lapak alkohol, fenol, dan asam karboksilat
-
Upload
meta-zahro-kurnia -
Category
Documents
-
view
349 -
download
11
description
Transcript of lapak alkohol, fenol, dan asam karboksilat
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM ANALISIS FISIKOKIMIA
IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKOHOL, FENOL, DAN ASAM KARBOKSILAT
Disusun Oleh:
Meta Zahro Kurnia
NPM: 260110120064
LABORATORIUM ANALISIS FISIKOKIMIA
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
2014
IDENTIFIKASI SENYAWA GOLONGAN ALKOHOL, FENOL,
DAN ASAM KARBOKSILAT
I. TUJUAN
Mengetahui cara identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol,
dan asam karboksilat.
II. PRINSIP
1. Esterifikasi
Terbentuk ester jika suatu alkohol ditambahkan asam
karboksilat yang dapat diamati dari aromanya
2. Reaksi Pembentukan Kompleks
Fenol yang direaksikan FeCl3 atau pereaksi lainnya akan
membentuk suatu kompleks yang dapat mengubah warna
larutan.
3. Reaksi Kristal
Suatu asam karboksilat dapat mengalami sublimasi jika
dipanaskan sehingga dapat diamati bentuk kristalnya di
bawah mikroskop.
III. DATA PENGAMATAN DAN HASIL
No. Perlakuan Hasil
1. Identifikasi Alkohol
a. Etanol Ketika etanol dan asam
No. Perlakuan Hasil
Esterifikasi- 1 ml etanol dimasukkan
ke dalam tabung reaksi lalu ditambahkan asam salisilat.
- Asam sulfat pekat ditambahkan ke dalam tabung reaksi secar perlahan-lahan sebanyak 2 tetes.
- Mulut tabung reaksi ditutup dengan kapas dan dipanaskan di penangas air selama beberapa menit, aroma pada penutup kertas diamati.
Iodoform- Etanol dimasukkan ke
dalam tabung reaksi lalu ditambahkan I2.
- Ditambahkan NaOH.- Perubahan diamati.
K2Cr2O7
- Beberapa etanol dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian di tambahkan larutan
salisilat direaksikan tidak ada perubahan namun ketikan ditambahkan H2SO4 larutan menjadi aga keruh dan ketika dipanaskan terdapat aroma seperti balsem.
Setelah etanol ditamabahkan dengan NaOH tidak terjadi perubahan warna larutan. Ketika ditambahkan NaOH, larutan menjadi bening sedikit kuning.
Etanol direaksikan dengan larutan K2Cr2O7 terbentuk larutan berwarna kuning. Kemudian ditambahkan
No. Perlakuan Hasil
jenuh K2Cr2O7.- Perubahan diamati.
H2SO4 terjadi perubahan warna menjadi biru.
b. GliserinCuSO4 + NaOH
- Larutan gliserin dicampurkan dengan beberapa tetes CuSO4
kemudian dibasakan dengan NaOH.
- Perubahan diamati.
Dikisatkan- Gliserin dikisatkan di
atas penangas air.- Perubahan diamati.
Saat gliserin ditambahkan CuSO4 larutan tetap bening dan larutan sedikit encer dan ketika ditambahkan NaOH larutan berubah menjadi biru muda.
Gliserin menjadi sedikit encer.
No. Perlakuan Hasil
c. MentolOrganoleptik
- Mentol diletakkan di atas pelat tetes kemudian diamati aromanya.
H2SO4 + Vanilin- Mentol diletakkan di
atas pelat tetes kemudian ditambahkan H2SO4 dan Vanilin lalu diamati perubahan yang terjadi.
Mentol berbentuk kristal, aromanya pedas seperti peppermint.
Mentol tidak beraksi dengan H2SO4 dan vanilin
2. Identifikasi Fenol
a. FenolFeCl3
- Sampel diletakkan di atas pelat tetes.
- Ditambahkan beberapa tetes FeCl3 lalu diamati perubahannya.
Terbentuk 2 fase yaitu larutan berwarna ungu kehitaman pada bagian dalam dan bening pada bagian luar.
No. Perlakuan Hasil
p-DAB- Sampel dilarutkan di dalam aquadest.
- Ditambahkan beberapa tetes p-DAB lalu diamati perubahannya.
H2SO4 + Natrium Nitrit- Sampel diletakkan di atas pelast tetes.
