meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

87
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR KONSEP ENERGI GERAK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI III SENDANG, WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011 SKRIPSI Oleh : LANJAR ISTIKA YUNIANTI X7109059 PROGRAM STUDI S1 PGSD FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011 i

Transcript of meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

Page 1: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR KONSEP

ENERGI GERAK PADA SISWA KELAS III

SD NEGERI III SENDANG, WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

SKRIPSI

Oleh :

LANJAR ISTIKA YUNIANTI

X7109059

PROGRAM STUDI S1 PGSD

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

i

Page 2: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES

DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR KONSEP

ENERGI GERAK PADA SISWA KELAS III

SD NEGERI III SENDANG, WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Disusun Oleh :

LANJAR ISTIKA YUNIANTI

X7109059

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan

gelar sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

ii

Page 3: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

Page 5: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRAK

Lanjar Istika Yunianti. X7109059. PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR KONSEP ENERGI GERAK PADA SISWA KELAS III SD NEGERI III SENDANG WONOGIRI TAHUN PELAJARAN 2010/2011. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2011.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mencapai ketuntasan belajar IPA siswa di kelas III SD Negeri III Sendang Wonogiri dalam pembelajaran IPA dengan penerapan Pendekatan Ketrampilan Proses.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) yang terdiri dari tiga siklus. Prosedur penelitian ini terdiri dari empat tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri III Sendang Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011 berjumlah 16 siswa yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 7 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah angket, observasi, dan tes. Sedangkan, teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif meliputi tiga buah komponen yaitu reduksi data, sajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPA dengan penerapan Pendekatan Ketrampilan Proses dapat mencapai ketuntasan belajar IPA siswa pada materi konsep energi gerak. Ketuntasan belajar IPA siswa dapat dibuktikan dengan meningkatnya siswa yang tuntas belajar dengan memperoleh nilai KKM > 65, yaitu: sebelum tindakan sebanyak 7 siswa tuntas (43,75%), kemudian pada siklus I menjadi 10 siswa tuntas (62,50%), selanjutnya pada siklus II meningkat kembali menjadi 11 siswa tuntas (68,75%), dan pada siklus III terjadi peningkatan menjadi 14 siswa tuntas (87,50%). Selain itu, nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa pada kondisi awal adalah 55,5, pada siklus I nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa menjadi 70,81, kemudian pada siklus II nilai rata-rata hasil belajar IPA siswa menjadi 77,66, dan nilai rata-rata hasil belajar pada siklus III meningkat menjadi 86,13.

Dengan demikian, penerapan Pendekatan Ketrampilan Proses dapat digunakan untuk mencapai ketuntasan belajar IPA siswa kelas III SD Negeri III Sendang Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011.

v

Page 6: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ABSTRACT

Lanjar Istika Yunianti. X7109059. APPLICATION OF PROCESS SKILL APPROACH IN ACHIEVING EXHAUSTIVENESS LEARNING CONCEPTS OF MOTION ENERGY IN THE THIRD GRADE STUDENTS OF SD NEGERI III SENDANG WONOGIRI OF 2010/2011 ACADEMIC YEAR. Thesis. Surakarta: Teacher Training and Education Faculty of Sebelas Maret University of Surakarta, June 2011.

Purpose of research was to achieve exhaustiveness studying science student in third grade SD Negeri III Sendang Wonogiri in learning science with Application of Process Skills Approach.

Method used in this study was classroom action research it conducted three cycles. The research procedure consists of four stages including planning, action implementation, observation, and reflection. Subjects used in the research were third grade students of SD Negeri III Sendang Wonogiri 2010/2011 Academic Year, amounting to 16 students consisting of 9 male students and 7 female students. The data collection techniques used were questionnaires, observation, and tests. Whereas, data analysis technique used is an interactive analytical includes three components, namely data reduction, data presentation, and conclusion drawing or verification.

Based on the results of research can be concluded that with application of science learning process skills approach can achieve exhaustiveness students science learn concepts of energy motion. Exhaustiveness students science learn can be proved with the increase of students study completed by obtaining value of KKM > 65, were before action of 7 students completed (43.75%), then on first cycle to 10 students complete (62.50%), then in the second cycle of increased again to 11 students complete (68.75%), and the third cycle there was increased to 14 students complete (87.50%). In addition, average grade of evaluation test on science learning in beginning condition was 55,5. In first cycle, the average grade increased to 70.81, then in second cycle the average grade to 77,66. And the third cycle there was increased to 86.13.

Thereby, Application Of Process Skill Approach can be used to Achieving Exhaustiveness Learning Concepts Of Motion Energy In The Third Grade Students Of SD Negeri III Sendang Wonogiri Of 2010/2011 Academic Year.

vi

Page 7: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

MOTTO

“Sungguh beruntung orang yang menyucikan diri (dengan beriman), dan

mengingat nama Tuhannya, lalu dia Shalat”

(Q.S Al. A’la : 14-15)

“Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan

kalimat yang baik, akarnya teguh, dan cabangnya (menjulang) ke langit, pohon

itu memberikan buahnya pada setiap musim dengan seizin Tuhannya”

(Q.S Ibrahim : 24-25)

“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”

(Q.S. Al Insyirah : 6)

vii

Page 8: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini kupersembahkan kepada :

• Ayahku (Joko Purwono) dan ibuku tercinta (Dwi Lasmini) yang selalu

memberiku cinta, kasih sayang, doa serta semangat dan dukungan untuk

menjadi orang yang lebih baik.

• Kakakku (Lanjar Ismi Dwi Jayanti) dan adikku (Lanjar Arga Anggara) yang

selalu memberikan dukungan serta keceriaan.

• Teman-temanku S1 PGSD Angkatan 2009 khususnya kelas B, terima kasih

atas semangat persahabatan kalian yang mewarnai hidupku.

• Keluarga besar FKIP Universitas Sebelas Maret dan almamaterku tercinta yang

telah memberikan ilmu yang berguna bagi masa depanku yang cerah.

viii

Page 9: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan

karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul :

“PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DALAM

MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR KONSEP ENERGI GERAK

PADA SISWA KELAS III SD NEGERI III SENDANG WONOGIRI

TAHUN PELAJARAN 2010/2011”, guna memenuhi persyaratan mendapatkan

gelar Sarjana Pendidikan.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini telah melibatkan berbagai

pihak. Maka dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas dan Ilmu

Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan izin

penulisan skripsi,

2. Drs. R. Indianto, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah memberikan persetujuan skripsi,

3. Drs. Hadi Mulyono, M.Pd, selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar,

4. Drs. Hasan Mahfud, M.Pd, selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar,

5. Drs. Kartono, M.Pd selaku Pembimbing I yang telah memberikan bimbingan

serta dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan

dengan baik dan lancar,

6. Dra. Mg. Dwijiastuti, M.Pd, selaku Pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan serta dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat

terselesaikan dengan baik dan lancar,

7. Dra. Siti Wahyuningsih, M.Pd, selaku Pembimbing Akademik yang telah

memberikan saran, arahan, serta bimbingan selama menjadi mahasiswa di

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar,

ix

Page 10: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8. Umiyati, S.Pd, selaku Kepala SD Negeri III Sendang Wonogiri yang telah

memberikan izin kepada penulis melakukan penelitian tindakan kelas,

9. Joko Purwono, S.Pd, selaku Guru Kelas III SD Negeri III Sendang Wonogiri

yang telah memberikan bantuan serta saran kepada penulis selama melakukan

penelitian tindakan kelas,

10. Teman-temanku S1 PGSD Angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan,

semangat, dan kerja sama selama ini, dan

11. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu atas bantuannya

terhadap penulis skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan penulis di

kemudian hari akan penulis terima dengan senang hati. Semoga skripsi ini dapat

memberi manfaat kepada para pembaca.

Surakarta, Juni 2011

Penulis

x

Page 11: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ............................................................................................................ iHALAMAN PENGAJUAN ............................................................................ iiHALAMAN PERSETUJUAN ........................................................................ iiiHALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... ivHALAMAN ABSTRAK ................................................................................. vHALAMAN ABSTRACT .............................................................................. viHALAMAN MOTTO ..................................................................................... viiHALAMAN PERSEMBAHAN ...................................................................... viiiKATA PENGANTAR ..................................................................................... ixDAFTAR ISI ................................................................................................... xiDAFTAR TABEL ........................................................................................... xiiDAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiiDAFTAR GRAFIK ......................................................................................... xviDAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xviiBAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .................................................................

B. Rumusan Masalah ...........................................................................

C. Tujuan Penelitian ............................................................................

D. Manfaat Penelitian ..........................................................................

1

7

7

7BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori ....................................................................................

1. Proses Belajar Mengajar ...........................................................

2. Pendidikan IPA .........................................................................

3. Pendekatan Keterampilan Proses ..............................................

4. Ketuntasan Belajar ....................................................................

B. Kerangka Berpikir ...........................................................................

C. Penelitian Relevan ..........................................................................

D. Hipotesis .........................................................................................

9

9

11

15

23

30

32

34BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian ............................................................................

B. Subyek Penelitian ...........................................................................

C. Sumber Data ...................................................................................

D. Teknik Pengumpulan Data ..............................................................

E. Teknik Analisis Data ......................................................................

35

36

36

36

37

xi

Page 12: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

F. Indikator Kinerja .............................................................................

G. Prosedur Penelitian .........................................................................

39

40BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Awal Sebelum Tindakan ................................................

B. Deskripsi Tindakan Penelitian ........................................................

C. Pembahasan Hasil Penelitian ..........................................................

44

46

65BAB V PENUTUP

A. Simpulan .........................................................................................

B. Implikasi .........................................................................................

C. Saran ...............................................................................................

67

68

68DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 70LAMPIRAN .................................................................................................... 72

xii

Page 13: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Rubrik Penilaian Percobaaan ......................................................... 28Tabel 2. Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar dan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas III SD Negeri III Sendang Pada Kondisi Awal

Sebelum Tindakan ......................................................................... 44Tabel 3. Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar dan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas III SD Negeri III Sendang Pada Siklus I ................... 50Tabel 4. Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar dan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas III SD Negeri III Sendang Pada Siklus II .................. 56Tabel 5. Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar dan Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas III SD Negeri III Sendang Pada Siklus III ................ 63Tabel 6. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas III SD Negeri III

Sendang Pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III .... 65

xiii

Page 14: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Rumus Hitung Hasil Nilai Siswa ................................... 27Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir ................................................. 32Gambar 3. Bagan Teknik Analisis Data .......................................... 38Gambar 4. Gambaran Alur Penelitian Tindakan Kelas ................... 40Gambar 5. Siswa Melakukan Percobaan Gerak Benda ................... 97Gambar 6. Siswa Menuliskan Hasil Kerja Kelompok ..................... 97Gambar 7. Siswa Bekerja Kelompok Saat Percobaan Gerak Benda 97Gambar 8. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Siklus I .................... 97Gambar 9. Siswa Membuat Laporan Dari Percobaan Gerak Benda 97Gambar 10. Guru Mengawasi Siswa Saat Mengerjakan Soal

Evaluasi .......................................................................... 97Gambar 11. Siswa Mempersiapkan Untuk Melakukan Percobaan

Membuat Kincir Angin .................................................. 124Gambar 12. Siswa Memperlihatkan Hasil Kerja Kelompok

Membuat Kincir Angin .................................................. 124

Gambar 13. Siswa Bekerja Kelompok Saat Percobaan Membuat

Kincir Angin .................................................................. 124

Gambar 14. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Akhir Siklus II ........ 124Gambar 15. Guru Mengawasi Siswa Saat Mengerjakan Soal ........... 124Gambar 16. Guru Member Pengarahan Pada Siswa Dalam

Melakukan Percobaan Kincir Air .................................. 150Gambar 17. Siswa Bekerja Sama Merangkai Kincir Air ................... 150Gambar 18. Guru Kelas Ikut Membimbing Saat Percobaan

Berlangsung ................................................................... 150

Gambar 19. Siswa Merangkai Kincir Air .......................................... 150Gambar 20. Siswa Membuat Rangka Kincir Air ............................... 150Gambar 21. Guru Dan Siswa Melakukan Percobaan Menghidupkan

Lampu Pijar ....................................................................

150

Gambar 22. Hasil Percobaan Lampu Pijar Menyala .......................... 151Gambar 23. Siswa Membuat Laporan Ddari Percobaan Kincir Air .. 151Gambar 24. Guru Mengawasi Siswa Saat Mengerjakan Soal

Evaluasi .......................................................................... 151

Gambar 25. Siswa Mengerjakan Soal Evaluasi Akhir Siklus III ....... 151

xiv

Page 15: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR GRAFIK

Grafik 1 Grafik Ketuntasan Belajar dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III

SD Negeri III Sendang Pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan .... 45Grafik 2 Grafik Ketuntasan Belajar dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III

SD Negeri III Sendang Pada Siklus I ............................................. 50Grafik 3 Grafik Ketuntasan Belajar dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III

SD Negeri III Sendang Pada Siklus II ........................................... 57Grafik 4 Grafik Ketuntasan Belajar dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III

SD Negeri III Sendang Pada Siklus III .......................................... 64Grafik 5 Grafik Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas III SD

Negeri III Sendang Pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II, dan

Siklus III ......................................................................................... 66

xv

Page 16: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Penelitian PTK............................................................ 72Lampiran 2 Nilai Hasil Belajar dan Ketuntasan Kondisi Awal ................ 73Lampiran 3 Silabus Kelas III Semester II ................................................. 74Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ......................... 75Lampiran 5 Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan I ....................... 84Lampiran 6 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan I ...................... 87Lampiran 7 Lembar Observasi Guru Siklus I Pertemuan II ...................... 90Lampiran 8 Lembar Observasi Siswa Siklus I Pertemuan II .................... 93Lampiran 9 Angket Refleksi Siswa Setelah Siklus I ................................. 96Lampiran 10 Foto Pelaksanaan Siklus I ...................................................... 97Lampiran 11 Nilai Hasil Belajar dan Ketuntasan Siklus I .......................... 98Lampiran 12 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ....................... 99Lampiran 13 Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan I ...................... 111Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan I .................... 114Lampiran 15 Lembar Observasi Guru Siklus II Pertemuan II .................... 117Lampiran 16 Lembar Observasi Siswa Siklus II Pertemuan II ................... 120Lampiran 17 Angket Refleksi Siswa Setelah Siklus II ............................... 123Lampiran 18 Foto Pelaksanaan Siklus II ..................................................... 124Lampiran 19 Nilai Hasil Belajar dan Ketuntasan Siklus II ......................... 125Lampiran 20 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus III ...................... 126Lampiran 21 Lembar Observasi Guru Siklus III Pertemuan I .................... 137Lampiran 22 Lembar Observasi Siswa Siklus III Pertemuan I ................... 140Lampiran 23 Lembar Observasi Guru Siklus III Pertemuan II ................... 143Lampiran 24 Lembar Observasi Siswa Siklus III Pertemuan II .................. 146Lampiran 25 Angket Refleksi Siswa Setelah Siklus III .............................. 149Lampiran 26 Foto Pelaksanaan Siklus III ................................................... 150Lampiran 27 Nilai Hasil Belajar dan Ketuntasan Siklus III ........................ 152Lampiran 28 Rekapitulasi Ketuntasan Belajar dan Hasil Belajar Siswa ..... 153

xvi

Page 17: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

IPA atau sains merupakan konsep pembelajaran alam dan mempunyai

hubungan yang sangat luas terkait dengan kehidupan manusia serta makhluk lain

(Amien dalam Ali nugraha, 2005:3). Pembelajaran IPA sangat berperan dalam

proses pendidikan dan juga perkembangan Teknologi, karena IPA memiliki upaya

untuk membangkitkan minat manusia serta kemampuan dalam mengembangkan

ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemahaman tentang alam semesta yang

mempunyai banyak fakta yang belum terungkap dan masih bersifat rahasia

sehingga hasil penemuannya dapat dikembangkan menjadi ilmu pengetahuan

alam yang baru dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dengan demikian, IPA memiliki peran yang sangat penting. Kemajuan

IPTEK yang begitu pesat sangat mempengaruhi perkembangan dalam dunia

pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.

Pendidikan IPA telah berkembang di Negara-negara maju dan telah terbukti

dengan adanya penemuan-penemuan baru yang terkait dengan teknologi. Akan

tetapi di Indonesia sendiri belum mampu mengembangkannya. Pendidikan IPA di

Indonesia belum mencapai standar yang diinginkan, padahal untuk memajukan

ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), sains penting dan menjadi tolak ukur

kemajuan bangsa. Kenyataan yang terjadi di Indonesia, mata pelajaran IPA tidak

begitu diminati dan kurang diperhatikan. Apalagi melihat kurangnya pendidik

yang menerapkan konsep IPA. Permasalahan ini terlihat pada cara pembelajaran

IPA serta kurikulum yang diberlakukan sesuai atau malah mempersulit pihak

sekolah dan siswa didik, masalah yang dihadapi oleh pendidikan IPA sendiri

berupa materi atau kurikulum, guru, fasilitas, peralatan siswa dan komunikasi

antara siswa dan guru.

Oleh sebab itu untuk memperbaiki pendidikan IPA diperlukan

pembenahan kurikulum dan pengajaran yang tepat dalam pendidikan IPA.

Masalah ini juga yang mendasari adanya kurikulum yang disempurnakan yang

1

Page 18: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

saat ini sedang dikembangkan di sekolah-sekolah, yaitu KTSP. Perkembangan

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) telah melaju dengan pesat. Hal ini erat

hubungannya dengan perkembangan teknologi. Perkembangan teknologi

memberikan wahana yang memungkinkan IPA. Perkembangan IPA yang begitu

pesat menggugah para pendidik untuk dapat merancang dan melaksanakan

pendidikan yang lebih terarah pada penguasaan konsep yang dapat menunjang

kegiatan sehari-hari dalam masyarakat. Kreatifitas sumber daya manusia

merupakan syarat mutlak yang harus ditingkatkan untuk dapat menyesuaikan

perkembangan. Jalur yang tepat untuk meningkatkan sumber daya masyarakat

adalah melalui pendidikan. Pembaharuan di bidang pendidikan terus dilakukan

untuk meningkatkan kualitas pendidikan, diantaranya adalah pemberlakuan

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan menekankan keterlibatan siswa secara aktif dan berusaha menemukan

konsep sendiri dalam proses pembelajaran disemua mata pelajaran termasuk IPA.

Guru sebagai fasilitator memiliki peran memfasilitasi siswa-siswa untuk belajar

secara maksimal dengan mempergunakan berbagai strategi, metode, media dan

sumber belajar. Dalam proses pembelajaran siswa sebagai titik sentral belajar,

siswa yang lebih aktif, mencari dan memecahkan permasalahan belajar dan guru

membantu kesulitan siswa-siswa yang mendapat kendala, kesulitan dalam

memahami dan memecahkan permasalahan serta mendorong siswa untuk

menggunakan keterampilan proses serta menerapkan inovasi model pembelajaran

sehingga pembelajaran IPA mampu mengembangkan life skill yang merupakan

implementasi dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Ali Nugraha, 2005 :

10).

