benar mengagumi. Semoga kesemuanya itu akan mem-bawa hasil yang benar-benar mengembalikan jalannyaperjuangan bangsa kembali kepada dasar dan tujuanproklamasi 17 Agustus 1945 yaitu Indonesia merdekayang benar-benar berdasakan Pancasila dan UUD 1945asli. Hanya dengan begitu kita bisa mewujudkan ma-syarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila,keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Buku yang berjudul Pemikiran dan Perjuangan AminArjoso Menegakkan Kembali UUD ‘45 ini merupakan salahsatu bukti tentang sikap, pemikiran dan langkah per-juangan beliau yang konsekuen dengan cita-cita prokla-masi. Walaupun untuk itu harus menghadapi berbagairesiko. Bung Karno berpesan bahwa kita harus berjuangyang terpikul oleh alam dan memikul alam untukkesuksesannya.

Jakarta, 18 Mei 2010

Page 177: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

177

Karikatur-karikatur yang pernah dimuat Tabloid Cita Cita pimpinan H.Amin Arjoso, SH.

Page 178: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

178 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 179: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

179

Jika ada anak bangsa yang begitu gigih membela danmempertahankan konstitusi, dialah H. Amin Arjoso,SH. Sejak amandemen terhadap UUD 1945 digulir-kan oleh MPR RI periode 1999 – 2004, Amin Arjoso

yang merupakan anggota MPR/DPR RI dari Fraksi PDI-P periode yang sama, langsung melakukan gerakan pe-nentangan. Ia tidak peduli jika dikatakan menentang arus.Ia bahkan tidak peduli jika harus menerjang bahaya.

Itu sekelumit komentar pembuka Mayjen TNI (Pur)Saiful Sulun, tentang Amin Arjoso. Selanjutnya, ia me-ngisahkan ihwal awal perjuangan bersama Amin Arjoso,membela konstitusi kita. “Kalau tidak salah tanggal 14Mei 2002, kami dari Foko menghadap pimpinan MPRuntuk menyampaikan aspirasi terkait amandemen yangsudah dan sedang berlangsung. Nah, itulah kali pertamasaya kenal Amin Arjoso dalam ajang perjuangan yangsama,” ujar Saiful.

Foko atau Forum Komunikasi adalah sebuah lembaga

Saiful Sulun

Politisi tidak BolehObok-obokKonstitusi

Politisi tidak BolehObok-obok Konstitusi

Page 180: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

180 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

bersama tempat bernaung para purnawirawan ABRI.Ketika itu, para pensiunan ABRI menyampaikan aspirasiagar MPR membatalkan dua amandemen terdahulu(amandemen I, II, dan III), dan menghentikan amandemenkeempat yang sedang berlangsung,” ujar mantan Pang-dam V/Brawijaya itu.

Sejarah kemudian mencatat, bahwa aspirasi parapurnawirawan itu seperti angin yang berlalu. Bukan sajaamandemen I, II, dan III tidak dibatalkan, tetapi aman-demen IV juga dilanjutkan. “Kami waktu itu berprinsip,bahwa tidak mudah dan tidak boleh serampangan meng-amandemen konstitusi,” tandasnya.

Undang Undang Dasar, lanjut Saiful, adalah sebuahdasar negara yang tidak boleh diobok-obok semau-mau-nya. Lebih dari itu, Undang Undang Dasar tidak bolehdiobok-obok oleh para politisi. Sebab, pada founding fa-thers memikirkan dasar negara juga tidak seram-pangandan melalui pergulatan panjang. Mereka adalah paranegarawan dan para ilmuwan.

Dituturkan, bahwa dalam waktu bersamaan, ia tahubetul bahwa Amin Arjoso dan kawan-kawan juga terusbergerak melakukan penentangan terhadap amandemenUUD 1945. Sejak itu pula, hubungan Amin Arjoso danSaiful Sulun semakin intens. “Setidaknya kami memikikiconcern yang sama atas konstitusi kita,” tandas mantanWakil Ketua DPR/MPR RI itu.

Dalam pada itu, kata Saiful, para purnawirawan sepa-kat bahwa MPR RI memang memiliki kewenangan mela-kukan amandemen terhadap konstitusi. Akan tetapi,yang mengerjakan hendaknya bukan politisi, melainkandibentuk tim yang terdiri atas para negarawan dan parailmuwan, serta tidak bisa dilakukan hanya dalam satuperiode waktu yang pendek.

Sejak semula kelompok Foko sudah mengingatkan,pihaknya tidak semata-mata anti-amandemen. Pihaknya

Page 181: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

181

justru memperingatkan, amandemen adalah sebuah gawepolitik yang besar. Amandemen konstitusi tidak bisadilakukan oleh politisi, dan tentu saja tidak bisa dilaku-kan dalam era euforia reformasi.

Sedangkan para pendahulu kita merancang konstitusidalam waktu yang lama, dan dilakukan para negarawandan ilmuwan, jadi tidak bisa serampangan. Selain itu,dilakukan dalam suasana kebatinan yang tenang, bukanpada masa perang. Empat puluh lima hari sebelum pro-klamasi, para pendiri bangsa sudah merancang secaracermat. Sedangkan, amandemen UUD 1945 pada tahun1999–2002 bisa dikatakan dilakukan pada masa “perang”.

“Suasana pasca reformasi yang panas, mirip suasanaperang. Tidak ada ketenangan, sehingga sangat tidakkondusif pada masa seperti itu digunakan untuk meng-amandemen konstitusi,” papar Saiful pula.

Saiful berpendapat, karena amandemen dilakukanoleh politisi serta dilakukan pada masa “perang”, tentusaja berakibat munculnya gerakan perlawanan dan pe-nentangan, yang salah satunya dilakukan secara gigiholeh kelompok Amin Arjoso. Ia ingat, perjuangan AminArjoso dengan sejumlah elite PDI Perjuangan dan ang-gota DPR/MPR lain yang jumlahnya mencapai 206 or-ang adalah batalkan amandemen atau kembali ke UUD1945.

Selain itu, Saiful juga ingat bagaimana akhirnya FraksiPDI-P sendiri tidak merestui gerakan Amin Arjoso Csdalam menentang amandemen terhadap UUD 1945. Iamenduga, waktu itu suasana benar-benar kacau. Banyakpolitisi “bermain” dalam proses amandemen. Tidak he-ran jika elit partai politik besar seperti PDIP saja akhirnyatidak bisa satu suara.

Mereka yang nota bene kader nasionalis sepertinyalupa, bahwa Bung Karno, Bung Hatta dan para negarawanketika itu, sudah mendiskusikan mengenai konstitusi,

Politisi tidak BolehObok-obok Konstitusi

Page 182: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

182 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

dasar negara, dan segala hal menyangkut Indonesia mer-deka itu sejak tahun 1934. Sejak itu pula mereka sudahmembahas tentang format atau bentuk negara, cita-citanegara, dan semua hal yang intinya berujung pada tekaddan niat mewariskan Indonesia yang merdeka, menujuterciptanya masyarakat yang adil dan makmur.

“Bayangkan, PDI-P saja tidak bisa satu suara menyi-kapi soal amandemen UUD 1945 itu. Padahal, harusnyamereka menolak tegas dengan dalih apa pun. Jika akhir-nya sampai pecah suara, ada apa?” tanya Saiful.

Namun, atas sikap yang berbeda dari fraksinya, AminArjoso tidak peduli. Ia terus saja melangkah, terus ber-gerak, terus berjuang menentang amandemen dan mem-perjuangkan kembalinya UUD 1945. Langkahnya men-dapat apresiasi banyak pihak. Tidak heran jika sejak 2001hingga hari ini, barisan yang ada di belakang Amin Arjososemakin panjang. Sejak itu pula, Amin Arjoso tidak per-nah lelah memperjuangkan kembalinya UUD 1945. Se-kalipun, hal itu mengakibatkan ia terserang stroke.

Rakyat Mulai SadarSaiful Sulun mengagumi kegigihan Amin Arjoso

dalam memperjuangkan keyakinannya. Ini bisa menjadiinspirasi dan motivasi bagi siapa pun, termasuk dirinya.Segala jerih payah dan upaya tak kenal lelah Amin Arjo-so, seperti dijanjikan sebuah falsafah, bahwa ketekunanakan berbuah keberhasilan, maka tanda-tanda ke arahsana sudah mulai tampak.

Sekarang, bertahun-tahun setelah amandemen dila-kukan, rakyat mulai merasakan betapa konstitusi kita(hasil amandemen) tidak berpihak kepada rakyat banyak.Betapa konstitusi kita sekarang sama sekali tidak men-janjikan sebuah masyarakat yang adil dan makmur se-perti cita-cita proklamasi. Bahwa konstitusi kita justrumembuat perjalanan bangsa dan negara ini seperti tak

Page 183: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

183

punya arah.Kesadaran itu bahkan mulai merasuk ke masyarakat,

baik individu maupun kelompok yang barangkali dulupernah berpendapat setuju terhadap amandemen.Kelompok yang dahulu menganggap bahwa amandemenitu bagus. Nah, kini mereka mulai mempertanyakanmanfaat konstitusi. Mereka mulai menyadari bahwaamandemen justru makin merusak dan membuat jalan-nya negara tak tentu arah.

Karenanya, kiprah perjuangan Amin Arjoso senantiasaakan aktual dan perlu didukung semua pihak. Ia pribadi,maupun bersama Foko (Forum Komunikasi) yang di an-taranya ada Pepabri, PP AD, PP AL, PP AU dan lain-lain,senantiasa mendukung langkah Amin Arjoso demikembalinya konstitusi atau apa pun istilahnya, agar arahnegara menjadi semakin jelas dan terarah menuju cita-cita menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.

Saiful Sulun menengarai, amandemen UUD 1945 tidaklepas dari skenario global yang hendak menyeret Indo-nesia menginduk kepada salah satu blok. Amandemenkonstitusi tidak berdiri sendiri. Ia merupakan bagian takterpisahkan dari guliran era reformasi, guliran otonomidaerah, guliran demokratisasi dan HAM versi Barat.Pasca amandemen, diyakini masih ada agenda global lainmenuju tercerai-berainya bangsa ini menjadi berkeping-keping, sehingga menjadi lemah adanya.

Sebelum mengamandemen, sebelum menggulirkandemokratisasi dan HAM, pihak asing dibantu elemen da-lam negeri membuat berbagai publikasi dan pencitraanseolah-olah Presiden Soeharto otoriter, seolah-olah peme-rintahan Soeharto tidak demokratis. Itu semua karenaPresiden dan Pemerintahan Soeharto (baca: Orde Baru)didukung oleh konstitusi, UUD 1945. Karenanya, jikaingin Indonesia demokratis… jika ingin Indonesia mene-rapkan standar HAM… jika Indonesia ingin lepas dari

Politisi tidak BolehObok-obok Konstitusi

Page 184: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

184 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

kepemimpinan seorang diktator,maka yang pertama kaliharus dilakukan adalah mengamandemen konstitusi.

Kita bisa membayangkan guliran isu dan pembentuk-an opini publik seperti itu ditangkap mentah-mentaholeh berbagai kalangan. Ada yang benci Soeharto, adayang menghendaki pergantian rezim, ada yang meng-anggap demokrasi liberal itu baik. Siapa saja mereka?Mereka bisa dikategorikan kelompok “PKI”, “DI”, dansemua barisan sakit hati.

Dalam situasi seperti itu, pasti ada harapan diterima-nya kembali komunis sebagai dasar negara, Islam sebagaidasar negara, yang penting bukan Pancasila. Yang pentingkonstitusi kita bukan UUD 1945. Artinya, jika menghen-daki negara kita menjadi lebih bagus, maka harus digantikonstitusinya. Jika menghendaki terciptanya demokrati-sasi dan kesejahteraan bagi rakyat, harus diamandemenkonstitusinya. Begitulah mereka meniupkan opini pu-blik, sehingga berbagai latar belakang elite bangsa ter-masuk kelompok yang sejatinya tidak mengerti apa-apa,terjerumus dalam gerakan ikut-ikutan menyetujui aman-demen terhadap UUD 1945.

Mereka, ditambah konspirasi asing, yang kemudianmematangkan situasi dan kondisi, termasuk situasi po-litik yang kondusif sehingga memperlancar proses aman-demen UUD 1945. “Jadi sesungguhnya, tanpa sadar kitatelah dipermainkan oleh asing,” tandas Saiful Sulun.

Kepentingan asing, setelah mendapat angin segar,mulailah meniupkan agenda-agenda mereka, sepertimisalnya konsep negara, dari kesatuan menjadi federasi.Dengan dalih negara yang begini besar, tidak bisa meng-gunakan sistem kesatuan, melainkan harus federasi se-perti Amerika. “Nah, banyak yang tidak ngerti, bahwaAmerika itu satu land, China itu satu land… tidak masa-lah jika mereka menggunakan sistem federasi, tetapi In-donesia yang beribu-ribu pulau, tidak bisa!” tandas

Page 185: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

185

Saiful Sulun.Singkatnya, Undang-Undang Dasar 1945 adalah pro-

duk konstitusi asli Indonesia. “Sangat indah dan khasIndonesia, serta paling sesuai dengan kepribadian bangsaIndonesia. Kita harus tahu, bahwa konstitusi Amerika itujuga bagus, tetapi bagus untuk bangsa Amerika. Undang-Undang Dasar Cina bagus, tapi bagus untuk bangsa Cina.Nah, UUD 1945 paling pas buat bangsa kita,” ujarnya.

Di mana letak keindahan UUD 1945? Saiful Sulun men-jawabnya sendiri, keindahan UUD 1945 terletak padapembukaannya. Pembukaan UUD 1945 adalah ruh ataujiwa konstitusi kita. Apa, siapa bangsa Indonesia, danmau ke mana kita, serta apa yang mau kita capai teru-muskan dengan baik di pembukaan UUD 1945. Dan se-muanya terilhami oleh Pancasila sebagai dasar ideologinegara.

Ditambahkan, pembukaan UUD 1945 adalah suatucara untuk mencapai cita-cita kemerdekaan. Nah, bagai-mana caranya, itulah yang terangkum dalam batang tu-buh serta penjelasannya. Sekarang, setelah pasal-pasalyang ada diamandemen, maka arah menuju cita-cita ke-merdekaan bisa bergeser. “Inilah yang berbahaya daridampak amandemen yang serampangan,” kata Saiful.

Contoh kecil dari kerusakan amandemen adalahdalam hal penerapan sistem demokrasi ala Barat. Padahal,demokrasi Indonesia adalah demokrasi perwakilan.Dampak dari demokrasi ala liberal semua tatanan kehi-dupan politik berubah. Money politics merajalela, konflikhorizontal terjadi di mana-mana, kita menjadi bangsaindividualistis dan tidak produktif. Selain itu, demokrasiliberal yang sekarang kita pakai, tidak menjamin lahirnyapemimpin berkualitas dan berintegritas. Tidak heran jikabanyak di antara mereka yang berakhir di balik jerujipenjara.

Mengapa hal itu terjadi? Dalam sistem demokrasi

Politisi tidak BolehObok-obok Konstitusi

Page 186: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

186 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

seperti ini, siapa punya uang bisa berkuasa. Sebab, uangbisa digunakan membeli suara. Sementara, tokoh yangpunya kualitas dan berintegritas tinggi tetapi tidak punyauang, akan terhambat, tidak akan bisa memegang ke-kuasaan untuk memajukan bangsa dan negara. “Ada lagiyang lebih parah… sudah bodoh, tidak punya uang…tapi punya cukong…. Nah, jika dia kemudian jadipemimpin, bisa dibayangkan seperti apa kepemimpinan-nya,” kata Saiful, geram.

Bangsa Indonesia benar-benar telah menjadi bulan-bulanan bangsa asing. Negara yang memaksakan sistemdemokrasi liberal seperti Amerika Serikat saja, sekalipunrakyatnya memilih langsung, tetapi hasil tetap menggu-nakan sistem electoral vote. Jadi dulu, Al Gore dipilih lebihbanyak rakyat dalam pemilihan presiden, tetap kalah se-cara electoral vote dari George W. Bush. Beda dengan Oba-ma yang menang dua-duanya. Sementara Indonesia me-nerapkan pilih langsung secara mentah dan mengabaikansistem demokrasi perwakilan yang hingga saat ini masihsangat relevan buat bangsa kita.

Demokrasi liberal adalah ciri bangsa yang menganutindividualisme, sedangkan bangsa kita adalah bangsakolektivisme. Makanya, sangat aneh jika sekarang kitamengagung-agungkan sistem luar yang sama sekali tidaksesuai dengan kondisi bangsa kita. Tidak heran jika diseluruh wilayah Indonesia, hampir setiap hari merebakkerusuhan, dari mulai masalah sengketa politik sampaialasan-alasan kecil yang tidak prinsip. Ini tidak lepas daribergesernya tatanan sosial masyarakat akibat doktrin li-beral yang dicekokkan pihak asing kepada bangsa kita.

Terakhir Saiful Sulun mengingatkan, berbagai usahaintervensi asing tadi, termasuk dalam proses amande-men UUD 1945 tidak lain merupakan bagian dari desainbesar pihak asing. “Grand design itu bermuara pada han-curnya Indonesia,” tandasnya.

Page 187: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

187

Amin Arjoso,Orang Keras KepalaMenolak Amandemen

Haryanto Taslam

Tidak terbantahkan, bahwa Undang-Udang DasarNegara Republik Indonesia Tahun 1945 yangdiberlakukan sekarang ini adalah produk mo-numental Majelis Permusyawaratan Rakyat

(MPR) periode 1999 – 2004.Undang-Undang Dasar (UUD) tersebut sengaja dilahir-

kan dari proses amandemen yang sejatinya adalah ‘pem-bantaian’ terhadap UUD 1945 yang dilakukan sebanyakempat kali dalam kurun waktu tahun 1999 sampaidengan tahun 2002 dengan dalih memenuhi tuntutanreformasi.

Mungkin, karena UUD itu disusun dari proses ‘pem-bantaian’ terhadap UUD 1945, maka dengan naifnya MPRmenamai dengan sebutan sebagai UUD Negara RepublikIndonesia Tahun 1945. Padahal nyata-nyata UUD itu di-buat pada tahun 2002. Sehingga penamaan dan penye-butannya pun menjadi terkesan manipulatif, dan bahkan

Amin Arjoso, Orang Keras KepalaMenolak Amandemen

Page 188: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

188 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

berkonotasi membodohi generasi anak cucu bangsa.Sebab, bagaimana pun pencantuman tahun di belakangpenyebutan UUD itu jelas ada maksudnya, yaitu untukmemberi keterangan waktu kapan UUD itu dibuat. Na-mun sayangnya, sampai sekarang tidak ada penjelasanresmi, baik dari MPR maupun dari para ahli hukum tata-negara dan juga dari para ahli semantik, mengapa harusmencantumkan tahun 1945? Dan mengapa MPR tidakberani mencantumkan tahun 2002 saja supaya terasa lebihfair dan sesuai dengan kenyataannya?

Nah, yang pasti, dan suka atau tidak suka, kehadirandan pemberlakukan UUD produk MPR itu sejak awalnyamemang sudah mengundang kontroversi berbagai pihak.Banyak orang yang menolaknya, dan menghendaki agarUUD 1945 asli sebagaimana yang ditetapkan oleh PPKIpada 18 Agustus 1945 dan yang kemudian didekritkanpemberlakuannya kembali oleh Presiden Soekarno pada5 Juli 1959, dinyatakan berlaku lagi untuk menyeleng-garakan kehidupan bernegara Republik Indonesia. Diantara mereka yang selalu konsisten menyuarakan keti-dak-setujuannya terhadap UUD produk MPR, dan me-minta diberlakukannya kembali UUD 1945 asli, adalahAmin Arjoso dan kawan-kawan.

Gerakan menolak UUD produk MPR dan kembali keUUD 1945 asli yang dimotori oleh Amin Arjoso dkk, bu-kanlah sekadar retorika melawan arus perubahan zaman.Dan bukan pula sekadar mengagung-agungkan roman-tisme masa lalu. Sebagai anggota MPR dan sekaligusKetua Panitia Ad-Hoc I (PAH-I) dalam persidangan MPR1999, Amin Arjoso jelas terlibat aktif menyusun “konsen-sus nasional” yang menjadi dasar untuk melakukanamandemen terhadap beberapa pasal UUD 1945 yangdipandang perlu untuk dipertegas atau disempurnakansupaya tidak multi tafsir dan disalah-gunakan oleh pe-nguasa, seperti yang pernah terjadi di era orde baru.

Dalam konsensus itu disepakati, bahwa amandemen

Page 189: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

189Amin Arjoso, Orang Keras KepalaMenolak Amandemen

yang dilakukan terhadap beberapa pasal itu bersifat ad-dendum. Artinya, ketentuan baru yang merupakan pe-nyempurnaan peraturan yang ada tidak langsung meng-ubah bunyi dan mengganti substansi pasal-pasal UUD1945 asli, melainkan merupakan ketentuan tambahanyang menjadi bagian integral dari UUD 1945 tersebut.Sehingga format dan sistematika UUD 1945 pasca aman-demen seharusnya menjadi; Pembukaan, Batang Tubuhyang terdiri 16 Bab dan 37 Pasal dengan 4 Aturan Tam-bahan dan 2 Aturan Peralihan, Penjelasan, dan Adden-dum.

Tapi faktanya, amandemen dilakukan tidak lagi dida-sarkan pada konsensus dan sudah jauh kebablasan. Semuapasal, tanpa kecuali, langsung ‘dibantai’ habis. Diubahbunyinya, dan diganti substansinya. Termasuk bagianPenjelasan yang memuat pokok-pokok pikiran adiluhungpara pendiri bangsa pun dimusnahkan. Ada Bab dan pa-sal yang dihilangkan. Tapi ada beberapa Bab dan puluhanpasal baru yang diduplikasi dan dijejalkan secara paksahanya dengan pemberian kode A, B, C, D, dst. Sehinggaformat dan sistematika UUD produk MPR itu menjadikacau dan tidak jelas, bahkan mungkin juga menjadipaling aneh di dunia. Ditambah lagi dengan kenyataan,bahwa amandemen yang dilakukan sebanyak empat kaliitu justru terbukti selalu dikawal dan dipandu oleh pihakasing lewat LSM - National Democratic Institute (NDI)yang dibiayai oleh Amerika Serikat.

Alhasil, amandemen yang kebablasan itu memang sejakawal sudah mengguratkan kekecewaan dan kecemasanpada sebagian anggota MPR. Puncaknya, dalam SidangTahunan MPR tahun 2001, secara terang-terangan, AminArjoso bersama 207 anggota MPR yang meliputi beberapafraksi menyatakan “menolak dan tidak ikut bertanggung-jawab terhadap usaha-usaha perombakan UUD 1945” de-ngan kedok amandemen tapi sejatinya akan mengganti-nya dengan UUD yang sama sekali baru.

