Laporan FIX PSBA
-
Upload
hestifebrianty -
Category
Documents
-
view
245 -
download
0
Transcript of Laporan FIX PSBA
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
1/35
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Daun jambu biji ( Psidium guajava L.) adalah tumbuhan yang memiliki
banyak manfaat untuk kesehatan, dikarenakan daun jambu biji memiliki banyak
senyawa kimia yang dapat digunakan sebagai obat. Daun jambu biji memiliki
kandungan flavonoid yang sangat tinggi, terutama quercetin. Senyawa tersebut
bermanfaat sebagai antibakteri, antioksidan, antiinflamasi dan manfaat lainnya
untuk kecantikan. Kandungan pada daun jambu biji lainnya seperti saponin,
minyak atsiri, tanin, anti mutagenik, flavonoid, dan alkaloid (ndriani, !""#).
$atar belakang dari proposal ini adalah mencoba membuat sediaan dari
bahan alam yaitu ekstrak daun jambu biji yang mengandung flavonoid, terutama
quersetin sebagai %at aktif. &lavonoid merupakan sejenis senyawa fenol terbesar
yang ada, senyawa ini terdiri dari lebih dari ' atom karbon yang sebagian besar
bisa ditemukan dalam kandungan tumbuhan. agian tanaman yang bertugas
untuk memproduksi flavonoid adalah bagian akar yang dibantu oleh rhi%obia, bakteri tanah yang bertugas untuk menjaga dan memperbaiki kandungan nitrogen
dalam tanah.
Quersetin adalah flavonol yang dapat ditemui dalam berbagai buah, sayur,
dan daun. Quersetin dapat digunakan sebagai bahan suplemen, minuman, atau
makanan. Quersetin adalah flavonoid yang tersebar di alam. *ama quercetin
digunakan semenjak tahun '+, dan berasal dari kata quercetum. &lavonol ini
merupakan inhibitor pengangkut auksin polar yang muncul secara alami. Struktur
dari -uercetin yaitu '/'"0.
1.2 Identifikasi Masalah
1. agaimana cara membuat sediaan masker gel dari ekstrak daun jambu
biji 2
. agaimana uji secara fisika dari sediaan masker gel dari ekstrak daun
biji2
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
2/35
2
1.3 Tuuan Penelitian
3enelitian ini bertujuan untuk mengetahui formula se
diaan masker gel dari ekstrak daun biji yang mengandung kuersetin, dapat
benar4benar bermanfaat sebagai kosmetik anti oksidan sesuai dengan manfaat
dari -uersetin.
1.! "egunaan Penelitian
1gar peneliti lebih memahami cara pembuatan formula yang baik dan
benar untuk pembuatan sediaan masker gel.
1.# $aktu dan Te%&at Penelitian
3enelitian dilakukan pada tanggal !' 5aret !"'#, di 6edung
$aboratorium Standarisasi ahan 1lam S7& andung.
BAB II
TIN'AUAN PU(TA"A
2.1 (earah 'a%)u Bii
8ambu biji merupakan salah satu tanaman yang bernilai komoditas tinggi.7anaman jambu biji berasala dari negara ra%il di benua 1merika selatan.
5enyebar ke negara 1sia melalui 7hailand, kemudian masuk ke ndonesia.
8ambu biji atau dalam bahasa latin yang disebut Psidium guajava .
iri4ciri buah jambu biji ini mempunyai batang yang licin dan berwarna
coklat muda serta batang pohonnya sedikit terkelupas, memiliki daun yang
berwarna hijau, memiliki bunga kecil yang muncul dari ketiak daun diujung
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
3/35
3
percabangan dan memiliki buah yang bulat dan berwarna hijau jika sudah matang
buahnya agak sedikit berwarna kuning.
Kandungan gi%i '"" gram yang terdapat dalam buah jambu biji adalah
energi, protein, serat, karbohidrat, lemak, %at besi, kalsium, fosfor, vitamin 1,
vitamin ', vitamin dan air.
5anfaat jambu biji bagi kesehatan antara lain adalah meningkatkan
imunitas tubuh, mencegah kanker, anti4tumor dan anti4inflamasi, menjaga
tekanan darah, baik untuk penderita diabetes, mendukung kesehatan mata,
menambah jumlah darah, meningkatkan sistem pencernaan, membantu
penyerapan nutrisi, serta membantu kelenjar tiroid.
8ambu biji juga dapat bermanfaat bagi kecantikan kita antara lain,
perlindungan kulit dari sinar 9:, anti penuaan, toner kulit alami, pengobatan
masalah kulit, mencegah penuaan dini, melembabakan kulit, mengatasi komedo,
mengatasi rasa gatal dikulit, mengobati jerawat, mengobati bintik4bintik hitam,
serta dapat dijadikan sebagai menu diet. 7anaman jambu biji telah dikembangkan
dibanyak negara, sperti ndia, 5alaysia, ra%il, &ilipinha, 1ustralia, 8epang, dan
7aiwan. *egara sengan jumlah ;kspor jambu biji terbanyak adalah 7hailand
(ndriani, !""#).
2.2 M*rf*l*gi Daun 'a%)u Bii
6ambar !.' Daun 8ambu iji ( Psidium guajava)
Daun jambu biji tergolong daun tidak lengkap karena hanya terdiri dari
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
4/35
4
tangkai ( petiolus) dan helaian (lamina) saja disebut daun bertangkai.
Dilihat dari letak bagian terlebarnya jambu biji bagian terlebar daunya
berada ditengah-tengah dan memiliki bangun jorong karena
perbandingan panjang : lebarnya adalah 1½ - 2 : 1 (13-1 : !"-"#m).
Daun jambu biji memiliki tulang daun yang menyirip ( penninervis) yang
mana daun ini memiliki satu ibu tulang yang berjalan dari pangkal ke ujung dan
merupakan terusan tangkai daun dari ibu tulang ke samping, keluar tulang4tulang
cabang, sehingga susunannya mengingatkan kita kepada susunan sirip4sirip pada
ikan. 8ambu biji memiliki ujung daun yang tumpul (Dalimartha, !""').
3angkal daun membulat (rotundatus), ujung daun tumpul (obtusus). 8ambu
biji memiliki tepi daun yang rata (integer ), daging daun (intervinium) seperti
perkamen ( perkamenteus). 3ada umumnya warna daun pada sisi atas tampak
lebih hijau licin jika dibandingkan dengan sisi bawah karena lapisan atas lebih
hijau, jambu biji memiliki permukaan daun yang berkerut (rogosus). 7angkai
daun berbentuk silindris dan tidak menebal pada bagian pangkalnya (Dalimartha,
!""').
agian ini adalah suatu bagian yang penting yaitu berfungsi sebagai alat
pengambilan %at4%at makanan, respirasi dan asimilasi transparansi. Daun jambu
biji tergolongkan tidak lengkap, karena hanya terdiri dari tangkai dan helaian saja
disebut daun tangkai (Dalimartha, !""').
