LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN...

85

Transcript of LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN...

Page 1: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN

HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FIQIH

DI MTS NURUL ILMI CIKUPA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar sarjana PAI (S.Pd.I)

Oleh:

SITI ROSMIATI

NIM: 106011000179

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIYATULLAH

JAKARTA

2011 M / 1432 H

Page 2: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

2

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN

HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FIQIH

DI MTS NURUL ILMI CIKUPA

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk memenuhi

persyaratan memperoleh gelar sarjana PAI (S.Pd.I)

Oleh:

SITI ROSMIATI

NIM: 106011000179

Mengetahui,

Dosen Pembimbing

Drs. H. Aminudin Yakub, M.Ag

1971 0214 1997 031 001

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2010

Page 3: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

3

LEMBAR PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Siti Rosmiati

NIM : 106011000179

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Dengan ini Saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar Strata 1 (S1) di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta

3. Jika kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan asli atau merupakan

jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi

berdasarkan undang-undang yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jakarta, November 2010

Penulis

Siti Rosmiati

Page 4: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

4

ABSTRAKSI

Nama : Siti Rosmiati Nim : 106011000179 Judul : Latar Belakang Pendidikan Siswa dan Hubungannya Dengan Prestasi

Belajar Fiqih di MTs Nurul Ilmi Cikupa

Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah sebagai bagian yang integral dari PAI, memang bukan satu-satunya faktor yang menentukan dalam pembentukan watak dan keperibadian siswa, tetapi secara substansial mata pelajaran Fiqih memberikan kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mempraktikan nilai-nilai keyakinan keagamaan (tauhid) dan akhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran yang harus dipelajari oleh para siswa yang duduk di bangku Madrasah Tsanawiyah. Cukup banyak kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa selama mempelajari pelajaran Fiqih ini, diantaranya adalah mampu memahami ketentuan hukum Islam yang berkaitan dengan ibadah mahdah dan muamalah serta dapat mempraktikan dengan benar dalam kehidupan sehar-hari.

Siswa yang belajar pada Madrasah Tsanawiyah tentunya tidak semua berasal dari Madrasah Ibtidaiyah, terdapat pula beberapa siswa yang berasal dari Sekolah Dasar. Sebagaimana kita ketahui, pendidikan di Indonesia berada di bawah naungan dua departemen yang berbeda, yaitu Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Pendidikan Agama.

Kedua Departemen tersebut tentu saja mempunyai kebijakan yang berbeda, seperti pada kebijakan kurikulum yang terdapat pada Madrasah Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar tampak sedikit berbeda. Diantaranya adalah pada pengetahuan agama Islam. Pada Madrasah Ibtidaiyah pengetahuan agama Islam diberikan pada empat mata pelajaran, salah satunya adalah Fiqih. Sedangkan pada Sekolah Dasar pengetahuan agama Islam digabung dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan hanya diberikan dua jam pelajaran dalam satu minggu.

Maka, ada perbedaan pengalaman belajar yang mereka dapatkan pada masing-masing sekolah dan tentunya hal ini akan berakibat pada prestasi belajar yang akan mereka raih pada jenjang selanjutnya.

Dengan demikian dapat diasumsikan bahwa siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah memiliki/mendapatkan prestasi belajar Fiqih yang lebih baik dari pada siswa yang berasal dari Sekolah Dasar.

Page 5: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

5

KATA PENGANTAR

Bismillaahirrahmaanirrahiim

Segala puji rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT penguasa

alam semesta yang selalu memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat teriring salam

senantiasa kita curahkan kepada junjungan baginda Nabi besar Muhammad

SAW, yang membawa umatnya dari zaman kegelapan menuju zaman yang

terang benderang, untuk para keluarga, dan para sahabat-Nya.

Karya tulis ilmiah berupa skripsi ini ditujukan kepada fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Agama

Islam (S.Pdi).

Selama penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,

baik moril maupun materil, serta pemikiran saran dan kritik dari berbagai

pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan penghargaan yang setinggi-

tingginya serta mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Dr. Komarudin Hidayat, selaku rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Selaku dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bahrissalim, M.Ag dan Drs. Sapiudin Shidiq, M.Ag, selaku ketua jurusan dan

sekretaris jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Drs. H. Aminudin Yakub, M.Ag. selaku dosen pembimbing skripsi, terima

kasih atas bimbingan, nasihat, motivasi dan perhatiannya selama pembuatan

skripsi ini, mudah-mudahan Allah SWT membalas semua kebaikan bapak.

5. M. Hidayat, S.Pd, selaku Kepala Sekolah MTs Nurul Ilmi Cikupa, terima

kasih atas kesempatan dan kerjasamanya yang telah diberikan selama ini.

Page 6: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

6

6. Seluruh guru-guru MTs Nurul Ilmi. Terima kasih banyak atas segala bantuan

dan kerjasamanya dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Emak dan abah tercinta yang telah mencurahkan segenap kasih sayangnya

yang tak terhingga dan tak putus-putusnya memberikan doa dan semangat.

Terima kasih atas pengorbanannya selama ini, mudah-mudahan Allah SWT

selalu melindungi dan memberikan kebahagiaan kepada kalian.

8. Kakakku (Ahmad Turmudi) dan adik-adikku (Siti Salamah, Abdul Muhtadi,

M. Ridwan, dan Habibah), terima kasih atas segala dukungan, semangat dan

doanya.

9. Teman-teman kosan (Noor Noviana, Eksasanti Lestaluhu, dan Desty Eka

Putri Sari) yang selalu memberikan semangat dan dukungannya setiap hari,

mudah-mudahan tali silaturrahim kita tetap terjaga untuk selamanya.

10. Teman-teman Sains&Teknologi (Ika Dewi Pratiwi, Fatih Fuaduddin, Imamul

Huda, Chery Dia Putra, Ahmad Syaugi, dan Aziera Putra) yang selalu

memberikan semangat dan kebahagiaannya di hari-hariku, terima kasih atas

kebersamaanya selama ini.

11. Teman- teman seperjuanganku (kelas E PAI), dan teman sepermainanku (Siti

Qomariyah, Liszaenia dan Istiharoh), terima kasih atas doanya.

12. Kepada semua yang tidak penulis sebutkan, terima kasih atas doa dan

dukungannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dan keterbatasan

dalam penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik

dan saran yang membangun dari berbagai pihak untuk menyempurnakan

skripsi ini.

Akhir kata penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat dan mempunyai nilai guna bagi yang memerlukannya.

Jakarta, November 2010

Page 7: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

7

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI. ...................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii

DAFTAR ISI ....................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL. .............................................................................................. vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ..................................................................... 4

C. Pembatasan Masalah .................................................................... 5

D. Perumusan Masalah ..................................................................... 5

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................... 6

BAB II DESKRIPSI TEORITIS DAN KERANGKA BERFIKIR

A. Deskripsi Teoritis. ......................................................................... 7

1. Pengertian Prestasi Belajar ........................................................... 7

2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prestasi Belajar ..................... 8

a. Faktor Internal ........................................................................ 9

b. Faktor Eksternal ..................................................................... 12

c. Faktor Pendekatan Belajar. .................................................... 13

3. Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah .................................... 13

a. Pengertian Fiqih ...................................................................... 13

b. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Fiqih ................................ 16

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah

................................................................................................. 17

d. Materi Pokok Fiqih Kelas VIII MTs Semester 1 .................... 17

4. Pendidikan Formal ....................................................................... 18

Page 8: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

8

a. Pengertian Pendidikan ........................................................... 18

b. Pendidikan Formal. ................................................................. 19

B. Kerangka Berfikir. ........................................................................ 20

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 22

B. Variabel Penelitian ....................................................................... 22

C. Kisi-kisi Instrumen Penelitian ..................................................... 23

D. Populasi dan Sampel . .................................................................. 23

E. Metode Penelitian ......................................................................... 24

F. Teknik Pengumpulan Data. .......................................................... 25

G. Teknik Analisa Data .................................................................... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah ............................................................ 30

1. Sejarah Singkat MTs Nurul Ilmi. ............................................ 30

2. Visi, Misi, dan Strategi MTs Nurul Ilmi ................................ 31

a. Visi Sekolah. ..................................................................... 31

b. Misi Sekolah. .................................................................... 31

3. Sarana dan Prasarana .............................................................. 34

4. Struktur Organisasi ................................................................. 34

5. Keadaan Guru dan Siswa. ....................................................... 37

a. Keadaan Guru ................................................................... 37

b. Keadaan Siswa .................................................................. 39

B. Deskripsi Data ............................................................................... 41

C. Analisis Data. ................................................................................ 59

D. Interpretasi Data. ........................................................................... 66

BAB V PENUTUP

Page 9: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

9

A. Kesimpulan .................................................................................. 68

B. Saran ............................................................................................ 69

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 10: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

10

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1, kisi-kisi instrument latar beakang pendidikan siswa .................. 23

2. Tabel 2, skor penilaian angket .................................................................. 27

3. Tabel 3, interpretasi angka “r” product moment ....................................... 28

4. Tabel 4, sarana dan prasarana sekolah ...................................................... 34

5. Tabel 5, jumlah dewan guru MTs Nurul Ilmi Cikupa .............................. 37

6. Tabel 6, jumlah siswa kelas VII-IX MTs Nurul Ilmi tahun ajaran

2009-2010 ................................................................................................. 39

7. Tabel 7, data responden penelitian............................................................ 39

8. Tabel 8, menyukai pelajaran fiqih ............................................................ 42

9. Tabel 9, hadir pada pelajaran fiqih tepat waktu ........................................ 43

10. Tabel 10, tidak tertarik membaca buku-buku fiqih ................................... 43

11. Tabel 11, mengambil posisi duduk di belakang pada pelajaran fiqih ...... 44

12. Tabel 12, tidak memperhatikan dan mendengarkan penjelasan guru ketika

pelajaran fiqih berlangsung ....................................................................... 45

13. Tabel 13, aktif belajar dan diskusi di kelas ketika pelajaran fiqih ............ 45

14. Tabel 14, bertanya ketika kurang mengerti materi fiqih ........................... 46

15. Tabel 15, tidak pernah mengulang pelajaran fiqih ketika di rumah ......... 47

16. Tabel 16, mencari tahu materi fiqih yang tidak diketahui ........................ 47

17. Tabel 17, mengerjakan tugas atau PR fiqih sampai tuntas ....................... 48

18. Tabel 18, tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan guru fiqih....... 49

19. Tabel 19, berusaha menjawab pertanyaan teman ..................................... 49

20. Tabel 20, fiqih pelajaran yang sulit untuk dipahami ................................. 50

21. Tabel 21, saran dari guru fiqih membuat semangat dalam belajar ........... 51

22. Tabel 22, orang tua tidak pernah membantu ketika mengalami kesulitan dalam

belajar ........................................................................................................ 51

23. Tabel 23, guru fiqih tidak memberikan kesempatan untuk bertanya ........ 52

Page 11: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

11

24. Tabel 24, motivasi dari guru sangat membantu untuk menyukai

pelajaran fiqih ........................................................................................... 53

25. Tabel 25, mendapatkan nilai yang jelek pada ulangan harian fiqih .......... 53

26. Tabel 26, mendapatkan nilai yang tinggi ketika UTS............................... 54

27. Tabel 27, mendapatkan nilai yang tinggi ketika uas ................................. 55

28. Tabel 28, nilai raport selalu tinggi pada pelajaran fiqih ........................... 55

29. Tabel 29, membiasakan menjalankan ibadah sunnah ............................... 56

30. Tabel 30, tidak melaksanakan shalat lima waktu kecuali disuruh

orangtua..................................................................................................... 57

31. Tabel 31, jarang membaca al-quran setelah selesai shalat lima waktu ..... 57

32. Tabel 32, melaksanakan puasa ketika bulan suci ramadhan ..................... 58

33. Tabel 33, perhitungan variabel x (latar belakang pendidikan siswa) ....... 60

34. Tabel 34, daftar nilai rapor kelas VIII semester 1 MTs Nurul Ilmi .......... 62

35. Tabel 35, perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara

variabel x (latar belakang pendidikan siswa) dan variabel y (prestasi belajar

fiqih) ......................................................................................................... 64

Page 12: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuhkembangkan potensi

Sumber Daya Manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Ada dua buah

konsep kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar (learning) dan

pembelajaran (intruction). Konsep belajar berakar pada pihak peserta didik dan

konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik.

Dalam proses belajar mengajar (PBM) akan terjadi interaksi antara

peserta didik dan pendidik. Peserta didik adalah seseorang atau sekelompok

orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedang pendidik

adalah seseorang atau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah

kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan

berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif.

Pada dasarnya kegiatan belajar mengajar melibatkan beberapa komponen,

yaitu peserta didik, guru (pendidik), tujuan pembelajaran, isi pelajaran, metode

mengajar, media dan evaluasi. Bebarapa komponen ini harus berjalan secara

seimbang agar tujuan pembelajaran yang diinginkan berlangsung secara optimal.

Page 13: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

13

Dalam proses pembelajaran pun sangat dibutuhkan interaksi antara guru

dengan murid, murid dengan guru dan antara murid dengan murid yang lainnya.

karena pada umumnya interaksi ini hanya terjadi satu arah yakni antara guru

dengan murid saja. Hal ini merupakan salah satu penyebab tidak sampainya

aspirasi siswa, pada proses tersebut mungkin sebenarnya ada beberapa murid

yang merasa kesulitan untuk mengerti terlebih lagi memahami apa yang

disampaikan oleh gurunya. Inilah yang dinamakan dengan kesulitan belajar.

Alisuf Sabri mengartikan kesulitan belajar sebagai “kesukaran siswa dalam

menyerap atau menerima pelajaran di sekolah.”1

Selain faktor di atas, terdapat pula faktor lain yang menghambat

sampainya informasi yang disampaikan oleh seorang guru kepada murid-

muridnya. Faktor tersebut adalah latar belakang pendidikan siswa. Latar

belakang pendidikan disini adalah jenjang pendidikan yang dilalui oleh siswa

sebelum siswa tersebut masuk ke jenjang berikutnya. Pada penelitian ini

ditujukkan pada pendidikan mereka sebelum mereka memasuki Madrasah

Tsanawiyah. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal yakni jalur

pendidikan yang terstruktur dan berjenjang yang terdiri atas pendidikan dasar,

pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

Sebagaimana kita ketahui, dalam dunia pendidikan di Indonesia seolah

terjadi dikotomi antara pendidikan umum dan pendidikan agama. Secara

struktural, sekolah-sekolah yang berciri khas Agama Islam berada di bawah

naungan Kementerian Agama, tetapi dari segi anggaran terdapat perbedaan

antara lembaga-lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan Kementerian

Agama dengan Kementerian Pendidikan Nasional.

