laporan poli

40
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penyakit Meningkatnya kemakmuran masyarakat Indonesia yang disertai gaya hidup santai (sedentary life style) dan perubahan pola makan, menyebabkan meningkatnya berbagai penyakit akibat gizi lebih dan penyakit degeneratif (seperti jantung, diabetes mellitus, kanker, osteoporosis, dan lain- lain) (Astawan, 2002). Pola makan tradisional yang tinggi serat kasar dan rendah lemak berubah ke pola makan ke pola makan baru, rendah serat kasar dan tinggi lemak sehingga menggeser mutu makanan ke arah tidak seimbang. Perubahan pola makan disertai dengan kurangnya aktifitas fisik menyebabkan masalah gizi lebih berupa kegemukan dan obesitas (Almatsier, 2003). Diet yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol akan dapat meningkatkan kadar kolesterol darah sebesar 15-25 %. Hal ini disebabkan peningkatan penimbunan lemak dalam hati, yang menimbulkan peningkatan jumlah asetil KOA dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol. Bila keadaaan ini sampai melampaui batas mekanisme kompensasi tubuh dalam metabolisme lemak tentunya akan dapat menyebabkan kondisi yang disebut hiperkolesterolemia (Guyton, 1997). Peningkatan kadar kolesterol ini sangat berbahaya bagi tubuh. Banyak penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar kolesterol total darah dengan resiko PJK sangat kuat. Penelitian genetik, eksperimental, epidemiologis dan klinis menunjukkan dengan jelas bahwa peningktan kadar kolesterol

description

masalah TG dan Asam Urat

Transcript of laporan poli

Page 1: laporan poli

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Penyakit

Meningkatnya kemakmuran masyarakat Indonesia yang disertai gaya hidup

santai (sedentary life style) dan perubahan pola makan, menyebabkan meningkatnya

berbagai penyakit akibat gizi lebih dan penyakit degeneratif (seperti jantung, diabetes

mellitus, kanker, osteoporosis, dan lain-lain) (Astawan, 2002). Pola makan tradisional

yang tinggi serat kasar dan rendah lemak berubah ke pola makan ke pola makan

baru, rendah serat kasar dan tinggi lemak sehingga menggeser mutu makanan ke

arah tidak seimbang. Perubahan pola makan disertai dengan kurangnya aktifitas fisik

menyebabkan masalah gizi lebih berupa kegemukan dan obesitas (Almatsier, 2003).

Diet yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol akan dapat meningkatkan

kadar kolesterol darah sebesar 15-25 %. Hal ini disebabkan peningkatan

penimbunan lemak dalam hati, yang menimbulkan peningkatan jumlah asetil KOA

dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol. Bila keadaaan ini sampai melampaui

batas mekanisme kompensasi tubuh dalam metabolisme lemak tentunya akan dapat

menyebabkan kondisi yang disebut hiperkolesterolemia (Guyton, 1997).

Peningkatan kadar kolesterol ini sangat berbahaya bagi tubuh. Banyak

penelitian menunjukkan bahwa hubungan antara kadar kolesterol total darah dengan

resiko PJK sangat kuat. Penelitian genetik, eksperimental, epidemiologis dan klinis

menunjukkan dengan jelas bahwa peningktan kadar kolesterol total mempunyai

peran penting pada patogenesis PJK (Suyono, 1996).

Gout (Pirai) merupakan penyakit kelainan metabolisme purin yang

mengakibatkan peradangan sendi dengan pembengkakan sendi, biasanya sendi

lutut dan kaki. Gout ditandai dengan hiperuricemia dan penimbunan kristal asam urat

di jaringan persendian dan dapat juga terjadi di ginjal, tulang rawan dan jaringan

lainnya (Lestiani, 2000)

Gout jarang ditemukan pada perempuan. Sekitar 95% kasus adalah pada

laki-laki. Gout dapat ditemukan di seluruh dunia, pada semua ras manusia. Ada

prevalensi familial dalam penyakit gout yang mengesankan suatu dasar genetik dari

penyakit ini. Namun ada sejumlah faktor yang mempengaruhi penyakit ini, termasuk

diet, berat badan dan gaya hidup (Carter, 2006).

Terdapat dua jenis gout; (1) gout primer: produksi asam urat berlebih atau

ekskresinya berkurang, (2) gout sekunder: dapat disebabkan oleh toksin atau obat

yang mengakibatkan ekskresi asam urat menurun dan mencetuskan serangan akut,

Page 2: laporan poli

seperti obat golongan salisilat, deuretik dan timah. Gejala gout biasanya akut: yang

sakit sekali, panas, merah, disertai dengan pembengkakan sendi yang diserang.

Diantara serangan biasanya tanpa gejala, dan kemudian akan timbul kembali secara

berulang sehingga menimbulkan gambaran poliatritis (Lestiani,2000).

Dalam kasus ini yang diderita Ny. Udayani adalah hiperkolesterolemia dan

kecenderungan gout. Penatalaksanaan diet yang tepat sangat dibutuhkan agar

tercapai kondisi kesehatan yang optimal disertai dengan aktifitas fisik secara rutin.

Pemberian edukasi / konsultasi gizi kepada pasien diharapkan dapat merubah pola

hidup pasien terutama mengenai pola makan dan kebiasaan aktifitas fisik, dengan

demikian diharapkan dapat tercapai berat badan ideal, kadar kolesterol dan kadar

asam urat normal.

1.2 Identitas Pasien

1.2.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. U

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 53 tahun

Agama : Islam

Alamat : Jl Ir. Rais IX/62 Malang

Pekerjaan : Tidak bekerja

Tgl konsultasi : 25 Maret 2008

1.2.2 Data Subyektif

1.2.3 Data Riwayat Nutrisi

Dahulu

a. Pasien mempunyai kebiasaan makan 3x sehari.

b. Pasien tidak memiliki makanan pantangan/alergi pada makanan.

c. Pasien memiliki kebiasaan minum teh manis setiap bangun tidur untuk

menghilangkan pusing yang dialami setiap bangun tidur.

d. Pasien suka nyemil keripik dan gorengan serta sering jajan bakso, mie

pangsit, dll.

e. Suka makan sayur dan buah-buahan.

Sekarang

Masih sama seperti pola makan dahulu.

Page 3: laporan poli

Tabel 1.1 Hasil Recall Makanan Pasien Tanggal 25 Maret 2008

Jenis Bahan Makanan Pagi Siang Sore

Nasi /penukar

Daging/penukar

Tempe/penukar

Sayur/penukar

Minyak/penukar

Buah

Gula

100 gr

-

-

70 gr

30 gr

100 gr

10 gr

100 gr

30 gr

30 gr

100 gr

10 gr

85 gr

-

100 gr

60

-

100 gr

5 gr

100 gr

1.2.4 Data Riwayat Penyakit

Dahulu

Berdasarkan hasil anamnesa diketahui bahwa pasien mempunyai riwayat

hipertensi namun sekarang tidak diperiksa besarnya tensi oleh dokter,

terakhir periksa sebelum ini (15 Maret 2008) tekanan darah sudah turun.

