Maping junal

24
Literature review 1 Judul Skripsi Uji sitotoksik ekstrak etanol kayu kuning (Arcangelisia flava L) terhadap larva udang artemia salina L Nama Mahasiswa Jenifer kolina NIM 8214-11-040 Pembimbing 1 Hamsidar Hasan, S.Si, M.Si, Apt Pembimbing 2 Moh. Adam Mustapa S.Si, M.Sc Penulis Jurnal Maryani, Marsoedi, Selamat Nursyam, Maftuch Judul Jurnal The Phytochemistry and The Anti- Bacterial Activity of Yellow Root (Arcangelisia flava Merr.) against Aeromonas hydrophila Halaman Jurnal 455-467 Teori Indonesia dikenal karena keanekaragaman hayati alam. Beberapa tumbuhan alami telah lama digunakan untuk herbal tradisional. Memang bahwa herbal tradisional adalah salah satu warisan budaya yang harus diawetkan. Kualitas herbal tradisional mungkin perlu ditingkatkan melalui penggunaan pengetahuan dan teknologi dalam rangka untuk menggunakannya sebagai agen alternatif untuk "modern obat"

description

kumpilan jurnal

Transcript of Maping junal

Page 1: Maping junal

Literature review 1

Judul Skripsi Uji sitotoksik ekstrak etanol kayu kuning (Arcangelisia

flava L) terhadap larva udang artemia salina L

Nama Mahasiswa Jenifer kolina

NIM 8214-11-040

Pembimbing 1 Hamsidar Hasan, S.Si, M.Si, Apt

Pembimbing 2 Moh. Adam Mustapa S.Si, M.Sc

Penulis Jurnal Maryani, Marsoedi, Selamat Nursyam, Maftuch

Judul Jurnal The Phytochemistry and The Anti-Bacterial Activity of

Yellow Root (Arcangelisia flava Merr.) against

Aeromonas hydrophila

Halaman Jurnal 455-467

Teori Indonesia dikenal karena keanekaragaman hayati alam.

Beberapa tumbuhan alami telah lama digunakan untuk

herbal tradisional. Memang bahwa herbal tradisional

adalah salah satu warisan budaya yang harus

diawetkan. Kualitas herbal tradisional mungkin perlu

ditingkatkan melalui penggunaan pengetahuan dan

teknologi dalam rangka untuk menggunakannya sebagai

agen alternatif untuk "modern obat" karena

kemanjurannya telah diverifikasi secara medis (Yulita,

2002). Kalimantan Tengah memiliki hutan terbesar

dengan berbagai tanaman herbal. Masyarakat telah

menggunakan tanaman tersebut untuk diri mereka

membutuhkan atau diambil manfaat dari komersialisasi

tanaman ini. Untuk masalah pelestarian, herbal ini harus

dilestarikan ex situ. Beberapa herbal yang berpotensi

digunakan untuk bahan baku ramuan akan diteliti lebih

lanjut. Tanaman dengan kemanjuran yang digunakan

untuk obat juga diperiksa. Nilai tambah bagi herbal ini

dapat diidentifikasi melalui penelitian pada substansi

kimia dan kemanjurannya. Oleh karena itu, penelitian

Page 2: Maping junal

tentang fitokimia dan uji aktivitas anti-bakteri yang

herbal ini adalah mutlak diperlukan. Penelitian ini

bertujuan untuk memahami komponen fitokimia

tanaman obat melalui metode skrining dan

mengidentifikasi zat bioaktif, dan melaksanakan review

khusus tentang pelarut yang memproduksi ekstrak

dengan tingkat tinggi rendemen dan preventability. Saat

itu ditemukan bahwa Yellow Root (Arcangelisia flava

Merr) memiliki kemampuan antibakteri terhadap bakteri

Aeromonas hydrophila.

Metode Subjek : A. hydrophila Kultur murni bakteri A.

hydrophila. diperoleh dari Balai Besar Pengembangan

Budidaya Air Payau (BBPBAP) Jepara dan kemudian,

bakteri diremajakan di Laboratorium Mikrobiologi.

Alat ukur : Pemeriksaan hasil dilakukan setelah media

diinkubasi pada 35oC selama 18-24 jam dengan

mengukur diameter zona pencegahan sekitar kertas

cakram menggunakan kertas milimeter atau penguasa,

dan kemudian merekamnya.

