KONDEN TANIN PADA BEBERAPA DAUN LEGUMINOSA …
Transcript of KONDEN TANIN PADA BEBERAPA DAUN LEGUMINOSA …
KONDEN TANIN PADA BEBERAPA DAUN LEGUMINOSA POHON DANPERANNYA DALAM PAKAN TERNAK KAMBING
KUSMARTONO
Jurusan Nutrisi dan Makanan TernakFakultas Peternakan, Universitas Brawij aya Malang
Jl. Veteran Malang
ABSTRAK
Suatu seri penelitian dilakukan untuk meneliti pengaruh penggunsan kondentannin terhadap efisiensi penggunaan protein. Penelitian in vitro menunjukkan
bahwa diantara daun yang mengandung tannin, daun akasia dan ketela pohon
adalah pelindung protein yang paling potential. Tetapi, semakin banyak daun ketela
pohon digunakan maka produksi gasnya semakin menurun. Penggunaan daun ketela
polton meningkatkan performan kambing yang diekspresikan dengan meningkatnyct
pertambahan bobot badan (95 g/hari) dibanding jiko konden tannin tidak aktif (47
g/hari) (JIIPB 2008 Vol 18 No I : 51-62).
Kata kunci: konden tannin, kambing, tanaman yang mengandung tannin.
CONDENSED TANNINS IN LEGUME TREBS AND THEIR ROLE IN THE
GOAT DIET
KUSMARTONO
Department of Animal Nutrition and Feed SciencesFaculty of Anirnal Husbandry, Brawijaya University Malang
Jl. Veteran Malang
ABSTRACT
A series of study was done to investigate effect of using condensed tannin
rCT) on fficiency of protein utilization. In vitro study showeci that among
tunnin-conlaining leaves, acacia and cassava leaves were most potential as protein
pr.otectors. However, the more acacia leaves were used the more reduction in gas
production was observed. The use of cossava leaves nas stS1tfi.?"lly improved'performance
of goats expressed by higher body weight gain (95 g/d) than when CT
v as inactive (47 g/d) (JIIPB 2008 Vol 18 No I : 51-62)'
Keyrvords: condenSed tannin, goats, tannin-containing legumes.
5 l
PENDAHULUAN
Berdasarkan sifat-sifatfisiologisnya Van Soest (1994)memasukkan terrrak kambing dalamkelompok'oBrowser atau Concentrateselector". Dengan ciri yang spesifik inimengandung arti bahwa ternakkambing mempunyai tingkatselektifitas terhadap pakan yang lebihtinggi dibandingkan denganternak-ternak yang tergolong dalamkelompok "Grass eaters atau grazers"seperti rusa, sapi dan domba. Hal iniditunjukkan dalam PenelitianDomingue et al (1991) Yangmembandingkan kemampuanmencerna pakan berserat (haY)
diantara kedua kelomPok ternaktersebut di atas menyimpulkan bahwaternak domba paling unggul diikutioleh ternak rusa dan kambing. Namundengan adanya suPlementasi daunleguminosa pada pakan basal jerami
gandum (wheat straw) dilaPorkanbahwa laju aliran pakan keluar darirumen pada ternak rusa dan kambinglebih cepat daripada ternak domba(Katoh et al.,l99l). Sehingga dampaklangsung yang terjadi akibat perbedaanlaju aliran pakan baik Padatan(particulate matter) maupun cair(liquid) keluar dari rumen adalah lebih
tinggi konsumsi bahan kering Padarusa dan kambing (52 dan 5l dkeBB07s/hari) dibandingkan domba (43
g/ kg BBo 7slhari; (KennedY, 1997).Norton (1994) melaPorkan