2.3 "lasifikasi Daun 'a%)u Bii
Kingdom < 3lantae (7umbuhan)
Subkingdom < 7racheobionta (7umbuhan berpembuluh)
Super Divisi < Spermatophyta (5enghasilkan biji)
Divisi < 5agnoliophyta (7umbuhan berbunga)
Kelas < 5agnoliopsida (berkeping dua = dikotil)
Sub Kelas < >osidae
0rdo < 5yrtales
&amili < 5yrtaceae (suku jambu4jambuan)
6enus < 3sidium
Spesies
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
5/35
2.! "andungan (en+a,a Pada Daun 'a%)u Bii
Senyawa yang terkandung dalam daun jambu biji yaitu senyawa polifenol,
karoten, flavonoid, saponin dan tanin. Daun jambu biji mempunyai khasiat
sebagai anti4inflamasi, anti4mutagenik, anti4mikroba dan analgesic (1ndriani,
!""#).
!.?.' &lavonoid
&lavonoid merupakan metabolit sekunder yang paling beragam dan
tersebar luas.Sekitar 4'"@ metabolit sekunder tumbuhan adalah flavonoid,
dengan struktur kimia dan peran biologi yang sangat beragam senyawa ini
dibentuk dari jalur shikimate dan fenilpropanoid, dengan beberapa alternatif
biosintesis. &lavonoid banyak terdapat dalam tumbuhan hijau (kecualialga), khususnya tumbuhan berpembuluh. &lavonoid sebenarnya terdapat
pada semua bagian tumbuhan termasuk daun, akar, kayu, kulit, tepung sari,
nectar, bunga, buah buni dan biji. Kira4kira !@ dari seluruh karbon yang
difotosintesis oleh tumbuh4tumbuhan diubah menjadi flavonoid.
(/ernawati, !"'")
&lavonoid merupakan turunan fenol yang memiliki struktur dasar
fenilben%opiron (tokoferol), dicirikan oleh kerangka ' karbon (#4A4#)
yang terdiri dari satu cincin teroksigenasi dan dua cincin aromatis.
Substitusi gugus kimia pada flavonoid umumnya berupa hidroksilasi,
metoksilasi, metilasi dan glikosilasi. Klasifikasi flavonoid sangat beragam,
di antaranya ada yang mengklasifikasikan flavonoid menjadi flavon,
flavonon, isoflavon, flavanol, flavanon, antosianin, dan kalkon. $ebih dari
#?# senyawa flavonoid telah diidentifikasi dan jumlahnya terus meningkat
(5arkham, !""!).
!.?.! QuercetinQuercetin adalah flavonol yang dapat ditemui dalam berbagai buah,
sayur, dan daun. Quercetin dapat digunakan sebagai bahan suplemen,
minuman, atau makanan. Quercetin adalah flavonoid yang tersebar di alam
dan bersifat polar. *ama quercetin digunakan semenjak tahun '+, dan
berasal dari kata -uercetum. &lavonol ini merupakan inhibitor pengangkut
auksin polar yang muncul secara alami. Struktur dari quercetin yaitu
'/'"0.
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
6/35
"
6ambar !.! Struktur kimia -uercetin
Quercetin merupakan pigmen tanaman yang larut dalam air yang
merupakan antioksidan kuat, antiinflamasi, melindungi struktur sel dan
memperkuat pembuluh darah kapiler. Quercetin banyak terdapat dalam teh
hijau=hitam, apel, sayuran hijau seperti brokoli, bahkan buah kaktus dan
juga terdapat hampir pada seluruh sumber flavonoid (5arkham, !""!).
1ktivitas antioksidan ekstrak dari air suling , # @ ethanol dan B @
etanol masing4masing menunjukkan efek pada pembersihan radikal
hidroksil dan menghambat peroksidasi lipid dalam dosis tergantung cara ,
memiliki "@ konsentrasi efektif ( ;" ) dari pemulungan radikal
hidroksil dari ",#A , ",? dan ".+g = $, memiliki ;" pada menghambat
peroksidasi lipid dari ",!" , ","A , ",'+g = $ ( 3harmacological effect of
6uava (5ittal et al., !"'").
2.# (ifat -isika dan "i%ia (en+a,a -la*n*id
&lavonoid merupakan senyawa polifenol sehingga bersifat kimia senyawa
fenol yaitu agak asam dan dapat larut dalam basa, dan karena merupakan
senyawa polihidroksi (gugus hidroksil) maka juga bersifat polar sehingga dapat
larut dalan pelarut polar seperti metanol, etanol, aseton, air, butanol, dimetil
sulfoksida, dimetil formamida. Disamping itu dengan adanya gugus glikosida
yang terikat pada gugus flavonoid sehingga cenderung menyebabkan flavonoid
mudah larut dalam air. 3emisahan senyawa golongan flavonoid berdasarkan sifatkelarutan dalam berbagai macam pelarut dengan polaritas yang meningkat adalah
sebagai berikut <
a. &lavonoid bebas dan aglikon,dalam eter .
b. 046likosida,dalam etil asetat.
c. 46likosida dan leukoantosianin dalam butanol dan amil alkohol (ndrawan,
!""#).
2./ Bi*sintesis -la*n*id
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
7/35
$
iosintesis flavonoid sudah mulai diteliti sejak tahun 'BA#. 3ada awalnya
para peniliti mengkaitkan #4A4# dari flavonoid merupakan hasil dari fenil
propanoid. 7etapi selama bertahun4tahun diperoleh teori sintesis flavonoid dan
telah dibuktikan di laboratorim.Secara umum sintesis flavonoid terdiri dari dua
jalur yaitu jalur poliketida, dan jalur fenil propanoid. 8alur poliketida ini
merupakan serangkaian reaksi kondensasi dari tiga unit asetat atau malonat.
Sedangkan jalur fenilpropanoid atau biasa disebut jalur shikimat (5arkham,
!""!).
2.0 Pengertian (i%&lisia
Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang
belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dinyatakan lain, berupa
bahan yang telah dikeringkan. Simplisia dapat berupa simplisia nabati, simplisia
hewani dan simplisia pelikan (mineral) (Depkes, 'B+).
Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tanaman utuh, bagian
tanaman atau eksudat tanaman. Cang dimaksud eksudat tanaman ialah isi sel
yang secara spontan keluar dari tanaman atau yang dengan cara tertentu
dikeluarkan dari selnya, atau %at4%at nabati lainnya yang dengan cara tertentu
dipisahkan dari tanamannya (Depkes, 'B+).
