kromatografi kertas.docx

24
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berbagai macam senyawa dewasa ini telah dapat dengan mudah dipisahkan dengan menggunakan metode-metode yang sesuai. Teknologi yang canggih setidaknya juga mampu menghasilkan suatu metode-metode pemisahan yang dapat mempermudah memisahkan komponen-komponen dari campurannya. Adapun metode-metode pemisahan antara lain yakni ekstraksi, destilasi dan kromatografi. Suatu analisis baik secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dilakukan dengan mengaplikasikan salah satu dari banyak metode pemisahan yang ada. Pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya merupakan hal yang penting dalam semua cabang ilmu kimia, bahkan banyak juga bidang yang lain yang telah mempergunakan teknik-teknik kimia untuk memecahkan berbagai macam permasalahan yang luas. Maka pengaruh penemuan teknik pemisahan yang berkemampuan tinggi akan sangat dirasakan manfaatnya dalam banyak ilmu pengetahuan modern. Salah satu tehnik pemisahan dalam ilmu kimia adalah teknik kromatografi. Salah satu metode pemisahan yang sering digunakan yaitu kromatografi. Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan 1

Transcript of kromatografi kertas.docx

Page 1: kromatografi kertas.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berbagai macam senyawa dewasa ini telah dapat dengan mudah dipisahkan dengan

menggunakan metode-metode yang sesuai. Teknologi yang canggih setidaknya juga

mampu menghasilkan suatu metode-metode pemisahan yang dapat mempermudah

memisahkan komponen-komponen dari campurannya. Adapun metode-metode

pemisahan antara lain yakni ekstraksi, destilasi dan kromatografi. Suatu analisis baik

secara kualitatif maupun kuantitatif dapat dilakukan dengan mengaplikasikan salah satu

dari banyak metode pemisahan yang ada.

Pemisahan campuran menjadi komponen-komponennya merupakan hal yang penting

dalam semua cabang ilmu kimia, bahkan banyak juga bidang yang lain yang telah

mempergunakan teknik-teknik kimia untuk memecahkan berbagai macam permasalahan

yang luas. Maka pengaruh penemuan teknik pemisahan yang berkemampuan tinggi akan

sangat dirasakan manfaatnya dalam banyak ilmu pengetahuan modern. Salah satu tehnik

pemisahan dalam ilmu kimia adalah teknik kromatografi.

Salah satu metode pemisahan yang sering digunakan yaitu kromatografi.

Kromatografi merupakan suatu metode pemisahan yang bekerja berdasarkan prinsip dua

fase, yakni fase diam dan fase gerak. Kromatografi digunakan untuk memisahkan

campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya. Seluruh bentuk

kromatografi bekerja berdasarkan prinsip yang sama. Dalam suatu bentuk kromatografi

memiliki fase diam dan gerak. Fase diam dapat berupa padatan atau cairan yang

didukung dengan padatan, sedangkan fase gerak berupa cairan atau gas. Fase gerak dapat

membawa komponen-komponen campuran yang akan dipisahkan. Kromatografi kertas

merupakan metode kromatografi kertas yang paling sederhana daripada metode

kromatografi lainnya. Untuk itu perlu kita pahami bagaimana prosedur yang benar

menggunakan metode kromatografi kertas ini.

1

Page 2: kromatografi kertas.docx

Kromatografi digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya menjadi

komponen- komponennya. Seluruh bentuk kromatografi bekerja berdasarkan prinsip

yang sama yaitu seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam (berupa padatan atau

cairan). Dan fase gerak (berupa cairan atau gas). Berdasarkan fase gerak dan fase diam

yang digunakan, kromatografi dibedakan menjadi kromatografi cair-padat (kromatografi

dengan fase diam berwujud padat dan fase gerak berwujud cair), kromatografi gas-padat

(kromatografi dengan fase diam berwujud padat dan fase gerak berwujud gas),

kromatografi cair-cair (kromatografi dengan fase diam berwujud cair dan fase gerak

berwujud cair), dan kromatografi gas-cair (kromatografi dengan fase diam berwujud cair

dan fase gerak berwujud gas).

