koma myxedema

24
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Koma myxedema merupakan suatu manifestasi ekstrim dari hipotiroidisme. Pasien dengan hipotiroidisme mungkin menunjukkan sejumlah perubahan fisiologis untuk mengkompensasi kekurangan hormon tiroid. Pasien dengan koma myxedema harus dirawat di unit perawatan intensif untuk mendapatkan perawatan paru dan jantung yang adekuat. Kebanyakan merekomendasikan pengobatan dengan levothyroxine intravena. Myxedema juga mengacu pada 2 kondisi dermatologi yang berbeda seperti pretibial, gangguan kulit biasa, tidak terjadi dalam kasus hipotiroidisme tetapi paling sering pada penyakit Graves. Istilah pretibial agak menyesatkan, karena kondisi ini dapat mempengaruhi daerah lain dari tubuh dan bisa lebih tepat disebut dermopati lokal. (Citkowitz 2008) Koma myxedema adalah gangguan umum pada populasi lebih tua, di Amerika Serikat kondisi ini hada dalam 8% wanita dan 2% pria diatas 50 tahun. Koma myxedema merupakan manifestasi hipotiroidisme yang tidak diobati pada populasi cukup mengkonsumsi yodium. Penyebab paling umum hipotiroidisme adalah penyakit tiroid autoimun dan terapi ablasi tiroid, dengan 38

Transcript of koma myxedema

Page 1: koma myxedema

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Koma myxedema merupakan suatu manifestasi ekstrim dari

hipotiroidisme. Pasien dengan hipotiroidisme mungkin menunjukkan sejumlah

perubahan fisiologis untuk mengkompensasi kekurangan hormon tiroid.

Pasien dengan koma myxedema harus dirawat di unit perawatan intensif untuk

mendapatkan perawatan paru dan jantung yang adekuat. Kebanyakan

merekomendasikan pengobatan dengan levothyroxine intravena. Myxedema

juga mengacu pada 2 kondisi dermatologi yang berbeda seperti pretibial,

gangguan kulit biasa, tidak terjadi dalam kasus hipotiroidisme tetapi paling

sering pada penyakit Graves. Istilah pretibial agak menyesatkan, karena

kondisi ini dapat mempengaruhi daerah lain dari tubuh dan bisa lebih tepat

disebut dermopati lokal. (Citkowitz 2008)

Koma myxedema adalah gangguan umum pada populasi lebih tua, di

Amerika Serikat kondisi ini hada dalam 8% wanita dan 2% pria diatas 50

tahun. Koma myxedema merupakan manifestasi hipotiroidisme yang tidak

diobati pada populasi cukup mengkonsumsi yodium. Penyebab paling umum

hipotiroidisme adalah penyakit tiroid autoimun dan terapi ablasi tiroid, dengan

prevalensi sekitar 8% wanita berusia 50 tahun atau lebih. (Citkowitz 2008)

Koma myxedema kebanyakan terjadi pada wanita usia lanjut yang

sebelumnya sudah menderita hipotiroid yang tidak diobati. Saat seseorang

mengalami hipotiroid, terjadi adaptasi fisiologi. Penurunan basal metabolic

rate dan penurunan penggunaan oksigen di pembuluh darah perifer yang dapat

menyebabkan vasokonstriksi pembuluh perifer yang dapat menyebabkan

seseorang terkena hipotermi. Reseptor beta adrenergik berkurang, tapi

biasanya reseptor alfa adrenergik masih dalam batas normal. Sekresi

katekolamin juga menyebabkan beta/alfa tidak seimbang, hipertensi diastolik

yang dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.

Perawat hendaknya mampu memberikan solusi jika mengetahui tanda

dan gejala dari koma myxedema yang harus segera dibawa ke unit perawatan

38

Page 2: koma myxedema

intensif. Gas Darah harus dimonitor secara teratur, dan pasien biasanya

membutuhkan intubasi dan ventilasi mekanik serta cairan intravena harus

diberikan dengan hati-hati, dan asupan air yang berlebihan harus dihindari.

