Majalah Badak LNG Edisi 31, Juli -...

52
safety, health and environment, innovative, professionalism, integrity & dignity Majalah Badak LNG Edisi 31, Juli - Agustus 2017 www.badaklng.co.id

Transcript of Majalah Badak LNG Edisi 31, Juli -...

s a f e t y , h e a l t h a n d e n v i r o n m e n t , i n n o v a t i v e , p r o f e s s i o n a l i s m , i n t e g r i t y & d i g n i t y

Majalah Badak LNGEdisi 31, Juli - Agustus 2017

www.badaklng.co.id

PENANGGUNG JAWAB Corporate Secretary - Corporate Communication Senior Manager

PEMIMPIN REDAKSI Hanes Utama

TIM REDAKSI Busori Sunaryo, Reta Yudistyana, Okky Indra Putra, Hendra Purnama

FOTOGRAFER Ahmad Sanusi, Kiki Widiyanto

DISTRIBUTORAbdul Azis M.

PENERBIT Corporate Communication Department

ALAMAT REDAKSI Kantor Corporate Communication Department Badak LNGJl. Raya Kutai, Bontang, Kalimantan Timur Telp: (0548) 55-1433/1532, Faks: (0548) 55-2409, E-mail: [email protected]

IZIN CETAK Nomor 1834/DITJEN PPG/1993 Tanggal 29 Mei 1993

SUSUNAN REDAKSI

Menjaga SeMangat teteSan Perdana

Pembaca yang budiman,

Perjuangan para pendahulu kita untuk mewujudkan tetesan perdana di kilang Badak LNG tidaklah mudah. Langkah menuju tetesan perdana kilang Badak LNG merupakan rangkaian kegiatan 24 jam secara berkesinambungan. Ketika ketel-ketel uap raksasa mulai dioperasikan dan uap air bertegangan tinggi mulai diproduksi, terdengar kebisingan yang sangat tinggi selama beberapa hari. Uap air tekanan tinggi pertama tersebut bertujuan untuk membersihkan pipa-pipa yang akan menyalurkan uap air sebagai penggerak kompresor-kompresor besar. Pipa-pipa baru tersebut harus bersih dari sisa fabrikasi yang dapat merusak sudu-sudu kompresor.

Menjelang malam 29 Mei 1977, gas bumi pertama tiba di pipa Badak LNG. Gas yang telah sampai di ujung pipa dialirkan ke udara dengan dibakar di sarana obor (flare).

Kemudian muncullah sebuah obor raksasa yang menerangi kawasan Bontang dan sekitarnya. Pada tanggal 5 Juli 1977, suhu -156oC yang ditunggu-tunggu dapat dicapai. Pada saat itu tetesan perdana LNG Indonesia dihasilkan di Kilang Badak LNG. Ketika seluruh produksi LNG telah dapat dialirkan ke dalam tangki, nyala obor pun mulai mengecil karena semakin banyak gas bumi yang sebelumnya dibakar telah masuk ke dalam kilang dan diproses menjadi LNG.

Seluruh perjuangan itu kita kenang dan rayakan bersama sebagai satu momen penting bagi Badak LNG: Tetesan Perdana. Ada kerja keras, disiplin kerja, serta dedikasi tinggi dalam upaya mewujudkan peristiwa penting ini. Mari kita jaga semangat para pendahulu kita ini, dengan tidak hanya merayakan momen tetesan perdana, tetapi juga meneladani etos kerja mereka.

Salam Hormat,

Hanes Utama

CovER StoRy

s a f e t y , h e a l t h a n d e n v i r o n m e n t , i n n o v a t i v e , p r o f e s s i o n a l i s m , i n t e g r i t y & d i g n i t y

Majalah Badak LNGEdisi 31, Juli - Agustus 2017

www.badaklng.co.id

Redaksi menerima kiriman naskah dan foto unik, baik dari kala ngan Badak LNG maupun masyarakat umum. Sertakan pula foto profil (ukuran postcard atau pas foto) sebagai pelengkap tulisan. Tulisan dikirim melalui email [email protected]. Tulisan yang dimuat akan mendapatkan imbalan menarik dari Redaksi.

Tetesan perdana merupakan tonggak sejarah penting bagi Badak LNG. Pada 5 Juli 1977, tetesan LNG pertama dihasilkan dari kilang menandai denyut nadi kehidupan bagi Badak LNG. Tetesan demi tetesan yang terus mengalir ini pun kemudian menjadi denyut nadi pembangunan Indonesia melalui devisa yang dihasilkan dari penjualan LNG ke berbagai negara. Kini empat dekade telah berlalu sejak tetesan perdana, namun tetesan LNG akan terus mengalir dari kilang Badak LNG.

SINERGY Juli - Agustus 2017

2

SINERGY Juli - Agustus 2017

ULUK SALAM

BERITA FOTO

30 Warna- Warni Ramadan Badak LNG 32 Warna- Warni Idul Fitri Badak LNG

sOROTAn

04 Tetesan Perdana Tanpa Tetesan Terakhir

06 The First Drop without the Last One

08 Berjuang Menjaga Industri Hilir

14 Strive in Maintaining The Downstream Industry

18 Sumbangsih Badak LNG bagi Penerimaan Negara

20 Badak LNG’s Contributions for National Income

BIngkAI

42 Serah Terima President Director & CEO Badak LNG

42 Inauguration of the New President Director & CEO Badak LNG

43 Badak LNG Kembali Meraih Proper Emas Provinsi

43 Badak LNG Regains the Gold Proper in Province

LEgAL CORnER

22Kedudukan Pesangon Pekerja Apabila Perusahaan Pailit atau Likuidasi

CsR CORnER

26 Merajut Mimpi lewat Singkong dan Pisang

28 Knitting the Dreams with Cassava and Banana

sHEQ CORnER

34 Peraturan Keselamatan Utama

38 Life Saving Rules

44 Badak LNG Memberikan Bantuan Motor Sampah dan Mesin Jahit

45 Three-cycled Motorcycle and Sewing Machines Aid from Badak LNG

46 Kunjungan SKK Migas, eni MB, dan VICO POMA

46 Visit from SKK Migas, eni MB, and VICO POMA

47 Panen Rumput Laut Tihi-Tihi

47 Seaweed’s Harvest in Tihi-Tihi

48 Open House Bersama Anak Yatim dan Meninjau Pekerja

48 Open House with Orphans and Visit to workers

49 Kunjungan Hiroshima Gas

49 Hiroshima Gas Visit

51 Pengapalan Perdana eni

51 eni’s First Shipment

3Daftar isi

SINERGY Juli - Agustus 2017SINERGY Juli - Agustus 2017

Pada tahun 1977, setidaknya ada dua momentum penting yang terjadi di Badak LNG. Yaitu tetesan perdana yang terjadi pada 5 Juli serta pengapalan perdana LNG oleh kapal tanker Aquarius pada 9 Agustus. Momentum

ini hanya berselang tiga tahun dari peristiwa bersejarah, The 1973 Contract. Pada saat itu Badak LNG berhasil menjalin kesepakatan kontrak penjualan LNG kepada lima perusahaan Jepang, yaitu Chubu Electric Co., Kansai Electric Power Co., Kyushu Electric Power Co., Nippon Steel Corp, dan Osaka Gas Co. Ltd.

Kini, setelah lebih dari empat dekade Badak LNG berdiri, beragam pencapaian dan prestasi telah diraih. Dari raihan PROPER Emas Nasional enam kali berturut-turut, hingga pengapalan LNG ke 9.000 yang berhasil dicapai pada tanggal 8 November 2016 lalu. Semuanya dilalui dengan tetesan-demi tetesan LNG yang terus setia mengalir dari kilang Badak LNG yang gas alamnya bersumber dari dalam perut bumi Indonesia.

Mengalirnya tetesan-tetesan itu hingga dapat mencapai titik prestasi seperti saat ini memerlukan usaha yang sangat keras. Menurut President Director & CEO saat itu, Salis S. Aprilian President Director & CEO saat itu, Salis S. Aprilian perjuangan pada saat pendirian kilang Badak LNG tidaklah mudah.

“Bahwa Indonesia saat itu memutuskan untuk membangun Badak LNG dan Arun LNG merupakan suatu quantum leap atau lompatan yang cukup jauh. Meskipun gas yang pada waktu itu tidak diperhitungkan atau dianggap tidak ekonomis, sudah ada pemikiran yang cerdas dan jauh ke depan tentang LNG,” ujarnya.

Semua capaian Badak LNG sejak berdiri hingga kini telah tercatat sebagai sejarah yang gemilang. Dengan demikian, ketika perusahaan menengok ke belakang untuk sejenak merefleksi

perjalanan, kebanggaan dan rasa syukur patut dirasakan oleh seluruh elemen di Badak LNG. Namun semua prestasi ini tidak hanya sekedar menjadi catatan sejarah saja. Badak LNG terus memikirkan dan merencanakan masa depan lebih gemilang.

Saat ini, ada tantangan berat yang sedang menanti di hadapan Badak LNG. Sejak 2001 produksi LNG perusahaan cenderung terus mengalami penurunan. Penyebab utama penurunan produksi adalah berkurangnya pasokan gas dari produser. Penurunan pasokan gas ini berimbas pada produksi LNG, sehingga kesempatan Badak LNG untuk mengulangi prestasi tahun 2001 dengan mencatat produksi LNG sekitar 22 juta ton akan sulit terulang.

Penurunan pasokan gas ini menimbulkan pertanyaan jika seandainya produser gas tidak lagi dapat memberikan pasokan gas, apakah perjalanan Badak LNG akan berakhir? Apakah Badak LNG akan bernasib sama seperti PT Arun NGL yang pernah menjadi penghasil LNG terbesar di dunia pada medio 1990-an, namun harus rela berhenti pada pengapalan ke 4.269? Pertanyaan pun bertambah, lalu bagaimana nasib 900 orang lebih pekerja Badak LNG setelah itu?

Kini setelah melewati pengapalan ke 9.000, tanda-tanda tersebut sudah mulai tampak. Antara lain dengan menurunnya pasokan gas yang berakibat pada penghentian operasi beberapa train. Apakah setelah empat dekade merayakan tetesan perdana, Badak LNG akhirnya harus “rela” merayakan tetesan terakhir?

Badak Lng terus BerjuangBadak LNG beserta seluruh manajemen dan pekerja sekuat tenaga menghindari peristiwa tetesan terakhir ini terjadi. Apalagi sudah sejak lama Badak LNG telah merancang rencana “penyelamatan”. President Director & CEO Badak LNG Salis S. President Director & CEO saat itu, Salis S. Aprilian sebagai Technical Expert Strategic Advicer Direktorat Gas PT

teteSan Perdana tanPa teteSan terakhir L N G

SINERGY Juli - Agustus 2017

4

SINERGY Juli - Agustus 2017

SOROTAN

LNG LPG

0

1977

1978

1979

1980

1981

1982

1983

1984

1985

1986

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

*

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

22

24

Produksi LNG & LPG Badak LNG

JUTA TON/TAHUN

Pertamina (Persero), mengatakan bahwa agar terhindar dari nasib itu, Badak LNG setidaknya menempuh dua cara.

Cara pertama adalah dengan meningkatkan performa kilang dan efektivitas biaya. Sedangkan cara yang kedua adalah berupaya mencari atau menambah pasokan gas baru. Lebih jauh lagi, selama menanti second life cycle pasca 2017, Badak LNG akan menjalankan empat prioritas usaha, yaitu tetap memproduksi LNG dengan mempertahankan kualitas; meningkatkan cost effectiveness; memprioritaskan standar keselamatan, dan pengembangan sumber daya manusia.

Kini terbukti, lambat laun segala upaya tersebut mulai membuahkan hasil. Manajemen Badak LNG pada berbagai kesempatan dengan penuh optimisme menampik rumor penutupan perusahaan. Bahkan, Director & COO Badak LNG Yhenda Permana beserta jajaran Manajemen Badak LNG terus menekankan bahwa Badak LNG akan tetap ada.

Misalnya, pada acara berbuka puasa bersama antara Manajemen Badak LNG dengan jajaran FKPD Kota Bontang serta MUI pada 11 Juni 2017. Pada acara ini Yhenda kembali menegaskan bahwa meski memang berdasarkan perjanjiannya kontrak antara Producer dan PT Pertamina (Persero) mengenai Badak LNG akan berakhir pada tanggal 31 Desember 2017—karena kontrak blok Mahakam berakhir—namun tidak akan ada perubahan besar-besaran,

“Insya Allah karena gasnya masih tersedia, maka (sebuah perusahaan; red) akan diperlukan untuk menjalankan kilang ini. Maka untuk itu harus tetap ada institusinya.

Perusahaan akan tetap ada, dan pekerjanya akan tetap sama. Seperti membalik badge baru,” tegas Yhenda.

Pernyataan Yhenda sangat mungkin untuk terwujud. Sebab hingga saat ini, Badak LNG masih mendapatkan pasokan gas. Kini bahkan Perusahaan telah mendapatkan pasokan tambahan gas dari beberapa produsen baru. Misalnya, pada Desember tahun lalu telah masuk pasokan gas sebesar 100 mmscfd dari Chevron. Lalu pada bulan Mei 2017, masuk juga pasokan gas dari eni sebesar 100 mmscfd. Bahkan ke depannya pasokan gas dari eni ini dapat meningkat sampai 400 mmscfd. Selain pasokan baru dari kedua perusahaan ini, Badak LNG juga tengah mengupayakan untuk mendapatkan pasokan gas dari beberapa perusahaan lain yang masih dalam tahap negosiasi.

Pasokan-pasokan gas baru ini merupakan harapan bagi Badak LNG yang saat ini tengah serius menyiapkan bridging arrangement sebelum memasuki fase second life cycle. Hadirnya pasokan gas baru juga tentu akan menambah semangat Badak LNG—baik itu pekerja, mitra kerja, bahkan hingga para mitra binaan—untuk terus berkarya dan memupuk rasa optimis.

Rasa optimis ini penting untuk memupuk keyakinan bahwa Badak LNG tidak akan mati dan akan terus hadir dengan semangat baru. Badak LNG akan terus memberikan kontribusi bagi kota Bontang. Badak LNG akan tetap berjuang sekuat tenaga hingga tetap dapat merayakan momen “ulang tahun“ tetesan perdana dan terus menunda momen tetesan terakhir.

SINERGY Juli - Agustus 2017

5

SINERGY Juli - Agustus 2017

SOROTAN

L N G

SPotLIGHt

I n 1977, at least there were two important moments that happened in Badak LNG, namely the first drop on July 5th and the first LNG shipment by Aquarius tanker on August 9th. These moments were happening three years after the historical event called the 1973

Contract. At that time, Badak LNG was successfully signed LNG sales contract to five Japanese companies, namely Chubu Electric Co., Kansai Electric Power Co., Kyushu Electric Power Co., Nippon Steel Corp, and Osaka Gas Co. Ltd.

After more than four decades, Badak LNG has achieved various accomplishments, from winning National Gold PROPER six consecutive times to 9,000th LNG shipping on November 8th 2016. All were achieved with LNG’s flowing drop by drop from the Badak LNG’s plant.

Those great achievements also came with great efforts. According to former President Director & CEO Badak LNG Salis S. Aprilian, the initial establishment of Badak LNG plants was not easy.

“Indonesia’s decision at that time to build Badak LNG and Arun LNG was a quantum leap, a quite far leap. Even though back then gas was not considered valuable, the decision was smart and visionary,” he said.

All of Badak LNG’s achievements have been recognized as glorious records. Thus, when the company looks back and reflects the path they have crossed, all elements of Badak LNG feels proud and grateful for those achievements. However, those achievements were not just mere historical records. The company keeps thinking and planning for the brighter future.

This very moment, there are hard challenges to pass by the company. Since 2001, production of LNG tends to keep decreasing. The major cause was the decreasing number of

gas supply from the producer. This influences the production of LNG, so the chance for the company to repeat the 2001’s achievement by recorded about 22 million tons of LNG productions will be more difficult.

The decreasing of the gas supply arises the question: if the gas producer cannot fill up the need, will the journey end? Will Badak LNG carry the same destiny like PT Arun NGL which once became the biggest LNG producer in the world in 1990, but had to stop on its 4,269th shipping? The question grew, how to manage its 900 and more workers of Badak LNG after?

Now, after passing through its 9,000th shipping, the signs of its ending are starting to get there. Some of the signs are the decreasing of the gas supply that results the stopping of some train operations. After four decades celebrating the first drop, will the company celebrate its last drop?

the Company keeps FightingBadak LNG with its whole management and workers will strongly avoid the event of the last drop. Especially the company has designed the “rescue” planning since long time ago. Former President Director & CEO Badak LNG Salis S. Aprilian said that to avoid the bad destiny, Badak LNG at least must do two ways.

The first way is to increase the performance of the plants and the cost effectiveness. And the second way is to find or add up the new gas supply. Moreover, while waiting for the second life cycle after 2017, Badak LNG will run four working priorities; keep producing LNG by maintaining its quality, increase the cost effectiveness, accentuate the safety standard, and develop the human resources.

the FirSt drOPwithOutthe LaSt One

SINERGY Juli - Agustus 2017

6

SINERGY Juli - Agustus 2017

Now it has been proven, slowly but sure all the efforts have been succeeding. Badak LNG management on various events optimistically refuses the rumor of the company’s closing. In fact, the Director & COO Badak LNG Yhenda Permana with all management of Badak keep emphasizing that the company will stay exist.

For example, at the break-fasting event of the Badak LNG management, the whole FKPD board of Bontang City and MUI on June 11th 2017, Yhenda emphasized once more that a huge change will not happen, even though the contract agreement between the Producer and PT Pertamina about Badak LNG will end on December 31st 2017 -because the contract of Mahakam block meets the end.

“Insya Allah, because the gas is still available, so (the company) will be needed to run the plants. And the institution must stay exist. The company will stay exist, and its workers will stay the same. It will be like turning the new badge,” said Yhenda firmly.

The statement was very feasible to happen. Until today, Badak LNG still gets the gas supply. Even now the company

has got the adding gas supply from some new producers. For instance, on December last year. 100 mmscfd of gas had come from Chevron. And on May 2017, eni was putting in 100 mmscfd of gas. Later, this number can increase up to 400 mmscfd. Besides the new supply from those two companies, Badak LNG is now working to get the gas supply from some other companies that still in negotiation phase.

This new gas supply is the hope for the company which now seriously preparing the bridging arrangement before entering the second life cycle phase. The availability of the new gas supply will surely add the spirit of Badak LNG—whether the workers, clients, to all the assisted partners—to keep working and maintaining the optimistic feeling. That optimistic feeling is significant to make sure that the company will stay living and existing with the new spirit. Badak LNG will keep giving contributions for Bontang City. The company will keep on fighting as strong as needed so it can celebrate the “birthday” moment of the first drop and keep delaying the last drop moment.

LNG LPG

0

1977

1978

1979

1980

1981

1982

1983

1984

1985

1986

1987

1988

1989

1990

1991

1992

1993

1994

1995

1996

1997

1998

1999

2000

2001

2002

2003

2004

2005

2006

2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2014

2015

2016

*

2

4

6

8

10

12

14

16

18

20

22

24

LNG & LPG Production of Badak LNG

MILLION TON/YEAR

SINERGY Juli - Agustus 2017

7

SINERGY Juli - Agustus 2017

SPOTLIGHT

Pada 12 Juni 2017, bertempat di halaman Kantor Utama Badak LNG, berlangsung acara penyerahan empat unit kendaraan pengangkut sampah dan peralatan menjahit dari Badak LNG kepada Pemerintah Kota Bontang. Selanjutnya, kedua

bantuan ini akan diteruskan kepada kelompok binaan dan masyarakat yang telah menjadi sasaran bantuan. Acara penyerahan bantuan ini merupakan salah satu perwujudan dari program Community Development Badak LNG yang sejak awal berdiri selalu berkomitmen untuk maju bersama masyarakat.

