Modul Petrologi 2016
-
Upload
abdul-gani -
Category
Documents
-
view
253 -
download
7
Transcript of Modul Petrologi 2016
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
1/40
MODUL PRAKTIKUM
PETROLOGI (GL-2242)
LABORATORIUM PETROLOGI DAN GEOLOGI EKONOMIPROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIANINSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2016
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
2/40
MODUL PRAKTIKUM PETROLOGI (GL-2242)
TUJUAN PRAKTIKUM:
Praktikan dapat menentukan tekstur, struktur, dan mineralogi batuan sertamengklasifikasikan batuan batuan secara megaskopis.
Praktikan dapat mendeskripsikan masing-masing jenis batuan dengan tepat dan benar.
JADWAL MATERI PRAKTIKUM PETROLOGI (GL2242)
MINGGU TANGGAL MATERI1 01 - 05 Februari Pendahuluan
2 08–
12 Februari Batuan beku ultrabasa + basa3 15 - 19 Februari Batuan beku intermediet + asam4 22 - 26 Februari Batuan piroklastik5 29 Februari - 04 Maret UTS PRAKTIKUM6 07 – 11 Maret Batuan sedimen klastik 7 14 - 18 Maret Batuan sedimen nonklastik dan karbonat8 21 - 25 Maret Batuan metamorf foliasi9 28 Maret – 01 April Batuan metamorf nonfoliasi
10 04 - 08 April REFRESHING11 11 -15 April UAS PRAKTIKUM
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
3/40
TATA TERTIB PRAKTIKUM PETROLOGI 2016
1. Praktikan WAJIB mematuhi tata tertib praktikum dan menerima konsekuensi dari pelanggaranyang dilakukan.
2. Praktikan WAJIB hadir sesuai jadwal praktikum yang telah didaftarkan, datang tepat waktu,
berpakaian sopan (celana panjang tidak robek, pakaian tidak terlalu terbuka) dan bersepatu.
3. Praktikan WAJIB mengikuti seluruh modul dan ujian praktikum (kehadiran 100%) sebagai salahsatu syarat kelulusan mata kuliah Petrologi.
4. Praktikan yang hadir terlambat lebih dari 15 menit tidak diperkenankan mengikuti tes awal. Bilaterlambat lebih dari 30 menit, boleh mengikuti praktikum namun semua elemen penilaian padamodul tersebuat akan bernilai NOL.
5. Praktikan tidak diizinkan pindah shift praktikum (susulan) kecuali sakit keras (dirawat di rumah
sakit) dan kedukaan keluarga. Ketidakhadiran tanpa kabar saat jam praktikum, baik dengan izin(telat mengabari) maupun tanpa izin, dianggap absen dan membuat semua elemen penilaian modultersebut menjadi NOL.
6. Praktikan yang berhalangan akibat kondisi yang diizinkan tersebut wajib memberi kabar kepadakoordas dan asisten shift bersangkutan* maksimal H-1 shift praktikum yang ditinggalkan denganmemberi bukti izin kepada koordas langsung serta memberitahu shift mana yang akan dimasukidengan syarat shift tersebut tidak lebih dari 15 praktikan.
7. Seluruh praktikan WAJIB menjaga kebersihan dan kerapihan laboratorium, tidak meninggalkansampah, dan dilarang makan dan merokok di dalam laboratorium.
TATA TERTIB KELANGSUNGAN PRAKTIKUM
8. Praktikan WAJIB membawa spek berupa (1) lup geologi, (2) paku baja, (3) komparatorsedimen**, (4) lembar deskripsi, (5) hardcopy modul, dan (6) pensil wana setiap praktikum.
9. Praktikan WAJIB membuat deskripsi batuan (minimum 2 deskripsi yang berbeda) pada setiaphari praktikum dan dikumpulkan dalam satu map yang sama selama praktikum berlangsung.
10. Praktikan harus mencapai nilai standar minimal praktikum. Jika tidak, praktikan akan diberikantugas tambahan praktikum dan wajib mengerjakannya dengan baik dan benar.
11. Jika ada masalah terkait praktikum, hubungi asisten praktikum yang bersangkutan atau koordas(Ratika Benita Nareswari 081320608516 atau M. Chandra 087822000651)
*asisten shift dan asisten shift yang akan dimasuki**khusus saat modul batuan sedimen
Ttd
Koordinator Asisten
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
4/40
BATUAN BEKU
Batuan beku adalah batuan yang terbentuk akibat membekunya magma pada waktuperjalanannya ke permukaan bumi.
Magma adalah cairan silikat yang panas dan pijar yang terdiri dari unsur O, Si, Al, Fe,Mg, Ca, Na, K dan sebagainya.
Hasil dari rekristalisasi magma tersebut membentuk berbagai macam jenis mineral danmengikuti aturan tingkat kristalisasi dari magma.
Bowen menyusun urutan kristalisasi dari mineral-mineral utama pembentuk batuan bekuyang dikenal sebagai Seri Reaksi Bowen :
Deret Diskontinu Deret Kontinu BatuanOlivin Plagioklas Ultramafik
(Mg-Fe Silikat)Anortit(Ca-Al Silikat)
Piroksen Bitownit(Ca-Mg-Fe-Na-Al-Ti Silikat) (Ca-Na-Al Silikat)
Labradorit(Ca-Na-Al Silikat)
Hornblenda(Ca-Na-Mg-Fe-Al-OH Silikat) Andesin
(Na-Ca-Al Silikat)
OligoklasBiotit (Na-Ca-Al Silikat)
(K-Mg-Fe-Al-F-OH Silikat)Albit(Na-Al Silikat)
K-Felspar(K-Al Silikat)
Muskovit(K-Al-Cr Silikat)
Kuarsa Batuan(SiO2) Granitoid
Ciri-ciri mineral seri bowen dan mineral-mineral pembentuk batuan beku, selengkapnyadapat dilihat pada tabel 1.
