Modul 4

download Modul 4

of 11

description

kimia

Transcript of Modul 4

  • 5/28/2018 Modul 4

    1/11

    MODUL 4

    REAKSI REDOKS DAN ELEKTROKIMIA

    I.

    TUJUAN1. Mempelajari reaksi redoks2. Menentukan konsentrasi Mn dengan titrasi redoks KMnO4-H2C2O43. Mempelajari sel elektrokimia4. Mempelajari cara pencegahan korosi dengan cara pembentukan lapisan oksida

    II. TEORI DASAR1. Reaksi Redoks

    Reaksi redoks ditandai dengan perubahan bilangan oksidasi saat pereaksi berubah

    menjadi hasil reaksi. pada dasarnya reaksi oksidasi adalah bila pereaksi melepaskan

    elektron dan reaksi reduksi bila pereaksi menerima elektron. Dalam menyetarakan

    reaksi redoks digunakan hokum kekekalan massa dan muatan.

    Sel galvani/Volta adalah suatu sel elektrokimia yang terdiri dari dua buah elektroda

    yang dapat menghasilkan energy listrik akibat terjadinya reaksi spontan.

    Apabila kedua elektroda dihubungkan dengan pengukur arus listrik maka elektron

    akan mengalir dari Zn ke Cu. Elektron ini berasal dari reaksi oksidasi yang spontan

    tejadi pada elektroda Zn. Elektroda yang mengalami reaksi oksidasi disebut anoda.

    Reaksi oksidasi pada Zn adalah :

    ZnZn2++ 2

  • 5/28/2018 Modul 4

    2/11

    Elektron yang tiba di elektroda Cu/Cu2+ akan bereaksi dengan ion Cu2+

    (mengalami reaksi reduksi, disebut katoda)dan mengandap sebagai atom Cu pad

    aelektroda Cu dengan reaksi sebagai berikut :

    Cu2++ 2eCu

    2. Potensial Redoks dan Redoks SederhanaAplikasi dari penggunaan reaksi redoks adalah dapat memprediksikan satu reaksi

    itu berlangsung atau tidak di dalam system logam dan dalam larutan logam lainnya.

    Sebagai contoh adalah logam perak apakah larut didalam larutan tembaga sulfat .

    dimana half cell potential (HCP) dari perak (Ag-Ag+) adalah -0,80 volt dan untuk

    tembaga (Cu-Cu2+) adalah -0,34 volt. Dimana nilai HCp dari perak lebih negative

    dibandingkan dengan tembaga (Cu) maka Eonya masih negative pada persamaan

    dibawah :

    2 Ag(s) 2 Ag++ e- E01= -0,80 v

    Cu(s) Cu2++ 2e- E02= -0,34

    E0 = E01E02

    E0= -0,80 (-0,34) = -0,46

    Dari hasil ini terlihat bahwa Ag memiliki tendensi kurang terhadap kehilangan

    elektronmaka sudah dapat diprediksi bahwa reaksi tidak akan dengan mudah

    berlangsung secara spontan (lambat/susah). Kesimpulannya Ag tidak mudah

    teroksidasi didalam larutan tembaga sulfat.

    3. ElektrolisaElektrolisa adalah peristiwa perubahan energy listrik menjadi energy kimia. Seperti

    halnya sel elektrolisa terdiri dari dua buah elektroda dan larutan elektrolit. Pada sel

    elektrolisa ini reaksi yang terjadi adalah tidak spontan.sel elektrolisa digunakan untukpemurnian logam. Pembentukan logam dari larutan dan menjadi dasar pelapisan.

    M. Faraday menunjukan bahwa jumlah zat yang bereaksi pada elektroda-

    elektrodasel elektrolisis berbanding lurus dengan jumlah arus yang melalui sel tersebut.

    Selain itu jika arus tertentu mengalir melalui sel elektrolisis maka akan dihasilkan

    jumlah ekivalen masing masing zat.

