MAKALAH HIPOGLIKEMI

23
KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “HIPOGLIKEMI”. Dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Karena itu ucapan terima kasih saya sampaikan kepada keluarga tercinta atas dukungannya, orang-orang terdekat atas pengertiannya, dan pihak-pihak lain yang telah membantu saya dalam penyelesaian makalah ini. Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dimana sebagai manusia biasa tidak pernah luput dari kekhilafan seperti pepatah yang mengatakan “tiada gading yang tak retak, dan tak ada mawar yang tak berduri”, maka saran dan kritik yang sifatnya membangun sangat saya harapkan. Dan saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.

description

KEBIDANAN

Transcript of MAKALAH HIPOGLIKEMI

Page 1: MAKALAH HIPOGLIKEMI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-

Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul “HIPOGLIKEMI”.

Dalam menyelesaikan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Karena itu

ucapan terima kasih saya sampaikan kepada keluarga tercinta atas dukungannya, orang-orang

terdekat atas pengertiannya, dan pihak-pihak lain yang telah membantu saya dalam penyelesaian

makalah ini.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, dimana sebagai

manusia biasa tidak pernah luput dari kekhilafan seperti pepatah yang mengatakan “tiada gading

yang tak retak, dan tak ada mawar yang tak berduri”, maka saran dan kritik yang sifatnya

membangun sangat saya harapkan. Dan saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat

bagi siapa saja yang membacanya.

Jakarta, 3 Maret 2015

Penulis

Page 2: MAKALAH HIPOGLIKEMI

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………………………………………………………………...1

KATA PENGANTAR………………………………………………………………..2

DAFTAR ISI………………………………………………………………………......3

BAB I PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang……………………………………………………………………..4

1.2 Rumusan Masalah……………………………………………………………….....5

1.3  Tujuan Penulisan…………………………………………………………………...6

1.4  Manfaat Penulisan…………………………………………………………………7

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Hipoglikemia………………………………………………………......8

2.2 Etiologi Hipoglikemia……………….………………………………………….....9

2.3 Patofisiologi Hipoglikemia……………………………………………………......10

2.4 Tanda dan Gejala Hipoglikemia………………………………………………......11

2.5 Diagnosis Hipogikemia………………………………….......................................12

2.6 Penatalaksanaan Hipogikemi…………………………………………………......13

2.7 Prognosis Hipoglikemi……………………………………………………………14

BAB III KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………..…...15

3.2 Saran………………………………………………………………………..….....16

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

Page 3: MAKALAH HIPOGLIKEMI

1.1. Latar Belakng Masalah

Bidan sebagai seseorang yang bertanggung jawab memberikan asuhan secara menyeluruh

kepada wanita, mempunyai tugas penting dalam konseling dan pendidikan kesehatan untuk ibu

dan keluarga. Bidan diakui sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab dan akuntabel.

Bidan sebagai mitra wanita berkewajiban untuk memberikan dukungan, asuhan, dan nasehat

selama masa hamil, masa persalinan dan masa nifas. Bidan dituntut untuk dapat memimpim

persalinan secara mandiri dan memberikan asuhan pada bayi baru lahir. Bidan merupakan ujung

tombak pemerintah dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi.

Target pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) Tahun 2015 dalam

menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi prioritas

utama dalam pembangunan kesehatan di Indonesia. Dari target MDGs 102 per 100.000

Kelahiran Hidup (KH), pada tahun 2007 AKI telah mengalami penurunan dari 228 per 100.000

menjadi 118 per 100.000 KH. Sedangkan target AKB pada MDGs 23 per 1000 KH, pada tahun

yang sama tercatat mengalami penurunan dari 34 per 1000 menjadi 24 per 1000 KH.

Penelitian menunjukkan bahwa lebih dari 50% kematian bayi terjadi dalam periode

neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan. Kurang baiknya penanganan bayi baru lahir yang

dapat mengakibatkan bayi mengalami cacat seumur hidup dan kematian. Misalnya sebagai akibat

hipotermia pada bayi baru lahir dapat terjadi cold stress yang selanjutnya dapat menyebabkan

hipoksemia atau hipoglikemia dan mengakibatkan kerusakan otak (Sarwono, 2007).

Hipoglikemi adalah kelainan pada bayi yang merupakan dampak dari komplikasi yang

dialami ibu pada masa kehamilan yang menyebabkan sel otak pada bayi tidak mampu hidup.

