Laporan Pengawas
-
Upload
mansur-al-ghifari -
Category
Documents
-
view
294 -
download
10
description
Transcript of Laporan Pengawas
LAPORAN SUPERVISI PENDIDIKAN
Diajukan untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah
Supervisi dan Evaluasi Pendidikan
Dosen : Prof. Dr. Madhakomala
Disusun Oleh :
Devie Ambarwati (No. Registrasi 7816130656)
Mansur (No. Registrasi 7816130664)
Solihin (No. Registrasi 7816130669)
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTAPROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER PENELITIAN DAN EVALUASI PENDIDIKAN2013
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pendidikan adalah usaha sadar yang dengan sengaja dirancangkan untuk
mencapaikan tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan bertujuan untuk
meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
Untuk melaksanakan tujuan pendidikan tersebut maka pemerintah
menerapkan standar nasional pendidikan. Standar nasional pendidikan merupakan
serangkaian proses meningkatkan penjaminan mutu pendidikan nasional dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban
pendidikan yang bermutu. Pelaksanaannya diatur secara bertahap dan
berkelanjutan sesuai dengan tuntutan perubahan lokal, nasional dan global. Dalam
proses pemenuhan standar diperlukan indikator dan target, baik dalam
keterlaksanaan prosedur peningkatan dan produk mutu yang dapat diwujudkan.
Pemerintah Republik Indonesia melalui Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013 tentang
perubahan PP RI No 19 tahun 2005 menetapkan delapan standar nasional
pendidikan, yaitu standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan dan standar penilaian pendidikan. Standar-
standar tersebut merupakan acuan dan sebagai kriteria dalam menetapkan
keberhasilan penyelenggaran pendidikan.
Permendiknas nomor 13 tahun 2007 tentang standar kepala sekolah juga
mengamanatkan tentang tugas pokok kepala sekolah pada semua jenjang
mencakup tiga bidang, yaitu: (a) tugas manajerial, (b) supervisi dan (c)
kewirausahaan Tugas pokok tersebut dalam implementasinya perlu dikawal oleh
pemangku kepentingan untuk mengetahui keterlaksanaannya.
Permendiknas no.41 tahun 2007 tentang standar proses mengamanatkan
bahwa setiap guru wajib melaksanakan: perencanakan pembelajaran,
melaksanakan pembelajaran ,melakukan penilaian dan adanya pengawasan oleh
kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan .Guru merupakan salah satu
variable yang sangat menentukan mutu pendidikan di sekolah.Untuk itu
Laporan Supervisi Pendidikan 2
pelaksanaan standar prosesi harus dikawal oleh pemangku kepentingan yaitu
pengawas sekolah .Karena hal ini merupakan teknis pendidikan yang mendasar.
Kinerja guru dan kepala sekolah mewarnai kualitas pendidikan dan berujung pada
mutu pendidikan di sekolah .Untuk itu peraturan – peratuturan yang telah ada
wajib dikawal akan implementasi di sekolah.
Keberhasilan penyelenggaraan pendidikan yang berkualitas sangat terkait
erat dengan keberhasilan peningkatan kompetensi dan profesionalisme pendidikan
dan tenaga kependidikan disamping faktor-faktor lain seperti sarana dan prasarana
dan pembiayaan. Pengawas sekolah merupakan salah satu pendidik dan tenaga
kependidikan yang posisinya memegang peran yang signifikan dan strategis
dalam meningkatkan profesionalisme guru dan mutu pendidikan di sekolah.
Kegiatan kepengawasan adalah kegiatan pengawas sekolah dalam
menyusun program pengawasan, melaksanakan program pengawasan, evaluasi
hasil pelaksanaan program dan melaksanakan pembimbingan dan pelatihan
profesionalisme guru. Dalam peraturan pemerintah no 74 tahun 2008 tentang
guru pada pasal 15 ayat 4 dijelaskan bahwa pengawas sekolah harus
melaksanakan kegiatan pengawasan akademik dan pengawasan manajerial. .
Pengawas profesional adalah pengawas sekolah yang melaksanakan
kegiatan pengawasan akademik dan pengawas manajerial serta kegiatan
pembimbingan dan pelatihan profesional guru dengan optimal. Selain itu untuk
meningkatkan profesionalisme pengawas sekolah maka perlu dilaksanakan
pengembangan profesi secara berkelanjutan dengan tujuan untuk menjawab
tantangan dunia pendidikan yang semakin kompleks dan untuk lebih
mengarahkan sekolah kearah pencapaian tujuan pendidikan nasional yang efektif,
efisien dan produktif.
Untuk melaksanakan kegiatan tersebut, Peraturan Menteri Pendidikan
Nasional Republik Indonesia nomor 12 tahun 2007 tentang Standar Pengawas
Sekolah / Madrasah, menyebutkan bahwa seorang pengawas sekolah wajib
mempunyai enam dimensi kompetensi minimal yaitu kompetensi kepribadian,
supervisi manajerial, supervisi akademik, evaluasi pendidikan, penelitian
pengembangan dan kompetensi sosial. Kompetensi pengawas lebih banyak
dibandingkan kompetensi yang harus dimiki oleh guru dan kepala sekolah, artinya
Laporan Supervisi Pendidikan 3
tugas dan tanggung jawab pengawas lebih banyak dibandingkan dengan guru dan
kepala sekolah. Dengan demikian pengawas sekolah dituntut mempunyai
kualifikasi dan kompetensi yang memadai untuk dapat menjalankan tugas
kepengawasannya.
Eksistensi pengawas sekolah dinaungi oleh sejumlah dasar hukum.
Undang-undang Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 dan PP No.19 Tahun
2005 adalah landasan hukum yang terbaru yang menegaskan keberadaan pejabat
fungsional itu. Selaian itu secara tegas dikatakan dalam Keputusan Menpan
No.118 / 1996 sebagai berikut :”Pengawas sekolah adalah Pegawai Negeri Sipil
yang diberi tugas, tanggungjawab, dan wewenang secara penuh oleh pejabat yang
berwenang untuk melakukan pengawasan pendidikan di sekolah dengan
melaksanakan penilaian dan pembinaan dari segi teknis pendidikan dan
administrasi pada satuan pendidikan prasekolah, dasar, dan menengah.”
Permendiknas nomor 12 tahun 2007 mengamanatkan bahwa seorang
pengawas sekolah harus mampu dan menguasai melakukan penilaian kinerja baik
kinerja guru ,kepala sekolah ,dan staf (tenaga administrasi sekolah ) merupakan
salah satu kompetensi yang harus dikuasai pengawas sekolah/madrasah.
Kompetensi tersebut termasuk dalam dimensi kompetensi evaluasi pendidikan.
Dalam laporan ini, teknis pendidikan menyajikan penilaian kinerja guru
dan kinerja kepala sekolah hasil pengawasan, sedangkan dalam administrasi
pendidikan menyajikan ketercapaian pelaksanaan 8 (delapan standar nasional
Pendidikan). Penulis berharap laporan ini dapat memberikan kontribusi kepada
pendidikan untuk memberikan gambaran tentang pelaksanaan supervisi
pendidikan.
B. FOKUS MASALAH
Sesuai latar belakang di atas, maka focus permasalahan pada pengawasan
ini adalah :
1. Apakah guru sudah merencanakan persiapan pembelajaran berupa,;
a. Progran tahunan dan program semester?
b. Melakukan analisis SK/KD ?
Laporan Supervisi Pendidikan 4
c. Menyusun Silabus dan RPP sesuai dengan Permendiknas nomor 41 tahun
2007 tentang standar Proses ?
d. Melakukan analisis KKM ?
e. Membuat buku absensi siswa?
f. Membuat buku penialain hasil belajar siswa?
g. Membuat kisi-kisi soal UH,UTS,dan UAS ?
h. Melakukan analisis Ulangan Harian?
i. Membuat program remedial dan pengayaan?
2. Apakah 8 standar Nasional pendidikan sudah terpenuhi di masing-masing
sekolah ?
C. TUJUAN DAN SASARAN PENGAWASAN
1. Tujuan Pengawasan
a. Untuk mengetahui kinerja guru dalam merencanakan persiapan
pembelajaran
b. Untuk mengetahui kinerja guru dalam melaksanakan pembelajaran
c. Untuk mengetahui ketercapaian Standar Nasional Pendidikan di sekolah
2. Sasaran Pengawasan
a. Teknis Pendidikan
Untuk focus masalah nomor 1 sasarannya adalah guru mata pelajaran
dalam merencanakan persiapan dan pelaksanaan pembelajaran di kelas
b. Administrasi pendidikan
Untuk focus masalah pada nomor 2 sasaranya pada administrasi
pendidikan yang berupa bukti fisik .
D. RUANG LINGKUP PENGAWASAN
Sesuai tugas pokok dan fungsi pengawas sekolah ,ruang lingkup
pengawasan meliputi :
1. Penilaian
Penilaian yang dimaksud yaitu
Laporan Supervisi Pendidikan 5
Penilaian terhadap kinerja guru. Penilaian kinerja guru mencakup menilai
guru dalam merencanakan proses pembelajaran (membuat silabus dan RPP
serta pendukung lainya), pengawas sekolah menggunakan supervisi
akademik.
2. Pemantauan
Tujuan pemantauan yang dilakukan pengawas sekolah adalah
Untuk mengetahui ketercapaian program sekolah .Pemantauan tersebut
adalah pemantauan 8 standar Nasional pendidikan dan pemantauan
penerimaan peserta didik .Pengawas sekolah menggunakan kemampuan
supervisi manajerial.
3. Pembinaan
Pembinaan yang dilakukan oleh pengawas sekolah terhadap sekolah adalah
pembinaan sekolah yg mencakup teknik pendidikan dan administrasi
pendidikan.
E. WAKTU DAN TEMPAT
Observasi ini dilakukan di Dinas Kabupaten Lampung Timur tanggal 6
November – 9 November 2013. Sekolah yang diobservasi adalah :
1. SMPN 3 Jabung pada tanggal 6 November 2013
2. SMPN 2 Way Bungur pada tanggal 7 November 2013
SMKN 1 Cikarang Selatan pada tanggal 9 November 2013
F. SASARAN
Observasi dilakukan di Dinas Pendidikan pemuda dan olah raga Kabupaten
Lampung Timur di bawah pimpinan Bapak Anthony Siaga Putra, S.H, M.H, dan
Dinas Pendidikan Kota Bekasi dengan sasaran observasi:
1. Pengawas SMP, Bpk. Maulidi, M.Pd
2. SMPN 3 Jabung, SMPN 2 Way Bungur dan SMK N 1 Cikarang Selatan
Laporan Supervisi Pendidikan 6
BAB II
KAJIAN TEORI
Secara etimologi, istilah supervisi diambil dari perkataan bahasa inggris.
