Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

26
MASALAH-MASALAH SISWA DI SEKOLAH DAN PENDEKATAN-PENDEKATAN UMUM DALAM BIMBINGAN KONSELING

Transcript of Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Page 1: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

MASALAH-MASALAH SISWA DI SEKOLAH DAN PENDEKATAN-PENDEKATAN UMUM

DALAM BIMBINGAN KONSELING

Page 2: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Kelompok 5

Anggi Angreani

Eka Kaswati

Rivani Dwi N

Siti Nuraeni

Siti Nuroniah

Page 3: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling
Page 4: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Masalah-masalah yang dialami siswa di sekolah

Masalah Belajar

Masalah Belajar

Masalah perkembangan

individu

Masalah perkembangan

individu

Masalah Perbedaan individu

Masalah Perbedaan individu

Masalah kebutuhan individu

Masalah kebutuhan individu

Page 5: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Masalah perkembangan individu

Faktor yang mempengaruhi perkembangan individu : 1. faktor bawaan (heredity), 2. kematangan (maturation), 3. lingkungan (environment) 4. belajar dan latihan (training and learning)Hurlock (1982) mengemukakan bahwa tugas-tugas perkembangan merupakan social expectations (harapan-harapan sosial masyarakat). Dalam arti setiap kelompok budaya mengharapkan para anggotanya menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku yang disetujui bagi berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.

Page 6: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Tugas-tugas perkembangan bagi setiap fase perkembangan dalam rentang kehidupan individu dapat

diuraikan sebagai berikut.

Tugas Perkembangan Usia Bayi dan Kanak-kanak (0,0-6,0 tahun)•Belajar berjalan.•Belajar memakan makanan padat.•Belajar berbicara. •Belajar memahami konsep-konsep sederhana tentang kehidupan sosial dan alam•Belajar melakukan hubungan emosional dengan orang tua, saudara, dan orang lainTugas Perkembangan Usia Sekolah Dasar (7,0-12 tahun)•Belajar memperoleh keterampilan fisik untuk melakukan permainan.•Belajar membentuk sikap positif, yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai makhluk biologis (dapat merawat kebersihan dan kesehatan diri).•Belajar bergaul dengan teman sebaya.•Belajar memainkan peranan sesuai dengan jenis kelaminnya.•Belajar keterampilan dasar dalam membaca, menulis, dan berhitung.

Page 7: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Tugas Perkembangan Usia Remaja (13-19 tahun)•Menerima fisiknya sendiri berikut keragaman kualitasnya.•Mencapai kemandirian emosional dari orangtua atau figure-figur yang mempunyai otoritas (mengembangkan sikap respek terhadap orangtua dan orang lain tanpa tergantung kepadanya.•Mengembangkan keterampilan komunikasi interpersonal.•Mampu bergaul dengan teman sebaya atau orang lain secara wajar.•Menemukan manusia model yang dijadikan pusat identifikasinya

Dalam mencapai  tugas-tugas perkembangan ini, tidak sedikit yang mengalami kegagalan. Hal ini disebabkan

oleh faktor-faktor :1.Tidak atau kurang adanya bimbingan untuk memahami dan menguasai tugas-tugas perkembangan2.Kurang memiliki motivasi untuk berkembang ke arah kedewasaan3.Mengalami kesehatan yang buruk (sakit-sakitan).4.Cacat tubuh5.Tingkat kecerdasan yang rendah6.Iklim lingkungan yang kurang baik.

Page 8: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Penyimpangan perilaku yang dialami anak berusia sekolah dasar diantaranya adalah1.suka membolos dari sekolah2.malas belajar3.keras kepala.