Obat-obatan yang diberikan harus secara intravena. Para pasien harus

menerima dosis muatan awal levothyroxine intravena (300-400mg) diikuti

oleh 50 mg levothyroxine intravena harian. Panduan klinis perbaikan kenaikan

suhu tubuh dan kembalinya fungsi otak dan pernafasan normal. Perawatan

harus diambil untuk membuang kekurangan adrenal bersamaan.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimanakah Asuhan keperawatan pada pasien dengan koma myxedema?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan koma myxedema

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Menjelaskan pengertian koma myxedema

2. Menjelaskan patofisiologi koma myxedema

3. Menjelaskan manifestasi klinis koma myxedema

4. Menjelaskan penatalaksanan koma myxedema

5. Menjelaskan asuhan keperawatan koma myxedema

1.4 manfaat

Sebagai tambahan pengetahuan untuk para mahasiswa keperawatan agar

dapat di aplikasikan di kegitannya setiap hari.

39

Page 3: koma myxedema

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Koma myxedema, manifestasi ekstrim dari hipotiroidisme, tetapi berpotensi

mematikan kondisi biasa. Pasien dengan hipotiroidisme mungkin menunjukkan

sejumlah perubahan fisiologis untuk mengkompensasi kekurangan hormon

tiroid. Jika mekanisme homeostatis tidak bisa dan adanya faktor-faktor seperti

infeksi, pasien mungkin akan teerjadi dekompensasi koma myxedema. Pasien

dengan hipotiroidisme biasanya memiliki riwayat kelelahan, berat badan,

sembelit dan intoleransi dingin. Dokter harus mencakup hipotiroidisme dalam

diagnosis setiap pasien dengan hiponatremia. Pasien dengan koma myxedema

harus dirawat di unit perawatan intensif untuk mendapatkan perawatan paru

dan jantung yang adekuat. Kebanyakan merekomendasikan pengobatan dengan

levothyroxine intravena (T 4) sebagai lawan liothyronine intravena (T 3).

Hidrokortison harus diberikan sampai seumur hidup dan masalah kekurangan

adrenal dikesampingkan. Seorang dokter dalam posisi penting untuk mencegah

koma myxedema dengan mempertahankan tingkat kecurigaan yang tinggi

untuk hipotiroidisme. (Am Fam Physician 2000, 62)

Istilah myxedema telah diterapkan pada beberapa klinik dan sering

digunakan untuk istilah hipotiroidisme berat, kondisi klinis umum di mana

kelenjar tiroid menghasilkan rendahnya tingkat abnormal hormon. Myxedema

juga mengacu pada 2 kondisi dermatologi yang berbeda seperti pretibial,

gangguan kulit biasa, tidak terjadi dalam kasus hipotiroidisme tetapi paling

sering pada penyakit Graves. Istilah pretibial agak menyesatkan, karena

kondisi ini dapat mempengaruhi daerah lain dari tubuh dan bisa lebih tepat

disebut dermopati lokal. (Citkowitz 2008)

Koma myxedema, sebuah penyakit yang mengancam jiwa berupa

hipotiroidisme jika tidak diobati dengan dekompensasi fisiologis. Kondisi

tersebut terjadi pada pasien dengan hipotiroidisme yang lama diobati dan

biasanya dipicu oleh faktor sekunder, seperti iklim- induksi hipotermia, infeksi,

40

Page 4: koma myxedema

atau kondisi lain yang sistemik, atau terapi obat. Pasien dengan koma

myxedema memiliki perubahan status mental termasuk keletihan, stupor,

delirium, atau koma. Istilah yang lebih tepat untuk koma myxedema adalah

krisis myxedema. (Citkowitz 2008)

Koma Myxedema adalah komplikasi ekstrim dari hipotiroidisme di mana

pasien menunjukkan kelainan organ multiple dan kerusakan mental progresif.

Istilah myxedema sering digunakan bergantian dengan pengertian koma

hipotiroidisme dan myxedema. Myxedema juga mengacu pada pembengkakan

pada kulit dan jaringan lunak yang terjadi pada pasien yang hipotiroid. koma

myxedema terjadi ketika respon kompensasi tubuh untuk hipotiroidisme tidak

mampu dan adanya faktor yang mempercepat seperti infeksi. (Cristen 2000)