Supervision artinya pengawasan, Orang yang melakukan supervisi disebut
supervisor. Ditinjau sisi morfologisnya, supervisi dapat dijelaskan menurut kata.
Supervisi terdiri dari dua kata, yakni super berarti atas atau lebih sedangkan vision
berarti lihat,tilik atau awasi. Seorang supervisor mempunyai posisi di atas atau
mempunyai kedudukan yang lebih dari orang yang disupervisinya.
Konsep supervisi modern dirumuskan oleh Willes, supervisi adalah
bantuan dalam pengembangan situasi pembelajaran yang lebih baik. Rumusan ini
mengisyaratkan bahwa layanan supervisi meliputi keseluruhan situasi belajar
mengajar. Situasi belajar inilah yang seharusnya diperbaiki dan ditingkatkan
melalui layanan kegiatan supervisi. Sementara itu Depdiknas (1994) merumuskan
supervisi sebagai pembinaan yang diberikan kepada seluruh staf sekolah agar
mereka dapat meningkatkan kemampuan untuk mengembangkan situasi belajar
mengajar yang lebih baik.
Menurut Neagley dalam Pidarta (1986), menyebutkan bahwa supervisi
adalah layanan kepada guru-guru disekolah yang bertujuan untuk menghasilkan
perbaikan instruksional, belajar dan kurikulum. Ngalim Purwanto, menyatakan
supervisi adalah suatu aktivitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu
guru dan pegawai sekolah lainnya dalam melakukan pekerjaan mereka secara
efektif. Sementara keterkaitannya dengan pendidikan, pengertian supervisi
pendidikan adalah kegiatan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah untuk
memonitor, mengarahkan, membimbing dan mengevaluasi aktivitas dan kinerja
guru disekolah.
Supervisi pendidikan juga dipandang sebagai kegiatan yang ditujukan
untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu proses dan hasil belajar. Oleh karena
itu, Goldhammer dan Waite dalam Abdul Hadis & Nurhayati (2010), menjelaskan
supervisi pendidikan secara umum adalah kegiatan untuk memantau dan
mengawasi kinerja staf / guru di sekolah dalam melaksanakan tugas dan tanggung
Laporan Supervisi Pendidikan 7
jawabnya masing-masing agar mereka dapat bekerja secara profesional dan mutu
kinerja meningkat.
Dengan demikian, berdasarkan beberapa pengertian diatas dapat diambil
kesimpulan bahwa supervisi pendidikan adalah segala bantuan dari supervisor
dan atau atasan/ kepala sekolah kepada guru dan tenaga kependidikan lainnya,
untuk memperbaiki manajeman pengelolaan sekolah dan meningkatkan kinerja
staf dan guru dalam menjalankan tugas, fungsi dan kewajibannya sehingga
tujuan pendidikan dapat dicapai dengan optimal.
Tujuan supervisi pendidikan ada 2, yaitu tujuan umum dan khusus :
1. Tujuan umum supervisi :
a. Memberikan bantuan teknis dan pembimbingan kepada guru dan staf
sekolah yang lain.
b. Mengkoordinasi, memberikan rangsangan dan mengarahkan lembaga
agar mampu menjalankan perannya
c. Memberikan dorongan, bantuan profesional kepada personil agar mampu
menjalankan tugas dan fungsinya
d. Mengawasi kualitas pendidikan/pelatihan
e. Memotivasi personil
2. Tujuan khusus supervisi :
a. Meningkatkan mutu kinerja guru sehingga berhasil membantu dan
membimbing siswa mencapai prestasi belajar dan pribadi sebagaimana
yang diharapkan
b. Meningkatkan keefektifan kurikulum sehingga berdaya guna dan
terlaksana dengan baik
c. Meningkatkan keefektifan sarana dan prasarana yang ada untuk dikelola
dan dimanfatakan dengan baik
d. Meningkatkan kualitas pengelolaan sekolah, khsusnya dalam mendukung
terciptanya suasana kerja yang optimal
e. Meningkatkan kualitas situasi umum sekolah sedemikian rupa sehingga
tercipta suasana ynag tenang dan kondusif bagi kehidupan sekolah pada
umumnya, serta khususnya bagi kualitas pembelajaran yang
menunjukkan keberhasilan siswa
Laporan Supervisi Pendidikan 8
Pengawas sekolah memiliki peran yang signifikan dan strategis dalam
proses dan hasil pendidikan yang bermutu disekolah. Dalam konteks ini peran
pengawas sekolah meliputi pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan dan tindak
lanjut pengawas yang harus dilaksanakan secara teratur dan berkesinambungan.
Peran supervisi antara lain:
a) untuk membangkitkan dan merangsang semangat guru/staf/pegawai dalam
menjalankan tugasnya
b) berusaha melengkapi sarana pembelajaran dan alat bantu belajar
c) pimpinan bersama dengan guru, berupaya mengembangkan variasi metode
yang aktif, dinamis dan kreatif.
d) berupaya meningkatkan mutu dan pengetahuan guru dengan cara in service
training/up grading.
Seorang supervisor perlu memahami dengan jelas tugas dan tanggung
jawab yang dipercayakan kepadanya dalam usaha kearah tercapainya tujuan. Di
bawah ini dikemukakan beberapa tujuan supervisi.
a. Dalam bidang pendidikan
1. Menyusun rencana dan kebijakan bersama
2. Mengikut sertakan guru/staf/pegawai dalam berbagai kegiatan.
3. Memberi bantuan kepada para anggota kelompok dalam menghadapi
berbagai persoalan dan memecahkannya.
4. Membangkitkan dan memupuk semangat dan moral yang tinggi kepada
semua anggota kelompok.
5. Mengikut sertakan semua anggota kelompok dalam pengambilan
keputusan
6. Membagi dan mendelegasikan wewenang serta tanggung jawab sesuai
dengan fungsi dan keahlian masing-masing anggota.
7. Mengkader/menggali dan mempertinggi kreatifitas para anggota
kelompok.
8. Meningkatkan kepercayaan diri anggota kelompok agar berani dalam
mengemukakan berbagai pendapat dan gagasannya demi perbaiikan
organisasi dan profesional
Laporan Supervisi Pendidikan 9
b. Dalam hubungan kemanusiaan
1. Memanfaatkan kesalahan yang dialami untuk dijadikan pelajaran demi
perbaikkan anggota kelompok.
2. Membantu mengatasi kesulitan yang dialami anggota kelompok
3. Mengarahkan anggota kelompok kepada sikap demokratis.
4. Memupuk rasa saling menghormati diantara anggota kelompok.
5. Menghilangkan rasa curiga mencurigai antar anggota
c. Dalam pembinaan proses kelompok
1. Mengenal masing-masing pribadi anggota kelompok
2. menimbulkan sikap saling percaya
3. memupuk sikap dan kesediaan tolong menolong
4. Memperbesar rasa tanggung jawab anggaota kelompok
5. Bertindak bijaksana dalam menyelesaikan masalah diantara anggota
kelompok
6. Menguasai tehnik memimpin rapat dan pertemuaan lainnya
d. Dalam bidang administrasi personil
1. Memilih personel yang memiliki syarat dan kecakapan yang diperlukan
untuk suatu pekerjaan.
2. Menempatkan personel pada tempat dan tugas yang sesuai dengan
kemampuannya.
3. Mengupayakan susunan kerja yang menyenangkan dan meningkatkan
daya kerja dengan efektif.
e. Dalam bidang evaluasi
1. menguasai dan memahami tujuan pendidikan
2. Memiliki norma atau ukuran yang digunakan dalam penilaian
3. menguasai tehnik pengumpulan data
4. Menafsirkan dan menyimpulkan hasil-hasil penilaian
Setiap kegiatan atau pekerjaan yang dilakukan disekolah ataupun di
kantor-kantor memerlukan adanya supervisi agar pekerjaan dapat berjalan dengan
lancar dan mencapai tujuan yang telah ditentukan . Berdasarkan jenisnya,
supervisi dibedakan menjadi 2 macam yaitu supervisi akademik dan supervisi
manajerial. Supervisi umum adalah supervisi yang dilakukan terhadap kegiatan
Laporan Supervisi Pendidikan 10
atau pekerjaan yang secara tidak langsung berhubungan dengan usaha perbaikan
pengajaran atau pada hal-hal yang mendukung terjadinya proses belajar
pendidikasn, seperti supervisi terhadap kegiatan pengelolaan bangunan dan
perlengkapan sekolah/ kantor pendidikan, supervisi terhadap administrasi sekolah
dan supervisi pengelolaan keuangan sekolah. Supervisi pengajaran kegiatan-
kegiatan pengawasan yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi-kondisi baik
personel, maupun materiil yang memungkinkan terciptanya situasi belajar yang
lebih baik demi terciptanya tujuan pendidikan atau diarahkan pada perbaikan
kinerja guru supaya proses pembelajaran lebih baik
Laporan Supervisi Pendidikan 11
BAB III
KERANGKA BERPIKIR, PEMECAHAN MASALAH DAN METODE
A. KERANGKA BERPIKIR
Siklus kerangka perpikir pengawasan dan pemecahan masalah yang
ditemukan dalam pelaksanaan pengawasan sekolah sebagai berikut .
a. Kegiatan pengawasan sekolah diawali dengan penyusunan program kerja yang
dilandasi oleh hasil pengawasan pada tahun sebelumnya. Dengan berpedoman
pada program kerja yang disusun, dilaksanakan kegiatan inti pengawasan
meliputi penilaian, pembinaan, dan pemantauan pada setiap komponen
sistem pendidikan di sekolah binaannya.
b. Pada tahap berikutnya dilakukan pengolahan dan analisis data hasil
penilaian, pembinaan, dan pemantauan dilanjutkan dengan evaluasi hasil
pengawasan dari setiap sekolah dan dari semua sekolah binaan.
c. Berdasarkan hasil analisis data, disusun laporan hasil pengawasan yang
menggambarkan sejauh mana keberhasilan tugas pengawas dalam
meningkatkan kualitas proses dan hasil pendidikan di sekolah binaannya.
d. Sebagai tahap akhir dari satu siklus kegiatan pengawasan sekolah adalah
menetapkan tindak lanjut untuk program pengawasan tahun berikutnya. Tindak
lanjut pengawasan diperoleh berdasarkan hasil evaluasi komprehensif terhadap
seluruh kegiatan pengawasan dalam satu periode.
