Laporan praktikum kapita selekta 1

30
LATIHAN I AGRIBISNIS BERBASIS PETERNAKAN (Penggemukan Ternak Sapi Potong) PENDAHULUAN Latar Belakang Usaha peternakan adalah suatu usaha pembibitan dan atau budidaya peternakan dalam bentuk perusahaan peternakan atau peternakan rakyat., yang diselenggarakan secara teratur dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial atau sebagai usaha sampingan untuk menghasilkan daging, susu, serta menggemuka suatu jenis ternak termasuk mengumpulkan, mengedarka dan memasarkan. Ternak sapi selama ini menjadi “ternak baik” bagi para petani, karena manfaat tenaga dan limbah organik sebelum ternak dijual. Namunpada saat ini telah terjadi pergeseran kedudukan dan fungsi ternak sapi. Ternak sapi pada awalnya digunakan sebagai tenaga kerja disawah, sekarang usaha ternak sapi hanya untuk produksi daging, sehingga pemeliharaan sapi lebih mengarahpada penggemukan dan mengabaikan kotoran yang dihasilkannya, hal ini disebabkan permintaan daging ternak potong terus meningkat. Sapi-sapi ini dalam perkembangannya dalam rangka perbaikan mutu terjadi perkawinan silang antara sapi Jawa dengan sapi Ongole sehingga dikenal dengan nama Peranakan Ongole atau PO. Sapi di Indonesia yang dijadikan sebagai sumber daging adalah sapi Bali, sapi Ongole, sapi PO dan sapi Madura. Dari berbagai sapi potong yang pentebarannya merata

Transcript of Laporan praktikum kapita selekta 1

Page 1: Laporan praktikum kapita selekta 1

LATIHAN I

AGRIBISNIS BERBASIS PETERNAKAN

(Penggemukan Ternak Sapi Potong)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Usaha peternakan adalah suatu usaha pembibitan dan atau budidaya peternakan dalam

bentuk perusahaan peternakan atau peternakan rakyat., yang diselenggarakan secara teratur

dan terus menerus pada suatu tempat dan dalam jangka waktu tertentu untuk tujuan komersial

atau sebagai usaha sampingan untuk menghasilkan daging, susu, serta menggemuka suatu

jenis ternak termasuk mengumpulkan, mengedarka dan memasarkan.

Ternak sapi selama ini menjadi “ternak baik” bagi para petani, karena manfaat tenaga

dan limbah organik sebelum ternak dijual. Namunpada saat ini telah terjadi pergeseran

kedudukan dan fungsi ternak sapi. Ternak sapi pada awalnya digunakan sebagai tenaga kerja

disawah, sekarang usaha ternak sapi hanya untuk produksi daging, sehingga pemeliharaan

sapi lebih mengarahpada penggemukan dan mengabaikan kotoran yang dihasilkannya, hal ini

disebabkan permintaan daging ternak potong terus meningkat.

Sapi-sapi ini dalam perkembangannya dalam rangka perbaikan mutu terjadi

perkawinan silang antara sapi Jawa dengan sapi Ongole sehingga dikenal dengan nama

Peranakan Ongole atau PO. Sapi di Indonesia yang dijadikan sebagai sumber daging adalah

sapi Bali, sapi Ongole, sapi PO dan sapi Madura. Dari berbagai sapi potong yang

pentebarannya merata adalah sapi PO, sapi Bali, dan sapi Madura. Sekarang ada jenis sapi

yang juga dikembangkan dengan adalah sapi Simental, sapi Brahman, dan sapi Limosin.

Usaha penggemukan sapi potong merupakan salah satu mata pencaharian masyarakat

peternakan yang mempunyai prospek yang cerah untuk dikembangkan dimasa depan. Hal ini

terbukti dengan semakin banyak diminati masyarakat baik dari kalangan peternak kecil,

menengahmaupun swasta atau komersial.

Penggemukan sapi pada dasarnya adalah mendayagunakan potensi geneti k ternak

untuk mendapatkan pertumbuhan bobot badan yang efisien dengan memanfaatkan input

pakan serta sarana produksi lainnya, sehinggamenghasilkan nilai tambah usaha yang

ekonomis.

Tujuan dari penggemukan ternak sapi adalah untuk meningkatkanproduksi daging

persatuan ekor, meningkatkan jumlah penawaran daging secara efisien tanpa memotong sapi

Page 2: Laporan praktikum kapita selekta 1

lebih banyak, menanggulangi populasi ternak sapi yang menurun akibat pemotongan dan

dapat menghi ndari pemotongan sapi betina umur produktif.

Dalam usaha penggemukan sapi potong, selain dapat memperbaiki kualitas daging

dan menaikkan harga jual ternak, juga dapat meningkatkan nilai tambah dari pupuk kandang

yang dihasilkan ternak sapi. Artinya,pupuk kandang yang diproduksi kan pada waktu

penggemukan itu dapat lebih ditingkatkan nilai ekonomisnya.

