Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat
-
Upload
firda-aryanti-widyana -
Category
Documents
-
view
948 -
download
51
description
Transcript of Laporan Akhir Praktikum Analisis Obat
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
ANALISIS FARMASI
ANALISIS Piridoksin HCl DALAM SEDIAAN TABLET
MENGGUNAKAN INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETRI UV
DENGAN METODA INTERNAL STANDAR
Nama : Firda Aryanti Widyana
NPM : 260110100021
Kelompok : 5 (Lima)
Hari/Jam : Selasa/10.00-13.00
LABORATORIUM ANALISIS FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2013
ANALISIS Piridoksin HCl DALAM SEDIAAN TABLET
MENGGUNAKAN INSTRUMEN SPEKTROFOTOMETRI UV
DENGAN METODA INTERNAL STANDAR
I. Tujuan
Analisis kualitatif dan kuantitatif (zat aktif) dalam sediaan (sampel obat)
menggunakan instrumen Spektrofotometri UV.
II. Prinsip
1. Spektrofotometri UV
Jika suatu molekul dikenai suatu radiasi ultraviolet pada panjang
gelombang yang sesuai, maka molekul tersebut akan mengabsorpsi cahaya
uv yang mengakibatkan transisi elektronik yaitu promosi elektron-elektron
dari orbital keadaan dasar berenergi lemahke orbital keadaan tereksitasi
berenergi lebih tinggi. Panjang gelombang saat absorpsi yang terjadi
bergantung pada kekuatan elektron yang terikat dalam molekul.
2. Hukum Lambert-Beer
Menyatakan bahwa konsentrasi suatu zat berbanding lurus dengan jumlah
cahaya yang diabsorbsi, atau berbanding terbalik dengan logaritma cahaya
yang ditransmisikan.
A = a . b . c = log % = 2 – log %T
Dimana :
A = absorban
a = absorbtivitas
b = jalannya sinar pada larutan
c = konsentrasi larutan
%T= persen transmitan
3. Metode Standar Adisi (sesuai metode yang dipake)
Penjelasan cari sendiri
4. Kromatografi Cair Kinerja Tinggi
Pemisahan campuran senyawa pada kolom yang diisi dengan partikel kecil
(kurang dari 10 µm) melalui elusi dengan cairan dibawah tekanan tinggi.
Pemisahan terjadi akibat interaksi pemisahan spesifik antara molekul
sampel dengan fasa diam dan fasa gerak.
III. Reaksi
1. Reaksi FeCl3
Dengan FeCl3 , piridoksin bereaksi sebagai zat fenolik , FeCl3
memberikan tambahan gugus penarik electron kepada Piridoksin , sehingga
memberikan warna merah tua(merah kecokelatan) (Vandamme,1989).
IV. Teori Dasar
Bagian molekul yang mengabsorbsi dalam daerah UV/VIS dinyatakan
sebagai kromofor. Suatu molekul dapat mempunyai beberapa kromofor. Untuk
berbagai bahan farmasi, pengukuran spektrum dalam daerah UV dan visibel dapat
dilakukan dengan ketelitian dan kepekaan yang lebih baik daripada dalam daerah
IR-dekat dan IR. Panjang gelombang daerah spektrum UV adalah 190-380nm,
sedangkan spektrum visible adalah 380-780nm (Depkes RI, 1995).
Spektrofotometer yang sesuai untuk pengukuran di daerah spektrum
UV/VIS terdiri dari suatu sistem optik dengan kemampuan menghasilkan cahaya
monokromatik dalam jangkauan 200-800nm dan suatu alat yang sesuai untuk
menetapkan serapan(Satiadarma,2004).
Spektrum UV/VIS dari suatu zat umumnya tidak mempunyai derajat
spesifikasi yang tinggi. Walaupun demikian, spektrum tersebut sesuai untuk
pemeriksaan kuantitatif dan untuk berbagai zat spektrum tersebut bermanfaat
sebagai tambahan pada identifikasi. Penggunaan kualitatif sangat terbatas karena
rentang daerah radiasi yang relatif sempit (500 nm) hanya dapat mengakomodasi
sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan minimum, karena itu identifikasi
senyawa yang tidak diketahui tidak memungkinkan (Satiadarma, hal 89)
Alasan penggunaan Spektrofotomeri UV Adanya kromofor pada suatu struktur
kimia zat yang akan dianalisis, seperti :
1. Ikatanrangkap terkonjugasi
2. Senyawa aromatik
3. Gugus karbonil
4. Auksokrom
5. Gugus anorganik (Satiadarma,2004).
Prinsip Kerja Spektrofototri UV
Radiasi polikromatis dipancarkan dari sumber radiasi melewati
monokromator sehingga diperoleh radiasi monokromatis. Radiasi monokromatis
diteruskan ke kuvet yang berisi larutan/pelarut yang akan dianalisis. Radiasi
tersebut akan dipantulkan, diabsorbsi dan ditransmisikan. Jika Io adalah intensitas
radiasi yang dipancarkan; dan I adalah intensitas radiasi setelah melewati larutan;
maka Io-I adalah intensitas radiasi yang diabsorbsi oleh larutan. Nilai Absorban
(A) adalah sebagai berikut A = log Io/I
Menurut hukum Lambert-Beer A = a b C
Dimana: A = absorban
a = absorptivitas
b = lebar medium (cm)
C = konsentrasi senyawa yang menyerap radiasi
C AMolar = absorptivitas molar (L mol-
1cm-1)g/L a = absorptivitas (L g-1cm-1)% (b/v, g/100mL) A1% 1cm = absorptivitas jenis
(Satiadarma,2
004).