Laporan Supervisi Pendidikan 12
Gambar 1.1. Siklus kerangka pikir pengawasan
PROGRAM PENGAWASAN
TINDAL LANJUT PENILAIAN
LAPORAN PEMBINAAN
EVALUASI PEMANTAUAN
ANALISIS HASIL PENGAWASAN
B. PEMECAHAN MASALAH
Optimalisasi pencapaian satuan pendidikan dapat terwujud jika seluruh
proses yang mencakup perencanaan , pelaksanaan , monitoring , evaluasi dan
pelaporannya dapat terlaksana secara intens,komprehensif dan terjadwal .
Sekolah dan Dinas pendidikan seyogyanya memiliki kemampuan dalam
membuat kebijakan dan program yang terarah dan tepat sasaran dengan
memaksimalkan kekuatan (strength) dan peluang (opportunity) yang dimiliki serta
menanggulangi kelemahan dan ancaman yang mungkin dapat menjadi factor
penghambat .Karena setiap satuan pendidikan haruslah memiliki team work yang
kompak ,cerdas dan dinamis serta adanya partisipasi yang tinggi dari seluruh
warga sekolah ./Setiap mereka wajib membekali diri dengan pengetahuan dan
keterampilan ,baik akademik maupun managerial yang dapat mereka peroleh
melalui pendidikan dan l;atian ,workshop maupun pengkajian dari pustaka dan
dokumentasi .
Laporan Supervisi Pendidikan 13
Sungguhpun demikian dalam kenyataannya tidak semua warga sekolah
memiliki kemampuan dan kesempatan untuk kegiatan yang dimaksud. Begitu pula
dalam hal upaya pengembangan potensi diri melalui studi pustaka pun ternyata
belum dapat diharap banyak dan masih membutuhkan motivasi eksternal .Dari
realita di atas ,maka peran pengawas satuan pendidikan dalam menilai dan
membina warga sekolah memiliki arti yang teramat urgen .
Pemberian pembinaan, bimbingan dan motivasi yang dilakukan secara
intensif berkesinambungan merupakan solusi logis pencapaian program dan acuan
dalam upaya mewujudkan target secara maksimal .
C. PENDEKATAN
1. Kooperatif
Yaitu kegiatan yang dilakukan dalam suatu kelompok untuk kepentingan
bersama (mutual benefit)
2. Kolaboratif
Yaitu kerja sama dalam pemecahan masalah dan atau penyelesaian tugas
dimana tiap anggota melaksanakan fungsinya yang saling mengisi dan
melengkapi.
D. METODE
Dalam melaksanakan program kepengawasan yang telah dibuat, pengawas
sekolah menggunakan berbagai metode yaitu :
1. Observasi
Observasi diartikan pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap
gejala yang tampak pada objek penelitian. Keunggulan metode ini adalah
banyak gejala yang hanya dapat diselidiki dengan observasi, hasilnya lebih
akurat dan sulit dibantah, banyak objek yang hanya bersedia diambil datanya
hanya dengan observasi.
Kelemahan metode ini adalah observasi tergantung pada kemampuan
pengamatan dan mengingat,
Laporan Supervisi Pendidikan 14
Metode tersebut oleh pengawas digunakan untuk melakukan supervise
kunjungan kelas untuk mengamati penampilan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran.
2. Studi dokumen
Studi dokumenter merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan
menghimpun dan menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis,
gambar maupun elektronik. Dokumen yang telah diperoleh kemudian
dianalisis (diurai), dibandingkan dan dipadukan (sintesis) membentuk satu
hasil kajian yang sistematis, padu dan utuh.
Jadi studi dokumenter tidak sekedar mengumpulkan dan menuliskan atau
melaporkan dalam bentuk kutipan-kutipan tentang sejumlah dokumuen yang
dilaporkan dalam penelitian adalah hasil analisis terhadap dokumen-dokumen
tersebut.
Metode tersebut digunakan untuk meneliti RPP untuk dianalisis dibandingkan
dengan aturan standar proses.
3. Wawancara
Metode tersebut digunakan untuk menggali data dari beberapa stakeholder
sekolah terhadap :
a. pemenuhan delapan standar nasional pendidikan .
b. penerimaan peserta didik
Dari beberapa pendekatan dan metode diatas pada intinya digunakan untuk
saling melengkapi dalam upaya mendapatkan data yang valid dan akuntabel untuk
dijadikan dasar pembuatan pelaporan.
Laporan Supervisi Pendidikan 15
BAB IV
PELAKSANAAN DAN HASIL KEPENGAWASAN
A. PELAKSANAAN KEPENGAWASAN
1. Wawancara Pengawas Pembina Bapak Maulidi
Sebelum melakukan observasi, kami melakukan wawancara dengan bapak
Maulidi pengawas Pembina SMP di kabupaten Lampung Timur. Hasil dari
wawancara sebagai berikut:
1) Keberadaan pengawas di kabupaten Lampung Timur.
a. Jumlah pengawas SMP = 12 orang, pengawas SMA = 5 orang dan
pengawas SMK = 6 orang
b. Jumlah SMP = 134 sekolah, SMA = 51 sekolah dan SMK = 56 sekolah
c. Perbandingan pengawas dan sekolah, SMP; 12:134 = 1:11, SMA; 5:51 =
1:10 dan SMK; 6:56 = 1:9
2) Tupoksi Pengawas
1) Tugas pokok pengawas satuan pendidikan
Tugas pokok pengawas satuan pendidikan adalah melakukan pengawasan
manajerial terdiri dari pembinaan, pemantauan (standar pengelolaan,
standar pembiayaan, standar sarana dan prasarana, standar pendidik &
tenaga kependidikan) dan penilaian kinerja sekolah pada satuan
pendidikan yang menjadi binaannya.
2) Tugas pokok pengawas mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran
Tugas pokok pengawas mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran
yaitu melaksanakan pengawasan akademik meliputi pembinaan,
pemantauan pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar
proses, standar penilaian, standar kompetensi lulusan) pada guru mata
pelajaran di sejumlah satuan pendidikan yang ditetapkan
Menurut Bapak Maulidi, di Kabupaten Lampung Timur belum ada
pengawas mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran, atau dengan kata
lain pengawas satuan pendidikan juga berperan sebagai pengawas mata
Laporan Supervisi Pendidikan 16
pelajaran. Hal ini disebabkan belum singkronnya kebijakan daerah dan
pusat akibatnya pengawas tidak dapat menjalankan tugas sebaik-baiknya.
3) Pembicaraan Tentang Pengawas
1) Pengawas harus serba bisa, termasuk menangani siswa, jika memang
permasalahan siswa itu tidak bisa diselesaikan oleh pihak sekolah.
2) Harus dapat mengeksplore kebutuhan sekolah, karena kadang tidak semua
tugas Kepala Sekolah bisa dilakukan kepala sekolah, disitulah kita masuk
sebagai pengawas, contoh kepala sekolah belum mampu melakukan
supervisi, disitulah tugas pengawas membantu dan membimbing
pelaksanaan supervisi. atau misalnya sekolah belum melakukan analisis
konten, kita bantu sekolah menganalisi konten.
3) Memiliki teknik-teknik bagaimana berbicara dengan kepala sekolah,
karena kadang-kadang kepala sekolah juga memiliki ranah / wilayah
sendiri yang tidak mau dimasuki oleh pengawas.
4) Harus bisa membantu semua yang di butuhkan oleh sekolah, apalagi
seandainya kita di minta, contohnya bimbingan metode pembelajaran,
penyusunan penelitian tindakan kelas.
4) Pembicaraan tentang Dinas Pendidikan
1) Dinas Pendidikan itu ibunya sekolah. Jadi apa aja yang terjadi dengan
salah satu sekolah / sekolah bermasalah, maka Diknas Pendidikan harus
ikut menangani, apalagi jika dipinta. Walaupun memang ada perbedaan
antara sekolah Negeri dan swasta, kalau swasta lebih tertutup karena
memang yayasan yang memiliki.
2) Tugas pengawas masih sangat berat karena pengawas satuan pendidikan
(manajerial) harus berperan juga sebagai pengawas mata pelajaran
(akademik).
2. Supervisi Ke Sekolah-Sekolah
Pelaksanaan observasi kepengawasan dilaksanakan dalam beberapa tahapan
dengan rincian sebagai berikut :
1) Tahapan Pertama
Laporan Supervisi Pendidikan 17
Hari / Tanggal : Senin / 4 November 2013
Waktu : 9.30.WIB
Tujuan : Memohon bantuan dan izin agar dapat melaksanakan
observasi lapangan kepengawasan.
Metode : Wawancara via telepon
Sasaran : Kasi SMA DIKMEN Dinas Pendidikan Pemuda dan Olah
Raga Kabupaten Lampung Timur Bapak Rudi Hatmoko,
S. Pd., M.M dan Pengawas Pembina DIKMEN Bapak Drs.
Maulidi, M. Pd.
Hasil : Mendapat izin secara lisan dari Kasi SMA DIKPORA
Kabupaten Lampung Timur dan mendapatkan izin dari
pengawas Pembina serta disepakati waktu kunjungan
supervisi bersama pada tanggal 6,7 dan 9 November pada
3 sekolah yang berbeda sesuai dengan jadwal supervisi.
