Peranan Dokter Puskesmas Dalam Peningkatan Kualitas Pelayanan Kesehatan
Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)
-
Upload
alex-rahma -
Category
Documents
-
view
2.507 -
download
163
Transcript of Makalah Fisika-Kesehatan (Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan)
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Fisika biasanya menjadi mata pelajaran yang paling ditakuti, padahal
ilmu fisika merupakan salah satu disiplin ilmu pada ilmu pengetahuan, fisika
bisa dikatakan ilmu yang mempelajari gerak-gerak partikel pada alam
semesta ini, kajian-kajian tentang fisika sangat luas sampai mencakup hal
yang paling kecil dan paling besar di jagad raya ini, hal ini terus
dikembangkan sampai pada saat ini.
Penemu-penemu ternama, misalnya Sir Isac Newton yang
menjelaskan secara rinci mengenai gravitasi pada alam semesta maupun
beliau dapat menjelaskan gerak-gerak pada alam semesta. Albert Einstein
yang dapat membuat teori perhitungan tentang gravitasi, yang selanjutnya
dapat dibuktikan di Cambridge University oleh Eddington seorang fisikawan
asal English. para penemu terdahululah yang menghilhami fisikawan
sekarang untuk terus berkarya.
Sampai pada saai ini fisika terus berkembang, banyak bidang-bidang
baru dalam fisika misalnya Geofisika, Astronomi, fisika nuklir dan masih
banyak lagi, tapi ada satu bidang baru yang sangat berpengaruh dalam
kehidupan yaitu fisika medik atau biasa disebut fisika kesehatan, walaupun
bidang ini jarang terdengar tapi fisika medik inilah yang banyak membantu
tenaga-tenaga medik di RSU-RSU indonesia, misalnya pengembangan baru-
baru ini tentang pengembangan radioterapi oleh Supriyanto Ardjo Pawiro
Fisikawan UI, radioterapi inilah yang digunakan untuk pasien penderita
kanker pada saat ini.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah:
1. Bagaimana Konsep /Teori Fisika terhadap kesehatan?
2. Bagaimana Penerapan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan?
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep / Teori Fisika Terhadap Kesehatan
Fisika berasal dari bahasa Yunani, physikos yang berarti ‘alamiah’.
Karena itu Fisika merupakan suatu ilmu pengetahuan dasar yang mempelajari
gejala-gejala alam dan interaksinya yang terjadi di alam semesta ini. Hal-hal
yang dibicarakan di dalam fisika, selalu didasarkan pada pengamatan
eksperimental dan pengukuran yang bersifat kuantitatif.
Fisika terbagi atas dua bagian yaitu :
1. Fisika klasik yang meliputi bidang : Mekanika, Listrik Magnet,
Panas,Bunyi, Optika dan Gelombang.
2. Fisika Modern adalah perkembangan Fisika mulai abad 20 yaitu
penemuan Relativitas Einsten.
Ilmu Fisika mendukung perkembangan teknologi, enginering,
kedokteran dan lain-lain. Untuk menggambarkan suatu fenomena yang terjadi
atau dialami suatu benda,diperlukan pengukuran berbagai besaran-besaran
fisika.
Konsep fisika dalam dinamika yang juga dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan gerak suatu benda yang menghubungkan pengaruh luar
(gaya) dengan keadaan gerak benda, selain hukum Newton adalah konsep
usaha (kerja) dan energi (tenaga). Bedanya dengan konsep hukum newton,
usaha dan energi adalah besaran skalar. Karena itu, untuk beberapa kasus,
konsep usaha-energi dapat lebih mudah digunakan untuk mengetahui keadaan
gerak suatu benda akibat pengaruh luar (gaya).
B. Usaha
Dalam fisika, usaha merupakan proses perubahan Energi dan usaha ini
selalu dihubungkan dengan gaya (F) yang menyebabkan perpindahan (s)
suatu benda. Dengan kata lain, bila ada gaya yang menyebabkan perpindahan
suatu benda, maka dikatakan gaya tersebut melakukan usaha terhadap benda.
2
Usaha yang dilakukan oleh gaya konstan adalah hasil kali skalar
vektor gaya dan vektor perpindahan benda, hasil kali komponen gaya dalam
arah gerakan dan besar perpindahan titik tangkap gaya tersebut :
W=F cos θ Δx = Fx Δx
dengan θ adalah sudut antara vektor gaya dan vektor perpindahan
benda.