Berdasarkan interaksi komponen dengan fase diam dan fase gerak, kromatografi

dibedakan menjadi kromatografi adsorpsi (kromatografi dengan teknik penyerapan

komponen oleh adsorben tertentu), kromatografi partisi (kromatografi dengan partisi

terjadi antara fase gerak dan fase diam), kromatografi pertukaran ion (kromatografi yang

dapat memisahkan senyawa dengan afinitas ion yang berbeda dengan resin penukar ion),

dan kromatografi permeasi atau filtrasi (kromatografi berdasarkan perbedaan bobot

molekul).

Makalah ini akan menjelaskan mengenai secara spesifik tentang kromatografi kertas

mulai dari pengertian, jenis-jenis, metoda, prinsip, nilai Rf, pelaksanaan dan hal yang

perlu diperhatikan dalm kromatografi kertas serta aplikasi penggunaan kromatografi

kertas.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dari makalah ini adalah :

1. Bagaimana sejarah kromatografi dan kromatografi kertas?

2. Apa pengertian kromatografi dan kromatografi kertas?

3. Apa saja jenis-jenis kromatografi dan kromatografi kertas?

4. Apa saja metoda yang terdapat pada kromatografi kertas?

5. Bagaimana prinsip, nilai Rf, dan pelaksanaan kromatografi kertas serta hal-hal yang

perlu diperhatiakan dalam kromatografi kertas?

6. Apa aplikasi kromatografi kertas?

2

Page 3: kromatografi kertas.docx

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan Makalah

Tujuan

Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejarah dari kromatografi dan kromatografi kertas.

2. Untuk mengetahui pengertian kromatografi dan kromatografi kertas.

3. Untuk mengetahui jenis-jenis kromatografi dan kromatografi kertas.

4. Untuk mengetahui metoda yang terdapat dalam kromatografi kertas.

5. Untuk mengetahui prinsip, nilai Rf, dan pelaksanaan kromatografi kertas serta hal-

hal yang perlu diperhatiakan dalam kromatografi kertas.

6. Untuk mengetahui aplikasi kromatografi kertas.

Manfaat

Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah :

1. Pembaca dapat mengetahui sejarah dari kromatografi dan kromatografi kertas.

2. Pembaca dapat mengetahui pengertian kromatografi dan kromatografi kertas.

3. Pembaca dapat mengetahui jenis-jenis kromatografi dan kromatografi kertas.

4. Pembaca dapat mengetahui metoda yang terdapat dalam kromatografi kertas.

5. Pembaca dapat mengetahui prinsip, nilai Rf, dan pelaksanaan kromatografi kertas

serta hal-hal yang perlu diperhatiakan dalam kromatografi kertas.

7. Pembaca dapat mengetahui aplikasi kromatografi kertas.

3

Page 4: kromatografi kertas.docx

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kromatografi Umum

Sejarah Kromatografi

Chromatography (Kromatografi) berasal dari kata Grek (Yunani) yaitu Chrome

yang berarti warna dan grafi yang berarti menulis sejarah kromatografi dimulai sejak

tahun 1905 oleh Ramsey yang menggunakan teknik adsorpsi atau desorpsi dengan

suatu adsorben untuk memisahkan gas dan uap. Pada tahun 1931 Michael Tswett

melakukan pemisahan klorofil dan pigmen-pigmen menggunakan alat yang dikenal

sekrang kromatografi kolom p[ada 1941 Martin dan Synge menemukan suatu teknik

kromatografi partisi cairan-cairan. Pada tahun 1952 James dan Martin

memperkenalkan teknik pemisahan kromatografi gas-cairan (CLC). Sekarang ini

teknik kromatografi terus dikembangkan.