Pada usia remaja, penyimpangan perilaku yang dialaminya seperti 1.suka mengisolir diri, 2.meminum-minuman keras keras, 3.mengkonsumsi obat-obat terlarang atau narkoba4.Tawuran5.malas belajar6.kurang bersikap hormat kepada orangtua dan orang dewasa lainnya

Page 9: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Masalah perbedaan individu

Page 10: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Beberapa segi perbedaaan individual yang perlu mendapat perhatian diantaranya ialah perbedaan dalam :•Kecerdasan•Prestasi belajar•Sikap dan kebiasaan belajar•Motivasi belajar•Temperamen•Karakter•Minat•Ciri- ciri fisik•Cita- cita•Kemampuan dalam komunikasi atau berhubungan interpersonal•Kemandirian•Kedisiplinan•Tangung jawab

Page 11: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Masalah Kebutuhan Individu

Beberapa diantara kebutuhan-kebutuhan yang harus kita perhatikan ialah kebutuhan:

1.memperoleh kasih sayang2.memperoleh harga diri3.untuk memperoleh pengharapan yang sama4.ingin dikenal5.memperoleh prestasi dan posisi6.untuk dibutuhkan orang lain7.merasa bagian dari kelompok8.rasa aman dan perlindungan diri9.untuk memperoleh kemerdekaan diri.

Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya.

Pemenuhan kebutuhan ini sifatnya mendasar bagi kelangsungan hidup individu itu sendiri.

Page 12: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Hirarki kebutuhan itu meliputi  1.Fisiologis (biologis)2.Rasa aman3.Pengakuan4.Penghargaan5.Kognitif6.Estetika7.Aktualisasi diri

Page 13: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Masalah Penyesuaian Diri dan Kesehatan Mental

Terdapat dua jenis proses penyesuaian diri :1. “Well adjusted”

yaitu keadaan dimana individu dapat berhasil memenuhi kebutuhannya sesuai sesuai dengan lingkungannya dan tanpa menimbulkan gangguan atau kerugian bagi lingkungannya.2.Maladjusted

yaitu keadaan dimana individu gagal dalam proses penyesuaian tersebut.

Kegiatan atau tingkah laku individu pada hakikatnya merupakan cara pemenuhan kebutuhan. Banyak cara yang dapat ditempuh individu untuk

memenuhi kebutuhannya, baik secara yang wajar maupun yang tidak wajar, cara yang disadari maupun cara yang tidak disadari.

Page 14: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Penyesuaian normalSchneiders (1964: 51) berpendapat penyesuaian normal adalah proses yang melibatkan

respon-respon mental dan perbuatan individu dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan, dan mengatasi ketegangan, frustasi, dan konflik secara sukses, serta menghasilkan hubungan yang harmonis antara kebutuhan dirinya dengan norma atau tuntutan

lingkungan dimana dia hidup.

Menurut Schneiders (1964: 274-276) penyesuaian yang normal ini memiliki karakter sebagai berikut :1.Absence of excessive emotionality (Terhindar dari ekspresi emosi yang berlebih-lebihan, merugikan, atau kurang mampu mengontrol diri).2.Absence of psychological mechanisme (Terhindar dari mekanisme-mekanisme psikologis, seperti rasionalisasi, agresi, kompensasi dan sebagainya).3.Absence of the sense of personal frustration (Terhindar dari perasaan frustasi atau perasaan kecewa karena tidak terpenuhi kebutuhannya).

Page 15: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

• Rational deliberation and self-direction (Memiliki pertimbangan dan pengarahan diri yang rasional, yaitu mampu memecahkan masalah berdasarkan alternatif-alternatif yang telah dipertimbangkan secara matang dan mengarahkan diri sesuai dengan keputusan yang diambil).

• Ability to learn (Mampu belajar, mampu mengembangkan kualitas dirinya, khususnya yang berkaitan dengan upaya untuk memenuhi kebutuhan atau mengatasi masalah sehari-hari).

• Utilization of past experience (Mampu memanfaatkan pengalaman masa lalu, bercermin ke masa lalu baik yang berkaitan dengan keberhasiln maupun kegagalan untuk mengembangkan kualitas hidup yang lebih baik).

• Realistic, objective attitude (Bersikap objektif dan realistik; mampu menerima kenyataan hidup dan dihadapi secara wajar; mampu menghindari, merespon situasi atau masalah secara rasional, tidak didasari oleh prasangka buruk atau negatif).