Pada tahun 2004 pernah menjalani pengobatan syaraf berkaitan dengan

bahu kanan yang tidak dapat digerakkan dan sudah dikatakan sembuh.

Sekarang

Pasien didiagnosa menderita hiperkolesterolemia dan asam urat cenderung

tinggi.

1.2.5 Sosial Ekonomi

Pasien adalah seorang ibu rumah tangga, sedangkan suami beliau seorang

guru. Penyediaan mkanan di rumah dilakukan oleh pembantu. Pasien jarang

melakukan olah raga.

1.2.6 Data Obyektif

1.2.6.1 Data Antropometri

BB = 66 kg

TB = 155cm

BBI = (155 – 100)-5,5

= 49,5

IMT = 27,4 (status gizi lebih)

BEE = 655,1 + 9,66(BB) + 1,85(TB) – 4,68(U)

= 655,1 + 9,66(49,5) + 1,85(154) – 4,68(53)

= 655,1 + 478,17 + 284,9 – 248,04

= 1134,13

TEE = 1213,6 x 1,3

Page 4: laporan poli

= 1474,36 kkal 1500 kkal

Kebutuhan Protein = (15% x 1500)/ 4

= 58,6 g

Kebutuhan Lemak = (20% x 1500)/ 9

= 34,7 g

Kebutuhn Kh = (65% x 1500)/4

= 253,8 g

1.2.6.2 Data Hasil Pemeriksaaan Fisik dan Klinis

Hasil pemeriksaan fisik klinis pasien dapat dilihat pada Tabel 1.2

Tabel 1.2 Data Fisik Klinis Pasien

Pemeriksaan 10/09/07

Keadaan

Umum

Cukup

Kesadaran Baik

Keluhan kepala berat

1.2.7 Data Hasil Pemeriksaan Laboratorium

Hasil pemeriksaan laboratorium yang dilakukan terhadap pasien dapat dilihat

pada Tabel 1.3

Tabel 1.3 Data Laboratorium

No PemeriksaanHasil tgl

25-03-2008 Nilai Normal

1 Kolesterol 251 <200 mg/dl

2 HDL 42 >45 mg/dl

3 LDL 183 <150 mg/dl

4 Trigliserida 131 <150 mg/dl

5 Asam urat 6,64 3,3 – 7 mg/dl

Page 5: laporan poli

BAB IINUTRITIONAL CARE PROSES (NCP)

Nama : Ny. U Usia : 53 th Hari ke: 1Jenis Kelamin : perempuan tgl : 25-04-2008Diagnosa Medis : Hiperkolesterolemia, hiperuricemia

Nutrition Assessment Nutrition Diagnosa Nutrition Intervensi Nutrition Monitoring EvaluasiData dasar Sintesa

DataIdentifikasi Masalah

Klasif Masalah

Ctt Rencana Terapi Target Terapi

Ctt

Ukuran Hasil terapi

Evaluasi Hasil terapiAssessm

entPlan Ctt

AntropometriBB : 66 CmTB : 155 CmBBI : (155-100)-5,5 = 49,5 kg IMT : 27,4 Status Gizi : Gizi lebih BiokimiaTgl 25 maret 2008Kolesterol:251 mg/dl (N :<200 mg/dl)LDL : 183 mg/dlHDL : 42 mg/dlTG: 131 mg/dl (N <150 mg/dl)Asam urat: 6,64 mg/dl (N : 4-7 mg/dl)GD sesaat : 96

AntropometIMT : 27,4Status gizi lebih(overweight)

BiokimiaKolesterol 251 ()LDL 183 ()HDL 42 ()Asam urat 6,64 (cenderung,normal 3-7)

P:Overweight E: Pola makan yang salahS: IMT 27,4, kebiasaan makan bakso dan mie pangsit untuk camilan hampir setiap hari.

P: perubahan zat gizi berkaitan dgn nilai lab E: gangguan metabolisme lemak dan purinS: kolestrol 251LDL183 HDL 42

NC 2.2

FNCP

Tujuan diet:1. Menurunkan berat

badan mencapai berat badan ideal.

2. Menurunkan asupan kolesterol makanan, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol darah

3. Menurunkan kadar asam urat mencapai normal.

4. Mencapai kondisi kesehatan optimal.

Prinsip Diet:Diet rendah energi, rendah kolesterol rendah purin.

Syarat Diet1. Energi rendah untuk

Konsumsi E,P,L,Kh,kolesterol dan serat 100%±10%

Pasien mematuhi petunjuk diet yang diberikan

FNCP

Recall 25-03-2008E:1236 (82,4%)P:32,5 (58%)L: 35 (105%)KH: 203 (83%)Kolest:64 mg (21%)Serat: 28 g (100%)

Pasien masih mengkonsumsi sayuran

Konsumsi energi dan zat gizi lain serta kepatuhan pasien masih kurang

Target terapi tetap

Motivasi untuk tidak mengkonsumsi makanan yg dilarang

FNCP

Page 6: laporan poli

Data Fisik KlinisTgl 25 Maret 2008KU: baikKeluhan : kepala berat

Pasien jarang olah raga.

Riwayat Penyakit dahuluPasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan syaraf

Riwayat Penyakit SekarangPasien mengeluh kepala berat Riwayat Nutrisi DahuluKebiasaan makan 3 x sehari.Suka ngemil kripik dan gorengan, sering jajan bakso, mie pangsit dllPunya kebiasaan minum teh manis (gula 3sdm)satu kali setiap pagi sebelum beraktifitas

Riwayat Nutrisi SekarangHasil recall tanggal 25-03-2008:

Fisik klinisPunya riwayat HT dan penyakit saraf

DietarySuka ngemil kripik dan gorengan, sering jajan bakso, mie pangsit dll

Kebiasaan jarang olah raga

Intake Zat gizi tgl 25-3-2008:E:1236 (82,4%)P:32,5 (58%)L: 35 (105%)KH: 203 (83%)Kolest:64 mg (21%)Serat: 28 g (100%)

Asam urat 6,64 cenderungG2pp 126 cenderung

P: pola makan salahE: kurangnya pengetahuan tentang giziS: sukamakananbersantan,ngemil kripik,gorenganbakso, mie pangsit,dll

NB 1.5

mencapai berat badan ideal.

2. Protein cukup, 15% dari total energi = 56 g. Pilih dr sumber yg bernilai biologis tinggi yaitu protein hewani.

3. Lemak 20% dari total energi = 33,33 g. 10% dari lemak jenuh, 10-15% dari lemak tak jenuh. Kolesterol rendah <300 mg/hr.