Disebutkan oleh Hafiz Abbas sebagaimana dikutip oleh H.Haidar Putra

Pulungan. Misalnya “anggaran tahun 1999/2000 biaya pendidikan per siswa

MIN adalah Rp. 19.000,- sedangkan SDN Rp. 100.000,- MTSN Rp. 33.000,-

1 Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: pedoman Ilmu Jaya, 1996), Cet. Ke-2, h. 88.

Page 14: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

14

sedangkan SMPN Rp 46.000,-, untuk MA dibanding SMUN 1:3, untuk IAIN

1:3.”2

Namun, secara perlahan dikotomi tersebut mulai pudar, terutama setelah

ditetapkannya Undang-Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem pendidikan

nasional (UUSPN), Peraturan Pemerintah No. 28 dan No.29 Tahun 1990 tentang

Pendidikan Dasar dan Menengah serta diberlakukannya kurikulum 2004

(Kurikulum Berbasis Kompetensi).

Pada pelaksanaannya, di Sekolah Dasar pengetahuan-pengetahuan agama

terangkum dalam mata pelajaran Pendidikan Agama Islam dan hanya diberikan

satu kali dalam seminggu, itu berarti mereka tidak selalu mendapatkan materi

Fiqih setiap minggunya. Sedangkan pada Madrasah Ibtidaiyah mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam tersebut dipisahkan menjadi beberapa mata pelajaran

yakni al-Qur’an Hadis, Aqidah Akhlak, Fiqih, Sejarah Kebudayaan Islam.

Perbedaan pada jumlah mata pelajaran tentu saja berimbas pada alokasi jam

pelajarannya dan hal tersebut akan berdampak pula pada perbedaan pengalaman

belajar dan prestasi yang akan diperoleh siswa. Pengalaman belajar menunjuk

kepada interaksi antara anak yang belajar dengan lingkungan di mana ia belajar.

Lingkungan ini meliputi kehadiran guru, bahan pelajaran dan fasilitas-fasilitas

yang lain. “Pengalaman belajar berarti apa yang benar-benar ia lakukan, berarti

antara siswa yang satu dengan siswa yang lainnya akan berbeda pengalaman

belajarnya.”3

Fiqih merupakan salah satu bagian dari mata pelajaran pendidikan

Agama Islam yang memberikan kemampuan memahami ketentuan hukum Islam

yang berkaitan dengan ibadah mahdah dan muamalah serta dapat mempraktikkan

dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.

2 H. Haidar Putera Daulay, Pendidkan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di Indonesia,

(Jakarta: Kencana, 2004), Cet Ke-1, h. 49. 3 Team Didaktik Metodik Kurikulum, Pengantar Didaktik Metodik Kurikulum PBM, (Jakarta:

PT Grafindo Persada, 1995), Cet. Ke-5, h. 112.

Page 15: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

15

Begitu banyaknya kompetensi yang harus dimiliki siswa dalam mata

pelajaran Fiqih, kesemuanya itu tentunya tidak secara keseluruhan dipelajari oleh

siswa yang duduk di bangku Sekolah Umum khususnya Sekolah Dasar sebagai

mata pelajaran yang tersendiri, karena keempat bidang pengetahuan Agama

tersebut dapat terintegrasikan ke dalam kurikulum mata pelajaran Pendidikan

Agama Islam, dan tidak setiap minggu mereka mendapatkan materi Fiqih. Lain

halnya dengan siswa yang duduk di bangku sekolah agama khususnya Madrasah

Ibtidaiyah, mereka mendapatkan pengetahuan agama yang terbagi dalam empat

mata pelajaran dan salah satunya adalah mata pelajaran Fiqih yang diberikan satu

kali dalam satu minggu.

Ketika siswa yang berasal dari Sekolah Dasar tersebut memasuki

Madrasah Tsanawiyah, tak pelak lagi dia akan disuguhi mata pelajaran ini.

Karena sedikitnya pengalaman belajar yang ia peroleh pada jenjang sebelumnya

yakni Sekolah Dasar, maka dapat diasumsikan minatnya pada pelajaran Fiqih

pun tidak terlalu besar. Sedangkan siswa yang berasal dari Madrasah Ibtidaiyah

kemudian masuk ke Madrasah Tsanawiyah tidak akan terlalu kesulitan dalam

mata pelajaran ini karena mereka mendapatkan pengalaman belajar yang lebih

dari pada siswa yang berasal dari sekolah umum. Hal inilah yang mungkin

menyebabkan perbedaan prestasi yang diraih oleh siswa-siswa yang berbeda

latar belakang pendidikannya tersebut.

Berdasarkan dari uraian di atas, penulis merasa tertarik untuk mengkaji

lebih dalam mengenai hal tersebut dan dituangkan dalam sebuah karya ilmiah

berupa skripsi dengan judul : “LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA

DAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR FIQIH DI MTs

NURUL ILMI CIKUPA”.

Page 16: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

16

B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah yang telah dipaparkan di atas, maka

timbullah beberapa masalah yang diidentifikasikan antara lain sebagai berikut:

1. Latar belakang pendidikan siswa mempunyai hubungan dengan hasil/prestasi

belajar siswa.

2. Kesulitan siswa lulusan SD dalam memahami mata pelajaran Fiqih akibat

perbedaan tingkat pemahaman antara siswa lulusan SD dan MI pada mata

pelajaran Fiqih.

3. Terdapat perbedaan alokasi jam/jumlah mata pelajaran Fiqih (PAI) di SD dan

MI yang berakibat pada pengalaman/prestasi belajar mereka.

4. Praktek pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah yang kurang

memperhatikan pada aspek siswa.

5. Metode yang digunakan pada pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah kurang

bervariatif.

C. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut serta untuk lebih

terarahnya penelitian ini, maka masalah hanya dibatasi pada prestasi belajar

siswa kelas VIII pada mata pelajaran Fiqih di MTs Cikupa berdasarkan latar

belakang pendidikannya, yaitu:

a) Siswa yang mempunyai latar belakang pendidikan SD dan MI.

b) Siswa yang dijadikan responden adalah siswa kelas VIII MTs Nurul Ilmi

Cikupa Tangerang.

2. Perumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah yang

diajukan adalah: “Apakah terdapat hubungan yang signifikan terhadap

prestasi belajar Fiqih antara siswa yang berasal dari SD dan MI?”

Page 17: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

17

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian Mengenai tujuan penelitian, ada beberapa hal yang penulis inginkan

dari penelitian ini yaitu:

a. Untuk mengetahui prestasi siswa MTs Nurul Ilmi Cikupa dalam mata

pelajaran Fiqih.

b. Untuk mengetahui apakah latar belakang pendidikan siswa akan

berhubungan dengan prestasi belajar Fiqih yang mereka raih.

c. Untuk mengetahui bagaimana proses pembelajaran Fiqih di sekolah.

d. Untuk mengetahui gambaran secara umum mengenai perbedaan siswa

dari segi latar belakang pendidikannya.

e. Untuk mengetahui bagaimana respon siswa terhadap mata pelajaran Fiqih

berdasarkan latar belakang pendidikannya.

2. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang ingin diperoleh penulis dari penyusunan skripsi

ini yaitu:

a. Dapat berguna bagi pihak pengelola pendidikan dalam mengembangkan

kegiatan belajar-mengajar studi Fiqih demi peningkatan kualitas

pendidikan yang lebih baik di masa yang akan datang.

b. Dapat berguna bagi guru Fiqih dalam menentukan proses pembelajaran

yang efektif dengan mempertimbangkan latar belakang pendidikannya.

c. Dapat meningkatkan informasi pada orang tua murid agar

memperhatikan anaknya dalam belajar, terutama dalam masalah Fiqih

dalam kehidupan sehari-hari.

d. Dapat menjadi bahan bacaan untuk kalangan umum yang menggeluti

dunia pendidikan.

Page 18: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

18

BAB II

DESKRIPSI TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR

DAN HIPOTESIS

A. Deskripsi Teoritis

1. Pengertian Prestasi Belajar Ungkapan ‘Prestasi Belajar’ terdiri dari dua kata, kata prestasi dan

kata belajar. Kata ‘prestasi’ berasal dari bahasa Belanda yaitu Prestatik,4

kemudian dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti “hasil

usaha”.5 Dalam kamus umum Bahasa Indonesia, kata ‘prestasi’ adalah “hasil

yang telah dicapai”.6 Sedangkan kata Belajar mengandung arti “berusaha

berlatih supaya mendapat suatu kepandaian”.7

Pengertian lain disampaikan oleh Muhibbin Syah bahwa belajar

adalah “tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif

menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

4 S. F. Haybeyg, Kamus Populer, (Jakarta: Centra, 1987), Cet. Ke-2, h. 2. 5 Zainal Arifin, Evaluasi Instrusional, Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya , 1990), h. 2. 6 W. J. S. Poerdarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 2003),

Cet. 1, h. 910. 7 W. J. S. Poerdarminta, Kamus Umum bahasa Indonesia…, h. 121.

Page 19: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

19

melibatkan proses kognitif”.8 Sumadi Suryabrata dalam bukunya Psikologi

Pendidikan menyebutkan bahwa “belajar itu membawa perubahan dalam

bentuk kecakapan dan diperoleh dengan usaha”.9

Dalam bukunya berjudul Psikologi Pengajaran, W. S. Winkel

menyebutkan bahwa “belajar adalah suatu aktifitas mental/psikis, yang

berlangsung dalam interaksi aktif dengan ,lingkungan, yang menghasilkan

perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pengalaman, keterampilan dan

nilai serta sikap”.10

Sedangkan mengenai prestasi belajar, cukup banyak pendapat yang

dikemukakan oleh kalangan pendidikan dan psikologi, diantaranya

dikemukakan oleh Surtatinah Tirtonegoro, beliau megartikan Prestasi Belajar

sebagai “penilaian hasil usaha kegiatan yang dinyatakan dalam bentuk

symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang

sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu”.11 “Prestasi belajar

merupakan sesuatu yang digunakan untuk menilai suatu hasil pelajaran yang

diberikan oleh guru kepada siswa-siswanya dan dosen kepada

mahasiswanya”. Itulah pengertian yang dikemukakan oleh Ngalim

Purwanto.12

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar Pada dasarnya cukup banyak faktor yang mempengaruhi prestasi

belajar. Beberapa ahli pendidikan dan ahli psikologi mengemukakakan

beberapa aspek teknis yang berkaitan dengan faktor tersebut. Nana Sudjana

8 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta: PT Logos Wacana Ilmu, 1999), Cet. Ke-1, h. 64.

9 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. 11, h. 32.

10 W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1996), Cet. Ke-4, h. 53.

11 Surtatinah Tirtonegoro, Anak Supranormal dan Program Pendidikannya, (Jakarta: Bina Aksara, 1982), h. 42.

12 Ngalim Purwanto, Teknik-teknik Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Nisco, 1997), h. 6.

Page 20: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

20

membaginya menjadi dua, “yakni faktor yang berasal dari dalam diri siswa

(faktor internal), dan faktor yang berasal dari luar diri siswa atau lingkungan

(faktor eksternal)”.13

Ngalim Purwanto membagi faktor yang mempengaruhi proses dan

prestasi belajar menjadi dua, yaitu:

a. Faktor dari dalam diri siswa, yang dikelompokan menjadi dua yakni

faktor fisiologi dan faktor psikologi.

b. Faktor yang berasal dari luar diri siswa yang juga dikelompokkan

menjadi dua, yakni lingkungan dan instrumental.14

Sedangkan menurut Muhibbin Syah, secara global faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu faktor internal, eksternal dan faktor pendekatan belajar. Pendekatan belajar yakni jenis upaya belajar siswa yang yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran materi-materi pelajaran.15 Jadi, secara umum, faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses dan

prestasi belajar terbagi menjadi faktor internal dan eksternal dan faktor

pendekatan belajar. Berikut ini penulis akan menguraikan hal-hal yang

berkaitan dengan faktor tersebut.

a. Faktor Internal Faktor Internal adalah faktor yang ada dalam diri seseorang dalam

hal ini dalam diri siswa. Faktor ini terbagi menjadi dua bagian, yaitu:16

1. Faktor Fisiologi

Faktor-faktor fisiologis ini masih dapat lagi dibedakan

menjadi dua macam, yaitu:

a) Keadaan Tonus Jasmani Pada Umumnya

13 Nana Sudjana, Teori-teori Belajar untuk Pengajaran, (Jakarta: FE UI, 1991), h. 49. 14 NgalimPurwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja RosdaKarya, 1991), h. 106. 15 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar…, h. 130. 16 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 2008), Cet. Ke-

16, h. 235-236.

Page 21: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

21

Keadaan tonus jasmani ini pada umumnya ini dapat

dikatakan melatarbelakangi aktifitas belajar. Keadaan jasmani

yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang

kurang segar; keadaan jamani yang lelah lain pengaruhnya

daripada yang tidak lelah; dalam hubungan dengan hal ini ada dua

hal yang perlu dikemukakan.

1) Nutrisi harus cukup, karena kekurangan kadar makanan ini

akan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani yang

pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, lekas

lelah, dan sebagainya.

2) Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar

itu. Penyakit-penyakit seperti pilek, influensa, sakit gigi, batuk

dan sejenis dengan itu biasanya diabaikan karena dipandang

tidak cukup serius untuk menadapatkan perhatian dan

pengobatan; akan tetapi dalam kenyataanya penyakit-penyakit

semacam ini sangat mengganggu aktivitas belajar.

b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu terutama fungsi-fungsi

panca indera

Baiknya fungsi pancaindera merupakan syarat agar belajar

itu berlangsung dengan baik. Dalam sistem persekolahan dewasa

ini diantara pancaindera yang paling memegang peranan dalam

belajar adalah mata dan telinga. Karena itu adalah menjadi

kewajiban bagi setiap pendidik untuk menjaga agar pencaindera

anak didiknya dapat berfungsi dengan baik, baik penjagaan yang

bersifat kuratif maupun yang bersifat preventif, seperti misalnya

ada pemeriksaan dokter secara periodik, penyediaan alat pelajaran

serta perlengkapan yang memenuhi syarat, dan penempatan

murid-murid secara baik di kelas, dan sebagainya.

Page 22: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

22

2. Faktor Psikologis

Muhibbin Syah dalam bukunya Psikologi Belajar

menyebutkan “yang termasuk ke dalam faktor psikologis di antaranya

adalah: motivasi, minat bakat”.17 Apabila seseorang memiliki

motivasi, minat dan bakat maka ia akan terpacu untuk terus belajar.

Dengan kata lain ia memilki semangat yang luar biasa untuk terus

belajar. Akan tetapi apabila keadaan individualnya seperti kurang

sehat, gangguan pada inderanya, dan lain-lain, maka hal tersebut

sedikit banyak akan mempengaruhi kegiatan belajarnya.

