Lapsus Depresi Gilaaaaa

40
LAPORAN KASUS KEPANITERAAN UMUM ILMU KESEHATAN JIWA “Gangguan Suasana Perasaan” Trainer : dr. Dyah mustika Nugraheni Disusun Oleh : 1. AdistiIrda H2A011002 2. AniSuryani H2A011008 3. Deasy Silvia L H2A011014 4. EpsilaAinun H2A011020 5. LuhAyu Made H2A011027 6. NurFitri W H2A011033 7. RaditaDwihaning H2A011035 8. Ray Subandriya H2A011037 9. RizkiAmalia H2A011039 10. UgikWijayanti H2A011046 11. Fitriyani H2A010020 1

description

lapsus depresi

Transcript of Lapsus Depresi Gilaaaaa

LAPORAN KASUS KEPANITERAAN UMUM

ILMU KESEHATAN JIWA

Gangguan Suasana PerasaanTrainer : dr. Dyah mustika Nugraheni

Disusun Oleh :

1. AdistiIrda

H2A0110022. AniSuryani

H2A0110083. Deasy Silvia L

H2A0110144. EpsilaAinun

H2A0110205. LuhAyu Made

H2A0110276. NurFitri W

H2A0110337. RaditaDwihaningH2A0110358. Ray Subandriya

H2A011037

9. RizkiAmalia

H2A01103910. UgikWijayanti

H2A01104611. Fitriyani

H2A010020FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG

2015RIWAYAT PSIKIATRI

I. IDENTITAS

Identitas Pasien

Nama

: Reza

Umur

: 19 tahun

Jenis kelamin

: laki-laki

Agama

: Islam

Suku

: Jawa

Alamat

: Kedung Mundu

Pekerjaan

: Mahasiswa

Pendidikan tertinggi

: lulus SMA

Status pernikahan

: Belum MenikahNo. RM

: -

Tanggal Masuk RS

: 18 Maret 2015

Identitas Sumber Alloanamnesis

Nama

: Yanti

Umur

: 40 tahun

Jenis kelamin

: perempuan

Agama

: Islam

Alamat

: Kedung Mundu

Pekerjaan

: Ibu rumah tanggaHubungan dengan pasien: Ibu kandungKedekatan dengan pasien : sangat dekat

II. ANAMNESIS

Autoanamnesis / Alloanamnesis dilakukan 18 Maret 2015 pukul 09.00 WIB di Puskesmas

A. Keluhan utama :

Alloanamnesis : Melamun, diam dan menangis sejak 2 minggu yang lalu.B. Riwayat Penyakit Sekarang :

Satu bulan yang lalu pada saat ulang tahun pasien, teman temannya memberikan kejutan. Kejutan itu berupa menjahili pasien dengan cara manaruh tab salah satu temannya kedalam tas pasien, kemudian salah satu temannya tersebut merasa kehilangan sehingga diadakan pengecekan secara mendadak. Sehingga pasien merasa tertuduh karena tab tersebut berada di dalam tasnya. Setelah kejadian tersebut pasien merasa sedih dan menjadi pendiam. Tetapi saat ditanya oleh ibunya, pasien tidak mau bercerita.

Dari hari kehari, keadaannya semakin memburuk terlihat sejak 2 minggu terakhir perubahan sikap masih terlihat dari diri pasien, pasien menjadi sering melamun, diam dan menangis. Sejak 2 minggu terakhir, pasien masih tetap berangkat kuliah, namun selalu pulang lebih awal dari biasanya. Interaksi pasien dengan orang- orang sekelilingnya menjadi pasif dan pasien tidak mau bertemu dengan teman temannya. Tetapi pasien masih dapat beraktifitas dengan baik, makan, minum, dan mandi dilakukan atas dasar inisiatif sendiri namun frekuensinya berkurang dan masih mau sholat tanpa harus disuruh. Waktu luang dipergunakan oleh pasien untuk melamun dan menyendiri di kamar. Selain itu, sejak 2 minggu terakhir pasien sering terbangun dari tidurnya karena mimpi buruk, nafsu makan menurun, kosentrasi dan perhatian terhadap lingkungan sekitar kurang, dan tidak ada keinginan untuk bunuh diri atau melukai orang lain. Kemudian Temannya mulai bercerita kepada ibu pasien bahwa 1 bulan yang lalu ketika ulang tahun pasien dijahili dituduh mencuri tab temannya sehingga semenjak kejadian tersebut pasien merasa sedih, melamun, dan suka menyendiri. C. Riwayat Penyakit Dahulu

1. Riwayat psikiatri :

Pasien tidak pernah mengalami gangguan seperti ini atau gangguan jiwa lainnya.