bahwa produktifitas ternak kambinglebih unggul dibandingkan dengan sapisebagai respon terhadap pakan yang
kaya akan protein berasal dari daunleguminosa seperti Centro(Centrosema pube scens) dan kaliandra(Caliandra callothl'rsus) baik dalam
kondisi grazing*uupun di kandang..Pengelolaan peternakan kambing olehpeternak di daerah troPis sePertiIndonesia pakan yang disajikan lebih
banyak tergantung pada potensi alam
berupa daun tanaman semak danpohon tanpa memPerhatikan faktorkultivasi tanaman dengan baik'Devendra (1990) melaPorkan bahwa70 pesen dari pakan Yang disajikanpada ternak kambing di Asia Tenggaraadalah berupa dedaunan tanamansemak dan pohon. Dari sisi kandungannutrisi dapat dikatakan bahwa pakanyang disajikan pada ternak kambingmempunyai kualitas tinggi dengankisaran kandungan protein kasar (PK)
antara 20-24 persen dan serat kasar(SK) antara 10-14 Persen (CchaY et
al., 2007). Akan tetapi produktifitasternak kambing seringkali dibatasioleh tingginya kandungan senyawaanti-nutrisi antara lain tanin (terutama
konden tanin) seperti dilaporkan oleh
Makkar et al. (1995). Senyawa kondentanin mempunyai sifat berikatandengan protein, peptida, group ionik,group hidroksi, dan group amida daripakan yang disajikan Pada ternak.'Ikatan
yang dominan dalam komplektanin:protein adalah ikatan hidrogenyang terjadi antara gugus karboksil
tanin dengan ikatan PePtida Yangsangat stabil pada kisaran pH <3.0 andpH >8.0 (Jones & Mangan 1977)'
Artinya dalam kondisi di rumen ikatan
tanin:protein sangat stabil dan menjadilabil pada saat tiba di abomasum,sehingga potensi ini bisa digunakansebagai strategi proteksi protein untukmendapatkan nilai bypass protein yang
tinggi. (Kumar dan Singh, 1984)
Dengan demikian penggunaan sumber
52
tannin diharapkan dapat meningkatkanefisiensi pemanfaatan protein pakansekal i gus produkti fi tas ternak.
Tujuan dari penelitian ini adalah:a. Untuk mengevaluasi beberapa
jenis daun semak dan pohon dalamhal l<andungan protein kasar dankonden taninnya.
b. Mengevaluasi pengaruhpenambahan sumber konden tanindalam konsentrat terhadap
a
}IATERI DAN METODE
Penelitian ini dilaksanakan diiaboratorium Nutrisi dan makananTernak dan Laboratorium LapangSumber Sekar Fakultas PeternakanL'niversitas Brawijaya Malang sejakiuli sampai Nopember 2004.Penelit ian ini meliputi:Penelitian 1. Penelitian ini bertujuanuntuk menginventarisir kandunganprotein kasar dan konden tanin dariLreberapa daun leguminosa, semak danpohon. Materi yang digunakanmeliputi daun glirisidia (Gliricidia,epiunr), daun ketela pohon (Manihotutilissima), daun akasia (' caciamaneium), daun paitan (Tithonia.i i t' c r s i fb I iu) dan kal ia ndra (Call i a n drctt tlotJryr.su.s).
Daun-daun tersebutdikeringkan dengan freeze drieruntuk analisa proksimat menurutprosedur AOAC (1980). Kandungankonden tanin ditentukan menggunakanmenggunakan prosedur Porter et al.i i986). Daun yang mempunyaikandungan PK dan CT tinggi (tetapinasih dalam rentan aman) akan: i p i l i h .
