Laporan Pendahuluan Mioma Utri

24
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MIOMA UTERI DI POLI GYNEKOLOGI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG IDA WAHYUNINGSARI

Transcript of Laporan Pendahuluan Mioma Utri

Page 1: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN MIOMA UTERI DI

POLI GYNEKOLOGI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

IDA WAHYUNINGSARI

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA HUSADA

SEMARANG 2013

Page 2: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

A. DEFINISI

Myoma Uteri adalah : neoplasma jinak yang berasal dari otot uterus

yang disebut juga dengan Leiomyoma Uteri atau Uterine Fibroid.

Myoma Uteri umumnya terjadi pada usia lebih dari 35 tahun. Dikenal

ada dua tempat asal myoma uteri yaitu pada serviks uteri ( 2 % )dan pada

korpus uteri ( 97 % ), belum pernah ditemukan myoma uteri terjadi

sebelum menarche.

Mioma uteri merupakan tumor jinak otot rahim, disertai jaringan

ikatnya, sehingga dapat dalam bentuk padat karena jaringan ikatnya

dominan dan lunak serta otot rahimnya dominan ( Manuaba, 2007).

B. ETIOLOGI

Faktor pendukung terjadinya mioma adalah : wanita usia 35-45 tahun,

hamil pada usia muda, genetik, zat-zat karsinogenik, sedangkan yang

menjadi factor pencetus dari terjadinya myoma uteri adalah adanya sel

yang imatur dan terjadi pada grandemultipara.

Menurut Manuaba (2007), faktor-faktor penyebab mioma uteri

belum diketahui, namun ada 2 teori yang menjelaskan faktor penyebab

mioma uteri, yaitu:

1. Teori Stimulasi

Berpendapat bahwa estrogen sebagai faktor etiologi dengan alasan :

a. Mioma uteri sering kali tumbuh lebih cepat pada masa hamil

b. Neoplasma ini tidak pernah ditemukan sebelum monarche

c. Mioma uteri biasanya mengalami atrofi sesudah menopause

d. Hiperplasia endometrium sering ditemukan bersama dengan

mioma uteri

Page 3: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

2. Teori Cellnest atau Genitoblas

Terjadinya mioma uteri tergantung pada sel-sel otot imatur yang

terdapat pada cell nest yang selanjutnya dapat dirangsang terus

menerus oleh estrogen.

Menurut Muzakir (2008) faktor risiko yang menyebabkan mioma

uteri adalah:

1. Usia penderita

Mioma uteri ditemukan sekitar 20% pada wanita usia reproduksi

dan sekitar 40%-50% pada wanita usia di atas 40 tahun. Mioma uteri

jarang ditemukan sebelum menarke (sebelum mendapatkan haid).

Sedangkan pada wanita menopause mioma uteri ditemukan sebesar

10%.

2. Hormon endogen (Endogenous Hormonal)

Mioma uteri sangat sedikit ditemukan pada spesimen yang diambil

dari hasil histerektomi wanita yang telah menopause, diterangkan

bahwa hormon esterogen endogen pada wanita-wanita menopause

pada level yang rendah/sedikit (Parker, 2007). Otubu et al menemukan

bahwa konsentrasi estrogen pada jaringan mioma uteri lebih tinggi

dibandingkan jaringan miometrium normal terutama pada fase

proliferasi dari siklus menstruasi (Djuwantono, 2004).

3. Riwayat Keluarga

Wanita dengan garis keturunan tingkat pertama dengan penderita

mioma uteri mempunyai 2,5 kali kemungkinan untuk menderita

mioma dibandingkan dengan wanita tanpa garis keturunan penderita

mioma uteri. Penderita mioma yang mempunyai riwayat keluarga

penderita mioma mempunyai 2 (dua) kali lipat kekuatan ekspresi dari

VEGF-α (a myoma-related growth factor) dibandingkan dengan

penderita mioma yang tidak mempunyai riwayat keluarga penderita

mioma uteri (Parker, 2007).