Page 190: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

190 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Amin Arjoso memang tergolong orang yang ‘keraskepala’ untuk urusan menolak amandemen dan sekali-gus mempertahankan UUD 1945. Meski sudah tidak lagijadi anggota MPR dan mengalami keterbatasan fisik kare-na terserang stroke beberapa waktu lalu, tapi ia pantangmenyerah untuk mengembalikan UUD 1945.

Dengan langkah kakinya yang tertatih-tatih, dan bica-ranya pun tergagap-gagap, Amin Arjoso masih seringnekad keluyuran ke beberapa daerah untuk bertemu de-ngan tokoh atau teman-temannya di daerah yang sepemi-kiran dan sehaluan dengannya. Juga tidak jarang ia meng-gelar acara diskusi publik di berbagai tempat, dan meng-adakan pertemuan-pertemuan di rumahnya dengan be-berapa tokoh tua maupun muda. Adapun tema diskusiatau pertemuan-pertemuan itu selalu tidak pernah ber-geser, yaitu “menolak amandemen dan menggugat UUDproduk MPR tahun 2002 untuk kembali ke UUD 1945”.

Bahkan beberapa waktu lalu, Amin Arjoso bersamabeberapa rekan sempat pula membentuk Panitia Per-siapan Kembali ke UUD 1945. Kelompok ini mencobamelakukan kajian-kajian empiris maupun akademis ter-hadap semua aspek berkonstitusi yang sesuai denganideologi dan falsafah hidup bangsa, kemudian men-sosialisasikan ke berbagai lapisan masyarakat melaluiberbagai penerbitan buku, jurnal, brosur, dan lain seba-gainya. Termasuk berkirim surat maupun berkorespon-densi dengan tokoh-tokoh politik, pimpinan-pimpinanorganisasi kemasyarakatan seperti PPAD, DHN 45 dsb,serta pejabat-pejabat tinggi di pemerintahan.

Dengan didorongkan oleh itikad baik dan niat yangtulus untuk menyelamatkan masa depan bangsa dannegara, Amin Arjoso bersama kawan-kawan tanpa ragumelangkahkan kaki ke Sekretariat Negara untuk me-nyampaikan surat kepada Presiden Susilo BambangYudhoyono. Dalam surat itu, Amin Arjoso dkk menyam-

Page 191: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

191

paikan pokok-pokok pemikiran dan argumentasi logiskepada presiden agar berani melakukan Dekrit yangpada prinsipnya mengenai dua hal. Pertama, membatal-kan amandemen yang melahirkan UUD produk MPRtahun 2002 yang nyata-nyata sangat bersifat individual-liberalistik sehingga tidak sesuai dengan falsafah hidupdan budaya bangsa Indonesia. Kedua, menyatakan diber-lakukannya kembali UUD 1945 asli dalam penyeleng-garaan kehidupan berbangsa dan bernegara RepublikIndonesia,

Pendek kata, tiada hari tanpa upaya menegakkan kem-bali UUD 1945. Meski sudah banyak yang dilakukan,nampaknya bagi Amin Arjoso memang tidak boleh adaaral yang melintang untuk terus berjuang, dan berjuanglagi kembali ke UUD 1945. Dan Amin Arjoso menikmatiperjuangan itu sebagai bagian dari ibadahnya.

Amin Arjoso, Orang Keras KepalaMenolak Amandemen

Page 192: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

192 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Alm. Ali Sadikin atau yang akrab disapa Bang Ali, termasuk salah satutokoh Petisi 50 yang aktif mendukung langkah Amin Arjoso dkk,mengembalikan UUD 1945 (asli).

Page 193: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

193

Amin ArjosoPejuang UUD 1945

Ridwan Saidi

Berbicara tentang UUD 1945 tentu saja UUDseperti ditetapkan oleh Sidang PPKI tanggal 18Agustus 1945, bukan ‘UUD 1945’ yang telahdiamandemen sebanyak empat kali.

Amin Arjoso, SH termasuk yang paling gigih berjuanguntuk kembali kepada UUD 1945 dan menolak aman-demen sejak ia masih menjadi anggota DPR/MPR 1999-2004. Ia orang yang tak dapat jeda sedikit pun dari sua-sana kejuangan meski pun terbaring di Rumah Sakit. Apayang diperjuangkan Amin Arjoso, SH adalah menja-dikeprihatinan banyak kalangan mengingat keadaan negerisemakin memprihatinkan semenjak memasuki era Refor-masi. Reformasi seolah menjadi zaman baru karena parajubir reformasi mencela periode Presiden Soeharto danPresiden Sukarno.

Seseorang dapat memandang Presiden Sukarno darisisi buruk. Ia membubarkan Masyumi, PSI, dan Murba.

Amin ArjosoPejuang UUD 1945

Page 194: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

194 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Ia memenjarakan puluhan politisi yang punya jasa besardalam perjuangan kemerdekaan tanpa proses pengadil-an. Tetapi Presiden Sukarno telah membuat jasa yangamat besar. Ia seorang pahlawan pembebasan tanah air.Ia mengutuhkan wilayah NKRI dengan kembalinya IrianBarat, meski dengan cost tinggi. Ia menolak pelaksanaanisi perjanjian KMB 1949 yang amat memberatkan. Antaralain Indonesia harus membayar kerugian yang dideritaBelanda akibat pemberontakan Diponegoro dan PerangAceh, juga kerugian warga Belanda akibat pengambil-alihan perusahaan-perusahaan tambang dan perkebunan.

Pemberitaan koran-koran dan radio pada zaman Pre-siden Sukarno hanya menyangkut pidato Bung Karnodan para pembesar tentang Pancasila dan UUD 1945.Kemudian hari saya mencoba memahami Pancasila danUUD 1945 itu secara hukum dan konstitusi.

Pemahaman saya akan hukum terbentuk kerana kelaksetamat SMA saya menjadi mahasiswa pada FakultasPublisistik Universitas Padjadjaran tahun 1962-1963, dansejak tahun 1963 menjadi mahasiswa Fakultas Hukumdan Ilmu Pengetahuan Kemasyarakatan Universitas In-donesia. Menyelesaikan studi pada tahun 1976 sebagaisarjana Fakultas Ilmu Sosial Universitas Indonesia.

Setelah itu pada tahun 1977-1982 dan 1982-1987 men-jadi anggota DPR RI mewakili Partai Persatuan Pemba-ngunan. Dalam kesempatan itu saya menjadi anggotaBadan Pekerja MPR, Wakil Ketua Komisi APBN, danWakil Ketua Komisi X bidang ilmu pengetahuan.

Sebenarnya konstruksi berpikir hukum saya mulai ter-bentuk ketika usia remaja belajar Ilmu Fiqh pada Mu’alimRoji’un, kampung Pekojan, kemudian pada ayah dirumah. Kemudian berkat didikan guru-guru saya yakni:Mr Mohammad Rum, A. Dachlan Ranuwihardjo, SH, danProf Hamid S. Attamimi, SH, guru dan mitra debat dalamPansus-pansus sejumlah RUU di DPR, konstruksi

Page 195: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

195

berpikir hukum saya semakin kokoh. Di samping peng-alaman saya kemudian hari selama enam bulan diperiksaKejaksaan Agung, dan di Pengadilan Negeri pada tahun1996 dalam perkara politik, ikut memantapkan kons-truksi berpikir hukum saya.

Karena itulah saya cenderung melihat tidak berhasil-nya pemerintah-pemerintah hasil reformasi karena tidaktertibnya hukum dan konstitusi, bahkan mulai dari tahappembentukan hukum dan perundang-undangan.

Sejak terbit reformasi tahun 1998 Indonesia dilandakrisis ekonomi yang belum pulih hingga sekarang.Agenda perbaikan ekonomi tak pernah digarap dengantekun oleh pemerintah-pemerintah reformasi. Merekasenantiasa sibuk pemilu dengan derivasinya pilpres danpilkada. Maka, performa pemerintah yang dihasilkan,1. Pemerintahan bukan sebuah sistem yang padu, baik

dalam arti governance maupun administration. Dalamarti governance lembaga-lembaga tinggi negaramerupakan kekuasaan yang mempunyai kedaulatansendiri-sendiri dan bergerak dalam orbit masing-masing. Dan ini dimungkinkan oleh UUD Perubahan2002.

2. Pemerintahan dalam arti administration, secara vertikalkerap kali mengalami gerak centrifugal. Bupati/Walikota tak taat Gubernur, Wakil Gubernur tak taatGubernur, Gubernur tak taat Presiden.

3. Korupsi makin meluas ke segala lapisan pemerintahanSaya anti PKI dan terlibat dalam aksi Angkatan 66,

tetapi istilah kapitalis birokrat yang diciptakan PKI sung-guh jenius. Indonesia tidak pernah punya akar kapitalissejati seperti Blavatsky, Ford, Rockefeller, Bandar binSultan, keluarga Bin Laden, dan Onassis. Kecuali padamasa 1816 hingga 1942. Oei Tiong Ham per definisi adalahkapitalis sejati. Di samping sejumlah orang yang terlibat

Amin ArjosoPejuang UUD 1945

Page 196: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

196 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

dalam industri rokok kretek. Begitu juga ownersondeneming di Jawa dan Sumatera, dan mereka yangmemiliki tanah particulier. Mereka tidak memakai uangBank dengan kattabeletje pejabat pemerintahan.

Sejak kemerdekaan, kapitalis-kapitalis Indonesiaadalah rata-rata kapitalis birokrat. Pengecualian kecilsekali. Terlebih-lebih pada zaman Orde Baru dan Refor-masi. Mereka menjadi kapitalis karena hubungan kronidengan birokrasi. Skandal BLBI adalah contoh yanglegendaris. Dan contoh-contoh makin banyak saja di eraReformasi. Tidak ada perang yang tak berbuntut kehan-curan ekonomi. PD I dan PD II berbuntut kehancuranekonomi dunia. Begitu juga perang Korea tahun 1952.

Krisis Indonesia diperparah dengan krisis Global yangtelah melibas Yunani dan Portugal. Krisis Global dise-babkan karena Amerika Serikat mengeluarkan belanjaperang yang amat tinggi.

Perang Iraq dan Afghanistan setidaknya menelan biayalebih dari 10 Trilyun dollar. Bahkan ada yang memper-kirakan 15 Trilyun Dollar. Federal Reserve harus bertang-gung jawab pada investor yang membeli obligasi.

Maka diaturlah skenario bahwa krisis keuangan glo-bal disebabkan pasar modal yang jatuh. Kejatuhan pasarmodal disebabkan karena jatuhnya saham-saham pe-rumahan. Saham perumahan jatuh karena kredit macet.Omong kosong ini dibeli oleh ekonom Indonesia baikyang di pemerintahan maupun yang di luar. Hanya se-jumlah kecil ekonom dan pengamat krisis yang tak mem-percayai krisis pasar modal bibit krisis global.

Akhirnya bau bangkai tak dapat ditutup-tutupi. Dalambeberapa kali pertemuan Menteri-menteri Keuangandimulai sejak di Sao Paolo Brasil minggu pertama No-vember 2008 terungkap bahwa semua negara mengalamikrisis likuiditas, termasuk Amerika. Juga dalam beberapakali pertemuan G-20 di Amerika, delegasi negara-negara

Page 197: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

197

Eropa bersikukuh mengatakan bahwa pemicu krisiskeuangan global adalah krisis sektor keuangan Amerika.

Tentu saja krisis ini akan makin berkepanjangan jikasemua kita tidak menginsyafi bahwa mengubah UUD1945 menyebabkan sistem kenegaraan tak dapat dipa-hami, apalagi dijalankan. Bahkan sekarang pelajaran TataNegara sudah tidak diajarkan lagi di SMU karena guru-guru mengalami kesulitan mengajarkan UUD 1945.

Indonesia akan tetap dapat bangkit kembali sebagaibangsa. Paling tidak kita mempunyai tiga kekuatan un-tuk dapat melesat sebagai negara maju, yakni pertamakekayaan alam, kedua the power of history, kekuatan seja-rah, dan yang ketiga adalah azas dan falsafah negara yangkita namakan Panca Sila, sebagaimana termaktub dalamPembukaan UUD 1945. Sila Ketuhanan Yang Maha Esadan sila Kemanusiaan yang adil dan beradab, dan sila-sila yang lain merupakan penggalian dari sejarah per-jalanan bangsa Indonesia yang panjang. Tidak ada or-ang Indonesia yang menyembah batu, pohon-pohonan,atau benda apa pun juga. Di dalam teologi dibedakanantara God dan the idea of God.

Itulah sebabnya bangsa Indonesia tidak menyukaikekerasan. Sepanjang sejarah Indonesia akan kita saksikanbetapa penduduk negeri ini menolak kekerasan dalamsegala bentuknya. Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmahkebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan mengan-dung makna bahwa kekuasaan adalah zat yang bersihyang tidak boleh dikotori oleh permainan kekuasaan.Dalam pandangan Panca Sila kekuasaan adalah sesuatuyang utuh yang fungsi-fungsinya dapat dibagikan, tetapikekuasaan itu sendiri sebagai zat tidak terbagi.

Kekuasaan itu utuh adalah pandangan kebudayaanyang sudah hidup di Indonesia ribuan tahun. Bahkankekuasaan tidak diperebutkan karena asal kekuasaan itubukan dari manusia tetapi dari Yang Kuasa. Itulah

Amin ArjosoPejuang UUD 1945

Page 198: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

198 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

sebabnya ketika Tarumanagara memerangi Salakanagaradan mereka disuruh takluk, mereka pun takluk. Juga keti-ka Majapahit diruntuhkan, tidak ada perlawanan samasekali. Para menak dan hulun, pendukung, kerajaan me-ninggalkan Majapahit. Hal serupa terjadi ketika pela-buhan Kalapa dirampas dan Padjadjaran diruntuhkan.

UUD 1945 merupakan sebuah susunan kesatuan hu-kum yang jelas yang didasarkan pada staatfundamen-talsnorm seperti termaktub dalam Pembukaan UUD 1945.Staatfundamentalsnorm, norma dasar negara, adalah kelimasila yang tercantum dalam Pancasila. Kelima sila meru-pakan hogere optrekking, idealisasi tertinggi, dari segalaideologi yang dipergumulkan di banyak negara.

Seperti yang dikatakan Ato Masuda, pergumulan ide-ide di Indonesia dipicu oleh kebangkitan bangsa-bangsaAsia yang disebabkan oleh kemenangan Jepang dalamperang terhadap Rusia di Manchuria pada tahun 1904.

Inilah modal untuk bergerak ke depan sebagai bangsa.Meskipun hidup memerlukan fantasi, tetapi cita-cita kedepan untuk mencapai Indonesia Jaya sama sekali bukanfantasi, tetapi tantangan sejarah bagi putra-putra Indo-nesia.

Rakyat harus bersatu untuk memutuskan rantai ke-miskinan yang membelenggu dirinya. Kita adalah rakyat,dan harus bersama rakyat. Jangan dengan yang lain.Dengan yang lain mungkin kita dapat tidur satu bantal,tapi mimpi berlain-lainan. Dimana pun rakyat beradamimpinya sama: Perubahan kontan untuk Indonesiasejahtera. Untuk mencapai tujuan tersebut maka;1. Diperlukan konstitusi yang dapat mengatur bekerjanya

mekanisme kenegaraan secara benar, sehingga itu da-pat menjadi kondisi bagi terselenggaranya perekono-mian yang sehat dan mandiri untuk menyelamatkankehidupan rakyat. Dan itu adalah UUD 1945 sebagai-mana ditetapkan oleh sidang PPKI tanggal 18 Agustus

Page 199: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

199

1945;2. Diperlukan kepemimpinan Nasional yang memiliki

visi futuristik dengan tetap berakar pada jangkarsejarah Indonesia.Demikianlah pandangan ringkas saya menyambut dan

menghormati teman sejawat saya Amin Arjoso yang ber-juang tak mengenal lelah untuk mengembalikan kedu-dukan UUD 1945 pada tempat yang semestinya.

Amin ArjosoPejuang UUD 1945

Page 200: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

200 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

H. Amin Arjoso, SH (di ujung meja berbaju batik kuning) menggelarsarasehan tentang amandemen UUD 1945 di kediamannya. Ini adalahsalah satu acara yang digelar beberapa tahun lalu. Hadir antara lainMoch. Achadi, Soebagyo Anam (alm), Usep Ranawidjaya (alm), HadoriYunus (alm), Haryanto Taslam, Ki Utomo Darmadi, John Pakan, Sutrisno,dan masih banyak tokoh nasionalis lainnya.

Page 201: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

201

Bermula dari runtuhnya rezim Sukarno danbangkitnya rezim Soeharto. Bersamaan itu pula,ribuan orang ditangkap oleh rezim baru. Diantara yang ribuan itu, satu di antaranya adalah

Koesalah Soebagyo Toer, seorang guru dan dosen bahasaRusia.

Aksi penangkapan ribuan orang oleh rezim Orde Baruitu, bersamaan dengan momentum masuknya modalasing. Kiblat rezim Orde Baru yang mutlak ke Barat,mengakibatkan semua yang berbau “Timur” disingkir-kan. Nah, kebetulan, Koesalah ini jebolan UniversitasMoskow, sehingga ia patut dicurigai sebagai ekstrem kiri,karenanya harus ditangkap, bersama ribuan orang lainyang pada hakikatnya “berseberangan” dengan rezimSoeharto.

Presiden RI kedua itu, pada awal kekuasaannya be-nar-benar memainkan sayap militernya (baca: Angkatan

Koesalah Soebagyo Toer

“Riungan” di Blok QLP Salemba

“Riungan” di Blok QLP Salemba

Page 202: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

202 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Darat) untuk membatasi ruang gerak lawan-lawan po-litik, bahkan mematikannya secara sosial. Kartu TandaPenduduk (KTP) mereka diembel-embeli kode “ET”sebagai singkatan (Eks Tapol/Tahanan Politik).

Pada awal Orde Baru berdiri, penangkapan terhadaplawan-lawan politik dikenal dengan istilah “OperasiKalong”. Sebelum dijebloskan ke LP Salemba, ribuantahanan politik itu ditahan di markas Opsus (OperasiKalong) di Jl. Gunung Sahari V. Di sana, karena sakingbanyaknya tahanan, sampai-sampai banyak yang tidurdi emperan kantor. “Kalau pas hujan, kami basah kuyupkarena tampias,” kenang Koesalah.

Ia mencatat, masa penahanan di Gunung Sahari sekitarempat bulan. Setelah itu, ribuan tahanan politik itu tidaklangsung dimasukkan LP Salemba, melainkan “transit”di markas Lidiksus (Penyelidikan Khusus) Jl. LapanganBanteng Barat. “Sama seperti di Gunung Sahari, di markasLidiksus juga berjubel. Para tahanan pun tidur di emper-an dan halaman kantor menggunakan tenda,” imbuhnya.

Pada masa-masa penahanan inilah ia kemudian ber-baur dengan banyak tawanan politik lain, dari berbagailatar belakang. Ada yang dituding terlibat langsung atautidak langung dengan PKI serta terlibat pada organisasi-organisasi onderbouw seperti Lekra, BTI, dan lain-lain.Bahkan, sekalipun anggota PNI (Partai Nasionalis Indo-nesia), jika ditengarai “kiri”, tetap ditangkap.

Nah, beberapa tokoh PNI yang dituding “kiri” danditangkap antara lain Amin Arjoso, Jhon Lumingkewas,Kartjono, Sitor Situmorang, dan lain-lain. Menyebut na-ma Kartjono, ia teringat bagaimana kedekatan hubungandia dengan Amin Arjoso. Bahkan saking dekatnya, mere-ka juga pernah berseteru. “Saya tidak tahu sebab-musa-babnya… tapi suatu hari, mereka bertengkar dan tiba-tiba Kartjono marah kemudian mengangkat gelas berisiair dan menyiramkannya ke arah Amin Arjoso,” kenang

Page 203: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

203

Koesalah.Koesalah juga ingat, ketika itu, penangkapan besar-

besaran memang terjadi di Tanah Air. Walhasil, dariribuan tawanan politik itu memiliki latar belakang yangberagam. Ada yang PNS, militer, praktisi hukum, po-litisi, seniman, dan berbagai profesi lain.

Ihwal Koesalah dan Amin Arjoso, sejatinya memilikilatar belakang yang jauh berbeda. Koesalah adalah peng-ajar bahasa Rusia di Akademi Bahasa Asing, di bawahDepartemen Pendidikan dan Kebudayaan (PDK), semen-tara Amin Arjoso adalah aktivis GMNI dan anggota PNIdengan latar belakang pendidikan hukum. “Saya sendirikurang paham kapan Amin Arjoso ditangkap, dan bagai-mana proses penahanannya. Yang pasti, perkenalan sayadengan Amin Arjoso terjadi di LP Salemba persisnya diBlok Q, bukan di Gunung Sahari dan bukan pula diLapangan Banteng Barat,” tutur Koesalah.

Karena itu, jalan dan kisah penangkapan keduanyajuga berbeda. Koesalah ditangkap setelah kantornyamelakukan skrining kepada semua pegawainya. Skriningdimaksudkan untuk menyaring (mencari) siapa-siapayang diindikasikan terlibat langsung atau tidak langsungdengan PKI dan semua onderbouw-nya. Koesalah danempat teman sejawat yang sama-sama lulusan Moskow,kontan dipecat.

“Sekalipun SK-nya berbunyi diberhentikan denganhormat dan berhak atas pensiun, tapi faktanya nol….Kami dipecat dengan tidak hormat dan uang pensiunkami tidak pernah diberikan,” ujar Koesalah. Itu artinya,Koesalah ditangkap dan ditahan dalam status yang sudahdipecat dari kedudukannya sebagai dosen Bahasa Rusiadi Akademi Bahasa Asing.

Koesalah sendiri tidak langsung ditempatkan di BlokQ, yang disebutnya sebagai Blok “orang-orang penting”atau “blok elite”. Ia sempat ditempatkan di Blok C, kemu-

“Riungan” di Blok QLP Salemba

Page 204: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

204 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

dian pindah ke Blok G, Blok R, barulah ke Blok Q ber-sama tahanan penting lainnya, termasuk Amin Arjoso,Kartjono, Simonti Randa, Jhon Lumingkewas, dan lain-lain. Ia berada satu Blok dengan Amin Arjoso. “Satu blokisinya sekitar seratus orang,” tambahnya.

Pengalaman bersama Amin Arjoso, antara lain ya seba-gai pendengar acara-acara ceramah yang diisi oleh paratahanan itu sendiri. Misalnya ceramah tentang kewar-tawanan diberikan oleh Satyagraha. Kemudian ceramahpertanian oleh Ir. Soetarso. Materi yang dibawakan olehtawanan berlatar belakang militer juga tentang operasi-operasi militer. Meski begitu, ceramah terbanyak berisimateri keagaman (lintas agama). “Yang saya heran, pakArjoso seingat saya tidak pernah memberikan ceramah,padahal dia kan tergolong pintar. Jadi, saya lihat pakAmin jadi pendengar saja,” tambah Koesalah.