Pada kegiatan ini ada satu hal yang menarik. Dalam sambutannya, Walikota Bontang Neni Moerniaeni menggarisbawahi penurunan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim. Jika mengacu pada penelitian Kepala Seksi Analisis Statistik BPS Provinsi Kalimantan Timur, Dr. Yusniar Juliana Nababan, perekonomian Kalimantan Timur beberapa tahun ini sedang mengalami perlambatan. Penurunan kinerja ekonomi secara kontinu menyebabkan pertumbuhan ekonomi Provinsi Kaltim mengalami penurunan pada tahun

2015 dan 2016, masing-masing sebesar -1,21% dan -0,38%.

Menurut analisis Yusniar, perekonomian yang terlalu didominasi oleh sektor pertambangan berpotensi menciptakan pembangunan ekonomi yang tidak berkelanjutan pada Provinsi Kaltim. Jika dikaitkan dengan indikator kinerja kunci pembangunan inklusif, maka dominasi sektor pertambangan pada jangka panjang akan menurunkan kinerja pada aspek “intergenerational equity and sustainability”. Kedua aspek ini penting bagi keadilan ekonomi antar generasi dan keberlanjutan pembangunan ekonomi.

Berkaca pada terus menurunnya pertumbuhan ekonomi, Neni mengatakan bahwa Kota Bontang harus siap menghadapi era pascamigas. Untuk menghadapi hal tersebut, ia memberikan sebuah resep, “Sesungguhnya yang harus kita perkuat menghadapi era pascamigas adalah industri hilir,” ujarnya.

Berjuang menjagaindustri hilir

SINERGY Juli - Agustus 2017

8

SINERGY Juli - Agustus 2017

SOROTAN

Ternyata resep yang diberikan oleh Walikota Bontang ini sejalan dengan rencana pembangunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur. Mengacu pada sasaran pembangunan Pemerintah Provinsi Kalimantan Timur melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) 2013-2018, tema pembangunan di tahun 2017 adalah “Pemantapan Industri Hilir untuk Mewujudkan Struktur Ekonomi yang Berkualitas”.

Dari tema pembangunan ini, terlihat jelas bahwa perkembangan industri hilir saat ini menjadi perhatian utama dari pemerintah. Badak LNG sebagai bagian dari riak kehidupan masyarakat Kota Bontang dan Kalimantan Timur tentu perlu memperhatikan sekaligus terlibat dalam rencana tersebut. Sebab, sebagai salah satu poros industri hulu di Indonesia, Badak LNG memiliki peran cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi Kota Bontang.

Mengenal industri hilir Jika industri hulu adalah industri yang mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi, maka industri hilir adalah industri yang menjadi kelanjutan dari industri hulu. Industri hilir mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen.

Dalam dunia ekonomi industri, pertumbuhan industri hilir memiliki banyak keuntungan. Salah satunya adalah untuk meningkatkan nilai tambah suatu barang. Jika nilai tambah suatu barang bertambah, tentu nilai jual akan bertambah pula. Bertambahnya nilai jual akan meningkatkan jumlah pendapatan suatu daerah atau bahkan devisa negara.

Salah satu contoh keuntungan tumbuhnya industri hilir dapat dilihat dari industri kelapa sawit. Penjualan minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) yang merupakan produk utama industri hulu kelapa sawit terbukti meningkat jika industri hilirnya tumbuh. Industri hilir kelapa sawit seperti minyak goreng, oleo chemicals, ataupun biodiesel

mampu menyerap produk minyak kelapa sawit secara lebih maksimal.

Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian, Panggah Susanto dalam ajang International Conference and Exhibition of Palm Oil mengatakan bahwa industri hilir tersebut telah mendorong ekspor produk hilir CPO dari semula 30% dari total produksi sawit nasional menjadi 70%. “Ini menunjukkan manfaat instrumen hilirisasi industri meningkatkan volume dan nilai tambah barang ekspor,” jelasnya.

Keuntungan berikutnya dari berkembangnya industri hilir adalah bertambahnya lapangan kerja. Dengan kemunculan industri-industri hilir baru—meski masih termasuk dalam industri kelas menengah—kebutuhan akan tenaga kerja meningkat. Dengan demikian serapan tenaga kerja di daerah tempat berkembangnya industri hilir akan meningkat dan menurunkan tingkat pengangguran di daerah tersebut.

Berkembangnya industri hilir juga meningkatkan jumlah kelas ekonomi menengah di daerah. Dengan adanya kelas menengah yang kuat, produk-produk industri hilir dipastikan akan mampu merajai pasar-pasar domestik. Hal ini tentu menjadi satu keuntungan bagi Indonesia sebagai negara yang sedang mengalami pertumbuhan kelas menengah. Menurut pendiri Indo Sterling Capital William Henley, kelas menengah Indonesia terus tumbuh, dari 0% pada tahun 1999 menjadi 6,5% pada tahun 2011. Pada tahun 2030, jumlah kelas menengah Indonesia diperkirakan akan mencapai 141 juta orang.

Pertumbuhan kelas menengah ini tentu akan sangat menguntungkan bagi penguatan industri hilir. Sebab masyarakat kelas menengah merupakan pasar dengan daya serap tinggi bagi produk industri hilir. Dari mulai peralatan kebutuhan rumah tangga, produk makanan dan minuman, sampai dengan produk kendaraan bermotor. Dengan demikian, kemunculan pasar domestik yang didominasi oleh kelas menengah ini juga dapat berfungsi sebagai alternatif engine of growth ketika pasar ekspor sedang mengalami kebuntuan.

Keberadaan Badak LNG bukan hanya sekedar memproduksi LNG dan sumber

devisa negara saja, namun juga berfungsi sebagai mata rantai kesejahteraan bagi

masyarakat Kota Bontang.

SINERGY Juli - Agustus 2017

9

SINERGY Juli - Agustus 2017

SOROTAN

industri hilir di kota Bontang, jumlah Penduduk adalah kuncinya Berdasarkan data statistik dari BPS Kota Bontang, dalam kurun waktu enam tahun terakhir ini, struktur perekonomian Kota Bontang masih sangat didominasi oleh Industri Pengolahan, yang salah satunya adalah Badak LNG. Kegiatan industri pengolahan setiap tahunnya dapat mempengaruhi

perekonomian Kota Bontang sebesar 85 – 88%. Besarnya pengaruh industri pengolahan bagi ekonomi Kota Bontang memicu pergerakan migrasi penduduk yang datang ke Kota Bontang pada kisaran 4% setiap tahunnya.

Migrasi ini menyebabkan jumlah penduduk Kota Bontang terus meningkat setiap tahunnya. Peningkatan ini dapat dilihat dari data Registrasi Penduduk Kota Bontang. Pada 2014 tercatat penduduk Kota Bontang yang menempati tiga kecamatan sebanyak 161.413 jiwa. Pada tahun 2015 jumlah penduduk bertambah menjadi 164.258 jiwa, atau bertambah sebanyak 2.845 jiwa.

Bontang Lestari

Satimpo

Berbas Pantai

Berbas Tengah

Tanjung Laut

Tanjung Laut Indah

Bontang Kuala

Bontang Baru

Api-api

Gunung Elai

Lok Tuan

Guntung

Gunung Telihan

Kanaan

Belimbing

Kenaikan Jumlah Penduduk

Kenaikan Jumlah Penduduk

Kenaikan Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk Kecamatan Bontang Selatan

Jumlah Penduduk Kecamatan Bontang Utara

Jumlah Penduduk Kecamatan Bontang Barat

2014

2014

2014

2.211 2.423

3.744 3.666

4.882 4.867

7.474 7.902

7.772 7.792

6.774 6.893

2.011 2.150

3.497 3.456

4.435 4.386

6.837 6.676

7.106 7.215

6.247 6.331

351

-119

-158

36

239203

Kelu

raha

nKe

lura

han

Kelu

raha

n

2015

2015

2015

: Laki-laki : Perempuan

2.254

5.257

7.590

6.981

11.091

4.110

3.728

2.117

4.978

7.040

6.396

9.564

2.410

5.431

7.706

7.158

11.327

4.241

3.886

2.286

5.231

7.188

6.573

9.847

325

427

264

354

519

289

6.204 6.273

6.009 5.872

2.087 2.100

5.606 5.606

5.536 5.531

1.875 1.903

-142

41

216

SINERGY Juli - Agustus 2017

10

SINERGY Juli - Agustus 2017

SOROTAN

Mengapa jumlah penduduk menjadi vital saat berbicara tentang industri hilir? Jumlah penduduk yang besar, terutama keberadaan penduduk kelas menengah yang kuat, akan menjadi pasar yang baik bagi produk-produk industri hilir. Berbeda dengan produk industri hulu yang memiliki konsumen khusus, produk-produk industri hilir akan dapat langsung menyentuh konsumen dari segala lapisan masyarakat.

Oleh karena itu, semakin banyak jumlah penduduk di suatu daerah, semakin besar pula potensi industri hilir di daerah itu dapat berkembang. Menilik dari keberadaan Badak LNG sebagai salah satu industri hulu utama yang dimiliki oleh Kota Bontang, setidaknya ada beberapa industri hilir yang dapat berkembang di kota ini, antara lain:

● Perdagangan umum dan pusat perdagangan; ● Usaha konstruksi, untuk pembangunan infrastruktur rumah, pabrik, gedung perkantoran, jalan, dan lain sebagainya;

● Jasa transportasi darat, laut, dan udara; ● Industri pariwisata, wisata bawah laut, dan wisata hutan bakau;

● Industri briket batubara; Industri perikanan, yang meliputi usaha penangkapan, pengolahan hasil perikanan, dan cold storage;

● Usaha budidaya laut dengan orientasi ekspor.

Potensi berkembangnya industri hilir ini didukung oleh data dan fakta di lapangan. Mengacu pada data Produk Domestik Regional Bruto Kota Bontang, pada 2010-2015, tampak industri hilir di kota ini mengalami peningkatan yang konsisten. Peningkatan ini seiring dengan peningkatan jumlah penduduk.

Posisi Strategis Badak LngRancangan program pemerintah untuk semakin menggenjot potensi industri hilir di Kota Bontang tentu membutuhkan dukungan semua pihak. Namun potensi industri hilir ini

masih bergantung pada jumlah penduduk sebagai sumber pasar paling potensial. Sementara itu, laju pertumbuhan penduduk Kota Bontang masih didominasi pendatang yang tertarik untuk bekerja di industri hulu.

Keberadaan Badak LNG sebagai salah satu industri hulu utama di Kota Bontang tentu memiliki peran strategis. Menyadari pentingnya kehadiran perusahaan yang sudah berusia lebih dari empat dekade ini, Badak LNG terus berjuang mempertahankan eksistensinya yang terancam seiring dengan menurunnya pasokan gas dari produsen. Penurunan pasokan gas yang signifikan sempat menimbulkan kecemasan kalau Badak LNG akan bubar jalan. Banyak yang membandingkan Badak LNG dengan PT Arun NGL yang harus mengalami momen pengiriman terakhir pada tahun 2014, sebelum akhirnya ditutup. Padahal Arun sendiri di masa jayanya merupakan salah satu pengekspor LNG terbesar di dunia.

Tapi Perusahaan peraih enam PROPER Emas berturut-turut ini tidak pernah menyerah. Badak LNG terus berusaha menemukan produsen-produsen gas baru untuk menjaga kelangsungan hidupnya. Langkah ini terbukti berhasil, antara lain dengan suksesnya pengapalan perdana 22.700 m3 LNG menuju Tanjung Benoa, Bali pada 22 Juni 2017. Produk LNG ini berasal dari pasokan gas eni Muara Bakau. Sebuah milestone yang ditandai oleh President Director & CEO Badak LNG saat itu Salis S. Aprilian sebagai bring us the bright future.

Dengan adanya tantangan-tantangan era pascamigas ini, Badak LNG berusaha menghadapinya dengan strategi yang tepat. Berjuang dan bekerja keras, karena seluruh elemen di Perusahaan menyadari bahwa keberadaan Badak LNG bukan hanya sekedar memproduksi LNG dan sumber devisa negara saja, namun juga dapat berfungsi sebagai mata rantai kesejahteraan bagi masyarakat Kota Bontang yang sangat majemuk. Termasuk perannya bagi pertumbuhan industri hilir.

SINERGY Juli - Agustus 2017

11

SINERGY Juli - Agustus 2017

SOROTAN

$

$

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 2 4 6 8 10

6.232,90

7.420,50

8.005,10

8.103,60

8.687,20

9.289,90

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 100 300 500 700 800200 400 600

444.430,70

471.871,20

506.627,80

552.126,60

587.972,50

618.681,40

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 50 100 150 200 250

134.320,90

148.449,90

168.296,20

186.647,80

203.618,10

219.928,70

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 2 4 6 8 10 12

5.458,30

5.888,30

6.476,10

6.705,80

7.113,20

11.566,90

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 50 100 150 200 250

150.778,60

159.309,80

168.635,50

184.504,20

198.778,10

208.759,20

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 50 100 150 200 250

146.000,80

124.638,20

169.233,10

191.931,00

211.229,90

219.231,40

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 100 200 300 400 500

226.326,50

162.622,40

265.161,80

323.691,50

369.590,80

422.869,10

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 50 100 150 250200 300

188.020,70

162.215,30

211.496,00

228.364,90

256.768,50

278.208,30

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 30 60 90 120 150

86.573,20

77.154,10

96.716,40

107.247,50

118.511,10

128.257,00

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 50 100 150 200 300250 350 400

274.266,00

252.685,80

295.512,90

318.264,40

348.125,10

368.234,00

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 100 200 300 400 500

264.811,70

234.019,40

305.553,90

358.490,00

387.396,90

403.137,00

11.566,90

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 100 200 300 400 500 600

192.358,10

232.381,20

283.725,90

366.597,50

452.528,30

514.223,10

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 500 1000 1500 2000 2500 3000

1.813.634,20

1.978.237,30

2.114.409,80

2.230.742,60

2.407.378,00

2.528.473,00

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 300 600 900 1200 1500

875.481,90

1.027.472,30

1.112.898,40

1.180.323,20

1.276.902,80

1.365.676,60

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 5000 10.000 15.000 20.000 25.000

14.542.329,80

12.587.203,10

17.760.358,40

20.800.710,10

21.004.395,70

23.578.933,90

PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha (Juta Rupiah)gRDP at Current Market Prices by Industrial Origin (Million Rupiah)

Pertanian, Kehutanan, dan PerikananAgriculture, Forestry and Fishery

Pengadaan Listrik dan GasProcurement of Electricity and Gas

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur UlangWater Supply, Waste Management, and Recycling

KonstruksiConstruction

Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda MotorLarge and Retail Trade; Car and Motorcycle Repair

Transportasi dan PergudanganTransportation and Warehousing

Penyediaan Akomodasi dan Makan MinumProvision of Accommodation and Restaurant

$

$

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 2 4 6 8 10

6.232,90

7.420,50

8.005,10

8.103,60

8.687,20

9.289,90

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 100 300 500 700 800200 400 600

444.430,70

471.871,20

506.627,80

552.126,60

587.972,50

618.681,40

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 50 100 150 200 250

134.320,90

148.449,90

168.296,20

186.647,80

203.618,10

219.928,70

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 2 4 6 8 10 12

5.458,30

5.888,30

6.476,10

6.705,80

7.113,20

11.566,90

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 50 100 150 200 250

150.778,60

159.309,80

168.635,50

184.504,20

198.778,10

208.759,20

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 50 100 150 200 250

146.000,80

124.638,20

169.233,10

191.931,00

211.229,90

219.231,40

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 100 200 300 400 500

226.326,50

162.622,40

265.161,80

323.691,50

369.590,80

422.869,10

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 50 100 150 250200 300

188.020,70

162.215,30

211.496,00

228.364,90

256.768,50

278.208,30

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 30 60 90 120 150

86.573,20

77.154,10

96.716,40

107.247,50

118.511,10

128.257,00

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 50 100 150 200 300250 350 400

274.266,00

252.685,80

295.512,90

318.264,40

348.125,10

368.234,00

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 100 200 300 400 500

264.811,70

234.019,40

305.553,90

358.490,00

387.396,90

403.137,00

11.566,90

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 100 200 300 400 500 600

192.358,10

232.381,20

283.725,90

366.597,50

452.528,30

514.223,10

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 500 1000 1500 2000 2500 3000

1.813.634,20

1.978.237,30

2.114.409,80

2.230.742,60

2.407.378,00

2.528.473,00

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 300 600 900 1200 1500

875.481,90

1.027.472,30

1.112.898,40

1.180.323,20

1.276.902,80

1.365.676,60

2010

2011

2012

2013

2014

2015

0 5000 10.000 15.000 20.000 25.000

14.542.329,80

12.587.203,10

17.760.358,40

20.800.710,10

21.004.395,70

23.578.933,90

Jasa Keuangan dan AsuransiFinancial Services and Insurance

Informasi dan KomunikasiInformation and Communication

Real EstatReal Estate

Jasa PerusahaanCompany Services

Jasa PendidikanEducational Services

Jasa Kesehatan dan Kegiatan SosialHealth Services and Social Activities

Jasa lainnyaOther services

PDRB tanpa MigasGRDP without Oil and Gas

SINERGY Juli - Agustus 2017

13

SINERGY Juli - Agustus 2017

SOROTAN

O n June 12th 2017, on the yard of the main office of Badak LNG there was an event of handover of four unit vehicles to haul the garbage and also the handover of sewing tools from Badak LNG to Bontang city government. Furthermore, those

helps will be given to the partner group and the community that has become the supporting target. This event was one of manifestation of the Community Development program of Badak LNG which from the beginning of its establishment has been always committing to go forward with the community.

There was an interesting thing in this activity. In his greeting, Mayor of Bontang Neni Moerniaeni underlined the reduction of economy’s growth in East Kalimantan province. When referring to the research of the Head of Analytic-Statistical Section of East Kalimantan Province’s BPS, Dr. Yusniar Juliana Nababan, the province’s economy for these few years has been reducing. The continuous reducing economic growth caused

the economic growth at East Kalimantan Province in 2015 and 2016 decreased to -1.21% and -0.38% each.

According to Yusniar analysis, the economic condition that is always dominated by mining sector can create un-continuous economic development in East Kalimantan Province. Connected to the Key Performance Indicator for inclusive development, the mining sector domination on a long term will reduce the performance on “intergenerational equity and sustainability” aspect. Both of these aspects are important for the economic equity for generation and its sustainability of economic development.

Reflecting on the decreasing of economic development, Neni said that Bontang had to prepare to face the post oil and gas era. To face it, she gave a tip, “Actually, all we have to do to face the era is to strengthen the downstream industry,” she said.

strive in maintaining the downstream industry

SINERGY Juli - Agustus 2017

14

SINERGY Juli - Agustus 2017

SPOTLIGHT

That tip from the mayor is actually in accord with regional development planning of the East Kalimantan Province government. According to the target of development of East Kalimantan Province, the government via mid-term regional development planning 2013-2018, the development theme in 2017 is “The Steadiness of Downstream Industry to Create Qualified Economic Structure.”

From this theme, it is clear that the development of downstream industry nowadays becomes the main focus of the government. Badak LNG as a part of the life in Bontang and East Kalimantan certainly need to pay attention and also be involved in the plan. As one of the main upstream industry in Indonesia, Badak LNG has a big enough role in the economic growth of Bontang.

