Obstruksi Sal Napas

91
TUTORIAL Obstruksi Saluran Napas Disusun Oleh : Osi Arosi (2006730077) Pembimbing Klinik : dr. Fitriah Shebubakar, Sp.THT

Transcript of Obstruksi Sal Napas

Page 1: Obstruksi Sal Napas

TUTORIALObstruksi Saluran

Napas

Disusun Oleh : Osi Arosi (2006730077)Pembimbing Klinik : dr. Fitriah Shebubakar,

Sp.THT

Page 2: Obstruksi Sal Napas

HIDUNG

Page 3: Obstruksi Sal Napas

Vaskularisasi Hidung

Page 4: Obstruksi Sal Napas

Persarafan Hidung

Page 5: Obstruksi Sal Napas

FARING

Page 6: Obstruksi Sal Napas

LARING

Page 7: Obstruksi Sal Napas

Definisi

O Obstruksi atau sumbatan saluran napas atas adalah salah satu keadaan suatu keadaan darurat yang harus segera diatasi untuk mencegah kematian.

O Sumbatan dapat bersifat sebagian, dapat juga sumbatan total

Page 8: Obstruksi Sal Napas

Fisiologi

Page 9: Obstruksi Sal Napas

Etiologi

Etiologi yang dapat menyebabkan sumbatan saluran napas atas dibagi menjadi :1. Benda asing2. Trauma3. Neoplasma4. Infeksi5. Gangguan neurogenik pada laring

Page 10: Obstruksi Sal Napas

Gejala dan Tanda

• Serak (disfoni) sampai afoni• Sesak napas (dispnea)• Stridor (nafas berbunyi) yang terdengar pada waktu inspirasi.• Cekungan yang terdapat pada waktu inspirasi di suprasternal, epigastrium, supraklavikula dan interkostal. • Gelisah karena pasien haus udara (air hunger)• Warna muka pucat dan terakhir menjadi sianosis karena hipoksia.

Page 11: Obstruksi Sal Napas

Kriteria JacksonJackson I ditandai dengan sesak, stridor inspirasi ringan, retraksi suprasternal, tanpa sianosis.Jackson II adalah gejala sesuai Jackson I tetapi lebih berat yaitu disertai retraksi supra dan infraklavikula, sianosis ringan, dan pasien tampak mulai gelisah.Jackson III adalah Jackson II yang bertambah berat disertai retraksi interkostal, epigastrium, dan sianosis lebih jelas.Jackson IV ditandai dengan gejala Jackson III disertai wajah yang tampak tegang, dan terkadang gagal napas.

Page 12: Obstruksi Sal Napas

I. Benda asingO Benda asing pada saluran nafas adalah

suatu hal yang sering juga dijumpai pada anak-anak.

O Anak laki-laki terinhalasi benda asing dua kali > anak perempuan, dan kira-kira 80% dari penderita adalah anak-anak di bawah umur 4 tahun.

O Kacang tanah dan kacang kacangan lainnya yang dapat dimakan, merupakan kasus yang >> didapat dan letaknya di bronkhus kanan > daripada di bronkhus kiri.

Page 13: Obstruksi Sal Napas

GejalaSeseorang yang mengalami aspirasi benda asing akan mengalami 3 stadium, yaitu :O Stadium pertama merupakan gejala permulaan, yaitu

batuk batuk hebat secara tiba tiba, rasatercekik, rasa tersumbat di tenggorokan, bicara gagap dan obstruksi jalan napas.

O Stadium kedua, gejala stadium permulaan diikuti oleh interval asimtomatik. Hal ini terjadi karena benda asing tersebut tersangkut, refleks refleks akan melemah dan gejala rangsangan akut menghilang.

O Stadium ketiga, telah terjadi gejala komplikasi dengan obstruksi, erosi atau infeksi sebagai akibat reaksi terhadap benda asing, sehingga timbul batuk- batuk, hemoptisis, pnemonia dan abses paru.

Page 14: Obstruksi Sal Napas

Benda asing di hidungO rasa nyeriO Demam O epistaksis dan bersin. O Pada pemeriksaan tampak edema

dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan dapat terjadi ulserasi.