Analisis : Data yang dikumpulkan dianalisis secara

deskriptif untuk menentukan pelarut terbaik untuk

mencegah pertumbuhan bakteri. Pengujian aktivitas

anti-bakteri adalah dengan memastikan aktivitas apakah

anti-bakteri dari Akar Kuning (A. flava Merr.) Itu ada

atau tidak. Metode dalam tes anti-bakteri adalah difusi

disk (agar metode difusi) dengan menuangkan agar.

Menurut Kim (1995), ekstrak dianggap sebagai aktif

jika bisa mencegah pertumbuhan bakteri pada

konsentrasi 20 µg / ml.

Hasil 1. Rendemen terbesar dari ekstraksi Arcangelisia flava

Merr. adalah rendemen menggunakan pelarut

metanol, dengan tingkat 5,73% (b / b).

Page 3: Maping junal

2. Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa Yellow Root

(A. flava Merr.) Adalah positif (Terdeteksi)

mengandung senyawa metabolit sekunder seperti

alkaloid, saponin, terpenoid dan flavonoid. Tannin

menunjukkan hasil negatif (tidak terdeteksi).

3. Ekstrak kloroform menghasilkan zona pencegahan

terbesar jika dibandingkan dengan n-heksana, etil

asetat, aseton, metanol, etanol dan ekstrak berbasis

air.

Keterkaitan dengan

skripsi

Pada penelitian ini hasil uji fitokimia menunjukkan

bahwa Yellow Root (A. flava Merr.) Adalah positif

mengandung senyawa metabolit sekunder seperti

alkaloid, saponin, terpenoid dan flavonoid. Tannin

menunjukkan hasil negative dan diketahui bahwa

ekstrak kloroform kayu kuning menghasilkan zona

pencegahan terbesar dengan sebagai anti bakteri

terhadap A. hydrophila.

Penelititan saya berhubungan dengan uji fitokimia pada

penelitian sebelumnya dan saya ingin mengembangkan

potensi ekstrak kayu kuning untuk mengetahui efek

sitotoksik.

Ringkasan

Rancangan yang

membedakan dengan

jurnal sebelumnya

Tujuan penelititan

Penelititan jurnal ini bertujuan untuk mengetahui

aktivitas anti bakteri ekstrak kayu kuning terhadap A.

hydrophila.

Yang membedakan dengan penelititan saya yaitu pada

jurnal tersebut menguji aktivitas anti bakteri ekstrak

kayu kuning. Sedangkan penelititan saya menguji

aktivitas sitotoksik ekstrak kayu kuning.