C. Energi
Energi sering juga disebut dengan tenaga. Dalam kehidupan sehari-
hari energi dihubungkan dengan gerak, misal orang yang energik artinya
orang yang selalu bergerak tidak pernah diam. Energi dihubungkan juga
dengan kerja. Jadi Energi didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
kerja.
Dalam Fisika energi dihubungkan dengan gerak, yaitu kemapuan
untuk melakukan kerja mekanik. Energi dialam adalah besaran yang kekal,
dengan sifat-sifat sebagai berikut :
1. Transformasi energi : energi dapat diubah menjadi energi bentuk lain,
tidak dapat hilang misal energi pembakaran berubah menjadi energi
penggerak mesin
2. Transfer energi : energi dapat dipindahkan dari suatu benda kebenda
lain atau dari sistem ke sistem lain, misal kita memasak air, energi dari
api pindah ke air menjadi energi panas, energi panas atau kalor dipindah
lagi keuap menjadi energi uap
3. Kerja : energi dapat dipindah ke sistem lain melalui gaya yang
menyebabkan pergeseran, yaitu kerja mekanik
4. Energi tidak dapat dibentuk dari nol dan tidak dapat dimusnahkan
Sumber-sumber energi yang banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari misalnya: energi minyak bumi, energi batubara, energi air terjun,
energi angin, energi nuklir dan energi kimia. Bagi tubuh manusia energi
didapatkan dari nutrisi makanan. Satuan energi dalam standar internasional
adalah Joule. Berkaitan dengan energi nutrisi biasanya digunakan kalori atau
Kilokalori (Kkal), dimana 4,2 Joule setara dengan 1 kalori.
3
1) Macam-Macam Energi
Terdapat banyak definisi jenis energi, tetapi yang paling sering
dibahas dalam sistem gerak adalah energi kinerik dan energi potensial.
Energi didasarkan bentuk konversinya sangat banyak, antara lain: energi
kimia, energi listrik, energi cahaya, energi bunyi, energi mekanik dan
lain-lain.
a. Energi Kinetik
Sebuah benda yang bermassa m dan bergerak dengan laju v,
mempunyai energi kinetik sebesar Ek dengan kata lain , energi
kinetik suatu benda adalah energi yang dipunyai benda yang
bergerak. Berarti setiap benda yang bergerak, mempunyai energi
kinetik Ek, secara matematis, energi kinetik dapat ditulis sebagai:
Ek = 1/2 mv^2
Dimana
m = massa benda (kg)
v = laju benda (m/s)
Ek = energi kinetik (joule)
b. Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki akibat
kedudukan benda tersebut terhadap bidang acuannya. Sedangkan
yang dimaksud dengan bidang acuan adalah bidang yang diambil
sebagai acuan tempat benda mempunyai energi potensial sama
dengan nol. Sebagai contoh dari energi potensial, adalah energi pegas
yang diregangkan, energi karet ketapel, energi air terjun.
Perumusan energi potensial, secara matematis dapat ditulis
Ep = m g h
Dimana :
m = massa benda (kg)
g = percepatan gravitasi (m/s 2 )
h = ketinggian dari muka bumi (m)
Ep = energi potensial (joule)
4
Tubuh kita yang berkedudukan h meter dari tanah/lantai
memiliki Energi Potensial terhadap tanah. Dalam hal ini, bidang
lantai dianggap sebagai bidang acuan.
2) Sumber Energi Tubuh Manusia
Manusia dalam melakukan kegiatan/aktivitas setiap hari
membutuhkan energi, baik untuk bergerak maupun untuk bekerja.
Kemampuan tubuh manusia untuk melangsungkan kegiatannya
dipengaruhi oleh struktur fisiknya. Tubuh manusia terdiri dari struktur
tulang, otot, syaraf, dan proses metabolisme.
Rangkah tubuh manusia disusun dari 206 tulang yang berfungsi
untuk melindungi dan melaksanakan kegiatan fisiknya, dimana tulang-
tulang tersebut dihubungkan dengan sendi-sendi otot yang dapat
berkontraksi.
Otot-otot ini berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi
mekanik, dimana kegiatannya dikontrol oleh sistem syaraf sehingga
dapat bekerja secara optimal. Hasil dari proses metabolisme yang terjadi
di otot, berupa kumpulan proses kimia yang mengubah bahan makanan
menjadi dua bentuk, yaitu energi mekanik dan energi panas. Proses dari
pengubahan makanan dan air menjadi bentuk energy.
Tubuh manusia disusun dari 100 triliun sel dan mempunyai sifat
dasar tertentu yang sama. Setiap sel digabung oleh struktur penyokong
intrasel, dan secara khusus beradaptasi untuk melakukan fungsi tertentu.