Sedangkan dalam bukunya Psikologi Pendidikan ia juga

menambahkan bahwa “yang termasuk faktor psikologis adalah

inteligensi dan sikap siswa”.18 Inteligensi merupakan kemampuan

psiko-fisik untuk mereaksi rangsangan atau menyesuaikan diri

dengan lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi inteligensi

sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga

kualitas organ-organ tubuh lainnya, walaupun peran otak lebih

menonjol dari pada organ tubuh lainnya. Adapun sikap siswa

merupakan kecenderungan untuk mereaksi atau merespon dengan

cara yang relatif tehadap objek orang, barang, dan sebagainya.

Arden N Frendsen mengatakan bahwa hal yang mendorong

seseorang untuk belajar itu adalah sebagai berikut:

a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas;

b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk selalu maju;

c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan teman-teman;

17 Muhibbin Syah, Psikologi Belajar…, h. 74.

18 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 2004), Cet. Ke-10, h.133,135.

Page 23: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

23

d. Adanya keinginan untuk memperbaiki kegagalan yang lalu dengan usaha yang baru, baik dengan koperasi maupun dengan kompetisi;

e. Adanya keinginan untuk mendapatkan rasa aman bila menguasai pelajaran;

f. Adanya ganjaran atau hukuman sebagai akhir dari pada belajar.19

b. Faktor Eksternal

Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa.

Faktor ini terdiri dari lingkungan sosial dan lingkungan non sosial.

1. Lingkungan Sosial

Lingkungan sosial ini dapat dirinci menjadi lingkungan sosial

sekolah dan lingkungan sosial siswa. Lingkungan sosial sekolah

seperti para guru, para staf dan teman-teman sekolah dapat

mempengaruhi semangat belajar seseorang baik positif maupun

negatif. Misalnya, guru yang menunjukan sikap dan perilaku yang

simpati dan memperlihatkan contoh yang baik seperti rajin membaca

buku dan berdiskusi, maka hal itu akan menjadi daya dorong positif

bagi kegiatan kegiatan belajar siswa. Kemudian, lingkungan sosial

siswa adalah masyarakat dan tetangga serta teman sepermainan di

sekitar tempat tinggal siswa tersebut di luar pendidikan formal.

Namun, lingkungan sosial yang paling banyak berpengaruh pada siswa

adalah orangtua dan keluarga siswa itu sendiri.

2. Lingkungan Non Sosial

Lingkungan non sosial yang dimaksud adalah hal-hal yang

dipandang turut menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa yang

tak terhitung jumlahnya seperti misalnya: keadaan udara, suhu udara,

cuaca, waktu (pagi, siang atau malam), gedung sekolah dan letaknya,

19 Sumadi Suryabrata, Psikologi Pendidikan…, h. 237.

Page 24: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

24

alat-alat sekolah yang digunakan siswa untuk belajar (seperti alat tulis-

menulis, buku-buku, alat peraga), rumah tempat tinggal siswa dan

letak rumah tersebut.

Semua faktor yang telah disebutkan di atas itu, dan juga faktor-

faktor lain yang telah disebutkan harus kita atur sedemikian rupa,

sehingga dapat membantu (menguntungkan) proses/perbuatan belajar

secara maksimal. Letak sekolah atau tempat belajar misalnya harus

memenuhi syarat-syarat seperti di tempat tidak terlalu dekat kepada

kebisingan atau jalan ramai, lalu bangunan itu harus memenuhi syarat-

syarat yang telah ditentukan. Demikian pula alat-alat pelajaran harus

seberapa mungkin diusahakan untuk memenuhi syarat-syarat menurut

pertimbangan didaktis, psikologis dan pedagogis.

c. Faktor Pendekatan Belajar Pendekatan belajar dapat dipahami sebagai segala cara atau

strategi yang digunakan siswa untuk menunjang keefektifan dan efisiensi

dalam dalam proses pembelajaran materi tertentu. Strategi dalam hal ini

seperangkat langkah operasional yang direkayasa sedemikian rupa untuk

memecahkan masalah atau mencapai tujuan belajar.

3. Pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah

a. Pengertian Fiqih Fiqih menurut bahasa berarti ‘paham’, mengerti dan paham yang

dimaksud disini adalah “kepahaman dalam masalah-masalah agama

(syariat) yang sangat diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya”.20 Hal ini

sesuai dengan firman Allah SWT:

20 H.A. Syafi’I Karim, Fiqih Ushul Fiqih, (Bandung:Pustaka Setia, 1997), Cet. Ke-1, h. 11

Page 25: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

25

....

“….Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama…” (Q.S. At-Taubah:122)21

Dalam sebuah hadist yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Nabi

Muhammad bersabda:

ين من يرد اهللا )رواية البخاري(به خيـرا يـفقهه ىف الد

“Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi orang yang baik disisi-Nya, niscaya diberikan kepadanya pemahaman yang mendalam dalam pengetahuan agama” (H.R Bukhari).22

Pengertian fiqih seperti tergambar dalam ayat di atas merupakan

pengertian yang sebenarnya. Pengertian tersebut pada perkembangan

selanjutnya mengalami penyempitan makna.

Hal ini sebagaimana dikemukakan oleh Quraisy Syihab bahwa

“fiqih yang pada mulanya dimaksudkan sebagai pengetahuan yang

menyeluruh tentang agama, mencakup hukum, keimanan, akhlak, al-

Quran dan Hadist, tetapi istilah itu kemudian dipakai khusus mengenai

pengetahuan tentang hukum agama saja”.23

Senada dengan pendapat di tersebut di atas, Fazlur Rahman

mengatakan bahwa “pada awal islam, fiqih bukanlah nama suatu disiplin

ilmu atau system objektif tertentu. Ia hanya merupakan nama atau suatu

21 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Proyek

Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 1992), h. 4 22 A. Djazuli, Ilmu Fiqih, Penggalian, Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam, (Jakarta:

Prenada Media, 2005), Cet. Ke- 5, h. 4 23 M. Quraisy Syihab, Membumikan al-Qur’an, (Bandung: Mizan, 1992), h. 383

Page 26: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

26

proses atau kegiatan mencari kesimpulan. Namun pada perkembangan

selanjutnya identik dengan ilmu hukum”.24

Fiqih menurut istilah yaitu:

1. Pengetahuan tentang hukum-hukum syari’at yang berkenaan dengan perkataan dan perbuatan mukallaf (mereka yang telah terbebani menjalankan syari’at agama) yang diambil dari dalil yang bersifat terperinci, berupa nash al-Qur’an dan as-Sunah serta yang bercabang berupa ijma dan ijtihad.

2. Hukum-hukum syari’at itu sendiri menjadi perbedaan antara kedua definisi tersebut bahwa yang pertama digunakan untuk mengetahui hukum-hukum (halal, haram, makruh atau lainnya) ditinjau dari dalil yang ada. Sedangkan yang kedua adalah untuk hukum-hukum syari’at itu sendiri (hukum apa saja yang terkandung dalam shalat, zakat, puasa, haji, dan lainnya berupa syarat-syarat, rukun-rukun, kewajiban-kewajiban atau sunnah-sunnah).25

Sedangkan menurut Ibnu Subki yang datang dari kalangan

Syafi’iyah mendefinisikannya sebagai :

ة ي ل ي ص ف التـ اه ت ل د أ ن م ب س ت ك م ال ة ي ل م لع ا ة ي ع ر الش ام ك ح أل ا ب م ل ع ل ا

“Pengetahuan tentang hukum syara’ yang berhubungan dengan amal perbuatan yang digali dari satu persatu dalilnya”.26

Dalam definisi ini fiqih diibaratkan dengan ilmu, karena fiqih itu

semacam ilmu pengetahuan. Dalam definisi di atas terdapat beberapa

batasan atau asal yang menjelaskan hakikat dari hakikat fiqih itu.

Sekaligus juga memisahkan arti kata fiqih itu dari yang bukan fiqih.

Saefuddin al-Amidiy, memberikan definisi fiqih yang berbeda

dengan definisi di atas yaitu: “ilmu tentang seperangkat hukum, hukum

24 Fazlur Rahman, Islam, (Bandung: Penerbit Pustaka, 1984), h. 145 25 Azharudin Lathif, Fiqih Muamalat, (Uin Jakarta Press, 2005), Cet. Ke-1, h. 2 26 Satria Effendi, M. Zein, Ushul Fiqh, (Jakarta: Kencana, 2005), Cet. Ke-1, h.4

Page 27: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

27

syara yang bersifat furu’iyah, yang berhasil didapatkan melalui penalaran

atau istidlal”.27

Dari beberapa pengertian di atas maka dapat diambil kesimpulan

sederhana bahwa fiqih adalah pengetahuan hukum-hukum amalan

mukallaf yang diperoleh dari dalil-dalil yang rinci.

Dalam perkembangan selanjutnya fiqih dapat diartikan dengan

sekumpulan hukum syara’ yang berhubungan dengan perbuatan yang

diketahui melalui dalil-dalilnya yang terperinci dan dihasilkan dengan

jalan ijtihad para ulama.

Fiqih merupakan ilmu yang harus dipelajari agar seorang muslim

dapat mengetahui hukum dari apa yang dilakukannya, baik dalam masalah

ibadah maupun dalam pebuatan sehari-hari. Karena dengan mempelajari

fiqih, ibadah akan lebih sempurna dan tentu kita akan selamat dari

perbuatan-perbuatan yang dilarang oleh Allah.

b. Fungsi dan Tujuan Mata Pelajaran Fiqih Fungsi mata pelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah berfungsi

untuk: 1) Penanaman nilai-nilai dan kecerdasan beribadah peserta didik

kepada Allah Swt; 2) Penanaman kebiasaan melaksanakan hukum Islam di kalangan

peserta didik dengan ikhlas dan perilaku yang sesuai dengan kedisiplinan dan rasa tanggungjawab sosial di Madrasah dan mayarakat;

3) Pengembangan keimanan dan ketakwaan kepada Allah Swt serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin, melanjutkan yang telah ditanamkan terlebih dahulu dalam lingkungan keluarga;

4) Pembangunan mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan lingkungan sosial melalui ibadah dan muamalah;

5) Perbaikan kesalahan, kelemahan peserta didik dalam keyakinan dan pelaksanaan ibadah dalam kehidupan sehari-hari;

27 Satria Effendi, M. Zein, Ushul…, h. 7

Page 28: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

28

6) Pembekalan peserta didik untuk mendalami Fiqih/hukum islam pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.28 Pembelajaran Fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk

membekali peserta didik agar dapat:

1) Mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fiqih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fiqih muamalah.

2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan dalam menjalankan hukum Islam, disiplin dan tangung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial.29

c. Ruang Lingkup Mata Pelajaran Fiqih di Madrasah

Tsanawiyah Ruang lingkup mata pelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah

meliputi ketentuan pengaturan hukum Islam dalam menjaga keserasian,

keselarasan dan keseimbangan antara hubungan manusia dengan sesama

manusia. Adapun ruang lingkup mata pelajaran Fiqih di Madrasah

Tsanawiyah meliputi:

1) Aspek fiqih ibadah meliputi: ketentuan dan tata cara taharah, shalat fardu, salat sunnah dan salat dalam keadaan darurat, sujud, azan dan iqamah, berzikir dan berdoa setelah salat, puasa, zakat, haji dan umrah, kurban dan akikah, makanan, perawatan jenazah, dan ziarah kubur.

2) Aspek fiqih muamalah meliputi: ketentuan dan hukum jual beli, qirad, riba, pinjam-meminjam, utang piutang, gadai, dan borg serta upah.30

28 Peraturan Menteri Agama Repunlik Indonesia No:2 Tahun 2008 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah , (Jakarta: Bp. Mediatama Pustaka Mandiri, 2009), Cet. Ke-1, h. 47

29 Peraturan Menteri Agama Repunlik Indonesia No:2 Tahun 2008 Tentang Standar…, h. 90. 30 Peraturan Menteri Agama Repunlik Indonesia No:2 Tahun 2008 Tentang Standar…, h. 92.

Page 29: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

29

d. Materi Pokok Fiqih Kelas VIII Madrasah Tsanawiyah

Semester 1 Materi pokok Madrasah Tsanawiyah kelas VIII semester 1 yaitu:

1) Melaksanakan tata cara sujud di luar shalat, diantaranya: menjelaskan ketentuan sujud syukur dan sujud tilawah, mempraktikkan sujud syukur dan tilawah.

2) Melaksanakan tata cara puasa, diantaranya: menjelaskan ketentuan puasa, menjelaskan macam-macam puasa.

3) Melaksanakan tata cara zakat, diantaranya: menjelaskan ketentuan zakat fitrah dan zakat maal, menjelaskan orang yang berhak menerima zakat, dan mempraktikkan pelaksanaan zakat fitrah dan zakat maal.31

4. Pendidikan Formal

a. Pengertian Pendidikan Cukup banyak pendapat yang dikemukakan oleh para ahli di

bidang pendidikan. Ngalim Purwanto menyebutkan “pendidikan

merupakan segala usaha orang dewasa dalam pergaulannya dengan anak-

anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah

kedewasaan”.32

Tidak terlalu jauh juga dengan pendapat yang dikemukakan oleh

Ngalim Purwanto di atas, Redja mudyahardjo dalam bukunya Pengantar

Pendidikan, menyebutkan bahwa:

pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, masyarakat, dan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan di luar sekolah sepanjang hayat, untuk mempersiapkan peserta

31 Peraturan Menteri Agama Repunlik Indonesia No:2 Tahun 2008 Tentang Standar…, h.

110-111. 32 Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan (Teoritis dan praktis), (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, 1995), Cet. Ke-8, h. 11.

Page 30: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

30

didik agar dapat memainkan peran dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di masa yang akan datang.33 Ahli pendidikan Langeveld dalam Hasbullah mengatakan bahwa

pendidikan adalah “setiap usaha, pengaruh, perlindungan dan bantuan

yang diberikan kepada anak tertuju kepada pendewasaan anak itu, atau

lebih tepat membantu anak agar cukup cakap melaksanakan tugas

hidupnya sendiri”.34 Ahmad D. Marimba dalam Hasbullah juga

mengatakan bahwa “pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara

sadar oleh si pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani si

terdidik menuju bentuk keperibadian yang utama”.35

Jadi, pendidikan berarti tahapan kegiatan yang bersifat

kelembagaan (seperti sekolah dan madrasah) yang dipergunakan untuk

menyempurnakan perkembangan individu dalam menguasai

pengetahuan, kebiasaan, sikap dan sebagainya.

b. Pendidikan Formal Dalam kamus Bahasa Indonesia, kata formal diartikan ‘resmi’,

sesuai dengan kebiasaan atau peraturan yang ada. Sedangkan pendidikan

formal diartikan “pendidikan yang diselenggarakan oleh sekolah atau

badan pendidikan resmi”.36

Imam Barnadib dalam bukunya perbandingan pendidikan

(persekolahan dan perkembangan masyarakat) mengatakan bahwa yang

dimaksud dengan pendidikan formal adalah “pendidikan yang melewati

jalur persekolahan, berjenjang, bertingkat dari yang paling rendah sampai

33 Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-dasar Pendidikan padaUmumnya dan Pendidikn di Indonesia, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2002), Cet. Ke-2, h. 11.