Penelitian 2. Dari penelitian I terpilih;aun ketela pohon dan daun akasia
degradasi protei:'r, produkfermentasi dan efisiensi sintesismikroba secara in vitro produksigas.
c. Mengevaluasi pengarulrpenambahan sumber lconden tanindalam konsentrat terhadapkonsumsi, kecernaan, produksiternak dan kualitas karkas.
dengan kandungan protein kasar danCT tinggi. Dipilih Caun akasia denganCT tinggi bertujuan untuk melihatpengaruh adanya sumber tanninterhadap produksi gas. Sedangkankandungan CT daun ketala pohonsesuai untuk ternak ruminansia yaituberkisar antara 2-4 persen.. Dalampenelitian 2 disusun ransum untukternak kambing Cengan komponenutama sumber protein berupa bungkilkelapa, bungkil biji kapok dan meatbone meal.. Penambahan sumber tanindilakukan sesuai perlakuan sebagaiberikut:Tl : Konsentrat jadi + kondentannin (Akasia)T2 : Konsentrat .iadi * kondentannin (Akasia) + PEGT3 : Konsentrat jadi + kondentannin (daun ketela pohon)T4 : Konsentrat -iadi + kondentanin (daun ketela pohon)+ PEG
Rancangan yang digunakan adalahRancangan Acak Kelompok (RAK)dan analisa data dilakukanmenggunakan prosedur General LinearModel (SAS, 1996). Adapunparameter yang dia.mati meliPuti:analisis proksimat, produksi gas.
53
Penelitian 3. Penelitian ini dilakukanmenggunakan 6 ekor kambing Yangsedang tumbuh (umur 7-8 bulan)
secara in vivo (Harris, 1970) dengan
tujuan untuk mengevaluasi pengaruh
penambahan sumber konden tanin
dalam konsentrat terhadap konsumsi,kecemaan dan produksi ternak. Hasil
penelitian 2 yang akan diterapkan pada
penelitian ketiga ini adalah perlakukanyang diprediksi akan mempnuyai nilai
efisiensi sintesis protein mikrobanyatertinggi. Pedakukan Yang akan
diberikan adalah sebagai berikut:TI :Rur^tput (ad lib) +
Konsentrat jadi + level konden tanin
terpilih
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kandungan Protein Kasar (PK) dan
Condensed Tannin (CT).
T2 : RumPut (ad lib) +
Konsentrat jadi + level konden tanin
terpilih + PEG
Masing-masing Perlakuan akan
diulang sebanYak 2 kali dan
ranacangan yang digunakan adalah
Rancangan Acak KelomPok (RAK)'
Parameter yang akan diamati meliputi
konsumsi sukarela, tingkah laku
melakukan aktivitas makan dan
ruminasi, kecernaan zat nutrisi, retensi
N dan pertambahan bobot badan' Datayang diperoleh akan dianalisamenggunakan prosedur General Linear
Model (SAS, 1996).
yang digunakan dalam penelitian ini
disajikan pada Tabel l.
Kandungan PK dan CT
beberapa daun eguminosa dan semak
Tabel 1. Kandungan PK dan CT daun leguminosa dan semak
cr (% BK)PK (% BK)Jenisn Tanaman
3,24 + 0 ,178,86 + 0.240,04 + 0,0016 ,14 + 0 ,135,42 + 0,09
22,98 t 0,4517 ,42 t 1 ,1317,23 t0.4721,41 !0 .1121,67 + 0.2r
Ketela pohonAcacia
TithoniaCalliandraGliricidia
Hasil Penelitian sePerti
disajikan pada Tabel 1. menunjukkan
bahwa ada kisaran kandungan CT
yang bervariasi dari yang terendah
iaaa fitnonia (0,04%) dan tertinggipada daun acacia (8,86%)' Dli
teberapa hasil penelitian terdahulu
dialporkan bahwa ternak ruminansia
sangat responsive terhadap leguminosa
yang mengandung tannin terutama
iampak positifnya terlihat apabila
kandungannya tidak rnelebihi 4 persen
dalam ransumnya seperti dilaporkan
oleh Barry (1985). Berdasarkan alasan
tersebut, maka diPilih daun ketela
oohon baik sebagai sumber PK
54
maupLrn CT yang potensiil untukternak kambing. Daun acaciadigunakan dipi l ih juga untukmenunjukkan apakah ada pengaruhyang signifikan terhadap prosesfermentasi di rumen yang diukurdengan produksi gas.
