Microsoft Word - Ilmu Nahwu

64
BAB KALAM 1. 亢乓 亥仱亟 亳亮 乲䰙 会䰣 二䰣 亗䰥 亣亢 乓 亐巸 亂巳 亳䰣 亢䰘 乔乖 巴 乮亶䰘 亗产䰣 亢乓 巴 Kalam diartikan dalam bahasa Indonesia : “ungkapan kata-kata (kalimat), dalam definisi: Lafadz yang disusun yang memberi faedah lagi disengaja. هفارراااا.= را ظ 2. Lafadz adalah suara yang mengandung atas sebagian dari huruf hijaiyah, Contoh ( 乘䰘 亿乔巳 亓亢䰗 乲巳 亃巳 ) = telah hadir orang yang ghaib (jauh) Huruf hijaiyah adalah mulai dari alif sampai ya ( ي ا) اأننر ا3. Murakab adalah kata-kata yang disusun dari dua kata atau lebih banyak (susunan kata demi kata ) contoh ( 亥䰗 仱巳 乷亢䰗 乓 乼䰣 亖䰗 ) dari lafadz ( 乼䰣 亖䰗 ) dan lafadz ( 乷亢䰗 亥䰗 ) Yang disusun dari tiga kalimat. Contoh ( 仱巴 乢巳 乲巳 乻巳 乮巳 书䰗 亐巳 乜巸 乷䰗 亣巳 ) = Saya duduk beserta sebelas orang laki-laki. Ini disususun dari lafadz ( 乸䰗 亣巳 ) dan ( ) dan ( 亐巳 ) dan ( 乮巳 书䰗 ) dan ( 乲巳 乷巳 ) dan ( 仱巴 乢巳 ) 乸亢乓 巴 京巴 乷巸 乧巳 亵 䰚 亹 巳 乮䰘 亿䰗 乔亖 巳 乭乔亖䰗 仄䰗 乔亦 乮亶䰘 亗巴 产䰣 亢䰗 乙巸 亱巴 乜䰙 亢䰣 乓 巳 京䰘 亐䰘 亦 乔巺 乷亢乓 巳 亱 丟 亨䰦 亢巳 乔巳 亯巸 亶䰗 亣巳 亳巸 乧巳 ٠ ׃亐䰘 亖乔巳 亪 巴 亨䰣 亣䰘 亏䰣 亢䰗 4. Mufid adalah perkataan yang memberi faedah dengan sebenar-benar faedah yang lebih baik diam dari orang yang berbicara dan orang yang mendengarkan pembicaraan itu (tidak menimbulkan pembicaraan atau pertanyaan lagi). Contoh ( ا) = ilmu itu bermanfaat. رراا ا5. Wadha’ artinya menyengaja dengan bahasa arab. Contoh ( ررا )= Telah berjalan kuda. Yang dimaksud menyengaja memakai lafadz ( ر ا) yang di dalam bahasa Arab yang bermakna kuda. Pembagian kalam Kalam terbagi kepada tiga = Isim, fi’il, dan huruf I, Isim atau kata benda ( nomina/ nominal ) Tanda ( ciri-ciri ) isim ada delapan 8 : a.1. Khofad ( ) اةاا اKhofad adalah : kasrah yang muncul ketika masuk amil ( yang bekerja ) mengkhofadkan. Kashroh adalah baris di bawah. Penganti dari kasroh ada 2: 1. Ya ( ) 2. Fatah ( ) Amil yang menkhofadkan ada 2: 1. Huruf. Yaitu huruf jar ada sembilan 9: ( _ _ _ _ ا _ _ ا _ اف _ ا _ )

Transcript of Microsoft Word - Ilmu Nahwu

BAB KALAM

� 1. ��� ��� �� ��� ������ ������������ ��������� ��

Kalam diartikan dalam bahasa Indonesia : “ungkapan kata-kata (kalimat), dalam definisi: Lafadz yang disusun yang memberi faedah lagi disengaja.

�.اا����ا������������ا� رر�فا�ه������= ��را���� ��ظ 2. Lafadz adalah suara yang mengandung atas sebagian dari huruf hijaiyah,

Contoh ( �������� � ���!�" ) = telah hadir orang yang ghaib (jauh)

Huruf hijaiyah adalah mulai dari alif sampai ya (ا– ي ) ا��)*����ر*��ن*��(-ن&+*()� �أ&%$ا�#"!

3. Murakab adalah kata-kata yang disusun dari dua kata atau lebih banyak (susunan kata demi

kata ) contoh ( �� ��#� � $�% & �) dari lafadz ( '$�% & ) dan lafadz ( �#� ��� � )

Yang disusun dari tiga kalimat. Contoh ( (��)�* ���+�, ���" & ���- �.�# ��)) = Saya

duduk beserta sebelas orang laki-laki. Ini disususun dari lafadz ( �/ ��) ) dan ( �0 ) dan

( ���- ) dan ( ���" & ) dan ( ���#�, ) dan ( (��)�* ) 1/�� �2�#�3�4 (5 ���� �% �6�% & �- ��������� �.�0�7� . � ��?����9 =��%��< ׃ ٠=��3� ,<�� ��;�� ��7 '9:� ��2�-. '��- �8#� ���

4. Mufid adalah perkataan yang memberi faedah dengan sebenar-benar faedah yang lebih baik diam dari orang yang berbicara dan orang yang mendengarkan pembicaraan itu (tidak menimbulkan pembicaraan atau pertanyaan lagi).

Contoh ( 1���!ا��� ) = ilmu itu bermanfaat.

ا��13�13ا��)�-�� �#&را�&ر25. Wadha’ artinya menyengaja dengan bahasa arab. Contoh ( 2ر�را�&# )= Telah berjalan

kuda. Yang dimaksud menyengaja memakai lafadz ( 2ر�ا� ) yang

di dalam bahasa Arab yang bermakna kuda. Pembagian kalam Kalam terbagi kepada tiga = Isim, fi’il, dan huruf I, Isim atau kata benda → ( nomina/ nominal )

Tanda ( ciri-ciri ) isim ada delapan 8 :

a.1. Khofad ( ��4 )

ا�5��ا�:9)ةا�(�� 566��76������ا�5�� Khofad adalah : kasrah yang muncul ketika masuk amil ( yang bekerja ) mengkhofadkan. Kashroh adalah baris di bawah. Penganti dari kasroh ada 2:

1. Ya ( $ )

2. Fatah ( ;�& ) Amil yang menkhofadkan ada 2:

1. Huruf. Yaitu huruf jar ada sembilan 9: ( (�<� _ �� _ ��� _ =�� ���ا _ _ =�� ��<!�ا _ ��.�ف�ا _ ��@�?�ا _ _ )

Contoh : ( =��(A@ا��ا�ا�ة���.������� )

2. Isim yaitu mengidhofatkan mudhof kepada mudhofun ilaih.

Contoh: ( �-@�B� ) = Rumah allah ( �-@� ) mudof menjarkan ( Bا� ) dalam bahasa Indonesia disebut kata

majemuk.

a.2 Tanwin (=����) ��C�#>D<=�����=������ا���Eا�4ر���@%)���"�@��FG )�H4�A������I

Tanwin adalah nun yang sakin yang menghubungi akhir kalimat ditetapkan ketika bersambung dan dihazafkan pada tulisan dan ketika waqaf (baris dua ).contoh :

��)��) @��)أة ) ا@(�)�����J)�ا _ _ 6��4�6�� � )

a.3 Alif dan lam ( أ� ) Contoh: ( "Kأ��!� ����C@�أ _ )

a.4 Huruf Qosam ( huruf yang dipakai untuk sumpah ) Yaitu ( ��@�?�أ ���أ�� , )

waw, ba, ta, contoh (B��� _ Bا�@� _ ��Bا� ) = Demi Allah

a.5 Huruf jar. Telah berlalu pada nomor satu

a.6 Musnad yaitu : a. Menyandarkan fi’il pada fa’il, contoh: ( 6��4�ا�E�G��#� ) =

Telah masuk Ustaz. b. Menyandarkan Khabar pada Mubtada. Contoh:

<��L)��4ه����ا ) )

= Orang yang bodoh miskin. a.7 Idhofat ( telah terdahulu pada nomor satu bagian dua )

a.8 Munada ( panggilan ) dengan memasukkan huruf nida yaitu ( ا� _ �- ) contoh:

( "M�-�!�$���� ) = Wahai anak pamanku dan ( -�@ن�أ�$�� ) = Wahai anak ibuku.

B. Fi’il (kata kerja) → verba / (verbal) Fi’il terbagi 3 :

1. Fi’il Madhi yaitu ( 6-���6N���<��7�$J�?B����@I�O�=��!�Cا��� ������ا : ) = Kata kerja untuk masa yang telah

lewat Fi’il Madhi yaitu fi’il yang menunjukan artinya pekerjaan yang telah berlalu sebelum waktu

pembicaraan. Contoh ( (I�أ� ) = telah membaca.

Pekerjaan membaca telah berlalu sebelum mengatakannya. Tanda tanda ( Ciri-ciri ) Fi’il Madhi : Fi’il Madhi yaitu bisa menerima ta taknis yang sakin atau “ ta

( ��?ا�(���7ا�#�*�� )

yang mati “, contoh (�� (I�أ ) = telah membaca perempuan .

Hukum Fi’il Madhi dibina atas fatah selama tidak berhubungan dengan waw jamak dan dhamir

rofa’ yang berharkat. Contoh ( (���� _ (���@� ). Kalau sdah dihubungi waw jamak hukumnya dibina

atas dhommah contoh (ا (��@�7 ). Dan kalau sudah di hubungi dhomir rofa ‘ yang berharkat hukumnya

dibina atas sukun. Contoh : ( (���@� (����@ _ )

Fi’il madhi terbagi kepada dua :

1) Fi’il madhi bina bagi fa’il ( kalimat aktif ) memakai awalan me, contoh

(;��� )= Telah membuka

2) Fi’il madhi bina bagi maf’ul ( kalimat pasif ) memakai awalan di, contoh :

(;��� )= Telah dibuka

3) Fi’il Mudhorii yaitu : ( 6�@�Pا��(��و�ا�ا�(=��!�C���7�$J�?BO�����6N���<-�6ع��� )

( kata kerja untuk waktu – waktu sekarang / yang akan datang ). Fi’il mudhari’ yaitu fi’il yang menunjukan kejadian sesuatu pada waktu berbicara atau sesudahnya.

Tanda (ciri-ciri) fi’il mudhari’ mau menerima (!�) contoh:

( !��(�-��� ) dan untuk menunjukan makna yang akan datang dengan memasukan ( _ أ�=� �=�إ _ _

��F#و _ 2 _ =�� ).

Dan wajib didahului oleh salah satu huruf mudhoro’ah yaitu ( �U-ت�أ )

(أ_=_ي _ ت)Dan bisa dimasuki ( 6I� ) ini pun berlaku pada fi’il madhi.

Hukum fi’il mudhori’ adalah di Irabkan dengan rofa’ selama belum masuk huruf nasab dan

huruf jazam. Contoh (�/���C�4). Kalau sudah masuk huruf nasab hukumnya berubah menjadi mansub.

Contoh (�/���C�4 �2 � ). Kalau sudah masuk huruf jazam hukumnya berubah menjadi majzum. Contoh

(�/���C�4 �9 � ). Huruf yang menasbakan ada 10: ( E�!� _ E�!��C� _ �C _ ا�U�=� _ �=� �=�أو��+�ا��Vو _ �او����و _ �ا��Vو _ �)N _

��6NVا )

Huruf yang sepuluh ini terbagi kepada dua bagian yaitu: 1. Menasbakan fi’il mudhori’ dengan dirinya sendiri.

2. Menasbakan fi’il mudhori’ dengan ( �=�ا ) yang ddhamarkan (disembunyikan).

1.1. Yang menasbakan dengan dirinya ada 4, yaitu :

a. ( �=�أ ) dinamakan dia huruf nasab karena dia menasakan fi’il mudhari contoh: أ�=��)(��

( �=�أ ) dinamakan huruf masdar karena dia menghancur kalimat yang sesudahnya jadi

masdar, contoh: ��V�-D@� ان(3) menjadi (���@V���W@�

( �=�أ ) dinamakan huruf istiqbal karena dia mengkhususkan makana fi’il mudhari’ untuk masa

yang akan datang. Contoh ( �C��=� �=�ا ) artinya bahwa akan ada.

b. (ن�� ) dinamakan huruf nasab sebagaimana yang terdahulu

��ن) ) dinamakan huruf nafi (����) karena dia menafikan (menidakkan) ma’na fi’il mudhari.

( =�� ) dinamakan huruf istiqbal sebagaimana yang terdahulu contoh

��(�Cم) =�� )

Artinya tidak akan pernah bicara dia. ( dia tidak akan pernah bicara )

c.( إE�=� ) dinamakan huruf nasab sebagaimana yang terdahulu.

�=�Eإ ) ) dinamakan huruf jawab atau jazak karena dia berfungsi sebagai jawab dan karena

bahwa sesungguhnya sesuatu yang setelahnya izan balaran (jawab) bagi orang sebelumnya (izan)

Contoh : ( 6 �6ا�AI��Y�@)=�إG��ا�A@ر�D����)N�ا�@ Y�@)� =�� )

Artinya : kamu tidak akan mencapai kemuliaan hingga kamu mencicipi Kepahitan kalau begitu kamu akan sampai pada tujuan.

Contoh yang lain : ( ا�G�=ر�ا�Cك��� ) pada jawaban ( ا@Mر�ر���O�ا )

d. ( �C ) dinamakan huruf nasab sebagaimana yang terdahulu

( �C ) dinamakan huruf masdhar sebagaimana yang terdahulu.

Contoh : ( +)��#�!C���ا��� "�C�� )

Artinya : agar kamu tidak sedih terhadap apa yang sudah hilang dari kamu.

2.1 Yang menasobkan dengan ( �=�أ ) yang diidhramkan terbagi pada dua :

1. Harus mengidhmarkan ( �=�أ ) dan menuliskan ( �=�أ ) sesudah lam ta’lil

( E�!ا�������� / E�!�$C� )

Contoh : ( 3ر����E�1�#� ) dengan membunyikan ( �=�أ ) dan boleh juga ( 3ر ����E�=�1�#ا� )

dengan menuliskan ( �=�أ )

2. Wajib mengidhmarkan ( �=�أ ) ini ada lima (5) :

a. Sesudah lam juhud ( E�!�6ا� V�� )

Yaitu kalimat yang didahului oleh (=�C� ) atau ( C����=� ) yang menafi ( yang dinafikan karena

dengan ma (�� ) dan dinafikan (���� ) oleh lam

( !�� )

(ada ma’na menidakan) contoh :

( ��C����E��4�F��ا��6����ن��!C���L����6[ا��� )

!�]���K�ر�ا!��=C��B�����G\@]!��اB����C=�و

Artinya : Aku tidak akan menyalahi janji dan engkau tidak akan merusak janji.

( �E�F�4� ) asalnya ( E�ا�ن�F�4� ) , (�L���� ) asalnya ( �E�ن��L�� �) b. Sesudah ( أ�� ) yang berarti ( ���إ ) hingga atau yang berarti ( E[�ا ) kecuali.

Contoh: ( أ��� ) dengan ma’na ( ����إ ) hingga

( �E���A#�#]�ن[ا��ا��ك�)��6أ��ا����� )

Artinya : Sesungguhnya akan aku anggap mudah segala kesukitan hingga aku mencapai cita-cita.

Contoh : ( أ��� ) dengan makna ( ���إ ) kecuali.

( �-]�����أ���^���C��E�أ )

Artinya : Sesungguhnya akan kuberikan dia kecuali kalau kurang memperhatikannya.

( �-]�����أ ) asalnya ( �-]���ن�أ���أ )

c. Sesudah ( �)N ) yang dengan arti ( ���إ ) atau ( E�!��-ا����� ) (lam dengan arti karena )

Contoh: ( �)N ) dengan arti ( ���إ ) hingga.

( 6�#Eنا�4-_ا��-@Eا�4-_ا!*�=-@)-��Nر@واJ�ا��* ) Artinya : Makanlah dan minumlah kamu hingga jelas bagi kamu benang putih dari benang

hitam.

�N(�-(@-ن ) ) asalnya ( ن-@)-� �ن�أ �)N )

Contoh: ( �)N ) dengan arti (�-��)ا�� E�!� ) supaya.

( �V�)� �)N ��()N�2ا� )

Artinya : Berjaga – jagalah supaya kamu selamat.

(�V�)� �)N ) asalnya (�V�)� �ن�أ �)N )

d. Sesudah ( -��#�� ?��� ) ( fasababiyah fa dengan arti sebab ) yang didahului oleh nafi (yang

menidakkan), atau didahului oleh (��H� ) tuntunan.

Contoh fasababiyah yang didahului oleh nafi :

( ]6V-� ]6V- !�� )

Artinya : dia belum mendapati sebab akan mendapat dia.

( ]6V-� ) asalnya ( ]6V- ���ن� )

(��H� ) ( tuntunan ) mencakupi :

1. Amar ( perintah ) ( ر�� E� ( �ا 2. Nahi ( larangan ) ( ه�� )

3. Irid ( anjuran ) ( ا�ر����� )

4. Tahdid ( dorongan ) ( ا�6N)��6-� )

5. Tamany ( Angan – angan ) ( ا��U�])� )

6. Taraji (harapan ) ( �V ا�()� )

7. Istifham ( pertanyaan ) ( !� #(�]��ا )

Contoh Amar ( 6ا�� �#)�� �ا�6 �V� ) asalnya ( 6ا�� �#) ���=� )

Artinya : Dermawan maka karenanya kamu akan jadi ikutan

Contoh Nahi ( E�6ن)�=��Eا�6#�!�#)� ) asalnya ( !�#) ن�� ) Artinya : Janganlah kamu dekati srigala maka karenanya kamu selamat.

Contoh Irid ( أ�E�6��@�̀N)�(C)���-�!� ) asalnya ( ���ن�(C)�!� )

Artinya : Sebaiknya kamu bayar hutang pada kami maka karenanya kamu akan dihormati.

Contoh tahdid ( "ه�)@�C�E�W�4�3رN��� ) asalnya ( ���3ر�نN-� )

Artinya : Cobalah kamu berkirim surat pada saudaramu maka karena akan datang dia

Contoh Tamany ( ����ا�C�و��Cا�وU6��������[ظ�U ) asalnya ( ���ظ�]��أ�نU )

Artinya : Wahai kiranya bintang – bintang itu dekat pada ku maka aku akan menyusunnya

Contoh Taraji ( ���1�H&��ا��ا�#�و� #@��اE�Y�@�����أ ) asalnya ( 1�aأ+& ) Artinya : Semoga aku samapi kepintu langit maka karenaya aku akan melihat.

Contoh Istifham ( �&�KA)ك�ه�b6N ) asalnya ( b6Nك�نأ�&� )

Artinya : Adakah akan kamu dengarkan maka karenanya aku akan menceritakannya padamu.

e.Sesudah ( ��B5-��ا� ) ( artinya serta ) yang didahului oleh nafi atau ( tholab )

seperi yang terdapat pada nomor d.

Contoh : ( ��#]!�-�#�اأ�-+�روا@��4-)���! ) asalnya

=-�#���ا ا) )

Artinya : Mereka belum menyuruh berbuat baik beserta mereka melapakan diri mereka. Ma’na – ma’na huruf nasob

�=�أ ) .1 ) Kalau masuk pada fi’il madhori’ menjadikan ma’na madhori’ jadi ma’na masdar

Contoh : ( ا�ا�=���A) ) artinya bahwa memuasakan kamu berubah menjadi

(A-��آ! )

Puasa kamu. Dari kata kerja berubah menjadi kata dasar.

( =� ) Kalau masuk pada fi’il mudhori’ memfaedah nafi fi’il madhori’ pada masa yang akan

datang serta takkid ( I)#��6C@��1ا�(+���ا�ا����)ع $�U ) yang yang artinya tidak akan pernah. Contoh :

#(�KA��)NG�ا�(��Cما�-��ن ) )

Artinya : Tidak akan pernah bicara ustadz hingga kamu memperhatikannya.

masuk kepada fii’l mudhori’ memfaedahkan untuk jawab dan jazak ( إGن )

( �V���OVا����اإ�ا ) untuk jawaban sebagai akibat dari perbuatan yang sudah atau yang akan

dilakukan artinya kalau begitu :

Contoh : (6AIا� Y�@� ذ=�إ (@Aا� D��� �)N 6N@ا� Y��) =� ) Artinya : Tidak akn pernah kamu mencapai kemuliaan hingga kamu mencicipi kepahitan. Kalau begitu kamu akan sampai pada tujuan.

(�C� ) merubah ma’na fi’il mudhori’ menjadi berpengertian agar.

Contoh : ( E�=زN� �C W� =-@ا) Artinya : aku jelaskan pada kamu agar kamu mengerti.

(�C!�� ) merubah makna fi’l mudhori’ menjadi berpengertian untuk

(�-��� ) Contoh : ( ��V�$Cأ���!��) )

Artinya : Saya datang untuk belajar. JAZAM FI’IL MUDHORI’

Yang menjazamkan fi’il mudhori ada 18 yaitu :

���Gإ _ �ن _ �� _ �]�� _ ��� ) �=�إ _ _ E�-ه��� �)�أ _ !�� ��!�أ _ _ ��� _ !�� ����أ _ ���أ _ �-ن�أ _ _ ����C _ أ�ي _ ��%�N _ أ���

F

Huruf yang 18 ini terbagi pada dua bagian yaitu : 1. Menjazamkan satu buah fi’il 2. Menjazamkan dua buah fi’il

1.1 Yang menjazamkan satu fi’il ada 6 yaitu huruf :

( E�ه���� �B)�أ��! _ �!�أ _ _ ��� _!� _ ����أ ) a. (!�) dinamakna huruf naïf karena dia menafikan ( menidakkan ) arti fi’il mudhori’.

Contoh : ( !��(�-�� ) tidak memukul.

( !� ) dimanakan huruf jazam karena dia menjazamkan fi’il mudhori :

Contoh : ( !��!I� )

( !� ) Dinamakan huruf qolab ( ��I ) karena dia membalikkan aman fi’il mudhori’ ke zaman

madhi / masa yang lewat.

b. ( ��� ) sama dengan (!�� ) pada segi nama

Bedanya pada segi makna. Kalau (!� ) menafikan ( menidakkan ) masa yang lewat

saja.

Contoh : ( !��(�N- ) belum hadir.

Dia belum hadir sebelum bicara dan mungkin saja ketika bicara dan selesai bicara dia hadir.

Dan kadang – kadang ada juga untuk (!ا�6 dan Bا)�#��)�إ ) berkekalan dan

berkelanjutan.

Contoh : ( 6� ��!���-� !��-���6� )

Artinya : “ Dia tidak beranak dan tidak di peranakkan, selama – lamanya.

Sedangkan (��� ) maknanya menafikan perbuatan di masa yang lewat tapi juga berlaku

untuk zaman hal / zaman bicara. Contoh : ( -����(6N )

Belum hadir pada masa yang lewat dan juga pada waktu bicara.

c. ( �!�أ ) adalah dasarnya (!� ) dimasukkan ke dalamnya hamzah istifham, maka berubah artinya

menjadi takrir ( (L)�(� ) artinya tetap. Contoh :

( W�(6A����W#)ح��!�أ ) Artinya : Adakah tidak aku lapangkan dada kamu.

Pengertiannya : Aku sudah melapangkan dada kamu.

d. ( �8� � & ) adalah (�8� � ) yang dimasukkan hamzah istifham sama dengan no c.

Contoh : ( -6�ز����-L!�أ )

Artinya : Adakah tidak berdiri si Zaid. Pengertiannya : Si Zaid telah berdiri.

e. (?��� !��Eا�)����ا�6 ) : Faedah / kegunaannya menjadikan arti fi’il mudhori’ berupa tuntutan yang

datang dari yang lebih tinggi kepada yang lebih rendah.

Contoh : ( ���Lا@�4)�ل�� )

Artinya : Maka hendak katakanlah akan yang baik.

f. ( E�$[U��?��6ا��� ) : Faedah / kegunaannya melarang dari isi kalimat yang sesudah.

Contoh : ( E�H�L) )

Artinya : Janganlah kamu putus asa. 2. Yang menjazamkan dua fi’il, yaitu yang tinggal. Fi’il yang pertma dinamakan fi’il syarat dan yang kedua di namakan jawab / jaza’ syarat. Contoh

: ( اGه��ه��(�G=�ا ) Artinya : Jika kamu pergi, saya pergi.

) fi’il syarat ( �Gهب) Gهب�ا ) jawab / jazak syarat.

Yang menjazamkan dua fi’il terbagi pada dua, yaitu huruf dan isim. 2.1. Yang huruf adalah :

a) ( ا�= ) dinamakan huruf syarat dan huruf jazam,

Contoh : ( N!��)=�ا )

Artinya : Jika kamu mengasihi, engkau dikasihi.

b) ( ذ���ا ) dinamakan huruf syarat dan huruf jazam

Contoh : ( �D���D��()���(�ذ�ا )

Artinya : Jika kamu bertaqwa, kamu meningkat.

Fiil yang dijazam adalah ( D)�� ) dan ( ()�D)� ) tanda jazamnya adalah hazaf ya (�D) karena dia

fi’il yang mu’tal akhir.

Faedah (ان ) dan ( ذ���ا ) masuk kepada fi’il mudhori hanya semata-mata menunjukkan

keterkaitan fi’il syarat dan jawab syarat. 2.2. Yang isim adalah

a) (ن� ) di pakai untuk yang berakal.

Contohnya : ( �@^�-OV�?�-���#و��ن )

Artinya : Orang – orag yang mengerjakan kejahatan di balasi dengan kejahatan.

(���-) Fi’il syarat tanda jazamnya sukun (OV-� ) jawab syarat tanda jazannya hazaf karena fi’il yang

u’takhir.

b) (�� ) dipakai untuk yang tidak berakal contoh: (B� 4B-) -���^ ا �ن �ن (�� (���و Artinya : Apa – apa yang yang kamu perbuat dari kebaikan, mengetahui Allah akan kebaikan itu.

( �ن�����و ) fi’il syarat tanda jazamnya hazaf nun karena dia fi’il yang lima. ( �-!� ) jawab syarat tanda

jazamnya sukun karena dia fi’il yang shohih akhir.

c) (��[� ) dipakai untuk yang tidak berakal.

Contoh ( ���- و�ا�WU�+)��[��(ي�����Iا�� )

“ Sesungguhnya apa – apa yang kamu perintahkan terhadap hati pasti dia memperbuatnya”

ي�(+�) ) ) Fi’il syarat tanda jazamnya hazaf nun karena fi’il yang lima.

(���- ) jawab syarat tanda jazamnya sukun karena fi’il yang shohih akhir.

d) (��� ) dipakai untuk zaman contoh : ( ����اY�@��E�ا�����������Iن )

artinya : Bila kamu meyakini pekerjaan, kamu meyakini pekerjaan, kamu akan mencapai cita – cita.

(=I��) fi’il syarat tanda jazamnya sukun yang ditakdirkan atas ghain diberi harkat kasrah pada nun

untuk bertemu dua sakin.

(Y�@� ) jawab syarat tanda jazamnya sukun yang ditakdirkan atas ghain diberi harkat kasrah karena

pelepas bertemu dua yang sakin.

e) ( -�ن�أ ) dipakai untuk zaman, Contoh : ( ���ا@)�Y��E�L))=ا�����-�ن�أ ) artinya kapan kami melindungi kamu,

kamu akan aman dari selain kami.

(=� ��� ) Fi’il syarat tanda jazamnnya sukun. ( +)�=� ) jawab syarat tnda jazamnya sukun

f) ( -=�أ ) dipakai untuk tempat (ن�C�) contoh ( CC!ا���ت�ا-��(6��C)���-��أ )

artinya : dimana saja kamu berada, kematian akan menemukanmu.

.Fi’il syarat tanda jazamnya hazaf nun karena dia fi’il yang lima ( (C�ن)

( ك)�-6 ) Jawab syarat tanda jazamnya sukun karena dia fi’il yang shahih akhir.

g) (G8= &) dipakaikan untuk tempat. Contoh (�� أ�)���ه��(�64ذ� ) Artinya : kemana saja kamu berdua pergi

kamu akan dilayani.

���أ ) ) fi’il syarat tanda jazamnya hazaf nun karena fi’il yang lima.

.Jawab syarat tanda jazamnya hazah nun karena dia fi’il yang lima ( �ذه�� )

h) ( ��%- ) dipakaikan untuk makan (tempat). Contoh : ( Eز�)��%- ���(C� )

artinya : Dimana saja kamu singgahkamu dimuliakan.

( Eز�� ) Fi’il syarat tanda jazamnya haaf nun karena dia fi’il yang lima.

( ��(C� ) jawab syarat tanda jazamnya hazaf nun karena dia fi’il yang lima.

i) ( ���-C ) dipakaikan untuk keadaan keadaan ( ���N�ا ) contoh

�Vس�أ�-C�����Vس ) )

artinya : Bagaimana saja kamu duduk saya duduk.

j) ( ا�$̀ ) Pantas untuk keseluruhan keadaan, melihat kemana dia diidafakan.

