praktikum kromatografi

29
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam ilmu kimia ada beberapa campuran yang dapat dipisahkan antara lain adalah memisahkan zat padat dari suatu suspensi, memisahkan zat padat dari larutan, memisahkan zat cair, memisahkan campuran dua jenis larutan dan yang terakhir kromatografi. Didalam praktikum ini kita akan mempelajari kromatografi-kromatografi secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu cromos yang berarti warna dan graphos yang berarti tulis. Jadi, kromatografi adalah teknik pemisahan suatu zat yang didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi komponen-komponen yang dipisahkan, diantara dua fase, yaitu fase gerak dan fase diam. Kromatografi dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan jenis fase yang terlibat, antara lain : Kromatografi gas-cair Kromatografi gas-padat Kromatografi cair-cair Kromatografi cair-padat 40

description

kimia dasar

Transcript of praktikum kromatografi

Page 1: praktikum kromatografi

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam ilmu kimia ada beberapa campuran yang dapat dipisahkan

antara lain adalah memisahkan zat padat dari suatu suspensi, memisahkan

zat padat dari larutan, memisahkan zat cair, memisahkan campuran dua jenis

larutan dan yang terakhir kromatografi.

Didalam praktikum ini kita akan mempelajari kromatografi-kromatografi

secara harfiah terdiri dari dua kata yaitu cromos yang berarti warna dan

graphos yang berarti tulis. Jadi, kromatografi adalah teknik pemisahan suatu

zat yang didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi komponen-

komponen yang dipisahkan, diantara dua fase, yaitu fase gerak dan fase

diam.

Kromatografi dibedakan menjadi beberapa macam berdasarkan jenis

fase yang terlibat, antara lain :

Kromatografi gas-cair

Kromatografi gas-padat

Kromatografi cair-cair

Kromatografi cair-padat

Selain itu penggolongan Kromatografi yang didasarkan pada tekhnik

yang digunakan, dapat digolongkan menjadi dua yaitu kromatografi kolom

dan kromatografi planar. Penggolongan Kromatografi berdasarkan tekhnik

pemisahan adalah kromatografi kolom adsorpi dan kromatografi kolom

partisi.

Dalam perbedaan kali ini akan dilakukan perhitungan jarak pelarut dan

komponen-komponen noda yang dipisahkan, sehingga dapat diketahui

40

Page 2: praktikum kromatografi

faktor- factor yang mempengaruhi perbedaan jarak pelarut ketika

menggunakan pelarut polar, non polar,dan semi polar. Selain itu kita juga

akan menghitung nilai Rf dari masing-masing percobaan. Setelah itu akan

diketahui factor-faktor apa saja yang mempengaruhi nilai Rf pada percobaan

kali ini. Diharapkan dengan percobaan kali ini, pengetahuan mengenai

kromatografi dapat lebih mendalam.

1.2Tujuan

Memisahkan campuran dengan teknik kromatografi.

Mengetahui fase diam dan fase gerak dari setiap percobaan.

Mengetahu prinsip “like dissolved like”.

Menghitung nilai Rf dari setiap percobaan.

41

Page 3: praktikum kromatografi

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA

Kimia analitik adalah ilmu kimia yang mengidentifikasi dan

memisahkan zat menjadi komponen-komponen dan penentunya lebih lanjut.

Dengan analisis sebenarnya pemisahan diusahakan seminimal mungkin,

sebagai gantinya digunakan taknik mashing, pengendalian Ph, dsb. Tetapi

meskipun deimikian pemurnian dan isolasi suatu zat. Teknik- teknik

pemisahan seperti ditunjukkan oleh kemajuan dalam bidang kimia,

tergantung pada berbagai sifat fisika dan kimia molekul-molekul sampel.

Pemilihan teknik yang digunakan tergantung pada banyak sedikitnya sampel,

selektivitas metode resolusi dan kepraktisan prosedurnya.

Kromatogarafi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom.

Perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip

mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut

kromtogram.