Sebagai sesama tahanan, Amin Arjoso tidak berbedadengan tahanan lain. Bangun pagi-pagi sekali untuksholat shubuh. Setelah itu, menunggu jam kantor, jam08.00. Ketika jam kantor sudah bunyi, para tahanan pundiperintahkan bekerja membersihkan kamar tahanan,halaman, menimba air, dan sebagainya.”Nah, jamsembilan, barulah diadakan acara-acara ceramah ataupengajian,” imbuhnya.

Usai pengajian biasanya sudah menjelang jam makansiang. Makanan diantar ke setiap sel, dengan menu yangitu-itu saja, yakni nasi sedikit dengan sayur berganti-ganti antara sayur bayam dan sayur kangkung. Nasinyaitu kalau dikumpulkan sedikit sekali, tetapi kelihatanlebar selebar permukaan piring karena ditipiskan. Jadidari kejauhan jatah makan itu tampak sebagai tumpukanpiring-piring alumunium. Sedangkan sayur-sayurannyadidapat dari hasil kebun di sekitar LP Salemba itusendiri.

Acara makan siang selesai, dilanjutkan “acara bebas”.

Page 205: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

205

Di situlah para tahanan boleh melakukan berbagaiaktivitas. Ada yang memilih tidur, berolah-raga, ada yangmembaca, ada yang mengikuti kursus-kursus, ada pulayang menekuni bidang-bidang tertentu. Motif berakti-vitas di antara mereka tentu saja berbeda-beda. Ada yangsekadar membunuh waktu, ada pula yang memangdengan kesadaran ingin menguasai bidang-bidang baru,yang siapa tahu bisa menjadi bekal selepas dari penjarananti.

Satu hal lain yang ia kenang dari seorang Amin Arjosoadalah perawakannya. “Dulu dia itu kurus, tinggi,”ramping,” ujar Koesalah.

Sebagai sesama tahanan, Amin Arjoso pun mengalamibanyak kesamaan kehidupan dengan Koesalah. Salahsatunya adalah tradisi “riungan”, yakni sebuah tradisimengumpulkan makanan-makanan antaran keluarga.Dari makanan-makanan hasil “riungan” para tahanan“the have” tadi, kemudian dibagi-bagikan kepada paratahanan yang tergolong tidak mampu. Hari antaranmakanan dari keluarga ditetapkan tiga hari dalamseminggu: Selasa, Kamis, dan Sabtu.

Meski begitu, tidak semua tahanan mendapat antaranmakanan di hari-hari tadi. “Ada yang seminggu sekalisetiap hari Selasa. Atau ada yang dikirim setiap hariKamis. Dan ada pula yang dalam seminggu menerimadua kali antaran. Bahkan ada juga yang tiap Selasa, Kamis,dan Sabtu menerima antaran, tapi jumlah tahanan yangseperti ini sangat sedikit. Saya tidak tahu, Amin Arjosotermasuk yang mana,” ujarnya.

Meski tidak intens berhubungan dan melakukankontak selama di tahanan, tetapi dua eks tahanan politikOrde Baru ini seperti memiliki ikatan. Bisa jadi karenaada satu benang merah, yakni sama-sama Sukarnois.

Hubungan keduanya terjalin kembali manakala AminArjoso sempat bertandang ke kediaman Koesalah di

“Riungan” di Blok QLP Salemba

Page 206: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

206 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Depok, diantar wartawan senior Tarigan. Ketika itu, AminArjoso sedang menyusun buku. Nah, ia meminta jasaKoesalah sebagai penyunting atau editor. Sebab, sepertidituturkan Koesalah, memang benar bahwa menyuntingbuku, apalagi yang terkait dengan sejarah, harus dilaku-kan oleh editor yang juga menguasai sejarah.

Jalinan persahabatan yang terbina di penjara Salembapuluhan tahun lalu, kembali terjalin dalam sebuah kerjabersama penyusunan sebuah buku berdimensi sejarah.Koesalah menerima dengan baik permintaan AminArjoso, dan dia melakukan editing buku tadi, khususnyayang menyangkut data-data sejarah. “Pak Arjoso bebera-pa kali ke rumah saya, tapi saya justru yang belum per-nah ke kediaman beliau di Taman Amir Hamzah,” ujarKoesalah sambil tersenyum.

Sekalipun begitu, Koesalah mengaku pernah meng-hadiri acara yang diprakarsai Amin Arjoso, yang dise-lenggarkan di Taman Ismail Marzuki. “Waktunya sayalupa, tapi itu jelas membahas tentang gugatan terhadapamandemen UUD 1945 dan desakan untuk kembali keUUD 1945. Itu memang concern Amin Arjoso, dan sayasalut. Saya hadir waktu itu, dan saya ikuti pembicaraanKwik Kian Gie, Ridwan Saidi, Sri Edi Swasono, dan lain-lain,” ujar Koesalah.

Di mata Koesalah, Amin Arjoso relatif pendiam.Bahkan ketika di penjara pun, Arjoso tidak pernah terlihatmenjadi pembicara, sekalipun ia memiliki kapasitasuntuk itu. Arjoso lebih menyukai diskusi terbatas denganteman-temannya. Jadi, dia jarang bersinggungan denganmassa. “Itu kesan saya lho yaaa….,” kata Koesalah pula.

Selebihnya, ia mengikuti dari jauh, sekalipun tidakintens. Termasuk ia bangga ketika mengetahui AminArjoso menjadi aktor penting di PDI Perjuangan, danakhirnya bisa duduk menjadi anggota DPR-MPR RIperiode 1999 - 2004. Salah satu perjuangan yang hingga

Page 207: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

207

hari ini masih konsisten dilakukan adalah menentangamandemen UUD 1945 dan memperjuangkan kembali-nya konstitusi UUD 1945 yang asli. “Saya hormat danbangga terhadap beliau,” ujar Koesalah.

Ini justru beda sekali dengan apa yang terjadi ketikaMegawati Soekarnoputri memegang kekuasaan. Justrudi era dia penyelewengan konstitusi itu terjadi dan diatidak melakukan apa-apa. Bukan hanya itu, untuk mem-bela dan mengembalikan nama baik dan ajaran-ajaranBapaknya saja dia tidak mau. Sekarang, kita kembali tidakberkuasa manakala konstitusi diselewengkan demi ma-suknya paham neoliberalisme yang jelas-jelas akanmendorong bangsa ini ke jurang kehancuran.

Karenanya, saya salut dengan Amin Arjoso yang sudahberjuang dan terus bekerja untuk mengembalikan ke-aslian konstitusi kita. Saya juga salut dengan para tokohyang segaris dengan Arjoso, seperti Kwik Kian Gie,Ridwan Saidi, Sri Edi Swasono, dan banyak tokoh lain.“Sayang, ada kalanya dalam tulisan-tulisan orang-orangitu, masih tersirat paham neolib, dan saya sudah sam-paikan ke pak Arjoso,” ujar Koesalah.

“Riungan” di Blok QLP Salemba

Page 208: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

208 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Amin Arjoso dan keluarga,berwisata ke Pantai Prigi yangelok di Trenggalek - Jawa Timurtahun 2005.

Page 209: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

209

Apa, siapa dan bagaimana tentang Amin Arjoso,saya sebagai istrinya tentu banyak memahamidan tahu, terutama tentang kehidupanpribadinya.

Amin Arjoso suami saya adalah seorang politisi yangpunya pendirian keras dan konsisten memegang prinsip.Atas kepribadiannya itu, Amin Arjoso sering berbenturanpendapat dengan teman-temannya yang pendiriannyabertentangan.

Memang, sikap atau kepribadian seseorang terbentukselain karena genetika atau bawaan juga dipengaruhi fak-tor lingkungan dan pengalaman hidup. Tak bisa di-pungkiri, pasti hal tersebut juga tercermin dalam kese-hariannya di lingkungan keluarga. Namun Amin Arjoso–sebenarnya juga memiliki sisi lembut yang cukupmenonjol.

Amin Arjoso sangat menyayangi keluarga. Sewaktu

Soemarjati Arjoso

Gigih, Konsisten,tetapi Lembut

Gigih, Konsisten,tetapi Lembut

Page 210: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

210 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

anak kami, Azis belum lahir, ia sering mengajak istritercinta berwisata ke berbagai destinasi, baik di dalammaupun di luar negeri. Dalam hal berwisata, kami merasamemiliki kesamaan. Dengan cara “jalan-jalan” itulah kamimengusir kejenuhan atas pekerjaan rutin yang sangatmenyita tenaga dan pikiran, sekaligus belajar dari apasaja yang dilihat dan dialami.

Ketika Azis beranjak besar, acara jalan-jalan bersamakeluarga tetap dilaksanakan. Saya, mas Joso, Yuli, danAzis sering berwisata ke berbagai daerah di Indonesiadan berkeliling Eropa bahkan kami juga sempat umrahbersama-sama. Begitulah antara lain sisi lembut AminArjoso. Beliau begitu perhatian dan mencintai kami,keluarganya.

Memang, bentuk perhatian itu relatif. Apalagi jikadisoal bahwa Amin Arjoso sebagai pengacara maupunpolitisi, memiliki tingkat kesibukan yang di atas rata-ratakepala rumah tangga pada umumnya. Bahkan jika di-hitung jumlah jam dalam satu hari yang berbilang 24 jam,barangkali lebih dari separuhnya dihabiskan AminArjoso di luar rumah.

Buat saya, hal itu tidak masalah. Sebab, saya sendiribukannya tidak punya kesibukan. Status saya sebagaiPNS Departemen Kesehatan dan juga pernah di Depar-temen Sosial dan terakhir di BKKBN Pusat sering kalimengharuskan beraktivitas di luar jam kantor, secarawaktu barangkali sedikit, tetapi dari yang sedikit itukami merasakan kehadiran Amin Arjoso sebagai suamimaupun kepala rumah tangga lebih dari cukup. Karena-nya nyaris tidak pernah ada komplain, baik dari sayamaupun anak-anak.

Kehidupan keluarga kami tetap harmonis. Masing-masing anggota keluarga tahu dan sadar posisi. Sekali-pun begitu, saya mengakui bahwa dalam rumah tanggatentu saja ada persoalan. Saya rasa semua keluarga juga

Page 211: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

211Gigih, Konsisten,tetapi Lembut

pasti memiliki kisah-kisah seperti itu. Tidak ada yangterlalu istimewa, yang lebih penting adalah komitmenbersama saling menjaga dan saling menghormati sertatanggung jawab bersama.

Tidak saling ikut campurKhusus hubungan saya dan suami, juga bukan berarti

tidak ada perbedaan pendapat. Kebetulan saya seorangbirokrat, yang seperti suami, juga memiliki tipikal pe-kerja keras dan bertanggung jawab atas tugas-tugas.Menyadari kesibukan luar biasa antara saya dan suami,saya memilih sikap: Tidak saling ikut campur. Prinsipsaya: Pekerjaan saya adalah urusan saya. Dalam beberapahal, paling saya minta saran bila merasa perlu. Demikianpula sebaliknya, saya tidak ikut campur urusan suamibaik di bidang politik maupun sebagai pengacara. Beliaupun tidak mencampuri pekerjaan saya sebagai birokrat.

Tidak saling mencampuri juga tidak bisa diartikansebagai saling “cuek” antara yang satu dan yang lain.Kami saling memberi perhatian, dari hal-hal kecil sampaihal-hal yang besar. Nah, kebiasaan saling memperhatikanitulah yang membuat ia begitu merasa menyesal ketikadalam salah satu perayaan ulang tahun suaminya, sayatidak bisa hadir.

Ceritanya begini. Pernah suatu kali suami sayaberulang tahun, dirayakan teman-temannya di DPR, sayakebetulan harus dinas keluar kota, dan tidak tahu acaratersebut, tidak ada yang memberi tahu saya, jadi sayatidak hadir. Wah kalau ingat peristiwa itu, saya menyesal.Karena setiap perayaan ultahnya, saya senantiasa men-dampinginya, setidaknya makan bersama keluarga,tumpengan, dan lain-lain. Oh ya, setiap berulang tahunsaya selalu menerima kiriman bunga dari Mas AminArjoso.

Akan tetapi, penyesalan (tidak menghadiri ultah

Page 212: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

212 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

suami) itu biasanya tidak sampai berlarut. Terlebih hari-hari selanjutnya mereka sudah kembali menjalani ru-tinitas kerja. Saya sebagai birokrat, dan Amin Arjososebagai politisi yang memiliki kantor pengacara. Selamamenjabat anggota DPR, beliau tidak aktif sebagai peng-acara. Beliau tidak mau ada interest di antara dua profesitersebut, sehingga banyak mendelegasikan kantorpengacaranya kepada partner.

Selama mengisi fungsi sebagai legislator dan peng-acara itulah saya makin melihat sosok suami yang gigihdan banyak ide. Terus terang, saya adalah pengagum MasAmin Arjoso. Dan ternyata yang mengagumi Mas AminArjoso juga bukan cuma saya, pernah saya dalam perja-lanan dinas ke New York transit di Bangkok. Kebetulanbertemu beberapa orang Indonesia, yang kemudian sayaketahui bahwa mereka itu para pengusaha, yang juga se-dang transit. Kami sempat ngobrol. Saya perkenalkanbahwa saya adalah istri Amin Arjoso. Saya ‘surprise’ wak-tu seorang di antara mereka mengatakan ‘Amin Arjosoadvokat terkenal. Saya heran kenapa mau menjadianggota DPR?’.”

Kekaguman saya kepada suami termasuk dalam halkiprah politik yang kemudian mendapat pengakuan jugadari berbagai kalangan. “Wah”, kata berbagai pihak,“dulu kalau dengar Amin Arjoso bicara, pasti kami me-milih untuk mendengarkannya”. Juga banyak politisi PDIPerjuangan yang mengaku, “Saya ini muridnya pak AminArjoso”.

Pada waktu Sidang MPR yang melakukan aman-demen UUD 1945, hampir setiap hari Mas Amin Arjosomenjadi pembicara di dalam setiap debat atau dialog dimedia massa. Bahkan pada waktu itu ada seseorangpemuda yang ditugaskan Bapaknya dari Belanda untukmeliput khusus kegiatan Amin Arjoso bahkan, pernahsuatu hari –ketika Amin Arjoso sudah terkena stroke—

Page 213: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

213

ada anak muda datang ke rumah. Anak muda itu menge-mukakan maksud kedatangannya, “Saya diminta bapaksaya (bapaknya seseorang yang terkemuka) untuk ber-guru politik ke pak Amin Arjoso.”

Namun di antara kisah manis tadi, ada juga kisah lain,khususnya yang menyangkut status suami saya sebagaitokoh politik (GMNI) yang pernah ditahan rezim OrdeBaru, sehingga membekaskan status “eks-Tapol” (tahan-an politik). Tapi tidak menjadi masalah karena keluargatidak mempermasalahkan hal tersebut, meski ada jugakerabat jauh yang bisik-bisik.

Status “eks Tapol”Di luar keluarga, saya pun mengalami permasalahan

terkait status suaminya. Di dunia ini ada saja orang yang“sentimen” dan memakai status eks Tapol suami untukmenghambat karier saya di Departemen Kesehatan.Bahkan kalau saya hendak ditugaskan ke luar negeri(kebetulan saya sering mendapatkan tugas itu) saya di-litsus (penelitian khusus oleh pertugas inspektorat jenderal).Sampai akhirnya saya tanyakan kenapa demikian?Mereka menjawab, ‘Karena Amin Arjoso pernah menjadiTapol.’ Saya lalu menunjukkan bahwa hal tersebut tidakbenar dengan bukti-bukti. Dan setelah itu semua beres,saya tidak di-litsus lagi setiap hendak keluar negeri danjenjang karier saya berjalan.

Pendeknya, mengarungi hidup besama Amin Arjoso,bagai mengarungi samudera luas, lengkap dengan ke-indahan panorama fatamorgana serta hempasan ombak-nya yang dahsyat. Akan tetapi secara keseluruhan, sayamenikmatinya sebagai sebuah kodrat indah karunia Al-lah dan saya mensyukuri semuanya.

Satu hal lagi yang saya catat, sebagai catatan berkesanadalah manakala suami saya aktif dalam tim pembelakasus 27 Juli 1996 (penyerbuan maskas PDI Perjuangan di Jl.

Gigih, Konsisten,tetapi Lembut

Page 214: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

214 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Diponegoro 58 Jakarta Pusat yang mengakibatkan jatuhnyabanyak korban jiwa-pen). Saat-saat itu bisa dikatakanmerupakan klimaks dari upaya rezim Orde Baru mem-berangus kebangkitan PDI Perjuangan yang mengangkaticon Megawati (baca: Bung Karno).

Suami saya, sebagai anggota pengacara PDI-P, acapkedatangan tokoh-tokoh elit partai, termasuk MegawatiSoekarnoputri. “Mbak Mega dan para elit PDI-P seringke rumah, mengadakan rapat-rapat terkait tragedi 27 Juliitu. Sehingga ada kerabat yang menegur, ‘Mbak kan PNS,kok berani menerima Ibu Mega di rumah?’ Saya jawab,‘Kan yang menerima suami saya’.

Begitulah hingga roda zaman terus berputar, dankehidupan pun berjalan pada rel yang sudah digariskan.Amin Arjoso pun terus berkutat dengan politik danpolitik. Concern-nya terhadap kebangsaan begitu tinggi.“Beliau selain pekerja keras, juga merupakan sosok yangbersemangat. Sampai-sampai pernah suatu kali, saatkami mengadakan pesta pernikahan Juli, usai pesta dialangsung pamit pergi rapat bersama Kwik Kian Gie…yaaa… kami semua pun memakluminya”.

Satu hal yang terkadang ia sesalkan adalah, kemau-annya yang keras, semangatnya yang tinggi dan kesu-kaanya makan enak mengakibatkan sering lupa akankesehatan. Manusia toh bukan mesin. Pada saat fisik danpikiran diforsir, berat badan tidak terkendali dan kurangolah raga tentu ada gangguan kesehatan yang terganggu.Demikian juga kepada mas Amin Arjoso.

Sebagai istri yang juga seorang dokter, saya wajibmengingatkan suami akan pentingnya menjaga kesehat-an. Untuk keperluan check up kesehatan, saya pun mem-buatkan appointment dengan dokter spesialis pada haridan jam tertentu, confirmed. Apa yang terjadi? “Pada haridan jam yang sudah disepakati, eh… dia tidak datang,karena rapat, karena ini… karena itu…. Okelah, saya

Page 215: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

215

arrange lagi di hari dan jam yang lain. Eh… dia tidakdatang lagi karena kesibukannya… lama-lama saya jadimalu membuat janji temu dengan dokter….”

Tak urung, saya sendiri yang acap turun merawatsuami manakala sakit di rumah. Seperti saya contohkantentang penyakit kakinya, reumatoid arthritis. Jika sakit itukumat di pagi hari, maka saya langsung memberinyasuntikan, sehingga mas Amin Arjoso bisa ke kantordengan nyaman. “Tapi kalau sudah merasa baik, dia lupaberobat lagi,” katanya.

Suka makan enakMas Amin Arjoso suka makan enak di berbagai

restoran. Referensi kulinernya luar biasa…. Jadi percumadi rumah diatur makannya, tetapi di luar sering makandi restoran. Akibatnya berat badan bertambah dan asamurat tinggi, tensi darah naik. Itu yang membuatnyaterserang stroke. Alhamdulillah, meski terkena stroke, tapiotak masih berfungsi dengan baik.

Berkat fungsi otak yang tetap baik, daya ingat yangmasih tajam hingga buku ini disusun, membuat masAmin Arjoso terus dan terus melahirkan ide dan mereali-sasikan keinginan-keinginan yang begitu banyak. Apa-lagi kalau memikirkan nasib UUD 1945 yang diaman-demen secara semena-mena, emosinya selalu tergerak.Saya bahkan terkadang merasa harus berusaha “me-ngeremnya”. Dalam arti jangan sampai membuatnyastres, agar tidak memacu tekanan darahnya.

Saya mengakui, pada dasarnya, saya dan suami me-miliki karakter yang tidak sepenuhnya sama. Saya sukaberterus terang, apa adanya. Saya tidak bisa mengatakan‘ya’ untuk hal-hal yang memang harus saya katakan‘tidak’. Kadang saya seperti menentang ide suami, danmengatakan ‘tidak bisa’. Suami saya sering marah danemosi. Tapi setelah beberapa lama dan dijelaskan dengan

Gigih, Konsisten,tetapi Lembut

Page 216: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

216 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

baik, ia bisa memahami dan minta maaf atas kemarah-annya.

Apa yang disebutnya berbeda, bukan dalam kontekssikapnya atas amandemen terhadap UUD 1945 yangkemudian melahirkan “UUD 2002”. Saya mengaku men-dukung sikap suami yang dengan gigih berada di garisdepan membela UUD 1945 (yang asli), meski untuk ituia tidak lagi dekat dengan PDI Perjuangan.

Sekarang, mas Amin Arjoso sudah tidak lagi di DPR.Giliran saya yang menjadi anggota DPR, dari partaiGerindra. Mulanya saya tidak berkeinginan berpolitik,karena menurut saya, perilaku politik kita sering terlihatkurang fair dan tidak konsisten. Dan, itu berbeda dengansifat saya yang apa adanya dan konsisten, dan kurangbisa berdiplomasi.

Namun demi melihat visi dan misi Gerindra yang me-nyatakan ‘kembali ke UUD 1945, membela rakyat kecil,ekonomi kerakyatan dan mensejahterakan kehidupanbangsa’, saya menyatakan “ya” sewaktu ditawari masukGerindra, pada saat pendaftaran sudah hampir ditutup.Tentu visi dan misi tersebut mewarnai perjuangan sayadi partai dan fraksi di DPR RI. Keputusan saya didukungoleh suami yang yang menyatakan “visi dan misi Gerin-dra bagus, silakan menerima tawaran tersebut.

Dalam hal berpolitik, saya banyak belajar dari suami.Dalam hal belajar berpolitik setiap anggota DPR yangbaru wajib hukumnya untuk belajar kepada yang senior,juga dari buku-buku dan berbagai pengalaman lainnya.Prinsipnya setiap orang harus belajar seumur hidup.

Karakter mas Amin Arjoso yang bertanggung jawab,gigih, konsisten dalam ide dan menyayangi keluargalayak menjadi teladan para generasi muda. Dalam hu-bungan berkeluarga setiap permasalahan harus disele-saikan bersama sehingga keluarga selalu kompak danharmonis.