Page 4: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

4. Indeks Massa Tubuh (IMT)

Obesitas juga berperan dalam terjadinya mioma uteri. Hal ini

mungkin berhubungan dengan konversi hormon androgen menjadi

esterogen oleh enzim aromatease di jaringan lemak (Djuwantono,

2004). Hasilnya terjadi peningkatan jumlah esterogen tubuh yang

mampu meningkatkan pprevalensi mioma uteri (Parker, 2007).

5. Makanan

Beberapa penelitian menerangkan hubungan antara makanan

dengan prevalensi atau pertumbuhan mioma uteri. Dilaporkan bahwa

daging sapi, daging setengah matang (red meat), dan daging babi

menigkatkan insiden mioma uteri, namun sayuran hijau menurunkan

insiden mioma uteri. Tidak diketahui dengan pasti apakah vitamin,

serat atau phytoestrogen berhubungan dengan mioma uteri (Parker,

2007).

6. Kehamilan

Kehamilan dapat mempengaruhi mioma uteri karena tingginya kadar

esterogen dalam kehamilan dan bertambahnya vaskularisasi ke uterus

kemungkinan dapat mempercepat terjadinya pembesaran mioma uteri

(Manuaba, 2007).

7. Paritas

Mioma uteri lebih banyak terjadi pada wanita dengan multipara

dibandingkan dengan wanita yang mempunyai riwayat frekuensi

melahirkan 1 (satu) atau 2 (dua) kali.

Page 5: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

C. PATOFISIOLOGI

Mioma uteri mulai tumbuh sebagai bibit yang kecil di dalam

miometrium dan lambat laun membesar karena pertumbuhan itu

miometrium terdesak menyusun semacam pseudekapsula atau simpai

semu yang mengelilingi tumor di dalam uterus mungkin terdapat satu

mioma, akan tetapi mioma biasanya banyak. Jika ada satu mioma yang

tumbuh intramural dalam korpus uteri maka korpus ini tampak bundar dan

konstipasi padat. Bila terletak pada dinding depan uterus, uterus mioma

dapat menonjol ke depan sehingga menekan dan mendorong kandung

kencing ke atas sehingga sering menimbulkan keluhan miksi.

Tetapi masalah akan timbul jika terjadi: berkurangnya pemberian

darah pada mioma uteri yang menyebabkan tumor membesar, sehingga

menimbulkan rasa nyeri dan mual. Selain itu masalah dapat timbul lagi

jika terjadi perdarahan abnormal pada uterus yang berlebihan sehingga

terjadi anemia. Anemia ini bisa mengakibatkan kelemahan fisik, kondisi

tubuh lemah, sehingga kebutuhan perawatan diri tidak dapat terpenuhi.

Selain itu dengan perdarahan yang banyak bisa mengakibatkan seseorang

mengalami kekurangan volume cairan. (Sastrawinata S, 2007)

D. KOMPLIKASI

1. Pertumbuhan Leiomiosarkoma

Yaitu tumor yang tumbuh dari miometrium, dan merupakan 50 –

70 % dari semua sarkoma uteri. Ini timbul apabila suatu mioma uteri

yang selama beberapa tahun tidak membesar, tapi tiba-tiba mengalami

pembesaran, apalagi jika hal itu terjadi sesudah menopause.

2. Torsi (putaran tangkai)

Ada kalanya tungkai pada mioma uteri subserosum mengalami

putaran. Kalau proses ini terjadi mendadak, tumor akan mengalami

gangguan sirkulasi akut dengan nekrosis jaringan, dan akan nampak

gambaran klinik dari abdomen akut.

Page 6: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

3. Nekrosis dan Infeksi

Pada mioma submukosum, yang menjadi polip, ujung tumor

kadang-kadang dapat melalui kanalis servikalis dan dilahirkan di

vagina. Dalam hal ini ada ada kemungkinan gangguan sirkulasi dengan

akibat nekrosis dan infeksi sekunder (Prawiroharjo, 2007).

E. KLASIFIKASI

1. Mioma submukosa

Berada di bawah endometrium dan menonjol kedalam kavum uteri.