MONOGRAFI
1.Nama Resmi : PYRIDOXINI HYDROCHLORIDI COMPRESSI
Nama Lain : Tablet Piridoksin Hidroklorida
Tablet Piridoksin Hidroklorida mengandung Piridoksin Hidroklorida tidak
kurang dari 95% dan tidak lebih dari 115% , dari jumlah yang tertera pada
etiket (Depkes RI,1995).
2. Piridoksin HCl
(British Pharmacopoeia, 2009).
Nama Resmi : PYRIDIXINI HYDROCLORIDUM
Nama lain : Piridoksin Hidroklorida
RM /BM : C8H11NO3.HCl / 205,64
Pemerian : Hablur atau Serbuk hablur putih, atau hampir putih: stabil di
udara: secara perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
eter.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
Kegunaan : Sebagai sampel (Depkes RI , 1995).
3. Nama Resmi : THIAMINI HYDROCLORIDUM
2. Piridoksin HCl
(British Pharmacopoeia, 2009).
Nama Resmi : PYRIDIXINI HYDROCLORIDUM
Nama lain : Piridoksin Hidroklorida
RM /BM : C8H11NO3.HCl / 205,64
Pemerian : Hablur atau Serbuk hablur putih, atau hampir putih: stabil di
udara: secara perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
eter.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
Kegunaan : Sebagai sampel (Depkes RI , 1995).
3. Nama Resmi : THIAMINI HYDROCLORIDUM
2. Piridoksin HCl
(British Pharmacopoeia, 2009).
Nama Resmi : PYRIDIXINI HYDROCLORIDUM
Nama lain : Piridoksin Hidroklorida
RM /BM : C8H11NO3.HCl / 205,64
Pemerian : Hablur atau Serbuk hablur putih, atau hampir putih: stabil di
udara: secara perlahan-lahan dipengaruhi oleh cahaya matahari.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
eter.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
Kegunaan : Sebagai sampel (Depkes RI , 1995).
3. Nama Resmi : THIAMINI HYDROCLORIDUM
(British Pharmacopoeia, 2009).
Nama lain : Thiamin Hidroklorida
RM /BM : C12H17ClN4OS.HCl / 337,27
Pemerian : Hablur kecil atau Serbuk hablur putih, bau khas lemah
miripnragi; rasa pahit.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, sukar larut dalam etanol.
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan terlindung cahaya
Kegunaan : Sebagai internal standar (Depkes RI , 1995) .
B. KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI
1. DEFINISI
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) merupakan salah satu jenis kromatografi
kolom cair yang memiliki sistem pemisahan dengan kecepatan dan efisiensi tinggi
yang menerapkan kemampuan kemajuan teknologi kolom, sistem pompa
bertekanan tinggi dan detektor yang sensitive (FI IV, 1009).
Kromatografi ini terdiri dari fase diam yang terikat secara kimia pada penyangga,
fase gerak yang dialirkan cepat dengan bantuan tekanan tinggi dan hasil analisis
yang dapat dideteksi dengan instrumen. (Gritter,1991).
Pelarut pada fase gerak dapat menggunakan dua sistem yaitu sistem isokratik dan
sistem elusi gradien.
2. KEUNTUNGAN METODE KCKT antara lain :
Waktu analisis cepat, penentuan dapat dalam jumlah mikro, daya pemisahan
tinggi, dan ada eksipien yang mengganggu. Pada prinsipnya senyawa dapat
dipisahkan dengan metode KCKT jika senyawa tersebut dapat larut dalam pelarut
yang digunakan sebagai fase gerak. KCKT merupakan metode yang lebih baik
untuk cuplikan atau sampel yang jumlahnya sedikit. (Roth, Analisis Farmasi, hlm
431-432)
KCKT dapat dipakai untuk senyawa anorganik, yang sebagian besar tidak atsiri.
KCKT biasanya dilakukan pada suhu kamar. Jadi, senyawa yang tidak tahan
panas dapat ditangani dengan mudah. Satu keuntungan KCKT yang lain adalah
difusi linarut yang sangat lambat dalam zat cair dibandingkan difusi di dalam gas.
Kromatogram KCKT dapat dihentikan selama beberapa hari dan dijalankan lagi
tanpa terlihat pelebaran pita. Hal tersebut tidak dapat dilakukan pada
KG(Gritter,1991).
3. JENIS SENYAWA YANG DAPAT DIPISAHKAN SECARA KCKT
Jenis senyawa yang dapat dipisahkan secara KCKT adalah senyawa padat yang
larut dalam pelarutnya, cairan yang kurang atsiri, senyawa polimer dan berbobot
molekul tinggi, senyawa anorganik yang sebagian besar tidak atsiri, senyawa
berbobot molekul tinggi, senyawa ionik dan produk alam yang labil
(Gritter,1991).
4. PERBEDAAN KCKT DENGAN KROMATOGRAFI KOLOM KLASIK
Metode ini dapat dibedakan dari kromatografi kolom klasik oleh 4 sifat khas,
yaitu :
a. Menggunakan kolom pendek untuk mempersingkat waktu
b. Menggunakan kolom sempit dengan diameter yang kecil (1-3 mm) untuk
memungkinkan pemisahan dalam jumlah mikro.
c. Ukuran partikel bahan sorpsi dibawah 50 µm , hingga akan tercapai suatu
bilangan dasar teoritik yang tinggi.
d. Pelarut elusi dialirkan ke dalam kolom dengan tekanan untuk
mengkompensasikan tekanan arus di dalam kolom. ( Roth,1985).