Page 217: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

217

Saya mewarnai kehidupan bersama mas Amin Arjosodengan toleransi dan doa di samping usaha. Saya selaluberusaha mendampingi suami untuk berdoa, menyam-paikan rasa syukur atas apa yang dikaruniakan AllahSWT kepada keluarga, serta memohon ampunan atassegala kesalahan dan kekhilafan dan berharap selalumendapatkan bimbingan agar berada di jalan yang di-ridhoiNya, selamat di dunia dan akhirat.

Saya yakin apa pun yang terjadi, apa pun yang diha-dapi dengan selalu berdoa, memohon ampunan danmemohon takdir yang terbaik dari Allah SWT kita dapatmenjalani hidup ini dengan tentram, damai, dan bahagia.Semoga Allah SWT selalu meridhoi dan melindungi kitasemua. Amin.

Gigih, Konsisten,tetapi Lembut

Merayakan ulangtahun secarasederhana dirumahnya.Sebelum momenpotong tumpeng,Amin Arjosomenggelarsarasehan tentangamandemen UUD1945 di ruangtengahkediamannya yangdihadiri puluhanpeserta.

Page 218: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

218 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

H. Amin Arjoso, SH beserta istri saat berada di Eropa.

Page 219: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

219Gigih, Konsisten,tetapi Lembut

Page 220: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

220 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

BAB IIIPublikasi Media

Page 221: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

221

Ahli filsafat G.W. Hegel mengemukakan suatufilsafat, revolusi Prancis dengan asas-asasnyatentang kebebasan dan kesamaan (liberte &egalite) berakhirlah sejarah, dalam arti bahwa

perkembangan pemikiran manusia mengenai pengatur-an kehidupan yang paling khas telah mencapai titikakhir. Berdasarkan filsafat ini kemudian pada 1980 FrancisFukuyama mengemukakan suatu tesis dalam bukunya TheEnd of History, dengan berakhirnya Perang Dingin antaraBarat melawan Timur yang dimenangkan demokrasikapitalisme, maka berakhirlah sejarah.

Hal itu berarti, bahwa ideologi Barat beserta asas-asasdan lembaga-lembaga ketatanegaraan dan ekonominya,atau dengan lain perkataan, demokrasi dan ekonomi lib-eral merupakan titik akhir dari perkembangan kehidupanmanusia. Tidak ada lagi persoalan kecuali masalah-masalah teknis yang dapat diselesaikan oleh para pakar.

A.S.S. Tambunan, SH

UUD 2002MeniadakanJati Diri Kita

UUD 2002 MeniadakanJati Diri Kita

Page 222: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

222 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Satu-satunya tugas yang menanti adalah menerapkanperkembangan itu kepada seluruh dunia, agar dapatmencapai tingkat kemajuan masyarakat Barat. Dalamhubungan ini Thomas Fiedman mengatakan, dunia harusmenerima demokrasi Barat sebagai suatu kebenaranmutlak yang harus diikuti oleh negara di dunia, jika mautetap survive.

Selanjutnya dia mencatat, bahwa Futuyamas path-break-ing book contained the most accurate insight about what wasnew – the triump of liberation and free market capitalism as themost effective way to organize society (terobosan yangdilakukan Fukuyama dalam bukunya mengandungpenilaian yang paling akurat mengenai hal yang baru –kemenangan dari liberalisme dan kapitalisme pasarbebas sebagai sarana yang paling efisien untuk meng-organisir masyarakat).

Pakar hukum tatanegara Belanda Prof. Mr. Dr. S. W.Couwenberg berkomentar, pendirian tersebut sesuaidengan aliran pikiran yang timbul di Barat, yang menga-takan, perkembangan budaya tertinggi adalah budayaBarat dan semua budaya di dunia akan menuju ke sana.Menurut Couwenberg aliran ini mendapat kritik, ter-masuk dari kalangan pemikir-pemikir di Barat sendiri.

Ternyata di Indonesia pun banyak orang yang meng-anut pemikiran Fukuyama, termasuk banyak para ang-gota DPR dan MPR. Mereka semua menilai, budayaBaratlah yang paling maju, sehingga harus diikuti olehIndonesia. Maka mereka dengan bangga mengubah UUD1945 dan menggantinya dengan UUD 2002 (sesuai dengantahun pembuatannya).

Mereka dengan tenang dan senang hati menggantikandemokrasi Indonesia yang berdasarkan Pancasila dengandemokrasi liberal. Ekonomi kerakyatan diganti denganekonomi kapitalis (pasar bebas dan negara tidak bolehcampur tangan). Kewajiban negara hanya menjaga, agar

Page 223: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

223

pasar bebas tidak terganggu.Ketua MPR Prof. Dr. Amien Rais dengan bangga ber-

komentar, bahwa hasil karya MPR itu merupakan suatulompatan besar. Kurang jelas maksudnya apakah lom-patan dalam arti maju atau dalam arti mundur.

Amien Rais tidak menyadari, bahwa MPR telah meng-abaikan sejarah perjuangan bangsa. Dr. Adnan BuyungNasution berpendapat, UUD 1945 adalah anti demokrasi.Dari komentar-komentar mereka secara jelas tergambarkekaguman mereka pada demokrasi Barat dan jugamemperlihatkan, mereka sama sekali tidak memahamiUUD 1945. Mereka mengabaikan komentar Bung Hattayang mengatakan, bahwa UUD 1945 merupakan UUDyang termodern. Seharusnya mereka kagum dan banggaatas hasil karya bangsanya sendiri yang lahir dari rahimbudaya bangsanya sendiri.

*** Tidak semua UUD atau konstitusi mempunyai suatu

Preambule atau Pembukaan. Menurut teori konstitusi,Pembukaan adalah bagian dari UUD atau konstitusi yangtertinggi tingkatannya yang mendasari sistem konstitusidan struktur bangunan negara yang bersangkutan. Jadi,Preambule UUD 1945 mendasari sistem konstitusi danmengikat sistem kenegaraan Indonesia. Pokok-pokokpikiran yang terkandung dalam pembukaan menguasaihukum dasar, baik yang tertulis maupun yang tidaktertulis.

Semua itu dikendalikan oleh falsafah dasar negarayaitu Pancasila. Kalau masyarakat Barat selama berabad-abad berada di bawah kekuasaan raja-raja yang mutlakberkuasa, sehingga rakyatnya berjuang untuk kebebasandan persamaan, maka rakyat Indonesia berjuang untukmelenyapkan penjajahan dari muka bumi. Tujuan yanghendak dicapai bangsa Indonesia dengan demikian ada-lah (1) ke dalam : (a) Persatuan bangsa dan Negara Indo-

UUD 2002 MeniadakanJati Diri Kita

Page 224: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

224 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

nesia (b) Mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyatIndonesia, (2) ke luar : (a) Menghapuskan penjajahan diatas bumi, (b) Tercapainya ketertiban dunia yang berda-sarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilansosial.

Oleh karena itu Deklarasi Universal PBB tentang hak-hak manusia 1948 dan Konvensi Roma 1950 telah meng-alami perkembangan. Para pengagum demokrasi Baratmelupakan, bahwa hak-hak manusia yang diperjuang-kan orang-orang Barat hanya bersifat perorangan dan ha-nya bersifat perdata, politis dan ekonomi saja. Sedangkanhak-hak manusia menurut UUD 1945 meliputi hak bang-sa, hak daerah, hak golongan masyarakat, hak masyara-kat, hak warga negara, hak orang Indonesia, hak tiap or-ang, hak untuk penghidupan yang layak bagi kemanu-siaan dan hak fakir miskin, sifatnya bukan hanya bersifatperdata, dan bukan hanya di bidang politik dan ekonomisaja, tetapi juga di bidang sosial dan budaya.

Kalau di Barat pengertian demokrasi hanya bersifatformal atau prosedural, maka demokrasi yang dianutbangsa Indonesia berdasarkan UUD 1945 bukan hanyabersifat formal atau prosedural, tetapi juga bersifat mate-riil atau substansial, sehingga juga meliputi isi dan tuju-annya. Istilah yang digunakan dalam Pembukaan UUD1945 adalah kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebi-jaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan. Katakerakyatan berasal dari brayat yang berarti keluarga. Katakeluarga berasal dari kata kawulo dan warga. Kawulo ber-arti abdi yang berkewajiban mengabdikan diri dan me-nyerahkan segenap tenaganya kepada yang olehnya di-anggap tuannya. Warga berarti anggota yang berwenangikut mengurus, ikut memimpin dan menetapkan segalaapa yang diperlukan.

Jadi, keluarga menggambarkan kedudukan yangganda yaitu sebagai abdi, tetapi sekaligus sebagai tuan.

Page 225: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

225

Hal itu menggambarkan rasa kebersamaan yang mengan-dung arti bukan saja sama rata seperti di Barat, tetapi jugasama rasa. Dengan demikian pengertian kerakyatan ataudemokrasi Indonesia mengandung keadilan sosial.

Yang mengarahkan kehidupan negara dan bangsaadalah cita negara (staatsidee), cita UUD (grondwetsidee) dancita hukum (rechtsidee). Cita negara yang dianut Indone-sia adalah integrasi yang berarti, bahwa aspek kenyataantidak dapat dipisahkan dari aspek yuridis, hal manatergambar dalam kalimat pertama, kedua dan ketiga dariPembukaan UUD 1945.

Bangsa Indonesia sangat heterogen bersifat multi rasdan multi etnik dengan tradisi, budaya, bahasa, agamadan kepercayaan yang berbeda-beda, yang tidak dileburmenjadi satu menurut dialektikanya G.W. Hegel tetapimenurut dialektikanya Pierre Joseph Proudhon, perbedaan-perbedaan itu berjalan terus dalam suatu keseimbangan:Bhineka Tunggal Ika. Cita UUD yang dianut UUD 1945adalah, keinginan untuk meletakkan masalah-masalahpokok tentang pengorganisasian kehidupan bernegaradalam suatu UUD, sehingga yang pokok-pokok saja yangdimuat dalam UUD, yang lainnya diatur dalam peratur-an pelaksanaan.

Cita hukum yang terkandung dalam Pembukaan ada-lah pandangan etis, filsafat dan politik bangsa Indone-sia. Dari situlah kemudian disadur sendi-sendi dan asas-asas yang menguasai dan mengarahkan hukum, baik ter-tulis maupun tidak tertulis dalam usaha-usaha bangsamencapai cita-cita dan tujuan yang hendak dicapai. Jadi,cita hukum merupakan landasan berlakunya konstitusiIndonesia.

***UUD 2002 telah mematikan Pembukaan dalam arti,

bahwa Pembukaan tidak berfungsi lagi, sehingga batangtubuh UUD 2002 tidak ada hubungannya dengan Pembu-

UUD 2002 MeniadakanJati Diri Kita

Page 226: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

226 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

kaan. Hal itu berarti bahwa UUD 2002 telah menghilang-kan Pancasila yang terkandung dalam Pembukaan. UUD2002 adalah penganut demokrasi liberal dan ekonomikapitalis. Melalui UUD 2002, MPR telah menjadikan In-donesia sebagai penganut demokrasi Barat denganliberalismenya dan kapitalismenya. Dengan UUD 2002Indonesia telah kehilangan jati dirinya.

Jakarta, 4 Agustus 2006(Tabloid Cita Cita edisi Agustus 2006)

DATA PENULIS

Nama lengkap: Arifin Sari Surunganlan Tambunan. Lahir:Surabaya, 18 Maret 1924, menikah dengan Marie Sere Marthaulibr. Sinaga, dikaruniai 5 anak, 11 cucu, 2 cicit.

Pendidikannya dimulai dari Ika Daigaku di Singapura,Akdemi Militer di Brastagi sampai yang terakhir Program PascaSarjana S3 UI (1997). Di bidang kemiliteran pangkat terakhirBrigadir Jenderal TNI (Pur).

Jabatan di bidang kemiliteran cukup banyak di berbagaidaerah, di antaranya Jaksa Tentara di Surabaya, KepalaKejaksaan Daerah Pertempuran Wil. Indonesia Timur, KepalaInspeksi Kehakiman di Kodam V Brawijaya, Kepala Perundang-undangan Dir.Kehakiman TNI-AD, Hakim Ketua PengadilanTentara Jakarta, Oditur Militer di Jakarta, Hakim KetuaMahkamah Militer Luar Biasa Jakarta.

Juga aktif di bidang sospol sebagai asisten khusus pimpinanMPRS, anggota DPR(GR)/MPRS (1968-1987), Paban Ur. PoldagriDephankam, dosen di berbagai perguruan tinggi militer/swasta.Sekitar 32 karya tulisnya sudah dibukukan, selain ratusantulisan yang diterbitkan oleh berbagai mass-media.

Tanda penghargaan yang diterima; Bintang Gerilya, BintangSewindu, Bintang Eka Paksi Kl.III, Satya Lencana PerangKemerdekaan I dan II, Satya Lencana Gerakan Operasi Militer VII,Satya Lencana Dwija Sisitha (3 kali berturut-turut), Satya LencanaPenegak dan Satya Cikal Bakal TNI.

Page 227: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

227

Pernyataan Ketua Dewan Harian Nasional (DHN)45, R. Soeprapto seperti tersebut di atas tentumengejutkan. Belum ada seorang pemimpinpun yang dengan gamblang mengucapkan kali-

mat demikian. Soalnya legenda Malin Kundang dari Su-matera Barat itu, sudah begitu melekat di hati kebanyak-an anak bangsa ini. Si Maling Kundang yang berasal darikeluarga miskin, tetapi setelah merantau kemudianmenjadi orang kaya, lantas malu mengakui ibunya yangmasih saja seperti dulu.

Sang ibu kecewa atas perbuatan anaknya itu, sehinggaia meyumpahinya, agar Malin Kundang menjadi batu.Benar saja, Malin Kundang berikut kapalnya, akhirnyamemang menjadi batu, kemudian terpuruk bagaikanpulau di Teluk Bayur.

Mengapa sampai “wong Solo” yang lahir 12 Agustus1924 itu mengambil kesimpulan demikian disampaikan-

R. Soeprapto

MPR 1999 = MalinKundang(Durhaka terhadapFounding Fathers)

MPR 1999 = Malin Kundang

Page 228: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

228 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

nya kepada Tim CITA CITA yang sengaja mewawancarai-nya secara khusus di kantornya di Gedung Joang Men-teng 31 beberapa waktu lalu, setelah menguraikan pan-jang lebar tentang perjalanan sejarah berdirinya Republikini. Saat-saat mempertahankan, mengisi dan mengem-bang-tumbuhkannya.

Dengan gamblang dan sistematis mantan GubernurDKI Jaya (1982-1987) itu menyampaikan pula makna pro-klamasi, yakni nilai-nilai yang terkandung dalam prokla-masi itu sendiri, nilai-nilai ideologi Pancasila, nilai-nilaiUndang-Undang Dasar 1945 dan lain-lain yang terkait de-ngan mempertahankan, mengisi dan menumbuh-kem-bangkan kemerdekaan yang telah dicapai, karena toh ke-nyataannya kaum penjajah yang berhasil kita singkirkantetap masih berusaha kembali menjajah, sehingga dimana terjadi perang fisik.

Di saat-saat beginilah “watak” bangsa Indonesia me-nonjol, yakni sikap heroik “lebih baik mati daripadadijajah”, pantang menyerah, tanpa pamrih dan lain seba-gainya yang semakin mengokohkan persatuan dan kesa-tuan bangsa, karena para pendiri bangsa telah menyiap-kan “grand design”nya yakni UUD 1945 dan “grand strat-egy” (penuntunnya) – Pancasila.

Pada era berikutnya yaitu mengisi kemerdekaan. Disaat inilah mulai kelihatan adanya pergeseran nilai-nilai,terutama menyangkut sikap tanpa pamrih. Perubahannilai dan memaknai apa yang terkandung dalam tanpapamrih, pada ujudnya malah lebih cenderung menjadislogan kosong, terutama bangsa ini memasuki erareformasi.

“Coba lihat sebagai negara demokrasi, tentunya kitapantas berbangga, karena Indonesia mampu melaksana-kan pemilu langsung. Namun sangat disayangkan mere-ka yang dipilih langsung oleh rakyat justru tidak mem-perlihatkan sikap tanpa pamrih, tetapi yang menonjol

Page 229: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

229

malah pamrihnya. Lihat saja begitu terpilih jadi anggotaDPR yang diperjuangkan pertama adalah kedudukandan rebutan jabatan ketua komisi, kenaikan honor, gajidal fasilitas lainnya. Sikap demikian jelas sangat pam-rih…,” tukas Pak Prapto yang pernah pula menjabat se-bagai Wakil Ketua MPR (1987-1992), sehingga ia hafaldan tahu persis tentang seluk-beluk “permainan” dilembaga negara tersebut.

MPR MELANGGAR KEHENDAKRAKYAT

Ketika disinggung kembali masalah Malin Kundang,dengan penuh antusias purnawiran Letnan Jenderal TNIitu langsung merinci sebab musababnya, yang yang padadasarnya sebagai akibat tidak adanya kesamaan visidalam memaknai reformasi. Bahwa reformasi itu perlu,tidak usah dipersoalkan lagi, karena kaitannya adalahusaha perbaikan atau penyempurnaan dari sebuah sistemyang dinilai tidak sesuai lagi dengan perkembangan tatakehidupan masyarakatnya. Namun demikian ketika ma-hasiswa dan rakyat bangkit dilaksanakannya reformasi,yang dituntut adalah; pemberantasan KKN, penegakanhukum secara konsekuen dan di bidang ekonomi tidaktergantung pada kekuatan asing.

“Rakyat sama sekali tidak menuntut dilakukannyaamandemen atau perubahan mendasar atas landasankonstitusi kita, yaitu Undang-Undang Dasar 1945. Nah,kalau rakyat menuntut, tapi kemudian MPR-nya mela-kukan perubahan justru pada frame yang menyatukanbangsa ini, bukankah itu namanya MPR telah melanggarkehendak rakyat? DPR pun tidak memintanya, apalagipribadi-pribadi tokoh.”

Nada suara bekas Pangdam Kodam Udayana (1970-1972) itu mendadak meninggi, ketika menyampaikan haltersebut. Dan dengan tegas, laki-laki yang hampir berusia

MPR 1999 = Malin Kundang

Page 230: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

230 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

82 tahun, tetapi masih sangat fit dan energik tersebutdengan lantang mengatakan:

“Menurut penilaian saya, MPR 1999 itu adalah MalinKundang. Anak durhaka terhadap Founding Fathers bangsaini.”

Selanjutnya bapak tujuh orang putra-putri yang me-nikah dengan RA Soeprapti Probodipuro itu menying-gung pula peran lembaga asing yang bisa mempengaruhisetiap keputusan dan kinerja MPR. Bahkan ia menyebutdengan tegas nama NDI dan Cetro (LSM-LSM dengan du-kungan dana dari AS dan berorientasi menjalankan kebi-jakan AS) yang menjadi “biang kerok” dan mampu mem-pengaruhi para anggota MPR yang keblinger, padahalpada saat itu (7 November 2001), terdaftar 207 anggotaMPR membikin pernyataan tertulis menolak amandementersebut.

“Kalaupun ada perubahan bukan dengan amandemen,tapi cukup dengan addendum yang bertujuan untuk me-nyempurnakan pasal 7 saja,” tegas Pak Prapto. Pasalyang dimaksud menyangkut masa jabatan seorangpresiden, menjadi hanya dua periode saja.

Ketika ditanya, apakah ia setuju jika UUD 1945 di-dekritkan kembali, seperti dilakukan Bung Karno pada5 Juli 1959, sambil tersenyum tokoh yang memulai kariermiliternya dari Shodancho PETA sebelum proklamasikemerdekaan 17 Agustus 1945 itu, malah bertanya:

“Siapa yang akan mendekritkannya?”“Sudah tentu Presiden, sesuai dengan hak prerogatif

yang dimilikinya” tegas CITA CITA.Pak Prapto ketawa dan tidak memberi jawaban apa-

apa, selain hanya memberi signal melalui tangannya, yangbisa diartikan, rasanya apa yang dilakukan Bung Karnosulit bisa dilaksanakan saat ini.

Page 231: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

231

KEHIDUPAN IDEOLOGI SAAT INIRETAK

Dampak dari tindakan MPR yang melanggar kehendakrakyat dan reformasi yang terimplikasi dengan euforiadan tanpa program itu, keadaan negara kita menurut PakPrapto bisa dikategorikan sebagai “compang-camping”.Buktinya; Kehidupan ideologi = retak, ini bisa disaksikanbagaimana makna yang terkandung dalam Pancasila ha-nya dijadikan wacana, tidak diimplementasikan dalamsikap dan perbuatan; kehidupan politik = resah, karenasaat ini bisa dirasakan adanya saling curiga antarparpol;kehidupan ekonomi = ganas, ini disebabkan ekonomikerakyatan atau demokrasi ekonomi “termakan” ekono-mi liberal, apalagi peran modal asing semakin “buas”;kehidupan agama = rawan, karena di beberapa tempatpertentangan antara pemeluk agama yang berbeda se-makin mencolok, contoh aktual adalah kasus-kasus diPoso; kehidupan sosial-budaya = gawat, hal ini bisadilihat bagaimana dominannya pengaruh asing terhadapbudaya bangsa dan perilaku kebanyakan generasi muda,sehingga tidak sedikit yang kehilangan jati dirinyasebagai bangsa Indonesia, yang berbudaya sangat tinggiitu. Kenyataan tersebut bisa dilihat terutama dalamsuguhan acara televisi swasta.

R. Soeprapto yang pernah menempuh pendidikankemiliteran di United States Command and General StaffCollege dan Senior Officer Preventive MaintenanceCourse di Amerika Serikat, kini berusaha keras membu-dayakan nilai-nilai kejuangan Angkatan ‘45 kepada gene-rasi muda melalui kursus atau pendidikan khusus diperguruan tinggi, agar meskipun Angkatan ‘45 sebentarlagi akan habis, nilai-nilai kejuangan akan tetap hidupdan terpelihara, karena relevansinya tidak pernah akanbasi atau sirna. Sekilas ia memaparkan aktivitasnya dibidang pendidikan.

Cita-cita edisi Januari 2006

MPR 1999 = Malin Kundang

Page 232: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

232 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

H. Amin Arjoso, SH didampingi Eddi Elison saat beraudiensi ke DHN ‘45pimpinan R. Soeprapto. Amin Arjoso juga tercatat sebagai AnggotaDewan Paripurna DHN ‘45 periode 2006 - 2011.

Page 233: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

233

Perubahan UUD1945, DialektikaSebuah Konstitusi

Suradi

Perubahan Undang-Undang dasar 1945 (UUD’45)masih dipersoalkan sebagian kelompokmasyarakat. Suara penolakan atas perubahanitu makin nyaring dan mereka menginginkan

agar perubahan itu ditinjau lagi karena tidak sesuaiprosedur. Berangkat dari diskusi sehari di kantor SinarHarapan bertema “Pro-Kontra kembali ke UUD’45 Asli”yang menghadirkan tokoh-tokoh yang pro dan kontra,laporan khusus kali ini menyoroti soal tersebut.