Jenis ini dijumpai 6,1% dari seluruh kasus mioma. Jenis ini sering

memberikan keluhan gangguan perdarahan. Mioma jenis lain

meskipun besar mungkin belum memberikan keluhan perdarahan,

tetapi mioma submukosa, walaupun kecil sering memberikan keluhan

gangguan perdarahan. Mioma submukosa umumnya dapat diketahui

dari tindakan kuretase, dengan adanya benjolan waktu kuret, dikenal

sebagai currete bump dan dengan pemeriksaan histeroskopi dapat

diketahui posisi tangkai tumor. Tumor jenis ini sering mengalami

infeksi, terutama pada mioma submukosa pedinkulata. Mioma

submukosa pedinkulata adalah jenis mioma submukosa yang

mempunyai tangkai. Tumor ini dapat keluar dari rongga rahim ke

vagina, dikenal dengan nama mioma geburt atau mioma yang

dilahirkan, yang mudah mengalami infeksi, ulserasi dan infark. Pada

beberapa kasus, penderita akan mengalami anemia dan sepsis karena

proses di atas.

2. Mioma intramural (mioma intraepitelial)

Terdapat di dinding uterus di antara serabut miometrium. Karena

pertumbuhan tumor, jaringan otot sekitarnya akan terdesak dan

terbentuk simpai yang mengelilingi tumor. Bila di dalam dinding

rahim dijumpai banyak mioma, maka uterus akan mempunyai bentuk

yang berbenjol-benjol dengan konsistensi yang padat. Mioma yang

Page 7: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

terletak pada dinding depan uterus, dalam pertumbuhannya akan

menekan dan mendorong kandung kemih ke atas, sehingga dapat

menimbulkan keluhan miksi. Mioma sering tidak memberikan gejala

klinis yang berarti kecuali rasa tidak enak karena adanya massa tumor

di daerah perut sebelah bawah. Kadang kala tumor tumbuh sebagai

mioma subserosa dan kadang-kadang sebagai mioma submukosa. Di

dalam otot rahim dapat besar, padat (jaringan ikat dominan), lunak

(jaringan otot rahim dominan).

3. Mioma subserosa

Apabila mioma tumbuh keluar dinding uterus sehingga menonjol

pada permukaan uterus diliputi oleh serosa. Mioma subserosa dapat

tumbuh di antara kedua lapisan ligamentum latum menjadi mioma

intraligamenter.

F. MANJFESTASI KLINIS

Faktor-faktor yang menimbulkan gejala klinis ada 3, yaitu :

1.      Besarnya mioma uteri

2.      Lokalisasi mioma uteri

3.      Perubahan pada mioma uteri.

Gejala-gejala yang timbul tergantung dari lokasi mioma uteri (cervikal,

intramural, submucous), digolongkan sebagai berikut :

1. Perdarahan abnormal

Perdarahan abnormal yaitu menoragia, menometroragia dan

metroragia. Perdarahan sering bersifat hipermenore dan mekanisme

perdarahan tidak diketahui benar. Faktor-faktor yang mempengaruhinya

yaitu telah meluasnya permukaan endometrium dan gangguan dalam

kontraktibilitas miometrium (Manuaba, 2007).

2. Rasa nyeri pada pinggang dan perut bagian bawah, dapat terjadi jika :

a.       Mioma menyempitkan kanalis servikalis

b.      Mioma submukosum sedang dikeluarkan dari rongga Rahim

c.       Adanya penyakit adneks, seperti adneksitis, salpingitis, ooforitis

Page 8: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

d.      Terjadi degenerasi merah

3. Tanda-tanda penekanan/pendesakan

Terdapat tanda-tanda penekanan tergantung dari besar dan lokasi

mioma uteri. Tekanan bisa terjadi pada traktus urinarius, pada usus, dan

pada pembuluh-pembuluh darah. Akibat tekanan terhadap kandung

kencing ialah distorsi dengan gangguan miksi dan terhadap uretes bisa

menyebabkan hidro uretre.

4. Infertilitas

Infertilitas bisa terajadi jika mioma intramural menutup atau menekan

pors interstisialis tubae.

5. Abortus

Abortus menyebabkan terjadinya gangguan tumbuh kembang janin

dalam rahim melalui plasenta.