Dari total sel yang ada tersebut, 25 triliun sel merupakan sel darah merah
yang mempunyai fungsi sebagai alat tranportasi bahan makanan dan
oksigen di dalam tubuh dan membawa karbon dioksida menuju paru-paru
untuk dikeluarkan. Disamping itu, hampir semua sel juga mempunyai
kemampuan untuk berkembang biak, walaupun sel-sel tertentu rusak
karena suatu sebab, sel-sel yang tersisa dari jenisnya akan membelah diri
secara kontinyu sampai jumlah yang sesuai/membentuk seperti semula.
Semua sel menggunakan oksigen sebagai salah satu zat utama untuk
membentuk energi, dimana mekanisme umum perubahan zat gizi
menjadi energi di semua sel pada dasarnya sama.
5
Bahan makanan yang berupa karbohidrat, lemak, dan protein
yang dioksidasi akan menghasilkan energi. Energi dari karbohidrat,
lemak, dan protein semuanya digunakan untuk membentuk sejumlah
besar Adenosine TriPosphate (ATP), dan selanjutnya ATP tersebut
digunakan sebagai sumber energi bagi banyak fungsi sel. Bila ATP di
urai secara kimia sehingga menjadi Adenosine DiPosphate (ADP) akan
menghasilkan energi sebesar 8 kkal/mol, dan cukup untuk
berlangsungnya hampir semau langkah reaksi kimia dalam tubuh.
Beberapa reaksi kimia yang memerlukan energi ATP hanya
menggunakan beberapa ratus kalori dari 8 kkal yang tersedia, sehingga
sisa energi ini hilang dalam bentuk panas. Beberapa fungsi utama ATP
sebagai sumber energi adalah untuk mensintesis komponen sel yang
penting, kontraksi otot, dan transport aktif untuk melintasi membran sel.
Bila dilihat secara persentase, energi yang menjadi panas sebesar
60% selama pembentukan ATP, kemudian lebih banyak lagi energi yang
menjadi panas sewaktu dipindahkan dari ATP ke sistem fungsional sel.
Sehingga hanya 25% dari seluruh energi dari makanan yang digunakan
oleh sistem fungsional sel.
Dan walaupun demikian, sebagian besar energi ini juga menjadi
panas karena:
• Energi untuk sistesis protein dan unsur-unsur pertumbuhan lain. Bila
protein disintesis menyebabkan banyak ATP digunakan untuk
membentuk ikatan peptida dan ia menyimpan energi dalam rantai
ini, terdapat pertukaran protein secara terus-menerus, sebagian
didegradasi dan sementara protein lainnya dibentuk. Energi yang
disimpan dalam ikatan peptida dikeluarkan dalam bentuk panas ke
dalam tubuh.
• Energi untuk aktivitas otot. Sebagian besar energi ini dengan mudah
melawan viskositas otot itu sendiri atau jaringan sekelilingnya
sehingga anggota badan dapat bergerak. Pergerakan liat ini
menyebabkan gesekan dalam jaringan akan menimbulkan panas.
6
• Energi untuk jantung memompa darah. Darah merenggangkan
sistem arteri sehingga menyebabkan reservoar energi potensial. Pada
saat darah mengalir melalui pembuluh darah kapiler, gesekan dari
lapisan darah yang mengalir satu sama lain terhadap dinding
pembuluh mengubah energi ini menjadi panas.
Oleh karena itu, dapat dikatakan semua energi yang digunakan
oleh tubuh diubah menjadi panas, kecuali di otot yang digunakan untuk
melakukan beberapa bentuk kerja di luar tubuh.
D. Penerapan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan
1) BioOPTIK
a. Komponen Indera Penglihatan
Banyak pengetahuan yang kita peroleh melalui suatu
penglihatan. Untuk membedakan gelap dan terang tergantung atas
penglihatan seseorang. Ada tiga komponen pada penginderaan
penglihatan :
1. Sistem syaraf mata yang memberi informasi ke otak
2. Mata memfokuskan bayangan pada retina
3. Korteks penglihatan salah satu bagian yang menganalisa
penglihatan tersebut.
b. Bagian-bagian Mata
Bagian-bagian pada mata terdiri dari :
1. Retina
Terdapat rod (batang) dan kones (kerucut). Fungsi rod
untuk melihat pada malam hari sedangkan kone untuk melihat
siang hari. Dari retina ini akan dilanjutkan ke saraf optikus.
[dijelaskan lebih lanjut di bagian 02]
2. Fovea sentralis
Daerah cekung yang berukuran 0,25 mm di tengah-
tengahnya terdapat macula lutea (bintik kuning).