Simplisia hewani ialah simplisia yang berupa hewan utuh, bagian dari
hewan atau %at4%at berguna yang dihasilkan oleh hewan dan belum berupa %at
kimia murni (Depkes, 'B+).
Simplisia pelikan atau mineral ialah simplisia yang berupa bahan pelikan
atau mineral yang belum diolah atau telah diolah dengan cara sederhana dan
belum berupa %at kimia murni (Depkes, 'B+).!..' 3roses 3embuatan Simplisia
1. 3engumpulan ahan aku
Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda4beda
antara lain tergantung pada <
'. agian tanaman yang digunakan.
!. 9mur tanaman yang digunakan.
A. aktu panen.
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
8/35
%
?. $ingkungan tempat tumbuh.
aktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan
senyawa aktif di dalam bagian tanaman yang akan dipanen. aktu
panen yang tepat pada saat bagian tanaman tersebut mengandung
senyawa aktif dalam jumlah yang terbesar. aktu panen =
pengambilan daun jambu biji diambil pada saat fotosintesis
berlangsung maksimal (6unawan dan Sri, !""?).
. Sortasi asah
Sortasi basah dilakukan untuk memisahkan kotoran4kotoran
atau bahan4bahan asing lainnya dari bahan simplisia. 5isalnya
pada simplisia yang dibuat dari akar suatu tanaman obat, bahan4
bahan asing seperti tanah, kerikil, rumput, batang, daun, akar yang
telah rusak, serta pengotoran lainnya harus dibuang. 7anah
mengandung bermacam4macam mikroba dalam jurnlah yang
tinggi, oleh karena itu pembersihan simplisia dari tanah yang
terikut dapat mengurangi jumlah mikroba awal (6unawan dan Sri,
!""?).
'. 3encucian
3encucian dilakukan untuk menghilangkan tanah dan
pengotoran lainnya yang melekat pada bahan simplisia.
3encucian dilakukan dengan air bersih, misalnya air dari
mata air, air sumur atau air 315. ahan simplisia yang
mengandung %at yang mudah larut di dalam air yang
mengalir, pencucian agar dilakukan dalam waktu yang
sesingkat mungkin. 5enurut &ra%ier ('B+), pencuciansayur4sayuran satu kali dapat menghilangkan !@ dari
jumlah mikroba awal, jika dilakukan pencucian sebanyak
tiga kali, jumlah mikroba yang tertinggal hanya ?!@ dari
jumlah mikroba awal. 3encucian tidak dapat
membersihkan simplisia dari semua mikroba karena air
pencucian yang digunakan biasanya mengandung juga
sejumlah mikroba. ara sortasi dan pencucian sangat
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
9/35
&
mempengaruhi jenis dan jumlah rnikroba awal simplisia.
5isalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor,
maka jumlah mikroba pada permukaan bahan simplisia
dapat bertambah dan air yang terdapat pada permukaan
bahan tersebut dapat mempercepat pertumbuhan mikroba.
akteri yang umum terdapat dalam air adalah
Pseudomonas, Proteus, Micrococcus, Bacillus,
Streptococcus, Enterobacter dan Escerisia. 3ada
simplisia akar, batang atau buah dapat pula dilakukan
pengupasan kulit luarnya untuk mengurangi jumlah
mikroba awal karena sebagian besar jumlah mikroba
biasanya terdapat pada permukaan bahan simplisia. ahan
yang telah dikupas tersebut mungkin tidak memerlukan
pencucian jika cara pengupasannya dilakukan dengan
tepat dan bersih (6unawan dan Sri, !""?).
!. 3erajangan
eberapa jenis bahan simplisia perlu mengalami proses
perajangan. 3erajangan bahan simplisia dilakukan untuk
mempermudah proses pengeringan, pengepakan dan
penggilingan. 7anaman yang baru diambil jangan
langsung dirajang tetapi dijemur dalam keadaan utuh
selama ' hari. 3erajangan dapat dilakukan dengan pisau,
dengan alat mesin perajang khusus sehingga diperoleh
irisan tipis atau potongan dengan ukuran yang
dikehendaki (6unawan dan Sri, !""?). Semakin tipis bahan yang akan dikeringkan, semakin
cepat penguapan air, sehingga mempercepat waktu
pengeringan. 1kan tetapi irisan yang terlalu tipis juga
dapat menyebabkan berkurangnya atau hilangnya %at
berkhasiat yang mudah menguap. Sehingga
mempengaruhi komposisi bau dan rasa yang diinginkan.
0leh karena itu bahan simplisia seperti temulawak, temu
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
10/35
1'
giring, jahe, kencur dan bahan sejenis lainnya dihindari
perajangan yang terlalu tipis untuk mencegah
berkurangnya kadar minyak atsiri. Selama perajangan
seharusnya jumlah mikroba tidak bertambah. 3enjemuran
sebelum perajangan diperlukan untuk mengurangi
pewarnaan akibat reaksi antara bahan dan logam pisau.
3engeringan dilakukan dengan sinar matahari selama satu
hari (6unawan dan Sri, !""?).
A. 3engeringan
7ujuan pengeringan ialah untuk mendapatkan simplisia
yang tidak mudah rusak, sehingga dapat disimpan dalam
waktu yang lebih lama. Dengan mengurangi kadar air dan
menghentikan reaksi en%imatik akan dicegah penurunan
mutu atau perusakan simplisia. 1ir yang masih tersisa
dalam simplisia pada kadar tertentu dapat merupakan
media pertumbuhan kapang dan jasad renik lainnya.
;n%im tertentu dalam sel, masih dapat bekerja,
menguraikan senyawa aktif sesaat setelah sel mati dan
selama bahan simplisia tersebut masih mengandung kadar
air tertentu. 3ada tumbuhan yang masih hidup
pertumbuhan kapang dan reaksi en%imatik yang merusak
itu tidak terjadi karena adanya keseimbangan antara
proses4proses metabolisme, yakni proses sintesis,
transformasi dan penggunaan isi sel. Keseimbangan ini
hilang segera setelah sel tumbuhan mati. Sebelum tahun'B", sebelum bahan dikeringkan, terhadap bahan
simplisia tersebut lebih dahulu dilakukan proses
stabilisasi yaitu proses untuk menghentikan reaksi
en%imatik. ara yang la%im dilakukan pada saat itu,
merendam bahan simplisia dengan etanol "@ atau
dengan mengaliri uap panas. Dari hasil penelitian
selanjutnya diketahui bahwa reaksi en%imatik tidak
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
11/35
11
berlangsung bila kadar air dalam simplisia kurang dari
'"@ (6unawan dan Sri, !""?).