Sapi jantan maupun sapi betina dapat digunakan untuk usaha penggemukan sapi, namun sapi

jantan lebih diminati karena pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan sapi betina.

Dan sapi jantan dapat segera dijadikan sapi potong sedang sapi betina produktif dilarang

untuk dijadikan ternak potong. Pada usah penggemukan sapi potong ada beberapa cara antara

lain:

1) Sistem penggemukan yaitu penggemukan sapi dengan digembalakan (pasture

lattening).

2) Sistem kereman yaitu sistem penggemukan yaitu sapi digemukan secara terus

menerus didalam kandang dengan pemberian ransum atau pakan yang menggunakan

bahan biji-bijian (konsentrat) ditambah denga hijauan yang berkualitas (dry lot

fattening).

3) Sistem kombinasi antara penggembalaan dan kereman. Sistem ini dilakukan pada

daerah-daerah tadah hujan yaitu pada saat musim hujan dimana banyak tumbuh

rumput ternak digembalakan, bila musim kering ternak dikandangkan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produksi pada penggemukan ternak sapi potong

adalah:

1) Bibit / bakalan (genetik dan jenis kelamin)

Bibit merupakan bagian awal dari usaha penggemukan , oleh karena itu penting untuk

diperhatikan pemilihan bibit. Beberapa hal penting yang harus diperhatikan dalam pemilihan

sapi bakalan atau bibit:

a. Pilih sapi bakalan yang kurus tetapi sehat,dan tidak cacat. 

b. Pemilihan bangsa sesuaikan dengan permintaan pasar. Pada saat

menjelanghari Raya Qurban , pilih sapi PO atau Peranakan Brahma atau sering

disebutsapi putih. Sedang untuk penggemukan di luar hari Raya Qurban bisa

mengunakan bangsa sapi keturunan impor seperti sapi keturunan Simental( metal ),

Limousin ( merah ), sapi perah jantan / FH ( putih –hitam ).Sapiketurunan

pertambahan bobot badan lebih baik dibanding sapi PO.

Page 3: Laporan praktikum kapita selekta 1

c. Pilih sapi jantan, karena sapi jantan pertambahan bobot badan jauh lebih

tinggi dibanding sapi betina. Disamping itu pemoyongan sapi betina dilarang oleh

Undang-Undang Peternakan.

d. Bobot badan awal sapi bakalan untuk sapi putih  sebesar 250 kg dan sapi

keturunan minimal 300 kg

2) Penyedian dan pemberian pakan, serta

Pakan sangat penting untuk diperhatikan , karena pakan sangat besar

pengaruhnyaterhadap pertambahan bobot badan sapi. Pakan diperlukan untuk hidup pokok,

pertumbuhan , reproduksi, dan produksi daging. Zat gizi utama yang dibutuhkan sapi potong

adalah protein dan energi ( Tillman et al, 1998 ).

Pengertian tentang pakan:Pakan hijauan, merupakan bahan pakan sumber serat

yang mengandung serat kasar lebihdari 20 % , dan memepunyai enegi serta kecernaan yang

rendah Sebagai contoh pakanhijauan antara lain : rumput unggul, runput lapang, jerami padi

dan jagung, daun pucuk tebu dan lain-lain.Pakan konsentrat, dibedakan menjadi pakan

konsentrat sumber energi, adalah bahan pakan dengan kandungan serat kurang dari 20 % dan

kandungan rnrgi lebih dari2.250kkalori/ kg. Contoh pakan dalam kelompok ini antara lain :

ubi jalar, ketela pohon, pati , teyes, dedak , bisa dedak padi, jagung,dll. Sedang pakan

konsentrat yang satunyadigolongkan kedalam pakan konsentrat yang mengandung protein

kasar lebih dari 20 % .Contoh pakan yang masuk dalam kelompok ini adalah : ampas tahu,

bungkil kedele,ampas bir dan daun kacang-kacangan.

Dasar Teori

Penggemukan sapi potong adalah memelihara sapi dewasa yang dalm keadaan kurus

untuk ditingkatkan berat badannya melalui pembesaran daging dengan dipelihara selama 3-5

bulan. Ciri-ciri bakalan yang baik diantaranya berumur diatas 2,5 tahun, jenis kelamin jantan,

bentuk tubuh panjang, bulat dan lebar, panjang minimal 170 cm,tinggi pundak 135 cm,dan

lingkar dada 133 cm,tubuh kurus tulang menonjol tetapi sehat, pandangan mata bersinar

cerah,bulu halus dan kotoran normal.

Sapi merupakan hewan ruminansia yang mempunyai rumen sehingga pencernaannya

melalui tiga proses yaitu secara mekanis didalam mulut dengan bantuan air ludah.Secara

fermentatif dengan bantuan mikroba, dan secara enzimatis setelah melewati rumen.

