Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

25
LAPORAN PENDAHULUAN TEORI TENTANG PROSES PENUAAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA LAPORAN PENDAHULUAN TEORI TENTANG PROSES PENUAAN 1. Pengertian lanjut Usia Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun. 2.Teori tentang Proses menua Teori Biologik Teori Genetik dan Mutasi Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi Pemakaian dan Rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah Autoimune Pada proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Sad jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan mati. teori stres Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai. Teori radikal bebas Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan bahan organik seperti karbohidrat dan protein . radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

description

Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

Transcript of Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

Page 1: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

LAPORAN PENDAHULUAN TEORI TENTANG PROSES PENUAAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA LANSIA LAPORAN PENDAHULUAN

TEORI TENTANG PROSES PENUAAN

1. Pengertian lanjut Usia

Proses menua merupakan suatu yang fisiologis, yang akan dialami oleh setiap orang. Batasan orang dikatakan lanjut usia berdasarkan UU No 13 tahun 1998 adalah 60 tahun.

2.Teori tentang Proses menua

Teori Biologik Teori Genetik dan Mutasi

Menua terjadi sebagai akibat dari perubahan biokimia yang diprogram oleh molekul /DNA dan setiap sel pada saatnya akan mengalami mutasi Pemakaian dan Rusak Kelebihan usaha dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah Autoimune

Pada proses metabolisme tubuh , suatu saat diproduksi suatu zat khusus. Sad jaringan tubuh tertentu yang tidak tahan terhadap zat tersebut sehingga jaringan tubuh menjadi lemah dan mati. teori stres

Menua terjadi akibat hilangnya sel-sel yang biasa digunakan. Regenerasi jaringan tidak dapat mempertahankan kestabilan lingkungan internal dan stres menyebabkan sel-sel tubuh lelah dipakai. Teori radikal bebas

Tidak stabilnya redikal bebas mengakibatkan oksidasi-oksidasi bahan bahan organik seperti karbohidrat dan protein . radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerasi.

2.2. Teori Sosial

a. Teori ktifitas

Lanjut usuia yang sukses adalah mereka yang aktif dan ikut banyak dalam kegiatan sosial

b. Teori Pembebasan

Dengan bertambahnya usia, seseorang secara berangsur angsur mulai melepaskan diri dari kehidupan sosialnya. Keadaan ini mengakibatkan interaksi sosial lanjut usia menurun, baik secara kwalitas maupun kwantitas. Sehingga terjadi kehilangan ganda yakni :

Page 2: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

a) Kehilangan peran

b) Hambatan kontrol sosial

c) Berkurangnya komitmen

c. Teori Kesinambungan

Teori ini mengemukakan adanya kesinambungan dalam siklus kehidupan lansia. Dengan demikian pengalaman hidup seseorang pada usatu saat merupakan gambarannya kelak pada saat ini menjadi lansia.

Pokok-pokok dari teori kesinambungan adalah :

a) lansia tak disarankan untuk melepaskan peran atau harus aktif dalam proses penuaan, akan tetapi didasarkan pada pengalamannya di masa lalu, dipilih peran apa yang harus dipertahankan atau dihilangkan

b) Peran lansia yang hilang tak perlu diganti

c) Lansia dimungkinkan untuk memilih berbagai cara adaptasi

2.3 Teori Psikologi

a. Teori Kebutuhan manusia mneurut Hirarki Maslow

Menurut teori ini, setiap individu memiliki hirarki dari dalam diri, kebutuhan yang memotivasi seluruh perilaku manusia (Maslow 11111954). Kebutuhan ini memiliki urutan prioritas yang berbeda. Ketika kebutuhan dasar manusia sidah terpenuhi, mereka berusaha menemukannya pada tingkat selanjutnya sampai urutan yang paling tinggi dari kebutuhan tersebut tercapai.