Recognizing The Downstream IndustryIf upstream industry is an industry which turns raw material into half- ready item, then downstream industry is the one that becomes the extension of upstream industry. Downstream industry processes the half-ready item into a ready item that can be used or enjoyed immediately by consumers.

In the industrial economic world, the growth of downstream industry owns many advantages. One of them is to increase the value of an item. If the value rises, certainly the selling value will rise too. It will increase the amount of regional income or even increase its country’s exchange.

One example of the advantages of the downstream industry’ growth can be seen from the palm-oil industry. The Crude Palm Oil (CPO) selling, the main product of the upstream industry, is

proven to increase when the downstream industry’s growing. The palm oil’s downstream industry like frying oil, oleo chemicals, or biodiesel can absorb palm oil products more maximum.

Ministry of Industry’s General Director of Agroindustry Panggah Susanto in the International Conference and Exhibition of Palm Oil said that the downstream industry of CPO had pushed the export of downstream products from initial 30% from total national palm oil production to 70%.

“It shows the benefit of downstream industry’s instrument to increase the volume and the value of the export goods,” he described.

The next advantage from the downstream industry’s growth is the increasing working field. By the appearing new downstream industry—even still including mid-class industry— the need for new workers has increased. Therefore, absorption of workers in the region will rise up and it decreases jobless level at the region.

The downstream industry’s growth also increases the amount of mid-economy class at the region. With powerful mid-class, downstream industry’s products surely can dominate domestic market. This can become an advantage for Indonesia as a country with growing mid-class. According to Indo Sterling Capital’s founder William Henley, Indonesia’s mid-class keeps growing, from 0% in 1999 up to 6.5% in 2011. In 2030 the amount of mid-class is predicted to reach 141 million people.

The mid-class’ growth certainly is very prospering for the downstream industry strength. For mid-class society is a market with high absorption for the downstream industry products. From the household equipment, beverages products, up to vehicles. Therefore, the domestic market appearance dominated by the mid-class can function as the alternative engine of growth when the export market is having hardship.

Badak LNG existence does not just produce LNG and the source of its country’s income, it can also function as a link of

prosperity forpeople at Bontang.

SINERGY Juli - Agustus 2017

15

SINERGY Juli - Agustus 2017

SPOTLIGHT

Bontang Lestari

Satimpo

Berbas Pantai

Berbas Tengah

Tanjung Laut

Tanjung Laut Indah

Bontang Kuala

Bontang Baru

Api-api

Gunung Elai

Lok Tuan

Guntung

Gunung Telihan

Kanaan

Belimbing

Population Growth

Population Growth

Population Growth

The Population of Sub-district South Bontang

The Population of Sub-district North Bontang

The Population of Sub-district West Bontang

2014

2014

2014

2,211 2,423

3,744 3,666

4,882 4,867

7,474 7,902

7,772 7,792

6,774 6,893

2,011 2,150

3,497 3,456

4,435 4,386

6,837 6,676

7,106 7,215

6,247 6,331

351

-119

-158

36

239203

Villa

geVi

llage

Villa

ge

2015

2015

2015

: Man : Women

2,254

5,257

7,590

6,981

11,091

4,110

3,728

2,117

4,978

7,040

6,396

9,564

2,410

5,431

7,706

7,158

11,327

4,241

3,886

2,286

5,231

7,188

6,573

9,847

325

427

264

354

519

289

6,204 6,273

6,009 5,872

2,087 2,100

5,606 5,606

5,536 5,531

1,875 1,903

-142

41

216

Downstream Industry at Bontang, and Amount of Inhabitant is The Key Based on statistical data of BPS Bontang, in the last six years, Bontang’s economic structure is still dominated by the processing industry which one of them is Badak LNG. The activity of processing industry every year can influence

economy of Bontang as 85-88%. The enormous influence of processing industry for Bontang’s economy triggers migration of people who come to the city of Bontang as 4% every year.

This migration causes the increase of inhabitant’s number every year. It can be seen from the data of Bontang’s Inhabitants Registration. In 2014 its inhabitants that occupied three sub-districts was 161,413 people. In 2015 that added up to 164,258 people, it increased to 2,845 people.

SINERGY Juli - Agustus 2017

16

SINERGY Juli - Agustus 2017

SPOTLIGHT

Why does the number of inhabitants become vital when we talk about downstream industry? Large number of inhabitant, especially the strong middle-class inhabitants will become a good market for the downstream industry’s products. Different to the upstream industry products that has special consumers, downstream industry products can directly reach consumers of all layers of society.

Therefore, the more inhabitants at a region, the larger potency of downstream industry there can grow. Seeing from the existence of Badak LNG as one of the main upstream industry and the resource that owned by Bontang, at least there are some downstream industry that can grow in the city. They are:

● General trading and trading center; ● Construction labor for infrastructure development;

houses, factories, offices buildings, highways building, etcetera;

● Transportation services of land, sea, and air; ● Tourism Industry, underwater and mangrove forest

tourism; ● Coal briquettes industry; ● Fish industry, including catching, processing, and cold

storage; ● Sea-product cultivation business with export orientation;

This growth potential of the downstream industry is supported by data and facts on the field. Referring to the data of regional domestic gross product Bontang, in 2010-2015, those downstream industries seemed increasing consistently. This happens due to the increasing number of inhabitant.

Strategic Position of Badak LNGThe government’s program design to get up downstream industry’s potential in Bontang City surely needs support

from every stakeholder. However, this potential still depends on number of people as a source of the most potential market. Meanwhile, rate of people’s growth in Bontang is still dominated by newcomers who are interested to work at upstream industry.

The existence of Badak LNG as one of the main upstream industry in Bontang City certainly owns strategic role. Realizing the importance of company’s presence that has been more than four decades, Badak LNG keeps striving to maintain its existence that is threatened due to the decreasing of gas supply from the producer. The significance of its decreasing caused anxiety whether the company would have disbanded. Many people comparing Badak LNG with PT Arun NGL that had to experience the last shipment moment in 2014, before it was closed. Even though Arun itself was in its golden era, and it was one of biggest LNG exporters in the world.

However, the company which has achieved six Golden PROPER awards consecutive never gives up. Badak LNG keeps trying to find new gas producers to maintain its life performance. This step has been succeeded, as seen at the first shipping of 27,700 m3 LNG to Tanjong Benoa, Bali on June 22nd 2017, this product came from eni gas stock Muara Bakau. A milestone that was marked by former President Director & CEO Badak LNG Salis S. Aprilian as bring us the bright future.

With all the challenges at post oil and gas era, Badak LNG tries to overcome them with the exact strategy. The company keeps fighting and striving, because all elements of the company realizes that its existence does not just to produce LNG and to be the source of its country’s income, it can also function as a link of prosperity for people in Bontang who are really various. Including its role for the growth of downstream industry.

SINERGY Juli - Agustus 2017

17

SINERGY Juli - Agustus 2017

SPOTLIGHT

Setiap tahun, Badak LNG melakukan ratusan kali pengapalan. Pengiriman dan pengapalan LNG pertama dari Bontang dilakukan pada 9 Agustus 1977. Pada awalnya, Badak LNG baru mampu melakukan 12 kali pengapalan dalam setahun. Dengan upaya keras, angka ini terus meningkat hingga puncaknya pada 2001, dimana dalam setahun Badak LNG mampu melakukan 407 kali pengapalan. Jumlah pengiriman kemudian menurun secara perlahan sejalan dengan penurunan produksi gas alam dari producer. Sejak 2012 sampai saat ini, Badak LNG hanya melakukan sekitar 200 pengapalan per tahun. Shensu Maru sendiri telah mulai mengapalkan LNG dari Bontang ke Jepang sejak 7 Maret 1984. Pengapalan LNG dengan kapal ini telah mencapai 675 kali dengan tujuan Terminal Sakai, Jepang.

Jepang memang menjadi negara konsumen terbesar LNG yang dihasilkan Badak LNG. Sebanyak 6.700 pengapalan dengan bobot kargo tak kurang dari 350 juta ton telah diberangkatkan ke Jepang. Nilai ini jauh meninggalkan Taiwan dan Korea Selatan yang membeli masing-masing sekitar 60 juta ton LNG yang dikirimkan melalui lebih dari seribu kali pengapalan. Total LNG yang dikapalkan Badak LNG ke sejumlah negara hingga 2016 mencapai 485 juta ton.

Penjualan gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG) menjadi penting karena sebagai bagian dari sub sektor migas, LNG adalah sumber penerimaan negara yang signifikan. Mengutip data dari Renstra Migas 2015-2019 Kementerian ESDM RI, pada kurun waktu 2010-2014 kontribusi sub sektor migas dalam penerimaan APBN adalah sebesar 30%. Pada tahun 2010, sub sektor ini menyumbang sekitar Rp 220.987,10 miliar dan meningkat menjadi Rp 305.569,84 miliar pada tahun 2013. Kontribusi penerimaan terutama berasal dari Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) migas. Secara rata-rata industri migas menyumbang sekitar

21% dari pendapatan ekspor dan 30% dari pendapatan pemerintah. Penerimaan negara sub sektor migas pada tahun 2009 sampai tahun 2014 dapat dilihat pada grafik Realisasi Penerimaan Negara 2010-2014.

Meski menghasilkan penerimaan negara yang besar, sejak tahun 1995, produksi minyak Indonesia sebenarnya rata-rata menurun dengan natural decline rate sekitar 12% per tahun. Angka penurunan ini kemudian dapat ditahan hingga menjadi rata-rata 3% per tahun sejak 2005. Namun, meskipun produksi minyak bumi tahun 2014 hanya sekitar 789 ribu bpd, jika minyak dan gas bumi dilihat sebagai sebuah komoditas tunggal, produksinya mencapai 2,01 juta barrel oil equivalent per day (boepd). Jumlah ini bahkan melebihi produksi pada puncak kejayaan eksploitasi minyak bumi di Indonesia, yaitu pada tahun 1977 (1,68 juta bpd) dan pada tahun 1995 (1,62 juta bpd).

Di sisi lain, produksi gas bumi Indonesia relatif meningkat sejak tahun 1970-an, meskipun akhir-akhir ini produksinya cenderung stagnan pada level kisaran 8.000 million standard cubic feet per day (mmscfd). Pada tahun 2014, produksi gas bumi mencapai 8.177 mmscfd. Angka produksi gas tersebut berbeda dengan angka lifting gas bumi yang pada tahun 2014 mencapai sekitar 6.838 mmscfd atau 1.221 ribu boepd. Produksi, merupakan volume gas yang tercatat di wellhead dikurangi pemakaian sendiri (own use) yaitu untuk gas reinjeksi dan gas lift. Sedangkan lifting gas bumi adalah produksi dikurangi losses (flare) dan merupakan sejumlah volume gas yang terjual (terkontrak). Dalam penetapan APBN, angka yang dipakai adalah lifting gas bumi karena terkait dengan perhitungan penerimaan negara. Namun, dari sisi teknis, angka jumlah produksi gas juga penting karena terkait dengan perhitungan cadangan (reservoir performance migas).

Sirine meraung saling bersahutan saat kapal LNG Shensu Maru yang berkapasitas 125 ribu m3, secara simbolis dilepas ke Jepang dari area Loading Dock 2 Kilang Badak LNG. Pelepasan yang berlangsung pada, 8 November 2016 tersebut, menandai pengiriman LNG ke 9.000 kalinya yang dilakukan oleh Badak LNG. Keistimewaan momen ini ditandai dengan kehadiran sejumlah tokoh penting dalam pelepasan tersebut. Mulai dari Walikota Bontang Neni Moerniaeni, President Director & CEO Badak LNG Salis S. Aprilian, Director & COO Badak LNG Yhenda Permana,

hingga perwakilan Pertamina Priyo Perwito, hadir bersama Ship Master LNG Shensu Maru Capt. Sasa GRK beserta tamu undangan lain.

sumBangsih Badak lng Bagi Penerimaan negara

18

SINERGY Juli - Agustus 2017SINERGY Juli - Agustus 2017

SOROTAN

Ekspor gas Indonesia pertama kali dilakukan pada tahun 1977 dalam bentuk LNG. Kegiatan ekspor LNG ini ditopang oleh kilang LNG Arun di Nanggroe Aceh Darussalam, LNG Bontang di Kalimantan Timur, kemudian LNG Tangguh di Papua, dan Donggi Senoro LNG di Luwuk Sulawesi. Pada tahun 2013, 72% porsi ekspor gas bumi Indonesia berbentuk LNG dan 28% melalui pipeline. Pangsa terbesar pasar ekspor LNG Indonesia adalah Jepang, menyusul Korea, Cina, Taiwan dan Amerika. Sedangkan ekspor gas melalui pipa sekitar 79% dikirimkan ke Singapura dan selebihnya ke Malaysia.

Dalam posisinya sebagai salah satu produsen utama LNG, Badak LNG tentunya berkontribusi besar dalam porsi penerimaan migas yang besar sebagaimana disinggung di atas. Kontribusi tersebut diungkapkan President Director & CEO Badak LNG saat itu Salis S. Aprilian dalam pelepasan Shensu Maru, sebagaimana dikutip oleh media eksplorasi.id (14/11/2016).

“... dalam satu tahun perusahaan bisa mengapalkan 200 kargo LNG dengan harga LNG masih sekitar US$ 15 hingga US$ 17 per MMBtu. Harga satu kargo pada satu kali pengapalan bisa mencapai US$ 20 juta hingga US$ 30 juta. Itu yang disumbangkan kepada negara melalui LNG, kontribusi Badak LNG untuk Indonesia,” ujar Salis.

Jika harga satu kargo tersebut (US$ 20 juta) dipukul rata untuk setiap pengapalan, maka secara kasar Badak LNG telah menjual LNG senilai US$ 180 milyar selama 9.000 kali pengapalan. Meskipun kita mendasarkan perhitungan pada harga ekspor LNG ke Jepang yang relatif menurun, total nilai penjualan LNG yang dibukukan Badak LNG tetap tinggi. Harga penjualan LNG ke Jepang per Mei 2017 mencapai US$ 5,72 per MMBtu (sumber: www.indexmundi.com). Jika harga ini dikalikan dengan total LNG yang telah dikapalkan Badak LNG (485 juta ton, setara dengan 23.890.081.048,472 MMBtu), akan mencapai nilai US$ 136 milyar. Tidak heran jika Salis dalam acara pelepasan pengapalan LNG ke-9.000 kali tersebut, berseloroh bahwa digit kalkulator tidak akan

cukup untuk menghitung sumbangsih Badak LNG bagi penerimaan negara.

Badak LNG tidak hanya memberikan sumbangsih bagi penerimaan pemerintah pusat semata. Pemerintah daerah Kaltim dan Bontang pun turut menikmati hasil penjualan LNG tersebut. Komoditi migas memang masih menjadi penyumbang signifikan keuangan Pemerintah Kota Bontang, khususnya dalam bentuk Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Director & COO Badak LNG, Yhenda Permana menyatakan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Bontang, sektor industri pengolahan migas masih memberikan kontribusi dominan bagi PDRB Bontang.

“Secara lebih spesifik, kontribusi dari gas alam cair kepada PDRB Bontang, seperti yang tercantum dalam data BPS Kaltim tahun 2013, adalah sebesar 81,8 persen. Badak LNG berkomitmen terus memberikan kontribusi positif bagi negara, Kaltim, dan Bontang,” kata Yhenda, dalam sambutannya di acara Press Gathering dan Peresmian Media Center, di Town Center Badak LNG, 8 Agustus 2015.

Ke depannya, kontribusi Badak LNG bagi penerimaan negara tampaknya akan tetap tinggi. Prediksi ini didukung oleh tiga fakta (sumber: http://bisnis.news.viva.co.id, 8/11/2011). Pertama, Indonesia saat ini masih menduduki peringkat ketiga eksportir LNG setelah Australia dan Qatar. Kedua, dalam sepuluh tahun terakhir investasi gas bumi di Indonesia lebih dominan dibandingkan investasi minyak bumi. Hal ini membuktikan Indonesia adalah negeri yang kaya sumber daya alam gas bumi. Ketiga, pemanfaatan LNG saat ini semakin meluas: mulai dari bahan bakar pembangkit listrik tenaga gas, bahan bakar kendaraan bermotor, hingga gas kota untuk kebutuhan rumah tangga, hotel, dan restoran. Karena harga yang lebih murah, dan lebih bersih dibandingkan bahan bakar minyak, banyak negara berlomba mengimpor LNG.

REALISASI PENERIMAAN NEGARA2010-2014 (dalam miliar Rupiah)

50,000.00

2010 2011 2012 2013 2014*)

100,000.00

150,000.00

200,000.00

250,000.00

300,000.00

350,000.00

(sumber: Renstra Migas 2015-2019 Kementerian ESDM RI Dirjen Minyak & Gas Bumi)*Perkiraan Realisasi 2014

19

SINERGY Juli - Agustus 2017SINERGY Juli - Agustus 2017

SOROTAN

Every year, Badak LNG do hundreds of shipments. The first LNG sending and shipping from Bontang was done on August 9th 1977. At first, Badak LNG did twelve times of shipping in a year. Hard works paid off, the number keeps increasing up to its peak in 2001, when within a year, the company could do 407 times of shipping. The sending number then decreased slowly in line with the decrease of natural gas production from the producer. Since 2012 up to now, Badak LNG only does about 200 of shipping per year. Shensu Maru himself had started shipping LNG from Bontang to Japan since March 7th, 1984. The shipping with this ship has reached 675 times with Terminal Sakai, Japan as its destination.

Japan becomes the biggest consumer country of LNG produced by Badak LNG. As 6,700 of shipping with cargo weight not less than 350 million tons have been delivered to Japan. This value is far leaving Taiwan and South Korea that buy respectively about 60 million ton of LNG that is delivered over a thousand times of shipping. Total LNG shipped by Badak LNG to some countries until 2016 had reached 485 million ton.

The selling of Liquefied Natural Gas (LNG) becomes important because as a part of oil and gas sub-sector, LNG is a significant source of income for this country. Cited from Renstra Migas 2015-1019 of the Ministry of ESDM RI, in 2010-2014, contribution of the oil and gas sub-sector in APBN income reached 30%. In 2010, this sector contributed about Rp 220,987.10 billion and rose up to Rp 305,569.84 billion in 2013. Those mainly came from the non-tax income of oil and gas. In average, oil and gas industry contributes about 21% of the export’s income and 30% of the national income. The sub-sector income of oil and gas within 2009 to 2014 can be seen in the following table (source: Renstra Migas 2015-2019 Ministry of ESDM RI General Directory of Oil and Gas).

Even though it gives a huge income for the country, since 1995, the Indonesia’s national oil production had been decreasing with natural decline rate about 12% per year. This declining rate can then be held up to 3% per year since 2005. However, even though the oil production in 2014 was only about 789 thousand bpd, if the oil and gas were seen as a single commodity, its production could reach 2.01-million-barrel oil equivalent per day (boepd). This amount was beyond production at the peak of oil exploitation in Indonesia in 1977 (1.68 million bpd) and 1995 (1.62 million bpd).

In the other side, production of Indonesia’s gas relatively increased since 1970s, even though lately its production tends to be stagnant on approximate 8,000 mmscfd. In 2014, its production reached 8,177 mmscfd (million standard cubic feet per day). The number was different with lifting number of natural gas in 2014 that reached about 6,838 mmscfd or 1,221 thousand boepd. Production means the gas volume recorded at wellhead, reduced by the own use for reinjection gas and gas lift. As natural gas lifting is production which is reduced by losses (flare) and it is a volume of gas that is sold (contracted). In the APBN determination, the number which is used is natural gas lifting since it is related to calculation of the income. However, on the technical side, the total amount of gas production is also important because it is related to reserving calculation (reservoir performance oil and gas).