“Hendaknya tidak ada komponen bangsa yang ber-pikir untuk mundur dengan cara memutar arah jarumjam sejarah kembali ke belakang, ke masa UUD’45 yangterdiri atas 37 pasal, dan telah kita ketahui praktik penye-lenggaraan negara berlandaskan konstitusi tersebut”.

Pernyataan tersebut dikemukakan Amien Rais empattahun lalu. Tepatnya 1 Agustus 2002, saat membuka Si-dang Tahunan MPR. Agenda penting sidang ini adalahpengesahan perubahan keempat UUD’45 dan pem-

Perubahan UUD 1945,Dialektika Sebuah Konstitusi

Page 234: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

234 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

bentukan Komisi Konstitusi sebagai badan baru untukmenyempurnakan perubahan UUD’45.

Amien Rais yang kala itu Ketua MPR dan KetuaUmum Partai Amanat Nasional (PAN) menyatakan, per-ubahan keempat UUD’45 ini akan menuntaskan, me-lengkapi dan menyempurnakan, sekaligus mengakhiriperjalanan rangkaian gerbong reformasi.

Mengenai proses perubahan itu, Amien Rais menya-takan MPR menerapkan prinsip kehati-hatian, sistematis,komperehensif, dan berdasarkan kearifan yang tinggi. Disisi lain, kita juga menerapkan kaidah bahwa hal-hal yangsangat fundamental dari UUD’45 tetap kita pertahankan.MPR ketika itu juga membentuk Komisi Konstitusi yangbertugas menyempurnakan hasil-hasil perubahanpertama hingga keempat.

Dukungan penyelesaian proses akhir perubahankeempat UUD’45 datang dari mantan Presiden Megawatisehari sebelum pembukaan Sidang Tahunan. Megawatiselaku Ketua Umum PDIP mengumpulkan seluruhAnggota Fraksi MPR dari PDIP dan menginstruksikanuntuk mensukseskan perubahan UUD’45 ini. Megabahkan menegaskan, perubahan UUD’45 ini memangharus dituntaskan saat ini sebelum waktunya semakinjauh dari sejarah pembentukannya pada tahun 1945.

Perubahan UUD’45 ini merupakan implementasi darituntutan lama pejuang pro-demokrasi yang berujungpada gerakan reformasi 1998. Proses perubahan itusendiri cukup panjang. Perubahan dimulai pertama padaSidang MPR pertengahan Oktober 1999, dilanjutkanperubahan kedua pada tahaun 2000; perubahan ketigatahun 2001; dan terakhir perubahan keempat pada SidangMPR tahun 2002.

Konstitusi BaruMeski secara politis perubahan UUD’45 mendapat

Page 235: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

235

dukungan dari presiden, DPR, lembaga pemerintahan,dan berbagai elemen masyarakat yang tergabung dalamkoalisi konstitusi baru, MPR periode 1999-2004 yang telahberhasil membuat “sejarah baru” atas UUD’45 inimenghadapi tekanan dan protes baik dari Anggota MPRsendiri maupun masyarakat yang tetap menginginkanUUD’45 asli digunakan sebagai dasar kehidupan ber-bangsa dan bernegara.

Protes yang sangat nyaring disuarakan Forum PembelaNegara Kesatuan Republik Indonesia (FP NKRI) yangsebagian besar adalah Anggota MPR, seperti Amin Arjo-so, ImamMuniat, Bambang Pranoto, Guruh Soekarno-putra, dan lain-lain. Belakangan Amin Arjoso memben-tuk Gerakan Nurani Parlemen dengan tujuan sama.

Forum Kajian Ilmiah Konstitusi (FKIK) pimpinan Prof.Usep Ranawidjaya juga aktif menyuarakan penolakan.Terakhir Forum Komunikasi Purnawirawan TNI/Polri.Mereka yang aktif mendatangi pimpinan MPR menyua-rakan penolakan, antara lain mantan Wapres Try Sutrisno,mantan Ketua MPR/DPR Kharis Suhud, mantan Men-hankam Edy Sudrajat dan sejumlah purnawirawan.

Penolakan dilakukan karena proses perubahan yangdilakukan MPR menurut mereka telah kebablasan karenatelah meniadakan jati diri bangsa Indonesia dan meng-ancam kesatuan dan keutuhan NKRI. Perubahan itu telahmenciptakan konstitusi baru.

Untuk itu harus ada upaya untuk mengembalikankembali UUD’45 seperti semula, sebab menurut merekakesalahan bukan terletak pada konstitusi tapi padapelaksanaannya.

Empat tahun telah lewat, perubahan UUD’45 itu telahdipraktekan dalam kehidupan bernegara. Yang sangatmenonjol adalah peranan DPR yang makin proses dalamproses legislasi, pemilihan presiden langsung yangdemokratis, dan pemilihan kepala daerah (Pilkada)

Perubahan UUD 1945,Dialektika Sebuah Konstitusi

Page 236: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

236 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

langsung di seluruh kabupaten dan provinsi seluruh In-donesia.

Ekses Pilkada langsung dan konflik kelembagaan hasilperubahan membuat mereka yang selama ini menentangperubahan UUD’45 makin bersemangat untukmembuktikan bahwa perubahan UUD’45 itu tidak sesuaidengan kehidupan politik dan kenegaraan Indonesia.

DebatPenolakan terus disuarakan. Mereka yang meningin-

kan kembali ke UUD’45 asli makin bertambah. Mungkineksperimen politik hasil perubahan UUD’45 tidak mem-buahkan hasil seperti yang diharapkan yang membuatorang berfikir lebih baik seperti dulu sebelum adaperubahan. Harian sore Sinar Harapan membuka ruangbagi mereka yang menolak perubahan dan setuju per-ubahan, termasuk pelaku sejarah perubahan. Olehkarena itu, acara yang diberi nama “Pro-Kontra KembaliKe UUD’45 Asli” pun digelar Rabu,, 8 September lalu dikantor SH.

Praktisi hukum Adnan Buyung Nasution yang dikenalsangat mendukung perubahan, hadir. Rekan sepahamseperti mantan Ketua DPR Akbar Tandjung, mantanPimpinan Panitia Adhoc Slamet Effendi Yusuf danHamdan Zoelva juga hadir. Dari mereka yang menentangnampak Amin Arjoso, John Pakan, Leo Soetawidjaya,Mohammad Isnaeni Ramdhan, Suparman Parikesit, danRidwan Saidi yang datang dengan membawa buku-bukukonstitusi dan setunpuk dokumen. Diskusi dipanduSugeng Sarjadi yang tak mau terlibat dalam pro-kontranamun lebih memilih mencari titik temu.

Buyung yang pada tahun 1992 menulis disertasi TheAspiration for Constitutional Government in Indonesia; ASoscio-Legal Study of Konstituante 1956-1959 menyatakandirinya sejak lama mengusulkan perubahan UUD ’45

Page 237: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

237

untuk menyesuaikan dengan perkembangan bangsa ini.“Bung Karni sendiri dalam dokumen yang saya baca diBelanda juga menyarankan agar kita membuat konstitusiyang sesuai pemikiran bangsa kita,” katanya.

Tokoh Golkar Slamet Effendy Yusuf menegaskan,perubahan yang dilakukan berdasarkan addendum, yak-ni hanya beberapa pasal tertentu yang dinilai tidak rele-van lagi, seperti pelaksanaan kedaulatan dikembalikanke rakyat, masa jabatan presiden, dan sebagainya. “Jaditidak mengubah konstitusi kita,” katanya.

Praktisi hukum yang pada periode 1999-2004 ikut me-lakukan perubahan, Hamdan Zoelva juga menegaskantidak ada yang keliru dalam perubahan UUD’45 ini.

“Kita menggunakan UUD ’45, terutama pasal 37 iniuntuk melakukan perubahan atas UUD ’45,” jelasnyauntuk menjawab keraguan atas proses dan prosedurperubahan.

Namun bagi Ridwan Saidi perubahan itu tetap sajatidak benar, sebab naskah asli UUD 1945 tidak dibatalkan,otomatis UUD 1945 masih berlaku, seharusnya, MPRmembatalkan dulu yang lama. Tapi, itu tidak dilakukansehingga menimbulkan masalah. “Saya melihat ini, adadouble konstitusi. Ada UUD 1945 dan ada UUD oplosan(sebutan UUD ’45 hasil perubahan),” tegasnya.

Mohammad Isnaeni Ramdhan dan Leo Sutawijayamelihat proses perubahan ini menyalahi prosedur danteknis. Selain itu mereka menuduh perubahan itu saratpengaruh dan kepentingan asing. “Apakah hasil per-ubahan itu menyejahterakan rakyat? Kan tidak juga. akyathanya melakukan pencoblosan langsung presiden dankepala daerah kok, ujar Leo sambil menambahkan per-ubahan itu tidak pas dengan cita-cita proklamasi. Kitabisa lihat, hasil perubahan itu sudah menyimpang daripembukaan UUD 1945. bukan hanya menyimpang, tapisudah bertolak belakang. (Sinar Harapan)

Perubahan UUD 1945,Dialektika Sebuah Konstitusi

Page 238: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

238 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

H. Amin Arjoso, SH

Page 239: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

239

H. Amin Arjoso saat masih aktif di DPR.

Page 240: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

240 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Begini gaya berpolitik H. Amin Arjoso, SH di DPR. Komunikatif dan sportif.Itu yang membuat kehadirannya di DPR disegani baik oleh kawanmaupun lawan politiknya.

Page 241: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

241

Tidak Boleh AdaKekosonganKonstitusi

Adnan Buyung Nasution

Praktisi hukum senior Adnan Buyung Nasutionpernah memimpin Yayasan Lembaga BantuanHukum Indonesia (YLBHI) 1981 – 1983. Dalamdisertasinya di Utrecht, Belanda, The Aspiration

for Constitutional Government in Indonesia: A Soscio-LegalStudy of Konstituante 1956-1959, ia menyebutkan per-ubahan perlu dilakukan karena UUD 1945 memiliki kele-mahan atau cacat konseptual bagi pegangan berbangsadan bernegara. Berikut petikan wawancara wartawan SH,Tutut Herlina.

Masih ada dua pendapat mengenai perlu atau tidaknyaperubahan UUD 1945. Pendapat Anda?

Ternyata mereka (Amien Rais dkk-red) lebih maju dariyang sebelumnya. Mereka tidak mau kembali ke UUD1945 asli yang sebelumnya disakralkan. Cuma prosedur-nya yang sekarang dianggap kurang tepat. Ke depan bisa

Tidak Boleh AdaKekosongan Konstitusi

Page 242: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

242 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

disempurnakan.Bagaimana dengan substansinya?Itu tinggal apa yang ingin dicapai. Diperbaiki sub-

stansi-substansi yang supaya tidak terjadi kontradiksi.Karena kalau kita mau lihat, UUD yang sekarang inibeberapa substansinya paling kontradiksi.

Dimana kontradiksinya?Mungkin yang tepat bukan kontradiksi, tapi semacam

tumpang tindih. Contohnya, HAM (Hak Asasi Manusia).Sangat banyak substansi yang menyebut soal itu. Satudan yang satunya diulang-ulang. Secara sistemik itu tidakbagus. Pasal 28 diperpanjang dari a-i, jadinya tidak cantik.Kalau mau bagus mungkin bisa membuat bab sendiritentang HAM. Atau dimasukkan tambahan perubahanke dalam bab perubahan. Atau bagaimana tergantungkesepakatan bersama supaya cantik.

Jika ada perubahan lagi, jadi pintu masuk kembali memasukkanPiagam Jakarta, pendapat anda?

Itu tetap akan kita tolak. Kalau kita ke sana, akanketinggalan. Itu mimpi dan tidak mungkin terjadi.Tokoh-tokoh Islam sudah meninggalkan pemikiransemacam itu. Karena jika itu mau dipaksakan, dasar-dasar fundamental kita akan rusak, juga merusak lan-dasan berbangsa yang menyebutkan tanah air satu tanahair Indonesia, bangsa satu bangsa Indonesia, dan bahasasatu bahasa Indonesia. Ini tidak bisa dielakkan karenaakan melawan arus sejarah.

Kalau ada perubahan bagaimana pemberlakuannya?Jangan berfikir untuk menghentikan sementara

berlakunya perubahan. Meski ada perubahan, UUD yangsudah diubah sebelumnya tetap harus digunakan. Kitatidak bisa memiliki kekosongan Konstitusi. Dilihatkewajarannya, negara hukum tidak bisa berjalan tanpa

Page 243: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

243

konstitusi.Jadi UUD 1945 tidak harus dikeramatkan?Itu pandangan dogmatis yang mengkeramatkan UUD

1945. Bung Karno dan Bung Hatta saja dulu tidak begitu.Mereka bilang bahwa Indonesia harus memiliki kon-stitusi yang nantinya sesuai dengan kehendak rakyat,maka dibentuklah badan konstituante. Jadi itu sudahmenjadi keharusan sejarah. (Sinar Harapan)

Tidak Boleh AdaKekosongan Konstitusi

Page 244: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

244 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Kepada Yth,Pimpinan RedaksiSinar Harapandi Tempat

Perihal:

KAMI TETAP MENOLAK PERUBAHAN UUD 1945Sehubungan dengan pemuatan berita berjudul

“Perubahan UUD 45 Akhirnya Diterima” yang dimuatdalam Harian “Sinar Harapan” Halaman 1 Kolom 1-2 ter-bitan Kamis, 7 September 2006, terkait dengan dilaksa-nakannya Dialog Terbatas “Pro Kontra Kembali ke UUD1945 Asli” oleh “Sinar Harapan”, dengan ini kami me-nyampaikan bantahan keras atas pemberitaan tersebut,karena sama sekali tidak mencerminkan fakta yangterjadi.

Kejadian yang sebenarnya saat Dialog Terbatastersebut adalah sbb:1. Kami datang dalam diskusi tersebut sebagai satu tim

yang dengan tegas menolak perubahan UUD ‘45 yangdilakukan oleh MPR pada tahun 1999, 2000, 2001, dan2002.

2. Alasan penolakan tersebut adalah:a. Perubahan tersebut dilakukan melalui prosedur

yang tidak benar.b. Substansi perubahan bertentangan dengan Pem-

bukaan UUD ‘45.Sehingga perubahan-perubahan UUD ‘45 tersebut

tidak mengikat secara hukum.3. Kami tidak pernah mensakralkan UUD ‘45 yang berarti

perubahan UUD ‘45 itu dimungkinkan, asal melaluiprosedur yang benar, dilakukan secara addendum dan

Page 245: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

245

addendumnya merupakan penjabaran dari Pembuka-an. Hal itu berarti, kalaupun kelak dilakukan per-ubahan, UUD ‘45 asli tetap utuh, yang terdiri dari Pem-bukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasannya: perubah-annya merupakan addendum.

4. Dalam Dialog Terbatas tersebut, sama sekali tidakdilahirkan kesimpulan atau keputusan apa pun, dankedua belah pihak tetap pada pendirian masing-masing sehingga apa yang diberitakan oleh “SinarHarapan” tersebut merupakan manipulasi yang dapatdisamakan dengan menyesatkan pembaca. Hal ter-sebut terbukti dari tajuk rencana yang berjudul “Per-debatan mengenai UUD ‘45” yang dimuat pada hariyang sama.

5. Pemuatan berita bahwa Amin Arjoso, John Pakan,Isnaeni dan Leo H. Soetowidjojo, pada akhirnya me-nerima perubahan UUD ‘45, itu merupakan opini SinarHarapan sendiri menjadi suatu fitnah dan pencemarannama baik kami yang dapat dikualifikasikan sebagaitindak pidana.

6. Kami juga menyesalkan bahwa terdapat 2 (dua) isupenting yang mengemuka dalam diskusi tersebuttetapi tidak diberitakan. Isu tersebut adalah:a. Peranan asing dalam mempersiapkan dan mem-

biayai perubahan UUD ‘45 (sedangkan bukti-buktisudah kami sampaikan pada waktu itu),

b. Dalam perdebatan pada saat itu, terbantahkantuduhan Adnan Buyung Nasution bahwa UUD ‘45dipengaruhi oleh Jepang.

7. Untuk membuktikan hal-hal yang kami ungkapkan diatas, kami memiliki rekaman audio visual DialogTerbatas tersebut.

8. Besar harapan kami, sesuai dengan Kode Etik Jur-nalistik, bantahan ini dapat dimuat pada halaman dan

Surat Bantahankepada Sinar Harapan

Page 246: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

246 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

kolom yang sama dalam penerbitan berikutnya, dankami meminta agar Sinar Harapan meralat berita yangtidak sesuai dengan fakta tersebut, oleh karenanyaSinar Harapan harus meminta maaf kepada kami. Bilatuntutan kami tersebut tidak dipenuhi, akan kamitempuh upaya hukum baik secara Perdata maupunPidana.

Jakarta, 6 September 2006

Kami yang membantah:1. Amin Arjoso2. John Pakan3. Leo H. Soetowidjojo4. Mohammad Isnaeni Ramdhan

Page 247: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

247

Secara Hukum,UUD ‘45 AsliMasih Berlaku

Secara Hukum, UUD ‘45 AsliMasih Berlaku

Moh Isnaeni Ramdhan

Mantan anggota Komisi Konstitusi,Mohamamad Isnaeni Ramdhan, yangmenjadi salah satu narasumber diskusi,tetap berpendirian bahwa prosedur

perubahan UUD’45 keliru. Berikut petikan wawancarawartawan SH, Daniel Duka Tagukawi, seusai diskusi.

Bisa dijelaskan alasan penolakan terhadap hasil perubahanUUD 1945?

Kita bicara dari prosedur perundangan dulu, ya.... Darisisi ini saja, sebenarnya MPR tidak melakukan hal itu.Sesuai asas hukum, setiap produk hukum itu memilikikekuatan mengikat atau dianggap sudah diketahuimasyarakat, kalau sudah diundangkan dalam lembarannegara. Ini tidak dilakukan MPR. Secara teori hukum,perubahan UUD 1945 itu tidak mempunyai kekuatanmengikat.

Page 248: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

248 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Bukankah lembaran negara itu hanya pengumuman kepadapublik?

Iya. Itu juga disampaikan Pak Hamdan Zoelva. Tapi,itu saya kira keliru, karena suatu produk hukum memilikikekuatan mengikat atau tidak tergantung apakah di-undangkan dalam lembaran negara atau tidak. UUD 1945itu ada dalam Lembaran Negara No 75 Tahun 1959. Jadi,harus diundangkan dalam lembaran negara. Secarateoretis, publik dianggap mengetahui kalau sudahdiundangkan. Kalau tidak diundangkan berarti tidakmengikat, kan?

Tapi, kenyataannya hasil perubahan UUD 1945 itu tetapberlaku?

Memang secara politik, hasil perubahan itu sudahdiberlakukan, misalnya, dengan adanya pemilihanpresiden secara langsung. Itu secara politik. Tapi, kalaudari aspek yuridis, hasil perubahan itu tidak mengikat,karena prosedurnya sudah tidak benar. Secara hukum,UUD 1945 asli masih tetap berlaku.

Maksudnya, baik UUD 1945 maupun perubahannya jugaberlaku?

Saya hanya lihat dari aspek yuridis, di mana UUD 1945itu masih tetap berlaku. MPR tidak pernah mencabut ataumembatalkan UUD 1945. Begitu juga, MPR tidak pernahmemberlakukan hasil perubahan UUD 1945.

Karena UUD 1945 yang diundangkan dalam lembarannegara, UUD 1945 yang berlaku. Meski ada ketentuandalam UU No 10 tahun 2004, kalau UUD tidak perludiundangkan, tapi itu menyalahi asas hukum.

Seandainya prosedur dilakukan secara benar, apakah Andamenerima hasil perubahan?

Begini ya, sekarang ini, ada UUD 1945 yang sah secarayuridis dan ada UUD yang diberlakukan karena men-

Page 249: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

249

dapat dukungan politik. Kalau saya, ya, kembali sajadulu ke UUD 1945, karena itu yang sah. (Sinar Harapan)

Secara Hukum, UUD ‘45 AsliMasih Berlaku

Page 250: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

250 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 251: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

251

PerjalananPerubahanKonstitusi RI

Rikando Somba

Keberlakuan Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945, atau di-singkat UUD’45 sebagai konstitusi NegaraRepublik Indonesia telah mengalami pasang

surut dalam perjalanan bangsa ini. Selain pernah tidakdiberlakukan dan kemudian diberlakukan kembali,UUD’45 sebagai konstitusi juga telah mengalami per-ubahan untuk disesuaikan dengan tuntutan zaman seba-gaimana hukum yang berlaku dinamis, selama 4 kali.

Pada kurun waktu tahun 1999-2002, perubahan ini(amandemen) membawa implikasi berubahnya susunanlembaga-lembaga dalam sistem ketatanegaraan RepublikIndonesia.

Awalnya UUD ’45 disahkan sebagai undang-undangdasar negara oleh PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945.UUD ini terdiri atas Pembukaan, Batang Tubuh (16 Bab,37 Pasal, 49 Ayat, 4 Pasal Aturan Peralihan, dan 2 Ayat

Perjalanan PerubahanKonstitusi RI

Page 252: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

252 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Aturan Tambahan), serta Penjelasan. Setelah dilakukan4 kali perubahan, UUD 1945 memiliki 21 bab, 73 pasal,170 ayat, 3 pasal Aturan Peralihan, dan 2 pasal AturanTambahan. Berikut beberapa pokok dan momentumsejarah yang terjadi pada konstitusi RI ini.

Pada tanggal 22 Juli 1945, disahkan Piagam Jakartayang kelak menjadi naskah Pembukaan UUD 1945.Sedang, naskah rancangan konstitusi Indonesia disusunpada waktu Sidang Kedua BPUPKI pada tanggal 10-17Juli 1945. Pengesahan UUD ini terjadi pada 18 Agustus1945 oleh PPKI mengesahkan UUD 1945 sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.

Tak lama, UUD ini diganti konstitusi RIS (RepublikIndonesia Serikat) sesuai dengan perubahan bentuknegara sejak tanggal 27 Desember 1945.

Keberlakuan ini tak lama, karena sejak tanggal 17Agustus 1950 di Indonesia berlaku UUDS (Sementara)1950.

Upaya konstituante untuk membuat UUD yang barutak kunjung selesai dan gagal mencapai kesepakatanbulat. Situasi politik pada Sidang Konstituante 1959 lebihterfokus pada saling tarik-ulur kepentingan partai politikyang ada di Konstituante. Ini melatarbelakangi keluar-nya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 untuk kembali member-lakukan UUD 1945. Secara aklamasi, DPR mengukuhkan-nya pada tanggal 22 Juli 1959.

