Makalah Pneumonia

download Makalah Pneumonia

of 9

description

r

Transcript of Makalah Pneumonia

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangPneumonia adalah salah satu penyakit yang menyerang saluran nafas bagian bawah yang terbanyak kasusnya didapatkan di praktek-praktek dokter atau rumah sakit dan sering menyebabkan kematian terbesar bagi penyakit saluran nafas bawah yang menyerang anak-anak dan balita hampir di seluruh dunia. Diperkirakan pneumonia banyak terjadi pada bayi kurang dari 2 bulan, oleh karena itu pengobatan penderita pneumonia dapat menurunkan angka kematian anak.Salah satu penyebab utama kematian bayi dan anak Balita adalah penyakit ISPA yang di akibatkan oleh penyakit pneumonia. Strategi dalam penanggulangan pneumonia adalah penemuan dini dan tatalaksana anak batuk dan tau kesukaran bernapas yang tepat.Sejak 1990 Departemen Kesehatan telah mengadaptasi, menggunakan dan menyebarluaskan pedoman tata laksana pneumonia Balita yang bertujuan untuk menurunkan angka kematian Balita karena Pneumonia.

1.2 Tujuan Makalah1. Mengetahui defenisi dari Pneumonia.2. Mengetahui penyebab dari Pneumonia.3. Mengetahui gejala atau manifestasi klinis dari Pneumonia.4. Mengetahui komplikasi dan bagaimana cara penatalaksanaan (therapy) dari Pneumonia.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 DEFENISI1) Di dalam buku Pedoman Pemberantasan Penyakit ISPA untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita di sebutkan bahwa pneumonia merupakan salah satu penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang mengenai bagian paru ( jaringan alvioli) (DepKes RI, 2004:4). Pertukaran oksigen dan karbondioksida terjadi pada kapiler kapiler pembuluh darah dalam alvioli. Pada penderita pneumonia, nanah (pus) dan cairan akan mengisi alvioli tersebut sehingga terjadi kesulitan penyerapan oksigen. Hal ini mengakibatkan kesukaran bernapas (DepKes RI, 2007:4)2) Menurut Mahmud, 2006 menyebutkan bahwa pneumonia adalah terjadinya peradangan pada salah satu atau kedua organ paru yang di sebabkan oleh infeksi.3) Peradangan tersebut mengakibatkan jaringan pada paru terisi oleh cairan dan tak jarang menjadi mati dan timbul abses (Prabu, 1996:37). Penyakit ini umunya terjadi pada anak anak dengan ciri ciri adanya demam, batuk di sertai napas cepat (takipnea) atau napas sesak. Defenisi kasus tersebut hingga kini digunakan dalam program pemberantasan dan penanggulangan ISPA oleh Departemen Kesehatan RI setelah sebelumnya di perkenalkan oleh WHO pada tahun 1989.4) Menurut Wahab, 2000, pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran pernapasan yang di tunjukkan dengan adanya pelebaran cuping hidung, ronki, dan retraksi dinding dada atau sering di sebut tarikan dada bagian bawah ke dalam (chest indrawing)5) Pengertian pneumonia dalam buku Perawatan Anak Sakit yang di tulis Ngastiyah yang di terbitkan oleh EGC mengatakan bahwa pneumonia adalah suatu radang paru yang di sebabkan oleh bermacam macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur, dan benda asing.