- Ditambahkan natrium nitrit sebanyak ujung spatel kemudian ditambahkan H2SO4 lalu diamati perubahan yang terjadi.
Terbentuk 2 fase yaitu larutan berwarna pink oranye pada baian dalam dan bening pada bagian luar.
Sampel ketika ditambahkan dengan natrium nitrit terbentuk larutan berwarna oranye muda, kemudian setelah ditambahkan H2SO4
larutan berubah berwarna coklat, sampel meledak-ledak, menghasilkan gas berwarna coklat yang
No. Perlakuan Hasil
K2Cr2O7
- Sampel diletakkan di atas pelat tetes.
- Ditambahkan beberapa tetes K2Cr2O7 dan diamati perubahannya.
cukup banyak dan aromanya seperti kaporit.
Terbentuk 2 fase yaitu larutan orange di dalam dan bening pada bagian luar.
b. NipaginFeCl3
- Sampel dilarutkan dengan aquadest di dalam tabung reaksi lalu dipanaskan kemudian didinginkan.
- Ditambahkan beberpa tetes FeCl3 lalu diamati perubahannya.
Nipagin sedikit larut ketika dilarutkan dalam aquadest namun ketika dipanaskan, nipagin larut sempurna. ketika ditambahkan FeCl3
larutan berubah warna dari bening menjadi
No. Perlakuan Hasil
HNO3
- Sampel diletakan di pelat tetes di ruang asam.
- Sampel ditambahkan beberapa tetes HNO3
pekat lalu diamati perubahannya.
ungu anggur.
Larutan menjadi oranye
c. Resorsinolp-DAB
- sampel dilarutkan dalam aquadest di pelat tetes.
- Ditambahkan preaksi p-DAB lalu diamati perubahan yang terjadi.
FeCl3- Sampel dilarutkan
dalam aquadest di pelat tetes.
- Ditambahkan beberapa tetes larutan FeCl3 lalu
Terjadi perubahan warna larutan dari bening kecoklatan menjadi bening sedikit pink.
Terjadi perubahan warna larutan dari bening kecoklatan menjadi ungu kehitaman.
No. Perlakuan Hasil
diamati perubahan yang terjadi.
H2SO4 + Natrium Nitrit- Sampel diletakkan di
atas pelat tetes.- Ditambahkan natrium
nitrit sebanyak ujung spatel kemudian ditambahkan H2SO4 lalu diamati perubahan yang terjadi.
Ag(NH3)NO3
- Sampel dilarutkan dengan aquadest di dalam tabung reaksi.
- Ditambahkan larutan Perak Nitrat Amoniakal lalu diamati perubahan yang terjadi.
Terjadi perubahan warna larutan dari bening kecoklatan menjadi coklat disertai dengan ledakan-ledakan dan asap berwarna coklat.
Terjadi perubahan warna larutan dari bening kecoklatan menjadi hitam.
No. Perlakuan Hasil
3. Identifikasi Asam Karboksilat
a. Asam TartratAsam tartat + CuSO4 +
NaOH- Sampel dilarutkan
dengan aquadest di dalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan larutan tembaga (II) sulfat.
- Dibasahkan dengan natrium hidroksida lalu diamati perubahan yang terjadi.
Sublimasi - Sampel diletakkan di dalam ring sublimsi di atas kaca objek, kemudian di atas rin di tutup oleh kaca obhke lain dan diatasnya diberi
Ketika asam tartat reaksikan dena CuSO4
dan tembaga (II) sulfat terbentuk larutan bening kebiruan. Ketika dibasakan dengan NaOH warna larutan berubah menjadi biru muda.
No. Perlakuan Hasil
kapas basah. Kemudian dipanasakan di atas kawat kasa dengan nyala api spirtus lalu amati bentuk kristal menggunakan mikroskop.
b. Asam SitratSampel diletakkan di
dalam ring sublimsi di atas kaca objek, kemudian di atas rin di tutup oleh kaca obhke lain dan diatasnya diberi kapas basah. Kemudian dipanasakan di atas kawat kasa dengan nyala api spirtus lalu amati bentuk kristal menggunakan mikroskop.
c. Asam BenzoatH2SO4
- Sampel dipanaskan dengan asam sulfat di dalam tabung reaksi lalu diamati perubahan yang terjadi.
Sublimasi - Sampel diletakkan di dalam ring sublimsi di atas kaca objek,
Terbentuk endapan putih pada dinding tabung reaksi.
