laporan evaluasi pembelajaran iseu

34
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tolak ukur hasil pendidikan dapat diketahui dengan adanya evaluasi. Evaluasi pendidikan sering diartikan sebagai pengukuran atau penilaian hasil belajar mengajar, padahal antara keduanya mempunyai arti yang berbeda meskipun saling berhubungan. Mengukur bersifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih bersifat kualitatif. Sebagai calon seorang guru tentu harus menguasai prosedur evaluasi dalam pendidikan, khususnya dalam pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk mengetahui hasil akhir yang dicapai dari kegiatan belajar mengajar. Pada kali ini bahasan yang akan diuraikan adalah mengenai Pendekatan Penilaian dan Pengujian Kualitas Tes. Seorang calon guru harus mengetahui berbagai pendekatan dalam penilain agar kelak nanti apabila menjadi guru bisa diaplikasikan dalam proses pengajaran, agar penilaian yang dilakukan bervariasi 1

description

evaluasi pembelajaran

Transcript of laporan evaluasi pembelajaran iseu

Page 1: laporan evaluasi pembelajaran iseu

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tolak ukur hasil pendidikan dapat diketahui dengan adanya evaluasi. Evaluasi

pendidikan sering diartikan sebagai pengukuran atau penilaian hasil belajar

mengajar, padahal antara keduanya mempunyai arti yang berbeda meskipun

saling berhubungan. Mengukur bersifat kuantitatif, sedangkan menilai lebih

bersifat kualitatif.

Sebagai calon seorang guru tentu harus menguasai prosedur evaluasi dalam

pendidikan, khususnya dalam pembelajaran. Hal ini diperlukan untuk

mengetahui hasil akhir yang dicapai dari kegiatan belajar mengajar. Pada kali

ini bahasan yang akan diuraikan adalah mengenai Pendekatan Penilaian dan

Pengujian Kualitas Tes.

Seorang calon guru harus mengetahui berbagai pendekatan dalam penilain agar

kelak nanti apabila menjadi guru bisa diaplikasikan dalam proses pengajaran,

agar penilaian yang dilakukan bervariasi (tidak monoton) disesuaikan dengan

kebutuhan atau keadaan.

Begitu pun dalam pengujian kualitas tes akan diketahui apakah soal (sebagai

alat evaluasi) yang dibuat berkualitas atau tidak, layak diujikan atau tidak.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka laporan kali ini dibuat untuk mengkaji

lebih detail mengenai Pendekatan Penilain dan Kualitas Tes.

1

Page 2: laporan evaluasi pembelajaran iseu

B. Tujuan Pembuatan Laporan

Tujuan pembuatan laporan adalah sebagai berikut :

1. Untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah Evaluasi pembelajaran.

2. Mengetahui dan memahami macam-macam Pendekatan Penilaian.

3. Menguji kualitas tes suatu soal, untuk dianalisis lebih lanjut, dan

menyimpulkan kualitas dari soal tersebut.

2

Page 3: laporan evaluasi pembelajaran iseu

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pendekatan dalam Penilaian

1. Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Pendekatan Penilaian Acuan Patokan (Criterion-Referenced

Evaluation)/Absolut yaitu pendekatan penilaian yang membandingkan hasil

pengukuran seseorang dengan patokan “batas lulus” yang telah ditetapkan.

Sebelum melakukan penilaian dilakukan terlebih dahulu penetapan patokan

yang akan dipakai untuk membandingkan angka-angka hasil pengukuran agar

hasil itu mempunyai arti tertentu. Patokan yang telah ditetapkan terlebih

dahulu biasanya disebut “batas lulus” atau “tingkat penguasaan minimum”.

Patokan yang digunakan bersifat tetap.