  • 5/28/2018 Modul 4

    3/11

    M = massa zat yang terbentuk

    Q = jumlah listrik dalam coloumb

    A = massa atom

    n = perubanah elektron

    F = tetapan Faraday

    4. Korosi dan PassivasiSel Galvani, baik sel komposisi (adanya dua logamyang memiliki potensial

    elektroda berbeda) maupun sel komsentrasi (logam sejenis) dapat menyebabkan

    terjadinya korosi pada logam. Pada sel komposisi logam yang anodik akan terkorosi

    terlebih dahulu sedangkan sel konsentrasi bias terjadi karena adanya oksigen dan air

    yang tidak sama konsentrasinya pada permukaan logam.

    Untuk mencegah terjadinya korosi ini dapat dilakukan dengan cara electroplating

    dan dengan membentuk lapisan oksida logam yang koheren secara efektif memblok

    reaksi oksidasi selanjutnya (passivasi) pada logam yang kan dilindungi. Salah satu

    contoh pembentukan laipisan oksida adalah lapisan oksida alumunium. Alumunium

    memiliki lapisan oksida stabil setebal sekitra 2 nm bila ditempatkanpada udara terbuka

    dalam temperature ruang. Oksida pada temperatur tinggi (350-450oC) menghasilkan

    lapisan Al2)3 setebal 40 nm. Bila anodasi ini dilakukan dalam larutan selektrolit seperti

    asam sulfat encer tebal laipsan oksida bias mencapai kurang lebih 104 nm. Reaksi yang

    terjadi dalam larutan asam sulfat encer adalah :\

    Anoda : 2 Al + 3 H2O Al2O3+ 6H++6e

    Katoda: 6e + 6H+ 3 H2

    Bila pembentukan lapisan oksida yang koheren ini dicegah, misalnya dengan aliasilogam merkuri pada permukaaanya, maka alumunium akan bereaksi cepat dengan

    oksigen

  • 5/28/2018 Modul 4

    4/11

    III. ALAT DAN BAHANa. Alat

    1. Tabung Reaksi2. Buret3. Erlenmeyer 250 ml4. Pipet Volume 25 ml5. Gelas ukur 10 ml6. Gelas kimia 50 ml7. Hotplate

    b. Bahan1. CuSO40,5 M2. Logam Zn3. Logam Cu4. Logam Fe yang telah diampelas5. Logam Al6. Pb(NO3)20,1 M7. Zn(NO3)20,1 M8. NaNO30,1 M9. FeCl30,1 M10.H2SO41 M, 3M11.KI 0,1 M12.H2O20,1 M13.Oksalat 0,05 M14.KMnO315.CHCl316.

    ZnSO4

    17.HNO3pekat, HCl pekat18.HCl 6 M19.HgCl20,1 M

  • 5/28/2018 Modul 4

    5/11

    IV. CARA KERJA1. Beberapa reaksi Redoks

    1) Masukkan 2 ml larutan CuSO4 0,5 m kedalam tabung reaksi, kemudianmasukkan logam Zn. Biarkan beberapa menit dan amati yang terjadi

    2) Masukkan 2 ml larutan ZnSO4 0,5 ml kedalam tabung reaksi, kemudianmasukkan logam Cu. Biarkan beberapa menit dan amati yang terjadi.

    3) Masukkan sepotong besi yang telah diampelas kedalam masing-masing tabungreaksi yang berisi 2 ml Pb(NO3)20,1M, Zn(NO3)20,1 M, NaNO30,1 M. Amati

    reaksi dan catat urutan kereaktifan logam-logam.

    4) Kepada 5 tetes H2O20,1 M tambahkan 5 tetes H2SO41 M dan 10 tetes KI 0,1M dan tambahkan 1 tetes larutan kanji. Amati reaksi yang terjadi.

    5) Campurkan 5 tetes FeCl3 0,1 M dengan 10 tetes H2SO4 1 M dan KI 0,1 M.Amati reaksi yang terjadi.

    2. Pengujian logam Ala. Tanpa Passivasi

    1) Buat kepingan alumunium dengan ukuran masing-masing 1x5 cm.kepingan Al ini kemudian ditempatkan pada dua tabung uji.

    2) Tuangkan sedikit asam nitrat pekat kedalam salah satu tabung uji dansedikit asam klorida pekat pada tabung uji lainnya.