No. Perlakuan Hasil
kemudian di atas rin di tutup oleh kaca obhke lain dan diatasnya diberi kapas basah. Kemudian dipanasakan di atas kawat kasa dengan nyala api spirtus lalu amati bentuk kristal menggunakan mikroskop.
IV. REAKSI
1. Golongan alkohol
a. Etanol
- Esterifikasi
- Iodoform
- Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
b. Gliserin
c. Mentol
2. Fenol
a. Fenol
- Ferri Klorida (FeCl3)
- Liebermann
- Kalium Dikromat (K2Cr2O7)
b. Nipagin- Ferri Klorida (FeCl3)
- Asam Nitrat Pekat (HNO3)
c. Resorsinol- Ferri Klorida (FeCl3)
(Clark, 2002).
3. Asam Karboksilata. Asam tartat
(Svehla, 1985). b. Asam Benzoat
3C6H5COOH + FeCl3 → Fe(C6H5COOH)3 + 3HCl (Svehla, 1985).
V. PEMBAHASAN
Praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai
identifikasi senyawa golongan alkohol, fenol, dan asam
karboksilat. Praktikum ini dilakukan berdasarkan prinsip
esterifikasi, pembentukan kompleks, dan reaksi pembentukan
kristal. Esterifikasi adalah reaksi terbentuknya ester dari
alkohol yang direaksikan dengan asam karboksilat dan
aromanya dapat diamati. Esterifikasi merupakan prinsip
dasar dari identifikasi senyawa alkohol. Reaksi pembentukan
kompleks adalah reaksi yang membentuk kompleks suatu
kompleks yang sehingga dapat teridentifikasi dengan adanya
perubahan warna dari larutan. Reaksi pembentukan komplek
adalah prinsip dasar dari identifikasi senyawa fenol. Reaksi
pembentukan kristal adalah reaksi yang menyebabkan asam
membentuk kristal dengan proses sublimasi. Reaski
pembentukan kristal adalah prinsip dasar dari identifikasi
senyawa asam karboksilat dimana kristal yang terbentuk
akan diamati pada mikroskop dan akan dibandingkan dengan
literatur.
Sebelum percobaan dilakukan, alat dan bahan yang
akan digunakan disiapkan. Alat yang digunakan dicuci bersih
terlebih dahulu agar tidak menggangu hasil dari percobaan.
Pada identifikasi etanol digunakan 3 sampel yaitu
etanol, gliserin, dan metol. Alkohol adalah senyawa yang
memiliki satu atau lebih gugus hidroksi yang berikatan pada
rantai alifatik. Pada sampel etanol, reaksi yang dilakukan
adalah reaksi esterifikasi, iodoform, dan reaksi penambahan
kalium dikromat (K2Cr2O7).
Pada reaksi identifikasi etanol dengan reaksi
esterifikasi hal pertama yang dilakukan adalah
menambahkan etanol ke dalam tabung reaksi kemudian
ditambahkan asam salisilat dimana dari hasil penambahan ini
terbentuk larutan bening. Kemudian ditambahkan H2SO4
melalui dinding tabung yang dilakukan di ruang asam.
Larutan berubah menjadi sedikit keruh. Asam sulfat pekat
berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi dimana
reaksi esterifikasi cenderung berjalan lambat. Asam sulfat
akan mendonorkan H+ dan bereaksi dengan reaktan namun
bersifat reversibel setelah reaksi berjalan sempurna. Reaksi
esterifikasi bersifat reversibel makan asam sulfat pekat juga
berfungsi sebagai penghidrasi yang dapat menarik air untuk
mendorong reaksi ke arah kanan (produk). Kemudian tabung
reaksi ditutup dengan kapas kemudian tabung reaksi
dipanaskan di atas penangas air. Pemanasan disini bertujuan
untuk mempercepat proses esterifikasi karena terjadi
tumbukan partikel antar molekul yang ada dalam larutan
sehingga dapat mempercepat reaksi. Fungsi penutupan
tabung reaksi dengan kapas adalah supaya uap yang
dihasilkan dari larutan yang dipanaskan terjebak di kapas
sehingga aroma dari hasil reaksi dapat diamati. Setelah
pemanasan, aroma yang terjerap pada kapas diamati. Aroma
yang dihasilkan dari reaksi tersebut adalah aroma balsam
dimana aroma tersebut berasal dari etil salisilat yang
terbentuk. Pada reaksi identifikasi etanol dengan dilaukan
reaksi iodoform, pertama-tama tabung reaksi yang sudah
berisikan etanol ditambahkan reagen NaOH yang tidak
menyebabkan perubahan warna. Kemudian ditambahkan I2,
warna larutan menjadi bening sedikit kekuningan. Pada reaksi
iodoform akan diperoleh iodoform (endapan kuning). Endapan
kuning ini menunjukan bahwa adanya alkohol monovalen
sekunder. Etanol merupakan alkohol primer sehingga pada
reaksi iodoform tidak diperoleh endapan kuning (iodoform).