Istilah kromatografi mula-mula ditemukan oleh Michael Tswett (1908),

seorang ahli botani Rusia ia telah memisahkan klorofil dan pigmen-pigemn

lain dari ekstrak tanaman dengancara ini. Teknik kromatografi ini bermanfaat

sebagai cara untuk menguraikan suatu campuran. Dalam kromatografi,

komponen-komponen terdistribusi dalam dua fase. Salah satu fase adalah

fase diam. Transfer massa antara fase bergerak dan fase diam terjadi bila

molekul-molekul campuran terserap pada permukaan partikel-partikel atau

terserap di dalam pori-pori partikel atau disebut adsorpsi (penyerapan). Laju

perpindahan suatu molekul suatu zat terlarut tertentu di dalam kolom atau

lapisan tipis zat menyerap secara langsung berhubungan dengan bagian

42

Page 4: praktikum kromatografi

molekul-moleku tersebuat di anatara fase bergerak dan fase diam. Jika ada

perbedaan penahanan secara selektif maka masing-masing komponen akan

bergerak sepanjang kolom dengan laju yang tergantung pada karakteristik

masing-masing penyerap. Jika pemisahan terjadi masing-masing komponen

keluar dari kolom pada interval waktu yang berbeda, mengingat bahwa

proses keseluruhannya adalah fenomena migrasi secara differensial yang

dihasilkan oleh tenaga pendorong tidak selektif berupa aliran fase bergerak.

Klasifikasi Metode Kromotografi

Metode-metode kromotografi tidak dapat dikelompokan dengan hanya

meninjau satu macam sifat. Artinya kita dapat menyatakan tehnik-tehnik

kolom seperti destilasi , ekstrasi pelarut, penukar ion ke dalam satu kelas,

tetepi tehnik tersebut dapat juga diklasifikasikan berdasarkan metode-metode

disfensial migration.Pada semua metode-metode diferensial migration. Pada

semua metode –metode disferensial migration, pemisah berbagai komponen

campuran yang berfungsi pada berbagai medium tergantung pada

karakteristik laju individual komponen-komponen, sehingga dapat dikatakan

bahwa dalam klasifikasi, sesungguhnya terjadi tidak hanya satu fisis saja

yang ditinjau pemisahan. Semua metode-metode pemisahan di klasifikasikan

seperti dalam table ( 1 ) di dasarkan pada sifat fisiknya dan pemisahan

fasenya.

Tabel (1) Klasifikasi

No. Dasar

Pemisahan Fase KeduaMembedakan dalam

Fase Tunggal

Dengan Panas

Dengan Reagen

Dengan bidang batas

Konsentrasi tidak

seragam

1. Penguapan Destilasi - - -

43

Page 5: praktikum kromatografi

2. Koefisien Partisi

-Kromatografi Gas

- -

3.Penukaran -

Penukaran Ion

- -

4. Aktivitas Permukaan

-Adsorpsi pada kromatografi

- -

5.Ukuran Molekular

-Filtrasi gel analisis engklusi ion

- -

6. Migrasi Listrik

- - - Elektroforesis

Dibandingkan dengan metode pemisahan secara keseluruhan.

Klasifikasi metode kromatografi relative lebih sederhana. Fase gerak dapat

berupa cairan atau gas, sedangkan fase diam dapat berupa cair atau padat.

Jadi kita memiliki kombinasi cair-cair, cair-padat, gas-cair, gas-padat. Jika

pemisahan terutama meliputi suatu partisi sederhana antara fase diam dan

fase gerak cair juga, maka kromatgrafi ini dikenal sebagai kromatografi

partisi. Jika gaya fisika ke permukaan terutama meliputi kemampuan retensi

dari fase diamnya, maka proses tersebut sebagai kromatografi adsorpsi. Jika

fase bergeraknya adalah gas, metode ini disebut sebagai kromatografi gas

cair atau kromatografi gas padat.

