Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

79
www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA BAB I PENGANTAR ILMU NAHWU I.1 Pengantar Ilmu Nahwu Pernahkah Kita berpikir kenapa ada beberapa kata yang sama dalam Al Qur'an tetapi memiliki harakat yang berbeda-beda. Kadang berharakat dhammah, fathah atau kasrah meskipun untuk kata yang sama. Contohnya lafal Allah. Dalam basmalah, lafal Allah berharakat kasrah: م س ب ال من ح ح الر م ي ح ح الر) لفات ا: ١ ( “Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Al Fatihah : 1) Dalam ayat kursi, lafal Allah berharakat dhammah: ( : البقرة٢٥٥ ) ال وم ي يق ق ال ي قح ال و ل ه إ يهل ل إ“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)” (Al Baqarah : 255) Dalam ayat lain, lafal Allah berharakat fathah: إ ال ع م ن ي ر حاب الص) البقرة: ١٥٥ ( “Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al Baqarah : 155) Perubahan harakat di atas tidaklah sembarangan. Ada kaidah yang mengatur tentang perubahan harakat kata-kata tersebut. Kesalahan dalam memberi harkat bisa merubah pelaku jadi korban dan sebaliknya. Sebagai contoh kalimat : ب ر ض د ي زا قرك بArtinya adalah “Zaid telah Memukul Bakr”, akan tetapi bila seperti ini: ب ر ض قرك ب ي زا دArtinya menjadi “Bakr telah memukul Zaid”. Oleh karena itu, mempelajari kaidah seputar pemberian harakat ini begitu penting. Kaidah ini dibahas dalam ilmu nahwu. Karena memang ilmu nahwu adalah salah satu cabang dari ilmu bahasa Arab yang membahas tentang bagaimana menyusun kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab baik yang berkaitan letak kata Abu Razin & Ummu Razin 1

description

panduan ilmu nahwu (bahasa arab) untuk pemula dari programbisa.com

Transcript of Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

Page 1: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

BAB I PENGANTAR ILMU NAHWU

I.1 Pengantar Ilmu Nahwu

Pernahkah Kita berpikir kenapa ada beberapa kata yang sama dalam Al Qur'antetapi memiliki harakat yang berbeda-beda. Kadang berharakat dhammah, fathahatau kasrah meskipun untuk kata yang sama. Contohnya lafal Allah. Dalambasmalah, lafal Allah berharakat kasrah:

)١: الفات ة( الرححيا مللا الرححا منللا الرلا بللاسا مللا

“Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang” (Al Fatihah : 1)

Dalam ayat kursi, lafal Allah berharakat dhammah:

( ٢٥٥البقرة : ل إللاليه إللال هو القحي الققييومال (

“Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus (makhluk-Nya)” (Al Baqarah : 255)

Dalam ayat lain, lafal Allah berharakat fathah:

)١٥٥: البقرة( الصحابللارللايا ن مع ال إللانهللا

“Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar” (Al Baqarah : 155)

Perubahan harakat di atas tidaklah sembarangan. Ada kaidah yang mengaturtentang perubahan harakat kata-kata tersebut. Kesalahan dalam memberi harkatbisa merubah pelaku jadi korban dan sebaliknya. Sebagai contoh kalimat :

بكقرا زيا د ضربArtinya adalah “Zaid telah Memukul Bakr”, akan tetapi bila seperti ini:

دازيا بكقر ضربArtinya menjadi “Bakr telah memukul Zaid”. Oleh karena itu, mempelajari kaidah seputar pemberian harakat ini begitu penting.

Kaidah ini dibahas dalam ilmu nahwu. Karena memang ilmu nahwu adalah salahsatu cabang dari ilmu bahasa Arab yang membahas tentang bagaimana menyusunkalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab baik yang berkaitan letak kata

Abu Razin & Ummu Razin 1

Page 2: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

dalam suatu kalimat atau kondisi kata (harakat akhir dan bentuk) dalam suatukalimat.

Selain ilmu nahwu, ilmu penting yang wajib dipelajari untuk pemula adalah ilmusharaf. Kedua cabang ilmu ini wajib dipelajari oleh para pemula. Karena dengankedua ilmu ini, Kita dapat mengetahui dan memahami bagaimana cara membuatkalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa Arab resmi. Adapun bila Kita inginmembuat kalimat bahasa Arab yang indah baik dari sisi susunan, pemilihan kata,dan maknanya, atau tinggi nilai sastranya, maka Kita perlu mempelajari cabangbahasa Arab seperti ilmu balaghah (keindahan bahasa), ilmu ma'ani (memahamiteks sesuai konteks), dan ilmu 'arudh (syair bahasa arab).

Apa perbedaan ilmu sharaf dan ilmu nahwu?

Fokus pembahasan ilmu sharaf adalah pada perubahan kata dari satu bentuk kebentuk yang lain yang dikenal dengan istilah tashrif. Dengan ilmu sharaf, Kita bisamengetahui kata yang sesuai untuk digunakan dalam kalimat. Sedangkan ilmunahwu fokus pada bagaimana Kita merangkai kata-kata menjadi sebuah kalimatyang sempurna baik dari sisi susunan kata-kata tersebut atau perubahan akhir setiapkata dalam kalimat yang dikenal dengan istilah i'rab.

Apa pentingnya belajar ilmu nahwu?

Ilmu nahwu adalah ilmu yang wajib dikuasai untuk bisa memahami kaidahpenyusunan kalimat dalam bahasa Arab. Karena bahasa Arab memiliki pola kalimatyang berbeda dengan bahasa Indonesia, karena tidak hanya berbicara tentangsusunan kata dalam suatu kalimat juga berbicara keadaan huruf terakhir dari suatukata yang ada pada kalimat. Bila keadaan huruf terakhir suatu kata berbeda, makaberbeda pula maknanya sebagaimana contoh-contoh yang telah Kami sebutkan.

Sebagai seorang muslim, mempelajari bahasa Arab sudah merupakan suatukeharusan. Bagaimana Kita bisa memahami isi kandungan Al Qur'an, bila Kitatidak memahami bahasanya? Bagaimana Kita bisa menyelami lautan hikmah dalamhadits-hadits Rasulullah bila bahasa Arab saja Kita tidak mengerti? Allahsubhanahu wata'ala berfirman:

)٢: يوسف( تعا قلوني ليعلهللاكما عربللايل اا قرا آنا أينا زلقناه إللانحا

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamumemahaminya” (Yusuf : 2)

Abu Razin & Ummu Razin 2

Page 3: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

juga firman Nya:

)١٩٥:الشعراء( مبللاي عربللايم بللالسان

“dengan bahasa Arab yang jelas” (Asy Syu’araa: 195)

Allah subhanahu wata'ala juga berfirman:

)٢٨: الزمر( يتحقوني ليعلهللاهما عوج ذي غييا ر عربللايل اا قرا آنا

“(ialah) Al Quran dalam bahasa Arab yang tidak ada kebengkokan (di dalamnya) supayamereka bertakwa” (Az Zumar : 28)

Umar Bin Khattab Radhiyallahu 'anhu berkata:

ديا نللاكما منا فيإللانحها العربللايح ةي تعلهللاموا ا

“Pelajarilah bahasa Arab, karena bahasa Arab adalah bagian dari agama kalian”

Al Imam Asy Syafi'i berkata:

العلوا مللا كل إللاليى اها تدى النححا وللا فيا تبححر منا

“Orang yang memahami ilmu nahwu, maka ia akan dimudahkan untuk memahamiseluruh ilmu (islam)”1

Oleh karena itu, marilah Kita berdoa kepada Allah, agar Kita dimudahkan dalammempelajari bahasa Arab agar Kita bisa memahami agama Kita dengan baik.

1 Lihat At Ta'liqat Al Jaliyyah 'Ala Syarhil Muqaddimah Al Ajrumiyyah oleh Syaikh Muhammad Bin Shalih Al Utsaimin Hal. 35

Abu Razin & Ummu Razin 3

Page 4: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

1.2 Mengenal Unsur Penyusun Kalimat

Seperti yang Kita ketahui, kalimat adalah susunan dari beberapa kata yang memiliki

makna. Dalam Bahasa Indonesia, kita mengenal istilah kata kerja, kata benda, kata

sifat, kata sambung, kata hubung, kata tanya dan sebagainya. Begitupun dengan

Bahasa Arab, memiliki banyak istilah kata yang kurang lebih sama dengan Bahasa

Indonesia. Hanya saja, dalam Bahasa Arab, seluruh kata yang ada bisa

dikelompokkan menjadi 3 kelompok besar, yaitu fi’il (kata kerja), Isim (Kata benda,

Kata Sifat2), dan Huruf (Kata Sambung, Kata Hubung3). Perhatikan contoh

kalimat berikut ini:

اليدا رس ة إللاليى زيا د ذيهب

(Zaid telah pergi ke sekolah)

Kalimat di atas memiliki tiga unsur penyusun:

1. Fi’il (kata kerja)

2. Isim (kata benda)

3. Huruf Arab yang memiliki makna

Untuk contoh kalimat di atas, “ذيهب”adalah kata kerja (fi’il) , “زيا د”dan “اليدا رس ة” adalah

kata benda (isim) berupa nama orang dan nama tempat, dan “اليى”(ke) adalah huruf.

Hanya ketiga unsur ini yang ada pada kalimat bahasa Arab meskipun setiap unsur

ini memiliki jenis dan pembagian yang bermacam-macam. Pada pengantar ini, Kita

akan mempelajari semua jenis pembagian fi'il, isim, dan huruf yang wajib diketahui

dan dipahami oleh para pemula.

2 Hanya pendekatan saja. Umumnya kata benda dan kata sifat termasuk isim. Bukan berarti seluruh kata sifat adalah Isim. Karena ada kata sifat dalam Bahasa Arab yang masuk dalam kelompok kata kerja (fi'il)

3Hanya pendekatan saja. Umumnya kata sambung dan kata hubung adalah huruf. Namun, tidak sedikit kata sambung atau kata hubung yang termasuk kelompok Isim.

Abu Razin & Ummu Razin 4

Page 5: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

1.3 Mengenal F’il

Fi'il umumnya dikenal dalam bahasa Kita sebagai kata kerja seperti telah) كتب menulis) dan علم (telah mengetahui). Dalam bahasa Arab, kata kerja ada 3 jenis4:

1. Fi’il Madhy (الماضي)Fi'il madhi adalah kata kerja untuk masa lampau yang memiliki arti telah melakukan sesuatu. Contohnya: telah) كتب menulis) atau telah) علم mengetahui).

2. Fi’il Mudhari’ (ارع (المضFi'il mudhari' adalah kata kerja yang memiliki arti sedang melakukan. Contohnya: يكتب (sedang menulis) atau يعلم (sedang mengetahui).

3. Fi’il Amar ( مر ال )Fi'il amar adalah kata kerja untuk perintah. Contohnya: اكتب (tulislah!) atau اعلم(Ketahuilah!).

Berikut ini tabel contoh ketiga jenis fi'il untuk berbagai kata kerja

No. Fi'il Madhi Fi'il Mudhari' Fi'il Amar

1 (telah melihat) نظير (sedang melihat) ينا ظر (!Lihatlah) انا ظرا

2 (telah duduk) جليس (sedang duduk) يجا لس (!Duduklah) اجا لسا

3 (telah membuka) فيتح (Sedang membuka) يفقتح (!Buka) افقتحا

4 (telah mendengar) سمع (sedang mendengar) يسا مع (!Dengarkan) اسا معا

5 (telah menghitung) حسرلا ب (Sedang menghitung) يحا سرلا ب (!Hitunglah) احا سرلا با

Untuk rumus perubahan dari fi'il madhi ke fi'il mudhari serta fi'il amar dibahas

pada ilmu sharaf5.

4 Pembagian fi'il menjadi seperti ini lebih mirip tata bahasa inggris yang mengenal istilah past tense (masa lampau) dan present continous tense (sedang berlangsung). Harus diakui tata bahasa Arab lebih sesuai dengan tata bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia.

5 Silahkan merujuk ke buku kami, Ilmu Sharaf ntuk Pemula, untuk mendapatkan pembahasan tentang masalah ini

Abu Razin & Ummu Razin 5

Page 6: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Apakah semua fi'il adalah kata kerja?

Umumnya fi'il adalah kata kerja sebagaimana contoh-contoh yang telah Kami

sebutkan. Akan tetapi tidak semua fi'il adalah kata kerja. Karena ada juga fi'il yang

merupakan kata sifat seperti fi'il-fi'il yang ada pada bab 5 tsulatsy mujarrad6.

Kaidahnya, semua kata kerja adalah fi'il tapi tidak semua fi'il adalah kata kerja.

Contohnya:

(sedang baik) يحا سن – (telah baik) حسن

(sedang bagus) يجا مل - (telah bagus) جملي

(Sedang dekat) يققرب – (telah dekat) قيرب

(sedang jauh) يبا عد – (telah jauh) بعد

(sedang mulia) يكقرم – (telah mulia) كيرم

Semua fi'il tsulatsy mujarrad bab 5 di atas adalah kata sifat. Namun karena memiliki makna yang berkaitan dengan waktu (telah dan sedang), maka kata sifat ini juga termasuk fi'il. Karena definisi fi'il adalah:

بللازمن اققترنتا و نفقسرلا ها فيا معا نى عليى دلهللاتا كيلم ة

“Kata yang mengandung sebuah makna yang berkaitan dengan waktu”7

Artinya, definisi fi'il dikaitkan dengan kata yang mengandung makna waktu (telah, sedang, dan akan datang). Oleh karena itu meskipun fi'il-fi'il bab 5 memiliki makna kata sifat, akan tetapi karena maknanya mengandung keterangan waktu, maka termasuk fi'il.

6 Silahkan merujuk ke buku kami, Ilmu Sharaf Untuk Pemula, untuk mendapatkan pembahasan tentang masalah ini

7 Lihat penjelasannya dalam Syarah Mukhtashar Jiddan oleh Syaikh Ahmad Zaini Dahlan

Abu Razin & Ummu Razin 6

Semua kata kerja adalah fi'il tapi tidak semua fi'il adalah kata kerja

Page 7: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Apa ciri-ciri fi'il?

Untuk memudahkan dalam mengetahui mana kata yang termasuk fi'il, maka Kitabisa menghafal ciri-ciri fi'il. Ciri-ciri fi'il addalah:

1. Didahului huruf " " قدHuruf :artinya adalah “sungguh”. Contohnya قد

)١: الؤمنون( القمؤا منوني أيفقليح قيدا

“Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman” (Al Mu’minun : 1)

Maka kata “ .merupakan fi'il " أفلح

2. Didahului huruf “ "سHuruf :artinya adalah “Akan”. Contohnya ”س“

)١٤٦: البقرة( النحاسللا من السفيهاء سيقول

"orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata" (Al Baqarah: 146)

Maka kata “يقول” merupakan fi'il.

3. Didahului huruf “ " سوفHuruf ف“ “ artinya juga “Akan”. Bedanya dengan ”سوف ف“ kata ," س ”سوفdigunakan untuk waktu yang lebih lama ketimbang “س”. Contohnya:

)٣: التكاثر( تعا ليموني سوا ف كيل

"Janganlah begitu, kelak kamu akan mengetahui (akibat perbuatanmu itu)" ( AtTakatsur : 3)

4. Diakhiri Ta Ta'nits “ " تTa ta'nits tidak memiliki arti khusus, hanya huruf tambahan saja. Ta ta'nits ini merupakan ciri fi'il madhi dhamir هي . Contohnya:

)١٨: النمل( مساكنكما ادا خلوا النحما ل أييها يا نما لي ة قياليتا

"berkatalah seekor semut: Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarangmu “ (An Naml : 18)

Abu Razin & Ummu Razin 7

Page 8: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Kata “ق��الت” diakhiri dengan huruf ta yang berharakat sukun (ta ta'nits). Maka kata ini termasuk fi'il.

Namun yang perlu dicatat, bila ada kata dalam Al Qur'an, hadits, dan kitab bahasaArab yang mengandung ciri-ciri di atas, maka sudah pasti fi'il, akan tetapi tidaksemua fi'il datang dengan ciri-ciri tersebut. Banyak fi'il yang berdiri sendiri tanpaciri yang menyertainya.

Selain pembagian fi'il berdasarkan waktu (Fi'il madhi, fi'il mudhari, dan fi'il amar).Ada beberapa pembagian fi'il yang wajib diketahui oleh pemula, yaitu:

1. Fi’il Berdasarkan Kebutuhan Terhadap Obyek (Fi’il Lazim dan Fi’il Muta’addiy)

2. Fi’il Aktif dan Pasif (Fi’il Ma’lum dan Fi’il Majhul)3. Fi'il berdasarkan huruf penyusun (Fi'il Shahih dan Fi'il Mu'tal)

1.3.1 Fi’il Berdasarkan Kebutuhan Terhadap Obyek (Fi’il Lazim dan Fi’ilMuta’addiy)

Dalam bahasa Indonesia, Kita mengenal kata kerja yang butuh objek (transitif) dan

kata kerja yang tidak membutuhkan objek (intransitif). Begitupun dengan bahasa

Arab, berdasarkan kebutuhannya pada objek, fi'il dibagi menjadi dua:

1. Fi'il Lazim (الفعا ل اللهللا زللام )

Fi'il lazim adalah fi'il yang tidak membutuhkan objek (intransitif).

Contohnya قيام (telah berdiri) dan جليس (telah duduk). Kedua kata kerja ini

secara nalar tidak membutuhkan objek. Misalkan (Saya telah berdiri) قما ت

dan .Maka kedua kalimat ini sudah sempurna .(Saya telah duduk) جليسا ت

Sekalipun ada tambahan, maka tambahannya disebut keterangan bukan

objek. Contohnya:

جليسا ت عليى الكرا سي

(Saya telah duduk di atas kursi)

Abu Razin & Ummu Razin 8

Page 9: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

atau contoh kalimat,

قما ت فيا اليسا جللاد

(Saya telah berdiri di dalam masjid)

Maka “di atas kursi” dan “di dalam masjid” merupakan keterangan bukan

objek.

2. Fi'il Muta'aadiy ( الفعا ل التعديا)

Fi'il muta'aaddiy adalah fi'il yang membutuhkan objek (transitif).