2.2 Epidemiologi

Hipotiroidism adalah gangguan umum pada populasi lebih tua, di Amerika

Serikat kondisi ini hada dalam 8% wanita dan 2% pria diatas 50 tahun. koma

myxedema merupakan konsekuensi langka hipotiroidisme tidak diobati pada

daerah di mana populasi cukup mengkonsumsi yodium. Penyebab paling

umum hipotiroidisme adalah penyakit tiroid autoimun dan terapi ablasi tiroid,

dengan prevalensi sekitar 8% wanita berusia 50 tahun atau lebih. (Citkowitz

2008)

koma myxedema / krisis myxedema adalah keadaan darurat metabolik dan

kardiovaskular. Jika kondisi ini tidak segera didiagnosis dan diobati, angka

kematian adalah sekitar 50% atau lebih. Bahkan dengan diagnosis segera dan

intervensi medis yang tepat, tingkat kematian hingga 25%. Faktor

menunjukkan prognosis yang buruk adalah suhu tubuh kurang dari 34o C,

hipotermia kuat yang tidak responsif sampai 72 jam terapi, usia lanjut,

bradikardia (<44 denyut per menit), sepsis, infark miokard, dan hipotensi. Di

samping itu, studi yang ditemukan yang masuk tingkat kesadaran pasien, pada

nilai di Glasgow Coma Scale dan pada Fisiologi akut dan kronis Evaluasi

Kesehatan (APACHE) II, yang paling prediktif untuk bertahan hidup.

Koma myxedema / krisis myxedema sekitar 4-8 kali lebih sering terjadi

pada wanita dibandingkan laki-laki, sesuai dengan kejadian peningkatan

41

Page 5: koma myxedema

hipotiroidisme pada wanita. Insiden meningkat hipotiroidisme tergantung pada

usia, fisiologis dekompensasi parah. Hipotiroidisme myxedema / koma krisis,

terjadi terutama pada orang tua. Yang Namun, kondisi ini tidak boleh secara

otomatis dikesampingkan pada dewasa muda. (Citkowitz 2008)

2.3 Etiologi

Koma myxedema adalah dekompensasi fisiologis hipotiroidisme primer

atau sekunder yang parah yang biasanya disebabkan oleh stres fisiologis,

tambahan tipe tertentu dari stres tersebut adalah sebagai berikut :

Infeksi penyakit / sistemik

Suhu lingkungan dingin

Trauma

Burns

Penurunan aliran darah serebral / kecelakaan serebrovaskular

Penurunan output jantung / gagal jantung kongestif

pernafasan asidosis (peningkatan P CO2, penurunan P O2)

Obat - obatan

o Obat penenang (Tranquilizers)

o Obat penenang (sedative)

o Anestesi

o Analgesik / narkotika

o Amiodarone

o Rifampisin

o Beta blockers

o Lithium

o Fenitoin

o Diuretik

Perdarahan GI

Hipoglikemia

retensi CO 2

(emedicine.medscape.com)

42

Page 6: koma myxedema

2.4 Patofisiologi

Koma myxedema kebanyakan terjadi pada wanita usia lanjut yang

sebelumnya sudah menderita hipotiroid yang tidak diobati. Saat seseorang

mengalami hipotiroid, terjadi adaptasi fisiologi. Penurunan basal metabolic

rate dan penurunan penggunaan oksigen di pembuluh darah perifer yang dapat

menyebabkan vasokonstriksi pembuluh perifer yang dapat menyebabkan

seseorang terkena hipotermi. Reseptor beta adrenergik berkurang, tapi

biasanya reseptor alfa adrenergik masih dalam batas normal. Sekresi

katekolamin juga menyebabkan beta/alfa tidak seimbang, hipertensi diastolik

yang dapat menyebabkan penurunan tekanan darah.

Koma myxedema yang berasal dari penurunan kadar hormon tiroid, dapat

mempengaruhi seluruh seluruh sistem organ yang ada di dalam tubuh

manusia.

1. Sistem Metabolik

Hormon tiroid sangat untuk metabolisme sel dan fungsi organ.