Untuk senyawa yang mudah menguap, kromatografi gas merupakan

cara yang menawarkan resolusoi tinggi, waktu analisis pendek dan kepekaan

di daerah ppm. Metode kromatografi cair memanfaatkan fase gerak cair

untuk menggeser sampel sepanjang kolam partisi yang di isi oleh

pengadsorpsi padat atau zat padat yang diselimuti seperti dalam HPLC. Di

dalam kromatografi, pertukaran ion ikatan kimia heteropolar terbentuk

rversibel antara komponen-komponen ion di dalam fase bergerak dan fase

44

Page 6: praktikum kromatografi

diam. Penyerapan gel atau filtrasi gel adalah suatu contoh kromatografi

ekslusi. Kromatografi kertas dan kromatografi kertas tipis adalah contoh-

contoh kromatografi partisi. Sutu deskripsi singkat dari metode pemisahan

akan dibahas berikut ini untuk mengetahui prinsip-prinsip dasar dan aspek-

aspek analitik masing-masing metode.

Ditilasi

Adalah penguapan zat cair dan kondensasi dari uap kembali ke fase

cair.

Ekstraksi.

Kromatografi.

Adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom, perbedaan

kemampuan adsorpsi terhadap terhadap zat-zat yang sangat mirip

mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut

kromatogram. Prinsip kromatografi adsorpsi berhubungan juga dengan

bidang-bidang lain seperti kromatografi zat padat. Pemisahan campuran ionic

atau bermuatan dengan differensial migration di bawah pengaruh gaya

pendorong potensial listrik telah dikembangkan. Pertama meliputi migrasi

bebas dalam medium homogeny dan migrasi kedua yang terjadi pada

medium berpori yang stabil. Pertama disebut sebgai elektro fase dan yang

kedua dikenal sebagai ionoforesis atau elektrokromatografi. Teknik yang

kedua banyak dalam pemisahan.

Teknik Ring Oven

Teknik ini berkaitan dengan pengujian suatu tetesan tunggal larutan

pada suatu kertas, penyaring untuk mengetahui komponen-komponen

larutan.

Zone Melting

Di sini dua wilayah tertentu yang meliputi penampang lintang suatu zat

di lelehkan dan dengan perlahan-lahan digerakan sepanjang batang zat

45

Page 7: praktikum kromatografi

padat. Zat terlarut akan di bebaskan pada saat pembekuan pada bidang

batas padat, cair, dan terbawa sepanjang wilayah serta akan mengumpul

suatu wilayah dengan koefisien partisi adalah :

Dimana : Am = Luas wilayah fase bergerak

As = Luas wilayah fase diam, jadi

Prinsip Kromatografi

Kromatografi adalah cara pemisahancampuran yang didasarkan atas

perbedaan distribusi dari komponen campurantersebut diantara dua fase,

yaitu fase diam(stationary) dan fase gerak(mobile). Fase diam dapat berupa

zat padat atau zat cair, sedangkan fase gerak dapat berupa zat cair atau gas.

Dalam teknik kromatografi, sampel yang merupakan campuran dari

berbagai macam komponen ditempatkan dalam situasi dinamis dalam sistem

yang terdiri dari fase diam dan fase gerak. Semua pemisahan pada

kromatografi tergantung pada gerakan relative dari masing masing komponen

diantara kedua fase tersebut. Senyawa atau komponen yang tertahan

(terhambat) lebih lemah oleh fase diam akan bergerak lebih cepat dari pada

komponen yang tidak tertahan lebih kuat. perbedaan gerakan (mobilitas)

antara komponen yang satu dengan yang lainnya disebabkan oleh

perbedaan dalam adsorpsi, partisi , kelarutan atau penguapan di antara

kedua fase. Jika perbedaan-perbedaan ini cukup besar, maka akan terjadi

pemisahan secara sempurna . Oleh karena itu dalam kromatografi, pemilihan

46

Page 8: praktikum kromatografi

terhadap fase bergerak maupun fase diam perlu dilakukan sedemikian rupa

sehingga semua komponen bisa bergerak dengan kecepatan yang berbeda-

beda agar dapat terjadi proses pemisahan.