Page 15: Obstruksi Sal Napas

Benda asing di laringO TotalO Tidak total

O suara parauO disfonia sampai afoniaO batuk yang disertai sesakO OdinofagiaO MengiO SianosisO hemoptisis O dipsnea dengan derajat bervariasi

Page 16: Obstruksi Sal Napas

Jakson membagi sumbatan pada laring

O Stadium 1 : Cekungan tampak pada waktu inspirasi di suprasternal, stridor pada waktu inspirasi dan pasien masih tenang.

O Stadium 2 : Cekungan pada waktu inspirasi didaerah suprasternal makin dalam, ditambah lagi dengantimbulnya cekungan didaerah epigastrium. Pasien sudah mulai gelisah. Stridor terdengar padawaktu inspirasi.

O Stadium 3 : Cekungan selain didaerah suprasternal, epigastrium juga terdapat di infraklavikula dan sela-sela iga, pasien sangat gelisah dan dispnea. Stridor terdengar pada waktu inspirasi dan ekspirasi.

O Stadium 4 : Cekungan-cekungan di atas bertambah jelas, pasien sangat gelisah, tampak sangat ketakutan dan sianosis. Jika keadaan ini berlangsung terus maka pasien akan kehabisan tenaga, pusat pernapasan paralitik karena hiperkarpnea. Pasien lemah dan tertidur, akhirnya meninggal karena asfiksia.

Page 17: Obstruksi Sal Napas

Perasat HeimlichHentakan perut pada pasien/korban dewasa dan anak yang sadar.1) Penolong berdiri dibelakang pasien/korban posisikan tangan penolong memeluk diatas perut korban melalui ketiak korban.2) Sisi genggaman tangan penolong diletakkan diatas perut pasien/korban tepat pada pertengahan antara pusar dan batas pertemuan iga kiri dan kanan3) Letakkan tangan lain penolong diatas genggaman pertama ,lalu hentakkan tangan penolong kearah belakang dan atas, posisi kedua siku penolong ke arah luar.lakukan hentakan sambil meminta pasien/korban membantu memuntahkannya4) Lakukan berulang-ulang sampai berhasil / sampai pasien/korban tidak respon /tidak sadar.

Page 18: Obstruksi Sal Napas

Lanj..Hentakan perut pada pasien/korban dewasa dan anak, tidak sadar.1) Baringkan pasien/korban dalam posisi terlentang.2) Upayakan memberikan bantuan pernafasan, bila gagal upayakan perbaikan posisi dancoba ulangi pemberian nafas bantuan. Bila gagal lanjutkan kelangkah berikut.3) Berlututlah demikian rupa sehingga paha pasien/korban diapit oleh lutut penolong lalutempatkan tumit tangan sedikit diatas pusat tepat pada garis tengah antara pusat dan pertemuan rusuk kiri dan kanan.4) Lakukan 5 kali hentakan perut ke arah atas5) Periksa mulut pasien/korban dan lakukan sapuan jari .Bila perlu dapat dilakukan penarikan rahang bawah (pada anak kecil dan bayi dilakukan hanya bila bendanyaterlihat).6) Bila belum berhasil ulangi langkah 2-5 berulang-ulang sampai jalan nafas terbuka.

Page 19: Obstruksi Sal Napas

Lanj..Hentakan dada pada pasien/korban dewasa yang kegemukan atau wanita hamil yang sadar.1)Berdirilah dibelakang pasien/korban. Lengan memeluk pasien/korban melalui bawahketiak dibagian dada.2)Posisikan tangan membentuk kepalan seperti pada hentakan perut tepat di atas pertengahan tulang dada.3)Lakukan hentakan dada sama seperti pada pasien yang sadar4)Lanjutkan sampai jalan nafas terbuka atau pasien/korban menjadi tidak sadar.Hentakan dada pada pasien/korban dewasa yang kegemukan atau wanita hamil yang tidak sadar.O Langkahnya sama seperti pada pasien/korban dewasa atau

anak yang tidak sadar hanya posisi penolong berlutut disamping pasien/korbanletakkan tumit tangan pada pertengahantulang dada.

Page 20: Obstruksi Sal Napas

II. Trauma LaringO Trauma yang menyebabkan

sumbatan jalan napas atas biasanya terjadi pada laring.

O Trauma pada laring dapat berupa trauma tumpul yang dapat menghancurkan struktur laring jugamenyebabkan cedera pada jaringan lunak seperti otot, saraf, dan pembuluh darah.

