pembuatan cuso4

download pembuatan cuso4

of 7

description

laporan kimia anorganik II

Transcript of pembuatan cuso4

  • Laporan praktikum kimia anorganik II

    1

    PEMBUATAN CuSO4 dari kawat tembaga

    Disusun oleh:

    AISAH

    1112016200010

    Kelompok 4:

    Dini wulandari 1112016200004

    Dita khoerunnisa 1112016200031

    Fitri Ramadhiani 1112016200022

    Ahmad Yandi RF 1112016200026

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

    JURUSAN PENDIDKAN ILMU DAN PENGETAHUAN ALAM

    FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    2014

  • Laporan praktikum kimia anorganik II

    2

    ABSTRAK

    Tembaga banyak digunakan pada berbagai barang elektronik, misalnya kabel, kumparan,

    dan lain-lain. Serbuk tembaga merupakan salah satu bahan logam yang digunakan untuk

    membuat komponen otomotif, elektronika dan juga sebagai bahan untuk produk cat yang

    bersifat konduktiv. Pengunaan penting dari elektrolisis adalah dalam pemurniaan logam.

    Proses pemurniaan logam (metallurgical smelting) biasa menghasilkan logam tembaga

    yang kurang murni untuk penggunaan secara lazim. Tujuan dari percobaan ini yaitu

    membuat larutan CuSO4 dari kawat tembaga. Pada proses elektrolisis di katoda terjadi

    reduksi sehingga Cu yang ada di katoda terkikis dan melapisi Cu yang di anoda.

    PENDAHULUAN

    Indonesia terdapat berbagai macam industri. Beberapa industri membutuhkan bahan-

    bahan untuk meningkatkan kualitas dari produk yang dihasilkan. Kristal CuSO4.5H2O

    merupakan salah satu bahan yang banyak dibutuhkan di industri. Pemanfaatan dari

    CuSO4.5H2O ini sangat luas. Diantaranya yaitu sebagai fungisida yang merupakan pestisida

    yang secara spesifik membunuh atau menghambat cendawan akibat penyakit, reagen analisa

    kimia, sintesis senyawa organik, pelapisan anti fokling pada kapal, sebagai kabel tembaga,

    electromagnet, papan sirkuit, solder bebas timbal, dan magneton dalam oven microwave. [1]

    Salah satu industri yang menggunakan kristal CuSO4.5H2O ini adalah PT Petrokimia yang

    berlokasi di Gresik, Jawa Timur. Pada industri ini, kristal CuSO4.5H2O digunakan sebagai

    bahan aditif dalam pembuatan pupuk NPK. Kristal CuSO4.5H2O berupa padatan kristal biru

    ini dapat dibuat dengan mereaksikan tembaga dengan asam sulfat dan asam nitrat yang

    kemudian dipanaskan dan hingga terbentuk kristal. Selain dengan bahan baku logam

    tembaga, kristal CuSO4.5H2O juga bisa dibuat dari tembaga bekas ataupun tembaga dalam

    bentuk sponge yang diperoleh dari larutan CuCl2.

    Tembaga banyak digunakan pada berbagai barang elektronik, misalnya kabel,

    kumparan, dan lain-lain. Logam tembaga pada barang-barang tersebut mengandung kadar

    tembaga yang cukup tinggi. Sehingga, biasanya bekas tembaga dari barang-barang tersebut

    diolah kembali menjadi logam tembaga baru untuk digunakan pada barang elektronik lagi

    (fitrony, dkk, 2013).

    Serbuk tembaga merupakan salah satu bahan logam yang digunakan untuk membuat

    komponen otomotif, elektronika dan juga sebagai bahan untuk produk cat yang bersifat

  • Laporan praktikum kimia anorganik II

    3

    konduktip. Dalam industri otomotif dan elektronika, pembuatan komponen dari serbuk

    tembaga dilakukan dengan teknologi metalurgi serbuk, dimana proses metalurgi serbuk

    terdiri dari tahapan tahapan mixing, compacting dan sintering. Teknologi ini dianggap lebih

    menguntungkan daripada teknologi pengecoran, keunggulan tersebut adalah : komponen

    yang dihasilkan lebih presisi, lebih ringan, efisiensi pemakaian bahan lebih tinggi, konsumsi

    energi lebih rendah, dan mudah untuk memvariasikan unsur pemadu pada saat pembuatan

    paduan.