Secara umum dapat dikatakan bahwa kromatografi adalah suatu

proses migrasi differensial dinamis dalam sistem dalam mana komponen–

komponen cuplikan ditahan secara selektif secara fase diam.

Kromatografi juga dapat didasarkan atas prinsipnya, misalnya

kromatografi partisi (partition chromatography) dan kromatografi serapan

(adsorptionchromatigraphy ). Sedangkan menurut teknik kerja yang

digunakan, misalnya kromatografi kolom, kromatografi lapis tipis ( KLT ) ,

kromatografi kertas dan kromatogafi gas

Jenis-jenis Kromatografi

Fase Bergerak

Fase Diam Prinsip Teknik Kerja

Gas Padat Adsorpsi Kromatografi gas-padat

Cair PadatAdsorpsi,

PartisiKromatografi kolom, KLT, dan kromatografi kertas

Cair Cair PartisiKromatografi kolom, KLT, dan kromatografi kertas

Gas Cair Partisi Kromatografi gas-cair

47

Page 9: praktikum kromatografi

Selain cara klasifikasi di atas juga yang digabung, misalnya

kromatografi partisi gas cair, kromatografi partisi cair –cair , kromatografi

adsorpsi cair-padat dan lain-lain. Juga dikenal kromatografi penukar ion dan

kromatografi filtrasi gel yang prinsipnya berbeda dari prinsip kromatografi

yang telah disebutkan sebelumnya .

Kromatografi Kertas

Pada tahun 1944, Croslen dan Martin memperkenalkan dengan

memperkenalkan teknik dengan kertas penyaring sebagai penunjang fase

diam dan fase gerak, berupa cairan yang diserap antara struktur pori kertas.

Sampel sebanyak lebih kurang 1 mL di depositkan pada kertas saring dan

akan mengalir bersama pada sistem pelarut. Meskipun zat-zat yang

terrecovery tidak betul-betul murni, dia dimanfaatkan juga untuk uji kalitatif

dan kuantitatif. Keterbatasan metode ini adalah waktu yang relatif lama dan

resolusinya yang rendah. Susunan serat kertas membentuk medium berpori

yang bertindak sebagai tempat untuk mengalirnya fase bergerak. Berbagai

macam kertas yang komersial tersedia adalah whatman 1, 2, 31 dan 3 mm.

kertas asam asetil, kertas silicon, dan kertas penukar ion juga digunakan.

Tersedia juga kertas selulosa murni, kertas selulosa murni yang dimodifikasi

dan kertas serat kaca. Zat-zat hidrofobik dapat dipisahkan pada kedua jenis

kertas terakhir ini. Kertas asam asetil atau kertas silicon dapat digunakan

untuk zat-zat hidrofobik, sedangkan unutk reagen yang korosif, kertas serat

kaca dapat digunakan untuk memilih kertas yang menjadi pertimbangan

adalah tingkat dan kesempurnaan pemisahan. Seringkali nilai Rf berbeda dari

satu kertas ke kertas lainnya. Pengotor yang terdapat pada kertas saring

adalah ion-ion Ca2+, Mg2+. Fe3+, dan Cu2+, kertas seharusnya penolak air.

48

Page 10: praktikum kromatografi

BAB 3

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Alat dan Bahan

3.1.1 Alat-alat

49

Page 11: praktikum kromatografi

Gelas Kimia 100 mL

Gunting

Penggaris

Alat Tulis

3.1.2 Bahan-bahan

Tinta Hitam

Tinta biru

Tinta merah

Ekstrak bunga mawar

Akuades

Etanol

Dietil eter

3.2 Prosedur Percobaan

3.2.1 Kromatografi dengan pelarut akuades

Dipotong kertas saring persgi panjang denga panjang 10 cm dan

lebar 8 cm.

Diberi garis batas 1 cm dari bawah ke atas.

Diberi noda (titik) sampel yang kecil pada garis batas.