b. Teori individual jung

Carl Jung (1960) Menyusun sebuah terori perkembangan kepribadian dari seluruh fase kehidupan yaitu mulai dari masa kanak-kanak , masa muda dan masa dewasa muda, usia pertengahan sampai lansia. Kepribadian individu terdiri dari Ego, ketidaksadaran sesorang dan ketidaksadaran bersama. Menurut teori ini kepribadian digambarkan terhadap dunia luar atau ke arah subyektif. Pengalaman-pengalaman dari dalam diri (introvert). Keseimbangan antara kekuatan ini dapat dilihat pada setiap individu, dan merupakan hal yang paling penting bagi kesehatan mental

3. Perubahan Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

3.1. Perubahan fisik

a. Sel : jumlahnya lebih sedikit tetapi ukurannya lebih besar, berkurangnya cairan intra dan extra seluler

Page 3: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

b. Persarafan : cepatnya menurun hubungan persarapan, lambat dalam respon waktu untuk meraksi, mengecilnya saraf panca indra sistem pendengaran, presbiakusis, atrofi membran timpani, terjadinya pengumpulan serum karena meningkatnya keratin

c. Sistem penglihatan : spnkter pupil timbul sklerosis dan hlangnya respon terhadap sinaps, kornea lebih berbentuk speris, lensa keruh, meningkatny ambang pengamatan sinar, hilangnya daya akomodasi, menurunnya lapang pandang.

d. Sistem Kardivaskuler. : katup jantung menebal dan menjadi kaku , kemampuan jantung memompa darah menurun 1 % setiap tahun setelah berumur 20 tahun sehingga menyebabkanmenurunnya kontraksi dan volume, kehilangan elastisitas pembuluh darah, tekanan darah meningg.

e. Sistem respirasi : otot-otot pernafasan menjadi kaku sehingga menyebabkan menurunnya aktifitas silia. Paru kehilangan elastisitasnya sehingga kapasitas residu meingkat, nafas berat. Kedalaman pernafasan menurun.

f. Sistem gastrointestinal : kehilangan gigi,sehingga menyebkan gizi buruk , indera pengecap menurun krena adanya iritasi selaput lendir dan atropi indera pengecap sampai 80 %, kemudian hilangnya sensitifitas saraf pengecap untuk rasa manis dan asin

g. Sistem genitourinaria : ginjal mengecil dan nefron menjadi atrofi sehingga aliran darah ke ginjal menurun sampai 50 %, GFR menurun sampai 50 %. Nilai ambang ginjal terhadap glukosa menjadi meningkat. Vesika urinaria, otot-ototnya menjadi melemah, kapasitasnya menurun sampai 200 cc sehingga vesika urinaria sulit diturunkan pada pria lansia yang akan berakibat retensia urine. Pembesaran prostat, 75 % doalami oleh pria diatas 55 tahun. Pada vulva terjadi atropi sedang vagina terjadi selaput lendir kering, elastisitas jaringan menurun, sekresi berkurang dan menjadi alkali.

h. Sistem endokrin : pada sistem endokrin hampir semua produksi hormon menurun, sedangkan fungsi paratiroid dan sekresinya tidak berubah, aktifitas tiroid menurun sehingga menurunkan basal metabolisme rate (BMR). Porduksi sel kelamin menurun seperti : progesteron, estrogen dan testosteron.

i. Sistem integumen : pada kulit menjadi keriput akibat kehilangan jaringan lemak, kulit kepala dan rambut menuipis menjadi kelabu, sedangkan rambut dalam telinga dan hidung menebal. Kuku menjadi keras dan rapuh.

j. Sistem muskuloskeletal : tulang kehilangan densitasnya dan makin rapuh menjadi kiposis, tinggi badan menjadi berkurang yang disebut discusine vertebralis menipis, tendon mengkerut dan atropi serabut erabit otot , sehingga lansia menjadi lamban bergerak. otot kam dan tremor.