4. Karbohidrat 65% dari total energi = 243,754 g. Pilih terutama karbohidrat kompleks.

5. Hindari bahan makanan tinggi purin (>150mg/100g)

6. Tinggi serat (>25g)untuk membantu pengeluaran kolesterol. Terutama serat larut.

7. Vitamin dan mineral cukup.

8. Cairan disesuaikan dengan urine yang dikeluarkan, rata-rata 2 – 2 ½ liter per hari.

Perhitungan kebutuhan Energi:BEE=655,1+9,66(BB)+1,85(TB) – 4,68(U)=655,1+9,66(49,5)+1,85(154)

tinggi purin dan penggunaan minyak yg melebihi aturan dietnya

Page 7: laporan poli

E:1236 (82,4%)P:32,5 (58%)L: 35 (105%)KH: 203 (83%)Kolest:64 mg (21%)Serat: 28 g (100%)

– 4,68(53) =655,1+478,17+284,9-248,04= 1134,13 TEE=213,6x1,3=1474,36 1500 kkalP (15%x1500):4 = 56 g L :(20%x1500):9= 33,33 g KH :(65%x1500):4 = 243,75 g

Pemberian edukasi/ konsultasi GiziTujuan : pasien mengerti dan memahami tentang diet Hiperkoleserol dan Hiperuricemia serta mau merubah merubah kebiasaan makannya sesuai dengan anjuran dietSasaran: pasien dan keluargaMetoda: ceramah dan konsultasiMateri : diet hiperkolesterol dan hiperuricemia, makanan yang boleh dan tidak boleh untuk serta ukurannyaSarana: Leaflet Evaluasi : tanya jawab secara lisan.

Page 8: laporan poli

Hari ke 2

Nutrition Assessment Nutrition Diagnosa Nutrition Intervensi Nutrition Monitoring EvaluasiData dasar Sintesa

DataIdentifikasi Masalah

Klasif Masalah

Ctt Rencana Terapi Target Terapi

Ctt Ukuran Hasil terapi

Evaluasi Hasil terapiAssessme

ntPlan Ctt

AntropometriBB : 66 CmTB : 155 CmBBI : (155-100)-5,5 = 49,5 kg IMT : 27,4 Status Gizi : Gizi lebih BiokimiaTgl 25 maret 2008Kolesterol:251 mg/dl (N :<200 mg/dl)LDL : 183 mg/dlHDL : 42 mg/dlTG: 131 mg/dl (N <150 mg/dl)Asam urat: 6,64 mg/dl (N : 4-7 mg/dl)GD sesaat : 96G2PP : 126

Data Fisik KlinisTgl 26 Maret 2008KU: baikKeluhan :-

Pasien jarang olah raga.

Riwayat Penyakit dahuluPasien mempunyai

AntropometIMT : 27,4Status gizi lebih(overweight)

BiokimiaKolesterol 251 ()LDL 183 ()HDL 42 ()Asam urat 6,64 (cenderung)G2PP 126 ()

Fisik klinisPunya riwayat HT dan penyakit saraf

DietarySuka ngemil kripik dan gorengan, sering jajan bakso, mie

P:Overweight E: Pola makan yang salahS: IMT 27,4, kebiasaan makan bakso dan mie pangsit untuk camilan.

P: perubahan zat gizi berkaitan dgn nilai lab E: gangguan metaboisme lemak dan purinS: kolestrol 251LDL183 HDL 42 Asam urat 6,64 cenderungG2pp 126 cenderung

P: pola makan salahE: kurangnya pengetahuan tentang giziS: sukamakananbersantan,ngemil

NC 2.2

NB 1.5

FNCP

Tujuan diet:1. Menurunkan berat badan

mencapai berat badan ideal.

2. Menurunkan asupan kolesterol makanan, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol darah

3. Menurunkan kadar asam urat mencapai normal.

4. Mencapai kondisi kesehatan optimal.

Prinsip Diet:Diet rendah energi, rendah kolesterol rendah purin.

Syarat Diet1. Energi rendah untuk

mencapai berat badan ideal.

2. Protein cukup, 15% dari total energi = 56 g.

3. Lemak 20% dari total energi = 33,33 g. 10% dari lemak jenuh, 10-15% dari lemak tak jenuh. Kolesterol rendah <300 mg/hr.

4. Karbohidrat 65% dari total energi = 243,754 g

Konsumsi E,P,L,Kh,kolesterol dan serat 100%±10%

Pasien mematuhi petunjuk diet yang diberikan

FNCP

Recall 26-03-2008:E:1644 (109%)P: 75,4 (134%)L: 45 (135%)KH: 240 (98,5%)Kolest:24 mg (0.8%)Serat: 37,9 g (123%)

Pasien masih mengkonsumsi sayuran tinggi purin dan penggunaan minyak yg melebihi aturan dietnya

Konsumsi protein dan lemak melebihi kebutuhan serta kepatuhan pasien masih kurang

Target terapi tetap

Motivasi pasien untuk ematuhi diet yang telah ditetpkan

FNCP

Page 9: laporan poli

riwayat penyakit hipertensi dan syaraf Riwayat Nutrisi DahuluKebiasaan makan 3 x sehari.Suka ngemil kripik dan gorengan, sering jajan bakso, mie pangsit dllPunya kebiasaan minum teh manis setiap pagi sebelum beraktifitas

Riwayat Nutrisi SekarangMasih sama seperti dulu.Hasil recall tanggal 25-03-2008:E:1236 (82,4%)P:32,5 (58%)L: 35 (105%)KH: 203 (83%)Kolest:64 mg (21%)Serat: 28 g (100%)

pangsit dll

Kebiasaan jarang olah raga

Intake Zat gizi tgl 25-03-2008:E:1236 (82,4%)P:32,5 (58%)L: 35 (105%)KH: 203 (83%)Kolest:64 mg (21%)Serat: 28 g (100%)

kripik,gorenganbakso, mie pangsit,dll

5. Hindari bahan makanan tinggi purin (>150mg/100g)

6. Tinggi serat (>25g)untuk membantu pengeluaran kolesterol.

7. Vitamin dan mineral cukup.8. Cairan disesuaikan dengan

urine yang dikeluarkan, rata-rata 2 – 2 ½ liter per hari.

Perhitungan kebutuhan Energi:BEE=.655,1+9,66(54)+1,85(154)–4,68(53)=1213,6 kkalTEE= 1213,6 x1,1 x 1,3 = 1735,4 kkal Koreksi BB 10% = 173,54kkalJadi total energi yang dibutuhkan 1735,4-173,54 = 1561,86 kkal. 1500 kkalP (15%x1500):4 = 56 g L :(20%x1500):9= 33,33 g KH :(65%x1500):4 = 243,75 g

Pemberian motivasi untuk mematuhi diet yang telah diberikan

Page 10: laporan poli

Nutrition Assessment Nutrition Diagnosa Nutrition Intervensi Nutrition Monitoring EvaluasiData dasar Sintesa

DataIdentifikasi Masalah

Klasif Masalah

Ctt Rencana Terapi Target Terapi

Ctt

Ukuran Hasil terapi

Evaluasi Hasil terapiAssessment

Plan Ctt

AntropometriBB : 66 CmTB : 155 CmBBI : (155-100)-5,5 = 49,5 kg IMT : 27,4 Status Gizi : Gizi lebih BiokimiaTgl 25 maret 2008Kolesterol:251 mg/dl (N :<200 mg/dl)LDL : 183 mg/dlHDL : 42 mg/dlTG: 131 mg/dl (N <150 mg/dl)Asam urat: 6,64 mg/dl (N : 4-7 mg/dl)GD sesaat : 96G2PP : 126

Data Fisik KlinisTgl 26 Maret 2008KU: baikKeluhan :-

Pasien jarang olah raga.