Contoh: (6��9) ا����C$̀Bأ(I�� )

Artinya : mana saa buku yang kamu baca. Kamu akan mendapatkan faedah.

.fi’il syarat tanda jazamnya sukun karena fi’il shohih akhir ( �I)أ )

(6�)9) ) Jawab syarat tanda jazamnya sukun karena shohih akhir.

Keseluruhan diatas adalah huruf atau izim yang mengandung syarat dan menjazamkan fi’il mudhari’

Adalagi huruf yang mengandung syarat tapi tidak menjazamkan fi’il yaitu:

(��� _ ���C _ و _ �و���� ���أ _ ا�ذ�إ _ )

(��� ) dan (���C) hanya bisa masuk pada fi’il madhi.

Kalimat yang akan menjadi jawab harus fi’il boleh fi’il madhi dan juga boleh fi’il mudhori. Kalau kalimat itu tidak bisa menjadi jawab karena dia jumlah ismiah atau karena dia fi’il yang

mengandung arti tholab ( tuntunan ) atau karena dia jamid atau karena disertai ( ن�� ) atau ( 6I� ) atau

( 2 ) atau ( F9و ) maka wajib memasukan

( F ) kedalam.

Contoh :

Contoh jawab jumlah ismiyah ( W99�-�(-4@B�[��j-�\آ����BI�6�(- )

Contoh jawaban disertai (��) +��=����!)-��+#����مC��

Contoh jawaban yang mengandung tholah :

�-N@@آ!ا��Bي ) �(@����+�اB�N)@�ا=�آ��!�=�إ )

Contoh jawaban fi’il Jamid

( 4-)ا�(-=�(ؤ�=����9)��أ �6ا���E��W���L���ا�ا�=��)�=�ا )

Contoh jawaban yang disertai (=�) ( �ا(�P���C����ن4B-)�ا�ن������(���� )

Contoh jawaban disertai ( 6L ) ( إ�=�(J-�D�(#دI��أD�خ>^��=���@I )

Kita boleh menghazafkan fi’il syarat kalau dia terletak sesudah ( =�إ ) yang diidghamkan pada

( E� ) contoh ( !�C��-4@��C#�&]Eا�( ) asalnya

( -4@��C#�&( �!�C�=ا�4-)@�E�!�C��� )

Dan boleh juga menghafakan jawab syarat kalau di dahului oleh sesuatu yang pantas

menjadi jawab. Conth ( Fا�=�إ��6I�ت� ��O�V����ا ) asalnya

&ت�O�V��ت�6I�ا�إ=�ف��O�V��ت�ا ) ) ketentuan fi’il syaratnya harus fi’il madhi.

3. Fi’il Amar ( kata kerja perintah / kalimat perintah )

Yaitu : ( ���)�n��أ�H-���^@و��ANئ�-�BO6�@�ن��!�Cا�� )

Artinya : Amar adalah fi’il yang dituntut hasil pekerjaan sesudah masa bicara .

Contoh : ( �2�Vا ) duduklah kamu.

Tanda fi’il amar

1. Bisa menerima ya muannats mukhotobah contoh ( ب��)�إ ) jadi

( �)�إ��@ )

2. Bisa menerima nun taukid contoh ( ب��)�إ ) jadi ( إ�(�@ن� )

- Hukum fi’il amar adaadalah dibina dengan apa mudhari nyu dijazamkan.

- Kalau mudhari’nya dijazamkan dengan sukun contoh ( !��(A�� ) maka Amarnya dibina atas sukun

yaitu ( �A)�أ )

- Kalau mudhari’ dijazamkan dengan hazaf nun contoh ( ��A)ا��! ) maka Amarnya dibina atas hazaf

nun yaitu ( �A)ا�أ )

- Kalau mudhari’nya dijazamkan dengan hazaf akhir contoh (!(�!� ) maka Amarnya

dibina atas haaf akhir yaitu ( )!�إ )

2.3 Huruf ( Kata penghubung ) yaitu :

-#��I@�ا���]��-�����Eف��N)�ا�� ) )

Artinya : Huruf yaitu kalimat yang tidak mempunyai pemahaman tersendiri

Contoh (!� ) – tidak. Ini tidak biaa dipahami tanpa ada kalimat yang lain.

- Tanda bagi huruf adalah tidak ada padanya tanda isim dan tanda fi’il perbandingannya sama

dengan ( ج _ ح _ خ )

Tanda bagi jim adalah titik satu dibwah Tanda bagi kho adalah titk satu diatas

. Tanda bagi ha adalah tidak ada titik diatas dan tidak ada titik dibawah BAB I’RAB

1. Pengertin I’rab

( Eا�(���-)ا��6I)��ظ�أ@&���-]���ا�6[ا�5ت�ا���ا�و�ف��5r"�ا��C!�ا(5�و��K--رأ�هو�ا )

Artinya : Perubahan akhir kalimat karena perbedaan amil yang memasukinya baik secar lafadz ( nampak atau secara takdir diperkirakan keberadaannya)

Conth perubahan secara lafadz (nampak) : a. ( ?�V�ز�6- )

Berubah akhir kalimat dari dun ( ) jadi b. ( (�ا�ز�-ت�6ا- )

Dan ( 6@ا ) dan jadi din ( 6B ) - Semua itu terjadi karena berbeda amil yang memasukinya.

- Yang pertama amil yang memesukinya adalah ( ?�V� ) dia fi’il dan dia berkehendak kepada fail

yang marfu’ maka rofa ’lah zaidun ( -6�ز )

- Yang kedua amil yang memasukinya adalah ( -ت�أ�) ) dia fi’il dan fail. Dan dia berkehendak

kepada fail yang maf’ul yang mansub. Dan bi (�) dia huruf jar dan dia berkehendak

mengajarkn isim yang sesudahnya maka jarlah Zaidun ( -6�ز )

- Contoh perubahan secara takdir (diperkirakan keberadaannya)

( ?�V�ا���&� )

ا�&���-ت�أ�) ) )

�&ت�@��)ت��) ) )

( �&���ا ) yang pertama marfu’ karena dia menjadi fail. Tanda rofa’ tidak dinampakan (ditakdirkan)

karena alif uzur (kesulitan menerima harkat)

( �&���ا ) yang kedua mansub karena dia maf’ul, tanda nasabnya tidak dinampakan ( ditakdirkan )

karena alif uzur menerima harkat.

( �&���ا ) yang ketika majrur karena masuk bi (�H) huruf jar tanda jarnya tidak dinampakkan

(ditakdirkan) karena alif uzur menerima harkat. - Perubahan akhir kalimat dari rofa’ kepada nasab dan kepada jar itulah dinamakn

denganI’rab . 2. Pembagian I’rab - I’rab terbagi kepada empat pembagian :

a. Rofa’ ( (�1& ) b. Nasab (�A ) c. Khofad (�&4 ) dan d. Jazam

(!OV)

- I’rab yang ada pada isim hanya rofa’ – nasab – khofad. - I‘rab yang ada pada fi’il hanya rofa’ – nasab – jazam. - Isim tidak pernah jazam dan fi’il tidak pernah khofad. 3. Tanda – tanda I’rab

a. Tanda yang asli bagi rofa’ adalah dhommah (��� ) atau baris epan.

. Penganti dri dhommah adalah : 1) ( ا�����ا ) ( huruf waw )

2) ( �F�أ ) ( huruf alif )

3) ( ���ن�ا ) ( huruf nun )

b. Tanda asli bagi nasab adalah fatah (�N�& ) Baris di atas.

Pengganti dari fthah adalah : 1) ( �F�أ ) ( alif )

( kasrah ) (C#)ة) (2

3 ) ( ��?���ا ) ( huruf ya )

4) ( �= I�1JU��� ) (membuang huruf nun )

c. Tanda asli bagi khofad adalah kasrah ( 9s5* ) baris dibawah :

Pengganti dari kasrah adalah : 1) ( ا�?��� ) ( huruf ya )

2) (;�& ) ( baris di atas )

d. Tanda asli dari jazam adalah sukun ( �92و ) tanda mati.

Pengganti dari sukun adalah (�KL�" ) ( membuang )

Hazaf terbagi kepada dua yaitu :

1 ) ( �KL�"M'N�1O� ) ( membuang nun )

2 ) ( �K�L�"M'�P � ) ( membuang huruf yang di akhir )

4. Tempat-tempat tanda I’rab’ 4.1 Tanda-tanda rofa’ a. Dhommah Dhommah menjadi tanda bagi rofa’ pada empat tempat :

1. Pada isim mufrad ( M��9�QM��6���� � )

Isim mufrad yaitu (����V� E�� =%� +��2-�� )

Artinya : Kalimat yang bukan dua dan bukan banyak dan bukan pula yang di samakan denagn dua dan jamak.

( satu ) contoh : ( Eأ�G�)# E�ه ) telah berfatwa satu orang guru. ( أ�E��)#�E ) menjadi fail hukumnya mrfu

tanda rofa’nya adalah dhommah karena dia isim mufrad.

2. Pada jamak ta’sir ((�9C�� 1ا�V)

Jamak taksir yaitu ( (-K����^�&�?��@�P6ا(&� )

Artinya : Kalimat yang berubah dari bentuk mufradnya. ( berubah dari satu menjadi banyak )

Contoh ( ?�V���V\(ا� ) Telah datang beberapa orang laki – laki.

(��V(ا�) menjadi fa’il, hukumnya marfu’ tanda rofa’ nya dhommah karena dia jamak taksir.

Perubahan jamak taksir ada 6 yaitu :

1. Berubah dengan bertambah saja contoh (�UA )→ satu orang sepupu jadi

( �UA�ان ) Beberapa orang sepupu.

2. Berubah dengan berkurang saja contoh : (��5) )→ satu pembatas jadi

( !5) ) beberapa pembatas.

3. Berubah dengan berubah baris / harkat saja (6#ا) → satu singa jadi (6#ا) beberapa singa.

4. Berubah denan bertambah serta berubah baris ( (��V ) → satu laki-laki

( (���V ) Beberapa orang laki-laki.

5. Berubah dengan berkurang serta beruah baris contoh ( (���# ) → satu orang rasul jadi (�#( )

beberapa orang rasul 6. Berubah dengan berkurang dan bertambah serta berubah baris contoh

( "M�! )→ Satu orang budak jadi (ن���M) → beberapa orang budak.

3. Pada jamak muannas yang salim( menunjukan banyak perempuan yang bentuk mufradnya tidak

berubah yaitu: ( 1�V���+@��ف��O�?���6-�ن-� )

Artinya : Kalimat yang dijamakan denan alif dan ta, yang tambahan keduany. Maksudnya. Ma’nanya menjadi banyak kalau sudah di tambahkan alif dan ta di akhirnya. Contoh

(6Uه ) satu orang Hindun kalau (6اتUه ) banyak si Hindun,

( !�#� ) satu orang muslim dan (ت���#� ) banyak msulim.

- Muannas ada yang alam ada yang sifat. - Muannas yang alam bisa dijamakkan denan alif dan ta tanpa syarat. - Muannas yang sifat bisa dijamakkan dengan ditambah alif dan ta kalau muddzakarnya

dijamakkan denan waw dan nun (!�#� ) 4. Pada fi’il mudhari’ yang shohih akhr dan tidak berhubungan dengan alif tasniah atau waw jamak

atau ya mu’annast mukhotobah contoh : (رA�- ) ( �ر-�� )

Kalau fi’il mudhari’ dihuungi oleh waw jamak alif tasniyah atau ya mu’ anats mukhotobah maka tanda rofa’nya adalah tetap ( menuliskan nun ) diakhirnya.

Contoh : ( �@-ن���ر �ن�@����ر �ن�@��-�ر _ �@�ن���ر _ @�ن�-�ر _ )

- Fi’il ketika dinamakn dengan fi;il yang lima. b. Waw Waw menjadi tanda bagi rofa’ penganti dari dhommah pada dua tempat : 1. Pada jamak muzakar yang salim ( menunjukan banyak laki-laki ) yaitu :

�������Nن�ا������ا��ا� �ة����O@�6ا%��ن��ن�C%ر�������6ا )

( ا�Vر�����N(�ا��Aب�&� �ن�ا������ا���?���ا�ر[&1

Artinya : jamak muzakar yang salim adalah : kalimat yang menunjukan lebih banyak dari dua dengan tambahan waw dan nun pada ketika rofa’ dan tambahannya dan nun pada ketikan nasab dan jar. Jamak muzakar salim ada dua macam.

a. Berupa isim contoh ( ?�V�ن�6-Oا� ), I’rabnya (?�V� ) adalah fi’il madhi, hukumnya dibina atas

fathah (ن�6-]Oا�� ) menjadi fa’il hukumnya marfu’ tanda rafa’nya adalah waw karena dia jamak

muzakar yang salim. Tanda jamaknya adalah tambahan waw dan nun karena mufradnya adalah

( O�6- )

b. Berupa sifat contoh ( ?�V�ن�ا��#�� ) I’rabnya: sama dengan di atas

- Syarat jamak muzakar dirofa’kan dengan waw bahwa ada muzakar berakal dan kosong dari ta.

2. Pada isim yang enam (6) ( ا�#���#��?�ا ) yaitu

(W�ه� _ ����GB _W�� _ W��N _ أ�W4 _ W�@أ ) - Isim yang enam : di rofa’kan dengan waw : dinasabkan dengan alif : dikhofadkan dengan ya. Syaratnya ada 3 : 1. dia harus mufrad ( menunjukkan satu )

2. Dia mukabbarah (( �آ@)ة besar, maksudnya tidak dimasuki oleh ya tasqir

(($K��) yang menunjukkan makna kecil contoh yang ya tasgir ( �-�Wأ ) makna ya adalah ya

tasgir artinya bapak kecil engkau. Maka apabila masuk ya tasgir dia diI’rabkan dengan harkat yang zohir diakhirnya. Contoh : (

W-) _ �))ت����ا�W-تا�- _ W-أ�?�V )

3. Dia diidofatkan kepada selain yang mutakallim ( ����C!�ا�-�? )artinya ya menunjukan orang yang

berbicara arti ya itu adalah saya atau aku.

Contoh : ( أ?�V����� 5�ه���V?أ _ _ ?�V�W-أ� )

- Kalau diifotkan kepada ya mutakallim maka dia di’irabkan denan harkat yang ditakdirkan pada hurf yang seelum ya mutakallim.

Contoh : ( ?�V�أ��� ) I’rab ( ���أ ) adalah fail hukumnya adalah marfu’ tanda rofa’nya dhommah

yang ditakdirkan ( tidak dintampakkan ) pada huruf ba (� ) karena berebutan harkat dengan

ya. Karena kehendak ya adalah kasrah.

( -تأ���)أ ) maka ( ���أ ) majrur tanda jarnya adalah kasrah yang ditakdirkan atas ba (� )

c. Alif Alif menjadi tanda bagi rofa’ pengganti dari dhommah pada satu tempat yaitu : - Pada mutsana ( tasniyah ) yang dirofa’kan : Tasniyah artinya dua (2)

Tasniyah adalah ( Eا�د��ف���ن-�bد�@ز�����ا���ة�

Artinya : Kalimat yang menunjukkan dua dengan tambahan alif dan nun ketika rofa’ dan tambahan ya dan nun ketika nasob dan jar.

Contohnya : ( (�=>4 ��I� )

I’rabnya : ( L���� ) fiil madhi hukumnya dibina atas fathah ( (�=>V ) fail hukumnya marfu’ tanda

rofa’nya adalah alif penggani dari dhommah karena dia tasniyah . Artinya : Telah datang dua orag laki-laki.

- Tanda dia Tasniyah adalah alif dan nun diakhirnya : karena mufradnya adalah

( (��V )

d. NUN Nun menjadi tanda bagi rofa’ pengganti dari dhommah pada satu tempat yaitu pada fiil yang lima.

- Fiil yang lima adalah (�������CBعا���A)�^@أ��أ��فا%��=�1أ�واو�و�V�?و����@a�4�

- Artinya : Fiil yang lima adalah : tiap-tiap fiil mudhorik yang berhubungan dengan alif tasniyah atau waw jamak atau ya muannats mukhotobah.

Contoh : ( ) Keseluruhannya fiil mudhori hukumnya marfu’ karena ia kosong dari huruf nawasib ( yang menasabkan ) dan huruf jawazim ( yang manjazamkan ).

4.2 Tanda-tanda nasab Tanda nasab ada lima :

a.Fathah Fathah menjadi tanda bagi nasob pada tiga empat :

1 ) Pada isim mufrad. Telah berlalu penjelasan tentang isim mufrad pada halaman 16.

Contoh : (��6د�أ �ا�آ�اآ )

Artinya : Aku telah membilang bintang.

Ira’bnya ( �6د�أ ) fiil madhi, hukumnya dibina atas sukun, karena dihubungi oleh dhommir rofa’

yang berharkat.

(�) Isim dhommir dibina atas dhommah pada tempat rofa’ menjadi fail.

( �آ�آ��ا ) menjadi maful bih hukumnya mansub, tenda nasabnya fathah karen isim mufrad.

2 ) Pada jamak taksir telah berlalu pada halaman sebelumnya.

Contoh : ( أ(��(�#Eا�ا�)��4�- )

3 ) Pada fiil mudhrik yang dimasuki oleh salah satu nawasib dan tidak berhubungan dengan

akhirnya alif tasniyah atau waw jamak, ya muannats mukhotbah. Contohnya : ( =��1I- - =���V-�R )

- Kalau akhirnya dihubungi oleh alif tasniyah atau wawjamak atau ya muannats mukhotobah maka tanda nasabnya adalah haaf nun (membuang nun).

Contoh : (�#�V-=�) asalnya ( -�=�#V ) dan ( =��#�V-�7 ) asalnya

( #�V-�7= ) dan (-#�V-=� ) asalnya (=-#�V- ). b. Alif Alif tanda bagi nasob pengganti dari fathah pada isi yang enam, telah terdahulu penjelasan

serta syarat-syaratnya pada halaman seelumnya.

Contoh : (ك�Uه �ك- &�ك- ذا���-��N - �Vك�أ - ��ك�أ �) c. Kasroh kasroh tanda bagi nasab pengganti dari fathah pada jamak muannast yang salim. Telah

terdahulu penjelasan jamak muannats yang salim pada halaman sebelumnya. Contoh : (

�0ا�هن6ا��0�أ�) )

I’ronya ($أ() fiil madhi hukumnya dibina aras sukun karena dihubungi oleh dhomir rofa’ menjadi

fail. ( ��0]�6ا�ا ) menjadi maful bih hukumnya mansub tanda nasabnya adalah kasroh, karena jamak

muannats yang salim. d. Ya Ya menjadi tanda bagi nasab pengganti dari fathah pada dua tempat. 1) Pada mutsanna yang mansub Telah terdahulu penjelasan mutsanna pada halaman sebelumnya.

Contoh : ( N'��6�ا�ز��0�أ�) ) I’robnya ( N'��6��ز�ا ) adalah maful bih hukumnya mansub tanda

nasabnya adalah ya, karena ia tasniyah. Artinya aku telah melihat dua orang Zaid. 2) Pada jamak muzakar yang salim yang mansub

Contoh : ( N'��ا�ز����6�أ�) ) Irabnya ( ا�ز��6����N ) menjadi maful bih hukumnya mansub tanda nasabnya

ya karena ia jamak. Artinya aku telah bertemu beberapa orang Zaid. - Perbedaan tasniyah dengan jamak ketika nasab - Kalau tasniyah di fathahkan harkat huruf yang sebelumnya ya dan di kasrahkan harkat yang

sesudah ya, contoh : ( ���I'N ) dua pena.

- Kalau jamak dikasrahkan harkat yang sebelum ya dan di fathahkan harkat huruf yang sesudah

ya. Contoh : ( ���I�N ) beberapa pena.

e. Hazaf nun ( membuang nun ) Hazaf nun tanda bagi nasab pengganti dari fathah pada fiil yang lima :

Contoh : ( ��N�N��� ) asalnya ( �N���'N )

( �N��� ��N ) asalnya ( �N���'N )

( ���N�7 ��N ) asalnya ( N����N7 )

( ��NN����N7 ) asalnya ( N����N7 )

( ��NN���S ) asalnya ( �N����N )

4.3 Tanda tanda jazam Tanda jaam ada dua : a. Sukun Sukun tanda bagi jazam pada fi’il mudhori’ yang shahih akhir. Fi’il mudhori’ yang shohih akhir

adalah : ( &Sأ�4)�T���F(NB5� 2���� )

Artinya : Fiil yang tidak ada akhirnya huruf ilat

Contoh : ( !��(�-�� - !��F-�;) )

B. Hazaf

Hazaf tanda bagi yang jazam pada dua tempat : !) Fi’il mudhorik yang mu’tal akhir yaitu :

��?���ا�ا������Fا�ع��أ�آ������3)

Artinya : Tiap – tiap fi’il mudhori’ yang diakhirnya alif, atau waw, atau ya.

Contoh : (��4� ) diakhirnya alif ketika jazam ( �4ش��! )

(��(� ) diakhirnya ya ketika jazam (!(�!� ) ) diakhirnya ada waw ketika jazam ( -Kز�) -Kز��! )

2) Pada Fi’il yang lima

Contoh : (ا(A�- !�� )

( ��A)ا��! )

( ��A)�ا��! )

( !���(A�� )

( !���(A�� )

4.4 Tanda – tanda khofad Tanda khofad ada tiga (3) yaitu :

a. Kasroh tanda bagi khofad pada tiga tempat : !) Pada isim mufrad yang munshorif (yang bertanwin )

Contoh : ( �6�@ز�)���) )

- Kalau isim mufrad yang tidak bertanwin ( isim allazi la yansarif ), maka tanda khofadnya fatnah

contoh: ( �((���@�6�N )

2) Pada jamak taksir yang munshorif ( yang bertanwin ).

Contoh : ( �((��(@���V )

Kalau Jamak taksir yang tidak bertanwin ( isim allazi la yan sarif ). Maka tanda khofadnya

fathah. ( �A����6V�9��� )

3) Pada jamak muannats yang salim yang masih kekal jamaknya, contoh :

��))� @]�6ا �) ) Aku telah bertemu dengan beberapa orang si Hindun.

- Kalau hilang makna jamaknya yang dijadikan ia isim alam ( nama orang atau nama negeri ) boleh bertanwin dan boleh tidak bertanwin tanda khofadnya kasrah dan kalau tidak bertanwin tanda khofadnya fathah.

b. Ya Ya tanda bagi ganti bagi kasroh pada tiga tempat yaitu :

1) Pada mustasna yang dikhafadkan contoh ; ( �=�@�ا�ز�6 (���( )

2) Jamak mudzakar yang salim contoh : ( �=�@�ا�ز�6 �((� ) 3) Pada isim yang enam

Contoh (Wل _ ه����$G _ W�� _ W��N _ أ�W�4 @�W�أ _ )

- Telah berlaku penjelasan semuanya pada isim ybg marfu’. c. Fathah.

Fathah tanda bagi Khofad pengganti kasroh pada isim allazi la yan sarif ( E�Gا��FرA��

9م�ا ) isim yang tidak bertanwin yaitu :

�&ر��(�ن �5(�&(�ن �&���(�ن�ا�&�����^���أ )

�ر�-�����ا����Uأ��ر�1ا5Eر�6Nه��ا��uو��ر�1ا

( �-(-ن�ا��ر �L)�!�!�L��

Artinya : Isim yang menyerupai fi’il dengan dua alasan yang furu’ keduanya, berbeda keduanya yang kembali salah satu keduanya pada lafadz dan kembali yang lain pada ma’na atau satu furu’ yang menempati dua furu’.

- Isim Allazi la yan sarif dua : 1. Terlarang bertanwin dengan satu furu’ yang menempati tempat dua furu’ 2. Terlarang bertanwin dengan dua furu’ 1.1 Kalimat yang ada atas setimbangan sighat muntahal jumu’.

�H9]��%�ا��%"�ا : �K-A ) Yaituا���(]�ا����ع) (C#رN Pر&�ن

�F�@�6أ 1���C ) (نC�9

Artinya : Tiap- tiap jamak yang sesudah alif taksirnya dua huruf atau tiga huruf yang pertengahan sakin. Contoh : Yang sesudah alif taksirnya dua huruf

( �A _ 6��#�ا�1)Contoh : Yang sesudah alif taksirnya tiga huruf ( 6�UI��- _ ;-@�A� )

- Shigat muntahal jumu’ terlarang bertanwin karena dia menempati dua furu’ / dua kali jamak. Yaitu : 1. Jamak adalah furu’ dari mufrad

2. Kemudian jamak di jamakkan lagi. Atau 1. 1. Mufrad – 2. Jamak takrir – 3. shighat muntahal jumu’

3. Kalimat yang diakhiri dengan alif ta’nis maksurah.Yaitu alif yang

��5ف��)6� ) )

Menunjukkan mufradah ( satu perempuan ) biarpun masuknya pada nakirah.

Ex : E.S*� atau pada marifah ex : *1� �V(V U ex katau jama

4. Kalimat yang diakhiri alif ta’nis mamdudah yaitu ( أ�أ<�ف��[�@Iف� )

� ه$ ه�Oة �I�& ) Artinya : alif ta’nis yang mamdudah ialah alif yang sebelumnya ada alif kemudian di tukar dia

dengan hamzah biarpun masuknya pada nakirah ex : (NA�!ا� atau pada morifah ex : O���(آ

- Alif ta’nis maksurah dan alif taknis mamdudah melarang tanwin karena dia menempati dua furu’ / dua kali ta’nis. 1. Taknis yang laim (yang sudah ada 2. Menempati taknis pada taknis yang lazim berarti sudah dua kali taknis. Atau 1. Takrir 2. Taknis 3. Alif ta’nis. 3. Terlarang bertanwin dengan dua furu’ ini terbagi dua. 4. Terlarang bertanwin beserta alamiah 5. Terlarang bertanwin beserta wasfiah 2.1. Yang terlarang bertanwin beserta alamiah ada 6 yaitu:

1. Alamiah serta tambahan alif dan nun contoh ( =ا(�� )

- dua furu’ yang melarang tanwinnya adalah alamiyah furu’ dari nakirah dan tambahan alif dan nun furu’ dari mazid alaih / yang tambahan.

2. Alamiah serta tarkib majzi, contoh : (W���@ ) - Dua furu’nya : alamiyah furu’ nakirah, dan tarkib furu’ dari mufrad.

3. Alamiyah serta taknis contoh : (�N�a )

- Alamiyah furu’ nakirah, taknis furu’ dari tazkir. - Taknis terbagi tiga :

1) Ta’nis lafadz dan ma’na contoh : (��H�� ) 2) Ta’nis lafadz tidak ma’na contoh : ( �N�H ) untuk nama laki-laki.

3) Ta’nis ma’na tidak lafadz contoh : (��-O )

- Syarat taknis melarang tanwin ada : salah satu dari 4 : 1) Bahwa ada hurufnya lebih dari tiga contoh yang diatas.

2) Kalau tiga huruf berharkat ditengahnya. Contoh : ((L# )

3) Atau ‘ajam ( bukan bahasa Arab) contoh :( A�Nى )

4) Perpindahan dari muzakar kepada muannats contoh : ( O�6- ) untuk nama perempuan.

- Kalau tidak terdapat salah satu syarat di atas boleh bertanwin. Kalau bertanwin di khofatkan

dengan kasrah contoh : (6U[@ �((� ) 4. Alamiyah serta wazan fi’il ( setimbangan fi’il ) conth : ( 6�N�أ ( -Jآ)

- Alamiyah furu’ nakirh wazan fi’il adalah furu’ dari isim. - Syarat wazan fi’il harus ada timbangan fi’il.

5. Alamiyah serta ‘udul contoh ((��) pada taqdiri.

Alamiyah furu’ nakirah dan ‘udul furu’ dari ma’dul alaih( yang dipalingkan )

- ((�� ) di palingkan dari ((��� ) karena di kahwatirkan sama degan sifat.

6. Alamiyah serta ajam, contoh : ( اه-!�@)�إ )

Alamiyah furu’ dari nakirah ajam furu’ dari arab. - Syarat ajam adalah : 1. Harus alam (nama orang atau nama negeri) dalam bahasa ajam. 2. Lebih dari tiga huruf - kalau tidak terdapat salah satu dua syarat diatas boleh bertanwin dan boleh juga tidak

bertanwin.

4.2. Yang terlarang bertanwin serta wasfiyah ada:

1) Wasfiyah serta ‘udul contoh: ( 4)�ا� ) dipalingkan dari ((4�� ) pada hakiki ( tahqiqi).

- Wasfiyah furu’dari mausuf alaih ( yang diberi sifat dan ‘udul furu’ dari ma’dul alaih yang dipalingkan)

2) Wasfiyah serta tambahan alif dan nun contoh : ( =( #آ)ا ( mabuk )

- Wasfiyah furu’ dari mausuf tambah (ziadah) furu’ dari mazid alaih (yang ditambah) 3) Wasfiyah serta wazan fi’il furu’ dari isim. - Syarat wasaf : a. Keadaannya asli b. Tidak menerima ta. BAB ISIM-ISIM YANG MARFU’

- Isim yang marfu’ adalah isim yang dirofa’kan dengan salah satu tanda rofa’ yang empat ( 4 ) yaitu dhommah, waw, alif, dan nun.