Tahun 1966 – 1988, Orde Baru menyatakan kembalimanjalankan UUD 1945 dan Pancasila secara murni dankonsekuen. Pada masa ini, konstitusi menjadi sangat“sakral”, dengan adanya sejumlah aturan yang mele-gitimasinya.

Di antaranya: Ketetapan MPR Nomor I/MPR/1983yang menyatakan bahwa MPR berketetapan untukmempertahankan UUD 1945, tidak berkehendak akan

Page 253: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

253

melakukan perubahan terhadapnya.Berikutnya ada pula Ketetapan MPR Nomor IV/

MPR/1983 tentang Referendum yang antara lain menya-takan bahwa bila MPR berkehendak mengubah UUD1945, terlebih dahulu harus meminta pendapat rakyatmelalui referendum.

Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1985 tentang Referen-dum, yang merupakan pelaksanaan Tap MPR NomorIV/MPR/1983.

Pasca Reformasi 1998, perubahan UUD 1945 terjadi.Periode rakyat dan kalangan politisi menyadari adanyaberbagai penyimpangan dari pelaksanaan UUD 1945sebelumnya. Perubahan yang mendasar diingini adalahmelaksanakan demokrasi sepenuhnya dengan meletak-kan kekuasaan tertinggi pada rakyat.

Kekuasaan yang sebelumnya dinilai berfokus padaMPR diubah. Majelis ini bukan lagi sebagai lembagatertinggi negara. Kedudukannya dijadikan setara denganlembaga negara lainnya.

Tujuan perubahan UUD ini menurut legislatif danKomisi Konstitusi adalah menyempurnakan aturan dasarseperti tatanan negara, kedaulatan rakyat, HAM, pem-bagian kekuasaan, eksistensi negara demokrasi dannegara hukum serta hal-hal lain yang sesuai denganperkembangan aspirasi dan kebutuhan bangsa. Namun,perubahan ini tidak mengubah kedudukan UUD 1945dengan tetap mempertahankan Negara Kesatuan Re-publik Republik Indonesia, serta mempertegas sistempresidensiil.

Perubahan UUD ’45 pertama dilakukan dalam SidangUmum dan Sidang Tahunan MPR Oktober 1999 danpengesahan perubahan terakhir pada Sidang TahunanMPR 2002, tepatnya Sabtu (10/8) malam pukul 23.55.Perubahan ini dicantumkan dalam Risalah Sidang

Perjalanan PerubahanKonstitusi RI

Page 254: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

254 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Tahunan MPR Tahun 2002, yang menerbitkan UUD ’45dalam satu naskah yang terdiri dari Naskah Perbantuandan Kompilasi Tanpa Ada Opini.

Page 255: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

255

Sakralisasi UUD 1945 tentu bukan zamannya lagi.Tapi sebaliknya, mengubah atau membuat UUDbaru bukanlah suatu hal yang mestinya segam-pang yang ada dalam pemikiran LSM dan Ang-

gota MPR periode 1999-2004.Menurut motor Gerakan Nurani Parlemen (GNP) yang

juga anggota Deperpu DPP-PDIP Amin Arjoso, ada sya-rat-syarat yang harus ditempuh untuk melakukan per-ubahan atau membuat UUD tersebut.

Pertama, jika pihak yang ngotot untuk mengubah ataumengganti UUD itu adalah aktivis LSM, tokoh atau nonpartisan lain, maka tak ada pilihan lain mereka harusmembentuk parpol, ikut pemilu, memenangkan pemilulalu mengusulkan perubahan UUD itu. Kedua, jika takmau pilihan pertama, tapi mau mengubah atau menggantiUUD, silahkan bikin revolusi.

Bagi kalangan anggota Majelis, perubahan atau

Laporan Diskusi 1,Harian Pelita 11 September 2002

Orang AmerikaSerikat di BalikAmandemenUUD 1945?

Orang Amerika Serikatdi Balik Amandemen UUD 1945?

Page 256: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

256 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

penggantian UUD 1945 harus pula didasarkan kepadaamanat reformasi dan program masing-masing parpolyang dikampanyekan pada pemilu 1999. Idealnya,menurut Amin Arjoso, harus begitu.

Amanat reformasi, katanya, tidak pernah meng-amanatkan penggantian UUD 1945. Reformasi yangdicetuskan mahasiswa tahun 1998 adalah memperbaikiUUD 1945, bukan membuat UUD baru. Fakta juga men-dukung bahwa tidak ada satu parpol (yang berhasil me-nempatkan wakil-wakilnya di DPR) yang memprogram-kan mengubah (total) atau membuat UUD baru. Kecualisatu parpol yaitu PUDI pimpinan Sri Bintang Pamung-kas, yang kala itu memang giat mengkampanyekankonstitusi baru.

Tapi, apa yang terjadi sungguh mengherankan. Hanyadengan desakan-desakan segelintir orang, MPR rontok.Bahkan, kata Amin Arjoso, MPR tak segan-segan melang-gar rambu-rambu kesepakatan fraksi-fraksi, yang merekabuat sendiri.

Ada apa ini? begitu kemudian pertanyaannya. Adakahtangan-tangan ajaib yang ikut campur mempengaruhiproses amandemen ini dari awalnya? Siapa mereka, danapa tujuan mereka?

Amin Arjoso, tokoh vokal dalam proses amandemenUUD 1945 karena dianggap anti amandemen (kemudiandibantah Amin sendiri, “Saya bukan anti amandemen,hanya memang ada hal yang tidak dapat saya terima.Stempel sebagai anti amandemen itu sudah melekat ke-pada diri saya, ya sudah... mau apa lagi?”) membeberkan,tidak adanya suatu alasan yang kuat untuk membuatUUD baru (istilah yang lebih suka dipakai Amin), mem-buat dirinya berkesimpulan bahwa pasti ada “sesuatu”di balik proses amandemen tersebut.

“Jika dilihat dari hasil amandemen UUD 1945 keselu-ruhan, saya berkesimpulan bahwa amandemen tersebut

Page 257: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

257

mengandung dua tujuan yaitu tujuan politik sesaat yangnyambung dengan globalisasi yang tak lain adalah Ame-rikanisasi. Dalam konteks ini saya melihat ini bagian daridekolonisasi, pengkapling-kaplingan ekonomi Indone-sia,” kata Amin.

Dekolonisasi? Globalisasi? Amerikanisasi? Bolehpercaya, boleh tidak. Namun dari penjelasan Amin dalamdiskusi yang diselenggarkan Forum Kajian Harian Pelita(FKHP) di Jakarta, Senin (9/9) lalu, beberapa poin bisadijadikan bahan pemikiran.

Mengutip Thomas L Friedman dalam bukunya Un-derstanding Globalization, Amin Arjoso mengatakan,globalisasi mengandung tiga arti, yaitu penyebaran ka-pital tanpa batas negara, secara kultural adalah Ameri-kanisasi dan merupakan pembangunan kekuatan barupasca perang dingin. Intinya globalisasi dihembuskanoleh AS sebagai upaya untuk memperkuat AS sebagaisuper power dalam semua bidang, dan di sisi lain terusberupaya untuk memperlemah posisi negara-negara lain.AS, menghendaki agar negara-negara lain itu menjadisubordinat mereka.

Salah satu upaya untuk memperlemah itulah merekabermain di arena proses amandemen UUD 1945, denganmendorong terjadi pengacauan sistem ketatanegaraanIndonesia. Ujung-ujungnya adalah semakin besar ke-kuatan untuk mengkapling-kapling Indonesia secaraekonomi.

“Saya pernah bertemu dengan Daniel S. Lev. Dia me-ngatakan kepada saya ‘Pak Amin, menurut saya sebaik-nya Indonesia jangan menjadi negara kuat. Kalau kuatmaka yang jadi korban adalah HAM’. Ini apa maksudnya?Maka saya bilang lagi ke dia supaya nasihat ini diala-matkan saja kepada AS, sebab AS ini kan super power,”kata Amin.

Amin mengakui, sumbangan AS bagi perjalanan

Orang Amerika Serikatdi Balik Amandemen UUD 1945?

Page 258: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

258 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

kepemimpinan nasional di Indonesia tidak boleh dika-takan sedikit. Sebut saja lahirnya Perjanjian Renville,yang bisa terjadi akibat tekanan AS kepada Belandasupaya tidak menggunakan bantuan mereka untukmelakukan agresi ke Indonesia. Begitu juga dalamKonferensi Meja Bundar, dan lainnya.

“Dalam tahun 1965 juga bantuan AS ini sangat besar.Dan masalahnya bantuan-bantuan itu punya imbalan.Contohnya adalah Freeport, itu adalah imbalan bagi ASyang diberikan Indonesia. Sejak itu kita sudah dikapling-kapling oleh AS. Masalahnya adalah Rekolonisasi itusemakin besar. Kalau pada masa penjajahan Belandayang diambil itu adalah buahnya. Sekarang yang diambilsemuanya ya buah, ya batang, ya daun, sampai akarnya,”sambung Amin.

Tapi apa bukti permainan AS di balik amandemenUUD 1945 itu? Amin menyebut lembaga National Demo-cratic Institute/NDI (for International Affairs) asal AS.Lembaga ini, menurut Amin, telah memainkan kepen-tingan AS dalam rangka monopolar, dengan dalihpengaturan demokrasi Indonesia.

Agen yang mereka pergunakan di dalam negeri Indo-nesia tidak lain adalah Cetro (Center for Electoral Reform)yang merupakan bagian dari Koalisi Ornop untuk Kons-titusi Baru, yang selama ini paling bersuara lantangdalam menggagas konstitusi baru.

“Orang-orang NDI itu ada dari kalangan aktivis, peng-amat, mahasiswa, wartawan bahkan anggota DPR/MPR.Saya tahu ada orang-orang NDI nongkrong di DPR!” katadia.

Bukti keterlibatan AS dalam proses amandemen UUD1945 itu, makin terang setelah Amin Arjoso pada suatukali dalam masa pembahasan amandemen UUD 1945 diGedung DPR/MPR, ditemui oleh orang-orang KedubesAS di Jakarta. “Dia mengatakan kepada saya mengapa

Page 259: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

259

saya sangat konservatif mengenai amandemen UUD 1945ini. Lha, ini mau apa? Saya bilang saja kepada merekaapa urusannya? Kenapa mereka ikut-ikutan?” tanya AminArjoso.

Nah, kata Amin, “Saya jadi bertanya-tanya apakahteman-teman ini sadar telah menjadi bagian dari sebuahpermainan besar AS?” Ini pula yang mendorong diameminta kepada semua pihak untuk bertanya kepadahati nurani masing-masing, dan berjuang terus untukmengembalikan keadaulatan ekonomi, politik dankultural indonesia.

Bomer Pasaribu sebagai kesamaan sikap bahwa UUDhasil amandemen UUD 1945 ternyata lebih menawarkaninstabilitas daripada stabilitas.

Fungsionaris DPP Partai Golkar yang mantan MenakerBomer Pasaribu memberi penilaian bahwa amandemenUUD 1945 telah menyebabkan penyebaran, pembagiandan pemisahan kekuasaan dan wewenang menjadi terlaluluas dan cepat. Hal ini akan memperumit pembangunansistem kelembagaan, pengembangan konstitusionalisme,manajemen kenegaraan kesatuan, manajemen potitiknasional baik supra maupun infrastruktur, manajemenpemerintahan eksekutif dan pembangunan budayapolitik baru.

“Jadi terbuka peluang krisis benturan kekuasaan, con-flict of interest antar-lembaga, dan sulit menemukanpenyelesaian cepat,” kata Bomer.

Kesulitan lainnya, penyiapan transisi dan prosessosialisasi, pembelajaran dan pelembagaan, perangkatlunak dan keras yang dibutuhkan serta SDM pemerin-tahan, elit, politisi dan masyarakat.

Karena itu Bomer membayangkan adanya kondisiyang lebih mengancam bangsa dan negara khususnyamenjelang Pemilu 2004, sebab “Perubahan yang

Orang Amerika Serikatdi Balik Amandemen UUD 1945?

Page 260: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

260 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

demikian besar itu tidak diikuti dengan perubahankultural politik”.

Pandangan yang sama disampaikan oleh Amin Arjoso.Menurut anggota F-PDIP DPR/MPR ini, perubahan I, II,III, dan IV UUD 1945 oleh MPR telah mengubah strukturketatanegaraan dari monokameral menjadi bikameral,dari Negara Kesatuan dicampur aneh dengan sistem Fe-deral. MPR sebagai penjabaran demokrasi perwakilanplus perwakilan kepentingan dalam sistem perwakilandirombak menjadi demokrasi perwakilan politik murnidan langsung.

Demikian pula, sistem pemerintahan negara yang ex-ecutive heavy ke legislative heavy yang tidak menjunjungprinsip checks and balance namun lebih mengedepankankepada pelaksanaan sistem dan semangat parlemen-tarisme.

“DPR pasca amandemen UUD 1945 dengan segenaphak-hak yang ada padanya seperti hak interpelasi, hakangket (penyelidikan) dan hak menyatakan pendapattelah mengakibatkan tata kehidupan kenegaraan Indo-nesia menjadi legislative heavy dan unbatanced yang tibagilirannya mengganggu stabititas politik dan meng-hambat pembangunan nasional”, begitu Arnin Arjoso.

Berikut adalah pasal-pasal yang mengandung prob-lem konstitusional pasca amandemen I, II, III, dan IV.Pasal 1 ayat (2), Pasal 3 ayat (1), ayat (2), ayat (3), Pasal7C, Pasat 8 ayat (2), Pasal 22D ayat (2), Pasal 22A (1) danPasal 24 C (1), Pasal 2 ayat (1), Pasal 23D, Pasal 20 ayat(5), Pasal 28 ayat (1), Pasal 13 ayat (3), Pasal 20 ayat (1),Pasal 20 ayat (2), Pasal II Aturan Peralihan.

Menurut Amin Arjoso, perubahan UUD 1945 memper-gunakan kewenangan berdasarkan pasal 37 adalahmanipulatif, karena kewenangan MPR untuk mengubahUUD sebagaimana dirumuskan dalam pasal 37 tidakterlepas dari rumusan Pasal 1 ayat (2) UUD 1945 asli

Page 261: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

261

dimana MPR adalah penjelmaan seluruh rakyat Indone-sia dan merupakan Lembaga Tertinggi Negara, peme-gang dan pelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat.

Dengan demikian apabila Pasal 1 ayat (2) sudah diubah(melalui perubahan III) yaitu bahwa MPR tidak lagimemegang kedaulatan rakyat sepenuhnya dan bukanlagi penjelmaan seluruh rakyat Indonesia. Maka, Pasal37 telah kehilangan relevansinya untuk dipergunakansebagai dasar hukum Perubahan UUD dalam SidangMPR.

Demikian pula penggunaan Pasal 3 UUD baru (hasilperubahan III) juga telah kehilangan relevansinya ber-kaitan dengan, telah berubahnya fungsi dan kewenanganMPR melalui amandemen III.

Manipulasi itu sudah berulang kali diprotes dan di-interupsi oleh anggota MPR, tetapi tidak dihiraukan olehPimpinan MPR. Perubahan Pasal 1 ayat (2) UUD 1945telah meniadakan fungsi MPR sebagai pemegang danpelaksana sepenuhnya kedaulatan rakyat. Perubahantersebut juga bertentangan dengan alinea IV PembukaanUUD 1945. Yaitu mengubah sistem demokrasi perwakil-an menjadi demokrasi langsung (representative democracyke direct democracy). Menjadi tidak jelas locus of sofereignitydari kedaulatan negara, MPR bukan pemegang danpelaksana kedaulatan rakyat.

Pasal 3 mengenai kewenangan MPR, menurut Amin,tidak jelas landasan dan kewenangan MPR Pasca Aman-demen III, karena MPR bukan lagi sebagai pelaksanakedaulatan rakyat tetapi anehnya diberi kewenanganseperti halnya lembaga konstituante. Yaitu berwenangmengubah dan menetapkan Undang-Undang Dasar.

Soal Pasal 7 C yaitu mengenai Presiden tidak dapatmembekukan dan atau membubarkan DPR, bisa di-artikan Presiden bisa membubarkan DPD. Demikian pulaPasal 8 ayat (2) yang mengatur dalam hal terjadi keko-

Orang Amerika Serikatdi Balik Amandemen UUD 1945?

Page 262: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

262 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

songan Wapres, selambat-lambatnya dalam waktu 60 hariMPR menyelenggarakan sidang untuk memilih Wapresdari dua calon yang diusulkan Presiden.

“Pasal ini tidak sejalan dan rancu dengan sistem pemi-lihan Presiden secara langsung,” kata Amin Arjoso.

Pasal 22 A (1) dan Pasal 24C (1) mengenai kewenanganMA, juga bisa terjadi MA menyatakan sebuah aturan dibawah UU tidak bertentangan dengan UUD, sementaraMahkamah Konstitusi menyatakan UU itu bertentangandengan UUD.

Page 263: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

263

Page 264: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

264 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 265: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

265

Undang-undang No.10 Tahun 2004 pasal 2berbunyi: “Pancasila merupakan sumber darisumber hukum Negara.” Penjelasannya;Penempatan Pancasila sebagai sumber dari

segala sumber hukum negara adalah sesuai dengan Pem-bukaan Undang-undang Dasar Negara Republik Indo-nesia Tahun 1945 yang menempatkan Pancasila sebagaidasar ideologi negara sekaligus dasar filosofis bangsadan negara, sehingga setiap Materi Muatan PeraturanPerundang-undangan tidak boleh bertentangan dengannilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila.

Apakah pemerintah, termasuk Presiden telah melak-sananakan amanat Undang-Undang tersebut?

Suatu hal yang terjadi pada akhir-akhir ini, justrupengimplementasian dasar negara Pancasila, sangat dira-sakan inkonsistensi, bila dikaitkan dengan kehidupanberbangsa dan bernegara.

SBY MelaksanakanUUD tanpa Makna

SBY Melaksanakan UUDtanpa Makna

Page 266: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

266 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Nah, untuk mencari titik solusi mengenai hal tersebut,Lembaga Pengkajian dan Pengembangan KehidupanBernegara (LPPKB) menggelar sebuah “Sarasehan SehariLPPKB” di Gedung Granadi, Jakarta Selatan (6/12-06),yang mendapat dukungan penuh dari PT Granadi,Yayasan Dakab, Darmais, Damandiri dan Supersemar,selain lembaga lainnya.

Tiga narasumber ditampilkan; Prof. Dr. H. R. SoeyadiSH dari UGM Yogyakarta, Drs. Ridwan Saidi (KomnasPenyelamat Pancasila dan UUD 1945) dan Dr. MariaFarida Indarti SH, MH (Universitas Indonesia). Panitiamenyebutkan, bahwa peserta untuk sarasehan dibatasihanya untuk 60 orang, sehingga yang hadir didominasioleh orang-orang sepuh dan hanya satu dua orang sajadari kalangan anak muda. Tampak hadir mantan MenkehOrba Oetojo Oesman, Irjen Pol (Pur) Putra Astaman seba-gai Ketua Pepabri, mantan Mentraskop Kab. Dwikora M.Achadi, tokoh-tokoh pejuang Angkatan ‘45 dan lain-lain.

Oleh karena membicarakan dan membahas masalahPancasila sama sekali tidak bisa dilepaskan dari UUD1945, dengan sendirinya sarasehan ini menjadi “ramai”.Prof. Soeyadi berurai tentang terjadinya perubahan-perubahan terhadap UUD 1945 oleh MPR periode 1999-2004 dengan banyak mengutip pendapat dari beberapapakar seperti Roscoe Pound, Nieuwenhuijs, Gustav Rad-bruch, Prof. Mochtar Kusumatmadja, Prof. PurnadiPurbacaraka, C.J.M. Schuijt, Prof. Harun Al Rasjid, Prof.Laica Marzuki, dan Dr. Ellydar Chaidir.

Persis sebagaimana kebiasaan kaum akademisi yanglebih cenderung mengakui pendapat orang lain daripadapendapat sendiri, akhirnya tidak yakin secara tegas untukmenolak atau menerima perubahan terhadap UUD 1945yang didekritkan Presiden Soekarno, 5 Juli 1959. Bahkania memberi solusi yang ngambang dengan mengatakanperlunya ditata ulang Perubahan UUD 1945, meskipun

Page 267: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

267

minta dipulihkan kembali Penjelasan UUD 1945 yangdalam amandemen dihapuskan. Dengan kata lain, ProfSoeyadi menginginkan UUD ‘45 Amandemen, diaman-demen kembali.

Sikap tegas justru disampaikan oleh Ridwan Saidi.Mantan anggota DPR dan Ketua HMI itu dengan tandasberkata: “Saya menolak UUD ‘45 Amandemen, karenaprosedurnya melanggar hukum, subtansinya “ngaco”,UUD 1945 (asli) tidak pernah dicabut atau dibatalkan,sehingga saat ini yang berlaku sebenarnya dua konsti-tusi, yakni UUD 1945 dan UUD ‘45 Amandemen yanglebih tepat disebut “UUD 2002”.

Prof. Maria Farida ternyata lebih berani dalam bersi-kap, karena sebagai pakar dalam penyusunan undang-undang, ia dapat merasakan ketidakberesan MPR saatmembahas dan mengubah UUD 1945. Bahkan ia me-nyinggung dengan terus terang adanya intervensi asing.

Bagi Dr. Maria “UUD 2002” yang meniadakan Penjelas-an, merupakan UUD tanpa makna. Diuraikannya maknaPenjelasan yang berpedoman pada pasal 149-UU No.10/2004; Penjelasan berfungsi sebagai tafsiran resmi pem-bentuk Peraturan Perundang-undangan atas normatertentu dalam Batang Tubuh. Oleh karena itu, Penjelasanhanya memuat uraian atau jabatan lebih lanjut dari normayang diatur dalam Batang Tubuh. Dengan demikian, Pen-jelasan sebagai sarana untuk memperjelas norma dalamBatang Tubuh tidak boleh mengakibatkan terjadinya ke-tidakjelasan dari norma yang dijelaskan.

Dosen Pasca Sarjana tersebut mengungkapkan adanyapelanggaran yang dilakukan pemerintah daerah terha-dap Pancasila dan UUD dengan menerbitkan Perda atauSurat Edaran Bupati/Walikota atau Gubernur. Dicatat-nya ada 22 Perda yang bermotif syariah dan tidak sesuaiPancasila, 10 Surat Edaran, SK, Instruksi Kepala Daerah,ada 2 Kepala Desa yang menerbitkan Peraturan Desa dan

SBY Melaksanakan UUDtanpa Makna

Page 268: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

268 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

“menabrak” Pancasila. Semua ini sebagai akibat lahirnyaUU Otonomi Daerah yang ditafsirkan berbeda antaraPusat dan Daerah.