2. Riwayat penyakit medis :

Riwayat hipertensi

: disangkal

Riwayat DM

: disangkal

Riwayat kejang

: disangkal

Riwayat asma

: disangkal

Riwayat trauma kepala : disangkalRiwayat gangguan mental: disangkal

3. Riwayat penggunaan obat-obatan dan NAPZA :

Pasien tidak pernah mengkonsumsi alkohol, narkoba, merokok dan zat terlarang.

D. Kurva Perjalanan Penyakit ( GAF )

1. 1 tahun sebelum datang ke Puskesmas ( GAF 90-81

Gejala : (-)

Stressor: (-)

Hendaya : fungsi peran

: (-)

fungsi sosial

: (-)

perawatan diri: (-)

waktu luang

: (-)2. 1 bulan sebelum datang ke Puskesmas ( GAF 80-71

Gejala : melamun dan suka menyendiri

Stressor: dituduh mencuri tab temannya

Hendaya : fungsi peran

: (-)

fungsi sosial

: (+)

perawatan diri: (-)

waktu luang

: (-)

3. 2 minggu sebelum datang ke Puskesmas ( GAF 70-61

Gejala: sering melamun, menyendiri, menangis, bersedih, dan sering mimpi buruk.

Stressor: dituduh mencuri tab temannya

Hendaya: fungsi peran

: (+)

fungsi sosial

: (+)

perawatan diri: (-)

waktu luang

: (+)

4. saat datang ke Puskesmas ( GAF 70-61

Gejala: sering melamun, menyendiri, menangis, bersedih, dan sering mimpi buruk.

Stressor: dituduh mencuri tab temannya

Hendaya: fungsi peran

: (+)

fungsi sosial

: (+)

perawatan diri: (-)

waktu luang

: (+)

Kurva GAF dan Perjalanan Penyakit

70-61

80-71

90-81

100-91

1 th1 bln2 mgSaat datang

E. Riwayat Pramorbid

1. Riwayat prenatal dan perinatal :

Pasien merupakan anak ke-2 dari dua bersaudara. Pada saat hamil ibu pasien rutin melakukan pemeriksaan ANC 1x tiap bulan, imunisasi TT dilakukan, umur kehamilan aterm, tidak penyakit penyerta,tidak mengkonsumsi obat- obatan selama hamil. Persalinan normal ditolong oleh bidan tanpa penyulit persalinan, saat kelahiran bayi menangis kuat, tidak ada trauma dan tidak ada cacat bawaan, ASI eksklusif (+).

2. Riwayat masa anak awal ( 0-3 tahun ) :

Pada umur 6 bulan sudah diberi MP-ASI, tidak ada riwayat kejang, pertumbuhan dan perkembangan normal sesuai dengan anak seusianya, toilet training sejak usia 3 tahun, diasuh oleh ibu kandungnya namun pola didik ayahnya sangat disiplin, hubungan dengan saudara sekandung baik dan pasien tidak pernah tinggal dengan orang lain.3. Riwayat masa anak pertengahan ( 3-11 tahun ) :

Pertumbuhan dan perkembangan sesuai dengan usianya. Saat usia 4 tahun pasien sudah mulai masuk TK,mudah bergaul dengan temannya, dan mempunyai banyak teman. Umur 6 tahun pasien sudah mulai masuk SD. Prestasi bagus selalu ranking 10 besar dan tidak mempunyai masalah dengan lingkungan sekolahnya.4. Riwayat masa anak akhir ( masa pubertas-remaja ) :

Pada usia 12 tahun, pasien sudah mulai masuk SMP, pasien mudah bergaul, mempunyai banyak teman disekolah dan merupakan siswa berprestasi. Saat usia 15 tahun pasien mulai masuk SMA. Pasien mudah bergaul dan merupakan siswa berprestasi. Tidak pernah terlibat perkelahian dan tawuran disekolahnya.