3.2 Perubahan Mental

faktor-faktyor yang mempengaruhi perubahan mental adalah :

Page 4: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

a. Pertama-tama perubahan fisik, khususnya organ perasa

b. Kehatan umum

c. Tingkat pendidikan

d. Keturunan

e. Lingkungan

Kenangan (memori) ada 2 :

a. kenangan jangka panjang, berjam-jam sampai berhari-hari yang lalu

b. kenangan jang pendek : 0-10 menit, kenangan buruk

Intelegentia Question :

a. Tidak berubah dengan informasi matematika dan perkataan verbal

b. Berkurangnya penampilan, persepsi dan ketrampilan psikomotor terjadi perubahan pada daya membayangkan, karena tekanan-tekanan dari faktor waktu.

3.3 Perubahan Perubahan Psikososial

a. Pensiun : nilai seorang dukur oleh produktifitasnya, identits dikaitkan dengan peranan dalam pekerjaan

b. Merasakan atau sadar akan kematian

c. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah perawatan bergerak lebih sempit. MASALAH NUTRISI

1. Pengertian

Gizi kurangs adalah kekurangan zat gizi baik mikro maupun makro

2. Penyebab

a. Penurunan ataau kehilangan sensitifitas indra pengecap &penciuman

b. Penyakit periodental ( terjadi pada 80% lansia) atau kehilangan gigi

c. Penurunan sekresi asam lambung dan enzim pencernaan

Page 5: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

d. Penurunan mobilitas saluran pencernaan makanan

e. Penggunaan obat-obatan jangka panjang

f. Gangguan kemampuan motorik

g. Kurang bersosialisasi, kesepian

h. Pendapatan yang menurun (pensiun)

i. Penyakit infeksi kronis

j. Penyakit keganasan

3. Patofisiologi

Pengkajian

A. Fisiologis/fisik

1. Stratus gizi

IMT = Kg BB normal laki laki = 18 -25

(TB)2 wanita = 17 – 23

2. Intake cairan dalam 24 jam

3. Kondisi kulit

4. Kondisi bibir , mukosamulut, gigi

5. Riwayat pengobatan, alkhohol, zat adiktif lainnya

6. Evaluasi kemampuan penglihatan , pendengaran dan mobilitas

7. Keluhan yang berhubungan dengan nutrisi : gangguan sistem digestif, nafsu makan, makanan yang disukai dan tidak disukai, rasa dan aroma

Page 6: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

8. Kebiasaan waktu makan ( 2 –3 X sehari, snak dlll)

B. Psikososial/afektif

1. Kebiasaan saat makan ( makan sendiri, sambil nonton TV,dll)

2. situasi lingkungan(kapasitas penyediaan makanan, pengolahan dan penyimpanan makanan)

3. sosiokultural yang berlaku yang mempengaruhi pola nutrisi dan eleminasi

4. Kondisi depresi yang dapat mengganggu pemenuhan nutrisi

C. Pemeriksaan tambahan/laborat

Analisa darah :

Kreatinin : indekz massa otot

Serum protein khususnya untuk sintesa antibodi dan limfosit, dalam kekebalan seluler, enzym, hormon, struktur sel yang luas, struktur jaringan

Diagnosa Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b/d asupan nutrisi yang tidak adekuat akibat anoreksia

2. Resiko tinggi infeksi b.d penurunan asupan kalori dan protein

3. Kerusakan mobilitas fisik b/d deformitas skleletal,, nyeri, intoleransi aktifitas

4 Nyeri b. d proses inflamasi, destruksi sendi

5. Resiko cedera (dislokasi sendi) b.d otot hilang kekuatannya, rasa nyeri sendi Rencana Asuhan Keperawatan

1. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d asupan nutris kurang adekuat akibat anoreksia

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi secara adekuat

Kriteria : - Meningkatkan masukan oral

- Menunjukkan peningkatan BB

Intervensi :

Page 7: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

a. Buat tujuan BB ideal dan kebutuhan nutrisi harian yang adekuat

R/ Nutrisi yang adekuat menghindari adanya malnutrisi

c. Timbang setiap hari , pantau hasil pemeriksaan laborat

R/ Deteksi dini perubahan BB dan masukan nutrisi

d. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat

R/ Dengan pemahaman yang benar akan memotivasi klien untuk masukan nutrinya

e. Ajarkan individu menggunakan penyedap rasa (seperti bumbu)