34 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006), Cet. Ke-5, h. 2.

35 Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan…, h. 3. 36 W. J. S. Poerdarminta , kamus umum…, h. 401.

Page 31: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

31

dengan yang tertinggi. Dari Taman Kanak-kanak sampai dengan

Perguruan Tinggi”.37 Kemudian, Combs dalam buku A. Muri Yusuf

mengemukakan pendidikan formal adalah “pendidikan yang berstruktur,

mempunyai jenjang/tingkat, dalam periode waktu-waktu tertentu,

berlangsung dari Sekolah Dasar sampai ke Universitas, juga berbagai

program khusus dan lembaga untuk latihan teknis dan profesional”.38

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun

2003, Bab 1 pasal 1, ayat 11 disebutkan bahwa yang dimaksud dengan

pendidikan formal adalah “jalur pendidikan yang terstruktur dan

berjenjang yang terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan

pendidikan tinggi”.39

Jenjang pendidikan formal terdiri dari pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (pasal 14). Pendidikan dasar berbentuk Sekolah Dasar (SD) dan Madrasah Ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs) atau bentuk lain yang sederajat (pasal 17 ayat 2).40 Dari pengertian di atas, maka latar belakang pendidikan yang

dimaksud adalah latar belakang pendidikan formal. Pada penelitian ini,

latar belakang pendidikan formal yang dimaksud adalah pendidikan

tingkat Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.

37 Imam Barnadib, Pendidikan Perbandingan (persekolahan dan perkembangan masyarakat),

(Yogyakarta: Andi Offset, 1995), Cet. Ke-3, h. 88. 38 A. Muri Yusuf, Pengantar ilmu pendidikan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1986), Cet. Ke-2, h.

62. 39 Tim Redaksi FokusMedia, UUSPN No. 20 Tahun 2003, (Bandung: FokusMedia, 2003),

Cet. Ke-3, h.4. 40 Tim Redaksi FokusMedia, UUSPN…, h. 11-12.

Page 32: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

32

B. Kerangka Berfikir Mata pelajaran Fiqih merupakan salah satu mata pelajaran yang harus

dipelajari oleh para siswa yang duduk di bangku madrasah Tsanawiyah. Cukup

banyak kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa selama mempelajari pelajaran

fiqih ini, diantaranya adalah mampu memahami ketentuan hukum Islam yang

berkaitan dengan ibadah mahdah dan muamalah serta dapat mempraktikan

dengan benar dalam kehidupan sehari-hari.

Siswa yang belajar pada Madrasah Tsanawiyah tentunya tidak semua

berasal dari Madrasah Ibtidaiyah, terdapat pula beberapa siswa yang berasal dari

Sekolah Dasar. Sebagaimana kita ketahui, pendidikan di Indonesia berada di

bawah naungan dua departemen yang berbeda, yaitu Departemen Pendidikan

Nasional dan Departemen Pendidikan Agama. Raudhatul Athfal, Madrasah

Ibtidaiyah, dan Madrasah Tsanawiyah berada di bawah naungan Departemen

Agama sedangkan Taman Kanak-kanak, Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah

Pertama berada di bawah naungan Departemen Pendidikan Nasional.

Kedua Departemen tersebut tentu saja mempunyai kebijakan yang

berbeda, seperti pada kebijakan kurikulum yang terdapat pada Madrasah

Ibtidaiyah dan Sekolah Dasar tampak sedikit berbeda. Diantaranya adalah pada

pengetahuan agama Islam. Pada Madrasah Ibtidaiyah pengetahuan agama Islam

diberikan pada 4 mata pelajaran, salah satunya adalah Fiqih. Sedangkan pada

Sekolah Dasar pengetahuan agama Islam digabung dalam mata pelajaran

Pendidikan Agama Islam dan hanya diberikan dua jam pelajaran dalam satu

minggu.

Maka ada perbedaan pengalaman belajar yang mereka dapatkan pada

masing-masing sekolah dan tentunya hal ini akan berakibat pada prestasi belajar

yang akan mereka raih pada jenjang selanjutnya.

Page 33: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

33

C. Hipotesis Hipotesis adalah jawaban sementara atau dugaan sementara dari hasil

teori yang akan diujui lebih lanjut. Maka untuk itulah diperlukan penelitian. Dari

kerangka berfikir di atas, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah:

1. Ho: tidak terdapat hubungan yang positif antara latar belakang pendidikan

siswa dengan prestasi belajar Fiqih.

2. Ha: terdapat hubungan yang positif antara latar belakang pendidikan siswa

dengan prestasi belajar Fiqih.

Jelasnya, jika hipotesis alternatif (Ha) diterima, sedangkan hipotesis nihil

(Ho) ditolak, maka terdapat hubungan positif yang signifikan terhadap prestasi

belajar Fiqih bagi siswa yang berlatar belakang pendidikan SD dan MI.

Page 34: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

34

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Ilmi Cikupa-

Tangerang yang berlokasi di Jl. Raya Serang KM. 15 Cikupa Tangerang-

Banten. Adapun waktu penelitian dari bulan Agustus sampai dengan selesai.

B. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang menjadi objek

penelitian. Dengan demikian dalam penelitian ini dikaji keterbukaan antara

satu variabel bebas dengan satu variabel terikat.

Dengan demikian, variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Variabel bebas atau Independent (X), yaitu Latar Belakang Pendidikan

Siswa.

b. Variabel terikat atau Dependent (Y), yaitu Prestasi Belajar Fiqih.

Latar belakang pendidikan siswa adalah pendidikan formal yang

diselenggarakan oleh sekolah atau badan pendidikan resmi. Pada penelitian

ini, latar belakang pendidikan formal yang dimaksud adalah pendidikan

tingkat Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah.

Page 35: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

35

Variabel X adalah siswa yang dijadikan responden yang datanya

diperoleh dari sekolah. Sedangkan variabel Y diperoleh dari nilai raport siswa

kelas VIII semester 1.

C. Kisi-kisi Instrumen Penelitian Agar mendapatkan item pertanyaan yang valid, maka dibuatlah indikator

variabel X yang disebutkan dalam tabel indikator penelitian:

Tabel. 1

Kisi-kisi Instrument Latar Belakang Pendidikan Siswa

Variabel X Indikator Nomor Pernyataan

Jumlah Positif Negatif

Latar Belakang

Pendidikan

Siswa (siswa

yang berasal

dari MI dan

SD)

a. Perasaan senang terhadap

pelajaran

1,2

4,3

4

b. Perhatian terhadap

pelajaran Fiqih

7,8,9 5,6 5

c. Pemahaman terhadap

pelajaran Fiqih

10,12 11,13

4

d. Dorongan dari luar 14,17

15,16

4

e. Nilai yang diperoleh

siswa

19,20,21

18

4

f. Aplikasi siswa 22,25 23.24 4

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian yang akan diteliti.

Menurut Drs. S. Margono, populasi adalah “seluruh data yang menjadi

Page 36: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

36

perhatian kita dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan”.41

Adapun populasi yang terdapat pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas

VIII MTs tahun pelajaran 2009-2010 yang berjumlah 360 siswa. Penulis

memilih kelas VIII MTs karena jika responden diambil dari kelas VII MTs

belum dapat diperoleh nilai yang dibutuhkan, dikarenakan kelas VII belum

menghadapi ujian semester akhir (UAS). Hal ini juga dikarenakan supaya

lebih terfokus dan lebih maksimal dalam memperoleh data-data.

2. Sampel

Sampel adalah suatu proporsi kecil dari populasi yang seharusnya

diteliti, yang dipilih, atau ditetapkan untuk keperluan analisa.42 Penulis

mengambil sampel sebanyak 18% dari kelas VIII MTs yang berjumlah 360

siswa, yaitu 50 orang siswa masing-masing 25 siswa berlatar belakang

pendidikan Madrasah Ibtidaiyah dan 25 orang siswa berlatar belakang

pendidikan Sekolah Dasar. Pengambilan sampel dilakukan secara acak

(Random Sampling).

E. Metode Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kuantitatif.

Sedangkan metode yang digunakan berupa metode survey dengan tekhnik

korelasional. Dengan metode survey dapat diperoleh gambaran yang

sesungguhnya mengenai variabel penelitian, sehingga dapat diketahui hubungan

antara variabel tersebut. “Metode korelasi bertujuan untuk mengetahui hubungan

antara suatu variabel dengan variabel-variabel yang lain dan bertujuan pula

melihat hubungan antara dua gejala atau lebih”.43 Metode ini diharapkan dapat

41 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), h. 118 42 Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2003),

Cet. 12, h. 266 43Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan…, h. 179

Page 37: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

37

menemukan hubungan antara dua variabel yaitu: latar belakang pendidikan siswa

(X) dan prestasi belajar Fiqih (Y).

F. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data-data dalam penelitian ini, penulis menggunakan

beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

1. Observasi

Observasi adalah “pengamatan dan pencatatan yang sistematis

terhadap gejala yang diteliti.”44 Observasi ini dipakai dalam mengamati

bagaimana proses kegiatan belajar mengajar khususnya bidang studi Fiqih

dilakukan, keadaan gedung, guru, siswa, sarana prasarana, struktur organisasi

dan kegiatan belajar mengajar di MTs Nurul Ilmi Cikupa Tangerang.

2. Dokumentasi

Teknik ini penulis gunakan untuk memperoleh data tentang

keberhasilan belajar siswa MTs Cikupa-Tangerang yang berdasarkan pada

nilai raport siswa, yaitu dengan melihat nilai mata pelajaran Fiqih kelas VIII

semester 1.

3. Angket

Dalam mengumpulkan data, penulis juga menggunakan angket.

Angket diberikan kepada 50 siswa kelas VIII MTs yang dijadikan responden

dengan latar belakang pendidikan yang berbeda, yaitu 25 siswa berasal dari

SD dan 25 siswa berasal dari MI. Angket yang digunakan terdiri dari 25

pernyataan dengan 4 alternatif jawaban yang berhubungan dengan prestasi

belajar Fiqih para siswa.

Jenis angket yang digunakan peneliti adalah angket tertutup, yaitu

angket yang menghendaki jawaban pendek, atau jawabannya diberikan

dengan membubuhkan tanda tertentu. Daftar pernyataan disusun dengan

44 Nuraini Usman, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi Aksara, 2000), Cet. Ke-3, h. 54.

Page 38: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

38

disertai alternatif jawabannya, responden diminta untuk memilih salah satu

jawaban dari alternatif yang sudah disediakan.

4. Wawancara

Yaitu mengadakan tanya jawab langsung dengan interviewee yang

mengetahui permasalahan yang diteliti sehingga diperoleh data dan informasi

yang jelas. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara langsung dengan

kepala sekolah dan guru bidang studi Fiqih untuk mengetahui seberapa besar

latar belakang pendidikan siswa mempengaruhi prestasi belajar Fiqih di MTs

Cikupa-Tangerang. Bagaimana cara pelaksanaan kegiatan belajar mengajar

Fiqih tersebut, dan apa yang menjadi kendala dalam proses belajar-mengajar

bidang studi Fiqih.

G. Teknik Analisis Data Teknik analisis data merupakan cara yang digunakan untuk

menguraikan keterangan-keterangan atau data yang diperoleh, data tersebut

dapat dipahami bukan oleh orang yang mengumpulkan data saja, tapi juga

oleh orang lain. Adapun langkah-langkah yang ditempuh adalah sebagai

berikut:

1. Editing

Hal pertama yang dilakukan adalah melakukan edit atau

memilih/menyortir data sehingga hanya data yang tercapai saja yang

tersisa. Langkah editing ini bertujuan untuk merapikan data agar bersih,

rapi, dan tinggal mengadakan pengolahan lebih lanjut. Jika terjadi

kesalahan dalam mengumpulkan data, maka hal yang dilakukan adalah

melakukan penghitungan ulang terhadap data tersebut.

2. Skoring

Setelah melewati tahap editing, maka selanjutnya penulis

melakukan skor terhadap pernyataan yang ada pada angket. Pernyataan

Page 39: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

39

positif diberi skor 4, 3, 2, dan 1, sedangkan untuk pernyataan negatif

sebaliknya.

Tabel. 2

Skor Penilaian Angket

Alternatif Jawaban Bentuk Soal

Positif Negatif Sangat Setuju 4 1 Setuju 3 2 Tidak Setuju 2 3 Sangat Tidak Setuju 1 4

3. Tabulating

Setelah diketahui skor setiap indikatornya maka seluruh data

tersebut ditabulasikan dalam sebuah tabel untuk kemudian diketahui hasil

penghitungannya.

Setelah data-data diolah, langkah selanjutnya menganalisis data.

Teknik analisis data yaitu penulis berusaha untuk memberikan uraian

mengenai hasil penelitian. Untuk mengetahui ada atau tidaknya pengaruh

latar belakang pendidikan siswa terhadap prestasi belajar Fiqih, penulis

menggunakan teknik analisis deskriptif, dengan menggunakan rumus

sebagai berikut:

a. Menggunakan perhitungan prosentase :

P = x 100%

Keterangan:

P = Prosentase

F = Frekuensi yang dicapai prosentasenya

N = Number of Cases ( Jumlah Frekuensi atau banyaknya

individu)

Page 40: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

40

b. Mencari angka korelasi dengan rumus:

rxy=.∑ (∑ ).(∑ )

( .∑ (∑ ) ).( .∑ (∑ ) )

Keterangan:

rxy = Angka indeks korelasi “r” Product Moment

N = Number of Cases

∑xy = Jumlah hasil perkalian antara skor x dan y

∑x = Jumlah skor x

∑y = Jumlah skor y.

c. Memberikan interpretasi terhadap rxy, yaitu:

Memberikan interpretasi secara sederhana terhadap angka

indeks korelasi “r” product moment (rxy) pada umumnya sebagai

berikut:

Tabel. 3

Interpretasi Angka “r” Product Moment

Besarnya “r” Product

Moment (rxy) Interpretasi

0,00-0,20 Antara variabel x dan y memang terdapat korelasi,

akan tetapi korelasi sangat lemah atau sangat

rendah sehingga korelasi itu diabaikan (dianggap

tidak ada korelasi antar variabel x dan y)

0,20-0,40 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang

lemah atau rendah

0,40-0,70 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang

sedang atau cukup

0,70-0,90 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang kuat

atau tinggi

Page 41: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

41

0,90-1,00 Antara variabel x dan y terdapat korelasi yang

sangat kuat dan tinggi

Setelah hasil ini dicocokkan dengan tabel nilai koefisien

korelasi “r” product moment, baik pada taraf signifikansi 5% ataupun

pada 1%, kemudian dibuat kesimpulan apakah terdapat korelasi positif

yang signifikan atau tidak.