5. Riwayat masa dewasa

a) Riwayat pekerjaan :

Pasien belum berkerja.

b) Riwayat perkawinan dan persahabatan :

Pasien belum menikah.

c) Riwayat militer :

Pasien tidak pernah mengikuti pendidikan maupun kegiatan kemiliteran. Ayah pasien menerapkan disiplin ketat pada pasien.

d) Riwayat pendidikan :

Pasien tamat SD, SMP, SMA dan saat ini pasien menjadi mahasiswa jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat di UNDIP semester 3.

e) Keagamaan :

Pasien beragama islam dan mengerjakan shalat 5 waktu.

f) Aktivitas sosial :

Pasien tidak mengikuti kegiatan-kegiatan yang diadakan dilingkungannya.

g) Situasi hidup sekarang :

Pasien hidup bersama ibu dan ayah kandung . Ayah merupakan pegawai swasta sedangkan ibu nya merupakan ibu rumah tangga. Lingkungan sekitar rumah kondusif.6. Riwayat hukum :

Pasien tidak pernah terlibat masalah hukum.

7. Riwayat psikoseksual :

Pasien tidak pernah melakukan atau mengalami kekerasan, pelecehan atau penyimpangan seksual.

8. Riwayat keluarga (genogram)

Paman pasien mengalami gangguan kejiwaan

Keterangan :

: Laki-laki

: Paman pasien penderita gangguan jiwa

: Perempuan

: Pasien9. Mimpi, khayalan, nilai hidup :

Pasien tidak pernah menceritakan tentang mimpi, khayalan, dan nilai hidup.

III. PEMERIKSAAN STATUS MENTALAutoanamnesis dilakukan pada tanggal 18 Maret 2015 pukul 09.00 di Puskesmas.

A. Gambaran umum

1. Penampilan :

Kebersihan : cukup

Penampilan : cukup

Sesuai usia2. Perilaku dan aktivitas psikomotor :

a. Tingkah laku

:hipoaktifb. Sikap

: pasifc. Sikap terhadap pemeriksa : non kooperatifd. Kontak psikis

: kontak (+) tidak wajar , tidak dapat dipertahankanB. Mood dan afek

1. Mood: disforik2. Afek : appropriate dan depresif3. Kesesuaian: sesuai4. Ekspresi emosi yang lain :

a. Pengendalian

: baikb. Stabilitas

: stabilitasc. Kesungguhan

: sungguh-sungguh

d. Kedalaman

: dalame. Arus emosi

: baikf. Empati

: baikg. Skala differensial: sulitdinilaiC. Pembicaraan

1. Kualitas

: baik2. Kuantitas

: kurang3. Bicara spontan

: (-)4. Sulit mulai bicara/ sulitditarik: sulit5. Kecepatan

: lambatD. Gangguan persepsi :

1. Halusinasi

a. Visual

: (-)

e. Taktil: (-)

b. Audiotorik: (-)

f. Haptik: (-)

c. Olfaktorik: (-)

g. Kinestetik: (-)

d. Gustatorik: (-)

h. Autoskopi: (-)

2. Ilusi

a. Visual

: (-)b. Audiotorik: (-)

c. Olfaktorik: (-)d. Gustatorik: (-)e. Taktil

: (-)E. Pikiran

1. Bentuk pikir

: realistis

2. Arus pikir

a. Flight of idea

: (-)h. Reming

: (+)

b. Asosiasi longgar: (-)i. Asosiasi bunyi: (-)

c. Inkoherensi

: (-)j. Blocking

: (-)

d. Tangensial

: (-)k. Perseverasi: (+)

e. Sirkumstansial

: (-)l. Verbigerasi: (-)

f. Neologisme

: (-)m. Lancar

: (+)

g. Jawaban inrelevan: (-)n. Giggling

: (-)

3. Isi pikir

a. Waham :