7
3. Kornea dan lensa
Kornea merupakan lapisan mata paling depan dan
berfungsi memfokuskan benda dengan cara refraksi, tebalnya 0,5
mm sedangkan lensa terdiri dari kristal mempunyai dua
permukaan dengan jari jari kelengkungan 7,8 m fungsinya adalah
memfokuskan objek pada berbagai jarak.
4. Pupil
Di tengah-tengah iris terdapat pupil yang fungsinya
mengatur cahaya yang masuk. Apabila cahaya terang pupil
menguncup demikian sebaliknya.
c. Analogi Mata dan Kamera
Sistem optik mata serupa dengan kamera TV bahkan lebih
mahal oleh karena :
a. Mata bisa mengamati objek dengan sudut yang sangat besar
b. Tiap mata mempunyai kelopak mata dan ada cairan lubrikasi
c. Dalam satu detik dapat memfokuskan objek berjarak 20 cm
d. Mata sangat efektif pada intensitas cahaya 10 : 1
e. Diafragma mata di atur secara otomatis oleh iris
f. Kornea terdiri dari sel-sel hidup namun tidak mendapat
vaskularisasi
g. Tekanan bola mata diatur secara otomatis sehingga mencapai 20
mmHg
h. Tiap mata dilindungi oleh tulang
i. Bayangan yang terbentuk oleh mata akan diteruskan ke otak.
j. Bola mata dilengkapi dengan otot-otot mata yang mengatur
gerakan bola mata (m=muskulus = otot).
i. M. rektus medialis = menarik bola mata ke dalam
ii. M. rektus lateralis = menarik bola mata ke samping
iii. M. rektus superior = menarik bola mata ke atas
iv. M. rektus inferior = menarik bola mata ke bawah
v. M. obligus inferior = memutar ke samping atas
vi. M. obligus superior = memutar ke samping dalam.
8
Kelumpuhan salah satu otot mata akan timbul gejala yang
disebut strabismus (mata juling). Ada tiga macam strabismus yaitu
strabismus horizontal, vertical dan torsional.
d. Daya Akomodasi
Dalam hal memfokuskan objek pada retina, lensa mata
memegang peranan penting. Kornea mempunyai fungsi memfokuskan
objek secara tetap demikian pula bola mata (diameter bola mata 20 –
23 mm). kemampuan lensa mata untuk memfokuskan objek di sebut
daya akomodasi. Selama mata melihat jauh, tidak terjadi akomodasi.
Makin dekat benda yang dilihat semakin kuat mata / lensa
berakomodasi. Daya akomodasi ini tergantung kepada umur. Usia
makin tua daya akomodasi semakin menurun. Hal ini disebabkan
kekenyalan lensa/elastisitas lensa semakin berkurang.
Korelasi antara jarak titik dekat dengan berbagai usia
Umur (th) Titik dekat (cm)
10 >>>>> 7
20 >>>>> 10
30 >>>>> 14
40 >>>>> 22
50 >>>>> 40
60 >>>>> 200
Jarak terdekat dari benda agar masih dapat dilihat dengan jelas
dikatakan benda terletak pada “titik dekat” punktum proksimum. Jarak
punktum proksimum terhadap mata dinyatakan P (dalam meter) maka
disebut Ap (akisal proksimum); pada saat ini mata berakomodasi
sekuat-kuatnya (mata berakomodasi maksimum). Jarak terjauh bagi
benda agar masih dapat dilihat dengan jelas dikatakan benda terletak
pada titik jauh/punktum remotum. Jarak punktum remotum terhadap
mata dinyatakan r (dalam meter) maka disebut Ar (Aksial
Proksimum); pada saat ini mata tidak berakomodasi/lepas akomodasi.
Selisih A dengan Ar disebut lebar akomodasi, dapat dinyatakan :
9
Ac = Ap – Ar
Ac =lebar akomodasi yaitu perbedaan antara akomodasi
maksimal dengan lepas akomodasi maksimal.
Secara empiris A = 0,0028 (80 th – L) dioptri L = umur dalam
tahun.
Bertambah jauhnya titik dekat akibat umur disebut mata
presbiop. Presbiop ini bukan merupakan cacat penglihatan. Ada satu
dari sekian jumlah orang tidak mempunyai lensa mata . Mata
demikian disebut mata afasia.
2) Bioakustik 02
1. Definisi
Berkurangnya Pendengaran adalah penurunan fungsi
pendengaran pada salah satu ataupun kedua telinga.
Tuli adalah penurunan fungsi pendengaran yang sangat berat.