Untuk memudahkan pemberian interpreasi angka indeks

korelasi “r” product moment, caranya adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan hipotesa alternatif (Ha) dan hipotesa nihil (Ho)

2) Menguji kebenaran atau kepalsuan hipotesa yang telah diajukan,

dengan cara membandingkan besarnya “r” Product Moment

dengan “r” yang tercantum dalam tabel nilai (db) atau degree of

freedom (df), adapun rumusnya adalah sebagai berikut:

df = N – nr

Keterangan:

Df = Degrees Of Freedom

N = Number Of Cases

Nr = banyaknya variabel yang dikorelasikan.

Selanjutnya untuk mengetahui dan mencari seberapa besar

hubungan variabel X terhadap variabel Y dengan rumus sebagai berikut:

KD = r x 100%

KD = kontribusi variabel X terhadap variabel Y

r = koefisien antara variabel X terhadap variabel Y

Page 42: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

42

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum Sekolah

1. Sejarah Singkat MTs Nurul Ilmi Yayasan Nurul Ilmi berlokasi di Jl. Raya Serang KM.15 Cikupa

Tangerang ini didirikan pada tahun 1976. Yayasan ini awalnya bernama Nurul

Ulum yang merupakan tempat kajian para tokoh mayarakat sekitar yang

diketuai oleh K.H. M. Syarif, H. Abdullah dan M. Nawawi S.Ag.

Sejak tahun 2000-2005 yayasan Nurul Ilmi dipimpin oleh H. M.

Surman sebagai kepala sekolah, kemudian pada tahun 2006 sampai sekarang

kepala yayasan Nurul Ilmi digantikan oleh M. Hidayat, S.Pd sebagai kepala

sekolah. Dari tahun ke tahun jumlah murid yang berada di yayasan Nurul Ilmi

mengalami kenaikan yang signifikan, serta mendapatkan akreditas unggulan

A sejak tahun 2006.45

45 Dokumentasi Sekolah MTs Nurul Ilmi Cikupa

Page 43: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

43

2. Visi dan Misi MTS Nurul Ilmi a. Visi Sekolah

Pendidikan harus memberikan keseimbangan antara

kemampuan, keterampilan, serta kematangan jiwa yang berkaitan dengan

etika dasar dan moral agar terhindar dari perilaku yang negatif.

Atas dasar ini MTs Nurul Ilmi membuat visi untuk diekspresikan

kepada satu tujuan dan sasaran yang di cita-citakan. Visi yang

dicanangkan yaitu: “Terdepan dalam ilmu pengetahuan dan teknlogi yang

berwawasan agama dengan mendukung pembangunan Nasional serta

berorientasi pada kepentingan masyarakat dan bangsa”. Adapun

tujuannya yaitu “melahirkan generasi muda yang CANTIK (Cerdas,

Aktif, Inovatif, Trampil dan Kreatif) di bidang Ilmu Pengetahuan dan

Keagamaan.

b. Misi Sekolah

Misi adalah tindakan yang dilakukan untuk mewujudkan visi

tersebut. Selanjutnya, dituangkan dalam visi dengan berbagai

indikatornya:

1) Mempersiapkan dan menciptakan PAIKEM (Pembelajaran yang

Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan).

2) Menciptakan generasi muslim yang selalu GEMBROT (gembira dan

berbobot) dalam penguasaan IPTEK dan IMTAQ.

Sangatlah jelas, bahwa untuk mencapai visi dan misi serta tujuan yang

diinginkan tidaklah semata-mata tergantung pada kurikulum atau program

pendidikan (curriculum and edicational programs) tapi akan ditentukan oleh

berbagai faktor atau “Multitude Factors”, di mana masing-masing faktor

menyumbang kontribusi yang signifikan.

Dari keunggulan yang diharapkan dalam misi tersebut, dijabarkan dalam

aksi sebagai berikut:

Page 44: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

44

1. Keislaman

a. Mengupayakan lingkungan sekolah yang islami, yaitu sekolah yang

bersih, rapi, indah, sejuk dan ruangan yang edukatif, kata-kata mutiara

khususnya ayat-ayat al-Quran dan hadis yang relevan dengan situasi

belajar, serta kata-kata bijak dari para ilmuwan yang mendorong motivasi

belajar.

b. Menumbuhkembangkan kepada anak didik sikap terpuji dan lingkungan

yang bersikap kekeluargaan, tetap menjaga sopan-santun, saling

menghargai dan menghormati serta ramah tamah terhadap sesama, baik

dengan guru-guru maupun dengan sesama teman.

c. Dalam berpakaian baik guru, tenaga kependidikan dan siswa, hendaknya

berpakaian yang sopan dan islami.

d. Melaksanakan shalat duha yang dilaksanakan oleh siswa, guru dan tenaga

kependidikan lainnya.

e. Membiasakan berdo’a sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar yang

tidak hanya dilakukan oleh siswa, tetapi para guru juga sudah terbiasa

melakukan do’a bersama di kantor sebelum mengajar.

f. Membiasakan mengucapkan salam setiap bertemu dengan para guru dan

bertegur sapa serta menimbulkan suasana keakraban.

2. Semangat kebangsaan dan cinta tanah air

a. Setiap siswa diikutsertakan dalam kegiatan LDKS untuk melatih sikap

kepemimpinan, tanggungjawab serta kemandirian siswa.

b. Menjunjung tinggi martabat lembaga pendidikan serta berusaha

mengharumkan nama baik sekolah.

c. Mengadakan bakti sosial, baik di lingkungan sekolah maupun di luar

sekolah.

d. Aktif memperingati hari-hari besar

3. Penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi

Page 45: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

45

a. Mengadakan lomba mata pelajaran MIPA dan komputer dalam

lingkungan sekolah

b. Memberikan bantuan beasiswa kepada siswa yang berprestasi dan siswa

tidak mampu.

c. Meningkatkan profesionalisme guru dan karyawan baik melalui penataran,

seminar, workshop, dengan mendatangkan nara sumber yang kompeten di

bidangnya.

d. Mengikuti lomba cerdas cermat yang diadakan di sekolah maupun di luar

sekolah.

4. Menumbuh kembangkan seni dan olah raga

a. Juara umum dan tetap piala DPRD Kab. Tangerang dalam lomba cipta

kreasi penggalang tahun 2008.

b. Juara 1 Kapolres Kab Tangerang dalam lomba cipta kreasi penggalang

tahun 2008.

c. Juara harapan 1 lomba perkemahan SLTP se-Provinsi Banten tahun 2009.

d. Juara favorit lomba ketangkasan pramuka penggalang di Mauk Tangerang

tahun 2009

e. Juara 1 semaphore Provinsi Banten tahun 2009.

f. Juara 1 cerdas cermat (MASCOUT) Provinsi Banten tahun 2009.

g. Juara 1 regu terbaik kreasi seni/ yeal lomba telepram galang IX di MAN

Karawaci Tangerang tahun 2009.

h. Juara umum lomba kreatifitas se-jabodetabek HUT yayasan pondok

pesantren modern Tarbiyatul Falah Ciampea Bogor Maret 2009.

3. Sarana dan Prasarana

Page 46: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

46

Sebagai syarat yang mutlak, maka MTs Nurul Ilmi menyediakan dan

melengkapi sarana dan prasarana yang diperlukan. Sarana dan prasarana yang

ada antara lain:

Tabel. 4

Sarana dan Prasarana Sekolah

No Deskripsi Jumlah

1 Ruang Kelas 22

2 Ruang Kepala Sekolah 1

3 Ruang Guru 1

4 Ruang TU 1

5 Ruang Osis 1

6 Perpustakaan 1

7 Musholla 1

8 Laboratorium Komputer 1

9 Lapangan Olah Raga 1

10 Toilet Guru 2

11 Toilet Siswa 4

4. Struktur Organisasi Pada dasarnya kemampuan manusia itu terbatas (fisik, pengetahuan dan

waktu dan perhatian) sedang kebutuhannya tidak terbatas. Usaha untuk

memenuhi kebutuhan terbatasnya kemampuan dala melakukan pekerjaan

mendorong manusia membagi pekerjaan, tugas dan tanggung jawab. Dengan

adanya pembagian kerja, tugas dan tanggungjawab ini, maka terbentuklah

kerjasama dan keterkaitan/formil dalam suatu organisasi. Dalam organisasi ini

Page 47: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

47

maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan baik serta

tujuan yang diinginkan tercapai.46

Organisasi dan koordinasi yang baik merupakan ha yang esensial untuk

mencapai keberhasilan tujuan pendidikan, karena sebaik apapun tujuan yang

ingin dicapai akan sia-sia jika ltidak adanya organisasi dan koordinasi yang baik.

46 Hasibuan Malayu, Organisasi dan Motivasi, (Tangerang: Bumi Aksara, 1999), Cet. Ke-2, h. 23

Page 48: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

48

STRUKTUR ORGANISASI MTS NURUL ILMI CIKUPA

Bidang kerjasama dengan

Masyarakat

Bidang Kesiswaan

SISWA

Wali Kelas / Guru-guru

Kepala Madrasah

M. Hidayat, S.Pd

Komite Sekolah

Hj. Surati, A.Ma, Pd

Urusan Tata Usaha

1. Siti Umrah, S.Pd 2. Siti Huliyah, SE

Bidang BP

Bidang Kurikulum

1. Nana Suryana, S. Ag 2. Dadun Kamaludin, S.Pd

Page 49: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

49

5. Keadaan Guru dan Siswa a. Keadaan Guru

Tabel. 5

Jumlah Dewan Guru MTS Nurul Ilmi Cikupa

No Nama Guru Tugas Mengajar Pendidikan Jabatan

1. M. Hidayat, S.Pd B. Indonesia S1 Kepsek

2. Suparto, a. Ma.Pd Kepsek D2 Guru

3. Slamet, S.Pd Olah Raga S1 Guru

4. Dadun Kamaludin,

S.Pd

Penjas S1 Guru

5. Abdullah, S.Ag PAI S1 Guru

6. Tamami, S.Pd B. indo+Mulok S1 Guru

7. Fauziatul Iffah, BA Fiqih S1 Guru

8. Suwardi, SE Seni Budaya S1 Guru

9. Ardi Saryono, S.Pd IPS S1 Guru

10. Ridwanullah, S.Ag IPS S1 Guru

11. Sudirman, S.Ag B.Arab +

A.Akhlak

S1 Guru

12. Budi Sulton, S.Pdi PAI S1 Guru

13 Aliyudin, S.Ag IPS+PPKn S1 Guru

14 Koko Arkom, Drs B. indonsia S1 Guru

15 Suharto, Drs Matematika S1 Guru

16 Nana suryana, S.Ag Fiqih S1 Guru

17 Ruli Naruliah, S.Pd B Indonesia S1 Guru

18 Ahmad Subhi, S.Ag Aqidah Akhlak S1 Guru

19 Istikomah, S.Ag Qur’an Hadist S1 Guru

20 Hamka, S.Ag IPS S1 Guru

Page 50: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

50

Sumber diperoleh dari data rekapitulasi dewan guru tahun ajaran 2009-2010

21 Hj. Harom Huriah,

S.Ag

PAI S1

22 Ida Yuliani S.Ag Qur’an Hadist S1 Guru

23 Umi Naeliah, S.Ag Matematika S1 Guru

24 Firman Wahyudi, ST IPA S1 Guru 25 Tabrani, ST Mtk+IPA S1 Guru 26 Badru Salam, S.Pd PPKn S1 Guru 27 Hendra Saputra, S.Ag Mulok+IPA S1 Guru 28 Sri Daniyati, S.Pd B. inggris S1 Guru 29 Siti Linawati, Ama,

Com. Komputer D2 Guru

30 M. Aspani, S.Pd B Indonesia S1 Guru 31 Nurul Iman, S.Ag SKI+B. Arab S1 Guru 32 Sutriswono, SE Seni Budaya S1 Guru 33 Ahmad Nasrullah TU - TU 34 Titi Dwiyanti, S.Pd B. inggris S1 Guru 35 Ahmad Fauzi TIK - Guru 36 Hadi Rusdianto Penjaskes - Guru 37 Asmuga TU - TU 38 Kholid Mawardi, ST IPA S1 Guru 39 Rahmat Budiman, S.Pd B. Indonesia S1 Guru 40 Siti Huliah, SE. IPS S1 Guru+TU 41 Siti Umroh, S. Pd IPA S1 Guru 42 H. Takrim, S. Pd.I IPA S1 Guru 43 Sri Daniyati, S.Pd B. inggris S1 Guru

Page 51: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

51

b. Keadaan Siswa

Siswa MTs Nurul Ilmi untuk tahun pelajaran 2010-2011 berjumlah 1042

siswa, terdiri dari 480 siswa laki-laki dan 562 siswa perempuan. Rinciannya bisa

dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel. 6

Jumlah siswa kelas VII-IX MTs Nurul Ilmi Tahun Ajaran 2009-2010 Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah

7 8 9

178 154 148

192 206 360

370 360 321

Jumlah 480 562 1042 Sumber diperoleh dari data rekapitulasi siswa tahun ajaran 2009-2010

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa jumlah siswa-siswi MTs Nurul

Ilmi secara keseluruhan cukup banyak. Jumlah siswa dalam tiap kelasnya + 45

orang dengan jumlah gabungan kelas adalah sebanyak 22 kelas (kelas VII

berjumlah 7 kelas, kelas VIII berjumlah 8 kelas dan kelas IX berjumlah 7 kelas).47