Page 4: Laporan praktikum kapita selekta 1

TUJUAN

Tujuan dilaksanakan praktikum usaha penggemukan ternak sapi potong adalah :

- Mahasiswa tahu teknik penggemukan sapi potong dari penyediaan bakalan

(bibit). Penyediaan dan pemberian pakan dan perawatan (management)

- Mahasiswa tahu dan bisa membedakan tentang jenis-jenis ternak sapi potong.

- Mahasiswa tahu tentang berbagai masalah tentang penggemukan sapi potong.

LOKASI

Unit pelaksanaan teknis (UPT) Aneka Usaha Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan

Kabupaten Purbalingga, Ds. Mipiran, Kecamatan Padamara, Kab. Purbalingga.

PROFIL USAHA :

1) Sistem Perkandangan

Kandang yang digunakan pada peternakan sapi di UPT Aneka Usaha Peternakan

dinas Pertanian dan Perikana, Ds. Mipiran, Kecamatan Padamara, Kab. Purbalingga adalah

dengan sistem kandang individu yang di buat untuk 40 ekor sapi dengan tiap petak kandang

mempunyai jarak ( 2,5 X 1,5 m) untuk 1 ekor sapi ini bertujuan untuk memacu pertumbuhan

karena tidak ada kompetisi untuk mendapatkan makanan dan membatasi ruang gerak sapi

sehingga energi yang diperoleh oleh sapi hanya untuk pertumbuhan ini menyebabkan sapi

menjadi cepat gemuk.

2) Tenaga Kerja

Tenaga kerja untuk mengurus sapi yaitu sebanyak 40 ekor sapi adalah 2 orang yang

bertugas untuk mengambil hijauan, membersihkan kandang sapi,memandikan sapi dan

memberikan pakan pada sapi.

3) Jenis Sapi Yang Dipelihara

Jenis sapi yang di pelihara pada peternakan ini adalah sapi peranakan ongole sejumlah

40 ekor dengan ciri warna merah ,putih pada kaki dari lutut kebawah dan ke pantat dan dapat

beradaptasi dengan baik pada lingkungan yang baru.

4) Waktu Pemeliharaan

Page 5: Laporan praktikum kapita selekta 1

Waktu pemeliharaan sapi ini adalah selama 4 bulan,pakan yang digunakan adalah

pakan hijauan ( rumput rumputan) dan pakan konsentrat ( ampas tahu,ampa tebu,kulit biji

kedelai).

5) Penyediaan Pakan

Pada pagi hari kandang di bersihkan dari kotoran sapi yang ada agar sapi tidak

terkena penyakit .

Setelah kandang bersih kemudian sapi dimandikan.

Jam 08.00 sapi diberi makan konsentrat.

Jam 10.00 – 13.00 sapi di beri makan pakan hijauan.

Jam 15.00 sapi diberi makan konsentrat.

Jam 17.00 – 19.00 sapi diberi makan hijauan

Untuk air minum sebaiknya selalu di sediakan dan air minum sebaiknya harus bersih

dan diganti paling sedikit dua kali dalam sehari.

6) Perawatan

Perawatan ternak sapi potong yaitu pada awal disuntik vaksin cacing atau alternatif

lain yaitu diberi pete.

ANALISIS PEMBIAYAAN

1) Analisis Rendabilitas

a) Biaya Tetap

Kandang Sapi = Rp 100.000.000,- (n.e. 20 tahun)

Biaya Penyusutan Kandang Sapi =Nb−Nl

Ne=

Rp 100.000 .000−0240

=Rp 416.667 / bulan

masa penggemukan sapi 4 bulan 4 x Rp 416667= Rp 1.666.668,-

b) Biaya Variable

Pembelian bakalan sapi sebanyak 40 ekor, @ Rp 6.000.000

=40 x Rp 6.000.000,- = Rp 240.000.000,-

Pakan hijauan membutuhkan 30kg/ekor dengan harga hijauan Rp 200,-/kg

30kg x Rp 200,- x 40 ekor x 120 hari= Rp 28.800.000,-

Pakan konsentrat membutuhkan 5kg/hari dengan harga Rp 2.000,-/kg

5kg x 40 ekor x Rp 2.000,- x 120 hari= Rp 48.000.000,-

Page 6: Laporan praktikum kapita selekta 1

Gaji tenaga kerja Rp.1000,-/ekor yang mengurus 40 ekor sapi adalah 2

tenaga kerja. Jadi gaji tenaga kerja untuk 120 hari:

2 tenaga kerja x Rp 1.000,- x 40 ekor x 120 hari = Rp 9.600.000,-

Pemberian vaksin hati pada awal pemeliharaan Rp 50.000,-/ekor. Vaksin

untuk 40 ekor sapi adalah 40 ekor x Rp 50.000,- = Rp 2.000.000,-

Total Biaya Variabel = Rp 328.400.000,-

Biaya Variabel Rata-rata = Rp 8.210.000,-

c) Total Biaya = Biaya Tetap + Biaya Variabel

Rp 1.666.668,- + Rp 328.400.000,- = Rp 330.066.668,-

d) Penerimaan

Haraga sapi setelah dipelihara 4 bulan harga jualnya Rp 9.000.000,-/ekor.