Page 21: Obstruksi Sal Napas

Gejala KlinisO Stridor O Suara serak ( disfoni ) sampai suara

hilang ( afoni )O HemoptisisO Disfagia ( sulit menelan )O Odinofagia ( nyeri menelan )

Page 22: Obstruksi Sal Napas

III. Neoplasma

O Tumor hidung

Page 23: Obstruksi Sal Napas

Gejala dan TandaO Gejala nasal

O Obstruksi hidung unilateral dan rinore. Sekretnya sering bercampur darah atau terjadi epistaksis.

O Tumor yang besar dapat mendesak tulang hidung sehingga terjadi deformitashidung.

O Khas pada tumor ganas ingusnya berbau karena mengandung jaringan nekrotik.

Page 24: Obstruksi Sal Napas

Lanj..O Gejala orbita

O diplopia, O proptosis atau penonjolan bolamata, O oftalmoplegia, O gangguan visus dan O epifora.

Page 25: Obstruksi Sal Napas

Lanj..O Gejala oral

O penonjolan atau ulkus di palatum atau di prosessus alveolaris.

O Pasien mengeluh gigi palsunya tidak pas lagi atau gigi geligi goyah.

O Sering kali pasien datang ke dokter gigi karena nyeri di gigi, tetapi tidak sembuh meskipun gigi yang sakit telah dicabut.

Page 26: Obstruksi Sal Napas

Lanj..O Gejala fasial

O Perluasan tumor ke depan akan menyebabkan penonjolan pipi.

O Disertai nyeri,O anestesia atau parestesia muka jika

mengenai nervus trigeminus.

Page 27: Obstruksi Sal Napas

Lanj..O Gejala intracranial

O sakit kepala hebat, O oftalmoplegia dan gangguan visus. O Dapat disertai likuorea, O Jika perluasannya sampai ke fossa kranii

media maka saraf saraf kranial lainnya juga terkena.

O Jikatumor meluas ke belakang, terjadi trismus akibat terkenanya muskulus pterigoideus disertai anestesia dan parestesi daerah yang dipersyarafi N. Maksilaris dan mandibularis.

Page 28: Obstruksi Sal Napas

Pemeriksaan Penunjang

• Foto polos sinus paranasal• CT scan• Magnetic Resonance Imaging ( MRI )

Page 29: Obstruksi Sal Napas

PenatalaksanaanO OperasiO KemoterapiO Radiasi

Page 30: Obstruksi Sal Napas

Karsinoma nasofaring

Page 31: Obstruksi Sal Napas

O Karsinoma nasofaring ( KNF ) merupakan penyakit keganasan yang paling sering ditemukan di bidang penyakit Telinga Hidung Tenggorokan.

O Dalam urutan 5 besar tumor ganas dengan frekuensi tertinggi, ia menduduki tempat ke empat setelah kanker mulut rahim, payudara dan kulit.

O Lokasi permulaan tumbuh KNF, tersering di fosa Rosenmuller, sebab daerah tersebut merupakan daerah peralihan epitel

Page 32: Obstruksi Sal Napas

EtiologiO Multifaktor.O Kaitan dengan virus Epstein-BarrO Makanan yang diawetkan.

Page 33: Obstruksi Sal Napas

Klasifikasi

1. Tipe. 1 : Karsinoma sel skuamosa dengan berkeratinisasi2. Tipe 2 : Karsinoma sel skuamosa tanpa keratinisasi3. Tipe 3 : Karsinoma tanpa diferensiasi

Page 34: Obstruksi Sal Napas

Gejala DiniO Gejala telinga :O karena tempat asal tumor

dekatmuara tuba eustachius ( fosa Rosenmuller ). O tinitus, O rasa tidak nyaman pada telinga

sampai O rasa nyeri di telinga.

Page 35: Obstruksi Sal Napas

Lanj..O Gejala Hidung

O Epistaksis. O Sumbutan hidung yang menetap O pilek kronis, ingus kentalO gangguan penciuman.

Page 36: Obstruksi Sal Napas

Lanj..O Gejala mata

O Penjalaran melalui foramen laserum akan mengenai saraf otak ke III, IV, V, VI, sehingga tidak jarang gejala diplopia lah yang membawa pasien ke dokter mata.