R/ aroma yang enak akan membangkitkan selera makan

f. Beri dorongan individu untuk makan bersama orang lain

R/ Dengan makan bersama sama secara psikologis meningkatakan selera makan

g. Pertahankan kebersihan mulut yang baik (sikat gigi) sebelum dan sesudah mengunyah makanan

R/ dengan situasi mulut yang bersih meningkatkan kenyamanan .

i. Anjurkan makan dengan porsi yang kecil tapi sering

R/ Mengurangi perasaan tegang pada lambung

j. Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk :

1 ) Makan-makan kering saat bangun tidur

2) Hindari makanan yang terlalu manis, berminyak

3) Minum sedikit-sdikit melalui sedotan

4) Makan kapan saja bila dapat toleransi

5) Makan dalam porsi kecil rendah lemak dan makan sering

R/ Meningkatkan asupan makanan

2. Resiko tinggi infeksi b/d penurunan asupan kalori dan protein

Tujuan : Klien akan memperlihatkan kemampuan terhindar dari tanda-tanda infeksi

Page 8: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

Kriteria : tanda-tanda peradangan tidak ditemukan : panas, bengkak, nyeri, merah,gangguan fungsi

Intervensi :

a. Kaji tanda-tanda radang umum secara teratur

R/ Mendeteksi dini untuk mencegah terjadinya radang

b. Ajarkan tentang perlunya menjaga kebersihan diri dan lingkungan

R/ Mencegah terjadinya infeksi akibat lingkungan dan kebersihan diri yang kurang sehat

c. Tingkatkan kemampuan asupan nutris TKTP

R/ meningkatkan kadar protein dalam dalam tubuh sehingga meningkatkan kemampuan kekbalan dalam tubuh

d. Perhatikan penggunaan obat-obat jangka panjang yang dapat menyebabkan imunosupresi

R/ Menurunkan resiko terjadinya infeksi

3.Kerusakan mobilitas fisik b.d deformitas skeletal, nyeri

Tujuan : klien dapat mobilisasi dengan adekuat

Kriteria : Mendemontrasikan tehnik/perilaku yang memungkinkan melakukan aktifitas

Intervensi :

a. Evaluasi pemantauan tingkat inflamasi/rasa sakit

R/ tingkat aktifitas tergantung dari perkembangan /resolusi dari proses inflamasi

b. bantu dengan rentang gerak aktif/pasif

R/ mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot

c. ubah posisi dengan sering dengan personal cukup

R/ Menhilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi

d. Berikan lingkungan yang nyaman misaal alat bantu

R/ menghindari cedera

Page 9: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

4. Nyeri ( akut/kronis) b.d proses inflamasi, destruksi sendi

Tujuan : Menunjukkan nyeri berkurang/hilang

Kriteria : terlihat rileks , dapat tidur dan berpartisipasi dala aktifitas

Intervensi :

kaji keluhan nyeri, catat lokasi nyeri dan intensitas. Catat faktor yang mempercepat tanda tanda neri

R/ membantu dalam menentukan managemen nyeri

Biarkan klien mengambil posisi yang nyaman pada waktu istirahat ataupun tidur

R/ Pada penyakit berat tirah baring sangat diperlukan untuk membatasi nyeri

Anjurkan klien mandi air hangat , sediakan waslap untuk kompres sendi

R/ panas meningkatkan relaksasi otot dan mobilitas, menurunkan rasa sakit dan kekakuan sendi.

berikan masase lembut

R/ meningkatkan relaksasi/mengurangi ketegangan otot

kolaborasi pemberian obat-obatan seperti : aspirin, ibuprofen, naproksin, piroksikam, fenoprofen

R/ sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam mengurangi kekakuan.

