makalah petrologi
description
Transcript of makalah petrologi
TUGAS#1
APA YANG ANDA KETAHUI TENTANG BATUAN BEKU?
Disusun Oleh :
Fredy
410014189
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI NASIONAL (STTNAS)YOGYAKARTA
JURUSAN TEKNIK GEOLOGI
PROGRAM STUDI S1
2015
ii
KATA PENGANTARPuji dan syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmat-Nya kita masih bisa berada di bumi kita tercinta ini.Dan juga atas
selesainya makalah saya ini yang berjudul Apa yang Anda ketahui Dengan
Batuan Beku? , sehingga kita bisa membaca dan bisa menilai dari setiap tulisan
makalah saya ini.
Demikianlah yang dapat saya sampaikan kepada bapak dosen dan juga
teman-teman semua ,saya mohon kritikan dan saran agar makalah saya ini dapat
menjadi lebih baik lagi. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.
Yogyakarta, 17 Maret 2015
Fredy
penyusun
iii
DAFTAR ISIJUDUL…………………………………………………………………………….i
KATA PENGANTAR…………………………………………………………...ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….iii
BAB I . PENDAHULUAN…………………………………………………….....1
1.1. Latar Belakang…………………………………………………………….1
1.2. Tujuan makalah…………………………………………………………....3
1.3. Manfaat makalah…………………………………………………………..3
BAB II. PEMBAHASAN………………………………………………………...4
2.2.Apa yang Anda ketahui dengan Batuan Beku……………………………...4
2.2.1 Letak Pembekuan Batuan Beku……………………………………..4
2.2.1.1 Batuan Beku Intrusi…………………………………..…........5
2.2.1.2 Batuan Beku Ekstrusi……………………………………….10
2.2.1.3 Batuan Beku Gang atau korok................................................20
2.2.2 Warna Batuan Beku………………………………………………..21
2.2.3. Tekstur Batuan Beku………………………………………………21
2.2.4 Struktur Batuan Beku………………………………………………23
2.2.5 Komposisi Mineral Batua Beku…………………………………...25
2.2.6 Penamaan atau Klasifikasi Batuan Beku….......…………………....28
2.2.7 Batuan Piroklastika…………………………………….......……....32
2.2.8 Petrogenesa Batuan Beku……...................……………………......35
BAB III.PENUTUP…………………………………..…………………….......36
3.1. Kesimpulan…………………………………...…………………..…......36
DAFTAR PUSTAKA…………………………….……………………….........37
BAB I
PENDAHULUAN1.1. Latar belakang
Pengetahuan atau Ilmu Geologi didasarkan kepada studi terhadap batuan
Diawali dengan mengetahui bagaimana batuan itu terbentuk, terubah, kemudian
bagaimana hingga batuan itu sekarang menempati bagian dari pegunungan,
dataran-dataran di benua hingga didalam cekungan dibawah permukaan laut.
Kemanapun anda menoleh, maka anda selalu akan bertemu dengan benda yang
dinamakan batu atau batuan. Sebut saja kerakal di halaman rumah, kemudian di
jalan yang landasannya atau bagian tepinya dibuat dari batu. Di dasar atau tebing
sungai, bahkan menengok bagian dari rumah anda mungkin sebagian besar terbuat
dari batu. Batu atau batuan yang anda lihat dimana-mana itu, ada yang sama
warna dan jenisnya, tetapi juga banyak yang berbeda. Tidak mengherankan
apabila batuan merupakan bagian utama dari Bumi kita ini.
Berdasarkan persamaan dan perbedaan tadi, maka kita berupaya untuk
mengelompokannya. Dari hasil pengamatan terhadap jenis-jenis batuan tersebut,
kita dapat mengelompokkannya menjadi tiga kelompok besar, yaitu (1) batuan
beku, (2) batuan sedimen, dan (3) batuan malihan atau metamorfis. Penelitian-
penelitian yang dilakukan oleh para ahli Geologi terhadap batuan, menyimpulkan
bahwa antara ketiga kelompok tersebut terdapat hubungan yang erat satu dengan
lainnya, dan batuan beku dianggap sebagai “nenek moyang” dari batuan lainnya.
Dari sejarah pembentukan Bumi, diperoleh gambaran bahwa pada awalnya
seluruh bagian luar dari Bumi ini terdiri dari batuan beku. Dengan perjalanan
waktu serta perubahan keadaan, maka terjadilah perubahan-perubahan yang
disertai dengan pembentukan kelompok-kelompok batuan yang lainnya. Proses
perubahan dari satu kelompok batuan ke kelompok lainnya, merupakan suatu
siklus yang dinamakan “daur batuan.
1
2
Pada gambar 3.4 diperlihatkan bagaimana perjalanan daur tersebut. Melalui daur
batuan ini, juga dapat diruntut proses-proses geologi yang bekerja dan mengubah
kelompok batuan yang satu ke lainnya. Konsep daur batuan ini merupakan
landasan utama dari Geologi Fisik yang diutarakan oleh JAMES HUTTON.
Dalam daur tersebut, batuan beku terbentuk sebagai akibat dari pendinginan dan
pembekuan magma. Pendinginan magma yang berupa lelehan silikat, akan diikuti
oleh proses penghabluran yang dapat berlangsung dibawah atau diatas permukaan
Bumi melalui erupsi gunung berapi. Kelompok batuan beku tersebut, apabila
kemudian tersingkap dipermukaan, maka ia akan bersentuhan dengan atmosfir
dan hidrosfir, yang menyebabkan berlangsungnya proses pelapukan. Melalui
proses ini batuan akan mengalami penghancuran. Selanjutnya, batuan yang telah
dihancurkan ini akan dipindahkan/digerakkan dari tempatnya terkumpul oleh
gayaberat, air yang mengalir diatas dan dibawah permukaan, angin yang bertiup,
gelombang dipantai dan gletser dipegunungan-pegunungan yang tinggi. Media
pengangkut tersebut juga dikenal sebagai alat pengikis, yang dalam bekerjanya
berupaya untuk meratakan permukaan Bumi. Bahan-bahan yang diangkutnya baik
itu berupa fragmen-fragmen atau bahan yang larut, kemudian akan diendapkan
ditempat-tempat tertentu sebagai sedimen.
Proses berikutnya adalah terjadinya ubahan dari sedimen yang bersifat
lepas, menjadi batuan yang keras, melalui pembebanan dan perekatan oleh
senyawa mineral dalam larutan, dan kemudian disebut batuan sedimen. Apabila
terhadap batuan sedimen ini terjadi peningkatan tekanan dan suhu sebagai akibat
dari penimbunan dan atau terlibat dalam proses pembentukan pegunungan, maka
batuan sedimen tersebut akan mengalami ubahan untuk menyesuaikan dengan
lingkungan yang baru, dan terbentuk batuan malihan atau batuan metamorfis.
Apabila batuan metamorfis ini masih mengalami peningkatan tekanan dan
suhu, maka ia akan kembali leleh dan berubah menjadi magma. Panah-panah
dalam gambar, menunjukan bahwa jalannya siklus dapat terganggu dengan
adanya jalan-jalan pintas yang dapat ditempuh, seperti dari batuan beku menjadi
batuan metamorfis, atau batuan metamorfis menjadi sedimen tanpa melalui
3
pembentukan magma dan batuan beku. Batuan sedimen dilain pihak dapat
kembali menjadi sedimen akibat tersingkap ke permukaan dan mengalami proses
pelapukan.
1.2 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
Agar mahasiswa dapat mengetahui tentang Batuan Beku.
Agar mahasisiwa dapat mengetahui Tempat terbentuknya Batuan Beku.
Agar mahasisiwa dapat mengetahui struktur dan tekstur Batuan Beku.