Pada reaksi identifikasi etanol dengan penambahan kalium
dikromat, pertama-tama tabung reaksi yang sudah berisikan
etanol ditambahkan dengan larutan kalium dikromat jenuh
yang menyebabkan terjadi perubahan warna pada larutan di
dalam tabung rekasi yaitu dari warna bening menjadi kuning.
Kemudian ditambahkan beberapa tetes asam sulfat (H2SO4) di
ruang asam kemudian terjadi perubahan warna dari oranye
menjadi biru. Kalium dikromat merupakan oksidator kuat
yang dapat mengoksidasi alkohol primer dan alkohol
sekunder dimana etanol merupakan alkohol primer. Alkohol
primer dan sekunder akan bereaksi positif dengan kalium
dikromat dan terjadi reaksi oksidasi dimana alkohol primer di
oksidasi menjadi aldehida. Perubahan warna menjadi biru ini
menunjukan adanya proses oksidasi dari etanol. Kalium
dikromat berkerja sebagai oksidator dimana dia akan
mengalami reduksi dari Cr2O7-2 menjadi Cr+3. Fungsi dari
penambahan dari asam sulfat adalah sebagai katalisator
dimana dia akan mempercepat proses oksidasi dari etanol
yaitu dengan cara mencegah terjadinya hidrolisis produk
reaksi atau mencegah terjadinya reaksi berjalan ke sebelah
kiri.
Pada sampel gliserin, reaksi yang dilakukan dengan
mereaksikannya dengan CuSO4 dan NaOH. Pertama-tama
gliserin didalam tabung reaksi ditambahkan beberpa tetes
CuSO4 dimana tidak terjadi perubahan larutan tetap bening
kemudian ketika ditambahkan NaOH larutan menjadi
berwana biru muda.Pengujian gliserin selanjutnya adalah
dengan mengambil gliserin ke atas kaca aroloji, kemudian
dikisatkan di atas penangas air. Setelah beberapa saat,
gliserin menjadi lebih cair. Hal ini disebabkan karena strutktur
gliserin menjadi tidak stabil karena adanya kenaikan panas
sehingga terjadi perubahan viskosita dimana awalnya kental
menjadi agak encer.
Pada sampel mentol dilakukan uji organoleptik dan
mentol direaksikan dengan asam sulfat dan vanilin. Pada
pengujian organoleptik, mentol beraroma pepermint. Pada
percobaan selanjutnya mentol direkasikan dengan asam
sulfat dan vanilin namun tidak terbentuk reaksi dengna
vanilin sulfat, hal ini bisa disebabkan karena kurang baiknya
pembatan fanilin sulfat sehingga tidak terjadi reaksi dengan
metol. Seharusnya mentol dan vanilin sulfat membentuk
suatu senyawa yang dihubungkan dengan ikatan jembatan O,
yang memberikan warna spesifik berwarna merah (Svehla,
1985).
Pada identifikasi golongan selanjutnya yaitu fenol
dilakukan 3 sampel yaitu fenol, nipagin , dan resorsinol.
Prinsip dari reaksi pendahuluan untuk golongan ini adalah
pembentukan kompleks berwarna dengan FeCl3,
pembentukan kompleks berwarna dengan pereaksi Marquis,
dan pengkopelan dengan reagensia diazotasi. Pembentukan
senyawa kompleks dengan FeCl3 dan pereaksi Marquis
terjadi karena adanya pembentukan senyawa komples yang
terbentuk. Senyawa kompleks ini menghasilkan suatu warna
yang dapat diidentifikasi. Untuk pengkopelan dengan reagen
diazotasi perlu dilakukan sehingga terbentuk warna-warna
yang khas untuk setiap sampel uji terhadap setiap reagen
yang digunakan.