3engeringan simplisia dilakukan dengan menggunakan
sinar matahari atau menggunakan suatu alat pengering.
/al4ha' yang perlu diperhatikan selama proses
pengeringan adalah suhu pengeringan, kelembaban udara,
aliran udara, aktu pengeringan dan luas permukaan
bahan. 3ada pengeringan bahan simplisia tidak dianjurkan
menggunakan alat dari plastik. Selama proses
pengeringan bahan simplisia, faktor4faktor tersebut harus
diperhatikan sehingga diperoleh simplisia kering yang
tidak mudah mengalami kerusakan selama penyimpanan.
ara pengeringan yang salah dapat mengakibatkan
terjadinya E&ace hardeningF, yakni bagian luar bahan
sudah kering sedangkan bagian dalamnya masih basah.
/al ini dapat disebabkan oleh irisan bahan simplisia yang
terlalu tebal, suhu pengeringan yang terlalu tinggi, atau
oleh suatu keadaan lain yang menyebabkan penguapan air
permukaan bahan jauh lebih cepat daripada difusi air dari
dalam ke permukaan tersebut, sehingga permukaan bahan
menjadi keras dan menghambat pengeringan selanjutnya.
E&ace hardeningF dapat mengakibatkan kerusakan atau
kebusukan di bagian dalarn bahan yang dikeringkan
(6unawan dan Sri, !""?).
Suhu pengeringan tergantung kepada bahan simplisia dancara pengeringannya. ahan simplisia dapat dikeringkan
pada suhu A"o sampai B"G, tetapi suhu yang terbaik
adalah tidak melebihi #"G. ahan simplisia yang
mengandung senyawa aktif yang tidak tahan panas atau
mudah menguap harus dikeringkan pada suhu serendah
mungkin, misalnya A"o sampai ?o, atau dengan cara
pengeringan vakum yaitu dengan mengurangi tekanan
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
12/35
12
udara di dalam ruang atau lemari pengeringan, sehingga
tekanan kira4kira mm /g. Kelembaban juga tergantung
pada bahan simplisia,cara pengeringan, dan tahap tahap
selama pengeringan. Kelembaban akan menurun selama
berlangsungnya proses pengeringan. erbagai cara
pengeringan telah dikenal dan digunakan orang. 3ada
dasarnya dikenal dua cara pengeringan yaitu pengeringan
secara alamiah dan buatan (6unawan dan Sri, !""?).
?. 3engeringan 1lamiah
Dengan panas sinar matahari langsung. ara ini dilakukan
untuk mengeringkan bagian tanaman yang relatif keras
seperti kayu, kulit kayu, biji dan sebagainya, dan
rnengandung senyawa aktif yang relatif stabil.
3engeringan dengan sinar matahari yang banyak
dipraktekkan di ndonesia merupakan suatu cara yang
mudah dan murah, yang dilakukan dengan cara
membiarkan bagian yang telah dipotong4potong di udara
terbuka di atas tampah4tampah tanpa kondisi yang
terkontrol sepertl suhu, kelembaban dan aliran udara.
Dengan cara ini kecepatan pengeringan sangat tergantung
kepada keadaan iklim, sehingga cara ini hanya baik
dilakukan di daerah yang udaranya panas atau
kelembabannya rendah, serta tidak turun hujan. /ujan
atau cuaca yang mendung dapat memperpanjang waktu
pengeringan sehingga memberi kesempatan pada kapangatau mikroba lainnya untuk tumbuh sebelum simplisia
tersebut kering. &HD ( !ood "ecnolog# $evelopment
%enter &PB) telah merancang dan membuat suatu alat
pengering dengan menggunakan sinar matahari, sinar
matahari tersebut ditampung pada permukaan yang gelap
dengan sudut kemiringan tertentu. 3anas ini kemudian
dialirkan keatas rak4rak pengering yang diberi atap
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
13/35
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
14/35
14
7ahapan pembuatan serbuk simplisia kering (penyerbukan). Dari simplisia
dibuat serbuk simplisia dengan peralatan tertentu sampai derajat kehalusan
tertentu. 3roses ini dapat mempengaruhi mutu ekstrak dengan dasar beberapa
hal < 5akin halus serbuk simplisia, proses ekstraksi makin efektif efisien namun
makin halus serbuk, maka makin rumit secara teknologi peralatan untuk tahapan
filtrasi. Selama penggunaan peralatan penyerbukan dimana ada gerakan dan
interaksi dengan benda keras (logam, dll) maka akan timbul panas yang dapat
berpengaruh pada senyawa kandungan. *amun hal ini dapat dikompensasi
dengan penggunaan nitrogen cair (/arborne, 'BB#).
7ahap selanjutnya adalah menambahkan pelarut yang sesuai untuk
mengektraksi kandungan %at aktif dari serbuk simplisia. 3emilihan pelarut=cairan
penyari yang baik harus mempertimbangkan beberapa kriteria yaitu murah dan
mudah diperoleh, stabil secara fisika dan kimia, bereaksi netral, tidak mudah
menguap dan tidak mudah terbakar, selektif yakni hanya menarik %at berkhasiat
yang dikehendaki, tidak mempengaruhi %at berkhasiat, dan diperbolehkan oleh
peraturan. 9ntuk penyarian ini, &armakope ndonesia menetapkan bahwa sebagai
cairan penyari adalah air, etanol, etanol4air atau eter. 3enyarian pada perusahaan
obat tradisional masih terbatas pada penggunaan cairan penyari air, etanol atau
etanol4air. Setelah itu, dilakukan tahap separasi dan pemurnian. 7ujuan dari
tahapan ini adalah menghilangkan (memisahkan) senyawa yang tidak
dikehendaki semaksimal mungkin tanpa berpengaruh pada senyawa berkhasiat
yang dikehendaki, sehingga diperoleh ekstrak yang lebih murni. 3roses4proses
pada tahapan ini adalah pengendapan, pemisahan dua cairan tak campur,
sentrifugasi, filtrasi serta proses adsorbsi dan penukar ion (/arborne, 'BB#).
2. Ekstraksi
;kstraksi adalah proses penarikan kandungan kimia yang dapat larut
sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. airan
pelarut dalam pembuatan ekstrak adalah pelarut yang optimal untuk menarik %at
aktif yang dikandung simplisia. Dengan diketahuinya sanyawa aktif yang
dikandung samplisia akan mempermudah pemilihan pelarut dan cara ekstraksi
yang tepat (Depkes,!""").