Riwayat Penyakit

AntropometIMT : 27,4Status gizi lebih(overweight)

BiokimiaKolesterol 251 ()LDL 183 ()HDL 42 ()Asam urat 6,64 (cenderung)G2PP 126 ()

Fisik klinisPunya riwayat HT dan penyakit saraf

DietarySuka ngemil kripik dan gorengan, sering jajan

P:Overweight E: Pola makan yang salahS: IMT 27,4, kebiasaan makan bakso dan mie pangsit untuk camilan.

P: perubahan zat gizi berkaitan dgn nilai lab E: gangguan metaboisme lemak dan purinS: kolestrol 251LDL183 HDL 42 Asam urat 6,64 cenderungG2pp 126 cenderung

P: pola makan salahE: kurangnya pengetahuan tentang giziS: sukamakanan

NC 2.2

NB 1.5

FNCP

Tujuan diet:5. Menurunkan berat

badan mencapai berat badan ideal.

6. Menurunkan asupan kolesterol makanan, sehingga dapat menurunkan kadar kolesterol darah

7. Menurunkan kadar asam urat mencapai normal.

8. Mencapai kondisi kesehatan optimal.

Prinsip Diet:Diet rendah energi, rendah kolesterol rendah purin.

Syarat Diet9. Energi rendah untuk

mencapai berat badan ideal.

10. Protein cukup, 15% dari total energi = 56 g.

11. Lemak 20% dari total energi = 33,33 g. 10% dari lemak jenuh, 10-15% dari lemak tak jenuh. Kolesterol rendah <300

Konsumsi E,P,L,Kh,kolesterol dan serat 100%±10%

Pasien mematuhi petunjuk diet yang diberikan

FNCP

Recall Recall 27-03-2008:E:1688 (112%)P: 64,4 (119%)L: 40 (120%)KH: 276 (113%)Kolest:110 mg (36%)Serat: 26 g (100%)

Pasien masih mengkonsumsi sayuran tinggi purin dan penggunaan minyak yg melebihi

Konsumsi energi protein dan lemak melebihi kebutuhan serta kepatuhan pasien masih kurang

Target terapi tetap

Motivasi pasien untuk ematuhi diet yang telah ditetpkan

FNCP

Page 11: laporan poli

dahuluPasien mempunyai riwayat penyakit hipertensi dan syaraf Riwayat Nutrisi DahuluKebiasaan makan 3 x sehari.Suka ngemil kripik dan gorengan, sering jajan bakso, mie pangsit dllPunya kebiasaan minum teh manis setiap pagi sebelum beraktifitas

Riwayat Nutrisi SekarangMasih sama seperti dulu.Hasil recall tanggal 26-03-2008:E:1644 (109%)P: 75,4 (134%)L: 45 (135%)KH: 240 (98,5%)Kolest:24 mg (0.8%)Serat: 37,9 g (123%)

bakso, mie pangsit dll

Kebiasaan jarang olah raga

Intake Zat gizi tgl 26-03-2008:E:1644 (109%)P: 75,4 (134%)L: 45 (135%)KH: 240 (98,5%)Kolest:24 mg (0.8%)Serat: 37,9 g (123%)

bersantan,ngemil kripik,gorenganbakso, mie pangsit,dll

mg/hr. 12. Karbohidrat 65% dari

total energi = 243,754 g13. Hindari bahan

makanan tinggi purin (>150mg/100g)

14. Tinggi serat (>25g)untuk membantu pengeluaran kolesterol.

15. Vitamin dan mineral cukup.

16. Cairan disesuaikan dengan urine yang dikeluarkan, rata-rata 2 – 2 ½ liter per hari.

Perhitungan kebutuhan Energi:BEE=.655,1+9,66(54)+1,85(154)–4,68(53)=1213,6 kkalTEE= 1213,6 x1,1 x 1,3 = 1735,4 kkal Koreksi BB 10% = 173,54kkalJadi total energi yang dibutuhkan 1735,4-173,54 = 1561,86 kkal. 1500 kkalP (15%x1500):4 = 56 g L :(20%x1500):9= 33,33 g KH :(65%x1500):4 = 243,75 g

Pemberian motivasi untuk mematuhi diet yang telah diberikan

aturan dietnya

Page 12: laporan poli

2.2 PENJELASAN NUTRITION INTERVENSI (edukasi)

2.2.1 Tujuan Umum:

Memberikan edukasi kepada pasien tentang pengaturan diet seimbang untuk

menurunkan kadar kolesterol dan asam urat serta pentingnya aktifitas fisik

rutin.

2.2.2 Tujuan Khusus:

1. Pasien mengerti dan mengetahui tentang penyakit hiperkolesterol, serta

peranan makanan sebagai salah satu terapi dalam menangani masalah

hiperkolsterol.

2. Pasien dan keluarganya mengerti dan mengetahui tentang penyakit

hiperuricemia kaitannya dengan makanan tinggi purin.

3. Pasien dan keluarganya mengetahui tentang makanan yang boleh dan tidak

boleh dikonsumsi serta yang dibatasi agar kadar kolesterol dan asam urat

mencapai normal.

4. Pasien diharapkan mematuhi program diet yang dianjurkan , dan

menjalankan program diet ini tidak hanya dalam waktu tertentu, tetapi

menjadikan program diet ini sebagai pola konsumsi seterusnya.

5. Diharapkan dengan kepatuhan pasien dalam menjalankan program diet ini,

kadar kolesterol darah menjadi normal, kadar asam urat normal dan berat

badan ideal.

2.2.3 Materi

Materi edukasi yang diberikan kepada pasien meliputi:

1. Penjelasan penyakit hiperkolesterol dan hiperuricemia (gout) kaitannya

dengan konsumsi makanan tinggi kolesterol dan tinggi purin.

2. Pentingnya pengaturan diet sebagai salah satu terapi penanganan

hiperkolesterolemia dan asam urat tinggi (hiperuricemia)

3. Sumber-sumber bahan makanan yang dianjurkan dan yang dihindari untuk

dikonsumsi, seperti tertera dalam Lampiran 5.

4. Fungsi serat dalam menurunkan kadar kolesterol darah serta sumber bahan

makanannya.

5. Penjelasan mengenai bahan makanan penukar.

6. Penjelasan tentang pentingnya aktifitas fisik secara rutin 3 kali sehari, 1 jam

setelah makan, selama 10-15 menit.

Materi edukasi :

Page 13: laporan poli

1. Hiperkolesterol

Hiperkolesterol merupakan salah satu jenis penyakit dislipidemia.