Skala Penilaian terdiri dari :

a) Skala lima ( 0, 1, 2, 3, dan 4 / E, D, C, B dan A)

b) Skala sembilan (0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8 dan 9)

c) Skala sebelas ( 0 – 10)

d) Skala seratus (1 – 100)

e) Skala Z skor

Skala 5

a) Pembagian tingkatan yang terbagi dalam lima katagori

b) Pedoman konversi yang digunakan dalam mengubah skor mentah menjadi

skor standar dengan norma patokan adalah didasarkan atas tingkat

penguasaan terhadap bahan yang diberikan

c) Tingkat penguasaan tersebut akan tercermin dari tinggi rendahnya skor

mentah yang dicapai.

3

Page 4: laporan evaluasi pembelajaran iseu

Pedoman konversi skala 5

A

M + 1,5 SD = B

M + 0,5 SD = C

M – 0,5 SD = D

M – 1,5 SD = E

Berdasarkan Tingkat Penguasaan :

Tingkat Penguasaan Skor Standar

90% - 100%

80% - 89%

65% - 79%

55% - 64%

0% - 54%

A

B

C

D

E

Skala 9

Pedoman konversi skala 9

9

M + 1,75 SD = 8

M + 1,25 SD = 7

M + 0,75 SD = 6

M + 0,25 SD = 5

M - 0,25 SD = 4

M – 0,75 SD = 3

M – 1,25 SD = 2

M – 1,75 SD = 1

4

Page 5: laporan evaluasi pembelajaran iseu

Berdasarkan Tingkat Penguasaan :

Tingkat Penguasaan Skor Standar

85 - 100%

75% - 84%

65% - 74%

55% - 64%

45% - 54%

35% - 44%

25% - 34%

15% - 24%

0% - 14%

9

8

7

6

5

4

3

2

1

Skala 11

Pedoman konversi skala 11

10

M + 2,25 SD = 9

M + 1,75 SD = 8

M + 1,25 SD = 7

M + 0,75 SD = 6

M + 0,25 SD = 5

M – 0,25 SD = 4

M – 0,75 SD = 3

M - 0,75 SD = 2

M - 1,25 SD = 1

M – 1,75 SD = 0

5

Page 6: laporan evaluasi pembelajaran iseu

Skala 100

Skala seratus adalah suatu skala yang bergerak antara nol sampai seratus.

Mengkonversi skor mentah menjadi skor standar dengan norma patokan skala

seratus dipergunakan rumus T score.

T = 50 + X – M x 10

SD

Z skor

Z-skor adalah suatu ukuran yang menyatakan besarnya penyimpangan suatu skor

terhadap angka rata-rata skor dalam kelompok tersebut, dalam satuan deviasi

standar.

Rumus dalam mencari Z skor :

Z = X – M

SD

2. Penilaian Acuan Normal (PAN)

Pendekatan Penilaian Acuan Normal (Norm-Referenced Evaluation)/Relatif yaitu

pendekatan penilaian yang membandingkan hasil pengukuran seseorang dengan

hasil pengukuran yang diperoleh orang-orang lain dalam kelompoknya.

Evaluasi Pendekatan penilaian ini dapat dikatakan sebagai pendekatan “apa

adanya”. Tidak sama sekali dikaitkan dengan ukuran-ukuran ataupun patokan

yang terletak diluar hasil-hasil pengukuran sekelompok mahasiswa.

Pada dasarnya mempergunakan “kurve normal” dengan menafsirkan angka rata-

rata (mean) dan angka simbangan baku (standard deviation). Patokan penilaian

ini bersifat relatif, dapat bergeser ke atas atau ke bawah.

6

Page 7: laporan evaluasi pembelajaran iseu

Skala penilain yang digunakan sama hal nya dengan PAP, yaitu skala 5, skala 9,

skala 11, skala 100 dan Z skor.

3. Penilaian gabungan PAN dan PAP (Kombinasi)

Norma absolut dan norma relatif mempunyai kebaikan dan kelemahan

masing-masing. Norma absolut baik dipergunakan apabila derajat kesukaran

tes yang digunakan telah memenuhi syarat tes yang baik.

Norma relatif baik dipergunakan apabila distribusi kecakapan kelompok anak

mengikuti hukum kurve normal. Norma kombinasi yaitu suatu norma yang

didasarkan atas kombinasi antara norma absolut dan norma relatif.