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
15/35
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
16/35
1"
dengan cara maserasi perlu dibiarkan selama waktu tertentu
untuk mengendapkan %at4%at yang tidak diperlukan tetapi tidak
ikut terlarut dalam cairan penyari (Ditjen 305, !""").
. 3erkolasi
3enyarian dengan metode perkolasi merupakan penyarian
dengan cara mengalirkan cairan penyari melalui serbuk
simplisia yang telah dibasahi. Serbuk simplisia ditempatkan
dalam suatu bejana silinder, yang bagian bawahnya diberi sekat
berpori. airan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui
serbuk tersebut, cairan penyari ini akan melarutkan %at aktif
sel4sel yang dilaluinya hingga mencapai keadaan jenuh. ari ini
lebih baik dibanding dengan cara maserasi karena < aliran
cairan penyari menyebabkan adanya pergantian larutan yang
terjadi dengan larutan yang konsentrasinya lebih rendah
sehingga meningkatkan derajat perbedaan konsentrasi
(mencegah terjadinya kejenuhan). pengaliran meningkatkan
difusi (dengan dialiri cairan penyari sehingga %at seperti
terdorong untuk keluar dari sel) (Depkes, 'BBJ Ditjen 305,
!""").
!.B.! 5etode ;kstaksi ara 3anas
1. SoIhletasi
3enyarian dengan alat SoIhlet atau dikenal dengan nama
metode SoIhletasi adalah proses untuk menghasilkan ekstrak
cair yang dilanjutkan dengan proses penguapan. airan penyari
diisikan pada labu sedangkan serbuk simplisia diisikan padatabung dari kertas saring atau tabung yang berlubang4lubang
dari gelas, baja tahan karat atau bahan lain yang cocok. airan
penyari dipanaskan hingga mendidih, uap cairan penyari naik
ke atas melalui pipa samping kemudian diembunkan kembali
oleh pendingin tegak sehingga cairan turun kembali ke labu
melalui tabung yang berisi serbuk simplisia. airan yang
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
17/35
1$
melaui simplisia turun sambil melarutkan %at aktif dari serbuk
simplisia tersebut ( Ditjen 305, !""").
Keuntungan<
airan penyari yang diperlukan lebih sedikit dan secara
langsung diperoleh hasil yang lebih pekat. Serbuk simplisia
disari oleh cairan penyari yang murni.
Kerugian<
$arutan dipanaskan terus4menerus sehingga %at aktif yang tidak
tahan pemanasan kurang cocok. ni dapat diperbaiki dengan
menambahkan peralatan untuk mengurangi tekanan udara.
7idak bisa dengan penyari air (harus solvent organic) sebab
titik didih air '""o harus dengan pemanasan tinggi untuk
menguapkannya, akibatnya %at kimia rusak (Ditjen 305,
!""").
.>efluks
merupakan metode ektraksi cara panas (membutuhkan
pemanasan pada prosesnya), secara umum pengertian refluks
sendiri adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut yang ralatif
konstan dengan adanya pendingin balik (Depkes >, !""").
;kstraksi dengan cara ini pada dasarnya adalah ekstraksi
berkesinambungan.
5etode ini umumnya digunakan untuk mensistesis senyawa4senyawa yang mudah menguap atau volatile. 3ada kondisi ini
jika dilakukan pemanasan biasa maka pelarut akan menguap
sebelum reaksi berjalan sampai selesai. 3rinsip dari metode
refluks adalah pelarut volatil yang digunakan akan menguap
pada suhu tinggi, namun akan didinginkan dengan kondensor
sehingga pelarut yang tadinya dalam bentuk uap akan
mengembun pada kondensor dan turun lagi ke dalam wadah
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
18/35
1%
reaksi sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi
berlangsung (Depkes >, !""").
2.1 Pengertian "*s%etik
Kosmetik adalah sediaan atau paduan bahan yang untuk digunakan pada
bagian luar badan (kulit, rambut, kuku, bibir dan organ kelamin bagian luar), gigi
dan rongga mulut untuk membersihkan, menambah daya tarik, mengubah
penampilan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik, memperbaiki bau
badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu
penyakit (3ermenkes > *o.?? thn.'BB+).
Kosmesetikal (%osmeceutical ) merupakan pengunaan bahan yang dapat
mempengaruhi struktur fisiologi kulit, cenderung memperbaiki fungsi
beberapa komponen pada kulit, dimana terjadi penetrasi melalui stratum
korneum, 5enurut &ederal &D ( !ood, $rug and %osmetic).
Kosmetika (%osmetic) bahan yg digunakan dgn cara mengoleskan,
menuangkan, menaburkan, menyemprotkan atau jenis pemakaian lain pd tubuh
atau bagian tubuh manusia, untuk tujuan< membersihkan, memperindah
,mempercantik atau mengubah penampilan. 5enurut &ederal &D ( !ood, $rug
and %osmetic, 'BA+).
5asker adalah kosmetik yang dipergunakan pada tingkat terakhir dalam
perawatan kulit wajah tidak bermasalah. 3enggunaannya dilakukan setelah
massage, dioleskan pada seluruh wajah kecuali alis, mata dan bibir sehingga akan
tampak memakai topeng wajah. 5asker juga termasuk kosmetik yang berkerja
secara mendalam (deept cleansing ) karena dapat mengangkat sel4sel tanduk
yang sudah mati. Kegunaan masker adalah sebagai berikut<'. 5eningkatkan taraf kebersihan, kesehatan, dan kecantikan
kulit,memperbaiki dan merangsang kembali kegiatan4kegiatan sel kulit.
!. 5elenyapkan kesuraman kulit, mengeluarkan sisa4sisa kotoran dan sel 4 sel
tanduk yang masih melekat pada kulit.
A. 5emperbaiki dan mengencangkan tonus (daya bingkas) kulit.
?. 5emupuk kulit, memberi makanan kulit, menghaluskan dan melembutkan
kulit.
. 5encegah,menyamarkan,mengurangi keriput4keriput dan #perpigmentasi.
#. 5elancarkan peredaran darah kulit.
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
19/35
1&
. 5elancarkan peredaran cairan limfe (getah bening) dalam membawa sisa4
sisa.
2.11 Monografi Zat Tambahan
2.11.1 NaCMC
*a5 merupakan serbuk atau granul, putih sampai kremJhigroskopik. 5udah terdispersi dalam air membentuk larutan koloidal,
tidak larut dalam etanol, dalam eter dan dalam pelarut organik lain. 54
*a digunakan sebagai pembentuk gel dengan kadar A," L #,"@. (& :, hal
').
asis yang digunakan dalam sediaan yang dibuat adalah *atrium
Karboksimetil Selulosa (*a5). asis ini digunakan karena memiliki
fungsi sebagai agen penstabil yang tahan pada suhu tinggi dan tidak mudah
terkoagulasi, mudah terdispersi di dalam air membentuk koloid sehingga
cocok digunakan sebagai basis dalam pembuatan gel (DepKes >, 'BBJ
>owe dkk, !""BJ :oigt, 'BB?).