Dislipidemia adalah suatu gangguan metabolesme lipid yang menyebabkan

peningkatan / pengurangan kadar lipid dalam darah. Secara klinis dislipidemia dapat

berupa:

1. Hiperkolesterolemia

2. Hipertrigliseridemia

3. Kombinasi hiperkolesterolemia dan hipertrigliseridemia

4. Isolated hipo high density lipoprotein / rendahnya kadar HDL

Klasifikasi / tipe dislipidemia

Ada 2 jenis dislipidemia yang ditinjau dari penyebabnya, yaitu dislipidemia primer

dan dislipidemia sekunder.

a. Dislipidemia primer (bersifat herediter)

Dislipidemia primer adalah keadaan peningkatan kadar lemak darah yang

tidak ada hubungannya dengan penyakit lain, melainkan karena adanya keadaan

abnormalitas genetik (herediter). Biasanya pada dislipidemia ini selain peningkatan

kadar lemak darah juga ditemukan xantomatosis yang khas.

Menurut Arief Mansjoer, 2001, secara umum pembagian dislipidemia primer

adalah sebagai berikut:

Familial Hyperkolesterolemic (FH). Kelainan ini bersifat autosomal dominan

dan terdapat dalam homozigot maupun heterozigot. Hiperkolesterolemia

familial homozigot menyebabkan penyakit kardiovaskular dan stenosis aorta

pada masa anak-anak dan dewasa muda. Hiperkolesterolemia timbul karena

peningkatan kadar kolesterol LDL yang disebabkan oleh kelainan fungsi dan

jumlah reseptor LDL. Pada hiperkolesterolemia familial heterozigote biasanya

kadar kolesterol bervariasi antara 350 – 460 mg/dl dan bila nilai >300 mg/dl

pada dewasa atau > 260 mg/dl pada usia dibawah 16 tahunperlu dicurigai

diagnosis hiperkolesterolemia familial. Diagnosis dapat dibuat pada saat

kelahiran dengan menggunakan darah yang berasal dari umbilikus. Kadar

trigliserida darah normal atau meningkat.

Hiperkolesterolemia poligenik. Keadaan ini merupakan hiperkolesterole-mia

yang paling sering ditemukan (labih dari 90%) yang merupakan interaksi

antara kelainan gen yang paling multipel, nutrisi, faktor-faktor lingkungan

lainnya serta mempunyai lebih dari satu dasar metabilok. Hiperkolesterolemia

biasanya ringan atau sedang dan tidak ada xantoma.

Page 14: laporan poli

Peningkatan kolesterol HDL. Kadar kolesterol tinggi dapat mengakibatkan

hiperkolesterolemia ringan. Keadaan ini tidak memerlukan terapi dan disebut

longevity syndrome Kadar lipoprotein lainnya normal. Keadaan ini terdapat

pada wanita menopause yang menerima terpi esterogen pengganti, bisa juga

familial ata karena minum obat perangsang mikrosom (misalnya fenitoin dan

fonobarbital).

Peningkatan apoprotein B. Pada beberapa penelitian ditemukan peningkatan

kadar apoprotein B pada paling banyak pasien penyakit kardiovascular.

b. Dislipidemia Sekunder

Dislipidemia sekunder adalah peningkatan kadar lipida darah yang

disebabkan oleh suatu penyakit tertentu. Dislipidemia sekunder merupakan suatu hal

yang reversibel, dengan kata lain dislipidemia ini merupakan penyakit atau keadaan

lain sehingga bila kondisi itu diperbaiki maka dislipidemia akan sembuh. Bila kelainan

primernya membaik, dislipidemia akan hilang, yang sering menimbulkan dislipidemia

sekunder adalah: obesitas, Alkoholisme, gangguan ginjal, gangguan hati, diabetes

mellitus, tiroid, penyakit chusing (mansjoer,2000)

Menurut Lukito (2000), dislipidemia sekunder umumnya disebabkan oleh

penyakit-penyakit dasar sebagai berikut:

Gagal ginjal

Sindroma nefrotik

Diabetes mellitus

Sepsis

Hipotiroidism

Serosis hati

Patofisiologi

Menurut Widjaja Lukito, 2000, dengan pendekatan nutrisi, dislipidemia terjadi

melalui mekanisme:

Asupan makanan. Pada umumnya makanan padat energi (khususnya energi

dari lemak) dapat menyebabkan dislipidemia. Makanan padat energi yang

sering dikonsumsi dan erat kaitannya dengan perubahan gaya hidup antara

lain:

1. Daging berlemak

2. Junk foods

3. Soft drinks (khusus yang menggunakan gula)

4. Mentega/margarine/krim/santan

Page 15: laporan poli

5. Alkohol (termasuk alkohol tradisional seoerti tuak, dll)

6. Konsumsi gula berlebihan

7. Konsumsi minyak berlebihan

8. Nutrisi enteral dengan pemberian formula yang tidak sesuai dengan

kapasitas metabolisme lipid.

9. Nutrisi parenteral : pemberian preparat lemak melebihi batas

kemampuan lipid clearence.

Melalui mekanisme asupan makanan, dislipid sering dikaitkan denga

rendahnya asupan serat makanan (sayur mayur, buah-buahan, kacang-

kacangan) terutama apabila disertai dengan konsumsi makanan padat energi.

Dislipid juga erat kaitannya dengan gaya hidup yang salah seperti :

1. Merokok

2. Konsumsi alkohol berlebihan

3. Kurang aktifitas fisik

Asupan Zat Gizi

Asupan zat-zat gizi dibawah ini dapat menyebabkan dislipidemia:

1. Asam lemak jenuh, dan asam lemak tidak jenuh trans

2. P/S rasio <1

3. Defisiensi biotin

Gangguan Komposisi Tubuh

Gangguan komposisi tubuh seperti:

1. Morbid (obesity)

2. Obesitas sentral (abdomen obesity)

3. Prader-Willie syndrome

Gangguan Metabolisme lipid

Gangguan metabolisme lipid meliputi:

1. Hiperkilomikronemia

2. Defisiensi enzim lipoprotein lipase

3. Defisiensi reseptor LDL

Manajemen Nutrisi pada Hiperkolesterol

Anjuran Gizi pada Hiperkolesterol

Hindari makanan yang tinggi lemak, seperti:

1. Gorengan

2. Daging berlemak termasuk sosis

3. Krim, margarin, keju, susu reguler, es krim (reguler)

4. Kulit hewan

Page 16: laporan poli

5. Fast food

6. Kue-kue

Kurangi makanan sumber kolesterol seperti:

1. Jerohan

2. Otak

3. Kuning telur

Bila menggunakan minyak sebaiknya menggunakan minyak

monounsaturated dan poliunsaturated

Konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran secara teratur. Buah-buahan

sebaiknya dikonsumsi dalam keadaan segar (bukan olahan)

Hindari konsumsi gula yang berlebihan

Pertahankan berat badan ideal .

Hindari rokok

Hindari alkohol

Pertahankan aktifitas fisik secara teratur.

Petunjuk Praktis Diet Rendah Lemak

Buah-buahan paling sedikit 2-3 buah per hari

Berbagai macam sayuran (hijau, kuning, oranye dan jenis akar-akaran)

sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah cukup banyak (3-4 porsi sehari) dan

perhatikan cara memasak.

Berbagai macam serealia seperti: beras, oat, roti bisa dikonsumsi 3 kali

sehari dengan porsi sesuai kebutuhan.