Pengertian Kromatografi

Kromatografi adalah suatu metode pemisahan fisik, di mana komponen-komponen

yang dipisahkan didistribusikan di antara dua fasa, salah satu fasa tersebut adalah

lapisan stasioner dengan permukaan yang luas, yang lainnya sebagai fluida yang

mengalir lembut disepanjang landasan stasioner.

Fasa diam berupa padatan atau cair yang dilapiskan pada padatan atau gel. Pada

pemisahan ini senyawa-senyawa yang akan dipisahkan ditempatkan dalam sistem

yang bergerak mengalir melalui suatu sistem yang diam, dan selama pengaliran fasa

gerak akan terjadi pelarutan, adsorpsi dan penguapan.

Pada prinsipnya semua cara pemisahan kromatografi mengalami proses yang sama

yaitu adanya distribusi komponen-komponen dalam fasa diam dan fasa gerak dengan

memanfaatkan perbedaan-perbedaan sifat-sifat fisik komponen yang akan dipisahkan.

Perbedaaan sifat tersebut diantaranya:

1. Kelarutan yang berbeda terhadap suatu pelarut.

2. Sifat untuk bertaut (adsorpsi) yang berbeda satu sama lain dengan suatu serbuk

bahan padat.

4

Page 5: kromatografi kertas.docx

3. Sifat dapat menguap pada temperatur yang berbeda satu sama lain.

Berdasarkan asas terjadinya proses pemisahan maka kromatografi dibedakan

menjadi 4, yaitu:

1. Kromatografi dengan asas adsorpsi

Kromatografi jenis ini menggunakan fasa diam padat dan fasa gerak cair atau gas.

Pemisahan komponen-komponennya akan sangat bergantung pada   perbedaan

polaritas molekul-molekul yang akan dipisahkan.

2. Kromatografi dengan asas partisi

Kromatografi jenis ini memakai fasa diam cair dan fasa gerak cair. Pemisahan

komponen-komponen akan sangat tergantung pada perbedaan Kd (Koefisien

distribusi) molekul-molekul yang dipisahkan.

3. Kromatografi dengan asas filtrasi

Kromatografi jenis ini memakai fasa padat yang mempunyai sifat filtrasi terhadap

komponen yang mempunyai massa molekul relatif (Mr) yang tinggi dan fasa padat

tersebut dimiliki oleh gel atau sejenisnya sedangkan fasa geraknya adalah cairan.

Kromatografi dengan dasar filtrasi ini sangat dipengaruhi oleh perbedaan bentuk

(struktur dan ukuran molekul).

4. Kromatografi dengan asas suhu kritik.

Pada dasarnya merupakan pengembangan dari kromatografi gas, sebagai fasa

mobil dipakai CO2 dalam keadaan superkritik.

Secara teori, pemisahan kromatografi yang paling baik akan diperoleh jika fase

diam mempunyai luas permukaan sebesar-besarnya sehingga terjadi keseimbangan

yang baik antara fase gerak dan fase diam. Persyaratan kedua agar pemisahan baik

adalah fase gerak bergerak dengan cepat sehingga difusi yang terjadi sekecil-kecilnya.

Untuk memperoleh permukaan fase diam yang luas, maka penjerap atau fase diam

harus berupa serbuk halus.Sedangkan untuk memaksa fase gerak bergerak cepat

melalui fase diam yang berupa serbuk halus, harus digunakan tekanan

tinggi.Persyaratan tersebut menghasilkan teknik high pressure liquid

chromatography, yang selanjutnya lebih dikenal sebagai high performance liquid

chromatography (HPLC) atau kromatografi cair kinerja tinggi.