Pada sampel fenol dilakukan 4 reakasi yaitu reaksi
dengan penambahan larutan FeCl3, p-DAB , Lieberman dan
kalium dikormat. Pertama-tama dilakukan pengujian dengan
penambahan larutan FeCl3. Pertama-tama sampel yang
berada diatas pelat tetes diteteskan larutan FeCl3 kemudian
diamati perubahnnya. Perubaan yang terjadi adalah
terbentuk larutan berwarna ungu kehitaman yaitu senyawa
kompleks yang terbentuk adalah [Fe(OC6H5)6]-3 . Ion Fe dalam
senyawa kompleks tersebut merupakan atom pusat yang
merupakan atom yang menyusun struktur dasar sehingga
terbentuk senyawa kompleks. Reaksi yang kedua adalah
dengan menggunakan p-DAB (para-
dimetilaminobenzaldehida). Pertama-tama sampel dilarutkan
dengan air terlebih dahulu, kemudian dipipet ke atas cawan
petri kemudian diteteskan p-DAB kemudian perubahan
diamati. Perubahan yang terjadi adalah terbentuknya larutan
berwarna pink oranye dan larutan tidak berwarna. Hal ini
menunjukkan adanya reaksi p-DAB terhadap gugus fenol.
Warna ini terbentuk karena fenol tidak mengikat gugus
konjugat yang lain. Reaksi yang ketiga adalah dengna
menggunakan lieberman, namun karena sediaan lieberman
habis, maka diganti dengan asam sulfat dan natrium nitrit.
Sampel disimpan diatas pelat tetes kemudian ditambahkan
natrium nitrit secukupnya kemudia ditambahkan asam sulfat.
Hasil yang terjadi adalah terbentuk larutan berwarna coklat
kemudian pada saat pereaksian terbentuk gas berwarna
coklat, terjadi ledakan-ledakan dan tercium aroma kaporit.
Reaksi selanjutnya adalah dengan mereaksikan fenol dengan
kalium dikromat. Sampel diletakkan di atas pipet tetes
kemudian diteteskan dengan kalium dikromat kemudian
perubahan yang terjadi diamati. Perubahan yang terjadi
adalah terbentuknya larutan berwarnya oranye dan larutan
tidak berwarna. Hasil reaksi tersebut menunjukan adanya
aminofenol yang memiliki dua atau lebih gugus hidroksil pada
posisi bersebelahan pada cincin. Sampel uji selanjutnua
adalah nipagin dimana dilakukan 2 percobaan yaitu reaksikan
dengan FeCl3 dan di reaksikan dengan HNO3. Pada percobaan
pertama, pertama-tama nipagin dilarutkan terlebih dahulu
dalam aquadest namun hasilnya nipagin sedikit larut.
Kemudian larutan dipanaskan sehingga nipagin larut
sempurna. kemudian larutan ditambahkan FeCl3 kemudian
amati perubahan yang terjadi. Perubahan yang terjadi adalah
larutan berubah menjadi ungu anggur. Perubahan warna ini
menunjukan terbentuknya kompleks CH3(C6H4(OH)COOFeCl2.
Pada percobaan kedua, dilakukan dengan menambahkan
HNO3. Hasilnya adalah tidak terjadi perubahan warna. Sampel
uji selanjutnya adalah resorsinol dimana dilakukan 4
percobaan yaitu peraksian dengan p-DAB, FeCl3, Lieberman,
dan perka nitrat amoniakal. Pertama-tama dibuat larutan
resorsinol yang dilarutkan di dalam air yang akan digunakan
pada empat percobaan tersebut. Pada percobaan pertama,
larutan resorsinol diteteskan di atas pelat tetes kemudina
ditambahkan pereaksi p-DAB kemudian perubahan yang
terjadi diamati. Hasilnya adalah terbentuknya larutan bening
keoranyean sedikit. Perubahan warna ini menandai
terbentuknya senyawa kompleks. Pada percobaan kedua,
pertama-tama larutan resorsinol diteteskan di atas pelat tetes
kemudian ditambahkan larutan FeCl3, perubahan yang terjadi
diamti. Perubahan yang terjaid adalah terbentuknya larutan
berwarna ungu kehitaman. Hal ini menunjukan terbentuknya
reaksi kompleks antara resorsinol dan ion Fe3+ sehingga
terjadinya perubahan warna. Pada percobaan ketiga,
pertama-tama larutan resorsinol diletakan di atas pelat tetes
kemudian ditambahkan natrium nitrit secukupnya kemudian
ditambahkan asam sulfat lalu amati perubahan yang terjadi.