Selesai sarasehan, ketika dihubungi CITA-CITA, Dr.Maria membenarkan, bahwa Presiden yang sekarangtelah menjalankan UUD yang tidak punya makna ataucacat.

Mungkin karena itu banyak pihak yang menghendakiPresiden Susilo Bambang Yudhoyono mendekritkan di-bubarkannya “UUD 2002” yang cacat hukum dan tidakbermakna, karena dilahirkan akibat intervensi asing danterburu-buru.

Sayang, dalam kesimpulan Tim Perumus, setelahterjadi tanya jawab, tetapi hanya berkomentar, tidak ter-cantum tentang UUD 45 Amandemen yang tanpa maknadan “keanehan” kita dalam bernegara, yakni Presidenmelaksanakan konstitusi yang tidak punya arti….

UUD ‘45 AsliTetap BerlakuOleh: Abdulkadir Besar, SH

Dengan ungkapan lain, perkenankan saya menyatakan,bahwa berhubung Perubahan I, II, III dan IV UUD 1945,yang berdasarkan 5 butir kesepakatan antara semuaFraksi dalam MPR dimaksudkan sebagai amandementerhadap UUD 1945, dan diberlakukan secara berturut-turut oleh MPR pada Sidang Tahunan 1999, 2000, 2001dan 2002, tidak memiliki kekuatan hukum, maka ber-dasarkan teori hukum: UUD 1945 asli tetap berlaku.

Atau, realitas MPR beserta PAH I/BP-MPR-nya yang

Page 269: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

269

mengingkari Pembukaan UUD 1945, dan mengabaikanPenjelasan UUD 1945 dengan menghapuskannya darinaskah UUD 1945, memang suatu tindak logik yang sadardilakukannya, karena sejak mula yang mereka akan laku-kan memang bukan amandemen UUD 1945, tetapi pem-buatan konstitusi baru.

Niat pembuatan konstitusi baru ini dungkapkan olehWakil Ketua PAH I/BP MPR pada siaran talk show tanggal10 Agustus 2002 malam di Universitas Gadjah MadaYogyakarta, yang diselenggarakan oleh TVRI. Talk showtersebut diselenggarakan sebagai acara penutupan Semi-nar Uji Sahih Perubahan UUD 1945 yang diselenggarakanoleh KAGAMA (Keluarga Alumni Gadjah Mada).

Berikut ini pernyataan beliau: “Saya buka rahasia,untuk membuat undang-undang dasar baru itu berattantangannya; karena itu, di antara tanda kutip (sambilmengangkat kedua tangannya ke atas, dan menggerak-gerakkan jari telunjuk dan jari tengah secara bersamaandari kedua tangannya sebagai lambang “tanda kutip”,kita kesankan sebagai “amandemen”.

Apabila pernyataan itu –meskipun dinyatakan sebagaihal yang berada di antara tanda kutip– memang benaradanya sebagai motivasi dalam melakukan “amande-men” (tanda kutip dari saya), maka menjadi logik sepe-nuhnya, bahwa PAH I/BP-MPR maupun MPR, meng-ingkari Pembukaan UUD 1945 dan mengabaikan Penje-lasan UUD 1945, karena bagi bagian besar dari anggotaPAH-I/BP-MPR dan bagian besar anggota MPR, Pem-bukaan UUD 1945 yang di dalamnya tercantum Pancasiladasar negara Republik Proklamasi 45, dan PenjelasanUUD 1945 yang muatannya adalah kesepakatan dan pe-mahaman pertama dari para pendiri Republik Proklama-si 1945, termasuk batang tubuh UUD 1945, merupakanmasa lampau yang hendak mereka tinggalkan untuk se-lama-lamanya dan menggantinya dengan undang-undang dasar baru.

SBY Melaksanakan UUDtanpa Makna

Page 270: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

270 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Apabila ini susbtansi sebenarnya dari Perubahan I, II,III, IV UUD 1945, maka seluruh proses pembuatan kon-stitusi baru, baik yang berlangsung dalam PAH I/BP-MPR maupun yang berlangsung dalam Sidang TahunanMPR 1999, 2000, 2001, 2002, adalah proses sembunyi-sembunyi menghindari pengetahuan rakyat berdaulat.

Pembuatan konstitusi baru itu –karena berdefinisiseperti yang diungkapkan oleh Maxim yang saya kemu-kakan paling pertama dalam orasi ilmiah ini– berartimendirikan Negara baru, dalam sistem pemerintahan de-mokrasi, harus mendapatkan izin khusus dari rakyat ber-daulat. Sekurang-kurangnya izin itu didapatkan melaluipemilihan umum rekrutmen anggota MPR, denganmengumumkan secara terbuka, bahwa MPR hasil pemilutersebut akan membuat konstitusi baru.

Tanpa izin khusus dari rakyat berdaulat, konstitusibaru tidak mendapat legitimasi rakyat dan karenanyabatal demi hukum. Lebih-lebih konstitusi baru yang di-buat dengan sembunyi-sembunyi untuk tidak diketahuirakyat berdaulat, seperti yang dilakukan MPR angkatan1999-2004, dengan sendirinya tidak memiliki kekuatanhukum; dengan sendirinya batal karena hukum.

Apakah para elit politik Indonesia, terutama yang ber-status anggota MPR terpanggil untuk segera menyeleng-garakan Sidang Umum MPR, khusus untuk memper-baiki Perubahan I, II, III, IV UUD 1945 yang terbukti tidakmemiliki kekuatan hukum: atau membiarkan rakyat In-donesia berjalan sendiri dengan menaati UUD 1945 asli,sejarah politik Indonesia yang akan menentukan.

(Tulisan ini dikutip khusus bagian solusinya dari orasiilmiah oleh Abdulkdir Besar SH dalam Rapat TerbukaSenat Dies Natalis XXXVI & Wisuda 2001-2002, Uni-versitas Pancasila tanggal 3 Oktober 2002 yangberjudul “Amandemen I, II, III dan IV UUD 1945

Page 271: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

271

Ditinjau dari Faham Konstitusionalisme”).

Tabloid Cita Cita edisi Desember 2006

SBY Melaksanakan UUDtanpa Makna

Page 272: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

272 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Lampiran

Page 273: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

273

Memorandumtentang PerubahanUUD 1945oleh MPR 1999-2002

Kami yang bertandatangan di bawah ini setelahmempelajari :

I. Perubahan Pertama UUD 1945 tanggal 19Oktober 1999Perubahan dilakukan dengan tanpa terlebih dahulu

membatalkan dasar hukum pemberlakuan UUD 1945yaitu :1. Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 sebagaimana

diundangkan Keputusan Presiden No.150/1959(Lembaran Negara No. 75/1959).

2. Ketetapan MPRS No. XX/1966 tentang MemorandumDPR-GR mengenai Sumber Tertib Hukum RepublikIndonesia dan Tata Urutan Peraturan PerundanganRepublik Indonesia.

Memorandum tentang Perubahan UUD 1945oleh MPR 1999-2002

Page 274: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

274 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Format putusan Majelis tentang Perubahan PertamaUUD 1945 melanggar Pasal 90 Ketetapan MPR No. 11/1999 tentang Tata Tertib Majelis. Bentuk-bentuk putusanMajelisadalah Ketetapan dan Keputusan. Perubahanpertama UUD 1945 di luar ketentuan yang diatur TapNo. 19/1999. Dengan demikian perubahan pertama UUD1945 suatu penyelundupan hukum, wet smokkelarij, yangmenurut hukum tidak sah.

II. Perubahan Kedua UUD 1945 tanggal 18Agustus 2000Perubahan dilakukan dengan tanpa terlebih dahulu

membatalkan dasar hukum pemberlakuan UUD 1945yaitu :1. Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 yang diundangkan

Keputusan Presiden No. 150/1959 (Lembaran NegaraNo. 75/1959).

2. Ketetapan MPRS No. XX/1966 tentang MemorandumDPR-GR mengenai Sumber Tertib Hukum RepublikIndonesia dan Tata Urutan Peraturan PerundanganRepublik Indonesia, sebagaimana diubah oleh TAPNo. III/MPR/2000.Format putusan majelis tentang Perubahan Kedua

UUD 1945 didasarkan pada TAP No. II/MPR/2000dimana Pasal 90 tentang bentuk-bentuk putusan Majelisdiubah dengan menambah judul Perubahan dan Pene-tapan Undang-Undang Dasar sebagai suatu bentukputusan Majelis, hal ini jelas bertentangan dengan TAPNo. III/MPR/2000 tentang Tata Urutan Peraturan Per-undangan yang tidak mengenal apa yang dinamakanPerubahan dan Penetapan Undang-Undang Dasar.Dengan demikian perubahan kedua UUD 1945 suatupenyelundupan hukum, wet smokkelarij, yang menuruthukum tidak sah.

Page 275: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

275

III. Perubahan Ketiga UUD 1945 tanggal 9November 2001

Perubahan dilakukan dengan tanpa terlebih dahulumembatalkan dasar hukum pemberlakuan UUD 1945yaitu :1. Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 yang diundangkan

Keputusan Presiden No. 150/1959 (Lembaran NegaraNo. 75/1959).

2. Ketetapan MPRS No. XX/1966 tentang MemorandumDPR-GR mengenai Sumber Tertib Hukum RepublikIndonesia dan Tata Urutan Peraturan PerundanganRepublik Indonesia, sebagaimana diubah oleh TAPNo. III/MPR/2000.Format putusan majelis tentang Perubahan Kedua

UUD 1945 didasarkan pada TAP No. II/MPR/2000dimana Pasal 90 tentang bentuk-bentuk putusan Majelisdiubah dengan menambah judul Perubahan danPenetapan Undang-Undang Dasar sebagai suatu bentukputusan Majelis, hal ini jelas bertentangan dengan TAPNo. III/MPR/2000 tentang Tata Urutan PeraturanPerundangan yang tidak mengenal apa yang dinamakanPerubahan dan Penetapan Undang-Undang Dasar.Dengan demikian perubahan ketiga UUD 1945 suatupenyelundupan hukum, wet smokkelarij, yang menuruthukum tidak sah.

IV. Perubahan Keempat UUD 1945 tanggal10 Agustus 2002

Perubahan dilakukan dengan tanpa terlebih dahulumembatalkan dasar hukum pemberlakuan UUD 1945yaitu :1. Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 yang diundangkan

Keputusan Presiden No. 150/1959 (Lembaran NegaraNo. 75/1959).

Memorandum tentang Perubahan UUD 1945oleh MPR 1999-2002

Page 276: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

276 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

2. Ketetapan MPRS No. XX/1966 tentang MemorandumDPR-GR mengenai Sumber Tertib Hukum RepublikIndonesia dan Tata Urutan Peraturan PerundanganRepublik Indonesia, sebagaimana diubah oleh TAPNo. III/MPR/2000Format putusan majelis tentang Perubahan Kedua

UUD 1945 didasarkan pada TAP No. II/MPR/2000 dimana Pasal 90 tentang bentuk-bentuk putusan Majelisdiubah dengan menambah judul Perubahan dan Pene-tapan Undang-Undang Dasar sebagai suatu bentuk pu-tusan Majelis, hal ini jelas bertentangan dengan TAP No.III/MPR/2000 tentang Tata Urutan Peraturan Perun-dangan yang tidak mengenal apa yang dinamakan Per-ubahan dan Penetapan Undang-Undang Dasar. Dengandemikian perubahan keempat UUD 1945 suatu penye-lundupan hukum, wet smokkelarij, yang menurut hukumtidak sah.

V. Pembatalan Pemberlakuan Pasal, Ayatdan Penjelasan UUD 1945

Mengingat perubahan yang dilakukan MPR 1999-2002adalah revisi redaksional pasal, penambahan pasal danayat baru, dan pembatalan pemberlakuan pasal-pasal danayat-ayat yang terdapat dalam batang tubuh UUD 1945,serta penjelasan UUD 1945, dan pembatalan pemberla-kuan mana tidak dilakukan dalambentuk Putusan Maje-lis. Maka dengan demikian keseluruhan isi UUD 1945sebagaimana disahkan PPKI tanggal 18 Agustus 1945, dandiberlakukan Makloemat Pemerintah RI, 1 November1945: “Makloemat Politik” dalam berita Repoeblik Indo-nesia Tahun I, 17 November 1945 yang dimuat ulang da-lam Berita Repoeblik Indonesia Tahun II/No.7, 15 Fe-bruari 1946, dan didekritkan pemberlakuannya kembalitanggal 5 Juli 1959 sebagaimana diundangkan KeppresNo. 150/1959 (Lembaran Negara No. 75/1959), Dan di-kuatkan lagi pemberlakuan sebagai Sumber Hukum oleh

Page 277: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

277

keputusan MPRS No. XX/1966 tentang memorandumDPR-GR mengenai Sumber Tertib Hukum Republik In-donesia dan tata, urutan Peraturan Perundangan Repu-blik Indonesia sebagaimana diubah oleh TAP No. III/MPR/2000, menurut hukum tetap berlaku sah.

Maka dengan ini menyatakan :1. Mengingat perubahan dan Penetapan Undang-Undang

Dasar bukan Sumber Hukum dan tidak termasukdalam Tata Urutan Peraturan Perundangan sebagai-mana Tap MPRS No. XX/MPRS/1966 yang telah di-ubah oleh Tap III/MPR/2000, dan mengingat DekritPresiden tangga 5 Juli 1959 yang diundangkan Kepu-tusan Presiden No. 150/1959 (LN No. 75/1959) tidakpernah dibatalkan, maka secara hukum PerubahanPertama, Perubahan Kedua, Perubahan Ketiga danPerubahan Keempat UUD 1945 yang dilakukan olehMPR 1999-2004 suatu penyelundupan hukum yangmenurut hukum tidak sah, dengan demikian Perubah-an Undang-Undang Dasar tersebut batal demi hukum.

2. Mengingat MPR tahun 1999-2004 tidak melakukansecara sah perubahan Undang-Undang Dasar terhadapUUD 1945 maka dengan demikian Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai-mana disahkan Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945dan didekritkan berlakunya lagi oleh Dekrit Presidentanggal 5 Juli 1959 dan diundangkan Keppres No. 150/1959 (LN No. 75/1959) tetap sah dan berlaku bagiseluruh rakyat dan tumpah darah Indonesia.

3. Mengingat pada satu sisi Perubahan Pertama, Kedua,Ketiga dan Keempat Undang-Undang dasar Tahun1945 tidak ditempatkan dalam Lembaran negara Re-publik Indonesia, dan pada sisi lain UU No. 10 Tahun2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan pasal 3 ayat (2) berbunyi : “Undang-Undang

Memorandum tentang Perubahan UUD 1945oleh MPR 1999-2002

Page 278: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

278 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945ditempatkan dalam Lembaran negara Republik Indo-nesia”, dan ayat (3) berbunyi : “Penempatan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945dalam Lembaran Negara Republik Indonesia tidakmerupakan dasar pemberlakuannya”, yang di dalampenjelasannya berbunyi, Ayat (3) “Ketentuan ini me-nyatakan bahwa Undang-Undang Dasar Negara Re-publik Indonesia Tahun 1945 sejak ditetapkan olehMajelis Permusyawaratan Rakyat.” Maka hal ini jelasmerupakan skandal ketatanegaraan yang mengabur-kan fungsi penempatan peraturan perundangan dalamLembaran Negara. Di samping merusak sendi kenega-raan tentang azas pemisahan kekuasaan di mana MPRtelah difungsikan sebagai lembaga yang memberlaku-kan peraturan perundangan. Diundangkannya Un-dang-Undang No. 10 Tahun 2004 secara jelas telah me-langgar azas hierarki demi pembenaran post factumperubahan UUD 1945.

4. Berhubung beredarnya barang cetakan berjudul Un-dang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 dalam satu naskah, diterbitkan Mejelis Permu-syawaratan Rakyat Republik Indonesia, SekretariatJenderal MPR RI, tahun 2005, yang isinya bertentangandengan naskah asli UUD 1945, maka dengan ini kamimeminta pihak berwajib untuk menarik barang cetakantersebut dari peredaran untuk dimusnahkan.

5. Atas dasar pertimbangan tersebut diatas, maka bersamaini Kepada Presiden RI, MPR RI, DPR RI, MahkamahAgung RI, kami meminta agar dalam tempo sesingkat-singkatnya untuk mengakhiri situasi hukum yang ab-normal dengan menyatakan lagi berlakunya UUD 1945dan menyatakan perubahan Undang-Undang Dasar1945 yang dilakukan MPR 1999-2004 tidak sah danbatal demi hukum. Kelalaian penyelengara negara da-lam hal ini, membuka peluang bagi rakyat mengguna-

Page 279: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

279

kan haknya untuk menyelamatkan konstitusi UUD1945.

Penandatangan MemorandumTentang Perubahan UUD 1945

Oleh MPR 1999 – 2002

NAMA PARA PENANDATANGAN

Abdul Madjid

Angg. MPR/DPR RI H. A. Aryoso

Angg. MPR/DPR RI

Sri Edi Swasono Angg. MPR

A.S.S Tambunan Mantan Angg. MPR/DPR RI

S. Hartati Murdaya Angg. MPR

Sadjarwo Sukardiman Angg. MPR/DPR RI

Prof. Dr. M. Ali, SH, Dip.Ed, M.Si

Angg. MPR

H. Syahrul Azmir Matondang

Angg. MPR/DPR RI

Bambang Pranoto Angg. MPR/DPR RI

Permadi

Angg. MPR/DPR RI

Memorandum tentang Perubahan UUD 1945oleh MPR 1999-2002

Page 280: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

280 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

PERNYATAAN SIKAPKEMBALI KE UUD 1945

Kami yang bertanda tangan di bawah ini para mitrajuang/komponen bangsa yang setia kepada Proklamasi17 Agustus 1945, dalam memperingati Hari Kemerde-kaan Republik Indonesia ke-62, dan sebagai tindak lanjutdari pernyataan kami tanggal 5 Juli 2007 yang telah disam-paikan kepada pimpinan DPR-RI dan sudah diteruskankepada Presiden Republik Indonesia;

Dengan memperhatikan hal tersebut di atas, apabilaPresiden tidak mengambil keputusan terhadap materiPernyataan tersebut, kami atas nama rakyat yang setiakepada Proklamasi 17 Agustus 1945 :

MENYATAKAN MOSI TIDAK PERCAYAKEPADA PRESIDEN

Semoga Tuhan yang Maha Kuasa melimpahkanrahmat dan hidayah-Nya, demi suksesnya perjuangankembali ke UUD 1945 dan tercapainya cita-citaProklamasi 17 Agustus 1945.

Gedung Juang 45, Jakarta, 09 Agustus 2007Atas nama rakyat yang setiaProklamasi 17 Agustus 1945

Page 281: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

281

PENANDATANGANPERNYATAAN SIKAP

KEMBALI KE UUD 1945

Pernyataan SikapKembali ke UUD 1945

Page 282: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

282 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 283: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

283

Page 284: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

284 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 285: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

285

PERNYATAAN KOMPONEN BANGSAUNTUK KEMBALI KE UUD 1945

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa,Kami yang bertandatangan di bawah ini, sebagai

eksponen bangsa baik perorangan maupun yang terga-bung dalam berbagai organisasi, yang bercorak indepen-den dan bersifat nasionalis, religius, profesional, hu-manis, populis/kerakyatan dalam berbagai aspek kehi-dupan bangsa, di bidang sosial ekonomi, dalam rangkamemperingati kelahiran Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yangke-48, dengan ini menyatakan dengan khidmat, bahwa:1. Cita-cita Proklamasi 1945, Pancasila, dan UUD 1945

sebagai Konstitusi yang ditetapkan oleh PPKI (PanitiaPersiapan Kemerdekaan Indonesia) pada 18 Agustus1945 dan dinyatakan berlaku kembali pada 5 Juli 1959melalui Dekrit Presiden, sehingga Pancasila dan UUD1945 merupakan hal yang sangat fundamental bagikehidupan berbangsa dan bernegara.

2. Pancasila dan UUD 1945 yang pelaksanaannya telahdikhianati oleh elit-elit politik, bekerjasama denganpihak asing yang membawa akibat sangat merugikanrakyat, menyusutkan kedaulatan negara dan memper-lemah jati diri bangsa, tercermin dari kebijakan peme-ntah mengembang-tumbuhkan liberalisme dan ka-pitalisme.

3. Empat kali amandemen yang dilakukan oleh MPR pe-riode 1999-2004, selain melanggar hukum, karena tidaksesuai dengan prosedur yang ditetapkan MPR sendiri,juga substansi dan filosofinya telah sangat menyim-pang, tercermin dari Batang Tubuh UUD 1945 dirom-bak sedemikian rupa, sehingga bertentangan denganPembukaannya, menyebabkan terjadinya KRISISKONSTITUSI. Apalagi tidak ada TAP MPR yang

Pernyataan Komponen Bangsauntuk Kembali ke UUD 1945

Page 286: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

286 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

membatalkan atau mencabut UUD 1945 DekritPresiden 1959.

4. Krisis Konstitusi tersebut mengakibatkan Krisis MultiDimensi yang meliputi Krisis Ketatanegaraan, KrisisKepemimpinan, Krisis Moral, dan Krisis Budaya, yangkeseluruhannya merugikan rakyat, bangsa dan negara.Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka kami

mendesak kepada Kepala Negara. agar dalam tempoyang sesingkat-singkatnya mengatasi Krisis Konstitusidengan memberlakukan kembali UUD 1945.

Jakarta, 5 Juli 2007

Page 287: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

287

PENANDATANGANPERNYATAAN KOMPONEN BANGSA

UNTUK KEMBALI KE UUD 1945

Pernyataan Komponen Bangsauntuk Kembali ke UUD 1945

Page 288: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

288 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 289: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

289

Page 290: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

290 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 291: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

291

A. Titik Tolak dan Sikap1. MPR 1999-2004 telah gagal total mengamandemen

UUD 1945. Dapat dikatakan demikian karena keber-samaan dengan ditetapkannya hasil amandementermaksud melalui Rapat Paripurna Sidang TahunanMPR tanggal 10 Agustus 2002, MPR juga membentukKomisi Konstitusi. Komisi konstitusi ini bertugasmelakukan pengkajian secara komprehensif danpenyempurnaan terhadap hasil amandemen.Dengan kata lain MPR mengakui bahwa hasil aman-

demen belum sempurna, namun UUD hasil amandementelah diberlakukan, sehingga sekali lagi hasil amandemenoleh MPR merupakan suatu kegagalan dan sekaligusMPR tidak bertanggung-jawab. Dengan dibentuknyaKomisi Konstitusi berarti MPR mengakui telah dan masihmembuat kesalahan dalam melakukan amandemen. De-ngan demikian posisi UUD yang masih mengandungketidaksempurnaan kesalahan-kesalahan itu, seharusnya

Pernyataan SikapAnggota MPR RI

Pernyataan SikapAnggota MPR

Page 292: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

292 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

tidak bisa ditetapkan sebagai berlaku sejak tanggal 10Agustus 2002. Lagipula belum ditempatkan dalam Lem-baran Negara. UUD yang masih harus diteliti dan disem-purnakan semacam itu tidak memberikan akseptabilitasdan kepastian hukum, oleh karena itu seharusnya tidakboleh berlaku sampai benar-benar Komisi Konstitusimenghasilkan UUD yang bersifat permanen. Sementaraitu, sambil menunggu hasil Komisi Konstitusi, seharus-nya yang tetap berlaku adalah UUD 1945 asli.