2.2 ETIOLOGITubuh mempunyai daya tahan yang berguna untuk melindungi dari bahaya infeksi melalui mekanisme daya tahan traktus respiratorius yang terdidi dari :a. Susunan anatomis dari rongga hidungb. Jaringan limfoid di naso faringc. Bulu getar yang meliputi sebagian besar epitel traktus respiratorius dan sekret yang di keluarkan oleh sel epitel tersebutd. Refleks batuke. Refleks epiglotis yang mencegah terjadinya aspirasi sekret yang terinfeksif. Drainase sistem limfatik dan fungsi menyaring kelenjar limfe regionalg. Fagositas, aksi enzimatik dan respon immunohumoral terutama dari IgAAnak dengan daya tahan terganggu akan menderita pneumonia berulang atau tidak mampu mengatasi penyakit ini dengan sempurna. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya pneumonia adalah daya tahan tubuh yang menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, trauma pada paru, anestesia, aspirasi, dan pengobatan dengan antibiotik yang tidak sempurna..Etiologi pneumonia dapat dibedakan berdasarkan anatomi dan agen penyebab infeksinya. Pembagian pneumonia menurut anatominya :a. Pneumonia lobarisb. Pneumonia lubularis ( Bronkopneumonia)c. Pneumonia interstitialis ( Bronkiolitis )Sedangkan pembagian pneumonia menurut etiologis atau agen penyebab infeksinya adalah :a. Bakteri (paling sering menyebabkan pneumonia pada orang dewasa) : Staphylococcus aureus Legionella Hemophillus influenzae

b. Virus Virus influenzae Chicken pox (cacar air)c. Mycoplasma pneumoniae (organisme yang mirip bakteri)d. Jamur Aspergilus Histoplasma koksidioidomikosise. Aspirasi ( makanan, amnion dsb )f. Pneumonia hipostatikg. Sindrom loefflerPada umumnya pneumonia terjadi akibat adanya infeksi bakteri pneumokokus (streptokokus pneumoniae ). Beberapa penelitian menemukan bahwa kuman ini menyebabkan pneumonia hampir pada semua kelompok umur dan paling banyak terjadi di negara negara berkembang.Akan tetapi dari pandangan yang berbeda di dapatkan bahwa gambaran etiologi pneumonia dapat di ketahui berdasarkan umur penderita. Hal ini terlihat dengan adanya perbedaan agen penyebab penyakit, baik pada bayi maupun balita. Ostapchuk menyebutkan kejadian pneumonia pada bayi neonatus lebih banyak disebabkan oleh bakteri streptokokus dan gram negatif enteric bacteria (escherichia coli). Sementara itu, pneumonia pada anak anak balita lebih sering di sebabkan oleh virus, salah satunya adlah Respiratory syncytial virus.

2.3 PATOFISIOLOGISuatu penyakit infeksi pernapasan dapat terjadi akibat adanya serangan agen infeksius yang bertransmisi atau di tularkan melalui udara. Namun pada kenyataannya tidak semua penyakit pernapasan di sebabkan oleh agen yang bertransmisi denagan cara yang sama. Pada dasarnya agen infeksius memasuki saluran pernapasan melalui berbagai cara seperti inhalasi (melaui udara), hematogen (melaui darah), ataupun dengan aspirasi langsung ke dalam saluran tracheobronchial. Selain itu masuknya mikroorganisme ke dalam saluran pernapasan juga dapat di akibatkan oleh adanya perluasan langsung dari tempat tempat lain di dalam tubuh. Pada kasus pneumonia, mikroorganisme biasanya masuk melalui inhalasi dan aspirasi.Dalam keadaan sehat pada paru tidak akan terjadi pertumbuhan mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru. Terdapatnya bakteri di dalam paru merupakan ketidakseimbangan antara daya tahan tubuh, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya infeksi penyakit.Sekresi enzim enzim dari sel-sel yang melapisi trakeo-bronkial yang bekerja sebagai antimikroba yang non spesifik. Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai ke alveoli yang menyebabkan radang pada dinding alveoli dan jaringan sekitarnya. Setelah itu mikroorganisme tiba di alveoli membentuk suatu proses peradangan yang meliputi empat stadium, yaitu :1. Stadium I (4 12 jam pertama/kongesti)Disebut hiperemia, mengacu pada respon peradangan permulaan yang berlangsung pada daerah baru yang terinfeksi. Hal ini ditandai dengan peningkatan aliran darah dan permeabilitas kapiler di tempat infeksi. Hiperemia ini terjadi akibat pelepasan mediator-mediator peradangan dari sel-sel mast setelah pengaktifan sel imun dan cedera jaringan. Mediator-mediator tersebut mencakup histamin dan prostaglandin. Degranulasi sel mast juga mengaktifkan jalur komplemen. Komplemen bekerja sama dengan histamin dan prostaglandin untuk melemaskan otot polos vaskuler paru dan peningkatan permeabilitas kapiler paru. Hal ini mengakibatkan perpindahan eksudat plasma ke dalam ruang interstisium sehingga terjadi pembengkakan dan edema antar kapiler dan alveolus. Penimbunan cairan di antara kapiler dan alveolus meningkatkan jarak yang harus ditempuh oleh oksigen dan karbondioksida maka perpindahan gas ini dalam darah paling berpengaruh dan sering mengakibatkan penurunan saturasi oksigen hemoglobin.