Contohnya adalah (telah menulis) كيتب dan .(telah makan) أيكيلي Bila kita

membuat kalimat كيتبا ت (Saya telah menulis) dan .(Saya telah makan) أيكيلقت

Maka secara nalar, kalimat ini masih butuh objek. Apa yang dimakan? Apa

yang ditulis? Sehingga, Kita masih perlu menambahkan objek di

belakangnya. Contohnya:

كيتبا ت الرسالي ةي

(Saya telah menulis surat)

atau kalimat:

أيكيلقت السحمك

(Saya telah memakan ikan)

dengan tambahan “surat” dan “ikan” barulah dua kalimat di atas menjadi

sempurna.

Apakah fi'il lazim dan fi'il muta'addiy memiliki ciri khusus sehingga bisa

dibedakan?

Secara bentuk tulisan, tidak ada bentuk tulisan khusus untuk fi'il lazim maupun

muta'addiy. Pertama-tama, Kita perlu mengetahui makna dari fi'il tersebut. Setelah

Abu Razin & Ummu Razin 9

Page 10: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

itu baru menggunakan nalar Kita, apakah kata tersebut membutuhkan objek atau

tidak.

1.3.2 Fi’il Aktif dan Pasif (Fi’il Ma’lum dan Fi’il Majhul)

Ditinjau dari aktif dan pasif, fi'il terbagi menjadi: 1. Fi’il ma'lum ( المعلوم الفعل )

Fi'il ma'lum adalah kata kerja aktif2. Fi’il majhul ( المجهول الفعل )

Fi'il majhul adalah kata kerja pasif

Sama seperti bahasa Indonesia, perubahan dari kata kerja aktif ke kata kerja pasifada rumusnya. Misalkan menolong – ditolong, melihat – dilihat, memukul –dipukul, membersihkan – dibersihkan, dan sebagainya. Contoh penggunaan katakerja aktif dan kata kerja pasif:

بكرا زيد ضرب (Zaid telah memukul Bakr) –--> بكر ضرب (Bakr telah dipukul)

Satu hal yang perlu dicatat, dalam kaidah Bahasa Arab, kalimat pasif tidak boleh

memunculkan subjek (pelaku) karena fungsi kalimat pasif dalam Bahasa Arab

adalah untuk menyembunyikan atau tidak menyebut pelaku baik karena:

1. Pelakunya sudah diketahui,

2. Pelakunya memang tidak diketahui, maupun

3. Pelakunya sengaja disembunyikan.

Ini berbeda dengan Bahasa Indonesia dimana Kita masih boleh menyebut

pelakunya seperti contoh “Bakr telah dipukul oleh Zaid”. Dalam Bahasa Arab, Kita

hanya boleh mengatakan “Bakr telah dipukul” tanpa menjelaskan siapa yang

memukul. Bila kita ingin menyebut pelakunya maka wajib menggunakan kalimat

aktif.

Abu Razin & Ummu Razin 10

Kaidah Fi'il Ma'lum dan Fi'il Majhul

Fi'il yang bisa berubah ke bentuk majhul hanya fi'il muta'addiy (transitif).

Adapun fi'il lazim (intransitif) tidak bisa berubah ke bentuk majhul karena

tidak memiliki objek sehingga tidak bisa dirubah ke bentuk pasif.

Page 11: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Rumus merubah fi'il ma'lum ke fi'il majhul adalah sebagai berikut:

Perhatikan tabel berikut untuk memahami rumus di atas:

Ketika Majhul Ketika Ma'lum

ييقتل- قتل ييقتل- قيتل

يضرب- ضرب يضرب- ضرب

ييفتح- فتح ييفتح- فيتح

ييعلم- علم ييعلم- علم

1.3.3 Fi'il berdasarkan huruf penyusun (Fi'il Shahih dan Fi'il Mu'tal)

Ditinjau dari huruf penyusunnya, fi’il dibagi menjadi dua yaitu; 1. Fi’il Shahih (الفعا ل الصححيا ح)

Fi’il shahih adalah fi’il yang huruf penyusunnya terbebas dari huruf ‘illat. Huruf

'illat yaitu alif, waw, dan ya. Contohnya أكل (telah makan) dan كتب (telah menulis).

Ketiga huruf penyusun dari kedua fi'il tersebut tidak ada yang mengandung alif,

waw, dan ya sehingga أكل dan كتب merupakan fi'il shahih.

2. Fi’il Mu'tal (الفعا ل العا تل)Fi’il mu’tal adalah fi’il yang huruf penyusunnya mengandung minimal salah satu

dari tiga huruf 'illat yaitu alif, waw, dan ya baik pada awal, tengah dan akhir kata.

Abu Razin & Ummu Razin 11

Rumus Merubah Fi'il Ma'lum Ke Fi'il Majhul

Rumus Fi'il Madhiy: huruf pertama di-Dhammah-kan dan 1 Huruf

sebelum huruf terakhir di-kasrah-kan.

Rumus Fi'il Mudhari': huruf pertama di-dhammah-kan dan 1 huruf

sebelum huruf terakhir di-fathah-kan.

Page 12: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Contoh fi’il mu'tal adalah ,(menjadi) صار ,(melempar) رمى ,(takut) خشي dan وقيى

(menjauhi).

Bukankah kata أكل mengandung huruf alif ?

Kita harus membedakan alif dengan hamzah. Dalam kaidah penulisan bahasa arab,

alif yang berharakat disebut dengan hamzah. Alif sendiri hanya berfungsi sebagai

mad (pemanjang bacaan). Perhatikan perbedaan hamzah dengan alif melalui

contoh berikut:

Hamzah Alif

(Makan) أيكيلي (berdiri) قيام

(bertanya) سأيلي (berkata) قيالي

(membaca) قيرأي (berpuasa) صام

Apa manfaat Kita mengetahui fi'il shahih dan fi'il mu'tal?

Fi'il mu'tal memiliki tashrif (pola perubahan) yang tidak mengikuti kaidah asal atau

tidak seragam. Ini berbeda dengan fi'il shahih yang pola perubahannya seragam.

Dengan mengetahui suatu fi'il mengandung huruf 'illat, maka Kita dapat lebih teliti

dalam melakukan perubahan dari suatu bentuk ke bentuk yang lain khusunya

tashrif lughawi (perubahan kata berdasarkan kata ganti) sehingga ketika menyusun

kalimat, Kita tidak akan salah memilih kata.

Abu Razin & Ummu Razin 12

Page 13: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

I.4 Mengenal Isim

Isim secara bahasa memiliki arti “yang dinamakan” atau “nama” atau “kata benda”.

Sedangkan menurut ulama nahwu, isim adalah:

بللازمن تققترللانق ليما و نفقسرلا ها فيا معا نى عليى دلهللاتا كيلم ة

“Kata yang mengandung sebuah makna pada yang tidak berkaitan dengan waktu”8

Dari definisi di atas, Kita bisa mengetahui bahwa Isim merupakan lawan dari fi'il.

Semua kata yang memiliki kandungan makna yang tidak terkait dengan waktu

(telah, sedang, akan datang), maka kata tersebut termasuk isim. Karena tidak

dibatasi dengan waktu, maka isim termasuk kata yang paling banyak jenisnya.

Beberapa contoh kata yang termasuk jenis isim:

artinya Zaid (isim ‘alam: nama orang) زيد

artinya “ini” (isim isyarah: kata tunjuk) هذا

artinya “saya” (isim dhamir : kata ganti) أنا

Apa ciri-ciri isim?

Isim memiliki banyak ciri. Sebagian ciri isim yang mudah dikenali adalah:

1. Dilekati alif lamSemua kata dalam bahasa Arab yang didahului oleh alif lam ( merupakan (الisim. Contohnya:

القرا اين الكتاب، 2. Bertanwin

Semua kata dalam bahasa Arab yang berharakat tanwin baik dhammatain , fathatain, maupun kasratain, sudah pasti isim. Contohnya:

باب قيليم،

8 Lihat penjelasannya dalam Syarah Mukhtashar Jiddan oleh Syaikh Ahmad Zaini Dahlan

Abu Razin & Ummu Razin 13

Page 14: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

3. Bertemu dengan huruf jarBila suatu kata didahului oleh huruf jar, maka kata tersebut pasti isim. Diantara huruf jar adalah من dan إلى. Contohnya:

البيا ت إليى اليسا جللاد من سرا ت(Aku telah berjalan dari masjid ke rumah)

Maka kata “جد “ dan ”المسف merupakan isim. Penjelasan apa itu ” البيت huruf jar akan dibahas selanjutnya pada pembahasan tentang huruf.

Bagi pemula, setidaknya harus memahami pembagian Isim sebagai berikut:

1. Isim berdasarkan jumlah (Mufrad, Tatsniyah, Jamak)

2. Isim berdasakan Jenis (Mudzakkar dan Muannats)

3. Isim ditinjau dari keumuman dan kekhususan (Ma'rifah dan Nakirah)

4. Isim ditinjau dari Keberterimaan tanwin (Munsharif dan Ghairu munsharif)

5. Isim ditinjau dari perubahan akhir kata (Mu'rab dan Mabniy)

1.4.1 Isim Berdasarkan Jumlah (Mufrad, Tatsniyah, Jamak)

Dalam bahasa Indonesia, Kita hanya mengenal kata tunggal dan kata jamak. Dalam

bahasa Arab, selain dikenal kata tunggal dan kata jamak, juga dikenal kata ganda.

Berdasarkan jumlah, isim dibedakan menjadi tiga, yaitu:

1. Isim Mufrad ( المفرد السم )

Isim mufrad adalah kata tunggal. Contohnya: لمة لم, مسيي مسيي (seorang muslim, seorang

muslimah) dan كتاب, قيلم (sebuah kitab, sebuah pulpen).

2. Isim Tatsniyah (التثنية)

Ini adalah suatu istilah yang agak sulit untuk ditemukan padanannya dalam Bahasa

Indonesia. Karena dalam bahasa kita, hanya didapati istilah tunggal dan jamak.

Tunggal adalah satu dan setiap yang lebih dari satu adalah jamak. Namun tidak

demikian dengan Bahasa Arab. Pada Bahasa Arab, ada istilah untuk yang bermakna

Abu Razin & Ummu Razin 14

Page 15: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

dua. Barangkali istilah Indonesia yang mendekati maksud istilah tastniyah adalah

ganda. Jadi istilah jamak dalam Bahasa Arab bukan sesuatu yang lebih dari satu,

akan tetapi lebih dari dua. Sesuatu yang bermakna dua atau ganda disebut dengan

tatsniyah atau mutsanna (مثينحى ). Contohnya:

,مسلمان مسلمتان(dua orang muslim, dua orang muslimah)

Atau

مسلمين, مسلمتيين(dua orang muslim dan dua orang muslimah)

dan

كتابان,قيلمان

(dua kitab, dua pulpen)

atau

كتابيين,قيلمين

(dua kitab, dua pulpen)

3. Jamak (الجمع)

Jamak dalam Bahasa Arab ada tiga jenis, yaitu:

1. Jamak Mudzakkar Salim ( سالم مذيكهللار جما ع )

Yaitu bentuk jamak bagi isim-isim yang mudzakkar. Contohnya:

مسا لميا ن atau مسا لموا ني

(keduanya memiliki arti orang-orang muslim)

Abu Razin & Ummu Razin 15

Page 16: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

2. Jamak Muannats Salim ( سالم مؤنحث جما ع )

Yaitu bentuk jamak bagi isim-isim yang muannats. Contohnya: مسا لمات (orang-orang

muslimah)

3. Jamak Taksir ( تكقسرلا يا ر جما ع )

Ini adalah jamak yang tidak memiliki aturan baku. Jamak ini biasanya digunakan

untuk kata benda mati seperti pulpen, buku, pintu dan sebagainya. Contohnya:

كتب,ايققليم (kitab-kitab, pulpen-pulpen). Akan tetapi ada juga jamak taksir yang bukan

dari kata benda karena jamak taksir ada dua jenis:

1. Jamak Taksir Lil 'Aqil: Jamak taksir untuk yang berakal. Contohnya

untuk kata laki-laki ( رللاجال – رجل ), nabi ( اينا بللاياء- نبللاي ) rasul ( رسل – رسوا ل ), ustadz (

أيساتذية – أسا تاذ ), dan orang kaya ( ايغقنللاياء – غينللاي ).

2. Jamak Taksir Lighairil 'Aqil: Jamak taksir untuk kata benda.

Contohnya: buku ( كتب- كتاب ), pulpen ( أيققليم- قيليم ), pintu ( ايبا واب- باب ).

Catatan:

1. Jamak Mudzakkar Salim hanya berlaku untuk isim-isim mudzakkar sedangkan

Jamak

Muannats Salim hanya berlaku untuk isim-isim muannats.

2. Asalnya, nama benda mati, jamaknya adalah jamak taksir akan tetapi untuk

nama benda yang mengandung huruf ta marabuthah (muannats), bisa

dirubah ke jamak muannats salim. Contohnya: شجرة (pohon) –--> شجرات

(pohon-pohon)

3. Asalnya, isim-isim yang mudzakkar, jamaknya adalah jamak mudzakkar salim,akan Tetapi ada beberapa isim mudzakkar yang jamaknya jamak taksir. Contohnya:

Abu Razin & Ummu Razin 16

Page 17: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

(siswa) طلهللااب <--- (siswa) طيالب

(pekerja-pekerja) عمحال <--- (pekerja) عامل

Adakah rumus perubahan dari bentuk mufrad ke tasniyah dan ke jamak?

Bentuk perubahan dari mufrad ke tatsniyah dan ke jamak mudzakkar salim dan jamak

muannats salim adalah perubahan yang teratur. Artinya, telah memiliki perubahan

dengan rumus tertentu. Adapun jamak taksir tidak memiliki aturan yang baku. Agar

mudah memahaminya, bisa dilihat aturan rumus perubahan dari mufrad:

1. Rumus Tatsniyah

Rumus perubahan mufrad ke tatsniyah ada dua:

Mufrad + ان (aani) untuk keadaan rafa’9

Mufrad + يا نللا (aini) untuk keadaan nashab dan jar

2. Rumus Jamak Mudzakkar Salim

Rumus perubahan mufrad ke jamak mudzakkar salim ada dua:

Mufrad + وا ني (uuna) untuk keadaan rafa’

Mufrad + يا ن (iina) untuk keadaan nashab atau jar

3. Rumus Jamak Muannats Salim

Rumus perubahan mufrad ke jamak muannats salim:

- Mufrad mudzakkar +ات (aatun)

Agar lebih mudah untuk memahaminya, mari kita terapkan rumus di atas ke

beberapa kata dalam tabel berikut:

9

Kita akan membahas tentang istilah rafa', nashab, dan jar pada bab-bab selanjutnya

Abu Razin & Ummu Razin 17

Page 18: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Tabel Aturan Perubahan Isim

No. Mufrad Tatsniyah

Jamak

Mudzakkar Salim Muannats Salim Taksir

1 مسلم مسلمان مسلمون - -

مسلمين مسلمين

2 مسلمة مسلمتان - مسلمات -

مسلمتيين

3 كتاب كتابان - - كتب

كتابيين

4 قيلم قيلمان - - أقلم

قيلمين

Keterangan:

Pada contoh 1 dan 2 kita hendak membandingkan perbedaan perubahan antara

bentuk mudzakkar dan muannats. Contoh 1 merupakan bentuk mudzakkar, sehingga

tidak didapati bentuk jamak muannats salim-nya. Contoh 2 merupakan bentuk

muannats sehingga tidak didapati jamak mudzakkar salim-nya.

Pada contoh 3 dan 4 kita hendak membandingkan tentang kedua jenis

perubahan dari dua kata benda yang berbeda. Ini menunjukkan bahwa

jamak taksir tidak memiliki rumus perubahan, dengan kata lain tidak

teratur.

Abu Razin & Ummu Razin 18

Page 19: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

1.4.2 Isim Berdasarkan Jenis (Isim Mudzakkar dan Isim Muannats)

Dalam bahasa Arab, dikenal pembagian kata berdasarkan jenis seperti kata jenis

laki-laki (gentle) dan kata jenis wanita (feminim) baik untuk manusia maupun untuk

benda. Pembahasan ini termasuk pembahasan yang sangat penting karena selalu

dijadikan persyaratan dalam membuat kalimat bahasa Arab. Isim berdasarkan

jenisnya dibedakan menjadi dua:

1. Isim Mudzakkar (مذيكهللار)

Mudzakkar secara bahasa memiliki arti laki-laki. Secara istilah, isim

mudzakkar adalah istilah atau terminologi untuk kata-kata yang masuk ke

dalam jenis laki-laki. Semua nama manusia untuk laki-laki dan nama benda

yang tidak mengandung huruf ta marbuthah (ة) termasuk isim mudzakkar.

Contoh isim mudzakkar :

◦ Nama orang: نوا ح, يوا سف, زيا د, ايحا مد (dan semua nama laki-laki)

◦ Nama benda: buku (كتاب), pulpen (قيليم), baju(ثيوا ب) dan semua nama benda yang tidak mengandung huruf ta marbuthah.

2. Isim Muannats ( مؤنحث)

Muannats secara bahasa memiliki arti wanita. Jadi, isim muannats adalah istilah

untuk semua isim yang masuk ke dalam jenis wanita. Semua nama wanita dan

isim-isim yang mengandung huruf ta marbuthah adalah isim muannats.

Contohnya:

Nama wanita: فياطم ة, خديا ج ة, عائش ة dan semua nama wanita.

Nama benda: sekolah (مدا رسه), universitas ( جامع ة), kipas angin ( مرا وح ة)

dan semua nama benda yang mengandung ta marbuthah.

Selain kata yang mengandung huruf ta marbuthah, ada juga kata yang tidak

mengandung ta marbuthah akan tetapi termasuk muannats, seperti nama

anggota tubuh yang berpasangan seperti ,(telinga) أذن ،(mata) عيا ن dan يد

Abu Razin & Ummu Razin 19

Page 20: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

(tangan). Sebagian nama benda langit seperti (bumi) أيرا ض dan شما س

(matahari) juga dianggap muannats. Hal-hal semacam ini memang seringkali

terjadi dalam Bahasa Arab. Sampai-sampai ada ungkapan, dalam setiap

kaidah selalu ada pengecualian. Oleh karena itu, penting untuk mempelajari

Bahasa Arab atas bimbingan guru yang memahami hal-hal semacam ini.

Semoga Allah memberikan kemudahan dan keistiqamahan.