Pembimbing

Page 4: Maping junal

Judul Skripsi Uji sitotoksik ekstrak etanol kayu kuning (Arcangelisia

flava L) terhadap larva udang Artemia salina L

Nama Mahasiswa Jenifer kolina

NIM 8214-11-040

Pembimbing 1 Hamsidar Hasan, S.Si, M.Si, Apt

Pembimbing 2 Moh. Adam Mustapa S.Si, M.Sc

Penulis Jurnal B.N Meyer, N.R Ferrigni, J.E Putnam, L.B Jacobsen,

D.E Nichols, and J.L McLaughlin

Judul Jurnal Brine shrimp: A convenient general bioassay for active

plant constituents

Halaman Jurnal 31-34

Teori Uji BSLT dengan menggunakan larva udang Artemia

salina dilakukan dengan menetaskan telur-telur tersebut

dalam air laut yang dibantu dengan aerasi. Telur

Artemia salina akan menetas sempurna menjadi larva

dalam waktu 24 jam. Larva A. salina yang baik

digunakan untuk uji BSLT adalah yang berumur 48 jam

sebab jika lebih dari 48 jam dikhawatirkan kematian

Artemia salina bukan disebabkan toksisitas ekstrak

melainkan oleh terbatasnya persediaan makanan. Meyer

(1982) mengklasifikasikan tingkat toksisitas suatu

ekstrak berdasarkan LC50, yaitu kategori sangat tinggi /

highly toxic apabila mampu membunuh 50% larva pada

konsentrasi 1 –10 μg/ml, sedang / medium toxic pada

konsentrasi 10 –100 μg/ml, dan rendah / low toxic pada

konsentrasi 100 –1000 μg/ml. Uji mortalitas larva udang

merupakan salah satu metode uji bioaktivitas pada

penelitian senyawa bahan alam. Penggunaan larva

udang untuk kepentingan studi bioaktivitas sudah

dilakukan sejak tahun 1956 dan sejak saat itu telah

banyak dilakukan pada studi lingkungan, toksisitas dan

penapisan senyawa bioaktif dari jaringan tanaman. Uji

Page 5: Maping junal

ini merupakan uji pendahuluan untuk mengamati

aktivitas farmakologi suatu senyawa. Adapun penerapan

untuk sistem bioaktivitas dengan menggunakan larva

udang tersebut, antara lain untuk mengetahui residu

pestisida, anastetik lokal, senyawa turunan morpin,

mikotoksin, karsinogenitas suatu senyawa dan polutan

untuk air laut serta sebagai alternatif metode yang

murah untuk uji sitotoksisitas

Metode Subjek : Artemia salina L yang berumur 48 jam sebab

jika lebih dari 48 jam dikhawatirkan kematian Artemia

salina bukan disebabkan toksisitas ekstrak melainkan

oleh terbatasnya persediaan makanan.

Alat ukur : parameter yang digunakan yaitu LC50 dari

ekstrak ephorbiaceae terhadap larva Artemia salina

dengan konsentrasi 10 μg/ml, 100 μg/ml, dan 1000

μg/ml

Analisis : Efek sitotoksik dihitung dengan berdasarkan

LC50 dan dilakukan analisis probit

Hasil Uji BSLT

Dari ekstrak biji 41 spesies ephorbiaceae, 18 ekstrak

memiliki efek toksisitas (LC50 < 1000 µg/ml), 14 di

antara 24 ekstrak etanol spesies Euphorbiaceae yang

aktif terhadap uji 9PS (LC50 ≤ 30 µg/ml)

Keterkaitan dengan

skripsi

Penelitian ini menguji aktivitas sitotoksik dengan

metode BSLT sebagai uji hayati untuk sampel bahan

alam, hasil penelitian ini menunjukan adanya hubungan

antara

Pada penelitian saya menggunakan metode BSLT untuk

menguji efek sitotoksik dengan sampel bahan alam yaitu

kayu kuning (Arcangelisia flava L)

Page 6: Maping junal

Ringkasan

Rancangan yang

membedakan dengan

jurnal sebelumnya

Pada jurnal ini menguji metode BSLT sebagai uji hayati

untuk mengetahui efek sitotoksi dari bahan alam yakni

tumbuhan Euphorbiaceae.

Yang membedakan dengan penelititan saya yaitu sampel

yang digunakan. Sampel yang saya gunakan yakni kayu

kuning (Arcangelisia flava L) dengan menggunakan

metode yang sama pada jurnal tersebut.

Paraf pembimbing

Judul Skripsi Uji sitotoksik ekstrak etanol kayu kuning (Arcangelisia

Page 7: Maping junal

flava L) terhadap larva udang artemia salina L

Nama Mahasiswa Jenifer kolina

NIM 8214-11-040

Pembimbing 1 Hamsidar Hasan, S.Si, M.Si, Apt

Pembimbing 2 Moh. Adam Mustapa S.Si, M.Sc

Penulis Jurnal Tata Bintara Kelana

Judul Jurnal Uji Sitotoksik Ekstrak Metanol Kulit Kayu Tumbuhan

Cep-Cepen (Castanopsis Costata Bl) Dengan Metode

Brine Shrimp Lethality Assays

Halaman Jurnal 25-30

Teori Hutan tropika kaya akan kelompok tumbuhan jenis

menjalar, herba, dan terutama sekali dari jenis berkayu.

