PEMERIKSAAN LABORATORIUM URINALISIS

16
PEMERIKSAAN LABORATORIUM UROLOGI URINALISIS Dalam menentukan penyakit atau diagnosis, membantu diagnosis, prognosis, mengendalikan penyakit dan memonitor pengobatan atau memantau jalanya penyakit, dokter melakukan pemeriksaan laboratorium atau tes laboratorium yaitu pemeriksaan spesimen atau sampul yang diambil dari pasien. Banyak pemeriksaan spesimen dilakukan di laboratorium klinik atau lengkapnya di laboratorium patologi klinik. Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita, dapat berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), dan sebagainya untuk menentukan diagnosis atau membantu menentukan diagnosis penyakit bersama dengan tes penunjang lainya, anamnesis, dan pemeriksaan lainya. Sekumpulan pemeriksaan laboratorium yang dirancang, untuk tujuan tetrtentu misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan resiko, memantau perkembangan penyakit, memantau perkembangan pengobatan, dan lalin-lain. Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak di jumpai dan potensial membahayakan. Pemeriksaan yang juga merupakan proses General medical check up (GMC) meliputi : Hematologi Rutin, Urine Rutin, Faeces Rutin,

Transcript of PEMERIKSAAN LABORATORIUM URINALISIS

Page 1: PEMERIKSAAN LABORATORIUM URINALISIS

PEMERIKSAAN LABORATORIUM UROLOGI

URINALISIS

Dalam menentukan penyakit atau diagnosis, membantu diagnosis,

prognosis, mengendalikan penyakit dan memonitor pengobatan atau memantau

jalanya penyakit, dokter melakukan pemeriksaan laboratorium atau tes

laboratorium yaitu pemeriksaan spesimen atau sampul yang diambil dari pasien.

Banyak pemeriksaan spesimen dilakukan di laboratorium klinik atau lengkapnya

di laboratorium patologi klinik.

Pemeriksaan laboratorium adalah suatu tindakan dan prosedur

pemeriksaan khusus dengan mengambil bahan atau sampel dari penderita, dapat

berupa urine (air kencing), darah, sputum (dahak), dan sebagainya untuk

menentukan diagnosis atau membantu menentukan diagnosis penyakit bersama

dengan tes penunjang lainya, anamnesis, dan pemeriksaan lainya.

Sekumpulan pemeriksaan laboratorium yang dirancang, untuk tujuan

tetrtentu misalnya untuk mendeteksi penyakit, menentukan resiko, memantau

perkembangan penyakit, memantau perkembangan pengobatan, dan lalin-lain.

Mengetahui ada tidaknya kelainan atau penyakit yang banyak di jumpai dan

potensial membahayakan.  Pemeriksaan yang juga merupakan proses General

medical check up (GMC) meliputi : Hematologi Rutin, Urine Rutin, Faeces Rutin,

Bilirubin Total, Bilirubin Direk, GOT, GPT, Fotafase Alkali, Gamma GT, Protein

Elektroforesis, Glukosa Puasa, Urea N, Kreatinin, Asam Urat, Cholesterol Total,

Trigliserida, Cholesterol HDL, Cholesterol LDL-Direk.

Tes atau pemeriksaan dapat secara kimia klinik, hematologi, imunologi,

serologi, mikrobiologi klinik, dan parasitologi klinik. Metode pemeriksaan

pemeriksaan terus berkembang dari kualitatif, semi kuantitatif, dan dilaksanakan

dengan cara manual, semiotomatik, otomatik, sampai robotik. Hal ini berarti

peralatanpun berkembang dari yang sederhana sampai yang canggih dan mahal

hingga biaya tespun dapat meningkat.  Oleh karena itu hasi suatu pemeriksaan

laboratorium sangat penting dalam membantu diagnosa, memantau perjalanan

penyakit, serta menentukan prognosa dari suatu penyakit atau keluhan pasien.