    Terlebih lagi dalam menghadapi teknologi manufaktur masa depan, dimana penggunaan

    three dimensional (3D) printing merupakan salah satu proses dari rapid prototyping (RP) yang

    sangat cepat perkembangannya. Pada printer tiga dimensi ini fungsi tinta dapat digantikan oleh

    beragam serbuk, berbahan polimer, keramik, sejenis karet, hingga logam seperti tembaga. Bahkan

    pada pengembangan berikutnya mengkombinasikan dua material serbuk dalam suatu komponen

    yang responsif terhadap lingkungan maupun aspek fisik lainnya.

    Kondisi inilah yang menjadi dasar untuk memformulasikan produk-produk smart material

    (material), contohnya pembuatan blade propeller yang geometrinya bisa berubah tergantung pada

    stimulasi lingkungan seperti temperatur maupun parameter lainnya. Dari berbagai penelitian yang

    telah dilakukan oleh para ahli untuk pengembangan multimaterial rapid prototyping (RP),

    ditemukanlah mekanisme pendeposisi serbuk multi-material, konsep ini bernama sinter-deposisi

    multi material (MMD-Is), dimana salah satu teknikpenyinteran serbuknya menggunakan energi

    laser untuk mengikatkan antar dua jenis partikel serbuk yang berbeda, seperti partikel tembaga

    (Cu) dan Nikel (Ni). Perilaku sinter dua jenis partikel serbuk dengan komposisi berbeda dapat

    bervariasi tergantung pada formasi larutan padat (kondisi sinter) yang berlaku khusus untuk tiap

    jenis material serbuknya(Hartono, dkk)

    Tembaga (II) merupakan salah satu ion logam transisi deret pertama yang terletak pada

    periode empat dan golongan IB, memiliki no atom 29 dan nomor massa atom 63,54 g/mol.

    Tembaga (II) memiliki stabilitas kompleks yang paling besar jika dibandingkan dengan logam

    transisis deret pertama yang lain dan paling stabil jika dibandingkan dengan bilangan oksidasi

    tembaga lain. Kebanyakan senyawa tembaga (I) cukup mudah teroksidasi menjadi tembaga (II)

    (Endah, 2011).

    Perubahan kimia yang terjadi selama elektrolisis dapat dilihat pada atau di dekat sekitar

    electrode. Perubahan ini kebanakan hanyalah berupa penguraian sederhana. Mudah

    diperlohatkan bahwa elektrolisis selalu disertai dengan perpindahan bahan dalam suatu sel

    elektrolisis. Misalnya suatu larutan tembaga sulfat yang biru dan larutan kalium dikromat

    yang jingga dicampurkan dalam konsentrasi yang ekuimolar, kita memperoleh larutan yang

  • Laporan praktikum kimia anorganik II

    4

    berwarna kecoklatan. Larutan ini dapat ditaruh dalam sel elektrolisis yang berukuran U dan

    diatasnya dituangi lapsan asam sulfat encer yang tak berwarna pada setiap sisi. Jika larutan

    ini kemudian dielektrolisis, larutan ang tadinya tak berwarna di dekat katode perlahan lahan

    menjadi biru, sedangkan larutan di dekat anode menjadi jingga. Karena warna biru berikatan

    dengan tembaga dan warna jingga berkaitan dengan dikromat, dapat kita katakana bahwa

    tembaga bergerak kearah katode dan kromat ke arah anode selama elektrolisis. (Vogel,1979)

    Pengunaan penting dari elektrolisis adalah dalam pemurniaan logam. Proses

    pemurniaan logam (metallurgical smelting) biasa menghasilkan logam tembaga yang

    kurang murni untuk penggunaan secara lazim. Misalnya, adanya arsenik dapat menurunkan

    konduktivitas listrik dari tembaga, sehingga hasilnya kurang cocok untuk dibuat kawat dan

    konduktor listrik yang lain.