5

Page 6: kromatografi kertas.docx

Jenis - Jenis Kromatografi

Pada dasarnya cara kromatografi menggunakan dua fasa yaitu satu fasa tetap

(stationary) dan yang lain fasa bergerak (mobile). Pemisahan-pemisahan tergantung

pada gerakan relatif dari dua fasa ini. Ada empat macam sistem kromatografi,

keempat macam sistem tersebut adalah:

1. Fasa bergerak zat cair-fasa tetap padat:

Dikenal sebagai kromatografi serapan yang meliputi:

a. Kromatografi lapisan tipis

b. Kromatografi penukar ion

c. Kromatografi kolom

2. Fasa bergerak gas-fasa tetap pada:

a. Kromatografi gas-padat

3. Fasa bergerak zat cair-fasa tetap zat cair:

Dikenal sebagai kromatografi partisi

a. Kromatografi kertas

4. Fasa bergerak gas-fasa tetap zat cair:

a. Kromatografi gas-cair

b. Kromatografi kolom kapiler

Semua pemisahan dengan kromatografi tergantung pada kenyataan bahwa

senyawa-senyawa yang dipisahkan terdistribusi sendiri diantara fasa-fasa bergerak

dan tetap dalam perbandingan yang sangat berbeda-beda dari satu senyawa terhadap

senyawa yang lain.

2.2 Kromatografi Kertas

Sejarah Kromatografi Kertas

Pada tahun 1944, Consden, Gordon, dan Martin memperkenalkan teknik dengan

menggunakan kertas saring sebagai penunjang fase diam dan fase bergerak berupa

cairan yang terserap di antara struuktur pori kertas. Sample sebanyak 1Μ didepositkan

pada kertas saring dan akan mengalir bersama system pelarut. Teknik ini sekarang

dikenal sebagai teknik kromatografi kertas.

6

Page 7: kromatografi kertas.docx

Kimiawan Inggris Richard Laurence Millington Synge (1914-1994) adalah orang

pertama yang menggunakan metoda analisis asam amino dengan kromatografi kertas.

Saat campuran asam amino menaiki lembaran kertas secara vertikal karena ada

fenomena kapiler, partisi asam amino antara fasa mobil dan fasa diam (air) yang

teradsorbsi pada selulosa berlangsung berulang-ulang. Ketiak pelarut mencapai ujung

atas kertas proses dihentikan. Setiap asam amino bergerak dari titik awal sepanjang

jarak tertentu. Dari nilai R, masing-masing asam amino diidentifikasi.

Kromatografi kertas dua-dimensi (2D) menggunakan kertas yang luas bukan lembaran

kecil, dan sampelnya diproses secara dua dimensi dengan dua pelarut.

Kromatografi kertas diterapkan untuk analisis campuran asam amino dengan

sukses besar. Karena asam amino memiliki sifat yang sangat mirip, dan asam-asam

amino larut dalam air dan tidak mudah menguap (tidak mungkin didistilasi),

pemisahan asam amino adalah masalah paling sukar yang dihadapi kimiawan di akhir

abad 19 dan awal abad 20. Jadi, penemuan kromatografi kertas merupakan berita

sangat baik bagi mereka.

Pengertian Kromatografi Kertas

Kromatografi kertas merupakan bagian khusus dari kromatografi cairan-cairan di

mana cairan stasionernya merupakan lapisan pelarut yang teradsorpsi pada kertas.

Kromatografi kertas digunakan untuk memisahkan campuran dari substansinya

menjadi komponen-komponennya.

Kromatografi kertas termasuk dalam kelompok kromatografi planar, dimana

pemisahannya menggunakan medium pemisah dalam bentuk bidang (umumnya

bidang datar) yaitu bentuk kertas. Seluruh bentuk kromatografi memiliki fase diam

dan fase gerak. Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat

seragam. Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.

Prinsip Kromatografi Kertas

Prinsip dari kromatografi kertas adalah pemisahan senyawa berdasarkan distribusi

senyawa antara dua fasa, fasa diam dan fasa gerak. Fasa diam dalam kromatografi

berupa air yang terikat pada selulosa kertas sedangkan fasa geraknya berupa pelarut

organik non polar (pelarut yang sesuai).

7

Page 8: kromatografi kertas.docx

Suatu zat yang terdapat dalam campuran akan terpisah disebabkan adanya proses

migrasi yang dinamis dalam suatu sistem yang terdiri dari 2 fase, dimana suatu fase

bergerak terus menerus dengan arah tertentu dan masing-masing substansi

menjalankan kecepatan yang disebabkan oleh perbedaan partisi, kelenturan, tekanan,

uap dan ukuran molekul.