Hasilnya adalah terbentuknya larutan berwarna coklat,
mengahsilkan gas berwarna coklat, dan pada saat
pereaksinnya terjadi ledakan-ledakan. Terjadinya perubahan
warna ini berarti menunjukan terbentuknya senyawa
kompleks pada percobaan tersebut. Pada percobaan
keempat, pertama-tama larutan resorsinol yang berada di
dalam tabung reaksi ditambahkan dengan perak nitrat
amonikal kemudian perubahan yang terjadi diamati.
Perubahan yang terjadi adalah larutan yang asalnya
berwarnya bening kecoklatan menjadi hitam pekat.
Terjadinya perubahan warna ini berarti menunjukan
terbentuknya senyawa kompleks pada percobaan tersebut.
Pada identifikasi golongan selanjutnya yaitu fenol
dilakukan 3 sampel yaitu asam tartrat, asam sitrat, dan asam
benzoat. Prinsip dari golongan karboksilat sendiri adalah
asam dapat memerahkan lakmus biru. Karena kertas lakmus
yang berubah warna menjadi merah atau tetap merah,
mengindikasikan bahwa sampel yang diuji memiliki sifat
asam. Lalu senyawa asam dapat tersublimasi jika
dipanaskan. Senyawa asam dapat menyublim jika dilakukan
pemanasan dan hasil sublimasi dapat dilihat di bawah
mikroskop karena dapat membentuk senyawa yang spesifik.
Selanjutnya asam karboksilat dapat teresterifikasi dengan
alkohol memebntuk senyawa ester yang memiliki aroma yang
khas.
Pada sampel asam tartat dilakukan dua percobaan,
yaitu peraksian dengan CuSO4 dan NaOH dan dilakukannya
sublimasi. Pada percobaan pertama, pertama asam tartrat di
reaksikan dengan CuSO4 terjadi perubahan warna menjadi
biru. Hal ini disebakan pewrnaan oleh CuSO4. Kemudian ketika
ditambahkan NaOH terjadi perubahan warna dari biru
menjadi biru langit. Perubaan warna-warna tersebut
disebabkan kareana adanya dua reaksi yang terjadi pada
asam tartrat, yang pertama adalah terjadinya penggantian
gugus hidroksil dimana atom H ini akan digantikan dengan
ikatan Cu, dimana Cu akan berikatan dengan dua senyawa
asam tartrat yang masing-masing dua atom O dari asam
tartrat akan berikatan dengan Cu yang sama. Yang kedua
adalah Cu akan berikatan denga asam tratrat, tetapi hanya
satu gugus hidroksil asam tartrat yang kehilangan atom H
dari gugus hidroksil, sementara gugus hidroksil lainnya tidak
mengalami reaksi. Pada percobaan kedua dilakukan
sublimasi, yaitu proses perubahan wujud zat dari padat ke
gas tanpa melalui wujud cair terlebih dahulu.Sampel
diletakkan di dalam ring sublimasi di atas kaca objek 1
(bagian bawah) yang kemudian ditutup dengan
menggunakan kaca objek 2 (bagian atas). Di atas kaca objek
2, diletakkan kapas basah dengan posisi tepat di atas ring
sublimasi kemudian dipanaskan di atas kawat kassa di atas
spirtus. Penggunaan kapas basah ini bertujuan untuk
mendinginkan gas yang terbentuk saat pemanasan, sehingga
kristal asam salisilat akan terbentuk kembali dan menempel
pada permukaan kaca objek 2. Hasil diamati di bawah
mikroskop :
Gambar 1. Kristal asam tartrat
Sampel selanjutnya adalah asam sitrat yang hanya
dilakukan satu percobaan yaitu sublimasi. Sampel diletakkan
di dalam ring sublimasi di atas kaca objek 1 (bagian bawah)
yang kemudian ditutup dengan menggunakan kaca objek 2
(bagian atas). Di atas kaca objek 2, diletakkan kapas basah
dengan posisi tepat di atas ring sublimasi kemudian
dipanaskan di atas kawat kassa di atas spirtus. Penggunaan
kapas basah ini bertujuan untuk mendinginkan gas yang
terbentuk saat pemanasan, sehingga kristal asam salisilat
akan terbentuk kembali dan menempel pada permukaan
kaca objek 2. Hasil diamati di bawah mikroskop :
Gambar 2. Kristal asam sitrat
Sampel selanjutnya adalah asam benzoat yang akan
dilakukan dua percobaan yaitu sampel direaksikan dengan
asam sulfat dan sublimasi. Pada percobaan pertama sampel
dimasukkan ke dalam tabung reaksi kemudian ditambahkan
asam sulfat ke dalam tabung reaksi, kemudian tabung reaksi
dipanaskan kemudian amati perubahan yang terjadi.