2) Tahap Kedua
Hari / Tanggal : Rabu / 6 November 2013
Tempat : SMP Negeri 3 Jabung Lampung Timur
Tujuan : Mendapatkan informasi tentang pelaksanaan
kepengawasan
Metode : Observasi
Hasil Observasi :
Waktu Tempat Kegiatan
06.00-09.00 Perjalanan
menuju SMPN
3 Jabung
Observer berangkat dari Bandar lampung
sekitar jam 06.00 WIB, Waktu yang ditempuh
untuk menuju SMPN 3 Jabung sekitar 3 jam
dari kota Bandar Lampung. SMPN 3 Jabung,
merupakan sekolah didaerah pedesaan di
ujung kabupaten Lampung Timur
09.00-09.00 Ruang kepala
sekolah
Observer sampai di sekolah jam 09.00 WIB,
kami di sambut oleh Kepala SMPN 3 Jabung
Laporan Supervisi Pendidikan 18
Bapak Urip Haryono dan Bapak Aris Risna
waka kurikulum. Pembicaraan diawali dengan
memperkenalkan observer sdr. Devie, Solihin
dan Mansur pada kepala SMPN 3 Jabung.
Selanjutnya Bapak kepala sekolah
mengumpulkan seluruh guru, kemudian
seluruh guru berkumpul di Laboratorium IPA.
09.30-10.00 Laboratorium
IPA
Pengarahan pertama disampaikan oleh Bapak
Kepala SMPN 3 Jabung, bapak kepala
sekolah menyampaikan ucapan terima kasih
atas kedatangan observer dan memohon maaf
atas segala kekurangan.
10.00-12.00 Ruang Waka
Kurikulum
Kami memulai kegiatan supervisi dengan
melakukan wawancara dengan waka
kurikulum. Suasana wawancara dilakukan
dalam suasana akrab sehingga tidak ada kesan
menggurui. Kami melakukan pemeriksaan
Dokumen 1 dan 2 kurikulum sekolah. Dari
dokumen 1 kurikulum sekolah, ditemukan
adanya penentuan alokasi pecan efektif yang
belum jelas dan tidak adanya berita acara
penyusunan kurikulum. Kami menyarankan
agar penyusunan kurikulum sekolah
dilakukan dengan rapat bersama antara guru,
kepala sekolah komite dan pengawas,
sehingga adanya keseragaman dalam
perhitungan pekan efektif. Selanjutnya Kami
memeriksa dokumen 2 kurikulum sekolah,
ternyata masih ditemukan banyak guru yang
belum benar dalam penentuan KKM, silabus,
RPP dan penilaian. Setelah itu Kami meminta
Laporan Supervisi Pendidikan 19
Bapak Waka kurikulum untuk memanggil dua
orang guru secara bergantian untuk
melakukan supervisi akademik dalam
penyusunan perangkat pembelajaran guru.
Kami berusaha membuat suasana santai
dengan memeriksa perangkat guru, ternyata
dari hasil supervisi kemampuan dalam
perhitungan KKM masih sangat lemah, dalam
penyusunan silabus masih belum jelas dalam
kegiatan pembelajaran, serta guru masih
lemah dalam melakukan evaluasi dalam
proses pembelajaran. Selama proses supervisi
pengawas memberikan bimbingan secara
detail dalam penyusunan perangkat guru yang
benar.
12.00-13.00 SMPN 3
Jabung
Istirahat
13.00-14.00 Laboratorium
IPA
Setelah selesai proses supervisi, kepala
sekolah, wakasek, guru, dan Kami berkumpul
kembali di Laboratorium, melakukan sharing
dan dialog mengemukakan evaluasi hasil dari
supervisi tersebut. Kami memberikan
penilaian-penilaian dan juga memberikan
solusi-solusi atas keluhan-keluhan yang
muncul ketika terjadi proses pembelajaran.
Pada acara tersebut terjadi dialog dua arah,
kepala sekolah, guru banyak yang bertanya
mengenai kesulitan-kesulitan yang mereka
hadapi. Dari hasil sharing tersebut
direncanakan akan diadakan Workshop
disekolah tersebut karena masih banyak guru
Laporan Supervisi Pendidikan 20
yang belum mampu melengkapi administrasi
guru. Pukul 14.00 acara supervisi ditutup dan
kami pulang dan berterima kasih banyak
kepada kepala sekolah SMPN 3 Jabung
Bapak Urip Haryono. Kami diberi hadiah
kenang-kenangan berupa udang windu hasil
tambak masyarakat disekitar sekolah.
Alhamdulillah kami membawa pulang satu
kotak udang windu.
3) Tahap Ketiga
Hari / Tanggal : Kamis / 7 November 2013
Tempat : SMP Negeri 2 Way Bungur Lampung Timur
Tujuan : Mendapatkan informasi tentang pelaksanaan supervisi
manajerial
Metode : Observasi
Hasil Observasi :
Waktu Tempat Kegiatan
06.00-07.30 Perjalanan
menuju
SMPN 2
Way
Bungur
Kami berangkat dari Bandar lampung sekitar
jam 06.00 WIB, Waktu yang ditempuh untuk
menuju SMPN 3 Jabung sekitar 1 1/2 jam dari
kota Bandar Lampung. SMPN 2 way Bungur,
merupakan sekolah didaerah dekat ibu kota
kabupaten Lampung Timur
07.30-08.00 Ruang
kepala
sekolah
Kami sampai di sekolah jam 07.30 WIB, kami
di sambut oleh kepala SMPN 2 Way Bungur
Bapak Sulastomo. Pembicaraan diawali dengan
memperkenalkan observer sdr. Devie, Solihin
dan Mansur pada kepala SMPN Way Bungur.
Selanjutnya bapak kepala sekolah
Laporan Supervisi Pendidikan 21
mengumpulkan seluruh guru, kemudian
seluruh guru berkumpul di Ruang guru.
08.00-09.00 Ruang Guru Pengarahan pertama disampaikan oleh Bapak
Kepala SMPN 2 Way Bungur, bapak kepala
sekolah menyampaikan ucapan terima kasih
atas kedatangan observer dan memohon maaf
atas segala kekurangan. Selanjutnya kami
melakukan wawancara dan diskusi dengan
guru tentang kesulitan yang di alami dalam
melakukan proses belajar mengajar.
09.00-10.00 SMPN 2
Way
Bungur
Setelah melakukan diskusi dengan guru, kami
didampingi kepala sekolah berkeliling di
lingkungan sekolah melihat sarana dan
prasarana disekolah. Kami mengamati kondisi
ruang TU, ruang kelas, ruang BK, ruang
perpustakaan, WC siswa dan ruang komputer.
Dari hasil pengamatan ditemukan banyaknya
kerusakan antara lain ruang kelas tidak ada
aliran listrik, atap dan plapon banyak yang
rusak, ruang BK yang digunakan sebagai
gudang, Ruang komputer digunakan sebagai
kelas, WC rusak bankan tidak ada air, serta
atap laboratorium rubuh. Sangat menyedihkan
kondisi sekolah tersebuh, bagaimana sekolah
dapat berperan sebagai tempat pembinaan
karakter kalau air saja tidak ada. Siswa
terpaksa membuang hajat dirawa pinggir
sekolah.
Selama observasi, Kami mengamati proses
belajar mengajar disekolah ini sudah berjalan
Laporan Supervisi Pendidikan 22
dengan kondusif.
10.00-12.00 Ruang
kepala
sekolah
Setelah mengamati sarana yang ada disekolah,
kami melakukan wawancara dengan kepala
sekolah. Kami berusaha membuat suasana
santai dan akrab, kami mempertanyakan
penyebab kondisi sekolah yang tidak terawat,
kepala sekolah beralasan kondisi ini
disebabkan karena tidak adanya dukungan dari
komite. Kami memberi saran untuk melakukan
sosialisali dengan pengurus komite dan
lingkungan sekitar sekolah. Misalnya
mengajukan bantuan di perusahaan sekitar
sekolah. Serta diusahakan perawatan fasilitas
sekolah, misalnya triwulan pertama di
prioritaskan pengadaan air, kemudian
dilanjutkan instalisi listrik di kelas. Menurut
kami warna dari suatu sekolah sangat
tergantung dari kepala sekolah. Kepala sekolah
harus mampu membuat perencanaan
pendayagunaan sarana sekolah, pelaksanaan
rencana tersebut serta mengevaluasi kegiatan
tersebut.
Selanjutnya kami melakukan pemeriksaan
administrasi kepala sekolah.
Dari hasil pengamatan ditemukan kegiatan
ekstrakulikuler dan supervisi sudah dilakukan
tetapi belum adanya program kegiatan
ekstrakulikuler dan supervisi kepala sekolah.
Selama pembicaraan pengawas menyarankan
agar kepala sekolah dapat memotivasi kinerja
guru dengan memberikan reward pada guru
yang berprestasi, serta peran kepala sekolah
Laporan Supervisi Pendidikan 23
sebagai motivator untuk kebaikan sekolah.
12.00-13.00 SMPN 2
Way
Bungur
Istirahat
13.00-13.30 Ruang Guru Setelah proses supervisi selesai, kepala
sekolah, wakasek, guru, dan observer,
melakukan sharing dan dialog mengemukakan
evaluasi hasil dari supervisi tersebut. kami
memberikan penilaian-penilaian tentang
kelebihan dan kelemahan sekolah dan juga
memberikan solusi-solusi untuk peningkatan
mutu sekolah. Pukul 13.30 acara supervisi
ditutup dan observer izin pulang dan berterima
kasih banyak kepada kepala sekolah SMPN 2
way Bungur Bapak Sulastomo.
4. Tahapan Keempat
Hari / Tanggal : Sabtu, 9 Nopember 2013
Tempat : SMK N 1 Cikarang Selatan
Tujuan : Mendapatkan informasi tentang pelaksanaan
kepengawasan
Metode : Observasi
Hasil Observasi :
Waktu Tempat Kegiatan
06.00-07.30 Perjalanan
menuju
SMK N 1
Cikarang
Selatan
Perjalanan ditempuh kurang lebih 1, 5 jam
perjalanan, SMK N 1 Cikarang Selatan terletak
di daerah Kecamatan Cikarang Selatan Kab
Bekasi.
07.30-08.00 Ruang Kami sampai di sekolah jam 07.30 WIB, kami
Laporan Supervisi Pendidikan 24
kepala
sekolah
di sambut oleh kepala SMK N 1 Cikarang
Selatan Bapak Wawan Kustiawan Pembicaraan
diawali dengan memperkenalkan diri sdr.
Devie, Solihin dan Mansur pada kepala SMK
N 1 Cikarang Selatan. Selanjutnya Bapak
Kepala Sekolah mengumpulkan seluruh guru,
kemudian seluruh guru berkumpul di Ruang
guru.
