Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

91
i MODEL PEMBINAAN KEAGAMAAN ISLAM PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI LOKALISASI TEGAL PANAS DESA JATIJAJAR KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012 Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam Oleh: M. Fahrul Azhari 11108013 JURUSAN TARBIYAH PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2012

Transcript of Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

Page 1: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

i

MODEL PEMBINAAN KEAGAMAAN ISLAM PADA

PEKERJA SEKS KOMERSIAL (PSK) DI LOKALISASI

TEGAL PANAS DESA JATIJAJAR KECAMATAN

BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2012

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan Islam

Oleh:

M. Fahrul Azhari

11108013

JURUSAN TARBIYAH

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2012

Page 2: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

ii

Drs. Juz ’an, M.Hum.

DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 4 Eksemplar

Hal : Naskah Skripsi

Saudara M. Fahrul Azhari

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga

di Salatiga

Setelah dikoreksi dan diperbaiki, maka skripsi saudara:

Nama : M. Fahrul Azhari

NIM : 11108013

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Judul : Model Pembinaan Keagamaan Islam pada Pekerja

Seks Komersial (PSK) di Lokalisasi Tegal Panas Desa

Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang tahun 2012.

Telah kami setujui untuk dimunaqosahkan.

Salatiga, 9 Agustus 2012

Pembimbing

Drs. Juz ’an, M.Hum.

NIP. 19611024 198903 1 002

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

Page 3: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

iii

SKRIPSI

MODEL PEMBINAAN KEAGAMAAN ISLAM

PADA PEKERJA SEKS KOMERSIAL DI LOKALISASI TEGAL PANAS

DESA JATIJAJAR KEC. BERGAS KAB. SEMARANG TAHUN 2012.

DISUSUN OLEH

M. FAHRUL AZHARI

11108013

Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan

Pendidikan Agama Islam Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Salatiga,

pada tanggal 1 September 2012 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna

memperoleh gelar sarjana S1 Kependidikan Islam(S.Pd.I.).

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : H. Agus Waluyo, M.Ag. _________________

Sekretaris Penguji : Nafis Irkhami, M.Ag. M.A. _________________

Penguji I : Drs. Imam Baihaqi, M.Ag. _________________

Penguji II : Drs. Bahroni, M.Pd. _________________

Penguji III : Drs, Juz „an, M.Hum. _________________

Salatiga, 1 September 2012

Ketua STAIN Salatiga

Dr. Imam Sutomo, M.Ag

NIP. 19580827 198303 1 002

Page 4: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : M. Fahrul Azhari

NIM : 111 08 013

Jurusan : Tarbiyah

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik

ilmiah.

Salatiga, 9 Agustus 2012

Yang menyatakan

M. Fahrul Azhari

NIM : 111 08 013

KEMENTERIAN AGAMA RI

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)

Jl. Stadion 03 telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-mail : [email protected]

Page 5: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

v

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

“Perjuangkanlah hari ini, karena

hari ini adalah untuk hari besok”

“Jangan pernah katakan menyesal

apa yang telah diperbuat, tapi

ambilah pelajaran dan hikmah dari

apa yang telah diperbuat”

PERSEMBAHAN

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Keluarga tercinta Ayahanda dan Ibunda yang telah

membesarkan dan mendidikku dengan penuh

kerelaan dan pengorbanan baik secara lahir

maupun batin dengan iringan do‟a restunya.

Seluruh keluarga besar dari kakeku sampai adik

ponakanku terima kasih atas dorongan,

motivasinya, serta do‟anya yang telah

memperlancar saya dalam menyelesaikan tanggung

jawab ini.

Page 6: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

vi

Kepada bapak Drs. Juz „an M.Hum. selaku

pembimbing dan sekaligus sebagai motivator serta

pengarah sampai selesainya penulisan skripsi ini

Kepada seluruh sahabat-sahabatku yang selalu

memberikan semangat untuk segera menyelesaikan

skripsi ini. Kawan-kawan seperjuangan anggakatan

2008 terlebih khusus kelas PAI.A yang telah

memberikan motivasi, inspirasi dan semangat

belajar.

Kepada teman-temanku di rumah yang selalu

memberikan semangat kepadaku

Page 7: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

vii

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah

memberikan rahmat, taufik, nikmat serta hidayahnya sehigga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada

junjungan Nabi Agung Muhammad SAW beserta para keluarga, sahabat dan para

pengikutnya yang selalu istiqomah di jalan-Nya. Yang telah menunjukan kepada kita

agama yang benar dan menuntun kita dari zaman kebodohan hingga ke zaman yang

penuh dengan ilmu pengetahuan ini.

Penulisan skripsi ini tidak akan terselesaikan dengan baik tanpa ada bantuan,

dorongan, motivasi serta bimbingan dari berbagai pihak yang terkait. Namun

kebahagiaan yang tiada taranya tidak dapat disembunyikan setelah penulisan skripsi

ini selesai.

Oleh karena itu tak lupa penulis ucapkan banyak terimakasih setulus-tulusnya

atas terselesaikanya skripsi ini kepada:

1. Dr. Imam Sutomo, M.Ag selaku ketua STAIN Salatiga

2. Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam

beserta stafnya yang telah membantu penulis selama menjalani kuliah dan

ketika penyusunan skripsi ini.

3. Drs. Juz „an M.Hum. selaku pembimbing yang telah mengarahkan dan

memberikan bimbingan serta meluangkan waktu dan perhatian dalam penulisan

skripsi ini.

Page 8: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

viii

4. Kepada bapak dan ibu dosen yang telah mendidik dan memberikan ilmu

pengetahuan dan pengalaman dengan penuh kesungguhan dan kesabaran, serta

bagian akademik STAIN Salatiga yang telah memberikan layanan serta

bantuan kepada penulis

5. Semua pihak yang telah membantu demi lancarnya skripsi ini baik secara

langsung maupun tidak langsung, sehingga dapat terselesaikan dengan baik.

Hanya rasa syukur yang dapat penulis haturkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan anugrah-Nya dalam penyusunan skripsi ini, dengan demikian, akhirnya

penulis mengucapakan banyak terimakasih dan tentunya dalam penulisan atau

penyusunana skripsi ini masih banyak kekurangan. Maka penulis mengharapkan

kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga skripsi ini dapat bermanfaat

khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca yang dermawan, serta

bermanfaat bagi agama, nusa dan bangsa. Amin

Salatiga, 9 Agustus 2012

Penulis

M. Fahrul Azhari

NIM : 111 08 013

Page 9: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

ix

ABSTRAK

M. Fahrul Azhari. 2012. Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks

Komersial (PSK) Di Lokalisasi Tegal Panas Desa Jatijajar Kec. Bergas Kab.

Semarang. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama

Islam. Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Drs. Juz

„an, M.Hum.

Kata Kunci: Model Pembinaan Islam.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui realitas pelaksanaan pembinaan

keagamaan pada pekerja seks komersial di lokalisasi Desa Jatijajar Kec. Bergas Kab.

Semarang, meliputi; (1) Untuk mengetahui isi atau materi pembinaan keagamaan

Islam, (2) Untuk mengetahui cara pelaksanaan pembinaan keagamaan Islam, (3)

Untuk mengetahui model pembinaan keagamaan Islam, (4) Untuk mengetahui

kendala-kendala dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan Islam dan bagaimana

upaya mengatasinya.

Pengkajian penelitian ini dilakukan secara kualitatif terhadap informan

meliputi pembina keagamaan baik dari petugas atau dari tokoh masyarakat sekitar,

pengelola, PSK dan mucikari. Dalam penelitian ini penulis mengunakan pendekatan

deskriptif kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif.

Dengan tujuan untuk mengambarkan keadaan atau status fenomena dari data-data

yang diperoleh dari obyek penelitian, yang kemudian dilakukan analisis dengan cara:

a. Mendiskripsikan data dari informan

b. Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis oleh penulis

c. Disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitiaan

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian tentang Pembinaan Keagamaan

Islam Pada Pekerja Seks Komersial Di Lokalisasi Tegal Panas Desa Jatijajar Kec.

Bergas Kab. Semarang. adalah (1). Isi atau materi pembinaan keagamaan Islam

adalah dengan memberikan materi dari: a). Dimensi aqidah b). Dimensi ibadah c).

Dimensi akhlak (2). Pelaksanaan pembinaan keagamaan Islam untuk tempat kadang

dilakukan di masjid, mushola dan gedung PKK yang sudah tersedia di lokalisasi

Tegal Panas. Dan untuk durasi waktunya sebenarnya sudah lama yaitu sekitar 1 – 1,5

jam. (3) Model pembinaan keagamaan Islam menambahkan serta mengembangkan

iman dan taqwa kepada Allah SWT. Model pembinaan keagamaan pada pekerja seks

komersial yang digunakan adalah model ceramah (4) kendala-kendala dalam

pembinaan keagamaan Islam dan upaya untuk mengatasinya. Yaitu dengan adanya

aturan menjadikan hal positif dan akhirnya para anak asuh(wanita binaan) banyak

yang mengikuti pembinaan keagamaan Islam dan kegiatan-kegiatan yang lain.

Karena memberikan hukuman atau sanksi kepada PSK atau pelacur agar bisa

menambah pengalaman mereka atau membuat mereka disiplin untuk mengikuti

kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh pengelola terutama dalam kegiatan pembinaan

keagamaan.

Page 10: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

x

DAFTAR ISI

LEMBAR BERLOGO…………………………………………………………………i

HALAMAN SAMPUL………………………………………………………………...i

PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………………………….........ii

PENGESAHAN KELULUSAN……………………………………………………..iii

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN……………………………………………iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………….........v

KATA PENGANTAR………………………………………………………….........vii

ABSTRAK……………………………………………………………………………ix

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….........x

DAFTAR TABEL………………………………………………………………......xiii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………..........xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………………………..1

B. Rumusan Masalah………………………………………………………....5

C. Tujuan Penelitian………………………………………………………….5

D. Kegunaan Penelitian……………………………………………………....6

Page 11: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

xi

E. Penegasan Istilah……………………………………………………...7

F. Metode Penelitian…………………………………………………….9

G. Sistematika Penulisan………………………………………………..17

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pembinaan Keagamaan

1. Pengertian Keagamaan Islam………………………………..…........20

2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keagamaan Islam……………...28

3. Cara Meningkatkan Pembinaan Keagamaan…….…………………..31

B. Lingkungan Lokalisasi (Prostitusi) dan Perilaku Sosial

1. Lingkungan Lokalisasi (Prostitusi)…………………………………..33

2. Perilaku Sosial……………………………………………………….35

3. Macam-macam Penyimpangan Prilaku Sosial………………………37

BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Sejarah Lokalisasi Tegal Panas……………………………………...41

2. Kondisi Lokalisasi Tegal Panas ……………………………….........42

3. Gambaran Informan…………………………………………………43

B. Temuan Penelitian

1. Isi atau materi pembinaan keagamaan Islam......................................44

2. Pelaksanaan pembinaan keagamaan Islam …………………………46

Page 12: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

xii

3. Model pembinaan keagamaan Islam ………………………………..48

4. Kendala-kendala dalam Pembinaan keagamaan Islam ……………...51

BAB IV PEMBAHASAN

A. Isi atau materi pembinaan keagamaan Islam ……………………………57

B. Pelaksanaan pembinaan keagamaan Islam ……………………………...60

C. Model pembinaan keagamaan Islam ……………………………………62

D. Kendala-kendala dalam Pembinaan keagamaan Islam dan upaya untuk

mengatasinya…………………………………………………………….64

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………67

B. Saran …………………………………………………………………….69

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………….72

DAFTAR RIWAYAT HIDUP……………………………………………………...74

LAMPIRAN

Page 13: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

xiii

DAFTAR TABEL

1. Tabel I Daftar Nama Pembina Tegal Panas……..……………………

2. Table II Daftar Nama Informan………………………………………

Page 14: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup……………………………………………………

2. Lembar Konsultasi Skripsi……………………………………………….

3. Pedoman Wawancara…………………………………………………….

4. Transkip Wawancara……………………………………………………..

5. Kategori Data…………………………………………………………….

6. Proposal Skripsi………………………………………………………….

7. Proposal Penelitian……………………………………………………….

8. Surat Ijin/Rekomendasi Penelitian……………………………………….

9. Surat Keterangan Penelitian……………………………………………..

10. Laporan SKK…………………………………………………………….

Page 15: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

1

Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan bermasyarakat di sekitar kita dan dimanapun berada,

selalu terdapat permasalahan-permasalahan atau penyimpangan sosial yang

dilakukan oleh manusia atau anggota masyarakat. Hal yang demikian tidak

dapat dihindari dalam kehidupan masyarakat, karena manusia di dunia ini

pasti akan mempunyai masalah sosial. Hubungan atau interaksi yang terjadi

dalam anggota masyarakat tidak jarang menimbulkan atau mengakibatkan

permasalahan-permasalahan atau penyimpangan norma yang berlaku di

masyarakat tersebut.

Hubungan atau interaksi manusia tidak terbatas interaksi dengan

sesamanya tetapi juga bisa dengan lingkungan. Dari interaksi anggota

masyarakat dengan berbagai budaya, agama, hukum, atau sebuah kondisi

negara dimana masyarakat itu bernaung, seperti kondisi keamanan, kondisi

politik, dan sebagainya. Masalah yang senantiasa menyertai kehidupan umat

manusia sepanjang sejarahnya sebagaimana masalah sosial, ekonomi, dan

politik (Suprayogo & Tobroni, 2003:17).

Dari permasalahan-permasalahan atau penyimpangan sosial yang

banyak terjadi dan menjadi penyakit masyarakat salah satunya adalah

Page 16: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

2

prostitusi. Membicarakan prostitusi dalam kehidupan masyarakat merupakan

hal biasa, dari yang remaja maupun sampai yang sudah tua. Membahas

prostitusi itu berarti tidak lepas dari seks dan wanita. Seks adalah kebutuhan

manusia yang selalu ada dalam diri manusia yang sudah dewasa atau baligh

yang bisa muncul secara tiba-tiba. Seks juga bisa berarti sebuah ungkapan

rasa manusia yang cinta akan keindahan secara fisik atau kasat mata. Dari

keindahan itulah bisa disimpulkan bahwa wanita adalah simbol keindahan itu

sendiri. Maka fenomena yang sering terjadi dalam masyarakat bahwa seks

selalu identik dengan wanita, karena seks tidak bisa lepas dari wanita.

Dikarenakan wanita simbol keindahan. Maka setiap yang indah

menjadi target para oknum yang ingin memanfaatkannya untuk dijadikan

sumber mencari uang secara cepat dan banyak. Dari situlah wanita selalu ada

saja yang mengumpul dalam suatu tempat dan berusaha menjual “miliknya”

kepada siapa saja yang membutuhkan “jasanya” dimanapun dan kapanpun

kepada para lelaki. Dari penjelasan tadi dapat dinamakan wanita yang menjual

“miliknya” atau “jasanya” disebut juga PSK (pekerja seks komersial). Karena

bagi wanita yang memiliki keindahan maka harganya cukup mahal bagi para

lelaki untuk mendapatkan “jasanya” tergantung dari seberapa keindahan yang

dimiliki wanita. Semakin wanita itu indah maka dia bebas untuk memasang

tarifnya kepada para leleki yang ingin berkencan dengan dirinya. Oleh sebab

itulah wanita yang bersifat komersil tiu tadi dinamakan PSK (pekerja seks

Page 17: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

3

komersial). Dan realitanya para lelaki mau merogoh kantongnya dalam-dalam

demi mendapatkan PSK yang dikehendaki.