Page 2: PEMERIKSAAN LABORATORIUM URINALISIS

Pemeriksaan urinalisis merupakan pemeriksaan yang paling sering

dikerjakan pada praktek dokter sehari-hari, apalagi kasus urologi. Pemeriksaan ini

meliputi:

1. Makroskopik dengan menilai warna, bau, dan berat jenis urine

2. Kimiawi meliputi pemeriksaan derajat keasaman/pH, protein, dan gula dalam

urine

3. Mikroskopik mencari kemungkinan adanya sel-sel, cast(silinder), atau

bentukan lain di dalam urine.

Urinalisis dapat dikerjakan melalui metode pemeriksaan dipstik dan

pemeriksaan secara mikroskopik urine yang telah disentrifuge. Dari dipstik dapat

diperoleh informasi mengenai pH, berat jenis, eritrosit, leukosit, protein, glukosa,

ketone, bilirubin, dan urobilirubin di dalam urin. Urine mempunyai pH yang

bersifat asam, dengan pH rerata 5,5-6,5. Jika didapatkan pH relatif basa

kemungkinan terdapat infeksi oleh bakteri pemecah urea, sedangkan jika pH

terlalu asam kemungkinan terdapat asidosis pada tubulus ginjal atau ada batu

asam urat.

Dipstik bisa mendeteksi protein hingga 0,3 g/L. Jika terdapat proteinuria

persisten harus dilakukan pemeriksaan lebih lengkap dengan menampung urine 24

jam. Nitrat atau leukosit didalam urin identik dengan infeksi/inflamasi. Jika

didapatkan leukosituria pada urin yang setelah dikultur ternyata steril (piuria

steril), kemungkinan adalah adanya keganasan atau batu saluran kemih, atau

mungkin tuberkulosis.

Berat jenis urine adalah uji sederhana yang dapat menunjukkan

kemampuan ginjal dalam fungsi memekatkan urine. Berat jenis yang rendah

(<1,008) menandakan adanya ind=sufisiensi ginjal, asupan air yang banyak, dan

poliuria. Pemeriksaan mikroskopik urine ditunjukkan untuk mencari

kemungkinan adanya sel darah, sel yang berasal dari saluran reproduksi pria, sel

organisme yang berasal dari saluran kemih, silinder, ataupun kristal.

Cast (silinder) adalah mukoprotein dan berbagai elemen yang berasal dari

parenkim ginjal yang tercetak di tubulus ginjal, oleh karna itu, bentuknya

Page 3: PEMERIKSAAN LABORATORIUM URINALISIS

menyerupai silinder. Jika diketemukan silinder di dalam pemeriksaan sedimen

urine menandakan adanya kerusakan parenkim ginjal.

A. Pemeriksaan Darah

1. Haemoglobin.

Hemoglobin adalah metaloprotein (proteinyang mengandung zat

besi) di dalam sel darah merahyang berfungsi sebagai pengangkut

oksigen dariparu-paru ke seluruh tubuh.

Tujuan : untuk memeriksa kemungkinan anemia.

Nilai normal : Laki laki 14 – 16 , perempuan 12 – 14 gr %

2. Eritrosit (sei darah merah)

Eritrosit adalah jenis sel darah yang paling banyak dan berfungsi

membawa oksigen ke jaringan-jaringan tubuh.

Tujuan    : untuk menetahui kualitas darah dalam tubuh dan pada

urologi menunjukkan adanya cidera pada saluran kemih..

Nilai normal  : laki-laki 4,5 – 5,5, perempuan 4-5 juta/UL

3. Leukosit (sel darah putih)

Leukosit adalah sel yang membentuk komponen darah. Sel darah

putih ini berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit

infeksisebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.dan merupakan

pertahanan badan terhadap benda asing

Tujuan  : Untuk mengetahui kemampuan tubuh melawan infeksi.

Pada urologi jika didapatkan leukosituria bermakna (>5/

LP) atau piuria merupakan tanda inflamasi saluran

kemih.

Nilai normal : 5-10.000/UL

4. Trombosit (keping darah)

Trombosit adalah sel kecil yang beredar dalam darah.