Kenyataan menunjukkan bahwa metode pembelajaran konvensional

masih mendominasi dalam proses mengajar IPA. Pembelajaran konvensional

yang umum dilakukan adalah metode mengajar dalam bentuk ceramah atau

metode mengajar secara informatif, pengajar lebih banyak berbicara dan bercerita

untuk menginformasikan semua fakta dan konsep sedangkan siswa hanya

mendengarkan dan mencatat hal-hal yang disampaikan pengajar tersebut. Siswa

akan memiliki banyak konsep tetapi tidak dilatih untuk menemukan dan

2

Page 19: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengembangkan konsep. Guru tidak begitu peduli apakah konsep dan rumus

tersebut benar atau salah, akan tetapi lebih peduli pada hasil belajar yang berupa

nilai angka. Metode pembelajaran konvensional dapat menyebabkan minat belajar

siswa menjadi rendah karena metode ini kurang menarik, menghalangi respon

siswa dan daya minat. Salah satu tugas guru adalah menciptakan suasana

pembelajaran yang dapat memotivasi siswa untuk senantiasa belajar dengan baik

dan semangat. Suasana pembelajaran yang demikian akan berdampak positif

dalam pencapaian prestasi belajar. Seorang guru harus memiliki kemampuan

dalam memilih pendekatan pembelajaran dan sekaligus menggunakan metode

pembelajaran yang tepat untuk menciptakan situasi pembelajaran yang kondusif.

Ketidaktepatan penggunaan metode mengajar sering menimbulkan kejenuhan

dalam mengikuti pelajaran dan materi yang diajarkan kurang dapat dipahami

sehingga mengakibatkan siswa menjadi apatis.

Suatu teknik yang banyak digunakan dalam pembelajaran khususnya

pembelajaran IPA adalah metode praktik. Praktikum merupakan salah satu

kegiatan laboratorium yang sangat berperan dalam menunjang keberhasilan proses

belajar mengajar IPA. Siswa dapat belajar melalui pengamatan langsung terhadap

meteri dalam IPA, dapat melatih keterampilan berfikir ilmiah, dapat menanamkan

dan mengembangkan sikap ilmiah, dapat menemukan dan memecahkan berbagai

masalah baru melalui metode ilmiah tersebut. Iklim belajar mengajar dapat

dikembangkan apabila guru memberi kesempatan kepada siswa untuk

meningkatkan dan mengembangkan kemampuan serta keterampilan fisik maupun

mental sesuai dengan taraf kemampuannya. Jadi tugas guru bukan hanya

memberikan pengetahuan saja, melainkan menyiapkan situasi yang menggiring

siswa untuk bertanya, mengamati, mengadakan eksperimen serta menemukan

fakta dan konsep sendiri. Pembelajaran IPA juga perlu disusun sedemikian rupa

sehingga siswa terlibat secara aktif. Para ahli psikologi umumnya sependapat

bahwa semakin besar keterlibatan siswa dalam kegiatan, maka semakin besar

baginya untuk mengalami proses belajar. Biasanya apabila guru berpikir tentang

belajar, ia menganggap bahwa siswa sedang mengasimilasi beberapa informasi.

Proses belajar meliputi semua aspek yang menunjang siswa menuju ke

3

Page 20: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembentukan manusia seutuhnya (a fully functioning person). Hal ini berarti

pembelajaran yang baik harus meliputi aspek psikomotorik, aspek afektif dan

aspek kognitif. Siswa akan mudah memahami konsep yang rumit dan abstrak jika

disertai contoh-contoh yang konkrit, contoh-contoh yang wajar sesuai dengan

kondisi yang dihadapi, dengan mempraktikkannya sendiri. Perkembangan pikiran

(kognitif) anak sesungguhnya dilandasi oleh gerakan dan perbuatan. Proses

belajar mengajar yang digunakan harus berfokus pada keaktifan siswa dan guru

memposisikan diri sebagai fasilitator sehingga siswa mendapatkan kesempatan

seluasnya untuk mengembangkan diri sesuai dengan taraf kemampuannya dalam

rangka menanamkan sikap dan nilai pada siswa.

Keaktifan siswa di sekolah dasar pada umumnya masih kurang dan

kegiatan pembelajaran cenderung terpusat pada guru. Hal ini disebabkan proses

pembelajaran lebih menekankan pada bercerita dan mendengarkan saja, tidak

terkecuali pada pokok materi energi gerak yang merupakan materi yang cukup

mudah. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian menyatakan

bahwa sebagian materi energi gerak merupakan percobaan. Tujuan

dilaksanakannya percobaan adalah supaya siswa dapat mengamati dan mengalami

secara langsung materi energi gerak sehingga siswa lebih mudah menguasai

materi ini. Namun pada umumnya guru masih belum mengarahkan siswa untuk

melakukan percobaan yang mendukung pengetahuan mereka tentang energi gerak

yang bisa diterapkan dengan percobaan atau praktikum.

Hal ini juga dipengaruhi dengan terbatasnya media yang dapat digunakan

dalam pembelajaran, sehingga dapat mempengaruhi pengetahuan siswa yang tidak

dapat diterima secara langsung hanya sekedar teori saja. Penugasan yang

diberikan kepada siswa pun hanya terbatas pada mengerjakan soal-soal di LKS.

Kondisi yang demikian mengakibatkan siswa menjadi cepat bosan dan akan

mempengaruhi hasil belajar siswa dalam segala aspek baik aspek kognitif, afektif

maupun psikomotor. Salah satu tujuan pembelajaran di sekolah dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan adalah meningkatnya kualitas sumber daya siswa.

Salah satu indikator keberhasilan tersebut adalah tercapainya ketuntasan belajar

siswa yang dicerminkan oleh nilai kognitif, nilai afektif dan nilai psikomotorik

4

Page 21: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang standarnya ditentukan oleh sekolah. Adanya pemisahan penilaian

kemampuan ini menyebabkan siswa mau tidak mau harus menguasai semua

kompetensi tersebut. Ketuntasan dalam pembelajaran dilandasi dengan dua

asumsi yaitu adanya korelasi antara tingkat keberhasilan dengan kemampuan

potensial atau bakat (berdasarkan teori John B. Carrol) dan pembelajaran

dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur sehingga peserta didik akan mampu

menguasai bahan yang disajikan kepadanya (Ali Nugraha, 2005 : 121).

Hal ini tebukti dari hasil observasi awal, penulis menemukan bahwa

terdapat beberapa kekurangan dalam proses pembelajaran IPA yang selama ini

diterapkan di kelas III SDN III Sendang, Wonogiri, antara lain:

1. metode penyampaian materi energi gerak hanya berlangsung dari satu arah

(pihak guru) atau dikenal dengan metode ceramah,

2. kurangnya keterlibatan siswa secara aktif selama proses pembelajaran

berlangsung. Menurut pendapat dari para siswa, mereka menyampaikan bahwa

kesulitan dalam mata pelajaran IPA, antara lain :

a. Kesulitan dalam memahami dan menghafal konsep energi gerak yang

abstrak.

b. Kesulitan mengaitkan konsep energi gerak dengan kehidupan sehari-hari

yang mereka alami atau yang ada di lingkungan sekitar.

Hasil pengamatan menemukan bahwa rata-rata nilai IPA kelas III adalah

56,19. Jadi bisa dikatakan bahwa belum semua siswa tuntas pada mata pelajaran

IPA karena masih ada nilai di bawah 65. Input siswa kelas III SDN III Sendang,

Wonogiri, secara pengamatan kurang begitu berkualitas terbukti sebanyak 50 %

siswa kelas III memperoleh hasil di bawah nilai KKM yang telah ditentukan.

Dengan kata lain 85% dari seluruh pertanyaan dapat dijawab dengan benar dan

sebanyak 95% siswa mencapai taraf penguasaan yang ditentukan Benyamin S.

Bloom (Ali Nugraha, 2005 : 126-128).

Hal ini merupakan kelemahan yang harus diperbaiki. Sebagai calon

pendidik mempunyai kewajiban agar siswa mendapatkan metode pembelajaran

yang terbaik sehingga proses pembelajaran IPA dapat ditingkatkan. Kelemahan-

kelemahan yang selama ini terjadi dalam proses pembelajaran harus diperbaiki

5

Page 22: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengingat pentingnya proses pembelajaran IPA sebagai langkah untuk

meningkatkan prestasi belajar IPA.

Dalam meningkatkan belajar siswa khususnya ketuntasan belajar dalam

konsep energi gerak perlu diterapkan suatu pendekatan keterampilan proses dalam

pembelajaran. Pendekatan Keterampilan Proses diartikan sebagai pendekatan

dalam proses pembelajaran yang menitikberatkan pada aktifitas dan kreatifitas

siswa untuk mengembangkan kemampuan fisik dan mental yang sudah dimiliki ke

tingkat yang lebih tinggi dalam memproses perolehan belajarnya. Keterampilan

proses yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan atau keterampilan

yang diperoleh melalui pendekatan keterampilan proses yang berupa keterampilan

dasar dan keterampilan terintegrasi. Keterampilan tersebut diterapkan secara

bergantian dan seimbang. Keterampilan yang diterapkan antara lain, yaitu

keterampilan mengamati (siswa melihat benda yang bergerak, merasakan

hembusan angin), keterampilan menafsirkan (siswa menafsirkan berbagai alat dan

bahan yang tersedia untuk melakukan sebuah percobaan), keterampilan

meramalkan (siswa memprediksi gerakan turbin yang digerakkan oleh air),

keterampilan mengatur alat dan bahan (siswa menggunakan benda yang dapat

digerakkan), keterampilan merencanakan penelitian (siswa membuat percobaan

energi gerak dengan membuat kincir air untuk menghidupkan lampu pada

generator), keterampilan menentukan variabel-variabel (siswa mengetahui serta

mempraktekkan langkah kerja dalam melakukan percobaan pembuatan kincir air),

keterampilan menerapkan konsep (siswa menerapkan konsep gerak benda dalam

pembuatan kincir air), keterampilan berkomunikasi (siswa mengamati dan

mendeskripsikan benda kemudian menjelaskan deskripsi tentang gerakan kincir

air di depan kelas), dan keterampilan mengajukan pertanyaan (siswa mengajukan

pertanyaan pada guru tentang penggunaan energi gerak dalam kehidupan sehari-

hari). Dengan adanya pendekatan keterampilan proses ini siswa akan belajar

secara mandiri untuk menemukan pengetahuan secara langsung melalui

pengalaman.

Berdasarkan uraian tersebut perlu dilakukan penelitian tindakan kelas

(PTK). Judul yang di ambil oleh peneliti yaitu “Penerapan Pendekatan

6

Page 23: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterampilan Proses Dalam Mencapai Ketuntasan Belajar Konsep Energi Gerak

Pada Siswa Kelas III SD Negeri III Sendang, Wonogiri, Tahun Pelajaran 2010 /

2011.”

B. Rumusan Masalah

Permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : Apakah

dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses dapat mencapai ketuntasan

belajar pada pokok materi energi gerak bagi siswa kelas III SD Negeri III

Sendang, Wonogiri tahun pelajaran 2010 / 2011 ?

C. Tujuan Penelitian

Sejalan dengan masalah yang ada, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah : untuk mencapai ketuntasan belajar siswa melalui penerapan pendekatan

keterampilan proses pada pokok materi energi gerak bagi siswa kelas III SD

Negeri III Sendang, Wonogiri tahun pelajaran 2010 / 2011.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

Sebagai referensi atau sumber informasi untuk dapat melaksanakan suatu

sistem pendidikan yang mendukung peningkatan proses belajar mengajar.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi siswa

Dapat meningkatkan ketrampilan berpikir siswa, kerjasama dan

komunikasi, serta mempunyai keberanian dalam mengemukakan

pendapatnya di dalam kelas

b. Manfaat bagi guru

1) Sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan memilih strategi

pembelajaran bervariasi yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran

sehingga memberikan layanan terbaik bagi siswa.

7

Page 24: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Semakin mantap dalam mempersiapkan diri dalam proses

pembelajaran.

c. Manfaat bagi sekolah

Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan implementasi

pelaksanaan KTSP di sekolah.

8

Page 25: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Proses Belajar dan Mengajar

a. Pengertian Belajar

Belajar pada hakekatnya adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang

ditangkap panca indra dengan kecenderungan untuk bertindak atau hubungan

antara stimulus dan respon (John Locke dalam Wina Sanjaya, 2006 : 114).

Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung

dalam interaksi aktif dalam lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan

dalam pengelolaan pemahaman (W.S. Winkel, 2007 : 56-68).

Belajar adalah setiap perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku,

yang terjadi sebagai suatu hasil dari latihan atau pengalaman (Ngalim Purwanto

dalam http://edukasi.kompasiana.com, 5 Mei 2011)

Berdasarkan definisi belajar menurut beberapa pendapat ahli di atas dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang

dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk memperoleh sesuatu hal di mana

terjadi perubahan tingkah laku yang disebabkan karena adanya pengalaman.

Ciri khas bahwa seseorang telah melakukan kegiatan belajar ialah dengan

adanya perubahan pada diri orang tersebut, yaitu dari belum mampu menjadi

mampu. Perubahan tingkah laku yang dimaksud meliputi perubahan berbagai

aspek, yaitu: pengetahuan, pengertian, kebiasaan, ketrampilan, apresiasi,

emosional, hubungan sosial, jasmani, budi pekerti, dan sikap (Oemar Hamalik,

2008 : 30)

Dalam proses belajar yang efektif sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor

kondisional yang ada (Oemar Hamalik, 20008 : 32). Faktor-faktor itu adalah

faktor kegiatan, latihan, keberhasilan, pengetahuan, asosiasi, pengalaman,

kesiapan belajar, minat dan usaha, fisiologis, dan intelegensi.

9

Page 26: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Pengertian Mengajar

Mengajar diartikan sebagai proses penyampaian informasi atau

pengetahuan dari guru kepada siswa. Proses ini sering juga dianggap sebagai

proses mentransfer ilmu. Mentransfer diartikan sebagai proses menyebarluaskan

atau menanamkan pengetahuan atau ketrampilan (Wina Sanjaya, 2008 : 96).

Mengajar dapat diartikan sebagai (1) menyampaikan pengetahuan kepada

siswa, (2) mewariskan kebudayaan kepada generasi muda, (3) usaha

mengorganisasi lingkungan sehingga menciptakan kondisi belajar bagi siswa, (4)

memberikan bimbingan belajar kepada murid, (5) kegiatan mempersiapkan siswa

untuk menjadi warga negara yang baik, (6) suatu proses membantu siswa

menghadapi kehidupan masyarakat sehari-hari (Oemar Hamalik, 2008 : 44-53).

Mengajar adalah suatu rangkaian kegiatan penyampaian bahan pelajaran

kepada murid agar dapat menerima, menanggapi, menguasai dan mengembangkan

bahan pelajaran itu (Arifin dalam http://edukasi.kompasiana.com, 5 Mei 2011).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa mengajar adalah

suatu kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan dan bahkan menanamkan

sebuah informasi atau pengetahuan terhadap seseorang atau peserta didik agar

mampu menguasai dan mengembangkan pengetahuan tersebut untuk menjadi

bekal dalam menghadapi kehidupan dalam masyarakat.

c. Metode Mengajar

Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan

rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun

tercapai secara optimal (Wina Sanjaya, 2008 : 147). Metode mengajar dapat

diartikan sebagai cara mengajar untuk mencapai tujuan. Semakin baik metode

mengajar seorang guru maka semakin efektif pula pencapaian tujuannya. Seorang

guru harus menetapkan terlebih dahulu metode yang sesuai dengan materi yang

akan diajarkan sebelum mengajar di kelas.

Dalam memilih metode mengajar yang akan digunakan perlu

dipertimbangkan faktor-faktor tertentu antara lain : kesesuaiannya dengan dengan

10

Page 27: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tujuan instruksional serta keterlaksanaannya dilihat dari waktu dan sarana yang

ada (Ibrahim dan Nana Syaodih, 2003 : 108).

2. Pendidikan IPA di Sekolah Dasar

a. Hakekat IPA

Kata “IPA” merupakan singkatan kata “Ilmu Pengetahuan Alam” yang

merupakan terjemahan dari kata-kata Bahasa Inggris “Natural Science” secara

singkat sering disebut ”Science”. Natural artinya alamiah, berhubungan dengan

alam atau bersangkut paut dengan alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Jadi

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science itu secara harfiah dapat disebut

sebagai ilmu tentang alam ini. Ilmu yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang

terjadi di alam (M. Iskandar, 2001 : 2).

Webster’s : New Collegiate Dictionary (1981) menyatakan “natural

science is knowledge concernedwith the physical world and its phenomena”, yang

artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah pengetahuan tentang alam dan gejala-

gejalanya. Sedangkan di dalam Purnell’s : Concise Dictionary of Science (1983)

tercantum definisi “Science is the broad field of human knowledge, acquired by

systematic observation and experiment, and explained by means of ruler, laws,

principles, theories, and hyphotheses”, artinya Ilmu Pengetahuan Alam adalah

pengetahuan manusia yang luas yang didapatkan dengan cara observasi dan

eksperimen yang sistematik, serta dijelaskan dengan bantuan aturan-aturan,

hukum-hukum, prinsip-prinsip, teori-teori dan hipotesis-hipotesis (M. Iskandar,

2001 : 2).

IPA sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains dianggap

sebagai cara berpikir yang benar, penalaran logis untuk menarik kesimpulan

khusus dari berbagai fenomena yang bersifat umum (Aristoteles dalam Ali

Nugraha, 2005 : 4).

IPA merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan

cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, penyimpulan,

penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait

11

Page 28: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mengkait antara cara yang satu dengan cara yang lain (Abu Ahmadi dalam Ali

Nugraha, 2005 : 3).

Berdasarkan pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa IPA

merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan

menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan didapatkan

dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus di

sempurnakan untuk mempelajari tentang alam. Dalam pembelajaran IPA

mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya.

Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan

alam semesta serta proses materi dan sifatnya.

b. Energi Gerak

Gerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Benda tak hidup pun

dapat bergerak jika ada yang menggerakkannya. Contohnya, anak berlari, burung

terbang, katak melompat, bola menggelinding karena ditendang, air mengalir dari

tempat tinggi ke tempat yang lebih rendah, dan sebagainya. Mengapa benda dapat

bergerak? Benda dapat bergerak karena ada tenaga yang menggerakkannya. Gerak

benda dapat terjadi dengan berbagai cara. Ada yang bergerak dengan berlari, ada

yang bergerak dengan berjalan, ada yang bergerak dengan terbang, ada yang

bergerak di atas air, ada yang bergerak cepat, ada yang bergerak lambat, dan

sebagainya. Benda yang dapat bergerak cepat, antara lain, sepeda motor, mobil,

dan pesawat terbang. Benda yang bergerak lambat, antara lain, jarum jam, daun

rontok, dan siput berjalan. Kamu dapat menyimpulkan hasil pengamatan bahwa

gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran, tempat atau kedudukan.

Macam-macam gerak pada benda, antara lain, jatuh, mengalir, memantul,

menggelinding, berputar, dan tenggelam (Priyono & Titik Sayekti, 2008 : 107).

Energi adalah kemampuan untuk melakukan usaha. Jadi, segala sesuatu

dapat melakukan kegiatan atau usaha jika mempunyai energi. Energi gerak

disebut juga energi kinetik. Energi kinetik adalah energi yang dimiliki oleh benda

yang sedang bergerak. Contohnya, air yang mengalir, angin, orang yang berlari,

12

Page 29: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kereta yang berjalan, dan roda yang berputar (Priyono & Titik Sayekti, 2008 :

120).

Energi tidak dapat kita lihat secara langsung sehingga untuk mengukur

energi yang digunakan tidak dapat dilakukan secara langsung. Mengukur energi

secara tidak langsung adalah dengan cara mengamati pengaruh yang ditimbulkan

oleh energi itu pada suatu benda. Misalnya, energi panas dapat menyebabkan suhu

benda meningkat (makin panas). Besar kecilnya kenaikan suhu suatu benda dapat

digunakan untuk menunjukkan besar kecilnya energi panas yang diterima oleh

benda tersebut. Makin tinggi suhunya, maka jumlah energi panas yang diterima

benda tersebut makin besar. Jadi, meskipun tidak dapat kita lihat, energi panas

(termasuk energi-energi yang lain) dapat kita rasakan keberadaannya (Priyono &

Titik Sayekti, 2008 : 127).

Berbagai sumber energi gerak, antara lain :

a. Baterai

Di dalam baterai terdapat zat kimia yang dapat menghasilkan energi kimia.

Saat baterai digunakan, energi kimia tersebut berubah menjadi energi listrik.

Ukuran baterai bermacam-macam, ada yang besar, ada pula yang kecil. Baterai

merupakan sumber energi yang sangat praktis dan mudah dibawa kemana-

mana. Namun, energi listrik yang dihasilkan baterai tidak begitu besar.

Contohnya pada mainan mobil-mobilan yang menggunakan baterai yang dapat

menghasilkan energi listrik yang kemudian diubah menjadi energi gerak

(Priyono & Titik Sayekti, 2008 : 128-129).

b. Air

Air biasanya mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang rendah. Aliran

air dapat menghasilkan energi. Contohnya, air terjun. Jadi, air terjun juga

merupakan sumber energi. Umumnya, air terjun mempunyai aliran air dalam

jumlah besar sehingga dapat menghasilkan energi yang besar pula. Energi yang

berasal dari aliran air terjun dapat digunakan untuk memutar turbin pada pusat

pembangkit energi listrik. Putaran yang dihasilkan turbin dapat menggerakkan

generator listrik sehingga energi listrik dapat dihasilkan. Pembangkit listrik

13

Page 30: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tenaga air dikenal dengan singkatan PLTA (Priyono & Titik Sayekti, 2008 :

130).

c. Angin

Angin adalah udara yang bergerak. Angin menyimpan energi. Jadi, angin juga

termasuk sumber energi. Manusia telah memanfaatkan energi angin sejak

dahulu. Misalnya, untuk menggerakkan perahu layar, layang-layang, dan kincir

angin. Saat ini, angin juga dimanfaatkan untuk membangkitkan energi listrik,

tetapi masih terbatas pada negara-negara tertentu (Priyono & Titik Sayekti,

2008 : 130-131).

Salah satu tujuan dari adanya penggunaan sumber energi gerak adalah :

menggerakkan suatu benda. Energi apa yang digunakan mobil? Mobil dan

kendaraan bermotor menggunakan energi gerak. Energi gerak tersebut, umumnya

diperoleh dari bahan bakar bensin atau solar sehingga kendaraan dapat berjalan.

Nelayan yang mempunyai perahu layar, memanfaatkan energi gerak yang berasal

dari angin saat akan melaut. Energi gerak tersebut digunakan untuk

menggerakkan perahu layarnya. Dapatkah kamu menunjukkan contoh

penggunaan energi gerak yang lain? (Angin adalah salah satu sumber energi yang

paling lama dikenal dan dimanfaatkan orang. Angin sudah digunakan untuk

menggerakkan kapal layar sejak tahun 3500 sebelum masehi).

Konsep energi dalam kehidupan sehari-hari meliputi :

a. Kincir Air

Kincir air adalah salah satu jenis alat yang memanfaatkan kekuatan air. Apakah

kegunaan kincir air? Kincir air dapat digunakan untuk mengangkat air dari

tempat yang rendah ke tempat yang lebih tinggi. Kincir air juga bisa digunakan

untuk memutar generator pembangkit energi listrik. Di zaman serba modern

ini, mungkin kincir sudah jarang dijumpai. Kincir air: suatu alat yang terdiri

dari roda serta perlengkapan-perlengkapan lain yang digerakkan oleh aliran air

(Priyono & Titik Sayekti, 2008 : 138).

14

Page 31: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Kincir Angin

Kincir angin: suatu alat yang terdiri atas baling-baling dan perlengkapan-

perlengkapan lain yang digerakkan oleh aliran udara (Priyono & Titik Sayekti,

2008 : 141).

3. Pendekatan Keterampilan Proses

a. Pengertian Pendekatan Keterampilan Proses

Keterampilan proses adalah keterampilan fisik dan mental terkait dengan

kemampuan-kemampuan mendasar yang dimiliki, dikuasai dan diaplikasikan

dalam suatu kegiatan ilmiah, sehingga para ilmuan berhasil menemukan sesuatu

yang baru (Semiawan dalam Noehi Nasution, 2007 : 1.8).

Pendekatan keterampilan proses bukanlah tindakan instruksional yang

berada diluar jangkauan kemampuan peserta didik. Pendekatan ini justru

bermaksud mengembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik

(Dimyati dan Mudjiono dalam Soli Abimanyu, 2009 : 5.3).

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan

kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak

kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Untuk mengungkapkan fakta-fakta

dan menemukan konsep-konsep perlu dilakukan suatu proses yang dapat

mengungkapkan dan menemukan fakta dan konsep IPA. Proses-proses yang

digunakan untuk mengungkapkan dan menemukan fakta serta menumbuhkan

sikap dan nilai konsep yang dilakukan oleh seorang ilmuwan yang disebut

ketrampilan proses.

Keterampilan proses merupakan teknik pengembangan keterampilan-

keterampilan intelektual, sosial, dan fisik yang bersumber dari kemampuan-

kemampuan mendasar yang telah ada dalam diri siswa. Dalam hal ini: (1)

pendekatan proses memberikan kepada siswa pengertian yang tepat tentang

hakekat ilmu pengetahuan. Siswa dapat mengalami rangsangan ilmu pengetahuan

dan dapat lebih baik mengerti fakta dan konsep ilmu pengetahuan. (2) mengajar

dengan keterampilan proses berarti memberi kesempatan siswa bekerja dengan

ilmu pengetahuan, tidak sekedar menceriterakan atau mendengarkan ceritera

15

Page 32: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tentang ilmu pengetahuan. Di sisi yang lain, siswa merasa bahagia sebab mereka

aktif dan tidak menjadi si pelajar yang pasif, dan (3) menggunakan keterampilan

proses untuk mengajar ilmu pengetahuan, membuat siswa belajar proses dan

produk ilmu pengetahuan sekaligus (Funk dalam Noehi Nasution, 2007 : 1.7).

Pendekatan Keterampilan Proses memberikan kesempatan kepada siswa

untuk secara nyata bertindak sebagai seorang ilmuwan. Konsekuensi yang harus

diterima dengan penerapan Pendekatan Keterampilan Proses ini, guru tidak saja

dituntut untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan memproses dan

memperoleh ilmu pengetahuan. Lebih dari pada itu, guru hendaknya juga

menanamkan sikap dan nilai sebagai ilmuwan kepada para siswanya.

Keterampilan proses adalah keterampilan yang diperoleh dari latihan kemampuan-

kemampuan mental, fisik,dan sosial yang mendasar sebagai penggerak

kemampuan-kemampuan yang lebih tinggi. Kemampuan-kemampuan mendasar

yang telah dikembangkan dan telah terlatih lama-kelamaan akan menjadi suatu

keterampilan, sedangkan pendekatan keterampilan proses adalah cara memandang

anak didik sebagai manusia seutuhnya. Cara memandang ini dijabarkan dalam

kegiatan belajar mengajar memperhatikan pengembangan pengetahuan, sikap,

nilai, serta keterampilan. Ketiga unsur itu menyatu dalam satu individu dan

terampil dalam bentuk kreatifitas.

Pendekatan pembelajaran proses adalah pendekatan pembelajaran yang

menekankan pada kegiatan ketrampilan proses yang digunakan untuk

mengungkap dan menemukan fakta dan konsep serta menumbuhkan sikap dan

nilai yang dilakukan oleh murid. Proses pembelajaran dengan pendekatan ini

dimulai dari obyek nyata atau obyek yang sebenarnya dengan menggunakan

pengalaman langsung, sehingga siswa diharapkan terjun dalam kegiatan belajar

mengajar yang lebih realistis, dan anak juga diajak ,dilatih, dan dibiasakan

melakukan observasi langsung dan membuat kesimpulan sendiri. Kesimpulan

yang dapat ditarik dari uraian tentang Pendekatan keterampilan Proses ini adalah

berikut :

1. Pendekatan Keterampilan Proses sebagai wahana penemuan dan

pengembangan fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan pada diri siswa.

16

Page 33: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Fakta, konsep, dan prinsip ilmu pengetahuan yang ditemukan dan

dikembangkan siswa berperan pula menunjang pengembangan keterampilan

proses pada diri siswa, dan

3. Interaksi antara pengembangan keterampilan proses dengan fakta, konsep serta

prinsip ilmu pengetahuan, pada akhirnya akan mengembangkan sikap dan nilai

ilmuwan pada diri siswa. Dengan demikian unsur keterampilan proses, ilmu

pengetahuan, serta sikap dan nilai yang terjadi dalam kegiatan pembelajaran

yang menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses, saling berinteraksi dan

berpengaruh satu dengan yang lain.

b. Jenis-jenis Pendekatan Keterampilan Proses

Keterampilan proses dalam IPA dibagi menjadi dua kelompok menurut

Esler dan Esler (Noehi Nasution, 2007 : 1.36), yaitu :

1) Keterampilan Dasar

Keterampilan dasar meliputi keterampilan observasi (pengamatan),

pengelompokkan (mengklasifikasi), pengukuran, menghubungkan ruang dan

waktu, meramalkan (memprediksi), mengkomunikasikan, menarik

kesimpulan.

2) Keterampilan Terintegrasi

Keterampilan terintegrasi meliputi keterampilan menerapkan konsep,

mengajukan pertanyaan, mendefinisi, menyusun hipotesis, menafsirkan data,

mengontrol variabel, mengatur alat dan bahan, melakukan percobaan.

Berdasarkan pengelompokkan tersebut akan diambil beberapa

keterampilan yang akan diterapkan dalam konsep energi gerak bagi siswa kelas

III, antara lain :

1) Keterampilan Mengamati

Keterampilan mengamati atau mengobservasi adalah keterampilan yang

dikembangkan dengan menggunakan semua indera yang kita miliki untuk

mengidentifikasi dan memberikan nama sifat-sifat dari objek-objek atau

kejadian-kejadian (Esler dan Esler dalam Noehi Nasution, 2007 : 1.9).

Definisi serupa disampaikan oleh Abruscato (Noehi Nasution, 2007 : 1.9)

17

Page 34: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

yang menyatakan bahwa mengobservasi artinya mengunakan segenap panca

indera untuk memperoleh informasi atau data mengenai benda atau kejadian.

Jadi keterampilan mengobservasi adalah keterampilan mengumpulkan data

atau informasi melalui penerapan dengan indera.

Melalui mengamati kita belajar tentang dunia sekitar kita yang fantastis.

manusia mengamati obyek-obyek dengan fenomena alam melalui panca indra:

penglihatan, pendengaran, perabaan, penciuman, dan perasa/pengecap.

Informasi yang kita peroleh, dapat menuntun keingintahuan, mempertanyakan,

memikirkan, melakukan interprestasi tentang lingkungan kita, dan meneliti

lebih lanjut. Selain itu, kemampuan mengamati merupakan keterampilan

paling dasar dalam memproses dan memperoleh ilmu pengetahuan serta

merupakan hal esensial untuk mengembangkan keterampilan-keterampilan

proses lain. Mengamati merupakan tanggapan kita terhadap berbagai obyek

dan peristiwa alam dengan menggunakan panca indra. Dengan kata lain,

melalui observasi kita mengumpulkan data tentang tanggapan-tanggapan kita.

Mengamati memiliki dua sifat utama, yakni sifat kualitatif dan sifat

kuantitatif. Mengamati bersifat kualitatif apabila dalam pelaksanaannya hanya

menggunakan panca indra untuk memperoleh informasi. Contoh kegiatan

mengamati yang bersifat kualitatif ialah menentukan warna (penglihatan),

mengenali suara jengkerik (pendengaran), membandingkan rasa manis gula

dengan sakarin (pengecap), menentukan struktur suatu obyek (perabaan),

mengenal bau tajam amoniak (penciuman). Mengamati bersifat kuantitatif

apabila dalam pelaksanaannya selain menggunakan panca indera, juga

digunakan peralatan lain yang memberi informasi khusus dan tepat. Contoh

kegiatan mengamati yang bersifat kuantitatif ialah menghitung panjang ruang

kelas dengan satuan ukuran tegel, menentukan titik didih air dengan bantuan

thermometer, membedakan luas daerah satu dengan daerah lain, dan kegiatan

lain yang sejenis.

Kegiatan yang dapat dilakukan yang berkaitan dengan kegiatan

mengobservasi dalam pembelajaran konsep energi gerak adalah melihat benda

yang bergerak dan merasakan hembusan angin.

18

Page 35: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2) Keterampilan Menafsirkan

Keterampilan menginferensi menurut Esler dan Esler dapat dikatakan

juga sebagai keterampilan membuat kesimpulan sementara. Menurut

Abruscato (Nasution, 2007 : 1.49), menyimpulkan secara sementara adalah

menggunakan logika untuk membuat kesimpulan dari apa yang diobservasi.

Keterampilan menginferensi yaitu keterampilan proses menafsirkan sesuatu

berupa benda, peristiwa, konsep, atau informasi yang telah dikumpulkan

melalui pengamatan, perhitungan, penelitian, atau eksperimen. Contoh

kegiatan untuk mengembangkan keterampilan ini adalah menafsirkan berbagai

alat dan bahan yang tersedia untuk membuat sebuah percobaan.

3) Keterampilan Memprediksi

Memprediksi adalah meramal secara khusus tentang apa yang akan

terjadi pada observasi yang akan datang atau membuat perkiraan kejadian atau

keadaan yang akan datang yang diharapkan akan terjadi (Nasution, 2007 :

1.55). Keterampilan memprediksi menurut Esler dan Esler adalah

keterampilan memperkirakan kejadian yang akan datang berdasarkan dari

kejadian-kejadian yang terjadi sekarang, keterampilan menggunakan grafik

untuk menyisipkan dan meramalkan terkaan-terkaan atau dugaan-dugaan.

(Nasution, 2007 : 1.55).

Keterampilan memprediksi yaitu mengantisipasi atau menyimpulkan

suatu hal yang akan terjadi pada waktu yang akan datang berdasarkan

perkiraan atas kecenderungan atau pola tertentu atau hubungan antar data atau

informasi. Jadi dapat dikatakan bahwa memprediksi sebagai menyatakan

dugaan beberapa kejadian mendatang atas dasar suatu kejadian yang telah

diketahui.

Suatu prediksi merupakan suatu ramalan dari apa yang kemudian hari

dapat diamati. Untuk dapat membuat prediksi yang dapat dipercaya tentang

obyek dan peristiwa maka dapat dilakukan dengan memperhitungkan

penentuan secara tepat perilaku terhadap lingkungan kita. Keteraturan dalam

lingkungan kita mengijinkan untuk mengenal pola-pola dan untuk

memprediksi terhadap pola-pola apa yang mungkin dapat diamati kemudian

19

Page 36: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

hari. Memprediksi dapat diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat

ramalan tentang segala hal yang akan terjadi pada waktu mendatang,

berdasarkan perkiraan atas pola atau kecenderungan tertentu, atau

keterhubungan antara fakta, konsep, dan prinsip dalam ilmu pengetahuan.

Contoh dari kegiatan ini adalah memprediksi gerakan turbin yang digerakkan

oleh air.

4) Keterampilan Mengatur alat dan bahan

Yang dimaksudkan dengan keterampilan mengatur alat dan bahan disini

merupakan keterampilan siswa dalam menentukan alat dan bahan yang akan

digunakan pada saat pembelajaran berlangsung. Seperti menggunakan benda

yang dapat digerakkan.

5) Keterampilan Merencanakan penelitian

Rancangan penelitian ini, diharapkan selalu dibuat pada setiap kegiatan

penelitian. Berdasarkan pentingnya rancangan penelitian terhadap perolehan

penelitian itu sendiri, maka keterampilan merancang penelitian perlu diberikan

sejak dini. Merancang penelitian dapat diartikan sebagai suatu kegiatan untuk

mendeskripsikan variabel-variabel yang dimanipulasi dan direspon dalam

penelitian secara operasional, kemungkinan dikontrolnya variabel, hipotesis

yang diuji dan cara mengujinya, serta hasil yang diharapkan dari penelitian

yang akan dilaksanakan. Contoh kegiatan yang tercakup dalam keterampilan

merancang penelitian, antara lain: menyusun hipotesis, mendefinisikan

variabel secara operasional, menggambarkan hubungan antar variabel, dan

kegiatan yang lain. Salah satu kegiatannya adalah siswa membuat percobaan

energi gerak dengan membuat kincir air untuk menghidupkan lampu pada

generator.

6) Keterampilan Menentukan variable-variabel

Yang dimaksud dengan menentukan variabel dalam pemebelajaran

konsep energi gerak disini adalah siswa mengetahui serta mempraktekkan

langkah kerja dalam melakukan percobaan pembuatan kincir air.