Langkah-langkah dalam mengkonversikan skor mentah menjadi skor standar

skala lima, sembilan , sebelas dan seratus :

- Mencari angka rata-rata kombinasi (Mk)

Mk = ½ (Mi + Ma)

- Mencari standar deviasi kombinasi (SDk)

SDk = ½ (SDi + SDa)

- Membuat pedoman konversi

B. Kualitas Tes

Ada beberapa aspek yang dinilai dalam kualitas tes, yaitu tingkat kesukaran, daya

pembeda, validitas dan reliabilitas. Untuk lebih jelasnya, diuraikan di bawah ini :

1. Tingkat kesukaran

Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit.

Soal yang mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha

memecahkannya. Sebaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa

menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat mencoba lagi karena di luar

jangkauannya.

7

Page 8: laporan evaluasi pembelajaran iseu

Bilangan yang menunjukan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks

kesukaran (difficulty indeks). Untuk mencari indeks kesukaran digunakan

rumus sebagai berikut :

P = B

JS

Dimana :

P = indeks kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab dengan benar

JS = jumlah seluruh siswa peserta

Menurut ketentuan yang sering diikuti, indeks kesukaran sering

diklasifikasikan sebagai berikut :

Soal dengan P 1,00 – 0,30 = soal sukar

Soal dengan P 0,30 – 0,70 = soal sedang

Soal dengan P 0,70 – 1,00 = soal mudah

2. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara

siswa yang pandai (upper group) dengan siswa yang bodoh (lower group).

Angka yang menunjukan besarnya day pembeda disebut indeks diskriminasi,

disingkat D.

Soal yang baik adalah soal yang dapat dijawab benar oleh siswa- siswa yang

pandai saja. Langkah pertama untuk menganalisis daya pembeda, adalah

dengan mengelompokan seluruh peserta tes menjadi dua kelompok, yaitu

kelompok pandai (upper group) dan kelompok bodoh (lower group).

8

Page 9: laporan evaluasi pembelajaran iseu

Untuk mencari indeks diskriminasi (D) digunakn rumus berikut :

D = BA - BB = PA -PP

JA JB

Dimana :

J = jumlah peserta tes

JA = banyak peserta kelompok atas

JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar

BB = banyaknya kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar

PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan

benar

PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan

benar

Klasifikasi daya pembeda

D : 0,00 – 0,20 = jelek

D : 0,20 – 0,40 = cukup

D : 0,40 – 0,70 = baik

D : 0,70 – 1,00 = baik sekali

3. Validitas

Dalam evaluasi pembelajaran validitas dibagi menjadi dua, yaitu validitas

menyangkut soal secara kesuluruhan dan validitas menyangkut butir soal atau

item dan validitas faktor yang menyangkut materi.

Pada kali ini validitas yang akan diujikan adalah validitas butir soal atau item.

Sebuah tes dikatakan valid apabila mempunyai dukungan yang besar terhadap

9

Page 10: laporan evaluasi pembelajaran iseu

skor total. Dengan kata lain sebuah item mempunyai validitas yang tinggi jika

skor pada item mempunyai kesejajaran dengan skor total.

Perhitungan validitas dilakukan dengan rumus korelasi product moment, yaitu

dengan perhitungan angka kasar.

Rumus korelasi product moment dengan angka kasar sebagi berikut :

N∑XY – (∑X) (∑Y)

rxy = √{ N∑X2 – (∑X2)} {N∑Y2 – (∑Y)2}

Koefisien untuk menentukan besarnya koefisien korelasi, yaitu :

0,800 – 1,00 = sangat tinggi

0,600 – 0,800 = tinggi

0,400 – 0,600 = cukup

0,200 – 0,400 = rendah

0,00 – 0,200 = sanagt rendah

4. Reliabilitas

Reliabilitas tes adalah ketetapan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang

sama. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai reliabilitas yang tinggi apabila tes

tersebut dapat memberikan hasil yang tetap.

