LP asma

19
LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK PREKLINIK KEPERWATAN MEDIKAL BEDAH PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN STIKES PAYUNG NEGRI NAMA :AYU ASTUTI NIM :08.3.01.0042 TANGGAL :08 FEBRUARI 2011 RUANG PRAKTIK :NURI II I.Diagnosa Medis :Asma bronkial II. Definisi Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan jalan nafas obstruktif intermitten,rever sible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu. Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001) III. Klasifikasi 1

description

Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan jalan nafas obstruktif intermitten,reversible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif.

Transcript of LP asma

Page 1: LP asma

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIK PREKLINIK

KEPERWATAN MEDIKAL BEDAH

PROGAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

STIKES PAYUNG NEGRI

NAMA :AYU ASTUTI

NIM :08.3.01.0042

TANGGAL :08 FEBRUARI 2011

RUANG PRAKTIK :NURI II

I.Diagnosa Medis :Asma bronkial

II. Definisi

Asma Bronkial adalah penyakit pernafasan jalan nafas obstruktif intermitten,rever

sible dimana trakeobronkial berespon secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.

Asma adalah penyakit jalan nafas obstruktif intermiten, reversibel dimana trakea

dan bronchi berspon dalam secara hiperaktif terhadap stimuli tertentu.

Asma adalah obstruksi jalan nafas yang bersifat reversibel, terjadi ketika bronkus

mengalami inflamasi/peradangan dan hiperresponsif. (Reeves, 2001)

III. Klasifikasi

Berdasarkan penyebabnya, asma bronchial dapat diklasifikasikan menjadi

3tipe,yaitu :

1. Ektrinsik (alergi)

Ditandai dengan reaksi alergi yang disebabkan oleh factor-faktor pencetus

yang spesifik, seperti debu, serbuk bunga, bulu binatang, obat-obatan

(antibiotic dan aspirin) da spora jamur. Asma ektrinsik sering dihubungkan

dengan adanya suatu predisposisi genetic terhadap alergi,oleh karena itu

jika ada factor-faktor pencetus spesifik seperti yang disebutkan di atas,

maka akan terjadi serangan asma ektrinsik.

1

Page 2: LP asma

2. Intrinsik (non alergi)

Ditandai dengan adanya reaksi non alergi yang beraksi tehadap pencetus

yang tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa juga

disebabkan oleh adanya infeksi salura npernafasan dan emosi. Serangan

asma ini menjadi lebih berat dan sering sejalan dengan berlalunya waktu

dan dapat berkembang menjadi bronchitis kronik dan emfisema. Beberapa

pasien akan mengalami asma gabungan

3. Asma Gabungan

Bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakterikstik dari

bentuk alergi dan non alergi.

IV.Etiologi

Ada beberapa hal yang merupakan factor predisposisi dan presipitasi timbulnya

serangan asma bronchial.

a. Faktor predisposisi

Genetik

Dimana yang diturunkan adalah bakat alerginya ,meskipin belum

diketahui bagaimana cara penularannya yang jelas. Penderita

dengan penyakit alergi biasanya mempunyai keluarga dekat juga

menderita penyakit alergi. Karena adanya bakat alergi ini,

penderita sangat mudah terkena penyakit asma bronchial jika

erpapar dengan factor pencetus. Selain itu hipersensitifitas saluran

pernafasannya jua bisa diturunkan.

b. Faktor presipitasi

Alergen

Dimana allergen dapat dibedakan menjadi 3 jenis, yaitu :

1. Inhalan, yang masuk melalui saluran pernafasan

Ex:debu, bulu binatang, serbuk bunga, spora jamur, bakteri dan

polusi

2. Ingestan, yang masuk melalui mulut

2

Page 3: LP asma

Ex:makanan dan obat-obatan

3. Kontaktan, yang masuk melalui kontak dengan kulit

Ex:perhiasan, logam dan jam tangan.

Perubahan cuaca

Cuaca lembab dan hawa pegunungan yang dingin sering

mempengaruhi asma. Atmosfir yang mendadak dingin merupakan

factor pemicu terjadinya serangan asma. Kadang-kandang serangan

berhubungan dengan musim, musim hujan, musim kemarau,

musim bunga. Hal ini berhubungan dengan arah angin serbuk

bunga dan debu.

