Makalah Cardiac Arrest

17
LAPORAN TUTORIAL MODUL ANASTHESI TRIGGER 1 OLEH : Kelompok Tutorial 19 Fasilitator : dr. Surya M. Nur Ketua : Guntur Sahadi Putra (1010070100187) Sekretaris : Novi Evita Effendi (1010070100188) Anggota : Wike sri wahyuni (1010070100181) Mutiara Litia (1010070100182) Ulfariani Afif (1010070100183) Yeni Apriyani (1010070100184) Rully Riyandika (1010070100185) Yessi Resti Pardian (1010070100186) Desma Sari Widiyanti (1010070100189) Elda Resfita Putri (1010070100190) F AKULT AS KEDOKTERAN UNIVERSIT AS BAITURRAHMAH PADANG 2013

Transcript of Makalah Cardiac Arrest

Page 1: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 1/17

LAPORAN TUTORIAL

MODUL ANASTHESI

TRIGGER 1

OLEH :

Kelompok Tutorial 19

Fasilitator : dr. Surya M. Nur 

Ketua : Guntur Sahadi Putra (1010070100187)

Sekretaris : Novi Evita Effendi (1010070100188)

Anggota :

Wike sri wahyuni (1010070100181)

Mutiara Litia (1010070100182)

Ulfariani Afif (1010070100183)

Yeni Apriyani (1010070100184)

Rully Riyandika (1010070100185)

Yessi Resti Pardian (1010070100186)

Desma Sari Widiyanti (1010070100189)

Elda Resfita Putri (1010070100190)

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS BAITURRAHMAH

PADANG

2013

Page 2: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 2/17

 

Kata Pengantar

Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadirat Allah swt karena atas berkat rahmat danhidayahNya penulis dapat menyelesaikan laporan diskusi ini tepat pada waktunya.

Tujuan dari pembuatan laporan diskusi adalah untuk memenuhi salah satu tugas mata

kuliah modul anasthesi serta sebagai acuan bagi rekan mahasiswa agar bermanfaat bagi kita

semua.

Terimakasih penulis ucapkan kepada fasilitator yang telah membimbing dan

mengarahkan jalannya diskusi sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan ini. Dan tak lupa

 pula terima kasih kami ucapkan kepada para tutor yang telah memberikan pengetahuan tentang

 penyakit-penyakit jantung sehingga penulis mempunyai acuan dalam menyusun laporan ini.

Dalam laporan ini, penulis berusaha menjelaskan tentang cardiac arrest, yang akan

dijelaskan secara lugas agar dapat dipahami oleh pembaca.

Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini masih banyak kekurangan, Untuk 

itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun baik dari pembimbing ataupun dari

rekan-rekan mahasiswa untuk kesempurnaan dalam pembuatan laporan selanjutnya.

Padang, 20 April 2013

Penulis

Page 3: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 3/17

Trigger

STEP 1 CLARIFY UNFAMILIAR TERMS

1.  EKG : alat untuk membaca aktifitas jantung (elektrokardigrafi)

2.  Henti jantung : aktifitas jantung yang terhenti

STEP 2 DEFINE THE PROBLEMS

1.  Kenapa Tn.Hejan terjatuh dan tidak sadarkan diri ?

2.  Kenapa dokter memeriksa dengan pemasangan EKG ?

3.  Apa hubungan nyeri dada sebelah kiri dengan penyakit Tn.Hejan ?

STEP 3 BRAINSTROM POSIBBLE HYPOTHESIS OR EXPLANATION

1.  Kemungkinan karna adanya thrombus /emboli yang menyumbat arteri koroner yang

mensuplai jantung yang menyebabkan suplai darah untuk otot jantung terhenti

cardiac arrest penurunan suplai darah ke otak penurunan kesadaran.