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
5/40
Tabel 1. Ciri-ciri mineral pembentuk batuan beku
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
6/40
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
7/40
Pengelompokan batuan beku berdasarkan kelompok mineralnya :
Kelompok Mineral Kelompok Batuan BekuOlivin
UltramafikPiroksenPlagioklasOlivin, piroksenOlivin, piroksen, plagioklas
Gabroid dan BasaltoidOlivin, plagioklasPiroksen, plagioklasPiroksen, hornblenda, plagioklas
Dioritoid dan AndesitoidHornblenda, plagioklasHornblenda, biotit, plagioklas,
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
8/40
Granulitas/Besar ButirTekstur batuan beku berdasarkan granulitas/besar butirnya :
Fanerik : kristal-kristalnya dapat dilihat dengan mata biasaKhusus untuk batuan bertekstur fanerik, ukuran butirnya dapat ditentukan sbb :
Halus : besar butir < 1 mm
Sedang : besar butir 1 mm - 5 mm Kasar : besar butir 5 mm - 3 cm Sangat kasar : besar butir > 3 cm
Afanitik : kristal-kristalnya sangat halus atau amorf, hanya dapat dilihat denganmikroskop.Jika batuan bertekstur porfiritik maka ukuran fenokris dan masa dasar dipisahkan.
Kemas/fabricTekstur batuan beku berdasarkan keseragaman butir/kristalnya :
Equigranular : ukuran besar butir relatif sama Inequigranular : ukuran besar butir tidak sama
Khusus untuk inequigranular dapat dibedakan menjadi tekstur : Porfiritik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar
(matriks) yang lebih halus. Vitrofirik : kristal-kristal yang lebih besar (fenokris) tertanam dalam masa dasar
(matriks) gelas/amorf.
Tekstur batuan beku berdasarkan bentuk geometri kristalnya : Tabular (plagioklas, k-felspar) Prismatik (piroksen, hornblenda) Berlembar (mika)
Poligonal (kuarsa, olivin)
Gambar 1. Sketsa bentuk butir (kristal/mineral) a. euhedral, b. subhedral, c. anhedral.
Gambar 2. Beberapa contoh tekstur pada batuan fanerik,
STRUKTUR BATUAN BEKUStruktur yang dimaksud adalah struktur primer, yang terjadi saat terbentuknya batuanbeku tersebut. Struktur batuan beku sebagian besar hanya dapat dilihat di lapangan
(dimensinya sangat besar), tetapi kadang-kadang dapat dilihat juga dalam hand specimen .
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
9/40
Struktur yang berhubungan dengan aliran magma : Schlieren : struktur kesejajaran yang dibentuk mineral prismatik, pipih atau
memanjang atau oleh xenolith akibat pergerakan magma. Segregasi : struktur pengelompokan mineral (biasanya mineral mafik) yang
mengakibatkan perbedaan komposisi mineral dengan batuan induknya. Lava bantal : struktur yang diakibatkan oleh pergerakan lava akibat interaksi dengan
lingkungan air, bentuknya menyerupai bantal, di mana bagian atas cembung danbagian bawah cekung.
Struktur yang berhubungan dengan pendinginan magma : Vesikuler : lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava) Amigdaloidal : lubang-lubang bekas gas pada batuan beku (lava), yang telah diisi oleh
mineral sekunder, seperti zeolit, kalsit, kuarsa. Kekar kolom : kekar berbentuk tiang dimana sumbunya tegak lurus arah aliran Kekar berlembar : kekar berbentuk lembaran, biasanya pada tepi/atap intrusi besar
akibat hilangnya beban.
KLASIFIKASI BATUAN BEKU SECARA MEGASKOPIS
A. Berdasarkan Klasifikasi IUGS (1973)Secara megaskopik batuan beku dapat dibagi atas 2 kelompok besar yaitu :
1. Golongan Fanerik
Batuan bertekstur fanerik, dapat teramati secara megaskopik (mata biasa), berbutirsedang-kasar (lebih besar dari 1 mm).Golongan fanerik dapat dibagi atas beberapa jenis batuan, seperti terlihat pada diagramsegitiga 4a, 4b, 4c. Dasar pembagiannya adalah kandungan mineral kuarsa (Q), ataumineral felspatoid (F), Felsfar alkali (A), serta kandungan mineral plagioklas (P).Cara menentukan nama batuan dihitung dengan menganggap jumlah ketiga mineral utama(Q+A+P atau F+A+P) adalah 100%.
Contoh : suatu batuan beku diketahui Q = 50%, A = 30%, P = 10% dan mineral mika =10%. Jadi jumlah masing-masing mineral Q, A, dan P yang dihitung kembali untuk diplotdi diagram adalah sebagai berikut :
Jumlah mineral Q + A + P = 50% + 30% + 10% = 100% – 10% (jumlah mineral mika) =90%, maka :
Mineral Q = 50/90 x 100% = 55,55%Mineral A = 30/90 x 100% = 33,33%Mineral P = 100% - (Q + A) = 100% - 88,88% = 11,12%
Bila diplot pada diagram 4a, hasilnya adalah batuan granitoid.
2. Golongan AfanitikBatuan beku bertekstur afanitik, mineral-mineralnya tidak dapat dibedakan dengan matabiasa atau menggunakan loupe, umumnya berbutir halus (< 1 mm), sehingga batuan beku
jenis ini tidak dapat ditentukan prosentase mineraloginya secara megaskopik. Salah satu
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
10/40
cara terbaik untuk memperkirakan komposisi mineralnya adalah didasarkan atas warnabatuan, karena warna batuan umumnya mencerminkan proporsi mineral yang dikandung,dalam hal ini proporsi mineral felsik (berwarna terang) dan mineral mafik (berwarnagelap). Semakin banyak mineral mafik, semakin gelap warna batuannya.