Sress

Sress/gangguan emosi dapat menjadi pencetus serangan asma,

selain itu juga bisa memperberat serangan asma yang sudah ada.

Disamping gejala asma yang timbul harus segera diobati penderita

asma yang mengalami stress/gangguan emosi perlu diberi nasehat

untuk menyelesaikan masalah pribadinya. Karena jika stress nya

belum diatasi maka gejala asma nya belum bisa diobati.

Lingkungan kerja

Mempunyai hubungan langsung dengan sebab terjadinya serangan

asma. Hal ini berkaitan dengan dimana dia berkerja. Misalnya

orang yang bekerja di laboraturium hewan, industry tekstil, pabrik

asbes, polisi lalu lintas. Gejala ini membaik pada waktu libur atau

cuti.

Olahraga/aktifitas jasmani yang berat

Sebagia besar penderita asma akan mendapat serangan jika

melakukan aktifitas jasmani atau olah raga yang berat. Lari cepat

paling mudah menimbulkan serangan asma. Serangan asma karena

aktifitas biasanya tejadi segea setelah selesai aktifitas tersebut.

3

Page 4: LP asma

V.Patofisiologi

Spasme otot Sumbatan Edema Inflamasi bronchus mukus dinding bronchus

Mk : Tak efektif Obstruksi sal nafas Alveoli tertutup bersihan ( bronchospasme ) jalan nafas

Hipoksemia Mk : Gg

Pertukarangas

Penyempitan jalan Asidosis metabolik nafas

Peningkatan kerja Mk : Kurang pengetahuan pernafasan

Peningkatan kebut Penurunan oksigen masukan oral

Hyperventilasi Mk : Perub nutrisi

kurang dari kebutuhan tbh

Retensi CO2

Asidosis respiratorik

4

Page 5: LP asma

VI.Manifestasi klinis

Biasanya pada penderita yang sedang bebas serangan tidak ditemukan gejala

klinis, tapi pada saat serangan penderita tampak bernafas cepat dan dalam,

gelisah, duduk dengan menyangga ke depan, serta tanpa otot-otot bantu

pernafasan bekerja dengan keras.

Gejala klinis dari asma bronchial ini yaitu :

Sesak nafas (wheezing)

Batuk

Pada sebagian penderita ada yang merasa nyeri di dada

Gejala-gejla tersebut tidak selalui dijumpai bersamaan. Pada serangan asma yang

lebih berat gejala-gejala yang timbul makin banyak antara lain, yaitu :

Silent chest

Sianosis

Gangguan kesadaran

Hyperinflasi dada

Tachicardi

Dan pernafasan cepat dan dangkal

Serangan asma seringkali terjadi pada malam hari.

VII. Pemeriksaan laboraturium

1. Pemeriksaan sputum

Pemeriksaan sputum dilakukan untuk melihat adanya:

Kristal-kristal charcot leyden yang merupakan degranulasi dari

Kristal eosinopil

Spiral curshmann, yakni yang merupakan cast cell(sel cetakan) dari

cabang bronkus

Creole yang merupakan ragmen dari epitel bronkus

Netrofil dan eosinopil yan terdapat pada sputum, umumnya bersifat

mukoid dengan viskositas yang tinggi dan kadang terdapat mucus

plug.

2. Pemeriksaan darah

5

Page 6: LP asma

Analisa gas darah pada umumya normal akan tetapi dapat pila

terjadi hipoksemia, hiperkepnia, asidosis

Kadang pada darah terdapat peningkatan dari SGOT dan LDH

Hiponatremia dan kadar leukosit kadang-kadang diatas

15.000/mm3 dimana menandakan terdapatnya suatu infeksi

Pada pemeriksaan factor-faktor alergi terjadi peningkatan dari Ig E

pada waktu serangan dan menurun pada waktu bebas dari

serangan.

Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan radiologi

Pada waktu serangan menunjukkan gambaran hiperinflasi pada paru-paru

yakni radiolusen yang bertambah dan peleburan rongga intercolastis, serta

diagfragma yang menurun.