Internal Standar
Pengertian
Suatu metode dimana internal standar ditambahkan ke dalam sampel dan respon
dari puncak spektrum analit sampel dibandingkan dengan internal standar.
Faktor rasio (FR)
Perbandingan antara respon absorbansi sampel dengan absorbansi standar pada
konsentrasi standar yang sama.
Dapat dilakukan jika:
• Sampel berupa senyawa kompleks
• Sampel memiliki respon instrumen sangat rendah
Syarat Internal Standar
• Sampel dan internal standar tidak saling memberikan respon pada panjang
gelombang maksimum masing- masing
• Tidak ada komponen internal standar dalam sampel
• Struktur internal standar memiliki kemiripan dengan struktur sampel
(Harmita , 2006).
V. Alat Bahan
A. Alat
1. Batang pengaduk gelas
2. Beaker glass
3. Botol semprot
4. Bulb Pipet
5. Corong gelas
6. Erlenmeyer
7. Gelas ukur
8. Indikator pH universal
9. Jangka sorong
10. Kertas saring
11. Kompor listrik
12. Kuvet kuarsa
13. Labu ukur 20 mL, 250 mL dan 1000 mL
14. Neraca analitis
15. Plat tetes
16. Perkamen
17. Pipet tetes
18. Pipet volume
19. Spatel
20. Spektrofotometer UV
B. Bahan
1. Aquades
2. Asam klorida (HCl) pekat
3. Reagen FeCl3
4. Tablet sampel piridoksin HCl
5. Thiamin HCl BPFI
C. Gambar Alat
Labu UkurPipet Gelaskertas saring
KuvetMortir dan StamperPipet Tetes
Bulb
Pipet Corong gelasNeraca Analitis
Spatel Spektrofotometer UV- Vis
VI. Prosedur
1. Uji Kualitatif
a. Uji Organoleptik
Tablet yang diduga mengandung piridoksin HCl terlebih dahulu diuji
kepastiannya, apakah tablet tersebut mengandung piridoksin HCl.
Salah satu uji pendahuluannya adalah uji organoleptik, uji ini melihat
keadaan secara fisik dari zat tersebut. Uji organoleptik meliputi uji
bentuk, warna, bau, kelarutan, rasa, dan diameter tablet
b. Uji FeCl3
Sejumlah serbuk tablet yang setara dengan 100 mg zat ditambal ml air
lalu dikocok , kemudian disaring kedalam tabung reaksi menggunakan
kertas saring wathman, dan filtrate diberi FeCl3
c. Uji pH
Sejumlah tablet piridoksin HCl digerus dan dilarutkan dalam aquadest
kemudian saring larutan dengan kertas saring (ekstraksi piridoksin
HCl), diukur pH filtrat menggunakan indikator universal.
d. Uji Keseragaman Bobot
Ditimbang bobot tablet masing masing tablet sebanyak 20 tablet. Rata
– rata bobot tablet dihitung dan ditentukan apakah memenuhi syarat.
e. Uji Keseragaman Ukuran
Diukur tebal tablet dan diameter masing masing tablet sebanyak 20
tablet. Rata – rata diameter dan tebal tablet dihitung dan ditentukan
apakah memenuhi syarat.
2. Uji Kuantitatif
Uji kuantitatif Tablet Piridoksin HCl dengan spektrofotometri UV- Vis
Metode Standar Internal
a. Pembuatan larutan stok standar internal Thiamin HCl (BPFI)100 ppm
Ditimbang sebanyak 2 mg Thiamin HCl, kemudian dimasukkan ke
dalam labu ukur 20 mL, dilarutkan dengan aquadest. Ditambahkan
5 mL asam klorida pekat, add dengan aquadest hingga tanda batas.
Lakukan pengenceran dengan konsentrasi 2 ppm, 4 ppm, 6 ppm, 8
ppm, dan 10 ppm. Ukur absorbansi pada panjang gelombang 246
nm dengan menggunakan spektrofotometri uv- vis. Pilih satu
konsentrasi yang memenuhi hukum Lambert Beer (absorbansi
diantara 0,2- 0,8).
b. Pembuatan larutan stok Piridoksin HCl (Sampel) 40 ppm
Ditimbang satu per satu tablet piridoksin HCl, hitung berat total
tablet tersebut. Hitung rata-rata bobot satu tablet. Kemudian
ditimbang seksama sebanding dengan kurang lebih 10 mg
piridoksin HClyaitu 0,1873 gram. Masukkan ke dalam beaker
glass, ditambahkan aquadest hingga serbuk piridoksin HCl larut.
Ditambahkan 5 mL asam klorida pekat, kocok add homogen.