2.  Pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnose yang diderita Tn.Hejan

3.   Nyeri dada sebelah kiri merupakan tanda dan adanya angina pectoris.

STEP IV ARRANGE EXPLANATION INTO A TENTATIVE SOLUTION

Tn.Hejan 55 th

IGD RSI SITI RAHMAH

Page 4: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 4/17

 

STEP V DEFINE LEARNING OBJECTIVE

Cardiac arrest

1.  Defenisi

2.  Factor predisposisi

RIWAYAT NYERI

DADA SEBELAH

KIRI

DIAGNOSA

CARDIAC ARREST

PEMERIKSAAN EKG

Page 5: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 5/17

3.  Tanda-tanda cardiac arrest

4.  Patogenesa

5.  Gejala klinik 

6.  Diagnose

7.  Penatalaksanaan

8.  Komplikasi

9.  Prognosis

STEP VI GATHERING INFORMATION AND PRIVATE STUDY

STEP VII SHARE THE RESULT INFORMATION AND PRIVATE STUDY

Cardiac arrest

1.  Defenisi

Cardiac arrest disebut juga cardirespiratory arrest,cardiopulmonary arrest, atau circulatory

arrest,merupakan suatu keadaan darurat medis dengan tidak ada atau tidak adekuatnya

kontraksi ventrikel kiri jantung yang dengan seketika menyebabkan kegagalan sirkulasi.

2.  Factor predisposisi

Iskandar (2008), mengatakan bahwa faktor risiko cardiac arrest adalah:

Laki-laki usia 40 tahun atau lebih, memiliki kemungkinan untuk terkena cardiac arrest satu

 berbanding delapan orang, sedangkan pada wanita adalah satu  berbanding 24 orang. Semakin

tua seseorang, semakin rendah risiko henti jantung  mendadak. Orang dengan faktor risiko

untuk penyakit jantung, seperti hipertensi,  hiperkholesterolemia dan merokok memiliki

 peningkatan risiko terjadinya cardiac arrest (Iskandar,2008). 

Menurut American Heart Association (2010), seseorang dikatakan mempunyai risiko tinggi

untuk terkena cardiac arrest dengan kondisi:

a)  Ada jejas di jantung akibat dari serangan jantung terdahulu.

Adanya jejas di jantung karena serangan jantung terdahulu atau oleh sebab lain; jantung

yang terjejas atau mengalami pembesaran karena sebab tertentu cenderung untuk 

mengalami aritmia ventrikel yang mengancam jiwa. Enam bulan pertama setelah

Page 6: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 6/17

seseorang mengalami serangan jantung adalah periode risiko tinggi untuk terjadinya

cardiac arrest pada pasien dengan penyakit jantung atherosclerotic. 

 b)  Penebalan otot jantung (Cardiomyopathy).

Penebalan otot jantung (cardiomyopathy) karena berbagai sebab (umumnya karena

tekanan darah tinggi, kelainan katub jantung) membuat seseorang cenderung untuk 

terkena cardiac arrest .

c)  Seseorang yang sedang menggunakan obat-obatan untuk jantung.

Seseorang sedang menggunakan obat-obatan untuk jantung; karena beberapa kondisi

tertentu, beberapa obat-obatan untuk jantung (anti aritmia) justru merangsang timbulnya

aritmia ventrikel dan berakibat cardiac arrest . Kondisi seperti ini disebut  proarrythmic

effect . Pemakaian obat-obatan yang bisa mempengaruhi perubahan kadar potasium dan

magnesium dalam darah (misalnya penggunaan diuretik) juga dapat menyebabkan

aritmia yang mengancam jiwa dan cardiac arrest .

d)  Kelistrikan jantung yang tidak normal.

Kelistrikan yang tidak normal; beberapa kelistrikan jantung yang tidak normal seperti

Wolff-Parkinson-White-Syndrome dan sindroma gelombang QT yang memanjang bisa

menyebabkan cardiac arrest  pada anak dan dewasa muda.

e)  Pembuluh darah yang tidak normal.