Salah satu perubahan tata nilai tersebut adalah dikarenakan lemahnya

keyakinan beragama, sikap individual dan matrealis. Keadaan ini sanga

berlawanan dengan ajaran islam sekaligus tidak mendukung pencapain tujuan

pendidikan nasional mengacu pada undang-undang N0. 20 Tahun 2003 pasal

3 tentang system pendidikan nasional yang menyatakan bahwa pendidikan

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peraaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka melalui lembaga formal maupun non

formal. Pendidikan merupakan salah satu pilar pokok untuk membangun

negara agar kokoh dan berkualitas (UU RI No. 20, 2003: 6).

Pendidikan memberikan pengaruh yang sangat besar dalam menjamin

berlangsungnya kehidupan masyarakat yang berbangsa dan bernegara. Sebab

pendidikan merupakan usaha untuk meningkatkan mutu dan kualitas sumber

daya manusia. Demikian juga dengan pendidikan agama Islam yang tidak bisa

lepas dari umat Islam di Indonesia. Karena pendidikan agama Islam

merupakan proses atau upaya untuk membentuk dan mengarahkan manusia

kepada kehidupan yang lebih baik dan benar. Manusia yang telah mendapat

pendidikan agar dapat memahami, menghayati, dan mengamalkan agama

Islam, serta menjadikan sebagai jalan kehidupan, baik pribadi maupun

kehipan masyarakat (Syafaat dkk, 2008:16). Sudah tentunya manusia yang

Page 18: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

4

bertaqwa dan berakhlak mulia dalam mengamalkan ajaran agama Islam sari

sumber kitab suci Al-Qur‟an dan Hadits.

Pembinaan keagamaan yang dilakukan di lingkungan lokalisasi

sangatlah penting terutama terhadap pekerja seks komersial di daerah Tagal

Panas Kecamatan Bergas. Agar para PSK bisa sadarkan diri dan

meninggalkan kemaksiyatan. Karena pendidikan keagamaan serta

pemeliharaan dan peningkatan keimanan adalah upaya yang perlu terus

menerus dilakukan (Ancok dan Suroso, 2005:34). Tegal Panas yang

dahulunya dikenal dengan tempat pangkalan truk, kemudian sejak kedatangan

para mucikari dari luar kota membeli tanah didaerah Tegal Panas untuk

didirikan warung remang-remang. Mulai itulah Tegal Panas menjadi tempat

praktek-praktek prostitusi karena para supir truk yang menurunkan wanita

pelacur (Pekerja Seks Komersial) yang diturunkan di situ. Pada tahun 1980

warung remang-remang mulai ramai dan berkembang menjadi banyak.

Kemudian tahun 1999 yang semula warung remang-remang diganti menjadi

tempat karaoke dan menyediakan kamar dan pekerja seks komersial. Dan

hingga sampai sekarang masih ramai dikunjungi para kaum lelaki. Dan para

PSK di tegal panas kebanyakan bukan dari daerah sekitar akan tetapi malah

dari daerah kota lain.

Dari sinilah dari individu satu dengan yang lain mulai timbul

keinginan untuk membangun tempat-tempat karaoke beserta fisilitas “plus-

plus” yang akhirnya menjadi tempat lokalisasi. Dari tiulah para pemilik

Page 19: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

5

tempat karaoke plus-plus atau para PSK mencari penghasilan pokok

(penghasilan haram). Makin hari makin ramai saja yang datang di tempat itu

apalagi kalau menjelang malam pasti ramai dengan pengunjung. Dan para

PSKnya pun juga bertambah banyak dari samapi usia 17-48 tahun yang

kebanyakan datang dari daerah atau kota lain.

Dari pemaparan di atas penulis berpendapat bahwa pembinaan

keagamaan bagi PSK (pekerja seks komersial) merupakan agenda yang harus

dilakukan, tidak hanya menjadi kewajiban pemerinyah. Akan tetapi untuk

menyelenggarakannya membutuhkan ketrlibatan dan partisipasi aktif dari

semua elemen masyarakat. Berangkat dari permasalahan ini maka penulis

ingin melakukan penelitian tentang “Model Pembinaan Keagamaan Islam

Pada Pekerja Seks Komersial (PSK) Di Lokalisasi Tegal Panas Desa

Jatijajar Kecamatan Bergas Kabupaten Semarang Tahun 2012”.

B. Rumusan Masalah

Pokok permasalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai

berikut:

1. Bagaimanakah isi atau materi pembinaan keagamaan Islam ?

2. Bagaimanakah cara pelaksanaan pembinaan keagamaan Islam?

3. Bagaimanakah model pembinaan keagamaan Islam yang dikembangkan?

4. Apa kendala-kendala dalam pelaksanaan pembinaan keagamaan Islam dan

bagaimana upaya mengatasinya?

Page 20: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

6

C. Tujuan Penelitian

Agar memberikan gambaran konkrit serta alasan yang jelas dalam

pelaksanaan penelitian ini maka perlu dirumuskan tujuan yang ingin dicapai

yaitu:

1. Untuk mengetahui isi atau materi pembinaan keagamaan Islam.

2. Untuk mengetahui cara pelaksanaan model pembinaan keagamaan Islam.

3. Untuk mengetahui model-model pembinaan keagamaan Islam yang

dikembangkan.

4. Untuk mengetahui kendala-kendala dalam pembinaan keagamaan Islam

dan upaya untuk mengatasinya.

D. Kegunaan Penelitian

1. SecaraTeoritis:

a. Memberikan informasi yang jelas ada tidaknya pengaruh antara

usaha pembinaan keagamaan Islam terhadap perilaku pekerja seks

komersial.

b. Memberikan pemahaman kepada pekerja seks komersial akan

pentingnya nilai-nilai keagamaan Islam yang akan dijadikan bekal

baik didunia maupun diakhirat.

c. Bagi peneliti,

Penelitian ini dapat memberikan atau memberikan kashanah

keilmuan.

Page 21: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

7

2. Secara Praktis:

a. Tulisan ini dapat memberikan masukan kepada semua pihak

terkait yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai

gambaran pembinaan keagamaan Islam di lingkungan lokalisasi.

b. Tulisan ini menjadi sumbangan pemikiran alternative mengenai

gambaran pembinaan keagamaan Islam di lingkungan lokalisasi.

Dari keterangan diatas penulis mengharapkan bahwa penelitian ini

bermanfaat untuk memberikan pengetahuan bagi penulis seberapa penting

pembinaan keagamaan Islam bagi pekerja seks komersial mengingat semakin

bertambahnya praktek-praktek prostitusi dan sebagai bahan evaluasi bagi

kantor urusan agama (KUA) atau instansi-instansi maupun masyarakat dalam

memberikan pembinaan keagamaan Islam bagi para pekerja seks komersial.

E. Penegasan Istilah

Untuk mendapatkan gambaran dan pemahaman yang pasti serta untuk

menetukan arah yang jelas dalam menyusun skripsi ini, maka penulis

memberikan penegasan dan maksud penulisan judul sebagai berikut:

1. Model Pembinaan keagamaan Islam pada Pekerja Seks Komersial

Model adalah pola dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan

(Depdiknas, 2007:751).

Pembinaan berarti “pembaharuan atau penyempurnaan” dan “usaha”

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk

memperoleh hasil yang lebih baik (Syafaat dkk, 2008:152-153).

Page 22: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

8

Menurut Hendiyat Soetopo dan Westy Soemanto. Pembinaan adalah

menunjuk pada suatu kegiatan yang mempertahankan dan menyempurnakan

apa yang telah ada (Syafaat dkk, 2008:153).

Keagamaan berasal dari kata agama yang berarti “segenap kepercayaan

terhadap Tuhan”. Jadi, keagamaan adalah sifat-sifat yang terdapat didalam

agama (Syafaat dkk, 2008:154).

Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW,

berpedoman pada kitab suci Al-Qur‟an yang diturunkan kedunia melalui

wahyu Allah SWT (Syafaat dkk, 2008, 15).

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa model pembinaan

keagamaan Islam adalah suatu usaha atau proses yang dilakukan dalam

rangka membangun, membina, dan menyempurnakan serta menanamkan

nilai-nilai keagamaan yang sesuai ajaran Nabi Muhammad SAW yang

berpedoman pada Al-Qur‟an dan hadits untuk memperoleh hasil yang optimal

dalam menjalankan fitroh serta nilai-nilai keagamaan yang sempurna.

Pekerja adalah orang yang bekerja (Zul: 458).

Pekerja adalah orang yang bekerja, orang menerima upah atas hasil

kerjanya (Depdiknas, 2007: 554).

Seks adalah jenis kelamin (Zul: 741).

Seks adalah jenis kelamin, hal yang berhubungan dengan alat kelamin

(Depdiknas, 2007:1014).

Komersial adalah dimaksut untuk mendapatkan keuntungan dari cara

berdagang (Zul: 478).

Page 23: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

9

Komersial adalah bernilai niaga tinggi yang kadang-kadang

mengorbankan nilai-nilai sosial, budaya dan sebagainya (Depdiknas, 2007:

583).

Dari keterangan diatas bahwa yang dinamakan PSK (pekerja seks

komersial) adalah sebutan lain dari pelacur. Sedangkan pelacur berasal dari

kata “lacur” artinya “buruk laku”. Maka PSK atau pelacur adalah wanita yang

berbuat buruk laku (Depdiknas, 2007:663).

2. Linkungan Lokalisasi (prostitusi)

Lingkungan di Indonesia sering dsebut sebagai “lingkungan hidup”

misalnya dalam undang-undang No. 23 tahun 1997 tentang pengelolaan

lingkungan hidup. Definisi lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan

semua benda, daya, keadaan dan makhluk hidup, termasuk manusia dan

perilakunya, yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain (UU RI, 2000:5).

Lokalisasi adalah pembatasan suatu tempat, wilayah atau lingkungan

(Zul: 532). Prostitusi yaitu pertukaran hubungan sekssual dengan uang atau

hadiah sebagai suatu transaksi perdagangan (kamus besar bahasa Indonesia,

2007:189).

Jadi dapat disimpulkan lingkungan prostitusi merupakan tempat yang

digunakan untuk melakukan perbuatanyang melanggar dari norma agama dan

Negara. Jadi yang dimaksud judul penelitian ini adalah model pembinaan

keagamaan Islam pada Pekerja Seks Komersial (PSK) di lokalisasi Tegal

Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang Tahun 2012.

Page 24: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

10

F. Metode Penelitian

1. Pendekatan dan jenis penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh penulis adalah jenis penelitian

kualitatif. Yang dapat diartikan sebagai penelitian yang tidak menggunakan

perhitungan. Penelitian kualitatif menurut Kirk dan Milner adalah tradisi

tertentu dalam ilmu pengetahuan sosial yang secara fundamental bergantung

pada pengamatan manusia dalam kawasannya sendiri dan berhubungan

dengan orang-orang tersebut dalam bahasannya dan peristilahannya

(Moloeng, 2008:4).

Sedangkan penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor

mendefinisikan “Metodologi Kualitatif” sebagai prosedur penelitian yang

menghasilkan hasil deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati (Moloeng, 2008: 4).

Penelitian kualitatif bersifat generating theory bukan hipotesis testing.

Sehingga teori yang duhasilkan bukan teori substantif dan teori-teori yang

diangkat dari dasar. Dalam penelitian kualitaitf ini penulis hanya mencari

gambaran dan data yang bersifat deskriptif yang berada di lingkungan

lokalisasi Tegal Panas Desa Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang Tahun 2012.

2. Kehadiran Peneliti

Dalam penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengumpul data dan

sebagai instrument aktif dalam upaya mengumpulkan data-data di lapangan.

Sedangkan instrument pengumpulan data yang lain selain manusia adalah

Page 25: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

11

berbagai bentuk alat-alat bantu dan berupa dokumen-dokumen lainnya yang

dapat digunakan untuk menujang keabsahan hasil penelitian, namun berfungsi

sebagai instrumen pendukug, oleh karena itu kehadiran peneliti secara

langsung di lapangan sebagai tolak ukur keberhasilan untuk memahami kasus

yang ditelit, sehingga keterlibatan peneliti secara langsung dan aktif dengan

informan atau sumber data lainnya di sisn mutlak diperlukan.

3. Lokasi Penelitian

Penelitia di laksanalan di lingkungan lokalisasi Tegal Panas Ds.

Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang provinsi Jawa Tengah. Adapun letaknya

geografisnya sebagai berikut. Letaknya di Jalan Soekarno-Hatta Km 29

Bergas atau bersebelahan dengan SPBU Tegal Panas dan 5Km dari terminal

Bawen. Selain tiu juga terletak di pinggir jalan utama Solo-Semarang serta

didepannya terdapat kantor SAMSAT Klepu dan RS KEN SARAS. Jadi

mudah sekali untuk dijangkau karena terletak di pinggir jalan.

Adapun peneliti memilih lokasi lokalisasi Tegal Panas karena ada

prihatin yang sangat mendalam dengan melihat fenomena yang ada dari hari

kehari semakin bertambahnya tempat karaoke plus-plus dan semakin dikenal

oleh warga dari daerah lain.

4. Sumber Data

Ada dua sumber data yang digunakan oleh peneliti yaitu:

Page 26: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

12

a. Data Primer

Yaitu data yang dapat diperoleh langsung dari lapangan atau tempat

penelitian. Kata-kata dan tindakan merupakan sumber data yang diperoleh

dari lapangan dengan mengamati atau mewawancarai. Peneliti menggunakan

data ini untuk mendapatkan informasi langsung tentang pembinaan

keagamaan Islam pada PSK di lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec.

Bergas Kab. Semarang Tahun 2012. Adapun sumber data langsung penulis

dapatkan dari pembinaan keagamaan yaitu petugas pembina, pengeloka atau

koordinator dan tokoh agama di sekitar sekaligus dari para PSK di lokalisasi

Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang Tahun 2012.

b. Data Sekunder

Yaitu data yang didapat dari sumber bacaan dan berbagai macam sumber

lainnya yang terdiri dari surat-surat pribadi, buku harian, notula rapat

perkupulan, sampai dokumen-dokumen resmi dari instansi pemerintah. Data

ini dapat berupa majalah, bulletin, publikasi dari berbagai organisasi, hasil-

hasil studi, hasil survey, studi historis dan sebagainya. Peneliti menggunakan

data sekunder ini untuk memperkuat penemuan dan melengkapi informasi

yang telah dikumpulkan melalui wawancara langsung dengan Pembina

keagamaan.

5. Prosedur Pengumpulan Data

a. Wawancara

Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face)

dengan maksut tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

Page 27: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

13

pewancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai

(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu (Suprayogo &

Tobroni, 2003:172). Adapun teknik ini penulis gunakan untuk mencari data

tentang pembinaan keagamaan Islam pada PSK di lokalisasi Tegal Panas Ds.

Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang Tahun 2012.

b. Observasi

Observasi merupakan salah satu metode utama dalam penelitian sosial

keagamaan terutama pada penelitian kualitatif. Secara umum observasi adalah

penglihatan atau pengamatan. Sedangkan secara khusus dalam dunia

penelitian, observasi adalah mengamati dan mendengar dalam rangka

memahami, mencari jawab, mencari bukti terhadap fenomena sosial-

keagamaan selama beberapa waktu tanpa mempengaruhi fenomena yang

diobservasi, dengan mencatat, merekam dan memotret guna penemuan data

analisis (Suprayogo & Tobroni, 2003:167). Adapun pada teknik ini penulis

gunakan untuk mencari data tentang pembinaan keagamaan Islam pada PSK

di lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang Tahun

2012.

c. Dokumentasi

Sejumlah besar data dan fakta tersimpan dalam bahan dan yang

berbentuk dokumentasi. Dokumen merupakan bahan tertulis atau benda yang

berkaitan dengan suatu peristiwa atau aktivitas tertentu (Suprayogo &

Tobroni, 2003:164). Sebagian besar data yang tersimpan adalah berbentuk

surat-surat, catatan harian, cenderamata, laporan, artefak, foto dan sebagainya.