20

Page 37: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7) Keterampilan Menerapkan konsep

Kegiatan dalam keterampilan menerapkan konsep disini sebagai contoh

adalah penerapan siswa tentang konsep gerak benda dalam pembuatan kincir

air. Di mana air yang mengalir dapat menggerakkan turbin yang dapat

menyalakan generator sehingga dapat menyalakan lampu.

8) Keterampilan Berkomunikasi

Mengkomunikasikan adalah menyampaikan hasil pengamatan yang

berhasil dikumpulkan atau menyampaikan hasil penyelidikan (Abruscato

dalam Nasution, 2007: 1.44 ). Keterampilan mengkomunikasikan, menurut

Esler dan Esler dapat dikembangkan dengan menghimpun informasi dari

grafik atau gambar yang menjelaskan benda-benda serta kejadian-kejadian

secara rinci. Jadi keterampilan mengkomunikasikan adalah menyampaikan

perolehan atau hasil belajar kepada orang lain dalam bentuk tulisan, gambar,

gerak, tindakan, atau penampilan. Kegiatan untuk keterampilan ini dapat

berupa kegiatan membuat dan menginterpretasi informasi dari grafik, charta,

peta, gambar, dan lain-lain. Misalnya siswa mengembangkan keterampilan

mengkomunikasikan deskripsi benda-benda dan kejadian tertentu secara rinci.

Siswa diminta untuk mengamati dan mendeskripsikan benda dalam

percobaan, kemudian siswa tersebut menjelaskan deskripi tentang gerakan

kincir air di depan kelas.

9) Keterampilan Mengajukan Pertanyaan

Keterampilan mengajukan pertanyaan merupakan keterampilan yang

mengharuskan siswa lebih aktif mencari tahu tentang beberapa konsep dalam

materi pembelajaran. Keterampilan ini dapat berupa kegiatan mengajukan

pertanyaan kepada guru tentang materi yang dipelajari.

c. Alasan dan Manfaat Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses

Alasan menggunakan pendekatan keterampilan proses, yaitu : (1) dengan

kemajuan yang sangat pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, guru tidak

mungkin lagi mengajarkan semua fakta dan konsep dari sekian mata pelajaran

karena waktunya tidak akan cukup, (2) dalam usia perkembangan anak, secara

21

Page 38: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

psikologis lebih mudah memahami konsep, apalagi yang sulit, bila disertai dengan

contoh-contoh konkrit, dialami sendiri, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.

Sesuai dengan J. Piaget yang mengatakan bahwa intisari pengetahuan adalah

kegiatan atau aktivitas, baik fisik maupun mental, (3) ilmu pengetahuan boleh

dikatakan bersifat relative, artinya, suatu kebenaran teori pada suatu saat

berikutnya bukan kebenaran lagi, tidak sesuai lagi dengan situasi. Suatu teori bisa

gugur bila ditemukan teori-teori yang lebih baru dan lebih jitu. Jadi, suatu teori

masih dapat dipertanyakan dan diperbaiki. Oleh karena itu, perlu orang-orang

yang kritis, mempunyai sikap ilmiah. Wajar kiranya kalau anak-anak atau siswa

sejak dini sudah ditanamkan dalam dirinya sikap ilmiah dan sikap kritis ini.

Dengan menggunakan keterampilan proses, maksud tersebut untuk saat ini pantas

diterima, dan (4) proses belajar dan pembelajaran bertujuan membentuk manusia

yang utuh artinya cerdas, terampil dan memiliki sikap dan nilai yang diharapkan.

Jadi, pengembangan pengetahuan dan sikap harus menyatu. Dengan keterampilan

memproses ilmu, diharapkan berlanjut kepemilikan sikap dan mental (Conny

Semiawan dalam Soli Abimanyu, 2009 : 5.3).

Dengan melihat alasan ini, betapa pentingnya keterampilan proses bagi

siswa untuk mendapatkan ilmu yang akan berguna bagi siswa di masa yang akan

datang, sehingga bangsa kita akan dapat sejajar dengan bangsa maju lainnya.

Manfaat dari adanya penerapan pendekatan keterampilan proses sebagai

berikut : (1) dengan penerapan pendekatan keterampilan proses dalam

pembelajaran, siswa akan memperoleh pengertian yang tepat tentang hakekat ilmu

pengetahuan, (2) dengan penerapan pendekatan keterampilan proses dalam

pembelajaran berarti siswa bekerja dengan ilmu pengetahuan, tidak sekedar

memperoleh informasi tentang ilmu pengetahuan itu, dan (3) dengan penerapan

pendekatan keterampilan proses dalam pembelajaran, siswa secara serentak

belajar tentang proses dan produk ilmu pengetahuan (Funk dalam Soli Abimanyu,

2009 : 5.6).

22

Page 39: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4. Ketuntasan Belajar

a. Hakekat Belajar Tuntas

Belajar tuntas merupakan proses pembelajaran yang dilakukan dengan

sistematis dan terstruktur, bertujuan untuk mengadaptasikan pembelajaran pada

siswa, membantu mengatasi perbedaan-perbedaan yang terdapat pada siswa, dan

berguna untuk menciptakan kecepatan belajar (rate of program). Belajar tuntas

dilandasi dua asumsi, yaitu (1) bahwa adanya korelasi antara tingkat keberhasilan

dengan kemampuan potensial (bakat) berdasarkan teori John B. Carol

“bahwa anak didik apabila didistribusikan secara normal dengan memperhatikan kemampuannya secara potensial untuk beberapa bidang pengajaran yang sama dan hasil belajarnya diukur ternyata menunjukkan distribusi normal”

(2) apabila pembelajaran dilaksanakan secara sistematis dan terstruktur, maka

semua peserta didik akan mampu menguasai bahan yang disajikan kepadanya

(Martinis Yamin, 2007 : 121).

Belajar tuntas adalah pencapaian taraf penguasaan minimal yang

ditetapkan untuk setiap unit bahan pelajaran baik secara perseorangan maupun

kelompok, dengan kata lain, apa yang dipelajari siswa dapat dikuasai sepenuhnya.

(Uzer Usman dalam http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2136977-

pengertian-belajar-tuntas/#ixzz1QgMeNEpb)

Belajar tuntas adalah suatu sistem belajar yang menginginkan sebagian

besar peserta didik dapat menguasai tujuan pembelajaran secara tuntas”.

(Kunandar dalam http://techonly13.wordpress.com/2010/10/27/konsep-belajar-

tuntas)

Berdasarkan pendapat beberapa ahli di atas, belajar tuntas adalah suatu

sistem pengajaran yang menuntaskan tercapainya tujuan pengajaran oleh semua

siswa. Hal yang perlu mendapat perhatian guru adalah bagaimana mengusahakan

agar siswa dapat belajar efektif sehingga dapat menguasai materi pelajaran yang

dianggap esensial bagi perkembangan siswa itu sendiri.

23

Page 40: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Prinsip belajar Tuntas

Belajar tuntas menciptakan peserta didik memiliki kemampuan dan

mengembangkan potensi yang dimilikinya, mengecilkan perbedaan antara anak

cerdas dengan anak yang tidak cerdas. Belajar tuntas menciptakan anak didik

dapat mencapai tujuan pembelajran, sehingga di dalam kelas tidak terjadi anak

cerdas akan mencapai semua tujuan pembelajaran sedang anak didik kurang

cerdas mencapai sebagian tujuan pembelajaran atau tidak mencapai sama sekali

tujuan pembelajaran.

Dalam bukunya Diferential Education for the Gifted, Virgil Ward (dalam

Martinis Yamin, 2007 : 122-123) menjelaskan tentang proposisi anak yang

berbakat, yaitu (1) pendidikan anak berbakat intelektual berbeda dari anak lainnya

dan sayogianya amat menekankan aktivitas intelektual, (2) pembelajaran anak

berbakat harus diwarnai kecepatan dan tingkat kompleksitas yang lebih sesuai

dengan kemampuannya yang lebih tinggi dari anak biasa.

c. Strategi Belajar Tuntas

Strategi belajar tuntas dapat diterapkan secara tuntas untuk meningkatkan

kualitas pendidikan, terutama pada level mikro, yaitu mengembangkan individu

dalam proses belajar di kelas. Terdapat tiga strategi dalam belajar tuntas, yaitu

mengidentifikasi prakondisi, mengembangkan prosedur operasional dan hasil

belajar, dan mengimplementasikan dalam pembelajaran klasikal yang disesuaikan

dengan kemampuan individual (Benyamin S. Bloom dalam Martinis Yamin,

2007: 125).

Belajar tuntas dapat dilakukan bilamana didukung oleh alat/sarana

pembelajaran seperti media pembelajaran yang dapat mengefektifkan proses

belajar.

d. Langkah-langkah Mencapai Ketuntasan Tuntas

Kriteria yang digunakan dalam pencapaian taraf minimal belajar tuntas

adalah : mencapai 65 % dari materi setiap pokok bahasan dengan melalui nilai

formatif, maksudnya siswa mencapai sekurang-kurangnya 65 % dari materi

24

Page 41: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pelajaran. Kriteria tersebut mengandung pengertian bahwa siswa hendaknya

mencapai penguasaan sekurang-kurangnya 65% dari mata pelajaran. Guru dapat

melakukan belajar tuntas dan peserta didik memiliki penguasaan penuh atau

tuntas dengan cara melakukan kegiatan yang terdiri atas (1) feedback atau umpan

balik yang terperinci kepada guru maupun siswa, (2) sumber dan metode-metode

pengajaran yang dapat dilakukan di mana saja (S. Nasution dalam Martinis

Yamin, 2007 : 129).

Langkah-langkah umum yang harus ditempuh agar ketuntasan belajar

tercapai : (1) mengajarkan satuan pelajaran pertama dengan menggunakan metode

kelompok, (2) memberikan tes diagnosa untuk memeriksa kemajuan belajar siswa

setelah disampaikan satuan pelajaran tersebut sehingga dapat diketahui siswa

yang telah memenuhi kriteria dan yang belum, (3) siswa yang telah memenuhi

kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan diperkenankan menempuh pengajaran

berikutnya, sedangkan bagi yang belum diberikan kegiatan korektif, dan (4)

melakukan pemeriksaan akhir untuk mengetahui hasil belajar yang telah tercapai

oleh siswa dalam jangka waktu tertentu.

e. Variabel Ketuntasan Belajar

Variabel-variabel ketuntasan belajar antara lain: (1) bakat siswa (guru

hendaknya mengetahui bakat terbesar yang dipunyai siswa agar siswa bisa

langsung diarahkan dengan tepat sehingga nantinya ada korelasi antara bakat

dengan hasil belajar; (2) ketekunan belajar (guru harus bisa mendorong siswanya

agar mempunyai motivasi untuk belajar.misalnya saja dengan diadakanya pretest

shg mau tidak mau siswa harus belajar; (3) kualitas pembelajaran (kualitas

pembelajaran ditentukan oleh kualitas penyajian, penjelasan, dan pengaturan

unsur-unsur tugas belajar jadi berkualitas atau tidaknya suatu pembelajaran ada di

tangan guru); dan (4) kesempatan yang tersedia untuk belajar dalam memahami

mata pelajaran,bidang studi,atau pokok bahasan yang berbeda-beda sesuai dengan

tingkat kesulitannya dalam hal ini guru harus benar-benar paham)

(www.isjoni.com).

25

Page 42: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

f. Penilaian IPA Mencapai Ketuntasan

Penilaian adalah suatu proses untuk mengetahui apakah proses dan hasil

dari suatu program kegiatan telah sesuai dengan tujuan atau kriteria yang telah

ditetapkan (Sarwiji Suwandi, 2008 : 15).

Salah satu komponen penting dalam sistem pembelajaran adalah

penilaian atau evaluasi. Alasannya adalah sebagai berikut : (1) untuk

membandingkan siswa satu dengan siswa lainnya, (2) untuk mengetahui apakah

para siswa memenuhi standar terrtentu, (3) untuk membantu kegiatan

pembelajaran siswa, (4) untuk mengetahui atau mengontrol apakah program

pembelajaran berjalan sebagaimana mestinya (Baxter dalam Sarwiji Suwandi,

2008 : 16).

Penilaian harus mendukung dan memperkuat aspek-aspek program

pembelajaran lainnya (Gronlund dalam Sarwiji Suwandi, 2008 : 17). Penilaian

merupakan suatu kegiatan yang harus dilakukan oleh guru sebagai bagian dari

sistem pengajaran yang direncanakan dan diimplementasikan di kelas.

Komponen-komponen pokok penilaian meliputi pengumpulan informasi,

interpretasi terhadap informasi yang telah dikumpulkan, dan pengambilan

keputusan.

Dalam pelaksanaan penilaian harus memperhatikan beberapa prinsip

penting antara lain : valid, mendidik, berorientasi pada kompetensi, adil dan

objektif, terbuka, berkesinambungan, menyeluruh dan bermakna (Depdiknas

dalam Sarwiji Suwandi, 2008 : 29).

Guru dalam melaksanakan penilaian sebaiknya (1) memandang penilaian

dan kegiatan belajar mengajar secara terpadu, (2) mengembangkan strategi yang

mendorong dan memperkuat penilaian sebagai cermin diri, (3) melakukan

berbagai strategi penilaian di dalam program pengajaran untuk menyediakan

berbagai jenis informasi tentang hasil belajar peserta didik, (4)

mempertimbangkan berbagai kebutuhan khusus peserta didik, (5)

mengembangkan dan menyediakan sistem pencatatan yang bervariasi dalam

pengamatan kegiatan belajar peserta didik, (6) menggunakan cara dan alat

26

Page 43: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

penilaian yang bervariasi, (7) mendidik dan meningkatkan mutu proses

pembelajaran seefektif mungkin (Sarwiji Suwandi, 2008 : 47).

Teknik penilaian yang digunakan harus disesuaikan dengan karakteristik

indikator, standar kompetensi, dan kompetensi dasar yang diajarkan oleh guru.

Tidak menutup kemungkinan bahwa satu indikator dapat diukur dengan beberapa

teknik penilaian, hal ini karena memuat domain kognitif, psikomotor, dan afektif.

Penilaian dapat dilakukan dalam dua bentuk yaitu secara tertulis

(biasanya berupa tes) dan bukan tertulis (non tes). Penilaian secara tertulis dapat

dilakukan dalam bentuk essai dan pilihan ganda. Pertanyaan yang disusun dalam

bentuk pertanyaan konvergen dan pertanyaan divergen. Penilaian dalam bentuk

essai memerlukan jawaban yang berupa pembahasan atau uraian kata-kata.

Jawaban yang dituliskan oleh siswa akan lebih bersifat subjektif, yang berarti

menggambarkan pemahaman yang lebih individualistik.

Pengukuran yang dilakukan melakui tes yang dikonstruksi dalam bentuk

pertanyaan pilihan ganda, kemungkinan jawaban atas pertanyaan sudah disiapkan

dan biasanya terdiri atas empat atau lima pilihan. Penilaian yang diperoleh dengan

menggunakan pilihan jawaban dapat memberikan hasil yang lebih obyektif, sebab

jawaban atas masalah yang ada telah ditetapkan. Hasil belajar dapat dihitung

dengan menggunakan rumus pada gambar 1.

Gambar 1. Rumus Hitung Hasil Nilai Siswa

Penilaian melalui melalui bukan tes dapat dilakukan dalam bentuk

observasi atau pengamatan. Pengamatan dalam penilaian ini dapat dilakukan

secara langsung maupun tidak langsung. Selama proses kegiatan pembelajaran

IPA dilaksanakan, guru dapat melakukan penilaian dengan mengamati perilaku

siswa secara langsung dalam menunjukkan kemampuan ketrampilan proses yang

dimiliki. Selain itu, hasil-hasil pekerjaan tugas siswa atau produk hasil belajar

27

Page 44: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

siswa juga dapat diamati untuk menilai keterampilan proses siswa secara

integrative. Sebuah contoh rubrik penilaian untuk mengukur kegiatan percobaan

laboratorium dapat disajikan pada tabel 1 (Sarwiji Suwandi, 2008 : 83-84).

Tabel 1. Rubrik Penilaian Percobaan

Kriteri

a

Skor4 3 2 1

Tujuan

percoba

an

Mengidentifikasi

tujuan dan ciri

khusus

Mengidentifika

si tujuan

Mengidentifika

si sebagian

tujuan

Salah

mengidentifi

kasi tujuanAlat

dan

Bahan

Mengidentifikasi

semua alat dan

bahan

Mengidentifika

si semua bahan

Mengidentifika

si beberapa

bahan

Salah

Mengidentifi

kasi bahanHypote

sis

Memprediksi

dengan benar

fakta dan

membuat

hipotesis

Memprediksi

dengan benar

fakta

Memprediksi

dengan

beberapa fakta

Menebak-

nebak

Prosedu

r

Mendeskripsikan

semua tahap dan

detail-detail

khusus

Mendeskripsika

n semua tahap

Mendeskripsika

n beberapa

tahap

Salah

Mendeskripsi

kan tahap

Hasil Data direkam,

diorganisir, dan

digrafiskan

Data direkam,

diorganisir

Data direkam Hasil salah

atau tidak

betulSimpul

an

Tampak

memahami

konsep dan

membuat

hipotesis baru

untuk aplikasi

pada situasi lain.

Tampak

memahami

konsep yang

telah dipelajari

Tampak

memahami

beberapa

konsep

Tidak ada

kesimpulan

atau tampak

miskonsepsi

28

Page 45: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Keterangan penilaian : nilai 1 menyatakan tidak kompeten, nilai 2

menyatakan cukup kompeten, nilai 3 menyatakan kompeten, dan nilai 4

menyatakan sangat kompeten.

Criteria penilaian dapat dilakukan sebagai berikut :

1) Jika seseorang siswa memperoleh skor 26-28 dapat ditetapkan sangat

kompeten

2) Jika seseorang siswa memperoleh skor 21-25 dapat ditetapkan kompeten

3) Jika seseorang siswa memperoleh skor 16-20 dapat ditetapkan cukup

kompeten

4) Jika seseorang siswa memperoleh skor 0-15 dapat ditetapkan tidak kompeten

Dalam rubrik biasanya juga disertai dengan deskriptor. Dekriptor

menyatakan harapan kondisi siswa pada setiap level unjuk kerja untuk setiap

criteria. Pada contoh rubrik, dapat dilihat adanya perbedaan diskriptor antara

tujuan kegiatan yang dirumuskan dengan sangat baik dan tujuan kegiatan yang

dirumuskan dengan baik. Pada deskriptor, siswa dapat melihat syarat unjuk kerja

untuk mencapai sebuah level kriteria. Bagi guru, deskriptor dapat membantu guru

untuk memberikan penilaian secara konsisten pada hasil kerja siswa.