Banyak yang harus diperhatikan pada bayi baru lahir, untuk mencegah hal yan tidak diinginkan

pada bayi dalam awal-awal kehidupannya. Maka dari itu perlu diperhtikan pula riwayat ibu saat

kehamilan serta pada kehamilan yang lalu.

Hipoglikemia dapat bersifat sementara akibat kekurangan produksi glukosa karena

kurangnya depot glikogen dihati atau menurunnya glukoneogenesis lemak dan asam amino. Pada

hipoksia, pembentukan energy dari glukosa menurun dengan akibat kerusakan neuron.

Hipoglikemi dapat terjadi  pada bayi dari ibu penderita diabetes mellitus, pada BBLR, 

dismaturitas dan bayi dengan penyakit umum yang berat seperti sepsis, meningitis, dan

sebagainya.

Page 4: MAKALAH HIPOGLIKEMI

Pada tingkat tertentu hipoglikemi pada neonatus dapat menyebabkan kematian. Peran

bidan sangatlah penting untuk mendeteksi dini dan memberikan pelayanan kesehatan yang tepat

agar tidak terjadi kematian sehingga MDGs dapat dicapai dengan baik. Untuk itu penulis

membuat makalah ini agar dapat dijadikan salah satu referensi untuk para bidan.

1.2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dari makalah ini adalah “ Bagaimanakah asuhan kebidanan yang tepat pada

neonatus dengan hipoglikemi ? ”.

1.3. Tujuan Penulisan

a. Tujuan Umum

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk dapat memberikan asuhan kebidanan yang tepat

pada neonatus dengan hipoglikemi.

b. Tujuan Khusus

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui:

1). Pengertian hipoglikemia

2). Etiologi hipoglikemia

3). Patofisiologi hipoglikemia

4). Tanda dan gejala hipoglikemia

5). Diagnosis hipoglikemia

6). Penatalaksanaan hipoglikemia

7). Prognosis hipoglikemia

1.4. Manfaat Penulisan

a.    Bagi Penulis

Dengan penulisan makalah ini penulis dapat menambah ilmu pengetahuan penulis tentang

hipoglikemi pada neonatus serta mengetahui penanganan dan asuhan kebidanan yang tepat pada

kasus tersebut.

b.    Bagi Pembaca

Dengan pembuatan makalah ini diharapkan dapat dijadikan salah satu referensi bagi pembaca.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 5: MAKALAH HIPOGLIKEMI

2.1.  Pengertian Hipoglikemia

Saat lahir, bayi harus melakukan transisi dari yang tadinya mendapat suplay nutrisi dari

plasenta menjadi pemberian makanan per oral. Pada awal kelahiran, Energi tambahan yang

diperlukan neonatus jam-jam pertama diambil dari hasil metabolisme asam lemak sehingga

kadar gula darah mencapai 120 mg/100 mg.

Hipoglikemia adalah suatu keadaan dimana kadar gula darah (glukosa) secara abnormal

rendah. Istilah hepoglikemia digunakan bila kadar gula darah bayi secara bermakna dibawah

kadar rata-rata. Dikatakan hepoglikemia bila kadar glukosa darah kurang dari 30 mg/dl pada

semua neonatus tanpa menilai masa gestasi atau ada tidaknya gejala hepoglikemia. Umumnya

hepoglikemia terjadi pada neonatus umur 1 – 2 jam. Hal ini disebabkan oleh karena bayi tidak

mendapatkan lagi glukosa dari ibu, sedangkan insulin plasma masih tinggi dengan kadar glukosa

darah yang menurun.

Hipoglikemia merupakan konsentrasi glukosa dalam darah berkurangnya secara abnormal

yang dapat menimbulkan gemetaran, keringat dan sakit kepala apabila kronik dan berat, dapat

menyebabkan manifestasi susunan saraf pusat (Kamus Kedokteran Dorland:2000).

Hipoglikemia neonatorum adalah masalah pada bayi dengan kadar glukosa darah kurang

dari 40 -45mg/dl (Sudarti dkk: 2010).

Keadaan dimana bila kadar gula darah bayi di bawah kadar rata-rata bayi seusia dan berat

badan aterm (2500 gr atau lebih) < 30mg/dl dalam 72 jam pertama, dan < 40mg/dl pada hari

berikutnya.