Dengan keadaan hormon tiroid yang tidak adekuat, jaringan – jaringan

yang membentuk suatu organ tidak dapat matang dan tumbuh secara

normal, produksi energi akan berkurang dan dapat mempengaruhi kerja

hormon lain yang juga terkait dengan kerja hormon tiroid. Kekurangan

hormon tiroid dapat menyebabkan penurunan metabolisme, itu juga akan

berdampak pada metabolisme obat pada penderita hipotiroid. Hal ini dapat

menyebabkan penderita akan mengalami overdosis obat. Oleh karena hal

itu, sebelum memberikan obat kepada pasien dengan penyakit hipotiroid,

harus dipertimabangkan dengan cermat. Obat seperti morfin,hipnotic,

anestesi dan sedatif dapat menjadi faktor presipitasi koma myxedema

2. Neurologi

Koma myxedema dapat menyebabkan letargi atau stupor. Tetapi

mekanismenya sampai sekarang masih belum bisa dijelaskan. Fungsi otak

dipengaruhi oleh penurunan aliran darah ke otak dan konsumsi oksigen,

kekurangan hormon tiroksin dan kekurangan triiodotiroksin. Hipo natremi

43

Page 7: koma myxedema

yang disebabkan disfungsi ginjal mungkin dapat mempengaruhi fungsi

mental.

3. Kardiovaskular

Fungsi jantung juga ikut terganggu, dengan bradikardi dan

penurunan kontraktilitas otot jantung yang dapatmenyebabkan penurunan

stoke volume dan cardiac output. Perubahan ini dapat menyebabkan

penurunan produksi myocyte contractile proteins dan enzim, termasuk

NA+/K+ adenosine triphosphatase sebagai hasil dari penurunan gen yang

berperan dalam proses transkriptasi akibat dari tidak adekuatnya suplai

Triiodotironin. Peningkatan resistensi pembuluh darah yang terjadi

menyebabkan terjadinya multifaktorial kasus, banyak penelitian yang

menjelaskan bahwa dalam banyak kasus terdapat penurunan level T3.

Perubahan inversi gelombang ST dan T yang tidak bisa dijelaskan, listik

jantung yang menurun dan ventrikular aritmia. Volume plasma menurun

dan permeabilitas kapiler meningkat, yang menyebabkan cairan yang

terakumulasi dalam jaringan dan dapat menyebabkan efusi perikardial.

4. Respiratori

Koma myxedema dapat menyebabkan penurunan tonus otot

pernapasan, penurunan ventilasi dan peningkatan gradien oksigen diantara

alveolar-arterial. Akumulasi cairan dapat menyebabkan efusi pleural dan

kapasitas difusi antara alveoli dengan darah. Ventilasi dan perfusi yang

tidak seimbang dapat pula terjadi yang dapat menyebabkan hiperkapnea.

Disfungsi organ lain juga bisa terjadi, jika pasien mengalami obesitas,

pasien tersebut kemungkinan juga bisa mengalami penurunan volume

paru, kapasitas difusi dan penurunan respiration rate akan menyebabkan

pasien tersebut mengalami hipoventilasi, hipoxia, hiperkapnea dan depresi

pada sistem respiratory. Pasien juga bisa mengalami sleep apnea.

5. Ginjal

Cardiac output yang menurun dan vasokonstriksi pembuluh darah

akan menyebabkan penurunan Glomerulus Filtration Rate. Penurunan

Na+/K+ ATPase akan menurunkan reabsorbsi sodium dan akan

44

Page 8: koma myxedema

berdampak pada ekskresi air sebagai akibat dari hiponatremi yang

biasanya terdapat pada pasien koma myxedema.

6. Gastrointestinal

Hipotiroid juga berpengaruh pada penurunan motilitas usus saluran

pencernaan. Pasien dengan koma myxedema akan mengalami megakolon,

gastric atony dan ileus paralitik. Penurunan tonus otot dapat menyebabkan

malabsorbsi. Pasien dengan koma myxedema juga mengalami peningkatan

permeabilitas kapiler yang dapat menyebabkan pasien mengalami asites.

2.5 Manifestasi klinis

Menurut Citkowitz, beberapa manifestasi dari koma myxedema antara lain :

o Hipotensi / syok

o Hipotermia

o Penurunan tekanan nadi, tekanan sistolik normal, peningkatan

tekanan diastolik, denyut nadi lambat dan tingkat respirasi

o Periorbital, nonpitting edema; kekasaran bengkak atau wajah;