Selain itu Pemisahan pada kromatografi kertas terjadi kerena perbedaan kelarutan

zat-zat dalam pelarut serta perbedaan penyerapan (adsorbsi) kertas terhadap zat-zat

yang akan dipisahkan. Zat yang lebih larut dalam pelarut dan kurang teradsorbsi pada

kertas akan bergerak lebih cepat. Sedangkan zat yang kurang larut dalam pelarut dan

lebih teradsorbsi pada kertas akan tertinggal atau bergerak lebih lama.

Metoda Kromatografi Kertas

Pada kromatografi kertas elusidasi atau pengembangan kromatogram dapat

dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Teknik menaik (ascending), pada teknik menaik ini rembesan fasa gerak bergerak

ke atas karena efek kapiler.

2. Teknik menurun (descending), pada teknik menurun ini rembesan fasa bergerak ke

bawah yang dikarenakan efek kapiler yang juga dibantu oleh efek gravitasi

sehingga rembesan berjalan lebih cepat.

Jenis - Jenis Kromatografi Kertas

a. Kromatografi satu arah

Dalam kromatografi kertas, fase diam adalah kertas serap yang sangat

seragam.Fase gerak adalah pelarut atau campuran pelarut yang sesuai.Sampel tinta

diteteskan pada garis dasar pinsil pada selembar kromatografi kertas. Beberapa

pewarna larut dalam jumlah yang minimum dalam pelarut yang sesuai, dan itu juga

di teteskan pada garis yang sama.

Kertas digantungkan pada wadah yang berisi lapisan tipis pelarut atau campuran

pelarut yang sesuai didalamnya.Perlu diperhatikan bahwa batas pelarut berada

dibawah garis pada bercak diatasnya.Kadang-kadang kertas hanya digulungkan

secara bebas pada silinder dan diikatkan dengan klip kertas pada bagian atas dan

bawah.Silinder kemudian ditempatkan dengan posisi berdiri pada bawah

wadah.Alasan untuk menutup wadah adalah untuk meyakinkan bahwa astmosfer

8

Page 9: kromatografi kertas.docx

dalam gelas kimia terjenuhkan denga uap pelarut. Penjenuhan udara dalam gelas

kimia dengan uap menghentikan penguapan pelarut sama halnya dengan

pergerakan pelarut pada kertas.

Prosesnya terlihat pada gambar dibawah ini.

( Gambar 1. Kromatografi satu arah )

b. Kromatografi dua arah

Kromatografi kertas dua arah digunakan dalam menyelesaikan masalah

pemisahan substansi yang memiliki nilai  yang sangat serupa. Pada prosesnya

menggunakan dua pelarut yang berbeda. Misalnya kita menggunakan zat warna

sebagai sampel. Prosedur yang harus dilakukan adalah:

1) Tahap pertama

Mula-mula titik tunggal campuran ditempatkan pada salah satu ujung garis

dasar. Kemudian masukkan kedalam pelarut seperti yang sebelumnya hingga

pelarut mendekati ke atas kertas.

2) Tahap kedua

Pada kromatogram, posisi depan pelarut ditandai dengan pensil sebelum kertas

mengering, diberi lebel sebagai SF1. Kemudian masukkan kedalam pelarut yang

pertama, dihasilkan titik sentral besar dalam kromatogram yaitu sebagian biru

9

Page 10: kromatografi kertas.docx

dan sebagian hijau. Dua pewarna dalam campuran memiliki nilai  yang sudah

hampir sama.

