LUPUS.pptx

22
LUPUS BY ALWI JAYA HUSNIAR ANWAR NURWINDA EKA SYAPUTRI

Transcript of LUPUS.pptx

Page 1: LUPUS.pptx

LUPUSBYALWI JAYAHUSNIARANWAR NURWINDA EKA SYAPUTRI

Page 2: LUPUS.pptx

DefinisiImunitas adalah reaksi untuk melawan substansi asing yang masuk ke dalam tubuh seperti mikroorganisme (bakteri, virus, parasit) & molekul besar (protein, polisakharida). Reaksi yang terjadi meliputi reaksi seluler dan molekul.

LUPUS

Page 3: LUPUS.pptx

Pembagian S. ImunKomponen imunitas tubuh :

1. Innate/natural immunity - imunitas yang sudah ada sejak fetus/dilahirkan. - bersifat nonspesifik imunitas nonspesifik - berperan sebagai garis pertahanan pertama terhadap invasi substansi asing ke dalam tubuh.

2. Acquired/adaptive immunity - imunitas yang didapat - bersifat spesifik imunitas spesifik - berkembang karena diinduksi/distimulasi oleh intervensi substansi asing yang masuk ke dalam tubuh. - substansi asing yg menginduksi imunitas spesifik disebut antigen.

LUPUS

Page 4: LUPUS.pptx

SISTEM IMUNBasofil

Neutrofi

Monosit

Eusinofil

Limfosit

Reaksi Inflamasi

Fagositosis Bakteri

Fagositosis Antigen

Fagositosis Parasit

Respon spesifik sel B dan T

LUPUS

Page 5: LUPUS.pptx

Definisi Dalam ilmu kedokteran penyakit Lupus

dikenal sebagai Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Atau sebagai penyakit dengan kekebalan tubuh berlebihan (Autoimmune disease),dalam ilmu immunologi tentang kekebalan tubuh, penyakit Lupus merupakan kebalikan dari penyakit kanker dan AIDS yang disebabkan oleh HIV karena pada penderita penyakit lupus ini jaringan dalam tubuh dianggap benda asing

LUPUS

Page 6: LUPUS.pptx

Patogenesis

LUPUS

Page 7: LUPUS.pptx

Patofisiologi Antibodi ini secara bersama-sama disebut ANA (anti-nuclear

antibody). Dengan antigennya yang spesifik, ANA membentuk komplek imun yang beredar dalam sirkulasi.

Kompleks imun ini akan mengendap pada berbagai macam organ dengan akibat terjadinya fiksasi komplemen pada organ tersebut.

Peristiwa ini menyebabkan aktivasi komplemen yang menghasilkan subtansi penyebab timbulnya reaksi radang. Bagian yang penting dalam patogenesis ini ialah terganggunya mekanisme regulasi yang dalam keadaan normal mencegah automunitas patologis pada individu yang resisten.

LUPUS

Page 8: LUPUS.pptx

Lanjutan Patofisologi Gangguan imunologis : pengujian imun yang abnormal

termasuk anti-bodi anti-DNA atau anti-Sm (Smith), positif semu pada pengujian darah untuk sifilis, anti-bodi anti-kardiolipin, uji LE positif.

Anti-bodi antinuklear : pengujian anti-bodi ANA positif (4). Sebagai tambahan dari sebelas kriteria tersebut, pengujian

lainnya dapat membantu mengevaluasi pasien dengan lupus eritematosus sistemik untuk menentukan keparahan organ-organ yang terlibat. Termasuk diantaranya darah rutin dengan laju endap darah, pengujian kimia darah, analisa langsung cairan tubuh lainnya, serta biopsi jaringan. Kelainan cairan tubuh dan sampel jaringan dapat membantu diagnosis lanjut lupus eritematosus sistemik.

LUPUS

Page 9: LUPUS.pptx

Tanda dan Gejala Penyakit ini akan menyebabkan keradangan di

berbagai organ tubuh kita, misalnya: kulit yang akan berwarna kemerahan atau erythema, lalu juga sendi, paru, ginjal, otak, darah, dan lain-lain.