- Isim – isim yang dirofa’kan itu ada tujuh (7) : 1. Fail (pelaku pekerjaan) 2. Naibul fail (pengganti pelaku) 3. Mubtada (subjek) 4. khabar (prediket)

5. Isim kana ( ن�*� ) dan isim saudara – saudara kana (= آ� )

6. Khabar inna (= ��) dan isim saudara – saudara inna (N ��) 7.Tabi’ ( yang mengikut kepada yang marfu’ ). 1) Naat ( sifat ) 2) Ataf ( kata penghubung ) 3) Taukid ( penguat/penegas ) 4) Badal ( pengganti ) - Kalau da isim yang marfu’ I’rabnya adalah salah satu dari ism yang 7 : 1.1 BAB FAIL ( PELAKU PEKERJAAN ) Fail adalah : Artinya : Fail adalah yang didahului oleh fi’il ( yang dibina bagi fail ) atau yang menyerupai fi;il dengan cara melekat fi’il dengan fail atau dengan cara terjadi fi’il dari fail. - Isim terbagi dua : 1) Sharih ( benar – benar isim ) 2) Muawwal ( Fi’il yang dipalingkan ma’nanya kepada isim ) - Fi’il terbagi dua : 1) Lazim ( yang hanya berkehendak kepada fail ) instransitif. 2) Mut’addi ( yang berkehendak kepada fail ) transitif.

- Sabah fi’il terbagi empat : 1) Isim fail 2) Amtsilah muballagah 3) Sifat masyabahah 4) Isim tafdhil Contoh : menyandarkan fi’il kepada fail atas cara melekat fi’il pada fail :

Telah mengetahui si Zaid (!��) fi’il madhi ( O�6- ) Fail

- Pengetahuan itu melekat pada diri si Zaid. Contoh : Menyandarkan fi’il kepada fail atas cara terjadi fi’il dan fail

Oم�L�6- : telah berdiri si zaid (م�L) fi’il madhi ( O�6- )fail.

- Perbuatan berdiri itu terjadi dari si Zaid

- Contoh fail dari isim fail ( �^�وا��F��4ا ) artinya : berbeda warnanya

I’rabnya (F��4 ) isim fail ( ان��و�ا ) fail dari (F��4� ) dan ( P� ) mudhofun ilaih.

- Contoh Fail dari amtsilah mubalagah ( -6�3)ا�O�ا ) artinya adalah bersangatan memukul si Zaid.

I’rabnya ( & ) istifamnya ( kalimat tanya ) (� amtsilah mubalagah ( 3)ا

( O�6- ) fail dari ( � ( 3)[ا

- Contoh fail sifat musyabhah ( V]^�و .N ) artinya yang baik wajahnya#ن

I’rabnya (ن#N)sifat musyabahah ( V^�و ) fail dari (ن#N ) dan (V� ) mudhofun ilaih.

- Contoh fail dari isim tafdhil

( �NC-ن̂����ا����ز��6- ����-^U�N#ن�أ@V"�)�-��ا���) )

Artinya : Aku tidak melihat seorang laki –laki yang lebih baik dimatanya celak dari celak yang ada pada mata si Zaid.

- I’rabnya (��) huruf nafi ( huruf yang berarti tidak ) ( ر�أ�ي� ) fi’il madhi ت�

Fail ( ر�"� ) maf’ul bih ( N#ن�أ ) isim tafdhil, menjadi naat dari (�� �( ) dan

(�K ) hurif jar ( ن-� ) dijarkan oleh (�K ) dan (P� ) mudhofun ilaih

- Contoh fail yang berasal dari fiil yang ditakwilkan ( yang diplingkan ma’nnya kapada isim ) (

@]!���1J5ن��U�اأ�أ�-ن������G-+��!�أ )

Artinya : Apakah belum datang waktunya bagi orang – orang yang beriman untuk tunduk hati mereka.

I’rabnya : (أ) huruf istifam ( م� ) huruf nafi ( ’fi’il mudhori ( -� ن�

( ��G]��-ن�� )jar dan majrur ( �U�ا�أ ) fi’il madhi (� ) fail (أ ن) huruf masdar dan huruf nasab ( 1J5� ) fi’il

mudhari ( �I���� ) fail ( !ه ) mudhofun ilaih.

�I�ا@]!���1J5ن�ا ) - ) ditakwilkan / dipalingkan kepada isim yang menjadi fail dari (ن+- ) takwilnya

adalah

( �L�ا@]!�ع ا����ا�4����G-نأ�ن�-+ ��!�أ )

PEMBAGIAN FAIL Fail terbagi dua :

1. Zahir ( tampak ) 2. Mudhmar ( tersembunyi )

Zhohir ada delapan (8)

a. Isim mufrad contoh ( ��L���L ) telah berkata qdhi / 6-ز?�V

b. Mutsanna muzakar ( ا�6ان� �K��- ) sedang sibuk kedua orang tua / ?�V�ا�ز-6ان

c. Jamak muzakar (ا��#��ن��A) telah shalat orang yang muslim / ?�V�-]�6ا�ز��ن� � yang salim.

d. Jamak taksir muzakar ( !���-�"ا�ط�� )sedang belajar siswa – siswa / ل�Vا�ر?�V / untuk

muakkar

e. Mufrad mu’annast ( +V�����H��� ) telah datng fatimah / +V�6ه��

f. Mutsana mu’annast ( (�ن�(��Aا����� ) sedang shalat dua perempuan ا�]�6ان�?�V � Wmukmin g. Jamak mu’snnast yang salim ( ���I�����#ا�� ) telah berdiri banyak perempuan muslim /

�V?�ا�]�6ا�

h. Jammak taksir mu’annast (6��[ا� ���V) telah datang beberapa si hindun / V�?��]�ا��������6 � / untuk

muannas MUDHAMAR ADA 14

a. Murfad muzakkar ghaib ( �!(Cأ ) failnya (�ه ) yang ditakdirkan.

b. Mussana muzakkar ghaib ( �(Cأ��� ) failnya alif ( ا )

c. Jamak muzakar ghaib ( �ا��(Cأ ) failnya waw (� )

d. Mufrad mu’annast ghaibah ( �(Cأ��� ) failnya ( ه� ) yang ditakdirkan.

e Mutsanna mu’annast ghaibah ( ���� �(Cأ ) failnya alif ( ا )

f. Jamak mu’annast ghaibah ( �(Cأ�ن� ) failnya nun ( ن )

g. Mufrad mukhotob muzakkar ( �أ��(C )failnya ta ( � )

h. Mutsana mukhotob muzakkar ( �(Cأ���)� ) failnya ta ( � )

i. Jamak mukhotob muzakkar (!)� �(Cأ ) failnya ta ( � )

j. Mufrad mu’annast mukhotobah ( �(Cأ��� ) failnya ta ( � )

k. Mutsana muannats mukhotobah ( ����)�(Cأ ) failnya ta ( � )

l. Jamak muannast mukhotobah ( �(Cأ�ن�� ) failnya ta (� )

m. Mutakallim wahdah ( �(Cأ��� ) failnya tu ( � )

n. Mutakallim ma’ghair ( �(Cأ���� )failnya na ( �U )

- Huruf yang menghubungi ta ( � ) bukan bagian dari fail, yang fail adalah ta satu – satunya.

KETENTUAN FAIL Bagi Fail ada tujuh (7) ketentuan.

1. Fail wajib rofa’ 2. Fail wajib terlekat sesudah fi’il 3. Fail tidak boleh dibuang, apa saja bentuk fi’il wajib pakai fail baik madhi, maupun

mudhori’ dan amar 4. Fi’il harus dalam bentuk mufrad sekalipun failnya mustanna atau jamak. 5. Harus ditaknis fi’il bila failnya muannast dan tidak terbatas dengan fi’il dengan cara

menambahkan ta ta’nis pad fi’il madhi.

Contoh : ( (���V��_ا���� )

Telah pulang murid perempuan dan dengan memakaikan huruf mudhoro’ah ta pada fi’il mudhori’.

Contoh : (��@��_ا���V( ) ( sedang atau akan pulang murid – murid perempuan )

- Kalau antara fi’il dan fail ada yang membatasi maka boleh menta’niskan fi’il boleh juga tidak. Contoh :

– 1V( ) artinya telah pulang setelah selesai muhadharah murid ��6ا��]�? ا��3�N)ةط�����) -

murid.

I’rabnya (1V( ) fi’il madhi (6�� ) zaraf (?�[إ��� ) mazruf

( �)ة�ا�N� ) mudhofun ilaih (ت�@��_ ) fail dari (1V( )

(1V( ) muzakar dan (ت�@��_ ) muannats. Dan kalau dikatakan

( �Vت�) ) boleh juga.

6. Kalau fi’ilnya muta’addi sesudah fi’il ada fail kemudian maf’ul.

Contoh : ( ��C-�"ا���ذد)#�-� ) sedang menulis murid – murid akan pelajaran.

I’rabnya (�)C ) fi’il mudhari’ ( ��ذ�ا��" )fail ( �#(د ) maful.

- Tapi sering juga mafulnya didahului dari fail.

Contoh : ( Bا!C(Aد�L ) Sungguh telah menolong akan kamu allah.

I’rabnya : (دL ) huruf tahqiq ((A� ) fi’il madhi (!C ) maful bih ( Bا ) fail.

7. Boleh membuang fi’il bila ia menjadi jawab

Contoh : (��� ن5)ج�X ) Siapa yang keluar ?. Ali

Takdirnya ( ( �ن5)ج5)ج��� siapa yang keluar ?. yang keluar Ali.

BAB NAIBUL FAIL Naibul fail adalah

Eا�وا�ه����^��(CG�!ى�Gوعا��(��!#�!�L�هو�^��L��(�A��و�ن�)�C@�6أن���و@�و��6ةA��@��3�ن�C6أن�@ "��^�NOوV-�6L)Eو����ا����^�-

Artinya : Isim yang marfu’ yang tidk disebutkan failnya dan ditempatkan dia pada tempat fail, maka jadi isim itu marfu’ sesudah mansub dan jadi dia umdah ( pokok atau bagian dari fi’il ) sesudah ada dia fudhlah ( pelengkap ), tidak boleh dibuang dan tidak boleh terdahulu dari failnya. Naib fail hanya ada pada fi’il yang muta’addi ( transitif )karena yang akan menjadi naibul fail itu pada asalnya adalah maful. Contoh :

( ��C6ا�-O�(3 )

Artinya : Telah memukul si Zaib akan anjing.

I’rabnya : (�(3 ) fi’il madhi ( O�6- ) fail ( ��ا�C� ) maful bih

Caranya :

a. Dihazafkan fail yaitu ( 6-O )

b. Diletakan maful pada tempat fail yaitu ( ��Cا� ) c. Dirubah fi’ilnya jadi dibina bagi maful ( kalimat pasif ) dengan cara mendhommahkan awalnya dan mengkhasrahkan huruf yang sebelum akhirnya.

Maka jadi dia ( ��Cا��(3 ) artinya telah dipukul anjing

I’rabnya : (�(3) fi’il dibina bagi maful / bina bagi majhul ( kalimat pasif ).

(��Cا� ) Naib fail ( pengganti pelaku ).

Cara membuat fi’il dibina bagi maful pada fi’il mudhori’ yaitu mendhommahkan huruf

mudhoro’ah dan memfathahkan huruf yang sebelum akhir, contoh ((A�- ) Sedang / akan

menolong menjadi ((A�-) sedang / akan ditolong.

- Naibul fail juga ada dari isim maful contoh : ( �N� ^L�5�6�ه� ) Artinya dia yang dipuji akhlaknya

- I’rabnya (�ه) mubtaba ( �6��N� ) khabar sigatnya isim maf’ul dan

(D�5 ) naib fail dari (6��N� ) dan (P ) mudhafun laih.

Alasan menghazafkan fail.

1. Karena sudah kenal dengan fail contoh ( EاD�5ن��#� ) telah diciptakan manusia. Semua orang tahu

bahwa yng menciptakan adalah Allah mka dihazafkan failnya yaitu Allah asalnya adalah

( �#�ن�D�5�EاBا )

2. Karena tidak tahu dengan si fail contoh ( �D(9�ا�@�ت ) telah dicuri rumah kita tidak tahu siapa pelaku

pencurian.

3. Ingin menyembunyikan fail supaya orang ragu. Contoh ( ن�ANا��C( ) telah dikendarai kuda kita

kenal dengan si pengendara tapi tidak mau menyebutkan supaya orang ragu.

4. Karena takut dengan si fail contoh ( 6�O�(3 ) telah dipukul si zaid. Kita kenal siapa orang yang

memukul tapi takut menyebutkannya, kalau disebutkan mungkin dia akan marah.

5. Untuk memulyakan si fail ((C�������� ) telah dikerjakan pekerjaan yang mungkar.

Kita tahu orang yang memperbuat yang mungkar, karena selama Ini dia orang yang terpandang untuk memuliakannya dihazafkan supaya jangan jatuh harga dirinya.

6. Karena tidak ada manfaat menyebutkannya ( @#ة��#;ا�(� ) telah dihapus papan tulis.

Disebutkan atau tidak disebutkan orang yang menghapuskannya tidak akan ada faedahnya. - Kalau pada kalimat itu ada beberapa maf’ul maka yang akan dijadikan naib fail adalah maful

yang pertama, dan yang lain tetap mansub menjadi maful juga

Contoh : ( ا�O(C@�_��6ه����6ا( )

Artinya Telah memberikan aibakar akan sizaid akan uang.

- I’rabnya : ( ا��_� ) fi’il madhi ((C@ ) fail ( O�6ا� ) maful pertama

.maful kedua ( 6)ه�� )

- Dijadikan bina bagi mafil ( ه��(66�O�_ا� ) artinya telah diberi sizaid uang

- I’rabnya ( �_ا� ) fi’il madhi bina bagi maful ( O�6� ) naib fail

mafulbih ( 6)ه�� )

- Kalau ingin membuat fi’il bina bagi maful dari fi’il lazim boleh juga syaratnya nibul failnya harus.

1. Jar majrur contoh ( ح(� ^@ )

2. Zhoraf contoh ( �C!��(�#ل� )

3. Masdar contoh ((�[ا����ل #Mل#�K� ) - Ketentuan naib fail sama dengan ketentuan – ketentuan fail - Pembagian naib fail sama dengan pembagian fail

- Penentuan muzakar dan muannats fi’il yang dibina bagi majhul tergantu pada maful bih yang akan menjadi naib fail. Terutama dalam memakai huruf midhoro’ah jangan sampai tertipu dengan Huruf mudhoro’ah yang ada :

Contoh : (ط����ا��(�� ) kalau bina bagi fail

( (�-��ا���ط���-6�ز� )

BAB MUBTADA ( SUBJEK ) DAN KHABAR ( PREDIKET )

- Mubtada sama dengan subjek atau pokok kalimat - Khabar sama dengan prediket atau sebutan - Mubtada dan khabar adalah dua isim yang dari keduanya disusun kalimat yang berfaedah : - Mubtada ialah :

( ي�نا���ا��ا���ظ-�����)�ا�ع���@�6ااE#ما��)���ا )

Artinya : Mubtada ialah isim yang marfu’ yang kosong dari amil lafziah.

- Yang merofa’kan mubtada adalah ibtida ( permulaan ) Eنا�CE�6ن�!ا(Vا������ا���

- Mubtada ada dua dua pembagian : 1. Zhohir 2. Mudhmar

- Kedua –duanya sudah terdahulu dalm bab fail - Mubtada zahir ada dua pembagian

1. Mubtada yang berkehendak kepada khabar contoh : ( Bا�(���@ )

2. Mubtada yang berkehendak kepda fail sadda masadda khobar ( fail yang Menempati tempat khobar, yang ini kalau mubadanya terdiri dari isim wasaf ( isim fail dan isim maful yang didahului olh nafi atau istifham. )

Contoh : ( ا�O!��L�6- ) artinya adakah yang berdiri si zaid.

‘Irabnya (أ�)istifham ( !��I ) sighatnya isim fail ‘Irabnya mubtada

( O�6- ) fail sadda musadda khobar.

( Oا�!��I���6ا-'N ) artinya tidak yang berdiri dua orang zaid.

‘Irabnya : ( �� ) huruf nafi ( !��I ) isim fail jadi mubtada

N'-6اO�8�ا ) ) fail sadda musadda khobar.

KETENTUAN – KETENTUAN MUBTADA

Ketentuan mubtada ada 5 :

1. Wajib rofa’ contoh : ((�AU� ا�DN�� ) artinya kebenaran itu di bela.

‘Irabnya : ( �DN�ا ) murtada marfu’ ((�AU� ) khabar marfu’

2. Harus isim yang ma’rifah atau nakirah yang berfaedah contoh :

(��#(6�N�Bا) (6�N�)mubtada dia ma’rifah dengan isim alam (��#() khabar (Bا) mudhofun ilaih.

3. Mubtada boleh di hafazkan kalau ada bukti yang menunjukkan contohnya pada jawab dari

pertanyaan. ( .�-�W��NF ) bagaimana keadaanmu.

Irabnya ( .�-�F� ) khabar muqaddam ( khabar yang di dahulukan )

( ��N ) mubtada muakhar ( mubtada yang dikemudiankan )

(W) mudhofun alaih :

- Lalu dijawab dengan kalimat ((-4@) artinya baik-baik ‘irabnya khabar mudtadanya di hafazkan

seharusnya di jawab dengan ( )�ا��@4- ) saya baik.

.mubtada ((-4@ ) jar dan majrur menjadi khabar (ا��)

- Maka menghafakan ( ا�� ) disini hukumnya cuma boleh / harus kalau dituliskan juga boleh tidak

ada salahnya. 4. Wajib dihafazkan mubtada itu pada empat tempat :

1) Kalau dia jadi jawab dari qosam ( sumpah ) contoh ( �ه@نGE G����)� � ) Artinya : pada

tanggunganku sunguah aku akan pergi.

I’rabnya (�� ) huruf jar

( ��)�G ) dijarkan oleh fi (��) tanda jarnya kasrah.

.mutakallim wahdah jadi mudhofun illaih (ي)

(� ) huruf jawab dari qosam ( sumpah )

yang ditakdirkan, jumlah fi’il dan fail menjadi khobar, mubtadanya (أ��) fi’il mudhori’ fiilnya (اGه@=)

dihazafkan yaitu lafadz (!#�) sumpah atau

(6[�) janji.

(= ) huruf taukid tsakilah ( penegas )

Kalimat (!9I) / (6[�) mubtada disini wajib di hazafkan tidak boleh dituliskan.

2)Kalau khobar terdiri dari masdar pengganti fi’ilnya contoh : ( ض���V(@A) Artinya : Kesabaran

yang baik.

I’rabnya : ((@A ) khabar, (ل-� ) naat. Mubtada dihazafkan, yaitu kalimat

(W(@A) kesabaran engkau. ‘I rabnya ((@A ) mubtada (W ) mudhofun ilaih lengkapnya kalimat

itu (���V(@AW(@A) tapi tidak boleh menuliskan kalimat (W(@A)

3) Kalau khabarnya khusus pujian dikhususkan pujian ( !�� ) atau celaan ( 2�@ ) Contoh : (6�N��V(ا� !�� ) artinya : Sebaik – baiknya lelaki Muhammad.

I’rabnya ( !�� ) fi’il mudah ( pujian ). ( �V(ا� ) fail dari ni’ma.

( 6�N� ) khabar mubtadanya (�ه) yang di takdirkan. Asal kalimatnya

adalah : ( 6�N��ه�V(ا�!�� ) Contoh celaan :

ه�6ة@�#�ا��)ا ) ) Sejahat – jahat perempuan Hindun.

I’rabnya : ( �#�@ ) fi’il zam ( celaan ) ( ( ا��)اة fail biksa.

.tidak boleh dituliskan ( ه� ) khabar mubtadnya ( ه�6 )

Asal kalimat itu adalah ( 6( @�#�ا��)اةه�ه� 4) Kalau khabar hanya berupa sifat saja contoh : ( ن�C#6��4ا��@D�() ) Artinya : Kasihanilah oleh engkau si khalid yang miskin.

I’rabnya : (D�() ) fi’il Amar, failnya wajib mentakhirkan anta (ا��) (� ) huruf jar (6��4) dijarkan oleh bi ( � ) ( jar dan majrur )

’sifat dari (6��4) yang sudah diputuskan hukumnya dari man’utnya, namanya naat maqtu (ا��#�Cن)

I’rabnya jadi khabar mubtadanya adalah ( �L_�ع )

: yang dihazafkan lengkapnya kalimat itu adalah ( ه�)

( ()�6��4@D�Bا��9آ-ن�ه )

5) Wajib terdahulu dari khabar contoh semua yang sudah disebutkan di atas, kecuali pada beberapa tempat boleh mentakhirkan mubtada dari khabar nanti dijelaskan dalam penjelasan khabar.

- Kadang – kadang ada mubtada itu dijarkan oleh huruf jar tambahan yaitu bi (�)

Min (ن�) dan rubba (�( ) contoh ( !6)هW@#N� � �F artinya cukuplah untuk engkau satu dirham.

I’rabnya ( �#N@ ) mubtada dijarkan oleh huruf tamabahan ( اO6ة�� ) yang dijarkan hanya lafadznya

saja.

� ) khabar dari ( 6)ه! ) #N� ) - syarat – syarat bi (�) dikatakan sebagai huruf tambahan ada lima :

1) Kalau dia menjadi fail dari kalimat ( ��آ ) contoh ( 6-ن��� � ( آ��-آذ Artinya : telah mencukupi Allah akan jadi saksi

I’rabnya ( ��آ ) fi’il madhi ( �Bا� ) jar majrur menjadi fail majrur dangan

( � ) tambahan ( 6ا-[� ) maf’ul bih.

2) Pada kalimat yang akan jadi maf’ul bih contoh : (=-6��@ �G*-ىGا� ) Artinya : Orang – orang yang mendustakan dia akan agama.

I’rabnya ( ى�G�ا ) isim mausul mubtada ( C-�G ) fi’il mudhori’ failnya (�ه ) jumlah fi’il dan fail menjadi

khabar.

.jar majrur menjadi maful bih ( ���6-ن )

� ) hanya majrur lafadznya saja karena ba ( ا�6-ن ) ) huruf jarnya tambahan.

3) Terletak pada mubtad contoh : ( !6رهW�9N@ ) artinya: cukup untuk kamu satu dirham

I’rabnya ( �9N@ ) mubtada dijarkan oleh ba tambahan.

( W ) mudofun ilaih.

9� ) khobar dari ( 6ره! ) N@ ) 4) Pada hal yang amuilnya didahului oleh nafi contoh : ( ���B ��V��������5�� )

Artinya : Tidak dating aku hal keadaan kosong.

I’rabnya : ( �� ) huruf nafi

( ��V ) fi’il dan fail

( � ) bi huruf jar ( ���5B ) menjadi hal yang dijarkan oleh ba zaidah

( tambahan ) dia majrur pada lafadz tapi mansub pada mahal ( tempat )

5) Pada khabar laysa (2-�) dan khabar ma ( �� ) Contoh khabarnya laysa ( �Bن��-2ا-�C� C!ا���� (أ Artinya : Adakah tidak ada Allah seadil – adil orang yang menghukum.

I’rabnya : ( أ ) istifham

( 2-� ) fi’il madhi yang naksis yang berkehendak pada isim dan khabar.

( Bا� ) isim dari laisa ( 2-� )

( !C �� ) khabar dari laia ( 2-� ) majrur pada lafadz karena masuk huruf jar tambahan tetepi dia

marfu’ pada mahal.

.menjadi mudhofun ilaih ( ا� ��C-ن )

Contoh khabar ma ( �� ) ( 6-���� Bا����!"u� ) artinya dan tidak ada Allah aniaya bagi hambanya.

I’rabnya ( � ) ibtida.

( �� ) nafi ( ma nafi yang hijaiah yang eramal merofa’kan isim dan mensabkan khabar.

( Bا ) isim dari ma ( �� ) ( !"u� ) jar majrur menjadi khabar dari ma dan hanya aidah

( 6-���� ) jar dan majrur.

- Min ( ن� ) dikatakan huruf tambahan bila mencukupi tiga syarat

1. Harus ada sebelumnya huruf nafi atau nahi atau istifham. 2. Isim yang dijarkan harus nakirah 3. Isim yang dijarkan itu harus menjadi fail atau maful bih atau mubtada.

Contoh yang didahului nafi ( إ?�V�����-�6Nنا� )

Artinya : Tidak datang kepada kami seseorang.

I’rabnya ( �� )nafi

( ?�V ) fi’il madhi

�-��إ ) ) jar dan majrur.

6Nأ�ن ) ) jar majrur dengan ( ن� ) zaidah menjadi fail dari ( ?�V )

Contoh yang didahului nahi ( E��9!أ�6ن�ن��69 )

Artinya : Jangan kamu akan singa maka kamu akan selamat.

I’rabnya ( E ) nahi

yang ditakdirkan ( ا�ت ) fi’il mudhori failnya ( �6ن )

.zaidah jadi maful ( �ن ) jar majrur dengan ( �نا69 )

( F ) rabithah ( penghubung ) bagi jawab nahi

( !�9� ) fi’il mudhori’ mansud oleh fa jawab.

Contoh yang didahului istfham ( Bرا�Mه��ن��5ق )

Artinya : Adakah Tuhan selain Allah.

I’rabnya : ( ه� ) istifham

.zaidah jadi mubtada ( �ن ) jar majrur dengan ( �ن��5ق )

( (-M ) khabar dari ( ن��5ق� ) ( Bا� ) mudhofun ilaih

- Kalau rubba ( �( ) bukan huruf zaidah tapi hanya syabah zaidah ( serupa tambahan )

NAKIRAH MUFIDAH

Isim yang nakirah itu baru bisa berfaedah kalau ada salah satu yang 12 yaitu :

1. Kalau dia diidofatkan contoh : ( >����� �3-(�ا���A2�4 )

Artinya : Lima sholat faardhu atas kami.

I’rabnya : ( 2�4 ) mubtada dia nakirah boleh karena sudah brfaedah dengan idhofat pada

lafdaz ( ا���A )

Mudhofun ilaih (�A�ا�)

(�3-(� ) Khabar

( ����� ) Jar dan majrur

2. Kalau dia diberi sifat atau naat contoh : ( (�4د���ن@� ) artinya budak yang beriman itu baik.

I’rabnya (د@� ) mubtada dia nakirah yang berfaedah denan diberi naat, yaitu: (ن��� ) (�@د ) naat dari ( ���ن)

((�4 ) khabar

3. Bila didahului oleh khabar jar dan majrur atau zharaf

Contoh : ( ا��م� .artinya dan bagi mereka azab yang pedih ( ��]م�ذا

Irabnya : (� ) isti’naf.

مه� ) ) jar dan majrur manjadi khabar muqaddam ( yang didahulukan )

(� mubtada muakhar ( mubatdanya dikemudiankan dia nakirah, boleh karena sudah ( �ذا

berfedah dengan didahului oleh khabar jar dan majrur.

( �ذا�) naat dari ( ا��م )

4. Kalau dia terletak sesudah nafi atau istifham atau izan fijaiyah ( اذا ) dengan arti tiba- tiba atau

lawla ( E�� ) - Contoh yang didahului nafi ( (ا�دا��دNا�� )artinya

Tidak ada salah seorang di kampung

I’rabnya ( �� ) nafi.

) mubtada, nakirah, boleh karena sudah berfedah denan sebab didahului oleh nafi yaitu ( اNد)

�� ) ( ��ا�د[ا)�� ) jar dan majrur jadi khabar (دNا )

- Contoh yang didahului oleh istifham ( ا�إ�B1ا�^� ) artinya : Adakah Tuhan beserta Allah?

Irabnya : ( istifham ( أ�

mutada nakirah ( ا�^ )

( 1��Bا ) zharaf dan mazruf jadi khabar dari ( ( إ�^�- Contoh yang didahului oleh ( E �� ) lawla ( م��3ا���س��E�� ) sekiranya tidak ada ilmu sungguh telah sesat manusia.

I’rabnya : (�� ) syartiyah

( E ) nafi

mubtada dia nakirah boleh karena sudah berfaedah ( ��م )

( � ) huruf taukid

( �3 ) fiil madhi

���س�ا ) ) fail, jumlah fiil dan fail jadi khabar dari ( م�� )

- Contoh yang didahului oleh ( ا�إG ) fujaiyah

( �Vإ4ر�Gار����ا�@� )

Artinya : Aku keluar tiba – tiba seorang laki- laki dipintu :

I’rabnya : ( �V4ر ) fiil dan fail

fujaiyah ( إGا )

mubtada nakirah yang berfaedah ( ر��)

(� ) ر��jar dan majrur menjadi khabar dari ( ( ��ا�@�

5. Kalau dia ( nakirah ) itu beramal seperti amalan fiil ( merofakan fail dan menasabkan maful )

contoh ( ح�ن ��6-C9������a?�aا� ) Artinya : Pemberian makanan bagi orang miskin terpuji.