macroglossia, nasofaring, dan laring; kasar atau penipisan rambut,

pembesaran amandel

o Thyroid - membesar, tidak teraba, bekas luka menunjukkan

tiroidektomi sebelumnya

o Paru – kecepatan nafas lambat, hipoventilasi, hambatan nafas, efusi

pleura, konsolidasi

o Hati – suara lemah atau suara jantung jauh, impuls apikal

berkurang, bradikardia, jantung membesar, efusi perikardial

o Abdomen - distensi usus sekunder untuk ileus dan ascites,

berkurang atau tidak ada suara

o Distensi kandung kemih

o Dingin, edema nonpitting tangan dan kaki

o Kulit / kuku - dingin, pucat, kering, bersisik, kulit menebal, kering,

kuku rapuh; ecchymoses, purpura, warna pudar karena

karotenemia

45

Page 9: koma myxedema

o Neuromuskuler - Kebingungan, pingsan, obtundation, koma, bicara

lambat, kejang, refleks dengan fase relaksasi lambat

2.6 Pemeriksaan penunjang

Beberapa temuan diagnostik dilaporkan pada pasien dengan koma

myxedema. Gangguan ini dampak kadar hormon tiroid, kadar elektrolit,

creatine kinase (CPK) tingkat dan nilai-nilai laboratorium lain. seperti antara

lain :

a. Pemeriksaan darah untuk mengukur:

- kadar HT (T3 dan T4) serum. Nilai normal orang dewasa: T3 (0,2-0,3

mg/dl) dan T4 (6-12 mg/dl), nilai normal pada anak T3 (180-240

mg/dl). Pada hipotiroid kadar HT kurang dari normal

- TSH. Bila kadar thyroxine stimulating hormon (TSH) kurang dari 1

mikro-unit per liter, berarti pasien terkena hipotiroid. Normalnya,

kadar TSH 1-5 mikro-unit per liter.

- TRH

- T3 Resin, untuk mengukur jumlah T3 dan TGB tak jenuh. Nilai normal

dewasa: 25-35% dan pada anak umumnya tidak ada. Hipotiroidisme

kadar TGB menunjukkan penurunan.

- Protein Bound iodine (PBI). Nilai normal 4-8 mg% dalm 100 ml darah.

Klien dipuasakan sebelum pemeriksaan 6-8 jam. Hasil pemeriksaan

hipotiroidisme kurang dari 4 mg%.

- hemoglobin darah, pada penderita koma myxedema terdapat anemia

(Hb 7 – 10 gr%)

- BGA

b. Pemeriksaan laboratorium untuk mengetahui fungsi tiroid biasanya

menunjukkan kadar T4 yang rendah dan kadar TSH yang tinggi.

c. Laju metabolism basal (BMR). Nilai normal BMR adalah -10 s/d 15%.

d. Pemeriksaan rontgen dada bisa menunjukkan adanya pembesaran jantung.

e. Tiroid scan menunjukkan penurunan penyerapan radioaktif iodine (I131 dan I 123).

46

Page 10: koma myxedema

f. RAI, untuk mengukur kemampuan kelenjar tiroid dalam menangkap iodida.

Normal I131 adalah 10-35%, pada hipotiroidisme persentase yang ditunjukkan

kurang dari 10%.

2.7 Penatalaksaan

Koma myxedema adalah keadaan medis darurat akut dan harus dirawat di

unit perawatan intensif. Gas Darah harus dimonitor secara teratur, dan pasien

biasanya membutuhkan intubasi dan ventilasi mekanik serta cairan intravena

harus diberikan dengan hati-hati, dan asupan air yang berlebiha harus dihindari.

Obat-obatan yang diberikan harus secara intravena. Para pasien harus

menerima dosis muatan awal levothyroxine intravena (300-400mg) diikuti oleh

50 mg levothyroxine intravena harian. Panduan klinis perbaikan kenaikan suhu

tubuh dan kembalinya fungsi otak dan pernafasan normal. Perawatan harus

diambil untuk membuang kekurangan adrenal bersamaan. (Marcelo 2010)

Menurut Cristen beberapa penatalaksaan dalam keadaan kritis yang perlu

dilakukan antara lain :

Penggantian Hormon Tiroid

Setiap pasien dengan koma myxedema yang dicurigai harus ditangani

dengan hormon tiroid. Walaupun ada kekhawatiran dapat menyebabkan aritmia

atau infark miokard dengan pemberian dosis besar levothyroxine intravena,

walaupun mempunyai pontesial efek tetapi levothyroxine (T 4) dapat untuk

menyelamatkan jiwa.

Kebanyakan merekomendasikan penggunaan T 4 saja. levothyroxine Dosis

awal 100 sampai 500 mg secara intravena harus diikuti oleh 75 sampai 100 mg

intravena setiap hari sampai digantikan dengan levothyroxine oral. Dosis awal

rendah harus diberikan pada pasien yang lemah atau memiliki penyakit

penyerta lain, khususnya penyakit kardiovaskuler. Pasien lansia biasanya

membutuhkan 100-170 mg setiap hari levothyroxine oral.