Tujuan  : Untuk melihat kemampuan tubuh mengontrol

pendarahan.

Nilai normal : 150 -400.000/UL

Page 4: PEMERIKSAAN LABORATORIUM URINALISIS

B. Pemeriksaan Faal Ginjal

Merupakan tes saring yang paling sering diminta oleh dokter karena

persiapanya tak membebani pasien.

Tujuan  : untuk menentukan infeksi saluran kemih, terutama yang berbau

busuk karena nitrit leokosit dan atau bakteri, menentukan

kemungkinan gangguan metabolisme misalnya diabetes melitus

atau komplikasi kehamilan dan menentukan berbagai jenis ginjal.

Contoh hasil tes saring pada urinalisis

no

Pemeriksaan kimia

Nilai rujukan Contoh abnormal

1 Kejernian jernih Keruh,berawan gelap

2 Bau Tidak berbau Busuk,atau amoniak

3 Warna Kuning mudah Kuning tua coklat

Merah coklat

4 pH 4.5 – 8.0 < diet protein asidosis

< diet sayur alkalosis

5 Berar jenis 1.010 -1.020 Pekat diabetes melitus

Pemeriksaan faal ginjal terdiri atas:

1. BUN

2. Kreatinin

3. Asam Urat

4. Tambahan : elektrolit tubuh : Na, K, Cl, total CO2

5. Kreatinin Klirens dan Cystatin Cà GFR

1. BUN (Blood Urea Nitrogen)

Pemeriksaan kadar ureum ini menggunakan spesimen serum atau

plasma. Makna pemeriksaan BUN, menggambarkan produksi dan

clearance dan BUN Meningkat disebabkan produksi meningkat atau

ekskresi menurun.

Nilai normal : 6 – 20 mg/dL

Page 5: PEMERIKSAAN LABORATORIUM URINALISIS

BUN meningkat apabila :

1. Glumerulonefritis kronik

2. pyelonefritis,

3. Penyakit ginjal kronik,

4. Gagal ginjal akut,

5. Shock (pre renal)

6. obstruksi saluran kemih (post renal)

7. gagal jantung kongesif yang berat,

8. katabolisme protein,

9. tetrasiklin dengan diuretik

10. Hyperalimentation, ketoacidosis, pada DM

11. dehidrasi, kortikosteroid (katabolisme protein)

12. Perdarahan saluran cerna

13. Obat nefrotoksik

14. Intake protein tinggi

BUN menurun :

1. kehamilan

2. intake protein kurang,

3. cairan infus dengan antibiotik

4. kerusakan hati berat

2. Kreatinin (Creatinine)

Kreatin disintesis di hati, pankreas dan ginjal dari asam amino :

arginin, glisin, metionin. Kreatin disirkulasi ke otot, otak dan organ

lainnya dalam bentuk konversi fosfokreatin. Kreatinin adalah produk

buangan dari kreatin dan fosfokreatin. Sebagai produk buangan kreatinin

masuk keperedaran darah untuk di ekskresikan melalui urin. Kreatinin

klirens à mengukur kemampuan glomerulus memfilter senyawa dari

darah. Oleh karena produksi kreatinin pada orang dalam keadaa aktif,

setiap hari relatif konstan, yakni ±1 mg/menit pada orang dewasa.

Kreatinin meningkat pada :

Page 6: PEMERIKSAAN LABORATORIUM URINALISIS

Penyakit ginjal dengan penurunan GFR

Obstruksi saluran kemih (post renal)

Penurunan aliran darah (pre renal)

Gagal jantung kongesif yang berat,

Shock, dehidrasi

Rhabdomiolisis (kreat >> urea)

Penurunan fungsi ginjal

Kreatinin Menurun pada :

Orang tua

Massa otot berkurang

Kehamilan ( GFR meningkat)

Kerusakan hati yang berat

Diet protein kurang

3. Kreatinin Klirens dan Cystatin Cà GFR

Kreatinin klirens diukur untuk mengestimasi kecepatan filtrasi

glomerulus (GFR). Asumsi :

1. Kreatinin difiltrasi di glomerulus

2. Jumlah kreatinin yang direabsorbsi relatif sedikit.

3. Produksi kreatinin konstan sepanjang waktu.

Klirens kreatinin menunjukkan kemampuan filtrasi ginjal, dalam

menilai faal ginjal pemeriksaan ini lebih peka daripada pemeriksaan

kreatinin/BUN. Klirens kreatinin dihitung melalui rumus :

K= UV X 1,73

P L

K= nilai klirens kreatinin (mL/menit).