08.00-09.00 Ruang Guru Pengarahan pertama disampaikan oleh Bapak
Kepala SMK N 1 Cikarang Selatan, bapak
kepala sekolah menyampaikan ucapan terima
kasih atas kedatangan pengawas dan observer,
memohon maaf atas segala kekurangan.
09.00-10.00 SMK N 1
Cikarang
Selatan
Setelah melakukan diskusi dengan guru kami
didampingi kepala sekolah berkeliling di
lingkungan sekolah melihat sarana dan
prasarana disekolah. Kami mengamati kondisi
ruang TU, ruang kelas, ruang BK, ruang
perpustakaan, WC siswa dan ruang Bengkel
(Mesin, TKJ, Elektro, dan Akuntansi). Dari
hasil pengamatan ditemukan beberapa perlatan
bengkel yang kurang tertata rapi, salah satu
penyebabnya adalah kurangnya perhatian dari
guru praktik untuk meninstruksikan kepada
siswanya untuk segera membereskan peralatan
yang digunakan segera dikembalikan setelah
selesai praktik. Kami juga melakukan
wawancara dengan kepala bengkel masing-
masing jurusan tentang sarana dan prasarana
yang dibutuhkan, dan hasilnya rata-rata 60%
peralatan bengkel yang tersedia. Selama
observasi, kami mengamati proses belajar
Laporan Supervisi Pendidikan 25
mengajar disekolah ini sudah berjalan dengan
kondusif.
10.00-12.00 Ruang
kepala
sekolah
Pada kunjungan saat ini difokuskan pada
keadaan sarana dan prasarana yang ada
dilingkungan sekolah, dari hasil wawancara
didapat satu kesimpulan bahwa sekolah SMK
N 4 Kabupaten Bekasi, masih banyak
kekurangan ruangan, untuk mensiasati hal
tersebut sekolah memberlakukan Prakerin
(Praktik Kerja Industri) menjadi 6 bulan di tiap
kelasnya. Dari sarana dan prasarana olahraga,
dipandang sudah cukup memadai, hanya
jumlah sarana seperti jumlah bola masih belum
cukup memadai.
12.00-13.00 SMK N 1
Cikarang
Selatan
Istirahat
13.00-13.30 Ruang Guru Setelah proses supervisi selesai, kepala
sekolah, wakasek, guru, dan observer,
melakukan sharing dan dialog mengemukakan
evaluasi hasil dari supervisi tersebut. Kami
memberikan penilaian-penilaian tentang
kelebihan dan kelemahan sekolah dan juga
memberikan solusi-solusi untuk peningkatan
mutu sekolah. Pukul 13.30 acara supervisi
ditutup dan observer izin pulang dan berterima
kasih banyak kepala sekolah SMK N 1
Cikarang Selatan Bapak Wawan Kustiawan.
B. HASIL KEPENGAWASAN BAGI SEKOLAH BINAAN
Laporan Supervisi Pendidikan 26
1. SMPN 3 Jabung Lampung Timur
Pada kegiatan supervisi di SMPN 3 Jabung, kami melakukan supervisi
akademik dengan fokus pengamatan pada kelengkapan perangkat pembelajaran
yang disiapkan oleh guru. Berdasarkan hasil pengamatan pada dokumen 1 dan 2
kurikulum sekolah diperoleh data masih banyak guru yang belum mampu
melengkapi kewajibannya dalam pemenuhan kelengkapan perangkat guru. Data
hasil penilaian terhadap kinerja dua orang guru (sebagai sampel), kami sajikan
pada tabel sebagai berikut:
No Nama Aspek Penilaian Hasil Penilaian
1 Eka Sulistyawati, S. Pd Perangkat Pembelajaran
Proses Pembelajaran
Perangkat Penilaian
Pelaksanaan Penilaian
60% (Cukup)
60% (Cukup)
70% (Cukup)
60% (Cukup)
Skor Total 62,2% (Cukup)
2 Marlina Diana, S. Pd. Perangkat Pembelajaran
Proses Pembelajaran
Perangkat Penilaian
Pelaksanaan Penilaian
60% (Cukup)
77% (Cukup)
70% (Cukup)
80% (Baik)
Skor Total 71,1% (Baik)
Berdasarkan penyajian data diatas, terlihat bahwa guru masih mengalami
kesulitan dalam melengkapi perangkat pembelajaran dan penilaian. Beberapa hal
yang menjadi masalah guru, antara lain:
1) Dalam penyusunan silabus, guru belum mengembangkan kegiatan
pembelajaran tatap muka, penugasan terstruktur dan kegiatan madiri tidak
terstruktur.
2) Dalam RPP guru belum mengembangkan pembelajaran berbasis TIK
3) Guru belum mengembangkan bahan ajar cetak, LKS dan bahan ajar berbasis
audio visual.
Laporan Supervisi Pendidikan 27
4) Dalam bidang evaluasi penilaian, guru belum mampu menyusun KKM sesuai
aturan dalam standar proses, format penilaian belum terencana dengan baik,
guru tidak menganalisis hasil tes dan belum ada program tindak lanjut berupa
remedial dan pengayaan.
Penyajian Hasil dalam bentuk diagram
Perangk
at Pem
belajar
an
Proses
Pembela
jaran
Perangk
at Pen
ilaian
Pelaksa
naan Pen
ilaian
60% 60%
70%
60%
Eka Sulistyawati, S. Pd.Series1
Perangk
at Pem
belajar
an
Proses
Pembela
jaran
Perangk
at Pen
ilaian
Pelaksa
naan Pen
ilaian
60% 77% 70% 80%
Marlina Diana, S. Pd.Series1
Pembahasan dan Tindak Lanjut
Penilaian kinerja guru yang dimaksud adalah penilain kinerja guru dari sisi
pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) dan Penampilan Guru
Laporan Supervisi Pendidikan 28
dalam pelaksanaan pembelajaran . Hal ini sesuai dengan Permendiknas nomor 41
tahun 2007 tentang standar Proses yang mengamanatkan seorang guru wajib
merencanakan proses pembelajaran , melaksanakan proses pembelajaran ,
melakukan proses penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses
pembelajaran .
Penilaian pada RPP difokuskan pada komponen :
a. Tujuan pembelajaran ,
b. bahan belajar ,
c. metode pembelajaran ,
d. media pembelajaran dan
e. evaluasi .
Sedangkan penilaian pada penampilan guru dalam pelaksanaan
pembelajaran difokuskan pada :
a. kemampuan membuka pembelajaran
b. sikap guru dalam proses pembelajaran
c. penguasaan bahan belajar
d. kegiatan belajar mengajar
e. kemampuan menggunakan media pembelajaran
f. evaluasi pembelajaran
Berdasarkan hasil temuan-temuan tersebut maka dapat disimpulkan masih
banyak guru yang kurang mendapatkan penyegaran dalam peningkatan
kompetensinya. Salah satu tugas supervisor adalah membimbing dan membantu
guru-guru di SMPN 3 Jabung untuk meningkatkan kompetensinya. Untuk
mengatasi masalah ini, kami menyarankan beberapa langkah sebagai berikut:
1) Sosialisasi permendiknas No 41 tahun 2007 tentang standar proses, agar guru
memahami tugas yang harus dilakukannya dalam rangka pemenuhan standar
proses.
2) Karena jumlah guru yang mengalami masalah tersebut banyak ( lebih dari
setengah jumlah guru disekolah tersebut) maka dapat dilakukan supervisi
dengan tehnik kelompok. Dimana sekolah melakukan workshop tentang
penyusunan perangkat guru dengan fasilitator pengawas pembina.
Laporan Supervisi Pendidikan 29
3) Setelah dilakukan workshop, guru diberi tugas untuk melengkapi dan
memperbaiki perangkat guru, lalu guru mengumpulkan perangkat tersebut
pada pengawas pembina melalui email atau bahan cetak.
4) Setelah dinilai oleh pengawas bila masih terdapat guru yang belum dapat
melengkapi perangkatnya dengan benar, maka pengawas pembina dapat
melakukan supervisi klinis terhadap guru tersebut.
5) Untuk masalah pengembangan bahan ajar berbasis TIK, seorang supervisor
dapat memberikan pembinaan tentang pemanfaatan komputer sebagai media
pembelajaran, misalkan dengan penggunaan aplikasi power point.
B. SMPN 2 Way Bungur
Pada kegiatan supervisi di SMPN 2 way bungur, kami melakukan
supervisi manajerial dengan fokus pengamatan pada Kepala SMPN 2 Way
bungur. Berdasarkan instrument supervisi diperoleh data-data pemantauan
delapan standar pendidikan sebagai berikut:
No KomponenKeadaan di Sekolah
KeteranganAda Tidak Ada Nilai
1 Standar Isi √ 82,8 % Baik
2 Standar Proses √ 70 % Cukup
3 Standar Kompetensi
Lulusan
√ 60 % Cukup
4 Standar Sarana
Prasarana
√ 67,5 % Cukup
5 Standar Tenaga
Pendidik dan
kependidikan
√ 74,3 % Baik
6 Standar pengelolaan √ 91,5 % Amat Baik
7 Standar Pembiayaan √ 77 % Baik
8 Standar Penilaian √ 67 % Cukup
Laporan Supervisi Pendidikan 30
Penyajian data dalam bentuk diagram
Standar
Isi
Standar
Proses
Standar
Kompetensi L
ulusan
Standar
Saran
a Pras
arana
Standar
Tenag
a Pen
didik dan
Kepen
didikan
Standar
Penge
lolaan
Standar
Pembiay
aan
Standar
penila
ian
82.80% 70.00% 60.00% 67.50% 74.30% 91.50% 77.00% 67.00%
Penilain 8 SNP SMPN 2 Way Bungur
Berdasarkan penyajian data diatas terlihat bahwa dalam penilaian delapan
Standar Nasional Pendidikan di SMPN 2 Way Bungur, untuk Standar Proses,
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Sarana prasarana dan Standar Penilaian
masih sangat rendah. Berdasarkan hasil wawancara dan studi dokumentasi
diperoleh data sebagai berikut:
No Komponen Hasil penilaian
1 Standar Isi 1. Dalam komponen KTSP belum tertuang
pendidikan berbasis keunggulan lokal,
kewirausahaan dan ekonomi kreatif. (ini
dibukti dengan dokumen 1)
2. Dalam penyusunan KTSP belum dilakukan
analisis SKKD (ini dibuktikan dengan
dokumen 1)
3. Dalam penyusunan KTSP tidak mengikut
sertakan komite sekolah (ini dibuktikan
dengan berita acara penyusunan KTSP)
4. Program KTSP belum disosialisasikan pada
Laporan Supervisi Pendidikan 31
orang tua (ini dibuktikan dengan berita acara
sosialisasi KTSP)
5. Dalam review dan revisi KTSP tidak
melibatkan komite sekolah (ini dibuktikan
dengan berita acara revisi KTSP)
2 Standar Proses 1. Masih banyak guru yang belum
menggunakan media pembelajaran
(berdasarkan hasil wawancara dan observasi)
2. Guru belum menggunakan multimedia, hal
ini disebabkan oleh jumlah proyektor yang
hanya 2 buah dan tidak adanya instalasi
listrik (berdasarkan hasil observasi)
3. Dalam mengevaluasi masih banyak guru
yang belum melakukan analisis dan
dokumentasi penilaian masih belum teratur
(berdasarkan studi dokumentasi).