2. Pemeriksaan tes kulit

Untuk mencari factor alergi dengan berbagai allergen yang dapat

menimbulkan reaksi yg positif pada asma.

3. Elektrokardiografi

4. Scanning paru

5. Spirometri

Untuk menunjukkan adanya obstruksi jalan nafas reversible.

VIII. Komplikasi

Berbagai komplikasi yang mungkin timbul adalah :

1. Status asmatikus

2. Atelektasis

3. Hipoksemia

4. Pneumothoraks

5. Emfisema

6. Deformitas thoraks

7. Gagal nafas

IX. Penatalaksanaan

6

Page 7: LP asma

Prinsip umum pengobatan asma bronchial adalah:

1. Menghilangkan obstruksi jalan nafas dengan segera

2. Mengenal dam menghindari factor-faktor yang dapat mencetuskan

serangan asma

3. Memberikan penerangan kepada penderita ataupun keluarganya mengenai

penyakit asma, baik pengobatannya maupun tentang perjalanan

penyakitnya sehingga penderita mengerti tujuan pengobatan yang

diberikan dan bekerjasama dengan dokter atau perawat yang merawatnya.

Pengobatan pada asma bronchial terbagi 2 yaitu :

1. Pengobatan non-farmakologik:

Memberikan penyuluhan

Menghindari factor pencetus

Pemberian cairan

Fisiotherapy

Beri O2 bila perlu

2. Pengobatan farmakologik

Bronkodilator :obat yang melebarkan saluran nafas.

Kromalin, kromalin bukan bronkodilator tetapi merupakan obat

pencegah serangan asma. Manfaatnya adalah untukmpenderita

asma alergi terutama anak-anak. Kromalin biasanya diberikan

bersama-bersama obat anti asma yamg lain, dan efeknya baru

terlihat setelah pemakaian satu bulan.

Ketolifen, mempunyai efek pencegahan terhadap asma sepeti

kromalin, biasanya diberikn dengan dosis dua kali 1mg/hari.

Keuntungan obat ini adlah dapat diberikan secara oral.