Penentuan nama/jenis batuan beku afanitik masih dapat dilakukan bagi batuan yangbertekstur porfiritik atau vitrofirik, dimana fenokrisnya masih dapat terlihat dan dapatdibedakan, sehingga dapat ditentukan jenis batuannya. Dengan menghitung prosentasemineral yang hadir sebagai fenokris, serta didasarkan pada warna batuan /mineral, makadapat diperkirakan prosentase masing-masing mineral Q/F,A P, maka nama batuan dapatditentukan. (Gambar 5).
Gambar 4. Diagram Klasifikasi Batuan Beku Fanerik (IUGS, 1973)a. Klasifikasi umum, b. Batuan ultramafik, gabroik & anortosit, c. Batuan ultramafik
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
11/40
I. Granitoid; II. Syenitoid; III. Dioritoid; IV. Gabroid; V. Foid Syenitoid; VI. FoidDioritoid & Gabroid; VII. Foidolit; VIII. Anortosit; IX. Peridotit; X. Piroksenit;
XI. Hornblendit; II- IV. The Qualifier „Foid -Bearing‟, digunakan bila feldspatoid hadir; IX-XI. Batuan Ultramafik.
Gambar 5. Diagram Klasifikasi Batuan Beku AfanitikQ. Kuarsa; A. Alkali Felspar (termasuk ortoklas, sanidin, pertit dan anortoklas);
P. Plagioklas; F. Felspatoid; Mel. Melilit; Ol. Olivin; Px. Piroksen; M. Mineral mafik.I. Rhyolitoid; II. Dacitoid; III. Trachytoid; IV. Andesitoid, Basaltoid;
V. Phonolitoid; VI. Tephritoid; VII. Foiditoid; VIII. Ultramafitit
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
12/40
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
13/40
Hal-hal utama yang perlu dicatat dalam deskripsi batuan beku :
1. Warna, sebagai petunjuk awal untuk memperkirakan komposisi kimia dan mineraldari batuan.2. Tekstur, besar butir dan kemas, yang mana berhubungan dengan sejarah dan cara
kejadian batuan, serta kecepatan dan urutan pertumbuhan kristal.3. Mineralogi, sebagai petunjuk untuk identifikasi batuan, biasanya di dalam batuan beku
terdapat antara 2 dan 4 mineral utama.4. Inklusi material asing (sebagai tambahan dalam membantu indentifikasi batuan).
Inklusi ini kadang ditemukan dalam batuan beku dan harus dideskripsikan terpisah,inklusi penting ketika kita ingin menilai cara kejadian dan asal tubuh batuan beku.
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
14/40
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
15/40
DIAGRAM ALIR DESKRIPSI BATUAN BEKU
No. Batuan :BB-01/BB-02, dll.
Warna :Hitam bintik-bintik putih/putih kemerahan, dll (warna yang representatif)
Struktur :Masif/vesikuler/amigdaloidal/kekar akibat pendinginan, dll.
Tekstur
Granulitas/Besar butir
Sangat kasar > 3 cm, Kasar 5 mm - 3 cm, Sedang 1 - 5 mm Halus < 1 mm
Fanerik Afanitik
Derajat Kristalisasi
Holokristalin HolohyalinHipokristalin / Hipohyalin
Keseragaman Butir/Kristal
Equigranular Inequigranular Porfiritik/Vitrofirik
Panidiomorfik Granular Hipidiomorfik Granular Alotriomorfik Granular Fenokris(Euhedral) (Subhedral) (Anhedral)
Komposisi Mineral :Kuarsa (%), ciri-cirinya, dll. (untuk % digunakan diagram perbandingan secara visual)
Nama Batuan :Granitoid/Syenitoid/ Dioritoid, dll. (Gunakan diagram dari IUSGS)
BATUAN PIROKLASTIK
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
16/40
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
17/40
Tabel 4. Klasifikasi batuan piroklastik berdasarkan besar butir/ukuran klast(modifikasi dari klasifikasi Schmid, 1981, op.cit Fisher, et. al, 1984)
Ukuran Piroklast Endapan Piroklastik Endapan PiroklastikKlast Non-konsolidasi : Konsolidasi :
(pecahan) Tefra Batuan Piroklastik
64 mm
Blok (menyudut) Aglomerat, Aglomerat,Bom (membundar) lapisan blok/bom atau Breksi Piroklastik
blok/bom tefra
Lapili Lapisan Lapili atau Batuan Lapili
2 mmTefra Lapili
Butiran debu Debu (Ash) Kasar Tuf Kasar
1/16 mm(ash) kasar
Butiran debu Debu (Ash) Halus Tuf Halus(ash) halus
Tabel 5. Penamaan untuk batuan campuran piroklastik-epiklastik (Schmid, 1981)
Gambar 7. Penamaan batuan piroklatik berdasarkan fragmen piroklastik(Fisher, 1966; Schmid, 1981, op.cit. Fisher, et.al, 1984).
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
18/40
Gambar 8. Penamaan tuf berdasarkan komposisi penyusun bahan piroklastiknya
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
19/40
Hal-hal yang perlu dideskripsi dalam deskripsi batuan piroklastik :1. Warna, deskripsikan warna batuan yang representatif.2. Besar butir, deskripsikan mengunakan besar butir/ukuran klast batuan piroklastik
(Table 4).3. Komponen, deskripsikan komponen batuan piroklastik :
Kristal, fragmen kristal Fragmen litik : vulkanik atau non vulkanik, polimik atau monomik Pumice atau scoria Shards, lapili akresionari, vitriklas Semen : siliseous, karbonat atau zeolit
4. Litofasies : Masif (tidak berlapis) atau berlapis Berlapis : Laminasi : < 1 cm
Berlapis sangat tipis : 1-3 cmBerlapis tipis : 3-10 cm
Berlapis sedang : 10-30 cmBerlapis tebal : 30-100 cmBerlapis sangat tebal : > 100 cm
Masif (tidak bergradasi) atau bergradasi :normal ; reverse ; normal-reverse ; reverse-normal
Kemas : clast-supported atau matrix-supportedterpilah baik, terpilah sedang, terpilah buruk
Kekar : blocky, prismatik, columnar, platy Ketebalan seragam atau tidak seragam Ketebalan lateral rata atau tidak rata Secara lateral menerus atau tidak menerus Cross-bedded, cross-laminated
5. Alterasi : Mineralogi : klorit, serisit, silika, pirit, karbonat, felspar, hematit Distribusi : disseminated, nodular, spotted, pervasive, patchy.