Panaskan diatas waterbath hingga serbuk piridoksin HCl larut
sempurna, saring larutan dengan menggunakan kertas saring.Add
250 mL dengan aquadest. Larutan sampel siap digunakan. Lakukan
pengukuran absorbansi pada panjang gelombang 290 nmdengan
spektrofotometri uv- vis, amati absorbansi sampel yang terbentuk.
c. Preparasi sampel
Ditimbang sebanyak 20 tablet sampel kemudian dihitung
bobot rata-rata per satu tablet. Tablet yang telah ditimbang
kemudian diserbukan dengan cara digerus. Serbuk ditimbang setara
dengan 10 mg piridoksin HCl yaitu 0,1873 gram. Kemudian
dimasukkan dalam beaker glass dan dilarutkan dengan aquadest
hingga serbuk tablet larut. Asam klorida ditambahkan sebanyak 5
mL kemudian di add hingga 250 mL. Larutan dipanaskan diatas
waterbath hingga serbuk tablet larut sempurna. Larutan difiltrasi
dengan kertas saring kedalam labu ukur 1000 mL dan kemudian di
add hingga tanda batas.
d. Pengenceran
Dari larutan stok thiamin HCl BPFI dilakukan pengenceran
untuk scanning konsentrasi internal standar yang memiliki
absorbansi sekitar 0,2-0,8. Pengenceran dilakukan dengan
menggunakan V1.N1 = V2.N2
e. Kurva Baku Internal Standar
Kurva baku dibuat dengan cara membuat larutan piridoksin
HCl dengan berbagai variasi konsentrasi dari stok 40 ppm yang di
spike dengan 1,6 mL larutan internal standar thiamin HCl 100 ppm
sehingga diperoleh hasil akhir pengenceran 8 ppm.Labu
20 mL
V.thiamin
HCl 100 ppm
C.thiamin
akhir
V.piridoksin
HCl 40 ppm
C.piridoksin
akhir
1. 1,6 mL 8 ppm 4 mL 8 ppm
2. 1,6 mL 8 ppm 4,5 mL 9 ppm
3. 1,6 mL 8 ppm 5 mL 10 ppm
4. 1,6 mL 8 ppm 5,5 mL 11 ppm
5. 1,6 mL 8 ppm 6 mL 12 ppm
Masing-masing labu di add hingga tanda batas. Lalu di ukur
absorbansinya dengan spektrofotometri uv- vis pada panjang
gelombang 220-300 nm. Sumbu x merupakan faktor rasio dan
sumbu y merupakan konsentrasi larutan piridoksin HCl. Faktor
rasio diperoleh dengan rumus: ℎVII. Data Pengamatan
Nama Dagang: Vitamin B6
Tiap tablet mengandung 10 mg Piridoksin HCl
Produsen: PT. Bima Mitra Farma
Golongan Obat : Obat Bebas
1. Uji Organoleptik
Bentuk : Bulat bikonkav
Rasa : Tidak berasa
Bau : Tidak berbau
Warna : putih
Rata- rata diameter: 8,237 mm
Rata- rata tebal tablet: 3,607 mm
2. Uji FeCl3
Tabel 1 Reaksi FeCl3 Test
Parameter HasilPengamatan
HasilTeoritis
Sumber Keterangan
PerubahanWarna
Awal:OrangeAkhir:Merah tuakecoklatan
Awal:OrangeAkhir:Merah tua(merahkecoklatan)
(Vandamme,1989). Sesuai
Gambar hasil uji piridoksin dengan FeCl3Uji Mayer
3. Uji pH
Tabel Uji pH
Parameter HasilPengamatan
HasilTeoritis
Sumber Keterangan
Ph 3 3 (FI III, hal541,1979).
Sesuai
4. Data Keseragaman Bobot
Tabel 1.1 Bobot 20 Tablet
Berat Tablet ( g) Berat Tablet ( g)1. 0,1895 11. 0,18932. 0,1869 12. 0,18433. 0,1875 13.0,18774. 0,1874 14.0,18635. 0,1811 15. 0,18716. 0,1895 16. 0,18457. 0,1808 17. 0,1874
8. 0,1880 18. 0,18919. 0,1884 19. 0,188810. 0,1896 20. 0 , 1904
5. Data Keseragaman Ukuran
Tabel 1.2 . Diameter 20 tablet
Diameter tablet (mm) Diameter tablet (mm)1. 8,23 11. 8,252. 8,23 12. 8,233. 8,24 13. 8,254. 8,24 14. 8,245. 8,22 15. 8,236. 8,22 16. 8,217. 8,24 17. 8,238. 8,25 18. 8,249. 8,23 19. 8,2310. 8,26 20. 8,24
Tabel 1.3 . Tebal 20 tablet
Tebal tablet (mm) Tebal tablet (mm)1. 3,63 11. 3,642. 3,66 12. 3,603. 3,60 13. 3,664. 3,63 14. 3,635. 3,64 15. 3,636. 3,67 16. 3,667. 3,66 173,608. 3,60 18. 3,639. 3,63 19. 3,5710. 3,63 20. 3,68
6. Data Pemilihan Konsentrasi Internal Standar Thiamin HCl yang baik
No Thiamin HCl Absorbansi1 2 ppm -2 4 ppm -3 6 ppm -4 8 ppm 0,45 10 ppm 0,6
Maka dipilih Thiamin HCl 8ppm sebagai internal standar
7. Data Pembuatan Kurva Internal Standar
Labu
Piridoksin HCl Internal Standar ThiaminHCl
C(ppm)
λ(nm)
Absorbansi C(ppm)
λ(nm)
Absorbansi
1 8 290 0,3255 8 246 0,4707
2 9 290 0,3558 8 246 0,4597
3 10 290 0,4043 8 246 0,4680
4 11 290 0,4390 8 246 0,4713
5 12 290 0,4750 8 246 0,4782
UnknownSampel
290 0,4037 8 246 0,4869
VIII. Perhitungan
1. Uji Keseragaman Bobot
Tabel . Uji Keseragaman Bobot Tablet
Berat Tablet(g)
A B