Produksi Gas in vitroHasil penelitian produksi gas
in vitro dapat dilihat pada Tabel 2.Data tersebut menunjukkan bahwa adaperbedaan yang signifikan dalam halproduksi gas, kecernaan BK dan BOdiantara kedua sumber tannin (P<0,05)dan produksi gas pada perlakuanpenambahan daun ketela pohonsebagai sumber tannin menunjukkannilai produksi gas yang lebih tinggi.Hal ini ditunjukkan dengan adanyapengaruh CT yang lebih t inggi yaitusebesar 36Yo pada penambahan acaciadaripada daun ketela pohon yanghanya menurunkan nilai produksi gassebesar 47o.
Penambahan PEG dapatmeningkatkan nilai kecernaan BK dan
BO baik pada perlakuan denganAcacia mallpun daun ketela pohon.Kenyataan ini menunjukkan bahwaapabila kerja tannin aktif, maka terjadiikatan yang kuat antara protein dantannin sehingga jr-rr l lah BK dan BOyang dicerna di dalam rumen menurun.Fenomena ini dapat dijelaskan bahwadengan semakin rendahnya prosesfermentasi zat nutrisi, khususnyaprotein di dalam rumen, makakinsentrasi ammonia akan semakinrendah sehingga logis apabila ni laikecernaan oleh mikroba rumenmenurun (Preston dan Leng, 1987).Sedangkan pada perlakuanpenambahan daun ketela pohonsebagai sumber tannin, disampingterjadi produksi gas yang lebih tinggijuga terjadi nilai kecernaan BK danBO yang lebih t inggi pula. Hal irr imenunjukkan bahwa konsentrasi CTpada daun ketela pohon adalahtermasuk ideal sebagai protectorprotein.
Tabel2. Produksi Gas in vitro hasil fermentasiPerlakuan Produksi gas
(mll24 iam\Kecernaan BK
semu (%)Kecemaan BO
semu (%)
{cac ia
rr (-PEG)T2 (+PEG)
Tannin Effect
752,9 + 6,7239,2+ 6,1
36%
51,4 + 3 ,1259,7 !2,32
13%
49,6 ! 1,2656,5 + 1,08
l3Yo
Ketela pohon13 (-PEG)T4 (+PEG)
Tannin Effect
284,5 + 13,9297,2 + 9,7
4%
73,4 + 2,4276,8 + 1,26
4,4yo
69,2 + 3,0972,9 + r ,68
5 ,1%
55
Hasil penelitian di Thailandyang dilaporkan oleh Wanapat (2003)menyimpulkan bahwa supplementasidaun ketela pohon dengan kandunganCT 3,48oh telah memberikan damPakyang positip terhadap pertumbuhandomba yang diberi pakan basal berupa
Kandungan zzt nutrisi Pakan Yangdicobakan
Kandungan zat nutrisi bahanpakan yang digunakan dalampenelitian ini dapat dilihat PadaTabel 3. Data pada Tabel 3menunjukkan bahwa jenis leguminosa
Rata-rata Konsumsi BK, BO danPK selama penelitian
Data rata-rata konsumsi BK(KBK), BO (KBO) dan PK (KPK)selama penelitian disajikan pada Tabel4. Data pada Tabel 4. di bawahmenunjukkan tidak adanya perbedaanyang signifikan dalam hal nilai KBK,KBO dan KPK (P>0,05) diantaraperlakuan penambahan sumber tannin,tetapi ada kecenderungan bahwa nilaiKBK, KBO dan KPK menurun denganadanya penambahan PEG. Hal iniberarti apabila tannin aktif mengikatprotein, maka proses fermentasi di
rumput. Investigasi lebih mendalamternyata menunjukkan bahwa adanyasupplementasi daun ketela Pohonternyata mampu meningkatkan pasokattnitrogen (NPN) ke dalam abomasum,sehingga substrat yang diserap berupaprotein atau asam amino lebih tinggi.
