Pembenihan Ikan Kakap Merah (Lutjanus Sp)
-
Upload
tri-agustina -
Category
Documents
-
view
315 -
download
13
Transcript of Pembenihan Ikan Kakap Merah (Lutjanus Sp)
PEMBENIHAN IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus sp.) DI BALAI BESAR PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT (BBPBL) LAMPUNG
TRI AGUSTINA
0814111063
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kakap Merah
pertumbuhan relatif cepat
toleran terhadap kekeruhan, ruang
terbatas, dan salinitas
tanggap terhadap pakan buatan
Salah satu komoditas perikanan yang benilai
ekonomis penting
Masa kritis pada larvaKematia
n massal
SR rendah
II. KEGIATAN PEMBENIHAN
• Pembuatan vitamin• Kultur dan panen artemia
Pemeliharaan induk dan pematangan gonad
a. Pembuatan Vitamin
Multivitam
in
Vitamin C
Vitamin
b. Kultur dan Panen Artemia
Konikel penetasan
diisi air 250 L air laut
Dipasang aerasi kuat
Dimasukkan 200 ml
kista artemia
Ditetaskan 24 jam
Pukul 07.30
dilepas aerasi
Bagian atas
konikel ditutup
Ditunggu ½ jam
Scopnet dipasang pada kran
outlet
Kran dibuka sedikit agar cangkang
tidak terbawa
c. Pemeliharaan induk dan pematangan gonad
Ikan kakap merah yang dipelihara di BBPBL Lampung terdapat dua jenis:
L. argentimaculatus Lutjanus griseus
Pemberian pakan
rucah
Pemberian vitamin C & multivitami
n dan E
Pemberian obat-obatan
Pembersihan bak
Pergantian air dan
manipulasi lingkungan
Pengamatan kematangan gonad dilakukan dengan cara kanulasi (biopsi) untuk induk betina dan dengan pengurutan (stripping) untuk induk jantan (Wibowo, dkk., 1997).
Kakap merah termasuk jenis ikan hermaphrodit protandi, yaitu berstatus jantan pada awal kehidupannya, lalu berubah menjadi betina.
Jenis Ikan Jantan Betina Jumlah
L. argentimaculatus
15 ekor, 1 ekor cacat
11 ekor 27 ekor
L. griseus 6 ekor 4 ekor 10 ekor
d. Pemijahan dan penanganan telur
Pemijahan terjadi pada periode bulan terang secara alami sekitar pukul 23.00 WIB sampai 02.00 WIB.
Telur yang yang dibuahi akan mengambang dan mengalir ke dalam egg collector. Sedangkan telur yang tidak dibuahi akan tenggelam dan terbuang bersama air yang keluar dari outlet.
Telur yang dibuahi dan telur yang tidak dbuahi
Telur tersebut dipanen pada pagi hari dengan menggunakan scop net.
Selain dilakukan perhitungan jumlah telur yang dihasilkan, diukur pula diameter dari telur tersebut.
Telur tersebut akan menetas setelah 20 jam dari ikan memijah sekitar pukul 20.00 WIB.
Berdasarkan pengamatan, telur ikan kakap merah yang berhasil menetas (HR) adalah 90%.
e. Pemeliharaan larva
D3-D15 D3-D10 •Rotifer dan Kopepod
•Pakan buatan cair No. 1
D11-D20 •Rotifer, artemia, dan kopepod•Pellet no. 1 dan pakan buatan cair No. 2
D21-D30 •Artemia•Pellet No. 2 dan Pakan buatan cair No. 3
Selain pemberian pakan dan pergantian air, larva ikan kakap merah diberi probiotik.