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
20/40
BATUAN SEDIMEN
Batuan sedimen : batuan yang terbentuk dalam suatu siklus sedimentasi (pelapukan – transportasi – sedimentasi – diagenesa).
Media transportasi : air, angin, es, dll.Terbentuk di permukaan bumi, di bawah kondisi tekanan dan temperatur rendah.
Komposisi sedimen : Fragmen mineral/batuan hasil rombakan (terigen) Material hasil proses kimiawi (material autigenik) : karbonat, fosfat, dll. Material allochem (rombakan hasil presipitasi terdahulu) : fosil, material organik.
Mineral-mineral dalam batuan sedimen : Mineral Autigenic :
Terbentuk di daerah sedimentasi dan langsung diendapkan Contoh : gipsum, kalsit, anhidrit, oksida besi, halit, glaukonit.
Mineral Allogenik : Terbentuk di luar daerah sedimentasi Telah mengalami transportasi dan kemudian diendapkan di daerah sedimentasi
Harus tahan pelapukan dan tahan terhadap pengikisan selama tranportasi sampai pengendapan.
Tekstur dan mineralogi batuan sedimen dapat merefleksikan lingkungan pengendapan batuan sedimen.
Hal-hal yang mempengaruhi pembentukan batuan sedimen : Litologi batuan (batuan beku, batuan sedimen, batuan metamorfosa, batuan piroklastik). Stabilitas dari mineral-mineral yang ada Kecepatan erosi, banyaknya mineral sedimen yang dapat ditransport turut menentukan berapa banyak
material yang dapat/akan diendapkan.
Transportasi pada pembentukan batuan sedimen akan menghasilkan sorting/pemilahan danroudness/kebundaran.
Pembagian batuan sedimen berdasarkan tekstur : Batuan sedimen bertekstur klastik Batuan sedimen bertekstur non klastik (kristalin)
Batuan sedimen bertekstur non klastik (kristalin) : Umumnya terdiri dari mineral autigenik Pada P dan T tertentu seringkali memperlihatkan gejala diagenesa, akibatnya porositas
batuan menjadi sangat rendah atau hilang.
Porositas primer rendah dan memperlihatkan tekstur mozaik (contoh : batugamping). Kadang-kadang terdapat butiran yang amorf (seperti kalsedon & opal) sebagai semen.
Besar butiran/kristal batuan sedimen non klastik (kristal) :Ukuran Besar Butir (mm) Nama Besar Butir
1 - 2 Very coarsely crystalline0,5 – 1 Coarsely crystalline
0,25 – 0,5 Medium crystalline0,125 – 0,25 Finely crystalline
0,063 – 0,125 Very finely crystalline0,004 – 0,063 Microcrystalline
< 0,004 Cryptocrystalline
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
21/40
Batuan sedimen bertekstur klastik : Terdiri dari material detritus (hasil rombakan : pecahan), memperlihatkan tekstur
klastik (butiran berukuran lempung sampai bongkah) Memperlihatkan berbagai struktur sedimen Proses : pelapukan, erosi, transportasi, sedimentasi Dapat dipelajari tentang sumber material (provenance), lingkungan
pengendapan/fasies, diagenesa
Besar butir (grain size) : unsur utama dari tekstur klastik, yang berhubungan dengan tingkat enersi padasaat transportasi dan pengendapan.
Besar butir menggunakan skala Wentworth :
Ukuran Besar Butir (mm) Nama Besar Butir> 256 Boulder / bongkah
64 – 256 Couble / berangkal4 – 64 Pebble / kerakal2 – 4 Granule / kerikil
1 – 2 Very coarse sand / pasir sangat kasar1/2 - 1 Coarse sand / pasir kasar1/4 – 1/2 Medium sand / pasir sedang1/8 – 1/4 Fine sand / pasir halus
1/16 – 1/8 Very fine sand / pasir sangat halus1/256 – 1/16 Silt / lanau
< 1/256 Clay / lempung
Gambar 9. Komparator besar butir
Besar butir ditentukan oleh : Jenis pelapukan : kimia ------------- butiran halus
mekanis ------------- butiran kasar Macam transportasi Waktu/jarak transportasi
Unsur-unsur tekstur batuan sedimen klastik : Butiran (grain) : butiran klastik (yang tertransport) disebut sebagai fragmen. Masa dasar (matrix) : lebih halus dari butiran/fragmen, diendapkan bersama-sama dengan fragmen. Semen (cement) : berukuran halus, mengikat butiran/fragmen dan matrik, diendapkan setelah fragmen
dan matrik .
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
22/40
Pemilahan/sorting : derajat kesamaan atau keseragaman antar butir.
Gambar 2. Pemilahan dan tingkat penamaan keseragaman butir.