Indonesia’s gas export was done for the first time in 1977 in LNG form. This LNG export activity was supported by Arun’s LNG plant at Naggroe Aceh Darussalam, Bontang’s LNG plant at East Kalimantan, then Tangguh’s LNG plant at Papua, and Donggi Senoro’s LNG plant at Luwuk Sulawesi. In 2013, 72% of Indonesia’s natural gas export portion was in LNG form and 28%

Noise of siren roared loudly when Shensu Maru’s ship of LNG with capacity of 125 thousand cubic meter symbolically sailed to Japan from Loading Dock 2 area of Badak LNG. The sail that occurred on Tuesday, November 8th 2016 marked the 9,000th LNG’s shipping by Badak LNG. This special moment was marked by the presence of many significant figures there. Started from the Bontang’s Mayor Neni Moerniaeni, former President Director & CEO Badak LNG Salis S. Aprilian, Director & COO Badak LNG Yhenda Permana, up to Pertamina’s representative Priyo

Perwito who came with Ship Master LNG Shansu Maru Capt. Sasa GRK and other guests.

Badak lng’s ContriButions for national inCome

20

SINERGY Juli - Agustus 2017SINERGY Juli - Agustus 2017

SPOTLIGHT

was distributed through pipeline. The biggest market of LNG export are Japan, Korea, China, Taiwan, and America. As the gas export through the pipe line is about 79% sent to Singapore and the rest to Malaysia.

In its position as one of the main producers of LNG, Badak LNG certainly has big contribution in oil and gas income portion as described above. The contribution was explained by former President Director & CEO Badak LNG Salis S. Aprilian at the release of Shensu Maru, as cited by media explorasi.id (14/11/2016).

“ … in a year the company can ship 200 LNG cargos with its price about US$ 15 up to US$ 17 per MMBtu. One cargo’s price at one-time shipping can reach US$ 20 – US$ 30 million. Those are contributed to the country via LNG, or Badak LNG for Indonesia,” said Salis.

If that one cargo’s price (US$ 20 million) is averaged for every shipping, then roughly Badak LNG had sold US$ 180 billion for 9,000 shipping. Even though we based the calculation on export price to Japan that relatively decreasing, the total number of LNG’s selling that has been recorded by the company stays high. The selling price of LNG to Japan per May 2017 reached US$ 5.72 per MMBtu (source: www.indexmundi.com). If this price is multiplied with total LNG that has been shipped by Badak LNG (485 million ton, equals to 23,890,081,048,472 MMBtu), then it will reach US$ 136 billion. Unsurprisingly, Salis in the releasing moment of the 9,000th LNG’s shipping was joking that calculator digits won’t be enough to count the company’s contribution to this country’s income.

Badak LNG does not only give contributions for the central government’s income. Regional government of East Kalimantan and Bontang also enjoys the selling’s result. Oil and gas commodity still become significant contributor for the finance of Bontang’s government, especially in form of Gross Regional Domestic Product (GRDP). Director & COO Badak LNG Yhenda Permana stated, based on data from Statistic Centre in Bontang, oil and gas processing industrial sector still gives dominant contribution for GRDP of Bontang.

“More specifically, contribution from liquid natural gas to GRDP Bontang, as attached in BPS data of East Kalimantan in 2013 was 81.8 per cent. Badak LNG committed to keep giving positive contribution for the country, for East Kalimantan, and Bontang,” said Yhenda in his greetings on Press Gathering and formal ceremony of Media Center, at Town Center Badak LNG, August 8th, 2015.

Later, its contribution for the country’s income will stay high. This prediction is supported by three facts (source: http:// bisnis.news.viva.co.id, 8/11/2011). First, Indonesia now still in the third rank of LNG exporter after Australia and Qatar. Second, in the last ten years, gas investment in Indonesia has been more dominant than oil investment. This proved Indonesia is a very rich in natural resources and also the natural gas. Third, utilization of LNG today spreads widely: starting from the fuel has energy instigator, fuel for vehicles, up to town gas for household, hotels, and restaurants need. For the cheaper price, and clearer than oil fuel, so many countries are competing to import LNG.

50,000.00

2010 2011 2012 2013 2014*)

100,000.00

150,000.00

200,000.00

250,000.00

300,000.00

350,000.00

Realization of State Revenues

2010-2014 (In Billion Rupiah)

(Source: Renstra Migas 2015-2019, ministry of ESDM RI Directorate General Oil and Gas).*Estimated Realization of 2014

21

SINERGY Juli - Agustus 2017SINERGY Juli - Agustus 2017

SPOTLIGHT

kedudukan Pesangon Pekerja, aPaBila Perusahaan Pailit atau likuidasi

Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (UU Ketenagakerjaan), yang tercatat dalam Lembaran Negara Nomor 39 Tahun 2003 mengatur tentang hak dan kewajiban dalam suatu hubungan industrial.

UU No 13 Tahun 2003 juga mengatur tentang ketentuan yang berlaku jika terjadi perselisihan dalam hubungan industrial.

Praktik UU Ketenagakerjaan yang Kontradiktif

Dalam Pasal 95 ayat (4) UU Ketenagakerjaan menyatakan bahwa upah dan hak-hak lainnya dari para pekerja/buruh merupakan utang yang “didahulukan” pembayarannya. Namun, dalam pelaksanaan putusan pailit, kata

“didahulukan” ditempatkan setelah pelunasan terhadap hak-hak negara dan para kreditor separatis yang merujuk Buku Dua Bab XIX KUH Perdata dan Pasal 21 Pasal 21 UU No. 28 Th. 2007 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (UU Perpajakan). Di sini, hak negara ditempatkan sebagai pemegang hak posisi pertama, kemudian diikuti oleh kreditor separatis (pemegang hak tanggungan, gadai, fidusia, dan hipotek).

Ketentuan Pasal 95 ayat (4) UU Ketenagakerjaan memang mewajibkan perusahaan yang pailit atau likuidasi harus

mendahulukan pemenuhan hak-hak pekerja seperti pesangon dan hak-hak lainnya. Namun, dalam praktik, terdapat urutan peringkat penyelesaian tagihan kreditor setelah selesainya kreditor separatis, dimana upah buruh masih harus menunggu urutan setelah tagihan hak negara, kantor lelang, dan badan umum yang dibentuk pemerintah untuk didahulukan. Praktik yang kontradiktif ini tertuang dalam Pasal 1134 ayat (2) juncto Pasal 1137 KUH Perdata dan Pasal 21 UU Perpajakan.

Sedangkan dalam Pasal 1149 KUH Perdata, piutang buruh terhadap perusahaan/majikan berkedudukan sebagai kreditor preferen. Dengan demikian ketika debitor dinyatakan pailit, tidak akan menghilangkan hak-hak buruh sebagai kreditor terhadap perusahaan tersebut. Kurator mendahulukan pembayaran upah buruh sebagai kreditor preferen dari hasil penjualan boedel pailit daripada pembayaran kepada kreditor konkuren.

Praktik kontradiktif lainnya yaitu dalam UU No. 40 Th. 2014 tentang Perasuransian (UU Perasuransian) yang menyatakan pemegang polis asuransi didahulukan terhadap hak-hak pekerja. Pasal 52 ayat (1) UU Perasuransian menyatakan bahwa: “Dalam hal Perusahaan Asuransi, Perusahaan Asuransi Syariah, perusahaan reasuransi, atau perusahaan reasuransi syariah dipailitkan atau dilikuidasi, hak Pemegang Polis, Tertanggung, atau Peserta atas pembagian harta kekayaannya mempunyai kedudukan yang lebih tinggi daripada hak pihak lainnya”.

oleh:Danar AndikaLegal Specialist Badak LNG

Manakala sebuah perusahaan ditimpa pailit atau likuidasi, maka upah dan hak-hak pekerja/buruh harus didahulukan pembayarannya (Putusan Mahkamah konstitusi nomor 67/PUU-XI/2013)

SINERGY Juli - Agustus 2017

22

SINERGY Juli - Agustus 2017

LEGAL CORNER

Pengajuan Uji Materi UU Ketenagakerjaan

Ketentuan penerapan pasal 95 ayat (4) ini tentu rawan menimbulkan ketidakpastian hukum. Oleh karena itu, pasal ini diajukan ke Mahkamah Konstitusi oleh 9 pekerja PT Pertamina (Persero). Para pemohon melakukan aksi uji materi UU Ketenagakerjaan ke Mahkamah Konstitusi dengan surat permohonan bertanggal 17 Juni 2013 dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi meregistrasi permohonan pada 27 Juni 2013 dengan Nomor 67/PUU-XI/2013.

Para Pemohon mengaku berpotensi menjadi “korban” pemberlakuan Pasal 95 UU Ketenagakerjaan jika perusahaan mereka mengalami pailit atau likuidasi. Ketentuan pasal ini tentu dapat menyulitkan para pemohon dalam menuntut hak-hak mereka kelak apabila mereka diperhadapkan dengan kreditor lainnya. Pasal 95 ayat (4) UU Ketenagakerjaan, menurut para pemohon, bertentangan dengan Pasal 28D ayat (1) dan ayat (2) UUD 1945.

Salah satu kelemahan pasal 95 ayat (4) adalah adanya kekurangjelasan dalam penafsirannya. Hal ini tentu dapat menimbulkan ketidakadilan terhadap pekerja karena tidak mendapat imbalan yang adil. Perlakuan yang tidak

adil ini tentu bertentangan dengan hubungan kerja yang diatur dalam Pasal 28D ayat (2) UUD 1945. Oleh karena itu, para pemohon dalam petitumnya meminta Mahkamah Konstitusi menyatakan frasa “didahulukan pembayarannya” dalam Pasal 95 ayat (4) UU Ketenagakerjaan dinyatakan inkonstitusional. Kecuali bila pasal ini ditafsirkan menjadi pelunasan upah dan hak-hak pekerja mendahului semua jenis kreditor baik kreditor separatis/istimewa, kreditor preferensi, pemegang hak tanggungan, gadai dan hipotek, maupun kreditor bersaing (concurent).

Hak Pekerja Harus Menjadi Prioritas

Lalu, apa alasan hak-hak pekerja harus diprioritaskan? Pekerja merupakan kelompok yang menggantungkan kehidupannya dan keluarga kepada perusahaan tempat dia bekerja. Sebagian besar pekerja yang dikenakan pemutusan hubungan kerja (PHK) memiliki kesulitan untuk bekerja lagi di perusahaan lain. Penyebabnya antara lain adalah masalah usia pekerja dan lapangan kerja yang terbatas. Dengan demikian hak pekerja seperti pesangon merupakan modal utama bagi mereka untuk melanjutkan kehidupannya beserta keluarga.

SINERGY Juli - Agustus 2017

23

SINERGY Juli - Agustus 2017

LEGAL CORNER

Bila dibandingkan dengan pemegang polis asuransi, maka ketergantungan pemegang polis asuransi terhadap dana asuransi tidaklah sevital pesangon atau hak-hak pekerja. Sebab asuransi diperuntukkan untuk meng-cover risiko yang mungkin terjadi bagi pemegang asuransi sedangkan pesangon dipergunakan untuk penghidupan pekerja.

Begitu pula ketika pekerja dibandingkan dengan pemegang hak tanggungan dan pemegang fidusia. Kedudukan pekerja jauh lebih lemah dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan pemegang hak tanggungan yang tentunya mempunyai dana dan kemampuan lebih untuk hidup dibandingkan dengan pekerja.

Begitu pula bila dibandingkan dengan piutang-piutang negara seperti pajak. Tentu posisi pekerja sangat lebih lemah dan lebih penting untuk didahulukan, mengingat pajak itu pun secara hukum akan tetap dikembalikan untuk kepentingan masyarakat yang tentunya termasuk pekerja di dalamnya.

Pasal 95 ayat (4) UU Ketenagakerjaan merupakan norma yang belum jelas dan belum tegas tafsirnya. Mengingat belum jelas apa yang dimaksud dengan klausula “…didahulukan pembayarannya”. Sebab, meskipun upah dan hak-hak buruh dijamin ketika terjadi pailit atau likuidasi perusahaan, namun posisi pekerja selaku kreditor preferen khusus menjadi rentan. Pekerja masih harus menunggu pembayaran bagi kreditor separatis dalam hal terjadinya kepailitan. Untuk diketahui, saat perusahaan pailit, kreditor akan terbagi ke

dalam 3 bagian yaitu kreditor separatis, kreditor preferensi, dan kreditor konkuren. Pekerja merupakan kreditor preferensi, yang pembayaran hak-haknya dilakukan setelah tagihan hak negara, kantor lelang, dan badan umum yang dibentuk pemerintah.

Jaminan hak atas upah tenaga kerja pada perusahaan yang dinyatakan pailit juga telah diatur secara tegas dalam ketentuan Pasal 39 ayat (2) Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Hutang. Dalam UU ini dinyatakan, “Sejak tanggal putusan pernyataan pailit diucapkan, upah yang terutang sebelum maupun sesudah putusan pernyataan pailit diucapkan merupakan utang harta pailit.”

Hak Tagih yang Dimiliki PekerjaPengujian konstitusionalitas Pasal 95 ayat (4) UU Ketenagakerjaan ini memiliki kesamaan substansi dengan pengujian konstitusionalitas Pasal 29, Pasal 55 ayat (1), Pasal 59 ayat (1), dan Pasal 138 UU No. 37 Th. 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Hasil pengujian tertera dalam Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 18/PUU-VI/2008 pada 23 Oktober 2008.

Pertimbangan Mahkamah Konstitusi dalam putusan ini antara lain menyebutkan bahwa pernyataan pailit oleh

SINERGY Juli - Agustus 2017

24

SINERGY Juli - Agustus 2017

LEGAL CORNER

hakim adalah merupakan satu peletakan sita umum (algemene beslag) terhadap seluruh harta kekayaan seorang debitor. Tujuannya adalah supaya debitor dapat membayar semua tagihan kreditor secara adil, merata, dan seimbang. Mahkamah Konstitusi juga mempertimbangkan bahwa kedudukan pekerja/buruh dalam perusahaan merupakan salah satu unsur yang sangat vital dan mendasar yang menggerakkan proses usaha.

Dalam membuat kebijakan hukum, hak-hak pekerja tidak boleh termarginalisasi dalam kepailitan. Namun juga tidak boleh mengganggu kepentingan kreditor (separatis) yang telah diatur dalam ketentuan hukum jaminan baik berupa gadai, hipotek, fidusia, maupun hak tanggungan lainnya.

Hubungan Pengusaha-PekerjaDalam aspek subjek hukum, perjanjian gadai, hipotek, dan fidusia serta perjanjian tanggungan lainnya, merupakan

perjanjian yang dilakukan oleh subjek hukum, yaitu pengusaha dan pemodal. Secara sosial ekonomis para pihak tersebut dapat dikonstruksikan sama. Terlebih lagi pemodal, yang boleh jadi adalah pengusaha juga. Sebaliknya, perjanjian kerja merupakan perjanjian yang dilakukan oleh subjek hukum yang berbeda, yaitu pengusaha dan pekerja.

Pengusaha dan pekerja, secara sosial ekonomis tidaklah sejajar. Pengusaha tentu lebih kuat dan lebih tinggi kedudukannya bila dibandingkan pekerja. Meskipun demikian, antara pengusaha dan pekerja memiliki hubungan yang saling membutuhkan. Perusahaan tidak akan berproduksi tanpa pekerja. Begitu pula pekerja tidak dapat bekerja tanpa ada pengusaha.

Dalam aspek objek, perjanjian gadai, hipotek, fidusia, dan perjanjian tanggungan lainnya yang menjadi objeknya adalah properti. Sementara itu dalam perjanjian kerja yang menjadi objeknya adalah tenaga atau keterampilan (jasa) dengan

imbalan jasa dalam kerangka untuk memenuhi kebutuhan dasar hidup bagi diri dan keluarga pekerja. Antara kedua aspek ini memiliki perbedaan yang mendasar, yaitu properti dan manusia. Pembentukan hukum jelas dimaksudkan untuk melindungi kepentingan manusia terhadap diri dan kehidupannya.

Aspek risiko adalah hal yang wajar bagi pengusaha yang melakukan pengelolaan usaha dan menjadi pertimbangan pengusaha ketika melakukan usaha. Sedangkan bagi pekerja, upah merupakan sarana untuk memenuhi kebutuhan hidup bagi diri dan keluarganya. Dengan demikian menjadi tidak tepat manakala upah pekerja tersebut menduduki peringkat yang lebih rendah dengan argumentasi yang dikaitkan dengan risiko yang harus ditanggung pengusaha.

Keputusan Mahkamah Konstitusi

Menurut Mahkamah Konstitusi, hak-hak pekerja selain upah kerja memiliki kedudukan tidak sama atau berbeda. Upah pekerja diatur secara konstitusional berdasarkan Pasal 28D ayat (2) UUD 1945, sehingga merupakan hak konstitusional. Oleh karena itu, adalah hak konstitusional pula untuk mendapat perlakuan yang adil dan layak dalam hubungan kerja.

Adapun hak-hak pekerja selain upah kerja tidaklah demikian. Implikasi hukumnya adalah wajar bila terkait dengan pembayaran dimaksud, hak tersebut berada pada peringkat di bawah kreditor separatis. Sementara itu, mengenai kewajiban terhadap negara berupa pajak misalnya, adalah wajar apabila ditempatkan setelahnya. Argumentasinya antara lain adalah karena negara memiliki sumber pembiayaan lain. Sedangkan bagi pekerja, hak pekerja adalah satu-satunya sumber untuk mempertahankan hidup diri dan keluarganya.

Dengan demikian, menurut Mahkamah Konstitusi, permohonan para pemohon beralasan hukum untuk sebagian. Walhasil, Mahkamah Konstitusi dalam amar putusan mengabulkan sebagian permohonan. “Mengabulkan permohonan para pemohon untuk sebagian,” kata Ketua MK Hamdan Zoelva membacakan amar Putusan Nomor 67/PUU-XI/2013, pada 11 September 2014.

Mahkamah Konstitusi menyatakan Pasal 95 ayat (4) UU Ketenagakerjaan bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak berkekuatan hukum mengikat sepanjang tidak dimaknai: “pembayaran upah pekerja/buruh yang terhutang didahulukan atas semua jenis kreditor termasuk atas tagihan kreditor separatis, tagihan hak negara, kantor lelang, dan badan umum yang dibentuk Pemerintah, sedangkan pembayaran hak-hak pekerja/buruh lainnya didahulukan atas semua tagihan termasuk tagihan hak negara, kantor lelang, dan badan umum yang dibentuk Pemerintah, kecuali tagihan dari kreditor separatis.”

SINERGY Juli - Agustus 2017

25

SINERGY Juli - Agustus 2017

PORTRAIT

Singkong dan pisang merupakan dua buah bahan makanan tradisional dalam budaya bangsa Indonesia. Tak

heran karena begitu lekatnya dengan kehidupan masyarakat Indonesia, hampir semua jenis varian olahan kedua bahan makanan ini telah dicoba. Namun ternyata, di luar dugaan kedua bahan makanan ini masih dapat tampil beda dalam ruang kreativitas Rakhmawati.

Ketika pada suatu siang kami bertandang ke rumahnya yang berdinding bata merah, pandangan kami langsung tertumbuk pada sebuah kotak kemasan. Kotak kemasan inilah yang sering ia gunakan untuk mengirim produk-produk olahannya ke luar kota. Pada kotak kemasan itu kami mendapati beberapa nama makanan yang tidak lazim seperti Abon Jantung Pisang dan Singkong Beku.

Keheranan, kami pun menanyakan arti dibalik nama makanan yang belum terlalu familiar itu. Rakhmawati menjelaskan bahwa singkong beku adalah olahan singkong yang telah dibumbui. Cara memakannya seperti empek-empek, dilengkapi dengan sambal colek khas.