1.3 Manfaat
Manfaat dari makalah ini adalah :
Supaya mahasiswa dapat memahami Batuan Beku
Supaya mahasiswa bisa membedakan batuan beku dengan batuan lain.
Supaya mahasiswa mudah memidentifikasi Batuan Khususnya Batuan
Beku.
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 Apa yang anda ketahui dengan Batuan Beku?
Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah
batuan yang terbentuk sebagai hasil pembekuan daripada magma, baik di bawah
permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai
batuan ekstrusif (vulkanik). Magma adalah bahan cair pijar di dalam bumi,
berasal dari bagian atas selubung bumi atau bagian bawah kerak bumi, bersuhu
tinggi (900 – 1300 oC) serta mempunyai kekentalan tinggi, bersifat mudah
bergerak dan cenderung menuju ke permukaan bumi.
2.2.1 Letak Pembekuan Batuan Beku
Batuan beku dalam adalah batuan beku yang terbentuk di dalam bumi;
sering disebut batuan beku intrusi. Batuan beku luar adalah batuan beku yang
terbentuk di permukaan bumi; sering disebut batuan beku ekstrusi. Batuan beku
hipabisal adalah batuan beku intrusi dekat permukaan, sering disebut batuan beku
gang atau batuan beku korok, atau sub volcanic intrusion.
5
Gambar 1. Letak pembekuan Batuan Beku
2.2.1.1 Batuan Beku Intrusi (Plutonik)
Batuan intrusi atau plutonik adalah batuan yang terbentuknya berada jauh
di dalam bumi (15 – 50 Km). Karena tempat pembentukannya dekat dengan
astenosfer, maka pendinginan berjalan sangat lambat. Karena itu bentuk
batuannya besar – besar dan mempunyai kristal yang sempurna dengan bentuk
tekstur holokristalin (semua komposisi disusun oleh kristal sempurna), karena
pembentukan kristalnya sangat sempurna mengingat waktu penghablurannya
sangat lama. (Munir, 1995). Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro,
diorite, dan granit (yang sering dijadikan hiasan rumah) dan lain-lain.
Beberapa contoh Batuan Beku Intrusi (Plutonik) :
6
a. Batuan Beku Gabro
Kelompok batuan dalam yang sering disebut Gabro,yang memiliki warna
hitam kehijauan,dengan sifat batuannya tergolong basa,strukturnya masif atau
pejal,derajat kristalisasi yang dimiliki oleh gabro yaitu hilokristalin dimana
mineral penyusundari gabro yaitu mayoritas adalah semuanya mineral
kristalin,tekstur faneritik,susunan mineralnya seragam kasar.Gabro terbentuk
sebagai tubuh intrusi dan merupakan batuan yang umum terdapat dimana-
mana,berwarna gelap karena sebagian besarmineral penyusunya adalah piroksen
dan olivine.Di Pulau Jawa,batuan ini terdapatdi selatan Ciletuh,Pegunungan
Jiwo,Serayu,dan Pemalang.Gabbro adalah padat, kehijauan atau berwarna gelap
dan mengandung pyroxene, plagioclase, amphibole, danolivin (olivin olivin
gabbro ketika hadir dalam jumlah besar).The pyroxene ini kebanyakan
clinopyroxene; sejumlah kecil orthopyroxene mungkin hadir. Jika
jumlahorthopyroxene secara substansial lebih besar daripada jumlah
clinopyroxene, batu kemudian sebuah norite. Quartz gabbros juga diketahui
terjadi dan mungkin berasal dari magma yang sudah selesai-jenuh dengan silika.
Essexites mewakili magmagabbros yang orangtuanya berada di bawah jenuh
dengan silika, menyebabkan pembentukan feldspathoid mineral nepheline.(Silica
kejenuhan dari batu dapat dievaluasi oleh normatif mineralogi)Gabbros
mengandung jumlah kecil, biasanya beberapa persen, dari besi-titanium oksida
seperti magnetit, ilmenite, dan ulvospinel.Gabbro umumnya berbutir kasar dengan
ukuran kristal dalam kisaran 1 mm atau lebih besar. Finer grained equivalents of
gabbro are called diabase , although the vernacular term microgabbro is oftenused
when extra descriptiveness is desired. Berbutir lebih halus ekuivalen gabbro
disebut diabase, meskipun istilah vernakular microgabbro sering digunakan ketika
descriptiveness tambahan yang diinginkan.Gabbro mungkin sangat kasar
berbutiruntuk pegmatitic, dan beberapa pyroxene-plagioclase cumulates dasarnya
gabbro berbutir kasar, meskipun ini mungkin menunjukkan kristal acicular
kebiasaan.Gabbro biasanya equigranular dalam tekstur, meskipun mungkin
7
porphyritic di kali, terutama ketika plagioclase telah berkembang lebih awal dari
groundmass mineral.
Gambar 2. Batu Gabbro
b. Batuan Granit
Batu granit memiliki warna yang terang, bertekstur kasar dengan susunan
mineral acak. Granit memiliki kilau yang bagus dan tahan cuaca serta hujan asam.
Granit adalah jenis batuan intrusif, felsik, igneus yang umum dan banyak
ditemukan. Granit kebanyakan besar, keras dan kuat, dan banyak digunakan
sebagai batuan untuk konstruksi bangunan. Kepadatan rata-rata granit adalah 2,75
gr/cm³ dengan jangkauan antara 1,74 dan 2,80.
Gambar 3. Batu Granit
b.1 Terbentuknya Granit
Granit ditemukan dalam pluton-pluton besar pada benua, ketika kerak
bumi telah mengalami pengikisan yang besar. Granit mengalami proses
pendinginan yang sangat lambat pada kedalaman jauh dari permukaan tanah,
8
untuk membentuk butiran-butiran mineral besar. Pluton yang ukurannya kurang
dari 100 km2 disebut dengan galang dan yang lebih besar disebut batolit.
Selain itu, granit juga terbentuk dari letusan gunung berapi yang
mengeluarkan lava pijar. Ketika lava keluar dari dalam perut bumi dan memenuhi
daratan bumi, tetapi lava dengan komposisi sama dengan granit hanya ke luar
pada permukaan bumi. Ini berarti, granit harus terbentuk melalui pelelehan batuan
benua yang dapat terjadi karena dua alasan, yaitu penambahan panas dan
penambahan volatil (air atau karbon dioksida atau keduanya).
Permukaan benua relatif panas karena mengandung sebagian besar
uranium dan potasium yang memanaskan daerah sekelilingnya melalui peluruhan
radiokatif. Proses lempeng tektonik terutama subduksi dapat menyebabkan
magma basaltik naik di bawah benua. Selain panas, karbon dioksida ini
melepaskan magma dan air yang membantu semua jenis batuan meleleh pada
suhu lebih rendah. Diperkirakan bahwa sejumlah besar magma basaltik dapat
menempel ke bagian bawah sebuah benua dalam proses yang
disebut underplating. Dengan pelepasan panas dan cairan yang lambat, sejumlah
besar kerak benua bisa berubah menjadi granit pada waktu bersamaan.
Ada tiga hal yang membedakan granit dengan batuan lainnya, yaitu :
1) Granit terbetuk dari butiran-butiran mineral besar yang bersatu erat.
2) Granit selalu terdiri atas mineral kuarsa dan feldspar, dengan atau tanpa jenis
mineral lain di dalamnya.
3) Hampir semua jenis granit berbentuk beku dan plutonik. Pengaturan acak
butiran pada batu granit merupakan bukti otentik asal plutoniknya. Batuan
dengan komposisi yang sama seperti granit bisa terbentuk melalui proses
metamorfisme batuan sedimen yang lama, akan tetapi, jenis batuan ini
memiliki corak yang kuat dan biasanya disebut dengan granit gneiss.