Page 28: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

14

Sifat utama data ini tidak terbatas pada ruang dan waktu sehingga memberi

peluang kepada peneliti unutk mengetahui hal-hal yang pernah terjadi diwaktu

silam. Teknik ini penulis gunakan untuk memuat data atau data gambar

tentang pembinaan keagamaan Islam pada PSK di lokalisasi Tegal Panas Ds.

Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang Tahun 2012.

6. Analisis Data

Penelitian ini bersifat kualitatif, artinya menggunakan data yang

dinyatakan secara verbal dan kualifikasinya secara teoritis. Sedangkan

pengolahan datanya dilakukan secara rasional dengan menggunakan pola

induktif.

Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan deskriptif

kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif

yang berupa kata-kata tertulis atau orang-orang dari pelaku yang dapat

diamati dengan tujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena

dari data-data yang diperoleh dari obyek penelitian, yang kemudian dilakukan

analisis dengan cara:

a. Mendriskripsikan data dari informan

b. Memilah-milah sesuai dengan analisis penelitian kemudian dianalisis

oleh penulis

c. Disimpulkan untuk menjawab tujuan penelitian

Page 29: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

15

7. Pengecekan Keabsahan Temuan

Ada empat criteria yaitu: kepercayaan (kreadibility), keteralihan

(transferability), ketergantungan (dependability), kepastian (konfermability).

(Moleong, 2008:324).

Akan tetapi dalam penelitian ini, peneliti memakai tiga macam antara

lain sebagai berikut:

a. Kepercayaan (kreadibility)

Kreadibilitas data dimaksudkan untuk membuktikan data yang

berhasil dikumpulkan sesuai dengan sebenarnya, ada beberapa teknik untuk

mencapai kreadibilitas ini antara lain; teknik triangulasi, sumber,

pengecekan anggota, perpanjangan kehadiran peneliti dilapangan, diskusi

teman sejawat dan pengecekan kecakupan refrensi.

b. Ketergantungan (dependability)

Kriteria ini digunakan untuk menjaga kehati-hatian akan terjadinya

kemungkinan kesalahan dalam mengumpulkan dan menginterprestasikan

data sehingga data dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Lebih

jelasnya adalah dikarenakan keterbatasan pengalaman, waktu dan

pengetahuan dari penulis maka cara untuk menetapkan bahwa proses

penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan melalui audit dipandibility

oleh auditor independent oleh dosen pembimbing.

Page 30: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

16

c. Kepastian (konfermability)

Kriteria ini digunakan untuk menilai hasil penelitian yang dilakukan

dengan cara mengecek data dan informasi serta interprestasi hasil

penelitian yang didukung oleh materi yang ada pada pelacakan audit.

8. Tahap-tahap Penelitian

Pelaksanaan penelti ada empat tahap yaitu: tahap sebelum kelapangan,

tahap pekerja lapangan, tahap analisis data dan tahap penulisan laporan.

Dala penelitian ini tahap yang ditempuh adalah sebagai berikut:

a. Tahap sebelum kelapangan

Tahap ini meliputi kegiatan penetuan fokus, penyesuaian paradigma

dengan teori, penjajakan alat peneliti, mencakup observasi lapangan dan

pemohonan ijin kepada subyek yang diteliti, konsultasi fokus penelitian

dan penyusunan usulan penelitian.

b. Tahap pekerjaan lapangan

Tahap ini meliputi pengumpulan bahan-bahan yang berkaitan dengan

perilaku kebiasaan keagamaan Islam pada PSK di lokalisasi Tegal Panas

Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang tahun 2012. Data tersebut

diperoleh dengan observasi, wawancara dan dokementasi.

c. Tahap analisis data

Tahap analisis data, meliputi analisis data baik yang diperoleh melalui

observasi, wawancara maupun dokumentasi dengan PSK, pengurus dan

pembina keagamaan di lokalisasi. Kemudian dilakukan penafsiran data

sesuai dengan konteks permasalahan yang diteliti selanjutnya melakukan

Page 31: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

17

pengecekan keabsahan data dengan cara mengecek sumber data yang

didapat dan metode perolehan data, sehingga data benar-benar valid

sebagai dasar dan bahan untuk memberikan makna data yang merupakan

proses penentuan dalam memahami konteks penelitian yang sedang diteliti.

d. Tahap penulisan laporan

Tahap ini meliputi : kegiatan penyusunan hasil penelitian dari semua

rangkaian kegiatan pengumpulan data. Setelah itu melakukan konsultasi

hasil penelitian dengan dosen pembimbing untuk mendapatkan perbaikan

dan saran-saran demi kesempurnaan skripsi yang kemudian ditindak lanjuti

hasil bimbingan tersebut dengan penulis skripsi yang sempurna. Langkah

terakhir melakukan penyusunan kelengkapan persyaratan untuk ujian

skripsi.

G. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka

dibuat sistematika penulisan skripsi. Adapun wujud dari sistematika yang

dimaksud adalah:

Bab I : Pendahuluan Meliputi;

Latar Belakang Masalah, Fokus Penelitian, Tujuan Penelitian,

Kegunaan Penelitian, Penegasan Istilah, Metode Penelitian,

Sistematika Penulisan.

Bab II : Kajian Pustaka Meliputi :

Page 32: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

18

1. Pembinaan Keagamaan Islam yang pembahasanya meliputi:

a. Pengertian Keagamaan Islam

b. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Keagamaan Islam

c. Cara Meningkatkan Pembinaan Keagamaan

2. Lingkungan Lokalisai dan Perilaku sosial

a. Karakter lingkungan lokalisai Tegal Panas

b. Perilaku sosial

c. Macam-macam Penyimpangan Perilaku Sosial

Bab III : Paparan Data dan Temuan Penelitian

A. Paparan Data;

1. Sejarah lingkungan Lokalisasi Tegal Panas

2. Kondisi lingkungan Lokalisasi Tegal Panas

3. Gambaran Informan

B. Temuan Penelitan;

1. Isi atau materi Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekeja Seks

Komersial di Lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas

Kab. Semarang Tahun 2012.

2. Cara pelaksanaan Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekeja

Seks Komersial di Lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec.

Bergas Kab. Semarang Tahun 2012.

3. Model-model pembinaan keagamaan yang dikembangkan pada

Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekeja Seks Komersial di

Page 33: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

19

Lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab.

Semarang Tahun 2012.

4. Apa kendala-kendala dalam pelaksanaan pembinaan

keagamaan Islam dan upaya untuk mengatasinya.

Bab IV : Pembahsan yang berisi tentang;

1. Isi atau materi Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekeja Seks

Komersial di Lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas

Kab. Semarang Tahun 2012.

2. Cara pelaksanaan Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekeja

Seks Komersial di Lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec.

Bergas Kab. Semarang Tahun 2012.

3. Model-model pembinaan keagamaan yang dikembangkan pada

Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekeja Seks Komersial di

Lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab.

Semarang Tahun 2012.

4. Apa kendala-kendala dalam pelaksanaan pembinaan

keagamaan islam dan upaya untuk mengatasinya.

Bab V : Penutup, meliputi:

1. Kesimpulan

2. Saran

Page 34: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

20

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembinaan Keagamaan Islam

1. Pengertian Keagamaan Islam

Keagamaan berasal dari kata agama yang berarti “segenap

kepercayaan terhadap Tuhan”. Jadi, keagamaan adalah sifat-sifat yang

terdapat di dalam agama (Syafaat dkk, 2008:154).

Sementara itu, menurut kamus besar bahasa Indonesia yaitu

“kepercayaan kepada Tuhan (dewa dan sebagainya) dengan ajaran kebaktian

dan kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu Syafaat dkk,

2008:12).

Menurut Frezer dalam Aslam Hadi, Agama yaitu “ menyembah atau

menghormati kekuatan yang lebih agung dari manusia yang dianggap

mengatur dan menguasai jalannya alam semesta dan jalannya peri kehidupan

manusia”( Syafaat dkk, 2008:11-13).

Menurut Harun Nasution agama adalah perilaku bagi umat manusia

yang sudah di tentukan dan dikomunikasikan oleh Allah SWT melalui utusan-

utusan, rosul-rosul atau nabi-nabi (Syafaat dkk, 2008:14).

Maka pendapat atau keterangan diatas dapat diketahui bahwa agama

adalah aturan-aturan yang bersumber dari Allah SWT, yang berfungsi

mengatur kehidupan manusia, baik hubungan manusia dengan Allah maupun

Page 35: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

21

hubungan manusia dengan manusia sendiri dan hubungan manusia dengan

alam semesta untuk mencapai kebahagiaan hidup di dunia.

Sedangkan pengertian Islam adalah agama yang diajarkan oleh nabi

Muhammad SWA, yang berpedoman kitab suci Al-Qur‟an yang diturunkan

kedunia melalui wahyu Allah SWT (Syafaat dkk, 2008:15).

Pembinaan berarti “pembaharuan atau penyempurnaan” dan “usaha”

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk

memperoleh hasil yang lebih baik. Menurut Hendiyat Soetopo dan Westy

Soemanto. Pembinaan adalah menunjuk pada suatu kegiatan yang

memperthankan dan menyempurnakan apa yang telah ada (Syafaat dkk, 2008:

152-153).

Dari penjelasan diatas pembinaan keagamaan Islam adalah suatu usaha

atau proses yang dilakukan dalam rangka membangun, membina, dan

menyempurnakan serta menanamkan nilai-nilai keagamaan yang sesuai ajaran

Nabi Muhammad SAW yang berpedoman pada Al-Qur‟an dan hadits untuk

memperoleh hasil yang optimal dalam menjalankan fitroh serta nilai-nilai

keagamaan yang sempurna.

Sedangkan dalam penelitian ditinjau dari perspektif Islam tentang

Religiusitas (keberagamaan). Keberagamaan atau religiusitas diwujudkan

dalam sisi kehidupan manusia. Aktivitas beragama bukan hanya terjadi ketika

seseorang melakukan perilaku ritual (beribadah), tetapi juga melakukan

aktivitas yang lain yang didorong oleh kekuatan supranatural (Ancok &

Suroso, 2005:20). Tidak hanya aktivitas yang kelihatan tapi yang tidak

Page 36: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

22

kelihatan dan itu terjadi di dalam hati seseorang. Oleh karena tiu untuk

menyuruh umatnya untuk beragama (Islam) secara menyeluruh.

Firman Allah dalam QS Al-Baqoroh 2: 208.

Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam

keseluruhan, dan janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan.

Sesungguhnya syaitan itu musuh yang nyata bagimu”.

Setiap muslim baik dalam berfikir maupun bertindak, beraktivitas

ekonomi, sosial ataupun yang lainnya. Maka setiap muslim diperintahkan

untuk berislam atau beribadah kepada Allah.

Dan firman Allah tentang larangan mendekati zina dalam QS Al-Israa‟ 17:32

Artinya : “dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu

adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk”.

Ayat diatas tentu mudah dipahami bahwa mendekati saja tidak boleh

apalagi melakukannya. Menjauhi disini bukan bukan hanya menjauhi dari segi

tempat tetapi juga kebijakan dan keputusan yang bisa melanggar hubungan

seksual termasuk juga perbuatan yang mendekati zina. Jika berbicara tentang

zina dibenak kita pasti mengarah kepada tempat-tempat prostitusi. Di jaman

Page 37: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

23

sekarang tempat-tempat prostitusi seamkin ramai dikunjungi terutama para

lelaki yang “jajan” dan wanita yang menjual “jasanya”. Oleh karena itu Islam

menyuruh umatnya untuk memeluk Islam dengan menyeluruh dan sungguh-

sungguh.

Keberagamaan dalam Islam bukan hanya diwujudkan dalam bentuk

ibadah ritual saja, tapi juga dalam aktivitas-aktivitas lainnya. Islam

mendorong pemeluknya untuk beragama secara menyeluruh. Oleh karena itu,

hanya konsep yang mampu member penjelasan tentang memahami

keberagamaan umat Islam. Untuk memahami Islam dan umat Islam konsep

yang dibuat adalah konsep yang mampu memahami beragam dimensi dalam

berislam (Ancok & Suroso, 2005:80). Menurut Glock & Stark yang membagi

keberagamaan menjadi beberapa dimensi yang mempunyai kesesuain dengan

Islam yaitu; dimensi keyakinan atau akidah, dimensi peribadatan atau ibadah,

dimensi pengalaman atau akhlak, dimensi pengetahuan atau ilmu.

Dimensi keyakinan atau akidah Islam, yang merujuk kepada

seberapa tingkat keyakinan muslim terhadap kebenaran agama ajarannya

(islam). Dan disinilah dimensi keyakinan yang merujuk kepada keimanan,

menyangkut keyakinan tentang Allah, para malaikat, nabi atau rosul Allah,

kitab-kitab Allah, surga dan neraka, serta qadha dan qadar.

Firman Allah dalam QS Al-Baqarah 2: 1 – 4;

Page 38: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

24

Artinya : “Alif laam miin. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya,

petunjuk bagi mereka yang bertaqwa. (Yaitu) mereka yang

beriman kepada yang ghaib, yang mendirikan shalat. Dan

menafkahkan sebahagian rizki yang Kami anugerahkan kepada

mereka. Dan mereka yang beriman kepada kitab (Al Quran) yang

telah diturunkan kepadamu dan Kitab-Kitab yang telah

diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya

(kehidupan) akhirat”

Dan firman Allah dalam QS Al-Baqarah 2: 285;

Artinya : “Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya

dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman.

Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-

kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami

tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain)

dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar

dan Kami taat." (mereka berdoa): "Ampunilah Kami Ya Tuhan

Kami dan kepada Engkaulah tempat kembali."

Page 39: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

25

Dari ayat di atas maka muslim dan para pekerja seks komersial

diharapkan dapat sadar dan beriman kepada Allah, malaikat-malaikat Allah,

kitab-kitabNya, rosul-rosulNya serta percaya kepada sesuatu yang ghoib

(sesuatu yang tidak dapat ditangkap oleh salah satu panca indera), seperti

percaya bahwa di atas kekuasaan manusia ada yang maha kuasa yaitu Allah.

Dan yakin akan hari kemudian, maka orang-orang itulah yang menang dan

sukses dari dunia sampai akherat.

Dimensi peribadatan (ibadah), dalam dimensi ini merujuk kepada

seberapa tingkat kepatuhan muslim dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan

ritual atau beribadah sebagaimana yang diwajibkan oleh Islam. Dimensi

ibadah ini menyangkut tentang shalat, puasa, zakat, puasa dan sebagianya.

Firman Allah dalam QS Al-An‟am 6: 162-163;

Artinya : “Katakanlah: Sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan

matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu

bagiNya; dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan

aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada

Allah)".

Dan firman Allah dalam QS Adz-Dzariyaat 51: 56;

Page 40: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

26

Artinya : “dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya

mereka mengabdi kepada-Ku”.

Dari keterangan di atas maka orang muslim hidupnya untuk mentaati

dan rela mengorbankan jiwa atau matinya untuk Allah. Begitu juga

sembahyangnya dan semua ibadahnya semata-mata karena Allah. Dan Allah

menciptakan jin dan manusia hanyalah untuk menyembah kepadaNya.

Dimensi pengalaman atau akhlak, dimensi ini menunjukkan kepada

seberapa tingkatan muslim berperilaku yang dimotovasi oleh ajaran-ajaran

agama islam. Yaitu bagaimana individu atau seorang muslim berinteraksi

dengan dunianya ataupun dengan manusia yang lain. Dalam dimensi ini

meliputi perilaku suka menolong, bekerja sama, dermawan, jujur,

menegakkan kebenaran dan sebagainya yang pada hakekatnya perilaku itu

tetap pada norma-norma ajaran islam.