“Ketika baru tester, saya bawa ke Tojasera untuk digoreng di sana. Setelahnya saya langsung ditelepon diminta untuk menitipkan singkong beku ini, karena katanya enak,” selorohnya.

Selain singkong beku ada juga produk unik lainnya seperti pisang sale cappuccino. Kreativitas Rakhmawati tak hanya sampai di sini, ia selalu berusaha mencari ide-

ide baru untuk mengembangkan varian produknya. Salah satu ide varian produk yang masih menunggu realisasi adalah tape pisang.

“Inspirasi ini belum saya coba. Tapi, nanti akan ada produk yang namanya tape pisang! Kalau ada makanan yang bernama tape singkong, kenapa tidak ada tape pisang?” jelasnya dengan penuh semangat.

Rakhmawati pun berkisah bahwa ide-ide segarnya itu dapat datang setiap saat. Ide itu dapat lahir ketika ia membaca buku atau menonton televisi. Setiap kali muncul ide baru, ia akan mencoba merealisasikannya hingga berubah menjadi makanan yang siap disajikan kepada konsumen. Namun, menurut Rakhmawati, untuk membuat idenya terealisasi menjadi sebuah produk, ia harus melewati proses yang tak mudah. Kadang ia perlu melakukan uji coba berkali-kali hingga muncul produk yang layak dan berkualitas untuk dikonsumsi.

Lewat kobaran ide kreatifnya itu, Rakhmawati berusaha menghidupkan Kelompok Usaha Bersama Mekar Mandiri yang didirikannya pada tahun 2013 bersama keenam orang anggotanya. Kelompok binaan yang beralamat di Jl Nias No. 6 BTN KCY Bontang ini, awalnya merupakan usaha panganan produk olahan pisang yang hanya melibatkan Rakhmawati bersama anaknya.

Ide usaha panganan dari olahan pisang tak lepas dari latar belakang Rakhmawati yang lahir dan tumbuh di daerah Lumajang, Jawa Timur. Lumajang memang terkenal sebagai salah satu daerah pengrajin produk olahan pisang.

“Padahal ketika saya masih tinggal di Lumajang, saya tidak ada ide. Namun, ketika akhirnya saya merantau ke Bontang, saya malah punya keberanian memunculkan dan mewujudkan ide-ide produk olahan pisang,” ujarnya.

Menjadi Mitra Binaan

Badak Lng

Sejak awal menjadi pengrajin olahan pisang, Rakhmawati sudah sering ikut berbagai kegiatan pameran UKM, antara lain yang diselenggarakan oleh Disperindag Kota Bontang. Saat mengikuti sebuah pameran, ia mendapat informasi dari rekannya yang menyarankan untuk memasukkan proposal menjadi mitra binaan Badak LNG. Rakhmawati menyetujui saran itu dan mulai mengikuti prosedur untuk menjadi mitra binaan Badak LNG. Salah satunya adalah dengan memenuhi aturan membentuk kelompok, sehingga bersamaan dengan proposal yang disetujui, berdiri pula Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Mekar Mandiri. Rakhmawati merangkul saudara dan temannya untuk menjadi anggota kelompok ini.

Dalam kegiatannya, KUBE Mekar Mandiri membolehkan anggota kelompoknya untuk melakukan produksi di rumah masing-masing. Namun, untuk produksi beberapa panganan tertentu tetap dikerjakan di rumah Rakhmawati karena peralatan produksinya yang lengkap. “Misalnya untuk pembuatan abon jantung pisang atau singkong crispy ini memerlukan spinner, alatnya hanya ada di sini,” terang Rakhmawati sambil menunjukkan alat yang dimaksud.

Merajut MiMPi Lewat

SingkOng dan PiSang

26

SINERGY Juli - Agustus 2017SINERGY Juli - Agustus 2017

CSR CORNER

Spinner yang ditunjukkannya merupakan salah satu dari beberapa alat produksi bantuan dari Badak LNG. Bagi Rakhmawati, kehadiran peralatan produksi ini menjadi salah satu pemicu timbulnya ide-ide kreatif olahan panganan baru. Selain memudahkan proses produksi, peralatan ini juga membantunya untuk “mengakali” beberapa permasalahan yang selama ini mengganggu proses produksi. Contohnya adalah mengenai masalah cuaca dan ketahanan produk. Rakhmawati mengakui bahwa semua produknya tidak menggunakan bahan pengawet sama sekali, akibatnya proses pengeringan dengan menggunakan panas matahari masih sangat bergantung pada keadaan cuaca. Makanya, setelah memiliki oven, ia langsung terpikir untuk mewujudkan produk sale pisangnya. Kemudian setelah memiliki spinner ia melihat bahwa produk keripiknya lebih tahan lama. “Untuk singkong crispy bahkan dapat sampai empat bulan tanpa bahan pengawet,” tambahnya.

Menjaga kualitas Secara ketat

Dalam memilih bahan baku, Rakhmawati mengaku tidak sembarangan. Jenis pisang yang dicarinya pun khusus yaitu pisang tanduk. Sementara untuk singkong ia mencari singkong yang sudah berusia lebih dari sepuluh bulan. Ia meyakini bahwa jika bahan bakunya tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, biasanya timbul masalah. Seperti penggunaan pisang jenis lain dapat mengakibatkan penurunan kualitas produknya, seperti keripiknya menjadi lebih keras dari biasanya. Akibatnya banyak produknya yang diretur. Hal inilah yang membuat dirinya selalu bersikap ketat dalam mencari bahan baku.

Oleh karena itu, tidak heran jika ia menetapkan standar yang ketat terhadap pemilihan bahan bakunya. Apalagi dalam satu hari KUBE Mekar Mandiri dapat memproduksi panganan singkong dan pisang secara total hingga mencapai 50 kg. Dengan jumlah produksi sebanyak itu, produk di bawah standar akan memberikan kerugian tidak sedikit.

KUBE Mekar Mandiri menitipkan produknya di sekitar 50 buah toko, mulai dari sekitaran Bontang hingga simpang Sangatta. Namun, tak jarang pembeli mencari langsung produk ke rumahnya. Pembeli ini tidak hanya berasal dari Bontang dan sekitarnya, tetapi banyak juga yang berasal dari luar kota. Beberapa pembeli bahkan ada yang berasal dari Makassar dan Pulau Jawa. Maka tak heran jika pada momen-momen tertentu, produk KUBE Mekar Mandiri laris manis. Misalnya pada momen lebaran kemarin, Rakhmawati mengisahkan bahwa ia sampai ditelepon oleh toko-toko karena banyaknya permintaan yang tidak dapat dipenuhi. Penyebabnya adalah stok produksi di rumah sudah terlebih dahulu habis oleh pembeli yang datang langsung ke sana.

Dengan sistem penjualan seperti itu, Rakhmawati mengakui bahwa KUBE Mekar Mandiri dapat menghasilkan laba kotor sekitar 10-11 juta rupiah per bulan. Bahkan karena keuletannya, kelompok ini sudah dapat memenuhi keperluan alat-alat produksi tanpa harus meminta bantuan dari Badak LNG lagi. Bukan tidak mungkin dalam waktu dekat kelompok ini dapat memiliki status sebagai kelompok yang mandiri.

Namun bagi KUBE Mekar Mandiri jumlah pendapatan tidak menjadi satu-satunya tolok ukur keberhasilan. Sebab, masih banyak mimpi mereka yang belum tercapai. Salah satunya adalah keinginan untuk memiliki kebun pisang dan singkong sendiri untuk menanggulangi kekosongan bahan baku di pasaran. Kekosongan bahan baku tentu akan menghambat proses produksi. Terkadang kekosongan ini dapat terjadi selama beberapa bulan, sehingga kadang sampai memaksa kelompok ini berganti bahan baku.

“Selain itu, kami juga ingin berkembang ke luar daerah, memperbanyak langganan, dan menyelesaikan masalah

kemasan produk yang masih kurang menarik jika disandingkan dengan produk lain,” terang

Rakhmawati.

Memberdayakan kaum

Minoritas

Dalam aktivitasnya, KUBE Mekar Mandiri tidak hanya berfokus pada usaha jual-beli produk olahan singkong serta pisang saja. Namun, mereka juga berusaha untuk

berkontribusi bagi pengembangan masyarakat sesuai dengan kapasitas

mereka sebagai kelompok usaha bersama.

Salah satu sumbangsih yang telah mereka rencanakan adalah melibatkan siswa-siswa SLB—terutama tunarungu dan tunawicara—yang telah lulus namun belum mendapatkan pekerjaan. Menurut Rakhmawati, pelibatan ini sangat mungkin dilakukan. Selain karena pengalamannya yang telah sering mengisi pelatihan membuat keripik atau stik di SLB ini, ternyata pihak sekolah juga antusias dan mengizinkan ide ini.

“Biasanya, anak-anaknya rajin-rajin. Ketika itu pihak sekolah juga bilang silakan saja jika ibu membutuhkan, lagipula akan lebih baik jika anak-anak diberikan kesempatan,” jelas Rakhmawati dengan menggebu.

Pemberdayaan siswa-siswa SLB oleh KUBE Mekar Mandiri bukan hanya memberi mereka peluang semata, namun lebih jauh sebagai sebuah usaha untuk menyentuh dan merangkul kelompok minoritas yang belum tersentuh. Sebab seperti halnya sebuah cita-cita yang harus diperjuangkan, kesempatan, dan harapan untuk meraih mimpi layak dimiliki oleh semua orang. Tidak jadi soal jika itu semua harus ditempuh lewat jalur yang dipenuhi irisan singkong dan pisang.

SINERGY Juli - Agustus 2017

27

SINERGY Juli - Agustus 2017

CSR CORNER

knitting the dreaMS with CaSSava and Banana

Cassava and Banana are two traditional fruit and food in Indonesian culture. No doubt, because it’s much related to Indonesian’s

life, almost every kind of processed food of these two materials has been tried. But unexpectedly, these two food materials can still appear differently by the creative hands of Rakhmawati.

One fine afternoon, we visited her red-bricked house. Our sight was directly aimed on a packaging box. This packaging box is usually used to send her processed products out of town. On the packaging box, we found some unusual names for foods like “Abon of Banana’s Bud” and “Frozen Cassava”.

Astonished by the name, we decided to ask the meaning of those unfamiliar foods name. Rakhmawati explained that Frozen Cassava is a processed seasoned cassava. The way to eat them is similar to “empek-empek”, complete with the special sauce.

“When it was a tester, I took it to Tojasera to be fried right there. After that, I was called directly and asked to prepare to sell the Frozen Cassava there, because the taste is very delish,” she talked jokingly.

Aside of the Frozen Cassava is another unique product like “Cappuccino Salé Banana”. Rakhmawaty’s creativity didn’t stop there; she also tried to find fresh ideas to develop her product varieties. One of her ideas that’s still waiting is “banana tapé” (Tapé is fermented product of a food -trans)

“This inspiration hasn’t been tried yet. But later, there will be a product named banana tapé. If there is a product named cassava tapé, why couldn’t there a banana tapé?” She explained vigorously.

Rakhmawati also told us that her fresh ideas can come anytime. The idea can just suddenly appear when she was reading a book or watching television. Every time the new idea appears, she will try to make it real until it becomes a ready-to-serve food for the consumers. However, as Rakhmawati said, to make the ideas into a product, she has to follow the uneasy process. Sometimes, she needs to try over and over again until it results a good quality product that is ready to be consumed.

Through the blaze of her creative idea, Rakhmawati tried to revive the Business Group Mekar Mandiri that she established in 2013 with its six members of the group. This assisted group located at Jl. Nias No.6 BTN KCY Bontang is originally a banana processed snack business that only involved Rakhmawati and her daughter.

The idea of making snacks from banana can’t be separated from Rakhmawati’s background; she was born and raised in Lumajang, East Java. Lumajang is known as an area to produce various banana processed products.

“When I was living in Lumajang, I had no ideas. However, when I migrated to Bontang, I finally have the courage to pop up and make the ideas to create the banana snacks real,” she said

Becoming Badak Lng’s

assisted Partner

Since the first time she became the producer of banana snacks, Rakhmawati has participated in many UKM exhibition, one of them is held by Disperindag of Bontang City. When she was participating in an exhibition, she was informed and suggested by her colleague to submit a proposal to become assisted partner of Badak LNG. Rakhmawati agreed on the suggestion and started to follow the procedure to become assisted partner of Badak LNG. One of them is by creating a group, thus, along with the granted proposal; a Joint Business Group (Kelompok Usaha Bersama, KUBE) Mekar Mandiri was established. Rakhmawati invited her relatives and friends to become members of this group.

In its activity, KUBE Mekar Mandiri lets its member of the group to make production at their houses. However, for some particular snacks, the production must be done at Rakhmawati’s house because of her complete production tools. “For example, the production of Banana’s Bun Abon or Crispy Cassava needs a spinner, the machine is only provided here,” Rakhmwati explained while showing the machine.

Spinner that she showed is one of some production tools that come from Badak LNG. For Rakhmawati, the presence of these production tools becomes the key to pop up new creative ideas for the new snacks.

28

SINERGY Juli - Agustus 2017SINERGY Juli - Agustus 2017

CSR CORNER

In addition to facilitating the production process, these tools also help her to “outsmart” some problems that have been disrupting the production process. Some of the examples are the weather and product durability issues. Rakhmawati acknowledges that her products don’t use any preservatives at all, thus the drying process using the sunlight really depends on the weather. That’s why after she owns an oven, she directly has thought to make her Banana sale real. After she owns a spinner, she sees that her chips snacks become more durable. “The crispy cassava event can even up to four months without the preservatives,” she added.

Strictly keep the Quality high

In choosing the raw materials, Rakhmawati chooses them carefully. The variety of banana that she looks for is the special horn banana. While for the cassava, she looks for cassavas that are more than ten months old. She believes that if the raw materials are not as it standardized, some problems usually come up. Like the use of different type of bananas will results downgraded quality of the products, i.e. the chips are harder than usual. As the result, many of the products are returned. This makes here always looks for the raw materials strictly.

Consequently, it is not surprising that she set a strict standard for choosing the raw materials. Moreover, in one day KUBE Mekar Mandiri can produce up to 50 kg of cassava and banana snacks in total. With that amount of production, substandard product will provide a big loss.

KUBE Mekar Mandiri entrust its products to be sold in around 50 stores, ranging from Bontang to Sangatta intersection. However, some buyers still look for the product directly to her house. This kind of buyers is not only from around Bontang, but many of them come from out of town. Even some buyers come from Makassar or Java Island. No wonder if at certain moments, KUBE Mekar Mandiri’s products sold very well. For example at the last moment of Eid, Rakhmawati told that she even got called from the store because many requests couldn’t be fulfilled. The reason is the stocks in the production house are already sold out to the buyer who came there directly.

With that marketing system, Rakhmawati told that KUBE Mekar Mandiri can profit around 10-11 million rupiah a month. Even

because of their diligent, this group has already able to fulfill their need for

It is not impossible if in a short time this group can have a status as an independent

group.

However, for KUBE Mekar Mandiri, the number of their profit is not the only parameter of success. Because there are still many dreams that haven’t been reached. One of them is the dream to have their own banana and cassava plantation to cope with the emptiness of raw materials in the market. The emptiness of raw materials will certainly hinder the production process. Sometimes this emptiness can happen for several months, until sometimes it forces this group to replace the raw materials.

“In addition, we also want to expand to other regions, have more loyal customers, and solve the packaging issue that is still unattractive when compared to other products,” Rakhmawati explained.

empowering the minorities

In its activities, KUBE Mekar Mandiri doesn’t only focus on selling and buying of the banana snacks. They also try to have a contribution for the society’s development with their capacity as a joint business group.

One of their contributions they planned involves graduated students from Special Schools–especially the deaf and mute-that haven’t got any jobs. According to Rakhmawati, this involvement is possible to be done. In addition to her experience of delivering training to make chips or sticks in this special school, the school is also very enthusiastic and allowing the idea.

“Usually, the kids are very diligent. That time, the schools said that it is okay if I need them, after all, it will be better if they are given chances,” Rakhmawati explained passionately.

Empowerment of the students of Special School by KUBE Mekar Mandiri doesn’t only give them the chance, furthermore, as an attempt to touch and embrace the untouched minorities. Because as a dream that needs a fight, opportunity and hopes to reach their dreams are owned by everyone. It doesn’t matter if it must be passed through a path that full of cassavas and bananas.

SINERGY Juli - Agustus 2017

29

SINERGY Juli - Agustus 2017

CSR CORNER

1. Jajaran manajemen Badak LNG memberikan bantuan paket sembako kepada para Mitra Binaan Badak LNG.

warna-warni raMadan Badak Lng

Silaturahmi adalah salah satu elemen utama yang ada dalam momentum bulan

Ramadan serta hari raya Idul Fitri. Dalam ajang silaturahmi, kita semua dapat

saling bertemu, bertatap muka, berbicara, memaafkan kesalahan-kesalahan di

masa lalu, serta merancang rencana-rencana yang akan kita kerjakan bersama

di masa depan. Menyadari hal tersebut, dalam momen bulan Ramadan dan Idul

Fitri 1438 H lalu, salah satu yang dilakukan oleh seluruh elemen pekerja dan

manajemen Badak LNG adalah silaturahmi. Baik dengan melakukan buka puasa

bersama, salat Idul Fitri, hingga saling mengunjungi di Hari Kemenangan.

1

SINERGY Juli - Agustus 2017

30

SINERGY Juli - Agustus 2017

BERITA FOTO

2. vice President Business Support Badak LNG Gitut yuliaskar memberikan paket sembako kepada salah satu Mitra Binaan Badak LNG.

3. Director & Coo Badak LNG yhenda Permana memberikan sambutan dalam acara buka puasa bersama antara manajemen Badak LNG, MUI Kota Bontang, dan FKPD Kota Bontang.

4. vice President Business Support Badak LNG Gitut yuliaskar memberikan sambutan dalam acara buka puasa bersama antara manajemen Badak LNG dengan para Mitra Binaan Badak LNG.

5. Director & Coo Badak LNG yhenda Permana bersilaturahmi dengan Gubernur Kalimantan timur Awang Faroek Ishak pada acara open House di kediaman Gubernur di Samarinda.

2 3

6 45

SINERGY Juli - Agustus 2017

31

SINERGY Juli - Agustus 2017

BERITA FOTO

1. Director & Coo Badak LNG yhenda Permana beserta jajaran manajemen Badak LNG mengunjungi para pekerja MCR Modul 2 yang bertugas di hari raya Idul Fitri.

2. Jajaran manajemen Badak LNG berfoto bersama setelah mengunjungi para pekerja MCR Modul 1 yang bertugas di hari raya Idul Fitri.

3. Director & Coo Badak LNG yhenda Permana berfoto bersama dengan manajemen Badak LNG dalam acara open House.

warna-warni iduL Fitri Badak Lng

SINERGY Juli - Agustus 2017

32

SINERGY Juli - Agustus 2017

BERITA FOTO

1 2

4 5

4. Director & Coo Badak LNG yhenda Permana bersama Ketua PWP Badak LNG Hertaty yhenda Permana memberikan santunan kepada anak yatim piatu dalam acara open House.

5. Director & Coo Badak LNG yhenda Permana memberikan sambutan sebelum salat Idul Fitri.6. Suasana salat Idul Fitri di Badak LNG.7. Jajaran manajemen Badak LNG berfoto bersama setelah bersilaturahmi dengan Pangdam vI Mulawarman Mayor Jenderal Sonhadji

di kediamannya.