2. Penyebab
Penurunan fungsi pendengaran bisa disebabkan oleh:
Suatu masalah mekanis di dalam saluran telinga atau di dalam telinga
tengah yang menghalangi penghantaran suara (penurunan fungsi
pendengaran konduktif) Kerusakan pada telinga dalam, saraf
pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak (penurunan fungsi
pendengaran sensorineural).
Penurunan fungsi pendengaran sensorineural dikelompokkan
lagi menjadi:
- Penurunan fungsi pendengaran sensorik (jika kelainannya terletak
pada telinga dalam)
- Penurunan fungsi pendengaran neural (jika kelainannya terletak
pada saraf pendengaran atau jalur saraf pendengaran di otak).
10
Penurunan fungsi pendengaran sensorik bisa merupakan
penyakit keturunan, tetapi mungkin juga disebabkan oleh:
- Trauma akustik (suara yang sangat keras)
- Infeksi virus pada telinga dalam
- Obat-obatan tertentu
- Penyakit Meniere.
Penurunan fungsi pendengaran neural bisa disebabkan oleh:
- Tumor otak yang juga menyebabkan kerusakan pada saraf-saraf
di sekitarnya dan batang otak
- Infeksi
- Berbagai penyakit otak dan saraf (misalnya stroke) – Beberapa
penyakit keturunan (misalnya penyakit Refsum).
Pada anak-anak, kerusakan saraf pendengaran bisa terjadi
akibat:
- Gondongan
- Campak Jerman (rubella)
- Meningitis
- Infeksi telinga dalam.
Kerusakan jalur saraf pendengaran di otak bisa terjadi akibat
penyakit demielinasi (penyakit yang menyebabkan kerusakan pda
selubung saraf).
3. Gejala
Penderita penurunan fungsi pendengaran bisa mengalami
beberapa atau seluruh gejala berikut:
- kesulitan dalam mendengarkan percakapan, terutama jika di
sekelilingnya berisik
- terdengar gemuruh atau suara berdenging di telinga (tinnitus)
- tidak dapat mendengarkan suara televisi atau radio dengan
volume yang normal
11
- kelelahan dan iritasi karena penderita berusaha keras untuk bisa
mendengar
- pusing atau gangguan keseimbangan.
4. Diagnosa
a. Pemeriksaan Dengan Garputala
Pada dewasa, pendengaran melalui hantaran udara dinilai
dengan menempatkan garputala yang telah digetarkan di dekat
telinga sehingga suara harus melewati udara agar sampai ke
telinga.
Penurunan fungsi pendengaran atau ambang pendengaran
subnormal bisa menunjukkan adanya kelainan pada saluran
telinga, telinga tengah, telinga dalam, sarat pendengaran atau jalur
saraf pendengaran di otak.
Pada dewasa, pendengaran melalui hantaran tulang dinilai
dengan menempatkan ujung pegangan garputala yang telah
digetarkan pada prosesus mastoideus (tulang yang menonjol di
belakang telinga).
Getaran akan diteruskan ke seluruh tulang tengkorak,
termasuk tulang koklea di telinga dalam. Koklea mengandung sel-
sel rambut yang merubah getaran menjadi gelombang saraf, yang
selanjutnya akan berjalan di sepanjang saraf pendengaran.
Pemeriksaan ini hanya menilai telinga dalam, saraf pendengaran
dan jalur saraf pendengaran di otak.
Jika pendengaran melalui hantaran udara menurun, tetapi
pendengaran melalui hantaran tulang normal, dikatakan terjadi
tuli konduktif. Jika pendengaran melalui hantaran udara dan
tulang menurun, maka terjadi tuli sensorineural. Kadang pada
seorang penderita, tuli konduktif dan sensorineural terjadi secara
bersamaan.
12
b. Audiometri
Audiometri dapat mengukur penurunan fungsi
pendengaran secara tepat, yaitu dengan menggunakan suatu alat
elektronik (audiometer) yang menghasilkan suara dengan
ketinggian dan volume tertentu.
Ambang pendengaran untuk serangkaian nada ditentukan
dengan mengurangi volume dari setiap nada sehingga penderita
tidak lagi dapat mendengarnya.
Telinga kiri dan telinga kanan diperiksa secara terpisah.
Untuk mengukur pendengaran melalui hantaran udara digunakan
earphone, sedangkan untuk mengukur pendengaran melalui
hantaran tulang digunakan sebuah alat yang digetarkan, yang
kemudian diletakkan pada prosesus mastoideus.
a) Audimetri Ambang Bicara
Audiometri ambang bicara mengukur seberapa keras
suara harus diucapkan supaya bisa dimengerti.