Sel otak tidak mampu hidup jika kekurangan glukose. Hypoglikemi dapat terjadi

berkaitan dengan banyak penyakit, misalnya pada neonatus dengan ibu diabetes dan mengalami

Hyperglikemi in utero, atau sebagai komplikasi cidera dingin. Selama masa menggigil simpanan

glikogen tubuh tidak mencukupi, tetapi jika dihangatkan terjadi peningkatan kebutuhan glikogen.

Simpanan glikogen menurun dan cadangan tidak dapat memenuhi kebutuhan pada pemanasan.

Nilai kadar glukose darah/plasma atau serum untuk diagnosis Hipoglikemia pada

berbagai kelompok umur anak :

Kelompok Umur Glokuse <mg/dl Darah Plasma/serumBayi/anak <40 mg/100 ml <45 mg/100 ml

Page 6: MAKALAH HIPOGLIKEMI

Neonatus

* BBLR

* BCB

0 - 3 hr

3 hr

<20 mg/100 ml

<30 mg/100 ml

<40 mg/100 ml

<25 mg/100 ml

<35 mg/100 ml

<45 mg/100 mlHipoglikemia pada neonates :

a.  Untuk setiap neonatus manapun, kadar glukosa <40-45mg/dL dianggap tidak normal

b.   Menurut WHO hipoglikemi adalah bila kadar glukosa/gula darah <47 mg/dL

c.   Gejala sering tidak jelas/asimptomatik, semua tenaga kesehatan perlu mewaspadai kemungkinan

adanya hipoglikemia

d.   Diagnosis dini dan pengobatan yang tepat dapat mencegah konsekuensi yang serius

2. 2. Etiologi Hipoglikemia

Secara garis besar hipoglikemia dibagi menjadi dua bagian besar, yaitu: kelainan yang

menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan dan produksi glukosa kurang.

a.    Kelainan yang menyebabkan pemakaian glukosa berlebihan

Hiperinsulinisme (bayi dari ibu penderita diabetes), hipoglikemia hiperinsulinisme menetap pada

bayi, tumor yang memproduksi insulin dan child abuse. Hiperinsulinisme menyebabkan

pemakaian glukosa yang berlebihan terutama akibat rangsangan penggunaan glukosa oleh otot

akibat sekresi insulin yang menetap. Kelainan ini diketahui sebagai hipoglikemia hiperinsulin

endogen menetap pada bayi yang sebelumnya disebut sebagai nesidioblastosis.

Defek pada pelepasan glukosa (defek siklus Krebs, defek ”respiratory chain”). Kelainan ini

sangat jarang, mengganggu pembentukan ATP dari oksidasi glukosa, disini kadar laktat sangat

tinggi.

Defek pada produksi energi alternatif (defisiensi Carnitine acyl transferase. Kelainan ini

mengganggu penggunaan lemak sebagai energi, sehingga tubuh sangat tergantung hanya pada

glukosa. Ini akan menyebabkan masalah bila puasa dalam jangka lama yang seringkali

Page 7: MAKALAH HIPOGLIKEMI

berhubungan dengan penyakit gastrointestinal. Sepsis atau penyakit dengan hipermetabolik,

termasuk hipertiroidism

b.      Kelainan yang menyebabkan kurangnya produksi glukosa

1. Simpanan glukosa tidak adekuat (prematur, bayi SGA, malnutrisi, hipoglikemia ketotik)

Kelainan ini sering sebagai penyebab hipoglikemia, disamping hipoglikemia akibat pemberian

insulin pada diabetes. Hal ini dapat dibedakan dengan melihat keadaan klinis dan adanya

hipoglikemia ketotik, biasanya terjadi pada anak yang kurus, usia antara 18 bulan sampai 6

tahun, biasanya terjadi akibat masukan makanan yang terganggu karena bermacam sebab

Penelitian terakhir mekanisme yang mendasari hipoglikemia ketotik adalah gagalnya

glukoneogenesis

2. Kelainan pada produksi glukosa hepar

Kelainan ini menurunkan produksi glukosa melalui berbagai defek, termasuk blokade pada

pelepasan dan sintesis glukosa, atau blokade atau menghambat gluikoneogenesis. Anak yang

menderita penyakit ini akan dapat beradaptasi terhadap hipoglikemia,karena penyakitnya bersifat

kronik Kelainan hormonal (panhypopituitarisme, defisiensi hormon pertumbuhan

3.  Defisiensi kortisol dapat primer atau sekunder.

Hal ini karena hormone pertumbuhan dan kortisol berperan penting pada pembentukan energi

alternative dan merangsang produksi glukosa. Kelainan ini mudah diobati namun yang sangat

penting adalah diagnosis dini.