Ikan sebaiknya dikonsumsi 2 kali per minggu, bila perlu lebih, perhatikan cara

memasak.

2. Gout / Pirai

Gout merupakan istilah yang dipakai untuk sekelompok gangguan metabolik,

sekurang-kurangnya ada sembilan gangguan, yang ditandai oleh menigkatnya

konsentrasi asam urat (hiperuricemia). Gout dapat bersifat primer maupun sekunder.

Gout primer merupakan akibat langsung pembentukan asam urat tubuh yang

berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat melalui urine. Gout sekunder

disebabkan karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam

urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat-obatan tertentu

(Carter, 2006).

Page 17: laporan poli

Gejala

Gejala gout biasanya akut : yang sakit sekali, panas, merah, disertai

pembengkakan sendi yang diserang. Diantara serangan biasanya tanpa gejala, dan

kemudian akan timbul kembali secara berulang, sehingga menimblkan gambaran

poliatritis. Faktor-faktor yang mempengaruhi terrjadinya kenaikan asam urat darah

antara lain: obesitas, obat anti hipertensi, NIDDM, hiperinsulinisme, hiperlipidemi,

masukan alkohol yang berlebihan dan kemoterapi (Lestiani, 2000).

Manajemen Nutrisi

Menurut Andry Hartono, 2000, manajemen nutrisi pada penderita gout adalah

sebagai berikut:

Karena asam urat lebih mudah larut dalam urin yang alkalis, diet rendah purin

harus banyak mengandung karbohidrat dan sedikit lemak dengan jumlah

cairan yang memadai guna membantu mengeluarkan kelebihan asam urat.

Kandungan lemak yang tinggi dalam makanan akan menimbulkan asidosis,

karena pembentukan keton bodies yang terdiri dari; asam asetoasetat, asam

hidroksibutirat, dan aseton, yang membuat urine lebih asam sehingga

menyulitkan ekskresi asam urat.

Minum minuman tradisional seperti larutan kunyit dan temulawak yang

menjadi curcumin dapat mengurangi reaksi imflamasi pada sendi.

Batasi makanan tinggi purin, pada keadaan akut hindari masukan purin

sekitar 100 – 150 mg / hari.

Hindari alkohol

Daftar kandungan purin pada bahan makanan dibedakan menjadi 3

kelompok, yaitu:

Kelompok I (0-50 mg purin/100g)

Buah-buahan, jus buah, sayuran kecuali yang ada pada kelompok 2, telur

susu, teh.

Kelompok 2 (50 – 150 mg/100g)

Biji-bijian, kacang-kacangan, kembang kol, asparagus, bayam, jamur, produk

tepung, ayam, bebek, daging sapi, daging kambing, daging babi, ikan (kecuali

pada kel 3), tiram, kerang.

Kelompok 3 (150 – 800 mg/100g)

Otak, ginjal, hati, ikan hering, macarel, produk daging, kaldu, sardin, kerang

kipas.

Page 18: laporan poli

2.2.4 Sasaran

Sasaran edukasi adalah pasien dan keluarga yaitu suami, serta pembantu yang

menyiapkan makanan pasien.

2.2.5 Metode

Metode yang dilakukan adalah:

1. Wawancara

2. Konsultasi

3. Tanya jawab

4. Home visite

2.2.6 Tempat

Tempat edukasi pertama dilaksanakan di Poli Konsultasi Gizi RS Militer di Kota

Malang. Namun untuk edukasi selanjutnya dilakukan di kediaman pasien di jalan IR

Rais IX/62 malang.

2.2.7 Waktu

Waktu pelaksanaan edukasi asuhan gizi selama 3 hari mulai tanggal 25 sampai

dengan tanggal 27 Maret 2008.

2.2.8 Alat Peraga

1. Leaflet diet rendah kolesterol dan rendah purin serta daftar makanan penukar

2. Food model

3. Alat ukur tinggi badan dan berat badan.

2.2.9 Pelaksana

Mahsiswa S-1 Gizi Universitas Brawijaya Malang yang melaksanakan praktek

Predietry Internship di rumah sakit Militer di Kota Malang.

2.2.10 Target Terapi

1. Kepatuhan pasien terhadap diet.

2. Perubahan pola makan dan kebiasaan makan pasien

3. Konsumsi energi dan zat gizi pasien selama 3 hari.

Page 19: laporan poli

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Evaluasi Pelaksanaan Edukasi

3.1.1 Pemahaman Pasien Terhadap Materi Konseling

Ukuran pemahaman materi bisa dilihat dari pernyataan pasien mengenai

kepahamannya dan dengan bertanya pada pasien tentang apa yang telah dijelaskan.

Pasien sudah cukup mengerti tentang apa yang sudah dijelaskan. Hal ini diketahui

dari pernyatannya bahwa sudah mengerti dan mampu mengulang kembali sebagian

besar dari apa yang telah disampaikan. Hal-hal yang belum dimengerti pasien

langsung ditanyakan pada saat konseling baik pada saat di poli maupun pada saat

home visite.

3.1.2 Kepatuhan Diet Pasien

Selama pengamatan dengan melakukan home visit dan melakukan recall

makan selama 3 hari dapat dilihat kepatuhan pasien terhadap diet yang sudah

ditetapkan. Kepatuhan pasien terhadap diet masih kurang, dapat dilihat dari bahan

makanan yang dikonsumsi. Beberapa bahan makanan yang tidak boleh dikonsumsi

masih dikonsumsi oleh pasien terutama bahan makanan yang tinggi purin, begitu

juga dengan pengolahannya. Pasien mengakui pada hari –hari awal sangat susah

untuk mematuhi diet yang diberikan terutama untuk tidak nyemil gorengan dan jajan.

Hal ini dipicu oleh banyaknya penjual kaki lima yang lewat didepan rumah pasien.

Namun pasien sudah dapat mengurangi/ tidak mengkonsumsi cemilan yang tidak

diperbolehkan. Selama 3 hari pengamatan belum ada menu sehari yang sesuai

dengan diet yang diberikan.

3.2 Perubahan Pola dan Kebiasaan Makan Pasien

Dari segi pola dan kebiasaan makan, terjadi perubahan selama tiga hari

pengamatan setelah dilakukannya konseling. Pasien sudah berusaha mengikuti

pengaturan waktu makan yaitu 3 kali makan utama dan dua kali makan selingan.

Makan selingan/ cemilan sudah tidak berupa kripik, gorengan, bakso, atau mie tetapi

diganti dengan buah-buahan. Penggunaan minyak goreng untuk mengolah makanan

juga sudah mulai dikurangi. Namun pada hari kedua pasien mengkonsumsi nasi

goreng dengan lauk ayam bumbu merah dan terancam pada saat snack sore. Pada

hari ketiga pasien kembali pada pola makan yang telah ditetapkan walaupun setelah

makan siang pasien mengkonsumsi es campur yang tinggi gula dan susu.