Perubahan yang terjadi adalah terbentuknya endapan putih
pada dinging tabung reaksi. Kemudian pada percobaan kedua
dilakukan sublimasi. Sampel diletakkan di dalam ring
sublimasi di atas kaca objek 1 (bagian bawah) yang kemudian
ditutup dengan menggunakan kaca objek 2 (bagian atas). Di
atas kaca objek 2, diletakkan kapas basah dengan posisi
tepat di atas ring sublimasi kemudian dipanaskan di atas
kawat kassa di atas spirtus. Penggunaan kapas basah ini
bertujuan untuk mendinginkan gas yang terbentuk saat
pemanasan, sehingga kristal asam salisilat akan terbentuk
kembali dan menempel pada permukaan kaca objek 2. Hasil
diamati di bawah mikroskop :
Gambar 2. Kristal asam benzoat
VI. KESIMPULAN1. Identifikasi senyawa golongan alkohol dengan sampel etanol dapat
dilakukan dengan melakukan proses esterifikasi dengan asam salisilat
yang menghasilkan aroma seperti balsam selain itu dapat juga
direaksikan dengan iodoform yang menghasilkan larutan berwarna
bening sedikit kekuningan dan kalium dikromat yang menghasilkan
larutan berwarna biru. Untuk sampel gliserin yang direaksikan dengan
tembaga sulfat dan natrium hidroksida menghasilkan warna biru muda
dan jika dikisatkan menjadi encer. Untuk sampel mentol yang berbentuk
kristal jarum bening dan beraroma peppermint dapat ditambahkan
pereaksi vanillin-sulfat dan tidak bereaksi.
2. Identifikasi senyawa golongan fenol dilakukan terhadap sampel fenol,
nipagin, hidrokinon, dan resersinol. Fenol akan menghasilkan warna biru
kehitaman dengan larutan bening yang terpisah apabila direaksikan
dengan ferri klorida, merah muda keoranyean bila direaksikan dengan p-
DAB, warna orange bila direaksikan dengan kalium dikromat serta
bening kuning dan coklat kehitaman apabila direaksikan dengan
Liebermann. Sampel kedua yaitu nipagin yang menghasilkan warna ungu
dengan ferri klorida dan tidak berwarna dengan asam nitrat. Untuk
sampel ketiga yaitu resorsinol menghasilkan warna oranye muda dengan
p-DAB, ungu kehitaman dengan dengan ferri klorida, coklat pekat di
tengah dengan Liebermann, serta hitam dengan perak nitrat amoniakal.
3. Identifikasi senyawa golongan asam karboksilat dilakukan terhadap asam
tartrat, asam sitrat, dan asam benzoat. Asam tartrat akan menghasilkan
warna biru bening dengan pereaksi tembaga (II) sulfat dan natrium
hidroksida. Asam benzoat membentuk endapan putih dengan asam sulfat
pekat. Serta ketiga sampel membentuk kristal dengan bentuk yang
berbeda-beda melalui metode sublimasi.
DAFTAR PUSTAKA
Attaway, Stephen. 2004. Rope System Analysis. Oberon State Emergency Service. New South Wales.
Clark, J. 2002. The Mechanism For The Esterification Reaction. Available online at http://www.chemguide.co.uk/organicprops/estermenu.html#top [Diakses pada tanggal 18 September 2014].
Chang, R. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jilid 1. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Depkes RI. 1979. Farmakope Indonesia. Edisi III. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Depkes RI. 1995. Farmakope Indonesia. Edisi IV. Departemen Kesehatan RI. Jakarta.
Fessenden. 1986. Kimia Organik. Jilid 2. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Kelly. 2009. Identity of Phenol. Available On line at www.sciencemadness.org/talk/files.php?pid=219850&aid=15724 (diakses 16 September 2014).
Petrucci, R. H. 1992. General Chemistry. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Svehla, G. 1985. Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro. PT Kalman Media Pusaka. Jakarta.