Page 37: Obstruksi Sal Napas

O Gejala saraf O Proses karsinoma yang lanjut akan

mengenai saraf otak ke IX, X, XI, XII jika penjalaranmelalui foramen jugulare. Gangguan ini sering disebut dengan sindrom Jakson.

O Bila sudahmengenai seluruh saraf otak disebut sindrome unilateral.

Page 38: Obstruksi Sal Napas

StadiumO Stadium O: T1s dan N0 dan M0O Stadium I : T1 No MoO Stadium II A : T2a dan No dan MoO Stadium II B : T1 N1 Mo

T2a N1 MoT2b No, N1 Mo

O Stadium III: T1 N2 dan M0T2a, T2b N2 MoT3 N2 Mo

O Stadium IVa: T4 N0, N1, N2 dan M0IVb: semua T N3 MoIVc: semua T semua N M1

Page 39: Obstruksi Sal Napas

PenatalaksanaanO Stadium I : radioterapiO Stadium II & III : kemoradiasiO Stadium IV dengan N < 6 cm :

kemoradiasiO Stadium IV dengan N > 6 cm :

kemoterapi dosis penuh dilanjutkan kemoradiasi

Page 40: Obstruksi Sal Napas

Angiofibroma nasofaring belia

O Angiofibroma nasofaring (angiofibroma nasopharynx/ nasopharyngeal angiofibroma) adalah suatu tumor jinak nasofaring yang secara histologik jinak namun secara klinis bersifat ganas karena mendestruksi tulang dan meluas ke jaringan sekitarnya, seperti ke sinus paranasalis, pipi, mata dan tengkorak, serta sangat mudah berdarah yang sulit dihentikan.

O Jinak tetapi merupakan tumor pembuluh darah lokal yang agresif dari anak atau remaja laki-laki. Pada perempuan sangat jarang.

Page 41: Obstruksi Sal Napas

Gejala KlinisPaling sering mengenai anak dan remaja laki-laki.Umumnya pada dekade ke-2, antara 7-19tahun. Jarang pada pasien dengan umur lebih dari dua puluh lima tahun.2. hidung tersumbat3. Obstruksi nasal.4. Epistaksis.5. Rinore kronis6. Gangguan penciuman7. Gangguan pendengaran8. Otalgia

Page 42: Obstruksi Sal Napas

Klasifikasi menurut Sessions

O Stadium IA : Tumor terbatas pada nares posterior dan atau nasofaringeal voult.

O Stadium IB : Tumor terbatas pada nares posterior dan atau nasofaringeal voultdengan meluas sedikitnya satu sinus paranasalis.

O Stadium IIA : Tumor meluas sedikit ke fossa pterygomaksillaris.

O Stadium IIB: Tumor meluas memenuhi fossa pterygomaksillaris tanpa erosi tulangorbita.

O Stadium IIIA : Tumor telah mengerosi dasar tengkorak dan meluas sedikit keintrakranial.

O Stadium IIIB : Tumor telah meluas ke intrakranial dengan atau tanpa meluas ke sinus kavernosus.

Page 43: Obstruksi Sal Napas

PenatalaksanaanO OperasiO Terapi hormonalO Radioterapi

Page 44: Obstruksi Sal Napas

Tumor Laring

Tumor jinak laring dapat berupa :• Papiloma laring• Adenoma• Kondroma• Mioblastoma sel granuler• Hemangioma• Lipoma• Neurofibroma

Page 45: Obstruksi Sal Napas

Lanj..O hal yang berhubungan erat dengan

terjadinya keganasan laring yaitu :O rokok, O alkohol, O sinar radio aktif, O polusi udara, radiasi leher dan O asbestosis. O Ada peningkatan resiko terjadinya tumor

ganas laring pada pekerja-pekerja yang terpapar dengan debu kayu.