Kebundaran/roundness : menyatakan kebundaran atau ketajaman sudut butiran, yangmencerminkan tingkat abrasi selama transportasi. Merupakan sifat permukaan dari butiran Disebabkan oleh pengaruh transport terhadap butiran
Gambar 3. Derajat Kebundaran
Kemas/fabric : merupakan sifat hubungan antar butir sebagai fungsi orientasi butir dan packing, secaraumum dapat memberikan gambaran tentang arah aliran dalam sedimentasi serta keadaan porositas danpermeabilitas batuan.Kemas : - terbuka : kontak antar butiran tidak bersentuhan
- tertutup : kontak antar butiran bersentuhan
Struktur batuan sedimen : Perlapisan : - Lapisan : tebal > 1 cm
- Laminasi : tebal < 1 cmJenis perlapisan : Perlapisan masif
Paralel laminationCross lamination/cross bedsConvolute laminationGradded beddingInjection structures (sandstones dykes)
Struktur di bidang perlapisan :Di bagian bawah : load cast, flute castDi bagian atas : ripple marks, mud cracks, organic marks (tracks & trails, burrow)
Hal-hal lain yang juga perlu dideskripsi : Pencampuran batuan :
- karbonatan : bila pencampurnya material karbonat- karbonan : bila pencampurnya karbon
Fragmen pembentuk batuan : kuarsa, felspar (k-felspar dan plagioklas), fragmen batuan (batuan beku,batuan sedimen, batuan metamorf, batuan piroklastik)
Semen dan matrik :- semen karbonat, silika, oksida besi, anhidrit, glaukonit
- matrik pasir, lanau, lempung
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
23/40
Warna/kilap : deskripsikan warna batuan yang representatif (misalnya : abu-abu dengan garis-garishitam, abu-abu, hitam mengkilat, dll.)
Mineral sedikit : glaukonit, pirit, hematit, piroksen, olivin, biotit, muskovit, karbon, dll. Kandungan fosil (bila ada dan sebutkan jenisnya, misalnya foraminifera, dll.) Struktur sedimen yang ada : perlapisan, graded bedding, laminasi sejajar, dll. Porositas : - baik : bila menyerap air
- buruk : bila tidak menyerap air- sedang : diantara porositas baik dan buruk
Kekompakan : mudah diremas, getas, kompak, lunak, padat, keras, dll. (deskripsikan kekompakan yangrepresentatif).
Tabel 6. Urutan deskripsi sifat-sifat litologi batuan sedimen/piroklastik
Keterangan : x : sifat yang selalu dimiliki- : sifat yang tidak dimilikix/- : sifat yang bisa dimiliki atau tidak dimilikix* : yang dideskripsi adalah pembentuk batuan tersebut.
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
24/40
Penggolongan Batuan
Sedimentasi mekanis : batulanau, batulempung, serpih, napal, batupasir, konglomerat, breksi,kalkarenit, batugamping klastik, batugamping bioklastik, batugamping oolit.
Sedimentasi Organis : batubara, batugamping terumbu, batugamping bioklastik, radiolarit, diatome. Sedimentasi Kimiawi : batugamping kristalin, dolomit, batugamping oolit, gips, anhidrit, batugaram,
napal, flint, chert, fosforit.
Penggolongan Batuan Sedimen Berdasarkan asal-usulnya :
Klastik Terigenous Endapan biokimia – biogenik - Pengendapan Kimia Volkaniklastikorganik
Batupasir, mudrock, Batugamping, dolomit, rijang, Ironstones, evaporite Tufa, aglomeratkonglomerat, breksi fosfat, batubara
Gambar 4. Golongan batuan sedimen utama serta proses-proses pembentukannya(Koesoemadinata, 1985).
Sedimen berdasarkan proses-proses pembentukan(Koesoemadinata, 1985) :
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
25/40
Penamaannya secara umum dapat menggunakan klasifikasi seperti pada tabel 7.
Macam-macam batuan sedimen silisiklastik : Berbutir sedang-kasar : batupasir, konglomerat, breksi Berbutir halus : mudrock
BATUPASIRKlasifikasi Batupasir1. Batupasir Silisiklastik (butiran terigen)
Batupasir Epiklastik : endapan yang berasal dari rombakan batuan terdahulu akibat pelapukan danerosi, termasuk batuan volkanik dan non-volkanik
Batupasir Volkaniklastik : terdiri dari material volkanik (hasil rombakan maupun yang tidak),termasuk endapan piroklastik dan endapan epiklastik.
2. Batupasir Non-Silisiklastik (butiran karbonat dan evaporit)
Batupasir Tekstur : ukuran butiran (pasir 0.125 - 2.00 mm), bentuk butiran (menyudut, membundar, dll.), sorting,
kemas butiran (mencakup orientasi, grain packing, grain contact, hubungan butiran dan matriks),textural maturity, porositas, permeabilitas, struktur sedimen.
Textural maturity :o Texturally immature sediment : matriks dominan, sortasi buruk, butiran menyudut.o
Komposisi : butiran (fragmen batuan/litik, kuarsa, felspar, dan mineral-mineral lainnya), matrik dansemen.
Klasifikasi batupasirParameter : butiran (stabil dan tak stabil) : kuarsa, felspar, fragmen litik
matriks lempung (hasil rombakan atau alterasi batuan)kehadiran matriks lempung : arenit (matriks < 15%)
wacke (matriks > 15%)Pembagian secara umum (Gilbert, 1982; Pettjohn, 1987; dan Folk, 1974) : batupasirkuarsa, batupasir arkose, batupasir litik, batupasir greywacke.
Texturally mature sediment : matriks sedikit,, sortasi sedang-baik, butiran membundar tanggung- membundar.
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
26/40
Batupasir kuarsa (Quartz Arenites) : berasosiasi dengan sedimen eolian, beach, shelf (lingkungan kerakyang stabil), tingkat maturity : mature hingga supermature, interbedded dengan shallow marine limestones,umumnya struktur sedimennya lapisan bersilang, mineralogi kuarsa, rijang kuarsit lebih besar dari 90%,semen silika, karbonat, hematit.
Batupasir arkose (Arkoses) : butiran felspar prosentasenya tinggi, warnanya merah atau pink, lingkungan
non marin sering fluviatil pada iklim semi-arid, tingkat maturity : immature atau submature, mineralogi :kuarsa fragmen litik 10-75% (rata-rata 20-40%), semen karbonat, silikafelsfar, hematit, mineral sulfat (barit, pirit, mineral lempung).
Batupasir Litik (Litharenites) : penamaan tergantung dari jenis fragmen batuan yang hadir, lingkungandeltaik atau fluviatil, mineralogi fragmen litik 10-80%, felsfar, kuarsa, semen karbonat, silika, minerallempung, oksida besi, pirit, matrik lempung/klorit (kalau ada).Batupasir wacke (Greywackes) : sebagian besar keras dan berwarna abu-abu gelap dengan matriksmelimpah, felspar dan butiran litik umumnya hadir, diendapkan oleh arus turbidit pada cekungan air dalam,menunjukan struktur sedimen turbidit.