Pola makan pasien sebelum edukasi dapat dilihat pada tabl di bawah ini:

Tabel 3.1 Pola Makan Pasien Sebelum Intervensi

Page 20: laporan poli

Bahan MakananFrekuensi

Bahan MakananFrekuensi

TP J S TP J S

Nasi √ Sayuran daun √

Roti √ Sayuran buah √

Kentang √ Buah √

Mi √ Susu √

Tempe √ Minyak √

Tahu √ Bakso/ pangsit √

Kacang2an √ Kripik √

Telur √ Teh manis √

Daging sapi √ Kopi manis √

Ayam √ Sirup √

Ikan √ Soft drink √

3.3 Tingkat Konsumsi Energi dan Zat Gizi Pasien

Hasil pengamatan konsumsi energi dan zat gizi diketahui dengan melakukan

recall makan selama 3 hari setelah diberi konsultasi seperti disajikan dalam Tabel

3.2 berikut ini:

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Konsumsi Energi dan Zat Gizi

Tanggal KeteranganEnergi(kkal)

Protein(gram)

Lemak(gram)

KH(gram)

Recall tgl 24 Maret

2008 (Sebelum Edukasi)

Intake

Kebutuhan

%intake

Kategori

2397

1500

159%

Baik

83

56

148%

Baik

97

33,33

291%

Baik

301

243

123,8%

Baik

RecallTgl 25

Maret 2008

Intake

Kebutuhan

%intake

Kategori

1236

1500

82,4%

Defisit tk

ringan

32,5

56

58%

Defisit tk

berat

35

33,33

105%

Baik

203

243

83%

Defisit tk

ringan

Recall Tgl 26

Maret 2008

Intake

Kebutuhan

%intake

Kategori

1644

1500

109 %

Baik

75,4

56

134%

Diatas

45

33,33

135%

Diatas

240

243

98,5%

Baik

Page 21: laporan poli

baik baik

Recall Tgl 27

Maret 2008

Intake

Kebutuhan

%intake

Kategori

1688

1500

112%

Baik

64,4

56

119%

Baik

40

33,33

120%

Baik

276

243

113%

Baik

Rata-rata

Intake

% intake

Kategori

1522,6

101,5%

Baik

57,4

102,5%

Baik

40

120%

Baik

239,6

98,6%

Baik

Tingkat konsumsi merupakan persentase konsumsi pasien dibandingkan

dengan kebutuhan pasien. Berdasarkan Depkes RI (2002), klasifikasi tingkat

konsumsi di bagi menjadi empat dengan cut of points masing-masing sebagai berikut

: - Diatas baik : ≥120% AKG

- Baik : 90% - 119,9% AKG

- Defisit tingkat ringan : 80% - 89,9% AKG

- Defisit tingkat sedang : 70% - 79,9% AKG

- Defisit tingkat berat : < 70% AKG

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa tingkat konsumai energi dan zat gizi

pada 3 hari pengamatan termasuk dalam kategori baik bahkan ada yang diatas baik

dan dari hari kehari menunjukkan peningkatan. Hal ini disebabkan karena kurangnya

pengendalian diri pasien.

3.3.1 Monitoring Konsumsi Energi

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa konsumsi energi pasien terus

mengalami peningkatan dari hari pertama sampai hari ke tiga. Pada hari pertama

tingkat konsumsi energi sebesar 82,4% meningkat menjadi 109% dan 112% pada

grafik kebutuhan dan intake energi

1500 1500 15001236

1644 1688

0

500

1000

1500

2000

hari pengamatan

En

erg

i

kebutuhan

intake

kebutuhan 1500 1500 1500

intake 1236 1644 1688

hari 1 hari2 hari3

Page 22: laporan poli

hari kedua dan ketiga. Rata-rata konsumsi energi masih dalam kategori baik yaitu

101,5%. Namun pada hari ke dua dan ke tiga konsumsi energi pasien sudah

melebihi kebutuhan walaupun masih dalam jumlah yang kecil. Hal ini terjadi karena

kurangnya pengendalian diri. Pasien memanfaatkan kesempatan adanya pemberian

makanan dari tetangga yang syukuran untuk melanggar diet yang sudah diberikan.

Peningkatan intake energi tidak berpengaruh karena masih dalam batas

wajar kebutuhan yang dianjurkan. Namun sangat dikhawatirkan akan mempengaruhi

kadar kolesterol dan trigliserida darah pasien. Karena masukan energi yang

berlebihan baik energi yang berasal dari karbohidrat, lemak, protein dapat

mempertinggi trigliserida dan kolesterol dalam darah (Baraas F, 2003).

Adanya kelebihan intake energi ini akan disimpan sebagai cadangan energi

dan dapat mencegah meningkatnya proses katabolisme dalam tubuh. Pada

umumnya hanya 3% jumlah glukosa makanan yang dapat disimpan sebagai glikogen

di hati dan otot, 30% disimpan sebagai trigliserida dan 67% langsung dibakar

sebagai sumber energi (Baraas F, 2003).

Bila konsumsi energi terus meningkat maka tidak akan terjadi penurunan

berat badan yang diharapkan akan mencapai berat badan normal, sebaliknya akan

terjadi peningkatan berat badan dan semakin mendekat pada obesitas. Namun

setelah diberi motivasi dan penjelasan kembali, pasien berjanji tidak akan

mengulangi dan akan menaati diet yang diberikan.

3.3.2 Monitoring Konsumsi Protein

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa terjadi peningkatan konsumsi protein

yang cukup drastis pada hari kedua dan ketiga dibanding pada hari pertama. Pada

hari pertama tingkat konsumsi protein termasuk dalam defisit tingkst berat yaitu

sebesar 58%. Hal ini disebabkan karena kurangnya konsumsi lauk hewani, hanya

menggunakan telur sebgai campuran olahan lauk nabati. Pada hari kedua tingkat

grafik perbandingan kebutuhan dan intake protein

56 56 56

58%

134%119%

0

20

40

60

80

hai pengamatan

pro

tein

kebutuhan

intake

kebutuhan 56 56 56

intake 32.5 75.4 64.4

hari1 hari2 hari3

Page 23: laporan poli

konsumsi protein meningkat tajam menjadi diatas baik yaitu sebesar 134%.

Tingginya peningkatan ini disebabkan karena tingginya konsumsi golongan kacang-

kacangan. Setelah diberi motivasi dan penjelasan kembali tentang kebutuhan protein

dan pengaturan pemberian protein nabati yang boleh dikonsumsi dalam jumlah

terbatas, pasien mengerti kesalahannya serta berusaha menaati diet yang diberikan

sehingga pada hari ketiga konsumsi protein sudah baik dan semakin mendekati

kebutuhan yaitu menjadi 119%. Rata-rata tingkat konsumsi protein sudah termasuk

baik yaitu sebesar 102,5%.