SINERGY Juli - Agustus 2017

33

SINERGY Juli - Agustus 2017

BERITA FOTO

3

6 7

safeWork

CAUTIOn

Peraturan keselamatan utama

Selayang Pandang Peraturan keselamatan utama (LSr, Life Saving rules)

P eraturan Keselamatan Utama atau selanjutnya disebut Life Saving Rules (LSR) merupakan aturan yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas yang berisiko tinggi. Aktivitas berisiko tinggi adalah aktivitas-aktivitas dimana

ketidakpatuhan pada peraturan kemungkinan besar akan menyebabkan kematian atau cedera berat. Mengingat aktivitas setiap perusahaan berbeda-beda, maka ketentuan LSR di setiap perusahaanpun akan bervariasi.

Sebelum memahami peraturan-peraturan yang terkandung di dalam LSR, perlu disadari bahwa peraturan tersebut berlaku dan ditujukan bagi kebaikan semua pihak. Karena itu, semua orang diharapkan menjaga keselamatan satu sama lain dengan memastikan bahwa setiap orang mematuhi peraturan tersebut. Selain itu, para karyawan dan mereka yang berada di area kerja perlu memusatkan perhatian pada aktivitas-aktivitas dengan potensi kematian atau cedera berat tertinggi.

LSR disusun untuk melindungi orang banyak. Oleh karena itu, jauh lebih baik melakukan tindakan pendisiplinan atas pelanggaran peraturan daripada membiarkan seseorang mengambil risiko melukai atau menyebabkan kematian orang lain atau dirinya sendiri.

Tindakan pendisiplinan diambil setelah penyelidikan membuktikan bahwa LSR telah dilanggar, bukan hanya ketika terjadi kecelakaan atau kematian sebagai akibat pelanggaran tersebut. Tindakan pendisiplinan ini perlu mempertimbangkan risiko yang telah diambil akibat pelanggaran, peraturan perundangan setempat, dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Tindakan pendisiplinan diambil setelah penyelidikan membuktikan bahwa LSR telah dilanggar, bukan hanya ketika terjadi kecelakaan atau kematian sebagai akibat pelanggaran tersebut. Tindakan pendisiplinan ini perlu mempertimbangkan risiko yang telah diambil akibat pelanggaran, peraturan perundangan setempat, dan Perjanjian Kerja Bersama (PKB).

Para pimpinan di lapangan perlu menekankan kepada para bawahannya, mengenai pentingnya melaporkan pelanggaran peraturan keselamatan. Dengan tidak melaporkan pelanggaran peraturan keselamatan, karyawan telah membuat lingkungan kerja menjadi tempat yang berbahaya bagi diri mereka sendiri, kawan-kawan, dan kolega Badak LNG. Dukunglah budaya pelaporan secara terbuka dan respon dengan tepat ketika ditemukan kasus-kasus yang tidak dilaporkan.

Mengapa kita perlu memiliki LSR? Ada enam sebab yang dapat diungkapkan di sini:

1. LSR membuat kita memprioritaskan upaya-upaya yang dapat menyelamatkan jiwa;

2. LSR memberikan landasan yang kuat untuk menolak permintaan-permintaan yang tidak mengindahkan keselamatan;

3. LSR mempromosikan budaya fairness dengan menemukan dan mengatasi akar masalah pelanggaran peraturan;

4. LSR menyoroti bidang-bidang kerja dimana kita dapat meningkatkan kondisi keselamatan;

5. LSR menyediakan tanggapan-tanggapan positif dan solusi-solusi untuk mencegah pengulangan pelanggaran;

6. LSR memastikan setiap orang bertanggung jawab atas keselamatan.

Para pimpinan perlu senantiasa mencari tahu mengapa sebuah peraturan dilanggar, alih-alih langsung menjatuhkan sanksi pada pelanggar.

SINERGY Juli - Agustus 2017

34

SINERGY Juli - Agustus 2017

SHEQ CORNER

Jajaran manajemen Badak LNG berfoto bersama seusai acara SHEQ talk Akbar, salah satu acara yang difungsikan untuk mengkampanyekan keselamatan kerja di Perusahaan.

Bagaimana Menerapkan LSr?Berdasarkan penelitian dan pengalaman, pelanggaran peraturan keselamatan sebagian besar (90%) terjadi karena faktor ketidaksengajaan. Faktor ketidaksengajaan ini mencakup kesalahan yang diakui secara jujur, upaya melakukan hal yang benar namun berakhir keliru, kekeliruan karena proses keselamatan yang usang, dan kecerobohan karena kurangnya konsentrasi. Hanya sekitar 10% peristiwa pelanggaran yang terjadi karena kesengajaan, seperti sabotase, penyalahgunaan zat/material, kenekatan/ugal-ugalan, dan pelanggaran langsung.

Oleh karena itu, kita perlu memahami bagaimana pelanggaran-pelanggaran yang tidak disengaja ini dapat terjadi, dan kemudian mengambil langkah-langkah positif untuk mencegahnya terulang kembali. Sangat mungkin pendekatan keselamatan yang telah usang mendorong terjadinya pelanggaran. Untuk itu, demi kebaikan semua orang, kita perlu menciptakan lingkungan dimana orang-orang dapat mengakui kesalahan yang mereka lakukan, dan kemudian dapat menanggapinya secara positif.

Penyebab dasar terjadinya suatu pelanggaran LSR dapat digolongkan sebagai berikut:

1. Sabotase, niat jahat untuk keuntungan pribadi2. Pertentangan antar aturan atau prosedur yang ada3. Kesalahan sistem4. Penilaian yang kurang tepat atas suatu situasi5. Kesalahan rutin yang dilakukan oleh orang yang sama

tanpa adanya kesadaran bahwa hal tersebut adalah sesuatu kesalahan

6. Kesalahan rutin yang dilakukan oleh beberapa orang tanpa mereka tahu bahwa hal tersebut adalah sesuatu kesalahan

Sanksi atas Pelanggaran LSrSesuai Pasal 90 PKB 2015-2017 tujuan perusahaan dalam memberikan sanksi atas pelanggaran disiplin adalah bersifat memperbaiki dan mendidik, sehingga pelanggaran disiplin tidak terulang kembali. Namun, apabila pelanggaran yang dilakukan pekerja dianggap berat, perusahaan akan mengambil tindakan tegas.

Jenis-jenis sanksi yang diberikan terhadap pelanggaran LSR, atau secara umum pelanggaran Perjanjian Kerja Bersama (PKB), sifatnya bertingkat sesuai jenis kesalahan. Tingkatan sanksi tersebut dimulai dari Teguran Lisan, Surat Peringatan I, Surat Peringatan II, Surat Peringatan III, dan akhirnya sanksi PHK. Teguran Lisan diberikan atas pelanggaran rambu, marka, peraturan lalu lintas termasuk tidak mengenakan sabuk pengaman.

Jika Teguran Lisan tidak diindahkan sebanyak tiga kali berturut-turut dalam waktu 1 tahun, maka pelanggar akan mendapatkan Surat Peringatan (SP) I. SP I juga dijatuhkan atas pelanggaran-pelanggaran seperti kecerobohan, kelalaian, membawa orang atau menggunakan alat atau mengerjakan hal di luar wewenangnya, atau mempergunakan alat/perlengkapan pekerja lain tanpa izin.

Jika dalam jangka waktu 3 bulan setelah SP I dijatuhkan, seorang pekerja kembali melakukan pelanggaran, maka perusahaan menjatuhkan SP II dengan jangka waktu 6 bulan sejak diterbitkan. SP II juga dijatuhkan jika (1) pekerja melakukan lebih dari satu pelanggaran disiplin yang bobot sanksinya dikenakan SP I, (2) memberikan wewenang kepada bawahan tanpa pengawasan sehingga terjadi penyelewengan yang merugikan perusahaan, (3) menugaskan pekerja yang kurang sehat, kurang istirahat atau dalam perawatan di area yang berisiko, (4) masuk

SINERGY Juli - Agustus 2017

35

SINERGY Juli - Agustus 2017

SHEQ CORNER

atau menyuruh orang lain ke dalam ruang terbatas tanpa izin, (4) melaksanakan pekerjaan panas di Zona 1 tanpa izin kerja panas, (5) mengemudikan kendaraan bermotor roda empat atau lebih ke dalam area terbatas tanpa izin, atau (6) tidak melaporkan kecelakaan atas diri sendiri atau bawahan yang menjadi tanggung jawabnya, yang berakibat kerugian perusahaan.

Apabila dalam waktu 6 bulan berlakunya SP II, pekerja lagi-lagi melakukan pelanggaran, maka perusahaan akan menjatuhkan SP III. SP III juga dijatuhkan apabila pekerja melakukan lebih dari satu pelanggaran yang bobot sanksinya dikenakan SP II atau SP I dan SP II.

Sanksi tertinggi bagi pelanggaran adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Sanksi ini biasanya dijatuhkan atas kesalahan berat seperti: (1) mabuk/meminum minuman memabukkan/narkotika/zat psikotropika dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja, (2) dengan ceroboh atau sengaja merusak/membiarkan barang perusahaan dalam keadaan bahaya sehingga merugikan perusahaan, (3) dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja atau pengusaha dalam keadaan bahaya di tempat kerja.

Sebagai bentuk sanksi yang terberat, PHK dijatuhkan dengan sangat hati-hati dan disesuaikan dengan peraturan UU Ketenagakerjaan serta terlebih dahulu mendapatkan saran dari Departemen HR&D, Serikat Pekerja, dan persetujuan Pimpinan Perusahaan.

a

b

c

d

e

fg

hi

Seluruh kendaraan bermotor maupun mesin yang dioperasikan di dalam area Badak LNG dan seluruh perlengkapan keselamatan telah dicek dan dipastikan dalam kondisi baik, serta diberi marka dengan penanda khusus oleh petugas yang berwenang. Seluruh kendaraan bermotor dan peralatan yang memasuki Area Terbatas harus memiliki izin dari area custodian dan telah dinyatakan aman oleh Pengawas Keselamatan. Tidak ada kendaraan bermotor yang boleh diparkir di dalam Area Terbatas, kecuali untuk keperluan bongkar muat dan pengangkutan material. Memiliki izin dari area custodian dan Bagian Keselamatan serta harus melapor kepada mereka jika pengemudi berniat menggunakan/memarkirkan kendaraan bermotor/peralatan dengan menghalangi akses darurat. Setiap pengemudi kendaraan harus memiliki izin mengemudi dari perusahaan, mengetahui kondisi kendaraan, mengetahui rute yang akan dilewati, dan mengenakan sabuk pengaman sesuai peraturan. Setiap pengemudi kendaraan harus mematuhi batas kecepatan yang ditetapkan. Pengemudi kendaraan yang membawa penumpang sekaligus bahan-bahan berbahaya tidak boleh menempatkan keduanya dalam kompartemen yang sama. Muatan yang dibawa oleh kendaraan berada dalam kondisi yang aman, misalnya telah terikat dengan kencang. Seluruh pengemudi kendaraan bermotor/peralatan tidak boleh menggunakan peralatan komunikasi dan tidak berada dalam pengaruh minuman beralkohol selama mengemudi.

Persyaratan-Persyaratan keselamatan LSr

l

ketentuan untuk Memperoleh Izin kerja

Memiliki rencana kerja Memiliki Job Safety Analysis (JSA) dan Task Risk Assessment (TRA) Memiliki sertifikat izin kerja dari Safety Section Memiliki izin dari Area Custodian Izin pekerjaan yang tidak melibatkan sumber panas (cold work) telah divalidasi oleh operator Izin pekerjaan yang melibatkan sumber panas (hot work) telah divalidasi oleh operator dan Pengawas Keselamatan Persyaratan yang tercantum dalam izin kerja telah dipahami dan terpenuhi Perlengkapan Perlindungan Pribadi telah dikenakan dan sesuai dengan standar/prosedur Pekerjaan dilakukan sesuai dengan persyaratan yang tercantum dalam izin kerja Apabila pekerjaan belum rampung sedangkan izin kerja telah habis, izin kerja harus diperpanjang Izin kerja harus ditutup ketika pekerjaan telah rampung atau akan dilanjutkan pada hari berikutnya Dalam keadaan darurat, izin kerja di lokasi kecelakaan harus diperbarui

Pemutusan Energi

Inspeksi bersama harus dilakukan oleh area/equipment custodian dan petugas yang melakukan pekerjaan pada saat pelaksanaan awal “rack-out/open”.Lock-out clip, padlock dan tag-out dipasang pada sumber energi yang terisolasi oleh area/equipment custodian dan petugas yang melakukan pekerjaan. Orang yang pertama kali memasang padlock harus menjadi yang terakhir melepas padlock dan sebaliknya (FI-LO: First In-Last Out & LI-FO: Last In-First Out).Pemegang kunci padlock adalah area/equipment custodian dan supervisor dari petugas yang melakukan pekerjaan.Pemasangan dan pelepasan padlock direkam dalam buku catatan khusus. Jika Koordinator Shift menyatakan keadaan darurat, lock-out clip dapat dilepas secara paksa oleh orang yang ditunjuk.

keselamatan kendaraan/Alat1

abcdefg

hijkl

2

3

a

b

c

de

SINERGY Juli - Agustus 2017

36

SINERGY Juli - Agustus 2017

SHEQ CORNER

a

bc

d

efg

Bekerja di ketinggian

Perancah harus dicek secara berkala untuk melihat kelayakannya sebelum dan selama penggunaan. Persetujuan atas penggunaan perancah ditunjukkan dengan pemasangan label yang ditempelkan oleh Pengawas Perancah. Tali kekang harus digunakan oleh setiap pengguna perancah. Penggunaan perancah harus diawasi oleh petugas yang mengawasi pengguna perancah. Jika terjadi perubahan pada kondisi perancah, pengawas sesegera mungkin memberitahu pengawas perancah. Tempat kerja harus selalu dipelihara dalam kondisi yang bersih dan rapi, bebas dari halangan apapun, dan dilengkapi dengan akses tangga ke atas/ke bawah. Tersedia sarana (seperti tali) untuk mengangkat atau menurunkan peralatan dan perlengkapan kerja. Tidak menempatkan benda/peralatan pada perancah yang berpotensi untuk jatuh dan beratnya melebihi kapasitas perancah. Pengguna perancah tidak takut bekerja pada ketinggian dan tidak terlibat dalam aktivitas bercanda saling mendorong ketika bekerja di atas perancah.

Penggalian

Memiliki rencana kerja, termasuk identifikasi bahaya yang mungkin timbul pada fasilitas dan ruang bawah tanah. Melakukan percobaan penggalian untuk mengecek keberadaan fasilitas bawah tanah, dan mengambil langkah-langkah pencegahan untuk mengantisipasi bahaya yang mungkin ada. Memiliki izin penggalian yang disetujui oleh departemen terkait dan izin kerja harian yang dibutuhkan dari area custodian, yang memenuhi persyaratan-persyaratan upaya pencegahan. Memasang garis pengaman di sekitar area penggalian, peringatan-peringatan dan penghalang keselamatan sesuai dengan yang dipersyaratkan, serta berhati-hati ketika bekerja dalam ruang terbatas. Pekerjaan penggalian tidak boleh mengganggu jalan yang ditujukan untuk keadaan darurat, dan mempertimbangkan keselamatan kendaraan bermotor/peralatan yang lalu lalang.

Bekerja pada Ruang Terbatas

Memiliki Job Safety Analysis (JSA) dan Task Risk Assessment (TRA)Memiliki izin kerja dari area custodian Ruangan atau wadah telah diisolasi, tertekan, memiliki ventilasi serta pencahayaan yang layak. Lakukan pengujian kandungan udara dan konsentrasi gas berbahaya secara berkala dan harus tercatat oleh Pengawas Keselamatan. Peringatan “Dilarang Masuk bagi yang Tidak Berkepentingan” dan “Papan Kontrol Keselamatan” harus terpasang pada lokasi yang terlihat jelas di samping jalan keluar masuk.Setiap pekerja yang memasuki atau keluar dari wadah/ruang terbatas harus tercatat dalam “Papan Kontrol Keselamatan”. Pekerja terlatih yang siap sedia dan dilengkapi dengan rencana penyelamatan dan perlengkapan pendukung darurat, harus ditugaskan di sekitar jalan keluar masuk. Jika pekerjaan telah dinyatakan selesai, inspeksi bersama harus dilakukan untuk memastikan bahwa wadah/ruang terbatas telah bebas dari benda/peralatan kerja dan orang, sebelum wadah/ruang terbatas ditutup.

abc

def

Memiliki izin kerja pengangkatan Operator memastikan bahwa beban yang akan diangkat sesuai dengan kapasitas/kondisi peralatan pengangkatPeralatan pengangkat dan perlengkapan keselamatan yang digunakan, dalam kondisi yang baik dan telah diperiksa oleh petugas yang berwenang.Para pekerja dan peralatan pengangkatan berada dalam kondisi dan posisi yang tepat. Operator derek harus senantiasa dibantu oleh rigger yang tersertifikasi. Operator dan rigger harus senantiasa mengenakan perlengkapan pelindung standar.

kegiatan Pengangkatan

abcd

e

fg

h

ab

c

d

e

4

5

6

7

DO nOT

EnTER

SINERGY Juli - Agustus 2017

37

SINERGY Juli - Agustus 2017

SHEQ CORNER

an Overview of Life Saving rules (LSr)The Primary Safety Regulation or hereinafter referred to Life Saving Rules (LSR) is rule that related to high-risk activities. High-risk activities are the activities where disobedient to the rules might result death or severe injury. Considering the activity of each company is different, then the terms of LSR in each company will also vary.

Before understanding the rules contained in the LSR, it should be recognized that the rules apply and are intended for the good of all parties. Therefore, everyone is expected to safeguard each other by ensuring everyone obeys the rules. Besides, the employees and those on site needs to focus on activities with the potential for death and the most severe injury.

Life Saving Rules (LSR) is arranged to protect many people. For that reason, it is better to give disciplinary action to the violation of this rules than let someone take risk to injure or cause death for others or himself.

This disciplinary action is taken after an investigation shows that LSR is violated, not only after an accident or death happens as a result of the violation. This disciplinary action should consider the risks that have been taken as a result of violations, local laws, and Collective Labor Agreements (Perjanjian Kerja Bersama, PKB).

The leaders on the field need to emphasize to their subordinates about the importance of reporting any violations to the LSR. By not reporting the violation, the employee has made the work environment become a dangerous place for himself, his

friends, and colleague in Badak LNG. Support the culture of reports openly and response accurately when unreported cases are found.

Why do we need the LSR? There are six reasons that can be explained here:

1. LSR makes us prioritized the efforts to save our lifes.2. LSR gives a strong reason to refuse some requests that

neglects the safety aspect.3. LSR promotes fairness culture by finding and resolving the

root problem for the violation of the rules.4. LSR focus on work fields where we can improve the safety

condition.5. LSR provides positive responses and solution to avoid

repetition of the violation.6. LSR ensures that everyone is responsible for the safety.

how to implement the LSr?Based on the research and experience, most of the violation to the safety rules (90%) is happened because of unintended factors. These unintended factors including the honestly recognized mistakes, the effort to do something right but ended up wrong, mistakes due to outdated safety process, and carelessness due to lack of concentration. Only about 10% of violation incidents are deliberate, such as sabotage, substance abuse, recklessness, and direct violations.

Furthermore, we need to understand how this unintended violation can happen and take positive steps to avoid it from happening again in the future. It is possible that the outdated safety approach can lead to the violations. For that reason and for a greater food, we need to create an environment where people can confess their mistakes and then give a positive feedbacks.

life saving rules

WORksAFE

CAUTIOn

SINERGY Juli - Agustus 2017

38

SINERGY Juli - Agustus 2017

SHEQ CORNER

The basic cause of an LSR violation can be classified as follows:

1. Sabotage, ill will for personal gain2. Disagreement between existing rules or procedures3. System error4. Inaccurate assessment of a situation5. Routine errors committed by the same person without an

awareness that it is a mistake6. Routine errors committed by several people without them

knowing that it is a mistakeThe leaders need to constantly find out why the rule is violated, rather than directly imposing sanction to the violator.