1. 0,1895 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg2. 0,1869 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg3. 0,1875 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg4. 0,1874 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg5. 0,1811 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg6. 0,1895 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg7. 0,1808 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg8. 0,1880 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg9. 0,1884 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg10. 0,1896 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg11. 0,1893 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg12. 0,1843 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg13.0,1877 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg14.0,1863 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg15. 0,1871 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg16. 0,1845 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg
17. 0,1874 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg18. 0,1891 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg19. 0,1888 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg20. 0 , 1904 172,88 mg < x < 200,92 mg 158,87 mg < x < 214,935 mg
Rata – rata Bobot tablet = , = 0, 186965 g = 186,965 mg
Syarat Bobot:
A: tidak lebih dari 2 tablet yang melewati batas=
= (186,9 mg– (7,5% . 186,9 mg)) < x < (186,9 mg + (7,5% . 186,9 mg))
= 172,88 mg < x < 200,92 mg
B: tidak ada satupun tablet yang boleh melewati batas
= (186,9 mg– (15% . 186,9 mg)) < x < (186,9 mg + (15% . 186,9 mg))
= 158,87 mg < x < 214,935 mg
2. Uji Keseragaman Ukuran
Tabel 1.2 . Diameter 20 tablet
Diameter tablet (mm) Syarat1. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm2. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm3. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm4. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm5. 8,22 4,809 mm < x < 10,821 mm6. 8,22 4,809 mm < x < 10,821 mm7. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm8. 8,25 4,809 mm < x < 10,821 mm9. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm10. 8,26 4,809 mm < x < 10,821 mm11. 8,25 4,809 mm < x < 10,821 mm12. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm13. 8,25 4,809 mm < x < 10,821 mm14. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm15. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm16. 8,21 4,809 mm < x < 10,821 mm17. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm18. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mm19. 8,23 4,809 mm < x < 10,821 mm20. 8,24 4,809 mm < x < 10,821 mmRata – rata Diameter Tablet = , = 8,237 mm
Tabel 1.3 . Tebal 20 tablet
Tebal tablet (mm)1. 3,632. 3,663. 3,604. 3,635. 3,646. 3,677. 3,668. 3,609. 3,6310. 3,6311. 3,6412. 3,6013. 3,6614. 3,6315. 3,6316. 3,66173,6018. 3,6319. 3,5720. 3,68Rata – rata Tebal Tablet = , = 3,607 mm
Syarat :
Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 tebal tablet.
Diameter tablet=
= (1 1 3 . 3,607 mm)<x< (3 . 3,607 mm)
= 4,809 mm < x < 10,821 mm
3. Pembuatan larutan stock Thiamin HCl 100 ppm dalam 20 ml
100 ppm = 100µ = 2000µ 20 = 2 202 mg Thiamin HCl dilarutkan add 20 ml
4. Pembuatan larutan stock Piridoksin HCl 40 ppm dalam 250 ml
10 mg Piridoksin HCl ~ 186,9 mg serbuk tablet Piridoksin HCl
40 ppm = 40µ = 10000µ 250= 10 250=186,9 mg serbuk tablet Piridoksin HCl 250=187 mg serbuk tablet Piridoksin HCl 250187 mg serbuk tablet Piridoksin HCl dilarutkan add 250 ml
3. Pengenceran larutan stock Thiamin HCl bertingkat untuk Pemilihan
Konsentrasi Internal Standar Thiamin HCl yang baik
a. 2 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 20ml x 2 ppm
V1 = 0,4 ml add 20 ml
b. 4 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 20ml x 4 ppm
V1 = 0,8 ml add 20 ml
c. 6 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 20ml x 6 ppm
V1 = 1,2 ml add 20 ml
d. 8 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 20ml x 8 ppm
V1 = 1,6 ml add 20 ml
e. 10 ppm
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 20ml x 10 ppm
V1 = 2 ml add 20 ml
8. Pembuatan larutan Piridoksin HCl berbagai variasi konsentrasi dengan
Internal Standar Thiamin HCl untuk Kurva Internal Standar
a. Labu 1: 8 ppm Piridoksin HCl dan 8 ppm Thiamin HCl dalam 20 ml
1). Larutan Piridoksin =
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 40 ppm = 20ml x 8 ppm
V1 = 4 ml
2). Larutan Thiamin HCl =
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 20ml x 8 ppm
V1 = 1,6ml
dimasukkan dalam labu ukur 20ml diadd 20ml
b. Labu 2: 9 ppm Piridoksin HCl dan 8 ppm Thiamin HCl dalam 20 ml