I’rabnya : ( ��a?إ ) mubtada dia nakirah boleh karena berfaedah karena dia beramal ( bekerja

sama dengan amalan fiil yaitu merofakan fail. Failnya adalah

( ه� )

Yang ditakdirkan. Dan mensabkan maful yaitu ( ����a )

( ����a ) maful bih

jar dan najrur ( ��C9-ن)

( ا��a?) khabar dari ( ��6�ح) 6. Kalau nakirah itu berupa isim mibhan ( isim yang umum pengertiannya ) seperti isim syart, isim

istifham, ma ( �� ) ta’ajjub ( kagum ) dan kam ( !C ) khobariyah ( yang berarti barapa banyak ).

Contoh : Isim syarat ( ;��� 6[��� ن� ) artinya : Siapa – siapa yang bersungguh sungguh menang dia.

I’rabnya : (ن� ) mubtada dia nakirah yang berfaedah karena isim mubham.

(6[��� )fiil mudhori’ failnya ( �ه ) kembali pada (ن� ) Jumlah fiil dan fail jadi na’at dari (ن� ) (;��� ) fiil mudhori’ failnya (�ه ) kembali kepada (ن� ) jumlah fiil dan fail menjadi khabar dari (ن�

)

Contoh isim istfham ( !ك�آ��@��C ) artinya : berapa kitab bagi engkau?.

Irabnya : ( !آ ) istifham dia nakirah jadi mubtada boleh karena sudah berfaedah.

(�@��C ) tamyiz.

( آ! ) jar dan majrur menjadi khabardari ( �ك) Contoh ( �� ) ta’ajub ( ا����6ر�� ) artinya alangkah adil si Umar.

I’rabnya : (�� ) ta’ajub jadi mubtada dia nakirah boleh karena sudah berfaedah.

( ��) kembali kepada ( ه�) fiil madhi, failnya ( �ا��6) Jumlah fiil dan fail menjadi khabar dari ( �� ) .maful bih ( ��ر)

Contoh : kam ( !آ ) khobariyah ( 6ي�����Cآ! �ن ) artinya : banyak kitab padaku.

I’rabnya : ( !آ )mubtada dia nakirah boleh karena sidah berfaedah.

( ���ن��C ) jar dan majrur

( آ! ) zharaf dan mazhruf jadi khabar dari ( ��6ي ) 7. Bila nakirah itu mengandung do’a kebaikan atau kejelekan.

Contoh do’a kebaikan ( "#�ك���! ) artinya keselamatan atas engkau.

I’rabnya ( "#�! ) mubtada dia nakirah boleh karena sudah berfaedah.

) jar dan majrur menjadi khabar dari ( ���ك) "#�! )

8. Apabila diatifkan pada isim ma’rifah atau isim ma’rifah diathafkan pada nakirah. Contoh nakirah diathafkan pada ma’rifah.

( ����ذ������6��5ن ) Artinya : Murid laki – laki dan kholid sedang belajar keduanya.

I’rab ( ذ���� ) : mubtada dia nakirah boleh.

( � ) ataf (6��5 ) diathafkan pada tilmizun (ذ���� ) Fiil mudhori’ failnya alif. Jumlah fiil dan fail jadi khabar dari ( �����ن)

( ����ذ) Contoh : ma’rifah diathafkan kepada nakirah ( ذ������ن�����6��5 ) artinya dan I’rabnya sama

dengan yang diatas hanya ibalikan yang didepan tetap jadi mubtada. 9. Bila nakirah itu diathafkan pada isim yang mempunyai sifat (naat) atau isim yang diahtofkan pada

nakirah yang mempunyai sifat

( ����H�ح�ف��6�(����L )

Artinya : ta’at dan kata – kata yang baik dipuji.

I’rabnya : (���H ) mubtada dia nakirah boleh

( � ) waw athaf (��L ) diathafkan kepada (���H )

sifat ( naat ) ( ��)�ف)

khabar dari(���H ) ( ��6�ح)

Contoh nakirah diberi sifat yang diathafkan

6�ح�L����)�ف��K�)ة�� ) ) artinya : Perkataan yang baik dan maaf adalah baik.

I’rabnya (��L ) mubtada dia nakirah boleh

L )��naat dari ( ( ��)�ف)

( � ) waw huruf athof ( ة(&K� )diathafkan pada (��L ) L )�� khabar dari ( ( ��6�ح ) 10. Bila yang dimaksud dengan nakirah hakikat jenis ( zat )

Contoh : ( �I(�ة4-)�ن(�% ) artinya buah lebih baik dari daun.

I’rabnya (ة(�%) mubtada dia nikirh berfaedah karena hakikat zat.

((-4 ) khabar (�I(�ن� ) jar dan majrur.

11. Bila nakirah itu menjadi jawab dari pertanyaan contoh :( G-��� X )ا?ك��ن )

Artinya siapa dibelakang engkau? Murid

I’rabnya : (ن� ) isim istfham jadi khabar muqaddam

zharaf makan jadi mudhaf mubtada ( �)ا?)

mazhruf mudhofun ilaih ( ك )

(G-��� ) menjadi mubtada dia nakirah boleh karena jawabdari pertanyaan dan khabarnya (ا�� (� ) yang ditakdirkan. Sempurnanya kalimat itu adalah :

( (�G-��)�ا�� X )ا?ك�ن� )

12. Bila yang dimaksud oleh nakirah itu menjelaskan secara terperinci

Contoh : ( ت#���-�Lت����-�L ) Artinya satu baju aku pakai satu aku jual.

I’rabnya (�-�L ) kedua menjadi mubtada dia nakirah berfaedah karena dia menjelaskan

secara terperinci.

( .fiil dan fail jadi khabar ( ��ت) dan ( ��#ت<

KHABAR ( PREDIKET ATAU SEBUTAN )

Khabar yaitu : ( ا�!#Eا�ا��#�6ا��ا�����4��6)ه )

Artinya : Isim yang disandarkan kepada mubtada

Contoh : (��@N� ا��6��� ) artinya : adil itu disukai.

I’rabnya : ( ����6�ا ) mubtada (��@N�) khabar.

Khabar terbagi kepada dua ( 2 )

1. ( 6(�� ) satu

2. ( 6(��(-M ) tidak satu

- Mufrad pada khabar adalah ( @E���[[@� ���V 2-��� ) artinya kalimat yang bukan jumlah dan bukan

menyerupai jumlah. - Ghoiru mufrad ada 4 : a) Jumlah isimyah ( jumlah yang terdiri dari mubtada dan khabar )

Contoh ( ز�P�@6ا-�!��L ) artinya : si Zaid bapaknya orang berdiri.

I’rabnya ( -6�ز ) mubtada yang pertama

( @�P�ا ) mubtada yang kedua (P� ) rabit ( penghubung antara mubtada dan khabar

(!��L ) Khabar dari ( @�P�ا ) jumlah mubtada dan khabar (!��L ا�@���P� ) menjadi khabar dari zaidun ( -6�ز )

b). Jumlah fi’ilyah ( jumlah yang terdiri dari fiil dan fail )

Contoh ( ز�6�L6-�ا�P�4� ) artinya si Zaid telah berdiri saudaranya.

I’rabnya ( -6�ز ) mubtada (6�L ) fiil madhi (P�4ا� ) fail jadi mudhof ( P� ) robit mudhofun ilaih jumlah fiil dan

fail menjadi khabar dari ( -6�ز )

- Kalau khabar terdidri dari jumlah wajib mempunyai robit

- Yang dikatakan robit ( را@ط ) adalah yang menghubungkan antara mubtada dan khabar.

c) Zharaf makan ( menunjukan tampat ) atau zharaf zaman ( waktu ) contoh zhorof makan ( ز�6��6-�W )

artinya si Zaid di sisi kamu.

I’rabnya ( ز�6- ) mubtada (6��� ) zharaf makan mudhof

( W ) mudhofun ilaih ( mazhruf ) jumlah zharafdan mazruf jadi khabar dai

( -6�ز )

d) Jar dan majur contoh : ( ز�ا�6ار��6-� ) artinya si Zaid dikampung

I’rabnya : (6-ز ) mubtada (�� ) huruf jar (ا�6ار ) dijarkan oleh (�� ) jumlah jar dan majrur

menjadi khabar dari aidun. - Zharaf dan mazhruf / jar dan majrur dinamakan syabah jumlah atau menyerupai jumlah (

W6U�6-O )

- Tiap – tiap zharaf dan mazhruf / jar dan majrur berkehendak kepada tempat mutaallaq ( ق���� ) atau tempat mengaitkn hukum.

- Tempat muta’allaq pada contoh diatas adalah ( رL�#� ) atau ( رL�#ا ) yang ditaqdirkan asal

kalimat pada contoh diatas, (W6�� ز�ر�ا<-6L�# ) atau ( ����6�W� ��#���L�̀ر <�6-�ز ) dan pada jar dan

majrur

���ا�6[ار ) -6ا#�Lر[�ز ) atau ( ر���ا�6ا -L�#�6ر�ز )

KETENTUAN – KETENTUAN DARI KHABAR

Ketentuan khabar ada 7 :

1. Harus rofa’ contoh ( ا�+�����4ر> ) artinya saya terlambat.

I’rabnya ( ا�� ) mubtada ( +���4ر> ) khabar.

2. Harus muthobaqoh (�L��a� ) / sesuai antara mubtada denan khabar dari segi :

a. Mufrad contoh ( هو�ر�� )

b. Tasniyah contoh ( ���3ن��ر�ان�#��ذ�E��ا )

c. Jamak contoh ( ا�6ون���"��ذ[�V� )

d Muzakar contoh ( ا�����ذ�;V�� )

e. Muannast contoh ( �����>6[�V��ة> )

3. Pada umumnya khabar terdiri dari isim mustaq contoh ( =�ا�V��ر�=�����9ذ�E��ا =�ا�V��ر� )� ) jadi khabar

dari ( ا���9ذ���=� ) dia mustaq dengan isim fail kadang – kadang boleh juga isim yang jamid contoh (

<!�M��W�ذ ) ( !�M> ) menjadi khabar dari ( ��W�ذ ) dia jaid boleh.

4. Boleh menghazafkan / menyembunyikan khabar bila ada bukti yang menunjukan misalnya dia jadi jawab dari pertanyaan.

Contoh : ( 6��9 X 6[�V� =� ) asalnya kalimat itu (6�V�6��9 6[�V�X =� ) ,( 6[�V� ) yang kedua

khabar dari ( 6��9 ) dia dihazafkan karena ada bukti yaitu :

(6[�V� ) yang pertama.

5. Boleh banyak khabar untuk satu mubtada contoh :

�اA@ _ 1��9 B) _ ���! _ 5@�ر) )

6. Harus terletak sesudah mubtada sebagaimana contoh : 7. Wajib membuang khabar pada empat tempat : a. Bila menunjukan keadaan yang mutlak atau keadaan wujudnya umum ini terjadi pada dua tempat. 1. Kalau dia menjadi tempat mutaalaq dari zharaf dan mazhruf atau jar dan majrur

contohnya pada khabar yang terdiri zharaf dan khabar dari majrur.

2. Sesudah lafadz ( Eو� ) dan ( و��� ) contoh : ( Eو� ) Artinya : sekiranya tidak ada agama sungguh telah sesat manusia.

I’rabnya : ( � ) huruf syartiyah ( E ) nafi ( �ن��� ) mubtada ( � ) huruf taukid ( �3 ) fiil madhi

�د� -ن) ) di taqdirkan yaitu : (6 �V �� ) asalnya (2 ���� �3� 6 �V��6 �ن �و �E )

b.Apabila ada dia menjadi khabar dari sumpah contoh : (و ن�[�VEB6 )

Artinya : Demi Allah sungguh aku akan rajin.

I’rabnya : ( و�B ) mubtada, khabarnya adalah ( ��#� ) yang ditakdirkan. ( � ) huruf taukid (د� ن[�V ) fiil

mudhori yang dimasuki oleh nun taukid. c. Kalau mubtadanya terdiri dari masdar dan sesudah mubtada itu terdapat kalimat yang pantas

menjadi hal dan tidak pantas untuk jadi khabar.

Contoh : ( +-#� $@-د+��!"K� )

Artinya didikanku terhadap budak itu dalam keadaan jelek.

I’rabnya ( +�6$@- ) mubtada hukumnya marfu’ tanda rofaknya dhommah yang ditakdirkan atas

ba ( � ) karena istiqol ( berebutan harkat ) dengan ya ( ي ) mutakallim. Dan ya ( ي ) fail dari masdar

takdibi ($@- +�6 ) algulama ( !"Kا� ) maful dari ( +�6$@- ) dan ( +-#� ) menjadi hal, dan khabar dari ($@- +�6

) ditakdirkan yaitu ( �A� ) asalnya ( +-#� �A� !"Kد-@$ا� +� ) d. Bila khabar itu terltak sesudah waw ma’iyah ( waw dengan arti serta )

Contoh : (������أ�ر �C ) artinya tiap – tiap orang beserta apa yang dia perbuat.

I’rabnya : (�C ) mubtada (أ�ر ) mudhofun ilaih, (� ) maiyah, (�� ) mausul (��� ) fiil madhi failnya

adalah ( �ه ) kembali pada (�� ) khabar dari (�C ) ditakdirkan yaitu

( �C أ�ر ���Cر ن ���) asalnya ( ��Lرن )- Wajib mendahulukan khabar dari mubtada pada 4 tempat :

1. Bila mubtadanya nakirah dan khabar tediri dari jar dan majrur:

Contohnya : ( �"H لA�� ا�� ) dikelas ada mahasiswa.

I’rabnya : (�A�ا��� ) jar dan majrur jadi khabar muqaddam, ( khabar yang didahulukan ) (

�"H ) mubtada muakhar ( mubtada yang di kemudiankan ).

2. Kalau khabar itu terdiri dari isim istifham atau ism yang didhofatkan pada istifham dan

sesudahnya isim yang marifah, Contoh isim istifam ( نأ�ت� ) siapa engkau?.

I’rabnya: (ن�) khabar muqaddam (أ�ت) mubtada muakhar.

Contoh yang diidofatkan pada isim istifham (ا�ن �ن أ�ت ) Artinya : anak siapa engkau ?.

I’rabnya : (ا�ن) mubtada diidhofatkan kepada (ن�) dan (ن�) adalah mudhofun ilaih (أ�ت )

mubtada muakhar 3. kalau mubtada berhubungan dengan dhomir yang kembali kepada khabar.

Contoh : (�[@ �A ا�6ار�� ) artinya : dalam rumah pemiliknya rumah.

Irabnya : (�� ) huruf jar ( ا�6ار ) dijarkan oleh ( �� ) jar dan majrur jadi khabar muqaddam.

(�N�A) mubtada muakhar (ه�) isim dhomir yang kembali pada (ا�6ار) dan ( ه� ) mudhofun

ilaih. 4. Bila pengertian khabar terbatas / tersimpan dalam mubtada

Contoh : ( BاEإD��5�� ) artinya tidak ada pencipta kecuali Allah.

Irabnya (�� ) huruf ilaih nafi (D��5) khabar muqaddam. (Eإ) huruf istisna (Bا) mubtada

muakhar.

BAB ISIM KANA ( آ�ن ) DAN SAUDARA – SAUDARANYA

dan saudara – saudaranya adalah fiil madhi yang naqis. Yang dikatakan disini adalah ( آ�ن)

sesuatu yang tidak sempurna dengan marfu’ kecuali dengan marfu’ kecualidengan mansub.

.dan saudara – saudaranya berkehendak kepada isim yan marfu’ dan isim yang mansub (آ�ن)

Isim yang marfuk disebut isim (آ�ن ) saudaranya

Isim yang mansub disebut kabar (آ�ن ) / saudaranya.

Isim (آ�ن ) dan khabar (آ�ن ) itu berasal dari mubtada dan khabar.

Contoh : ( ����I 6-آ�ن ز ) I’rabnya (آ�ن ) fiil madhi yang naqis kerjanya merofakkan isim menasabkan khabar.

hukumnya marfu’ tanda rofaknya. Dhommah karena isim mufrad. ( ����I ) khabar ( آ�ن) isim dari ( ز-6 )

dari (آ�ن ) hukumnya mansub. Tanda nasabnya fathah karena isim mufrad.

Asalnya sebelum masuk (آ�ن ) adalah (!��I 6-ز ) ( ز -6 ) mubtada (!��I ) khabar. Ketentuan dari

isim (آ�ن ) keseluruhannya sama dengan ketentuan mubtada tanpa ada perbedaan karena asalnya

adalah mubtada.

: dan saudara – saudaranya ada 13 semuanya adalah fiil ( آ�ن)

( ا�N3 ) ( أA@; ) ( ا�2 ) ( آ�ن ) ( �-2 ) ( �A) ) ( @�ت ) ( �� ) ( ��إ��W ) ( ��@)ح ) ( ������ ) ( ��زا� ) ( ��6ا ! ) Fiil yang tiga belas ini beramal ( bekerja ) terbagi kepada 3 bagian :

1. Beramal dengan tidak ada syarat yaitu 8 buah mulai dari ( آ�ن ) sampai ( 2-� ) 2. Beramal dengan syarat didahului oleh adat nafi apa saja atau yang menyerupai nafi (syabah nafi ) Syabah nafi adalah nahi, istifham, dan do’a. Dia ad 4 :

Yaitu : ( ا�O ) ( ��)� ) ( ( إ�&ك ) ( �)ح 3. Beramal dengan syarat didahului oleh ( �� ) masdariyah zharfiah yaitu ( ! 6ا ) saja. Dinamai dia (

�� ) dengan masdariah adalah karena ia memecahkn ( menjadikan ) fiil sesudhnya menjadi ma’na

mazdar dan dinamakan ( �� ) dengan izarfiyyah karena ma itu degan ma’na ( 6ة� ) relama

Ex : (W-6 �()6 6ا ا�-O ! 6ا�� W@ AاE )

Ex : (W-6 ��)66ا ا�-O!ا�ك �6 ة 6@ AاE )

Contoh : ( 6 ا[�V� 6��نا��C ) adalah anak itu orang yang rajin

.pada waktu subuh silaki – laki itu malas ( أA@; ا�)9C �V"ن)

(��@a �V(ا��N3أ ) pada waktu dhuha laki – laki itu jadi dokter.

.pada waktu siang perempuan itu jadi guru( ظ�تا��)أة �6)#�)

(1��5 ��Aأ�2 ا�� ) pada waktu sore orang yang sholat itu khusyu’.

.pada waktu malam murid itu sakit ( @�ت ا����-ذ �)-�3)

( E�K�� 2 (6ا��(�A ) telah jadi guru itu sibuk.

.senantiasa guru itu rajin / tidak hilang guru itu rajin ( ��زا� ا9E(�ذ �@�]6ا )

.senantiasa murid itu rajin ( ��@)ح ا�����ذ �@�]6ا)

(����U !ا��� ������ ) senantiasa ilmu itu bermanfaat

.senantiasa sabar itu pahit ( ��إU�ك ا�A@)�)ا)

saya tidak akan bersahabat dengan engkau selama si Zaid ( أ�NAك ��دا! O-د ��)دداإ�-ك)

pulang pergi menemui engkau.

Keseluruhan contoh diatas adalah ( ن�C ) dan saudaranya beserta isim dan khabarnya.

Fiil yang 13 itu kalau ditasrifkan semuanya akan beramal sama dengan fiil madhinya.

Fiil yang 13 ini keseluruhan bisa beramal sebagai fiil yang tam ( !�� ) kecuali tiga yaitu ( 2-� )-( Oا� )-( ��)� ) yang tiga ini selama- lamanya adalah fiil yang naqis.

Yang dimaksud dengan fiil tam adalah fiil yang bcukup marfu’ saja tidak berkehendak pada mansub, dan jadilah dia fiil yang lazim.

.diperoleh ( �Vد ) kalau sudah jadi fiil tam ma’na menjadi ( �Cن ) -

Contoh : ( ة(#��G ن�C =إ ) ( jika diperoleh kesulitan )

- I’rabnya : ( =إ ) syariatnyah ( ( ن�C ) ) fiil madhi yang tam, ( � G ) fail dari (( ن�C ) ) ( ة(#� )

mudhofun ilaih.

disini fiil yang tam hanya berkehendak kepada fail saja. Tidak berkehendak pada isim dan ( �Cن ) -

khabar.

- ( (�A ) kalau jadi fiil tam ma’na menjadi pindah.

Contoh : (إ�-ك (�Eا(�A ) telah pindah urusan kepada engkau

I’rabnya (ا(�A ) fiil yang tam, ((�Eا ) fail dari shoro dan (إ�-ك ) jar majrur.

- ( ;@Aا ) kalau jadi fiil tam ma’nanya masuk waktu subuh.

Contoh : ( ;@A� =�N ;@Aا� �A ) sholat subuhlah kamu ketika masuk waktu subuh.

I’rabnya : (�A ) fiil amar failnya adalah ( أ�ت ) (;@Aا� ) maful bih

(=�N ) zharaf ( ;@A� ) fiil mudhori’ dari ( ;@Aا� ) yang tam yng hanya berkehendak pada fail.

Bukan pada isim dan khabar fail dari (;@A� ) adalah (أ�ت ) ( �N� .kalau jadi fiil tam ma’nanya masuk waktu dhuha ( ا

Contoh : (� .��A ) aku sholat ketika msuknya dhuhaت N-= أ3

I’rabnya (ت��A ) fiil dan fail (=-N ) zharaf (� ( أ��) failnya adalah ( أ3 �) fiil mudhori ( أ3 Kalau jadi fiil ma’nanya tetap dan lama ( ظ� )

Contoh : (�(N6! إذا-ظل ا�L�� ن� ) ( kita tidak akan maju bila tetap ada peperangan )

I’rabnya : ( ن� ) huruf nasab dan huruf nafi ( !6L�� ) fiil mudhori failnya adalah (نN� ) ( إذا )syartiyah (

� ) ( ظ� ) fiil mudhori’ dari ( -ظ�( ) -ظ� fail dari ( ( ا� .kalau jadi fiil tam ma’nanya masuk waktu sore ( ا�2 )

Contoh : (=�#�� ن-N Bا=�N@9 ) Maha suci Allah ketika kamu masuk pada waktu sore.

I’rabnya : ( �N@9= ) lafadz ta’ ajjubiyah. (Bا ) mudhofun ilaih. (ن-N ) zharaf (=�#�� ) fiil mudhori’ dari (

(,أ �ت) failnya adalah ( أ�2 .kalau jadi fiil tam ma’nanya menginap atau bermalam ( @�ت ) -

Contoh : (���� $�ن ��ي @�ت�C ) adalah si Ali bermalam dirumahku.

I’rabnya : (ن�C )fiil madhi yang naqis ( ��� ) isim dari (=C ), ( ت�@ ) jar dan majrur.

kalau jadi fiil tam ( @رح ).jar dan majrur ( ������ ) ,( �Cن) Jumlah fiil dan fail jadi khabar dari.( ه� )

ma’nanya pergi / memisahkan diri.

Contoh : (��� رح�� �ه ) dia memisahkan diri dariku.

I’rabnya : (�ه ) mubtada ( رح@- ) fiil mudhori’ dari ( رح� ) failnya (�ه ) jumlah fiil fan fail jadi khabar dari

.jar majrur ( ���) ( ه�)

kalau jadi fiil tam ma’nanya terlepas ( إ ��ك)

Contoh (���#ك �ن ا���إ� (�EااGه ) ( urusan ini terlepas dari masalah itu )

I’rabnya : (اGه ) mubtada ((�Eا ) badal dari (اGه ) ( ك�إ� ) fiil yang tam failnya adalah (�ه )

kalau jadi fiil tam ( 6ا! ) ( هGا) jar majrur. Jumlah fiil dan fail jadi khabar dari( �ن ا��#���)

ma’nanya kekal / sia.

Contoh : (ت�-Nا= 6ا�ت ا��ا��K�� =N� ) ( kita disibukan ketinggalan hidup )

I’rabnya : (=N� ) mubtada (=ا�ا��K�� ) khabar (6ا�ت ) fiil yang tam.

( 6ا�ت) fail dari ( ا�N-�ت) menjadi fiil yang tam selama – lamanya kalau tidak didahului oleh ( �� ) masdariyah ( 6ا! )

zharfiyah.

BAB KHABAR INNA ( ان ) DAN SAUDARA – SAUDARANYA

- Khabar (ان) dan khabar saudara – saudara (ان) adalah salah satu dari isim marfu’ yang tujuh.

- Khabar (ان) itu pada mulanya berasal dari khabar mutada setelah masuk (ان) irabnya berubah

menjadi khabar (ان) Contoh : (!� �L 6ز� ) I’rabnya : (6ز�) mubtada (!� �L ) khabar. Masuk (ان) jadi dia ( !� �L انا ز�6 ا ) maka

I’rabnya jadi (ان) huruf taukid atau amil nawasekh

(ان) khabar dari ( �L �!) ( ان) isim dari ( ز�6 ا) - Karena khabar (ان ) itu berasal dari khabar mubtada. Maka ketentuan dan pembagian serta hukum

– hukumnya sama dengan khabar mubtada yang telah berlalu, lihat kembali ketentuan khabar mubtada.

ketiganya disebut amil nawsekh ( orang yang bekerja menghapuskan) ( ظ�Uت ) – ( �Cن ) – ( ان) -

Yang dimaksud dengan bekerja menghapuskan adalah bekerja menghapuskan hukum

mubtada dan khabar yaitu marfu’ seperti hukum mubtada yang semula marfu’ masuk (ان ) berubah

jadi mansub. Hukum khabar yang semula marfu’ masuk (ن�C ) berubah jadi mansub. Mubtada dan

khabar yang marfu’ kalau masuk (تUظ� ) berubah jadi mansub keduanya.

Contoh : (!��L 6ز� ) kalau masuk (ن�C ) jadi (!��L 6ن ز��C )

: (!��L 6ز� ) kalau masuk (ان ) jadi ( !��L 6ا= ز� ) : (!��L 6ز� ) kalau masuk ( �Uظ� ) jadi ( ����L ز�6 ا �Uظ� )

Karena itu dia dinamakan amil nawasekh karena dia menghapus hukum mubtada dan khabar yang sudah ada dulu yaitu marfu’

,dan saudara – saudaranya yang bekerja menasabkan isim dan merafa’kan khabar itu ada 6 ( ان) -

keenamnya adalah huruf :

( C+ن ) ( ��ل ) ( �-ت ) ( �Cن ) ,( ان) ,( ان) - adalah huruf taukid ( penegas / penguat )hubungan anatara mubtada dan khabar ( ان) dan ( ان) -

(�@#U 6-C �� ) berguna untuk menghilangkan keingkaran dari mubtada dan khabar.

Contoh : ( ه��( D�Nإنا� ) ( sesungguhnya tukang cukur itu mahir )

I’rabnya : (ان ) amil nawasekh atau huruf taukid, (D�Nا� ) isim dari (إن ) ((ه�� ) khabar dari ( إن ) ( ;V �� 6ا�N� أن ���� ) ( saya yakin Muhammad lulus )

I’rabnya : (���� ) fiil dan fail (إن ) huruf taukid / amil nawasekh / huruf masdar, (6ا�N� ) isim

dari (إن ) dan ( ;� �� )khabar (إن ) Perbadaan anatara (إن ) dan (أن ) kalau (إن ) letaknya diawal tidak didahului oleh amil

sedangkan ( أن ) wajib ada amil yang mendahuluinya seperti contoh diatas didahului oleh kalimat

(���� )

Kalau terletak sesudah fa ( F ) yang menjadi jawab

Kalau terletak sesudah (إ ذا ) fujiyah ( yang berarti tiba – tiba )

Kalau terletak sesudah ( ث-N ) dan ( إذا ) Maka pada empat 4 tempat ini boleh dibaca (إن ) dan boleh dibaca (أن ) - Contoh yang sesudah ( F ) yang menjadi jawab

( ;V�� ^� �� !��#� ن� ) ( siapa – siapa yang lurus maka ia akan lurus )

I’rabnya : (ن� ) syarthiah, (!��#� ) fiil mudhori’ failnya ( �ه ) jadi fiil syarat,

( أن) dan boleh juga ( إن ) rabith lil jawab maka disitu boleh dibaca ( ف ) dan ( P ) isim dari (أن / إن ) dan ( ;V�� ) fiil mudhari’ failnya (�ه ) jumlah fiil dan fail jawab syarat.

Contoh : yang terletak sesudah ( إذا ) ((3 �N ^إذا إ� �@� �M ^ظ��� ) ( aku sangka dia absen tiba – tiba dia hadir )

I’rabnya : (^ظ��� ) fiil dan fail / amil nasawekh kerjanya menaobkan isim dan menasobkan

khabar, (P ) menjadi isim dari (^ظ��� ) dan (�@� �M ) khabar dari (^ظ��� ) (إذا ) fujaiyah (P ) isim dari

amil nawasekh maka disitu boleh dibaca ( أن / إن)

) dan ( أن / إن) fijaiyah, (P ) isim dari ( إذا) karena terletak sesudah ( أن) dan boleh dibaca ( إن)

(3�N ) khabar (أن / إن ) Contoh : yang terletak sesudah ( ث-N )

( !-L� ^7 أ�-N ! �L أ ) ( aku bermukim dimana dia bermukim )

I’rabnya : (! �L أ ) fiil mudhari’ failnya adalah (أ�� ), ( ث-N ) zhorof zaman

( أن / إن) khabar dari ( �L-! ) .( أن / إن) huruf taukid amil nawasekh ( P ) ism dari( أن / إن)Contoh : yang terletak sesudah ( إذ ) ( !-L� ^إذأ�!�Lأ ) ( aku bermukim ketika dia bermukim ). I’rabnya : sama dengan diatas

bedanya disini ( إذ ) ( zhorof ) zaman.