Dalam implementasinya, penilaian melalui observasi dengan

menggunakan rubrik penilaian memiliki beberapa keunggulan. Observasi dapat

menghasilkan penilaian yang konsisten dan obyektif. Selain itu, hasil penilaian

dapat menghasilkan umpan balik (feedback) yang lebih baik. Hasil penilaian dapat

menunjukkan level khusus performans siswa selanjutnya yang harus dicapai oleh

siswa. Dalam hal ini, guru dan siswa dapat mengetahui secara pasti, area

kebutuhan siswa yang perlu pengembangan.

Dengan demikian, penilaian yang dilakukan untuk mengukur dapat

dikomunikasikan secara pasti kepada siswa saat pelaksanaan pembelajaran.

Penilaian pun dapat mencapai tujuan sebagaimana mestinya.

29

Page 46: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Kerangka Berpikir

Keterampilan siswa merupakan salah satu bentuk atau cara bagi siswa

untuk mengetahui seberapa besar keahlian siswa dalam mengembangkan ilmu

pengetahuan. Keterampilan siswa terdiri dari keterampilan siswa secara dasar dan

terintegrasi yang disebut sebagai keterampilan proses.

Ketuntasan belajar IPA siswa sangat dipengaruhi oleh banyak faktor

antara lain : pemilihan metode pembelajaran oleh guru, alat peraga dan media

pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran, skenario pembelajaran

yang disusun guru, pola interaksi selama proses pembelajaran, kondisi siswa saat

mengikuti pembelajaran dan sarana dan prasaran yang dimiliki sekolah. Jika guru

banyak menerapkan pembelajaran konvensional dengan menggunakan metode

ceramah, tugas dan tanya jawab serta tidak mengunakan media dan alat peraga,

maka siswa selama pembelajaran pasif, interaksi hanya terjadi antara guru dan

murid atau searah saja, maka hal ini menyebabkan ketuntasan belajar IPA siswa

kelas III rendah.

Oleh karena itu, peneliti berusaha untuk mencari solusi atau tindakan

dengan cara menerapkan metode pembelajaran Pendekatan Keterampilan Proses,

dalam upaya peningkatan prestasi belajar IPA siswa kelas III SD Negeri III

Sendang, Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011. Pelaksanaan Pendekatan

Keterampilan Proses melalui langkah-langkah sebagai berikut : Observasi,

Prediksi, Hipotesis, Eksprimen, Perolehan dan Pemrosesan Data serta

Komunikasi. Tidak semua langkah-langkah dalam Pendekatan Keterampilan

Proses dapat dilaksanakan di SD/MI dikarenakan faktor usia perkembangan anak

SD/MI dan karakteristik materi pembelajaran di SD/MI.

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses memberi kesempatan kepada

siswa untuk berlatih, untuk mengadakan penelitian yang sederhana dengan

menggunakan metode ilmiah. Mata pelajaran IPA dapat dipandang sebagai

produk, sebagai proses dan sebagai pengembang sikap ilmiah. Yang dimaksud

dengan ”proses” adalah proses mendapatkan IPA. Jadi proses IPA adalah metode

ilmiah, untuk anak SD dikembangkan secara bertahap dan berkesinambungan

30

Page 47: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dimulai dari yang paling sederhana. Dengan penerapan Pendekatan Keterampilan

Proses anak mengalami langsung tentang proses untuk memperoleh pengetahuan.

Anak menjadi senang, aktif, berfikir kritis melalui suatu percobaan yang

dirancang dengan menggunakan peralatan sederhana. Karena anak mengalami

langsung pembelajaran menjadi bermakna dan menantang kreatifitas dan daya

pikir anak. Situasi pembelajaran akan dinamis, karena anak diberi kesempatan

untuk mengembangkan diri melalui percobaan sederhana. Interaksi terjadi multi

arah yakni antara : guru–murid, murid–guru, murid–murid serta murid–sumber

belajar.

Pada saat pembelajaran anak bebas berpendapat dengan diskusi

kelompok, pada diskusi kelompok itulah terjadi tukar pendapat/sharing sehingga

hasil kesimpulan kerja kelompok akan lebih baik jika dibandingkan dengan

pendapat pribadi. Anak dilatih untuk menghormati pendapat orang lain demi

mencari kesimpulan yang obyektif sesuai dengan hasil percobaan. Suasana kelas

akan semarak, anak senang melakukan percobaaan sehingga imungkinkan potensi

anak dapat berkembang secara optimal. Dengan melakukan percobaan sendiri

anak akan mengalami langsung tentang materi pelajaran, sehingga pembelajaran

menjadi bermakna bagi kehidupan anak di kemudian hari. Dari fakta yang nyata

itulah anak dirangsang untuk berfikir kritis, inovatif dan berfikir tingkat tinggi.

Jika hal ini dilakukan sejak usia SD/MI maka anak akan memiliki sikap ilmiah,

sehingga jika menghadapi masalah hidup akan dipecahkan secara ilmiah pula.

Setelah Pendekatan Keterampilan Proses dilaksanakan, menurut kajian pustaka

tersebut diharapkan dapat meningkatkan ketuntasan belajar IPA siswa kelas III

SD Negeri III Sendang, Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011.

Penelitian ini dilakukan dengan melalui beberapa tahapan, tahapan ini

disebut dengan siklus. Siklus yang akan digunakan mencapai tiga siklus, di mana

tiap siklus terdiri dari empat tahap. Siklus pertama menerapkan pendekatan

keterampilan proses untuk membentu siswa mengetahui konsep materi gerak

benda terlebih dahulu. Setelah dilakukan siklus pertama guru melakukan

pengamatan yang kemudian dilakukan tindak lanjut pada siswa dengan

menerapkan keterampilan proses yang lain yaitu melakukan sebuah percobaan.

31

Page 48: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pelaksanaan siklus kedua selesai, maka akan diketahui tingkat belajar siswa

apakah siswa telah benar-benar memahami konsep energi gerak. Dengan adanya

siklus kedua maka siswa diarahkan dengen menerapkan konsep energi gerak

dalam kehidupan sehari-hari dengan menerapkan pada pergerakkan turbin dalam

siklus ketiga. Adapun alur kerangka berpikir digambarkan dalam gambar 2.

Gambar 2. Alur Kerangka Berpikir

C. Penelitian Relevan

Skripsi Khoirun Nisak. 2009. Penerapan Pendekatan Keterampilan

Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SDN Selotambak

Kraton Pasuruan. Program Studi S1 PGSD, Jurusan Kependidikan Sekolah Dasar

dan Pra Sekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Malang.

32

KONDISI AWAL

TINDAKAN

Ketuntasan belajar siswa masih rendah

Pembelajaran bersifat konvensional

SIKLUS Imengenal berbagai gerak

benda

SIKLUS IImelakukan percobaan membuat kincir angin

REFLEKSIKESIMPULAN

Ketuntasan belajar siswa konsep energi gerak meningkat

SIKLUS IIImenerapkan konsep energi

gerak dalam menggerakkan turbin

kincir air

Guru

menerapkan

pembelajaran

dengan

menerapkan

Pendekatan

Keterampilan

Proses

KONDISI AKHIR

Page 49: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Dengan hasil penelitian menunjukkan (1) Pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran IPA (2) Adanya peningkatan hasil belajar IPA. Dimana perolehan rerata pretes 38,4, siklus I menjadi 55,0 dan meningkat menjadi 64,7 pada siklus II, (3) Adanya peningkatan aktivitas siswa setelah menerapkan pendekatan keterampilan proses terlihat dari perolehan rerata siklus I 60,7 dan siklus II 68,7. Dengan Kesimpulan bahwa (1) Pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pembelajaran IPA di kelas IV, (2) Penrerapan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan hasil belajar IPA (3) Penerapan pendekatan keterampilan proses dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Mashudah. 2010. Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran IPA pada Siswa Kelas V SDN

Ngenep 1 Karangploso, Kabupaten Malang. Sarjana Pendidikan Guru Sekolah

Dasar. Kependidikan Sekolah Dasar dan Prasekolah, Fakultas Ilmu Pendidikan,

Universitas Negeri Malang. Penelitian ini dilakukan terhadap 19 siswa kelas V

SDN Ngenep 1 Karangploso, Kab. Malang pada semester I tahun ajaran

2009/2010.

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Data yang diperoleh secara kualitatif adalah data observasi, data tentang efektivitas penerapkan PKP. Data yang diperoleh secara kuantitatif adalah data tentang hasil belajar siswa diambil dengan memberikan tes kepada siswa pada setiap akhir siklus. Data tentang hasil penilaian kegiatan siswa dengan menggunakan lembar penilaian kegiatan siswa untuk setiap kelompok. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan PKP dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA (SAINS). Peningkatan ini ditunjukkan oleh perbandingan rata-rata hasil belajar yang dicapai antara siklus I (53,58), siklus II (85,26) dengan peningkatan persentase sebesar 59,13%.

Siswa sekolah dasar Turki kinerja pada keterampilan proses sains dasar

sebuah Fakultas Pendidikan, Jurusan Ilmu Pendidikan, Universitas Ahi

Evran,Turki Republik Turki Departemen Pendidikan Nasional, Sekolah Dasar

Turki.

Abstrak : “Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan tingkat SD Turki siswa kelas kedua 'kinerja pada keterampilan proses sains dasar dan cuaca statis ada perbedaan yang signifikan dalam kinerja mereka terkait dengan gender, tingkat kelas, latar belakang ekonomi, latar belakang pendidikan ibu mereka , jumlah keluarga. Data dikumpulkan dengan ilmu pengetahuan dibangun penulis 'proses uji kemampuan dasar. Tes ini terdiri dari 10 item yang terkait dengan mengamati, mengklasifikasi, mengukur metrically, menyimpulkan, memprediksi dan komunikasi. Hasil penelitian menunjukkan

33

Page 50: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahwa nilai rata-rata subyek tidak rendah namun tidak memuaskan. Namun, ada hubungan positif antara kinerja mereka dan jenis kelamin, tingkat kelas, latar belakang ekonomi, latar belakang pendidikan ibu mereka, jumlah keluarga”.

www.inderscience.com/browse/index.php?journalCODE=ijmor (27 februari 2011,

13.40 WIB)

Penilaian dalam pelayanan UEA-dan guru pra-layanan ilmu Dasar dalam

keterampilan proses sains terpadu, Nagib Mahfood Balfakih, Contact Information,

Kolase Pendidikan, UAEU, POBox: 67654, Al Ain, Uni Emirat Arab.

Abstrak : “Tujuan penelitian ini adalah untuk menyelidiki di UEA layanan dan kompetensi guru ilmu pre-service 'dalam keterampilan proses sains terpadu (ISPS). Untuk mencapai hal ini, alat ISPS terdiri dari 15 item dibangun. Ini mencakup lima keterampilan yang: definisi operasional, membangun hipotesis, mengendalikan variabel, pengumpulan data, dan melakukan eksperimen. Sampel penelitian terdiri dari 133 guru in-service ilmu pengetahuan dasar, dan 130 guru pra-layanan dasar ilmu pengetahuan. T-test analisis dari enam hipotesis menunjukkan bahwa guru-guru di-pelayanan yang dilakukan lebih baik daripada guru pre-service. Namun, kedua kelompok mencetak di bawah titik potong, 70%, yang didirikan oleh kementerian pendidikan. Oleh karena itu, pengembangan profesional guru harus ditinjau ulang, berdasarkan kebutuhan program baru dan hasilnya harus dinilai. Selain itu, satu jam kredit tambahan serta kursus lain harus ditawarkan untuk para guru sains pra-pelayanan”.

www.inderscience.com/browse/index.php?journalCODE=ijmor (27 februari 2011,

13.00 WIB)

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir dapat diambil sebuah

hipotesis, yaitu dengan menerapkan pendekatan ketrampilan proses dapat

mencapai ketuntasan belajar siswa kelas III SDN III Sendang dalam konsep

energi gerak.

34

Page 51: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Latar Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD Negeri III Sendang, Wonogiri

yang dipimpin oleh Umiyati, S.Pd. Tempat ini dipilih karena lokasi sekolah yang

merupakan tempat di mana peneliti latihan kerja, sehingga mempermudah peneliti

dalam melakukan penelitian. Sekolah ini terdiri dari 6 kelas mulai dari kelas I

sampai kelas IV, dengan jumlah siswa tiap kelas berkisar 15 sampai 20 siswa.

Lokasinya berada di wilayah Kecamatan Wonogiri, Kabupaten Wonogiri. Sarana

dan prasarana yang mendukung pembelajaran antara lain whiteboard, alat peraga,

sumber belajar serta segala sesuatu yang dapat menunjang pembelajaran. Ruang

kelas III terletak diantara ruang kelas II dengan ruang kantor guru. Berdasarkan

pengamatan peneliti ruangannya cukup bersih, nyaman dan penerangannya pun

cukup bagus. Namun, ruang keas III masih kurang luas untuk jumlah siswa

sebanyak 16 dikarenakan sebagian dari ruang kelas digunakan untuk ruang alat-

alat bermain kelas rendah.

Siswa yang bersekolah di sini adalah anak-anak yang orang tuanya

kebanyakan bekerja sebagai petani serta buruh. Kreativitas dan kemampuan

berpikir siswa-siswa di SD Negeri III Sendang dapat dikatakan rata-rata sedang.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun 2010/2011,

selama kurang lebih 4 bulan, mulai dari bulan Februari 2011 sampai Mei 2011.

Tahap perencanaan dan persiapan dilaksanakan pada bulan Februari sampai Maret

2011. Pembelajaran IPA dilaksanakan pada awal bulan April 2011 sampai bulan

Mei 2011 dengan perincian siklus I dilakukan sebanyak dua kali pertemuan.

Pelaksanaan disesuaikan dengan jadwal pelajaran IPA kelas III.

35

Page 52: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

B. Subyek Penelitian

Subyek penelitiannya adalah siswa kelas III SD Negeri III Sendang

Wonogiri tahun pelajaran 2010/2011 yang berjumlah 16 siswa, terdiri dari 9 siswa

laki-laki dan 7 siswa perempuan serta guru kelas III. Sedangkan guru kelas III

adalah Joko Purwono, S.Pd. peneliti memilih kelas ini karena berdasarkan

pengamatan dan survei awal, siswa kelas ini mempunyai kekurangan dalam

ketercapaian ketuntasan belajar khususnya materi konsep energi gerak. Selain

siswa, guru juga menjadi subyek penelitian berkaitan dengan kegiatan guru saat

mengajar. Obyek penelitiannya adalah ketuntasan belajar siswa mata pelajaran

IPA khususnya materi konsep energi gerak.

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini ada tiga sumber data yang dapat digali untuk

mendapatkan berbagai informasi guna memperlancar penelitian, yaitu pertama

informan atau nara sumber, yakni siswa kelas III SD Negeri III Sendang serta

guru yang berkaitan dengan proses pembelajaran yaitu bapak Joko Purwono,

S.Pd. Kedua, peristiwa yaitu proses belajar mengajar IPA di kelas III SD Negeri

III Sendang. Sumber yang terakhir yaitu dokumen yang berupa informasi tertulis

terdiri dari nilai belajar IPA awal, tes siklus I, II dan III, angket dan lembar

observasi.

D. Teknik Pengumpulan Data

Sesuai dengan sumber data tersebut, teknik pengumpulan data yang

digunakan dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Observasi

Pengamatan dilakukan terhadap aktivitas belajar siswa di kelas pada saat

pembelajaran berlangsung. Lembar observasi terdiri dari dua jenis yaitu lembar

observasi untuk guru yang berfungsi untuk mengetahui kinerja guru selama

pelaksanaan penelitian tindakan kelas dan lembar observasi siswa yang berguna

untuk mengetahui keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran. Lembar

36

Page 53: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

observasi siswa ini meliputi penilaian afektif dan psikomotor serta keterampilan

proses siswa.

2. Angket

Angket diberikan kepada para siswa kelas III SDN III Sendang untuk

mengetahui berbagai hal yang berkaitan dengan pembelajaran IPA. Angket ini

diberikan pada akhir penelitian tindakan. Angket ini bertujuan untuk mengetahui

karakteristik kelas dan keterlibatan siswa dalam kegiatan belajar mengajar

sesudah dilakukan penelitian. Angket ini diberikan setiap akhir siklus.

3. Tes

Tes diberikan kepada para siswa kelas III SDN III Sendang, hal ini

dilaksanakan untuk mengukur seberapa jauh kemampuan siswa dalam

menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan konsep energi gerak setelah

diberikan tindakan sesuai siklus yang direncanakan. Sehingga ketuntasan belajar

siswa akan diperoleh dari tes yang dilaksanakan setiap akhir siklus.

4. Dokumentasi

Dengan melakukan pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan catatan

sekolah mengenai kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru dan siswa.

Dokumen digunakan untuk memperoleh data berupa nama siswa kelas III, data

nilai siswa kelas III, dan sejarah perkembangan SD Negeri III Sendang Wonogiri.

Selain itu, saat proses pembelajaran berlangsung dilakukan dokumentasi yang

berupa foto.

E. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah upaya yang dilakukan oleh guru yang berperan

sebagai peneliti untuk merangkum secara akurat data yang telah dikumpulkan

dalam bentuk yang dapat dipercaya dan benar (dikutip dari definisi Mills dalam

IGAK Wardhani, 2008 : 5.4) :

37

Page 54: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

”an attempt by the teacher to summarize the data that been collected in a dependable, accurate, and correct manner”.

Dalam penelitian tindakan kelas analisis data dilakukan mulai dari proses

penelitian hingga akhir penelitian yaitu sampai pada tahap penarikan kesimpulan.

Adapun teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis interaktif menurut Millis and Huberman (Kunandar, 2008 : 101). Agar

lebih jelas dapat dilihat dalam bentuk bagan pada gambar 3.

Gambar 3. Bagan Teknik Analisis Data

1. Reduksi Data

Dari lokasi penelitian, data lapangan dituangkan dalam uraian laporan

yang lengkap dan terinci. Data dan laporan lapangan kemudian direduksi,

dirangkum, dan kemudian dipilah-pilah hal yang pokok, difokuskan untuk dipilih

yang terpenting kemudian dicari tema atau polanya (melalui proses penyuntingan,

pemberian kode dan pentabelan). Reduksi data dilakukan terus menerus selama

proses penelitian berlangsung. Pada tahapan ini setelah data dipilah kemudian

disederhanakan, data yang tidak diperlukan disortir agar memberi kemudahan

dalam penampilan, penyajian, serta untuk menarik kesimpulan sementara.

38

Pengumpulan Data

Penyajian Data

Reduksi Data

Penarikan Kesimpulan

Page 55: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Penyajian Data

Penyajian data (display data) dimasudkan agar lebih mempermudah bagi

peneliti untuk dapat melihat gambaran secara keseluruhan atau bagian-bagian

tertentu dari data penelitian. Hal ini merupakan pengorganisasian data kedalam

suatu bentuk tertentu sehingga kelihatan jelas sosoknya lebih utuh. Data-data

tersebut kemudian dipilah-pilah dan disisikan untuk disortir menurut

kelompoknya dan disusun sesuai dengan kategori yang sejenis untuk ditampilkan

agar selaras dengan permasalahan yang dihadapi, termasuk kesimpulan-

kesimpulan sementara diperoleh pada waktu data direduksi.