3) Tahap ketiga

Menunggu kertas kering sepenuhnya, dan kemudian memutar kertas sampai 900

dan kemudian mengembangkan kromatografi lagi di dalam suatu pelarut yang

berbeda. Bintik-bintik akan bergerak dengan jumlah yang berbeda, hal ini

menyebabkan terjadinya perbedaan nilai . Jika kita ingin mengidentifikasi titik-

titik dalam campuran maka kita harus menghitung nilai  nya untuk disetiap

tempat, dan kemudian membandingkannya dengan nilai-nilai yang telah diukur

untuk senyawa yang dikenal dengan kondisi yang sama persis. Apabila kita

mengidentifikasinya dengan zat pembanding pada kromatogram yang sama

seperti yang dilakukan diawal dengan pena, maka kita tidak bisa

mengidentifikasinya. Karena campuran yang dipisahkan pada contoh ini

terpisah menjadi empat tempat yang berbeda.

Prosesnya terlihat pada gambar dibawah ini.

( Gambar 2. Kromatografi dua arah )

Nilai Rf ( Retardation Factor)

Beberapa senyawa dalam campuran bergerak sejauh dengan jarak yang ditempuh

pelarut, beberapa lainnya tetap lebih dekat pada garis dasar. Jarak relatif pada pelarut

disebut sebagai nilai Rf. Metoda identifikasi yang paling mudah adalah berdasarkan

pada kedudukan noda relatif terhadap permukaan pelarut yang dinyatakan dengan

nilai Rf (Retardation Factor). Nilai Rf di defenisikan oleh hubungan:

10

Page 11: kromatografi kertas.docx

Rf = jarak ( cm )dari garis awalke pusat noda

jarak (cm ) dari garis awal ke garis akhir pelarut

Nilai Rf akan menunjukkan identitas seuatu senyawa karena nilai ini karakteristik

untuk suatu senyawa pada pelarut tertentu. Beberapa faktor yang mempengaruhi harga

Rf adalah:

1. Pelarut, perubahan yang sangat kecil dari komposisi pelarut akan menyebabkan

harga Rf berubah.

2. Suhu perubahan, suhu menyebabkan perubahan koefisien partisi dan kecepatan

alir.

3. Ukuran bejana, volume bejana mempengaruhi homogenitas atmosfer sehingga

mempengaruhi kecepatan penguapan pelarut dari kertas.

4. Kertas, jenis kertas akan mempengaruhi kecepatan alir dan kesetimbangan partsisi.

5. Sifat dari campuran.

Pelaksanaan Kromatografi Kertas

Langkah kerja pada kromatografi kertas adalah sebagai berikut:

1. Kertas (biasanya kertas saring whatmann no 1) dipotong-potong sesuai dengan

ukuran yang diinginkan, diberi tanda garis awal dan garis akhir pada ujung-ujung

kertas.

2. Sampel ditotolkan pada salah satu ujung kertas (garis awal).

3. Lakukan eludasi (pengembangan) dalam bejana yang telah dijenuhkan dengan uap

fasa gerak. Waktu eludasi pada kromatografi kertas berkisar mulai dari 30 menit

hingga 12 jam, bergantung pada sifat kertas dan jarak pengembangan yang ingin

dilakukan.

4. Lembaran kertas diangkat, dikeringkan dan noda ditampakan dengan pereaksi yang

cocok.

Perhatikan gambar berikut.

11

Page 12: kromatografi kertas.docx

(Gambar 3. Posisi kertas saring saat dilakukan eludasi)

Hal yang Perlu Diperhatikan dalam Kromatografi Kertas

Pada pemisahan dengan kromarografi kertas hal-hal yang perlu mendapatkan

perhatian adalah:

1. Metoda (penaikan atau penurunan)

a. Metoda penurunan (descending)

Alat yang pokok berupa bejana yang terbuat dari gelas, platina atau logam anti

karat serta bertutup untuk mencegah penguapan dari pelarut. Agar kertas tidak

lepas maka diberi penahan dari batang gelas.