3. ( =+C ) adalah huruf tasbih ( penyerupa )

Undang – undang tasybih yaitu : (���� �� آ� أ �ر ( ��� ��� ��E6ا� ) Artinya : Sesuatu yang menunjukan atas berserikat satu pekerjaan bagi pekerjaan yang lain pada makna.

Contoh : ( 69 ن ز-6ا أ+C ) ( seolah – olah si Zaid itu singa )

I’rabnya : (ن+C ) huruf tasbiyah. (ز-6ا ) isim dari (ن+C ) (69 أ ) khabar dari

( C+ن) adalah huruf istidrok ( susulan ) ( �Cن ) .4

Undang – undang istidrok (6 رك)# إ ) yaitu

( ��D-I ا �C"م @)�1 �� -(� ه! %@��^ أ���-^)Artinya : Mengiringi pembicaraan untuk menghilangkan sesuatu yang diragui adanya dan tidak adanya.

Contoh : ( 2� �V ز-6ا =C� 2ا���!�L ) ( telah bediri manusia tetapi si Zaid duduk )

I’rabnya : ( !�I ) fiil madhi ( 2ا��� ) fail, ( نC� ) huruf istidrok, (ز-6ا ) isim dari

( �Cن ) khabar dari ( 2� �V) ( �Cن ) adalah huruf tamanny ( angan – angan ) ( �-ت ) .5

Undang – undang tamany ( ���� ) yaitu ((#� -�^ � �� E _�1 �-^ أ� �� �H )

Artinya : Mengharap sesuatu yang tidak mungkin terjadi atau sesuatu yang mungkin terjadi tapi amat sulit,

Contoh : (���� 6��� � ( wahai pemuda kembalilah suatu hari ) ( -��-ت ا��@�

I’rabnya : ( �- ) huruf nida ( seruan ), (ت-� ) huruf tamanny (� ) �-تisim dari ( ( ا��@�(6��� ) fiil mudhori’ failnya ( �ه ) kembali pada (� ����) ,) �-تjumlah fiil dan fail jadi khabar dari ( ,( ا��@�) zharaf zaman.

6. ( ��� ) adalah huruf taraji ( harapan )

Undang – undang tarji ( �V(� ) yaitu ( ��@Nا��(�Eا ��H )

Artinya : Mngharap urusan yang disukai / dicintai.

Contoh : ( !Nا( Bا ��� ) ( mudah – mudahan Allah mengasihi )

I’rabnya ; ( ��� ) huruf taraji (Bا ) isim dari (��� ),( !Nا( ) khabar dari ( ��� ) - Bila ( إن ) atau saudara – saudaranya bersambung ma ( �� ) tambahan maka ia terlarang

beramal ( tidak lagi bekerja menasobkan isim dan merofa’kan khabar.)

- Huruf ( �� ) yang berhubungan dengan ( إن ) atau saudara – saudarnya itu disebut ( �� ) kaffah ( ) pencegah beramal.

Contoh : ( (�@ �Uا ��U إ ) ( Hanyasanya saya adalah manusia biasa )

I’rabnya : ( إن ) adat hasar ( (AN ) yaitu alat untuk pembatas pengertian yang artinya

hanya atau sanya, bukan berarti sesungguhnya ( �� ) kaffah yaitu huruf yang mencegah amalan dari (

) ( ا�U) khabar dari ( @�)) , ( إن )dhamir mutakallim yang marfu’ jadi mubtada’. Bukan isim ( ا�U) , ( إن

khabar mubtada’ ) bukan khabar dari ( إن )

BAB ZONNA DAN SAUDARA – SAUDARANYA

Amil nawasekh yang ketiga adalah ( تUظ� ) dan saudara – saudaranya dia bkerja

menasobkan isim dan khabar Isim itu pada mulanya adalah mubtada, dan khabar itu pada mulanya adalah khabar dari

mubtada’. Setelah masuk ( تUظ� ) atau salah satu saudaranya maka mubtada’ dan khabar yang

semula marfu’ berobah jadi mansub, dan I’ rabnya pun berobah, mubtada’ di’irabkan sebagai maf’ul pertam dan khabar dii’rabkan sebagai maf’ul kedua.

Contoh : ( !��I ز-د ) dii’ rabkan (ز-د ) mubtada. (!��I ) khabar.

Kemudian bila masuk ( تUظ� ) atau salah satu saudaranya jadi

(����I ت ز-داUظ� ). I’rabnya ( تUظ� ) fiil dan fail, (ز-دا ) maf’ul petama, (����I) maf’ul kedua. Artinya :

Aku menyangka akan siZaid akan orang yang berdiri(تUظ� ) dan saudara – saudarnya ada 7 yaitu :

( �6V ت ) .7 ( ���ت ) .5 ( ��Oت ) .3 ( ظ�Uت ) .1 ( )ا-ت ) .4. ( ��5 ) 6 ( 9N@ت ) .2

( �UUظ ) ( 9@تN ) ( ت��O ) ( ��5 ) yang empat ini memfaedahkan atau menunjukan kuat

terjadinya maf’ul yang kedua artinya : aku menduga atau menyangka, ( ���� ) ( أ-ت( ) ( �6V� ) yang

tiga ini memfaedahkan atau menunjukan pasti terjadi maf’ul yang kedua artinya : (���� ) aku

meyakini, (أ-ت( )aku melihat (�6V�v ) aku memperoleh.

Contoh : (��� �L 6ا-O ت�U� ) ( aku menduga si Zaid orang yang berdiri )

(��-L� ا(�� �@9N ) ( aku menduga si Zaid orang yang menetap )

( �L 6 �A ا #6ا( ���O ) ( aku menduga orang yang cerdas itu orang yang benar )

(��� E � "N�4تا� ) ( aku menduga bukan telah muncul )

( �NA ��( ���#ا������ ) ( aku meyakini orang yang terkenal itu memberi nasehat

( aku melihat kejujuran itu dicintai ) ( )ا-ت ا�Vود �N@و @�)

(�-V�� DدAدت ا�Vو ) ( aku memperoleh kebenaran itu menguntungkan )

I’rabnya dari contoh diatas keelurahnnya adalah : fiil dan fail, maf’ul pertama dan maful kedua.

BAB MENGIKUT PADA YANG MARFU’

Yang dikatakan mengikut adalah (�A �Nا� ^L@ �# � ) آل�ا��66V) %� ن أ�(ب @��(

Tiap – tiap yang kedua yang dii’rabkan menurut I’rab yang telah terdahulu, yang telah ada bisa berubah. Yang mengikut pda yang marfu’ ada empat macam

1. Naat ( ��� ) 3. Taukid ( 6�C�� ) 2. Ataf ( طف� ) 4. Badal ( �6@ ) 1. BAB NAAT ( SIFAT ) Naat dalam bahasa arab sama dengan sifat dalam bahasa Indonesia undang – undangnya adalah

(^� �A4ا�� �أ ^� �@)�� 13�ةا���L��@ �ل ا��ق @��)J�� ا�(� @1 ا �ا���� ه ) Artinya : Naat adalah sesuatu yang mengikut yang mustaq dengan fiil atau mustaq dengan kekuatan yang manjelaskan bagi mathu’ ( yang diikuti ) nya atau mengkhususkan bagi matbu’nya ( yang diikutinya )

- Maksudnya, naad itu mengikut kepada man’utnya, kalau man’utnya marfu’ dia harus marfu’ kalau man’utnya mansub dia harus mansud dan lain sebagainya.

SYARAT – SYARAT NAAT

Dan naat itu haru musytaq denan fiil, mustaq dengan fiil ada 4 :

1. Isim fail 2. Isim maf’ul 3. Sifat musyabbahah 4. Isim tafdhil

Kalau tidak mumstaq enan fiil harus mustaq dengan kekuatan, yang dimaksud musytaq dengan kekuatan adalah isim jamid dita’wilkan ( dipalingkan ma’nanya pada yang musytaq. Isim jamid yang ditaqwilkan pada musytaq ada 9 macam ;

1. Masdar 2. Isim isyarah

3. Zhu / zhatu ( �G / اتG ) dengan ma’na shohibu. ( �N �A )

4. Isim mausul yang disertai oleh alif dan lm 5. Isim bilangan 6. Isim yang dimasuki oleh ya nisbah 7. Kalimar yang menunjukan tasybih ( penyrupaan )

8. Kalimat ( آل ) dan ( أي ) yang menunjukan kesempurnaan dari mausuf ( yang diberi sifat )

9. ( �� ) nakirah yang tammah ( kalimat (�� ) yang menunjukan umum )

1. Contoh naat yang mustaq dengan isim fail

(H� �� 6���ه ) ( dia anak yang cerdas )

I’rabnya : (�ه ) mubtada dibina atas fathah tempat rofa’

(6�� ) khabar hukumnya marfu’ tanda rofa’nya dhommah karena isim mufrad dia man’ut ( yang diikut )

(H� �� ) naat hukumnya mengikuti pada man’ut6 ketika rofa’ dan dia musytaq dengan isim fail

setimbag\ngan (�� �� ) 2. Contoh naat musytaq dengan isim maf’ul

(�@�@N6�5ا ا�� !(Cأ ) ( memuliakan oleh kamu si Khalid yang dicintai )

I’rabnya ( C)!أ ) fiil amar hukumnnya dibina atas sukun failnya adalah ( أ�ت )

maful bih hukumnya mansub tanda nasobnya fathah karena isim mufrad, dia man’ut ( yang ( 6�5ا)

diikuti ), (�@�@Nا�� ) naat hukumnya mengikut pada man’ut ketika nasob tanda nasobnya fathah

dengan isim maf’ul setimbangan ( ����� ) 3. Contoh naat musytaq dengan sifat musyabahah. (!-(C 6�� �-�� =إ ) ( sesungguhnya si Ali, anak yang mulia )

I’rabnya : (=إ ) huruf taukid atau amil nawasekh, (�-�� ) isim dari

’hukumnya marfu’ tanda rofa ( إ=) ) khabar dari��hukumnya mansub tanda nasobnya fathah, (6( إ=)

nya dhommah, (!-(C ) naat hukumnya mengikuti pada man’ut ketika rofa’ nya dhommah, ( ) naat

hukumnya mengikuti pada man’ut ketika rofa’ dan dia musytaq dengan sifat musyabbah setimbangan

dengan ( �-�� ) 4. Contoh naat musytaq dengan isim tafdhil

( ��� (@Cأ �V( W� ذ ) Itu laki – laki yang lebih besar dariku

I’rabnya :

(W� ذ ) Mubtada hukumnya dibina atas fathah pada tempat rofa’ karena dia isim ijarat.

(�V( ) Khabar hukumnya marfu’ tanda rofa’ nya dhommah karena isim mufrad dia jadi man’ut

((@Cأ ) Na’at hukmnya mengikut pada man’ut ketika rofa’ dan dia musytaq dengan isim tafdhil

setimbangan ( �3�أ ) dan ((@Cأ ) isim tafdhil beramal sama dengan fiil yaitu merpfa’kan fail maka

adalah ( �ه ) kembali kepada (�V( )

(��� ) jar dan majrur

- Keempat contoh diatas adalah contoh na’at yang mustaq. - Berikut ini akan diuraikan 9 buah contoh naat jamid yang dita’wilkan dengan musytaq.

1. Contoh naat masdar (�6� �V( W� ذ ) itu laki- laki yang adil.

I’rabnya :

(W� ذ ) mubtada

(�V( ) khabar

(�6� ) masdar dia jamid ditakwilkan ( dipalingkan ma’nanya pada yang musytaq yaitu

( �6�� ) isim fail setimbangan (�� �� ) dia jadi na’at.

2. Contoh na’at isim isyarat ( 6 هذا��# ?�V) Telah datang laki –laki yan ini.

I’rabnya

(?�V) fiil madhi hukumnya marfu’ tanda rofa’ nya fayhah.

(6��# ) fail hukumnya marfu’ tanda rofa’nya dhommah.

isim maf’ul setimbangan ( ا���J) إ��^ ) naat dia jamid dita’wilkan pada yang nusytaq, yaitu ( هذا)

dengan (^ل ا�� ��ا�� ) artinya yang diisyaratkan kepadanya.

3. Contoh naat (�ذات / ذ ) dengan ma’na ( �N�A )

Dia manusia yang mempunyai ilmu ( ه� ا�)ا ذ � ��! )

I’rabnya

Mubtada ( ه�)

Khabar hukumnya marfu’ tanda rofa;nya dhommah ( ا�)ا)

Naat dia musytaq maka ditakwilkan pada yang musytaq takwilnya adalah ( ذ �)

( �N�A )Ma’nanya mempunyai

4. Contoh naat isim maushul yang disertai alif lam

( P(uل ا�ذى ا��V (ا� ?�V ) Talah datang si laki- laki yang aku tunggu

I’rabnya :

(?�V ) Fiil madhi

fail dia man’ut ( ا�) Vل)

Na’at dia jamid ditakwilkan pada yan musytaq takwilnya adalah ( ا�ذى)

( ا ����� إ��^ ) Isim maf’ul setimbangan ( ا���A�� ا��^ ) ( (uا�� ) Fiil mudhori’ failnya ( ا�� ) yan ditakdirkan

( P ) Maf’ul bih hukumnya dibina atas dhommah pada tempat nasab karena isim dhomir

5. Contoh na’at isim bilangan

( �#�5 � �V( W�� �ا ) ( meraka itu laki – laki yang lima )

I’rabnya (W�� �ا ) Mubtada hukumnya dibina atas fathah pada tempat rofa’ karena dia isim

isyarat

(� �V( ) khabar hukumnya marfu’ tanda rofa’nya dhomah

Karena dia jama’ taksir dia adalah man’ut

(�#�5 ) Na’at dia jamid maka ditakwilkandengan yang musytaq

Takwilnya adalah (�9�4� =�د�� ) isim maf’ul

6. Contoh na’at yang dimasuki ya. Nisbah (��9� ي )

($L�� 6 �V(� �((� ) ( Telah bertemu aku dengan laki – laki yang bangsa damsyiq )

I’rabnya : (�((� ) fiil dan fail

(�V(� ) jar dan majrur dia man’ut

($L�� 6 ) Na’at dia jamid ditakwilkan dengan yang musytaq

Taqwilnya ( DJ� 6 ا�� ��9�� ) ( yang dibangsakan kepad damsyiq ) isim maf’ul

7. Contoh naat yang tasybih

telah melihat aku akan si laki- laki yang singa ) ( )ا-� )�V أ#6ا)

I’rabnya : ( �-ا( ) Fiil dan fail.

(�V( )m Maf’ul bih dia man’ut

Na’at dia jamid ditakwilkan dengan yang musytaq ( أ#6ا)

Takwilnya ( 6# +C �� �VJ ) yang berani sepeterti singa sifat musyabahah setimbangan ( E��� )

8. Contoh na’at dari kalimat ( لC ) dan ( أي ) yang menunjukan kesempurnaan

Mansuf ( ��( �C ( أ�� )�ل ( kamu laki – laki kewseluruhan laki –laki )

I’rabnya : (أ�� ) Mubtada hukumnya dibina atas fathah pada tempat rofa’ karena isim dhomir.

Khabar dia man’ut ( )�ل)

(�C ) Na’at dia jamid ditakwilkan dengan yang musytaq takwilnya adalah

yang sempurna kelakiannya. Isim fa’il ( ا��C �ل &� ا�) Vو ��� )

9. Contoh na’at nakirah yang tammah ( umum )

( �� �(" !(Cا ) ( Muliakanlah oleh kamu laki – laki mana saja )

I’rabnya : (!(Cا ) Fi’il amar failnya (أ�� ) yang ditaqdirkn

("�( ) Maf’ulbih dia man’ut

( �� ) Na’at dia jamid di takwilkan dengan yang musytaq takwilnya adalah ( �L��� ) isim maf’ul

setimbangan ( "��� ) Artinya yang dimuthlakkan

PEMBAGIAN NA’AT Naat terbagi kepada dua :

1. Na’at haqyqy ( �L�LN ) → (ا����� ��( ا��� ) ى ����ن هو�^ 2. Na’at sababy ( $@@# ) → (ا����� ��ن هو�^ � (�M ��� ( ا��� ) ى 1. Na’at haqyqy adalah ((��#ا��3 ا����وت ا��(- Na’at yan merofa’kan dhomir man’ut yang ) ( -ر�1

mustatir

( ��ت �L�IN هوا�ذي )�1 ��-)ا ��و6 ��� ا����وت )

Yang dimaksud dhomir man’ut mustatir adalah isim dhomir yang tersembunyi yang murja’ ( kembali dhomirnya man’ut )

Contoh : ( �I �� �V( ?�� ) ( Telah datang silaki-laki yang berakl dia )

I’rabnya : (?�� ) fiil madhi.

(�V( ) fail dia man’ut

(�I �� ) Na’at haqyqy dia isim fail bekerja merofa’kan fail. Failnya adalah dhomir

yang tersembunyi ( ه� )

Kembali dhomirnya pada man’ut yaitu (�V( )

Ketentuan bagi na’at haqyqy wajib mengikuti kepada man’utnya 4 dari 10 1. Disegi Rofa’ 2. Disegi mufraf Nosab Tasniah Khofadh Jama’

3. Disegi teknis 4. Disegi ma’rifah Tazkir Narikah

Contoh ( �I �� �V( ? �� )

1. Sama – sama rofa’ 2. Sama – sama mufrad Ini adalah 4 dari sepuluh 3. Sama – sama tazkir 4. Sama – sama nakirah

2. Na’at sababy adalah ((1 إ9! ا���ه�(� ) ( Na’at yang merfo’kan ism zohir )

Contohnya : (^ا� ����L �V(@ ت((� ) ( Aku bertemu dengan laki – laki yang berdiri ibunya )

Yang jadi na’at adalah (����L ) dia isim fail bekerja merofa’kan fail

Failnya sekarang adalah isim zohir yaitu (^ا� ) Ketentuan bagi na’at sababy adalah dia wajib mengikuti kepada man’utnya pada 2 dari lima : 1. Disegi rofa’ 2. Disegi ma’rifah Nasab Narikah Khofadh Sedang dua dari lima lagi harus mengikuti ( sesuai ) dengan yang di rofa’kan Dua dari lima itu. 1. Disegi mufrad 2. Dari segi taknis Tasniah tazkir Jama’

Contoh (^ا� ����L �V(@ ت((� ) man’utnya adalah (�V( ) dan na’atnya adalah

( ����L ) dia hanya mengikuti dua dari lima yaitu

1.Sama khofad 2 dari Lima 2.Samanakirah

Sedangkan dua dari lima lagi mengikuti kepada yang merofa’kan yaitu (^ا� ), (����L ) dengan

dia sam mufrad, sama muannats ( dua dari lima ) ( ا�^)

Isim Ma’rifah yang enam ( 6 ) dalam bab naat terbagi kepada tiga 1. Tidak bisa menjadi man’ut dan tidak bisa menjadi na’at yaitu isim dhomir 2. Bisa jadi man’ut dan tidak bisa jadi na’at yaitu isim ‘alam 3. bisa jadi man’ut dan bisa jadi na’at yaitu isim isyarat, isim maushul, ma’rifah dengan alif lam,

idofat kepada salah satu yang lima.

NA’AT MAQTHU’ (وعHL� ت�U )

( Yang diputuskan dari man’utnya )

Kalau maushuf/ man’utnya ( yang di eri sifat ) bisa dimaklumi tampa ada sifat / na’at bleh sifat itu mengikuti kepada man’ut seagai na’at dan boleh juga memutuskannya dari na’at. Contoh :

(6-�Nا�B 6�Nا� )maka kalimat ( 6-�Nا� ) bleh diaca ( 6-�Nا� ) guna i’irabnya jadi na’at dari ( B ) dan

boleh dibaca

( 6-�Nا� ) jadi maf’ul dari lafaz (ا���)yan ditakdirkan berarti dia diputus dari man’utnya.

Dan boleh juga dibaca (6-�Nا� ) guna ‘iranya jadi khabar dari ( هو ) yang ditaqdirkan berarti dia

man’utnya.

KEGUNAAN NA’AT - Kalau na’at ma’rifat gunanya adalah untuk menjelskan man’utnya

Contoh : (a�-5د ا�O@ ت((� ) ( Telah bertemu aku dengan si Zaid yang tukang jahit )

I’rabnya : ( ت((� ) Fiil dan fail

Jar dan majrur jadi man’ut ( @Oد)

(a�-5ا� ) Na’at dia ma’rifah dengan alif lam, maka dia datang untuk menjelaskan man’utnya.

Kadang – kadang ada untuk pujian contoh ( م-N (ا� =�N (ا� Bم ا#@ ) ( Dengan nama Allah yang maha pengasih lagi maha penyanyang )

I’rabnya (م#@ ) jar dan majrur

(Bا ) Mudofun ilaih jadi man’ut

( =�N (ا� ) Na’at yang pertama dia ma’rifah denan alif lam

.Na’at yang kedua dia juga ma’rifah Kedua- duanya datan untuk memuji man’utnya ( ا�) N-م)

- Kadang – kadang ada juga na’at untuk mencela man’utnya :

Contoh : (ن ا�ر ��م�aا��� =� Bذ @�ا�أ� ) ( Aku berlindung dengan Allah dari syaithan yang terkutuk )

I’rabnya : (ذ�أ� ) fiil mudhori failnya adalah (أ�� ) ( Bا�@ ) Jar dan majrur

Jar dan majrur jadi man’ut ( �= ا����aن)

.Na’at dia ma’rifat denan alif lam dia encela an’utnya ( ا�ر ��م)

Kadang – kadang ada na’at itu untuk menuntut kasih sayang contoh :

( Ya Allah kasihanilah hamba engkau yang miskin ) ( ا��]! ار W6@� !N ا��#C-ن )

I’rabnya : (![ا�� ) : ( B ) Lafadz jalalah : munada dibina atas domah dan (! ) ganti dari huruf

hida yang dihazafkan tidak beramahal bagi I’rab.

(!N ار ) fiil amar failnya adalah anta ( تUا ) (6@� ) maf’ul bih jadi man’ut

( W ) Mudhofun ilaih

Na’at dia ma’rifah datang untuk menuntut supaya dikasihi ( ا��#C-ن)

- Kalau na’at nakirah gunanya adalah untuk mengkhususkan ( ص-A5� ) Bagi man’utnya. Contohnya :

( �) �) �C �Vررت @ر� ) ( Telah bertemu aku dengan si laki- laki yang penulis )

Irabnya : (ررت� )Fiil dan fail

(�Vر@ ) Jar dan majrur jadi manut

( �) �C ) Na’at dia nakirah maka dia mengkhususkan man’utnya adalah umum untuk semua laki- laki.

Lalu setelah diberi na’at denan lafaz (�) �C ) dia jadi khusus untuk laki – laki yang penulis saja.

Kadang- kadang ada na’at yang nakirh itu untuk taukid ( penegas ) bagi man’utnya Contoh (��� �C ( Demikian adalah sepuluh yang sempurna ) ( ��W ��)ة

I’rabnya : (W�� ) Mubtada

Khabar ( ��)ة)

(��� �C ) Na’at dia nakirah dia mempertegas bahwa puasa 3 hari di tanah suci 7 hari dikampung

halaman itu adalah 10 yang sempurna.

BAB TAUKID ( PENEGAS ) Dalam suatu pembicaraan mungkin terjadi keraguan atau diengkari oleh sipendengar, dalam menhadapi itu kita perlu mempertegas ucapan kita, maka kata penegasa itu dalam bahasa arab

disebut taukid ( د-C �� ) Taukid teragi dua

1. Taukid lafhy ( ظ�&� ) = lafadzh

2. Taukid a’nawi ( ����� ) = Ma’na

3. Taukid lafzhy (^&6ا(�@ �ل @�&ظ^ أ�Eا��دة ا ) ( mengulang yang pertama denan lafazhnya atau

dengan muradifnya ( berbeda lafaz sama ma’nanya )

Contoh : ( 6�O 6�O ?�V ) ( telah datang sizaid, sizaid )

I’rabnya : (?�V ) fiil madhi

I (6�O ) fa’il

II (6�O ) Taukid bagi zaidun yang petama

Contoh mengulang lafazh dengan murafidnya.

( Telah datan singa – singa ) ( ��? ��7 أ6# )

I’rabnya : (?�� ) fi’il madhi

(7�� ) fail

berbeda lafanya ma’nanya sama yaitu sina ( أ6#) taukid (7�� ) dan ( أ6#)

- Taukid lafzhy ada pada 1. Isim contoh ( 6�O 6�O !�L ) 2. Fiil contoh (6�O !�L !�L )

3. Huruf contoh (!�� _ !�� ) - Tujuan atau kegunaan dari tauid lafzhy adalah 1. Sengaja mengulang – ngulang saja 2. Khawatir akan lupa 3. Tidak ada konsentrasi dari si pendengar 4. Tidak ada kepedulian dari si pendengar 2. Taukid ma’nawi ilaih :

��@ � �A5إ)ادة ا��^ أ��ا�� ��@ ��6 -) إ�3 I� � ���N1 ا�! ا��� @1 ا�)�( ا��� P(ظ� ه

Artinya : Yang mengikut mengangkat kemudian takdir idhofat kepada matbu’nya ( yang diikutnya ) atau mengangkatkan kemungkinan tujuan khusus dengan lafazh yang nampak secara umum. Tujuan dari taukid ma’nawinya ini ada dua :

1. Mengangkatkan kemungkinan takdir idhafat kepada matbu’nya ( yang diikutnya ), yaitu mu’akkad.

2. Mengangkat kemungkinan tujuan khusus dari lafadz yang nampak secara umum. Lafadz – lafadz taukid ma’nawi ada 9 :

1. ( 2�� ) 4. ( "C ) 7. ( ?���� )

( ا����ن ) .8 ( ���C ) .5 ( �-ن ) .23. ( �C ) 6. (1�� ا ) ( ��1 ) .9

Lafadz yang dipakai untuk mengangkatkan kemungkinan takdir idhofat adalah lafadz . (

2�� ) dan ( ن-� ) kedua – duanya harus diidhofatnya kepada dhomir yang kembali kepada

mu’akad, dan wajib menyesuaikan dhomir itu dengan muakadnya di segi mufrad, tasniah, taknis

contoh (^#�� ز-د ?�� _

�[#&U ه�د � ?�� )

Kalau mu’akadnya musanna atau jama’ mak lafadz nafsu dan lafadz ainu dijama’kan jadi

jama’ qillah setimbangan ( ��&ا ) Contoh : (��[9&ا�ز-د ا = أ� ? �� ) – (��[�-دات أ�Uتا�ه ?�� )

(![#�U= أ�ا�ز-د?�� ) – (دات أ�-�]نUا�ه � ?�� )

Kalau dikatakan ( ز-د ?�V ) ( telah datang siZaid ) kemungkinan dalam lafadz itu ada

mudhof yang ditakdirkan yaitu ( ز-د ��#( ?�V ) ( telah datang utusan siZaid ) dan sebagainya. Untuk

mengangkatkan kemungkinan itu maka didatangkanlah lafadz taukid yaitu ( ^9&� ز-د V?� ) ( telah

datang si Zaid dirinya atau ( ^��� )

Orangnya, maka hilanglah kemungkinan yang datang utusan siZaid.

Lafazh ( لC ) sampai ( 1�V ) gunanya adalah untuk mengangkat ada kemungkinan tujuan khusus

dari lafah yang tampak umum.

Contoh (!�Iا� V?� ) ( telah datang kaum ) disini ada kemungkinan yang datang hanya sebagian dari

kaum, karena itu didatang lafazh ( لC ) jadi ( م[�C !�Iا� ?�V ) telah dah datang sebagian kaum. Maka

hilanglah kemungkinan yang datang sebagian kaum.

Syarat taukid dengan ( لC ) 1. Muakadnya bukan musanna ( dua ) 2. Muakad itu bisa dibagi zatnya.

3. Berhubungan dengan ( لC ) itu dhomir yang kembali pada muakad

Lafadz ( "C ) dan ( ���C ) kedudukannya sama dengan ( لC ) pada ma’na

Syarat taukid dengan ( "C ) dan ( لC ) 1. Muakadnya harus musanna

2. Syah menempati mufrad pada temapat ( "C ) dan ( ���C ) 3. Sesuatu yang disndarkn pada ( "C ) dan ( ���C ) tidak erbeda pada ma’na

Lafadz ( 1�Vأ ) – ( ?���V ) – ( ن���Vا ) – ( 1�V ) ini kebiasan diletakan sesudah lafadz karena itu

tidak perlu menghubungkannya dengan dhomir

Contoh : (ن���V6 ا��" �آ� آ�]م اV#� ) Dan lafadh yang 4 ini tidak ditasniahkan dan tidak dijama’kan

PERBEDAAN TAUKID DENGAN NA’AT

Perbedaan na’at dengan taukid 1. Boleh mengathafkan anatara beerapa buah na’at boleh juga tidak megathafkan sedangkan

taukid tidak boleh diathafkan satu sama lain 2. Na’at boleh mengikut pada nakirah sedangkan taukid tidak 3. Na’at boleh terputus dari matbu’nya sedangkan taukid tidak

BAB ATHOF ( KATA PENGHUBUNG )

- Athof menurut bahasa adalah ( ^�� Fا (A� ع إ�� ا����� @�6ا�Vا�ر ) artinya : kembali kepada

sesuatu sesudah meninggalkannya. Athof terbagi kepada dua :

1. Athof bayan ( =��@ Fa� ) = penjelasan

2. Athof nasaq ( D#� Fa� ) = Susunan

1). Atof bayan yaitu :

( ^A-A5)� �^ أ���3ح ��@-E ^@ ���V يG6 ا�� �Vا��� @1 ا� ) Arinya : Yang mengikut yang jamid yang didatangkan untuk menjelaskan matbu’nya ( Ma’thufnya / yang diatapkan ) atau untuk mengkhususkan ma’thufnya.