Firman Allah dalam QS An-Nisaa‟ 4: 36;

Artinya : “sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya

dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-

Page 41: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

27

bapa, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin,

tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, dan teman sejawat,

Ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak

menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-

banggakan diri”.

Dari keterang di atas diharapkan muslim dapat berperilaku yang baik

atau berakhlak baik agar terjalin ikatan atau hubungan manusia yang satu

dengan yang lainnya terjaga dengan baik.

Dimensi pengetahuan atau ilmu, pada dimensi ini menunjukkan

kepada seberapa tingkat pengetahuan dan pemahaman muslim dari agamanya

sebagaimana termuat dalam Al-Qur‟an. Dalam dimensi ini menyangkut ilmu

atau pengetahuan tentang isi Al-Qur‟an, pokok-pokok ajaran yang harus

dilaksanakan, hukum-hukum Islam, sejarah Islam dan sebagainya.

Firman Allah dalam QS Al-Mujaadilah 58: 11;

Artinya : “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu:

"Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya

Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan:

"Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan

meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-

Page 42: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

28

orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah

Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”.

Dari keterangan di atas manusia muslim mau mencari ilmu atau

pengetahuan, karena dengan ilmu atau pengetahuan muslim dapat

berkeyakinan kuat memahami agamanya (Islam).

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi keagamaan Islam

a. Faktor Intern

Perkembangan ditentukan atau dipengaruhi oleh faktor intern

diantaranya sebagai berikut :

1) Faktor Hereditas

Jiwa keagamaan memang bukan secara langsung sebagai factor

bawaan yang diwariskan secara turun temurun, melainkan terbentuk

dari berbagai unsur kejiwaan lainnya yang mencakup kognitif, afektif,

dan psikomotorik. Tetapi dalam penelitian terhadap janin terkuak

bahwa makanan dan perasaan ibu berpengaruh terhadap kondisi janin

yang dikandung.

Meskipun belum dilakukan penelitian mengenai hubungan

antara sifat-sifat kejiwaan anak dengan orang tuanya, tampaknya

pengaruh tersebut dapat dilihat dari hubungan emosional. Rosulullah

mengatakan bahwa daging makanan yang haram, maka nerakalah yang

berhak atasnya. Pernyataan ini setidaknya menunjukkan bahwa ada

hubungan status hukum makanan (halal dan haram) sikap (Syafaat

Page 43: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

29

dkk, 2008:159). Dan dari sinilah dapat digaris bawahi bahwa ada

hubungan antara status makanan yang dimakan (halal dan haram)

dengan sikap.

2) Tingkat Usia

Hubungan antara perkembangan usia dengan perkembangan

jiwa keagamaan tampaknya tidak dapat dihilangkan begitu saja. Bila

konversi agama dipengaruhi oleh sugesti, maka konversi agama akan

lebih banyak terjadi pada anak-anak, karena di lihat usia tersebut lebih

mudah menerima sugesti. Namun kenyataannya hingga usia bayapun

masih terjadi konversi agama. Seperti yang terjadi pada Mrtin Luther

dan Al-Ghazali (Syafaat dkk, 2008:161).

3) Kepribadian

Kepribadian adalah perilaku individu yang merupakan cirinya

yang khas dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Kepribadian

sering disebut sebagai identitas (jati diri). Dari individu satu dengan

individu yang lain jati drinya berbeda-beda. Dalam kondisi normal,

memang secara individu, manusia memiliki perbedaan dalam

kepribadian. Dengan perbedaan ini diperkirakan berpengaruh terhadap

perkembangan aspek-aspek kejiwaan, termasuk jiwa keagamaan

(Syafaat dkk, 2008:162).

4) Kondisi Kejiwaan

Kondisi kejiwaan ini terkait dengan kepribadian sebagai faktor

intern. Sigmun Freud mengemukakan bahwa gangguan kejiwaan

Page 44: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

30

ditimbulkan oleh konflik dan akan menjadi sumber gejala kejiwaan

yang abnormal. Penyakit atau faktor genetik kondisi system saraf

diperkirakan menjadi sumber munculnya perilaku yang abnormal.

Dengan demikian, sikap manusia ditentukan oleh stimulant

(rangsangan) lingkungan yang dihadapi saat itu (Syafaat dkk,

2008:163).

b. Faktor Ekstern

Faktor ekstern yang dinilai berpengaruh dalam perkembangan

keagamaan yang dapat dilihat dari lingkungan itu dibagi tiga yaitu

sebagai berikut :

1) Lingkungan Keluarga

Keluarga adalah satuan sosial yang sangat sederhana dalam

kehidupan manusia. Terdiri dari ayah, ibu dan anak. Kehidupan

keluarga menjadi fase sosialisasi pertama bagi pembentukan jiwa

keagamaan anak.

Pengaruh kedua orang tua terhadap jiwa perkembangan

keagamaan anak dalam pandangan Islam sudah lama disadari. Karena

orang tua diberi beban tanggung jawab terhadap perkembangan jiwa

keagamaan. Keluarga dinilai sebagai faktor paling dominan dalam

meletakkan dasar perkembangan jiwa keagamaan (Syafaat dkk,

2008:164).

2) Lingkungan Institusional

Page 45: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

31

Lingkungan institusional juga berpengaruh besar dalam

perkembangan keagamaan dalam berupa institusi formal seperti

sekolahan atau non formal seperti berbagai perkumpulam dan

organisasi. Karena secara umum institusi akan melakukan

pembentukan kepada pesreta didik seperti keimanan, ketekunan,

disiplin, kejujuran, simpati, sosiabilitas, keteladanan, sabar dan

keadilan. Pelaksanaan dan pembiasaan bagi pembentukan sifat-sifat

seperti umumnya menjadi bagian program pendidikan di sekolah

(Syafaat dkk, 2008:165).

Melalui kurikulum yang berisi materi pengajaran, sikap dan

keteladanan guru sebagai pendidik serta pergaulan antar teman di

sekolah dinilai berperan dalam menanamkan kebiasaan yang baik.

Pembiasaan baik merupakan pembentukan moral yang berkaitan

dengan perkembangan jiwa keagamaan seseorang (Syafaat dkk,

2008:165).

3) Lingkungan Masyarakat

Lingkungan masyarakat merupakan unsur yang berpengaruh

dalam norma dan tata nilai dalam kehidupan sehari-hari. Lingkungan

masyarakat yang memiliki tradisi keagamaan berpengaruh terhadap

kehidupan keagamaan terkondisi dalam tatanan nilai maupun institusi

keagamaan. Keadaan seperti ini bagaimanapun sangat berpengaruh

dalam pembentukan jiwa warganya (Syafaat dkk, 2008:165).

Page 46: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

32

3. Cara Meningkatkan Pembinaan Keagamaan

Pendidikan adalah salah satu proses yang bertujuan untuk membentuk

pola perilaku salah satunya adalah pendidikan agama. Proses itu biasanya

membutuhkan peran pendidik, tetapi pendidik yang bisa mendidik diri sendiri

setelah berjumpa dengan pengalaman pendidik. Oleh karena itu pendidik lebih

menekankan kepada pemberian kesempatan agar seseorang mengalami sendiri

atau pengalaman agama.

Seorang pembina atau pendidik, mempunyai tanggung jawab sangat

besar dalam membina agar selalu melaksanakan perbuatan-perbuatan yang

baik, bersikap sopan, menghargai orang lain dan sebagainya.

Cara meningkatkan pembinaan keagamaan PSK menurut Abdullah

Nashih Ulwan sebagai berikut :

a. Pendekatan dengan keteladanan

b. Pendekatan dengan adat kebiasaan

c. Pendekata dengan nasihat

d. Pendekatan dengan memberikan perhatian

e. Pendekatan dengan memberikan hukuman

Dari kelima poin diatas sangat jelas bahwasanya dalam rangka

meningkatkan keagamaan PSK atau pelacur. Jadi yang pertama sosok

pembina harus bisa memberikan contoh yang baik bagi PSK atau pelacur dari

segi apapun. Yang kedua yaitu dengan menjalankan adat yang baik dan tidak

melanggar norma-norma yang telah ditetapkan di masyarakat. Yang ketiga

yaitu pendidik harus mempunyai performan serta bahasa yang bagus dengan

Page 47: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

33

tujuan nasihat yang disampaikan kepada PSK atau pelacur dapat diterima

dengan baik. Yang keempat yaitu pembina dalam memberikan perhatian

kepada PSK atau pelacur harus merata atau tidak pilih kasih bertujuan agar

tidak menimbulkan kecemburuan. Yang kelima yaitu memberikan hukuman

yang bersifat mendidik kepada PSK atau pelacur agar bisa menambah

penglaman mereka.

B. Lingkungan Lokalisasi (prostitusi atau pelacuran) dan Perilaku Sosial

1. Lingkungan lokalisasi (prostitusi atau pelacuran)

Siapa menyangka ditengah caci maki masyarakat terhadap pelacuran

segolongan orang malah mencari untung dan membela mati-matian

keberadaannya. Bahkan agama basar dunia mentolerir keberadaannya bahkan

menjadi bagian dari proses peribadatannya (Sa‟abah & Marzuki, 2001:70).

Seiring bergulirnya waktu banyak orang yang senang akan keadaan

tempat prostitusi, karena dengan adanya tempat prostitusi maka para lelaki

hidung belang dengan mudah mencari PSK atau pelacur langsung menuju

lokalisasi tersebut. Prostitusi atau pelacuran keberadaannya semakin

berpengaruh bagi kehidupan(ekonomi), khususnya bagi para PSK atau pelacur

atau lelaki hidung belang. Bagi lelaki hidung belang dengan adanya pelacur

mereka semakin mudah untuk melapiaskan hasrat seksnya walaupun dengan

uang yang lumayan besar. Tapi bagi kaum lelaki uang tidak begitu

diperhitungkan, yang terpenting dia bisa memilih pelacur yang dia sukai

Page 48: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

34

secara fisik. Dan bagi PSK atau pelacur semakin banyak lelaki hidung belang

yang dating maka semakin banyak pendapatan yang diperoleh.

Prostitusi disahkan dengan pertimbangan dari pada makhluk tuna

susila(pelacur) berkeliaran dijalan (Sa‟abah & Marzuki, 2001:73). Karena jika

PSK atau pelacur berada dijalanan, maka siapa saja yang melintasi jalan

tersebut akan tahu kalau yang dijalan-jalan itu adalah PSK atau pelacur.

Untuk menghindari hal yang demikian itu para PSK atau pelacur disediakan

suatu tempat agar mereka dalam satu tempat yang biasa disebut dengan

lokalisasi. Dengan satu tempat tersebut para pelacur dapat dipantau dan diberi

pengarahan atau pembinaan (kesehatan, keagamaan dan sebagainya).

Ada beberapa sebab mengapa wanita memilih profesi yang

menenggelamkan diri kelembah hitam PSK atau pelacuran:

1. Hubungan keluarga yang berantakan, terlalu menekan danjuga

adanya penyiksaan seksual yang dialami dalam keluarga.

2. Jauhnya seseorang dari kemungkinan hidup secara normal akibat

rendahnya pendidikan, kemiskinan, pekerjaan dan masa depan

yang tidak jelas.

3. Hasrat berpetualang dan kemudahan meraih uang juga medorong

kearah pelacuran.

4. Hubungan seks terlalu dini.

5. Ada juga yang memandang perasaan benci terhadap ayah.

6. Paduan antara kemiskinan, kebodohan, kekerasan dan tekanan

penguasa.

Page 49: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

35

7. Keluarga yang menimbukan anak bermasalah (Sa‟abah &

Marzuki, 2001:73).

Pada sisi lain, pelacuran merupakan salah satu cara untuk penyebaran

penyakit kelamin seperti sipilis, HIV-AIDS dan sebagainya. Agar prostutusi

tidak meluas maka harus ada pemecahan masalah. Untuk itu cara dengan

pendekatan multi disipliner adalah diperlukan, mengingat karakter, latar

belakang dan problem yang berbeda-beda pada si pelacur. Tapi yang lebih

utama lagi adalah menghapuskan rangkaian yang menjadi pemicu pelacuran

antara lain; kemiskinan, kebodohan, penindasan, kebijakan politik yang meluu

mempertimbangkan segi ekonomi, serta perbaikan perangkat hukum dan

aparatnya (Sa‟abah & Marzuki, 2001:74). Selain itu juga yang tidak kalah

pentingnya adalah penanaman nilai-nilai keagamaan atau pembinaan

keagamaan Islam. Sebab dengan pembinaan yang Islami merupakan upaya

untuk menyempurnakan watak dan batin seseorang melalui pendekatan-

pendekatan yang ada didalam Al-Qur‟an dan hadits, agar dia memiliki mental

atau jiwa yang sehat, dapat beradaptasi dengan lingkungan, serta dapat

mengendalikan sikap, watak dan kepribadian. Guna menciptakan keluarga

yang sejahtera, serta menciptakan terlaksananya moralitas anti-eksploitasi

seks.

2. Perilaku Sosial

Perilaku sosial adalah perilaku yang didapatkan (acquired behavior).

Perilaku tidak ada sejak manusia lahir, melalui di bentuk melalui sosialisasi.

Page 50: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

36

Perilaku terbentuk melalui respons terhadap keinginan dan harapan (norma)

orang lain terhadap dirinya (Siahaan, 2009:34). Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perilaku sosial adalah hasil dari interaksi sosial. Perilaku

sosial berkembang tidak hanya kita merespon harapan orang lain saat kita

dihadapkan dengan norma-norma mereka, namun juga melalui interaksi sosial

saat kita mengantisipasi tanggapan orang lain dan menyesuaikan dengan

perilaku kita.

Yang perlu diperhatikan ialah bahwa manusia secara hakiki

merupakan makhluk sosial. Sejak ia dilahirkan ia membutuhkan pergaulan

dengan orang-orang lain untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan biologis,

makanan,minuman dan lain-lainnya (Gerungan, 1988:24).

Manusia dalam kehidupan masyarakat pasti saling membutukan

manusia satu dengan manusia yang lainnya. Maka dari itu manusia dalam

keberlangsungan hidupnya perlu mengetahui peraturan-peraturan tertentu,

norma-norma sosial yang harus dia patuhi dengan rela agar dapat

melangsungkan kehidupan dengan baik.

Selain makhluk sosial manusia merupakan makhluk individual. Tidak

hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, tetapi dalam arti bahwa tiap-

tiap orang itu merupakan pribadi yang khas menurut corak kepribadiannya.

Seperti rumusan Allport yaitu “Kepribadian adalah organisasi dinamis dari

system-system psiko-fisik dalam individu yang turut menentukan caranya

yang unik (khas) dalam menyesuaikan dirinya dengan lingkungannya”

(Gerungan, 1988:23). Oleh kaerna itu individu yang satu dibandingkan

Page 51: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

37

dengan individu yang lain akan mengalami perkembanganya yang khas

didalam hidupnya. Jadi, seseorang individu mulai belajar dari lingkungan

keluarga. Dan kemudian bisa belajar atau berkembang melalui lingkungan

sekolah dan masyarakat.

Menurut S. Freud, Super-Ego pribadi manusia sudah dibentuk waktu

dia berumur 5-6 tahun, dan perkembang Super –Ego tersebut berlangsung

terus menerus selama dia hidup. Super-Ego yang terdiri atas hati nurani,

norma-norma dan cita-cita pribadi itu tidak mungkin terbentuk dan

berkembang tanpa manusia itu bergaul dengan manusia lain. Sehingga sudah

jelas bahwa tanpa pergaulan sosial manusia itu tidak dapat berkembang

sebagai manusia sempurna (Gerungan, 1988:25). Dan tanpa lingkungan psikis

atau rohaniahnya walaupun secara biologis fisiologis mungkin dapat

mempertahankan dalam kehidupan.