Though of echo

: (-)Kebesaran: (-)Though of insertion: (-)Kejar

: (-)Though of withdrawal: (-)Magic mistik: (-)Though of broadcasting : (-)Waham curiga: (-)Though of control: (-)Berdosa: (-)

Delution of influence: (-)Somatik: (-)

Delution of passivity: (-)Nihilistik: (-)

Delution of perfection: (-)

b. Obsesi

: (-)

c. Fobia

: (-)

d. Kemiskinan isipikir: (+)

F. Sensorium dan kognitif

1. Kesadaran: compos mentis2. Orientasi :

a. Waktu

: baikb. Tempat

: baikc. Personal

: baikd. Situasi

: baik3. Daya ingat:a. Daya ingat segera

: jelekb. Daya ingat jangka pendek: baik

c. Daya ingat jangka menengah: baik

d. Daya ingat jangka panjang : jelek4. Konsentrasi dan perhatian

: kurang5. Kemampuan visuo-spasial

: baik

6. Pikiran abstrak

: tidak dijawab7. Sumber informasi dan kecerdasan: jelek8. Tes MMSE

: tidak dilakukanG. Tilikan :

1. Penyangkalan sama sekali2. Agak menyadari bahwa mereka sakit dan butuh bantuan, tetapi dalam waktu bersamaan menyangkal penyakitnya.3. Sadar bahwa mereka sakit, tapi melempar kesalahan pada orang lain pada faktor eksternal/ organik.4. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tidak diketahui diri pasien.5. Tilikan intelektual, menerima bahwa pasien sakit dan gejala/ kegagalan dalam penyesuaian social disebabkan oleh perasaan rasional dalam diri pasien tanpa menerapkan pengetahuan tersebut untuk pengalaman di masa depan.6. Tilikan emosional seseorang, kesadaran emosional tentang motif dan perasaan didalam diri pasien dan orang penting dalam hidupnya yang dapat menyebabkan perubahan dalam perilaku.H. Empati: baikI. Intelegensia: jelekJ. Pertimbangan: baikK. Realibilitas: dapat dipercayaIV. PEMERIKSAAN FISIK

A. Pemeriksaan Fisik Umum

Tanggal 18Maret 2015 pukul 11.00 WIB.1. Keadaan umum: tampak lemah2. Kesadaran: compos mentis

3. Vital signa. TD

: 110/70 mmHgb. Nadi: 80 x/menit

c. RR

: 20 x/menit (reguler)

d. Suhu: 37 0C

4. Status Gizi

a. BB

: 62 kg

b. TB

: 170 cm

c. BMI: 21,45 kg/m2 (kesan : normoweight)

5. Status Internus

a. Kulit:warna sawo matang, turgor kulit dapat kembali spontan, ptekie (-)

b. Kepala: kesan mesocephal, rambut hitam, mudah rontok (-)

c. Mata: konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor 3 mm

d. Hidung : nafas cuping hidung (-), sekret (-)

e. Telinga :serumen (-/-), nyeri tekan tragus (-/-), nyeri tekan mastoid (-/-)

f. Mulut: bibir kering (-), bibir sianosis (-), lidah kotor (-), gusi berdarah (-)

g. Leher: pembesaran kelenjar limfe (-), deviasi trakea (-)

h. Thorax :

1) Paru

DepandanbelakangDextraSinistra

1. Inspeksi

Bentuk dada

Hemitorak

2. Palpasi

Stem/taktil fremitus

Nyerit ekan

Pelebaran ICS

3. Perkusi

4. Auskultasi

Suara dasar

Suara tambahannormal

Simetris

Dextra = sinistra

(-)

(-)

Sonor diseluruh lapang paru

Vesikuler

ronki (-), whezing (-)normal

Simetris

Dextra = sinistra

(-)

(-)

Sonor di seluruh lapang paru

Vesikuler

ronki (-), whezing (-)

2) Jantung

Inspeksi: ictus cordis tidak tampak

Palpasi:ictus cordis tidak kuat angkat, thrill (-), pulsus epigastrium (-), pulsus parasternal (-), sternal lift (-)