1). Larutan Piridoksin =
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 40 ppm = 20ml x 9 ppm
V1 = 4,5 ml
2). Larutan Thiamin HCl =
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 20ml x 8 ppm
V1 = 1,6ml
dimasukkan dalam labu ukur 20ml diadd 20ml
c. Labu 3 : 10 ppm Piridoksin HCl dan 8 ppm Thiamin HCl dalam 20 ml
1). Larutan Piridoksin =
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 40 ppm = 20ml x 10 ppm
V1 = 5 ml
2). Larutan Thiamin HCl =
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 20ml x 8 ppm
V1 = 1,6ml
dimasukkan dalam labu ukur 20ml diadd 20ml
d. Labu 4 : 11 ppm Piridoksin HCl dan 8 ppm Thiamin HCl dalam 20 ml
1). Larutan Piridoksin =
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 40 ppm = 20ml x 11 ppm
V1 = 5,5 ml
2). Larutan Thiamin HCl =
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 20ml x 8 ppm
V1 = 1,6ml
dimasukkan dalam labu ukur 20ml diadd 20ml
e. Labu 5: 12 ppm Piridoksin HCl dan 8 ppm Thiamin HCl dalam 20 ml
1). Larutan Piridoksin =
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 40 ppm = 20ml x 12 ppm
V1 = 6 ml
2). Larutan Thiamin HCl =
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 20ml x 8 ppm
V1 = 1,6ml
dimasukkan dalam labu ukur 20ml diadd 20ml
9. Pembuatan larutan Piridoksin HCl konsentrasi tidak diketahui (unknown)
dengan Internal Standar Thiamin HCl untuk Kurva Internal Standar
Labu unknown sampel berisi : Piridoksin HCl unknown dan Thiamin HCl
8ppm
1). Larutan Piridoksin = 5 ml
2). Larutan Thiamin HCl =
V1 x N1 = V2 x N2
V1 x 100 ppm = 20ml x 8 ppm
V1 = 1,6ml
dimasukkan dalam labu ukur 20ml diadd 20ml
10. Perhitungan Kurva Internal Standar
Labu
Piridoksin HCl Internal Standar Thiamin
HCl
Faktor Rasio
APiridoksinHClAThiamin HClC
(ppm)
λ
(nm)
Absorbans
i
C
(ppm)
λ
(nm)
Absorbansi
1 8 290 0,6915 8 246 0,4707 0,6915
2 9 290 0,7740 8 246 0,4597 0,7740
3 10 290 0,8639 8 246 0,4680 0,8639
4 11 290 0,9315 8 246 0,4713 0,9315
5 12 290 0,9933 8 246 0,4782 0,9933
Unknown
Sampel
290 0,4037 8 246 0,4869 0,8291
Kurva Internal Standar Piridoksin HCl dengan Internal Standar Thiamin HCl
Persamaan Garis :
a = 0,07611
b = 0,08974
r = 0,997
y = ax + b
y = 0,07611 x + 0,08974
11. Perhitungan Konsentrasi Piridoksin HCl dan Kadar Piridoksin HCl dalam
tablet Piridoksin HCl
a. Konsentrasi Piridoksin HCl
y = ax + b
y = 0,07611 x + 0,08974
0,8291 = 0,07611 x + 0,08974
x = , ,,x = 9,71436 ppm
0
0.2
0.4
0.6
0.8
1
1.2
8 9 10 11 12Konsentrasi Piridoksin HCl
FR
Konsentrasi Piridoksin HCl adalah 9,71436 ppm
b. Kadar Kadar Piridoksin HCl dalam tablet Piridoksin HCl
Konsentrasi Piridoksin HCl = 9,71436 ppm
9,71436 ppm = 9,71436µ
9,71436µ x factor pengenceran
9,71436µ x =38 , 8574 µ
38 , 8574 µ x 250 ml = 97,14 µ 250 = 9,714 2501tablet ~ 187 mg serbuk tablet ~10 mg zat aktif Piridoksin HCl
, ~ , ~ ,, x 100 %= 97,14%.
Kadar Piridoksin HCl dalam 1tablet Piridoksin HCl
, x 100 %= 97,14%
IX. Pembahasan
Pada praktikum kali ini yang bertujuan menganalisis kualitatif dan
kuantitatif sediaan Tablet Piridoksin HCl . Untuk mengetahui kepastian bahwa
zat aktif yang terkandung dalam tablet adalah piridoksin HCl maka terlebih
dahulu dilakukan uji kualitatif. Adapun uji kualitatif yang dilakukan adalah uji
organoleptik, uji pH, uji reaksi warna dengan FeCl3, keseragaman bobot, dan
keseragaman ukuran meliputi diameter dan tebal tablet. Dan untuk menganalisis
kuantitatif menggunakan instrumen Spektrofotometri UV, merupakan suatu
analisis untuk mengetahui kepastian suatu tablet mengandung zat aktif piridoksin
HCl serta mengetahui kadar dari piridoksin HCl dalam sediaan tablet tersebut.
Untuk uji kuantitatif, dilakukan dahulu uji organoleptik dari tablet dengan
mengamati dan merasakan secara fisiologi menggunakan indera penglihatan,
penciuman, dan perasa. Didapatkan hasil dari uji organoleptik adalah bentuk
tablet bulat bikonkav, tidak berasa, berwarna putih, tidak memiliki bau, dengan
diameter 8,237 mm dan tebal tablet 3,607 mm. Menurut farmakope Indonesia,
diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari 1 1/3 tebal tablet,
pada pemeriksaan didapat bahwa diameter tablet berada pada rentang 4,809 mm
< x < 10,821 mm. Berdasarkan hasil pengukuran diameter dan tebal tablet
piridoksin HCl bahwa syarat dari farmakope Indonesia untuk diameter dan tebal
tablet terpenuhi.