mempunyai kandungan PK Yang lebihtinggi dibandingkan dengan tebonjagung. Oleh karena itu dalam praktekfeeding system leguminosa banYaksekali digunakan sebagai Pakansuplemen seperti halnya konsentrat.
trisi bah ka
dalam rumen terganggu yang ditandaidengan menurunnya nilai amonia(lihat Gambar 1) sehingga nilaikecernaan menurun (Tabel 2 dan 5).Perbedaan nilai kecernaan zat nutrisi(BK, BO dan PK) Yang tidaksignifikan bedanya merupakan salahsatu sebab tidak berbedanYa nilaiKBK, KBO dan KPK'. Hasil Yangsama juga dilaporkan oleh Jones danMangan (1977) dan Kaufinan danLupping (198S) Pada Percobaanmenggunakan saPi Perah dan domba.
abel 3 Kandungan zat nu an n
Nama bahan BK (% BK) BO (% BK) PK (% BK)
Tebonjagung
Daun K.Pohon
Konsentrat
) 7 ) S
89,91
91.09
88,98
81 .19
81 ,38
9,87
22,98
16,99
56
Tabel4. Rata-rata KBK. KBO dan KPK
Perlakuan KBK (s/hari) KBO (e/hari) KPK (s/hari)
Tl (-PEG)Tebon jagung
Daun Ketela PohonKonsentrat
Total
435 + 17,2282+ 13,4137 !20,1
853 + 18,93
384 +254 +tlz +749 +
6,01 ,95,93.6
56 + 3 ,3l . ' 4 + ? )
24 + 3 ,1144 + 21.6
T2 (+PEG)Tebon jagung
Daun Ketela pohonKonsentrat
Total
404 + 12,8292+ 10,0144 + 6,6
939 + 13,4
358 + 15 ,6263 + 8,6177 + 5,1
738 + 12,4
45 + 8,755 * 5,625 + 1,0t35 *7 .6
Kecernaan
Data rata-rata nilai kecernaanBK. BO dan PK selama penelitian dapatdi l ihat pada Tabel 5. Hasil analisa>iatistik menunjukkan bahwa tidak adaperbedaan yang nyata dalam hal nilaiKcBK, KcBO dan KcPK arrtarrerlakuan (P>0,05). Akan tetaPi adakecenderungan bahwa apabila tanirrakti f mengikat protein, maka ni laikecernaan manurun. Dalam penelit ian
ini perhitungan rata-rata rasio antaraprotein dan CT adalah 1:12, Angka inimasih dalam kisaran yang dianjurkanoleh Bary (1985) yang menyatakanbahwa agar kerja senyawa CT dapatbekerja secara efektif diperlukan rasioantara protein dan CT antara 1: l0h ingga I :16.