9
b.2 Stuktur Mineral
Granit yang murni hanya salah satu jenis granitoid. Sebuah granitoid
mengandung 20-60 % kuarsa dan kandungan feldspar. Granit adalah batuan yang
kuat karena memiliki butiran mineral yang terbentuk selama periode proses
pendinginan yang sangat lambat. Penambahan kuarsa dan feldspar menunjukkan
kekuatan granit lebih kuat dibandingkan baja. Karena kekuatannya tersebut, granit
banyak dipakai untuk bangunan dan benda hiasan seperti batu nisan.
Kuarsa dan Feldspar umumnya memberikan granit bercahaya terang, dari warna
merah muda sampai warna putih. Warna dasar tersebut disisipkan oleh mineral-
mineral pengaya lainnya yang warnanya lebih tua. Mineral pelengkap yang paling
umum adalah mika biotit hitam dan hornblenda amfibol hitam.
Granit merupakan batuan beku dalam bertekstur holokristalin, feneritik, berbutir
kasar, mengandung mineral-mineral : kuarsa 10-4- %, felsparkalium 30-60 %,
plagioklas natrium 0-35%, mineral mafis (biotit, hornblenda) 35-10 %.
Batuan leleran dari granit adalah Riolit. Secara fisik riolit berbutirhalus, bertekstur
holokristalin hingga hipokristalin, afanitik. Mempunyai komposisi mineral sama
dengan granit. Riolit terbentuk sebagai batuan gang dan batuan leleran dalam
bentuk retas, sill, dan aliran. Berwarna abu-abu kemerahan hingga kehijauan,
berbutir kasar dengan komposisi mineral feldspar, kuarsa, hornblende dan biotit.
c. Batuan Diorite
Diorite adalah batuan beku plutonik, yaitu batuan antara granite dan
gabbro. Batuan ini mengandung sedikit Kalsium (soda) plagioklas feldspar,
mineral berwarna terang, dan hornblende berwarna hitam. Tidak seperti granit,
batuan diorite tidak mengandung mineral kuarsa atau sangat sedikit, dan juga
tidak seperti gabbro, diorite mempunyai warna yang lebih terang dan mengandung
soda, tidak mengandung kalsit plagioklas. Apabila batuan diorite ini dihasilkan
dari letusan gunung api maka akan terjadi pendinginan menjadi lava andesite.
10
Gambar 4. Batu Diorite
d. Peridotit
Peridotit adalah batuan beku ultra basa Plutonik, yang terjadi dari hasil pembekuan
magma berkomposisi Ultra basa pada kedalaman tertentu dari permukaan bumi.
merupakan Suatu batuan ultramafic yang memiliki butiran kasar dengan suatu tenunan
crystallkine, merupakan karakteristik dari kerak samudra bagian bawah dan pembentukan
jenis batuan dengan prinsip theupper mantel. Mineral penyusun Peridotite sebagian besar
terdiri olivine dan pyroxene.
Kegunaan :
sebagai batu setengah permata sebagai bahan untuk perhiasan dan abrasif (ampelas).
Pembentukan nikel dari hasil pelapukan peridotit. Peridote merupakan variasi permata
olivine terbaik yang kita kenal
Gambar 5. Batuan peridotit
2.2.1.2 Batuan Ekstrusi
Magma yang mencapai permukaan bumi, keluar melalui rekahan atau lubang kepundan gunung api sebagai erupsi, mendingin dengan cepat dan membeku
11
menjadi batuan ekstrusif. Keluarnya magma di permukaan bumi melalui rekahan disebut sebagai fissure eruption. Pada umumnya magma basaltis yang viskositasnya rendah dapat mengalir di sekitar rekahannya, menjadi hamparan lava basalt yang disebut plateau basalt. Erupsi yang keluar melalui lubang kepundan gunung api dinamakan erupsi sentral. Magma dapat mengalir melaui lereng, sebagai aliran lava atau ikut tersembur ke atas bersama gas-gas sebagai piroklastik. Lava terdapat dalam berbagai bentuk dan jenis tergantung apda komposisi magmanya dan tempat terbentuknya.Apabila magma membeku di bawah permukaan air terbentuklah lava bantal (pillow lava), dinamakan demikian karena pembentukannya di bawah tekanan air.Dalam klasifikasi batuan beku batuan beku luar terklasifikasi ke dalam kelompok batuan beku afanitik.
Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada saat pembekuan lava tersebut. Struktur ini diantaranya:
a. Sheeting joint, yaitu struktur batuan beku yang terlihat sebagai lapisanb. Columnar joint, yaitu struktur yang memperlihatkan batuan terpisah poligonal
seperti batang pensil.c. Pillow lava, yaitu struktur yang menyerupai bantal yang bergumpal-gumpal. Hal
ini diakibatkan proses pembekuan terjadi pada lingkungan air.d. Vesikular, yaitu struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan beku.
Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.e. Amigdaloidal, yaitu struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolitf. Struktur aliran, yaitu struktur yang memperlihatkan adanya kesejajaran mineral
pada arah tertentu akibat aliran.
Beberapa contoh Batuan Beku Ekskursi:
a.Basalt
Basalt adalah batuan beku vulkanik, yang berasal dari hasil pembekuan
magma berkomposisi basa di permukaan atau dekat permukaan bumi. Biasanya
membentuk lempeng samudera di dunia. Mempunyai ukuran butir yang sangat
baik sehingga kehadiran mineral mineral tidak terlihat. Basalt adalah umum
ekstrusif batuan vulkanik . Biasanya berwarna abu-abu menjadi hitam dan halus
karena pendinginan yang cepat dari lava pada suhu permukaan.. Menurut definisi
12
resmi , basal didefinisikan sebagai batuan beku aphanitic yang mengandung,
volume, kurang dari 20% kuarsa dan kurang dari 10% feldspathoid dan di mana
setidaknya 65% dari felspar dalam bentuk plagioklas.
Batuan Basalt lazimnya bersifat masif dan keras, bertekstur afanitik, terdiri atas
mineral gelas vulkanik, plagioklas, piroksin. Amfibol dan mineral hitam.
Kandungan mineral Vulcanik ini hanya dapat terlihat pada jenis batuan basalt
yang berukuran butir kuarsa, yaitu jenis dari batuan basalt yang bernama gabbro.
Gambar 6. Batu Basalt
a.1 Type Basalt : Berdasarkan komposisi kimianya, basalt dapat dibedakan
menjadi dua tipe, yaitu basalt alkali dan basalt tholeitik. Perbedaan di antara
kedua tipe basalt itu dapat dilihat dari kandungan Na2O dan K2O. Untuk
konsentrasi SiO2 yang sama, basalt alkali memiliki kandungan Na2O dan K2O
lebih tinggi daripada basalt tholeitik.
a.2 Komposisi Kimiawi Al2O3,SiO2, TiO2, K2O, MnO2, MgO, CaO
a.3 Ciri Basalt : Secara petrografi, basalt alkali mengandung fenokris olivin,
titanium-augit, plagioklas dan oksida besi, serta nephelin. Sedang basalt tholeitik
mengandung plagioklas-Ca, augit subkalsik, pigeonit (piroksin miskin Ca), gelas
antar kristal (interstitial glass) dan struktur saling tumbuh kuarsa-feldspar. Basalt
tholeitik adalah tipe basalt yang lewat jenuh (oversaturated) dengan silika, sedang
basalt alkali bersifat underaturated dengan silika yang ditunjukkan dengan
kehadiran nepheline.