4. Sekolah belum melakukan program
penghargaan mutu pada siswa (berdasarkan
hasil wawancara)
3 Standar Kompetensi
Lulusan
1. Rata-rata KKM masih berkisar 7-7,49 dan
guru belum dapat menentukan KKM dengan
benar (ada beberapa orang guru yang
menawarkan KKM pada siswa bukan
berdasarkan analisis guru). Hal ini
berdasarkan hasil wawancara dan studi
dokumentasi.
2. Kecendrungan nilai rata-rata UN tetap
(bedasarkan studi dokumentasi)
3. Sekolah belum mampu membimbing siswa
dalam kegiatan lomba-lomda keilmuan dan
non keilmuan, ini dibuktikan dengan
rendahnya prestasi dalam perlombaan
Laporan Supervisi Pendidikan 32
4 Standar Sarana
Prasarana
1. Sekolah masih kekurangan rombel, 1 ruang
kelas menggunakan laboratorium komputer.
Akibatnya laboratorium komputer tidak
digunakan sesuai dengan fungsinya
(berdasarkan observasi).
2. Laboratorium IPA rubuh sehingga tidak
dapat digunakan (berdasarkan observasi).
3. Tidak adanya instalasi listrik (berdasarkan
observasi)
4. Tidak adanya air, akibatnya WC siswa tidak
berfungsi (berdasarkan observasi)
5 Standar Tenaga
Pendidik dan
kependidikan
1. Tingkat kualifikasi pendidikan guru rata-rata
S1 dan hanya 7% guru yang telah
berpendidikan S2 (berdasarkan hasil
wawancara)
2. Belum memiliki guru BK sesuai dengan
bidang keahliannya.
3. Tidak memiliki tenaga laboratorium, ini
akibat tidak berfungsinya laboratorium IPA
dan komputer.
4. Jumlah TU belum sesuai dengn jumlah
rombel.
5. Kepala sekolah memiliki kualifikasi
pendidikan S2
6 Standar pengelolaan 1. Dokumentasi sekolah sudah cukup baik
hanya untuk dokumentasi kegiatan OSIS
masih perlu diperbaiki (berdasarkan studi
dokumentasi)
2. Dalam penyusunan RKAS tidak melibatkan
OSIS (berdasarkan berita acara/studi
dokumentasi)
3. Data statistik kedisiplinan siswa belum ada
Laporan Supervisi Pendidikan 33
dan sosialisasi tata tertib sekolah masih
sangat rendah, berdasarkan hasil wawancara
tata tertib sekolah hanya disampaikan pada
saat MOS saja.
7 Standar Pembiayaan 1. Sekolah belum melakukan kegiatan evaluasi
dan tindak lanjut program APBS
2. Belum melibatkan alumni dan donator lain
yang tidak mengikat dalam penggalian
sumber dana
3. Belum adanya pendayagunaan potensi
sekolah seperti koperasi guru dan siswa.
8 Standar Penilaian 1. Dalam pengembangan sistem penilaian, guru
masih belum membuat kisi-kisi soal, kartu
soal, analisis butir soal dan tindak lanjut
analisis butir soal.
2. Ada beberapa orang guru yang belum
mampu mengembangkan KKM
3. Ada beberapa orang guru yang tidak
melakukan kerjasama dengan MGMP dalam
mengembangkan instrumen penilaian
4. Guru belum mengembangkan program
remedial dan pengayaan
5. Dalam penentuan kenaikan kelas dan
kelulusan, sekolah belum melibatkan komite
sekolah
Pembahasan dan Tindak Lanjut
Berdasarkan studi dokumentasi, observasi dan wawancara terlihat bahwa dalam
pemenuhan Standar N asional Pendidikan di SMPN 2 Way bungur Lampung
Timur masih sangat jauh dari yang di harapkan. Untuk mengatasi hal tersebut
banyak yang harus dilakukan, tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
No Komponen Tindak Lanjut
Laporan Supervisi Pendidikan 34
1 Standar Isi 1. Pengawas melakukan bimbingan dalam
penyusunan KTSP dan melakukan revisi
dokumen 1 KTSP dengan menambahkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal,
kewirausahaan dan ekonomi kreatif dan
dilakukan analisis SKKD.
2. Dalam penyusunan dan revisi KTSP
mengikut sertakan komite sekolah dan
disosialisasikan dengan orang tua siswa.
2 Standar Proses 1. Perlu adanya bimbingan dari pengawas
dalam pengembangan media belajar,
penggunaan multimedia dalam pembelajaran
dan evaluasi pembelajaran. Bimbingan dapat
diberikan dalam bentuk workshop ataupun
IHT serta supervisi klinis untuk masing-
masing guru yang mengalami masalah dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
2. Kepala sekolah harus berkoordinasi dengan
komite untuk menambah proyektor dan
labtop serta perbaikan instalasi listrik agar
proses pembelajaran dapat menggunakan
multimedia.
3. Sekolah harus melakukan program
penghargaan mutu pada siswa, agar siswa
termotivasi untuk berprestasi.
3 Standar Kompetensi
Lulusan
1. Pengawas sekolah harus memberikan
bimbingan pada guru dalam pengembangan
KKM.
2. Sekolah melakukanmembimbing siswa
dalam kegiatan lomba-lomda keilmuan dan
non keilmuan, pengawas pembina berperan
Laporan Supervisi Pendidikan 35
sebagai motivator dan nara sumber dalam
peningkatan prestasi sekolah.
4 Standar Sarana
Prasarana
1. Untuk mengatasi masalah sarana dan
prasarana sekolah, pengawas dapat
memberikan bimbingan dalam upaya
peningkatan peran serta komite sekolah,
peningkatan peran serta masyarakat dan
perusahaan swasta sekitar sekolah serta
pengawas dapat melaporkan keadaan sekolah
tersebut pada dinas pendidikan
kabupaten/propinsi dan DPRD komisi C
yang menangani bidang pendidikan untuk
meminta perhatian secara langsung terhadap
sekolah tersebut.
2. Untuk mengatasi masalah listrik dan air,
kepala sekolah harus melakukan tindakan
nyata dan segera karena air dan listrik
merupakan kebutuhan utama. Pengawas
dapat memberikan bimbingan dalam
perencanaan perbaikan sarana dalam waktu
tri wulan dengan perbaikan secara betahap
sesuai kemampuan anggaran sekolah.
5 Standar Tenaga
Pendidik dan
kependidikan
1. Pengawas dan kepala sekolah harus menjadi
motivator untuk memberikan motivasi pada
guru agar meningkatkan kualifikasi
pendidikan serta memberikan rewaqrd pada
guru yang malanjutkan pendidikan.
2. pengawas membimbing kepala sekolah
mebuat laporan analisis kebutuhan guru dan
tenaga kependidikan pada dinas pendidikan
dan meminta tambahan guru BK dan tata
Belum memiliki guru BK, teknisi
Laporan Supervisi Pendidikan 36
laboratorium dan tata usaha.
6 Standar pengelolaan 1. Pengawas memberikan bimbingan dalam
penyusunan dokumentasi sekolah dalam
dalam hal manajerrial kepala sekolah.
2. Dalam penyusunan RKAS melibatkan OSIS
3. Pengawas memberikan bimbingan pada
kepala sekolah untuk membuat data statistik
kedisiplinan siswa dan mensosialisasikan tata
tertib sekolah.
7 Standar Pembiayaan 1. Pengawas dapat membimbing kepalas ekolah
dalam peningkatan peran serta alumni dan
pendayagunaan potensi sekolah dalam
penggalian sumber dana.
8 Standar Penilaian 1. Karena jumlah guru yang mengalami
masalah tersebut banyak ( lebih dari setengah
jumlah guru disekolah tersebut) maka dapat
dilakukan supervisi dengan tehnik kelompok.
Dimana sekolah melakukan workshop
tentang penilan, evaluasi dan program
remedial serta pengayaan dengan fasilitator
pengawas pembina.
2. Setelah dilakukan workshop, guru diberi
tugas untuk melengkapi dan memperbaiki
perangkat penilaian dan program remedial
serta pengayaan, lalu guru mengumpulkan
perangkat tersebut pada pengawas pembina
melalui email atau bahan cetak.
3. Setelah dinilai oleh pengawas bila masih
terdapat guru yang belum dapat melengkapi
perangkatnya dengan benar, maka pengawas
pembina dapat melakukan supervisi klinis
terhadap guru tersebut.
Laporan Supervisi Pendidikan 37
4. Pengawas memberikan motivasi pada guru
agar aktif dalam kegiatan MGMP
5. Dalam penentuan kenaikan kelas dan
kelulusan, sekolah melibatkan komite
sekolah
3. SMKN 1 Cikarang Selatan
Pada kegiatan supervisi di SMKN 1 CikarangSelatan, kami melakukan supervisi
manajerial dengan fokus pengamatan pada Kepala SMKN 1 CikarangSelatan.