1.4.3 Isim Ditinjau Dari Keumuman dan Kekhususan (Isim Ma'rifah dan Isim Nakirah)

Ditinjau dari keumumam dan kekhususan kata, Isim dibedakan menjadi 2:

1. Isim Ma’rifah (Kata Khusus)2. Isim Nakirah (Kata Umum)

Kata khusus (Isim Ma’rifah) adalah kata yang obyek pembicaraannya telahditentukan. Sebaliknya, Kata umum (Isim Nakirah) adalah kata yang obyekpembicaraannya tidak ditentukan. Artinya mencakup semua kriteria yang masukdalam cakupan pembicaraan. Misalkan contoh kalimat:

كتاب هذيا(ini adalah sebuah buku)

Maka buku dalam kalimat ini masih umum. Karena tidak dijelaskan apakah inibuku matematika atau buku bahasa arab atau buku milik siapa. Berbeda jikadikatakan:

العربللارلا يح ة كتاب هذيا(ini adalah buku bahasa Arab)

Atau:

زيا د كتاب هذيا(ini adalah bukunya Zaid)

Maka dua contoh di atas termasuk kata khusus, karena telah ditentukan obyeknya.Contoh pertama telah ditentukan jenisnya dan contoh kedua telah ditentukankepemilikannya. Lalu bagaimana Kita mengetahuai suatu isim itu ma’rifah ataunakirah? Isim Ma’rifah dalam bahasa Arab ada lima10:

10 Lihat Bab An Na’tu dari Kitab Matan Al Ajurrumiyyah oleh Ibnu Ajurrum Ash Shanhajiy

Abu Razin & Ummu Razin 20

Page 21: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

1. Isim Dhamir (Kata Ganti)Seluruh isim dhamir yang jumlahnya 14 termasuk isim ma’rifah.Keempatbelas Isim dhamir tersebut adalah:

a. (dia pria) هو

b. (mereka berdua pria) هما

c. (mereka pria) هما

d. (dia wanita) هي

e. (mereka berdua wanita) هما

f. (mereka wanita) هنح

g. (Kamu pria) أينا ت

h. (Kalian berdua pria) أينا تما

i. (Kalian pria) أينا تما

j. (Kamu Wanita) أينا ت

k. (Kalian berdua wanita) أينا تما

l. (Kalian wanita) أينا تنح

m. (Saya) أينا

n. (Kami) نحا ن

Isim dhamir termasuk ma’rifah karena ketika Kita menggunakan isimdhamir, maka orang yang menjadi obyek pembicaraan telah ditentukan.

2. Isim ‘Alam (Nama)Semua bentuk penamaan baik nama orang atau nama tempat termasuk Isim

Ma’rifah. Contohnya ,(Zaid) زيا د ,(Aisyah) عائش ة ,(ahmad) أيحا مد ,(mekkah) مكهللا ة

dan جاكيرا تا (Jakarta).3. Isim Isyarah (Kata Tunjuk)

Isim Isyarah adalah kata tunjuk yang Kita kenal dalam bahasa Indonesiaseperti ini dan itu. Dalam bahasa Arab, kata tunjuk ada 6, yaitu:

Kata Tunjuk Ini (Mudzakkar)a. (Tunggal) هذيا

b. (Ganda) هذيان

c. (Jamak) هؤلءرلا

Abu Razin & Ummu Razin 21

Page 22: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Kata Tunjuk Ini (Muannats)

d. (Tunggal) هذه

e. (Ganda) هاتان

f. (Jamak) هؤلءرلا

Kata Tunjuk Itu (Mudzakkar)

g. (Tunggal) ذلك

h. (Ganda) ذيانللاك

i. (Jamak) أولئك

Kata Tunjuk Itu (Muannats)

j. (Tunggal) تلقك

k. (Ganda) تانللاك

l. (Jamak) أولئك

4. Isim yang dilekati alif dan lam (Al)Semua kata dalam bahasa Arab yang dilekati alif lam merupakan isim

ma’rifah. Contohnya: الكتاب (buku), القيليم (pulpen), الرحجل (seorang laki-laki)

5. Isim yang di-idhafah-kan (disandarkan) kepada salah satu dari 4 isim ma’rifatdi atas. Pada bab-bab selanjutnya kita akan mempelajari bentuk idhafah inisecara khusus. Contoh-contoh bentuk idhafah:

a. Idhafah kepada Isim Dhamir

Kata Arti

كتابه Buku dia (laki-laki)

كتابهما Buku mereke berdua (laki-laki)

كتابهما Buku mereka (laki-laki)

كتابها Buku dia (wanita)

كتابهما Buku mereke berdua (wanita)

كتابهنح Buku mereka (wanita)

Abu Razin & Ummu Razin 22

Page 23: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

كتابك Buku Kamu (laki-laki)

كتابكما Buku kalian berdua (laki-laki)

كتابكما Buku Kalian (laki-laki)

كتابك Bukumu (wanita)

كتابكما Buku kalian berdua (wanita)

كتابكنح Buku Kalian (wanita)

كتابللايا Buku Saya

كتابنا Buku Kami

b. Idhafah kepada Isim AlamContohnya زيا د كتاب (Bukunya Zaid), عائش ةي أم (ibunya Aisyah), مكهللا ةي أيها ل (penduduk Mekkah), اليديا ن ة أيها ل (penduduk Madinah)

c. Idhafah kepada Isim IsyarahContohnya اليرا أية هذه أم (Ibunya anak perempuan ini)

d. Idahafah kepada Isim yang dilekati AlContohnya اليديا ث أيها ل (Ahli Hadits), اللغ ة کتاب (buku bahasa), اليسا جللاد باب (pintu masjid)

Perhatikan jika kata أم , أيها ل , كتاب dan باب pada kalimat di atas berdiri sendiri,

maka maknanya masih umum dan bisa mencakup apa saja. Namun ketikakata-kata ini disandarkan kepada 4 isim ma’rifah maka menjadi jelaskepemilikannya atau menjadi khusus (spesifik) obyek pembicaraannya.

Bila Kita perhatikan, dari 5 jenis isim ma’rifat, 3 diantaranya merupakan jenis yang

sudah pasti ma’rifah yaitu isim dhamir, isim isyarah, dan isim ‘alam. Adapun dua

sisanya bisa dibentuk dari kata apapun. Artinya, kata apapun dalam bahasa Arab

selain isim dhamir, isim isyarah, dan isim ‘alam hukum asalnya adalah

nakirah sampai dilekati alif lam atau di-idhafah-kan kepada salah satu dari 4 jens

isim ma’rifah. Contohnya kata باب, مدا رس ة , قيليم, كتاب , dan adalah مسا جللاد nakirah.

Sedangkan bila dilekati alif lam menajdi الباب, اليدا رس ة , القيليم, الكتاب , dan اليسا جللاد maka

menjadi ma’rifah. Secara sederhana bisa Kita simpulkan bahwa isim nakirah

Abu Razin & Ummu Razin 23

Page 24: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

adalah semua kata yang tidak dilekati alif lam dan tidak diidhafahkan

kepada isim ma’rifah.

1.4.4 Isim Ditinjau Dari Keberterimaan Tanwin (Isim Munsharif dan Isim Ghairu Munsharif)

Hukum asalnya semua isim adalah bertanwin sampai ada sebab lain yang

menjadikan tanwinnya hilang seperti kemasukan alif dan lam atau menjadi idhafah

(sandaran). Isim yang kemasukan alif dan lam, maka tanwinnya wajib dihilangkan.

Contohnya كتاب (buku). Ketika ada alif dan lam, maka wajib dibaca الكتاب dengan

dhammah saja, bukan dengan dhammatain seperti اب . الكت Sebaliknya, Kata اب كت

ketika berdiri sendiri tanpa alif dan lam, maka wajib dibaca tanwin, dan tidak boleh

hanya dhammah saja seperti كتاب. Begitupun juga ketika kata كتاب menjadi idhafah

(sandaran) seperti زيد كتاب (bukunya Zaid) maka tidak boleh dibaca tanwin seperti

زيد كتاب .

Isim yang bisa bertanwin ini disebut dengan Isim Munsharif dan kebanykan isim

termasuk jeni ini. Contohnya: مسجد (masjid), باب (pintu), زيد (Zaid), عين (mata), dan

sebagainya. Namun ada beberapa isim yang tidak boleh bertanwin ketika berdiri

sendiri, apalagi ketika kemasukan alif dan lam atau idhafah. Isim yang termasuk

jenis ini disebut dengan isim ghairu munsharif. Contohnya dalam Al Qur’an:

)١٢٦( آمنا بليدا هذيا اجا علق ربللا إللابا راهيم قيالي وإللاذق“ dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yangaman sentosa” (Al Baqarah: 126)

Bila kita periksa dalam seluruh ayat Al Qur’an yang mengandung nama Nabi“Ibrahim” maka akan Kita dapati bahwa seluruhnya tidak bertanwin. Berbedadengan Nabi Nuh, seluruhnya bertanwin, salah satu contohnya:

وإللاسا ··حاق وإللاسا ماعيلي إللابا راهيم إللاليى وأيوا حيا نا بعا ده منا والنحبللايللاي نوح إللاليى أيوا حيا نا كيما إللالييا ك أيوا حيا نا إللانحا)١٦٣( زبورا داود وآتيا نا وسلييا ماني وهاروني ويونس وأييوب وعيسى والسا باط ويعا قوب

“Sesungguhnya Kami telah memberikan wahyu kepadamu sebagaimana Kami telahmemberikan wahyu kepada Nuh dan nabi-nabi yang kemudiannya, dan Kami telahmemberikan wahyu (pula) kepada Ibrahim, Isma'il, Ishak, Ya'qub dan anak cucunya, Isa,

Abu Razin & Ummu Razin 24

Page 25: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Ayyub, Yunus, Harun dan Sulaiman. dan Kami berikan Zabur kepada Daud” (An Nisa:163)

Perhatikanlah bahwa nama Nabi Nuh disebutkan dalam keadaan bertanwin, akan

tetapi nama nabi-nabi lain yang disebutkan di atas mulai dari Nabi Ibrahim hingga

Nabi Daud tidak ada satupun yang bertanwin. Ini dikarenakan nama nabi Ibrahim,

Ismail, Ishak, Ya’qub, Isa, Ayyub, Yunus, Harun, Sulaiman dan Daud termasuk isim

ghairu munsharif, yaitu isim yang tidak boleh bertanwin. Selain tidak bertanwin,

isim ghairu munsharif juga tidak menerima harakat kasrah. Oleh karena itu kata

“ibrahim” pada ayat di atas tidak dibaca kasrah sekalipun didahului oleh huruf jar11.

Lalu apa saja isim yang tidak boleh bertanwin?

Berikut ini Kami berikan beberapa kelompok isim yang tidak boleh bertanwin:

1. Seluruh nama wanitaSeluruh nama yang digunakan untuk wanita baik yang diakhiri dengan tamarbuthah seperti خديجة, عائشة, فاطمة maupun tidak diakhiri ta marbuthah sepertiKhusus untuk nama wanita yang tersusun dari 3 huruf .مريم dan زينب dan huruf ditengahnya berharakat sukun, maka boleh dibaca tanwin seperti هند .

2. Seluruh nama Laki-laki yang diakhiri ta marbuthahSemua nama yang digunakan untuk laki-laki dan diakhiri dengan ta marbuthahseperti ميسرة, أسامة, معاوية .

3. Seluruh nama yang berasal dari non Arab

Nama-nama yang berasal bukan dari bahasa Arab yang tersusun lebih dari 3 hurufseperti nama-nama Nabi pada contoh di Surat An Nisa : 163 di atas. Khusus untuknama yang tidak berasal dari bahasa Arab yang tersusun dari 3 huruf termasuk isimmunsharif seperti نوح dan لوط

4. Seluruh nama yang berakhiran alif dan nunSemua nama yang diakhiri alif dan nun (ان) seperti سليمان عثمان،, مروان ، dan عدنان.

11 Huruf jar adalah huruf yang menyebabkan isim yang ada setelahnya menjadi dalam keadaan jar / khafadh. Bentuk asal jar adalah harakat kasrah.

Abu Razin & Ummu Razin 25

Selain tidak bertanwin, isim ghairu munsharif juga tidak bisa berharakat kasrah

Page 26: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

5. Seluruh nama yang mengikuti wazan fi'ilSemua nama yang mengikuti wazan fi'il seperti أحمد dan يزيد

6. Seluruh nama yang mengikuti wazan فعل Semua nama yang polanya mengikuti wazan فعل seperti عمر dan زحل

7. Seluruh kata yang mengikuti wazan لن فعلSemua kata dalam bahasa arab yang polanya mengikuti wazan فعلن seperti عطشان (haus), عضبان (marah), dam جوعان (lapar)

8. Seluruh kata yang mengikuti wazan عل أفلSemua kata yang polanya mengikuti wazan أفعل seperti nama-nama warna dan isimtafdhil12. Contohnya ر ,(merah) أحم�� ر ,(hijau) أخض�� ود ,(putih) أس�� ,(biru) أزرق فر أص��(kuning) , dan (putih) أبي��ض ,(paling besar) أكب��ر ل ,(paling utama) أفض�� ن paling) أحس��baik), أبعد (paling jauh)9. Seluruh kata yang mengikuti pola shigat muntahal jumu'Shigat muntahal jumu' adalah salah satu bentuk jamak dengan pola-pola khasseperti ل، ل، أفاعي�� ل فواع�� مفاع�� dan sebagainya. Contohnya يد ,(lagu-lagu) أناسش�� د قواع��(kaidah-kaidah), رسائل (risalah-risalah), dan مدارس (sekolah-sekolah).

10. Semua kata yang diakhiri alif ta'nits maqsurah dan mamdudahAlif ta'nits adalah alif yang menjadi ciri muannats dari suatu kata. Misalkan أخضرadalah bentuk mudzakkar. Bentuk muannatsnya adalah dengan dirubah ke pola alifta'nits mamdudah menjadi خضراء . Semua kata yang diakhiri alif ta'nits baik yangmaqsurah maupun mamdudah termasuk isim ghairu munsharif. Contoh kata yangdiakhiri alif ta'nits maqshurah13:

(peringatan) ذكرى ,(nama wanita) سلمى ,(lapar) جوعى , (haus) عطشى

Contoh kata yang diakhiri alif ta'nits mamdudah14:

راء ,(hijau) خض�� راء ,(merah) حم�� اء ,(putih) بيض��� وداء ,(hitam) س�� ,(biru) زرق���اء فراء ص��(putih), أصدقاء (teman-teman), شعراء (para penyair)

12 Kata yang menunjukkan makna “paling” atau “sangat”

13 Disebut maqshurah (dipendekkan) karena alifnya sekan dipendekkan menjadi bentuk huruf seperti huruf ya

14 Disebut mamdudah (dipanjangkan) karena alif nya ditulis dalam bentuk alif tegak seperti biasa

Abu Razin & Ummu Razin 26

Page 27: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

1.4.5 Isim Ditinjau Dari Perubahan Akhir Kata (Mu'rab dan Mabniy)

Ada kata yang harakat terakhirnya berubah-ubah seiring dengan perbedaankedudukan kata tersebut dalam kalimat. Ada juga kata yang harakat akhirnya tetap,akan tetapi hurufnya yang berubah. Sebagian lagi, ada yang harakat terakhirmaupun huruf terakhinya tidak berubah sama sekali. Karena bila ditinjau darikeadaan akhir kata ini, isim dibagi menjadi dua:

1. Berubah (Mu'rab)Mu'rab adalah kelompok kata yang bisa berubah keadaan akhir katanya seiringperbedaan kedudukan kata tersebut. Contohnya lafal Allah yang telah Kamisebutkan sebelumnya. Lafal Allah bisa berharakat dhammah, fathah, maupunkasrah tergantung kedudukannya dalam kalimat. Mu'rab sendiri ada dua:

A. Berubah HarakatAda kata yang perubahannya dari sisi harakatnya. Kelompok kata yang

masuk jenis ini ada 3 yaitu:1. Isim mufrad 2. Jamak taksir3. Jamak muannats salim

Ketiga kata di atas, bila menempati kedudukan yang berbeda-beda dalam kalimat, maka yang berubah adalah harakatnya. Contohnya:

Isim Mufrad Jamak Taksir Jamak Muannats Salim

Rafa' رجل جاء(Seorang laki-laki

telah datang)

رللاجال جاء السا لمات جائيتا

Nashab رجل رأييا ت(Aku telah melihatseorang laki-laki)

رللاجال رأييا ت السا لمات رأييا ت

Jar بللارجل مررا ت(Aku telah berjalan

dengan seoranglaki-laki)

بللارللاجال مررا ت بللاالسا لمات مررا ت

Abu Razin & Ummu Razin 27

Page 28: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Perhatikanlah bahwa ketiga jenis kata di atas berubah-ubah sesuaikedudukannya dalam kalimat (berbeda ketika menjadi subjek, menjadiobjek, dan ketika didahului oleh huruf jar). Kadang dhammah,fathah, atau kasrah sesuai kedudukannya dalam kalimat. Pembahasantentang rafa', nashab, dan jar serta kedudukan kata dalam kalimatakan dibahas lebih lanjut pada bab-bab selanjutnya.

B. Berubah HurufKelompok kata ini yang berubah bukan harakatnya, melainkan hurufnya.

Kelompok kata yang masuk jenis ini adalah:1. Tastniyah2. Jamak Mudzakkar Salim3. Isim-isim yang lima15

Ketiga jenis kata tersebut, ketika menempati kedudukan yang berbeda-beda dalam kalimat, maka yang berubah adalah hurufnya. Contohnya:

Isim Tatsniyah JamakMudzakkar

Salim

Isim Yang Lima

Rafa' مسا لمان جاء(2 orang muslim

telah datang)

مسا لموا ني جاء أيخوا ك جائ

Nashab مسا لميا نللا رأييا ت(Aku telah melihat 2

orang muslim)

مسا لميا ن رأييا ت أيخاك رأييا ت

Jar بللامسا لميا نللا مررا ت(Aku telah berjalan

dengan 2 orangmuslim)

بللامسا لميا ن مررا ت بللاأيخيا ك مررا ت

15 Isim-isim yang lima adalah istilah untuk 5 isim yang memiliki perubahan akhir kata yang berbeda dengan isim yang lain. Pembahasan lebih detail akan dibahas pada bab-bab selanjutnya. Kelima isim tersebut adalah:

(yang memiliki) ذوا dan (mulut) فيم ,(paman) حم ,(saudara) أيخ , (bapak) أيب

Abu Razin & Ummu Razin 28

Page 29: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Perhatikanlah bahwa ketiga jenis kata di atas yang berubah-ubahadalah hurufnya bukan harakatnya. Misalkan tastniyah ketika menjadisubjek bentuknya “aani”, ketika menjadi objek dan ketika didahuluihuruf jar menjadi “ayni”.