Total Penerimaan= 40 ekor x Rp 9.000.000,- Rp 360.000.00,-

e) Pendapatan (Keuntungan)

Pendapatan (Keuntungan) = Total Penerimaan-Total Biaya

Rp. 360.000.000 - Rp 330.066.668= Rp29.933.332,-

2) Analisis Nisbah Penerimaan dan Biaya

R/C ratio = Total Penerimaan

Total Biaya =

360.000 .000330.066 .668

= 1,090

3) Analisis Titik Impas

BEP produksi (ekor) = Total BiayaTetap

Harga jual per ekor – biaya variabel rata−rata

=1.666 .668

(9.000 .000−8.210 .000)

= 2,10

BEP penerimaan = BiayaTetap

1−BaiyaVariabel

Penerimaan

= 1.666 .668

1−328.400.000360.000.000

=Rp 18.518.533

Page 7: Laporan praktikum kapita selekta 1

ROI = Keuntungan

Total Biaya×100 %

= 29.933 .332

330.066 .668x100 %

= 9,06 %

KESIMPULAN :

Usaha pembesaran sapi (peternakan sapi) PADA Unit pelaksanaan teknis (UPT) Aneka

Usaha Peternakan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Purbalingga, Ds. Mipiran,

Kecamatan Padamara, Kab. Purbalingga.

Page 8: Laporan praktikum kapita selekta 1

LATIHAN I

AGRIBISNIS BERBASIS PETERNAKAN

(Penggemukan Ternak Sapi Potong)

PENDAHULUAN

Pembangunan peternakan merupakan bagian dari pembangunan keseluruhan yang

bertujuan untuk menyediakan pangan hewani berupa daging, susu, serta telur yang bernilai

gizi tinggi,meningkatkan pendapatan petani peternak,serta menambah devisa dan memperluas

kesempatan kerja. Hal ini lah yang mendorong pembangunan sektor peternakan sehingga

pada masa yang akan datang diharapkan dapat memberikan kontribusi yang nyata dalam

pembangunan perekonomian bangsa.

Untuk mencapai pembangunan pertanian pada umumnya dan sektor peternakan

khususnya, maka sebagai penunjang kebutuhan protein hewani yang merupakan bagian dari

kebutuhan dasar manusia perlu di usahakan produktifitas yang maksimal sehingga dapat

meningkatkan pendapatan petani peternak.

Dalam upaya pemenuhan protein hewani dan peningkatan pendapatan peternak,maka

pemerintah dan peternak telah berupaya mendayagunakan sebagian besarsumber komoditi

ternak yang dikembangkan, diantaranya adalah ayam pedaging (broiler). Sebagai mana

diketahui ayam broiler merupakan ternak penghasil daging yang relatif lebih cepat

dibandingkan dengan ternak potong lainnya. Hal inilah yang medorong sehingga banyak

peternak yang mengusahakan peternakan ayambroiler ini. Perkembangan tersebut didukung

oleh semakin kuatnya industri hilir seperti perusahaan pembibitan (Breeding

Farm),perusahaan pakan ternak (Feed Mill),perusahaan obat hewan dan peralatan peternakan

(Saragih, 2000).

Dalam kegiatan ternak pada peternakan rakyat bertindak sebagai pengelolaan sebagai

pekerja sekaligus sebagai pemilik modal. Pendapatan dari kegiatan usaha ini di peroleh dari

selisih penerimaan dan pengeluaran yang dihitung dalam satu periode pemeliharan ( ± 1,5

bulan) pendapatan atau di sebut juga balas jasa dalam jerih payah peternak tersebut

digunakan untuk berbagai keprluan antara lain untuk :

-memenuhi keperluan hidupan sehari-hari,

-memenuhi keprluan sosial;

-melanjutkan usahanya, dan lain-lain.

Page 9: Laporan praktikum kapita selekta 1

Analisis pendapatan berbagai pertenak mempunyai kegunaan sebagai berikut:

-memberikan gambaran keadaan usaha pada waktu sekarang;

-memberikan gambaran keguanaan yang akan datang: dan

Perencanaan atau tindakan yang perlu dulakukan untuk usaha nya

Suatu usaha peternakan ayan pedaging dapat dikatakan berhasil bila memenuhi berbagai

persyaratan antara lain:

-Cukup untuk membaya semua sarana produksi yang diperlikan (DOC, pakan,obat-

obatan,kemudian dan biay a pemeliharaan peralatan),

-Cukup membayar upah tenaga kerja,

-Cukup untuk membayar bunga modal yang ditanamkan, sewa lahan, dan biaya

penyusutan kandang, dan peralatan produksi.

Ada tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis suatu usaha yaitu analisis

input (pengelaran usaha tani ), analisis output (penerimaan usaha tani ), dan analisis

pendapatan usaha tani. Analisis ini sering disebut dengan analisis rendabilitas.