5. Resiko cedera b.d hilangnya kekuatan otot, rasa nyeri

Tujuan : klien terhindar dari cedera

Kriteria : klien berada pada perilaku yang aman dan lingkungan yang nyaman

Intervensi :

a. kaji tingkat kekuatan otot

R / mengatur tindakan selanjutnyab

b.. Kaji tingkat pergerakan pasif

c Beri alat bantu sesui kebutuhan

Page 10: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

d. Ciptakan lingkungan yang aman (lantai tidak licin)

e.Bantu klien untuk memenuhi kebutuhan yang tidak bisa dilakukan secara mandiri

DAFTAR PUSTAKA Capernito Lynda juall ( 1998), Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 6 , Alih Bahasa Yasmin Asih EGC jakarta C. Long barbara ( 1996) Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses) Unit IV, V, VI Alih bahasa Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan Keperawatan Pajajaran Bandung, IAPK Bandung Donges Marilyn E (2000), Rencana Asuhan Keperawatan edisi 3, Alih bahasa I Made Kariasa, EGC Jakarta Wahyudi Nugroho ( 2000), Keperawatan Gerontik Edisi 2 , EGC Jakarta Description: LAPORAN PENDAHULUAN TEORI TENTANG PROSES PENUAAN Rating: 4.5 Reviewer: Ningsih iyya - ItemReviewed: LAPORAN PENDAHULUAN TEORI TENTANG PROSES mENUA

ASUHAN KEPERAWATAN

REMATIK (OSTEOARTRITIS) PADA LANSIA

A.     Pengertian

Reumatoid arthritis adalah gangguan autoimun kronik yang menyebabkan proses inflamasi pada sendi (Lemone & Burke, 2001 : 1248). Reumatik dapat terjadi pada semua jenjang umur dari kanak-kanak sampai usia lanjut. Namun resiko akan meningkat dengan meningkatnya umur (Felson dalam Budi Darmojo, 1999).

Rematoid Artritis merupakan suatu penyakit inflamasi sistemik kronik yang manifestasi utamanya adalah poliartritis yang progresif, akan tetapi penyakit ini juga melibatkan seluruh organ tubuh (Hidayat, 2006).

Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung beban

Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi dan hambatangerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas, stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit sendi lainnya.

B.     Penyebab (etiologi)

Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain;

Page 11: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

1.      Usia lebih dari 40 tahun

Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan eprubahan pada osteoartritis.

2.      Jenis kelamin wanita lebih sering

Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause) frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.

3.      Suku bangsa

Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku bangsa. Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang.

4.      Genetik

5.      Kegemukan dan penyakit metabolik

Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain (tangan atau sternoklavikula). Olehkarena itu disamping faktor mekanis yang berperan (karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit) yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.

6.      Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga

Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang lebih tinggi.

7.      Kelainan pertumbuhan

Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya oateoartritis paha pada usia muda.

Page 12: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

8.      Kepadatan tulang

Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras) tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek.

C.     Jenis Reumatik

Menurut Adelia, (2011) ada beberapa jenis reumatik yaitu:

a. Reumatik Sendi ( Artikuler )

Reumatik yang menyerang sendi dikenal dengan nama reumatik sendi (reumatik artikuler). Penyakit ini ada beberapa macam yang paling sering ditemukan yaitu:

1) Artritis Reumatoid

Merupakan penyakit autoimun dengan proses peradangan menahun yang tersebar diseluruh tubuh, mencakup keterlibatan sendi dan berbagai organ di luar persendian.Peradangan kronis dipersendian menyebabkan kerusakan struktur sendi yang terkena.Peradangan sendi biasanya mengenai beberapa persendian sekaligus.Peradangan terjadi akibat proses sinovitis (radang selaput sendi) serta pembentukan pannus yang mengakibatkan kerusakan pada rawan sendi dan tulang di sekitarnya, terutama di persendian tangan dan kaki yang sifatnya simetris (terjadi pada kedua sisi).Penyebab Artritis Rematoid belum diketahui dengan pasti. Ada yang mengatakan karena mikoplasma, virus, dan sebagainya. Namun semuanya belum terbukti. Berbagai faktor termasuk kecenderungan genetik, bisa mempengaruhi reaksi autoimun. Bahkan beberapa kasus Artritis Rematoid telah ditemukan berhubungan dengan keadaan stres yang berat, seperti tiba-tiba kehilangan suami atau istri, kehilangan satu¬-satunya anak yang disayangi, hancurnya perusahaan yang dimiliknya dan sebagainya. Peradangan kronis membran sinovial mengalami pembesaran (Hipertrofi) dan menebal sehingga terjadi hambatan aliran darah yang menyebabkan kematian (nekrosis) sel dan respon peradanganpun berlanjut. Sinovial yang menebal kemudian dilapisi oleh jaringan granular yang disebut panus. Panus dapat menyebar keseluruh sendi sehingga semakin merangsang peradangan dan pembentukan jaringan parut. Proses ini secara perlahan akan merusak sendi dan menimbulkan nyeri hebat serta deformitas (kelainan bentuk).