Perkusi: konfigurasi jantung dalam batas normal

batas atas

: ICS II lin.parasternal sinistra

pinggang jantung: ICS III parasternal sinsitra

batas kanan bawah: ICS V lin.sternalis dextra

kiri bawah

:ICS V 1-2 cm ke arah medial midclavikula sinistra

Auskultasi : Suara jantung murni: SI, SII (normal) reguler.Suara jantung tambahan gallop (-), murmur (-) SIII (-), SIV (-)

i. Abdomen

Inspeksi:Permukaan datar, warna sama seperti kulit di sekitar, ikterik (-)Auskultasi : Bising usus (+) normal

Perkusi : timpani seluruh regio abdomen, tidak terdapat nyeri ketok ginjal dextra/sinistra

Palpasi: nyeri tekan epigastrum (-). Hepar, lien dan ginjal tidak teraba

B. Pemeriksaan Neurologis

1. Kepala: bentuk mesocephal,nyeri tekan (-), rangsang meningeal (-)

2. Mata: gerakan bola mata bebas ke segala arah

pupil bulat, isokor, d= 3mm/3mm

reflek cahaya direct indiret (+)/(+)

diplopia (-)/(-)

mata kabur (-)/(-)

strabismus (-)/(-)

nistagmus (-)/(-)

3. Leher: simetris, pergerakan bebas, kaku kuduk (-)

4. Motorik:Superior

Inferior

a. Gerakan+/++/+

b. TonusN/NN/N

c. Klonus-/- -/-

d. Reflek fisiologis+N/+N+N/+N

e. Reflek patologis-/- -/-

f. Kekuatan5/5/55/5/5

5. Fungsi saraf kranial: normal6. Fungsi vegetatif: miksi dan defekasi normal

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG Tidak ada indikasi pemeriksaan penunjang

VI. FORMULASI DIAGNOSISDiagnosis

Diferential Diagnosis : Depresif Ringan , Depresif Sedang, Depresif Berat.

Diagnosis

:Axis I :

Dari hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik, didapatkan gejala-gejala gangguan Depresi Sedang.

1. Sesuai dengan pedoman gangguan depresif sedang pada titik hitam pertama, yaitu :

Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresif 1Berdasarkan autoanamnese dan alloanamnese diperoleh :

a. Pasien memilik afek depresif dimana pasien menangis yang menunjukkan ekspresi kesedihan.

b. Pasien kehilangan minat dan kegembiraan dimana selama satu bulan ini pasien tidak merespon ketika mendapat kabar gembira.

c. Pasien mengalami penurunan aktivitas dimana pasien sudah jarang membantu pekerjaan rumah. 12. Sesuai dengan pedoman gangguan depresif sedang pada titik hitam kedua, yaitu :

Ditambah sekurang-kurangnya 3 ( dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya. 1Berdasarkan autoanamnese dan alloanamnese diperoleh :

a. Konsentrasi dan perhatian berkurang dimana daya ingat segera pasien buruk.

b. Tidur terganggu dimana pasien sering terbangun karena mimpi buruk.

c. Nafsu makan pasien berkurang. 3. Sesuai dengan pedoman gangguan depresif sedang pada titik hitam ketiga, yaitu :

Lamanya seluruh episode berlangsung minimum sekitar 2 minggu. 1Berdasarkan autoanamnese dan alloanamnese diperoleh :

Gejala depresif pada pasien ini berlangsung setiap hari selama 2 minggu. 14. Sesuai dengan pedoman gangguan depresif sedang pada titik hitam keempat, yaitu :

Menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan, dan urusan rumah tangga. 1Berdasarkan autoanamnese dan alloanamnese diperoleh :

Pasien tidak senang bersosialisasi dengan teman maupun lingkungan sekitarnya seperti dahulu lagi. Axis II

Dari hasil autoanamnese dan alloanamnese tidak didapatkan gangguan kepribadian pada pasien. Axis IIIDari hasil autoanamnese dan alloanamnese tidak didapatkan gangguan kondisi medik umum.Axis IV

Dari hasil autoanamnese dan alloanamnese didapatkan masalah psikososial dan lingkungan, dimana pasien merasa sedih karena dituduh mencuri tab oleh teman-temannya. Selain itu semasa kecil ayahnya menerapkan disiplin yang ketat pada pasien.Axis V

Dari hasil autoanamnese dan alloanamnese tidak didapatkan :

1. GAF tertinggi satu tahun terakhir adalah 90-81 Gejala minimal, berfungsi baik, cukup puas, tidak lebih dari masalah harian yang biasa.