Ada tiga metode yang digunakan untuk mencari besarnya reliabilitas, yaitu

metode bentuk parallel (equivalent), metode tes ulang (test-retest method) dan

metode belah dua (split-half method).

Dalam pengujian reliabilitas kali ini metode yang digunakan adalah metode

belah dua adalah dengan cara pembelahan ganjil-genap. Perhitungan yang

10

Page 11: laporan evaluasi pembelajaran iseu

digunakan adalah dengan menggunakan korelasi product moment dalam

reliabilitas disebut koefisien reliabilitas separo tes.

Hasil perhitungan dengan korelasi product moment dimasukan ke dalam

rumus di bawah ini, untuk mengetahui tinggi rendahnya koefisien tersebut :

2 r ½ ½

r 11 = (1 + r ½ ½)

BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Materi Soal yang Diujikan

Soal yang dianalisis pada kesempatan kali ini adalah soal ujian mata pelajaran

PKN kelas X. tepatnya kelas X.5 di SMA N 2 Ciamis dengan jumlah siswa

sebanyak 36 orang. Adapun materi dari mata pelajaran PKN tersebut sebagi

berikut :

Bab 1. Hakikat Bangsa dan Negara

A. Pendahuluan

B. Hakikat Bangsa

C. Negara :

1. Hakikat Negara

2. Unsur-unsur terbentuknya Negara

3. Asal Mula Negara

4. Bentuk kenegaraan

5. Pengertian, fungsi dan tujuan negara kesatuan Republik Indonesia

D. Semangat Kebangsaan

1. Makna Nasionalisme

2. Makna Patriotisme

3. Penerapan Prinsip Patriotisme

11

Page 12: laporan evaluasi pembelajaran iseu

4. Nasionalisme dan Patriotisme diantara paham-paham lain

Bab 2. Sistem Hukum dan Peradilan

A. Pendahuluan

B. Sistem Hukum Nasional

1. Konsep tentang Hukum

2. System Hukum Nasional

C. Sistem Peradilan Sosial

1. Pengertian

2. Kekuasaan yang merdeka

3. Lembaga-lembaga peradilan di Indonesia

D. Bersikap sesuai Hukum yang Berlaku

1. Pengembangan Budaya Hukum

2. Budaya (sadar) Hukum

E. Pemebrantasan Korupsi di Indonesia

1. Pengertian dan sebab-sebab korupsi

2. Upaya dan kendala pemberantasan korupsi

3. Berperan serta dalam pemberantasan korupsi di Indonesia

Bab 3. Hak Asasi Manusia

A. Pendahuluan

B. Pemahaman konseptual tentang Ham

1. Pengertian Hak

2. Pengertian HAM

3. Macam-macam HAM

C. Instrument Hukum HAM Nasional dan Internasional

1. Instrument hukum HAM Nasional

2. Instrument hukum HAM Nasional

D. Upaya Penegakan HAM di Indonesia

1. Sejarah singkat penegakan HAM di Indonesia

12

Page 13: laporan evaluasi pembelajaran iseu

2. Upaya-upaya Penegakan HAM

3. KOMNAS HAM dan peranannya

4. Pengadilan HAM di Indonesia

5. Penanganan beberapa kasus HAM di Indonesia

6. Tantangan dalam penegakan HAM di Indonesia

E. Berperan serta dalam penegakan HAM

1. Peran serta Individual

2. Peran serta Organisasional

F. Dimensi Internasional HAM

1. Bila Negar tidak Menegakan HAM

2. Peradilan Internasional HAM

Bab 4. Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi

A. Pendahuluan

B. Dasar Negara : Pengertian, Substansi dan Fungsinya

1. Pengertian dasar Negara

2. Subsatnsi dasar Negara

3. Fungsi dasar Negara

C. Konstitusi : pengertian, kedudukan, sifat, fungsi dan substansinya

1. Pengertian konstitusi

2. Kedudukan konstitusi

3. Sifat konstitusi

4. Fungsi konstitusi

5. Substansi/isi konstitusi

D. Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi

1. Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi di Indonesia

2. Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi di Negara Lioberal (Amerika