Antibiotik

Infeksi sering menjadi penyebab dekompensasi pasien, karena itu suatu

etiologi infeksi menular harus dicari dengan pemeriksaan darah dan urin serta

47

Page 11: koma myxedema

rontgen dada sehingga adanya dukungan terapi dengan antibiotik spektrum luas

secara intravena.

Steroid

Karena kemungkinan hipotiroidisme sekunder dan hypopituitarism terkait,

hidrokortison harus diberikan sehingga tidak terjadi insufisiensi adrenal.

Hidrokortison harus diberikan secara intravena pada dosis 100 mg setiap

delapan jam. Kegagalan untuk mengobati dengan hidrokortison dalam

menghadapi insufisiensi adrenal dapat mengakibatkan pengendapan sehingga

terjadi krisis adrenal. Tes hormon adrenokortikotropik stimulasi dapat

diberikan jika secara klinis diperlukan.

2.8. Komplikasi

Adrenal insufficiency karena terganggunya pituitary atau autoimmune

adrenal insufficiency (Schmidt’s syndrom) yang terjadi bersamaan dilakukan

terapi glukokortikoid (juga untuk membedakan myxedema coma karena

kerusakan kelenjar tiroid atau kerusakan pituitary.

48

Page 12: koma myxedema

BAB 3

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian

1. Airway

Look : Adanya gerakan dada, ada retraksi atau otot bantu pernafasan

Listen : Adanya bunyi nafas tambahan (Gurgling, Krakels, ronkhi, wheezes)

Feel : Adanya hembusan nafas.

Kaji adanya sumbatan jalan nafas yang disebabkan oleh pangkal lidah

jatuh ke posterior

2. Breathing

Kaji pola nafas : hipoventilasi dan hiperkapnea

Frekuensi : lebih dari < 16 kali/mnt

Irama nafas : lambat

Adanya Pernafasan Cuping Hidung : tidak ada.

3. Circulation

Extermitas pucat, dingin, nadi lambat dan lemah, waktu pengisian kapiler

>3 detik, tekanan darah turun, dan sianosis.

3.2 Diagnosis dan Intervensi

1. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan hipoventilasi dan hiperkapnea.

Tujuan : pasien dapat bernapas dengan maksimal

Kriteria hasil : suhu tubuh normal (36,5-37,5 derajat celcius)

Nadi normal (80 – 100 kali / mnt)

RR normal (16 – 24 kali / mnt)

Tekanan darah normal (80/100 - 100/120 mm/Hg)

Intervensi :

49

Page 13: koma myxedema

a. Mengajarkan napas spontan yang optimal kepada pasien

b. Memonitor pergerakan dada serta irama dan panjang napas.

c. Observasi adanya pucat atau sianosis.

d. Catat perubahan SaO2,PO2,PCO2, dan arterial blood gas.

Rasional :

a. Memaksimalkan pertukaran oksigen dan karbon dioksida di paru-paru

b. Mengetahui adanya retraksi otot bantu napas.

c. Kekurangan oksigen menyebabkan peredaran darah dalam tubuh tidak lancar

sehingga menyebabkan pucat hungga sianosis.

d. Menetahui keseimbangan komposisi udara dalam tubuh.

2. Hipotermia berhubungan dengan myxedema coma.

Tujuan : mempertahkankan suhu tubuh pasien normal

Kriteria hasil : suhu tubuh normal (36,5-37,5 derajat celcius)

Nadi normal (80 – 100 kali / mnt)

Warna kulit tidak berubah

Tidak gemetar

Intervensi :

a. Mempertahankan suhu tubuh pasien dengan memakaikan pakaian yang kering

dan kaos kaki serta selimut.

b. Memonitor temperatur pasien setiap 2 jam.

c. Observasi adanya tanda-tanda hipotermia seperti gemeter, bicara ngelantur,

kulit pucat atau berubah warna, lemah, fatigue.

Rasional :

a. Mencegah keluarnya panas tubuh yang berlebihan dari permukaan tubuh

pasien.

b. Memantau suhu tubuh secara berkelanjutan penting untuk mewaspadai tingkat

keparahan hipotermia.

c. Memantau perbaikan kondisi pasien.