Gambar 5. Klasifikasi batupasir (Gilbert, 1982).
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
27/40
Gambar 6a. Klasifikasi batupasir (Pettijohn, 1987).
Gambar 6b. Klasifikasi batupasir (Folk, 1974).
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
28/40
KONGLOMERAT DAN BREKSIKenampakan yang penting untuk mendiskripsi batuan ini adalah jenis klastik yang hadir dan tekstur batuantersebut.Berdasarkan asal-usul klastik penyusun konglomerat dan breksi : Klastik intraformasi, berasal dari dalam cekungan pengendapan, banyak fragmen mudrock atau
batugamping mikritik yang dilepaskan oleh erosi atau pengawetan sepanjang garis pantai.
Klastik ekstraformasi, berasal dari luar cekungan pengendapan dan lebih tua dari pada sedimen yangmelingkupi cekungan tsb.
Jenis konglomerat berdasarkan macam klastik : Konglomerat polimiktik : terdiri dari bermacam-macam jenis klastik yang berbeda. Konglomerat monomitik/oligomiktik : terdiri dari satu jenis klastik.
Untuk interpretasi mekanisme pengendapan konglomerat harus dideskripsikan teksturnya (apakahteksturnya clast-supported conglomerates atau matrix-supported conglomerates), bentuk, ukuran danorientasi fragmen batuan, ketebalan dan geometri lapisan dan struktur sedimen.
Konglomerat dan breksi terutama diendapkan pada lingkungan glasial, alivial fan dan braided stream.Konglomerat yang re-sedimen diendapkan dalam lingkungan deep water biasanya berasosiasi denganturbidit.
MUDROCKMudrock adalah istilah umum untuk batuan sedimen yang disusun terutama oleh partikel berukuran lanau- lempung, mineral lain mungkin juga hadir.
Mudrock diendapkan terutama dalam lingkungan river floodplain, lake, low energy shoreline, delta, outermarine shelf dan deep ocean basin.
Gambar 7. Skema untuk mendeskripsi batuan berukuran pasir-lanau-lempung.
BATUAN KARBONAT (BATUGAMPING DAN DOLOMIT)Batuan karbonat : semua batuan yang terdiri dari garam karbonat, dalam prakteknyaterutama berupa batugamping dan dolomit.
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
29/40
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
30/40
Klasifikasi Embry & KlovanBerdasarkan terdapatnya lumpur karbonat diantara kerangka atau pecahan-pecahan kerangkaFramestone : terdiri seluruhnya dari kerangka organik seperti koral, bryozoa, ganggang, matriks
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
31/40
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
32/40
Gambar 17. Tipe-tipe porositas (Choquete and Pray, 1970)
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
33/40
BATUAN METAMORF
Batuan metamorfosa : batuan yang terbentuk akibat proses perubahan tekanan (P),temperatur (T) atau keduanya dimana batuan memasuki kesetimbangan baru tanpa adanya
perubahan komposisi kimia (isokimia) dan tanpa melalui fasa cair (dalam keadaan padat),dengan temperatur berkisar antara 200-800 0C.
Perubahan yang terjadi pada proses metamorfosa : Tekstur dan struktur, yang merefleksikan sejarah pembentukannya Asosiasi mineral
Tipe-tipe metamorfosa : Metamorfosa termal/kontak : terjadi akibat perubahan (kenaikan) temperatur (T),
biasanya dijumpai di sekitar intrusi/batuan plutonik, luas daerah kontak bisa beberapameter sampai beberapa kilometer, tergantung dari komposisi batuan intrusi dan batuanyang diintrusi, dimensi dan kedalaman intrusi.
Metamorfosa regional/dinamo termal : terjadi akibat perubahan (kenaikan) tekanan(P) dan temperatur (T) secara bersama-sama, biasanya terjadi di jalur orogen yangmeliputi daerah yang luas, perubahan secara progresiv dari P & T rendah ke P & Ttinggi..
Metamorfosa kataklastik/kinematik/dislokasi : terjadi akibat sesar yangmenyebabkan terbentuknya zona hancuran, granulasi, breksi sesar (dangkal), milonit,filonit (lebih dalam) kemudian diikuti oleh rekristalisasi.
Metamorfosa burial : terjadi akibat pembebanan, biasanya terjadi di cekungansedimentasi, perubahan mineralogi ditandai munculnya zeolit.
Metamorfosa lantai samudera : terjadi akibat pembukaan lantai samudera (oceanfloor spreading) di punggungan tengah samudera, tempat dimana lempeng (litosfer)terbentuk.
Struktur batuan metamorfosa : Struktur Foliasi (Schistosity) : struktur paralel yang ditimbulkan oleh mineral pipih/
mineral prismatik, seringkali terjadi pada metamorfosa regional dan metamorfosakataklastik.
Struktur Non Foliasi : struktur yang dibentuk oleh mineral-mineral yangequidimensional, seringkali terjadi pada metamorfosa termal.
Beberapa struktur yang bersifat foliasi :Slaty cleavage :
struktur foliasi planar yang dijumpai pada bidang belah batu sabak/slate mineral mika mulai hadir.
Filitik : Rekristalisasi lebih kasar daripada slaty cleavage Batuan lebih mengkilap daripada batusabak (mulai banyak mineral mika) Mulai terjadi pemisahan mineral pipih dan mineral granular meskipun belum begitu
jelas/belum sempurna.Schistose :
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
34/40
Struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular. Mineral pipih orientasinya menerus/tidak terputus Sering disebut dengan close schistosity.
Gneisose : Struktur perulangan dari mineral pipih dan mineral granular. Mineral pipih orientasinya tidak menerus/terputus Sering disebut dengan open schistosity.