Serikat)

13

Page 14: laporan evaluasi pembelajaran iseu

3. Hubungan Dasar Negara dengan Konstitusi di Negara komunis (Uni

Soviet)

E. Pembukaan UUD 1945 : isi dan kedudukannya

1. Isi pembukaan UUD 1945

2. Kedudukan Pembukaan UUD 1945

F. Tanggung Jawab Negara terhadap Konstitusi Negara dan Dasar Negara

Bab 5. Persamaan Kedudukan Warga Negara

A. Pendahuluan

B. Kedudukan Warga Negara dan Pewarganegaraan

1. Pengertian Warga Negara

2. Asas Kewarganegaraa

3. Pewarganegaraan

4. Masalah Kewarganegaraan

C. Warga Negara menurut Hukum Kewarganegaraan Indonesia

1. Menurut Hukum Kewarganegaraan Indonesia

2. Memperoleh Kewarganegaraan RI

3. Kehilangan Kewarganegaraan Indonesia

4. Hak dan Kewajiban Negara RI

D. Persamaan Kedudukan Warga Negara

1. Pengertian Persamaan Kedudukan Warga Negara

2. Alasan Perlunya Prinsip Persamaan Kedudukan Warga Negara

E. Prinsip Persamaan Kedudukan Warga Negara Diberbagai bidang

F. Menghargai Persamaan Kedudukan Warga Negara

Bab 6. Sistem Politik di Indonesia

A. Pendahuluan

B. Pengertian Sistem Politik

1. Pengertian Sistem

2. Pengertian Politik

14

Page 15: laporan evaluasi pembelajaran iseu

3. Sistem Politik

C. Struktur Politik di Indonesia

1. Sistem Poilitik di Indonesia Berdasarkan pancasila

2. Suprastruktur dan Infrastruktur Politik di Indonesia

D. Macam-macam politik

1. Demokrasi

2. Kediktatoran

E. Partisipasi dalam Sistem Politik di Indonesia

1. Partisipasi Konvensional

2. Partisipasi Non Konvensional

B. Pendekatan Penilaian

Penilaian Acuan Patokan (PAP)

Skala 5

Berdasarkan penghitungan konversi skala 5 dari 36 orang siswa diperoleh data

sebagai berikut :

NO. KRITERIA FREK %

1 > 74 (A) 1 2.777778

2 58 - 74 (B) 22 61.11111

3 42 - 57 ( C ) 12 33.33333

4 25 - 41 (D) 1 2.777778

5 < 25 (E)

Jumlah 36 100

Table 1. PAP skala 5

Dari tiga puluh enam siswa satu orang mendapat skor A, duapuluh dua orang

mendapat skor B, dua belas orang mendapat skor C dan satu orang mendapat

skor D.

15

Page 16: laporan evaluasi pembelajaran iseu

Berdasarkan skor yang diperolah siswa apabila dirata-ratakan (59.55 %), tingkat

penguasaan siswa pada konversi skala 5 berada pada skor standar D.

Skala 9

Berdasarkan penghitungan konversi skala 9 dari 36 orang siswa diperoleh data

sebagai berikut :

NO

.KRITERIA FREK %

1 >78 (9)

2 71 - 78 (8) 2 5.555556

3 62.5 - 70 (7) 10 27.77778

4 54 - 62 (6) 19 52.77778

5 45 - 53 (5) 2 5.555556

6 37.5 - 44 (4) 3 8.333333

7 29 - 37 (3)

8 21- 28 (2)

9 < 21 (1)

Jumlah 36 100

Table 2. PAP skala 9

Dari tiga puluh enam siswa dua orang mendapat skor 8, sepuluh orang mendapat

skor 7, Sembilan belas orang mendapat skor 6, dua orang mendapat skor 5 dan

tiga orang anak mendapat skor 4. Berdasarkan skor yang diperolah siswa apabila

dirata-ratakan (59.55 %), tingkat penguasaan siswa pada konversi skala 9 berada

pada skor standar 6.