13
a.4 Pembentukan Basalt: Basalt alkali khas dijumpai di daerah kerak benua yang
terangkat berbentuk kubah (updomed continental crust) dan kerak benua yang
mengalami rifting (rifted continental crust), dan pulau-pulau oseanik seperti
Hawai.
Basalt tholeitik khas dijumpai di lantai samudera, atau sebagai lava ekstrusi yang
sangat besar sehingga membentuk plateau di kerak benua, contohnya Deccan Trap
di India.
a.5 Kegunaan Basalt : Basalt kerap digunakan sebagai bahan baku dalam industri
poles, bahan bangunan / pondasi bangunan (gedung, jalan, jembatan, dll) dan
sebagai agregat.
b. Andesite
Batu Andesite adalah batuan beku yang mempunyai kandungan silica
lebih tinggi dibandingkan dengan batuan basalt, dan mempunyai kandungan silika
lebih rendah dibandingkan dengan batuan rhyolite atau felsite. Secara umum
mempunyai warna yang menandakan dengan baik akan kandungan silika dari
lava, dengan kandungan basalt yang terlihat gelap dan kandungan felsitenya
terang. Walaupun demikian para Geologist akan selalu melakukan analisa kimia
di dalam identifikasi batuan andesite ini, di lapangan batuan ini dicirikan oleh
warna abu-abu atau medium sampai merah dari lava andesite. Nama Andesite
dinamakan dari pegunungan Andes di Amerika Selatan, dimana busur batuan
batuan vulkanik baercampur dengan magma basalt dengan batuan-batuan keras
jenis granit yang menghasilkan lava dengan komposisi intermiediate. Batuan
Andesite mempunyai kandungan fluida lebih sedikit dibandingkan batuan basalt
dan diletuskan dengan hebatnya dikarenakan adanya gas gas terlarut yang terdapat
di dalamnya.
Jenis batuan Andesite ini berbentuk kristalin. Bagian-bagian kecil yang
berwarna hitam disebut mineral biotite dan yang berwarna putih disebut
potassium feldspar. Hornblende dan pyroxen adalah mineral-mineral gelap
lainnya yang terdapat pada batuan Andesite. Batuan Andesite mempunyai lebih
dari 20 persen kandungan kuarsa dan yang terbanyak adalah mineral plagioklas,
14
walaupun mineral-mineral ini kadang hanya terlihat di bawah mikroskop. Batuan
Andesite mempunyai kesamaan pembentukannya secara letusan dengan batuan
diorite.
Kristal terbesar dinamakan phenocryst, terbentuk jauh sebelum lava
terletuskan dan membeku, dan kristal-kristal tersebut dari bentuknya dapat
menceritakan sejarah dari proses perjalanan magma. Lava yang seperti ini yang
mempunyai banyak phenocrysts, dinamakan bertexture porphyritic.
Gambar 7. Batuan Andesite
c. Batuan Dacite
Dacite adalah batuan beku, gunung berapi dengan besi tinggi konten yang
ditemukan di banyak kubah lava.
Dacite (diucapkan /deɪsaɪt/) adalah batuan beku, gunung berapi dengan
kandungan besi yang tinggi. Ini menengah dalam komposisi antara andesit dan
rhyolite tetangga, dan, seperti andesit, itu terdiri dari feldspar plagioclase dengan
biotite, hornblende, dan piroksen (dan / augite atau enstatite). Itu memiliki
aphanitic untuk porphyritic tekstur dengan kuarsa seperti bulat, berkarat
phenocrysts, atau sebagai elemen tanah-massa. Proporsi relatif feldspars dan
quartz di dacite, dan banyak lain batuan vulkanik, yang digambarkan dalam
QAPF diagram. Dacite juga ditentukan oleh silika dan alkali isi dalam klasifikasi
TAS.
Plagioclase berkisar dari oligoclase ke andesine dan labradorite, dan sering
sangat dikategorikan. Sanidine juga terjadi di beberapa dacites, dan ketika
15
berlimpah menimbulkan batu bahwa bentuk transisi ke rhyolites. Biotite cokelat;
hornblende coklat atau kehijauan cokelat; dan augite biasanya hijau.
Groundmass batu-batu ini sering mikrokristalin, dengan web feldspars
menit yang dicampur dengan biji-bijian interstisial kuarsa atau tridymite; tetapi
dalam banyak dacites sebagian besar vitreous, sementara di lain itu felsitic atau
cryptocrystalline. Di tangan spesimen yang banyak hornblende dan biotite dacites
abu-abu atau pucat coklat dan kuning batu dengan feldspars putih, kristal hitam
biotite dan hornblende. Dacites lainnya, terutama augite dan enstatite dacites,
lebih gelap berwarna.
Batu-batu dari kelompok ini terjadi di Rumania, Almeria (Spanyol),
Argyll dan bagian lain dari Skotlandia, Bardon Hill di Leicestershire, Selandia
baru, Andes, Martinique, Nevada dan daerah lain dari Amerika Utara Barat,
Yunani (Methana, Nisyros, Santorini) serta tempat-tempat lain. Mereka sebagian
besar berhubungan dengan andesites, trachytes, dan bentuk aliran lava, tambak,
dan dalam beberapa kasus bentuk besar penyusupan di pusat-pusat gunung berapi.
Dacite adalah jenis penting batu di Gunung St. Helens. Kata dacite berasal dari
Dacia, sebuah provinsi Romawi yang
terletak antara sungai Donau dan Pegunungan Carpathia (sekarang modern
Rumania) di mana batu ini pertama kali dijelaskan.
Gambar 8. Batu Dacite
16
d. Riolit
Riolit terbentuk dari pembekuan magma di dalam kerak bumi yang
lazimnya dari letupan gunung berapi. yang terbentuk daripada pembekuan magma
di luar permukaan bumi. Riolit adalah bersifat asid dan bes. Namun sebenarnya
sifat asid batuan ini bergantung kepada kandungan silika di dalamnya. Riolit di
anggap berasid apabila kandungan silikanya melebihi 66%. Riolit sering
ditemukan berupa lava.
Riolit bisa digunakan sebagai bahan baku beton ringan, isolasi bangunan,
plesteran, isolator temperatur tinggi/rendah, bahan penggosok, saringan/filter,
bahan pembawa (media) dan campuran makanan ternak.
Gambar 9. Batu Riolit
e.Trakhit
Batuan trakhit mempunyai warna batuan abu-abu putih kehijauan dan
mempunyai sifat batuan asam (felsik) dengan mineral penyusunnya silikat,
magnesium oksida,MnO, dan mineral penyusun lainya. Pada batuan ini
terdapat lubang- lubang gas yang terisi oleh mineral sekundernya pada
batuan ini terdapat mineral silikat, MnO, Al2O3, Fe2O3 dan masih banyak
lagi mineral penyusun lainnya.
17
Gambar 10. Batu Trakhit
f. Obsidian
Batu obsidian sebenarnya bukan batu tambang melainkan sejenis batu
lahar yang dimuntahkan dari kawah gunung api. Batu obsidian sebenarnya
bukanlah batu atau mineral, melainkan kaca natural yang terbentuk dari hasil
pendinginan lahar gunung berapi yang cepat, karena proses pendinginannya
terlalu cepat maka jarang terjadi pembentukan kristal di dalamnya, jadi tidak ada
struktur kristal di dalam batu obsidian seperti batu mineral lain. Warnanya bening
seperti kaca dan warnanya kadang-kadang hitam mulus, merah tua, agak hijau
atau abu-abu. Batu ini jarang yang berwarna kuning atau merah putih atau biru.