2. Tetap (Mabniy)Mabniy adalah lawan dari mu'rab. Ini adalah kelompok kata yang tidak akanberubah selamanya. Artinya, bentuknya akan selalu seperti itu. Contoh katayang masuk kelompok kata ini adalah isim isyarah (kata tunjuk). Misalkankata . هذه Bentuknya akan seperti ini selamanya apapun kedudukannya.Tidak mungkin berubah menjadi هذه atau هذه.

Ketika Kita berbicara tentang mu'rab dan mabniy, sebetulnya ini tidak hanyaberlaku untuk isim saja. Pembahasan ini juga berlaku untuk fi'il dan huruf. Akantetapi, Kita akan membahas ini lebih detail lagi pada bab-bab selanjutnya insyaAllah.

Abu Razin & Ummu Razin 29

Page 30: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

1.5 Mengenal Huruf

Huruf secara (القحرا ف) bahasa memilki arti huruf seperti yang kita kenal dalam

Bahasa Indonesia yang ada 26 huruf. Sedangkan dalam Bahasa Arab kita mengenal

ada 28 huruf yang kita kenal dengan huruf hijaiyah. Akan tetapi, huruf yang

dimaksud disini bukan setiap huruf hijaiyah melainkan huruf hijaiyah yang memiliki

arti seperti:

(seperti) ك (akan) س (untuk) ل(dengan) ب (maka) ف (dan) و

Huruf yang dimaksud di sini tidak berarti harus huruf yang disusun dari satu

huruf saja, tetapi juga disusun dari dua atau lebih huruf yang memiliki makna,

contohnya:

(di dalam) في ,(di atas) على , (dari) عن ,(ke) الى ,(dari) من

Bagi pemula, setidaknya harus menghafal dan memahami 3 kelompok huruf:

1. Huruf Jar

2. Huruf Nashab

3. Huruf Jazm

Dikarenakan huruf nashab dan huruf jazm sangat berkaitan erat dengan fi'il, maka

kedua jenis huruf ini akan dibahas pada bab selanjutnya setelah membahas pola

kalimat menggunakan kata kerja (fi'il).

1.6.1 Huruf Jar

Huruf jar adalah huruf yang menyebabkan isim yang ada setelahnya wajib dalam

keadaan jar / khafadh. Bentuk asal jar adalah kasrah. Huruf-huruf jar antara lain:

Abu Razin & Ummu Razin 30

Page 31: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

(Sedikit/jarang) ربح,(di dalam) فيا ,(di atas) عليى , (dari) عنا ,(ke) اليى ,(dari) منا

(sejak) منا ذ ,(sejak) مذق , (seperti) ك ,(untuk) لللا ,(dengan) بللا

:Contohnya

)٦: (الناس النحاسللا و النح ة من

"Dari golongan jin dan manusia” (An Naas: 6)

)١٨: الغاشي ة( رفعتا كييا ف السحماءرلا إللاليىو“dan kepada langit, bagaimana ia ditinggikan?” (Al Ghasyiyah : 18)

)٢: (النبأ القعظيا مللا النحبأ عنللا

“Tentang berita yang besar” (An Naba: 2)

)٥: طه( اسا توى القعرا شللا عليى الرححا من

“Tuhan yang Maha Pemurah. yang bersemayam di atas 'Arsy” (Thaha : 5)

)٥: النحاس( النحاسللا صدورللا في يوسا وللاس الهللاذي

“yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia” (An Naas: 5)

ليقيا ته كيرللايا م رجل ربح

“Sedikit sekalai lelaki mulia yang aku jumpai”

) ١: النحاس( النحاسللا بللاربللا أيعوذ قلق

“Katakanlah: "Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia”(An Naas: 1)

Abu Razin & Ummu Razin 31

Page 32: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

( ٧٤: البقرة قيسا وة أيشد أيوا كيالقحجارة فيهللاي ذلك بعا د منا قلوبكما قيستا ثمح (

“kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi” (AlBaqarah : 74)

)٢: الفات ة( القعاليمي ربللا لله القحما د

“Segala puji bagi Allah, tuhan semesta alam” (Al Fatihah : 2)

الحد يوا مللا مذق رأييا ته ما

“Aku tidak melihatnya sejak hari minggu”

سن ة منا ذ اللهللاحا م أيكيلقت ما

“Aku sudah tidak memakan daging sejak setahun”

Perhatikanlah ayat-ayat dan contoh-contoh di atas. Setiap kata yang didahului oleh huruf jar memiliki harakat kasrah.

Selain huruf jar yang disebutkan di atas. Ada juga huruf yang termasuk huruf jar, yaitu huruf qasam (sumpah). Huruf qasam ada tiga yaitu waw, ba, dan ta. Contoh penggunaan huruf qasam:

تالرلا ، بللاالرلا ، والرلا

Ketiganya memiliki arti “demi Allah”. Contoh huruf qasam dalam Al Quran:

( ١العصر : والقعصا رللا (“Demi masa” (Al 'Ashr : 1)

)٧٣: يوسف( سارللاقي كنحا وما الرا ضللا في لنفقسرلا د جللائقنا ما علما تما ليقيدا تاللهللاه قيالوا

“saudara-saudara Yusuf Menjawab "Demi Allah Sesungguhnya kamu mengetahui bahwaKami datang bukan untuk membuat kerusakan di negeri (ini) dan Kami bukanlah Parapencuri " (Yusuf : 73)

Abu Razin & Ummu Razin 32

Page 33: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

BAB II KALIMAT INTI

Kunci memahami suatu bahasa adalah dengan cara memahami pola atau strukturkalimatnya. Bagi pemula, sangat penting untuk memahami struktur kalimat bahasaArab. Apalagi struktur bahasa Arab agak berbeda dengan bahasa Indonesia. Olehkarena itu, sebelum membahas yang lain-lain, Kita akan mempelajari strukturkalimat bahasa Arab terutama struktur kalimat inti. Adapun keterangan kalimatbaru akan Kita bahas pada bab 3 insya Allah. Struktur kalimat inti dalam bahasaArab minimal harus tersusun dari dua kata:

1. Isim + Isim

2. Fi'il + Isim

Pola kalimat Isim + Isim disebut dengan jumlah ismiyyah sedangkan pola kalimat fi'il+ Isim disebut jumlah fi'liyyah. Secara sederhana, Kita boleh mengatakan, Jumlahismiyyah adalah kalimat yang diawali dengan isim sedangkan jumlahfi'liyyah adalah kalimat yang diawali dengan fi'il. Karena pada praktekanyananti ada jumlah ismiyyah yang polanya Isim + Fi'il bukan Isim + Isim. Contohjumlah ismiyyah antara lain:

a. كتاب هذيا (Ini adalah Buku)

b. طيبللايا ب هو (Ia adalah seorang dokter)

c. مدرس زيا د (zaid adalah seorang guru)

d. طيالب ة عائش ة (Aisyah adalah seorang siswi)

Seluruh kalimat di atas termasuk jumlah ismiyyah karena tersusun dari isim + isim.Pemberian harakat dhammah / dhammatain baik untuk isim pertama maupun yangkedua tidaklah sembarangan. Ada kaidah khusus pemberian harakat untuk polakalimat jumlah ismiyyah yang insya Allah akan dibahas pada pembahasanselanjutnya. Adapun contoh jumlah fi'liyyah antara lain:

a. زيا د ذيهب (Zaid telah pergi)

b. فياطم ة ذيهبتا (Fathimah telah pergi)

c. أيحا مد يذقهب (Ahmad sedang pergi)

d. عائش ة تذقهب (Aisyah sedang pergi)

Abu Razin & Ummu Razin 33

Page 34: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Seluruh kalimat di atas termasuk jumlah fi'liyyah karena tersusun dari fi'il baik fi'ilmadhi maupun fi'il mudhari dan Isim. Bila Kita perhatikan, susunan kalimat bahasaArab agak berbeda dengan bahasa Indonesia dimana predikat (perbuatan) lebihdidahulukan daripada subyek (pelaku). Kemudian, semua isim sebagai subyek(pelaku) pada kalimat jumlah fi’liyyah di atas berharakat dhammah / dhammatain.Hal semacam ini insya Allah akan Kita dalami pada pembahasan selanjutnya.

2.1 Jumlah Fi'liyyah

Jumlah Fi’liyyah adalah kalimat yang diawali oleh fi’il dalam susunan kalimatnya.Dikarenakan dari sisi kebutuhannya pada objek, fi’il dibagi menjadi fi’il lazim(intransitif : tidak butuh objek) dan fi’il muta’addiy (transitif : butuh objek), makapola jumlah fi'liyyah juga ada dua bentuk:

1. Pola Kalimat Fi'il Lazim

Fi'il + Fa'il

(Predikat + Subjek)

Contohnya kalimat “Zaid telah duduk”:

زيا د جليس

Subjek Predikat

Kata kerjanya (جلس) disebut lebih dulu dari pelaku (subjek).

2. Pola Kalimat Fi'il Muta'addiy

Fi'il + Fa'il + Maf'ul bih

(Predikat + Subjek + Objek)

Contohnya kalimat “ Zaid sedang membaca Al Qur'an”:

القرا آني زيا د يققرأ

Objek Subjek Predikat

Abu Razin & Ummu Razin 34

Page 35: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Fi'il adalah predikat (kata kerja), Fa'il adalah subjek (pelaku), dan Maf'ul bihadalah objek (yang dikenai perbuatan atau korban). Kata untuk fa'il dan maf'ul bihbisa diambil dari jenis isim yang sesuai dengan konteks pembicaraan.

KAIDAH UMUM

Dalam menyusun kalimat bahasa Arab, ada dua pembahasan yang pasti akan selalumenyertai pembahasan seputar persyaratan kalimat tersebut; yaitu pembahasantentang isim berdasarkan jenis (mudzakkar dan muannats) dan isim berdasarkanjumlah (Mufrad, Tastniyah, Jamak). Ini penting dikarenakan dalam pola kalimatbahasa Arab, perbedaan jenis dan jumlah kata akan sangat mempengaruhi bentukkata yang sesuai untuk kalimat tersebut. Sebagai contoh, bila kita ingin membuatkalimat “zaid telah hadir” dan “Fathimah telah hadir”, maka ada perbedaan fi'ilyang digunakan. Perhatikan kalimat berikut:

فياطمه حضرتا <–--> زيا د حضر

Karena kata “Zaid” jenisnya adalah mudzakkar dan jumlahnya adalah mufrad,

maka fi'il yang sesuai adalah fi'il dhamir هو (dia laki-laki) yaitu حضر sedangkan kata

“Fathimah” jenisnya adalah muannats dan jumlahnya adalah mufrad, maka fi'il yang

sesuai adalah fi'il dhamir هي yaitu حضرتا.

2.1.1 Pola Kalimat Fi'il Lazim

Fi'il Lazim adalah fi'il yang tidak butuh objek (maf'ul bih). Oleh karena itu, dalam menyusun kalimat menggunakan fi'il lazim, Kita cukup menyebut subjeknya (fa'il) saja setelah fi'il nya.

Contohnya:

زيا د قيام

(Zaid telah berdiri)

زيا د يقوا م

(Zaid sedang berdiri)

Abu Razin & Ummu Razin 35

Page 36: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Kaidah yang berlaku untuk jumlah fi'liyyah dengan fi'il lazim adalah:

1. Fi'il harus sesuai jenisnya dengan fa'il.

Bila fa'ilnya mudzakkar, maka fi'ilnya wajib mudzakkar. Sebaliknya jika fa'ilnya muannats, maka fi'ilnya wajib muannats.

2. Fi'il harus dalam bentuk mufrad.

Ini berlaku baik untuk fa'il yang mufrad, tatsniyah, maupun jamak. Jadi sekalipun fa'ilnya tastniyah ataupun jamak, fi'il tetap wajib dalam keadaan mufrad.

3. Fa'il harus dalam keadaan rafa' (marfu')

Berikut ini kaidah rafa' untuk mufrad, tatsniyah, dan Jamak:

Jumlah Keadaan Ketika Rafa' Contoh

Mufrad Dhammah طيالب

Tatsniyah Bentuk aani (ان) طيالبان

Jamak Mudzakkar Salim

Bentuk uuna (وا ني) طيالبوا ني

Jamak Muannats Salim Dhammah طيالبات

Jamak Taksir Dhammah طلهللااب

Untuk memahami kaidah ini, mari Kita latihan menerapkan kaidah tersebut denganmemperhatikan variasi kalimat berikut ini:

Abu Razin & Ummu Razin 36

KAIDAH JUMLAH FI'lLIYYAH LAZIM

1. Fi'il harus sesuai jenisnya dengan fa'il.

2. Fi'il harus dalam bentuk mufrad.

3. Fa'il harus dalam keadaan rafa' (marfu')

Page 37: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

A. Fi'il Madhi

A.1 Mufrad

Perhatikan tabel berikut untuk memahami 3 persyaratan jumlah fi'iliyyah yang telahdisebutkan di atas. Perhatikan bahwa semua fa'il dalam contoh berikut iniberharakat dhammah / dhammatain. Ini dikarenakan fa'il itu wajib rafa' dantanda asli rafa' adalah dhammah. Isim Mufrad termasuk kata yang ketikarafa' wajib berharakat dhammah.

Mudzakkar Muannats

علي جليس (Zaid telah duduk) فياطم ة جليستا (Fathimah telah duduk)

زيا د نام (Zaid telah tidur) هند نامتا (Hindun telah tidur)

الدرس غيضب (bapak guru telah marah) الدرس ة غيضبتا (Ibu guru telah marah)

الطهللاالب جاء (Siswa telah datang) الطهللاالب ة جائيتا (Siswi telah datang)

البدا ر طيليع (Bulan purnama telah nampak) الشحما س طيليعتا (Matahari telah terbit)

الكتاب ضاع (buku telah hilang) السحيحارة ضاعتا (mobil telah hilang)

اليطير انا قيطيع (hujan telah berhenti) الكيها رباء انا قيتطيعتا (listrik telah mati)

الوليد ليعب (Anak laki-laki telah bermain) البللانا ت ليعبتا (anak wanita telah bermain)

العصا فوا ر طيار (burung telah terbang) الطهللاائرة طيارتا (pesawat telah terbang)

الصان جرى (Kuda telah berlari) السحفيا ن ة جرتا (Perahu telah berlayar)

Tabel di atas adalah contoh jumlah fi'liyyah yang fa'il nya bukan kata ganti (isim

dhamir). Dari 14 bentuk fi'il dari kata ganti هو sampai نحا ن , ada 8 fi'il yang fa'ilnya

sudah melekat pada fi'ilnya yaitu fi'il dhamir mukhathab (kata ganti orang kedua)

yaitu ا, أنييت ا، ، أنييت ، أنيتييم ، أنيتميي أنيتيين أنيتمييي dan fi'il dhamir mutakkallim (kata ganti orang

pertama) yaitu أينا dan نحا ن. Contohnya untuk kata kerja duduk:

Abu Razin & Ummu Razin 37

Page 38: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Kalimat Kata Ganti Arti

جلست أنت Kamu (pria) telah duduk

جلستما أنيتما Kalian berdua (pria) telah duduk

جلستم أنيتم Kalian (pria) telah duduk

جلست أنت Kamu (wanita) telah duduk

جلستما أنيتما Kalian berdua (wanita) telah duduk

جلستن أنيتن Kalian (wanita) telah duduk

جلست أنا Saya (pria / wanita) telah duduk

جلسنا نحن Kami (pria / wanita ) telah duduk

Perhatikan tabel di atas. Kedelapan fi'il madhi tersebut sudah menjadi kesatuandengan fa'ilnya. Artinya, Ketika seseorang mengatakan maka kata ini sudah , جلستmengandung fi'il dan isim (isim dhamir) dimana huruf merupakan isim dhamir ت yang melekat pada `أنا Maknanya sudah dapat dipahami bahwa yang duduk .جلس adalah orang yang berbicara (Saya). Ini berbeda dengan fi'il madhi dhamir ghaib(kata ganti orang ketiga) dimana Kita diwajibkan untuk menyebut pelakunya. KalauKita hanya mengatakan saja, maka tidak jelas yang duduk (dia telah duduk) جل��س siapa sampai kita menyebut fa'ilnya. Misalnya د جل��س زي�� (Zaid telah duduk), makakalimat ini jelas menunjukkan bahwa yang duduk adalah Zaid.

A.2 Tatsniyah

Dalam kaidah telah disebutkan, sekalipun fa'ilnya tatsniyah, fi'ilnya harus tetapmufrad. Contohnya:

السا لمان ذيهب

(Dua muslim telah pergi)

Abu Razin & Ummu Razin 38

Page 39: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Kita tidak boleh menggunakan fi'il madhi dhamir ا menjadi هم�� لمان ذهب��ا المس�� . Inimenyalahi kaidah nahwu. Kalau keadaannya demikian, lalu kapan kata bisa ذهبا digunakan? Kata ذهبا bisa digunakan bila digunakan dalam jumlah ismiyyah. Karenajumlah ismiyyah memiliki kaidah yang berbeda dengan jumlah fi'liyyah. Contohpenggunaan yang benar untuk kata ذهبا adalah:

ذيهبا السا لمان

(Dua orang muslim telah pergi)

Secara sepintas tidak ada perbedaan yang signifikan antara versi jumlah ismiyyahdan jumlah fi'liyyah dalam dua contoh kalimat “Dua orang muslim telah pergi”.Namun, dalam kaidah bahasa Arab, terkadang subjek (pelaku) didahulukandaripada fi'il sebagai pentuk penekanan pada subjek nya bukan pada perbuatannya.Silahkan perhatikan tabel berikut untuk memahami penerapan kaidah jumlahfi'liyyah untuk jenis fa'il tatsniyah.