Contoh : ( ص ��ر�N �أ� B�@ !#Lأ ) ( Telah bersumpah dengan Allah Abu hafash Umar )

I’rabnya (!#Lأ ) fiil madhi

(B�@) jar dan majrur

Fail ( أ�� N�ص)

dia menjelaskan bahwa yang bapak si Hafash orangnya adalah ,( أ�� N�ص) Athof bayan dari ( ��ر)

Umar. - Ketentuan bagi athof bayan keseluruhannya dan kegunaannya sama dengan na’at bedanya hanya kalau na’at dari isim yang mustaq sedangkan athof bayan dari isim yang jamid.

2. Athof nasaq ( D#� ) yaitu

روF ا��Hف ) 6N@-= �(�و�^ أ�#ط @-�^ �ا(�@1 ا��( ) “ yang mengikut yang dibatasi antara yang diikutnya oleh salah satu huruf athof “ Maksudnya : Athof nasaq, adalah antara yang diathofkan dan tempat mengthafkan dibatasi oleh salah satu huruf athof

Contoh : (6 و��ر-O ?�V ) ( telah datang si Zaid dan si Umar )

I’rabnya : ( ?�V ) fiil madhi

(6-O ) fail dia tempat mengathafkan (^-�� وف��H huruf athaf ( yang menghubungkan ) ( و) (

antara yang di athafkan dan tempat mengathafkan di batasi huruf ( ��Hوف) yang diathafkan ( ��ر)

athaf yaitu waw ( ا�واو ) Huruf athaf ada 10

1. Waw (ا�واو ) 4. Au ( أو ) 7. Bal ( �@ ) 10. Hatta (�)N)

2. Fa ( ?�&ا� ) 5. Am ( !ا ) 8. La (E )

3. Summa (!% ) 6. Imma ( إ�� ) 9. Lakin ( =C� )

FAEDAH ( KEGUNAAN ) DARI HURUF-HURUF ATHAF Masing-masing athaf itu mempunyai faedah yang berbeda-beda.

1. Waw (ا�واو )faedahnya adalah untuk muthlaq jama’ ( 1�Vق ا��Hا�� ) maksudnya muthlaq jama’

adalah berhimpun hukum pada yang diathafkan dan tempat mengathafkan dengan tidak ada kaitan mana yang dulu dan mana yang terakhir atau sama.

Contoh : (ز-6 و��ر !�L ) ( telah berdiri si Zaid dan si Umar ) di sini menetapkan hukum

Berdiri pda si aid dan si Umar tanpa mempemasalahkan mana yang berdiri dahulu dan yang terakhir.

2. Fa ( ?�&ا� ) faedahnya untuk tertib dan takib (���L)و � berurut dan beriring ( �(ر(-

Contoh : ( رC@� ر���ز-6 !�L ) ( telah berdiri si Zaid kemudian si Umar kemudian si Bakar. Maka

dalam contoh ini yang dahulu berdiri adaah i aid sesudah itu si Umar setelah itu si Bakar dengan tidak mempunyai jarak waktu yang panjang.

3. Summa (!% ) untuk terti dan tarakhy ( �Vر)و � : artinya ( �(ر(-

Berurutan dan mempunyai jarak waktu yang panjang

Contoh : ( رC@!%ز-6 %! ��ر !�L ) ( telah berdiri si Zaid kemudian si Umar kemudian si Bakar maka

dalam contoh ini yang pertama kali berdiri adalah si Zaid kemudian kemudian si Umar, kemudian si Bakar dan proses berdiri mereka satu sama lain mempunyai jarak waktu yang lama.

4. Hatta (�)N) faedahnya untuk goyah dan tajrid ( 6ر��) و �-K� ) artinya :

Berkesudahan dan erangsur-angsur contoh :

(� رأ#]� ) �C�#ت ا��C) ( أ aku telah makan ikan hingga kepalanya ( proses dia memakan ikan

beragsur-angsur hingga habis sampai ke kepalanya.

5. La (E )untuk menafikan / menidakkan contoh : ( ر�� E 6-O ?�V ) telah datang si Zaid tidak si Umar

)

Syarat (E ) dikatakan huruf athof

a. Mufrat yang di athofkan b. Didahului oleh ijab ( kata yang enunjukkan la ) atau amar ( perintah

6. Au (أو )kalau dia terletak sesudah tholab ( tuntunan ) ma’nanya untuk takhyir

membolehkan perbedaan takhyir dengan ibahah. Kalau ( إ@��N ) memilih atau ibahah ( �4--ر )

ibahah boleh berhimpun sedagkan takhyir tidak boleh berhimpun contoh takhyir ( �[)5ه�6ا أو أ

.hanya salah satunya bleh di nikahi ( nikahilah oleh kamu si Hindun atau saudaranya ) ( �روج

Contoh : Ibahah ( �[I��ا أ�N� !��� ) ( pelajarilah oleh kamu nahwu atau fiqif ) boleh dipelajari

kedua-duanya

Kalau ( �أ ) terletak sesudah khabar faedahnya untuk syak atau ibham perbedaan antara syak

dan ibham Kalau ibham ada pengetahuan.Kalau syak tidak ada pengetahuan sama sekali

Contoh syak : ( !@�ض -و�و�� أ- ��%@� ) ( kami telah menetap satu hari atau setengah hari )

Perkataan dari penduduk gua kahfi ketika bangun dari tidur mereka enar-enr tidak tahuberapa lama mereka di dalam goa itu.

Contoh ibham :

saya atau kamu udah-mudahan mendapat petunjuk atau pada ( �أ��أ�إ-�C! ���� ه6ى أ�&� 3" � �@-= )

kesesatan yang nyata ) ini perkataan orang beriman kepada orang yang kafir apakah saya atau kamu yang dalam kesesatan sedangkan dia tahu bahwa yang berada dalam kesesatan adalah orang kafir.

8. Am ( !ا )faedahnya untuk menuntut penjelsan sesudah hamzah yang masuk atas salah satu dua

yang sama. Contoh : ( (�� !6ك أU� 6-أز ) ( adakah si zaid di samping engkau atau si Umar

)perkataan ini bila kamu yakin bahwa salah satu dari keduanya ada di situ tapi ragu orangnya.

9. bal ( �@ ) untuk iddirab ( �(3E ) berpaling dari kesalahan. Contoh :

Dia bermaksud mengatakan yang ( telah datang padaku si Zaid tapi si Umar ) ( �إ(� ز-6 @� ��) )

datang si Umar dia salah dikatakan si Zid kemudian ia palingkan dari si aid kepada si Umar.

Syarat athof dengan ( �@ ) 1. Mufrat yang di athofkan 2. di dahului oleh ijab atau amar

9. lakin ( =C� ) faedahnya untuk istidrok ( Wإ#�6ر ) susulan

Contoh : ( ;� �_@ =C� ت @���ح((�� ) aku tidak bertemu dengan orang yang baik tetapi dengan orang

yang jahat )

Syarat athof dengan (=C� ) 1. Mufrat yang di athafkan 2. Di dahului oleh nafi ( kata tidak ) atau nahi ( larangan )

3. Tidak di sertai leh waw ( �ا�ا� ) Kalau ( =C� ) masuk kepada jumlah atau di dahului oleh waw maka dia di sebut huruf ibtida.

) mas’alah( إ�� ) .10 ��إ ) berselisih ahli nahwu kebanyakan mereka tidak memasukkannya kedalam

bilangan huruf athof

Hanya jarjani orang yang mengatakan (إ�� ) ( itu huruf athof )

- Kalau kita mengathofkan kepada yang marfu’ harus dirofa’kan. Contoh :

( ��L�� ر���ز�6 !�I ) _(!�L� 6ز� )

Atau kepada yang mansub harus dinasabkan cotoh :

( ز�I� =� 6�م ��6�I ) _ ( رأ�ت O-6ا���را )

Atau kepada yang mansub harus dinasabkan cotoh : ( ر���رر � @ز�6 � )

Atau kepada yan majzum harus dijazamkan contoh : ( 6�I�� �I� 6 �م-O )

BAB BADAL ( PENGANTI )

Undang – undang badal adalah : ( ) Artinya : Yang mengikut yang dimaksud dengan hukum tanpa ada perantara. Yang dimaksud tidak ada perantara adalah tidak ada huruf yang menghubungkannya. Badal terbagi 4 :

1. Badal (�C =� �C ) / (��-� =� ��-� ) / ( D��_� ) 2. Badal ( ض �= آل�� ) 3. Badal ( ا%���ل ) 4. Badal ( a�M )

1. Badal (�C =� �C ) adalah : ( ل�E^ �-= ا��رة ��� ا�%� �� �@� )

Artinya : Ibarat pada yang kedua adalah ain pada yan pertama contoh

#��L!��اAرا_ا�� Aرا_ا�ذ-= أ���ت ���]!) tunjukilah kami jalan yang lurus, jalan orang – orang ) ( إه6

yang telah engkau beri n’mat atas mereka )

Lafadz (_راA ) yang kedua adalah badal dari afadz (_راA ) yang pertama.

Yang dimaksud dengan (_راA ) ( jalan ) yang kedua adalah (_راA ) ( jalan ) yang pertama

2. Badal ( �C =� ��@ ) adalah (��Eزأ �=اV �U�%ن ا��C- =أ ) Artinya : Bahwa ada yang kedua merupakan bagian dari yan pertama

Contoh : ( ^b�% F-Mتا�ر�Cأ ) ( aku telah makan roti sepertinya )

Lafadz (^b�% ) jadi badal dari lafadz (F-Mا�ر ) badal ba’da minkul karena sepetiga roti adalah dari satu

roti

3 Badal ( ���)إ� ) adalah (��� ا��ز (�K@ �#@ "� ���bا�� ��Eا=�@ =�C� =ا ) Artinya : Bahwa ada antara yang pertama dan yan kedua saling terpakai tanpa ada jazuk atau bagian

contoh ( ^��� أ ز-د�U@�� )

Mencengangkan bagiku si Zaid ilmunya

Lafadz ( !�� ) jadi badal dari lafadz (ز-د ) antara ilmu dan siZaid saling memakaikan karena ilmu

berada pada siZaid dan si Zaid berada dalam ilmu atau juzuk – juzuknya tidak ada.

4. Badal ( a�M ) adalah ( �H�M رCG ظ ا�ذى��6 �ن ا��@ ) Artinya : Pengganti dari lafadz – lafadz yan disebutkan secara tersalah

Contoh ( 2ر�رأ-� ز�داا� ) ( aku telah melihat siZaid kuda )

Maksudnya ingin mengatakan melihat kuda lalu terlancar tidaknya menyeutkan siZaid

Kemudian dia ingat dan ditukar dengan lafadz (2ر�ا� ) ( kuda )

- Hukum badal keseluruhannya mengikut kepada mabdul ( yng digantikan ) kalau yang digantikan ( mabdul ) marfu’ badal juga marfu’ Kalau yang digantikan (mabdul ) mansub badal juga mansub Kalau yang digantikan ( mabdul 0 majrur badal juga majrur Penyempurnaan

Na’at – Athof – Taukid – badal dinamai tabi’ ( 1@�� ) artinya yang mengikut hukum

Keempat – empatnya mengikuti kepada matbu’ ( ع�@�� ) Artinya yang diikut

Matbu’ dari na’at adalah man’ut Matbu’ dari taukid adalah mu’akad Matbu dari athof adalah ma’thuf alaih

Matbu’ dari badal adalah mabdul

ISIM – ISIM YAN MANSUB ( YANG DINASABKAN )

Isim – ism yang dinasabkan ada 15

1. Mafu’ bih ( ^@ ل���� ) �� ��ا����1 ���^ L � ا�ذي !#Eهوا

2. Maf’ ul muthlak (D�Hل� ا����� )

3. Mafhimin ajlih (^�Vل �ن أ���� )

4. Maf’ ulfih ( ^-� ل���� ) 5. Maf’ul ma’ah (^�� ل���� ) 6. Khabar kana (ن�C 4-ر )

7. Isim inna ( ا9! إن ) 8. Hal ( ��Nا� ) 9. Tamyiz ( ز--�) ) 10. Mustasna ( ��%)�� ) 11. Isim la ( E!#ا ) 12. Munada ( 6ى��� ) 13. Khabar kada ( 6�C4@ر )

14. Khobar ma hijaziah (ز���VN �4@ر�� )

15. Mengikuti bagi yang mansub (��AU��� 1@�) ) Kalau kita menemui isim yang mansub maka I’rabnya adalah salah satu dari yang diatas.

1. BAB MAF’UL BIH ( OBJEK PENDERITA )

Arti dari lafadz maf’ulbih ( ^@ و���� ) adalah yang diperbuat dengan dia kalau

Dalam bahsa Indonesia sama dengan objek penderita atau sasaran dari perbuatan.

Contoh : ( ��C3ر@� ا� ) ( saya memukul anjing )

Kalimat (��Cا� ) disini mempunyai kedudukan sebagai maf’ublih ( sasaran dari pukulan )

Maf’lbih itu hukumnya mansub tidak lain

Undang – undang maf’ulbih adalah ( ����ا� ���1 ��-^ I ا�ذى و !#Eا ) Artinya : Isim yang terjadi atas dia perbuatan sifa’ul ( pelaku perbuatan ) yang dimaksud dengan

terjadi perbuatan adalah ta’liq perbuatan, maka termasuk maf’ulbih ( 6ا-O ) dalam contoh (6ا-O �@(3

�� ) ( tidak memukul aku akan siZaid sekalipun pukulan tidal terjadi pada siZaid ).

Maf’ul bih ada dua pembagian

1. Zhohir ( jelas ) 2. Mudmar ( isim dhomir )

Contoh : ( ث-Kا� Bا �Oا� ) ( telah menurunkan Allah akan hujan )

I’rabnya (�Oا� ) fiil madhi hukumnya dibina atas fathah

(Bا ) Fail hukum nya marfu’ tanda rofa’nya dhomah

maf’ulbih hukumnya mansub tanda nasabnya fathah ( ا�K-ث)

Zhohir terbagi kepada 8 sebagaimana pada fail dan naib fail mudhmar terbgai dua:

1. Muttasil ( �A�� ) artinya bersambung

2. unfasil ( �A�� ) artinya terpisah

- Muttasil ialah ( �4-�رEا �� ( Eإ ) ��� E6! ��� �� ��^ وL)- E�� ) ( Sesuatu tidak bisa terdahulu dari amilnya dan tidak bisa mengiringi huruf (Eإ ), pada ketika ikhtiar )

Yang dimaksud dengan amil adalah fiil Yang dimaksud ikhtiar adalah bukan karena terpaksa seperti dharurat syi’ir

Contoh : ( ^اآر� ) ( telah memuliakan dia akannya )

- I’rabnya ( !رCأ ) fiil madhi failnya adalah ( �ه ) yang ditakdirkan. Dan ( P )

Muf’ulbih dia dhomir muttasil tidak bisa terdahulu dari amilnya, amilnya adalah( !رCأ ) Maka tidak sah

dibaca (!رCأ P ) - Munfasil ialah : (�4-�رEا �� ( Eإ ) ��-� ^�� �� ��� !6L)� �� ) Terdahulu atas amilnya dan bisa mengiringi huruf ( Eإ ) pada ketika ikhtiar )

Contoh : (رمCا-� ي أ ) ( akan memuliakan dia )

I’rabnya (ا-� ي ) maf’ulbih hukumnya dibina atas fathah karena isim dhomir

yang ditrakdirkan dia adalah amil dari ( هو ) fiil madhi failnya adalah ( أCرم)

( أ*رم ) amilnya yaitu ( إ-�ي ) boleh mendahulukan dari ( ا-� ي) Muttasil dan munfasil masing – masing ada 12 yaitu : Contoh muttasil yaitu :

:)�!� �@_�4� �_�4� �@�M ���M

أ*)�^ أ*)�]� أ*ر�W أ*)�W أ*)��

�U�(*أ*)�]�� أ*)�]�� أ*)�*�� أ*)�:�� أ

أ*)�]! أ*)�]! أ*)�:! أ*)�:ن

I’rabnya : sama dengan contoh muttasil Contoh munfasil yaitu :

!�:)� ��H�4� �4_ب� ����M ���M

إ��Pأ*)! إ��ه�أ*)! إ��Wأ*)! إ��Wأ*)! إ��يأ*)!

إ��ه��أ*)! إ��ه��أ*)! إ����Cأ*)! إ����Cأ*)! إ����أ*)!

إ��ه��أ*)! إ��هنأ*)! إ��C!أ*)! إ��Cنأ*)!

I’rabnya sama dengan contoh munfasil diatas. Pada asal susunan kalimat adalah fiil dahulu, kemudian fail dan setelah itu maf’ul. Tapi ada empat ( 4 ) wajib dahulu maf’ul bih dari fiil dan failnya, yaitu :

1. Kalau maf’ul bih itu isim isyarat contoh : ( ن ه�د� ^� ��� B��3 ا� =�) “ Akan orang yang menyesatkan Allah maka tidak ada bagi dia petunjuk “

( =� ) Maf’ul bih dari (��3� ) wajib mendahulukannya karena isim isyarat.

2. Kalau maf’ul bih isim istifham contoh : ( =�رC�� Bيا-� ت ا+� ) “ maka akan mana ayat Allah-kah yan kamu ingkari “

,wajib mendahulukannya karena isim istifham ( ��Cر�=) jadi maf’ul bih dari ( اي )

3. Kalau maf’ul bih itu ( !C ) atau ( ن��C ) khobariyah ( yang berma’na amat banyak ) atau diidhofatkan

kepada (!C ) khobariyah, contoh ( آت�� ���C !C ) Amat banyak telah aku miliki.

Lafadz (!C ) jadi maful bih dari (آت�� ) wajib mendahulukannya karena dia (!C ) Khobariyah. Contoh selengkapnya lihat ( Jami’usddurus halaman 13 juz3 )

4. Kalau maf’ul itu dinasabkan oleh jawab (أ�� ) contoh ( ر[L)"�!��-ا��� +& ) “ Maka adapun akan anak yatim maka janganlah kamu menghardiknya “

Lafadz (!��-ا� ) dinasabkan oleh (ر[L)"� ) dia menjawab dari (أ�� )

II. BAB MAF’UL MUTHLAQ ( PENEGAS / PENJELAS )

Undang – undangnya : ( P66���^ ا��ا��@�= �� �6 ����^ اC6ر ا���Aأ�� ) “ Maf’ul muthlaq adalah masdar yang menguatkan menegaskan bagi amilnya atau menjelaskannya macam – macam amilnya atau menjelaskan bilangan amilnya. Kalau amilnya kadang – kadang fiil kadang kadang sifat dan kadang – kadang masdar.

Contoh amil fiil (��-�C� �#�Bا!�C ) “ Telah berbicara Allah akan musa dengan sebenar- benarnya

bicara.

Lafadz (��-�C� ) masdar dari (!�C ) dia mempertegas ma’na dari (!�C ) yang menjadi amilnya. Dan

(��-�C� ) jadi maf’ul muthlak dari (!�C ) Contoh amilnya wasaf / sifat (��(� �( �� saya orang yang memukul dengan sebenar-benar ) ( أ��

pukulan (��(� ) masdar dia jadi maf’ul muthlaq mempertegas makna amilnya. Amilnya adalah (

�(�� ) wasf setimbangan ( ���� ) Contoh amilnya masdar ( �@ر� W@(� =� �@�� ) “ Aku tercengang dari pukulan engkau dengan

sebenar – benar pukulan”

Lafadz (��(� ) masdar dari maf’ul muthlaq dari ( ��ر ) pada (W@(� ) yang juga masdar dia

mempertegas makna amilnya. - dan kalau penjelas bagi macam amilnya kadang dengan memberi sifat kadang dengan idhofat

kadang denan isyarat kepada masdar.

Contoh dengan memeberi sifat ( ر�� �6 -6ا��ر�� ) “ Saya memukul semacam pukulan yang

sangat “, Lafadz (ر��� ) maf’ul mutlaq dari (ر��� ) dia menjelaskan macam pukulan dengan lafadz

�ر��) itu menjadi sifat / naat dari ( �6 -6ا) sangat yang lafadz ( �6 -6ا) )

Contoh dengan idhofat ( (-�Eر��ا� �@(� ) saya memukul semacam pukulan raja.

Lafadz (ر��� ) maf’ul muthlaq dari (�@(� ) dia menjelaskan macam pukulan dengan diidhofatkan

kepada lafadz ((-�Eا ) dan ((-�Eا ) mudhofun ilaih.

Contoh dengan isyarat, kepada masdar (��ر�ت W�G ا�3ر ) “Aku memukul semacam demikian

pukulan “.

Lafadz (W�G ) jadi maf’ul muthlaq dari (ر�ت� ) dia bukan masdar tapi isyarat kepada masdar yang

sesudahnya yaitu (� .dia menjelaskan macam amilnya ( ا�3ر

- Kalau menjelaskan bilangan ailnya dengan lafadz ( رة� ) / ( ر�-ن� ) /

.satu kali/dua kali / beberapa kali (�را� )

Contoh ( دةN ر�� وا� “ Aku memukul satu kali pukulan “ ( 3ر�ت

Lafadz (ر��� ) jadi maf’ul muthlaq dari (3ر�ت ) dia berfungsi menjelaskan bilangan amilnya.

Hasil fungsi dari maf’ul mutlaq ada 3 yaitu : 1. Menegaskan Amil 2. Menjelaskan macam amil. 3. Menjelaskan bilangan amil

III. BAB MAFUL MIN AJLIH ( PENYEBAB KEJADIAN )

Maf’ul min ajlih dinamai juga maf’ullah dan maf’ul liajlih Undang- undangnya adalah :

Cد��7رNور����CG6را��Aا�&���أ���ا�ز��=��^

Masdar yang disebutkan sebagai alasan bagi kejadian ( peristiwa ) yang sama waktu dan pelakunya. Maksudnya : Maf’ul min jalih itu shighatnya adalah masadar dan masdar nitu gunanya sebagai alasan bagi kejadian ( fiil ), Waktu fiil dengan waktu masdar harus sama fail ( pelaku ) dari masdar dengan pelaku fiil harus sama.

Contoh : Y-���E"ت إ��& ( aku berdiri karena memuliakan bagi syekh ( orang tua)

I’rabnya : ت�& Fiil dan fail

E"إ� Maf’ul min ajlih dia menjadikan sebab dari ( ت�& ) ( berdiri ) Fail ( !L ) dengan

fail (E"إ� ) sama yaitu ( ت ) ( aku ) Waktu (!L ) dengan waktu (E"إ� ) sama yaitu disaat terjadi

berdiri saat itu terjadi memuliakan (Y-��� )jar dan majrur.

Hasil syarat dari maf’ul min ajlih 1. Masdar 2. Menjadi alasan bagi kejadian 3. Sama failnya dan zamannya

Kalau kurang salah satu dari yang tiga ini mak dia harus dijarkan dengan lam ta’lil

( E!ا�����ل )

Contoh yang tidak masdar firman Allah

��-�� �(Eا���� !C�D�4ا�ذى�ه

( Dia yang telah menjadikan bagi kamu apa yang ada dibumi keseluruhan )

Lafadz ( !:� ) ( kamu ) adalah menjadi sebab Allah menciptakan apa yang ada dibumi tapi dia bukan

masdar karena itu dimaksudkan kedalamnya lam ta’lil. Contoh yang tidak sama zamannya kata penyair

��د�I �3ت ���! %-�@]� * �دى ا��9)إ�E@#�ا���� ���ت ( aku telah datang pada hal sungguh telah menanggalkan si perempuan akan pakaiannya karena akan tidur disamping penutup kecuali pakaian tipis)

Lafadz ( م�� ) ( tidur ) menjadi alasan bagi menanggalkan pakaian masdar tapi zamannya tidak sama

karena zaman menanggalkan pakain lebih dahulu dari zaman tidur karena itu dijarkan dia dengan

lam ta’lil jadi dia ( م��� ) Contoh yang tidak sama failnya

�ا�5-��ا�@��4�ا��C(��(-�N� ه��ز-�� (Allah telah menciptakan kuda, bugal, keledai, agar kamu menungganginya dan mengendalikannya hiasan )

Lafadz ( ه� ��C(�� ) dengan takdir ( ه���Cن�رE ) dia menjadi alasan bagi penciptaan kuda, bugol, dan

keledai. Tapi failnya berbeda karena fail dari penciptaan kuda, bugol, dan keledai adalah Allah.

Sedangkan fail dari ( �Cر�� ) adalah manusia karena itu dijarkan dengan lam ta’lil

4. BAB MAF’ULFIH / ZHOROF ( LINGKUNGAN / WADAH )

Maf’ulfih ini menurut orang Basrah nmanya adalah Zhorof ( wadah ) dari perbuatan karena perbuatan terjadi pada waktu itu atau pada tempat itu. Kalau perbuatan terjadi pada waktu itu dinamakan zhorof zaman. Kalau perbuatan terjadi pada tempat itu dinamakan zhorof makan.

Undang maf’ulfih adalah ( �� �U�� ن���� ) ( sesuatu yang mengandung ma’na (�� ) pada

Hanya mengandung ma’na �� saja sedangkan huruf �� nya tidak ada contoh 2�5ا�!�-��A

( aku puasa pada hari kamis )

I’rabnya : ��A fiil dan fail

!�- Maf’ulfih / Zohorof zaman karena perbuatan puasa terjadi pada waktu itu.

Didalamnya terkandung �� yaitu pada hari sedangkan huruf �� nya tidak ada hukumnya mansub

tanda nasabnya fathah.

.Mudhofan ilaih / mahraf hukumnya majrur tanda jarnya kasrah أ�2�4

Contoh : Wأ��� �#�V ( aku duduk dididepan )

I’rabnya : �#�V Fiil dan fail

Maf’ul fih / zhorof makan sama dengan keterangan diatas أ�� !

W Mudhofun ilaih hukumnya dibina atas fathah pada tempat jar karena isim

dhomir. Semua isim zamn ( penunjuk waktu ) bisa dii’rabkan sebagai zhorof atau mafulfih baik yang

mukhtas ( �A5ت� ) atau yang ma’dud ( 6د�� ) atau yang mubham

( �![@ )

Yang dimaksud dengan mukthas adalah sesuatu yang bisa menjadi jawab bagi �)� (

bilakah ) contoh ( 2��5ا�!�� ) ( seminggu ) bisa menjadi jawab kalau ditanya orang bila kamu puasa ?

Yang dimaksud dengan ma’dud adalah sesuatu yang bisa menjadi jawab bagi !C ( berapakah ) seperti ( ع�ا#@ ) ( seminggu ) bisa menjadi jawab kalau ditanya orang berapa hari kamu

diperjalanan ?

Yang dimaksud dengan mubham adalah sesuatu yang tidak bisa menjadi jawab dari (!C )

dan ( �)� ) seperti ( ن-N ) (ketika) dan ( �L�أ� ) (sewaktu- waktu)

Isim makan (penunjuk tempat ) yang bisa dii’rabkan sebagai maf’ul fih atau zhorof haya yang mubham saja ang lain tidak bisa. Isim makan yang mubham ada tiga

1. Isim jihat yang 6 ( arah yang eam )

a. D�& ( diatas )

b. DN� ( dibawah )

c. =-�- ( sebelah kanan )

d. أ����� ( sebelah kiri )

e. ?ا(� ( dibelakang )

f. !ا�� ( didepan )

2. Isim muqadir ( (-6�L� ) = jarak seperti ( �9ر� ) ( satu farsakh ) dan ( ل-� ) ( satu mil )

3. Sesuatu yang dishighati ( diambil dari asdar amilnya )) contoh ::

�O ��-�V 2�V-د ( Aku duduk pada tempat duduk siZaid )

2�V� Isim makan / maf’ul fih dia juga bisa dii’rabkan dengan zhorof, karena lafdz 2�V� terambil dari �#��V masdar dari amilnya adalah 2�V د-O mudhofunilaih

5. BAB MAF’UL MA’AH ( PENYERTA PERBUATAN ) Undang – undang maf’ul adalah

�@Nا���� �I�@#ا�&�� #!&�^ أ@�? @&�ل ا������ ^U�رN�Y (إ9!ا����3ا��ا�

(I’sim yang fudhah ( bukan pokok ) yang terletak sesudah waw (�ا� )yang mempunyai arti beserta /

bersama. Yang didahului oleh fiil atau oleh isim yang mempunyai ma’na fiil dan huruf fiil ) Hasil syarat – syarat yang ak jadi maf’ul ma’ah itu

a. Dia harus isim yang fudhlah b. Harus terletak sesudah waw yang bermakna beserta c. Harus didahului oleh fiil atau isim yang mempunyai ma’a fiil dan huruf fiil.