Batu obsidian sering ditemukan dalam keadaan mengkilau mulus walaupun belum
dipoles. Batu obsidian terbuat dari 70% silicon dioxide bahkan lebih dan jika
tercampur mineral mineral tertentu warnanya akan berubah. Batu obsidian
mempunyai nilai keras 5-5.5 berdasarkan daftar keras Mohs dan termasuk batu
mulia tanggung.
Gambar 11. Obsidian
18
g. Batu Apung (Pumice)
Batu apung (pumice) adalah jenis batuan yang berwarna terang,
mengandung buih yang terbuat dari gelembung berdinding gelas, dan biasanya
disebut juga sebagai batuan gelas vulkanik silikat.
Batuan ini terbentuk dari magma asam oleh aksi letusan gunung api
yang mengeluarkan materialnya ke udara, kemudian mengalami transportasi
secara horizontal dan terakumulasi sebagai batuan piroklastik. Batu apung
mempunyai sifat vesicular yang tinggi, mengandung jumlah sel yang banyak
(berstruktur selular) akibat ekspansi buih gas alam yang terkandung di dalamnya,
dan pada umumnya terdapat sebagai bahan lepas atau fragmen-fragmen dalam
breksi gunungapi. Sedangkan mineral-mineral yang terdapat dalam batu apung
adalah :
Feldspar
Kuarsa
Obsidian
Kristobalit
Tridimit
Proses pembentukan
Pumice terjadi bila magma asam muncul ke permukaan dan bersentuhan
dengan udara luas secara tiba-tiba. Buih gelas alam dengan gas yang terkandung
didalamnya mempunyai kesempatan untuk keluar dan magma membeku dengan
tiba-tiba. Pumice umumya terdapat sebagai fragmen yang terlemparkan pada saat
gunung api dengan ukuran dari kerikil sampai bongkah.
Pumice umumnya terdapat sebagai lelehan atau aliran permukaan, bahan
lepas, atau fragmen dalam breksi gunung api. Batu apung dapat pula dibuat
dengan cara memanaskan obsidian, sehingga gasnya keluar. Pemanasan yang
dilakukan pada obsidian dari Krakatau, suhu yang diperlukan untuk megubah
obsidian menjadi batu apung rata-rata 880oC. Berat jenis obsidian yang semula
19
2,36 turun menjadi 0,416 sesudah perlakuan tersebut oleh sebab itu mengapung
didalam air.
Batu apung ini mempunyai sifat hydraulis. Pumice berwarna putih abu-
abu, kekuningan sampai merah, tekstur vesikuler dengan ukuran lubang yang
bervariasi baik berhubungan satu sama lain atau tidak struktur skorious dengan
lubang yang terorientasi. Kadang-kadang lubang tersebut terisi oleh zeolit atau
kalsit. Batuan ini tahan terhadap pembekuan embun (frost), tidak begitu
higroskopis (mengisap air). Mempunyai sifat pengantar panas yang
rendah. Kekuatan tekan antara 30-20 kg/cm2. Komposisi utama mineral silikat
amorf.
Gambar 12. Batuapung
f. Pikrit
merupakan batuan beku ektrusi yang ultra basa .hal ini disebabkan
kandungan mineral yang ada pada batuan pikrit yaitu, Olivin, Piroksin.Dan
berwarna gelap.
\
Gambar 12. pikrit
20
2.2.1.3 Batuan Beku Gang/Korok (Hipabisal)
Batuan gang antara batuan dalam dan batuan leleran terdapat gejala antara
batuan yang terbentuk dalam celah – celah serta rekahan – rekahan dalam kerak
bumi. Batuan yang terbentuk adalah batuan gang atau batuan korok disebut
juga batuan hypo-abisik.
Gang disini adalah suatu badan yang bentuknya seperti sebuah kitab besar.
Magma yang membeku dalam gang adalah magma yang sedang menuju ke
permukaan bumi atau membeku dalam celah – celah di kerak bumi. Misalnya
magma yang mempunyai susunan granit itu membeku dalam sebuah gang, maka
batuan yang terbentuk disebut porfiri granit yang berarti batuan granit bertekstur
porfiri. (Munir, 1995)
Beberapa contoh Batuan Beku Gang/Korok
a. Profir Granit
Granit porfiri disebut dengan gang (batuan intrusi). magma yang
mempunyai susunan granit itu membeku dalam sebuah gang, maka batuan yang
terbentuk itu disebut porfiri granit yang berarti granit yang bertekstur porfiri.
b. Profir Diarit
Profir Diarit adalah batuan yang berpotensi menjadi batuan induk (“Host Rocks”),
mineralisasi logam dasar dan logam mulia yang terbentuk bersama urat kuarsa,
tersebar
dan mengisi rekahan /retakan dengan ubahan hidrotermal propilit, argilit, pilik dan
potassik. Ditemukannya mineral petunjuk epidot, diopsid aktinolit, (garnet),
berasosiasi
dengan magnetit memberi gambaran kearah dugaan bahwa telah terjadi proses
pyrometasomatisma yang menghasilkan mineralisasi skarn.
21
Gambar 13. porifir granite dan porifir Diarite
2.2.2 Warna Batuan Beku
Warna segar batuan beku bervariasi dari hitam, abu-abu dan putih cerah.
Warna ini sangat dipengaruhi oleh komposisi mineral penyusun batuan beku itu
sendiri. Apabila terjadi percampuran mineral berwarna gelap dengan mineral
berwarna terang maka warna batuan beku dapat hitam berbintik-bintik putih, abu-
abu berbercak putih, atau putih berbercak hitam, tergantung warna mineral mana
yang dominan dan mana yang kurang dominan. Pada batuan beku tertentu yang
banyak mengandung mineral berwarna merah daging maka warnanya menjadi
putih-merah daging.
2.2.3 Tekstur Batuan Beku
Tekstur adalah hubungan antar mineral penyusun batuan. Dengan
demikian tekstur mencakup tingkat visualisasi ukuran butir atau granularitas,
tingkat kristalisasi mineral atau kristalinitas, tingkat keseragaman butir kristal,
ukuran butir kristal, dan bentuk kristal.
1.Tingkat Visualisasi Granularitas
Berdasarkan pengamatan dengan mata telanjang atau memakai loupe, maka tekstur
batuanbeku dibagi dua, yaitu tekstur afanitik dan tekstur faneritik.
a. Afanitik adalah kenampakan batuan beku berbutir sangat halus sehingga
mineral/Kristal
penyusunnya tidak dapat diamati secara mata telanjang atau dengan loupe.
22
b. Fanerik (faneritik, firik = phyric) adalah apabila di dalam batuan tersebut dapat
terlihat mineral penyusunnya, meliputi bentuk kristal, ukuran butir dan hubungan
antar butir(Kristal satu dengan kristal lainnya atau kristal dengan kaca).
Singkatnya, batuan bekumempunyai tekstur fanerik apabila mineral penyusunnya,
baik berupa kristal maupun gelas/kaca, dapatdiamati.
Apabila batuan beku mempunyai tekstur afanitik maka pemerian tekstur lebih rinci
tidak dapat diketahui, sehingga harus dihentikan. Sebaliknya apabila batuan beku
tersebut bertekstur fanerik maka pemerian lebih lanjut dapat diteruskan.
2.Tingkat kristalisasi atau kristalinitas
a. Holokristalin, apabila batuan tersusun semuanya oleh kristal.
b. Holohialin, apabila batuan tersusun seluruhnya oleh gelas atau kaca.
c. Hipokristalin, apabila batuan tersusun sebagian oleh kaca dan sebagian berupa
kristal.
3.Tingkat Keseragaman Butir
a.Equigranular, apabila kristal penyusunnya berukuran butir relatif seragam.