3. Macam-macam penyimpangan perilaku sosial

Menyimpang adalah setiap hal terlalu jauh dengan keadaan normal.

Atau penyimpangan adalah tindakan pelanggaran aturan yang telah disepakati.

Perilaku menyimpang adalah tingkah laku yang menyimpang dari norma-

norma sosial. Dari definisi tadi perilaku menyimpang tidak pernah dapat

berdiri sendiri tanpa ada kaitannya dengan aturan-aturan normative yang

berlaku di dalam lingkungan sosial tertentu (Sadli, 1977:35). Sedangkan

norma-norma sosial adalah spesifik atau khusus bagi setiap kehidupan

berkelompok dan merupakan sesuatu yang dinamis atau yang senantiasa

Page 52: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

38

mengalami perubahan sesuai dengan keadaan masyarakat. Perubahan ini

berjalan lambat, kadang-kadang terjadi secara cepat dan mendadak (Sadli,

1977:15). Sejalan dengan perkembagnan masyarakat serta pengaruh-pengaruh

yang mengenai masyarakat itu sendiri, maka dari waktu kewaktu terjadi

perubahan pula pada apresiasi terhadap sosial adat istiadat, kebiasaan dan

nilai-nilai moral. Selain mengalami perubahan bagi kehidupan, maka jenis-

jenis perilaku yang dimulai sebagai tingkah laku menyimpang dapat berbeda-

beda bagi berbagai lingkungan maupun dari waktu kewaktu dalam lingkungan

yang sama.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang

adalah tingkah laku yang melanggar, bertentangan atau menyimpang dari

aturan-aturan normatif dari lingkungan sosial yang ada (bersangkutan). Dan

terjadinya perilaku menyimpang merupakan gejala yang wajar dalam setiap

kehidupan bermasyarakat, apalagi dalam masyarakat yang bersifat terbuka.

Macam-macam penyimpangan:

a. Penyimpangan Primer

Pada tahap ini seseorang melakukan penyimpangan walaupun ia masih

berperan dan mempunyai status normal, ia belum mempunyai konsep diri

dan konsep peran sebagai penyimpang. Jika penyimpangan yang

dilakukannya secara materi tidak membuat konsep diri dan memberikan

peran penyimpang pada orang tersebut, maka hanya tetap menjadi

penyimpangan primer (Siahaan, 2009:18).

Page 53: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

39

Contoh: minum-minuman keras pada saat pesta atau pada saat berkumpul

dengan teman-temannya,siswa yang menyontek atau membolos, melanggar

peraturan lalu lintas.

b. Penyimpangan skunder

Pada tahhap ini dapat terjadi ketika peran sebagai penyimpang

dilanjutkan melalui keterlibatan lebih jauh dalam subkebudayaan,

menyimpang dengan lebih banyak interaksi dengan penyimpang lainnya.

Penyimpang skunder mendapatkan peran penyimpang karena

partisipasinya yang lebih sering dalam subkebudayaan menyimpangnya,

memperoleh pengetahuan dan rasionalisasi atas perilakunya sebagai cara

menghindari pantauan dan sanksi penegak hukum (Siahaan, 2009:18).

Contoh: pembunuhan, pemerkosaan, perampokan dan perjudian.

c. Penyimpangan Individu

Adalah penyimpangan yang dilakukan oleh sesorang individu dengan

melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma

masyarakat yang berlaku. Contoh: pencurian yang dilakukan sendiri.

d. Penyimpangan Kelompok

Adalah penyimpangan yang dilakukan secara kelompok dengan

melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang dari norma-norma

masyarakat yang berlaku. Contoh: geng motor, mafia.

e. Penyimpangan Situasional

Penyimpangan jenis ini disebabkan oleh pengaruh bermacam-macam

kekuatan situasional atau sosial diluar individu dan mereka memaksa

Page 54: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

40

individu tersebut untuk berbuat menyimpang. Contoh: seorang kepala

keluarga yang terpaksa merampok untuk mencari uang karena melihat anak

dan isrtinya kelaparan.

f. Penyimpangan Sistematik

Adalah sesuatu yang disertai organisai sosial khusus, status, formal,

peranan-peranan, nilai-nilai, norma-norma dan moral tertentu yang

semuanya berbeda dengan situasi umum. Segala pikiran dan perbuatan

yang menyimpang itu kemudian dibenarkan oleh semua anggota kelompok.

BAB III

PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

A. Paparan Data

1. Sejarah Lingkungan Prostitusi Tegal panas

Lingkungan prostitusi di Tegal Panas desa Jatijajar, Kecamatan

Bergas, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah yang letaknya di Jalan Soekarno-

Hatta Km 29 Bergas atau bersebelahan dengan SPBU Tegal Panas dan 5 Km

dari terminal Bawen. Selain itu juga terletak di pinggir jalan utama Solo-

Semarang serta di depannya terdapat kantor SAMSAT Klepu dan RS KEN

SARAS. Jadi mudah sekali untuk dijangkau karena terletak di pinggir jalan.

Berdirinya lingkungan prostitusi Tegal Panas (Tegal Rejo) dulunya

adalah persawahan dan perkebunan milik warga namun karena terletak di

pinggir jalan Semarang-Solo, kebanyakan truk-truk dan trailer-trailer

pengiriman barang dari Jakarta ataupun ke Jakarta, yang melintas sering

Page 55: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

41

beristrirahat di pinggir jalan Tegal Panas. Kemudian Tahun 1976 pemerintah

membuat terminal atau pangkalan truk panjang 200 M dan lebar 20 M, dan

penerangan waktu itupun masih menggunakan pitromak. Kemudian sejak

itulah datang para mucikari dari luar kota membeli tanah didaerah Tegal

Panas untuk didirikan warung remang-remang. Mulai itulah Tegal Panas

menjadi tempat praktek-praktek prostitusi karena para supir truk yang

menurunkan wanita pelacur (Pekerja Seks Komersial) yang diturunkan di situ.

Pada tahun 1980 warung remang-remang mulai ramai dan berkembang

menjadi banyak. Kemudian tahun 1999 yang semula warung remang-remang

diganti menjadi tempat karaoke dan menyediakan kamar dan pekerja seks

komersial. Dan hingga sampai sekarang masih ramai dikunjungi para kaum

lelaki.

2. Kondisi Lokalisasi (prostitusi) Tegal panas

Kondisi lokalisasi Tegal Panas yaitu lingkungan yang dipenuhi dengan

pemukiman warga dimana pemukiman tersebut terdiri dari beberapa tempat

karaoke dan kamar. Untuk aktifitasnya di mulai pukul 08.00-24.00 WIB.

Kebanyakan para pekerja disitu adalah dari luar kota. Tidak asing bagi

masyarakat Kab. Semarang khususnya ketika mendengar tentang Tegal

Panas. Dipikiran mereka ketika mendengar Tentang Tegal Panas berarti yang

mereka tangkap adalah mengenai prostitusi. Ketika berbicara masalah

prostitusi sebenarnya pengatasanya dimulai dari lingkup terkecil yakni

Page 56: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

42

keluarga. Dengan pondasi keluarga yang kuat berupa pendidikan, baik

pendidikan formal (sekolah) maupun pendidikan non formal budi pekerti dan

keagamaan bagi suatu keluarga merupakan dasar yang kuat untuk dapat

menghindari agar tidak terjerumus dalam lembah prostitusi.

Karenanya permasalahan prostitusi bukan hanya merupakan

permasalahan pemerintah kota khususnya Dinas atau instansi terkait, tetapi

juga permasalahan masyarakat secara umum. Agar dampak prostitusi tidak

menyebar dan menular ke lingkungan sekitar, maka diperlukan berbagai

pembatasan dalam prakteknya demikian dengan kondisi lingkungan prostitusi

Tegal Panas yang dari hari ke hari semakin tambah ramai dan banyak

didirikan tempat karaoke ataupun kamar.

TABEL I

DAFTAR NAMA PEMBINA TEGAL PANAS

No

Nama Jenis

klamin

Jabatan Umur Lulusan

1. I M

L Ketua RW 62 th SD

2. A L Pengelola

Paguyuban

43 th SMA

3. N S

L Mudin 53 th SD

4. M T L Tokoh

masyarakat

54 th SD

Page 57: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

43

3. Gambaran Informan

Untuk mengetahui pembinaan keagamaan di lingkungan prostitusi

Tegal Panas, dapat didasarkan pada beberapa pendapat tokoh masyarakat atau

petugas pembina keagamaan yang membina para wanita binaan (Pekerja Seks

Komersial) di lingkungan tersebut. Setidaknya, pendapat itu dapat menjadi

bentuk perwakilan informasi tentang lingkungan prostitusi Tegal Panas secara

umum.

TABEL II

DAFTAR NAMA INFORMAN

No Nama

(kode)

JK Pendidikan Jabatan Kerja

1 A L SMA Ketua paguyuban LSM Narkoba dan

2 MT L SD Pembina Penceramah

3 NS L SD Pembina Mudin

4 N P SMP - Ibu asuh (mucikari)

5 S P SMA - PSK

6 A P SMP - PSK

Page 58: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

44

7 A P SMP - PSK

B. Temuan Penelitian

1. Isi atau materi pembinaan keagamaan Islam pada Pekerja Seks

Komersial di lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab.

Semarang.

Temuan data penelitian di lapangan menunjukan materi pembinaan

keagamaan di lokalisasi Tegal Panas yang diperoleh dari informan, tokoh

masyarakat atau tokoh agama yang memiliki kemampuan dalam memberikan

materi pembinaan keagamaan tersebut. Materi-materi yang diberikan dalam

pembinaan keagamaan keagamaan kepada wanita binaan (Pekerja Seks

Komersial) di lokalisasi Tegal Panas.

Dalam misi pembinaan keagamaan yang dilakukan secara intensif

yaitu materi yang disampaikan pada saat pembinaan keagamaan, peneliti

memulai pertayaan kepada pembina MT dan NS diwaktu yang berbeda,

materi apa yang diberikan pada saat pembinaan keagamaan Islam kepada

para pekerja seks komersial agar mereka itu bisa sadar dan pergi dari situ atau

bekerja yang lebih baik lagi,

“Materi yang saya disamapaikan mencakup tiga dimensi, pertama

yaitu dimensi keyakinan yang merujuk kepada tingkat keyakinan

seorang muslim terhadap kebenaran agama Islam. Dari sinilah

keyakinan yang merujuk kepada keimanan yaitu tentang ke-ESAan

Allah. Kedua dimensi ibadah yang merujuk kepada tingkat kepatuhan

dalam mengerjakan kegiatan-kegiatan beribadah yang diwajibkan

Page 59: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

45

Islam, seperti shalat, zakat, amal, puasa dan sebagainya. Ketiga

dimensi akhlak dimensi ini merujuk kepada perilaku sehari-hari,

seperti tolong menolong antar sesama, jujur, tanggung jawab dan

sebagainya”. tutur MT mengenai materi yang disampaikan pada saat

pembinaan keagamaan Islam.

Tutur NS, “materi yang saya disamapaikan mencakup tiga hal,

pertama yaitu keyakinan yang merujuk kepada keimanan seorang

muslim(iman kepada Allah, malaikat, nabi/rosul, kitab-kitab dan hari

akhir). Kedua tentang praktek agama atau ibadah yang merujuk

kepada kegiatan-kegiatan beribadah yang diwajibkan Islam, seperti

shalat, zakat, amal, puasa dan sebagainya. Ketiga tentang akhlak

yang merujuk kepada perilaku sehari-hari, seperti tolong menolong

antar sesama, jujur, tutur kata, cara berpakaian dan sebagainya”.

Dari penuturan kedua pembina MT dan NS materi yang di sampaikan

dalam pembinaan keagamaan adalah sama yaitu :

1) Dimensi keyakinan/aqidah

2) Dimensi ibadah (praktek ibadah)

3) Dimensi akhlak

Dari ketiga pokkok dimensi tadi juga di pertegas oleh pengakuan dari

jamaah binaan yaitu S dan A. Tutur S,

“Materi yang disampaikan oleh pembina yaitu tentang keyakinan

terhadap Allah, praktek ibadah (Bagaiman caranya shalat, wudlu,

amal/infak, tahlil dan lain-lain yang berhubungan dengan agama

Islam) dan kami juga diberi materi tentang akhlak bagaimana kita

bersosialisasi dengan sesama manusia. Selain tiu juga setiap bulan

puasa saya dan sebagian besar teman saya ada yang puasa dan tetap

tarawih dan tadarusan di masjid/mushala. Karena materi-materi yang

disamapaikan oleh pembina itu bisa menjadi bekal ketika kami sudah

keluar dari sini sebab kami juga ingin hidup yang lebih baik.

Senada dengan apa yang dikatakan oleh S, A mengatakan,

“materi yang disampaikan oleh pembina yaitu tentang keyakinan

terhadap Allah, kebesaran Allah, terus tentang praktek ibadah yaitu

Page 60: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

46

tentang bagaimana cara shalat dan wudlu, dan tentang akhlak atau

mengenai tingkah laku atau sopan santun”.

2. Pelaksanaan pembinaan keagamaan Islam pada Pekerja Seks Komersial

di lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang.

Untuk lebih memperjelas gambaran bagaimana pelaksanaan

pembinaan keagamaan Islam di lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec.

Bergas Kab. Semarang. Peneliti melontarkan pertanyaan kepada ketua

paguyuban, bagaimana anda mengkoordinir paguyuban untuk pembinaan

keagamaan para PSK.

Terus bagaimana pelaksanaan pembinaan tersebut, pemberitahuan kepada

PSK, tempatnya dimana, pembinaan dilakukan berapa bulan sekali dan durasi

waktunya berapa menit). A menjawab,

“Setiap bulan sekali kami paguyuban dan pengurus RT mengadakan

pertemuan rutin untuk membahas kegiatan-kegiatan positif bagi para

anak asuh (PSK) seperti kesehatan, keagamaan, keterampilan dan

lain-lain. Kemudian Untuk pemberitahuan kepada para anak asuh

(PSK) jika ada pembinaan keagamaan kami dari koordinator

paguyuban dua hari sebelum pembinaan kami mendatangi ibu

asuh(mucikari) dan anak asuh (PSK). Terus untuk pelaksanaan

pembinaan keagamaan tempatnya tidak tentu atau pindah-pindah

kadang di gedung PKK, kadang di masjid, kadang di tempat pak

Supoyo (Ket. RT 06) dan kadang di mushola. Dulu pembinaan

dilakukan satu minggu sekali setiap hari sabtu tapi sekarang setiap

sebulan sekali karena selain kegiatan keagamaan masih ada kegiatan

kesehatan dan keterampilan. Untuk dulu waktu pembinaan keagamaan

Islam masih satu minggu sekali durasi waktunya 30 – 60 menit, tapi

setelah satu bulan sekali durasi waktunya 1 – 2 jam. Tegas A ketika

Page 61: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

47

memberikan informasi mengenai pelaksanaan pembinaan keagamaan

Islam (Sabtu, 30 Juni 2012, jam 10.00 WIB).

Peneliti juga melontarkan pertanyaan kepada anak asuh (PSK) untuk

memperkuat jawaban dari koordinator paguyuban “A”. Kemudian peneliti

bertanya kepada S (PSK) dan N (mucikari), bagaimanakah pemberitahuan

dari koordinator kepada anda jika ada pembinaan, S menjawab,

“Pemberitahuannya dengan kita diberi tahu oleh ibu asuh (mucikari),

dari teman dan dari koordinator, yaitu kadang lewat omongan

langsung, kadang lewat undangan dan kadang lewat SMS. Tapi yang

sering digunakan yaitu lewat SMS karena lebih cepet dan ngirit”.