Analisis pendapatan seperti tersebut di atas biasanya untuk menghitung kegiatan

usaha tani keluarga. Tetapi apabila usaha tani tersebut sudah cukup berkembang dn menjadi

besar maka perlu juga diperhitungkan analisis ekonomi dan keuangan. Analisis ekonomi

keuangan harus didasarkan dengan suku bunga komersial yang berlaku pada waktu itu.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisis ekonomi dan keuangan usaha

pertenakan ayam pedaging adalah sebagai berikut :

1. Investasi, dapat dihitung dari pembelian/sewa tanah , bangunan, (kandang dan

lainnya) dan peralatan.

2. Biaya tetap, dapat dihiting dari biyaya yang harus dikeluarkan tetapi tidak

mempengaruhi produksi misalnya, pajak,biaya penyusutan dll.

3. Biaya penyusutan (defresiasi) dihiting dari investasi dibagi umur ekonomis atau nilai

baru dikurangi nilai sisa dibagi lama pemakaian.

4. Biaya opersional / biaya variabel adalah biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi

pedaging.

5. Pendapatan kotor atau penerimaan di hitung dari hasil prosuksi dikali harga jual.

6. Pendapatan bersih, dihitung pendapatan kotor (pernerimaan )dikurangi biaya

produksi( biaya tetap ditambah biaya variabel )

7. Untuk menyimpulkan apakah usaha tani tadi layak untuk ditruskan / dikembangkan

dapat di analisi dengan BEP,R/C, dan ROI

Page 10: Laporan praktikum kapita selekta 1

Usaha peternakan usaha peternakan rakyat sebagian besar dilakukan dengan model

kemitraan usaha, dimana peternak bermitra dengan pengusaha poultry shoop dengan

hak dan kewajiban masing-masing pihak lain :

- Menyediakan kandang dan perlengkapan.

- Menyediakan tena produksi dengan harnaga kerja

- Menerima bantuan sarana produksi dengan sistem yarnen.

- Meneriama pendampingan technical service

- Menjual ayam kepada mitra kerja, sesuai dengan harga pasar.

- Menerima hasil penjualan setelahsetelah dikurangi biaya produksi, poultry shoop.

- Memberikan bantuan sarana sarana produksi dengan sistem yarnen.

- Menyediakan technical service

- Membeli semua ayam yang dihsilkan peternak dengan harga beli sesuai dengan

harga pasar.

II. TUJUAN

Mahasiswa tahu kegunaan analisis finansial pada suatu usaha peternakan unggas

( ayam pedaging )

Mahasiswa mengetahui beberapa investasi awal yang dikeluarkan, biaya tetap

dan biaya operasional per satu kali produksi, total biaya, penerimaan ( pendapatan

kotor), dan pendapatan ( hasil bersih )

Mahasiswa dapat membuat kesimpulan tentang bisnis usaha pemeliharaan ayam

pedaging dilihat dari BEP produksi (kg / ekor ), BEP penerimaan (Rp), R/C ratio

dan efisiensi penggunaan modal (ROI)

III. LOKASI

Praktikum analisi pebiayaan (usaha peternakan ayam niaga pedaging pada peternakan rakyat) dilaksanakan di desa kebumen kecamatan baturaden Rt 04/01, yang diusahakan oleh bapak imam sugianto, 43 tahun.

IV. PROFIL USAHA

Usaha ini dilakukan dengan melakukan kemitraan PT. Bawor Unggas Jaya. Kemitraan ini bertanggung jawab didalam penyediaan DOC, pakan, obat pemeliharaan dan lain-lain. Sedangkan

Page 11: Laporan praktikum kapita selekta 1

V . ANALISIS USAHA

1. Investasi awal :

investasi awal pada pada usaha Peternakan Ayam Niaga Pedaging di UD Berkah

Lancar yang dimiliki oleh bapak Imam Sugianto berupa lahan dan kandang tipe

panggung yang senilai Rp 200.000.000,- dengan nilai efisiensi 20 tahun.

2. Biaya produksi (per sekali produksi)

A. Biaya Tetap (FC) :

Kandang Ayam = Rp 100.000.000,- ( n.e 10 tahun )

Peralatan :

Galon pakan dan galon minum 180 set @ Rp 45.000,- / set =

Rp 8.100.000 ( n. e 3 tahun )

Biaya penyusutan kandang ayam = Nb−NL

N ҽ =

Rp 100.000 .000−012 x 20

=

Rp 100.000 .000240

= Rp 416.666,67 / bulan

Masa pemeliharaan ayam niaga pedaging dalam satu periode 40 hari

= Rp 555.555,56,-

Biaya penyusutan peralatan = Nb−NL

N ҽ=

Rp 8.100 .000−012 x 3

= =

Rp 8.100 .00036

Rp 225.000 ,−¿ / bulan

Masa pemeliharaan ayam niaga pedaging dalam satu periode 40 hari

= Rp 300.000,-

Total Biaya Tetap (TFV)