2.3. Patofisiologi Hipoglikemia

Hipoglikemi sering terjadi pada berat lahir rendah (BBLR), karena cadangan glukosa

rendah. Pada ibu diabetes mellitus (DM) terjadi transfer glukosa yang berlebihan pada janin

sehingga respons insulin juga meningkat pada janin. Saat lahir dimana jalur plasenta terputus

maka transfer glukosa berhenti sedangkan respon insulin masih tinggi (transient hiperinsulinism)

sehingga terjadi hipoglikemi.

Hipoglikemi adalah masalah serius pada bayi baru lahir, karena dapat menimbulkan

kejang yang berakibat terjadinya hipoksi otak. Bila tidak dikelola dengan baik akan

menimbulkan kerusakan pada susunan syaraf pusat bahkan sampai kematian. Kejadian

hipoglikemi lebih sering didapat pada bayi dari ibu dengan diabetes mellitus. Glukosa

Page 8: MAKALAH HIPOGLIKEMI

merupakan sumber kalori yang penting untuk ketahanan hidup selama proses persalinan dan

hari-hari pertama pasca lahir.

Setiap stress yang terjadi mengurangi cadangan glukosa yang ada karena meningkatkan

penggunaan cadangan glukosa, misalnya pada asfiksia, hipotermi, gangguan pernafasan.

2.4. Tanda dan Gejala Hipoglikemia

Hipoglikemia bisa menunjukan gejala ataupun tidak. Kecurigaan tinggi harus selalu

diterapkan dan selalu antisipasi hipoglikemia pada neonatus dengan faktor risiko

a. Tremor : Adalah gerakan tangan yang tidak disadari, bolak balik dan ritmik, mungkin juga

mengenai suara dan bagian lain.

b. Sianosis : Adalah warna kulit dan membran mukosa kebiruan atau pucat karena kandungan

oksigen yang rendah dalam darah.

c. Apatis : Adalah acuh tak acuh , diam , tak perduli

d. Kejang : Adalah keadaan kaku dan menengang

e. Apnea intermitten : Adalah terhentinya pernapasan secara tiba-tiba

f. Tangisan lemah/melengking

g. Letargi : Adalah keadaan lemah badan tidak ada dorangan melakukan kegiatan, nafsu tid

berlebihan( bila dibangunkan maka akan tidur lagi)

h. Kesulitan minum

i. Gerakan mata berputar/nistagmus

j. Keringat dingin

k. Pucat

l. Hipotermi : Adalah keadaan suhu tubuh yang turun hingga 35 derajat

m. Refleks hisap kurang

n. Muntah

Page 9: MAKALAH HIPOGLIKEMI

Saat timbulnya gejala bervariasi dari beberapa hari sampai satu minggu setelah lahir.

Berikut ini merupakan gejala klinis yang dimulai dengan frekuensi tersering, yaitu gemetar atau

tremor, serangan sianosis, apati, kejang, serangan apnea intermiten atau takipnea, tangis yang

melemah atau melengking, kelumpuhan atau letargi, kesulitan minum dan terdapat gerakan putar

mata. Dapat pula timbul keringat dingin, pucat, hipotermia, gagal jantung dan henti jantung.

Sering berbagai gejala timbul bersama-sama. Karena gejala klinis tersebut dapat disebabkan oleh

bermacam-macam sebab, maka bila gejala tidak menghilang setelah pemberian glukosa yang

adekuat, perlu dipikirkan penyebab lain        

2.5. Diagnosis Hipoglikemia

Presentasi klinis hipoglikemia mencerminkan penurunan ketersediaan glukosa untuk SSP

serta stimulasi adrenergik disebabkan oleh tingkat darah menurun atau rendah gula. Selama hari

pertama atau kedua kehidupan, gejala bervariasi dari asimtomatik ke SSP dan gangguan

cardiopulmonary. Kelompok berisiko tinggi yang membutuhkan skrining untuk hipoglikemia