Menurut perkiraan, tumbuh–tumbuhan tropika terdapat

di daerah luas seluas 9 juta km2 atau 7% dari luas

daratan bumi, diantaranya 5 juta km2 berada di daerah

tropika Amerika, dan masing masing 2 juta km2 di Asia

dan Afrika. Inventarisasi yang sistematik, survey

etnobotani dan fitokimia dari tumbuhan Sumatera sudah

dimulai dua dekade yang lalu. Hal ini disertai dengan

studi kimia khususnya mengenai metabolit sekunder

antara lain: alkaloid, terpenoid, dan flavonoid. Selama 5

tahun terakhir, dari 4534 tumbuhan berbunga yang

berbeda yang dikoleksi dari hutan Sumatera dan uji

metabolit sekunder yang utama, lebih dari 700 tanaman

yang dikoleksi, memiliki nilai tradisional sesudah

diekstraksi dan telah dilakukan uji pendahuluan

terhadap aktifitas antimikroba dan anti jamur (Arbain,

2001). Keberadaan senyawa–senyawa kimia yang

dijumpai pada tumbuh–tumbuhan merupakan hasil dari

proses biosintesis, yang dilakukan tumbuh–tumbuhan,

dan senyawa tersebut banyak yang memiliki khasiat

antara lain sebagai pelindung terhadap penyakit atau

Page 8: Maping junal

pemangsa (Achmad, 2001). Pada masyarakat yang

tinggal di sekitar hutan Tangkahan Taman Nasional

Gunung Leuser, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

yang banyak dihuni oleh suku Karo, telah mengenal dan

sekaligus memanfaatkan beberapa jenis tumbuhan yang

berpotensi sebagai obat tradisional. Tumbuhan yang

biasa digunakan antara lain dikenal dengan nama daerah

Cep-cepen (Castanopsis Costata BL) yang dimanfaatkan

sebagai obat sakit perut bagian dalam atau maag yang

mungkin berpotensi untuk dikembangkan menjadi obat

anti kanker. Penggunaan beberapa jenis tumbuhan obat

oleh masyarakat di daerah Tangkahan masih

berdasarkan informasi yang turun temurun, dan belum

diteliti secara ilmiah (Mumpuni, 2004).

Metode Subjek : Larva udang (Arthemia salina L) karena

pertumbuhan sel larva udang dianggap sama dengan

pertumbuhan sel kanker

Alat ukur : parameter yang digunakan yaitu LC50 dari

ekstrak methanol kulit batang tumbuhan Cep-cepen

terhadap larva Artemia salina dengan konsentrasi 10

μg/ml, 100 μg/ml, dan 1000 μg/ml

Analisis : Efek sitotoksik dihitung dengan berdasarkan

LC50 dan dilakukan analisis probit

Hasil Uji toksisitas ekstrak methanol kulit batang tumbuhan

Castanopsis Costata BL dengan metode Brine Shrimp

Lethality Test dinyatakan aktif dengan nilai LC50 =

72,36 ppm

Keterkaitan dengan

skripsi

Penelitian pada jurnal ini menguji efek sitotoksik

ekstrak methanol kulit batang Castanopsis Costata

dengan metode Brine Shrimp Lethality Assay.

Pada penelitian saya menggunakan metode BSLT untuk

menguji efek sitotoksik dengan sampel bahan alam yaitu

Page 9: Maping junal

kayu kuning (Arcangelisia flava L)

Ringkasan

Rancangan yang

membedakan dengan

jurnal sebelumnya

Pada jurnal ini menguji efek sitotoksik ekstrak methanol

kulit batang tumbuhan Castanopsis Costata BL dengan

metode Brine Shrimp Lethality Test

Yang membedakan dengan penelititan saya yaitu sampel

yang digunakan. Sampel yang saya gunakan yakni kayu

kuning (Arcangelisia flava L) dengan menggunakan

metode yang sama pada jurnal tersebut.

Paraf pembimbing

Judul Skripsi Uji sitotoksik ekstrak etanol kayu kuning (Arcangelisia

Page 10: Maping junal

flava L) terhadap larva udang artemia salina L

Nama Mahasiswa Jenifer kolina

NIM 8214-11-040

Pembimbing 1 Hamsidar Hasan, S.Si, M.Si, Apt

Pembimbing 2 Moh. Adam Mustapa S.Si, M.Sc

Penulis Jurnal Risma Marisi Tambunan, Yesi Desmiaty, Kunthi Wida

K.K.

Judul Jurnal UJI PENDAHULUAN AKTIVITAS SITOTOKSIK

DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL DAUN

SIRSAK (Annona muricata Linn.) dan BATANG

BROTOWALI (Tinospora crispa)

Halaman Jurnal 25-30

Teori Obat tradisional yang dikenal berkhasiat antidiabetes

sudah banyak yang diteliti secara praklinis. Studi

pustaka menunjukkan bahwa daun Anonna muricata

(sirsak) memiliki aktivitas antioksidan lebih kuat

dibandingkan dengan A. squamosa dan A. reticulata.