    3) Catat laju reaksi meningkat atau berkurang untuk keping Al yang beradadidalam HCl.

    b. Dengan Passivasi1) Tiga keeping Al yang diamalgasi dengan jalan menempatkannya didalam

    tabungyang berisi 10 ml HgCl20,1 Mdan dua tetes HCl 6M, diamati selama

    4-5 menit.

    2)

    Tuangkan larutan merkuri klorida dan cuci kepingan yang telah melewatiproses amalgam dengan air destilasi.

    3) Tempatkan kepingan pertama didalam tabung yang berisi air destilasi,kepingan kedua ditempatkan dalam tabung yang berisi CuSO40,1 M dan

    kepingan yang ketiga dibiarkan diudara terbuka.

    4) Gunakan 3 keping Al lainnya sebagai control, panaskan keempat tabung uji(2 uji dan 2 Pengontrol) didalam pemanas air. Amati proses yang terjadi.

  • 5/28/2018 Modul 4

    6/11

    V. LEMBAR PENGAMATAN1. Beberapa reaksi redoks

    No. Reaksi Pengamatan

    1. Zn + CuSO4

    2. ZnSO4+ Cu

    3. Pb(NO3)2+ Fe

    4. Zn(NO3)2+ Fe

    5. NaNO3+ Fe

    6. H2O2+ H2SO4+ Kl

    7. FeCl3+ H2SO4+ Kl

  • 5/28/2018 Modul 4

    7/11

    2. Pengujian Logam Al1) Tanpa Passivasi

    Logam Al ke- Pereaksi Pengamatan

    1. HCl Pekat

    2. HNO3Pekat

    2) Dengan PassivasiAl sebagai logam uji

    Al + HgCl2 +

    HClAl + CuSo4 Al + H2O Al di udara

    Sebelum pemanasan : Sebelum pemanasan:

    Pemanasan : Pemanasan :

    Al sebagai logam pengontrol

    Al + CuSo4 Al + H2O Al di udara

    Sebelum pemanasan : Sebelum pemanasan:

    Pemanasan : Pemanasan :

  • 5/28/2018 Modul 4

    8/11

    Pembahasan

    No. Reaksi Pengamatan

    1.Berdasarkan eksperimen logam Zn berubah

    menjadi kehitam hitaman. Hal ini terjadi karena

    logam Zn mengalami reaksi oksidasi sehingga ion

    Zn2+ menggantikan ion Cu2+. Karena Zn lebih

    reaktif dibandingkan dengan Cu.

    2.Berdasarkan eksperimen logam Cu tidak

    mengalami reaksidalam larutan. Hal ini terjadi

    karena logam Cu tidak bias menggantikan ion

    Zn2+. Karena kereaktifan Cu lebih rendah

    dibandingkan dengan Zn.

    3.Dalam percobaan ini fe dalam larutan Pb(NO3)2

    lebih teroksidasi dari pada Zn(NO3)2 , ini terjadi

    karena Pb lebih reaktif daripada Zn, sedangkan

    sedangkan NaNO3 tidak dapat bereaksi karena Fe

    lebih reaktif dari pada Na sehingga urutan

    kereaktifannya ialah Pb>Zn>Fe>Na

    4.

    5.

    6.Terjadinya perubahan pada larutan dimana setelah

    ditetes KI dan ditunggu beberapa menit warna

    berubah menjadi oranye dan setelah ditetes kanji

    larutan berubah jadi berwarna hitam

    7. Terjadinya perubahan pada larutan dimana setelahditetes KI dan ditunggu beberapa menit warnaberubah menjadi oranye dan setelah ditetes kanji

    larutan berubah jadi berwarna hitam

  • 5/28/2018 Modul 4

    9/11

    LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA

    MODUL 3

    VISKOSITAS

    Disusun Oleh :

    1. Jaka Adiputra (131724014)2. Lutfhi Arif Fadillah (131724015)3. Mega Dwi Wandono (131724016)

    Nama Dosen : Dr. Sri Widiarti M.Si M.Sc

    Tgl Praktikum : 24/03/2014

    Tgl Laporan : 31/04/2014

    D4- Teknologi Pembangkit Tenaga Listrik

    POLITEKNIK NEGERI BANDUNG2014

  • 5/28/2018 Modul 4

    10/11

  • 5/28/2018 Modul 4

    11/11