Milonitik : Menunjukan goresan-goresan akibat penggerusan yang kuat.
Filonitik : Gejala dan kenampakan sama dengan milonitik (filonitik butirannya halus) Sudah terjadi rekristalisasi Menunjukan kilap silky
Beberapa struktur yang bersifat non foliasi :
Granulose : Terdiri dari mineral granularHornfelsik :
Identik dengan granoblastik namun mineral equidimensional, tidak terorientasi,khusus akibat metamorfosa termal.
Tekstur batuan metamorfosa (tekstur kristaloblastik) : Lepidoblastik : terdiri dari mineral-mineral tabular/pipih, misalnya mineral mika
(muskovit, biotit) Nematoblastik : terdiri dari mineral-mineral prismatik, misalnya mineral plagioklas,
k-felspar, piroksen Granoblastik : terdiri dari mineral-mineral granular (equidimensional), dengan batas-
batas sutura (tidak teratur), dengan bentuk mineral anhedral, misalnya kuarsa. Tekstur Homeoblastik : bila terdiri dari satu tekstur saja, misalnya lepidoblastik saja. Tekstur Hetereoblastik : bila terdiri lebih dari satu tekstur, misalnya lepidoblastik
dan granoblastik.
Tekstur khas lainnya : Tekstur relic (sisa) : tekstur sisa yang terbentuk sebelum metamorfosa (dapat
menunjukan batuan asal sebelum mengalami proses metamorfosa). Penamaannyadengan memberi awalan blasto (kemudian disambung dengan nama tekstur sisa),
misalnya : Tekstur blastoporfiritik (batuan asal bertekstur porfiritik) Tekstur blastoofitik (batuan asal bertekstur ofitik)
Tekstur kristaloblastik : setiap tekstur yang terbentuk pada saat metamorfosa.Penamaannya dengan memberi akhiran blastik, dipakai untuk memberikan namatekstur yang terbentuk oleh rekristalisasi proses metamorfosis, misal teksturporfiroblastik yaitu batuan metamorf yang memperlihatkan tekstur mirip porfiritikpada batuan beku, tapi tekstur ini betul-betul akibat rekristalisasi metamorfosis.
Awalan “meta” untuk memberikan nama batuan metamorf bila masih dikenali sifatdari batuan asalnya, misalnya metasedimen, metaklastik, metagraywacke,metavolkanik, dsb.
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
35/40
Gambar 14. Beberapa tekstur batuan metamorfik, A. Granoblastik, B. Granoblastik (butirtak teratur), C. Schistose dengan porfiroblast, D. Schistose dengan granoblastik lentikuler,
E. Filitik, F. Gneissose, G. Milonitik, H. Milonitik, I. Granoblastik dalam milonit.
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
36/40
Beberapa bentuk mineral karakteristik batuan metamorfBentuk Kristal Mineral
Euhedral Staurolit, silimanit, kianit, rutil, klorit, ilmenit, turmalin, pirit, lawsonitAndalusit, garnet, sfen, epidot, zoisit, magnetit, spinel, ankerit, idokras
Subhedral Mika & klorit (memipih), amfibol & piroksen (prismatik), wolastonit,dolomit & apatit
Anhedral Kuarsa, felsfar, kalsit, aragonit, olivin, kordierit, scapolit, humites
Bentuk-bentuk individu kristal pada batuan metamorfosa : Idioblastik : mineralnya berbentuk euhedral Hypidioblastik : mineralnya berbentuk subhedral Xenoblastik/alotrioblastik : mineralnya berbentuk anhedral
Klasifikasi batuan metamorf berdasarkan komposisi kimia batuan asal :
Batuan metamorf pelitik , berasal dari batuan lempungan (batulempung, serpih,batulumpur); komposisinya banyak mengandung Al O , K O, dan SiO ; batuannyakebanyakan bertekstur skistosa contohnya sekis, batusabak, dll.; mineralogi :muskovit, biotit, kianit, silimanit, kordierit, garnet, stauroeit; secara umum batuanpelitik akan berubah menjadi batuan metamorfosis dengan meningkatnya T, akanterbentuk berturut-turut : batusabak filit sekis genes.
Batuan metamorf kuarsa-felspatik , berasal dari batupasir atau batuan beku felsik(misalnya granit, riolit), dicirikan kandungan SiO tinggi dan MgO serta FeO rendah,hasilnya batuannya bertekstur bukan skistosa.
Batuan metamorf karbonatan , berasal dari batuan yang berkomposisi CaCO (batugamping, dolomit), hasil metamorfosa berupa marmer, bila batuan asal
(batugamping) mengandung MgO dan SiO 2 diopsid, wolastonit dan mineral karbonatan yang lain, bila batuan asal mengandungcukup Al 2 3 hampir mirip dengan mineralogi batuan metamorf yang berasal dari batuan beku basa.
Batuan metamorf basa , berasal dari batuan beku basa (SiO sekitar 50%), batuanmetamorfnya disebut metabasite, batuan asal banyak mengandung MgO, FeO, CaOdan Al 2 3 hijau) dan hornblenda (fasies amfibolit), untuk T lebih tinggi akan muncul klino danortopiroksen dan plagioklas.
Batuan metamorf ultra basa , berasal dari batuan beku ultra basa, batuan hasilmetamorfosa berupa serpentinit, sering dijumpai pada daerah metamorf yangmengandung glaukofan.
Penamaan batuan metamorf berdasarkan tekstur dan mineraloginya :Tekstur dan mineralogi memegang peranan penting dalam penamaan batuan metamorf,secara umum kandungan mineral di dalam batuan metamorf akan mencerminkan tekstur,misalnya melimpahnya mika akan memberikan tekstur sekistosa pada batuannya.
Batusabak Mineral utama : seringkali masih berupa mineral lempung; mineral tambahan :
muskovit, biotit, kordierit, andalusit.
Warna : abu-abu gelap yang mengkilap.