= Rp 555.555,56,- + Rp 300.000 = Rp 855.555,56

B. Biaya Variabel ( VC)

Biaya pembelian DOC = 3.000 ekor @ Rp 3.700 = Rp 11.100.000,-

Biaya pembelian pakan ternak = 190 sak, 1 sak (50 kg) @ Rp 6.350

per kg

= 190 x 50 x Rp 6.350 = Rp 60.325.000,-

Page 12: Laporan praktikum kapita selekta 1

Biaya pembelian obat ( OVK ) @ RP 600 per ekor = 3000 ekor x Rp

600 = Rp 1.800.000,-

Biaya pembelian abu sekam 130 sak @ Rp 5.000 per sak = 130 x Rp

5.000 = Rp 650.000,-

Biaya pembelian koran 25 kg @ Rp 2.500 = 25 x Rp 2.500

= Rp 62.500,-

Biaya pemanas = 60 tabung (3 kg) @ Rp 15.000,- = Rp 900.000,-

Iaya tenaga kerja = Rp 1.500.000,-

Biaya pemasaran = Rp 300.000,-

Biaya listrik = Rp 150.000,- / bulan

Masa pemeliharaan ayam niaga pedaging dalam satu periode 40 hari

= Rp 200.000,-

Total Biaya Variabel (TVC)

= Rp 11.100.000,- + Rp 60.325.000,- + Rp 1.800.000,- + Rp 650.000,-

+ Rp 62.500,- + Rp 1.500.000,- + Rp 300.000,- + Rp 200.000,-

= Rp 75.937.500,-

Biaya Variabel Rata-Rata= Rp 25.312,-

Total Biaya (TC)

(TFC +TVC)

( Rp 855.555,56 + Rp 75.937.500,- )= Rp 76.793.055,56

3. Penerimaan (R)

Per ekor ayam rata-rata memiliki bobot 2 kg dengan harga jual Rp13.650,- / kg

= 3000 ekor x 2 x Rp 13.650,- = Rp 81.900.000,-

4. Pendapatan

( R – TC )

( Rp 81.900.000,- + Rp 76.793.055,56 )= Rp 5.106.944,44

5. BEP

BEP dalam unit= BiayaTetap

harga jual daging per ayam – biaya variabel rata−rata

Page 13: Laporan praktikum kapita selekta 1

=855.555,56

[ (13.650 X 2kg ) – 25.312 ]

= 430 ekor

BEP dalam penerimaan = BiayaTetap

1−BaiyaVariabel

Penerimaan

= 855.555

1−75.93750081.900 .00

= Rp 12.222.214,-

BEP harga per unit(Rp/kg) = Rp 12.222.214 ,− ¿3000

¿

= Rp 4.074/kg

R/C ratio = Total Penerimaan

Total Biaya

= 81.900 .000

76.793.055,56

= 1,066

ROI = KeuntunganTotal Biaya

x 100%

= 5.106 .944,4476.793.055,56

x100 %

= 6,65 %

KESIMPULAN

Page 14: Laporan praktikum kapita selekta 1

LATIHAN III

PEMBUATAN KOMPOS KADANG UNGGUL DAN MEDIA TANAM

PENDAHULUAN

Pemanfaatan sumber daya lokal dibidang pertanian semakin inyensif dilakukan

dengan sedikit atau sama sekalo tidak menggunakan input luar. Karena terbatasnya akses

sebagian besar petani terhadap input buata dari luar, maka sebagian besar petani sudah mulai

memikirka penggunaan input dari sumber daya alam yang ada disekitar petani baik itu berupa

produk organik maupun agensia hayati sebagai obat penyakit dan hama tanaman.

Untuk mewujudkan pertanian dengan input luar rendah dan pertanian organik

dibutuhkan sekali penggunaan pupuk organik yang sering disebut dengan kompos. Kompos

adalah hasil penguraian dan campuran bahan-bahan organik yang dapt dipercepat dengan

menggunakan berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang hangat, lembab, baik

aerobik maupun an-aerobik. Pengomposa adalah proses dimana bahanorganik mengalami

penguraian secara biologis, oleh mikroba yang memanfaatkan bahan organik tersebut sebagai

sumber energi.

Kompos yang baik adalah yang sudah cukup mengalami pelapukan dan dicirikan oleh

warna yang sudah berbeda dengan warna bahan pembentuknya, tidak berbau, kadar air

rendah dan sesuai suhu ruang. Proses pembuatan dan pemanfaatan kompos dirasa masih perlu

ditingkatkan agar dapat dimanfaatkan secara lebih efektif, menambah pendapatan peternak

dan mengatasi pencemaran lingkungan. Proses pengomposan adalah proses menurunkan C/N

bahan organik hingga sama dengan C/N tanah (< 20). Selamaproses pengomposan, terjadi

perubahan-perubahan unsur kimia Kompos Organik yaitu : 1). karbohidrat, selulosa,

hemiselulosa, lemak dan lilinmenjadi CO2 dan HO, 2) penguraian senyawa organik

menjadisenyawa yang dapat diserap tanaman.