Untuk memberi bekal para PSK agar cepat sadar dari koordinator

melakukan pembinaan keagamaan berapa kali dalam satu bulan? S

menjawab,”pembinaan dilakukan satu bulan sekali”.

Terus tempat pelaksanaan pembinaan dilakukan dimana dan durasi waktunya

berapa menit? S menjawab,

”Tempat pelaksanaan dilakukan di gedung PKK, pak Supoyo(Ket. RT

06), masjid dan mushola Tegal Panas (Tgal Rejo). Untuk durasi waktu

pembinaan keagamaan islam yaitu sekitar 90 - 120 menit. Tegas S

mengenai pelaksanaan pembinaan keaamaan (Rabu, 27 Juni 2012,

jam10.00 WIB).

Penturan atau jawaban dari N (mucikari) sama dengan jawaban dari S

(PSK). Jawaban N,

“Pemberitahuannya dengan kita diberi tahu oleh dari koordinator

atau pengurus, yaitu kadang lewat omongan langsung, kadang lewat

undangan dan kadang lewat SMS. Dulu pembinaan dilakukan satu

minggu sekali setiap hari jum‟at tapi sekarang setiap sebulan sekali

karena masih ada kegiatan lain. Tempat pelaksanaan pembinaan

keagamaan selalu pindah-pindah kadang di gedung PKK, pak Supoyo

(Ket. RT 06), masjid dan mushola Tegal Panas (Tgal Rejo). Untuk

durasi waktu pembinaan keagamaan Islam dulunya 30 – 60 menit tapi

Page 62: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

48

sekarang 1 - 2 jam karena hanya sebulan sekali”(Jum‟at, 29 Juni

2012, Jam 10.00 WIB).

Menurut A, S dan N pelaksanaan pembinaan keagamaan Islam sudah

bagus karena selain pembinaan keagamaan juga didukung oleh pembinaan

kesehatan. Misi pelaksanaan pembinaan keagamaan di lokalisasi Tegal Panas

Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang dilakukan sebulan sekali pada

dasarnya adalah agar para anak asuh (PSK) tidak jenuh untuk mengikuti

kegiatan pembinaan keagamaan Islam.

3. Model pembinaan keagamaan Islam pada Pekerja Seks Komersial yang

diterapkan di lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab.

Semarang.

Hasil temuan data penelitian di lapangan menunjukan bahwa model

pembinaan keagamaan yang diterapkan pada Pekerja Seks Komersial di

lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang. Oleh

informan (Pembina) dari tokoh masyarakat atau tokoh agama yang memiliki

kemampuan dalam mengemban misi pembinaan keagamaan tersebut

menerapkan model- pembinaan yang digunakan dalam melakukan pembinaan

keagamaan. Pilihan model pembinaan disesuaikan dengan kajian materi

keagamaan, yang berorientasi dalam penyampaian misi pembinaan

keagamaan wanita binaan (Pekerja Seks Komersial) di lingkunagan prostitusi

Tegal Panas.

Page 63: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

49

Dalam misi pembinaan keagamaan yang dilakukan secara intensif,

peneliti memulai pertayaan kepada MT dan NS, Untuk menyampaikan materi

kepada para pekerja seks komersial terhadap pengetahuan agama guna tujuan

pembinaan keagamaan tuna susila maka model pembinaan seperti apa yang

digunakan oleh Pembina, MT menjawab,

“Untuk penyampaian materi pembinaan keagamaan Islam seperti

materi tentang keyakinan, praktek ibadah dan akhlak saya

menggunakan model pengajian atau sarasehan(siraman rohani),

dengan cara ceramah pada materi keyakinan dan akhlak. Tapi jika

materi praktek ibadah saya menggunakan ceramah dan praktek untuk

mencontohi para jamaah kemudian saya menjelaskan keuntungannya,

tujuannya dan hikmahnya. Setelah materi telah cukup untuk

disampaikan barulah saya buka pertanyaan bagi para jamaah yang

ingin bertanya. Tutur MT menjelaskan model pembinaan keagamaan

Islam (Rabu, 27 Juni 2012, Jam 11.00 WIB).

Setelah dirasa cukup untuk mengali informasi dari MT tentang model

pembinaan keagamaangiliran NS menjawab pertanyaan yang sama dari

peneliti di waktu dan hari yang berbeda, NS menjawab,

“Untuk penyampaian materi pembinaan keagamaan Islam seperti

materi tentang keyakinan, praktek ibadah dan akhlak saya

menggunakan model pengajian atau sarasehan (siraman rohani),

dengan cara ceramah. Tapi jika materi yang sekiranya harus

dipraktekan, ya saya harus mempraktekkannya seperti materi tentang

shalat, wudlu dan lain-lain. Setelah materi telah cukup untuk

disampaikan barulah saya buka pertanyaan bagi para jamaah yang

ingin bertanya”, tutur NS menjelaskan tentang model pembinaan

keagamaan pada dimensi praktek ibadah (Jum‟at, 29 Juni 2012, Jam

19.30 WIB).

Page 64: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

50

Untuk lebih memperjelas gambaran bagaimana model pembinaan

keagamaan yang diterapkan pada Pekerja Seks Komersial di lokalisasi Tegal

Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang. Peneliti juga memberikan

pertanyaan kepada A (koordinator) dan N (mucikari). Model pembinaan

seperti bagaimana yang dapat efektif dan membuat para jamaah itu bisa ada

perubahan setelah mengikuti pembinaan.

A menjawab, “Untuk model pembinaan saya serahkan kepada para

pembina karena beliau yang lebih pengalaman mengenai pembinaan

keagamaan. Tapi yang sering digunakan oleh pembina yaitu model

pengajian dan sarasehan untuk penyampaian materinya dengan

ceramah, kerena jamaah yang ikut pembinaan banyak (skala besar)

jadi efektifnya menggunakan model seperti itu. Untuk jamaah yang

bisa berubah ada, walaupun tidak semuanya yaitu perubahannya dari

tutur kata mereka sekarang lebih sopan dan rasa sosial kepada

sesama teman dan orang lain lebih baik”. (Sabtu, 30 Juni 2012, jam

10.00 WIB).

Setelah A menjawab dan dirasa peneliti cukup maka peneliti ganti bertanya

kepada N yang pertanyaannya sama dengan yang diajukan kepada A diwaktu

dan hari yang berbeda. N menjawab,

“Untuk model pembinaan keagamaan biasanya yang sering

digunakan oleh pembina yaitu model pengajiaan dan sarasehan,

kerena jamaah yang ikut pembinaan banyak jadi efektifnya

menggunakan model seperti itu. Para jamaah yang bisa berubah ada

setelah mengikuti pembinaan keagamaan, ada yang berubah

walaupun tidak semuanya yaitu perubahannya dari tutur kata mereka

sekarang lebih sopan, kepedulian kepada sesama teman dan ada yang

mau mengerjakan shalat walaupun belum sepnuhnya”(Jum‟at, 29 Juni

2012, Jam 10.00 WIB).

Page 65: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

51

Menurut A dan NN, Model yang diterapkan MT dan NS tersebut di

atas kiranya telah baik untuk para pekerja seks komersial dalam hal pilihan

model pembinaan. Misi penanaman pembinaan keagamaan Islam pada

Pekerja Seks Komersial yang diterapkan di lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar

Kec. Bergas Kab. Semarang pada dasarnya adalah pencegahan perilaku

menyimpang yang dilakukan pekerja seks komersial dan pengetahuan

keagamaan.

4. Kendala-kendala dalam Pembinaan keagamaan Islam pada Pekerja Seks

Komersial di lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab.

Semarang dan upaya untuk mengatasinya.

Dalam hal pembinaan keagamaan Islam pada pekerja seks komersial

peneliti ingin mengetahui kendala-kendala apa saja dalam pembinaan tersebut,

oleh karena itu peneliti bertanya kepada NS (pembina) dan A (koordinator),

kendala-kendala apa yang ada dalam pembinaan serta upaya apa untuk

mengatasinya, NS mengatakan,

“Kendala yang terjadi yaitu para wanita binaan(PSK) yang ikut

pembinaan keagamaan sedikit karena mereka masih kurang

kesadarannya. upaya untuk mengatasinya, saya memberitahukan

kepada koordinasinya untuk musyawarah mencari jalan keluar agar

para wanita binaan itu bisa banyak yang ikut pada saat pembinaan.

Dan hasil kesepakatannya tmengenai aturan bagi anak asuh (wanita

binaan) yaitu 1) bagi anak asuh yang tidak ikut pembinaan tanpa ijin

maka akan deri sanksi. 2) bagi anak asuh yang tidak ikut 3x maka

akan dikeluarkan dari Tegal Panas”(Jum‟at, 29 Juni 2012, Jam 19.30

WIB).

Page 66: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

52

Selain itu juga A mengatakan yang senada dengan NS bahwa,

“kendala yang terjadi yaitu sedikitnya wanita binaan yang ikut

pembinaan keagamaan islam karena kurangnya kesadaran dari

mereka. Upaya untuk mengatasinya, Kami para pengurus atau

koordinator rapat dan bermusyawarah untuk mencari solusinya. Pada

akhirnya disepakati bersama yaitu; 1) bagi anak asuh yang tidak ikut

pembinaan tanpa ijin maka akan deri sanksi. 2) bagi anak asuh yang

tidak ikut 3x maka akan dikeluarkan dari Tegal Panas. Dari aturan itu

tadi menjadikan hal positif dan akhirnya para anak asuh(wanita

binaan) banyak yang mengikuti pembinaan keagamaan islam dan

kegiatan-kegiatan yang lain”. (Sabtu, 30 Juni 2012, jam 10.00 WIB).

Selain temuan penelitian di atas peneliti juga menemukan beberapa

beberapa hasil penelitian dari pertanyaan yang diajukan kepada para pekerja

seks komersial yang sebagaimana megapa mereka kerja di Tega Panas dari

segi faktor, asal, sudah berapa lama disitu, motif-motif pelanggan, hasilnya

berapa untuk siapa, harapan kedepan bagaimana, suka dukanya, dan sikap

terhadap Pembina.

Dari penuturan seorang PSK yang sudah senior yang berinisial S

Umurnya 48 tahun, tuturnya;

“Dulunya saya pedagang pakaian mas, tapi lama kelamaan saya

bangkrut. Yang menyebabkan saya seperti ini adalah kebangkrutan

tadi mas (faktor ekonomi), karena saya kerja disini ingin mencari

modal dan setelah mendapat modal saya ingin pergi dari sini dan

buka usaha sendiri”.

“Kendal”.

“kurang lebih sekitar 1 tahunan mas”

Page 67: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

53

“Pada saat menjadi pemandu karaoke biasanya mereka para

pelanggan yang sudah tua-tua seumuran saya langsung bertanya

“ngamar berapa”, tapi bagi yang sudah sering atau pelanggan tetapn

saya ya lagsung ngajak ngamar begitu mas”

“Satu bulan sekitar 1 - 1,5 juta (bersih)”.

“Untuk ditabung karena saya memang mau mencari modal buat

usaha”.

“karena saya kerja disini ingin mencari modal dan setelah mendapat

modal saya ingin pergi dari sini dan buka usaha sendiri”.

“Sikap saya ya menghormati, karena pembina sudah ikhlas dan

berniat baik kepada kita” ( Rabu, 27 Juni 2012, jam 10.00 WIB).

Sedangkan penuturan PSK berinisial A umurnya 25 tahun, tuturnya;

“karena saya pengangguran saya ingin bekerja terus saya diajak

teman bekerja disalah satu café di Temanngung, pada saat bekerja

teman saya mabuk dan akhirnya saya tidak pulang kerumah karena

harus temani teman saya yang mabuk berat. Setelah saya pulang

kerumah saya dihajar oleh suami saya dan saya disuruh minggat

karena saya tidak pulang, mulai itulah saya sering dihajar oleh suami.

Dan akhirnya saya pergi kesini mas”.

“Magelang”.

“Dulu disini 5 bulan terus karena kecelakaan saya pulang dan setelah

sembuh saya kesini lagi mas sampai sekarang”.

“Tiap oramg motifnya beda-beda mas, ada yang suruh menemani

karaoke saja, tapi ada yang ngajak langsung ngamar. Tapi kalau

ngamar saja pilih yang cocok harganya dan seneng dengan orangnya

mas kalau saya tidak mau dengan yang ngajak ya saya juga tidak mau

untuk diajak ngamar”.

“Tarifnya, kalau nemenin karaoke 1 jamnya 30 ribu dan untuk yang

punya karaike 5 ribu, kalau ngamar short- time itu tarifnya 100-200

ribu dan untuk kamarnya 15 ribu, terus kalau long-time itu dari jam 1-

Page 68: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

54

4 pagi tarifnya 200-350 ribu”. Hasilnya “ya kalau rame tiap bulan

bisa 2,5 – 3 juta mas”.

“Ya untuk ditabung, kebutuhan saya disini dan untuk anak saya yang

saya titipkan kepada kakak saya”.

“Ya tidak to mas, saya tetep ingin pergi dari sini walaupun entah

kapan. Kalau sudah pergi dari sini saya ingin usaha mas”.

“Sukanya itu banyak kenalan, dapat uang banyak dengan cepat.

Dukanya itu jika ada pelanggan yang bikin onar atau berbuat kasar

mas dan jika ada pelanggan yang mencaci maki saya”.

“sikap saya terhadap pembina menghormati karena dia sebagai

Pembina agama”(Kamis, 28 Juni 2012, Jam 10.00 WIB).

Sedangkan penuturan PSK berinisial A umurnya 17 tahun kurang

lebih hampir sama dengan penuturan kedua PSK diatas akan tetapi yang

membuat berbeda adalah PSK berinisial A ini pernah di pesantren kurang

lebih selama 4 tahun, tuturnya;

“Frustasi dan faktor ekonomi mas, kelas 2 SMK saya keluar untuk

bekerja agar bisa membiayai sekolah adik saya karena bapak saya

meninggal. Saat itu saya bekerja di daerah Kab. Semarang kemudian

karena hamil (3 bulan) diluar nikah dengan pacar saya tapi pacar

saya tidak mau tanggung jawab. Karena saya tidak mau

menggugurkan janinnya saya tinggal dikosnya kakak tiri di Tegal

panas namun pada akhirnya malah saya keguguran. Oleh sebab itulah

saya bekerja disini. Padahal saya juga pernah dipesantren selama 4

tahun”.

“Dari Gunung Kidul”.

“Saya disini baru tiga bulan”.

“Pada saat menjadi pemandu karaoke basanya mereka bertanya

“bisa plus-plus ga” dan kadang juga lewat operator jika ada yang

mencari teman untuk ngamar dia sms saya”.

“Tarifnya, kalau jadi pemandu karaoke 1 jamnya 30 ribu terus

dipotong untuk pemilik karaoke 5 ribu, kalau plus-plus didalam

Page 69: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

55

(dilingkungan Tegal Panas) ngamar short-time itu tarifnya 150 ribu

dan untuk kamarnya 15 ribu, terus kalau long-time itu dari jam 1 - 4

pagi tarifnya 200-350 ribu”.

“lebih mahal di luar (tidak dilingkungan Tegal Panas), kalau plus-

plus short-time tarifnya 250-300 ribu terus kalau long-time tarifnya

500-600 ribu”.

“Untuk ditabung sehari kalau dapat job saya tabung 100ribu dan

untuk menyekolahkan adik saya”.

“Ya tidak to mas, saya tetep ingin pergi dari sini walaupun entah

kapan sampai terkumpul modal yang cukup. Kalau modal sudah ada

terus pergi dari sini saya ingin membuka usaha sendiri yaitu membuka

took”.

“Sukanya itu banyak kenalan, dapat uang banyak dengan cepat.

Dukanya itu jika ada pelanggan yang reseh atau berbuat kasar mas”.