Contoh yang didahului oleh fiil ل�Uا��ر�# ( aku berjalan beserta sungai nil )

I’rabnya : ر�# fiil dan fail

� Maiyah maksudnya waw ma’na 1� ( beserta )

#ر Maf’ul ma’ah dia penyerta dari perbuatan ( Fiil ) yaitu lafaz ا��Uل ( berjalan ) hukumnya mansub Contoh yang didahului oleh isim yang mempunyai ma’na fiil dan huruf fiil

( saya orang yang berjalan beserta sungai nil ) (أ��#� �ر�ا��Uل )

I’rab �Uا Mubtada.

Khabar isim yan mempunyai ma’na fiil dan huruf fiil, makna fi’ilnya yaitu berjalan huruf #��ر

fi’il �9 fa fiil. Sain fiil ر lam fiil

( � ) Maiyah

.Maf’ul maah. Hukumnya ansub ( ا��Uل)

VI. BAB KHABAR KANA ( ن�C ) DAN SAUDARA- SAUDARANYA

Telah berlalu penjelasan tentang kana ( ن�C ) dan saudara – saudaranya baahwa dia

bekerja merofa’kan isim dan menasabkan khabar dan asal dariisim dan khabar itu mulanya adalah

mubtada dan khabar yang marfu’ setelah masuk (ن�C ) khabarnya berubah jadi mansub contoh :

(����L 6ن ز��C). Semua ketentuannya sama dengan khabar mubtada dan khabar.

VII. BAB ISIM INNA ( =إ ) DAN SAUDARA – SAUDARANYA

Ini juga sudah selesai pembahasan kita disana. Bahwa ( =إ ) dan saudara – saudaranya

bekerja menasabkan isim dan merofa’kan khabar. Isimnya itu berasal dari mubtada dan khabarnya

berasal dari khabar yan kedua – duanya narfu’ kemudian setelah masuk ( =إ ) mubtadanya

berubah jadi mansub. Contoh

( إ= 6�Oا��Lم)

Karena dia berasal dari mubtada maka ketentuan – ketentuannya semuanya sama dengan ketentuan mubtada tanapa ada perbedaan.

VIII. BAB HAL ( PENJELAS KEADAAN )

Undang – undang hal adalah ( آ�ف � ( �Aف &1L� ��3 �� ��اWasaf ( sifat ) yangdifudlah ( bukan pokok ) yan terletak menjadi jawab dari (آ�ف )= bagaimana

Hasil dari undang – undang bahwa syarat hal ada tiga : 1. Dia harus isim wasaf ( sifat ) / mustaq 2. Dia harus fudhlah / jatuh sesudah sempurna kalam

3. Bisa sebagai jawab dari pertanyaan (آ�ف ) bagaimana

4. Hal mesti ,akirah 5. Shahib hal itu harus ma’rifah

Contoh ( ���ا��ص �آ��@(� ) = aku telah memukul pencuri hal keadan diikat.

I’rabnya : (�@(� ) Fi’il dan fail, (ا��ص ) maf’ul bih / dia shahib hal ( yang mempunyai

keadaan ), ( ���آ�� ) hal dia mansub tanda nasobnya fathah dia wasaf isim maf’ul dan dia bisa jadi

jawab dari pertanyaan, bagaimana keadaan pencuri ketika dipukul ? Jawabnya diikat. Yang mempunyai keadaan disebut shahib hal, dalam contoh diatas shahib hal adalah lafadz (

pencuri = ( ا��ص

Yang akan jadi shahib hal itu adalah

1. Fail contoh ( ��Cا(د�O?�V )

2. Maf’ul contoh ( �V(#�2ر�ا��@C( )

3. Kalimat yang dijar dengan huruf contoh ( �#��V 6ت@ه�((� ) 4. Kalimat yang dijarkan dengan mudhaf dengan syarat mudhaf harus bagian dari mudhafun ilaih

�أ 6*!أن-�*�� !ا4-^���� ) - ( ا� Kalimat yang akan jadi hal nakirah sepeti contoh diatas, kalau ada hal ma’rifah maka kita

harus mentakwilkannya kepada nakirah contoh ( ��Eا�&��Eاا�أ�46 ) “ Masiklah kamu hal keadaan

satu persatu.

I’rabnya : ( ا�أ�46 ) fiil amar, fa’ilnya adalah( !)أ� ) ( ��Eل&�ا�Eا ) menjadi hal dia ma’rifah maka

ditakwilkan pada yang nakirah takwilnya adalah

( أ��!) yaitu ( أ�46�ا ) shahib halnya adalah fa’il dari ( ��&)6ا ) Syarat yang akan menjadi hal shahib hal harus salah satu dari empat :

1. Ma’rifah Contoh ( =�Vر- .sambil menundukan pandangan mereka keluar = ( ���4أ@�Aره!�

I’rabnya : ( ���4 ) menjadi hal shahib halnya adalah fail dari ( =�V(- � ) yaitu

mudhafun ilaih( ه!) fail dari ( ��J4 ) dan ( أ@�A ) dia ma’rifah ea isim dhamir ( ه! )

2. Taknis ( ��A � ) mengkhususkan contoh ( =-���#أ���أر���أ-�!#�� ) : pada empat hari sebagai

jawaban bagi oran yan bertanya.

I’rabya ( أر����� ) : jar dan majrur muta’alaq dengan ( ��V ) yang sebelumnya

dia nakirah tapi mengkhususkan ( أ)@�� ) hal dari ( #�أ ) mudhafun ilaih ( أ��! )

( =-���#�� ) jar dan majrur

3. Ta’mim ( !���) ) umum contoh ( ن��U:أه����ن�ذUه�Eر-�إL ) ( dan tidak kami hancurka satu kampung

kecuali bagi yang sudah diberi perinatan )

I’rabnya : ( � ) isti’naf ( permulaan ), ( �� ) nafi ( menidakkan ) ( أه�:=ا ) fiil dan fail ( ن� ) jar dan

majrur pada mahal asab jadi maful bih, sohib hal ( اه� ) jar dan majrur jadi khabar muqaddam (

khabar yang didahulukan ) ( ن�(GU� ) mubtada muakhar ( mubtada’ yang dikemudiankan ) jumlah

mubtada’ dan khabar pada mahal nasab menjadi hal dari ( �-رL ) - ( �-رL ) shohib hal dia umum yaitu

kampung mana saja.

4. Takhir ( kemudian ) dari hal contoh ( ��4^U�*ح��-��_�� ( ا�-���( Bagi mayat puing hal keadaan sunyi menyatakan seolah – olah rusak )

I’rabnya ( ��-ا� ) jar dan majrur khabar muqaddam, ( �� �� ) hal yang didahulukan dari shahibnya (

��_ ), mubtada muakhar shohib hal terakhir dari halnya, ( ح��- ) fiil mudhari’ failnya adalah ( �ه ) – (

kerjanya menasobkan isim dan merofa’kan khabar ( إن ) saudara ( *�ن

( P ) isim dari ( ن�* ) ( ��4 ) khabar dari ( ن�* ) Untuk contoh nomor 2,3,4, shahib halnya nakirah boleh karena dia

memfaedahkan takhsis, ta’mim dan takhir. Hal dengan memandang kepada sifat terbagi kepada dua :

1. Muntaqilah ( ��L��� ) berpindah maksudnya tidak selalu berada pada shahibnya seperti ( ��*ز-6)ا?�V

) = telah datang siZaid hal keadaan berkendaraan. SiZaid tidak selalu berkendaraan kadang – kadang dia berjalan kaki.

2. Lazimah ( ز��E ) mesti maksudnya selalu berada pada shahibnya.

Contoh ( ��-�#Bا���6 ) = aku berdoa pada Allah hal keadaan mendengar.

Mendengar itu selalu ada pada Allah tidak pernah terpisah

3. Muthiah ( �:_�� ) → menjamidi mauruf dengan mustaq contoh :

: hal memandang kepada zaman terbagi dua ( ��(���b]���را1#-� )

1. Muqaronah fi zaman ( ن��Oا���ر���L� ) artinya disertai zaman

Contoh ( �5-J���@هذا ) = Ini suamiku hal keadaan tua

2. Muqaddarah ( 6رةL� ) terkemudian contoh ( =�6��4اه��أد�5 ) = masuklah kamu akan surga hal

keadaan kekal. Kekal dalam sorga kemudian dari zaman masuk

3. Mahkiyah ( �-: � ) zaman yang lewat contoh ( ��*ا(ز-6أ�2?�V ) = telah datang siZaid kemarin sore

hal keadaan mengandarai. Dalam kalimat, hal itu ada satu saja, ada yang lebih dari satu, contoh yan satu semua contoh diatas.

Contoh yang lebih dari satu ( 3را 6�A�^�-L� ) = ( aku akan menemui dia hal keadaan naik halا��

keadaan menghadap ), dalam kalimat ini ada dua hal yaitu

3را ) dan ( �6�Aا )�� ) dan ada dua shahib hal yaitu ( � ) fail dan ( P ) maf’ul, maka untuk

masing – masingnya ditaksir satu buah hal.

10. BAB TAMYIZ (PENJELAS ZAT / BENDA )

Undang–undang tamyiz adalah( �6�6��Vة(:U��3&!9ا�إ(Gنا��![@Uا��ا(#& ) isim fadlah yang

nakirah yang jamid yang menjelaskan untuk yang dikeragui dari zat – zat ) Hasil dari undang – undang bahwa syarat tamyiz ada lima.

1. Isim 2. Fadhlah 3. Nakirah 4. jamid 5. Menjelaskan untuk yang dikeragui dari zat – zat

Contoh ( (��6 *و*@�ا ) ( sebelas bintang ) kalimat ( �U*�* ) penjelas dari kalimat

( ا ��6ر ) Kegunaan tamyiz ada dua :

a. Menjelaskan mufrad b. Menjelaskan untuk nisah ( pembangsaan )

1. Yang menjelaskan mufrad ada dua a. Isim muqadir.

Isim muqadir ada tiga :

1.. Musahat ( � �#� ) ukuran contoh ( "4U�-(V ) – ( sekantong nakhal ) kata ( "4U ) tamyiz

dari ( � ( Vر-

2. Alkaylu ( أ�:-ل ) takaran contoh ( ع(�)ا�A ) – ( seliter tamar )

3. Wazan ( نO�ا� ) timbangan contoh ( "#�=-�U� ) – ( dua sukat madu)

b. Isim bilangan contoh ( ��6 ر6)ه��أ ) sebelas dirham.

Termasuk kedalam tamyiz bilangan tamyiz dari (!* ) istifhamiah dan (!*) khabariah. (!* )

istifhamiah adalah (!*) yang dipakai untuk bertanya erapa bilangankah (!* ) khabariah adalah

( !*) yang berarti amat banyak.

Kalau tamyiz dari (!* ) istifhamiah dimufrad dan dinasabkan, contoh

( *!�@6ا��:� ) - ( berapa budakkah yang telah engkau miliki ), ( 6ا�� )jadi tamyi dari (!* ) dia mufrad dan dia.

Kalau tamyiz dari (!* ) khabariah di khafadkan selama –lamanya.

Contoh ( �:��6@�!* ) – ( amat banyak budak yang telah aku miliki ),

(6@�) jadi tamyiz dari (!* ) khabariah maka dikhafadkan dia.

Kalau dia tamyiz dari sepuluh keatas dijama’kan, contoh :

( �:��6@�!* ) – ( berapa banyak budak yang engkau miliki ? ) jawab.

( sepuluh budak yang telah aku miliki ) – ( ��)أ�@��6*� )

( 6-@� ) dan ( 6@أ� ) jadi tamyiz maka dia dijama’kan. Yang mengkhafadka tamiyz itu adalah (

.yang diidmarkan ( disembunyikan ) ( �ن

c. Sesuatu yang menunjukan atas mumasalah ( ��b��� ) perumpamaan

Contoh ( 6دا�^�b�����V��� ) sekiranya kami datangkan perumpamaan sebanyak itu juga.

I’rabnya : ( � ) isti’nafiah ( و� ) huruf syartiyah ( ���V ) fiil dan fail

( �b�� ) jar dan majrur ( 6دا� ) tamyiz.

d. Sesuatu yang menunjukan yang lain contoh ( ره-Mإ�"إن���� ) – ( sesungguhnya bagi kami ada

yan lain unta )

I’rabnya : (=إ ) amil nawasekh huruf taukid ( ��� ) khabar muqaddam dari

( (-M ) , ( (-M ) isim ( =إ ) dari ( ه� ) mudhafun ilaih ( "@إ ) tamyiz.

2. Menjelaskan untuk nisbah ada dua

a. Muhawwal ( ل�N� ) yang dipalingkan

b. Ghairu muhawal ( ل� M ) tidak dipalingkan-ر�

a. Muhawwal ada tiga 1. Muhawwal dari fa’il maksudnya tamyiz itu mulanya adalah fa’il.

Contoh (��-�2إ9(��ا �)أ ) – ( telah cemerlang kepala nisbah uban )

I’rabnya ( 9إ��) ) fiil madhi ( 2( ا�)أ fail ( �@-� ) tamyiz

Asal dari contoh itu adalah ( 2ا�رأ�-J��)#إ ) – ( telah cemerlang uban kepala )

dijadikan mudhafun ilaih jadi fa’il dan fa’il dijadikan tamyiz gunanya supaya timbul

keraguan karena kalau dikatakan ( ��)#ا�رأ2إ ) – ( telah cemerlang kepala ) tentu

akan ragu kita apa yang membuat cemerlang maka didatangkan lafadz ( �@-� )

menjelaskan. Menyebutkan sesuatu sesudah ada keraguan akan lebih mantap dalam jiwa.

2. Dipalingkan dari maf’ul contoh ( �(E=ا�ر��-Eا��(VL� ) – ( telah kami

pancarkan akan bumi nisbah mata air )

I’rabnya ( � ) ataf ( ��(V& ) fi’il dan fa’il ( �(Eا ) maf’ul bih

( �U�-� ) tamyiz. Asalnya adalah ( ر�Eا=�-��U(V&� ) – ( telah kami pancarkan akn

bumi nisbah mata air. Dijadikan mudhafun ilaih menjadi mf’ul dan maf’ul jadi tamyiz.

3. Dipalingkan dari mubtada contoh ( ����WU�(b*6أ-O ) ( siZaid lebih banyak dari

engkau nisbah harta )

I’rabnya : ( 6ز� ) mubtada

khabar ( ا*%) )

jar dan majrur ( ا���2 )

( ���� ) tamyiz

Asal dri kalimat itu ( Wر��b*دأ-O!�� ) ( ilmu sizaid lebih banyak dari engkau) dijadikan

mudhofun ilaih jadi mubtada dan mubtada jadi tamyiz tujuannya sama dengan diatas

b. Goiru muawwal yaitui tidak dipalingkan dari apapun meman dari dasarnya dia sudah jadi tamyiz contoh :

( "V(26أ*ر!ا����O ) siZaid adalah semulia – mulia manusia, nisab laki – laki.

Mubtada ( ز-6 )

Khabar ( أ*)! )

Mudhafun ilaih ( ا���2 )

( "V( ) Tamyiz

Kadang – kadang ada hal dan tamyi gunanya sebagai penguat ( taukid )

Contoh hal sebagai penguat ( =�6#&��(Eا���b�)E ) ( janganlah kamu berjalan dimuka bumi hal

keadaan sombong ). Lafadz ( =-6#&� ) menjadi hal tapi faedahnya mempertegas )

Contoh tamyiz sebagai penguat ( �)أ6-�نا��ر-�6-ن� ��6ن4 ���6 ) ( demi sungguh aku��6L ���� @�ن

mengetahui bahwasanya agama Muhammad sebaik –baiknya agama ketuhanan agama ) lafadz ( �@-6 ) I’rabnya jadi tamyiz tapi gunanya untuk mempertegas ( taukid / penguat )

10. BAB ISTISNA ( PENGECUALIAN )

Istisna artinya pengecualian Artinya mengeluarkan sesuatu dari hukum yang ditetapkan sebelumnya

Contoh : ( 6ا-OEإ!�Lما��L ) ( telah berdiri kaum kecuali siZaid )

Menetapkan hukum berdiri pada kaum keudian mengeluarkan siZaid dari hukum berdiri, keluarnya siZaid dari berdiri itu namanya istisna, yang dikeluarkan atau dikecualikan dari hukum sebelumnya namanya adalah mustasna. Alat yan dipakai untuk mengeluarkan atau mengecualikan namanya adat istisn sesuatu yang dari dia itu dikeluarkan mustasna namanya mustasna minhu, dalam contoh

( إE) adalah mustasna minhu ( ا�L�م ) lafadz ( telah berdiri kaum kecuali siZaid ) ( ا�L�!اOE-6ا�Lم )

adalah adat istisna ( 6ا-O ) mustasna.

Adat istisna ada 8 yaitu :

1. (Eإ ) 2. ( (-M )

( #�ى ) .3

4. ( 2-� ) 5. ( =�:E )

6. ( "4 )

( �دا ) .7

8. ( �J� )

Termasuk didalm lafadz ( ى�# ) yaitu lafadz (ى�# ) dan ( ?ا�# )

Mustasna denan (Eإ ) wajib nasob kalau kalam ( pembicaran ) yang sebelum (Eإ ) itu tam lagi

maujab ( �@V������) ) Yang dimaksud dengan kalam tam adalah mustasna minhu disebutkan sebelum yang dimaksud dengan maujab adalah tidak didahului oleh nafi atau sabah nafi ( yang menyerupai nafi ) yang sabah nafi yaitu nahi dan istifham.

Contoh : ( 2-�@6اا�":�*�]!إV#& ) ( maka telah sujud malaikat keseluruhannya kecuali iblis )

I’rabnya : ( F ) isti’nafiah

( 6V# ) fiil madhi

fail dia mustasna minhu (اا�":� )

taukid ( *ل )

mudhafun ilaih ( ه! )

(Eإ ) adat istisna

.mustasna dia mansub karena kalam sebelumnya tam lagi maujab ( إ� �-2)

Mustasna terbagi dua : 1. Musttasil yaitu sejenis mustasna dengan mustasna minhu,

Contoh : ( ز�6اEإ!�Iا�!�L ) mustasna minhunya kaum mereka manusia dan

Mustasnanya siZaid juga manusia. 2. Munqoti’ tidak sejenis mustasna dengan mustasna minhu

Cotoh : ( ا(�� Eإ!�Lا�!�L ) ( telah berdiri kaum kecuali keledai ), mustasna

Minhu kaum manusia, mustasna leledai jenis manusia.

Bila kalam yang sebelum (Eإ ) itu tidak maujab ( ddahului leh nafi atau sabah nafi ), kalau

mustasnanya muttasil boleh dua cara.

1. Mengikut kepada mustasna minhu jadi badal ba’da minkul ( �*ن���@ ) 2. Mansub menurut hukum ashal yaitu mustasna

Contoh : ( ![ل��-�LEإPا���&�� ) ( tidak memperbuat mereka kecuali sedikit dari mereka )

I’rabnya ( �� ) huruf nafi

dia mustasna minhu ( �ا� ) fi’il madhi fa’ilnya waw ( &����ا)

(Eإ ) adat istisna

rofa’ I’rabnya jadi badal dari fa’il ( &�-ل ) kalau dibaca ( &�-ل )

dan kalau dibaca ( "-�L ) nasab I’rabnya jadi mustasna ( &����ا )

( ![�� ) jar dan majrur

Kalau mustasnanya muntaqi’

- Menurut ahli Hijaz wajib nasab contoh ( را�� E6إ tidak ada didalamnya salah ) ( ��&-]�أ

seorang kecuali keledai )

- Menurut banu tamim boleh nasab dan boleh mengikut jadi badal dan boleh juga ( ا(�� ) jadi

mustasna, dan boleh juga ( (�� ) jadi badal.

Kalau kalam sebelumnya tidak tam artinya terdahulu mustasna dari mustasna minhu wajib nasab baik muttasil maupun munqati’

Contoh ( 6 ��)ااEإ�[-&�� ) dan م )�L6اا�-OEإ!�L�� ( tidak boleh disini mengikut jadi badal karena yang

mengikut tidak boleh terdahulu dari yang diikut

Kalau yang sebelum (Eإ ) itu didahului oleh nafi dan mustasna tidak disebutkan sebelumnya maka

yang sesudah(Eإ ) diberikan kepadanya apa yang menjadi hak sebelum (Eإ ) kalau yang sebelum

(Eإ ) berkehendak kepada yang marfu’ dirofa’kan yang sesudah (Eإ ) Contoh ( 6-OEإ!�-�� ) diberikan rofa’ pada (6-O ) karena yang sebelum ( 6-O )

Berkehendak pada yang marfu’ yaitu fa’il

Kalau yang sebelum (Eإ ) berkehendak kepada yang mansub maka dinasabkan yng sesudah (Eإ ) contoh ( 6ا@OEايإ(�� ) diberikan nasab kepada ( 6ا-O ) karena yang sebelum (Eإ ) berkehendak

kepada yang mansub yaitu maf’ul bih Mustasna yang seperti ini disebut mustasna mufariq ( menyelesaikan )

Karena yang sesudah (Eإ ) menyelesaikan kehendak yang sebelum (Eإ )

Hukum mustasna dengan selain (Eإ ) ada 3 macam :

1. Dikhofadkan selama – lamanya yaitu mustasna dengan ( (-M ) dan ( وى# )

Contoh : ( 6-O(-M!�Lما��L ) dan ( 6-O�#!�Lا�!�L ) sedangkan bacaan lafadz

( (-M )

Dan ( 9وى ) itu sama dengan bacaan mustasna yang sesudah ( Eإ ) keseluruhannya.

3. Dinasabkan selama – lamanya yaitu mustasna dengan ( 2-� ) – ( =�:�E ) –

( "4�� ) ( ���دا ) Contoh ( 6-ا�-2ز���L ) dan ( -Eا���I6-نز�: ) dan ( 6-ا��5"ز���I ) dan

( ��I�ا���داز-6 )

- Nasab yan sessudah ( 2-� ) dan ( =��-E ) adalah jadi khabar dari keduanya dan isim dhomir

mustatir

Nasab yang sesudah ( "5�� ) dan ( 6ا��� ) adalah jadi maf’ul dari keduanya dan failnya domir

mustatir yang kembali pada masdar amilnya dalam contoh diatas amilnya ( !�I ) masdarnya ( !�-Lا� ) 3. Boleh nasab dan boleh khofad yaitu yang sesudah ( "5 ) - ( 6ا� ) – ( ش� ) kalau kita

menginginkan dia huruf adalah huruf khofad maka yang sesudahnya dikhofadkan jadi jar dan majrur.

Kalau kita menginginkan dia sebagai fi’il yaitu fi’il madhi maka yang sesudahnya dinasabkan jadi

maf’ul failnya dhomir mustatir contoh : ( م5"ز-د�Lا�!�L ) dan ( 6-6از�!�Lا�!�I ) dan

��ز-6 ) !�Lا�!�L ) boleh nasab boleh jar

Boleh nosab dan jar ini selama tidak didahului oleh ( �� ) kalau ada ( �� ) yang mendahuluinya wajib

nasab karena dia sudah pasti fi’il sebab ( �� ) tidak pernah masuk pada huruf jar

11. ISIM LA (E) YANG MENAFIKAN JENIS

La (E) itu bisa dikatakan la nafiatul jenis bila ada tiga syarat

1. La (E) itu menafikan bagi jenis.

2. Ma’mulnya ( yang dimasukinya ) nakirah 3. Isimnya terdahulu dari khabarnya

Kalau kurang salah satu syarat yang tiga ini bukan (E) nafiyatul jenis. Isim la

(E)

itu terdiri dari salah satu yan tiga

1. Diidofatkan ( F��� ) 2. Sabah mudhof ( F�3ا��^@J )

3. Mufrad

Kalau isim la (E) itu mudhof atau sabah mudhof maka dinosabkan

Contoh mudhof (��L�� !��� ��E ) ( tidak ada yan mempunyai ilmu dibenci )

I’rabnya : (E) Nafiatul jenis

( � �� ) isim la (E) diidhofatkan pada ( !�� )

( ��L�� ) khabar la (E)

Contoh sabah mudhof ( ح�6��^���� -�LE ) ( tidak ada buruk perbuatan dipuji )

I’rabnya : (E) Nafiatul jenis

( � -�L ) iaim la (E) dia sabah mudhof amsilah mubalaqah berkehendak pada fail

( ��� ) fail

( P ) mudhofun ilaih

khabar la (E) ( ��6�ح )

- Kalau isim la (E) itu mufrad / tidak diiddofatkan maka isim (E) itu dibina dengan apa dia di

nasabkan. - Kalau isim mufrad dinasabkan dengan fathah maka dia dibina atas fathah

Contoh ( ا�دار����VرE )

- Kalau tasniah dinasabkan dengan ya maka dia dibina atas ya

Contoh ( ن��6ي-�VرE )

- Kalau jama’ muzakar yang salim dinasabkan dengan ya maka dia dibina atas ya

Contoh ( ��9�Eا��-ت��ن� )

- Kalau jama’ mua’nast yang salim dinasabkan dengan kasrah maka dia dibina atas kasrah

Contoh ( ����9ت�E��3�ا� )

- Kalau berulang –ulang la (E) masuk pada nakirah maka pada nakirah yang pertama boleh fathah

boleh rofa’ - Kalau kita menfathahkan yang pertama maka nakirah yang kedua boleh tiga cara yaitu fathah, rofa’

dan nasab.

Contoh : ( Bا��Eةإ�IE��� E ) ( tiada daya dan tiada kekutan kecuali dengan Allah )

- Kalau kita baca (�� ) dengan fathah maka (ة�I ) boleh dibaca dengan (ة�I ) dan boleh juga (ة�I ) - Kalau kita baca yang pertama rofa’ (�� E ) maka yang kedua boleh dibaca rofa’ dan fathah maka

boleh dibaca ( ة�IE� ) dengan fathah dan boleh juga ( ة�IE� ) Dengan rofa’ tidak boleh nasab

- Kalau kita berulang –ulang la (E) beserta nakirah yang kedua maka yang pertama hsrus dibaca

fathah dan yang kedua boleh nasab dan boleh rofa’

Contoh : ( ة�I��� E ) dan boleh juga ( ة�I��� E )

Bila isim la itu diberi sifat / na’at dan tidak berbatas antara dia dengan na’atnya maka na’atnya boleh rofa’ dan boleh nasab dan boleh fathah.

Contoh ( ا�6ار�&F-ر��VرE ) ( tidak ada laki – laki yang mulia dirumah )

I’rabnya : (E) Nafiatul jenis

isim (E) ( ر��)

( F-(� ) Na’at dari (ر�� ) boleh dibaca ( F-(� ) dan boleh ( F-(� ) dan boleh juga (

F-(� )

Kalau antara isim (E) dengan na’at berbatas boleh rofa’ dan nasab dan tidak boleh fathah.

Contoh : ( F-(ا�6ار��&�VرE ) ( tidak ada silaki – laki dikampung yang mulia )

I’rabnya : (E) nafiatul jenis

isim la ( ر��)

jar dan majrur pembatas antara pembatas antara na’at dan man’ut ( &�ا�6ار )

( F-(� ) Na’at dari ( ر�� ) maka (ف-(� ) boleh dibaca rofa’ dan boleh dibaca (ف-(� ) dan tidak

boleh dibaca ( ف-(� )

12. BAB MUNADA ( YANG DIPANGGIL )

Undang – undang munada’ adalah ( ��� �F(V ^���L�� ( ا��ط��Artinya : Orang yang dipanggil menghadap dengan huruf yang tertentu. Huruf yan dipakai untuk memanggil namanya huruf nida Huruf nida ada 7 :

( أ ) .1 ( أى ) .23. ( �- ) ( ا ) .4 ( أ-� ) .5 ( ه-� ) .6

( وا ) .7

Pemakaiannya : ( أى ) dan ( أ ) untuk memanggil yang dekat

�ه- ) ,( أ-� ) ) dan ( ا ) untuk yang jauh

( �- ) untuk umum yang dekat dan yang jauh

untuk nudbah ( �@ 6U ) panggilan minta tolong melepaskan dari ( �ا )

Kesulitan Munada termasuk kedalam golongan maf’ul bih karena asal dari munada adalah maf’ul bih

contoh ( B6ا@��� ) asalnya ( Bا@6ا�أ�6 ) ( aku merayu akan Abdullah )

I’rabnya ( �أد� ) fi’il mudhori’, fa’ilnya ( �Uأ ) dan ( Bدا@� ) maf’ul bih

Caranya : dihazafkan (�أد� ) diganti dengan ( �� ) jadi dia (B6ا@��� ) Munada yang dinasabkan ada pada 3 tempat :

1. Bila munadanya mudhof / diidofatkan contoh (B6ا@��� ) ( wahai Abdullah )

I’rabnya : ( �� ) huruf nida

( اB) Munada dia mansub dan dia diidofatkan pada ( �@د) (Bا ) Mudhofun ilaih

2. Bila munadanya sabah mudof / menyerupai mudof contoh ( ^��&6ا�� ��- ) wahai orang yan dipuji

perbuatannya )

I’rabnya : (�� ) Huruf nida

��6ا ) � ) munada dia sabah mudof dia mansub

( ��& ) naib fail dari (6ا�� � ) karena dia isim maf’ul berkehendak pada naib fail

( P ) mudofun ilaih

3. Bila munadanya nakirah yang tidak dimaksud / lafadz umum yang tidak tertentu tujuannya. Contoh perkataan orang buta.

( wahai laki – laki pegang tanganku ) ( -�ر��G4@�6ى )

I’rabnya : ( �� ) huruf nida

munada mansub karena dia nakirah yang tidak dimaksud sebab orang orang ( ر��)

buta tidak mengetahui seseorang yang dia maksud

(G4 ) fi’il amar fa’ilnya ( أ�ت )

jar dan majrur ( @�6ى)

Yang dimaksud sabah mudof ( (ا���أ�Aا���1أ�(أ�P6����-������ ) ( sesuatu yang beramal kepada yang sesudahnya baik rofa’ atau nasab atau jar ) Kalau munada itu mufrad ma’rifah maka dibina dengan apa dirofa’kan ketika mu’rab. Contoh (

.dibina atas domah karena ketika mu’rab dia dirofa’kan dengan dhomah ( -�ز-6

Dan (ز-6ان�- ) dibina atas alif karena ketika mu’rab dirofa’kan dengan alif dan (ن�ز-6�- ) dibina atas

waw karena ketika mu’rab dirafa’kan dengan waw.