2. GAF pada saat masuk Puskesmas adalah 70-61.Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dengan fungsi, secara umum masih baik.

Dari hasil autoanamnese dan alloanamnese didapatkan pasien mengalami asosialisasi, gangguan tidur, penurunan aktivitas dan nafsu makan. Terapi

1. Farmakologi:

Sertaline 50 mg 1x1 setiap malam hari

2. Psikoterapi:

a. Terapi Kognitif

Membantu pasien mengidentifikasi uji kognitif negatif, mengembangkan cara berfikir alternatif, fleksibel dan positif serta melatih respon kognitif dan perilaku yang baru.b. Terapi Interpersonal

Memusatkan pada satu atau dua masalah interpersonal yang sekarang dialami oleh Pasien. c. Terapi Keluarga

Mengedukasi keluarga untuk berpartisipasi dalam terapi. VII. PROGNOSISKeteranganBaikBuruk

Genetik

Onset

Faktor pencetus

Kepribadian premorbid

Status merital

Sttus ekonomi

Kekambuhan

Support lingkungan

Gejala positif

Gejala negative

Respon terapi-

Lambat

Ada

Tidak ada

-

Cukup

Belump pernah

Ada

-

-

Belum diterapiAda

-

-

-

Sendiri

-

-

-

Ada

Ada

-

Prognosis : dubia ad bonam

TINJAUAN PUSTAKAEPISODE DEPRESI

A. Definisi

Depresi adalah suatu fenomena yang terjadi ketika seseorang menyadari terdapat perbedaan antara ideal yang tinggi dengan ketidakmampuan untuk mewujudkan cita-cita tersebut.1,2B. Epidemiologi berdasarkan:1,21. Jenis kelamin

Jumlah penderita perempuan dua kali lebih banyak dibandingkan dengan penderita laki-laki. Diduga hal ini berkaitan dengan perbedaan hormon, pengaruh melahirkan, dan perbedaan stressor psikososial.

2. Usia

Rata-rata usia penderitanya sekitar 40 tahun-an. Awitannya hampir 50 % antara usia 20-50 tahun namun dapat pula muncul pada masa anak-anak atau lansia. Awitan pada usai 2 minggu, ditambah 4 atau lebih gejala berikut:

Tidur insomnia/ hiperinsomnia setiap hari.

Menurunnya minat atau kesenangan pada semua kegiatan sepanjang waktu.

Perasaan bersalah berlebihan atau tidak sesuai atau rasa tidak berharga hampir sepanjang waktu.

Kehilangan energi hampir sepanjang waktu.

Menurunnya kemampuan berpikir atau berkonsentrasi, sulit membuat keputusan hampir sepanjang waktu.

Selera makan menurun atau meningkat. 2 Timbul pikiran berulang untuk bunuh diri.

2. Gejala tidak memenuhi untuk kriteria episode campuran (episode depresi berat dan episode manik).

3. Gejalanya menimbulkan penderitaan yang bermakna secara klinik atau hendaya sosial, pekerjaan atau fungsi penting lainnya.

4. Gejalanya bukanlah efek fisiologi langsung dari zat (obat atau alkohol) atau suatu kondisi medik umum (hipotiroid).

5. Gejalanya tidaklah lebih baik dibandingkan dengan dukacita, misalnya setelah kehilangan seseorang yang dicintai. Gejala menetap lebih dari 2 bulan atau ditandai hendaya fungsi yang jelas, preokupasi rasa ketidakbahagiaan yang abnormal, ide bunuh diri, gejala psikotik atau retardasi psikomotor. 2 Kriteria diagnosis berdasarkan PPDGJ III:

F 32 EPISODE DEPRESIF

1) Gejala utama (pada derajat ringan, sedang, dan berat) :