Kepada penderita diperdengarkan kata-kata yang
terdiri dari 2 suku kata yang memiliki aksentuasi yang sama,
pada volume tertentu. Dilakukan perekaman terhadap volume
dimana penderita dapat mengulang separuh kata-kata yang
diucapkan dengan benar.
b) Diskriminasi
Dengan diskriminasi dilakukan penilaian terhadap
kemampuan untuk membedakan kata-kata yang bunyinya
hampir sama. Digunakan kata-kata yang terdiri dari 1 suku
kata, yang bunyinya hampir sama. Pada tuli konduktif, nilai
diskriminasi (persentasi kata-kata yang diulang dengan benar)
biasanya berada dalam batas normal. Pada tuli sensori, nilai
diskriminasi berada di bawah normal. Pada tuli neural, nilai
diskriminasi berada jauh di bawah normal.
13
c) Timpanometri
Timpanometri merupakan sejenis audiometri, yang
mengukur impedansi (tahanan terhadap tekanan) pada telinga
tengah. Timpanometri digunakan untuk membantu
menentukan penyebab dari tuli konduktif. Prosedur in tidak
memerlukan partisipasi aktif dari penderita dan biasanya
digunakan pada anak-anak.
Timpanometer terdiri dari sebuah mikrofon dan
sebuah sumber suara yang terus menerus menghasilkan suara
dan dipasang di saluran telinga. Dengan alat ini bisa diketahui
berapa banyak suara yang melalui telinga tengah dan berapa
banyak suara yang dipantulkan kembali sebagai perubahan
tekanan di saluran telinga. Hasil pemeriksaan menunjukkan
apakah masalahnya berupa:
- penyumbatan tuba eustakius (saluran yang
menghubungkan telinga tengah dengan hidung bagian
belakang)
- cairan di dalam telinga tengah
- kelainan pada rantai ketiga tulang pendengaran yang
menghantarkan suara melalui telinga tengah.
Timpanometri juga bisa menunjukkan adanya
perubahan pada kontraksi otot stapedius, yang melekat pada
tulang stapes (salah satu tulang pendengaran di telinga
tengah).
Dalam keadaan normal, otot ini memberikan respon
terhadap suara-suara yang keras/gaduh (refleks akustik)
sehingga mengurangi penghantaran suara dan melindungi
telinga tengah.
Jika terjadi penurunan fungsi pendengaran neural,
maka refleks akustik akan berubah atau menjadi lambat.
Dengan refleks yang lambat, otot stapedius tidak dapat tetap
berkontraksi selama telinga menerima suara yang gaduh.
14
c. Respon Auditoris Batang Otak
Pemeriksaan ini mengukur gelombang saraf di otak yang
timbul akibat rangsangan pada saraf pendengaran.
Respon auditoris batang otak juga dapat digunakan untuk
memantau fungsi otak tertentu pada penderita koma atau
penderita yang menjalani pembedahan otak.
d. Elektrokokleografi
Elektrokokleografi digunakan untuk mengukur aktivitas
koklea dan saraf pendengaran. Kadang pemeriksaan ini bisa
membantu menentukan penyebab dari penurunan fungsi
pendengaran sensorineural.
Elektrokokleografi dan respon auditoris batang otak bisa
digunakan untuk menilai pendengaran pada penderita yang tidak
dapat atau tidak mau memberikan respon bawah sadar terhadap
suara. Misalnya untuk mengetahui ketulian pada anak-anak dan
bayi atau untuk memeriksa hipakusis psikogenik (orang yang
berpura-pura tuli).
Beberapa pemeriskaan pendengaran bisa mengetahui
adanya kelainan pada daerah yang mengolah pendengaran di otak.
Pemeriksaan tersebut mengukur kemampuan untuk:
a. mengartikan dan memahami percakapan yang dikacaukan
b. memahami pesan yang disampaikan ke telinga kanan pada
saat telinga kiri menerima pesan yang lain
c. menggabungkan pesan yang tidak lengkap yang
disampaikan pada kedua telinga menjadi pesan yang
bermakna
d. menentukan sumber suara pada saat suara diperdengarkan
di kedua telinga pada waktu yang bersamaan.
Jalur saraf dari setiap telinga menyilang ke sisi otak yang
berlawanan, karena itu kelainan pada otak kanan akan
mempengaruhi pendengaran pada telinga kiri.
15
Kelainan pada batang otak bisa mempengaruhi
kemampuan dalam menggabungkan pesan yang tidak lengkap
menjadi pesan yang bermakna dan dalam menentukan sumber
suara.