Page 46: Obstruksi Sal Napas

Klasifikasi letak tumor :• Supraglotik • Glotik • Subglotik

Page 47: Obstruksi Sal Napas

Klasifikasi dan stadium tumor berdasarkan UICC:1. Tumor primer (T)2. Pembesaran kelenjar getah bening leher (N) 3. Metastase jauh (M)4. . Stadium :

1. Stadium I : T1 N0 M02. Stadium II : T2 N0 M03. Stadium III : T3 N0 M0T1, T2, T3, N1, M04. Stadium IV : T4, N0, M05. Setiap T, N2, M0, setiap T, setiap N , M1

Page 48: Obstruksi Sal Napas

Gejala KlinisO Serak O DispneaO Stridor O Nyeri tenggorok O DisfagiaO Batuk dan hemoptysis

Page 49: Obstruksi Sal Napas

diagnosisO LaringoskopO BiopsiO Pemeriksaan radiologiO CT scan

Page 50: Obstruksi Sal Napas

PenatalaksanaanO PembedahanO RadiasiO Obat sitostatik O KombinasiBerdasarkan stadium :O Stadium I : radiasiO Stadium II – III : operasiO StadiumIV : operasi dengan

rekonstruksi

Page 51: Obstruksi Sal Napas

Infeksi

O Epiglotitis

Page 52: Obstruksi Sal Napas

O Epiglotitis akut biasanya terjadi pada anak yang lebih tua daripada penderita croup yaitu antara 3-6 tahun biasanya disebabkan oleh H.influenzae.

Page 53: Obstruksi Sal Napas

Gejala dan tandaO akut berupa :

O nyeri tenggorok (sore throat), O nyeri menelan (odinofagia) O sulit menelan(disfagia), O suara berubah (muffled voice atau hot potato

voice), O demam sampai menggigil,O stridor inspirasiO sesak nafas karena sumbatan jalan nafas. O Anak lebih suka posisi duduk,dagu lebih maju

dan leher hiperekstensi untuk menjaga agar jalan nafas tetap terbuka

Page 54: Obstruksi Sal Napas

Pemeriksaan Penunjang

O foto leher lateral: dapat terlihat obstruksi supraglotis karena pembengkakan epigloti(thumb sign)

O laboratorium : pemeriksaan darah menunjukkan lekosit meningkat, pada hitung jenis tampak pergeseran ke kiri.

O Bila fasilitas tersedia : dari pemeriksaan hapusan tenggorokan dan biakan darah dapatditemukan Haemophylus Influenza tipe B.

Page 55: Obstruksi Sal Napas

PenatalaksanaanO Pemilihan antibiotik :o Ampisilin 100 mg/kgBB/hari, intravena, terbagi 4 dosiso Kloramfenikol : 50 mg/kgBB/hari, intra vena, terbagi dalam 4 dosiso Sefalosporin Generasi 3 (Cefotaksim atau Ceftriakson)O Bila panas dapat diberikan antipiretik

Seringkali memerlukan tindakan trakeostomi

Page 56: Obstruksi Sal Napas

Croup Sindrom

Page 57: Obstruksi Sal Napas

O Croup atau laringotrakeobronkitis akut (LTBA) merupakan penyakit peradangan akut didaerah subglotis larings, trakea, dan bronkus.

O merupakan penyebab tersering obstruksi saluran nafas atas pada anak-anak dan biasanya ditandai dengan suara serak, batuk kering seperti menggonggong, dan stridor inspirasi.

O Penyebab paling sering sering adalah virus.Penyebab lain adalah bakteri, reaksi alergi, bahan yang mengiritasi seperti cairan lambung.

Page 58: Obstruksi Sal Napas

EtiologiO Infeksi : terbanyak infeksi

virusO Bakteri : Hemofilus influenza

tipe B, Corynebacterium difteri

O Virus : Para influenza 1,2,3; Infuenza; Adeno;Entero; RSV, morbilli

O Jamur : Candida albicanMEKANIK :o Benda asingo Pasca pembedahano Penekanan masa ekstrinsik

O Alergi: Sembab angioneurotik

MEKANIK :O Benda asingO Pasca

pembedahanO Penekanan masa

ekstrinsik

Page 59: Obstruksi Sal Napas

Laringitis

Page 60: Obstruksi Sal Napas

O Laringitis adalah suatu radang laring yang disebabkan terutama oleh virus dan dapat pula disebabkan oleh bakteri.

O Berdasarkan onset dan perjalanannya, laringitis dibedakan menjadilaringitis akut dan kronis.