Tabel. 7

Data Responden Penelitian

No Nama Jenis kelamin Kelas

1 Iip Arifah P VIII a

2 Noor Noviana P VIII a

3 Ubaidillah L VIII a

4 Imamul Huda L VIII a

5 Ahmad Syauqi L VIII a

6 Ika Dewi P VIII a

47 Dokumentasi sekolah………………….

Page 52: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

52

7 Ratna Sri Wulandari P VIII a

8 Desty Eka P P VIII b

9 Eksa Santi P VIII b

10 Maryati P VIII b

11 M. Ridwan L VIII b

12 Fatih Fuadudin L VIII b

13 Suliyah P VIII b

14 M. Romli L VIII c

15 Siti Oktavianti P VIII c

16 Mulyanto L VIII c

17 Rizki Nugraha L VIII c

18 Sinta P VIII c

19 Pasha Maharia P VIII c

20 Eka Murdiawan L VIII d

21 Rifki al-Hanif L VIII d

22 Ahmad Syaifi L VIII d

23 Khairun Nisa P VIII d

24 Nova Rini P VIII d

25 M. Rifki L VIII d

26 Anwar Firdaus L VIII e

27 Nurlita P VIII e

28 Rahmatun Nazilah P VIII e

29 M. Fadzrin L VIII e

30 Ayuningtyas P VIII e

31 Amalia Putri P VIII e

32 Chandra T L VIII f

33 Dwi Puspa R P VIII f

Page 53: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

53

34 Syahrudin L VIII f

35 M. Barli L VIII f

36 Nurhalisa Melia P VIII f

37 Siti Nurazizah P VIII f

38 Azaria R P VIII f

39 Laras Widiyawati P VIII g

40 Yunita Dwima P VIII g

41 Riza Aeni L VIII g

42 Septia R P VIII g

43 Abdi Setia Putra L VIII g

44 Indah Gita Permana P VIII g

45 Sabrina P VIII h

46 Nurul Fatimah P VIII h

47 Ubaid Aji G L VIII h

48 Nadya Mulia P P VIII h

49 Muthia Amelinda P VIII h

50 Galih Darmayandi L VIII h

B. Deskripsi Data Pada pembahasan sebelumnya telah dikemukakan bahwa salah satu

teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah melalui angket. Angket yang

disebarkan berjumlah 50 angket dibagikan kepada sampel 50 siswa dari 360

siswa kelas VIII MTs Nurul Ilmi Cikupa. Adapun angket yang penulis sebarkan

yaitu tentang latar belakang pendidikan siswa yang semuanya berjumlah 25 item

pertanyaan berbentuk pilihan yang harus dijawab siswa dengan memberikan

tanda ( ),

Setelah dilakukan tahapan penelitian yang meliputi wawancara dan

penyebaran angket, maka langkah selanjutnya adalah pendiskripsian data yaitu

Page 54: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

54

gambaran dari semua data yang diperoleh dari hasil penelitian. Data yang

dikumpulkan dari hasil angket yang disebarkan diolah dengan menggunakan

analisis statistik deskriptif dengan

Rumus : P = x 100%

Maksud dari pengolahan tersebut agar data yang diperoleh dapat

memberikan arti dan penjelasan. Untuk memudahkan menganalisa data dari hasil

penelitian tersebut, maka setiap item dibuatkan satu tabulasi, sehingga dengan

demikian lebih fokus penjelasannya.

Tabel. 8

Menyukai Pelajaran Fiqih

Siswa dari MI Siswa dari SD

Berdasarkan analisis data di atas dapat diketahui bahwa 88% siswa dari MI

setuju bahwa mereka menyukai pelajaran fiqih, sedangkan siswa yang berasal dari

SD berkisar 80% juga menyukai pelajaran fiqih. Ini berarti baik siswa yang berasal

dari MI ataupun SD semua menyukai pelajaran fiqih, walaupun sebagian kecil dari

siswa lulusan SD, yaitu sebanyak 20% menyatakan mereka tidak setuju atau kurang

tertarik dengan pelajaran fiqih. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru fiqih, pada

No Alternatif Jawaban

F %

1. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

3 22 0 0

12% 88% 0% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

1. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 20 5 0

0% 80% 20% 0%

25 100%

Page 55: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

55

dasarnya semua siswa di sekolah ini menyukai pelajaran fiqih karena berhubungan

dengan ibadah sehari-hari.48

Tabel. 9

Hadir Pada Pelajaran Fiqih Tepat Waktu

Siswa dari MI siswa dari SD

Berdasarkan analisa di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 52% siswa yang

berasal dari MI dan 48% dari SD menyatakan setuju. Akan tetapi, sebagian kecil

siswa lulusan SD menyatakan tidak setuju yaitu sebanyak 20%. Ini membuktikan

bahwa tidak semua siswa lulusan SD mempunyai semangat yang tinggi untuk datang

tepat waktu pada pelajaran fiqih.

Tabel. 10

Tidak Tertarik Membaca Buku-buku Fiqih

Siswa dari MI Siswa dari SD

48 Wawancara Pribadi dengan Fauzitul Iffah, BA, 25 September 2010

No Alternatif Jawaban

F %

2. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

12 13 0 0

48% 52% 0% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

2. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

8 12 5 0

32% 48% 20% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

3. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 0 19 6

0% 0% 76% 24%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

3. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

1 0 18 6

4% 0% 72% 24%

25 100%

Page 56: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

56

Kesimpulan dari data di atas membuktikan bahwa sebagian besar siswa yang

berasal dari SD dan MI menyatakan mereka sangat tertarik untuk membaca buku-

buku fiqih yaitu sebanyak 76% dan 72%. Akan tetapi masih terdapat siswa yang

berasal dari SD yaitu sebanyak 4% yang menyatakan ketidak tertarikannya membaca

buku-buku fiqih. Ini berbeda dengan siswa yang berasal dari MI yang semuanya

menyatakan tertarik membaca buku-buku fiqih.

Tabel. 11

Selalu Mengambil Posisi Duduk Di Belakang Pada Pelajaran Fiqih

Siswa dari MI Siswa dari SD

Berdasarkan analisa di atas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 48% siswa

yang berasal dari MI menyatakan sangat tidak setuju duduk di belakang ketika

pelajaran fiqih berlangsung, begitu juga dengan siswa yang berasal dari SD

menyatakan tidak setuju pula yaitu sebanyak 68%. Ini membuktikan bahwa baik

siswa yang berasal dari SD maupun MI tidak menyukai duduk di belakang ketika

pelajaran fiqih berlangsung.

No Alternatif Jawaban

F %

4. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 6 7 12

0% 24% 28% 48%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

4. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

2 6 17 0

8% 24% 68% 0%

25 100%

Page 57: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

57

Tabel. 12

Tidak Memperhatikan dan Mendengarkan Penjelasan Guru Ketika Pelajaran

Fiqih Berlangsung

Siswa dari MI Siswa dari SD

Pada tabel 5 menunjukkan bahwasanya responden dari MI sebanyak 60%

menyatakan tidak setuju untuk tidak memperhatikan dan mendengarkan penjelasan

guru ketika pelajaran Fiqih, sedangkan siswa dari SD sebanyak 48%. Ini

membuktikan bahwa mereka selalu memperhatikan dan mendengarkan penjelasan

guru ketika pelajaran Fiqih berlangsung, terutama siswa dari MI.

Tabel. 13

Aktif Belajar dan Diskusi di Kelas Ketika Pelajaran Fiqih

Siswa dari MI Siswa dari SD

No Alternatif Jawaban

F %

5. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 0 15 10

0% 0% 60% 40%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

5. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 1 12 12

4% 4% 48% 48%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

6. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

2 20 3 0

8% 80% 12% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

6. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

2 16 7 0

8% 64% 28% 0%

25 100%

Page 58: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

58

Tabel 6 menunjukkan bahwa baik siswa yang dari MI maupun siswa dari SD

selalu aktif belajar dan diskusi di kelas pada pelajaran Fiqih. Ini terbukti dengan

jawaban dari responden MI prosentase jawaban Setuju sebesar 80%, Sangat Setuju

8%. Sedangkan jawaban dari responden SD jawaban Setuju sebesar 64%, dan Sangat

Setuju sebesar 8%.

Tabel. 14

Bertanya Ketika Kurang Mengerti Materi Fiqih

Siswa dari MI Siswa dari SD

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 64% responden dari

MI menjawab Setuju, dan Sangat Setuju sebanyak 36%. Sedangkan responden dari

SD menjawab Sangat Setuju sebanyak 60% ,dan Setuju 28%. Ini membuktikan

bahwa baik responden dari MI maupun SD menyatakan bahwa mereka selalu

memberikan pertanyaan kepada guru apabila mereka kurang mengerti materi Fiqih

yang diajarkan.

No Alternatif Jawaban

F %

7. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

9 16 0 0

36% 64% 0% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

7. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

7 15 3 0

28% 60% 12% 0%

25 100%

Page 59: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

59

Tabel. 15

Tidak Pernah Mengulang Pelajaran Fiqih Ketika di Rumah

Siswa dari MI Siswa dari SD

berdasarkan analisa di atas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 88%

responden dari mengatakan tidak setuju jika mereka tidak mengulang pelajaran Fiqih

ketika dirumah, sedangkan responden dari SD hanya sebanyak 48% mengatakan tidak

setuju. Sebanyak 52% responden dari SD menyatakan setuju jika mereka tidak pernah

mengulang pelajaran Fiqih ketika di rumah. Ini berarti bahwa siswa dari SD

cenderung untuk tidak mengulang pelajaran Fiqih ketika di rumah dibandingkan

dengan siswa yang berasal dari MI yang sebagian besar dari mereka selalu

mengulang pelajaran Fiqih ketika di rumah.

Tabel. 16

Mencari Tahu Materi Fiqih yang Tidak Diketahui

Siswa dari MI Siswa dari SD

No Alternatif Jawaban

F %

8. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 1 22 2

0% 4% 88% 8%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

8. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 13 12 0

0% 52% 48% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

9. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

11 14 0 0

44% 56% 0% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

9. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

8 10 7 0

32% 40% 28% 0%

25 100%

Page 60: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

60

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 56% responden

dari MI menyatakan bahwa mereka Setuju untuk mencari tahu materi Fiqih yang

belum mereka ketahui, dan sebanyak 44% menyatakan “Sangat Setuju. Sedangkan

siswa dari SD sebanyak 40% yang menyatakan Setuju, dan 32% Sangat Setuju. Ini

membuktikan bahwa baik siswa dari MI maupun SD selalu mencari tahu materi Fiqih

yang belum mereka ketahui, walaupun prosentasenya lebih banyak dari MI. akan

tetapi responden dari SD juga sebanyak 28% mereka menyatakan Tidak Pernah

mencari tahu materi Fiqih yang belum mereka ketahui.

Tabel. 17

Mengerjakan Tugas atau PR Fiqih Sampai Tuntas

Siswa dari MI Siswa dari SD

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 80% responden

dari MI menyatakan bahwa mereka Setuju, dan 20% Sangat Setuju untuk

mengerjakan tugas atau PR Fiqih sampai dengan tuntas. Sedangkan responden dari

SD sebanyak 56% juga menyatakan Setuju dan 44% Sangat Setuju untuk

mengerjakan tugas fiqih mereka. Ini membuktikan bahwa baik responden dari MI

maupun SD mereka rajin dan bersemangat dalam mengerjakan tugas-tugas atau PR

Fiqih.

No Alternatif Jawaban

F %

10. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

5 20 0 0

20% 80% 0% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

10. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

11 14 0 0

44% 56% 0% 0%

25 100%

Page 61: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

61

Tabel. 18

Tidak Bisa Menjawab Pertanyaan yang Diajukan oleh Guru Fiqih

Siswa dari MI Siswa dari SD

Berdasarkan analisa di atas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 72%

responden dari MI mengatakan tidak setuju jika mereka tidak bisa menjawab

pertanyaan yang diberikan oleh guru Fiqih, sedangkan siswa dari SD hanya 36%.

Sebanyak 60% responden dari SD menyatakan bahwa mereka setuju jika mereka

tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru Fiqih. Ini berarti bahwa

siswa dari SD sebagian besar tidak bisa menjawab pertanyaan apabila mereka

diberikan pertanyaan oleh guru Fiqih.

Tabel. 19

Berusaha Menjawab Pertanyaan Teman

Siswa dari MI Siswa dari SD

No Alternatif Jawaban

F %

11. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 4 18 3

0% 16% 72% 12%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

11. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 15 9 1

0% 60% 36% 4%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

12. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

7 15 3 0

28% 60% 12% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

12. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

6 16 3 0

24% 64% 12% 0%

25 100%

Page 62: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

62

Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa baik responden dari MI

maupun dari SD menjawab Setuju untuk berusaha menjawab pertayaan yang diajukan

oleh teman-teman mereka yaitu sebanyak 60% dari MI dan 64% dari SD. Ini berarti

bahwa mereka saling kerjasama dan tolong-menolong dalam mempelajari Fiqih dan

dalam menjawab semua pertanyaan-pertanyaan mengenai materi Fiqih.

Tabel. 20

Fiqih Pelajaran Yang Sulit Untuk Dipahami

Siswa dari MI Siswa dari SD

Berdasarkan analisa di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 56% responden

dari MI menyatakan “tidak setuju” bahwa Fiqih adalah pelajaran yang sulit untuk

dipahami, sedangkan responden dari SD hanya 28%. Dan sebanyak 64% responden

dari SD menyatakan Setuju bahwa Fiqih adalah pelajaran yang sulit untuk dipahami.

Ini menunjukkan bahwa siswa dari SD cenderung kurang memahami materi Fiqih

jika dibandingkan dengan siswa dari MI. siswa yang berasal dari SD kesulitan dalam

membaca ayat/ doa-doa yang berhubungan dengan ibadah sehari-hari dikarenakan

kurang terbiasa melafalkannya.49

49 Wawancara Pribadi…………..

No Alternatif Jawaban

F %

13. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 6 14 5

4% 24% 56% 20%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

13. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak-setuju.

0 16 7 2

0% 64% 28% 8%

25 100%

Page 63: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

63

Tabel. 21

Saran Dari Guru Fiqih Membuat Semangat Dalam Belajar

Siswa dari MI Siswa dari SD

Tabel 14 menunjukkan bahwa sebanyak 60% siswa dari SD “sangat setuju”,

dan 40% menyatakan “setuju” jika saran dan dorongan dari guru fiqih membuat

mereka semangat dalam belajar. Sebanyak 64% juga responden dari MI menyatakan

“setuju”, dan 36% “sangat setuju”. Ini berarti bahwa baik siswa dari MI maupun SD

setuju apabila mereka diberikan saran dan dorongan oleh guru fiqih membuat mereka

semangat dalam belajar.

Tabel. 22

Orang tua Tidak Pernah Membantu Ketika Mengalami Kesulitan Dalam

Belajar

Siswa dari MI Siswa dari SD

No Alternatif Jawaban

F %

14. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

9 16 0 0

36% 64% 0% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

14. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak-setuju.

15 10 0 0

60% 40% 0% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

15. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 5 15 5

0% 20% 60% 20%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

15. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak-setuju.

1 6 14 4

4% 24% 56% 16%

25 100%

Page 64: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

64

Tabel di atas menunjukkan bahwa baik siswa dari SD sebanyak 60% maupun

dari MI sebanyak 56%, menyatakan bahwa mereka tidak setuju apabila orang tua

mereka tidak pernah membantu mereka ketika kesulitan dalam belajar di rumah. ini

berarti bahwa orang tua mereka selama ini selalu berusaha memperhatikan anak-

anaknya dan membantu mereka dalam mempelajari Fiqih di rumah. Sedangkan yang

menjawab “setuju” jika orangtua mereka tidak pernah membantu mereka dalam

kesulitan belajar hanya sebagian kecil yaitu sebanyak 20% dari MI dan 24% dari SD.