    Hubungan antara jumlah energi listrik yang dikonsumsi dan perubahan kimia yang

    dihasilkan dalam elektrolisis merupakan salah satu persoalan penting yang dicarikan

    jawabannya oleh michael faraday (1791-1867). Hukum faraday pertama tentang elektrolisis

    menyatakan bahwa: jumlah perubahan kimia yang dihasilkan sebanding dengan besarnya

    muatan listrik yang melewati suatu sel elektrolisis. Hukum faraday kedua tentang elektrolisis

    menyatakan bahwa: sejumlah tertentu arus listrik menghasilkan jumlah ekivalen yang sama

    dari benda apa saja dalam suatu elektrolisis (petrucci, 1987)

    BAHAN DAN METODE

    Alat dan bahan

    Alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah kawat tembaga, gelas kimia, gelas ukur,

    kabel penghubung, catu daya, amplas. Sedangkan bahannya adalah kawat tembaga dan

    larutan H2SO4

    Metode

    Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah sel elektrolisis. Langkah kerja dalam

    percobaan ini yaitu pertama amplas kawat tembaga yang akan digunakan dan kemudian

    kawat tembaga tersebut dibuat melingkar. Masukan larutan H2SO4 200 ml ke dalam beaker

    glass. Rangkai alat elektrolisisnya, dimana kawat tembaga yang melingkar di pasang di

    katoda dan sisanya di anoda. Nyalakan power supply dan volt yang digunakan sebesar 3 volt.

    Kemudiam amati perubahan yang terjadi sampai warna larutan berwarna biru.

  • Laporan praktikum kimia anorganik II

    5

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Reaksi kimia dapat ditimbulkan oleh arus listrik, sebaliknya reaksi kimia dapat dipakai

    untuk menghasilkan arus listrik. Elektrolisis merupakan proses dimana reaksi redoks tudak

    berlangsung secara spontan. Untuk lebih memahami apakah sebenarnya elektrolisis itu dapat

    dilihat pada proses pengisian aki. Dalam proses pengisian aki tersebut dapat disimpulkan

    bahwa apabila ke dalam suatu larutan elktrolit dialiri arus listrik searah maka akan terjadi

    reaksi kimia, yakni penguraian atas elektrolit tadi. Peristiwa penguraian (reaksi kimia) oleh

    arus searah itulah yang disebut elektrolisis. Sel elektrolisis terdiri dari larutan yang dapat

    mengahantarkan listrik yang disebut elektrolit, dan dua buah elektroda yang berfungsi

    sebagai katoda dan anoda

    Sel elektrolisis tidak memerlukan jembatan garam. Komponen utamanya adalah sebuah

    wadah, elektrode, elektrolit, dan sumber arus searah. Elektron (listrik) memasuki larutan

    melalui kutub negatif (katode). Spesi tertentu dalam larutan mneyerap elektron dari katode

    dan mengalami reduksi. Sementara itu, spesi ion melepas elektron di anode dan mengalam

    oksidasi. Jadi, sama seperti pada sel volta, reaksi di katode adalah reduksi, sedangkan reaksi

    di anode adalah oksidasi. Akan tetapi, muatan elektrodenya berbeda. Pada sel volta, katode

    bermuatan positif, sedangkan anode bermuatan negative. Pada sel elektrolisis katode

    bermuatan negatif sedangkan anode bermuatan positif.