3. Penarikan Kesimpulan

Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan simpulan dari tampilan data

agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis yang

terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu simpulan.

Penarikan simpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara

bertahap mulai dari simpulan sementara, simpulan yang ditarik pada siklus I,

siklus II, dan simpulan terakhir yaitu pada siklus III. Simpulan akhirnya dilakukan

refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Setelah

semua data disajikan dalam laporan, peneliti menarik simpulan yang merupakan

jawaban dari hipotesis penelitian.

F. Indikator Kinerja

Dalam melakukan penelitian ini perlu dikemukakan atau dirumuskan

indikator sebagai tolok ukur keberhasilan penelitian yang harus dilakukan.

Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan dalam

menentukan keberhasilan atau keefektifan penelitian (Sarwiji Suwandi, 2010: 61).

Adapun indikator kinerjanya sebagai berikut :

1. Penelitian berhasil apabila 75 % dari siswa kelas III mengalami ketuntasan

menyelesaikan soal dengan memperoleh nilai di atas nilai KKM yaitu nilai 65.

2. Adanya peningkatan nilai rata-rata kelas sekurang-kurangnya 65 sesuai dengan

tuntutan dalam kurikulum yang telah ditetapkan oleh sekolah.

39

Page 56: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

G. Prosedur Penelitian

Penelitian tindakan kelas sebagai serangkaian langkah yang membentuk

spiral. Setiap langkah memiliki empat tahap, yaitu perencanaan (planning),

tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting) (John Elliot

dalam McNiff dalam Sarwiji Suwandi, 2010 : 27). Langkah-langkah tersebut

dapat digambarkan dalam gambar 4.

Gambar 4. Gambaran Alur Penelitian Tindakan

Tahapan-tahapan tersebut digunakan dalam sebuah siklus yang nantinya

akan digunakan untuk melakukan tindakan dalam penelitian. Siklus yang akan

digunakan meliputi sebagai berikut :

1. Siklus I

a. Tahap Perencanaan

Dalam tahap perencanaan berisi tentang penyusunan rencana pelaksanaan

pembelajaran (RPP), penyiapan alat peraga yang akan digunakan,

penyusunan lembar pengamatan, lembar kerja siswa serta lembar

evaluasi siswa yang akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa

dalam penguasaan materi dan keberhasilan penggunaan pendekatan

keterampilan proses.

b. Tahap Pelaksanaan

Guru menerapkan pendekatan keterampilan proses dengan menggunakan

berbagai keterampilan. Siswa dibimbing untuk mengamati berbagai

40

Page 57: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

macam gerak benda di sekeliling ruang kelas. Melakukan percobaan

gerak benda.

c. Tahap Pengamatan

Dalam tahap ini guru melakukan pengamatan selama proses

pembelajaran berlangsung. Yang menjadi pokok pengamatan guru adalah

jalannya proses pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan keaktifan siswa

dalam mengikuti pembelajaran dan ketuntasan belajar yang diperoleh

siswa.

d. Tahap Refleksi

Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh guru diatas, kemudian

guru melakukan analisis dan interpretasi data untuk selanjutnya ditarik

kesimpulan akhir sementara yang akan dapat digunakan untuk

menentukan tindakan selanjutnya.

2. Siklus II

a. Tahap Perencanaan

Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan masalah pada

refleksi siklus I. Merancang kembali pembelajaran materi tersebut.

Merancang penelitian. Membuat laporan observasi siswa. Membuat

lembar kerja siswa dan soal latihan. Membuat soal tes soal akhir siklus I

b. Tahap Pelaksanaan

Guru menerapkan pendekatan keterampilan proses dengan menggunakan

beberapa keterampilan dalam konsep energi gerak. Melakukan percobaan

membuat kincir angin sebagai konsep energi gerak dari pengaruh sumber

energi angin.

c. Tahap Pengamatan

Guru mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai ketuntasan

belajar siswa. Pengamatan ini dilaksanakan dengan mendata kembali hasil

pengamatan seperti pada siklus I.

41

Page 58: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

d. Tahap Refleksi

Dari hasil observasi yang telah dilakukan oleh guru diatas, kemudian

guru melakukan analisis dan interpretasi data untuk selanjutnya ditarik

kesimpulan akhir sementara yang akan dapat digunakan untuk

menentukan tindakan selanjutnya.

3. Siklus III

a. Tahap Perencanaan

Mengidentifikasi dan merumuskan masalah berdasarkan masalah pada

refleksi siklus I dan siklus II. Merancang kembali pembelajaran materi

tersebut. Merancang penelitian. Membuat laporan observasi siswa.

Membuat lembar kerja siswa dan soal latihan. Membuat soal tes soal

akhir siklus III

b. Tahap Pelaksanaan

Guru menerapkan pendekatan keterampilan proses dengan menggunakan

beberapa keterampilan yang termasuk dalam keterampilan proses.

Melakukan percobaan. Demonstrasi menghidupkan lampu pijar

menggunakan gerakan kincir air.

c. Tahap Pengamatan

Guru mengamati jalannya proses pembelajaran dan menilai ketuntasan

belajar siswa. Pengamatan ini dilaksanakan dengan mendata kembali hasil

pengamatan seperti pada siklus I dan II.

d. Tahap Refleksi

Setelah diadakan penelitian siklus I, siklus II dan siklus III diperoleh

analisis data-data yang akurat, selanjutnya diadakan refleksi dan segala

kegiatan yang telah dilakukan. Hasil refleksi sebagai berikut : Rencana

pembelajaran yang dibuat telah sesuai (sempurna dengan

pelaksanaannya). Siswa telah mencapai ketuntasan belajar dalam

menerapkan pembelajaran melalui pendekatan keterampilan proses. Guru

lebih aktif dan matang dalam menempatkan dirinya sebagai fasilitator,

pembimbing, dan mitra dari siswa dalam pembelajaran. Siswa mulai

42

Page 59: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

terbiasa dan tidak canggung dengan penerapan pencarian pengetahuan

secara langsung dan mandiri. Siswa sudah berani dalam menyampaikan

pendapatnya dan bertanya dalam kelas.

43

Page 60: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Awal Tindakan

Kegiatan awal yang dilakukan peneliti yaitu mengadakan kegiatan survei

awal untuk mengetahui keadaan sebenarnya serta mencari informasi dan

menemukan berbagai kendala yang dihadapi sekolah mengenai kegiatan belajar

mengajar IPA siswa dalam pembelajaran di sekolah tersebut khususnya kelas III.

Setelah peneliti melakukan pendekatan dengan guru kelas III dan mengamati

keadaan siswa melalui observasi pembelajaran di kelas, peneliti mendapatkan

bahwa pembelajaran IPA masih dirasa sulit oleh siswa. Hal ini menyebabkan

aktivitas belajar siswa menjadi kurang dan ketuntasan siswa dalam belajar masih

belum memuaskan.

Dari seluruh siswa kelas III yang berjumlah 16, baru 7 siswa atau sekitar

43,75% siswa yang nilainya lebih dari 65 (di atas KKM). Rendahnya nilai siswa

khususnya pada materi penerapan konsep energi gerak menunjukkan adanya

kelemahan yang dihadapi siswa dalam belajar IPA. Siswa cenderung diam dan

kurang tertarik dengan pelajaran. Hal ini terlihat tabel 2 di mana nilai siswa masih

banyak yang di bawah nilai KKM.

Tabel 2. Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar dan Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas III SD Negeri III Sendang Pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan

No NilaiFrekuensi

(Fi)

Nilai Tengah

(Xi)FiXi Prosentase Keterangan

1 31-40 4 35,5 142 25% Belum Tuntas2 41-50 4 45,5 182 25% Belum Tuntas3 51-60 1 55,5 55,5 6,25% Belum Tuntas4 61-70 3 65,5 196,5 18,75% Belum Tuntas5 71-80 3 75,5 226,5 18,75% Tuntas6 81-90 1 85,5 85,5 6,25% Tuntas7 91-100 0 95,5 0 0% TuntasJUMLAH 16 888 100%

Nilai rata-rata = 888 : 16 = 55,50Ketuntasan klasikal = 7 : 16 x 100% = 43,75%

44

Page 61: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Data tabel 2 diperoleh dari lampiran 2. Dari tabel 2 ketuntasan belajar

dan nilai IPA pada siswa kelas III SD Negeri III Sendang sebelum tindakan

melalui penerapan pendekatan keterampilan proses dapat disajikan dalam bentuk

grafik 1.

Grafik 1. Grafik Ketuntasan Belajar dan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III SD

Negeri III Sendang Pada Kondisi Awal Sebelum Tindakan

Berdasarkan tabel 2 dan grafik 1, nilai hasil belajar IPA di atas

menunjukkan bahwa dari 16 siswa hanya 7 siswa atau 43,75% yang mencapai

ketuntasan belajar (KKM > 65). Sedangkan, 9 siswa atau 56,25% belum mencapai

ketuntasan belajar (dibawah KKM < 65) dan rata-rata yang diperoleh hanya

55,50.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka peneliti berusaha untuk

meningkatkan pembelajaran siswa untuk mencapai ketuntasan belajar siswa kelas

III dalam pembelajaran IPA khususnya materi konsep energi gerak dengan

mengadakan penelitian di kelas III yang menerapkan pendekatan keterampilan

proses. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa yang

masih rendah sehingga hasil pembelajarannya pun lebih memuaskan.

B. Deskripsi Tindakan Penelitian

45

Page 62: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Tindakan Siklus I

Tindakan siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2x30menit). Siklus I dilaksanakan

selama dua minggu yaitu pada tanggal 1 April 2011 dan 8 April 2011. Adapun

tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus I adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Berdasarkan survei awal yang dilakukan diketahui ada permasalahan

yang menyebabkan sebagian siswa tidak mencapai batas minimal ketuntasan

belajar (KKM > 65), permasalahan tersebut adalah ketuntasan belajar yang belum

dapat dicapai siswa dengan nilai yang kurang dari 65. Bertolak dari hasil analisis

itulah peneliti menarik kesimpulan bahwa tindakan perlu dilakukan untuk

mengatasi permasalahan tersebut. Tahap pertama dari siklus I adalah tahap

perencanaan tindakan.

Pada tahap perencanaan tindakan, peneliti mengadakan observasi

terhadap proses pembelajaran yang meliputi kegiatan guru dan siswa. Hal ini

bertujuan untuk mengetahui proses pembelajaran yang berlangsung, penggunaan

metode, model, strategi, serta media pembelajaran yang digunakan oleh guru.

Peneliti juga mencatat hasil belajar yang diperoleh oleh masing-masing siswa

khususnya nilai IPA pada materi penerapan konsep energi gerak.

Berdasarkan pengamatan dan hasil catatan terhadap pembelajaran serta

hasil belajar diperoleh informasi sebagai data awal. Hasil pencatatan tersebut

menunjukkkan bahwa 16 siswa kelas III SD Negeri III Sendang hanya 7 siswa

atau 43,75% yang mencapai ketuntasan belajar (mendapat nilai 65 ke atas).

Sedangkan sebanyak 9 siswa atau 56,25%.belum mencapai KKM (dibawah 65).

Bertolak dari kenyataan tersebut, diadakan konsultasi dengan guru kelas mengenai

alternatif yang dapat digunakan untuk meningkatkan ketuntasan belajar siswa

yang pada akhirnya dapat meningkatkan perolehan nilai IPA di kelas III SD

Negeri III Sendang. Akhirnya, alternatif pemecahan masalah yang digunakan

yaitu pendekatan keterampilan proses.

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti yaitu :

46

Page 63: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1. Memilih SK, KD dan indikator

2. Menyusun RPP yang dikonsultasikan dengan guru kelas (lampiran 3)

3. Mempersiapkan alat dan bahan percobaan

4. Mempersiapkan LKS dan evaluasi pembelajaran

5. Mempersiapkan lembar observasi dan angket refleksi siswa (lampiran 4,

lampiran 5, lampiran 6, lampiran 7, dan lampiran 8)

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dilaksanakan pada tanggal 1 April 2011 dan 8 April 2011 dengan alokasi

waktu 2x30 menit setiap pertemuan. Pada tahap ini terdiri dari dua kali

pertemuan.

1. Pertemuan Pertama

Dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 1 April 2011 pada jam pelajaran

pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08-00 WIB. Pada pertemuan ini materi yang

diajarkan adalah gerak benda. Langkah-langkah yang dilakukan guru pada

pertemuan pertama dalam pelaksanaan tindakan siklus I meliputi kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal guru memeriksa kesiapan

siswa dan mengkondisikan kelas, kemudian guru memberi salam dan melakukan

presensi kehadiran siswa. Guru meminta siswa duduk secara tenang. Selanjutnya

guru melakukan apersepsi yaitu penjelasan serta tanya jawab tentang benda-benda

yang ada disekitar ruang kelas III.

Guru melakukan tanya jawab tentang berbagai macam benda melalui

pengamatan siswa dari lingkungan sekitar. Dari pengamatan siswa menafsirkan

benda-benda yang dapat bergerak. Dengan melakukan klasifikasi siswa akan

mengelompokkan benda yang dapat bergerak dan benda yang tidak dapat

bergerak. Kemudian, tanya jawab tentang bagaimana benda dapat bergerak, apa

yang mempengaruhi dan bagaimana gerakan benda tersebut, serta benda apa saja

yang dapat bergerak. Dilakukan pembahasan serta kesimpulan dari pembelajaran

yang telah berlangsung. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan

melakukan refleksi pada siswa serta memberi tindak lanjut dengan mengingatkan

siswa untuk lebih rajin belajar.

47

Page 64: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat tanggal 8 April 2011

pada jam pelajaran pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.00 WIB. Pada

pembelajaran ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi yang

telah lalu, yaitu gerak benda.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan

kedua yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal

dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam, dilanjutkan dengan guru

mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan siswa. Guru melakukan apersepsi

dengan tanya jawab mengulas kembali tentang materi yang lalu. Guru bertanya

tentang “Siapa yang pernah melihat air terjun?”, “Bagaimana gerakan aliran air

terjun?”, “Apakah mengalir atau jatuh?”. Guru membagi siswa menjadi tiga

kelompok yang terdiri dari 5-6 siswa tiap kelompok.

Kegiatan ini dimulai dengan guru membagikan alat dan bahan percobaan

gerak benda. Alat dan bahan percobaan yang dibagi untuk setiap kelompok adalah

mobil-mobilan, bola kasti, bola pingpong, pensil, air dalam botol dan roda sepeda.

Setelah itu siswa berdiskusi dan melakukan percobaan benda bergerak. Selesai

melakukan percobaan beberapa kelompok maju mendemonstrasikan hasil

percobaannya. Diadakan tanya jawab tentang gerakan pada benda. Guru

memberikan penguatan setelah semua siswa melakukan percobaan dan

demonstrasi. Kemudian guru melakukan evaluasi pembelajaran gerak benda

dengan membagikan soal dan lembar jawab kepada siswa. Siswa diberi waktu

selama 15 menit untuk mengerjakan. Pada kegiatan akhir, guru mengumpulkan

hasil pekerjaan siswa dan guru memberikan angket untuk diisi oleh siswa serta

guru mengisi lembar observasi berdasarkan aktivitas siswa selama pembelajaran

pada siklus I. Guru melakukan refleksi pada siswa serta memberi tindak lanjut

dengan mengingatkan siswa supaya rajin belajar dan meningkatkan ketuntasan

belajar. Guru menutup pelajaran dengan mengucapakan salam.

c. Tahap Observasi

48

Page 65: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran IPA dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses. Pertemuan pertama dan kedua

berlangsung pada hari Jumat tanggal 1 dan 8 April 2011 pukul 07.00-08.00 WIB.

Pada jam pelajaran pertama dan kedua. Peneliti dan observer bekerja sama

melakukan observasi terhadap pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan

penelitian yaitu meningkatkan ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan

pendekatan keterampilan proses. Observasi dilaksanakan pada situasi pelaksanan

pembelajaran, kegiatan yang dilaksanakan guru serta aktivitas siswa dalam

pembelajaran.

Pertemuan pertama suasana kelas belum tertib karena ada beberapa siswa

yang masih di luar kelas meskipun jam pelajaran sudah mulai (terlihat pada

lampiran 6). Pada saat pembelajaran hanya beberapa siswa yang memperhatikan,

sedangkan yang lain sibuk dengan bermain pensil atau bolpoin bahkan ada yang

mengobrol dengan teman sebangkunya. Hal ini meyebabkan suasana kelas

menjadi gaduh. Melihat hal tersebut, guru memberi pengertian bahwa gerak benda

yang sedang dipelajari sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Sehingga

siswa akan lebih memperhatikan pelajaran. Sedangkan, guru dalam melaksanakan

pembelajaran belum sepenuhnya maksimal karena msih ada beberapa hal yang

belum sepenuhnya dilaksanakan antara lain persiapan yang belum maksimal,

keterampilan guru dalam menguasai kelas juga belum maksimal (terlihat pada

lampiran 5).

Pada pertemuan kedua suasana kelas masih belum tertib secara sempurna

masih ada siswa yang masih ramai sendiri (terlihat pada lampiran 8). Akan tetapi,

ketuntasan belajar dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan sebelum

diadakan tindakan. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada tabel 3. Selain itu,

guru masih kurang maksimal dalam pembelajaran meskipun sudah ada

peningkatan dari pertemuan pertama.

Tabel 3. Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar dan Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas III SD Negeri III Sendang Pada Siklus I.

No NilaiFrekuensi

(Fi)

Nilai Tengah

(Xi)FiXi Prosentase Keterangan

49

Page 66: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1 31-40 1 35,5 35,5 6,25% Belum Tuntas2 41-50 2 45,5 91 12,5% Belum Tuntas3 51-60 2 55,5 111 12,5% Belum Tuntas4 61-70 1 65,5 65,5 6,25% Tuntas5 71-80 5 75,5 377,5 31,25% Tuntas6 81-90 2 85,5 171 12,5% Tuntas7 91-100 3 95,5 286,5 18,75% Tuntas

JUMLAH 16 1133 100%Nilai rata-rata = 1133 : 16 = 70,81

Ketuntasan klasikal = 10 : 16 x 100% = 62,50%Data tabel 3 diperoleh dari lampiran 10. Dari tabel 3, ketuntasan belajar

dan nilai siswa kelas III SD Negeri III Sendang setelah diadakan tindakan siklus I

melalui penerapan pendekatan ketrampilan proses dapat disajikan dalam bentuk

grafik 2.