Mudzakkar Muannats

السا تاذيان جاء (Kedua guru (pria) telah datang) السا تاذيتان جائيتا (Kedua guru (wanita) telah datang)

الطهللابللايا بان جليس ( Kedua dokter (pria) telah duduk) الطهللابللايا بتان جليستا (Kedua dokter (wanita) telah duduk

السا لمان صلهللاى (Dua orang muslim telah shalat) السا لمتان صلهللاتا (Dua orang muslimah telah shalat)

الؤا منان صام (Dua orang mu'min telah berpuasa) الؤا منتان صامتا (Dua orang mu'minah telah berpuasa)

الكتابان ضاع (Dua buku telah hilang) السحيحارتان ضاعتا (Dua mobil telah hilang)

الرحجلين ليعب (Dua laki-laki telah bermain) اليرا ئيتان ليعبتا (Dua wanita telah bermain)

الدرسان قيام (Dua guru (pria) telah berdiri) الدرستان قيامتا (Dua guru (wanita) telah berdiri)

الطهللاالبان عزم (Dua siswa telah bercita-cita) الطهللاالبتان عزمتا (Dua siswi telah bercita-cita)

Abu Razin & Ummu Razin 39

Page 40: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Berdasarkan kaidah, fa'il harus rafa'. Akan tetapi pada contoh di atas, Kita melihattidak ada satupun yang berharakat dhammah. Ini dikarenakan tidak semuakata wajib berharakat dhammah ketika rafa'. Ada beberapa kata yang memilikibentuk lain ketika rafa'. Salah satunya isim tatsniyah. Karena perubahan i'rabtatsniyah bukan dengan perubahan harakat melainkan perubahan huruf.Sebagaimana Kita ketahui, tastniyah ada dua bentuk; pertama diakhiri aani ( (انdan kedua diakhiri ayni ( Kaidahnya, bentuk aani untuk rafa' dan bentuk ayni .(ينuntuk nashab dan jar. Sehingga, bila Kita ingin membuat jumlah fi'liyyah yangfailnya adalah tatsniyah, maka Kita harus menggunakan bentuk aani ( .(ان

A.3 Jamak

Sama dengan tatsniyah, berdaasarkan kaidah, jumlah fi'liyyah yang fa'ilnya jamak,tetap menggunakan fi'il dalam bentuk mufrad. Ini berlaku baik untuk jamakmudzakkar salim, jamak muannats salim, maupun jamak taksir. Perhatikan tabelberiku untuk memahaminya:

A.3.1 Jamak Salim

Jamak Salim

Jamak Mudzakkar Salim Jamak Muannats Salim

السا لموا ني صلهللاى (orang-orang muslim telah shalat) السا لمات صلهللاتا (orang-orang muslimah telah shalat)

الؤا منوا ني صام (orang-orang mu'min telah berpuasa) الؤا منات صامتا (orang-orang mu'minah telah berpuasa)

الدرسوا ني قيام (guru-guru (pria) telah berdiri) الدرسات قيامتا (guru-guru (wanita) telah berdiri)

الطهللاالبوا ني عزم (siswa-siwa telah bercita-cita) الطهللاالبات عزمتا (siswi-siswi telah bercita-cita)

Sama dengan tatsniyah, ketika rafa', jamak mudzakkar salim tidak berharakatdhammah. Ini dikarenakan jamak mudzakkar salim termasuk kata yang perubahani'rabnya bukan berdasarkan perubahan harakat, melainkan perubahan huruf.Sebagaimana Kita ketahui, Jamak mudzakkar salim memilki dua bentuk; pertamauuna (ون) dan kedua iina (ين ). Kaidahnya, uuna untuk rafa' dan iina untuk nashab

Abu Razin & Ummu Razin 40

Page 41: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

dan jar. Oleh karena itu, semua fa'il dalam jumlah fi'liyyah di atas datang dalambentuk uuna.

Tidak seperti jamak mudzakkar salim, perubahan i'rab jamak muannats salimadalah berdasarkan harakat. Oleh karena itu, ketika rafa', jamak muannats salimwajib berharakat dhammah.

A.3.2 Jamak Taksir

Jamak taksir sebagaimana yang telah dijelaskan pada bab 1 terbagi menjadi 2 jenis;

(1) Jamak Taksir Lil 'Aqil

(2) Jamak Taksir Lighairil 'Aqil

Ada perbedaan kaidah antara dua jenis jamak taksir ini ketika menjadi fa'il (subjek).Kaidahnya adalah sebagai berikut:

1. Bila fa'il nya jamak taksir lighairil 'aqil, maka fi'il nya wajib dalam keadaan mufradmuannats.

2. Bila fa'il nya jamak taksir lil 'aqil, maka fi'il nya menyesuaikan jenis dari fa'iltersebut. Bila jamak taksirnya untuk mudzakkar, maka hukum asalnya16 fi'il nyawajib mufrad mudzakkar. Sebaliknya bila jamak taksirnya untuk muannats, makafi'il nya wajib mufrad muannats.

Untuk lebih memahami kaidah tersebut, silahkan perhatikan contoh-contoh dalampembahasan berikut ini.

A.3.2.1 Jamak Taksir Lighairil 'Aqil

Ketika dalam bentuk mufrad, beberapa kata benda mungkin ada yang mudzakkardan ada yang muannats. Namun, ketika kata benda tersebut berubah menjadi

16 Terkadang ditemukan fi'il nya dalam bentuk mufrad muannats seperti pada Surat Al A'raf Ayat 101:

رسلهما تا هما جاء وليقيدا Abu Razin & Ummu Razin 41

KAIDAH JUMLAH FI'LIYYAH JAMAK TAKSIR

1. Bila fa'il nya jamak taksir lighairil 'aqil, maka fi'il nya wajib dalam keadaan

Mufrad muannats.

2. Bila fa'il nya jamak taksir lil 'aqil, maka fi'il nya menyesuaikan jenis dari

fa'il tersebut.

Page 42: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

bentuk jamak taksir, maka semuanya dianggap muannats. Karena kaidahnya,semua jamak taksir dari kata benda (ghairu 'aqil) dihukumi muannats.

Silahkan perhatikan tabel berikut untuk memahami jumlah fi'liyyah jamak taksirlighairil 'aqil. Kolom sebelah kiri dalam bentuk tunggal (mufrad) dan kolom sebelahkanan dalam bentuk jamak (jamak taksir).

Mufrad Jamak Taksir

العيا ن بكيتا (Mata telah menangis) العيوا ن بكيتا

الكيلقب جرى (Anjing telah berlari) الكليب جرتا

الكتاب ضاع (buku telah hilang) الكتب ضاعتا

اليسا جللاد كيثر (Masjid telah banyak) اليساجللاد كيثرتا

الشحجرة نبتتا (Pohon telah tumbuh) الشا جار نبتتا

النحها ر جفح (Sungai telah mengering) النا هار جفهللاتا

الورقي ة سقيطيتا (Daun telah berguguran) الوا راق سقيطيتا

الزحها رة تفيتححتا (Bunga telah bermekaran) الزا هار تفيتححتا

الطهللاائر غيرللاد (Burung telah berkicau) الطيوا ر غيرللادتا

القيلقب خشع (Hati telah khusyu) القلوا ب خشعتا

النحفقس اطقمئينحتا (Jiwa telah tenang) النفوا س اطقمئينحتا

الرلا نا سان مات (Seorang manusia telah mati) النحاس ماتتا

Abu Razin & Ummu Razin 42

KAIDAH JAMAK TAKSIR LI GHAIRIL 'AQIL

Semua jamak taksir dari kata benda (ghairu 'aqil) dihukumi muannats.

Page 43: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Bila Kita perhatikan tabel tersebut, maka Kita akan mendapati bahwa ketika dalambentuk tunggal, kata-kata tersebut ada yang mudzakkar dan ada yang muannats.

Baik yang muannatsnya karena keberadaan ta marbuthah seperti شجرة (pohon) dan زmaupun yang disepakati sebagi muannats oleh orang Arab seperti (bunga) ها رة نفقس (jiwa) dan عيا ن (mata). Namun ketika kata tersebut berubah menjadi bentuk jamak

taksir, maka semuanya dikenakan hukum muannats. Dikarenakan fa'il nya dalamkeadaan muannats, maka fi'il untuk jumlah fi'liyyah dengan fa'il jamak taksirlighairil 'aqil, menggunakan fi'il mufrad muannats sebagaimana pada contoh-contoh di atas.

A.3.2.1 Jamak Taksir Lil 'Aqil

Berbeda dengan jamak taksir lighairil 'aqil yang semuanya dihukumi muannats,Jamak Taksir Lil 'Aqil ada yang dihukumi mudzakkar dan ada yang dihukumimuannats tergantung apakah kata tersebut digunakan untuk laki-laki atau wanita.Contoh beberapa jamak taksir untuk laki-laki:

(laki-laki) رجل - رللاجال

طلهللاب- طيالب (siswa)

Adapun contoh jamak taksir yang digunakan untuk wanita:

(janda) أيرا ملي ة - أيرامل

إللاماء- أيم ة (hamba wanita)

Kaidah yang berlaku untuk jumlah fi'liyyah dengan fa'il jamak taksir lil 'aqil adalah:

1. Bila jamak taksir lil 'aqil nya untuk mudzakkar, maka fi'il yang digunakan dalambentuk mufrad mudzakkar

2. Bila jamak taksir lil 'aqil nya untuk muannats, maka fi'il yang digunakan dalambentuk mufrad muannats.

Abu Razin & Ummu Razin 43

Page 44: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Silahkan lihat tabel berikut untuk memahami jumlah fi'liyyah dengan fa'il jamak taksir baik untuk mudzakkar maupun muannats.

Tabel Jumlah Fi'liyyah Jamak Taksir Lil 'Aqil Mudzakkar

Mufrad Jamak Taksir

الطهللاالب جليس (Seorang siwa telah duduk) الطلهللاب جليس

التحاجللار تبسحم (Seorang pedagang telah tersenyum) التجحار تبسحم

الخ قيام (Seorang saudara telah berdiri) الرلا خا وة قيام

الغنللاي كيرم (Orang kaya itu telah mulia) الغقنللاياء كيرم

الفيقيا ر كيثر (Orang fakir telah banyak) الفقيراء كيثر

الشحيا خ ضعف (Orang tua itu telah lemah) الشيوا خ ضعف

الوليد ليعب (Anak laki-laki itu telah bermain) الوا ليد ليعب

الضحيا ف جاء (Seorang tamu telah datang) الضيوا ف جاء

الزحميا ل ذيهب (Seorang teman telah pergi) الزمليء ذيهب

اليج طياف (Orang berhaji itu telah thawaf) الجحاج طياف

Bila Kita perhatikan tabel di atas, terlihat bahwa tidak ada perbedaan fi'il yangdigunakan baik ketika dalam bentuk tunggal (mufrad) maupun dalam bentuk jamak

Abu Razin & Ummu Razin 44

KAIDAH JAMAK TAKSIR LIL 'AQIL

1. Bila jamak taksir lil 'aqil nya untuk mudzakkar, maka fi'il yang digunakan

dalam bentuk mufrad mudzakkar

2. Bila jamak taksir lil 'aqil nya untuk muannats, maka fi'il yang digunakan dalam

bentuk mufrad muannats.

Page 45: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

taksir. Karena memang, jamak taksir untuk mudzakkar tetap dianggap mudzakkar.Berbeda dengan jamak taksir lighairil aqil dan jamak taksil li aqil untukmuannats yang dihukumi muannats.

Tabel Jumlah Fi'liyyah Jamak Taksir Lil 'Aqil Muannats

Mufrad Jamak Taksir

البللانا ت جليستا (Seorang anak perempuan telah duduk) البنات جليستا

الرا ملي ة بكيتا (Seorang janda telah menangis) الرامل بكيتا

اليائض قيامتا (Seorang wanita yang haidh telah berdiri) اليوائض قيامتا

العذقراء تبسحمتا (Seorang perawan telah tersenyum) العذيارى تبسحمتا

اليرا أية رجعتا (Seorang wanita telah pulang) النساء رجعتا

Karena jamak taksir lil 'aqil muannats merupakan bentuk jamak dari kata tungalyangg asalnya muannats, maka ketika menjadi jamak taksir tetap dihukumi sebagaimuannats. Dalam catatan kami, sangat sedikit jamak taksir lil 'aqil untuk muannats.Karena kebanyakan jamak taksir lil 'aqil adalah untuk mudzakkar. Tabel di atasmemuat contoh isim muannats yang ketika jamaknya menjadi jamak taksir. Kamitidak menemukan kata lain yang lazim digunakan dalam percakapan sehari-hariselain contoh di atas.

Hukum asalnya, untuk kata lil 'aqil yang muannats, ketika dirubah menjadi bentukjamak, maka menjadi jamak muannats salim. Berbeda dengan kata lil 'aqil yangmudzakkar, banyak dijumpai bentuk jamak taksirnya selain bentuk jamakmudzakkar salimnya sebagaimana contoh yang telah Kami sebutkan.

Abu Razin & Ummu Razin 45

JAMAK TAKSIR LIL 'AQIL MUANNATS

Dalam catatan kami, sangat sedikit jamak taksir lil 'aqil untuk muannats.

Karena kebanyakan jamak taksir lil 'aqil adalah untuk mudzakkar.

Page 46: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

B. Fi'il Mudhari'

Pada pembahasan tentang contoh jumlah fi'liyyah dalam bentuk fi'il mudhari ini,Kami tidak mengulangi pembahasan tentang kaidah yang berkaitan denganstruktur kalimat jumlah fi'liyyah. Karena tidak ada perbedaan selain bentuk tashriffi'il madhi menjadi fi'il mudhari. Akan tetapi beberapa hal yang perlu menjadiperhatian pemula akan Kami bahas seperlunya.

B.1 Mufrad

Mudzakkar Muannats

علي يجا لس (Zaid sedang duduk) فياطم ة تجا لس (Fathimah sedang duduk)

زيا د ينام (Zaid sedang tidur) هند تنام (Hindun sedang tidur)

الدرس يغا ضب (bapak guru sedang marah) الدرس ة تغا ضب (Ibu guru sedang marah)

الطهللاالب يجللايئ (Siswa sedang datang) الطهللاالب ة تجللايا ئ (Siswi sedang datang)

البدا ر يطقلع (Bulan purnama sedang nampak) الشحما س تطقلع (Matahari sedang terbit)

الكتاب ضيا عي (Buku sedang hilang) السحيحارة تضيا ع (mobil sedang hilang)

العمل ينا قيطع (Amal sedang berhenti) الكيها رباء تنا قيطع (listrik sedang mati)

الوليد يلقعب (Anak laki-laki sedang bermain) البللانا ت تلقعب (anak perempuan sedang bermain)

العصا فوا ر يطيا ر (burung sedang terbang) الطهللاائرة تطيا ر (pesawat sedang terbang)

الصان يجا رللايا (Kuda sedang berlari) السحفيا ن ة تجا رللايا (Perahu sedang berlayar)

Sama dengan fi'il madhi, fi'il mudhari untuk kata ganti orang kedua (Mukhathab) dan orang pertama (mutakallim) telah memiliki fa'il (subjek) yang melekat pada

fi'ilnya. Contohnya untuk kata يجا لس (sedang duduk):

Abu Razin & Ummu Razin 46

Page 47: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Kalimat Kata Ganti Arti

تجلس أنت Kamu (pria) sedang duduk

تجلسان أنيتما Kalian berdua (pria) sedang duduk

تجلسون أنيتم Kalian (pria) sedang duduk

تجلسين أنت Kamu (wanita) sedang duduk

تجلسان أنيتما Kalian berdua (wanita) sedang duduk

تجلسن أنيتن Kalian (wanita) sedang duduk

أجلس أنا Saya (pria / wanita) sedang duduk

نجلس نحن Kami (pria / wanita ) sedang duduk

B.2 Tatsniyah

Meskipun subjeknya tatsniyah, fi'il mudhari yang digunakan tetap dalambentuk tunggal. Contohnya untuk kalimat “dua orang islam sedangberpuasa”, maka bahasa arabnya adalah:

السا لمان يصوا م

fi'il mudharinya dalam bentuk mufrad, tidak tastniyah seperti:

السا لمان يصوا مان

Kemudian dikarenakan fa'il harus rafa', maka bentuk tastniyah yang digunakanadalah yang berakhiran “aani” bukan “aini”. Hal lain yang harus diperhatikanadalah, bila subjeknya mudzakkar, maka fi'il mudhari yang digunakanadalah mufrad mudzakkar, dan bila subjeknya muannats, maka fi'ilmudhari yang digunakan harus mufrad muannats.

Silahkan perhatikan tabel berikut untuk lebih memahami jumlah fi'liyyah fi'il mudhari dengan subjek tatsniyah.