Afek depresif

Kehilangan minat dan kegembiraan, dan

Berkurangnya energi yang menuju meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktivitas. 12) Gejala lainnya :

a) Konsentrasi dan perhatian berkurang ;

b) Harga diri dan kepercayaan diri berkurang ;

c) Gagasan tentang rasa bersalah dan tidak berguna ;

d) Pandangan masa depan yang suram dan pesimistis ;

e) Gagasan atau perbuatan membahayakan diri atau bunuh diri ;

f) Tidur terganggu ;

g) Nafsu makan berkurang. 13) Untuk episode depresif dari ketiga tingkat keparahan tersebut diperlukan masa sekurang-kurangnya 2 minggu untuk penegakan diagnosis, akan tetapi periode lebih pendek dapat dibenarkan jika gejala luar biasa bratnya dan berlangsung cepat. 14) Kategori diagnosis episode depresif ringan (F32.0), sedang (F32.1) dan berat (F32.2) hanya digunakan untuk episode depresi tunggal (yang pertama). Episode depresif berikutnya harus diklasifikasikan dibawah salah satu diagnosis gangguan depresif berulang (F33.). 1F32.1 Episode Depresif Sedang

a. Sekurang-kurangnya harus ada 2 dari 3 gejala utama depresi seperti pada episode depress ringan

b. Ditambah sekurang-kurangnya 3 (dan sebaiknya 4) dari gejala lainnya

c. Lamanya seluruh episode berlangsung sekitar 2 minggu

d. Menghadapi kesulitan untuk kegiatan social, pekerjaan, dan urusan rumah tangga1G. Pemeriksaan status mental

1. Deskripsi umum: kemunduran psikomotor, agitasi ( meremas tangan, menarik rambut), postur tubuh dibungkukkan, tidak ada gerakan spontan, sedih dan memalingkan wajah. Pasien tampak serupa dengan skizofrenia katatonik.

2. Mood, afek dan perasaan: dapat tampak da tidak. Keluhan biasanya karena pasien menrai diri dari lingkungan sosial dan pengurangan aktifitas secara umum.

3. Suara: terdapat pengurangan jumlah dan volume suara. Pasien merespon pertanyaan dengan lambat dan satu-satu kata.

4. Gangguan persepsi: pada pasien dapat ditemukan adanya mood congruent yaitu suatu kondisi pada saat bersamaan pada pasien depresi ditemukan adanya delusi dan halusinasi yang menetap, selain itu juga ditemukan perasaan bersalah, tidak berharga, kegagalan, penderitaan dan keadaan terminal penyakit somatik.

5. Pikiran: dapat ditemukan adanya pandangan negatif terhadap dunia dan dirinya sendiri, isi pikir sering muncul rasa kehilanga, rasa bersalah dan keinginan untuk bunuh diri.

6. Orientasi kebanyakan masih baik.

7. Memori: umumnya pasien mengeluh tidak mampu berkonsentrasi dan gampang lupa.

8. Pertimbangan dan tilikan: tilikan pasien terhadap penyakitnya sering berlebihan, mereka terlalu menekankan gejalanya, gangguannya dan masalah hidup mereka.

9. Hal dapat dipercaya: pasien sering melebih-lebihkan hal buruk dan meminimalkan hal baik.1,2Pada kasus ini, pasien masuk dalam kategori Episode depresi sedangkarena didapatkannya 3 gejala utama yaitu afek depresif, kehilangan minat dan kegembiraan, serta berkurangnya energi yang menuju pada meningkatnya keadaan mudah lelah (rasa lelah yang nyata sesudah kerja sedikit saja) dan menurunnya aktifitas. Selain gejala utama depresi, juga ditemukan 3 gejala depresilainnya (tidur terganggu, nafsu makan berkurang, konsentrasi dan perhatian berkurang,). Pada pasien ini tidak ditemukan gejala somatik sehingga dikategorikan sebagai episode depresi sedang tanpa gejala somatik.