Pembuluh darah yang tidak normal, jarang dijumpai (khususnya di arteri koronari dan

aorta) sering menyebabkan kematian mendadak pada dewasa muda. Pelepasan adrenalin

ketika berolah raga atau melakukan aktifitas fisik yang berat, bisa menjadi pemicu

terjadinya cardiac arrest apabila dijumpai kelainan tadi.

f)  Penyalahgunaan obat.

 penyalahgunaan obat adalah faktor utama terjadinya cardiac arrest  pada penderita yang

sebenarnya tidak mempunyai kelainan pada organ jantung.

Page 7: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 7/17

 

3.  Tanda-tanda cardiac arrest.

Tanda- tanda cardiac arrest menurut Diklat Ambulans Gawat Darurat 118 (2010) yaitu:

a. Ketiadaan respon; pasien tidak berespon terhadap rangsangan suara, tepukan di pundak ataupun cubitan.

 b. Ketiadaan pernafasan normal; tidak terdapat pernafasan normal ketika jalan pernafasan

dibuka.

c. Tidak teraba denyut nadi di arteri besar (karotis, femoralis, radialis).

4.  Patogenesa

Kebanyakan korban henti jantung diakibatkan oleh timbulnya aritmia: fibrilasi ventrikel

(VF), takhikardi ventrikel (VT), aktifitas listrik tanpa nadi (PEA),dan asistol (Diklat

Ambulans Gawat Darurat 118, 2010).

a) Fibrilasi ventrikel

Merupakan kasus terbanyak yang sering menimbulkan kematian mendadak, pada

keadaan ini jantung tidak dapat melakukan fungsi kontraksinya, jantung hanya mampu

 bergetar saja. Pada kasus ini tindakan yang harus segera dilakukan adalah CPR dan DC

shock atau defibrilasi.

 b) Takhikardi ventrikel

Mekanisme penyebab terjadinyan takhikardi ventrikel biasanya karena adanya gangguan

otomatisasi (pembentukan impuls) ataupaun akibat adanya gangguan konduksi. Frekuensi

nadi yang cepat akan menyebabkan fase pengisian ventrikel kiri akan memendek 

akibatnya pengisian darah ke ventrikel juga berkurang sehingga curah jantung akan

menurun. VT dengan keadaan hemodinamik stabil, pemilihan terapi dengan medika

mentosa lebih diutamakan. Pada kasus VTdengan gangguan hemodinamik sampai terjadi

henti jantung (VT tanpa nadi), pemberian terapi defibrilasi dengan menggunakan DC

shock dan CPR adalah pilihan utama.

c) Pulseless Electrical Activity (PEA)

Merupakan keadaan dimana aktifitas listrik jantung tidak menghasilkan kontraktilitas

atau menghasilkan kontraktilitas tetapi tidak adekuat sehingga

Page 8: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 8/17

tekanan darah tidak dapat diukur dan nadi tidak teraba. Pada kasus ini CPR adalah

tindakan yang harus segera dilakukan.

d) Asistole

Keadaan ini ditandai dengan tidak terdapatnya aktifitas listrik pada jantung,dan pada

monitor irama yang terbentuk adalah seperti garis lurus. Pada kondisi ini tindakan yang

harus segera diambil adalah CPR.

5.  Gejala klinik 

  Kehilangan kesadaran

  Menderita sesak nafas sekitar satu jam sebelum kejadian

  Merasa mual sekitar satu jam sebelum kejadian

  Merasa pusing sekitar satu jam sebelum kejadian

  Pernafasan yang lambat atau terhenti (serangan pernafasan )

  Rasa sakit di dada

  Tiba-tiba terjatuh

  Tidak ada denyut jantung.

6.  Diagnose

Pemeriksaan fisik 

  Kesadaran hilang (dalam 15 detik setelah henti jantung )

  Tak teraba denyut arteri besar (femoralis dan karotis pada orang dewasa atau

 brakialis.