Sekarang ini bangsa Indonesia menyerahkan kepadaKomisi Konstitusi suatu tanggungjawab yang sangat be-sar namun dengan wewenangnya yang terbatas. Bagaima-na pun hasil ini juga patut kita syukuri mengingat ang-gota-anggota Komisi Konstitusi terdiri atas orang-orangterhormat yang memiliki intelektualisme tinggi. Oleh ka-rena itu menjadi harapan bangsa Indonesia bahwa paraanggota Komisi Konstitusi ini memegang teguh intellec-tual nobility-nya, sehingga dapat menggunakan kehor-matan intelektualnya itu untuk mengoreksi penyele-wengan oleh MPR dalam melakukan amandemen ter-hadap UUD 1945 asli.2. UUD hasil amandemen MPR yang telah ditetapkan

berlakunya tanggal 10 Agustus 2002 merupakan UUDhasil “amandemen kebablasan”. Mengapa dikatakan“amandemen kebablasan”, karena sebenarnya yangdilakukan bukanlah suatu amandemen, tetapi adalahperombakan dan perubahan UUD 1945 secara menda-sar, yaitu yang mengubah sistem pemerintahan, mem-porak-porandakan makna demokrasi Indonesia danssistem konstitusi. Dengan amandemen yang keba-blasan ini, maka MPR tidak lagi menjadi penjelmaanseluruh rakyat Indonesia sebagai wujud dari demo-krasi khas Indonesia dan tidak lagi mencerminkanmakna sosio demokrasi Indonesia, tetapi juga sekaligusMPR tidak lagi menjadi Lembaga Tertinggi Negara.(Patut diduga keras, peranan asing, khususnya NDI

Page 293: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

293

yang mandate dan philosophy-nya adalah democraticvalue-nya American self-interest, telah mengaku berperanaktif atau bekerjasama dalam democratic reform yangmenyangkut perpolitikan Indonesia, melalui anggota-anggota MPR, lembaga-lembaga tinggi perpolitikan,universitas-universitas, dan tak terkecuali denganDepartemen Dalam Negeri).Sebagai anggota-anggota MPR dan DPR dan sekaligus

mewakili anggota-anggota MPR dan DPR yang menolakamandemen kebablasan tersebut, kami sekaligus mene-gaskan bahwa sikap anti amandemen kebabalasan terse-but ini tidak berarti anti amandemen.3. Sebanyak 11 Fraksi MPR telah mencapai kesepakatan

mengenai dasar-dasar melakukan amandemen UUD1945, yaitu :(a). Tetap mempertahankan Pembukaan UUD 1945;(b). Tetap mempertahankan Negara Kesatuan RI;(c). Tetap mempertahankan sistem pemerintahan presi-

dential;(d). Hal-hal yang normatif di dalam penjelasan akan

dipindahkan ke dalam pasal-pasal UUD;(e). Perubahan dilakukan dengan cara addendum.Jika kita memperhatikan dengan seksama, maka kese-

pakatan butir 4 dan 5 itu telah dilanggar oleh MPR danpelanggaran kedua butir ini menambah bobot kebablas-annya hasil amandemen dan sekaligus hilangnya suatukeabsahan moral (hilangnya moral legitimacy) karenahilangnya suatu kesepakatan mulia. Pelanggaran kese-pakatan tersebut berakibat antara lain KesejahteraanSosial (Bab XIV UUD 1945 asli) tereduksi makna mulia-nya sebagai filsafat dasar negara.4. (a). Dalam Pemilu 1999 tidak ada partai-partai politik

yang mengusulkan perubahan UUD 1945, semuanya

Pernyataan SikapAnggota MPR

Page 294: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

294 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

setuju UUD 1945 dan Pancasila dipertahankan (per-kecualiannya hanya pada PUDI).(b). Pendapat Eksekutif tidak didengar oleh MPR da-

lam rangka musyawarah rutin ataupun tindakanawalnya, hal ini berarti MPR telah “jalan sendiri”dan mengabaikan partisipasi eksternal.

(c). Kesalahan MPR dalam melakukan amandemenmeliputi :

- segi interprestasi pasal 37 UUD 1945 asli (dimanamengandung amanat agar kita berhati-hati merubahdan tidak gampang mengubah UUD 1945, tidakcukup hanya dengan suara terbanyak);

- segi prosedural;- segi substansi;- segi moral legitimacy.(d). Para Anggota MPR melanggar sumpah jabatan

mereka untuk memegang teguh Pancasila danmenegakkan UUD 1945.

B. Jalan Keluar1. Melakukan koreksi total terhadap hasil amandemen.2. Meminta pertanggungjawaban MPR terhadap kega-

galan dan kesalahan yang dilakukan. Apabila pertang-gungjawaban itu tidak dilakukan MPR perlu demi-sioner atau dibubarkan.

3. Secara khusus meminta pertanggungjawaban kepadapara pimpinan MPR. Dengan dipisahkannya antarapimpinan DPR dengan pimpinan MPR. Dimaksudkanagar MPR dapat lebih berfungsi efektif untuk meng-ekspresikan diri sebagai penjelmaan seluruh rakyatIndonesia, sebagai Lembaga Tertinggi Negara, sebagailocus dari kedaulatan rakyat Indonesia yang berdasar

Page 295: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

295

demokrasi khas Indonesia. Namun pimpinan MPRtelah membiarkan peran MPR tersebut malah justrumenyusut, sehingga MPR bukan lagi menjadi LembagaTertinggi Negara yang mewadahi kedaulatan rakyatsepenuh-penuhnya. Dengan demikian Pimpinan MPRbertanggungjawab dengan telah membiarkannya ke-daulatan rakyat tidak jelas lagi locus-nya. Dengan dihi-langkannya Utusan-utusan dari Golongan-golongan,maka tidak seluruh rakyat diwakili dalam MPR, kare-na perwakilan berdasarkan Pemilu oleh partai-partaisebagai kontestan, tidak identik perwakilan berdasar-kan Golongan-golongan. Dengan demikian lengkaplahkeporak-porandaan prinsip demokrasi Indonesia.

4. Mendorong dan mendukung sepenuhnya KomisiKonstitusi untuk melaksanakan tugasnya sesuai de-ngan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan Republik In-donesia, untuk mengkoreksi total terhadap hasil aman-demen UUD 1945 yang telah ditetapkan MPR itu.

5. Meminta kepada Komisi Konstitusi dengan segala in-tellectual nobility dan komitmennya terhadap Proklama-si Kemerdekaan dan masa depan Indonesia, untuktidak membuat UUD baru. Namun Komisi Konstitusidiharapkan melakukan amandemen terhadap UUD1945 dengan cara memberikan addendum, dalam pe-ngertian: mempertegas makna kedaulatan rakyat In-donesia sesuai dengan Pancasila, memperjelas apakiranya yang dapat diinterprestasikan secara keliru(menghindari multi interpretability), menambah hal-halpokok yang tidak bisa diakomodasi oleh UU, danmemperbaharui apa yang usang (verouderd) agar tetaprelevan dengan perkembangan zaman.

Jakarta, 4 November 2003Ttd.

Pernyataan SikapAnggota MPR

Page 296: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

296 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 297: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

297Pernyataan SikapAnggota MPR

Page 298: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

298 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 299: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

299Pernyataan SikapAnggota MPR

Page 300: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

300 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 301: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

301Pernyataan SikapAnggota MPR

Page 302: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

302 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 303: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

303Pernyataan SikapAnggota MPR

Page 304: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

304 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 305: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

305Pernyataan SikapAnggota MPR

Page 306: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

306 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Page 307: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

307Pernyataan SikapAnggota MPR

Page 308: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

308 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

SIKAP POLITIK

PARA ANGGOTA MPR YANG MENOLAKMASUKNYA DPD (DEWAN

PERWAKILAN DAERAH) DALAMSISTEM DAN STRUKTUR

KETATANEGARAAN NEGARAKESATUAN REPUBLIK INDONESIA

7 NOVEMBER 2001

Kami para anggota MPR lintas fraksi setelah mengikutijalannya persidangan Komisi A ST MPR 2001 dengancermat berpendapat bahwa:a. Ada usaha-usaha dengan sengaja untuk merubah sys-

tem ketatanegaraan NKRI dengan cara mengintrodusirsystem bicameral dalam bentuk DPD (DewanPerwakilan Daerah).

b. Bahwa usaha tersebut diatas merupakan langkah yangbertentangan dengan prinsip dasar yang diatur olehUUD 1945 sebagai negara unitaris yang hanya menge-nal mono-kameral.

c. Perombakan yang bertentangan dengan prinsip dasardemikian itu secara mendasar merusak keseluruhansistem ketatanegaraan dan pemerintahan negara. Se-dangkan tugas MPR didalam Sidang Tahunan adalahuntuk menyempurnakan UUD 1945 dalam rangkamemperkukuh NKRI sesuai dengan tuntutan Refor-masi – tidak untuk merombak UUD 1945 dan juga tidakuntuk membentuk UUD baru. Untuk mengubah hal-hal yang sangat mendasar seperti mengubah sistempemerintahan negara harus meminta izin lebih dahuludari rakyat.

Page 309: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

309

d. Berdasar alasan-alasan tersebut di atas, kami paraanggota MPR Lintas Fraksi menyatakan menolak dantidak bertanggungjawab atas usaha-usaha perombak-an UUD 1945 seperti termaksud di atas.

Sikap PolitikAnggota MPR

Page 310: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

310 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Bentuk-bentuk Putusan Majelis danPerubahan Peraturan Tata Tertib

Periode MPR/MPRS Peraturan Tata Tertib Sifat Pengaturan Bentuk Putusan

1960 - 1966 Tap No. I/MPRS/1960 Tidak mengatur bentuk putusan1

Tidak mengatur bentuk-bentuk putusan2

Ketetapan MPRS3

1966 - 1973 Perubahan Tap No. I/MPRS/1960 Tidak mengatur bentuk putusan

Idem dito 1. Ketetapan MPRS 2. Keputusan MPRS 3. Resolusi4

1973-1978 Ketetapan MPR No. I/MPR/1973

Mengatur bentuk-bentuk putusan

1. Ketetapan MPR, mengikat ke dalam dan ke luar Majelis.

2. Keputusan MPR mengikat ke dalam majelis.

1978-1983 Ketetapan MPR No. I/MPR/1978

Idem dito Idem dito

1983-1988 Ketetapan MPR No. I/MPR/1983

Idem dito Idem dito

1988-1993 Ketetapan MPR No. I/MPR/1988

Idem dito Idem dito

1993-1998 Ketetapan MPR No. I/MPR/1993

Idem dito Idem dito

1998-1999 Ketetapan MPR No. I/MPR/1998

Idem dito Idem dito

1999-2004 1. Ketetapan MPR No. II/MPR/1999

2. Ketetapan MPR No. II/MPR/2000

3. Ketetapan MPR No. II/MPR/2003

4. Keputusan MPR No.7/MPR/2004 Sebagaimana telah diubah oleh Keputusan No. 13/MPR/ 2004

Idem dito Idem ditto Idem ditto Idem ditto

Idem dito 1. Perubahan dan Penetapan

Undang-Undang Dasar. 2. Ketetapan. 3. Keputusan.5

Idem ditto Idem ditto

1 Almanak Lembaga-Lembaga Negara dan Kepartaian, Departemen Penerangan RI, Jakarta 1961 2 ibid 3 Mengikat ke dalam dan ke luar Majelis (l ihat ringkasan Ketetapan MPRS-RI, MPRS-RI dan Departemen Penerangan RI,

Jakarta, 1961) 4 Ketiga bentuk putusan mengikat ke dalam dan ke luar Majelis (lihat has il SU MPRS IV, tahun 1966, Pradjna Paramitha, Jakarta

1971). 5 Keputusan sebagai Putusan Majelis tidak mengikat ke luar Majelis

Page 311: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

311

Persidangan MPR tahun 2003 mengubah (lagi)Peraturan Tata tertib sebagaimana tertuang dalam TAPII/MPR/2003. Ketetapan sebgaimana tersebut, dalamSidang MPR tanggal 26 September 2004 telah diubahformatnya menjadi Keputusan No.7/MPR/2004 sebagai-mana telah diubah oleh Keputusan MPR No. 13/MPR/2004. Keputusan sebagai bentuk Putusan Majelis tidakmempunyai kekuatan hukum yang mengikat ke luar Ma-jelis. Maka bentuk Putusan Majelis berjudul Perubahandan Penetapan Undang-Undang Dasar tidak mempunyaikekuatan hukum mengikat seluruh rakyat dan tumpahdarah Indonesia. Keputusan No. 7/MPR/2004 sebagai-mana telah diubah oleh Keputusan No. 13/MPR/2004tentang Peraturan Tata Tertib bukan format hukum pem-berlakuan Undang-Undang Dasar. Apalagi MPR 1999-2004 menggunakan judul Perubahan Pertama, Perubah-an Kedua, Perubahan Ketiga dan Perubahan Keempatyang tidak konsisten dengan Peraturan Tata Tertib Ma-jelis yang diputuskannya sendiri (vide : Tap II?MPR/2000 yang diubah Tap II/MPR/2003 yang diubah Tus7/MPR/2004) dimana judul bentuk Putusan Majelisyang digunakan adalah Perubahan Undang-Undang Da-sar dan Penetapan, bukan Perubahan Pertama, PerubahanKedua, Perubahan Ketiga, dan Perubahan Keempat.

Situasi hukum yang abnormal semakin diperparah lagidengan terbitnya buku Undang-Undang Dasar NegaraRepublik Indonesia Tahun 1945 (Dalam Persandingan)disertai catatan oleh Forum Konstitusi – PerhimpunanAnggota Panitia Ad Hoc III (1999) dan Panitia Ad Hoc I(2000-2004) Badan Pekerja MPR RI – yang dalam bagianCatatan Atas Perubahan Undang-Undang Dasar 1945 an-tara lain memuat pernyataan (No. 6) yang sangat brutal:

Putusan MPR RI yang mengenai perubahan UUD 1945mempunyai tingkatan yang sama dengan UUD 1945.

Putusan perubahan UUD 1945 tidak diberi nomor

Bentuk-bentuk Putusan Majelisdan Perubahan Peraturan Tata Tertib

Page 312: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

312 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

putusan oleh MPR RI. Hal ini berbeda dengan KetetapanMPR RI yang diberi nomor dengan memakai angkaromawi disertai tahun pembuatannya.

Menurut ketetapan MPR RI No. III/MPR/2000 tentangSumber Hukum dan Tata Urutan Peraturan Perundang-Undangan Republik Indonesia, bahwa dalam hierarki (tataurutan) perundang-undangan Republik Indonesia, KetetapanMPR RI berada di bawah Undang-undang Dasar dan di atasUndang-Undang. Tap MPR RI No. III/MPR/2000 (maksud-nya: Ketetapan MPR RI No. III/MPR/2000) tersebut sudah tidakberlaku lagi dan materi muatannya sudah ditampung dalam UUNo. 10 Tahun 2004 (maksudnya: UU No. 10 Tahun 2004) ten-tang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, denganmenghilangkan Ketetapan MPR. Oleh karena setelah PerubahanKeempat, tidak ada lagi kewenangan MPR mengeluarkanKetetapan yang bersifat peraturan (regeling).

Page 313: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

313

Kronik Prosedur dan MekanismePengumuman Pemberlakuan danPembatalan Konstitusi Republik Indonesia

Konstitusi Pengesahan/ Persetujuan

Pengumuman Pemberlakuan

Pembatalan/ Tidak Berlaku

Keterangan

UUD 1945 (Tanpa Kata Keterangan Sementara)

Persetujuan Sidang PPKI tanggal 18 Agustus 1945

Makloemat Pemerintah RI, 1 November 1945 : “Makloemat Politik” dalam Berita Repoeblik Indonesia Thn. I/No.1, 17 November 1945 dimuat ulang dalam Berita Repoeblik Indonesia Thn. II/No. 7, 15 Februari 1946.1

Piagam Persetujuan Delegasi RI dan Delegasi BFO tanggal 29 Oktober 19492 yang membentuk Republik Indonesia Serikat. Maka wilayah hukum UUD 1945 hanya di negara (state) Republik Indonesia Ibukota Yogyakarta sebagai State Constitution sedangkan RIS adalah Federal Constitution.

Makloemat adalah dokumen yang ditandatangani oleh Wakil Presiden Moh. Hatta yang disetujui BP KNIP. Makloemat dicantumkan langsung di bawah pengumuman tentang UUD, sedangkan Penjelasan ditempatkan di bawah Makloemat.

Konstitusi Sementara RIS

1. Piagam Persetujuan delegasi RI dan Delegasi BFO di Scheveningen dan Deg Haag, Belanda tanggal 29 Oktober 1949.3

2. Pasal 197 Konstitusi RIS : “Konstitusi ini berlaku pada saat pemulihan kedaulatan. Naskahnya diumumkan pada hari itu dengan keluhuran menurut cara yang akan ditentukan oleh pemerintah”.

Keputusan Presiden RIS 31 Januari 1950 No. 48 (LN 50-3, 6 Februari 1950)4

UUDS 1950 Pasal 1 : “Konstitusi Sementara Republik Indonesia Serikat diubah menjadi Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia, sehingga Naskahnya berbunyi sebagai berikut :

UUD 1945 masih berlaku di negara (state) Republik Indonesia yang ibukotanya Yogyakarta dengan Acting Presiden Mr. Assaat dan Perdana Menteri Dr. Halim

UUD Sementara 1950

1. Piaga m persetujuan Pemerintah RI – Pemerintah RIS tanggal 9 Mei 1950.

2. Persetujuan DPR RIS tanggal 14 Agustus 1950.

3. Persetujuan Rapat

Gabungan DPR RIS dan Senat RIS

1. UU No. 7/1950, 15 Agustus 1950 (LN No. 56/1950)6

2. UUDS 1950 Bagian III Pasal 2 ayatt (1) : “Undang-Undang Dasar Sementara Republik Indonesia ini mulai berlaku pada

Dekrit Presiden 5 Juli 1959 yang diundangkan Keppres No. 150/1959 (LN. No. 75/1959): “….dan tidak berlakunya lagi undang-Undang Dasar Sementara.”

Dengan menyatunya negara (state) Republik Indonesia ibukota Yogyakarta ke dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka UUD 1945 tidak berlaku di seluruh tumpah darah Indonesia.

1 Marsilam Simanjuntak, Pandangan Negara Integralist ik, Pustaka Utama Grafit i, Jakarta 1994. 2 UUD 1945 masih berlaku di Negara (state) Republik Indonesia dengan Ibukota Yogyakarta. 3 UUD RIS, Dua R, bandung, 1949. 4 Manusia dan Masyarakat Baru Indonesia (Civics), Departemen P.P dan K, jakarta, 1960

Kronik Prosedur dan Mekanisme Pengumuman Pemberlakuandan Pembatalan Konstitusi Republik Indonesia

Page 314: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

314 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Album

Page 315: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

315

H. Amin Arjoso, SH saat masih aktif menjadi anggota Tim PembelaDemokrasi Indonesia. Tampak Megawati Soekarnoputri sebagai KetuaUmum DPP PDI Perjuangan.

Album

Page 316: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

316 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

H. Amin Arjoso, SH sebagai advokat beraudiensi dengan Kapolri.

Page 317: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

317Album

Page 318: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

318 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

H. Amin Arjoso, SH memimpin delegasi DPR RI dalam kunjungan kerja keEropa.

Page 319: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

319

Amin Arjoso saat menunaikan ibadah haji.

Album

Page 320: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

320 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Amin Arjoso dan Aruan, dua sahabat karib sebagai advokat, saatmengikuti Fifth General Assembly of the ASEAN Law Associaction di Bali,Desember 1989.

Page 321: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

321

Foto Atas:H. Amin Arjoso, SHsebagai pimpinanYayasan KepadaBangsaku saatpeluncuran buku Dr. H.Soebandrio. TampakAmin Arjoso menyalamiIbu Soebandriodisaksikan Soebandrio(tengah).

Foto Bawah:H. Amin Arjoso, SHmemberi sambutanpada peluncuran buku“Meluruskan SejarahPerjuanganPembebasan IranBarat” karya Dr.Soebandrio.

Album

Page 322: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

322 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

H. Amin Arjoso, SH memberi cendera mata kepada mantan Gubernur JawaTimur, M. Noer. Tampak Ridwan Saidi (kedua dari kanan) menyertaikunjungan Amin Arjoso ke Surabaya.

Amin Arjoso menghadiri peluncuran buku “Bung Karno, Serpihan Sejarahyang Tercecer” karya Roso Daras, 2010.

Page 323: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

323

Page 324: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

324 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45

Biodata

Page 325: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

325

Nama : Amin ArjosoKelahiran : Jember, 14 Oktober 1937Orangtua : Ayah : Soewondo Soewardi Mintardjo

Ibu : Aminah Anak kelima dari tujuh bersaudara

Istri : Dr. Soemarjati Arjoso SKMAnak : 1. Yuli Widianarti

2. Azis Wira AndikaPendidkan : Mr/SH Th. 1961 Fakultas Hukum

Universitas Padjadjaran, Bandung (1961)Organisasi :

1. GMNI Th. 1957 – 19612. PNI Th. 1961 – 19673. PERADIN Th. 1977 – Sekarang4. PDI-Perjuangan Th. 1996

Pekerjaan :1. Sekjen Grafika Th. 1961 – 19672. Pengacara Th. 1976 – Sekarang3. Anggota DPR RI 1999 – 2004

Perjuangan :1. Korban Orba, Tahanan Politik (1967-1975)2. Memperjuangkan UUD 1945 asli mulai 2002 – sekarang

Lain – lain :1. Pimpinan Yayasan Kepada Bangsaku2. Pendiri/Pemimpin Umum Tabloid Cita Cita3. Tim Pembela Demokrasi Indonesia4. Tim Pengacara Dr. Soebandrio (mantan Waperdam/Menlu Kabinet Dwikora)5. Anggota Dewan Paripurna DHN ’45, 2006-20116. Ketua Pengawas Yayasan Universitas 17 Agustus 1945, 1998-Sekarang

Page 326: Pemikiran dan Perjuangan Amin Arjoso Menegakkan Kembali UUD 1945

326 Pemikiran dan Perjuangan Amin ArjosoMenegakkan Kembali UUD ‘45