Grafik 2. Grafik Ketuntasan Belajar dan Nilai Hasil Belajar IPA Siswa Kelas III

SD Negeri III Sendang Pada Siklus I.

Pada tabel 3 dan grafik 2 di atas, terlihat bahwa jumlah siswa yang

memperoleh nilai di atas KKM (nilai > 65) juga mengalami peningkatan yaitu dari

7 siswa atau 43,75% menjadi 10 siswa atau 62,50%. Sedangkan, nilai rata-rata

kelas adalah 70,81. Dibandingkan dengan nilai pada kondisi awal sebelum

tindakan, nilai rata-rata kelas pada siklus I meningkat dari 55,50 menjadi 70,81.

d. Tahap Refleksi

50

Page 67: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus I melalui pengamatan dan

penilaian hasil pemahaman materi gerak benda melalui tes yang dikumpulkan

kemudian dianalisis. Hal ini digunakan sebagai langkah yang dilakukan pada

siklus berikutnya. Berdasarkan hasil observasi yang dilaksanakan selama proses

pelaksanaan tindakan siklus I maka dapat dikatakan proses pembelajaran telah

menunjukkan perubahan pada ketuntasan belajar siswa dengan dibuktikan adanya

peningkatan jumlah siswa yang tuntas belajar dan hasil belajar yang juga

mengalami peningkatan.

Peningkatan kemampuan pemahaman materi siswa pada siklus I ini

meliputi aspek : (1) memahami materi, (2) mampu melakukan percobaan dan (3)

mampu menjawab soal/pertanyaan. Jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan

belajar yaitu KKM (nilai > 65) meningkat dari 7 siswa menjadi 10 siswa.

Meskipun terjadi peningkatan dalam ketuntasan belajar IPA, akan tetapi terdapat

beberapa kekurangan dalam pembelajaran yang perlu dicari solusinya.

Permasalahan tersebut antara lain : (1) keseriusan dalam proses pembelajaran

yang dilakukan siswa masih kurang hal ini terlihat pada saat pembelajaran masih

ada siswa yang ramai sendiri, (2) pembagian tugas kelompok yang masih kurang

rapi, (3) kegiatan kerja kelompok yang masih belum baik karena masih ada siswa

yang tidak ikut bekerja, (4) pada saat kelompok sedang mempresentasikan masih

ada kelompok lain yang tidak memperhatikan, dan (5) siswa belum berani dalam

menyampaikan pertanyaan saat diberi waktu bertanya.

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diidentifikasi faktor penyebab dari

permasalahan tersebut, antara lain : (1) percobaan masih kurang menarik

perhatian, (2) pembagian tugas kelompok masih kurang, (3) kesediaan bekerja

sama dalam anggota kelompok masih kurang, (4) penyampaian hasil diskusi

kelompok lain kurang mendapat perhatian dari kelompok lain, dan (5) belum

adanya keberanian bertanya dari siswa.

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan refleksi dari

kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran, yaitu : (1) guru

memberikan percobaan yang lebih menarik lagi, (2) pembagian tugas kelompok

ditentukan dahulu, (3) guru selalu memberi bimbingan pada semua kelompok

51

Page 68: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ditentukan dahulu, (4) sebaiknya guru meminta setiap kelompok yang lain untuk

memberi tanggapan terhadap kelompok yang sedang mempresentasikan di depan

kelas, dan (5) guru lebih memberi motivasi serta membimbing siswa untuk lebih

berani menyampaikan pertanyaan dengan cara memancing siswa melalui contoh

pertanyaan-pertanyaan.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan yang dilakukan

pada siklus I dikatakan belum behasil. Hasil yang diperoleh belum mencapai hasil

yang maksimal karena masih kurang dari indikator ketercapaian yang telah

ditentukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan siklus II sebagai langkah perbaikan

dalam proses pembelajaran pada siklus I.

2. Tindakan Siklus II

Pada siklus II hasil pembelajaran IPA dengan indikator mengamati

gerakan pada benda belum menunjukkan ketuntasan belajar yang maksimal. Oleh

karena itu, kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan ke siklus II dengan

harapan pada siklus II dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat

dalam proses pembelajaran pada siklus I, sehingga tujuan meningkatkan

ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan pendekatan ketrampilan proses

dapat terwujud

Tindakan siklus II dilaksanakan dalam waktu dua kali pertemuan. Tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2x30menit). Siklus I dilaksanakan

selama dua minggu yaitu pada tanggal 19 April 2011 dan 26 April 2011. Adapun

tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Pembelajaran pada siklus II ini rencananya akan dilakukan dengan

beberapa langkah perbaikan pada tindakan siklus I, yaitu (1) guru memberikan

percobaan yang lebih menarik lagi, (2) pembagian tugas kelompok ditentukan

dahulu, (3) guru selalu memberi bimbingan pada semua kelompok agar mau

bekerja sama anatar anggota kelompok, (4) sebaiknya guru meminta setiap

kelompok yang lain untuk memberikan tanggapan terhadap kelompok yang

52

Page 69: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

sedang mempresentasikan di depan kelas, (5) guru memancing siswa untuk

mengajukan pertanyaan.

Adapun urutan langkah-langkah yang dilakukan pada siklus II adalah

sebagai berikut :

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti yaitu :

1. Memilih SK, KD dan indikator

2. Menyusun RPP siklus II dengan langkah perbaikan pada siklus I (lampiran 11)

3. Mempersiapkan alat dan bahan percobaan

4. Mempersiapkan LKS dan evaluasi pembelajaran

5. Mempersiapkan lembar observasi dan angket refleksi siswa (lampiran 12,

lampiran 13, lampiran 14, lampiran 15, dan lampiran 16

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dilakasanakan pada tanggal 19 April 2011 dan 23 April 2011 dengan

alokasi waktu 2x30 menit setiap pertemuan. Pada tahap ini terdiri dari dua kali

pertemuan.

1. Pertemuan Pertama

Dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 19 April 2011 pada jam pelajaran

pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08-00 WIB. Pada pertemuan ini materi yang

diajarkan adalah sumber energi. Langkah-langkah yang dilakukan guru pada

pertemuan pertama dalam pelaksanaan tindakan siklus II meliputi kegiatan awal,

kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal guru memeriksa kesiapan

siswa dan mengkondisikan kelas, kemudian guru memberi salam dan melakukan

presensi kehadiran siswa. Guru meminta siswa duduk secara tenang.

Menyanyikan lagu laying-layang bersama-sama. Selanjutnya guru melakukan

apersepsi yaitu penjelasan serta tanya jawab yang berkaitan dengan lagu tersebut

yaitu tentang sumber-sumber energi yang dipengaruhi dari adanya gerakan benda

yang telah dipelajari sebelumnya. Kegiatan berlanjut dengan guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yaitu mengidentifikasi sumber energi dari adanya gerakan

benda seperti kincir angin yang dipengaruhi oleh adanya angin yang berhembus.

53

Page 70: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada kegiatan ini guru membimbing siswa untuk melakukan pengamatan

tentang sumber energi gerak dengan memberi contoh di sekitar anak. Kemudian

guru melakukan tanya jawab tentang sumber energi gerak melalui pengamatan

siswa pada kincir angin. Selanjutnya dilakukan tanya jawab tentang berbagai

sumber energi selain angin. Kegiatan berikutnya melakukan klasifikasi

mengelompokkan benda yang dapat bergerak akibat tiupan angin. Dilanjutkan

dengan kegiatan siswa menafsirkan tentang gerakan kincir angin yang tertiup

angin dan faktor yang mempengaruhi kincir dapat bergerak. Setelah melakukan

penafsiran selanjutnya mengambil kesimpulan serta pembahasan akhir dari

pembelajaran. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan melakukan refleksi

pada siswa serta memberi tindak lanjut dengan mengingatkan siswa untuk lebih

rajin belajar.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 23 April 2011

pada jam pelajaran pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.00 WIB. Pada

pembelajaran ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi yang

telah lalu, yaitu sumber energi.

Langkah-langkah pembelajaran yang dlakukan guru pada pertemuan

kedua yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal

dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam, dilanjutkan dengan guru

mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan siswa. Guru melakukan apersepsi

tentang materi yang telah lalu dengan tanya jawab tentang materi yang lalu. Guru

bertanya tentang “Apa saja sumber energi yang telah kita pelajari hari selasa

kemarin?”, “Kincir angin dapat berputar disebabkan oleh apa?”, “Pernahkah

kalian membuat kincir angin sendiri?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan

pembelajaran yaitu identifikasi berputarnya kincir angin yang disebabkan oleh

adanya sumber energi. Guru membagi siswa menjadi tiga kelompok terdiri dari 5-

6 siswa tiap kelompok.

Kegiatan ini dimulai dengan guru membagikan alat dan bahan percobaan

sumber energi dengan membuat kincir angin serta langkah kerjanya. Alat dan

54

Page 71: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

bahan percobaan yang dibagi untuk setiap kelompok adalah kertas karton,

gunting, tangkai bambu kecil, lem, dan plastisin. Siswa mempersiapkan alat dan

bahan percobaan di atas meja kerja. Kemudian, siswa berdiskusi dan melakukan

percobaan membuat kincir angin. Selesai melakukan percobaan beberapa siswa

perwakilan dari tiap kelompok maju mendemonstrasikan hasil percobaannya.

Diberikan waktu untuk melakukan tanya jawab dari kelompok lain. Guru

memberikan penguatan setelah semua siswa melakukan percobaan dan

demonstrasi. Kemudian guru melakukan evaluasi pembelajaran gerak benda

dengan membagikan soal dan lembar jawab kepada siswa. Siswa diberi waktu

selama 15 menit untuk mengerjakan. Pada kegiatan akhir, guru mengumpulkan

hasil pekerjaan siswa dan guru memberikan angket untuk diisi oleh siswa serta

guru mengisi lembar observasi berdasarkan aktivitas siswa selama pembelajaran

pada siklus II. Guru melakukan refleksi pada siswa serta memberi tindak lanjut

dengan mengingatkan siswa supaya rajin belajar agar mencapai ketuntasan

belajar. Guru menutup pelajaran dengan mengucapakan salam.

c. Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran IPA dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses. Pertemuan pertama berlangsung

pada hari Jumat tanggal 15 April 2011 pukul 07.00-08.00 WIB. Pada jam

pelajaran pertama dan kedua. Pertemuan kedua berlangsung pada hari Sabtu

tanggal 23 April 2011 pukul 07.00-08.00 WIB, pada jam pelajaran pertama dan

kedua. Peneliti dan observer bekerja sama melakukan observasi terhadap

pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan

ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Observasi dilaksanakan pada situasi pelaksanan pembelajaran, kegiatan yang

dilaksanakan guru serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Pertemuan pertama suasana kelas sudah mengalami peningkatan dimana

sebagian siswa sudah tertib duduk di tempat duduknya saat pelajaran dimulai,

meskipun masih ada siswa yang diluar kelas (terlihat pada lampiran 13). Pada saat

pembelajaran para siswa sudah memperhatikan, bahkan tidak ada siswa yang

55

Page 72: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

berbicara sendiri. Hal ini meyebabkan suasana kelas menjadi dapat dikontrol

dengan baik.

Pada pertemuan kedua suasana kelas kurang tertib karena dilakukan

suatu percobaan (lampiran 15). Saat melakukan percobaan siswa masih

mengalami kesulitan dalam melakukan langkah kerja sesuai dengan panduan yang

diberikan, sehingga suasana kelas tidak terkontrol secara baik karena siswa sulit

untuk diberi pengarahan saat melakukan percobaan. Akan tetapi, ketuntasan

belajar dan hasil belajar siswa mengalami peningkatan dari sebelum tindakan dan

siklus I. Hal ini terlihat dari hasil belajar siswa pada tabel 4.

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar dan Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas III SD Negeri III Sendang Pada Siklus II.

No NilaiFrekuensi

(Fi)

Nilai Tengah

(Xi)FiXi Prosentase Keterangan

1 31-40 0 35,5 0 0% Belum Tuntas2 41-50 1 45,5 45,5 6,25% Belum Tuntas3 51-60 3 55,5 166,5 18,75% Belum Tuntas4 61-70 1 65,5 65,5 6,25% Tuntas5 71-80 4 75,5 302 25% Tuntas6 81-90 2 85,5 171 12,5% Tuntas7 91-100 5 95,5 477,5 31,25% Tuntas

JUMLAH 16 1233 100%Nilai rata-rata = 1233 : 16 = 77,06

Ketuntasan klasikal = 11 : 16 x 100% = 68,75%

Data tabel 4 diperoleh dari lampiran 18. Dari tabel 4 ketuntasan belajar

dan nilai siswa kelas III SD Negeri III Sendang setelah diadakan tindakan siklus II

melalui penerapan pendekatan keterampilan proses dapat disajikan dalam bentuk

grafik 3.

56

Page 73: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Grafik 3. Grafik Ketuntasan Belajar dan Nilai hasil belajar IPA siswa kelas III SD

Negeri III Sendang Pada Siklus II.

Pada tabel 4 dan grafik 3 di atas, terlihat jumlah siswa yang memperoleh

nilai di atas KKM (nilai > 65) juga mengalami peningkatan yaitu dari 10 siswa

atau 62,50% menjadi 11 siswa atau 68,75%. Sedangkan, nilai rata-rata kelas

adalah 77,06. Dibandingkan dengan nilai pada siklus I nilai rata-rata kelas pada

siklus II meningkat dari 70,81 menjadi 77,06.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus II melalui pengamatan dan

penilaian hasil pemahaman materi sumber energi melalui tes yang dikumpulkan

kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang dillaksanakan selama

proses pelaksanaan tindakan siklus II maka dapat dikatakan proses pembelajaran

telah menunjukkan perubahan pada ketuntasan belajar siswa dengan dibuktikan

adanya hasil belajar yang mengalami peningkatan.

Peningkatan kemampuan pemahaman materi siswa pada siklus I ini

meliputi aspek : (1) memahami materi, (2) mampu melakukan percobaan dan (3)

mampu menjawab soal/pertanyaan. Jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan

belajar yaitu KKM (nilai > 65) meningkat dari 10 siswa menjadi 11 siswa.

57

Page 74: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Meskipun terjadi peningkatan dalam ketuntasan belajar IPA, akan tetapi terdapat

beberapa kekurangan dalam pembelajaran yang perlu dicari solusinya.

Permasalahan tersebut antara lain : (1) kegiatan percobaan yang dilakukan kurang

dapat terkendali terbukti masih banyak siswa yang belum dapat melaksanakan

percobaan dengan baik dan benar, (2) kelompok yang telah selesai membuat

kincir angin membuat gaduh karena mengganggu kelompok yang belum selesai

dalam membuat kincir angin, (3) belum adanya contoh kincir angin yang telah

selesai dibuat dari guru, (4) belum adanya pengkontrolan kelas secara baik karena

siswa banyak yang memperagakan hasil percobaannya di depan kelas meskipun

tidak diminta untuk memperagakan.

Berdasarkan hasil pengamatan, dapat diidentifikasi faktor penyebab dari

permasalahan tersebut, antara lain : (1) belum maksimalnya kegiatan percobaan

karena siswa masih mengalami kesulitan melakukan langkah percobaan, (2)

suasana kelas yang kurang kondusif karena siswa yang telah selesai mengganggu

siswa lain yang sedang melakukan percobaan, (3) belum ada contoh kincir angin

yang telah selesai dibuat, (4) kurang adanya pengertian pada siswa siapa yang

mempresentasikan dan siapa yang seharusnya duduk diam dalam kelompoknya..

Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan refleksi dari

kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran, yaitu : (1) guru memberi

pengarahan langkah kerja pada saat percobaan, (2) guru lebih memberi peringatan

secara tegas agar siswa yang telah selesai melakukan percobaan tidak

mengganggu siswa lain, (3) sebaiknya guru memberi contoh kincir angin yang

telah selesai dibuat tterlebih dahulu, (4) sebaiknya guru lebih memperjelas siapa

siswa yang harus mempresentasikan di depan kelas.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan yang dilakukan

pada siklus II dikatakan hampir berhasil. Ketuntasan belajar dan hasil yang

diperoleh belum mencapai hasil yang maksimal karena masih kurang dari

indikator ketercapaian yang telah ditentukan. Oleh karena itu, perlu dilakukan

siklus III sebagai langkah perbaikan dalam proses pembelajaran pada siklus II.

3. Tindakan Siklus III

58

Page 75: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Pada siklus III hasil pembelajaran IPA dengan indikator mengidentifikasi

sumber energi gerak belum menunjukkan ketuntasan belajar yang maksimal. Oleh

karena itu, kegiatan penelitian tindakan kelas ini dilanjutkan ke siklus III dengan

harapan pada siklus III dapat memperbaiki kekurangan-kekurangan yang terdapat

dalam proses pembelajaran pada siklus I dan II, sehingga tujuan meningkatkan

ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses

dapat terwujud

Tindakan siklus III dilaksanakan selama dua kali pertemuan. Tiap

pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2x30menit). Siklus III dilaksanakan

selama dua minggu yaitu pada tanggal 29 April 2011 dan 3 Mei 2011. Adapun

tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sebagai berikut :

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Pembelajaran pada siklus III ini rencananya akan dilakukan dengan

beberapa langkah perbaikan pada tindakan siklus II, yaitu : (1) guru lebih

memberi pengarahan dalam langkah kerja pada saat percobaan, (2) guru lebih

memberi peringatan secara tegas agar siswa yang telah selesai melakukan

percobaan tidak mengganggu siswa lain, (3) guru memberi contoh hasil percobaan

yang telah selesai dibuat, (4) guru lebih memperjelas siapa siswa yang harus

mempresentasikan di depan kelas.

Adapun urutan langkah-langkah yang dilakukan pada siklus III adalah

sebagai berikut :

Langkah-langkah yang dilakukan peneliti yaitu :

1. Memilih SK, KD dan indikator

2. Menyusun RPP siklus III dengan langkah perbaikan pada siklus II (lampiran

19)

3. Mempersiapkan alat dan bahan percobaan

4. Mempersiapkan LKS dan evaluasi pembelajaran

5. Mempersiapkan lembar observasi dan angket refleksi siswa (lampiran 20,

lampiran 21, lampiran 22, lampiran 23, dan lampiran 24).

59

Page 76: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Dilakasanakan pada tanggal 29 April 2011 dan 3 Mei 2011 dengan

alokasi waktu 2x30 menit setiap pertemuan. Pada tahap ini terdiri dari dua kali

pertemuan.