Abu Razin & Ummu Razin 47

Page 48: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Mudzakkar Muannats

السا تاذيان يجللايا ئ (Kedua Pak guru sedang datang) السا تاذيتان تجللايا ئ (Kedua Bu guru sedang datang)

الطهللابللايا بان يجا لس ( Kedua Pak dokter sedang duduk) الطهللابللايا بتان تجا لس (Kedua Bu dokter sedang duduk

السا لمان يصل يا (Dua orang muslim sedang shalat) السا لمتان تصل يا (Dua orang muslimah sedang shalat)

الؤا منان يصوا م (Dua orang mu'min sedang berpuasa)

الؤا منتان تصوا م (Dua orang mu'minah sedang berpuasa)

الكتابان يضيا ع (Dua buku sedang hilang) السحيحارتان تضيا ع (Dua mobil sedang hilang)

الرحجلين يلقعب (Dua laki-laki sedang bermain) اليرا أيتان تلقعب (Dua wanita sedang bermain)

الدرسان يقوا م (Dua Pak Guru sedang berdiri) الدرستان تقوا م (Dua Bu guru sedang berdiri)

الطهللاالبان يعا زللام (Dua siswa sedang bercita-cita) الطهللاالبتان تعا زللام (Dua siswi sedang bercita-cita)

B.3 Jamak

B.3.1 Jamak Salim

Sama dengan tastniyah, Baik jamak mudzakkar salim maupun jamak muannatssalim sama-sama menggunakan fi'il mudhari dalam bentuk mufrad. Bedanya, jamakmudzakkar salim menggunakan fi'il mudhari mufrad mudzakkar sedangkan jamakmuannats salim menggunakan fi'il mudhari mufrad muannats. Silahkan perhatikantabel berikut:

Abu Razin & Ummu Razin 48

Page 49: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Jamak Salim

Jamak Mudzakkar Salim Jamak Muannats Salim

السا لموا ني يصل يا (orang-orang muslim sedang shalat)

السا لمات تصل يا (orang-orang muslimah sedangshalat)

الؤا منوا ني يصوا م (orang-orang mu'min sedang berpuasa)

الؤا منات تصوا م (orang-orang mu'minah sedang berpuasa)

الدرسوا ني يقوا م (guru-guru (pria) sedang berdiri) الدرسات تقوا م (guru-guru (wanita) sedang berdiri)

الطهللاالبوا ني يعا زللام (siswa-siwa sedang bercita-cita) الطهللاالبات تعا زللام (siswi-siswi sedang bercita-cita)

B.3.2 Jamak Taksir

Jamak taksir berbeda dengan jamak mudzakkar salim yang sudah pasti mudzakkarmaupun jamak muannats salim yang sudah pasti muannats. Ini disebabkan karenajamak taksir sendiri terbagi menjadi dua; (1) Jamak taksir lighairil 'aqil dan (2) Jamaktaksir lil 'aqil. Kaidahnya adalah:

B.3.2.1 Jamak Taksir Lighairil 'Aqil

Seluruh jamak taksir lighairil 'aqil dihukumi muannats sekalipun untuk kata yangdalam bentuk tunggalnya adalah mudzakkar. Contohnya .adalah mudzakkar كتاب Namun ketika berubah menjadi bentuk jamak taksirnya maka كتب dianggapmuannats. Silahkan perhatikan tabel berikut:

Abu Razin & Ummu Razin 49

Kaidah Jenis Jamak Taksir

1. Jamak Taksir Lighairil 'Aqil dihukumi sebagai muannats.

2. Jamak Taksir Lil 'Aqil untuk muannats dihukumi muannats

3. Jamak Taksir lil 'aqil untuk mudzakkar dihukumi mudzakkar

Page 50: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Mufrad Jamak Taksir

العيا ن تبا كيا (Mata sedang menangis) العيوا ن تبا كيا

الكيلقب تجا رللايا (Anjing sedang berlari) الكليب تجا رللايا

الكتاب يضيا ع (buku sedang hilang) الكتب تضيا ع

اليسا جللاد يكقثر (Masjid sedang banyak) اليساجللاد تكقثر

الشحجرة تنا بت (Pohon sedang tumbuh) الشا جار تنا بت

النحها ر يجللاف (Sungai sedang mengering) النا هار تجللاف

الورقي ة تسا قط (Daun sedang berguguran) الوا راق تسا قط

الزحها رة تتفيتحح (Bunga sedang bermekaran) الزا هار تتفيتحح

الطهللاائر يغا رد (Burung sedang berkicau) الطيوا ر تغا رد

القيلقب يخا شع (Hati sedang khusyu) القلوا ب تخا شع

النحفقس تطقمئن (Jiwa sedang tenang) النفوا س تطقمئن

الرلا نا سان يموا ت (Seorang manusia sedang

mati)

النحاس تموا ت

B.3.2.1 Jamak Taksir Lil 'Aqil

Jenis jamak taksir lil 'aqil ditentukan dari jenisnya ketika mufrad. Artinya,bila ketika mufrad dihukumi mudzakkar, maka ketika berubah menjadijamak taksir tetap dihukumi mudzakkar. Begitupun dengan yangmuannats. Silahkan perhatikan tabel berikut:

Abu Razin & Ummu Razin 50

Page 51: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Tabel Jumlah Fi'liyyah Jamak Taksir Lil 'Aqil Mudzakkar

Mufrad Jamak Taksir

الطهللاالب يجا لس (Seorang siwa sedang duduk) الطلهللاب يجا لس

التحاجللار يتبسحم (Seorang pedagang sedang tersenyum) التجحار يتبسحم

الخ يقوا م (Seorang saudara sedang berdiri) الرلا خا وة يقوا م

الغنللاي يكقرم (Orang kaya itu sedang mulia) الغقنللاياء يكقرم

الفيقيا ر يكقثر (Orang fakir sedang banyak) الفقيراء يكقثر

الشحيا خ يضا عف (Orang tua itu sedang lemah) الشيوا خ يضا عف

الوليد يلقعب (Anak laki-laki itu sedang bermain) الوا ليد يلقعب

الضحيا ف يجللايا ئ (Seorang tamu sedang datang) الضيوا ف يجللايا ئ

الزحميا ل يذقهب (Seorang teman sedang pergi) الزمليء يذقهب

اليج يطوا ف (Orang berhaji itu sedang thawaf) الجحاج يطوا ف

Bila Kita perhatikan tabel di atas, terlihat bahwa tidak ada perbedaan fi'il mudhariyang digunakan baik ketika dalam bentuk tunggal (mufrad) maupun dalam bentukjamak taksir. Karena memang, jamak taksir untuk mudzakkar tetap dianggapmudzakkar. Begitupun dengan jamak taksir untuk kata yang dalam bentuktunggalnya adalah muannats, maka tetap dihukumi muannats. Perhatikanlahcontoh-contoh kalimat pada tabel berikut. Baik ketika mufrad maupun jamak taksirsama-sama menggunakan fi'il mudhari mufrad muannats.

Abu Razin & Ummu Razin 51

Page 52: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Tabel Jumlah Fi'liyyah Jamak Taksir Lil 'Aqil Muannats

Mufrad Jamak Taksir

البللانا ت تجا لس (Seorang anak perempuan sedang duduk) البنات تجا لس

الرا ملي ة تبا كيا (Seorang janda sedang menangis) الرامل تبا كيا

اليائض تقوا م (Seorang hamba wanita sedang berdiri) اليوائض تقوا م

العذقراء تتبسحم (Seorang perawan sedang tersenyum) العذيارى تتبسحم

اليرا أية ترا جللاع (Seorang wanita telah pulang) النساء ترا جللاع

C. Fi'il Amar

Fi'il amar agak berbeda dengan fi'il madhi dan fi'il mudhari' karena fail (subjek) nyatelah melekat dengan fi'ilnya. Ketika Kita mengatakan kepada (!duduklah) اجل��س lawan bicara, maka yang diminta untuk duduk adalah lawan bicara (Kamu).Sehingga meskipun terlihat satu kata, namun pada hakikatnya tersusun dari اجل�س dua kata yaitu اجلس dan أنت sehingga ini memenuhi persyaratan kalimat yang harustersusun minimal dari 2 kata. Karena fa'il sudah melekat dengan fi'il amar, makakeenam tashrif fi'il amar digunakan sesuai dengan banyaknya pelaku yang dimintauntuk melakukan sesuatu. Contohnya untuk kata perintah اجلس maka ada 6 kalimatyang bisa digunakan, yaitu:

Kalimat Dhamir Arti

اجا لسا أينا ت Duduklah kamu (pria) !

اجا لسا أينا تما Duduklah Kalian berdua !

اجا لسوا ا أينا تما Duduklah kalian!

اجا لسرلا يا أينا ت Duduklah kamu (wanita) !

اجا لسا أينا تما Duduklah Kalian berdua !

اجا لسا ن أينا تنح Duduklah kalian!

Abu Razin & Ummu Razin 52

Page 53: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

2.1.2 Pola Kalimat Fi'il Muta'addiy

Fi'il muta'addiy adalah fi'il yang butuh objek (maf'ul bih). Oleh karena itu, bila Kita menyusun kalimat dengan fi'il muta'addiy maka kita harus menyebut objek yang disebut maf'ul bih dalam bahasa Arab.

Contohnya kalimat “Zaid telah membaca Al Qur'an”:

القرا آني زيا د قيرأي

Objek Subjek Predikat

Kata merupakan قرأ kata preditak atau kerja lampau (fi'il madhi), Zaid adalahsubjek (fa'il) dan Al Qur'an adalah objek (Maf'ul bih). Susunan kalimat bahasa Arabmemang berbeda dengan bahasa Indonesia yang memiliki rumus Subjek + Predikat+ Objek. Beda dengan bahasa Arab yang memiliki rumus:

Berikut ini kaidah yang berlaku untuk jumlah fi'liyyah untuk fi'il muta'addiy:

1. Fi'il harus sesuai jenisnya dengan fa'il.

Bila fa'ilnya mudzakkar, maka fi'ilnya wajib mudzakkar. Sebaliknya jika fa'ilnya muannats, maka fi'ilnya wajib muannats.

2. Fi'il harus dalam bentuk mufrad.

Ini berlaku baik untuk fa'il yang mufrad, tatsniyah, maupun jamak. Jadi sekalipun fa'ilnya tastniyah ataupun jamak, fi'il tetap wajib dalam keadaan mufrad.

3. Fa'il harus dalam keadaan rafa' (marfu')

Berikut kaidah rafa' untuk mufrad, tatsniyah, dan Jamak:

Abu Razin & Ummu Razin 53

Fi'il + Fa'il + Maf'ul bih

Predikat (Kata Kerja) + Subjek + Objek

Page 54: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Jumlah Keadaan Ketika Rafa' Contoh

Mufrad Dhammah طيالب

Tatsniyah Bentuk aani ( (ان طيالبان

Jamak Mudzakkar Salim Bentuk uuna ( (ون طيالبوا ني

Jamak Muannats Salim Dhammah طيالبات

Jamak Taksir Dhammah طلهللااب

4. Maf'ul bih harus dalam keadaan nashab (manshub)

Berikut kaidah nashab untuk mufrad, tatsniyah, dan Jamak:

Jumlah Keadaan Ketika Rafa' Contoh

Mufrad Fathah باطيال

Tatsniyah Bentuk aini ( (ين طيالبيا نللا

Jamak Mudzakkar Salim Bentuk iina ( (ين طيالبللايا ن

Jamak Muannats Salim Kasrah طيالبات

Jamak Taksir Fathah طلهللاابا

5. Maf'ul bih bisa dari jenis atau jumlah apa saja (disesuaikan dengan konteks kalimat)

Berbeda dengan fa'il dan fi'il yang saling terkait, untuk maf'ul bih sama sekali tidak terkait dengan kondisi fi'il dan fa'il karena memang disesuaikan dengan maksud pembicaraan. Contohnya kalimat:

Abu Razin & Ummu Razin 54

Page 55: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

كتابان زيا د حملي

(Zaid membawa dua buku)

Tentu Kita tidak bisa memaksa maf'ul bihnya mufrad (كتابا) kalau pada kenyataanya buku yang dibawa memang 2 buah! Artinya, bentuk mufrad, tatsniyah atau jamak bergantung pada kebutuhan.

Untuk memahami kaidah ini, mari Kita latihan menerapkan kaidah tersebut denganmemperhatikan variasi kalimat berikut ini. Dikarenakan Kita telah membahastuntas variasi fa'il pada pembahasan jumlah fi'liyyah fi'il lazim, maka pada contohjumlah fi'liyyah fi'il muta'addiy, yang dijadikan fokus pembahasan adalahpada maf'ul bihnya.

A. Fi'il Madhi

A.1 Mufrad

Jumlah fi'iliyah untuk fi'il muta'addiy harus tersusun dari fi'il, fa'il, dan maf'ul bih.Sebagaimana disebutkan dalam kaidah bahwa fa'il harus rafa' sedangkan maf'ul bihharus nashab. Ketika rafa', Isim mufrad wajib berharakat dhammah danketika nashab, isim mufrad wajib berharakat fathah. Untuk fi'il dan fa'il nyasendiri sudah dibahas pada pembahasan fi'il lazim sehingga tidak perlu dijelaskankembali di sini. Silahkan perhatikan contoh kalimat pada tabel berikut:

Abu Razin & Ummu Razin 55

KAIDAH JUMLAH FI'lLIYYAH MUTA'ADDIY:

1. Fi'il harus sesuai jenisnya dengan fa'il.

2. Fi'il harus dalam bentuk mufrad.

3. Fa'il harus dalam keadaan rafa' (marfu')

4. Maf'ul bih harus dalam keadaan nashab (manshub)

5. Maf'ul bih tidak terkait dengan fi'il dan fa'il

Page 56: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Mudzakkar Muannats

السيحارةي زيا د ركب (Zaid telah mengendarai mobil) الصاني فياطم ة ركبتا (Fathimah telah menaiki kuda)

الطقب ةي عثقمان سمع (Utsman telah mendengarkan khutbah) النحصيا ح ةي عائش ة سمعتا (Aisyah telah mendengar nasihat)

اللغ ةي الطهللاالب تعلهللام (Siswa telah mempelajari bahasa) القرا آني الطهللاالب ة تعلهللامتا (Siswi telah mempelajari AlQur'an)

السحبوا رةي الدرس مسح (Guru telah menghapus papan tulis) الكتاب ةي الدرس ة مسحتا (Guru telah menghapus tulisan)

النحافذيةي الب نظهللاف (Ayah telah membersihkan jendela) البللاليطي الم نظهللافيتا (Ibu telah mengepel lantai)

اليوا ز الوليد أيكيلي (Anak laki-laki telah memakan pisang) البرا تقيالي البللانا ت أيكيليتا (Anak perempuan telah memakan jeruk)

اللهللابن الط فقل شرللاب (Anak kecil telah meminum susu) القيها وةي ة اليدح شرللاب (Kakek telah meminum kopi)

عثقماني زيا د ضرب (Zaid telah memukul Utsman) فياطم ةي عائش ة ضربتا (Aisyah telah memukul Fathimah)

القطهللا عمر أيطقعم (Umar telah memberi makan kucing) السحمك خديا ج ة أيطقعمتا (Khadijah telah memberimakan ikan)

القيميا ص التحاجللار باع (Pedagang telah menjual baju) الدحرحاج ةي مرا يم باعتا (Maryam telah menjual sepeda)

Abu Razin & Ummu Razin 56

Page 57: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

A.2 Tastniyah

Tidak ada pembahasan khusus untuk fi'il muta'addiy yang maf'ul bihnya tastniyah selain bentuk yang digunakan adalah “ayni” bukan “aani”.

Mudzakkar Muannats

السحيحارتيا نللا زيا د اشا ترى (Zaid telah membeli 2 mobil) الصانيا نللا فياطم ة اشا ترتا ( Fathimah telah membeli2 kuda)

الطقبتيا نللا عثقمان سمع (Utsman telah mendengar 2khutbah)

النحصيا حتيا نللا عائش ة سمعتا (Aisyah telah mendengar2 nasihat)

اللغتيا نللا الطهللاالبان تعلهللام (Dua siswa telah mempelajari 2bahasa)

الدحرا سيا نللا الطهللاالبتان تعلهللامتا

(Dua siswi telah mempelajari 2 pelajaran)

السحبوا رتيا نللا الدرس مسح (Guru telah menghapus 2papan tulis)

الكتابتيا نللا الدرس ة مسحتا (Guru telah menghapus2 tulisan)

النحافذيتيا نللا الب نظهللاف (Ayah telah membersihkan 2jendela)

الزانتيا نللا الم نظهللافيتا (Ibu telah membersihkan 2lemari)

اليوا زيا نللا الوليد أيكيلي (Anak laki-laki telah memakan 2pisang)

البرا تقيالييا نللا البللانا ت أيكيليتا (Anak perempuan telahmemakan 2 jeruk)

السحارللاقييا نللا زيا د ضرب (Zaid telah memukul 2pencuri)

السحارللاقيتيا نللا عائش ة ضربتا (Aisyah telah memukul 2pencuri)

القطهللايا نللا عمر أيطقعم (Umar telah memberi makan 2kucing)

السحمكييا نللا خديا ج ة أيطقعمتا (Khadijah telahmemberi makan 2 ikan)

القيميا صيا نللا التحاجللار باع (Pedagang telah menjual 2baju)

يا نللاالدحرحاجت مرا يم باعتا (Maryam telah menjual 2sepeda)

Abu Razin & Ummu Razin 57

Page 58: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

A.3 Jamak

A.3.1 Jamak Salim

Perhatikan contoh-contoh variasi kalimat berikut ini. Fokus pembahasan padakalimat berikut adalah pada objek (maf'ul bih) yang datang dalam bentuk JamakSalim, baik jamak mudzakkar salim maupun jamak muannats salim. Ketika jamakmudzakkar salim menjadi maf'ul bih, maka bentuk yang digunakan adalah yangberakhiran “iina”. Karena maf'ul bih harus nashab dan bentuk nashab jamakmudzakkar salim adalah “iina” bukan “uuna”. Adapun jamak muannats salim,memiliki kaidah yang agak menyimpang, dimana ketika nashab, malah berharakatkasrah. Silahkan perhatikan tabel berikut.

Mudzakkar Muannats

السا لميا ن زيا د أيحبح (Zaid telah mencintai kaum muslimin) السا لمات فياطم ة أيحبحتا (Fathimah telah mencintai kaum muslimah)

الصحائميا ن الحا سرلا ن فيطهللار (Penderma telah memberi makanorang berpuasa)

الصحائمات الحا سرلا ن ة فيطهللار (Penderma telah memberi makan orang berpuasa)

الطهللاالبللايا ن السا تاذ علهللام (Pak Guru telah mengajar siswa-siswa) الطهللاالبات السا تاذية علهللامتا (Bu Guru telah mengajar siswi-siswi)

الرا تديا ن السا لموا ني قياتلي (Kaum muslimin telah memerangikaum murtad)

الرا تدحات السا لمات قياتليتا (Kaum muslimah memerangi kaum murtad)

الدرسيا ن الطهللاالب سمع (Siswa telah mendengarkan para pakguru)

الدرسات الطهللاالب ة سمعتا (Siswi telah mendengarkan para pak guru)

المرضيا ن الطهللابللايا ب نايدى (Pak dokter memanggil para perawatlaki-laki)

المرضات الطهللابللايا ب ة نايدتا (Bu dokter telah memanggil para perawat wanita)

الهنا دسيا ن نظيرا ت (Aku melihat para insinyur) الهنا دسات نظيرا ت (Kamu telah melihat para insinyur)

السحارللاقيا ن ضربا نا (Kami telah memukul para pencuri) السحارللاقيات ضربا نا (Kami telah memukul para pencuri)

السا لميا ن السا لموا ني أيكقرم (Muslimin memuliakan musliminyang lain)

السا لمات السا لمات أيكقرمتا (Kaum muslimah memuliakan kaum muslimah yang lain

Abu Razin & Ummu Razin 58

Page 59: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

A.3.3 Jamak Taksir

Jamak taksir termasuk jenis kata yang perubahannya berdasarkan harakat. Ketikarafa', diberi harakat dhammah dan ketika nashab, diberi harakat fathah. Artinya,bila jamak taksir menjadi fa'il, maka wajib diberi harakat dhammah dan bila jamaktaksir menjadi maf'ul bih maka wajib diberi harakat fathah. Ini berlaku baik untukjamak taksir lil 'aqil maupun li ghairil 'aqil. Hanya saja, ada perbedaan kaidah terkaitdengan bentuk fi'il yang sesuai. Silahkan merujuk kembali pada pembahasan jamaktaksir pada pembahasan fi'il lazim. Berikut ini contoh-contoh kalimat jamak taksirketika menjadi maf'ul bih dalam kalimat:

Jamak Taksir Lighairil 'Aqil

Mufrad Jamak Taksir

(Seorang pria telah memukul anjing) ضرب الرحجل الكيلقب الكلياب الرحجل ضرب

(Seorang pekerja telah membuka pintu) فيتح العامل الباب البا واب العامل فتح

(Seorang siswa telah membersihkan jendela) نظهللاف الطهللاالب النحافذيةي النحوافذي الطهللاالب نظهللاف

(Orang kaya telah mendermakan harta) أينا فيق الغنللاي اليالي أينا فيق الغنللاي الما والي

(Seorang pedagang telah menjual daging) باع التحاجللار اللهللاحا م اللحوا م التحاجللار باع

(Ibu telah meembeli pakaian) اشا ترتا الم الل باس اشا تترتا الم اليليبللاس

(Seorang anak laki-laki telah melihat bintang) رأيى البا ن الكيوا كيب الكيواكب البا ن رأيى

(Utsman telah membaca buku) قيرأي عثقمان الكتاب الكتب عثقمان قيرأي

(Thalhah telah memilih tas) اخا تار طيلقح ة اليقيا ب ةي اليقيائب طيلقح ة اختار

(Seorang insinyur telah membangun rumah) بنى الهنا دس البيا ت البيوا ت الهنا دس بنى

Abu Razin & Ummu Razin 59

Page 60: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Kolom sebelah kiri adalah bentuk kalimat ketika mufrad dan sebelah kanan contohkalimat ketika berubah menjadi jamak taksir. Tidak ada perbedaan untukharakatnya karena sama-sama berharakat fathah ketika menjadi maf'ul bih.