3 ppm 2-3 L
Bakteri yang terkandung dalam probiotik ini adalah Bacillus subtilis, Bacillus lincheniformes, dan Bacillus pumilus.
f. Pemeliharaan Larva
D5
Larva KM pengamatan
D23 D24
Bak A
Bak B
50% mati
50% mati
100% mati
a b c d e
Keterangan gambar:A: MataB: PerutC: AnusD: MelanophoreE: Ekor
0 5 10 15 20 25 30 350
100
200
300
400
500
600
700
0
622
GRAFIK PERTUMBUHAN PANJANG (TL)
Panjang Total Bak APanjang Total Bak B
Day (Hari)
Panja
ng T
ota
l
0 5 10 15 20 25 30 350
10
20
30
40
50
60
0
52.4
GRAFIK LEBAR BUKAAN MULUT (BM)
Bukaan Mulut Bak ABukaan Mulut Bak B
Day (Hari)
Lebar
Bukaan M
ulu
t
0 5 10 15 20 25 30 350
10
20
30
40
50
60
70
80
0
62
GRAFIK JUMLAH SIRIP DORSAL
Jumlah Sirip Dorsal Bak AJumlah Sirip Dorsal Bak B
Day (Hari)
Jum
lah S
irip
Dors
al
0 5 10 15 20 25 30 350
10
20
30
40
50
60
0
45
GRAFIK JUMLAH SIRIP VENTRAL
Jumlah Sirip Ventral Bak AJumlah Sirip Ventral Bak B
Day (Hari)
Jum
lah S
irip
Ventr
al
Uji PCR pada bak B menyatakan larva ikan kakap merah tersebut terserang penyakit VNN dan Irridovirus.
Bak A, D13
Bak B, D13
g. Panen Larva
Larva yang berhasil dipanen pada bak A adalah sebanyak 4.000 ekor. Maka SR:
SR = Nt/N0 x 100%
SR = 4.000/150.000 x 100%
SR = 2,6%
Larva D31
h. Pengukuran Kualitas Air
ParameterBak
Bak Kakap Taiwan
Bak A Bak B Sumber
pH 7,925/7,927 8,065/7,927 8,065/8,084 7,7-8,0
Nitrat (NO3) 0,573 0,351 0,668 -
Nitrit (NO2) 0,610/0,610 0,385/0,385 0,563/0,563 0,04-0,08
Amoniak (NH3)
0,467/0,466 0,508/0,508 0,617/0,617 0,16-0,26
Mata menonjol
Penyakit ini disebabkan oleh Tuberculosis, infeksi cacing, dan infeksi virus (Afrianto, dkk., 1992).
I. Hama dan Penyakit
IV. ANALISA USAHA
Biaya investasi: Rp332.150.000,-
biaya penyusutan: Rp44.883.000,-
Biaya tetap: Rp107.401.250,-
Biaya variabel: Rp88.800.000,-
Total Biaya Produksi:
Biaya Produksi = Biaya Tetap + Biaya Variabel
Biaya Produksi = Rp107.401.250 + Rp88.800.000
= Rp196.201.250
Penerimaan:
Produksi benih per siklus = 150.000 x 40%
= 60.000 ekor
Produksi benih per tahun (6 sikus)=
60.000 ekor x 6 siklus = 360.000 ekor
Penerimaan per tahun =
produksi benih per tahun x harga jual =
360.000 ekor x Rp1.200 = Rp432.000.000,-
Keuntungan (Analisis laba atau rugi):
Keuntungan per tahun =
Penerimaan – Total biaya (produksi)
= Rp432.000.000 – Rp196.201.250
= Rp235.798.750
Perimbangan Penerimaan (R/C Ratio):
R/C = TR / TC
R/C =
R/C = 2,2
Jadi setiap Rp1,- yang dikeluarkan, maka akan memperoleh hasil sebesar Rp2,2,- atau keuntungan sebesar Rp1,2,-.
Analisis Titik Impas Usaha (Break Event Point):
BEP (unit) =
BEP (unit) =
BEP (unit) = 112.659,047 ekor/tahun
BEP (Rp) =
BEP (Rp) =
BEP (Rp) = Rp135.950.949
Kegiatan pembesaran ikan kakap merah di BBPBL akan mengalami titik impas pada penjualan sebesar Rp135.950.949 atau jumlah hasil produksi sebanyak 112.659,047 ekor.
Harga Pokok Produksi:
HPP adalah dimana jumlah harga penjualan berada pada titik minimum:
HPP =
HPP =
HPP = Rp545,01,-
Payback Periode (PP):
Analisa payback periode bertujuan untuk mengetahui waktu tingkat pengembalian investasi yang telah ditanamkan pada suatu usaha:
PP = x 1 tahun
PP = x 1 tahun
PP = 2,15 tahun atau 25,9 bulan
TERIMA KASIH