Page 16: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

1. Reaksi Bertahan Bentuk reaksi ini diantaranya:•Konpensasi : menutupi kelemahan dalam satu hal, dengan cara mencari kepuasan pada bidang lain.•Sublimasi : menutupi atau mengganti kelemahan atau kegagalan dengan cara atau kegiatan yang mendapatkan pengakuan (sesuai dengan nilai-nilai) masyarakat.•Proyeksi : melemparkan sebab kegagalan dirinya kepada pihak lain.2.Reaksi Menyerang Gejala-gejala perilaku sikap agresif, yaitu sebagai berikut (M. Surya, 1976).•Selalu membenarkan diri sendiri.•Mau berkuasa dalam setiap situasi.•Mau memiliki segalanya.•Bersikap senang mengganggu orang lain.•Menggertak, baik dengan ucapan atau perbuatan.•Menunjukkan sikap permusuhan secara terbuka.•Menunjukkan sikap menyerang dan merusak.

Penyesuaian menyimpang

Page 17: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

3. Reaksi Melarikan Diri dari KenyataanBentuk-bentuk reaksi escape dan withdrawal ini diantaranya:

(a) berfantasi – melamun(b) banyak tidur atau tidur yang patologis: narcolepcy, yaitu

kebiasaan tidur yang tak terkontrol(c) meminum-minuman keras, (d) bunuh diri, (e) menjadi pecandu ganja, narkotika

4. Penyesuaian yang PatologisPenyesuaian yang patologis ini berarti bahwa individu yang mengalaminya perlu mendapat perawatan khusus, dan bersifat klinis, bahkan perlu perawatan di rumah sakit (hospitalized). Yang terrnasuk penyesuaian yang patologis ini adalah neurosis, (ketidakseimbangan mental yang menyebabkan stress) dan psikosis (merupakan gangguan tilikan pribadi yang menyebabkan ketidakmampuan seseorang menilai realita dengan fantasi dirinya)

Page 18: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Masalah BelajarKeberhasilan belajar siswa/mahasiswa itu sendiri

dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal 1. Faktor Internal

Ada beberapa faktor yang harus dipenuhinya agar belajarnya berhasil. Syarat-syarat itu meliputi fisik dan psikis. Yang termasuk faktor fisik, di antaranya: nutrisi (gizi makanan), kesehatan. Kekurangan nutrisi dapat mengakibatkan kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, dan kurang bisa konsentrasi.

faktor psikis di antaranya adalah kecerdasan, motivasi, minat, sikap dan kebiasaan belajar, dan suasana emosi. Apabila kedua faktor tersebut tidak terpenuhi atau mengalami gangguan, maka kemungkinan besar individu akan mengalami kesulitan belajar.

Page 19: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

2. Faktor Eksternal

Faktor ini meliputi aspek-aspek sosial dan nonsosial. Yang dimaksud dengan faktor sosial adalah faktor manusia, baik yang hadir secara langsung (bertatap muka atau berkomunikasi langsung), maupun kehadirannya secara tidak langsung, seperti: berupa foto, suara (nyanyian, pembicaraan) dalam radio, TV, dan tape recorder.

Sedangkan yang termasuk faktor nonsosial adalah: keadaan suhu udara (panas, dingin), waktu (pagi, siang, malam), suasana lingkungan (sepi, bising atau ramai), keadaan tempat (kualitas gedung, luas ruangan, kebersihan, ventilasi, dan kelengkapan mebeler), kelengkapan alat-alat atau fasilitas belajar (ATK, alat peraga, buku-buku sumber, dan media komunikasi belajar lainnya).

Page 20: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Pendekatan-pendekatan Umum dalam Bimbingan & Konseling

Dilihat dari pendekatan bimbingan, bimbingan itu dibagi menjadi empat pendekatan yaitu:1. Pendekatan Krisis

Pendekatan krisis adalah upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami krisis atau masalah. Bimbingan bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah yang dialami individu. Dalam pendekatan krisis ini, konselor menunggu klien yang datang, selanjutnya mereka memberikan bantuan sesuai dengan masalah yang dirasakan klien.2. Pendekatan Remedial

Pendekatan remedial adalah upaya bimbingan yang diarahkan kepada individu yang mengalami kesulitan. Tujuan bimbingan adalah untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami individu. Dalam pendekatan ini konselor memfokuskan pada kelemahan-kelemahan individu yang selanjutnya berupaya untuk memperbaikinya

Page 21: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

3. Pendekatan PerkembanganBimbingan dan konseling yang berkembang pada saat ini adalah bimbingan dan konseling perkembangan. Visi bimbingan dan konseling adalah edukatif, pengembangan, dan outreach.