5. Pengobatan
Pengobatan untuk penurunan fungsi pendengaran tergantung
kepada penyebabnya. Jika penurunan fungsi pendengaran konduktif
disebabkan oleh adanya cairan di telinga tengah atau kotoran di
saluran telinga, maka dilakukan pembuangan cairan dan kotoran
tersebut. Jika penyebabnya tidak dapat diatasi, maka digunakan alat
bantu dengar atau kadang dilakukan pencangkokan koklea.
6. Alat Bantu Dengar
Alat bantu dengar merupakan suatu alat elektronik yang
dioperasikan dengan batere, yang berfungsi memperkuat dan merubah
suara sehingga komunikasi bisa berjalan dengan lancar.
Alat bantu dengar terdiri dari:
- Sebuah mikrofon untuk menangkap suara
- Sebuah amplifier untuk meningkatkan volume suara
- Sebuah speaker utnuk menghantarkan suara yang volumenya
telah dinaikkan.
Berdasarkan hasil tes fungsi pendengaran, seorang audiologis
bisa menentukan apakah penderita sudah memerlukan alat bantu
dengar atau belum (audiologis adalah seorang profesional kesehatan
yang ahli dalam mengenali dan menentukan beratnya gangguan fungsi
pendengaran). Alat bantu dengar sangat membantu proses
pendengaran dan pemahaman percakapan pada penderita penurunan
fungsi pendengaran sensorineural.
Dalam menentukan suatu alat bantu dengar, seorang
audiologis biasanya akan mempertimbangkan hal-hal berikut:
- kemampuan mendengar penderita
- aktivitas di rumah maupun di tempat bekerja
16
- keterbatasan fisik
- keadaan medis
- penampilan
- harga.
a. Alat Bantu Dengar Hantaran Udara
Alat ini paling banyak digunakan, biasanya dipasang di
dalam saluran telinga dengan sebuah penutup kedap udara atau
sebuah selang kecil yang terbuka.
- Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Badan.
Digunakan pada penderita tuli dan merupakan alat
bantu dengar yang paling kuat. Alat ini disimpan dalam saku
kemeja atau celana dan dihubungkan dengan sebuah kabel ke
alat yang dipasang di saluran telinga. Alat ini seringkali
dipakai oleh bayi dan anak-anak karena pemakaiannya lebih
mudah dan tidak mudah rusak.
- Alat Bantu Dengar Yang Dipasang Di Belakang Telinga
Digunakan untuk penderita gangguan fungsi
pendengaran sedang sampai berat. Alat ini dipasang di
belakang telinga dan relatif tidak terlihat oleh orang lain.
b. CROS (contralateral routing of signals)
Alat ini digunakan oleh penderita yang hanya mengalami
gangguan fungsi pendengaran pada salah satu telinganya.
Mikrofon dipasang pada telinga yang tidak berfungsi dan
suaranya diarahkan kepada telinga yang berfungsi melalui sebuah
kabel atau sebuah transmiter radio berukuran mini.
Dengan alat ini, penderita dapat mendengarkan suara dari sisi
telinga yang tidak berfungsi.
- BICROS (bilateral CROS)
Jika telinga yang masih berfungsi juga mengalami
penuruna fungsi pendengaran yang ringan, maka suara dari
kedua telinga bisa diperkeras dengan alat ini.
17
c. Alat Bantu Dengar Hantaran Tulang
Alat ini digunakan oleh penderita yang tidak dapat
memakai alat bantu dengar hantaran udara, misalnya penderita
yang terlahir tanpa saluran telinga atau jika dari telinganya keluar
cairan (otore).
Alat ini dipasang di kepala, biasanya di belakang telinga
dengan bantuan sebuah pita elastis. Suara dihantarkan melalui
tulang tengkorak ke telinga dalam. Beberapa alat bantu dengar
hantaran tulang bisa ditanamkan pada tulang di belakang telinga.
7. Pencangkokan Koklea
Pencangkokan koklea (implan koklea) dilakukan pada
penderita tuli berat yang tidak dapat mendengar meskipun telah
menggunakan alat bantu dengar.
Alat ini dicangkokkan di bawah kulit di belakang telinga dan
terdiri dari 4 bagian:
- Sebuah mikrofon untuk menangkap suara dari sekitar
- Sebuah prosesor percakapan yang berfungsi memilih dan
mengubah suara yang tertangkap oleh mikrofon
- Sebuah transmiter dan stimulator/penerima yang berfungsi
menerima sinyal dari prosesor percakapan dan merubahnya
menjadi gelombang listrik
- Elektroda, berfungsi mengumpulkan gelombang dari stimulator
dan mengirimnya ke otak.