2. Stadium II (48 jam berikutnya)Disebut hepatisasi merah, terjadi sewaktu alveolus terisi oleh sel darah merah, eksudat dan fibrin yang dihasilkan oleh penjamu ( host ) sebagai bagian dari reaksi peradangan. Lobus yang terkena menjadi padat oleh karena adanya penumpukan leukosit, eritrosit dan cairan, sehingga warna paru menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar, pada stadium ini udara alveoli tidak ada atau sangat minimal sehingga anak akan bertambah sesak, stadium ini berlangsung sangat singkat, yaitu selama 48 jam.3. Stadium III (3 8 hari)Disebut hepatisasi kelabu yang terjadi sewaktu sel-sel darah putih mengkolonisasi daerah paru yang terinfeksi. Pada saat ini endapan fibrin terakumulasi di seluruh daerah yang cedera dan terjadi fagositosis sisa-sisa sel.Pada stadium ini eritrosit di alveoli mulai diresorbsi, lobus masih tetap padat karena berisi fibrin dan leukosit, warna merah menjadi pucat kelabu dan kapiler darah tidak lagi mengalami kongesti.4. Stadium IV (7 11 hari)Disebut juga stadium resolusi yang terjadi sewaktu respon imun dan peradangan mereda, sisa-sisa sel fibrin dan eksudat lisis dan diabsorsi oleh makrofag sehingga jaringan kembali ke strukturnya semula.

Penyakit pneumonia sebenarnya merupakan manifestasi dari rendahnya daya tahan tubuh seseorang akibat adanya peningkatan kuman patogen seperti bakteri yang menyerang saluran pernapasan. Selain adanya infeksi kuman dan virus, menurunnya daya tahan tubuh dapat juga di sebabkan karena adanya tindakan endotracheal dan tracheostomy serta konsumsi obat obatan yang dapat menekan refleks batuk sebagai akibat dari upaya pertahanan saluran pernapasan terhadap serangan kuman dan virus.

2.4 GEJALA/MANIFESTASI KLINISGejala pada pneumonia adalah antara lain :a. Kesulitan dan sakit pada saat bernapas : nyeri pleuritik, nafas dangkal dan mendengkur, tachipnoe.b. Bunyi nafas di atas area yang mengalami konsolidasi : mengecil, kemudian menjadi hilang, ronchic. Gerakan dada tidak simetrisd. Menggigil dan demam 38,8C sampai 41,1Ce. Diaforesisf. Anoreksiag. Malaiseh. Batuk kental, produktif : sputum kuning kehijauan kemudian berubah menjadi kemerahan atau berkarati. Gelisahj. Cyanosisk. Masalah masalah psikososial : disorientasi dan anxietasKejadian pneumonia pada balita diperlihatkan dengan adanya ciri ciri demam, batuk, pilek, disertai sesak napas dan tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam, serta cyanosis pada infeksi yang berat. Tarikan dinding dada bagian bawah ke dalam terjadi karena gerakan paru yang mengurang akibat infeksi pneumonia yang berat.. pada usia di bawah 3 bulan, kejadian pneumonia di ikuti dengan penyakit pendahulu seperti otitis media, conjuctivitis, laryngitis, dan pharyngitis.Pneumonia berat pada anak umur 2 bulan -