Tekstur
b.sakaroidal adalah tekstur dimana ukuran butirnya seragam seperti gula pasir
atau gulaputih.
c.Inequigranular, jika ukuran butir kristal penyusunnya tidak sama.Ukuran butir
kristal:
< 1 mm ——– berbutir halus
1 – 5 mm ——– berbutir sedang
5 – 30 mm ——– berbutir kasar
> 30 mm ——– berbutir sangat kasar
23
2.2.4 Bentuk Kristal
a. Euhedral, jika kristal berbentuk sempurna/lengkap, dibatasi oleh bidang kristal
yang ideal (tegas, jelas dan teratur). Batuan beku yang hampir semuanya tersusun
oleh mineral dengan bentuk kristal euhedral, disebut bertekstur idiomorfik
granular atau panidiomorfik granular.
b. Subhedral, jika kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak begitu
jelas, sebagian teratur dan sebagian tidak. Tekstur batuan beku dengan mineral
penyusun umumnya berbentuk kristal subhedral disebut hipidiomorfik granular
atau subidiomorfik granular.
c. Anhedral, kalau kristalnya dibatasi oleh bidang-bidang kristal yang tidak
teratur. Tekstur batuan yang tersusun oleh mineral dengan bentuk kristal anhedral
disebut alotriomorfik granular atau xenomorfik granular.
Secara tiga dimensi, bentuk kristal disebut :
a. Kubus atau equidimensional, apabila ketiga dimensinya sama panjang.
b. Tabular atau papan, apabila dua dimensi kristalnya lebih panjang dari satu
dimensi yang lain.
c. Prismatik atau balok, jika dua dimensi kristalnya lebih pendek dari satu
dimensi yang lain. Bentuk ini ada yang prismatik pendek (gemuk) dan prismatik
panjang (kurus, kadang-kadang seperti jarum).
Di dalam batuan beku bertekstur holokristalin inequigranular dan
hipokristalin terdapat kristal berukuran butir besar, disebut fenokris, yang
tertanam di dalam masadasar (groundmass). Kenampakan demikian disebut
tekstur porfir atau porfiri atau firik. Tekstur holokristalin porfiritik adalah
apabila di dalam batuan beku itu terdapat kristal besar (fenokris) yang tertanam di
24
dalam masadasar kristal yang lebih halus. Tekstur hipokristalin porfiritik
diperuntukkan bagi batuan beku yang mempunyai fenokris tertanam di dalam
masadasar gelas. Karena tekstur holokristalin porfiritik dan hipokristalin porfiritik
secara mata telanjang dapat diidentifikasi maka kenampakan tersebut dapat
disebut bertekstur faneroporfiritik. Sebaliknya, apabila fenokrisnya tertanam di
dalam masadasar afanitik maka batuannya bertekstur porfiroafanitik. Tekstur
vitrofirik adalah tekstur dimana mineral penyusunnya secara dominan adalah
gelas, sedang kristalnya hanya sedikit (< 10 %).
Tekstur diabasik adalah tekstur dimana kristal plagioklas berbentuk prismatik
panjang (lath-like), berarah relatif sejajar dan di antaranya terdapat butir-butir
lebih kecil daripada kristal olivin dan piroksen. Tekstur gabroik adalah tekstur
holokristalin, berbutir sedang – kasar (Æ : 1 – 30 mm), tersusun secara dominan
oleh mineral mafik (olivin, piroksen, amfibol) dan plagioklas basa. Tekstur
granitik adalah tekstur holokristalin berbutir sedang-kasar tersusun oleh
plagioklas asam, alkali felspar, dan kuarsa. Tekstur pegmatitik adalah tekstur
holokristalin kasar – sangat kasar (Æ ³ 5 mm), tersusun oleh alkali felspar dan
kuarsa. Tekstur dioritik sebanding dengan tekstur gabroik dan granitik tetapi
biasanya untuk batuan beku menengah.
2.2.5 Struktur Batuan Beku
1. Masif atau pejal, umumnya terjadi pada batuan beku dalam. Pada batuan beku
luar yang cukup tebal, bagian tengahnya juga dapat berstruktur masif.
2. Berlapis, terjadi sebagai akibat pemilahan kristal (segregasi) yang berbeda
pada saat pembekuan.
3. Vesikuler, yaitu struktur lubang bekas keluarnya gas pada saat pendinginan.
Struktur ini sangat khas terbentuk pada batuan beku luar. Namun pada batuan
beku intrusi dekat permukaan struktur vesikuler ini kadang-kadang juga dijumpai.
25
Bentuk lubang sangat beragam, ada yang berupa lingkaran atau membulat, elip,
dan meruncing atau menyudut, demikian pula ukuran lubang tersebut. Vesikuler
berbentuk melingkar umumnya terjadi pada batuan beku luar yang berasal dari
lava relatif encer dan tidak mengalir cepat. Vesikuler bentuk elip menunjukkan
lava encer dan mengalir. Sumbu terpanjang elip sejajar arah sumber dan aliran.
Vesikuler meruncing umumnya terdapat pada lava yang kental.
4. Struktur skoria (scoriaceous structure) adalah struktur vesikuler berbentuk
membulat atau elip, rapat sekali sehingga berbentuk seperti rumah lebah.
5. Struktur batuapung (pumiceous structure) adalah struktur vesikuler dimana di
dalam lubang terdapat serat-serat kaca.
6. Struktur amigdaloid (amygdaloidal structure) adalah struktur vesikuler yang
telah terisi oleh mineral-mineral asing atau sekunder.
7. Struktur aliran (flow structure), adalah struktur dimana kristal berbentuk
prismatik panjang memperlihatkan penjajaran dan aliran. Struktur batuan beku
tersebut di atas dapat diamati dari contoh setangan (hand specimen) di
laboratorium. Sedangkan struktur batuan beku dalam lingkup lebih besar, yang
dapat menunjukkan hubungan dengan batuan di sekitarnya, seperti dike (retas),
sill, volcanic neck, kubah lava, aliran lava dan lain-lain hanya dapat diamati di
lapangan.
2.2.6 Komposisi Mineral
Berdasarkan jumlah kehadiran dan asal-usulnya, maka di dalam batuan beku
terdapat mineral utama pembentuk batuan (essential minerals), mineral tambahan
(accessory minerals) dan mineral sekunder (secondary minerals).
26
1. Essential minerals, adalah mineral yang terbentuk langsung dari pembekuan
magma, dalam jumlah melimpah sehingga kehadirannya sangat menentukan nama
batuan beku.
2. Accessory minerals , adalah mineral yang juga terbentuk pada saat pembekuan
magma tetapi jumlahnya sangat sedikit sehingga kehadirannya tidak
mempengaruhi penamaan batuan. Mineral ini misalnya kromit, magnetit, ilmenit,
rutil dan zirkon. Mineral esensiil dan mineral tambahan di dalam batuan beku
tersebut sering disebut sebagai mineral primer, karena terbentuk langsung sebagai
hasil pembekuan daripada magma.
3. Secondary minerals adalah mineral ubahan dari mineral primer sebagai akibat
pelapukan, reaksi hidrotermal, atau hasil metamorfisme. Dengan demikian
mineral sekunder ini tidak ada hubungannya dengan pembekuan magma. Mieral
sekunder akan dipertimbangkan mempengaruhi nama batuan ubahan saja, yang
akan diuraikan pada acara analisis batuan ubahan. Contoh mineral sekunder
adalah kalsit, klorit, pirit, limonit dan mineral lempung.
4. Gelas atau kaca, adalah mineral primer yang tidak membentuk kristal atau
amorf. Mineral ini sebagai hasil pembekuan magma yang sangat cepat dan hanya
terjadi pada batuan beku luar atau batuan gunungapi, sehingga sering disebut kaca
gunungapi (volcanic glass).