U= kadar kreatinin dalam urin (mg/dL).

V = jumlah urin dala 24 jam (mL).

P = Kadar kreatinin dalam serum (mg/dL).

L = Luas permukaan tubuh (m2).

Nilai klirens normal pada orang dewasa adalah 80 – 120 mL/menit.

Page 7: PEMERIKSAAN LABORATORIUM URINALISIS

Perhitungan Kreatinin Klirens tanpa harus memperhitungkan

jumlah urin 24 jam.

- Urin kreatinin (mg/mL) x volume (mL) x rata2 luas permukaan

(m3)

- Plasma kreatinin (mg/mL) x time (min) x luas permukaan (m3)

Yang paling umum digunakan Persamaan Cockroft & Gault:

Nilai normal :

Pria : 95 – 130 mL/min

Wanita : 80 – 120 mL/min

Cystatin C adalah protein yang berat molekulnya rendah

(±13,3 kiloDalton) sehingga akan dibersihkan oleh peredaran darah

melalui glomerulus. Jika fungsi ginjal dan GFR menurun, kadarnya

dalam darah akan meningkat. Pengukuran kadar Cystatin C di

dalam serum lebih teliti daripada kadar keratinin.

Pasien yang memerlukan pemeriksaan Cystatin C:

4. Asam Urat

Page 8: PEMERIKSAAN LABORATORIUM URINALISIS

Sumber asam urat berasal dari Breakdown sel à metabolisme dari

adenosin dan guanosin dan makanan yang mengandung purin.

Asam urat difilter di glomerulus dan hampir semua direabsorbsi di

tubular proksimal dan distal. Pada pH > 5,57 asam urat larut, < 5,57 asam

urat mengendap.

Patologis asam urat:

Hiperurisemia à jika kadar asam urat dalam darah seseorang lebih

dari normal.

Beberapa orang menderita hiperurisemia karena asimptomatik, tapi

selebihnya karena ada gangguan renal.

Gout à penyakit dimana asam urat terdeposit di cairan/jaringan tubuh.

Umumnya asam urat terdeposit di sendi, tapi dapat juga di ginjal.

Nilai normal:

Metode urikase

pria : 3,5 – 7,2 mg/dL

wanita : 2,6 – 6,0 mg/dL

Metode fosfotungstat

pria : 4,2 – 8,0 mg/dL

wanita : 3,5 – 7,3 mg/dL

Pada anak-anak nilainya lebih rendah.

5. Tambahan:

a. Natrium Kalium (Potassium) Klorida (Chloride) Bicarbonate (as a

buffer)

Natrium darah memelihara tekana osmotik cairan ekstraseluler

dan berhubungan dengan cairan tubuh serta membantu fungsi

neuromuskuler. Natrium juga membantu keseimbangan asam basa.

Kadar natrium meninggi dapat karena kekurangan minum air

kehilangan banyak air misalnya pada diabetes insifidus, fungsi ginjal

terganggu atau makan yang mengadung natrium berlebihan. Kadar

Page 9: PEMERIKSAAN LABORATORIUM URINALISIS

natrium ini sering diperiksa pada pasien yang menjalani tindakan

reseksi prostat transuretra (TURP). Selama TURP cairan (H2O) yang

masuk ke sirkulasi sistemik sehingga terjadi relatif hiponatremia.