Skala 11

Berdasarkan penghitungan konversi skala 9 dari 36 orang siswa diperoleh data

sebagai berikut :

16

Page 17: laporan evaluasi pembelajaran iseu

NO

.KRITERIA FREK %

1 > 87 (10)

2 79 – 87 (9)

3 71 - 78 (8) 2 5.555556

4 62.5 – 70 (7) 10 27.77778

5 54 - 62 (6) 19 52.77778

6 46 – 53 (5) 2 5.555556

7 37.5 – 45 (4) 3 8.333333

8 29 – 37 (3)

9 21 - 28 (2)

10 12.5 – 20 (1)

11 < 12.5 (0)

Jumlah 36 100

Table 3. PAP skala 11

Dari tiga puluh enam siswa dua orang mendapat skor 8, sepuluh orang

mendapat skor 7, Sembilan belas orang mendapat skor 6, dua orang mendapat

skor 5 dan tiga orang anak mendapat skor 4. Berdasarkan skor yang diperolah

siswa apabila dirata-ratakan (59.55 %), tingkat penguasaan siswa pada konversi

skala 5 berada pada skor standar 6.

Skala 100

Berdasarkan perhitungan konversi skala 100 dengan menggunakan T score,

skor tertinggi yang diperoleh siswa adalah 65 dan skor terendanhnya 44.6. Rata-

rata skor yang diperoleh siswa berdasarkan skala 100 adalah 55.73. (Pada

lampiran Table 1. Penilaian Acuan Patokan).

Z Skor

17

Page 18: laporan evaluasi pembelajaran iseu

Berdasarkan perhitungan konversi pada Z Skor terdapat 33 orang siswa yang

memiliki Z skor positif, artinya berada di atas rataan kelas. 3 orang siswa lainya

memiliki nilai Z skor negative (di bawah rataan kelas). (Pada lampiran Table1.

Penilaian Acuan Patokan)

Penilaian Acuan Normal (PAN)

Skala 5

Berdasarkan penghitungan konversi skala 5 dari 36 orang siswa diperoleh data

sebagai berikut :

NO. KRITERIA FREK %

1 A= > 69 2 5.55555556

2 B= 63 -69 10 27.7777778

3 C= 56 - 62 17 47.2222222

4 D= 49 - 55 5 13.8888889

5 E= < 49 2 5.55555556

 Jumlah 36 100

Table 4. PAN skala 5

Dari tiga puluh enam siswa dua orang mendapat skor A, sepuluh dua orang

mendapat skor B, tujuh belas orang mendapat skor C dan lima orang mendapat

skor D dan dua orang mendapat skor E. Berdasarkan skor yang diperolah siswa

apabila dirata-ratakan (59.55 %), tingkat penguasaan siswa pada konversi skala

5 berada pada skor standar D.

Skala 9

Berdasarkan penghitungan konversi skala 9 dari 36 orang siswa diperoleh data

sebagai berikut :

NO

.KRITERIA FREK %

18

Page 19: laporan evaluasi pembelajaran iseu

1 9= > 71 2 5.5555562 8= 68 - 71 1 2.7777783 7= 65 - 67 6 16.666674 6= 61 - 64 7 19.444445 5= 58 - 60 7 19.444446 4= 54 - 57 9 257 3= 50 - 53 1 2.7777788 2= 47 - 599 1= < 47 3 8.333333

Jumlah 36 100Table 5. PAN skala 9

Dari tiga puluh enam siswa dua orang mendapat skor 9, satu orang mendapat

skor 8, enam orang mendapat skor 7, tujuh orang mendapat skor 6, tujuh orang

anak mendapat skor 5, sembilan orang mendapat skor 4, satu orang mendapat

skor 3 dan satu orang mendapat skor 1.

Berdasarkan skor yang diperolah siswa apabila dirata-ratakan (59.55 %), tingkat

penguasaan siswa pada konversi skala 9 berada pada skor standar 6.