Kompos merupakan salah satu komponen untuk meningkatkan kesuburan tanah

dengan memperbaiki kerusakan fisik tanah akibat pemakaian pupuk anorganik (kimia) pada

tanah secara berlebihan yang berakibat rusaknya struktur tanah dalamangka waktu lama.

Mengingat pentingnya pupuk kompos dalam memperbaiki struktur tanah dan

melambungnya harga pupuk buatan maka perlu disusun buku petunjuk teknis pembuatan

Page 15: Laporan praktikum kapita selekta 1

kompos organic berbahan kotoran sapi untuk memudahkan petani dalam memanfaatkan

kotoran sapi, sekaligus memproduksi pupuk organic yang akhirnya akan menambah

pendapatan.

Secara alami bahan-bahan organik akan mengalami penguraian dengan bantuan

mikroba maupun biota tanah lainnya, namun proses pengomposan secara alami tersebut

berlangsung secara lambat dengan waktu yang lama. Untuk mempercepat waktu

pengomposan telah banyak dilakukan dengan menambah bioaktivator yang berupa mikroba

baik yang bersifa aerob maupun an-aerob. Bioaktivator tersebut sekarang sudah banya

diperoleh dipasaran dengan menggunakan berbagai merk antara lain Stardec, Starbio,

Superdec, EM4, Promi (promoting microbes) dan Superfarm (efectif microorganism). Setiap

bioaktivator ini memiliki keunggulan sendiri-sendiri.

Kebutuhan kompos saat ini cukup banyak disamping untuk mencukupi kebutuhan

pertanian tanaman pangan, perkebunan, juga untuk kebutuhan pecinta tanaman hias, sehingga

mengembangkan bisnis kompos dapat merupakan pilihan. Apalagi bila kompos organik

tersebut dikemas dengan baik, digiling atau dibuat sebagaimana bentuk pupuk kimia, seperti

kompos granule atau kompos pril, pasti sangat disukai oleh petani karena kepraktisannya.

1. Dasar teori

Kompos merupakan hasil penguraian dari campuran bahan-bahan organik yang dapat

dipercepat dengan menggunakan berbagai macam mikroba dalam kondisi lingkungan yang

hangat, lembab, baik aerobik maupun an-aerobik.

Poroses pengomposoan : Proses dimana bahan organik mengalami penguraian secara

biologis, oleh mikroba yang memanfaatkan bahan organik tersebut sebagai sumber energi.

Pada proses pembuatan pupuk kompos yang menggunakan limbah dari kotoran sapi

yang merupakan proses pengubahan limbah organik menjadi pupuk organik ini menggunakan

bahan dasar kotoran sapi yaitu 80-83%, serbuk gergaji ( bisa sekam, jerami padi ) yang

banyaknya berkisar 50 %, bahan pemacu mikroorganisme 0,25%, abu sekam 10% dan kalsit

atau kapur 2% dan kotoran sapi 45%.

II.TUJUAN

Mahasiswa mengetahui teknik pembuatan kompos dan media tanam yang dilakukan

oleh managemen KIKKU.

Mahasiswa mengetahui manfaat penggunaan kompos dalam berbagai usaha bisnis

pertanian.

Page 16: Laporan praktikum kapita selekta 1

Mahasiswa mengetahui analisis usaha pembuatan kompos menggunakan kompos

kandang unggul.

Analisis usaha pembuatan kompos

A. Biaya produksi

1. Biaya Tetap (asumsi Rp 100.000.000 / 20 Tahun) / 12 bulan = Rp 416.666

Cangkul (asumsi Rp 50000 x 10 / 2 tahun) / 12 bulan = Rp 20.833

2. Biaya variable

- Fases @ 100 ton = Rp 500.000

- Abu jerami @4 ton = Rp 600.000

- Serbuk gergaji @3 ton = Rp 200.000

- Kalsit @1 ton = Rp 350.000

- Bioaktivator @ 7kg = Rp 115.000

- Tenaga kerja @10× 30.000 / hari = Rp 300.000

- Karung @70000 kg

25× Rp1.300 = Rp3.640.000

+¿

Total biaya variabel = Rp 5.705.000

Biaya variabel rata-rata = Rp 81,5

3. Penerimaan (R) =70.000 kg/25 × Rp 15000

= Rp 42.000.000

4. Pendapatan

Penerimaan Rp42.000.000 (100%)

Biaya variabel Rp 5.705.000 (13,583%) -

Laba kontribusi Rp 36.295.000 (86,417%)

Biaya tetap Rp 437.499 (1,041%)-

Pendapatan Rp 35.857.501 (85,375%)

Page 17: Laporan praktikum kapita selekta 1

5. BEP

BEP dalam unit (kg) = biayatetap

(harga jual kompos – biaya variabel rata−rata)

= 437.499

(15.000 – 81,5)