Kaluim merupakan kation utama dalam sel . kalium darah

memelihara keseimbangan osmotik dal;am sel, meregulasi

aktifitas  otot, enzim dan keseimbangan asam basa.kafar kalim

meninggi bila kaluim ion masuk kedalam darah seperti pada trauma,

terbakar,diabetes.

Chlorida darah membantu regulasi voleme darah,tekana arteri

dan keseimbangan asam basa (asidosis-alkalosis). Kadar chlorida

menurun misalanya sekresi cairan berlebihan dapat menyebabkan

alkalosis metabolik sedang retensi chlorida atau makan dengan garam

berlebihan dapat menimbulkan hiperchloremia dengan asidosis

metabolik.

Pemeriksaan elektrolit lainnya berguna untuk mengetahui

faktor predisposisi pembentukan batu saluran kemih, antara lain

kalsium, fosfat, magnesium. Selain itu untuk mendeteksi adanya

sindroma paraneoplastik yang dapat terjadi pada tumor grawitz.

Rentan nilai normalnya:

Natrium : 136 – 145 mmol/L

Kalium : 3,5 – 5,1 mmol/L

Klorida : 98 – 107 mmol/L

Bikarbonat : 22 – 28 mmol/L

C. PEMERIKSAAN PENANDA TUMOR

Pemeriksaan penanda tumor antara lain adalah PAP (prostatic acid

phosphatase) dan PSA (prostate specific antigen) yang sering berguna untuk

menegakkan diagnosis karsinoma prostat, AFP (α-feto protein) dan human

chorionic gonadotropin (β-HCG) untuk mendeteksi adanya tumor testis jenis

non seminoma dan pemeriksaan VMA (Vanyl Mandelic Acid) dalam urin

untuk mendeteksi tumor neuroblastoma.

Page 10: PEMERIKSAAN LABORATORIUM URINALISIS

D. ANALISIS SEMEN

pemeriksaan analisis semen dikerjakan pada pasien varikokel atau

infertilitas pria untuk menegakkan diagnosis atau mengikuti perkembangan

hasil pasca terapi atau pasca operasi infertilitas pria. Pada analisis disebutkan

tantang volume ejakulat, jumlah sperma, motilitas dan morfologi sperma.

E. ANALISIS BATU

Batu yang telah dikeluarkan dari saluran kemih dilakukan analisis.

Kegunaan analisis batu adalah untuk mengetahui jenis batu guna mencegah

terjadinya kekambuhan di kemudian hari. Pencegahan dapat berupa

pengaturan diet atau pemberian obat-obatan.

F. ANALISIS KULTUR URINE

Pemeriksaan kultur urin diperiksa jika ada dugaan infeksi saluran kemih.

Pada pria, urin yang diambil adalah sample urin porsi tengah (mid stream

urine), pada wanita sebaiknya diambil melalui kateterisasi, sedangkan pada

bayi dapat diambil dari aspirasi suprapubik atau melalui alat penampung urin.

Jika didapatkan kuman dalam urin, dibiakkan di dalam medium tertentu untuk

mencari jenis kuman dan sekaligus sensitivitas terhadap antibiotika yang

diujikan.

G. SITOLOGI URINE

Pemeriksaan ini merupakan pemeriksaan sitopatologi sel urotelium yang

terlepas dan terikut urin. Derajat perubahan sel diklasifikasikan dalam 5 kelas

yaitu (1) normal, (2) sel yang mengalami peradangan, (3) sel atipik, (4) diduga

menjadi sel ganas dan (5) sel yang sudah mengalami perubahan morfologi

menjadi sel ganas.

H. HISTOPATOLOGI

Page 11: PEMERIKSAAN LABORATORIUM URINALISIS

Pemeriksaan patologi anatomic yang diambil melalui biopsy jaringan

ataupun melalui operasi. Pada pemeriksaan ini dapat menentukan suatu

jaringan normal, mengalami proses inflamasi, pertumbuhan benigna atau

terjadi pertumbuhan maligna. Selain itu pemeriksaan ini dapat menentukan

stadium patologik serta derajat diferensiasi suatu keganasan.