    Pada pembuatan larutan CuSO4 dengan katode dan anode Cu. Pada elektrolisis larutan

    H2SO4 dengan elektrode Cu terbentuk endapan Cu di katode dan anodenya (Cu) larut. Hasil-

    hasil itu dapat dijelaskan sebagai berikut. Dalam larutan H2SO4 terdapat ion H+, ion SO4

    2-

    molekul air serta logam tembaga (elektrode). Berbeda dengan elektrode grafit yang inert

    (sukar bereaksi), tembaga dapat mengalami oksidasi di anode. Kemungkinan reaksi yang

    terjadi di katode adalah reduksi ion Cu2+

    atau reduksi air. Oleh karena potensial reduksi

    Cu2+

    lebih besar maka reduksi ion Cu2+

    lebih mudah berlangsung. Sementara itu,

    kemungkinan reaksi yang terjadi di anode adalah oksidasi ion SO42-

    ,oksidasi air atau oksidasi

    Cu. Pada percobaan ini yaitu elektrolisis larutan dengan katoda Cu dan anoda Cu. Hasil yang

    didapatkan adalah dengan menggunakan arus 3 volt yang terjadi di katoda sedikit demi

    sedikit terkikis dan melapisi Cu yang di anoda. Cu yang di anoda bereaksi menghasilkan

    gelembung udara berupa gas karena larutan tersebut teroksidasi. Lama - kelamaan larutan

    H2SO4 tersebut berubah warna menjadi biru. Ketika larutan tersebut mengalami perubahan

    warna menjadi biru, hal ini menunjukkan terdapatnya ion Cu2+

    pada larutan tersebut

  • Laporan praktikum kimia anorganik II

    6

    2SO42-

    S2O82-

    + 2e E = -2.71 V

    2H2O 4H+

    + O2 + 4e E = -1.23 V

    Cu Cu2+ + 2e E = -0.34 V

    Oleh karena potensial oksidasi Cu paling besar maka oksidasi tembaga lebih mudah

    berlangsung. Jadi, elektrolisis larutan H2SO4 dengan Cu menghasilkan endapan Cu di katode

    dan melarutkan Cu di anode.

    CuSO4 Cu2+

    + SO42-

    Katode : Cu2+

    + 2e Cu

    Anode : Cu Cu2+ + 2e

    Cu Cu

    (anode) (katode)

    Berdasarkan daftar potensial elektrode standar dapat dibuat suatu ramalan tentang reaksi

    katode dan reaksi anode pada suatu elektrolisis. Ramalan mungkin akan meleset jika spesi

    yang terlibat mempunyai overpotensial yang signifikan.

    KESIMPULAN

    Sel elektrolisis tersusun atas elektroda positif (anoda) dan elektroda negatif (katoda). Pada

    anoda terjadi reaksi oksidasi, sedangkan pada katoda terjadi reaksi reduksi. Ada dua tipe

    elektroda, yakni elektroda inert dan reaktif. Bila anoda berupa elektroda inert, reaksi oksidasi

    sangat bergantung pada jenis anion yang ada dalam larutan, sebaliknya bila anoda berupa

    elektroda reaktif maka elektroda itu akan larut. Pada katoda mengalami reduksi sehingga Cu

    yang di katoda terkikis dan melapisi Cu yang di anoda

    DAFTAR PUSTAKA

    Fitrony, dkk. 2013. http://.www.its.ac.id. Jurnal pembuatan kristal tembaga sulfat pentahidrat

    (CuSO4 .5H2O) dari tembaga bekas kumparan. Institut teknologi sepuluh november.

    Hartono, S. A, dkk. . http://www.eprints.undip.ac.id. Pembuatan serbuk tembaga dengan

    proses pengendapan elektrolisis metode lectrorefining. Universitas diponegoro,

    Semarang

  • Laporan praktikum kimia anorganik II

    7

    Petrucci, Ralph H. 1985. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern Edisi Keempat Jilid.

    Jakarta: Erlangga

    Suciningrum, Endah. 2011.http://www.digilib.uns.ac.id. sintesis karakterisasi kompleks

    tembaga (II) dengan difenilamin. Universitas Sebelas Maret, Surakata.

    Svehla, G. 1990. Vogel: Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro.

    Jakarta: PT Kalman Media Pustaka