  Henti nafas atau mengap-megap (gasping)

  Terlihat seperti mati (death like appearance)

  Warna kulit pucat sampai kelabu

  Pupil dilatasi (setelah 45 detik)

Pemeriksaan penunjang

  Tekanan darah sistolik 50 mmHg mungkin tidak menghasilkan denyut nadi yang

dapat diraba.

Page 9: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 9/17

  Aktivitas elektrokardiogram (EKG) mungkin terus berlanjut meskipun tidak ada

kontraksi mekanis,terutama pada asfiksia.

  Gerakan kabel EKG dapat menyerupai irama yang tidak mantap

  Bila ragu-ragu,mulai saja RJP.

7.  Penatalaksanaan

Resusitasi Jantung Paru (RJP)

Cardio Pulmonary Resusitation (CPR) adalah suatu teknik bantuan hidup dasar yang

 bertujuan untuk memberikan oksigen ke otak dan jantung sampai ke kondisi layak, dan

mengembalikan fungsi jantung dan pernafasan ke kondisi normal(Nettina, 2006).

Indikasi Melakukan RJP

O  Henti Napas (Apneu)

Dapat disebabkan oleh sumbatan jalan napas atau akibat depresi pernapasan baik di sentral

maupun perifer. Berkurangnya oksigen di dalam tubuh akan memberikan suatu keadaan yang

disebut hipoksia. Frekuensi napas akan lebih cepat dari pada keadaan normal. Bila

perlangsungannya lama akan memberikan kelelahan pada otot-otot pernapasan. Kelelahan otot-

otot napas akan mengakibatkan terjadinya penumpukan sisa-sisa pembakaran berupa gas CO2,

kemudian mempengaruhi SSP dengan menekan pusat napas. Keadaan inilah yang dikenal

sebagai henti nafas.

O  Henti Jantung ( Cardiac Arrest )

Otot jantung juga membutuhkan oksigen untuk berkontraksi agar darah dapat dipompa keluar

dari jantung ke seluruh tubuh. Dengan berhentinya napas, maka oksigen akan tidak ada sama

sekali di dalam tubuh sehingga jantung tidak dapat berkontraksi dan akibatnya henti jantung (

cardiac arrest ).

Langkah – langkah yang harus diambil sebelum memulai resusitasi jantung paru (RJP)

Page 10: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 10/17

a.  Penentuan Tingkat Kesadaran ( Respon Korban ) 

Dilakukan dengan menggoyangkan korban. Bila korban menjawab, maka ABC dalam keadaan baik.

Dan bila tidak ada respon, maka perlu ditindaki segera.

b. Memanggil bantuan (call for help)

Bila petugas hanya seorang diri, jangan memulai RJP sebelum memanggil bantuan

b. Posisikan Korban

Korban harus dalam keadaan terlentang pada dasar yang keras (lantai, long board). Bila dalam

keadaan telungkup, korban dibalikkan. Bila dalam keadaan trauma, pembalikan dilakukan dengan

”Log Roll” 

c. Posisi Penolong

Korban di lantai, penolong berlutut di sisi kanan korban

d. Pemeriksaan Pernafasan

Yang pertama harus selalu dipastikan adalah airway dalam keadaan baik

- Tidak terlihat gerakan otot napas

- Tidak ada aliran udara via hidung

Dapat dilakukan dengan menggunakan teknik lihat, dengan dan rasa

Bila korban bernapas, korban tidak memerlukan RJP

e. Pemeriksaan Sirkulasi

Pada orang dewasa tidak ada denyut nadi carotis

Pada bayi dan anak kecil tidak ada denyut nadi brachialis

Tidak ada tanda – tanda sirkulasi

Bila ada pulsasi dan korban pernapas, napas buatan dapat dihentikan. Tetapi bila ada pulsasi dan

korban tidak bernapas, napas buatan diteruskan. Dan bila tidak ada pulsasi, dilakukan RJP.