2) Osteoatritis

Adalah sekelompok penyakit yang tumpang tindih dengan penyebab yang belum diketahui, namun mengakibatkan kelainan biologis, morfologis, dan keluaran klinis yang sama.Proses penyakitnya berawal dari masalah rawan sendi (kartilago), dan akhirnya mengenai seluruh persendian termasuk tulang subkondrial, ligamentum, kapsul dan jaringan sinovial, serta jaringan ikat sekitar persendian (periartikular). Pada stadium lanjut, rawan sendi mengalami kerusakan yang ditandai dengan adanya fibrilasi, fisur, dan ulserasi yang dalam pada permukaan sendi. Etiologi penyakit ini tidak diketahui dengan pasti. Ada beberapa faktor risiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, yaitu : Usia lebih dari 40 tahun, Jenis kelamin wanita lebih sering, Suku bangsa, genetik, kegemukan dan penyakit 

Page 13: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

metabolik, cedera sendi, pekerjaan, dan olah raga, kelainan pertumbuhan, kepadatan tulang, dan lain-lain.

3) Atritis Gout

Penyakit ini berhubungan dengan tingginya asam urat darah (hiperurisemia) . Reumatik gout merupakan jenis penyakit yang pengobatannya mudah dan efektif. Namun bila diabaikan, gout juga dapat menyebabkan kerusakan sendi. Penyakit ini timbul akibat kristal monosodium urat di persendian meningkat. Timbunan kristal ini menimbulkan peradangan jaringan yang memicu timbulnya reumatik gout akut. Pada penyakit gout primer, 99% penyebabnya belum diketahui (idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetic dan faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari tubuh. Penyakit gout sekunder disebabkan antara lain karena meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengkonsumsi makanan dengan kadar purin yang tinggi. Purin adalah salah satu senyawa basa organic yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan termasuk dalam kelompok asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat meningkat juga bisa karena penyakit darah (penyakit sumsum tulang, polisitemia), obat-obatan (alkohol, obatobat kanker, vitamin B12). Penyebab lainnya adalah obesitas (kegemukan), penyakit kulit (psoriasis), kadar trigliserida yang tinggi. Pada penderita diabetes yang tidak terkontrol dengan baik biasanya terdapat kadar benda-benda keton (hasil buangan metabolisme lemak) yang meninggi. Benda-benda keton yang meninggi akan menyebabkan asam urat juga ikut meninggi.

b. Reumatik Jaringan Lunak (Non-Artikuler)

Merupakan golongan penyakit reumatik yang mengenai jaringan lunak di luar sendi (soft tissue rheumatism) sehingga disebut juga reumatik luar sendi (ekstra artikuler rheumatism). Jenis – jenis reumatik yang sering ditemukan yaitu:

1) Fibrosis

Merupakan peradangan di jaringan ikat terutama di batang tubuh dan anggota gerak. Fibrosis lebih sering ditemukan oleh perempuan usia lanjut, penyebabnya adalah faktor kejiwaan.

2) Tendonitis dan tenosivitis

Tendonitis adalah peradangan pada tendon yang menimbulkan nyeri lokal di tempat perlekatannya. Tenosivitis adalah peradangan pada sarung pembungkus tendon.