Dimasukkan kertas saring ke dalam gelas kimia yang telah diisi

akuades yang tingginya sekitar 0,5 cm sedemikian rupa sehingga

posisi kertas tegak lurus.

Dibiarkan air merembes naik hingga sekitar 1 cm dibawah batas

atas kertas.

Diambil dan dikeringkan.

Diukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen-komponen

noda yang dipisahkan.

50

Page 12: praktikum kromatografi

Di hitung harga Rf dari masing-masing noda.

3.2.2 kromatografi dengan pelarut etanol.

Dipotong kertas saring persegi panjang dengan panjang 10 cm

dan lebar 8 cm.

Diberi garis batas 1 cm dari bawah ke atas.

Diberi noda (titik) sampel yang kecil pada garis batas.

Dimasukkan kertas saring dalam gelas kimia yang telah diisi

etanol yang tingginya sekitar 0,5 cm sedemikian rupa sehingga

posisi kertas tegak lurus.

Dibiarkan etanol merembes naik hingga sekitar 1 cm di bawah

batas atas kertas.

Diambil dan dikeringkan.

Diukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen-komponen

yang dipisahkan.

Dihitung harga Rf dari masing-masing noda.

3.2.3 Kromatografi dengan pelarut dietil eter.

Dipotong kertas persegi panjang dengan panjang 10 cm dan

lebar 8 cm.

Diberi garis batas 1 cm dari bawah ke atas.

Diberi noda (titik) sampel yang kecil pada garis batas.

Dimasukkan kertas saring ke dalam gelas kimia yang telah diisi

dietil eter yang tingginya sekitar 0,5 cm sedemikian rupa

sehingga posisi kertas tegak lurus.

Dibiarkan dietil eter merembes naik hingga sekitar 1 cm di bawah

garis batas atas kertas.

51

Page 13: praktikum kromatografi

Diukur jarak yang ditempuh pelarut dan komponen-komponen

noda yang dipisahkan.

Dihitung harga Rf dari masing-masing noda.

BAB 4

HASIL DAN PENGAMATAN

4.1 Hasil Pengamatan

52

Page 14: praktikum kromatografi

PERLAKUAN PENGAMATAN

1. Kertas saring yang diberi noda

tinta spidol warna dan ekstrak

bunga mawar dimasukkan ke

dalam beker gelas yang diisi

akuades setinggi 0,5 cm.

- Noda (titik) tinta yang dimasukkan

ke dalam beker gelas merembes

naik ke atas kertas dengan

ketinggian masing-masing. Tinta

merah = 8,7 cm; tinta biru = 9 cm;

tinta hitam = 9,3 cm; ekstrak

bunga mawar = 8 cm.

- Disini yang berperan sebagai fase

diam adalah kertas saring. Dan

yang berfungsi sebagai fase gerak

adalah noda tinta dari spidol

warna dan ekstrak bunga mawar.

2. Kertas saring yang diberi noda

tinta spidol warna dan ekstrak

bunga mawar dimasukkan ke

dalam beker gelas yang berisi

etanol setinggi 0,5 cm.

- Noda (titik) tinta yang dimasukkan

ke dalam beker gelas merembes

naik ke atas kertas dengan

ketinggian masing-masing. Tinta

merah = 5,1 cm; tinta biru = 7,3

cm; tinta hitam = 6,8 cm; ekstrak

bunga mawar = 7 cm.

- Disini yang berperan sebagai fase

diam adalah kertas saring dan

yang berfungsi sebagai fase gerak

adalah noda tinta dan ekstrak

bunga mawar. Pelarut bersifat

semipolar.

53

Page 15: praktikum kromatografi

3. Kertas saring yang diberi noda

tinta spidol warna dan ekstrak

bunga mawar dimasukkan ke

dalam beker gelas yang diisi

dietil eter setinggi 0,5 cm.