*a45 dapat digunakan sebagai gelling agent dan merupakan
basis yang dapat digunakan dalam pembuatan obat luka pada perawatan
kulit, untuk menyerap air transepidermal dan keringat (>owe, dkk !""B).
2.11.2 Propilenglikol
Propilenglikol merupakan cairan bening, tidak berwarna, kental,
praktis tidak berbau, manis, dan memiliki rasa yang sedikit tajam
menyerupai gliserin.Propilen glikol larut dalam aseton, kloroform, etanol
(95%), gliserin, dan air; larut pada 1 pada 6 bagian eter, tidak larut dengan
minyak mineral ringan atau fixed oil, tetapi akan melarutkan beberapa
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
20/35
2'
minyak esensial. Propilen glikol telah banyak digunakan sebagai pelarut,
ekstraktan, dan pengawet dalam berbagai formulasi farmasi parenteral dan
nonparenteral. Pelarut ini umumnya lebih baik dari gliserin dan melarutkan
berbagai macam bahan, seperti kortikosteroid, fenol, obat sulfa, barbiturat,
vitamin (A dan D), alkaloid, dan banyak anestesi lokal.Propilenglikol biasa
digunakan sebagai pengawet antimikroba, desinfektan, humektan,
plasticizer, pelarut, dan zat penstabil. Sebagai humektan, konsentrasi
propilenglikol yang biasa digunakan adalah 15% (Rowe dkk, 2009).
2.11.3 Metil Paraben
Metil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba
dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi. Metil
paraben dapat digunakan sendiri atau dikombinasikan dengan paraben lain
atau dengan zat antimikroba lainnya. Dalam kosmetik, metil paraben
merupakan pengawet yang paling sering digunakan. Metil paraben
berbentuk kristal tak berwarna atau bubuk kristal putih. Zat ini tidak
berbau atau hampir tidak berbau. Metil paraben merupakan paraben yang
paling aktif. Aktivitas antimikroba meningkat dengan meningkatnya
panjang rantai alkil. Dapat larut dalam "" bagian air, dalam !" bagian air
mendidih. 5etil paraben memiliki kadar ","!@ 4 ",A@ sebagai %at
antimikroba. (&, hal A+)
Aktivitas zat dapat diperbaiki dengan menggunakan kombinasi
paraben yang memiliki efek sinergis terjadi. Kombinasi yang sering
digunakan adalah dengan metil-, etil-, propil-, dan butil paraben. Aktivitas
metil paraben juga dapat ditingkatkan dengan penambahan eksipien lain
seperti: propilen glikol (2-5%) phenylethyl alkohol, dan asam edetic
(Rowe dkk, 2009).
2.11.4 Propil Paraben
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
21/35
21
Propil paraben berbentuk bubuk putih, kristal, tidak berbau, dan tidak
berasa. Propil paraben banyak digunakan sebagai pengawet antimikroba
dalam kosmetik, produk makanan, dan formulasi sediaan farmasi.
Propilparaben menunjukkan aktivitas antimikroba antara pH 4-8. Efikasi
pengawet menurun dengan meningkatnya pH karena pembentukan anion
fenolat. Paraben lebih aktif terhadap ragi dan jamur daripada terhadap
bakteri. Dan juga lebih aktif terhadap gram-positif dibandingkan terhadap
bakteri gram-negatif (Rowe dkk, 2009).
2.11.4 Etanol
Etanol memiliki sinonim alkohol, etil alkohol; etil hydroxide;
grainalkohol; methyl carbinol. Etanol jernih, tidak berwarna, sedikit
mudah menguap, memiliki bau yang khas dan rasa terbakar. Etanol
memiliki rumus molekul C2H6O dan bobot molekul 46,07. Etanol dapat
larut dalam kloroform, eter, gliserin, dan air. Etanol biasa digunakan
sebagai antimikrobIal, pelarut, dan desinfektan (Rowe dkk, 2009).
2.12 -*r%ulasi Masker 4el Daun 'a%)u Bii
2.12.1 Formula Masker Gel
Tabel 2.1 Formula Sediaan Masker Gel
"*%&*sisi -*r%ula
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
22/35
22
567
3:3 (3oli :inil 3iolidin) '"
3ropilenglikol '"
*a5 !
3ropil 3araben ","(
5etil 3araben ",'
;tanol '!,(
1-ua >osae '
1-uadest 1d '""
(Fitri, 2011).
2.12.2 Modifikasi Formula
Dikutip dari Skripsi Indrawan 2014
Tabel 2.2. Modifikasi Formula Sediaan Masker Gel Ekstrak Daun Jambu
Biji.
Tiap 50 gram sediaan mengandung:
Bahan -*r%ula -ungsi
A B 8
6 6 6
;kstrak Daun 8ambu iji ","! ","! ","! Mat 1ktif
*a 5 '" '( 6elling 1gent
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
23/35
23
3ropilenglikol '( '( '( /umektan
5etil 3araben ",! ",! ",! 3engawet
3ropil 3araben ",' ",' ",' 3engawet
;tanol "@ + + + 3elarut
1-uadest 1d '"" '"" '"" 3elarut
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
24/35
24
2.13 Perhitungan
a. ;kstrak daun jambu biji '='"" I "g N ",g
b. *a 5 '"='"" I "g N g
c. 3ropilengglikol '='"" I "g N ,g
d. 5etil paraben ",!='"" I "g N ",'g
e. 3ropil paraben ",'='"" I "g N ","g
f. ;tanol "@ +='"" I "g N ?g
g. 1-ua dest ad " 4 (", O O , O ",' O "," O ?)
N " L ','
N A!,+g Dilebihkan '"@ '"='"" I A!,+ N A,!+g
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
25/35
2
BAB III
METH9DE DAN P:9(EDU:
3.1 Alat dan Bahan Penelitian
3.1.1 Alat
Pada pemelitian ini alat yang di gunakan antara lain; batang
pengaduk, beaker glass, tabung reaksi, cawan penguap, spatel, pipet
tetes, lumping dan mortar, chamber , pH meter, dan viskometer.
A.'.! Bahan
Bahan formula sediaan masker gel yang digunakan antara lain;
ekstrak daun jambu biji sebagai zat aktif, dengan zat tambahan yang
digunakan adalah Na CMC,propilengglikol, metil paraben, propil
paraben, etanol 70%, dan aquadest.