Berdasarkan instrument supervisi diperoleh data-data pemantauan delapan standar
pendidikan sebagai berikut:
No KomponenKeadaan di Sekolah
KeteranganAda Tidak Ada Nilai
1 Standar Isi √ 95 % Amat Baik
2 Standar Proses √ 93 % Amat Baik
3 Standar Kompetensi
Lulusan
√ 87 % Baik
4 Standar Sarana
Prasarana
√ 70 % Baik
5 Standar Tenaga
Pendidik dan
kependidikan
√ 87 % Baik
6 Standar pengelolaan √ 91 % Amat Baik
7 Standar Pembiayaan √ 87% Baik
8 Standar Penilaian √ 86 % Baik
Penyajian data dalam bentuk diagram
Laporan Supervisi Pendidikan 38
0%20%40%60%80%
100%95% 93% 87%
70%87% 91% 87% 86%
Penilaian 8 SNP SMKN 1 CikarangSe-latan
Berdasarkan penyajian data diatas terlihat bahwa dalam penilaian delapan
Standar Nasional Pendidikan di SMKN 1 CikarangSelatan, ditemukan hasil
standar sarana dan prasarana yang paling rendah. Berdasarkan hasil wawancara
dan studi dokumentasi diperoleh data sebagai berikut:
No Komponen Hasil penilaian
1 Standar Isi 6. Hampir semua dokumen dalam standar isi
ini, ditemukan di sekolah tertata rapi,
sehingga dokumen standar isi yang kami
tanyakan fihak sekolah bisa menyediakan.
2 Standar Proses 5. Masih banyak guru yang belum
menggunakan media pembelajaran
(berdasarkan hasil wawancara dan observasi)
6. Guru sebagian belum menggunakan
multimedia karena jumlahnya yang terbatas,
(berdasarkan hasil observasi)
7. Dalam mengevaluasi masih banyak guru
yang belum melakukan analisis dan
dokumentasi penilaian masih belum teratur
(berdasarkan studi dokumentasi).
Laporan Supervisi Pendidikan 39
8. Sekolah belum melakukan program
penghargaan mutu pada siswa (berdasarkan
hasil wawancara)
3 Standar Kompetensi
Lulusan
4. KKM yang ditentukan di sekolah ini untuk
Normatif 70, adaptif 76 dan produktif
75(berdasarkan studi dokumentasi)
5. Kecendrungan nilai rata-rata UN naik 1
(bedasarkan studi dokumentasi)
4 Standar Sarana
Prasarana
5. Jumlah siswa perkelas masih diatas 35
bahkan ada yang 42 di tiap kelasnya, yaitu
kelas 10(hasil studi dokumentasi)
6. Jumlah ruang kelas masih kurang dibanding
jumlah rombel yaitu rombelnya ada 21 dan
ruang kelas ada 14. Sehingga disiasati
dengan prakerin selama 6 bulan dan
memaksimalkan pemanfaatan bengkel(TKJ,
TEI, AK, TP) sebagai ruang kelas.(hasil
observasi)
5 Standar Tenaga
Pendidik dan
kependidikan
6. Tingkat kualifikasi pendidikan guru rata-rata
S1 dan hanya 2% guru yang telah
berpendidikan S2 / hanya 1 orang yang
berpendidikan s2 dari jumlah total 50 guru
yang ada. Masih ada beberapa guru yang
berpendidikan dibawah s1 yaitu 4%
(berdasarkan hasil wawancara)
7. Jumlah TU sesuai dengn jumlah rombel.
8. Kepala sekolah masih memiliki kualifikasi
pendidikan S1
6 Standar pengelolaan 4. Dokumentasi sekolah sudah cukup baik
(berdasarkan studi dokumentasi)
5. Dalam penyusunan RKAS tidak melibatkan
OSIS, dan Komite sekolah (berdasarkan
Laporan Supervisi Pendidikan 40
berita acara/studi dokumentasi)
6. Data statistik kedisiplinan siswa belum ada
dan sosialisasi tata tertib sekolah masih
sangat rendah, berdasarkan hasil wawancara
tata tertib sekolah hanya disampaikan pada
saat MOS saja.
7 Standar Pembiayaan 4. Sekolah belum melakukan kegiatan evaluasi
dan tindak lanjut program APBS
5. Belum melibatkan alumni dan donator lain
yang tidak mengikat dalam penggalian
sumber dana
6. Belum adanya pendayagunaan potensi
sekolah seperti koperasi guru dan siswa.
8 Standar Penilaian 6. Guru belum mengembangkan program
remedial dan pengayaan
7. Dalam penentuan kenaikan kelas dan
kelulusan, sekolah belum melibatkan komite
sekolah
Pembahasan dan Tindak Lanjut
Berdasarkan studi dokumentasi, observasi dan wawancara terlihat bahwa dalam
pemenuhan Standar N asional Pendidikan di SMKN 1 CikarangSelatan Lampung
Timur masih sangat jauh dari yang di harapkan. Untuk mengatasi hal tersebut
banyak yang harus dilakukan, tindakan yang dapat dilakukan antara lain:
No Komponen Tindak Lanjut
1 Standar Isi 1. Pengawas melakukan bimbingan dalam
penyusunan KTSP dan melakukan revisi
dokumen 1 KTSP dengan menambahkan
pendidikan berbasis keunggulan lokal,
kewirausahaan dan ekonomi kreatif dan
dilakukan analisis SKKD.
Laporan Supervisi Pendidikan 41
2. Dalam penyusunan dan revisi KTSP
mengikut sertakan komite sekolah dan
disosialisasikan dengan orang tua siswa.
2 Standar Proses 1. Perlu adanya bimbingan dari pengawas
dalam pengembangan media belajar,
penggunaan multimedia dalam pembelajaran
dan evaluasi pembelajaran. Bimbingan dapat
diberikan dalam bentuk workshop ataupun
IHT serta supervisi klinis untuk masing-
masing guru yang mengalami masalah dalam
melaksanakan proses pembelajaran.
2. Kepala sekolah harus berkoordinasi dengan
komite untuk menambah proyektor dan
labtop serta perbaikan instalasi listrik agar
proses pembelajaran dapat menggunakan
multimedia.
3. Sekolah harus melakukan program
penghargaan mutu pada siswa, agar siswa
termotivasi untuk berprestasi.
3 Standar Kompetensi
Lulusan
1. Pengawas sekolah harus memberikan
bimbingan pada guru dalam pengembangan
KKM.
2. Sekolah melakukanmembimbing siswa
dalam kegiatan lomba-lomda keilmuan dan
non keilmuan, pengawas pembina berperan
sebagai motivator dan nara sumber dalam
peningkatan prestasi sekolah.
4 Standar Sarana
Prasarana
1. Untuk mengatasi masalah sarana dan
prasarana sekolah, pengawas dapat
memberikan bimbingan dalam upaya
peningkatan peran serta komite sekolah,
peningkatan peran serta masyarakat dan
Laporan Supervisi Pendidikan 42
perusahaan swasta sekitar sekolah serta
pengawas dapat melaporkan keadaan
sekolah tersebut pada dinas pendidikan
kabupaten/propinsi dan DPRD komisi C
yang menangani bidang pendidikan untuk
meminta perhatian secara langsung terhadap
sekolah tersebut.
2. Untuk mengatasi masalah listrik dan air,
kepala sekolah harus melakukan tindakan
nyata dan segera karena air dan listrik
merupakan kebutuhan utama. Pengawas
dapat memberikan bimbingan dalam
perencanaan perbaikan sarana dalam waktu
tri wulan dengan perbaikan secara betahap
sesuai kemampuan anggaran sekolah.
5 Standar Tenaga
Pendidik dan
kependidikan
1. Pengawas dan kepala sekolah harus menjadi
motivator untuk memberikan motivasi pada
guru agar meningkatkan kualifikasi
pendidikan serta memberikan rewaqrd pada
guru yang malanjutkan pendidikan.
2. pengawas membimbing kepala sekolah
mebuat laporan analisis kebutuhan guru dan
tenaga kependidikan pada dinas pendidikan
dan meminta tambahan guru BK dan tata
Belum memiliki guru BK, teknisi
laboratorium dan tata usaha.
6 Standar pengelolaan 1. Pengawas memberikan bimbingan dalam
penyusunan dokumentasi sekolah dalam
dalam hal manajerrial kepala sekolah.
2. Dalam penyusunan RKAS melibatkan OSIS
3. Pengawas memberikan bimbingan pada
kepala sekolah untuk membuat data statistik
Laporan Supervisi Pendidikan 43
kedisiplinan siswa dan mensosialisasikan
tata tertib sekolah.
7 Standar Pembiayaan Pengawas dapat membimbing kepalas ekolah
dalam peningkatan peran serta alumni dan
pendayagunaan potensi sekolah dalam
penggalian sumber dana.
8 Standar Penilaian 1. Karena jumlah guru yang mengalami
masalah tersebut banyak ( lebih dari
setengah jumlah guru disekolah tersebut)
maka dapat dilakukan supervisi dengan
tehnik kelompok. Dimana sekolah
melakukan workshop tentang penilan,
evaluasi dan program remedial serta
pengayaan dengan fasilitator pengawas
pembina.
2. Setelah dilakukan workshop, guru diberi
tugas untuk melengkapi dan memperbaiki
perangkat penilaian dan program remedial
serta pengayaan, lalu guru mengumpulkan
perangkat tersebut pada pengawas pembina
melalui email atau bahan cetak.
3. Setelah dinilai oleh pengawas bila masih
terdapat guru yang belum dapat melengkapi
perangkatnya dengan benar, maka pengawas
pembina dapat melakukan supervisi klinis
terhadap guru tersebut.
4. Pengawas memberikan motivasi pada guru
agar aktif dalam kegiatan MGMP
5. Dalam penentuan kenaikan kelas dan
kelulusan, sekolah melibatkan komite
sekolah
C. HASIL KEPENGAWASAN BAGI OBSERVER
Laporan Supervisi Pendidikan 44
Berdasarkan hasil observasi supervisi, kami dapat menjabarkan
kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang supervisor, sebagai berikut:
KOMPETENSI INDIKATOR DESKRIPSI HASIL OBSERVASI
Supervisi Manajerial
Menguasai metode, teknik dan prinsip-prinsip supervisi dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan di sekolah menengah yang sejenis.
Pengawas harus berkompeten dalam melakukan metode dan teknik supervisi, beliau menjalankan sesuai dengan aturan supervisi sehingga prosesnya berjalan dengan lancar dan sukses.
Menyusun program kepengawasan berdasarkan visi-misi-tujuan dan program pendidikan sekolah menengah yang sejenis.
Pengawas harus dapat menjelaskan dan menyusun program sebagai panduan baginya
Menyusun metode kerja dan instrumen yang diperlukan untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi pengawasan di sekolah menengah yang sejenis.