5. Mineral felsik adalah adalah mineral primer atau mineral utama pembentuk
batuan beku, berwarna cerah atau terang, tersusun oleh unsur-unsur Al, Ca, K, dan
Na. Mineral felsik dibagi menjadi tiga, yaitu felspar, felspatoid (foid) dan
kuarsa. Di dalam batuan, apabila mineral foid ada maka kuarsa tidak muncul dan
sebaliknya. Selanjutnya, felspar dibagi lagi menjadi alkali felspar dan
plagioklas.
27
6. Mineral mafik adalah mineral primer berwarna gelap, tersusun oleh unsur-
unsur Mg dan Fe. Mineral mafik terdiri dari olivin, piroksen, amfibol (umumnya
jenis hornblende), biotit dan muskovit.
Batuan beku juga dapat diklasifikasikan menurut komposisi kimianya
salah satunya yang sederhana yaitu kandungan silika nya (SiO2) :
1. Batuan Beku Ultrabasa
Batuan ini berwarna gelap, hijau gelap, kandungan silikanya sangat
rendah, < 45 %, yang dicirikan terutama oleh kehadiran mineral berwarna
gelap olivin dan piroksin, dan tanpa mineral berwarna cerah. Termasuk
kategoti ini adalah Peridotit, Dunite, Piroksenit.
2. Batuan Beku Basa
Batuan ini berwarna gelap, hitam, kandungan silikanya rendah, 45 – 52 %,
yang dicirikan oleh kehadiran mineral cerah plagioklas basa (Ca-
plagioklas), dan mineral berwarna gelap yang dominan piroksen.
Termasuk kategori ini antara lain adalah Gabro dan Basalt.
3. Batuan Beku Intermediet (Menengah)
Batuan ini berwarna abu-abu sampai abu-abu gelap, mengandung silika
menengah, 52 – 65 %, yang dicirikan oleh kehadiran mineral-mineral
cerahnya plagioklas menengah (Ca-Na plagioklas) yang dominan, dan
mineral berwarna gelap yang utama adalah hornblende. Termasuk kategori
ini antara lain adalah Andesit dan Diorit.
28
4. Batuan Beku Asam
Batuan ini berwarna cerah, kandungan silika tinggi, 65 – 75 % SiO2, yang
dicirikan terutama oleh kehadiran mineral berwarna cerah: kuarsa dan K-
feldspar, dan mineral berwarna gelap:biotit. Termasuk kategori ini antara
lain adalah Granit dan Riolit.
Gambar 14. Klasifikasi Batuan Beku dengan Komposisi kandungan silika atau
(SiO2)
2.2.7 Penamaan atau Klasifikasi
Berdasarkan letak pembekuannya maka batuan beku dapat dibagi menjadi batuan
beku intrusi dan batuan beku ekstrusi. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat
dibagi menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi dekat
permukaan. Berdasarkan komposisi mineral pembentuknya maka batuan beku
dapat dibagi menjadi empat kelompok, yaitu batuan beku ultramafik, batuan beku
29
mafik, batuan beku menengah dan batuan beku felsik. Istilah mafik ini sering
diganti dengan basa, dan istilah felsik diganti dengan asam, sekalipun tidak tepat.
Termasuk batuan beku dalam ultramafik adalah dunit, piroksenit, anortosit,
peridotit dan norit. Dunit tersusun seluruhnya oleh mineral olivin, sedang pirok
Pikrit Basalt
Peridotit Gabro
Andesit Riolit
Diorit Granit
Batuan Beku luar
Batuan Beku dalam
senit oleh piroksen dan anortosit oleh plagioklas basa. Peridotit terdiri dari
mineral olivin dan piroksen; norit secara dominan terdiri dari piroksen dan
plagioklas basa. Batuan beku luar ultramafik umumnya bertekstur gelas atau
vitrofirik dan disebut pikrit.
Batuan beku dalam mafik disebut gabro, terdiri dari olivin, piroksen dan
plagioklas basa. Sebagai batuan beku luar kelompok ini adalah basal. Batuan
beku dalam menengah disebut diorit, tersusun oleh piroksen, amfibol dan
plagioklas menengah, sedang batuan beku luarnya dinamakan andesit. Antara
andesit dan basal ada nama batuan transisi yang disebut andesit basal (basaltic
andesit). Batuan beku dalam agak asam dinamakan diorit kuarsa atau
granodiorit, sedangkan batuan beku luarnya disebut dasit. Mineral penyusunnya
hampir mirip dengan diorit atau andesit, tetapi ditambah kuarsa dan alkali felspar,
sementara palgioklasnya secara berangsur berubah ke asam. Apabila alkali felspar
dan kuarsanya semakin bertambah dan palgioklasnya semakin asam maka sebagai
batuan beku dalam asam dinamakan granit, sedang batuan beku luarnya adalah
riolit. Di dalam batuan beku asam ini mineral mafik yang mungkin hadir adalah
biotit, muskovit dan kadang-kadang amfibol. Batuan beku dalam sangat asam,
dimana alkali felspar lebih banyak daripada plagioklas adalah sienit, sedang
pegmatit hanyalah tersusun oleh alkali felspar dan kuarsa. Batuan beku yang
tersusun oleh gelas saja disebut obsidian, dan apabila berstruktur perlapisan
disebut perlit.
Nama-nama batuan beku tersebut di atas sering ditambah dengan aspek tekstur,
struktur dan atau komposisi mineral yang sangat menonjol. Sebagai contoh,
30
andesit porfir, basal vesikuler dan andesit piroksen. Penambahan nama komposisi
mineral tersebut umumnya diberikan apabila persentase kehadirannya paling
sedikit 10 %. Perkiraan persentase kehadiran mineral pembentuk batuan (Tabel 1)
dan tabel klasifikasi batuan beku (Tabel 2) dapat membantu memberikan nama
terhadap batuan beku.
31
Tabel.1 Diagram persentase untuk perkiraan komposisi berdasarkan volume.
32
Tabel 2. Klasifikasi batuan beku (O’Dunn & Sill, 1986)
2.2.8 Batuan Beku Piroklastika (Pyroclastic Rocks)
Batuan piroklastika adalah suatu batuan yang berasal dari letusan
gunungapi, sehingga merupakan hasil pembatuan daripada bahan hamburan atau
pecahan magma yang dilontarkan dari dalam bumi ke permukaan. Itulah sebabnya
dinamakan sebagai piroklastika, yang berasal dari kata pyro berarti api (magma
yang dihamburkan ke permukaan hampir selalu membara, berpendar atau berapi),
dan clast artinya fragmen, pecahan atau klastika. Dengan demikian, pada
prinsipnya batuan piroklastika adalah batuan beku luar yang bertekstur
klastika. Hanya saja pada proses pengendapan, batuan piroklastika ini mengikuti
33
hukum-hukum di dalam proses pembentukan batuan sedimen. Misalnya diangkut
oleh angin atau air dan membentuk struktur-struktur sedimen, sehingga
kenampakan fisik secara keseluruhan batuannya seperti batuan sedimen. Pada
kenyataannya, setelah menjadi batuan, tidak selalu mudah untuk menyatakan
apakah batuan itu sebagai hasil kegiatan langsung dari suatu letusan gunungapi
(sebagai endapan primer piroklastika), atau sudah mengalami pengerjaan kembali
(reworking) sehingga secara genetik dimasukkan sebagai endapan sekunder
piroklastika atau endapan epiklastika. Berdasarkan ukuran butir klastikanya,
sebagai bahan lepas (endapan) dan setelah menjadi batuan piroklastika,
penamaannya seperti pada Tabel 3.