Page 61: Obstruksi Sal Napas

Etiologi O akut merupakan radang laring yang berlangsung

< 3 minggu dan pada umumnya disebabkan oleh infeksi virus influenza (tipe A danB), parainfluenza (tipe 1, 2, 3), rhinovirus dan adenovirus.

O Penyebab lain adalah Haemofilus influenzae, Branhamella catarrhalis, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae.

O anak-anak (usia kurang dari 3,5 tahun),namun tidak jarang dijumpai pada anak yang lebih besar, bahkan pada orang dewasa atauorang tua.

Page 62: Obstruksi Sal Napas

DiagnosisO anamnesis, pemeriksaan fisik dan

pemerinksaan penunjang. O Pada anamnesis biasanya didapatkan :

O demam, O malaise,O batuk, O nyeri telan, O ngorok saat tidur, yang dapat

berlangsung selama 3 mingguO sesak nafas, dan anak dapat biru-biru.

Page 63: Obstruksi Sal Napas

Lanj..O Pada pemeriksaan fisik :

O tampak sakit berat, O demam, terdapat O stridor inspirasi, O sianosis, O sesak nafas yang ditandai dengan nafas

cuping hidung dan/atau retraksi dinding dada, frekuensi nafas dapat meningkat

O takikardi yang tidak sesuai dengan peningkatan suhu badan merupakan tanda hipoksia.

Page 64: Obstruksi Sal Napas

Lanj..O Pemeriksaan dengan laringoskop

direk atau indirek. Dari pemeriksaan ini plika vokalis berwarna merah dan tampak edema terutama dibagian atas dan bawah glotis.

O Pemeriksaan darah rutin ditemui leukositosis.

O Pemeriksaan usapan sekret tenggorok dan kultur.

Page 65: Obstruksi Sal Napas

Faktor ResikoLaringitis akut pada anak sering menyebabkan obstruksi saluran nafas oleh beberapa faktor, antara lain :a. Agen penyebab laringitis akut, terutama virus menyebabkan inflamasi, peningkatan produksi mukous, dan berkurang atau hilangnya aktivitas silia disaluran nafas. b. Diameter saluran nafas pada anak lebih kecil dibanding orang dewasa, sehinggainflamasi dan produksi mukous yang meningkat dapat dengan cepat menyebabkan obstruksi saluran nafas yang hebatc. Subglotis terdiri dari kartilago cricoid yang kaku, sehingga inflamasi dan edemadi daerah ini akan semakin memperkecil diameter saluran nafas d. Kolaps dinamik (yaitu menyempitnya saluran nafas bagian atas pada saat faseinspirasi) cenderung terjadi pada anak kecil oleh karena struktur kartilago trakeayang belum sempurna.e. Bayi dan anak amat rentan terhadap kelelahan otot nafas dan gagal nafas akibat peningkatan kerja nafas.

Page 66: Obstruksi Sal Napas

Tonsilitis

Page 67: Obstruksi Sal Napas

O Tonsil atau yang lebih sering dikenal dengan amandel adalah massa yang terdiri dari jaringan limfoid dan ditunjang oleh jaringan ikat dengan kriptus didalamnya, bagian organ tubuh yang berbentuk bulat lonjong melekat pada kanan dan kiri tenggorok.

O Tonsil terletak dalam sinus tonsilaris diantara kedua pilar fausium dan berasal dari invaginasi hipoblas di tempat ini.

O Tonsillitis sendiri adalah inflamasi pada tonsila palatine yang disebabkan oleh infeki virus atau bakteri

Page 68: Obstruksi Sal Napas

O Terdapat 3 macam tonsil yaitu O tonsil faringal (adenoid), O tonsil palatina, dan O tonsil faringal yang membentuk

lingkaran yang disebut cincin Waldeyer.

Page 69: Obstruksi Sal Napas

Tonsilitis AkutO kuman grup A Streptokokus beta hemolitikus,

pneumokokus, Streptokokus viridian dan Streptokokus piogenes serta Virus

O suhu tubuh naik hingga 40C nyeri tenggorok dan nyeri sewaktu menelan, nafas yang berbau, suara akan menjadi serak,, rasa lesu, rasa nyeri di persendian, tidak nafsu makan, dan rasa nyeri ditelinga

O Otitis media akut (pada anak-anak), abses peritonsil, abses parafaring, toksemia, septicemia, bronchitis, nefritis akut, miokarditis, dan arthritis

Page 70: Obstruksi Sal Napas

Tonsilitis MembranosaO termasuk dalam tonsillitis

membranosa beberapadiantaranya yaitu Tonsilitis difteri, Tonsilitis septic, serta Angina Plaut Vincent.