2 3 2 2
2
3
diharapkan terbentuk mineral tremolit,
O diharapkan terbentuk mineral plagioklas, epidot, hornblenda yang
2
O maka mineral metamorfosanya berupa klorit, aktinolit, epidot (fasies sekis
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
37/40
Struktur : foliasi (sekistose) mulai tampak namun belum jelas (slaty cleavage). Tekstur : lepidoblastik dan granoblastik tetapi tanpa selang-seling mineral pipih dan
mineral granular dengan butiran yang halus. Metamorfosa : regional.
Filit Mineral utama : kuarsa, serisit, klorit; mineral tambahan : plagioklas, mineral bijih. Warna : terang, abu-abu perak, abu-abu kehijauan, lebih mengkilap daripada batu
sabak. Struktur : foliasi (sekistose) mulai jelas dibandingkan dengan batu sabak (tekstur
filitik). Tekstur : mulai granoblastik sampai lepidoblastik dengan mulai terlihat perselingan
antara mineral pipih dan mineral granular, butiran mulai lebih kasar daripada batusabak.
Metamorfosa : kataklastik.
Sekis Mineral utama : biotit, muskovit, kuarsa (sekis mika), klorit (sekis klorit), talk (sekis
talk) dll. Warna : tergantung dari mineralnya misalnya sekis mika umumnya putih, hitam,
mengkilap. Struktur : foliasi (sekistose tertutup). Tekstur : granoblastik dan lepidoblastik, perselingan antara mineral pipih dan mineral
granular baik sekali, butiran umumnya sudah kasar. Metamorfosa : regional.
Geneis Mineral utama : k-felsfar, plagioklas, biotit, muskovit, kuarsa. Warna : sesuai dengan batuan asalnya, misalnya dari granit atau batupasir arkose. Struktur : foliasi (sekistose terbuka/gneisose). Tekstur : granoblastik dan lepidoblastik, mineral pipih dipotong oleh mineral granular. Metamorfosa : regional.
Migmatit Beberapa jenis batuan bertekstur gneisik secara megaskopik sering memperlihatkan
sifat yang heterogen dan terlihat seperti percampuran antara metasedimen dan batuan
granitis, batuan yang demikian ini lazim disebut migmatit, material granitisdiperkirakan berasal dari luar, hasil dari insitu partial melting atau dapat juga darisegregasi akibat proses metamorfosis.
Struktur : foliasi (sekistose terbuka/gneisose). Tekstur : granoblastik dan lepidoblastik, mineral pipih dipotong oleh mineral granular. Metamorfosa : regional, pada zona T tinggi, dan selalu dijumpai berasosiasi dengan
batuan granit.
Milonit Mineral dan warna tergantung batuan yang mengalami metamorfosa kataklastik.
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
38/40
Struktur dan tekstur : terlihat seperti adanya foliasi dengan lensa-lensa dari batuanyang tidak hancur berbentuk mata, butiran umumnya halus.
Tekstur : granoblastik, poikiloblastik, dengan tekstur mosaik. Metamorfosa : kataklastik.
Filonit Gejala dan kenampakan sama dengan milonitik (filonit butirannya halus), sudah
terjadi rekristalisasi, derajat metamorfosa lebih tinggi dibanding milonit Matriks terdiri dari mika berserabut, terorientasi tak sempurna (berupa alur-alur sangat
halus), menunjukan kilap silky, butiran halus sekali. Metamorfosa : kataklastik.
Kuarsit Mineral utama : kuarsa, mineral tambahan : muskovit, biotit, k-felsfar, mineral bijih. Warna : putih terang, warna lainnya tergantung warna mineral tambahannya.
Struktur : masif, kadang-kadang berfoliasi. Tekstur : granoblastik tipe mosaik, kadang-kadang sacaroidal. Metamorfosa : regional dan termal
Serpentinit Mineral utama : serpentin, mineral tambahan : mineral bijih, mineral sisa : olivin,
piroksen. Warna : hijau terang – hijau kekuningan Struktur : masif, kadang-kadang terdapat struktur sisa dari peridotit. Tekstur : lamelar, selular, tekstur sisa dari piroksen (bastit). Metamorfosa : regional
Amfibolit Mineral utama : amfibol, plagioklas, mineral tambahan : kuarsa, epidot, klorit, biotit,
garnet, mineral bijih. Warna : hijau/hitam bintik-bintik putih atau kuning. Struktur : masif atau berfoliasi, kadang-kadang ada struktur sisa dari metagabro atau
meta lava basal. Tekstur : idioblastik/nematoblastik, kadang-kadang poikiloblastik (plagio-klas),
lepidoblastik (biotit), porfiroblastik (garnet), berukuran sedang-kasar. Metamorfosa : regional
Granulit Mineral utama : kuarsa, k-felspar, plagioklas, garnet, piroksen, sedikit mika. Warna : bervariasi dari terang sampai gelap, tergantung mineralnya. Struktur : masif dengan besar butir bervariasi. Tekstur : granoblastik, gneisosa seringkali mineral kuarsa berbentuk pipih, berukuran
sedang-kasar. Metamorfosa : regional
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
39/40
-
8/19/2019 Modul Petrologi 2016
40/40
DIAGRAM ALIR DESKRIPSI BATUAN METAMORF
No. Batuan :BB-01/BB-02, dll.
Warna :Hitam bintik-bintik putih/putih kemerahan, dll (warna yang representatif)
Struktur :
Struktur foliasi : Struktur non foliasi :soseSlaty cleavage/filitik/sekistose/gne Granulose/h rnfelsik
Tekstu r :
Homeoblastik : Heteroblastik :Lepidoblastik atau nematoblastik atau Lepidoblastik dan atau nematoblastik dan atau
granoblastik atau granuloblastik granoblastik dan atau granuloblastik
Komposisi Mineral :Kuarsa (%), ciri-cirinya, dll. (untuk % digunakan diagram perbandingan secara visual)
Nama Batuan :Hornfels/Sekis/Gneis/Marmer, dll.