Ujung kertas dicelupkan dalam fase gerak. Pertama kali fase gerak mengalir

oleh gaya kapiler, setelah melewati batang gelas maka aliranya disebabkan oleh

gaya gravitasi.

b. Metode penaikan (ascending)

Kertas dicelupkan dalam fase gerak dan sempel tidak terendam. Fase gerak akan

naik melalui serat-serat dari kertas oleh gaya kapiler. Biasanya perambatan

pelan dan makin lama menurun karena gaya berat.

c. Metode mendatar (horisontal)

Noda dicelupkan ditempatkan pada pusat dari kertas (umumnya kertas saring

berbentuk bulat) yang diberi sumbu. Aliran pelarut disebabkan oleh gaya

kapiler. Kertas diletakan secara horisontal sehingga sumbu tercerlup pada fase

12

Page 13: kromatografi kertas.docx

gerak. Selanjutnya fase gerak bergerak ke arah tepi kertas sambil membawa

komponen-komponen campuran.

Bercak-bercak yang terjadi berupa garis lengkung dengan diameter makin

panjang bila bercak makin ke tepi.

2. Jenis kertas

Ada berbagai jenis kertas yang khusus dibuat untuk kromatografi yang berbeda

dalam susunan serat, ketebalan dan lain-lain. Jenis kertas antara lain

mempengaruhi :

a. Kecepatan aliran eluen.

b. Nilai Rf, karena daya serap berbeda-beda.

c. Bentuk bercak zat.

d. Ukuran kertas yang digunakan umumnya :

Kromatografi menaik : panjang kertas sekitar 20 cm.

Kromatografi menurun : panjang kertas sampai 50 cm atau lebih.

Kromatografi mendatar sirkuler : diameter kertas 12 – 20 cm.

3. Jenis pelarut (fasa gerak)

Eluen (disebut juga pelarut) pada kromatografi kertas biasanya merupakan

campuran 2 komponen atau lebih. Pada gerak biasanya merupakan campuran yang

terdiri dari satu komponen organik utama, air dan berbagai tambahan seperti asam,

basa atau pereaksi-pereksi kompleks.

Faktor yang perlu diperhatikan terhadap fase gerak :

a. Setelah pengembangan fase gerak harus mudah diuapkan dan tidak boleh

meninggalkan sisa yang dapat mengganggu pengamatan bercak. Idealnya cairan

eluen tidak boleh bercampur dalam fase diam atau sebaliknya.

b. Fase gerak yang digunakan harus murni dan tidak boleh mengganggu

pendeteksian bercak.

c. Sebagai fase diam digunkan pelarut polar umumnya air.

Sebagai fase gerak dapat digunakan alkhohol, asam-basa, keton, ester, amia,

fenol, hidrokarbon atau campuran pelarut untuk mendapatkan pemisahan yang

sempurna.

4. Kesetimbangan dalam bejana yang dipilih

Bejana yang digunakan harus seimbang dengan ukuran kertas yang digunakan serta

banyaknya pelarut yang ada didalam bejana tersebut.

5. Pembuatan sampel

13

Page 14: kromatografi kertas.docx

Pada pembuatan sampel sebaiknya sampel yang dibuat tidak terlalu encer, karena

apabila sampel yang dibuat encer maka pada saat penotolan pada kertas saring

akan dilakukakan berulang-ulang kali. Oleh karena itu sampel yang dibuat harus

sedikit agak kental untuk menghindari penotolan berulang-ulang kali.

6. Waktu eludasi/pengembangan

Pengembang dilakukan setelah fase gerak (eluen) ditempatkan pada bejana yang

cocok. Bejana dijenuhkan dengan fase uap gerak dengan cara menutup dan

didiamkan beberapa waktu (jam). Penjenuhan akan lebih baik dengan cara

meletakan kertas saring yang dibasahi faase gerak pada dinding bejana. Ujung

kertas dicelupkan dalam fase gerak dan dijaga agar noda agar tidak tetap tidak

terendam dan kertas tidak menyentuh dinding bejana. Jarak pengembangan, pada

metode penaikan biasanya 15 cm dan pada metode penurunan dapat bervariasi.

7. Metoda deteksi dan identifikasi

Untuk senyawa yang tidak berwarna diperlukan deteksi secara kimia atau fisika.