6. Gejala sekunder

Gejala sekunder yang muncul ialah anemia karena perdarahan, uremia,

desakan ureter sehingga menimbulkan gangguan fungsi ginjal.

G. PENATALAKSAAN

Penanganan mioma menurut usia, paritas, lokasi dan ukuran tumor

Penanganan mioma uteri tergantung pada usia, paritas, lokasi dan ukuran

tumor, dan terbagi atas :

a. Penanganan konservatif, yaitu dengan cara :

1)   Observasi dengan pemeriksaan pelvis secara periodik setiap 3-6

bulan,

2)   Monitor keadaan Hb,

3)   Pemberian zat besi,

b. Penggunaan agonis GnRH

c. Penanganan operatif

Page 9: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

Intervensi operasi atau pembedahan pada penderita mioma uteri

adalah:

1)   Perdarahan uterus abnormal yang menyebabkan penderita anemia,

2)   Nyeri pelvis yang hebat,

3)   Ketidakmampuan untuk mengevaluasi adneksa (biasanya karena

mioma berukuran kehamilan 12 minggu atau sebesar tinju dewasa),

4)   Gangguan buang air kecil (retensi urin),

5)   Pertumbuhan mioma setelah menopause,

6)   Infertilitas,

7)   Meningkatnya pertumbuhan mioma

Jenis operasi yang dilakukan pada mioma uteri dapat berupa :

1. Miomektomi

Miomektomi adalah pengambilan sarang mioma tanpa

pengangkatan rahim/uterus. Miomektomi lebih sering di lakukan pada

penderita mioma uteri secara umum.

2. Histerektomi

Histerektomi adalah tindakan operatif yang dilakukan untuk

mengangkat rahim, baik sebahagian (subtotal) tanpa serviks uteri

ataupun seluruhnya (total) berikut serviks uteri. Histerektomi dapat

dilakukan bila pasien tidak menginginkan anak lagi, dan pada

penderita yang memiliki mioma yang simptomatik atau yang sudah

bergejala.

H. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.      Pemeriksaan Darah Lengkap : Hb turun, Albumin turun, Lekosit

turun/meningkat, Eritrosit turun.

2.      USG : terlihat massa pada daerah uterus.

Page 10: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

3. Sitologi : menentukan tingkat keganasan dari sel-sel neoplasma

tersebut.

4. Rontgen : untuk mengetahui kelainan yang mungkin ada yang dapat

menghambat tindakan operasi.

5.     ECG : Mendeteksi kelainan yang mungkin terjadi, yang dapat

mempengaruhi tindakan operasi.

6.      Ultrasonografi

Ultrasonografi transabdominal dan transvaginal bermanfaat dalam

menetapkan adanya mioma uteri.

7.      Histeroskopi

Dengan pemeriksaan ini dapat dilihat adanya mioma uteri submukosa,

jika tumornya kecil serta bertangkai. Tumor tersebut sekaligus dapat

diangkat.

8.      MRI (Magnetic Resonance Imaging)

Pada MRI, mioma tampak sebagai massa gelap terbatas tegas dan

dapat dibedakan dari miometrium yang normal. MRI dapat mendeteksi

lesi sekecil 3 mm yang dapat dilokalisasi dengan jelas, termasuk

mioma submukosa.

I. PENGKAJIAN

1. Pengumpulan Data

Pengumpulan data biasanya dilakukan dengan wawancara dengan

pasien langsung dan melihat rekam medis pasien.

2. Keluhan Utama

Keluhan yang timbul pada hampir tiap jenis operasi adalah rasa

nyeri karena terjadi torehant tarikan, manipulasi jaringan organ.Rasa

nyeri setelah bedah biasanya berlangsung 24-48 jam. Adapun yang

perlu dikaji pada rasa nyeri tersebut adalah :

Page 11: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

a.         Lokasi nyeri :

b.        Intensitas nyeri

c.         Waktu dan durasi

d.        Kwalitas nyeri.