Kalau munada diidofatkan kepada ya mutakallim ( !�:)اا�?�- ) seperti (��"M�- ) maka boleh 6

bacaan

1. Dengan menskinkan ya seperti (��"M�- ) 2. Dengan menghazafkan ya seperti (!"M�- ) 3. Dengan mendhmahkan huruf yang sebelum ya dan menghazafkan ya ( !"M�- ) 4. Dengan memfathahkan ya seperti : ( ��"M�- ) 5. Dengan menukar yang kasrah jadi fathah dan menukar ya jadi alif ( ��"M�- ) 6. Dengan memfathahkan yang sebelum ya dan menghazafkan ya ( !"M�- ) Apabila munada itu ( أم ) dan ( � .yang diidofatkan kepada ya mutakallim boleh 6 bacaan ( أ

1. Mengganti ya jadi ta dikhasrahkan (أ�ت�- ) - ( أ���- ) 2. Mengganti ya jadi ta di fathahkan ( أ�ت�- ) 3. Menetapkan ya dan mensakinkannya (أ���- ) – ( $أا�- ) 4. Memfathahkan yang sebelum ya dan menukar ya jadi alif ( �-�@أ ( -�أ�� ) – ( 5. Dengan ta dan ya ( أ���- ) – ( أا��- ) 6. Dengan ta dan menukar ya jadi alif ( �)@( -�أ��� ) – ( -�أ Kalau ada yang mengikut kepada munada yang dibina baik na’at, ahtaf, taukid, atau badal maka

boleh dibaca rofa’ dan boleh dibaca nasob contoh ( F6ا�ظر�-O�- ) kalau dibaca (Fا�ظر� ) dengan rofa’

na’at atas lafadz munada kalau dibaca (Fا�ظر� ) dengan nasab na’at atas mahal munada.

Contoh takkid ( ون�� ( -��)-!أ��V-ن dan boleh juga ( ( -���-!أContoh bayan ( ( -��#�-6*)ز dan boleh juga ( اO(*6��#�- )

- Kalau berulang munada mufrad yang diidofatkan seperti

( -�O6-O-دا�-��"� ) Maka untuk yang pertama boleh dibaca domah dan boleh dibaca fathah - Kalau yang pertamanya dibaca dhomah maka dia pada takdir adalah munada mufrad maka

yang kedua I’rabnya boleh munada yang dihazafkan huruf nidanya dan boleh juga jadi athaf bayan dan boleh juga jadi maf’ul dari

yang ditakdirkan ( أ�� )

- Kalau dibaca fathah yang pertama atas asal yaitu

6اا�-��"�O-6ا�-��"�-�ز- ) )

13 BAB KHABAR KADA DAN SAUDARA - SAUDARANYA

Kada dan saudara- saudaranya dinamakan af’al muqorobah ( �U(Iأ&��اا� ) Perbuatan – perbuatan yang sudah dekat dia terbagi pada tiga : 1. Dipakai untuk menunjukan sudah dekat khabar dia ada tiga yaitu :

Zأ��J ) – ( *رب ) – ( *�6 ) ) ma’nanya hampir

2. Dipakaikan untuk menunjukan harapan dia ada tiga yaitu :

)ى ) ) –) D���4( �2 ) – ( إ ma’na mudah – mudahan

3. Dipakaikan untuk menunjukan memulai yaitu :

( D�� ) –( ��V ) – ( U4أ ) – ( !�I ) – ( �[ه� ) – ( � H )�) – ( D أ( +�U – ( ه

Kada ( 6�C ) dan keseluruhan saudara – saudarnya beramal merofa’kan isim dan menasobkan khabar

sama dengan kana ( ن�* ) bedanya

Khabar kada ( 6�C ) wajib jumlah fi’liyah dan fi’ilnya wajib fi’il mudhori’

Contoh ( أ(L-6ز-د�* ) ( telah hampir siZaid membaca )

I’rabnya : ( 6�C ) af’al muqorobah kerjanya merofa’kan isim menasobkan khabar

( 6-O ) isim dari( 6�C ) marfu’

jumlah fi’il dan fa’il pada mahal nosab jadi khabar ( 6�C ) ( ه� ) fi’il mudhori’ failnya ( -I)أ ) Memasukan ( أن ) masdar iyah kedalam khabar ( 6�C ) dan saudaranya ada empat :

1. Wajib memasukan( أن ) yaitu pada khabar ( ى( ) dan ( D���4إ ) 2. Terlarang memasukkan ( أن ) yaitu pada khabar ( D�� )- ( ��V )-( G4أ )-( !�I )-( �[ه� )-( � )-) أ( �JU-( هD�H )

3. Biasa / sering masuk pada khabar – ( D���4إ ) dan ( 2� )

4. Sedikit masuk pada khabar ( 6�C ) dan ( �(C )

14 BAB KHABAR MA ( �� ) HIJAZIAH

- Ma Hijziah ( �-ز�V �� ) maksudnya ( �� ) yang khusus mengamalkan / memakainya penduduk Hijaz

- Ma Jijaziah ini bekerja sama dengan kerja ( س-� ) yaitu merofa’kan isim dan menasobkan khabar.

Contoh ( ( ��هذا@�)ا ( tidak ada ini manusia )

I’rabnya : ( �� ) Hijaziah huruf nafi bekerja merofa’kan isim menasobkan khabar

’isim dari ( �� ) hukumnya dibina atas sukun pada tempat rofa ( هGا )

khabar dari ( �� ) hukumnya mansub ( �J)ا )

Ma hijaziah ini bisa beramal kalau terpenuhi syarat yang tiga 1. isimnya wajib dahulu dari khabarnya

2. tidak terdapat didalamnya ( إن ) zaidah / ( إن ) tambahan

3. khabar tidak dimasuki oleh ( Eإ )

15. BAB MENGIKUT BAGI YANG MANSUB

Sudah berlalu pembicaraan kita bahwa yang mengikuti ada 4 yaitu :

1. Na’at 2. Athof 3. Taukid 4. Badal

Yang empat ini bila matbu’ ( yang diikutinya ) mansub maka di akan mansub pula.

Contoh na’at mansub ( �I6اا���-Oرأ� )

Contoh ataf mansub ( ا(���6ا-O�-رأ )

Contoh taukid mansub ( ^#�Uأ-�ز-6ا( )

Contoh badal mansub ( أ-�ز-6اا�4ك( )

Yang menasabkan na’at, atof, dan taukid adalah yang menasabkan matbu’ atau yang diikutinya. Yang menasobkan badal adalah : ditakdir kalimat yang sama dengan menasabkan matbu’nya, dalam

contoh ( 6اا�4ك)أ-�ز- )

Maka yang menasobkan ( ز-دا ) adalah ( �-أ( ) sedangkan yang menasobkan

.yang ditakdirkan ( )أ-� ) adalah ( ا��ك )

ISIM – ISIM YANG MAJRUR Isim – isim yang diarkan ada 5 :

1. dijarkan dengan huruf

2. dijarkan idhofat 3. dijarkan dengan sebab mengikuti kepada yang majrur 4. dijarkan dengan sebab mujawarah ( harkat yang berdekatan ) 5. dijarkan dengan sebab tawahum ( dugaan )

a. Yang dijarkan dengan huruf sudah berlalu pembahasan kita pada tanda – tanda isim b. Majrur dengan idhofat ( mudofun ilaih dijarkan oleh mudhof ) Mudhof terbagi kepada dua :

1. Idofat lafzi 2. idofat maknawi

1) idofat lafzi yaitu modof sifat dan mudofun ilaih ma’mul dari sifat itu dia ada tiga :

a. idofat isim fa’il kepada fa’ilnya contoh ( نE6ا-O� ( هذا��ر

( ini orang yang memukul sizaid sekarang )

I’rabnya : ( اOه ) mubtada

(���ر ) khabar dia isim fa’il atau sifat berkehendak kepada fai’il, mudhof

(6-O ) mudhofun ilaih fa’il dari (���ر )

zhorof zaman ( اEن)

b. Idofat isim maf’ul kepada naib fa’ilnya, contoh ( 6اM(ا�6ا(�ا���Gه ) ( ini orang meramaikan kampung

besok )

I’rabnya : ( اOه ) Mubtada

.khabar isim maf’ul /isim yan berkehendak kepada naib fa’il mudhof ( ا����))

naib fa’il, mudhofun ilaih ( ا�6ا))

zoraf zaman ( 6Mا)

c.Idofat sifat musyabbahah kepada fa’ilnya contoh (^��نا�# �V(اOه ) ( ini laki- laki yang baik

wajahnya )

I’rabnya : ( اOه ) mubtada

(�V( ) khabar

#ن) ) na’at sifat musyabbahah berkehendak kepada fa’il dia mudof

#ن) mudhofun ilaih dia fa’il dari ( ا���^) )

2 ). Idhofat ma’nawi ada tiga macam : a. Bahwa tidak ada mudof sifat dan mudhofun ialih ma’mul dari mudof b. Bahwa ada mudhof sifat dan mudhofun ilaih bukan ma’mul dari sifat itu c. Mudafun ialih ma’mul bagi mudaf, dan mudof bukan sifat - Faedah dari mudof ini kalau mudhofun ilaih ma’rifah maka dia berfungsi mema’rifahkan mudof,

contoh ( 6-O!"� ) ( budak siZaid )

( !"M ) pada asalnya nakirah karena diidofatkan kepada (6-O ) yang ma’rifah dia jadi ma’rifah

Kalau mudhafun ilaihnya nakirah dia berfungsi mengkhususkan mdhof contoh

maka dia menjadi khusus budak – budak milik ( M"! ) ,( budak siperempuan ) ( M"!إ�)أة )

perempuan. - Untuk idhofat ma’nawi ini ada tiga pembagian

1. Mengandung ma’na ( �� ) pada

Isyaratnya kalau mudhafun ilaih merupakan zaraf atau wadah bagi mudhof contoh ( �-ا�(:� ) ( gelap pada malam )

2. Menandung makna ( =� ) dari

Syaratnya kalau mudhofun ilaih sumber dari mudhof dan mudhofun ilaih bisa menjadi khabar dari

mudhof contoh ( 6-6 !)�4 ) ( cincin dari besi ) dan bisa

( 6-6 ( cincin adalah besi ) ( ا��4(!

3. Mengandung makna ( !"ا� ) ( bagi / untuk )

Syaratnya kalau mudhofun ilaih dari mudhof contoh ( 6-O6- ) ( tangan milik Zaid )

- Idhofat tidak boleh berhimpun dengan tanwin dan nun tanda I’rab dan alif lam - Idhofat dengan tanwin tidak boleh berhimpun karena idhofat menunjukan - Kurang isim sedangkan tanwin menunjuk sempurna isim antara kurang dan sempurna tidak

mungkin berhimpun

- Idhofat dengan nun tanda I’rab tidak boleh berhimpun karena nun tanda I’rab kedudukannya sama dengan tanwin

- Idhofat dengan alif lam tidak boleh berhimpun karena kedua – duanya untuk ma’rifah dalam satu kalimat tidak boleh ada dua tanda ma’rifah

- Boleh berhimpun antara alif lam dengan idhofat kalau mudhof sifat dan mudhofun ilaih ma’mul dari sifat itu

Hal yang seperti ini terdapat pada 5 tempat :

1. Bahwa ada mudhofnya mutsanna contoh ( 6-O�@(�� ( dua orang yang memukul siZaid ) lafadz ( ا�

(@(�� dia mudhof tapi pakai alif lam boleh karena dia sifat dan ( 6-O ) mudhofun ilaih ma’mul ( ا�

dari (@(�� dan gia musanna ( ا�

2. Bahwa ada mudhofnya jama’ muzakar yang salim contoh (6-Oا�@(�� ( ا�( beberapa orang yng memukul siZaid ) halnya sama dengan diatas

3. Bahwa ada mudhofun ialihnya memakai alif lam contoh (�V(ا��(�� orang yang memukul si ) ( ا�

laki - laki ) lafadz (�(�� mudhof pakai alif lam boleh dia sifat yang diidhofatkan pada ma’mulnya ( ا�

dan dia memakai alif lam 4. Bahwa ada mudhofun ilaih diidhofatkan kepada sesuatu yang memakai alif lam contoh

�)أ2ا�)��)(�� ( orang yang memukul kepala silaki – laki ) ( ا�

(�(�� mudhof pakai alif lam dia sifat yang diidhofatkan kepada ma’mulnya ( ا�

yang memakai alif lam boleh ( ا�)Vل ) yang diidhofatkan kepada ( )أ2)

6. Bahwa ada mudhofun ilaih diidhofatkan kepada dhomir yang kembali kepada sesuatu yang

memakai alif lam ( ^�"M�(�� aku bertemu dengan silaki – laki yang memukul ) ( �)ر�@��)�Vا�

budaknya si laki – laki ) lafadz ( � mudhof pakai alif lam boleh karena dia sifat yang ( ا���ر

diidhofatkan kepada ma’mulnya yangdiidhofatkan kepada ma’mulnya yang diidhofatkan kepada

dhomir yang kembali kepada kalimat yang memakai alif lam yaitu dhomir ( P ) kembali kepada

lafadz

7. ( �V(ا� ) yang memakai alif lam

III. Majrur dengan sebab mengikuti kepada yang majrur telah berlalu pembicaraan yaitu na’at, athaf, taukid, badal.

Kalau yang diikuti ( ع�@�� ) nya yang empat ini majrur maka dia dijarkan

IV. Majrur dengan harkat mujawarah maksudnya harkat yang berdekatan

Contoh ( ��5ر�( VاGه ) ( ini lobang tanah yng runtuh )

I’rabnya : (اGه ) mubtada

( ( V ) khabar mudhof

(�� ) mudhofun ilaih

(� ) ) na’at dari ( 5رV ) sepantasnya dia baca (� rofa’ karena man’utnya rofa’, tapi ( 5ر

dibaca (��) dengan jar boleh karena harkat erdekatan dengan ( 5ر� ) yang majrur.

V. Majrur dengan tawahum maksudnya diduga disitu ada maksud huruf jar ( ?ا�� ) Kedalam khobar ( 2-� ) contoh ( 6��IE�����I9ت� ) ( aku bukan orang yang berdiri dan bukan orang

yang duduk ) lafadz ( 6��I ) yan majrur diathofkan pada lafadz ( ����I ) yang mansub karena dia

khobar ( 2-� ) yang sepantasnya dbaca ( 6��I ) karena khobar dari ( 2-� ) yang ditakdirkan tetapi

dia dibaca ( 6��I ) dengan jar maka jarnya disini diduga ada huruf jar yang ditakdirkan lengkapnya

kalimat itu (6��L@�#������L�#� ) ISIM YANG BERAMAL SEPERTI FIIL Isim yang beramal seperti fiil maksudnya isim yang bekerja merofa’kan fa’il atau menasabkan maf’ul. Isim yang beramal seperti fiil ini ada 7 :

1. Isim fiil 2. Masdar 3. Isim fail 4. Isim maf’ul 5. Amsilah mubalaghah 6. Sifat musyabbahah

7. Isim tafdil 1). ISIM FIIL Isim fiil adalah kalimat yang menunjukan ma’na fiil dan tidak menerima tanda – tanda fiil. Isim ada tiga :

1. Isim fiil madi contoh ( ��[-ه ) ma’nanya ( 6�� ) artinya telah jauh

( �@^�Aا�UD�I�� �ه-]���4٭&]-]��&]-]��ا��D-L��ن�^ )

( ا��D-L ) isim fiil madhi merofa’kan fail, failnya adalah ( ه-]�ت )

2. Isim fiil amar contoh (^A ) dengan makna ( �:#ا ) diamlah engkau

( ��K�6L&^A� �W�اV-!��Eط�Aت��Lإذ ) Lafadz (^A ) Isim fiil amar merofa’kan fail yaitu dhomir ( أ�� ) yang ditakdirkan

3. Isim fiil mudhori’ Contoh ( ^A ) dengan ma’na ( �Vأ� ) aku tercengang

( و-:�E^U-&�حا�:�&)�= )Lafadz ( ى� ) isim fiil mudhori’ merofa’kan fail yaitu dhomir ( �Uا ) yang ditakdirkan

Ketentuan –ketentuan isim fiil 1. Tidak boleh berakhir dari ma’mulnya 2. Kalua dia mengandung makna tolab ( tuntutan ) leh menjazamkan fiil mudhori’ yang jadi

jawabnya. 3. Tidak mensobkan fiil yang sesudah fa jawab

2. MASDAR ( KATA DASAR )

Masdar adalah ( ى�(�V76ا ��ا�&��اE#!ا�6ا����ا )

( isim yang menunjukan atas kejadian yang berlaku atas perbuatan ) Masdar bisa beramal seperti fiil dengan 8 syarat :

,atau ( �� ) beserta fiilnya bisa menempati tempat masdar itu ( ا= ) .1

Contoh : ( 6-OW@(�$@Vأ� ) bisa dikatakan (6-OW@(� ( أ�V@$ا= 2. Tidak dimasuki oleh ya tasgir atau ya yang bermakna kecil 3. Tidak ada ditukar dengan dhomir maka tidak boleh dalam

Contoh : ()ا&@-ح���ه�=# �)��O-6ا ) lafadz )�( ه pengganti lafadz

(��(�) yang diatafkan kepada ( ��(� ) diawal ini tidak boleh

4. Dia tidak boleh dibatasi maka tidak boleh ( كU(3ى@Vأ� ) ( mencenangkan padaku satu pukulan

engkau ) 5. Tidak boleh diberi naat sebelum beraal maka tidak boleh

� ) naat ( ا�6J-د ) lafadz ( ا�O6-6J-6ا ) (� ) dan ( ز-6ا ) maf’ul dari

( �(3 ) ini tidak boleh

6. Masdar itu tidak boleh dihazabkan 7. Tidak boleh berbatas oleh ma’mulnya 8. Tidak boleh kemudian dari ma’mulnya Cara beramal masdar ada 3 yaitu : 1. Diidofat pada ma’mulnya ini yang banyak, ini terbagi dua :

a. Idhofat pada fail contoh ( 2ا���B6&1اE��� )

I’rabnya : ( � ) isti’naf

( E�� ) syartiah

(1&6 ) masdar, mudof

( Bا ) mudhofun ilaih fail dari ( 1&6 ) maf’ul bih dari ( 1&6 ) ( ا���2 )

b. Idofat pada maf’ul contoh : ( ع�_)#جا�@-��=ا )

I’rabnya : ( ج ) Masdar, mudof

ج ) Mudhofun ilaih maf’ul dari ( ا�@-ت ) )

( =� ) fail

( ه� ) fiil madhi failnya ( ا#(_�ع )

2. Diberi tanwin contoh ( �أ�-)-�@K#ذى�!�-��!��aإ� )

3. Dima’rifahkan dengan alif lam ( ^ا�#�اهDنا�رز���V� ) lafadz ( D( ا�)ز Masdar pakai alif lam idofat kepada failnya yaitu ( �#ا� ) pakai alif lam

4. ISIM FAIL

Isim fail yaitu ( ��ا��3)ع��*( :�U(^ا��A�ا�دا����ا�&���ا�Vرى��� )

( sifat yang menunjukan atas orang yang melakukan perbuatan yang berlaku atas berkat mudhori’ dan sakin mudhori’ ) Isim fail adakalanya pakai alif lam, adakalanya pakai alif lam.

- Kalau pakai alif lam beramal tanpa ada syarat, contoh ( -O�(��6أ��V2?ا� )

I’rabnya : ( ��V ) fiil madhi

( � fail dia isim fail beramal sama dengan fiil ( ا��3ر

� ) maf’ul bih dari ( O-دا ) (�� ) ه� failnya adalah ( ( ا�

zorof ( أ�2 )

- Kalau pakai alif lam beramal dengan dua syarat. 1. Makna harus hal atau istiqbal / sekarang atau yang akan datang 2. Mengandung nafi atau istifham atau mubtada atau mausuf. 4. ISIM MAF’UL Isim maf’ul sama dengan isim fail dalam masalah beramal dan syarat beramal, bedanya hanya kalau isim fail merofa’kan sedangkan isim maf’ul merofa’kan naib fail. 5. AMSILAH MUBALAGAH

Amsilah mubalagah adalah ini sebenarnya adalah isim fail lalu dirobah timbangannya untuk tujuan ma’na mubalagah ( bersangatan ) timbangan amsilah mubalagah ada 5 yaitu :

1. ( ���& ) ( &��ل ) .2 ( �&��ل ) .34. ( �-�& ) ( &�ل ) .5 Karena dasar amtsilah mubalagah adalah isim fail maka ketentuan beramalnya sama dengan isim fail. 6. SIFAT MUSYABBAHAH Sifat musyabahhah yaitu :

( =�6�[&�A�76اا��Nا�@#U6ة�&E�-�ا&�6ةا 76ا�A��اا�AوK��M-را�(& )

( sifat yang dibentuk selain tafdil untuk memfaedah nisbah kejadian kepada mausufnya bukan memfaedahkan kejadian )

Contoh: ( ^V�ا�=# (aku bertemu dengan silaki– laki yang baik wajahnya) ( �ر)ت�رVل

Lafadz ( =# ) sifat musabahah dia hanya nisbah kejadian bukan kejadian karena baik bukanlah

kejadian.

Sifat musyabbahah ini beramal sama dengan fi’il karena dia serupa dengan isim fail. Letak

penyerupaannya adalah sama- sama bisa dita’niskan di tasniyahkan dan dijama’kan. Contoh : ( ��#N

( N#ن ) (

( =�)# ) ( =�U# )

( ��U# ) ( =�U# )

Sama dengan isim fail ( �@(�� ( �3)ب ) (

��)@(�ن ) ) ( =�U(�� )

( ���(����ر@�= ) ( )

Tetapi sifat musyabbahah hanya menasobkan satu musyabbahah : Perbedaan anatar isim fail dengan siaft musyabbahah :

1. Sifat musyabbahah kadang – kadang berlaku harkat mudhori’ dan sakin mudhori’ kadang – kadang tidak sedangkan isim fiil mesti berlaku harkat mudhori’ dan sakin mudhori’

2. Isim fail menunjukan kejadian, sifat musyabbhah menunjukan tetap. 3. Isim fail ada untuk zaman madhi ( yang berlaku ), hal ( sekarang ) istiqbal (yang akan datang

) sedangkan sifat musyabbahah hanya uantuk hal selama – lamanya. 4. Tidak boleh mendahulukan ma’mul sifat musyabbahah dan boleh mendahulukan ma’mul isim

fail. 5. Ma’mul sifat musyabbahah tidak ajnaby / yang lain sedangkan isim fail ada.

Untuk ma’mul sifat musyabbahah ada 3 keadaan :

1. Rofa’ contoh : ( ^[V�=#NلV(Uر�(� ) lafadz ( ^[V� ) dibaca rofa’. I’rabnya boleh jadi dari ( =# )

dan boleh juga jadi badal dari dhomir yang mustatir pada

(=# )

2. Nasob, contoh ( �[V�=#NلV(U�(ر� ) lafadz ( �[V� ) dibaca nasob, I’rabnya boleh jadi tamyiz atau

sabah ( menyerupai / maf’ul ) kalau dibaca ( ^V�ا� ) dengan nasab ma’rifah maka I’rabnya hanya

sabah maf’ul sebab tamyiz ( ) tidak ada ma’rifah.

3. Jar contoh ( ^[V��#N�V(Uر�(� ) dibaca jar I’rabnya mudhofun ilaih yaitu idhofat sifat kepada

mausuf. Diantara bacaan yang tiga ini pendapat yang kuat adalah rofa’ kemudian nasob terakhir jar. 7. Isim tafdhil

Isim tafdhil yaitu : ( ا�دا�����ا�&Aوا�ز-�6ة�ا��*(�#� )

( Sifat – sifat yang menunjukan atas berserikat dan berlebih ) Maksudnya ada dua atau lebih yang mempunyai sifat yang sama tapi salah satunya lebih dari yang

lain contoh : ( 6أ��!�ن��ر-O ) ( SiZaid lebih mengetahui dari siUmar )

Keduanya sama – sama mengetahui hanya saja pengetahuan siZaid lebih dari si Umar. Bagi isim tafdhil ada tiga keadaan yaitu :

1. Dimufradkan dan ditazkirkan selama- lamanya. Ini ada dua tempat yaitu :

a. Bila sesudahnya ( =� ) yang menjarkan contoh : ( ن��ر��� ( O-6أ&

( ��H�&=ل�� ( ه6Uا=أ&���=��) ) ( ه6Uا&

b. Bila dia diidhofatkan kepada nakirah contoh : ( لV(ل� ( O-6أ&

( اه6Uا�أ&�لU#�ة ) ( ه6Uأ&�لا�)اة )

2. Mutabaqah ( sesuai ) dengan mausufnya ini kalau dia pakai alif lam.

�ل )&E6أ-O ) ( ="�&EأG6ا-O=أ ) ( ا��6-Oا�=���&E ) ( ��� ( ه6Uا�&

3. Boleh sesuai dengan mausufnya boleh tidak, ini kalau dia diidhofatkan pada yang ma’rifah.

Contoh : ( !�Iا���ا�I�!"ا�O-6ا=أ&� ) dan boleh juga ( أ&�ل ) dengan mufrad ( ا�O-6ا=أ& )

dengan tasniyah ( �"أ& )

Isim tafdhil tidak pernah menasabkan maf’ul bih. Ahli nahwu sepakt bahwa isim tafdhil bisa merofa’kan domir mustatir tapi kalau merofa’kan

isim zohir ada yang berpendapat tidak bisa. Dalil bagi orang yang mengatakan bisa.

( 6-O=-���^U�� ( ��)-�)�"أ 9=���@^أ�: Lafadz ( � .Isim zohir ( ا #= ) fail dari ( أ�:

DAFTAR ISI

BAB KALAM.......................................................................................1 JAZAM FI’IL........................................................................................8 BAB I’RAB........................................................................................... BAB ISM – ISIM YANG MARFU’..................................................... BAB FA’IL........................................................................................... PEMBAGIAN FA’IL.............................................................................. KETENTUAN FA’IL............................................................................. BAB NAIB AL FA’IL............................................................................ BAB MUBTADA.................................................................................. KETENTUAN MUBTADA.................................................................. NAKIRAH MUFIDAH........................................................................... BAB KHABAR...................................................................................... KETENTUAN KHABAR................................................................... ISIM KANA........................................................................................... KHABAR INNA.................................................................................... ZHANNA DAN SAUDARA – SAUDARANYA................................. MENGIKUTI ADA YANG MARFU’................................................... NA’AT...................................................................................................... ATAF................................................................................................... TAUKID.......................................................................................... BADAL.............................................................................................. BAB ISIM- ISIM YANG MANSUB.................................................... MAF’UL BIH.......................................................................................... MAF’UL MUTHLAQ............................................................................. MAF’UL MIN AJLIH............................................................................. MAF’UL FIH........................................................................................ MAF’UL MA’AH..................................................................................... KHABAR KANA............................................................................... ISIM INNA........................................................................................... HAL....................................................................................................... TAMYIZ................................................................................................ ISTISNA.................................................................................................. ISIM LA.................................................................................................... MUNADA............................................................................................... KHABAR KANA DAN SAUDARA-SAUDARANYA......................... KHABAR MA HIJAZIYAH................................................................... MENGIKUT BAGI YANG MANSUB.................................................. ISIM – ISIM YANG MAJRUR............................................................... ISIM YANG BERAMAL SEPERTI AMALAN FI’IL............................. ISIM FI’IL............................................................................................... MASDAR................................................................................................ ISIM MAF’UL........................................................................................ AMTSILAH MUBALAGAH.................................................................. SIFAT MUSYABAHAH..........................................................................