pada satu jam pertama kehidupan meliputi:

a.       Bayi yang baru lahir yang beratnya lebih dari 4 kg atau kurang dari 2 kg

b.     Besar usia kehamilan (LGA) bayi yang berada di atas persentil ke-90, kecil untuk usia

kehamilan (SGA) bayi di bawah persentil ke-10, dan bayi dengan pembatasan pertumbuhan

intrauterin

c.       Bayi yang lahir dari ibu tergantung insulin (1:1000 wanita hamil) atau ibu dengan diabetes

gestasional (terjadi pada 2% dari wanita hamil)

d.      Usia kehamilan kurang dari 37 minggu

e.       Bayi yang baru lahir diduga sepsis atau lahir dari seorang ibu yang diduga menderita

korioamnionitis

f.       Bayi yang baru lahir dengan gejala sugestif hipoglikemia, termasuk jitteriness, tachypnea,

hypotonia, makan yang buruk, apnea, ketidakstabilan temperatur, kejang, dan kelesuan

g.      Selain itu, pertimbangkan skrining hipoglikemia pada bayi dengan hipoksia yang signifikan,

gangguan perinatal, nilai Apgar 5 menit kurang dari 5, terisolasi hepatomegali (mungkin

glikogen-penyimpanan penyakit), mikrosefali, cacat garis tengah anterior, gigantisme,

Makroglosia atau hemihypertrophy (mungkin Beckwith-Wiedemann Syndrome), atau

Page 10: MAKALAH HIPOGLIKEMI

kemungkinan kesalahan metabolisme bawaan atau ibunya ada di terbutalin, beta blocker, atau

agen hipoglikemik oral

h.      Terjadinya hiperinsulinemia adalah dari lahir sampai usia 18 bulan. Konsentrasi insulin yang

tidak tepat meningkat pada saat hipoglikemia didokumentasikan. Hiperinsulinisme neonatal

Transient terjadi pada bayi makrosomia dari ibu diabetes (yang telah berkurang sekresi glukagon

dan siapa produksi glukosa endogen secara signifikan dihambat). Secara klinis, bayi ini

makrosomia dan memiliki tuntutan yang semakin meningkat untuk makan, lesu intermiten,

jitteriness, dan kejang jujur.

2.6. Penatalaksanaan Hipoglikemi

MANAJEMEN

Glukosa darah kurang 25 mg/dL (1,1 mmol/L) atau terdapat tanda hipoglekemi

Pasang jalur IV jika belum terpasang

Berikan glukosa10% 2 ml/kg secara IV bolus pelan dalam lima menit.

Infus glukosa 10% sesuai kebutuhan rumatan.

Periksa kadar glukosa darah satu jam setelah bolus glukosa dan kemudian tiap 3 jam :

Jika kadar glukosa darah masih kurang 25 mg/dL (1,1 mmol/L),ulangi pemberian

bolus glukosa seperti tersebut diatas dan lanjutkan pemberian infuse,

Jika kadar glukosa darah 25-45 mg/dL (1,1 mmol/L), lanjutkan infuse dan ulangi

pemeriksaan kadar glukosa setiap tiga jam sampai kadar glukosa 45 mg/dL (2,6

mmol/dL) atau lebih.

Bila kadar glukosa darah 45 mg/dL (2,6 mmol/dL), atau lebih dalam dua kali

pemeriksaan berturut turut, ikuti petunjuk tentang frekuensi pemeriksaan kadar

glukosa darah setelah kadar glukosa darah kembali normal.

Anjurkan ibu menyusui. Bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras dengan

menggunakan salah satu cara pemberian minum.

Bila kemampuan minum bayi meningkat turunkan pemberian cairan infuse setiap hari

secara bertahap. Jangan menghentikan infuse glukosadengan tiba tiba.

Jika jalur IV tidak dapat dipasang dengan cepat, berikan larutan glukosa melalui pipa lambung dengan dosis yang sama.

Page 11: MAKALAH HIPOGLIKEMI

GLUKOSA darah 25 mg/dL (1,1 mmol/L) -45 mg/dL (2,6 mmol/L) tanpa tanda

hypoglekemia.

Anjurkan ibu menyusui, bila bayi tidak dapat menyusu, berikan ASI peras dengan

menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.