4. Pendekatan PreventifPendekatan preventif adalah upaya bimbingan yang diarahkan untuk mengantisipasi masalah-masalah umum individu dan mencoba mencegah jangan sampai terjadi masalah tersebut pada individu

Page 22: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

Strategi Pelaksanaan Layanan Bimbingan dan Konseling

Strategi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling terkait dengan empat komponen program yaitu:  1. Strategi untuk Layanan Dasar Bimbingana. Bimbingan Klasikal

Layanan dasar diperuntukkan bagi semua siswa. Hal ini berarti bahwa dalam peluncuran program yang telah dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak langsung dengan para siswa di kelas.b. Bimbingan Kelompok

Konselor memberikan layanan bimbingan kepada siswa melalui kelompok-kelompok kecil (5 s.d. 10 orang). Bimbingan ini ditujukan untuk merespon kebutuhan dan minat para siswa.c. Berkolaborasi dengan Guru Mata Pelajaran atau Wali Kelas

Program bimbingan akan berjalan secara efektif apabila didukung oleh semua pihak, yang dalam hal ini khususnya para guru mata pelajaran atau wali kelas.

Page 23: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

d. Berkolaborasi (Kerjasama) dengan Orang TuaDalam upaya meningkatkan kualitas peluncuran

program bimbingan, konselor perlu melakukan kerjasama dengan para orang tua siswa.2. Strategi untuk Layanan Responsifa. Konsultasi

Konselor memberikan layanan konsultasi kepada guru, orang tua, atau pihak pimpinan sekolah dalam rangka membangun kesamaan persepsi dalam memberikan bimbingan kepada para siswa.b. Konseling Individual atau Kelompok

Pemberian layanan konseling ini ditujukan untuk membantu para siswa yang mengalami kesulitan, mengalami hambatan dalam mencapai tugas-tugas perkembangannya.c. Referal (Rujukan atau Alih Tangan)

Apabila konselor merasa kurang memiliki kemampuan untuk menangani masalah klien, maka sebaiknya dia mereferal atau mengalihtangankan klien kepada pihak lain yang lebih berwenang, seperti psikolog, psikiater, dokter, dan kepolisiand. Bimbingan Teman Sebaya (Peer Guidance/Peer Facilitation)

Bimbingan teman sebaya ini adalah bimbingan yang dilakukan oleh siswa terhadap siswa yang lainnya.

Page 24: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

3. Strategi untuk Layanan Perencanaan Individual a. Penilaian Individual atau Kelompok (Individual or small-group Appraisal)

Yang dimaksud dengan penilaian ini adalah konselor bersama siswa menganalisis dan menilai kemampuan, minat, keterampilan, dan prestasi belajar siswab. Individual or Small-Group Advicement

Konselor memberikan nasihat kepada siswa untuk menggunakan atau memanfaatkan hasil penilaian tentang dirinya, atau informasi tentang pribadi, sosial, pendidikan dan karir yang diperolehnya

4. Strategi untuk Dukungan Sistem Pengembangan Professionala. resources to achieve stated organizational goals”.

Konselor secara terus menerus berusaha untuk “meng-update” pengetahuan dan keterampilannya melalui (1) in-service training, (2) aktif dalam organisasi profesi, (3) aktif dalam kegiatan-kegiatan ilmiah, seperti seminar dan workshop (lokakarya), atau (4) melanjutkan studi ke program yang lebih tinggi (Pascasarjana).

Page 25: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

b. Pemberian Konsultasi dan BerkolaborasiKonselor perlu melakukan konsultasi dan

kolaborasi dengan guru, orang tua, staf sekolah lainnya, dan pihak institusi di luar sekolah (pemerintah, dan swasta) untuk memperoleh informasi, dan umpan balik tentang layanan bantuan yang telah diberikannya kepada para siswa, menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif bagi perkembangan siswa, melakukan referal, serta meningkatkan kualitas program bimbingan dan konseling. c. Manajemen Program

Suatu program layanan bimbingan dan konseling tidak mungkin akan terselenggara dan tercapai bila tidak memiliki suatu sistem pengelolaan (manajemen) yang bermutu, dalam arti dilakukan secara jelas, sistematis, dan terarah.

Page 26: Masalah siswa di sekolah dan pendekatan umum bimbingan konseling

TERIMA KASIH