3.2 Pr*sedur
A.!.' 3enyiapan Simplisia
Sejumlah simplisia telah disiapkan yang akan digunakan, dalam
keadaan kering. 7ahapan selanjutnya hanya melakukan sortasi kering
dengan memilih kembali simplisia yang telah kering. Setelah penyortiran
simplisia kering tersebut digunting dengan ukuran kecil4kecil agar lebih
mudah dalam proses ekstraksi selanjutnya. /itung kadar air simplisia
kering. Simlipsia dinyatakan baik jika mempunyai kadar P '"@ ( Depkes
> !""").
A.!.! 3engujian Kadar 1bu
Cang pertama dilakukan adalah dengan menimbang kurs sebelum
dipanaskan, kemudian kurs dipanaskan selama ' menit didalam tungku
dan setelah itu ditimbang pada menit ke , '", dan '. Setelah ditimbang
simplisia dimasukkan ke dalam kurs dan ditimbang kembali. Kemudian
dipanaskan diatas labu spiritus hingga asapnya menghilang, dipanaskan
kembali didalam tungku, ditimbang dan dihitung rendemnya. 1bu total
tidak Q B,"@, 1bu tidak larut asam tidak Q ",+@ (Depkes >, !""").
A.!.A 3engujian Kadar Sari
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
26/35
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
27/35
2$
&iltrat A < sebagai blanko atau control negative
(/arbrone.8.,'B+).
. 9ji &enolat
Sebanyak ' gram serbuk simplisia ditambahkan '""ml air
panas, dididihkan selama menit kemudian di saring. &iltrate
sebanyak ml dimasukan kedalam tabung reaksi, ditambahkan
pereaksi besi() klorida, timbuul warna hijau kehitaman
menandakan positif fenolat. (/arbrone.8.,'B+).
. 9ji 7annin
Sejumlah kecil serbuk simplisia dalam tabung reaksi
dipanaskan di tangas air kemudian disaring. 3ada filtrate
ditambahkan gelatin '@ akan timbul endapan putih, bila
terdapat kandungan tannin. (/arbrone.8.,'B+).
D. 9ji &lavonoid
Diambil m$ ekstrak sampel, diisikan pada A tabung reaksi,
tambahkan eter secukupnya, kemudian tabung ' tambahkan A
tetes /!S0? pekat. 3erubahan warna merah menunjukan
positif flavanoid. arna merah. 7abung ! tambahkan ", m$
/l pekat, serta berikan sedikit serbuk 5g. perubahan warna
menjadi merah 5enunjukan positif flavanoid. 7abung A
tambahkan dengan *a0/, jika terjadi perubahan warnamenjadi kuning menunjukan positif flavonoid.
(/arbrone.8.,'B+).
;. 5onoterpen dan seskuiterpen
Digerus serbuk denagan eter, kemudian fase eter diuapkan
dalam cawan uap hingga kering, ditetesi pada residu lautan
pereaksi vanillin sulfat. Didapat warna warni menandakan
monoterpen dan seskuierpen. (/arbrone.8.,'B+).
&. Steroid dan triterpenoid
Dilarutkan serbuk dengan eter. Diambil sampel m$,
tambahkan pereaksi $ieberman bochard jika terbentuk warna
merah atau ungu adalah posotif triterpenoid. 8ika warna hijau
menunjukan positif steroid. (/arbrone.8.,'B+).
6. Kuinon
Ditambahkan serbuk sampel dengan air. Dididihkan dengan air
panas selama menit, disaring dengan kapas atau kertas saring.
3ada filtrate ditambahkan K0/ '*. dibentuk warna kuning
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
28/35
2%
menandakan kandungan kuinon dalam sampel
(/arbrone.8.,'B+).
/. Saponin
Ditambahkan serbuk sampel dengan air. Dididihkan dengan air
panas selama menit, dikocok. Dibentuk busa yang konsisten
selama 4'" menit menandakan kandungan saponin dalam
sampe.l (/arbrone.8.,'B+).
3.3 Met*de Ekstraksi
A.A.' 5aserasi
5emasukkan simplisia yang sudah diserbukkan dengan derajat
halus tertentu sebanyak ""g ke dalam bejana maserasi yang dilengkapi
pengaduk mekanik, kemudian ditambahkan A liter etanol "@, kemudian
ditutup dan dibiarkan selama A hari pada temperatur kamar terlindung dari
cahaya sambil berulang4ulang diaduk. Setelah A hari, disaring kedalam
bejana penampung, kemudian ampasnya diperas dan ditambah cairan
penyari lagi secukupnya dan diaduk kemudian disaring lagi hingga
diperoleh '"" bagian. Sari yang diperoleh ditutup dan disimpan sebagian
pada tempat yang terlindung cahaya selama ! hari, endapan yang terbentuk
dipisahkan dan filtratnya dipekatkan (Ditjen 305, !""").
A.A.! ;vaporasi
Dimasukan sampel hasil maserasi kedalam labu tampung pada rotary
evaporator. Dinyalakan alat evaporator, diatur pada suhu "4+"H ditunggu
hingga warna menjadi gelap pekat dan alcohol tidak menguap. Diambil
hasil evaporasi kemudian di uapkan agar menjadi kental (ekstrak kental)
(Ditjen 305, !""").
A.A.A Kromatografi lapis 7ipis
5etode kromatografi lapis tipis sensitif dapat diandalkan untuk
kuantifikasi -uercetin, flavonoid dalam daun 3sidium guajava. 1nalisis
kromatografi dilakukan dengan menggunakan ekstrak daun jambu biji pada
silika gel #" & !? 7$ piring menggunakan pelarut , kloroform p < aseton
p< asam formiat p ('" < ! < ') . Deteksi dan kuantifikasi -uercetin dilakukan
menggunakan larutan pembanding uarsetin ",'@ dalam etanol p.
$akukan kromatografi lapis tipis seperti yang tertera pada kromatografidengan parameter sebagai berikut
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
29/35
2&
&ase gerak < Kloroform 34aseton 34asam &ormiat 3 '"
tertera pada kromatografi.
$arutan 3embanding < uarsetin ",'@ dalam etanol 3
:olume 3enotolan < 7otolkan "T$. larutan pembanding
Deteksi < alumunium klorida $3
Keterangan <
S < simplisia daun jambu biji
3 < 3embanding uarsetin
>f < 3embanding uarsetin ","
>f '. ",'"
>f !. ",!