- Noda tinta dan ekstrak bunga

mawar merembes naik ke atas

kertas dengan ketinggian masing-

masing. Tinta merah = 2 cm; tinta

biru = 0 cm; tinta hitam = 1,8 cm;

ekstrak bunga mawar = 1 cm.

- Disini yang berperan sebagai fase

diam adalah kertas saring. Fase

geraknya adalah noda tinta warna

dan ekstrak bunga mawar. Pelarut

bersifat nonpolar dan volatile.

4.2Perhitungan

Percobaan dengan pelarut akuades

Percobaan dengan pelarut etanol

54

Page 16: praktikum kromatografi

Percobaan dengan pelarut dietil eter

4.3 Pembahasan

Kromatografi adalah proses melewatkan sampel melalui suatu kolom,

perbedaan kemampuan adsorpsi terhadap zat-zat yang sangat mirip

mempengaruhi resolusi zat terlarut dan menghasilkan apa yang disebut

kromatogram. Kromatogram juga dapat dikatakan sebagai cara pemisahaan

campuran yang didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen 55

Page 17: praktikum kromatografi

campuran tersebut diantara dua fase yaitu fase diam dan fase gerak. Fase

diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase gerak berupa zat

cair atau gas.

Fase gerak adalah fase yang cenderung menghanyutkan campuran.

Contohnya dalam percobaan ini adalah akuades, etanol, dietil eter fase diam

adalah fase yang cenderung menahan komponen campuran contohnya

dalam percobaan ini adalah tinta hitam, biru, merah, dan ekstrak bunga

mawar. Fase diam dapat berupa zat padat atau zat cair, sedangkan fase

gerak berupa zat cair atau gas.

Penggolongan kromatografi yang didasarkan pada jenis fase yang

terlibat, dibedakan menjadi a) kromatografi gas-cair, bila fase geraknya

berupa dan fase diamnya berupa cairan yang dilapiskan pada padatan

pendukung yang inert. b) Kromatografi gas padat, bila fase geraknya berupa

gas dan fase diamnya berupa padatan, yang dapat menyerap. c)

Kromatografi cair-cair, bila fase gerak dan diamnya berupa cairan, dimana

fase diamnya dilapiskan pada permukaan padatan pendukung yang inert. d).

Kromatografi cair-padat, bila fase geraknya berupa gas dedangkan fase

diamnya berupa padatan yang amorf yang dapat menyerap.

Pelarut berupa akuades bersifat polar. Palarut ini mengakibatkan

komponen bermigrasi lebih cepat ( lebih jauh ). Pelarut yang bersifat polar

memiliki nilai Rf yang lebih tinggi dari pelarut yang semipolar ataupun yang

nonpolar. Pelarut berupa etanol bersifat nonpolar, memiliki nilai Rf yang

paling kecil.

Like dissolved like adalah gejala suatu zat pelarut yang bersifat polar

memiliki tendensi lebih mudah melarutkan solute yang bersifat polar juga.

Pelarut yang bersifat nonpolar memiliki tendensi lebih mudah melarutkan

solute yang bersifat nonpolar juga.

56

Page 18: praktikum kromatografi

Pada percobaan pertama, digunakan pelarut berupa akuades yang

bersifat polar. Noda tinta warna dan ekstrak bunga mawar merembes naik ke

atas kertas dengan ketinggian masing-masing. Rf tinta merah = 1,0875; Rf

tinta biru = 1,125; Rf tinta hitam = 1,1625, ekstra bunga mawar = 1. Disini

yang berperan sebagai fase diam adalah kertas saring dengan akuades

( pelarut ), dan fase gerak adalah tinta spidol warna dan ekstrak bunga

mawar. Pada percobaan kedua digunakan pelarut etanol yang bersifat

semipolar. Noda (tinta dan ekstrak mawar) menetes naik ke atas kertas

dengan ketinggian yang lebih rendah dari pelarut polar. Akibatnya nilai Rf

lebih rendah. Rf tinta hitam = 0,85; tinta biru = 0,9125; tinta merah = 0,6375.