= 437.49914918,5

= 29,325 kg

BEP harga per unit = BEP dalam unit (kg) × harga jual kompos

= 29,325 kg x 15.000

= Rp 439.875

BEP dalam penerimaan (Rp) = biayatetap

labakontribusi(%)

= 437.499

86,417 %

= 439.875

6. Ratio =R

TC

=42000000

Rp 5.705 .000

= 7,36 %

Kesimpulannya adalah bisnis ini layak di usahakan dan menguntungkan karna nilai

ratio lebih dari 1 (satu)

7. ROI = keuntungan( pendapatan)

TC = 100%

= Rp 35.857 .501Rp 5.705 .000

= 100%

= 6,28%

Page 18: Laporan praktikum kapita selekta 1

ACARA IVPEMBUATAN TELUR ITIK ASIN

SECARA HIGINIS DAN SEDERHANA

Prosedur kerja :

1. Bersihkan telur dari kotoran yang melekat dalam kulit telur 2. Masukkan telur ke dalam toples3. Sediakan air matang sebanyak ± 1,5 liter dan garam ± 200 grm4. larutkan garam dapur halus ke dalam air sampai garam jenuh (tidak ada lagi garam yang larut

dalam air ) 5. masukkaan larutan garam tadi ke dalam toples yang sudah ada telur asinnya hingga penuh dan

telur asin mengapung ( air yang digunakan sebanyak 1 liter , garam yang digunakan sebnayak 200 grm )

6. Toples di tutup dengan menggunakan lakban7. Telur dibiarkan selama 14 hari ( mulai tanggal 24 november 2012 – 7 desember 2012 )8. Telur yang telah diasinkan dikukus selama 2 jam

Hasil telur asin :

a. Warna kulit telur asin Berwarna biru muda agak keputihan

b. Warna dalam putih telur asin Berwarna putih segar

c. Warna kuning telur asin Berwarna merah jingga dan tidak ada minyaknya

d. Rasa telur asin Ttingkat kasinannya cukup asin

Aanalisis finansial

Alat dan bahan :1. Telur asin2. Air matang 3. Garam4. Ember5. Tenaga kerja langsung

Asumsi pembuatan telur asin : Satu kali produksi Pembuatan telur asin selama 14 - 15 hari Pembuatan telur asin sebanyak 100 butir telur itik @ Rp 1500 Biaya pembelian 8 bungkus garam dapur halus @ Rp 1500 ( 250 gr ) Biaya pembelian 1 buah ember @ Rp 25000 (n.e 2 tahun) Gaji 1 orang Tenaga kerja Rp 20.000 / produksi Harga jual telur asin Rp 2.500 / butir telur asin

Page 19: Laporan praktikum kapita selekta 1

1. Biaya Tetap (FC)

Peralatan : Ember

Biaya penyusutan ember = Nb−NL

N ҽ =

Rp 25.000−012 x 2

= Rp 25.000

24

= Rp 1.041,67 / bln= masa produksi setengah bulan (14 - 15 hari) Rp 1.041,67 : 2 = Rp 520,83 sekali produksi

Total Biaya Tetap (TFC)

= Rp 520,83

2. Biaya Variabel (VC)

Biaya pembelian telur itik 100 butir @ Rp 1500 100 x Rp 1.500 = Rp 150.000,-

Biaya pembelian 8 bungkus garam dapur halus @ Rp 1.500 (250 grm) Rp 8 x Rp 1.500 = Rp 12.000

Biaya tenaga kerja sekali produksi 1 orang = Rp 20.000

Total Biaya Tetap (TVC)

= Rp 150.000 + Rp 12.000 + Rp 20.000 = Rp 182.000,-

3. Total Biaya (TC)

( FC + VC) += Rp 520,83 + Rp 182.000,- = Rp 182.520,83

4. Penerimaan

Hasil pembuatan telu asin 100 butir denagn harga jual Rp 2.500,-

100 x Rp 2.500,- = Rp 250.000

5. Pendapatan

(R – TC)= Rp 250.000,- – Rp 182.520,83 = Rp 67.479,17

Pembuktian :

Page 20: Laporan praktikum kapita selekta 1

R/C = Rp 250.000 ,− ¿Rp182.520,83

¿ = 1,37 > 1 (Menguntungkan)

ROI = Keuntungan

Modal x 100 %

= Rp 67.479,17

Rp 182.520,83 x 100%

= 36,97 %

Kesimpulan :

Usaha pembuatan telur asin (telur itik) layak untuk diusahakan karena masih memberikan keuntungan karena R/C lebih dari 1 (1,37)

Pendapatan dalam usaha pembuatan telur asin sebesar Rp 67.479,17 per tiap produksi

ROI pembuatan telur asin sebesar 36,97 yang artinya dapat memberikan keuntungan setiap pengeluaran sebesar Rp 100 yang digunakan akan memberikan keuntungan Rp 36,97 rupiah.

Page 21: Laporan praktikum kapita selekta 1

-