Sebelum melakukan visitasi pengawas telah membuat instrumen untuk pengawasan, instrumen tersebut untuk mengevaluasi manajerial kepala sekolah,wakil kepala sekolah, kepala laboratorium, administrasi guru, dan mengajar guru di kelas
Membina kepala sekolah dalam pengelolaan dan administrasi satuan pendidikan berdasarkan manajemen peningkatan mutu pendidikan di sekolah
Sebelum visitasi ke kelas pengawas memeriksa kelengkapan administrasi kepala sekolah, wakasek, kepala lab, TU,guru dan semua yang berkaitan dengan administrasi
Membina kepala sekolah dan guru dalam melaksanakan bimbingan konseling di sekolah menengah yang sejenis
Pada saat visitasi pengawas harus dapat melaksanakan bimbingan konseling pada guru dan kepala sekolah
Mendorong guru dan kepala sekolah dalam merefleksikan hasil-hasil yang dicapainya untuk menemukan kelebihan dan kekurangan dalam melaksanakan tugas pokoknya di sekolah
Pada proses visitasi kelas pengawas mengadakan waktu untuk sharing sebagai wadah untuk memperbaiki kinerja guru. Guru bisa konsultasi tentang kesulitan-kesulitan yang berhubungan dengan pekerjaannya, pengawas dengan kompetensi yang dimilikinya memberikan masukan dan
Laporan Supervisi Pendidikan 45
menengah yang sejenis. memberikan dorongan motivasi bagi guru
Memantau pelaksanaan standar nasional pendidikan dan memanfaatkan hasil-hasilnya untuk membantu kepala sekolah dalam mempersiapkan akreditasi sekolah menengah yang sejenis.
Pengawas melakukan visitasi ke sekolah mengecek kelengkapan standar nasional pendidikan, mulai dari kepala sekolah dan wakasek-wakasek yang bertanggung jawab terhadap standar Isi, Proses, SKL, Sar-Pras, Pengelolaan, Dik Tendik, , kepala TU dan staff yang bertanggung jawab terhadap standar Pembiayaan
Supervisi Akademik
Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
Pengawas yang menjadi guru telah melewati seleksi ketat sehingga kemampuan memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan tiap mata pelajaran sangat berkompeten. Dari wawancara dan dialog selama supervisi terlihat pengawas tersebut menguasai mata pelajaran yang dispervisi
Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP
Pengawas mengecek kelengkapan administrasi guru, dan dengan cermat beliau memeriksa silabus, rpp, dan pada saat itu silabus, rpp, kkm dan yang lainya lengkap.
Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/bimbingan (di kelas, laboratorium, dan atau di lapangan) untuk tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis.
Pada saat observasi pengawas belum melakukan bimbingan mata pelajaran. Hal ini disebabkan belum adanya pengawas mata pelajaran di kabupaten Lampung Timur
Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media pendidikan dan fasilitas
Pada saat observasi pengawas belum melakukan bimbingan mata pelajaran. Hal ini disebabkan belum adanya pengawas mata
Laporan Supervisi Pendidikan 46
pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis
pelajaran di kabupaten Lampung Timur
Evaluasi Pendidikan
Menyusun kriteria dan indikator keberhasilan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis
Pengawas mengecek kelengkapan administrasi guru termasuk indikator keberhasilan pendidikan, sistem penilaian, rentang penilaian, kreiteria ketuntasan minimal (kkm) dan lain sebagainya.
Membimbing guru dalam menentukan aspek-aspek yang penting dinilai dalam pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah
Ketika mengecek silabus, rpp, dan kkm pengawas memberikan layanan konsultasi kepada guru yang ingin memperoleh informasi yang sejelas-jelasnya tentang penilaian agar tidak keliru dalam melakukan penilaian, cara penilaian, penetuan kkm, tindak lanjut dari penilaian dan sebagainya
Menilai kinerja kepala sekolah, kinerja guru dan staf sekolah lainnya dalam melaksanakan tugas pokok dan tanggung jawabnya untuk meningkatkan mutu pendidikan dan pembelajaran/bimbingan pada tiap mata pelajaran dalam rumpun mata pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis
Pengawas menilai kinerja kepala sekolah dalam bidang manajerial dimulai dengan mengecek kelengkapan administrasi kepala sekolah, KTSP program sekolah, program wakasek, program lab, program perpustakaan, program ekstrakurikuler, silabus, rpp, kkm, dan kelengkapan-kelengkapan lainnya yang menjadi delapan standar nasional pendidikan. Selain menilai pengawas pun memberikan arahan dan bimbingan terhada kekurangan-kekurangan yang ada sehingga diharapkan kepala sekolah, guru, staf TU dapat memperbaikinya.
Membina guru dalam memanfaatkan hasil penilaian untuk kepentingan pendidikan dan pembelajaran/bimbingan tiap mata pelajaran dalam rumpun mata
Pengawas memberikan arahan tentang penilaian dan pemanfaatan penilaian, karena saat itu masih awal tahun ajaran baru sehingga pengawas tidak secara mendetail memberikan arahan dan bimbingan tentang pemanfaatan hasil penilaian
Laporan Supervisi Pendidikan 47
pelajaran yang relevan di sekolah menengah yang sejenis
Kompetensi Sosial
Bekerja sama dengan berbagai pihak dalam rangka meningkatkan kualitas diri untuk dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya.
pengawas harus mampu bekerja sama dengan berbagai pihak manapun, baik di lingkungan kerja maupun di luar tempat kerja
Aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan.
Pengawas harus aktif dalam kegiatan asosiasi pengawas satuan pendidikan
Selama mengikuti kegiatan pengawas, observer mendapat pelajaran
beberapa hal yaitu.:
1. Mengetahui tugas Pengawas Sekolah sebagai Supervisor dalam
Kompetensi Akademik, diantaranya :
a. Membimbing Guru dalam menyusun Silabus, Prota (Program
Tahunan),RPP dan pengembangan KTSP.
b. Membimbing Guru dalam memilih dan menggunakan Strategi dan
Metode Pembelajaran dengan mengembangkan berbagai potensi siswa.
c. Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran.
2. Mengetahui tugas Pengawas Sekolah sebagai Supervisor dalam
Kompetensi Akademik, diantaranya :
a. Memahami prosedur penyusuna Evaluasi Diri Sekolah (EDS) sebagai
bahan acuan penyusunan RKS dan RKA dalam pengajuan skala
prioritas Program Sekolah.
b. Memahami pentingnya dokumentasi Guru untuk penyusunan angka
kredit Guru dalam Kenaikan Pangkat.
c. Membimbing sekolah dalam persiapan pemenuhan Standar Nasional
Pendidikan serta persiapan akreditasi sekolah.
Laporan Supervisi Pendidikan 48
BAB VKESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. KESIMPULAN
Melalui kegiatan supervisi pendidikan, membantu kami untuk
mengetahui dan memahami tugas dan fungsi pengawas. Tugas pokok pengawas
sekolah/satuan pendidikan adalah melakukan penilaian dan pembinaan dengan
melaksanakan fungsi-fungsi supervisi, baik supervisi akademik maupun supervisi
manajerial. Berdasarkan tugas pokok dan fungsi di atas minimal ada empat
kegiatan yang harus dilaksanakan pengawas yakni: (1) Melakukan pembinaan
pengembangan kualitas sekolah, kinerja kepala sekolah, kinerja guru, dan kinerja
seluruh staf sekolah, (2) Melakukan evaluasi dan monitoring pelaksanaan program
sekolah beserta pengembangannya, dan (3) Melakukan penilaian terhadap proses
dan hasil program pengembangan sekolah secara kolaboratif dengan stakeholder
sekolah (4) Membimbing sekolah dalam pemenuhan Standar Nasional Pendidikan
dan persiapan akreditasi sekolah. Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut,
pengawas sekolah melaksanakan fungsi supervisi, baik supervisi akademik
maupun supervisi manajerial. Dengan adanya supervisi sekolah dapat
meningkatkan mutu pendidikan dan tercapainya tujuan pendidikan nasional.
B. REKOMENDASI
Berdasarkan pengalaman kami selama mengikuti kegiatan pengawas
melakukan supervisi, beberapa rekomendasi yang dapat kami berikan adalah
sebagai berikut :
1. Untuk SMPN 3 Jabung, dapat dilakukan workshop penyusunan perangkat
guru dengan fasilitator pengawas pembina.
Laporan Supervisi Pendidikan 49
2. Untuk SMPN 2 Way bungur, dapat dilakukan peningkatan peran serta
masyarakat dan pemerintah dalam pemenuhan sarana dan prasarana sekolah
serta peningkatan kompetensi manajerial kepala sekolah dengan bimbingan
dari pengawas pembina.
3. Untuk SMKN 1 Cikarang Selatan, dapat dilakukan pengajuan dana bantuan
dari pemerintah dan swasta dengan bimbingan pengawas pembina dalam
penyusunan proposal yang baik.
4. Perlu adanya koordinasi antara supervisor dengan lembaga sekolah mengenai
kalender pendidikan sekolah, sehingga proses supervisi berjalan lebih efektif.
5. Perlu adanya kegiatan pengembangan diri bagi supervisor.
Laporan Supervisi Pendidikan 50
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2004. Dasar-dasar Supervisi. Jakarta : Rineka Cipta.
Banun Muslim, Sri. 2010. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesioanalisme Guru. Bandung : Alfabeta.
Diat, Lantip dan Sudiyono. 2011. Supervisi Pendidikan. Yogyakarta : Gava Media
Jasmani & Mustofa, Syaiful. 2013. Supervisi Pendidikan Terobosan Baru dalam Peningkatan Kinerja Pengawas Sekolah dan Guru.Yogyakarta: Ar-ruzz Media
P2TK Kemendiknas. 2012. Bahan Ajar Diklat Supervisi Pengawas Sekolah. Jakarta
________________. 2011. Buku Kerja Pengawas Sekolah. Jakarta
Sagala, Syaiful. 2010. Supervisi Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.
Sahertian, Piet.A. 2002. Konsep Dasar dan Tehnik Supervisi Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2012. Pengawas dan Kepengawasan. Bekasi : Binamitra Publishing.
_________________ . Supervisi Pendidikan. Bekasi : Binamitra Publishing
Laporan Supervisi Pendidikan 51