Jamak Taksir Lil 'Aqil Mudzakkar

Untuk mendapat variasi kalimat yang lebih lengkap, pada contoh kalimat berikut,Kami sengaja mengelompokkan kolom kanan untuk yang bentuk fa'il dan maf'ulbihnya mufrad sedangkan kolom kanan untuk yang bentuk maf'ul bih nya jamaktaksir. Adapun fa'ilnya dirubah ke jamak baik jamak taksir maupun jamazmudzakkar salim untuk menunjukkan bahwa ada kata yang ketika jamak menjadijamak taksir dan ada juga kata yang ketika jamak menjadi jamak mudzakkar salim.

Mufrad Jamak Taksir

(Pak Guru telah mengajar siswa) علهللام السا تاذ الطهللاالب الطلهللاب الساتذية علهللام

(Siswa menghormati pak guru) وقهللار الطهللاالب السا تاذي الساتذيةي الطلهللااب وقهللار

(Orang islam telah meminta fatwa ahli ilmu) اسا تفقتى السا لم العالم العليماء السا لموا ني اسا تفقتى

(Anak laki-laki telah memuliakan ayah) أيكقرم الوليد الب الباء الوا ليد أيكقرم

(Orang tua menyayangi yang kecil) رحم الشحيا خ الصحغيا ر الصغار الشيوا خ رحم

(Manusia mentaati pemimpin) أيطياع الرلا نا سان الميا ر المراء االنحاس أيطياع

(Mujahid memerangi orang kafir) قياتلي الجاهد الكيافر الكفهللاار الجاهدوا ني قياتلي

Orang shalih telah mendoakan orang yang) دعى الصحالح الشحاهدsyahid)

الشهداء الصحالحوا ني دعى

(Perawat telah membantu dokter) ساعد المرض الطهللابللايا ب الطبحاء المرضوا ني ساعد

(Aku mencintai anak laki-laki) أحا ببا ت البا ن البا ناء أيحا ببا ت

Abu Razin & Ummu Razin 60

Page 61: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Jamak Taksir Lil 'Aqil Muannats

Tidak berbeda dengan jamak taksir lil 'aqil mudzakkar, bentuk jamak taksir lil 'aqilmuannats juga sama-sama wajib berharakat fathah ketika dalam kedudukan maf'ulbih.

Mufrad Jamak Taksir

(Islam telah memuliakan seorang wanita) أيكقرم الرلا سا ليم اليرا أيةي النساء الرلا سا ليم أيكقرم

(Pemuda itu telah menikahi perawan) نكيح الشاب العذقراء نكيح الشحباب العذيارى

(Aku telah menikahi janda) نكيحا ت الرا ملي ةي نكيحا ت الراملي

(Allah telah mencintai hamba wanita) أيحبح ال الم ةي أيحبح ال الرلا ماء

Abu Razin & Ummu Razin 61

Page 62: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

B. Fi'il Mudhari'

Pada pembahasan tentang fi'il mudhari untuk fi'il muta'addiy ini, Kami tidakmengulang pembahasan karena sudah dibahas pada pembahasan fi'il madhi.

B.1 Mufrad

Ketika mufrad, menjadi fi'il maka harus berharakat dhammah dan ketika menjadi maf'ul bih harus berharakat fathah.

Mudzakkar Muannats

السيحارةي زيا د يرا كيب (Zaid sedang mengendarai mobil) الصاني فياطم ة ترا كيب (Fathimah sedang menaikikuda)

الطقب ةي عثقمان يسا مع (Ustman sedang mendengarkhutbah)

النحصيا ح ةي عائش ة تسا مع (Aisyah sedang mendengarnasihat)

اللغ ةي الطهللاالب يتعلهللام (Siswa sedang belajar bahasa) القرا آني الطهللاالب ة تتعلهللام (Siswi sedang belajar AlQur'an)

السحبوا رةي الدرس يما سح (Pak Guru sedang menghapuspapan tulis)

الكتاب ةي الدرس ة تما سح (Ibu guru telah menghapustulisan)

النحافذيةي الب ينظ ف (Ayah sedang membersihkan jendela) البللاليطي الم تنظ ف (Ibu sedang mengepel lantai)

اليوا ز الوليد يأقكل (Anak laki-laki sedang memakan pisang) البرا تقيالي البللانا ت تأقكل (Anak perempuan sedangmemakan jeruk)

اللهللابن الط فقل يشا رب (Anak kecil sedang meminum susu) القيها وةي ة اليدح تشا رب (Kakek sedang meminumkopi)

عثقماني زيا د يضا رللاب (Zaid sedang memukul Ustman) فياطم ةي عائش ة تضا رللاب (Aisyah sedang memukulFathimah)

القطهللا عمر يطقعم (Umar sedang memberi makan kucing) السحمك خديا ج ة تطقعم (Khadijah sedang memberi

makan ikan)

القيميا ص التحاجللار يبللايا ع (Pedagang sedang menjual baju) الدحرحاج ةي مرا يم تبللايا ع (Maryam sedang menjual sepeda

Abu Razin & Ummu Razin 62

Page 63: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

B.2 Tastniyah

Ketika tatsniyah menjadi fa'il maka harus dalam bentuk “aani', sedangkan biladalam kedudukan maf'ul bih, harus dalam bentuk “aini”.

Mudzakkar Muannats

السحيحارتيا نللا زيا د يشا ترللايا (Zaid sedang membeli 2 mobil) الصانيا نللا فياطم ة تشا ترللايا (Fathimah sedangmembeli 2 kuda)

الطقبتيا نللا عثقمان يسا مع (Utsman sedang mendengar2khutbah)

النحصيا حتيا نللا عائش ة تسا مع (Aisyah sedangmendengar 2 nasihat)

اللغتيا نللا الطهللاالبان يتعلهللام (Dua siswa sedang belajar 2 bahasa) الدحرا سيا نللا الطهللاالبتان تعلهللامتا (Dua siswi sedangbelajar 2 pelajaran)

السحبوا رتيا نللا الدرس يما سح (Pak guru sedang menghapus 2papan tulis)

الكتابتيا نللا الدرس ة تما سح (Bu guru sedangmenghapus dua tulisan)

النحافذيتيا نللا الب ينظ ف (Ayah sedang membersihkan 2jendela)

الزانتيا نللا الم تنظ ف (Ibu sedang membersihkan 2lemari)

اليوا زيا نللا الوليد يأقكل (Anak laki-laki sedang memakan 2pisang)

البرا تقيالييا نللا البللانا ت تأقكل (Anak perempuan sedangmemakan jeruk)

السحارللاقييا نللا زيا د يضا رللاب (Zaid sedang memukul 2 pencuri) السحارللاقيتيا نللا عائش ة تضا رللاب (Aisyah sedang memukul2 pencuri)

القطهللايا نللا عمر يطقعم (Umar sedang memberi makan 2 kucing) السحمكييا نللا خديا ج ة تطقعم (Khadijah sedangmemberi makan 2 ikan)

القيميا صيا نللا التحاجللار يبللايا ع (Pedagang sedang menjual 2 baju) يا نللاالدحرحاجت مرا يم تبللايا ع (Maryam sedang menjual 2baju)

Abu Razin & Ummu Razin 63

Page 64: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

B.3 Jamak

B.3.1 Jamak Salim

Ketika menjadi fa'il, jamak mudzakkar salim harus dalam bentuk “uuna” sedangkanketika menjadi maf'ul bih, harus dalam bentuk “iina”. Adapaun jamak muannatssalim, ketika menjadi fa'il wajib berharakat dhammah dan ketika menjadi maf'ul bihharus berharakat kasrah.

Mudzakkar Muannats

السا لميا ن زيا د يحب (Zaid sedang mencintai muslimin) السا لمات فياطم ة تحب (Fathimah mencintai paramuslimah)

الصحائميا ن الحا سرلا ن يفيط ر (Penderma sedang memberi makanorang berpuasa)

الصحائمات الحا سرلا ن ة تفيط ر (Penderma sedangmemberi makan orang berpuasa)

الطهللاالبللايا ن السا تاذ يعل م (Pak Guru sedang mengajar 2 siswa) الطهللاالبات السا تاذية تعل م (Bu guru sedang mengajarpara siswi)

الرا تديا ن السا لموا ني يقياتل (Kaum muslimin sedang memerangikaum murtad)

الرا تدحات السا لمات تقياتل (Kaum musliham sedangmemerangi kaum murtad)

الدرسيا ن الطهللاالب يسا مع (Siswa sedang mendengarkan parapak guru)

الدرسات الطهللاالب ة تسا مع (Siswi sedangmendengarkan para bu guru)

المرضيا ن الطهللابللايا ب يناديا ( Pak Dokter sedang memanggilpara perawat)

المرضات الطهللابللايا ب ة تناديا (Bu dokter sedangmemanggil para perawat)

الهنا دسيا ن تنا ظر (Kamu sedang melihat para insinyur) الهنا دسات تنا ظرللايا ن (Kamu sedang melihat parainsinyur)

السحارللاقيا ن تضا رللاب (Kamu sedang memukul para pencuri) السحارللاقيات تضا رللابللايا ن (Kamu sedang memukul parapencuri)

السا لميا ن السا لموا ني يكقرللام (Orang muslimin memuliakanmuslimin yang lain)

السا لمات السا لمات تكقرللام (Para muslimah sedangmemuliakan muslimah yang lain)

Abu Razin & Ummu Razin 64

Page 65: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

B.3.2 Jamak Taksir

Jamak taksir sama dengan mufrad dimana ketika menjadi fa'il harus berharakatdhammah adapun ketika nashab harus berharakat fathah.

Jamak Taksir Lighairil 'Aqil

Khusus untuk jamak taksir lighairil 'aqil, semuanya dihukumi sebagai muannatssekalipun untuk kata yang ketika mufradnya berjenis mudzakkar. Akan tetapi,ketika menjadi maf'ul bih, maka ketentuan ini tidak perlu diperhatikan. Karenadalam jumlah fi'liyyah, yang harus sama jenisnya adalah fi'il dan fa'il saja.

Mufrad Jamak Taksir

(Seorang pria sedang memukul anjing) يضا رللاب الرحجل الكيلقب الكلياب الرجال يضا رللاب

(Seorang pekerja sedang membuka pintu) يفقتح العامل الباب البا واب العمحال يفقتح

(Seorang siswa sedang membersihkan jendela) ينظ ف الطهللاالب النحافذيةي النحوافذي الطلهللاب ينظ ف

(Orang kaya sedang mendermakan harta) ينا فق الغنللاي اليالي ينا فق الغقنللاياء الما والي

(Seorang pedagang sedang menjual daging) يبللايا ع التحاجللار اللهللاحا م اللحوا م التجحار يبللايا ع

(Ibu sedang meembeli pakaian) تشا ترللايا الم الل باس تشا ترللايا المحهات اليليبللاس

(Seorang anak laki-laki sedang melihat bintang) الكيوا كيبالبا نيرى الكيواكب البا ناء يرى

(Utsman sedang membaca buku) يققرأ عثقمان الكتاب الكتب عثقمان يققرأ

(Thalhah sedang memilih tas) يخا تار طيلقح ة اليقيا ب ةي اليقيائب طيلقح ة يخا تار

(Seorang insinyur sedang membangun rumah) يبا نللايا الهنا دس البيا ت البيوا ت الهنا دسوا ني يبا نللايا

Pada tabel di atas diberikan contoh kalimat yang fa'il dan maf'ul bih nya mufrad dikolom kiri, sedang di sebelah kanan diberikan contoh kalimat yang fa'il dan maf'ulbihnya jamak, baik jamak taksir maupun jamak mudzakkar salim. Tidak adaperbedaan kaidah pemberian harakat antara jamak taksir lighairil 'aqil dengan jamaktaksir lil 'aqil karena perbedaannya hanya pada hukum seputar jenisnya apakah ia

Abu Razin & Ummu Razin 65

Page 66: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

termasuk mudzakkar ataukah muannats. Silahkan perhatikan contoh-contohkalimat berikut ini:

Jamak Taksir Lil 'Aqil Mudzakkar

Mufrad Jamak Taksir

(Pak Guru sedang mengajar siswa) يعل م السا تاذ الطهللاالب الطلهللاب الساتذية يعل م

(Siswa sedang menghormati pak guru) يوق ر الطهللاالب السا تاذي الساتذيةي الطلهللااب يوق ر

(Orang islam meminta fatwa ahli ilmu) يسا تفقتيا السا لم العالم العليماء السا لموا ني يسا تفقتيا

(Anak laki-laki sedang memuliakan ayah) يكقرللام الوليد الب الباء الوا ليديكقرللام

(Orang tua menyayangi yang kecil) يرا حم الشحيا خ الصحغيا ر الصغار الشيوا خ يرا حم

(Manusia sedang mentaati pemimpin) يطيا ع الرلا نا سان الميا ر المراء االنحاسيطيا ع

(Mujahid sedang memerangi orang kafir) يقياتل الجاهد الكيافر الكفهللاار الجاهدوا ني يقياتل

Orang shalih sedang mendoakan orang) يدا عوا الصحالح الشحاهدyang syahid)

الشهداء الصحالحوا ني يدا عوا

(Perawat sedang membantu dokter) يساعد المرض الطهللابللايا ب الطبحاء المرضوا ني يساعد

(Aku mencintai anak laki-laki) أحب الرلا با ن البا ناء أحب

Abu Razin & Ummu Razin 66

Page 67: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Jamak Taksir Lil 'Aqil Muannats

Mufrad Jamak Taksir

(Islam sedang memuliakan seorang wanita) يكقرللام الرلا سا ليم اليرا أيةي النساء الرلا سا ليم يكقرللام

(Pemuda itu sedang menikahi perawan) ينا كح الشاب العذقراء ينا كح الشحباب العذيارى

(Aku sedang menikahi janda) أينا كح الرا ملي ةي أينا كح الراملي

(Allah sedang mencintai hamba wanita) يحب ال الم ةي يحب ال الرلا ماء

C. Fi'il Amar

Perhatikan kata kerja perintah (fi'il amar) pada tabel berikut ini. Seluruh maf'ul bih(Objek) dalam kalimat berikut berharakat fathah. Ini dikarenakan maf'ul bihwajib dalam keadaan nashab dan fathah adalah tanda asal nashab. Isimmufrad termasuk isim yang ketika nashab wajib berharakat fathah.

Kalimat Arti

المصباح شغل Hidupkan lampunya!

المصباح أطفئ Matikan lampunya!

تح الباب افي Buka pintunya!

الباب أغلق Tutup pintunya!

الباب ادفع Dorong pintunya!

الباب اصحب Tarik Pintunya!

الصحن خذ Ambilkan piringnya!

الرزز اطبخ Masak nasinya!

Abu Razin & Ummu Razin 67

Page 68: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

البلط نظف Pel lantainya!

النافذة نظف Bersihkan jendelanya!

السريير رتب Rapihkan kasurnya!

الساحة اكنس Sapu halamannya!

الثيياب جفف Jemur bajunya!

اللباس اغسل Cuci bajunya!

الثيياب اكو Setrika bajunya!

Semua contoh kata perintah di atas datang dalam dhamir kata ganti orang keudatunggal laki-laki ( .( أنت Artinya bila objek yang diperintah adalah dhamirmukhathab yang lain, maka harus mengikuti tashrif lughawi fi'il amar untuk setiap

dhamir. Contohnya untuk kata perintah شغل المصباح (hidupkan lampunya!):

Kalimat Isim Dhamir

المصباح شغل أنت

المصباح شغل أنيتما

المصباح شغلوا أنيتم

المصباح شغلي أنت

المصباح شغل أنيتما

المصباح شغلن أنيتن

Abu Razin & Ummu Razin 68

Page 69: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

2.2 Jumlah Ismiyyah

Jumlah ismiyyah adalah kalimat yang didahului oleh isim. Pola kalimat jumlahismiyyah adalah sebagai berikut:

ISIM + ISIM

Mubtada Khabar

Isim yang pertama disebut dengan Mubtada dan isim yang kedua disebut khabar.Mubtada adalah kata / objek dalam bentuk isim yang ingin dijelaskan sedangkankhabar sesuai dengan namanya adalah kabar atau penjelasan dari kondisi, keadaan,jabatan, atau penjelasan dalam bentuk apapun dari objek yang sedang dijelaskan(mubtada). Contohnya:

مسا لم زيا د(Zaid adalah muslim)

Maka Zaid adalah objek atau isim yang ingin dijelaskan, sedangkan muslim adalah kabar atau penjelasan dari keadaan Zaid yang beragama Islam. Contoh lainnya:

زيا د هذيا (Ini adalah zaid)

Kata “Ini” merupakan mubtada, yaitu sesuatu yang ingin dijelaskan, sedangkan Zaid adalah penjelasan yang menerangkan bahwa yang sedang ditunjuk adalah zaid.Contoh lainnya:

زيا د هو(Dia adalah Zaid)

Kata “Dia” adalah mubtada sedangkan Zaid adalah penjelasannya. Dari kalimat ini dipahami bahwa nama “dia” yang sedang dibicarakan dalam kalimat tersebut bernama Zaid. Lainnya:

حسن السا لم (Orang islam itu baik)

Kata “Muslim” dalam kalimat tersebut adalah mubtada, yaitu kata atau objek yang ingin dijelaskan. Sedangkan “Baik” merupakan penjelasan dari sifat muslim.