Sanctions for LSr violationAccording to Article 90 of CLA 2015-2017, the objective of the company in imposing sanctions for disciplinary offenses is to improve and educate, so that disciplinary violations do not reoccur. However, if a worker’s violation is severe, the company will take decisive action.

The types of sanctions imposed on LSR violations, or in general violations of the Collective Labor Agreement (CLA), are of a multilateral nature according to the type of error. Levels of sanctions ranging from Oral Strikes, Warning Letter I, Warning Letter II, Warning Letter III, and finally sanction of layoffs. Oral reprimands are given for violation of signs, markers, traffic regulations including wearing no seatbelts.

If Oral Strikes are not obeyed three times in a row within 1 year, the violator will obtain a Letter of Warnings (WL) I. WL I is also subject to violations such as carelessness, recklessness, carriage of persons or use of equipment or to do anything outside

authorization, or other unauthorized tools/equipment use.

If within 3 months after WL is issued, a worker does another violation, then the company will issue WL II within 6 months of the issuance. WL II is also imposed if (1) the worker performs more than one disciplinary violation that causes WL I as sanction (2) authorizes the subordinate without supervision resulting in misconduct that harms the company; (3) assigns the unhealthy worker, less rest or in care at risk areas, (4) entering or sending others into unlimited confined spaces, (4) carrying out hot work in Zone 1 without hot work permits, (5) driving four or more motorized vehicles into restricted areas without permission, or (6) does not report any personal or subordinate accidents to which it is liable, resulting in a loss of the enterprise.

If within 6 months of WL II, the worker does the violation again, company will issue WL III. WL III is also issued if the worker does more than one violation that causes WL II sanction or WL I and WL II sanction.

The highest sanction to the violation is a layoff. This sanction usually is issued for a severe violation, i.e. (1) drunk/consume alcoholic drink/narcotics/psychotropics substances/other addictive substance in work environment, (2) recklessly or intentionally break company’s inventory or let company’s inventory in a danger that causes company loss, (3) recklessly or intentionally let colleagues or workers in danger at work site.

As the most severe sanction, layoff is issued very carefully and follows the rules from Employment Laws and previously get advice from HR&D Department, Labor Union, and acceptance from Company’s Leaders.

the participants were listening to a presentation on the dangers of drugs in the event of SHEQ talk Akbar conducted by the Production Division Badak LNG.

SINERGY Juli - Agustus 2017

39

SINERGY Juli - Agustus 2017

SHEQ CORNER

a

b

cd

e

fghi

l

1

abcdefg

hijkl

2

3

a

b

cde

Vehicle/Equipment safety

All of the vehicles or machines operated in the area of Badak LNG and all of the safety devices have been checked and ensured in good condition, also been marked with special tag by a responsible officer.All of the vehicles or machines that enter restricted area must have permission from area custodian and have been declared safe by the Safety Supervisor.No vehicles are allowed to be parked in the Restricted Area, except for unloading and transporting materials.Have permission from the area custodian and Fire & Safety Section and also have to report to them if the driver intend to drive/park the vehicles/machines by blocking the emergency access.Every driver must have driver permit from the company, knows the vehicle’s condition, knows the route that will be passed, and wears a safety belt as regulated.Every driver must follow the regulated speed limit.Driver that carries passengers and dangerous materials must not place them in the same compartment.Loads that are carried on vehicle must be in a good condition, e.g. tightly bound.All motor vehicle/equipment drivers shall not use communication equipment and not under the influence of alcoholic drinks during driving.

Permit to Work

Have a work planHave a Job Safety Analysis (JSA) and Task Risk Assessment (TRA)Have work permit certification from Fire & Safety SectionHave permit from Area CustodianWork permit without involving cold work, validated by the operatorWork permit without involving hot work, validated by the operator and Safety InspectorThe requirements stated in the work permit have been understood and fulfilledPersonal Protective Equipment has been worn and follows the standard/procedureThe work is done according to the requirements stated in the work permitIf the work has not been done while the work permit has expired, the work permit must be extendedWork permit must be closed when the work has been done or will be continued on the next dayIn emergency situation, work permit at the accident site must be renewed

Energy Isolation (LO-TO)

Joint inspection must be done by area/equipment custodian and officers that have done the work on the rack-out/open.Lock-out clip, padlock, and tag-out are installed to isolated energy sources by area/equipment custodian and the working officers. The first person to install padlock should be the last to remove the padlock and vice versa (FI-LO: First In-Last Out & LI-FO: Last in-First Out).Padlock’s key holder is the area/equipment custodian and supervisor of the working officers.The padlock attachment and removal are recorded in a special log-book.If Shift Coordinator declares an emergency, lock-out clip may be removed by force by an appointed person.

reQuireMentS OF LSr

SINERGY Juli - Agustus 2017

40

SINERGY Juli - Agustus 2017

SHEQ CORNER

a

bc

d

ef

g

abc

def

abcde

f

g

h

ab

c

d

e

Lifting Operations

Have a lifting work permit.Operator ensures that the load that will be lifted is suitable to the capacity/condition of the lifting tools.Lifting tools and safety equipment that are being used must be in good condition after being checked by the responsible officer.

Lifting workers and equipment must be in good condition and position.Crane operator and equipment must be supported by certified rigger.Operator and rigger must always wear standard protection equipment.

Working at Height

Scaffolds must be checked frequently to see its feasibility before and during use. Approval of the use of scaffolding is indicated by the installation of the label from the Scaffolding Supervisor.The bridle should be used by every scaffolding users The use of scaffolding must be supervised by the officer that monitors the scaffolding users. If there is a change in the scaffold’s condition, the supervisor should immediately report to the scaffolding monitors.Work site must always be maintained in a clean and tidy condition, free from any obstacles, and provides an access ladder to go upstairs and downstairs.Provides facilities (e.g. ropes) to send work tools and equipment up and down.Don’t put a thing/tool to a scaffolding that can cause the scaffolding to potentially fall down and the weight is over capacity to the scaffolding.Scaffolding’s users don’t afraid of heights and don’t involve in joking activity like push each other when working on the scaffolding.

Confined Space Entry

Have Job Safety Analysis (JSA) and Task Risk Assessment (TRA)Have work permit from area custodianConfined Space Entry has been isolated from hazardous gas sources and has proper ventilation and lighting.Do an air content and gas concentration’s test frequently and must be recorded by Safety SupervisorWarning signs “No Entry for Unauthorized Entry” and “Safety Control Board” must be placed on a clearly visible location next to the entryway.All of the workers that enter or exit from the restricted container/room must be recorded in “Safety Control Board”.Trained and ready workers with safety plans and emergency support equipment must be assigned around the enter and exit ways.Of the work is declared as done, joint inspection must be done to ensure that the confined space is free from working tools/equipment and person before the confined space is closed.

Excavation

Have a work plan, including identification of facilities and underground hazards.Conduct a trial excavation to check existence of underground facilities, and take proper precautionary measures to anticipate hazards that may exist.Have an excavation permit approved by the related department and necessary daily work permit from the Area Custodian as well as compliance with precautionary measure requirements.Install safety lines around the excavation area, warnings and safety barriers in accordance with the specified requirements and take consideration working in a confined space.The excavation work shall not interfere with the road for emergency purposes and take into consideration motor vehicle/equipment safety.

4

5

6

7

DO nOT

EnTER

SINERGY Juli - Agustus 2017

41

SINERGY Juli - Agustus 2017

SHEQ CORNER

Bertempat di Kantor Pusat PT Pertamina (Persero), pada 11 Juli 2017 telah berlangsung serah terima jabatan

President Director & CEO Badak LNG dari Salis S. Aprilian kepada Didik Sasongko Widi. Serah terima jabatan ini disaksikan langsung oleh Direktur Gas PT Pertamina (Persero) Yenni Andayani dan jajaran Manajemen Direktorat Gas, Energi Baru dan Terbarukan PT Pertamina (Persero) serta Manajemen Badak LNG.

Pada kesempatan ini juga Salis S. Aprilian diangkat menjadi Technical Expert Strategic Advicer bagi Direktorat Gas PT Pertamina (Persero). Didik Sasongko Widi sebelumnya menjabat sebagai Vice President LNG PT Pertamina (Persero).

Dalam sambutannya Yenni Andayani menyampaikan bahwa sudah saatnya LNG menempati posisi strategis sebagai salah satu sumber energi kebanggaan negeri. Menurutnya LNG telah menjadi sumber devisa negara sejak dekade 70-an dan turut memberikan sumbangsih bagi pembangunan Indonesia. Yenni juga berharap Didik Sasongko Widi dapat menjalankan tugas barunya dengan baik serta mampu mengawal Badak LNG menyongsong “new” Badak LNG pasca tahun 2017.

“Lifetime Badak LNG dalam arangement sekarang mungkin tinggal enam bulan lagi. Kini yang penting adalah bagaimana kita mengelola new Badak LNG setelah tahun 2017 ini, karena masih tersedia gas yang dapat diolah oleh Badak untuk menjadi LNG,” jelas Yanni.

P lace at Main Office PT Pertamina (Ltd), on July 11th 2017 an inauguration ceremony for the new President Director & CEO Badak LNG had been held. The former President Director & CEO Salis S. Aprilian gave the position to Didik Sasongko Widi. This inauguration ceremony was attended by Director

of Gas PT Pertamina (Ltd) Yenni Andayani and the board Managements of Gas, New and Renewable Energy Directory PT Pertamina (Ltd) and also Management of Badak LNG.

Also in that occasion Salis S. Aprilian was promoted to be Technical Expert Strategic Advisor for Directorate of Gas of PT Pertamina (Ltd). While Didik Sasongko Widi was previously a Vice President of LNG PT Pertamina (Ltd).

In her speech, Yenni Andayani said that this is the time for LNG to take strategic position as one of the proud energy sources of the country. According to her LNG had become the source for national income since the 70s and had a role in Indonesia’s development. Yenni also hoped Didik Sasongko Widi can do his role well and guide Badak LNG to embrace the “new”post-2017 Badak LNG .

“Lifetime Badak LNG in recent arrangement is probably only six months left. The important now is how we manage new Badak LNG after this 2017, because there are some gases left to be processed by Badak to become LNG,”Yenni explained.

Serah Terima JabaTan PreSidenT direcTor & ceo badak LnG

InauguratIon of the new PresIdent dIrector & ceo

Badak Lng

SINERGY Juli - Agustus 2017

42

SINERGY Juli - Agustus 2017

BINGKAI | FRAME ActIvItIEs & cEREMoNIAls

Di tengah tantangan yang dihadapi industri migas sekaligus dalam menjalankan tugasnya selaku operator kilang LNG profesional dan handal, Badak LNG tetap berkomitmen tinggi terhadap lingkungan. Hal ini salah satunya

tercermin dari penghargaan Proper Emas tingkat Provinsi Kalimantan Timur yang kembali diraih perusahaan ini, pada Selasa 13 Juni 2017.

Penghargaan yang diberikan pada acara Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia di Gedung Olah Bebaya, Samarinda ini, diserahkan langsung oleh Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak. PROPER Emas ini diterima oleh Senior Manager SHE&Q Badak LNG Muhaimin. Penghargaan ini adalah yang kelima kalinya diraih oleh Badak LNG.

Penghargaan ini adalah bukti komitmen Badak LNG pada pemberdayaan lingkungan sosial di Kota Bontang. Konsep pelestarian lingkungan yang semula hanya dilakukan perusahaan, kini melibatkan partisipasi masyarakat. Hingga saat ini, Badak LNG menjalankan 18 program pemberdayaan masyarakat dan memiliki 34 kelompok mitra binaan yang sebagian besar juga berkontribusi positif bagi pelestarian lingkungan.

Selain itu, penghargaan ini juga membuktikan bahwa Badak LNG sukses mewujudkan misi perusahaan yaitu memproduksi energi bersih dengan standar kinerja terbaik, demi memberikan nilai tambah maksimal bagi para pemangku kepentingan.

Pencapaian ini tidak lepas dari komitmen seluruh pekerja dan mitra kerja Badak LNG dalam mengoperasikan kilang secara ramah lingkungan. Dukungan dari stakeholder pun memiliki peran besar dalam pengelolaan lingkungan di Badak LNG.

Selain Badak LNG, dua sekolah di kawasan perusahaan yaitu SMP dan SMA Vidatra juga mendapat penghargaan lingkungan Adiwiyata. Penghargaan yang diserahkan pada ajang yang sama ini, diterima langsung oleh masing-masing kepala sekolah.

I n the middle of the challenges faced by oil and gas industry while doing its job as professional and reliable oil and gas plant operator, Badak LNG still keep their high commitment for the environment. One of them is manifested in Gold PROPER award in East Kalimantan

Province that has been retained by the company on Tuesday, June 13th 2017.

The award was given in the World’s Environment Day Ceremony in Olah Bebaya Building, Samarinda, by the Governor of East Kalimantan Awang Faroek Ishak. This Gold PROPER was received by the Senior Manager SHE&Q Badak LNG Muhaimin. This award is the fifth for Badak LNG.

This award is a proof of Badak LNG’s commitment for the empowerment of the social environment in Bontang City. The concept of the environmental conservation was initiated by the company, but now involving the public’s participation. Until now, Badak LNG runs 18 public empowerment program and has 34 groups of assisted partner that most of them positively contributing to the environment conservation.

Besides, this award also shows that Badak LNG has successfully manifest the company’s mission to produce clean energy with best standard performance, it is to give maximum additional value to the stakeholders.

This achievement cannot be separated from the commitment of all workers and partners of Badak LNG in operating the plants in an environmentally friendly manners. The support from the stakeholders also have big role in the environmental management in Badak LNG.

Along with Badak LNG, two schools in the company’s area, SMP and SMA Vidatra also received environmental award of Adiwiyata. The award that was given in the same event was received directly by each headmaster of the schools.

badak LnG kembaLi meraih ProPer emaS ProvinSi

badak LnG reGainS The GoLd

ProPer in Province

SINERGY Juli - Agustus 2017

43

SINERGY Juli - Agustus 2017

BINGKAI | FRAME ActIvItIEs & cEREMoNIAls

P ada hari Senin tanggal 12 Juni 2017, bertempat di halaman Kantor Utama Badak LNG, berlangsung acara penyerahan empat unit kendaraan pengangkut sampah dan peralatan menjahit kepada kepada Pemerintah Kota Bontang. Selain

dihadiri oleh jajaran manajemen Badak LNG, dan walikota Bontang Neni Moerniaeni, acara ini dihadiri pula oleh Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait, Lurah penerima bantuan, hingga Kelompok Usaha Bersama (KUBE) yang menjadi sasaran penerima bantuan, yaitu KUBE Anggrek .

Pemberian bantuan motor roda tiga ini merupakan rangkaian dari program yang sama yang sudah berjalan sejak tahun 2008. Dengan total motor sampah yang sudah diberikan Badak LNG yaitu sebanyak 19 unit.

Kelurahan-kelurahan yang telah mendapatkan bantuan motor sampah sebelumnya adalah kelurahan Kanaan, Gunung Telihan, Tanjung Laut Indah, Bontang Kuala, dan Bontang Lestari. Sedangkan untuk saat ini, Badak LNG memberikan bantuan motor sampah kepada Kelurahan Berbas Tengah, Berbas Pantai, Tanjung Laut, dan Satimpo dengan nilai pengadaan barang sebesar Rp 136.760.000,-

Selain itu Badak LNG juga memberikan bantuan berupa peralatan menjahit kepada KUBE Anggrek yang berlokasi di Kelurahan Kanaan. Adapun bantuan yang diberikan kepada KUBE Anggrek adalah, tiga unit mesin jahit, satu unit

mesin obras, dan satu unit meja kerja dengan total bantuan mencapai Rp 10 juta rupiah.

Dalam sambutannya, Director & COO Badak LNG Yhenda Permana menerangkan bahwa kegiatan-kegiatan seperti ini adalah cara mewujudkan mitra binaan yang mandiri. Karena fokus program Community Development Badak LNG adalah menekankan kemandirian program. Namun tentu Badak LNG tidak bisa melaksanakan ini semua sendirian, “Kami berharap sinergi antara pihak Perusahaan, Pemerintah serta masyarakat dapat mewujudkan cita-cita Badak LNG untuk maju bersama masyarakat,” ujar Yhenda.

Sementara itu, atas nama pemerintah dan masyarakat, Walikota Bontang, Neni Moerniaeni mengucapkan terima kasih atas komitmen PT Badak NGL untuk terus berjuang bersama pemerintah dalam menyejahterakan masyarakat. Menurutnya, bantuan ini katanya dapat menjadi upaya mempersiapkan masyarakat agar kreatif dalam menghadapi era pasca migas.

“Tanpa kita sadari sejak 2015 kita sudah menghadapi era pasca migas. Kita tidak lagi bisa bergantung pada dana bagi hasil. Oleh karena itu, saya bersyukur Badak LNG bisa bersinergi dengan misi Kota Bontang, yakni creative city untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri. Bagaimana agar dengan bantuan yang diberikan, masyarakat bisa menghasilkan pendapatan bagi keluarga,” ujar Neni.

badak LnG memberikan banTuan moTor SamPah dan meSin JahiT

SINERGY Juli - Agustus 2017

44

SINERGY Juli - Agustus 2017

BINGKAI | FRAME ActIvItIEs & cEREMoNIAls

three-cycLed MotorcycLeand sewIng MachInes aId froM Badak Lng

O n June 12th 2017, at the Badak LNG Main Office’s yard, four units of Trash container vehicle and sewing equipment was being given to the Bontang City Government. The event was attended by management board of Badak LNG and Mayor of

Bontang Neni Moerniaeni, the event was also attended by related Regional Officers Organization (Organisasi Perangkat Daerah, OPD), headman of aid receiver’s village, and Joint Business Group (Kelompok Usaha Bersama, KUBE) that was the receiver of the aids, KUBE Anggrek.

This Tricycle motor aid was the continuance of the similar program that has been running since 2008. The total three-cycled motorcycle that have been given by Badak LNG until now is 19 units.

The villages that have got the Three-cycled Motorcycle before are Kanaan, Gunung Telihan, Tanjung Laut Indah, Bontang Kuala, and Bontang Lestari. This time, Badak LNG sent the three-cycled motorcycle to Barbas Tengah, Berbas Pantai, Tanjung Laut, and Satimpo with the goods’ value of Rp 136,760,000,-

Other than that, Badak LNG did also give aid in form of sewing machines to KUBE Anggrek that is located in Kanaan Village.

The aids that were given to KUBE Anggrek was 3 units of sewing machines, 1 unit of hem machine, and 1 unit of work table. The whole aid reaches total value of 10 million rupiah.

In his speech, Director & COO Badak LNG Yhenda Permana explained that this kind of events is Badak LNG’s effort in creating independent assisted partners. Because the focus of Community Development Program Badak LNG is to emphasize the independency. Of course Badak LNG could not do that alone, “We are expecting synergy of the company, government and the public to manifest the dream of Badak LNG to going forward with the community,” Yhenda said.

Meanwhile, representing the government and community, Mayor of Bontang Neni Moerniaeni expressed her gratitude for Badak LNG’s commitment to fight with the government and community to improve the people’s prosperity. In her opinion, these aids could prepare the community to be a creative community in facing the post-oil and gas era.