3. Riwayat Reproduksi

a.    Haid

Dikaji tentang riwayat menarche dan haid terakhir, sebab

mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum menarche dan

mengalami atrofi pada masa menopause

b.    Hamil dan Persalinan

1)    Kehamilan mempengaruhi pertubuhan mioma, dimana

mioma uteri tumbuh cepat pada masa hamil ini dihubungkan

dengan hormon estrogen, pada masa ii dihasilkan dalam jumlah

yang besar.

2)    Jumlah kehamilan dan anak yang hidup mempengaruhi

psikologi klien dan keluarga terhadap hilangnya organ

kewanitaan

4. Data Psikologi.

Pengangkatan organ reproduksi dapat sangat berpengaruh terhadap

emosional klien dan diperlukan waktu untuk memulai perubahan yang

terjadi. Organ reproduksi merupakan komponen kewanitaan, wanita

melihat fungsi menstruasi sebagai lambang feminitas, sehingga

berhentinya menstruasi bias dirasakan sebgai hilangnya perasaan

kewanitaan.

Perasaan seksualitas dalam arti hubungan seksual perlu ditangani .

Beberapa wanita merasa cemas bahwa hubungan seksualitas terhalangi

atau hilangnya kepuasan. Pengetahuan klien tentang dampak yang

akan terjadi sangat perlu persiapan psikologi klien.

5.      Status Respiratori

Respirasi bias meningkat atau menurun . Pernafasan yang ribut

dapat terdengar tanpa stetoskop. Bunyi pernafasan akibat lidah jatuh

Page 12: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

kebelakang atau akibat terdapat secret. Suara paru yang kasar

merupakan gejala terdapat secret pada saluran nafas . Usaha batuk dan

bernafas dalam dilaksalanakan segera pada klien yang memakai

anaestesi general.

6.      Tingkat Kesadaran

Tingkat kesadaran dibuktikan melalui pertanyaan sederhana yang

harus dijawab oleh klien atau di suruh untuk melakukan perintah.

Variasi tingkat kesadaran dimulai dari siuman sampai ngantuk , harus

di observasi dan penurunan tingkat kesadaran merupakan gejala syok.

7. Status Urinari

Retensi urine paling umum terjadi setelah pembedahan ginekologi,

klien yang hidrasinya baik biasanya baik biasanya kencing setelah 6

sampai 8 jam setelah pembedahan. Jumlah autput urine yang sedikit

akibat kehilangan cairan tubuh saat operasi, muntah akibat anestesi.

8. Status Gastrointestinal

Fungsi gastrointestinal biasanya pulih pada 24-74 jam setelah

pembedahan, tergantung pada kekuatan efek narkose pada penekanan

intestinal. Ambulatori dan kompres hangat perlu diberikan untuk

menghilangkan gas dalam usus.

J. DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Gangguan rasa nyaman (nyeri ) berhubungan dengankerusakan

jaringan otot dan system saraf yang di tandai dengan keluhan nyeri,

ekpresi wajah neyeringai

Intervensi keperawatan :

1) Kaji tingkat rasa tidak nyaman sesuai dengan tingkatan

nyeri.

Page 13: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

2) Ajarkan teknik releksasi seperti menarik nafas dalam,

bimbing untuk membayangkan sesuatu.Kaji tanda vital :

tachicardi,hipertensi, pernafasan cepat.

2. Gangguan eleminasi miksi (retensi urine ) berhubungan dengan

trauma mekanik , manipulasi pembedahan adanya edema pada

jaringan sekitar dan hematom, kelemahan pada saraf sensorik dan

motorik.

Intervensi keperawatan :

1) Lakukan palpasi pada kandung kemih , observasi adanya

ketidaknyamanan dan rasa nyeri

2) Kolaborasi dengan dokter tentang tindakan / pemeriksaan

selanjutnya

3. Cemas berhubungan dengan kekawatiran tentang ketidakmampuan

memiliki anak, perubahan dalam masalah kewanitaan, akibat pada

hubungan seksual

Intervensi keperawatan :

1) Beritahu klien tentang tindakan apa saja yang biasa

dilakukan histerektomi dan anjurkan klien untuk

mengekpresikan perasaannya tentang histerektomi

2) Kaji apakah klien mempunyai konsep diri yang negatif.