Tabel5. Rata-rata nilai kecernaan BK, BO dan PK selama penelitian
Perlakuan KcBK (%) KcBo (%) KcPK (%)
rl (-PEG)T2 (+PEG)
7 5 t + ? l ?t J r L - J ) ' J
79,5 *2,0371,3 * 1,7973,8 + 1,79
46,5 +2,4249.9 *2,42
Sebagai indikator tinggi:endahnya proses fermentasi protein dicalam rumen adalah konsentrasianronia rumen yang diamati Padakisaran waktu yang berbeda selamarenelitian berlangsung. Seperti terlihat
pada Gambar l. bahwa PenambahanPEG menyebabkan menurunnyakonsentrasi amonia walaupun secarakuantitas konsentrasi amonia antarperlakuan sudah jauh 'mencukuPi
keperluan mikroba rumen baik untuk
57
hidup maupun untuk dapat melakukanpencernaan terhadaP Pakan Yangdisajikan terutama serat kasar. Satter
dan Slater (1974) menyatakan bahwa
adalah 50 mgN/l cairan rumen agar
mikroba rumen bisa hiduP dan
berkembang biak dan 197 mgN/l
cairan rumen untuk daPat mencerna
E sooI
U)E rnn
v L v v
2468
Jam Setelah Makan
1
10
konsentrasi minimum amonia rumen serat kasar'
Gambar 1. Konsentrasi amonia rumen kambing yang diambil melalui mulut
pada jam Yang berbeda'
lIl *l rl=I Ol cl o
l-I1t_
500
400
100
0
Rata-Rata Perubahan Bobot BadanSelama Penelitian
Rata-rata angka Perubahan bobot
badan kambing selama Penelitiandapat dilihat pada Tabel 6. Hasil
analisa statstik menunjukkan bahwa
ada perbedaan Yang sangat nyata
(P<0.01) antar perlakuan dalam hal
nilai perubahab bobot badan domba'
Adanya penambahan PEG Yang berafti
CT tidak berfungsi mengikat protein
dapat menghasilkan nilai PBB Yang.lebih tinggi (95 glhari) dibandingkan
dengan bila tidak ada PenambahanPEG (47 g/hari)'
Tabel 6. Rata-rata angka perbahan bobot badan (PBB) selama penelitian
PBB (g/hari)
47 + 3,41u
95 + 4.62b
rl (-PEG)
Hasil yang diPeroleh Padaini bertentangan dengan
penelitian terdahuludkk, 1987; McNabb
(lihat Waghorndkk, 1997) Yang
penelitianhasil-hasil
58
melaporkan bahwa apabila CT aktif,maka ada pasokan NAN yang lebihtinggi. Hal ini kemungkinandisebabkan masih rendahnvakonsentrasi CT dafam .unrrrn yuitusebsar 1,4%o dari total bahan kering.
Sedangkan pada penelitianWaghorn dkk (1987) dan McNabb dkk(1997) konsentrasi CT adalah sebesar1o/o dari BK dan pakan sumber taninmerupakan satu-satunya pakan yang
KESIMPULAN
KesimpulanBerdasarkan hasil penelitian
dapat disimpulkan bahwa :L Ada variasi yang sangat tinggi
dalam hal konsentrasi CT daridaun tanaman leguminosa dansemak yang digunakan yaituberkisar antara 0,04Yo pada paitan(Tithonia) dan 8,86Yo pada daunacacia.
l. Penggunaan daun acacia sebagaisumber CT menekan prosesfermentasi di dalam rumen yangditunjukkan dengan menurunnyaproduksi g&S, sedangkanpenggunaan daun ketela pohonsebagai sumber CT (3,24Yo) nilai
DAFTAR PUSTAKA
{OAC. (1980). Off icial methods ofanalysis. The Association ofofficial agriculture chemists.l3th Edition. BenjaminFranklin Station. Washinston.DC.
Bu.r)', T.N. 1989. Condensed tannins:Their role in ruminant proteinand carbohydrate digestion andpossible effects upon the rumen
diberikan. Dengan demikian dalamkondisi feeding system dimana ternakruminansia diberi pakan sumber seratsebagai pakan basal dan pakansuplemen berupa sumber CT, makajumlah CT yang diberikan harus lebihtinggi sehingga keseimbangan antaraprotein yang terfermantasi dan yangbypass lebih baik.
menurunnya produksi gas lebihkecil .
3. Penambahan sumber CT berupadaun ketela pohon cenderungmeningkatkan nilai KBK, KBO danKPK, tetapi menurunkan nilaikecernaan BK, BO, BK, konsentrasiamonia dan PBB.
SaranDisarankan agar dilakukan
penelitian lanjutan menggunakanternak kambing dengan konsentrasiCT yang lebih tinggi di dalamransum.
ecosystem. In The Rolesof Protozoa and Fungi inRuminant Digestion (Eds J.V.Nolan, R.A. Leng 8. D.l.Demeyer). Pp. 153-169.Penambul Books. University ofNew Englarrd, Armidale, NSW2351, Austral ia.