(Baskar., Indian J Exp Biol). Daun sirsak juga memiliki

efek pada jaringan pankreas dengan cara meningkatkan

lipid peroksidase dan secara tak langsung meningkatkan

produksi antioksidan endogen. Telah ditemukan

beberapa asetogenin yang bersifat sitotoksik dari biji

sirsak. Batang brotowali (Tinospora crispa (L.) Miers,

Menispermaceae) merupakan simplisia yang telah

dikenal memiliki banyak khasiat salah satunya adalah

sebagai antidiabetes, serta telah diuji klinis memiliki

efek hipoglikemik dengan dosis 250 mg (J Health Res,

23(3): 125-133) dan antidiabetes pada tikus percobaan

(Journal of Ethnopharmacology, 27(1-2): 149-161).

Metode Subjek : Larva udang dan DPPH (0,4 mM)

Alat ukur : parameter yang digunakan yaitu LC50 dari

ekstrak methanol kulit batang tumbuhan Cep-cepen

Page 11: Maping junal

terhadap larva Artemia salina dengan konsentrasi 10

μg/ml, 100 μg/ml, dan 1000 μg/ml

Analisis : Efek sitotoksik dihitung dengan berdasarkan

LC50 dan dilakukan analisis probit.

Efek antioksidan dihitung dari nilai IC50 dengan

memasukkan nilai dari konsentrasi larutan uji (sumbu x)

dan persen hambatan terhadap DPPH (sumbu y)

kedalam persamaan garis regresi. Semakin rendah nilai

IC50 berarti semakin tinggi aktivitas antioksidan sebagai

peredam radikal bebas.

Hasil - Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol

70% daun sirsak mempunyai aktivitas biologi dengan

LC50 20,12 bpj dan ekstrak etanol batang brotowali LC50

119,2267 bpj.

- Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol

70% daun sirsak (Annona muricata Linn.) memiliki

aktivitas antioksidan dengan nilai IC50 yaitu 22,25 bpj

dan ekstrak etanol batang brotowali IC50 yaitu 46,4463

bpj, serta vitamin C sebagai pembanding menunjukkan

harga IC50 7,0671 bpj.

Keterkaitan dengan

skripsi

Penelitian pada jurnal ini menguji efek sitotoksik

ekstrak etanol 70% daun sirsak dan ekstrak etanol

batang brotowali dengan metode Brine Shrimp Lethality

Test dan menguji efek antioksidan dengan DPPH.

Pada penelitian saya menggunakan metode BSLT untuk

menguji efek sitotoksik dengan sampel bahan alam yaitu

kayu kuning (Arcangelisia flava L)

Ringkasan

Rancangan yang

membedakan dengan

Pada jurnal ini menguji efek sitotoksik ekstrak etanol

70% daun sirsak dan ekstrak etanol batang brotowali

dengan metode Brine Shrimp Lethality Test dan

Page 12: Maping junal

jurnal sebelumnya menguji efek antioksidan dengan DPPH.

Yang membedakan dengan penelititan saya yaitu sampel

yang digunakan. Sampel yang saya gunakan yakni kayu

kuning (Arcangelisia flava L) dengan menggunakan

metode yang sama pada jurnal tersebut.

Paraf pembimbing

Judul Skripsi Uji sitotoksik ekstrak etanol kayu kuning (Arcangelisia

Page 13: Maping junal

flava L) terhadap larva udang artemia salina L

Nama Mahasiswa Jenifer kolina

NIM 8214-11-040

Pembimbing 1 Hamsidar Hasan, S.Si, M.Si, Apt

Pembimbing 2 Moh. Adam Mustapa S.Si, M.Sc

Penulis Jurnal Rita K Sari, Wasrin Syafii, Suminar S Achmadi,

Muhammad Hanafi, Yanotama T Laksana.

Judul Jurnal Aktivitas Antikanker dan Kandungan Kimia Ekstrak

Kayu Teras Suren (Toona sureni)

Halaman Jurnal -

Teori Menurut Heyne (1987), genus Toona yang tumbuh di

Indonesia adalah surian (Toona sinensis) dan suren (T.