Pasien mengalami keluhan tersebut sejak 2minggu yang lalu, sesuai dengan kriteria depresi sedang yaitu lamanya seluruh episode berlangsung minimal 2 minggu. Pasien menjadi pendiam dan sulit diajak bicara, dan suka melamun, sesuai dengan kriteria depresi sedang, yaitu menghadapi kesulitan nyata untuk meneruskan kegiatan sosial, pekerjaan ataupun rumah tangga.

Berdasarkan hasil pengamatan pemeriksaan status mental pada saat wawancara diperoleh penampilan pasien yang baik (sesuai usia, rawat diri cukup, rapi dan beralas kaki) perilaku dan aktifitas psikomotor hipoaktif, kontak psikis ada, tidak wajar, tidak dapat dipertahankan dan tidak kooperatif.

Mood pasien disforik, ekspresi afektif serasi/appropriate yaitu tampak murung dan sedih.Empati dapat di rasakan, pengendalian diri cukup. Pada persepsi pasien tidak ditemukan halusinasi dan ilusi. Pikiran pasien realistis dan koherens , perseverasi, reming dan lancar serta tidak ditemukan waham. Data tersebut menunjukkan pasien ini tidak memiliki gejala yang mengarah ke diagnosis psikosis.H. Tatalaksana

a. Farmakoterapi

Anti depresi Golongan Trisiklik : Amytriptyline, Imipramine, Clomipramine, Tianeptine Golongan Tetrasiklik : Maprotiline, Mianserin, Amoxapine. Golongan MAOI_Reversible ( REVERSIBLE INHIBITOR OF MONOAMIN OXYDASE-A-(RIMA) : Moclobemide Golongan SSRI (Selective Serotonin Reuptake Inhibitors) : Sertraline, Paroxentine, Fluvoxamine, Fluoxetine, Duloxetine, citalopram Golongan Atipical : Trazodone, Mirtazapine, Venlafaxine.3Pengunaan pada sindrom depresi ringan dan sedang yang datang berobat jalan pada fasilitas pelayanan kesehatan umum, pemilihan obat anti depresi sebaiknya mengikuti urutan(step care):

Step 1 :golongan SSRI (fluoxetine, sertraline, dll)

Step 2: golongan trisiklik(amitriptilin, dll)

Step 3: golongan tetrasiklin (maprtilin, dll)

Golongan atipikal (trazodonedll)

Golongan MAOI reversbel( moclobermide)

Pertama tama menggunakan golongan SSRI yang efek sampingnya sangat minimal (meningkatkan kepatuhan minum obat, biasanya digunakan pada berbagai kondisi medik), sprektrum anti depresan luas, dan gejala putus obat sangat minimal, serta letal dose tinggi (>6000mg) sehingga relative aman. Bila telah diberikan dengan dosis yang adekuat, dalam jangka waktu yang cukup (sekitar 3 bulan) tidak efektif, dapat beralih kepilihan yang kedua, golongan trisiklik, yang spectrum anti depresif juga luas.Tetapi, efek samping lebih berat. 3Apabila pilihan kedua, belum berhasil, dapat beralih ketiga dengan spectrum anti depresif yang masih sempit, dan juga efek samping lebih ringan dari pada trisiklik, yang terringan adalah golongan MAOI reversible. Disamping itu juga dipertimbangkan bahwa pergantian SSRI ke MAOI atau sebaliknya membutuhkan waktu 2-4 minggu istirahat untuk : washout period guna mencegah timbulnya serotonin maligna sindrom.3Psikologi Terapi 4 Behaviour therapy Interpersonal Therapy Problem solving

DAFTAR PUSTAKA1. Maslim R. Buku Saku Diagnosis Gangguan Jiwa (PPDGJ III). Jakarta : FK Unika Atmajaya. 2001.2. Elvira, Sylvia D., Hadisukanto, Gitakanto., ed. Buku Ajar Psikiatri. Jakarta: Badan Penerbit FKUI. 2010.3. Maslim R. Panduan Praktis Penggunaan Klinis Obat Psikotropik (psychotropic medication) Edisi III. Jakarta : FK Unika Atmajaya. 2007.4. Peveler R, Carson A, Rodin G. Depression in medical patients, in Mayou R, Sharpe M, Alan C. ABC of Psychological Medicine. BMJ Publishing group 2003. p. 10-3.

28