Secara fisika misalnya dengan sinar ultra violet (panjang gelombang 254 dan 370

mm)

Secara kimia dengan menyemprotkan pereaksi pada kertas atau mencelupkan padsa

kertas peda larutan pereaksi. Pereaksi tersebut dikenal sebagai pereaksi lokasi atau

pereaksi spesifik.

Aplikasi Kromatografi Kertas

Penggunaan kromatografi kertas umumnya digunakan pada:

a. Klinik dan biokimia yaitu pemisahan asam amino dan peptide untuk mengetahui

struktur protein, uji urine dan cairan lain yang mengandung asam amino dan

karbohidrat.

b. Bidang analitik umum yaitu analisa polimer, analisa logam-logan dalam tanah,

pemisahan alkanoid dan senyawa-senyawa yang mengandung radio isotop.

Aplikasi lainnya dari kromatografi kertas sendiri adalah untuk memisahkan

diantaranya adalah tinta, zat pewarna, senyawa tumbuhan seperti klorofil, make up

dan berbagai zat lainnya. Mekanisme kerja dari kromatografi kertas cukup sederhana,

di laboratorium kita sering melakukan percobaan menggunaan teknik kromatografi

kertas tersebut.

14

Page 15: kromatografi kertas.docx

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kromatografi kertas merupakan salah satu metode pemisahan berdasarkan prinsip

zat terlarut yang terdistribusi antara dua fase yang digunakan, yaitu fase diam (air

yang terikat pada selulosa kertas) dan fase gerak (pelarut yang sesuai). Kromatogarfi

mampu memisahkan campuran dari substansinya menjadi komponen-komponennya.

Pemisahan pada kromatografi kertas terjadi kerena perbedaan kelarutan zat-zat

dalam pelarut serta perbedaan penyerapan (adsorbsi) kertas terhadap zat-zat yang akan

dipisahkan. Zat yang lebih larut dalam pelarut dan kurang teradsorbsi pada kertas

akan bergerak lebih cepat. Sedangkan zat yang kurang larut dalam pelarut dan lebih

teradsorbsi pada kertas akan tertinggal atau bergerak lebih lama.

Teknik Kromatografi Kertas ada dua macam, yaitu teknik menaik (ascending),

pada teknik menaik ini rembesan fasa gerak bergerak ke atas karena efek kapiler, dan

teknik menurun (descending), pada teknik menurun ini rembesan fasa bergerak ke

bawah yang dikarenakan efek kapiler yang juga dibantu oleh efek gravitasi sehingga

rembesan berjalan lebih cepat.

Metode/ cara kerja dari kromatografi kertas adalah tahap pertama tahap pentotolan

cuplikan, tahap kedua tahap pengembangan dan ketiga tahap identifikasi atau

penampakan noda.

15

Page 16: kromatografi kertas.docx

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Kromatografi Kertas.

http://chicamayonnaise.blogspot.com/2010/03/kromatografi-kertas.html. Diakses pada

tanggal 28 Maret 2013.

Day, R.A dan Underwood. 1981. Analisa Kimia Kuantitatif Edisi Keempat. Jakarta:

Erlangga.

Harahap, Hilda Juanda. Bab I Pendahuluan.

http://hildajunandaharahap.wordpress.com/2012/05/31/bab-ipendahulua/. Diakses

pada tanggal 28 Maret 2013.

Lathifah, Kiswatul. Kromatografi Kertas.

http://kickylover.blogspot.com/2010/06/kromatografi-kertas.html. Diakses pada

tanggal 28 Maret 2013.

Rasmiwetti & Roza Linda. 2006. Kimia Analitik II. Pekanbaru: Pusat Pengembangan

Pendidikan Unviversitas Riau.

Susan. 2012. Makalah Klasifikasi Metode Kromatografi.

http://susanblogs18.blogspot.com/2012/11/makalah-klasifikasi-metode-

kromatografi.html. Diakses pada tanggal 28 Maret 2013.

16