Abu Razin & Ummu Razin 69

Page 70: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Dari contoh-contoh di atas, Jumlah ismiyyah bisa dari kombinasi isim + isim dari jenis apapun. Artinya, bisa saja mubdatanya isim 'alam (nama orang), atau isim isyarah (kata tunjuk), isim dhamir (kata ganti), atau isim jenis apapun yang sesuai dengan konteks pembicaraan.

KAIDAH PENYUSUNAN JUMLAH ISMIYYAH

Ada 3 Kaidah dalam menyusun jumlah ismiyyah:

1. Mubtada dan Khabar harus rafa'Baik mubtada maupun khabar sama-sama harus dalam keadaan rafa'. Berikut kaidah rafa' yang perlu diperhatikan:

Jumlah Keadaan Ketika Rafa' Contoh

Mufrad Dhammah طيالب

Tatsniyah Bentuk aani ( (ان طيالبان

Jamak Mudzakkar Salim Bentuk uuna ( (ون طيالبوا ني

Jamak Muannats Salim Dhammah طيالبات

Jamak Taksir Dhammah طلهللااب

Abu Razin & Ummu Razin 70

KAIDAH JUMLAH ISMIYYAH

1. Mubtada dan Khabar harus rafa'

2. Mubtada dan Khabar harus sama dari sisi jenis dan jumlah

3. Mubtada harus ma'rifah

Page 71: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

2. Mubtada harus isim ma'rifah

Isim Ma'rifah adalah kata khusus. Silahkan baca kembali tentang pembahasan isimma'rifah di bab 1 buku ini. Mubtada' wajib dalam keadaan ma'rifah. Sedangkankhabar hukum asalnya adalah nakirah, kecuali untuk isim-isim yang dari asalnyama'rifah (Isim 'Alam, Isim Isyarah, dan Isim Dhamir). Contoh jumlah ismiyyahyang benar:

كتاب هذيا(Ini adalah buku)

Kalimat di atas, mubtadanya adalah kata “هذيا”. Kata ini adalah isim isyarah. Isim

isyarah merupakan ma'rifat. Kemudian kata “كتاب” adalah khabarnya. Ia adalah

nakirah karena tidak dilekati alif lam (al). Sehingga memenuhi syarat jumlah ismiyyah.

Bolehkah bila kata “كتاب" datang dalam keadaan ma'rifah? Contohnya kalimat

berikut:

الكتاب هذيا(Buku ini...)

Jawabannya tidak boleh, Karena bila kata “buku” datang dalam keadaan ma'rifah,maka makna kalimatnya bukan “Ini adalah buku” melainkan “Buku ini..”. Kalimat“buku ini..” malah bukan kalimat yang sempurna dikarenakan masih membutuhkanpenjelasan lebih lanjut; kenapa buku ini? Misalkan dijelaskan seperti kalimatberikut:

جديا د الكتاب هذيا(Buku ini baru)

barulah kalimat tersebut menjadi kalimat yang sempurna. Apakah setiap kalimatyang mubtada nya isim isyarah seperti contoh di atas, khabarnya wajib nakirah?Jawabannya tidak. Karena telah dijelaskan sebelumnya bahwa khusus untuk isimyang dari asalnya ma'rifah, maka tidak mengapa menjadi khabar meskipun dalamkeadaan ma'rifah. Karena itu sesuatu yang tidak bisa dipaksakan menjadi nakirah.Contohnya:

Abu Razin & Ummu Razin 71

Page 72: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

زيا د هذيا(Ini adalah Zaid)

Maka kalimat di atas telah memenuhi syarat jumlah ismiyyah karena mubtadanyama'rifah dan khabarnya sekalipun ma'rifah tapi tetap diperbolehkan berdasarkankaidah.

3. Khabar harus sama dengan mubtada dari sisi jenis dan jumlah

Bila mubtadanya mufrad dan mudzakkar, maka khabarnya wajib mufrad danmudzakkar. Begitupun bila mubtadanya muannats dan tastsniyah, maka khabarnyaharus muannats dan tastniyah. Perhatikan contoh-contoh berikut:

Jenis Mudzakkar Muannats

Mufrad مسا لم الطهللاالب مسا لم ة الطهللاالب ة

Tatsniyah مسا لمان الطهللاالبان مسا لمتان الطهللاالبتان

Jamak Salim مسا لموا ني الطهللاالبوا ني مسا لمات الطهللاالبات

Jamak Taksir مسا لموا ني الطلهللاب -

Perhatikanlah bahwa semua contoh kalimat di atas, khabar dan mubtada nya dalamkeadaan yang sama baik dari sisi jenis maupun jumlah. Untuk lebih menajamkanpemahaman tentang jumlah ismiyyah, silahkan perhatikan variasi contoh kalimatberikut ini:

Abu Razin & Ummu Razin 72

Page 73: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

2.2.1 Mufrad

Mudzakkar MuannatsIs

im I

syar

ah

كتاب هذيا (Ini adalah buku) مما سح ة هذه (Ini adalah penghapus)

قيليم ذيلك (Itu adalah pulpen) نافذية تلقك (Itu adalah jendela)

(Ini adalah hidung) هذيا أينا ف (ini adalah mata) هذه عيا ن

(Itu adalah mulut) ذيلك فيم (Itu adalah telinga) تلقك أذن

Isim

Dha

mir (Dia adalah Pak dokter) هو طيبللايا ب (Dia adalah Bu dokter) هي طيبللايا ب ة

(Kamu (pria) itu rajin) أينا ت مجا تهللاد (Kamu (wanita) itu rajin) أينا ت مجا تهللادة

Isim

'Ala

m مسا لم زيا د (Zaid itu muslim) مسا لم ة فياطم ة (Fatimah itu muslimah)

ماهر أسام ة (Usamah itu pintar) ماهرة هنا د (Hindun itu pintar)

تاجللار عثقمان (Utsman adalah pedagang) Khadijah adalah pedagang) خديا ج ة تاجللارة

Isim

yan

g di

leka

ti “

Al”

جميا ل البسا تان (Taman itu bagus) جميا لي ة اليديا قي ة (Kebun itu bagus)

طيالع البدا ر (Purnama telah muncul) طيالع ة الشحما س (Matahari telah terbit)

سرللايا ع القطيار (Kereta itu cepat) سرللايا ع ة السحيحارة (Mobil itu cepat)

مفقتوا ح الباب (Pintu itu terbuka) مفقتوا ح ة النحافذية (Jendela itu terbuka)

بعيا د اليسا جللاد (Masjid itu jauh) بعيا دة اليدا رس ة (Sekolah itu jauh)

(Susu itu panas) اللهللابن حار حارحة القيها وة (Kopi itu panas)

Perhatikan contoh-contoh kalimat di atas, semua mubtada dan khabarnyaberharakat dhammah karena isim mufrad ketika rafa' berharakat dhammah. Namunada keanehan yaitu pada isim isyarah dan isim dhamir yang tidak berharakat

Abu Razin & Ummu Razin 73

Page 74: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

dhammah. Ini dikarenakan isim isyarah dan isim dhamir termasuk isim mabniy,yaitu isim yang tidak dapat berubah. Artinya, isim-isim tersebut selamanya akandatang dalam bentuk seperti itu. Misalnya kata selamanya هو akan berharakatfathah dan tidak mungkin berubah menjadi هو atau هو .

2.2.2 Tatsniyah

Mudzakkar Muannats

Isim

Isy

arah كتابان هذيان (Ini adalah 2 buku) مما سحتانهتان (Ini adalah 2 penghapus)

(Itu adalah 2 pulpen) ذنللاك قيليمان نافذيتانتانللاك (Itu adalah 2 jendela)

Isim

Dha

mir (Mereka berdua Pak dokter) هما طيبللايا بان Mereka berdua adalah Bu) هما طيبللايا بتان

dokter)

(Kalian berdua (pria) itu rajin) أينا تما مجا تهللادان Kalian berdua (wanita) itu) أينا تما مجا تهللادتانrajin)

Isim

yan

g D

ileka

ti “

Al” جميا لين االبسا تانان (2 Taman itu bagus) جميا ليتان اليديا قيتان (2 Kebun itu bagus)

سرللايا عان القطياران (2 Kereta itu cepat) سرللايا عتان السحيحارتان (2 Mobil itu cepat)

مفقتوا حان البابان (2 Pintu itu terbuka) مفقتوا حتان النحافذيتان (2 Jendela itu terbuka)

بعيا دان اليسا جللادان (2 Masjid itu jauh) بعيا دتان اليدا رستان (2 Sekolah itu jauh)

Ketika tastniyah dalam keadaan rafa', maka wajib dalam bentuk “aani” bukan“ayni”. Ketika mubtadanya tatsniyah, maka khabarnya juga wajib tatsniyahberdasarkan kaidah.

Abu Razin & Ummu Razin 74

Page 75: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

2.2.3 Jamak Salim

Mudzakkar MuannatsIs

im I

syar

ah (Ini adalah muslimin) هؤليءرلا مسا لموا ني هؤليءرلا مسا لمات

(Itu adalah para insinyur) أوا لئك مهنا دسوا ني ألئك مهنا دسات

Isim

Dha

mir (Mereka berpuasa) هما صائموا ني هنح صائمات

(Kalian rajin) أينا تما مجا تهللادوا ني أينا تنح مجا تهللادات

Isim

yan

g D

ileka

ti “

Al” Kaum kafir itu) الكيافروا ني مغا ضوا بوا ني

dimurkai)الكيافرات مغا ضوا بات

Kaum muslimin) المسا لموا ني صائموا نيberpuasa)

السا لمات صائمات

Para insinyur itu) المهنا دسوا ني متعل موا نيbelajar)

الهنا دسات متعل مات

(Para Pak guru itu rajin) الدرسوا ني ماهروا ني الدرسات ماهرات

(Para pegawai itu baru) الوظهللافوا ني جدد الوظهللافيات جدد

Orang-orang yang berdiri) القيائموا ني أيطبحاءitu adalah dokter)

القيائمات طيبللايا بات

Tabel di atas berisi contoh jamak mudzakkar salim dan jamak muannats salimketika menjadi mubtada maupun khabar. Hal yang harus diperhatikan adalah,hukum asalnya, mubtada dan khabarnya harus sama-sama dalam bentuk jamakmudzakkar salim atau sama-sama jamak muannats salim kecuali untuk kata yangbentuk jamak nya adalah taksir maka tidak dapat dipaksakan menjadi salim. Akantetapi yang penting adalah sama-sama jamak.

Abu Razin & Ummu Razin 75

Page 76: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Contohnya jumlah ismiyyah yang mubtadanya isim isyarah dan isim dhamir seperticontoh di atas atau jumlah ismiyyah yang mubtada nya jamak mudzakkar salaim

tetapi khabar jamak. Contonya kata yang memang jamak taksir (baru) جديا د nya

adalah . جدد Kita tidak dapat memaksa merubahnya menjadi dan جديا دوا ني جديا دات karena kedua bentuk kata ini tidak ditemukan dalam bahasa Arab.

2.2.4 Jamak TaksirJamak taksir memilki kaidah khusus ketika digunakan dalam jumlah ismiyyah. Bilajamak taksirnya untuk benda yang tidak berakal (lighairil aaqil), maka khabarnyacukup dalam bentuk mufrad muannats. Contohnya:

واسع ة البيوا ت(Rumah-rumah itu luas)

Adapun bila jamak nya untuk yang berakal (lil aaqil) maka khabarnya mengikuti jenis jamak taksirnya. Bila jamak taksir untuk mudzakkar, maka khabarnya jamak mudzakkar salim. Contohnya:

مجا تهللادوا ن الرجال(Pria-pria itu rajin)

Bila jamak taksir nya untuk muannats, maka khabarnya adalah jamak muannats salim. Contohnya:

مجا تهللادات الفيتيات(pemudi-pemudi itu rajin)

Kecuali bila khabarnya merupakan isim yang ketika jamaknya berubah menjadi jamak taksir maka ini digunakan baik untuk jamak taksir lil 'aqil mudzakkar maupun muannats. Contohnya untuk mudzakkar:

جدد الطلهللاب (Para siswa itu baru)

dan contoh untuk muannats:

جدد الفيتيات (Pemudi-pemudi itu baru)

Dikarenakan kata جديا د (baru) jamaknya merupakan jamak taksir (جدد), maka bentuk

jamak taksirnya digunakan baik untuk mudzakkar maupun muannats.

Abu Razin & Ummu Razin 76

Page 77: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Untuk lebih memahami kaidah jumlah ismiyyah jamak taksir, silahkan perhatikan contoh-contoh berikut:

Jamak Taksir Lighairil Aqil

Jenis Mufrad Jamak Taksir

Isim

Isy

arah

(ini adalah rumah) هذيا بيا ت بيوا ت هذه

(itu adalah gunung) تلقك جبل جللابال تلقك

Isim

yan

g di

leka

ti “

Al”

(buku itu baru) الكتاب جديا د جديا دة الكتب

(bintang itu indah) النحجا م جميا ل جميا لي ة النجوا م

(Pintu itu terbuka) الباب مفقتوا ح مفقتوا ح ة البا واب

(Masjid itu dekat) اليسا جللاد قيرللايا ب قيرللايا ب ة اليساجللاد

(Sekolah itu luas) اليدا رس ة واسع ة واسع ة اليدارللاس

(Sungai itu panjang) النحها ر طيوللايا ل طيوللايا لي ة النا هار

(Hati itu tenang) القيلقب مطقمئن مطقمئنح ة القلوا ب

(Air itu dingin) الياء بارللاد بارللادة الياه

Abu Razin & Ummu Razin 77

KAIDAH JUMLAH ISMIYYAH JAMAK TAKSIR

1. Bila mubtadanya jamak taksir lighairil 'aqil, maka khabarnya mufrad muannats.

2. Bila mubtadanya jamak taksir lil 'aqil mudzakkar maka khabarnya harus jamak

(mudzakkar salim atau taksir sesuai kebutuhan)

3. Bila mubtadanya jamak taksir lil'aqil muannats maka khabarnya harus jamak

(muannats salim atau taksir sesuai kebutuhan)

Page 78: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

Perhatikan contoh kalimat di atas. Ketika dalam bentuk jamak taksir, maka semuakhabarnya dalam bentuk mufrad muannats sekalipun untuk kata yang ketikatunggal dihukumi mudzakkar.

Jamak Taksir Lil Aqil

Silahkan perhatikan baik-baik tabel berikut dan bandingkan kalimat-kalimat berikutdari bentuk mufrad ke jamak baik untuk yang mudzakkar maupun muannats.

Jenis Mufrad Mudzakkar JamakTaksir

Mufrad Muannats JamakTaksir

Isim

Isy

arah

(Ini adalah siswa) هذيا طيالب طلهللاب هؤليءرلا (Ini adalah wanita) هذه اما رأية نللاساء هؤليءرلا

(Itu adalah ayah) ذلك أيب آباء أوا لئك (Itu adalah janda) تلقك أيرا ملي ة الراملأوا لئك

Isim

Dha

mir

Dia adalah hamba) هو عبا د laki-laki)

هما عباذ (Dia adalah hamba wanita) هي أيم ة هنح إللاماء

Kamu adalah) أينا ت تاجللارpedagang)

أينا تما تجار (Kamu adalah wanita) أينا ت اما رأية أينا تنح نللاساء

Isim

yan

g di

leka

ti “

Al”

Saya adalah seorang) أينا رجل

laki-laki)رللاجال نحا ن (Saya adalah wanita) أينا اما رأية نللاساء نحا ن

Anak laki-laki itu ) الوليد صغيا رkecil)

صغار الوا ليد (Hamba wanita itu kecil) الم ة صغيا رة صغار الرلا ماء

(Lelaki itu besar) الرحجل كيبللايا ر كبار الرجال (Wanita itu besar) الرلا ما رأية كيبللايا رة كبار النساء

Hamba laki-laki ) العبا د صائمitu berpuasa)

صائموا ني العباد Hamba wanita itu) الم ة صائم ة berpuasa)

صائمات الرلا ماء

Abu Razin & Ummu Razin 78

Page 79: Ilmu Nahwu Untuk Pemula - Bab 1 Dan 2

www.programbisa.com ILMU NAHWU UNTUK PEMULA

TANBIH (PERHATIAN)

Terkadang ditemukan kalimat yang terkesan tidak mengikuti kaidah jumlahismiyyah, seperti:

)٢٢٩: ... .(البقرة مرتتان الطالقق “Cerai (yang dapat rujuk) itu dua kali” (Al Baqarah: 229)

Kata الطلليق merupakan mufrad sedangkan مرحتان adalah tatsniyah. Padahal mubtada

dan khabar harus sama jumlahnya. Kalimat semacam ini tidak wajib mengikutikaidah karena memang maksud dari kalimat ini adalah pemberitahuan tentanghukum cerai yang dapat dirujuk itu adalah sebanyak 2 kali. Tentu Kita tidak dapatmemaksakan kalimatnya menjadi:

مرحة الطهللاليق(Cerai itu sekali)

Kalimat kedua ini benar secara kaidah tapi tidak sesuai konteks kalimat yangdibicarakan. Kalimat kedua ini sekaligus menjadi contoh lain kalimat yang terkesan

menyalahi kaidah. Kata merupakan الطهللاليق mudzakkar sedangkan ة مرح adalah

muannats. Ini terjadi karena memang bahasa Arabnya sekali itu adalah مرحة . Tentu

kita tidak bisa memaksakan untuk membuang ta marbuthahnya menjadi .saja مر

Contoh lain dalam hadits Rasulullah:

جنح ة الصيام(Puasa adalah perisai)

Karena bahasa Arabnya perisai adalah maka Kita tidak boleh memaksakan جنح ة

membuang ta marbuthahnya menjadi . جن Terkadang, Kita harus menggunakan

logika dalam memahami suatu kalimat atau ketika membuat sebuah kalimat.Karena tujuan Kita membuat kalimat adalah agar dapat dipahami orang lain olehkarena itu memahami konteks kalimat sangat penting dalam mempelajari danmenerapkan ilmu nahwu.

Abu Razin & Ummu Razin 79