Disini yang berpungsi sebagai fase diam adalah kertas saring dan etanol

(pelarut), Fase geraknya adalah noda (tinta dan ekstrak mawar) Pada

percobaan ketiga digunakan palarut dietil eter yang bersifat non polar. Noda

(tinta dan ekstrak mawar) menetes naik keatas naik keatas kertas saring

dengan ketinggian yang lebih rendah dari pelarut polar dan semi polar tadi.

Rf tinta merah = 0,25; tinta biru= 0,125; tinta hitam = 0,225; ekstrak mawar =

0,125. Fase diamnya adalah kertas saring dan dietil eter. Sedangkan fase

geraknya adalah noda (tinta dan ekstrak mawar).

Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf adalah kehadiran ion lain,

misalnya adanya klorida dalam pemisahan yang dilakukan dengan larutan-

larutan nitrat; keasaman larutan aslinya, ini dapat disebabkan oleh

kebutuhaan akan asam dalam pembentukan komplek yang dapat larut dalam

pelarut organic, untuk mencegah hidrolisis garam; waktu melakukan

percobaan untuk sepotong kertas, kadang-kadang harga Rf meningkat

dengan pertambahan waktu dan ini mungkin berpadanan dengan

berkurangnya laju gerak garis depan pelarut; Adanya kation-kation lain dan

kosentrasi mereka.

57

Page 19: praktikum kromatografi

Rf adalah jarak yang ditempuh, komponen setiap jarak yang ditempuh

pelarut.

BAB 5

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Kromatografi adalah teknik pemisahan suatu zat yang didasarkan

pada perbedaan migrasi-migrasi komponen-komponen yang

dipisahkan diantara dua fase yaitu, fase diam dan fase gerak.

b. Fase diam adalah fase pada teknik kromatografi yang berfungsi

sebagai penyerap. Fase ini cenderung menahan komponen

campuran. Fase gerak adalah fase yang membawa migrasi

komponen yang akan dipisahkan, fase ini cenderung

menghanyutkan campuran.

c. Kromatografi didasarkan pada prinsip perbedaan kecepatan

migrasi komponen-komponen yang dipisahkan diantara dua fase

diam dan fase gerak, seperti prinsip “like dissolved like” yaitu

komponen polar hanya dapat dilarutkan dengan baik oleh pelarut

polar dan komponen nonpolar hanya dapat dilarutkan dengan baik

oleh pelarut nonpolar.

d.

58

Page 20: praktikum kromatografi

Nilai Rf berbanding terbalik dengan polaritas komponen. Semakin

nonpolar suatu komponen, maka semakin besar nilai Rfnya

begitupun sebaliknya.

5.2 Saran

a. Disarankan agar air jeruk digunakan juga sebagai komponen yang

akan dipisahkan. Karena air jeruk dapat menghantarkan listrik

( bersifat polar ).

b. Disarankan agar dalam percobaan selanjutnya, kita dapat

menggunakan tinta cumi dan memakai pelarut heksana yang

bersifat semipolar.

c. Disarankan agar dalam percobaan selanjutnya, kita dapat

menggunakan kertas asam asetil, kertas silicon, kertas penukar

ion, kertas selulosa murni sebagai kertas saring.

59

Page 21: praktikum kromatografi

DAFTAR PUSTAKA

Adnan,Mochamad. 1997. Teknik Kromatografi.Edisi 1. Jogyakarta:Andi

Khopkan,SM. 2003. Konsep Dasar Kimia analitik.

Jakarta:Universitas Indonesia Press:Jakarta

Keenan,Charles,W.1979.Ilmu Kimia Untuk Universitas.

Jakarta: Erlangga

Yazid,Estien. 2005. Kimia Fisika Untuk Paramedis.

Jogyakarta:Andi

LEMBAR PENGESAHAN

Samarinda, 22 Oktober 2008

Mengetahui

Asisten, Praktikan,

60

Page 22: praktikum kromatografi

Isa Junita Tuti Widayanti

05.5145101864.08

0809045050

61