Page 71: Obstruksi Sal Napas

Tonsilitis DifteriO Corynebacterium diphteriae - gram positif

pleomorfik, dapat mematikan bila terinfeksi bakteriofag.

O kenaikan suhu subfebril, nyeri tenggorok,nyeri kepala, tidak nafsu makan, badan lemah, dan nadi lambat

O Laryngitis difteri, miokarditis, kelumpuhan otot palatum mole, kelumpuhan otot mata,otot faring laring sehingga suara parau, kelumpuhan otot pernapasan, dan albuminuria.

O Diagnosis pasti dengan isolasi C, diphteriae dengan pembiakan pada media Loffler dilanjutkan tes toksinogenesitas secara vivo dan vitro.

Page 72: Obstruksi Sal Napas

Tonsilitis SeptikO Streptokokus hemolitiksu yang

terdapat dalam susu sapi sehingga dapat timbul epidemic. Oleh karena itu perlu adanya pasteurisasi sebelum mengkonsumsi susu sapi tersebut.

Page 73: Obstruksi Sal Napas

Angina Plaut VincentO kurangnya hygiene mulut, defisiensi vitamin

C serta kuman spirilum dan basil fusi form.O demam sampai 39C, nyeri kepala, badan

lemah, dan terkadang terdapat gangguan pencernaan. Rasa nyeri di mulut, hipersalivasi, gigi,dan gusi berdarah.

O Mukosa mulut dan faring hiperemis, tampak membrane putih keabuan di atas tonsil, uvula,dinding faring, gusi serta prosesus alveolaris, mulut berbau dan kelenjar submandibula membesar.

Page 74: Obstruksi Sal Napas

Tonsilitis KronisO > golongan Gram negatif.O Mulut yang tidk hygiene, pengobatan rdang

akut yang tidak adekuat, rangsangan kronik karena rokok maupun makanan.

O tenggorokan terasa kering, pernapasan berbau, tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi detritus.

O rhinitis kronis, sinusitis atau otitis media secara perkontinuitatum, endokarditis,arthritis, miositis, nefritis, uveitis, iridosiklitus, dermatitis, pruritus, urtikaria, dan furunkulosis.

Page 75: Obstruksi Sal Napas

Abses retrofaringO Penyakit ini biasanya ditemukan pada

anak yang berusia di bawah 5 tahun. O karena pada usia tersebut ruang

retrofaring masih berisi kelenjar limfa, masing masing 2 – 5 buah pada sisi kanan dan kiri.

O Kelenjar ini menampung aliran limfe dari hidung, sinus paranasal, nasofaring, faring, tuba eustachius dan telinga tengah.

Page 76: Obstruksi Sal Napas

Gejala dan TandaO Gejala utama

O rasa nyeri O sukar menelanO demam,O leher kaku dan nyeriO sesak napasO stridorO resonansi suara tergangguO Pada dinding belakang faring tampak

benjolan, biasanya unilateralO Mukosa terlihat bengkak dan hiperemis.

Page 77: Obstruksi Sal Napas

TerapiO Antibiotik O Pungsi dan insisi abses

Page 78: Obstruksi Sal Napas

Gangguan Neurogenik Pada Laring

O Parese pita suara bilateralO Dengan adanya kelumpuhan pita

suara bilateral, pita suara tidak dapat abduksi, terjadinyaobstruksi laring, penderita sesak napas

O Pengobatan pada paralisis korda vokalis adalah terapi suara dan bedah pita suara.

Page 79: Obstruksi Sal Napas

Diagnosis OSNO Laringoskop. Laringoskop dapat

dilakukan secara direk dan indirek.O NasoendoskopiO X-ray. Pada epiglotitis didapatkan

gambaran thumb like.O Foto polos sinus paranasalO CT-Scan kepala dan leher O Biopsi

Page 80: Obstruksi Sal Napas

Penatalaksanaan OSNO Monitor ABCO Tindakan konservatif dengan pemberian

O anti inflamasi,O anti alergi, O antibiotika, O oksigen intermiten pada stadium 1 - peradangan.