3) Entesopati

Page 14: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

Adalah tempat di mana tendon dan ligamen melekat pada tulang. Entesis ini dapat mengalami peradangan yang disebut entesopati. Kejadian ini bisa timbul akibat menggunakan lengannya secara berlebihan, degenerasi, atau radang sendi.

4) Bursitis

Adalah peradangan bursa yang terjadi di tempat perlekatan tendon atau otot ke tulang. Peradangan bursa juga bisa disebabkan oleh reumatik gout dan pseudogout.

5) Back Pain

Penyebabnya belum diketahui, tetapi berhubungan dengan proses degenerarif diskus intervertebralis, bertambahnya usia dan pekerjaan fisik yang berat, atau sikap postur tubuh yang salah sewaktu berjalan, berdiri maupun duduk. Penyebab lainnya bisa akibat proses peradangan sendi, tumor, kelainan metabolik dan fraktur.

6) Nyeri pinggang

Kelainan ini merupakan keluhan umum karena semua orang pernah mengalaminya. Nyeri terdapat kedaerah pinggang kebawah (lumbosakral dan sakroiliaka) Yng dapat menjalar ke tungkai dan kaki.

7) Frozen shoulder syndrome

Ditandai dengan nyeri dan ngilu pada daerah persendian di pangkal lengan atas yang bisa menjalar ke lengan atas bagian depan, lengan bawah dan belikat, terutama bila lengan diangkat keatas atau digerakkan kesamping. Akibat pergerakan sendi bahu menjadi terbatas.

D.    Manifestasi klinik

Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena, etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi.

Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak emnonjol dan timbul belakangan, mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;

1.      Nyeri sendi

Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang lain.

2.      Hambatan gerakan sendi

Page 15: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan dengan bertambahnya rasa nyeri.

3.      Kaku pagi

Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.

4.      Krepitasi

Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.

5.      Pembesaran sendi (deformitas)

Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.

6.      Perubahan gaya berjalan

Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang umumnya tua (lansia).

E.     Patofisioligi

Inflamasi mula-mula mengenai sendi-sendi sinovial seperti edema, kongesti vaskular, eksudat febrin dan infiltrasi selular.  Peradangan yang berkelanjutan, sinovial menjadi menebal, terutama pada sendi artikular kartilago dari sendi.  Pada persendian ini granulasi membentuk pannus, atau penutup yang menutupi kartilago.  Pannus masuk ke tulang sub chondria. Jaringan granulasi menguat karena radang menimbulkan gangguan pada nutrisi kartilago artikuer. Kartilago menjadi nekrosis.

Tingkat erosi dari kartilago menentukan tingkat ketidakmampuan sendi.  Bila kerusakan kartilago sangat luas maka terjadi adhesi diantara permukaan sendi, karena jaringan fibrosa atau tulang bersatu (ankilosis).  Kerusakan kartilago dan tulang menyebabkan tendon dan ligamen jadi lemah dan bisa menimbulkan subluksasi atau dislokasi dari persendian.  Invasi dari tulang sub chondrial bisa menyebkan osteoporosis setempat.

Lamanya arthritis rhematoid berbeda dari tiap orang. Ditandai dengan masa adanya serangan dan tidak adanya serangan.  Sementara ada orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.  Yang lain. terutama yang mempunyai faktor rhematoid (seropositif gangguan rhematoid) gangguan akan menjadi kronis yang progresif.

F.     Pemeriksaan Diagnostik

1. Tes serologi

Page 16: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

§  Sedimentasi eritrosit meningkat

§  Darah, bisa terjadi anemia dan leukositosis

§  Rhematoid faktor, terjadi 50-90% penderita

2. Pemerikasaan radiologi

·           Periartricular osteoporosis, permulaan persendian erosi

·           Kelanjutan penyakit: ruang sendi menyempit, sub luksasi dan ankilosis

3. Aspirasi sendi

Cairan sinovial menunjukkan adanya proses radang aseptik, cairan dari sendi dikultur dan bisa diperiksa secara makroskopik.