Skala 11

Berdasarkan penghitungan konversi skala 9 dari 36 orang siswa diperoleh data

sebagai berikut :

NO

.KRITERIA FREK %

1 10= >74 1 2.777778

2 9= 71 - 74 1 2.777778

3 8= 68 - 70 1 2.777778

4 7= 65 - 67 6 16.66667

5 6= 61 - 64 7 19.44444

6 5= 58 - 60 7 19.44444

7 4= 54 - 57 8 22.22222

8 3= 51 - 53 2 5.555556

19

Page 20: laporan evaluasi pembelajaran iseu

9 2= 47 - 50

10 1= 43 - 46 1 2.777778

11 0= < 43 2 5.555556

Jumlah 36 100

Table 6. PAN skala 11

Dari tiga puluh enam siswa satu orang mendapat skor 10, satu orang mendapat

skor 9, satu orang mendapat skor 8, enam orang mendapat skor 7, tujuh orang

anak mendapat skor 6, tujuh orang mendapat skor 5, delapan orang mendapat

skor 4, dua orang mendapat skor 3, satu orang mendapat skor 1, dan dua orang

berada di bawah skor 1.

Berdasarkan skor yang diperolah siswa apabila dirata-ratakan (59.55 %), tingkat

penguasaan siswa pada konversi skala 11 berada pada skor standar 6.

Skala 100

Berdasarkan perhitungan konversi skala 100 dengan menggunakan T score, skor

tertinggi yang diperoleh siswa adalah 72.11 dan skor terendanhnya 23.44. Rata-

rata skor yang diperoleh siswa berdasarkan skala 100 adalah 47.01. (Pada

lampiran Table 2. Penilaian Acuan Normal).

Z Skor

Berdasarkan perhitungan konversi pada Z Skor terdapat 20 orang siswa yang

memiliki Z skor positif, artinya berada di atas rataan kelas. 16 orang siswa

lainya memiliki nilai Z skor negative (di bawah rataan kelas). (Pada lampiran

Table 2. Penilaian Acuan Normal).

Penilaian Gabungan PAP dan PAN (Kombinasi)

20

Page 21: laporan evaluasi pembelajaran iseu

Skala kombinasi yang digunakan adalah Skala 5. Berdasarkan penghitungan

konversi skala 5 kombinasi, dari 36 orang siswa diperoleh data sebagai berikut :

NO. KRITERIA FREK %

1 A= > 71 1 2.777778

2 B= 61 - 71 15 41.66667

3 C= 49 - 60 17 47.22222

4 D= 37 - 48 3 8.333333

5 E= < 37

 Jumlah 36 100

Table 7. PAN skala 5

Dari tiga puluh enam siswa satu orang mendapat skor A, lima belas orang

mendapat skor B, tujuh belas orang mendapat skor C, dan tiga orang mendapat

skor D. Berdasarkan skor yang diperolah siswa apabila dirata-ratakan (59.55 %),

tingkat penguasaan siswa pada konversi skala 5 berada pada skor standar D. (pada

Lampiran 3. Tabel Kombinasi)

Pendekatan penilaian yang cocok digunakan untuk mengukur skor siswa (ujian

PKN) adalah Penilain Acuan Normal (PAN). Hal ini karena dengan nilai yang

diperoleh siswa reltif rendah. Selain itu denagn menggunakan PAN skor yang

diperoleh siswa lebih beragam. Apabila menggunakan pendekatan PAP skor yang

diperoleh siswa terpusat pada skor tertentu. Begitu pun jika menggunakan

Pendekatan Kombinasi.

C. Kualitas Tes

1. Tingkat Kesukaran

Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran diperoleh data sebagai berikut :

NO. TINGKAT KESUKARAN FREK %

1 Sukar 7 17.5

2 Sedang 16 40

21

Page 22: laporan evaluasi pembelajaran iseu

3 Mudah 17 42.5

 Jumlah 40 100

Table 8. Tingkat Kesukaran

Pendistribusian tingkat kesukaran pada soal berdasarkan tabel di atas kurang

proporsional. Terlihat dari proporsi pada tingkat sukar sebanyak 17.5 %, sedang

40 % dan mudah 42.5 %. Perbandingan antara soal mudah dan sedang hamper

sama.