3) Libatkan klien dalam perawatannya

4) Kontak dengan klien sesering mungkin dan ciptakan

suasana yang hangat dan menyenangkan.

5) Memotivasi klien untuk mengungkapkan perasaannya

mengenai tindakan pembedahan dan pengaruhnya terhadap

diri klien

6) Berikan dukungan emosional dalam teknik perawatan,

misalnya perawatan luka dan mandi.

7) Ciptakan lingkungan atau suasana yang terbuka bagi klien

untuk membicarakan keluhan-keluhannya.

Page 14: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

4. Kurang pengetahuan tentang efek pembedahan dan perawatan

selanjutnya berhubungan dengansalah dalam menafsirkan imformasi

dan sumber imformasi yang kurang benar

Intervensi keperawatan :

1) Jelaskan bahwa tindakan histerektomi abdominal mempunyi

kontraindikasi yang sedikit tapi membutuhkan waktu yang

lama untuk puli, mengguanakan anatesi yang banyak dan

memberikan rasa nyeri yang sangat setelah operasi.

2) Jelaskan dan ajarkan cara perawatan luka bekas operasi yang

tepat

3) Motivasi klien melakukan aktivitas sesuai kemampuan.

4) Jelaskan efek dari pembedahan terhadap menstruasi dan

ovulasi

5) Jelaskan aktivitas yang tidak boleh dilakukan.

6) Jelaskan bahwa pengangkatan uterus secara total

menyebabkan tidak bisa hamil dan menstruasi

7) Jika klien memakai therapy estrogen maka ajari klien :

Bahwa estrogen itu biasanya diberikan dengan dosis

renda, dengan sirklus penggunaannya adalah selama 5

hari kemudian berhenti selama dua hari begitu seterusnya

sampai umur menopause.

Diskusi tentang rasional penggunaan therapy yaitu

memberikan rasa sehatdan mengurangi resiko

osteoporosis

Jelaskan resiko penggunaan therapy

Ajarkan untuk melapor jika terjadi perubahan sikap

( depresi ), tan da troboplebitis, retensi cairan berlebihan,

kulit kuning,rasa mual/muntah, pusing dan sakit

kepala,rambut rontok, gangguan penglihatan,benjolan

pada payudara.

Page 15: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall, 2003. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. EGC.

Jakarta

Galle, Danielle. Charette, Jane.2003. Rencana Asuhan Keperawatan Onkologi.

EGC. Jakarta

Hartono, Poedjo. 2003. Kanker Serviks/Leher Rahim & Masalah Skrining di

Indonesia. Kursus Pra kongres KOGI XI Denpasar. Mimbar Vol.5

No.2 Mei 2001

…………….2002. Diktat Kuliah Ilmu Keperawatan Maternitas TA : 2000/01

PSIK.FK. Unair, Surabaya

Saifidin, Abdul Bari,dkk. 2002. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan

Maternal dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo & JNKKR-POGI. Jakarta

Manuaba. 2007. Dasar-Dasar Tehnik Operasi Ginekologi, Cetakan I, EGC,

Jakarta.

Prawirohardjo,Sarwono. 2002. Ilmu Kandungan, Edisi 2, Yayasan Bina Pustaka

Sarwono Prawirohardjo, Jakarta.

http://vikanevika.blogspot.com/2012/12/mioma-uteri.html

http://arsipguntur.blogspot.com/2013/01/lp-mioma-uteri.html

Page 16: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

HerediterPola HidupHormonal

Myoma SubserosumMyoma SubmukosumMyoma Intramural

Myoma Uteri

Informasi mengenai penyakit suhu tubuh

MassaPerdarahan pervagina

Tanda /Gejala

Syok Hipovolemik

Anemia

HB Gangguan keseimbangan

cairan

Tindakan operasi

Penekanan organ sekitar

Cemas

Proses Infeksi/nekrosis

Page 17: Laporan Pendahuluan Mioma Utri

Pola Eliminasi AlviPola Eliminasi Urin

Konstipasi

Vesika Urinaria Rectum

Retensio Urin