Page 11: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 11/17

Henti Napas

Pernepasan buatan diberikan dengan cara :

a. Mouth to Mouth Ventilation

Cara langsung sudah tidak dianjurkan karena bahaya infeksi (terutama hepatitis, HIV) karena itu

harus memakai ”barrier device” (alat perantara). Dengan cara ini akan dicapai konsentrasi oksigen

hanya 18 %.

O  Tangan kiri penolong menutup hidung korban dengan cara memijitnya dengan jari telunjuk dan

ibu jari, tangan kanan penolong menarik dagu korban ke atas.

O  Penolong menarik napas dalam  – dalam, kemudian letakkan mulut penolong ke atas mulut

korban sampai menutupi seluruh mulut korban secara pelan  – pelan sambil memperhatikan

adanya gerakan dada korban sebagai akibat dari tiupan napas penolong. Gerakan ini

menunjukkan bahwa udara yang ditiupkan oleh penolong itu masuk ke dalam paru  – paru

korban.

O  Setelah itu angkat mulut penolong dan lepaskan jari penolong dari hidung korban. Hal ini

memberikan kesempatan pada dada korban kembali ke posisi semula.

c. Mouth to Stoma 

Dapat dilakukan dengan membuat Krikotiroidektomi yang kemudian dihembuskan udara melalui

 jalan yang telah dibuat melalui prosedur Krikotiroidektomi tadi.

d. Mouth to Mask ventilation 

Pada cara ini, udara ditiupkan ke dalam mulut penderita dengan bantuan face mask.

e. Bag Valve Mask Ventilation ( Ambu Bag)

Dipakai alat yang ada bag dan mask dengan di antaranya ada katup. Untuk mendapatkan penutupan

masker yang baik, maka sebaiknya masker dipegang satu petugas sedangkan petugas yang lain

memompa.

Page 12: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 12/17

 

Gbr. Bag Valve Mask

f. Flow restricted Oxygen Powered Ventilation (FROP)

Pada ambulans dikenal sebagai “ OXY –  Viva “. Alat ini secara otomatis akan memberikan oksigen

sesuai ukuran aliran (flow) yang diinginkan.

Bantuan jalan napas dilakukan dengan sebelumnya mengevaluasi jalan napas korban apakah terdapat

sumbatan atau tidak. Jika terdapat sumbatan maka hendaknya dibebaskan terlebih dahulu.

Henti Jantung

RJP dapat dilakukan oleh satu orang penolong atau dua orang penolong

Lokasi titik tumpu kompresi 

O  1/3 distal sternum atau 2 jari proksimal Proc. Xiphoideus

O  Jari tengah tangan kanan diletakkan di Proc. Xiphoideus, sedangkan jari telunjuk mengikuti

O  Tempatkan tumit tangan di atas jari telunjuk tersebut

O  Tumit tangan satunya diletakkan di atas tangan yang sudah berada tepat di titik pijat jantung

O  Jari – jari tangan dapat dirangkum, namun tidak boleh menyinggung dada korban

Teknik Resusitasi Jantung Paru (Kompresi)

O  Kedua lengan lurus dan tegak lurus pada sternum

O  Tekan ke bawah sedalam 4 – 5 cm

O  Tekanan tidak terlalu kuat

Page 13: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 13/17

O  Tidak menyentak

O  Tidak bergeser / berubah tempat

O  Kompresi ritmik 100 kali / menit ( 2 pijatan / detik )

O  Fase pijitan dan relaksasi sama ( 1 : 1)

O  Rasio pijat dan napas 30 : 2 (15 kali kompresi : 2 kali hembusan napas)

O  Setelah empat siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi

Gbr. 3 Teknik Pijat Jantung

Resusitasi jantung paru pada bayi ( < 1 tahun)