“Sikap saya ya menghormati, tapi setiap saya mengikuti pembinaan

keagamaan saya malah ngobrol sama teman dibelakang”(Selasa, 24

Juli 2012, Jam 09.30 WIB).

Setelah peneliti cukup mendapat data dari informan para PSK peneliti

juga mendapatkan hasil penelitian dari mucikari (germo /mbok-mbokan)

yang berinisian N. Hasil wawancara dari mucikari agak berbeda dengan hasil

wawancara PSK. Peneliti bertanya kepada mucikari mengenai sebagaimana

megapa mereka kerja di Tega Panas dari segi faktor, asal, sudah berapa lama

disitu, hasilnya berapa untuk siapa, harapan kedepan bagaimana, tanggapan

anda mengenai tempat ini, sikap terhadap Pembina, sistem kerjanya mucikari

dan ibadah. Tutur N;

“Karena faktor eknomi to mas, saya harus memberi makan keluaraga

dan menyekolahkan anak-anak saya”.

Page 70: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

56

“dari Semarang”.

“sudah 12 tahun”.

“Kalau rame kurang sekitar 1-2 juta, kalau sepi sekitar 1 juta”.

“Untuk mencukupi kebutuhan keluaraga dan menyekolahkan anak

anak saya”.

“Ya kepingin to mas, saya ingin buka usaha sendiri dirumah tapi mau

bagaimana lagi terkendaladengan modal”.

“Disini tidak seram seperti kebanyakan orang bilang mas, disini iya

tidak jauh beda dengan seperti kampung yang lain hanya memang

disini tempat seperti ini (lokalisasi)”.

“saya sebagi mucikari harus menghormati untuk mencontohi anak

asuh saya (para PSK)”.

“Saya hanya mencarikan teman karaoke atau teman kencan jika ada

pelanggan jika ada yang mau mencari pemandu karaoke atau plus-

plus”. “Dulu para PSK ikut mucikari, tapi sekarang sudah tidak, para

PSK sekarang sudah bebas dan kos sendiri-sendiri dengan demikian

mereka tidak membayar potongan kepada mucikari karena sudah

mandiri”.

kalau ingat,ya mengerjakan shalat” (Jum‟at, 29 Juni 2012, Jam 10.00

WIB).

Guna untuk mengetahui bagaimana koordinasi dari pengurus dan

berapa jumlah PSK yang ada di Tegal Rejo maka peneliti mencari data dari

wawancara dengan berinisial A yang mana sebagai koordinator atau pengurus

di Tegal Rejo. Peneliti mencari data mengenai ustadz ada berapa, kendala-

kendala serta upaya untuk mengatasinya, sikap terhadap PSK, harapan kepada

PSK dan kegiatan selain pembinaan keagamaan.

Page 71: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

57

Tutur A, “dari daerah sini : Pak Nur Salim (modin desa sini), Pak

Muh. Tamami (tokoh masyarakat disini). Dari daerah luar : kyai dari

Banyu Biru, kyai dari Secang. Tapi yang sering melakukan pembinaan

yaitu pembina dari dalam”.

“dulunya para anak asuh yang ikut pembinaan itu sedikit. Tapi

sekarang sudah banyak yang iktut”. Upayanya, “Kami para pengurus

atau koordinator rapat dan bermusyawarah untuk mencari solusinya.

Pada akhirnya disepakati bersama yaitu; 1) bagi anak asuh yang tidak

ikut pembinaan tanpa ijin maka akan deri sanksi. 2) bagi anak asuh

yang tidak ikut 3x maka akan dikeluarkan dari Tegal Panas. Dari

aturan itu tadi menjadikan hal positif dan akhirnya para anak asuh

(wanita binaan) banyak yang mengikuti pembinaan keagamaan islam

dan kegiatan-kegiatan yang lain”.

“sikap saya terhadap mereka baik, saling membantu. Bagaimanapun

juga mereka adalah manusia dan mereka kesini pasti mempunyai

masalah serta saya yakin mereka juga tidak mau selamannya disini

terus”.

“harapan saya bagi para PSK. Ya, jangan lama-lama bekerja disini

dan semoga lekas sadar agar bisa keluar dari sini”.

“Olah raga seminggu sekali setiap hari jum‟at, kesehatan sebulan

sekali(cek darah), keterampilan seperti kursus kecantikan dan

membuat kerajinan tangan bagi para kader PSK. Tapi bagi para anak

asuh (PSK) yang masih muda belum ada keterampilan”(Sabtu, 30 Juni

2012, jam 10.00 WIB).

Guna lebih mengetahui mendalam tentang pembinaan keagamaan PSK

maka peneliti memberikan pertanyaan untuk informan (Pembina/ustadz) yaitu

kepada pembna yang berinisial MT dan NS pada saat wawancara

berlangsung, tentang alasan mau membina para PSK, Tujannya, Harapan,

materi pembinaan dan tolak ukur bahwa pembinaan itu berhasil.

Tutur MT,

Page 72: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

58

“Karena itu memperjuangkan agama Allah”.

“Tujuannya ya untuk membekali para wanita bianaan dengan agama,

agar mereka sadar”.

“Harapannya bagi pemerintah atau masyarakat agar lebih

diperhatikan lagi kegiatan pembinaan keagamaan ini. Karena ini

sangat penting sekali”.

“Tentang iman (Keyakinan), tentang praktek ibadah sperti shalat atau

wudlu tapi harus memberikan bagaimana caranya terus tentang amal

dan tentang agama”.

“Tolak ukurnya ya para wanita binaan itu taubat dan keluar dari sini,

tapi jarang wanita yang taubat dengan sungguh-sungguh hanya ada

satu atau dua orang saja”(Rabu, 27 Juni 2012, Jam 11.00 WIB).

Tutur NS, “alasannya, saya senang karena ini merupakan pekerjaan

yang sangat mulia”.

“Tujuannya agar para PSK mendapat pengetahuan tentang agama

dan bisa cepat keluar dari tempat itu”.

“Harapannya kalau bisa pembinaan ini dilakukan lebih sering lagi,

dan pemerintah lebih serius menangani hal ini”.

“Tentang iman, krukunan, kebersihan, kemasyarakatan dan praktek

ibadah”.

“Tolak ukurnya ya para wanita binaan(PSK) itu taubat dan keluar

dari sini”(Jum‟at, 29 Juni 2012, Jam 19.30 WIB).

Page 73: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

59

Page 74: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

60

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Isi atau materi pembinaan keagamaan Islam pada Pekerja Seks Komersial

di lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang Tahun

2012.

Pembinaan keagamaan di lokalisasi Tegal Panas bagi pekerja seks

komersial telah dilakukan oleh pembina keagamaan melalui berbagai materi.

Sebab bagi para pembina merubah mentalitas seseorang tidaklah mudah apa

lagi seorang pekerja seks komersial. Oleh karena itu para pembina harus

mengerti kondisi binaannya untuk materi seperti apa yang harus diberikan dan

tidak menyinggung perasaan mereka. Para pekerja seks komersial terjun ke

dunia seperti itu karena mereka menjauhi atau lupa Allah dan mereka tidak mau

membuka diri terhadap tuntunan dan petunjuk-Nya yang disebabkan oleh

kebanyakan faktor ekonomi dan masalah keluarga. Oleh sebab itu mereka

terjerumus atau masuk kedalam dunia seperti itu. Apabila ajaran telah masuk

pada pekerja seks komersial maka akan menjadi bagian dari mentalnya yang

telah terbinanya itu sedikit demi sedikit mereka akan mengerti tentang ajaran

agama dan dengan sendirinya mereka akan menjauhi larangan Tuhan dan

mengerjakan segala perintah-Nya atau setidaknya batin mereka merasa lebih

lega, walaupun membutuhkan proses yang lama.

Islam mendorong pemeluknya untuk beragama secara menyeluruh.

Oleh karena itu, hanya konsep yang mampu memberi penjelasan tentang

Page 75: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

61

memahami keberagamaan umat Islam. Untuk memahami islam dan umat islam

konsep yang dibuat adalah konsep yang mampu memahami beragam dimensi

dalam berislam (Ancok & Suroso, 2005:80). Sebelum para pembina

memberikan pembinaan keagamaan yang terbagi dalam berbagai dimensi maka

pembina harus mempunyai bekal dan persiapan-persiapan agar dalam

melakukan pembinaan dapat tercapai tujuannya. Sesungguhnya faktor yang

mempengaruhi hasil dari pembinaan adalah sikap dan pribadi atau kesehatan

mental pelaku dakwah itu sendiri. Selain itu juga pembina harus bijaksana, ia

harus pandai dalam memilih materi yang akan disampaikan dan seberapa

banyak materinya. Untuk itu pembina harus memberikan materi yang pertama

dimensi keyakinan atau aqidah yaitu tentang nilai keimanan sebagai dasar

pijakan pemahaman bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan mengakui nabi

Muhammad adalah utusan Allah. Agar mereka mau mau menerima konsep dan

ajaran-ajaran yang berasal dari Al-Qur‟an dan sunah. Karena para PSK terlalu

rendah keyakinan terhadap Allah, sehingga mereka tetap bekerja di lokalisasi

atau prostitusi.

Materi yang kedua dimensi praktek ibadah yaitu tentang ibadah sebagi wujud

penghambaan atau penyembahan kepada Allah dan mekanisme penguat

keyakinan. Yang harus ditekankan kepada para pekerja seks komersial yaitu

mengenai shalat, puasa,dan zakat. Dalam agama Islam melaksanakan praktek

ibadah merupakan implementasi terhadap pengetahuan agama, bentuk ketaatan

kepada Allah SWT dan keyakinan menjalankan perintah-perintah agama yang

diwujudkan dalam bentuk perbuatan atau ritual ibadah seperti sholat, puasa,

Page 76: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

62

zakat serta ritual-ritual lainya. Sedangkan ritual ibadah juga bisa merupakan

kegiatan sehari-hari yang tidak terikat oleh waktu tertentu seperti mengucapkan

salam ketika bertemu dengan sesama muslim dan berdo‟a ketiaka akan memulai

kegiatan

Materi yang ketiga dimensi akhlak yaitu tentang bagaimana individu atau

seorang muslim berinteraksi dengan dunianya yang berhubungan dengan

peribadatan maupun dalam pergaulan antar manusia, makhluk lain dan diri

sendiri. Sehingga dapat terjadi interaksi yang dapat menguntungkan semua

pihak.

Dari penuturan kedua pembina MT dan NS materi yang dasampaikan

dalam pembinaan keagamaan adalah sama yaitu :

4) Dimensi keyakinan atau aqidah

5) Dimensi ibadah (praktek ibadah)

6) Dimensi akhlak

Untuk itu pembina harus menekankan ketiga dimensi diatas sebagai

materi yang harus diberikan kepada pakerja seks komersial secara rutin dan

terus-menerus. Selain itu juga apabila pembina memberikan materi selain

ketiga dimensi itu maka terlalu banyak materi yang akan diterima oleh para

pekerja seks komersial selaku wanita binaan. Karena pembina memberikan

materi dari ketiga dimensi itu saja para pembina menganggap materi yang

diberikan sudah terlalu banyak. Jadi harapan dari pembina dari ketiga materi itu

harus dimengerti, dipahami dan dilaksanakan terlabih dahulu barulah materi

Page 77: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

63

selain ketiga dimensi itu bisa diberikan. Dari ketiga pokok dimensi diatas jika

bisa jalankan oleh pekerja seks komersial maka meraka dapat membawa

perbaikan hidupnya walaupun sedikit demi sedikit. Selanjutnya mereka bisa

hidup sehat, sejahtera, bahagia dan selalu hidup dijalan yang benar (jalan

Allah).

B. Pelaksanaan pembinaan keagamaan Islam pada Pekerja Seks Komersial

di lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang.

Pelaksanaan pembinaan keagmaan berpengaruh terhadap tujuan yang

dicapai dalam pembinaan tersebut. Maka dari itu pengelola dan pembina harus

bekerja sama dalam mensukseskan pembinaan keagamaan tersebut. Pembinaan

harus terjadwal dengan sebaik mungkin. Untuk lebih memperjelas bagaimana

pelaksanaan pembinaan keagamaan Islam di lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar

Kec. Bergas Kab. Semarang. Peneliti mencari informasi kepada ketua

paguyuban atau pengelola, bagaimana anda mengkoordinasi paguyuban atau

mengelola untuk pembinaan keagamaan para PSK.

Dari hasil penelitian menyimpulkan bahwa pembinaan keagamaan

islam di lokalisasi Tegal panas dilakukan setiap sebulan sekali. Untuk

pemberitahuan kepada ibu asuh atau mucikari dan anak asuh atau pekerja seks

komersial dengan memberitahukan tiga hari sebelum dilaksanakan pembinaan

yaitu lewat SMS dari koordinator karena lebih efektif dan efisien. Kemudian

untuk tempat pelaksanaannya dilakukan secara pindah-pindah yaitu di Masjid

Page 78: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

64

Tegal Panas, mushola Tegal Panas dan gedung PKK. Terus untuk durasi waktu

pembinaan yaitu antara 60 – 120 menit (1 – 2 jam).

Menurut A, S dan N pelaksanaan pembinaan keagamaan Islam sudah

bagus karena selain pembinaan keagamaan juga didukung oleh pembinaan

kesehatan. Misi pelaksanaan pembinaan keagamaan di lokalisasi Tegal Panas

Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang dilakukan sebulan sekali pada

dasarnya adalah agar para anak asuh (PSK) tidak jenuh untuk mengikuti

kegiatan pembinaan keagamaan islam.

Pembinaan berarti “pembaharuan atau penyempurnaan” dan “usaha”

tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk

memperoleh hasil yang lebih baik. Menurut Hendiyat Soetopo dan Westy

Soemanto. Pembinaan adalah menunjuk pada suatu kegiatan yang

memperthankan dan menyempurnakan apa yang telah ada (Syafaat dkk,

2008:152-153).

Agar pembinaan itu bisa mencapai tujuan yang maksimal maka

pembinaan keagamaan di lokalisasi Tegal Panas lebih baik lagi dilaksanakan

seminggu sekali seperti dahulu. Seperti penuturan A dan N bahwa “pembinaan

keagamaan dulunya itu dilakukan seminggu sekali setiap hari jum‟at”.

Alangkah baiknya jika dilaksanakan seperti dahulu kembali. Karena pemberian

materi keagamaan itu pastinya berkelanjutan, jika pembinaan dilakukan

seminggu sekali maka jarak untuk memberikan lanjutan materi kepada pekerja

seks komersial hanya beberapa hari mereka masih sedikit mengingat materi

yang diberikan pembina seminggu yang lalu (tidak lupa). Sehingga Pembinaan

Page 79: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

65

atau “usaha” tindakan dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif

untuk memperoleh hasil yang lebih baik. Akan tetapi jika pembinaan

keagamaan dilaksanakan sebulan sekali maka jarak untuk melanjutkan materi

yang diberikan dari pembinapun juga lama sekali, sulit untuk mencapai hasil

yang di inginkan.

C. Model pembinaan keagamaan Islam pada Pekerja Seks Komersial di

lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang Tahun

2012.

Pembinaan keagamaan Islam pada pekerja seks komersial di lokalisasi

Tegal Panas yang telah dilakukan oleh pembina keagamaan melalui bermacam-

macam kegiatan keagamaan seperti pengajian, sholat berjamaah, dan ceramah-

ceramah keagamaan. Konsep dalam pembinaan keagamaan yang dilakukan di

lokalisasi prostitusi ini adalah bagaimana menambahkan serta mengembangkan

iman dan taqwa para anak asuh (pekerja seks komersial) kepada Allah SWT.