G.    Penatalaksanaan/ perawatan Osteoartritis, antara lain;

1.      Medikamentosa

Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses patologis

2.      Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi yang sakit.

3.      Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri

4.      Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera

5.      Dukungan psikososial

6.      Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang tepat

7.      Diet untuk emnurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan

8.      Diet rendah purin:

Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam urat dan menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan mempertahankannya dalam batas normal. Bahan makanan yang boleh dan yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:

Golongan bahan makanan

Makanan yang boleh diberikan Makanan yang tidak boleh diberikan

Karbohidrat Semua --

Page 17: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

Protein hewani

Protein nabati

Lemak

Sayuran

Buah-buahan

Minuman

Bumbu, dll

Daging atau ayam, ikan tongkol, bandeng 50 gr/hari, telur, susu, keju

Kacang-kacangan kering 25 gr atau tahu, tempe, oncom

Minyak dalam jumlah terbatas.

Semua sayuran sekehendak kecuali: asparagus, kacang polong, kacang buncis, kembang kol, bayam, jamur maksimum 50 gr sehari

Semua macam buah

Teh, kopi, minuman yang

mengandung soda

Semua macam bumbu

Sardin, kerang, jantung, hati, usus, limpa, paru-paru, otak, ekstrak daging/ kaldu, bebek, angsa, burung.

--

--

Asparagus, kacang polong, kacang buncis, kembang kol, bayam, jamur maksimum 50 gr sehari

--

Alkohol

Ragi

H.        Proses Keperawatan

Page 18: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

Pengkajian

1. Riwayat Kesehatan

·         Adanya keluhan sakit dan kekakuan pada tangan, atau pada tungkai.

·         Perasaan tidak nyaman dalam beberapa periode/waktu sebelum pasien mengetahui dan merasakan adanya perubahan pada sendi.

2. Pemeriksaan Fisik

·         Inspeksi dan palpasi persendian untuk masing-masing sisi (bilateral), amati warna kulit, ukuran, lembut tidaknya kulit, dan pembengkakan.

·         Lakukan pengukuran passive range of mation pada sendi-sendi sinovial

o    Catat bila ada deviasi (keterbatasan gerak sendi)

o    Catat bila ada krepitasi

o    Catat bila terjadi nyeri saat sendi digerakkan

o    Lakukan inspeksi dan palpasi otot-otot skelet secara bilateral

§  Catat bia ada atrofi, tonus yang berkurang

§  Ukur kekuatan otot

§  Kaji tingkat nyeri, derajat dan mulainya

§  Kaji aktivitas/kegiatan sehari-hari

3. Riwayat Psiko Sosial

Pasien dengan RA mungkin merasakan adanya kecemasan yang cukup tinggi apalagi pada pasien yang mengalami deformitas pada sendi-sendi karean ia merasakan adanya kelemahan-kelemahan pada dirinya dan merasakan kegiatan sehari-hari menjadi berubah. Perawat dapat melakukan pengkajian terhadap konsep diri klien khususnya aspek body image dan harga diri klien.

Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien dengan artritis ditambah dengan adanya data dari pemeriksaan diagnostik, maka diagnosa keperawatan yang sering muncul yaitu:

Tabel Analisa Data

Page 19: Laporan Pendahuluan Teori Tentang Proses Penuaan

No Symptom Etiologi Problem

1 Keluhan nyeri, ketidaknyamanan, kelelahan, berfokus pada diri sendiri, Perilaku distraksi/ respons autonomic

Distensi jaringan akibat akumulasi cairan/proses inflamasi, destruksi sendi

Nyeri Akut

2 Distensi jaringan akibat akumulasi cairan/proses inflamasi, destruksi sendi

deformitas skeletal,nyeri, penurunan kekuatan otot

Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan.

3 Perubahan fungsi dari bagian-bagian yang sakit.

deformitas skeletal,nyeri, penurunan kekuatan otot

Gangguan Citra Tubuh

4 Ketidakmampuan untuk mengatur kegiatan sehari-hari.

kerusakan musculoskeletal, penurunan kekuatan, daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, depresi

Defisit perawatan diri