Sureni). Penelitian potensi antikanker zat ekstraktif daun

surian telah dilaporkan oleh Chang et al. (2002)

sedangkan aktivitas antikanker zat ekstraktif kayu teras

surian telah dilaporkan oleh Sari et al. (2011). Namun,

penelusuran pustaka belum ada yang melaporkan

potensi antikanker zat ekstraktif suren. Penelusuran

pustaka hanya menunjukkan bahwa senyawa

triterpenoid dalam suren berfungsi sebagai pengusir

serangga (Kraus & Kypke 1979, Kraus et al. 1982), dan

bersifat toksik terhadap serangga tepung Tribolium

castaneum (Parvin et al. 2012). Zat ekstraktif yang

terkandung dalam suren diduga ada yang bersifat

antikanker seperti surian. Penelusuran pustaka oleh

Darwati (2008) menunjukkan bahwa ada kemungkinan

dalam suatu genus yang sama mengandung berbagai

jenis zat ekstraktif yang memiliki kecenderungan

kerangka molekul yang hampir sama sehingga ada

kecenderungan memiliki aktivitas antikanker juga. Akan

tetapi, meskipun kerangka molekulnya sama, kekuatan

antikanker zat ekstraktif bervariasi karena jenis dan

Page 14: Maping junal

jumlah gugus fungsi serta stereokimia yang berbeda.

Untuk itu, pengujian aktivitas antikanker zat ekstraktif

kayu teras suren perlu dilakukan. Di sisi lain, timbul

kerancuan di masyarakat dalam penentuan kedua jenis

toona yang tumbuh di Indonesia akibat kesulitan untuk

membedakan keduanya (Djaman 2002). Padahal jenis

dan komposisi zat ekstraktif kemungkinan berbeda

diantara spesies yang berbeda. Penelusuran pustaka

belum menemukan analisis mengenai jenis dan

komposisi kimiawi zat ekstraktif kayu teras suren,

sedangkan karakterisasi kimiawi zat ekstraktif kayu

teras surian telah dilaporkan oleh Sari et al. (2011a dan

2011b). Oleh karena itu, karakterisasi kimia zat

ekstraktif kayu teras suren perlu dilakukan agar dapat

digunakan sebagai kemotaksonomi untuk membedakan

kedua jenis toona tersebut.

Metode Subjek : Larva udang (Arthemia salina L) pada BSLT

dan Sel lestari yakni sel normal Vero (ATCC CCL 81),

sel kanker serviks HeLa (ATCC CCL2) dan sel kanker

limfoma Raji (ATCC CCL 86) pada uji proliferasi

Alat ukur : nilai LC50 pada uji BSLT dan nilai IC50 pada

uji proliferasi

Analisis : Analisis kandungan kimia dilakukan terhadap

ekstrak teraktif Ekstrak dianalisis menggunakan alat

Pyr-GCMS Shimadzu QP2010 dengan kolom kapiler

kuarsa yang dilapisi resin poliamida.

Hasil Hasil pengujian toksisitas dengan metode BSLT

menunjukkan bahwa ketiga jenis ekstrak bersifat toksik.

Hal ini disebabkan karena nilai LC50 < 250 μg/ml.

Rieser et al. 1996 menyatakan bahwa toksisitas dengan

nilai LC50< 250 μg ml-1 berarti ekstrak berpotensi

mengandung senyawa aktif Berdasarkan perhitungan

Page 15: Maping junal

konsentrasi ekstrak yang mampu menghambat

pertumbuhan 50% sel uji (IC50), ekstrak etil asetat

tergolong aktif menghambat proliferasi sel kanker

limfoma Raji dan sel kanker serviks HeLa sehingga

berpotensi mengandung senyawa antikanker karena nilai

IC50 < 100 μg/ml. Hal ini mengindikasikan ekstrak

tergolong aktif berpotensi sebagai agen antikanker

(Meiyanto et al. 2008).

Keterkaitan dengan

skripsi

Penelitian pada jurnal ini menguji efek antikanker

berdasarkan uji BSLT dan uji proliferasi dari ekstrak

Kayu Teras Suren (Toona sureni)

Pada penelitian saya menggunakan metode BSLT untuk

menguji efek sitotoksik dengan sampel bahan alam yaitu

kayu kuning (Arcangelisia flava L)

Ringkasan

Rancangan yang

membedakan dengan

jurnal sebelumnya

Penelitian pada jurnal ini menguji efek antikanker

berdasarkan uji BSLT uji proliferasi dari ekstrak Kayu

Teras Suren (Toona sureni)

Yang membedakan dengan penelititan saya yaitu sampel

yang digunakan. Sampel yang saya gunakan yakni kayu

kuning (Arcangelisia flava L) dengan menggunakan

metode BSLT tetapi tidak menguji proliferasi.

Paraf pembimbing