“Without us noticing, since 2015 we have been facing a post oil and gas era. We can no longer depend on the revenue-sharing. Thus, I am glad Badak LNG can synergize with Bontang City mission, it is to become creative city to create independent society. With the aids given, people can gain income for their family,” Neni said.

SINERGY Juli - Agustus 2017

45

SINERGY Juli - Agustus 2017

BINGKAI | FRAME ActIvItIEs & cEREMoNIAls

Pada hari Jumat 9 Juni 2017, bertempat di Conference Room Badak LNG, berlangsung pertemuan antara Manajemen Badak LNG dengan para tamu dari SKK Migas, eni Muara Bakau, dan VICO POMA. Dalam pertemuan ini

dibahas berbagai hal terkait kerjasama dalam industri migas nasional, baik yang saat ini sedang berlangsung maupun berbagai konsep kerjasama di masa depan.

Kunjungan kerja ini penting karena sangat banyak rancangan kerjasama yang potensial dilakukan oleh para pihak. Misalnya, kerjasama antara eni dengan Badak LNG.

Sebagaimana diketahui, proyek pengembangan Kompleks Jangkrik di lepas pantai laut dalam Indonesia—yang meliputi Lapangan Jangkrik dan Lapangan Jangkrik North East—telah mulai berproduksi pada Mei 2017. Produksi dari kedua lapangan tersebut disalurkan melalui sepuluh sumur bawah laut yang terhubung dengan FPU Jangkrik. Setelah diproses di atas FPU, gas akan dialirkan melalui pipa khusus sepanjang 79 km ke Fasilitas Penerima di Darat atau Onshore Receiving Facility yang keduanya baru dibangun oleh ENI, melalui Sistem Transportasi Kalimantan Timur, hingga tiba di kilang Badak LNG. Produksi gas dari Jangkrik akan memasok LNG ke pasar domestik dan juga pasar ekspor.

Dalam kesempatan ini, Director & COO Badak LNG Yhenda Permana menyatakan kegembiraannya menerima kunjungan ini. Beliau juga berharap semoga kunjungan ini dapat semakin mempererat silaturahmi. Lebih lanjut, Yhenda juga menyatakan bahwa Badak LNG mendukung penuh pengembangan yang dilakukan oleh eni sebagai produsen gas.

VP Operation eni Muara Bakau Jahnawi Wasisto juga menyambut baik ajakan Badak LNG. Bahkan menurutnya Manajemen eni telah siap untuk memberikan bantuan.

“Jadi kalau tahun depan (Badak LNG) akan menjadi profit company, kita siap men-support. Manajemen kami ingin bisa berkontribusi di sini. Begitupun untuk pengadaan gas, kalau Badak LNG perlu gas, maka eni siap mempercepat pengadaannya untuk mendukung pemerintah,” ujar Jahnawi.

Setelah acara pembukaan dan foto bersama, acara dilanjutkan dengan plant tour dan diskusi.

O n Friday, June 9th 2017, a meeting between Management of Badak LNG and the guests from SKK Migas, eni Muara Bakau, and VICO POMA took place at the Conference Room Badak LNG. In that meeting they discussed many things

related to the partnership in national oil and gas industry, either the ones that are happening or the various concepts for future partnership.

This work visit is important because many potential partnership design is made by them. For example, the partnership between eni and Badak LNG.

As we know, development of Jangkrik Complex project in offshore deep sea Indonesia – that covers the Jangkrik Field and the North East Jangkrik Field- has begun the production in May 2017. The production of those two fields is channeled to ten undersea wells that are connected to the FPU Jangkrik. After being processed on the FPU, the gas will be streamed through a 79-km-special pipe to the Onshore Receiving Facility that both were built by ENI, through the East Kalimantan Transportation System, until arrived in the Badak LNG plants. The gas production from Jangkrik will supply the LNG to domestic and export market.

On this occasion, Director & COO Badak LNG Yhenda Permana declared his happiness to welcome this visit. He also hoped that this visit can strengthen their relationship. Furthermore, Yhenda also stated that Badak LNG fully supports the development that is being done by eni as gas producer.

VP Operation eni Muara Bakau Jahnawi Wasisto also welcomed Badak LNG invitation. He even said that ENI’s management is ready to give their support.

“So, if next year (Badak LNG) will become profit company, we are ready to support. Our management also want to be able to have contribution here. Also for the gas procurement, if Badak LNG needs gas, then eni will be ready to speed up the procurement to support the government,” Jahnawi said.

After the opening ceremony and picture taking, the event proceeds to plant tour and discussion.

kunJunGan Skk miGaS, eni mb, dan vico Poma

VIsIt froM skk MIgas, enI MB, and VIco PoMa

BINGKAI | FRAME

SINERGY Juli - Agustus 2017

46

SINERGY Juli - Agustus 2017

P ada 4 Juli 2017, Badak LNG yang diwakili oleh tim Community Development meninjau panen raya rumput laut yang berlangsung di Tihi-Tihi, Bontang. Pada kesempatan ini, sekitar 30 ton rumput laut berhasil dipanen dari perairan sekitar.

Mitra binaan Badak LNG, Kelompok Usaha Maju menjadi salah satu petani rumput laut yang terlibat dalam panen raya ini. Sejak awal, kelompok ini memang dibentuk untuk menghimpun para petani rumput laut di daerah tersebut. Hingga saat ini anggota Kelompok Usaha Maju telah mencapai 43 orang, yang keseluruhannya merupakan warga Tihi-Tihi.

Salah satu bentuk nyata proses pendampingan dan pembinaan Badak LNG bagi kelompok Usaha Maju adalah bantuan berupa dua ton bibit rumput laut dengan total bantuan mencapai 10 juta rupiah. Dari bantuan tersebut, kini para petani di daerah Tihi-Tihi telah bisa memanen 30 ton rumput laut dengan harga jual Rp7.500,00 per kilogramnya.

Dalam kesempatan kunjungan ini, Ketua RT Tihi-Tihi Muslimin secara langsung mengungkapkan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan oleh Badak LNG. “Kami merasa bangga atas adanya bantuan ini, sampai saat ini kami sudah kembangkan, dan alhamdulillah kita semua dapat melihat bersama hasil dan buktinya,” ujar Muslimin. Pembinaan bagi warga pesisir ini membuktikan bahwa selama empat dekade berdiri, Badak LNG secara konsisten berperan aktif bagi pemberdayaan masyarakat Kota Bontang, khususnya bagi mereka yang berada di sekitar kilang.

O n July 4th 2017, Badak LNG that was represented by Community Development team watched a main harvest of seaweeds in Tihi-Tihi, Bontang. In that occasion, around 30 tons of seaweeds are harvested from nearby sea.

Badak LNG’s assisted partner, Business Group of Usaha Maju became one of the seaweeds farmer that were involved in this main harvest. Since the beginning, this group was established to gather the seaweeds farmers in that area. Until now Usaha Maju group has 43 members, all of them are Tihi-Tihi residents.

One of the real assistance and development process from Badak LNG to Usaha Maju is an aid in form of two tons of seaweed’s seeds that reach total aid of 10 million rupiah. From that aid, farmers from Tihi-Tihi area could harvest 30 tons of seaweeds that worth Rp7,500 for each kilogram in the market.

In this visit, the chief of Tihi-Tihi region Muslimin directly expressed his gratitude for the aids from Badak LNG. “We are very proud for this aid. We have developed this, and alhamdulillah we all can see the results and proof together,” said Muslimin. The assistance for this coastal people proved that for four decades of its establishment, Badak LNG consistently takes active role in people’s development of Bontang City, especially for those who live near the plants.

Panen rumPuT LauT di Tihi-Tihi

seaweed’s harVest In tIhI-tIhI

SINERGY Juli - Agustus 2017

47

SINERGY Juli - Agustus 2017

BINGKAI | FRAME ActIvItIEs & cEREMoNIAls

Sebagai rangkaian perayaan hari raya Idul Fitri, manajemen Badak LNG mengadakan berbagai kegiatan. Kegiatan ini terpusat di area Badak LNG, baik di area perumahan maupun area kilang.

Pada pagi hari, setelah pelaksanaan salat Ied, seluruh jajaran manajemen Badak LNG mengadakan silaturahmi ke kediaman Walikota Bontang, Dandim 0908 Bontang, Wakapolres Bontang, dan Ketua DPRD Kota Bontang. Kunjungan tersebut dikuti oleh Director & COO Badak LNG Yhenda Permana, VP Production, VP Business Support, dan jajaran manajemen Badak LNG beserta keluarganya.

Siangnya, Manajemen Badak LNG mengadakan kunjungan ke area kilang untuk menemui para pekerja yang melaksanakan shift di Hari Raya. Pada kegiatan ini, Director & COO Badak LNG Yhenda Permana beserta rombongan berkunjung ke area MCR Modul 2 dan Laboratory. Sementara Vice President Production Badak LNG Widianto P. Syarief beserta rombongan berkunjung ke area MCR Modul 1 dan Fire&Safety Section.

Kunjungan ini selain digunakan untuk ajang silaturahmi antara manajemen dan pekerja, juga bertujuan untuk memberi semangat serta mengucapkan terima kasih pada para pekerja. Sebab mereka telah merelakan waktunya berhari raya bersama keluarga untuk bekerja menjaga stabilitas kilang.

Lalu sebagai penutup hari raya Idul Fitri, Manajemen Badak LNG mengadakan silaturahmi dengan 1500 santri dari pondok pesantren di Kota Bontang. Kegiatan yang diadakan di kediaman Director & COO ini dihadiri oleh para santri dari ponpes Hidayatullah, Mawaddahtulah, Aisiyah, Hifzil Quran, Nurul Hidayah, Syaichona Cholil, Darrul Qura’, Al-Ikhlas, Al-Haq, Nurul Misbah, dan Al-Marifat.

A s a series of Eid al-Fitri celebration, management of Badak LNG held some activities. The activities are focused in Badak LNG’s area, either in the residential area or plants area.

In the morning, after the Eid prayer, all of the board management Badak LNG did a visit to houses of Bontang’s Mayor, Dandim 0908 Bontang, Wakapolres Bontang, and Head of DPRD of Bontang City. That visit was attended by Director & COO Badak LNG Yhenda Permana, VP Production, VP Business Support, and board management with their families.

In the afternoon, Management Badak LNG had a visit to the plants area to meet the workers that got shift at the Celebration Day. In this activity, Director &COO Badak LNG Yhenda Permana and the group visited the MCR Modul 2 area and Laboratory. While the Vice President Production Badak LNG Widianto P. Syarief and the group visited MCR Modul 1 area and Fire & Safety Section.

This visit was not only used as meet and greets event between managements and workers, but also aimed to give spirit and say thank to the workers. Because they have sacrificed their chance for celebrating the celebration day to work and keep the plants stability.

And as the closing of the Eid al-Fitri day, Management Badak LNG invited around 1500 students from “pondok pesantren” in Bontang City. This event was held in residence of Director & COO and was attended by students from ponpes Hidayatullah, Mawaddhtullah, Aisyiah, Hifzil Quran, Nurul Hidayah, Syaichona Cholil, Darrul Qura’, Al-Ikhlas, Al-Haq, Nurul Misbah, and Al-Marifat.

oPen house wIth orPhans and VIsIt to workers

oPen houSe berSama anak YaTim dan meninJau PekerJa

Director & Coo Badak LNG yhenda Permana beserta jajaran manajemen Badak LNG mengunjungi para pekerja MCR Modul 2 yang bertugas di hari raya Idul Fitri. | Director & Coo Badak LNG yhenda Permana along with Management of Badak LNG visited the workers on duty at MCR Modul 2 at Idul Fitri.

SINERGY Juli - Agustus 2017

48

SINERGY Juli - Agustus 2017

BINGKAI | FRAME ActIvItIEs & cEREMoNIAls

Selama dua hari sejak tanggal 2 Juli hingga 3 Juli 2017, Badak LNG mendapatkan kunjungan dari rombongan Hiroshima Gas. Rombongan ini dipimpin langsung oleh General Manager Hiroshima Gas Kazuyuki Oroshi.

Rangkaian acara kunjungan ini diawali dengan kegiatan diskusi dan presentasi yang berlangsung di Conference Room Kantor Utama Badak LNG. Dalam acara tersebut hadir Pjs. Director & COO Gitut Yuliaskar dan jajaran manajemen Badak LNG. Dalam kesempatan tersebut, Gitut menyampaikan apresiasinya pada kunjungan ini, sekaligus memaparkan informasi dan prestasi terbaru yang berhasil diraih oleh Badak LNG.

Tak hanya melakukan pertemuan dan diskusi, rombongan ini pun melakukan plant tour ke kilang-kilang di Badak LNG. Plant tour ini digunakan sebaik mungkin untuk melihat fasilitas yang dimiliki oleh Badak LNG

Sebagai sebuah perusahaan yang sama-sama bergerak di bidang Migas, kunjungan ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama yang lebih baik diantara Badak LNG dan Hiroshima gas, khususnya di bidang bisnis LNG, demikian salah satu harapan yang diungkapkan oleh Kazuyuki Oroshi

“Kami merasa sangat impresif dengan pencapaian Badak LNG, dan kami berharap kunjungan ini merupakan sebuah kesempatan bagi kedua belah pihak untuk saling belajar dan bekerjasama di masa depan,” Ujarnya.

F or two days, July 2-3 2017, Badak LNG received a visit from Hiroshima Gas. This group was led directly by General Manager Hiroshima Gas Kazuyuki Oroshi.

This series of events was first begun by a discussion and presentation that took place at Conference Room of Badak LNG’s Main Office. That event was also attended by (Temp.) Director & COO Gitut Yuliaskar and board management Badak LNG. In that occasion, Gitut expressed his appreciation for that visit, and also explained some information and recent achievements of Badak LNG.

Not only meeting and discussion, the group also did a plant tour to Badak LNG’s plants. This plant tour was used by the group to see the facilities owned by Badak LNG. Kazuyuki hoped as a company that works in the same oil and gas field, this visit can lead to a better relationship between Badak LNG and Hiroshima Gas, especially in LNG business field.

“We are very impressed by Badak LNG’s achievements, and we hope this visit is a chance for both companies to learn each other and work together in the future,” said Kazuyuki.

hiroShima GaS viSiT

kunJunGan hiroShima GaS

Pjs. Director & Coo Badak LNG Gitut yuliaskar menerima kunjungan tamu-tamu dari Hiroshima Gas. | Acting Director & Coo Badak LNG Gitut yuliaskar receives guests visit from Hiroshima Gas.

SINERGY Juli - Agustus 2017

49

SINERGY Juli - Agustus 2017

BINGKAI | FRAME ActIvItIEs & cEREMoNIAls

SINERGY Juli - Agustus 2017

50

SINERGY Juli - Agustus 2017

BINGKAI | FRAME ActIvItIEs & cEREMoNIAls

Pada hari Kamis tanggal 22 Juni 2017, berlangsung sebuah acara yang sangat penting bagi Badak LNG. Bertempat di Cargo Dock Badak LNG, berlangsung pelepasan kapal LNG Triputra menuju Tanjung Benoa, Bali. Ini adalah pengapalan Badak LNG

yang ke 9103. Satu hal yang menjadikan pengapalan kali ini istimewa adalah, kapal yang membawa 22.700 m3 LNG tersebut, adalah pengapalan perdana gas dari lapangan yang dikelola oleh eni Muara Bakau.

Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang Migas, eni merupakan partner terbaru Badak LNG. Kerjasama antara kedua perusahaan ini diharapkan dapat berlangsung panjang dan menguntungkan keduanya. Hal itu sangat mungkin terjadi. Menurut President Director & CEO Badak LNG Salis S. Aprilian, President Director & CEO saat itu, Salis S. Aprilian hingga hari ini total gas dari Lapangan Jangkrik yang telah diolah menjadi LNG mencapai 2.400 MMSCF. Melihat kemungkinan-kemungkinan kerjasama yang dapat dilakukan kedua belah pihak, angka ini dapat dipastikan akan terus naik secara bertahap.

Acara ini juga dihadiri oleh Walikota Bontang dr. Hj. Neni Moerniaeni, Wakil Kepala SKK Migas Sukandar, dan Managing Director eni Muara Bakar Mr. Fabrizio Trili ini. Di hadapan para pejabat tersebut, Salis S. Aprilian

mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada semua pihak yang telah bekerja keras hingga kerjasama ini terwujud. Menurut Salis, produksi gas dari Lapangan Jangkrik amat berkontribusi pada kelangsungan operasi kilang Badak LNG di masa depan. Ia juga berharap, masih akan ada lagi produksi gas dari lapangan lain.

“Dengan adanya pasokan gas baru ini, Kilang Badak LNG akan semakin sustain dan Badak LNG masih akan terus beroperasi sebagai kilang pengolahan LNG,” ungkapnya.

Walikota Bontang dr. Hj. Neni Moerniaeni yang hadir mewakili pemerintah Kota Bontang, mengungkapkan rasa terimakasihnya kepada eni dan Badak LNG. Menurutnya, acara ini adalah sebuah tonggak sejarah. Neni pun berharap operasi Badak LNG tetap berlanjut ke depan. Acara hari itu menyimbolkan semangat dan harapan baru bagi semua pihak.

“Mudah-mudahan produksi bisa terus meningkat dan keberlangsungan Badak LNG bisa menambah pundi-pundi bagi Republik Indonesia, dan juga buat Kota Bontang,” Ujar Neni.

Acara ini diakhiri dengan penekanan tombol sirine sebagai tanda pelepasan kapal LNG Triputra menuju Tanjung Benoa.

O n Thursday, June 22nd 2017, an important event for Badak LNG was held. Took place at Cargo Dock Badak LNG, the departure of LNG Tripurta to Tanjung Benoa, Bali was done. This was Badak LNG’s shipment number 9103.

One thing that makes that shipment special was the ship that took 22,700 m3 of oil and gas was the first shipment from the field that is managed by eni Muara Bakau.

As a company in oil and gas field, eni is the newest partner of Badak LNG. The partnership of the two companies is expected to be long lasted and beneficial for both of them. It is really possible. According to former President Director & CEO Badak LNG Salis S. Aprilian, until today, the total of gas from Jangkrik field that has been processed to be LNG has reached 2,400 MMSCF. Seeing the possible partnership that can be done by the two companies, this number is highly possible to keep growing up gradually.

This event was also attended by Mayor of Bontang dr. Hj. Neni Moerniaeni, Vice Chairman of SKK Migas Sukandar, and Managing Director eni Muara Bakar Mr. Fabrizio Trili. In front of those officials, Salis S. Aprilian expressed his gratitude to all parties that have

worked hard to make the partnership happen. According to Salis, gas production from Jangkrik field has big contribution to the continuity of Badak LNG’s field operation in the future. He also hoped that there will be more gas production from other fields.

“With this new gas supply, Badak LNG’s plants will be more sustainable and Badak LNG will keep operating as LNG processing plant,” he revealed.

Mayor of Bontang dr. Hj. Neni Moerniaeni that attended as representative of Bontang City government, expressed her gratitude to eni and Badak LNG. She said that this event is a milestone. Neni also hoped that Badak LNG will keep operating in the future. The event that day symbolized a new spirit and hope for all stakeholders.

“We hope that the production can keep growing and the existence of Badak LNG can add some funds for the Indonesian Republic, and also for Bontang City,” Neni said.

This event was closed by pushing of sirens as a signal for the departure of LNG ship Tripurta to Tanjung Benoa.

PenGaPaLan Perdana eni

enI’s fIrst shIPMent

SINERGY Juli - Agustus 2017

51

SINERGY Juli - Agustus 2017

BINGKAI | FRAME ActIvItIEs & cEREMoNIAls

TH

INDONESIAKERJABERSAMA

TH

INDONESIAKERJABERSAMA