O  2 – 3 jari atau kedua ibu jari

O  Titik kompresi pada garis yang menghubungkan kedua papilla mammae

O  Kompresi ritmik 5 pijatan / 3 detik atau kurang lebih 100 kali per menit

O  Rasio pijat : napas 15 : 2

O  Setelah tiga siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi

Page 14: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 14/17

 

Resusitasi Jantung paru pada anak – anak ( 1 – 8 tahun) 

O  Satu telapak tangan

O  Titik kompresi pada satu jari di atas Proc. Xiphoideus

O  Kompresi ritmik 5 pijatan / 3 detik atau kurang lebih 100 kali per menit

O  Rasio pijat : napas 30 : 2

O  Setelah tiga siklus pijat napas, evaluasi sirkulasi

Indikasi penghentian RJP

O  Korban bernapas spontan dan normal kembali 

O  Penolong merasa lelah 

O  Henti napas dan henti jantung berlangsung selama 30 menit 

O  Telah ada tenaga lain yang lebih ahli 

Komplikasi RJP

O  Fraktur sternum 

Sering terjadi pada orang tua

O  Robekan paru 

O  Perdarahan intra abdominal  

Posisi yang terlalu rendah akan menekan Proc. Xiphoideus ke arah hepar atau limpa

O  Distensi lambung karena pernapasan buatan

Fibrilation treatment

Defibrilasi adalah tindakan yang berpotensi penyelamatan hidup. Harus sedini mungkin dengan alasan :

1.  irama yang umum didapati pada henti jantung adalah VF

2.  terapi yang paling efektif pada VF adalah defibrilasi

3.  makin lambat dilakukan makin jelek

4.  VF cenderung asistole

Page 15: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 15/17

Energi

O  VF / VT , nadi tidak teraba :

Pertama : 200 Joule

Kedua : 200 – 300 Joule

Ketiga : 360 Joule

Keempat : 360 Joule

O  VT, SVT AF

Gel. QRS lebar (VT) : 100 Joule

Gel QRS sempit (SVT) : 50 Joule

Yang harus diperhatikan :

-  Defibrilasi tidak boleh dilakukan pada anak umur kurang dari delapan tahun dan berat badan kurang

dari 25 Kg.

-  Segala perhiasan dan bahan metal yang melekat dari tubuh korban dilepaskan.

-  Korban dari permukaan air, dikeringkan terlebih dahulu .

Page 16: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 16/17

 

8.  Differential diagnose

  trauma capitis

  angina

  stroke

  Infark miokart akut

9.  Komplikasi

Page 17: Makalah Cardiac Arrest

7/15/2019 Makalah Cardiac Arrest

http://slidepdf.com/reader/full/makalah-cardiac-arrest 17/17

 

10. Prognosis

Kematian otak dan kematian permanen dapat terjadi hanya dalam jangka waktu 8 sampai

10 menit dari seseorang tersebut mengalami henti jantung (Diklat Ambulans GawatDarurat 118,2010). Kondisi tersebut dapat dicegah dengan pemberian resusitasi jantung

 paru dan defibrilasi segera (sebelum melebihi batas maksimal waktu untuk terjadinyakerusakan otak), untuk secepat mungkin mengembalikan fungsi jantung normal.

Resusitasi jantung paru dan defibrilasi yang diberikan antara 5 sampai 7 menit dari

korban mengalami henti jantung, akan memberikan kesempatan korban untuk hidup rata-rata sebesar 30% sampai 45 %. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa dengan

 penyediaan defibrillator yang mudah diakses di tempat-tempat umum seperti pelabuhan

udara, dalam arti meningkatkan kemampuan untuk bisa memberikan pertolongan

(defibrilasi) sesegera mungkin, akan meningkatkan kesempatan hidup rata-rata bagikorban cardiac arrest sebesar 64% (American Heart Assosiacion.2010).

KESIMPULAN