3. Kelebihan volume cairan berhubungan dengan edema.

50

Page 14: koma myxedema

Tujuan : edema dapat ditekan seminimal mungkin

Kriteria hasil : intake dan output cairan seimbang

Edema minimal di wajah dan kaki

BB menurun mendekati BB normal pasien

Intervensi :

a. Berikan IV glukosa dan normal saline sesuai petunjuk dokter.

b. Observasi intake dan output cairan setiap jam

c. Beri diuretik sesuai petunjuk dokter.

d. Timbang BB setiap hari pada jam yang sama.

Rasional :

a. Infus untuk memperbaiki hiponatremia dan hipoglicemia yang dialami pasien.

b. Jika cardiac output tidak adekuat dan renal output tidak adekuat akan

menimbulkan retensi cairan dan menurunnya urin output.

c. Diuretik mampu membantu meningkatkan urin output.

d. Peningkatan BB mengindikasikan adanya retensi cairan.

4. Mobilitas, hambatan fisik berhubungan dengan koma.

Tujuan : mempertahankan massa otot pasien

Kriteria hasil : tidak terjadi atrofi otot

Intervensi :

a. Latih pasien untuk menggerakkan otot dan persendian setiap hari kurang lebih

15 sampai 30 menit setiap hari.

Rasional :

a. Mencegah otot mengecil dan mempertahankan flexibilitas sendi.

5. Resiko infeksi berhubungan dengan penggunaan alat-alat invasif

Tujuan : pasien tidak mengalami infeksi

Kriteria hasil : tidak ada tanda-tanda infeksi yang muncul, seperti :

Color, dolor, rubor, functio lesa.

Intervensi :

a. Observasi tanda-tanda infeksi.

51

Page 15: koma myxedema

b. Selalu mencuci tangan dengan teknik antiseptik sebelum dan sesudah

melakukan tindakan keperawatan kepada pasien.

c. Mengganti secara berkala alat-alat invasif pada pasien.

d. Menggunakan alat-alat yang steril saat melakukan tindakan invasif kepada

pasien.

e. Pertahankan asupan kalori pasien.

f. Kolaborasi pemberian antibiotik .

Rasional :

a. Memantau adanya infeksi pada pasien

b. Meminimalkan mikrooragnisme yang masuk ke pasien.

c. Meminimalkan mikrooragnisme yang masuk ke pasien.

d. Meminimalkan mikrooragnisme yang masuk ke pasien.

e. Mempertahankan status imun pasien agar tidak mudah terinfeksi

mikroorganisme.

f. Meminimalkan infeksi yang dapat terjadi pada pasien.

6. Konstipasi berhubungan dengan koma.

Tujuan : pasien tidak mengalami konstipasi

Kriteria hasil : rutin BAB minimal 1 kali/hari

Tidak terjadi distensi abdominal

Intervensi :

a. Pertahankan asupan cairan yang cukup untuk pasien setiap hari.

b. Diet pasien harus mengandung serat yang cukup

Rasional :

a. Penting untuk memudahkan pencernaan makanan.

b. Penurunan bakteri di usus karena adnya serat makanan dapat meningkatkan

motilitas usus.

52

Page 16: koma myxedema

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Koma Myxedema adalah komplikasi ekstrim dari hipotiroidisme di mana

pasien menunjukkan kelainan organ multiple dan kerusakan mental progresif.

Istilah myxedema sering digunakan bergantian dengan pengertian koma

hipotiroidisme dan myxedema. Penyebab terbanyak adalah karena stres

fisiologis. Gejala yang muncul antara lain Hipotensi / syok, hipotermia ,

penurunan tekanan nadi, pembesaran tiroid dan beberapa gejala lainnya.

Komplikasi yang menyertai adalah adrenal insufficiency karena terganggunya

pituitary yang terjadi bersamaan ketika dilakukan terapi glukokortikoid.

4.2 Saran

Koma myxedema kebanyakan terjadi pada wanita usia lanjut yang

sebelumnya sudah menderita hipotiroid yang tidak diobati. Saat seseorang

mengalami hipotiroid, terjadi adaptasi fisiologi. Perawat hendaknya mampu

memberikan solusi jika mengetahui tanda dan gejala dari koma myxedema

yang harus segera dibawa ke unit perawatan intensif.

53