Tabel. 23

Guru Fiqih Tidak Pernah Memberikan Kesempatan Untuk Bertanya

Siswa dari MI Siswa dari SD

Berdasarkan analisa di atas dapat disimpulkan bahwa baik responden dari MI

maupun SD menyatakan bahwa mereka “tidak setuju” jika guru Fiqih selama ini tidak

pernah memberikan kesempatan mereka untuk mengajukan pertanyaan, yaitu masing-

masing sebanyak 44% dari MI dan 48% dari SD. Ini artinya bahwa selama ini guru

Fiqih ketika di kelas selalu memberikan kesempatan kepada mereka untuk

mengajukan pertanyaan tentang materi fiqih yang kurang mereka pahami.

No Alternatif Jawaban

F %

16. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 4 11 10

0% 16% 44% 40%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

16. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak-setuju.

0 3 10 12

0% 12% 40% 48%

25 100%

Page 65: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

65

Tabel. 24

Motivasi Dari Guru Sangat Membantu Untuk Menyukai Pelajaran Fiqih

Siswa dari MI Siswa dari SD

Berdasarkan tabel di atas dapat dikatakan bahwa sebanyak 60% responden

dari SD “setuju” jika mereka diberikan motivasi dari guru fiqih membuat mereka

menyukai pelajaran Fiqih. Begitu juga dengan responden dari MI sebanyak 56% juga

“setuju”. Ini artinya motivasi yang diberikan dari guru sangat berarti dan menjadikan

mereka lebih menyukai pelajaran Fiqih, terutama siswa dari SD yang sangat

membutuhkan motivasi agar semangat dalam mempelajari Fiqih.

Tabel. 25

Mendapatkan Nilai yang Jelek pada Ulangan Harian Fiqih

Siswa dari MI Siswa dari SD

No Alternatif Jawaban

F %

17. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

9 14 2 0

36% 56% 8% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

17. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak-setuju.

8 15 1 1

32% 60% 4% 4%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

18. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 0 14 11

0% 0% 56% 44%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

18. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak-setuju.

0 4 17 4

0% 16% 68% 16%

25 100%

Page 66: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

66

Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa baik siswa dari MI maupun SD

manyatakan bahwa mereka ‘tidak setuju” jika mereka mendapatkan nilai yang jelek

ketika ulangan harian, yaitu sebanyak 68% responden SD dan 56% responden dari

MI. ini artinya bahwa baik siswa MI maupun SD selalu mendapatkan hasil yang

memuaskan ketika ulangan harian Fiqih.

Tabel. 26

Mendapatkan Nilai yang Tinggi Ketika UTS

Siswa dari MI Siswa dari SD

Berdasarkan analisa di atas dapat diambil kesimpulan bahwa sebanyak 68%

responden dari MI mengatakan “sangat setuju”, dan 32% “setuju” jika mereka selalu

mendapatkan nilai yang tinggi ketika ulangan tengah semester (UTS). Sedangkan

responden dari SD juga tidak jauh beda yaitu sebanyak 36% “sangat setuju” dan 60%

“setuju”. Ini dapat diartikan bahwa baik siswa dari SD maupun dari MI sama-sama

mendapatkan nilai yang baik ketika UTS.

No Alternatif Jawaban

F %

19. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

17 8 0 0

68% 32% 0% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

19. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak-setuju.

9 15 1 0

36% 60% 4% 0%

25 100%

Page 67: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

67

Tabel. 27

Mendapatkan Nilai yang Tinggi Ketika UAS

Siswa dari MI Siswa dari SD

Tabel di atas menunjukkan bahwa sebanyak 60% responden dari MI

menyatakan “sangat setuju” mendapatkan nilai yang tinggi ketika ulangan akhir

semester (UAS), dan sebanyak 40% “setuju”. Sedangkan responden dari SD

sebanyak 56% menyatakan “setuju” dan 44% menyatakan “sangat setuju”. Ini berarti

baik siswa dari MI mapun dari SD selalu mendapatkan nilai yang memuaskan ketika

UAS.

Tabel. 28

Nilai Raport Selalu Tinggi Pada Pelajaran Fiqih

Siswa dari MI Siswa dari SD

No Alternatif Jawaban

F %

20. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

15 10 0 0

60% 40% 0% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

20. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak-setuju.

11 14 0 0

44% 56% 0% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

20. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

3 19 3 0

12% 76% 12% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

20. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak-setuju.

7 15 3 0

28% 60% 12% 0%

25 100%

Page 68: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

68

Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa sebanyak 76% responden

dari MI menyatakan “setuju” bahwa mereka mendapatkan nilai raport yang tinggi

pada pelajaran fiqih, begitu juga dengan responden dari SD yaitu sebanyak 60%

menyatakan “setuju” mendapatkan nilai raport yang tinggi pada pelajaran Fiqih.

Hanya sebanyak 12 % baik responden dari MI maupun SD yang “tidak setuju” jika

mereka mendapatkan nilai yang tinggi pada raport mereka, yang artinya nilai raport

mereka tidak terlalu tinggi pada mata pelajaran Fiqih.

Tabel. 29

Membiasakan Menjalankan Ibadah Sunnah

Siswa dari MI Siswa dari SD

Pada tabel di atas menunjukkan bahwasanya responden dari MI menjawab

”setuju” sebanyak 88% untuk membiasakan melakukan ibadah sunah, dan 12%

menjawab “sangat setuju”. Sedangkan siswa dari SD menjawab ”setuju” sebanyak

56% , dan “sangat setuju” sebanyak 44%. Ini berarti antara siswa dari MI maupun SD

berusaha untuk membiasakan melakukan ibadah sunah sehari-hari. Akan tetapi siswa

yang berasal dari SD lebih bersemangat karena prosentase jawaban “sangat setuju”

lebih besar dibandingkan dengan siswa yang berasal dari MI. Berdasarkan wawancara

No Alternatif Jawaban

F %

22. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

3 22 0 0

12% 88% 0% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

22. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak-setuju.

11 14 0 0

44% 56% 0% 0%

25 100%

Page 69: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

69

dengan kepala sekolah, dalam hal ini peran guru sangat penting, terutama guru

Fiqih.50

Tabel. 30

Tidak Melaksanakan Shalat Lima Waktu Kecuali Disuruh Orangtua

Siswa dari MI Siswa dari SD

Berdasarkan tabel diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasanya responden dari

MI sebanyak 56% menjawab “sangat tidak setuju” jika mereka melaksanakan shalat

lima waktu karena disuruh orangtua. Sama halnya dengan responden dari SD sebayak

48% juga menjawab “sangat tidak setuju”. Akan tetapi sebanyak 12% siswa dari SD

menjawab “setuju” jika mereka shalat lima waktu apabila disuruh oarangtua. Ini

membuktikan kurangnya kesadaran siswa SD untuk melakukan ibadah yang wajib

dilakukan, yaitu shalat lima waktu.

50 Wawancara Pribadi dengan M. Hidayat, S.Pd, 25 September 2010

No Alternatif Jawaban

F %

23. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 0 11 14

0% 0% 44% 56%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

23. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak-setuju.

0 3 10 12

0% 12% 40% 48%

25 100%

Page 70: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

70

Tabel. 31

Jarang Membaca al-Quran Setelah Selesai Shalat Lima Waktu

Siswa dari MI Siswa dari SD

Berdasarkan data di atas

menunjukkan bahwasanya responden dari MI sebanyak 68% menyatakan “tidak

setuju” jika dikatakan mereka jarang membaca al-Quran ketika selesai shalat, sama

halnya dengan responden dari SD juga sebanyak 68% menjawab “tidak setuju”. Akan

tetapi sebanyak 32% siswa dari SD menjawab “setuju” bahwa mereka jarang

membaca al-Quran ketika selesai shalat lima waktu. Ini artinya masih ada sebagian

kecil dari siswa SD belum membiasakan untuk membaca ayat al-Quran setelah selesa

shalat.

Tabel. 32

Melaksanakan Puasa Ketika Bulan Suci Ramadhan

Siswa dari MI Siswa dari SD

No Alternatif Jawaban

F %

24. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

0 0 17 8

0% 0% 68% 32%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

24. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak-setuju.

0 8 17 0

0% 32% 68% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

25. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak- setuju

18 7 0 0

72% 28% 0% 0%

25 100%

No Alternatif Jawaban

F %

25. Sangat setuju Setuju Tidak setuju Sangat tidak-setuju.

22 3 0 0

88% 12% 0% 0%

25 100%

Page 71: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

71

Pada tabel di atas menunjukkan bahwasanya responden dari MI menjawab

“sangat setuju” sebanyak 72%, dan responden dari SD sebanyak 88% selalu

melaksanakan ibadah puasa di bulan ramadhan. Ini berarti baik siswa dari MI maupun

dari SD selalu menjalankan ibadah puasa sebagai kewajiban di bulan ramadhan. Akan

tetapi, siswa dari SD lebih bersemangat dalam menjalankan ibadah puasa dari pada

siswa dari MI dengan prosentase jawaban “sangat setuju” lebih tinggi yaitu 88%.

Dari tabel diatas menunjukan bahwa latar belakang pendidikan siswa cukup

mempengaruhi prestasi belajar siswa/siswi MTs Nurul Ilmi Cikupa. Hal ini dapat

dilihat pada tingginya jawaban siswa/siswi yang berlatar belakang MI pada alternatif

jawaban dengan bobot nilai 3 dan 4 dibandingkan dengan siswa yang berlatar

belakang dari SD.

Berdasarkan tabel di atas, penulis dapat memberikan kesimpulan sementara

bahwa Latar belakang pendidikan siswa cukup berpengaruh terhadap prestasi belajar

fiqih pada siswa/siswi MTs Nurul Ilmi Cikupa.

C. Analisis dan Interprestasi Data Setelah dilakukan tabulasi data dengan memberikan skor nilai pada tiap-

tiap item pada jawaban yang hasilnya dapat dilihat pada tabel, selanjutnya

dilakukan analisis data. Dalam analisa data ini akan dilakukan uji hipotesis yang

telah dirumuskan pada pembahasan sebelumnya.

Adapun rumus yang digunakan adalah rumus kolerasi product moment

untuk mengetahui berapa besar tingkat atau kekuatan kolerasi antara variabel X

dan variabel Y. sebelumnya akan dilakukan perhitungan untuk memperoleh angka

indeks kolerasinya (rxy), dengan terlebih dahulu menyiapkan tabel kerja atau

tabel perhitungan yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Page 72: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

72

Tabel. 33

Perhitungan Variabel X (Latar Belakang Pendidikan Siswa)

Siswa dari MI

No. Butir Soal

Jumlah 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 3 4 4 4 3 2 3 3 3 4 4 4 2 4 4 2 4 4 3 3 4 3 4 3 4 85

2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 4 3 4 3 4 2 2 4 4 3 3 3 3 4 3 4 80

3 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 3 3 4 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 81

4 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 3 80

5 3 3 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 82

6 4 4 4 3 4 3 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 85

7 3 3 3 2 4 3 3 2 3 4 4 4 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 81

8 3 3 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 82

9 3 3 4 2 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 3 3 4 80

10 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 80

11 3 4 3 3 4 2 4 4 3 4 2 4 2 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 80

12 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 85

13 3 4 3 3 3 2 4 3 4 3 3 3 2 4 2 3 3 4 4 4 3 3 4 4 4 82

14 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 3 4 1 4 2 1 4 4 4 4 2 3 4 3 4 78

15 3 3 3 4 3 2 3 3 4 3 2 4 3 3 2 4 4 3 3 4 2 3 4 3 3 78

16 3 4 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 82

17 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 80

18 3 3 3 2 3 1 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 4 78

19 4 4 3 4 4 1 4 3 3 3 2 3 3 4 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 4 84

20 4 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 2 4 4 4 2 3 4 4 4 83

21 3 4 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 2 4 4 4 3 3 3 4 4 83

22 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 78

23 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 83 24 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 83 25 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 82

Jumlah 2035

Page 73: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

73

Siswa dari SD

No Butir Soal

Jumlah 01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 1 4 4 4 4 4 3 4 2 3 81

2 3 4 3 2 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 1 2 4 4 4 4 4 3 4 3 4 82

3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 2 4 4 80

4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 2 3 3 2 3 3 4 4 3 3 3 80

5 3 3 1 3 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 2 3 4 2 3 3 2 4 2 3 4 74

6 3 2 3 2 3 2 3 2 3 4 4 4 4 4 2 3 2 2 2 4 3 4 3 3 4 75

7 2 3 3 2 2 2 3 2 1 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 72

8 2 3 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 79

9 3 3 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 3 2 4 4 3 4 81

10 3 2 4 2 4 3 4 3 3 3 3 4 2 3 3 4 3 2 4 3 2 4 4 2 4 78

11 3 2 3 3 4 3 3 2 3 4 3 4 2 3 2 4 3 3 4 4 4 4 4 2 2 78

12 3 3 3 3 4 2 3 3 3 4 4 3 2 4 2 4 1 3 4 4 4 4 3 3 4 80

13 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 4 78

14 3 4 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 4 80

15 3 4 4 3 3 1 4 3 4 4 3 2 2 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 3 80

16 3 2 3 3 3 3 4 3 4 4 3 2 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 80

17 2 3 3 2 3 3 3 2 4 3 3 2 2 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 4 77

18 3 3 3 3 4 3 3 2 2 4 3 3 2 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 2 4 81

19 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 82

20 3 2 4 1 4 3 2 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 78

21 3 3 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 80

22 3 4 3 3 4 3 3 2 2 4 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 80

23 3 4 3 3 4 3 3 2 2 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 79

24 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 80

25 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 4 3 2 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 80

jumlah 1975

Page 74: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

74

Tabel. 34

Daftar Nilai Rapor Kelas VIII Semester Genap

Madrasah Tsanawiyah Nurul Ilmi

Siswa dari MI

No Nama Jenis kelamin Skor Nilai Fiqih

1 Iip Arifah P 79

2 Noor Noviana P 80

3 Ubaidillah L 77

4 Maryati P 79

5 M. Ridwan L 79

6 Fatih Fuadudin L 80

7 Suliyah P 75

8 M. Romli L 79

9 Siti Oktavianti P 82

10 Eka Murdiawan L 78

11 Rifki al-Hanif L 83

12 Ahmad Syaifi L 74

13 Khairun Nisa P 80

14 Rahmatun Nazilah P 75

15 M. Fadzrin L 80

16 Ayuningtyas P 82

17 Amalia Putri P 74

18 Nurhalisa Melia P 75

19 Siti Nurazizah P 78

20 Azaria R L 78

21 Abdi Setia Putra L 80

22 Indah Gita Permana P 77

Page 75: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

75

23 Sabrina P 77

24 Nurul Fatimah P 78

25 Ubaid Aji G L 75

Siswa dari SD

No Nama Jenis Kelamin Skor Nilai Fiqih

1 Imamul Huda L 75

2 Ahmad Syauqi L 73

3 Ika Dewi P 78

4 Ratna Sri Wulandari P 72

5 Desty Eka P P 75

6 Eksa Santi P 80

7 Mulyanto L 75

8 Rizki Nugraha L 75

9 Sinta P 80

10 Pasha Maharia P 74

11 Nova Rini P 75

12 M. Rifki L 77

13 Anwar Firdaus L 78

14 Nurlita P 72

15 Chandra T L 72

16 Dwi Puspa R P 75

17 Syahrudin L 70

18 M. Barli L 65

19 Laras Widiyawati P 73

20 Yunita Dwima P 68

21 Riza Aeni L 74

Page 76: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

76

22 Septia R P 70

23 Nadya Mulia P P 75

24 Muthia Amelinda P 73

25 Galih Darmayandi L 75

Tabel. 35

Perhitungan untuk memperoleh angka indeks korelasi antara variabel X

(latar belakang pendidikan siswa) dan variabel Y (prestasi belajar fiqih)