Selanjutnya adalah uji pH dari tablet piridoksin HCl, terlebih dahulu
dilakukan ekstraksi terhadap zat aktif dari tablet, yaitu mengambil zat aktif
piridokzin HCl dari tablet karena komposisi dari tablet bukan hanya zat aktif saja
tetapi terdapat komponen penyusun lainnya (zat tambahan). Ekstraksi dilakukan
dengan cara melarutkan sebagian serbuk piridoksin HCl (tablet yang telah
digerus) dengan pelarut yang sesuai, yaitu aquadest, lalu disaring dengan kertas
saring guna mengambil filtrat bening. Masukkan kertas pH universal ke dalam
filtrat bening tadi, lalu amati atau tentukan pH dari piridoksin HCl dan
didapatkan pH dari piridoksin HCl adalah 3. Hal ini sesuai dengan nilai pH yang
tercantum pada Farmakope Indonesia.
Untuk uji kualitatif selanjutnya adalah reaksi warna dengan menggunakan
reagen FeCl3.Adapun prosedur yang dilakukan adalah ditimbang sejumlah serbuk
tablet yang setara dengan 100 mg zat (serbuk tablet yang ditimbang adalah
1872,9 mg), lalu di larutkan dengan 5 mL aquadest, kocok hingga serbuk larut
dan homogen. Saring ke dalam plat tetes, ke dalam filtrat ditambahkan 2- 3 tetes
pereaksi besi (III) klorida. Amati perubahan warna yang terjadi pada larutan.Jika
hasil positif maka menghasilkan warna jingga sampai merah tua. (Depkes
RI,1995). Hasil percobaan didapat perubahan warna dari orange (warna larutan
FeCl3) menjadi warna merah tua kecokelatan . Reasi yang terjadi adalah
piridoksin bereaksi sebagai zat fenolik dengan FeCl3, FeCl3 memberikan
tambahan gugus penarik electron kepada Piridoksin , sehingga memberikan
warna merah tua(merah kecokelatan) (Vandamme,1989). Hasil menunjukkan
bahwa zat yang terkandung dalam tablet adalah benar Piridoksin HCl.
Selanjutnya untuk uji keseragaman bobot dan ukuran, dilakukan prosedur
sebagai berikut untuk keseragaman bobot Ditimbang satu per satu tablet sampel
sebanyak 20 tablet dengan bantuan neraca analitis, didapatkan berat total 20
tablet. Hitung berat rata- rata tablet.Didapatkan hasil rata- rata dari tablet
piridoksin HCl adalah 0,1869 gram, pada hasil pemeriksaan didapat tidak ada
satu tablet pun yang berada di luar rentang A: 172,88 mg < x < 200,92 mg
maupun rentang B: 158,87 mg < x < 214,935 mg. Sesuai pada Farmakope IV ,
maka tablet memenuhi syarat .
Selanjutnya dilakukan uji kuantitatif penentuan kadar Piridoksin HCl
dengan cara spektrofotometri UV . Tablet Piridoksin HCl tidak dilakukan dengan
metode KCKT karena dilihat dari sifat sampel yang tidak kompleks maka cukup
digunakan menggunakan spektrofotometri UV saja, Piridoksin HCl memiliki
λmaksimal pada 290nm sedangan internal standarnya yaitu Thiamin HCl memiliki
λmaksimal pada 246nm . Pertama , dilakukan pembuatan larutan stok Piridoksin
HCl 40ppm dalam 250ml dari sampel Tablet Piridoksin HCl ,Serbuk tablet
dilakukan proses ekstraksi zat aktif terlebih dahulu agar seluruh zat aktif
diharapkan terambil dan masuk kedalam proses analisis, dilarutkan 187 mg
sampel sebuk tablet Piridoksin HCl yang setara dengan 10 mg Piridoksin HCl
dalam HCl P (37%) 5 ml pada beaker glass , dan ditambah 100ml aquadest
kemudian dipanaskan pada waterbath hingga panas , perlakuan ini bertujuan untuk
menambah kelarutan zat aktif Piridoksin HCl dalam pelarutnya yaitu air, setelah
panas larutan didiamkan hingga dingin , kemudian disaring dengan kertas saring
wathman kedalam labu ukur 250 ml , lalu add dengan aquadest add 250ml .
Kemudian dilakukan pembuatan larutan stok standar Thiamin HCl BPFI 100ppm
dalam 20ml,dilarutkan 2 mg standar Thiamin HCl BPFI dalam 5 ml HCl P
(37%) dalam labu ukur 20ml , lalu add dengan aquadest add 20ml , perlakuan
pelarutan zat dengan pelarut yang sama dengan pelarut yang digunakan untuk
melarutkan Piridoksin HCl , karena untuk standar internal , perlakuan antara
sampel dan larutan internal standar harus sama.
Dari larutan stok thiamin HCl BPFI dilakukan pengenceran untuk
scanning konsentrasi internal standar yang memiliki absorbansi sekitar 0,2-0,8.
Pengenceran dilakukan dengan menggunakan V1.N1 = V2.N2. Hasil absorbansi
yang memenuhi 0,2 – 0,8 adalah absorbansi thiamin HCl BPFI 8 ppm dan 10 ppm
, sehingga dipilihlan thiamin HCl BPFI 8 ppm sebagai konsentrasi internal standar
ttap yang akan dipakai saat pembuatan kurva internal standar.