Bom gunungapi adalah klastika batuan gunungapi yang mempunyai struktur-
struktur pendinginan yang terjadi pada saat magma dilontarkan dan membeku
secara cepat di udara atau air dan di permukaan bumi. Salah satu struktur yang
sangat khas adalah struktur kerak roti (bread crust structure). Bom ini pada
umumnya mempunyai bentuk membulat, tetapi hal ini sangat tergantung dari
keenceran magma pada saat dilontarkan. Semakin encer magma yang dilontarkan,
maka material itu juga terpengaruh efek puntiran pada saat dilontarkan, sehingga
bentuknya dapat bervariasi. Selain itu, karena adanya pengeluaran gas dari dalam
material magmatik panas tersebut serta pendinginan yang sangat cepat maka pada
bom gunungapi juga terbentuk struktur vesikuler serta tekstur gelasan dan kasar
pada permukaannya. Bom gunungapi berstruktur vesikuler di dalamnya berserat
kaca dan sifatnya ringan disebut batuapung (pumice). Batuapung ini umumnya
berwarna putih terang atau kekuningan, tetapi ada juga yang merah daging dan
bahkan coklat sampai hitam. Batuapung umumnya dihasilkan oleh letusan besar
atau kuat suatu gunungapi dengan magma berkomposisi asam hingga menengah,
serta relatif kental. Bom gunungapi yang juga berstruktur vesikuler tetapi di
dalamnya tidak terdapat serat kaca, bentuk lubang melingkar, elip atau seperti
rumah lebah disebut skoria (scoria). Bom gunungapi jenis ini warnanya merah,
coklat sampai hitam, sifatnya lebih berat daripada batuapung dan dihasilkan oleh
34
letusan gunungapi lemah berkomposisi basa serta relatif encer. Bom gunungapi
berwarna hitam, struktur masif, sangat khas bertekstur gelasan, kilap kaca,
permukaan halus, pecahan konkoidal (seperti botol pecah) dinamakan obsidian.
Blok atau bongkah gunungapi dapat merupakan bom gunungapi yang bentuknya
meruncing, permukaan halus gelasan sampai hipokristalin dan tidak terlihat
adanya struktur-struktur pendinginan. Dengan demikian blok dapat merupakan
pecahan daripada bom gunungapi, yang hancur pada saat jatuh di permukaan
tanah/batu. Bom dan blok gunungapi yang berasal dari pendinginan magma secara
langsung tersebut disebut bahan magmatik primer, material esensial atau
juvenile). Blok juga dapat berasal dari pecahan batuan dinding (batuan gunungapi
yang telah terbentuk lebih dulu, sering disebut bahan aksesori), atau fragmen non-
gunungapi yang ikut terlontar pada saat letusan (bahan aksidental).
Tabel 3. Klasifikasi batuan piroklastika.
Ukuran butir Nama butiran (klastika) Nama batuan
Æ > 64 mm Bom gunungapi
Blok/bongkah gunungapi
Aglomerat
Breksi piroklastika
2 – 64 mm Lapili Batulapili
1 – 2 mm Abu gunungapi kasar (pasir kasar) Tuf kasar
Æ < 1 mm Abu gunungapi halus Tuf halus
Berdasarkan komposisi penyusunnya, tuf dapat dibagi menjadi tuf gelas, tuf
kristal dan tuf litik, apabila komponen yang dominan masing-masing berupa
gelas/kaca, kristal dan fragmen batuan. Tuf juga dapat dibagi menjadi tuf basal,
tuf andesit, tuf dasit dan tuf riolit, sesuai klasifikasi batuan beku. Apabila
klastikanya tersusun oleh fragmen batuapung atau skoria dapat juga disebut tuf
batuapung atau tuf skoria. Demikian pula untuk aglomerat batuapung, aglomerat
skoria, breksi batuapung, breksi skoria, batulapili batuapung dan batulapili skoria.
35
2.2.9 Petrogenesa Batuan Beku
Petrogenesa adalah bagian dari petrologi yang menjelaskan seluruh aspek
terbentuknya batuan mulai dari asal-usul atau sumber, proses primer terbentuknya
batuan hingga perubahan-perubahan (proses sekunder) pada batuan tersebut.
Untuk batuan beku, sebagai sumbernya adalah magma. Proses primer menjelaskan
rangkaian atau urutan kejadian dari pembentukan berbagai jenis magma sampai
dengan terbentuknya berbagai macam batuan beku, termasuk lokasi
pembekuannya. Setelah batuan beku itu terbentuk, batuan itu kemudian terkena
proses sekunder, antara lain berupa oksidasi, pelapukan, ubahan hidrotermal,
penggantian mineral (replacement), dan malihan, sehingga sifat fisik maupun
kimiawinya dapat berubah total dari batuan semula atau primernya.
Berhubung proses petrogenetik tersebut sebagian besar berlangsung lama (dalam
ukuran waktu geologi), dan umumnya terjadi di bawah permukaan bumi, sehingga
tidak dapat diamati langsung, maka analisis atau penjelasannya bersifat
interpretatif. Pembuktian mungkin dapat ditunjukkan berdasar hasil-hasil
eksperimen di laboratorium, sekalipun hanya pada batas-batas tertentu. Analisis
interpretatif tersebut tetap didasarkan pada data obyektif atau deskriptif hasil
pemerian yang meliputi warna, tekstur, struktur, komposisi mineral dan
kenampakan khusus lainnya. Dengan demikian studi petrogenesa pada prinsipnya
untuk mencari jawaban atau penjelasan terhadap pertanyaan “Mengapa” (Why)
dan “Bagaimana” (How) terhadap data pemerian batuan. Misalnya, mengapa
batuan beku luar bertekstur gelasan dan berstruktur vesikuler, sedang batuan beku
dalam bertekstur kristalin dan berstruktur masif. Mengapa basal berwarna gelap
sedang pegmatit berwarna cerah ? Bagaimana kejadiannya olivin dapat muncul
bersama kuarsa dan biotit di dalam satu batuan ? Bagaimana terbentuknya andesit
dari basal dan riolit ?
36
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat saya sampaikan dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Batu adalah material padat dari agregat mineral yang telah padu. Batuan beku merupakan batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan membeku.
2. Batuan beku adalah batuan yang terbentuk dari satu atau beberapa mineral dan terbentuk akibat pembekuan dari magma.
3. Batuan beku berdasarkan genetiknya yaitu batuan ekstruksi dan batuan instrusi yaitu batuan beku dalam dan beku luar.
4. Struktur batuan beku ada 4, yaitu struktur bantal, struktur vesikular, strutur aliran, struktur kekar.
5. Beberapa jenis batuan beku antara lain batu Diorit, Diabas, Basalt, Dunit, perodit,Obsidian, Granit, Granodiorit, Sienit, Andsit dan Zeolit dan lain sebagainya.
37
DAFTAR PUSTAKA
https://wingmanarrows.wordpress.com/geological/petrologi/batuan-beku/ di akses
minggu 15 maret 2015 jam 09.00 wib
http://vidialevandri.blogspot.com/2012/02/batuan-beku-berdasarkan-tempat.html diakses minggu 15 maret jam 09.19 wib
https://tugasgeografi.files.wordpress.com/2011/05/ batuan_beku.jpg . di akses minggu 15 maret jam 09.26 wib
http://fahrygeologicas.blogspot.com/2012/04/batuan-ultrabasa.html akses minggu 15 maret jam 09.37 wib
http://petrolab.atspace.com/Peridotit.htm akses minggu 15 maret jam 09.40 wib
http://petrolab.atspace.com/P ikri t.htm akses minggu 15 maret jam 09.48 wib
http://atmantokukuh.blogspot.com/2012/11/batuan-beku_19.html akses minggu 15 maret jam 09.56 wib