Bany, T.N. 1985. The role ofcondensed tannins in the
59
nutritional value of Lottrspedunculatus for sheeP. 3.
Rates of bodY and wool growth'British Journal of Nutrition54,211-217.
Barry, T.N., Waghorn, G.J., and Ulyatt,M.J. 1q97. Effect of condensedtannin in Lotus corniculatus ongrowth and production of steer.New Zealand Journal ofAgriculture Research, 45:.30-36.
Chay, Ty., Preston, 'f.R. and LY, J.
2003. The use of ensiled cassavaleaves for growing goats.Livestock Research for RuralDeveleopment. volume 15: 8'
Chuzaemi, S., Hermanto, Soebarinotodan Sudarwati, H. 1997 'Evalua;i Pakan RuminansiaMelalui Pendekatan SintesisProtein Mikrobial di DalamRumen. Jurnal llmu-IlmuHayat i9 ( l ) :77-79.
Devendra. C. 1990. Shrubs and TreeFodders for Farm Animals.Proceedings of s WorkshoP inDenpasar, Indonesia.
Domingue, B.M.F., Dellow, D.W.,Wilson, P.R. & BarrY, T.N'1991. ComParativedigestion in deer, goats, and
sheep. New Zealand Journal ofAgricultural Research 34,45-53.
Hagemeister, H.,1977. Effect of TheProtected on SuPPlaY of
Protein to Ruminant. In;Protein Metabolism and
Nutrtiion. Proc. of Second
International SYmPosium ol')Protein Metabolisrn andNutrition Held at "Flevohol-The Netherlands. Centre ofAgricultura Publising andDocumentation, Wegeningen
Harris L E .1970 Nutrition ResearchTechnique for Domestic andWild Animal. Vol I AnInternational Record SYstemAnd Procedures For AnalYzingSample. Animal ScienceDepartment. Utah StateUniversity. Logan Utah.
Iswahyudi, Mashudi and Kusmartono'2000. Pengaruh PenambahanEkstrak mimosa bark sebagaiSumber Konden tanninterhadaP Degradasi ProteinBungkil Brji kaPok danBungkil KelaPa. JurnalIlmu-llmu Peternqkan I0(3)'90-96.
Jackson, F.S., McNabb, W.C., BarrY,T.N., Foo, Y. & Peters, J'S.(1996). The condensed tannincontent ofa range ofsubtroPical
' and temPerate forages and thereactivitY of condensed tanninwith ribulose-1,5-brsPhosPhatecarboxYlase (Rubisco) Protein'Journal of the Science of FoodandAgriculture 46: 54-65'
Jones, W.T. & Mangan, J.L- (1977)'
ComPlexes of the condensedtannins of Sainfonin(OnobrYchis viciifulia ScoP')with fraction 1 leaf Protein and
with submaxillarY mucoProtein,and their reversal bYpolYethYlene glYcol and PH'
60
Journal of Science andAgriculture 28: 126-136.
Kaufman dan Lupping, 1982.Protected Protein and ProtectedAmino Acid In ProteinContribution of Feedstuf ForRuminants : ,4plication In FeedFormulation. Editor: Miller,E. L. dan Dike, I.H.ButterworthEngland.
Scientif ic,
Kumar, R.A., and Sing, M. (1984).Tannins: their adverse role inruminant nutrition. Journal ofAgriculture and FoodChemistry 32 (3): 447 -453.
\ lcNabb, W.C., Barry, T.N., andShelton. I.D. 1997. Productionperformances of goat raised onpasture grown bytannin-containing legume.Ncw Zealand ,lournal oJ'Agriculture Research 45:37-46.
\olan. J.V. dan Leng, R.A., 1983.Nitrogen Metabolism In: TheRumen and Its Measurument.Reprint From NuclearTecnihques for Assesing andImproving Atomic EnergyAgency, Viena.