>f A. ",? (&armakope /erbal ndonesia, :ol +)
>f ?. ","
Kandungan kimia simplisia, kadar flavonoid total tidak kurang dari
",!"@ dihitung sebagai -uarsetin lakukan penetapan kadar sesuai dengan
penetapan kadar flavonoid total. gunakan -uarsetin sebagai pembanding dan
ukur serapan pada panjang gelombang ?!nm. ( &armakope /erbal ndonesia
:ol.+)
3.4 PERHITUNGAN, PROSEDUR & EVALUASI FORMULA
Tiap 50 gram sediaan mengandung:
Bahan -*r%ula -ungsi
B
6
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
30/35
3'
;kstrak Daun 8ambu iji ' Mat 1ktif
*a45 '" 6elling 1gent
3ropilenglikol '( /umektan
5etil 3araben ",! 3engawet
3ropil3araben
",' 3engawet
;tanol "@ + 3elarut
1-uadest 1d '"" 3elarut
3.4.1 3erhitungan
a. ;kstrak '='"" I "g N ",g
b. *a 5 '"='"" I "g N g
c. 3ropilengglikol '='"" I "g N ,g
d. 5etil paraben ",!='"" I "g N ",'g
e. 3ropil paraben ",'='"" I "g N ","g
f. ;tanol "@ +='"" I "g N ?g
g. 1-ua dest ad "4 (", O O , O ",' O "," O ?)
N "g L ','g
N A!,+g
Dilebihkan '"@ N '"='"" I A!,+g N A,!+g
3.4.2 Prosedur Pembuatan Masker
Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Ditimbang bahan-
bahan yang akan digunakan, dilarutkan ekstrak dalam etanol 70% sedikit
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
31/35
31
demi sedikit hingga larut sempurna. Dikembangkan Na CMC dalam
aquadest panas 20x nya dengan pengadukan yang konstan hingga
mengembang lalu didiamkan selama 1 malam (wadah A) .
Didalam wadah terpisah lainya (wadah B) larutkan nipagin dan
nipasol kedalam propilenglikol. Dicampurkan (wadah A) dan (wadah B)
lalu aduk hingga homogen. Ditambahkan ekstrak yang telah dilarutkan
sedikit demi sedikit lalu aduk hingga homogen. Ditambahkan kembali
aquadest ad 50 gram dan aduk kembali hingga homogen. Di lakukan
evaluasi pada sediaan. Dimasukkan kedalam wadah lalu diberi etiket dan
brosur.
3.4.3 Evaluasi
A. Pengamatan Perubahan Bentuk, Warna dan Bau (Organoleptik)
Uji organoleptis, merupakan pengujian sediaan dengan
menggunakan pancaindra untuk mendiskripsikan bentuk atau
konsistensi (misalnya padat, serbuk, kental, cair), warna
(misalnya kuning, coklat) dan bau (misalnya aromatik, tidak
berbau). (Anonim, 2000)
1. Diamati adanya perubahan bentuk, warna, dan bau dari
masing-masing sediaan masker selama penyimpanan pada
suhu kamar pada minggu ke 1,2,3 dan 4.
2. Dicatat perubahan tersebut.
B. Pemeriksaan Homogenitas
1. Diambil sedikit sampel sediaan formula masker gel daun
jambu biji, kemudian diletakkan sedikit gel pada kaca objek.
2. Diamati susunan partikel kasar atau ketidak homogenan,lalu dicatat.
C. Pemeriksaan pH
Uji nilai pH, prinsip uji derajat keasaman (pH) yakni
berdasarkan pengukuran aktivitas ion hidrogen secara
potensiometri/elektrometri dengan menggunakan pH meter.
Evaluasi pH menggunakan alat pH meter, dengan cara
perbandingan 60 g : 200 ml air yang di gunakan untuk
mengencerkan , kemudian aduk hingga homogen, dan diamkan
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
32/35
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
33/35
33
DA-TA: PU(TA"A
1goes.6., (!""). "eknologi Baan 'lam. 3enerbit 7 3ress. andung. /al< !',A+ L
AB.
1. 5. 5etwally, 1. 1. 0mar, &. 5. /arra%, and S. 5. ;l Sohafy. (!""B).
P#tocemical investigation and antimicrobial activit# of Psidium guajava L.
leaves.
1nonim., ('B+). %ara Pembuatan Simplisia. 3enerbit Depkes >. 8akarta. /al< ! L
!!.
1nonim., ('B+). 'nalisis (bat "radisional . 3enerbit Depkes >. 8akarta. /al< ! L A.
1nonim., (!"""). Parameter Standar )mum Ekstrak "umbuan (bat . 3enerbitDepkes >. 8akarta. /al., (!"""). Parameter Standar )mum Ekstrak "umbuan(bat . Direktorat 8endral 3engawasan 0bat Dan 5akanan.
;l Sohafy S 5, 5etwali 1 5, /arra% & 5, 0mar 1 1., 3hcog 5ag (!""B).Quantification of flavonoids of psidium guajava L. 3reparations by 3lanar
hromatography (/37$). JJ#'4#
!armakope erbal &ndonesia , :olume +.
&itri, ;., (!"''). !ormulasi Ekstrak Peel (ff $ari Ekstrak Etanol *ulit Bua 'sam
*andis +arcincg %o/a 0o1b- Sebagai *osmetik . Skripsi 9*1*D<
3adang.
/arborne. 8.., ('B+). Metode !itokimia , terjemahan K. >admawinata dan .Soediso, #B L B?, '?!4'+, !A?4!A+. andung < 7 3ress.
ndrawan., (!"'?). !ormulasi Sediaan Masker el Ekstrak $aun 2ambu Biji+Psidium guajava L.-.Skripsi.
5arkham, K. !""!. Mengidentifikasi !lavonoid . andung< 3enerbit 7.
5ateria 5edika ndonesia 8ilid :.
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
34/35
-
8/18/2019 Laporan FIX PSBA
35/35
3
3>030S1$
3>1K7K95 S71*D1>S1S S;D11* 1/1* 1$15
3;59171* 51SK;> 6;$ D1> ;KS7>1K D19* 8159 8
( PS&$&)M )'2'3') C1*6 5;*61*D9*6 K91>S;7* S;1611*70KSD1*
*ama = *35 < /esti &ebriyanti = 1 'AA "!!
Siti *ur Styowati = 1 'A' "#!
Cukeu ;ka 6loriose = 1 'A' "B
Kelas < >;69$;> S0>; !"'A = Kelompok 'A
1sisten $aboratorium < /esti >iasari , 5.Si.,1pt
Siti 9swatun /asanah, S.&arm.,1pt
ahyu 3riyo $egowo, S. &arm.,1pt
S;K0$1/ 7*66 &1>51S *D0*;S1
C1C1S1* /1M1*1/
1*D9*6 !"'