X. Pengkajian

7

Page 8: LP asma

a. Awitan distres pernafasan tiba-tiba

- Perpanjangan ekspirasi mengi

- Penggunaan otot-otot aksesori

- Perpendekan periode inpirasi

- Sesak nafas

- Restraksi interkostral dan esternal

- Krekels

b. Bunyi nafas : mengi, menurun, tidak terdengar

c. Duduk dengan posisi tegak : bersandar kedepan

d. Diaforesis

e. Distensi vera leher

f. Sianosis : area sirkumoral, dasar kuku

g. Batuk keras, kering : batuk produktif sulit

h. Perubahan tingkat kesadaran

i. Hipokria

j. Hipotensi

k. Pulsus paradoksus > 10 mm

l. Dehidrasi

m. Peningkatan anseitas : takut menderita, takut mati

XI.Diagnosa keperawatan

1. Tidak efektifnya bersihan jalan nafas b.d bronkospasme : peningkatan

produksi sekret, sekresi tertahan, tebal, sekresi kental : penurunan

energi/kelemahan

2. Kerusakan pertukaran gas b.d gangguan suplai oksigen, kerusakan alveoli

Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan

oral

3. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi/tidak mengenal sumber

informasi

8

Page 9: LP asma

XII. Intervensi keperawatan:

DP : Tidak efektifnya bersihan jalan nafas

Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif

KH : - Mempertahankan jalan nafas paten dengan bunyi nafas

bersih/jelas

- Menunjukkan perilaku untuk memperbaiki bersihan jalan nafas

mis : batuk efektif dan mengeluarkan sekret

Intervensi

Auskultasi bunyi nafas, catat adanya bunyi nafas, mis; mengi,

krekels, ronki

Kaji/pantau frekuensi pernafasan

Catat adanya/derajat diespnea mis : gelisah, ansietas, distres

pernafasan, penggunaan otot bantu

Kaji pasien untuk posisi yang nyaman mis : peninggian kepala

tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur

Pertahankan polusi lingkungan minimum

Dorong/bantu latihan nafas abdomen/bibir

Observasi karakteristik batuk mis : menetap, batuk pendek, basah

Tingkatkan masukan cairan sampai 3000 ml/hr ss toleransi jantung

dan memberikan air hangat, anjurkan masukkan cairan sebagai ganti

makanan

Berikan obat sesuai indikasi

Awasi/buat grafik seri GDA, nadi oksimetri, foto dada

DP : Kerusakan pertukaran gas

Tujuan : Pertukaran gas efektie dan adekuat

KH : -Menunjukkan perbaikan vertilasi dan oksigen jaringan adekuat

dalam rentang normal dan bebas gejala distres pernafasan

-Berpartisipasi dalam program pengobatan dalam tingkat

kemampuan /situasi

9

Page 10: LP asma

Intervensi

Kaji frekuensi, kedalaman pernafasan, catat penggunaan otot

aksesori, nafas bibir, ketidak mampuan bicara/berbincang

Tingguikan kepala tempat tidur, pasien untuk memilih posisi yang

mudah untuk bernafas, dorong nafas dalam perlahan / nafas bibir

sesuai kebutuhan / toleransi individu.

Dorong mengeluarkan sputum : penguapan bila diindikasikan.

Auskultasi bunyi nafas, catat area penurunan aliran udara dan /

bunyi tambahan.

Awasi tingkat kesadaran / status mental, selidiki adanya perubahan.

Evaluasi tingkat toleransi aktivitas.

Awasi tanda vital dan irama jantung.

Awasi / gambarkan seri GDA dan nadi oksimetri.

Berikan oksigen yang ssi idikasi hasil GDA dan toleransi pasien.

C. DP : Perubahan nutrisi kurang dari tubuh

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi

Kh : - Menunjukan peningkatan BB

- Menunjukan perilaku / perubahan pada hidup untuk

meningkatkan dan / mempertahanka berat yang tepat.

Intervensi :

Kaji kebiasaan diet, masukan makanan, catat derajat kesulitan makan,

evaluasi BB.

Avskultasi bunyi usus.

Berikan perawatan oral sering, buang sekret.

Dorong periode istirahat, 1jam sebelum dan sesudah makan berikan

makan porsi kecil tapi sering.

Hindari makanan penghasil gas dan minuman karbonat.

Hindari maknan yang sangat panas / dingin.

Timbang BB sesuai induikasi.

10

Page 11: LP asma

Kaji pemeriksaan laboratorium, ex : alb.serum.

D. DP : Kurang pengetahuan

Tujuan : Pengetahuan miningkat

KH : - Menyatakan pemahaman kondisi / proses penyakit dan

tindakan.

- Mengidentifikasi hubungan tanda / gejala yang ada dari

proses penyakit dan menghubung dengan faktor penyebab.

- Melakukan perubahan pola hidup dan berparisipasi dalam

program pengobatan.

Intervensi:

Jelaskan proses penyakit individu dan keluarga

Instrusikan untuk latihan nafas dan batuk efektif.

Diskusikan tentang obat yang digunakan, efek samping, dan reaksi yang

tidak diinginkan

Beritahu tehnik pengguanaan inhaler ct : cara memegang, interval

semprotan, cara membersihkan.

Tekankan pentingnya perawatan oral/kebersihan gigi

Beritahu efek bahaya merokok dan nasehat untuk berhenti merokok pada

klien atau orang terdekat

Berikan informasi tentang pembatasan aktivitas.

DAFTAR PUSTAKA

11

Page 12: LP asma

Arif Mansyoer(1999). Kapita Selekta Kedokteran Edisi Ketiga. Jilid I. Media Acsulapius. FKUI. Jakarta.

Heru Sundaru(2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II Edisi Ketiga. BalaiPenerbit FKUI. Jakarta.

Hudack&gallo(1997). Keperawatan Kritis Edisi VI Vol I. Jakarta. EGC.

Doenges, EM(2000). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta. EGC.

Tucker, SM(1998). Standar Perawatan Pasien. Jakarta. EGC.

12

Page 13: LP asma

13