No X Y XY X² Y² 1 85 79 6715 7225 6241 2 80 80 6400 6400 6400 3 81 77 6237 6561 5929 4 80 79 6320 6400 6241 5 82 79 6478 6724 6241 6 85 80 6800 7225 6400 7 81 75 6075 6561 5625 8 82 79 6478 6724 6241 9 80 82 6560 6400 6724 10 80 78 6240 6400 6084 11 80 82 6640 6400 6889 12 85 74 6290 7225 5476 13 82 80 6560 6724 6400 14 78 75 5850 6084 5625 15 78 80 6240 6084 6400 16 82 82 6724 6724 6724 17 80 74 5920 6400 5476 18 78 75 5850 6084 5625 19 84 78 6552 7056 6084 20 83 78 6474 6889 6084 21 83 79 6640 6889 6400 22 78 77 6006 6084 5929 23 83 77 6391 6889 5929

Page 77: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

77

24 83 78 6474 6889 6084 25 82 75 6150 6724 5625 26 81 75 6075 6561 5625 27 82 73 5986 6724 5329 28 80 78 6240 6400 6084 29 80 72 5760 6400 5184 30 74 75 5550 5476 5625 31 75 80 6000 5625 6400 32 72 75 5400 5184 5625 33 79 75 5925 6241 5625 34 81 80 6480 6561 6400 35 78 74 5772 6084 5476 36 78 75 5850 6084 5625 37 80 77 6160 6400 5929 38 78 78 6084 6084 6084 39 80 72 5760 6400 5184 40 80 72 5760 6400 5184 41 80 75 6000 6400 5625 42 77 70 5390 5929 4900 43 81 65 5265 6561 4225 44 82 73 5986 6724 5329 45 78 68 5304 6084 4624 46 80 74 5920 6400 5476 47 80 70 5600 6400 4900 48 79 75 5925 6241 5625 49 80 73 5840 6400 5329 50 80 75 6000 6400 5625 N

∑X=4010

∑Y= 3801

∑XY=305096

∑X ²=321928

∑Y² =289913

Page 78: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

78

Rxy = . – ( ) .( )

{ ² ( ) ²}{ ² ( ) ²}

Rxy = . – ( ).( )

{ . – ( ) ²}{ . – ( ) ²}

Rxy = –

{ – }.{ – }

Rxy = { }.{ }

Rxy = √

Rxy = .

Rxy = 0,457

D. Interpretasi Data Dari perhitungan di atas ternyata angka korelasi antara Variabel X dan

Variabel Y tidak bertanda negatif, itu berarti di antara kedua variabel tersebut

terdapat korelasi positif (korelasi yang berjalan searah). Hal ini dapat diketahui

dengan memperhatikan besarnya Rxy (yaitu 0,457), yang besarnya berkisar antara

0,40-0,70, berarti korelasi antara variabel X dan Y ini termasuk korelasi yang

sedang atau cukup.

Selanjutnya yaitu melakukan interpretasi dengan menggunakan tabel

nilai “r” dengan rumus: df= N – nr

Df= 50 – 2= 48.

Dengan memeriksa tabel nilai “r” Product Moment ternyata dengan df

sebesar 48 tidak terdapat dalam tabel, untuk itu penulis memakai df 50. Dengan df

Page 79: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

79

50 pada taraf signifikansi 5% diperoleh “r” tabel = 0,273; sedangkan pada taraf

signifikansi 1% diperoleh “r” tabel = 0,354. Ternyata Rxy atau ro (yang besarnya

0,457) adalah jauh lebih besar dari pada “r” tabel (yang besarnya 0,273 dan

0,354). Karena ro lebih besar dari “r” tabel, maka hipotesis nol ditolak, sedangkan

hipotesis alternatif diterima. Ini berarti terdapat korelasi positif yang signifikan

antara variabel X dan veriabel Y.

Kesimpulan yang dapat ditarik dari penelitian ini adalah, antara latar

belakang pendidikan siswa (pendidikan formal yang mereka tempuh sebelum

memasuki MTs) dengan prestasi belajar Fiqih di MTs Nurul Ilmi, terdapat

korelasi yang signifikan.

Selanjutnya untuk mengetahui seberapa besar kontribusi variabel X

(latar belakang pendidikan siswa) terhadap variabel Y (prestasi belajar Fiqih),

maka digunakan rumus koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut:

KD = r2 x 100%

= 0,45 x 100%

= 20,25%

Jadi latar belakang pendidikan siswa berpengaruh terhadap prestasi

belajar Fiqih sebesar 20,25% dan selebihnya dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak diteliti.

Page 80: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

80

BAB V

PENUTUP

Berdasarkan uraian dan analisa data mengenai “Latar Belakang

Pendidikan Siswa dan Hubungannya dengan Prestasi Belajar Fiqih di MTs Nurul

Ilmi Cikupa” yang telah dibahas, maka pada bab ini akan penulis kemukakan

kesimpulan dan saran-saran, sebagai berikut:

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa rxy

(0,457) jauh lebih besar dari pada “r” tabel yang besarnya 0,273 pada taraf

signifikansi 5%, dan 0,354 pada taraf signifikansi 1%. Karena rxy lebih

besar dari pada “r” tabel, maka hipotesis nol ditolak, sedangkan hipotesis

alternatif diterima. Ini berarti terdapat korelasi positif yang signifikan

antara variabel X dan variabel Y.

2. Latar belakang pendidikan siswa (pendidikan formal yang mereka tempuh

sebelum memasuki MTs) di MTs Nurul Ilmi Cikupa, secara umum dapat

dikatakan cukup berpengaruh terhadap prestasi belajar fiqih. Hal ini dapat

diketahui dengan memperhatikan besarnya rxy (yaitu 0,457) yang

Page 81: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

81

besarnya bekisar antara 0,40–0,70, berarti korelasi antara variabel X dan Y

ini termasuk korelasi yang sedang atau cukup.

3. Berdasarkan hasil angket yang telah disebar, dapat disimpulkan:

a. Prestasi belajar fiqih yang diperoleh siswa yang berasal dari MI

lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari SD. Hal

ini dapat dibuktikan dengan perbedaan pemahaman yang mereka

peroleh selama belajar. Siswa yang berasal dari MI sebanyak 56%

menyatakan ‘tidak setuju’ bahwa Fiqih merupakan pelajaran yang

sulit untuk dipahami. Sedangkan siswa yang berasal dari SD hanya

sebanyak 28%. Ini membuktikan bahwa siswa yang berasal dari

MI jauh lebih paham dari pada siswa yang berasal dari SD

dikarenakan pengalaman belajar mereka yang berbeda sebelum

memasuki MTs.

b. Pada tabel 15 dapat dilihat di mana siswa yang berasal dari SD

tidak bisa menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru Fiqih

prosentase sebesar 60%, sedangkan siswa yang berasal dari MI

hanya sebesar 16%. Ini menunjukkan bahwa tingkat kemampuan

antara siswa yang berasal dari MI dan SD cukup berbeda.

c. Dalam melaksanakan ibadah sunnah dan puasa wajib, siswa yang

berasal dari SD lebih bersemangat. Hal ini dapat diketahui dengan

melihat prosentase jawaban “sangat setuju” pada siswa dari SD

lebih besar, yaitu sebanyak 44% pada pernyataan ‘ membiasakan

menjalankan ibadah sunnah’, sedangkan dari MI hanya 12%. Dan

pada pernyataan ‘melaksanakan puasa di bulan ramadhan’,

prosentase jawaban “sangat setuju” dari SD sebanyak 88 %, dan

siswa dari MI sebanyak 72%.

Page 82: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

82

B. Saran-saran 1. Pihak sekolah MTs harus lebih memperhatikan siswa yang daftar pada

sekolah tersebut, terutama siswa yang berasal dari sekolah umum (SD),

apakah siswa yang berasal dari sekolah umum tersebut sama banyaknya

dengan siswa yang berasal dari madrasah (MI). Hal ini akan menentukan

langkah selanjutnya dalam proses pembelajaran, terutama bagi guru fiqih

agar lebih mengetahui dan siap menghadapi siswa-siswi dengan latar

belakang pendidikan yang berbeda.

2. Bagi guru fiqih hendaknya lebih memperhatikan murid-muridnya.

Menghadapi anak dengan latar belakang pendidikan yang berbeda tentu

akan berpengaruh terhadap pemahaman yang mereka dapatkan. Ini

merupakan suatu tantangan bagi guru fiqih bagaimana caranya

menyampakan materi tersebut agar dipahami oleh semua siswa.

3. Bagi wali murid hendaknya lebih memperhatikan anak-anaknya, terutama

bagi anak yang dari SD kemudian sekolah di MTs. Peran serta orangtua

dalam meningkatkan pemahaman bagi anaknya sangat dibutuhkan.

Mendampingi mereka ketika belajar, menjawab pertanyaan yang mereka

ajukan dalam kaitannnya tentang ibadah, membantu mereka menghafal

doa-doa yang berhubungan dengan ibadah (shalat, puasa, dan thaharah),

dapat membantu mereka agar lebih memahami fiqih.

4. Bagi siswa diharapkan lebih meningkatkan belajarnya dalam mempelajari

fiqih dengan terus meningkatkan pemahaman mereka, dan menyadari

betapa pentingnya mempelajari dan memahami fiqih, karena mempelajari

fiqih merupakan salah satu cara untuk mengetahui dan memahami pokok-

pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan

hubungan manusia dengan Allah dan hubungan manusia dengan

sesamanya.

Page 83: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

83

DAFTAR PUSTAKA

A. Djazuli, Ilmu Fiqih, Penggalian, Perkembangan dan Penerapan Hukum Islam,

Jakarta: Prenada Media, Cet. 5, 2005..

Arifin, Zainal, Evaluasi Instrusional, Prinsip, Teknik, Prosedur, Bandung: PT Remaja

Rosdakarya , 1990.

Banadib, Imam, Pendidikan Perbandingan (persekolahan dan masyarakat),

Yogyakarta: Andi Offset, Cet. 3, 1995.

Daulay, Haidar Putera, Pendidkan Islam dalam Sistem Pendidikan Nasional di

Indonesia, Jakarta: Kencana, Cet. 1, 2004.

Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, Jakarta:

Proyek Pengadaan Kitab Suci Al-Quran, 1992.

Effendi, Satria, M. Zein, Ushul Fiqh, Jakarta: Kencana, Cet. 1, 2005.

Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet. 3,

2003.

Haybeyg, S. F, Kamus Populer, Jakarta: Centra, Cet. 2, 1987.

Mudyahardjo, Redja, Pengantar Pendidikan, Sebuah Studi Awal Tentang Dasar-

dasar Pendidikan padaUmumnya dan Pendidikn di Indonesia, Jakarta: PT

RajaGrafindo Persada, Cet. 2, 2002.

Karim, Syafi’I, Fiqh Ushul Fiqih, Bandung: Pustaka Setia, Cet. 1, 1997

Lathif, Azharudin, Fiqih Muamalat, Jakarta: Uin Jakarta Press, 2005

Malayu, Hasibuan, Organisasi dan Motivasi, Tangerang: Bumi Aksara, Cet. 2, 1999.

Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: PT Rineka Cipta, Cet. 5, 2003.

M. Syihab, Quraish, Membumikan Al-Qur’an, Bandung: Mizan, 1992.

Namsa, Yunus, Metodologi Pengajaran Agama Islam, Jakarta: Pustaka Firdaus,

2000.

Page 84: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

84

Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia No:2 Tahun 2008 Tentang Standar

Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa

Arab di Madrasah , Jakarta: Bp. Mediatama Pustaka Mandiri, Cet. 1, 2009.

Poerdarminta, W. J. S, Kamus Umum Bahasa Indonesia, Jakarta: PN Balai Pustaka,

Cet. 3, 2003.

Purwanto, Ngalim, Teknik-teknik Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Nisco, 1997.

Purwanto, Ngalim, Psikologi Pendidikan, Bandung: Remaja RosdaKarya, 1991.

Purwanto, Ngalim, Ilmu Pendidikan (Teoritis dan praktis), (Bandung: PT Remaja

Rosdakarya, Cet. 6, 1993.

Rahim, Husni, Madrasah Dalam Politik Pendidikan di Indonesia, Ciputat: PT Logos

Wacana Ilmu, 2005.

Sabri, Alisuf, Psikologi Pendidikan, Jakarta: pedoman Ilmu Jaya, Cet. 2. 1996.

Sudijono, Anas, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

Cet. 12, 2003.

Syarifuddin, Amir, Ushul Fiqh Jilid 1, Jakarta: Kencana, Cet.4, 2009.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet. 1,

2002.

Suryabrata, Sumadi, Psikologi Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Cet.

11, 2002.

Suryabrata, Sumadi, Metodologi Pennelitian, Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, Cet.

9, 1995.

Syah, Muhibbin, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, Bandung: PT

Remaja Rosdakarya, Cet. 10, 2004.

Usman, Nuraini, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: Bumi Aksara, 2000, Cet. Ke-

3.

Tirtonegoro, Surtatinah, Anak Supranormal dan Program Pendidikannya, Jakarta:

Bina Aksara, 1982.

Tim Redaksi FokusMedia, UUSPN No. 20 Tahun 2003, Bandung: FokusMedia, Cet.

3, 2003.

Page 85: LATAR BELAKANG PENDIDIKAN SISWA DAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/1175/1/98459... · ... dan para sahabat-Nya. ... yang tak terhingga dan tak putus-putusnya

85

W. S. Winkel, Psikologi Pengajaran, Jakarta: PT Grafindo Persada, Cet. 4, 1996.

A. Yusuf, Muri, Pengantar ilmu pendidikan, Jakarta: Ghalia Indonesia, Cet. 2 1986.