1. Pertemuan Pertama

Dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 29 April 2011 pada jam pelajaran

pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08-00 WIB. Pada pertemuan ini materi yang

diajarkan adalah penerapan konsep energi gerak. Langkah-langkah yang

dilakukan guru pada pertemuan pertama dalam pelaksanaan tindakan siklus III

meliputi kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal guru

memeriksa kesiapan siswa dan mengkondisikan kelas, kemudian guru memberi

salam dan melakukan presensi kehadiran siswa. Selanjutnya guru melakukan

apersepsi yaitu mengulas kembali pembelajaran sebelumnya mulai dari gerak

benda sampai sumber energi. Kegiatan berlanjut dengan guru menyampaikan

tujuan pembelajaran yaitu penerapan konsep energi gerak pada kincir air.

Pada kegiatan ini guru mengantarkan siswa pada materi yang akan

dipelajari yaitu tentang penerapan konsep energi gerak dengan memberi contoh di

sekitar anak. Kemudian guru melakukan tanya jawab tentang penerapan konsep

energi gerak seperti pada kincir air yang dimanfaatkan pada PLTA. Siswa

melakukan pengamatan tentang prinsip kerja pada kincir air. Setelah mengamati

siswa menafsirkan dan memprediksi gerakan pada kincir air dan faktor yang

mempengaruhinya. Dilakukan pembahasan serta kesimpulan dari pembelajaran

yang telah berlangsung. Kemudian guru menutup pembelajaran dengan

melakukan refleksi pada siswa serta memberi tindak lanjut dengan mengingatkan

siswa untuk lebih rajin belajar.

2. Pertemuan Kedua

Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 3 Mei 2011 pada

jam pelajaran pertama dan kedua yaitu pukul 07.00-08.00 WIB. Pada

60

Page 77: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pembelajaran ini guru memberikan pembelajaran dengan melanjutkan materi yang

telah lalu, yaitu penerapan konsep energi gerak.

Langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan guru pada pertemuan

kedua yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan akhir. Kegiatan awal

dimulai dengan guru membuka pelajaran dengan salam, dilanjutkan dengan guru

mengkondisikan kelas dan memeriksa kesiapan siswa. Guru melakukan apersepsi

tentang materi yang telah lalu dengan tanya jawab tentang materi yang lalu. Guru

bertanya tentang “Benda apa saja yang menerapkan konsep energi gerak?”, “Apa

yang mempengaruhi kincir air dapat bergerak?”, “Pernahkah kalian membuat

kincir air?”. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu

mendeskripsikan proses terjadinya lampu pijar menyala dengan penerapan konsep

energi gerak.

Kegiatan ini dimulai dengan guru membagikan alat dan bahan percobaan

penerapan konsep energi gerak serta langkah kerjanya. Sebelumnya guru

membagi siswa menjadi 3 kelompok sebanyak 5-6 siswa. Alat dan bahan

percobaan yang dibagi untuk setiap kelompok adalah gabus, gunting, lem, botol

bekas, air, lampu pijar, dinamo sepeda, jangka, paku, dan kayu atau besi untuk

poros roda. Siswa menyiapkan alat dan bahan yang telah diberikan oleh guru di

atas meja. Kemudian, siswa berdiskusi dan melakukan percobaan membuat kincir

air yang sebelumnya telah diberi contoh oleh guru kincir air yang telah jadi. Guru

memberi pengarahan dan bimbingan saat siswa melakukan percobaan. Selesai

melakukan percobaan membuat kincir air, selanjutnya guru memberi penjelasan

prinsip kerja pada PLTA yaitu gerakan kincir air dapat digunakan untuk

menimbulkan tenaga listrik sehingga dapat menyalakan lampu. Siswa

mempraktekkan apa yang telah dijelaskan oleh guru.

Tiap kelompok maju mendemonstrasikan hasil percobaannya, sedangkan

kelompok lain mengamati dan memberi tanggapan dengan mengajukan

pertanyaan. Guru memberikan penguatan setelah semua siswa melakukan

percobaan dan demonstrasi. Kemudian guru melakukan evaluasi pembelajaran

penerapan konsep energi gerak dengan membagikan soal dan lembar jawab

kepada siswa. Siswa diberi waktu selama 15 menit untuk mengerjakan. Pada

61

Page 78: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

kegiatan akhir, guru mengumpulkan hasil pekerjaan siswa dan guru memberikan

angket untuk diisi oleh siswa serta guru mengisi lembar observasi berdasarkan

aktivitas siswa selama pembelajaran pada siklus III. Guru melakukan refleksi

pada siswa serta memberi tindak lanjut dengan mengingatkan siswa untuk lebih

rajin belajar dan meningkatkan ketuntasan belajar. Guru menutup pelajaran

dengan mengucapakan salam.

c. Tahap Observasi

Observasi dilaksanakan pada saat pembelajaran IPA dengan

menggunakan pendekatan ketrampilan proses. Pertemuan pertama berlangsung

pada hari Jumat tanggal 29 April 2011 pukul 07.00-08.00 WIB. Pada jam

pelajaran pertama dan kedua. Pertemuan kedua berlangsung pada hari Selasa

tanggal 3 Mei 2011 pukul 07.00-08.00 WIB, pada jam pelajaran pertama dan

kedua. Peneliti dan observer bekerja sama melakukan observasi terhadap

pelaksanaan tindakan sesuai dengan tujuan penelitian yaitu meningkatkan

ketuntasan belajar siswa dengan menggunakan pendekatan keterampilan proses.

Observasi dilaksanakan pada situasi pelaksanan pembelajaran, kegiatan yang

dilaksanakan guru serta aktivitas siswa dalam pembelajaran.

Pertemuan pertama suasana kelas sudah mengalami peningkatan dimana

sebagian siswa sudah tertib duduk di tempat duduknya saat pelajaran dimulai

(lampiran 21). Pada saat pembelajaran para siswa sudah memperhatikan, bahkan

tidak ada siswa yang berbicara sendiri. Hal ini meyebabkan suasana kelas menjadi

dapat dikontrol dengan baik. Melihat hal tersebut, guru memberi penjelasan

tentang penerapan konsep energi gerak. Siswa lebih antusias menerima

pembelajaran serta banyak siswa yang telah berani bertanya meskipun tidak

diminta oleh guru

Pada pertemuan kedua suasana kelas sedikit ramai karena kegiatan

percobaan, meskipun begitu kegiatan percobaan dikatakan berjalan dengan

kondusif di mana siswa secara aktif bekerja sama dalam kelompok (lampiran 23).

Siswa sudah terampil melakukan percobaan dengan bekerja sama dalam tim

kelompok serta siswa lebih berani dalam menyampaikan pertanyaan secara lbaik

62

Page 79: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

dan lancer tanpa harus diminta oleh guru. Hasil belajar siswa mengalami

peningkatan dari siklus I dan II. Hal ini terlihat dari ketuntasan belajar dan hasil

belajar siswa yang meningkat kembali pada tabel 5.

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Ketuntasan Belajar dan Hasil Belajar IPA Siswa

Kelas III SD Negeri III Sendang Pada Siklus III.

No NilaiFrekuensi

(Fi)

Nilai Tengah

(Xi)FiXi Prosentase Keterangan

1 31-40 0 35,5 0 0% Belum Tuntas2 41-50 0 45,5 0 0% Belum Tuntas3 51-60 2 55,5 111 12,5% Belum Tuntas4 61-70 0 65,5 0 0% Tuntas5 71-80 2 75,5 151 12,5% Tuntas6 81-90 3 85,5 256,5 18,75% Tuntas7 91-100 9 95,5 859,5 56,25% Tuntas

JUMLAH 16 1378 100%Nilai rata-rata = 1378 : 16 = 86,13

Ketuntasan klasikal = 14 : 16 x 100% = 87,50%

Nilai pada tabel 5 diolah dari hasil nilai tes siklus III pada lampiran 26.

Dari tabel 5, ketuntasan belajar dan hasil nilai siswa kelas III SD Negeri III

Sendang setelah diadakan tindakan siklus III melalui penerapan pendekatan

keterampilan proses dapat disajikan dalam bentuk grafik 4.

63

Page 80: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Grafik 4. Grafik Nilai hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri III Sendang

Pada Siklus III.

Pada tabel 5 dan grafik 4 di atas, terlihat jumlah siswa yang memperoleh

nilai di atas KKM (nilai > 65) mengalami peningkatan yaitu dari 11 siswa atau

68,75% menjadi 14 siswa atau 87,50%. Hasil nilai rata-rata kelas adalah 86,13.

Dibandingkan dengan nilai pada siklus II, nilai rata-rata kelas pada siklus III

meningkat dari 77,06 menjadi 86,13.

d. Tahap Refleksi

Hasil yang diperoleh dari tindakan siklus III melalui pengamatan dan

penilaian hasil pemahaman materi penerapan konsep energi gerak melalui tes

yang dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil observasi yang

dilaksanakan selama proses pelaksanaan tindakan siklus III maka dapat dikatakan

proses pembelajaran telah menunjukkan perubahan pada ketuntasan belajar siswa

dengan dibuktikan adanya ketuntasan klasikal yang mencapai 87,50% dan hasil

belajar yang mengalami peningkatan dengan rata-rata kelas mencapai 86,13.

Peningkatan kemampuan pemahaman materi siswa pada siklus I ini

meliputi aspek : (1) memahami materi, (2) mampu melakukan percobaan, (3)

mampu menjawab soal/pertanyaan, dan (4) berani bertanya. Jumlah siswa yang

64

Page 81: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

mencapai batas ketuntasan belajar yaitu KKM (nilai > 65) meningkat dari 11

siswa menjadi 13 siswa.

Berdasarkan hasil analisis dan refleksi di atas, tindakan yang dilakukan

pada siklus III dikatakan telah berhasil. Hasil yang diperoleh telah mencapai hasil

yang maksimal di mana telah mencapai indikator ketercapaian yang telah

ditentukan. Oleh karena itu, tidak perlu diadakan perbaikan pembelajaran

berikutnya karena hampir lebih dari 75 % siswa telah mencapai ketuntasan

belajar.

C. Pembahasan Hasil Penelitian

Dengan melihat hasil penelitian di atas dapat diketahui adanya

peningkatan proses pembelajaran terutama ketuntasan belajar IPA siswa setelah

penerapan pendekatan ket rampilan proses. Peningkatan terlihat dari perhitungan

jumlah ketuntasan belajar siswa dan hasil belajar yang diperoleh siswa dari

kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan dan setelah dilaksanakan tindakan

siklus I, siklus II dan siklus III yang masing-masing siklusnya dilaksanakan dua

kali pertemuan. Hal ini dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas III SD Negeri III Sendang

Pada Kondisi awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III.

No KetuntasanKondisi

AwalSiklus I Siklus II Siklus III

Jmlh % Jmlh % Jmlh % Jmlh %1. Tuntas (KKM >

65)7 43,75 10 62,50 11 68,75 14 87,50

2. Belum Tuntas

(KKM ≤65)9 56,25 6 37,50 5 31,25 2 12,50

Data tabel 6 diperoleh dari data rekapitulasi ketuntasan belajar dan nilai

hasil belajar siswa pada lampiran 27. Berdasarkan tabel 6 di atas, terlihat adanya

peningkatan ketuntasan belajar IPA siswa pada materi konsep energi gerak. Yang

dimaksudkan tuntas yaitu nilai siswa di atas KKM (nilai > 65), sedangkan belum

65

Page 82: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

tuntas yaitu nilai di bawah KKM (nilai ≤ 65). Peningkatan tersebut yaitu kondisi

awal jumlah siswa yang tuntas sebanyak 7 siswa, kemudian pada siklus I

mengalami peningkatan menjadi 10 siswa. Dari siklus I dilaksanakan perbaikan

pada siklus II di mana terjadi peningkatan ketuntasan belajar dari siklus I

sebanyak 10 siswa meningkat kembali menjadi 11 siswa. Kemudian dilakukan

perbaikan kembali pada siklus III dan diperoleh peningkatan ketuntasan belajar

kembali yang meningkat menjadi 14 siswa tuntas belajar. Data dari tabel 6 dapat

disajikan dalam bentuk grafik 5.

Grafik 5. Grafik Rekapitulasi Ketuntasan Belajar Siswa Kelas III SD Negeri III

Sendang pada Kondisi Awal, Siklus I, Siklus II dan Siklus III.

Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk

meningkatkan ketuntasan belajar IPA siswa kelas III SD Negeri III Sendang yaitu

dengan menerapkan pendekatan keterampilan proses. Hal ini terjadi karena

pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses dapat membuat siswa

memiliki keberanian menyampaikan pendapatnya. Pada akhirnya hasil belajar

IPA siswa menjadi lebih baik pula.

BAB V

66

Page 83: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan

dalam pembelajaran tiga siklus ini, dapat ditarik simpulan bahwa dengan

menerapkan Pendekatan Keterampilan Proses dapat mencapai ketuntasan belajar

konsep energi gerak pada siswa kelas III SD Negeri III Sendang, Wonogiri, Tahun

Pelajaran 2010/2011”. Ketuntasan belajar ini dapat dilihat dari adanya

peningkatan ketuntasan belajar siswa yaitu : pada kondisi awal sebelum tindakan

terdapat 7 siswa yang tuntas atau 43,75%, kemudian setelah dilakukan tindakan

pada siklus I meningkat menjadi 10 siswa atau 62,50%. Selain itu, pada siklus II

mencapai peningkatan kembali menjadi 11 siswa atau 68,75%. Setelah diadakan

perbaikan pada siklus III diperoleh peningkatan siswa yang mengalami ketuntasan

belajar menjadi 14 siswa atau 87,50%.

Selain itu, berdasarkan hasil belajar siswa dapat diketahui adanya

peningkatan rata-rata kelas dari awal kondisi sebelum tindakan sampai setelah

tindakan siklus I, siklus II dan siklus III. Rata-rata hasil belajar siswa diperoleh

dari tes akhir pembelajaran. Pada kondisi awal yaitu 55,50 atau kategori kurang

sekali, kemudian pada siklus I rata-rata hasil belajar siswa mengalami kenaikan

menjadi 70,81 atau kategori sedang. Pada siklus II rata-rata hasil belajar siswa

mengalami kenaikan kembali menjadi 77,06 atau cukup dan pada siklus III rata-

rata hasil belajar kembali mengalami peningkatan kembali menjadi 86,13.

Dengan demikian, penerapan Pendekatan Keterampilan Proses dalam

pembelajaran IPA materi penerapan konsep energi gerak dapat meningkatkan

ketuntasan belajar siswa serta hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri III

Sendang Wonogiri Tahun Pelajaran 2010/2011.

B. Implikasi

67

Page 84: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Berdasarkan simpulan penelitian yang telah dikemukakan di atas, maka

dapat diketahui bahwa penggunaan pendekatan keterampilan proses (PKP) efektif

untuk mencapai ketuntasan belajar IPA siswa, pada siswa kelas III Sekolah Dasar.

Dengan demikian, implikasi penelitian tindakan kelas adalah :

1. Pemanfaatan dan penggunaan pendekatan keterampilan proses (PKP)

diteruskan dan dibiasakan pada setiap guru yang mengajarkan IPA pada siswa

kelas III Sekolah Dasar.

2. Adanya pembelajaran dengan pendekatan keterampilan proses (PKP) harus

dilaksanakan dengan sebaik mungkin supaya siswa merasa senang dalam

mengikuti pembelajaran, sehingga ketuntasan belajar siswa meningkat.

3. Guru harus terampil mengatasi kendala yang ada dalam pembelajaran.

C. Saran

Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam

rangka ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan

ketuntasan belajar siswa pada mata pelajaran IPA, maka dapat disampaikan saran-

saran :

1. Bagi Sekolah

Sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran

khususnya pembelajaran IPA untuk menerapkan pendekatan keterampilan

proses (PKP), sehingga pembelajaran menjadi lebih optimal dan hasil belajar

menjadi meningkat.

2. Bagi Guru

Guru dalam mengajar hendaknya harus melibatkan siswa dengan

menggunakan pendekatan keterampilan proses (PKP) agar siswa merasa lebih

dihargai dan diperhatikan, sehingga akan meningkatkan ketuntasan belajar

siswa. Dalam kegiatan pembelajaran hendaknya siswa dimotivasi untuk

mampu mengungkapkan pengalamannya dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga siswa akan mampu mengkonstruksikan pengalamannya ke dalam

konsep pelajaran yang sedang dipelajarinya. Guru dalam mengajar hendaknya

berperan sebagai fasilitator dan motivator yang mampu menyediakan

68

Page 85: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

pengalaman belajar yang memungkinkan siswa bertanggung jawab dalam

melakukan proses belajar.

3. Bagi Siswa

Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran untuk

meningkatkan ketuntasan belajar dalam pembelajaran, selalu mngerjakan

tugas-tugas yang diberikan guru dan meningkatkan usaha belajar, sehingga

dapat memperoleh hasil belajar yang optimal.

DAFTAR PUSTAKA

69

Page 86: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Abdul Azis Wahab. 2007. Metode dan Model-model Mengajar. Bandung: Alfabeta

Ali Nugraha. 2005. Penembangan Pembelajaran Sains Pada anak Usia Dini. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Direktorat Pembinaan Pendidikan Tenaga Kependidikan dan Ketenagaan Perguruan Tinggi

BSNP. 2009. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Sekolah Dasar Model Silabus Tematik Kelas III. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional

Haris Mudjiman. 2007. Belajar Mandiri. Surakarta: LPP UNS dan UNS Press

http://edukasi.kompasiana.com diakses tanggal 5 Mei 2011

http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2136977-pengertian-belajar-tuntas/#ixzz1QgMeNEpb diakses tanggal 8 April 2011

http://techonly13.wordpress.com/2010/10/27/konsep-belajar-tuntas diakses tanggal 8 April 2011

Ibrahim dan Nana Syaodih. 2003. Perencanaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta

IGAK Wardhani dan Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

Iskandar. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press

Kunandar. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Pers

Martinis Yamin, 2007. Profesionalisasi Guru dan Implementasi KTSP. Jakarta: Gaung Persada Press

Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada

Nana Sudjana. 2001. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya

Noehi Nasution. 2007. Pendidikan IPA di SD. Jakarta: Universitas Terbuka

Priyono & Sayekti. Ilmu Pengetahuan Alam 3. Jakarta: Pusat Perbukuan Depdiknas

Oemar Hamalik. 2008. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

70

Page 87: meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita pokok ...

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Sarwiji Suwandi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dab Penulisan Karya Ilmiah. Surakarta: Yuma Pustaka

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta

Soli Abimanyu, dkk. 2009. Strategi Pembelajaran. Konsorsium Program PJJ S1 PGSD

Srini M. Iskandar. 2001. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Bandaung: CV. Maulana

Wina Sanjaya. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana

W. S. Winkel. 2007. Psikologi Pengajaran. Yogyakarta: Media Abadi

www.inderscience.com/browse/index.php?journalCODE=ijmor diakses tanggal 8 April 2011

www.isjoni.com diakses tanggal 8 April 2011

71