Suatu implan tidak mengembalikan ataupun menciptakan
fungsi pendengaran yang normal, tetapi bisa memberikan pemahaman
auditoris kepada penderita tuli dan membantu mereka dalam
memahami percakapan.
Implan koklea sangat berbeda dengan alat bantu dengar. Alat
bantu dengar berfungsi memperkeras suara. Implan koklea
menggantikan fungsi dari bagian telinga dalam yang mengalami
kerusakan.
18
Jika fungsi pendengaran normal, gelombang suara diubah
menjadi gelombang listrik oleh telinga dalam. Gelombang listrik ini
lalu dikirim ke otak dan kita menerimanya sebagai suara.
Implan koklea bekerja dengan cara yang sama. Secara elektronik,
implan koklea menemukan bunyi yang berarti dan kemudian
mengirimnya ke otak.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fisika terbagi atas dua bagian yaitu :
1. Fisika klasik yang meliputi bidang : Mekanika, Listrik Magnet,
Panas,Bunyi, Optika dan Gelombang.
2. Fisika Modern adalah perkembangan Fisika mulai abad 20 yaitu
penemuan Relativitas Einsten. Ilmu Fisika mendukung perkembangan
teknologi, enginering, kedokteran dan lain-lain. Untuk
menggambarkan suatu fenomena yang terjadi atau dialami suatu
benda,diperlukan pengukuran berbagai besaran-besaran fisika.
Konsep fisika dalam dinamika yang juga dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan gerak suatu benda yang menghubungkan pengaruh luar
(gaya) dengan keadaan gerak benda, selain hukum Newton adalah konsep
usaha (kerja) dan energi (tenaga). Bedanya dengan konsep hukum newton,
usaha dan energi adalah besaran skalar. Karena itu, untuk beberapa kasus,
konsep usaha-energi dapat lebih mudah digunakan untuk mengetahui keadaan
gerak suatu benda akibat pengaruh luar (gaya).
Manusia dalam melakukan kegiatan/aktivitas setiap hari
membutuhkan energi, baik untuk bergerak maupun untuk bekerja.
Kemampuan tubuh manusia untuk melangsungkan kegiatannya dipengaruhi
oleh struktur fisiknya. Tubuh manusia terdiri dari struktur tulang, otot, syaraf,
dan proses metabolisme.
Rangkah tubuh manusia disusun dari 206 tulang yang berfungsi untuk
melindungi dan melaksanakan kegiatan fisiknya, dimana tulang-tulang
tersebut dihubungkan dengan sendi-sendi otot yang dapat berkontraksi. Otot-
otot ini berfungsi mengubah energi kimia menjadi energi mekanik, dimana
kegiatannya dikontrol oleh sistem syaraf sehingga dapat bekerja secara
optimal. Hasil dari proses metabolisme yang terjadi di otot, berupa kumpulan
proses kimia yang mengubah bahan makanan menjadi dua bentuk, yaitu
20
energi mekanik dan energi panas. Proses dari pengubahan makanan dan air
menjadi bentuk energi.
Penerapan Konsep fisika terhadap pelayanan kesehatan dapat dilihat
pada
a. Bio Fluida
b. Bio Optik
c. Bio Acoustic
21
DAFTAR PUSTAKA
www.medicastore.com
Dr . Ayi Bahtiar, Fisika modern, Konsep dan Aplikasinya, Makalah Mipa Unpad
2007
M. Kanginan,” Fisika untuk SMA Kelas XII” Penerbit Erlangga, 2006 [2]. H
ttp://en.wikipedia.org/wiki/Introduction_to_quantum_mechanics
Http://en.wikipedia.org/wiki/Telecommunication
Http://www.microscopy.fsu.edu/primer/techniques/fluorescence
22
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................... i
DAFTAR ISI.......................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1
B. Rumusan Masalah..................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep / Teori Fisika Terhadap Kesehatan........................... 2
B. Usaha.......................................................................................... 2
C. Energi......................................................................................... 3
D. Penerapan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan............... 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
23
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini yang berjudul “Peranan Fisika Terhadap Pelayanan Kesehatan”
tepat pada waktunya.
Penulis menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini berkat bantuan
dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pembimbing dan semua pihak
yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya, untuk itu penulis mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca, atas kritik dan sarannya, penulis mengucapkan
terimakasih.
Pariaman, Januari 2013
Penulis
24
i
ii