Pantau tanda hypoglikemi dan bila dijumpai tanda tersebut tangani seperti terebut

diatas

Periksa kadar glukosa darah dalam tiga jam atau sebelum pemberian minum

berikutnya:

Jika kadar glukosa darah kurang 25 mg/dL (1,1 mmol/L ), atau terdapat tanda

hypoglikemi, tangani seperti tersebut diatas.

Jika kadar glukosa darah masih antara 25-45 mg/dL (1,1-2,6 mmol/L),

naikkan frekuensi pemberian ASI atau naikkan volume pemberian minum

dengan menggunakan salah satu alternatif cara pemberian minum.

Jika kadar glukosa darah 45 mg/dL (2,6 mmol/L) atau lebih, liha tentang

frekuensi pemeriksaan kadar glukosa darah dibawah ini.

FREKUENSI PEMERIKSAAN GLUKOSA DARAH SETELAH KADAR GLUKOSA

DARAH NORMAL

Jika bayi mendapatkan cairan IV, untuk alasan apapun , lanjutkan pemeriksaan kadar

glukosa darah setiap 12 jam selama bayi masih memerlukan infuse. Jika kapan saja kadar

glukosa darah turun , tangani seperti tersebut diatas.

Jika bayi sudah tidak lagi mendapat infuse cairan IV, periksa kadar glukosa darah setiap

12 jam sebanyak dua kali pemeriksaan ;

Jika kapan saja kadar glukosa darah turun, tangani seperti tersebut diatas

Jika kadar glukosa darah tetap normal selama waktu tersebut, maka pengukuran

dihentikan.

2.7. Prognosis Hipoglikemia

Jika tidak diobati, Hipoglikemia yang berat dan berkepanjangan dapat menyebabkan

kematian pada setiap golongan umur. Pada neonatus prognosis tergantung dari berat, lama,

Page 12: MAKALAH HIPOGLIKEMI

adanya gejala-gejala klinik dan kelainan patologik yang menyertainya, demikian pula etiologi,

diagnosis dini dan pengobatan yang adekuat :

a.       Hipoglikemia neonatus

Berdasarkan tingkat beratnya Hipoglikemia neonatus dapat digolongkan:

1.         Hipoglikemia transisional

Prognosisnya baik dan tergantung kepada kelainan yang mendasarinya misal : asfiksia perinatal.

Tidak ada korelasi antara rendahnya kadar gula dengan mortalitas/morbiditas bayi. Kebanyakan

bayi tetap hidup walaupun dengan kadar gula 20 mg/100 ml.

2.         Hipoglikemia sekunder

Mortalitas neonatus pada kelompok ini disebabkan oleh kelainan yang menyertainya. Bayi yang

menderita Hipoglikemia tipe ini, sedikit menderita sekuele akibat Hipoglikemianya, tetapi lebih

banyak akibat kelainan patologik yang menyertainya.

3.       Hipoglikemia transien

Bayi yang termasuk dalam kelompok ini bila tidak diobati akan mati. Bayi-bayi tersebut

seringkali pada BBLR dan KMK yang bisa disertai dengan komplikasi akibat BBLR dan KMK

sendiri, demikian pula masalah-masalah perinatal yang bisa menyebabkan ganggguan mental,

perilaku dan kejang-kejang yang tidak ada hubungannya dengan hipoglikemia.

Pada penelitian prospektif dengan menggunakan kontrol, bayi-bayi kelompok ini yang diamati

sampai umur 7 tahun ternyata terdapat gangguan intelektual yang minimal, tetapi tidak ada cacat

nerologik yang berat.

4.       Hipoglikemia berat (berulang)

Kelompok ini bisa dibagi atas beberapa katagori yang masing-masing mempunyai masalah

tersendiri yang mempengaruhi prognosisnya.

a) Defisiensi hormon multipel (hipopituitarisme bawaan)

Sering kali disertai Hipoglikemia berat bahkan fatal pada hari-hari pertama, nampaknya

akibat defisiensi hormon hipofise anterior. Dari 26 kasus yang dilaporkan 2/3 meninggal (5 pada

hari pertama, 4 pada masa neonatus dan 5 antara umur 2 bulan sampai 17 tahun). Beberapa di

antaranya yang hidup menunjukkan gejala retardasi.