Gejala-gejala SLE adalah seperti ruam di wajah, kepala dan anggota-anggota badan, ruam ini tidak menimbulkan sakit atau gatal, bila sembuh akan meninggalkan parut, ulser di dalam mulut, keguguran rambut, demam berkepanjangan, dan penderita akan sensitif terhadap pancaran sinar matahari

LUPUS

Page 10: LUPUS.pptx

Manifestasi KlinisManifestasi klinis SLE sangat luas, meliputi keterlibatan kulit dan mukosa, sendi,darah, jantung, paru, ginjal, susunan saraf pusat (SSP) dan sistem imun. Dilaporkan bahwa pada 1000 pasien SLE di Eropa yang diikuti selama 10 tahun, manifestasi klinis terbanyak berturut-turut adalah artritis sebesar 48,1%, ruam malar 31,1%, nefropati 27,9%, fotosensitiviti 22,9%, keterlibatan neurologik 19,4% dan demam 16,6% sedangkan manifestasi klinis yang jarang dijumpai adalah miositis 4,3%, ruam diskoid 7,8 %, anemia hemolitik 4,8%, dan lesi subkutaneus akut 6,7%14.

LUPUS

Page 11: LUPUS.pptx
Page 12: LUPUS.pptx

EpidemiologiSLE lebih banyak terjadi pada wanita dari pada pria dengan perbandingan 10:1. Perbandingan ini menurun menjadi 3:2 pada lupus yang diinduksi oleh obat. Penyakit SLE juga menyerang penderita usia produktif yaitu 15–64 tahun. Meskipun begitu, penyakit ini dapat terjadi pada semua orang tanpa membedakan usia dan jenis kelamin (Delafuente, 2002). Prevalensi SLE berbeda–beda untuk tiap etnis yaitu etnis Afrika – Amerika mempunyai prevalensi sebesar 1 kasus per 2000 populasi, Cina 1 dalam 1000 populasi, 12 kasus per 100.000 populasi terjadi di Inggris, 39 kasus dalam 100.000 populasi terdapat di Swedia. Di New Zealand, terjadi perbedaan prevalensi antara etnis Polynesian sebanyak 50 kasus per 100.000 populasi dengan orang kulit putih sebesar 14,6 kasus dalam 100.000 populasi (Bartels, 2006).

LUPUS

Page 13: LUPUS.pptx

ETIOLOGI FAKTOR GENETIK

Sekitar 2-5% anak kembar dizigot beresiko menderita SLE, sementara pada kembar monozigot, resiko terjadinya SLE adalah 58%. Risiko terjadinya SLE pada individu yang memiliki saudara dengan penyakit ini adalah 20 kali lebih tinggi dibandingkan pada populasi umum.

LUPUS

Page 14: LUPUS.pptx

FAKTOR IMUNOLOGI1. Antigen 2. Kelainan intristik sel T dan B3. Kelainan antibodi

FAKTOR HORMONALPeningkatan hormon dalam tubuh dapat memicu terjadinya LE.

FAKTO R LINGKUNGAN1. Infeksi virus dan bakteri2. Paparan sinar UV3. Stress4. Obat-obatan

LUPUS

Page 15: LUPUS.pptx
Page 16: LUPUS.pptx
Page 17: LUPUS.pptx

TERAPI NON FARMAKOLOGI

EDUKASI DAN KONSELINGBeberapa hal yang perlu diketahui oleh pasien SLE antara lain1. Perubahan fisik yang akan dialami2. Cara mencegah perjalanan penyakit3. Mengurangi kekambuhan seperti

melindungin kulit dari paparan sinar UV4. Pengaturan diet

LUPUS

Page 18: LUPUS.pptx

PROGRAM REHABILITASI1. Istirahat yang cukup2. Melakukan terapi fisik3. Terapi dengan modalitas4. Melakukan latihan ortotik

LUPUS

Page 19: LUPUS.pptx

TERAPI FARMAKOLOGI NSAIDUntuk mengendalikan gejalan SLE pada tingkat yang ringan seperti menurunkan inflamasi dan rasa sakit pada otot, dan sendi. Ex: aspirin, ibuprofen, baproxen dan sulindac Kortikosteroid Penggunaan kostikosteroid sesuai dengan tingkat keparahan untuk pengendalian penyakit. Ex: metilprednisolon

LUPUS

Page 20: LUPUS.pptx

ANTIMALARIAObat antimalaria efektif untuk SLE

dengan gejala fatique, kulit dan sendi. Baik untuk mengurangi ruam tanpa penipisan pembuluh darah. Ex: hidroksikloroquinon dan kloroquin IMUNOSUPRESAN

Untuk menekan sistem imun tubuh. Ex: azathioprine, mycophenolate, methotrexate

LUPUS

Page 21: LUPUS.pptx

Algoritma Terapi

LUPUS

Page 22: LUPUS.pptx

Kelompok Ig EAlwi Jaya70100113068Husniar70100113069Anwar 70100113070Nurwinda Eka Syaputri

70100113071