Kurva baku dibuat dengan cara membuat larutan piridoksin HCl dengan
berbagai variasi konsentrasi dari stok 40 ppm yang di spike dengan 1,6 mL larutan
internal standar thiamin HCl 100 ppm sehingga diperoleh hasil akhir pengenceran
8 ppm.Labu
20 mLV.
thiamin HCl100 ppm
C.thiamin akhir
V.piridoksin HCl40 ppm
C.Piridoksinakhir
1. 1,6 mL 8 ppm 4 mL 8ppm
2. 1,6 mL 8 ppm 4,5 mL 9ppm
3. 1,6 mL 8 ppm 5 mL 10ppm
4. 1,6 mL 8 ppm 5,5 mL 11ppm
5. 1,6 mL 8 ppm 6 mL 12ppm
Masing-masing labu di add hingga tanda batas. Lalu di ukur absorbansinya
dengan spektrofotometri uv- vis pada panjang gelombang 220-300 nm. Sumbu x
merupakan faktor rasio dan sumbu y merupakan konsentrasi larutan piridoksin
HCl. Faktor rasio diperoleh dengan rumus: ℎMetode standar internal biasanya dilakukan untuk sampel yang terlalu
kompleks , atau karena respon instrument yang kurang baik. Namun pada kasus
ini , digunakan metode internal standar karena tidak tersedianya baku Sampel ,
yaitu baku Piridoksin HCl , sehingga Baku diganti menjadi Thiamin HCl .
Pemilihan Thiamin HCl sebagai standar Piridoksin HCl , karena Thiamin HCl
memiliki fisik , struktur dan molekul yang sama dengan sampel Piridoksin HCl .
Terdapat perbedaan panjang gelombang absobsi maksimal antara Piridoksin HCl
dan Thiamin HCl, yaitu 246nm untuk Thiamin HCl dan 290nm untuk Piridoksin
HCl , pada spectrum hasil running pada spektrofotometer UV , terlihat bahwa
spectrum tidak saling bertumpuk , atau dapat dikatakan bahwa terdapat dua peak
yang saling berdiri sendiri tanpa saling tumpang tindih , atau dapat dikatakan
bahwa Piridoksin HCl tidak memberikan serapan pada panjang gelombang
absorbansi maksimal milik Thiamin HCl , dan Thiamin HCl tidak memberikan
serapan pada panjang gelombang absorbansi maksimal milik Piridoksin HCl.
Sehingga perhitungan dapat dilakukan dengan melihat Absorbansi pada panjang
gelombang absorbansi maksimal Thiamin HCl di 246nm dan Absorbansi pada
panjang gelombang absorbansi maksimal Piridoksin HCl pada 290nm, kemudian
dibuat rasio Absorbansi sampel(Piridoksin HCl) dibanding Absorbansi
Standar(Thiamin HCl) , didapat persamaan garis y = 0,07611 x + 0,08974 dengan
r = 0,997 , r = 0,997 merupakan regresi linier yang baik dan menyatakan bahwa
persamaan garis yang didapat memnuhi linieritas.
Setelah dibuat kurva baku dengan persamaan garis linier , absorbansi
Unknown sampel sebagai y dimasukkan ke persamaan garis y = 0,07611 x +
0,08974 , dimana y = Absorbansi = 0,8291
y = ax + b
y = 0,07611 x + 0,08974
0,8291 = 0,07611 x + 0,08974
x = , ,,x = 9,71436 ppm
Maka Konsentrasi Piridoksin HCl adalah 9,71436 ppm
Kada Piridoksin HCl didapat dengan cara
9,71436 ppm = 9,71436µ
9,71436µ x factor pengenceran
9,71436µ x =38 , 8574 µ
38 , 8574 µ x 250 ml = 97,14 µ 250 = 9,714 2501tablet ~ 187 mg serbuk tablet ~10 mg zat aktif Piridoksin HCl
, ~ , ~ ,, x 100 %= 97,14%.
Maka Kadar Piridoksin HCl dalam 1tablet Piridoksin HCl 97,14%.
Kadar Piridoksin HCl dalam 1tablet Piridoksin HCl ini memenuhi syarat
pada farmakope bahwa Tablet Piridoksin Hidroklorida mengandung Piridoksin
Hidroklorida tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 115% , dari jumlah yang
tertera pada etiket (Depkes RI,1995), sehingga Tablet Piridoksin HCl degan
nama dagang Vitamin B6 (Tiap tablet mengandung 10 mg Piridoksin HCl yang
tertera pada etiket) produksi PT. Bima Mitra Farma memenuhi standar syarat
Farmakope Indonesia IV.
X. Kesimpulan
1. Analisis Kualitatif pada sediaan Tablet Piridoksin HCl degan nama dagang
Vitamin B6 produksi PT. Bima Mitra Farma dinyatakan benar
mengandung Piridoksin HCl dan memenuhi syarat kualifikasi tablet sesuai
dengan metode analisis kualitatif tablet Pirdoksin HCl yang tertera pada
Farmakope Indonesia IV
2. Analisis Kuantitatif pada sediaan Tablet Piridoksin HCl degan nama
dagang Vitamin B6 produksi PT. Bima Mitra Farma dinyatakan
mengandung Piridoksin HCl dengan kadar 97,14% dan memenuhi syarat
bahwa Tablet Piridoksin Hidroklorida mengandung Piridoksin
Hidroklorida tidak kurang dari 95% dan tidak lebih dari 115% , dari
jumlah yang tertera pada etiket )sesuai dengan metode analisis kualitatif
tablet Pirdoksin HCl yang tertera pada Farmakope Indonesia IV.