Prognosis terhadap perkembangannya tergantung dari adanya defisiensi hormon-hormon

lainnya dan berhasilnya pengobatan substitusi.

b) Kelebihan hormon (hiperinsulinisme)

Page 13: MAKALAH HIPOGLIKEMI

Pada sindroma Beckwith Wiedemann, retardasi mental kemungkinan disebabkan oleh H

yang tidak diobati, meskipun dengan pengobatan adekuat prognosis masih meragukan, sebab

adanya anomali multipel yang menyertainya.

c)    Infant giants (Foetopathia Diabetica) :

Biasanya memperlihatkan hipoglikemia berat dan tidak ada respon terhadap pengobatan

medikamentosadan memerlukan pankreatektomi total. Mereka yang hidupo biasanya

memperlihatkan retardasi perkembangan yang sedang atau berat.

d)  Adenma sel beta :

Pada penderita yang diamati, bayi-bayi yang hidup menunjukkan perawakan yang relatif

pendek tetapi ada yang menderita diabetes dan beberapa diantaranya memperlihatkan gangguan

neurologik sedang atau berat, gangguan mental dan sering kali dengan kejang-kejang. Maka,

penting diagnosis dini dan tindakan bedah yang segera.

e) Gangguan metabolisme hidrat arang:

Prognosis tergantung darimana masing-masing penyebabnya, misalnya hipoglikemia bisa

fatal pada hari pertama, untuk glycogen strorage disease.

f)  Gangguan metabolisme asam amino yang disertai hipoglikemia,

misalnya: Maple syrup urine disease, asidemiametilmalok. Masing-masing mempunyai

pragnosis yang meragukan.

Page 14: MAKALAH HIPOGLIKEMI

BAB III

PENUTUP

4.1.  Kesimpulan

Hipoglikemia ialah suatu penurunan abnormal kadar gula darah atau kondisi

ketidaknormalan kadar glukosa serum yang rendah. Frekuensi hipoglikemia pada bayi/anak

belum diketahui pasti.

Hipoglikemia dapat disebabkan oleh berbagai kelainan mekanisme kontrol pada

metabolisme glukose, antara lain : inborn erors of metabolism, perubahan keseimbangan

endokrin dan pengaruh obat-obatan maupun toksin.

Hipoglikemia simtomatik pada neonatus cenderung terjadi selama 6-12 jam kehidupan.

Sering menyertai penyakit-penyakit seperti : distress perinatal, terlambat pemberian minum dan

bayi dari ibu DM.

Pada bayi/anak, gejala-gejala hipoglikemia dapat berupa: gerakan motorik tidak

terkoordinasi, pucat, cengeng, ataksia, strabismus, kejang, malas/lemah, tidak ada perhatian dan

gangguan tingkah laku. Hipoglikemia bisa disertai atau tidak dengan banyak keringat dan

takhikardi.

Jika tidak diobati, Hipoglikemia yang berat dan berkepanjangan dapat menyebabkan

kematian pada setiap golongan umur. Pada neonatus prognosis tergantung dari berat, lama,

adanya gejala-gejala klinik dan kelainan patologik yang menyertainya, demikian pula etiologi,

diagnosis dini dan pengobatan yang adekuat.

4.2.Saran

Diperlukan suatu pemahaman yang baik agar tidak salah dalam memahami tentang

pengertian, etiologi, manifestasi klinik, penanganan dan pragnosis dari hipoglikemia terhadap

bayi baru lahir.

Page 15: MAKALAH HIPOGLIKEMI

DAFTAR PUSTAKA

http://growupclinic.com/2012/08/10/penanganan-terkini-hipoglikemia-pada-bayi/. Diakses tanggal 27 November 2013. Jam 20.00

http://www.nbci.ca/index.php?option=com_content&view=article&id=371:hypoglycaemia-of-the-newborn-low-blood-sugar&catid=29:information-indonesian&Itemid=67. Diakses 27 November 2013. Jam 20.10

http://lenteraimpian.wordpress.com/2010/03/02/hipoglikemia/. Diakses 27 November 2013. Jam 20.30

M Sacharin, Rosa. 1986. Prinsip Keperawatan Pediatrik., Jakarta: EGC.

Markun. AH.1999. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. Jakarta : Balai Penerbit FKUI

Masjoer, Arif, dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapus.

Nelson Waldo E. 2000. Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Volume 1. Jakarta : EGC

Saifudin, Abdul Bari, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal. Jakarta:

Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardj

Page 16: MAKALAH HIPOGLIKEMI