Okoli. I .O., Maureen, O Anunobi,Obua, 8.E., and Enemuo, V.2003. Studies on selectedbrowses of SoutheasternNigeria with particularreference to their proximateand some endogenousanti-nutritional constituents.Livestock research for Rural
Development Volume 15,Number 9, September: l-5.
Katoh, K., Kajita, Y., Ooashima, M., &Sasaki, Y. 1991. Passage anddigestibility of luceme(il,Iedicago sativa) hay inJapanese dee (Cervus nippon)and sheep underrestricted feeding. BritishJournal of Nutrition 66,399-405.
Kennedy, P.M. 1985. Effect ofrumination on reduction ofparticle size of rumen
digesta by cattle. AustralianJournal oJ AgriculturalResearch 36,819-828.
Kusmartono .2004. Report of Short Visitat Hohenheim University,Germany. Submitted to DAAD,Born, Germany.
Makkar, H.P.S., Blurnmel M., andBecker K., 1995. Forrnation ofcomplexes between poly vinylpyrolidones on polyethileneglycoes & tannin & theirimplication in gas production andtrue digestibility. In : In-VivoTech. British Journal ofNutrilion. 73: 893-- 913.
Porter, L.J., Hrstich, L.l'J., and Chan,B.G. 1986. The conversion ofprocyanidins andprodelphinidins to cyanidin anddelphinidin. Phytochemistry25:223-230.
Satter, L. D. dan Slyter, L. L., 1974.Effect of AmoniaConcentration on Rumen
61
Microbial Protein ProductionIn-vitro. British Journal ofNutrition. 32 199 -208.
Smith, R.H., 1989' NitrogenMetabolism In The RuminantStomach Protein MetabolismIn: Farm Animal Evaluation,Digestion, Absorbtion and
Metabolism. Editon BY Book,H.D, Simon, H.G'L',Zebrowska. Oxford UniversitYPress. Berlin.
Statistical Analysis System (1996)'
SAS/STAT guide for PersonalcomPuters. Version 6. CarY'US:SAS Institute Inc'
Soetanto. H., Soehardjono, R',
Hermanto' and lfar, S. 1997 '
Degradabilitas Protein In Saccodan Kecernaan HCI-PePsin In
Vitro Konsentrat SaPi Perah
Yang DiProduksi KoPerasi
Sapi Perah di Malang dan
Pasuruan. Journal of TroPicalAnimal DeveloPment 22 (3):
19-27.
Norton, B.W.1994 Anti-nutritive and
toxic factors in forage tree
legumes. In: Forage tree
legumes in troPical agriculture(edited bY R C GutteridgeandHM Shelton).
Wellington, Oxford: CABInternation al. PP.202-21 5 .
Van Soest, P.J. (1994). NutritionalEcolog,t of the Ruminant'Cornell UniversitY Press,
Ithaca and London.
Waghorn, G.C', John , A., Jones'
W.T., and Shelton, I.D. (1987)'
Nutritive value of Lotus
comiculotus containing low
and medium concentration of
condensed tannins for sheeP'
Proceedings of The New
Zealand. SocietY of AnimalProduction. 52:32-37 '
Wanapat, M., PimPa, O., Petluffi, A',
and Boontao, U. 1997 ' CassavahaY: A New strategic feed for
Ruminants during the dry
season. Livestock Research JbrRural DeveloPmenl Volume 9,
Number 2.
Wang, Y., BarrY, T.N. and Waghorn,
G.C. 1996. Milk Yield of
Frisien Holstein grazed on
RYegrass-white clover Pasture'New Zealand Journal of
Agriculture Research, 44:
23-29.
Wang, Y., Terril, T'H., and Newbold,J.D. 2001. EfficacY of CYstein
and methioninesupplementation on carcassproduction of Anggora goats'
Canadian Journal of Animal
Science 123:: 45-51.
62