O Tindakan operatif atau resusitasi untuk membebaskan jalan napas ini dapat dengan cara :O intubasi orotrakea) atau O (intubasi nasotrakea),O trakeostomaO krikotirotomi.

Page 81: Obstruksi Sal Napas

DIAGNOSIS SUMBATAN SALURAN NAPAS ATAS

O AnamnesisO Pemeriksaan fisik

O Laringoskop. Dilakukan bila terdapat sumbatan pada laring. Laringoskop dapatdilakukan secara direk dan indirek.

O NasoendoskopiO X-ray. Dilakukan pada foto torak yang mencakup

saluran nafas bagian atas. Apabilasumbatan berupa benda logam maka akan tampak gambaran radiolusen. Padaepiglotitis didapatkan gambaran thumb like.

O Foto polos sinus paranasalO CT-Scan kepala dan leher O Biopsi

Page 82: Obstruksi Sal Napas

INTUBASI ENDOTRAKEA

Page 83: Obstruksi Sal Napas

IndikasiO • Untuk mengatasi sumbatan

saluran napas bagian atasO • Membantu ventilasiO • Memudahkan menghisap secret

dari traktus trakeobronkialO • Mencegah aspirasi secret yang ada

di rongga mulut atau yang berasal dari lambung

Page 84: Obstruksi Sal Napas

TRAKEOSTOMIO Trakeostomi adalah tindakan membuat lubang

pada dinding depan/anterior trakea untuk bernapas.

O Menurut letak stoma trakeostomi dibedakan letak yang tinggi dan letak yang rendah dan batas letak ini adalah cincin trakea ke tiga.

O Sedangkan menurut waktu dilakukan tindakanmaka trakeostomi dibagi dalam:O Trakeostomi darurat dan segera dengan

persiapan sarana sangat kurangO Trakeostomi berencana (persiapan sarana cukup)

dan dapat dilakukan secara baik (legal artis)

Page 85: Obstruksi Sal Napas

IndikasiO Mengatasi obstruksi laringO Mengurangi ruang rugi (dead air space)

disaluran napas bagian atas seperti daerah ronggamulut, sekitar lidah dan faring.

O Mempermudah pengisapan sekret dari bronkus pada pasien yang tidak dapat mengeluarkansekret secara fisiologik,

O Untuk memasang respirator atau alat bantu pernapasan

O Untuk mengambil benda asing dari subglotik, apabila tidak mempunyai fasilitas untuk bronkoskopi.

Page 86: Obstruksi Sal Napas

Jenis Tindakan

1. Surgical trakeostomy

2. Percutaneous Tracheostomy

3. Mini tracheostomy

Page 87: Obstruksi Sal Napas

Jenis Pipa

1. Cuffed Tubes2. Uncuffed Tubes3. Trakeostomi dua cabang (dengan kanul dalam)4. Silver Negus Tubes 5. Fenestrated Tubes

Page 88: Obstruksi Sal Napas

Perawatan pasca Trakeostomi

O Segera setelah trakeostomi dilakukan:

1. Rontgen dada untuk menilai posisi tuba dan melihat timbul atau tidaknya komplikasi2. Antibiotik untuk menurunkan risiko timbulnya infeksi3. Mengajari pihak keluarga dan penderita sendiri cara merawat pipa trakeostomi

Page 89: Obstruksi Sal Napas

KomplikasiO Komplikasi dini yang

sering terjadi:1. perdarahan2. pneumothoraks terutama pada anak-anak 3. Aspirasi4. Henti jantung sebagai rangsangan hipoksia terhadap respirasi5. paralisis saraf rekuren

O Komplikasi lanjut1. Perdarahan lanjutan pada arteri inominata2. Infeksi3. fistula trakeoesofagus4. stenosis trakea

Page 90: Obstruksi Sal Napas

PrognosisO Prognosis baik bila sumbatan yang

terjadi adalah sumbatan parsial sehingga masih terdapat waktu untuk dilakukan tindakan yang direncanakan.

O Selain itu apabila sumbatan total harus dilakukan segera pembebasan jalan napas untuk mencegah kematian akibat asfiksia.

Page 91: Obstruksi Sal Napas

Terima kasih