Meskipun proporsi soal lebih banyak pada tingkat mudah dan sedang, nilai yang

diperoleh siswa dalam satu kelas relative kecil. Harus dilakukan diagnosis

untuk mengetahui penyebab rendahnya nilai siswa dalam kelas tersebut. Selain

itu semua butir soal harus diuji kembali secara validitas agar di ketahui tingkat

validitasnya (kesesuain dengan materi).

2. Daya Beda

Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran diperoleh data sebagai berikut :

NO. KRITERIA FREK %

1 Sangat Jelek 8 20

2 Jelek 22 55

3 Cukup 10 25

4 Baik

5 Baik Sekali

Jumlah 40 100

Table 9. Daya Beda

Berdasarkan tabel di atas, soal yang diujikan memiliki daya beda yang jelek

terlihat dari jumlah presentase soal jelek sebanyak 55%. Artinya soal yang

22

Page 23: laporan evaluasi pembelajaran iseu

dibuat tidak bisa membedakan kelompok siswa pandai (upper group) dan

kelompok siswa bodoh (lower group).

3. Validitas

Berdasarkan hasil pengujian tingkat kesukaran diperoleh data sebagai berikut :

NO. KRITERIA FREK %

1 Sangat Tinggi

2 Tinggi

3 Cukup

4 Rendah

5 Sangat Rendah 8 80

6 Tidak Valid 2 20

Jumlah 10 100

Table 10. Validitas Butir Soal

Berdasarkan tabel di atas, dari sepuluh butir soal 20 % butir soal tidak valid

dan 80 % butir soal memiliki validitas sangat rendah. Hal ini berdasarkan

hasil pengujian validitas butir soal dengan product moment angka kasar (pada

lampiran Table 6. Validitas Butir Soal).

Hasil analisis menunjukan bahwa sepuluh butir soal pertama berhubungan

dengan Bab.4 “Hubungan Dasar Negara dan Konstitusi” dan kesepuluh butir

soal tersebut sesuai dengan sub bab yang disajikan.

4. Reliabilitas Butir Soal

Hasil perhitungan dengan rumus product moment (pada lampiran Tabel 7.

Reliabilitas Butir Soal),diperoleh angka berikut :

rxy = -0.004612898. dilanjutkan dengan perhitungan reliabilitas r11 = -

0.00926855

23

Page 24: laporan evaluasi pembelajaran iseu

Hasil perhitungan (r11) minus (-) menunjukan bahwa butir soal tidak reliable.

Artinya butir soal tersebut tidak boleh digunakan untuk tes berikutnya.

24

Page 25: laporan evaluasi pembelajaran iseu

BAB IV

PENUTUP

A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas, simpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :

1. Pendekatan Penilain yang cocok untuk digunakan dalam menskor soal PKN

yang diujikan adalah dengan menggunakan Penilaian Acuan Normal (PAN).

2. Berdasarkan Kualitas tes :

- Tingkat kesukaran soal lebih banyak pada proporsi mudah dan sedang.

- Soal yang diujikan memiliki daya beda yang jelek.

- Dari sepuluh butir soal 80% soal memiliki validitas yang rendah dan 20 %

soal tidak valid.

- Dari sepuluh butir soal menunjukan bahwa soal tersebut tidak reliabel

(tidad layak digunakan untuk tes selanjutnya).

B. Saran

Dari simpulan di atas, maka saran yang dapat diberikan sebagi berikut :

1. Sebagai calon seorang guru harus terus berlatih membuat soal yang baik agar

memenuhi kriteria kualitas tes yang baik.

2. Terkait dengan soal PKN yang diujikan, harus didiagnosis kembali penyebab

rendahnya nilai siswa dalam kelas tersebut, baik kaitannya dengan materi

yang diujikan ataupun dengan pembelajaran yang diberikan.

25

Page 26: laporan evaluasi pembelajaran iseu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. PT Bumi Aksara.

Jakarta : 2009.

26