3.3.3 Monitoring Konsumsi Lemak

Rata-rata tingkat konsumsi lemak pasien berada dibatas paling atas kriteria

baik yaitu sebesar 120%. Grafik diatas menunjukkan adanya peningkatan konsumsi

lemak pada hari kedua dan penurunan kembali pada hari ketiga. Hari pertama

pengamatan, tingkat konsumsi lemak termasuk dalam kriteria baik dan mendekati

kebutuhan yaitu sebesar 105%. Namun, pada hari kedua meningkat menjadi 135%,

sudah termasuk diatas baik dan jauh melebihi kebutuhan. Hal ini dikarenakan

tingginya penggunaan minyak goreng untuk mengolah makanan. Bila konsumsi

lemak terus menigkat maka profil lemak dalam darah juga akan meningkat, sehingga

tujuan pengaturan diet untuk menurunkan kolesterol darah tidak akan tercapai

bahkan memperparah kondisi hiperkoleterolemia pasien. Setelah diberi motivasi dan

penjelasan kembali tentang kaitanya konsumsi tinggi lemak dengan penigkatan

kolesterol, pasien berjanji untuk menaati diet yang diberikan. Pada hari ketiga

pengamatan, konsumsi lemak menurun menjadi 120%. Diharapkan konsumsi lemak

terus menurun sampai bisa sesuai dengan kebutuhan.

Diet yang mengandung lemak jenuh dan kolesterol akan dapat meningkatkan

kadar kolesterol darah sebesar 15-25 %. Hal ini disebabkan peningkatan

penimbunan lemak dalam hati, yang menimbulkan peningkatan jumlah asetil KOA

dalam sel hati untuk menghasilkan kolesterol (Guyton, 1997).

3.3.4 Monitoring Konsumsi Karbohidrat

grafik perbandingan kebutuhan dan intake lemak

33.3 33.3 33.3

105% 135%120%

0

10

20

30

40

50

hari pengamatan

lem

ak

kebutuhan

intake

kebutuhan 33.3 33.3 33.3

intake 35 45 40

hari1 hari2 hari3

Page 24: laporan poli

Grafik diatas menunjukkan peningkatan konsumsi karbohidrat dari hari

pertama sampai hari ketiga pengamatan, tetapi rata-rata tingkat konsumsi

karbohidrat masih dalam kategori baik yaitu sebesar 98,6%. Walaupun demikian bila

keadaan kecenderungan peningkatan ini terus berlanjut, maka akan terjadi

penumpukan lemak akibat karbohidrat yang tidak terpakai oleh tubuh dan akan

semakin meningkatkan profil lemak darah pasien terutama trigliserida. Setiap jumlah

karbohidrat makanan yang tidak langsung digunakan akan disimpan dijaringan

adiposa dalam bentuk trigliserida. Bila diperlukan kemudian, trigliserida akan

dihidrolisis menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas kemudian

mengalami oksidasi dalam proses pembentukan energi. Pada umumnya hanya 3%

jumlah glukosa makanan yang dapat disimpan sebagai glikogen di hati dan otot, 30%

disimpan sebagai trigliserida dan 67% langsung dibakar sebagai sumber energi

(Baraas F, 2003). Pada hari pertama pengamatan tingkat konsumsi karbohidrat

termasuk dalam kategori deficit tingkat ringan yaitu sebesar 83%. Hal ini dikarenakan

pasien takut kebanyakan makan, sehingga makanan yang dikonsumsi pasien dalam

jumlah sedikit. Pada hari kedua pengamatan meningkat menjadi 98,5% semakin

mendekati kebutuhan. Dan pada hari ketiga menjadi 113%, sudah melebihi

kebutuhan karbohidrat pasien. Pada hari ketiga pengamatan pasien mengkonsumsi

es campur yang syarat akan susu dan gula sehingga konsumsi karbohidrat pasien

meningkat melebihi kebutuhan. Setelah diberi motivasi dan penjelasan mengenai

hubungan tingginya konsumsi karbohidrat dengan penigkatan lemak darah, pasien

berjanji akan memperhatikan konsumsi bahan makanan sumber karbohidrat.

3.3.5 Monitoring Konsumsi Kolesterol

grafik perbandingan kebutuhan dan intake Kh

243.75 243.75 243.75203

240276

0

100

200

300

hari pengamatan

Kh

kebutuhan

intake

kebutuhan 243.75 243.75 243.75

intake 203 240 276

hari1 hari2 hari3

Page 25: laporan poli

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa konsumsi kolesterol oleh pasien masih

jauh dibawah batas maksimal. Pada hari pertama konsumsi kolesterol sebesar 64

mg yaitu 21% dari batas maksimal. Pada hari kedua menurun menjadi 0,8% dari

batas maksimal konsumsi kolesterol dalam sehari. Dan pada hari ketiga meningkat

menjadi 36%, hal ini disebabkan karena pada hari itu pasien mengkonsumsi kue

kering yang kaya akan telur sehingga konsumsi kolesterol dalam sehari langsung

meningkat tajam. Secara keseluruhan konsumsi kolesterol pasien sudah memenuhi

harapan dan diet yang telah diberikan yaitu konsumsi kolesterol kurang dari 300 mg

perhari. Bila keadaan ini terus berlanjut maka perbaikan profil kolesterol darah dapat

terwujud.

BAB IV

grafik perbandingan kebutuhan dan intake kolesterol

300 300 300

6424

111

0

100

200

300

400

hari pengamatan

kole

ste

rol

kebutuhan

intake

kebutuhan 300 300 300

intake 64 24 111

hari1 hari2 hari3

Page 26: laporan poli

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1) Pasien menderita: hiperkolesterolemia dan hiperuricemia

2) Diet yang diberikan kepada pasien adalah: diet Rendah Energi, Rendah

Kolesterol, Rendah Purin, 1500 kkal, 56 g protein dan 33,33 g lemak.

3) Tingkat pemahaman pasien terhadap materi konseling cukup baik, ditandai

dengan pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan untuk mengevaluasi.

4) Kepatuhan pasien terhadap diet yang diberikan masih kurang, ditandai dengan

masih mengkonsumsi bahan makanan tinggi purin dan penggunaan minyak

goreng untuk mengolah makanan masih melebihi anjuran diet.

5) Terjadi perubahan pola dan kebiasaan makan pasien yang dulunya suka

mengkonsumsi kripik, gorengan, bakso, atau mie pangsit sebagai camilan,

sekarang sudah tidak lagi.

6) Tingkat konsumsi energi dan zat gizi mendekati kebutuhan. Namun cenderung

melebihi kebutuhan.

4.2. Saran

1) Perlu motivasi kembali kepada pasien untuk melakukan aktifitas fisik ringan

secara rutin 3 x sehari, 1 jam setelah makan selama 10-15 menit agar tercapai

berat badan ideal dan kondisi kesehatan optimal.

2) Perlu motivasi kembali agar pasien selalu mentaati diet yang diberikan.

3) Perlu motivasi kembali kepada pasien untuk rutin kontrol, agar perkembangan

penyakitnya dapat termonitor dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Page 27: laporan poli

Almatsier, S, 2002. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, PT Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Carter, M (2006), GOUT, dalam : Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Corwin, E.,J., 2001. Buku Saku Patofisiologi. Diterjemahkan oleh Brahm U. Pendit, 2000. Jarkarta: EGC.

Lestiani, S, L, 2000, Nutrisi pada Gout (pirai) dan Hiperuricemia, dalam: Pegangan Penatalaksanaan Nutrisi Pasien, Perhimpunan Dokter Gizi Medik Indonesia, Jakarta.

Page 28: laporan poli