Keagamaan anak asuh (pekerja seks komersial) sangat di pengaruhi

oleh model pembinaan keagamaan yang dilakukan oleh pihak pembina, selain

itu juga keagamaan tuna susila dapat dipengaruhi oleh berbagai macam faktor,

baik itu faktor intern yang ada dalam individu tunasusila seperti bagaimana

pemahaman mereka terhadap agama, maupun faktor ekstern seperti keluarga

dan masyarakat. Pekerja seks komersial yang dikatakan memiliki keagamaan

Page 80: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

66

yang baik tidak sekedar hanya melakukan hubungan dengan Tuhan akan tetapi

juga harus memiliki hubungan yang baik dengan sesama manusia.

MT mengatakan,

“saya biasanya menggunakan model ceramah dan pengajian. Yaitu

dengan cara memberitahukan cara mengerjakan, keuntungannya,

hikmahnya dan tujuannya. Terus yang sangat efektif ya menggunakan

model ceramah to mas, karena ditempat seperti ini yang jamaahnya

banyak yaitu para PSK”.

NS juga mengatakan, “saya menggunakan model ceramah. Terus yang

sangat efektifnya menggunakan model ceramah to mas, karena

jamaahnya banyak”.

A menuturkan, “menggunakan model ceramah. Yang sangat efektif ya

menggunakan model ceramah to mas, karena jamaahnya dalam skala

besar”.

Dari penuturan MT, NS dan A model pembinaan keagamaan pada

seks komersial yang digunakan pembina adalah model ceramah. Namun jika

berbicara tentang PSK maka seorang pembina harus dapat mengetahui perasaan

sasaran binaan yang dihadapinya. Apakah para PSK telah mempunyai salah

satu keyakinan yang salah atau bertentangan dengan moral agama dan pembina

jangan cepat mencela kesalahan-kesalahan mereka, kalaupun mereka menerima

dan mengakui bahwa yang dibuat itu salah tapi perasaan mereka akan menolak

kebenaran yang kita tunjukan. Maka dari itu pembina jangan samapai

merendahkan ,menghina, mencela, atau mengurangkan harga diri mereka.

Seorang pembina harus dapat mengenal latar belakang dan motif-motif yang

Page 81: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

67

mendorong para PSK berbuat yang berlawanan dengan agama. Setelah itu

barulah dilakukan tanya jawab atau diskusi tentang masalah-masalah yang ingin

dikemukakan. Demikian juga dengan binaan yang bodoh atau pendidikannya

rendah, yang seperti ini juga tidak boleh diremehkan, sebab mereka tetap

mempunyai harga diri dan tidak suka dihina. Untuk menghadapi kekurangan

mereka maka pembina hendaknya ditingkatkan dengan penuh kasih sayang dan

penghargaan.

Jadi model pembinaan keagamaan yang dilakukan oleh pembina

dengan menggunakan ceramah lebih cocok dengan tanya jawab. Karena dengan

tanya jawab para binaan bisa bertanya kepada pembina apabila ada suatu hal

tentang agama atau hal-hal lain yang mereka belum ketahui.

D. Kendala-kendala dalam Pembinaan keagamaan Islam pada Pekerja Seks

Komersial di lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab.

Semarang dan upaya untuk mengatasinya.

Dalam hal pembinaan keagamaan Islam pada pekerja seks komersial

peneliti ingin mengetahui kendala-kendala apa saja dalam pembinaan tersebut,

oleh karena itu peneliti bertanya kepada NS (pembina) dan A (koordinator),

kendala-kendala apa yang ada dalam pembinaan serta upaya apa untuk

mengatasinya, NS mengatakan,

Page 82: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

68

“Kendala yang terjadi yaitu para wanita binaan(PSK) yang ikut

pembinaan keagamaan sedikit karena mereka masih kurang

kesadarannya. Upaya untuk mengatasinya, saya memberitahukan

kepada koordinasinya untuk musyawarah mencari jalan keluar agar

para wanita binaan itu bisa banyak yang ikut pada saat pembinaan.

Dan hasil kesepakatannya tmengenai aturan bagi anak asuh (wanita

binaan) yaitu 1) bagi anak asuh yang tidak ikut pembinaan tanpa ijin

maka akan deri sanksi. 2) bagi anak asuh yang tidak ikut 3x maka

akan dikeluarkan dari Tegal Panas”.

Selain itu juga A mengatakan yang senada dengan NS bahwa,

“Kendala yang terjadi yaitu sedikitnya wanita binaan yang ikut

pembinaan keagamaan islam karena kurangnya kesadaran dari

mereka. Upaya untuk mengatasinya, Kami para pengurus atau

koordinator rapat dan bermusyawarah untuk mencari solusinya. Pada

akhirnya disepakati bersama yaitu; 1) bagi anak asuh yang tidak ikut

pembinaan tanpa ijin maka akan deri sanksi. 2) bagi anak asuh yang

tidak ikut 3x maka akan dikeluarkan dari Tegal Panas. Dari aturan itu

tadi menjadikan hal positif dan akhirnya para anak asuh(wanita

binaan) banyak yang mengikuti pembinaan keagamaan islam dan

kegiatan-kegiatan yang lain”.

Memberikan hukuman atau sanksi kepada PSK atau pelacur agar bisa

menambah pengalaman mereka atau membuat mereka disiplin untuk

mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh pengelola terutama dalam

kegiatan pembinaan keagamaan. Sebab dilingkungan lokalisasi jika tidak ada

peraturan untuk para PSK maka mereka akan semaunya sendiri. Oleh karena

itu pengelola atau koordinator membuat aturan diatas guna untuk

mensukseskan kegiatan-kegiatan yang diadakan di lokalisasi Tegal Panas.

Page 83: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

69

Selain itu juga berbagai upaya yang dilakukan baik dari pihak

pembinaan keagamaan ataupun dari pengelola melalui berbagai macam

kebijakan untuk mengadakan berbagai kegiatan keagamaan, upaya yang

dilakukan oleh pembina untuk terus memompa dan memberikan pemahaman

kepada pekerja seks komersial dan usahanya sendiri guna terus meningkatkan

keagamaan individu, tidak mungkin akan terlepas dari faktor-faktor yang

mendukung keagamaan pekerja seks komersial. Dari hasil penelitian yang

penulis lakukan di lokalisasi Tegal Panas memperoleh gambaran sebagai

berikut:

Faktor pendukung, meliputi:

a.) Fasilitas yang disediakan oleh masyarakat atau pembinaan keagamaan

untuk mendukung keagamaan pekerja seks komersial. Seperti mushola,

masjid, alat pengeras suara.

b.) Berbagai macam kegiatan seperti olahraga, kesehatan.

c.) Kepedulian pembina dan seluruh elemen masyarakat sekitar.

d.) Semangat, antusias dan kesadaran pekerja seks komersial melaksanakan

berbagai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan keagamaan.

e.) Pada saat dilakukannya pembinaan keagamaan berhentinya semua

aktifitas kegiatan kecuali pembinaan keagamaan itu sendiri.

Page 84: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

70

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melakukan analisis terhadap hasil penelitian Model Pembinaan

Keagamaan Islam di Lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab.

Semarang, maka penulis dapat mengambil beberapa kesimpulan dari penelitian

tersebut, yaitu:

1. Isi atau materi berisi:

a) Dimensi keyakinan atau aqidah

b) Dimensi ibadah (praktik ibadah)

c) Dimensi akhlak

Dari ketiga pokok dimensi diatas jika bisa jalankan oleh pekerja

seks komersial maka meraka dapat membawa perbaikan hidupnya walaupun

sedikit demi sedikit. Selanjutnya mereka bisa hidup sehat, sejahtera, bahagia

dan selalu hidup dijalan yang benar (jalan Allah).

2. Dalam pelaksanaan pembinaan keagmaan Islam diadakan satu bulan sekali.

Kemudian pemberitahuannya kepada para pekerja seks komersial, maka dari

koordinator menggunakan teknologi yang ada yaitu HP karena dengan SMS

lebih efektif dan efisien. Untuk tempat pelaksanaan pembinaan keagamaan

Islam koordinator kadang menempatkan di masjid, mushola dan gedung PKK

Page 85: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

71

yang sudah tersedia di lokalisasi Tegal Panas. Dan untuk durasi waktunya

sebenarnya sudah lama yaitu sekitar 1 – 1, 5 jam.

3. Model pembinaan keagamaan pada seks komersial yang digunakan pembina

adalah model ceramah dan tanya jawab. Model ini digunakan karena

jamaahnya banyak. Namun dengan menggunakan model tersebut pembinaan

yang dilakukukan tidak berhasil karena para PSK yang keluar atau taubat dari

lokalisasi tersebut tidaklah banyak hanya satu atau dua PSK saja. Memang

model ceramah sangat efektif jika jamaahnya banyak tapi kurang efektif jika

untuk membuat para PSK sadar atau lebih mengena pembinaan tersebut.

4. Adapun kendala dalam Pembinaan Keagamaan Islam pada Pekerja Seks

Komersial di lokalisasi Tegal Panas Ds. Jatijajar Kec. Bergas Kab. Semarang

dan adalah:

1) Para wanita binaan (PSK) yang ikut pembinaan keagamaan sedikit

karena mereka masih kurang kesadarannya.

Maka untuk mengatasinya diberlakukan aturan dan kebijakan:

1) Bagi anak asuh yang tidak ikut pembinaan tanpa ijin maka akan diberi

sanksi.

2) Bagi anak asuh (PSK) yang tidak ikut 3x maka akan dikeluarkan dari

lokalisasi Tegal Panas.

Page 86: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

72

Dari aturan itu tadi menjadikan hal positif dan akhirnya para anak

asuh(wanita binaan) banyak yang mengikuti pembinaan keagamaan Islam dan

kegiatan-kegiatan yang lain. Karena memberikan hukuman atau sanksi kepada

PSK atau pelacur agar bisa menambah pengalaman mereka atau membuat

mereka disiplin untuk mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh

pengelola terutama dalam kegiatan pembinaan keagamaan. Sebab

dilingkungan lokalisasi jika tidak ada peraturan untuk para PSK maka mereka

akan semaunya sendiri.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang penulis uraikan diatas, maka penulis

mengajukan beberapa saran guna perkembangan selanjutnya kearah yang lebih

baik kepada :

1. Pembina

Karena Melihat begitu pentingnya untuk melaksanakan pembinaan

keagamaan pada pekerja seks komersial, serta begitu besarnya pengaruh

lingkungan prostitusi dan lingkungan masyarakat maka, pihak pembina perlu

melakukan pendekatan yang lebih intens bukan hanya kepada pekerja seks

komersial serta perlu dilakukan pendekatan dengan sekitar lingkungan

prostitusi mengenai pentingnya pembinaan keagamaan islam untuk bekal

mereka melakukan interaksi dengan dunia luar dan bagi pembina diharapkan

menambah wawasannya mengenai pembinaan agama Islam terhadap pekerja

seks komersial.

Page 87: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

73

2. Pengelola atau Koordinator

Karena pentingnya pembinaan keagamaan pada pekerja seks komersial

maka untuk pelaksaan pembinaan tersebut diadakan satu minggu sekali sebab

pembinaan keagamaan Islam merupakan salah satu cara untuk menyadarkan

para pekerja seks komersial. Jadi yang dulunya pembinaan dilakukan satu

bulan sekali untuk kedepannya dilakukan satu mimggu sekali.

3. Masyarakat

Perlu adanya kerja sama yang baik antara pembina keagamaan dengan

pengelola atau koordinator dan warga sekitar agar bisa berpartisipasi dalam

kegiatan-kegiatan positif kepada para pekerja seks komersial terutama pada

pembinaan keagamaan Islam. Selain itu juga masyarakat sekitar bisa

menanggapi positif mengenai lokalisasi Tegal Panas.

4. Pekerja seks komersial

Bagaimanapun upaya yang dilakukan oleh pembina keagamaan adalah

suatu upaya yang sangat baik untuk memberi pengetahuan tentang agama

Islam, namun selain dari pembina diharapkan dari pekerja seks komersial

sendiri berusaha aktif bergerak untuk memperdalam pemahaman mereka

tentang keagamaan islam. Oleh karena itu untuk menyadarkan pekerja seks

komersial tentang pentingnya keagamaan disarankan mereka mau mencari

secara individu pemahaman keagamaan melalui buku agama ataupun berbagai

kegiatan agama, dan pada saat tunasusila menemui suatu hal dalam buku

agama atau kegiatan keagamaan yang tidak dipahami, mereka akan aktif

Page 88: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

74

untuk bertanya kepada pembina ketika ada dilingkungan binaan atau bertanya

dengan orang yang lebih paham ketika mereka berada dilingkungan luar.

4. Pemerintah

Karena begitu pentingnya pembinaan keagamaan Islam maka

pemerintah harus ikut berperan serta dalam pembinaan tersebut. Dan

pemerintah harus terjun langsung demi pelaksanaan pembinaan tersebut serta

harus bekerja sama dengan pihak-pihak terkait. Karena peran dari pemerintah

sangatlah penting demi tercapainya tujuan pembinaan keagmaan Islam. Sebab

mereka para pekerja seks komersial juga mendapat pehatian dari pemerintah,

apalagi mengenai pendidikan. Karena selama ini peran serta dari pemerintah

untuk kegiatan pembinaan keagamaan islam belum ada sama sekali.

Page 89: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

75

DAFTAR PUSTAKA

Sadli, Saparinah, Persepsi Sosial Mengenai Perilaku Menyimpang, Jakarta:Bulan

Bintang, 1977.

Gerungan W.A. Psikologi Sosial, Bandung: Eresco, 1988.

Undang-undang Tahun 2000, Lingkungan Hidup & Analisis Mengenai Dampak

Lingkungan, CV. Tamita Utama, 2000.

Umar, Marzuki & Sa‟abah. Perilaku Seks Menyimpang dan Seksualitas Kontemporer

Umat Islam, Jogjakarta:UII Pers, 2001.

Tabroni & Imam Suprayogo. Metodologi Penelitian Sosial Agama, Bandung:PT

Remaja Rosdakarya, 2003.

Undang-undang No. 20 tahun 2003. Tentang System Pendidikan Nasional

(SISDIKNAS) dan Penjelasannya, Yogyakarta:Media Wacana.

Nashori Suroso Fuad & Djamaludin Ancok. Psikologi Islami, Yogyakarta:Pustaka

Pelajar, 2005.

Pusat Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia,

Jakarta:Balai Pustaka, 2007.

Moeloeng J. Lexy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:PT Remaja

Rosdakarya, 2008.

Muslih, TB. Aat Syafaat & Sohari Sahroni. Peranan Pendidikan Agama Islam Dalam

Mencegah Kenakalan Remaja (Juvenile Delinguency), Jakarta:Rajawali Pers,

2008.

Page 90: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

76

Siahaan, Jokie MS, Perilaku Menyimpang; Pendekatan Sosiologi, Jakarta:PT. Indeks,

2009.

Aprillia Senja Ratu & EM Zul Fajri. Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Difa

Publisher.

Departeman Agama RI, Al-Qur‟an dan Terjemahnya, Semarang:CV. Asy-Syifa‟.

Page 91: Model Pembinaan Keagamaan Islam Pada Pekerja Seks Komersial (Psk) - Stain Salatiga

77

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : M. Fahrul Azhari

Tempat tanggal lahir : Semarang, 11 Januari 1988

NIM : 11108013

Agama : Islam

Kewarganegaraan : WNI

Alamat : Desa Lemahireng Kec. Bawen Kab. Semarang

Pendidikan

1. SD N 02 Lemahireng Tahun 2000

2. SMP N 05 Salaitga Tahun 2003

3. SMK Islam Jendral Sudirman Ungaran Tahun 2006

4. STAIN Salatiga Tahun 2012

Demikian daftar riwayat hidup ini dibuat dengan sebenarnya

Bawen, 9 Agustus 2012

Hormat Saya

M. Fahrul Azhari

NIM 11108003